id
stringlengths
36
36
url
stringlengths
48
111
data
listlengths
0
6.3k
97649ece-f6c2-01f3-89dc-41b1884b42ac
https://e-journal.metrouniv.ac.id/jsga/article/download/2384/2059
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 68", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 80, "width": 408, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konstruksi Gender Perempuan Ideal dalam Iklan Sabun Lux Edisi Super Power (dalam kajian semiotika Roland Barthes)", "type": "Section header" }, { "left": 288, "top": 127, "width": 398, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana Sari", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 141, "width": 414, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Filsafat Islam, Ushuluddin Dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri sunan kalijaga Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 152, "width": 111, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 179, "width": 376, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima: September, 2020 Direvisi : November, 2020 Diterbitkan: Desember, 2020", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 203, "width": 441, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: The gender issues seem to have been completed, but the discussions about gender have never been finished until now. Gender constructs developed in the community have always left traces of women and men on the description of traits, tasks, and gender roles. These portrayals began to be produced by several advertising companies, in which, the most highlighted object in the advertising world is mainly woman. It’s no wonder that women are the favorite target of various parties and professions, both photographers and cameramen, advertisers, marketers, and so on.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 284, "width": 441, "height": 95, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The attraction of women is indeed very unique and specific that can be noticed by men. Not only is the female body posture that brings attraction, namely from hair to toe, women's attractiveness can also be seen from her behaviour. Everything is very interesting, not even for the opposite sex only, but also for other women themselves. One of the ads that constructs about the characteristics of women so prominently is the super power edition of Lux soap ads that shows the criteria of the ideal woman of the moment. Discourse on women's mass media advertising is often positioned not as a subject but instead as an object sign. Regarding to the sign, the author uses semiotic analysis.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 399, "width": 221, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword: Gender, Ideal woman, and Advertisement .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 433, "width": 441, "height": 95, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak: Permasalahan Gender sepertinya tampak sudah selesai, namun pembahasan gender tidak pernah ada habisnya sampai saat ini. Konstruk gender yang berkembang di masyarakat sejak dulu masih menyisakan bekas terhadap perempuan dan laki-laki mengenai penggambaran sifat-sifat, tugas-tugas, dan peran gender. Penggambaran tersebut mulai diproduksi oleh beberapa pihak iklan, yang sering disorot dalam dunia periklanan adalah kaum perempuan. Tidak heran jika perempuan menjadi sasaran favorit berbagai pihak dan profesi, baik fotografer, kameramen, pengiklan, pemasar, dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 527, "width": 441, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daya tarik perempuan tersebut memang sangat khas, unik, dan spesifik yang bisa ditemui oleh laki-laki. Tidak saja postur tubuh perempuan yang mendatangkan daya tarik yaitu dari rambut sampai ujung kaki, daya tarik perempuan juga dapat dilihat dari perliakunya. Semuanya sangat menarik perhatian, bahkan tidak saja lawan jenis, tetapi juga bagi sesama perempuan itu sendiri. Salah satu iklan yang mengkonstruk tentang sifat-sifat perempuan yang ditampilkan cukup menonjol yaitu iklan sabun lux edisi super power yang menunjukkan ciri-ciri perempuan yang menjadi idaman saat ini. Wacana iklan media massa perempuan sering diposisikan bukan sebagai subyek tetapi sebaliknya sebagai obyek tanda ( sign object ). Berkaitan dengan tanda tersebut penulis menggunakan analisis semiotika.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 662, "width": 228, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: gender, perempuan ideal, dan iklan.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 689, "width": 70, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 710, "width": 441, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media massa bukanlah menjadi suatu hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari, dimana kita seringkali bersinggungan, melihat, mendengar pesan yang disampaikan oleh media, salah satunya televisi. Televisi selain menjadi hiburan yang menarik untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 69", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 441, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mendapatkan infromasi tetapi juga mengisi kekosongan dan pelepas kebosanan. Televisi dinilai sebagai media massa elektronik yang diasumsikan dapat mempengaruhi pemirsa lewat tayangan acaranya. Hal ini disebabkan sifat audio visual nya yang tidak dimiliki oleh media massa lainnya, sedangkan penayangannya mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas. Dengan model audio visual yang dimilikinya, siaran televisi menjadi sangat komunikatif dalam memberikan pesan-pesannya. Itu sebabnya televisi bermanfaat sebagai pembentuk sikap, perilaku, dan sekaligus pola pikir. 1", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 222, "width": 441, "height": 216, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara keseluruhan, di Indonesia konsumsi media di kota-kota baik di Jawa maupun Luar Jawa menunjukkan bahwa Televisi masih menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), disusul oleh Internet (33%), Radio (20%), Suratkabar (12%), Tabloid (6%) dan Majalah (5%). Namun ketika dilihat lebih lanjut, ternyata terdapat perbedaan yang sangat menarik antara pola konsumsi media di kota-kota di Jawa bila dibandingkan dengan kota-kota di luar Jawa.Konsumsi media Televisi lebih tinggi di luar Jawa (97%), disusul oleh Radio (37%), Internet (32%), Koran (26%), Bioskop (11%), Tabloid (9%) dan Majalah (5%). Sementara itu, di Jawa hanya konsumsi Internet yang sedikit lebih tinggi yaitu sebanyak 34%. Khusus mengenai Internet, penggunaan media ini mengalami pertumbuhan tertinggi dalam 4 tahun terakhir, hingga mencapai dua kali lipat baik di Jawa maupun luar Jawa. 2", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 445, "width": 440, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan televisi dalam menampilkan gambar hidup bergerak dan suara untuk mendalami kekuatan gambar, dianggap paling berpengaruh mendalam dibandingkan dengan kekuatan media massa lainnya. Dengan menyajikan gambar bergerak khalayak seakan merasa terlibat langsung didalam situasi batin tertentu yang dapat lebih mendekatkan khalayak yang bersangkutan dengan program yang tengah disajikan. 3", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 546, "width": 440, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari sekian banyak bentuk komunikasi yang ada dalam televisi, Iklan merupakan salah satunya. Iklan bekerja melalui sebuah tanggapan dari pembeli potensial terhadap elemen- elemen yang terkandung dalam iklan. Tanggapan atau reaksi ini dapat terjadi ketika pembeli potensial sedang melihat, mendengar atau berpikir tentang suatu iklan. Iklan dapat mempengaruhi emosi seseorang, kreativitas mempunyai jangkauan yang luas atau rangsangan- rangsangan atau elemen-elemen yang dapat dimasukkan dalam iklan untuk memperoleh", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 710, "width": 440, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Kuswandi dalam Jayanthi, Sarinah. Analisis Makna Pesan Generasi Penerus Pada Iklan Susu Nutrilon Royal Versi “Life Starts Here”. ( Lampung: Universitas Lampung,2013), 1.", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 734, "width": 412, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/nielsen-konsumsi-media-lebih-tinggi-di-luar- jawa.html:(diakses: 05-22-2014)", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 757, "width": 440, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Siti Sopianah, Analisis Semiotik Terhadap Iklan Susu Bendera Edisi Ramadhan 1430 H di Televisi, ( Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, 2010), 1-2.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 70", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 79, "width": 92, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berbagai informasi. 4", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 100, "width": 440, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melalui iklan, sebuah produk dapat dikenal, disukai, dan dicari oleh khalayak. Hal ini disebabkan oleh potensi iklan yang luar biasa untuk mempengaruhi, sekaligus membentuk opini dan persepsi masyarakat. Sebuah iklan diharapkan mampu menjadi jembatan untuk menananamkan sebuah kepercayaan kepada masyarakat. Iklan dapat dikatakan berhasil,apabila menambah sebuah kepercayaan terhadap suatu produk akan mendorong para konsumen untuk mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Karena iklan yang sifatnya dapat menjangkau sasaran secara lebih terfokus, khalayaknya dapat dipilih, menurut segmentasi produk dan target pasarnya. Dalam hal ini khalayak yang paling tepat sasaran dalam sebuah industri cetak maupun elektronik adalah wanita. 5", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 283, "width": 441, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konstruk iklan yang disampaikan bahwa seorang wanita harus menarik fisiknya agar dapat diterima, disuarakan dengan keras dan jelas dalam jaringan iklan televisi. Perempuan, secara tidak sadar, berpaling pada televisi untuk mengukuhkan norma kecantikan terkini, hanya untuk diberi pembuktian lebih jauh mengenai kekurangan tubuh mereka sendiri. Fitur ideal tersebut mendorong terciptanya harapan akan tubuh impian. Tubuh-tubuh ideal biasanya ditampilkan dalam majalah, film, televisi, dan dunia periklanan, yang menggambarkan atau menyajikan sosok perempuan ideal sebagai suatu figur perempuan yang langsing, berkaki indah, paha, pinggang dan pinggul yang ramping, payudara cukup besar, dan kulit putih mulus. 6", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 465, "width": 441, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa produk yang banyak diiklankan ditelevisi adalah iklan sabun salah satunya adalah iklan sabun lux yang sering update setiap tahunnya dari bentuk sabun yang padat sampai dengan sabun cair, Iklan sabun lux menjual keunggulan-keunggulan produknya sedemikian rupa dengan tujuan memikat wanita sebagai target pasarnya. selain selalu menyediakan varian-varian yang baru juga menggunakan artis ternama tidak hanya artis dari Indonesia melainkan dari luar negeri seperti kareena kapoor sebagai brand ambassador produk untuk menarik perhatian konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 607, "width": 441, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep kecantikan yang disungguhkan dalam iklan sabun lux dengan memperlihatkan seorang wanita berkulit yang putih bersih ditandai dengan gaun yang ketat sehingga seluruh lekuk tubuhnya terlihat jelas.ia terlihat lebih cantik dan bangga dengan tubuhnya yang langsing seperti bak bintang, pada scene terakhir para pria bertekuk lutut dengan kecantikan yang dipancarkan oleh kehadiran wanita. Dengan menggunakan lux memberikan statement kepada", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 723, "width": 436, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Jayanthi, Sarinah. Analisis Makna Pesan Generasi Penerus Pada Iklan Susu Nutrilon Royal Versi “Life Starts Here”. ( Lampung: Universitas Lampung,2013), 2.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 746, "width": 313, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Winarno, M. 2011. Ultimart Volume III. Tangerang. Multimedia Nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 757, "width": 439, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Melliana, Annastasia. 2006. Mejelajahi Tubuh : Perempuan dan Mitos Kecantikan. (Yogyakarta:LkiS Yogyakarta), 59.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 71", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 440, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "wanita untuk tampil percaya diri, yang paling menarik dan unik dari iklan sabun lux dengan iklan yang sabun yang lain yaitu memberikan janji-janji gift untuk konsumen dengan uang dan liontin yang diletakkan didalam isi sabun. Sehingga yang terpikirkan dalam benak konsumen adalah terpancing untuk membeli sabun lux agar mendapatkan uang dan liontin yang ada didalam sabun. Atas tampilan fisik sebagaimana diuraikan diatas bisa disimpulkan bahwa penampilan perempuan dalam iklan cenderung merupakan representasi realitas sosial. Sebab apa yang terlihat dalam iklan televisi, juga terjadi dalam kehidupan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 222, "width": 441, "height": 196, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lux mempunyai segmented audience yaitu seorang wanita muda yang percaya diri mempunyai mimpi untuk bisa menjadi tampil cantik seperti bintang, peduli kebersihan, peduli kecantikan, sangat memperhatikan tren, dengan range usia 25-28 tahun. Itulah yang menjadi target sasaran dikeluarkannya program lux beauty lounge . Yaitu program dengan positioning untuk memfalisitasi perempuan muda agar bisa tampil cantik bak bintang. Harga ditawarkan cukup bervariasi sesuai jumlah mL dan jenis produknya. Namun, harga tersebut dapat dijangkau bagi target audiencenya. Selain promosi dan harga, hal penting yang ditampilkan keistimewaan produk tersebut kemasannya. Kemasannya dibuat semenarik mungkin, terkadang produsen mengganti desain kemasannya secara rutin tiap tahun. Kemasannya dibuat untuk menggambarkan kemewahan sesuai dengan citra lux.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 424, "width": 441, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemasannya dibuat untuk menggambarkan kemewahan sesuai dengan citra lux. Untuk memperkenalkan lebih dalam mengenai produk, pada 16 november 2009 sampai dengan 31 juli 2010, produsen lux mengadakan sebuah program yaitu lux beauty lounge yang diadakan untuk memanjakan kulit konsumen dan meningkatkan penjualan. Untuk menyukseskan kegiatan tersebut berbagai promosi produk baru melalui media cetak atau media elektronik.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 526, "width": 441, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program lux beauty lounge diadakan untuk menggaet calon konsumen baru agar merasakan betapa nikmatnya mandi mewah dan berpenampilan seperti bintang apabila memakai sabun lux serta memanjakan konsumen loyal agar tetap menggunakan produk sabun lux untuk mandinya sehari-hari. Dilux beauty lounge wanita dapat merasakan rangkaian treatment mandi mewah antara lain scrubbing, sauna, mandi berendam, dan fasilitas kecantikan seperti make-up, hairdo consultation, fashion consultation, and beauty lounge. Lux merayakan ritual pemanjaan mempercantik diri, itulah sebabnya lux menawarkan sederetan produk kecantikan yang sangat menarik dengan harga terjangkau.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 688, "width": 441, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segalanya tentang lux, diperlihatkan bias gender adalah tampilan dan perasaan, produk kemasan hingga wewangian, adalah kebahagiaan akan rasa feminim. Lux diarahkan keparadigm feminimitas baru. Oleh sebab itulah lux merayakan kebahagiaannya menjadi seorang wanita. Wanita lux ingin dicintai, dikagumi dan pada saat yang sama mengekspresikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 72", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 79, "width": 441, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diri mereka dengan cara feminim. 7 Bila bentuk rasa ingin dicintai dan dikagumi pria diatas cenderung menempatkan perempuan dalam posisi penyaji, maka perempuan juga distereotipekan senang dipuji dan dikagumi oleh pria.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 141, "width": 440, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap adegan dalam iklan ini mengandung unsur-unsur yang memiliki makna, yaitu berupa gerakan, suara dan kata. Dalam hal ini penulis tertarik untuk meneliti iklan produk kecantikan sabun lux edisi superpower pada segi pemaknaan semiotika.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 222, "width": 135, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semiotika Roland Barthes", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 242, "width": 441, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Roland Barthes membedakan dua pengertian (signification) yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi adalah level deskriptif dan harafiah makna yang disepakati seluruh anggota budaya. Pada level konotasi, makna dihasilkan oleh hubungan antara signifiers dan budaya secara luas yang mencakup kepercayaan-kepercayaan, tingkah laku, kerangka kerja dan ideologi dari sebuah formasi sosial. Persoalan dari asosiasi tanda-tanda dengan kode-kode makna kultural yang lain. Konotasi membawa nilai-nilai ekspresi yang muncul dari kekuatan akumulatif sequence (syntagmatically), atau dengan perbandingan ketidakhadiran alternatif (paradigmatically) . 8", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 404, "width": 441, "height": 196, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketika konotasi telah menjadi natural sebagai hegemoni, diterima secara normal dan natural,maka ia bertindak sebagai peletak konseptual makna yang akan membuat makna tentang dunia. Inilah yang diistilahkan Barthes dengan myth (connotative system) , yang merupakan sebuah konstruksi budaya. Konsep myth seperti konsep ideologi, yang bekerja pada level konotasi. Volosinov menyebutkan bahwa ideologi berkorespondensi dengan tanda-tanda sehingga jika terdapat tanda-tanda (signs), maka disana terdapat ideologi. Menurut Barthes, tidak semua sistem semiologi adalah mythic. Tidak semua tanda membawa muatan ideology. 9 Myth diistilahkan juga dengan second order semiological system atau meta language , yaitu bahasa level kedua yang bicara tentang bahasa levelpertama. Tanda sistem pertama ( signifier dan signified ) yang menggerakkan makna denotatif menjadi signifier pada makna konotatif mitologi kedua.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 606, "width": 192, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Barthes menyebut ini dengan metaphor. 10", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 627, "width": 441, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 711, "width": 440, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Shofyani.blogspot.co.id/2010/06/analisis-produk-lux-beauty-dan-lifeboy.html (diakses 27 juni 2010).", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 734, "width": 335, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 128.", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 746, "width": 441, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Em.Griffin, Em, 2006, A First Look At Communication Theory , (Boston:Mc.Graw Hill Book Company, 2006 ), 329.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 769, "width": 371, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Barker, Chris, Cultural Studies: Theory and Practic, (London: Sage Publications,2000),69", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 73", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 441, "height": 196, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berbeda pada orang yang berbeda situasinya. Saussure semiotika lebih cenderung pada kerangka konsep linguistik. Menurut Saussure, proses signifikansi dijalankan oleh dua unsur sinyal, meliputi signifier dan signified, yaitu konsep mental yang diharapkan didalam kode bahasa tertentu. Penyingkapan kode (decoding) dalam penelitian ini dilakukan dengan mencari kode-kode tertentu yang tersirat dalam gambar dan gerak. Pada tataran pertama, akan dilakukan identifikasiterhadap setiap penanda dalamcitra yang tersirat dalamkonsep-konsep yang tepat.Apa yang diperoleh dalam tataran yang pertama ini(tataran denotasi) akan membangun seperangkat tanda. Pada tataran kedua (tataran konotasi dan mitos) diungkap penanda-penanda yang menunjuk pada seperangkat petanda fragmen ideologi tertentu yang dikonstruksikan didalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 303, "width": 173, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perempuan, Gender, Media Iklan", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 323, "width": 441, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gender berbeda dengan sex , gender dibentuk oleh budaya masyarakat bersifat tidak kodrati sedangkan sex bersifat kodrati. 11 Gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi sosial maupun kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap: kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional, perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat itu dapat terjadi dari waktu kewaktu dan dari tempat ketempat yang lain. 12", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 485, "width": 441, "height": 196, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perempuan memang telah menjadi fenomena komoditas yang tidak terelakkan dalam kancah komunikasi iklan.Perempuan telah menjadi sarana legimitasi daya tarik terhadap aktualisasi nilai produk. Sebuah produk yang pada kenyataannya mempunyai fungsi yang general, telah dikomunikasikan tidak lagi bersifat fungsional tetapi sudah bergeser ke arah konsep gender. Femininitas atau maskulinitas seringkali menjadi ajang manifestasi untuk membuat komoditi atau produk mempunyai nilai tertentu. ‘Jantan’, ‘maskulin’, ‘eksklusif’, Pemberani telah menjadi idiom yang dimiliki oleh komoditi seperti rokok, suplemen, parfum, jamu atau obat kuat lelaki, otomotif, dan lain sebagainya. Sedangkan sabun,shampoo, peralatan rumah tangga dan elektronik sering dimanifestasikan sebagai komoditi yang dekat dengan wilayah femininitas. 13", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 688, "width": 404, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Judith Waters dan George Ellis, gender merupakan kategori dasar dalam", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 723, "width": 404, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 736, "width": 10, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 746, "width": 43, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Ibid , 9.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 757, "width": 440, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Alvi Septi Rahmawati dkk, Bias Gender dalam Iklan Attack Easy di Televisi, (Yogyakarta: UPN, 2010), 225.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 74", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 441, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "budaya, yaitu sebagai proses dengan identifikasi tidak hanya orang, tapi juga pembendaharaan kata, pola bicara, sikap, dan perilaku, tujuan, dan aktifitas seperti maskulinitas atau feminitas.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 120, "width": 441, "height": 298, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbagai pembedaan itu akhirnya memunculkan stereotipe tertentu yang disebut dengan stereotip gender . Menurut Priyo Soemandoyo kata stereotip berarti citra baku. Citra baku merupakan gambaran atau imaji yang seolah-olah menetap, khas, dan tidak berubah-ubah. Sehingga streotip gender bisa diartikan sebagai gambaran laki-laki dan perempuan yang khas tidak berubah-ubah, klise, seringkali timpang, dan tidak benar. Ia bersumber dari pola pikir manusia. Stereotip kadang bersifat positif kadang negatif. Keindahan yang dimiliki perempuan membentuk stereotip dan membawa mereka ke sifat-sifat disekitar keindahan itu. Misalnya, perempuan harus tampil menawan, pandai mengurus rumah tangga, memasak, tampil prima untuk menyenangkan suami, dan pantas untuk diajak keberbagai acara (kompas No. 51, 1999); cerdas serta menjadi sumber pengetahuan moral keluarga. 14 Sebagai “penjaga nilai halus dan adiluhung ” dirumah, sebagai penyambung keturunan, lemah lembut, anggun, dan pandai memasak, lebih emosional, fisik kurang kuat, lincah, keibuan, manja 15 ; tidak bernalar, bergantung, pasif, lemah, penakut, digambarkan sebagai obyek seksual, menekankan figur dan pakaian cantik 16 ; sosok fisik lebih kecil, lembut, halus, tidak asertif, pasif, inferior, dan cenderung mengalah.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 424, "width": 441, "height": 278, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adanya konsep citra perempuan yang muncul dalam iklan oleh sosiolog, Thamrin Amal Tamagola. Konsep tersebut adalah: citra pigura, citra pilar, citra peraduan, citra pinggan, dan citra pergaulan (Tomagola, 1998). Secara rinci kelima rumusan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Pigura; digambarkan sebagai mahluk yang harus memikat dengan ciri-ciri biologisnya seperti: buah dada, pinggul, dan ciri-ciri keperempuanan yang dibentuk oleh budaya; seperti rambut, panjang betis, dan lain-lain;(2) Pilar; digambarkan sebagai pilar pengurus utama keluarga; pengurus rumah tangga, dan wilayah tanggung jawabanya dalam rumah tangga. Dalam hal ini perempuan bertanggung jawab terhadap keindahan fisik rumah suaminya, pengelolaan sumber daya rumah, dan anak-anak; (3) Peraduan; citra ini menganggap perempuan sebagai obyek seks atau pemuasan laki-laki. Seluruh kecantikan perempuan (kecantikan alamiah maupun buatan) disediakan untuk dikonsumsi laki-laki) seperti menyentuh, memandang, dan mencium. Kepuasan laki-laki adalah kepuasan perempuan yang mmerasa dihargai. Baagian tubuh yang dieksploitir adalah betis, dada, punggung, pinggul dan rambut;(4) Pinggan; perempuan digambarkan sebagai pemilik kodrat, setinggi apapun", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 720, "width": 118, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Burhan Bungin, 2002, 128", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 732, "width": 441, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Martadi, Citra Perempuan dalam Iklan di Majalah Femina Edisi Tahun 1999. Jurnal Deskomvis, Volume 3, nomor 2, Juli 2001. Surabaya: Pusat Penelitian Universitas Petra.", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 756, "width": 440, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Suharko, Budaya Konsumen dan Citra Perempuan dalam Media Massa dalam Perempuan dan Media. Bandung: Remadja Rosda Karya, 1998), 44.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 75", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 441, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendidikannya atau penghasilannya, kewajibannya tetap di dapur;(5) Pergaulan; perempuan digambarkan sebagai mahluk yang dipenuhi kekhawatiran tidak memikat, tidak tampil menawan, tidak bisa dibawa ke muka umum, dan lain-lain. 17", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 141, "width": 441, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eksploitasi perempuan dengan segala stereotipe gender tradisonal cenderung mengimplisitkan kualitas pemaknaan yang kitsch (dangkal) dan rendah, yang akhirnya menghadirkan konsepsi pemaknaan perempuan tidak lebih sebuah benda (bukan makhluk/insani). Disinilah tubuh dan semua atribusi “kewanitaan” perempuan dieksploitasi sebagai obyek tanda ( sign object ) dan bukannya sebagai subyek. 18 Sebagaimana disampaikan oleh Rosinta Situmorang, dalam wacana iklan media massa perempuan sering diposisikan bukan sebagai subyek tetapi sebaliknya sebagai obyek tanda ( sign object ). Obyek yang dimasukkan kedalam sistem tanda ( sign sistem ) didalam sistem komunikasi ekonomi kapital. 19", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 303, "width": 441, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media menjadikan tubuh dan fragmen tubuh perempuan sebagai penanda ( signifier ) yang dikaitkan dengan makna atau pertanda ( signfied ) tertentu, yang termanifestasikan secara kitsch, sesuai dengan tujuan “politik ekonomi libidinal”. 20 Terkait dengan iklan tersebut feminis Marxis berpadangan bahwa penindasan perempuan adalah bagian dari penindasan kelas dalam hubungan produksi. 21 Penindasan ini merupakan kelanjutan dari sistem eksploitatif yang bersifat struktural (eksploitasi ekonomi). Penyebab penindasan menurut feminis marxis bukan perempuan atau kultur yang patriarki, tetapi sistem kapitalisme. 22", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 445, "width": 441, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Struktur iklan terdiri atas beberapa unsur pokok yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Unsur utama iklan adalah ilustrasi. Biasanya, ilustrasi dibangun dari potret model atau pemandangan. Unsur kedua adalah headline, berupa kata-kata yang mencoba menyampaikan inti pesan terpenting untuk disampaikan pada khalayak. Unsur ketiga adalah body copy, yaitu uraian yang biasanya menyampaikan tiga jenis informasi, yaitu ciri produk, kegunaan dan kelebihan produk, serta mengarahkan tindakan nyata pada khalayaknya. Unsur keempat adalah signature line, yang menerakan nama/merek paten ( branf name ) dari produk yang diiklankan. Unsur kelima adalah slogan. Yaitu, rangkaian kata yang biasanya singkat, padat,", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 631, "width": 440, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 (http://atwarbajari. wordpress.com/2008/04/17/wanita-dan-iklan-tvketidakadilan-gender/, diakses pada15 Juli2010)", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 654, "width": 440, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Kasiyan, Perempuan dan Iklan: Sebuah Catatan Tentang Patologi Gender Era Kapital, Jurnal Deskomvis Volume 3, Nomor 2, Juli 2001. Surabaya: Pusat Penilitian Universitas Petra.", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 677, "width": 440, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Rosinta Situmorang, Pemberitaan Kekerasan Terhadap Perempuan di Surat Kabar dalam Media dan Gender: Perspektif Gender atas Industri Surat Kabar Indonesia. Yogyakarta: LP3Y dan The Ford Foundation.", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 711, "width": 440, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Kasiyan, Perempuan dan Iklan: Sebuah Catatan Tentang Patologi Gender Era Kapital, Jurnal Deskomvis Volume 3, Nomor 2, Juli 2001. Surabaya: Pusat Penilitian Universitas Petra.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 734, "width": 404, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21 Mansoer Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 748, "width": 10, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "85", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 757, "width": 441, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Inayah Rohmaniyah, Gender dan Konstruksi Patriarki dalam Tafsir Agama, (Yogyakarta: Fakultas Ushpi, 2017), 39", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 76", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 440, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penuh arti, mudah diingat, mengandung arti yang dalam, serta mampu mengetengahkan khasiat kegunaan unik dari produk. Dari unsur-unsur yang ada dalam iklan, penggunaan perempuan merupakan salah satu pertimbangan penting bagi perancang iklan. 23", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 141, "width": 441, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesuai medianya, iklan televisi ( television commercial ) adalah iklan yang ditayangkan melalui media televisi. Melalui media ini, pesan dapat disampaikan dalam bentuk audio, visual,dan gerak. Bentuk pesan audio, visual, dan gerak tersebut pada dasarnya merupakan sejumlah tanda yang berfungsi menyampaikan sejumlah pesan. 24 Vestergaard and Schroder menuliskan bahwa iklan memiliki lima tujuan, yaitu menarik perhatian, membangkitkan minat, merangsang hasrat, menciptakan keyakinan, dan melahirkan tindakan (membeli barang/jasa). Tidak semua iklan dapat mencapai kelima tujuan tersebut. Untuk itu mencapai tujuan ikaln tersebut, diperlukan cara tersendiri, mulai dari merancang struktur iklan hingga menggunakan struktur pesan tertentu. 25", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 343, "width": 116, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metodologi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 364, "width": 441, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sumber data dalam sebuah penelitian merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Dalam penelitian ini sumber data yang dijadikan bahan referensi atau acuan adalah: Data Primer Sumber data yang menjadi subjek penulisan ini analisis iklan yaitu iklan produk kecantikan Sabun Lux Edisi \"Super Power\" yang ada di televisi yaitu pada awal tahun 2016 menganalis makna cantik dari iklan tersebut, sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penulisan ini. Data sekunder diperoleh dari hasil dokumentasi dan literatur-literatur yang berhubungan dengan judul penelitian ini. Menganalisis lebih dalam iklan televisi tersebut yang berkaitan dengan objek penulisan yang dapat mendukung penulisan ini.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 546, "width": 441, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengumpulan Data kualitatif dilakukan dengan cara: Dokumentasi, Dalam penelitian ini dokumentasi dilakukan dengan cara mengelompokkan scene-scene terpilih untuk mencari pemaknaan atas tanda-tanda dan simbol-simbol yang muncul dalam setiap shoot yang ada dalam iklan tersebut menggunakan analisis Roland Barthes yakni mencari makna denotasi, konotasi, dan mitos. Dan Studi Pustaka dilakukan dengan melengkapi dan membaca literature sebagai bahan dan panduan penulis dalam mengkaji penelitian. Bahan tersebut dijadikan sebagai referensi bagi penulis dalam mengidentifikasi dan mendeskripsikan masalah penelitian. Data-data untuk melengkapi penelitian ini didapat dari berbagai sumber informasi yang tersedia, seperti buku dan internet.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 734, "width": 398, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Rendra Widyatama, Bias Gender dalam Iklan Televisi, (Tangerang: Media Pressindo, 2006), 15.", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 746, "width": 440, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Kasiyan, Perempuan dan Iklan: Sebuah Catatan Tentang Patologi Gender Era Kapital, Jurnal Deskomvis Volume 3, Nomor 2, Juli 2001. Surabaya: Pusat Penilitian Universitas Petra.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 769, "width": 396, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 Rendra Widyatama, Bias Gender dalam Iklan Televisi, (Tangerang: Media Pressindo, 2006),14.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 77", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 441, "height": 217, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis data dalam penelitian ini mencakup beberapa langkah, yaitu (1) Menginterpretasikan iklan dengan cara mengidentifikasi simbol-simbol yang terdapat pada iklan, kemudian diuraikan berdasarkan struktur yaitu makna denotatif dan makna konotatif (2) Meneliti asosiasi-asosiasi atau simbol-simbol, membedah objek penelitian (3) Menafsirkan arti tanda-tanda tersebut dari interpretasi penulis dengan mengombinasikan data pendukung yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan wawancara (4) Penyajian data, data disusun sehingga memungkinkan untuk penarikan kesimpulandan pengambilan tindakan. Penulis menyusun dan memaparkan data yang diperoleh dan diteliti dengan menarik kesimpulan berdasarkan analisis semiotika. Penelitian iklan ini menggunakan uji validitas data empat formula dari sembilan formula, yaitu (1) Siapa komunikator;(2)Motivasi komunikator;(3) Fungsi tanda,sejarah, mitologi;(4) Intertekstualitas. 26", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 323, "width": 68, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 343, "width": 440, "height": 156, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT Unilever Indonesia merupakan salah satu perusahan besar di Indonesia, yang menjadi salah satu produsen berbagai macam kebutuhan dibidang kebersihan, kesehatan, dan kecantikan. Lux adalah salah sat produk dari PT Unilever Indonesia. Produk Lux ini merupakan produk andalan merek sabun kecantikan. Sabun lux superpower adalah salah satu rangkaian daru merek sabun lux. Sabun dengan harga yang murah memberikan kecantikan seorang wanita untuk membuat pria bertekuk lutut dan memberikan gift uang dan liontin. Dengan biaya yang murah bisa menjadikan wanita bisa tampil percaya diri dengan kecantikan yang dimilikinya.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 505, "width": 441, "height": 237, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Produk lux sudah ada di Indonesia sejak tahun 1933, dengan menghadirkan berbagai macam iklan yang berkaitan dengan kecantikan. Iklan-iklan tersebut ditampilkan dengan berbagai macam gaya, namun selalu ada unsur kecantikan yang ingin ditonjolkan. Peran seorang wanita didalam iklan diperlihatkan dengan berbagai macam adegan, yaitu (1)berdiri diatas bangunan (2) tampil seperti ratu yang membuka semua pintu (3) berdiri didepan barisan pria (4) menjadi matador banteng (5) kumpulan wanita-wanita sexy dengan bergaya (6) temukan kupon didalam sabun. Semua adegan yang diperlihatkan untuk menjadi tampil percaya diri dan cantik dilihat dari geraknya, tingkahnya, kostum, dan make up . Berdasarkan scene-scene tersebut diketahui, perempuan memang telah menjadi fenomena komoditas yang terelakkan dari kancah komunikasi iklan. Perempuan telah menjadi sarana legimitasi daya tarik terhadap aktualisasi nilai produk. Sebuah produk yang pada kenyataannya mempunyai fungsi yang general, telah dikomunikasikan tidak lagi bersifat fungsional tetapi sudah bergeser ke", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 757, "width": 438, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 Andrik, Purwasito, Message Studies : Pesan Penggerak Kebudayaan, Ndalem (Surakarta:Purwohadiningratan Press, 2003 ), 37-41.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 78", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 440, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "arah konsep gender. Femininitas atau maskulinitas seringkali menjadi ajang manifestasi untuk membuat komoditi atau produk mempunyai nilai tertentu. Produk sabun lux edisi super power memberikan solusi untuk berpenampilan ideal seperti yang diinginkan wanita impian sekarang.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 161, "width": 441, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam konteks konstruk dalam iklan, budaya gender tersebut dibangun dengan memanipulasi tubuh perempuan sebagai tanda dari simbol-simbol tertentu yang secara stereotipe melekat pada diri perempuan, seperti: keanggunan, kelincahan, kecantikanm dan lain-lain. Iklan berupaya untuk merepresentasikan kenyataan yang hidup dalam masyarakat melalui tanda-tanda tertentu, sehingga mampu menghidupkan impresi dalam bentuk konsumen bahwa citra produk yang ditampilkan adalah juga bagian dari kesadaran budayanya; meskipun yang terjadi hanya ilusi belaka. 1. Gambar Seorang wanita cantik dan sexy berjalan diatas bangunan.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 418, "width": 444, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Scene Frame Denotasi Konotasi 1 1-4 Menarik resleting sepatu berjalan diatas bangunan Wanita tampil percaya diri dengan gaun yang indah ditandai tubuh yang sexy.", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 540, "width": 440, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Gambar seorang wanita cantik seperti bidadari yang membuka semua pintu dengan meniup tangannya.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 662, "width": 432, "height": 96, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Scene Frame Denotasi Konotasi 2 5-8 Wanita dengan gaun seperti bidadari yang membuka semua pintu dengan meniup Wanita yang digambarkan seperti bidadari yang mempunyai", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 454, "height": 484, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tangannya kekuatan yang super 3. Gambar seorang wanita yang berdiri didepan para lelaki yang tunduk didepan wanita Scene Frame Denotasi Konotasi 3 9-12 Wanita cantik yang berdiri didepan barisan laki-laki dan tunduk pada wanita Wanita yang mampu memikat para lelaki untuk tunduk dengannya akan kecantikannya 4. Gambar seorang wanita yang menjadi maditor banteng Scene Frame Denotasi Konotasi 4 13-16 Wanita yang menjadi maditor banteng dengan wajah yang sangar Wanita pemarah yang kuat dan sangar.", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 571, "width": 326, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Gambar sekelompok wanita yang di tandai dengan promosi kupon", "type": "Picture" }, { "left": 79, "top": 670, "width": 441, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Scene Frame Denotasi Konotasi 5 17-20 Sekolompok wanita sexy dan promosi kupon Wanita sexy yang dijadikan contoh promosi dan gift yang menjanjikan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 80", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 441, "height": 237, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari berbagai hal yang diperlihatkan dalam iklan sabun lux edisi superpower, terdapat beberapa simbol.: (a) gaun yang mewah, tubuh yang langsing, dan berjalan diatas bangunan menunjukkan seorang wanita yang mempunyai aura kecantikan dan tampil percaya diri seperti seorang bintang model. (b) perempuan yang berpakaian seperti peri mampu membuka semua pintu dengan meniupkan tangannya menunjukkan kecantikan wanita yang mampu mengekspresikan dirinya dengan berpenampilan glamour. (c) perempuan yang yang berdiri didepan barisan laki-laki dengan menundukkan mereka dihadapannya, simbol tersebut menunjukkan bahwa kecantikannya mampu memikat para pria untuk tunduk terhadapnya. (d) perempuan yang menjadi maditor banteng, menunjukkan ekspresi wanita yang sangar dengan memiliki kekuatan yang super, (e) kumpulan para wanita sexy dan mempromosikan kupon yang akan diperoleh dari dalam sabun. Para wanita tersebut menjadi talent yang ditunjukkan sebagai wanita ideal sat ini.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 323, "width": 440, "height": 95, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk stereotipe diperlihatkan didalam iklan tersebut bahwa wanita harus tampil cantik dan sexy untuk memikat para pria, tampilan glamour menjadikan seorang wanita tampil percaya diri dan bergaya seperti layaknya seorang peri. Dari simbol yang terlihat dalam iklan tersebut adanya bias gender, laki-laki yang tunduk dengan kecantikan seorang wanita. Dan wanita menunjukkan kelemahannya dengan menunjukkan feminimnya dihadapan para lelaki.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 445, "width": 67, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 465, "width": 441, "height": 237, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konstruk iklan yang ada dalam produk iklan sabun lux edisi superpower tidak lain hasil dari kontruksi budaya patriarki. Meski terlihat sebagai ilustrasi, namun apa yang ditunjukkan didalam gambar adanya bias gender dan streotipe yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki. Iklan yang ditampilkan seringkali mempengaruhi pola pikir masyarakat dengan cara pandang yang berbeda-beda terhadap perempuan ideal. Kontruks tersebut akhirnya dilakukan dan berkembang dimasyarakat termasuk keunggulan-keunggulan yang ditawarkan dalam iklan sabun lux superpower, bahkan iklan sabun lux mempunyai fans club yang diberi nama lux fanatic sebagai pecinta lux yang begitu banyak memberikan gift tidak hanya ada didalam kemasan sabun tetapi juga memberikan event-event yang mengajak para wanita untuk tetap tampil cantik dan pemilihan bintang lux untuk setiap tahunnya. Menjadi perempuan ideal adalah impian untuk para wanita saat ini, para wanita berlomba-lomba untuk selalu tampil cantik dan glamoura agar menjadi idaman para pria.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 81", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 110, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 100, "width": 441, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Annastasia.Melliana, Menjelajahi Tubuh : Perempuan dan Mitos Kecantikan, Yogyakarta:LkiS Yogyakarta,2006.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 141, "width": 369, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Barker,Chris, Cultural Studies: Theory and Practic, London: Sage Publications,2000.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 161, "width": 408, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakih, Mansour, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 181, "width": 441, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Griffin, Em, A First Look At Communication Theory , Boston:Mc.Graw Hill Book Company, 2006.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 222, "width": 441, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasiyan, Perempuan dan Iklan: Sebuah Catatan Tentang Patologi Gender Era Kapital, Jurnal Deskomvis Volume 3, Nomor 2, Juli 2001. Surabaya: Pusat Penilitian Universitas Petra.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 262, "width": 441, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Martadi, Citra Perempuan dalam Iklan di Majalah Femina Edisi Tahun 1999. Jurnal Deskomvis, Volume 3, nomor 2, Juli 2001. Surabaya: Pusat Penelitian Universitas Petra.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 303, "width": 321, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purwasito, Andrik, Message Studies : Pesan Penggerak Kebudayaan, Ndalem", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 323, "width": 205, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surakarta:Purwohadiningratan Press, 2003", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 343, "width": 441, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rosinta Situmorang, Pemberitaan Kekerasan Terhadap Perempuan di Surat Kabar dalam Media dan Gender: Perspektif Gender atas Industri Surat Kabar Indonesia. Yogyakarta: LP3Y dan The Ford Foundation.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 404, "width": 327, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rohmaniyah, Inayah, Gender dan Konstruksi Patriarki dalam Tafsir Agama,", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 424, "width": 158, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogyakarta: Fakultas Ushpi, 2017", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 445, "width": 367, "height": 54, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sarinah, Jayanthi, Analisis Makna Pesan Generasi Penerus Pada Iklan Susu Nutrilon Royal Versi “Life Starts Here”. Lampung: Universitas Lampung,2013 Septi, Alvi Rahmawati dkk, Bias Gender dalam Iklan Attack Easy di Televisi,", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 505, "width": 113, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogyakarta: UPN, 2010", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 526, "width": 369, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sopianah, Siti Analisis Semiotik Terhadap Iklan Susu Bendera Edisi Ramadhan 1430", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 546, "width": 348, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H di Televisi, Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, 2010 Sobur,Alex, Analisis Teks Media, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 586, "width": 370, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shofyani.blogspot.co.id/2010/06/analisis-produk-lux-beauty-dan-lifeboy.html (diakses 27 juni 2010).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 627, "width": 329, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suharko, Budaya Konsumen dan Citra Perempuan dalam Media Massa dalam", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 647, "width": 275, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perempuan dan Media. Bandung: Remadja Rosda Karya, 1998", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 667, "width": 337, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Winarno, M, Ultimart Volume III. Tangerang. Multimedia Nusantara,2011", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 688, "width": 331, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widyatama, Rendra, Bias Gender dalam Iklan Televisi, (Tangerang: Media", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 708, "width": 77, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pressindo, 2006", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 728, "width": 426, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/nielsen-konsumsi-media-lebih-tinggi-di- luar-jawa.html:(diakses: 05-22-2014)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 35, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana....", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 35, "width": 98, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontruksi Gender….......", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 781, "width": 39, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 82", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 131, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JSGA Vol. 02 No. 02 Tahun 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 441, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://atwarbajari.wordpress.com/2008/04/17/wanita-dan-iklan-tvketidakadilan gender/, diakses pada15 Juli2010", "type": "Text" } ]
f17a6576-ec64-2410-79d9-8ac6b5f8b7de
https://newinera.com/index.php/JournalLaBisecoman/article/download/1054/996
[ { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 334, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2721-0987 (Print), ISSN 2721-124X (Online) Copyright © 2023, Journal La Bisecoman, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 124, "width": 423, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of P2K2 Companions for Financial Management and Family Business Plans in the Family Hope Program in Makassar City", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 165, "width": 133, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mita Arnika 1 , Irfan. B 1 1 Universitas Indonesia Timur", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 204, "width": 168, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*Corresponding Author: Mita Arnika Email: [email protected] Article Info Article history: Received 17 November 2023 Received in revised form 12", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 277, "width": 66, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "December 2023", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 288, "width": 119, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accepted 27 December 2023", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 313, "width": 95, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: P2K2 Financial Management Companion Role", "type": "Table" }, { "left": 228, "top": 229, "width": 35, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 228, "top": 242, "width": 289, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The future growth of the wheel of life will greatly benefit from innovative program policies, which will have a positive impact on the economy. However, it is important to acknowledge that many individuals, particularly those from impoverished households, may face economic challenges owing to a lack of community knowledge. This phenomenon is primarily caused by a decrease in financial literacy and a lack of proficiency in financial management, which therefore leads to potential future challenges. The author proposed the implementation of P2K2 Activities as a solution to the problem. This event took place as one of the supplementary responsibilities in Makassar City, namely carrying out P2K2 in the community. This activity offers fundamental information and abilities in the management of revenue and spending, as well as the development of company plans. The approach employed involves outreach and training sessions for PKH participants. The anticipated outcome of this service is that conducting this activity will yield improved financial outcomes for households impacted by the epidemic.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 456, "width": 454, "height": 301, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia exhibits a significant population density. Poverty has emerged as a pervasive global issue affecting every nation worldwide. The issue of poverty is a multifaceted one that prevents a country from being able to eliminate poverty on its own. A significant proportion of the Indonesian population resides at a low socioeconomic status, resulting in a steady rise in the poverty rate in Indonesia over time. Indonesia is confronted with intricate issues, like elevated crime rates, inadequate education levels, and subpar health conditions, due to circumstances like these. The government, as the supreme authority, possesses the prerogative to oversee and administer its own nation. According to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia, the state has a duty to safeguard the whole Indonesian population and advance social well- being in order to achieve social justice for all citizens of Indonesia. Addressing preexisting poverty necessitates the implementation of a program that has the capacity to empower impoverished communities. Since 2007, the Indonesian Government has undertaken the Family Hope Program (PKH) to expedite poverty reduction and formulate social protection programs. According to the study conducted by Nuryadin et al. in 2023 The implementation of the PKH program in Semarang commenced in 2013. A comparable initiative, known as Conditional Cash Transfer (CCT), has been launched and proven to be highly effective in other nations. As stated by Nasution and Sobri (2023). The Family Hope Program (PKH) is a financial assistance program that provides funds to households based on predetermined terms and conditions, which are contingent upon fulfilling their duties. PKH is focused on increasing the quality of resources in underprivileged areas via empowering moms, and encouraging their children to continue in school according to statistics set by the Central Statistics Agency (BPS) as target participants.", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 59, "width": 256, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JOURNAL LA BISECOMAN", "type": "Section header" }, { "left": 361, "top": 99, "width": 171, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOL. 04, ISSUE 06 (142-151), 2023 DOI: 10.37899/journallabisecoman.v4i6.1054", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 334, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2721-0987 (Print), ISSN 2721-124X (Online) Copyright © 2023, Journal La Bisecoman, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Putri et al. (2022), PKH is a social welfare initiative that offers monetary aid to households classified as Very Poor Households (RTSM) based on specific criteria. The objective of this program is to diminish the quantity and disrupt the cycle of poverty, enhance the caliber of human capital, and modify behaviors that hinder the advancement of the most impoverished demographics. PKH members must meet obligations and commitments pertaining to endeavors aimed at enhancing the caliber of human capital, namely in the domains of education and health. The intended beneficiaries of PKH participants are impoverished families (KM) who also have a health component (pregnant women, postpartum children, toddlers, preschool children) and an education component (equivalent to elementary school, junior high school, or high school) or children aged 7-21 who have not completed the mandatory 12-year education, individuals with severe disabilities, and elderly individuals over the age of 70. The Minister of Social Affairs stated that the government allotted IDR 11.4 trillion in funding for the year 2017.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 274, "width": 454, "height": 328, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The PKH aid will amount to IDR 1,900.00 year, distributed quarterly. The initial allocation is IDR 500,000, followed by IDR 450,000 for the second distribution, IDR 500,000 for the third distribution, and IDR 450,000 for the fourth distribution. The provisions of PKH assistance include: (1) Permanent assistance, as specified in Minister of Social Affairs Decree No. 23/HUK/2016, which is valid for one year. (2) PKH participant component assistance is provided to a maximum of 3 family members based on participation criteria. (3) The largest nominal amount of assistance is given to the participant component. (4) Pregnancy health component assistance beyond the fourth is not considered as aid recipients' components. The table 1 displays the index of the monies received by PKH participants. According to Nasution & Sobri (2023), in the short and long term, the benefits of PKH are (1) in the short term, namely providing an income effect through reducing the expenditure burden on poor households; (2) in the long term, it can break the chain of poverty for RTM by improving the quality of health/nutrition, education and income capacity of children (price effect) and providing certainty about their future (insurance effect); (3) changing the behavior of poor families who are relatively less supportive of increasing welfare, partly due to a lack of information regarding rights, benefits, advantages and opportunities, as well as high indirect costs (transport, uniforms, etc.) and opportunity costs (children working more “profitable” than school); (4) reducing child labor, namely preventing children from working on the streets, as well as preventing RTM from becoming socially disabled and/having social welfare problems; (5) improving the quality of public services through complementary improvements in education and health services (supply side), developing a social protection system for the poor (demand side), as well as strengthening decentralization, and (6) accelerating the achievement of the MDGs through indicators of poverty, education, pregnant women, reducing under-five mortality, and increasing gender equality.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 611, "width": 454, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The National Center for Disaster Trauma has released a circular. Warning symptoms that necessitate evaluation and supervision by specialists include somatic complaints, sleeplessness, anxiety, excessive rumination, decreased concentration, bad mood, and lack of energy. Indonesia is a highly populated nation, housing around 267.7 million individuals, many of whom are not wealthy. Demands expertise in financial management for effectively managing home expenses and lifestyle. The escalating economic turnover has instilled fear and concern among many individuals, who worry about its potential detrimental impact on both the economy and their social well-being. The repercussions of the 2019 pandemic case. Several enterprises implemented company closures as a preventive measure against the widespread transmission of the pandemic. Consequently, several factories, shops, and MSMEs were", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 334, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2721-0987 (Print), ISSN 2721-124X (Online) Copyright © 2023, Journal La Bisecoman, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "compelled to shut down due to the impact of the epidemic. This results in significant financial losses within the economic sector, amounting to millions of dollars.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 454, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The family environment is one of the entities impacted by this. Familiarity with management is essential for a housewife or a nuclear family, consisting of a father, mother, and children. Managing the family economy involves strategically organizing, executing, overseeing, assessing, and regulating the acquisition and utilization of economic resources within a family unit, with the aim of attaining an optimal level of satisfying demands and assuring stability and growth of the family's financial state. One aspect of family financial management involves the oversight and control of the family's income and spending.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 224, "width": 454, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Financial literacy skills taught within the home context are crucial to effectively managing family income and spending. Financial literacy is an essential requirement for individuals to prevent financial difficulties. Financial challenges may develop as a result of faults in financial management. Possessing financial literacy is crucial for achieving a wealthy life. By implementing effective financial management practices and enhancing financial literacy, it is anticipated that individuals would see an improvement in their standard of life. This is because, regardless of one's income level, the attainment of financial stability becomes challenging without competent financial management.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 454, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The research focus is on the urban region of Makassar. In March 2022, the population of impoverished individuals in Makassar City was 293.86 thousand people, accounting for 8.09 percent of the total population. This is an increase from March 2021, when there were 277.80 thousand people living in poverty, making up 7.58 percent of the population. PKH is a social protection program in Indonesia that provides social assistance. The PKH program is a government initiative aimed at expediting poverty reduction, with a special focus on breaking the intergenerational cycle of poverty. Since its inception in 2007, PKH has played a significant role in diminishing poverty and fostering self-reliance among beneficiaries of social assistance. The percentage of PKH beneficiary households decreases as the spending quintile group increases. PKH beneficiaries are most prevalent among households in the Q1 income category, with a proportion of 34.94 percent. Meanwhile, among the top 20 percent of families (Q5), it is shown that 5.33 percent of households still get this program.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 651, "width": 438, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Percentage of Households receiving PKH per Quintile of Expenditure Per Capita/Month 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 454, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The P2K2 initiatives are a collaborative effort between the Ministry of Social Affairs, the National Development Planning Agency (Bappenas), the National Team for the Acceleration of Poverty Reduction (TNP2K), the World Bank, and UNICEF. The epidemic has had a profound impact, leading to financial hardships for several families who are struggling to navigate their financial situation. Indeed, the community is only eligible for aid from the Ministry of Social Affairs. P2K2's primary objective is to enhance awareness and", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 526, "width": 137, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q 5.3 Q 13. Q 20.7", "type": "Picture" }, { "left": 187, "top": 586, "width": 159, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q 25.3 Q", "type": "Table" }, { "left": 200, "top": 606, "width": 193, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34.9 0", "type": "Picture" }, { "left": 247, "top": 625, "width": 150, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 2 3 4", "type": "Table" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 334, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2721-0987 (Print), ISSN 2721-124X (Online) Copyright © 2023, Journal La Bisecoman, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "comprehension of the significance of child care and education, health, financial management, child safety, and social welfare within the family domain. This, in turn, promotes the adoption of more rapid behavior modifications. The objective of the study is to promote the integration of P2K2 activities into society, in order to maximize the advantages derived from these activities. Several activities have identifiable answers, specifically: Offering educational and instructional modules for various sub-activities that align with P2K2 objectives, such as managing household finances, exercising caution in borrowing and saving, and initiating entrepreneurial ventures.", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 284, "width": 177, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2. Activity Implementation Flow", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 454, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Financial management is a fundamental skill in managing home finances. Typically, their financial difficulties stem from excessive spending compared to their income, as well as the inconsistent amounts and timing of their earnings. Financial management enhances individuals' ability to effectively allocate funds, ensuring a harmonious equilibrium between costs and income, therefore fulfilling household necessities.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 377, "width": 454, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prudent Borrowing and Saving Practices, aimed at developing the ability to borrow money in a methodical and cautious manner to avoid becoming ensnared in debt. The objective of this exercise is to enhance participants' understanding of the significance of consistent and disciplined saving as a means to minimize the likelihood of incurring debt in the future.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 454, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Commencing an entrepreneurial venture, Assisting participants in comprehending the fundamental aspects of initiating, advancing, and overseeing the sustainability of their business, so enabling it to serve as a means of generating family income. The business planning steps that will be examined. Identify, cultivate, and evaluate the viability of entrepreneurial concepts. Strategizing business finances and marketing, as well as overseeing business finances.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 527, "width": 48, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Methods", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 547, "width": 454, "height": 205, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study employs a qualitative methodology. As to Rahmadhanti et al.'s (2022) viewpoint, it refers to the study of phenomena when research participants describe their experiences in a comprehensive manner using words and language inside a specific natural setting, employing various natural approaches. The utilization of this qualitative approach is grounded on many factors. Initially, the process of incorporating qualitative methodologies is more manageable when confronted with several distinct realities. Furthermore, this approach explicitly illustrates the essence of the connection between researchers and respondents. Furthermore, this approach is highly responsive and highly flexible in accommodating many factors that affect the observed value patterns. The data gathering methodology employed include the utilization of observation, interviews, and documentation. Researchers employ the observation approach in qualitative research to directly ascertain the situations or realities in the field, so obtaining precise information. In addition to observation, researchers employed interviews. The research used an interview approach to extract comprehensive data from informants discussing the role of companions in Makassar City. The objective is to facilitate the empowerment process of impoverished PKH participants. The data collected from interviews include the provision of", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 224, "width": 280, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Activities for Managing Family Finances Be Careful in Borrowing and Saving Starting a business", "type": "Picture" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 334, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2721-0987 (Print), ISSN 2721-124X (Online) Copyright © 2023, Journal La Bisecoman, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PKH help to recipient communities, as well as the identification and description of elements that either promote or hinder the effectiveness of PKH aid.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 454, "height": 301, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thus, the researcher employed a structured interview approach in this study. Researchers have established tools, guidelines, and a set of questions directed towards subjects and informants. Researchers employ structured interview approaches to facilitate the thorough extraction of information. Researchers utilize documentation. Researchers also collected supplementary data from textual sources such as archives, records pertaining to the implementation and mentorship of PKH, and literature relevant to the research topic. The objective of this research is to gather data pertaining to the execution of the role of companions in empowering impoverished communities via the Family Hope Program in Makassar City. This includes obtaining information such as the list of PKH recipients, the list of companions, the PKH profile, and the PKH organizational structure. Documents are utilized in research as a primary source of data, as they are often employed to examine, analyze, and even forecast. The research employs a data analysis methodology that involves gathering data collected in the field, such as field notes, images, and documents. This data is subsequently reviewed, organized, and categorized. Data reduction is employed to identify key elements that align with the study objective. Data reduction is a method of analysis that enhances, focuses, eliminates superfluous elements, and arranges systematically. The condensed data offers a more distinct depiction of the observation outcomes and facilitates researchers' ability to search at any given moment. Data presentation refers to the organized compilation of information, enabling the derivation of conclusions and the implementation of actions. The act of drawing conclusions is the ultimate stage in the process of data analysis. Data reduction, data presentation, drawing conclusions, and data verification are interconnected processes that occur before, during, and after data collecting in a simultaneous, integrated, and synergistic manner.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 454, "height": 260, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The three analytical actions in data collecting are a cyclical method employed in this research. Methods for Implementing Activities in Technical Projects The activities of P2K2 include the following: (a). Introduction of a Social Service Officer and Writer. (b) The presence of PKH participating mothers in P2K2 activities. Consequently. Presenting P2K2 activity content through a video to PKH participants. The user's text is \"(d)\". Commencing Session 1: Strategies for Family Financial Management. The user's text is simply \"(e)\". Commence the ice-breaking session. Therefore. Commence the session dedicated to working on questions and the subsequent session for answering questions, both of which participants are required to finish within a time frame of 5 minutes. Therefore, the answer is (g). Commence the process of gathering responses to questions and engaging in discussions on these responses. The user's text is a single character, \"h\". Commencing Session 2 Activities on Prudent Borrowing and Saving (i). Participate in the question and answer session, elucidating the specific requirements and desires associated with borrowing and saving activities facilitated via the utilization of visual aids in the form of image cards. The user's text is \"(j)\". Commencing Activity Session 3, Educating on the Concept of Borrowing or Debt. Following the completion of Session 3 activities, there will be a concluding session. The user's text is \"(k)\". Optimal Timeframe for Activity Implementation (l). The commencement of activities is scheduled for Friday, February 25, 2022. The abbreviation \"m\" stands for \"meter\". Geographical coordinates of the activities: The P2K2 activities are conducted at the Kel. Rappokalling, District of Tallo, Makassar City.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 115, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Result and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 89, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Companion Role", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 454, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PKH facilitators hold a dual role as government and community partners, necessitating the task of reconciling divergent interests originating from both the government and the community.", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 334, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2721-0987 (Print), ISSN 2721-124X (Online) Copyright © 2023, Journal La Bisecoman, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The position of PKH assistants is derived from Nugraha's (2021) notion of the community worker role, specifically focusing on the facilitation function and its associated skills. This role entails offering encouragement, opportunity, and support to the community. The responsibilities associated with this position including modeling, mediating, negotiating, offering assistance, fostering joint consensus, and coordinating and using resources. As per the findings of Agiati et al. (2022), mentoring refers to the provision of support and resources by mentors to clients in order to help them identify their needs, solve problems, and foster their ability to make independent decisions. This process aims to promote ongoing client independence.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 218, "width": 454, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PKH assistants serve as animators by stimulating, encouraging, and motivating families of PKH beneficiaries to accomplish their PKH requirements. This assistance is typically provided when PKH recipients fail to meet their obligations. In addition, companions also serve as intermediaries and negotiators with health and education service providers that fail to fulfill their duties. The companion successfully fulfilled their job in achieving consensus, facilitating group dynamics, and organizing tasks. The organization's efforts extend beyond the establishment of PKH beneficiary groups for information and communication purposes. These groups are also equipped and empowered to engage in activities such as Joint Business Groups (KUBE) and group businesses like Electronic Warungs (EWarung), enabling beneficiaries to become self-reliant once the program concludes. The companion assumes an active role in education, acting as an agent who offers constructive and instructive input based on their expertise and experience. They also engage in the exchange of ideas with the community they accompany, raise public awareness, convey information, and organize community training. These tasks are all integral to the role of educators.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 418, "width": 454, "height": 245, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Goldberg & Warburton (2021), the goals of social work are enhancing individuals' capacities to successfully address challenges, overcome obstacles, and fulfill their life responsibilities. In order to accomplish this objective, social workers identify the barriers that impede the client's capacity to perform their daily responsibilities. Social workers are responsible for identifying available resources and strengths, cultivating skills to address life's challenges, formulating problem-solving strategies, and providing support to clients in their endeavors to bring about positive changes in their lives and circumstances. During the Family Capacity Building Meeting (P2K2) in Makassar City, PKH companions organized a session with the objective of enhancing the knowledge and awareness of PKH participants on the significance of education and health in enhancing the future quality of family life. This is the role of the companion as an educator, responsible for imparting educational information on topics such as education and childcare, economics, health, and the well-being of children, the elderly, and individuals with disabilities. The function of community representation involves acting as a liaison between assistants and external institutions, advocating for and protecting the interests of the communities they serve. Social workers are responsible for locating resources, advocating for individuals, utilizing media platforms, enhancing community connections, establishing networks, and visiting service providers. This activity is crucial for the sustainability and enhancement of the program's quality.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 454, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The companion oversees the efficiency and viability of service operations, foresees potential issues in the program to proactively address them and avoid disruptions in program execution, rather than just resolving them afterwards. The goals of social work include connecting individuals with systems that may offer the necessary service resources and opportunities, as well as enhancing the capacity to operate these systems in an efficient and compassionate manner. Companions fulfill their duty as community representatives by visiting healthcare facilities such community health centers and posyandu, as well as educational institutions", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 334, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2721-0987 (Print), ISSN 2721-124X (Online) Copyright © 2023, Journal La Bisecoman, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "attended by children of PKH participants. The companion's responsibility as a community representative is to ensure the smooth operation of PKH participants.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 454, "height": 232, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The study revealed that the presence of a companion with appropriate technical abilities significantly aided PKH participants in effectively managing their funds at KUBE. The companion oversees KUBE's financial matters through the creation of a Responsibility Report (LPJ). Due to the significant amount of funding allocated to KUBE, the assistant aids PKH participants in creating LPJ. Participants are required to gather receipts subsequent to completing their transactions. Next, the helper proceeds to assemble it into LPJ. In addition, the companion demonstrates proficiency in handling electronic media. For instance, during P2K2, the companion effectively delivers the content and communicates with PKH participants. It has been demonstrated in this instance that the companion has an impact on technical aptitude. According to the findings of this study, PKH assistants are more likely to perform duties that are in line with the description of role and technical skills. This function has no direct impact on PKH recipients. This job serves as an administrative measure of the effectiveness of mentoring. This position pertains to the aptitude for performing research, utilizing computer systems, and managing absences for diverse purposes. Despite the agreement reached between the mentors and participants, there are still several individuals who fail to uphold their promises. An external impediment arises when unexpected information from the central source hinders the attainment of optimal outcomes.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 454, "height": 205, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The distance that the companion must drive to reach the area of aid is considerable, and occasionally they encounter traffic congestion, resulting in delays in providing assistance. The mentorship areas are situated in tiny alleys, and the absence of signage or alley names poses a challenge for partners in locating them, especially considering that the locations are subject to change. The supporting components are the contribution of companions in enhancing the capabilities of impoverished communities through family-oriented initiatives. The prospect of achieving success is intrinsically linked to the concurrent presence of supportive elements. Key aspects that contribute to the mentoring process include the high degree of enthusiasm displayed by PKH assistance beneficiaries. PKH beneficiaries consistently engage in mentoring activities, whereas assistance recipients demonstrate diligence in attending mentoring sessions. The aid tool is a book comprising very beneficial content for facilitating the Family Development Session (FDS) (Daminabo et al., 2020). Each sub-district is equipped with a wide range of resources, including comprehensive office stationery, computers, and printers. Proficiency in both oral and writing communication, as well as the capacity to oversee and handle financial matters.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 180, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inhibiting and Supporting Factors", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 595, "width": 454, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The execution of aid in Makassar City faced several impediments. The inhibitory variables or impediments in this research are categorized into internal and external components. A potential internal barrier to effective mentoring is the challenge participants have in gathering data files or keeping forms up to date. In addition, acclimating to a new environment necessitates a period of time. Initially, there was a sense of anxiety among the PKH participants. However, as time elapsed, they managed to overcome their apprehension. Nevertheless, attending punctually proved to be challenging for them, and a significant number of participants did not attend for various reasons. Despite the agreement reached between the mentors and participants, there remains a significant number of individuals who fail to uphold their obligations.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 726, "width": 454, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "An external element that hinders progress is the abrupt influx of information from the central source, leading to suboptimal outcomes. The distance that the companion must drive to reach the spot where aid is needed is considerable, and occasionally they encounter traffic congestion,", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 334, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2721-0987 (Print), ISSN 2721-124X (Online) Copyright © 2023, Journal La Bisecoman, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "resulting in delays in providing support (Vijayaraghavan & Rian, 2020). The mentorship spots are situated in tight alleys, and the absence of signage or alley names poses a challenge for partners in locating these areas, especially considering their changing positions. The supporting aspects are the influence of companions in strengthening impoverished communities through family-oriented initiatives. The prospect of achieving success is inherently intertwined with the presence of complementing variables that provide assistance. The mentoring process is enhanced by the high level of enthusiasm displayed by PKH assistance beneficiaries. PKH beneficiaries consistently engage in mentoring activities, and assistance recipients demonstrate diligence in attending mentoring sessions. The aid tool is presented as a book with very beneficial content for facilitating the Family Development Session (FDS). Each sub-district is equipped with a range of essential equipment, including comprehensive office stationery, computers, and printers (Nasution & Nasution, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 260, "width": 454, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The program was led by Social Service Employees, Mr. Yusuf and Mrs. Maya Nugreini, in collaboration with PKH participant moms. The author's role is to serve as a companion to the ongoing P2K2 operations. This activity is expected to provide as a resolution to the challenges encountered by partners by employing a comprehensive strategy (Akbar & Sutoyo, 2022). In order to ensure the smooth operation and effectiveness of P2K2 activities for PKH participants, the author and the Social Service interact closely to fully implement these activities. The execution of P2K2 activities is conducted through the utilization of the Socialization and Training approach.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 376, "width": 454, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Socialization Technique The learning process, as defined by the Big Indonesian Dictionary (KBBI, 2022), refers to a member of society acquiring knowledge and developing an appreciation for the cultural aspects of their society within their immediate surroundings. This process mostly takes place during the early stages of human development within the home context. During the same time, the process of acquiring knowledge and skills via instruction and practice Edwin B. Flippo, as cited by Nurhasanah et al. (2015), defines training as a deliberate effort to enhance an employee's knowledge and abilities in order to effectively perform certain tasks.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 454, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The author incorporates a journal article titled \"Implementation of the Family Hope Program (PKH) Policy in Breaking the Chain of Poverty (Study in Mojosari District, Mojokerto Regency)\" published by (Purwanto et al., 2013) to serve as a benchmark for the activities in which the author was involved. Its adoption is expected to benefit the most economically disadvantaged citizens, who are the most in need of assistance from whatever source. The implementation of the Family Hope Program in the city of Makassar exemplifies the execution of financial support under the PKH Program, aimed at achieving predetermined objectives for the community of Very Poor Households (RTSM) in the Mojosari District. The implementation process refers to the degree to which the PKH Committee fulfills its primary responsibilities or successfully accomplishes all of its objectives. The aims are focused on poverty reduction through PKH, poverty alleviation through health, and poverty alleviation through education.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 454, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The scientific study titled \"Literacy Movement in Family Capacity Building Meetings (P2K2) FOR PROSPEROUS COMMUNITIES\" was authored by Sastra Wijaya and published in 2019 (Wijaya, 2019). The article discusses the P2K2 activities, which exhibit a well-organized and methodical approach to learning. This is evident from... PKH KPM beneficiaries are offered several learning opportunities through customized modules presented by the assistant. These modules are designed to meet the specific needs of KPM and aim to enhance their knowledge and abilities. The modules are partitioned into many meeting sessions with preassigned allocations and curricula. This facilitates participants in comprehending and adhering to the", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 334, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2721-0987 (Print), ISSN 2721-124X (Online) Copyright © 2023, Journal La Bisecoman, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "supplied learning procedure. The module that attracted the attention of the article writers was mostly selected for examination in P2K2 activities by KPM, with a participation rate of 48%, or a total of 72 individuals from KPM. Specifically, Module 1 on Child Care and Education was the module of choice.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 169, "width": 454, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The author's objective is to enhance the quality of P2K2 implementation in order to demonstrate to KPM the practicality and importance of incorporating P2K2 activities into everyday life.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 60, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 236, "width": 454, "height": 191, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The PKH helpers in Makassar City have effectively fulfilled their responsibilities. The positions are divided into four categories: facilitative roles and skills, roles and abilities as educators, community representation/representative roles and skills, and technical roles and skills. Internal issues that hinder mentoring include challenges in data collection and form updates by participants, the necessity for mentors to allocate time for adaptation, and the issue of PKH participants' punctuality. The external issues that pose as hindrances are the abrupt availability of information, the considerable distance between the companion and the mentoring place, and the challenging accessibility of the route. Supporting components encompass the backing from the recipient community and committed attendance of mothers, as well as the provision of assistance tools in the form of highly informative books for facilitating the delivery of the Family Development Session (FDS). The job of a buddy is really beneficial. The number of buddies has been augmented, at the very least. The companion should be located in close proximity to the residence of the individual requiring help in order to ensure optimal effectiveness and avoid any hindrance caused by distance.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 436, "width": 62, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 455, "width": 457, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agiati, R. E., Rustanto, B., & Basuni, A. (2022). Outreach Study and Social Work Practice Assistance for Covid-19 Victims in Jakarta and Singapore City. Journal of Positive School Psychology , 5541-5554.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 503, "width": 457, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akbar, N., & Sutoyo, M. A. H. (2022). Pelaksanaan Kegiatan P2K2 Untuk Pengelolaan Keuangan dan Rencana Usaha Keluarga di Masa Pandemi. AJAD: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat , 2 (2), 126-133. https://doi.org/10.35870/ajad.v2i2.84", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 457, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daminabo, S. C., Goel, S., Grammatikos, S. A., Nezhad, H. Y., & Thakur, V. K. (2020). Fused deposition modeling-based additive manufacturing (3D printing): techniques for polymer material systems. Materials today chemistry , 16 , 100248.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 598, "width": 457, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Goldberg, E. M., & Warburton, R. W. (2021). Ends and Means in Social Work: the development and outcome of a case review system for social workers . Routledge.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 457, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KBBI. (2022). Sosialisasi. Available at: https://kbbi.web.id/sosialisasi (Accessed: 4 May 2022).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 665, "width": 456, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasution, C., & Sobri, K. M. (2023). Management of the Harapan Family Program (PKH) in Poverty Reduction Efforts.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 699, "width": 456, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasution, M. A., & Nasution, I. K. (2020). The Implementation of a Delegation Part of the Mayor Authorities to the District Head in Padang Sidempuan City.", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 334, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2721-0987 (Print), ISSN 2721-124X (Online) Copyright © 2023, Journal La Bisecoman, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 456, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nugraha, Y. E. (2021). The Role Of Tourism Assistant In Promoting The Development Of Tourism Village In Lembata Regency. Indonesian Journal of Social Work , 5 (1), 11- 28.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 456, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurhasanah, S. (2015). Pelatihan pendamping sosial dalam meningkatkan kemampuan fasilitasi program kelompok usaha bersama. Pedagogia , 13 (3), 205-217.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 169, "width": 457, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nuryadin, D., Umaroh, R., Darpito, S. H., Rahmanda, G. A., & Cesario, I. B. P. (2023). Examining The Efficacy Of Conditional Cash Transfer Programs In Reducing Poverty In Yogyakarta, Indonesia. Journal of Economic Development , 48 (4).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 457, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purwanto, S. A., Sumartono, S., & Makmur, M. (2013). Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Kajian di Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto). Wacana Journal of Social and Humanity Studies , 16 (2), 79-96.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 457, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri, D., Lessy, Z., & Thadi, R. (2022). Implementing family hope program in increasing health and education for the very poor household. Empati: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial , 11 (1), 17-25.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 325, "width": 457, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmadhanti, R. W., Simanjuntak, M. B., & Sihombing, J. (2022, May). Metaphor Analysis And Meaning Of The Song\" Different World\". In Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 373, "width": 457, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vijayaraghavan, V., & Rian Leevinson, J. (2020). Intelligent traffic management systems for next generation IoV in smart city scenario. Connected Vehicles in the Internet of Things: Concepts, Technologies and Frameworks for the IoV , 123-141.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 457, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wijaya, S. (2019). Gerakan Literasi Dalam Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Masyarakat Pra Sejahtera (Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan di Kecamatan Walantaka Kota Serang). Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah (E-Plus) , 4 (2).", "type": "List item" } ]
3fa3e0fa-6d83-d640-d780-05fc65a9b24e
https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/ALT/article/download/780/555
[ { "left": 355, "top": 38, "width": 171, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 77, "width": 339, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GRAND DESIGN OF EDUCATIONAL INSTITUTIONS IN CHARACTER EDUCATION", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 109, "width": 389, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(An analysis of problems and New Formulations, in the approach to character education)", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 148, "width": 60, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reksiana 1", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 161, "width": 250, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al- Qur’an Jakarta 1 Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 441, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract the existence of differences of view to education children character, and can be classified in several categories and theories. This difference is seen as some figures say families or tualah people are the most important in providing character education. Others argue sekolahlah that is most vital in respect of containers of character education. This article uses a qualitative approach, with the kind of Library Research. Therefore, the overall data focuses on books or papers relating to discussion of \"rightmost character Education\". Quant à la méthode d’analyse de données technique utilisée est descriptive analyse qualitative méthodes, car les données sont traitées sous la forme d’un écrit de données telles que : livres, revues, articles de journaux, caractère education curriculum directives structures formelles en 2013 en ligne En ligne) et comprend le produit brut standard sous forme de législation relative à la formation du caractère.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 441, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of the discussion and anlisa above, concrete conclusions can be taken, that the person in charge character education namely Educational Institutions not the independence of each other, but rather inherently. Summary this rests on a concrete analysis of the various figures such as: Thomas Lickona, Jun Sung Hong and James Garbarino, David w. Johnson, and Roger t. Johnson, even from muslim figures like Abdul Majid, Jamal ‘Abdur Rahman, Moh. Solikodin Djaelani, Muchlas Samani dan Abdullah Nashi h ‘Ulwan, first product reinforced by legislation which clearly explains the RI character education is the shared responsibility of educational institutions .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 427, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Educational Institutions, character education, families, schools and communities, and Character Education.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 441, "height": 125, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak Adanya perbedaan pandangan terhadap pendidikan karakter anak, dan dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori dan teori. Perbedaan ini dilihat seperti sebagian tokoh mengatakan keluarga atau orang tualah yang paling utama dalam memberikan pendidikan karakter. Sebagian lain berpendapat sekolahlah yang merupakan wadah paling vital dalm pendidikan karakter. Aritkel ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian perpustakaan ( Library Research ). Oleh karena itu, keseluruhan data menitikberatkan pada buku atau karya tulis yang berkaitan dengan pembahasan “Pendidikan Karaker”. Adapun metode teknik analisis data yang dipakai adalah metode analisis kualitatif deskriptif, karena data yang diolah berupa data-data tertulis seperti: buku-buku pendidikan karakter, pedoman kurikulum 2013 di lembaga formal, jurnal, artikel, koran daring ( online ) dan termasuk standar baku berupa produk undang-undang yang berkaitan dengan pendidikan karakter.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 442, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil bahasan dan anlisa di atas, dapat diambil kesimpulan yang konkret, bahwa penangung jawab pendidikan karakter yaitu Educational Institutions tidak independensi satu sama lain, melainkan inheren. Simpulan ini bersandar pada analisa konkret dari berbagai tokoh seperti: Thomas Lickona, Jun Sung Hong dan James Garbarino, David W. Johnson and Roger T. Johnson, bahkan dari tokoh-tokoh muslim seperti Abdul Majid, Jama>l ‘Abdur Rahma>n, Moh. Solikodin Djaelani, Muchlas Samani dan ‘Abdullah Nashih ‘Ulwan, selanjut diperkuat oleh produk undang- undang RI yang secara jelas menerangkan pendidikan karakter merupakan tanggung jawab bersama dari Institusi Pendidikan .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 420, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Institut Pendidikan , Pendidikan Karakter , Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, dan Pendidikan Karakter.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 442, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam dunia pendidikan, pendidikan karakter sudah menjadi bahasan yang lazim, khususnya di Indonsia. Dan bila tilik lebih jauh, terkait dengan pendidikan karakter, terdapat beberapa perbedaan pandangan tentang tangung jawab siapa", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 38, "width": 171, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 442, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang menjadi penanggung jawab penuh terhadap pendidikan karakter anak. Terkait hal ini, maka akan adanya perbedaan pendapat atau pandangan yang dapat diklasifikasikan dalam beberapa pandangan dan teori. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa keluarga atau orang tualah yang paling utama dalam memberikan pendidikan karakter.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 442, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapat lain memandang bahwa sekolah merupakan tempat yang paling strategis dan paling utama dalam memberikan pendidikan karakter. Dan, jika dikaji lebih mendalam, bahwa, terkait dengan adanya anggapan bahwa pendidikan karakter sudah harus diajarkan di sekolah, sebagaimana anggapan dari Thomas Lickona, yang menunjukkan ada sepuluh alasan mengapa pendidikan karakter harus diterapakan di sekolah. Namun tidak sedikit pula yang kontra terhadap pandangan tersebut (Thomas Lickona, 1991).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 442, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian yang sebagian lain, berpendapat jika tanggung jawab pendidikan karakter harus adanya integrasi antara sekolah dan orang tua. Perdebatan- perdebatan ini tentang apakah pendidikan karakter harus diajarkan atau tidak di sekolah telah berlangsung lebih dari beberapa dekade. Berkenaan dengan hal ini, bahwa pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan, namun lebih menekankan pada peranan program yang ada di sekolah, peran guru dan pimpinan sekolah yang paling dominan dalam memberikan contoh teladan kepada para siswanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 442, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan pendidikan karakter di sekolah juga dicanangkan oleh lembaga pusat pengembangan kurikulum ASCD ( Association for Supervision and Curriculum Development ) yang mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum dengan pendekatan holistik. Dalam penerapannya pendekatan holsitik ini pada aspek kegiatan sehari-hari siswa di sekolah (budaya sekolah) dan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler (Justin R. E. Rawana and Raymond, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 442, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demikian juga Justin R.E. Rawana turut memberikan keterangan jika pendidikan karakter lebih ditekankan pada program yang ada di sekolah. Pada tataran ini, Justin menawarkan program yang disandarkan pada program mentoring. Program ini menurutnya dapat mengembangkan karakter positif anak. Pada program mentoring ini dilakukan oleh guru serta pihak sekolah (Justin R. E. Rawana and Raymond, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 442, "height": 219, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait pendidikan karakter ditangerai di sekolah, Mary M. Williams juga mengungkapkan bahwa pendidikan karakter hendaknya dilaksanakan di sekolah. Hal ini dinyatakan dengan menggunakan pendekatan holistik (Mary M. Williams, 2000) dan komprehensif. Selain terintegrasi pada unsur-unsur yang ada di sekolah, juga dengan menggunakan beberapa aspek perkembangan anak yang meliputi kognitif, afektif, dan domain perilaku. Penjelasan lebih lajut, menurutnya, pendekatan parsial yang hanya menitikberatkan pada unsur-unsur kognitif atau afektif saja tidak ada pengaruh bagi mayoritas anak-anak (Mary M. Williams, 2000). Temuan lain dalam hal ini oleh M. S. Omar Fauzee yang dalam studinya menunjukkan jika pada pendidikan karakter bisa disinergikan pada kegiatan atau mata pelajaran olahraga. Indikasi dari hali ini orang yang berpartisipasi dalam olahraga dapat menumbuhkan karakter positif (M. S. Omar Fauzee, 2012). Sementara, Rodney H. Clarken menganggap bahwa hal terpenting dalam pendidikan karakter adalah kecerdasan moral. Pernyataan ini didasari oleh acuan pada kemampuan anak untuk menerapkan prinsip-prinsip etis untuk tujuan pribadi, nilai- nilai dan tindakan (Rodney H. Clarken, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 739, "width": 442, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain sekolah, ada bebarapa penulis yang memandang bahwa orang tua (keluarga) merupakan aspek yang paling berperan dalam pendidikan karkater anak. Karena pengaruh keluarga pada setiap jenjang usia sama besarnya, bukan hanya di", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 442, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masa kanak-kanak saja, meskipun pada usia tertentu sebagian anggota keluarga memiliki pengaruh yang lebih dominan dibanding dengan yang lain (Djawad Dahlan dan Juntika Nurihsan, 2014). Dengan kata lain, selain orang tua, saudara juga memiliki pengaruh meski tidak terlalu dominan. Gabriel Madinier yang dikutip oleh K. Bertens mengatakan bahwa tempat yang strategis dalam pendidikan moral anak adalah keluarga, bukan sekolah. Jika pendidikan moral dalam keluarga berjalan dengan baik, sekolah atau pendidikan formal tidak lagi memiliki peran yang signifikan dalam pembentukan karakter anak (K. Bertens, 2007). Dalam hal ini, orang tua mempunyai otoritas untuk menanamkan nilai-nilai moral dan kebaikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 444, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di kalangan pemikir muslim seperti al-Nahlawi, Ahmad Tafsir, Muhammad Taqi Falsafi dan Zakiah Daradjat berpendapat bahwa keluarga merupakan wadah pertama yang memiliki peran paling sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Jika lingkungan keluarga baik, anak akan tumbuh dengan baik pula. Sebaliknya, jika lingkungan tidak baik, perkembangan anak juga akan terhambat. Jelasnya, orang tualah yang memiliki pengaruh yang signifikan dalam memberikan pendidikan karakter (Abd al Rahman Al-Nahlawi, 2008). Memberikan ulasan mengapa pendidikan karakter menjadi tanggung jawab orang tua, menurutnya, karakter sangat terkait dengan keimanan individual serta merupakan faktor yang meluruskan tabi’at yang rusak dan memperbaiki jiwa manusia. Tanpa pendidikan iman, maka perbaikan karakter tidak akan tercipta. Keterangan ini dipertegas dengan adanya hadis-hadis pedagogis (Abdullah Nashih Ulwan, 1981) yang menerangkan bahwa jika orang tua adalah penanggung jawab utama terhadap pendidikan dasar anak (Abdullah Nashih Ulwan, 1981).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 442, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai contoh bentuk dari tanggung jawab orang tua yang berhubungan dengan pendidikan moral anak seperti orang tua mendidik anak mereka dari sejak kecil untuk berlaku benar, dapat dipercaya, istiqamah , dan mencintai orang lain. Orang tua juga bertanggung jawab agar anak mereka tidak berkata buruk (mencela). Orangtua bertanggung jawab untuk menumbuhkan kepekaan terhadap anak mereka, seperti berbuat baik kepada anak yatim, fakir dan lain-lain (Abdullah Nashih Ulwan, 1981).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 442, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain ketiga institusi tersebut di atas, terdapat satu aspek lagi yang memberikan pengaruh besar terhadap karakter atau kepribadian anak, yaitu internet. Kemampuan internet yang dapat mengonvergensi interconnected- networking (internet) sebagai media baru di era globalisasi tidak hanya menghadirkan kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia akan tetapi juga permasalahan baru kedalam kehidupan keluarga dan sekolah yang semula dibangun dan sarat nilai-nilai moral/norma. Berbagai ketersediaan fitur serta fungsinya yang perannya dapat menimbulkan pengaruh positif dan negatif dalam kehidupan manusia. Pengaruh dari internet ini tidak bisa dipungkiri dan dielakkan. Karena hal ini menitikberatkan pada perkembangan zaman dan adanya pola perubahan budaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 442, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa penulisan yang dapat membuktikan bahwa adanya pengaruh besar internet termasuk salah satunya media sosial terkait karakter siswa. Pembuktian ini dinyatakan oleh Muhammad Riyan Adi Permana lewat metode ex-post facto . Hasil dari studinya yaitu (1) Pengaruh penggunaan internet terhadap karakter siswa adalah positif dan signifikan yang dibuktikan dengan nilai korelasi sebesar 0,161; (2) Pengaruh kontrol sosial terhadap karakter siswa adalah positif dan signifikan yang dibuktikan dengan nilai korelasi sebesar 0,299; (3) Kontrol diri memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap karakter siswa yang dibuktikan dengan nilai korelasi sebesar 0,367; Sedangkan (4) Penggunaan internet, kontrol sosial, kontrol diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap karakter siswa yang", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 441, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibuktikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,500 (Muhammad Riyan Adi Permana, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 442, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuktian lain oleh Meita Purnamasari Augustin ini bertujuan mengkaji pengaruh terpaan media internet terhadap karakter siswa. Augustin menerapkan jenis studi pola “ The dominant-less dominant design ” dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survey. Hasil studinya membuktikan bahwa: Pertama , karakter siswa dipengaruhi terpaan media internet. Terpaan informasi global dari media internet berpengaruh dalam proses mengubah kepribadian, sistem budaya, tata nilai, gaya hidup dan perilaku seseorang. Kedua, intensitas penggunaan media internet berpengaruh terhadap karakter berkenaan dengan konsep diri berupa penilaian tentang diri ( self esteem ) dan pengendalian diri ( self control ) agar tidak kecanduan internet yang dapat mengganggu kepribadian dan berdampak pada berkurangnya interaksi antar manusia di kehidupan nyata.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 442, "height": 329, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temuan ketiga , Terpaan media internet dengan motif kesenangan berpengaruh terhadap karakter berkenaan dengan kemampuan self knowledge , self control dan will untuk berbuat baik. Keempat , terpaan media internet melalui motif edukatif berpengaruh terhadap karakter berkenaan dengan self control dengan cara pembiasaan ( habit ), pembudayaan dan diaplikasikan dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, kultur sekolah, keluarga, kelompok teman sebaya dan media massa. Kelima, intensitas penggunaan dengan motif kesenangan dan edukatif yang terarah akan menghasilkan aktivitas produktif, kreatif dan berpengaruh terhadap karakter siswa sebagai landasan kognisi baru bagi terbentuknya sikap, watak dan konsep nilai moral dalam diri sehingga menyadari hakikat teknologi diciptakan untuk memudahkan manusia dalam memecahkan masalah kehidupannya ( Meita Purnamasari Augustin, 2010) . Bila ditelaah secara komprehensif, perkembangan karakter tidak bisa hanya ditekankan atau tanggung jawab hanya pada lembaga-lembaga tertentu saja seperti keluarga, sekolah atau masyarakat saja, namun perlu dipahami jika karakter yang baik juga bisa terdapat dalam potensi yang baik dalam diri seseorang. Pendidik karakter juga bukan hanya guru dalam kelas saja, namun bisa dilakukan oleh orang tua, diri sendiri, dan kehidupan atau lingkungan (Erie Sudewo, 2011). Untuk itu, dalam pendidikan karakter diperlukan rumusan yang bukan hanya mengkaji content- nya saja, tapi harus juga dengan pendekatan yang lebih komprehensif. Hal ini perlu dilakukan untuk mengingat permaslaahan di dunia pendidikan juga sangat pelik. Dan tentunya hal ini juga untuk menemukan konsep atau rumusan pendidikan karakter yang sistematis dengan mengkaji dan mengoptimal educational institutions anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 131, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENULISAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 442, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penulisan perpustakaan ( Library Research ). Oleh karena itu, keseluruhan data diambil dari buku atau karya tulis yang berkaitan dengan pembahasan “Pendidikan Karakter”. Adapun metode teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif, karena data yang diolah berupa data-data verbal yakni data- data tertulis seperti: buku-buku pendidikan karakter, pedoman kurikulum 2013 di lembaga formal, jurnal, artikel, koran daring ( online ) dan termasuk standar baku berupa produk undang-undang yang berkaitan dengan sistem pendidikan nasional terutama terkait langsung dengan dinamika kurikulum pendidikan karakter di Indonesia dari berbagai fase tentang peranan Educational Institutions dalam pendidikan karakter anak.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 38, "width": 171, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 642, "width": 167, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Familiy School Communtity Internet", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 221, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN 1. Reintegrasi Educational Institutions", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 442, "height": 246, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila menilik sejarah, term pendidikan karakter pertama kali mulai diterapkan di negara Amerika. Penerapan pedidikan karakter di Amerika bermula dari isu moral yang muncul dan memiliki alasan tersendiri untuk dilaksanakan di sekolah-sekolah (Thomas Lickona, 1991). Sementara pendidikan karakter di Indonesia dalam lintas sejarah telah dicanangkan sejak tahun 1947, bersamaan dengan pemberlakukan kurikulum leer plan , artinya rencana pengajaran. Dengan hal ini, visi dan misi pendidikan menitikberatkan pada pembetukan karakter sisiwa mulai dikembangkan. Kemudian, berlanjut pada kuriulum Rencana Pelajaran 1947. Pada kurikulum ini secara substansial menekankan pad keutamaan pendidikan watak, cinta tanah air dan bermasyarakat. Selanjutnya pendidikan karakter dapat dilihat pada perubahan dan pengembangan kurikulum yang terjadi pada tahun 1952, dan pada tahun 1964 di penghujung pemerintahan Soekarno, kurikulum 1964 ini difokuskan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Kemudian mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan, dan jasmaniah. Berlanjut lagi pada perubahan kurikulum di tahun 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan KTSP. Dan puncak pendidikan karakter sangat terlihat jelas pada kurikulum 2013 (Kaimuddin, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 442, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlunya pendidikan karakter di sekolah sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Taku (Ekumoto dan Taylor Halstead, 2007) yang menurut keduanya, bahwa kurikulum pendidikan karakter di sekolah idealnya dalam proses pembelajarannya bukan hanya terkait pada hal-hal abstraks saja, melainkan harus mengena pada proses konteksnya seperti pada kegiatan sehari-hari yang terintegrasi dalam mata pelajaran (J. Mark Halstead and Monica J. Taylor, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 442, "height": 190, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada konteks perkembangan karakter, untuk berbagai aspek dan lembaga harus selalu bersinergi, karena dalam perspektif dunia perkembangan karakter, segala hal di sekitar anak baik lingkungan manusia (orang tua, saudara, teman) demografi, kultur dapat mempengaruhi perkembangan individu. Berbagai aspek perkembangan yang meliputi perkembangan fisik, intelektual, emosi, sosial dan moral berkembang secara bertahap dengan urutan tertentu dipengaruhi bukan hanya melalui pengasuhan dan pendidikan sekolah saja, tapi interaksi dengan lingkungan sosial juga memiliki pengaruh yang cukup besar (Rita Eka Izzaty, 2013). Akan sulit bahkan tidak akan bisa jika hanya satu lembaga atau satu lingkungan saja yang menjadi pusat pendidik karakter bagi seseorang. Karena pendidikan karakter adalah tanggung jawab bersama, baik anggota keluarga, teman, kerabat, guru dan tokoh agama memiliki peran dalam membentuk karakter seseorang (S. E. Oladipo, 2014). Jika digambarkan bagaimana pengaruh Educational Institutions terhadap karakter individu, maka dapat diilustrasikan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 435, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber gambar: https://www.kemdikbud.go.id/penguatan-pendidikan-karakter-jadi-pintu-masuk-pembenahan-pendidikan-nasional .", "type": "Footnote" }, { "left": 151, "top": 691, "width": 29, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Individu", "type": "Picture" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 442, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat gambar di atas, maka dapat dikatakan bahwa Educational Institutions memilik pengaruh atau peran yang sama-sama besar. Dan tidak dapat dikatakan jika hanya satu atau dua saja yang memiliki pengaruh dan peran yang tiak signifikan dalam konteks perkembanan individu. Hal ini seperti apa yang telah diungkapkan oleh Jito subianto, yang dengan jelas memberikan pernyataan bahwa harus adanya sinergi antara semua lingkungan pendidikan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Perihal ini sebagai langkah utama dan juga merupaka aturan dasar ( basic rules ) yang harus diterapakan dalam pendidikan karakter. Selain itu, ketiga institusi pendidikan ini meurutnya harus adanya keharmonisan dan kesinambungan satu sama lain untuk membentuk karakter siswa yang berkualitas (Jito Subianto, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 442, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menindaklanjuti perkara ini Nasirudin juga menuturkan bahwa lembaga pendiidkan atau institusi pendidikan harus saling interdependensi atau saling bersinergi satu sama lain. Untuk melihat adanya sinergisitas antar ketiga lembaga tersebut, menurutnya dapat dilihat dari masing-masing peranan ketiga lembaga tersebut yaitu: keluarga sebagai model peranan. Dalam hal ini orang tua berperan dalam berbagai macam nilai kehidupan yang dapat diterima dan diaplikasikan oleh anak. Keteladanan orang tua merupakan faktor yang entitas bagi anak. Seperti berbicara, cara berpakaian, cara bertindak, dan lain-lain. dengan demikian, orang tua tetap menjadi pedoman bagi pembentukan nilai-nilai pada pola tingkah anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 442, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran sekolah : hal ini mengacu pada sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Demikian juga sekolah sebagai wadah yang strategis guna mendapatkan ilmu pengetahuan dan pembinaan kepribadian. Eksistensi dan peran sekolah tidak hanya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, sekolah juga harus membantu anak didik memahami nilai-nilai pendidikan karakter, mengadopsi atau memperaktikkannya untuk diri mereka sendiri, dan kemudian bertindak dalam kehidupan mereka sendiri (Nasiruddin, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 442, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran masyarakat: hal ini mengacu karena masyarakat merupakan bagian dari institusi pendidikan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan dalam masyarakat dampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan) sikap dan minat, maupun pembentukan kesusialaan dan keagamaan. Peran serta masyarakat dalam meningkatkan pendidikan karakter seperti: 1. Membiasakan gotong royong dilingkungan tempat anak tinggal, 2. Membiasakan anak tidak membuang sampah sembarangan, 3. Merusak atau mencoret coret fasilitas umum, 4. Menegur anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik, dan lain sebagainya. Denagan demikian, tentunya hal-hal seperti ini akan memberikan pengajaran nilai-nilai karakter kepada anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 444, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat penjelasan di atas terkait sinergi antara keluarga, sekolah dan masyarakat, bahwa ketiga institusi pendidikan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perihal ini mengacu pada pendidikan karakter yang berkualitas bila adanya sinegi atau keterkaitan antara ketiga isntitusi pendidikan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 698, "width": 232, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Grand Design Educational Institutions", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 442, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah mengatahui fungsi dan peranan lembaga pendidikan anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Maka akan dikaji satu per satu tentang grand design yang dibutuhkan pada saat ini yang menggunkaan pendekatan holistik dan komprehensif.", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 77, "width": 213, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Educational Institutions of Family", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 442, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga merupakan salah sistem sosial yang terkecil dalam lingkungan sosial, yang pada umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Perihal keluarga juga sebagai lembaga pendidikan pertama dan bagian utama dalam pendidikan anak. Maka, dapat dikatakan keluarga sebagai peletak dasar-dasar pendidikan dalam pembentukkan karakter anak. Karena hal ini pendidikan karakter yang positif terhadap anak sangat ditekankan dan diharuskan bagi keluarga, karena baik buruk seorang anak terkadang dapat dikenali dari latar belakang keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 442, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga merupakan salah satu institusi pendidikan. Setiap orang yang berada dalam institusi ini pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan corak institusi tersebut. Terkait perihal keluarga, Abd al- Rahman al-Naqib memberikan suatu formulasi yang jelas tentang tujuan pendidikan Islam. Di mana menurutnya, tujuan tersebut harus mencakup aspek yang universal seperti: fisik, akal dan karakter untuk mempersiapkan anak bisa hidup bermasyarakat (Abd Abd al-Rahman al-Naqib, 1984).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 442, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan serupa oleh Abdurahman al-Nahlawi terkait formulasi dalam pendidikan Islam. al-Nalawi memandang kosep pendidikan Islam sangat relevan dengan perubahan zaman dan sangat universal, baik dari diemensi sosial, maupun dimensi psikologis. Kosep dari pendidikan Islam mewujudkan seluruh aspek ideal yang mencakup pemeliharaan seluruh aspek perkembangan, baik itu aspek material, spiritual, intelektual, prilaku sosial, apresiasi dan pengalaman (Abd al Rahma>n al-Nahlawi>, 1983).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 442, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian dalam pandangannya, pendidik yang pertama dalam memberikan ketiga aspek ini adalah orang tua. Hal ini terungkap dalam Al- Qur’an tentang kewajiban orang tua terhadap anak mereka. Firman Allah Swt. dalam surah Luqman Ayat 13- 17 terkandung di dalamnya baik secara ekspilisit maupun implisit tentang pendidikan akhlak (M. QuraishShihab, 2003). Firman Allah dalam Surah Luqman Ayat 13-17 Sebagai Berikut:", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 464, "width": 396, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ُهُظِعَي َوُه َو ۦِهِن ۡبِلِ ُن ََٰم ۡقُل َلاَق ۡذِإ َو ٞمي ِظَع ٌم ۡلُظَل َك ۡرِّشلٱ َّنِإ ِِۖ َّللّٱِب ۡك ِر ۡشُت َلَ َّيَنُب ََٰي ۥ ١٣", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 464, "width": 43, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "اَن ۡيَّص َو َو", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 489, "width": 442, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ۡيَدِل ََٰوِل َو يِل ۡرُك ۡشٱ ِنَأ ِن ۡيَماَع يِف ۥُهُل ََٰصِف َو ٖن ۡه َو َٰىَلَع اًن ۡه َو ۥُهُّمُأ ُه ۡتَلَمَح ِه ۡيَدِل ََٰوِب َن ََٰسنِ ۡلۡٱ َّيَلِإ َك", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 508, "width": 139, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ُري ِصَم ۡلٱ ١٤ َلَع َكاَدَه ََٰج نِإ َو", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 508, "width": 442, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "اَمُه ۡبِحاَص َو ِۖاَمُه ۡع ِطُت َلََف ٞم ۡلِع ۦِهِب َكَل َس ۡيَل اَم يِب َك ِر ۡشُت نَأ َٰٰٓى َت ۡمُتنُك اَمِب مُكُئِّبَنُأَف ۡمُكُعِج ۡرَم َّيَلِإ َّمُث ََّّۚيَلِإ َباَنَأ ۡنَم َليِبَس ۡعِبَّتٱ َو ِۖا ٗفوُر ۡعَم اَي ۡنُّدلٱ يِف َنوُلَم ۡع", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 526, "width": 433, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "١٥ ِم ُكَت نِإ ٰٓاَهَّنِإ َّيَنُب ََٰي", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 544, "width": 356, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ِتۡأَي ِض ۡرَ ۡلۡٱ يِف ۡوَأ ِت ََٰو ََٰمَّسلٱ يِف ۡوَأ ٍة َر ۡخَص يِف نُكَتَف ٖلَد ۡرَخ ۡنِّم ٖةَّبَح َلاَق ۡث", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 563, "width": 443, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ٞريِبَخ ٌفي ِطَل َ َّللّٱ َّنِإ َُّۚ َّللّٱ اَهِب ١٦ ۡرِب ۡصٱ َو ِرَكنُمۡلٱ ِنَع َه ۡنٱ َو ِفوُر ۡعَمۡلٱِب ۡرُمۡأ َو َة َٰوَلَّصلٱ ِمِقَأ َّيَنُب ََٰي", "type": "Text" }, { "left": 459, "top": 581, "width": 64, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "َباَصَأ ٰٓاَم َٰىَلَع", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 574, "width": 136, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ِروُمُ ۡلۡٱ ِم ۡزَع ۡنِم َكِل ََٰذ َّنِإ َِۖك", "type": "Picture" }, { "left": 307, "top": 581, "width": 17, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "١٧", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 442, "height": 165, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: \" Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar\".14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.16. (Luqman berkata): \"Hai anakku,", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 442, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Haluslagi Maha mengetahui.17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). ” [Q.S Luqman: [31] 13-1731].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 442, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari ayat tersebut di atas sangat jelas, bahwa keluarga merupakan lembaga atau isntitusi pertama dalam memberikan pendidikan karakter anak. hal ini juga dapat dikaitkan dengan temuan David H. Elkind dan Freddy Sweet yang mengungkapkan bahwa peran keluarga dalam memberikan pengaruh karakter sosial anak sangat signifikan. Karena dalam pandangan keduanya, bahwa untuk menjadikan anak memiliki karakter sosial harus dengan melibatkan anak dalam aktivitas yang dapat membuat mereka berpikir keritis tentang persoalan moral dan etika, menjadikan mereka berkomitmen untuk bertindak bermoral dan beretika, dan memberi mereka banyak kesempatan untuk mempraktikkan nilai moral dan etika (David H. Elkind dan Freddy Sweet, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 442, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat hal ini peran dan fungsi keluarga sangat jelas, karena hal ini dapat dipertegas oleh Thomas Lickona pada keterangnnya, bahwa jika karakter yang baik harus mencakup tiga domain karakter, yaitu pengetahuan moral, perasaan moral dan tindakan moral. Ketiga domain ini dapat ditumbuhkan oleh institusi keluarga, sekolah dan masyarakat yang saling bersinergi. Dan pada tataran praksisnya orang tua harus senantiasa memberikan teladan secara inklusif yang menjangkau ke luar rumah (Thomas Lickona, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 442, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perihal tataran praksisnya, Muchlas Samani juga memberikan argumen bahwa terdapat beberapa langkah untuk menumbuhkan karakter sosial anak, yaitu, dengan memberikan pengetahuan moral kepada anak. Kemudian, setelah anak memiliki pengetahuan moral, orang tua hendaknya dapat menumbuhkan rasa keinginan untuk berbuat baik. Hal inilah yang akan membuat anak memiliki rasa cinta untuk berbuat kebaikkan (MuchlasSamani, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 442, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menindaklanjuti perihal peranan dan pengaruh orang tua, Emillie Philips Smith turut berpendapat bahwa pengaruh orang tua sangatlah besar tarhadap bagaimana sikap dan mental seorang anak nantinya di masa depan. Orang tua yang secara proaktif terlibat dan mendidik dengan memberikan nilai-nalai ras, etnis pada anak mereka, maka diperdiksi anaknya juga akan lebih condong untuk bersikap positif, rasis, dan lebih sedikit untuk terlibat dalam pergaulan yang menyimpang (Emilie Phillips Smith and others, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 442, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari paparan di atas, terkait peranan dan fungsi institusi keluarga, dapat dipertegas jika keluarga sebagai isntitusi pendidikan pertama dalam memberikan pendidikan karakter terhadap anak. Dalam tataran paksisnya, pendidikan karakter yang diberikan oleh keluarga harus menyentuh semua aspek seperti, pengetahuan moral, perasaan dan tindakan moral. Menurut S. E. Oladipo dalam pendidikan moral anak, peran orang tua kebanyakan pada usia dini, dan telah mengembangkan komponen dasar pada kesadaran moral anak, seperti rasa emosianal, kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, serta kemampuan untuk peduli terhadap orang lain. Di antara periode ini adalah waktu yang baik untuk meletakkan dasar moral yang kuat pada anak. Dan pendidik yang paling cocok untuk pekerjaan ini adalah orang tua (S. E. Oladipo, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 739, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Educational Institutions of School", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 753, "width": 441, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Institusi pendidikan, terutama pendidikan formal bertanggung jawab atas pendidikan karakter. Alasannya, institusi pendidikan formal merupakan wadah yang", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 442, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang sistematis dan teroganisir untuk membimbing, mengarahkan, mendidik, dan membelajarkan generasi bangsa teritama genarasi melenial saat ini. Sekolah atau perguruan tinggi memiliki pengaruh dan dampak terhadap karakter siswa atau mahasiswa, baik disengaja maupun tidak. Selain itu, Secara substansial, pendidikan karakter telah diamanatkan pada penjelasan tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU 20 Tahun 2003 BAB II pasal 3, di mana pada undang-undang ini telah meletakkan pondasi dan mengarahkan penyelenggaraan pendidikan berorientasi pada pembentukan karakter peserta didik (Kaimuddin, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 442, "height": 191, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atas amanat itu, pendidikan berbasis karakter diyakini perlu dan urgen dalam sistem pendidikan nasional. Adapun urgensi-urgensi tentang perlunya pendidikan karakter tersebut yakni; 1) lembaga pendidikan merupakan wadah formal yang teroganisir dan substansial untuk menghasilkan generasi penerus bangsa berkarakter. Generasi bangsa berkarakter menjadikan bangsa jaya dan bermartabat; 2) lembaga pendidikan merupakan peletak persemaian dan transformasi nilai-nilai luhur budaya bangsa dalam membangun integritas keperibadian dan memperkokoh identitas diri peserta didik. Lembaga pendidikan menjadi wadah tumbuhnya semangat patriotisme, nasionalisme, dan rasa kecintaan yang kuat sebagai anak bangsa; 3) Lembaga pendidikan merupakan tempat mendidik generasi bangsa yang berakhlak mulia dan bermartabat. Ungensi- urgensi inilah menjadi entry point untuk menyatakan bahwa sekolah atau kampus mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pendidikan moral dan pembentukan karakter (Kaimuddin, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 445, "height": 250, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait aktualisasi pendidikan karakter, maka pendidikan nasional saat ini sudah sangat kental dengan nuansa pendidikan karakter, khususnya pada kurikulum 2013 yang diterapkan pada saat ini. Pendidikan nasional ditujukan salah satunya untuk mengembangkan berbagai kecerdasan kecerdasan. Seperti kecerdasan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini yang menurut Kaimuddin menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kurikulum 2013 menggunakan filosofi dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, dan kretivitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi intelegensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa, dan ummat manusia (Kaimuddin, 2014). Kaimuddin juga mengatakan bahwa pada kurikulum 2013 saat sudah menununjukkan penekanan pendidikan karakter yang sudah terlihat pada kerangka aspek-aspek kerangka dasar seperti pada aspek filosofi, yuridis, empiris, sosiologis dan psikilogis. Hal ini tergambar pada karakteristik kurikulum 2013 sebagai berikut: a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 445, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar yang terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 441, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 728, "width": 441, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 38, "width": 171, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 441, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 442, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Kompetensi inti menjadi unsur pengorganisasian ( organizing elements ) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 442, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Kompetensi dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat ( enforced ) dan memperkaya ( enriched ) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi vertikal dan horizontal (Kaimuddin, 2014).", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 690, "width": 317, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber gambar: https://bsnp-indonesia.org/wp- content/uploads/2009/04/Permendikbud_Tahun2016_Nomor020_Lampiran.pdf", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 442, "height": 218, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat dari lampiran Permendikbud No. 21 tentang standar kelulusan tingkat dasar dan menengah, bahwa Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan teori “pendidikan berdasar standar” ( standard-based education ) dan teori “kurikulum berbasis kompetensi “( competence-based curriculum ). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, keterampilam, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut : (1) pembelajaran yang dilakukan guru ( taught curriculum ) dalam bentuk proses yang dikembangkan, berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; (2) pengalaman belajar langsung perserta didik ( learned curriculum ) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik (Permendikbud No. 21 Tahun 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 442, "height": 201, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih lanjut terkait pendidikan karakter yang tertuang dalam kurikulum 2013, bahwa, menurut Sri Haryati dalam studinya menyatakan jika tujuan kurikulum 2013 adalah mengubah sikap pembelajar atau siswa dapat menjadi siswa yang memiliki sikap yang benar-benar tertanam dalam diri siswa, melalui nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, jika memiliki sikap dan mental yang terpuji maka pembelajar akan mampu menyerap ilmu dengan baik dan tentu menjadi generasi yang bersih. Lebih lanjut dalam penuturan Sri Haryati, bahwa pendekatan dan pembelajaran dalam kurikulum 2013 harus mengembangkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan lintasan perolehan yang bertahap. Keterangan selanjtnya, menurut Sri, pada tataran praktis, kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan (Sri Haryati, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 442, "height": 138, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berlanjut pada tahap pengembangan pengetahuan. Di mana pengetahuan dapat diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sementara, pada aspek atau sikap keterampilan melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta. Tahap-tahap belajar dan mengajar itu sarat dengan pendidikan karakter yang harus selalu diaplikasikan dalam setiap pembelajaran di dalam kelas. Untuk mendapatkan konsep tertentu, siswa harus melakukan proses yang panjang. Begitu pula guru harus mampu mengendalikan diri untuk tidak segera memberitahu dan harus sabar untuk memberi kesempatan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 442, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri juga memberikan pernyataan bahwa, pendekatan yang saat ini diterapkan dalam pendidikan karakter, menjadikan guru sebagai mediator, ekplorator, dan fasilitator bagi pembelajar atau siswa. Pedekatan dalam pembelajaran kurikulum 2013 saat ini yang sedang diterapakan dikenal juga dengan pendekatan siantifik, yang pada esensi kegiatan pembelajaran menekankan pada lima aspek (5 M) yaitu mengamati, menanya, menggali informasi, menalar, dan mengomunikasikan (Sri Haryati, 2013). Dapat dipahami dari pernyataan Sri Haryati tersebut, bahwa dalam kurikulum 2013 saat ini yang", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 442, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedang dijalankan, adanya penekanan pendidikan karakter yang benar-benr harus terlaksana dalam setiap pembelajaran. Bahkan, bukan hanya pada tataran pendidikankurikuler, melainkan juga pada pendidikan ekstra-kurikuler dan ko- kurikuler. Guru memiliki peranan yang sangat signifikan dalam memberikan pembelajaran dan teladan nilai-nilai karakter di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 441, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berlanjut pada keterangan yang diberikan oleh Matthew Davidson dan Thomas Lickona terkait sekolah juga sebagai penanggung jawab pendidikan karakter. Keduanya memberikan empat argumen tentang pendidikan karakter dapat meningkatkan prestasi dan perubahan prilaku anak di sekolah, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 211, "width": 413, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Siswa membutuhkan perilaku berkarakter yang harus dikembangkan oleh sekolah baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotrik.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 239, "width": 413, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Siswa mengembangkan karakternya seperti kemampuan kerja keras, menyingkirkan tantangan, dan menikmati tugasnya sebagai tanggung jawab mereka di sekolah.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 281, "width": 413, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Siswa membutuhkan karakter bermoral seperti rasa hormat, kejujuran, keramahan, dan ketulusan hati untuk menciptakan hubungan di ruang kelas yang membuat lingkungan belajar positif.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 322, "width": 413, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Siswa mengembangkan karakter bermoral dari lingkungan sekolahnya seperti membantu sesama teman untuk mengerjakan tugas, mengkaji isu- isu moral dalam kurikulum, dan menggunakan pembelajaran kurikuler untuk membantu memecahkan masalah hidup yang sesungguhnya (Matthew Davidson and Thomas Lickona).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 441, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dapat dipahami dari beberapa alasan tersebut, bahwa pendidikan karakter di sekolah sangat diharapkan guna dapat mengembangkan karakter positif dan semua potensi yang dimilik oleh anak. Pihak guru, dan sivitas sekolah saling bersinergi dalam memberikan pendidikan dan teladan karakter positif terhadap anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 422, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian, di kalangan pemikir muslim terdapat penegasan yang sama, seperti Ikhwa>n al-Shafa> yang dikaji oleh Na>diyah Jama>l al-Di>n mengungkapkan bahwa tujuan mendasar pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang baik dengan kualitas karakter yang baik juga (Nadiyah Jamal al- Din, 1983). Terdapat dalil Al- Qur’an yang menjelaskan tentang ketiga aspek dalam komponen karakter yaitu, aspek kognitif, afek dan psikomotorik dalam surah An-Nahl ayat 78. Firman Allah Swt dalam surah An-Nahl Ayat 78:", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 554, "width": 442, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "مُك َج َر ۡخَأ ُ َّللّٱ َو ۡيَش َنوُمَل ۡعَت َلَ ۡمُكِت ََٰهَّمُأ ِنوُطُب ۢنِّم ۡفَ ۡلۡٱ َو َر ََٰص ۡبَ ۡلۡٱ َو َع ۡمَّسلٱ ُمُكَل َلَع َج َو ا ٗٔ ٔ َةَد ِٔ ٔ", "type": "Text" }, { "left": 448, "top": 573, "width": 75, "height": 19, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "َنوُرُك ۡشَت ۡمُكَّلَعَل", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 441, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٧٨ Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” [QS. An-Nahl [16]: 78]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 442, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hal menumbuhkan dan memberi pengajaran tentang pengetahuan nilai moral, hendaknya guru menerapkan 3C (mengingat, memahami, dan mengaplikasikan), tentang teori-teori nilai atau juga disebut dengan pengajaran nilai ( teaching or value ). Metode lain yang bisa digunkaan oleh guru yaitu, pembelajaran diskusi. Anak-anak berdiskusi tentang peristiwa-peristiwa konkret yang melibatkan isu nilai yang dapat meningkatkan kognisi nilai-nilai pada tataran aplikasi (Dharma Kesuma dkk, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 441, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian dalam hal menumbuhkan rasa empati, guru harus melatih dan membimbing murid untuk melakukan empati. Selain itu, guru juga dapat mengajar sikap toleransi kepada murid agar murid dapat merasakan apa yang orang lain", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 442, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rasakan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, sikap empati akan benar-benar dilakukan oleh murid baik di sekolah maupun di luar sekolah (Dharma Kesuma dkk, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 441, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlihat dari penjelasan penulis di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan moral anak setelah keluarga, dan disebut juga sebagai lembaga sekunder yang memainkan peranan penting, bertujuan membentuk perkembangan paripurna dalam aspek fisik, akal dan moral (karakter) untuk mempersiapkan siswa hidup sukses dan bermasyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 442, "height": 108, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompetensi moral adalah kemampuan untuk mengubah penilaian dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif. Untuk memecahkan suatu konflik dengan adil, contohnya seseorang membutuhkan keahlian praktis mendengarkan, menyampaikan sudut pandang seseorang tanpa mencemarkan nama baik orang lain, dan mengusahakan solusi yang dapat diterima semua pihak (Thomas Lickona, 1991). Munurut Nucci dalam Schwartz tindakan moral tidak hanya mengacu kepada tindakan dan kebiasaan seseroang saja, tapi disertai dengan emosi dan pilihan moral (Larry Nucci dalam Merle J. Schwartz, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 442, "height": 149, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat tiga model dasar dalam memberikan pelatihan untuk mengembangkan kompetensi moral. Pertama , hendaknya sekolah menyediakan kesempatan-kesempatan bagi siswa terlibat dan mengaplikasikan tindakan moral, seperti siswa belajar menghargai dan membantu temannya ketika mengalami kesusahan. Kedua , guru memberikan teladan dan menunjukan kepada murid bagaimana karakter yang baik, seperti ketika murid memiliki keinginan untuk melanggar peraturan sekolah, maka guru harus memberikan nasihat dan menjelaskan bahwa itu perbuatan yang tidak baik. Contoh lain, seperti ketika guru memberikan contoh bagaimana meminta maaf jika melakukan kesalahan. Ketiga , guru mengusahakan kesempatan-kesempatan untuk pembelajaran kontekstual di dalam kelas (Larry Nucci dalam Merle J. Schwartz, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 442, "height": 149, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keinginan moral adalah suatu perggerakan energi moral untuk melakukan apa yang dipikirkan harus dilakukan. Ada beberapa keinginan yang harus ada dalam diri seseorang, seperti keinginan untuk menjaga emosi di bawah kendali pemikiran, keinginan untuk melihat dan berpikir melalui seluruh dimensi moral dalam situasi, serta keinginan untuk melaksanakan tugas sebelum memperoleh kesenangan, dan terkhir keinginan untuk menolak godaan untuk menentang tekanan teman sebaya, dan melawan hawa nafsu. Semua ini merupakan inti dari dorongan moral (Thomas Lickona, 1991). Dengan adanya keinginan atau dorongan moral seperti ini, sesorang akan berupaya memiliki kemauan tindakan moral, konsisten untuk melakukan kawajiban moral, berbuat adil dan memiliki sikap disiplin untuk tindakan moral (Larry Nucci dalam Merle J. Schwartz, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 442, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebiasaan merupakan tindakan yang sebenarnya tanpa adanya tekanan untuk melakukan hal-hal yang baik. Orang-orang yang memiliki karakter baik, bertindak yang sebenarnya, dengan loyal, berani, baik, dan adil tanpa merasa tertekan oleh arah tindakan sebaliknya, seseorang melakukan semua ini karena dorongan kebiasaan. Apabila seseorang telah memiliki kebiasaan yang baik, maka manfaatnya akan dirasakan oleh diri sendiri, orang lain, bahkan ketika sedang menghadapi situasi yang berat (Thomas Lickona, 1991).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 442, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlihat dari penjelasan penulis di atas tentang kompenen-komponen yang terdapat dalam karakter yang baik, dapat disimpulkan bahwa semua komponen ini harus bersinergi dan saling mendukung satu sama lain agar anak benar-benar menjadi pribadi yang memiliki karakter baik ( good character ). Dalam hal membentuk karakter di sekolah yang perlu dikembangkan adalah memberikan perasaan dan tidakan moral di dalam setiap aspek pembelajaran dan dalam", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 441, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kegiatan sehari-hari di sekolah dan guru dan semua stakeholder sekolah harus terlibat dalam memberikan pendidikan karakter terhadap anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 442, "height": 121, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, ada beberapa hal dalam mengajarkan pendidkan karakter agar dapat menyentuh aspek pengetahuan, perasaan dan tindakan moral, yaitu pertama , pembelajaran mental (berbasis otak) yang terdiri dari pengingatan fakta tentang kajadian atau peristiwa etik. Kedua , Pembelajaran jasmani melalui pengalaman lansung ( hands-on experience ), melibatkan seluruh pancaindra, melibatkan hampir seluruh sistem saraf. Ketiga , pembelajaran emosi dan subliminal (di bawah ambang persepsi sadar), melibatkan siswa untuk mempraktikan lansung tentang bagaimana jika merasa gembira, takut sedih, sayang, cinta peduli, euforia dan merasa gembira yang meluap-luap (Merle J. Schwartz, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 441, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa cara ini diyakini dapat menjadikan anak-anak benar-benar memiliki karakter yang baik. Selain itu, sekolah dan guru harus bisa memberikan arahan, pembiasaan dan pengajaran agar semua indikator-indikator dalam aspek tindakan moral ini benar-benar bisa diaplikasikan siswa dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 284, "width": 249, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Educational Institutions of Environment", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 442, "height": 80, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain sekolah, lembaga seperti masyarakat juga berperan penting dalam pembentukan nilai dan karakter bagi anak. Pengaruh-pengaruh kultural dan masyarakat sekitar relevan sebagai faktor yang berpengaruh dalam pembentukan perilaku anak. Misalnya ketersediaan lapangan bermain, kehidupan bertetangga yang aman, sumber daya masyarakat, dan lembaga formal dan informal, yang memadai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 442, "height": 93, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat atau lingkungan sosial sangat memiliki pengaruh terhadap sikap seseorang. Seperti ketika anak-anak berinteraksi dengan masyarakat yang menunjukan sikap rasial dan memberikan support terhadap kegiatan anak, maka secara tidak lansung juga kan memberikan pengaruh terhadap sikap rasial dan prestasi akademik seorang anak (Emilie Phillips Smith and others, 2003). Masyarakat juga sebagai pergaulan sesama manusia dan menerapkan lapangan pendidikan yang luas dan meluas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 442, "height": 163, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian dalam hubungannya dengan pendidikan karakter dapat dijelaskan bahwa masyarakat adalah kelompok sosial antar manusia yang tinggal di suatu tempat mempunyai tujuan tertentu, serta mempunyai norma yang disepakati bersama. Individu yang secara aktif terlibat dalam kegiatan masyarakat, seperti sering terlibat dalam kegiatan organisasi, berpatisipasi dalam kegiatan keagamaan serta terlibat dalam acara terstruktur dalam masyarakat, akan lebih sedikit waktu untuk melakukan hal-hal yang negatif (Peterson Buser C.H. and N.G. Westburg, 2010). Hal ini menandakan adanya lingkungan masyarakat yang baik, memberikan teladan, serta adanya dukungan terhadapaktivitas-aktivitas positif terhadap anak (Emilie Phillips Smith and others, 2014). Dampak positif dari keterlibatan lingkungan masyarakat ini akan memberikan pengaruh yang positif juga terhadap karakter anak (Christina Hamme Peterson an others, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 442, "height": 135, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulfah Fajarini juga memaparkan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan karakter terlihat juga dalam revitalisasi kearifan lokal dalam merespons berbagai persoalan akut yang dihadapi bangsa dan negara, seperti korupsi, kemiskinan, dan kesenjangan sosial, hanya akan berjalan jika didukung oleh kebijakan negara yang disertai dengan keteladanan. Tanpa kedua hal tersebut, kearifan lokal hanya merupakan aksesori budaya yang tidak bermakna. Kearifan lokal di berbagai daerah pada umumnya mengajarkan budaya malu (jika berbuat salah). Akan tetapi, dlihat pada relitas sekarang, budaya malu seolah telah luntur. Peraturan yang adapun kadang-kadang memberi peluang kepada seorang terpidana atau bekas terpidana untuk menduduki jabatan publik. Karena itu, budaya", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 442, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "malu sebagai bagian dari kearifan lokal semestinya dapat direvitalisasi untuk memerangi korupsi, apalagi dalam agamapun dikenal konsep halal-haram (uang yang diperoleh dari korupsi adalah haram) (Ulfah Fajarini, JurnalFakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 442, "height": 135, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tataran ini kegiatan partisipasi masyarakat masih lebih dipahami sebagai upaya mobilasasi untuk kepentingan pemerintahan atau negara. Partisipasi tersebut idealnya berarti masyarakat ikut menentukan kebijakan pemerintah dan ikut serta dalam pendidikan, yaitu sebagai bagian dari kontrol masyarakat terhadap kebijakan- kebijakan. Dalam implementasi partisipasi masyarakat, seharusnya anggota masyarakat merasa bahwa tidak hanya menjadi objek dari kebijkan pemerintah, tetapi harus dapat mewakili masyarakat itu sendiri sesuai dengan kepentingan mereka. Perwujudan partisipasi masyarakat dapat dilakukan, baik secara individu atau kelompok, bersifat spontan atau terorganisasi, secara berkelanjutan, serta dengan cara-cara tertentu dapat dilakukan (Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 442, "height": 108, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara eksplisit Abdul Majid memberikan penjelasan terkait peran serta masyarakat dalam pendidikan karakter. Menurutnya masyarakat memiliki peran yang trategis. Karena, implementasi pendidikan karakter harus ditopang oleh pilar yang kuat, dan pendidikan juga merupakan bagian integral dari keseluruhan tatanan sistem pendidikan nasional. Maka, harus dikembangkan dan dilaksanakan secara sistematik dan holistik dalam tiga pilar nasional yaitu, satuan pendidikan nasional, keluarga dan masyarakat. Masyarakat juga bisa disebut dengan komunitas, masyarakat lokal atau bangsa da negara (Abdul Majid dan Dian Andrayani, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 442, "height": 121, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran serta masyarakat dalam pendidikan karakter bisa dengan melalui habituasi. Habituasi dalam hal ini melalui proses penciptaan beragam situasi dan kondisi persistent-life condition yang berisi aneka pengetahuan ( reinforcement ) yang memungkinkan perserta didik pada satuan pendidikannya, di keluarga, dan di lingkungan masyarakat membiasakan dari berperilaku sesuai nilai dan menjadikan perangkat nilai yang telah diinternalisasikan melalui proses oleh hati, oleh pikir, rasa dan oleh raga (Abdul Majid dan Dian Andrayani, 2011). Terdapat dalil Alquran yang menerangkan peran serta masyarakat dalam pendidikan karakter. Di antara dalil tersebut adalah surat Al-Maidah ayat 6. Surat Al-Maidah Ayat 2:", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 537, "width": 412, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "                                                                                                                                              ", "type": "Formula" }, { "left": 84, "top": 564, "width": 440, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "                                                                                                                                 ", "type": "Formula" }, { "left": 84, "top": 592, "width": 440, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "                                                                                                                                             ", "type": "Formula" }, { "left": 477, "top": 620, "width": 47, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "          ", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 442, "height": 138, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah [389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram[390], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya[391], dan binatang-binatang qalaa-id[392], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya[393] dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 75, "width": 442, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [Q.S Al-Maidah [5]: 2] (Al- Qur’an dan Terjemahnya Departemen Agama RI, 1991).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 442, "height": 121, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam lingkungan masyarakat anak akan memperlajari hal-hal yang baik, sebaliknya anak juga mempelajari hal-hal yang buruk. Tingkah laku sosial serta norma-norma lingkungan tempat anak bergaul tercermin pada kelakuan anak-anak. Di sinilah peran seluruh masyarakat menjadi sangat penting. Untuk itu, sudah jelas masyarakat harus berpartisipasi dalam mewujudkan karakter baik dalam diri individu yang nantinya akan menjadi tatanan hidup bagi seluruh warga negara (Abdullah Idi, 2011). Terdapat elemen-elemen penting yang menitikberatkan kepada masyarakat dalam pendidikan karakter. Di antara elemen-elemen tersebut sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 441, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Menjadikan masyarakat sebagai penyeru kebaikan dan pelarang kemungkaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 350, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Menjadikan anak-anak di lingkungannya seperti anak sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 402, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Mempraktikanhukum-hukum syariahdalam mendisiplinkan masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 445, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Bertanggung jawab mencerdaskan anak-anak dengan jam belajar masyarakat. e. Menjaga fitrah anak agar tidak melakukan penyimpangan moral.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 445, "height": 121, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Menumbuhkan keutuhan masyarakat untuk saling bekerja sama dan saling memberi kasih sayang (Anas salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, 2013). Dari paparan di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan karakter yang efektif dan bisa maksimal bila adanya intervensi dan peran serta masyarakat dalam memberikan pendidikan karakter. Peran serta masyarakat melalui pembiasaan dengan memberikan teladan dan contoh nilai-nilai moral di lingkungan sosial anak. Selain itu, masyarakat juga memiliki tanggung jawab dan andil dalam pendidikan, hal ini juga tertera dengan (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 442, "height": 163, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jun Sung Hong dan James Garbarino menyatakan bahwa karakter individu sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat dan budaya. Bahkan, semua level dalam teori ekologi lingkungan saling bersinergi dan saling memperkuat dalam memberikan pengaruh terhadap tingkah laku atau karakter indivudual. Hong juga menunjukkan contoh seperti kasus homophobic bullying yang terjadi di sekolah. Menurutnya, bukan hanya dipengaruhi oleh satu aspek saja, namun semua aspek dalam seperti keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat dan budaya memberikan pengaruh terhadap terjadinya sikap homophobic. Untuk mencegah bahaya dan budaya homophobic bullying tersebut, harus dilakukan pembiasaan ( practice ) dan kebijakan ( policy ) dari sekolah yang harus melibatkan masing-masingaspek perkembangan anak agar dapat mencapai hasil yang maksimal (Jun Sung Hong and James Garbarino, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 442, "height": 122, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senada dengan David W. Johnson and Roger T. Johnson, yang menitikberatkan pendidikan moral dan karakter yang inheren dengan aspek sosial. Nilai-nilai moral yang terkait aturan prilaku benar atau salah, erat hubungannya dengan interpersonal manusia. Keduanya berargumen bahwa sosialisasi pendidikan moral yang sukses dan konstruktif tergantung pada keberadaan komponen keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, nilai-nilai moral harus diberikan oleh kelompok sosial seperti keluarga, sekolah dan masyarakat yang harus kooperatif antara satu dengan yang lainnya (David W. Johnson and Roger T. Johnson, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 726, "width": 442, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh M. Halomoan yang mengemukakan bahwa keluarga, sekolah dan masyarakat (lingkungan sosial) sama-sama memiliki peran utama dalam menumbuhkan karakter positif anak (M. Halomoan, 2014). Keluarga dan masyarakat harus membiasakan anak untuk senantiasa", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 442, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengaplikasikan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Untuk pengembangan nilai karakter di sekolah, semua agen atau s tokeholder sekolah turut ikut serta dalam menenamkan nilai-nilai pada anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 442, "height": 163, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengenai ihwal ini, adanya penguatan dari beberapa tokoh seperti Abdul Majid, Jama>l ‘Abdur Rahma>n, Moh. Solikodin Djaelani, Muchlas Samani dan ‘Abdullah Nashih ‘Ulwan yang juga mengatakan bahwa pendidikan karakter bukan hanya menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan sekolah saja, tetapi keluarga dan masyarakat juga turut bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan akhlak kepada anak Lihat (Abdul Majid dan Dian Andrayani, 2011). Dalam proses pembentukannya, sekolah harus mempunyai progam yang melibatkan keluarga (orang tua) dan masyarakat untuk mengajarkan dan menjadi teladan bagi anak. Di samping itu, keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam proses belajar mengajar, dapat menumbuhkan gairah anak dalam belajar. Hasilnya akan tampak pada pengembangan program kerja sama dalam hubungan antara sekolah, orang tua dan masyarakat (Abdul Majid dan Dian Andrayani, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 442, "height": 135, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perihal ini pun telah dinyatakan oleh Darmiyati, bahwa menurutnya ketiga lembaga pendidikan seperti: keluarga, sekolah dan masyarakat harus terintegrasi satu sama lain dalam pendidikan karkater. Darmiyati menuturkan jika ketiga lembaga tersebut interdependensi dalam program atau pendekatan yang diistilahkan olehnya sebagai pendekatan komprehensif. Pendekatan ini menurutnya efektif, karena pendekatan ini, tak sebatas pada integrasi ke dalam berbagai bidang studi. Metode dan strategi yang digunakan bervariasi yang sedapat mungkin mencakup inkulkasi/penanaman (lawan indoktrinasi), keteladanan, fasilitasi nilai, dan pengembangan soft skills (antara lain berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi efektif, dan dapat mengatasi masalah) (Darmiyati dkk, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 442, "height": 107, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, pada proses pemberian teladan, bahwa semua lini sekolah (pimpinan sekolah, guru, siswa, pegawai administrasi, bahkan penjaga sekolah serta pengelola warung sekolah) dan orang tua murid serta pemuka masyarakat perlu bekerja secara kolaboratif dalam melaksanakan program pendidikan karakter. Tempat pelaksanaan pendidikan karakter baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam berbagai kegiatan, termasuk kegiatan di rumah dan di dalam lingkungan masyarakat, dan hal ini juga dapat diberikan jika adanya partisipasi orang tua (Darmiyati dkk, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 442, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian, Mundiharno dan Abdullah Ubaid memberikan alasan secara rinci terkait perlunya partisipasi masyarakat dalam memberikan pendidikan. Beberapa argumen yang mereka kemukakan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 441, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Masyarakat adalah fokus utama dan tujuan akhir dari kebijakan dan program pemerintah. Karena itu, masyarakat harus tau dan terlibat dalam kebijakan pemerintah. Jika tidak, pemerintah bisa semena-mena melaksanakan kebijakan dengan seenaknya, disebabkan masyarakatnya hanya diam saja.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 441, "height": 66, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Partisipasi akan menciptakan arus informasi yang terbuka. Misalnya tentang sikap, aspirasi, kondisi lokal, dan kebutuhan masyarakat. Tanpa adanya partisipasi masyarakat, tentu semua informasi itu niscaya tidak akan terungkap. Informasi dari masyarakat akan sangat bermanfaat untuk mencapai keberhasilan program pemerintah.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 441, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Apa yang dihadapi dan dibutuhkan oleh masyarakat adalah masyarakat sendiri yang tahu. Dengan adanya partisipasi, pelayanan pemerintah dapat dicapai lebih cepat dan tepat, sebab masyarakat mengetahui dimulai dari mana, dan dari apa yang mereka meliki sendidri.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 753, "width": 441, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Partisipasi merupakan cara yang efektif dalam membangun kemampuan masyarakat, untuk mengelola program, guna memenuhi kebutuhan lokal.", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 77, "width": 413, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karena itulah, partisipasi dipandang sebagai cerminan hak-hak individu untuk dilibatkan dalam kepentingan yang bertujuan untuk kebaikan mereka sendiri (Mundiharno dan Abdullah Ubaid, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 442, "height": 108, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain keempat alasan di atas, menurut keduanya, bahwa terdapat landasan Yuridis yang menekankan perlunya partisipasi masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pendidikan berarti kontribusi dan keikutsertaan masyarakat dalam menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan, peran serta masyarakat ini berfungsi untuk memperbaiki akses, mutu, daya saing, relevansi, tata kelola, dan akuntabilitas pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan (Mundiharno dan Abdullah Ubaid, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 442, "height": 66, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jelasnya, dalam hal pendidikan, masyarakat juga harus ikut andil dalam mewujudkan pendidikan berkualitas di sekolah. Karena telah diketahui secara masif, bahwa pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab pemerintah, sekolah, juga guru, tetapi juga perlu peran serta keluarga dan masyarakat. Tanpa adanya sinegi ketiga lembaga, pendidikan akan berujung pada kegagalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 442, "height": 107, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinergi ketiga lembaga ini, harus terjalin dengan intens. Sekolah dengan keluarga dan masyarakat, hingga benar-benar menjadi mitra yang baik. Sekolah harus selalu menjalin interaksi dengan keluarga siswa, misalnya melalui surat, e- mail , rapat orang tua (PTO) dan sebagainya (Muchlas Samani, 2013). Selain itu, melibatkan keluarga dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembentukan karakter, yaitu dengan membiasakan dan mengajarkan ketuhanan dan moral dalam diri anak yang dilakukan oleh orang tua di rumah dan di masyarakat (Jamal ‘Abdal-Rahman, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 442, "height": 218, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perihal keterkaitan dan melibatkan masyarakat dalam pendiidkan karakter, masyarakat dapat berperan serta membantu orang tua dengan lembaga sekolah melibatkan dan menjadikan masyarakat sebagai anggota workshop dan seminar. Dalam kegiatan seminar orang tua dan masyarakat akan mempelajari pengetahuan dasar yang sangat bagus untuk mempelajari berbagai teori psikologi anak dan keluarga. Memahami konsep menangani anak di rumah dan di sekolah, serta lebih mudah mengerti dan memahami jalan pikiran anak, pasangan dan orang lain (Sri Haryati, 2017). Padangan serupa juga diungkapkan oleh S, Wisni Septiarti yang mencanangkan jika inidividu pada sema hidupnya sebagaian besar dipengaruhi oleh tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. Dan ketiga lingkungan pendidikan ini dalam pendangannya, memiliki peranan yang sangat utama. Bahkan menurut Sri pengaruh ketiga institusi pendidikan ini sudah tidak ada perbedaan besar dalam hal memberikan pengaruh keapada anak. Lebih lanjut menurut Sri dalam membangun karakter keterlibatan ketiga institusi ini harus sudah terlihat dari sejak anak pada masa dini (S.Wisni Septiarti, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 444, "height": 149, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap pelaksanaan pendidikan karakter, ketiga institusi ini saling bersinergi dan memiliki tanggung jawab bersama. Pendidikan karakter dimulai dari keluarga. Sementara itu dalam perkembangan usia anak, sekolah dan masyarakat juga sudah terlibat dalam mengembangkan kepribadian dan karakter anak. Pendidikan karakter pada satu sisi memiliki tujuan untuk mengurangi perilaku- perilaku destruktif pada anak remaja dan orang dewasa bahkan di kalangan pelajar dan mahasiswa. Perilaku destruktif yang makin bergema di Indonesia, pada semua lini kehidupan. Barangkali terjadi oleh karena begitu minimnya keteladanan oleh orang tua, pendidik atau orang dewasa lain baik secara langsung dan tidak langsung. Penanaman nilai keteladanan tentang nilai-nilai kejujuran, kebajikan yang berakar pada agama, budaya atau kesepakatan umum seperti budi pekerti", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 38, "width": 171, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 442, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan keteladanan sangat penting dilakukan secara terus menerus sejak dini (S.Wisni Septiarti, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 442, "height": 66, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai penguatan pendidikan karakter di sekolah Kemendikbud dan Menristekdikti telah memberikan blue print atau amanat baku untuk pelaksanaan dan penguatan pendidikan karakter di sekolah. Penguatan pendidikan karakter yang diamanatkan yaitu interdependensi Tri Pusat Pendidikan atau Educational Institutions ( Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 442, "height": 66, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Menristekdikti Penguatan Pendidikan karakter atau yang dikenal dengan PPK ini sebagai pintu masuk untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh terhadap pendidikan di Indonesia. selain itu, menurut Mendikbud, PPK bertujuan untuk memperkuatn kurikulum 2013 dan bukan merubah struktut kurikulum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 442, "height": 135, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pengimplementasiannya, PPK dilakukan dengan modifikasi pada kegiatan intrakurikuler agar lebih memiliki muatan pendidikan karakter. Kemudian ditambahkan kegiatan dalam kokurikuler dan ekstrakurikuler. Integrasi dari ketiga aspek ini diharapkan dapat menumbuhkan budi pekerti dan menguatkan karakter positif anak didik (Ristekdikti, akses 2019). Menurut Ristekdikti pada prinsipnya penerapan PPK juga pada manajemen berbasis sekolah, lalu lebih banyak melibatkan siswa pada aktivitas daripada metode-metode konvensional seperti ceramah tanya jawab dan lain-lain. Kemudian kurikulum berbasis luas atau broad based curriculum yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber belajar (Ristekdikti, akses 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 442, "height": 107, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PPK mendorong sinergi tiga pusat pendidikan , yaitu sekolah, keluarga (orang tua), dan komunitas (masyarakat) agar dapat membentuk suatu ekosistem pendidikan. Menurut Mendikbud, selama ini ketiganya seakan berjalan sendiri- sendiri, padahal jika bersinergi dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Diharapkan manajemen berbasis sekolah semakin menguat, di mana sekolah berperan menjadi sentral, dan lingkungan sekitar dapat dioptimalkan untuk menjadi sumber-sumber belajar (Ristekdikti, akses 2019). Berikut gambaran pola pendidikan karakter yang terintergrasi:", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 505, "width": 228, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 518, "width": 411, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Konsep Dasar PPK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 580, "width": 78, "height": 79, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olah Pikir Olah Raga Olah hati Olah Karsa", "type": "Picture" }, { "left": 229, "top": 560, "width": 276, "height": 122, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai-Nilai Karakter Utama: Religius, Nasionalis, Integritas, Mandiri dan Gotong royong Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja Keras Kreatif Mandiri Demokratis Rasa Ingin Tahu Semangat Kebangsaan Cinta Tanah Air Menghargai Prestasi Bersahabat/Komunikatif Cinta Damai Gemar Membaca Peduli Lingkungan Peduli Sosial Tanggung Jawab (dan lain- lain) Nilai-nilai Karakter Keluarga Sekolah Masyarakat", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 38, "width": 171, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 91, "width": 378, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skema Grand Design Educational Institutions dalam Pendidikan Karakter:", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 116, "width": 136, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDIDIKAN KARAKTER", "type": "Section header" }, { "left": 196, "top": 129, "width": 220, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Integrasi Keluarga, Sekolah dan Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 306, "width": 369, "height": 20, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Habituasi/Pembiasaan (Skema mengadopsi dari Simluasi Model PPK Kementerian Pendidikandan Kebudayaan Republik Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 63, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 442, "height": 48, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Kegiatan Pembiasaan : Memulai hari dengan Upacara Bendera(Senin), Apel,menyanyikanlaguIndonesia Raya, LaguNasional, danberdoa bersama. Membaca buku-buku non-pelajaran tentangPBP, cerita rakyat, 15 menit sebelum memulai pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 442, "height": 36, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Kegiatan Intra Kurikuler: Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sebelum menutup hari Siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa bersama.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 442, "height": 48, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler: Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua & masyarakat: KegiatanKeagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian,Bahasa & Sastra, KIR, Jurnalistik, Olahraga, dsb.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 442, "height": 80, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penjelasan di atas, dapat diambil titik terang bahwa pendidikan karakter tidak hanya berpusat pada satu lembaga atau satu lingkup saja. Jika dilihat peranan dari masing- masing lembaga pendidikan seperti keluarga, sekolah dan masyarakat serta negara perlu menyadari bahwa membangun pendidikan karakter dan menanamkan kebiasaan yang baik terhadap anak merupakan kebutuhan bersama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 57, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 441, "height": 80, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya perbedaan pendapat atau pandangan yang dapat diklasifikasikan dalam beberapa pandangan dan teori seperti sebagian pendapat yang mengatakan keluarga atau orang tualah yang paling utama atau memiliki tanggung jawab penuh dalam memberikan pendidikan karakter. Untuk itu, perlunya Grand Design of terhadap Educational Institutions ( Institusi Pendidikan) atau rumusan pendidikan karakter yang kompehensif terkait permasalahan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 442, "height": 67, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil bahasan dan anlisa di atas, dapat diambil kesimpulan yang nyata, bahwa penangung jawab pendidikan karakter anak tidak bisa dibebankan pada satu aspek seperti keluarga, sekolah atau masyarakat saja pada Educational Institutions . Namun, semua aspek atau institusi pada Educational Institutions turut berperan, bahkan semuanya memiliki tanggung jawab penuh menjadi pendidik", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 169, "width": 129, "height": 21, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah : Kegiatan Pembiasaan* Sekolah", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 183, "width": 272, "height": 41, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Intra Kurikuler* Ekstra Kurikuler* Dan Ko-Kurikuler Masyarakat : Terlibat dalam program pemerintah dan sekolah", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 188, "width": 103, "height": 32, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga : Pembiasaan hal-hal positif oleh orang tua, dan saudara", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 38, "width": 170, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 442, "height": 121, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karakter anak. Dengan menganalisa pendapat-pendapat konkret tentang tanggung jawab penuh oleh Educational Institutions dari berbagai tokoh seperti: Thomas Lickona, Jun Sung Hong dan James Garbarino, David W. Johnson and Roger T. Johnson dan lain-lain. selain itu, tokoh-tokoh muslim seperti Abdul Majid, Jama>l ‘Abdur Rahma>n, Moh. Solikodin Djaelani, Muchlas Samani dan ‘Abdullah Nashih ‘Ulwan yang secara jelas juga menerangkan pendidikan karakter bukan hanya menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan sekolah saja, tetapi keluarga dan masyarakat juga turut bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan karakter/akhlak kepada anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 442, "height": 121, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini diperkuat lagi dari aspek Yuridis seperti yang telah tertera pada Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 20003, Permendikbud No21, 22, 23 dan 24 terkait atauran dasar ( besic rules ) dalam Pengembangan Kurikulum 2013 dan terakhir pada Peraturan Presiden no 87 tahun 2017 yang kemudian dikuatkan lagi oleh Permendkbud No. 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada satuan pendidikan formal. Dengan adanya blue print atau acuan dasar dari berbagai tokoh dan standar bahu dari prodak undang-undang RI. Maka, hasil dekripsi inilah yang dapat dijadikan sebagai Grand Design of Educational Institutions dalam dunia pendidikan karakter.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 114, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 439, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1 ] Abdal-Rah}ma>n, Jama>l. At}fa>lal-Muslimi>n Kaifa Raba>hum Nabiyal- Ami>n . Makkah al-Mukaramah: Da>r al-T{aybah al-Khad}r, 2000.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 441, "height": 27, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Al-Di>n, Na>diyah Jama>l Falsafah al- Tarbiyyah ‘inda Ikhwa>n al-Syafa>. Kairo, al-Markaz al- A’rabi li al-Shiha>fah, 1983.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 442, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Al-Nah}lawi>, Abd al Rahma>n. Us}u>l al-Tarbiyah al-Isla>miyah wa Asa>libiha fi al-Bayt wa al-Madrasah waal- Mujtama’ . t.t", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 441, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Al-Nahlawi>, Abd al Rahma>n Usul al-Tarbiyah al-Isla>miyah wa Asa>libiha fi al-Bayt wa al-Madrasah waal-Mujtama . Beirut: Da>r Al-Fikr Al- Mu’asir, 1983.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 442, "height": 27, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Al-Naqi>b, Abd Abd al-Rahma>n. Falsafat al- Tarbiyah ‘inda Ibn Sina> . Kairo: Da>r al-Tsaqa>fah, 1984.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 344, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Al- Qur’an dan Terjemahnya. Departemen Agama RI, 1991.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 363, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Bertens, K. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 442, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Daradjat, Zakiah. Pendidikan Islam dalam Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 441, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Kesuma, Dharma dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah . Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 441, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Lickona, Thomas Pendidikan Karakter . Bantul: Kreasi Wacana, 2012. Judul asli Character Metters . Touchstone: New York, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 442, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Lickona, Thomas. Education for Character Education , How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam, 1991.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 442, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Majid, Abdul dan Dian Andrayani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam . Jakarta : PT Rosdakarya, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 442, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] Mundiharno dan Abdullah Ubaid. Toolkit: Pengauatan Partisipasi Masyarakat Melalui Komite Sekolah. Jakarta: Lapesdam, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 442, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] Nucci Larry dalam Merle J. Schwartz, Effective Character Education: A. Guidebook for Future Educator. New York: Mc Graw Hill, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 751, "width": 442, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Samani, Muchlas. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 38, "width": 171, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 441, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] Schwartz, Merle J. Effective Character Education: A. Guidebook for Future Educator. New York: Mc Graw Hill, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 384, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] Shihab, M. Quraish Tafsir Al-Misbah . Jakarta: Lentera Hati, 2003.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 442, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] Ulwan, Abdullah Nashih. ‘ Tarbiyat al-Awla>d fi> al-Isla>m. Kairo: Dar al-Salam li> al- T{iba’ wa al- Nashr wa al- Tawzi>’, 1981.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 444, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] Davidson Matthew and Thomas Lickona. Smart and Good School: A New Paradigm for Hight School Character Education , dalam Larry P. Nucci.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 442, "height": 55, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] Association for Supervision and Curriculum Development, “Moral Education in The Life of the School.” ASCD Penel on Moral Education (1998), 4-5, http://www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_198805_p4.pdf (diakses pada tanggal 34 April 2014).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 441, "height": 41, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] Augustin, Meita Purnamasari. Tesis: “ Pengaruh Terpaan Media Internet Terhadap Karakter Siswa :Studi terhadap Siswa SMA Negeri di Kota Cimahi (2010). Lihat http://repository.upi.edu/9845/.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 442, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[22] Bush George W. “Pendidikan karakter menjadi fokus utama dari agenda reformasi pendidikannya.”", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 282, "width": 421, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lihat http://education.stateuniversity.com/pages/2246/Moral-Education.html.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 444, "height": 41, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[23] Clarken, Rodney H. “Moral Intelligence in the Schools.” Paper presented at the Annual Meeting of the Michigan Academy of Sciences, Arts and Letters Wayne State University (2009 ) http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED508485.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 445, "height": 55, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[24] Dahlan Djawad dan Juntika Nurihsan. “Personality Depelopment: Pengaruh Keluarga, Pendidikan dan Masyarakat Terhadap Kepribadian.“ http://file.upi.edu/Direktori/Personality_Development.pdf (diakses pada tanggal 24 Juni 2014).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 442, "height": 26, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[25] Djaelani, Moh. Solikodi n. “Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Masyarakat.” Jurnal Ilmiah 1, no. 2 (2013).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 434, "width": 441, "height": 41, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[26] Darmiyati dkk, “Pengembangan model pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran bidang studi di Sekolah Dasar,” Jurnal Cakrawala , Mei (2010), Edisi", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 464, "width": 414, "height": 52, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khusus Dies Natalis UNY lihat file:///E:/Jurnal%20Mentah/Model%20Pendidikan%20Karakter/Permasalahan /Macam2%20Pendektan%20Pendidikan%20Karakter.pdf (diakses pada tanggal 20 Februari 2019).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 429, "height": 13, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[27] Ekumoto, Taku. “Moral Issu” (2007). www.hi.hone.jp/taku77/refer/kilpat.htm", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 442, "height": 41, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[28] Fajarini, Ulfah. “Peranan Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter,” JurnalFakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta , www.journal.uinjkt.ac.id/index.php/SOSIO-FITK", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 442, "height": 41, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[29] Fauzee, M. S. Omar. “The Strategies for Character Building through Sport Participation. ” International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences 2 , no. 3 ( 2012), 2222-6990.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 445, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[30] Halomoan, M.”Kajian Terhadap Pengembangan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa di Satuan Pendidikan.”http://sumut.kemenag.go.id", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 442, "height": 41, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[31] Halstead J. Mark and Monica J. Taylor. “Learning and Teaching about Values: A Review of Recent Research.” Cambridge Journal of Education 30. no. 2 ( 2010), 169-202", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 442, "height": 40, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[32] Haryati, Sri. “Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013,” lihat http://lib.untidar.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/Pendidikan-Karakter- dalam-kurikulum.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 442, "height": 41, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[33] Haryati, Sri. “Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013.” lihat http://lib.untidar.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/Pendidikan-Karakter- dalam-kurikulum.pdf", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 38, "width": 171, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 75, "width": 442, "height": 54, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[34] Hong, Jun Sung and James Garbarino “Risk and Protective Factors for Homophobic Bulliying in Schools: An Application of the Social Ecological Framework.” Educational Psychology Review 24, no. 2 (2012), 271-285, www.link.springer.com.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 442, "height": 25, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[35] Idi, Abdullah Sosiologi Pendidikan, Individu Masyarakat dan Pendidikan . Jakarta: Rajawali Pers, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 442, "height": 40, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[36] Izzaty, Rita Eka. “Pencerahan dan Kemandirian Peserta Didik: Sudut Pandang Psikologi Perkembangan, ” Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Pendidikan Universitas", "type": "List item" }, { "left": 342, "top": 187, "width": 188, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negeri Yogyakarta (2013),", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 201, "width": 223, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pdf.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 442, "height": 26, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[37] Jito Subianto, “Peran Keluarga, Sekolah, Dan Masyarakat Dalam Pembentukan Karakter", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 413, "height": 27, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkualitas”, lihat https://www.researchgate.net/publication/329520580.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 442, "height": 41, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[38] Johnson David W. and R oger T. Johnson. “Social Interdependence, Moral Character and Moral Education.”dalam Larry P. Nucci, Handbook of Moral and Character Education. http//www.books.google.com/books?isbn=1136293124.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 441, "height": 27, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[39] Kaimuddin. “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kuikulum 2013.” Jurnal Dinamika Ilmu , 14. No. 1,", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 339, "width": 417, "height": 25, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2014) lihathttps://journal.iain- samarinda.ac.id/index.php.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 442, "height": 41, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[40] Nasiruddin. “Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam Pendidikan Karakter Generasi Muda Bangsa.” Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No. 1 2017,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 422, "width": 410, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal. 339-343. Lihat http://semnastafis.unimed.ac.id/wp-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 436, "width": 248, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "content/uploads/2017/11/25.-NASIRUDIN.pdf", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 442, "height": 41, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[41] Oladipo, S. E. ”Moral Education of the Child: Whose Responsibility?.” Journal of Social Science 20 , no. 2 (2009),149-156, http://www.krepublishers.com/02- Journals/JSS/Oladipo-S-E-Tt.pdf", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 442, "height": 38, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[42] Peraturan Presiden No.87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, lihat https://setkab.go.id/wp- content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_2017.pdf Lihat juga", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 546, "width": 420, "height": 39, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permendikbud No.20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal. Lihat https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2018_Nomor20.pdf.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 442, "height": 69, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[43] Permana, Muhammad Riyan Adi. “Pengaruh Penggunaan Internet, Kontrol Sosial, dan Kontrol Diri Terhadap Karakter Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMKN 3 Yogyakarta.” lihat http://eprints.uny.ac.id/19904/1/Muhammad%20Rian%20Adi%20Permana%2 009501244038.pdf.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 441, "height": 24, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[44] Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Dasar dan Menengah.", "type": "List item" }, { "left": 291, "top": 670, "width": 29, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lihat", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 670, "width": 155, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://bsnp-indonesia.org/wp-", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 684, "width": 415, "height": 25, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor021_Lampiran.pd f .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 441, "height": 41, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[45] Peterson Buser C.H. and N.G. Westburg, “Effects of Familial Attachment, Social Support, Involvement, And Self-Esteem on Youth Substance Use And Sexual Risk,” The Family Journal 18 , no.4 (2010):", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 739, "width": 418, "height": 25, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "369- 376,http://tfj.sagepub.com/content/18/4/369.", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 38, "width": 171, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 75, "width": 442, "height": 54, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[46] Peterson. Christina Hamme an others. “Effects of Familial Attachment, Social Support, Involvement, And Self-Esteem on Youth Substance Use And Sexual Risk,” The Family Journal 18 , no. 4 (2010), 369-376, http://tfj.sagepub.com/content/18/4/369.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 442, "height": 54, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[47] Rawana, Justin R. E. and Raymond. “ The Application of a Strength-Based Approachof Students' Behaviours to the Development of a Character Education Curricul um forElementary and Secondary School.” The Journal of Educational Though 45 no. 2 (2011). 127, http//proQuest.com", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 441, "height": 55, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[48] Ristekdikti. “Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional. ” lihat https://ristekdikti.go.id/siaran-pers/siaran-pers- kemendikbud-penguatan-pendidikan-karakter-pintu-masuk-pembenahan- pendidikan-nasional/#v8PfXlCOjCv3WeoI.99.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 441, "height": 27, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[49] S. E. Oladipo. ”Moral Education of the Child: Whose Responsibility?”, http://www.krepublishers.com/02-Journals/JSS/Oladipo-S-E-Tt.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 441, "height": 25, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[50] Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya Bangsa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 442, "height": 26, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[51] Septiarti, S.Wisni. “Peran Pendidik dan Sekolah dalam Pendidikan Karakter Anak: Paper disampaikan dalam acara seminar parenting “Pendidikan Karakter", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 323, "width": 420, "height": 41, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbasis Keluarga dan Sekolah,” lihat http://staffnew.uny.ac.id/upload/131656352/pengabdian/peran-pendidik-dan- sekolah-dalam-pend-karakter.pdf.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 442, "height": 40, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[52] Smith Emilie Phillips and others. “Family, School, and Community Factors and Relationships to Racial- Ethnic Attitudes and Academic Achievement.” American", "type": "List item" }, { "left": 183, "top": 394, "width": 344, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Psychology 32 , no.4", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 408, "width": 187, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2003)http://www.researchgate.net", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 442, "height": 54, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[53] Smith, Emilie Phillips and others. “Family, School, and Comminity Factors and Relationships to Racial-Ethnic Attitudes and Academic Achievement,” American Journal of Community Psychology 32 , no.4 (2003), http://www.researchgate.net (diakses pada tanggal 23 Januari 2014).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 441, "height": 25, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[54] Sudewo, Erie. Best Practice Character Building . Jakarta: Republik Penerbit, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 442, "height": 27, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[55] Sweet David H. Elkind dan Freddy. “How to Do Character Education.” Today’s School , (2004), http://www.goodcharacter.com/article_4", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 441, "height": 25, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[56] Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tantang Sistem Pendidikan Nasional.www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 442, "height": 41, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[57] Williams, Mary M. “Models of Character Education: Perspectives and Developmental Issues,” The Journal of Humanistic Counseling, Education and Development", "type": "List item" }, { "left": 236, "top": 601, "width": 290, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39, no. 1(2000), 32-40,", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 615, "width": 319, "height": 25, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://connection.ebscohost.com/c/articles/3517623/models- charactereducation-perspectives-developmental-issues.", "type": "Text" } ]
b15167f9-1b02-d4fb-3fba-e704b5645cbf
https://stiemuttaqien.ac.id/ojs/index.php/OJS/article/download/953/702
[ { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "506", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 59, "width": 286, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 11 No. 2 September 2022 P - ISSN", "type": "Table" }, { "left": 201, "top": 73, "width": 62, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": 2503-4413", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 87, "width": 54, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E - ISSN", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 87, "width": 133, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": 2654-5837, Hal 506 – 514", "type": "Table" }, { "left": 66, "top": 115, "width": 466, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALYSIS OF EFFECTIVENESS AND CONTRIBUTION OF REGIONAL TAX REVENUE BEFORE AND AFTER THE IMPLEMENTATION OF THE TAPPING BOX TO OPTIMIZE REGIONAL ORIGINAL INCOME IN", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 156, "width": 130, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "POLEWALI MANDAR", "type": "Section header" }, { "left": 278, "top": 170, "width": 42, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh: Yusriana", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 195, "width": 253, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi, Universitas Muslim Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 231, "top": 206, "width": 136, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e_mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 218, "width": 63, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bari Modding", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 229, "width": 243, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi dan Bisnis/ Universitas Muhammadiyah Surakarta e_mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 252, "width": 444, "height": 264, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mursalim Ekonomi dan Bisnis/ Universitas Muhammadiyah Surakarta e_mail: [email protected] Article Info Abstract Article History : Received 16 Agustus - 2022 Accepted 25 Agustus - 2022 Available Online 30 September - 2022 The title of the research is Analysis of the Effectiveness and Contribution of Regional Tax Revenue Before and After the Application of the Tapping Box System in an Effort to Optimize the Regional Original Income (PAD) of Polewali Mandar City. This study aims to find out more about optimizing the use of the Tapping Box tool in PAD collection. Tapping Box is a tool owned by the local government and its use is left to the business owner who is subject to tax. This study uses a quantitative descriptive method that uses secondary data. The sample uses data on the realization of regional income, targets, and PAD for Polewali Mandar Regency in 2018-2019. The data analysis technique uses the formulation of the effectiveness and contribution of the 2012 Halim regional tax. The results of this study indicate that the effectiveness in 2018-2020 every year increases by an average of 133%, so the tool is effective in tax revenue. Contributions in 2018-2019 with an average of 44.41% are very less because PAD does not only affect Hotel taxes, Restaurant taxes, and Entertainment Taxes, there are separated income and other legitimate PAD. Keyword : Efektivitas, Kontribusi,", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 518, "width": 125, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan Asli Daerah,", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 530, "width": 125, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tapping Box, Optimalisasi,", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 541, "width": 28, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pajak.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 579, "width": 106, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 592, "width": 226, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Fauziah, Husaini dan Shobaruddin, (2014) Penyelenggaraan otonomi daerah, dapat dilihat berdasarkan salah satu indikator keberhasilan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yaitu dalam pengukuran pendapatan yang dihasilkan oleh daerah atau yang disebut dengan pendapatan asli daerah. Polewali", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 579, "width": 226, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mandar merupakan salah satu daerah otonom yang menyelenggarakan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 591, "width": 226, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemerintahan dan melaksanakan pembangunan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk menyelenggarakan pemerintahan dan merealisasikan pembangunan tersebut dibutuhkan tersedianya dana yang cukup besar dan disamping itu harus dengan kekuatan daerahnya sendiri selain bantuan dari pemerintah pusat. Oleh karena itu Pemerintah Kota Polewali Mandar harus mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan daerah yang ada salah satunya adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tapping Box merupakan alat yang dimiliki oleh pemerintah daerah dann penggunaannya diserahkan kepada pemilik usaha", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "507", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 226, "height": 529, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dikenakan pajak. Dietahui, menurut Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) tapping box merupakan sebuah alat berbentuk kotak agak memanjang dan berwarna hitam. Alat ini diletakkan disetiap kasir yang menjadi objek pajak daerah. Alat ini dipasang untuk merekam catatan traksaksi dan sebagai pembandingan antara jumlah keseluruhan transaksi yang ada di objek wajib pajak dengan jumlah pajak daerah yang dibayarkan oleh pemilik usaha, dalam melakukan pelaporan pajak dan pembayaran pajak, masih ada beberapa waji pajak yang tidak membayar pajak yang terutang sebagaimana mestinya, terlambat membayar pajak, dan manipulasi omzet yang diperoleh sehingga menyebabkan kebocoran pajak, hal ini karena kurangnya pengawasan terhadap pemungutan pajak. Di kutip dari JDIH (Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum) Pemrintah Kabupaten Polewali Mandar, Keputusan Bupati Pada tanggal 27 Januari 2020 Nomor 65 Tahun 2020 Tentang Pembentukan Tim Satuan Tugas Optimalisasi Penerimaan Pajak Menggunakan Tapping Box/TMD. Menimbang bahwa untuk optimalisasi penerimaan Pajak Daerah, maka perlu membentuk Tim Satuan Tugas Optimalisasi Penerimaan Pajak menggunakan Alat Tapping Box / TMD Kabupaten Polewali Mandar Tahun Anggaran 2020. Terhitung 2019 desember pengadaan dan penggunaan tapping box mulai diberlakukan. Di kutip dari bapak Umar Kepala Kasubid Pajak hotel dan Sarang Walet, menjelaskan, sebelum menggunakan tapping box kita hanya mengandalkan kesadaran dan kejujuran kepada pengguna wajib pajak dengan adanya alat tapping box ini di harapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam pemungutan pajak daerah. Tujuannya untuk mencegah kecurangan sehingga penerima pajak daerah menjadi maksimal. Alat ini, kata dia, berfungsi untuk merekam data transaksi wajib pajak sehingga terhindar dari laporan internal fiktif karena dapat mengetahui pendapatannya secara riil.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 591, "width": 226, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemungutan pajak dilakukan tiap bulannya. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang optimaslisasi penggunaan alat Tapping Box dalam pemungutan Pajak Asli Daerah. Maka saya akan melakukan peneltian dengan judul “Analisis Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Sebelum dan Sesudah Penerapan Sistem Tapping Box Dalam Upaya Mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Polewali Mandar” (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kota Polewali MandarTahun Anggaran 2018-2021). Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui tingkat efektivitas kontribusi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 59, "width": 226, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui besar kontribusi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Polewali Mandar. Ditinjau dari segi manfaat, maka hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan manfaat bagi Akademik, Praktisi dan Penelitian selanjutnya", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 148, "width": 113, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. KAJIAN PUSTAKA", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 162, "width": 44, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pajak", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 174, "width": 91, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengertian Pajak", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 187, "width": 226, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Mardiasmo (2016:3) Pajak merupakan iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara yang masuk dalam kas negara yang melaksanakan pada undang-undang serta pelaksanaannya dapat dipaksaaan tanpa adanya balas jasa. Iuran tersebut digunakan oleh negara untuk melakukan pembayaran atas kepentingan umum.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 275, "width": 226, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Ciri-ciri pajak Menurut Mardiasmo dalam buku Perpajakan Edisi Revisi 2011 (2011:25) menjelaskan ciri – ciri Pajak adalah 1. Iuran dari rakyat kepada Negara.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 339, "width": 148, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Berdasarkan undang-undang.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 351, "width": 226, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjuk.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 376, "width": 226, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Digunakan untuk membiaya rumah tangga Negara, yakni pengeluaran – pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 414, "width": 226, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Fungsi pajak Menurut Mulyo Agung dalam buku Perpajakan Indonesia (2014:34) pajak memiliki dua fungsi, yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 465, "width": 156, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Fungsi Penerimaan (budgetair)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 478, "width": 226, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran pemerintah. Contoh: dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. 2. Fungsi Mengatur (Reguler)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 541, "width": 226, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang social dan ekonomi. Sebagai contoh dikenakan pajak yang tinggi terhadap minuman keras.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 591, "width": 226, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Sumber Penerimaan Pajak Sebagai salah satu unsur penerimaan negara, pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintahan. Pembangunan infrastruktur, subsidi, pembayaran pegawai negara, pembangunan fasilitas publik dibiayai oleh pajak.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 693, "width": 130, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pajak Penghasilan (PPh).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 705, "width": 162, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 718, "width": 229, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 731, "width": 171, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 743, "width": 226, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).", "type": "List item" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "508", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 98, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Penerimaan cukai.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 73, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pendapatan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 225, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengertian Pendapatan Ikatan Akuntan Indonesia (2019:22) mengungkapkan dalam Standar", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 110, "width": 226, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) mendefinisikan Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal dengan sebutan berbeda seperti penjualan, imbalan, bunga, dividen, royalti dan sewa.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 198, "width": 226, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Harnanto (2019:102) menuliskan bahwa pendapatan adalah “kenaikan atau bertambahnya aset dan penurunan atau berkurangnya liabilitas perusahaan yang merupakan akibat dari aktivitas operasi atau pengadaan barang dan jasa kepada masyarakat atau konsumen pada khususnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 287, "width": 226, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Konsep Pendapatan Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai berikut: konsep dasar pendapatan adalah proses arus, penciptaan barang dan jasa selama jarak waktu tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 350, "width": 226, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam PSAK 23, pendapatan itu sendiri terdiri dari penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalti, dan deviden. Pengakuan pen dapatan yang terdapat dalam PSAK No. 23, merupakan Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi dibawah ini dapat dipenuhi:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 226, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat atas kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 477, "width": 226, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 527, "width": 229, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 540, "width": 226, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi akan mengalir ke entitas.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 578, "width": 82, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pajak Daerah", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 126, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengertian Pajak Daerah", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 603, "width": 226, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Mardiasmo (2009;21), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperiuan negara bagi sebesar- besamya kemakmuran rakyat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 692, "width": 226, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Jenis-jenis pajak Menurut Siahaan (20I0;64) pajak kabupaten atau kota yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 742, "width": 78, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Pajak Hotel", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 755, "width": 93, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Pajak Restoran", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 768, "width": 90, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Pajak Hiburan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 59, "width": 93, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Pajak Reklame", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 72, "width": 130, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Pajak Penerangan Jalan", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 85, "width": 206, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 97, "width": 81, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7) Pajak Parkir", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 110, "width": 99, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8) Pajak Air Tanah", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 123, "width": 149, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9) Pajak Sarang Burung Walet", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 135, "width": 226, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 160, "width": 228, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11) Bea Perolchan Hak atas Tanah dan Bangunan Dari jenis pajak, Kabupaten atau Kota dapat tidak memungut salah satu dari beberapa jenis pajak yang telah ditentukan apabila potensi pajak di darah Kabupaten atau Kota tersebut dipandang kurang memadai.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 236, "width": 226, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari jeriis pajak, Kabupaten atau Kota dapat tidak memungut salah satu dari beberapa jenis pajak yang telah ditentukan apabila potensi pajak di darah Kabupaten atau Kota tersebut dipandang kurang memadai.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 300, "width": 160, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pendapatan Sektor Pariwisata", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 312, "width": 212, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengeretian Pendapatan Sektor Pariwisata Menurut Undang-Undang Nomor 10/2009", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 338, "width": 226, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Oleh karena itu pendapatan sektor pariwisata adalah pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata seperti usaha hotel, restoran dan tempat-tempat hiburan. Dalam kaitannya dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terhitung sebagai pendapatan pariwisata antara lain Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 489, "width": 212, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pengertian, Dasar Pengenaan tarif Pajak Restoran", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 515, "width": 226, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 22 Tahun 2019 Pasal 1 tentang Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 565, "width": 226, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembayaran Pajakn Hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi;", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 591, "width": 194, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Penjualan makanan dan/atau minuman;", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 603, "width": 89, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Service charge;", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 616, "width": 83, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Room charge;", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 629, "width": 199, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Minuman charge/ first drink charge, dan", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 641, "width": 226, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) Data transaksi lainnya yang berkaitan dengan pembayaran pajak restorsan", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 666, "width": 228, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pengertian, Dasar Pengenaan Pajak Hiburan Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 22 Tahun 2019 Pasal 1 Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Wajib pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hiburan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 742, "width": 226, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembayaran Pajakn Hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi;", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 768, "width": 79, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Room charge;", "type": "List item" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "509", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 226, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Harga tanda masuk/ karcis/ tiket masuk/ coin/ minuman charge/ cover, charge/ first drink charge, dan sejenisnya;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 209, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Membership/ kartu anggota dan sejenisnya;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 110, "width": 85, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Service charge;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 123, "width": 226, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) Data transaksi lainnya yang berkaitan dengan pembayaran pajak-pajak hiburan; dan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 148, "width": 44, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f) Minol", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 160, "width": 123, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pendapatan Asli Daerah", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 173, "width": 173, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 186, "width": 226, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah daerah harus dapat menjalankan rumah tangganya secara mandiri dan dalam upaya peningkatan kemandirian tersebut pemerintah dituntut untuk mampu meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber pembelanjaan daerah, jika PAD meningkat maka dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan bertambah sehingga mampu mendorong tingkat kemandirian daerah tersebut. Menurut Mardiasmo (2012:132),", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 312, "width": 226, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan Iain-lain pendapatan asli daerah yang sah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 376, "width": 226, "height": 326, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Tujuan dan Fungsi Pendapatan Asli Daerah Salah satu pendapatan daerah adalah berasal dari pendapatan asli daerah. Dana-dana yang bersumber dari pendapatan asli daerah tersebut merupakan salah satu faktor penunjang dalam melaksanakan kewajiban daerah untuk membiayai belanja rutin serta biaya pembangunan daerah, dan juga merupakan alat untuk memasukkan uang sebanyak-banyakynya ke kas daerah guna menunjang pelaksanaan pembangunan daerah, serta untuk mengatur dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi pemakai jasa tersebut. Tentu dalam hal ini tidak terlepas dari adanya badan yang menangani atau yang diberi tugas untuk mengatur hal tersebut (Yovita:2011). Sumber keuangan yang berasal dari pendapatan asli daerah di dalam pelaksanaan otonomi daerah lebih penting dibandingkan dengan sumbersumber diluar pendapatan asli daerah, karena pendapatan asli daerah dapat dipergunakan sesuai dengan prakarsa dan inisiatif daerah sedangkan bentuk pemberian pemerintah (non PAD) sifatnya lebih terikat. Adanya penggalian dan peningkatan pendapatan asli daerah diharapkan pemerintah daerah juga mampu meningkatkan kemampuannya dalam penyelenggaraan urusan daerah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 139, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Sumber Pendapatan Daerah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 717, "width": 226, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Undang-Undang yang terdiri dari:", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 768, "width": 129, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pendapatan Pajak Daerah", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pendapatan Retribusi Daerah", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 70, "width": 110, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Retribusi jasa Umum", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 82, "width": 111, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Retrubusi Jasa Usaha", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 95, "width": 141, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Retribusi Perizinan Tertentu", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 110, "width": 152, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pendapatan dari Pengembalian", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 123, "width": 226, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pendapatan Transfer merupakan pendapatan yang berasal dari entitas pelaporan lain, seperti pemerintah pusat atau daerah otonom lain dalam rangka perimbangan keuangan", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 173, "width": 212, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 196, "width": 91, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Bagi Hasil Pajak", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 209, "width": 122, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Bagi Hasil Bukan Pajak", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 224, "width": 144, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Dana Alokasi Umum (DAU)", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 236, "width": 147, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Dana Alokasi Khusus (DAK)", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 249, "width": 160, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 262, "width": 176, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 274, "width": 65, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Dana Desa", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 301, "width": 178, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 328, "width": 226, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian ini untuk mengetahui optimalisasi pendapatan asli daerah, kontribusi dan evektifitas pajak daerah sebelum dan sesudah penggunaan alat Tapping Box.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 411, "width": 197, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3.1 Skema kerangka konseptual", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 590, "width": 226, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Hipotesis Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya harus diuji atau rangkuman kesimpulan secara teoritis yang diperoleh melalui tinjauan pustaka (Martono, 2010). Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposal yang dapat diuji secara empiris.", "type": "List item" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "510", "type": "Page footer" }, { "left": 52, "top": 59, "width": 141, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 226, "height": 356, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tentang Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Sebelum dan Sesudah Penerapan Tapping Box dalam Upaya Mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada peneltian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan motode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hungan antara variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar Azwar, 2007. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian komparasi, yaitu perbandingan. bertujuan untuk membandingkan efektifitas dan kontribusi penerimaan pajak daerah sebelum dan sesudah penerapan Tapping Box dalam upaya mengoptimalkan Pendadapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Polewali Mandar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 432, "width": 226, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pendekatan/penelitian desktriptif, metode pengumpulan data dapat dilakukan dari berbagai sumber dengan beragam cara, bisa berupa pengolahan data, observasi dan wawancara.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 226, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada dua jenis data pada umumnya yaitu data kuantitatif dan data kualitatif yang akan dijelaskan dibawah ini, penulis lebih berfokus pada data kunatitatif dalam melakukan analisis ini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 570, "width": 226, "height": 204, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Data Kuantitatif Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitataif. penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotetsis yang telah ditetapkan Sugiyono (2019:17). Dalam penelitian ini, data kuantitatif diperoleh dari data-data yang didapat dari badan pendapatan pajak daerah Polewali Mandar. b. Penelitian Kualitatif", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 59, "width": 226, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi Sugiyono (2019:18).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 225, "width": 120, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Analisis data a. Analisis Efektivitas", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 252, "width": 208, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio efektivitas menggambarkan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 266, "width": 226, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pendapatan yang direncakan, kemudian dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Semakin tinggi rasio efektivitas menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 362, "width": 192, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Penilaian Kriteria Aktivitas Persentase Kriteria Diatas 100% Sangat Efektif 100% Efektif 90% – 99% Cukup Efektif 75,00 – 89% Kurang Efektif Kurang dari 75% Tidak Efektif Sumber: Halim, 2012 b. Analisis Kontribusi", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 504, "width": 226, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio kontribusi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan pajak daerah dan masing-masing pos pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah. Halim 2012 dapat dihitung menggunakan rumus : Tabel 2. Penilaian Kriteria Kontribusi Persentase Kriteria 0,00% - 10% Sangat Kurang 11,00% - 20% Kurang 21,00% – 30% Sedang 31,00 – 40% Cukup Baik 41,00 – 50% Baik Diata 50% Sangat Baik Sumber: Halim, 2012", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 720, "width": 139, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 733, "width": 226, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebijakan penerapan sistem Tapping Box adalah adanya peratutan yang mengharuskan semua jenis pajak untuk menggunakan sistem", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "511", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 145, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "online. Dalam rangka", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 226, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelaksanaan pembayaran pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak (self assessment) sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintan Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2010 Tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau dibayar sendiri oleh wajib pajak, perlu dilakukan pengawasan atas pelaporan data transaksi usaha melalui online system untuk optimalisasi penerimaan pajak daerah. Peratutan Bupati Polewali Mandar Nomor 22", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 225, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2019 Tentang Pembayan dan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 239, "width": 226, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Secara Sistmen Online. Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar juga telah membentuk tim untuk mengawasi wajib pajak diantaranya pajak hotel yang diawasi langsung oleh kasubag penagihan setiap minggu, wajib pajak restoran dilakukan pengawasan tiga kali sehari dan pajak hiburan dilakukan tiap minggunya. Pertimangan diatas membentuk peraturan yang mengatur pelaksanaan monitoring ini, yakni Keputusa Bupati Polewali Mandar Nomor 65 Tahun 2020 Tentang Pembentukan Tim Satuan Tugas Optimalisasi Penerimaan Pajak Menggunakan alat Tapping Box/TMD.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 446, "width": 226, "height": 328, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara kerja penggunaan alat tapping box sebagai alat pemungutan pajak hotel dengan perangkat tapping box ini terbagi menjadi dua yakni tapping box aktif dan tapping box pasif. Cara penggunaan dengan cara aktif adalah dengan menghubungkan perangkat perangkat keras yang digunakan oleh Wajib Pajak Hotel untuk mengingput data-data transaksi dengan tapping box yang disediakan oleh Dispenda melalui kerjasama oleh pihak ketiga. Tapping box tersebut berfungsi untuk melakukan merekam data-data transaksi yang ada pada Hotel kemudian hasilnya akan terkirim ke database Dispenda. Sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Bapak Ismail Sebagai Penanggunga Jawab Penggunaan alat tapping box di Dispenda Kabupaten Polewali Mandar, “kalau tapping box aktif, kita kasihkan ke wajib pajak yang sudah memilik aplikasi dan sistemnya sudah terhubung ke komputer, jadi nanti alat kita akan langsung membaca transaksi komputer merekan dan datanya langsung masuk ke komputer saya atau server dispenda”.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 59, "width": 226, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut cara kerja penggunaan dengan alat tapping box aktif:", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 101, "width": 168, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 Proses Kerja Tapping Box Aktif", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 362, "width": 226, "height": 287, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya adalah dengan menggunakan tapping box pasif. Cara kerja tapping box pasif adalah wajib pajak menginput laporan tranksaksi penjualan. Wajib pajak diberi alat sebuah notebook yang diberikan oleh BPD kepada wajib pajak, kemudian wajib pajak membuat akun pelapora pajak dan mendapatkan IP berserta Password untuk akun pelaporannya dengan memasukka IP dan Pasdeord untuk login ke server Dispenda, kemudian wajib pajak akan menginput transaksi penjualan mereka setiap harinya. Perbedaan tapping box aktif dan pasif adalah, tapping box aktif secara otomatis akan merekam transaksi penjualan yang ada di database wajib pajak. Sedangkan tapping box pasif, wajib pajak perlu secara manual di input data transaksi penjual harian mereka. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak Umar selaku Kasubid Pajak Hotel di Dispenda Kabupaten Polewali Mandar,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 650, "width": 226, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kalau tapping box pasif ini wajib pajak menggunakan atau menginput wajib pajaknya secara manual, tidak menggunakan database wajib pajak mengimput pajaknya menggunakan notebook yang diberikan oleh Dispenda tapi yang menjadi kendalanya pada saat notebook tersebut rusak atau memorinya full maka wajib pajak menggunakan bill", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "512", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 226, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "manual, tulis tangan. Yang ini merupakan cara kerja tapping box pasif”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 226, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut adalah cara kerja penggunaan alat tapping box pasif:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 114, "width": 157, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 Proses Kerja Tapping Box Pasif", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 308, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 226, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 377, "width": 212, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 391, "width": 147, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum dan Seudah", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 212, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan sistem Tapping Box di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2018-2021", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 460, "width": 226, "height": 231, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas adalah tercapainya segala sesuatu yang sudah direncanakan. Efektivitas juga dapat disimpulkan atau diumpamakan sebagai penilaian kesuksesan dalam menanggapi sasaran yan sudah ditetapkan (Ria, 2017). Efektivitas juga disebut hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Dikatakan efektif jika proses kegiatan yang mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely). Maka dari itu semakin besar output yang dihasilkan kepada pencapaian tujuan dan sasaran yag ditetapkan, maka artinya semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Berikut hasil analisis efektivtias pajak daerah Kabupaten Polewali Mandar Sebelum dah Sesudah penggunaan alat tapping box", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 708, "width": 226, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan Sebelum dan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 736, "width": 212, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seudah Penerapan sistem Tapping Box di", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2018-2021", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 226, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pajak derah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah, dimana pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Terdapat banyak faktor meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) diantaranya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat wajib pajak adalah hal pentinh untuk meningkatkan pendapatan daerah. Dikutif dari hasil wawancara kepada Kasubid", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 239, "width": 226, "height": 328, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pajak Hotel dan Sarang Burung Walet “beliau mengatakan bahwa sekarang kami juga telah bekerjasama dengan kejaksaan untuk pemungutan pajak agar para wajib pajak tepat waktu untuk membayar iuran pajak mereka dan Alhamdulillah berjalan sesuai keinginan kita krena kemarin ad yang telat membayar setelah disurati oleh kejaksaan mereka langsung datang dan melunasi hutang pajaknya ditambah dengan penggunaan alat tapping box ini”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian kontribusi adalah sumbangan, sedangkan menururt Kamus Ekonomu, kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Kontribusi dalam hal ini dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oelh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Analisis kontribusi yaitu untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari pajak daerah terutama sektor pajak hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan terhadap PAD.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 570, "width": 226, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis kontribusi pada bagian ini, penulis ingin mengetahui seberapa besar kontribusi pajak daerah terhdapat Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebelum dan sesudah penerapan alat tapping box Kabupaten Polewali Mandar. B. Relepansi Teori dengan Hasil Penelitian Kajian relevan adalah deskripsi tentang kajian penelitian yang sudah pernah dilakukan seputar masalah yang diteliti. Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian atau perkembangan dari penelitian yang sebelumnya, sehingga dapat terlihat jelas bahwa penelitian yang sudah dilakukan bukan merupakan pengulangan atau duplikasi. Berdasarkan penelitian yang telah", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "513", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 226, "height": 289, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan dengan judul penelitian “Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Daerah Sebelum dan Sesudah Penerapan Tapping Box dalam Mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Polewali Mandar” jika dikaitkan dengan teori penerapan tapping box maka pemerintan kabupaten polewali mandar telah berusaha melakukan optimalisasi penerapan tapping box dalam pemungutan wajib pajak kepada pelaku usaha terutama pada pemungutan Pajak Hotel, Pajak Resoran dan Pajak Hiburan untuk meningkatkan realisasi penerimaan pajak dan efektivitas penerimaan pajak serta meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah dan mencegah kebocoran pajak bagi pelaku wajib pajak serta memudahkan pelaku wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajak dan memudahkan pemerintah melakukan pengawasan bagi wajib pajak yang tidak patuh untuk melakukan pembayaran pajak.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 141, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Keterbatasan Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 226, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 404, "width": 226, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Jenis pajak yang diteliti pada penelitian memiliki sedikit kontribusi pada pendapatan asli daerah.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 446, "width": 226, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Objek penelitian hanya difokuskan pada beberapa objek pajak dikarenakan pajak yang menggunakan alat tapping box terbatas.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 515, "width": 95, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 528, "width": 226, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pemaparan hasil dan pembahasan dari penelitian “Analisi Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Sebelum dan Sesudah Penerapan Sistem Tapping Box dalam Upaya", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 604, "width": 226, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Polewali Mandar” yaitu sebagai berikur:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 642, "width": 226, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tingkat efektivitas penerimaan pajak daerah Kabupaten Polewali Mandar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan sebelum penerapan sistem tapping box pada tahun 2018 penerimaan Pajak Hotel kurang efektif dan pada tahun 2019 sangat efektif hingga pada tahun 2020 jumlah realisasi penerimaan Pajak Hotel , Pajak Restoran dan Pajak Hibura berkurang ini diakibatkan pandemi covid-19 yang meningkat dan pemerintah melakukan pembatasan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "distancing social dan kembali normal pada tahun 2021 sesudah penerapan tapping box menunjukkan kriteria sangat efektif dan mulai stabil penggunaanya pada tahun 2021.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 110, "width": 226, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tingkat efektivitas sebelum dan sesudah penerapan sistem tapping box menunjukkan kriteria sangat efektif dan realisasi penerimaan pajak juga terus meningkat setiap tahunnya, tingkat efektivitas yang menurun diakibatkan oleh target yang penerimaan yang meningkat setiap tahunnya.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 198, "width": 226, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tingkat kontribusi penerimaan pajak daerah Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2018- 2021 sangat kurang terhadap pendapatan asli daerah khususnya pada pada penerimaan pajak hiburan", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 262, "width": 226, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Rendahnya kontribusi penerimaan pajak hiburan di Kabupaten Polewali Mandar diakibatkan oleh salah satunya pada saat pandemi Covid-19 yang diperintah oleh pemerintah untuk menutup tempat-tempat hiburan selama pandemi.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 338, "width": 226, "height": 161, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Tingkat kontribusi yang masih sangat kurang dikarenakan PAD Kabupaten Polewali Mandar yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan peningkatan ini bukan hanya dipengaruhi oleh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan saja, karena komponen Pendapatan Asli Daerah juga berasal dari pajak daerah lainnya, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang dapat mempangaruhi jumlah Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Polewali Mandar.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 502, "width": 226, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Penerapan sistem taping box berjalan efektif dalam mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Polewali Mandar, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan kenaikan realisasi penerimaan pajak setiap tahunnya dan penerapan sistem tapping box dapat dilihat memberi dampak positif pada kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak daerah khususnya Pajak Hotel, Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 629, "width": 226, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Dengan diterapkan pemungutan pajak menggunakan tapping box pemerintan dapat langsung memantau para wajib pajak langsung dari sistem pemerintan juga telah berhasil dan mencapai tujuannya dengan adanya alat ini dapat mengurangi kebocoran dan dalam pelaporan pajak dan pembayaran pajak oleh wajib pajak, sehingga semakin efektif juga penerimaan pajak khususnya pada penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran da Pajak Hiburan serta meningkatkan kepatuhan wajib pajak, mencapai target penerimaan pajak dan dapat", "type": "List item" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "514", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 212, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Polewali Mandar.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 97, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 225, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agung, Mulyo. 2014. Perpajakan Indonesia. Lentera Ilmu Cendekia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 136, "width": 226, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aliyssa, Hj. Aryatu, Zainuddin. “Kontribusi Peneriman Retribusi, PBB dan BPHTB Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Makassar “. Tahun 2021.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 226, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan Bupati Polewali Mandar Nomor 65 Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Satuan Tugas Optimalisasi Penerimaan Pajak", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 151, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menggunakan Alat Tapping Box.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 237, "width": 225, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 226, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halim, Abdul. 2012. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Keempat. Penerbit Salemba Empat. Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 301, "width": 226, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan Bupati Polewali Mandar Nomor 65 Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Satuan Tugas Optimalisasi Penerimaan Pajak Menggunakan Alat Tapping Box. Mardiasmo, 2016. Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2016. Yogyakarta: Penerbit", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 376, "width": 226, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi.Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andi Yogyakarta Mardiasmo. 2011. “Perpajakan Edisi Revisi”. Yogyakarta: Andi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 427, "width": 225, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardiasmo. 2018. Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2018. Yogyakarta: Penerbit Andi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 452, "width": 226, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Rihan, Susi Sarumpaet, Dewi Sukmasari.” Penerimaan Pajak Daerah Kota", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 478, "width": 226, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandar Lampung Sebelum dan Sesudah", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 57, "width": 226, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan Tapping Box”. Universitas Lampung, Indonesia. Juni 2021, Vol 10, No.1: 91-108.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 85, "width": 226, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Pembayaran dan Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Secara Sistem Online.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 135, "width": 226, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reza Arditia. 2000. Kontribusi dan Efektifitas Pajak Daerah Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya Tahun 2007-2011.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 173, "width": 225, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siahaan, Marihot Pahala, 2010. Hukum Pajak Elementer. Yogyakarta: Graha Ilmu", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 198, "width": 226, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soliyanti, 2021 ” Kontribusi Pendapatan Sektor Pariwisata (Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan ) Terhadapat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyumas. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 274, "width": 226, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono, 2019. Metode Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 325, "width": 226, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 350, "width": 226, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukmadinata, N.S, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosadakarya Undang-undang nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Jakarta: Direktorat Jenderal Hukum dan Ham", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 413, "width": 226, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Undang-undang nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah", "type": "Text" } ]
a7314065-406e-2797-708b-ac5fdc6ce09f
http://jurnal.utu.ac.id/mkreatif/article/download/8899/4357
[ { "left": 231, "top": 44, "width": 137, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "MARINE KREATIF - V OL .7 N O . 2, O KTOBER (2023)", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 74, "width": 135, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Available online at : http://jurnal.utu.ac.id/mkreatif", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 87, "width": 132, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "MARINE KREATIF", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 108, "width": 160, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "| ISSN (Print) 2581-2238 | ISSN (Online) 2745-6900 |", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "134", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 150, "width": 496, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Bimbingan Teknis Kultur dan Treatment Bahan Baku Lokal untuk Meningkatkan Kualitas Pakan Ikan pada Kelompok Rumah Produksi Pakan di Kabupaten Aceh Singkil", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 193, "width": 496, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Technical Guidance Culture and Treatment of Raw Materials Local to Improve the Quality Fish Feed in Groups of Feed Production Houses in Aceh Singkil Regency", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 236, "width": 354, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fazril Saputra 1 *, Afrizal Hendri 1 , Sufal Diansyah 1 , Khairul Samuki 1 , Alfis Syahril 1", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 255, "width": 292, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1 Departemen Akuakultur, Universitas Teuku Umar, Aceh Barat, Indonesia, 23615 * Korespondensi penulis: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 293, "width": 191, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "INFO ARTIKEL ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 56, "top": 315, "width": 108, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Diajukan: 10 September 2023 Revisi: 6 Oktober 2023", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 336, "width": 96, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Diterima: 28 Oktober 2023", "type": "Table" }, { "left": 56, "top": 347, "width": 104, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Diterbitkan: 30 Oktober 2023", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 379, "width": 43, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci:", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 389, "width": 119, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Bahan baku lokal, Biaya, Kultur, Rumah produksi", "type": "Table" }, { "left": 56, "top": 400, "width": 119, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pakan, Perlakuan", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 432, "width": 119, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Keywords: Cost, Culture, Feed production house, Local raw materials, Treatment", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 315, "width": 343, "height": 215, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Aceh Singkil merupakan salah satu provinsi di Provinsi Aceh dengan luas daerah 1.857,88 Km 2 . Kabupaten Aceh singkil terbagi dalam 11 Kecamatan yang terdiri dari dua wilayah yakni daratan dan kepulauan. Letak geografis Kabupaten Aceh Singkil berada pada posisi 2002’-2027’30” Lintang Utara dan 97004’-97045’00” Bujur Timur. Topografi Kabupaten Aceh Singkil mendukung untuk melakukan budidaya perikanan air tawar dan air laut. Selama ini untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan masyarakat kabupaten Aceh Singkil membeli pakan komersial dari wilayah Sumatera Utara, namun biaya yang ditawarkan sangat mahal. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah membimbing teknis kultur dan treatment bahan baku lokal untuk meningkatkan kualitas pakan ikan pada kelompok rumah produksi pakan di Kabupaten Aceh Singkil. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah bimbingan teknis bahan baku lokal bagi kelompok rumah produksi pakan di Kabupaten Aceh Singkil. Program diawali dengan melakukan edukasi tentang konsep pemilihan bahan baku lokal pada pakan ikan, cara penggunaan bahan baku lokal pada pakan ikan, metode pemberian bahan baku lokal dan diakhiri dengan pelatihan cara budidaya ikan yang baik. Monitoring dan evaluasi juga akan dilakukan untuk melihat tingkat kemandirian pembudidaya ikan dalam mengaplikasikan ilmu dan teknologi yang telah diajarkan dan keberlanjutan program serta kendala-kendala selama program ini berlangsung. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah bimbingan teknis kultur dan treatment bahan baku lokal mampu meningkatkan pemahaman kelompok rumah produksi tentang kualitas pakan ikan.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 551, "width": 56, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 575, "width": 343, "height": 198, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Aceh Singkil Regency is one of the provinces in Aceh Province with an area of 1,857.88 Km 2 . Aceh Singkil Regency is divided into 11 sub-districts consisting of two regions, namely the mainland and the islands. The geographical location of Aceh Singkil Regency is at 2002'-2027'30\" North Latitude and 97004'-97045'00\" East Longitude. The topography of Aceh Singkil Regency supports the cultivation of freshwater and seawater fisheries. So far, to meet the need for fish food, the people of Aceh Singkil district have purchased commercial feed from the North Sumatra region, but the costs offered are prohibitive. The aim of this service activity is to guide the technical culture and treatment of local raw materials to improve the quality of fish feed in the group of feed production houses in Aceh Singkil Regency. The method used in this activity is technical guidance on local raw materials for groups of feed production houses in Aceh Singkil Regency. The program begins with providing education about the concept of selecting local raw materials for fish feed, how to use local raw materials for fish feed, methods for providing local raw materials and ends with training on good fish farming methods. Monitoring and evaluation will also be carried out to see the level of independence of fish farmers in applying the knowledge and technology that has been taught and the sustainability of the program as well as the obstacles during the", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 44, "width": 139, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "MARINE KREATIF - V OL .7 N O . 2, O KTOBER (2023 )", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 776, "width": 16, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "135", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 789, "width": 123, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.utu.ac.id/mkreatif", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 135, "width": 342, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "program. The result of this service activity is technical guidance on culture and treatment of local raw materials which is able to increase the production house group's understanding of the quality of fish feed .", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 190, "width": 88, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 219, "width": 496, "height": 228, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Aceh Singkil merupakan salah satu provinsi di Provinsi Aceh dengan luas daerah 1.857,88 Km 2 . Kabupaten Aceh singkil terbagi dalam 11 Kecamatan, 16 Mukim, dan 120 Desa yang terbagi ke dalam dua wilayah yakni daratan dan kepulauan. Bagian kepulauan yang menjadi wilayah dari Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak. Letak geografis Kabupaten Aceh Singkil berada pada posisi 2002’-2027’30” Lintang Utara dan 97004’-97045’00” Bujur Timur (Badan Pusat Statistik, 2022). Hasil sensus yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Singkil tahun 2022 menyebutkan bahwa 51,3% penduduk Aceh singkil menggantungkan hidupnya pada bidang pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan. Pada bidang perikanan terutama pada bidang perikanan air tawar, ikan yang paling banyak dibudidayakan adalah ikan lele dan nila. Ikan ini banyak di dipelihara karena mudah dipelihara dan memiliki nilai ekonomis penting (Saputra dkk. , 2022). Pakan komersial yang diberikan pada ikan lele dan nila selama ini diperoleh dengan membeli dari wilayah Provinsi Sumatera Utara. Namun pakan yang dibeli dari wilayah Sumatera Utara memiliki harga yang relatif mahal dan cenderung naik setiap tahunnya. Padahal pakan merupakan biaya produksi paling penting dalam budidaya ikan. Biaya produksi budidaya 60-70% berasal dari pakan ikan (Wahyudi dkk ., 2020). Untuk itu diperlukan alternatif lain untuk mengurangi biaya pembelian pakan komersial salah satunya dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang tinggi nutrien yang banyak terdapat di wilayah Aceh Singkil.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 452, "width": 496, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Bahan baku lokal yang tinggi nutrien dan banyak terdapat di wilayah Aceh Singkil adalah Lemna sp., ampas tahu, dan tepung bungkil kelapa sawit. Namun bahan-bahan ini jika langsung digunakan tanpa treatment efektivitasnya tidak akan maksimal manfaatnya. Salah satu treatment yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas bahan baku lokal adalah dengan memanfaatkan probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah yang cukup akan memberikan manfaat kesehatan bagi inangnya(Nilofar, Khusboo dan Kaushal, 2022). Masyarakat pembudidaya ikan Kabupaten Aceh singkil umumnya masih minim pengetahuan tentang penggunaan probiotik untuk kultur dan treatment bahan Baku Lokal. Perlunya pendampingan dari tenaga ahli yang terampil dalam bidang budidaya perikanan maka dari itu di lakukanlah bimbingan teknis kultur dan treatment bahan baku lokal untuk meningkatkan kualitas pakan ikan pada kelompok rumah produksi pakan di Kabupaten Aceh Singkil.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 618, "width": 39, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tujuan", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 632, "width": 495, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tujuan kegiatan ini adalah untuk membimbing teknis kultur dan treatment bahan baku lokal untuk meningkatkan kualitas pakan ikan pada kelompok rumah produksi pakan di Kabupaten Aceh Singkil.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 667, "width": 48, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Manfaat", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 682, "width": 496, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Manfaat pengabdian ini adalah Kabupaten Aceh Singkil dapat menjadi contoh kabupaten yang telah menggunakan kultur dan treatment bahan baku lokal untuk meningkatkan kualitas pakan ikan pada budidaya ikan sehingga penerapan teknologi ini dapat diikuti oleh kabupaten-kabupaten lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 30, "width": 139, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "MARINE KREATIF - V OL .7 N O . 2, O KTOBER (2023 )", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 776, "width": 16, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "136", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 789, "width": 123, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.utu.ac.id/mkreatif", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 59, "width": 134, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "METODE PELAKSANAAN Waktu dan tempat", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 88, "width": 496, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pengabdian ini telah dilaksanakan pada Bulan September 2023. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI), Dinas Perikanan, Kabupaten Aceh Singkil. Lokasi kegiatan di Desa Tunas Harapan, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 355, "width": 423, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Lokasi bimbingan teknis Kultur dan Treatment Bahan Baku Lokal untuk Meningkatkan Kualitas Pakan Ikan pada Kelompok Rumah Produksi Pakan di Kabupaten Aceh Singkil.", "type": "Caption" }, { "left": 51, "top": 389, "width": 96, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Khalayak sasaran", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 404, "width": 496, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sasaran atau peserta kegiatan pengabdian bimbingan teknis kultur dan treatment bahan baku lokal untuk meningkatkan kualitas pakan ikan adalah kelompok rumah produksi pakan ikan di Kabupaten Aceh Singkil.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 453, "width": 106, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Metode pengabdian", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 468, "width": 344, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 482, "width": 140, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "a) Metode bimbingan teknis", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 497, "width": 468, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Bimbingan teknis dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI), Dinas Perikanan, Kabupaten Aceh Singkil. Materi yang disampaikan pada bimbingan teknis ini terdiri atas teori kultur dan treatmen bahan baku lokal. Tim tenaga ahli menjelaskan secara singkat dan mudah dipahami beberapa materi yang berkaitan dengan kultur dan treatmen bahan baku lokal. Adapun materi yang diberikan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 570, "width": 309, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1) Konsep penggunaan kultur dan treatment bahan baku lokal.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 584, "width": 289, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2) Cara pembuatan kultur dan treatment bahan baku lokal.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 605, "width": 297, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Bahan dan peralatan yang digunakan untuk edukasi berupa:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 619, "width": 330, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1) Bahan tayang berupa slide power point sederhana dan menarik.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 634, "width": 332, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2) Bahan-bahan pembuatan kultur dan treatment bahan baku lokal.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 648, "width": 294, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3) Video pembuatan kultur dan treatment bahan baku lokal.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 669, "width": 87, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "b) Metode diskusi", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 683, "width": 467, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Setelah bimbingan teknis kultur dan treatmen bahan baku lokal, tim tenaga ahli diskusi pembuatan kultur dan treatmen bahan baku lokal. Diskusi ini melibatkan masyarakat pembudidaya ikan Kabupaten Aceh Singkil secara aktif melakukan tanya jawab dengan tujuan masyarakat pembudidaya ikan memahami cara melakukan kultur dan treatment bahan baku lokal. Metode diskusi ini sangat efektif dalam melakukan transfer teknologi bagi masyarakat pembudidaya ikan di Kabupaten Aceh Singkil.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 30, "width": 139, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "MARINE KREATIF - V OL .7 N O . 2, O KTOBER (2023 )", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 776, "width": 16, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 789, "width": 123, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.utu.ac.id/mkreatif", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 59, "width": 120, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Indikator keberhasilan", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 74, "width": 496, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengabdian ini diukur dengan indikator >75% peserta dapat memahami materi kultur dan treatment bahan baku lokal. Selain itu kemampuan peserta dalam membudidayakan ikan dengan cara yang baik (CBIB) juga menjadi penilaian indikator keberhasilan.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 138, "width": 88, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Metode evaluasi", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 152, "width": 496, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Evaluasi dilakukan terhadap peserta pembudidaya ikan Aceh Singkil yang telah mengikuti kegiatan ini. Evaluasi bagi peserta dilakukan dengan menjawab pertanyaan berupa kuesioner. Pertanyaan yang ada di kuesioner menyangkut pemahaman dan motivasi peserta dalam menyerap materi teori yang diberikan pada kegiatan ini.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 231, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 245, "width": 247, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Edukasi kultur dan treatment bahan baku lokal", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 260, "width": 496, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Edukasi ini diawali dengan memberikan materi tentang konsep kultur dan treatment bahan baku lokal yaitu pemilihan bahan baku lokal yang berpotensi untuk dimanfaatkan dalam pembuatan pakan ikan dan pemanfaatan probiotik pada kultur dan fermentasi bahan baku lokal. Materi ini diberikan dengan tujuan agar pembudidaya ikan Aceh Singkil dapat mengetahui dan memanfaatkan bahan baku lokal yang ada di Kabupaten Aceh Singkil. Untuk mempermudah pemahaman dari peserta yang mengikuti kegiatan ini juga dilakukan pemutaran video cara memilih dan memanfaatkan bahan baku lokal. Video ini akan menjadi referensi bagi para peserta untuk memilih bahan baku lokal dalam pembuatan pakan ikan.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 673, "width": 467, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 . (a) Pembukaan kegiatan bimbingan teknis oleh Bapak Kepala Dinas Perikanan Aceh Singkil; (b) Diskusi bersama antara pemateri dan pembudidaya ikan; (c) Foto bersama tim tenaga ahli bersama masyarakat pembudidaya ikan Kabupaten Aceh Singkil.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 709, "width": 496, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tahapan selanjutnya pembudidaya ikan air tawar Aceh Singkil akan diberikan contoh-contoh bahan baku lokal yang banyak terdapat di Aceh Singkil. Bahan-bahan baku lokal tersebut antara lain Lemna sp., ampas tahu, dan tepung bungkil kelapa sawit. Hasil penelitian (Andriani, Iskandar dan Zidni, 2018) Andriani et al ., (2018) Lemna sp. dapat dijadikan pakan pengganti pada ikan gurami; (Ilyas", "type": "Text" }, { "left": 408, "top": 506, "width": 8, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "a", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 649, "width": 229, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "b c", "type": "Picture" }, { "left": 229, "top": 30, "width": 139, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "MARINE KREATIF - V OL .7 N O . 2, O KTOBER (2023 )", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 776, "width": 16, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "138", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 789, "width": 123, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.utu.ac.id/mkreatif", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 59, "width": 496, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "dkk. , 2014) pemberian Lemna perpusilla , pada ikan nila mampu menggantikan pelet sebagai pakan sebesar 25%. Pemberian ampas tahu sebanyak 20% dan pelet 80% pada ikan lele Sangkuriang mampu meningkatkan laju pertumbuhan harian (Hartami dan Rusydi, 2016). Tepung bungkil kelapa sawit yang difermentasi dengan menggunakan Saccaromyces cerevisiae dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ikan nila (Putra dkk. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 138, "width": 423, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Diskusi kultur dan treatment bahan baku lokal dan cara budidaya ikan yang baik", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 152, "width": 496, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Diskusi dilakukan setelah selesai pemberian materi oleh tim tenaga ahli. Diskusi dilakukan secara aktif antara pemateri dan pembudidaya ikan Aceh singkil. Pembudidaya ikan diberikan kesempatan untuk bertanya seluas-luasnya untuk lebih memahami cara kultur dan treatment bahan baku lokal untuk pakan ikan. Selanjutnya pembudidaya ikan air tawar Aceh Singkil diajarkan cara budidaya ikan yang baik (CBIB). CBIB diawali dengan memberikan konsep cara budidaya ikan mulai dari awal memelihara ikan hingga panen mengikuti yang dilakukan oleh (Priyono, 2021). Pembudidaya diajarkan teori cara mengukur panjang dan berat ikan budidaya secara benar, menghitung konversi pakan ikan budidaya, menggunakan alat pengukur kualitas air dan penanggulangan penyakit pada ikan budidaya.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 289, "width": 123, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Keberhasilan program", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 304, "width": 496, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Keberhasilan dari kegiatan ini diukur dengan cara memberikan kuesioner kepada peserta pembudidaya ikan air tawar yang ikut pada kegiatan ini. Isi kuesioner berupa pertanyaan yang menyangkut pemahaman dan motivasi peserta dalam menyerap materi teori yang diberikan. Hasil rata-rata kuesioner adalah lebih dari 75% peserta paham akan materi teori dan praktek yang dilakukan dalam kegiatan ini.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 586, "width": 332, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 3 . Hasil penilaian pemahaman materi peserta kultur dan treatment bahan baku lokal", "type": "Caption" }, { "left": 51, "top": 618, "width": 61, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 633, "width": 496, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan yang dapat diambil dari pengabdian ini adalah kegiatan pengabdian ini telah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kelompok rumah produksi tentang memilih bahan baku lokal untuk pembuatan pakan ikan air tawar.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 682, "width": 34, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 697, "width": 496, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Perlu adanya kegiatan pengabdian pendampingan lanjutan dari pihak universitas Teuku Umar dan Dinas Perikanan Aceh Singkil untuk keberlanjutan kegiatan bimbingan teknis kultur dan treatment bahan baku lokal untuk meningkatkan kualitas pakan ikan pada kelompok rumah produksi pakan di Kabupaten Aceh Singkil.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 30, "width": 139, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "MARINE KREATIF - V OL .7 N O . 2, O KTOBER (2023 )", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 776, "width": 16, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "139", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 789, "width": 123, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.utu.ac.id/mkreatif", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 59, "width": 133, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 74, "width": 496, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kegiatan ini dibiayai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang diwakili Universitas Teuku Umar Berdasarkan keputusan pejabat pembuat komitmen matching fund sekretariat direktorat jenderal pendidikan tinggi, kebudayaan, riset dan teknologi no 28/E1/PPK/KS.03.00/2023 tentang penerimaan bantuan pendanaan program matching fund kedaireka tahun 2023 batch gelombang 1. Ucapan terima kasih kepada Dinas Perikanan Kabupaten Aceh Singkil, dan Program Studi Akuakultur, Universitas Teuku Umar serta masyarakat pembudidaya ikan air tawar Aceh Singkil.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 196, "width": 105, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 208, "width": 496, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Andriani Y, Iskandar, dan Zidni I. (2018) “Penggunaan Lemna sp Sebagai Pakan Dalam Budidaya Ikan Gurame ( Osphronemus gourami Lac.) Di Kabupaten Pangandaran,” Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat , 7(1), hal. 65 –68.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 236, "width": 468, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tersedia pada: https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v7i1.14656.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 267, "width": 496, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Badan Pusat Statistik (2022) Kecamatan Simeulue Barat Dalam Angka . Kabupaten Simeulue: Badan Pusat Statistik.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 296, "width": 496, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hartami P, dan Rusydi R. (2016) “Efektivitas Kombinasi Pakan Ampas Tahu Dan Pelet Untuk Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang ( Clarias sp),” Acta Aquatica , 3(2), hal. 40 –45.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 328, "width": 496, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Ilyas AP , Nirmala K, Haris E . dan Widiyanto T. (2014) “Pemanfaatan Lemna Perpusilla Sebagai Pakan Kombinasi Untuk Ikan Nila ( Oreochromis niloticus ) Pada Sistem Resirkulasi,” 21(2), hal. 193– 201.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 374, "width": 496, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Nilofar Y, Khusboo K dan Kaushal S. (2022) Probiotics from Fermented Fish , IntechOpen . London, United Kingdom: IntechOpen. Tersedia pada: https://www.intechopen.com/books/advanced- biometric-technologies/liveness-detection-in-biometrics.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 415, "width": 496, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Priyono S. (2021) “Tingkat Penerimaan Masyarakat Terhadap Penerapan Sistem CBIB (Cara Budidaya Ikan Yang Baik) Pada Budidaya Pembesaran Ikan Lele Kolam Terpal Di Kecamatan Slawi Dan Kecamatan Lebaksiu,” Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia , 1(2), hal. 130 –140. Tersedia pada: https://doi.org/10.29303/jppi.v1i2.115.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 472, "width": 496, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Putra AN , Hidayat SF, Syamsunarno MB, Mustahal, Hermawan D, dan Herjayanto . (2020) “Evaluasi Fermentasi Tepung Bungkil Kelapa Sawit dengan Menggunakan Saccharomyces cerevisiae dalam Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus),” Jurnal Perikanan dan Kelautan , 10(1), hal. 20 – 29.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 529, "width": 496, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Saputra F, Ibrahim Y, Islama D, Zulfadhli, Mahendra, Isbah F, Rozi A, dan Bahri S. (2022) “Edukasi Dan Aplikasi Teknologi Probiotik Berbahan Baku Lokal Bagi Pembudidaya Ikan Air Tawar Ekonomis Penting,” Marine Kreatif , 6(1), hal. 70 –75.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 573, "width": 496, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Wahyudi A, Sasmita PG, dan Kartika IWD. (2020) “Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo ( Clarias gariepinus ),” Current Trends in Aquatic Science , III(2), hal. 59 –66.", "type": "Text" } ]
0ada224d-a1ba-5b7e-6339-a7378fe95859
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/hon/article/download/11980/7799
[ { "left": 119, "top": 76, "width": 75, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 No I Tahun 2024", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 75, "width": 115, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2614-2775 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 378, "top": 89, "width": 125, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2621-8143 (Online)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 793, "width": 183, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 116, "width": 369, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BODY MASS INDEX, PHYSICAL ACTIVITY STATUS, AND SLEEP DURATION OF ELDERLY", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 157, "width": 396, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya 1 , Dadan Resmana 2 , Muhamad Fahmi Hasan 3 , Nia Sri Ramania 4 , Imam Safei 5", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 184, "width": 301, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Pendidikan Indonesia 1 , Institut Teknologi Bandung 2,3,4 ,", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 197, "width": 124, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Institut Teknologi Sumatra 5 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 223, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 236, "width": 400, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regular physical activity by vulnerable populations such as the elderly can improve physical and mental function and reduce the risk of dementia. However, awareness of doing physical activity is still low among the elderly, especially in the city of Bandung. Therefore, this study aims to determine the level of physical activity, BMI, and sleep duration of the elderly in the city of Bandung. This study used a quantitative descriptive method without a control group and assessed the level of physical activity using the International Physical Activity Questionnaire. The results of this study indicate that the average (SD) age, height, weight, and BMI of the study subjects were 56.88 ± 5.32 years, 155.8 ± 7.66 cm, 66.84 ± 12.46 respectively kg, and 27.8 ± 3.8 kg/m2. Meanwhile, the average physical activity status and sleep time of the research subjects were 452.68 ± 76.88 METs, and 344.48 ± 46.28 minutes, respectively. The conclusion of this study shows that the elderly in Kiaracondong District, Bandung City, West Java Province have a low level of physical activity and are in the category of obesity or overweight. However, the resulting sleep duration is still included in the recommended category.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 425, "width": 218, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Elderly; Physical Activity; West Java", "type": "Caption" }, { "left": 113, "top": 449, "width": 190, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Submitted : 13 th of June 2023 Accepted : 25 th of November 2023 Published : 30 th of November 2023", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 481, "width": 329, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Correspondence Author: Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Universitas Pendidikan Indonesia. E-Mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 512, "width": 172, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI http://dx.doi.org/10.31851/hon.v7i1.11980", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 558, "width": 399, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Laman Olahraga Nusantara licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 Internationall License", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 400, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pysical activity is generally identified as a part of protection against non- communicable diseases such as chronic diseases such as hypertension, cardiovascular disease, stroke, diabetes, osteoporosis, several types of cancer, and others (Celis-Morales et al., 2017; Pantelić et al., 2012). In addition, physical activity that is carried out regularly, gradually, and continuously has a positive impact on increasing cardiovascular, vascular, and respiratory capacity in the general population (Avila-Palencia et al., 2019; Bahri et al., 2021; Wen et al.,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 399, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Dadan Resmana, Muhamad Fahmi Hasan, Nia Sri Ramania, Imam Safei, (2024)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 307, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Body Mass Index, Physical Activity Status, And Sleep Duration Of Elderly", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 183, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 400, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2019). Meanwhile, regular physical activity by vulnerable populations such as the elderly can improve physical and mental function and reverse some of the effects of cardiovascular disease and dementia. In addition, the physical activities carried out can keep the elderly moving and become more independent (Crespillo-Jurado et al., 2019; Ferrari et al., 2013; Seo et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 258, "width": 400, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Despite the widely publicized benefits of physical activity, the majority of older adults generally do not meet the minimum level of physical activity required to maintain good health. Previous research stated that the elderly in Serang City, Salatiga City, Sukoharjo Regency have a tendency to have a low level of physical activity (Anugrah et al., 2021; Baga et al., 2017; Nisa & Jatmiko, 2019). The same thing happened in several other countries such as Serbia and Korea which stated that the elderly in these countries had a low level of physical activity (Kostić et al., 2011; Pantelić et al., 2012).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 424, "width": 400, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The low physical activity carried out by the elderly is due to the fact that they spend more energy on daily household activities than doing physical activities. In addition, the development of the digital era and the internet at this time is so massive that everything can be done more easily and practically, thus supporting work to be completed more quickly. However, this convenience has a negative impact on the level of physical activity which decreases in the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 548, "width": 400, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The low level of physical activity in the elderly population significantly increases the risk of obesity or overweight. Being overweight in the elderly has serious health impacts such as urinary incontinence, diabetes, cardiovascular disease, arthritis, hypertension, and several types of cancer (Amarya et al., 2014). In addition, the lack of sleep duration in the elderly, especially under certain conditions, can cause digestive disorders which are closely related to overweight in the elderly population.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 693, "width": 400, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Physical activity levels are commonly utilized as a metric to assess and appraise public health, and are invariably correlated with an individual's health status. The monitoring of physical activity levels is of great significance as it", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 399, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Dadan Resmana, Muhamad Fahmi Hasan, Nia Sri Ramania, Imam Safei, (2024)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 307, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Body Mass Index, Physical Activity Status, And Sleep Duration Of Elderly", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 183, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 400, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "serves to forestall sundry illnesses and sedentariness, whilst decreasing mortality rates among the elderly population. Several studies regarding the level of physical activity have been conducted on college students several times (Gunawan et al., 2019; Sunadi & Permana, 2017), and school children (Hasan, 2020). However, research on the level of physical activity in the elderly and the duration of sleep in the elderly as another important parameter is still limited, especially in the city of Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 300, "width": 400, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to the described research background, it is imperative to determine the physical activity level, BMI, and sleep duration of elderly individuals residing in the city of Bandung. Such information would enable the development of programs and recommendations for relevant stakeholders regarding the significance of physical activity awareness, particularly in the elderly population.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 430, "width": 55, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 444, "width": 401, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The respondent criteria used were the elderly with an age range of 50-65 years who came from the Kiaracondong District, Bandung City, West Java Province. A total of 60 respondents were successfully taken in this study and are expected to provide an accurate description of the characteristics of the elderly in the region.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 547, "width": 400, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research was conducted from April to June 2022. A purposive sampling technique was used to recruit respondents with the respondent criteria used being elderly people with an age range of 50-65 years who come from the Kiaracondong District area of Bandung City, West Java Province. A total of 60 respondents were successfully taken in this study and are expected to provide an accurate description of the characteristics of the elderly in the region. Prior to data collection, research participants were given written consent as the main requirement. The research protocol was also approved by the Health Polytechnic Health Research Ethics Commission, Ministry of Health, Bandung (No.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 399, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Dadan Resmana, Muhamad Fahmi Hasan, Nia Sri Ramania, Imam Safei, (2024)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 307, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Body Mass Index, Physical Activity Status, And Sleep Duration Of Elderly", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 183, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 400, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "06/KEPK//EC/XII/2022). So that the steps taken in this study have met the ethical and legal standards that apply in the field of scientific research.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 117, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Equation and formula", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 400, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) was employed as the research instrument in this investigation, and this was used in conjunction with anthropometry, which included height, weight, and body mass index. The outputs of the IPAQ questionnaire were represented by Metabolic Equivalent (METs) values, which encompassed three distinct criteria, namely low, medium, and high levels of physical activity. Insufficient physical activity was represented by MET values of less than 600, whilst moderate physical activity was characterized by MET values within the range of 600 to 3000. Higher levels of physical activity were denoted by MET values that exceeded 3000. Height was measured utilizing digital scales and a stadiometer.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 424, "width": 400, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Body Mass Index (BMI) was measured using the BrianMac Sports Coach formula, which takes into account both height and weight (kg/m2). The data collected was subjected to analysis using the One Sample T-Test statistical technique with a 95% confidence interval, and the SPSS version 22 software was employed for this purpose. Thus, the use of accurate and tested research methods and instruments has been carried out to ensure the integrity of the data obtained, so that the research results can be relied upon in drawing conclusions and recommendations.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 590, "width": 156, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULT AND DISCUSSION Result", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 617, "width": 400, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this result, we get data about age, height, weight, body mass index, physical acitivity and sleep duration. This mean (SD) of age, height, weight, and BMI of the study subjects were 56.88 ± 5.32 years, 155.8 ± 7.66 cm, 66.84 ± 12.46 kg, and 27, respectively. 8 ± 3.8 Kg/m2 shown in table 1.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 399, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Dadan Resmana, Muhamad Fahmi Hasan, Nia Sri Ramania, Imam Safei, (2024)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 307, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Body Mass Index, Physical Activity Status, And Sleep Duration Of Elderly", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 183, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 155, "width": 234, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Profiling Subject No Variable Results 1. Age (years) 56,88 ± 5,32 2. Height (cm) 155,8 ± 7,66 3. Weight (kg) 66,84 ± 12,46 4. Body Mass Index (BMI) 27,1 ± 3,8", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 313, "width": 400, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 shows the average physical activity status and sleep time of the research subjects, respectively 452.68 ± 76.88 METs, and 344.48 ± 46.28 minutes.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 375, "width": 280, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Physical Activity and Sleep Duration No Variable Results 1. Physical Activity (METs) 452,68 ± 76,88 2. Sleep Duration (minute) 344,48 ± 46,28", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 485, "width": 57, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 400, "height": 239, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The primary objective of this study was to ascertain the physical activity status, anthropometry, and sleep duration of elderly individuals residing in a sub- district within Bandung City, located in the West Java Province. To the author's knowledge, this is the first measurement conducted on the elderly in the area and is expected to provide an accurate picture of the characteristics of the elderly in the area. In the research that we have done, the participants who were the subject of this study had an average age of 56.88 ± 5.32. According to data released by the World Health Organization (WHO) and the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (Depkes RI), this age is included in the elderly category. In addition, we found that the participants' BMI was at 27.8 ± 3.8, which according to the WHO and the Indonesian Ministry of Health was in the overweight or obese category.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 399, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Dadan Resmana, Muhamad Fahmi Hasan, Nia Sri Ramania, Imam Safei, (2024)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 307, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Body Mass Index, Physical Activity Status, And Sleep Duration Of Elderly", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 183, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 400, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Our findings are in line with previous research which stated that BMI elderly in Serang City tended to be overweight or obese (Anugrah et al., 2021). This confirms that the elderly in big cities in West Java and Banten are in the overweight or obese category. Moreover, the outcomes of our study exhibit notable similarities with those of prior research endeavors that explored the prevalence of obesity among elderly individuals in several developing nations. A previous study revealed that the elderly population in such countries exhibited an average body mass index (BMI) of 27.8, signifying a high prevalence of obesity in this demographic (Jésus et al., 2017; Pantelić et al., 2012).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 341, "width": 400, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The findings in our study show differences from several previous studies that examined elderly populations in several developed countries. Several of these investigations arrived at the determination that elderly individuals in developed nations possessed a body mass index that falls within the normal range, and are not considered obese obese (Masood & Reidpath, 2017; Tarui et al., 2020). This phenomenon may be attributable to the increased awareness and knowledge regarding nutrition, health, and healthier lifestyles that exist in developed nations (Hutapea & Intelegence, 2013; Masood & Reidpath, 2017; Tarui et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 507, "width": 400, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "However, the results from our study suggest that there is a prevalence of obesity in the elderly population in the countries we studied. This emphasizes the importance of studying the factors that contribute to the problem of obesity in the elderly population, as well as formulating appropriate interventions to prevent and treat this problem. Conducting an examination of the factors that contribute to the issue of obesity or being overweight is crucial due to the fact that obesity is a public health concern that can lead to various disease complications and represents a risk factor for the development and mortality of several ailments. Obesity has the potential to trigger cardiovascular disease, metabolic disorders, respiratory difficulties, and cancer (Jésus et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 714, "width": 400, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Increasing the role of the central and regional governments in dealing with obesity rates in the elderly population is very important to achieve a healthy life", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 399, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Dadan Resmana, Muhamad Fahmi Hasan, Nia Sri Ramania, Imam Safei, (2024)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 307, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Body Mass Index, Physical Activity Status, And Sleep Duration Of Elderly", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 183, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 400, "height": 384, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "expectancy in old age. This action aims to prevent the emergence of various diseases due to obesity which can interfere with quality of life. This is realized by the Central Government in Law number 11 of 2022 concerning sports article 4 which states that the purpose of sports is to maintain health, improve fitness levels, and improve the quality of Indonesian people, including the elderly. In addition, previous study that adapted the copy from Article 19 of Law number 11 of 2022 it is stated that types of community sports can be carried out by all levels of society with the aim of maintaining health, recovering from illness, and maintaining to improve the degree of fitness and body health (Bahri et al., 2021; Kamaludin et al., 2020; Nuriman et al., 2016). Whereas the Regional Government of West Java in West Java Province Regional Regulation Number 1 of 2015 concerning the implementation of Sports article 3 states that the purpose of organizing sports in the West Java region is to support the achievement of sports goals nationally in accordance with the mandate of Law number 11 of 2022 concerning sports. In addition, previous study that adapted the copy from West Java Provincial Regulation Number 1 of 2015 article 3 is to popularize sports which is reflected in the people of West Java who know, understand, understand, do, and enjoy the benefits of doing sports or physical activity (Juniarto et al., 2022; Rubiana et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 548, "width": 400, "height": 198, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Additional findings from our study revealed that the elderly participants exhibited low levels of physical activity, as evidenced by a MET value of 452.68 ± 76.88. These findings exhibit parallels with earlier research conducted in Serang City (Anugrah et al., 2021), Salatiga City (Baga et al., 2017), and Sukoharo Regency (Nisa & Jatmiko, 2019) which indicated that the elderly population there demonstrated similarly low levels of physical activity, and in line with research conducted in Portugal to 83 elderly (Jésus et al., 2017). Numerous studies conducted in Serbia and Korea have indicated low levels of physical activity among their respective elderly populations (Kostić et al., 2011; Pantelić et al., 2012). Nevertheless, the results of our study diverge from the outcomes of studies", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 399, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Dadan Resmana, Muhamad Fahmi Hasan, Nia Sri Ramania, Imam Safei, (2024)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 307, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Body Mass Index, Physical Activity Status, And Sleep Duration Of Elderly", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 183, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 400, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "conducted in Japan, which suggested that elderly individuals in Japan tend to display high levels of physical activity, as indicated by a MET value of 1200 (Ishihara et al., 2022; Tajima et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 400, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The high METs score of elderly people from Japan is due to intervention by the Japanese government. In reducing obesity rates and increasing physical activity in the elderly, the Japanese state through the Ministry of Health and Welfare carries out an intensive lifestyle intervention policy in the context of annual health checks. The implementation of this measure served as an economically viable preventive strategy against disorders linked to obesity, while concurrently facilitating the identification of target groups at greater risk of weight gain (Tajima et al., 2018; Tarui et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 383, "width": 401, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Overall, it can be inferred that the elderly population exhibits lower scores for physical activity compared to other demographic groups (Pantelić et al., 2012; Tomioka et al., 2011). The elderly's low physical activity levels may be attributed to the fact that they expend a greater amount of energy on daily household activities such as laundry, dishwashing, ironing, and other similar tasks, with only a minor portion of their energy being allocated towards physical activity. This is particularly important to note given that low physical activity has been associated with a comparable risk of death from diseases such as high blood pressure and obesity. Therefore, it is necessary to take appropriate actions by related parties to increase physical activity in the elderly in the city of Bandung so that the risk of disease can be minimized.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 610, "width": 400, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Other results in our study showed that the sleep duration of the elderly who were the subjects of the study was 344.48 ± 46.28 minutes. According to guidelines issued by the Ministry of Health, ages 40-60 years need around 7 hours of sleep per night. Our research shows that the average elderly sleep for 6.5 hours, almost close to the recommendation from the Ministry of Health. Sleep deprivation among the elderly can result in obesity or being overweight, elevate", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 399, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Dadan Resmana, Muhamad Fahmi Hasan, Nia Sri Ramania, Imam Safei, (2024)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 307, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Body Mass Index, Physical Activity Status, And Sleep Duration Of Elderly", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 183, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 400, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "stress levels, reduce cognitive function, and worsen overall physical health conditions (Kemenkes RI, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 400, "height": 198, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Various studies have emphasized the crucial role of physical activity in preventing diseases and promoting physical and cognitive health. Moreover, the quality of life of the elderly is dependent on factors such as engaging in physical activity, experiencing life satisfaction, and having strong social connections (Ferrari et al., 2013; Mayer et al., 2011; Meng et al., 2017). Several researchers have demonstrated that consistent participation in physical activity, engagement in recreational activities, sleeping for 7-8 hours each day, and maintaining a body mass index (BMI) within a healthy range that is neither underweight nor obese are key factors that predict a healthy lifestyle and an increased lifespan (Neikrug & Ancoli-Israel, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 403, "width": 400, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The phenomenon of low physical activity and high levels of obesity in the elderly in Bandung City which was revealed in this study should be taken into consideration by related parties, such as the Health Service and agencies dealing with the elderly in Bandung City and West Java Province. This action needs to be taken to pay attention to these conditions and find the right solution to improve the health and quality of life of the elderly, so that the life expectancy of the elderly can increase.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 560, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 574, "width": 400, "height": 177, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The study findings and discussion lead to the conclusion that the elderly residing in the Kiaracondong District of Bandung City, West Java Province, have a low level of physical activity and fall within the obese or overweight category. However, the resulting sleep duration is still included in the category recommended by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia and WHO. To ensure the clinical relevance of this specialized field, further research is necessary to expand the sample size and include all elderly individuals in the city of Bandung. This will provide a more comprehensive understanding of the characteristics of the elderly populationt.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 399, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Dadan Resmana, Muhamad Fahmi Hasan, Nia Sri Ramania, Imam Safei, (2024)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 307, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Body Mass Index, Physical Activity Status, And Sleep Duration Of Elderly", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 183, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 271, "top": 155, "width": 81, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 169, "width": 400, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amarya, S., Singh, K., & Sabharwal, M. (2014). Health consequences of obesity in the elderly. Journal of Clinical Gerontology and Geriatrics , 5 (3), 63–67. https://doi.org/10.1016/j.jcgg.2014.01.004", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 400, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anugrah, S. M., Rian Triprayogo, Ida Zubaida, & Bimo Alexander. (2021). Physical Activity and Body Mass Index Status of Elderly in Serang Banten Province. JUARA : Jurnal Olahraga , 6 (1).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 264, "width": 400, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Avila-Palencia, I., Laeremans, M., Hoffmann, B., Anaya-Boig, E., Carrasco- Turigas, G., Cole-Hunter, T., de Nazelle, A., Dons, E., Götschi, T., Int Panis, L., Orjuela, J. P., Standaert, A., & Nieuwenhuijsen, M. J. (2019). Effects of physical activity and air pollution on blood pressure. Environmental Research , 173 (December 2018), 387–396. https://doi.org/10.1016/j.envres.2019.03.032", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 359, "width": 401, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baga, H. D. S., Sujana, T., & Triwibowo, A. (2017). Perspektif Lansia Terhadap Aktivitas Fisik Dan Kesejahteraan Jasmani Di Desa Margosari Kota Salatiga Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan , 8 (2), 89. https://doi.org/10.26751/jikk.v8i2.278", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 423, "width": 401, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahri, S., Resmana, D., Tomo, H. S., & Apriantono, T. (2021). The effect of exercising under particulate matter 2.5 conditions on forced vital capacity and blood lead levels. Physiotherapy Quarterly , 29 (3), 24–27. https://doi.org/10.5114/pq.2020.100288", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 486, "width": 400, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Celis-Morales, C., Salas, C., Martínez, M. A., Leiva, A. M., Garrido-Méndez, A., & Díaz-Martínez, X. (2017). The economic burden of physical inactivity in", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 518, "width": 376, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chile. Revista Medica de Chile , 145 (8), 1091–1092.", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 534, "width": 251, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.4067/s0034-98872017000801091", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 550, "width": 400, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Crespillo-Jurado, M., Delgado-Giralt, J., Reigal, R. E., Rosado, A., Wallace-Ruiz, A., de Mier, R. J. R., Morales-Sánchez, V., Morillo-Baro, J. P., & Hernández-Mendo, A. (2019). Body composition and cognitive functioning in a sample of active elders. Frontiers in Psychology , 10 (JULY), 1–8. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.01569", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 629, "width": 400, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ferrari, R., Kruel, L. F. M., Cadore, E. L., Alberton, C. L., Izquierdo, M., Conceição, M., Pinto, R. S., Radaelli, R., Wilhelm, E., Bottaro, M., Ribeiro, J. P., & Umpierre, D. (2013). Efficiency of twice weekly concurrent training in trained elderly men. Experimental Gerontology , 48 (11), 1236–1242. https://doi.org/10.1016/j.exger.2013.07.016", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 708, "width": 401, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gunawan, S., Ramania, N. S., Gunawan, S., Sunadi, D., Studi, P., Keolahragaan, M., & Farmasi, S. (2019). Minat Pembangunan kesehatan di Indonesia . Hasan, M. F. (2020). Pemetaan Tingkat Aktivitas Fisik Siswa Sekolah Dasar Kota", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 399, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Dadan Resmana, Muhamad Fahmi Hasan, Nia Sri Ramania, Imam Safei, (2024)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 307, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Body Mass Index, Physical Activity Status, And Sleep Duration Of Elderly", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 183, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 155, "width": 88, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung . 2 (502).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 400, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hutapea, B., & Intelegence, E. (2013). Emotional Inteligence dan Psychological", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 187, "width": 376, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Well-being pada Manusia Lanjut Usia Anggota Organisasi berbasis Keagamaa ... Jurnal Insan Media Psikologi , 10 (1), 64–73. https://www.academia.edu/download/38959024/INSAN_Vol._13_No._02__", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 234, "width": 91, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustus_2011.pdf", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 250, "width": 400, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ishihara, Y., Ozaki, H., Nakagata, T., Yoshihara, T., Natsume, T., Kitada, T.,", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 266, "width": 376, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ishibashi, M., Deng, P., Yamada, Y., Kobayashi, H., Machida, S., & Naito, H. (2022). Association between Daily Physical Activity and Locomotive Syndrome in Community-Dwelling Japanese Older Adults: A Cross- Sectional Study. International Journal of Environmental Research and Public Health , 19 (13), 1–12. https://doi.org/10.3390/ijerph19138164", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 345, "width": 400, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jésus, P., Guerchet, M., Pilleron, S., Fayemendy, P., Maxime Mouanga, A., Mbelesso, P., Preux, P. M., & Desport, J. C. (2017). Undernutrition and obesity among elderly people living in two cities of developing countries:", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 393, "width": 401, "height": 202, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prevalence and associated factors in the EDAC study. Clinical Nutrition ESPEN , 21 (January 2018), 40–50. https://doi.org/10.1016/j.clnesp.2017.05.007 Juniarto, M., Subandi, O. U., & Sujarwo, S. (2022). Edukasi Olahraga Dalam Upaya Meningkatkan Kebugaran dan Kesehatan Masyarakat Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat. Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan Dan Penerapan IPTEKS , 20 (1), 16–23. https://doi.org/10.33369/dr.v20i1.18759 Kamaludin, Ngadiman, Festiawan, R., Kusuma, I. J., & Febriani, A. R. (2020). Pengembangan Permainan Pecah Piring Sintren : Pemanfaatan Olahraga Tradisional Pada Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak. TEGAR: Journal of Teaching Physical Education in Elementary SchoolJournal of Teaching Physical Education in Elementary School , 3 (5), 37–45.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 599, "width": 400, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama RISKESDAS 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 400, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kostić, R., Uzunović, S., Pantelić, S., & Đurašković, R. (2011). A Comparative Analysis of the Indicators of the Functional Fitness of the Elderly. Physical Education and Sport , 9 (2), 161–171.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 679, "width": 400, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masood, M., & Reidpath, D. D. (2017). Effect of national wealth on BMI: An analysis of 206,266 individuals in 70 low-, middle-and high-income countries. PLoS ONE , 12 (6). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0178928 Mayer, F., Scharhag-Rosenberger, F., Carlsohn, A., Cassel, M., Müller, S., & Scharhag, J. (2011). Intensität und effekte von krafttraining bei älteren.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 399, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Dadan Resmana, Muhamad Fahmi Hasan, Nia Sri Ramania, Imam Safei, (2024)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 307, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Body Mass Index, Physical Activity Status, And Sleep Duration Of Elderly", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 183, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 400, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deutsches Arzteblatt , 108 (21), 359–364. https://doi.org/10.3238/arztebl.2011.0359 Meng, G., Wang, H., Pei, Y., Li, Y., Wu, H., Song, Y., Guo, Q., Guo, H., Fukushima, S., Tatefuji, T., Wang, J., Du, H., Su, Q., Zhang, W., Shen, S.,", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 218, "width": 376, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wang, X., Dong, R., Han, P., Okazaki, T., … Niu, K. (2017). Effects of protease-treated royal jelly on muscle strength in elderly nursing home residents: A randomized, double-blind, placebo-controlled, dose-response study. Scientific Reports , 7 (1), 6–14. https://doi.org/10.1038/s41598-017- 11415-6", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 298, "width": 400, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Neikrug, A. B., & Ancoli-Israel, S. (2013). Sleep in Older Adults. Encyclopedia of Sleep , 30 (3), 654–658. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-378610- 4.00517-9", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 345, "width": 400, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nisa, O. S., & Jatmiko, A. W. (2019). Hubungan Antara Tingkat Aktivitas Fisik dengan Fungsi Kognitif Pada Lanjut Usia. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan , 12 (2), 59–64. https://doi.org/10.23917/bik.v12i2.9805", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 393, "width": 400, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nuriman, R., Kusmaedi, N., & Yanto, S. (2016). Pengaruh Permainan Olahraga Tradisional Bebentengan terhadap Kemampuan Kelincahan Anak Usia 8-9", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 425, "width": 400, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahun. Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan , 1 (1), 29. https://doi.org/10.17509/jtikor.v1i1.1550 Pantelić, S., Ranđelović, N., Milanović, Z., Trajković, N., Sporiš, G., & Kostić, R. (2012). Physical Activity of Elderly Women in Terms of Age . Physical Education and Sport , 10 (4), 289–296.", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 504, "width": 250, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://bib.irb.hr/datoteka/630078.pe201204-02.pdf", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 520, "width": 400, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rubiana, I., Mulyana, F. R., & Priana, A. (2019). Memasyarakatkan Olahraga Dan Mengolahragakan Masyarakat Melalui Senam Umum. Abdimas Siliwangi , 03 (01), 130–137.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 568, "width": 400, "height": 58, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seo, Y. K., Won, C. W., & Soh, Y. (2021). Associations between body composition and cognitive function in an elderly Korean population: A cohort-based cross-sectional study. Medicine , 100 (9), e25027. https://doi.org/10.1097/MD.0000000000025027", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 401, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunadi, D., & Permana, T. (2017). Status Aktivitas Fisik, Antropometri, Dan Tingkat Kebugaran Mahasiswa Tpb Itb. Jurnal Sains Keolahragaan Dan Kesehatan , 2 (1), 5. https://doi.org/10.5614/jskk.2017.2.1.2", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 679, "width": 401, "height": 58, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tajima, T., Saito, Y., Kato, R., Kibayashi, Y., Miyachi, M., Lee, I.-M., & Oguma, Y. (2018). Awareness of physical activity promotion, physical activity, and sedentary behavior in elderly Japanese. The Journal of Physical Fitness and Sports Medicine , 7 (2), 113–119. https://doi.org/10.7600/jpfsm.7.113", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 742, "width": 400, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarui, I., Okada, E., Okada, C., Saito, A., & Takimoto, H. (2020). Trends in BMI", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 399, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya, Dadan Resmana, Muhamad Fahmi Hasan, Nia Sri Ramania, Imam Safei, (2024)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 307, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Body Mass Index, Physical Activity Status, And Sleep Duration Of Elderly", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 183, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53 | Halaman Olahraga Nusantara copyright@ Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 155, "width": 376, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "among elderly Japanese population: Findings from 1973 to 2016 Japan National Health and Nutrition Survey. Public Health Nutrition , 11 . https://doi.org/10.1017/S1368980019004828", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 203, "width": 401, "height": 58, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tomioka, K., Iwamoto, J., Saeki, K., & Okamoto, N. (2011). Reliability and validity of the international physical activity questionnaire (IPAQ) in elderly adults: The Fujiwara-kyo study. Journal of Epidemiology , 21 (6), 459–465. https://doi.org/10.2188/jea.JE20110003", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 266, "width": 400, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wen, D., Utesch, T., Wu, J., Robertson, S., Liu, J., & Hu, G. (2019). Effects of different protocols of high intensity interval training for VO2max improvements in adults: A meta-analysis of randomised controlled trials.", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 314, "width": 377, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Science and Medicine in Sport , 1–7. https://doi.org/10.1016/j.jsams.2019.01.013", "type": "Table" } ]
835ba8c3-2d06-5e85-b7f0-f993c0100b77
http://jurnal.borneo.ac.id/index.php/elektrika/article/download/590/359
[ { "left": 57, "top": 38, "width": 145, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Elektrika Borneo (JEB) Vol. 5, No. 1, April 2019, hlm. 19-24", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 50, "width": 74, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2443-0986 e-ISSN 2685-001X", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 783, "width": 12, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 90, "width": 447, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISA GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASA KE TANAH PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV PT. PLN (PERSERO) SEBATIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 12.6.0", "type": "Section header" }, { "left": 270, "top": 146, "width": 58, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tomi Samin", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 166, "width": 356, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurusan Teknik Elektro Universitas Borneo Tarakan, Tarakan, Kalimantan Utara, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 182, "width": 162, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 206, "width": 236, "height": 142, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract—The distribution system of medium voltage 20 kV is a means of plant to the consumer. But in reality the distribution system is often impaired among which the most common is the one-phase short circuit to ground. Therefore, short circuit analysis is required to determine a reliable protection system settings to localize the disorder. Equipment protection system is used for medium power distribution system is more current relays and relay circuit ground, the relay function PMT instructed to open the event of disruption, so that the affected tissue can be separated from the network. In this final project will discuss about the analysis of single phase short circuit to ground that is then used for the determination of the protection relay settings on the secondary power distribution system PT. PLN Sebatik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 361, "width": 236, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords—The distribution system, the one-phase short circuit to ground, relay settings", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 392, "width": 236, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intisari—Sistem distribusi tegangan menengah 20 kV merupakan alat tanam bagi konsumen. Namun pada kenyataannya sistem distribusi sering mengalami gangguan antara yang paling umum adalah hubung singkat satu fase ke ground. Oleh karena itu, analisis hubungan arus pendek diperlukan untuk mengetahui pengaturan sistem proteksi yang andal untuk melokalisasi gangguan tersebut. Sistem proteksi peralatan yang digunakan untuk sistem distribusi tenaga medium lebih banyak relay arus dan relay circuit ground, fungsi relay PMT diinstruksikan untuk membuka acara gangguan, sehingga jaringan yang terkena dapat dipisahkan dari jaringan. Pada tugas akhir ini akan dibahas tentang analisis hubung singkat fase tunggal ke ground yang kemudian digunakan untuk penentuan setting proteksi proteksi pada sistem distribusi tenaga sekunder PT.PLN Sebatik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 566, "width": 235, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci —Sistem distribusi, sirkuit pendek satu fasa ke ground, pengaturan relay", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 599, "width": 94, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 622, "width": 236, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suatu gangguan di dalam peralatan listrik didefinisikan sebagai terjadinya suatu kerusakan di dalam jaringan listrik yang menyebabkan aliran arus listrik keluar dari saluran yang seharusnya. Hubung singkat merupakan suatu hubungan abnormal pada impedansi yang relatif rendah terjadi secara kebetulan atau disengaja antara dua titik yang mempunyai potensial yang berbeda. Untuk mengatasi gangguan tersebut, perlu dilakukan analisis hubung singkat sehingga sistem Proteksi yang tepat pada Sistem Tenaga Listrik dapat ditentukan. Analisis hubung singkat adalah analisis yang mempelajari kontribusi arus gangguan hubung singkat yang mungkin mengalir pada setiap cabang didalam sistem sewaktu gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi di dalam", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 206, "width": 236, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sistem tenaga listrik. Berdasarkan kesimetrisannya, gangguan terdiri dari gangguan simetris dan asimetris. Hubung singkat terjadi akibat dari faktor internal dan faktor eksternal.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 252, "width": 236, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menentukan arus hubung singkat gangguan satu fasa ke tanah, dan tingkat tegangan busbar selama gangguan pada PT. PLN Sebatik untuk menentukan setelan relai arus lebih dan relai hubung tanah, agar dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT.PLN Sebatik untuk memperbaiki kinerja sistem proteksi agar dapat menjaga kontinuitas pelayanan daya kepada konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 355, "width": 108, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 378, "width": 149, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Sistem Distribusi Tenaga Listrik", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 390, "width": 236, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama yaitu sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi. Dari ketiga sistem tersebut, sistem distribusi merupakan bagian yang letaknya paling dekat dengan konsumen, fungsinya adalah menyalurkan energi listrik dari distribusi ke konsumen. Adapun bagian-bagian dari sistem distribusi tenaga listrik adalah distribusi, jaringan primer/jaringan tegangan menengah (JTM), transformator distribusi, jaringan sekunder/jarimgan tegangan rendah (JTR).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 516, "width": 115, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Sistem Distribusi 20 kV", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 528, "width": 236, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluaran dari trafo daya dikumpulkan dulu pada Bus 20 KV di kubikel Gardu Induk untuk kemudian di distribusikan melalui beberapa penyulang 20 KV ke konsumen dengan jaringan berupa Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) atau Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM). Bila terjadi gangguan itu biasanya pada sambungan yang akan merupakan gangguan permanen.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 631, "width": 236, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Klasifikasi Sistem Jaringan Distribusi Jaringan distribusi dikategorikan kedalam beberapa jenis, Tegangan pengenalnya dan Konfigurasi jaringan primer. Dalam kinfigurasi jaringan primer ada beberapa bagian yaitu Jaringan Distribusi Pola Radial, Jaringan Distribusi Pola loop, Jaringan Distribusi Pola Grid, Jaringan Distribusi Pola Spindel", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 38, "width": 444, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tomi Samin. Analisa Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Pada Jaringan Distribusi 20 KV PT. PLN (Persero) … 20", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 153, "width": 172, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Jaringan Distribusi Pola Radial", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 276, "width": 167, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Jaringan Distribusi Pola Loop", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 452, "width": 164, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Jaringan Distribusi Pola Grid", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 593, "width": 176, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Jaringan Distribusi Pola Spindel", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 615, "width": 125, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Gangguan Hubung Singkat", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 626, "width": 236, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gangguan hubung singkat dapat juga terjadi akibat adanya isolasi yang tembus atau rusak karena tidak tahan terhadap tegangan lebih, baik yang berasal dari dalam (Tegangan lebih dan arus tak normal) maupun yang berasal dari luar (akibat sambaran petir). Bila gangguan hubung singkat dibiarkan berlangsung dengan lama pada suatu sistem daya, banyak pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan yang dapat terjadi. Ada dua jenis gangguan berdasarkan lama waktunya yaitu gangguan permanen dan gangguan temporer. Gangguan juga dapat dibedakan berdasarkan kesimetrisan yaitu simetri dan tidak simetri.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 63, "width": 97, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Komponen Simetris", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 236, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga fasa dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang komponen itu adalah komponen urutan positif, komponen urutan negatif dan komponen urutan nol.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 235, "width": 177, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Representasi komponen simetris", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 258, "width": 236, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan aturan arah putaran fasor berlawanan dengan arah jarum jam, ketiga fasor dituliskan sebagai:", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 292, "width": 108, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼𝑎 1 = 𝐼𝑎 1 ∠ 0 0 = 𝐼𝑎 1 𝐼𝑏 1= 𝐼𝑎 1 ∠ 240 0 = 𝑎 2 𝐼𝑎 1", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 315, "width": 222, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼𝑐 1= 𝐼𝑎 1 ∠ 120 0 = 𝑎𝐼𝑎 1 (1)", "type": "Formula" }, { "left": 305, "top": 339, "width": 236, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah Hubung singkat satu fasa ke tanah adalah gangguan hubung singkat yang terjadi karena flashover antara penghantar fasa dan tanah (tiang travers atau kawat tanah pada SUTM). Gangguan ini bersifat temporer, tidak ada kerusakan yang permanen di titik gangguan. Pada gangguan yang tembusnya adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada kerusakan yang permanen. Setelah arus gangguannya terputus, misalnya karena terbukanya circuit breaker oleh relai pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu tersebut siap dioperasikan kembali. Jika terjadi gangguan satu fasa ke tanah, arus gangguannya hampir selalu lebih kecil daripada arus hubung singkat tiga fasa.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 613, "width": 164, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Gangguan satu fasa ke tanah", "type": "Caption" }, { "left": 305, "top": 636, "width": 153, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi terminalnya sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 658, "width": 222, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼𝑏 = 0 ; 𝐼𝑐 = 0 ; 𝑉𝑎𝑓 = 𝐼𝑎 . 𝑍𝑓 ; 𝑉 = 0 (2)", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 682, "width": 236, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk persamaan arus yang digunakan diperoleh dari komponen simetris arus :", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 718, "width": 159, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼𝑎 0 = 1 3 ⁄ (𝐼𝑎 + 𝐼𝑏 + 𝐼𝑐) = 1 3 ⁄ 𝐼𝑎 𝐼𝑎 1 = 1 3 ⁄ (𝐼𝑎 + 𝑎𝐼𝑏 + 𝑎2𝐼𝑐) = 1 3 ⁄ 𝐼𝑎", "type": "Picture" }, { "left": 319, "top": 749, "width": 159, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼𝑎 2 = 1 3 ⁄ (𝐼𝑎 + 𝑎2𝐼𝑏 + 𝑎𝐼𝑐) = 1 3 ⁄ 𝐼𝑎", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 763, "width": 21, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 774, "width": 220, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼𝑎 0 = 𝐼𝑎 1 = 𝐼𝑎 2 =1/3 𝐼𝑎 (3)", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 38, "width": 444, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tomi Samin. Analisa Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Pada Jaringan Distribusi 20 KV PT. PLN (Persero) … 21", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 63, "width": 236, "height": 216, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G. ETAP Power Station ETAP ( Electric Transient and Analysis Program ) merupakan suatu perangkat lunak yang mendukung sistem tenaga listrik. Perangkat ini mampu bekerja dalam keadaan offline untuk simulasi tenaga listrik, online untuk pengelolaan data real-time atau digunakan untuk mengendalikan sistem secara real-time . Fitur yang terdapat di dalamnya pun bermacam-macam antara lain fitur yang digunakan untuk menganalisa pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi maupun sistem distribusi tenaga listrik. ETAP dapat digunakan untuk membuat proyek sistem tenaga listrik dalam bentuk diagram satu garis dan jalur sistem pentanahan untuk berbagai bentuk analisis, antara lain: aliran daya, hubung singkat, starting motor, trancient stability, koordinasi relai proteksi dan sistem harmonisasi. Pada sistem tenaga listrik memiliki masing-masing elemen rangkaian yang dapat diedit langsung dari diagram satu garis dan atau jalur sistem pentanahan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 282, "width": 236, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETAP Power Station juga menyediakan fasilitas library yang akan mempermudah desain suatu sistem kelistrikan. Library ini dapat diedit atau dapat ditambahkan dengan informasi peralatan bila perlu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja dengan ETAP Power Station adalah One Line Diagram, Library, Standar yang dipakai, Study Case.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 374, "width": 192, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H. Relai Arus Lebih/ Overcurrent Relay (OCR)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 385, "width": 236, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip kerja relay OCR adalah bedasarkan adanya arus lebih yang dirasakan relay, baik disebabkan adanya gangguan hubung singkat atau overload (beban lebih) untuk kemudian memberikan perintah trip ke PMT sesuai dengan karakteristik waktunya.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 570, "width": 234, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Rangkaian pengawatan relay arus lebih (OCR)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 593, "width": 236, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relai arus lebih merupakan relai pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus relai ini terpasang pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menegah juga pada transformator tenaga.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 730, "width": 165, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Karakteristik Waktu Terbalik", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 753, "width": 236, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relai arus lebih memiliki setelan pick up dan setelan time dial (waktu kerja relai) . Pick up didefinisikan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 63, "width": 236, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai nilai arus minimum yang menyebabkan relai bekerja ( Iset ). Overcurrent Relay . Pada dasarnya batas penyetelan relai arus lebih relai tidak boleh bekerja pada saat beban maksimum. Arus settingnya harus lebih besar dari arus beban maksimumnya. Arus penyetelanya pun harus memperhaikan kesalahan pick up sesuai dengan British Standard Pick Up.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 155, "width": 139, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼 𝑠𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 𝐼𝑃 = 1,05 × 𝐼 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 168, "width": 222, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼 𝑠𝑒𝑡 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 𝐼𝑃 × 1𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐶𝑇 (4)", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 191, "width": 212, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. Relai Hubung Tanah/ Ground Fault Relay (GFR)", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 350, "width": 186, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Rangkaian Pengawatan Relai GFR", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 373, "width": 236, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip kerja GFR adalah pada kondisi normal beban seimbang Ir, Is, It sama besar, sehingga pada kawat netral tidak timbul arus dan relay hubung tanah tidak dialiri arus. Bila terjadi ketidakseimbangan arus atau terjadi gangguan hubung singkat ke tanah, maka akan timbul arus urutan nol pada kawat netral, sehingga relay hubung tanah akan bekerja.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 453, "width": 236, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relai hubung tanah merupakan relai pengaman yang bekerja karena adanya besar arus yang terpasang pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menegah, juga pada pengaman trasformator tenaga. Penyetelan relay GFR pada sisi primer dan sisi sekunder transformator tenaga terlebih dahulu harus dihitung arus nominal transformator tenaga.", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 544, "width": 116, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 565, "width": 236, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini lokasi yang diambil yaitu di PT. PLN (Persero) Sebatik Cabang Berau Kabupaten Nunukan. Penulis juga mengumpulkan data dari PT.PLN sebatik berupa data generator, data Transformator, data Kawat Penghantar, data Beban dan data Bus. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah Diagram segaris ( single line diagram ) PT.PLN Sebatik, Data Busbar, Data pembangkit Data transformator, Data saluran penghantar, Data beban puncak PT.PLN Sebatik.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 669, "width": 236, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pengolahan data dilakukan beberapa tahap yaitu pengambilan data, membuat diagram segaris, memasukkan parameter kelistrikan kedalam tampilan perangkat editor ETAP Power Station 12.6.0, memasukkan simulasi aliran daya, melakukan simulasi arus hubung singkat satu fasa ketanah pada software ETAP Power Station 12.6.0 dan menganalisis hasil simulasi arus hubung singkat satu fase pada software ETAP Power Station 12.6 .0 pada bus yang di tentukan. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 38, "width": 444, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tomi Samin. Analisa Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Pada Jaringan Distribusi 20 KV PT. PLN (Persero) … 22", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 63, "width": 236, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perangkat keras laptop dan software ETAP Power station 12.6.0.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 86, "width": 236, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Parameter Kelistrikan, Data beban, data pembangkit, Data Transformator :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 121, "width": 236, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Data-Data Pembangkit Tenaga Listrik PT.PLN", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 132, "width": 32, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebatik", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 144, "width": 190, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel I Data Pembangkit yang Beroperasi No . Na m a G en er a to r", "type": "Picture" }, { "left": 117, "top": 167, "width": 93, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J u m la h Da y a O u tp u t (k W ) ∆ S O u tp u t H a sil", "type": "Picture" }, { "left": 58, "top": 166, "width": 231, "height": 241, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Per h itu n g a n ∆ Q O u tp u t H a sil Per h itu n g a n 1 DEUTZ MWM 1 290 341,1764706 177,4117647 2 DEUTZ MWM 1 310 364,7058824 189,6470588 3 MAN D2842 1 300 352,9411765 183,5294118 4 MAN D2842 1 290 341,1764706 177,4117647 5 MAN D2842 1 300 352,9411765 183,5294118 6 MAN D2842 1 310 364,7058824 701,3574661 7 MAN D2842 1 0 0 0 8 PLTS 1 0 0 0 9 PLTMG 1 0 0 0 Total 9 2117,647059 1612,8878", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 420, "width": 61, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐶𝑜𝑠 𝜑 = 0,85 𝑆𝑖𝑛 𝜑 = 0,52", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 444, "width": 236, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai daya kompleks dan daya reaktif dipengaruhi oleh besarnya nilai Cos φ , daya Kompleks (S) dihitung dengan persamaan:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 478, "width": 252, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑆 = 𝑃 . 𝐶𝑜𝑠 𝜑 (5)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 502, "width": 129, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Data Beban Tiap Penyulang", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 525, "width": 229, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel II Data Beban Tiap Penyulang PT.PLN Sebatik No. Feeder Daya Output (kW) Daya Semu (kVA) Daya Reaktif (kVAR) 1 1 574 675,2941176 351,1529412 2 2 678 797,6470588 414,7764706 3 3 568 668,2352941 347,4823529 Jumlah 1820 2141,176471 1113,411765", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 214, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Data Kabel Tiap-tiap Penyulang PT.PLN Sebatik", "type": "Section header" }, { "left": 156, "top": 658, "width": 38, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel III", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 669, "width": 200, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Kabel Tiap-tiap Penyulang PT.PLN Sebatik", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 686, "width": 32, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No . Peny u la n g", "type": "Table" }, { "left": 165, "top": 681, "width": 101, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A3C A3CS", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 692, "width": 162, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J u m la h (K MS ) 5 0 m m 2", "type": "Table" }, { "left": 147, "top": 698, "width": 2, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Table" }, { "left": 147, "top": 698, "width": 25, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 m m 2 9", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 703, "width": 5, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 m m 2", "type": "Picture" }, { "left": 194, "top": 696, "width": 5, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 2 0 m m 2", "type": "Picture" }, { "left": 217, "top": 696, "width": 5, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 5 0 m m 2", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 696, "width": 233, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 4 0 m m 2 1 1 11,3 KMS - - - - - 11,3 2 2 6,2 - - - - - 6,2", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 64, "width": 233, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KMS 3 3 42,4 KMS - - - - - 42,4 4 Feeder Express - - - - 43 - 43 Tabel IV", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 139, "width": 230, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data penghantar A3C (All Aluminium Alloy Conductor)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 151, "width": 230, "height": 221, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(SPLN 64 1985) Luas Penampa ng (mm) Jari- Jari (mm) Jumla h Urat GM R (mm) Impedansi R (Ohm/k m) X (Ohm/k m) 35 3,337 1 7 2,422 7 0,9217 0.379 50 3,988 6 7 2,895 7 0,6452 0,3678 70 4,719 3 7 3,426 2 0,4608 0,3572 95 5,497 9 19 4,167 4 0,3396 0,3449 120 6,179 1 19 4,683 7 0,2688 0,3376 150 6,908 4 19 5,236 5 0,2162 0,3305 185 7,672 2 19 5,815 5 0,1744 0,3239 240 8,738 6 19 6,623 8 0,1344 0,3158", "type": "Table" }, { "left": 301, "top": 386, "width": 238, "height": 179, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Data Transformator (Trafo) Tenaga Tabel V Data Transformator Tenaga No Na m a Tip e Kapa sitas Tegangan (kV) Tegangan Toleransi % Pri mar y Secon dary Ta p Pri mar y Secon dary 1 Traf o Uni ndo ST EP UP 01 630 kVA 0,4 20 2 × 2 , 5 ± 5%,", "type": "Table" }, { "left": 492, "top": 542, "width": 7, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "±", "type": "Picture" }, { "left": 487, "top": 526, "width": 53, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10% ± 5%,", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 542, "width": 232, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "± 5% 2 Traf o Uni ndo ST EP UP 02 630 kVA 0,4 20 2 × 2 , 5 ± 5%,", "type": "Table" }, { "left": 492, "top": 604, "width": 7, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "±", "type": "Picture" }, { "left": 306, "top": 589, "width": 234, "height": 102, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10% ± 5%, ± 5% 3 Traf o Uni ndo ST EP UP 03 630 kVA 0,4 20 2 × 2 , 5 ± 5%,", "type": "Table" }, { "left": 487, "top": 667, "width": 19, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "± 10%", "type": "Picture" }, { "left": 306, "top": 651, "width": 234, "height": 102, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "± 5%, ± 5% 4 Traf o Uni ndo ST EP UP 04 630 kVA 0,4 20 2 × 2 , 5", "type": "Table" }, { "left": 492, "top": 699, "width": 7, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "±", "type": "Picture" }, { "left": 306, "top": 714, "width": 234, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5%, ± 10% ± 5%, ± 5% 5 Traf o ST EP 630 kVA 0,4 20 2 × ± ± 5%,", "type": "Table" }, { "left": 98, "top": 38, "width": 444, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tomi Samin. Analisa Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Pada Jaringan Distribusi 20 KV PT. PLN (Persero) … 23", "type": "Page header" }, { "left": 53, "top": 89, "width": 2, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No", "type": "Picture" }, { "left": 75, "top": 64, "width": 216, "height": 117, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Na m a Tip e Kapa sitas Tegangan (kV) Tegangan Toleransi % Pri mar y Secon dary Ta p Pri mar y Secon dary Uni ndo UP 05 2 , 5 5%, ± 10%", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 142, "width": 233, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "± 5% 6 Traf o Uni ndo ST EP UP 06 630 kVA 0,4 20 2 × 2 , 5 ±", "type": "Table" }, { "left": 239, "top": 205, "width": 53, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5%, ± 10% ± 5%,", "type": "Picture" }, { "left": 269, "top": 220, "width": 21, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "± 5%", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 252, "width": 194, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Traf o Uni ndo ST EP UP 07 630 kVA 0,4 20 2 × 2 , 5 ±", "type": "Table" }, { "left": 239, "top": 267, "width": 53, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5%, ± 10% ± 5%,", "type": "Picture" }, { "left": 269, "top": 283, "width": 21, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "± 5%", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 325, "width": 147, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Traf o Uni ndo ST EP UP 08 630 kVA 0,4 20", "type": "Table" }, { "left": 221, "top": 314, "width": 30, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 × 2 , 5 ±", "type": "Table" }, { "left": 239, "top": 330, "width": 53, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5%, ± 10% ± 5%, ± 5%", "type": "Picture" }, { "left": 98, "top": 389, "width": 153, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 415, "width": 173, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Sistem Tenaga Listrik PT.PLN Sebatik", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 427, "width": 236, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyaluran system tenaga listrik PT. PLN (Persero) Sebatik cabang berau ke beban listrik dengan mengoperasikan pembangkit listrik secara paralel. Sistem paralel digunakan agar daya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit sesuai dengan beban listrik yang ada. Daya listrik yang disalurkan ke beban listrik melalui penyulang (feeder). Sistem tenaga Listrik PT. PLN (Persero) Sebatik cabang berau dibagi dalam 3 penyul sudut Total daya yang dibangkitkan dari semua pembangkit yang beroperasi di PT. PLN (Persero) Sebatik cabang Berau saat ini yaitu 2170 kW. Cosφ pada PT.PLN (Persero) Sebatik cabang Berau adalah 0.85 dan Sinφ 0.52.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 576, "width": 153, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Pemodelan Sistem Tenaga Listrik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 750, "width": 236, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Diagram segaris pabrik PT. PLN (Persero) Sebatik dalam ETAP 12.6.0", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 63, "width": 226, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Simulasi Aliran Daya Software ETAP Power Station", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 322, "width": 210, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Aliran daya pada kondisi beban puncak", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 345, "width": 237, "height": 433, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel VI Loading/Beban bus kondisi beban puncak BUS Load/Beban Total BUS Load ID kV MW MVar MVA PF Amp 1_Bus DEUTZ.5 0,4 0 0 0,386 80,3 557,5 2_Bus DEUTZ.4 0,4 0 0 0,34 85,4 492,1 3_Bus MAN.6 0,4 0 0 0,363 85,4 525,2 4_Bus MAN.7 0,4 0 0 0,351 85,4 508,6 5_Bus MAN.8 0,4 0 0 0,351 85,4 508,6 6_Bus MAN.10 0,4 0 0 0,351 85,4 508,6 7_MG / DM 1-A 20 0 0 0,710 83,3 20,5 8_Open BUSBAR 20 0 0 1,742 84,8 50,2 9_SIEMENS 20 0 0 0 0 0 10_MG / DM 1-A 20 0 0 0,668 85 19,2 11_MG / DM 1-A 20 0 0 1,430 85 41,2 12_Bus MG.2 20 0 0 0,710 83,3 20,5 13 Bus MG 20 0 0 1,430 85 42,1 Bus Beban.1 20 0,560 0,347 0,659 85 19,2 Bus Beban.2 20 0,667 0,414 0,785 85 22,8 Bus Beban.3 20 0,516 0,32 0,607 85 18,4 D. Simulasi Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah Setelah melakukan simulasi aliran daya kemudia dilakukan simulasi hubung singkat pada masing-masing bus. Untuk gangguan ini dapat dianggap fasa a mengalami gangguan. Kondisi terminal pada saat terjadi gangguan hubung simgkat satu fasa ketanah adalah tegangan pada fasa yang mengalami gangguan sama dengan nol (Va=0), arus pada fasa b dan fasa c sama", "type": "Table" }, { "left": 98, "top": 38, "width": 444, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tomi Samin. Analisa Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Pada Jaringan Distribusi 20 KV PT. PLN (Persero) … 24", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 63, "width": 236, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan 0 (Ia = Ib = 0). Masing-masing arus urutan sama besarnya I 1 =I 2 =I 0 dan arus urutannya sama dengan 1/3 arus gangguan hubung singkat satu fasa ketanah (1/3Ia).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 109, "width": 236, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Setelan Relai Arus Lebih Untuk setelan relai arus lebih yang terpasang di penyulang dihitung berdasarkan arus beban maksimum. Untuk relai invers biasanya diset sebesar 1,05 sampai dengan 1,1 x I beban, sedangkan untuk relai defininite diset sebesar 1,2 sampai dengan 1,3x I beban. Nilai arus tersebut merupakan nilai setelan pada sisi primer, yang akan disetkan pada relai adalah nilai sekundernya. Oleh karena itu dihitung menggunakan rasio terafo arus yang terpasang pada penyul sudut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 236, "width": 132, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. Setelan Relai Hubung Tanah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 247, "width": 236, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk setelan arus di penyulang mengguanakan pedoman yaitu setelan arus gangguan tanah di penyulang diset 10% x arus gangguan tanah terkecil penyulang tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 305, "width": 84, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 316, "width": 236, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besar arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah pada penyulang 1= 313 A, penyulang 2 = 363A, penyulang 3 = 165A 1. Setelan relai arus lebih pada penyulang 1", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 362, "width": 81, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iset primer = 20,6A Iset sekunder = 1A", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 385, "width": 236, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Setelan relai arus lebih pada penyulang 2 Iset primer =", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 397, "width": 88, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23,9A Iset sekunder = 1,2A", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 420, "width": 181, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Setelan relai arus lebih pada penyulang 3", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 431, "width": 88, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iset primer = 19,3A Iset sekunder = 0,6A", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 454, "width": 198, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Setelan relai hubung tanah pada penyulang 1", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 466, "width": 88, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iset primer = 31,3 A Iset sekunder = 1,6A", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 198, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Setelan relai hubung tanah pada penyulang 2", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 500, "width": 198, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iset primer = 36.3A Iset sekunder = 1.8A 6. Setelan relai hubung tanah pada penyulang 3 Iset primer = 16.5A Iset sekunder = 0.8A", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 567, "width": 122, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 580, "width": 236, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terima kasih penulis ucapkan kepada segenap pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah berkontribusi baik terhadap proses penyusunan tulisan ini maupun dalam proses publikasinya. Terima kasih kepada para autor yang naskahnya penulis jadikan sebagai referensi.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 661, "width": 60, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 682, "width": 236, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Affandi Irfan, Juni 2009,”Analisa Setting Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang Sadewa Di GI Cawang’’ Universitas Indonesia, Depok", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 713, "width": 236, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Amira, Juli 2014, \"Studi Analisa Gangguan Hubung Singkat 1 Fasa Ke Tanah Pada SUTT 150 KV Untuk Setting Relay OCR (Aplikasi GI PIP – PAUH LIMO) \". Volume 3 No. 2, hal 96-97, 24 maret 2015", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 755, "width": 235, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Cekmas Cekdin, (2006). Sistem Tenaga Listrik. Palembang : Penerbit Andi Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 63, "width": 236, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Cekmas Cekdin dan Taufik Barlian. (2013). Transmisi Daya Listrik Palembang : Penerbit Andi Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 84, "width": 236, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Hidayat, Ade Wahyu, September 2013, \"Analisa Setting Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah pada Penyulang Topan Gardu Induk Teluk Betung \".Volume 7, No. 3, hal 109, 22 april 2015", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 125, "width": 236, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Kadarisma Pribadi, sarimun Wahyu.N, “Koordinasi OCR Dan GFR pada Jaringan Distribusi” : PT. PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Jasa Pelatihan Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 156, "width": 236, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Yoyok Triyono, Ontoseno Panangsang, jamsjul Alam, 2013,”Analisis Studi Rele Pengaman ( Over Current Relay Dan Ground Fault Relay ) pada Pemakaian Distribusi Sendiri dari PLTU Rembang” volume 2 No.2, hal 160, 4 oktober 2015, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.", "type": "List item" } ]
11510932-ba33-3052-6484-12f352922d2a
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/article/download/53087/75676592684
[ { "left": 151, "top": 38, "width": 297, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA Volume 13 Number 1 April 2022", "type": "Page header" }, { "left": 178, "top": 61, "width": 241, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 180-184/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 779, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "180", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 788, "width": 115, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.26418/j-psh.v13i1.53087", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 112, "width": 387, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 1 SMAN 5 PONTIANAK", "type": "Section header" }, { "left": 205, "top": 161, "width": 186, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uniek Prasetyaningrum SMA Negeri 5 Pontianak e-mail korenpondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 208, "width": 378, "height": 228, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak : Latar belakang dilaksanakannya penelitian ini adalah belum mampunya pembelajaran sosiologi di kelas XI IPS 1 SMAN 5 Pontianak mencapai salah satu tujuan pembelajaran sosiologi di SMA yaitu mengarahkan siswa untuk dapat memahami fenomena kehidupan dan melatih siswa memecahkan masalah.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana metode sosio drama dapat meningkatkan partisipasi siswa dan untuk mengetahui juga kendala-kendala yang sering dihadapi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran sosiologi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah kelas XI IPS 1 SMAN 5 Pontianak yang berjumlah 36 siswa. Pelaksanaan metode sosio drama dilakukan dengan cara sebagai berikut, (1) siklus I menggunakan penjelasan guru mengenai metode sosio drama dengan materi konflik sosial, (2) siklus II menggunakan Diskusi kelompok untuk membuat naskah drama, dan (3) siklus III menggunakan diskusi kelompok disertai penjelasan guru dan rangkuman para siswa serta membuat naskah drama dari hasil rangkuman tersebut dan menjabarkannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penerapan metode sosio drama dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas XI IPS 1 SMAN 5 Pontianak. Hasil siklus I adalah 55,55% (56%), siklus II meningkat menjadi 88,88% (89%), dan siklus III meningkat menjadi 100%. Kendala yang dihadapi pada awal penerapan metode sosio drama adalah masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan alokasi waktu untuk menampilkan sebuah drama.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 446, "width": 179, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Metode sosio drama, Sosiologi", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 475, "width": 378, "height": 233, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract : This research is motivated by the inability of learning sociology in class XI IPS 1 SMAN 5 Pontianak to achieve one of the goals of learning sociology in high school, which is to direct students to understand life phenomena and train students to solve problems. This study aims to determine the extent of the socio-drama method. can increase student participation and to know also the obstacles that are often faced in learning, especially learning sociology. This research is a Classroom Action Research (CAR) which was carried out in three cycles, each cycle consisting of 4 stages, namely planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of this study were students of class XI IPS 1 SMAN 5 Pontianak, totaling 36 students. The implementation of the sociodrama method is carried out in the following ways, (1) the first cycle uses the teacher's explanation of the sociodrama method with social conflict material, (2) the second cycle uses group discussions to make drama scripts, and (3) cycle III uses group discussions accompanied by teacher explanations and student summaries and makes drama scripts from the results of these summaries and describes them. The results of this study indicate that the application of the socio-drama method can increase student participation in class XI IPS 1 at SMAN 5 Pontianak. The results of the first cycle were 55.55% (56%), the second cycle increased to 88.88% (89%), and the third cycle increased to 100%. The obstacle faced at the beginning of the application of the sociodrama method was that there were still students who had difficulty in determining the time allocation for staging a drama.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 723, "width": 167, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: sociodrama method, sociology", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 753, "width": 378, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SUBMIT : 1 Maret 2022 REVIEW: 21 Maret 2022 ACCEPTED: 22 Maret 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 38, "width": 297, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA Volume 13 Number 1 April 2022 Page 180-184/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 779, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "181", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 788, "width": 115, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.26418/j-psh.v13i1.53087", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 91, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 111, "width": 211, "height": 237, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut UU No 2 tahun 2014 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya, (Ary, Donal, Luchy Cheser Jacobs, 2011). Proses pembelajaran ini merupakan inti dari proses pembelajaran secara keseluruhan dengan guru, diatur dan direncanakan supaya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai yakni adanya perubahan-perubahan melalui pengalaman-pengalaman belajar yang direncanakan untuk menunjang perkembangan siswa, (Santosa, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 210, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses belajar interaktif di kelas, namun pemakain metode pembelajaran pada umumnya masih terpaku pada satu metode saja yang membuat siswa mengalami kejenuhan dan kebosanan dalam proses belajar, (Irvan Harianto H, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 210, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pembelajaran di SMAN 5 Pontianak khususnya dalam bidang sosiologi masih menggunakan metode konvensional atau metode ceramah. Setiap kali guru memberikan materi dikelas maka metode yang menjadi handalan untuk menjelaskan adalah dengan metode ceramah, (Ramadhan, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 528, "width": 210, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan mempelajari sosiologi antara lain agar siswa dapat memahami dan mampu mengamati gejala dan struktur sosial, dinamika pembangunan dan permasalahan sosial yang timbul sebagai akibat pembangunan serta pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi terhadap kehidupan sosial, (Kamim et al., 2018). Selain itu, diharapkan dapat dikembangkan ketrampilan dasar untuk meneliti gejala dan permasalahan sosial sesuai dengan bakat dan kemampuan berpikir, bersikap, berprilaku mandiri, nalar, berpikir kritis dan kreatif serta mampu menjawab tantangan pembangunan dan pergegeran nilai dalam usahanya menyiapkan manusia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 718, "width": 211, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, (Agus Hardiansyah, Muhamammad., Ramadhan, Iwan.,", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 210, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suriyanisa., Pratiwi, Beliana., Kusumayanti, Nurita., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 98, "width": 210, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pembelajaran sosiodrama adalah metode bermain drama atau cara mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungan sosial, dan diharapkan siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, (Imran, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 174, "width": 211, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Dimyati dan Mordjiono. (2016: 80) mengatakan bahwa sosiodrama merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada permainan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan manusia. Jadi metode sosiodrama merupakan metode pembelajaran dengan mendramatisasikan tingkah laku manusia, yang melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih tentang suatu tema.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 300, "width": 210, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil ulangan harian didapatkan bahwa sebagian besar nilai sosiologi berada di bawah KKM dan dari hasil pengamatan guru selaku peneliti interaksi pembelajaran masih rendah terutama pada kelas ini, terbukti bahwa dalam sedikitnya siswa yang mendengarkan penjelasan guru, bahkan ada siswa yang masih main-main sendiri atau mengobrol dengan teman sebangku saat guru sedang menerangkan. Guru juga merasa dalam mengajar dan menyampaikan materi masih menggunakan metode ceramah dan sesekali dikaloborasi dengan tanya jawab yang membuat siswa merasa jenuh dan bosan dalam proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 503, "width": 210, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosio drama merupakan salah satu metode pembelajaran yang diterapkan untuk membantu pembelajaran. Dalam metode sosio drama tersebut siswa diharapkan untuk terlibat aktif dan berpartisipasi dan termotivasi untuk belajar serta kemampuan yang dimiliki saat pembelajaran. Oemar Hamalik (gunawan, Lilik Kastiani, 2018). berpendapat bahwa kegiatan drama atau ekspresi pada umumnya disenangi anak.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 629, "width": 210, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapat lain, mengemukakan bahwa semacam drama sosial berguna untuk menanamkan kemampuan menganalisis situasi sosial tertentu. Dalam sosio drama ini guru enyajikan sebuah cerita yang diangkat dari kehidupan sosial. Kemudian siswa memainkan peran-peran tertentu dengan isi cerita dalam sebuah drama. Sosio drama yang dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial (Nana Sudjana. 2013:100).", "type": "List item" }, { "left": 151, "top": 38, "width": 297, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA Volume 13 Number 1 April 2022", "type": "Page header" }, { "left": 178, "top": 61, "width": 241, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 180-184/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 779, "width": 17, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "182", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 788, "width": 115, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.26418/j-psh.v13i1.53087", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 210, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Sosio drama 1. Menentukan pokok tema yang akan disosio dramakan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 210, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mempersiapkan peranan. Berikanlah waktu pada siswa untuk mempersiapkan sebagai orang yang akan diperankannya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 210, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pelaksanaan sosio drama sesuai dengan peran masing-masing.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 212, "width": 210, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mengadakan Evakuasi. (Oemar Hamalik, 2014:59)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 237, "width": 210, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengatasi hal-hal diatas, peneliti selaku guru mencoba dalam penelitian ini akan mencoba menerapkannya metode pembelajaran yang dapat membuat siswa senang saat proses pembelajaran berlangsung yaitu dengan menerapkannya metode sosiodrama untuk mengetahui peningkatan partisipasi siswa kelas XI IPS I SMAN 5 Pontianak dalam pembelajaran sosiologi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 52, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 364, "width": 209, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini termasuk penelitain tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki pembelajaran sosiologi dan meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 208, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Kemmis dan Taggart (Zainuddin et al., 2019), Penelitian Tindakan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 452, "width": 208, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelas memiliki empat tahap dalam satu siklus. Tahapan tersebut ialah (1) Plan (Perencaaan),", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 478, "width": 208, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) Act (tindakan), (3) Observer", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 490, "width": 158, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(pengamatan), (4) reflect (refleksi).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 503, "width": 72, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perencanaan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 516, "width": 208, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap siklus I ini peneliti menyiapkan lembar observasi, menentukan pokok bahasan, membuat format wawancara, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi yang sudah di tetapkan mempersiapkan metode pembelajaran sosiodrama sesuai dengan materi, dan langkah-langkah yang akan digunakan dalam pembelajaran sosio drama.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 629, "width": 115, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pelaksanaan Tindakan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 208, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan tindakan mengacu pada RPP yang telah dibuat.. Dalam pelaksanaan. Pelaksanaan tindakan ini akan menggunakan metode sosio drama yang dipadukan dengan penjelasan guru 3. Observasi Observasi dilakukan selama pelaksanaaan tindakan berlangsung. Pada tahap observasi ini, peneliti yang sekaligus menjadi observar mengamati dan mencatat partisipasi siswa", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 98, "width": 208, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam proses pembelajaran dengan metode sosio drama dengan cara memberikan skor untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 149, "width": 53, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Refleksi", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 161, "width": 208, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini, seluruh data akan direfleksi apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sosiologi. Hasil refleksi tersebut kemudian akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan yang lebih efektif dan efesien pada siklus berikutnya, (Barnawi, Junaedi, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 263, "width": 211, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subyek penelitian ini adalah siswa- siswi kelas XI IPS 1 SMAN 5 Pontianak berjumlah 36 orang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 300, "width": 145, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 313, "width": 117, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siklus I 1. Perencanaan Tindakan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 338, "width": 208, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan tindakan dimulai dari persiapan materi yang akan diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pada siklus I ini materi yang akan diajarkan tentang konflik sosial.Metode yang digunakan untuk mengajar adalah metode sosiodrama.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 414, "width": 115, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pelaksanaan Tindakan", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 427, "width": 208, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan tindakan dalam pertemuan 1 siklus I ini dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Dengan 4 x pertemuan Langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat 3. Observasi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 503, "width": 208, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selama kegiatan pembelajaran berlangsung observer mengamati secara langsung mengenai partisipasi siswa dalam belajar yang ditunjukkan oleh semua siswa dalam pembelajaran sosiologi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 566, "width": 208, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah siswa hadir 34 siswa dari 36 siswa tingkat partisipasi siswa pada siklus I ini terlihat cukup. Dari hasil observasi dapat dijabarkan siswa yang siap untuk menerima pelajaran, dengan baik ada 4 (44,44 %), dibulatkan menjadi 44% dan siswa yang menggganggu teman, setiap anggota kelompok ada 5 (55,55 %), dibulatkan menjadi 56 %.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 680, "width": 53, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Refleksi", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 693, "width": 208, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Refleksi pada siklus I dilakukan peneliti pada hari rabu, 22 januari 2020 diruang kelas setelah proses pembelajaran berakhir. Pada siklus I diperoleh bahwa tingkat partisipasi siswa belum ada kemajuan dalam pembelajaran sosiologi berlangsung. Selain", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 38, "width": 297, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA Volume 13 Number 1 April 2022", "type": "Page header" }, { "left": 178, "top": 61, "width": 241, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 180-184/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 779, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "183", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 788, "width": 115, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.26418/j-psh.v13i1.53087", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 208, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "itu, metode yang digunakan dalam pembelajaran masih terlihat asing dan masih sulit dipahami oleh siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 54, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIKLUS II", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 117, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perencanaan Tindakan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 161, "width": 208, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan tindakan pada siklus II ini dimulai dari persiapan materi yang akan diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pada siklus II ini materi yang akan diajarkan tentang konflik sosial dengan kompetensi dasar dampak adanya konflik 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam pertemuan 1 siklus I ini dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Dengan 4 x pertemuan Langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat 3. Observasi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 326, "width": 208, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada siklus II ini terdapat 1 siswa yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Jadi jumlah siswa hadir 35 siswa dari siswa keseluruhan 36 tingkat partisipasi siswa pada siklus II ini terlihat lebih dari cukup. siswa yang siap untuk menerima pelajaran, dengan baik ada ada 8 (88,88%) dibulatkan menjadi 89% dan siswa yang tidak siap menerima pelajaran ada 1(11,11%), dibulatkan menjadi 11%. 4. Refleksi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 452, "width": 208, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Refleksi pada siklus II dilakukan peneliti pada hari rabu 29 januari 2020 diruang kelas setelah proses pembelajaran berakhir Bahan yang digunakan untuk melakukan refleksi adalah hasil observsi partisipasi siswa berupa penilain pementasan drama dan hasil wawancara dengan guru dan siswa. Kegiatan refleksi ini dilakukan melihat permasalahan yang ditimbulkan saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus II diperoleh bahwa tingkat partisipasi siswa belum ada kemajuan dalam pembelajaran sosiologi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 56, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIKLUS III", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 617, "width": 117, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perencanaan Tindakan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 629, "width": 208, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan tindakan pada siklus III ini dimulai dari persiapan materi yang akan diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pada siklus III ini materi yang akan diajarkan tentang konflik sosial dengan kompetensi dasar pengendalian sosial.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 705, "width": 208, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam pertemuan 1 siklus I ini dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Dengan 4 x pertemuan Langkah-langkah", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 98, "width": 208, "height": 212, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat 3. Observasi Berdasarkan hasil observasi tersebut sudah dapat terlihat pada siklus III bahwa semua aspek yang diamati sudah mengalami kenaikan dan hal tersebut hampir terjadi pada semua siswa. Pada siklus III ini juga tidak terdapat siswa yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan, sakit, ijin, dan lain-lain. Jadi jumlah siswa hadir 36 siswa. siswa yang siap untuk menerima pelajaran, dengan baik ada 9 (100%) dan siswa yang tidak siap dalam segala bidang apapun terdapat 0 % atau tidak ada. Siswa dalam siklus III ini sudah mengalami peningkatan yang sempurna dari siklus-siklus sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 313, "width": 53, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Refleksi", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 326, "width": 208, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Refleksi pada siklus III dilakukan peneliti pada hari rabu, 5 januari 2020 diruang kelas setelah proses pembelajaran berakhir. Pada siklus III ini sudah tidak terdapat hambatan- hambatan sehingga semua siswa sudah berantusias aktif dalam mengikuti jalannya pembelajaran menggunakan metode sosiodrama.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 427, "width": 64, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 439, "width": 208, "height": 175, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penjelasan guru mengenai metode sosio drama dengan materi konflik sosial dapat meningkatkan partisipasi siswa pada pembelejaran sosiologi. Diskusi kelompok untuk membuat naskah drama sesuai dengan materi yang sudah diberikan. Berdiskusi kelompok disertai dengan penjelasan dari guru dan rangkuman dari para siswa. Para siswa membuat naskah drama dari hasil rangkuman dan menjabarkannya dan dipresentasikan di depan kelas dalam bentuk drama, secara keseluruhan mulai siklus I sampai dengan siklus III menunjukkan perbaikan yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 617, "width": 134, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun kendala-kendala", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 617, "width": 208, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang ditimbulkan dari penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran sosiologi. Pada pembelajaran sosiologi mendapatkan jam terakhir yaitu dari jam 12.40 – 14.00. Hal ini sangat berpengaruh pada kondisi siswa dan suasana kenyaman kelas karena biasanya jam- jam segitu siswa sudah tidak berkonsentrasi dalam belajar dan membuat ramai.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 731, "width": 210, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN Agus Hardiansyah, Muhamammad., Ramadhan, Iwan., Suriyanisa., Pratiwi,", "type": "Table" }, { "left": 151, "top": 38, "width": 297, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA Volume 13 Number 1 April 2022", "type": "Page header" }, { "left": 178, "top": 61, "width": 241, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 180-184/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 779, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "184", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 788, "width": 115, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.26418/j-psh.v13i1.53087", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 98, "width": 186, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beliana., Kusumayanti, Nurita., Y.", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 111, "width": 187, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2021). Analisis Perubahan Sistem Pelaksanaan Pembelajaran Daring ke", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 136, "width": 186, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luring pada Masa Pandemi Covid-19 di", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 149, "width": 187, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMP. Jurnal Basicedu , 5 (6), 5840–5852. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/b asicedu.v5i6.1784 ISSN", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 210, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ary, Donal, Luchy Cheser Jacobs, A. R.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 212, "width": 186, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2011). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan . Diterjemahkan oleh Arief Furchan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 211, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barnawi, Junaedi, R. R. (2019). Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Penelitian Tindakan Kelas Melalui Kegiatan Workshop Improve Teachers ’ Ability in Compiling Classroom Action Research Through Workshop Activities. ARJI: Action Research Journal Indonesia , 1 (2), 1–12. http://journal.ummat.ac.id/index.php/JCE S", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 389, "width": 208, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimyati dan Mordjiono. 2016. Belajar dan pembengajar. Jakarta : Depdikbud dan Reneka Cipta..", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 210, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gunawan, Lilik Kastiani, L. S. H. (2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 452, "width": 210, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Dan Pendidikan IPS (JPPI) , 12 (1), 76–77. Hasibun dan Mordjiono. 2016. Proses belajar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 503, "width": 211, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Imran, dan I. R. (2019). Penilaian dan Pembelajaran Sosiologi Konsep, Implementasi dan contoh . IAIN", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 579, "width": 76, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pontianak Press.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 210, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irvan Harianto H, E. Y. S. (2020). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pendahuluan Pendidikan dimana merupakan seseorang suatu proses jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air Slameto merumuskan memperoleh pengetahuan secara berkala yang meliputi jenjang pe. DA Dunia Anak, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini , 3 (1), 1–14.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 210, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kamim, A. B. M., Amal, I., & Khandiq, M. R.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 98, "width": 186, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K. (2018). Pemerintah Sebagai Agen Perubahan Sosial Yang Direncanakan : Studi Atas Pembangunan Kemaritiman Daerah Istimewa Yogyakarta. Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi , 2 (2), 95– 120.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 186, "width": 208, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nana Sudjana. 2013. Proses Penilaian Hasil Belajar Mengajar . Bandung :Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 237, "width": 210, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ngalim Purwanto M. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana. Nasution. 2014. Metode Penelitian Naturalistik kualitatif . Bandung: Tarsito", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 313, "width": 208, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oemar Hamalik. 2014. Proses Belajar Mengajar . Jakarta : Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 351, "width": 210, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadhan, I. (2021). Penggunaan Metode Problem Based Learning dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada kelas XI IPS 1. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan , 4 (3), 358–369. https://doi.org/10.37329/cetta.v4i3.1352", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 439, "width": 210, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santosa, A. B. (2020). Potret Pendidikan di", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 452, "width": 186, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun Pandemi : Dampak COVID-19", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 465, "width": 186, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terhadap Disparitas Pendidikan di Indonesia. CSIS Commentaries , 1–5.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 503, "width": 208, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sjafrina Almas, Widoyoko Danang, A. L.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 516, "width": 180, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2013). Menguras Bumi Merebut Kursi. Indonesia Corruption Watch , 8–10.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 553, "width": 208, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumartono. (2019). Dinamika Perubahan Sosial Dalam Teori Konflik. Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Bisnis , Volume", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 591, "width": 24, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 (1).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 617, "width": 210, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zainuddin, Z., Dewantara, D., Wati, M.,", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 629, "width": 186, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misbah, M., Suyidno, S., Haryandi, S.,", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 642, "width": 186, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmatullah, P., & Munir, M. J. M. (2019). Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru IPA di kabupaten Hulu Sungai Tengah. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat , 1 (2), 79. https://doi.org/10.20527/btjpm.v1i2.1788", "type": "Table" } ]
e224ba17-c5f2-bcc3-53e7-61b83986ed43
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/altijarah/article/download/5681/9280
[ { "left": 72, "top": 21, "width": 345, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Tijarah : Vol. 6 No. 3 (Special Issue) December 2020 (135-146) p-ISSN: 2460-4089 e-ISSN: 2528-2948 Available at: http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/altijarah", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 72, "width": 363, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan pengguna Market Place Shopee yang ditinjau dari aspek Word of Mouth dan pengalaman konsumen", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 149, "width": 419, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novita Butarbutar 1) , Marto Silalahi 2) , Julyanthry 3) & Acai Sudirman 4)", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 164, "width": 403, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung Pematangsiantar Email: [email protected] 1) ; [email protected] 2) ; [email protected] 3) ; [email protected] 4)", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 229, "width": 56, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 244, "width": 455, "height": 140, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development of information technology has changed all aspects of human life, particularly the habit of using information technology to meet every day needs. One of the concrete matters that we can see from the rapid development of information technology is the behavior of using marketplaces to carry out online shopping, which is currently increasingly popular to use by consumers. This study aimed to determine how much the influence of price and word of mouth on consumer satisfaction. Data obtained from the research objects were analyzed using a survey model with a quantitative approach. The number of samples obtained as respondents was 160 people. Data for analysis used validity and reliability tests using the outlier model and the SEM structural model as a representative of the inner model. The results of the study show that word of mouth has no effect on user satisfaction. Furthermore, the consumer experience has a significant effect on user satisfaction.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 399, "width": 313, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Word of mouth; consumer experience; user satisfaction", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 425, "width": 52, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 441, "width": 455, "height": 153, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan pada segala aspek kehidupan manusia, terutama kebiasaan untuk menggunakan teknologi informasi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satu hal konkret yang dapat kita lihat dari pesatnya perkembangan teknologi informasi adalah perilaku penggunaan market place untuk melakukan belanja online yang saat ini semakin populer digunakan oleh konsumen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga dan word of mouth terhadap kepuasan konsumen. Penggunaan analisa data yang diperoleh dari objek penelitian menggunakan model survei dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah sampel yang diperoleh sebagai responden sebanyak 160 orang. Data untuk analisis menggunakan uji validitas dan reliabilitas menggunakan outler model dan model struktural SEM sebagai representatif inner model. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa word of mouth tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Selanjutnya pengalaman konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pengguna.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 343, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Word of mouth; pengalaman konsumen; kepuasan pengguna", "type": "Text" }, { "left": 506, "top": 790, "width": 20, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "136", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 98, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 85, "width": 457, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan digital marketing saat ini telah memasuki babak baru yang ditandai dengan penerapan sistem pemasaran yang berorientasi pada perubahan tingkah laku calon konsumen (Rumondang et al. 2020). Pesatnya pertumbuhan digital marketing tidak terlepas dari kehadiran internet sebagai alat utama dalam pengiriman informasi bisnis dengan tujuan dapat menstabilkan performa dari kegiatan pemasaran secara online . Internet menyediakan secara spontan saluran belanja pada masa kini sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan responsif yang cepat. Maka dari itu, pemasar perlu membangun lebih dalam pemahaman tentang persepsi konsumen atau perilaku pembeli saat konsumen membeli secara online . Beberapa faktor yang diindikasi dapat mempengaruhi perubahan yang terjadi pada perilaku konsumen antara lain pengalaman konsumen, kemudahan untuk memperoleh produk, harga yang kompetitif, kualitas produk dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhinya (Sudirman, Rosmayati, et al. 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 454, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu trend saat ini yang telah merubah perilaku konsumen secara drastis adalah belanja secara online dengan E-Commerce . Penggunaan aplikasi E-Commerce saat ini telah menjadi salah satu fenomena trending bagi kalangan masyarakat yang suka berbelanja kebutuhan sehari- hari dengan online . Menurut laporan data dari Asian Nikkei Review, pertumbuhan pengguna E- Commerce di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 11 juta orang dan pada tahun 2018, jumlah pengguna E-Commerce di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 35 juta pengguna (Are and Setyorini 2019). Berbelanja melalui E-Commerce merupakan salah satu hal yang sangat digemari masyarakat saat ini dengan alasan berbelanja menjadi lebih mudah dan praktis dimanapun dan kapanpun. Berbekal perangkat seluler dan jaringan internet, setiap kebutuhan yang ingin dibeli dapat terpenuhi dengan baik tanpa harus melakukan kontak langsung dengan penjual produknya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 356, "width": 455, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini, salah satu market place untuk berbelanja online yang sudah populer di Indonesia adalah Shopee. Platform Shopee merupakan aplikasi dalam bentuk lapak khusus jual beli online suatu produk dengan menggunakan akses perangkat seluler yang terkoneksi dengan internet (Are and Setyorini 2019). Kehadiran Shopee sebagai aplikasi belanja online telah memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk melakukan kegiatan belanja secara online . Hal ini terbukti dengan penggunaan market place Shopee yang terus mengalami peningkatan dari jumlah pengguna setiap tahunnya. Berdasarkan hasil mapping E-Commerce yang dirilis oleh iprice.co.id, Shopee berhasil mempertahankan posisi pertamanya sebagai top E-Commerce selama sepuluh kuartal berturut-turut sesuai ranking di PlayStore. Selain itu, platform Shopee merupakan salah satu E- Commerce yang paling banyak dikunjugin selama tahun 2019.", "type": "Text" }, { "left": 506, "top": 790, "width": 20, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 140, "top": 407, "width": 319, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 Peta E-Commerce Indonesia. Sumber: Iprice (2019)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 455, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan gambar 1 di atas, terlihat jumlah pengunjung website Shopee mencapai 72 juta lebih pengguna aktif pada kuartal IV tahun 2019. Ditambah lagi jumlah karyawan Shopee pada kuartal IV tahun 2019 telah mencapai angka 3.799 orang. Keberhasilan aplikasi Shopee menjadi platform E-Commerce yang paling diminati pengguna saat ini mengindikasikan bahwa konsumen saat ini lebih tertarik untuk belanja online Shopee karena banyaknya fitur-fitur yang menguntungkan konsumen serta faktor lain yang dirasa dapat memberikan nilai tambah bagi konsumen. Hal ini menandakan perkembangan dan peningkatan penggunaan market place Shopee tidak terlepas dari pengalaman konsumen menggunakan Shopee, referensi konsumen lain setelah menggunakan Shopee serta kepuasan pengguna setelah menggunakan Shopee. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui peran word of mouth dan pengalaman konsumen dalam membentuk kepuasan pengguna market place Shopee.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 601, "width": 127, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 614, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Word of Mouth", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 455, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implikasi serta peran komunikasi pemasaran dengan word of mouth merupakan strategi pemasaran yang cukup efektif diimplementasikan dalam memikat hati para calon konsumen. Kecenderungan seorang konsumen dalam bersikap jujur setelah menggunakan produk merupakan bagian informasi yang krusial yang patut untuk dipercayai (Are and Setyorini 2019). Sehingga ada sikap untuk lebih percaya dari perkataan konsumen yang telah menggunakan daripada hanya sekedar memperoleh informasi di televisi maupun iklan. Kondisi ini tentunya menggambarkan peran word of mouth dalam membentuk rasa percaya konsumen lain sangatlah tinggi sehingga ada perilaku untuk mempercayai ungkapan yang dikeluarkan dari teman atau orang-orang terdekat. Menurut Hasan (2010) word of mouth merupakan kegiatan pemasaran dengan menggabungkan bagian dari konsep strategi promosi dengan cara memanfaatkan peran orang lain untuk menyampaikan pesan tertentu tentang produk sehingga implikasi dari cara tersebut diharapkan", "type": "Text" }, { "left": 506, "top": 790, "width": 20, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "138", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 455, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mampu meningkatkan kesadaran produk dan menaikkan tingkat penjualan. Sedangkan menurut (Sumardy et al., 2011), word of mouth adalah serangkaian tindakan yang berperan dalam penyediaan informasi suatu produk dengan menggunakan konsumen awal untuk memberitahukannya kepada konsumen yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 140, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengalaman Konsumen", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 455, "height": 192, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pengalaman yang dimiliki seorang konsumen terutama terkait sebuah merek merupakan hal yang membandingkan pengalaman masa lalu dan masa kini dengan produk. Proses pengalaman tersebut merupakan bagian dari sebuah akses untuk memperoleh informasi dan mencoba untuk menyusun dan memberi makna pada informasi ini dengan membentuk kognitif individu struktur (Sahin et al. 2017). Saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang E-Commerce berusaha untuk membentuk pengalaman konsumen yang unggul dengan harapan dapat mempertahankan performa perusahaan dalam jangka panjang (Hendra, Djawahir, and Djazuli 2017). Menurut (Hasan 2013), pengalaman konsumen merupakan respons terhadap stimulus tertentu sebagai akibat dari ikatan rasional dan emosional dengan memberdayakan hal-hal yang berhubungan sense, feel, think, act, dan relationship . Lebih lanjut menurut Pramudita dan Japarianto (2013), mendefinisikan bahwa customer experience merupakan suatu reaksi yang timbul karena adanya interaksi dan hubungan menggunakan produk serta adanya ikatan antara pelanggan dengan perusahaan maupun pelanggan dengan produk. Maka dari itu, perlu adanya tindakan konkret dari marketer untuk fokus mempelajari perubahan perilaku konsumen setelah menggunakan sebuah produk.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 356, "width": 124, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kepuasan Pengguna", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 369, "width": 455, "height": 179, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan merupakan salah bentuk interpretasi setelah menggunakan suatu produk dengan menilai aspek-aspek yang terdapat di dalam produk utama sehingga memunculkan daya tarik konsumen untuk proses pengambilan penggunaan berikutnya. Kepuasan pelanggan adalah tujuan esensial perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya sehingga diharapkan dapat mendatangkan laba bagi perusahaan (Hasan 2013). Hubungan antara ekspektasi menggunakan suatu produk dengan implementasi kenyataan setelah menggunakan produk merupakan salah satu bentuk manifestasi yang muncul ketika hubungan tersebut sesuai dengan yang diharapkan maupun tidak sesuai dengan harapan. Sehingga dengan adanya rasa kepuasan setelah menggunakan suatu produk diharapkan berimplikasi pada keberlangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang (Sudirman, Sherly, et al. 2020). Menurut Sudaryono (2016), kepuasan konsumen merupakan sebuah reaksi yang timbul dari seorang konsumen setelah menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk barang atau jasa. Kemudian menurut (Hasan 2013), kepuasan merupakan evaluasi purnabeli setelah menggunakan sebuah produk sehingga akan berdampak pada evaluasi kinerja aktual suatu produk yang berkaitan dengan harapan maupun ekspektasi sebelum pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 549, "width": 455, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya model penelitian ini menggunakan kerangka konseptual sebagai dasar untuk merancang hipotesis penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 506, "top": 790, "width": 20, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "139", "type": "Page footer" }, { "left": 218, "top": 253, "width": 163, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 Kerangka Konseptual", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 291, "width": 454, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Gambar 2 tentang kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 317, "width": 341, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. H1 = Word of mouth memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 330, "width": 378, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. H2 = Pengalaman konsumen memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 369, "width": 129, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 455, "height": 166, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model penelitian ini menggunakan pendekatan kepustakaan dengan mengambil beberapa tinjauan pustaka sebagai dasar pengembangan hipotesis penelitian. Selanjutnya untuk pengumpulan data langsung di lapangan, penulis menggunakan pendekatan lapangan dengan merancang kuesioner sebagai dasar pembuatan survei untuk memperoleh data yang dilakukan secara daring menggunakan google form . Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Pematangsiantar. Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2020 sampai bulan Juli 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna market place Shopee di Kota Pematangsiantar. Dari kuesioner yang dibagikan secara online menggunakan media sosial, diperoleh data yang masuk sebanyak 328 responden, namun hanya 160 responden yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel karena telah mengisi data serta daftar pertanyaan dengan lengkap. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling menggunakan metode purposive sampling . Selanjutnya untuk pengukuran indikator variabel penelitian menggunakan butir-butir pertanyaan yang dirangkum dalam bentuk kuesioner online yang dapat dijelaskan pada tabel 1 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 562, "width": 417, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Code Item Referensi Word of Mouth WOM1 Kualitas WOM (Lin, Wu, and Chen 2013) WOM2 Kuantitas WOM WOM3 Keahlian pengirim pesan WOM Pengalaman Konsumen PK1", "type": "Table" }, { "left": 285, "top": 630, "width": 31, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sense", "type": "Picture" }, { "left": 97, "top": 643, "width": 414, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler dan Amstrong (2012) PK2 Feel PK3 Think PK4 Act PK5 Relate Kepuasan Pengguna KP1 Kesesuaian Harapan Kotler (2011) KP2 Pengaduan atau komplain KP3 Perasaan nyaman KP4 Kesediaan merekomendasikan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 746, "width": 168, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil olahan data (2020)", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 110, "width": 70, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Word of Mouth", "type": "Picture" }, { "left": 178, "top": 159, "width": 260, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengalaman Konsumen Kepuasan Pengguna", "type": "Picture" }, { "left": 506, "top": 790, "width": 20, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "140", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 218, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 85, "width": 127, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Deskripsi Responden", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 455, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responden dalam penelitian ini adalah pengguna shopee di Kota Pematangsiantar sebanyak 160 pengguna Shopee. Responden dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa karakteristik, yaitu: jenis kelamin, usia dan frekuensi penggunaan Shopee dalam sebulan. Berikut ini disajikan tabel 2 tentang uraian deskripsi responden.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 162, "width": 414, "height": 297, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Deskripsi Responden Data Responden Frekuensi % Jenis Kelamin Pria 53 33,12% Wanita 107 66,88% Usia 16-20 tahun 17 10,62% 21-25 tahun 56 35% 26-30 tahun 60 37,5% 31-35 tahun 18 11,25% > 35 tahun 9 5,63% Pekerjaan Mahasiswa/Pelajar 24 15% PNS 38 23,74% Karyawan Swasta 57 35,63% Dosen/Guru 29 18,13% Lainnya 12 7,5% Frekuensi Pengeluaran Dalam Sebulan < Rp 500.000 89 55,63% Rp 500.000 – Rp 1.000.000 35 21,88% Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 25 15,62% > Rp 2.000.000 11 6,87% Frekuensi Penggunaan Shopee Dalam Sebulan 1 kali 67 41,87% 2-4 kali 78 48,75% 5-8 kali 12 7,5% > 8 kali 3 1,88% Sumber: Hasil olahan data (2020)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 115, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Model Pengukuran", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 486, "width": 455, "height": 102, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dasar analisis yang diterapkan pada model pengukuran penelitian ini berorientasi pada dua kriteria, yakni pertama validitas konvergen yang ditentukan oleh loading factor dan AVE dengan syarat loading factor diatas 0,7 dan nilai AVE sebesar 0,5 (Hair et al, 2014). Selanjutnya dua ukuran reliabilitas yang digunakan penelitian ini terdiri dari composite reliability dan cronbach’s alpha. Composite reliability harus bernilai di atas 0,7 dan cronbach’s alpha di atas 0,6 (Abdillah dan Jogiyanto, 2015). Tabel 3 menjelaskan bahwa output indicator loading masing-masing indikator setiap variabel telah memenuhi syarat validitas konvergen untuk konstruk reflektif dengan loading factor di atas 0,6.", "type": "Text" }, { "left": 506, "top": 790, "width": 20, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "141", "type": "Page footer" }, { "left": 183, "top": 343, "width": 230, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 Tampilan Output Indicator Loading", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 355, "width": 189, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: (Output SmartPLS 3.3.2, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 394, "width": 367, "height": 311, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Tampilan Hasil Output Indicator Loading Indikator Word of Mouth Pengalaman Konsumen Kepuasan Pengguna WOM1 0.930 WOM2 0.876 WOM3 0.944 PK1 0.946 PK2 0.942 PK3 0.714 PK4 0.708 PK5 0.884 KP1 0.893 KP2 0.939 KP3 0.841 KP4 0.916 Sumber: Hasil olahan data (2020) Tabel 4 Tampilan Hasil AVE Nama Variabel Average Variance Extracted (AVE) Word of Mouth 0.841 Pengalaman Konsumen 0.715 Kepuasan Pengguna 0.807 Sumber: Hasil olahan data (2020)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 455, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa ouput indicator loadings masing-masing indikator setiap variabel telah memenuhi syarat validitas konvergen untuk konstruk reflektif dengan loading factor di atas 0,7. Selanjutnya berdasarkan Tabel 4 diperoleh nilai dari AVE untuk semua", "type": "Text" }, { "left": 506, "top": 790, "width": 20, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 455, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "variabel sudah memenuhi syarat yaitu diatas 0,5, menunjukkan bahwa kosntruk menjelaskan lebih dari setengah varian indikator-indikator (Hair et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 111, "width": 381, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Nama Variabel Composite Reliability Cronbach’s Alpha Keterangan Word of Mouth 0.941 0.905 Handal Pengalaman Konsumen 0.925 0.895 Handal Kepuasan Pengguna 0.943 0.920 Handal Sumber: Hasil olahan data (2020)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 215, "width": 455, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa composite reliability variabel kepuasan pengguna telah memenuhi syarat diatas 0.70 yaitu sebesar 0.943. Begitu pula nilai cronbach’s alpha variabel word of mouth telah sesuai dengan kriteria diatas 0.70 yaitu sebesar 0.941, selanjutnya variabel pengalaman konsumen telah memenuhi syarat diatas 0,70 yaitu sebesar 0.925. Lebih lanjut untuk nilai cronbach’s alpha semua variabel penelitian telah memenuhi syarat di atas 0,6. Maka dari itu, secara keseluruhan, hasil measurement model ( outer model ) telah memenuhi syarat sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan ke structural model ( inner model ).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 106, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Model Struktural", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 331, "width": 455, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R untuk variabel dependen, nilai koefisien path dan nilai t hitung tiap path untuk uji signifikansi antar variabel dalam model. Tabel 6 di bawah ini menyajikan Nilai R 2 untuk variabel dependen penelitian minat beli.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 383, "width": 355, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6 Hasil Nilai R 2 Inner Model Nama Variabel R Square Interpretasi Kepuasan Pengguna 0.352 Lemah Sumber: Hasil olahan data (2020)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 455, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil nilai R 2 pada Tabel 6 di atas, diketahui untuk nilai R 2 variabel loyalitas pelanggan 0.352, hal ini menginterprestasikan bahwa variabel independen ( word of mouth dan pengalaman konsumen) mampu menjelaskan keragaman kepuasan pengguna dengan kategori lemah yaitu sebesar 35.2% dan sisanya sebesar 64.8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Hasil analisis dengan proses bootstrapping pada path coefficients dengan tingkat kepercayaan 5% secara lengkap disajikan pada gambar berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 506, "top": 790, "width": 20, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 361, "width": 212, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 Tampilan Output Bootstrapping Sumber: (Output SmartPLS 3.3.2, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 400, "width": 385, "height": 76, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7 Hasil Uji Path Coefficients Path Antar Variabel Koefisien t-hitung P-Value Kesimpulan Word of Mouth >> Kepuasan Pengguna 0.090 0.933 0.351 Tidak Signifikan Pengalaman Konsumen >> Kepuasan Pengguna 0.530 6.700 0.000 Signifikan", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 479, "width": 158, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil olahan data (2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 455, "height": 62, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil output yang disajikan pada tabel 7 di atas memperlihatkan hasil path coefficients variabel word of mouth tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna dengan nilai signifikansi sebesar 0,351 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Selanjutnya hasil path coefficients variabel pengalaman konsumen berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kepuasan pengguna nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih keci dari tingkat signifikansi 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 89, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 455, "height": 166, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengaruh Word of Mouth Terhadap Kepuasan Pengguna H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan word of mouth terhadap kepuasan pengguna H1 : Ada pengaruh yang signifikan word of mouth terhadap kepuasan pengguna Kesimpulan: Karena hasil nilai thitung sebesar 0.093 ≤ 1.96 dan nilai P sebesar 0.351 > 0.05 maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara word of mouth terhadap kepuasan pengguna. Hal ini menggambarkan kepuasan pengguna market place Shopee bukan disebabkan oleh pernyataan oleh pelanggan sebelumnya melainkan karena adanya dorongan dari pengguna itu sendiri berdasarkan pengalaman menggunakan Shopee. Banyaknya testimoni yang disampaikan oleh pengguna Shopee di media sosial maupun di website Shopee ternyata tidak mampu mendorong seseorang untuk merasa puas menggunakan market place tersebut melainkan karena adanya faktor lain yang dirasa lebih bernilai ketimbang hanya menggunakan referensi dari pendapat oleh lain tentang produk Shopee. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Quluk, Budiwati, and Aqliqosyim 2018); (Lavenia,", "type": "Text" }, { "left": 506, "top": 790, "width": 20, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 455, "height": 50, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iqbal, and Irawan 2018) yang menyatakan word of mouth tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan temuan (Aldiana, Adji, and Santoso 2020); (Lubis, Haryono, and Hasiolan 2016); (Maghfiroh 2019); (Zahroh and Oetomo 2018); (Budiarto and Suhermin 2018) yang menyampaikan ada pengaruh antara word of mouth terhadap kepuasan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 348, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pengaruh Pengalaman Konsumen Terhadap Kepuasan Pengguna", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 455, "height": 192, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan pengalaman konsumen terhadap kepuasan pengguna H2 : Ada pengaruh yang signifikan dari pengalaman konsumen terhadap kepuasan pengguna Kesimpulan: Karena hasil nilai thitung sebesar 6.700 ≥ 1.96 dan nilai P sebesar 0.000 < 0.05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H2 diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara pengalaman konsumen terhadap kepuasan pengguna. Interprestasi tentang pengalaman menggunakan produk akan muncul ketika adanya ransangan yang mencerminkan keseluruhan konseptualisasi sebuah produk terhadap pemikiran mereka. Hal ini akan berorientasi pada kognisi, desain dan identitas merek serta adanya standarsisasi pengemasan dan didukung komunikasi serta lingkungan yang relevan sehingga berimplikasi pada tingkat kepuasan seseorang. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh ((Hendra, Djawahir, and Djazuli 2017); (Isnandini and Suhermin 2018); (Fajryanti and Faridah 2018); (Ramadhana and Suhermin 2018); (Ari Wijaksono 2019)) dengan temuan adanya pengaruh pengalaman konsumen terhadap kepuasan. Lebih lanjut hasil temuan penelitian ini tidak sejalan dengan temuan penelitian lain yang menyatakan tidak ada dampak pengalaman konsumen dalam meningkatkan kepuasan (Dewi and Hasibuan 2016) dan (Maskun, Soegoto, and Jorie 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 369, "width": 139, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 455, "height": 140, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa word of mouth tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Sedangkan pengalaman konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pengguna. Selanjutnya untuk saran dalam penelitian ini, antara lain: penelitian ini hanya menggunakan dua variabel bebas yaitu word of mouth dan pengalaman konsumen dengan satu variabel terikat yaitu pengalaman konsumen, sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu menggunakan variabel yang lain sebagai alat ukur untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong kepuasan seperti, harga, kualitas pelayanan, motivasi konsumen, promosi, dan citra merek. Keterbatasan penelitian ini salah satunya adalah terkait jumlah sampel yang masih sebatas populasi jumlah pengguna market place Shopee di satu kota, yakni kota Pematangsiantar sehingga untuk penelitian selanjutnya, perlu mengembangkan jumlah sampel dengan melibatkan populasi dengan scope yang lebih luas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 549, "width": 94, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 562, "width": 454, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdillah, Willy Dan Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (Pls) Alternatif Structural Equation Modeling (Sem) Dalam Penelitian Bisnis. Ed.1 . Yogyakarta: Andi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 601, "width": 455, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aldiana, Upik, Setyo Adji, and Edi Santoso. (2020). Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Wom (Word of Mouth) Terhadap Kepuasan Konsumen. ASSET: Jurnal Manajemen dan Bisnis 2(2): 71–83.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 455, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Are, Adrieta Kirana Putri, and Retno Setyorini. (2019). Pengaruh Electronic Word Of Mount Dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Produk Di Shoppe Indonesia. Dinamika Ekonomi: Jurnal Ekonomi dan Bisnis 12(2): 216–30.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 704, "width": 455, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ari Wijaksono, Rendy. (2019). Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Revisit Intention Melalui Kepuasan Sebagai Variabel Intervening ( Studi Pada Pengunjung Trans Studio Mini Transmart Rungkut Surabaya ). Jurnal Ilmu Manajemen (JIM) 7(2): 344–53.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 756, "width": 455, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiarto, Dea Nisaa, and Suhermin. (2018). Pengaruh kualitas layanan, store atmosphere dan word", "type": "Text" }, { "left": 506, "top": 790, "width": 20, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 72, "width": 398, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of mouth terhadap kepuasan konsumen. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen 7(4): 1–15.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 455, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, Ira Triyana, and Muhammad Irwansyah Hasibuan. (2016). Pengaruh Pengalaman Pelanggan (Customer Experience) Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Rumah Makan Kuliner Jawa Rantauprapat. Jurnal Ecobisma 3(1): 93–103.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 455, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fajryanti, Vanny, and Naili Faridah. (2018). Pengaruh Experiential Marketing Dan Persepsi Nilai Terhadap Pembelian Ulang Melalui Kepuasan (Studi Pada Penumpang Kereta Api Argo Bromo Angkrek). Diponegoro Journal Of Social and Politic : 1–8.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 440, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hair, J. F. et al. (2014). Multivariat Data Analysis 7 th Edition . New Jersey: Pearson Prentice Hall.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 364, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasan, A. (2010). Marketing dari Mulut ke Mulut . Media Pressindo: Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 253, "width": 454, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasan, Ali. 2013. Marketing Dan Kasus-Kasus Pilihan . Edisi 1. Yogyakarta: CAPS (Center For Academic Publishing Service).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 291, "width": 455, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hendra, Timotius, Achmad Helmy Djawahir, and Atim Djazuli. (2017). Pengaruh Nilai, Kualitas Pelayanan, Pengalaman Pelanggan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan ( Studi Kasus Pada Giant Supermarket Sawojajar , Kota Malang ). Jurnal Bisnis dan Manajemen 4(2): 129–41.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 356, "width": 452, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iprice. (2019). Peta E-Commerce Indonesia. Accesed 08 September, 2020. Available at: https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 395, "width": 455, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isnandini, Novia, and Suhermin. (2018). Pengaruh Pengalaman Konsumen Dan Keanekaragaman Produk Terhadap Kepuasan Dan Minat Beli Ulang Konsumen. Jurnal Ilmu dan R 7(4): 1–21.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 454, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, P. 2011. Manejemen Pemasaran di Indonesia. Analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian. Salemba Empat: Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 472, "width": 416, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, P. & Amstrong, G. 2012. Manajemen Pemasaran. Jilid Pertama. PT. Indeks: Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 498, "width": 455, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lavenia, Binti Clara, Mohammad Iqbal, and Ari Irawan. (2018). Pengaruh Technology Acceptance Model (Tam) Dan Electronic Word Of Mouth (Ewom) Terhadap Kepuasan Pelanggan (Survei Pada Pelanggan Go-Jek Di Kota Kediri). Jurnal Administrasi Bisnis 60(3): 52–61.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 549, "width": 455, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lin, Chinho, Yi-Shuang Wu, and Jeng-Chung Victor Chen. (2013). Electronic Word-of-Mouth: The Moderating Roles of Product Involvement and Brand Image. In Proceedings of 2013 International Conference on Technology Innovation and Industrial Management , , 29–47.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 601, "width": 455, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lubis, Mega Fitri Inda Sari, Andi Tri Haryono, and Leonardo Budi Hasiolan. (2016). Analisis Pengaruh Brand Equity , Kulaitas Pelayanan Dan Word Of MOuth Positif Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Konsumen Salon Rambut Johny Andrean Matahari Semarang). Journal of Management 02(02).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 665, "width": 455, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maghfiroh, Kuni. (2019). Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Word of Mouth Terhadap Kepuasan Konsumen Serta Implikasinya Pada Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi. Business Management Analysis Journal (BMAJ) 2(2): 34–44.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 717, "width": 455, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maskun, Lisa, Agus S. Soegoto, and Rotinsulu J. Jorie. (2018). Pengaruh Experiential Marketing Dan Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Steiner Salon Manado. Jurnal EMBA 6(3): 1268–77.", "type": "List item" }, { "left": 506, "top": 790, "width": 20, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 455, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pramudita, Y. A., dan E. Japarianto. (2013). Analisa Pengaruh Customer Value dan Customer Experience terhadap Customer Satisfaction di De Kasteel Resto Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra 1 (1): 1-7.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 124, "width": 455, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quluk, Kusnul, Hesti Budiwati, and Roshiful Aqliqosyim. (2018). Pengaruh Word Of Mouth Dan Harga Serta Kualitas Produk Galvalum Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada CV Mitra Konstruksi Di Lumajang. Jurnal Riset Manajemen 1(1): 141.", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 162, "width": 260, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://jkm.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/jrm.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 188, "width": 455, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadhana, Ryanda, and Suhermin. (2018). Pengaruh Experiental Marketing, Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Loyalitas Konsumen. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen 7(12): 1–21.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 455, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumondang, Astri et al. (2020). Pemasaran Digital Dan Perilaku Konsumen . Cetakan 1. Medan: Yayasan Kita Menulis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 455, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sahin, Azize, Hakan Kitapçi, Erkut Altindag, and Mehmet S. Gök. (2017). Forum: Investigating the Impacts of Brand Experience and Service Quality. International Journal of Market Research 59(6): 707–24.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 330, "width": 442, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudaryono. (2016). M anajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. ANDI OFFSET: Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 356, "width": 455, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudirman, Acai, Sherly, et al. (2020). Loyalitas Pelanggan Pengguna Gojek Ditinjau Dari Aspek Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen. Procuration: Jurnal Ilmiah Manajemen 8(1): 63–73.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 455, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudirman, Acai, Siti Rosmayati, et al. (2020). Prilaku Konsumen Dan Perkembangannya Di Era Digital . Bandung: Widina Bhakti Persada.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 446, "width": 455, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumardy., M. Silviana, dan M. Melona. (2011). The Power of Word of Mouth Marketing : PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 485, "width": 455, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zahroh, Ulfatuz, and Hening Widi Oetomo. (2018). Pengaruh Produk, Word of Mouth, Lokasi Terhadap Loyalitas Konsumen Melalui Kepuasan Konsumen. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen 7(3): 1–18.", "type": "List item" } ]
eb2b0b58-123b-4800-c3a7-9521481ffd48
https://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/download/2891/2675
[ { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "553", "type": "Page footer" }, { "left": 140, "top": 121, "width": 320, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EMOTION OF DOMINANCE DEPICTED BY AMY ELLIOT DUNNE OF GONE GIRL FILM", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 187, "width": 272, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maisyara Andina, Surya Sili, Nita Maya Valiantien English Department, Faculty of Cultural Sciences Mulawarman University Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 284, "width": 62, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 428, "height": 268, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purposes of this research were to find the dominance emotion and the ideal characteristics for woman based on radical libertarian feminism perspectives in the character of Amy Elliot Dunne of Gone Girl film. This research was categorized as descriptive qualitative research and used content analysis approach. The researchers used Gone Girl (2012) film and its film script as the sources of data. The data were taken from the narrations, monologues and dialogues of Amy and other characters that indicating Amy’s dominance emotion and her characteristics and compared with the ideal characteristics for woman based on radical libertarian feminism perspectives using Marston D.I.S.C. theory and radical libertarian feminism theory. The findings reveal that Amy indeed posseses dominance emotion that makes her as an androgyny to overcome her bad experiences and her characteristics fulfill the ideal characteristics for woman according to radical libertarian feminists. The film showed that Amy presented a woman who no longer became the inferior group in the society and can be free in the male-ruled realm by having status, education, and money which are the purposes of radical libertarian feminism. However, the researchers came to the conclusion that she does not fit to be a role model of radical libertarian feminism as she originally created as a villain character of the film that she presented her bad behavior at some point through the film.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 428, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Emotion of Dominance, Marston’s D.I.S.C. Theory, Radical Libertarian Feminism, Androgyny, Gone Girl", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 642, "width": 54, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 428, "height": 85, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menenemukan emosi dominan dan karakteristik-karakteristik ideal untuk wanita berdasarkan pandangan para feminis radikal libertarian di dalam karakter Amy Elliot Dunne dari film Gone Girl. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kualitatif deskriptif dan menggunakan pendekatan analisa konten. Peneliti menggunakan film Gone Girl (2012) dan naskah filmnya sebagai sumber dari data. Data didapat dari narasi,", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "554", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 428, "height": 211, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "monolog dan dialog dari Amy dan karakter-karakter lain yang mengindikasikan emosi dominan dari Amy dan hubungan karakternya dengan karakter ideal wanita berdasarkan pandangan feminis radikal libertarian menggunakan teori D.I.S.C Marston dan teori feminis radikal libertarian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Amy benar memiliki emosi dominan yang membuatnya sebagai seorang androgini, hal itu untuk melawan pengalaman-pengalaman buruknya, dan karakteristiknya tersebut membuatnya memenuhi kriteria ideal untuk wanita menurut feminis radikal libertarian. Film Gone Girl menampilkan Amy sebagai wanita yang bukan merupakan golongan inferior di masyarakat dan juga ia sebagai wanita yang merdeka di dalam dunia yang didominasi pria dengan memiliki status, berpendidikan, dan harta yang merupakan tujuan dari feminis radikal libertarian. Akan tetapi, peneliti mengambil kesimpulan bahwa karakter Amy tidak layak untuk dijadikan sebagai panutan yang mewakili feminis radikal libertarian dikarenakan Amy pada dasarnya diciptakan sebagai tokoh jahat dalam film yang menampilkan perilaku menyimpangnya sampai pada poin tertentu di dalam film.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 428, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Emosi Dominan, Teori D.I.S.C. Marston, Feminis Radikal Libertarian, Androgini, Gone Girl", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 403, "width": 109, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 417, "width": 414, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Feminism started to be recognized by not only among women but also among the societies of America after the second wave of women’s movement hit. This movement was known as the beginning for radical feminism started in the late 1960’s and it gave a great impact to American people. It concerned about how miserable women living under the patriarchy where women aspirations were silenced out, their lives were being diverted, and their needs were treated as something less necessary. For them living as women in that situation, in the other words is an order to not exist at all (Rivkin, and Ryan 765).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 544, "width": 414, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The radical feminism is divided into two branches of thoughts where they have different opinion on how women have to cope living in the patriarchal society (Tong 49). Radical cultural feminists declined the idea of inserting men’s role in their lives or even exhibiting masculine characteristics in themselves because of their hatred toward men. It is very different with how radical libertarian feminists that “encouraged women to become androgynous persons” or being associated with men (Tong 50). Being androgynous persons mean persons who embody good masculine and feminine characteristics. They then state to be more controversially, “any potpourri of masculine and feminine characteristics, good or bad, that strikes their fancy” (Tong 50).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 684, "width": 414, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Radical feminists discuss a lot about terms such as femininity, masculinity, androgyny, and men and women’s role. Those terms indirectly make radical feminism as one of the branches of feminism that brought the matter about gender as an issue. As a matter of fact, gender in definition had a close link to the society’s point of view. That society which is built by male domination is", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "555", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 122, "width": 414, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "also part of radical feminism’s concern (Tong 49). Thus the discussion of radical feminism is for certain involving gender studies in order to be understood so both the radical feminism and gender studies have a very close connection to one discussion to the other.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 178, "width": 414, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Feminists have been keeping their existence to society and maintaining the feminism alive through a lot of approaching methods and one of them is approaching through literary works. Their moves in literary world are to open the public’s eyes in a subtle way about the concern that woman could have position in all aspects of literary production such as writers, characters in literature, readers, spectators, and etcetera (Carter 91). Many feminist writers poured out women’s concerns into their works which bore feminist-themed novel. Gone Girl (2012) is originally a feminist-themed novel written by Gillian Flynn that later adapted into a film with the same title in 2014. The purposes of this research were to find the sources of unpleasantness that trigger Amy’s dominance emotion to appear in her characteristic in Gone Girl therefore she could become an androgyny that has correlation with the ideal characteristics of woman based on radical libertarian feminism’s perspective. It was expected that this research can inspire another researchers to analyze literary works especially Gone Girl film or even the novel through the same theories used by the researchers. Hopefully, this research can be a reference for future researchers.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 431, "width": 213, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. REVIEW OF RELATED LITERATURE", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 445, "width": 77, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Literature", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 459, "width": 414, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Gyasi in Ade literature is “anything that is written” (2). To distinct literature and any other non literary written works, Klarer stated a narrower definition of literature that “literature is the entirety of written expression, with the restriction that not every written document can be categorized as literature in the more exact sense of the word” (1). He also added that literature usually attaches the words “aesthetic” and “artistic” to its definition to differ its works from other written works and to barricade the scope of literature (1).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 572, "width": 414, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature as a media for human to expand and share their creativity and life experiences is divided into two distinct branches; fiction and non-fiction. Carter stated that most literature is indeed fiction yet not all fiction such as “comic books and nursery rhymes” is included as literary works (17). Beside novel and short story as the pioneers of fiction in literature, film is also emerging as another alternative form of fiction. However, it is not a pure fiction as it only adapted fiction’s textual features and it is also linked with drama as performing arts because of film’s similarity of using “actors as [its] major means of expression” (Klarer 55). But what bring film and fiction such as novel to be similar to one another is from their intrinsic features.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 712, "width": 194, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Character and Characterization", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 727, "width": 414, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Griffith, characters are the people in narratives (425). In order for a character to be able to play its role as believable as possible, it is", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "556", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 122, "width": 414, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "given variety of values such as moral, emotional, intellectual, and appearance value (Rosenheim 79). The process of describing those given values to character through story is what called as characterization (Rosenheim 79).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 164, "width": 187, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Literature and Gender Studies", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 178, "width": 414, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature needed to adapt real life issues that is being a concern in society to attract audience’s attention and gain the feeling of realness. The issue of gender is one of the concerns in society. It has connection with feminism, as it firstly brought as an issue according to radical feminism (Tong 2). Between literature, gender studies and feminism, they are connected to one another where the literature adapts gender studies and feminism as the source of topic or theme meanwhile gender studies and feminism could expand their theories and influence others in wider range of audience through literature.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 291, "width": 414, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Gender Identity Gender according to Segal is “a culturally based complex of norms, values, and behaviors that a particular culture assigns to one biological sex or another” (3). It is then divided into terms male and female which each particular group of sex has to follow the characteristics assigned by culture as masculine or feminine in order to be recognized. These divisions of people’s characteristics are what called as gender identity.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 389, "width": 414, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The gender identity then brings the terms of masculinity and femininity. For masculinity, according to Pilcher and Whelehan is “a set of social practices and cultural representations associated with being a man” (82). It is the same for femininity as the cultural-made characteristics that associated with being a woman. The masculine characteristics that men are hoped to have for examples are “dominant, independent, individualistic, aggressive, forceful, self-reliant, masculine ” and etcetera (Bem 156). For feminine characteristics, the characteristics that often time are found in women are “ gentleness, modesty, humility, supportiveness, empathy, compassionateness, tenderness, nurturance, intuitiveness, sensitivity, unselfishness” and etcetera (Tong 5).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 530, "width": 414, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is another term of gender identity surfaced according to Sandra Bem; that is androgynous which is a person who has both masculine and feminine characteristics in his or herself (158). Woodhill and Samuels stated that “the androgynous person can best be seen as one who can engage freely in both feminine and masculine behaviours and as one who is equally capable of both feminine and masculine tasks and does not prefer one above the other” (16). They then added that “it is not biological nor is it synonymous with sexual behavior” and it is also not indicating about sexual preference (Woodhill, and Samuels 16). In short, androgyny or an androgynous person is purely connected with the state of mind or psychological condition of the people.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 670, "width": 285, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Marston’s Dominance Emotion of D.I.S.C. Theory", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 684, "width": 414, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The different behavioral and muscular responses of human toward their conditions are named as emotion (W. Marston, King, and E. Marston 415). According to Marston, human’s emotion is divided into four patterns of emotion called primary emotions, those were: Dominance, Inducement, Submissive, and Compliance Emotion (106-11). These four emotions are created according to", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "557", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 122, "width": 414, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "how an individual reacts toward pleasantness or unpleasantness produced by environmental forces (Marston 413). Pleasantness or unpleasantness is created by sensory and emotional processes of the individual’s brain (W. Marston, King, and E. Marston 413). The difference between sensory and emotional processes is sensory process related to the sensation which is a physical feeling resulting from something that happens to or comes into contact with the individual. In the other hand, emotional process related to the thought or perception of an occurrence that individual has interpreted (W. Marston, King, and E. Marston 413).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 248, "width": 414, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unpleasantness would create conflict with the inner self of the individual that it creates either dominance or compliance emotion. Dominance emotion is produced when the individual’s self impulses or will are stronger than the environmental forces that cause unpleasantness. An individual produces dominance emotion by doing “all the self-seeking activities necessary” in order to maintain “individual's bodily existence and personal welfare” (W. Marston, King, and E. Marston 433). Dominance itself according to Marston is “a feeling of an outrush of energy to remove opposition” which the opposition here is either the unpleasantness or the source of unpleasantness (140).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 375, "width": 75, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Feminism", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 389, "width": 413, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Hooks feminism is “a movement to end sexism, sexist exploitation, and oppression in women” (viii).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 417, "width": 119, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Radical Feminism", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 431, "width": 414, "height": 324, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Radical feminists have deeper thoughts about women’s oppression and by that it is hard to erase it just by demanding a little change because they argued that the real problem which causing the oppression to women is no other than the patriarchal system (Tong 2). They argued that men dominated “of both women’s sexual and reproductive lives and women’s self-identity, self-respect, and self-esteem is the most fundamental of all the oppressions human beings visit on each other” (Tong 49). To handle the sexism happened to woman, this branch of feminism is divided into two camps— radical-cultural feminism and radical libertarian feminists— that voiced out disagreement toward each other about how to eliminate the sexism. Radical cultural feminists, declined the idea of being androgynous— that is having the qualities of being masculine and feminine—as a way out for women’s oppression instead it is a way to submit women into patriarchal forces and they claimed women have to be straight feminine (Tong 51). They also viewed reproduction and mothering as ways for liberating women and ways to empower women. But they despised the idea of heterosexual practice will be giving benefit for women, instead “only women can give each other a new sense of self” without engaging into any relations with men (Tong 67). Meanwhile according to radical libertarian feminists, the idea of women for embodying both feminine and masculine qualities which is known as androgynous , as gender identity for women based on them appeared to be a barricade of “development as full human persons” (Tong 50). They also appeared to not hating on heterosexual partnership as they thought if women should only associated with women as in lesbianism, it appeared to be another", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "558", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 122, "width": 414, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "barricade for them as a person with choices (Tong 50). Despite their disagreement to lesbianism as the final way to escape from men’s involvement in women’s lives, they claimed that reproduction and mothering is the source of women’s oppression as they are the tools for patriarchal system to limit women’s role in public society (Tong 75).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 206, "width": 139, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 220, "width": 111, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Research Design", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 234, "width": 414, "height": 211, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was conducted as a qualitative research as Denzin and Lincoln pointed out that “qualitative research is a multimethod in focus, involving an interpretive, naturalistic approach to its subject matter” (1). Fraenkel and Wallen in their book also divided approaches to gather and analyze the data in qualitative research into three: “observing people as they go about their daily activities and recording what they do; conducting in-depth interviews with people about their ideas, their opinions, and their experiences; and analyzing documents or other forms of communication (content analysis)” (440). Content analysis is “the analysis of the usually, but not necessarily, written contents of a communication” such as textbooks, essays, newspapers, novels, articles, film’s scripts and pictures (Fraenkel, and Wallen 472). Thus content analysis is a method of study that is compatible for analyzing several forms of written contents of a communication like film’s scripts, pictures, articles, and textbooks. For that reason, the content analysis used as this research approach.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 459, "width": 138, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Data and Data Source", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 473, "width": 414, "height": 128, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data was from the narration of the film script or the monologues and the dialogues spoken by the character of Amy and other characters that indicate unpleasant experiences of Amy that triggered her emotion of dominance to appear. Another data was from the narration of the film script or the monologues and the dialogues spoken by the character of Amy and other characters that indicateed radical libertarian feminism’s characteristics found in the character of Amy. T he primary data source obtained from 2014 film Gone Girl directed by David Fincher. The secondary data source to support the research was taken from the film’s script published by Twentieth Century Fox.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 601, "width": 137, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Research Instrument", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 615, "width": 414, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bogdan and Biklen claimed that “...the researcher is the key instrument in qualitative research” (qtd. in Fraenkel, and Wallen 422). Therefore departed from the claim of Bogdan and Biklen, the key instrument for this qualitative research is the researchers their selves since the researchers who gathered the information for conducting this research.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 686, "width": 104, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Data Collection", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 699, "width": 414, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There were four steps that the researchers used in this research. Firstly, the researchers watched the film for several times and focus on finding the issue of the unpleasantness that triggers dominance and radical libertarian feminism’s ideal characteristics for woman from the character of Amy. Secondly,", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "559", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 122, "width": 414, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the researchers marked and made a list of every scene that contained monologues and dialogues spoken by Amy or other characters and also the narration related to the issues that were being questioned in the film and connected them to the film’s script. Thirdly, the researchers arranged and classified the data that were found. In this step the researchers grouped the data into two categories of issues—Amy’s unpleasant experiences relating her dominance to appear and radical libertarian feminism’s characteristics from Amy. Then they sorted the data from the most relevant data to less relevant, and eliminated the data that might be not too or less suitable for the research. Fourth, the researchers started analyzing the data based on related theories.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 262, "width": 95, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Data Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 276, "width": 414, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In conducting the research, the researchers used content analysis approach in gathering and analyzing the data. In content analysis, the common methods in interpreting data are by using frequencies (i.e., the number of specific incidents found in the data) and proportion of particular occurrences to total occurrences, and by using coding to develop themes to facilitate synthesis (Fraenkel, and Wallen 480). In gathering and analyzing the data, the researchers used the coding method to develop her theme of research in order to facilitate her research synthesis as follow.", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 403, "width": 43, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1.", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 416, "width": 397, "height": 199, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Coding of Sources of Unpleasantness NO. INDICATOR CODE 1. Emotional Unpleasantness EU 2. Sensory Unpleasantness SU Table 2. The Coding of Radical Libertarian Feminism’s Ideal Characteristics for Woman NO. INDICATOR CODE 1. Independent Ind 2. Intelligent Int 3. Having Control of Herself and in Her Relationship HCiR 4. Androgynous And", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 629, "width": 97, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Triangulation", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 643, "width": 414, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fraenkel and Wallen identified that “triangulation is an assessment of validity through cross-checking sources of information” (422). Doing cross- checking sources of information alternatively could be done by using “several kinds of methods or data” (Denzin 214). Denzin has distinguished triangulation into four basic types, those are: 1) data triangulation is the use of a variety of data sources in a study; 2) investigator triangulation is the use of several researches or evaluators; 3) theory triangulation is the use of multiple perspectives to interpret a single set of data; 4) methodological triangulation is", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "560", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 122, "width": 414, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the use of multiple methods to study a single problem (214-15). According to four basic types of triangulation proposed by Denzin above, the researchers used the data triangulation and theory triangulation .", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 178, "width": 171, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. FINDINGS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 192, "width": 413, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. The Sources of Unpleasantness that Trigger Amy Elliot Dunne’s Emotion of Dominance", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 220, "width": 414, "height": 183, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dominance is an emotion where individual controls his environment, successfully asserting himself over objects which either threaten or serve him (W. Marston, King, and E. Marston 440). This emotion reacts toward unpleasantness that is created by the antagonistic influence of individual’s environment based on Marston’s D.I.S.C. theory (W. Marston, King, and E. Marston 440). The sources of unpleasantness can come from the emotional and sensory unpleasantness. From the theory, the researchers had sorted out what are the sources of Amy’s unpleasantness come from to decide whether she had emotion of dominance into emotional unpleasantness of the Amazing Amy (EUAA) , her parents’ expectation of her (EUIP), her marriage (EUPM), her cheating husband (EUCH), and her new home (EUNH). Meanwhile for sensory unpleasantness is from the minor violence Amy receives from her husband (SUHV).", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 403, "width": 189, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Amazing Amy the Golden Child", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 417, "width": 392, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amazing Amy was one of the sources of unpleasantness for Amy as it was the thing that kept overshadowing Amy until her recent self. It is depicted to be so perfect even though it was based on Amy’s real life nature that it was made by others as her standard. There were 9 data of Amazing Amy as Amy’s source of unpleasantness found by the researchers. The example found was as below.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 501, "width": 371, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EUAA04 “They walk along the wall of book posters. Stop in front of a poster of: grade-school Amazing Amy holding a cello. A mutt beside her.” Amy (Cont’d): When I was 10 I quit cello. In the next book, Amazing Amy became a prodigy.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 572, "width": 336, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Next poster: teen Amazing Amy playing volleyball .” Nick : You don’t play volleyball. Amy : I got cut freshman year. She made Varsity. “They continue their tour.” Nick : And how long did you have a dog? Amy : She got a dog . Puddles made her more relatable.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 656, "width": 372, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“They stop in front of the biggest poster: Amazing Amy , in a Bridal veil, a bland groom next to her. The banner reads: 30 th anniversary special edition- Amazing Amy and the big day.” Nick : I love your parents, but they can be assholes.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 712, "width": 371, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Flynn 14) The data happened in the party that celebrated Amazing Amy ’s wedding and Amy was giving explanation of the posters of Amazing", "type": "Table" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "561", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 122, "width": 372, "height": 126, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy to Nick. Through the tour, she explained how her fictional character exceeded her in a lot of part of her life. Amazing Amy was always better than her. Eventhough Amy herself was such a great person but if she was for a long time had to struggle with being compared with something unrealistic it certainly would create anxiety in her. Moreover it happened for almost of her life as the book had reached its thirtieth anniversary and Amy was still in her early thirties. The character of Amazing Amy was for sure created a big unpleasant feeling for her.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 248, "width": 189, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Intense Pressure from Parents", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 262, "width": 392, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy was the only child of her parents so they spoiled her yet at the same time they expected a lot from her. It gave a lot of pressure for her as she grew up as a woman who could not voice out her feelings freely toward her parents and that became the reason why her parents often gave her unpleasantness feeling. There were 10 data of Amy parents’ pressure toward her as Amy’s source of unpleasantness found by the researchers. The example found was as below.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 361, "width": 371, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EUIP01 Rand : (to Amy) Hey, sweetheart, this is a big night for your mom. It would mean so much to her if you’d talk to a few reporters. Bloggers. Give ‘em a little “Amy” color. “Painful pause” Rand : People want to hear from you. Amy : We can’t stay long- Rand : Fantastic! Fifteen minutes, tops!", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 473, "width": 240, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“As Rand strides away, Nick gives Amy a look.”", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 487, "width": 371, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy : This is why I have my trust fund, my Brooklyn brownstone. I can’t really complain.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 515, "width": 57, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Flynn 15)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 530, "width": 371, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The scene above was a scene where Amy’s father wanted her to handle the journalists and gave them answers like Amazing Amy would be. Her father made an excuse if she did it she could make her mother happy. She actually showed an objection by giving silence to her father’s wish. After that she did an excuse that indicating that she did not want to. Yet her father interrupted her speech before she could finish it and did not expect a ‘no’ from her. At the end when her father left her and Nick, she said that she could not complain to her parents which meant she could not freely voice out her objection and dejection. It was because she felt a debt of gratitude toward them that had given her ways to achieve her saving, property and fame.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 684, "width": 136, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pressure of Marriage", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 698, "width": 392, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To be in a marriage, Amy Elliot Dunne had to sacrifice things. She was a serious, diligent and committal person so when she decided to take her relationship to the next step with Nick, she did it exceptionally. However her husband started to change for the worse and created another source of", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "562", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 122, "width": 392, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "unpleasantness for her related to marriage. There were 8 data of her marriage as Amy’s source of unpleasantness found by the researchers. The example found was as below.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 164, "width": 371, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EUPM07 Amy’s monologues which were revealed her reason about her revenge to her husband.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 206, "width": 372, "height": 70, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy (Voice Over) : Nick Dunne took my pride and my dignity and my hope and my money. Amy (Voice Over) : He took and took from me until I no longer existed. That’s murder. Let the punishment fit the crime.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 276, "width": 68, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Flynn 81-2)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 291, "width": 372, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "She felt that Nick was taking her for granted as she said “ Nick Dunne took my pride and my dignity and my hope and my money ”. She said “ That’s murder ” which meant Nick had killed her character and that also indirectly same as killed her as she was living for years to build that character. Because of how he had taking everything from her and also had crushed her hope to be happy then if he left her, it would leave her as no longer as in her character. She would no longer be “Amazing Amy” but only a poor, foolish to be in love woman that had failed marriage, just like some other ordinary woman out there.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 417, "width": 117, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Cheating Husband", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 431, "width": 392, "height": 70, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy’s husband took her for granted. Like it was not enough for him to only take her money, Nick was also cheating on her despite her faithfulness. There were 2 data of Nick’s dishonesty as Amy’s source of unpleasantness found by the researchers. That the example of experience she shared in the data below.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 501, "width": 47, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EUCH01", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 515, "width": 371, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Greta was approaching Amy while she was sunbathing on the side of a pool. She was asking about the wound that Amy got and was guessing because Amy answered with unbelievable reason.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 558, "width": 372, "height": 70, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Greta : Oh, I got it. Caught your boy with some hot little skank. You made a stink and he apologized by busting you one. I know this story. Amy : And worse. Greta : Worse?!", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 628, "width": 371, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“We see Amy walking across the bar parking lot as the bar goes dark and Nick and Andie tumble out, tipsy, their body language similar to Nick and Amy’s on their Meet Cute. Snow is falling like the powdered sugar of their first kiss. ”", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 684, "width": 371, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy (Voice Over): I went to the bar where he works. To surprise him. And out he comes with this girl who had no business being in a bar.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 727, "width": 133, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Amy follows, stunned .”", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "563", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 122, "width": 371, "height": 84, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy (Voice Over): On our very first night together, we walked by a bakery, and they were getting their sugar delivered—it was in the air everywhere. A sugar storm. And before he kissed me, he did this: “ Amy runs a finger over her lips just as we’ve seen Nick do. ” Amy : So he could taste me.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 206, "width": 372, "height": 239, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Nick stops Andie. He takes a finger and wipes her lips clean of Snow. Then kisses her. Amy watches in pure shock.” Amy : Well, I followed them—and guess what? Greta : No. Amy : He did the same thing to her. Greta : That’s the most disgusting thing I’ve ever heard. Amy : Thank you. (Flynn 95-6) Nick’s affair was enraged Amy for sure. She found out it in the way to surprise Nick however she was the one who got surprised as she said “ I went to the bar where he works. To surprise him …” and then the narration that described her as “ Amy follows, stunned .” From what the researchers found, the bitterest experience of her through her marriage was when she accidentally found out about Nick doing thing that was impressed her in their first date to another woman. It was because when Greta guessed that Amy got cheated on, she said “ and worse ” before she shared her experience.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 445, "width": 80, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. New Home", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 459, "width": 392, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy was a native New Yorker, however Nick took her to his hometown and made her leave her parents and friends behind. She had a hard time to adapt to the new environment and her husband did not even help her with that situation. There were 4 data of her new home as Amy’s source of unpleasantness found by the researchers. The example found was as below.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 544, "width": 49, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EUNH03", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 558, "width": 364, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Detective Rhonda Boney was in the middle of investigating Nick in order to know about Amy. She tried to find clue about Amy through Nick.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 600, "width": 213, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boney : Amy got friends we can talk to?", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 614, "width": 365, "height": 141, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nick : Not really. No. Boney : No friends. In this whole town. Nick : She was friendly with my mom... (pause) We’ve had a problem with the homeless in our neighborhood— (Flynn 21-2) Even after a while living there, she did not have friend in her new environment besides Nick’s mother Mama Maureen. Because of her introverted and her distrust nature, after the death of her mother in law she still had difficulty to adapt so she felt more alienated than before.", "type": "Table" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "564", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 122, "width": 177, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Husband’s Physical Violence", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 136, "width": 392, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy’s husband was not a physical person, however she was a person who never faced a violence from others all her life. That is why when she received it, it gave a very deep impression in her life. There were 2 data of Nick’s physical violence as Amy’s source of unpleasantness found by the researchers. The example found was as below.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 206, "width": 47, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SUHV02", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 220, "width": 364, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The narration explained Nick was in rage that he choked Amy because of that.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 248, "width": 365, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Nick has her by the throat. She stares calmly at him. They are eye to eye. But: Of course he can’t kill her. Finally he unhands her. They both gasp for breath.”", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 291, "width": 365, "height": 98, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Flynn 161) When Nick resented Amy so much after the tragedy of their marriage, he choked Amy because of how angry he was with her. He had lost his respect to her that he did not say nor feel sorry for her. He really wanted to kill her if it permissible, but he knew it was not. Then he finally came back to his conscience and let his hands go from her neck.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 389, "width": 413, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Radical Libertarian Feminism’s Characteristics in the Character of Amy Elliot Dunne", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 417, "width": 172, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Woman with independence", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 431, "width": 392, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There were 7 data that showed Amy to be an independent woman found by the researchers. The example found was as below.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 459, "width": 364, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ind01 Amy’s dialogue to Nick to explain the reason why she would not decline her parents wish.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 501, "width": 364, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy : This is why I have my trust fund, my Brooklyn brownstone. I can’t really complain.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 530, "width": 57, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Flynn 15)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 544, "width": 366, "height": 126, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy used to live in Brooklyn, New York back then before she moved to Nick’s hometown in Missouri. To live in a big city such as New York as a bachelorette, staying in a cramped place was already needed a hard work. But for Amy she was living in a brownstone apartment moreover in Brooklyn which was the second highest living rate in New York. Brownstone was a type of apartment building which was famous in Brooklyn as the finest housing that cost millions of dollars to be owned. Therefore while she was still a single lady, she was already financially stable and did not need someone to depend on.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 670, "width": 124, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Woman with Brain", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 684, "width": 392, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There were 8 data that showed Amy to be gifted with intelligence and was given the chance to develop it found by the researchers. The example found was as below.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 727, "width": 33, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Int01", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "565", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 122, "width": 364, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The narration was describing Amy’s office room in her house. Detective Rhonda Boney was in the middle of finding clue about Amy’s missing.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 164, "width": 365, "height": 84, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Boney enters. Checks out Amy’s desk area. Boney flips through Amy’s well-tended desk calendar: “Nick: Dentist” is set for March 2013. In July 2013 is “Bleecker: Shots.” Amy’s degrees cover the walls: Harvard undergrad, Masters in Psych. ” Boney: Wow. Impressive gal. (Flynn 13)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 248, "width": 365, "height": 99, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy was a Harvard University graduated with cum laude as Masters in Psychology. When the detective Rhonda Boney saw her degrees on her office’s wall, she could not stop herself from complimenting her by saying “Wow. Impressive gal”, because of how impressive was the girl to be graduated as a master in Psychology department moreover from Harvard University. She had to be a really smart person if she could do that.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 347, "width": 324, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Woman with Control of Herself and in Her Relationship", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 361, "width": 392, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There were 7 data that showed Amy has control over herself when she was single and even after she was in a relationship found by the researchers. The example found was as below.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 403, "width": 364, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HCiR05 Go : You were with Andie by then, right? Nick : I wanted a baby with Amy! Amy. A year ago, Amy being pregnant, that would have been the best news ever.", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 473, "width": 365, "height": 197, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Flynn 77) In the other hand, Amy showed the sign of how she opposed the idea of her being a mother because she knew it would only limit her life even more. Through their five years of marriage, they had not had a kid yet. The true reason behind it was actually because of Amy disapproval and she was not ready for that. Nick was the one that showed his wish to have a child but Amy did not like the idea. In his argument with Margo, he vented his frustration and in the end he was telling the truth about how Amy despised the idea of having children. She did not even try to participate in fulfilling Nick’s desire to have children. Not only being pregnant and having children would limit her life, it also was because Amy saw the changing of Nick right before her eyes, to be someone she did not agree to marry—the lazy and cheating husband.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 670, "width": 190, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Woman with Androgynous Self", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 684, "width": 393, "height": 71, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amy through the film Gone Girl showed both her masculine and feminine characteristics. She showed her femininity from her feminine appearance and her endless loyalty and affection toward Nick, and her masculine characteristics such as having dominant and independent traits. Amy's masculinity that appeared clearly through her character was when", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "566", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 122, "width": 392, "height": 98, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "she showed she could handle all her unpleasant experiences by producing her emotion of dominance. She has the qualities to be the upper hand; she is beautiful, intelligent, well-known and well-off. Those qualities become her advance to outdo her opponents. According to D.I.S.C. theory, Amy showed strong indication to have the dominance emotion. Besides that Amy had been showing her independency before and after her marriage. She did not need men to be depended on either when she was single or married.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 234, "width": 99, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. CONCLUSIONS", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 248, "width": 414, "height": 85, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "First from the observation with the emotional and sensory unpleasantness that Amy experiences, she showed resistance and opposition toward the sources of unpleasantness that created her experiences. She could handle her bad experiences and the source of unpleasantness indicated she produced the dominance emotion. That happened as her habit of handling her problem that it made her became a woman who produced emotion of dominance.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 333, "width": 414, "height": 126, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Second, the character of Amy in the Gone Girl film fulfilled the ideal characteristics for woman based on radical libertarian feminism’s perspective, those are: 1) an independent woman, 2) an educated woman, 3) a woman that had control of herself and in her relationship, and 4) an androgyny. Amy projected all the criteria and achieved her freedom from male domination. She might fulfill all the characteristics that radical libertarian feminists proposed, however she is not suitable to become the ideal role model for woman. That is because she was showing too extreme dominance at some degree when she decided to revenge her husband to be applied in real life.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 473, "width": 82, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "WORKS CITED", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 487, "width": 413, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ade, Olaofe Isaac. An Introduction to Literature and Literary Criticism. Victoria Island: National Open University of Nigeria, 2008. Pdf.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 515, "width": 413, "height": 57, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bem, Sandra L. “The Measurement of Psychological Androgyny.” Journal of Consulting and Clinical Psychology 42.2 (1974): 155-162. Pdf. Boggs, Joseph M., and Dennis W. Petrie. The Art of Watching Film. 7th ed. New York: McGraw-Hill, 2008. Pdf.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 572, "width": 413, "height": 42, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Carter, David. Literary Theory . Britain: Cox & Wyman Reading, 2006. Pdf. Denzin, Norman K., and Yvonna S. Lincoln. Handbook of Qualitative Research. Thousand Oaks: Sage Publications, 1994. Print.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 614, "width": 413, "height": 70, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Flynn, Gillian. Gone Girl . Los Angeles: Twentieth Century Fox, 2013. Pdf. Fraenkel, Jack R., and Norman E. Wallen. How to Design and Evaluate Research in Education. 7th ed. New York: McGraw-Hill, 2007. Pdf. Gone Girl. Screenplay by Gillian Flynn. Dir. David Fincher. Perf. Ben Affleck, and Rosamund Pike. Twentieth Century Fox, 2014. Film.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 684, "width": 413, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Griffith, Kelly. Writing Essays about Literature: A Guide and Style Sheet. 8th ed. Canada: PrePressPMG, 2011. Pdf.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 712, "width": 413, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hooks, Bell. Preface. Feminism is For Everybody: Passionate Politics. By Hooks. Canada: South End Press, 2000. Pdf.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 741, "width": 406, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klarer, Mario. Introduction to Literary Studies. New York: Routledge, 2005. Pdf..", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 84, "width": 296, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 3 | Juli 2020 | Hal: 553-567 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 792, "width": 21, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "567", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 122, "width": 413, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marston, William Moulton. Emotions of Normal People. London: The Devonshire Press, 1928. Pdf.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 150, "width": 413, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marston, William Moulton, C. Daly King, and Elizabeth H. Marston. Integrative Psychology: A Study of Unit Response . London: The Devonshire Press, 1931. Pdf.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 192, "width": 414, "height": 84, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rokhmansyah, Alfian. Pengantar Gender dan Feminisme: Pemahaman Awal Kritik Sastra Feminisme. Yogyakarta: Garudhawaca, 2016. Print. Rokhmansyah, Alfian, Irma Surayya Hanum, Dahri D. “Calabai dan Bissu Suku Bugis: Representasi Gender dalam Novel Calabai Karya Pepi Al- Bayqunie”. CaLLs (Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics) , 4.2 (2018): 89-102. Pdf.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 276, "width": 413, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosenheim, Edward W. What Happens in Literature. Chicago: University of Chicago Press, 1960. Web.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 304, "width": 411, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tong, Rosemarie. Feminist Thoughts: A More Comprehensive Introduction. 3rd ed. Colorado: Westview Press, 2009. Pdf.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 333, "width": 414, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Woodhill, Brenda Mae, and Curtis A. Samuels. “Desirable and Undesirable Androgyny: A Prescription for the Twenty-First Century.” Journal of Gender Studies 13.1 (2004): 15-28. Pdf.", "type": "List item" } ]
4d0fa26c-a02a-7491-c7f0-3f049466066b
https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/mediakom/article/download/12214/3347
[ { "left": 385, "top": 30, "width": 210, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2597-9841 E-ISSN 2686-469X", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 766, "width": 204, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterbitkan Oleh: Bagian Publikasi Universitas Gunadarma", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 252, "width": 312, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2024", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 233, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DEWAN REDAKSI JURNAL MEDIAKOM", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 103, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penanggung Jawab", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 194, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prof. Dr. E.S. Margianti, S.E., M.M. Prof. Suryadi Harmanto, SSi., M.M.S.I. Drs. Agus Sumin, M.M.S.I.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 75, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewan Editor", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 352, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dr. Dinda Rakhma Fitriani, S.I.Kom., M.I.Kom, Universitas Gunadarma Dr. Edi Prihantoro, S.S., M.M.S.I, Universitas Gunadarma Dr. Kiayati Yusriah, M.I.Kom, Universitas Gunadarma Ocvita Ardhiani, S.I.Kom., M.Si, Universitas Gunadarma Widiastiana Vista Wijaya, S.I.Kom., M.I.Kom, Universitas Gunadarma", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 310, "width": 51, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reviewer", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 378, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prof. Dr. Ir. Budi Hermana, MM, Universitas Gunadarma Dr. Ir. Tety Elida Siregar, MM, Universitas Gunadarma Dr. RR. Wahyuni Choiriyati, S.Sos., M.Si, Universitas Pertamina Dr. Mulyanti Syas, M.Si, UIN Imam Bonjol Edy Susilo, M.Si, UPN “Veteran” Yogyakarta Dr. Aan Widodo., S.I.Kom., M.I.Kom, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Dr. Tubagus Maulana Kusuma, S.Kom., Mengsc, Universitas Gunadarma", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 108, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekretariat Redaksi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 521, "width": 217, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Gunadarma [email protected] Jalan Margonda Raya No. 100 Depok 16424 Phone : (021) 78881112 ext 516.", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 86, "width": 287, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMU KOMUNIKASI MEDIAKOM", "type": "Title" }, { "left": 214, "top": 118, "width": 170, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NOMOR 1, VOLUME 8, Juni 2024", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 144, "width": 65, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR ISI", "type": "Title" }, { "left": 79, "top": 171, "width": 428, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOGRAFI VIRTUAL PERILAKU IMPULSIVE BUYING DI MEDIA SOSIAL (STUDI PADA AKUN AUTOBASE @DISCOUNTFESS) Chikal Clarasati Wijaya, Paujiatul Arifah, Ocvita Ardhiani 1", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 212, "width": 379, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATION SAMPAIJAUH.COM DALAM CAMPAIGN 1000 SEPATU ALAS TEMPUH Muhammad Zindan Albanna Suryanto, Nadinta Rafifah Suaib", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 254, "width": 390, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BELANJA ONLINE GEN Z: DITINJAU DARI DAYA TARIK IKLAN DAN CELEBRITY ENDORSER Fitri Dwi Lestari, Dani Setiadarma", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 285, "width": 407, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS RESEPSI PADA TREND RASA TAKUT AKAN KETINGGALAN (FOMO) BAGI REMAJA DI MEDIA SOSIAL", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 306, "width": 228, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Citra Eka Putri, Radja Erland Hamzah, Fizzy Andriani", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 327, "width": 400, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA AKMRTV JAKARTA MELALUI SECOND ACCOUNT", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 337, "width": 130, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PADA INSTAGRAM Feby Nabiilah, Karina Jayanti", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 368, "width": 379, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TIKTOK SEBAGAI MEDIA KAMPANYE PARTAI POLITIK (STRATEGI PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA DALAM MEMBANGUN ELEKTABILITAS PADA PEMILU 2024) Davin Arkana, Sri Wahyuni", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 410, "width": 349, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STRATEGI KOMUNIKASI PENGELOLAAN WEBSITE DESA CIANGSANA BERBASIS MASYARAKAT", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 430, "width": 222, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hiswanti, Ravika Savitri, Noviawan Rasyid Ohorella", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 451, "width": 378, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EFEKTIVITAS CORPORATE ADVERTISING TOKOPEDIA DALAM PEMBANGUNAN BRAND POSITIONING DAN BRAND IMAGE Herna, Rahmadiana", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 492, "width": 364, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KONSTRUKSI CANTIK AKUN INSTAGRAM @ANAK.UPI.CANTIK DAN @UNPAD.GEULIS Tyas Kasusilaningrum, Vinnawaty Sutanto", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 523, "width": 401, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS FRAMING : BERITA PASCA DEBAT PERTAMA CALON PRESIDEN 2024 PADA SITUS MEDIA ONLINE", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 544, "width": 334, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ikrimatul Amal, Lena Sri Hayati, Nia Kania Kurniawati, Rangga Galura Gumelar", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 233, "width": 18, "height": 246, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 34 48 63 78 91 112", "type": "Table" }, { "left": 499, "top": 512, "width": 18, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "128 144", "type": "Picture" } ]
c78687b2-ba1a-fdd6-6fcc-b801dd719021
https://ije-pyc.org/index.php/IJE/article/download/207/74
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 8, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 38, "width": 210, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15 | doi.org/10.33116/ije.v7i1.207", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 456, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Security–Energy Nexus in Indonesia’s Border: The Case of Natuna", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 450, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purnomo Yusgiantoro 1, 2, 5 , Utjok W. R. Siagian 1 , Agus H. S. Reksoprodjo 3, 4 , Debby R. A. Gustin 5 , Novena D. Asri 5, *", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 216, "width": 453, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Department of Petroleum Engineering, Faculty of Mining and Petroleum Engineering, Bandung Institute of Technology, Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 237, "width": 430, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Executive Office of the President of the Republic of Indonesia, Jl. Veteran III No.9, Central Jakarta 10110, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 247, "width": 448, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Defense Industries Policy Committee (KKIP), Ministry of Defense of the Republic of Indonesia, Jl. Medan Merdeka Barat No.13-14, Central Jakarta 10110, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 442, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Department of Asymmetric Warfare, Faculty of Defense Strategy, Indonesia Defense University, Bogor Regency 16810, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 289, "width": 441, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Department of Energy Security, Faculty of Defense Management, Indonesia Defense University, Bogor Regency 16810, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 175, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding Author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 353, "width": 154, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article History Abstract Received 4 January 2024 Accepted 22 January 2024 Available 28 February 2024", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 365, "width": 332, "height": 262, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Natuna is one of the outmost islands in northern Indonesia and located in the Natuna Sea. Natuna Sea and Indonesia's Exclusive Economic Zone (EEZ) are vital as they delimit Indonesia's territorial and deposits abundant energy resources (oil and gas). As a crucial Sea Lines of Communication (SLOC) route connecting the Indian and Pacific Oceans, Natuna is vulnerable to disputes, exacerbated by its proximity to the contentious South China Sea. The region's wealth in energy resources intensifies competition among countries, with China asserting control through its nine-dash line claim. This study investigates the causal relationship between energy and security in Natuna, exploring how defense forces contribute to safeguarding Indonesia's sovereignty and facilitating energy exploration. This qualitative study combines a literature review with interviews and group discussions with experts in security, defense forces, energy, and international relations. Through the triangulation method and Miles and Huberman's approach, findings reveal that external threats prompt Indonesia to enhance defense forces in Natuna while diplomatically engaging with China. This study is to describe the important link between security and defense forces with energy exploration and exploitation on the border of Natuna. The risk of external threats in the Natuna encourages Indonesia to enhance its defense forces system and to continue using the diplomatic approach to China. The defense forces play a role in securing Indonesia's sovereignty and guarding energy exploration and exploitation on the border of Natuna. Energy exploration and exploitation are essential not only to provide national revenues but also to multiplier effects that will support the defense forces on the border of Natuna.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 641, "width": 47, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 652, "width": 332, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "defense forces, Exclusive Economic Zone (EEZ), Indonesia’s border, Natuna military base, North Natuna Sea, oil and gas, the South China Sea disputes", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 39, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 79, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 454, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Natuna is the frontier and outermost region in the north of Indonesia within Indonesia's EEZ. Natuna borders Vietnam, Malaysia, and the South China Sea to the north. In 2017, Indonesia renamed the northern reaches of its EEZ in the South China Sea as the North Natuna Sea, part of the Natuna Sea. Natuna has energy resources, especially oil and gas. It is one of the largest oil and gas potentials in Indonesia. In addition, Natuna also has great fisheries potential and outstanding natural beauty. The Natuna Sea is very strategic, especially in sea traffic and international trade. Indonesia has six choke points, one of which is the Strait of Malacca, very close to Natuna. Geopolitically, Natuna has an important strategic position in Southeast Asia. Natuna is also a close maritime border with China's disputed claims, \"the ten-dash line\" in the South China Sea. The ten-dash line is an updated version of the nine-dash line by China in August 2023 to claim the eastern part of Taiwan's territorial sea. China made the unilateral territorial claim overlap with the claims of several ASEAN countries and Taiwan. Apart from China, the South China Sea is bordered by the Philippines, Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, and Vietnam. Ratifying but also denying the United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) agreement in 1982, China claims unilaterally most of the South China Sea based on its historical activity covering the areas marked by the based lines with no scientific proof to confirm the correct position of the lines. China argued that the lines were a form of representation of sovereignty, jurisdiction, as well as China's sovereign rights over the territory. The South China Sea is vital as a trade transportation route for China. The claim also has a strong basis to determine borders and defend China's historical right to obtain energy resources that have great potential for its economy and national development (Gao & Jia, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 454, "height": 263, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The South China Sea dispute is likely to politically heat up the region, and it is a concern that it may escalate at any time. However, maintaining a balance of power between China and the United States (US) is crucial in this context. The disputes are believed to be driven by geopolitical and geoeconomic motives. The South China Sea is a strategic world trade route, primarily connecting energy producers in the Middle East with numerous consumers in the Pacific region. Therefore, a country like the US is highly concerned with the security of the region for the smoothness of shipping lanes that pass through the sea. The US has adopted a 'pivot to Asia' policy to offset China's increasing influence in the region (Adamczyk & Rutkowska, 2018; Rubel, 2012; Yoshihara & Holmes, 2017). The dispute in this region escalated when China unilaterally claimed what was previously known as 'the nine-dash line' territory, covering most of the South China Sea as part of its territory (Kopela, 2017). An important geoeconomic motive for China to claim 'the nine-dash line' in the South China Sea also emerged as the region is rich in energy and natural resources like fish, oil, and gas (Joyner, 1998; Owen & Schofield, 2012). The decline in domestic energy production and rapid increase in energy consumption have compelled China to seek energy resources outside its territory. China's ambition to dominate the South China Sea is partly to secure energy resources and supply lines to avoid energy and economic crises (Cáceres, 2013). China uses a 'maritime defense system' to secure its economic and maritime interests and has established a 'zonal defense' called the 'two island chains' to protect its naval expansion (Buszynski & Sazlan, 2007). Energy resources such as oil and gas are vital for the economy and national development (Afful-Dadzie et al., 2017; Asri & Yusgiantoro, 2022a; Best & Burke, 2018). National development and the economic sector cannot be optimized without support from sufficient energy resources (Asri & Yusgiantoro, 2021a, 2022a).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 454, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, China’s unilateral claim is problematic and not recognized internationally. These claims, based solely on China’s historical assertions without any internationally recognized regulatory foundation, are also inconsistent. The revision of the 1947 and 2009 maps by China demonstrates this inconsistency (Baumert & Melchior, 2014). Furthermore, the nine-dotted lines claimed by China lack precise scientific proof regarding their exact coordinates. The Chinese government sometimes refers to them as nine, ten, or even eleven dotted lines (Juwana, 2016). Additionally, historical records indicate that Admiral Zheng He (1405 – 1433) visited the area, now unilaterally claimed by China, to chart safe shipping routes. This visit was not intended to establish control over the area, contrary to China’s current claims, especially considering that the concept of sovereignty was not recognized at that time (Huang & Jagtiani, 2015). This is one of the reasons why the Permanent Court of Arbitration (PCA) in The", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 39, "width": 8, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 454, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hague, Netherlands, does not acknowledge China’s unilateral claims. There is ambiguity regarding the exercise of Chinese sovereignty during that historical period (Kopela, 2017). China’s claims encompass approximately 90 percent of the South China Sea (Figure 1), including parts of the Indonesian EEZ and continental shelf. China's basis for claiming this area rests on its historical use as a traditional fishing ground for Chinese fishermen. The internationally recognized and agreed-upon sea law, UNCLOS, does not recognize traditional fishing grounds as a basis for territorial claims. Instead, UNCLOS only acknowledges the concept of traditional fishing rights, which are subject to bilateral agreements between countries, as regulated in Article 51 of UNCLOS.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 385, "width": 324, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. China’s unilateral claim in the South China Sea (Gupta, 2015).", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 413, "width": 454, "height": 238, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "China, with its large population and rapid economic growth, requires vast energy resources (Cáceres, 2013). The country's oil reserves are estimated at 25 billion barrels, and its natural gas reserves stand at 4,945 TCF. China's total oil production reaches 4 million barrels per day, while oil imports amount to 7.5 million barrels per day (CIA, 2022). These data indicate that China’s demand for oil surpasses its domestic production capacity. On the other hand, natural gas has emerged as the primary alternative energy source in China, particularly for the industrial and transportation sectors. In 2013, 30 percent of China’s natural gas needs were met through imports. It is estimated that by 2040, China’s gas demand will increase by 42 percent compared to 2011 levels. Besides environmental concerns and initiatives to use clean and sustainable energy (Asri et al., 2024; Asri & Yusgiantoro, 2020, 2021b), China's substantial energy needs, especially for oil, are crucial for maintaining its economic growth. These needs must be fulfilled from multiple external sources. Geographically, the closest areas to China with large oil and gas reserves are the South China Sea and the East China Sea. Controlling oil and gas reserves in these areas is strategic for minimizing future disruptions to China’s oil and gas supply. National interests, primarily economic, are the main motivations for countries to assert maritime borders (Nyman, 2015; Orttung & Wenger, 2016). Furthermore, China possesses strong military capabilities to support these motivations. In 2010, the Chinese government claimed a veto over oil and gas activities in the South China Sea waters. Under Xi Jinping's leadership, China is perceived as more assertive, evidenced by the very active role of the military in the country’s foreign policy today (Pitra, 2018; Sinaga, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 454, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1 also illustrates potential oil and gas reserves, most of which are located within the area of China’s claim in the South China Sea. In the Natuna Sea, a significant area of contention, Indonesia has discovered substantial proven oil and gas reserves, Natuna D-Alpha and Tuna blocks. These energy deposits further emphasize that China’s unilateral claims in the South China Sea are likely driven by its interest in securing energy reserves in the region. This situation underscores the importance of energy resources as they can attract or trigger potential disputes between countries. Therefore, it is crucial to protect energy resources at the border, including securing them from any external threats.", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 39, "width": 8, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 53, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Method", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 454, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This qualitative study employs a multifaceted approach, encompassing both primary interviews and an extensive literature review. Twenty individuals from key departments within the Ministry of Defense and the Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia participated in semi- structured interviews. These interviews aimed to elucidate Indonesia’s standpoint regarding the defense forces' base and energy exploration and exploitation within the Natuna Sea. To ensure confidentiality, the identities of the interviewees are protected, and direct excerpts from the interviews are not disclosed. Instead, the outcomes of the interviews, after thorough analysis, form the fundamental basis for subsequent analysis and discussion within this paper. Additionally, several group discussions were held to include experts in security and defense forces, energy, and international relations. The first discussion focused on security and defense forces, emphasizing the prevention of sovereignty breaches and energy exploration and exploitation in the Natuna Sea. The second discussion centered on energy exploration and exploitation, as well as activities supporting security and defense forces.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In conjunction with the expert interviews and group discussions, this study undertakes a comprehensive literature review. This review serves the dual purpose of establishing the contextual background and assessing the evolution of the situation and conditions in the Natuna Sea. Primary sources, including scholarly articles and reports, form the backbone of this literature review. Additionally, articles from reputable newspapers and electronic magazines are considered to glean pertinent insights and quotes from authoritative figures or domain experts relevant to this study. Moreover, this study supplements its investigation by incorporating reports from various authoritative agencies and other reputable institutions. The triangulation method is also used in this study to gain a comprehensive understanding of the security and defense forces–energy nexus in the flashpoint of the Natuna Sea from various perspectives.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 404, "width": 454, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The analysis and interpretation of both the interview findings and the collated literature, along with various sources, are conducted utilizing the Miles and Huberman approach (1994). This approach enables a systematic and rigorous examination of the data, facilitating the formulation of comprehensive and nuanced conclusions. The role of experts and researchers in this qualitative study is crucial, as they serve as the human instruments for the specific subject.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 480, "width": 128, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Results and Discussions", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 508, "width": 454, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study highlights the close relationship between security and energy, and how the two interact in the border area of the Natuna Sea. Besides its primary role of safeguarding the country's sovereignty, security and defense forces also aim to protect energy exploration and exploitation in the Natuna Sea border. The security approach can be specifically related to defense forces (hard power), building deterrence against external threats in the Natuna Sea border. However, the security approach can also refer to diplomatic activities (soft power) at both the multilateral level (between ASEAN and China) and the bilateral level (between China and Indonesia). Additionally, energy exploration and exploitation in the Natuna Sea border can strengthen the defense forces both directly through oil and gas activities and indirectly by increasing state revenues, which in turn can augment the security budget for border activities.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 647, "width": 268, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Defense Forces for Energy: Hard Power vs Soft Power", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 454, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on global security theory, the concept of security encompasses two dimensions: public security (small-S) and national security (large-S). Public security (small-S) pertains to the daily safety of individuals in society, including protection against crime, terrorism, and the maintenance of public order. In contrast, national security (large-S) involves the protection of sovereignty, territorial integrity, political stability, socio-economic sustainability, and defense against cyber threats. Law Number 3 of 2002 concerning State Defense defines defense forces as all efforts to defend the sovereignty of the state, the territorial integrity of the Unitary State, and the safety of the entire nation from threats and", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 39, "width": 8, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disturbances. State defense is an integral part of national security efforts. In the national security strategy, defense forces play a crucial role as one of the main pillars in protecting the country from both military and non-military threats. Meanwhile, national security provides a comprehensive framework for safeguarding the country from various potential threats, thereby ensuring the survival and sustainability of the nation.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 454, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the security standpoint in this study, the presence of defense forces at the border is primarily to safeguard national sovereignty. Given the presence of energy resources at the border, the role of defense forces in protecting these resources becomes equally important. There are two approaches to guarding the borders: using hard power and soft power. State defense at the border can create deterrence against external threats (hard power). However, the role of diplomatic approaches (soft power) can also be implemented, both bilaterally and multilaterally, to resolve border and energy issues simultaneously.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 208, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1.1 Defense Forces for Energy: Hard Power", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Indonesia, the security and defense forces system in the Natuna Sea currently falls under the responsibility of the Indonesian Navy, with its main base in Tanjung Pinang and the Indonesian Navy in Pontianak. The warships patrolling the Natuna Sea are not combat force warships but coastal patrol vessels (Priatmojo & Dono, 2016). Meanwhile, the Indonesian Air Forces, including the Air Squadron located in Pekanbaru and Pontianak, is responsible for the air defense systems. The absence of a fighting force in Natuna places Indonesia under serious threat if the conflict in the South China Sea escalates. Three incidents in 2016 involving the Indonesian Navy and Chinese fishing vessels in the Natuna Sea raised concerns about increasing tensions in Indonesia-China relations (Suryadinata, 2016; Tiola, 2020). Thus, establishing a military base in the Natuna area could be regarded as Indonesia’s gunboat diplomacy (Sudirman et al., 2019), considering the increasing threats in the Natuna (Budiana et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 454, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study examines both internal and external factors concerning the development of the military base in the Natuna. Observing internally means viewing from the perspective of Natuna (Indonesia), which faces numerous threats due to its location adjacent to, and partially within, the disputed South China Sea area. Conversely, observing externally involves viewing from the Chinese perspective, which considers the South China Sea, including part of the Natuna Sea, as within its claimed territory. This claim is allegedly motivated by the need to secure China’s increasing energy requirements.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 454, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The establishment of military bases in Natuna aims to create a deterrence effect, as Indonesia has a territorial area to protect. The construction of the base also demonstrates Indonesia's capability to protect its territory. Natuna is a flashpoint receiving special attention from the Ministry of Defense, particularly in strengthening its defense forces system. This policy is a response to the escalation of external threats in the South China Sea. The decision to designate Natuna as a region capable of independently operating a defense forces system is based on the escalation of these external threats. As the region is rich in energy resources, claims from neighboring countries have led to an increase in external threats. The Ministry of Defense notes that the strategic environment dynamics are leading to the seizure of energy resources by major regional countries. Violations in Natuna have occurred frequently, necessitating focused attention on the development and strengthening of defense forces. However, the current limitation of military bases presents a constraint in Natuna's defense. The nearest Navy Main Base in Tanjung Pinang is over 500 km away from Natuna. This distance means a delayed response to any threats in Natuna. Therefore, strengthening Natuna's defense forces system is a response to the dynamic strategic environment in the region. The presence of the base allows the Army, Navy, and Air Forces to guard Natuna at any time. Additionally, the rapid deployment capability of the defense force in Natuna is continuously being enhanced.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 454, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Currently, the likelihood of an open conflict in the South China Sea remains low. However, in its pre- emptive efforts to avert war, Indonesia is focused on strengthening its border to prevent the Indonesian sea from being used as a battlefield, particularly if its sovereignty is threatened by other countries. The Navy regularly monitors oil and gas activities in Natuna waters. At present, disturbances in these waters", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 39, "width": 8, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "are predominantly non-military in nature, such as illegal fishing by Thai, Vietnamese, and Chinese fishermen and the encroachment of their coast guards into Indonesian waters. Violations in Natuna are mainly breaches of air and sea boundaries, often indicated by civilian activities backed by military forces. Therefore, the level of military threat in Natuna remains relatively low. Moreover, no country has protested Indonesia's deployment of defense forces and conducting exercises in Natuna, which indicates neighboring countries' recognition of Indonesia's sovereignty over the region. The current primary threat to Natuna comes from China, a country relatively far from Indonesia. Overall, Indonesia must maintain vigilance by strengthening its defense forces system in Natuna, including taking action against potential violations. Neglecting these violations in Natuna could escalate the threat level in the region. The main challenge in Natuna is ensuring the availability of logistics for troops or patrol activities. This situation is being addressed by empowering buffer areas to ensure consistent logistical support for troops stationed there.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 237, "width": 454, "height": 253, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia’s border management paradigm needs to evolve. The frontier area should no longer be seen as a backyard, but rather as a front porch; hence, border areas must be well-maintained and developed (Harahap, 2018), including Natuna. Frequent threats in Natuna, such as violations over border areas, are partly due to unresolved boundary delimitation. This unresolved delimitation results in the lack of an international legal basis to support border security patrols. Moreover, the absence of clear maritime territorial boundaries complicates patrolling, given that maritime boundaries are essentially imaginary. Therefore, plans to build military bases in Natuna are to be realized promptly. The project aims to transform the Natuna Islands into an area capable of self-defense. Constructing military bases in Natuna also seeks to create a deterrence effect against disturbances to Indonesia’s defense forces, external security threats, and interests in the South China Sea. The establishment of Natuna as a self-defensible area is expected to enable rapid response to threats without time delays. In addition to Natuna, other locations planned to become self-defense areas include Morotai, Biak, Yamdena & Selaru, and Merauke. The six other locations being developed as integrated defense areas are Ranai, Sepempang, Sungai Ulu, Selat Lampa, Tanjung Payung, and Tanjung Datuk (Rappler, 2016). The planned military bases will encompass three dimensions: land, sea, and air. Specifically, the plan for the Natuna base (Ranai Island) includes overlaying and extending the runway, as well as augmenting the apron or hangar, to facilitate the smooth landing of military airplanes and fighter planes. Additionally, the docks are being refurbished for use by Indonesian battleships. The presence of Unmanned Air Vehicles (UAV) in the area will be expanded, along with the development of a defense satellite to integrate all weapon systems.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 454, "height": 250, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The design of Indonesia's military force in Natuna aligns with the Ministry of Defense's strategic plan. This plan is divided into three phases: Strategic Plan I (2010 – 2014), Strategic Plan II (2015 – 2019), and Strategic Plan III (2020 – 2024). Known as the strategy for building Indonesia's national defense forces towards Essential Forces (EF), this long-term strategic plan emphasizes enhancing defense equipment capabilities and infrastructure. Strengthening defense improvement programs, supported by the Indonesian government, is a crucial focal point in national defense policy. The Natuna Islands, given their strategic position on the border of the often-contentious South China Sea, are deemed essential areas that require vigilant guarding. The core policy of the Ministry of Defense to build and strengthen defense systems in the Natuna area includes both physical and non-physical measures. The physical policy focuses on developing a robust defense force, primarily through enhancing the weapon system. Under this policy, Natuna is projected to be one of the five frontier islands capable of operating its defense system independently, meaning the region would possess integrated army, sea, and air forces elements. A primary challenge in developing Natuna into a self-defensible area is logistical supply, a crucial need encompassing energy, fuel, and other necessities for the defense forces system. To address this, the Ministry of Defense has empowered buffer areas, namely West Kalimantan, Riau, and the Riau Islands, to provide consistent and continuous logistical support for the Natuna Islands. Another challenge involves coordinating maritime security operations among various agencies, including the Navy (Ministry of Defense), Badan Keamanan Laut (Bakamla/Maritime Security Agency of the Republic of Indonesia), Polisi Air dan Udara (Police), the Ministry of Marine Affairs and Fisheries, and others who patrol Indonesian waters (Nugroho, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 39, "width": 8, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 212, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Dafri Agussalim, a foreign relations observer at UGM, constructing military bases in Natuna is a demonstration of firmness in maintaining territorial sovereignty. If violations of the EEZ are left unchecked, they could impact other territorial issues within Indonesia’s EEZ. Therefore, the plan to build military bases serves as a message to other countries (especially China) that Indonesia will not overlook any actions violating its EEZ. The construction of the base also serves as a warning to China that territorial violations will have implications for Indonesia and other ASEAN countries, considering Indonesia's significant role in ASEAN. Simultaneously, the presence of military bases in Natuna helps to prevent the perception of threats. The development of these military bases symbolizes Indonesia’s readiness to respond to any provocative state actions deemed threatening (Nugroho, 2020). However, Dafri Agussalim also notes that constructing military bases in Natuna is not without potential adverse effects. One significant possibility is the emergence of a security dilemma, a condition of action and reaction when a country builds military power. Additionally, the military bases in Natuna could be viewed as a challenge by other countries, potentially leading them to mirror Indonesia’s actions. There is also the risk of conflicts with neighboring countries around the waters of Natuna. Therefore, the construction of the military bases needs to be communicated prudently with neighboring countries (Nugroho, 2020). In the Natuna Sea, Indonesia only shares direct borders with Vietnam and Malaysia. Furthermore, the continental shelf boundaries with Vietnam and Malaysia have been established.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 201, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1.2 Defense Forces for Energy: Soft Power", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 454, "height": 212, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The role of diplomatic power (soft power), both bilaterally and multilaterally, is important in international relations for resolving not only border disputes but also energy issues in border areas. The bilateral relationship between China and Indonesia officially began in 1950 and continues to this day. Although there is a flashpoint in the Natuna Sea, there has not been any serious tension between the two countries. As of today, the bilateral relationship appears to be functioning well. Chinese investment in Indonesia reached USD 8.22 billion in 2022, the highest in Southeast Asia. This investment includes high-speed trains, road construction, coal, and hydropower plants, as well as industrial development under the global infrastructure investment scheme known as the Belt and Road Initiative (BRI). In summary, China's investments in Indonesia span automotive, communication, energy, mining, and infrastructure sectors. From a trade balance perspective, China continues to be Indonesia's most important trade partner and is also the largest source of imports for Indonesia. Politically, a deepening comprehensive strategic cooperation was signed between the heads of state of Indonesia and China in October 2023. This is expected to mutually beneficial bilateral relations. Based on this strong economic and political relationship between the two countries, it is believed that the border flashpoint and energy issues can be smoothly resolved through bilateral diplomatic approaches. Additionally, the one-time presence of the Indonesian President on an Indonesian warship serves as a form of defense diplomacy, sending a message of Indonesia's serious concern for the areas in the Natuna and South China Sea.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 454, "height": 213, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the Chinese perspective, the situation presents an interesting viewpoint. According to Hikmahanto Juwana, a Professor of International Law at Universitas Indonesia and currently the Rector of the University of Achmad Yani, the presence of Chinese warships and coast guards in the North Natuna Sea does not violate international law, as Indonesia’s EEZ is located in international waters and thus is not under Indonesian sovereignty. He asserts that Chinese warships and coast guards will continue to traverse these waters (KumparanNews, 2021), given China's reluctance to relinquish its claims despite the Permanent Court of Arbitration's declaration that these claims have no basis under UNCLOS (Kopela, 2017). Furthermore, China is implementing a ‘maritime militia’ strategy, deploying fishermen to the South China Sea, often guarded by their Coast Guard, in an effort to control and occupy specific sea areas. It is believed that Vietnam has adopted a similar strategy to counter China’s presence in the South China Sea (Jennings, 2019; Kennedy, 2018). Nevertheless, according to international law, Chinese military ships should not be on the high seas unless on a voyage or making crossings, as military ships are intended to defend national sovereignty. Professor Juwana notes the presence of Chinese military vessels competes with Indonesian warships operating in the high seas to enforce the law in the EEZ, including arresting Chinese fishermen engaged in illegal fishing. From the Chinese government’s perspective, these fishermen are not considered illegal, as they fish within the traditionally China’s claimed fishing grounds. To address the intimidation by Chinese warships and coast guards against", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 39, "width": 8, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian fishermen in North Natuna, Professor Juwana suggests the Indonesian government deploy Bakamla vessels to provide a sense of security and tranquility. Additionally, the government should encourage local fishermen to extensively utilize the EEZ in the North Natuna Sea by offering subsidies and incentives (KumparanNews, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, the situation in the Philippines differs from that in Indonesia. In 2013, the Philippines chose to pursue legal action by submitting its territorial dispute with China in the South China Sea to the PCA under the auspices of the International Court of Justice (ICJ). The Philippines asserted claims under UNCLOS and requested the PCA to issue a legal ruling on its dispute with China's asserted claims. In July 2016, the PCA ruled in favor of the Philippines' claims, finding that China had no valid legal basis for its historical claims over most of the South China Sea. The decision stated that various actions by China, such as claiming historic rights to resources in the region, violated the Philippines' sovereign rights as guaranteed by UNCLOS. However, this effort by the Philippines has not been accepted by China.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One defense diplomacy action involves following non-defense forces policies by implementing shuttle defense diplomacy. This approach is executed by positioning Indonesia as a mediator to bridge the interests of ASEAN countries in the South China Sea. Defense diplomacy has been conducted through the ASEAN Defense Ministers' Meeting Plus (ADMM Plus), which includes China. As the largest country in ASEAN, Indonesia also takes an active role through the Ministry of Foreign Affairs in the ASEAN Forum. The primary objective is to maintain ASEAN's centrality in the region. Approaches are made to individual countries and then brought to regional forums. Thus, ASEAN countries are expected to remain united to minimize conflicts of interest and maintain security stability in the South China Sea. The diplomatic action in the multilateral relationship between China and ASEAN to resolve border disputes has been progressing slowly. Essentially, ASEAN has been attempting to ease tensions and resolve conflicts with China in the South China Sea through several approaches, although comprehensive resolutions are still being pursued. Some of the efforts undertaken by ASEAN are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 429, "width": 436, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Declaration of Conduct (DoC): This process began in 1997 with the Joint Statement of the Meeting of the Heads of State/Government of the ASEAN Member States and the President of the People's Republic of China. In 2002, the DoC was signed by the Ministers of Foreign Affairs of ASEAN countries. The DoC is not legally binding and serves only as a political compromise between the parties. It focuses on peace resolution efforts, creating Confidence Building Measures (CBM), and mandates the development of a Code of Conduct (CoC).", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 505, "width": 436, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Development of a CoC: ASEAN member states and China have been working to develop a CoC that would regulate behavior in the South China Sea and prevent conflict escalation. The CoC is intended to be legally binding between ASEAN and China.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 543, "width": 436, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Diplomacy and Dialogue: ASEAN has promoted ongoing dialogue and diplomacy among countries involved in the South China Sea disputes. These efforts aim to enhance mutual understanding, minimize tensions, and seek peaceful resolutions.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 581, "width": 436, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) Principles: The AOIP, introduced by ASEAN, aims to foster inclusive cooperation and address uncertainties in the Indo-Pacific region, including the South China Sea issue. It emphasizes the peaceful resolution of conflicts, adherence to international law, and prioritization of mutual interests.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 632, "width": 436, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Mediation Role: ASEAN countries have assumed a mediating role and provided support in efforts to resolve conflicts in the South China Sea. They have facilitated dialogue between the disputing parties.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 454, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The South China Sea dispute remains unresolved and shows no signs of abating to this day. Although there is no clear indication that the conflict will escalate, resolving it still appears challenging. This ongoing uncertainty is partly due to the fact that the attitudes of ASEAN countries are divided and differ from one another rather than presenting a united front under the ASEAN umbrella when dealing with China (Chan, 2015; Pang, 2017). As long as border clashes, interstate conflicts, historical rivalries, and other unresolved issues persist, the unity of ASEAN countries will continue to be questioned (Kocak, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 39, "width": 8, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 325, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Energy Supports Defense Forces: Direct Benefit vs Indirect Benefit", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 454, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia must remain vigilant in developing the Natuna D-Alpha and Tuna Blocks, which are included in China's claim in the South China Sea. The development of these blocks represents a state practice to manage and utilize the energy resources on the continental shelf. In other words, the development of these blocks can be interpreted as the government's way of protecting Indonesia's sovereign rights from all forms of interference and external threats, in accordance with UNCLOS. The existence of energy resources in border areas serves dual roles. Energy activities will create multiplier effects (the energy resource effects) to strengthen the security and defense forces at the border. This study posits that the multiplier effects are linked to the development of defense forces in the Natuna Sea (direct benefit). However, energy exploration and exploitation also represent an important source of national revenues. This revenue can be partly allocated to enhancing the defense forces' infrastructure and activities in the Natuna border (indirect benefit).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 241, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2.1 Energy Supports Defense Forces: Direct Benefit", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 454, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UNCLOS grants Indonesia sovereign rights to exploit and utilize the energy resources in the Natuna D- Alpha and Tuna blocks. This law also provides the legal foundation for Indonesia to strengthen its security and defense forces in Natuna. Therefore, developing these forces through the establishment of military bases will enhance the deterrent effect and ensure the security of energy resource activities in the Natuna Sea. However, a robust security system is essential, given that Natuna is rich in energy resources, situated in an outermost area, and intersected by international shipping lanes both at sea and in the air. This study analyzes the significance of examining the impact of multiplier effects on defense forces. It argues that the multiplier effect is closely related to the reinforcement of defense forces in the Natuna area. Consequently, the energy-security nexus implies a close relationship between energy and security, and how they mutually influence each other. Finally, this study also presents Indonesia’s perspective on securing its border area and the vital energy resources it contains.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 454, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development of the Natuna D-Alpha and Tuna blocks, located in a flashpoint, represents a strong assertion of the state's presence in frontier areas and manifests the government's commitment to repositioning these frontier islands as a front yard rather than a backyard. The development of the Natuna D-Alpha and Tuna blocks is expected to bring numerous benefits to the area and the local community. Job creation (employment) and infrastructure development are among the primary advantages. Additionally, the development of these blocks is anticipated to increase economic activities in the Natuna area, thereby improving the welfare of border communities through increased income. The development can also catalyze the growth of other industries (such as derivatives and supporting industries) in the Natuna area, including heavy equipment maintenance, fishing, and tourism. Moreover, given their strategic location in a major international shipping lane, the Natuna Islands have the potential to become a shipping hub in the South China Sea region. However, further studies are necessary to fully assess the potential economic benefits of this development.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 594, "width": 454, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to bolstering defense forces, the development of the Natuna D-Alpha and Tuna blocks can also benefit other sectors and contribute to the overall development of Natuna. The development of the Natuna D-Alpha and Tuna blocks will necessitate the construction of infrastructure that supports defense operations. This infrastructure development aims to address a common problem in border areas: the lack of sufficient infrastructure, including energy infrastructure. Along with the development of the Natuna D-Alpha block, the construction of downstream infrastructure will provide fuel for military needs. Refueling stations will play a crucial role in supplying fuel to patrolling military ships and aircraft. The Natuna D-Alpha block contains not only gas but also oil rings. Although the oil reserves are not extensive, they are sufficient to meet the needs of defense equipment used in border security operations in the Natuna Islands. The development of Strategic Petroleum Reserves (SPR) for petroleum products is also feasible, drawing on both local oil production and imports from outside the Natuna area to support Indonesia's air and sea patrols.", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 39, "width": 14, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another aspect of non-physical policy involves developing a strong national character within the local community. This policy is implemented by instilling values of defending the country, love for the homeland, and nationalism. The aim is to ensure that residents in frontier regions, including both Natuna and other outer islands, are willing to support and defend the nation's interests, particularly in matters related to security and defense. Residents living in frontier islands and border areas play a crucial role in maintaining security and defense. This is particularly true for the residents of the Natuna Islands, who can assist in monitoring local situation dynamics. Early identification and swift response to potential threats are facilitated by this community involvement. In summary, these multiplier effects will significantly enhance not only the defense forces but also national security and resilience.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 454, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regarding the latest developments in the South China Sea tensions, the Chinese government has protested the activities of Premier Oil Tuna B.V. (Harbour Energy Group) in the Tuna Block of Indonesia's Natuna Sea. There have been recent reports of China's Coast Guard (CCG) ship patrolling near the North Natuna Sea. This ship was tracked in mid-January 2023 near the Tuna Block. The Indonesian government, through the Ministry of Foreign Affairs, asserts that the Tuna Block operation area falls under Indonesia's sovereignty, as recognized by UNCLOS, both operationally in the field and diplomatically. In addition to the oil and gas activities in the Tuna Block, Indonesia also plans to develop the Natuna D-Alpha in the future. This is a giant gas with oil rings reserve located in the eastern part of the flashpoint area.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 248, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2.2 Energy Supports Defense Forces: Indirect Benefit", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 454, "height": 99, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strengthening the defense system in the Natuna is aimed at anticipating the escalation of both military and non-military external threats. A primary military threat to be wary of is the overlapping territorial claims in the South China Sea, which have the potential to escalate into military conflicts. The state border in the Natuna Islands is a maritime boundary that is particularly vulnerable to various disputes due to the interests of many states at sea. These interests are predominantly economic, related to the exploration and exploitation of energy and natural resources. Therefore, developing a defense force in the Natuna is crucial for maintaining territorial integrity and simultaneously safeguarding its resources. This includes the protection of fish and energy reserves located beneath the waters of Natuna.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 467, "width": 454, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In meeting national needs, both economically and in terms of national development, it is essential to recognize that the military also requires a steady energy supply. The energy needs of the military encompass logistical requirements, which are crucial in defense operations and tasks. The significance of energy logistics for defense operations is highlighted in historical records. For example, history shows that Japan invaded Southeast Asia in the 1930s to secure an energy supply for its war machinery. The importance of logistics has also often triggered conflicts and wars over energy resources. One notable instance was the Iraqi invasion of Kuwait in 1990, a conflict essentially over oil reserves in the Rumaila Field. Energy resources have frequently been a catalyst for both domestic and international conflicts (Colgan, 2013, 2014; Wilson, 2019). Energy interests have become synonymous with national interests (Glaser, 2013). This national interest is embodied at sea through maritime strategy, which is crucial for a country's existence and sustainability (Suseto et al., 2019). For defense forces, the availability of energy is a critical factor that significantly affects the country’s defense capability.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 454, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Energy resources are essential for meeting the military's fuel needs. Energy security is crucial for defense forces as it guarantees the availability of fuel for defense equipment. This availability aims to ensure that the military can continue to secure the state from all forms of threats, including military operations and operations other than war, such as natural disaster mitigation efforts. In border areas like Natuna, regular energy supplies are required for conducting routine patrols to minimize defense and security disturbances. However, the operational costs of border security are significant, entailing substantial energy (fuel) requirements. Border security heavily depends on the state's ability to provide a budget for operational needs, including the energy needs for defense equipment. Concurrently, the availability of sufficient energy resources directly impacts the country's capacity to build defense forces and maintain border security. As one of Indonesia's energy reserves, Natuna could bolster border security operations. The development of the Natuna D-Alpha and Tuna blocks could potentially", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 39, "width": 14, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "contribute to the enhancement of defense forces in the Natuna Islands and security operations in the area. This contribution would come in the form of increased government revenues from contracts signed with petroleum companies, oil and gas production, and the activities of various service companies in the area. However, strengthening defense forces in the Natuna Islands entails high costs in procurement, maintenance, and operations (Gustin, 2022). These costs could be offset by the increased government budget resulting from the oil and gas production of the Natuna D-Alpha and Tuna Block.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 454, "height": 200, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Natuna D-Alpha, one of Indonesia’s largest gas fields with oil rings in its reserves, is in a border area, precisely on the continental shelf of Natuna waters. Techno-economically, the development of the Natuna D-Alpha and Tuna blocks are not yet viable. However, techno-economic factors should not be the sole consideration in developing these blocks. Political and security aspects are equally essential. The development of the Natuna D-Alpha and Tuna blocks symbolizes state sovereignty in the border area and serves as evidence of the state’s presence in the outermost regions. The Natuna Islands, located at the forefront of the Indonesian border, are rich in energy and marine resources and have potential for nature tourism. These attributes render the Natuna Islands vital from political, economic, defense, and security perspectives. Therefore, the development of the Natuna D-Alpha and Tuna blocks should be considered beyond just economic matters. The gas block with oil rings in the Natuna D-Alpha believed to be the largest in the Asia-Pacific region, is in a border area. The development decision should encompass not only techno-economic aspects, especially since the exact amount of gas and oil reserves is unknown, as the field has not yet been produced. Preliminary tests indicate that the Natuna D-Alpha contains high CO 2 . The decision should also consider the strategic significance of the Natuna Islands for Indonesia and the potential multiplier effects that could enhance the welfare of the border area. However, a thorough study of the potential multiplier effect is necessary and is not covered in this study.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 454, "height": 137, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aligned with the Indonesian defense doctrine, the development of defense forces in the Natuna Islands is also rooted in Indonesia’s universal defense system. This universality implies the empowerment of all national resources and infrastructure for defense efforts. Consequently, the development of the Natuna D-Alpha and Tuna blocks, and the strengthening of the defense system in the Natuna Islands synergize positively. Both initiatives are tangible manifestations of the universal principle adopted by Indonesia. The development of the Natuna D-Alpha necessitates defense forces to oversee field development activities and minimize potential external threats. Simultaneously, the development of the Natuna D-Alpha will bolster the defense forces in the Natuna Islands, including providing fuel for border security operations there. Furthermore, the proximity of the energy resources to military bases will reduce operating costs and response times, thereby maximizing the effectiveness of border security operations.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 454, "height": 149, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "On the other hand, failing to develop the Natuna Block may result in both tangible and intangible losses, encompassing economic, political, defense, and security risks. These potential losses include tangible financial setbacks, such as the forfeiture of potential government revenue from the block's development, estimated to range from USD 10.29 billion to USD 15.62 billion (Gustin, 2022). Additionally, there may be delays in regional development and economic growth in the Natuna Islands. This estimate does not account for other potential losses, such as not capitalizing on Natuna's strategic location. Geopolitically and geographically, the location of the Natuna Islands is highly strategic, offering potential as an economic hub in northern Indonesia. This includes opportunities in shipping, trade, the marine industry, heavy equipment maintenance, and the oil and gas industry. The development of the area could generate substantial revenue for the government, but this potential revenues will be lost if development does not proceed. Therefore, realizing these potentials requires careful consideration and a commitment to undertake their development.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 695, "width": 73, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conclusions", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 454, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Natuna Islands are frontier islands in northern Indonesia and serve as a SLOC connecting the Indian and Pacific Oceans for trade and energy transportation. This location is geopolitically very strategic. For Indonesia, Natuna is not only crucial as a territorial border but also is rich in energy resources. The sea around Natuna is not only abundant in energy but also in natural resources, leading to competition", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 39, "width": 14, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "among neighboring countries to control the area and resulting in disputes. This study posits that the presence of these energy resources has also heightened security issues in the area. In the long term, this situation could escalate into conflicts or skirmishes, reflecting efforts to control the maritime areas. Natuna's strategic roles place it at risk, especially since it is adjacent to (and partly located in) the South China Sea, a region fraught with tension. China has claimed majority of the South China Sea by asserting 'the nine-dash line' and updated to 'the ten-dash line'.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 454, "height": 137, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study finds that the risk of threats in the Natuna area has prompted Indonesia to establish military bases (hard power). The construction of this military base in Natuna aims to create a deterrent effect and demonstrate Indonesia's capability to protect its territory. Although the likelihood of open conflict in the South China Sea is low, Indonesia must be prepared in the event of war. To anticipate such scenarios, Indonesia is focused on strengthening its border to prevent the Indonesian sea from being used as a battlefield, especially if Indonesia's sovereignty is threatened. A core policy is to enhance the defense forces system in the Natuna border area. This defense policy is geared toward building and strengthening defense forces. Under this policy, Natuna is envisioned as one of the frontier islands capable of operating its defense system independently. The development of defense forces in Natuna must adhere to the blueprint of the Defense Strategic Planning designed by the Government of the Republic of Indonesia, specifically the Ministry of Defense.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 454, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "On the other hand, the non-physical policy involves a non-military defense approach conducted through shuttle defense diplomacy (soft power). This diplomacy is executed by positioning Indonesia as a mediator, bridging ASEAN countries with interests in the South China Sea, and maintaining ASEAN's centrality in the region. Defense diplomacy, facilitated via the ADMM Plus to include China, has brought the South China Sea issue to the forefront. In meetings within the ASEAN community involving China, under the auspices of the Ministry of Foreign Affairs, several commitments have been achieved. Among these is the DoC, a non-binding agreement, which is set to be followed up with the finalization of the CoC, a binding agreement. Although the progress in finalizing the CoC has been slow for various reasons, Indonesia should continue to encourage ASEAN to persist in achieving the finalization of the CoC.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 454, "height": 111, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study proposes a new notion of multiplier effects that influence the development of the situation in the Natuna area, including impacting Indonesia's decision to construct military bases. It is posited that these multiplier effects can emerge when energy resources are developed. These effects are positive and thus promote the development of the area. Energy activities will create, among others, employment opportunities, stimulate local activities, support infrastructure development, and foster regional growth (direct benefit). A remote area like Natuna requires substantial investments that generate these multiplier effects. The exploration and exploitation of oil and gas necessitate human resources directly working in the fields, as well as facilities and infrastructure supporting field activities. As one of Indonesia's energy storehouses, Natuna could bolster border security operations.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 581, "width": 454, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Energy activities in the border area of Natuna contribute to form of funds from petroleum companies that sign exploration and exploitation agreements with the Government of Indonesia. These petroleum companies and their service providers will also pay taxes to the government, in addition to generating revenue from energy production (indirect benefit). An increase in government revenues can certainly provide an additional budget for border activities, including those in Natuna. The focal points in this case are the Ministry of Energy and Mineral Resources and the Ministry of Finance. Developing energy resources in the Natuna region is crucial, given the region's significant energy potential. However, energy exploration and exploitation in this area must be approached carefully to avoid conflicts with neighboring countries. Cooperation in energy exploration and exploitation can be pursued with other countries that possess adequate funding and experience in offshore oil and gas projects.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 85, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgment", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 745, "width": 454, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This paper and the research it presents would not have been possible without the exceptional support of Massita Ayu Cindy and Felicia Grace from Purnomo Yusgiantoro Center (PYC). Their extensive", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 39, "width": 14, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "knowledge and meticulous attention to detail were invaluable to us. We are also grateful for the insightful comments and information provided, which significantly contributed to enhancing the quality of this study.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 54, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 454, "height": 60, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adamczyk, M., & Rutkowska, P. (2018). China on the road to becoming a sea power - Is this the renaissance of A.T. Mahan’s and J.S. Corbett’s theory? Kultura - Historia - Globalizacja , 23 , 1–16. Afful-Dadzie, A., Afful-Dadzie, E., Awudu, I., & Banuro, J. K. (2017). Power generation capacity planning under budget constraint in developing countries. Applied Energy , 188 , 71–82. https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2016.11.090", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 454, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asri, N. D., Legowo, E. H., & Yusgiantoro, P. (2024). The impact of the pandemic on environmental health from the perspective of energy sector. International Journal of Public Health Science , 13 (1), 282–293. http://doi.org/10.11591/ijphs.v13i1.23027 Asri, N. D., & Yusgiantoro, P. (2020). The energy provision dilemma of coal versus wind from the economic, environmental, and social perspective within the energy security framework. Defense Journal , 6 (3), 310–327. https://doi.org/10.33172/jp.v6i3.1049", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 288, "width": 455, "height": 50, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asri, N. D., & Yusgiantoro, P. (2021a). Investigating a hampered NRE utilization in Kaltim’s energy system: Is there an energy policy with a syndrome of the energy-abundant area? International Journal of Renewable Energy Development , 10 (4), 653–666. https://doi.org/10.14710/ijred. 2021.37135", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 338, "width": 454, "height": 88, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asri, N. D., & Yusgiantoro, P. (2021b). Is sustainability challenging in Indonesia’s energy provision? - Fuel type vs externalities in electricity cost analysis. Sustinere Journal of Environment & Sustainability , 5 (2), 103–132. https://doi.org/10.22515/sustinere.jes.v5i2.154 Asri, N. D., & Yusgiantoro, P. (2022a). A revisit of the energy-economy-environment nexus with multi- regression. International Journal on Advanced Science, Engineering and Information Technology , 12 (5), 1866–1874. https://doi.org/10.18517/ijaseit.12.5.15907 Baumert, K., & Melchior, B. (2014). Limits in the seas (143; Issue 143).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 454, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Best, R., & Burke, P. J. (2018). Electricity availability: A precondition for faster economic growth?", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 442, "width": 342, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Energy Economics , 74 , 321–329. https://doi.org/10.1016/j.eneco.2018.06.018", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 454, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiana, M., Fedryansyah, M., Djuyandi, Y., & Pancasilawan, R. (2019). Indonesia military power under the increasing threat of conflict in the South China Sea. Central European Journal of International and Security Studies , 13 (4), 259–274. https://www.cejiss.org/indonesia-military- power-under-the-increasing-threat-of-conflict-in-the-south-china-sea", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 454, "height": 60, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buszynski, L., & Sazlan, I. (2007). Maritime claims and energy cooperation in the south China sea. Contemporary Southeast Asia , 29 (1), 143–171. https://doi.org/10.1355/cs29-1g Cáceres, S. B. (2013). Understanding China’s global search for energy and resources. Central European Journal of International and Security Studies , 7 (1), 40–59. https://doi.org/10.4324/9781315879338- 9", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 451, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chan, G. (2015). China eyes ASEAN: Evolving multilateralism. Journal of Asian Security , 2 (1), 75– 91. https://doi.org/10.1177/2347797014565295 CIA. (2022). The world fact book .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 454, "height": 86, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Colgan, J. D. (2013). Fueling the Fire: Pathways from oil to war. International Security , 38 (2), 147– 180. http://www.jstor.org/stable/24480933 Colgan, J. D. (2014). Oil, domestic politics, and international conflict. Energy Research & Social Science , 1 , 198–205. https://doi.org/10.1016/j.erss.2014.03.005 Gao, Z., & Jia, B. B. (2013). The Nine-Dash Line in the South China Sea: History, status, and implications. The American Journal of International Law , 107 (1), 98–124. https://doi.org/https://doi.org/10.5305/amerjintelaw.107.1.0098", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 695, "width": 454, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Glaser, C. L. (2013). How oil influences U.S. national security. International Security , 38 (2), 112–146. https://doi.org/10.1162/ISEC", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 415, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gupta, S. (2015, January). The nine dash line and its basis in international law. Chinausfocus .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 730, "width": 454, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gustin, D. R. A. (2022). Development of East Natuna Block for defense’s interest on the borderline and securing Indonesia energy reserves. Journal of International Studies on Energy Affairs , 3 (1), 17–38. https://doi.org/10.51413/jisea.vol3.iss1.2022.17-38", "type": "List item" }, { "left": 512, "top": 39, "width": 14, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harahap, J. (2018). Border area and national security issues. Central European Journal of International and Security Studies , 12 (4), 214–223. https://www.cejiss.org/border-area-and-national-security- issues", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 454, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Huang, J., & Jagtiani, S. (2015). Unknotting tangled lines in the South China Sea dispute. In J. Huang & A. Billo (Eds.), Territorial Disputes in the South China Sea: Navigating Rough Waters (pp. 1– 12). Palgrave Macmillan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 454, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jennings, R. (2019, November 13). Vietnam advances plan to protect disputed maritime claims with stronger fishing fleet. VoA .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 454, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joyner, C. C. (1998). The Spratly Islands dispute: Rethinking of law, diplomacy, and geo-politics in the South China and Sea. The International Journal of Marine and Coastal Law , 13 (2), 193–236. https://doi.org/https://doi.org/10.1163/157180898X00256 Juwana, H. (2016, March 30). Sembilan garis putus Tiongkok. Fakultas Hukum UI . Kennedy, C. (2018). The struggle for blue territory. The RUSI Journal , 163 (5), 8–19. https://doi.org/10.1080/03071847.2018.1552450", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 455, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kocak, D. (2013). Insurgencies, border clashes, and security dilemma - unresolved problems for ASEAN. Central European Journal of International and Security Studies , 7 (1), 60–80. https://www.cejiss.org/insurgencies-border-clashes-and-the-security-dilemma-unresolved- problems-for-asean", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 454, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kopela, S. (2017). Historic titles and historic rights in the Law of the Sea in the light of the South China Sea arbitration. Ocean Development and International Law , 48 (2), 181–207. https://doi.org/10.1080/00908320.2017.1298948", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 340, "width": 454, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KumparanNews. (2021, September 18). Guru Besar UI beberkan cara hadapi kapal perang China di Natuna Utara. Kumparan.Com .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 454, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho, R. S. (2020, January 11). Plus minus pembangunan pangkalan militer di Natuna. Kompas.Com .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 454, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nyman, E. (2015). Offshore oil development and maritime conflict in the 20th century: A statistical analysis of international trends. Energy Research and Social Science , 6 , 1–7. https://doi.org/10.1016/j.erss.2014.10.006", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 454, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orttung, R. W., & Wenger, A. (2016). Explaining cooperation and conflict in marine boundary disputes involving energy deposits. Region: Regional Studies of Russia, Eastern Europe, and Central Asia ,", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 454, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 (1), 75–96. https://doi.org/10.1353/reg.2016.0001 Owen, N. A., & Schofield, C. H. (2012). Disputed South China Sea hydrocarbons in perspective.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 480, "width": 341, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marine Policy , 36 (3), 809–822. https://doi.org/10.1016/j.marpol.2011.11.010", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 454, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pang, E. (2017). \"Same-same but different”: Laos and Cambodia’s political embrace of China.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 505, "width": 95, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perspective , 66 , 1–7.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 454, "height": 47, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pitra, H. (2018). China coercive diplomacy through South China Sea conflict and Belt & Road Initiatives. Jurnal Pertahanan , 5 (2), 48–60. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33172/jp.v5i2.522 Priatmojo, D., & Dono, D. (2016, June 24). Alasan TNI AL tak kerahkan kapal tempur utama di Natuna. Viva.Co.Id .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 454, "height": 61, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rappler. (2016, October). TNI akan bangun pangkalan militer terpadu di Natuna. Rappler.Com . Rubel, R. C. (2012). Command of the sea: An old concept resurfaces in a new form. Naval War College Review , 65 (4), 21–34. https://doi.org/10.1038/scientificamerican08261905-154a Sinaga, L. C. (2020). Xi Jinping, “China dream”, and Chinese military diplomacy to asean. Journal of ASEAN Studies , 8 (2), 173–190. https://doi.org/10.21512/jas.v8i2.6483", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 454, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudirman, A., Mooy, J., Malufti, M. F., & Ramadhan, R. A. (2019). Militarising the Natuna islands for Indonesia’s gunboat diplomacy. Central European Journal of International and Security Studies ,", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 657, "width": 437, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 (4), 12–33. https://www.cejiss.org/militarising-the-natuna-islands-for-indonesias-gunboat- diplomacy", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 452, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryadinata, L. (2016). Did the Natuna incident shake Indonesia-China relations? Perspective , 19 , 1– 8.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 707, "width": 454, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suseto, B., Othman, Z., & Razalli, F. M. (2019). Assessing the evolution of maritime strategy in the Asia Pacific. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 720, "width": 440, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik , 23 (2), 87–101. https://doi.org/10.22146/JSP.41709", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 454, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tiola, T. (2020). Rising tensions in Natunas: Test for Indonesia’s new defense commands. RSIS Commentary , 011 .", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 39, "width": 14, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 39, "width": 227, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Energy Vol. 7 No. 1 (2024) 1 – 15", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wilson, J. D. (2019). A securitisation approach to international energy politics. Energy Research & Social Science , 49 , 114–125. https://doi.org/10.1016/j.erss.2018.10.024 Yoshihara, T., & Holmes, J. (2017). Responding to China’s rising sea power. Orbis , 61 (1), 91–100. https://doi.org/10.1016/j.orbis.2016.12.009", "type": "Text" } ]
3a5835e5-3b67-8f0b-d611-4672ee0e8cf3
https://e-journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jbh/article/download/23/72
[ { "left": 85, "top": 36, "width": 216, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 2, No 1, September 2019", "type": "Page header" }, { "left": 147, "top": 790, "width": 319, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print) | 1", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 116, "width": 421, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Prinsip Pemuridan Elia dalam Pendidikan Agama Kristen", "type": "Section header" }, { "left": 285, "top": 156, "width": 43, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soeliasih", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 169, "width": 167, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup", "type": "Section header" }, { "left": 250, "top": 182, "width": 113, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 442, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Elijah was one of the prophets of the nation of Israel who experienced the terrible use of God. Through his ministry the Israelites experienced a great revival. The success of Elijah's ministry did not reach himself, but he had duplicated it to his student named Elisha, even Elisha became a greater prophet than Elijah. The success of discipleship Elijah the prophet needs to be an example for God's servants today in carrying out Christian religious education. This study seeks to find the principles of discipleship Elijah the prophet to apply to discipleship in the present. As a result of this research, it was found several qualifications of religious educators in Elijah, including aspects of spirituality, mentality, personality, and managerial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 239, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key words: Christian education; discipleship; Elijah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 442, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Elia adalah salah satu nabi bangsa Israel yang mengalami pemakaian Allah secara dahsyat. Melalui pelayanannya bangsa Israel mengalami kebangunan rohani yang besar. Keberhasilan pelayanan Elia tidak sampai pada dirinya sendiri, namun ia telah menduplikasikannya kepada muridnya yang bernama Elisa, bahkan Elisa menjadi nabi yang lebih hebat daripada Elia. Keberhasilan pemuridan nabi Elia perlu menjadi contoh bagi hamba-hamba Tuhan pada masa sekarang dalam menjalankan pendidikan agama Kristen. Penelitian ini berusaha menemukan prinsip-prinsip pemuridan nabi Elia untuk dapat diterapkan bagi pemuridan pada masa sekarang. Sebagai hasil dari penelitian ini ditemukan beberapa kualifikasi pendidik agama dalam diri Elia, meliputi aspek spiritualitas, mentalitas, personalitas, dan manajerial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 252, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Elia; pemuridan; Pendidikan Agama Kristen", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 443, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada masa sekarang sebagian pemimpin gereja mulai meninggalkan prinsip-prinsip yang benar dalam pengajaran kepada jemaat. Ada pemimpin gereja yang bertindak seke- hendak hatinya, tidak menghiraukan kondisi jemaat yang dilayani, bahkan tidak memberi- kan pengajaran yang benar bagi jemaat yang dipimpinnya. Sikap dan tindakan yang salah ini berdampak pada pelaksanaan Amanat Agung. Misi Tuhan Yesus untuk menjangkau dunia tidak dapat terwujud dengan baik bila pemimpin gereja tidak menjalankan peng- ajaran yang benar 1 , padahal salah satu aspek dalam Amanat Agung adalah mengajar untuk melakukan apa yang diperintahkan Tuhan Yesus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 442, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sisi lain jemaat yang tidak mendapatkan pengajaran yang benar bisa mengalami hambatan dalam pertumbuhan rohani. Mereka yang tidak mengalami kepuasan akan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 409, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Y M Imanuel Sukardi, ―Gereja Ekstra Biblikal Dan Tanggung Jawab Dalam Menyelesaikan Amanat Agung,‖ KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta 1, no. 2 (2019): 37–39, http://www.e- journal.stajember.ac.id/index.php/kharismata/article/view/22.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 58, "width": 238, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 2, No 1, September 2019; (1-10) ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print) Available at: e-journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jbh", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 37, "width": 278, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soeliasih: Penerapan Prinsip Pemuridan Elia dalam Pendidikan Agama Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 147, "top": 791, "width": 319, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print) | 2", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 443, "height": 62, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebutuhan rohaninya mungkin meninggalkan gereja dan mencari gereja lain yang bisa membuat nyaman untuk bertumbuh. Namun tidak menutup kemungkinan juga jemaat yang terhambat untuk bertumbuh justru terhilang dan meninggalkan Tuhan ketika kesukaran hidup menerpa mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 442, "height": 131, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabi Elia adalah contoh dalam Perjanjian Lama yang berhasil di dalam mengajar muridnya. Elia telah menjadi nabi yang sangat berpengaruh pada zamannya dan disertai kuasa dalam pelayanannya, tetapi kemudian Elisa yang menjadi murid Elia melakukan hal- hal yang lebih besar dan lebih dahsyat dari gurunya. Bertitik tolak dari keberhasilan Elia dalam memuridkan Elisa, maka perlu ditemukan prinsip-prinsip kepemimpinan Elia yang baik untuk diterapkan bagi pendidikan agama Kristen pada masa sekarang. Yang menjadi masalah utama dalam tulisan ini adalah, apa saja prinsip-prinsip pemuridan nabi Elia yang baik untuk diterapkan dalam pendidikan agama Kristen pada masa sekarang?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 289, "width": 89, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 443, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu mempelajari pola-pola dalam pemuridan nabi Elia sebagaimana dicatat dalam Alkitab. Sekalipun Elia dicatat sebagai seorang nabi, namun beberapa segi dalam hidupnya menunjukkan bahwa ia juga seorang pengajar. Dari apa yang dilakukan Elia tersebut ditemukan prinsip-prinsip pemuridan yang bisa diterapkan dalam pendidikan agama Kristen pada masa sekarang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 88, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 146, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Agama Kristen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 442, "height": 63, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan berarti pendewasaan diri melalui pengajaran dan pelatihan. Pendidikan bisa juga diartikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 445, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan sebagai penciptaan, membangkitkan serta mentransmisi dengan sengaja dan sadar dari pengetahuan, kemampuan, ketrampilan serta nilai-nilai. Definisi ini didukung oleh pernyataan Cremin seperti yang dikutip oleh Hardi Budiyana yang mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar, sistematis dan berkesinambungan untuk memperoleh, membangkitkan baik itu pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan nilai- nilai, kepekaan serta hasil-hasilnya dari usaha tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 442, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Agama Kristen (selanjutnya disingkat PAK) adalah pendidikan yang berisi ajaran tentang iman Kristen, ajaran-ajaran kekristenan yang menekankan ketiga aspek pendidikan yaitu pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai-nilai (afektif) dan keterampilan (psikomotor) yang berdasarkan iman Kristen. PAK lebih menekankan pada pengajaran anak didik dan umat. PAK adalah bagian yang berisi penyampaian ajaran- ajaran yang harus bisa sampai mengubah dan membentuk sikap dan karakter anak didik (aplikasi).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 726, "width": 443, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut E.G Homrighousen, seperti yang dikutip oleh Hardi Budiyana, PAK adalah usaha sadar gereja dalam mendidik anak didiknya dalam rangka pewarisan iman Kristen", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 216, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 2, No 1, September 2019", "type": "Page header" }, { "left": 147, "top": 790, "width": 319, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print) | 3", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan segala kebenarannya, sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, dan melatih mereka untuk hidup harmonis sesuai dengan iman Kristen, supaya mereka dapat menjadi anggota gereja yang dewasa yang menyadari dan meyakini imannya dan menyatakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 184, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip Pendidikan Agama Kristen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 172, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amanat Pancasila dan UUD 1945", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 443, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Agama Kristen adalah amanat Pancasila dan UUD 1945. Landasan Ketuhanan yang Maha Esa dijelaskan secara panjang lebar sebagai pijakan utama tujuan pendidikan nasional karena tujuan pendidikan adalah mewujudkan anak didik atau masyarakat yang beriman dan taat kepada Allah dengan mempertebal keteguhan iman tersebut, semua peserta didik memiliki sifat dan watak kemanusiaan, bersikap adil, beradab dan menghargai sepenuhnya nilai-nilai perbedaan dalam kebudayaan dan pola pikir masyarakat pluralistik di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 442, "height": 150, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Landasan idiil Pancasila diperkuat oleh landasan konstitusional UUD 1945 menyatakan, bahwa pemerintah senantiasa melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Kemudian UUD 1945 mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta bertingkah laku mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 205, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagian dari Sistem Pendidikan Nasional", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 442, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Agama Kristen adalah bagian dari Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU no 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 442, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Dasar, Fungsi, dan Tujuan, pasal 2 dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Di dalam pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab.", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 37, "width": 278, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soeliasih: Penerapan Prinsip Pemuridan Elia dalam Pendidikan Agama Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 147, "top": 791, "width": 319, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print) | 4", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 200, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan yang Berpusat pada Kristus", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 442, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Agama Kristen harus berpusat pada Kristus. Maksudnya adalah dalam pengajaran PAK harus selalu berdasarkan pada ajaran-ajaran Tuhan Yesus dan tujuannya haruslah juga untuk kemuliaan Tuhan Yesus. Landasan, cara kerja serta misi PAK harus berakar dari nilai-nilai iman Kristiani. Sebab itu pengelola PAK perlu tetap berakar dan berdasar pada kehidupan yang berpusat pada Yesus yang dikenal sebagai teladan guru yang agung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 253, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Agama Kristen adalah Amanat Agung", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 442, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PAK merupakan perintah Tuhan Yesus (Mat. 28:18-20). Gereja harus menyadari bahwa tugas PAK adalah Amanat Agung Tuhan Yesus untuk membawa orang-orang percaya kepada pengenalan akan Allah. Tugas ini tidak akan pernah selesai. Seluruh dasar dan fondasi gereja terletak pada PAK. Bagi gereja, mengajar merupakan komitmen Kristiani yang kuat, teguh, dan mendasar. Gereja tidak boleh lalai melaksanakan amanat agung Tuhan ini. Seluruh elemen yang ada di dalam gereja harus didorong untuk aktif terlibat dalam melaksanakan pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 220, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 445, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Perjanjian Lama, pendidikan agama dimulai sejak manusia diciptakan. Hal ini terlihat dari pendidikan dan pengajaran Allah sejak zaman Adam dan Hawa hingga kepada pemanggilan Abraham, Ishak dan Yakub yang diberi tugas mendidik umat Israel. Bahasan pendidikan adalah dalam hal iman, takut akan Tuhan dan menyembah-Nya. Orang tua menjadi guru dalam keluarganya, dalam hal kehidupan dan kesaksian iman kepada Yahweh (Ul. 6:4-9, 16). Ishak meneruskan pengajaran yang penting itu kepada Yakub, yang kemudian dilanjutkan oleh Yakub kepada anak-anaknya. Yusuf menyimpan pengajaran itu dalam hatinya dan mempraktikkannya dalam kehidupannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 445, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kehidupan bangsa Israel, pendidikan agama dilaksanakan kepada anggota- anggota keluarga, baik di rumah maupun di luar rumah dalam semua kegiatan hidup. Perintah ini diberikan kepada bangsa Israel sebagai bagian dari Taurat (Ul. 6:6-8). Pendidikan agama tidak berhenti sampai di situ, tetapi juga diwujudkan secara intensif melalui simbol-simbol pengajaran di mana keyakinan terhadap keesaan Allah benar-benar dimasyarakatkan, sehingga tidak ada ruang sejengkal pun yang lepas dari pengajaran agama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 442, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika bangsa Israel sudah menetap di tanah perjanjian, pendidikan agama tidak diabaikan. Sastra hikmat menunjukkan pentingnya pendidikan agama bagi masyarakat Israel. Salah satu buktinya adalah kitab Amsal yang sarat dengan berbagai nasihat tentang pengajaran dan pendidikan hidup, melaksanakan pembinaan dan pendidikan agama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 442, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasca-pembuangan muncul semangat untuk hidup menjalankan Taurat secara benar, muncul pemimpin agama di tengah-tengah bangsa Israel yang kembali dari pembuangan. Mereka adalah para ahli Taurat yang merupakan orang yang ahli dalam mempelajari hukum Taurat secara sungguh-sungguh, memeliharanya dengan setia serta mewariskannya kepada umat. Dengan munculnya ahli Taurat dalam keagamaan bangsa Israel maka", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 216, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 2, No 1, September 2019", "type": "Page header" }, { "left": 147, "top": 790, "width": 319, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print) | 5", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 445, "height": 131, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengajaran terhadap umat berlangsung secara terarah dan berkesinambungan, karena mereka adalah pengelola dan pelaksana pengajaran secara sungguh-sungguh. Sejak masa itu muncul sinagoge di berbagai kota sebagai wadah pembinaan dan pendidikan umat. Fungsi utama ahli Taurat dalam kehidupan umat Israel adalah memelihara hukum Taurat sebagai pengajar dan sebagai pakar hukum keagamaan Mahkamah Agama. Namun patut disayangkan karena dalam perkembangannya muncul orang-orang Farisi yang ingin menegakkan Taurat namun kemunafikan mereka dinilai orang Yesus sebagai ragi, dan pengajaran mereka sudah tidak murni lagi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 442, "height": 131, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Perjanjian Baru, pendidikan agama secara khusus berkaitan dengan kegiatan pelayanan Tuhan Yesus di tengah manusia, pendidikan ini melalui proses yang panjang. Ia melakukannya dengan berbagai cara. Yesus adalah teladan utama bagi gereja. Ia disebut guru Agung. Ia mengisi seluruh hidupnya dengan pengajaran dan pendidikan iman bagi umat. Pendidikan agama merupakan hal yang mendasar dalam pelayanan Yesus, setiap kesempatan baik formal maupun non formal selalu dimanfaatkan-Nya untuk mengajar. Pada akhir pelayanan-Nya, Yesus memberikan amanat kepada murid-murid-Nya untuk melanjutkan proses pemuridan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 442, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah Yesus naik ke surga dan gereja lahir, ada Rasul Paulus, seorang guru agama yang besar bagi jemaat mula-mula dan bagi gereja sepanjang abad. Paulus adalah seorang rabi dan teolog bagi bangsa Isreal. Ia mengajarkan Injil kepada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Ia adalah seorang guru yang pandai mengajar. Ia juga mengajar melalui tulisan kepada jemaat pertama dengan 13 surat-suratnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 184, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan Pendidikan Agama Kristen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 446, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa tujuan dari pengajaran yang dilaksanakan di kalangan umat Allah. Salah satu tujuan itu adalah mengajar orang-orang muda dan dewasa agar tetap mengingat perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Allah pada masa lampau, membimbing mereka dalam kehidupan guna memenuhi perjanjian dengan Allah. Dengan demikian mereka tetap hidup dalam ketaatan kepada Allah. Tujuan berikutnya adalah agar semua umat mengetahui dan mengerti hukum Tuhan dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, mengendalikan perilaku umat Allah. Tujuan lain dari pengajaran adalah agar umat menghafal dan mengingat firman Allah untuk dapat dipakai memecahkan masalah- masalah yang muncul sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 442, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PAK juga bertujuan untuk pembentukan spiritualitas peserta didik, agar mereka mampu mengaplikasikan imannya di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang majemuk, tanpa mengorbankan iman yang dianutnya. PAK haruslah dapat memampukan peserta didik untuk dapat melihat bahwa orang yang tidak seagama dengannya bukanlah musuh atau lawan, melaikan sesama yang dapat bekerja bersama-sama untuk menciptakan keharmonisan dalam hidup bermasyarakat. Umat Kristen perlu menjadi garam dan terang dunia. Maka perlu menjaga kesucian hidup di tengah-tengah masyarakat. Ketidaksucian hidup merupakan racun keras yang merusak pertumbuhan inam. Sebaliknya, kesucian merupakan khotbah yang paling berkesan bagi masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 37, "width": 278, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soeliasih: Penerapan Prinsip Pemuridan Elia dalam Pendidikan Agama Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 147, "top": 791, "width": 319, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print) | 6", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 193, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip-prinsip Pemuridan Nabi Elia", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 442, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis deskriptif biografi Elia dapat ditemukan hal-hal yang mendasar yang baik untuk diterapkan dalam pendidikan agama Kristen pada masa sekarang. Tindakan-tindakan yang dilakukan Elia dapat menjadi rujukan bagi kualifikasi pendidik agama yang baik, yang meliputi aspek-aspek spiritualitas, mentalitas, personalitas, dan manajerial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 224, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek Spiritualitas Pendidik Agama Kristen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 186, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 . Berani Menyuarakan Kebenaran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 445, "height": 132, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejak penampilannya yang pertama, Elia sudah menunjukkan bahwa di dalam dirinya ada keberanian yang mencolok. Setelah Elia memberitahu Raja Ahab bahwa tidak akan ada hujan akibat dosa penyembahan berhala, ia menyingkir ke sungai Kerit dan Sidon. Tiga tahun setelah pertemuan terahir antara Elia dan Raja Ahab, Tuhan memerintahkan Elia untuk menampakkan dirinya di hadapan raja yang geram melihatnya. Waktu itu Israel sedang dilanda oleh kelaparan yang hebat. Tanpa didampingi oleh siapapun dan dengan penuh keberanian Elia menampakkan diri di hadapan Raja Ahab. Sedikit pun ia tidak gentar berdiri di hadapan orang yang menginginkan kematiannya. (1 Raja-raja 18:18).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 442, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampak jelas keberanian Elia dalam menyuarakan kebenaran. Ia berani menegur Ahab dan menantang nabi-nabi Baal untuk menentukan siapa yang layak diikuti. Ia membuktikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 226, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Memiliki Hubungan Akrab dengan Tuhan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 442, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada ratusan nabi yang hidup sezaman dengan Elia, tetapi Allah memakai Elia melebihi semua nabi-nabi itu. Keistimewaan Elia terlihat dalam hubungan timbal balik antara Allah dan Elia. Elia mendengarkan Allah, dan Allah mendengarkan Elia. Sebagai nabi, Elia bisa mendengar firman Allah dalam hatinya atau secara audibel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 442, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seorang pendidik agama perlu memiliki hubungan akrab dengan Tuhan. Relasi yang baik antara pengajar dengan Sang Sumber Pengajaran dibutuhkan untuk sebuah pengajaran yang sehat bagi muridnya. Saat-saat terakhir perjalanan Elia dengan Elisa menunjukkan bagaimana Elia berjalan dari satu tempat ke tempat lain sesuai pimpinan Tuhan, sementara Elisa mengikuti dengan setia sampai Elia terangkat ke surga. Pengalaman bersama Tuhan diajarkan Elia kepada Elisa bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan tindakan nyata.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 443, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberhasilan pendidikan agama Kristen tentunya dipengaruhi oleh keterlibatan Allah dalam prosesnya. Keterlibatan Allah dalam pendidikan agama Kristen adalah lewat pekerjaan Roh Kudus. Salah satu pekerjaan Roh Kudus bagi orang percaya adalah membawa kepada seluruh kebenaran. Roh Kudus berperan dalam mewujudkan pengajaran Kristen yang mengandung nilai kekal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 216, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek Mentalitas Pendidik Agama Kristen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 281, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mampu Melewati Masa-masa Sukar dalam Hidupnya", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 739, "width": 445, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembantaian terhadap nabi-nabi Baal telah membuat amarah Izebel memuncak. Izebel mengancam untuk membunuh Elia, dan tiba-tiba saja Elia merasa takut pada", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 216, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 2, No 1, September 2019", "type": "Page header" }, { "left": 147, "top": 790, "width": 319, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print) | 7", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ancaman itu. Ketakutan yang berkembang sampai ke tingkat depresi itu membawa Elia berjalan hingga ke padang gurun. Ketika mengalami depresi dan ketakutan karena intimidasi Izebel, Elia memang sempat melarikan diri dan putus asa (1Raj. 19:1-4). Tetapi, malaikat menjumpainya dan memberinya kekuatan (1Raj. 19:5-7).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 443, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seorang pendidik agama Kristen mungkin saja mengalami tekanan hidup yang begitu kuat. Tekanan bisa datang dari ketidaktaatan bahkan penolakan dari orang yang diajar. Seorang pendidik agama bukanlah superman yang tidak memiliki kelemahan. Dalam keadaan lemah inilah kekuatan seorang pendidik agama diuji. Tetapi seorang pendidik agama yang menyadari bahwa Tuhan ada menyertainya tidak akan putus asa. Hal serupa juga pernah dialami rasul Paulus, ia mengatakan bahwa dalam segala hal ia ditindas, namun tidak terjepit; ia habis akal, namun tidak putus asa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 217, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Memberi Motivasi dan Menjadi Motivasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 442, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan terjadinya tindakan, atau disebut juga dengan niat. Motivasi dilakukan dengan tujuan untuk merangsang seseorang untuk bekerja dengan baik, mendorong seseorang untuk bekerja lebih berprestasi, mendorong seseorang untuk bekerja dengan penuh tangung jawab, meningkatkan kualitas kerja, mengembankan produktifitas kerja, menaati peraturan yang berlaku, mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan, mempertahankan prestasi kerja dan bersaing secara sportif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 442, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memang tidak dicatat secara eksplisit bagaimana Elia memberi motivasi kepada Elisa. Tetapi dalam peristiwa lain tampak kata-kata Elia yang memberikan motivasi, misalnya ketika ia berkata kepada janda Sarfat untuk lebih dulu memberikan segengam tepung bagi Elia. Dalam hal menjadi motivasi, hidup Elia telah menjadi motivasi bagi Elisa. Hal ini tersirat dalam kata-kata Elisa saat mengharapkan dua bagian roh Elia, artinya Elisa ingin seperti Elia bahkan dua kali lebih besar dari Elia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 225, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek Personalitas Pendidik Agama Kristen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 100, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Menjadi Teladan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 443, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keteladanan seorang guru berbicara lebih kuat daripada kata-kata yang diajarkan. Alkitab mencatat tindakan Elisa sebagai bentuk imitatif dari apa yang telah dilakukan gurunya, dan beberapa mukjizat yang dilakukan Elisa juga merupakan perluasan dari yang dilakukan oleh Elia. Mukjizat pertama yang dilakukan oleh Elisa adalah membelah sungai Yordan. Cara yang dilakukan Elisa sangat mirip dengan yang dilakukan Elia, yaitu memukulkan jubah Elia ke sungai Yordan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 442, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari seorang pendidik agama dibutuhkan adanya keteladanan. Seorang pendidik agama Kristen yang memahami prinsip keteladanan dalam 2 Timotius 3:10 akan berpengaruh pada peningkatan kecerdasan spiritual mereka yang dididik. Keteladanan sangat berpengaruh pada kemajuan orang-orang yang dididik. Santo dan Simanjuntak mengemukakan bahwa keteladanan hidup seorang gembala sidang berpengaruh pada pertumbuhan gereja.", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 37, "width": 278, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soeliasih: Penerapan Prinsip Pemuridan Elia dalam Pendidikan Agama Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 147, "top": 791, "width": 319, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print) | 8", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 173, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Menjadi Pribadi yang Berharga", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 442, "height": 132, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orang-orang besar dalam sejarah Alkitab senantiasa tampil dengan kepribadian yang luar biasa dan karya yang monumental, termasuk sosok Elia. Tradisi iman bangsa Israel menempatkan Elia sebagai nabi yang agung setelah Musa. Ada dua peristiwa yang bisa dikategorikan sebagai peristiwa penting yang dialami oleh Elia, yaitu saat dia terangkat ke surga. Terangkatnya Elia ke surga dengan disaksikan oleh Elisa (2Raj. 2:1-18) dan saat di turun dari surga disaksikan oleh tiga orang murid Yesus. Waktu itu Yesus mengajak Petrus, Yohanes, dan Yakubus ke atas gunung untuk berdoa, tiba-tiba Musa dan Elia muncul dan berbicara kepada-Nya (Luk. 9:30-31).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 442, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pelayanannya, Elia melakukan tugas dengan baik. Hal ini dikarenakan ia merupakan orang yang cakap, orang yang takut akan Tuhan dan orang yang dapat dipercaya. Elia adalah orang yang dapat memilih manakah kehendak Allah dan manakah yang bukan kehendak Allah. Demikian pula seorang pengajar yang baik harus mampu mengenal apa yang baik yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2). Sumiwi mengemukakan bahwa kesanggupan untuk mengenal kehendak Allah harus dimulai dengan pembaharuan pikiran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 219, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek Manajerial Pendidik Agama Kristen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 161, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mengorganisasi dengan Baik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 443, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan guru dengan murid-muridnya dapat dipandang sebagai sebuah organisasi. Organisasi merupakan suatu proses kerjasama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Alkitab mencatat bahwa Elia membagi murid- muridnya dalam kelompok-kelompok atau disebut juga rombongan nabi. Setiap rombongan nabi ini mengenal betul tentang Elia sebagai guru mereka, bahkan perihal Elia akan diangkat ke surga juga mereka ketahui. Kelompok-kelompok ini menunjukkan bahwa Elia telah mengorganisasi dengan baik. Sebab tanpa pengorganisasian yang baik, mustahil rombongan nabi yang berada di kota yang berbeda dapat tetap melakukan aktivitas dengan tertib tanpa kehadiran Elia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 545, "width": 443, "height": 184, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendelegasian tugas dan kewajiban yang diserahkan kepada orang-orang yang dipimpin merupakan bagian dari kepemimpinan yang manusiawi, yaitu menjalin hubungan langsung dengan orang yang dipimpin dan mengetahui mentalitas dan kinerjanya sehingga pemimpin adalah penggerak utama anggota organisasi agar dapat bekerja sama dalam hal pencapaian tujuan. Pendelegasian atau pelimpahan wewenang dilaksanakan apabila pemimpin dan orang-orang yang dipimpin telah siap secara mental atau karena ada perubahan-perubahan seperti, orang yang dipimpin bertambah, orang yang dipimpin berkurang, terbentuk organisasi baru, ada kewajiban-kewajiban baru, timbul peristiwa- peristiwa khusus, dan adanya kenaikan jabatan. Hal ini berlaku pula dalam pendidikan agama, yakni murid perlu dilatih untuk menerima tanggung jawab seiring kedewasaan rohaninya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 442, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Agama Kristen sangat berkaitan dengan pertumbuhan rohani, karena arah dari pendidikan agama Kristen adalah orang-orang yang dididik bertumbuh secara rohani.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 216, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 2, No 1, September 2019", "type": "Page header" }, { "left": 147, "top": 790, "width": 319, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print) | 9", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 62, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan rohani adalah suatu proses pertumbuhan dari bayi rohani menuju ke kedewasaan rohani dengan ditandai perubahan karakter yang semakin menyerupai Kristus. Pertumbuhan rohani juga ditandai dengan peningkatan hubungan yang lebih intim dengan Allah sehingga semakin mengenal-Nya dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 186, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mempersiapkan Generasi Penerus", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 442, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika Allah melihat bahwa waktu Elia untuk melayani-Nya sudah cukup, Ia memerintahkan hamba-Nya itu merekrut dan mengurapi Elisa untuk menggantikan posisinya. Pemberdayaan terhadap Elisa berhasil dengan gemilang. Elisa melakukan mukjizat dua kali lipat dari yang dilakukan oleh Elia. Ketika Elisa meminta dua bagian roh Elia menjelang Elia terangkat ke surga, Elia mengatakan bahwa hal itu sukar, tetapi ia tidak menghalangi hasrat Elisa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 443, "height": 97, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seorang pendidik agama yang baik sepatutnya merasa bangga apabila anak-anak rohaninya bisa menjadi seperti dirinya bahkan lebih baik. Ia bukanlah pribadi yang berpikiran kerdil sehingga menghalang-halangi pertumbuhan anak-anak rohaninya. Kekhawatiran beberapa pemimpin jemaat bila anak rohaninya lebih maju tidak boleh terjadi. Yesus sendiri mengatakan bahwa murid-murid-Nya akan melakukan pekerjaan yang lebih besar daripada yang pernah Ia lakukan (Yoh. 14:12).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 87, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 442, "height": 166, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elia merupakan contoh yang baik bagi Pendidikan Agama Kristen. Sekalipun ia dicatat sebagai seorang nabi, Elia memiliki beberapa kualifikasi sebagai pendidik agama. Dalam aspek spiritualitas ia berani menyarakan kebenaran dan memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan. Dalam aspek mentalitas ia mampu melewati masa-masa sukar dalam hidupnyaserta memberi motivasi dan menjadi motivasi. Dalam aspek personalitas ia menjadi teladan dan menjadi pribadi yang berharga. Dalam aspek manajerial ia mengorganisasi dengan baik dan mempersiapkan generasi penerus. Nabi Elia memberikan contoh yang baik bagi para pendidik agama Kristen dewasa ini, baik di sekolah maupun di gereja. Prinsip-prinsip dari pelayanannya dapat diterapkan dalam pendidikan agama Kristen pada masa sekarang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 72, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 443, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiyana, Hardi. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen . Yogyakarta: Andi Offset, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 443, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "———. ―Roh Kudus Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Kristen Mewujudkan Pengajaran Kristen Yang Mengandung Nilai Kekal.‖ Jurnal Teologi Berita Hidup 1, no. 1 (2018).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 443, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "———. Sejarah Dan Filsafat Pendidikan Agama Kristen . Solo: STT Berita Hidup, 2011. Nitisemito, Alex S. Manajemen Suatu Dasar Dan Pengantar . Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 443, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmawati, Ike Kustiya. Manajemen Konsep-Konsep Dasar Dan Pengantar Teori . UMM Press, 2003.", "type": "List item" }, { "left": 249, "top": 37, "width": 278, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soeliasih: Penerapan Prinsip Pemuridan Elia dalam Pendidikan Agama Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 145, "top": 791, "width": 323, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print) | 10", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 442, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sahartian, Santy. ―Pemahaman Guru Pendidikan Agama Kristen Tentang II Timotius 3: 10 Terhadap Peningkatan Kecerdasan Spiritual Anak Didik.‖ FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 1, no. 2 (2018): 146–172.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 442, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santo, Joseph Christ. ―Konsep Menjadikan Murid Berdasarkan Matius 28:19-20.‖ Jurnal Teologi El-Shadday 3, no. 2 (2016): 7–33.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 443, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "———. ―Makna Ragi Dalam Ajaran Tuhan Yesus Tentang Kewaspadaan.‖ FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 1, no. 1 (2018): 68–91.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 443, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santo, Joseph Christ, dan Dapot Tua Simanjuntak. ―Pengaruh Keteladanan Hidup Gembala Sidang Terhadap Pertumbuhan Gereja.‖ KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta 2, no. 1 (2019): 28–41.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 434, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukardi, Y M Imanuel. ―Gereja Ekstra Biblikal Dan Tanggung Jawab Dalam Menyelesaikan Amanat Agung.‖ KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta 1, no. 2 (2019): 37–39. http://www.e- journal.stajember.ac.id/index.php/kharismata/article/view/22.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 442, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumiwi, Asih Rachmani Endang. ―Pembaharuan Pikiran Pengikut Kristus Menurut Roma 12:2.‖ Jurnal Teologi Berita Hidup 1, no. 1 (2018).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 443, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "———. ―Peran Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini.‖ Jurnal Teologi El-Shadday 3, no. 1 (2016): 55–68.", "type": "List item" } ]
0cc92e4b-1fbd-05bb-c08d-007f9817074f
http://www.teknika-ftiba.info/teknika/index.php/1234/article/download/124/107
[ { "left": 362, "top": 38, "width": 151, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TEKNIKA: Jurnal Teknik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 89, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2355-3553", "type": "Page header" }, { "left": 337, "top": 52, "width": 104, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "VOL. 7 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 800, "width": 162, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Universitas IBA website: www.teknika-ftiba.info email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 787, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 372, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "PERBANDINGAN PENGARUH PENGELASAN DENGAN PREHEAT DAN NON PREHEAT PADA LAS SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN BAJA", "type": "Section header" }, { "left": 261, "top": 158, "width": 74, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tarmizi Husni *", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 172, "width": 320, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "* Dosen Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA. email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 428, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Didalam proses produksi manufaktur, proses pengelasan menjadi proses yang sangat penting dan vital guna merekayasa dan mereparasi logam. Apabila kualitas yang dihasilkan dalam suatu proses atau pekerjaan pengelasan kurang maksimal tentu akan berpengaruh besar terhadap kualitas pekerjaan, tentunya juga terhadap keselamatan, baik terhadap keselamatan pekerjaan maupun keselamatan terhadap produk yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses preheat dan non preheat pengelasan terhadap kekuatan tarik dan kekerasan las SMAW . Dalam penelitian ini bahan yang digunakan berupa baja paduan rendah dengan tipe baja AISI 4340 dengan dimensi 20 mm x 180 mm. Proses preheating dilakukan dengan proses tempering pada suhu 300 0 C dengan waktu tempuh 1 (satu) jam. Pada pengelasannya dengan menggunakan las jenis SMAW . DC polaritas terbalik yaitu pemegang elektroda dihubungkan dengan kutub positif dan logam induk dihubungkan dengan kutub negatif. Jenis kampuh yang digunakan adalah kampuh V Ganda, dengan sudut 700, elektroda menggunakan E7016 dengan diameter 3,2 mm. Spesimen dilakukan pengujian tarik dan kekerasan. Dari penelitian ini ternyata pada kondisi preheat kekerasan yang didapat lebih rendah dibanding pada kondisi non preheat , sedangkan kekuatan tarik pada kondisi preheat didapat lebih besar dibandingkan pada kondisi non preheat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 345, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Preheat, pengelasan SMAW , kekuatan tarik, kekerasan, Baja AISI 4340.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 116, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 104, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1.1. Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 428, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dalam Proses manufaktur telah dikenal berbagai macam kegiatan proses, antara lain; proses pengecoran ( Metal Casting ), pembentukan ( Metal Forming ), permesinan ( Machining ), dan metalurgi serbuk ( powder metallur ). Produk dengan bentuk-bentuk yang rumit dan berukuran besar dapat dibuat dengan teknik-teknik tertentu. Proses pengelasan merupakan salah satu bagian dari proses pembentukan bahan dengan jalan menyambung dua buah atau lebih komponen menjadi satu bagian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 428, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pengelasan ( Welding ) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logarn tambahan dan menghasilkan sambungan yang kontinu. Secara konvesional cara-cara pengelasan dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu berdasarkan cara kerja dan berdasarkan energi yang digunakan. Pada cara pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya, sedangkan pada cara yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las mekanik dan seterusnya. [2]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 428, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "SMAW ( Shield Metal Arch Welding ) adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan mempergunakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimana–mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 – 200 Ampere. [4]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 137, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TEKNIKA: Jurnal Teknik VOL. 7 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 52, "width": 101, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2355-3553", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 162, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Universitas IBA website: www.teknika-ftiba.info email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 792, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 116, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1.2. Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 102, "width": 245, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 115, "width": 326, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1. Kekuatan tarik dan keuletan untuk kondisi Preheat dan Non Preheat.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 129, "width": 289, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2. Kekerasan kondisi Preheat di banding kondisi Non Preheat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 143, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 138, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2.1. Elektroda Terbungkus", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 428, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pengelasan dengan menggunakan las busur listrik memerlukan kawat las (elektroda) yang terdiri dari satu inti terbuat dari logam yang dilapisi lapisan dari 15 campuran kimia. Fungsi dari elektroda sebagai pembangkit dan sebagai bahan tambah. Elektroda terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang berselaput ( fluks ) dan tidak berselaput yang merupakan pangkal untuk menjepitkan tang las. Fungsi dari fluks adalah untuk melindungi logam cair dari lingkungan udara, menghasilkan gas pelindung, menstabilkan busur. Hal yang kurang menguntungkan adalah busur listriknya kurang mantap, sehingga butiran yang dihasilkan agak besar dibandingkan jenis lain. Dalam pelaksanaan pengelasan memerlukan juru las yang sudah berpengalaman. Sifat mampu las fluks ini sangat baik maka biasa digunakan untuk konstruksi yang memerlukan tingkat pengaman tinggi. Spesifikasi elektroda untuk baja karbon berdasarkan jenis dari lapisan elektroda ( fluks ). [3]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 153, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2.2. Mampu Las (Weld-ability)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 428, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Weld-ability atau mampu las adalah kemampuan suatu logam atau kombinasi logam yang dilas menjadi suatu konstruksi tertentu yang memiliki karakteristik dan sifat tertentu dan sanggup memenuhi persyaratan yang diinginkan. Pengertian yang lebih mudah dipahami dari sifat mampu-las ini adalah logam dengan sifat mampu las tinggi berarti mampu dilas dengan usaha yang minim. Jika suatu logam dilas tidak banyak memerlukan usaha-usaha diatas maka dapat dikatakan mampu las logam itu tinggi. [5]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 166, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2.3. Masukan Panas (Heat Input)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 428, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dalam pengelasan, untuk mencairkan logam induk dan logam pengisi diperlukan energi yang cukup, energi yang dihasilkan dalam operasi pengelasan berasal dari bermacam-macam sumber yang tergantung pada proses pengelasannya. Pada pengelasan busur listrik, sumber energi berasal dari listrik yang diubah menjadi energi panas. Energi panas ini sebenarnya hasil kolaborasi dari parameter arus las, tegangan las dan kecepatan pengelasan. Parameter ketiga yaitu kecepatan pengelasan ikut mempengaruhi energi pengelasan karena proses pemanasannya tidak diam ditempat akan tetapi bergerak dengan kecepatan tertentu. [1]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 428, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kualitas hasil pengelasan dipengaruhi oleh energi panas yang berarti dipengaruhi juga oleh arus las, tegangan dan kecepatan pengelasan. Hubungan antara ketiga parameter itu menghasilkan energi pengelasan yang dikenal dengan heat input (masukan panas).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 81, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2.4. Preheating", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 431, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Preheating adalah panas yang diberikan kepada logam yang akan dilas untuk men dapatkan dan memelihara preheat temperature, definisi dari AWS ( American Welding Society ). Preheat Temperature adalah suhu dari suatu logam induk ( base metal ) disekitar area yang akan dilas, yaitu sebelum pengelasan dimulai. Sedangkan pada multipass weld atau biasa disebut juga sebagai interpass temperature suhu antar pass (celah). [2]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 151, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 144, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.1. Diagram Alir Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 427, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Diagram Alir yang dilalui dalam penelitian ini dapat diperlihat melalui gambar 3. 1. di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 38, "width": 151, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TEKNIKA: Jurnal Teknik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 89, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2355-3553", "type": "Page header" }, { "left": 337, "top": 52, "width": 104, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "VOL. 7 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 787, "width": 162, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Universitas IBA website: www.teknika-ftiba.info email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Table" }, { "left": 216, "top": 498, "width": 166, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 105, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.2. Bahan dan Alat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 61, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.2.1. Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 592, "width": 335, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan bahan baku dengan spesifikasi sebagai berikut;", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 605, "width": 399, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1. Bahan berupa baja AISI 4340, dengan ukuran; panjang 180 mm dan diameter 20 mm", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 619, "width": 299, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2. Elektroda dengan jenis AWS E7016 dengan diameter 3,2 mm.", "type": "List item" }, { "left": 232, "top": 747, "width": 135, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.2 Bahan AISI 4340", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 137, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TEKNIKA: Jurnal Teknik VOL. 7 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 52, "width": 101, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2355-3553", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 162, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Universitas IBA website: www.teknika-ftiba.info email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 792, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 159, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.2.2. Peralatan Yang Digunakan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 425, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Guna membentuk spesimen yang akan dijadikan penelitian maka diperhunakan peralatan- peralatan sebagai berikut;", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 127, "width": 409, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1. Mesin Gergaji yang dipergunakan untuk memotong bahan yang akan dijadikan spesimen.", "type": "List item" }, { "left": 220, "top": 251, "width": 157, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.3. Mesin Gergaji Potong", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 276, "width": 254, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2. Kikir dipergunakan untuk meratakan sisa pengelasan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 290, "width": 398, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3. Amplas dipergunakan untuk menghaluskan permukaan bahan yang menjadi spesimen", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 303, "width": 337, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "4. Mesin Grinda Tangan dipergunakan untuk meratankan hasil pengelasan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 316, "width": 410, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "5. Mesin Bubut untuk membentuk spesimen sesuai dgn ukuran, seperti diperlihatkan dalam gambar 3.4. halaman dibawah ini,", "type": "List item" }, { "left": 240, "top": 452, "width": 117, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.4. Mesin Bubut", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 477, "width": 326, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "6. Stopwatch dipergunakan untuk menghitung waktu Dalam pengelasan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 490, "width": 410, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "7. Multimeter suhu dan termokopel yang dipergunakan untuk mengukur laju pendinginan pada pengelasan, sebagaimana gambar 3.5. dibawah ini.", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 621, "width": 216, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar. 3.5. Multimeter Suhu dan Termokopel", "type": "Caption" }, { "left": 103, "top": 647, "width": 370, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "8. Alat Bantu Pengelasan, sebagaimana diperlihat dalam gambar 3.6. dibawah ini;", "type": "List item" }, { "left": 219, "top": 747, "width": 163, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar. 3.6. Alat bantu pengelasan", "type": "Page footer" }, { "left": 362, "top": 38, "width": 151, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TEKNIKA: Jurnal Teknik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 89, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2355-3553", "type": "Page header" }, { "left": 337, "top": 52, "width": 104, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "VOL. 7 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 787, "width": 162, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Universitas IBA website: www.teknika-ftiba.info email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 88, "width": 410, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "9. Tungku Pemanas yang dipergunakan sebagai preheat treatment bahan sebelum pengelasan, tungku pemanas yang dipergunakan dalam penelitian seperti diperlihatkan dalam gambar 3. 7. halaman 6.", "type": "List item" }, { "left": 228, "top": 240, "width": 142, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar. 3.7. Tungku Pemanas", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 265, "width": 410, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "10. Mesin Las SMAW dan Perlengkapannya dipergunakan untuk membentuk spesimen, dalam penelitian ini dipergunakan mesin las busur listrik KRISBOW model Kw 14- 1003, 60 A – 315 A, AC/DC, sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 3.8 dibawah ini.", "type": "List item" }, { "left": 223, "top": 409, "width": 151, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar. 3.8. Mesin Las AC / DC", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 435, "width": 410, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "11. Mesin Mounting, yang dipergunakan untuk melakukan pembuatan pegangan spesimen dalam proses pengujian kekerasan.", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 574, "width": 138, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar. 3.9. Mesin Mounting", "type": "Caption" }, { "left": 103, "top": 599, "width": 410, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "12. Alat Uji Kekerasan, dalam penelitian ini mempergunakan alat uji kekerasan Vickers Hardnes Testing Machine HM-200. Standar JIS B 7725/ISO 6507-2/ASTM E 384, sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar 3.10. halaman 7.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 747, "width": 201, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar. 3.10. Mesin Uji Kekerasan Vickers", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 137, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TEKNIKA: Jurnal Teknik VOL. 7 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 52, "width": 101, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2355-3553", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 162, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Universitas IBA website: www.teknika-ftiba.info email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 792, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 88, "width": 407, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "13. Alat Uji Tarik yang dipergunakan adalah Gotech GT-7001–LC50. Standard ISO 6892- 1, JIS Z 2241, BS 18, ASTM E8.", "type": "List item" }, { "left": 228, "top": 231, "width": 142, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar. 3.11. Mesin Uji Tarik", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 135, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.3. Pembuatan Bahan Uji", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 215, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.3.1. Pembuatan Bahan Specimen pengujian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 427, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pembuatan bahan pengujian dilakukan sebagai berikut, pertama bahan di potong dengan mesin gergaji potong dengan ukuran panjang 90 mm dengan diameter 20 mm sebanyak 16 buah yang akan di buat kampuh V Ganda, sebagaimana diperlihatkan melalui gambar 3.12. di bawah ini .", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 426, "width": 139, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.12. Bahan Specimen", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 121, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Proses Preheat Treatment", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 427, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pada proses preheat treatment ini specimen yang telah di buat kampuh sebanyak 16 specimen dan yang akan di lakukan proses preheat treatment sebanyak 8 specimen dan Non preheat treatment sebanyak 8 specimen. Langkah pengujian preheat treatment sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 509, "width": 306, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1) Mempersiapkan bahan specimen yang akan di preheat treatment.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 524, "width": 381, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2) Mempersiapkan mesin tungku pemanas lalu masukkan specimen ke dalam mesin.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 537, "width": 365, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3) Hidupkan mesin kemudian atur suhu preheat 300 0 C dan waktu tempuh1 jam.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 553, "width": 410, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "4) Setelah 1 jam matikan mesin kemudian buka katub mesin lalu angkat specimen yang telah di lakukan preheat dan di lanjutkan dengan proses pengelasan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 174, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.3.2. Pembuatan Kampuh V Ganda", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 428, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pembuatan kampuh V Ganda menggunakan mesin bubut membentuk sudut 35 0 , Sehingga bila disambung akan terbentuk sudut 70 0 , seperti yang diperlihatkan melalui gambar 3.13. dan 3.14. di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 747, "width": 156, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.13. Specimen Uji Tarik.", "type": "Caption" }, { "left": 362, "top": 38, "width": 151, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TEKNIKA: Jurnal Teknik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 89, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2355-3553", "type": "Page header" }, { "left": 337, "top": 52, "width": 104, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "VOL. 7 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 787, "width": 162, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Universitas IBA website: www.teknika-ftiba.info email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 167, "top": 157, "width": 264, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.14. Bahan Yang Telah Dibuat Kampuh V Ganda", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 157, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.3.3. Benda Uji Kekuatan Tarik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 428, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pada pengujian kekuatan tarik ini specimen merujuk pada standar batang uji tarik untuk logam pada Standar JIS Z 2201 tahun 1998.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 317, "width": 216, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.15. Specimen yang akan Di Uji Tarik.", "type": "Caption" }, { "left": 223, "top": 428, "width": 152, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.16 Specimen Uji Tarik.", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 181, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.3.4. Benda Uji dan posisi Kekerasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 427, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pada pengujian kekerasan, menyiapkan benda uji yang telah di lakukan pengelasan kemudian di lakukan pemotongan pada bagian yang akan di uji kekerasannya yaitu Daerah las, HAZ, dan Logam induk.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 592, "width": 255, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.17. Bagian Benda yang akan di Uji Kekerasan", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 112, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.4. Proses Pengujian", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 149, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.4.1. Proses Preheat Treatment", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 656, "width": 427, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pada proses preheat treatment ini specimen yang telah di buat kampuhn sebanyak 16 specimen dan yang akan di lakukan proses preheat treatment sebanyak 8 specimen dan Non preheat treatment sebanyak 8 specimen . Langkah pengujian preheat treatment sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 696, "width": 307, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1) Mempersiapkan bahan specimen yang akan di preheat treatment.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 708, "width": 380, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2) Mempersiapkan mesin tungku pemanas lalu masukkan specimen ke dalam mesin.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 720, "width": 366, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3) Hidupkan mesin kemudian atur suhu preheat 300 0 C dan waktu tempuh1 jam.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 734, "width": 410, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "4) Setelah 1 jam matikan mesin kemudian buka katub mesin lalu angkat specimen yang telah di lakukan preheat dan di lanjutkan dengan proses pengelasan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 137, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TEKNIKA: Jurnal Teknik VOL. 7 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 52, "width": 101, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2355-3553", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 162, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Universitas IBA website: www.teknika-ftiba.info email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 792, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 117, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.4.2. Proses Pengelasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 428, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Proses pengelasan merupakan penyambungan semua specimen yang telah di buat kampuh dengan langkah- langkah yang dilakukan dalam proses pengelasan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 126, "width": 371, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1) Mempersiapkan mesin las SMAW AC/DC sesuai dengan pemasangan polaritas terbalik.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 151, "width": 410, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2) Mempersiapkan benda kerja yang akan dilas pada meja las dan alat bantu untuk specimen yang akan di las.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 176, "width": 409, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3) Posisi pengelasan dengan menggunakan posisi pengelasan mendatar atau bawah tangan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 188, "width": 410, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "4) Kampuh yang digunakan jenis kampuh V Ganda dengan sudut 70 0 , dan lebar celah 2 mm.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 214, "width": 401, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "5) Penelitian ini dipilih elektroda jenis AWS E7016,. dengan diameter elektroda 3,2 mm.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 227, "width": 410, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "6) Menyetel Ampere meter yang digunakan untuk mengukur arus pada posisijarum nol, kemudian salah satu penjepitnya dijepitkan pada kabel yang digunakan untuk menjepit elektroda. Mesin las dihidupkan dan elektroda digoreskan sampai menyala. Ampere meter diatur pada angka 110 A.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 278, "width": 410, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "7) Selanjutnya dilakukan pengelasan untuk spesimen dengan elektroda AWS E7016 sebanyak 8 (delapan) specimen. Pada saat pengelasan dipasang alat pengukur suhu yaitu termocopel, untuk mengukur suhu pengelasan dan pada saat pengelasan selesai, hidupkan stopwatch untuk mengetahui waktu laju pendingginan sampai ke suhu 500 0 C , dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan rata-ratanya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 141, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.4.3. Proses Pengujian Tarik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 427, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Prosedur dan pembacaan hasil pada pengujian tarik adalah sebagai berikut; Benda uji dijepit pada ragum uji tarik, setelah sebelumnya diketahui penampang, panjang awal dan ketebalannya. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 405, "width": 222, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1) Menyiapkan specimen benda yang akan diuji.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 417, "width": 333, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2) Hidupkan mesin uji tarik beserta pc yang ada di sebelah mesin uji tarik", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 430, "width": 206, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3) Ganti holding s pecimen untuk benda pejal", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 443, "width": 242, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "4) Ukur panjang specimen dan luas penampang nya .", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 455, "width": 387, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "5) Buka aplikasi uji tarik dari layar pc dan menentukan ukuran benda yang akan di uji", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 468, "width": 330, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "6) Lakukan pengujian dengan menekan tombol test pada mesin uji tarik .", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 481, "width": 409, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "7) Benda uji mulai mendapat beban tarik dengan menggunakan tenaga hidrolik 55 diawali 0 kg hingga benda putus pada beban maksimum yang dapat ditahan benda tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 506, "width": 410, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "8) Benda uji yang sudah putus lalu diukur berapa besar penampang dan panjang benda uji setelah putus.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 531, "width": 409, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "9) Gaya atau beban yang maksimum ditandai dengan putusnya benda uji terdapat pada layar digital dan dicatat sebagai data.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 557, "width": 409, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "10) Hasil diagram terdapat pada komputer yang ada pada meja pengujian tarik lalu hasil pengujian di print sebagai data pengujian.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 582, "width": 410, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "11) Hal terakhir yaitu menghitung kekuatan tarik, kekuatan luluh, perpanjangan reduksi penampang dan kelentingan dari data yang telah didapat dengan menggunakan persamaan yang ada.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 132, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3.4.4. Pengujian Kekerasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 428, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui kekeraan pada maing-masing daerah yaitu daerah logam lasan, Haz, Logam induk. Pengujian kekerasan ini di uji mengunakan alat uji kekerasan vickers lama waktu penekan 5 detik. Adapun Langkah pengujian kekerasan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 684, "width": 222, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1) Menyiapkan specimen benda yang akan diuji.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 696, "width": 157, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2) Hidupkan mesin uji kekerasan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 709, "width": 394, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3) Memberi garis warna pada daerah logam las, HAZ dan logam induk yang akan diuji.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 722, "width": 191, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "4) Meletakkan benda uji di atas landasan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 734, "width": 206, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "5) Menentukan beban utama sebesar 0.5 kgf.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 747, "width": 396, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "6) Menentukan waktu turun indentor ,waktu menekan indentor dan waktu naik indentor ,", "type": "List item" }, { "left": 362, "top": 38, "width": 151, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TEKNIKA: Jurnal Teknik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 89, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2355-3553", "type": "Page header" }, { "left": 337, "top": 52, "width": 104, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "VOL. 7 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 787, "width": 162, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Universitas IBA website: www.teknika-ftiba.info email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 88, "width": 170, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "7) Menentukan titik yang akan diuji.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 101, "width": 136, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "8) Menekan tombol indentor.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 114, "width": 409, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "9) Lihat hasil pengujian berupa gambar hasil penekanan lalu ukur panjang dan lebar luas penekanan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 139, "width": 261, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "10) Lalu tekan ok maka akan muncul hasil data pengujian.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 173, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "4. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 427, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dan pembahasan skripsi yang berjudul Pengaruh preheat dan non preheat las SMAW terhadap sifat mekanik pada baja AISI 4340.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 135, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "4.1. Hasil Pengujian Tarik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 427, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari hasil rata-rata pengujian tarik yang didapat dari dua metode pengelasan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 207, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 4.1. Hasil Keseluruhan Pengujian Tarik.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 308, "width": 418, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Bahan Uji Tegangan Tarik (σ) Regangan (ε) Reduksi penampang (RA) Reduksi penampang (RA) Modulus elastisitas (E) Kelentingan (μ) Kgf/mm2 % % Kgf/mm2 Kgf/mm2 Kgf/mm2 Raw Material 90 12 55 70 916,666 6,6 Preheat 65,785 5,148 41,938 61,870 1268,479 1,730 Non Preheat 56,293 3,758 28,981 53,383 1497,951 1,057", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 583, "width": 264, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Tegangan dan Regangan", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 428, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari grafik tegangan diatas maka di dapatlah data perbandingan antara perlakuan pengelasan, besarnya tegangan pada specimen las preheat sebesar 65,758 kgf/mm 2 dan besarnya tegangan pada specimen las non preheat sebesar 56,293 kgf/mm 2 mengalami penurunan dari pada specimen las preheat . Nilai regangan untuk specimen las preheat sebesar 5,184% dan nilai regangan untuk specimen las non preheat adalah sebesar 3,758% juga mengalami penurunan dari pada specimen las preheat . Makin besar tegangan pada sebuah benda, makin besar juga regangannya. Artinya, ΔX juga makin besar. Jadi tegangan terbesar dialami pengelasan menggunakan metode las preheat . maka regangan terbesar juga di alaminya. Dan pada nilai reduksi penampang untuk specimen las preheat dari tabel didapatkan data sebesar 41,938%. Dan nilai reduksi penampang untuk specimen las non preheat sebesar 28,981% mengalami peningkatan dari pada specimen las preheat. Bisa dikatakan specimen", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 422, "width": 263, "height": 131, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "0 20 40 60 80 100 Raw Material Pre Heat Non Pre Heat Tegangan", "type": "Picture" }, { "left": 380, "top": 455, "width": 36, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tarik (σ)", "type": "Table" }, { "left": 380, "top": 475, "width": 53, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Regangan (ϵ)", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 137, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TEKNIKA: Jurnal Teknik VOL. 7 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 52, "width": 101, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2355-3553", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 162, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Universitas IBA website: www.teknika-ftiba.info email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 792, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "yang dilas mengunakan metode las preheat lebih ulet dari specimen yang dilas mengunakan metode las non preheat yang rapuh dan getas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 171, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "4.2. Hasil Pengujian Kekerasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 141, "width": 428, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil rata rata pengujian kekerasan yang didapat dari pengelasan yang dilakukan preheat dan non preheat pengelasan yang telah dari hasil perhitungan dapat diperlihatkan sebagaimana tabel 4.2. dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 225, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 4.2. Data Keseluruhan Pengujian Kekerasan", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 206, "width": 409, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "No. Bahan Uji Nilai Kekerasan ( HV ) Logam las HAZ Logam induk 1 Raw Material - - 320 2 Dengan metode las preheat 337,8 351,3 221,3 3 Dengan metode las non preheat 361,6 543,16 320,36", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 555, "width": 360, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 5.2. Grafik Nilai Kekerasan Keseluruhan Pada Daerah las, Daerah HAZ, dan Daerah Logam induk", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 428, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel dan grafik pengujian kekerasan yang dilakukan bahwa bahan uji dengan pengelasan menggunakan metode las non preheat menghasilkan nilai kekerasan yang lebih tinggi yaitu sebesar 543,16 dibanding dengan mengunakan metode las preheat yang memberikan nilai sebesar 351,3 . Pada daerah HAZ ini dipengaruhi oleh besarnya panas yang masuk pada logam induk dan las, serta cepatnya laju pendinginan pada logam las karena terak yang dihasilkan sewaktu pengelasan langsung. Peristiwa ini yang menyebabkan terjadinya laju pendinginan yang cepat, pada daerah ini terjadinya kenaikan panas yang di hasilkan dari pengelasan maka daerah ini ikut menjadi keras dan laju pendinginan yang cepat dan fasa martensit juga terjadi pada daerah HAZ.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 367, "width": 193, "height": 157, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "0 100 200 300 400 500 600 Logam las HAZ Logam induk Nilai Kekerasan ( HV )", "type": "Picture" }, { "left": 357, "top": 374, "width": 61, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1 Raw Material", "type": "Table" }, { "left": 357, "top": 398, "width": 120, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2 Dengan metode las preheat", "type": "Picture" }, { "left": 357, "top": 421, "width": 104, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3 Dengan metode las non preheat", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 38, "width": 151, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TEKNIKA: Jurnal Teknik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 89, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2355-3553", "type": "Page header" }, { "left": 337, "top": 52, "width": 104, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "VOL. 7 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 787, "width": 162, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Universitas IBA website: www.teknika-ftiba.info email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 173, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "5. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 88, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "5.1. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 126, "width": 241, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari hasil kesimpulan penelitian ini maka didapatlah :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 139, "width": 400, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1. Kekuatan tarik dan keuletan untuk kondisi Preheat lebih besar di banding Non Preheat.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 164, "width": 331, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2. Kekerasan kondisi Preheat lebih kecil di banding kondisi Non Preheat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 59, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "5.2. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 428, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang treatment sesudah pengelasan (PWHT / Post Weld Heat Treatment ) untuk meminimalisir terjadinya retak dan mengurangi tegangan sisa yang terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 104, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 316, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Beumer B.J.M..(1994), Ilmu bahan logam , jakarta : Penerbit Bhratara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 428, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional Malang. (2015). Analisa Pengaruh Preheatretmen Terhadap sifat Mekanis Pada Proses Welding Baja AISI 4340 Setelah Carburising.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 428, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Fakultas Teknik Mesin Universitas IBA Palembang. Saputra Yusuf.(2016). Pengaruh Variasi Elektroda Pengelasan Busur Listrik (SMAW) Terhadap Kekuatan Tarik Baja dan Kekearasn Baja AISI 4337, Skripsi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 427, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Harsono Wiryosumarto Prof. Dr.Ir.,dan Okumura Toshie Prof. Dr.(2000). Teknologi Pengelasan Logam . Jakarta : penerbit Pradnya Paramita.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 428, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sonawan Hery, dan Suratman Rochim.(2003). Pengantar Untuk Memahami Proses Pengelasan Logam . Bandung: Penerbit Alfabeta.", "type": "Text" } ]
d4b642e3-bec8-45c5-6c3a-ed96a2cc422a
https://jurnal.ulb.ac.id/index.php/advokasi/article/download/385/371
[ { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 66, "width": 460, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERAN PENGAWASAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP LIMBAH INDUSTRI KARET OLEH PT HOCKLIE RUBBER LABUHANBATU", "type": "Section header" }, { "left": 284, "top": 114, "width": 33, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh:", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 130, "width": 159, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan, SH, M.Hum Dosen Tetap STIH Labuhanbatu", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 177, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 209, "width": 485, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan pemerintah dalam bidang pengawasan industri khususnya yang dihasilkan dari perkebunan, misalnya karet, sangat tidak asing lagi bagi kehidupan sosial. Peran pemerintah yang sangat penting terutama dalam melindungi serta pengawasan terhadap perindustrian dan memperkaya atau mempertinggi pengalaman perjalanannya dalam mencapai tujuan kesejahteraan. Peran atau peraturan-peraturan yang penting yang harus dibuat pemerintah untuk kepentingan tersebut adalah Peraturan perlindungan dan pengawasan terutama bagi PT maupun perusahaan yang bergerak dibidangnya masing-masing.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 305, "width": 485, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaturan Perundang-undangan industri Nomor 28 Tahun 2008 tentang pengembangan industri nasional yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri, dan yang memiliki struktur yang sehat dan berkeadilan, berkelanjutan, serta mampu memperkokoh ketahanan nasional memerlukan sebuah kebijakan industri nasional yang jelas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 375, "width": 302, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : pengawasan, pemerintah daerah, limbah industri", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 416, "width": 114, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 437, "width": 101, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.1 Latar Belakang", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 457, "width": 208, "height": 301, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membicarakan tentang peranan pemerintah dalam bidang pengawasan industri khusunya yang dihasilkan dari perkebunan, misalnya karet, sangat tidak asing lagi bagi kehidupan sosial. Peran pemerintah yang sangat penting terutama dalam melindungi serta pengawasan terhadap perindustrian dan memperkaya atau mempertinggi pengalaman perjalanannya dalam mencapai tujuan kesejahteraan. Peran atau peraturan- peraturan yang penting yang harus dibuat pemerintah untuk kepentingan tersebut adalah Peraturan perlindungan dan pengawasan terutama bagi Perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 416, "width": 208, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karet maupun perusahaan yang bergerak dibidangnya masing-masing. 1", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 457, "width": 208, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaturan Perundang-undangan industri No 28 Tahun 2008 tentang pengembangan industri nasional yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri, dan yang memiliki struktur yang sehat dan berkeadilan, berkelanjutan, serta mampu memperkokoh ketahanan nasional memerlukan sebuah kebijakan industri nasional yang jelas. 2", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 644, "width": 208, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Argumen diatas menunjukan dengan banyaknya produksi karet di indonesia serta pengelolaan pada pabrik", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 733, "width": 225, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Wahab, S. 2008. Manajemen Kepariwisataan dan Industri”. Penerbit PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Hlm. 1", "type": "Footnote" }, { "left": 344, "top": 769, "width": 83, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 www.geogle.co.id.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 66, "width": 208, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT Hocklie Rubber yang jelas akan", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 87, "width": 208, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "membawa dampak serta mengakibatkan pencemaran lingkungan terhadap masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 226, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan fenomena tersebut, maka posisi pemerintah akan mendapat peran yang sangat besar dalam pengawasan serta pemantauan di lingkungan indistri karet khususnya mengenai pencemaran limbah dari pabrik PT Hocklie Rubber. 1.2 Rumusan Masalah", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 294, "width": 208, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi. Perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 397, "width": 208, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bagaimana peran pemerintah dalam pengawasan terhadap limbah industri karet oleh PT. Hoclie Rubber Labuhan Batu?", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 480, "width": 208, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Apakah yang menjadi hambatan pemerintah dalam pengawasan terhadap limbah industri karet oleh PT. Hocklie Rubber Labuhan Batu?", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 563, "width": 113, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.3 Tujuan Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 584, "width": 208, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam pengawasan terhadap limbah industri karet oleh PT. Hocklie Rubber Labuhan Batu", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 666, "width": 208, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Untuk mengetahui hambatan yang muncul dalam pengawasan pemerintah terhadap limbah industri karet oleh PT. Hocklie Rubber Labuhan Batu.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 66, "width": 119, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.4 Manfaat Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 87, "width": 171, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun manfaat penelitian adalah:", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 107, "width": 61, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Manfaat", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 107, "width": 190, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "teoritis: menambah pengetahuan serta wawasan dibidang ilmu Hukum khususnya Hukum", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 170, "width": 208, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Negara (HAN) 2. Manfaat praktis: mendapatkan informasi yang lebih jalas dalam realita yang terjadi disebuah", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 252, "width": 190, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perusahaan/PT yang terkait dibawah pengawasan pemerintah yang berkaitan dengan pengawasan limbah industri karet terhadap lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 356, "width": 149, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 334, "top": 377, "width": 95, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Jenis penelitian", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 397, "width": 190, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengenai Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian Hukum, yaitu metode penyusunan yang mendeskripsikan fakta-fakta yang digali dari objek penelitian apakah sesuai atau tidak pelaksanaannya dengan peraturan perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 563, "width": 105, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Lokasi Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 584, "width": 190, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian akan dilakukan di PT Hocklie Rubber Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara (Sumut) yang merupakan unit analisis mengenai Pengelolaan Industri Karet.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 687, "width": 80, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Narasumber", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 708, "width": 190, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai narasumber adalah Pejabat PT. Hocklie Rubber serta orang-orang yang terkait dengan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 66, "width": 190, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "instansi di Perusahaan/PT yang berhubungan dengan implementasi pengelolaan Industri Karet guna untuk mendapatkan data primer yang mendukun proses penelitian,", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 170, "width": 190, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya: Direktur PT. Staff Pabrik serta masyarakat yang terkena dampak pencemaran limbah PT Hocklie", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 232, "width": 190, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rubber Provinsi Sumut, pihak pengelolah industri.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 273, "width": 208, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4 Responden atau informan Responden dalam penelitian ini adalah Pejabat Perusahaan/PT Provinsi Sumut.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 356, "width": 208, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5 Populasi dan cara pengambilan sampel", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 377, "width": 190, "height": 321, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan sampel diambil dari keseluruhan dari unit analisa serta keterangan-keterangan yang ciri- cirinya akan diduga Peneliti dapat meneliti seluruh elemen populasi atau meneliti mengambil sebagian dari elemen-elemen populasi yang disebut dengan sample atau contoh namun karena banyaknya jumlah elemen populasi dan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga yang tersedia maka dalam penelitian ini penulis hanya mengambil beberapa responden dari populasi yang ada yaitu dengan mengambil keterangan dari Kantor PT Hocklie Rubber/Perusahaan di Sumut.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 708, "width": 177, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.6 Penyusunan dan metode analisis", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 728, "width": 190, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah data-data terkumpul dari berbagai hasil pegumpulan data", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 66, "width": 190, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang ada, selanjutnya penulis megadakan analisa data yaitu proses peyederhanaan data dalam bentuk yang mudah diinterpretasikan serta dimengerti oleh orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 170, "width": 193, "height": 383, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dilihat penelitian ini menggunakan analisa kualitatif yang berupa meyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan. Analisa ini memandang data sebagai produk dari proses memberikan interprestasikan peneliti yang ada didalamnya sudah terkandung makna yang mempunyai refrensi pada nilai. Dengan demikian data yang dihasilkan merupakan konstuksi interaksi antara peneliti dengan informan. Kegiatan analisis dalam penelitian kualitatif hanya merupakan rekonstruksi sebelumnya. Dari pandangan tersebut penelitian kualitatif memproses data penelitian dari reduksi data, penyajian data sampai pada pegambilan kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 563, "width": 87, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.7 Sumber Data", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 584, "width": 190, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengenai Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu dengan menggunakan:", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 646, "width": 190, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Sumber data primer, yaitu data serta keterangan yang diperoleh dari penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 66, "width": 190, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Sumber data sekunder yaitu berupa data atau hal-hal yang mendukung sumber data primer.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 128, "width": 172, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan-bahan tersebut dapat dibedakan: Kedalam Bahan", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 170, "width": 172, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum primer yaitu bahan Hukum yang mengikat terdiri dari norma- norma kaidah dasar (UUD 1945) sebagai pedoman pengaturan atas Undang-undang dibawahya serta Undang-undang No 28 Tahun 2008 Tentang Perindustrian.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 314, "width": 190, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian tidak terlepas dari pengaturan pengawasan pemerintah sesuai Pasal 09 tentang pengawasan dan pengendalian industri oleh pemerintah, yang telah menjadi keputusan walikota sesuai pada Pasal 09 ayat (1).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 459, "width": 190, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketentuan diatas merupakan salah satu dasar pemikiran penulis untuk melakukan penelitian sesuai dengan data-data di lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 563, "width": 225, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 584, "width": 208, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Pengawasan serta pemantauan oleh", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 604, "width": 190, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Daerah mengenai Pencemaran Limbah Pabrik Terhadap Lingkungan Di PT Hoclie Rubber", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 687, "width": 184, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Upaya Pengawasan Pemerintah", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 708, "width": 190, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Daerah melaksanakan pengawasan", "type": "Table" }, { "left": 175, "top": 728, "width": 108, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan pengendalian", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 749, "width": 189, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap kegiatan usaha yang", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 66, "width": 190, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menimbulkan dampak lingkungan. Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Tim yang ditetapkan dengan keputusan Bupati. Dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kepada setiap usaha, perusahaan dan industri diwajibkan untuk melakukan pendaftaran ulang (Heregistrasi) setiap", "type": "Text" }, { "left": 509, "top": 252, "width": 33, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tahun.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 273, "width": 190, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendaftaran Ulang (Heregistrasi)", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 294, "width": 190, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenakan pembayaran sebesar 10% dari Retribusi awal. 3", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 377, "width": 75, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Ketentuan", "type": "List item" }, { "left": 370, "top": 377, "width": 172, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelanggaran terhadap Lingkungan yang di sebabkan oleh Limbah Pabrik Pasal 25", "type": "Table" }, { "left": 453, "top": 439, "width": 88, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 460, "width": 112, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nomor 9 Tahun 2005", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 480, "width": 172, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketentuan tersebut adalah: a. Membuang limbah cair, limbah padat yang belum diolah ke dalam media lingkungan", "type": "Table" }, { "left": 370, "top": 584, "width": 169, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Menimbulkan kebisingan, bau- bauan, asap dan debu", "type": "List item" }, { "left": 370, "top": 625, "width": 172, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Menghalangi petugas pada saat dilakuan pemeriksaan", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 731, "width": 225, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Data Lapangan. Hasil Pemantauan Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2012.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 66, "width": 172, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Menyembunyikan kebenaran informasi berkaitan dengan dugaan pencemaran lingkungan", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 149, "width": 190, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Menggunakan izin selain dari yang ditentukan dalam izin. Ketentuan diatas dinyatakan dalam penelitian serta fakta yang terjadi dalam pencemaran lingkungan yang disebabkan operasional PT Hocklie Rubber sehingga pemerintah mempunyai upaya sebagai pemnatau atau melakukan pengawasan terhadap dampak lingkungan yang di sebabkan oleh pabrik. 4", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 397, "width": 167, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Perbandingan Dasar hukum", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 418, "width": 188, "height": 239, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Pencemaran Limbah Sebelum otonomi daerah, peraturan pemerintah yang berkaitan dengan pengolahan limbah cair adalah PP Nomor 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air yang memberikan wewenang kepada Gubernur selaku Kepala Daerah TK. I untuk mengidentifikasi sumber- sumber pencemaran air dan atas hasil identifikasi tersebut Gubernur dapat menetapkan", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 646, "width": 187, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tindaklanjut pengendaliannya. Dengan telah", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 687, "width": 188, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berlakunya otonomi daerah, maka peraturan pemerintah yang mengatur", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 27, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 352, "top": 66, "width": 188, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masalah pengolahan limbah cair ini telah digantikan dengan PP Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, dimana kewenangan pengaturan pengolahan limbah cair dialihkan kepada Bupati/Walikota.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 232, "width": 188, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kegiatan yang Telah Dilakukan Oleh Pemerintah Daerah Dalam Pengawasan Limbah Pabrik PT Pemerintah Daerah di daerah sampel yang dikunjungi yaitu PT, telah melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup seperti:", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 397, "width": 191, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Penetapan aturan ijin gangguan (ijin HO) yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh suatu industri,pabrik, PT untuk melakukan kegiatan usahanya.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 521, "width": 188, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Mengenakan kewajiban untuk menyediakan sarana instalasi pengolahan air limbah (IPAL).", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 584, "width": 188, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Pemda dengan cara melakukan training internal dengan mengundang trainer dari luar daerah. Disamping itu dilakukan juga pengiriman staf ke daerah lain yang lebih maju dalam pengelolaan limbah, baik untuk", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 66, "width": 170, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keperluan pelatihan maupun studi banding.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 107, "width": 188, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pengawasan langsung kelapangan yang dilakukan secara rutin. Selain itu, dilakukan juga", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 170, "width": 169, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengawasan insidentil yang", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 190, "width": 170, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sifatnya dadakan berdasarkan laporan dari masyarakat sehubungan dengan terjadinya penyimpangan dalam", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 273, "width": 188, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembuangan limbah cair oleh suatu usaha/industri. 1. Pengawasan pengelolaan limbah oleh Pemerintah Daerah", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 356, "width": 188, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Labuhanbatu Selama ini pengawasan, pengendalian dan pengelolaan limbah dikaitkan dengan gangguan terhadap lingkungan, sehingga peraturan yang berkaitan dengan industri yang menghasilkan limbah di akomodir dalam ijin gangguan (ijin HO). Coverage Ijin HO sangat luas dimana termasuk didalamnya gangguan berupa polusi udara, suara, air, dan bahaya serta hal-hal lain.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 604, "width": 188, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implikasinya adalah kesulitan dalam pengalokasian penerimaan dengan pengeluaraan daerah yang ditujukan untuk melakukan pengelolaan dan pengawasan limbah cair.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 708, "width": 188, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, dalam pengawasan pemerintah perlu adanya pemisahan pungutan antara yang", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 66, "width": 188, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sifatnya gangguan secara umum (ijin HO) dan pungutan yang berkaitan dengan perijinan pembuangan limbah cair (retribusi perijinan pembuangan limbah cair).", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 170, "width": 188, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kesadaran Aparat Pemerintah", "type": "List item" }, { "left": 370, "top": 190, "width": 41, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daerah", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 211, "width": 188, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di setiap daerah yang dikunjungi akan selalu diperoleh jawaban bahwa pimpinan daerah (Bupati) sangat mendukung gerakan yang berkaitan dengan penanggulangan masalah limbah khususnya dan lingkungan hidup pada umumnya. Namun dalam kenyataan, kondisi sungai didaerah yang dikunjungi masih menunjukkan adanya pencemaran yang terus berjalan.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 459, "width": 188, "height": 301, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini terjadi karena dukungan dari aparat Pemerintah Daerah belum sebagaimana yang seharusnya. Dilihat dari upaya penggalangan dana tampak sekali ketidakseriusan Pemerintah Daerah dalam mengumpulkan dana untuk pengawasan, pengendalian dan pengelolaan limbah cair. Dari delapan daerah yang dikunjungi misalnya baru sekitar tiga kota yang telah membuat rancangan peraturan daerah yang berkaitan dengan limbah cair. Sedangkan daerah yang lain baru sebatas wacana atau bahkan ada", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 66, "width": 188, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "daerah yang samasekali belum memikirkan perlunya suatu peraturan yang berkaitan dengan pengawasan, pengendalian dan pengelolaan limbah cair.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 170, "width": 188, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa hal yang menyebabkan keengganan dari Pemerintah Daerah untuk membuat perda retribusi perijinan pembuangan limbah cair adalah:", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 273, "width": 188, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Daerah lebih disibukkan oleh hal- hal yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran daerah, sehingga aparat", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 356, "width": 170, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Daerah beserta DPRD", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 377, "width": 170, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih berkonsentrasi terhadap pembuatan perda yang berkaitan dengan anggaran, seperti masalah DAU/DAK dan juga Pajak Daerah dan retribusi yang nilai", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 480, "width": 170, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perolehannya tinggi seperti", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 501, "width": 169, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "retribusi IMB, Ijin Trayek.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 521, "width": 170, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akibatnya, pembahasan raperda yang berkaitan dengan lingkungan hidup ini mengalami penundaan dan menjadi prioritas nomor sekian.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 625, "width": 188, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Disamping itu, kurang antusiasnya", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 646, "width": 170, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemda dalam membuat perda yang berkaitan dengan lingkungan hidup karena potensinya tidak begitu besar bila dibandingkan dengan retribusi yang lain atau penerimaan lain diluar retribusi.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 87, "width": 190, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pendanaan dalam pembuangan limbah cair pada PT Hocklie", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 128, "width": 169, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rubber Masalah pendanaan", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 170, "width": 188, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan masalah yang klise dimana-mana tidak terkecuali pendanaan dalam masalah pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap PT Hocklie Rubber mengenai pengendalian dan pengelolaan limbah cair.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 314, "width": 188, "height": 343, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan informasi yang diterima di daerah Kabupaten Labuhanbatu, terjadinya pencemaran sungai dan lingkungan oleh limbah baik limbah padat maupun limbah cair dari industri karet terus berjalan dan Pemerintah Daerah seperti tidak berdaya dalam menangani masalah ini. Kendala yang paling menonjol adalah masalah dana, karena kegiatan pengawasan, pengendalian dan pengelolaan limbah cair memerlukan biaya yang cukup besar. Apalagi biaya yang diperlukan untuk melakukan konservasi terhadap lingkungan sungai yang telah tercemar. 5", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 666, "width": 188, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk itu, diperlukan juga pembangunan sarana dan prasarana", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 742, "width": 225, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Laporan Pemantauan Lingkungan Pabrik PT. Tahun 2010-2012 .", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 66, "width": 96, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "apakah berupa", "type": "Table" }, { "left": 212, "top": 66, "width": 68, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "laboratorium,", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 87, "width": 188, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peralatan, pendidikan keahlian dan pengetahuan pegawai yang kesemuanya memerlukan dana yang cukup besar.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 170, "width": 188, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sisi lain biaya yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk pengawasan, pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup umumnya dan limbah cair khususnya sangat kecil. Sehingga merupakan suatu hal yang wajar bila unit teknis yang terkait langsung dengan masalah limbah menemui kesulitan dalam melaksanakan program yang sudah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 397, "width": 188, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk melihat pengawasan serta pemantauan pemerintah kota Jambi, maka dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 480, "width": 153, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABEL. I Keterangan Flow Chart Alur", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 522, "width": 225, "height": 255, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Produksi PT 2012 MILLING PROCESS No Name No Name 1 Law Material Tank 16 Rotary Screen 2 Breaker 17 Blending Tank 3 3 Screw Gonveyor 18 Bucket 4 Belt Conveyor 19 Blending Cutter 5 Blending Tank 1 20 Screw Gonveyor 6 Bucket 21 Crever 1 7 Screw 22 Crever 2", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 67, "width": 223, "height": 208, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cutter 8 Cakar 23 Shredder 9 Screw Conveyor 24 Shredder tank 10 Belt Conveyor 25 Cakar 11 Blending Tank 2 26 Crever 3 12 Cakar 27 Crever 4 13 Hammer Mill 28 Crever 5 14 Hammer Mill Tank 29 Weighing Scale 15 Vortex Pump 30 Lift 1.2.3", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 299, "width": 188, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas dapat dilihat keseriusan pemerintah masing-masing kota dalam melakukan pengawasan, pengendalian dan pengelolaan", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 400, "width": 94, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lingkungan hidup. 6", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 423, "width": 188, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini akan membawa dampak negatif bagi program pemerintah dalam melakukan pemantauan terhadap pabrik industri yang bergerak di bidang pengelolaan karet di Sumut yang saat ini sering menimbulkan dampak lingkungan akibat pencemaran pada limbah cair.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 588, "width": 188, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan adanya data tabel yang di buat oleh pihak pemerintah sebagai pengawasan, maka dapat dilihat tentang kondisi oprasional", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 717, "width": 223, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Data Tabel Keterangan Flow Chart Alur Produksi PT 2012", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 66, "width": 188, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pabrik yang sedang aktif dalam", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 66, "width": 87, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perindustriannya.", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 87, "width": 56, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABEL II", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 108, "width": 418, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan Crumbing Process dalam pengelolaan industri karet Provinsi Sumut Tahun 2012.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 170, "width": 349, "height": 301, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Milling Process No Name No Name 1 Hangging Room (KGA) 46 Weighing Scale 2 Crecer 47 Metal Detector 3 Crever Tank 48 Bungkus SIR 4 Shredder 49 Belt Conveyor 5 Shredder Tank 50 Packing 6 Vortex Pump 51 7 Trilley Feeder 52 8 Drier Unit 53 9 Pemeraman 54 10 Cooling 55 11 Cabut Cake 56 12 Waighing Scale 57 13 Pressing Machine 58 14 Roller Conveyor 59 15 Slacther (Chek Bales) 60 Daftar tabel II diatas", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 481, "width": 188, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukan pemantauan oleh pihak pemerintah dalam kadar limbah yang di hasilkan oleh PT Hocklie Rubber sebagai Controling untuk mengetahui besar kecilnya dampak limbah yang di hasikan oleh pabrik.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 605, "width": 188, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian dapat di harapkan agar pihak-pihak terkait dalam penglolaan industri dapat mengantisipasi limbah sebagai dampak negatif dari Perusahaan atau industri. 7", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 27, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Ibid.", "type": "Page footer" }, { "left": 352, "top": 481, "width": 190, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Sarana dan prasarana pengelolaan limbah Dalam pengawasan,", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 543, "width": 188, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengendalian dan pengelolaan limbah cair pada PT Hocklie Rubber diperlukan beberapa sarana yang bisa dimiliki oleh Pemerintah Daerah atau perusahaan/industri dan pihak swasta lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 667, "width": 188, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sarana yang dipunyai oleh pemerintah daerah adalah", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 709, "width": 188, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "laboratorium pemeriksaan limbah cair, yang juga dimiliki oleh pihak swasta atau BUMN. Sedangkan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 66, "width": 188, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sarana instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dipunyai oleh", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 107, "width": 188, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perusahaan/industri berkaitan dengan usaha mereka yang menghasilkan limbah cair.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 170, "width": 188, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di daerah sampel yang dikunjungi, hampir semua Pemerintah Daerah mempunyai laboratorium, baik yang dimiliki oleh dinas kesehatan, dinas perindag atau", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 273, "width": 110, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bapedalda daerah", "type": "List item" }, { "left": 225, "top": 273, "width": 55, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 294, "width": 188, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Labuhanbatu. Namun di daerah tertentu laboratorium pemeriksaaan juga dimiliki oleh non pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 356, "width": 188, "height": 156, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sarana laboratorium yang dimiliki daerah saat ini masih berjalan sendiri-sendiri dalam arti lain bahwa pendapatan yang diperoleh tidak dialokasikan untuk keperluan pengawasan, pengendalian dan pengelolaan limbah cair industri karet pada umumnya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 521, "width": 188, "height": 239, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini terjadi karena belum adanya suatu perda dalam bentuk retribusi yang berkaitan dengan pemeriksaan limbah cair industri karet yang dihasilkan oleh industri itu sendiri. Di beberapa daerah penentuan tarif pemeriksaan limbah cair ini dilakukan oleh pihak laboratorium sehingga seolah-olah terlepas dari pemerintah daerah. Hal ini tentunya mengandung kelemahan karena potensi pendapatan daerah yang", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 66, "width": 188, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seharusnya bisa di alokasikan untuk pengawasan, pengendalian dan pengelolaan limbah cair menjadi kurang efektif, karena digunakan untuk keperluan lain.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 190, "width": 92, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Faktor-faktor", "type": "List item" }, { "left": 370, "top": 190, "width": 170, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendukung penerapan Retribusi Perijinan", "type": "Table" }, { "left": 370, "top": 232, "width": 170, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuangan Limbah Cair di", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 253, "width": 41, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daerah", "type": "Table" }, { "left": 370, "top": 253, "width": 169, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Labuhanbatu", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 294, "width": 188, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disamping permasalahan yang ada seperti dikemukakan diatas, ada beberapa hal yang mendukung pelaksanaan perijinan pembuangan air limbah, Seperti:", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 397, "width": 188, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Peraturan yang ada berkaitan dengan limbah cair selama ini belum ada, sedangkan aturan yang ada berkaitan dengan hal tersebut adalah ijin gangguan (ijin HO) yang coverage nya terlampau luas sehingga penanganan limbah cair di Daerah belum tercover dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 584, "width": 188, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pimpinan Daerah, pada prinsipnya sangat mendukung hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup sehingga ide penggalian dana untuk hal tersebut dalam bentuk retribusi akan mendapat dukungan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 728, "width": 188, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Anggaran pembangunan untuk lingkungan hidup dan tata ruang", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 66, "width": 169, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "di daerah umumnya dapat dikatakan rendah. Karenanya,", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 107, "width": 170, "height": 177, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penggalian potensi dana untuk lingkungan hidup, khususnya untuk pengelolaan dan pengawasan limbah cair industri karet pastilah merupakan hal yang akan sangat membantu dalam mengatasi permasalahan kekurangan dana yang dialami selama ini. 8", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 294, "width": 188, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Masyarakat wajib retribusi yang ada didaerah khususnya industri pada umumnya tidak berkeberatan", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 356, "width": 170, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan diterapkannya perda retribusi perijinan atas pembuangan limbah cair sepanjang uang yang mereka bayarkan kepada pemerintah", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 459, "width": 170, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "daerah benar-benar digunakan untuk keperluan memperbaiki", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 501, "width": 141, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lingkungan hidup di daerah.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 542, "width": 190, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Peraturan Daerah dalam pengawasan Industri terhadap pencemaran limbah menurut", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 604, "width": 172, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang No 9 Tahun 2005", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 694, "width": 225, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Djoko Pitojo dan Dieter Bielenstein (Penyunting), 1995. Kebijakan Lingkungan dan Kesempatan Kerja: Kontroversi Tiada Akhir, Jakarta: YTK dan Friedrich-Ebert-Stiftung (FES). Hlm 119.", "type": "Footnote" }, { "left": 370, "top": 66, "width": 172, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Izin Industri yang berkaiatan dengan pencemaran limbah", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 107, "width": 154, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Bahwa dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan pengendalian bagi", "type": "List item" }, { "left": 406, "top": 170, "width": 136, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kegiatan usaha yang menimbulkan dampak terhadap kelestarian lingkungan, maka", "type": "Table" }, { "left": 406, "top": 252, "width": 136, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dipandang perlu adanya peraturan mengenai Izin penggunaan", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 314, "width": 157, "height": 384, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu tentang Izin gangguan bagi kegiatan usaha, Perusahaan dan Industri tidak sesuai lagi dengan lajunya perkembangan dunia usaha, sehingga perlu dirubah dan diganti dengan peraturan baru yang sesuai dengan leadaan lingkungan. 3) Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, dipandang perlu untuk membentuk Peraturan Daerah tentang Izin Gangguan Bagi", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 66, "width": 171, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Usaha, Perusahaan dan Industri. 9 b. Ketentuan Perizinan", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 128, "width": 154, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Setiap orang peribadi atau", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 149, "width": 154, "height": 466, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "badan yang menjalankan kegiatan usaha, Perusahaan dan Industri yang menimbulkan gangguan seperti limbah wajib memiliki Izin Gangguan dari Bupati 2) Untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemohon harus mengajukan permohonan kepada Bupati melalui Bapedalda Kabupaten dengan melampirkan persayaratan sebagai berikut: a) Mengisi formulir Permohonan dengan dibubuhi materai serta melampirkan pas photo terbaru 4x3 sebanyak 3 lembar b) Photo copy KTP", "type": "Table" }, { "left": 147, "top": 625, "width": 136, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Photo copy sertifikat tanah atau bukti perolehan hak / IMB", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 742, "width": 226, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Peraturan Perungang-undangan Republik Indinesi No. 9 Tahun 2005.", "type": "Footnote" }, { "left": 406, "top": 66, "width": 136, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Photo copy tanda pelunasan PBB tahun terakhir sesuai tempat peruntukan tanah", "type": "List item" }, { "left": 406, "top": 149, "width": 136, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) Persetujuan tetangga", "type": "List item" }, { "left": 424, "top": 170, "width": 118, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terdekat yang diketahui oleh ketua RT, RW, dan Kepala Dusun/", "type": "Table" }, { "left": 406, "top": 232, "width": 139, "height": 114, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepala Lingkungan setempat. Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga dipenuhi persyaratan sebagai", "type": "Table" }, { "left": 406, "top": 356, "width": 40, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berikut:", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 377, "width": 154, "height": 197, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Bagi kegiatan usaha yang berstatus badan hukum / badan usaha harus dilengkapi dengan photo copy Akte pendirian perusahaan, pabrik, serta PT dan bagi Koperasi dilengkapi dengan photo copy Anggaran dasar yang sudah disahkan 10", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 584, "width": 154, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Bagi kegiatan industri dilengkapi dengan Rencana tata letak instalasi mesin / peralatan dan perlengkapan bangunan industri yang telah disetujui oleh pimpinan perusahaan serta", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 755, "width": 27, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Ibid.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 147, "top": 66, "width": 136, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagian akhir proses produksi dilengkapi dengan daftar bahan baku / penunjang dan bagian akhir pengolahan limbah", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 170, "width": 154, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Bagi kegiatan usaha yang", "type": "List item" }, { "left": 147, "top": 190, "width": 136, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menimbulkan dampak lingkungan serta gangguan besar dan harus dilengkapi dengan Rekomendasi dari Lurah/Kepala Desa", "type": "Table" }, { "left": 147, "top": 294, "width": 49, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "setempat.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 314, "width": 99, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Ketentuan Pasal", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 335, "width": 172, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasal 3 disebutkan bahwa: Setelah memenuhi semua persyaratan sebagaimana", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 397, "width": 172, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3), dilakukan penelitian lokasi tempat usaha. Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam Berita Acara, sebagai bahan pertimbangan Bupati dalam", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 542, "width": 84, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menerbitkan izin", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 563, "width": 172, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Pasal 4 mengenai Izin gangguan diterbitkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak persyaratan dinyatakan lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3). Izin sebagaimana dimaksud pada ayat", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 708, "width": 172, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1) berlaku selama 5 (lima) tahun. Dalam Pasal 5", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 749, "width": 172, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penambahan luas tempat usaha", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 66, "width": 172, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan penambahan jumlah peralatan perlengkapan usaha harus", "type": "Table" }, { "left": 370, "top": 107, "width": 172, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendapat persetujuan Bupati. Setelah diperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), izin dapat diperbaharui.", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 190, "width": 172, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasal 6 mengenai Izin gangguan hanya berlaku bagi tempat usaha sebagaimana tertera dalam izin", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 273, "width": 172, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasal 7 Apabila pemegang izin menghentikan atau menutup usahanya, maka yang bersangkutan harus melaporkan kepada Kepala Bapedalda.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 377, "width": 190, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasal 8 mengenai Bupati dapat melimpahkan", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 397, "width": 190, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wewenang penandatanganan izin gangguan kepada Kepala Bapedalda. Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 501, "width": 206, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hal-hal yang Perlu Dicantumkan dalam Pemberian Izin Pembuangan Limbah Cair Pada PT Hockli Rubber", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 563, "width": 188, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam PP No. 82 tahun 2001 serta peraturan perundang-undangan Tahun 2008, ditetapkan kriteria-kriteria tentang ijin pembuangan limbah cair yang dapat diberikan kepada industri yang harus mencantumkan hal-hal berikut:", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 708, "width": 170, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kewajiban untuk mengolah limbah", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 66, "width": 170, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Persyaratan mutu dan kuantitas limbah cair yang boleh dibuang kemedia", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 128, "width": 60, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lingkungan", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 149, "width": 170, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Persyaratan cara pembuangan air limbah", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 190, "width": 170, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Persyaratan untuk mengadakan sarana dan prosedur serta penanggulangan keadaan darurat", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 294, "width": 170, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Persyaratan untuk melakukan pemantauan mutu dan debit air limbah", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 356, "width": 170, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Persyaratan lain yang ditentukan oleh hasil pemeriksaan analisis", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 418, "width": 152, "height": 135, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengenai dampak lingkungan yang erat kaitannya dengan pengendalian pencemaran air bagi usaha dan atau kegiatan yang wajib melaksanakan analisis mengenai dampak lingkungan", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 563, "width": 170, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Larangan pembuangan secara sekaligus dalam satu saat atau pelepasan dadakan", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 625, "width": 170, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. Larangan untuk melakukan pengenceran limbah cair", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 666, "width": 152, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam upaya penataan batas kadar yang dipersyaratkan", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 708, "width": 170, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i. Kewajiban melakukan", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 728, "width": 151, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "swapantau dan kewajiban", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 66, "width": 152, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk melaporkan hasil swapantau.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 107, "width": 208, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sanksi Administrasi bagi Pelanggaran Lingkungan yang disebabkan oleh Pencemaran Limbah Pabrik", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 170, "width": 190, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dalam Pasal 26 disebutkan bahwa setiap orang atau badan yang melakukan pelanggaran", "type": "Table" }, { "left": 370, "top": 232, "width": 172, "height": 93, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagaimana diatur dalam pasal 2 ayat (1), dikenakan sanksi administrasi berupa penghentian sementara kegiatan usaha dan denda sebesar:", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 335, "width": 172, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk gangguan besar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) Untuk gangguan sedang Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 418, "width": 172, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk gangguan kecil Rp.", "type": "Table" }, { "left": 370, "top": 439, "width": 172, "height": 31, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah)", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 480, "width": 190, "height": 135, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pasal 27: Setiap orang atau badan yang melakukan pelanggaran sebagaimana diatur dalam pasl 5 ayat (1) dikenakan sanksi administrasi berupa penghentian atau penutupan tempat usaha dan denda sebesar:", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 625, "width": 172, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk gangguan besar Rp.", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 646, "width": 145, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5.000.000,- (lima juta rupiah)", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 666, "width": 171, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk gangguan sedang Rp.", "type": "List item" }, { "left": 370, "top": 687, "width": 142, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.000.000,- (tiga juta rupiah)", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 708, "width": 172, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk gangguan kecil Rp.", "type": "Table" }, { "left": 370, "top": 728, "width": 146, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.000.000,- (satu juta rupiah)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 66, "width": 190, "height": 135, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Dalam Pasal 28: Setiap orang atau badan usaha yang melakukan pelanggaran sebagaimana diatur dalam pasal 9 ayat (3) dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% perbulan dari retribusi terhutang.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 211, "width": 190, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Dalam Pasal 29: Setiap orang atau badan hukum yang melakukan pelanggaran sebagaimana diatur dalam pasal 24 huruf b, dikenakan", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 294, "width": 172, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sanksi administrasi berupa", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 314, "width": 172, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pencabutan sementara izin gangguan yang telah diterbitkan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 356, "width": 190, "height": 156, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Dalam Pasal 30: Setiap orang atau badan hukum yang melakukan pelanggaran sebagaimana diatur dalam pasal 24 huruf d dan pasal 25 huruf a dan huruf b, dikenakan sanksi berupa penghentian kegiatan usaha atau penutupan tempat usaha dan denda sebesar:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 521, "width": 172, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk gangguan besar Rp.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 542, "width": 172, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) Untuk gangguan sedang Rp.", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 604, "width": 172, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15.000.000,- (lima belas juta rupiah)", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 646, "width": 172, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk gangguan kecil Rp.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 666, "width": 167, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 687, "width": 208, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Ketentuan Pidana dalam Pasal 34", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 708, "width": 190, "height": 31, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Pencemaran Limbah Pabrik", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 66, "width": 190, "height": 135, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap orang atau badan yang dengan sengaja menjalankan kegiatan usaha yang telah dihentikan, ditutup atau yang telah dicabut izinnya sebagaimana yang diatur dalam Pasal 26, 27, 29, dan Pasal 30 dipidana kurungan paling lama: 11", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 211, "width": 190, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Enam bulan atau denda sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk kegiatan usaha gangguan besar.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 294, "width": 190, "height": 114, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Tiga bulan atau denda sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima jura rupiah) untuk kegiatan usaha gangguan sedang. Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 418, "width": 208, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Teknik Pengolangan Limbah Cair", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 439, "width": 190, "height": 218, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai Upaya Penanggulanan Pencemaran Limbah terhadap Lingkungan Berbagai teknik pengolahan Limbah Pabrik untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik- teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 666, "width": 134, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. pengolahan secara fisika b. pengolahan secara kimia", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 742, "width": 225, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Pasal 34. Undang-undang. Nomor. 9 Tahun 2005 .", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 66, "width": 140, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. pengolahan secara biologi", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 87, "width": 190, "height": 94, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelolaan secara fisika Pada umumnya sudah pernah dilakukan oleh beberapa Perusahaan di Sumut untuk mencegah dampak limbah terhadap lingkungan. Sebelum", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 190, "width": 190, "height": 115, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 314, "width": 190, "height": 218, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap. 12", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 542, "width": 190, "height": 177, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Begitu juga dengan pengelolaan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan- bahan tersebut pada prinsipnya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 30, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Ibid.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 66, "width": 190, "height": 135, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi- reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 211, "width": 190, "height": 239, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelolaan secara biologi yaitu dengan Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya. Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 459, "width": 190, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 501, "width": 189, "height": 31, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 542, "width": 190, "height": 218, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 66, "width": 190, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 128, "width": 190, "height": 239, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 377, "width": 67, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendahuluan.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 397, "width": 163, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk pengelolaan Limbah cair", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 418, "width": 190, "height": 177, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diatas adalah gambara mengnai limbah yang dihasilkan oleh PT Hocklie Rubber sebagai pengelola Karet di Kabupaten Labuhanbatu. Hal ini dapat membantu preranan pemerintah dalam pengawasan serta pemantauan kegiatan PT Hocklie Rubber yang berkaitan dengan dampak limbah terhadap lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 625, "width": 226, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Hambatan Pemerintah Terhadap Pengawasan Pabrik yang Menimbulkan Pencemaran Limbah", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 687, "width": 119, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terhadap Lingkungan", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 708, "width": 130, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sifat Negatif Industri", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 728, "width": 208, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sifat negatif industri pengolahan karet remah memiliki sisi negatif yaitu", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 66, "width": 208, "height": 322, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan yang sekali gus menjadi hambatan pemerintah dalam mengantisipasi pencemaran yang terjadi pada pabrik tersebut, antara lain berupa limbah cair yang dihasilkan. Pada PT Hocklie Rubber, limbah cair industri karet mengandung senyawa organik antara lain dalam bentuk senyawa karbon dan nitrogen. Penanganan limbah cair pengolahan karet alam di Provinsi pada umumnya menggunakan kolam anaerobik dan fakultatif, karena hanya menurunkan kandungan karbon saja sedangkan senyawa nitrogen dan fosfor masih relatif tinggi. 13", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 397, "width": 208, "height": 198, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini mengkaji penerapan proses aerobik untuk tahap nitrifikasi dan anoksik untuk tahap denitrifikasi yang dilakukan secara bergantian dengan menggunakan Sequencing Batch Reactor (SBR) melalui tahapan aerobik-anoksik dan waktu proses yang berbeda, sehingga dapat mengurangi hambatan Pemerintah Daerah dalam pengawasan pencemaran limbah.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 604, "width": 208, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk hambatan pemerintah dalam melakukan pengawasan serta pemantauan lingkungan terhadap PT adala:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 731, "width": 226, "height": 34, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Lili Nupriati Masli, Proses Pengelolaan Libah Cair pada PT serta Industri yang bergerak di Bidang Pengelolaan Karet. 2007. hlm 3 .", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 66, "width": 208, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Banyaknya Perusahaan yang bergerak dibidang industri karet yang mengakibatkan banyaknya", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 128, "width": 190, "height": 53, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pencemaran yang tidak dapat di pantau langsung oleh pemerintah daerah.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 190, "width": 208, "height": 73, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Mengenai limbah yang beracun sehingga mengakibatkan keresahan masyarakat serta dapat menimbulkan dampat penyakit.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 273, "width": 208, "height": 94, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Oprasional pabrik yang melakukan kegiatan melanggar izin serta perjanjian yang telah dibuat antara pemerintah daerah dengan Perusahaan industri.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 377, "width": 208, "height": 73, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Kegiatan Perusahaan yang semata- mata ingin mencari keuntungan besar sehingga tidak melihat dampak terhadap lingkungan yang ditimbukan.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 459, "width": 208, "height": 198, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat yang berdomisili di sekitar lingkungan industri juga menjadi hambatan pemerintah untuk pembenahan lingkungan yang pada dasarnya menjadi tempat tinggal yang tetap bagi masyarakat. Disamping itu adanya usaha manufaktur yang telah berdomisisli di lingkungan pabrik sehingga secara langsung akan mengalami dampak lingkungan pabrik.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 666, "width": 208, "height": 94, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh negatif akan timbul dengan sendirinya atau eksternalitas disekonomi seperti pencemaran air, pencemaran udara, timbulnya kebisingan dan gangguan kesehatan. Timbulnya", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 66, "width": 208, "height": 384, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengaruh negatif tersebut telah menyebabkan sebagian masyarakat harus menanggung biaya-biaya tambahan, yang seharusnya tidak mereka keluarkan bila tidak ada pabrik di lingkungan mereka. Idealnya penelitian ini mampu mengungkapkan secara eksplisit tingkat perbandingan antara biaya dan manfaat (pengaruh netto) keberadaan usaha manufaktur bagi masyarakat sekaligus pemerintah secara finansial di tiga lokasi yang dikunjungi. Namun, akibat keterbatasan data, hasil ideal tersebut tidak dapat dicapai. Penelitian ini hanya dapat mengemukakan contoh-contoh kasus manfaat yang dapat dirasakan, ataupun kerugian yang terpaksa ditanggung masyarakat akibat keberadaan usaha manufaktur di lingkungan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 459, "width": 208, "height": 198, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walaupun demikian, secara kualitatif dapat diperkirakan bahwa \"pengaruh netto\" berdirinya industri atau pabrik pengenolaan karet selalu akan membawa dampak terhadap kehidupan sosial. 14 Berbagai macam jenis Industri yang ada di Sumut baik itu Industri kecil sampai Industri Besar akan selalu menghasilkan sisa produksi yaitu berupa limbah, limbah sisa produksi maupun", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 705, "width": 225, "height": 33, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Addinul Yakin, 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Jakarta: Penerbit Akademika Presindo.hlm. 118.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 66, "width": 208, "height": 73, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hasil produksi mempunyai debit atau volume yang berbeda. Perbedaan tersebut tergantung dari besar atau kecilnya sebuah industri.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 149, "width": 208, "height": 218, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada umumnya limbah industri berupa limbah cair, limbah padat, dan limbah gas yang mana kesemua limbah yang dihasilkan oleh industri pada dasarnya sangat berpotensi mencemari lingkungan dan dapat mengancam kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat, ini akan menambah beban pemerintah serta sekaligus menjadi penghambat dalam proses menjalankan wewenangnya untuk masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 377, "width": 208, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan melihat hambatan- hambatan pemerintah diatas, menunjukkan bahwa", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 418, "width": 208, "height": 218, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan program kebijakan belum maksimal dan memenuhi sasaran yang tepat. Hal ini dikarenakan karena kurangnya SDM aparatur dalam pelaksanaan kebijakan, rendahnya keinginan masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan dan juga dunia usaha atau industri sering mengabaikan akan pentingnya penanganan dan pengendalian limbah.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 646, "width": 208, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pengawasan dan pengendalian lingkungan yang dilakukan Bapedalda Kabupaten Labuhanbatu", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 708, "width": 208, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meliputi pemantauan dan penataan IPAL,", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 728, "width": 208, "height": 32, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemantauan limbah, industri membuat laporan", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 749, "width": 146, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemantauan pelaksanaan", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 66, "width": 208, "height": 73, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengelolaan dan pemantauan lingkungan setiap 6 bulan sekali dengan melakukan uji laboratorium mengenai limbah yang telah dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 149, "width": 208, "height": 218, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurangnya SDM aparatur, rendahnya keinginan masyarakat akan kelestarian lingkungan dan lemahnya penanganan limbah oleh industri menyebabkan kebijakan yang telah dibuat tidak berjalan dengan maksimal. Diharapkan dengan adanya kerjasama yang baik dari pemerintah, masyarakat dan dunia usaha kelestarian lingkungan dapat dinikmati pada masa mendatang dan bukan hanya pada masa sekarang. 15", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 377, "width": 208, "height": 93, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah daerah kota pada dasarnya telah melakukan upaya semaksimal mungkin berkaitan dengan operasional Perusahaan yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 501, "width": 208, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hambatan dalam Penngendalian Industri yang menimbulkan dampak Lingkungan", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 563, "width": 208, "height": 94, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hasil penelitian mengenai dampak yang dialami pemerintah maupun PT Hocklie Rubber berupa pengendalian industri yang menimbulkan dampak negatif untuk masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 666, "width": 208, "height": 32, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun hambatan yang dialami adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 743, "width": 225, "height": 22, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Arie Kustiyarto. Data Pengadilian dampak Lingkungan di Sumut 2012.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 66, "width": 208, "height": 52, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Banyaknya Pabrik yang dengan oprasionalnya mengakibatkan pencemaran yang lebuh luas", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 128, "width": 208, "height": 32, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Peraturan pemerintah yang tidak dapat diterima oleh sebagian pihak", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 170, "width": 208, "height": 52, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Terhambatnya upaya pemerintah untuk melakukan pembenahan lingkungan di areal industri.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 232, "width": 208, "height": 197, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinyatakan juga bahwa Propinsi Sumut merupakan salah satu basis daerah industri yang ada pada Pulau Sumatera. Labuhanbatu memiliki beberapa bentuk dan jenis industri mulai dari industri kecil seperti halnya industri menengah yang produksinya berupa peralatan rumah tangga, sampai pada industri besar yang memproduksi karet remah (crumb rubber).", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 439, "width": 114, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kenyataan tersebut", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 439, "width": 208, "height": 114, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan beragamnya bentuk industri yang mengakibatkan pencemaran lingkungan yang bervariasi menyebabkan kesulitan pemerintah untuk mengatur operasional pabrik di wilayah Sumatera Utara.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 584, "width": 208, "height": 176, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Komoditas Karet sebagai peran utama dalam Perekonomian Komoditas karet merupakan peranan utama dalam perekonomian masyarakat di semua kabupaten dalam provinsi Sumatera Utara, sehingga pemerintah sulit dan tidak mungkin lagi mengganti industri karet untuk digantikan dengan industri lainya hanya untuk", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 66, "width": 208, "height": 694, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menghindari pencemaran lingkungan akibat produksi karet. Kenyataan dilapangan bahwa karet telah menjadi sumber pendapatan yang sangat dominan bagi sebagian besar petani. Menurut data di Dinas Perkebunan Provinsi pada tahun 2005, total volume ekspor karet provinsi mencapai 365.786 ton dengan nilai sebesar Rp 3,97 triliun, meningkat dibandingkan dengan posisi tahun 2010 yaitu total volume sebesar 235.287 ton dengan nilai sebesar Rp 2,98 triliun. Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Republik Indonesia pada saat kunjungan kerja ke Provinsi pada pertengahan tahun 2010, mengatakan bahwa pengembangan perkebunan karet termasuk salah satu agenda revitalisasi pertanian di Indonesia. Urgensi utama memasukkan perkebunan karet sebagai prioritas utama nasional karena karet terbukti mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian nasional. Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, ekspor karet menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Jika pada tahun 2009 total volume ekspor sebanyak 1,38 juta ton dengan nilai USD 889 juta meningkat menjadi 2,02 juta ton dengan nilai USD 2.854 juta dolar pada tahun 2012. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 23% per tahun. Perkembangan produksi karet nasional juga diikuti pula oleh peningkatan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 66, "width": 208, "height": 94, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyerapan tenaga kerja yaitu sekitar 1,4 juta tenaga kerja langsung, belum lagi termasuk penyerapan tenaga kerja tidak langsung yang turut mendukung perkembangan karet Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 170, "width": 208, "height": 155, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kenyataan tersebut diatas merupakan kesulitan pemerintah dengan melihatnya semakin banyaknya produksi karet maka semakin banyak pula pabrik atau Perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan karet yang dengan sendirinya akan mengakibatkan banyak dampak negatif dari operasional pabrik misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 335, "width": 126, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Penycemaran Limbah", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 356, "width": 109, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pencemaran udara", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 377, "width": 207, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pencemaran lingkungan yang", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 397, "width": 184, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disebabkan oleh pabrik industri karet.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 78, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 460, "width": 83, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1 Kesimpulan", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 480, "width": 206, "height": 73, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penelitian dan analisis data yang ada di daerah Kabupaten serta kondisi riil di lapangan, maka terdapat beberapa kesimpulan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 563, "width": 206, "height": 197, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu dalam peranannya sebagai pemantau serta pengawasan terhadap operasional PT Hocklie Rubber yang memiliki dampak terhadap lingkungan, maka Pemerintah telah melakukan penetapan aturan ijin gangguan yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh suatu industri, pabrik, atau perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 66, "width": 188, "height": 301, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk melakukan kegiatan usahanya, Pemerintah mengupayakan kewajiban untuk menyediakan sarana instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Selain itu dalam perananya Pemerintah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dengan cara melakukan training internal dengan mengundang trainer dari luar daerah. Disamping itu dilakukan juga pengiriman staf ke daerah lain yang lebih maju dalam pengelolaan limbah. Pengawasan langsung kelapangan yang dilakukan secara rutin oleh pihak Pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 377, "width": 206, "height": 383, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mengenai hambatan pemerintah dalam melakukan pengawasan serta penertiban operasional PT Hocklie Rubber terhadap dampak pencemaran limbah adalah berupa sifat industri yang selalu memiliki sisi negatif misalnya menimbulkan limbah beracun yang mengakibatkan dampak terhadap masyarakat. Hambatan terhadap operasional pabrik yang melakukan kegiatan melanggar izin serta perjanjian yang telah dibuat antara pemerintah daerah dengan Perusahaan industri. Kegiatan Perusahaan yang semata-mata ingin mencari keuntungan besar sehingga tidak melihat dampak terhadap lingkungan yang ditimbukan, akan menjadikan masalah serta hambatan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 66, "width": 188, "height": 94, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bagi pemerintah untuk menjalankan wewenangnya sebagai pengawas maupun pemantau terhadap Pabrik PT Hocklie Rubber yang melakukan kegiatan di bidang industri karet.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 170, "width": 55, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2 Saran", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 190, "width": 147, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis Menyarankan Bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 211, "width": 206, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pemerintah Daerah disarankan untuk", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 232, "width": 188, "height": 300, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih menekankan dalam pembuatan peraturan daerah tentang retribusi perijinan limbah cair dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai pengawas, pengendali dan pengelola limbah cair yang membutuhkan dana cukup besar. Pembuatan perda retribusi perijinan limbah cair tersebut layak diterapkan di daerah. Karena jika dillihat dari berbagai segi baik potensi, kondisi keuangan daerah, kesiapan administrasi, dan kemauan politik dari pimpinan daerah cukup memadai dalam membentuk program keamanan dalam operasional PT.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 542, "width": 206, "height": 53, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Disamping itu, penerapan perda retribusi tersebut sejalan dengan undang-undang dan peraturan yang", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 604, "width": 188, "height": 73, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ada, dimana Pemerintah Daerah dapat menggali sumber dana dari retribusi perijinan sekaligus melakukan fungsi pembinaan, pengaturan, pengendalian", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 687, "width": 188, "height": 73, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 66, "width": 188, "height": 115, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Setelah melakukan hal tersebut diatas maka tidak ada lagi bentuk hambatan pemerintah dalam kewenanganya untuk menangani masalah", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 190, "width": 118, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pencemaran lingkungan", "type": "Table" }, { "left": 390, "top": 225, "width": 113, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 246, "width": 226, "height": 73, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku/Referensi Aidi Daslin Sagala, MS. Hananto Hadi. Batam, 5 Agustus 2009. Pembudidayaan serta pengembangan karet. 2009.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 335, "width": 226, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Addinul Yakin, 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Jakarta: Penerbit Akademika Presindo.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 390, "width": 226, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cris Kuntadi. Klarifikasi Istilah Teknis Auditing di lingkungan dalam Pengawasan Pemerintah. 2008.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 446, "width": 226, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chalik Salaeh. 2007. Upaya Pemerintah", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 459, "width": 226, "height": 163, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Pembangunan Karet. Chalik Salaeh. 2007. Upaya Pemerintah Dalam Pembangunan Karet. Dirjen Perkebunan, 2004. Statistik Perkebunan Karet Indonesia 2002- 2004. Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta. Djoko Pitojo dan Dieter Bielenstein (Penyunting), 1995. Kebijakan", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 625, "width": 181, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan dan Kesempatan Kerja: Kontroversi Tiada Akhir, Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 361, "top": 653, "width": 181, "height": 24, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "YTK dan Friedrich-Ebert-Stiftung (FES).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 694, "width": 226, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ellisa. 2008. Gambaran Umum Organisasi PT.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 735, "width": 226, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evers Hans Dieter, 1988. Teori Masyarakat Proses Peradaban dalam Sistem", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 83, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernat Panjaitan", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 39, "width": 123, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Nomor 2337-7216", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 781, "width": 245, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 03. No. 01. Maret 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 808, "width": 14, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 66, "width": 226, "height": 80, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dunia Modern.Yayasan Obor. Jakarta. Long, Norman, 1987. Sosiologi Pembangunan Pedesaan. Bina Aksara. Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 163, "width": 226, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lili Nupriati Masli, Proses Pengelolaan", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 176, "width": 181, "height": 39, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Libah Cair pada PT serta Industri yang bergerak di Bidang Pengelolaan Karet. 2007", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 232, "width": 226, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mubyarto dan Dewanta, Awan Setyawan.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 245, "width": 181, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1991. Karet Kajian Sosial Ekonomi.", "type": "Table" }, { "left": 102, "top": 259, "width": 137, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aditya Media, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 287, "width": 226, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 301, "width": 226, "height": 80, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Rineka Cipta. Jakarta. Prabusetiawan. 2009. Pengertian serta Produksi Industri. 14 Juni 2009.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 397, "width": 226, "height": 53, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penebar Swadaya. 1992. Karet Strategi Pemasaran Tahun 2000, Budidaya danPengolahan. Panebar Swadaya. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 466, "width": 226, "height": 53, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rotinsulu, Jeannie Connie, ”Implementasi Sistem Perdagangan dan Investasi yang Berwawasan Lingkungan”, Manado, 2000.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 66, "width": 226, "height": 94, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarmadji. Thomas Wijaya. Sekar Woelan, MP. Mudji Lasminingsih, MS.Lokarya Perumusan Nasional Tanaman Karet 2009-2010. Sidik, Machfud, ”Implementasi UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 163, "width": 55, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 190, "width": 225, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thahar Nasrul. 2000. Petani Karet", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 204, "width": 181, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terbelenggu Kemiskinan. Harian", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 218, "width": 226, "height": 66, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompas, 25 Juli 2000, p.26, Jakarta. Wahab, S. 2008. Manajemen Kepariwisataan dan Industri”. Penerbit PT. Pradnya Paramita. Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 301, "width": 225, "height": 24, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang: Peraturan Perungang-undangan Republik", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 328, "width": 226, "height": 53, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indinesi No. 9 Tahun 2005. Menteri Kehakiman Republik Serikat pada tanggal 24 Juli 1950 dengan nomor J.A 5/23/18 dan telah didaftarkan pada Pengadilan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 383, "width": 226, "height": 25, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negeri Padang dengan nomor 26/1051/v pada tanggal 1 Maret 1951.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 425, "width": 210, "height": 52, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel Data. Artikel Kebijakan Imdustri Nasional dalam Bidang Pertanian Provinsi Sumatera Utara. 2010.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 480, "width": 224, "height": 39, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Lapangan. Hasil Pemantauan Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu, Tahun 2009.", "type": "Text" } ]
149e4c48-fd34-7eb9-16bf-f648dc6c8883
https://ojs.widyagamahusada.ac.id/index.php/JIK/article/download/354/267
[ { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r il 2024", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 38, "width": 310, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Putri A M., Budiarti E., Adyas A., Setiaji B., Karyus A ( 2024). Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada. 13 (1), halaman 49-64. https://ojs.widyagamahusada.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 93, "width": 88, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ORIGINAL ARTICLE", "type": "Section header" }, { "left": 37, "top": 118, "width": 540, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ANALISIS DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA TENAGA", "type": "Section header" }, { "left": 37, "top": 142, "width": 336, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "KESEHATAN DALAM MENEMUKAN KASUS", "type": "Table" }, { "left": 37, "top": 142, "width": 540, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TUBERKULOSIS DENGAN INVESTIGASI KONTAK", "type": "Section header" }, { "left": 37, "top": 203, "width": 407, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri 1* , Endang Budiati 2 , Atikah Adyas 3 , Bambang Setiaji 4 , Aila Karyus 5", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 217, "width": 101, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1,2,3,4,5 Universitas Mitra Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 37, "top": 276, "width": 80, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Corresponding author:", "type": "Section header" }, { "left": 37, "top": 285, "width": 71, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri", "type": "Caption" }, { "left": 37, "top": 294, "width": 84, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Universitas Mitra Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 30, "top": 305, "width": 129, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 444, "width": 80, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Article Info: Dikirim: 12 Juli 2023 Ditinjau: 20 Maret 2024 Diterima: 20 Juni 2024", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 227, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 244, "width": 385, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Indonesia is ranked 2nd in the highest number of tuberculosis cases in the world. An important step to increase success in active case detection is contact tracing and investigation. In 2022, the Tuberculosis case detection rate in Pesawaran Regency is in 8th place with the number of cases discovered at 585 (46.02%) from the target of 1332. Finding cases that have not reached the target requires good performance of health workers to reduce the burden of Tuberculosis. The theory of performance determinants according to Hersey et al states that several factors influence performance with the term ACHIEVE (Ability, Clarity, Help, Incentive, Evaluation, Validity, Environment). The research uses a quantitative approach with a cross sectional research design. The sample was the manager of the Puskesmas Tuberculosis Program and homecare nurses totaling 90 respondents taken by total sampling. Data collection uses a questionnaire. Univariate, bivariate and multivariate data analysis. The research results show that there is a relationship between ability, clarity, help, incentive, validity, environment, and the performance of health workers in finding Tuberculosis cases with contact investigations, and there is no relationship between evaluation and health workers' performance. The help variable is the dominant factor. Suggestions for the health service to carry out training, especially for homecare nurses, carry out monthly supervision of heads of community health centers, integrate and align efforts to control Tuberculosis across sectors in finding Tuberculosis cases with contact investigations.", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 444, "width": 204, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Keywords: Performance, Contact Investigation", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 464, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 476, "width": 385, "height": 216, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Indonesia menempati peringkat ke-2 jumlah kasus tuberkulosis tertinggi di dunia. Langkah yang penting untuk meningkatkan keberhasilan dalam penemuan kasus dengan cara aktif adalah pelacakan dan investigasi kontak. Pada tahun 2022 case detection rate Tuberkulosis di Kabupaten Pesawaran menempati urutan ke-8 dengan jumlah penemuan kasus 585 (46,02%) dari target sebesar 1332. Penemuan kasus yang belum mencapai target membutuhkan kinerja tenaga kesehatan yang baik untuk mengurangi beban Tuberkulosis. Teori determinan kinerja menurut Hersey dkk menyatakan beberapa faktor mempengaruhi kinerja dengan istilah ACHIEVE (Ability, Clarity, Help, Incentive, Evaluation, Validity, Environment). Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel adalah pengelola Program Tuberkulosis Puskesmas dan perawat homecare sejumlah 90 responden yang diambil secara total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data secara univariat, bivariat dan multivariate. Hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan ability, clarity, help, incentive, validity, environment, dengan kinerja nakes dalam menemukan kasus Tuberkulosis dengan investigasi kontak, dan tidak ada hubungan antara evaluation dengan kinerja nakes. Variabel help, merupakan faktor dominan. Saran bagi dinas kesehatan agar melakukan pelatihan terutama kepada perawat homecare, melakukan supervise setiap bulan kepada kepala puskesmas, mengintegrasikan dan menyelaraskan upaya pengendalian Tuberkulosis dengan lintas sektor dalam penemuan kasus Tuberkulosis dengan investigasi kontak.", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 700, "width": 171, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Kinerja, Investigasi Kontak", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 728, "width": 354, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "© 2021 The Author(s). This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution 4.0 International License. which permits unrestricted non-commercial use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.", "type": "Text" }, { "left": 485, "top": 730, "width": 76, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2655-4917 (online) ISSN: 2252-9101 (cetak)", "type": "Caption" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 75, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 102, "width": 229, "height": 560, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Menurut Global WHO Report 2022, Indonesia menempati peringkat ke-2 setelah India, dalam peringkat jumlah kasus tuberkulosis (TBC) tertinggi di dunia. Diperkirakan di Indonesia terdapat 969.000 kasus TBC dengan angka kematian mencapai 144.000. Kematian yang disebabkan TBC di dunia diperkirakan 107.000 atau 40 per 100.000 penduduk, dan kematian TBC- HIV sebesar 9.400 atau 3,6 per 100.000 penduduk. Dengan insiden sebesar 843.000 kasus per tahun dan notifikasi kasus TBC sebesar 570.289 kasus berarti masih ada sekitar 32% kasus yang belum ditemukan dan diobati (un-reach ) atau sudah ditemukan dan diobati tetapi belum tercatat oleh program ( detected, un-notified). Mereka yang belum ditemukan berpotensi menjadi sumber penularan dimasyarakat. Keadaan ini menjadi tantangan besar bagi program penanggulangan TBC di Indonesia, diperberat dengan tantangan lain dengan tingkat kompleksitas yang makin tinggi seperti koinfeksi TBC-HIV, TBC resistan obat (TBC-RO), TBC kormobid, TBC pada anak dan lainnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, Program Penanggulangan TBC mengubah strategi penemuan pasien TBC tidak hanya “secara pasif dengan aktif promotif” tetapi juga melalui “penemuan aktif secara intensif dan masif berbasis keluarga dan masyarakat”, dengan tetap memperhatikan dan mempertahankan layanan yang bermutu sesuai standar. (Kemenkes, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 671, "width": 229, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Salah satu kegiatan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan strategi penemuan kasus dengan cara aktif ini adalah dengan pelacakan dan investigasi kontak ( contact tracing and contact", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 74, "width": 228, "height": 333, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "investigation ). Investigasi Kontak (IK) merupakan kegiatan pelacakan dan investigasi yang ditujukan pada orang-orang yang kontak dengan pasien TBC untuk menemukan terduga TBC. Kontak yang terduga TBC akan dirujuk ke Puskesmas untuk pemeriksaan lanjutan dan bila terdiagnosis TBC, akan diberikan pengobatan yang tepat sesuai standar dan sedini mungkin. Fungsi Investigasi kontak yaitu meningkatkan penemuan kasus dan mencegah penularan TBC. Investigasi kontak di Indonesia dikembangkan dengan mencari kasus yang tertular maupun yang merupakan sumber penularan pada kasus TBC terkonfirmasi bakteriologis dan TBC pada anak. Investigasi kontak dapat dilakukan oleh petugas dan atau kader maupun secara bersama dengan melibatkan Pengawas Menelan Obat (PMO). (Kemenkes, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 416, "width": 228, "height": 333, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Data cakupan angka penemuan kasus tuberkulosis Provinsi Lampung pada tahun 2022, dari 15 kota/kabupaten belum ada yang mencapai target 70% atau sebesar 53,10% secara global. Pada tahun 2022 distribusi angka penemuan kasus case detection rate (CDR) TBC di Kabupaten Pesawaran masih menempati urutan ke-8 dengan jumlah penemuan kasus sebesar 585 (46,02%) dari target sebesar 1332 kasus, TBC terkonfirmasi bakteriologis berjumlah 252 orang dan 53 orang adalah TBC pada anak. Data ini menggambarkan bahwa masih banyak kasus TBC belum ditemukan, sehingga mengindikasikan penularan TBC yang cukup tinggi di Kabupaten Pesawaran (Dinkes Kab. Pesawaran, 2022). Dari survei pendahuluan yang dilakukan, menurut petugas Pengelola TBC Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran di tahun 2022 pelaksanaan Investigasi Kontak terutama", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 74, "width": 228, "height": 314, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari Pengelola TBC Puskesmas dan Perawat homecare dibantu kader, namun belum semua kasus indeks baik kasus konfirmasi bakteriologis maupun kasus anak dilakukan IK (kurang dari 50%), seharusnya semua kasus ini dilakukan IK. Akibat dari tidak dilakukannya investigasi kontak TBC, anak beresiko tertular kuman TBC yang menyebabkan anak menjadi sakit TBC. Selanjutya jika tidak diobati maka anak akan mengalami TBC berat seperti TBC menginitis, TBC resisten obat atau TBC milier yang menyebabkan tingginya angka kematian. Jika anak tidak bergejala tetapi sudah terpapar dengan kuman TBC, maka akan berpotensi menjadi kasus TBC laten yang akan berdampak menjadi sumber penularan baru ketika mereka dewasa (Kemenkes RI, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 397, "width": 229, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Untuk mengurangi angka kesakitan dan Kasus TBC yang tinggi dibutuhkan kinerja tenaga kesehatan yang baik untuk mengurangi beban TBC dalam mengurangi angka kesakitan, angka kematian maupun kualitas hidup penderita. Terdapat determinan yang memengaruhi kinerja. Teori determinan kinerja menurut Hersey dkk menyatakan beberapa faktor mempengaruhi kinerja dengan istilah ACHIEVE ( Ability, Clarity, Help, Incentive, Evaluation, Validity, Environment ).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 587, "width": 231, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Faktor yang bersumber dari individu paling dipengaruhi oleh kemampuan ( ability ), pemahaman pekerja akan tugasnya ( clarity ), dukungan organisasi ( help ), motivasi ( incentive ), pembinaan dan Umpan balik kinerja ( evaluation ), praktek personel yang valid ( validity ), dan kesesuaian dengan lingkungan ( environment ) (Wibowo, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 720, "width": 228, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian dari Asti Pratiwi (2013) yang berjudul Kinerja Petugas Puskesmas Dalam", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 74, "width": 228, "height": 352, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penemuan Pederita TB Paru Di Puskesmas Kabupaten Wajo, memberikan hasil bahwa pengetahuan berkontribusi dalam peningkatan kinerja petugas P2TB. Responden yang memiliki jenjang pendidikan yang tinggi belum tentu memiliki kinerja yang baik. Hal ini berarti bahwa kepuasan kerja memang dapat meningkatkan kinerja seseorang. Penelitian selanjutnya terkait penggunaan ACHIEVE model, pada penelitian Maryam Yaghoubi (2013) dengan judul A study of determining factors affecting the performance of nurses based on the achieve model in selected hospital of Isfahan (Iran) , menunjukkan hasil bahwa kemampuan dan dukungan organisasi merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan kinerja perawat, sedangkan validitas dan evaluasi kurang penting. Hal ini berarti bahwa kemampuan perawat merupakan faktor terpenting dalam kinerja perawat.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 435, "width": 228, "height": 276, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Determinan yang mempengaruhi kinerja petugas merupakan salah satu proses identifikasi dalam pengukuran atau penilaian kinerja, sehingga melakukan analisis determinan yang mempengaruhi kinerja petugas sangat penting dilakukan agar bisa memperbaiki kinerja dan meningkatkan penemuan kasus baru TBC. Penemuan kasus TBC yang belum mencapai target memerlukan kinerja tenaga kesehatan yang baik untuk mengurangi beban TBC di kabupaten Pesawaran. Dengan demikian perlu dilakukan analisis determinan yang berhubungan dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 75, "width": 56, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 95, "width": 228, "height": 181, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei analitik. Rancangan penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua tenaga kesehatan yang terlibat dalam investigasi kontak TBC di Kabupaten Pesawaran sejumlah 90 orang yang terdiri dari 15 nakes pengelola TBC Puskesmas dan 75 orang perawat homecare. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan Total sampling.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 306, "width": 121, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 327, "width": 227, "height": 181, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas No Kuesioner Soal Validitas Relibilitas 1 Ability 10 0,371 – 0,774 0,909 2 Clarity 5 0,371 – 0,774 0,909 3 Help 5 0,449 – 0,637 0,909 4 Incentive 5 0,302 – 0,613 0,909 5 Evaluation 5 0,325 – 0,620 0,909 6 Validation 5 0,404 – 0,416 0,909 7 Environment 5 0,340 – 0,678 0,909 8 Kinerja 2 0,536 – 0,560 0,909", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 537, "width": 192, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Bedasarkan tabel, diketahui bahwa variabel", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 555, "width": 228, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Ability, Clarity, Help, Incentive, Evaluation, Validity, Environment secara keseluruhan soal valid dan reliabel karena tidak ada nilai yang dibawah 0,361.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 91, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Analisis Univariat", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 94, "width": 228, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kinerja Nakes, Ability, Clarity, Help, Incentive, Evaluation, Validity, Environment Di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 170, "width": 238, "height": 528, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "No Variabel Frekuensi Persentase 1 Kinerja Nakes Baik Kurang Baik 32 58 35,5 64,5 2 Ability Baik Kurang Baik 58 32 64,5 35,5 3 Clarity Positif Negatif 52 38 57,8 42,2 4 Help Baik Kurang Baik 39 51 43,3 56,7 5 Incentive Baik Kurang Baik 31 59 34,4 65,6 6 Evaluation Baik Kurang Baik 29 61 32,2 67,8 7 Validity Baik Kurang Baik 37 53 41,1 58,9 8 Environment Sesuai Kurang Sesuai 62 28 68,9 31,1", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 74, "width": 229, "height": 276, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 1 bahwa dari 90 responden nakes di Kabupaten Pesawaran yang diteliti, sebagian besar mempunyai kinerja kurang dalam menemukan kasus baru TBC melalui investigasi kontak yaitu sebanyak 58 responden (64,5%). Sebanyak 58 (64,4%) responden memiliki Ability baik, reponden memiliki Clarity positif sebanyak 52 (57,8%), responden memiliki Help kurang baik sebanyak 51 (56,7%) responden memiliki Incentive kurang baik sebanyak 59 (65,6%), responden memiliki Evaluation kurang baik sebanyak 61 (67,8%), responden memiliki Validity kurang baik sebanyak 53 (58,9%), responden menyatakan Environment sesuai sebanyak 62 (68,9%).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 378, "width": 81, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Analisis Bivariat", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 397, "width": 228, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hubungan Ability Dengan Kinerja", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 416, "width": 228, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tenaga Kesehatan Dalam Menemukan Kasus Tuberculosis Dengan Investigasi Kontak", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 465, "width": 226, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Ability Kinerja Total Baik Kurang Baik", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 537, "width": 44, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "n %", "type": "Picture" }, { "left": 44, "top": 532, "width": 246, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "n % n % Baik 29 50,0 29 50,0 58 100 Kuran g baik 3 9,4 29 90,6 32 100 Jumla h 32 35,5 58 64,5 90 100 P value = 0,000", "type": "Table" }, { "left": 44, "top": 685, "width": 155, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "OR 95% CI = 9,67 (2,64 – 35,30)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 74, "width": 228, "height": 181, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil uji statistik diperoleh p=0,000 <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan ability dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR 9,67 sehingga dapat disimpulkan responden dengan ability baik berpeluang 9,67 kali memiliki kinerja baik dibandingkan responden dengan ability kurang baik.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 284, "width": 228, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hubungan Clarity Dengan Kinerja Tenaga Kesehatan Dalam Menemukan Kasus Tuberculosis Dengan Investigasi Kontak", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 341, "width": 238, "height": 169, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Clarity Kinerja Total Baik Kurang Baik n % n % n % Positif 29 55,8 23 44,2 52 100 Negatif 3 7,9 35 92,1 38 100 Jumlah 32 35,6 58 64,4 90 100", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 525, "width": 70, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "P value = 0,000", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 544, "width": 150, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "OR 95% CI = 14,7 (4,0 – 53,97)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 592, "width": 228, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan clarity dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR 14,7 sehingga dapat disimpulkan responden dengan clarity positif berpeluang 14,7 kali memiliki kinerja baik dibandingkan responden dengan clarity negative.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 75, "width": 228, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hubungan Help Dengan Kinerja Tenaga Kesehatan Dalam Menemukan Kasus Tuberculosis Dengan Investigasi Kontak", "type": "Text" }, { "left": 24, "top": 142, "width": 261, "height": 178, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Help Kinerja Total Baik Kurang Baik n % n % n % Baik 27 69,2 12 30,8 39 100 Kurang Baik 5 9,8 46 90,2 51 100 Jumlah 32 35,6 58 64,6 90 100", "type": "Table" }, { "left": 24, "top": 335, "width": 70, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "P value = 0,000", "type": "Section header" }, { "left": 24, "top": 354, "width": 148, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "OR 95% CI = 20,7 (6,57-65,14)", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 383, "width": 228, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan help dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR 20,7 sehingga dapat disimpulkan responden dengan help baik berpeluang 20,7 kali memiliki kinerja baik dibandingkan responden dengan help kurang baik.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 74, "width": 228, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 5 . Hubungan Incentive Dengan Kinerja Tenaga Kesehatan Dalam Menemukan Kasus Tuberculosis Dengan Investigasi Kontak", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 151, "width": 260, "height": 169, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Incentive Kinerja Total Baik Kurang Baik n % n % n % Baik 16 51,6 15 48,4 31 100 Kurang Baik 16 27,1 43 72,9 59 100 Jumlah 32 35,6 58 64,4 90 100", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 335, "width": 70, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "P value = 0,038", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 354, "width": 150, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "OR 95% CI = 2,86 (1,15 – 7,11)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 383, "width": 228, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,038 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan incentive dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR 2,86 sehingga dapat disimpulkan responden dengan incentive baik berpeluang 2,86 kali memiliki kinerja baik dibandingkan responden dengan incentive kurang baik.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 75, "width": 228, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Hubungan Evaluation Dengan Kinerja Tenaga Kesehatan Dalam Menemukan Kasus Tuberculosis Dengan Investigasi Kontak", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 132, "width": 239, "height": 178, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Evaluation Kinerja Total Baik Kurang Baik n % N % n % Baik 14 48,3 15 51,7 29 100 Kurang Baik 18 29,5 43 70,5 61 100 Jumlah 32 35,6 58 64,4 90 100", "type": "Table" }, { "left": 45, "top": 325, "width": 70, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "P value = 0,133", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 358, "width": 223, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,133 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan evaluation dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 223, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Hubungan Validity Dengan Kinerja Tenaga Kesehatan Dalam Menemukan Kasus Tuberculosis Dengan Investigasi Kontak", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 132, "width": 260, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Validity Kinerja Total Baik Kurang Baik n % N % n % Baik 21 56,8 16 43,2 37 100 Kurang Baik 11 20,8 42 79,2 53 100 Jumlah 32 35,6 58 64,4 90 100", "type": "Table" }, { "left": 314, "top": 311, "width": 70, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "P value = 0,001", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 330, "width": 148, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "OR 95% CI = 5,01 (1,97-12,69)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 359, "width": 228, "height": 181, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan validity dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR 5,01 sehingga dapat disimpulkan responden dengan validity baik berpeluang 5,01 kali memiliki kinerja baik dibandingkan responden dengan validity kurang baik.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 75, "width": 228, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Hubungan Environment Dalam Kinerja Tenaga Kesehatan Dalam Menemukan Kasus Tuberculosis Dengan Investigasi Kontak.", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 132, "width": 253, "height": 178, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Environment Kinerja Total Baik Kurang Baik n % N % n % Sesuai 28 45,2 34 54,8 62 100 Kurang Sesuai 4 14,3 24 85,7 28 100 Jumlah 32 35,6 58 64,4 90 100", "type": "Table" }, { "left": 38, "top": 325, "width": 70, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "P value = 0,009", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 344, "width": 148, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "OR 95% CI = 4,94 (1,53-15,93)", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 373, "width": 229, "height": 181, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,009 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan environment dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR 4,94 sehingga dapat disimpulkan responden dengan environment sesuai berpeluang 4,94 kali memiliki kinerja baik dibandingkan responden dengan environment kurang sesuai.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 106, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Analisis Multivariat", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 95, "width": 117, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 9. Seleksi Bivariat", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 114, "width": 228, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil seleksi bivariat diketahui bahwa semua variabel menghasilkan p value < 0,25 sehingga variabel – variabel tersebut masuk kedalam kandidat model.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 456, "width": 180, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 10. Pemodelan Regresi Logistik", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 196, "width": 242, "height": 511, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Variabel B p value OR 95%CI Ability 0,60 0,53 1,82 0,28- 11,85 Clarity 0,34 0,78 1,40 0,122- 16,19 Help 3,15 0,004 23,43 2,79-196,18 Incentive 1,46 0,056 4,3 0,96- 19,21 Evaluation 0,58 0,40 1,79 0,45-7,11 Validity 1,80 0,015 6,08 1,42- 26,08 Environment 0,83 0,281 2,31 0,50-10,58 No Variabel p value 1 Ability 0,00 2. Clarity 0,00 3. Help 0,00 4. Incentive 0,02 5. Evaluation 0,085 6. Validity 0,00 7. Environment 0,003", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 74, "width": 219, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel. 5.11 diatas terlihat ada 5 variabel yang memiliki p value > 0,05, langkah selanjutnya mengeluarkan variabel yang tidak signifikan dimulai dari p value terbesar yaitu variabel clarity yang memiliki p value 0,78 yang dikeluarkan dari model.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 208, "width": 228, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 11. Langkah Kedua Pemodelan Regresi", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 227, "width": 41, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Logistik", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 245, "width": 41, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Langkah", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 245, "width": 228, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "selanjutnya dilakukan penghitungan perubahan nilai OR antara sebelum dan sesudah clarity dikeluarkan dari model, pada masing- masing variabel yang masih ada di model.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 322, "width": 203, "height": 203, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Variabel B p value OR Ability 0,710 0,411 2,034 Help 3,344 0,000 28,320 Incentive 1,436 0,058 4,202 Evaluation 0,563 0,418 1,756 Validity 1,824 0,014 6,194 Environment 0,852 0,271 2,344", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 252, "height": 298, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 12. Penghitungan Perubahan Nilai OR Antara Sebelum Dan Sesudah Clarity Dikeluarkan Variabel OR Lengkap OR setelah clarity keluar Perubahan Nilai OR Ability 1,82 2,034 11,52 Help 23,43 28,320 20,87 Incentive 4,3 4,202 2,29 Evaluation 1,79 1,756 75,58 Validity 6,08 6,194 1,73 Environment 2,31 2,344 1,47", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 383, "width": 228, "height": 161, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari hasil perhitungan perubahan nilai OR, ternyata ada 3 variabel yang mengalami perubahan >10% dengan demikian variabel Clarity masuk kembali dalam pemodelan, pemodelan selanjutnya mengeluarkan variabel Incentive. Langkah selanjutnya dilakukan penghitungan perubahan nilai OR antara sebelum dan sesudah terhadap semua variable dan dilakukan proses analisis multivariate.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 75, "width": 228, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 13. Penghitungan Perubahan Nilai OR", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 94, "width": 233, "height": 274, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Antara Sebelum Dan Sesudah Incentive Dikeluarkan Variabel OR Lengkap OR setelah Incentive keluar Perubahan OR (%) Help 23,43 18,101 22,74 Validity 6,08 7,637 25,43 Clarity 23,43 1,058 24,67 Ability 4,3 2,422 32,81 Evaluation 1,79 1,636 9,07 Environment 2,3 2,347 1,61", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 402, "width": 228, "height": 142, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Langkah selanjutnya adalah uji interaksi, dalam penelitian ini dilakukan uji interaksi dikarenakan secara substansi semua variable diduga saling berinteraksi. Berdasarkan uji interaksi variabel yang diduga berinteraksi memiliki nilai p value > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi variabel antar variabel interaksi. sehingga hasil akhir pemodelan adalah sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 573, "width": 228, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 14. Model Akhir Pemodelan Regresi Logistik", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 611, "width": 201, "height": 131, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Variabel B p value OR Help 3,154 0,004 23,429 Validity 1,806 0,015 6,088 Clarity 0,340 0,785 1,405 Ability 0,601 0,529 1,824", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 74, "width": 194, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Evaluation 0,587 0,402 1,799 Environment 0,837 0,281 2,310 Incentive 1,459 0,056 4,300", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 162, "width": 228, "height": 143, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023 adalah Help dengan nilai OR 23,42, sedangkan variabel validity, clarity, ability, evaluation, environment, dan incentive adalah sebagai variabel perancu atau confounding .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 333, "width": 88, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 354, "width": 48, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Univariat", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 373, "width": 170, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Distribusi Frekuensi Kinerja Nakes", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 391, "width": 228, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan dari 90 responden, hanya 32 (35,5%), nakes yang mempunyai kinerja baik dalam menemukan kasus TBC sebagai hasil dari investigasi kontak yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 486, "width": 228, "height": 143, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kinerja diukur melalui pencapaian program yang sesuai dengan standar dan tujuan (Sani, 2018). Oleh sebab itu nakes harus memahami dengan baik apa yang menjadi standar dan sasaran dari suatu kebijakan. Para pelaksana program TBC di Puskesmas Kab. Pesawaran sudah seharusnya memahami standar dan sasaran yang ditargetkan dari pelaksanaan penemuan kasus TBC.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 657, "width": 132, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Distribusi Frekuensi Ability", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 676, "width": 228, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan dari 90 responden, sebanyak 58 (64,4%) nakes yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pekerjaannya. Dari 90 nakes ini 15 orang", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 74, "width": 228, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "merupakan pengelola P2TB puskesmas yang sudah mengikuti pelatihan TBC, sedangkan 75 orang nakes belum pernah dilatih.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 142, "width": 133, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Distribusi Frekuensi Clarity", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 160, "width": 228, "height": 162, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan dari 90 responden, sebanyak 52 (57,8%) nakes yang memiliki pemahaman dan persepsi peran terhadap pekerjaannya. Persepsi peran meghasilkan perilaku yang spesifik untuk melaksanakan tugas, bila seseorang tidak memiliki peran yang jelas, maka ia tidak memiliki motivasi sehingga hal ini merupakan tanggung jawab pemimpin untuk memberi gambaran peran kepada individu tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 350, "width": 121, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Distribusi Frekuensi Help", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 369, "width": 228, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan dari 90 responden, sebanyak 51 (56,7%) nakes belum mendapat dukungan dari puskesmas dalam pelaksanaan investigasi kontak.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 445, "width": 229, "height": 143, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dukungan puskesmas sangat diperlukan nakes untuk menyelesaikan tugas secara efektif dalam pelaksanaan investigasi kontak. Jika ada kekurangan bantuan atau dukungan, kepala puskesmas seharusnya mengidentifikasi dimana masalahnya, apakah pembekalan pengetahuan, logistik, ataupun biaya operasional dalam pelaksanaan investigasi kontak tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 607, "width": 144, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Distribusi Frekuensi Incentive", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 626, "width": 228, "height": 124, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan dari 90 responden, sebanyak 59 (65,6%) nakes belum memiliki dorongan (motivasi) untuk melaksanakan tugas dengan baik. Penelitian Ita dan Auly (2019) bahwa dari 47 orang kader menunjukkan adanya hubungan faktor motivasi dengan peran kader dalam menemukan kasus TBC.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 94, "width": 149, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Distribusi Frekuensi Evaluation", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 228, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan dari 90 responden, sebanyak 61 (67,8%) nakes yang menyatakan belum dilakukan evaluasi yang merupakan proses untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan investigasi kontak.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 207, "width": 228, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Evaluasi mengacu pada umpan balik (feedback) kinerja sehari-hari maupun secara berkala. Proses umpan balik yang efektif memungkinkan nakes mengetahui seberapa baik pekerjaan yang mereka dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 312, "width": 134, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Distribusi Frekuensi Validity", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 331, "width": 228, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan dari 90 responden, sebanyak 53 (58,9%) nakes yang belum melaksanakan (mengimplementasikan) investigasi kontak sesuai dengan SOP.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 407, "width": 228, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Istilah validitas mengacu pada kenyataan, kesesuaian dan legalitas keputusan yang dibuat oleh kepala puskesmas. Untuk melakukan investigasi kontak, semua nakes perlu mengikuti pelatihan dan bimbingan teknis.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 512, "width": 162, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Distribusi Frekuensi Environment", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 531, "width": 228, "height": 200, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan dari 90 responden, sebanyak 62 (68,9%) nakes yang menyatakan kesesuaian dengan lingkungan ketika melaksanakan investigasi kontak. Istilah lingkungan mengacu pada faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja nakes dalam melaksanakan investigasi kontak, bahkan jika nakes memiliki semua kemampuan, kejelasan, bantuan, dan insentif yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut. (Hersey, Blanchard, dan Johnson, 2008)", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 75, "width": 41, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Bivariat", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 94, "width": 228, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hubungan Ability Dengan Kinerja Nakes Dalam Penemuan Kasus TBC Dengan Investigasi Kontak.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 150, "width": 228, "height": 181, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,000, ada hubungan Ability dengan kinerja nakes dalam penemuan kasus TBC. Istilah ability (kemampuan) mengacu pada pengetahuan dan keterampilan nakes. Penelitian Yayun Maryun (2016), dari analisis kuantitatif dengan uji Spearman Rank Test faktor yang berhubungan dengan penemuan penderita TBC Paru BTA positif yaitu pengetahuan (p=0,000), pelatihan (p=0,024) dan persepsi terhadap pekerjaan (p= 0,002).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 340, "width": 228, "height": 276, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari data yang dikumpulkan sebagian besar responden belum mengetahui tentang terduga TBC yang tidak datang ke Puskesmas dalam kurun waktu 1 minggu sejak investigasi kontak dilakukan, untuk itu petugas harus dilakukan pelacakan dan memberi KIE lebih lanjut. Pelacakan melalui kunjungan rumah ini dilakukan oleh Perawat homecare . Untuk itu perlu adanya pelatihan ( training ) dan workshop untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat homecare dalam memaksimalkan program investigasi kontak. Dalam penelitian Aprilia, Afnal dan Budi (2019) proses keterampilan seseorang yang telah dilalui dengan pendidikan formal agar dapat sesuai dengan tugasnya masih diperlukan pelatihan agar ada peningkatan kualitas kerja.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 644, "width": 228, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hubungan Clarity Dengan Kinerja Nakes Dalam Penemuan Kasus TBC Dengan Investigasi", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 682, "width": 38, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kontak", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 701, "width": 228, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0, 000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Clarity dengan kinerja nakes dalam", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 74, "width": 228, "height": 143, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "penemuan kasus TBC. Berdasarkan penelitian Raissa RP tahun 2020 terdapat hubungan antara sikap kader dalam penemuan kasus TB di Kabupaten Jember. Selain itu juga Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Lite menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap (p= 0,036) dengan peran kader dalam penemuan kasus tuberkulosis (Hoko et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 226, "width": 228, "height": 371, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Konsep pelatihan dalam program TB terdiri dari pendidikan/ pelatihan sebelum bertugas ( Pre- service training ) dengan memasukkan materi program penanggulangan TB strategi DOTS dalam kurikulum instansi pendidikan tenaga kesehatan, lalu pelatihan dalam menjalankan tugasnya (in service training ) berupa pelatihan dasar. Sedangkan pelatihan ulangan ( retraining ), merupakan pelatihan formal yang dilakukan pada peserta yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya tetapi masih ditemukan banyak masalah dalam kinerjanya, dan tidak cukup hanya dilakukan melalui supervisi. Pelatihan di tempat tugas/refresher ( on the job training) , dimana telah mengikuti pelatihan sebelumnya tetapi masih ditemukan masalah dalam kinerjanya, dan cukup diatasi dengan supervisi. Pelatihan lanjutan ( Advance training ) merupakan pelatihan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan program yang lebih tinggi dengan materi berbeda dari pelatihan dasar.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 616, "width": 228, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hubungan Help Dengan Kinerja Nakes Dalam Penemuan Kasus TBC Dengan Investigasi Kontak", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 673, "width": 228, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Help dengan kinerja nakes dalam penemuan kasus TBC.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 74, "width": 228, "height": 295, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penemuan penderita (Case Detection) TBC merupakan langkah awal dalam kegiatan program penanggulangan TBC. Penjaringan suspek TB dapat dilakukan secara aktif dan pasif. Penemuan Suspek TBC didukung dengan penyuluhan secara aktif di pelayanan kesehatan maupun di masyarakat melalui pemeriksaan terhadap kontak pasien TBC yang serumah dan menunjukkan gejala yang sama dengan pemeriksaan dahak (Depkes, 2008). Penelitian dari Nuraisya, Mateus dan Lintang (2018) tentang gambaran faktor yang terkait dengan penemuan kasus TBC paru di Kabupaten Batang berdasarkan karakteristik, kinerja petugas dan fasilitas laboratorium puskesmas, menunjukkan adanya penemuan kasus TBC dengan adanya penjaringan suspek TBC.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 397, "width": 228, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hubungan Incentive dengan Kinerja Nakes dalam Penemuan Kasus TBC dengan Investigasi Kontak", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 454, "width": 229, "height": 257, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,038 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Incentive dengan kinerja nakes dalam penemuan kasus TBC. Istilah insentif mengacu pada penghargaan ( tangible atau intangible ) yang akan memuaskan kebutuhann dari individu. Dalam mengevaluasi insentif penting untuk diperhatikan bahwa kebanyakan individu tidak termotivasi untuk menyelesaikan tugas yang sama. Banyak petugas cenderung lebih termotivasi untuk berhasil menyelesaikan tugas yang akan memberi mereka penghargaan. Petugas juga memahami dengan jelas bahwa kinerja pada tugas ini terkait dengan gaji, promosi, pengakuan, dan keamanan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 720, "width": 228, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian Lestari dan Tarmali (2019) menunjukkan bahwa dari 47 orang kader ada", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 74, "width": 228, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "hubungan faktor motivasi dengan peran kader dalam menemukan kasus TBC.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 123, "width": 228, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hubungan Evaluation dengan Kinerja Nakes dalam Penemuan Kasus TBC dengan Investigasi Kontak", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 179, "width": 228, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0, 133 maka dapat disimpulkan bahwa ada tidak ada hubungan Evaluation dengan kinerja nakes dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 255, "width": 228, "height": 200, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Proses umpan balik (feedback) yang efektif memungkinkan petugas mengetahui seberapa baik pekerjaan yang telah mereka lakukan secara teratur. Petugas harus tahu bagaimana mereka dievaluasi secara reguler sebelum evaluasi periodik formal mereka dilakukan. Banyak masalah kinerja disebabkan oleh kurangnya pembinaan dan umpan balik kinerja. Kegiatan evaluasi sangat berguna mempermudah pelaksanaan program investigasi kontak dan untuk melihat bagaimana keberhasilan program tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 464, "width": 228, "height": 86, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pertemuan evaluasi program P2TBC di puskesmas Kabupaten Pesawaran dilakukan setiap bulan melalui Rapat Mini lokakarya Puskesmas dengan melihat capaian target yang ditetapkan dibandingkan dengan sasaran yang dicapai.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 569, "width": 228, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hubungan Validity dengan Kinerja Nakes dalam Penemuan Kasus TBC dengan investigasi kontak", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 626, "width": 228, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Validity dengan kinerja nakes dalam penemuan kasus TBC.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 702, "width": 228, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Istilah validitas mengacu pada kenyataan, kesesuaian dan legalitas keputusan pimpinan, dalam hal ini tindakan nakes dalam melalukan", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 74, "width": 228, "height": 105, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "investigasi kontak sesuai dengan SOP. Belum optimalnya pelaksanaan program TBC diakibatkan karena masih kurangnya komitmen pelaksana pelayanan, pengambil kebijakan, dan pendanaan untuk operasional, bahan serta sarana prasarana. (WHO,2019).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 188, "width": 228, "height": 276, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "SOP atau Standar Operasional Prosedur adalah dokumen yang lebih jelas dan rinci untuk menjabarkan metode yang digunakan dalam mengimplementasikan dan melaksanakan kebijakan dan aktivitas organisasi seperti yang ditetapkan dalam pedoman. Dengan adanya SOP suatu kegiatan dapat mempengaruhi kinerja para pelaksana agar bertindak sesuai dengan job desc dan standar yang ada. Selaras dengan penelitian Torongkang (2019) yang menyebutkan tujuan adanya SOP ialah untuk menjelaskan secara rinci bagaimana seluruh SDM yang ada bertindak sesuai dengan standar yang ada dan job desc nya, sehingga nantinya akan muncul arus kerja yang teratur dan efektif.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 492, "width": 228, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hubungan Environment dengan Kinerja Nakes dalam Penemuan Kasus TBC dengan Investigasi Kontak", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 549, "width": 228, "height": 200, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,009 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Environment dengan kinerja nakes dalam penemuan kasus TBC. Istilah lingkungan mengacu pada faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja bahkan jika nakes mempunyai semua kemampuan, kejelasan, bantuan, dan insentif yang dibutuhkan untuk melakukan investigasi kontak. Karyawan (nakes) harus diharapkan tampil di level yang sesuai dengan keterbatasan lingkungannya (Hersey, Blanchard, dan Johnson, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 62, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Multivariat", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 95, "width": 228, "height": 162, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini Help merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja nakes dalam menemukan kasus baru TBC dengan investigasi kontak. Istilah Help merupakan upaya Puskesmas dalam mendukung pelaksanaan investigasi kontak baik dari segi kepemimpinan dalam membantu meningkatkan kemampuan kinerja dan melengkapi sarana dan prasarana sesuai kebutuhan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 266, "width": 228, "height": 105, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Investigasi kontak dilakukan pada semua pasien TBC aktif dewasa untuk mendeteksi secara dini kemungkinan penularan kepada kontak serumah atau kontak eratnya. Investigasi kontak juga dilakukan pada pasien TBC anak yang ditemukan untuk mencari sumber penularan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 380, "width": 228, "height": 351, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dalam pelaksanaan Pengendalian penyakit TBC di Kabupaten Pesawaran, 90 responden telah melaksanakan investigasi kontak, namun penemuan kasus baru masih rendah (35%). Belum semua nakes pelaksana ini mendapatkan pembekalan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan IK dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Dari 90 responden, hanya 15 orang yang merupakan pengelola TBC Puskesmas yang sudah mengikuti pelatihan, sedangkan 75 orang perawat homecare belum dilatih. Meskipun pengelola TBC Puskesmas sudah mendapatkan pelatihan dan ketersediaan SDM pelaksana program TBC di Puskesmas sudah sesuai dengan kebutuhan minimal, namun masih banyak petugas yang belum melaksanakan IK sesuai SOP, mereka belum mendapat perhatian dan penghargaan dari atasan bilamana mampu menyelaikan pekerjaan dengan baik dan belum terjalin hubungan baik dengan kader.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 74, "width": 229, "height": 86, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sebaiknya Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran memberikan pelatihan program TBC kepada perawat homecare sebelum bertugas ( Pre- service training , diikuti pelatihan dalam menjalankan tugasnya ( in service training ).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 169, "width": 228, "height": 181, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sedangkan pelatihan ulangan ( retraining ), merupakan pelatihan yang dilaksanakan pada peserta yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya tetapi masih ditemukan banyak masalah dalam melakukan pekerjaannya, dan tidak cukup hanya dilakukan melalui supervisi. Pelatihan di tempat tugas/refresher ( on the job training ), dilakukan kepada nakes dimana telah mengikuti pelatihan sebelumnya tetapi masih ditemukan masalah dalam kinerjanya, dan cukup diatasi dengan supervisi.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 359, "width": 228, "height": 200, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penelitian terkait penggunaan ACHIEVE model, dilakukan oleh Maryam Yaghoubi (2013) dengan judul A study of determining factors affecting the performance of nurses based on the achieve model in selected hospital of Isfahan (Iran ), menunjukkan bahwa kemampuan dan dukungan organisasi merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan kinerja perawat, sedangkan validitas dan evaluasi kurang penting. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perawat merupakan factor terpenting dalam kinerja perawat.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 568, "width": 228, "height": 181, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Belum optimalnya pelaksanaan program TBC selama ini diakibatkan karena masih kurangnya komitmen pelaksana pelayanan dan pengambil kebijakan, Kepala puskesmas sebaiknya melakukan pendampingan dalam peningkatan kinerja pelaksana proram TBC melalui faktor kepemimpinannya, seperti kordinasi, monitoring, dan evaluasi. Untuk mendapatkan bantuan dukungan dari kepala puskesmas dan program lain maka di buat kebijakan oleh kepala Dinas", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 74, "width": 228, "height": 143, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kesehatan Kabupaten untuk mengadakan supervise rutin setiap bulan kepada kepada puskesmas sehingga program pelaksanaan di puskesmas dapat berjalan dengan baik. Melakukan sosialisasi kepada kepala puskesmas dan seluruh staf puskesmas mengenai arti pentingnya pelaksanaan program tuberkulosis di puskesmas yang harus dilakukan dengan komitmen yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 226, "width": 231, "height": 371, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Upaya yang dilakukan agar mendapatkan dukungan kerja sama lintas sektor yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran dapat mengintegrasikan dan menyelaraskan upaya pengendalian TBC di Kabupaten Pesawaran yang dilaksanakan oleh lintas sektor atau pemangku kepentingan baik dari sektor Pemerintah, masyarakat, maupun swasta terutama dalam penemuan kasus TBC dengan investigasi kontak. Di tingkat puskesmas juga dapat melibatkan lintas sektor dalam penemuan kasus Tuberkulosis dengan mengundang lintas sektor tingkat kecamatan dan desa pada waktu kegiatan rapat bulanan puskesmas untuk terlibat aktif dalam penemuan kasus tuberkulosis di puskesmas dengan membantu melaporkan kepada puskesmas lewat perawat homecare atau bidan desa setempat apabila ada suspek di wilayahnya, membentuk kader TBC desa dimana kader akan membantu pencarian suspek dan investigasi kontakdi wilayah desanya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 616, "width": 81, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 636, "width": 228, "height": 105, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "1. Terdapat 58 responden (64,5%) dengan kinerja baik; 58 responden (64,5%) dengan ability baik; 52 responden (57,8%) dengan clarity positif; 51 responden (56,7%) menyatakan Help kurang baik; 59 responden (65,6%) menyatakan incentive kurang baik;", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 74, "width": 201, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "61 responden (67,8%) menyatakan", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 93, "width": 200, "height": 67, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "evaluation kurang baik; 53 responden (58,9%) menyatakan validity kurang baik; 62 responden (68,9%) menyatakan environment sesuai.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 169, "width": 228, "height": 86, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2. Ada hubungan ability dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023 (nilai p 0,000 dan OR 9,6)", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 264, "width": 228, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "3. Ada hubungan clarity dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 302, "width": 200, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "melalui investigasi kontak di Kabupaten", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 321, "width": 200, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pesawaran Tahun 2023 (nilai p 0,000 dan OR", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 340, "width": 28, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "14,7)", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 359, "width": 228, "height": 86, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "4. Ada hubungan Help dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023 (nilai p 0,000 dan OR 20,7)", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 454, "width": 228, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "5. Ada hubungan incentive dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 511, "width": 200, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Pesawaran Tahun 2023 (nilai p", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 530, "width": 90, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "0,038 dan OR 2,86)", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 549, "width": 228, "height": 67, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "6. Tidak ada hubungan evaluation dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023 (nilai p", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 625, "width": 31, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "0,133)", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 644, "width": 229, "height": 67, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "7. Ada hubungan validity dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023 (nilai p 0,001 dan OR", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 720, "width": 26, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "5,01)", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 739, "width": 228, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "8. Ada hubungan environment dengan kinerja", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 74, "width": 200, "height": 67, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023 (nilai p 0,009 dan OR 4,94)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 150, "width": 228, "height": 143, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "9. Help merupakan faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kinerja tenaga kesehatan dalam penemuan kasus TBC melalui investigasi kontak di Kabupaten Pesawaran Tahun 2023, sedangkan variabel validity, ability, clarity, ability, evaluation, environment, dan incentive adalah sebagai variabel perancu atau confounding .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 332, "width": 44, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 352, "width": 216, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 371, "width": 228, "height": 143, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Menyelenggarakan pelatihan program TBC kepada nakes homecare sebelum bertugas (Pre- service training), dilanjutkan pelatihan dalam menjalankan tugasnya (in service training). Menyelenggarakan pelatihan ulangan (retraining), kepada pengelola TBC Puskesmas yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya tetapi masih ditemukan banyak masalah dalam kinerjanya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 523, "width": 78, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Bagi Puskesmas", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 542, "width": 228, "height": 199, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Melibatkan lintas sektor dalam penemuan kasus Tuberkulosis dengan mengundang lintas sektor tingkat kecamatan dan desa pada waktu kegiatan rapat bulanan puskesmas agar terlibat aktif dalam penemuan kasus tuberkulosis di puskesmas dan masyarakat dengan membantu melaporkan kepada puskesmas lewat perawat homecare atau bidan desa setempat apabila ada suspek di wilayahnya, membentuk kader TBC desa dimana kader akan membantu pencarian suspek dan investigasi kontakdi wilayah desanya.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 23, "width": 298, "height": 7, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024).", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 764, "width": 222, "height": 6, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 13, Nomor 1, Ap r i l 2024", "type": "Footnote" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 12, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 337, "top": 639, "width": 227, "height": 60, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Cite this article as: Adelia Meutia Putri, Endang Budiarti, Atikah Adyas, Bambang Setiaji, Aila Karyus (2024) . Analisis Determinan Yang Berhubungan Dengan Kinerja Tenaga Kesehatan Dalam Menemukan Kasus Tuberkulosis Dengan Investigasi Kontak . Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada. 13(1), 49-64.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 75, "width": 124, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Bagi Peneliti Selanjutnya", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 93, "width": 228, "height": 86, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Peneliti selanjutnya disarankan agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan penelitian kualitatif agar dapat mengeksplorasi tentang tentang determinan yang berhubungan dengan penemuan kasus TBC dengan investigasi kontak.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 208, "width": 104, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 226, "width": 228, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Aprilia Tahumile, Afnal Asrifuddin BTR. Faktor -", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 239, "width": 228, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Faktor Yang Berhubungan Dengan Penemuan Kasus Tuberkulosis Paru Di Kota Bitung. 2019;8(7):422–9 Depkes (2008). Diagnosis & Tatalaksana Tuberkulosis Anak Kelompok Kerja Tb Anak. Jakarta: Depkes-IDAI", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 315, "width": 228, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran. 2022.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 327, "width": 200, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran.", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 353, "width": 228, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Duhri, Asti Pratiwi, 2013, Kinerja Petugas", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 365, "width": 200, "height": 36, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Puskesmas dalam Penemuan Penderita TB Paru di Puskesmas Kabupaten Wajo, Skripsi, Universitas Hasanuddin.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 403, "width": 228, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hersey, Paul, Kenneth H. Blanchard dan Dewey E.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 416, "width": 200, "height": 48, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Johnson. Management of Organizational Behavior: Utilizing Human Resources. Seventh Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 2008.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 467, "width": 228, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hoko, et all. 2019. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Posyandu Tentang Tugas Pengembangan Kader Terhadap Tindakan Penemuan Kasus Tb Paru Di Puskesmas Lite. Indonesian Journal of Community Health Nursing,2(2), 50–56.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 543, "width": 228, "height": 85, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kemenkes RI. 2016. Petunjuk Teknis Manajemen dan tatalaksana TB anak, Jakarta, Kemenkes RI. Kemenkes RI. 2019. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 631, "width": 228, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Lestari, Tarmali. 2019. Faktor-Faktor Yang", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 644, "width": 200, "height": 35, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Berhubungan Dengan Peran Kader Dalam Penemuan Kasus Tuberkulosis Bta Positif Di Kabupaten Magelang. Journal of Healthcare", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 682, "width": 200, "height": 35, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Technology and Medicine Vol. 5 No. 1 April 2019 Universitas Ubudiyah Indonesia e ISSN: 2615-109X.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 720, "width": 228, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Maryun, 2007. Beberapa Faktor yang Berhubungan", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 74, "width": 200, "height": 36, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "dengan Kinerja Petugas Program TB Paru Terhadap Cakupan Penemuan Kasus Baru BTA (+) di Kota Tasikmalaya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 228, "height": 175, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Nuraisya, Mateus, Lintang. 2018. Gambaran Faktor Yang Terkait Dengan Penemuan Kasus Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Batang Berdasarkan Karakteristik, Kinerja Petugas Dan Fasilitas Laboratorium Puskesmas. Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 6, no. 2, pp. 34-41, https://doi.org/10.14710/jkm.v6i2.20784. Raissa. 2020. Kinerja Kader Dalam Penemuan Kasus Penderita Tuberkulosis Paru DI Kabupaten Jember. Repository Universitas Jember. https://repository.unej.ac.id/handle/1234567 89/102100", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 290, "width": 228, "height": 22, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sani.,2018: Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Anggota Kepolisian Resort Malang.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 315, "width": 107, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Ulul Albab Vol.5 No.2.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 327, "width": 228, "height": 74, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Torongkang, G. 2019. Pengaruh Implementasi Kebijakan Standart Operasional Prosedur terhadap Kinerja Pegawai PT. PLN Unit Pelayanan Pelanggan Amurang. Jurnal Administrasi Publik Universitas Sam Ratulangi.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 403, "width": 228, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "WHO. 2019. Implementing The End TBC Strategy: The Essentials. Geneva: WHO.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 429, "width": 228, "height": 60, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Wibowo. (2017). Manajemen Kinerja. Edisi Kelima. Depok: PT. Raja Grafindo Persada. World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2015, 20th Edition. Geneva (Swiss): World Health Organization; 2015.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 492, "width": 228, "height": 86, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Youghbi. 2013. A study of determining factors affecting the performance of nurses based on the achieve model in selected hospital of Isfahan (Iran). A study of determining factors affecting the performance of nurses based on the achieve model in selected hospital of Isfahan (Iran). J Educ Health Promot. 2013", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 580, "width": 200, "height": 36, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sep 30;2:49. doi: 10.4103/2277- 9531.119033. PMID: 24251285; PMCID: PMC3826020", "type": "Table" } ]
d03b7ae6-5246-4d93-8566-2ed15e714e30
http://jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/modeling/article/download/2374/1317
[ { "left": 284, "top": 687, "width": 14, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "50", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 717, "width": 204, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "MODELING : Jurnal Program Studi PGMI", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 730, "width": 394, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Volume 11, Nomor 2, Juni 2024; p-ISSN: 2442-3661; e-ISSN: 2477-667X, 50-62", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 442, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH: PERSIAPAN MAHASISWA UIN RADEN FATAH PALEMBANG SEBAGAI CALON GURU DALAM MENGHADAPI TANTANGAN PENDIDIKAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 165, "width": 258, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Indah Permata Sari, UIN Raden Fatah Palembang E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 207, "width": 253, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Hanum Salsa Bella, UIN Raden Fatah Palembang E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 249, "width": 191, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Julinda, UIN Raden Fatah Palembang E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 291, "width": 242, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Aulia Ersyliasari, UIN Raden Fatah Palembang E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 223, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Saiful Annur, UIN Raden Fatah Palembang E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 400, "width": 43, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 419, "width": 349, "height": 142, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Implementasi Kurikulum Merdeka menghadirkan berbagai tantangan, baik dari segi kesiapan maupun pemahaman konsep kurikulum itu sendiri. Guru dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran. Sehingga implementasi kurikulum merdeka bertujuan sebagai persiapan mahasiswa sebagai calon guru dalam mengahadapi tantangan pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data yang digunakan diantaranya wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan kurikulum merdeka memberikan kemudahan bagi mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang jurusan keguruan dalam mengoptimalkan perangkat ajar.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 586, "width": 330, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Kata Kunci : Implementasi, Kurikulum Merdeka, Persiapan, Mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 625, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 644, "width": 349, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "The implementation of the Merdeka Curriculum presents various challenges, both in terms of preparedness and understanding of the", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 396, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Indah Permata Sari, Hanum Salsa Bella, Julinda, Aulia Ersyliasari, Saiful Annur", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 669, "width": 246, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "MODELING, Volume 11, Nomor 2, Juni 2024 | 51", "type": "Caption" }, { "left": 107, "top": 88, "width": 349, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "curriculum concept itself. Teachers are required to be more innovative and creative in designing and conducting lessons. Thus, the implementation of the Merdeka Curriculum aims to prepare students as prospective teachers to face educational challenges. The research method used is a qualitative approach with a case study method. The data used includes interviews, observations, and documentation. The research results show that the Merdeka Curriculum facilitates education students at UIN Raden Fatah Palembang in optimizing teaching tools.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 197, "width": 344, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Keywords : Implementation, Merdeka Curriculum, Preparation, Students", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 256, "width": 89, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 276, "width": 205, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Pendidikan di Indonesia mengalami berbagai perubahan dan reformasi untuk meningkatkan kualitas dan relevansi dengan kebutuhan zaman. Salah satu perubahan signifikan adalah penerapan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka adalah kurikulum intrakurikuler dimana aktivitas belajar mengajarnya itu terstruktur dan terjadwal sehingga lebih optimal dalam penguatan kompetensi (Kemendikbud, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 451, "width": 204, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Selain itu kurikulum merdeka juga memberikan kemudahan bagi sekolah dan pendidik", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 479, "width": 204, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "dalam mengoptimalkan perangkat ajar. Mulai dari metode, pendekatan, dan strategi,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 521, "width": 207, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan minat belajar bagi peserta didik. Tujuan kurikulum merdeka ini meliputi banyak hal. Seperti mengembangkan potensi siswa secara optimal, mendorong peserta didik untuk memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 256, "width": 205, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "kehidupan sehari-hari, berfokus pada pendidikan karakter dan soft skill, serta mempermudah pendidik untuk lebih fokus pada proses belajar mengajar karena berkurangnya beban administratif (Junita & Sri, 2022). Implementasi Kurikulum Merdeka menghadirkan berbagai tantangan, baik dari segi kesiapan guru, infrastruktur, maupun pemahaman konsep kurikulum itu sendiri. Guru dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran. Selain itu, perlu adanya dukungan fasilitas dan sumber daya yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran yang lebih fleksibel dan dinamis.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 521, "width": 205, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Sebagai calon guru, mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang memiliki peran strategis dalam menghadapi tantangan pendidikan di era Kurikulum Merdeka. Mahasiswa perlu memahami konsep dasar dan teori pendidikan yang mendasari Kurikulum Merdeka, serta bagaimana mengaplikasikannya dalam", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 442, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah: Persiapan Mahasiswa UIN Raden Fatah", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 49, "width": 377, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Palembang sebagai Calon Guru dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 249, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "52 | MODELING, Volume 11, Nomor 2, Juni 2024", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 205, "height": 260, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "praktik di kelas. Selain pemahaman teori, mahasiswa juga perlu mengembangkan keterampilan mengajar yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Era digital menuntut guru untuk mahir dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran. Mahasiswa harus dibekali kemampuan untuk menggunakan berbagai aplikasi dan platform pembelajaran digital. Mahasiswa didorong untuk terlibat dalam proyek dan riset pendidikan yang relevan dengan Kurikulum Merdeka. Hal ini akan melatih mereka untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 205, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah merupakan langkah progresif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 422, "width": 205, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan dan kompetensi guru dalam melaksanakan kurikulum ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 464, "width": 205, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, sebagai calon guru, harus dipersiapkan dengan baik melalui pendidikan dan pelatihan yang komprehensif. Dengan pemahaman yang kuat tentang teori dan praktik pendidikan, serta keterampilan mengajar yang inovatif, mereka akan siap menghadapi tantangan pendidikan di era Kurikulum Merdeka dan berkontribusi positif terhadap", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 619, "width": 182, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "kemajuan pendidikan di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 100, "width": 205, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Berdasarkan uraian di atas, langkah awal yang baik dalam menganalisis Persiapan Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan dengan Implementasi Kurikulum Merdeka Di Sekolah. Dalam mengajar, sebagai calon guru harus mampu memberikan kebiasaan yang baik dalam merealisasikan ilmu yang telah diperoleh selama menjadi mahasiswa.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 281, "width": 150, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 301, "width": 89, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 322, "width": 207, "height": 309, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus . Pendekatan kualitatif berkaitan dengan peristiwa sosial atas suatu subjek yang fokus pada pengamatan yang mendalam. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang diperoleh melalui pemahaman berupa peristiwa, interaksi maupun tingkah subjek menurut perspektif penelitinya dan temuannya itu tidak melalui proses statistik (Feni Rita, 2022). Sedangkan metode studi kasus berkaitan dalam mengkaji beberapa perkembangan seseorang maupun kelompok pada sebuah faktor. Studi kasus sendiri adalah analisis yang dilakukan terhadap seseorang atau kelompok yang mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam suatu perkembangan yang sedang diteliti (Nuriman, 2021).", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 396, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Indah Permata Sari, Hanum Salsa Bella, Julinda, Aulia Ersyliasari, Saiful Annur", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 669, "width": 246, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "MODELING, Volume 11, Nomor 2, Juni 2024 | 53", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 162, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Lokasi dan Subjek Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 96, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Lokasi Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 128, "width": 205, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang yang berada di Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikri No. Km. 3 RW 05, Pahlawan, Kec. Kemuning, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30126. Alasan memilih penelitian ini karena tempatnya yang strategis serta banyak mahasiswa terutama untuk jurusan keguruan, sehingga berkaitan dengan hal yang ingin diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 289, "width": 96, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Subjek Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 205, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini yaitu mahasiswa angkatan 20 keatas yang sudah menjalankan program magang atau Kuliah Kerja Nyata (KKN).", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 385, "width": 150, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 68, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Wawancara", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 425, "width": 205, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Narasumber yang diwawancara merupakan mahasiswa dari berbagai macam program studi keguruan seperti Program Studi Guru Madrasah Ibtidiyah (PGMI), Pendidikan Agama", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 495, "width": 204, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Islam(PAI), Bahasa Inggris, dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 56, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Observasi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 550, "width": 205, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Observasi yang dilakukan yaitu pengamatan di lingkungan kampus berupa hal-hal yang harus disiapkan oleh calon guru dalam pelatihan berupa microteaching lab, ikut serta pada", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 88, "width": 204, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "seminar, dan organisasi sekitar kampus dalam mengasah softskill .", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 122, "width": 74, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Dokumentasi", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 142, "width": 205, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Dokumentasi yang diperoleh berupa data, catatan, transkip, buku, dan laporan hasil magang maupun KKN.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 190, "width": 117, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 210, "width": 205, "height": 400, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Teknik analisis data yang digunakan yaitu thematic analysis, salah satu cara untuk mengupas polo- pola dalam sebuah fenomena yang sedang terjadi dengan cara menganalisis (Heriyanto, 2018). Proses data yang diperoleh seperti hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan lainnya sehingga mengacuh ide dan topik yang diperoleh dalam analisis materi. Dari hasil analisis peneliti, dapat disimpulkan bahwa teknik analisis data dengan teknik thematic analysis diantaranya, 1) transkripsi data yaitu mengubah data wawancara dan observasi menjadi bentuk teks, 2) koding yaitu mengidentifikasi tema- tema, inti, dan kunci dari transkrip data, 3) katagorisas yaitu menggolongkan tema-tema yang ada ke dalam katagori yang lebih luas, 4) interprestasi yaitu mendeskripsikan dan mengaitkan temuan dengan konteks penelitian untuk mendapatkan hasil yang mendalam tentang persiapan mahasiswa sebagai calon guru dalam implementasi kurikulum merdeka. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 616, "width": 205, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, peneliti", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 442, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah: Persiapan Mahasiswa UIN Raden Fatah", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 49, "width": 377, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Palembang sebagai Calon Guru dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 249, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "54 | MODELING, Volume 11, Nomor 2, Juni 2024", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 205, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "membagi beberapa penjelasan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 205, "height": 448, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "mengenai implementasi kurikulum merdeka dalam persiapan mahasiswa sebagai calon guru dalam menghadapi tantangan pendidikan. Hasil pembahasan dimulai dari implementasi kurikulum merdeka di sekolah, kemudian persiapan mahasiswa, serta tantangan dalam implementasi kurikulum merdeka. Hasil dari penyusunan dan pelaksanaan implementasi merdeka yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai calon guru di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas UIN Raden Fatah Palembang dapat dijelaskan sebagai berikut: Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Kurikulum merupakan keseluruhan pengalaman belajar peserta didik dan berfungsi untuk mengatur segala hal mulai dari rencana, tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Untuk digunakan satuan pendidikan sebagai pedoman dalam mencapai sebuah tujuan pendidikan tertentu (Akhmad Zaeni dkk: 2023). Bahan dalam struktur Kurikulum Merdeka, itu menggunakan Profil Pelajar Pancasila (PPP) sebagai referensi untuk standar isi, prosedur, dan penilaian sekolah.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 442, "height": 539, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Profil Pelajar Pancasila bertujuan untuk menjawab pertanyaan utama tentang profil pelajar (karak- ter/kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Diantaranya; 1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; 2) berkebinekaan global; 3) bergotong royong; 4) mandiri; 5) berpikir kritis; dan 6) berpikir kreatif. Di sisi lain, dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa Profil Pelajar Pancasila memperhatikan kemampuan kognitif siswa serta sikap dan perilaku yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia dan warga dunia.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 275, "width": 205, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Secara singkat, ada tujuh hal yang harus diperhatikan tentang kurikulum Merdeka ini: struktur kurikulum, capaian pembelajaran, prosedur pembelajaran, jumlah jam pelajaran, model pembelajaran kolaboratif, mata pelajaran ilmu pengetahuan alam sosial, dan teknologi informasi dan komunikasi (Mulyasa : 2023).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 408, "width": 205, "height": 211, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "CP dalam kurikulum merdeka merupakan keterampilan belajar yang harus dimiliki secara bertahap oleh setiap peserta didik. Hal ini berarti bahwa kurikulum merdeka mengatur pembelajaran disesuaikan dengan minat dan bakat peserta didik sehingga fleksibel dalam mengembangkan kemampuan atau kompetensinya. Karakteristik kurikulum merdeka salah satunya adalah menerapkan pembelajaran berbais projek (PJBL) untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 396, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Indah Permata Sari, Hanum Salsa Bella, Julinda, Aulia Ersyliasari, Saiful Annur", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 669, "width": 246, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "MODELING, Volume 11, Nomor 2, Juni 2024 | 55", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 205, "height": 140, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Kemudian di dalam Penguatan pada asesmen formatif dan penggunaan hasil asesmen untuk merancang pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik Menguatkan pelaksanaan penilaian autentik terutama dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila Tidak ada pemisahan antara penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Tufik Nugroho: 2022)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 234, "width": 205, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Penguatan pada asesmen formatif dan penggunaan hasil asesmen untuk merancang pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik bertujuan untuk mengidentifikasi pemahaman dan keterampilan, memberikan umpan balik konstruktif, serta membantu guru dalam merancang strategi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 205, "height": 245, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "pembelajaran yang efektif. Metode asesmen formatif seperti observasi, tanya jawab, quiz singkat, dan jurnal belajar digunakan untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan individu atau kelompok peserta didik, memberikan intervensi dini, dan menyesuaikan kecepatan belajar. Kurikulum Merdeka memiliki variasi dalam pembelajaran intrakurikuler, sehingga siswa memiliki waktu yang cukup untuk memahami konsep dan menguatkan keterampilan mereka. Guru dapat memilih berbagai perangkat ajar agar pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat siswa (Difana Leli dkk", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 442, "height": 518, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": ": 2022). Aspek yang dapat diterapkan mahasiswa sebagai calon guru diantaranya sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 136, "width": 207, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "1) Perencanaan pembelajaran : di sini mahasiswa akan merancang modul ajar seperti capaian pembelajaran, tujuan, metode: bahan ajar, sampai pada evaluasi pembelajaran.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 220, "width": 205, "height": 169, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "2) Pelaksanaan pembelajaran : saat melaksanakan kegiatan belajar mahasiswa harus menyesuaikan modul ajar yang digunakan, mulai dari metode dan media yang disesuaikan pada saat pembelajaran berlangsung hingga sampai berakhirnya kelas. 3) Penilaian dan evaluasi : penilaian yang dilakukan itu berupa soal latihan, ujian, atau prakti secara langsung di kelas.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 389, "width": 205, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "4) Pengelolaan kelas : ketika mengajar guru harus pandai dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, seperti games , media animasi audio visual , dan ice breaking . Sehingga kelas dapat kondusif dan terib ketika sedang belajar", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 522, "width": 205, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Program pendidikan yang dirancang harus diterapkan sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman, karena inovasi pendidikan akan terus berjalan dan mencapai sasarannya. Sehingga dibutuhkan kesadaran bagi guru betapa pentinya inovasi (Fatmawati, 2021).", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 442, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah: Persiapan Mahasiswa UIN Raden Fatah", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 49, "width": 377, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Palembang sebagai Calon Guru dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 249, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "56 | MODELING, Volume 11, Nomor 2, Juni 2024", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 205, "height": 344, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Dari pengalaman peneliti dan beberapa mahasiswa lainnya ketika menjalani Magang dan KKN, implementasi kurikulum merdeka yang terjadi di lapangan, terkhususnya di daerah pedesaan. Penerapan kurikulum merdeka baru di lakukan di beberapa rombel saja dan sebagian masih menggunakan kurikulum 2013 (K13). Selain itu fasilitas dan infrastrukturnya masih belum memadai untuk mendukung implementasi penuh kurikulum merdeka. Karena keterbatasan sumber daya, serta beberapa guru merasa terbebani karena harus mengadaptasi metode pengajaran untuk dua kurikulum yang berbeda secara bersamaan. Mereka juga menghadapi tantangan dalam hal ketersedian bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum merdeka serta peralihan RPP ke Modul Ajar.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 442, "height": 519, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Lalu kesulitan menggunakan teknologi, Guru-guru senior sering menghadapi kesulitan dalam menggunakan teknologi yang diperlukan untuk mengakses materi pelatihan online. Beberapa dari mereka kurang familiar dengan perangkat lunak atau platform digital yang digunakan dalam pembelajaran. Ketika dukungan ini tidak tersedia, proses pembelajaran mereka menjadi terhambat. Sebagai mahasiswa yang menempuh pendidikan keguruan tentu harus bisa memenuhi tugasnya sebagai calon guru dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolah. Kurikulum ini memberikan ruang yang sangat luas bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran berkualitas tinggi untuk mencetak generasi terdidik yang mampu bersaing secara global. Hal ini akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia (vivi sumanti dkk : 2022)", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 304, "width": 204, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Persiapan Mahasiswa Sebagai calon Guru", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 338, "width": 205, "height": 225, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Menjadi guru yang berkualitas memang membutuhkan usaha yang besar. Calon guru tidak hanya harus memahami kompetensi yang diperlukan untuk menjadi guru, mereka juga harus mampu menerapkannya di kelas, yang membutuhkan banyak waktu dan pengalaman untuk menjadi terbiasa dan mahir. Mahasiswa dapat dianggap siap untuk mengajar berdasarkan pengetahuan yang mereka peroleh selama kuliah, menurut penelitian di lapangan. Namun, untuk dianggap sebagai guru yang kompeten, seorang guru perlu banyak pengalaman (Isrokatun:2022).", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 569, "width": 205, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Pengalaman mengajar di lapangan juga penting untuk meningkatkan keterampilan pedagogis. Seperti menjadi asisten pengajar di perguruan tinggi, mengikuti organisasi", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 396, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Indah Permata Sari, Hanum Salsa Bella, Julinda, Aulia Ersyliasari, Saiful Annur", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 669, "width": 246, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "MODELING, Volume 11, Nomor 2, Juni 2024 | 57", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 205, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "di sekitar kampus dan mengambil magang atau praktik mengajar di sekolah. Pengalaman mengajar ini memberi calon guru kesempatan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengajar,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 158, "width": 205, "height": 127, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "merencanakan pembelajaran, mengelola kelas, dan berkomunikasi dengan siswa. Untuk menjadi seorang guru yang baik, calon guru harus terus mengembangkan kemampuan pedagogik mereka melalui praktik lapangan dan refleksi tentang praktik mengajar mereka saat ini (Imma Rachayu: 2023).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 291, "width": 205, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Untuk mencapai hal ini, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan menyiapkan kepada mahasiswa berbagai pengetahuan dan keterampilan tentang proses belajar mengajar dan kegiatan teori dan praktik. Salah satu mata kuliah praktiknya adalah pembelajaran mikro. Mahasiswa dijamin akan mendapatkan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 403, "width": 205, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "pengalaman yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar selama mata kuliah ini. Pembelajaran mikro yang berhasil ditentukan oleh kemampuan siswa sebagai calon pendidik.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 494, "width": 205, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Sebelum menjadi guru professional melalui berbagai program pendidikan dan kegiatan pengembangan guru lainnya. Praktik pembelajaran adalah cara siswa atau calon guru di perguruan tinggi belajar. Mikro pembelajaran membantu siswa meningkatkan keterampilan mengajar mereka karena kegiatan praktik", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 88, "width": 204, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "dilakukan dalam ruang yang lebih kecil (Yogi Kuncoro, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 122, "width": 205, "height": 225, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Mahasiswa harus memahami dan menerapkan kurikulum merdeka ini sebagai calon guru profesional. Untuk mencapai hal ini, calon guru memerlukan pengalaman dalam menerapkan pembelajaran kurikulum merdeka. Matakuliah microteaching memungkinkan penerapan kurikulum. mulai dari membuat rencana pembelajaran (modul ajar) hingga menerapkan kurikulum bebas. Pembelajaran diferensiasi dilaksanakan dengan memperhatika kesiapan siswa, minat dan gaya belajar, penyusunan konten, serta hasil belajar dan lingkungan belajar.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 353, "width": 205, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Dengan demikian, mahasiswa yang mengikuti kelas kurikulum pendidikan ketika mereka terjun ke lapangan, mahasiwa akan tahu apa yang akan dilakukan, apa yang telah berubah dari kurikulum sebelumnya, dan apa yang perlu dipersiapkan siswa untuk menjadi guru atau pendidik professional (Saripah:2023).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 485, "width": 205, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Undang-undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 Pasal 10 Ayat 1 menyatakan bahwa kompetensi yang diperlukan seorang guru untuk melaksanakan tugasnya termasuk kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesional. Sebagai calon guru mahasiswa perlu mengembangkan berbagai kompetensi", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 442, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah: Persiapan Mahasiswa UIN Raden Fatah", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 49, "width": 377, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Palembang sebagai Calon Guru dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 249, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "58 | MODELING, Volume 11, Nomor 2, Juni 2024", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 205, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "agar mampu mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan efektif diantaranya;", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 149, "width": 205, "height": 323, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "1) Kompetensi Pedagogik , Kemampuan untuk mengelola pembelajaran siswa, termasuk:memahami siswa, merancang dan melaksanakan pelajaran, menilai hasil belajar, dan membantu siswa memaksimalkan potensi mereka. 2) Kompetensi Profesional , emampuan untuk memahami materi pembelajaran secara menyeluruh dan mendalam, yang memungkinkannya membimbing siswa untuk memenuhi kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. 3) Kompetensi Sosial , kemampuan pendidik sebagai anggota masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul dengan baik dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan wali siswa, dan masyarakat sekitar. 4) Kompetensi Kepribadian , Integritas, tanggung jawab, dan keteladanan sebagai seorang pendidik.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 478, "width": 205, "height": 155, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Hal tersebut berarti seorang guru dapat disebut guru yang berkompeten apabila memiliki keempat kompetensi tersebut di dalamnya dan dapat dibuktikan secara otentik. Keahlian guru dapat berasal dari pendidikan yang mereka terima saat menjadi mahasiswa. Pendidikan tinggi adalah solusi untuk menciptakan sumber daya manusia yang profesional yang dapat berpartisipasi dalam perannya dalam", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 100, "width": 205, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "masyarakat. Semakin baik pendidikan yang diperoleh mahasiswa diharapkan menjadikan calon guru sarat dengan kompetensi keguruan yang dimiliki.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 183, "width": 204, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Tantangan yang dihadapi Mahasiswa Sebagai Calon Guru", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 217, "width": 205, "height": 141, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Sebagai mahasiswa yang hanya memahami teori mengajar di kelas, tentunya akan berbeda ketika tejun ke lapangannya langsung. Kadang apa yang dipelajari di kampus baik, belum tentu baik di sekolah. Sama halnya dengan implementasi kurikulum merdeka, Tantangan yang sering kali dihadapi mahasiswa sebagai calon guru itu diantaranya;", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 364, "width": 205, "height": 253, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Pertama , fasilitas sarana dan prasarana yang masih belum merata di sekolahan terutama di daerah, menurut beberapa mahasiswa yang telah menjalankan program kuliah Kerja Nyata (KKN). Untuk kurikulum merdeka itu sudah diterapkan, namun hanya kelas 1 sampai kelas 4 selebihnya masih menggunakan K13. Implementasi kurikulum di daerah belum terlaksanakan dengan baik, terkadang sarana dan prasarananya tersedia, tetapi guru-gurunya yang masih belum memahami penggunaan teknologi. Berbeda dengan implementasi di kota yang sudah berjalan cukup baik dalam penerapan kurikulum merdeka.", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 396, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Indah Permata Sari, Hanum Salsa Bella, Julinda, Aulia Ersyliasari, Saiful Annur", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 669, "width": 246, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "MODELING, Volume 11, Nomor 2, Juni 2024 | 59", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 205, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Kedua, mentertibkan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Mengingat karakter peserta didik yang beraneka ragam tentunya sulit ketika awal pengenalan belajar. Sebagai mahasiswa yang baru terjun ke lapangan tentu membutuhkan adaptasi. Mulai dari memahami karakteristik pesserta didik dan gaya belajar peserta didik. Cara belajar peserta didik yang satu dengan yang lain tentu berbeda. Ada yang visual, ada yang audio, dan ada yang audio visual. Hal ini membutuhkan waktu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 271, "width": 205, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "dalam memahami situasi tersebut, maka dibutuhkannya pengamatan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 319, "width": 205, "height": 253, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Ketiga, siswa yang belum mampu untuk diajak menggunakan kurikulum merdeka Karena terdapat perbedaan dengan k13 sehingga butuh penyesuaian. Kurikulum merdeka lebih mendorong peserta didik untuk mandiri dan inovatif. Sedangkan K13 peserta didik lebih terarah oleh guru dalam pembelajaran berlangsung, Hal ini yang membuat peserta didik mengalami kebingungan. Jadi peserta didik hanya butuh kebiasaan yang berulang dalam kurikulum merdeka, karena jika sudah terbiasa maka lama- lama akan terbiasa. Siswa yang terbiasa dengan kurikulum sebelumnya langsung akan mempelajari pola pembelajaran baru. (Setiawati, 2022)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 578, "width": 205, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Keempat , kesulitan merancangan modul ajar. Bagi mahasiswa angkatan 20 yang sebelumnya lebih fokus diajarkan pembuatan", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 620, "width": 59, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Rancangan", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 88, "width": 205, "height": 267, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentu mengalami kebinguan ketika harus mempelajari rancangan modul ajar. Rancangan bahan ajar pada RPP itu sudah ditetapkan oleh pemerintah dan perangkat yang digunakan juga sering mengandalkan buku teks. Sedangkan rancangan modul ajar itu di design sendiri, guru didorong untuk memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia, baik online maupun offline. Kesulitan ini tentunya menjadi tangan bagi mahasiswa itu sendiri, untuk terus upgread dalam perkembangan terkhusus kurikulum merdeka. guru dan evaluasi sekolah harus mampu mencerminkan aspek kreativitas, inovasi, dan kemandirian. (Elfrianto, dkk. 2024)", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 361, "width": 205, "height": 225, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Sebagai calon guru dalam menerapkan kurikulum di lapangan. guru menjadi garda terdepan dalam mercerdaskan peserta didik . Observasi dan data yang diperoleh penulis menunjukkan bahwa mahasiswa merasa nyaman dengan adanya kurikulum merdeka, walau memiliki tantangan-tangan di atas, hal ini tidak membuat mahasiswa merasa terbebani dalam implemetasi tersebut. Karena mahasiswa sudah terbiasa menggunakan hal-hal yang berhubungan dengan teknologi tentunya menjadi lebih fleksibel dan praktis.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 442, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah: Persiapan Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang sebagai Calon Guru dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 249, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "60 | MODELING, Volume 11, Nomor 2, Juni 2024", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 76, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 121, "width": 205, "height": 188, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Dari hasil penelitian ini, dapat peneliti simpulkan bahwa kurikulum merdeka memberikan kemudahan bagi sekolah dan pendidik dalam mengoptimalkan perangkat ajar. Mahasiswa UIN Raden Fatah sudah menyiapkan diri secara komprehensif untuk menjadi guru yang kompeten dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan menyiapkan kepada mahasiswa berbagai pengetahuan dan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 205, "height": 126, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "keterampilan tentang proses belajar mengajar dan kegiatan teori dan praktik. Seperti pemahaman kurikulum merdeka, pengusaan teknologi dan pengembanngan kreativitas dalam mengajar di kelas. Salah satu mata kuliah praktiknya adalah pembelajaran mikro. Mahasiswa dijamin akan mendapatkan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 422, "width": 205, "height": 84, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "pengalaman yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar selama mata kuliah ini. Sehingga ketika terjun ke lapangan tantangan-tangan yang ada dapat teratasi dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 100, "width": 105, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 121, "width": 204, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Adi, Yogi Kuncoro. (2019). Kesiapan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 135, "width": 205, "height": 144, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Mahasiswa Pgsd Untuk Menjadi Guru SD. Madrosatuna: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2(2). Anggraini, D. L., Yulianti, M., Nurfaizah, S., & Pandiangan, A. P. B. (2022). Peran guru dalam mengembangan kurikulum merdeka. Jurnal Ilmu Pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 279, "width": 139, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Dan Sosial , 1 (3), 290-298.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 311, "width": 205, "height": 322, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Elfrianto, dkk. 2024. Manajemen kinerja guru dalam konteks kurikulum merdeka peningkatan efektivitas pembelajaran. Umsupress: Medan. Fatmawati, I. (2021). Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Revorma: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran, 20-37. Fenty Setiawati, \"Dampak Kebijakan Perubahan Kurikulum terhadap Pembelajaran di Sekolah\", Nizamul 'Ilmi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam (JMPI) Volume 07 No.1 Tahun 2022. Fiantika, Feny Rita, dkk. 2022. Metodologi Penelitian Kualitatif . Sumatera Barat: PT. Global Eksekutif Teknologi.", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 396, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Indah Permata Sari, Hanum Salsa Bella, Julinda, Aulia Ersyliasari, Saiful Annur", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 669, "width": 246, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "MODELING, Volume 11, Nomor 2, Juni 2024 | 61", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 205, "height": 158, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Heriyanto, Heriyanto. \" Thematic analysis sebagai metode menganalisa data untuk penelitian kualitatif.\" Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi 2.3 (2018): 317- 324. Isrokatun., Ely Fitriani, & Kania Mukarromah. (2022). Analisis Kesiapan Mahasiswa Pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 246, "width": 187, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Guru Sekolah Dasar Menjadi Guru Sekolah Dasar yang Kompeten.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 274, "width": 131, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Jurnal Basicedu, 6(1).", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 307, "width": 205, "height": 140, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Kemdikbud. (2020). Buku panduan merdeka belajar – kampus merdeka. Direktorat jenderal pendidikan tinggi kementerian pendidikan dan kebudayaan. Diakses dari artikel internet http://dikti.kemdikbud.go.id/wpco ntent/uploads/2020/04/Buku- Panduan-Merdeka-Belajar- KampusMerdeka-2020", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 465, "width": 205, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Mulyasa, H. E. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka . Jakarta Timur : PT Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 525, "width": 205, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Nugroho, T., & Narawaty, D. (2022). Kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe (2020-2021) atau kurikulum merdeka (2022) mata pelajaran bahasa inggris: suatu kajian bandingan. In SINASTRA: Prosiding", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 88, "width": 187, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Seminar Nasional Bahasa, Seni, dan Sastra (Vol. 1, pp. 373-382).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 134, "width": 205, "height": 215, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Nuriman. 2021. Memahami Metodelogi studi Kampus, Grounded Theory, dan Mixed Method: Untuk Penelitian Komunikasi, Psikologi, Sosiologi, dan Pendidikan. Jakarta: Kencana Rachayu, Imma, & Bachtiar S Bachri. (2023). Evaluasi Program Kompentensi Pedagogi Sebagai Calon Guru Terus Bergerak, Tergerak, Dan Menggerakkan (TTM) Era Kurikulum Merdeka melalui Pengalaman Lapangan. JIMPS: Jurnal Ilmiah Mahasiswa", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 349, "width": 130, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Pendidikan Sejarah, 8(3).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 381, "width": 206, "height": 98, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Ramania, Intan, and Junita Dwi Wardhani. \"Implementasi Metode Reward dan Punishment dalam Memperkuat Kematangan Emosional Anak Usia Dini.\" Murhum: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4.2 (2023): 400-415.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 497, "width": 205, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Saripah., Maemunah, & Nurmaya Sari. (2023). Kesiapan Mahasiswa Dalam Kurikulum Merdeka. Jurnal Review", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 540, "width": 172, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Pendidikan dan Pengajaran, 6(2).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 572, "width": 204, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Sumanti, V., Firman, F., & Ahmad, R.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 586, "width": 187, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "(2022). Peran Guru dalam Kebijakan Kurikulum Merdeka di Sekolah. Keguruan , 10 (2), 49-52.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 442, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah: Persiapan Mahasiswa UIN Raden Fatah", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 49, "width": 377, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Palembang sebagai Calon Guru dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 249, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "62 | MODELING, Volume 11, Nomor 2, Juni 2024", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 205, "height": 57, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Zaeni, Akhmad, dkk. (2023). Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran di Madrasah . Jawa Tengah: PT Nasya Expanding Management.", "type": "Text" } ]
472f53fd-b026-88ad-6d4c-43a51c66e4a7
https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/Tasyri/article/download/33/19
[ { "left": 292, "top": 776, "width": 12, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 84, "width": 368, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "POSISI NEGARA DALAM MENANGANI KEPEMILIKAN PUBLIK; TANAH ABSENTEE DALAM PERSPEKTIF UUPA DAN HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 254, "top": 165, "width": 86, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Udin Saripudin", "type": "Section header" }, { "left": 167, "top": 181, "width": 261, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Sekolah Tinggi Agama Islam Bhakti Persada Bandung Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 41, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 431, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Land is a very important thing in human life, since ancient society to modern society now land has a decisive role in human economic activity. The vital role the soil causes the various interests play in it, until eventually arise various problems of land that until now still can not be resolved by the State as policy makers such as; eviction, mutual ownership claims etc. This paper attempts to unravel how the position of the State in dealing with public ownership, especially the land issue absentee, by conducting a comparative study between the Law No. 5, 1960 (UUPA) and the rules of Islam on issues related to the distribution and land management. Literature research results found be in agreement regarding the position of the country (Indonesia) in dealing with public ownership (absentee land issues) as stipulated in Law No. 5 of 1960 on Agrarian Reform, especially article 10, with the provisions of Islamic law.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 315, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Keywords : Position Country, Absentee Land, UUPA, Islamic Law", "type": "Text" }, { "left": 433, "top": 447, "width": 77, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "ثحبلا صلختس�م", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 481, "width": 429, "height": 215, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "ضرألا نإا نآلا ،ثيدلحا عتملمجا لىإا يمدقلا عتملمجا دهع ذنم ،نا�نإلا ةايح في ادج ممه ءشي هي ضرألا ،ايهف بعلل ةفلتلمخا لحاصلما في بب�تي ضرألا نم ماهلا رولدا .يشربلا يداصتقالا طاشن في ماهرود لةولدا لبق نم اهلح نكيم ل نأ� لازي ل نآلا تىح ضيارألا نم ةفلتمخ كلاشم فاطلما ةيانه في أاشنت تىح فشكت نأ� ةباتكلا هذه لواتح لخا ةيكلملل لةدابتلما تابلاطلماو ،ءلاخإلاو ؛تاسايس�لا يعناص لثم ماك ةنراقم ةسارد يمدقتل ،ينبئاغلا ضيارألا ةكلشم ةصاخو ،ةماعلا ةيكللما عم لماعتلا في دلابلا فقوم ةيفيك ضرألا عيزوتب ةقلعتلما يااضقلا نع ةيملاسإلا مظنو ةيسشتأ� ةموكح نوناق 1960 ،5 قمر نوناقلا ينب عم لماعتلا في )ايس�ينودنا( لدبلا فقوبم قافتلا لىع دجوت ةباتكلا اذه ةجيتن لىع روثعلا تم .اتهرادإاو نأاشب 1960 ةنس�ل 5 قمر نوناقلا في هيلع صوصنم وه ماك )ينبئاغلا ضيارألا يااضق( ةماعلا ةيكللما ةيملاسإلا ةعيشرلا مكاحأ� عم ،10 ةدالما ةصاخو ،يعارزلا حلاصإلا", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 219, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "18 | At-Tasyri’: Volume IX, No. 1, Januari - Juni 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 111, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 221, "height": 376, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Tanah merupakan benda yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sejak masyarakat kuno, feudal, sampai masyarakat modern sekarang tanah tetap memiliki peran yang sangat menentukkan dalam kegiatan ekonomi manusia. Bahkan ketika zaman feodal, mayoritas hubungan pekerjaan yang terjadi adalah antara tuan tanah dan petani penggarap, yang dalam kehidupan industri diganti menjadi pengusaha (bourjuis) dan buruh (proletar). Dalam Undang-Undang Dasar 1945, kata tanah yang dapat disinonimkan dengan bumi telah diakui memiliki peran penting dalam usaha memakmurkan rakyat. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia menyebutkan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. 1", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 223, "height": 214, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan hak atas tanah akhir- akhir ini seperti kasus Mesuji di Lampung merupakan fenomena yang relatif baru. Permasalahan tersebut setidaknya telah terjadi pada masa kolonial Belanda, sistem yang menindas mengakibatkan banyak terjadinya pemberontakan akibat ketidakadilan sistem tersebut. Contohnya pemberontakan petani Banten 2 yang salah satu faktor pemberontakannya adalah masalah sewa tanah yang dirasa tidak adil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 693, "width": 209, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "1 Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 Pasca-amandemen", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 717, "width": 212, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "2 Sartono Kartodirdjo. Pemberontakan Petani Banten, Cet. Ke-1 (Jakarta: Pustaka Jaya, 1984).h 158.", "type": "List item" }, { "left": 291, "top": 67, "width": 217, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Selain itu, permasalahan tentang tanah juga identik dengan masalah penomena penggusuran baik yang terjadi pada masyarakat desa, masyarakat adat dan atau tanah ulayat dan yang selanjutnya adalah mengenai distribusi tanah yang masih belum merata yang dialami oleh para petani di Indonesia. 3", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 211, "width": 216, "height": 304, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Kasus Kedung Ombo merupakan contoh kasus penggusuran yang dilakukan oleh Orde Baru, di mana pemerintah hanya memperhatikan aspek ekonomis dari tanah saja tanpa memperhatikan aspek lain yang berkaitan dengan relasi manusia dan tanah, masyarakat menilai pemerintah tidak adil dalam kasus tersebut. Relasi manusia dengan tanah tidak hanya bersifat ekonomis, melainkan juga bersifat ekologi, politik, sosio-kultural, yuridis bahkan religius. 4 Aspek tanah lain yang sering terabaikan semasa Orde Baru dalam penomena penggusuran adalah ganti rugi yang hanya mengandung aspek ekonomis namun tidak juga menguntungkan bagi mereka yang tergusur. 5", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 517, "width": 217, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Pentingnya nilai tanah apalagi di negara agraris seperti Indonesia yang mayoritas rakyatnya masih berprofesi sebagai petani dan menjadikan tanah sebagai alat produksi utama yang akan secara otomatis tidak akan mampu ‘ berproduksi ‘ apabila tanahnya tidak ada. Tanah bagi para petani adalah seperti pabrik bagi para", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 669, "width": 213, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "3 Onghokham, Rakyat dan Negara, Cet. Ke-2 (Jakarta: LP3ES, 1991), h. 154. 4 Wartaya Y. Winangun, Tanah Sumber Nilai Hidup, Cet. Ke-5 (Yogyakarta: Kanisius, 2004), h. 79-89.", "type": "Footnote" }, { "left": 291, "top": 729, "width": 211, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "5 Wartaya Y. Winangun, Tanah Sumber Nilai Hidup, Cet. Ke-5...h 90 .", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 776, "width": 12, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 779, "width": 288, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Udin Saripudin: Posisi Negara dalam Menangani Kepemilikan Publik... |", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 216, "height": 178, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "buruh yang digunakan sebagai lahan untuk menciptakan komoditas yang bernilai. Para petani yang tidak memilikitanah harus rela menjadi anak buah para tuan tanah yang menguasai tanah dalam jumlah besar. Dengan demikian, penghasilan yang diperoleh pun berbeda karena mereka menggarap tanah kepunyaan orang lain dibandingkan apabila mereka menggarap tanah miliknya sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 226, "height": 250, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Dengan banyaknya permasalahan yang menyangkut masalah tanah sebagaimana dijelaskan di atas, sudah seharusnya pemerintah dan para legislator membuat hukum yang mampu menyelesaikan permasalahn tersebut dalam bingkai hukum yang berkeadilan dan mensejahterakan rakyatnya. Usaha pemerintah dalam memperbaharui hukum sudah dimulai sejak awal kemerdekaannya dalam ikhtiyar menciptakan hukum agraria baru yang lebih adil untuk menggantikan hukum agraria kolonial yang bersifat menindas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 213, "height": 214, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Penindasan yang terdapat dalam hukum agraria kolonial dijadikan pelajaran yang sangat berharga yang diambil oleh para founding father’s kita untuk segera melakukan perubahan terhadap Agrariasche Wet 1870 walaupun secara utuh Undang- Undang mengenai tanah baru lahir pada Tahun 1960 6 yaitu UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). UUPA lahir sebagai respon dari ketidakpuasan terhadap peraturan agraria sebelumnya (Agrariasche Wet 1870) yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 208, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "6 Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia , (Jakarta: Rajawali Pers, 2009).h 120.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 67, "width": 213, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "masih dipengaruhi oleh tujuan penjajah yang bersifat eksploitasi dan bertentangan dengan rasa keadilan rakyat. Hal ini secara jelas tercantum dalam pembukaan UUPA huruf b. 7", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 157, "width": 216, "height": 250, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Hak milik atas tanah merupakan hak terkuat dibandingkan dengan hak-hak lainnya. Hak milik adalah hak yang hanya dimilki oleh warga negara Indonesia (pasal 21 ayat (1)) yang merupakan hak turun temurun (pasal 20 ayat (1)) dan warga negara asing tidak diperbolehkan memiliki hak milik (Pasal 20 ayat (3)). Selain berkaitan dengan hak milik individu, hak milik ini juga berkaitan dengan hak milik adat yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah (Pasal 20 ayat (1)) dan tentunya memiliki fungsi sosial (Pasal 6).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 427, "width": 207, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "B. Tinjauan Umum Pasal 10 UUPA No. 5 Tahun 1960", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 471, "width": 99, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "1. Tanah Absentee", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 490, "width": 212, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Tanah absentee adalah pemilikan tanah yang pemiliknya bertempat tinggal di luar kecamatan letaknya berada. 8 Absentee dalam istilah bahasa sunda disebut tanah guntai, dalam bahasa Inggris absent yang artinya tidak hadir atau dalam hal ini bisa", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 621, "width": 216, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "7 “Bahwa hukum agraria yang tersusun sekarang ini sebagian tersusun berdasarkan tujuan dan sendi-sendi dari pemerintahan jajahan dan sebagian dipengaruhi olehnya, hingga bertentangan dengan kepentingan rakyat dan negara di dalam menyelesaikan revolusi nasional sekarang ini serta pembangunan semesta”.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 717, "width": 214, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "8 Saleh Adiwanta, Bunga Rampai Hukum Perdata dan Tanah I , (Bandung: CV. Remaja Karya, 1984), h. 17.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 219, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "20 | At-Tasyri’: Volume IX, No. 1, Januari - Juni 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 143, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "diartikan tidak ada di tempat. 9", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 223, "height": 322, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Dalam pasal 10 UUPA dijelaskan bahwa yang punya lahan pertanian wajib mengerjakan atau mengusahakannya sendiri secara aktif. Untuk menghapus penguasaan tanah secara guntai dibuatlah PP no. 41 tahun 1964 (tambahan pasal 3a sampai 3e) yangg dasar hukumnya pasal 10 ayat 2 UPA. Pasal 3 PP no. 224/ 1961 menyatakan pemilikan tanah yang bertempat tinggal di luar kecamatan tempat letak tanahnya berada, dalam jangka waktu 6 bulan haus dialihkan haknya kepada orang lain di kecamatan di mana tanah tersebut berada. Ketentuan ini tidak berlaku jika pemilik berda di daerah perbatasan kecamatan dengan jarak tempat tinggalnya masih memungkinkan untuk mengerjakan tanahnya secara efisien. 10", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 216, "height": 250, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Begitu pula jika pemilik lahan pindah ke kecamatan lain, maka dalam waktu 2 tahun dia harus sudah memindahkan hak atas tanahnya kepada seseorang yang bertempat tinggal di kecamatan tersebut yang memenuhi syarat sebgaimana yang diatur dalam undang-undang (Pasal 8 PP no. 224/1961). Ayat 5 pasal 3 PP no. 224/1961 menyatakan jika tidak dipenuhi ketentuan pemindahan hak tersebut, maka tanah yang bersangkutan diambil oleh pemerintah untuk kemudian dibagi-bagikan menurut ketentuan peraturan tersebut dan kepada bekas pemilik lahannya diberikan ganti", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 212, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "9 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia; Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya , (Jakarta: Djambatan, 1997), h. 349.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 717, "width": 211, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "10 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia; Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya ...h 350-351.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 67, "width": 202, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "rugi menurut ketentuan perundangan ini. 11", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 85, "width": 193, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "2. Deskripsi Pasal 10 UUPA No. 5 Tahun 1960", "type": "Section header" }, { "left": 291, "top": 121, "width": 218, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Berkaitan dengan pengertian tanah guntai (absentee), Undang-Undang Pokok Agraria juga menjelaskan kewajiban bagi pemilik tanah guntai, Pasal 10 yang menyebutkan bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 211, "width": 201, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "a. Setiap orangdan badan hukum yang mempuyai sesuatu hak atas tanah pertanian pada asasnya diwajibkan utuk mengerjakan atau mengusahakannya sendiri secara aktif dengan mencegah cara-cara pemerasan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 337, "width": 201, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "b. Pelaksanaan daripada ketentuan ayat 1 pasal ini akan diatur lebih lanjut dengan peraturan perundangan.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 409, "width": 193, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "c. Pengecualian terhadap asas tersebut pada ayat 1 pasal ini diatur dalam peraturan perundangan.", "type": "List item" }, { "left": 291, "top": 463, "width": 223, "height": 232, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Menurut penjelasan umu pasal 10 itu memuat suatu “asas” yang dewasa ini (yang dimaksud tentunya sekitar tahun 1960) sedang menjadi dasar daripada perubahan-perubahan dalam struktur pertanahan hampir diseluruh dunia, yaitu negara-negara yang telah/ sedang menyelenggarakan”landreform” atau”Agraria Reform”. Kewajiban itu tidak terbatas pada para pemilik tanah saja. Kata-kata “mempunyai sesuatu hak” dalam pasal 10 menunjuk juga kepada hak- hak lainnya, yaitu hak guna usaha dan hak", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 717, "width": 212, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "11 A.P. Parlindungan, Beralihnya Hak-hak Atas Tanah; Menurut Sistem UUPA , (Bandung:", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 741, "width": 111, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Mandar Maju, 1990), h. 31.", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 776, "width": 12, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 779, "width": 288, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Udin Saripudin: Posisi Negara dalam Menangani Kepemilikan Publik... |", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 213, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "guna pakai atas tanah Negara, bukan hak pakai, hak sewa, hak gadai atau hakusaha bagi hasil atas tanah milik orang lain, karena justru hak-hak itulah yang dilarang oleh pasal 10 yang hanya mengenai tanah- tanah pertanian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 236, "height": 142, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Yang dimaksud dengan pengertian “mengerjakan/mengusahakan sendiri secara aktif yang tercantum dalam ayat 1 pasal 10 UUPA adalah mengerjakan atau mengusahakan sendiri secara aktif berarti bahwa yang mempunyai hak (pemilik) secara langsung turut serta dalam proses produksi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 217, "height": 268, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Mengenai pasal 10 ayat 2 tentang pelaksanaan asas yang tercantum dalam ayat 1 itu memerlukan pengaturan lebih lanjut dengan peraturan perundangan, dalam hubungan ini penjelasan umum mengemukakan, bahwa untuk mewujudkan asas tersebut perlu ada ketentuan tentang batas minimum luas tanah yang harus dimiliki oleh orang tani, diperlukan adanya ketentuan mengenai batas maksimum luas tanah yang boleh dipunyai dengan hak milik, yang pada akhirnya ketentuan itu perlu dibarengi dengan pemberian kredit, bibit dan bantuan-bantuan lainnya dengan syarat yang ringan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 252, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Memaksakan pelaksanaan asas pasal 10 tanpa menyediakan penampungan atau solusi bagi petani- petani yang biasa menggarap tanah orang lain akan menyebabkan banyak petani kehilangan tanah garapan, dengan segala konsekuensinya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 211, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Pokok-pokok ketentuan mengenai batas luas maksimum dan minimum diatur", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 67, "width": 210, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "dalam pasal 7 dan 17 UUPA No 5 tahun 1960 sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 103, "width": 212, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Pasal 7 : “ untuk tidak merugikan kepentingan umum maka pemilikan dan penguasaan tanah yang melampaui batas tidak di perkenankan”.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 175, "width": 47, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Pasal 17 :", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 193, "width": 183, "height": 160, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "1) Dengan mengingat ketentuan dalam pasal 7 maka untuk mencapai tujuan yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 diatur luas maksimum dan/ atau minimum tanah yang boleh dipunyai dengan sesuatu haktersebut dalam pasal 16 oleh satu keluarga atau badan hukum.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 355, "width": 180, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "2) Penetapan batas maksimumyang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini dilakukan dengan peraturan perundangan didalam waktu yang singkat.", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 445, "width": 194, "height": 178, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "3) Tanah-tanah yang merupakan kelebihan dari batas maksimum yang dimaksud dalam ayat 2 pasal ini diambil oleh pemerintah dengan ganti kerugian, untuk selanjutnya dibagikan kepada rakyat yang membutuhkan menurut ketentuan-ketentuan dalam peraturan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 625, "width": 177, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "4) Tercapainya batas maksimum yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, yang akan ditetapkan dengan peraturan perundangan,", "type": "List item" }, { "left": 359, "top": 697, "width": 152, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "dilaksanakan secara berangsur- angsur.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 733, "width": 175, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Menyimak ketentuan dari UU 56", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 219, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "22 | At-Tasyri’: Volume IX, No. 1, Januari - Juni 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 212, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Prp 1960, maka di situ kita menemukan balasan tentang ketentuan celling , dan jika menyimak pula persamaan PP No 224 tahun 1961 maka celling terbagi atas 4 golongan :", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 157, "width": 199, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "a. Dibedakan antara daerah yang padat dan tidak padat", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 193, "width": 199, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "b. Dibedakan antara tanah sawah (arable land) dengan tanah kering (non arable land)", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 247, "width": 192, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "c. Dibedakan antara besarnya keluarga yang terdiri atas 7 orang atau lebih dari 7 orang", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 301, "width": 203, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "d. Dibedakan antara ABRI atau pegawai negeri yang sedang bertugas diluar dareah hanya berhak 2/5 dari yang dimungkinkan untuk penduduk biasa", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 191, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "C. Pemilikan Tanah Absentee dalam Perspektif Islam", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 453, "width": 125, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "1. Islam dan Hak Milik", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 472, "width": 219, "height": 196, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Allah menghalalkan hak milik dalam dalam batas-batas kedudukan manusia sebagai khalifah dan wakil- Nya. Allah menghalalkan hak milik khusus maupun hak milik umum, dan penghalalan ini ditegaskan oleh Qur’an dan Sunnah. Allah SWT dalam hal ini mendukung hamba- hamba- Nya dalam soal kepemilikan sesuatu yang ada di bumi, sebagaimana firman- Nya dalam Q.S. Yaa- siin ayat 33- 35.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 213, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Dengan tegas Allah menetapkan bahwa bumi ini Dia wariskan dan Dia jadikan sebagai hak milik, sebagaimana firman- Nya dalam Q.S. al- Ahzab ayat", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 67, "width": 214, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "27. Hak milik mereka sebelum Rasulullah tetap diakui, adapun orang yang kafir terhadap Islam dan terhadap peraturan yang diturunkan Allah, Rasulullah disuruh- Nya memerangi mereka, sehingga mereka mau diatur sesuai dengan Sistem Allah. Didalam Surat at-Taubah ayat 29.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 193, "width": 217, "height": 322, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Tetapi, Allah dan Rasul-Nya juga tetap mengakui hak milik orang dzimmi atas tanah mereka, bila mereka mau membayar jizyah dan pungutan “kharaj”. Orang- orang Anshor di Madinah adalah para pemilik tanah dan kebun. Ibnu Majah dengan sanad dari Ibnu Abbas telah mengeluarkan sebuah hadist: Bahwasanya Jamilah binti Salul pernah datang menemui Nabi SAW lalu berkata: “saya tidak mencela Tsabit tentang agama maupun ahlaknya, tetapi saya tidak menyukai kekafiran dalam Islam, saya tidak tahan dengan Tsabit karena benci.” Tanya Nabi SAW kepadanya: “maukah kamu mengembalikan kebunnya kepadanya?” rupanya ketika Jamilah kawin dengan Tsabit, kebun itu menjadi maskawinnya. 12", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 517, "width": 213, "height": 178, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Dari hadist diatas, jelaslah bahwa para sahabat Nabi, baik lelaki maupun perempuan, mereka sama memiliki tanah dan bercocok tanam. Dalam Islam hak milik bisa diperoleh dengan jalan bekerja dan jalan lain yang telah ditapkan syara. Dari Urwah bin Az- Zubair, dari Aisyah, r.a, bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang memakmurkan sebidang tanah bukan milik seseorang, maka dialah yang", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 717, "width": 216, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "12 Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin , Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 741, "width": 186, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Islam ,(Bandung: P.T. Al- Ma’arif, 1981), h. 70.", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 776, "width": 12, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 779, "width": 288, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Udin Saripudin: Posisi Negara dalam Menangani Kepemilikan Publik... |", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 211, "height": 88, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "lebih berhak memiliki tanah itu.” 13 Dalam hadits lain dijelaskan dari Sa’id bin Zaid, r.a, dari Nabi SAW: “Barang siapa yang menghidupkan tanah mati maka tanah itu menjadi miliknya.” 14", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 175, "width": 188, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "2. Hak Milik Pribadi dan Batasanya", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 220, "height": 340, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Islam menetapkan hak pemilikan pribadi atas harta benda, melalui pemilikan yang disahkan oleh hukum syara. Konsekwensinya Islam juga membuat peraturan untuk melindungi hak tersebut dan hukuman bagi yang melanggar hak tersebut. 15 Memiliki tanah dibolehkan dan diakui oleh Allah, dan dijadikan- Nya sebagai hak, dimana tak seorangpun dibenarkan menyerobot sebidang tanah milik orang lain tanpa alasan- alasan syara seperti penjualan, atau pemberian (hibah), atau pewarisan, atau alasan syara yang lain yang sesuai dengan al- Qur’an dan Sunnah. Dalam Q.S. an- Nissa ayat 32. Allah berfirman: “…laki- laki berhak memiliki hasil usaha mereka, dan perempuan juga berhak memiliki hasil usaha mereka pula…”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 212, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Allah juga mengancam orang yang mengambil hak orang lain sebagaimana firman- Nya dalam surat al- Maidah ayat 38: “Pencuri laki- laki maupun perempuan potonglah tangannya, sebagai balasan atas perbuatan mereka, sebagai peringatan dari Allah…”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 208, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "13 Bulughul Maram, hadist no. 941, diriwayatkan oleh bukhori.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 209, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "14 Hadist no. 942, diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasa’I, di anggap hasan oleh at- Tirmidzi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 208, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "15 Quthb Sayyid , Keadilan Sosial Dalam Islam , (Bandung: Penerbit Pustaka,2000), h 142.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 67, "width": 219, "height": 142, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Islam mengakui kepemilikan tanah sebagai salah satu faktor produksi, oleh perseorangan ataupun oleh masyarakat, dan membelanya dari pelanggaran orang lain, hanya saja ada koridor- koridor yang harus dipatuhi dalam al- Qur’an dan sunnah.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 211, "width": 213, "height": 178, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Hak milik menurut Islam tidak lain adalah merupakan suatu tugas sosial dalam batas- batas kedudukan manusia sebagai khalifah Allah pada milik- Nya. Dan bahwa Allahlah pemilik yang sebenarnya dari segala isi bumi dan langit, sesuai dengan firman- Nya dalam Q.S. al- Baqarah ayat 107: “Tidakkah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah?”", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 391, "width": 222, "height": 232, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Dengan diangkatnya manusia menjadi khalifah Allah, berarti manusia wajib memelihara apa yang dalam hematnya patut dipelihara, dan khususnya perintah- perintah Allah. Perintah-perintah itu tidak lain adalah untuk kebaikan manusia juga, dan merupakan kontrol terhadap naluri yang terdapat pada diri manusia, yang selalu ingin memiliki (gharizah hubbut tamalluk). Adapun perintah- perintah dan hukum- hukum yang merupakan kontrol baggi pemilik tanah sebagai salah satu faktor produksi antara lain adalah :", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 625, "width": 197, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "a. Bekerja dan membangun sarana produksi, adalah salah satu cara untuk memiliki tanah mati yang dibolehkan syara, yaitu tanah yang belum menjadi milik seseorang, sebagaimana sabda Nabi: “Barang siapa menghidupkan tanah mati,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 219, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "24 | At-Tasyri’: Volume IX, No. 1, Januari - Juni 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 67, "width": 185, "height": 142, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "maka tanah itu menjadi miliknya”. Imam Bukhori juga meriwayatkan dari Urwah, dari Aisyah, r.a. bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang siapa memakmurkan sebidang tanah yang tidak ada pemiliknya, maka dialah yang lebih berhak memiliki tanah itu.”", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 211, "width": 212, "height": 232, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "b. Bagi orang yang ingin menghidupkan tanah, Nabi membatasinya sampai 3 tahun. Apabila dalam masa 3 tahun itu ia dapat menghidupkanya, maka tanah itu menjadi miliknya. Tapi kalau tidak, maka haknya dicabut kembali untuk dihidupkan kembali oleh orang lain. Sebagaimana sabda Nabi: “Bagi orang yang (hanya) bisa memagari (tanah), dia tidak berhak (memilikinya) setelah 3 tahun.”", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 445, "width": 204, "height": 304, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "c. Memerangi sifat rakus yang terdapat pada para pemilik, yaitu dengan diwajibkanya zakat atas hasil bumi (pertanian), sesuai dengan firman- Nya dalam Q.S. al- An’am ayat 141: “Dan Dialah yang menjadikan kebun- kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam- tanaman yang bermacam- macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam- macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari mememetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 67, "width": 179, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "fakir- miskin), dan janganlah kamu berlebih- lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang berlebi- lebihan.”", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 139, "width": 220, "height": 196, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Hak milik itu tidak bisa diperoleh dengan jalan merampas, menipu, dan mmelakukan kecurangan. Sebagaimana khutbah Nabi pada waktu haji wada: “Sesungguhnya darahmu, harta bendamu dan kehormatanmu sekalian, adalah haram atas kamu (wajib kamu muliakan) sampai kamu menemui Tuhanmu (mati), seperti kemuliaan harimu ini, di negerimu ini. Perhatikanlah, bukanlah pernah aku sampaikan?”", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 337, "width": 221, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Adapun cara-cara yang sah, yang bisa dipertanggungjawabkan menurut Sistem Islam, untuk memperoleh hak milik atas tanah, dapat disimpulkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 427, "width": 45, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "a. Kerja", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 445, "width": 201, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "b. Pelimpahan hak dengan jalan pewarisan atau wasiat", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 481, "width": 209, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "c. Akad-akad pemindahan hak milik yang sah dengan macam- macamnya, seperti penjualan dan pemberian (hibah).", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 553, "width": 230, "height": 196, "page_number": 8, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Menghidupkan tanah mati merupakan kerja, karena butuh usaha untuk menghidupkan tanah itu. Tanah bisa dianggap mati apabila bukan milik seseorang atau masyarakat. Tanah seprti itu boleh dibangun untuk ditanami atau dimanfaatkan untuk bangunan atau dijadikan asrama tentara, atau dijadikan daerah pertambangan untuk dikeluarkan hasil tambangnya dan seterusnya. Maka sebagian Ahli Fiqih (fuqoha) menyebutkan", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 776, "width": 12, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 779, "width": 288, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Udin Saripudin: Posisi Negara dalam Menangani Kepemilikan Publik... |", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 215, "height": 142, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "tanah itu harus jauh dari keramaian dan belum ada yang memanfaatkannya. Oleh sebab itu kalau ada sebidang tanah yang belum dimanfaatkan, terletak di suatu tempat, tanah itu menjadi milik siapa pun yang bisa menghidupkannya dalam tempo tiga tahun sejak ditemukannya. Demikian menurut ijma para Fuqoha.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 218, "height": 340, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Al-Assal dan Abdul Karim dalam bukunya bertanya, apakah hak milik atas tanah mati itu dipersyaratkan pula izin dari pemerintah untuk menghidupkannya? Asy- Syafi’i, Ahmad, Abu Yusuf dan Muhammad, dengan berpegang kepada nash-nash yang keluar dari Rasulullah SAW, bermadzhab bahwa untuk menghidupkan tanah mati tidak perlu izin dari pemerintah (imam), dan hanya Abu Hanifah seorang, yang bermadzhab perlunya izin dari pemerintah. Untuk ucapannya itu, Abu Hanifah beralasan bahwa pemerintah berhak ikut campur memikirkan hal itu, yakni tentang menghidupkan tanah. Dengan alasan bahwa orang yang telah menemui sebidang tanah mati, tapi tidak bisa menghidupkannya, maka pemerintah berhak menuntut dia untuk menghidupkannya atau meninggalkannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 217, "height": 196, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Terjadinya kerusakan di kalangan masyarakat kini, maka pendapat Imam Abu Hanifahlah yang lebih patut diikuti. Karena dalam soal pemilikan tanah lebih mungkin terjadi perselisihan dan perebutan. Dalam pandangan mereka berdua, bahwa Abu Hanifah dengan pendapatnya itu tidak menolak dan tidak merubah sunnah Nabi maupun hukumnya, tapi justru mengatur pelaksanaanya, dan mmenjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan perebutan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 67, "width": 217, "height": 160, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "diantara sesama umatt Islam. 16 Hak milik juga dapat diperoleh dengan cara menyelenggarakan akad- akad pemindahan hak, seperti akad pembelian, pemberian, wasiat dan lain- lain. Akad- akad tersebut wajib disertai dengan ijab kabul (serah terima) menurut syara dan tidak boleh disertai dengan cacat- cacat yang bisa merubah akad.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 247, "width": 188, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "3. Hak Milik Umum dan Batasanya", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 265, "width": 219, "height": 322, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Hak milik umum maksudnya pemilikan seluruh masyarakat atas suatu harta untuk kemanfaatan umum, yang bisa dimiliki secara umum. Misalnya negara, memiliki perusahaan-perusahaan yang banyak serta aset lainya, yang hasil usahanya diperuntukan bagi masyarakatnya, salah satu contohnya adalah tanah. Tanah adalah termasuk obyek dari hak milik umum. Sebagai contoh, Rasulullah SAW pernah mensuakakan tanah Naqi dan dijadikan untuk melepas kuda-kuda semua kaum muslimin. Khalifah kedua, Umar bin Al- Khaththab juga pernah mensuakakan tanah Rubdzah. Rumputnya khusus untuk ternak kaum muslimin yang fakir-fakir. Mereka boleh menggembalakan ternak mereka di sana.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 589, "width": 215, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Seperlima dari tanah Khaibar yang khusus untuk Rasulullah di garap oleh orang Yahudi dengan perjanjian beliau mendapat separoh dari hasilnya, oleh Rasulullah hasil itu dibelanjakan kepada keluarganya, kerabat-kerabatnya dan kaum", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 717, "width": 208, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "16 Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin, Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara Islam , (Bandung: P.T. Al- Ma’arif, 1981), h. 89- 94.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 219, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "26 | At-Tasyri’: Volume IX, No. 1, Januari - Juni 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 218, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "muslimin. Dan setelah Rasulullah wafat, oleh Abu Bakar hasil tersebut dimasukkan ke dalam Baitulmal (perbendaharaan negara), sebagai pelaksanaan hadits Rasul SAW: “Kami segenap nabi-nabi tidak diwarisi (harta kami). Sedang peninggalan kami menjadi sedekah.”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 193, "width": 217, "height": 250, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Hal-hal di atas merupakan dalil bahwa hak milik umum itu boleh, sama seperti bolehnya hak milik khusus. Dalam hal ini Rasulullah telah menerangkan tentang prinsip hak milik umum dengan sabdanya: “Orang banyak itu bersyerikat dalam tiga hal: air, rumput, dan api.” Semua orang boleh memanfaatkan hak milik umum, seperti sungai dan rumput yang tumbuh di tanah kosong buat menggembalakan ternak. Sebagaimana Umar bin Al-Khathab mensuakakan secara paksa tanah yang baru ditaklukkannya di Irak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 445, "width": 217, "height": 268, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Menurut Islam ada tanah milik umum yang hany boleh dikuasai oleh negara saja, yaitu tanah yang mengandung bahan-bahan mineral, minyak dan lain- lain, terutama bila tanah itu bukan milik seseorang sebelum ditemukannya bahan- bahan mineral tersebut, apabila tanah itu asalnya milik sseorang atau beberapa orang tertentu, maka pendapat para Fuqoha berbeda-beda: Antara lain ada yang berpendapat, bahwa bahan-bahan mineral itu milik Baitulmal, artinya bahan-bahan mineral itu menjadi milik umum. Pendapat ini adalah pendapat kebanyakan Ulama Maliki.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 715, "width": 219, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Pendapat lain bahwa apabila bahan- bahan mineral itu ditemukan pada", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 67, "width": 215, "height": 214, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "tanah milik khusus, maka bahan- bahan itu ikut sebagai tanahnya. Karenna bahan- bahan itu ada di tanah itu, maka bahan- bahan tersebut menjadi hak si punya tanah sebagaimana haknya atas tanah itu. Pendapat ini merupakan pendapat yang kuat dalam madzhab Syafi’i. Dalam hal ini menurut Abu Hanifah, baitulmal berhak seperlimanya, sedang Asy- Syafi’i menetapkan seukuran zakat wajib dari emas dan perak, apabila bahan mineral itu berupa emas atau perak.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 283, "width": 219, "height": 412, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Sementara Dr. Ahmad Al- Nassal dan Dr. Abdul Karim dalam buku mereka “an- Nizhamul Iqtishadi fil Islam” lebih memperkuat pendapat yang menyatakan bahwa negaralah yang berhak memiliki barang temuan (rikaz), baik itu berupa barang tambang maupun dari peninggalan purbakala, baik yang terpendam dalam tanah milik khusus maupun umum. Seperti halnya hak milik khusus, hak milik umumpun terikat. Ikatan tersebut terletak pada batas-batas kedudukan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dan pemerintah kaum musliminlah yang bertanggung jawab tentang bidang- bidang apa sajakah yang perlu dibiayai dengan hak milik umum ini atau dengan hasilnya, dengan alasan bahwa pemerintahlah yang menerima mandat dari Allah mengenai hak milik umum ini dan sebagai mandataris dia wajib melaksanakan perintah-perintah dari pihak pemberi mandat, baik dalam soal administrasi maupun penggunaan.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 697, "width": 214, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Pemerintah wajib menumbuhkan hak milik umum ini dan menggunakanya untuk kemaslahatan rakyat muslimin, dan", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 776, "width": 12, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 779, "width": 288, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Udin Saripudin: Posisi Negara dalam Menangani Kepemilikan Publik... |", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 221, "height": 232, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "dalam hal ini pemerintah tidak boleh pilih kasih kepada seseorang, dan harus berusaha benar- benar memilih cara yang terbaik supaya hak milik umum ini bermanfaat dann menjadi salah satu faktor produksi. Pemerintah harus tetap memelihara hukum- hukum syara. Jadi hak milik umum ini tidak boleh dia guunakan untuk muamalah riba, maupun gharar. 17 Contoh yang telah dipraktikkan Rasulullah dan Umar merupakan konsep ideal bagaimana negara Islam memperlakukan hak milik umum.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 319, "width": 172, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "4. Pemilikan Tanah dalam Islam", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 220, "height": 322, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Tujuan umum hukum Islam adalah mewujudkan kemaslahatan umat, menarik kentungan dan melenyapkan bahaya bagi mereka, 18 termasuk salah satunya dalam masalah hak milik. Islam mengakui dan melegitimasi hak milik pribadi tergantung pada moral yang dikaitkan padanya. Kepemilikan individu adalah syara’ yang berlaku bagi zat atau kegunaannya (utility) tertentu, yang memungkinkan siapa saja yang mendapatkannya untuk memanfaatkan barang tersebut, serta memperoleh kompensasi, baik karena barangnya diambil kegunaannya oleh orang lain, seperti disewa ataupun dikonsumsi untuk dihabiskan zatnya seperti dibeli. Kepemilikan ini terjadi karenan 5 sebab berikut; bekerja, warisan, kebutuhan akan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 217, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "17 Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin, Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara Islam ...h 94- 96. 18 Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum", "type": "List item" }, { "left": 105, "top": 729, "width": 188, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Islam; Ilmu shul Fikih, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996), h. 331.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 67, "width": 214, "height": 70, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "harta untuk menyambung hidup, harta pemberian negara dan harta yang diperoleh oleh seseorang dengan tanpa mengeluarkan harta atau tenaga apapun. 19", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 139, "width": 227, "height": 286, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Masalah kepemilikan tanah sangatlah penting, karena keberhasilan dan kemakmuran dalam pertanian tergantung pada penyelesaian secara adil dan bijaksana kepemilikan lahan oleh masyarakat. Menurut al-Qur’an, tanah, langit, bumi dan segala isinya menjadi milik Allah SWT. yang tidak terikat dan bersifat universal sama halnya dengan air, udara, sinar matahari dan lain-lain, yang kesemuanya diperuntukkan untuk dimanfaatkan oleh seluruh umat manusia. 20 Tanah merupakan pemberian cuma-cuma dari Allah SWT. Tanah adalah faktor produksi terpenting, karenanya kepemilikan tanah harus diatur secara berbeda dari faktor produksi lain.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 427, "width": 237, "height": 160, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Bentuk pemilikan yang menghalangi penggunaan produktivitas dan kelayakannya untuk dimanfaatkan oleh masyarakat bertentangan dengan perintah al-Qur’an, karena tanah bukanlah hasil kerja sekelompok individu tapi merupakan karunia Allah yang setiap anggota masyarakat mempunyai hak yang sama dalam kepemilikan dan penggunaannya. 21", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 589, "width": 219, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Islam tidak menyetujui sistem tuan tanah (zamindari) atau feodalisme, karena hal tersebut bertentangan dengan prinsif", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 657, "width": 220, "height": 97, "page_number": 11, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "19 Taqyudin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif; Perspektif Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), h. 67. 20 Q.S. Al-A’raf ayat 128, lihat juga Q.S. Al- Waqi’ah ayat 63-64. 21 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid II, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995) h. 312.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 219, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "28 | At-Tasyri’: Volume IX, No. 1, Januari - Juni 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 143, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "distribusi kekayaan yang adil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 217, "height": 142, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Nabi tidak pernah mendorong adanya sistem tuan tanah dalam bentuk apapun yang merugikan masyarakat secara keseluruhan, beliau berusaha mencamkan arti penting penggarapan tanah oleh pemiliknya sendiri. Sebagaimana sabda beliau dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 229, "width": 216, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Diceritakan dari Abu Hurairah RA, dia berkata Rasulullah SAW berkata: “barang siapa yang memiliki sebidang tanah maka hendaklah ditanaminya atau diberikan kepada saudaranya. Jika ia tidak mau, maka hendaknya dijaga atau dipelihara tanahnya”. 22", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 355, "width": 215, "height": 160, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Dari hadits tersebut dapat kita simpulkan bahwa tidak seharusnya orang menguasai lahan yang luas dan tidak diolah sendiri atau membiarkan tanah yang luas tersebut tidak digarap. Memiliki lahan secara berlebihan serta tidak dimanfaatkan dapat merugikan masyarakat, karenanya distribusi kepemilikan tanah ini harus diatur oleh negara.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 535, "width": 194, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "5. Pemilikan Tanah Absentee; Studi Komparatif UUPA dan Hukum Islam", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 589, "width": 217, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Pasal 10 UUPA yang secara umum dikenal dengan “Land Reform” maksudnya tanah untuk pertanian pada dasarnya harus dikerjakan sendiri secara aktif. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan bagi seseorang untuk mempekerjakan orang lain untuk mengelola tanahnya", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 729, "width": 206, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "22 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al- Bukhari, Sahihul al-Bukhari, h. 141.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 67, "width": 210, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "tersebut, karena tanah absentee itu sendiri pemiliknya berada di luar kecamatan.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 103, "width": 221, "height": 214, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Orang yang memiliki tanah absentee diharuskan pindah ke tempat di mana tanah tersebut berada, jika tidak maka pemerintah berhak mengambil tanah tersebut dengan diberikan ganti rugi dan tanahnya dibagikan kepada masyarakat untuk dikerjakannya. Adanya larangan dalam pasal 10 tersebut merupakan pembelan terhadap golongan ekonomi lemah yang tidak memiliki lahan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 319, "width": 217, "height": 142, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Nabi tidak pernah mendorong adanya sistem tuan tanah dalam bentuk apapun yang merugikan masyarakat secara keseluruhan, beliau berusaha mencamkan arti penting penggarapan tanah oleh pemiliknya sendiri. Sebagaimana sabda beliau dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari:", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 463, "width": 216, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Diceritakan dari Abu Hurairah RA, dia berkata Rasulullah SAW berkata: “barang siapa yang memiliki sebidang tanah maka hendaklah ditanaminya atau diberikan kepada saudaranya. Jika ia tidak mau, maka hendaknya dijaga atau dipelihara tanahnya”. 23", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 589, "width": 215, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Dari hadits tersebut dapat kita simpulkan bahwa tidak seharusnya orang menguasai lahan yang luas dan tidak diolah sendiri atau membiarkan tanah yang luas tersebut tidak digarap. Konsep tersebut merupakan solusi yang ditawarkan Islam dalam penggarapan tanah, sawah", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 729, "width": 207, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "23 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid II ... h. 314.", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 776, "width": 12, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 779, "width": 288, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Udin Saripudin: Posisi Negara dalam Menangani Kepemilikan Publik... |", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 215, "height": 106, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "dan kebun. Islam menyodorkan konsep musaqah, mukhabarah dan muzara’ah, di mana konsep-konsep tersebut juga bisa mencegah lahan-lahan yang tidak produktif dikarenakan diterlantarkan oleh pemiliknya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 223, "height": 250, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Hukum Islam dan hukum positif kedanya mempunyai tujuan yang baik untuk manusia yaitu menciptakan keharmonisan dalam tata kehidupan sosial. Dalam masalah tanah absentee, ada irisan antara hukum positif dan hukum Islam yakni. Dalam UUPA larangan penggarapan tanah oleh orang lain adalah upaya untuk mencegah cara-cara pemerasan, sedang dalam hukum Islam pun apabila menggarap tanah orang lain yang tidak membawa manfaat maka tidak diperkenankan. Karena azas yang dipakai dalam Islam adalah saling memberi manfaat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 221, "height": 214, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Bagi seseorang yang memiliki tanah yang luasnya melebihi ketentuan perundangan, maka kelebihannya tersebut akan diambil oleh pemerintah dan dibagikan kepada rakyat yang membutuhkan. Ketentuan seperti itu juga terdapat dalam Islam, jika seseorang mempunyai tanah yang luas sedangkan dia tidak mampu menggarapnya sendiri dan membiarkannya selama tiga tahun maka tanah tersebut diambil pemerintah dan dibagikan kepada rakyat yang membutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 83, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "D. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 218, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Mengacu pada UU No. 5 tahun 1960 tentang Pembaruan Agraria terutama pasal 10, posisi negara (Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 67, "width": 217, "height": 142, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "dalam menangani kepemilikan publik (permasalahan tanah absentee) relatif sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Bagi seseorang yang memiliki tanah yang luasnya melebihi ketentuan perundangan, maka kelebihannya tersebut akan diambil oleh pemerintah dan dibagikan kepada rakyat yang membutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 211, "width": 223, "height": 358, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW berkata: “barang siapa yang memiliki sebidang tanah maka hendaklah ditanaminya atau diberikan kepada saudaranya. Jika ia tidak mau, maka hendaknya dijaga atau dipelihara tanahnya”. 24 Hadits tersebut menunjukkan bahwa tidak seharusnya orang menguasai lahan yang luas dan tidak diolah sendiri atau membiarkan tanah yang luas tersebut tidak digarap. Konsep tersebut merupakan solusi yang ditawarkan Islam dalam penggarapan tanah, sawah dan kebun. Islam menyodorkan konsep musaqah, mukhabarah dan muzara’ah, di mana konsep-konsep tersebut juga bisa mencegah lahan-lahan yang tidak produktif dikarenakan diterlantarkan oleh pemiliknya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 589, "width": 96, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "E. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 612, "width": 214, "height": 45, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "A.P. Parlindungan, Beralihnya Hak-hak Atas Tanah; Menurut Sistem UUPA , (Bandung: Mandar Maju, 1990)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 665, "width": 214, "height": 45, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam; Ilmu shul Fikih, (Jakarta: PT. Grafindo Persada,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 729, "width": 207, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "24 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid II ... h. 319", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 219, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "30 | At-Tasyri’: Volume IX, No. 1, Januari - Juni 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 67, "width": 28, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "1996)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 92, "width": 206, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al- Bukhari, Sahihul al-Bukhari", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 214, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid II. (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 183, "width": 226, "height": 74, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia; Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya , (Jakarta: Djambatan, 1997)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 266, "width": 220, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Bulughul Maram, hadist no. 941, diriwayatkan oleh Bukhori.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 225, "height": 60, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "_____________, hadist no. 942, diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasa’I, di anggap hasan oleh at- Tirmidzi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 372, "width": 214, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 425, "width": 209, "height": 31, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Onghokham, Rakyat dan Negara, Cet. Ke-2 (Jakarta: LP3ES, 1991)", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 67, "width": 216, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Pramoedya Ananta Toer, Sekali Peristiwa di Banten Selatan, Cet. Ke-7 (Jakarta: Lentera Dipantra, 2007)", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 120, "width": 231, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Quthb Sayyid , Keadilan Sosial Dalam Islam (Bandung: Penerbit Pustaka,2000)", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 173, "width": 212, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Saleh Adiwanta, Bunga Rampai Hukum Perdata dan Tanah I , (Bandung: CV. Remaja Karya, 1984)", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 227, "width": 223, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Sartono Kartodirdjo. Pemberontakan Petani Banten, Cet. Ke-1 (Jakarta: Pustaka Jaya, 1984)", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 280, "width": 217, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin , Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara Islam , (Bandung: P.T. Al- Ma’arif, 1981)", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 347, "width": 220, "height": 60, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Taqyudin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif; Perspektif Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996)", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 415, "width": 216, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 581, "page_height": 822, "text": "Wartaya Y. Winangun, Tanah Sumber Nilai Hidup, Cet. Ke-5 (Yogyakarta: Kanisius, 2004).", "type": "Text" } ]
cba3f487-6c86-b63d-2da2-f6f249ca87dd
https://jurnal.plb.ac.id/index.php/tematik/article/download/169/63
[ { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 775, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 125, "top": 88, "width": 376, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERANCANGAN PEMBUATAN DOKUMEN PENDATAAN BANGUNAN DALAM KOTA BUKITTINGGI", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 141, "width": 202, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rita Komalasari,S.Si.,M.Kom Dosen Prodi Manajemen Informatika Politeknik LP3I Bandung Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 460, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak: Pendataan bangunan gedung adalah kegiatan penyimpanan data suatu bangunan gedung oleh Pemerintah Daerah yang dilakukan secara bersama dengan proses pembangunan gedung, proses SLF Bangunan Gedung dan pembongkaran Bangunan Gedung serta mendata dan mendaftarkan Bangunan. Gedung yang telah ada. Sasaran pendataan bangunan gedung yang dimaksud dalam perancangan ini adalah penyusunan seluruh bangunan gedung yang berada di wilayah kota Bukittinggi sehingga tercipta sistem informasi database yang akurat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 298, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Pendataan Gedung, Database, Sistem informasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 83, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 148, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.1 Latar Belakang Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 459, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembangunan nasional bertujuan untuk memajukan masyarakat secara umum sebagaimana dimuat di dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Disebutkan pula dalam risalah bahwa dimensi pembangunan tersebut menekankan pada keseimbangan pembangunan, kemakmuran lahiriah dan kepuasan batiniah, dalam suatu masyarakat Indonesia yang maju dan berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 459, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam keterkaitan dengan peran dan fungsi bahwa bangunan gedung penting sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya untuk mencapai berbagai sasaran yang menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Oleh karena itulah berdasarkan latarbelakang tersebut, Pemerintah bertanggungjawab terhadap dasar penyelenggaraan bangunan gedung yang diwujudkan sesuai dengan fungsi fisiknya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung demi keamanan, keselamatan, kenyamanan dan produktifitas penghuninya. Dasar penyelenggaraan bangunan gedung ditetapkan Pemerintah dalam ketetapan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2002.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 456, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hal tersebut maka Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Dinas Pekerjaan Umum telah menyadari bahwa penyusunan data bangunan sangat penting dilakukan agar tercipta data base yang akurat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 775, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 456, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang merupakan pedoman dasar untuk melaksanakan pekerjaan Pembuatan Dokumen Pendataan Bangunan Dalam Kota Bukittinggi, dapat dikatakan sudah cukup jelas sehingga tahapan pekerjaan dapat disusun dalam jadwal kegiatan secara rinci. Kerangka Acuan Kerja ini menjelaskan secara detail mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan, Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung serta kelengkapan Peralatan dan Dokumen yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dan keluaran yang harus diserahkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 460, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan kegiatan ini sudah cukup jelas, yaitu Pembuatan Dokumen Pendataan Bangunan dengan lokasi pada Kecamatan Guguk Panjang Kota Bukittinggi (7 Kelurahan ) dan Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi (9 Kelurahan).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 209, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yaitu", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 437, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pemantauan dan evaluasi bangunan sehingga terwujud tertib administrasi bangunan gedung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 444, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Terlaksananya Pendataan Bangunan Gedung untuk mencapai tertib Administrasi Pembangunan dan Pemanfaatan Bangunan Gedung serta Sistim Informasi Bangunan Gedung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 97, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sasaran Pekerjaan :", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 459, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Terkumpulnya data dan informasi rumah/bangunan gedung di Kota Bukittinggi di Kecamatan Guguk Panjang sebanyak 7 Kelurahan Kecamatan Mandiangin Koto Selayan sebanyak 9 Kelurahan terkait dengan aspek Fungsi dan administrasi, sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri PekerjaanUmum No. 17/PRT/M tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan Bangunan Gedung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 456, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Diketahuinya informasi kesesuaian antara bangunan gedung dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bukittinggi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 303, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Diketahuinya kekayaan aset negara dan pendapatan daerah.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 456, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Teridentifikasinya permasalahan penyelenggaraan bangunan gedung di Kota Bukittinggi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 110, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tinjauan Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 435, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1. Pengertian Pembuatan Dokumen Pendataan Bangunan Dalam Kota Bukittinggi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 456, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada era teknologi informasi saat ini, penyajian data dituntut agar dapat lebih mempermudah dalam penggunaannya. Data digital merupakan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan data yang belum terorganisasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 457, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendataan bangunan gedung adalah kegiatan pengumpulan data suatu bangunan gedung oleh pemerintah daerah yang dilakukan secara bersama dengan proses izin mendirikan bangunan gedung, proses sertifikat laik fungsi bangunan gedung, dan pembongkaran bangunan gedung, serta mendata dan mendaftarkan bangunan gedung yang telah ada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 775, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 457, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan atau di dalam tanah atau di air yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial budaya maupun kegiatan khusus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 457, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hal tersebut maka Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Dinas Pekerjaan Umum telah menyadari bahwa penyusunan data bangunan sangat penting dilakukan agar tercipta data base yang akurat. Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis menjadi solusi dalam membuat pendataan bangunan khususnya di Kota Bukittinggi. GIS nantinya akan mampu memasukkan, menyimpan, mengulang, dan menyajikan data serta dapat memudahkan dalam pencarian informasi yang berkaitan dengan bangunan secara online.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 456, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2..2 Ruang lingkup Pembuatan Dokumen Pendataan Bangunan Dalam Kota Bukittinggi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 459, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pekerjaan Pendataan Rumah dan Bangunan ini meliputi seluruh pekerjaan mulai dari persiapan hingga penyusunan buku laporan akhir yang menjadi landasan dalam pengambilan kebijakan dibidang tertib administrasi bangunan dan dalam pelaksanaan pembangunan kota. Secara umum ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 17 PRT/M tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan Bangunan Gedung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 456, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruang lingkup dan batasan Pembuatan Dokumen Pendataan Bangunan Dalam Kota Bukittinggi adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 456, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pembuatan database berdasarkan persyaratan pendataan bangunan gedung berupa data yang terbagi mejadi :", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 516, "width": 274, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Data Umum (data kepemilikan, bangunan dan tanah),", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 532, "width": 73, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Perorangan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 548, "width": 298, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Nama (sebagai perorangan atau wakil pemilik/pengguna);", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 564, "width": 249, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Alamat (jalan, kelurahan/desa, dan kecamatan);", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 580, "width": 235, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Nomor KTP atau bukti identitas diri lainnya;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 82, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Badan Usaha", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 612, "width": 110, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Nama Perusahaan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 627, "width": 116, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Alamat Perusahaan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 643, "width": 116, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) No. Akte Pendirian;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 659, "width": 57, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) NPWP;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 675, "width": 67, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Telp/Fax;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 691, "width": 53, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) E-mail;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 707, "width": 74, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Data Tanah", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 723, "width": 121, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Nama pemilik tanah;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 739, "width": 170, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Nomor identitas pemilik tanah;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 754, "width": 176, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Nomor bukti kepemilikan tanah;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 775, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 88, "width": 139, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Jenis kepemilikan tanah;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 104, "width": 278, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Alamat tanah (jalan, kelurahan/desa, dan kecamatan);", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 120, "width": 72, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Luas tanah", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 135, "width": 100, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g) Data peruntukan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 151, "width": 403, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h) Data intensitas pembangunan untuk lokasi terkait (KDB, KLB, KDH, dan KTB)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 167, "width": 133, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Data Bangunan Gedung", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 183, "width": 102, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Nama bangunan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 199, "width": 108, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Alamat bangunan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 215, "width": 106, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Fungsi bangunan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 231, "width": 125, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Klasifikasi bangunan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 246, "width": 137, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Jumlah lantai bangunan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 262, "width": 126, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Luas lantai bangunan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 278, "width": 126, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g) Ketinggian bangunan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 294, "width": 95, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h) Luas basement;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 310, "width": 136, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i) Jumlah lantai basement;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 326, "width": 414, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "j) Posisi bangunan gedung berdasarkan informasi GPS (sebaiknya diambil di titik tengah bangunan gedung);", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 358, "width": 299, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "k) Tanggal mulai dan selesai konstruksi untuk bangunan baru", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 373, "width": 239, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Data Status (data riwayat bangunan gedung)", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 389, "width": 208, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Data status pemilik bangunan terdahulu", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 405, "width": 72, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Perorangan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 421, "width": 81, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Badan Usaha", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 437, "width": 52, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Negara", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 453, "width": 181, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Data status administrasi bangunan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 469, "width": 338, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Data Teknis (data teknis bangunan, arsitektur, struktur dan utilitas)", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 485, "width": 112, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Data teknis struktur", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 500, "width": 128, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Jenis struktur pondasi;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 516, "width": 120, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Jenis struktur utama;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 532, "width": 111, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Jenis struktur atap;", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 548, "width": 120, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Data teknis arsitektur", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 564, "width": 322, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Data intensitas bangunan (KDB, KLB, KDH, dan sebagainya);", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 580, "width": 182, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Dokumen perencanaan arsitektur;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 596, "width": 367, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Luas ruang terbuka hijau dan dokumen perencanaan ruang terbuka hijau;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 612, "width": 199, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Dokumen perencanaan pencahayaan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 627, "width": 318, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Data akesesibilitas berupa dokumen perencanaan aksesibilitas;", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 643, "width": 107, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Data teknis utilitas", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 659, "width": 99, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Data kelistrikan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 675, "width": 173, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Data sistem proteksi kebakaran", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 691, "width": 316, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Data alat bantu transportasi yang digunakan dalam bangunan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 707, "width": 147, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Data instalasi komunikasi", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 723, "width": 144, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Data penghawaan buatan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 739, "width": 130, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Data instalasi air bersih", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 754, "width": 244, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g) Data instalasi air kotor dan pengelolaan limbah", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 775, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 88, "width": 108, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Data penyedia jasa", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 104, "width": 304, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Penyedia jasa perencanaan (struktur, arsitektur, dan utilitas)", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 120, "width": 303, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Penyedia jasa pelaksanaan (struktur, arsitektur, dan utilitas)", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 135, "width": 303, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Penyedia jasa pengawasan (struktur, arsitektur, dan utilitas)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 169, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Data terkait proses administrasi", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 167, "width": 133, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Data terkait proses IMB", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 432, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Data terkait kelengkapan administrasi pemohon IMB. Data kelengkapan administrasi ini sesuai dengan proses IMB, antara lain :", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 215, "width": 134, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Surat permohonan IMB", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 231, "width": 244, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Lampiran IMB terdahulu untuk proses re-IMB", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 246, "width": 157, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Fotocopy identitas pemohon", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 262, "width": 74, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Surat pajak", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 278, "width": 51, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) SIPPT", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 294, "width": 205, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Surat kuasa pengurusan IMB / re-IMB", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 310, "width": 206, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g) Surat rekomendasi dari desa/kelurahan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 326, "width": 186, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h) Surat rekomendasi dari kecamatan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 342, "width": 410, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i) Surat perjanjian sewa tanah bila pemilik bangunan berbeda dengan pemilik tanah", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 358, "width": 162, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "j) Dokumen teknis perencanaan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 373, "width": 174, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "k) Surat Keterangan Rencana Kota", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 389, "width": 178, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "l) Surat bukti pembayaran retribusi", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 405, "width": 344, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "m) Berita acara pemeriksaan setelah dokumen teknis dikaji oleh Pemda", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 421, "width": 272, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Data terkait kemajuan permohonan IMB antara lain:", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 437, "width": 225, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Dokumen permohonan IMB telah diterima", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 453, "width": 229, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Dokumen permohonan IMB telah diperiksa", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 469, "width": 106, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Inspeksi lapangan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 485, "width": 291, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) IMB telah diterbitkan/ditolak serta alasannya jika ditolak", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 500, "width": 161, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Data terkait proses SLF/SLFn", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 516, "width": 429, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Data terkait kelengkapan administrasi pemohon SLF. Data kelengkapan administrasi ini sesuai dengan prosesSLF (Permen no. 25/2007), antara lain:", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 548, "width": 132, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Surat permohonan SLF", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 564, "width": 97, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) IMB untuk SLF", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 580, "width": 198, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) IMB dan SLF sebelumnya jika SLFn", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 596, "width": 157, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Fotocopy identitas pemohon", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 612, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Surat kuasa pengurusan SLF", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 627, "width": 99, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Dokumen teknis", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 643, "width": 178, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g) Surat bukti pembayaran retribusi", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 659, "width": 366, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h) Berita acara pemeriksaan setelah bangunan dikaji oleh penilai kelayakan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 247, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Data terkait kemajuan proses permohonan SLF", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 691, "width": 223, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Dokumen permohonan SLF telah diterima", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 707, "width": 227, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Dokumen permohonan SLF telah diperiksa", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 723, "width": 106, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Inspeksi lapangan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 739, "width": 289, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) SLF telah diterbitkan/ditolak serta alasannya jika ditolak", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 754, "width": 237, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Data terkait proses pembongkaran/pelestarian", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 775, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 328, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Data terkait kelengkapan administrasi pemohon pembongkaran.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 104, "width": 270, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Surat permohonan/ajuan pembongkaran/ pelestarian", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 120, "width": 157, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Fotocopy identitas pemohon", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 135, "width": 271, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Surat kuasa permohonan pembongkaran/ pelestarian", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 151, "width": 208, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Dokumen teknis usulan pembongkaran", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 167, "width": 408, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Berita acara pemeriksaan dokumen usulan pembongkaran atau kajian pelestarian.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 350, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Data terkait kemajuan proses permohonan pembongkaran/pelestarian", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 199, "width": 329, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Dokumen permohonan pembongkaran/pelestarian telah diterima", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 215, "width": 333, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Dokumen permohonan pembongkaran/pelestarian telah diperiksa", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 231, "width": 106, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Inspeksi lapangan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 246, "width": 388, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Perintah pembongkaran telah diterbitkan / ditolak serta alasannya jika ditolak", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 315, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Formulir Data (input), Pertanyaan (queries), Laporan (report)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 278, "width": 445, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Formulir pendataan bangunan (input) yang akan digunakan untuk memasukkan data yang belum ada sebelumnya dan updating data yang telah ada. Pengambilan data sesuai formulir meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 326, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Status kepemilikan Tanah dimana bangunan berdiri dan riwayat kepemilikan dan/atau penguasaan apabila diperlukan", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 358, "width": 153, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Izin Mendirikan Bangunan", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 373, "width": 108, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Lokasi Bangunan", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 389, "width": 155, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Jenis Konstruksi Bangunan", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 405, "width": 239, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Luas Bangunan & Gambar Denah Bangunan", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 421, "width": 123, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Pengguna Bangunan", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 437, "width": 108, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7) Fungsi Bangunan", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 453, "width": 128, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8) Klasifikasi Bangunan", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 469, "width": 189, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9) Sumber air bersih yang digunakan", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 485, "width": 199, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10) Sumber penerangan yang digunakan", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 500, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11) Septick tank", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 516, "width": 64, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12) lain-lain", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 532, "width": 445, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pertanyaan (queries) yang akan digunakan untuk pengambilan informasi dari data yang telah tersimpan dalam data base.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 564, "width": 442, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Format Laporan (output) yang akan digunakan pada saat diperlukan pembuatan laporan dari hasil", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 128, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Fungsi dan Klasifikasi", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 612, "width": 187, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Fungsi bangunan gedung meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 627, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Fungsi hunian, merupakan bangunan dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 659, "width": 127, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Rumah tinggal tunggal", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 775, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 223, "top": 88, "width": 181, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.1 Rumah Tinggal Tunggal", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 104, "width": 115, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Rumah tinggal deret", "type": "List item" }, { "left": 250, "top": 204, "width": 127, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.2 Rumah Deret", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 220, "width": 118, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Rumah tinggal susun", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 236, "width": 140, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Rumah tinggal sementara", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 252, "width": 429, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Fungsi keagamaan, merupakan bangunan dengan fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang meliputi bangunan masjid termasuk musholla, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 300, "width": 429, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Fungsi usaha, merupakan bangunan dengan fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha yang meliputi:", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 331, "width": 414, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Bangunan perkantoran : perkantoran pemerintah, perkantoran niaga, dan sejenisnya", "type": "List item" }, { "left": 231, "top": 474, "width": 164, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.3 Kantor pemerintahan", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 490, "width": 418, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Bangunan perdagangan : pasar, pertokoan, pusat pembelanjaan, mal, dan sejenisnya.", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 522, "width": 407, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Bangunan perindustrian : industri kecil, industri sedang, industri besar/berat.", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 538, "width": 418, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Bangunan perhotelan/penginapan: hotel, motel, hostel, penginapan, dan sejenisnya.", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 569, "width": 368, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Bangunan wisata dan rekreasi : tempat rekreasi, bioskop, dan sejenisnya", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 585, "width": 418, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Bangunan terminal : stasiun kereta, terminal bus, terminal udara, halte bus, pelabuhan laut.", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 617, "width": 367, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g) Bangunan tempat penyimpanan : gudang, gedung parkir dan sejenisnya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 633, "width": 429, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) fungsi sosial dan budaya, Merupakan bangunan dengan fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya meliputi bangunan gedung dengan fungsi utama untuk :", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 680, "width": 414, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Bangunan pendidikan: sekolah taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah lanjutan, perguruan tinggi/universitas.", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 712, "width": 402, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Bangunan pelayanan kesehatan : puskesmas, poliklinik, rumah bersalin, rumah sakit kelas A, B, dan C, dan sejenisnya.", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 744, "width": 361, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Bangunan kebudayaan : museum, gedung kesenian dan sejenisnya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 775, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 88, "width": 438, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Fungsi khusus meliputi bangunan gedung dengan fungsi utama yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional atau yang penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat sekitarnya dan/atau mempunyai risiko bahaya tinggi yang meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 167, "width": 432, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Fungsi Campuran, Dalam suatu persil, kaveling, atau blok peruntukan dimungkinkan adanya fungsi campuran (mixed use), sepanjang sesuai dengan peruntukan lokasinya dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 215, "width": 420, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Klasifikasi bangunan Bangunan gedung dibagi berdasarkan klasifikasinya menjadi:", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 231, "width": 248, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Klasifikasi gedung berdasarkan kompleksitas :", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 246, "width": 417, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Bangunan gedung sederhana adalah bangunan dengan karakter sederhana serta memilki kompleksitas dan teknologi sederhana.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 278, "width": 414, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Bangunan gedung tidak sederhana adalah bangunan gedung dengan karakter tidak sederhana serta memilki kompleksitas dan teknologi tidak sederhana.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 310, "width": 417, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Bangunan gedung khusus adalah bangunan yang memiliki penggunaan dan persyaratan khusus, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya memerlukan penyelesaian/ teknologi khusus.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 358, "width": 235, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Klasifikasi berdasarkan tingkat permanensi :", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 373, "width": 414, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Bangunan gedung darurat atau sementara adalah bangunan gedung yang karena fungsinya direncanakan mempunyai umur layanan sampai dengan 5 (lima) tahun.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 405, "width": 420, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Bangunan gedung semi permanen adalah bangunan gedung yang karena fungsinya direncanakan mempunyai umur layanan diantara 5 (lima) s/d 10 (sepuluh) tahun.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 453, "width": 414, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Bangunan gedung permanen adalah bangunan gedung yang karena fungsinya direncanakan mempunyai umur layanan diatas 20 tahun.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 485, "width": 257, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Klasifikasi berdasarkan tingkat resiko kebakaran:", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 500, "width": 420, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Tingkat risiko kebakaran rendah adalah bangunan gedung yang karena fungsinya, dan didesain penggunaan bahan dan komponen unsur pembentuknya, serta kuantitas dan kualitasnya bahan yang ada di dalamnya tingkat mudah terbakarnya sangat rendah.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 564, "width": 414, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Tingkat risiko kebakaran sedang adalah bangunan gedung yang karena fungsinya, dan didesain penggunaan bahan dan komponen unsur pembentuknya, serta kuantitas dan kualitasnya bahan yang ada di dalamnya tingkat mudah terbakarnya sedang.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 627, "width": 414, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Tingkat risiko kebakaran tinggi adalah bangunan gedung yang karena fungsinya, dan didesain penggunaan bahan dan komponen unsur pembentuknya, serta kuantitas dan kualitasnya bahan yang ada di dalamnya tingkat mudah terbakarnya sangat tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 691, "width": 428, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Klasifikasi berdasarkan Zonasi Gempa, zonasi gempa yang ada di Indonesia berdasarkan tingkat kerawanan bahaya gempa sesuai peraturan/standar teknis yang terkait dengan zonasi atau mikro zonasi gempa setempat yang berlaku.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 739, "width": 256, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Klasifikasi berdasarkan tingkat kepadatan lokasi :", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 754, "width": 199, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Bangunan gedung di lokasi renggang.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 775, "width": 9, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 88, "width": 187, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Bangunan gedung di lokasi sedang.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 104, "width": 180, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Bangunan gedung di lokasi padat.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 120, "width": 199, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Klasifikasi berdasarkan ketingggian :", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 135, "width": 414, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Bangunan rendah yaitu bangunan gedung dengan jumlah lantai bangunan gedung sampai dengan 4 lantai,", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 167, "width": 414, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Bangunan sedang yaitu bangunan gedung dengan jumlah lantai bangunan gedung 5 lantai sampai dengan 8 lantai,", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 199, "width": 414, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Bangunan tinggi yaitu bangunan gedung dengan jumlah lantai bangunan lebih dari 8 lantai.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 231, "width": 199, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7) Klasifikasi berdasarkan kepemilikan :", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 246, "width": 215, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Bangunan gedung milik negara, yayasan.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 262, "width": 192, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Bangunan gedung milik perorangan.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 278, "width": 197, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Bangunan gedung milik badan usaha.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 294, "width": 432, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8) Klasifikasi berdasarkan tingkat kesejarahannya, Bangunan gedung dan lingkungannya sebagai benda cagar budaya dan/atau bersejarah yang dilindungi dan dilestarikan merupakan bangunan gedung berumur paling sedikit 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan termasuk nilai arsitektur dan teknologinya yang ditetapkan oleh bupati/walikota sesuai dengan peraturan.", "type": "List item" }, { "left": 232, "top": 564, "width": 164, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.4 Bangunan bersejarah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 456, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bangunan gedung yang didirikan harus memenuhi persyaratan kepadatan dan ketinggian bangunan gedung berdasarkan rencana tata ruang wilayah Daerah yang bersangkutan, rencana tata bangunan dan lingkungan yang ditetapkan, dan peraturan bangunan setempat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 456, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketentuan-ketentuan tata bangunan dan lingkungan pada suatu lingkungan/ kawasan menjelaskan mengenai Intensitas Pemanfaatan Lahan yang merupakan tingkat alokasi dan distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 456, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepadatan bangunan meliputi ketentuan tentang Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan/ tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. yang dibedakan dalam tingkatan KDB padat, sedang, dan renggang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 457, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketinggian bangunan meliputi ketentuan tentang Jumlah Lantai Bangunan (JLB), dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yaitu angka desimal perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan/ tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai, yang dibedakan dalam tingkatan KLB tinggi, sedang, dan rendah. Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA) merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman ruang bebas tertentu yang ditetapkan oleh pembina jalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 456, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daerah Milik Jalan (DAMIJA) merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi tertentu yang dikuasai oleh pembina jalan dengan suatu hak tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 456, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA) merupakan ruang sepanjang jalan di luar daerah milik jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu, yang ditetapkan oleh pembina jalan, dan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan. Field yang akan ada dalam perancangan database adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 63, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- ID_Persil", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 89, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Nama_Pemilik", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 50, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Lokasi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 32, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- RT", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 36, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- RW", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 67, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Kelurahan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 71, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Kecamatan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 99, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Kota/ Kabupaten", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 57, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Propinsi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 50, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Fungsi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 40, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Luas", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 150, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi Fisik (Struktur) :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 89, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Pondasi (jenis)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 87, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Tiang (kolom)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 98, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Struktur (Bahan)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 101, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Tinggi Bangunan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 85, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Jumlah Lantai", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 93, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Dokumen IMB", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 160, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Dokumen Pendukung lainnya", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 183, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Posisi Koordinat Lokasi bangunan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 30, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- dll", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 456, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2 Kajian Kebijakan Pembuatan Dokumen Pendataan Bangunan Dalam Kota Bukittinggi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 456, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam rangka implementasi Pembuatan Dokumen Pendataan Bangunan Dalam Kota Bukittinggi telah disusun sejumlah peraturan yang berperan dalam kegiatan Pembuatan Dokumen Pendataan Bangunan Dalam Kota Bukittinggi. Kebijakan tersebut merupakan rencana dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mewujudkan Pembuatan Dokumen Pendataan Bangunan Dalam Kota Bukittinggi yang optimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 456, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Pembuatan Dokumen Pendataan Bangunan Dalam Kota Bukittinggi adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 387, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 397, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Undang-undang No.23 Tahun 1997 tenetang Pengelolaan Lingkungan Hidup.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 332, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 317, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Undang-undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 456, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 331, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Undang-undang No.4 Tahun 2011 tentang Informasi Geopasial.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 428, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 456, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Rencana Pedoman Umum Penyusunan RTBL.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 456, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan Bangunan Gedung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 456, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10. Peraturan Daerah Kota Bukittinggi No. 06 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bukittinggi Tahun 2010-2030", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 456, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11. Peraturan Daerah Kota Bukittinggi No. 1 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung Kota Bukittinggi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 456, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12. Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 13 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 456, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13. Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 69 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 183, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2 Metode Pengembangan GIS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 456, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objekobjek dan fenomena di mana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, dan (d) keluaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 457, "height": 154, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data geografis pada dasarnya tersusun oleh dua komponen penting yaitu data spasial dan data atribut. Perbedaan antara dua jenis data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Data Spasial Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi objek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interpretasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan objek-objek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi objek di atas muka bumi (di udara) dan di bawah permukaan bumi. Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta analog, foto udara, citra satelit, survei lapangan, pengukuran theodolit, pengukuran dengan menggunakan global positioning systems (GPS) dan lain-lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 223, "top": 278, "width": 180, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.5 Sumber Data dalam SIG", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 460, "height": 106, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilayah Kota Bukittinggi terletak pada ketinggian antara 780 – 950 mdpl. Topografi wilayah umumnya relatif datar, tetapi terdapat perbukitan yang bergelombang dan berbukit. Namun permukaan wilayah yang bergelombang dan berbukit diarea pinggir berakibat terhadap terbatasnya wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemukiman dan kegiatan pembangunan perkotaan. Konsekuensinya penduduk tidak tersebar merata dalam wilayah kota. Pada wilayah tertentu penduduknya sangat padat dan sebaliknya terdapat wilayah dengan densitas penduduk rendah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 76, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2.1 ArcGIS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 457, "height": 138, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ArcGIS merupakan kompilasi beberapa fungsi dari berbagai macam perangkat GIS seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Perangkat lunak ini dirilis ESRI Pada tahun 2000. Produk Utama Dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop, yang mana ArcGIS desktop merupakan perangkat GIS professional komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu: ArcView, ArcEditor dan ArcInfo. Software ArcGIS pertama kali diperkenalkan kepada publik oleh ESRI pada tahun 1999, yaitu dengan kode versi 8.0 (ArcGIS 8.0). ArcGIS merupakan penggabungan, modifikasi dan peningkatan dari 2 perangkat lunak ESRI yang sudah terkenal sebelumnya yaitu ArcView GIS 3.3 (ArcView 3.3) dan ArcInfo Workstation 7.2 (terutama untuk tampilannya).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 341, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perangkat lunak berbasis Windows ArcGIS meliputi sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 456, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. ArcReader, pengguna memungkinkan menampilkan peta yang dibuat menggunakan produk ArcGIS lain.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 264, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. ArcGIS Desktop, mempunyai lima tingkat lisensi :", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 659, "width": 442, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. ArcView, pengguna memungkinkan menampilkan data spasial, pembuatan peta berlapis, dan melakukan analisa spasial dasar.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 691, "width": 442, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. ArcMap, merupakan aplikasi utama dalam proses GIS dan pemetaan menggunakan komputer. ArcMap mempunyai kemampuan utama guna visualisasi, pembangunan database spasial baru, editing, memilih (query), menciptakan desain peta, analisa dan pembuatan tampilan akhir pada laporan kegiatan. Hal-hal yang dapat dilakukan ArcMap", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "antara lain yaitu penjelajahan data (exploring), presenting result, analyzing, customizing data dan programming.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 120, "width": 442, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. ArcEditor, mempunyai kemampuan sama dengan ArcView ditambah peralatan manipulasi berkas shapefile dan geodatabase.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 151, "width": 442, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. ArcInfo, memiliki kemampuan seperti ArcEditor dengan tambahan fungsi manipulasi data, analisis, dan penyuntingan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 183, "width": 442, "height": 186, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. ArcCatalog, alat yang berguna untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing), mendokumentasikan data spasial atau metadata, membagi (distribution), dan menyimpan (documentation) berbagai data SIG. ArcCatalog dapat membantu proses eksplorasi dan pengelolaan data spasial. Ketika data telah terhubung, ArcCatalog dapat digunakan untuk melihat data. Jika ada data yang akan digunakan, penambahan pada peta dapat ditambahkan secara langsung. Seringkali, ketika memperoleh data dari pihak lain, data tidak dapat langsung digunakan. Data tersebut memungkinkan masih memerlukan pengubahan sistem koordinat atau proyeksinya, pemodifikasian atribut, atau penghubungan antara data geografis 30 dengan atribut yang tersimpan dalam tabel terpisah. Ketika data telah siap, isi dan struktur data sebagaimana perubahanperubahan yang telah diolah, harus melakukan pendokumentasian. Aktifitas-aktifitas pengelolaan data dapat dilakukan menggunakan fasilitas yang ada dalam ArcCatalog", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 98, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2.2 Google Maps", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 457, "height": 122, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Google Maps adalah layanan pemetaan web yang dikembangkan oleh Google. Layanan ini memberikan citra satelit, peta jalan, panorama 360°, kondisi lalu lintas. Google Maps menawarkan API (Application Programming Interface) yang memungkinkan peta untuk dimasukkan pada situs web pihak ketiga, dan menawarkan penunjuk lokasi untuk bisnis perkotaan dan organisasi lainnya di berbagai negara di seluruh dunia. Tampilan satelit Google Maps adalah \"top-down\". Sebagian besar citra resolusi tinggi dari kota adalah foto udara yang diambil dari pesawat pada ketinggian 800 sampai 1.500 kaki (240–460 meter), sementara sebagian besar citra lainnya adalah dari satelit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 373, "width": 314, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.6 Tampilan wilayah Bukittinggi melalui Google Maps", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 71, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2.3 MySQL", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 457, "height": 43, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user, serta menggunakan perintah standar SQL. MySQL merupakan Free Software dibawah lisensi GNU/GPL (General Public License).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 135, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3 Metodologi Pekerjaan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 127, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3.1 Metodologi Survey", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 459, "height": 202, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Survei penentuan posisi dari suatu jaringan titik di permukaan bumi umumnya dilakukan dengan metode pengukuran secara terestris yaitu dengan menentukan sudut/arah terhadap utara, jarak dan beda tingginya. Survei yang berbasis pada pengamatan ke satelit GPS dilakukan dengan metode reseksi (pengikatan ke belakang) yaitu titik-titik target di permukaan bumi ditentukan dari penghitungan jarak ke beberapa satelit (GPS) sekaligus. Metode seperti ini disebut dengan metode penentuan posisi secara absolut (absolut positioning/point positioning) yang merupakan metode penentuan posisi yang paling mendasar dari GPS. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan koordinat dan gambar bangunan serta melakukan pemetaan topografi menggunakan metode survei GPS dan memanfaatkan kemajuan perangkat lunak (software) untuk mengolah data posisi hasil pengukuran dengan GPS. Daerah yang akan dilakukan kegiatan survey untuk pendataan bangunan gedung adalah Kecamatan Guguk Panjang (7 Kelurahan) dan Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (9 Kelurahan).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 92, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peralatan Survey", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 456, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus ditentukan terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis yang ada sehingga data pengukuran memenuhi kriteria yang diinginkan (telah dikalibrasi).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 227, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peralatan yang harus dipersiapkan antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 456, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Leica DISTO D810 Touch adalah alat ukur jarak laser yang dilengkapi dengan 15 mode pengukuran dengan tingkat akurasi hingga 1/16 inci. Alat ukur jarak ini dilengkapi dengan fitur User Interface layar sentuh, kamera digital terintegrasi, sensor kemiringan, dan Bluetooth.", "type": "List item" }, { "left": 246, "top": 342, "width": 135, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.7 Alat ukur jarak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 285, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Komputer (hardware dan software) + printer ukuran A3", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 55, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kamera", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 60, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Kompas", "type": "List item" }, { "left": 262, "top": 469, "width": 103, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.8 Kompas", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 457, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. GPS Handheld (New Genuine Can-am 2016 2017 Outlander Max 850 Garmin Montana 680t Gps & Mount)", "type": "List item" }, { "left": 201, "top": 612, "width": 224, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.9 GPS (Global Positioning System)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 129, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Perlengkapan lapangan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 87, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan survey", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 459, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kota Bukittinggi merupakan salah satu wilayah administratif di Provinsi Sumatera Barat yang terletak diantara 100020’ – 100025’ BT dan 00016’ –00020’ LS. Luas wilayah Kota Bukittinggi mencapai 25,24 km2, atau 0,06 % dari luas total wilayah Provinsi Sumatera Barat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 194, "top": 246, "width": 238, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.10 Peta Administrasi Kota Bukittinggi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 457, "height": 59, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surveyor (6 orang) melakukan survey ke bangunan gedung yang didata untuk mendapatkan data di Kecamatan Guguk Panjang sebanyak 7 Kelurahan dan Kecamatan Mandiangin Koto Selayan sebanyak 9 Kelurahan dengan melibatkan tim/aparat Kelurahan/RW/RT setempat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 456, "height": 43, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kecamatan Guguk Panjang Kota Bukittinggi dengan luas areal 6,831 km2 (683,10 ha) atau 27,06 % dari total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 7 kelurahan. Lingkup Kelurahan meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 373, "width": 214, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 389, "width": 126, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kelurahan Tarok Dipo", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 405, "width": 130, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Kelurahan Pakan Kurai", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 421, "width": 223, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Kelurahan Aur Tajungkang Tangah Sawah", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 437, "width": 164, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Kelurahan Benteng Pasar Atas", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 453, "width": 126, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Kelurahan Kayu Kubu", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 469, "width": 155, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Kelurahan Bukit Apit Puhun", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 456, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi, dengan luas areal 12,156 km2 (1.215,60 ha) atau 48 % dari total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 9 kelurahan. Lingkup Kelurahan meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 532, "width": 141, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kelurahan Campago Ipuh", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 548, "width": 164, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kelurahan Puhun Pintu Kabun", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 564, "width": 144, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Kelurahan Puhun Tembok", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 580, "width": 143, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Kelurahan Pulai Anak Air", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 596, "width": 154, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Kelurahan Manggis Ganting", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 612, "width": 111, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Kelurahan Garegeh", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 627, "width": 183, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Kelurahan Campago Guguk Bulek", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 643, "width": 135, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Kelurahan Koto Selayan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 659, "width": 165, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i. Kelurahan Kubu Gulai Bancah", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 234, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkiraan jumlah waktu pengerjaan survey", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 408, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Survey dilakukan ke 16 kelurahan di 2 kecamatan untuk mengetahui data bangunan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 176, "top": 432, "width": 220, "height": 165, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengisian Formulir Pendataan Bangunan Input data bangunan ke database Simpan data bangunan di ArcGIS Simpan data bangunan di MySQL Tampilkan data bangunan di Google Maps", "type": "Picture" }, { "left": 171, "top": 88, "width": 285, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2.1 Asumsi Jumlah Kepala Keluarga per Kecamatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 453, "height": 141, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NO KECAMATAN JML PEN DUDUK JML KELU RAHAN KK/ KELU RAHAN KK /RW * KK /RT** KK/ KECA MATAN 1 Guguk Panjang 42627 7 1522 114 38 10657 2 Mandiangin Koto Selayan 46342 9 1287 97 32 11586 JUMLAH 22243 Ket : * setiap 1 RW terdapat 3 RT ** setiap 1 RT terdapat 40 KK", "type": "Table" }, { "left": 143, "top": 266, "width": 341, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2.2 Asumsi Data Kepala Keluargaper Hari Kerja per 1 Surveyor", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 290, "width": 26, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JML", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 306, "width": 68, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SURVEYOR", "type": "Table" }, { "left": 165, "top": 290, "width": 26, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JML", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 306, "width": 88, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KK/SURVEYOR", "type": "Table" }, { "left": 261, "top": 282, "width": 26, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JML", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 282, "width": 408, "height": 60, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BULAN KERJA JML DATA KK SELAMA BULAN KERJA JML DATA KK/HARI KERJA* 6 3707 4,5 824 37", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 348, "width": 179, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ket : * Hari kerja adalah 22 hari", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 184, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3.2 Metodologi Data Hasil Survey", "type": "Picture" }, { "left": 206, "top": 633, "width": 216, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.11 Metodologi Data Hasil Survey", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 205, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deskripsi gambar adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 324, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Data hasil survey diisikan ke dalam formulir pendataan gedung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 235, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Data bangunan diinputkan ke dalam database", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 456, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Data bangunan disimpan dalam ArcGIS / MySQL (dimana selanjutnya apabila diinginkan data yang ada dalam ArcGIS dapat dikonversi ke MySQL maupun sebaliknya).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 744, "width": 233, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Data bangunan ditampilkan di Google Maps.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 115, "width": 267, "height": 260, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Kelurahan : Kecamatan : NO DATA BANGUNAN 1 Status kepemilikan tanah : 2 Izin Mendirikan Bangunan Nomor : Tanggal : 3 Luas Tanah / Persil : 4 Lokasi bangunan Jalan : RT/RW : 5 Jenis konstruksi bangunan : 6 Luas lantai bangunan Lt.Dasar : Lt.II : Lt.III : Lt.IV : Lt. V : 7 Penggunaan Bangunan : 8 Fungsi Bangunan : 9 SumberAir Bersih yang digunakan : 10 Sumber Penerangan yang digunakan : 11 Septictank Ada : Benar / Belum Tidak :", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 378, "width": 208, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Lain-lain :", "type": "Picture" }, { "left": 184, "top": 89, "width": 177, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FORMULIR PENDATAAN BANGUNAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 350, "height": 247, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.12 Formulir Isian Pendataan Bangunan Hasil koordinat di peta (Geoposisi) Pemetaan menggunakan GPS Form Data Bangunan input Database Simpan Tampilkan Gambar 2.13 Proses Data Hasil Survey Daftar Pustaka :", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 394, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 404, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Undang-undang No.23 Tahun 1997 tenetang Pengelolaan Lingkungan Hidup.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 339, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 324, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Undang-undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 456, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 255, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 45, "width": 104, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 338, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Undang-undang No.4 Tahun 2011 tentang Informasi Geopasial.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 435, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 456, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Rencana Pedoman Umum Penyusunan RTBL.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 456, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan Bangunan Gedung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 456, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] Peraturan Daerah Kota Bukittinggi No. 06 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bukittinggi Tahun 2010-2030", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 456, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] Peraturan Daerah Kota Bukittinggi No. 1 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung Kota Bukittinggi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 456, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 13 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 459, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 69 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 456, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] Budianto, Eko. 2010. Sistem Informasi Geografis dengan Arc View GIS. Yogyakarta: Andi Offset", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 456, "height": 42, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] Yuliadji RW, Suryono GF, Ruben A. 1994. Aplikasi SIG untuk Pemetaan Informasi Pembangunan. Di dalam Agus W, R Djamaludding,G Hendrarto, editor.Remote Sensing & Geographic information Systems. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 456, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] Yousman, Yeyep. 2004. Sistem Informasi Geografis dengan ArcView3.3 Professional. Yogyakarta: Andi Offset", "type": "List item" } ]
5cc50396-1035-4327-e63b-58d54e9b5ab4
https://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi/article/download/2799/1737
[ { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lateralisasi, Volume 09 Nomor 02, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 39, "width": 197, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4522", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 779, "width": 231, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11| http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 61, "top": 67, "width": 473, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESALAHAN SINTAKSIS PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH TERPADU KOTA BENGKULU", "type": "Section header" }, { "left": 221, "top": 121, "width": 153, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Asiyah 1 , Rizki Imelita Putri 2", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 138, "width": 383, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bengkulu [email protected] dan [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 196, "width": 35, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 213, "width": 481, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang melakukan kesalahan berbahasa. Salah satu kesaahan tertulis yang sering dilakukan adalah kesalahan sintaksis. Masalah penelitian ini adalah 1.Bagaimana kesalahan sintaksis bidang frasa pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu tahun ajaran 2020/2021, 2.Bagaimana kesalahan sintaksis bidang kalimat pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu tahun ajaran 2020/2021. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan sintaksis aspek frasa dan kalimat dalam karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulutahun ajaran 2020/2021. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik tes. Tehnik analisis data menggunakan rumus prosentase P = 100% . Kesimpulan hasil penelitian adalah 1.Kesalahan penggunaan frasa sebanyak 5 atau 55,55% dari jumlah keseluruhan karangan. Kesalahan penggunaan kalimat sebanyak 4 atau 44,44%% kalimat dari keseluruhan karangan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 222, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Kesalahan, Sintaksis, Karangan Eksposisi", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 368, "width": 34, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 379, "width": 481, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In learning Indonesian, there are still many students who make language errors. One of the most common written errors is a syntax error. The problems of this research are 1. How are the syntax errors of the phrase field in the exposition essay of class VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Bengkulu City for the 2020/2021 academic year, 2. How are the syntax errors of the sentence field in the exposition essay of class VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Bengkulu City academic year 2020/ 2021. The purpose of this study was to describe the syntactic errors of phrases and sentences in an exposition essay for class VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Bengkulu City in the 2020/2021 academic year. The method used is descriptive qualitative method. The data collection technique of this research is a test technique. The data analysis technique used the percentage formula P = F/N X 100%. The conclusion of the research is 1. The error in the use of phrases is 5 or 55.55% of the total number of essays. Errors in the use of sentences as much as 4 or 44.44%% of sentences from the whole essay Keywords: Error, Syntax, Expository Writing", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 527, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 548, "width": 481, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahasa merupakan alat komonikasi terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa, pikiran dapat diutarakan, bertukar pendapat, serta hubungan dijalin, bahkan cara hidup dan berpikir orang lain dapat pula dipengaruhi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang melakukan kesalahan berbahasa. Ragam bahasa berdasarkan sarana pemakaiannya yaitu ragam lisan dan tulis (Setyawati:2010:2). Bahasa tertulis terikat pada aturan kebahasaan, seperti ejaan, susunan, sistematika, dan teknik penulisan. Apabila siswa tidak memenuhi aturan kebahasaan, terjadilah kesalahan kebahasaan. Salah satu kesalahan tertulis yang masih sering dilakukan siswa adalah kesalahan sintaksis. Ruang lingkup kesalahan sintaksis berkisar pada kesalahan diksi, frasa, klausa, dan kalimat. Kesalahan sintaksis ialah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa atau kalimat (Junus & Junus, 2010:103). Kesalahan sintaksis berkaitan dengam fungsi-fungsi sintaksis dalam bahasa, yakni predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lateralisasi, Volume 09 Nomor 02, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 39, "width": 197, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4522", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 779, "width": 231, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12| http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 66, "width": 481, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut hasil penelitian Rahayu (2015) kesalahan sintaksis masih sering terjadi pada penyusunan diksi, frasa, kalimat, preposisi, dan konjungsi. Begitu pula hasil penelitian Herdiani (2016) yang menunjukkan bahwa siswa sering melakukan kesalahan dalam pemilihan dan penyusunan diksi. Dari beberapa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan sintaksis siswa rata-rata masih rendah.Kesalahan bahasa pada dasarnya disebabkan pada diri orang yang menggunakan bahasa yang bersangkutan bukan bahasa yang digunakannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 200, "width": 481, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis kesalahan sintaksis juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan berbahasa anak didik pada umumnya. Hasil dari analisis kesalahan sintaksis dapat digunakan sebagai bahan untuk menerangkan bagian-bagian kesalahan sintaksis yang sering dilakukan siswa, sehingga untuk selanjutnya kesalahan yang serupa dikurangi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 293, "width": 481, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supraba (2008:2) mengungkapkan bahwa pengajaran bahasa Indonesia belum memuaskan. Hal ini didukung oleh banyaknya keluhan guru SMP yang menyatakan bahwa siswanya kurang mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam menangkap pelajaran yang diberikan dan mengerjakan tugas tertulis. Selanjutnya Supraba memaparkan bahwa pada umumnya ketidakmampuan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia tampak pada pemakaian kalimat karya tulis. Dalam sebuah karya tulis atau karangan, kalimat yang baik dapat mengantar pembaca pada maksud yang dipaparkan penulis.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 448, "width": 481, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menulis sebuah karangan yang baik memerlukan penguasaan beberapa keterampilan yaitu menyusun kalimat yang baik sesuai dengan ejaan yang benar pemilihan diksi, keterampilan menyusun dan menghubungkan katayang satu dengan kata yang lain agar menjadi jelas. Kalimat merupakan unsure pembentuk karangan yang paling penting.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 541, "width": 481, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu tahun ajaran 2020/2021 mengenai hasil belajar teks eksposisi berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata 65 sedangkan KKM adalah 75. Fakta menunjukkan bahwa didalam teks eksposisi siswa SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu masih banyak terdapat kesalahan sintaksis terutama dalam bidang frasa dan klausa.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 654, "width": 164, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 685, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 716, "width": 481, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif dalam penelitian ini dimaksud untuk mendeskripsikan kesalahan sintaksis pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu tahun ajaran 2020/2021.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lateralisasi, Volume 09 Nomor 02, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 39, "width": 197, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4522", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 779, "width": 231, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13| http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 66, "width": 90, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 481, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek penelitian adalah karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu tahun pelajaran 2020/2021. Objek penelitian merupakan kalimat yang mengandung kesalahan sintaksis pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu tahun ajaran 2020/2021.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 190, "width": 139, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 220, "width": 481, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengumpulkan data berupa karangan eksposisi penulis menggunakan teknik tes yaitu tes tertulis. Tes tertulis dilakukan oleh guru. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karangan eksposisi. Merujuk pada pendapat bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditemukan (Arikunto, 2005:53). Diasumsikan bahwa tes tertulis adalah alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki individu (siswa). Materi karangan eksposisi sudah pernah diajarkan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia, sehingga peneliti hanya memberikan tes dalam membuat karangan eksposisi saja.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 396, "width": 108, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrumen Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 426, "width": 481, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap dan sistematis .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 499, "width": 405, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Daftar kesalahan sintaksis pada aspek frasa yang terdapat dalam karangan eksposisi siswa.", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 550, "width": 340, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kode subjek Data kesalahan frasa Seharusnya", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 652, "width": 419, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Daftar kesalahan sintaksis pada aspek kalimat pada karangan eksposisi siswa.", "type": "Picture" }, { "left": 69, "top": 683, "width": 249, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kode subjek Data kesalahan kalimat", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 683, "width": 55, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seharusnya", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lateralisasi, Volume 09 Nomor 02, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 39, "width": 197, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4522", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 779, "width": 231, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14| http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 66, "width": 108, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 481, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah karangan eksposisi siswa terkumpul, kemudian dianalisis lebih lanjut satu persatu. Dianalisis dengan rumus :", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 148, "width": 135, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persentase kesalahan adalah", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 183, "width": 58, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 100%", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 220, "width": 301, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P=Persentase kesalahan sintaksis berdasarkan aspek-aspeknya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 241, "width": 298, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F=Frekuensi kesalahan sintaksis berdasarkan aspek-aspeknya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 261, "width": 414, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N=Frekuensi pemakaian suatu aspek sintaksis secara keseluruhan (Sudjiono, 2006:43)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 292, "width": 473, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria persentase kesalahan sintaksis pada masing-masing aspek berdasarkan interval berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 323, "width": 445, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Kriteria persentase kesalahan sintaksis dalam karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 374, "width": 282, "height": 128, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interval persentase kesalahan Nilai Keterangan 86%-100% 66%-85% 46%-65% 26%-65% 0-25%", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 408, "width": 29, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gagal", "type": "Picture" }, { "left": 225, "top": 429, "width": 36, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurang Cukup Baik", "type": "Picture" }, { "left": 225, "top": 491, "width": 54, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baik sekali", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 408, "width": 129, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sangat banyak kesalahan Banyak terdapat kesalahan Cukup sedikit kesalahan Kurang banyak kesalahan Sangat sedikit kesalahan", "type": "Text" }, { "left": 381, "top": 512, "width": 121, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Nurgiyantoro 2001:400)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 543, "width": 155, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 481, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah keseluruhan kaimat yang mengandung kesalahan sintaksis dari 20 karangan siswa adalah 9 kalimat dengan perincian 5 kalimat yang mengandung kesalahan penggunaan frasa dan 4 kalimat yang mengandung kesalahan penggunaan kalimat. Hal tersebut diperoleh berdasarkan penyeleksian data yang telah dilakukan sebagai bagian dari proses analisis dengan membaca cermat dan berulang-ulang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lateralisasi, Volume 09 Nomor 02, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 39, "width": 197, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4522", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 779, "width": 231, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15| http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 425, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kesalahan Sintaksis Berdasarkan Bentuk dan Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 80, "width": 403, "height": 266, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyebabnya NO Kesalahan penggunaan frasa Kesalahan penggunaan kalimat Faktor penyebab kesalahan frasa Frekuensi Faktor penyebab kesalahan kalimat Frekuensi 1. Penggunaan preposisi tidak tepat 1 Kalimat yang tidak berpredikat 2 2. Adanya pengaruh bahasa daerah 3 Urutan kalimat tidak parallel 1 3. Penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir 1 Kalimat tidak perlu 1 ∑ Jumlah", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 314, "width": 6, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Picture" }, { "left": 62, "top": 314, "width": 391, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 4 % persentase 55,55% 44,44%", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 398, "width": 155, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kesalahan penggunaan frasa", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 419, "width": 481, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 menunjukkan faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan frasa yang digunakan dalam karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu tahun ajaran 2020/2021 ditemukan ada tiga faktor penyebab kesalahan penggunaan struktur frasa. Ketiga faktor penyebab kesalahan frasa itu ditemukan dalam karangan eksposisi yaitu sebanyak 5 kalimat atau 55,55% dari jumlah keseluruhan sintaksis. Faktor penyebab kesalahan penggunaan frasa tersebut meliputi penggunaan preposisi tidak tepat (1 kalimat), adanya pengaruh bahasa daerah ( 3 kalimat), penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir (1 kalimat).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 563, "width": 208, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kesalahan penggunaan struktur kalimat", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 584, "width": 481, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 menunjukkan faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan kalimat yang digunakan dalam karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu tahunajaran 2020/2021 ditemukan ada tiga faktor penyebab kesalahan penggunaan struktur kalimat. Ketiga faktor penyebab kesalahan kalimat itu ditemukan dalam karangan eksposisi yaitu sebanyak 9 kalimat atau 44,44% dari jumlah keseluruhan sintaksis. Faktor penyebab kesalahan penggunaan kalimat tersebut meliputi kalimat yang tidak berpredikat (2 kalimat), urutan kalimat tidak parallel (1 kalimat), penggunaan kata tanya tidak tepat (1 kalimat).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 729, "width": 481, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan bentuknya, kesalahan sintaksis dibagi menjadi dua yaitu kesalahan penggunaan struktur frasa dan kesalahan penggunaan struktur kalimat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lateralisasi, Volume 09 Nomor 02, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 39, "width": 197, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4522", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 779, "width": 231, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16| http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 66, "width": 195, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kesalahan penggunaan struktur frasa", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 481, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesalahan struktur frasa pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dibagi menjadi 3 (tiga) meliputi penggunaan preposisi tidak tepat, penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir, adanya pengaruh bahasa daerah. Berikut uraian penggunaan struktur frasa.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 169, "width": 176, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Penggunaan preposisi tidak tepat", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 200, "width": 426, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketidaktepatan penggunaan preposisi dalam frasa yang terdapat pada kalimat berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 231, "width": 463, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1) Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa tanaman sering dijadikan obat diabetes, magh, kanker dan juga obat untuk mengatasi ketombe (Nt,P2)", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 282, "width": 415, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kalimat (1) lebih tepat menggunakan preposisi yang tepat adalah sebagai berikut.", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 313, "width": 436, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1) … Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa tanaman ini sering dijadikan obat diabetes, magh, kanker dan juga obat untuk mengatasi ketombe.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 354, "width": 173, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Adanya pengaruh bahasa daerah", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 385, "width": 481, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu tahun ajaran 2020/2021 dijumpai adanya pengaruh bahasa daerah dalam frasa yang terdapat pada kalimat sebagai berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 457, "width": 436, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) Buah pisang baik sekali bagi kesehatan karena mengandung vi tamin (A,B,C)… (Ym, P1)", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 499, "width": 437, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(3) Hukuman di Indonesia dapat dibilang hanya tegas di hadapan rakyat kecil contohya… (Sp, P4)", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 540, "width": 437, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(4) Sehingga menjaga kebersihan lingkugan sekolah penting sekali dilaksanakan… (Fd, P5)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 591, "width": 481, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kalimat (3), (4) dan kalimat (5) terdapat kalimat yang terpengaruh karena bahasa daerah. Perbaikan kalimat diatas adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 643, "width": 408, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(5) Buah pisang sangat baik bagi kesehatan karena mengandung vitamin (A,B,C)….", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 663, "width": 436, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(6) Hukuman di Indonesia dapat dikatakan hanya tegas di hadapan rakyat kecil contohya…", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 705, "width": 433, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(7) Sehingga menjaga kebersihan lingkugan sekolah sangat penting dilaksanakan… c. Penggunaan unsur berlebihan atau mubazir.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lateralisasi, Volume 09 Nomor 02, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 39, "width": 197, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4522", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 779, "width": 231, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17| http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 66, "width": 481, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dijumpai penggunaan unsur berlebihan atau mubazir dalam frasa yang terdapat pada kalimat berikut:", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 138, "width": 436, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(8) Contoh kasus yang pernah menimpa nenek Asyani sungguh sangat ironis dan tidak adil. (As, P4)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 481, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kalimat diatas terdapat kalimat yang memiliki penggunaan unsur berlebihan atau mubazir karena tidak hemat. Perbaikan kalimat diatas adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 241, "width": 399, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(9) Contoh kasus yang pernah menimpa nenek Asyani sangat ironis dan tidak adil.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 282, "width": 208, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kesalahan penggunaan struktur kalimat", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 313, "width": 481, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesalahan struktur kalimat pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dibagi menjadi 3 (tiga) meliputi kalimat yang tidak berpredikat, urutan kalimat tidak parallel, penggunaan kata tanya tidak tepat.. Berikut ini uraian kesalahan penggunaan kalimat.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 406, "width": 167, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kalimat yang tidak berpredikat", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 436, "width": 481, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dijumpai kalimat tidak berpredikat pada kalimat yang terdapat pada kalimat sebagai berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 488, "width": 436, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(10) ...pada dasarnya, pendidikan adalah merupakan adalah hak bagi setiap warga negara Indonesia.. (Mr. P1)", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 529, "width": 436, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(11) …karena pendidikan mem iliki peran penting sekali dalam memajukan sebuah peradaban bangsa… (Mr.P1)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 581, "width": 481, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kalimat diatas merupakan bentuk kesalahan kalimat yang tidak berpredikat, perbaikan kalimat diatas adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 632, "width": 366, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(12) Pendidikan adalah merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 653, "width": 435, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(13) Pendidikan memiliki peran sangat penting dalam memajukan sebuah peradaban bangsa.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 694, "width": 156, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Urutan kalimat tidak parallel", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 725, "width": 481, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dijumpai urutan kalimat tidak parallel yang terdapat pada kalimat sebagai berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lateralisasi, Volume 09 Nomor 02, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 39, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4522", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 779, "width": 231, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18| http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 66, "width": 435, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(14) banyak yang menyimpulkan bahwa manusia yang membuang sampah di sungai setiap tahun terus menerus bertambah.. (Bg, P3)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 107, "width": 481, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kalimat (14) terdapat urutan kalimat tidak parallel, hal ini disebabkan oleh ketidakpahamanan siswa terhadap urutan kalimat yang seharusnya. Perbaikan kalimat diatas adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 169, "width": 436, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(15) …banyak yang menyimpulkan bahwa manusia yang membuang sampah di sungai bertambah terus menerus setiap tahunnya..", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 211, "width": 209, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Penggunaan kata tanya yang tidak perlu", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 242, "width": 481, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dijumpai penggunaan kata tanya yang tidak perlu yang terdapat pada kalimat sebagai berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 293, "width": 436, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(16) …Apakah jantungnya bisa diajak berolahraga ataupun tidak, karena tidak bisa dipungkiri ba hwa seseorang yang memiliki penyakit jantung… (Nb,P3)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 344, "width": 481, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kalimat (16) terdapat penggunaan kata tanya yang tidak perlu. Seharusnya tanpa adanya kata tanya pun kalimat ini sudah jelas. Perbaikan kalimat diatas adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 386, "width": 436, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(17) …jantung bisa diajak berolahraga ataupun tidak, karena tidak bisa dipungkiri bahwa seseorang yang memiliki penyakit jantung…", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 448, "width": 64, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 479, "width": 371, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 509, "width": 445, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kesalahan sintaksis pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Bengkulu tahun ajaran 2020/2021 ditemukan sebanyak 9 kesalahan.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 551, "width": 445, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kesalahan sintaksis penggunaan frasa pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Bengkulu ajaran 2020/2021 meliputi 3 (tiga) kesalahan meliputi penggunaan preposisi tidak tepat, penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir, adanya pengaruh bahasa daerah", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 633, "width": 445, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kesalahan struktur kalimat pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu ajaran 2020/2021 dibagi menjadi 3 (tiga) meliputi kalimat yang tidak berpredikat, urutan kalimat tidak parallel, penggunaan kata tanya tidak tepat..", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 716, "width": 445, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Bentuk kesalahan sintaksis pada karangan eksposisi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Bengkulu ajaran 2020/2021 adalah", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lateralisasi, Volume 09 Nomor 02, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 39, "width": 197, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4522", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 779, "width": 231, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19| http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 66, "width": 427, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kesalahan sintaksis penggunaan frasa berdasarkan penyebabnya ditemukan sebanyak 5 kesalahan dengan persentase 55,55% terletak pada kriteria banyak penyebab kesalahan. Kesalahan yang sering terjadi yakni pada susunan kata tidak tepat pada karangan eksposisi siswa.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 149, "width": 427, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Kesalahan sintaksis penggunaan kalimat berdasarkan penyebabnya ditemukan sebanyak 4 kesalahan dengan persentase 44,44% terletak pada kriteria banyak penyebab kesalahan. Kesalahan yang sering terjadi disebabkan oleh kalimat yang tidak berpredikat pada karangan eksposisi siswa.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 242, "width": 110, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 272, "width": 438, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Annas Sudijino. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 303, "width": 355, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto Suharsimi, 2013:272 Prosedur Penelitian. Jakarta.Rineka.Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 334, "width": 356, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalman, 2012. Keterampilan Menulis.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 462, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deparemen Pendidikan Nasional, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta. Balai Pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 388, "width": 481, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deparemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta.PT Gramedia Pustaka Utama.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 426, "width": 481, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gunawan & Nirmala, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Surabaya. Jaya Abadi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 463, "width": 367, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Musrifah,Nurul.1999.AnalisisKesalahanSintaksisPadaKaranganSiswaKelas", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 477, "width": 420, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IIISLTPNegeri13Yogyakarta TahunPelajaran1998-1999.Yogyakarta: IKIPYogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 512, "width": 468, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurgiyantoo, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 548, "width": 429, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setyawati, Nanik. 2010. AnalisisKesalahanBerbahasaIndonesia.Surakarta:YumaPustaka.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 579, "width": 473, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supraba,TH.EllisaTesdy.2008.AnalisisPolaPengembanganParagrafdalamKarangan Narasi", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 592, "width": 351, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.Yogyakarta:FBSUNY.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 629, "width": 432, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan R&D. Bandung : Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 660, "width": 481, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tarigan, Henry Guntur, 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.", "type": "Text" } ]
9a720400-9d9b-428e-5017-91bbe78e0101
https://jurnal.uns.ac.id/jurnal-semar/article/download/21376/26421
[ { "left": 259, "top": 36, "width": 262, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal SEMAR Vol. 8 No. 1, 2019 hal. 24 – 29 ISSN: 2302-3937 | Copyright © LPPM Universitas Sebelas Maret Homepage: https://jurnal.uns.ac.id/jurnal-semar", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 84, "width": 388, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberdayaan Relawan Dalam Upaya Penganggulangan Kekerasan Terhadap Anak di Pimpinan Cabang Aisyiyah Kraton Yogyakarta", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 135, "width": 234, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triani Marwati* | Rochana Ruliyandri | Solikhah", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 159, "width": 265, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 193, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 215, "width": 444, "height": 310, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekerasan anak di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Tahun 2011 terjadi 2178 kasus kekerasan, 2012 ada 3512 kasus, 2013 ada 4311 kasus, 2014 ada 5066 kasus (KPAI, 2015).Hal ini terjadi salah satunya karena dari sisi kelembagaan gerakan perlindungan anak belum berjalan optimal karena pemahaman akan pentingnya perlindungan anak dari para pemangku kepentingan (stakeholder), baik dari para pengambil kebijakan, penyelenggara, dan masyarakat, masih terbatas. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini membentuk kelompok relawan perlindungan kepada anak dari ibu-ibu pengurus PCA Kraton sehingga relawan tersebut dapat mengkampanyekan tentang perlindungan anak kepada orangtua maupun kepada masyarakat umum dan meningkatkan pemahaman dan kemampuan relawan mempraktekkan ilmu terkait hak-hak anak. Materi yang disampaikan antara lain dampak kekerasan terhadap anak, mengenali tanda-tanda kekerasan terhadap anak, ketahanan keluarga dengan konsep keluarga sakinah, paralegal, parenting orang tua & anak korban kejahatan seksual, prinsip dasar dalam kerja pendampingan anak korban kekerasan & kode etik, prinsip dasar dalam kerja pendampingan anak korban, faktor resiko dan penyebab kekerasan, peran keluarga untuk pencegahan, langkah-langkah pendampingan terhadap kekerasan anak, pertolongan pertama psikologis dan alur layanan pendampingan anak korban kekerasan melalui power point dan modul pelatihan. Metode pelaksanaan kegiatan ini menggunakan TOT atau training relawan perlindungan anak di wilayah PCA Kraton. Pelatihan pemberdayaan relawan dalam upaya penanggulangan kekerasan terhadap anak di Pimpinan Cabang Aisyiyah Kraton Yogyakarta mampu meningkatkan dan kemampuan relawan mempraktekan ilmu terkait hak-hak anak. Hal ini dibuktikan setelah dilakukan ToT terbentuk relawan perlindungan anak yang dinama GACA (Gerakan Aisyiyah Cinta Anak) terdiri dari berbagai unsur majelis seperti majelis hukum dan HAM, majelis soial, majelis tableq, majelis dikdasmen , majelis kebudayaan dll serta telah menetapkan program kerja. Kata Kunci: penanggulangan kekerasan, anak korban kekerasan", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 559, "width": 65, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 580, "width": 447, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekerasan anak di Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya, yaitu dari tahun 2011 terjadi 2178 dan tahun 2014 ada 5066 kasus (KPAI, 2015). Dari sejumlah kasus tersebut, kasus tertinggi yaitu anak berhadapan dengan hukum dengan 6006 kasus, Hal tersebut sangan memprihatinkan bagi semua pihak. Dimana perlu diketahui pula bahwa fokus kekerasan anak itu ada 3 yaitu : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Tindakan kekerasan tersebut dapat menimbulkan dampak baik fisik maupun psikologis. Dampak fisik seperti perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, anak menderita patah tulang, lebam, sampai cacat permanen. Dampak secara psikologis anak bisa menderita ketakutan, kemarahan, sedih, merasa bersalah, malu, bingung, hilangnya percaya diri dan atau penderitaan psikis berat bahkan berontak pada seorang anak, serta penghindaran terhadap lingkungan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 730, "width": 258, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Penulis Korespondensi : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 36, "width": 262, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal SEMAR Vol. 8 No. 1, 2019 hal. 24 – 29 ISSN: 2302-3937 | Copyright © LPPM Universitas Sebelas Maret Homepage: https://jurnal.uns.ac.id/jurnal-semar", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 83, "width": 447, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak jangka panjang yang dapat dialami anak yang mendapat kekerasan adalah akan munculnya perasaan malu/menyalahkan diri sendiri, cemas atau depresi, kehilangan minat untuk bersekolah, stres pasca-trauma seperti terus-menerus memikirkan peristiwa traumatis yang dialaminya, dan dapat pula tumbuh sebagai anak yang mengisolasi diri sendiri dari lingkungan di sekitarnya. Trauma mendalam akan dialami oleh anak kurban kekerasan dan kejahatan seksual sepanjang hidupnya. Bahkan banyak kasus menunjukkan para korban kekerasan seksual pada usia anak mengalami perkembangan penyimpangan seksual pada usia dewasanya, dan itu sangat sulit untuk disembuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 193, "width": 447, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi tersebut jelas sangat memprihatinkan dan memerlukan tindakan pencegahan untuk terjadinya korban berikutnya yang melibatkan berbagai pihak. Pemerintah memang harus mengambil bagian utama dari usaha pencegahan itu, baik melalui rumusan kebijakan yang memihak maupun program- program operasional yang aplikabel. Di samping itu berbagai organisasi kemasyarakatan juga harus terlibat secara serius dalam usahanya mengantisipasi terjadinya lagi tindak kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 288, "width": 447, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan perlindungan anak berbasis masyarakat yang ditujukan untuk membekali kader sebagai relawan dengan pemahaman dan skill dasar untuk melakukan perlindungan terhadap hak-hak anak, pencegahan dan identifikasi kekerasan dan melakukan fasilitator awal terhadap kasus-kasus kekerasan terhadap anak. Gerakan sosial ini secara spesifik berfokus pada penyelesaian masalah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 356, "width": 447, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari sisi kelembagaan gerakan perlindungan anak belum berjalan optimal karena pemahaman akan pentingnya perlindungan anak dari para pemangku kepentingan (stakeholder), baik dari para pengambil kebijakan, penyelenggara, dan masyarakat, masih terbatas. Padahal peranan stakeholder akan sangat penting. Rendahnya komitmen terhadap perlindungan kepada anak tersebut menyebabkan kurang aktifnya masyarakat juga. Di wilayah PCA Kraton juga masih sedikit relawan yang berkomitmen tinggi dalam membantu dalam penyelesaian kekerasan pada anak, sehingga jika terdapat kasus kekerasan anak masih kurang pendampingan.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 460, "width": 450, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan permasalahan ini maka penting sekali dilakukan suatu pemberdayaan ibu-ibu menjadi relawan dalam upaya penanggulangan kekerasan agar memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengarahkan pada perilaku yang dapat membantu mencegah terjadinya kekerasan terutama pada anak. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan pemberian penyuluhan dan praktek.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 544, "width": 100, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Pelaksanaan", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 566, "width": 449, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Materi yang disampaikan antara lain dampak kekerasan terhadap anak, mengenali tanda-tanda kekerasan terhadap anak, ketahanan keluarga dengan konsep keluarga sakinah, paralegal, parenting orang tua & anak korban kejahatan seksual, prinsip dasar dalam kerja pendampingan anak korban kekerasan & kode etik, prinsip dasar dalam kerja pendampingan anak korban, faktor resiko & penyebab kekerasan, peran keluarga untuk pencegahan, langkah-langkah pendampingan terhadap kekerasan anak, pertolongan pertama psikologis dan alur layanan pendampingan anak korban kekerasan melalui power point dan modul pelatihan. Metode pelaksanaan kegiatan ini menggunakan TOT atau training relawan perlindungan anak di wilayah PCA Kraton.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 705, "width": 110, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 726, "width": 444, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah pengetahuan dan kemampuan warga, khususnya ibu-ibu pengurus PCA Kraton dalam mengkampanyekan tentang perlindungan anak kepada orangtua maupun kepada masyarakat umum dan meningkatkan", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 36, "width": 262, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal SEMAR Vol. 8 No. 1, 2019 hal. 24 – 29 ISSN: 2302-3937 | Copyright © LPPM Universitas Sebelas Maret Homepage: https://jurnal.uns.ac.id/jurnal-semar", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 83, "width": 444, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemahaman dan kemampuan relawan mempraktekkan ilmu terkait hak-hak anak. Secara rinci, kegiatan penyuluhan ini telah dilaksanakan dengan baik dan lancar dalam tiga kali pertemuan. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 25 peserta dalam bentuk TOT dikantor PCA Kraton. Berikut rincian hasil pelaksanaan penyuluhan pada pertemuan 1, 2dan 3.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 146, "width": 447, "height": 256, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertemuan pertama telah dilaksanakan pada Sabtu tanggal 20 Januari 2018 betempat diKantor PCA Kraton. Dalam pertemuan pertama ini, peserta diingatkan mengenai dampak kekerasan terhadap anak, mengenali tanda-tanda kekerasan terhadap anakdan ketahanan keluarga dengan konsep keluarga sakinah. Dalam pertemuan pertama ini juga dilakukan diskusi dimana peserta banyak bertanya mengenai bagaimana cara mudah mengenali tanda-tanda kekerasan terhadap anak (Gambar 1). Dalam hal ini tim pengabdi menjelaskan secara rinci mengenai tanda-tandanya dan cara berkomunikasi dengan anak. Pengenalan tindak kekerasan seksual pada anak dan cara berkomunikasi yang mudah dengan anak ini di jelaskan dengan sangat jelas oleh Dr. Triani Marwati, S.E., AK., CA., M. Kes. Materi yang disampaikan sesuai dengan hasil penelitian Noviana (2015) bahwa kekerasan seksual akan menimbulkan dampak trauma akibat kekerasan seksual yang dialami oleh anak-anak, antara lain: pengkhianatan atau hilangnya kepercayaan anak terhadap orang dewasa (betrayal); trauma secara seksual (traumatic sexualization ); merasa tidak berdaya (powerlessness ); dan stigma ( stigmatization ). Secara fisik memang mungkin tidak ada hal yang harus dipermasalahkan pada anak yang menjadi korban kekerasan seksual, tapi secara psikis bisa menimbulkan ketagihan, trauma, bahkan pelampiasan dendam. Bila tidak ditangani serius, kekerasan seksual terhadap anak dapat menimbulkan dampak sosial yang luas di masyarakat. Dimana orangtua memegang peranan penting dalam menjaga anak-anak dari ancaman kekerasan seksual. Selain itu hasil penelitian Mutiah (2015), menemukan bahsa dampak kekerasan terhadap anak menimbulkan damak secara psikologis bagi anak yaitu harga diri dan agresitivitas.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 622, "width": 148, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Kegiatan diskusi ke-1", "type": "Caption" }, { "left": 259, "top": 36, "width": 262, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal SEMAR Vol. 8 No. 1, 2019 hal. 24 – 29 ISSN: 2302-3937 | Copyright © LPPM Universitas Sebelas Maret Homepage: https://jurnal.uns.ac.id/jurnal-semar", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 83, "width": 447, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertemuan kedua dilaksanakan pada Minggu tanggal 21 Januari 2018 yang juga dilaksanakan di Kantor PCA Kraton (Gambar 2). Pada pertemuan kedua ini dilanjutkan penyuluhan dengan memunculkan beberapa topik. Diantaranya adalah topik mengenai Paralegal, Parenting orang tua & anak korban kejahatan seksual dan Prinsip dasar dalam kerja pendampingan anak korban kekerasan dan Kode etik. Dalam topik ini pemberi materi adalah Puji Utami, SH.. Dalam topik ini dibahas dengan jelas mengenai pendampingan hukum terhadap anak korban kekerasan. Dalam diskusi ini, warga banyak bertanya mengenai bagaiamana cara memberikan perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan bagi pendamping yang pengetahuannya minim hukum. Tim pengabdi kemudian memberikan jawaban dan keterangan lengkap mengenai cara pendampingan hukum yang tepat. Materi yang disampaikan sesuai dengan hasil penelitian Ristianto (2010), bahwa kekerasan terhadap anak dalam keluarga – apapun bentuk dan alasan-alasannya adalah sesuatu yang dilarang dan bertentangan dengan hokum dalam perspektif undang-undang Perlindungan Anak, akrena merupakan salah satu tindakan yang melanggar HAM.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 486, "width": 148, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Kegiatan diskusi ke-2", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 506, "width": 450, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pertemuan kedua, selain topik paralegal, dibahas pula mengenai bagaimana melakukan Parenting orangtua& anak korban kejahatan seksual dan Prinsip dasar dalam kerja pendampingan anak korban. Dalam hal ini dimaksudkan agar orang tua mampu memberikan komunikasi yang baik. Pemberian materi ini disampaikan oleh Dr. Tri Sunarsih, SST., M. Kes.. Pada pertemuan kedua ini warga juga memberikan sambutan yang baik dan masih antusias dalam bertanya mengenai topik-topik yang berkaitan. Materi yang disampaikan didukung oleh hasil penelitian Mutiah (2015) bahwa kepribadian dan parenting practices memberikan sumbangan sebesar 21% terhadap kekerasan anak.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 619, "width": 447, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertemuan ketiga telah dilaksanakan pada Minggu tanggal 28 Januari 2018 betempat di Kantor PCA Kraton. Dalam pertemuan ini, peserta diingatkan kembali mengenai materi-materi yang lalu oleh moderator. Dalam pertemuan ini juga dilakukan diskusi kembali dimana peserta banyak bertanya mengenai kekerasan terhadap anak. Materi pada pertemuan ketiga disampaikan oleh Rochana Ruliyandri, S.E., M. Kes. dengan beberapa materi berikut, faktor resiko & penyebab kekerasan dan peran keluarga untuk pencegahan, langkah-langkah pendampingan terhadap kekerasan anak, pertolongan pertama psikologis dan alur layanan pendampingan anak korban kekerasan. Pada pertemuan ketiga ini peserta sangat antusias dan menyambut rencana tindak lanjut kegiatan ini dengan pembangunan shelter. Materi yang disampaikan didukung oleh hasil penelitian Mutiah (2015) bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kekerasan terhadap anak, yaitu kepribadian neuroticisme dan praktek pengasuhan anak ( parenting practices) sebesar 21%.", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 36, "width": 262, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal SEMAR Vol. 8 No. 1, 2019 hal. 24 – 29 ISSN: 2302-3937 | Copyright © LPPM Universitas Sebelas Maret Homepage: https://jurnal.uns.ac.id/jurnal-semar", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 83, "width": 447, "height": 229, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan pada pengabdian masyarakat tersebut, diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan peserta terkait kekerasan terhadap anak. Hal ini dibuktikan dengan peserta mampu menjawab pertanyaan dari moderator pada Minggu 28 Januari 2018 terkait materi yang telah diberikan pada Minggu 21 Januari 2018. Peserta masih merekam materi yang telah diberikan dengan baik. Ini sejalan dengan teori Edgar Dale dalam Suyono (2012) dan Daryanto (2010), bahwa diskusi memberikan kontribusi daya ingat sebanyak 50%. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Fariani A., & Ira P. (2015), bahwa menunjukkan ada perbedaan pengetahuan kader yang signifikan sebelum dan sesudah pelatihan dengan pemberian ceramah pada agen Pencegahan Primer Tindakan Kekerasan Seksual pada Anak. Selain itu peserta yang telah mendapatkan tambahan informasi dari hasil kegiatan pengabdian juga termotivasi dalam menyusun rencana tindak lanjut setelah dilakukan kegiatan pengabdian tersebut. Hal ini dibuktikan dengan rencana pembangunan shelter di Kantor PCA Kraton untuk anak korban kekerasan. Ini didukung oleh hasil penelitian Maemunah dkk (2016), bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan ibu terhadap sikap pencegahan sexual abuse pada anak usia 3-6 tahun. Dilakukannya kegiatan pengabdian tersebut juga diharapkan mampu mempraktekan ilmu terkait hak-hak anak. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Saputri (2017), bahwa pengetahuan tentang kekerasan pada anak sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya baik psikis maupun fisik.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 334, "width": 60, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 356, "width": 447, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui kegiatan ini diharapkan terbentuknya relawan-relawan perlindungan anak yang berasal dari Aisyiyah yang siap terjun dilapangan apabila terjadi potensi maupun kasus yang terkait dengan perlindungan anak, disamping itu juga kegiatan ini mampu menekan atau mengurangi kejadian kekerasan terhadap anak sehingga kedepannya Asiyiyah sebagai suatu organisasi perempuan berkemajuan mampu berpartisipasi dan berkiprah terhadap masalah kekerasan terhadap anak. Hal ini dibuktikan setelah dilakukan ToT terbentuk relawan perlindungan anak yang dinama GACA (Gerakan Aisyiyah Cinta Anak) terdiri dari berbagai unsur majelis seperti majelis hukum dan HAM, majelis soial, majelis tableq, majelis dikdasmen , majelis kebudayaan dll serta telah menetapkan program kerja dan tupoksi untuk relawan dalam pendirian shelter.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 487, "width": 47, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 508, "width": 444, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak, Nuansa Cendekia, Bandung, 2012, hal. 47. \"Child Abuse and Neglect Statistics\". National Committee to Prevent Child Abuse. 1998.Diarsipkan dari versi asli tanggal 1998-05-15.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 549, "width": 447, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anisa Fariani A. & Ira P. 2015. Kader Posyandu sebagai Agen Pencegahan Primer Tindakan Kekerasan Seksual pada Anak. Yogyakarta : GADJAH MADA JOURNAL OF PROFESSIONAL PSYCHOLOGY VOLUME 1, NO. 2.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 590, "width": 59, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anonymous.", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 590, "width": 27, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2009.", "type": "Table" }, { "left": 221, "top": 590, "width": 108, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak negative", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 590, "width": 47, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kekerasan", "type": "Table" }, { "left": 431, "top": 590, "width": 95, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap anak.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 604, "width": 359, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://fadec.wordpress.com/2009/07/29/dampak-negatif-kekerasan-terhadap anak/ .diakses tanggal 10 Oktober 2017.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 634, "width": 444, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anonymous.https://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan_terhadap_anak. diakses tanggal 9 Oktober 2017", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 661, "width": 447, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Perencannya sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta. Gava Medika", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 688, "width": 447, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maemunah, N., Atti Y., &Eko P. 2016. Hubungan Pengetahuan Ibu terhadap Sikap Pencegahan Sexual Abuse Pada Anak 3-6 Tahun. Malang: STIKes Universitas Tribuana Tungga Dewi. P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900. Volume 7, Nomor 2,", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 729, "width": 447, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mutiah, D. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekerasan Terhadap Anak. Medan : USU Press (Prosiding Seminar Nasional Kesehatan Mental dan Prespektif Kultural).", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 756, "width": 447, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Noviana, Ivo. 2015. Kekerasan Seksual Terhadap Anak : Dampak Dan Penanganannya. Jakarta: Pusat", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 36, "width": 262, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal SEMAR Vol. 8 No. 1, 2019 hal. 24 – 29 ISSN: 2302-3937 | Copyright © LPPM Universitas Sebelas Maret Homepage: https://jurnal.uns.ac.id/jurnal-semar", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 83, "width": 410, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementrian Sosial RI. Volume 1. No 1.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 108, "width": 447, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasalbessy, J. D. 2010. Dampak Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Serta Solusinya. JurnalSasi Vol.16. No.3 BulanJuli - September Ristianto, E. 2010. Kekerasan Terhadap Anak Dalam Keluarga. Yogyakarta : UIN. Skripsi. Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran: Teori Konsep Dasar.Bandung.Remaja Rosdakarya", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 175, "width": 447, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saputri, S.A. 2017. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kekerasan Pada Anak Usia 0-5 Tahun di Kelurahan Semampir RT 03 RW 05 Kota Kediri. Kediri :STIKES Ganesha Husada. JuKeVol.1 No.1.", "type": "List item" }, { "left": 259, "top": 36, "width": 262, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal SEMAR Vol. 8 No. 1, 2019 hal. 24 – 21 ISSN: 2302-3937 | Copyright © LPPM Universitas Sebelas Maret Homepage: https://jurnal.uns.ac.id/jurnal-semar", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" } ]
67ce9b46-5cf4-3528-3f79-c67109bcf89b
https://foristek.fatek.untad.ac.id/index.php/foristek/article/download/322/165
[ { "left": 54, "top": 61, "width": 283, "height": 65, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Volume 13, No.2, November 2023, Hal. 87-94 p-ISSN 2087-8729, e-ISSN 2579-7174 Akreditasi ( SINTA 5 ), SK. No. 225/E/KPT/2022 DOI : 10.54757/ fs.v14i2.322", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 759, "width": 179, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Vol. 13, No.2, November 2023: 87-94", "type": "Page footer" }, { "left": 297, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 62, "top": 156, "width": 488, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MONITORING PARAMETER AIR BERBASIS IOT (INTERNET OF THINGS)", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 189, "width": 491, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf Anshori 1 , Andi Fathur Alamsyah A. Parenrengi 2 , Dwi Shinta Angreni 3 , Rizka Ardiyansyah 4 , Yuri Yudhaswana Joefrie 5", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 235, "width": 319, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Sistem Informasi ¹, Fakultas Teknik 2 3 4 5 (Universitas Tadulako) [email protected] 1", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 286, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 297, "width": 513, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Water is a necessity for living things that have certain parameters to be consumed. This tool is made to measure the parameters of pH, temperature and turbidity of water quality and this tool is integrated with Internet of Things (IoT) technology so that sensor measurement data can be accessed anywhere and anytime. This tool implements Fuzzy Logic to generate “clean” and “unclean” values for water and uses the NodeMCU-ESP32s Module as the main controller, the PH-4502c sensor measures pH, the SKUSEN0189 sensor measures turbidity, and the DS18B20 sensor measures temperature. The results show that all sensors work well with an average error value of 2.95% for pH, 0.80% for temperature, and 21.32% for turbidity.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 378, "width": 344, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: water quality monitoring, Internet of Things (IoT), ESP32, Fuzzy Logic", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 417, "width": 45, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTISARI", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 429, "width": 513, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Air adalah kebutuhan hidup makhluk hidup yang memiliki parameter tertentu untuk dapat dikonsumsi. Alat ini dirancang dan dibuat untuk mengukur parameter pH, suhu dan kekeruhan air dan alat ini terintegrasi dengan teknologi Internet of Things (IoT) sehingga data pengukuran sensor dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Alat ini mengimplementasikan Logika Fuzzy untuk menghasilkan nilai “bersih” dan “tidak bersih” untuk air dengan menggunakan Modul NodeMCU-ESP32s sebagai pengendali utama, sensor PH-4502c mengukur pH, sensor SKUSEN0189 mengukur kekeruhan, dan sensor DS18B20 mengukur suhu. Hasil menunjukkan bahwa semua sensor bekerja dengan baik dengan rata-rata nilai error pH 2,95%, suhu 0,80%, sedangkan kekeruhan 21,32%.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 521, "width": 337, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Monitoring Kualitas Air, Internet of Things (IoT), ESP32,Logika Fuzzy", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 547, "width": 117, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 560, "width": 244, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia, bahkan seluruh makhluk hidup. Hampir seluruh kegiatan manusia membutuhkan air mulai dari pertanian, memasak, mencuci, ibadah, bahkan dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi dan cairan tubuh manusia sendiri. Hadirnya teknologi mesin yang mampu memompa air dari suatu tempat sehingga dapat dialirkan ke beberapa tempat. Air yang digunakan haruslah sesuai standar sebagaimana yang tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 yang mengatur standar baku air untuk higiene sanitasi,", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 547, "width": 244, "height": 150, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "air kolam renang, air untuk SPA, dan air untuk permandian umum. Air untuk higiene sanitasi memiliki standar baku maksimal yaitu kekeruhan: 25 NTU, suhu: suhu udara ± 3 ℃ , dan pH: 6,5 – 8,5. Air untuk kolam renang memiliki standar baku maksimal kekeruhan: 0,5 NTU, suhu 16 ℃ – 40 ℃ , dan pH 7 – 8. Air untuk SPA memiliki standar baku maksimal kekeruhan: 0,5 NTU, suhu < 40 ℃ dan pH 7,2 – 8,0. Dan untuk air permandian umum memiliki standar baku maksimal suhu 15 ℃ - 35 ℃ dan pH: 5 - 9.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 700, "width": 244, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak semua air yang ada pada masyarakat memiliki kualitas yang baik seperti air berasal dari sumur yang letaknya dekat dengan sumber limbah,", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 61, "width": 283, "height": 65, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Volume 13, No.2, November 2023, Hal. 87-94 p-ISSN 2087-8729, e-ISSN 2579-7174 Akreditasi ( SINTA 5 ), SK. No. 225/E/KPT/2022 DOI : 10.54757/ fs.v14i2.322", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 759, "width": 179, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Vol. 13, No.2, November 2023: 87-94", "type": "Page footer" }, { "left": 297, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 48, "top": 156, "width": 244, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maka air tersebut akan lebih mudah terkontaminasi. Kasus Luar Biasa (KLB) terjadi pada tahun 2018 akibat dampak pencemaran air tanah[1].", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 225, "width": 130, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 239, "width": 241, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui kualitas air haruslah melewati uji laboratorium terlebih dahulu agar dapat dipastikan air yang digunakan memenuhi syarat. Uji laboratorium dilakukan dengan mengambil sampel air dan membawanya ke laboratorium. Cara ini dapat mempengaruhi keakuratan hasil yang didapatkan karena parameter-parameter yang diukur dalam menentukan kualitas air mudah berubah konsentrasi maupun sifatnya[2]. Cara ini dapat menguras tenaga yang cukup banyak dan waktu yang cukup lama karena jarak antara lokasi pengambilan sampel dan laboratorium cukup jauh. Saat ini, teknologi berkembang begitu pesat dan menjadi budaya baru dalam kehidupan masyarakat. Maka dari itu dibutuhkan teknologi yang dapat mengukur parameter kualitas air secara cepat dan tepat. Untuk mengetahui hasil pengukuran secara optimal maka data hasil pengukuran harus diolah dengan metode tertentu. Metode fuzzy logic telah diketahui handal dalam pengolahan data hasil pengukuran[3].", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 542, "width": 241, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu bagaimana membangun suatu alat yang dapat mengukur beberapa parameter kualitas air dan dapat menentukan kualitas air. Hasil pengukuran dapat ditampilkan secara daring dengan memanfaatkan jaringan internet. Manfaat penelitian ini adalah dapat adanya inovasi alat ukur untuk mengetahui perubahan parameter kualitas air yang portabel dan hasil pengukuran dapat dilihat secara realtime melalui jaringan internet.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 708, "width": 148, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 722, "width": 80, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Kualitas Air", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 156, "width": 244, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Air merupakan materi penting dalam kehidupan. Bagi manusia, kebutuhan akan air adalah mutlak karena 70% zat pembentuk tubuh manusia terdiri dari air. Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari berbeda untuk setiap tempat dan setiap tingkatan kehidupan. Biasanya semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula jumlah air yang dibutuhkan[4]. Kualitas air adalah karakteristik mutu yang diperlukan untuk pemanfaatan tertentu dari berbagi sumber air. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia fisika, biologi, atau uji laboratorium terlebih dahulu. Pada Peraturan Pemerintah no. 20 Tahun 1990 kualitas air dibagi menjadi 4 golongan diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 380, "width": 226, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Golongan kualitas air “A” untuk air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 441, "width": 226, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Golongan kualitas air “B” untuk air yang dapat digunakan untuk minum dan memerlukan proses terlebih dahulu.", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 489, "width": 226, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Golongan kualitas air “C” merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan peternakan dan perikanan.", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 539, "width": 226, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Serta golongan kualitas air “D” merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan industri, pembangkit listrik tenaga air.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 634, "width": 169, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Metode Pengembangan Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 318, "top": 649, "width": 244, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah Model ADDIE. Model ADDIE adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pendekatan sistematis yang mengacu pada proses-proses utama yaitu : Analysis (analisis), Design (desain),", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 61, "width": 283, "height": 65, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Volume 13, No.2, November 2023, Hal. 87-94 p-ISSN 2087-8729, e-ISSN 2579-7174 Akreditasi ( SINTA 5 ), SK. No. 225/E/KPT/2022 DOI : 10.54757/ fs.v14i2.322", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 759, "width": 179, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Vol. 13, No.2, November 2023: 87-94", "type": "Page footer" }, { "left": 297, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 48, "top": 156, "width": 244, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Development (pengembangan), Implementation (implementasi), dan Evaluation (evaluasi).", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 359, "width": 133, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Model ADDIE", "type": "Caption" }, { "left": 89, "top": 528, "width": 159, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Diagram blok sistem", "type": "Caption" }, { "left": 52, "top": 555, "width": 99, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Rancangan Alat", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 571, "width": 244, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan alat dapat dilihat dari gambar skema di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 306, "width": 124, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Skematik alat", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 326, "width": 244, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari gambar skema di atas, didapatkan konfigurasi yaitu: pin Vin/5V menjadi input dari tegangan battery sebagai suplai tegangan listrik ke NodeMCU-ESP32. Pin D23 menjadi input dari Sensor Suhu, D34 menjadi input dari Sensor Kekeruhan dan D33 menjadi input dari Sensor pH.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 415, "width": 135, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Internet of Things (IoT)", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 436, "width": 244, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Internet of Things (IoT) mengacu pada tiga elemen utama pada arsitektur Internet of Things , yakni: barang fisik yang dilengkapi modul IoT, perangkat koneksi ke internet dan Cloud Data Center tempat untuk menyimpan aplikasi beserta database . Adapun cara kerja dari Internet of Things yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman yang dimana tiap-tiap perintah argumen tersebut menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung. Internet menjadi sebagai penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut secara langsung tanpa harus berada di lokasi perangkat tersebut[5].", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 649, "width": 110, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. NodeMCU-ESP32", "type": "Section header" }, { "left": 318, "top": 671, "width": 244, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NodeMCU ESP32 merupakan sebuah modul mikrokontrol yang memiliki fungsi yang lengkap. Mikrokontrol ini memiliki banyak pin input dan output yang dapat digunakan dan mempermudah untuk membuat sebuah sistem yang membutuhkan", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 61, "width": 283, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Volume 13, No.2, November 2023, Hal. 87-94 p-ISSN 2087-8729, e-ISSN 2579-7174 Akreditasi ( SINTA 5 ), SK. No. 225/E/KPT/2022 DOI : 10.54757/ fs.v14i2.322", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 759, "width": 179, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Vol. 13, No.2, November 2023: 87-94", "type": "Page footer" }, { "left": 297, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 48, "top": 156, "width": 244, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "banyak pin. Selain itu, juga dilengkapi dengan Wi- Fi dan sebuah Bluetooth , sehingga memudahkan pengembang dalam membuat alat yang memerlukan Wi-Fi atau Bluetooth.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 217, "width": 71, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. Sensor pH", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 239, "width": 244, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pH merupakan derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh larutan[6]. pH didefinisikan sebagai Kologaritmaaktivitasion hydrogen (H+) yang terlarut. pH Meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH ( derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur Ph bahan-bahan semi-padat). Sebuah pH Meter terdiri dari sebuah elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Alat ini sangat berguna untuk industri air minum, laboratorium, akuarium, industri pakaian terutama batik dan pewarna pakaian[7].", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 575, "width": 109, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Sensor pH", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 615, "width": 109, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G. Sensor Kekeruhan", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 637, "width": 244, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensor turbiditas atau kekeruhan merupakan salah satu alat untuk mendeteksi kekeruhan air dengan membaca sifat optik air akibat sinar menyebar dan bisa dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang diterima. Pada sensor kekeruhan ini, bahwa semakin tinggi tingkat kekeruhan air akan", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 156, "width": 241, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diikuti oleh perubahan dari tegangan output sensor[8].", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 298, "width": 145, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Sensor kekeruhan", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 318, "width": 81, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H. Sensor Suhu", "type": "Section header" }, { "left": 318, "top": 340, "width": 244, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensor suhu DS18B20 tahan air dan cocok untuk mengukur suhu di tempat yang sulit atau lembab. Keluaran data sensor adalah digital, sehingga tidak perlu khawatir tentang degradasi data jarak jauh[9]. DS18B20 menyediakan 9 hingga 12 bit data yang dapat dikonfigurasi.", "type": "Text" }, { "left": 380, "top": 544, "width": 116, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Sensor suhu", "type": "Caption" }, { "left": 321, "top": 564, "width": 85, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. Logika Fuzzy", "type": "Section header" }, { "left": 318, "top": 586, "width": 244, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Logika Fuzzy adalah logika yang kabur atau mengandung unsur ketidakpastian. Logika fuzzy digunakan sebagai pengendali pada berbagai alat, misalnya pendingin ruangan dan mesin cuci. Logika ini memang cenderung lebih praktis untuk digunakan karena sederhana, mudah dimengerti, fleksibel, serta lebih baik dan hemat[10].", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 728, "width": 74, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Fuzzifikasi", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 61, "width": 283, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Volume 13, No.2, November 2023, Hal. 87-94 p-ISSN 2087-8729, e-ISSN 2579-7174 Akreditasi ( SINTA 5 ), SK. No. 225/E/KPT/2022 DOI : 10.54757/ fs.v14i2.322", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 759, "width": 179, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Vol. 13, No.2, November 2023: 87-94", "type": "Page footer" }, { "left": 297, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 48, "top": 156, "width": 244, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perancangan logika fuzzy pada alat ini, terdapat dua masukan crips yang didapat dari hasil pengukuran sensor pH dan sensor kekeruhan. Fungsi keanggotaan untuk pH dan kekeruhan ditunjukkan pada gambar 6 dan gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 364, "width": 199, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Derajat keanggotaan nilai pH", "type": "Caption" }, { "left": 48, "top": 518, "width": 244, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Derajat keanggotaan nilai kekeruhan", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 552, "width": 244, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menentukan derajat keanggotaan dari representasi yang digunakan, dapat dilihat dari persamaan (1), (2), dan (3).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 597, "width": 210, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝜇[𝑥] = { 1; (𝑏 − 𝑥)/(𝑏 − 𝑎); 0; 𝑥 ≤ 𝑎 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏 𝑥 ≥ 𝑏 (1)", "type": "Table" }, { "left": 48, "top": 644, "width": 93, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝜇[𝑥] = { 0; (𝑥 − 𝑎)/(𝑏 − 𝑎);", "type": "Formula" }, { "left": 56, "top": 686, "width": 10, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1;", "type": "List item" }, { "left": 56, "top": 700, "width": 85, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(𝑑 − 𝑥)/(𝑑 − 𝑐);", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 659, "width": 138, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑥 ≤ 𝑎 atau 𝑥 ≥ 𝑑 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏 𝑏 ≤ 𝑥 ≤ 𝑐 𝑐 ≤ 𝑥 ≤ 𝑑 (2)", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 153, "width": 210, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝜇[𝑥] = { 0; (𝑥 − 𝑐)/(𝑑 − 𝑐); 1; 𝑥 ≤ 𝑐 𝑐 ≤ 𝑥 ≤ 𝑑 𝑥 ≥ 𝑑 (3)", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 241, "width": 64, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Inferensi", "type": "Section header" }, { "left": 318, "top": 261, "width": 243, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut merupakan basis aturan yang digunakan dalam program alat ini.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 295, "width": 104, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Basis aturan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 315, "width": 208, "height": 110, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekeruhan Tidak Keruh Keruh Sangat Keruh pH Asam Tidak Bersih Tidak Bersih Tidak Bersih Netral Bersih Bersih Tidak Bersih Basa Tidak Bersih Tidak Bersih Tidak Bersih", "type": "Table" }, { "left": 318, "top": 448, "width": 244, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 1 diketahui terdapat 9 (sembilan) aturan berdasarkan dari fungsi keanggotaan sensor kekeruhan dan sensor pH. Jika sensor kekeruhan menunjukkan Tidak Keruh dan sensor pH menunjukkan Asam atau Basa, maka air tersebut Tidak Bersih. Jika sensor kekeruhan menunjukkan Tidak Keruh atau Keruh dan sensor pH menunjukkan Netral maka air tersebut Bersih. Jika sensor kekeruhan menunjukkan Sangat Keruh dan sensor pH menunjukkan Asam atau Netral atau Basa maka maka air tersebut Tidak Bersih. Pada tahap ini menggunakan operator AND atau intersection atau metode MIN.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 633, "width": 175, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝜇 𝐴∩𝐵 = 𝑚𝑖𝑛(𝜇 𝐴(𝑥) , 𝜇 𝐵(𝑦) ) (4)", "type": "Formula" }, { "left": 336, "top": 656, "width": 86, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Defuzzifikasi", "type": "Section header" }, { "left": 318, "top": 676, "width": 244, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap terakhir dari Logika Fuzzy ini adalah defuzzifikasi, dimana nilai fuzzy output akan diubah menjadi crisp output . Fungsi keanggotaan output dari sistem fuzzy dalam penelitian ini dapat dilihat gambar di bawah.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 235, "width": 186, "height": 264, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 0.5 1 0 6 7 8 9 14 Asam Netral Basa 0 0.5 1 0 4 5 25 26 Tidak Keruh Keruh", "type": "Picture" }, { "left": 224, "top": 490, "width": 48, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sangat Keruh", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 61, "width": 283, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Volume 13, No.2, November 2023, Hal. 87-94 p-ISSN 2087-8729, e-ISSN 2579-7174 Akreditasi ( SINTA 5 ), SK. No. 225/E/KPT/2022 DOI : 10.54757/ fs.v14i2.322", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 759, "width": 179, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Vol. 13, No.2, November 2023: 87-94", "type": "Page footer" }, { "left": 297, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 163, "top": 176, "width": 49, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80 60 Bersih Tidak Bersih", "type": "Picture" }, { "left": 56, "top": 274, "width": 225, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Fungsi keanggotaan Defuzzyfikasi", "type": "Caption" }, { "left": 48, "top": 293, "width": 244, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun fungsi keanggotaan hasil dari defuzzyfikasi terdapat dua variabel lingistik yaitu “Tidak Bersih” dan “Bersih” dengan nilai 60 untuk air yang tidak bersih dan 80 untuk air yang bersih. Pada tahap ini menggunakan metode Centroid dan dalam menentukan persentase “Bersih” dan “Tidak Bersih” menggunakan persamaan (6) dan (7).", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 406, "width": 91, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑐𝑒 = ∑ 𝑧𝑗𝜇(𝑧𝑗) 𝑛 𝑗=1 ∑ 𝜇(𝑧𝑗) 𝑛 𝑗=1", "type": "Formula" }, { "left": 54, "top": 447, "width": 228, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "%𝐴𝑖𝑟𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙𝐹𝑢𝑧𝑧𝑦 − 60 80 − 60 × 100% %𝐴𝑖𝑟𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 80 − 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙𝐹𝑢𝑧𝑧𝑦 80 − 60", "type": "Table" }, { "left": 239, "top": 485, "width": 48, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "× 100%", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 524, "width": 162, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 551, "width": 244, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ditampilkan gambar dashboard dan visualisasi data realtime dari hasil pengukuran.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 383, "width": 233, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Dashboard aplikasi dan visualisasi data", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 424, "width": 244, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahapan pengujian dilakukan dengan metode komparasi antara hasil pengujian yang dilakukan oleh alat yang telah dibangun dan hasilnya dibandingkan dengan hasil laboratorium pada Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 521, "width": 182, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut adalah hasil pengujian: Tabel 2. Pengujian sensor kekeruhan", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 549, "width": 225, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel Air Nilai Kekeruhan (Alat Laboratorium) Nilai Kekeruhan (Sensor) 1 0,32 0,36 2 0,83 0,54 3 0,74 0,98 4 14,20 17,39 5 35,90 37,45", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 61, "width": 283, "height": 65, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Volume 13, No.2, November 2023, Hal. 87-94 p-ISSN 2087-8729, e-ISSN 2579-7174 Akreditasi ( SINTA 5 ), SK. No. 225/E/KPT/2022 DOI : 10.54757/ fs.v14i2.322", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 759, "width": 179, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Vol. 13, No.2, November 2023: 87-94", "type": "Page footer" }, { "left": 297, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 63, "top": 262, "width": 214, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Hasil perbandingan kekeruhan", "type": "Caption" }, { "left": 48, "top": 288, "width": 142, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Pengujian sensor ph", "type": "Caption" }, { "left": 58, "top": 302, "width": 218, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel Air Nilai pH (Alat Laboratorium) Nilai pH (Sensor) 1 6,20 6,63 2 7,50 7,94 3 7,51 7,55 4 6,68 6,77 5 7,86 7,85", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 556, "width": 178, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12. Hasil perbandingan pH", "type": "Caption" }, { "left": 48, "top": 582, "width": 152, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Pengujian sensor suhu", "type": "Caption" }, { "left": 59, "top": 596, "width": 221, "height": 110, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel Air Nilai suhu (Alat Laboratorium) Nilai suhu (Sensor) 1 28,1 28,25 2 28,2 28,38 3 28,2 28,50 4 28,1 28,31 5 28,3 28.00", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 279, "width": 187, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12. Hasil perbandingan suhu", "type": "Caption" }, { "left": 340, "top": 306, "width": 139, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Alat dan Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 318, "top": 320, "width": 244, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian alat dan sistem dilakukan dengan menguji metode Logika Fuzzy pada sampel air, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui dari hasil perhitungan logika fuzzy, parameter yang digunakan untuk pengujian adalah Kekeruhan, pH, Suhu, dan Hasil Logika Fuzzy.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 403, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Pengujian sensor dan fuzzifikasi", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 417, "width": 234, "height": 92, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel Air PH Kekeru han (NTU) Suhu ( ℃ ) Hasil Logika Fuzzy Persentase Bersih Tidak Bersih 1 6,63 0,36 28,25 72,6 63% 37% 2 7,94 0,54 28,38 80,0 100% 0% 3 7,55 0,98 28,50 80,0 100% 0% 4 6,77 17,39 28,31 75,4 77% 23% 5 7,85 37,45 28,00 60,0 0% 100%", "type": "Table" }, { "left": 388, "top": 541, "width": 100, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 318, "top": 554, "width": 244, "height": 191, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengujian dan analisis yang dilakukan pada alat monitoring kualitas air berbasis internet of things maka diperoleh kesimpulan yaitu alat dapat mengimplementasikan logika fuzzy dalam menentukan persentase bersih dan tidak bersih dari suatu sampel air dan dari hasil pengujian tiga sensor, menunjukkan bahwa nilai persentase error dari sensor pH sebesar 2,95% dan sensor suhu sebesar 0,80%, sedangkan nilai persentase error dari sensor kekeruhwn masih cukup besar yaitu 21,32% dan alat dapat mengirimkan data hasil pengukuran dan logika fuzzy secara terus menerus selama alat terkoneksi dengan jaringan internet.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 162, "width": 472, "height": 380, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.32 0.83 0.74 14.2 35.9 0.36 0.54 0.98 17.39 37.45 1 2 3 4 5 PENGUKURAN KEKERUHAN Alat Laboratorium Sensor 6.2 7.5 7.51 6.68 7.86 6.63 7.94 7.55 6.77 7.85 1 2 3 4 5 PENGUKURAN PH Alat Laboratorium Sensor 28.1 28.2 28.2 28.1 28.3 28.25 28.38 28.5 28.31 28 1 2 3 4 5 Cel ci u s Jumlah percobaan PENGUKURAN SUHU Suhu (Alat Laborator ium)", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 61, "width": 283, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Volume 13, No.2, November 2023, Hal. 87-94 p-ISSN 2087-8729, e-ISSN 2579-7174 Akreditasi ( SINTA 5 ), SK. No. 225/E/KPT/2022 DOI : 10.54757/ fs.v14i2.322", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 759, "width": 179, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal FORISTEK , Vol. 13, No.2, November 2023: 87-94", "type": "Page footer" }, { "left": 297, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 156, "width": 109, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 167, "width": 244, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] M. Gufran and M. Mawardi, “Dampak Pembuangan Limbah Domestik terhadap Pencemaran Air Tanah di Kabupaten Pidie Jaya,” J. Serambi Eng. , vol. 4, no. 1, p. 416, 2019, doi: 10.32672/jse.v4i1.852.", "type": "List item" }, { "left": 48, "top": 236, "width": 244, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] I. M. Yusuf, “Perancangan Alat Pemantau Kualitas Air (Atair) Berbasis Internet of", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 266, "width": 221, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Things dengan Parameter Kekeruhan, Oksigen Terlarut, Suhu dan pH,” Fak. Tek.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 67, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unpas , 2018.", "type": "List item" }, { "left": 48, "top": 308, "width": 244, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] M. A. Purwanto, M. Hannats, H. Ichsan, and F. Utaminingrum, “Implementasi Fuzzy", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 335, "width": 221, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Logic pada Sistem Monitoring Kualitas Air Kolam Renang dan Aplikasi Android,” vol. 6, no. 2, pp. 683–689, 2022, [Online]. Available: http://j-ptiik.ub.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 391, "width": 244, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] M. R. G. Nadi, C. Ruskandi, and R. S. Pamungkas, “Desain Sistem Deteksi Kualitas", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 221, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Air Berbasis Multi Sensor pH, Dissolved Oxygen, Suhu, dan Konduktivitas,” JoP , vol.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 126, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, no. 1. pp. 48–56, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 48, "top": 460, "width": 244, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] R. A. Wijaya, S. W. L. W. Lestari, and M. Mardiono, “Rancang Bangun Alat Monitoring Suhu dan Kelembaban Pada Alat Baby Incubator Berbasis Internet Of Things,”", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 515, "width": 221, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Teknol. , vol. 6, no. 1, p. 52, 2019, doi: 10.31479/jtek.v6i1.5.", "type": "List item" }, { "left": 48, "top": 542, "width": 244, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] H. Hariyadi, M. Kamil, and P. Ananda, “Sistem Pengecekan Ph Air Otomatis", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 570, "width": 221, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menggunakan Sensor Ph Probe Berbasis Arduino Pada Sumur Bor,” Rang Tek. J. , vol.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 221, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3, no. 2, pp. 340–346, 2020, doi: 10.31869/rtj.v3i2.1930.", "type": "List item" }, { "left": 48, "top": 625, "width": 244, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Y. Rahmanto, A. Rifaini, S. Samsugi, and S.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 636, "width": 221, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Riskiono, “SISTEM MONITORING pH AIR PADA AQUAPONIK MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ARDUINO UNO,” J. Teknol. dan Sist. Tertanam , vol. 1, no. 1, p. 23, 2020, doi: 10.33365/jtst.v1i1.711.", "type": "Table" }, { "left": 48, "top": 722, "width": 244, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Y. Nindra Kristiantya, E. Setiawan, and B. H. Prasetio, “Sistem Kontrol dan Monitoring", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 156, "width": 221, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas Air pada Kolam Ikan Air Tawar menggunakan Logika Fuzzy berbasis Arduino,” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 197, "width": 221, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komput. , vol. 6, no. 7, pp. 3145–3154, 2022,", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 211, "width": 202, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[Online]. Available: http://j-ptiik.ub.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 222, "width": 244, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] P. T. Informatika et al. , “2418-4764-1-Sm,” pp. 305–310, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 318, "top": 252, "width": 244, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] F. A. D. Aji Prasetya Wibawa, Muhammad Guntur Aji Purnama, Muhammad Fathony Akbar, “Metode-metode Klasifikasi,” Pros. Semin. Ilmu Komput. dan Teknol. Inf. , vol. 3, no. 1, p. 134, 2018.", "type": "List item" } ]
883d40a9-9d84-469a-0fab-f33a17b2a0b8
https://bajangjournal.com/index.php/JIRK/article/download/481/319
[ { "left": 85, "top": 36, "width": 153, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.5 Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 36, "width": 25, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "877", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 469, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 734, "width": 238, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 127, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 70, "width": 395, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN LESI PRAKANKER SERVIKS DI PUSKESMAS SEGERONGAN LOMBOK BARAT", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 111, "width": 231, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh Luh Putu Sri Yuliastuti 1) , Uyunun Nudhira 2)", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 138, "width": 342, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1,2 Program Studi D3 Kebidanan STIKES Griya Husada Sumbawa Email: 1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 180, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 194, "width": 473, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kanker serviks adalah kanker kedua yang paling umum terjadi pada wanita yang tinggal di daerah kurang berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan lesi prakanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel adalah akseptor KB yang melakukan deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Segerongan Lombok Barat. Sampel sebanyak 64 orang dipilih secara purposif. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan usia pertama kawin, sirkumsisi pasangan, kontrasepsi hormon, status ekonomi, dan riwayat kanker tidak memiki hubungan yang signifikan dengan lesi prakanker serviks (P > 0,05). Usia pertama kawin memiliki risiko 1,2 kali (OR 1,200), sirkumsisi pada pasangan memiliki risiko 0,9 kali (OR 0,952), kontrasepsi memiliki risiko 1,5 kali (OR 1,589), status ekonomi memiliki risiko 1,7 kali (OR 1,731), dan riwayat kanker pada keluarga memiliki risiko 1,5 kali (OR 1,564) terhadap lesi prakanker serviks. Pemeriksaan Papanicolau digunakan sebagai standar, namun sensitifitas pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat memiliki hasil cukup baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 267, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: Faktor Risiko, Lesi Prakanker Serviks", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 230, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kanker serviks merupakan kanker keempat pada perempuan dengan perkiraan 570.000 kasus baru pada tahun 2018 (7,5% dari semua kematian akibat kanker perempuan). Dari perkiraan lebih dari 311.000 kematian akibat kanker serviks setiap tahun, lebih dari 85% di antaranya terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi yang ditularkan secara seksual dengan jenis tertentu dari HPV yaitu tipe 16 dan 18. [1]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 230, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2018, kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua akibat kanker di Indonesia pada perempuan. Angka kejadian kanker serviks yaitu 19,1%, sedangkan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu 34,3%. [2]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 230, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kejadian kanker serviks dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor sosio demografi (usia, status sosial ekonomi) dan faktor aktivitas seksual (usia pertama kali", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 397, "width": 230, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti) serta paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma kronis pada serviks, penggunaan pembalut, dan penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama lebih dari 4 tahun. [3]", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 494, "width": 233, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Semua perempuan berisiko untuk terkena kanker serviks. Namun, beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang terjadinya kanker serviks diantaranya adalah umur. Perempuan yang berumur 35 – 50 tahun dan masih aktif berhubungan seksual rawan terserang kanker serviks. Umur pertama kali berhubungan seksual juga salah satu faktor risiko terjadinya kanker serviks, sekitar 20% kanker serviks dijumpai pada perempuan yang sebelum umur 16 tahun sudah aktif melakukan hubungan seksual. Jumlah pasangan seksual juga ikut berkontribusi dalam penyebaran kanker serviks, semakin banyak jumlah pasangan seksual maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker serviks. Selain itu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 23, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "878", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 36, "width": 140, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.5 Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 53, "width": 469, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 469, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 417, "top": 718, "width": 110, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 230, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penggunaan pil kontrasepsi dalam jangka waktu yang lama juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. [4]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 110, "width": 230, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah pemeriksaan serviks secara visual menggunakan asam cuka dengan mata telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan asam cuka 3 – 5% Berdasarkan penelitian tentang perbandingan pasien kanker serviks yang meninggal dunia pada kelompok yang dilakukan deteksi dini dengan IVA dan pada kelompok yang tidak dilakukan deteksi dini pada negara berkembang (India) didapatkan hasil bahwa mereka yang melakukan skrining IVA, 35% lebih sedikit yang meninggal dunia dibanding mereka yang tidak mendapat skrining IVA. Mayoritas perempuan yang terdiagnosa kanker serviks biasanya tidak melakukan deteksi dini (skrining) atau tidak melakukan tindak lanjut setelah ditemukan adanya hasil abnormal. [5]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 230, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak melakukan deteksi dini secara teratur merupakan faktor terbesar penyebab terjangkitnya seorang perempuan dengan kanker serviks, terutama karena belum menjadi program wajib pelayanan kesehatan. Saat ini deteksi dini dengan metode IVA merupakan praktek yang dianjurkan untuk fasilitas dengan sumber daya rendah dibandingkan dengan jenis deteksi lain seperti PAP smear. [6]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 496, "width": 230, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan lesi prakanker serviks di Puskesmas Segerongan Lombok Barat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 565, "width": 111, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 579, "width": 230, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kanker serviks adalah tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan (epitel) dari serviks, dimana sel-sel permukaan tersebut mengalami penggandaan dan berubah sifat tidak seperti sel normal. Lesi prakanker serviks (displasia serviks) disebut juga lesi intraepitel serviks (Cervical Intraepithelial Neoplasia) yang merupakan keadaan awal dari perubahan menuju karsinoma serviks. Diawali", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 68, "width": 230, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan CIN I karsinoma yang secara klasik dinyatakan dapat berkembang menjadi CIN II, dan kemudian menjadi CIN III dan selanjutnya berkembang menjadi karsinoma serviks. [7,8]", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 124, "width": 230, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Beberapa penelitian menunjukkan mempunyai ada hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik, salah satunya jarang ditemukan pada perawan, insidensi lebih tinggi pada mereka yang menikah dibandingkan yang tidak menikah, terutama pada gadis yang pertama berhubungan seksual pada usia dini (<16 tahun), insiden meningkat dengan bertambahnya paritas, apalagi bila jarak persalinan terlalu dekat, dari golongan sosial ekonomi rendah (higienis seksual yang kurang bersih), aktivitas seksual yang sering berganti- ganti pasangan, lebih jarang dijumpai pada masyarakat yang suaminya disunat atau melakukan sirkumsisi, sering ditemukan pada perempuan yang mengalami infeksi virus Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 atau 18, dan kebiasaan merokok. [9]", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 400, "width": 230, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pencegahan yang bisa dilakukan untuk kanker serviks adalah sebagai berikut: [10,11]", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 427, "width": 154, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Menunda Aktivitas Seksual", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 441, "width": 173, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Penggunaan Kontrasepsi Barier", "type": "List item" }, { "left": 318, "top": 455, "width": 144, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Penggunaan Vaksin HPV", "type": "List item" }, { "left": 318, "top": 469, "width": 62, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Skrining", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 482, "width": 230, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter, bidan, paramedis dengan cara mengamati serviks yang telah diolesi asam asetat atau asam cuka 3 – 5% secara inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata langsung. Efek asam asetat akan menghilang sekitar 50 – 60 detik sehingga dengan pemberian asam asetat akan didapatkan hasil gambaran serviks yang normal (merah homogeny) atau bercak putih (mencurigai displasia). Hasil pemeriksaan IVA dikategorikan menjadi negatif (licin, merah muda, bentuk porsio normal) dan positif (plak putih, epitel acetowhite atau bercak putih, indikasi lesi prakanker serviks. [12,13]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 136, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.5 Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 534, "top": 36, "width": 23, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "879", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 470, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "……………………………………………………………………………………………………... .......................................................", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 467, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………… .......................................................... ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 730, "width": 238, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 110, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 230, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tes PAP smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker. Interpretasi hasil PAP Smear menurut sistem Papanicolaou, World Health Organization dan Bethesda adalah sebagai berikut: [10]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 230, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Sistem Papanicolaou: kelas I, II, III, IV, dan V", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 230, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Sistem WHO: normal, atipik, displasia ringan (CIN I), displasia sedang (CIN II), displasia berat (CIN III), karsinoma in situ, dan karsinoma sel squamosa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 230, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Sistem Bethesda: dalam batas normal, ASCUS (atypical squamous cells of undetermined significance), lesi intraepitel derajat rendah (LGSIL), lesi intraepitel derajat berat (HGSIL), dan karsinoma sel squamosa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 233, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini merupakan suatu penelitian analitik cross-sectional, populasi dalam penelitian ini adalah semua perempuan yang datang melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas Segerongan dari bulan Agustus sampai Oktober sebanyak 64 orang. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik pemilihan secara total sampling yaitu dimana semua populasi yang berjumlah 64 orang dijadikan sampel penelitian dengan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 230, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis variabel pada penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu variabel dependen yaitu lesi prakanker serviks dan variabel independen yaitu faktor yang berhubungan lesi prakanker serviks meliputi usia perkawinan, sirkumsisi pasangan, kontrasepsi hormon, dan penghasilan. Data dianalisa menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji analisis Chi square.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 67, "width": 230, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara pemeriksaan secara langsung pada responden dan observasi langsung. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan komputer pada program SPSS. Selanjutnya, data hasil penelitian kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 192, "width": 230, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Faktor Risiko Lesi Prakanker Serviks", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 220, "width": 230, "height": 394, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel Frekuensi (n = 64) Persentase (%) Usia Pertama Kawin < 20 tahun 33 51,6 ≥ 20 tahun 31 48,4 Sirkumsisi Pasangan Tidak 3 4,7 Ya 61 95,3 Kontrasepsi Hormon Hormon 33 51,6 Non Hormon 31 48,4 Status Ekonomi < UMP 43 67,2 ≥ UMP 21 32,8 Riwayat Kanker Tidak 61 95,3 Ya 3 4,7 Hasil IVA Negatif 49 76,6 Positif 15 23,4 Hasil PAP Negatif 42 65,6 Positif 22 34,4 Hasil penelitian pada tabel 1", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 617, "width": 230, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menunjukkan sebagian besar responden menikah pertama kali pada usia <20 tahun sebanyak 33 orang (51,6%), sebagian besar responden memiliki pasangan yang melakukan sirkumsisi sebanyak 61 orang (95,3%), sebagian besar responden menggunakan kontrasepsi hormon sebanyak 33 orang", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 24, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "880", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 36, "width": 140, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.5 Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 53, "width": 469, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 469, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 417, "top": 718, "width": 110, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 230, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(51,6%), sebagian besar responden memiliki penghasilan <UMP sebanyak 43 orang (67,2%), sebagian besar responden tidak memiliki riwayat kanker keluarga sebanyak 61 orang (95,3%), sebagian besar responden", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 68, "width": 230, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan hasil pemeriksaan IVA negatif 49 orang (76,6%), dan sebagian besar responden dengan hasil pemeriksaan PAP negatif 42 orang", "type": "Text" }, { "left": 485, "top": 110, "width": 42, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(65,6%).", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 482, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Hubungan Usia Pertama Kawin, Sirkumsisi, Kontrasepsi Hormon, Status Ekonomi, dan Riwayat Kanker dengan Lesi Prakanker Serviks", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 193, "width": 452, "height": 333, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel Pemeriksaan PAP Total P value* OR Positif Negatif n % n % n % Usia Pertama Kawin < 20 tahun 12 36,4 21 63,6 33 100 0,730 1,200 ≥ 20 tahun 10 32,3 21 67,7 31 100 Total 22 34,4 42 65,6 64 100 Sirkumsisi Pasangan Tidak 1 33,3 2 66,7 3 100 0,969 0,952 Ya 21 34,4 40 65,6 61 100 Total 22 34,4 42 65,6 64 100 Kontrasepsi Hormon 13 39,4 20 60,6 33 100 0,383 1,589 Non Hormon 9 29,0 22 71,0 31 100 Total 22 34,4 42 65,6 64 100 Status Ekonomi < UMP 9 42,9 12 57,1 21 100 0,318 1,731 ≥ UMP 13 30,2 30 69,8 43 100 Total 22 34,4 42 65,6 64 100 Riwayat Kanker Ya 0 0 3 100 3 100 0,199 1,564 Tidak 22 36,1 39 63,9 61 100 Total 22 34,4 42 65,6 64 100", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 530, "width": 230, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2 menunjukkan hasil uji statistik dengan chi-square adalah Pvalue > 0,05, sehingga usia pertama kawin, sirkumsisi pada pasangan, kontrasepsi hormon, status ekonomi, dan riwayat kanker pada keluarga tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan lesi prakanker serviks. Namun, usia pertama kawin memiliki risiko", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 530, "width": 230, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1,2 kali (OR 1,200), sirkumsisi pada pasangan memiliki risiko 0,9 kali (OR 0,952), kontrasepsi memiliki risiko 1,5 kali (OR 1,589), status ekonomi memiliki risiko 1,7 kali (OR 1,731), dan riwayat kanker pada keluarga memiliki risiko 1,5 kali (OR 1,564) terhadap lesi prakanker serviks.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 654, "width": 256, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Perbandingan Hasil IVA dan Hasil PAP", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 136, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.5 Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 535, "top": 36, "width": 22, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "881", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 470, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "……………………………………………………………………………………………………... .......................................................", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 468, "height": 688, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………… .......................................................... ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3641 (Online) Variabel Hasil Pemeriksaan PAP Total Positif Negatif n % n % n % Hasil Pemeriksaan IVA Positif 6 27,3 9 21,4 15 23,4 Negatif 16 72,7 33 78,6 49 76,6 Total 22 100 42 100 64 100 Tabel 3 menunjukkan perbandingan hasil pemeriksaan IVA dengan hasil pemeriksaan PAP yaitu dari 22 orang dengan hasil pemeriksaan PAP positif, 6 orang (27,3%), sehingga sensitifitas pemeriksaan IVA terhadap pemeriksaan PAP adalah 27,3%.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 68, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 230, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki hasil pemeriksaan IVA negatif serta PAP negatif. Faktor risiko usia pertama kawin, sirkumsisi pasangan, kontrasepsi hormon, status ekonomi, dan riwayat kanker dalam penelitian ini tidak berhubungan signifikan secara statistik dengan lesi prakanker serviks karena P value > 0,05. Perbandingan pemeriksaan IVA terhadap PAP menunjukkan sensitifitas sebesar 27,3%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 230, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang dilakukan di Thailand menunjukkan usia pada saat hubungan seksual pertama tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker serviks yang yang signifikan. Riwayat penyakit menular seksual (PMS) adalah faktor risiko yang kuat untuk serviks abnormal. Perhatian khusus harus diberikan pada faktor risiko perilaku seksual dan PMS karena ini dapat berfungsi sebagai kofaktor yang meningkatkan risiko kanker serviks terhadap HPV yang melibatkan pengujian HPV-DNA. Meskipun infeksi HPV pertama kali terjadi segera setelah hubungan seksual pertama, sebagian besar infeksi HPV bersifat sementara. Infeksi menular yang menyebabkan kanker serviks, bisa didapat lama kemudian. [14,15]", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 184, "width": 230, "height": 246, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Namun, penelitian yang dilakukan di Irak menunjukkan sebaliknya, penelitian ini mengungkapkan bahwa hasil tes PAP abnormal diketahui secara bermakna dengan perempuan yang menikah dengan usia ≤ 18 tahun. Temuan ini sesuai dengan laporan UNICEF tentang pengaruh pernikahan dini, karena hal itu dapat diterjemahkan kedalam kehamilan berulang pada usia muda ketika tubuh tidak sepenuhnya siap untuk melahirkan anak. Ketidakmatangan biologi sel dan pengaruh hormonal dianggap dua kemungkinan penjelasan untuk hubungan antara usia hubungan seksual pertama dini dengan risiko kanker serviks, rata-rata diagnosis lesi prakanker serviks bergantung pada usia hubungan seksual pertama dan intensitas skrining. [16,17]", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 433, "width": 230, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian di Kanada menunjukkan laki- laki yang disirkumisisi memiliki prevalensi yang lebih rendah terhadap HPV, namun ini kembali lagi pada apakah pasangan perempuan memiliki HPV serviks atau kanker. Selain tidak disirkumsisi, hal signifikan yang menjadi risiko adalah jumlah pasangan seksual. Jika kedua pasangan laki-laki dan perempuan berisiko rendah terhadap infeksi, risiko kanker serviks pada perempuan akan sama apakah pasangan mereka disunat atau tidak disunat.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 583, "width": 13, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[18]", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 598, "width": 230, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Namun, penelitian lain menunjukkan sebaliknya, sirkumsisi laki-laki dapat sangat tinggi kemungkinannya untuk mengurangi risiko kanker serviks pada pasangan perempuan Pertama, karena sirkumsisi dikaitkan dengan penurunan risiko yang signifikan terhadap infeksi HPV pada penis; kedua, karena HPV pada penis juga terkait", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 23, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "882", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 36, "width": 140, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.5 Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 53, "width": 469, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 417, "top": 743, "width": 110, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 69, "width": 230, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan peningkatan risiko infeksi HPV serviks sebanyak empat kali lipat pada pasangan perempuan; dan terakhir, karena infeksi HPV serviks meningkatkan risiko kanker serviks sebanyak 77 kali lipat. [19]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 230, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam studi jangka panjang, para periset menyimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormon tidak meningkatkan risiko kanker serviks pada populasi yang disaring dengan baik. Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan yang didiagnosis HPV dan menggunakan kontrasepsi hormon tidak memiliki risiko kanker serviks lebih tinggi daripada perempuan yang menggunakan kontrasepsi non hormon.Salah satu alasan adalah bahwa faktor risiko utama kanker serviks (riwayat infeksi HPV genital) berhubungan dengan perilaku seksual. [20]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 317, "width": 230, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Namun, penelitian lain menunjukkan sebaliknya, ada peningkatan risiko kanker serviks dengan penggunaan kontrasepsi hormon yang lebih lama. Data menunjukkan bahwa risiko kanker serviks dapat menurun setelah berhenti menggunakan kontrasepsi hormon. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormon cenderung kurang menggunakan metode penghalang kontrasepsi (seperti kondom). Karena kondom sebagian efektif dalam mencegah infeksi HPV, pengguna kontrasepsi hormon yang tidak menggunakan kondom berisiko tinggi terinfeksi HPV. [21]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 511, "width": 230, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi terhadap lesi prakanker serviks. Tingkat ekonomi merupakan salah satu faktor risiko kanker serviks. Namun, hubungan ini dipengaruhi oleh Riwayat hubungan seksual yang dilakukan dan akses yang dimiliki ke sistem pelayanan kesehatan. Perbedaan hasil penelitian dengan teori yang menyatakan bahwa status ekonomi merupakan salah satu faktor risiko kanker serviks karena kemungkinan subyek penelitian tidak jujur saat menjawab pertanyaan mengenai penghasilan keluarga karena menganggap", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 69, "width": 230, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sebagai hal yang bersifat privasi sehingga subyek penelitian hanya bersedia memperkirakan saja (Gustiana dkk., 2014). [22,23]", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 124, "width": 230, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Namun, penelitian lain menunjukkan sebaliknya, kanker serviks dan tingkat sosio ekonomi rendah terkait dengan skrining serviks yang buruk dan gaya hidup yang tidak sehat. Penghasilan dan pendidikan mempengaruhi akses terhadap deteksi dini dan perawatan kondisi prakanker yang tepat. Status sosioekonomi rendah dapat memberikan dampak seperti kebersihan seksual yang buruk, multiparitas, atau koitus pertama pada usia dini. [24]", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 276, "width": 230, "height": 370, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian lain telah mengakui status sosial ekonomi rendah sebagai faktor risiko kanker serviks. Dalam penelitian ini 12,2% perempuan berpenghasilan rendah dan 17,6% perempuan berpenghasilan menengah positif terhadap DNA HPV, sementara tidak ada perempuan yang positif DNA HPV dari kelompok berpenghasilan tinggi. Faktor terkait yang memodifikasi temuan spesifik ini adalah kejadian yang terkait dengan status sosioekonomi perempuan, misalnya usia pertama kawin, sejarah perkawinan, sejarah reproduksi, pendidikan, gizi dan lain-lain. [25] Penelitian di Jerman menunjukkan, pengelompokan familial kanker serviks mungkin kebetulan terjadi, akibat faktor risiko eksogenik bersama, faktor risiko genetik bersama atau kombinasi dari faktor-faktor ini. HPV adalah faktor risiko eksogen tersendiri untuk kanker serviks. Saat ini tidak ada indikasi bahwa kanker serviks yang muncul dalam kelompok familial berkembang pada usia yang jauh lebih muda daripada kanker serviks sporadis (dianggap sebagai ciri khas kanker keturunan) atau bahwa perilaku klinisnya berbeda dengan kanker serviks sporadik. [26]", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 649, "width": 230, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian di Mesir menemukan riwayat kanker pada keluarga kanker adalah faktor risiko kanker serviks. Telah didokumentasikan bahwa wanita dengan riwayat keluarga terkena kanker serviks, terutama pada keluarga tingkat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 136, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.5 Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 534, "top": 36, "width": 23, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "883", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 470, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "……………………………………………………………………………………………………... .......................................................", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 467, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………… .......................................................... ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Page footer" }, { "left": 315, "top": 755, "width": 238, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 110, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 230, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pertama, memiliki risiko kanker serviks 2 kali lipat, ini menunjukkan kerentanan risiko kanker serviks yang diwariskan. Riwayat kanker pada keluarga mengenai kanker serviks ditemukan pada 13,3% pasien, pasien termuda memiliki riwayat kanker serviks dari keluarga tingkat pertama yaitu ibu. [24]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 230, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Studi di Afrika Selatan menemukan bahwa IVA akan mendeteksi secara dini lebih dari 65% lesi dan kanker invasif sehingga direkomendasikan oleh peneliti sebagai alternatif skrining sitologi selain PAP smear dan biopsi. Di Zimbabwe, skrining IVA yang dilakukan oleh bidan memiliki sensitifitas sebesar 77% dan spesifisitas sebesar 64% sedangkan PAP smear memiliki sensitifitas sebesar 43% dan spesifisitas sebesar 91%. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dilihat bahwa sensitifitas IVA lebih baik meskipun spesifisitasnya lebih rendah. [6]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 230, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan metode PAP Smear dirasakan belum dapat mencakup sasaran secara keseluruhan. Saat ini deteksi dini dengan menggunakan metode IVA merupakan praktek yang dianjurkan untuk diterapkan pada fasilitas dengan sumber daya rendah dibandingkan dengan jenis deteksi dini yang lain. Bila IVA dikombinasikan dengan pemeriksaan PAP Smear, akan meningkatkan deteksi hingga 30%. [6]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 65, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENUTUP Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 239, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesimpulan harus mengindikasi secara jelas hasil-hasil yang diperoleh, kelebihan dan kekurangannya, serta kemungkinan pengembangan selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 230, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Tidak ada hubungan antara faktor risiko seperti usia pertama kawin, sirkumsisi pasangan, kontrasepsi hormon, status ekonomi,dan riwayat kanker pada keluarga dengan lesi prakanker serviks (P value > 0,05).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 69, "width": 230, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Usia pertama kawin memiliki risiko 1,2 kali (OR 1,200), sirkumsisi pada pasangan memiliki risiko 0,9 kali (OR 0,952), kontrasepsi memiliki risiko 1,5 kali (OR 1,589), status ekonomi memiliki risiko 1,7 kali (OR 1,731), dan riwayat kanker pada keluarga memiliki risiko 1,5 kali (OR 1,564) terhadap lesi prakanker serviks.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 179, "width": 230, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Pemeriksaan PAP lebih spesifik, namun pemeriksaan IVA yang lebih sensitif.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 207, "width": 34, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 221, "width": 238, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat diberikan beberapa saran antara lain: 1. Bagi responden agar melakukan deteksi dini kanker serviks sesuai dengan waktu yang ditentukan sehingga kanker serviks dapat dideteksi pada stadium awal.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 304, "width": 230, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Bagi peneliti selanjutnya agar menggunakan metode lain, menambah variabel dan jumlah sampel apabila ingin melakukan penelitian yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 373, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 386, "width": 229, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] World Health Organization, 2019, Human Papillomavirus (HPV) And Cervical Cancer, http//www.who.int ,", "type": "Table" }, { "left": 357, "top": 428, "width": 173, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diakses tanggal 20 Desember 2019.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 442, "width": 230, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] Kementerian Kesehatan RI, 2015, Beban Kanker Di Indonesia , Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 483, "width": 230, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] Jong W. D, 2004, Kanker, Apakah Itu?", "type": "List item" }, { "left": 357, "top": 497, "width": 201, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan Keluarga, Arcan, Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 524, "width": 230, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] Wijaya D, 2010, Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks, Sinar Kejora, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 566, "width": 229, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] Sankaranarayanan R., Budukh A.M., & Rajkumar R, 2007, Effect of Visual Screening on Cervical Cancer Incidence and Mortality in Tamil Nadu, India: A Cluster-Randomised Trial, Asian Pasific Journal of Cancer Preventation , vol 3,", "type": "List item" }, { "left": 357, "top": 649, "width": 64, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "hal 954-962.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 662, "width": 229, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] Emilia O, 2010, Bebas Ancaman Kanker Serviks, Med Press, Yogyakarta [7] Prawirohardjo, S, 2006, Buku Acuan", "type": "List item" }, { "left": 357, "top": 704, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nasional Onkologi dan Ginekologi Edisi", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 24, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "884", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 36, "width": 140, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.5 Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 53, "width": 469, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 417, "top": 743, "width": 110, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I , Yayasan Bina Pustaka Sarwono", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 83, "width": 115, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prawirohardjo, Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 229, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] Adrijono, 2007, Vaksinasi HPV Merupakan Pencegahan Primer Kanker Serviks, Majalah Kedokteran Indonesia , hal 153-5.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 152, "width": 103, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] Prawirohardjo,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 201, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "S, 2009, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 193, "width": 229, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] Rasjidi, I, 2009, Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker pada Wanita ,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 103, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sagung Seto, Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 235, "width": 229, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] Wulandari, A. S, 2010, Pengertian dan Pemahaman Risiko Ca Cervix pada Wanita usia Subur di Indonesia, Jurnal", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 202, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma , hal 1-7.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 304, "width": 230, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12] Budiana, 2012, Single Visite Approach Sebagai Upaya Pencegahan Kanker Serviks, Divisi Onkologi Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Universitas Udayana, Denpasar.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 373, "width": 229, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13] Hartono, 2001, VIA (Visual Inspection with Acetic Acid), Pengamatan Serviks Secara Langsung Setelah Asam Asetat,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagai Alternatif Penapisan dan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 230, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Deteksi Dini Kanker Serviks, SMF Obstetri dan Ginekologi FK Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Sutomo, Surabaya. [14] Kanjanavirojkul N., Chawalit P., Yuenyao P., & Patarapadungkit N., 2006, Risk Factors and Histological Outcome of Abnormal Cervix with Human Papilloma Infection in Northeastern Thai-Women, Asian Pacific Journal of Cancer Prevention ,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 94, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "vol 7, hal 567-570.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 593, "width": 230, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[15] Plummer M., Peto J., & Franceschi S., 2012, Time Since First Sexual", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intercourse and The Risk of Cervical", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 201, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cancer, International Journal of Cancer , vol 130, hal 2638-2644.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 662, "width": 229, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[16] Khalaf M.K., Rasheed F.A., & Hussain S.A., 2015, Association between Early Marriage and Other Sociomedical", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Characteristics with the Cervical Pap", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 69, "width": 201, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Smear Results in Iraq Women, Scientific Research Publishing , vol 5, hal 73-82.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 97, "width": 230, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[17] Xavier J.C.C., Dufloth R.M., Vale D.B., Lima M.T.D., & Zeferino L.Z., 2017, Early Age at First Sexual Intercourse is Associated with Higher Prevalence of High-grade Squamous Intraepithelial Lesions (HSIL). Rev Bras Ginecol Obstet , vol 39, hal 80-85.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 193, "width": 230, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[18] Rivet C., 2003, Circumcision and Cervical Cancer: Is The Link? Canadian Family Physician , vol 49, hal 1096- 1097.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 248, "width": 230, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[19] Bosch F.X., Albero G., & Castellsague X., 2009, Male Circumcision, Human Papillomavirus and Cervical Cancer: from Evidence to Intervention. J Fam Plann Reprod Health Care , vol 35, hal 5-7.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 331, "width": 230, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[20] Castle P.E., Wacholder S., & Lorincz A.T., 2002, A Prospective Sudy of High- Grade Cervical Neoplasia Risk Among Human Papillomavirus-Infected Women. Journal of the National Cancer Institute , vol 94, hal 1406-1414.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 414, "width": 230, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[21] Moreno V., Bosch F.X., & Munoz N., 2002, Effect of Oral Contraceptives on Risk of Cervical Cancer in Women with Human Papillomavirus Infection: the IARC Multicentric Case-Control Study. Lancet , vol 359, hal 1085-1092.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 497, "width": 230, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[22] Hestuningtyas N.S., 2015, Faktor Risiko Kejadian Kanker Serviks di RSUD Tugurejo Kota Semarang , Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 552, "width": 230, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[23] Gustiana D., Dewi Y.I., & Nurchayati S., 2014, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Kanker Serviks pada Wanita Usia Subur. JOM PSIK , vol 1, hal 1-8.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 621, "width": 230, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[24] El-Moselhy E.A., Borg H.M., & Atlam, S.A., 2016, Cervical Cancer: Sociodemographic and Clinical Risk", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 662, "width": 201, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Factors Among Adult Egyptian Females. Advances in Oncology Research and Treatment , vol 1, hal 1-7.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 136, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.5 Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 534, "top": 36, "width": 23, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "885", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 470, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "……………………………………………………………………………………………………... .......................................................", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 467, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………… .......................................................... ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Page footer" }, { "left": 315, "top": 755, "width": 238, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 110, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 229, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[25] Sailaja T.K., Kumar B.I.N., Rajasree", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 83, "width": 202, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "T.K., Plavi M.P., & Sreedhar B., 2016, Socio-Economic Factors and its Correlation with HPV Positivity. MRIMS", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 202, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Health Sciences , vol 4, hal", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 138, "width": 46, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "103-105.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 229, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[26] Zoodsma M., Sijmons R.H., Vries E.G.E.D., & Zee A.G.J.V.D., 2004,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 179, "width": 202, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Familial Cervical Cancer: Case Reports, Review and Clinical Implications.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 207, "width": 202, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hereditary Cancer in Clinical Practice , vol 2, hal 99-105.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 24, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "886", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 36, "width": 140, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.5 Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 53, "width": 469, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 417, "top": 743, "width": 110, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 193, "width": 213, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN", "type": "Section header" } ]
4b360a80-0efc-f868-c1be-bf92cb8c66d3
https://ejournal.uksw.edu/kelola/article/download/7885/2601
[ { "left": 57, "top": 38, "width": 43, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K e l o l a", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 53, "width": 157, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J u r n al M an aj em en Pen d id ika n Magister Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Kristen Satya Wacana [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 466, "top": 62, "width": 75, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-9661", "type": "Page header" }, { "left": 381, "top": 75, "width": 160, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume: 10, No. 2, Juli-Desember 2023 Halaman: 166-173", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "166", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 119, "width": 418, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik di MTs Plus Sabilunnajah Bojonegoro", "type": "Section header" }, { "left": 243, "top": 171, "width": 112, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Henny Indah Pratiwi", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 187, "width": 151, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Negeri Semarang [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 230, "width": 167, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ratih Windyaningsiwi Universitas Negeri Semarang [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 288, "width": 79, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ani Rusilowati", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 304, "width": 144, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Negeri Semarang", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 330, "width": 62, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budi Astuti", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 346, "width": 144, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Negeri Semarang", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 378, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 399, "width": 415, "height": 238, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The teacher's role is very important in implementing the curriculum as well as in learning activities. Therefore, the activities carried out by the teacher need to be supervised or assisted so that the vision and mission of learning activities can be carried out properly. With the completion of academic supervision, it is hoped that there will be real support for teachers in developing their abilities to achieve curriculum goals. This study aims to evaluate supervision activities which consist of three stages, starting from planning academic supervision, implementing academic supervision, and following up on academic supervision. The case study in this research is at MTs Plus Sabilunnajah which is in Kanor District, Bojonegoro Regency, East Java. This research is a qualitative descriptive study with data collection techniques in the form of interviews, observation, and documentation. The results of the research at the planning stage have been carried out properly, the school principal carries out supervision planning by requesting the results of regular meetings. In the next stage, namely the implementation stage, the principal assesses every aspect of supervision starting from the suitability of the lesson plans with learning activities, learning processes, teacher performance, and classroom management by the teacher. From the results of the supervision implementation, it is known that there are some discrepancies between the RPP and the implementation of learning in the classroom. Another obstacle in the implementation of supervision is the schedule of supervision activities which are often delayed if the principal has an urgent need..", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 652, "width": 304, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Supervisi Akademik, MTs Plus Sabilunnajah Bojonegoro", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 681, "width": 55, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article Info", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 700, "width": 484, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received date: 14 Desember 2022 Revised date: 6 Oktober 2023 Accepted date: 15 Desember 2023 PENDAHULUAN Untuk mencapai keseimbangan dan", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 753, "width": 230, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keunggulan dalam pertumbuhan individu", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 458, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik di MTs Plus Sabilunnajah Bojonegoro | Henny I. Pratiwi, dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "167", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 230, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "maupun masyarakat, pendidikan merupakan proses yang penting. (Nurkholis, 2013). Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terencana untuk membimbing dan mendidik manusia agar menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, terdidik, sehat, dan berakhlak mulia serta sehat jasmani dan rohani (Inanna, 2018). Pendidikan menjadi tolok ukur majunya suatu bangsa dilihat dari tingkat kecerdasan masyarakatnya(Yudhistira et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 234, "width": 230, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan utama pendidikan adalah untuk mendorong pertumbuhan kecerdasan manusia yang merupakan potensi terbesar kita sebagai makhluk rasional. Hal ini dimaksudkan agar dengan mengolah pola pikir, manusia akan menjadi lebih cerdas dan dewasa dalam berpikir, terutama dalam pemecahan masalah dan pengembangan sumber daya manusia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 361, "width": 230, "height": 233, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rendahnya kinerja guru merupakan salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan. Kinerja yang rendah akan berdampak pada rendahnya standar pengajaran dan menghambat terwujudnya visi sekolah. Realitas guru Indonesia saat ini masih sangat berbeda dengan yang diantisipasi. Untuk mencegahnya agar tidak menurun, kinerja guru harus dikelola dan dipertahankan secara efektif. Guru bertanggung jawab untuk membantu peserta didik di negara ini mencapai tujuan mereka, jadi penting bagi mereka untuk memiliki keterampilan yang diperlukan untuk peran mereka sebagai pendidik dan guru (Zakia & Humaera, 2557).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 599, "width": 230, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru merupakan aktor utama dalam implementasi kurikulum di kelas, maka guru merupakan salah satu unsur pendidikan yang memegang peranan penting dalam menentukan mutu pendidikan. Kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Guru sering menemui kendala yang berkaitan dengan pembelajaran siswa dalam menjalankan tugasnya, sehingga membutuhkan bantuan dari pihak lain, terutama pihak pengelola sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 60, "width": 230, "height": 296, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan dalam bentuk supervisi akademik yang merupakan salah satu layanan yang dapat ditawarkan oleh pengawas. Supervisi akademik merupakan bentuk dukungan profesional bagi guru yang membantu mereka mengembangkan kemampuan profesionalismenya(Aziz, 2014). “Supervisi akademik merupakan rangkaian tindakan untuk mendorong guru memperkuat kompetensinya dalam mengontrol proses pembelajaran karena alasan akademik,”. Tujuan supervisi akademik adalah untuk mendukung guru dalam meningkatkan kapasitasnya untuk mencapai tujuan akademik (Karyanto et al., 2022). Oleh karena itu, tujuan utama supervisi akademik adalah untuk mendukung guru dalam meningkatkan profesionalisme mereka (Manulang, 2005; Kurniawan, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 361, "width": 230, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi akademik adalah tindakan atau kegiatan terencana yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan mendukung guru dan menilai praktik pembelajaran mereka dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. (Messi, Wiwin Anggita Sari, 2018 ;Munawar, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 472, "width": 230, "height": 234, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan supervisi akademik dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor (Fitri & Afriansyah, 2020). Kepala sekolah dalam tugasnya sebagai supervisor sangat berperan penting dalam membantu perkembangan kualitas guru dan tenaga kependidikan lainnya (Fauzi et al., 2022). Untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan, supervisi melibatkan pemantauan kegiatan akademik seperti proses belajar mengajar yang melibatkan guru (Dewi, 2020). Segala kekurangan yang dilakukan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat diperbaiki dengan adanya penerapan kegiatan supervisi. (Ali, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 710, "width": 230, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi akademik dilakukan disetiap jenjang pendidikan, termasuk di tingkat menengah pertama (SMP/MTs). MTs Plus Sabilunnajah merupakan lembaga pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 333, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan , Vol. 10, No. 2, Juli-Desember 2023", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "168", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 65, "width": 230, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "islam swasta yang berada dibawah naungan boarding school (pondok pesantren) yang sistem pembelajarannya memadukan kurikulum nasional dan pondok pesantren. Pondok pesantren Sabilunnajah Simo ini berdiri pada tahun 2011, sedangkan untuk MTs Plus Sabilunnajah baru berdiri pada tahun 2021. Meskipun baru berdiri kurang lebih 2 tahun, jumlah peserta didik mencapai 600 siswa dan memiliki 31 pengajar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 224, "width": 230, "height": 169, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengajar di MTs Plus Sabilunnajah pada tahun pertama terdapat 42 orang. Namun pada tahun kedua jumlahnya berkurang menjadi 31 orang. Hal tersebut terjadi karena terdapat beberapa pengajar yang dianggap kurang kompeten. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan evaluasi kegiatan supervisi akademik yang dilakukan di MTs Plus Sabilunnajah Bojonegoro dengan tujuan melihat keberlangsungan supervisi akademik oleh supervisor.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 414, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 430, "width": 230, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif yang menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengkarakterisasikan hal atau subjek yang diteliti (Samsu, 2017). Penelitian ditujukan untuk melihat atau mengevaluasi dan mendeskripsikan pelaksanaan supervisi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 230, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "akademik di MTs Plus Sabilunnajah Bojonegoro, yang terletak di Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Tahapan yang digunakan pada penelitian ini meliputi perencanaan supervisi akademik, pelaksanaan supervisi akademik, dan tindak lanjut supervisi akademik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 684, "width": 230, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data dari penelitian diperoleh dari sumber data utama dan data tambahan. Data utama terdiri dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang terdapat dilingkungan MTs Plus Sabilunnajah. Sumber data tambahan meliputi pengamatan dan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 65, "width": 230, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dokumentasi yang relevan. Teknik pengamatan data dilakukan melalui wawancara, pengamatan selama proses belajar mengajar, partisipasi, serta studi dokumentasi. Data yang dikumpulkan tersebut merupakan data yang berkaitan dengan hasil evaluasi dari supervisi di MTs Plus Sabilunnajah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 192, "width": 147, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 224, "width": 230, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan Supervisi Akademik MTs Plus Sabilunnajah", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 255, "width": 230, "height": 202, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan supervisi akademik di MTs Plus Sabilunnajah sesuai dengan standar perencanaan supervisi, yaitu melakukan persiapan, menyusun jadwal supervisi, dan sosialisasi kepada guru yang akan di supervisi (Isbianti & Andriani, 2021). Program perencanaan yang dilakukan oleh MTs Plus Sabilunnajah dalam pengolahan supervisi akademik merujuk pada identifikasi masalah yang disampaikan oleh guru pada saat rapat bulanan yang dilakukan setiap bulan sekali pada minggu pertama, serta masukan dari pengawas sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 462, "width": 230, "height": 201, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masalah yang diperoleh dari identifikasi hasil rapat selanjutnya di analisis oleh kepala sekolah beserta waka kurikulum sebagai landasan dalam proses perencanaan supervisi akademik, penyusunan jadwal, dan pemahaman tujuan dari supervisi yang akan terlaksana. Tanggapan ustadz Abd.Rohman selaku kepala sekolah MTs Plus Sabilunnajah, mengatakan bahwa beliau beserta para waka, guru, dan karyawan telah merancang program supervisi setiap awal tahun pelajaran baru dan telah mensosialisasikannya pada forum rapat setiap bulan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 668, "width": 230, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengolahan supervisi akademik dapat memperoleh capaian secara maksimal dari proses pembelajaran jika selama perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dilakukan dengan baik dan benar. Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan yang dirancang untuk membantu guru dan tenaga kependidikan", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 458, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik di MTs Plus Sabilunnajah Bojonegoro | Henny I. Pratiwi, dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "169", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 38, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lainnya", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 230, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam melaksanakan proses pembelajaran atau menunjang proses pembelajaran dengan tujuan meningkatkan kemampuan profesional instruktur dan efektifitas pembelajaran (Mansyur, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 139, "width": 230, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru MTs Plus Sabilunnajah yang akan di supervisi telah mendapatkan sosialisasi mengenai jadwal supervisi dan instrumen- instrumen yang akan disupervisikan, minimal dua minggu sebelum pelaksanaan supervisi. Guru yang bersangkutan diminta untuk memenuhi semua administrasi yang dibutuhkan, seperti: RPP, penilaian, program tahunan, program semester, absensi siswa, KKM, dan silabus.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 298, "width": 230, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepala sekolah MTs Plus Sabilunnajah menggunakan supervisi terprogram yang memiliki jadwal secara sistematis. Selain itu, semua guru MTs Plus Sabilunnajah mendapatkan jadwal supervisi minimal satu kali dalam satu tahun.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 393, "width": 230, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Supervisi Akademik MTs Plus Sabilunnajah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 425, "width": 230, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi pengajaran dilakukan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Pembinaan (supervisi) secara teratur dan berencana yang dilakukan oleh supervisor (Ali, 2019). Kegiatan pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah MTs Plus Sabilunnjah berupa kunjungan kelas secara langsung dan tidak langsung.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 583, "width": 230, "height": 186, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi langsung dilakukan dengan melihat proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sebelum kunjungan langsung ke kelas, guru diminta kepala sekolah menyiapkan instrumen penilaian supervisi yang akan digunakan untuk pemeriksaan dan evaluasi administrasi guru. Supervisi tidak langsung dapat dilakukan tanpa mendatangi kelas, kepala sekolah melakukan pemantauan tidak langsung dengan meninjau data administrasi yang telah dikumpulkan guru. Hal ini sesuai dengan penelitian pengembangan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 60, "width": 230, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "program kepengawasan (Widianingsih, 2019) bahwa supervisi akademik dapat melalui pembinaan pemantauan dan penilaian langsung maupun tidak langsung.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 123, "width": 230, "height": 249, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi tidak langsung di MTs Plus Sabilunnajah dilakukan dengan melakukan pengecekan administrasi yang dilakukan oleh bapak Abd Rahman selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Plus Sabilunnajah, atau bapak Raziqul Anwar selaku waka kurikulum madrasah. Pengecekan administrasi juga sering dilakukan oleh orang terpercaya yang ditunjuk oleh kepala madrasah, hal itu bertujuan supaya pengecekan administrasi dapat menyeluru dilakukan kepada guru pengajar. Setiap guru diberikan cheklist kelengkapan administasi untuk mengetahui sejauh mana kelengkapan administrasi yang sudah dilakukan. Dilakukan juga penilaian untuk mengetahui kriteria kelengkapan administrasi setiap guru.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 377, "width": 230, "height": 249, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi secara tidak langsung yang melakukan pengecekan administrasi perangkat pembelajaran dilakukan pada awal semester. Setiap guru mata pelajaran diharuskan untuk melengkapi perangkat pembelajaran yang berupa: Pemetaan KI dan KD, Perencanaan Pembelajaran (RPE), Program Tahunan (PROTA), Program Semester (PROMES), SILABUS, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Perangkat pembelajaran yang berupa kalender pendidikan (KALDIK), Daftar nilai, presensi peserta didik, dan jadwal mengajar sudah difasilitasi dari madrasah. Setelah melakukan supervisi tidak langsung dilanjutkan dengan supervisi secara langsung.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 631, "width": 230, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi secara langsung di MTs Plus Sabilunnajah sudah terjadwal, dan jadwal yang tertera sudah dikonsultasikan pada guru yang akan di supervisi. Guru pertama memperoleh jadwal supervisi merupakan guru dengan keluhan pembelajaran atau penanganan anak, tujuannya supaya permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan dilakukannya supervisi. Supervisi yang dilakukan, digunakan sebagai", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 333, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan , Vol. 10, No. 2, Juli-Desember 2023", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "170", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 65, "width": 230, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sarana untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 230, "height": 169, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi secara langsung dilakukan oleh kepala madrasah berperan sebagai supervisor yang melakukan supervise pelaksanaan pembelajaran. Sebelum supervisi dilakukan, supervisor melakukan wawancara singkat kepada guru yang akan disupervisi untuk mengetahui materi yang akan disampaikan, metode yang digunakan, alat dan bahan yang diperlukan, serta menceritkan secara singkat tahap-tahap kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 271, "width": 230, "height": 297, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisor melaksanakan kegiatan supervisi selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung dari awal hingga selesai. Supervisor memposisikan dirinya yang sesuai supaya tidak menganggu proses belajar mengajar. Supervisor membawa instrumen supervise pelaksanaan pembelajaran sebagai acuan dalam proses supervisi langsung. Komponen yang terdapat dalam instrumen supervisi tersebut yaitu kegiatan langsung yang meliputi apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan; kegiatan inti yang meliputi penguasaan materi pembelajaran, penerapan strategi pembelajaran, penerapan pendekatan pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran, melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, menggunakan bahasa yang tepat; dan kegiatan penutup yang meliputi penerapan langkah-langkah dalam menutup pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 230, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisor melakukan penilaian dengan menyesuaikan antara implementasi yang dilakukan oleh guru selama proses belajar mengajar dengan RPP yang telah dibuat. Terdapat beberapa guru mata pelajaran umum maupun guru mata pelajaran lokal yang tidak menyesuaikan alat dan bahan yang menunjung pembelajaran selama di kelas dengan alat dan bahan yang tertera di RPP, selain itu juga terdapat metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan implementasi yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 748, "width": 230, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil supervisi tersebut diperkuat oleh pernyataan dari supervisor yang mengatakan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 63, "width": 230, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahwa “terdapat guru yang menyantumkan leptop dalam alat pembelajaran, namun saat kegiatan pembelajaran tidak membawa leptop, selain itu juga terdapat guru yang mencantumkan metode PBL dalam RPP namun saat pembelajaran dominan dengan metode ceramah sehingga membuat peserta didik merasa bosan”. Hal tersebut yang menjadi catatan utama dari kepala madrasah selaku supervisor.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 224, "width": 230, "height": 169, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisor setelah melakukan kegiatan supervisi selama proses belajar mengajar, yang beracuan pada instrumen supervisi akademik proses pembelajaran, dilanjutkan dengan penilaian. Penialain dilakukan dengan menjumlah skor perolehan dibagi dengan skor maksimal dan di kali 100. Hasil skor yang diperoleh akan disesuaikan dengan kriteria penilaian. Hal tersebut bertujuan untuk menentukan evaluasi supervisi yang harus dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 398, "width": 230, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah melakukan supervisi pembelajaran, supervisor mengadakan diskusi dengan guru mata pelajaran yang telah disupervisi terkait pembeajaran yang telah dilaksanakan. Supervisor mengajukan beberpa pertanyaan yang meliputi kendala yang dialami selama pembelajaran berlangsung, kesesuaian dengan RPP yang telah dibuat, serta alternatif untuk mengatasi kendala yang dihadapi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 541, "width": 230, "height": 233, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun, diluar proses supervisi terdapat beberapa kendala yang dialami dalam pelaksanaan supervisi, yaitu perubahan jadwal yang terjadi secara tiba-tiba dikarenakan kepala madrasah yang berperan sebagai supervisor tidak bisa hadir, namun hal tersebut dapat teratasi dengan pengalihan tugas kepada waka kurikulum. Hal tersebut sesuai dengan wawancara yang telah kita lakukan kepada salah satu guru mata pelajaran. Hasil wawancara dari ustadzah Dian Khasanah selaku guru matematika kelas IX mengatakan bahwa “seringkali jadwal supervisi mengalami perubahan waktu dari jadwal yang telah disosialisasikan karena berbagai hal, antara", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 458, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik di MTs Plus Sabilunnajah Bojonegoro | Henny I. Pratiwi, dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "171", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 230, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lain: agenda supervisi bersamaan dengan agenda kepala sekolah tugas luar kota, tamu, pelatihan kepala sekolah, agenda kegiatan pondok, libur kegiatan pondok, dan lainnya”. Akan tetapi jika memungkinkan supervisor diwakilkan kepada waka kurikulum atas perintah kepala madrasah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 171, "width": 230, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tindak Lanjut Supervisi Akademik MTs Plus Sabilunnajah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 203, "width": 230, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seorang guru yang telah disupervisi diharapkan menunjukkan peningkatan perilaku yang positif sebagai hasil dari tindak lanjut supervisi. Penyesuaian ini akan meningkatkan profesionalisme instruktur dan meningkatkan standar akademik. Secara alami, ini akan tercapai asalkan informasi yang tepat dipilih, dikumpulkan, dan dianalisis sehingga data yang diperoleh akurat dan tepat sasaran.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 230, "height": 297, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepala sekolah yang berkompetensi tinggi akan dapat meningkatkan kinerja guru, begitu pula sebaliknya kepala sekolah yang berkompetensi rendah akan berdampak negatif terhadap kinerja guru (Fauzi et al., 2022). Kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor harus faham mengenai instrumen apa saja yang harus dipenuhi oleh setiap guru, selain itu juga harus faham mengenai unsur yang akan di evaluasi. Penilaian guru yang di supervisi mencakup beberapa hal yang harus diamati pada proses supervisi. Berdasarkan jurnal kontribusi supervisi kepala sekolah (Handayani & Sukirman, 2020) Indikator supervisi kepala sekolah meliputi pengarahan, membantu memecahkan masalah guru, melaksanakan pengawasan, menciptakan hubungan antar pribadi, dan penilaian hasil kerja.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 647, "width": 230, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian yang dilakukan oleh kepala sekolah MTs Plus Sabilunnajah terjadi setelah pelaksanaan supervisi berlangsung. Kepala sekolah memberikan penilaian sesuai dengan instrumen supervisi berupa angka dan catatan- catatan kecil selama supervisi berlangsung, catatan tersebut yang akan dijadikan sebagai bahan evaluasi atau masukan kepada guru yang", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 60, "width": 230, "height": 360, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di supervisi. Jika dari kegiatan supervisi seorang guru terdapat metode yang menarik atau di rasa tepat untuk di terapkan di lembaga MTs Plus Sabilunnajah, maka hal tersebut akan disampaikan di forum rapat bulanan, supaya dapat menginspirasi guru yang lain dalam penggunaan metode ataupun model pembelajaran. Selama proses supervisi secara langsung, kepala sekolah hanya mengawasi pelaksanaan pembelajaran sembari memberi nilai. Namun, nilai tersebut tidak di sampaikan kepada guru yang disupervisi. Sedangkan, dalam pelaksanaan supervisi secara tidak langsung, guru diperiksa kelengkapan administrasinya, guru akan dikatakan tidak bermasalah jika administrasinya sudah lengkap. Begitu juga sebaliknya, jika administrasi guru belum lengkap, kepala sekolah akan menindaklanjuti dengan memberikan bimbingan dan motivasi serta menetapkan batas waktu penyerahan untuk mendorong guru menyelesaikan administrasi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 425, "width": 230, "height": 312, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil wawancara dari ustadzah Mamlu’atul Khoiriyah selaku guru mata pelajaran bahasa inggris, menyatakan bahwa untuk administrasi seluruh guru MTs Plus Sabilunnajah selalu di tagih oleh kepala sekolah pada setiap awal semester, jadi meskipun belum giliran jadwal supervisi, namun administrasi sudah terkumpul semua. Hal ini sudah di terapkan sejak awal, dan di koordinir oleh waka kurikulum. Langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi guru terlambat dalam mengumpulkan administrasi, yaitu dengan mengadakan jadwal khusus untuk seluruh guru berkumpul sekaligus melakukan pelatihan dan evaluasi yang dilakukan beberapa hari ketika libur semester untuk menyusun administrasi guru, sehingga pada saat sekolah mulai aktif kembali, administrasi guru sudah terkumpul semua dan sudah di tanda tangani oleh kepala sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 742, "width": 230, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepala sekolah MTs Plus Sabilunnajah menjalankan tugasnya secara serius dan tegas,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 333, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan , Vol. 10, No. 2, Juli-Desember 2023", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "172", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 65, "width": 230, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sehingga membawa perubahan untuk setiap guru yang sudah disupervisi. Jika terdapat guru yang sudah di supervisi dan sudah diberi masukan namun tidak di laksanakan tindak lanjut, maka guru tersebut akan dipanggil oleh kepala sekolah untuk diberi teguran. Hal tersebut dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran, relevansi penilaian guru terhadap materi pelajaran, sikap guru selama menyikapi proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 224, "width": 230, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, guru yang dinilai kurang baik dalam mengajar, melakukan pembelajaran yang tidak sesuai dengan RPP, dan meninggalkan kelas tanpa konfirmasi maka pada semester berikutnya tidak akan diberi jam mengajar lagi. Hal tersebut sebagai tindak lanjut dari kegiatan supervisi yang dilaksanakan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 335, "width": 230, "height": 249, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepala sekolah melakukan pembinaan terkait administrasi yang mereka buat. Mereka mengetahui letak kebenaran atau bahkan kekeliruan dari administrasi tersebut. selain itu, tindak lanjut yang sudah dilakukan kepala sekolah merupakan hasil dari supervisi yang digunakan sebagai evaluasi untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Kondisi ini sejalan dengan hasil penelitian (Riyanto, 2017) yang menyebutkan bahwa agar pengawasan menjadi efektif, pengawas harus dapat didekati, memperhatikan percakapan dengan baik, bekerja untuk meningkatkan partisipasi, berkontribusi dalam pendekatan pemecahan masalah, menawarkan saran, mencatat rencana, membuat ringkasan, dan melakukan evaluasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 140, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN DAN SARAN Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 636, "width": 230, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara keseluruhan proses pelaksanaan supervisi akademik di MTs Plus Sabilunajah sudah terlaksana dengan baik. Dari mulai tahap perencanaan, guru sudah dilibatkan dalam kegiatan supervisi. Kepala sekolah mengidentifikasi masalah yang disampaikan dalam rapat rutin di sekolah tersebut yang kemudian dijadikan sebagai landasan dalam merencanakan kegiatan supervisi. Pada tahap", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 65, "width": 230, "height": 201, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pelaksanaan, kegiatan supervisi sering kali tertunda apabila kepala sekolah ada keperluan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan, namun proses pelaksanaannya dilakukan dengan baik. Kepala sekolah memeriksa kelengkapan administrasi pembelajaran, kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan RPP, serta menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas. Ditahap akhir yaitu tindak lanjut, kepala sekolah memberi peringatan dan arahan, atau bahkan sanksi tegas dengan tidak memberi jam pelajaran kepada guru yang dinilai kurang baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 271, "width": 34, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 287, "width": 230, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepemimpinan dari kepala sekolah sebagai peran utama dalam pelaksanaan supervisi pendidikan merupakan salah satu aspek penting sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja guru. Kegiatan supervisi di sekolah ini sudah berjalan dengan baik, adapun saran yang dapat disampaikan adalah terkait jadwal yang sering kali tertunda. Akan lebih baik jika kepala sekolah benar-benar memperhatikan jadwalnya. Sehingga tidak menghambat kegiatan supervisi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 478, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 494, "width": 230, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali, J. H. (2019). Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Guru Mata Pelajaran Ipa Pada Sdn Roja 1 Ende. Jurnal Universitas Flores , 3 (1), 50–56.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 579, "width": 230, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aziz, A. (2014). Penilaian Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas SMK Negeri di Kabupaten Takalar . 1–17.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 633, "width": 230, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewi, A. P. (2020). Pengelolaan Supervisi Akademik Sekolah Dasar Islam Terpadu Ash-Haabul Kahfi Lubuk Alung. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan , 7 (1), 56–64. https://doi.org/10.24246/j.jk.2020.v7.i1 .p56-64", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 750, "width": 230, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fauzi, A., Muhajiroh, M., & Miftahudin, M.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 766, "width": 195, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2022). Hubungan Kepemimpinan", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 458, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik di MTs Plus Sabilunnajah Bojonegoro | Henny I. Pratiwi, dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "173", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 60, "width": 194, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi Dengan Kinerja Guru SMP Islam Madinatul Hadid Kota Cilegon. Kelola:", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 107, "width": 194, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen Pendidikan , 9 (1),", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 123, "width": 189, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "111–124. https://doi.org/10.24246/j.jk.2022.v9.i1", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 155, "width": 52, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".p111-124", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 177, "width": 229, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitri, E., & Afriansyah, H. (2020). Konsep Dasar Supervisi Pendidikan . 1–4.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 215, "width": 230, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Handayani, L., & Sukirman. (2020). Kontribusi", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 230, "width": 195, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi Kepala Sekolah pada", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 246, "width": 194, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peningkatan Kualitas Pembelajaran di", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 262, "width": 194, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SMP 3 Bae Kudus. EduPsyCouns:", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 278, "width": 194, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Education, Psychology and Counseling , 2 (1), 297–310.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 316, "width": 230, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inanna, I. (2018). Peran Pendidikan Dalam Membangun Karakter Bangsa Yang Bermoral. JEKPEND: Jurnal Ekonomi", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 363, "width": 194, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dan Pendidikan , 1 (1), 27. https://doi.org/10.26858/jekpend.v1i1.5 057", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 417, "width": 230, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Isbianti, P., & Andriani, D. E. (2021). Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 433, "width": 194, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pendidikan Pelaksanaan", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 449, "width": 195, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri di Klaten Jawa Tengah Academic", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 496, "width": 194, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervision Practices of Junior High School Principals in Klaten , Central Java. Jurnal Manajemen Pendidikan ,", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 544, "width": 62, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 (1), 75–85.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 566, "width": 230, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karyanto, K., Sulistiyorini, E., & Warsiman, W. (2022). Pengawasan Sekolah Unggul Berbasis Soft Skills: Studi Kasus di SMAN 1 Sidoarjo. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan , 9 (3),", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 645, "width": 24, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "449.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 661, "width": 183, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.33394/jp.v9i3.5325", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 60, "width": 230, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurniawan, R. A. (2021). Meningkatkan Supervisi Akademik Seorang Guru dalam Mewujudkan Profesionalisme Guru .", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 123, "width": 191, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.ptonline.com/articles/how- to-get-better-mfi-results", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 161, "width": 230, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mansyur. (2021). Supervisi Akademik. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam , 7 (2), 107–115.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 212, "width": 230, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Munawar. (2019). Supervisi Akademik :", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 230, "width": 195, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengurai Problematika", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 246, "width": 230, "height": 113, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Profesionalisme Guru di Sekolah. Al- Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam , 03 (01), 135–155. https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/al -tanzim Nurkholis. (2013). Pendidikan dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 363, "width": 135, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kependidikan , 1 (1), 24–44.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 385, "width": 230, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Samsu. (2017). Metode penelitian: teori dan aplikasi penelitian kualitatif, kuantitatif, mixed methods, serta research & development. In Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan (PUSAKA) .", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 471, "width": 230, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widianingsih, K. (2019). Pelaksanaan Kepengawasan Melalui Metode Supervisi Tidak Langsung Dengan Pendekatan Leadership 3.0 Pada Sekolah Khusus ( Best Practices ). Jurnal Pendidikan Inklusi , 1 , 117–128.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 572, "width": 230, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yudhistira, R., Rifaldi, A. M. R., & Satriya, A.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 588, "width": 195, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. J. (2020). Pentingnya Perkembangan Pendidikan di Era Modern. Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia , Juni , 1–6.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 657, "width": 230, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zakia, H., & Humaera, R. (2557). Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala SMAN 1 Talamau . 4 (1), 88–100.", "type": "List item" } ]
081f29ce-f49d-5f5b-0524-88251bb990c0
https://jurnal.unigo.ac.id/index.php/gaj/article/download/620/365
[ { "left": 99, "top": 22, "width": 148, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 62, "width": 190, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accounting Journal", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 93, "width": 183, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2 No. 2 Oktober 2019", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 112, "width": 216, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2614-2074, E-ISSN: 2614-2066", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 781, "width": 17, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 142, "width": 382, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE,", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 161, "width": 430, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INVESTMENT OPPORTUNITY SET, COMPANY SIZE AND IMPLEMENTATION OF PSAK 55 ON ACCOUNTING", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 199, "width": 131, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONSERVATISM", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 218, "width": 432, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PENERAPAN PSAK 55 TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 309, "width": 334, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lutviana Nur Hakiki, Badingatus Solikhah Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran Gunungpati Semarang email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 295, "top": 370, "width": 60, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 382, "width": 407, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of the study is to determine and analyze the influence of managerial ownership, institutional ownership, the proportion of independent commissioners, investment opportunity set, company size and the implementation of PSAK 55 on accounting conservatism. This research based on quantitative methods using panel data regression. The population of this research is banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2015-2017 periods. The data analysis tool used is the Eviews 9 program. The results of the study show that company size had a positive and significant effect on accounting conservatism. Meanwhile, managerial ownership, institutional ownership, the proportion of independent commissioners, investment opportunity set, and the implementation of PSAK 55 have no effect on accounting conservatism", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 523, "width": 407, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Corporate Governance; Investment Opportunity Set; Company Size; PSAK 55; Accounting Conservatism", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 558, "width": 51, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 570, "width": 408, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, investment opportunity set , ukuran perusahaan, dan penerapan PSAK 55 terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian ini didasarkan pada metode kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi data panel. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2017. Alat analisis data yang digunakan yaitu program Eviews 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, investment opportunity set , dan penerapan PSAK 55 tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 722, "width": 408, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Corporate Governance; Investment Opportunity Set ; Ukuran Perusahaan; PSAK 55; Konservatisme Akuntansi", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 34, "width": 157, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Accounting Journal (GAJ) P-ISSN: 2614-2074, E-ISSN: 2614-2066", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 780, "width": 14, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 99, "width": 106, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 112, "width": 443, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas laporan keuangan menjadi salah satu aspek penting yang saat ini menjadi sorotan berbagai pihak di dunia pasar modal. Menurut Salehi dan Sehat (2018) informasi keuangan yang berkualitas mengarahkan pada keputusan keuangan yang lebih baik dari calon investor dan memberikan kontribusi yang lebih tepat pada alokasi sumber keuangan mereka. Laporan keuangan dijadikan sebagai tolak ukur penilaian dan evaluasi terhadap kinerja manajemen pada periode waktu tertentu. Sehingga dijadikan sebagai pertanggungjawaban dari pihak manajemen atas kinerjanya dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 228, "width": 444, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Standar akuntansi keuangan memberikan kebebasan ( flexibility principle ) pada perusahaan dalam memilih metode dan estimasi akuntansi yang digunakan untuk menyajikan laporan keuangan yang dianggap sesuai dengan kondisi perusahaan (Sulastri & Anna, 2018). Kebebasan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dapat memilih salah satu alternatif dalam Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Perusahaan bebas melaporkan keuangannya baik secara optimis maupun konservatif.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 319, "width": 444, "height": 284, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laporan keuangan harus memiliki tujuan agar bisa dikatakan relevan ( relevance ) dan dapat merepresentasikan secara tepat apa yang direpresentasi ( faithful representation ). Seperti yang dimaksud dalam PSAK tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Untuk mengakui transaksi atau peristiwa tertentu dalam laporan keuangan harus mengandung beberapa kriteria, seperti definisi, keterukuran, relevansi, dan reliabilitas. Laporan keuangan merupakan sumber informasi utama bagi investor, sehingga Bursa Efek Indonesia (BEI) mewajibkan semua perusahaan yang listing untuk mengungkapkan laporan keuangannya. Keberadaan laporan keuangan memberikan kepercayaan investor terhadap pasar dan kinerja perusahaan. Perusahaan yang listing di bursa cenderung dituntut untuk menyajikan informasi keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi, karena dianggap dapat mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sehat. Berdasarkan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) yang disahkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, informasi keuangan dapat dikatakan berkualitas apabila informasi tersebut terbanding ( comparable ), terverifikasi ( verifiable ), tepat waktu ( timely ), dan terpaham ( understandable ). Hal ini mendorong manajemen untuk melakukan berbagai upaya agar laporan keuangan dapat terlihat sebaik mungkin sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan sekaligus untuk menghindari penilaian buruk terkait kinerja manajemen.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 603, "width": 443, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di Indonesia masih banyak dijumpai perusahaan yang terindikasi melakukan manipulasi laporan keuangan, artinya masih terdapat perusahaan yang belum sepenuhnya menerapkan konsep konservatisme akuntansi. Contoh kasus manipulasi laporan keuangan dilakukan oleh perusahaan perbankan yaitu PT Bank Bukopin, Tbk. Dikutip dari Detik Finance yang diterbitkan pada 27 April 2018, perusahan melakukan manipulasi data kartu kredit yang menyebabkan posisi kredit dan pendapatan berbasis komisi Bank Bukopin meningkat tajam. Kasus tersebut menyebabkan perusahaan harus melakukan restated (penyampaian kembali) laporan keuangannya untuk tahun 2015, 2016, dan 2017.", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 35, "width": 154, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Accounting Journal (GAJ) Vol. 2 No. 2 Oktober 2019", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 781, "width": 17, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 99, "width": 443, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari resated tersebut menunjukkan adanya penurunan laba bersih pada tahun 2016 menjadi Rp 183,56 miliar dari sebelumnya Rp 108 triliun.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 125, "width": 443, "height": 194, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adanya kasus manipulasi laporan keuangan dapat menyebabkan turunnya kepercayaan stakeholder terhadap laporan keuangan perusahaan. Hal ini mendorong perusahaan untuk menerapkan prinsip-prinsip konservatisme. Prinsip konservatisme ini merupakan prinsip dasar yang selalu berpengaruh terhadap praktik akuntansi dan pelaporan keuangan (Zeghal & Lahmar, 2018). FASB mendefinisikan konservatisme akuntansi sebagai reaksi bijaksana terhadap ketidakpastian untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko yang melekat pada suatu bisnis dipertimbangkan secara memadai. Menurut Arabloo (2017) sejumlah penelitian menyarankan penggunaan konservatisme pada kondisi normal, hal ini dikarenakan kepentingan pendekatan konservatis lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Penggunaan prinsip konservatisme menunjukkan bahwa manajemen harus berhati-hati dalam dalam menyajikan laporan keuangan. Konservatisme dapat mengurangi perilaku oportunistik manajer, sehingga dapat meningkatkan kualitas informasi keuangan (Yunos, Ahmad, & Sulaiman, 2014)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 319, "width": 444, "height": 219, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik pengaruh dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, investment opportunity set , ukuran perusahaan, dan penerapan PSAK 55 terhadap konservatisme akuntansi. Orisinalitas dalam penelitian ini yaitu digunakannya penerapan PSAK 55 yang erat kaitannya dengan instrumen keuangan perbankan sebagai variabel baru yang diduga dapat mempengaruhi penerapan konservatisme akuntansi dalam perusahaan perbankan. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori agensi dan teori akuntansi positif. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa teori agensi terkait dengan hubungan keagenan sebagai kontrak antara dua pihak yaitu prinsipal dan agen untuk melakukan beberapa kegiatan atas nama prinsipal dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan. Al-Sraheen et al . (2014) berpendapat bahwa masalah keagenan muncul karena adanya pertentangan kepentingan diantara pemegang saham dan manajemen perusahaan. Teori keagenan dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan penerapan konservatisme akuntansi yang dilihat dari laporan keuangan perusahaan untuk mengatasi masalah keagenan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 538, "width": 443, "height": 194, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori akuntansi positif didasarkan pada ketidakpuasan terhadap teori normatif, dimana teori akuntansi positif ini lebih berorientasi kepada penelitian yang bersifat empirik. Ghozali dan Chariri (2014) menjelaskan bahwa teori akuntansi positif menggunakan asumsi bahwa manajemen diberikan kebebasan untuk memilih metode akuntansi. Kebebasan tersebut berpotensi menimbulkan kecenderungan bagi manajer untuk memilih metode akuntansi yang hanya menguntungkan kepentingan pribadi. Penerapan prinsip konservatisme akuntansi menjadi solusi terbaik untuk mencegah perilaku oportunistik manajer dalam pengakuan laba. Menurut Pashaki dan Kheradyar (2015) pelaporan keuangan yang konservatis dapat meningkatkan efisiensi informasi akuntansi dengan mengurangi optimisme manajemen dalam memprediksikan laba. Masalah keagenan dapat dicerminkan dalam berbagai bentuk, misalnya adanya indikasi kecurangan dalam pelaporan keuangan. Sehingga, untuk mengatasi konsekuensi yang timbul akibat konflik keagenan tersebut, diperlukan adanya tata kelola perusahaan atau corporate governance yang baik (Farizal et al .", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 34, "width": 157, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Accounting Journal (GAJ) P-ISSN: 2614-2074, E-ISSN: 2614-2066", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 780, "width": 14, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 99, "width": 443, "height": 194, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2017; Nasr & Ntim, 2018). Indikator corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan proporsi dewan komisaris independen. Berdasarkan teori agensi, kepemilikan saham oleh pihak manajerial dapat memperkecil konflik keagenan antara manajer dengan pemilik atau pemegang saham. Agustian dan Yuliandhari (2014) menjelaskan bahwa dengan manajer ikut memiliki saham perusahaan maka manajer tidak mungkin bertindak opportunistic , manajer akan lebih berhati-hati dan berusaha untuk meminimumkan biaya keagenan sehingga bisa meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan saham oleh manajerial akan mendorong manajemen untuk lebih memperhatikan kualitas laba, mengingat akan berdampak pada keuntungan dari saham yang dimiliki. Jadi, semakin tinggi kepemilikan manajerial maka manajemen akan berusaha lebih giat dalam meningkatkan nilai perusahaan demi kepentingan pemegang saham. Selain itu, pengungkapan laba juga akan dilakukan secara hati-hati salah satunya dengan menggunakan metode akuntansi yang konservatif.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 293, "width": 443, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 319, "width": 443, "height": 142, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori keagenan menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peran penting dalam mengurangi masalah keagenan antara pihak manajemen (agen) dengan stakeholder (prinsipal). Hal ini sejalan dengan pendapat Risdiyani dan Kusmuriyanto (2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh institusional dapat meningkatkan peran dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Sehinga semakin besar kepemilikan saham institusional maka akan semakin besar pengaruhnya dalam mengawasi kinerja manajemen. Upaya untuk menghindari adanya manajemen laba yang berlebihan, kepemilikan saham institusional yang tinggi mendorong permintaan penggunaan akuntansi yang lebih konservatif dalam pelaporan keuangan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 461, "width": 443, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H2: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 487, "width": 444, "height": 168, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori agensi menyatakan bahwa adanya dewan komisaris independen dapat mengurangi permasalaham moral hazard antara pemegang saham dan manajer dengan melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen serta untuk melindungi kepentingan pemilik dan pemegang saham. Dalam menjalankan tugasnya dewan komisaris independen ini tidak berpihak pada kepentingan manapun, sehingga dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen dengan lebih profesional. Menurut Mulya (2014) semakin banyak proporsi dewan komisaris independen, maka tingkat pengawasan manajer akan semakin ketat dan penerapan konservatisme juga semakin tinggi, karena adanya persyaratan informasi keuangan yang berkualitas. Sehingga dengan diterapkannya prinsip konservatisme akuntansi dapat membantu upaya dewan komisaris untuk mengurangi agency cost dan meningkatkan kualitas informasi keuangan dari perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 655, "width": 443, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H3: Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 680, "width": 443, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Investment opportunity set (IOS) mencerminkan biaya yang dikeluarkan oleh manajemen untuk memperoleh return yang lebih besar di masa depan. Luasnya return tersebut sangat bergantung pada besarnya expenditure yang dikorbankan oleh perusahaan (Aristantia & Putra, 2015). Sehingga besarnya IOS dapat dilihat", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 35, "width": 154, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Accounting Journal (GAJ) Vol. 2 No. 2 Oktober 2019", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 781, "width": 17, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 99, "width": 444, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dari nilai capital expenditure to book value asset (CAPBVA) yang membandingkan pengukuran investasi dalam bentuk aktiva tetap. Berdasarkan teori agensi, IOS dapat mengurangi konflik keagenan diantara manajer dengan pemegang saham melalui keputusan investasi yang diambil oleh manajemen. Murwaningsari dan Rachmawati (2017) menyatakan bahwa peluang investasi dapat memberikan reaksi positif terhadap harga saham, yang berarti market to book value sebagai proksi konservatisme juga semakin tinggi dan nantinya berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Jadi semakin besar nilai IOS maka market to book ratio juga semakin besar, dengan demikian nilai konservatisme akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan juga akan meningkat.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 228, "width": 443, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H4: Investment opportunity set berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 254, "width": 444, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat besarnya biaya politik yang harus ditanggung oleh perusahaan. Berdasarkan teori akuntansi positif, perusahaan besar cenderung memiliki biaya politis yang lebih tinggi, sehingga perusahaan akan berupaya untuk memperkecil laba yang ditampilkan pada laporan keuangan. Hal ini dilakukan manajer karena semakin besar perusahaan maka kewajiban perpajakannya juga semakin meningkat. Dilihat dari adanya hipotesis political cost , dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka akan semakin menarik perhatian pemerintah terkait dengan pengenaan tarif pajak. Situasi ini akan mendorong diterapkannya prinsip akuntansi yang lebih konservatif dengan melaporkan laba cenderung lebih rendah, sehingga dapat menghindarkan perusahaan dari pembayaran pajak yang terlalu tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 409, "width": 443, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H5: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 435, "width": 443, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan agensi teori, asimetri informasi yang terjadi diantara pihak agen dan prinsipal dapat dikurangi dengan adanya informasi keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya dengan berpedoman terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK). PSAK 55 tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan membahas mengenai penurunan nilai dan tidak tertagihnya aset keuangan. PSAK 55 merupakan peraturan yang dianggap paling kompleks dalam dunia perbankan. Peraturan dalam PSAK 55 akan mempersempit kemungkinan adanya kecurangan yang dilakukan perusahaan, karena aset maupun liabilitas keuangan dicatat secara hati-hati menggunakan nilai wajar yang paling relevan dengan aktivitas perusahaan sehingga manajer akan memilih akuntansi yang bersifat konservatif.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 590, "width": 443, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H6: Penerapan PSAK 55 berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 629, "width": 143, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 642, "width": 321, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 655, "width": 443, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2017 yang berjumlah 41 perusahaan. Metode dalam pengambilan data sampel adalah sampel jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel dengan menjadikan seluruh anggota populasi sebagai sampel.", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 34, "width": 157, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Accounting Journal (GAJ) P-ISSN: 2614-2074, E-ISSN: 2614-2066", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 780, "width": 14, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 99, "width": 141, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2. Variabel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 120, "width": 427, "height": 596, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Operasioal Variabel Penelitian No Variabel Definisi Operasional Pengukuran 1 Konservatisme akuntansi Prinsip yang mempercepat pengakuan biaya dan memperlambat pengakuan pendapatan, serta mengakui aset pada nilai terendah, dan beban pada nilai tertinggi. MTB 𝐶𝑙𝑜𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 (Beaver & Ryan, 2000) 2 Kepemilikan Manajerial Persentase jumlah saham yang dimiliki manajer terhadap jumlah saham yang beredar ∑saham yang dimiliki direksi dan komisaris ∑ saham yang beredar 𝑥 100% (Hertina & Zulaikha, 2017) 3 Kepemilikan Institusional Persentase jumlah saham yang dimiliki institusional (institusi keuangan) terhadap jumlah saham yang beredar ∑saham yang dimiliki institusi domestik ∑ saham yang beredar 𝑥 100% (Alkurdi et al ., 2017) 4 Proporsi Dewan Komisaris Independen Komposisi dewan komisaris independen terhadap seluruh jumlah dewan komisaris ∑ komisaris independen ∑ anggota dewan komisaris x 100% (Risdiyani & Kusmuriyanto, 2015) 5 Investment Opportunity Set Pilihan investasi yang tersedia bagi perusahaan untuk memperoleh manfaat dimasa depan CAPBVA Ni. Buku AT t − Ni. Buku AT t − i Total aset (Andreas, Ardeni, & Nugroho, 2017) 6 Ukuran Perusahaan Besar kecilnya kekayaan (aset) yang dimiliki perusahaan Ln (total aset) (Susanto & Ramadhani, 2016) 7 Penerapan PSAK 55 PSAK 55 adalah pernyataan standar akuntansi keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia mengenai instrument keuangan: pengakuan dan pengukuran PSAK 55 CKPN Individu + CKPN Kolektif Aset Produktif x100% (Laporan Keuangan)", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 274, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: data sekunder yang diolah tahun 2019.", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 35, "width": 154, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Accounting Journal (GAJ) Vol. 2 No. 2 Oktober 2019", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 781, "width": 17, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 99, "width": 321, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3 Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 112, "width": 443, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan menggunakan teknik dokumenter. Data yang diambil berupa laporan tahunan ( annual report ) perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015-2017. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan regresi data panel menggunakan Eviews 9. Pengujian yang dilakukan harus terlebih dahulu lolos dari uji asumsi klasik.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 202, "width": 167, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 215, "width": 193, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Analisis Statistik Deskriptif", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 228, "width": 444, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai suatu data dengan melihat dari nilai rata-rata ( mean ), standar deviasi, varian maksimum dan minimum dari masing-masing variabel penelitian yaitu konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, investment opportunity set , ukuran perusahaan dan peneran PSAK 55.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 306, "width": 417, "height": 183, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Statistik Deskriptif Mean Minimum Maksimum Std. Deviasi n=120 Variabel Dependen Konservatisme Akuntansi 1,485943 0,018300 4,667400 0.985054 Variabel Independen Kepemilikan Manajerial 0,029171 0,000000 0,720700 0.115699 Kepemilikan Institusional 0,205033 0,000000 0,894400 0.259527 Proporsi Dewan Komisaris Independen 0.573785 0,000000 1,00000 0.121887 Investment Opportunity Set 0,026914 -0,224200 2,127800 54.17807 Ukuran Perusahaan 30,77431 22,748900 34,74150 2.325325 Penerapan PSAK 55 1,61% 0.03% 9,6% 1.522747", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 490, "width": 263, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: data sekunder yang diolah tahun 2019", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 515, "width": 443, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji deskriptif pada tabel 2 menunjukkan bahwa variabel konservatisme akuntansi mempunyai nilai tertinggi sebesar 4,6674 yang dimiliki oleh PT Bank Ina Perdana, Tbk (BINA) pada tahun 2017. Sedangkan nilai terendah sebesar 0,0183 yang dimiliki oleh PT Bank Panin Syariah, Tbk (PNBS) pada tahun 2017. Nilai rata-rata lebih besar dari standar deviasi menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel konservatisme akuntansi menyebar secara heterogen.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 606, "width": 401, "height": 118, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas KM KI DKI IOS SIZE PSAK KM 1.000000 -0.1485 0.104111 -0.02956 -0.19042 -0.20204 KI -0.1485 1.000000 -0.1223 0.008647 -0.06322 -0.1734 DKI 0.104111 -0.1223 1.000000 -0.00692 -0.06644 -0.13607 IOS -0.02956 0.008647 -0.00692 1.000000 -0.15831 0.027350", "type": "Table" }, { "left": 387, "top": 34, "width": 157, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Accounting Journal (GAJ) P-ISSN: 2614-2074, E-ISSN: 2614-2066", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 780, "width": 14, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 106, "width": 402, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIZE -0.19042 -0.06322 -0.06644 -0.15831 1.000000 0.238766 PSAK -0.20204 -0.1734 -0.13607 0.027350 0.238766 1.000000", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 263, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: data sekunder yang diolah tahun 2019", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 175, "width": 444, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji multikolinearitas yang dan uji heterokedastisitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 3 yang menunjukkan bahwa nilai tolerance dari seluruh variabel independen masih dibawah 0,8. Dengan demikian dapat disumpulkan bahwa dapat penelitian ini model regresi data panel terbebas dari masalah multikolinearitas, sehingga dapat dilakukan tahapan uji asumsi klasiknya berikutnya.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 265, "width": 213, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil Uji Heterokedastisitas", "type": "Section header" }, { "left": 195, "top": 285, "width": 237, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 324, "width": 386, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F-statistic 1.090629 Prob. F(6,113) 0.3724 Obs*R-squared 6.568750 Prob. Chi-Square(6) 0.3626 Scaled explained SS 9.244605 Prob. Chi-Square(6) 0.1603", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 376, "width": 259, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: data sekunder yang diolah tahun 2019", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 408, "width": 444, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji heterokedastisitas yang menggunakan uji Breusch-Pagan-Godfrey dapat dilihat pada tabel 4 yang menunjukkan bahwa variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap regresi logaritma residual kuadrat model regresi data panel karena memiliki prob. Chi-square sebesar 0.3626, artinya seluruh variabel independen memiliki nilai p value lebih besar dari 0,05. Sehingga, model regresi data panel yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari adanya masalah heterokedastisitas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 511, "width": 172, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2 Hasil Pengujian Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 156, "top": 537, "width": 326, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Koefisien Determinasi Model Regresi Data Panel", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 562, "width": 408, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R-squared 0.818962 Mean dependent var 1.485943 Adjusted R-squared 0.708872 S.D. dependent var 0.985054 S.E. of regression 0.531499 Akaike info criterion 1.857009 Sum squared resid 20.90435 Schwarz criterion 2.925548 Log likelihood -65.42056 Hannan-Quinn criter. 2.290948 F-statistic 7.438985 Durbin-Watson stat 2.579874 Prob(F-statistic) 0.000000", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 680, "width": 259, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: data sekunder yang diolah tahun 2019", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 35, "width": 154, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Accounting Journal (GAJ) Vol. 2 No. 2 Oktober 2019", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 781, "width": 17, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 99, "width": 443, "height": 155, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model regresi data panel dalam penelitian ini memiliki nilai adjusted R 2 sebesar 0,708872. Hal ini menujukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, investment opportunity set , ukuran perusahaan dan penerapan PSAK 55 dapat menerangkan konservatisme akuntansi sebesar 70,9%, sedangkan sisanya sebesar 29,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi data panel dalam penelitian ini. Hasil uji simultan (uji statistik f) menunjukkan nilai probabilitas untuk F-statistik adalah 0,0000 dan lebih kecil dari 5%, maka kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, investment opportunity set , ukuran perusahaan dan penerapan PSAK 55 secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi konservatisme akuntansi secara signifikan. Hasil parameter individual (uji t) dapat dilihat pada tabel 6", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 275, "width": 430, "height": 171, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Hasil Uji t Variabel Prediksi Tanda Koefisien t-statistik Prob. Hasil ( ɑ = 5%) Kepemilikan Manajerial - -0,453530 -0,159294 0,8739 Ditolak Kepemilikan Institusional - -1,518,614 -1,885308 0,0633 Ditolak Proporsi Dewan Komisaris Indpenden + 0,533985 0,845328 0,4007 Ditolak Investment Opportunity Set - -0,011399 -0,034724 0,9724 Ditolak Ukuran Perusahaan + 1,783,895 4,146,903 0,0001 Diterima Penerapan PSAK 55 + 0,022595 -4,024405 0,6792 Ditolak Sumber: data sekunder yang diolah tahun 2019", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 454, "width": 97, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3 Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 467, "width": 443, "height": 246, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak , karena secara empiris kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Tidak adanya pengaruh kepemilikan manajerial terhadap konservatisme akuntansi disebabkan karena adanya usaha perusahaan mencatatkan laba yang tinggi untuk mendapat pengakuan dari pihak luar. Perusahaan dengan laba yang besar akan lebih mudah untuk mencari pendanaan, karena dapat meyakinkan kreditur dalam memberikan pinjaman serta menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Pada umumnya manajer bekerja sesuai dengan bonus yang akan diterima. Hal ini didorong oleh target suatu perusahaan yang cenderung berorietasi pada laba. Faktor lain yang kemungkinan menyebabkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservtisme akuntansi yaitu jumlah kepemilikan saham manajerial pada sektor perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian ini masih cukup rendah. Bahkan terdapat beberapa perusahaan perbankan yang sahamnya tidak dimiliki oleh pihak manajerial. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan Risdiyani dan Kusmuriyanto (2015) serta Suleiman (2014) yang menyatakan bahwa dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak manajerial akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dengan penerapan konservatisme akuntansi yang lebih tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 387, "top": 34, "width": 157, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Accounting Journal (GAJ) P-ISSN: 2614-2074, E-ISSN: 2614-2066", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 780, "width": 14, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 99, "width": 447, "height": 620, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak , karena secara empiris kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Tidak berpengaruhnya kepemilikan institusional terhadap konservatisme akuntansi disebabkan karena adanya kepemilikan dengan jumlah yang masih tergolong rendah, sehingga pihak institusional merasa tidak memiliki perusahaan dan hanya fokus pada keamanan investasi mereka serta return yang akan didapatkan. Kepemilikan institusional pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI masih sangat rendah, hal ini dicerminkan pada analisis statistik deskriptif yang menujukkan nilai rata-rata kepemilikan institusional sebesar 0,205033. Rendahnya kepemilikan institusional mengindikasikan bahwa aktivitas monitoring terhadap kinerja manajemen belum berjalan secara optimal. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil temuan Al-Sraheen et al . (2014) serta Alkurdi et al . (2017) yang menemukan adanya pegaruh positif antara kepemilikan institusional terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak , karena secara empiris proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Keberadaan dewan komisaris independen terbukti tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal tersebut disebabkan karena pengangkatan dewan komisaris independen kemungkinan tidak untuk menegakkan good corporate governance , namun hanya untuk memenuhi ketentuan formal. Tidak berpengaruhnya proporsi dewan komisaris independen terhadap konservatisme akuntansi, didasarkan bahwa komisaris independen merupakan pihak yang berasal dari luar perusahaan, yang memungkinkan mereka memiliki keterbatasan informasi sehingga tidak memahami secara baik mengenai kondisi perusahaan. Penunjukkan pihak eksternal sebagai dewan komisaris independen tersebut tidak dilakukan secara tepat, namun hanya untuk memenuhi regulasi. Hasil temuan dalam penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Risdiyani dan Kusmuriyanto (2015) dan Indrasari et al . (2017) yang beranggapan bahwa dengan adanya komisaris independen maka kinerja manajemen akan terkontrol dengan baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas informasi dalam laporan keuangan dengan menerapkan akuntansi yang lebih konservatis. Hipotesis keempat dalam penelitian ini ditolak , karena secara empiris investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Tidak berpengaruhnya investment opportunity set terhadap konservatisme akuntansi disebabkan karena perusahaan belum memaksimalkan pilihan kesempatan investasi yang dimiliki. Pada perusahaan perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian ini menujukkan masih terdapat beberapa bank yang memiliki nilai investment opportunity cost minus, seperti yang terjadi pada Bank Nusantara Parahyangan, Tbk (BBNP), Bank Danamon Indoensia, Tbk (BDMN), Bank Pembangunan Daerah Banten, Tbk (BEKS) serta beberapa bank lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki pertumbuhan investasi yang rendah. Hasil analisis deskripitif menujukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki nilai investment opportunity set hanya sebesar 0,026914 yang artinya tergolong rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saptono dan Gurendrawati (2014) serta Dwitayanti dan Fahlefi (2015) yang menyatakan bahwa investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.", "type": "List item" }, { "left": 387, "top": 35, "width": 154, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Accounting Journal (GAJ) Vol. 2 No. 2 Oktober 2019", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 781, "width": 17, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 99, "width": 444, "height": 362, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis kelima dalam penelitian ini diterima , karena secara empiris ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini sesuai dengan political cost hypothesis pada teori akuntansi positif yang beranggapan bahwa perusahaan besar cenderung memiliki biaya politis yang tinggi, sehingga mendorong perusahaan untuk mengurangi nilai present value dengan cara menunda pengakuan laba dan aktiva yang ditampilkan pada laporan keuangan agar nilainya tidak overestimate . Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan besar akan bertindak lebih hati-hati dalam melaporkan laba dan cenderung memilih untuk menerapkan akuntansi yang lebih konservatis dengan tujuan untuk menekan besarnya biaya politis yang harus ditanggung perusahaan. Hasil penelitian mendukung hasil penelitian Susanto dan Ramadhani (2016) yang menujukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis keenam dalam penelitian ini ditolak , karena secara empiris penerapan PSAK 55 tidak berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi. PSAK 55 ini memberikan batasan yang jelas bagi manajemen perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Sehingga PSAK 55 tidak mempengaruhi keputusan manajer dalam menerapkan konservatisme akuntansi. Dengan adanya batasan yang jelas, perusahaan tidak dapat melaporkan laba secara oversestimate maupun underestimate . Tidak berpengaruhnya penerapan PSAK 55 terhadap konservatisme akuntansi, diduga disebabkan karena perusahaan hanya menerapkan PSAK 55 secara formalitas sebagai bentuk kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku. PSAK 55 yang diadopsi dari IFRS tersebut merupakan penganutan prinsipal basis yang dianut, hal dikarenakan hanya menekankan pada prinsip dan konsep namun pengaplikasiannya tergantung pada praktik yang ada. Hal ini yang menyebabkan bank belum menerapkan PSAK 55 secara maksimal sehingga tidak memiliki dampak secara signifikan terhadap keputusan manajemen dalam menerapkan prinsip akuntansi yang konservatif.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 474, "width": 69, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 487, "width": 443, "height": 206, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh dalam meningkatkan penerapan konservatisme akuntansi. Semakin besar ukuran perusahaan, maka manajemen akan terdorong untuk menerapkan akuntansi yang konservatif. Hal ini dilakukan untuk menekan besarnya biaya politis yang harus ditanggung perusahaan. Sementara itu, variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, investment opportunity set , dan penerapn PSAK 55 tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Saran bagi pihak eksternal baik calon kreditur maupun investor diharapkan lebih memperhatikan ukuran perusahaan, dikarenakan perusahaan dengan ukuran besar akan bertindak lebih konservatif, sehingga dapat meminimalisir adanya tindakan oportunistik oleh manajemen. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan pengukuran konservatisme selain ukuran aset bersih, misalnya berdasarkan ukuran akrual seperti yang dilakukan Givoly dan Hayn (2000) untuk melakukan perbandingan antar teknik pengukuran konservatisme agar mendapatkan hasil yang lebih komprehensif.", "type": "List item" }, { "left": 387, "top": 34, "width": 157, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Accounting Journal (GAJ) P-ISSN: 2614-2074, E-ISSN: 2614-2066", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 780, "width": 14, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 99, "width": 125, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 112, "width": 443, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustian, G. G., & Yuliandhari, W. S. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Kebijakan Deviden Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan. E-Proceeding of Management , 1 (3).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 151, "width": 443, "height": 103, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Sraheen, D. A.-D. O., Fadzil, F. H. B., & Ismail, S. S. B. S. (2014). The Influence of Corporate Ownership Structure and Board Members ’ Skills on the Accounting Conservatism : Evidence from Non-Financial Listed Firms in Amman Stock Exchange. International Journal of Accounting and Financial Reporting , 4 (1). https://doi.org/10.5296/ijafr.v4i1.5661 Alkurdi, A., Al-Nimer, M., & Dabaghia, M. (2017). Accounting Conservatism and Ownership Structure Effect: Evidence from Industrial and Financial Jordanian Listed Companies. International Journal of Economics and Financial", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 254, "width": 444, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Issues , 7 (January 2015), 608–619. https://doi.org/10.1504/IJHTM.2015.074538 Andreas, H. H., Ardeni, A., & Nugroho, P. I. (2017). Konservatisme Akuntansi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis , 20 (1), 1.", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 306, "width": 222, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.24914/jeb.v20i1.457", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 319, "width": 443, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arabloo, M. D. (2017). Auditor Tenure and Accounting Conservatism : Testing", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 332, "width": 443, "height": 142, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moderating Effect of Owner ’ s Importance. Engineering, Technology & Applied Science Research , 7 (4), 1883–1887. Aristantia, D., & Putra, I. M. P. D. (2015). Investment Opportunity Set dan Free Cash Flow pada Tingkat Pembayaran Deviden Perusahaan Manufaktur. E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana , 11 (1), 220–234. Dwitayanti, Y., & Fahlefi, R. (2015). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set (IOS), Price To Book Ratio, dan Political Cost Terhadap Konservatisma Akuntansi. Jurnal Akuntanika , 2 (1), 31–43. Farizal, N., Kamran, M., & Ji, A. X.-D. (2017). Accounting Conservatism, Corpoeate Governance and Political Connections. Asian Review of Accounting , 25 (2). https://doi.org/10.1108/ARA-04-2012-0017", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 474, "width": 444, "height": 90, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hertina, N. rizki, & Zulaikha. (2017). Analisis Penerapan Konservatisme Akuntansi di Indonesia dalam Perspektif Positive Accounting Theory. Diponegoro Journal of Accounting , 6 (3), 1–10. Retrieved from http://ejournal- s1.undip.ac.id/index.php/accounting Indrasari, A., Yuliandhari, W. S., & Triyanto, D. N. (2017). Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Dan Financial Distress Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi , 20 (1), 117.", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 564, "width": 210, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.24912/ja.v20i1.79", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 577, "width": 443, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulya, A. A. (2014). Pengaruh Mekanisme GCG, Audit Brand Name dan Ukuran Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan , 3 (2), 168–187.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 616, "width": 443, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Murwaningsari, E., & Rachmawati, S. (2017). he Influence of Capital Intensity and Investment Opportunity Set toward Conservatism with Managerial Ownership as Moderating Variable. Journal of Advanced Management Science , 5 (6), 445– 451. https://doi.org/10.18178/joams.5.6.445-451", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 668, "width": 443, "height": 64, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasr, M. A., & Ntim, C. G. (2018). Corporate governance mechanisms and accounting conservatism: evidence from Egypt. Corporate Governance (Bingley) , 18 (3), 386–407. https://doi.org/10.1108/CG-05-2017-0108 Pashaki, M. M., & Kheradyar, S. (2015). An Investigation into the Effect of Audit Quality on Accounting Conservatism in Companies Listed in Tehran Stock", "type": "List item" }, { "left": 387, "top": 35, "width": 154, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Accounting Journal (GAJ) Vol. 2 No. 2 Oktober 2019", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 781, "width": 17, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 123, "top": 99, "width": 415, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Exchange. International Letters of Social and Humanistic Sciences , 50 , 107– 117. https://doi.org/10.18052/www.scipress.com/ilshs.50.107", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 125, "width": 443, "height": 90, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Risdiyani, F., & Kusmuriyanto. (2015). Analisis Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Akuntansi. Accounting Analysis Journal , 4 (3), 1–10. Salehi, M., & Sehat, M. (2018). Debt Maturity Structure, Institutional Ownership and Accounting Conservatism Evidence from Iranian listed Companies. Asian Journal of Accounting Reserach . https://doi.org/10.1108/AJAR-05-2018- 0001", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 215, "width": 444, "height": 194, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saptono, R., & Gurendrawati, E. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Invstment Opportunity, dan Debt Covenant Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi , 9 (2). Sulastri, S., & Anna, Y. D. (2018). Pengaruh financial distress dan leverage terhadap konservatisme akuntansi. AKUISISI | Jurnal Akuntansi , Volume 14 (pengungkapan), 58–68. Suleiman, S. (2014). Coporate Governance Mechanisms and Accounting Conservatism. Journal of Management Policies and Practices , 2 (2), 113–127. Susanto, B., & Ramadhani, T. (2016). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Konservatisme (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2010-2014). Jurnal Bisnis Dan Ekonomi , 23 (2), 142–151. Yunos, R. M., Ahmad, S. A., & Sulaiman, N. (2014). The Influence of Internal Governance Mechanisms on Accounting Conservatism. Procedia - Social and Behavioral Sciences , 164 (August), 501–507. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.11.138", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 409, "width": 443, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zeghal, D., & Lahmar, Z. (2018). International Journal of Accounting & Informasi Manajemen.", "type": "List item" } ]
6ffcdfed-1d94-3ec5-2b77-43a4fb96f116
https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/EDUSAINTEK/article/download/642/428
[ { "left": 150, "top": 795, "width": 360, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 10 (1) 2023 | 212", "type": "Page footer" }, { "left": 147, "top": 20, "width": 279, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi", "type": "Section header" }, { "left": 147, "top": 34, "width": 341, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 10 Issue 1 2023 Pages 212-220 p-ISSN: 1858-005X e-ISSN: 2655-3392 DOI: https://doi.org/10.47668/edusaintek.v10i1.642 website: https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/EDUSAINTEK", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 88, "width": 263, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "URBAN HEAT ISLAND PADA KOTA INDUSTRI", "type": "Section header" }, { "left": 235, "top": 116, "width": 127, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andhyka Putra Arie Gayo", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 129, "width": 175, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Institut Teknologi Bandung, Indonesia e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 178, "width": 416, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: The industrial revolution provides opportunities in changing people's lives from agrarian economic activities to industrial-based economies so that many people massively carried out the phenomenon of migration. The impact of industry causes a vulnerable area in climate change which is currently increasingly large in intensity. This research used a qualitative research method with a descriptive approach. The type of data used in this study was obtained from secondary data, namely literature studies in the form of books, articles and other sources of information. Industrial areas are potential locations of UHI effects despite having a relatively lower population. Its change land cover affect surface temperature increases and humidity decreases. Building materials absorb solar heat, and release it at night so that the environment in the industrial area felt warm. For the industrial area, it is better to be given green vegetation around the region to reduce the occurrence of UHI so that it creates a comfortable life.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 338, "width": 416, "height": 169, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword : Phenomenon, Urban Heat Island , UHI, Industry, Temperature Improvement Abstrak: Revolusi industri memberikan peluang dalam mengubah kehidupan masyarakat dari kegiatan ekonomi agraria menjadi ekonomi berbasis industri sehingga banyak orang secara masif melakukan fenomena migrasi. Dampak industri menyebabkan daerah rentan terhadap perubahan iklim yang saat ini intensitasnya semakin besar. Penelitian ini menggunakanmetode penelitian kualitatif d dengan pendekatan deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder, yaitu studi literatur berupa buku, artikel dan sumber informasi lainnya. Kawasan industri merupakan lokasi potensial efek UHI meskipun memiliki populasi yang relatif lebih rendah. Perubahan tutupan lahan mempengaruhi peningkatan suhu permukaan dan kelembaban menurun. Bahan bangunan menyerap panas matahari, dan melepaskannya pada malam hari sehingga lingkungan di kawasan industri terasa hangat. Fatau kawasan industri, lebih baik diberikan vegetasi hijau di sekitar kawasan untuk mengurangi terjadinya UHI sehingga tercipta kehidupan yang nyaman.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 518, "width": 348, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Fenomena, Urban Heat Island , UHI, Industri, Peningkatan Suhu", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 549, "width": 410, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2023 The Authors. This is an open access article under the CC BY-SA 4.0 license ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 428, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revolusi industri membuat perkembangan serta kemajuan kota bertambah. Diawali semenjak era abad ke- 18 gaya hidup warga masyarakat berganti secara permanen sampai saat ini (Industri et al., 2018). Revolusi tersebut membuka kesempatan dalam mengganti kehidupan warga dari aktivitas perekonomian agraris ke perekonomian berplatform industri sehingga banyak warga masyarakat yang dengan cara massif melaksanakan migrasi. Pada tahun 2018 ada 55 Persen populasi di bumi bermukim di area perkotaan serta diperkirakan pada tahun 2050 akan bertambah jadi 70%. Fenomena", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 162, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urban Heat Island Pada Kota Industri ...", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 795, "width": 366, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 10 (1) 2023 | 213", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ini yang terjadi di masyarakat Indonesia dengan adanya pembangunan lahan, jalan raya, gedung dan berbagai penggunaan barang yang menghasilkan panas dapat berakibat pada pengelolaan lahan karena merubah karakteristik fisik karena adanya pembangunan pada permukaan perkotaan. Dengan adanya perkembangan ini mengakibatkan adanya fenomena pengembangan kota dengan menggantikan ruang hijau menjadi struktur buatan seperti gedung dan jalan. (Budihardjo, 2017; Stewart et al., 2021). Fenomena perpindahan masyarakat (migrasi) dapat mengakibatkan hilangnya keseimbangan energi di perkotaan dibandingkan dengan wilayah pinggiran yang menghasilkan kejadian perbedaan temperatur udara yang disebut dengan Urban Heat Island ( UHI). (Nainggolan et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan lingkungan mempengaruhi bermacam bentuk kehidupan. Pergantian yang terjadi pada lingkungan menyebabkan gangguan ekosistem sebab berkurangnya komponen sistem lingkungan akibat adanya pembangunan. (Safe’i et al., 2020). Perubahan lingkungan terjadi karena campur tangan manusia dan dapat pula karena aspek alam/ natural. Tidak hanya karena terdapatnya pembagunan kota, salah satu bentuk aktivitas manusia yang menyebakan terjadinya perubahan lingkungan yakni sebab terdapatnya pembangunan industri seperti pabrik dan berbagai bentuk bangunan yang lain. (Suwardana, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 428, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia ialah negara yang menghadapi perkembangan serta tergantung pada sumber daya alam (Putri, 2020). UHI merupakan karakter panasnya wilayah urban dibanding dengan daerah non- urban yang mengelilinginya. UHI mengacu pada kenaikan suhu udara dan UHI mengacu pada panas relatif sebuah permukaan atau material diatasnya. UHI secara tidak langsung dapat menaikkan pergantian hawa lokal sebab adanya perubahan kondisi lingkungan. (Levermore et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 428, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akibat dari industri menimbulkan sesuatu area rentan karena adanya pergantian hawa yang intensitasnya terus meningkat. Sebagian kota industri di Indonesia dilaporkan bahwa akan hadapi pergantian iklim ekstrim dengan intensitas serta gelombang yang bertambah karena adanya ekskalasi suhu sebesar 0, 5°C (Basmar et al., 2021). Area perkotaan lebih rentan pada gelombang panas dibanding dengan area desa sebab terdapatnya UHI. Zona- zona panas itu mayoritas ada di tempat yang memiliki banyak populasi. Dengan adanya kenaikan suhu alam, tempat ini akan berakibat menjadi lebih rentan pada situasi cuaca yang ekstrim (Parker, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 162, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urban Heat Island Pada Kota Industri ...", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 795, "width": 366, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 10 (1) 2023 | 214", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan lahan di sebagian area Indonesia untuk pembangunan industri merupakan salah satu cara untuk meningkatkan perkembangan perekonomian. Pemakaian lahan oleh masyarakat menunjukan adanya perubahani temperatur udara pada lahan tersebut. Perkembangan kemajuan industri untuk meningkatkan perekonomian yang mengakibatkan terdapatnya pembangunan pabrik maupun bangunan berpengaruh pada penurunan mutu ekosistem lingkungan yang menjadi salah satu faktor kunci dengan adanya pembangunan ini (Akbari et al., 2016). Hal ini dkuatkan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada Kawasan industry memiliki perubahan temperatur suhu yang signifikan (Ida Handayani dan Ivo Rolanda, 2020; Nainggolan et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 59, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 429, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode riset kualitatif dengan pendekatan deskriptif (Cresswell, 2017). Peneliti hanya memotret apa yang terjadi pada objek atau wilyah yang diteliti,setelah itu menguraikan apa yang terjalin dalam wujud informasi riset secara lugas, seperti apa adanya (Sugiyono, 2019). Data yang dipakai dalam riset ini dari data sekunder ialah melalui studi literatur berupa jurnal, buku, artikel dan sumber informasi lainnya terutama yang berhubungan dengan permasalahan riset ini (Sugiyono, 2019). Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data ( display), dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 99, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urba l n Hea l t Isla l nd", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 429, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urba l n Hea l t Isla l nd (UHI) timbul ka l rena l pola l isoterm ya l ng membentuk seperti pula l u. Besa l rnya l pola l ya l ng timbul terga l ntung da l ri da l era l h ya l ng terurba l nisa l si. Pola l ini a l ka l n membentuk gra l dien suhu ya l ng ya l ng membentuk mula l i da l ri da l era l h pinggira l n sa l mpa l i memunca l k di pusa l t kota l . Perbeda l a l n suhu a l nta l ra l urba l n da l n desa l di sekelilingnya l da l pa l t menca l pa l i 12 °C pa l da l kota l -kota l di metropolita l n. Di da l la l m wila l ya l h terba l ngun, pola l ini dipenga l ruhi seca l ra l loka l l oleh a l da l nya l rua l ng terbuka l hija l u seperti ta l ma l n kota l , ba l da l n a l ir, da l n ba l nya l k sedikitnya l rua l ng terba l ngun. Pola l spa l sia l l isoterm bia l sa l nya l mengikuti da l era l h urba l nisa l si. Pola l topogra l fi (pesisir a l ta l u loka l si lemba l h) juga l da l pa l t mena l mba l h kompleksita l s kepa l da l ka l ra l kteristik spa l sia l l UHI. Besa l rnya l hea l t isla l nd a l ta l u intensita l s hea l t isla l nd diukur da l ri perbeda l a l n a l nta l ra l suhu uda l ra l rura l l da l n suhu tertinggi (Levermore et al., 2018; Nainggolan et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 162, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urban Heat Island Pada Kota Industri ...", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 795, "width": 366, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 10 (1) 2023 | 215", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UHI pa l da l ma l la l m ha l ri a l ka l n meningka l t seba l ga l i a l kiba l t perbeda l a l n ra l ta l -ra l ta l pendingina l n a l nta l ra l wila l ya l h urba l n da l n rura l l. Perbeda l a l n ini a l ka l n sema l kin tinggi sa l a l t kea l da l a l n cera l h da l n tida l k bera l ngin/lema l h. Intensita l s hea l t isla l nd seca l ra l umum meningka l t mula l i sa l a l t ma l ta l ha l ri tenggela l m, wa l la l upun punca l knya l berga l ntung pa l da l kea l da l a l n cua l ca l da l n musim. Nilai intensita l s ya l ng bernila l i nega l tif ya l ng disebut Cool Isla l nd yang terja l di ka l rena l ka l ra l kteristik da l la l m perkota l a l n la l mba l t da l la l m meningka l tka l n suhu a l kiba l t a l da l nya l ha l la l nga l n ra l dia l si ya l ng ma l suk diba l ndingka l n dengan da l era l h pinggira l n ya l ng memiliki la l ha l n terbuka l (Yang et al., 2016).Intensita l s hea l t isla l nd terja l di pa l da l sa l a l t ma l la l m ha l ri dima l na l perbeda l a l n suhu uda l ra l wila l ya l h urba l n da l n suburba l n menca l pa l i ma l ksimum (Cipolla & Maglionico, 2014; Stewart et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 428, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wila l ya l h urba l n a l ka l n cenderung memperta l ha l nka l n suhu da l la l m kota l diba l ndingka l n wila l ya l h suburba l n. Lebih la l njut la l gi, setela l h ma l ta l ha l ri terbit suhu uda l ra l di da l era l h rura l l a l ka l n menya l ma l i suhu uda l ra l di wila l ya l h urba l n. Ha l l ini diseba l bka l n wila l ya l h urba l n memiliki tutupa l n ba l ya l nga l n oleh ba l nguna l n tinggi (urba l n ca l nopy) da l n melema l hnya l sina l r ma l ta l ha l ri ka l rena l la l pisa l n polusi ya l ng tera l ngka l t ya l ng menga l kiba l tka l n suhu uda l ra l meningka l t lebih la l mba l t pa l da l pa l gi ha l ri. Pa l da l linta l ng renda l h, efek ini memproduksi urba l n cool isla l nd yang menyebabkan daerah rura l l lebih pa l na l s da l ripa l da l da l era l h urba l n.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 431, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bebera l pa l ha l sil ka l jia l n UHI teridentifikasi ba l hwa l perbeda l a l n suhu uda l ra l perkota l a l n lebih tinggi 0.02-1°C diba l ndingka l n dengan da l era l h di sekita l rnya l pada daerah tropis (Cecconet et al., 2020; Stewart et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 203, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urba l n Hea l t Isla l nd Pa l da l Kota l Industri", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 429, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ka l wa l sa l n industri merupa l ka l n loka l si potensia l l efek UHI meskipun memiliki popula l si ya l ng rela l tif lebih renda l h Peruba l ha l n penutupa l n la l ha l n berpenga l ruh terha l da l p peningka l ta l n suhu permuka l a l n da l n penuruna l n kelemba l ba l n. Ma l teria l l ba l nguna l n menyera l p pa l na l s ma l ta l ha l ri, da l n melepa l ska l nnya l di ma l la l m ha l ri sehingga l lingkunga l n di ka l wa l sa l n industri menja l di pa l na l s (Mohan et al., 2020). Bebera l pa l ha l sil penelitia l n menunjuka l n ba l hwa l permuka l a l n ta l na l h ya l ng tela l h beruba l h menja l di a l spa l l da l n beton pa l da l ka l wa l sa l n industri lebih mengha l silka l n pa l na l s pa l da l sia l ng ha l ri diba l ndingka l n denga l n da l era l h ya l ng la l in. Permuka l a l n ini sa l nga l t efisien untuk menyimpa l n energi surya l , menguba l hnya l menja l di energi pa l na l s, da l n melepa l ska l nnya l pa l da l ma l la l m ha l ri, mencipta l ka l n sua l tu wila l ya l h denga l n uda l ra l ya l ng pa l na l s di sekita l r kota l ya l ng dikena l l", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 162, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urban Heat Island Pada Kota Industri ...", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 795, "width": 366, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 10 (1) 2023 | 216", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seba l ga l i hea l t isla l nd . Perbeda l a l n suhu uda l ra l a l nta l ra l da l era l h ya l ng terda l mpa l k efek da l ri UHI denga l n da l era l h ya l ng bervegeta l si tinggi da l pa l t menca l pa l i 6°C (Mohan et al., 2020; Parker, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 319, "width": 267, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Anomali dan Suhu Udara Hingga Februari 2021", "type": "Caption" }, { "left": 260, "top": 346, "width": 78, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(sumber BMKG)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 429, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berda l sa l rka l n ga l mba l r dia l ta l s da l pa l t diketa l hui ba l hwa l terja l di peruba l ha l n suhu ya l ng signifika l n pa l da l setia l p ta l hunnya l . Suhu ra l ta l -ra l ta l ha l ria l n pa l da l ta l hun 2020 menga l la l mi penuruna l n ya l ng ta l ja l m pa l da l ta l hun 2021. Peruba l ha l n suhu seca l ra l signifika l n da l pa l t diseba l bka l n ka l rena l penga l ruh UHI. Fenomena l UHI merupa l ka l n ga l mba l ra l n peningka l ta l n suhu uda l ra l khususnya l di ma l la l m ha l ri ya l ng tena l ng da l n cera l h (Kim & Brown, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 644, "width": 191, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Efek Urban Heat Island (UHI)", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 663, "width": 86, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Yang et al., 2016)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 431, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fenomena l ya l ng terja l di ka l rena l a l da l nya l urba l n hea l t isla l nd menja l di sa l la l h sa l tu ha l l pemicu pema l na l sa l n globa l l. UHI menga l cu pa l da l peningka l ta l n suhu uda l ra l , teta l pi UHI da l pa l t juga l menga l cu pa l da l pa l na l s rela l tif sebua l h permuka l a l n a l ta l u ma l teria l l dia l ta l snya l . UHI seca l ra l tida l k senga l ja l da l pa l t meningka l tka l n peruba l ha l n iklim loca l l", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 162, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urban Heat Island Pada Kota Industri ...", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 795, "width": 366, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 10 (1) 2023 | 217", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Mirzaei, 2015). Peruba l ha l n iklim da l pa l t mempenga l ruhi keseha l ta l n ma l nusia l denga l n dua l ca l ra l ya l itu seca l ra l la l ngsung da l n tida l k la l ngsung ya l itu mempenga l ruhi keseha l ta l n ma l nusia l seca l ra l la l ngsung berupa l pa l pa l ra l n la l ngsung da l ri peruba l ha l n pola l cua l ca l ( tempera l tur, cura l h huja l n, kena l ika l n muka l a l ir la l ut, da l n peningka l ta l n frekuensi cua l ca l ekstrim) (BMKG, 2019; Kemenkes, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 428, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keja l dia l n cua l ca l ektrim da l pa l t menga l nca l m keseha l ta l n ma l nusia l ba l hka l n kema l tia l n. Sela l in itu mempenga l ruhi keseha l ta l n ma l nusia l seca l ra l tida l k la l ngsung. Meka l nisme ya l ng terja l di a l da l la l h peruba l ha l n iklim mempenga l ruhi fa l ktor lingkunga l n seperti peruba l ha l n kua l lita l s lingkunga l n, penipisa l n la l pisa l n ozon,penuruna l n sumber da l ya l a l ir, kehila l nga l n fungsi ekosistem, da l n degra l da l si la l ha l n ya l ng pa l da l a l khirnya l fa l ktor-fa l ktor tersebut a l ka l n mempenga l ruhi keseha l ta l n ma l nusia l (Parker, 2021; Susilawati, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 429, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UHI berda l sa l rka l n ha l sil penelitia l n di Cina l menunjukka l n fa l ktor sosia l l ekonomi di perkota l a l n umumnya l memiliki tingka l t kontribusi ya l ng lebih tinggi diba l ndingka l n denga l n va l ria l bel jumla l h penduduk da l n struktur industri. Pertumbuha l n ekonomi perkota l a l n ya l ng memiliki ya l ng diseba l bka l n ka l rena l a l da l nya l pemba l nguna l n industry denga l n a l da l nya l gedung da l n ba l nguna l n da l pa l t meningka l tka l n teka l na l n pa l na l s (Li et a l l., 2020). Penelitia l n tenta l ng UHI di bebera l pa l kota l industri di Indonesia l denga l n da l ta l sa l telit menunjukka l n a l da l nya l peruba l ha l n tempera l tur ya l ng merupa l ka l n sa l la l h sa l tu indika l si a l da l nya l peruba l ha l n iklim, ha l l ini a l da l hubunga l nnya l denga l n peruba l ha l n la l ha l n ya l ng terja l di a l kiba l t urba l nisa l si (Na l inggola l n et a l l., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 429, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ha l sil penelitia l n ya l ng dila l kuka l n di kota l Ba l ndung diketa l hui terja l di perlua l sa l n UHI (da l era l h denga l n suhu tinggi 30-35 0C ya l ng terleta l k pa l da l ka l wa l sa l n terba l ngun di pusa l t kota l per ta l hun kira l -kira l 12606 ha l a l ta l u 4.47%, di Sema l ra l ng 12174 ha l a l ta l u 8.4%, di Sura l ba l ya l 1512 ha l a l ta l u 4.8%. Pertumbuha l n ka l wa l sa l n terba l ngun di Ba l ndung per ta l hun kura l ng lebih 1029 ha l (0.36%), Sema l ra l ng 1200 ha l (0.83%), da l n Sura l ba l ya l 531.28 ha l (1.69%) Energi ya l ng tersimpa l n pa l da l da l era l h ini, a l ka l n mengha l silka l n pendingina l n pa l da l ma l la l m ha l ri/nocturna l l lebih la l mba l t. Ha l l ini a l ka l n menga l kiba l tka l n suhu ra l ta l -ra l ta l lebih pa l na l s di da l era l h urba l n da l ripa l da l di da l era l h non-urba l n. Efek ini diseba l bka l n oleh sedikitnya l ta l ma l n, a l rea l huta l n, sunga l i da l n a l lira l n a l ir, da l n la l nseka l p non-urba l n la l innya l (Moha l jera l ni et a l l., 2017; Na l inggola l n et a l l., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 428, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UHI menimbulka l n berba l ga l i ma l ca l m efek nega l tif, dia l nta l ra l nya l a l da l la l h kema l tia l n ra l tusa l n ora l ng pa l da l musim pa l na l s ya l ng dia l kiba l tka l n oleh gelomba l ng pa l na l s, penuruna l n", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 162, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urban Heat Island Pada Kota Industri ...", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 795, "width": 366, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 10 (1) 2023 | 218", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 232, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kua l lita l s a l ir di perkota l a l n, peningka l ta l n pema l ka l ia l n listrik sehingga l menga l kiba l tka l n pena l mba l ha l n pengguna l a l n ba l ha l n ba l ka l r fosil ya l ng menyeba l bka l n timbulnya l pema l na l sa l n globa l l (Fra l nta l , 2021). UHI pa l da l musim kema l ra l u a l ka l n mempercepa l t pebentuka l n ka l but berba l ha l ya l , seperti prekusor ozon ya l itu nitrous oxides (NOx) da l n vola l tile orga l nic compounds (VOCs) ya l ng berea l ksi sa l ra l fotokimia l mengha l silka l n ozon di permuka l a l n (Moha l jera l ni et a l l., 2017; Ya l ng et a l l., 2016). Suhu merupa l ka l n fa l ktor lingkunga l n ya l ng penting ya l ng mempenga l ruhi ha l mpir semua l a l spek pertumbuha l n da l n perkemba l nga l n pa l da l tumbuha l n. Hasil penelitian menunjukan bahwa salah satu solusi UHI yaitu morfometri dapat secara signifikan merubah keadaan UHI. Morfometri merupakan variasi dan perubahan bentuk maupun ukuran suatu objek. Sehingga, apabila dilakukan pemodelan morfometri terhadap pembangunan kota diharapkan akan mengurangi dampak buruk dari UHI (Maru & Ahmad, 2015; Mashar et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 70, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 429, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daerah Industri ialah posisi potensial yang terdampak Urban Heat Island (UHI) walaupun mempunyai populasi yang relatif lebih rendah. Adanya penutupan lahan untuk pembangunan industri mempengaruhi pada kenaikan temperatur suhu udara serta penyusutan kelembaban. Material gedung meresap panas serta melepaskannya di malam hari sehingga di area industri meningkat menjadi lebih panas. Hendaknya pada Area industri dilakukan vegetasi hijau untuk kurangi terbentuknya UHI sehingga terwujud kehidupan yang sehat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 428, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akbari, H., Cartalis, C., Kolokotsa, D., Muscio, A., Pisello, A. L., Rossi, F., Santamouris,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 557, "width": 404, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M., Synnefa, A., Wong, N. H., & Zinzi, M. (2016). Local climate change and Urban Heat Island mitigation techniques - The state of the art. Journal of Civil Engineering and Management , 22 (1). https://doi.org/10.3846/13923730.2015.1111934", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basmar, E., Purba, B., Damanik, D., & Rumondang, A. (2021). Ekonomi Bisnis Indonesia. In Yayasan Kita Menulis Buku Kita.com .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BMKG. (2019). Data Online (Pusat Database BMKG). In Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budihardjo, E. (2017). Konflik Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. In Konflik Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Pembang Berkelanjutan .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 428, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cecconet, D., Raček, J., Callegari, A., & Hlavínek, P. (2020). Energy recovery from", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 162, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urban Heat Island Pada Kota Industri ...", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 795, "width": 366, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 10 (1) 2023 | 219", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 88, "width": 404, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wastewater: A study on heating and cooling of a multipurpose building with sewage- reclaimed heat energy. Sustainability (Switzerland) , 12 (1). https://doi.org/10.3390/su12010116", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 428, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cipolla, S. S., & Maglionico, M. (2014). Heat recovery from urban wastewater: Analysis of the variability of flow rate and temperature. Energy and Buildings , 69 . https://doi.org/10.1016/j.enbuild.2013.10.017", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cresswell, J. W. (2017). Research Design (Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches). Edisi 3 . SAGE Publications.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Franta, B. (2021). Early oil industry disinformation on global warming. Environmental Politics , 30 (4). https://doi.org/10.1080/09644016.2020.1863703", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IDA HANDAYANI DAN IVO ROLANDA. (2020). Analisis Peran Eco-Industrial Park Pada Industri Telekomunikasi Di Indonesia Untuk Mewujudkan Green Ict Yang Efektif Dan Efisien. Jurnal Ilmiah Unikom , 10 (2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 428, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Industri, R., Tantangan, D. A. N., & Sosial, P. (2018). Revolusi Industri 4.0 Dan Tantangan Perubahan Sosial. IPTEK Journal of Proceedings Series , 0 (5). https://doi.org/10.12962/j23546026.y2018i5.4417", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 394, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkes. (2017). Manajemen Mutu Informasi Kesehatan 1: Quality Assurance .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 428, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kim, S. W., & Brown, R. D. (2021). Urban Heat Island (UHI) intensity and magnitude estimations: A systematic literature review. In Science of the Total Environment (Vol. 779). https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2021.146389", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 428, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Levermore, G., Parkinson, J., Lee, K., Laycock, P., & Lindley, S. (2018). The increasing trend of the Urban Heat Island intensity. Urban Climate , 24 . https://doi.org/10.1016/j.uclim.2017.02.004", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 428, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Li, Y., Sun, Y., Li, J., & Gao, C. (2020). Socioeconomic drivers of Urban Heat Island effect: Empirical evidence from major Chinese cities. Sustainable Cities and Society , 63 . https://doi.org/10.1016/j.scs.2020.102425", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 428, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maru, R., & Ahmad, S. (2015). The relationship between temperature patterns and urban morfometri in the Jakarta City, Indonesia. Asian Journal of Atmospheric Environment , 9 (2). https://doi.org/10.5572/ajae.2015.9.2.128", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 428, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mashar, A., Wahyuni, Y. S., Hakim, A. A., & Wardiatno, Y. (2019). Truss Morphometric Approach for population kinship analysis of Cherax quadricarinatus (Von Martens, 1868) in West Java Waters. Journal of Tropical Fisheries Management , 3 (2). https://doi.org/10.29244/jppt.v3i2.30432", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 429, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mirzaei, P. A. (2015). Recent challenges in modeling of Urban Heat Island . In Sustainable Cities and Society (Vol. 19). https://doi.org/10.1016/j.scs.2015.04.001", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 162, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urban Heat Island Pada Kota Industri ...", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 795, "width": 366, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 10 (1) 2023 | 220", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mohajerani, A., Bakaric, J., & Jeffrey-Bailey, T. (2017). The Urban Heat Island effect, its causes, and mitigation, with reference to the thermal properties of asphalt concrete. In Journal of Environmental Management (Vol. 197). https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2017.03.095", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 428, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mohan, M., Singh, V. K., Bhati, S., Lodhi, N., Sati, A. P., Sahoo, N. R., Dash, S., Mishra, P. C., & Dey, S. (2020). Industrial heat island: a case study of Angul-Talcher region in India. Theoretical and Applied Climatology , 141 (1–2). https://doi.org/10.1007/s00704-020-03181-9", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 428, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nainggolan, Y. C., Sasmito, B., & Sukmono, A. (2020). Analisis Kontributor Dominan Terhadap Fenomena URBAN HEAT ISLAND (UHI) Kota Medan. Geodesi Undip , 9 (1).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 428, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parker, J. (2021). The Leeds Urban Heat Island and its implications for energy use and thermal comfort. Energy and Buildings , 235 . https://doi.org/10.1016/j.enbuild.2020.110636", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 355, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, A. S. (2020). Potensi Sumber Daya Alam Indonesia. Kompas.Com .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 429, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Safe’i, R., Kaskoyo, H., & Darmawan, A. (2020). Analisis Kesehatan Pohon Dengan Menggunakan Metode Forest Health Monitoring (Studi Kasus Pada Tiga Fungsi Hutan Di Provinsi Lampung). Virtual Seminar Dan Konferensi Nasional Universitas Brawijaya Malang .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stewart, I. D., Krayenhoff, E. S., Voogt, J. A., Lachapelle, J. A., Allen, M. A., & Broadbent, A. M. (2021). Time Evolution of the Surface Urban Heat Island . Earth’s Future , 9 (10). https://doi.org/10.1029/2021EF002178", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 414, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Alfabeta, CV.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 428, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (1st ed.). Penerbit Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 428, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susilawati, S. (2021). DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KESEHATAN. Electronic Journal Scientific of Environmental Health And Disease , 2 (1). https://doi.org/10.22437/esehad.v2i1.13749", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 429, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suwardana, H. (2018). Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental. JATI UNIK : Jurnal Ilmiah Teknik Dan", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 628, "width": 404, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen Industri , 1 (1). https://doi.org/10.30737/jatiunik.v1i2.117", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 428, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang, L., Qian, F., Song, D. X., & Zheng, K. J. (2016). Research on Urban Heat-Island Effect. Procedia Engineering , 169 . https://doi.org/10.1016/j.proeng.2016.10.002", "type": "List item" } ]
341a48d7-de87-d8af-2e1b-6fa4e1e2cd8a
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri/article/download/9572/8504
[ { "left": 85, "top": 52, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL INKUIRI", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 246, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 784, "width": 11, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 108, "width": 355, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MODEL SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 173, "width": 223, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devita Yudhayanti 1 , Widha Sunarno 2 , Sajidan 3", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 191, "width": 299, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Studi Magister Pendidikan Sains, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 228, "width": 297, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Program Studi Magister Pendidikan Sains, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 265, "width": 299, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Program Studi Magister Pendidikan Sains, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 321, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 442, "height": 251, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan ditinjau dari sikap ilmiah (tinggi dan rendah), kreativitas (tinggi dan rendah) terhadap hasil belajar, interaksi model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat menggunakan eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan ditinjau dari sikap ilmiah (tinggi dan rendah), kreativitas (tinggi dan rendah) terhadap hasil belajar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan sampel tiga kelas; kelas eksperimen laboratorium, kelas eksperimen lapangan dan kelas biasa ( exiting learning ).Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMK Kesehatan Bhakti Indonesia Medika Ponorogo tahun pelajaran 2012/2013.Sampel diperoleh dengan teknik Cluster Random Sampling. Data dikumpulkan dengan tes, lembar observasi dan angket untuk hasil belajar kognitif, psikomotor, afektif , sikap ilmiah dan kreativitas. Hipotesis diuji menggunakan ANAVA tiga jalan.Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa : 1) ada perbedaan penggunaan model sains teknologi masyarakat dengan menggunakan eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif . 2) ada perbedaan sikap ilmiah terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa. 3) ada perbedaan kreativitas terhadap belajar kognitif,psikomotor dan afektif siswa. 4) tidak ada interaksi pembelajaran model sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kognitif dan psikomotor siswa, tetapi ada interaksi terhadap hasil belajar afektif. 5) tidak ada interaksi pembelajaran model sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium dengan kreativitas terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa. 6) tidak ada interaksi antara sikap ilmiah dan kreativitas terhadap hasil belajar kognitif,psikomotor dan afektif siswa. 7) tidak interaksi antara model sains teknologi masyarakan menggunakan eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium dengan sikap ilmiah dan kreativitas terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 407, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci :Model Pembelajaran, Sains Teknologi dan Masyarakat, Sikap Ilmiah, Kreativitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 65, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 208, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Era globalisasi ditandai oleh kehidupan yang akrab dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Saat ini masyarakat dituntut untuk memiliki kemampuan pengetahuan dasar agar dapat survive di tengah masyarakat. Kemampuan ini idealnya diperoleh di sekolah – sekolah formal sebelum seorang siswa memasuki tingkat pendidikan tinggi dan mulai", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 634, "width": 209, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bersosialisasi dalam masyarakat. Kemampuan dasar ini tidak hanya berpengaruh terhadap kesiapan siswa dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya yang penuh dengan persaingan, tetapi juga kesiapannya menghadapai kehidupan di masyarakat. Pendidikan dasar diharapkan dapat memberikan bekal kemampuan dasar untuk mengembangkan potensi kehidupannya agar mereka juga mampu belajar sepanjang hayatnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL INKUIRI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 246, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 784, "width": 11, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 208, "height": 226, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada banyak cara yang telah dilakukan pemerintah maupun masyarakat untuk meningkatkan pendidikan dasar yang ada di masyarakat. Salah satu upaya pemerintah adalah menggalakkan kembali Sekolah Menengah Kejuruan.Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, telah banyak dibuka Sekolah Menengah Kejuruan yang baru maupun mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan yang telah ada.Tetapi peningkatan jumlah sekolah menengah kejuruan belum tentu diikuti dengan peningkatan mutu pendidikan.Hal ini terbukti dengan adanya beberapa sekolah menengah yang terpaksa ditutup karena tidak mendapatkan siswa, sementara beberapa sekolah lainnya memperoleh siswa yang melebihi pagu yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 208, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Menengah Kejuruan Bakti Indonesia Medika Ponorogo adalah salah satu sekolah menengah kejuruan di wilayah Jawa Timur. Lulusan SMK Bakti Indonesia Medika Ponorogo diharapkan siap bersaing di dunia kerja dengan kompetensi keahlian sebagai Asisten farmasi , Asisten Analis Kesehatan dan Asisten perawat. Sebagai pencetak lulusan yang siap kerja, SMK Bakti Indonesia Medika Ponorogo mempunyai tanggung jawab moral yang cukup berat. Harapan masyarakat terhadap lulusan SMK Kesehatan, mereka nantinya dapat menjawab tantangan yang ada di masyarakat terutama masalah kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 208, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mata pelajaran Biologi merupakan mata pelajaran dasar yang harus dikuasai oleh siswa SMK Kesehatan, karena pada mata pelajaran ini siswa mempelajari konsep – konsep dasar yang akan dijadikan acuan untuk menempuh mata pelajaran produktif yang bersifat terapan. Sebagai contoh; untuk mempelajari mata pelajaran produktif bakteriologi klinik, siswa harus terlebih dahulu menguasai kompetensi dasar peranan mikroorganisme pada mata pelajaran biologi.Peranan mikroorganisme berisi materi tentang mikroorganisme yang menguntungkan dan merugikan.Sedangkan bakteriologi klinik berisi materi tentang bakteri yang berhubungan dengan tubuh manusia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 208, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kenyataan yang terjadi, hasil belajar untuk kompetensi dasar peranan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 107, "width": 208, "height": 188, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mikroorganisme pada tahun sebelumnya, masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pembelajaran masih bersifat konvensional, dimana guru menyampaikan materi dengan ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Siswa belum terlibat langsung dalam memperoleh pengalaman belajar yang dapat melekat kuat dalam ingatan siswa. Guru masih berorientasi pada produk ( hasil tes ), belum menitikberatkan pada proses belajar. Faktor internal dalam diri siswa seperti sikap ilmiah maupun kreativitas juga dapat mempengaruhi hasil belajar.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 303, "width": 209, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapat Jauhar ( 2011 ) menyatakan bahwa standar kompetensi untuk sekolah menegah atas ditekankan pada kemampuan bekerja ilmiah dan kemampuan memahami konsep – konsep sains serta penerapannya dalam kehidupan. Pendekatan pembelajaran sains hendaknya lebih berpusat pada siswa ( student center ). Pengembangan pembelajaran sains ini sesuai dengan empat pilar pendidikan yang direkomondasikan oleh UNESCO yaitu belajar untuk menjadi ( learning to do ), belajar mengetahui ( learning to be ), belajar untuk mengetahui (learning toknow ) dan belajar untuk hidup dengan bekerja sama ( learning to live together ) .", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 499, "width": 208, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hakekat pembelajaran sains menurut Puskur (2007) adalah pembelajaran yang mampu merangsang kemampuan berpikir peserta didik yang meliputi empat unsure utama yaitu: 1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; 2) proses; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; 3) produk; berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; 4)aplikasi; penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari – hari.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 682, "width": 209, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberhasilan pembelajaran Biologi ditentukan oleh faktor eksternal (dari luar) dan faktor internal (dari dalam individu). Faktor eksternal contohnya adalah model , metode , media pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Pemilihan metode yang", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL INKUIRI", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 246, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 784, "width": 11, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 208, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tepat dapat mempengaruhi sikap siswa sebagai pelaku belajar untuk lebih aktif dan kreatif selama proses pembelajaran. Faktor internal antara lain adalah sikap ilmiah dan kreativitas yang setiap siswa mempunyai kompetensi yang tidak sama(bervariasi).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 208, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model pembelajaran yang ingin diterapkan disini adalah pembelajaran konstruktivis, dimana siswa membangun sendiri konsep berdasarkan pengalaman belajarnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 209, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu pendekatan pembelajaran yang berdasarkan konstruktivisme adalah model Sains Teknologi dan Masyarakat.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 209, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan pembelajaran tersebut telah berkembang di Amerika dan Inggris sejak awal tahun 1970-an. Model Sains Teknologi dan Masyarakat.ini didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan telah diuji coba dan dilakukan di berbagai sekolah di Jawa Barat dan daerah lain di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Sains Teknologi dan Masyarakat ini berkaitan dengan kehidupan yang nyata, dimana dalam pembelajarannya, siswa dapat menggunakan perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada kemampuan menyerap dan perilaku belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 208, "height": 250, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran dengan model Sains Teknologi dan Masyarakat terjadi lintas disiplin ilmu dalam memecahkan masalah atau isu yang berkembang di masyarakat. Tujuan utama dalam pembelajaran dengan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat ini adalah untuk menghasilkan pelaku belajar, dalam hal ini siswa yang berkepribadian dan dapat mengambil keputusan –keputusan penting mengenai masalah yang terjadi dalam masyarakat serta dapat menentukan sikap, mengambil tindakan sebagai akibat dari keputusan tersebut. Dengan model Sains Teknologi dan Masyarakat siswa dapat belajar melalui penelitian ilmiah, dimana siswa mencoba berpikir realistis dengan menggunakan langkah-langkah metode ilmiah. Dan ini cocok untuk mata pelajaran praktikum yang diterapkan di SMK Bakti Indonesia Medika", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 208, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ponorogo. Dengan penerapan pendekatan Sains Teknologi dan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 107, "width": 208, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat ini diharapkan siswa dapat termotivasi untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, lebih paham dalam suatu materi ajar karena mereka dapat membangun konsep sendiri dengan pengalaman belajarnya, dan memecahkan masalah yang terjadi di masayarakat dengan ilmu pengetahuannya sehingga diharapkan akan lebih meningkatkan hasil belajarnya.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 227, "width": 208, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran model Sains Teknologi dan Masyarat dengan Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan, Sikap Ilmiah, Kreativitas terhadap Hasil Belajar dan interaksinya.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 322, "width": 91, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". Metode Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 342, "width": 209, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen dengan dua kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen pertama diberi perlakuan dengan model pembelajaran STM dengan metode eksperimen laboratorium sedangkan kelompok kedua diberi perlakuan dengan model pembelajaranSTM dengan metode eksperimen lapangan. Sebelum proses pembelajaran dimulai diberikan tes sikap ilmiah dan kreativitas. Dari data hasil tes", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 487, "width": 209, "height": 254, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sikap ilmiah dibagi menjadi dua katagori, yaitu sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah. Begitu juga dengan kreativitasdibagi menjadi dua kategori, yaitu kreativitas tinggi dan kreativitas rendah.Desain faktorial penelitian ini adalah 2 x 2 x 2. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMK Kesehatan Bhakti Indonesia Medika Ponorogo tahun ajaran 2012/2013.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling .Variabel bebas adalahmodel STM dengan metode eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan.Variabel moderator adalah sikap ilmiah kreativitas.Variabel terikat adalah hasilbelajar siswa dalam peranan mikroorganisme. Aspek yang dinilai adalah aspek kognitif , psikomotor dan afektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 96, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL INKUIRI", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 246, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 784, "width": 11, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 209, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) teknik tes untuk prestasi kognitif kreativitas; 2) teknik non tes yaitu angket untuk menilai ranah hasil belajar afektif dan sikap ilmiah, lembar observasi untuk hasil belajar psikomotor. Instrumen pelaksanaan penelitian yang digunakan berupa Silabus, Rencana", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 208, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Untuk menjamin validitas isi instrumen pelaksanaan penelitian ini, dilakukan dengan menyusun kisi-kisi dan telah divalidasi oleh ahli serta dilakukan uji coba sebelum digunakan untuk pengambilan data. Uji normalitas data hasil penelitian menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas adalah Levene’s Test of Equality of Error Variance’s , pengolahan data menggunakan bantuan software SPSS 18.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 160, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 208, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang terkumpul dari hasil penelitian ini terdiri atas: kreativitas,sikap ilmiah, hasil belajar yang meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Dalam penelitian ini data hasil belajar siswa diambil setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Sains Teknologi dan Masyarakat. Data diperoleh dari kelas X analis kesehatan sebagai eksperimen pertama dengan menggunakan eksperimen lapangan dan kelas X farmasi sebagai kelas kedua dengan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 208, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan eksperimen laboratorium.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 132, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Hasil Belajar Kognitif", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 594, "width": 148, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1: Data Hasil Belajar Kognitif", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 616, "width": 162, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode STM sikap_ ilmiah Kreativ. Mean Std. Deviation", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 631, "width": 197, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N Eksp. Lab. Rendah Rendah 51.8889 4.98609 9 Tinggi 56.7500 3.10530 8 Total 54.1765 4.78586 17 Tinggi Rendah 56.6000 3.20936 5 Tinggi 57.8571 7.77664 7 Total 57.3333 6.09520 12", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 109, "width": 197, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksp.L ap. Rendah Rendah 62.7500 7.42101 8 Tinggi 65.6250 7.76324 8 Total 64.1875 7.48526 16 Tinggi Rendah 66.2000 7.08520 5 Tinggi 71.2500 5.03559 8 Total 69.3077 6.16961 13", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 242, "width": 208, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 menunjukkan bahwa peserta didik yang melakukan pembelajaran dengan model Sains Teknologi dan Masyarakat dengan Eksperimen Lapangan memiliki rata – rata hasil belajar kognitif yang lebih baik dibanding peserta didik yang menggunakan model Sains Teknologi dan Masyarakat dengan Eksperimen Laboratorium. Peserta didik yang memiliki Sikap Ilmiah dan Kreativitas tinggi memperoleh hasil belajar lebih baik dibanding peserta didik yang memiliki Sikap Ilmiah dan Kreativitas rendah.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 401, "width": 135, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2: Data Hasil Belajar Psikomotor", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 421, "width": 48, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode STM Sikap", "type": "Table" }, { "left": 349, "top": 427, "width": 124, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_ilmiah Kreativ. Mean Std.", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 436, "width": 183, "height": 301, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deviation N Eksp. Lab. Rendah Rendah 43.8889 8.57969 9 Tinggi 51.8750 9.97765 8 Total 47.6471 9.86117 17 Tinggi Rendah 53.0000 8.36660 5 Tinggi 62.1429 6.36209 7 Total 58.3333 8.34847 12 Eksp. Lap. Rendah Rendah 50.0000 9.25820 8 Tinggi 62.5000 11.01946 8 Total 56.2500 11.76152 16 Tinggi Rendah 60.0000 10.00000 5 Tinggi 69.3750 7.28869 8 Total 65.7692 9.31982 13 Total Rendah 53.8462 10.43908 13 Tinggi 65.9375 9.69858 16 Total 60.5172 11.59932 29", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 96, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL INKUIRI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 246, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 784, "width": 11, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 208, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 menunjukkan bahwa peserta didik yang melakukan pembelajaran dengan model Sains Teknologi dan Masyarakat dengan Eksperimen Lapangan memiliki rata – rata hasil belajar psikomotor yang lebih baik dibanding peserta didik yang menggunakan model Sains Teknologi dan Masyarakat dengan Eksperimen Laboratorium. Peserta didik yang memiliki Sikap Ilmiah dan Kreativitas tinggi memperoleh hasil belajar lebih baik dibanding peserta didik yang memiliki Sikap Ilmiah dan Kreativitas rendah.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 266, "width": 124, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 : Data Hasil Belajar Afektif", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 286, "width": 183, "height": 259, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode STM Sikap _ilmiah kreativitas Mean Std. Deviation N Eksp. Lab. Rendah Rendah 71.2222 6.99603 9 Tinggi 75.1250 7.37636 8 Total 73.0588 7.23248 17 Tinggi Rendah 66.0000 5.14782 5 Tinggi 78.2857 8.73144 7 Total 73.1667 9.55209 12 Eksp. Lap. Rendah Rendah 68.8750 6.42401 8 Tinggi 76.8750 7.07990 8 Total 72.8750 7.72766 16 Tinggi Rendah 74.4000 6.34823 5 Tinggi 85.3750 5.60453 8 Total 81.1538 7.91461 13", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 208, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan bahwa peserta didik yang melakukan pembelajaran dengan model Sains Teknologi dan Masyarakat dengan Eksperimen Lapangan memiliki rata – rata hasil belajar afektif yang lebih baik dibanding peserta didik yang menggunakan model Sains Teknologi dan Masyarakat dengan Eksperimen Laboratorium. Peserta didik yang memiliki Sikap Ilmiah dan Kreativitas tinggi memperoleh hasil belajar lebih baik dibanding peserta didik yang memiliki Sikap Ilmiah dan Kreativitas rendah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 65, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 733, "width": 208, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat menggunakan metode Eksperimen Laboratorium dan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 108, "width": 208, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksperimen Lapangan terhadap hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif .", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 151, "width": 208, "height": 188, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis secara deskriptif dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan rata – rata hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif antara siswa yang diberi model pembelajaran sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen laboratorium dengan dengan siswa yang diberi model pembelajaran sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen lapangan. Secara umum dapat dikatakan bahwa siswa yang belajar dengan metode eksperimen lapangan mendapatkan hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif lebih baik daripada siswa yang belajar dengan metode eksperimen laboratorium.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 347, "width": 209, "height": 326, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuray Yoruk , dkk ( 2010 ) yang menyimpulkan bahwa siswa yang menggunakan metode pembelajaran STSE mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan mereka memiliki perhatian positif selama pembelajaran. Hakan Akcy,dkk (2006) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa penerapan sains teknologi masyarakat dapat memberikan kepercayaan lebih pada seorang guru dalam pengetahuan sains di dunia pendidikan sains. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh I Made Mandra ( 2013 ) , hasil penelitiannya tersebut menyebutkan bahwa model pembelajaran sains teknologi masyarakat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan pemahaman konsep kimia dan sikap ilmiah siswa SMAN 1 Kediri. Selain itu pada penelitian yang telah dilakukan oleh IGBN Swarabaw, IB Arnyana, IGAN Setiawan ( 2013 ) yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep biologi dan ketrampilan berpikir kreatif antara siswa yang belajar dengan MPSTM dan dengan MPL", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 682, "width": 208, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga dapat dikatakan bahwa Model Pembelajar Sains Teknologi Masyarakat yang menggunakan Metode Eksperimen Lapangan dan Metode Eksperimen Laboratorium memberikan hasil yang positif terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 96, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL INKUIRI", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 246, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 784, "width": 11, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 208, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peningkatan pencapaian hasil tes hasil belajar yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 208, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan antara sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap hasil belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 208, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian hipotesis menggunakan anava tiga jalan diperoleh harga p-Value < 0,05 maka Ho ditolak dan dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap hasil belajar aspek kognitif dan psikomotor. Sedangkan pada aspek afektif diperoleh p-Value > 0,05 , sehingga Ho diterima dan tidak ada perbedaan sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa pada aspek afektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 209, "height": 263, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh I Made Mandra (2013) yang menyimpulkan bahwa Model Pembelajaran mempengaruhi peningkatan pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa SMAN 1 Kediri. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Bahram SalehNia, dkk (2011) yang menyimpulkan bahwa sikap aktif dan tidak aktifnya seorang siswa dalam olah raga atau kegiatan fisik lainnya dipengaruhi oleh status pernikahan, pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga, tetapi tidak dipengaruhi oleh factor usia. Erkan Akpinar, dkk ( 2009 ) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan sikap ilmiah yang berpengaruh pada pandangan siswa tentang sains dan teknologi. Faktor yang mempengaruhi sikap ilmiah tersebut adalah jenis kelamin, jenjang pendidikan dan jabatan akademik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 208, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Hal ini disebabkan Karena siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi cenderung memiliki rasa ingin tahu yang lebih banyak, sehingga mereka lebih aktif bertanya dan lebih tahu dibandingkan siswa lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 732, "width": 208, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa pada aspek kognitif, psikomotor dan afektif.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 107, "width": 209, "height": 377, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan anava tiga jalan diperoleh rata – rata dari ketiga aspek hasil belajar nilai p- Value < 0,05 yang artinya Ho ditolak dan ada perbedaan kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa pada ketiga aspek di atas. Artinya Siswa yang memiliki kreativitas tinggi mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki kreativitas rendah. Hasil penemuan ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Amabile ( 2005 ) dalam Affect and Creativity at Work yang menyatakan bahwa kreativitas memiliki dampak positif yaitu dapat meningkatkan proses pembentukan struktur kognitif serta meningkatkan kemampuan berfikir divergen dalam menyelesaikan masalah. Raija Hamalainen, dkk ( 2011 ) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa guru dapat menggabungkan antara metode pembelajaran dengan kreativitas dalam bermain orchestra dengan memperhatikan tiga hal yaitu 1). dasar – dasar pedagogik umum, 2). aktivitas guru sebelum dan selama proses pembelajaran, 3). kesempatan dan tantangan seorang guru selama beraktivitas. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kreativitas seorang guru sangat menentukan keberhasilan pembelajaran baik dalam teori maupun praktek.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 493, "width": 209, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kreativitas seseorang dapat mendorong peningkatan kemampuan untuk beraktivitas dan berfikir sehingga mereka lebih aktif dalam mencari pengetahuan yang dibutuhkan, hal inilah yang kemudian mendorong kemampuan kognitif seseorang yang diikuti dengan kemampuan psikomotor dan afektif.Dapat dikatakan bahwa seseorang dengan kreativitas tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada mereka yang memiliki krativitas rendah.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 670, "width": 208, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi antara metode eksperimen laboratorium dan lapangan dengan sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap hasil belajar.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 726, "width": 208, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian hipotesis menggunakan anava tiga jalan diperoleh data bahwa interaksi antara metode eksperimen", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 96, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL INKUIRI", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 246, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 784, "width": 11, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 209, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "laboratorium dan lapangan dengan sikap ilmiah tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar pada aspek kognitif dan psikomotor.Sedangkan interaksi antara metode eksperimen laboratorium dan lapangan dengan sikap ilmiah memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar pada aspek afektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 208, "height": 275, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rina Astuti ( 2012 ) menyebutkan bahwa ada interaksi antara metode pembelajaran dengan sikap ilmiah terhadap prestasi kognitif dan tidak terdapat interaksi untuk prestasi belajar afektif dan psikomotor. Munir Tanrere ( 2008 ) . dalam penelitiannya menemukan bahwa pembelajaran kimia dengan menerapkan metode penyelesaian masalah lingkungan dapat memberikan hasil yang lebih baik, hal ini dapat dilihat dari peningkatan kreativitas, motivasi, aktivitas , dan pemikiran siswa. U.A. Deta ,dkk ( 2013 ) menemukan bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas terhadap hasil belajar afektif. Judith Bennett, dkk ( 2006 ) , dalam penelitiannya menemukan hasil pendekatan STS dapat menunjukkan sikap ilmiah maupun sikap lain yang lebih positif baik pada anak laki – laki maupun anak perempuan dibandingkan", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 480, "width": 35, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 208, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendekatan konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 208, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada interaksi antara metode pembelajaran dengan sikap ilmiah terhadap hasil belajar.Artinya bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen lapangan dengan sikap ilmiah yang tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari siswa lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 208, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi antara metode eksperimen laboratorium dan lapangan dengan kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 208, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara metode eksperimen laboratorium dan lapangan dengan kreativitas tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 107, "width": 209, "height": 276, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis di atas dapat dijelaskan bahwa kelompok siswa yang diberikan eksperimen laboratorium tidak berbeda jauh dengan kelompok siswa yang diberikan eksperimen lapangan.Dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa kedua variabel yang diinteraksi dapat saling mengisi atau saling menghambat sehingga dapat mengaburkan pengaruhnya terhadap prestasi belajar.Karena kedua variabel saling independen sehingga menyebabkan tidak terjadinya interaksi antara eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan dan kreativitas terhadapa hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sukardi ( 2012 ) yang menyebutkan bahwa tidak ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalu eksperimen dengan laboratorium riil dan virtual dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 411, "width": 208, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi antara sikap ilmiah dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 442, "width": 208, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari pengujian anava menggunakan tiga jalan tentang interaksi antara sikap ilmiah dan kreativitas terhadap hasil belajar kognitif interaksi antara sikap ilmiah dan kreativitas tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa sikap ilmiah ( tinggi dan rendah ) dan kreativitas ( tinggi dan rendah ) tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa baik aspek kognitif, psikomotor dan afektif.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 618, "width": 208, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi antara metode ( eksperimen laboratorium dan lapangan ), sikap ilmiah ( tinggi, rendah ) dan kreativitas ( tinggi, rendah ) terhadap hasil belajarsiswa aspek kognitif, psikomotor dan afektif.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 687, "width": 208, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian menggunakan anava tiga jalan diperoleh hasil bahwa interaksi antara metode eksperimen laboratorium dan lapangan , sikap ilmiah dan kreativitas tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan efektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 96, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL INKUIRI", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 246, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 784, "width": 11, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 208, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini sesuai dengan Sukardi ( 2012 ), yang menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan laboratorium riil dan virtual dengan kreativitas dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 208, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menunjukkan tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran, sikap ilmiah, kreativitas terhadap prestasi belajar.Artinya siswa yang diberi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 208, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran baik dengan metode eksperimen laboratorium maupun eksperimen lapangan menunjukkan", "type": "Table" }, { "left": 180, "top": 265, "width": 114, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peningkatan hasil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 208, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "belajar.Demikian juga siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi rendah dan kreativitas tinggi rendah menunjukkan peningkatan preastasi belajar.Dengan demikian pembelajaran yang diberikan pada siswa dengan model sains teknologi masyarakat dengan metode eksperimen laboratorium dan lapangan dengan sikap ilmiah dan kraetivitas menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 147, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan dan Rekomondasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 209, "height": 137, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1). Penggunaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat memberikan perbedaan terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa. Dengan kata lain terdapat perbedaan hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif antara siswa yang diberi pembelajaran model sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 208, "height": 187, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "laboratorium dengan siswa yang diberi pembelajaran model sains teknologi menggunakan eksperimen lapangan. Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa yang diberi pembelajaran model sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen lapangan lebih baik dibandingkan siswa yang diberi pembelajaran sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen laboratorium.2). Sikap ilmiah memberikan perbedaan terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa. Dengan kata lain terdapat perbedaan hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif antara siswa yang", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 107, "width": 208, "height": 226, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki sikap ilmiah tinggi dan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memperoleh hasil kognitif, psikomotor dan afektif lebih baik dari pada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.3). Kreativitas memberikan perbedaan terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa. Dengan kata lain terdapat perbedaan hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif antara siswa yang memiliki kreativitas tinggi dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil kognitif, psikomotor dan afektif siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih baik dibandingkan hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa yang memiliki kreativitas rendah.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 341, "width": 209, "height": 428, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4). Pembelajaran dengan Model Sains Teknologi Masyarakat dengan menggunakan Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan secara bersama – sama dengan sikap ilmiah tidak memberikan interaksi tehadap hasil belajar aspek kognitif dan psikomotor siswa, tetapi memberikan interaksi terhadap hasil belajar aspek afektif siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi akan memberikan hasil belajar yang lebih baik apabila menggunakan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode eksperimen lapangan dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode eksperimen laboratorium.5). Pembelajaran dengan model sains teknologi masyarakat menggunakan metode eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan secara bersama –sama dengan kreativitas tidak memberikan interaksi yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada aspek kognitif, psikomotor dan afektif.6). Secara bersama – sama interaksi antara variabel sikap ilmiah ( tinggi dan rendah ) dan variabel kreativitas ( tinggi dan rendah ) tidak memberikan interaksi yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah dan kreativitas tidak memberikan interaksi terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa pada saat diberi pembelajaran dengan menggunakan model sains teknologi masyarakat menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 96, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL INKUIRI", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 246, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 784, "width": 11, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 209, "height": 238, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "metode eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan.7). Secara bersama – sama interaksi antara penerapan pembelajaran dengan model sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen laboraotrium dan eksperimen lapangan, variabel sikap ilmiah ( tinggi dan rendah ) dan variabel sikap ilmiah ( tinggi dan rendah ) tidak memberikan interaksi yang signifikan terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan model sains teknologi masyarakat dengan metode eksperimen laboratorium maupun eksperimen lapangan, mempunyai sikap ilmiah tinggi ataupun rendah , mempunyai kreativitas tinggi ataupun rendah memiliki kemungkinan untuk mendapatkan hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 75, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 208, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anita Lie. (2005). Cooperative Learning . Jakarta: Grasindo.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 202, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amabile, T.M. (2005). Affect and Creativity at Work . Administrative Science Quarterly,", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 443, "width": 53, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50: 367–403", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 208, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ana Poedjiadi, 2007. Sains Teknologi Masyarakat .", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 472, "width": 165, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung : PT Remaja Rosdakarya", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 483, "width": 69, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Offset. Bandung", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 208, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto Suharsimi. Prof, Suharjono.Prof,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 208, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supardi, Prof, 2006 . Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Rineka Cipta. Jakarta Arsaythamby Veloo, Selvan Perumal, R. Vikneswary, 2013. Inquiry-based instruction, students’ attitudes and teachers’ support towards science achievement in rural primary schools.", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 610, "width": 165, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Procedia – Social and Behavioral Sciences 93 (2013) 65-69.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 181, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiyono.2000 . Statistika Dasar untuk Penelitian .Surakarta : UNS Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 208, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahram SalehNia, Mehran Mizany, Seyed Nasrollah Sajadi, Meysam Rahimizadeh, 2011. A comparison between attitudes of active and inactive students towards sport and physical antivities . Procedia-Social", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 726, "width": 165, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and Behavioral Science 31 (2012) 61-65", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 107, "width": 207, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Djamarah Syaiful Bahri, Drs, 2000. Edukatif Guru dan Anak Didik dalam Interaksi . Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 130, "width": 79, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": PT Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 148, "width": 180, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "De Porter, Bobbi, 2002. Quantum Teaching. Boston Allyn, Bacon", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 177, "width": 208, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang – undang RI no 20 tentang Sisdiknas . Jakarta : Biro Hukum dan Organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 217, "width": 196, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditjen Dikdasmen, 2003. Kurikulum 2004 SMA", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 229, "width": 208, "height": 113, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas, 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta Eva Chandra Qodarsih, Penerapan Model Pembelajaran STM untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Siswa kelas V di SD Bumiayu : Tesis", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 350, "width": 208, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ercan Akpinar, Eylem Yildiz, Nilgun Tatar, Omer Ergin, 2009. Students’ attitudes toward science and technology: an investigation of gender, grade level, and academic achievement. World", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 408, "width": 165, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conference on Education Sciences 2009. Procedia Social and Behavior Sciences I (2009) 2804-2808", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 448, "width": 208, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elif Bakar, Senol Bal, Hakan Akcay, 2006. Preservice Science Teachers Beliefs About Science – Technology and Their Implication In Society . Eurasia Journal of Mathematics, Science and", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 506, "width": 165, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technology Education, Vol.2, Number 3, December 2006", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 535, "width": 208, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furchan A. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan . Surabaya : Usaha Nasional", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 564, "width": 208, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Mandra, 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X SMAN 1 Kediri . Abstrak", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 639, "width": 208, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IGBN.Smarabawa, IB.Arnyana, IGAN Setiawan, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Ketrampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA . E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 719, "width": 159, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pragram Studi IPA. Vol. 3 Tahun 2013", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 737, "width": 208, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Judith Bennett, Fred Lubben, Sylvia Hogarth, 2006. Bringing Science to Life: A Synthesis of the Research Evidence on", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 96, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL INKUIRI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 246, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 784, "width": 11, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 107, "width": 165, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the Effects of Contxt-Based and STS Approaches to Science Teaching. Department of Educational Studies,", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 142, "width": 165, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "University of York, York, YO10 5DD, UK", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 190, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koes, Supriyono, 2003 . Strategi Pembelajaran Fisika .Malang : Universitas Negeri", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 194, "width": 33, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malang", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 208, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munandar U. S.C. 1995. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta ; Grasindo", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 208, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munir Tanrere, 2008. Environtment Problem", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 263, "width": 165, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solving in Learning Chemistry for High School Students . Journal Applied Science in Environment Sanitation. Vol.3 Number 1 : 47-50.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 35, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuryani", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 315, "width": 165, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rustaman, 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi . Malang : Universitas", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 208, "height": 84, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negeri Malang Nuray Yoruk, Inci Morgil, Nilgun Secken, 2010. The Effects of Science, Technology, Society, Environment (STSE) interactions on teaching chemistry. Natural Science, Vol.2 No.12 1417- 1424 . Hacettepe University, Chemistry", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 425, "width": 114, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Education, Ankara, Turkiye", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 208, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puji Hidayat, M etode STS dengan Eksperimen dan Proyek pada Materi Elektrokimia", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 465, "width": 125, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditinjau dari EQ Siswa ; Tesis", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 208, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ratna Wilis Dahar, 1989. Teori – teori Belajar . Bandung : Erlangga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 208, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Roestiyah, N. K. 2001 . Strategi Belajar Mengajar . Bumi Aksara. Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 199, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ratna Wilis, Dahar, 2002. Teori – Teori Belajar . Jakarta. Erlangga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 208, "height": 101, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rina Astuti, Widha Sunarno, Suciati Sudarisman, 2012. Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Sains Menggunakan Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri , ISSN : 2252 – 7893, Vol.1 No. 1 2012 ( hal 51-59)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 196, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Slameto, 2003. Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta : Bina Aksara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 195, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syaiful Bahri, Djamarah, 2006. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta. Airlangga", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 107, "width": 198, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suharsimi , Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 148, "width": 208, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Udin S. Winata Putra, 2006. Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis Tinjauan Psi- Pedagogis ( Bahan Diskusi dan Latihan dalam Diklat Pedagogisn Widya Iswara LPMP dan PPPg ). Jakarta : Universitas Terbuka", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 223, "width": 208, "height": 78, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "U.A. Deta, Suparmi, S.Widha, 2013. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Proyek, Kreativitas, serta Ketrampilan Proses Sains terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9 (2013) 28-34. Universitas Sebelas Maret Surakarta", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 309, "width": 206, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Winkel, W.S, 1982. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah . Jakarta : Gramedia", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 338, "width": 199, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Winkel, WS, 1996. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah . Jakarta : Grasindo", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 367, "width": 188, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wenno, I. H, 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual . Yogayakarta, Inti Media", "type": "Text" } ]
e5c213e3-ce05-a79e-24c5-d2f9e92a3cb8
http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika/article/download/1525/1207
[ { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 246", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 214, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 408, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 11, Nomor Juni 2022: 246 - 260 10.33772/etnoreflika.v11i2.1469 ISSN: 2252-9144 (Cetak)", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 102, "width": 137, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2355-360X (Online)", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 143, "width": 364, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKULTURASI BUDAYA DALAM PERGAULAN SOSIAL MAHASISWA LOKAL DAN PENDATANG", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 188, "width": 394, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CULTURAL ACCULTURATION IN SOCIAL INTERACTION OF LOCAL STUDENT AND IMIGRANT STUDENT", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 230, "width": 302, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami 1 , Denny Soetrisnaadisendjaja 2 , Agung Fauzi 3", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 251, "width": 401, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1, 2, 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jl. Ciwaru Raya, Cipare, Kec. Serang, Kota Serang, Banten, 42117, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 292, "width": 246, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Email korespondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 325, "width": 286, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima: 23 April 2022; Direvisi: 16 Juni 2022; Disetujui: 4 Juli 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 125, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022 The Author", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 356, "width": 321, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 428, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite (APA) : Utami, N., Soetrisnaadisendjaja, D., & Fauzi, A. (2022). Akulturasi budaya dalam pergaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang. ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya , 11 (2), 246–260. https://doi.org/10.33772/etnoreflika.v11i2.1469", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 444, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 428, "height": 275, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cultural acculturation is the process of meeting several cultures where the culture will be accepted and processed without causing the loss of the culture itself. Cultural acculturation can occur between students in campus where in fact students come not only from the environment around the campus but also from overseas or immigrants. They always come from different backgrounds, so they have different cultures. This study aims to describe the process of cultural acculturation in the social interactions of local and immigrant students, the forms of cultural acculturation in the social interactions of local and immigrant students, and the inhibiting factors of cultural acculturation in the social interactions of local and immigrant students in the Sociological Education study program at Sultan Ageng Tirtayasa University. The results of study were analyzed based on George Herbert Mead's theory of Symbolic Interactionism. This study used a qualitative method with a case study approach. Data collection technique employed was interview with informant constituting the students of Sociology Education at Sultan Ageng Tirtayasa University. The data analysis technique used was Miles and Huberman’s data analysis technique, involving data reduction; data presentation; and conclusion drawing. The results of study revealed that the acculturation process in local students and immigrants occurred during learning process, student organization, and socialization with residents around boarding house. The forms of cultural acculturation occurring were related to language, culture, and habit. Local students and newcomers in the Sociology Education study program are still able to blend without removing the cultural elements they bring, despite their differences and experience with few obstacles in their implementation including different language and regional origin, as well as obstacles to face- to-face learning restrictions during the pandemic.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 746, "width": 234, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: acculturation; culture; social interaction", "type": "Section header" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 247", "type": "Page footer" }, { "left": 268, "top": 107, "width": 61, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 428, "height": 289, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akulturasi budaya adalah proses bertemunya beberapa kebudayaan yang mana kebudayaan tersebut akan diterima dan diolah tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu sendiri. Akulturasi budaya dapat terjadi antara mahasiswa di kampus yang mana mahasiswa notabennya tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar kampus, tetapi juga terdapat mahasiswa rantau atau mahasiswa pendatang. Mereka senantiasa berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, sehingga terdapat kebudayaan yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang proses akulturasi budaya dalam pergaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang, bentuk akulturasi budaya dalam pergaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang, serta faktor penghambat akulturasi budaya dalam pergaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang pada program studi Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Hasil dari penelitian ini dianalisis berdasarkan teori Interaksionisme Simbolik George Herbert Mead. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa wawancara kepada informan mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data menurut Miles dan Huberman, yaitu dengan melakukan reduksi data; penyajian data; dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan proses akulturasi budaya mahasiswa lokal dan pendatang tejadi pada saat proses pembelajaran, organisasi kemahasisiwaan, serta sosialisasi dengan warga sekitar kost. Adapun bentuk akulturasi budaya tersebut berupa akulturasi bahasa, budaya, dan kebiasaan. Mahasiswa lokal dan pendatang program studi Pendidikan Sosiologi tetap mampu membaur dalam perbedaan, namun unsur budaya yang mereka bawa tidak hilang, walau mengalami sedikit kendala dalam pelaksanaannya yang berupa kendala dalam perbedaan bahasa dan asal daerah, juga kendala dengan adanya pembatasan pembelajaran tatap muka di masa pandemi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 216, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: akulturasi, budaya, pergaulan sosial", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 212, "height": 260, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, mendorong kesadaran masyarakat untuk senantiasa memperoleh pendidikan yang tinggi. Jika pada mulanya masyarakat beranggapan bahwa pendidikan lulusan SMA/Sederajat sudah cukup untuk menjadi bekal pengetahuan dalam memperoleh pekerjaan, kini masyarakat memiliki kesadaran bahwa dalam dunia yang semakin maju, dibutuhkan skill maupun pengetahuan yang semakin baik untuk dapat bersaing di dunia kerja. Kesadaran masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang semakin tinggi dapat dilihat dari bertambahnya jumlah pelajar lulusan SMA/Sederajat yang berminat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dari sebelumnya, yaitu perguruan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 477, "width": 212, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan catatan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI), jumlah mahasiswa baru di Indonesia dari tahun-tahun sebelumnya, terus mengalami peningkatan. Pada tahun ajaran 2016/2017, jumlah mahasiswa baru naik 3,7% menjadi 1,44 juta orang. Kemudian angkanya naik 2,4% menjadi 1,47 juta pada tahun ajaran 2017/2018. Satu tahun kemudian, jumlah mahasiswa baru naik signifikan 20,1% menjadi 1,77 juta orang.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 629, "width": 212, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perguruan tinggi negeri yang notabennya menyebar luas di seluruh Indonesia tidak menjadi penghalang bagi calon-calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan. Demi mendapatkan pendidikan yang baik, calon-calon mahasiswa tersebut rela merantau ke luar daerah tempat tinggalnya yang berbeda pulau sekalipun. Letak ibu Kota Jakarta yang berpusat di Pulau", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 247", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jawa menjadi minat tersendiri bagi calon- calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan di universitas yang terletak di Pulau Jawa. Pulau Jawa dianggap memiliki kualitas yang baik dan strategis dengan dunia pekerjaan, sehingga banyak calon-calon mahasiswa yang lebih memilih perguruan tinggi di Pulau Jawa untuk melanjutkan pendidikannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 212, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh peneliti melalui website LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) tahun 2022, di Indonesia terdapat kurang lebih 85 perguruan tinggi negeri. Sedangkan di seluruh Pulau Jawa terdapat kurang lebih 36 perguruan tinggi negeri. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atau yang lebih dikenal dengan Untirta merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang berada di Pulau Jawa, tepatnya di Kota Serang,", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 350, "width": 159, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Provinsi Banten, Indonesia.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 212, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pemeringkatan 100 kampus terbaik di indonesa 2021 versi Webometrics , yaitu grup riset milik Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (CSIS) yang merupakan lembaga riset publik terbesar di Spanyol, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa meraih urutan ke 46. Berdasarkan web resmi untirta.ac.id, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sendiri memiliki 42 program studi, 23 program studi diantaranya merupakan program studi Saintek, dan 19 diantaranya merupakan program studi Soshum. Program Studi Pendidikan Sosiologi merupakan salah satu program studi Soshum yang merupakan program studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unirta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 212, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa yang diterima di Program Studi Pendidikan Sosiologi Unirta bukan berasal dari Provinsi Banten saja, namun juga berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa- mahasiswa Pendidikan Sosiologi Untirta merupakan mahasiswa yang berasal dari berbagai budaya, agama, ras, dan etnik yang berbeda. Sebagian besar mahasiswa Pen- didikan Sosiologi Untirta adalah mahasiswa lokal yang berasal dari Kota Serang, Cilegon, Pandeglang, dan Lebak. Adapun beberapa", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mahasiswa pendatang yang berasal dari luar Provinsi Banten seperti, Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan bahkan dari luar pulau sekalipun. Mahasiswa lokal merupakan mahasiswa yang sebagian besar berasal dari suku Sunda, sehingga hal tersebut membuat suku Sunda sebagai suku mayoritas sedangkan suku lainnya sebagai suku minoritas .", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 212, "width": 212, "height": 274, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa pendatang atau yang biasa disebut mahasiswa rantau yang berasal suku minoritas tentunya akan mendapati kebudayaan yang berbeda dengan budaya yang ada di daerah asalnya (Rahayan et al, 2017). Mereka datang ke Banten dengan membawa berbagai perbedaan budaya, dian- taranya adalah perbedaan dalam berbahasa, kesenian, kebiasaan, serta adat istiadat yang tidak sama. Mahasiswa pendatang tersebut harus mampu beradaptasi dengan budaya mahasisiwa lokal agar dapat membaur dan diterima oleh teman-teman serta masyarakat sekitar. Demi berjalannya adaptasi budaya, mereka senantiasa mem-pelajari budaya Sunda serta berupaya untuk mem- praktekannya sebagai salah satu bentuk penyesuaian diri (adaptasi), namun bukan berarti hal itu menjadikan budaya asli para mahasiswa pendatang menjadi luntur.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 488, "width": 212, "height": 246, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagian besar mahasiswa lokal yang merupakan etnik Sunda, tetap memiliki kekhasan tersendiri seperti logat berbicara ataupun bahasa yang digunakan, mereka senantiasa menggunakan bahasa daerahnya yaitu bahasa Sunda dan bahasa Jaseng, yaitu Bahasa Jawa kuno yang dipadukan dengan Bahasa Sunda dan Betawi. Sementara mahasiswa pendatang yang berasal dari luar Banten lebih menggunakan bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia. Perbedaan latar belakang antara mahasiswa lokal dan pendatang pada program studi Pendidikan Soiologi Untirta, mendorong mahasiswa pendatang untuk dapat beradaptasi dengan kebudayaan sekitar. Pola-pola adaptasi yang dilakukan oleh mahasiswa pendatang dalam pergaulan antar sesama mahasisiwa tersebut", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 248", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat dikatakan dengan akulturasi (Rahayan et al, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 212, "height": 328, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses akulturasi merupakan proses yang berkesinambungan dan berjalan secara interaktif yang berkembang dengan sosial- budaya masyarakat yang baru (Yosef et al, 2019). Akulturasi adalah suatu proses penyesuaian diri yang dilakukan oleh para mahasiswa pendatang dengan mahasiswa lokal dengan mendapatkan pengetahuan dan pembelajaran mengenai budaya para maha- siswa lokal. Proses akulturasi mulai berlangsung pada saat mahasiswa pendatang memasuki budaya mahasiswa lokal. Istilah akulturasi banyak dicetuskan oleh para sarjana antropologi di Indonesia. Akulturasi adalah suatu bentuk proses sosial yang mucul apabila terdapat suatu golongan individu atas kebudayaan tertentu yang kemudian diha- dapkan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam kebudayaan asing, kebudayaan tersebut semakin lama akan diolah dan diterima dengan baik menjadi suatu kebu- dayaan baru dengan tidak menghilangkan unsur penting atau kepribadian kebudayaan tersebut (Koentjaraningrat, 2009: 202).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 212, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akulturasi budaya yang terjadi pada mahasiswa lokal dan pendatang pada Program Studi Pendidikan Soiologi Untirta sangat kompleks.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 212, "height": 260, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketika mahasiswa pendatang Pendidikan Sosiologi dapat berbahasa Sunda atau Jawa Serang, maka unsur budaya tersebut telah diterima dan akulturasi telah terjadi. Ketika berakulturasi, mahasiswa lokal yang berbudaya Sunda dan mahasiswa pendatang yang bukan berbudaya Sunda dituntut untuk dapat menerima situasi yang berbeda dengan budayanya sehingga akulturasi dapat berjalan dengan baik. Untuk menerima Bahasa Jawa Serang dalam jangka waktu yang cepat sebagai budaya baru bagi mahasisiwa pendatang, bukanlah hal yang mudah. Perlu adanya penyesuaian/adaptasi yang dilakukan oleh mahasisiwa pendatang. Dengan demikian tidak semua unsur budaya dapat diterima, terlebih jika bersifat pandangan hidup, nilai dan norma, serta prinsip tertentu (Nur Amanah et al, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 232, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi-studi penelitian mengenai akulturasi budaya di berbagai perguruan tinggi telah dilakukan, diantaranya di Universitas Negeri Semarang oleh (Tri Astuti, 2017), di Universitas Tanjungpura oleh (Nur Amanah, Yohanes & Fatmawati, 2014), di Universitas PGRI Madiun oleh (Yosef & Soebijantoro, 2019), di Universitas Sebelas Maret oleh (Rahayan, Nugraha & Arista, 2017), dan di Universitas Pekalongan oleh (Erwan, Ariesma & Haryanto, 2018). Namun penelitian terkait akulturasi budaya dalam pergaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang pada program studi Pendidikan Sosiologi Untirta belum pernah dilakukan, sehingga data mengenai penelitian tersebut belum pernah dilaporkan.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 323, "width": 170, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengamatan awal,", "type": "Table" }, { "left": 302, "top": 336, "width": 212, "height": 260, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "peneliti melihat bahwa mahasiswa Pendi- dikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kerap menggunakan bahasa daerahnya masing-masing saat berkomu- nikasi, sehingga tidak jarang ditemukan mahasiswa yang bertempat tinggal jauh dari lingkugan kampus mengalami kesulitan saat mengartikan bahasa daerah yang digunakan. Itulah yang menjadi daya tarik serta latar belakang penelitian ini dilakukan. Penelitian ini mencoba mengaitkan antara akuturasi budaya yang terjadi dalam pergaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang pada program studi Pendidikan Sosiologi Untirta dengan teori interaksionisme simbolik, serta moncoba mengaitkan dengan komunikasi budaya yang terjadi, hal inilah yang menjadi pembaharuan atas penelitian terdahulu yang sudah dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 599, "width": 212, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan mengetahui proses akulturasi budaya dalam pergaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang, bentuk akulturasi budaya antara pergaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang, serta faktor penghambat akulturasi budaya dalam per- gaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Untirta. Hasil penelitian ini akan memberikan pengetahuan baru tentang proses akulturasi budaya dalam pergaulan sosial mahasiswa", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 249", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 246, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lokal dan pendatang, bentuk akulturasi budaya dalam pergaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang, faktor penghambat akulturasi budaya dalam pergaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang pada program studi Pendidikan Sosiologi Untirta. Kemudian, hasil penelitian ini bisa dianalisis dengan dasar teori Interaksionisme Simbolik George Herbert Mead. Ada 3 konsep penting bagi interaksionisme simbolik: (1) berfokus terhadap interaksi antar individu dengan masyarkat di dalam kehidupannya; (2) pandangan mengenai individu serta dunia sebagai proses yang dinamis dan bukan struktur yang statis; dan (3) menunjukkan kemampuan individu dalam menafsirkan kehidupan sosialnya melalui simbol-simbol tertentu (Gerge Ritzer 2012: 596).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 131, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 212, "height": 273, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah sehingga sering disebut dengan metode naturalistik. Metode kualitatif pada mulanya juga disebut dengan metode etnografi, karena metode ini sering digunakan dalam penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang disajikan dan dianalisis, lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2020). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis proses dan bentuk akulturasi dalam pergaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang Program Studi Pendidikan Sosiologi Untirta. Selain itu, peneliti juga mendeskripsikan faktor-faktor penghambat terjadinya akulturasi budaya dalam pergaulan sosial mahasiswa lokal dan pendatang pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Untirta.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 640, "width": 103, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan yang", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 212, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "digunakan merupakan pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus termasuk penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif, yakni penelitian yang memfokuskan kepada kasus yang diamati dan dianalisa dengan cermat hingga tuntas. Kasus yang diamati bisa berupa satu kasus tunggal atau jamak,", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seperti individu maupun kelompok. Data studi kasus diperoleh dari pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, dengan demikian data dalam penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan isu yang dibahas. (Nawawi, 2003). Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti itu sendiri. Oleh karenanya, meskipun peneliti sebagai insturmen penelitian, perlu dilakukan validasi seberapa jauh kesiapan peneliti untuk melakukan penelitian terjun ke lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 254, "width": 212, "height": 287, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian ini responden yang digunakan adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi Unirta. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara kepada informan penelitian. teknik wawancara dipilih karena peneliti ingin melakukan studi riset lapangan dalam rangka menemukan jawaban atas permasalahan yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Selain itu, teknik wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan responden secara mendalam dan relevan. Adapun sumber data primer pada penelitian ini berupa hasil wawancara responden penelitian yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi Untirta, kemudian sumber data sekunder pada penelitian ini menggunakan buku, artikel jurnal ilmiah serta referensi yang relevan sesuai dengan topik dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 544, "width": 212, "height": 204, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susan Stainback, mengemukakan bahwa analisis data merupakan hal yang kritis dalam penelitian kualitatif. Analisis data digunakan untuk memahami lebih lanjut antara hubungan dan konsep data penelitian, sehingga dapat mengembangkan dan mengevaluasi hipotesis dengan maksimal (Sugiyono, 2020). Peneliti menggunakan teknik analisis data menurut Miles dan Huberman, yaitu melakukan reduksi data yang dilakukan dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang penting, dan penyederhanaan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Kemudian peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian singkat. Adapun", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 250", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "proses penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif, berupa penarikan intisari hasil pembahasan atas penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan suatu gambaran dari penelitian yang dilakukan yang pada sebelumnya masih bersifat abstrak, namun setelah dilakukan penelitian menjadi lebih jelas (Sugiyono, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 157, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 25, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 212, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses Akulturasi Budaya dalam Per- gaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 212, "height": 260, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa bersosialisasi dan berkomu- nikasi dalam kehidupannya. Pada setiap lapisan masyarakat, akan terjadi proses sosial antara individu maupun kelompok, proses sosial tersebut dapat terjadi secara asosiatif dan disosiatif. Proses asosiatif dapat me- ningkatkan hubungan solidaritas antar setiap individu, sedangkan proses sosial disosiatif dapat merenggangkan atau menyempitkan hubungan solidaritas antar individu yang bahkan nantinya dapat berujung konflik. Proses sosial asosiatif yang dapat terjadi dalam pergaulan sosial mahasiswa adalah akulturasi budaya. Akulturasi budaya dapat ditemukan dalam kehidupan masyarakat yang kompleks, seperti pada saat di kampus yang mana mahasiswa terdiri dari berbagai macam asal daerah yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 212, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akulturasi diartikan sebagai suatu proses sosial dari pertemuan antara dua kebudayaan dari suatu individu atau ke- lompok masyarakat yang berbeda kemudian melebur tanpa meninggalkan atau tanpa menghilangkan kebudayaan lama. Adapun contoh dari akulturasi budaya salah satunya adalah proses bertemunya budaya yang ber- beda antara mahasiswa lokal dan pendatang pada program studi Pendidikan Sosioloi Untirta. Proses akulturasi akan terus berlangsung selama mahasiswa lokal dan pendatang melakukan interaksi secara", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "langsung dengan sosio-budaya masing- masing. Mahasiswa pendatang dituntut untuk dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan mahassiwa local, agar bisa diterima dan bersosialisasi dengan baik. Berkaitan dengan hal ini, mahasiswa pendatang selain dituntut untuk kebutuhan hidup, juga dituntut dalam pergaulan sosial dengan mahasiswa pendatang saja, namun juga dalam hal studi. Proses akulturasi budaya yang terjadi dalam pergaulan sosial mahasiswa pokal dan pendatang yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 261, "width": 161, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat kegiatan pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 274, "width": 212, "height": 329, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teman pergaulan atau teman bermain didapatkan ketika individu ber- pergian keluar rumah, seperti pergaulan sosial yang terjadi antara mahasiswa lokal dan pendatang pada program studi Pendidikan Sosiologi Untirta, baik yang dilakukan secara langsung di kampus ataupun dengan media komunikasi. Mereka berinteraksi satu sama lain tanpa membedakan asal daerah, ras, budaya, dan agama. Mahasiswa justru mampu menjalin kerjasama walau memiliki perbedaan dan kekurangan masing-masing. Hai ini dapat dilihat pada saat mereka menyelesaikan tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen bersangkuran, mereka mengutamakan kekompakan demi tercapai- nya tujuan bersama. Mereka bekerjasama untuk memecahkan masalah tanpa meman- dang latar belakangan satu sama lain. Apapun itu ras, suku, dan lainnya, antar sesama mahasiswa tidak berhak untuk menghina satu dengan yang lainnya, harus saling membantu dengan tujuan untuk belajar dan mencapai tujuan bersama.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 606, "width": 212, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses akulturasi budaya bisa dilihat mahasiswa lokal dan pendatang Program Studi Pendidikan Sosiologi melalui beberapa kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan dan pada saat terjadinya pergaulan sosial. Akulturasi budaya dapat terjadi pada saat pergaulan sosial yang terjadi antara maha- siswa lokal dan pendatang maupun dalam upaya kegiatan menyelesaikan tugas per- kuliahan. Kegiatan perkuliahan yang terjadi kurang lebih seperti kegiatan kelompok,", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 251", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 246, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "praktikum, organisasi maupun agenda kampus yang mengharuskan mereka kompak dan bekerja sama dengan baik, seperti dalam pembelajaran di kelas, mereka dituntut untuk mengerjakan tugas individu ataupun kelom- pok tanpa memandang satu sama lain. Mahasiswa pendatang mampu menyesuaikan dirinya dengan mahasisiwa lokal yang berada di kelas dan di kampus. Mahasiswa pendatang tersebut tidak hanya menjalin solidaritas dengan teman sekelas yang sama, namun juga di luar kelas yang berbeda. Walaupun perbedaan berlangsung di antara mereka, meskipun dalam pergaulan yang me- miliki cukup banyak perbedaan, namun mereka tetap melanggengkan hal tersebut dan mampu beradaptasi dengan kebudayaan yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 212, "height": 357, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akulturasi budaya mahasiswa lokal dan pendatang lebih sering terjadi pada saat kegiatan pembelajaran secara langsung, karena pada saat proses pembelajaran ber- langsung antara mahasiswa lokal dengan mahasiswa pendatang dapat bertukar pikiran tanpa adanya halangan jarak dan waktu. Proses pembelajaran yang dilakukan secara langsung seperti praktikum ke suatu daerah budaya, contohnya yaitu Baduy dapat memperkenalkan mahasiswa dengan kebu- dayaan lain untuk menerima dan beradaptasi dengan kebudayaan yang baru diketahuinya. Sebaliknya, jika proses pembelajaran dila- kukan secara daring, hubungan timbal balik antara mahasiswa lokal dan pendatang yang berkaitan dengan unsur kebudayaan tidak begitu terlihat, biasanya hanya dalam ruang lingkup terkecil saja yang terjadi antar beberapa mahasiswa, sebab dalam pembe- lajaran secara daring pun terkadang hanya terjadi interaksi antara dosen dengan mahasiswa. Mahasiswa hanya sekedar berdis- kusi untuk menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan dalam bentuk pembagian tugas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 163, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam organisasi kemahasiswaan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 212, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organisasi kemahasiswaan merupa- kan organisasi yang terdiri dari sekumpulan mahasiswa untuk mewadahi minat, bakat, dan", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 425, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "potensi mahasiswa yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang diwujudkan dalam program kerja. Organisasi ini biasanya berupa org- anisasi kemahasiswaan ekstra kampus, organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi antar kampus serta ikatan mahasiswa kedaerahan yang berasal dari daerah yang sama dalam suatu perguruan tinggi. Dalam organisasi kemahasiswaan seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), akulturasi budaya antara mahasiswa lokal dan pendatang dapat terjadi. Terlebih jika dalam organisasi tingkat kampus, mahasiswa berasal dari berbagai program studi bahkan fakultas yang menyebabkan lebih banyak mahasiswa yang berasal dari berbagai macam daerah. Saat berkomunikasi antar sesama anggota organisasi, seringkali ditemukan mahasiswa lokal yang masih menggunakan bahasa daerah, ia kerap menggunakan bahasa tersebut dengan anggota lain yang memang berasal dari daerah asal yang sama sehingga proses timbal balik dapat terjadi. Mahasiswa pendatang yang memiliki perbedaan bahasa tidak memahami percakapan yang dilakukan oleh para mahasiswa lokal, sehingga para mahasiswa pendatang harus bertanya akan maksud dari komunikasi mereka tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 516, "width": 212, "height": 232, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam menjalankan program kerja semasa kepengurusan, setiap anggota dituntut untuk dapat mebaur dan bekerja sama satu sama lain tanpa memandang ras, agama, dan budaya dari tiap masing-masing anggota. Setiap anggota organisasi kemahasiswaan yaitu yang terdiri dari mahasiswa lokal dan pendatang memiliki kebudayaan yang berbeda yang justru menjadi daya tarik antar setiap mahasiswa untuk mengenal dan bertukar informasi dengan kebudayaan milik- nya. Mahasiswa lokal yang kental dengan budaya Serang yang dengan senang hati memperkenalkan kepada mahasiswa pen- datang yang berasal dari luar Serang, begi- tupun sebaliknya yang dilakukan oleh para mahasiswa pendatang yang bersalah dari luar", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 252", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Serang. Mereka aktif dalam beberapa kegiatan sosial-budaya yang diselenggarakan oleh organisasi kemahasiswaan kampus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 212, "height": 191, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terjalinnya pergaulan sosial dengan mahasiswa lokal dalam hal ini yang berasal dari etnik Sunda, memiliki derajat keintiman dalam berkomunikasi yang baik, karena sebagian besar mahasiswa memiliki teman dekat yang berasal dari suku asli Sunda. Interaksi yang membutuhkan komunikasi yang intens akan menimbulkan kualitas komunikasi yang menciptakan pola hubungan yang lebih dekat. Mereka memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, meng- klasifikasi, dan menggunakan, bahkan sampai pada memperkenalkan akulturasi yang terjadi antara mahasiswa lokal dan pendatang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 192, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bersosialisasi dengan warga sekitar kost", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 212, "height": 274, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses akulturasi budaya antara mahasiswa lokal dan pendatang dapat terjadi pada saat mahasiswa bersosialisasi dengan warga sekitar kost yang juga merupakan mahasiswa asal Untirta. Salah satu cara yang dilakukan mahasiswa pendatang dalam upaya beradaptasi dan mempelajari budaya maha- siswa lokal dilakukan dengan cara ber- sosialisasi dengan warga sekitar kost tersebut. Umumnya mahasiswa pendatang yang berada jauh dari kampus akan tinggal secara nge-kost di tengah pemukiman masyarakat sekitar. Proses sosial yang terjadi antara mahasiswa dengan lingkungan sekitar kost memunculkan adanya kelas minoritas dan mayoritas, di mana kelas mayoritas merupakan masyarakat asli Serang yang bertempat tinggal di sekitar kampus, dan kelas minoritas yang merupakan mahasiswa pendatang yang berkuliah di Untirta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 212, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sosialisasi yang terjalin membuat mahasiswa pendatang megetahui kebiasaan dari masyarakat sekitar. Saat mahasiswa pendatang menemukan budaya atau ke- biasaan yang berbeda dengan asal daerahnya, hal tersebut menimbulkan culture shock (gegar budaya) pada mahasiswa pendatang. Namun dalam waktu yang cukup singkat, mahasiswa pendatang dapat menerima dan beradaptasi dengan budaya serta kebiasaan", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang baru diketahuinya. Relasi yang terjalin antara mahasiswa dengan lingkungan sekitar kost memang tidak terjalin secara alamiah, namun bersifat pragmatis. Pragmatis dalam hal ini berarti terdapat maksud saling membutuhkan antar mereka. Misalkan ketika mereka memiliki waktu luang dimanfaatkan untuk berdiskusi mengenai perkuliahan atau keorganisasian terhadap permasalahan-per- masalahan tertentu yang ada di kampus. Hal tersebut dilakukan oleh mahasiswa yang berasal dari daerah lain atau yang disebut mahasiswa pendatang dengan mahasiswa lokal yang berbeda kebudayaan.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 291, "width": 212, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk Akulturasi Budaya dalam Per- gaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 333, "width": 212, "height": 314, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bangsa Indonesia merupakan bangsa multikultural. Bangsa Indonesia memiliki berbagai macam agama, suku bangsa, dan keturunan yang berbeda-beda satu sama lain. Banyaknya budaya di Indonesia yang berasal dari berbagai macam daerah, akan me- nimbulkan akulturasi di antara perpaduan budaya tersebut. Salah satu hal yang penting dalam proses terjadinya akulturasi adalah adaptasi budaya, karena masyarakat Indo- nesia yang sangat beragam. Akulturasi budaya dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja, termasuk dalam kebudayaan yang berada di antara para mahasiswa yang sedang menempuh proses pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Untirta yang terdiri dari berbagai macam daerah, baik mahasiswa lokal maupun maha- siswa pendatang, membawa budaya yang berbeda sehingga terjadinya akulturasi budaya. Akulturasi budaya tersebut sering kali terjadi dalam pergaulan sosial di antara para mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 650, "width": 212, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara umum pergaulan sosial antar mahasiswa tidak hanya terbatas pada satu program studi saja, tetapi sangat luas hingga mencakup dari mahasiswa program studi yang berbeda atau mahasiswa yang berasal dari program studi yang berbeda, bahkan berasal dari fakultas yang berbeda atau", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 253", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 287, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kampus yang berbeda. Dalam hal ini dapat ditemukan sekelompok mahasiswa minoritas maupun mayoritas. Proses adaptasi budaya mahasiswa lokal dan pendatang mampu berjalan dengan baik. Dalam pergaulan sosial, mahasiswa bersosialisasi antar angkatan, program studi, bahkan fakultas yang berbeda. Walaupun budaya antar setiap mahasiswa dan mahasiswi memiliki ciri khasnya sendiri. Interaksi juga dilakukan dalam pergaulan sosial antar mahasiswa lokal dan pendatang khusunya dalam organisasi kemahasiswaan. Kerjasama dapat terbentuk karena adanya kepentingan sama yang tertanam kuat dalam mencapai tujuan bersama. Selain kerjasama, dalam akulturasi budaya juga diperlukan kontak sosial. Perbedaan yang terjadi antara mahasiswa lokal dan pendatang menim- bulkan sebuah konsekuensi seperti perbedaan kebiasaan, kebudayaan, adat dan istiadat yang dapat memunculkan konflik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 212, "height": 287, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontak sosial yang berlangsung dalam masyarakat memiliki pengaruh besar karena setiap individu akan melakukannya setiap hari. Manusia akan selalu hidup dengan membutuhkan orang lain dalam melakukan aktivitasnya. Kontak sosial dapat berbentuk kontak budaya yang terjadi antara kelompok mayoritas dan minoritas dalam unsur budaya, baik dalam bahasa, kebiasaan, dan lain sebagainya. Biasanya masyarakat yang ma- yoritas adalah masyarakat asli atau pribumi, hal itu terjadi karena jumlah mereka yang lebih banyak (mayoritas). Kendati demikian, kelompok minoritas merupakan kelompok pendatang yang memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan mayoritas. Mengenai hal ini masyarakat yang menguasai yakni mahasiswa lokal sendiri, sedangkan masya- rakat yang dikuasai adalah para mahasiswa pendatang yang baru menduduki daerah sekitar kampus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 212, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak budaya yang berkembang pada mahasiswa lokal yang jarang ditemui oleh mahasiswa pendatang. Bahasa meru- pakan salah satu akulturasi budaya yang sangat terlihat. Bahasa Sunda dan bahasa Jaseng (Jawa-Serang) adalah bahasa mayo-", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ritas yang digunakan oleh mahasiswa lokal dalam berkomunikasi. Sedangkan bahasa Indonesia merupakan bahasa mayoritas yang digunakan oleh mahasisiwa pendatang, wa- laupun masih ada beberapa mahasisiwa yang menggunakan bahasa daerah asalnya seperti bahasa Jawa. Bahasa juga menjadi kendala utama bagi para mahasiswa pendatang. Para mahasiswa pendatang akan nampak sangat kebingungan dan tidak memahami apabila diajak berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut. Penggunaan bahasa daerah maha- siswa lokal akan menyulitkan para mahasiswa pendatang dalam memahami arti bahasa.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 281, "width": 212, "height": 232, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan timbal baik yang terjadi antara mahasiswa lokal dan pendatang dalam perbedaan bahasa terjadi sangat kecil. Hal itu dikarenakan hanya ada beberapa mahasiswa pendatang saja yang memang mengetahui sedikit bahasa Sunda atau Jawa, sehingga ia mampu memberikan umpan balik kepada lawan bicaranya yang merupakan mahasiswa lokal. Solusi yang dilakukan para mahasiswa pendatang dalam meningkatkan hubungan timbal balik yaitu dengan berusaha mengerti dan menanyakan apa yang menjadi pem- bicaraan para mahasisiwa lokal, dengan begitu maka para mahasiswa pendatang se- makin tau apa saja arti dari kosa kata bahasa yang digunakan para mahasisiwa lokal dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 516, "width": 212, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Provinsi Banten yang merupakan wilayah tempat tinggal mahasiswa lokal dike- nal dengan julukan Tanah Jawara. Julukan tersebut diberikan karena wilayah Banten merupakan gudangnya pendekar dan jawara. Keberadaan pendekar dan jawara di Banten berkaitan dengan budaya masyarakat Banten yaitu debus. Debus merupakan kesenian kuno dengan dasar bela diri khas kebudayaan Banten. Kesenian tersebut berupa tarian dan atraksi kekebalan tubuh. Debus merupakan perpaduan dari keterampilan dan kekuatan batin, para pemain atraksi debus ini disebut dengan jawara.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 709, "width": 212, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atraksi debus ini biasanya hadir pada saat pembukaan acara resmi kesenian dan merupakan atraksi yang kerap diper-", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 254", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 301, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tunjukkan dalam kegiatan pariwisata. Dalam hal akulturasi budaya mahasiswa lokal dan pendatang, mahasisiwa lokal kerap mela- kukan atraksi debus pada saat pembukaan acara kegiatan kampus. Contohnya pada saat acara KPK (Kegiatan Pengenalan Kampus), atraksi debus dilakukan oleh para mahasisiwa lokal dengan menunjukkan bagaimana mereka atau para jawara yang sedang menunjukkan aksi tidak kesakitan pada saat menusukkan paku pada lidah mereka, menggores tangan atau bagian tubuh lainnya dengan menggunakan golok. Meskipun memiliki kesan yang cukup mengerikan, pertunjukan debus ini diiringi dengan alat musik tradisional sehingga terlihat lebih menarik dan spektakuler. Beberapa maha- siswa pendatang mengaku belum pernah melihat pertunjukkan debus sebelumnya, sehingga pertunjukan tersebut memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka untuk memahami budaya lokal yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 212, "height": 273, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tradisi atau kebiasaan dapat dilakukan secara bersama-sama dalam proses pelaksanaannya sudah umum dilakukan dalam budaya masyarakat Indonesia. Ke- biasaan mahasiswa lokal yang dilakukan secara bersama-sama yaitu bancakan yang juga merupakan tradisi masyarakat Banten itu sendiri. Bancakan merupakan tradisi makan bersama yang dilakukan dengan menikmtai makanan bersama-sama dalam satu wadah. Dalam tradisi ini, nasi dan lauk dihidangkan dengan alas daun pisang. Nasi yang digunakan adalah nasi putih dan terkadang nasi liwet yang dipadukan dengan aneka lauk seperti ayam goreng, tempe, ikan asin, lalapan, urap, serta sambal pedas. Bancakan ini biasanya disantap oleh 6 hingga 10 orang yang dilakukan dengan cara memanjang. Proses memakannya dilakukan bersama dengan menggunakan tangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 212, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tradisi makan bersama atau ban- cakan ini, mencerminkan semangat gotong royong serta kerukunan antar sesama mahasiswa. Tradisi bancakan ini biasanya dilakukan pada saat kegiatan kemahasisiwaan seperti acara pada suatu organisasi maha-", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 287, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "siswa. Menurut beberapa mahasiswa pen- datang, tradisi ini baru pertama kali mereka lakukan, dan menurutnya tradisi ini menambah suasana yang lebik asyik dan lebih terasa kebersamaannya. Tradisi ban- cakan memiliki filosofi yang sudah mengakar dalam masyarakat Sunda ataupun Jawa. Saat makan bersama dalam satu nampan, setiap orang duduk rendah mengelilingi hidangan. Tidak ada perbedaan apakah mahasiswa lokal dan pendatang merupakan mahasiswa kaya atau miskin, semua dianggap sama statusnya. Para mahasisiwa tidak merasa jijik saat menyantap makanan bersama, menurut me- reka justru kebiasaan ini merupakan kegiatan yang menarik minat karena dalam taadisi mahasisiwa pendatang sendiri tidak ada makan bersama seperti bancakan . Mereka biasanya makan bersama hanya pada saat acara besar seperti pernikahan yang biasanya disebut prasmanan.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 378, "width": 212, "height": 355, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seiring berjalannya waktu, maha- siswa pendatang mulai mengerti elemen budaya barunya (nilai-nilai, adaptasi khusus, pola komunikasi, keyakinan, kebiasaan dll). Mahasiswa pendatang sudah mulai bisa menggunakan beberapa istilah yang sering digunakan para mahasisiwa lokal, seperti dalam penggunaan sisipan kata “geh” “tah” mereka mulai sering menggunakan sisipan kata tersebut dalam berkomunikasi sehari- hari. Sisipan kata “geh” biasanya digunakan untuk menonjolkan rasa yakin terhadap uca- pan yang mereka katakan. Seperti contohnya mahasiswa lokal menanyakan “Memang tugas mata kuliah sosiologi perkotaan dikumpulkan pada hari Senin?” kemudian mahasisiwa pendatang akan menjawabnya dengan “iya geh, karena waktu penger- jaannya selama satu minggu”. Sedangkan sisipan kata “tah” ditujukan kepada kurang kepercayaan terhadap pernyataan yang lawan bicara sampaikan. Contohnya yaitu ketika mahasiswa pendatang bertanya “Minggu depan perkuliahan dilakukan secara tatap muka.”, maka untuk meyakinkan hal tersebut mahasisiwa lokal akan bertanya “iya tah?”.", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 255", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 315, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Para mahasiswa pendatang dalam rangka bertahan dalam budaya yang dominan yakni budaya yang berasal dari mahasiswa lokal, dilakukan dengan mengikuti kegiatan organisasi. Selain kegiatan organisasi untuk mempertahankan identitas budaya dominan, mahasiswa pendatang menjaga kultur budaya yang terdapat pada budaya asli dengan men- jaganya tanpa harus menyinggung budaya dominan yang lebih sering digunakan oleh mahasisiwa lokal. Hal penting yang harus mereka jaga adalah kekompakan dan saling menghargai antar sesama mahasisiwa. Hal ini dilakukan untuk menjaga eksistensi budaya mahasiswa pendatang di bawah budaya dominan mahasiswa lokal. Jika kekompakan mampu terlaksana dengan baik, maka segala hal dapat dilaksanakan dengan baik pula. Untuk menjaga kekompakan tersebut, maha- siswa pendatang melakukan banyak kegiatan seperti tradisi bancakan, mengenal bebih jauh bahasa Sunda dan Jawa-Serang, begitupun dengan budaya debus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 212, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor Penghambat Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 212, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam proses akulturasi budaya mahasisiwa lokal dan pendatang Program Studi Pendidikan Sosiologi Unitirta, tidak selalu berjalan dengan baik, terdapat beberapa hambatan yang dihadapi maha- siswa baik mahasisiwa lokal maupun mahasisiwa pendatang. Berikut ini me- rupakan hambatan yang dihadapi maha- siswa program studi Pendidikan Sosiologi Untirta:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 97, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbedaan Bahasa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 212, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan yang digunakan oleh setiap individu sebagai sarana pemersatu bangsa. Bahasa dijadikan sebagai alat untuk beriteraksi dan berkomunikasi tiap indi- vidu dalam menyampaikan gagasan, kon- sep, pikiran atau perasaan. Tanpa bahasa, komunikasi antar individu akan sulit terlaksana dan sosialisasi sulit terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 411, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melalui bahasa, semua orang di dunia akan saling memahami maksud yang dikatakan, dalam kehidupan manusia, bahasa sangat beragam dengan aneka gaya bahasa yang beragam dari tiap daerah bahkan negara tertentu. Bahasa yang beragam membuat bahasa menjadi unik, karena walaupun masih dalam satu provinsi sekalipun, dapat ditemukan penggunaan bahasa yang berbeda, bahasa yang dimiliki juga ber- beda. Program Studi Pendidikan Sosiologi Untirta merupakan salah satu program studi yang mahasiswanya berasal dari berbagai daerah. Tentu saja mereka datang membawa banyak perbedaan, diantaranya bahasa. Penggunaan bahasa yang berbeda pada setiap mahasiswa dapat menghambat terjadinya proses akulturasi. Mereka akan tidak memahami maksud dari bahasa yang digunakan jika terdapat mahasiswa lokal yang saling ber- komunikasi menggunakan bahasa asal daerahnya. Jika tidak ada bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, mungkin saja proses komunikasi sulit terjadi secara dua arah antara mahasiswa lokal dengan mahasiswa pendatang karena mereka harus berusaha memahami dari masing-masing bahasa tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 502, "width": 212, "height": 177, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mereka berusaha harus memahami penggunaan bahasa satu sama lain, agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif. Solusi yang dapat dilakukan antara para mahasiswa lokal dan pendatang untuk mengatasi perbedaan bahasa, yaitu dengan menggunakan bahasa nasional bahasa Indonesia. Mereka juga senantiasa bertanya kepada mahasiswa lokal maksud dan arti dari penggunaan bahasa daerah yang mereka gunakan, agar hal tersebut tidak menghambat para mahasiswa untuk berkomunikasi satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 688, "width": 63, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asal daerah", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 702, "width": 212, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asal daerah merupakan pengelom- pokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, baik di desa, kota, atau negara. Program Studi Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 256", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 246, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sosiologi Untirta merupakan mahasiswa yang berasal dari berbagai etnik, agama, dan ras. Berdasarkan pengelompokan tersebut, terdapat dua kelompok maha- siswa pada Program Studi Pendidikan Sosiologi, yaitu mahasiswa lokal dan mahasiswa pendatang. Program Studi Pendidikan Sosiologi Untirta merupakan mahasiswa yang berasal dari berbagai etnik, agama, dan ras. Sebagian besar mahasiswa Pendidikan Sosiologi Untirta merupakan mahasiswa lokal yang berasal dari Kota Serang, Cilegon, Pandeglang, dan Lebak, adapun beberapa mahasiswa pendatang yang berasal dari luar Provinsi Banten seperti, Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan bahkan dari luar pulau sekalipun.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 336, "width": 176, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa lokal merupakan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 212, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mahasiswa yang sebagian besar berasal dari etnik Sunda . Mahasiswa lokal dan mahasiswa pendatang akan memiliki kebiasaan atau budaya yang berbeda, karena mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Apabila antara mahasiswa lokal dan pendatang tidak mampu beradaptasi, dan terjadinya gegar budaya ( cultur shock), maka dapat menghambat terjadinya proses akulturasi budaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 212, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembatasan pembelajaran tatap muka Situasi pandemi yang terjadi menyebabkan adanya pembatasan pembe- lajaran tatap muka di kampus. Jika pada mulanya mahasiswa Program Studi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 212, "height": 108, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan Sosiologi dapat bersosialisasi setiap hari di kampus, namun dengan adanya pandemi, interaksi sosial lebih sering dilakukan secara online melalui alat komunikasi. Proses komunikasi yang dilakukan secara online terhalang orang jarak dan waktu, sehingga komunikasi tidak berjalan dengan efektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 212, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses akulturasi budaya dapat terjadi pada saat mahasiswa lokal dan mahasiswa pendatang belajar di kelas, pada saat mengikuti organisasi kema- hasiswaan, serta berkumpul bersama atau menghabiskan waktu luang untuk ber-", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 177, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sosialisasi di kampus. Pembatasan pembelajaran tatap muka atau adanya kebijakan kuliah secara daring (dalam jaringan) dapat mempersempit ruang komunikasi, pertukaran budaya, serta adaptasi budaya dari masing-masing maha- siswa Pendidikan Sosiologi, baik maha- siswa lokal maupun mahasiswa pendatang itu sendiri. Mereka senantiasa lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran agar tidak terjadi miskomunikasi atau kesalahan dalam memaknai pesan yang disampaikan.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 277, "width": 65, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 291, "width": 212, "height": 274, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesuai dengan yang telah diutarakan sebelumnya pada bagian konsep teori di atas, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interaksionisme simbolik yang dicetuskan oleh George Herbert Mead. Interaksi simbolik didasarkan pada interaksi yang terjalin antar individu di dalam masyarakat. Interaksi simbolik pada haki- katnya adalah aktivitas manusia yang bercirikan informasi dan komunikasi dengan pertukaran simbol yang memiliki makna. Interaksionisme simbolik ada karena terdapat ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (mind), mengenai diri (self) , dan hubungan manusia di tengah interaksi sosial kemudian meng- interpretasikan makna di tengah masyarakat (society) . Makna tersebut berasal dari inter- aksi antar individu, makna terbentuk karena adanya hubungan individu melalui interaksi.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 567, "width": 212, "height": 149, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karya tunggal Mead yang ber- pengaruh dalam hal ini terdapat pada bukunya yang berjudul Mind, Self and Society . Mead mengambil tiga konsep kritis yang saling mempengaruhi dan diperlukan untuk menyu- sun sebuah teori interaksionisme simbolik. Tiga konsep tersebut dan hubungan di antara ketiganya merupakan inti pemikiran Mead, sekaligus kata kunci dalam teori tersebut. Definisi singkat dari ketiga konsep dasar interaksionisme simbolik Mead antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 257", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 72, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pikiran (mind)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 212, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mead mendefinisikan pikiran (mind) sebagai kemampuan setiap individu untuk menggunakan simbol yang memiliki makna. Menurut Mead, melalui interaksi antar indi- vidu, manusia akan mengembangkan pikir- annya. Karakteristik dari pikiran adalah kemampuan individu untuk memunculkan respon yang tidak hanya berasal dari dirinya, melainkan respon dalam masyarakat secara keseluruhan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 212, "height": 177, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diri (self) Diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai suatu objek. Diri mensyarakatkan proses sosial yakni komunikasi antar sesama individu. Diri muncul berkembang melalui aktivitas dan hubungan sosial manusia. Diri berhubungan dengan pikiran. Artinya, Mead menyatakan bahwa tubuh bukanlah diri, dan baru akan menjadi diri bila pikiran telah berkembang. Diri memiliki kemampuan untuk mencer- minkan diri tiap individu ditengah penilaian atau sudut pandang orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 100, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat (society)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 212, "height": 163, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mead menggunkan istilah masyarakat (society) yaitu terjadinya proses sosial secara terus menerus yang dapat mendahului pikiran dan diri. Dalam proses pembentukan pikiran dan diri, masyarakat memiliki peran yang sangat penting. Menurut Mead, interaksi mengambil tempat di dalam sebuah struktur sosial-budaya yang dinamis. Mead mende- finisikan masyarakat (society) sebagai ja- ringan hubungan sosial yang diciptakan manusia. Setiap individu secara aktif dan sukarela terlibat dalam masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 212, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mind, self, and society merupakan karya George Harbert Mead yang memfokuskan tiga tema konsep dan asumsi yang dibutuhkan dalam menyusun diskusi mengenai interaksi simbolik. Konsep pertama berkaitan dengan pentingnya membentuk makna bagi perilaku manusi, dimana dalam teori interaksi simbolik dapat dilakukan dalam proses komunikasi, karena pada mulanya makna yang dimaksud tidak", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memiliki arti hingga pada akhirnya mulai dikonstruksikan secara interperative oleh individu melalui interaksi, guna menciptakan makna yang disepakati bersama (West- Turner, 2018: 96).", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 157, "width": 212, "height": 260, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jawara di Banten dan budaya debus yang melekat pada mahasiswa lokal memanfaatkan simbol-simbol kejawaraannya dalam berinteraksi. Pada saat penampilan debus, terlihat banyak simbol yang digunakan untuk mereka berkomunikasi, baik secara verbal maupun non-verbal. Simbol verbal berupa pembacaan mantra dan doa-doa yang dilakukan pada proses ritual, baik itu sebe- lum, pada saat, dan sesudah ritual. Sedangkan simbol non-verbal berupa, pembakaran kemenyan, adanya alat musik yang ditabuh seperti gong, terompet, dan kendang, serta tarian yang dilakukan oleh pemain debus yang diambil dari tarian silat. Dalam setiap simbol yang ada, pasti tidak terlepas dari adanya pesan yang terkandung di dalamnya, pesan-pesan inilah yang kemudian disam- paikan kepada komunikatornya.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 419, "width": 212, "height": 274, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya konsep kedua pada interaksionisme simbolik berfokus pada pentingnya konsep diri atau “ self concenpt ” di mana pada konsep interaksionisme simbolik menekankan pada pengembangan konsep diri melalui individu tersebut secara aktif yang didasarkan pada interaksi sosial dengan orang lain. Para mahasiswa lokal dan pendatang dapat berbaur satu sama lain bahkan seperti tidak ada perbedaan, walaupun sebenarnya mereka berasal dari daerah yang memiliki budaya yang berbeda. Dalam hal ini, mahasisiwa pendatang memposisikan diri sebagai “Me” dimana mereka layaknya masyarakat biasa dan dapat hidup ber- dampingan mengikuti segala kegiatan dan kebiasaan mahasisiwa lokal. Mahasiswa pendatang yang berada di posisi “Me” ini dapat menjaga hubungan baik, dengan mahasiswa lokal dan masyarakat sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 695, "width": 212, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa pendatang menghargai perbedaan budaya yang ada, mereka meng- hormati dan menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bahasa tidak menjadi", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 258", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penghalang bagi para mahasiswa pendatang untuk hidup rukun bersama dengan mahasisiwa lokal. Mahasisiwa pendatang dengan senang hati menghargai dan mem- pelajari bahasa Sunda dan bahasa Jawa- Serang yang menjadi bahasa daerah maha- sisiwa lokal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 212, "height": 218, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep terakhir berkaitan dengan hubungan antara kebebasan individu dan masyarakat, dimana bahwa norma-norma sosial membatasi perilaku tiap individu, tetapi pada akhirnya individu itu sendiri yang menentukan pilihan yang ada dalam kehidup- an kemasyarakatannya. Pihak internal yaitu mahasiswa lokal selalu mengikutsertakan para mahasiswa pendatang dalam setiap kegiatan perkuliahan, keorganisasian, serta dalam bergaul satu sama lain. Meskipun terjadi perbedaan pendapat antara mahasisiwa lokal dan pendatang, namun tidak menye- babkan perpecahan di antara mereka. Mahasiswa pendatang selalu mengutamakan sikap saling menghargai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 81, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 212, "height": 315, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akulturasi budaya dapat terjadi saat beberapa kebudayaan di kampus bertemu dan berpadu satu sama lain. Akulturasi budaya mahasiswa lokal dan pendatang pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Untirta menyebabkan mahasiswa lokal dam pendatang dapat bersosialisasi dan berhu- bungan baik tanpa memandang latar belakang satu sama lain. Permasalahan perbedaan budaya dapat diminimalisir dan diselesaikan secara bijak, karena mahasiswa lokal maupun mahasisiwa pendatang memiliki kesadaran dalam memahami perbedaan yang ada. Mahasiswa lokal dan pendatang berasal dari latar belakang yang berbeda. Proses terjadi- nya akulturasi dalam pergaulan sosial mahasisiwa lokal dan pendatang pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Untirta terjadi pada saat proses pembelajaran, organisasi kemahasiswaan, serta soasialisasi yang dilakukan dengan warga atau mahasisiwa lain sekitar kost. Mahasiswa lokal dan pendatang mampu mempertahankan", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "budaya asalnya tanpa menggantikan budaya yang baru mereka temukan, mereka memper- tahankan budayanya tanpa melunturkan dan menghilangkan budaya yang dibawanya. Mereka tetap bangga untuk memperkenalkan dan melaksanakan budaya yang mereka bawa dari daerah asalnya.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 185, "width": 212, "height": 204, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk akulturasi yang terjadi pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Untirta dalam pergaulan sosial yaitu, bahasa, budaya, serta kebiasaan. Mereka tetap bangga dengan budayanya dan memperkenalkannya kepada mahasisiwa lain. Bentuk akulturasi budaya bahasa berupa bahasa Sunda, dan Jawa- Serang, bentuk budaya berupa kesenian debus, dan bentuk kebiasaan berupa tradisi bancakan. Proses adaptasi budaya mahasiswa lokal dan pendatang mampu berjalan dengan baik. Mahasiswa berhubungan baik dan terjadi kerjasama antar setiap angkatan, walaupun budaya yang terdapat pada mahasiswa dan mahasiswi tidak sama.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 392, "width": 212, "height": 190, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa lokal dan pendatang pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Untirta tetap mampu membaur dalam perbedaan budaya, tradisi, dan kebiasaan yang berbeda tanpa menghilangkan unsur budaya asal mereka. Akulturasi budaya dari keduanya bisa dipertahankan dengan cukup baik, meskipun menghadapi beberapa hambatan pada pelaksanaannya yang berupa hambatan dalam perbedaan bahasa dan asal daerah, juga kendala pada saat pembatasan pembalajaran tatap muka di masa pandemi sehingga intensitas sosialisasi dan pergaulan sosial mahasisiwa menjadi berkurang.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 585, "width": 212, "height": 163, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses akulturasi budaya mahasiswa lokal dan pendatang mampu berjalan dengan baik. Akulturasi budaya yang terjadi pada mahasiswa lokal dan pendatang Program Studi Pendidikan Sosiologi begitu kompleks. Dalam hal ini dikatakan kompleks karena adanya pertemuan budaya yang berbeda bisa menumbuhkan sikap toleransi yang tinggi antar mahasiswa sehingga menciptakan pergaulan sosial yang baik. Hal itu dapat dibuktikan dengan kekompakan dan kerjasama yang baik antar mahasiswa", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 259", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi Pendidikan Sosiologi yang mampu mengikuti acara-acara yang berkaitan dengan sosial budaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 101, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 212, "height": 108, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adina. Y., & Andrianto. T. (2021). Analisis proses dan dampak pemahaman lintas budaya dari wisata pendidikan luar negeri (Studi terkait program per- tukaran mahasiswa ke Korea Selatan dan Malaysia). Prosiding The 12th Industrial Research Workshop and National Seminar. 1498-1502.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 212, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ana, P., Tanggu. F., & Bara. A. (2019).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 294, "width": 183, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akomodasi komunikasi pada maha- siswa beda budaya di Kota Kupang. 4(1), 1-19.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 212, "height": 66, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Antonius, Y., & Soebijantoro. (2019). Akulturasi budaya mahasiswa dalam pergaulan sosial di kampus (Studi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Madiun).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 405, "width": 141, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agastya . 9(1), 113-124.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 212, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anugerah, O., & Sugiarto, A. (2021). Membangun manajemen keberagaman melalui akulturasi budaya kerja karya- wan ekspatriat dan karyawan lokal .", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 474, "width": 183, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora . 10(3), 543-562.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 212, "height": 122, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Astuti, Tri. (2017). Akulturasi budaya maha- siswa dalam pergaulan sosial di kampus (Studi kasus pada mahasiswa PGSD UPP Tegal FIP UNNES). Jurnal Refleksi Edukatika . 8(1), 60-65. Azhar Firdaus, I. (2016). Jawara dalam budaya Banten (Studi etnografi komu- nikasi mengenai jawara di Banten). Jurnal Lontar . 4(3), 15-29.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 212, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 639, "width": 183, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "& Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 212, "height": 66, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hadya Jayani, D. (2021). Mahasiswa Baru Indonesia Naik 20,13% pada 2019. Diperoleh dari https://databoks. katadata.co.id/datapublish/2021/03/27/ mahasiswa-baru-indonesia-naik-2013-", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 736, "width": 166, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada-2019 , diakses pada 22-3-2022.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 88, "width": 212, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haliemah, N., Kertamukti, R. (2017).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 102, "width": 184, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Interaksi simbolis masyarakat dalam memaknai kesenian Jathilan . Jurnal", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 129, "width": 123, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ASPIKOM . 3(3), 494-507.", "type": "Table" }, { "left": 302, "top": 143, "width": 212, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haris, A., Amalia, A. (2018). Makna dan simbol dalam proses interaksi sosial (Sebuah tinjauan komunikasi). Jurnal RISALAH . 29(1), 16-19.", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 198, "width": 209, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jonathan, Sarwono. (2006). Motode Pene- litian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogya- karta: Graha Ilmu.", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 240, "width": 212, "height": 107, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Junaedi, Ahmad. (2017). Strategi adaptasi budaya mahasiswa dalam menghadapi perbedaan kebudayaan Kota Tegal (Studi Kasus Mahasiswa PGSD UPP Tegal FIP UNNES). Jurnal Kreatif. 3(4), 180-191. Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 350, "width": 212, "height": 80, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kustriyono, E., Setyarum. A., & Haryanto. M. (2018). Budaya literasi mahasiswa Universitas Pekalongan cermin akul- turasi budaya masyarakat pesisir. Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia . 1099-1104.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 433, "width": 212, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nisfatut, L., Mansur. R., & Sulistino. M.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 447, "width": 183, "height": 80, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2019). Akuturasi budaya jawa ter- hadap pendidikan Agama Islam (Studi kasus tradisi Tingkepan di Desa Wonorejo Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi). VICRATINA: Jur- nal Pendidikan Islam. 4(4), 82-93.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 530, "width": 212, "height": 80, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurul, M., Harryanto, D. (2020). Komunikasi interpersonal sebagai cara akulturasi budaya imigran Afrika dengan masya- rakat lokal di Shelter House Puspa Agro Sidoarjo. PENSA: Jurnal Pen- didikan dan Ilmu Sosial . 2(2), 173-183.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 613, "width": 212, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ranjabar, Jacobus. (2016). Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 640, "width": 136, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bogor: PT. Ghalia Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 654, "width": 212, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rindu, M., Parhan, M., Jenuri., & Mayadiana,", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 668, "width": 184, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. (2021). Studi analisis dampak akulturasi budaya terhadap sikap ukhuwwah islamiyyah mahasiswa dalam dimensi globalisasi. Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 723, "width": 131, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Transformatif . 5(1), 95-112.", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 31, "width": 346, "height": 20, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niken Utami, Denny Soetrisnaadisendjaja, Agung Fauzi: Akulturasi Budaya dalam Pergaulan Sosial Mahasiswa Lokal dan Pendatang", "type": "Page header" }, { "left": 192, "top": 769, "width": 324, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. Juni 2022: 246 – 260 http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika | 260", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ritzer, George., Goodman, & Douglas, J.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 212, "height": 149, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2010). Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Sadhu, R., Arif, N., & Adi, A. (2017). Perbedaan Tingkat Akulturasi antara Mahasiswa Etnik Bali dan Mahasiswa Etnik Papua Ditinjau dari Dukungan Sosial di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Wacana. 6(2), 53-65. Sinta Pratiwi,", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 240, "width": 183, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Clara. (2020). Model Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Muslim Thailand dalam Proses Akulturasi Budaya di Kabupaten", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 212, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jember . Indonesian Journal of Islamic Communication. 3(2), 203-224. Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 336, "width": 183, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 350, "width": 41, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 212, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2016). Metode Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 378, "width": 183, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuantitatif, Kuaalitatif, dan R&D. Bandung: PT Alfabet.", "type": "Text" } ]
76f3092f-5211-b902-35c8-8083c78e1f61
http://tropicalhealthandmedicalresearch.com/index.php/JAK/article/download/76/65
[ { "left": 468, "top": 39, "width": 58, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 34", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 139, "width": 435, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utilization of Alternative Buffer Solutions for Staining Thin Blood smears by the Giemsa, Wright stain and Romanowsky method", "type": "Section header" }, { "left": 97, "top": 184, "width": 405, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Neni Oktiyani 1 , Ahmad Muhlisin 1 , Erfan Roebiakto 1 , Wahdah Norsiah 1 , Mahpolah 2", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 225, "width": 433, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Medical Laboratory Technology Department, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin,", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 239, "width": 397, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mistar Cokrokusumo Street 4a Banjarbaru, Indonesia. 2 Poltekkes Kemenkes", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 254, "width": 344, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banjarmasin, Mistar Cokrokusumo Street 1a Banjarbaru, Indonesia *Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 455, "height": 219, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT: To make a reliable diagnosis on haematological examination, it is necessary to examine further the morphology of the blood cells previously stained in the procedure for staining thin blood smears using a buffer solution with a standard pH of 6.4 to 6.8. One of the problems that may occur in the laboratory is that the buffer reagents are damaged, past the expiration date or running out, so alternative buffers are needed that are cheap, fast and easy to obtain. This study aims to evaluate the staining results from alternative buffers. Study used a quasi-experimental method, and using alternative buffers from bottled mineral water following SNI-01-0553 2006. The colour produced by some of these alternative buffers is almost equivalent to blood cells stained with phosphate buffer. The percentage of assessment results in the alternative buffer codes B, C, D, E and F compared with control (A) were 62.67%, 92.00%, 82.67%, 80.00% 88, 00%, and 68.00%. The use of alternative buffers for staining thin blood smears using the Giemsa, Wright stain, and Romanowsky method can be done with mineral water as an alternative buffer for sample codes C, D, E and F, while B and G cannot be used. This alternative buffer can be applied by laboratory personnel in urgent situations in limited equipment and material facilities.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 516, "width": 364, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Alternative buffer; blood cell stain; erythrocyte; leukocyte", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 92, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 455, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A peripheral blood smear is a laboratory examination that involves cytology of peripheral blood cells smeared on a slide. As a basis for examination, the peripheral blood smear is invaluable in the characterization of various clinical diseases 1 . An excellent thin blood smear preparation must meet the requirements; namely, the width and length do not meet the entire glass, the tail is not shaped like a torn flag, the thickening appears to be gradually thinning from head to tail, not perforated, not broken, not too thick 2 . In the staining procedure for thin blood smears using Giemsa, Wright stain and Romanowsky dye, a buffer solution is used with a standard pH of 6.4 to 6.8. However, when laboratory personnel do staining in a simple laboratory or field, the buffer is mineral water packed and others whose pH is unknown because it is more practical and economically cheaper. Adding azur B dye will colour acidic cell components, while eosin Y will colour alkaline. The bonding of the two dyes will create a contrast with the result that the nucleus is purple and the cytoplasm is blue. Buffer solution with a low pH of less than 6.8 causes leukocytes to not completely absorb Giemsa dye because it is too acidic so that nuclear chromatin, which should be purple", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 59, "width": 223, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tropical Health and Medical Research", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 75, "width": 350, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 1, March 2023, pp. 34-45 ISSN (Online): 2684-740X Journal homepage: https://tropicalhealthandmedicalresearch.com", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 768, "width": 319, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author : Neni Oktiyani Medical Laboratory Technology Department,Poltekkes Kemenkes Banjarmasin,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 788, "width": 215, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mistar Cokrokusumo Street 4a Banjarbaru Indonesia 70714", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 119, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 39, "width": 58, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 35", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "only forms part in the middle of the nucleus, and some is red; leukocytes will also show parts that are lacking. On the other hand, the buffer solution with a high pH of more than 6.8 with a strong base causes leukocytes to absorb too much methylene blue so that the cytoplasm becomes more concentrated and the granules darken 2 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 455, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One thing that must be considered in a good Giemsa stain is the accuracy of the pH of the buffer as a solvent solution. A buffer with a low pH causes red blood cells to absorb much eosin, so the nuclear chromatin that should be purple becomes pinker. Leukocytes will show parts that are less clear 3 . Previous research has proven that several factors, like temperature and humidity 4,5 , Concentration 6 , can affect the ability of blood cells to absorb the dye,so the difficulty of observing the results depends on the manufacture and colouring of the preparation. Research conducted by Suryanta et al., 2013, found a significant difference between the effect of the pH buffer on the morphological staining of erythrocytes 7 . According to Rahmah's research in 2018, it was found that there was a significant difference between Aquadest solution, PDAM Water and Phosphate Buffer pH 6.8 on the quality of Wright's thin blood smear 8 . This study seeks to enrich insight and provide another illustration of the use of alternative buffers derived from bottled drinking water in Indonesia, so this study aims to evaluate the results of blood smears with alternative buffers derived from bottled drinking water in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 166, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATERIALS AND METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 364, "width": 455, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research design is an analytical survey. This type of research is laboratory observational, namely to see the quality of thin blood smears using Giemsa, Wright stain and Romanowsky staining methods.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 55, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Materials", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 455, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The materials used are Azur B and Eosin Y dyes, the alternative buffer is six different types of mineral water pack, following SNI-01-0553 in 2006 9 , and control blood samples, control blood used is with the following inclusion criteria morphology and the number of leukocytes and erythrocytes were average. The number of repetitions in this study for each alternative buffer sample is 5.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 103, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pH Measurements", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 503, "width": 455, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multi-Parameter PCD650 Eutech was used as pH measurements tools in this study. First, wash an electrode with aqua dest, dry it with tissue, and then calibrate the tools with pH controls buffer solution. Prepare a mineral water sample solution, homogenize, measure the sample solution's temperature and ensure it is the same as the temperature of the calibrator buffer solution. For measurement, clean the electrode with aqua dest again, then dry it with a tissue. Insert the electrode into the sample solution, press the \"Measure\" button, let it stand 10-15 seconds, and then wait until the final result of the pH measurement appears 10 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 129, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preparate Preparation", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 455, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Venous blood samples were taken using a three-cc syringe and inserted into the EDTA tube. The sample is made a peripheral blood smear immediately after being taken. The blood in the EDTA vacuum tube must be shaken up and down, so the blood plasma mixes with the blood cells. Then the blood is taken using a dropper and dripped onto the slide (glass object). Next, the glass object is placed at an angle of 25°- 30° on the drop of blood, then pulled straight to the end of the preparation 11,12 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 710, "width": 128, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blood Smear Staining Stain Preparation", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 455, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For Giemsa, the buffer was added and mixed with Giemsa stock with a ratio of 1 (Giemsa stock): 9 (buffer solution); for Wright, the buffer was added and mixed with", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 39, "width": 58, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 36", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a ratio of 1:1, and buffer was added to smear after wright stain solution, For Romanowsky, a combined technique from Giemsa and Wright.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 178, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blood Smear Staining Process", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 455, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For the Giemsa stain, methanol was dripped onto the slide and left for 5 minutes. Then the remaining methanol is removed. Drops of Giemsa solution (until all the smear is flooded) and wait for 15 minutes. The preparations were rinsed with water and then dried in the air 12 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 455, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For wright stain, drip Wright's solution onto the slide (until all the swabs are flooded), Drop the pH 6.4 buffer solution (until all the swabs are flooded) and wait for 5-12 minutes. The smear is rinsed with water, and the back of the soiled smear is cleaned of residual dye. The peripheral blood smear was left to dry in the air 12 . For the Romanowsky stain, drop Wright's solution onto the slide until all the swab is submerged, then let it sit for 2 minutes. Add 10% Giemsa solution until the smear is wholly flooded, then wait for 15 minutes. The preparations were rinsed with water and then dried in air 5 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 191, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Assessment of Preparate Results", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 455, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Readings of blood smear preparations can be made on the top and bottom of the zone close to the tail. Reading technique is one of the determining factors in successfully assessing blood smear preparations 11 . Assessment of the results in this study was carried out by comparing the morphology of erythrocytes, leukocyte cell morphology, erythrocyte cell colour suitability, leukocyte cell colour match and blood cell contrast with the background, then compared with the control preparations, which were stained with phosphate buffer pH 6.8. All of these criteria are worth 1 point with a maximum of 5 points for each preparation. Then the assessment results are presented with a lower value limit of 75% for alternative buffers that meet the colouring requirements.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 447, "width": 167, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 461, "width": 202, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. pH Meter Measuring Results", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 475, "width": 300, "height": 109, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sample Code Function Sample Material Results A Control Buffer Phosphate 6,80 B Sample 1 Mineral Water 7,19 C Sample 2 Mineral Water 6,83 D Sample 3 Mineral Water 7,07 E Sample 4 Mineral Water 7,04 F Sample 5 Mineral Water 6,87 G Sample 6 Mineral Water 7,16", "type": "Table" }, { "left": 213, "top": 715, "width": 175, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Control Giemsa Stain;", "type": "Picture" }, { "left": 161, "top": 728, "width": 276, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 39, "width": 58, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 37", "type": "Page header" }, { "left": 161, "top": 189, "width": 276, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Sample Code B Giemsa Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 344, "width": 276, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Sample Code C Giemsa Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 500, "width": 221, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. Sample Code D Giemsa Stain;", "type": "Picture" }, { "left": 161, "top": 513, "width": 276, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 655, "width": 276, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5. Sample Code E Giemsa Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 39, "width": 58, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 38", "type": "Page header" }, { "left": 161, "top": 189, "width": 276, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 6. Sample Code F Giemsa Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 344, "width": 273, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 7. Sample Code G Giemsa Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 500, "width": 165, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 8. Control Wright Stain;", "type": "Picture" }, { "left": 161, "top": 513, "width": 276, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 655, "width": 276, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 9. Sample Code B Wright Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 39, "width": 58, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 39", "type": "Page header" }, { "left": 161, "top": 189, "width": 273, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 10. Sample Code C Wright Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 344, "width": 273, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 11. Sample Code D Wright Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 500, "width": 273, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 12. Sample Code E Wright Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 655, "width": 273, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 13. Sample Code F Wright Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 39, "width": 58, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 40", "type": "Page header" }, { "left": 161, "top": 192, "width": 273, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 14. Sample Code G Wright Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 347, "width": 276, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 15. Control Romanowsky Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 503, "width": 273, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 16. Sample Code B Romanowsky Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 658, "width": 273, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 17. Sample Code C Romanowsky Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 39, "width": 58, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 41", "type": "Page header" }, { "left": 161, "top": 189, "width": 273, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 18. Sample Code D Romanowsky Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 358, "width": 273, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 19. Sample Code E Romanowsky Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 530, "width": 273, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 20. Sample Code F Romanowsky Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 699, "width": 276, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 21. Sample Code G Romanowsky Stain; Erythrocytes Cell (Left) and Leucocytes Cell (Right)", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 39, "width": 58, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 42", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 75, "width": 444, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Percentage and Scoring of Staining Results on Erythrocyte and Leukocyte Cell Morphology Giemsa Method based on buffer", "type": "Section header" }, { "left": 134, "top": 103, "width": 331, "height": 150, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sample Code Repetition Percentage 1 2 3 4 5 A (Control) 5/5 5/5 5/5 5/5 5/5 100% B 3/5 3/5 2/5 3/5 3/5 56% C 5/5 5/5 4/5 5/5 4/5 92% D 4/5 4/5 4/5 4/5 4/5 80% E 4/5 4/5 4/5 4/5 4/5 80% F 4/5 5/5 4/5 4/5 5/5 88% G 4/5 3/5 3/5 3/5 3/5 64%", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 285, "width": 444, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Percentage and Scoring of Staining Results on Erythrocyte and Leukocyte", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 299, "width": 309, "height": 165, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cell Morphology Wright Stain Method based on buffer Sample Code Repetition Percentage 1 2 3 4 5 A (Control) 5/5 5/5 5/5 5/5 5/5 100% B 3/5 3/5 2/5 3/5 3/5 56% C 5/5 5/5 4/5 5/5 4/5 92% D 4/5 5/5 4/5 4/5 4/5 84% E 4/5 4/5 4/5 4/5 4/5 80% F 4/5 5/5 4/5 4/5 5/5 88% G 4/5 3/5 3/5 3/5 3/5 64%", "type": "Table" }, { "left": 83, "top": 495, "width": 432, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Percentage and Scoring of Staining Examination Results on Erythrocyte and Leukocyte Cell Morphology Romanowsky Stain Method based on buffer", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 524, "width": 338, "height": 150, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sample Code Repetition Percentage 1 2 3 4 5 A (Control) 5/5 5/5 5/5 5/5 5/5 100% B 4/5 4/5 4/5 4/5 3/5 76% C 5/5 5/5 4/5 5/5 4/5 92% D 4/5 5/5 4/5 4/5 4/5 84% E 4/5 4/5 4/5 4/5 4/5 80% F 4/5 5/5 4/5 4/5 5/5 88% G 4/5 4/5 4/5 4/5 3/5 76%", "type": "Table" }, { "left": 468, "top": 39, "width": 58, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 43", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 75, "width": 436, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Average Percentage of Staining Examination Results on Erythrocyte and", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 88, "width": 321, "height": 161, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leukocyte Cell Morphology based on buffer Sample Code Giemsa Stain Wright Stain Romanowsky Stain Average Percentage A (Control) 100% 100% 100% 100,00% B 56% 56% 76% 62,67% C 92% 92% 92% 92,00% D 80% 84% 84% 82,67% E 80% 80% 80% 80,00% F 88% 88% 88% 88,00% G 64% 64% 76% 68,00%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 267, "width": 455, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data obtained were then analyzed statistically using a computer data analysis to determine whether there were differences between the seven treatments studied, namely using phosphate buffer pH 6.8 and 6 brands of national and local branded mineral water. The research data that has been tested can be seen from the results of the normality test, which shows that the morphology of erythrocytes and leukocyte cell morphology <0.05, the data obtained are not normally distributed. Then seen from the results of the homogeneity test, there were different variations between groups which could be shown as <0.05. So this study uses the Kruskal Wallis test because the requirements for conducting the Kruskal Wallis test are that the data are not normally distributed and the data variations are not homogenous.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 455, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the research conducted, the results of statistical analysis using the Kruskal-Wallis test with a 95% confidence level showed that the significance value of erythrocyte cell morphology and leukocyte cell morphology was 0.021 and 0.008, respectively. The significance value obtained <0.05 means that there is a significant difference between the seven groups of solutions examined.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 474, "width": 455, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Then proceed with the Mann-Whitney statistical test, a post hoc analysis of the Kruskal-Wallis test. The Mann-Whitney test aims to determine whether there is a significant difference between the two treatments studied between pH 6.8 phosphate buffer solution with national and local branded mineral water. (A) with bottled drinking water C, D, E, and F. However, the national and local branded mineral water B and G against phosphate buffer pH 6.8 (A) obtained a significance value of <0.05, which means there is a significant difference.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 455, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There was a difference in the staining results of each solution due to the difference in the pH value of the solution from each solution. According to Adianto in 2013, one thing that needs to be considered in a good Giemsa stain is the accuracy of the pH of the solution buffer 3 . Based on the pH measurements carried out can be seen in Table 1. The pH of A (control), Sample B, C, D, E, F, and G were respectively 6.80; 7.19; 6.83; 7.07; 7.04; 6.87; and 7.16.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 654, "width": 455, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Harr in 2002, the solution in Giemsa staining is used as a buffer solution which serves to maintain the pH of the preparation from the addition of acids and bases from the substances contained in Giemsa as well as water and the stagnation carried out during the staining process, so that the cells can absorb the dye that is produced 4 . In the thin blood smear, the Giemsa, Wright stain and Romonowsky method on the morphology of erythrocyte and leukocyte cells using phosphate buffer solution pH 6.8. A (control), B, C, D, E, F, and G solutions, respectively, have a percentage of 100 %, 56%, 92%, 80%, 80%, 88%, and 64% refer to table 5. Based on", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 39, "width": 58, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 44", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the results of Giemsa staining, Wright stain and Romonowsky cell morphology of erythrocytes and leukocytes using solutions B and G having a pH of 7.19 and 7.16, respectively, there are blue erythrocytes and a green background that does not match the Giemsa staining criteria, Wright stain and Romonowsky. The morphology of leukocytes in eosinophils has blue granules, so it does not match the criteria that should be orange in colour. According to Adianto, 2013 a high pH or pH above 6.8 causes leukocytes to absorb a lot of Azur B so that the cytoplasm is more concentrated and the granules are darker.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 455, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, the results of the study were on reading thin blood smears using a microscope after thin blood smears were stained using Giemsa, Wright stain and Romanowsky stains, and the results of the research showed that mineral water branded B and G were dark blues in colour, both erythrocyte cells and leukocyte cells. According to Harr in 2002, the staining results were caused by the pH of the solution because solutions B and G were far from the standard pH of 6.8. So Giemsa staining has poor results compared to other solutions because if the pH of the solution is too high, excessive absorption of alkaline dye (Azure B) causes erythrocytes to turn dark blue 3 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 455, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Sholekha in 2018, the background is green because it is caused by factors such as imperfect fixation and because the sample is not fixed immediately 13 . Bain 2015 stated that using too high a solution pH causes eosinophil granules to turn dark blue or dark or dark grey because leukocytes absorb a lot of Azure B in excess 14 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 455, "height": 287, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The morphology of erythrocyte cells in solution B obtained one blood smear that met the criteria of five blood smear preparations. According to Nugraha in 2017, a factor that can affect the results of staining is the thickness of the blood smear. The thicker the blood smear, complete fixation should be performed. Imperfect fixation makes it difficult for Giemsa, Wright stain and Romonowsjy solutions to penetrate blood plasma to reach erythrocytes during staining, so the results are not optimal 16 . Based on the percentage of good staining results, it can be seen that solutions C and F have the best percentage results, namely 92% and 88%, compared to other solutions. This is because solutions C and F have pH of 6.83 and 6.87, respectively, close to the pH of phosphate buffer (A), which is 6.8. In solutions D and E staining with Giemsa, Wright stain and Romonowsky, the morphology of erythrocytes and leukocytes was still lacking in colour absorption. Apart from the influence of the pH buffer, according to Sholekha 2018 stated this problem could be influenced because the staining time being too short, especially the quality of Giemsa stock, the quality of the solution Giemsa, Wright stain and Romonowsky, the cleanliness of the glass object, the length of fixation with methanol, and the thickness of the preparation 13 . Based on the above discussion, it can be seen that the morphological staining of erythrocytes and leukocyte cell morphology using solutions A, C, D, E, and F is better than solutions B and G, referring to the percentage of good staining results. The limitation of this study is that blood cells focused only on erythrocytes and leucocytes, for the following research can focus on other blood cells and abnormal cells.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 84, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 455, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The use of an alternative buffer for staining thin blood smears using the Giemsa, Wright stain, and Romanowsky methods can be done with mineral water as an alternative buffer for sample codes C, D, E and F, while B and G cannot be used. This alternative buffer can be applied by laboratory personnel in urgent situations in limited equipment and material facilities.", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 39, "width": 58, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 45", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 147, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONFLICT OF INTEREST", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 88, "width": 254, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The author has declared no conflict of interest.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 134, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ACKNOWLEDGEMENT", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 130, "width": 405, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We thank all the participants and their families for contributing to this study.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 85, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 450, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Adewoyin AS, Nwogoh B. Peripheral blood film - a review. Ann Ib Postgrad Med. 2014 Dec; 12(2): 71-9.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 450, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mendi I. Pengaruh konsentrasi ph buffer giemsa terhadap morfologi leukosit pada preparat sumsung tulang. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 320, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Harr RR. Resensi Ilmu Labaratorium Klinis. EGC. 2013", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 450, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hidayah AN. Perbandingan berbagai metode pengeringan preparat sebelum pengecatan terhadap morfologi sel darah merah (Erythocyte) pada apusan darah tepi. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhamadiyah Surabaya, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 392, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Gandasoebrata, R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. 2010", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 449, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Wantini S, Huda M. Pengaruh konsentrasi dan waktu pengecatan giemsa pada pemeriksaan mikroskopik malaria. Jurnal Analis Kesehatan. 2021 Jun 28;10(1):8-13.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 450, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Hormalia, Arsyad M, Haitami. Pengaruh variasi pengenceran giemsa terhadap pewarnaan giemsa Plasmodium sp pada pemeriksaan sediaan darah tipis. Jurnal Ergasterio, 2017; 5(1)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 450, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Rahmah S, Muhlisin A, Arsyad M. Quality difference of blood smear staining with wright's method used pdam water, aquadest and buffer ph 6,8. Jurnal Ergasterio. 2018 Sep 17;5(2).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 449, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Indonesia SN. Air minum dalam kemasan. Badan Standardisasi Nasional: Jakarta. 2006.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 450, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Devirizanty D, Nurmalawati S, Hartanto C. Perbandingan unjuk kinerja berbagai tipe ph meter digital di laboratorium kimia. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Sains dan Teknologi. 2021 Jun 15;1(1):1-9.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 503, "width": 450, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Wedhaswara AG. Pengaruh penundaan pembuatan preparat apusan darah tepi pada Sampel EDTA terhadap morfologi sel darah merah. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 450, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Ardina R, Rosalinda S. Morfologi eosinofil pada apusan darah tepi menggunakan pewarnaan Giemsa, Wright, dan kombinasi Wright-Giemsa. Jurnal Surya Medika (JSM). 2018 Feb 1;3(2):5-12.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 450, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Sholekha FE. Pengaruh konsentrasi larutan fiksasi terhadap hasil makroskopis dan mikroskopis sediaan apus darah tepi. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 410, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Bain BJ. Blood cells: a practical guide. John Wiley & Sons; 2021 Dec 29.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 450, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Nugraha G. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. CV Trans Info Medika: Jakarta. 2015.", "type": "List item" } ]
9a63a171-a6e9-3b13-ac37-34ef572d982f
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/download/2690/2362
[ { "left": 540, "top": 36, "width": 20, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1199", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 150, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Oktober, 2022) Vol. 5. No. 10", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 289, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu", "type": "Page footer" }, { "left": 396, "top": 787, "width": 150, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 122, "width": 155, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 143, "width": 299, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Indonesian Journal of Health Promotion", "type": "Section header" }, { "left": 280, "top": 554, "width": 35, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 564, "width": 517, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Introduction: The healthcare industry such as hospitals is currently increasing and growing, therefore it directly creates commercial competition between health service providers. Thus, hospitals are required to develop strategies that aim to win competition in the market, which must pay attention to the image and quality health services to the community in order to satisfy and foster loyalty.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 596, "width": 517, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Objective: This study aims to determine the effect of image and service quality on the loyalty of hospital inpatients. Methods: The method used is a literature review. Article collection using Google Scholar which is available free and full text and published for at least the last 5 years (2018-2022). The findings obtained will be analyzed and explained descriptively.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 627, "width": 517, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Results: All articles used are articles with quantitative research types with the dependent variable being patient loyalty. The results of the analysis that have been carried out show that the image of health services has a positive and significant effect on patient loyalty, namely the higher the image, the higher the patient loyalty. In addition, the quality of health services has a positive and significant effect on patient loyalty, namely the higher the quality of services provided, the higher the patient loyalty.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 668, "width": 517, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion: From the results obtained, it can be concluded that the image and service quality variables have a positive and significant effect on patient loyalty.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 711, "width": 233, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Image; Service Quality; Loyalty; Inpatient; Hospital", "type": "Section header" }, { "left": 283, "top": 347, "width": 34, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 357, "width": 514, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latar belakang: Industri pelayanan kesehatan seperti rumah sakit saat ini semakin banyak dan berkembang, oleh karena itu secara langsung menimbulkan persaingan komersial antar penyedia layanan kesehatan. Dengan demikian, rumah sakit dituntut untuk menyusun strategi yang bertujuan memenangkan persaingan dalam pasar, yaitu harus memperhatikan citra dan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat agar dapat memuaskan dan menumbuhkan loyalitas.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 398, "width": 514, "height": 93, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pasien rawat inap rumah sakit. Metode: Metode yang digunakan adalah literature review. Pengumpulan artikel menggunakan google scholar yang tersedia free dan full text dan diterbitkan minimal 5 tahun terakhir (2018-2022). Hasil temuan yang didapatkan akan dianalisis dan dijelaskan secara deskriptif. Hasil: Seluruh artikel yang digunakan merupakan artikel dengan jenis penelitian kuantitatif dengan variabel dependen loyalitas pasien. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa citra pelayanan kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien, yaitu semakin tinggi citra maka loyalitas pasien akan semakin tinggi. Selain itu, kualitas pelayanan kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien, yaitu semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan maka semakin tinggi pula loyalitas pasien. Kesimpulan: Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa variabel citra dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 512, "width": 276, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Citra; Kualitas pelayanan; Loyalitas; Rawat Inap; Rumah sakit", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 87, "width": 119, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2597– 6052", "type": "Section header" }, { "left": 234, "top": 88, "width": 329, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 285, "width": 228, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oktaretha Veleneka Binendra 1 *, Diansanto Prayoga 2", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 296, "width": 386, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Department Health Policy and Administration, Faculty of Public Health, Airlangga University, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 306, "width": 384, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Department Health Policy and Administration, Faculty of Public Health, Airlangga University, Indonesia *Korespondensi Penulis : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 205, "width": 493, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Citra dan Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap pada Rumah Sakit : Literature Review", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 250, "width": 485, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Effect of Image and Service Quality on Loyalty of Inpatients in Hospitals : Literature Review", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 175, "width": 105, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Review Articles", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 174, "width": 95, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Open Access", "type": "Text" }, { "left": 526, "top": 36, "width": 20, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1200", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 150, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Oktober, 2022) Vol. 5. No. 10", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 289, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu", "type": "Page footer" }, { "left": 396, "top": 787, "width": 150, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 71, "width": 86, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 84, "width": 513, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di Indonesia, rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk Puskesmas, khususnya pada upaya kuratif dan rehabilitatif, karena rumah sakit memiliki fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan untuk pasien. Dengan demikian, rumah sakit harus memperhatikan citra dan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat agar dapat memuaskan dan menumbuhkan loyalitas (1). Loyalitas merupakan komitmen mendalam yang tertanam untuk membeli atau menggunakan ulang produk atas layanan di masa depan meskipun terdapat pengaruh dan keadaan yang kemungkinan mengakibatkan pelanggan beralih (2). Loyalitas konsumen dapat diartikan sebagai upaya konsumen untuk mempertahankan kesetiaan pada suatu produk yang kemudian diikuti dengan pembelian berulang. Loyalitas yaitu kesadaran pelanggan untuk terus berlangganan dalam jangka panjang, yang ditandai dengan konsumsi dan menggunakan barang dan jasa secara berulang, serta dengan sukarela merekomendasikan kepada orang lain (3)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 208, "width": 513, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Loyalitas pasien memiliki peran yang sangat vital bagi provider pelayanan jasa kesehatan. Dapat diketahui bahwa industri pelayanan kesehatan seperti rumah sakit sekarang ini semakin banyak dan berkembang, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu secara langsung menimbulkan persaingan komersial antar penyedia layanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut provider dituntut untuk menyusun strategi yang bertujuan memenangkan persaingan dalam pasar (4). Faktor dalam memenangkan persaingan sangat ditentukan oleh loyalitas pasien (5). Mempertahankan loyalitas dari pasien mampu meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup dari organisasi atau rumah sakit sebagai provider layanan kesehatan (6). Reynaldi, Suprapti (2017) menyatakan bahwa produk, harga, promosi, dan saluran distribusi yang merupakan bauran pemasaran mempengaruhi loyalitas konsumen saat mereka menggunakan produk (7). Selain itu Azizah H (2012) menjelaskan bahwa citra dan kualitas pelayanan mempengaruhi kepuasan dan loyalitas (8)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 334, "width": 513, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra merupakan persepsi yang diberikan terhadap objek, dimana dalam hal ini terkait dengan produk atau jasa yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber. Citra berhubungan dengan sikap yang didalamnya berupa keyakinan terhadap suatu merek. Citra positif yang tertanam dalam diri konsumen memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan pembelian (9). Citra merupakan seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang tentang suatu objek (10). Selain itu citra dapat dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas pasien, karena citra rumah sakit mencerminkan reputasi dan keunggulan bersaing, sehingga kemudian dapat meningkatkan keberhasilan kinerja rumah sakit (11)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 423, "width": 513, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mutu pelayanan kesehatan merupakan pelayanan kesehatan yang mampu memberikan rasa kepuasan kepada pengguna jasa kesehatan pada saat merasakan jasa pelayanan medis yang didapatkan, yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata masyarakat dan penyedia layanan menurut kebutuhan masyarakat dan standar etik profesi. Ketika penyedia jasa berusaha meningkatkan kualitas dengan keadaan sadar dengan kemauan serta sesuai dengan kebutuhan pelanggannya maka akan meningkatkan loyalitas pelanggan (12). Oleh karena itu dalam artikel ini akan mengkaji loyalitas pasien yang dilihat dari faktor citra dan kualitas pelayanan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 524, "width": 52, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 537, "width": 513, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan adalah literature review. Literature review dilakukan pada jurnal yang membahas mengenai topik citra dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pasien pada rumah sakit. Jurnal dicari dengan menggunakan search engine google scholar . Kriteria inklusi yang digunakan yaitu artikel tersedia free dan full text, variabel dependen loyalitas pasien, penelitian dilakukan pada rumah sakit, menggunakan Bahasa Indonesia, dan diterbitkan minimal 5 tahun terakhir (2018-2022). Keyword yang digunakan adalah \"Citra\" DAN \"Kualitas pelayanan\" DAN \"Loyalitas\" DAN \"Rawat inap\" DAN \"Rumah sakit\". Artikel yang didapatkan akan melalui proses eliminasi sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Proses selanjutnya yaitu skimming dan scanning pada isi artikel hingga didapatkan 4 artikel yang sesuai dengan topik pembahasan citra dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas. Berdasarkan 4 artikel yang ditemukan, semua artikel berbahasa Indonesia. Hasil temuan yang didapatkan akan dianalisis dan dijelaskan secara deskriptif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 686, "width": 40, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H ASIL", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 702, "width": 512, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pencarian yang telah dilakukan, terdapat 4 artikel ilmiah yang terpilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Berikut merupakan hasil temuan dari artikel:", "type": "Text" }, { "left": 526, "top": 36, "width": 20, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1201", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 150, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Oktober, 2022) Vol. 5. No. 10", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 289, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu", "type": "Page footer" }, { "left": 396, "top": 787, "width": 150, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 42, "top": 69, "width": 500, "height": 264, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Hasil Analisis Metode Penelitian Referensi Metode Populasi Sampel Variabel Uji Statistik Hasan S, Putra AHPK (2018) Accidental random sampling Pasien rawat inap Rumah Sakit tipe B di Kota Makassar 296 Kualitas pelayanan, citra, nilai pasien, kepuasan pasien, dan loyalitas pasien Structural Equation Method (SEM) Bukhari I, Kamal B, Sari MK (2018) - Pasien rawat inap pada Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal 125 Kualitas pelayanan, citra, kepuasan, dan loyalitas Regresi linier berganda Sulistyo A, Gumilar A (2019) Purposive sampling Pasien rawat inap Rumah Sakit Awal Bros Tangerang 90 Citra, kualitas pelayanan, kepuasan, loyalitas Path Analysis Girman, Edris M, Sutono (2022) Purposive sampling Pasien rawat inap Rumah Sakit Islam Sunan Kudus 160 Kualitas pelayanan, citra merek, kepuasan, loyalitas Structural Equation Method (SEM)", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 346, "width": 513, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 menunjukkan bahwa seluruh artikel yang digunakan merupakan artikel dengan jenis penelitian kuantitatif dengan variabel dependen loyalitas pasien. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah accidental random sampling (13) dan purposive sampling (13–15). Sedangkan pada artikel Bukhari I, Kamal B, Sari MK (2018) tidak menyebutkan informasi jenis teknik sampling yang digunakan dalam penelitian (1). Keempat artikel diatas menjelaskan bahwa populasi dalam penelitian yaitu pasien rawat inap di rumah sakit. Semua artikel tersebut tidak memberikan keterangan jumlah populasi dalam penelitian. Uji statistic yang digunakan adalah Structural Equation Method (SEM) (13,14), regresi linier berganda (1), dan path analysis (15) .", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 460, "width": 501, "height": 261, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Analisis Pengaruh Citra terhadap Loyalitas Pasien Referensi Definisi Operasional Variabel P-value Signifikansi Citra Hasan S, Putra AHPK (2018) Dimensi : Terpercaya atau keandalan, layanan dan fasilitas, kesuksesan, keunggulan, nama baik, keramahan, peralatan dan infrastruktur. 0,135 0,05 Bukhari I, Kamal B, Sari MK (2018) Indikator : Moto, daya tarik pesan pada spanduk, sosialisasi masyarakat yang informatif melalui social media , partisipasi RSMK dalam komunitas masyarakat, hubungan Rumah Sakit Mitra Keluarga dengan pasien. 0,000 0,05 Sulistyo A, Gumilar A (2019) Citra rumah sakit merupakan persepsi dari pasien terhadap rumah sakit yang harus menunjukkan terdapat nilai tambah, yaitu berbeda dengan rumah sakit lain sehingga dapat diingat dengan baik oleh pasien. 0,005 0,05 Girman, Edris M, Sutono (2022) Citra meliputi nama baik rumah sakit, reputasi atau keahlian yang merupakan faktor tersering untuk mempengaruhi keputusan pasien dibandingkan dengan rumah sakit lain. 4,118 1,66", "type": "Table" }, { "left": 526, "top": 36, "width": 20, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1202", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 150, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Oktober, 2022) Vol. 5. No. 10", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 289, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu", "type": "Page footer" }, { "left": 396, "top": 787, "width": 150, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 69, "width": 513, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai signifikansi yang digunakan dalam jurnal diatas adalah 0,05, yaitu apabila nilai p-value kurang dari 0,05 maka hasilnya yaitu berpengaruh. Sedangkan khusus pada penelitian Girman, Edris M, Sutono (2022) hasil dibandingkan dengan t tabel sebesar 1,66, apabila nilai p-value lebih dari t tabel, berarti hasilnya berpengaruh (14). Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 3 artikel menyatakan bahwa variabel citra mempengaruhi loyalitas pasien (1,14,15). Sedangkan 1 artikel menyatakan bahwa variabel citra tidak mempengaruhi loyalitas pasien (13). Dalam penelitian Hasan S, Putra AHPK (2018) tidak terdapat pengaruh antara citra dengan loyalitas pasien, hal tersebut dapat terjadi karena terdapat faktor lain yang diteliti, yaitu seperti faktor nilai dan kepuasan pasien (13). Definisi operasional variabel citra dalam artikel diatas memiliki definisi yang beragam, akan tetapi apabila disimpulkan memiliki makna yang sama yaitu mengarah kepada reputasi rumah sakit dari pandangan pengguna layanan kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 220, "width": 421, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 . Hasil Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 232, "width": 501, "height": 172, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Referensi Definisi Operasional Variabel P-value Signifikansi Kualitas Pelayanan Hasan S, Putra AHPK (2018) Dimensi : menu, lingkungan rumah sakit, teknis dan profesional, keramahan, personalisasi layanan, dan keterjangkauan. 0,025 0,05 Bukhari I, Kamal B, Sari MK (2018) Indikator : pelayanan medis dan pelayanan non medis. 0,000 0,05 Sulistyo A, Gumilar A (2019) Upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasien serta ketepatan penyampaian dengan menyeimbangkan harapan pasien. 0,032 0,05 Girman, Edris M, Sutono (2022) Besarnya perbedaan antara harapan pasien dengan tingkat persepsi. 5,83049 1,66", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 431, "width": 513, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai signifikansi yang digunakan dalam jurnal diatas adalah 0,05, yaitu apabila nilai p-value kurang dari 0,05 maka hasilnya yaitu berpengaruh. Sedangkan khusus pada penelitian Girman, Edris M, Sutono (2022) hasil dibandingkan dengan t tabel 1,66, apabila nilai p-value lebih dari t tabel, berarti hasilnya berpengaruh (14). Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 4 artikel menyatakan bahwa variabel kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas pasien (1,13–15). Definisi operasional kualitas pelayanan yang dituliskan memiliki beragam definisi akan tetapi memiliki makna yang selaras.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 526, "width": 273, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN Pengaruh Citra Rumah Sakit Terhadap Loyalitas Pasien", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 551, "width": 512, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra merupakan kesan, impresi, dan perasaan yang dimiliki pada pelanggan mengenai bagaimana suatu produk (barang atau jasa). Dalam hal ini citra tidak dapat diciptakan karena merupakan kesan yang didapatkan secara alami berdasarkan pengetahuan dan pengalaman ketika memanfaatkan atau menggunakan suatu barang atau jasa. Dari pengetahuan dan pengalaman tersebut yang kemudian akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan pemilihan pelayanan kesehatan (16). Citra adalah hal yang fundamental bagi pelayanan kesehatan karena berdampak pada persepsi untuk menentukan fasilitas kesehatan yang akan dimanfaatkan. Tumbuhnya dan meningkatnya loyalitas pada pengguna layanan kesehatan diyakini salah satunya dipengaruhi oleh faktor citra (17).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 640, "width": 513, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra rumah sakit memiliki fungsi strategis dalam pelayanan kesehatan. Citra dipandang sebagai filter yang digunakan untuk menilai kualitas secara keseluruhan. Oleh karena itu, citra rumah sakit yang baik memperkuat niat pasien dalam memutuskan pemilihan rumah sakit (18). Penilaian masyarakat penting karena akan mempengaruhi arus informasi tentang hasil dan layanan yang diberikan oleh rumah sakit (19).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 690, "width": 513, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis artikel pada literature review ini, Bukhari I, Kamal B, Sari MK (2018) menyatakan bahwa citra pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap loyalitas pasien, yang berarti semakin tinggi citra rumah sakit menurut persepsi pasien maka semakin tinggi juga loyalitas pasien rumah sakit (1). Hasil penelitian ini selaras dengan Sulistyo A, Gumilar A (2019) dan Girman, Edris M, Sutono (2022) yang menyatakan bahwa citra rumah sakit berpengaruh terhadap loyalitas pasien pada rumah sakit (14,15).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 754, "width": 512, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra memiliki pengaruh langsung terhadap loyalitas, sehingga citra tersebut dapat dilihat dengan jelas sebagai penduga loyalitas pelanggan (20). Citra yang baik akan terbentuk di benak masyarakat bahwa jika", "type": "Text" }, { "left": 526, "top": 36, "width": 20, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1203", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 150, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Oktober, 2022) Vol. 5. No. 10", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 289, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu", "type": "Page footer" }, { "left": 396, "top": 787, "width": 150, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 69, "width": 513, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seseorang mengalami masalah kesehatan maka masyarakat tidak perlu berpikir dua kali untuk mengidentifikasi dan menentukan pelayanan kesehatan mana yang akan didapatkan. Rumah sakit yang dipercaya dapat memberikan manfaat dan kedamaian akan lebih dipertahankan oleh pasien, sehingga pasien tidak memiliki keinginan untuk beralih pada rumah sakit lainnya (21)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 119, "width": 513, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil literature review menunjukkan bahwa unsur-unsur yang dapat membentuk citra rumah sakit meliputi: (a) Terpercaya atau keandalan, yaitu persepsi yang baik dari masyarakat terhadap rumah sakit, (b) Layanan dan fasilitas, yaitu tersedianya layanan dan fasilitas yang memadai sehingga menimbulkan rasa percaya dari masyarakat kepada rumah sakit, (c) Kesuksesan, yaitu persepsi dari masyarakat bahwa rumah sakit sukses dalam memberikan pelayanan, (d) Keunggulan, yaitu kepercayaan masyarakat bahwa rumah sakit memiliki keunggulan layanan yang berbeda dan tidak dimiliki rumah sakit lain, (e) Nama baik, yaitu memiliki nama baik yang terjaga di masyarakat, (f) Keramahan, yaitu persepsi bahwa rumah sakit ramah kepada pasien dan keluarga pasien, dan (g) Peralatan dan infrastruktur, yaitu rumah sakit memiliki sarana dan prasarana lengkap untuk pasien (13). Sedangkan pada ketiga artikel lainnya tidak membahas faktor-faktor yang dapat menimbulkan citra rumah sakit.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 246, "width": 252, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kualitas Layanan dengan Loyalitas Pasien", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 259, "width": 512, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas atau mutu dapat didefinisikan sebagai semua jenis karakteristik produk, baik barang maupun jasa, yang termasuk pemasaran, teknik, manufaktur atau produksi, dan pemeliharaan atau biasa disebut sebagai konsep pengendalian mutu dalam organisasi. Maksudnya yaitu produk tersebut dalam pemanfaatannya sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pengguna (22). Sedangkan pelayanan merupakan sebuah perilaku produsen, baik dalam bidang barang maupun jasa layanan, yang berusaha dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna dengan tujuan untuk memastikan terpenuhinya kepuasan pada pengguna tersebut (23).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 334, "width": 512, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yaitu pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan pasien dan pengguna jasa pelayanan kesehatan, sejalan dengan tingkat kepuasan rata-rata masyarakat dan penyedia layanan yang sesuai standar dan kode etik profesi. Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien. Kepuasan tersebut dapat membawa dampak pada perilaku selanjutnya (13). Pasien yang puas cenderung akan melakukan kunjungan ulang di kemudian hari secara teratur dalam jangka waktu yang lama, sehingga dapat diartikan pasien telah timbul dan terjalin loyalitas terhadap pelayanan kesehatan tersebut (23)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 410, "width": 513, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis artikel, penelitian yang dilakukan Hasan S, Putra AHPK (2018) menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas pasien, yang berarti semakin baik kualitas pelayanan menurut persepsi pasien maka semakin tinggi juga loyalitas pasien rumah sakit (13). Hasil penelitian ini selaras dengan Bukhari I, Kamal B, Sari MK (2018), Sulistyo A, Gumilar A (2019), Girman, Edris M, Sutono (2022) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas pasien pada rumah sakit (1,14,15)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 474, "width": 512, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis artikel dalam literature review ini, artikel yang dituliskan oleh Hasan S, Putra AHPK (2018) menggunakan dimensi pengukuran kualitas pelayanan dengan menggunakan metode SERVQUAL (13). Sedangkan tiga artikel sisanya tidak secara spesifik menggambarkan metode pengukuran yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 524, "width": 513, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Loyalitas pelanggan menggambarkan komitmen pelanggan untuk menggunakan kembali layanan yang diberikan di masa depan. Loyalitas masyarakat yang tinggi akan menghemat sebagian biaya bagi rumah sakit. Ketika suatu produk atau layanan melebihi harapan pelanggan, niat pembelian ulang mereka meningkat (24) Peningkatan kualitas pelayanan medis di rumah sakit berkontribusi pada loyalitas dan retensi pelanggan. Oleh karena itu, kualitas pelayanan yang dirasakan oleh pasien akan mempengaruhi loyalitas pasien. Dengan demikian, loyalitas pelanggan terhadap rumah sakit tidak dapat dikesampingkan karena akan mempengaruhi keuntungan rumah sakit. Niat pasien untuk berkunjung tentu tidak dilakukan oleh pasien tanpa alasan. Atas dasar kualitas yang lebih tinggi dari harapan atau keinginan mereka, masyarakat akan berkomitmen untuk mengunjungi atau menggunakan layanan rumah sakit yang sama (18)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 638, "width": 512, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan atau organisasi yang senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan dan menyadari preferensi konsumen dapat mendorong konsumen untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan dan meningkatkan loyalitas konsumen (12). Dengan demikian, kualitas pelayanan wajib menjadi perhatian krusial karena dapat membangun loyalitas (19)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 689, "width": 515, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas pelayanan/jasa adalah keseluruhan bentuk dan karakteristik suatu produk atau jasa yang menunjukkan kapasitasnya untuk memenuhi kebutuhan pasien yang meningkat. Kualitas atau mutu pelayanan medis dapat dilihat dari implementasinya yaitu memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien dengan tujuan untuk menciptakan kepuasan pasien yang kemudian berakhir pada loyalitas. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan mengarah pada persepsi pasien. Semakin tinggi persepsi yang baik mengenai kualitas pelayanan maka semakin besar kemungkinan pasien akan loyal terhadap pelayanan rumah sakit dan bersedia merekomendasikannya kepada orang lain (25). Perbedaan loyalitas pasien tercermin dari status produk kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 526, "top": 36, "width": 20, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1204", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 150, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Oktober, 2022) Vol. 5. No. 10", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 289, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu", "type": "Page footer" }, { "left": 396, "top": 787, "width": 150, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 69, "width": 512, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "itu sendiri. Secara subjektif, pasien tidak ingin kembali berkunjung, sehingga loyalitas pelanggan di bidang kesehatan memiliki perbedaan jauh dengan industri lainnya (26).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 94, "width": 513, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil literature review menunjukkan bahwa unsur-unsur yang dapat membentuk kualitas layanan menurut Hasan S, Putra AHPK (2018) yaitu menu, lingkungan rumah sakit, teknis dan profesional, keramahan, personalisasi layanan, dan keterjangkauan (13). Sedangkan menurut Bukhari I, Kamal B, Sari MK (2018) indikator yang dapat membentuk kualitas layanan yaitu pelayanan medis dan pelayanan non medis (1). Sedangkan pada kedua artikel lainnya tidak membahas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 183, "width": 78, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 195, "width": 513, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menyimpulkan bahwa citra pelayanan kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien, yang berarti semakin tinggi citra maka loyalitas pasien akan semakin tinggi juga. Selain itu kualitas pelayanan medis berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien, yaitu semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan maka semakin tinggi pula loyalitas pasien. Unsur unsur yang dapat membentuk citra rumah sakit meliputi terpercaya atau keandalan, layanan dan fasilitas, kesuksesan, keunggulan, nama baik, keramahan, serta peralatan dan infrastruktur (13). Sedangkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi kualitas layanan meliputi menu, lingkungan rumah sakit, teknis dan profesional, keramahan, personalisasi layanan, dan keterjangkauan (13). Selain itu kualitas layanan juga dipengaruhi oleh pelayanan medis dan pelayanan non medis (1).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 322, "width": 38, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 334, "width": 513, "height": 126, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk meningkatkan citra rumah sakit pihak manajemen pelayanan medis rumah sakit dapat meningkatkan publisitas atau promosi kepada masyarakat sehingga rumah sakit dapat lebih dikenal dan diingat. Selain itu reputasi dari rumah sakit harus tetap dijaga dan ditingkatkan agar lebih baik. Dengan adanya persaingan yang semakin kompetitif, pihak rumah sakit penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan fasilitas yang tersedia, tenaga kesehatan meningkatkan kemampuan merespon dengan cepat atas permasalahan dan hal yang dibutuhkan oleh pasien. Selain itu penting untuk meningkatkan pelayanan yang akurat sehingga mampu menciptakan rasa aman dan kepercayaan yang baik kepada pasien. Pihak penyelenggara pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit harus senantiasa melakukan inovasi terhadap kualitas pelayanan dan fasilitas yang tersedia untuk mengantisipasi kebutuhan dan harapan pasien pada masa mendatang.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 474, "width": 101, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 486, "width": 512, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bukhari I, Kamal B, Sari MK. Jurnal MONEX Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 Jurnal MONEX Volume 7 Nomor 1 Januari 2018. J MONEX. 2018;7(1):379–84.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 512, "width": 337, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kotler, Philip, Keller KL. Manajemen Pemasaran. PT Indeks; 2018.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 524, "width": 512, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Setiawan RA, Setyohadi DB, Pranowo. Understanding customers’ intention to use social network sites as complaint channel: An analysis of young customers’ perspectives. E3S Web Conf. 2018;31.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 550, "width": 512, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Rejeki DS, Yulianto E, Administrasi FI, Brawijaya U. IMPLIKASINYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN ( Studi pada Pelanggan Produk Ramah Lingkungan Kentucky Fried Chicken ( KFC ) Gerai Royal Plaza , Surabaya ). J Adm Bisnis. 2015;26(1):1–7.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 588, "width": 335, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Alma B. Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta; 2006.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 600, "width": 408, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Hurriyati R. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta; 2015.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 613, "width": 512, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Reynaldi, Suprapti. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pelanggan Mobil Merek “Honda” Di Kota Denpasar. E-Jurnal Manaj Unud. 2017;6(1):375–401.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 638, "width": 512, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Azizah H, Manajemen J, Ekonomi F, Negeri Semarang U, Juni D. PENGARUH KUALITAS LAYANAN, CITRA DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH. Manag Anal J [Internet]. 2012;1(2):22–8. Available from: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 676, "width": 440, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Firmansyah A. Perilaku Konsumen (Sikap dan Pemasaran). Yogyakarta: Deepublish; 2018.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 689, "width": 377, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10. Kotler P. Manajemen Pemasaran. Edisi Mill. Jakarta: PT Prenhallindo; 2002.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 701, "width": 512, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11. Sumeliani NK. Word of Mouth, Citra Rumah Sakit, dan Loyalitas Pasien pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng. Widya Amerta J Manaj Fak Ekon. 2021;8(2):62–78.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 727, "width": 441, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12. Kotler P. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 da. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia; 2005.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 739, "width": 512, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13. Hasan S, Putra AHPK. Loyalitas Pasien Rumah Sakit Pemerintah: Ditinjau Dari Perspektif Kualitas Layanan, Citra, Nilai Dan Kepuasan. J Manaj Indones. 2019;18(3):184.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 765, "width": 512, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14. Girman, Edris M, Sutono. Analisis Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Melalui", "type": "List item" }, { "left": 526, "top": 36, "width": 20, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1205", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 150, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Oktober, 2022) Vol. 5. No. 10", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 289, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu", "type": "Page footer" }, { "left": 396, "top": 787, "width": 150, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 69, "width": 512, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepuasan Pasien Rawat Inap Pada RSI Sunan Kudus. J Stud Manaj Bisnis. 2022;02(01):1–14. 15. Sulistyo A, Gumilar A. Studi Citra Rumah Sakit Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan Pada Rumah Sakit Awal Bros Tangerang. JMB J Manaj dan Bisnis. 2019;8(2).", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 119, "width": 512, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16. Ristrini. Implementasi Manajemen Pemasaran dalam Rangka Membangun Citra (Image) Masyarakat terhadap Puskesmas. Bul Penelit Sist Kesehat. 2009;418–23.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 145, "width": 515, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17. Basalamah KF, Ahri RA, Multazam M. Pengaruh Citra dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan dan Minat Kembali Pasien pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar. An Idea Heal J. 2022;1(02):81–91.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 170, "width": 512, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18. Hidajahningtyas N, Sularso A, Suroso I. PENGARUH CITRA, KUALITAS LAYANAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI POLIKLINIK EKSEKUTIF RUMAH SAKIT. JEAM. 2013;XII(1):39–53.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 208, "width": 512, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19. Ardiyanto MA, Tabrani M. Pengaruh Citra Rumah Sakit Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pasien Melalui Kepuasan Pasien (Studi Pada Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal). Mult J Magister Manaj. 2019;3(1).", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 246, "width": 512, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20. Merrilees B, Fry M-L. Corporate Branding: A Framework for E-retailers. Corp Reput Rev. 2002;5(2/3):213–25.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 271, "width": 512, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21. Yunida ME. Pengaruh Citra Rumah Sakit dan Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Pelanggan melalui Kepuasan Pelanggan. Universitas Negeri Yogyakarta; 2016.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 297, "width": 214, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22. Ariani DW. Manajemen Kualitas. 2014.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 309, "width": 512, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23. Mu’ah, Masram. LOYALITAS PELANGGAN Tinjauan Aspek Kualitas Pelayanan dan Biaya Peralihan. Penerbit Zifatama Publisher; 2019. 1–185 p.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 334, "width": 512, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24. Boulding W, Kalra A, Staelin R, Zeithaml VA. A Dynamic Process Model of Service Quality: From Expectations to Behavioral Intentions. J Mark Res. 1993;30(1):7–27.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 360, "width": 340, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25. Kotler P. Manajemen Pemasaran. Kedua bela. Jakarta: Indeks; 2007.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 375, "width": 512, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26. Widodo MR, Prayoga D. Kepuasan dan Loyalitas Pasien terhadap Pelayanan di Fasilitas Kesehatan Primer: Sebuah Tinjauan Literatur. JIIP - J Ilm Ilmu Pendidik. 2022;5(2):568–72.", "type": "List item" } ]
dc6e765b-ee57-afed-19ea-35ed30568208
https://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/download/771/726
[ { "left": 114, "top": 785, "width": 299, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Budaya , Volume 1 Nomor 4 Edisi Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 783, "width": 24, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "331", "type": "Page footer" }, { "left": 125, "top": 114, "width": 378, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS CERITA RAKYAT KUTAI AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI DITINJAU DARI FUNGSI ASPEK MITOS DALAM MASYARAKATNYA", "type": "Section header" }, { "left": 186, "top": 190, "width": 256, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aulia Permata Sari, Syaiful Arifin, Syamsul Rijal", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 211, "width": 267, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 280, "width": 61, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 307, "width": 400, "height": 345, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal yang mendukung terbentuknya judul ini, yakni untuk melestarikan cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti. Banyak masyarakat sekarang khususnya muda-mudi saat ini yang tidak mengetahui mitos lama ini. Selain itu untuk menambah wawasan kepada penerus kaum muda-mudi juga melestarikan tradisi suku Kutai, agar cerita ini dapat terus bertahan di era modern. Latar belakang dari penulisan Skripsi ini penulis ingin memperoleh gambaran dengan jelas mengenai Aji Batara Agung Dewa Sakti Cerita Rakyat Kutai. Penelitian ini dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian di ajukan beberapa masalah yaitu kondisi cerita rakyat Kutai Aji Batara Agung Dewa Sakti yang melatar belakangi partisipasi masyarakat untuk terus melestarikannya. Tujuan penelitian persepsi masyarakat terhadap Cerita Rakyat Kutai Aji Batara Agung Dewa Sakti ialah untuk mengetahui situasi dan kondisi cerita tersebut untuk masa yang akan datang dan sebagai karya ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sastra yang sering dipakai secara umum untuk meneliti suatu objek. Penelitian sastra juga bisa menggunakan metode kuantitatif maupun kuantitatif. Selain itu peneliti juga menggunakan metode baik metode observasi maupun kepustakaan. Hasil penelitian dari cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti Cerita Rakyat Kutai bahwa Cerita tersebut sebagai mitos karena cerita yang terkandung di dalamnya benar-benar terjadi, cerita bersifat mite karena apa yang dijabarkan dalam cerita tersebut bersifat mistis/gaib dan tokoh dalam cerita tersebut anak keturunan dewa- dewa di kahyangan. Juga merupakan sejarah kolektif. Selain itu, cerita juga bersifat siklus artinya cerita haruslah memuat inti cerita berkisar pada suatu tokoh dalam cerita, baik latar belakang kehidupan tokoh, peristiwa yang dialami hingga asal- muasal dari pelaku tokoh terbentuknya suatu cerita dan cerita merupakan berasal dari suatu daerah dan hanya terjadi pada daerah tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 666, "width": 308, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : cerita rakyat, mitos Aji Batara Agung Dewa Sakti", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 785, "width": 299, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Budaya , Volume 1 Nomor 4 Edisi Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 778, "width": 24, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "332", "type": "Page footer" }, { "left": 282, "top": 114, "width": 64, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 142, "width": 400, "height": 275, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research title is choosen to conserves the story of Aji Batara Agung Dewa Sakti. Society nowadays, especially the youth society, does not know about this old myth. Then, this research will add the knowledge to the young generation, also to continues Kutai tradition, so this folklore can be survive in modern era. The background of this research is the researcher wants to get the clear explanation about the story of Aji Batara Agung Dewa Sakti. This research uses qualitative approach. The problem of this research is about the condition of society participation to conserves the Kutai folklore Aji Batara Agung Dewa Sakti. The purpose of this research, which is about society perception towards Kutai Folklore Aji Batara Agung Dewa Sakti is to know the situation and condition of that story in the future, and also can be a scientific works for science development. This research uses a general literary research method to observe an object. A literary research can also uses qualitative or quantitative method. Besides, the researcher also uses observe method and library method. The result of this research, which is about Kutai folklore Aji Batara Agung Dewa Sakti is that story known as a myth because it is really happened. This story included as myth because it is mystical and contains the character of god’s child in heaven. This story also known as a collective history. Besides, this story is cyclical. It means this story mostly tells about a character, such as its life, the happened events, and also tells about how the story begins from that character. This story is also come from and only happens in a region.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 432, "width": 244, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: folklore, Aji Batara Agung Dewa Sakti", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 473, "width": 117, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 501, "width": 379, "height": 109, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sastra berasal dari bahasa Sansekerta shastra yang artinya adalah ‘tulisan yang mengandung instruksi’ atau ‘pedoman’. Pengertian sastra merujuk pada kesusastraan yang diberi imbuhan ke-an. Su artinya ‘baik’ atau ‘indah’ dan sastra artinya tulisan atau lukisan. Jadi, kesusastraan artinya tulisan atau lukisan yang mengandung kebaikan atau keindahan. Sastra terbagi menjadi sastra lisan dan tulisan. Sastra lisan berkaitan dengan berbagai macam karya dalam bentuk tulisan sedang sastra lisan adalah karya sastra yang diekspresikan langsung secara verbal.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 611, "width": 379, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sastra lisan atau sastra rakyat adalah karya sastra dalam bentuk ujaran (lisan), tetapi sastra itu sendiri berkutat di bidang tulisan. Sastra lisan membentuk komponen budaya yang lebih mendasar, tetapi memiliki sifat-sifat sastra pada umumnya namun sastra lisan masih sering digunakan di lingkup akademik dan masyarakat. Masyarakat yang belum mengenal huruf tidak mempunyai sastra tertulis, tetapi mungkin memiliki tradisi lisan yang kaya dan beragam seperti epik, cerita rakyat, peribahasa, dan lagu rakyat yang secara efektif membentuk sastra lisan. Sekalipun semuanya disatukan dan dicetak oleh para ahli cerita rakyat dan paremiografer, hasilnya masih disebut sastra lisan.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 785, "width": 299, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Budaya , Volume 1 Nomor 4 Edisi Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 783, "width": 24, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "333", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 114, "width": 379, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat yang mengenal huruf kemungkinan masih melanjutkan tradisi lisan.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 142, "width": 379, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kesusastraan Indonesia, terdapat sastra lisan yang mempunyai peranan penting dalam sejarah perkembangan kesusastraan Indonesia. Sastra lisan baik syair maupun prosa merupakan kekhasan corak tersendiri yang memiliki relasi lajur sejarah yang cukup panjang. Satu pengaruh tradisi cina yang masuk melalui jalur perdagangan kemudian pengaruh India atau Hindu- Budha yang saat itu merupakan agama yang dianut sebagian besar kerajaan- kerajaan di Indonesia. Ditambah dengan sumbangan kebudayaan Arab-Islam yang dibawa oleh para musafir. Ketiga tradisi yang berbeda-beda tersebut tentunya sangat mewarnai sejarah perkembangan sastra di Indonesia khususnya sastra lisan.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 285, "width": 379, "height": 151, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perjalanannya sastra lisan menemukan tempat dan bentuknya masing-masing di tiap-tiap daerah pada ruang etnik dan suku yang mengusung flok budaya dan adat yang berbeda-beda. Heddy Shri Ahimsya-Putra (2006) mengatakan bahwa sebagai suatu bentuk ekspresi budaya masyarakat pemiliknya, sastra lisan tidak hanya mengandung unsur keindahan (estetik) tetapi juga mengandung berbagai informasi nilai-nilai kebudayaan tradisi yang bersangkutan. Oleh karenanya, sebagai salah satu data budaya sastra lisan dapat dianggap sebagai pintu untuk memahami salah satu atau mungkin keseluruhan unsur kebudayaan yang bersangkutan.Salah satu cerita mitos yang saya teliti adalah Cerita Rakyat Kutai Aji Batara Agung Dewa Sakti. Yang terdapat mitos pada cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti tersebut dalam bentuk sastra lisan.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 442, "width": 379, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sastra lisan telah bertahan cukup lama dalam mengiringi sejarah bangsa Indonesia dan menjadi semacam ekspresi estetik tiap-tiap daerah dan suku yang tersebar di seluruh nusantara. Pada Cerita tersebut berisi tentang kisah anak yang berbeda dari anak-anak lainnya karena pada ceritanya diturunkan dari khayangan. Dalam kisahnya di gambarkan tentang Aji Batara Agung Dewa Sakti yang mencerminkan dirinya adalah seorang anak spesial. Peneliti tertarik untuk meneliti karena banyak mengandung nilai-nilai yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat pada cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti .", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 579, "width": 132, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 606, "width": 58, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mitos", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 635, "width": 379, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Ahimsa-Putra (2006:35) mitos adalah cerita yang aneh yang seringkali sulit dipahami maknanya atau diterima kebenarannya karena kisah di dalamnya tidak masuk akal atau tidak sesuai dengan apa yang kita temui sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 690, "width": 379, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi, mitos adalah suatu cerita yang memiliki nilai mistis, yang belum diketahui kebenarannya. Mitos memiliki suatu pengertian tentang terjadinya suatu kejadian yang tidak masuk-akal seperti cerita-cerita tentang dewa-dewi khayangan pada zaman dulu. Mitos memiliki peran yang kuat dalam", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 785, "width": 299, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Budaya , Volume 1 Nomor 4 Edisi Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 778, "width": 24, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "334", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 114, "width": 379, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat yang diyakini asal-usulnya dari leluhur mereka tentang cerita mitos itu sendiri. Asal mula mitos belum dapat dibuktikan kebenarannya karena mitos tersebar secara lisan, maka mitos hanya berupa cerita rakyat lisan yang keluar dan sampai dari mulut-kemulut.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 183, "width": 98, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Ciri-ciri Mitos", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 211, "width": 379, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cerita rakyat yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari dapat dan berkembang sesuai dengan kondisi kebiasaan masyarakat pemiliknya. Cerita rakyat dapat digolongkan ke dalam mite apabila memiliki beberapa ciri pada umumnya. Bascom (dalam Danandjaja 2007:51) mengatakan, ‘’mitos pada umumnya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, gejala alam, dan sebagainya. Mite juga mengisahkan pertualangan dewa, kisah percintaan mereka, kisah perang mereka, dan sebagainya’’.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 335, "width": 82, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Jenis Mitos", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 363, "width": 379, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mite dapat dibagi berdasarkan kategorinya dalam beberapa bagian jenis yang dijelaskan Thompson (dalam Danandjaja 2007:54) berdasarkan.", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 390, "width": 357, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Penciptaan. Mitos yang berkembang sebagai upaya setiap bangsa untuk menjawab pertanyaan mengenai asal-usul manusia dan tempat tinggalnya, atau penyebab makhluk hidup berada di muka bumi.", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 432, "width": 357, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Para dewa. Mitos yang mengisahkan tentang para dewa dengan kekuatan gaibnya. dan cerita mitos tentang turunnya para dewa ke muka bumi.", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 473, "width": 358, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Kosmogoni dan kosmologi. Kosmos dan logos adalah dua asal kata yang menyusun istilah kosmologi. Kosmos dapat diartikan sebagai", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 501, "width": 357, "height": 220, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "’alam semesta’ atau ’keteraturan’. Kemudian kata logos atau logia memiliki arti ’ilmu’ atau ‘rujukan’. Jadi arti kosmologi secara sederhana diartikan sebagai ilmu yang mempejari tentang alam semesta. Jadi objek kajian dari kosmologi ialah gejala-gejala alam secara umum. Maksudnya, kosmologi bukan sekadar membahas masalah alam semesta (planet-planet, gugus bintang, galaksi dan lain sebagainya) tetapi juga masalah alam yang lebih ke satu arah seperti bumi untuk dikaji secara mendalam. d) Bencana-bencana di dunia. Pada zaman prasejarah yang jauh dari peradaban teknologi dan penemuan-penemuan mengenai sistem bencana terpadu, mereka menggunakan peringatan alam sebagai satu- satunya alat untuk mengetahui kapan bencana itu akan datang. Bukan hanya untuk mengetahui atau memprediksi sebuah bencana, mereka juga menggunakan petunjuk alam sebagai sarana lain, seperti kapan waktunya bertani, kapan datangnya musim kemarau dan hujan, serta kapan waktu yang tepat untuk pergi melaut dan menangkap ikan.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 785, "width": 299, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Budaya , Volume 1 Nomor 4 Edisi Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 783, "width": 24, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "335", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 142, "width": 91, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Fungsi Mitos", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 169, "width": 378, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Peursen (1988:36), fungsi itu sendiri dapat memiliki peran yang dapat membuat suatu penjelasan yang dibagi menjadi tiga fungsi. Maka fungsi- fungsi mitos tersebut ialah :", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 211, "width": 361, "height": 316, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Mitos ialah menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan-kekuatan ajaib. Mitos itu tidak memberikan bahan informasi mengenai kekuatan- kekuatan itu, tetapi membantu manusia agar dia dapat menghayati daya-daya itu sebagai suatu kekuatan yang mempengaruhi dan menguasai alam dan kehidupan sukunya. 2) Fungsi dari mitos bertalian erat dengan fungsinya ynag pertama, mitos memberikan jaminan bagi masa kini. Banyak ahli telah menerangkan fungsi itu dengan banyak contoh. Pada musim semi misalnya bila ladang-ladang mulai digarap, diceritakan dongeng, tetapi itu juga dapat diperagakan, misalnya dalam sebuah tarian, bagaimana pada zaman purbakala para dewa juga menggarap sawahnya dan memperoleh hasil yang berlimpah-limpah. Cerita serupa itu seolah-olah mementaskan kembali suatu peristiwa yang dulu pernah terjadi. Demikian misalnya di beberapa daerah di Indonesia, pada musim sawah-sawah ditanami, dinyanyikan, siang dan malam, cerita-cerita yang bertalian dengan tema kesuburan. Ini tidak dilakukan untuk mempersingkat waktu, tetapi untuk menjamin kesuburan bibit dengan menceritakan mitos-mitos itu. 3) Fungsi mitos, yang mirip dengan fungsi ilmu pengetahuan dan filsafat dalam alam pikiran modern, yaitu bahwa mitos itu memberikan pengetahuan tentang dunia. Lewat mitos, manusia primitif memperoleh keterangan-keterangan. Tidak menurut arti kata modern, tetapi mitos memberikan keterangan tentang terjadinya dunia, hubungan antara dewa-dewa, dan asal mula kejahatan.", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 542, "width": 91, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Contoh Mitos", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 563, "width": 379, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Begitu banyak contoh mitos yang ada di Indonesia. Mitos memang sangat berhubungan dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Berikut ini ada beberapa contoh mitos yang ada di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 618, "width": 337, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Cerita terjadinya Mado-mado atau Marga di Nias ( Sumatra Utara)", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 632, "width": 120, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Barong Cerita di Bali", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 645, "width": 378, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Cerita pemindahan Gunung Suci Mahameru di India oleh para dewa ke Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 673, "width": 224, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Cerita Nyai Roro Kidul (Ratu Laut Selatan)", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 687, "width": 101, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Cerita Joko Tarub", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 701, "width": 379, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, ada pendapat lain yang dikemukakan oleh Menurut Bascom (via Danandjaja, 1986: 50) Mitos dipercaya sebagai ajaran nenek moyang tentang apa yang tidak boleh dilakukan agar tidak tertimpa daerah. Di kota–kota besar, mitos sudah dianggap sebagai isapan jempol belaka. Tetapi di pedesaan masih", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 785, "width": 299, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Budaya , Volume 1 Nomor 4 Edisi Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 778, "width": 24, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "336", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 114, "width": 379, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "banyak yang mempercayai mitos walaupun secara logika tidak masuk akal. Berikut penjelasan masuk akal beberapa mitos terpopuler di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 142, "width": 357, "height": 151, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Mitos yang di percaya masyarakat, kalau malam tiba dilarang berdiri di bawah pohon agar tidak dibius setan. Seseorang bisa saja pingsan saat berada di bawah pohon besar di malam hari. Kejadian ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan dibius setan. Pada siang hari tumbuhan membutuhkan karbondioksida untuk bernafas, tetapi pada makan hari tumbuhan membutuhkan oksigen untuk bernafas. Manusia memerlukan oksigen untuk bernafas, jadi proses pernafasan manusia akan terganggu ketika berada di bawah pohon pada malam hari. b. Mitos yang diyakini bahwa tertimpa cicak tandanya sial. Sial di sini maksudnya dari tertimpa cicak itu sendiri. Siapa yang tidak sial kalau sedang enak-enak duduk tiba- tiba tertimpa cicak.", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 294, "width": 357, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Mitos yang mengatakan larangan tentang jangan memakai payung pada malam hari tanpa alasan. Jelas tidak disarankan, jika melakukannya pasti akan disangka orang gila. Tidak panas tidak hujan tetapi memakai payung.", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 349, "width": 357, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Mitos tentang wanita tidak boleh duduk di depan pintu. Zaman dahulu wanita masih menggunakan rok, belum ada yang memakai celana. Pasti banyak mengundang hawa nafsu.", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 390, "width": 357, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Mitos yang dianggap sesuatu yang dilarang jangan bersiul pada malam hari. Maksudnya adalah agar tidak mengganggu orang-orang yang sedang tidur.", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 432, "width": 357, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Mitos ketika memakai payung di dalam rumah berarti sial. Ya, sial kalau sedang ada banyak orang di dalam rumah dan kita memakai payung. Mungkin orang-orang di sekitarnya akan merasa terganggu atau tercolok matanya.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 501, "width": 88, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Aspek Mitos", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 528, "width": 379, "height": 179, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mitos, menurut Levi-Strauss (Budiman, 1999:75-76), adalah bahasa, bagian dari bahasa yang substansinya tidak terletak pada gaya, irama, atau sintaksisnya melainkan pada cerita yang diungkapkannya. Fungsi mitos terletak pada suatu tataran khusus yang di dalamnya makna-makna melepaskan diri dari landasan yang semata-mata kebahasaan. Mitos adalah ujaran atau wicara. Dalam hal waktu, mitos mencangkup pada apa yang telah terjadi. Jadi, mitos adalah ujaran yang sudah selesai, lewat, tak berulang lagi. Tetapi mitos adalah bahasa yaitu struktur yang teraktualisasikan setiap kali kita menceritakan ulang kisah tertentu. Unit-unit konstituen mitos adalah frasa atau kalimat minimal yang karena posisinya di dalam konteks memberi hubungan penting antara berbagai aspek, kejadian, dan tokoh dalam kisah. Levi-Strauss mengusulkan unit-unit itu sebagai miteme ( mytheme ). Miteme adalah simpul atau buhul hubungan mistis.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 785, "width": 299, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Budaya , Volume 1 Nomor 4 Edisi Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 783, "width": 24, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "337", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 142, "width": 155, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 169, "width": 379, "height": 110, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penulisan ini merupakan jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak melalui prosedur statistik dan bentuk hitungan lainnya. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Penelitian juga dilakukan dengan teknik pengumpulan data seperti wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data adalah cara kerja bersistem untuk mempermudah melakukan suatu kegiatan penelitian guna mencapai tujuan yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 304, "width": 144, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 324, "width": 379, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis data yang telah penulis lakukan pada cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti, yaitu menganalisis dan mendeskripsikan bentuk mite. Cerita tersebut bermanfaat tidak hanya bagi penulis tetapi terhadap generasi selanjutnya dalam menambah ilmu pengetahuan, memperluas wawasan dan mengetahui cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti itu sendiri. Sebagai upaya melestarikan agar cerita ini tidak memudar dan hilang begitu saja. Selain itu, dalam cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti ini terdapat kearifan lokal yang patut kita jaga sebagai wujud harapan dan tolak ukur manusia dalam kehidupan. Berdasarkan analisis data tersebut, dapat dipaparkan hasil penelitian secara rinci yaitu sebagai berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 462, "width": 159, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Cerita Benar-benar Terjadi", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 476, "width": 357, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek dalam cerita Aji Batara Agung menguraikan bahwa masih ada budaya tradisional yang dilakukan pada zaman modern. Contohnya ada pada cerita Aji Batara Agung. Upacara Erau (pesta) yang terkenal di Kutai Kartanegara masih mengadakan festival budaya setiap tahunnya yang masih dilestarikan.", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 545, "width": 120, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Cerita Bersifat Mite", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 559, "width": 358, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti bersifat mite karena cerita tersebut menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan-kekuatan gaib. Mite tidak memberikan informasi mengenai kekuatan-kekuatan itu, tetapi membantu manusia agar dia dapat menghayati daya-daya itu sebagai suatu kekuatan yang mempengaruhi dan menguasai alam dan kehidupan sukunya.", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 642, "width": 109, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Sejarah Kolektif", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 655, "width": 358, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cerita dapat dijadikan sejarah kolektif, seperti dalam cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti yang sampai sekarang dan hingga saat ini masih tetap ada, dan dilestarikan dalam kebudayaan tradisional. Dengan demikian, terpenuhinya tiga aspek ini, maka cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti dapat dikatakan sebagai mite.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 724, "width": 101, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Bersifat Siklus", "type": "List item" }, { "left": 212, "top": 785, "width": 299, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Budaya , Volume 1 Nomor 4 Edisi Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 778, "width": 24, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "338", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 114, "width": 357, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bersifat siklus yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu. Pada umumnya cerita rakyat dapat dianggap cerita fiktif murni, tetapi juga terinspirasi oleh peristiwa-peristiwa sejarah dan selebihnya dipengaruhi mitos dan legenda tergantung peristiwa yang melatarbelakanginya. Dalam cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti pada intinya mengutamakan awal kejadian kelahirannya. Peristiwa yang dialami tokoh dalam cerita, dan terjadi pada kejadian tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti dikatakan sebagai mite.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 252, "width": 81, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 273, "width": 376, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan dari cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti adalah sebagai berikut. Aspek Mitos pada cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti, dapat disimpulkan dari beberapa bentuk analisis penelitian, yaitu.", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 328, "width": 358, "height": 220, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Cerita yang disajikan dapat dikatakan pernah terjadi, Meskipun pada awalnya cerita tersebut dituturkan secara lisan dan secara turun- temurun, kemudian pada tahun-tahun selanjutnya cerita mulai dituliskan sehingga keaslian cerita yang ada sampai saat ini dapat tersimpan keasliannya dan terjaga kelestariannya. Dalam cerita Aji Batara Agung terdapat beberapa kalimat yang benar-benar terjadi hingga saat ini. Cerita juga masih diyakini masyarakat Kutai hingga sekarang, dalam melaksanakan upacara Erau , masyarakat masih berkumpul dan masih merayakan kelahiran atau sebagai tanda turunnya Aji Batara Agung turun kebumi. b. Cerita berbentuk mite, karena terjadi pada masa lampau, di dunia nyata dan tokoh dalam cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti adalah anak keturunan dewa-dewa. Masyarakat meyakini bahwa cerita tersebut sakral, maka setiap mengadakan upacara Erau masyarakat asli Kutai akan pergi ke museum untuk meminta perlindungan kepada leluhur mereka melalui barang-barang kerajaan.", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 549, "width": 358, "height": 179, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Fungsi mitos dalam cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti di masyarakat Kutai memberikan ikatan bagi mereka dan leluhurnya untuk terus dilestarikan, khususnya cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti. Dari adanya cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti menjadi sarana/tempat berkumpulnya masyarakat Kutai dalam upacara Erau , masyarakat melakukan ritual doa untuk memohon perlindungan sebelum Erau di mulai kepada leluhur mereka. Masyarakat Kutai asli juga akan menggunakan benang sebagai gelang sebagai perlindungan diri agar terhindar dari bahaya selama Erau berlangsung. Dalam upacara Erau di sediakan juga persembahan untuk leluhur khususnya raja Aji Batara Agung Dewa Sakti berupa makanan yang beragam macam dan rasa yang di hias sedemikian rupa, serta persembahan lainnya.", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 728, "width": 357, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pada cerita rakyat Kutai Aji Batara Agung Dewa Sakti memiliki keuntungan dalam beberapa pihak seperti pemerintahan khususnya", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 785, "width": 299, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Budaya , Volume 1 Nomor 4 Edisi Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 783, "width": 24, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "339", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 114, "width": 336, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas Pariwisata dan Dinas Pendapatan Daerah. Karena cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti memiliki cerita yang terdapat di kehidupan masyarakat Kutai, Masyarakat Kutai yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata melakukan upacara Erau dapat menarik minat para wisatawan lokal dan wisatawan asing dari luar daerah maupun mancanegara. Cerita Aji Batara Agung Dewa Sakti juga memberikan pengaruh yang cukup untuk menjadikan daerah lebih berkembang, itu terlihat dari pembangunan yang menyimpan cerita tentang Kerajaan itu berasal seperti museum dan tempat wisata yang berbau kerajaan Kutai serta upacara Erau sebagai budaya tradisional asli Kutai.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 280, "width": 113, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 301, "width": 399, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agus, Cremers. 1997. Antara Alam dan Mitos, Memperkenalkan Antropologi Struktural Claude Levi Strauss. Flores: Nusa Indah.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 334, "width": 400, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahimsa-Putra, Heddy Sri. 2006. Strukturalisme Levi-Strauss Mitos dan Karya Sastra . Yogyakarta: Kepel Press.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 368, "width": 254, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiman, Kris. 1999. Semiotika . Yogyakarta: LKiS.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 387, "width": 400, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bunanta, Murti. 1998. Problematika Penulisan Cerita Rakyat untuk Anak di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 421, "width": 400, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Danandjaja, Bascom. Cetak VII, tahun 2007. Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain . Riau: PT. Pustaka Utama Grafiti.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 455, "width": 400, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dananjaja, James, 2002. Foklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 488, "width": 397, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dananjaja, James, 2007. Foklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 522, "width": 400, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endraswara, Suwardi, 2003. Metodologi Penelitian Sastra . Yogyakarta: Pustaka Widyautama.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 555, "width": 400, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_______. 2011. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi . Yogyakarta: Caps.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 589, "width": 289, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harsojo. 1986. Pengantar Antopologi . Bandung: Binacipta.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 609, "width": 400, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara terlupakan : Pengantar Studi Sastra Lisan .", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 623, "width": 149, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surabaya: HISKI Jawa Timur.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 643, "width": 400, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ivan, Illich dkk. 2013. Sekolah Dibubarkan? Lantas, Mau Apa?. Yogyakarta: Ampera Utama.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 676, "width": 374, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paz, O. 1997. Levi-Strauss Empu Antropologi Struktural. Yogyakarta : LKiS.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 696, "width": 323, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peursen, Van. 1988. Strategi Kebudayaaan . Yogyakarta : Kanisus.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 716, "width": 400, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pudentia, MPPS. 2015. Metodologi Kajian Tradisi Lisan . Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 785, "width": 299, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Budaya , Volume 1 Nomor 4 Edisi Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 778, "width": 24, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "340", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 114, "width": 400, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal terhadap Ilmu Sastra . Yogyakarta: Graha Ilmu.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 148, "width": 400, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_______. 2016. “Morfologi Cerita Rakyat Kutai Kartanegara Putri Silu: Analisis Naratologi Vladimir Propp” dalam Jurnal Sirok Bastra , Volume 4 Nomor 1 Juni 2016, hlm. 81-89. http://repository.unmul.ac.id/frontend/read/229 (diakses 4 Januari 2017).", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 209, "width": 400, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusyana, Yus, dkk. 2013. Pengertian dan Ciri-Ciri Legenda. Jakarta: Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 243, "width": 357, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soekadijo, William A. Haviland. 1988. Antropologi 1, Jakarta: Erlangga..", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 262, "width": 399, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutarto. 1997. Legenda Kasada dan Karo Orang Tengger Lamajang . Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 296, "width": 400, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tjahjono, Tengsoe, Liberatus. 1988. Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi . Bandung: Penerbit Nusa Indah.", "type": "List item" } ]
fb1a69c4-beb8-19e3-5833-16961e5ebf53
http://ojs.uho.ac.id/index.php/pharmauho/article/download/3469/2623
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 177, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pharmauho Volume 1, No. 2, Hal. 43-48,", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 237, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Majalah Farmasi, Sains, dan Kesehatan ISSN 2442-9791", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 103, "width": 472, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Aktivitas Antioksidan dan Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Terpurifikasi Daun Jambu Biji ( Psidium guajava L.)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 267, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suryani * , Andi Eka Purnama Putri, Wa Ode Hastriani Fitrih", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 370, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 258, "width": 36, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 274, "width": 470, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan gel dari ekstrak terpurifikasi daun jambu biji yang memiliki aktivitas antioksidan serta untuk mengetahui kestabilan fisika kimia (organoleptis, pH, viskositas, homogenitas, dan daya sebar) dari sediaan tersebut . Ekstrak terpurifikasi diperoleh dari partisi ekstrak etanol menggunakan pelarut n-heksana. Ekstrak terpurifikasi yang diperoleh dibuat dalam bentuk sediaan gel dengan variasi konsentrasi ekstrak 1%; 1,5%; dan 2%. Ketiga formula tersebut diuji aktivitas antioksidannya mengunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan diuji kestabilan fisika kimianya. Sediaan gel diuji stabilitasnya menggunakan metode penyimpanan dipercepat pada suhu ±4°C selama 24 jam lalu dikeluarkan dan ditempatkan kembali pada suhu ±40°C selama 24 jam (terhitung satu siklus), dilakukan sebanyak 6 siklus selama 12 hari. Setelah penyimpanan dipercepat, dilakukan lagi pengujian kestabilan fisika kimia. Hasil pengujian aktivitas antioksidan dianalisis menggunakan metode statistik ANOVA. Hasil evaluasi kestabilan menunjukkan semua sediaan gel yang telah diuji telah memenuhi syarat ketentuan secara fisika kimia. Hasil pengujian aktivitas antioksidan yang memiliki nilai IC 50 yang terbesar terdapat pada ekstrak dengan konsentrasi 2% sebesar 155,77 µg/mL.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 394, "width": 329, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci: jambu biji, Psidium guajava , ekstrak terpurifikasi, gel, antioksidan, stabilitas", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 419, "width": 81, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 230, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang banyak memperoleh paparan sinar matahari sehingga beresiko tinggi terhadap kerusakan kulit [1]. Apabila paparan sinar matahari tersebut berlebihan maka akan menimbulkan efek yang merugikan seperti kanker kulit [2]. Selain itu, paparan sinar matahari dapat membentuk senyawa radikal bebas yang berakibat pada timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, arteriosklerosis, kanker, serta gejala penuaan [3].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 552, "width": 230, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan terluarnya [4]. Radikal bebas dengan jumlah yang berlebih akan merusak kolagen pada membran sel kulit, sehingga kulit kehilangan elastisitasnya dan akan menyebabkan terjadinya keriput. Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu substansi penting yakni antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas [5].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 699, "width": 263, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "* KBK Farmasi Industri dan Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi UHO Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 437, "width": 227, "height": 216, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih electron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam [6]. Tubuh manusia sebenarnya memiliki substansi antioksidan endogen berupa superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase, katalase serta senyawa non enzim yaitu glutation [7]. Namun, dengan meningkatnya usia, maka terjadi penurunan produksi antioksidan tersebut. Hal ini diperparah dengan terus bertambahnya produksi radikal bebas dalam tubuh karena faktor eksternal seperti radiasi ultra violet, polusi atau konsumsi makanan yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Dengan demikian, sistem pertahanan antioksidan tubuh tidak akan fektif bekerja sebagai pelindung terhadap serangan radikal bebas. Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi stres oksidatif yaitu aktvitas antioksidan endogen tidak sanggup lagi mengatasi pembentukan radikal bebas di dalam tubuh [8].", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 656, "width": 227, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Antioksidan eksogen (luar) dapat diperoleh baik dari senyawa sintetik atau subtansi bahan alam antara", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 15, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "44 |", "type": "Page header" }, { "left": 235, "top": 63, "width": 309, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suryani dkk: Uji Aktivitas Antioksidan dan Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Terpurifikasi (Psidium guajava L.)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 227, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lain dari tumbuhan yang senyawa antioksidan seperti vitamin C, vitamin A, dan vitamin E, serta senyawa flavonoid [9, 10]. Salah satu tanaman penghasil senyawa antioksidan adalah jambu biji ( Psidium guajava L.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jambu biji berpotensi sebagai salah satu sumber flavonoid dan fenolik alami [11]. Flavonoid dan fenolik merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas utama sebagai antioksidan yang dapat dimanfaatkan sebagai antifungi, antiviral, dan penangkap radikal bebas [10].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 233, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kosmetika untuk kulit dapat disajikan dalam bentuk sediaan seperti krim, salep ataupun gel. Gel merupakan suatu sediaan semi padat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung zat aktif serta merupakan dispersi koloid dan mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi [12]. Keuntungan sediaan gel dibandingkan sediaan topikal lain adalah mudah merata jika dioleskan pada kulit tanpa penekanan, memberi sensasi dingin, tidak menimbulkan bekas di kulit, dan mudah digunakan [13].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 340, "width": 228, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antioksidan dari ekstrak terpurifikasi daun jambu biji menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2- pikrilhidrazil). Purifikasi ekstrak dilakukan untuk mengurangi kandungan klorofil, lilin, dan resin yang menjadikan ketidakstabilan sifat fisika ekstrak. Keberadaan zat-zat tersebut lebih banyak merugikan pada kestabilan dan mengurangi kadar senyawa aktif di dalam ekstrak sehingga harus dihilangkan. Metode purifikasi ekstrak diharapkan akan meningkatkan khasiat ekstrak [14]. Selanjutnya ekstrak terpurifikasi diformulasikan menjadi sediaan gel dan sediaan tersebut kemudian diuji stabilitas fisik serta aktivitas antioksidannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 513, "width": 106, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 532, "width": 83, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.1 Alat dan Bahan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 228, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alat-alat yang digunakan antara lain spektrofotometer UV-Vis (Spectronic-20D), rotavapor (Buchi ® ), timbangan analitik (Precisa ® ), plat KLT, penotol/pipa kapiler, kuvet, pengaduk elektrik (Sharp ® ), blender (Philips ® ), viskometer rhion (Rion ViscometerVT-04F ® ), pH Meter (Jenway), termometer (Pyrex ® ), dan alat-alat gelas (Pyrex).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 630, "width": 227, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahan-bahan yang digunakan antara lain daun jambu biji ( P. guajava L.), karbomer 940 (teknis), propilen glikol teknis, metil paraben teknis, natrium hidroksida teknis, aqua destilata teknis, n-heksana teknis, metanol teknis, kloroform teknis, plat silika gel 60GF 254 , serium sulfat, dan DPPH (Sigma).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 98, "width": 194, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2 Preparasi Sampel dan Pembuatan Ekstrak", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 115, "width": 227, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sampel daun jambu biji diperoleh dari Kota Raha, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Pengembangan Unit Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari. Sampel dibersihkan kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari langsung sebelum dipotong-potong menjadi kecil kemudian dijadikan serbuk.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 207, "width": 228, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Serbuk daun jambu biji sebanyak ±500 g dalam dimasukkan ke dalam bejana dan dimaserasi selama 3 hari dengan menggunakan etanol 96% sebanyak ±3500 mL. Setelah dilakukan maserasi, ekstrak disaring, kemudian filtratnya diambil dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 294, "width": 154, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.3 Pembuatan Ekstrak Terpurifikasi", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 311, "width": 227, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ekstrak kental etanol dilarutkan kembali dengan sedikit etanol, dimasukkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan pelarut n - heksana ±2 L. Dikocok kuat lalu didiamkan selama 10 menit hingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas adalah fase larut n-heksana dan lapisan bawah adalah fase tak larut n-heksana. Fase tak larut n- heksana kemudian dimasukkan lagi ke dalam corong pisah. Dilakukan berulang-ulang sampai fase larut n- heksana terlihat hijau (transparan). Fase tak larut n- heksana dipisahkan dan diuapkan kembali ke dalam oven pada suhu ±40ºC", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 444, "width": 118, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.4 Uji Kualitatif Flavonoid", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 461, "width": 227, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sampel berupa ekstrak terpurifikasi diambil 0,1 mg, ditambahkan etanol ±5 mL. Selanjutnya ditotolkan pada plat KLT dan dielusi menggunakan eluen pelarut kloroform:aseton dengan perbandingan 9:1. Setelah ditotolkan, plat disinari dengan sinar UV pada (λ=254 nm dan 366 nm). Plat dikeringkan kemudian diuapkan menggunakan uap amonia. Hasil positif ditandai dengan nampaknya warna biru (berpendar) pada sinar UV λ=366 nm dan warna kuning pucat setelah diuapkan amonia [16].", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 582, "width": 114, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.5 Formulasi Sediaan Gel", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 599, "width": 227, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karbopol sebanyak 0,5 g secara perlahan-lahan didispersikan ke dalam aquades yang telah dipanaskan hingga suhu 70 o C dan diaduk hingga terbentuk dispersi yang homogen. NaOH sebagai penetral karbopol sebanyak 0,2 g dilarutkan dengan aquades dan ditambahkan ke dalam dispersi karbopol hingga terbentuk gel yang mengembang dan jernih. Metil paraben sebanyak 0,05 g dilarutkan dalam 7,2 mL propilen glikol. Sodium metabisulfit 0,5 g sebagai antioksidan dilarutkan dengan akuades. Ke dalam basis", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 15, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "45 |", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 63, "width": 472, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suryani dkk: Uji Aktivitas Antioksidan dan Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Terpurifikasi (Psidium guajava L.) ditambahkan ekstrak terpurifikasi daun jambu biji dengan variasi konsentrasi (Tabel 1) pada masing- masing formulasi gel. Gel didiamkan sampai gelembung-gelembung hilang, kemudian dilakukan pengujian pada sediaan gel. Perlakuan tersebut dilakukan untuk formula gel lainnya. Bahan yang dibuat satu sediaan adalah 50 g.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 190, "width": 213, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Formulasi Gel Ekstrak Terpurifikasi Daun Jambu Biji Bahan Formula gel (% b/v) F0 F I F II F III Ekstrak Karbomer 940 NaOH Propilen glikol Metil paraben Na-metabisulfit Akuades 0 1 0,4 15 0,1 1 83,5 1 1 0,4 15 0,1 1 82,5 1,5 1 0,4 15 0,1 1 82 2 1 0,4 15 0,1 1 81,5", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 318, "width": 125, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.6 Uji Stabilitas Sediaan Gel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 335, "width": 228, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kestabilan sebuah gel yaitu dengan metode cycling test , yaitu mempercepat evaluasi kestabilan dengan penyimpanan selama beberapa periode (waktu)pada suhu yang lebih tinggi dari normal. Gel disimpan pada suhu ±4°C selama 24 jam lalu dikeluarkan dan ditempatkan pada suhu ±40°C selama 24 jam, perlakuan ini adalah satu siklus, dilakukan sebanyak 6 siklus selama 12 hari. Selain itu uji stabilitas gel dilakukan dengan uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji, homogenitas, dan uji daya sebar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 462, "width": 121, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.7 Uji Aktivitas Antioksidan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 143, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.7.1 Pembuatan Pereaksi DPPH", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 497, "width": 227, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pereaksi DPPH dibuat dengan menimbang 10 mg DPPH kemudian dilarutkan dalam etanol hingga semua larut, selanjutnya dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan diencerkan hingga tanda tera sehingga diperoleh pereaksi 100 ppm.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 227, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.7.2 Pembuatan Larutan Ekstrak Terpurifikasi Daun Jambu Biji", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 589, "width": 227, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Larutan ekstrak terpurifikasi daun jambu biji dibuat dengan cara menimbang 50 mg ekstrak kemudian dilarutkan dengan etanol hingga semua larut, selanjutnya dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL dan diencerkan hingga tanda tera sehingga diperoleh larutan induk 1000 ppm. Dari larutan induk, dibuat variasi konsentrasi konsentrasi yaitu 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm dan 800 ppm. Dari variasi konsentrasi tersebut, masing-masing dipipet sebanyak 2 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1 mL larutan DPPH, diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 98, "width": 225, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya diukur menggunakan spektrofotometer UV- Vis pada panjang gelombang 517 nm.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 127, "width": 227, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.7.3 Pembuatan Larutan Uji Sediaan Ekstrak Terpurifikasi Daun Jambu Bji", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 150, "width": 230, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Larutan gel ekstrak terpurifikasi daun jambu biji dibuat dengan cara menimbang 50 mg ekstrak kemudian dilarutkan dengan etanol hingga semua larut, selanjutnya dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL dan diencerkan hingga tanda tera sehingga diperoleh larutan induk 1000 ppm. Sampel dibuat dalam beberapa konsentrasi yaitu 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm dan 800 ppm. Dari beberapa konsentrasi tersebut, dipipet sebanyak 2 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1 mL larutan DPPH, diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit. Selanjutnya diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis (λ maks =517 nm).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 312, "width": 79, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.8 Penentuan IC 50", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 329, "width": 227, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penentuan IC 50 dari aktivitas antioksidan dilakukan dari hasil pengukuran absorbansi dari empat seri konsentrasi sehingga menghasilkan % Inhibisi dimana keempat % Inhibisi ini dihitung berdasarkan persamaan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 397, "width": 203, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "% ℎ = − × 100 %", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 430, "width": 228, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Persentase inhibisi dan konsentrasi ekstrak diplot masing-masing pada sumbu x dan y, dan persamaan garis yang diperoleh digunakan untuk menghitung Inhibition Concentration 50% (IC 50 ). Data yang akan dimasukkan adalah hasil dari data pH, viskositas, pengujian waktu sediaan mengering dan aktivitas antioksidan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 523, "width": 128, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 543, "width": 148, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.1 Ekstraksi dan Purifikasi Ekstrak", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 560, "width": 227, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Simplisia dengan berat ±500 g diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96%. Metode maserasi dipilih karena zat aktif tidak rusak akibat panas, alat, dan bahan, selain itu cara pengerjaannya sederhana Ekstrak kental kemudian dipekatkan menggunakan evaporator diperoleh ekstrak kental daun jambu biji sebesar ±82,7 g berwarna hijau dengan aroma dan bau khas daun jambu biji. Hasil rendemen ekstrak etanol daun jambu biji diperoleh sebesar 16,54% (b/v).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 663, "width": 228, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ekstrak yang digunakan dalam formulasi adalah ekstrak terpurifikasi daun jambu biji. Purifikasi dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan zat klorofil dan zat-zat ballast lainnya pada ekstrak etanol. Ekstrak kental etanol dengan berat ±82,7 g dipurifikasi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 15, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "46 |", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 63, "width": 472, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suryani dkk: Uji Aktivitas Antioksidan dan Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Terpurifikasi (Psidium guajava L.) menggunakan pelarut n-heksana digunakan Ekstrak terpurifikasi kemudian dipekatkan kembali Dan diperoleh ekstrak terpurifikasi daun jambu biji sebesar ±56,44 g. Ekstrak terpurifikasi berwarna cokelat dengan aroma dan bau khas daun jambu biji. Hasil rendemen ekstrak terpurifikasi daun jambu biji diperoleh sebesar 68,24%. Adanya senyawa flavonoid dalam ekstrak tersebut dilihat memalui pengamatan menggunakan KLT dengan indikator uap amonia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 377, "width": 228, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Profil KLT ekstrak terpurifikasi (a) di bawah sinar tampak, (b) dibawah UV 366 nm, (c) setelah penambahan uap amonia.", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 114, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.2 Formulasi Sediaan Gel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 227, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji formulasi sediaan antioksidan ekstrak terpurifikasi daun jambu biji dibuat dalam bentuk gel. Hal ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, diantaranya sediaan gel lebih diminati karena mudah dicuci, tidak menimbulkan bekas pada saat pemakaian dan memberikan rasa yang menyejukkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 228, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gel dibuat menggunakan tiga konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu 1%, 1,5% dan 2%. Gel yang diformulasikan terdiri dari bahan tambahan berupa karbomer, NaOH, propilen glikol, metil paraben, sodium metabisulfit dan akuades. Selain itu, green tea ditambahkan ±2 tetes sebagai pengaroma sehingga menambah estetika dari sediaan gel tersebut. Secara umum, gel memiliki warna merah tua, bau yang dapat diterima oleh pengguna, dan tekstur yang nyaman.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 147, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.3 Evaluasi Stabilitas Sediaan Gel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 639, "width": 227, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Evaluasi kestabilan fisikokimia dilakukan untuk mengetahui stabilitas gel yang telah ada. Cycling test sediaan gel selama 6 siklus menunjukkan bahwa formula dengan konsentrasi ekstrak berturut-turut 0%, 1%, 1,5%, dan 2% tidak mengalami perubahan fisik. Evaluasi sediaan gel meliputi organoleptis, pH, viskositas,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 98, "width": 227, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "homogenitas dan daya sebar. Berdasarkan hal ini menunjukkan bahwa keempat formula stabil.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 245, "width": 227, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Grafik pH gel sebelum ( ) dan setelah cycling test ( )", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 278, "width": 228, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grafik di atas menunjukkan peningkatan pH pada semua sediaan gel setelah cycling test. Hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan maupun interaksi bahan dalam gel. Menurut SNI No. 16-4399-1996, rentang nilai pH sebelum dan setelah cycling test masih dalam batas aman untuk sediaan topikal yaitu sekitar 4,5- 8,0.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 481, "width": 228, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Grafik viskositas gel sebelum ( ) dan setelah cycling test ( )", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 514, "width": 228, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Semua sediaan gel mengalami penurunan viskositas setelah cycling test . Hal ini dapat disebabkan karena kelembapan udara di ruang penyimpanan dan kemasan yang kurang kedap, sehingga dapat menyebabkan gel menyerap air dari luar. Selain itu, pada cycling test siklus terakhir sediaan gel disimpan suhu yang tinggi. Nilai viskositas yang diperoleh masih dalam batas yaitu di bawah 30.000 cP sehingga sediaan gel tersebut bersifat stabil [11].", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 618, "width": 230, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sediaan gel memiliki tekstur homogen, dimana terdispersi dalam bahan pendispersi, tidak adanya agregasi partikel sekunder, distribusi yang merata dan teratur dari fase terdispersi serta penghalusan parikel primer yang besar.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 675, "width": 227, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4 menunjukkan konsentrasi ekstrak yang tinggi meningkatkan daya sebar gel. Hal ini disebabkan karena ekstrak terpurifikasi daun jambu biji bersifat kental sehingga menambah daya sebar sediaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 15, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "47 |", "type": "Page header" }, { "left": 235, "top": 63, "width": 309, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suryani dkk: Uji Aktivitas Antioksidan dan Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Terpurifikasi (Psidium guajava L.)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 228, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perubahan terjadi pada konsentrasi 1%, 1,5% dan 2% terjadi peningkatan daya sebar setelah cycling test. Peningkatan daya sebar gel ekstrak terpurifikasi daun jambu biji ini sejalan dengan penurunan viskositasnya. Peningkatan tersebut masih dalam range yang dianjurkan yaitu 5-7 cm [14, 15].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 304, "width": 227, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Grafik daya sebar gel sebelum ( ) dan setelah cycling test ( )", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 106, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.4 Aktivitas Antioksidan", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 490, "width": 218, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6 . Nilai IC 50 ekstrak terpurifikasi daun jambu biji", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 228, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6 menunjukkan ekstrak terpurifikasi daun jambu biji memiliki nilai antioksidan yang berkisar antara 350-500 µg/mL . Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi 2% memiliki nilai IC 50 lebih kecil daripada konsentrasi 1%, dan 1,5%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 581, "width": 227, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Hasil nilai aktivitas antioksidan pada sediaan gel antioksidan ekstrak terpurifikasi daun jambu biji", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 698, "width": 227, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data yang diperoleh pada Tabel 2 dianalisis menggunakan metode uji Kolmogorov Smirnov untuk", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 98, "width": 228, "height": 251, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengetahui normalitas distribusi dari nilai IC 50 dari setiap konsentrasi ekstrak terpurifikasi daun jambu biji pada formula gel. Hasil analisis diperoleh nilai asymp.sig ( asymptotic signifance ) 0,747 yang berarti lebih besar dari a=0,05 atau menunjukkan bahwa distribusi dari nilai IC50 normal. Asymptotic signifance adalah nilai pengujian terhadap nilai probabilitas yang bertujuan untuk memastikan bahwa distribusi sampel dari setiap konsentrasi ekstrak tidak menyimpang. Kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey dan diperoleh asymp.sig ( asymptotic signifance ) 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai IC 50 mempunyai varian presentase IC pada masing-masing konsentrasi adalah sama sehingga memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke Uji ANOVA One Way . Uji ANOVA One Way bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas antioksidan. Hasil yang diperoleh yaitu nilai asymp.sig ( asymptotic signifance ) 0,000 berarti lebih kecil dari a=0,05 sehingga menunjukkan bahwa dari ketiga formula sediaan gel menunjukkan ada perbedaan aktivitas antioksidan yang signifikan dari ketiga gel antioksidan ekstrak terpurifikasi daun jambu biji.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 364, "width": 78, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 389, "width": 228, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Formula sediaan gel dari ekstrak terpurifikasi daun jambu biji stabil secara fisika kimia. Aktivitas antioksidan yang paling besar pada formulasi sediaan gel dengan konsentrasi ekstrak terpurifikasi daun jambu biji 2% yaitu dengan nilai IC 50 sebesar 155,77 µg/mL (antioksidan lemah). Berdasarkan analisis statistik ANOVA menunjukkan bahwa ketiga formula sediaan gel tersebut memiliki perbedaan aktivitas antioksidan yang signifikan sehingga data yang diperoleh bersifat real (nyata)sehingga dapat diterima.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 516, "width": 107, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 542, "width": 227, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ucapan terima kasih kepada pihak Fakultas Farmasi untuk penyediaan fasilitas sehingga penelitian ini bisa terlaksana .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 594, "width": 75, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 613, "width": 228, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Mappa T, Hosea JE, Novel K. Formulasi Gel Ekstrak Daun Sasaladahan ( Peperomia Pellucida (L.) H.B.K) dan Uji Efektivitasnya terhadap Luka Bakar pada Kelinci ( Oryctolagus cuniculus ). Jurnal Ilmiah Farmasi , 2013, 2(2 ); 49-55.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 665, "width": 227, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Zulkarnain AK, Susanti M, dan Lathifa AN. Stabilitas Fisik Sediaan Lotion O/W dan W/O Ekstrak Buah Mahkota Dewa sebagai Tabir Surya dan Uji Iritasi Primer pada Kelinci. Traditional Medicine Journal . 2013, 18 (3) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 15, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "48 |", "type": "Page header" }, { "left": 235, "top": 63, "width": 309, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suryani dkk: Uji Aktivitas Antioksidan dan Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Terpurifikasi (Psidium guajava L.)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 227, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Arief S. Radikal Bebas . Surabaya: Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSU Dr.Soetomo. 2006.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 119, "width": 228, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Rohdiana, D. Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol Dalam Daun Teh. Majalah Jurnal Indonesia . 2001. 12 (1) ; 53-58.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 152, "width": 227, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Sunarni T. Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal Bebas Beberapa kecambah Dari Biji Tanaman Familia Papilionaceae . Jumal Farmasi Indonesia , 2005, 2(2) ; 53- 61.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 227, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Kosasih EN, Tony S, Hendro H. Peran Antioksidan Pada Lanjut Usia. Jakarta: Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia. Jakarta. 2006.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 228, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Suhartono EF, Aflanie I. Oxygen toxicity by radiation and effect of glutamic pyruvate transaminase (GPT) activity rat plasma after vitamin C treatment. Prosiding International seminar on Environmental Chemistry and Toxicology. Yogyakarta. 2002.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 227, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Suryowinoto, S. 2005. Mengenal Beberapa Senyawa pada Tanaman yang Berperan sebagai Antiaging . InfoPOM Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 227, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9. Saputri, F., C. 2007. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Rimpang Lempuyang Gadjah ( Zingiber zerumbet Smith.). Proseding Seminar Ilmiah ISFI . Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 99, "width": 227, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10. Firdianny, I., Hartati, R., Reveendaran, N. 2012. Antioxidant Activity of Ethyl Acetat Extract of Red Psidium Guajava L. Leaves Grown in Manoko . ITB. Vol.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 132, "width": 26, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23 (1) .", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 143, "width": 230, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11. Lieberman, H., A., dan Kanig, J., L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II Edisi ketiga. Universitas Indonesia Press. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 176, "width": 227, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12. Bambang, S., Olivia, B., Lely, K., Eriawan, R., dan Sriningsih. 2012. Pemurnian Ekstrak Etanol Sambiloto ( Andrographis Paniculata Ness.) Dengan Teknik Ekstraksi Cair-Cair. Prosiding InSINas .", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 219, "width": 227, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13. Harborne, J., B. 1996. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan Edisi II . Institut Teknologi Bandung. Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 252, "width": 227, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14. Kumesan, Y.A.N., Yamlean, P.V.Y. dan Supriati, H.,S. 2013. Formulasi dan Uji Aktivitas Gel Antijerawat Ekstrak Umbi Bakung (Crinum asiaticum) terhadap Bakteri Staphylococus aureus secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Farmasi Pharmacon . Vol. 2 (2) . Hal: 18-26.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 308, "width": 227, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15. Martin, A., James S., Arthur C. 1983. Dasar-Dasar Kimia Fisik Dalam Ilmu Farmasetik. Tery dari Physical Pharmacy . Jakarta. Ul-Press. Hal: 1077-1096.", "type": "List item" } ]
626145de-b9bf-ac19-ccac-b0bcdc1dddad
http://jffk.unram.ac.id/index.php/sjp/article/download/240/153
[ { "left": 278, "top": 36, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "SJP 4(2) (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 200, "top": 62, "width": 217, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Sasambo Journal of Pharmacy", "type": "Section header" }, { "left": 236, "top": 97, "width": 141, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "https://jffk.unram.ac.id/index.php/sjp", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 702, "width": 183, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "___________ Email: [email protected] (*Corresponding Author)", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 732, "width": 308, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Copyright © 2023, The Author(s). This article is distributed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional .", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 139, "width": 401, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Peranan ACE-Inhibitor pada penyakit jantung bawaan", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 170, "width": 482, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Yusra Pintaningrum 1* , Alit Utamayasa 2 , Mahrus A. Rahman 2 , Teddy Ontoseno 2 , Ketut Angga Aditya Putra Pramana 3 1 Interventional Cardiology Division, Cardiology and Vascular Department, Faculty of Medicine, Universitas Mataram, West Nusa Tenggara General Hospital, Mataram, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 217, "width": 477, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "2 Cardiology and Vascular Department, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga, dr Soetomo General Hospital, Surabaya, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 227, "width": 299, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "3 General Practitioner Intern of Bhayangkara Mataram Hospital, Mataram, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 247, "width": 157, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "DOI: https://doi.org/10.29303/sjp.v4i2.240", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 268, "width": 499, "height": 134, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Article Info Abstract: Angiotensin-converting enzyme inhibitors have been shown to have the broadest impact of any drug in cardiovascular medicine. Dual role of ACE inhibitors, both preventing and treating cardiovascular disease. ACE inhibitors have an indirect effect on primary prevention by lessening hypertension and decreasing left ventricular hypertrophy, especially in patients with cardiac failure. In children, the causes of cardiac failure are significantly different and many cases are due to congenital malformations, such as left-to-right- shunts. In these patients, the function of both the right and the left ventricles will be affected and these children suffer from high-output cardiac failure. Therefore, in carefully selected patients with congenital heart disease, the response to systemic afterload reduction with ACE inhibitors appears favorable. Nevertheless, a more comprehensive controlled trial to assess the hemodynamic and functional effects of ACE inhibitors in such patients should be undertaken. Received : 2023-04-01 Revised : 2023-09-16 Accepted : 2023-09-20", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 413, "width": 210, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Keywords: ACE inhibitors, congenital heart disease.", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 435, "width": 498, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Citation: Pintaningrum, Y., Utamayasa, A., Rahman, M. A., Ontoseno, T., & Pramana, K. A. A. P. (2023). Peranan ACE- Inhibitor pada penyakit jantung bawaan. Sasambo Journal of Pharmacy , 4 (2), 69-76. doi: https://doi.org/10.29303/sjp.v4i2.240", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 481, "width": 67, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 506, "width": 250, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Penyakit jantung bawaan (PJB) terjadi pada 36 ribu bayi per tahun. Paling tidak terdapat 35 tipe defek yang teridentifikasi, yang terbanyak adalah ventricular septal defect (VSD) sekitar 20-25%, atrial septal defect (ASD) sekitar 8-13%, patent ductus arteriosus (PDA) 6- 11% (tidak termasuk bayi prematur), dan koarktasio aorta sebanyak 5-7%. PJB memiliki berbagai macam komplikasi yang dapat terjadi, dari gagal jantung kongestif ringan sampai dengan hipoksemia berat dan syok (Varela-Chinchilla et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 630, "width": 250, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Obat golongan penghambat ACE ( angiotensin- converting enzyme ) atau ACE inhibitor memiliki peranan pada PJB tertentu. ACE inhibitor jenis captopril, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1977 oleh Squibb Group yang dipimpin oleh Ondetti dan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 480, "width": 250, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Cushman. ACE inhibitor tidak hanya menjadi landasan terapi gagal jantung, tapi juga memiliki peranan sebagai terapi hipertensi dan proteksi kardiovaskular (Soares, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 530, "width": 250, "height": 87, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Pada beberapa PJB, ACE inhibitor memiliki peranan melalui efek penurunan afterload sistemik dan anti remodelling. Namun, masih dibutuhkan beberapa percobaan yang komprehensif sebagai acuan pemberian ACE inhibitor pada PJB (Wu et al., 2020). Untuk itu, pada makalah ini akan membahas tentang peranan ACE inhibitor , terutama pada PJB.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 629, "width": 66, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 656, "width": 250, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Mekanisme Kerja ACE inhibitor ACE inhibitor bekerja dengan mempengaruhi efek angiotensin II (Gambar 1). Aktivitas ACE ditemukan", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 35, "width": 109, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Sasambo Journal of Pharmacy", "type": "Page header" }, { "left": 395, "top": 36, "width": 154, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "September 2023, Volume 4, Nomor 2, 69-76", "type": "Page header" }, { "left": 544, "top": 744, "width": 10, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 57, "width": 250, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "terutama pada endotel vaskular paru, dan dapat terjadi pada semua lapisan vaskular termasuk arteri koroner. Angiotensin-1 berasal dari liver, dari angiotensinogen dipengaruhi oleh enzim renin, suatu protease yang dibentuk di sel juxtaglomerular renal. Renin dilepas apabila terdapat gangguan aliran darah renal seperti iskemia atau hipotensi, deplesi garam atau sodium diuresis, dan stimulasi β adrenergic (Roche et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 221, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Gambar 1 . Peranan ACE inhibitor dalam penyakit kardiovaskular", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 364, "width": 250, "height": 248, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Obat golongan ACE inhibitor memiliki peranan ganda, baik dalam pencegahan maupun pengobatan penyakit kardiovaskular . ACE inhibitor memiliki efek tidak langsung dalam pencegahan primer untuk hipertensi dan mengurangi hipertrofi ventrikel kiri ( left ventricle hypertrophy/LVH ). ACE inhibitor juga melindungi pembuluh darah secara tidak langsung melalui efek antihipertensi dan secara tidak langsung menghambat atherogenesis karotis dan trombogenesis serta diberikan pada awal infark miokard, untuk memperbaiki mortalitas penderita dengan resiko tinggi. Selain itu, ACE inhibitor juga dapat juga dapat mencegah kematian mendadak paska infark melalui efek antiaritmia. Dengan mengurangi tekanan dinding, ACE inhibitor berguna untuk remodelling paska infark dan mengurangi insiden kegagalan ventrikel kiri. Konsep perubahan sekuensial memicu rantai kejadian faktor resiko pada kegagalan ventrikel kiri berdasarkan Dzau dan Braunwald pada Gambar-1 (Roche et al., 2016; Soares, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 624, "width": 60, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Farmakologi", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 637, "width": 250, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Angiotensin-converting Enzyme (ACE) ACE bekerja dengan mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II bekerja pada angiotensin II tipe I reseptor yang terletak pada sel otot polos, korteks adrenal, ginjal dan otak, yang merupakan kunci regulasi utama dari tekanan darah dan volume ekstraseluler. Angiotensin II menyebabkan vasokonstriksi arteriol dan meningkatkan pelepasan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 57, "width": 250, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "adrenalin dari medula adrenal dan meningkatkan reabsorbsi natrium pada tubular proksimal sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Efek lainnya adalah adanya stimulasi haus, penurunan sekresi renin, peningkatan sekresi antidiuretic hormone dari sistem saraf pusat dan mitogenesis dari kardiak dan sel otot vascular (Dolezal, n.d.; Roche et al., 2016; Utamayasa et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 156, "width": 250, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "ACE inhibitor menghambat produksi Angiotensin II dan meningkatkan efek vasodilator dengan menghambat degradasi bradikinin. Sedangkan bradikinin menurunkan tekanan darah melalui vasodilatasi melalui endothelial nitric oxyde , menurunkan tahanan vaskuler perifer, dan menyebabkan diuresis dan natriuresis, serta meningkatkan aliran darah pada pembuluh darah coroner dan juga mencegah hipertrofi ventrikel kiri (Dolezal, n.d.; Roche et al., 2016; Utamayasa et al., 2020). Bradikinin bertanggung jawab terhadap efek samping batuk, hipotensi, dan angioedema (Dolezal, n.d.).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 306, "width": 250, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Tidak semua angiotensin-II dihasilkan dari aktivitas ACE . Pada jalur non- ACE , angiotensin-II berkaitan dengan chymase-like serine proteases, yang dapat melakukan pekerjaan yang sama seperti ACE. Peranan terpenting pada jalur non ACE masih berupa kontroversi. Pada kondisi gagal jantung yang berat, lebih dari 75% angiotensin II dibentuk dari aktivitas chymase. Sedangkan hambatan dari chymase dapat mencegah fibrosis kardiak dan membatasi progresi dari gagal jantung. Bagaimanapun, jika jalur ini sungguh penting pada gagal jantung, yang masih dipertanyakan bahwa mengapa terapi dengan angiotensin reseptor blocker ( ARB ) yang dapat menghambat semua angiotensin II baik oleh chymase dan ACE tapi secara klinik tidak memberikan hasil yang lebih superior dibandingkan terapi ACE inhibitor (Roche et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 517, "width": 209, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Sistem Renin Angiotensin Aldosteron (RAA)", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 529, "width": 250, "height": 211, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Faktor utama yang merangsang pelepasan renin dari sel juxtaglomerular ginjal adalah: pertama, melalui peningkatan aktivitas β1-simpatetik; kedua, bila terdapat tekanan darah arteri yang rendah; ketiga, bila terjadi penurunan reabsorbsi sodium pada tubulus distal; keempat, adanya penurunan volume darah. Renin merubah angiotensinogen menjadi angiotensin I yang inaktif. Dengan bantuan Angiotensin Converting Enzyme ( ACE ), angiotensin I diubah menjadi angiotensin II yang mempunyai efek vasokonstriksi arteriolar eferen pada glomerulus ginjal. Keadaan ini menyebabkan tahanan vaskuler perifer meningkat ( afterload meningkat). Jadi, pada kondisi hipotensi, peningkatan vasokonstriksi arteriolar eferen yang dihasilkan dari peningkatan angiotensin-II akan membantu perbaikan fungsi ginjal dengan menjaga tekanan intraglomerulus. Sementara itu sekresi aldosteron menyebabkan retensi", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 35, "width": 109, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Sasambo Journal of Pharmacy", "type": "Page header" }, { "left": 395, "top": 36, "width": 154, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "September 2023, Volume 4, Nomor 2, 69-76", "type": "Page header" }, { "left": 544, "top": 744, "width": 10, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 57, "width": 250, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "cairan dan natrium (preload meningkat) (Castaldi et al., 2023; Roche et al., 2016; Soares, 2018; Utamayasa et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 94, "width": 250, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Mekanisme balik dari penghambatan renin oleh angiotensin II menunjukkan bahwa pelepasan renin ditekan baik secara langsung oleh angiotensin II dan secara tidak langsung oleh retensi natrium yang berkaitan dengan peningkatan aldosteron. Stimulasi aldosteron oleh angiotensin II menunjukkan adanya stimulasi yang melepaskan sodium-retaining aldosterone hormone dari korteks adrenal. Jadi, hambatan pada ACE berkaitan dengan penurunan aldosteron dan memiliki efek tidak langsung terhadap natriuretik dan potassium. Jadi, pembentukan aldosteron akan terhambat selama pemberian ACE inhibitor (Roche et al., 2016) .", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 256, "width": 76, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Farmakokinetik", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 268, "width": 250, "height": 273, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Indikasi dari pemberian ACE inhibitor diantaranya gagal jantung, hipertensi, infark miokard akut, dan follow up post infark, proteksi ginjal, nefropati diabetik, hipertensi, dan proteksi kardiovaskular. Dari struktur kimia dan bentuk aktifnya, ACE inhibitor dibagi menjadi 3 kelas. Kelompok pertama, captoril adalah prototype dari sulfhydryl yang berisikan bentuk aktif ACE inhibitor (kelas I). Captopril merupakan ACE inhibitor pertama yang dapat diberikan secara oral. Ondetti, Cushman dan kawan-kawan memperkenalkan captopril pertama kali pada tahun 1977. Obat ini dibuat berdasarkan analogi antara karboksipeptidase A (yang diketahui dihambat oleh asam D-benzilsuksinat) dengan angiotensin converting enzyme yang merupakan karboksipeptidase. Mereka mendesain derivate-derivat asam suksinat dengan suatu asam amino sebagai penghambat angiotensin converting enzyme . Dan yang paling efektif diantaranya adalah captopril yang merupakan 3-merkapto-2-D-metilpropanolil-L-prolin. Captopril dibedakan dari ACE inhibitor lain berdasarkan waktu paruhnya yang pendek (Roche et al., 2016; Soares, 2018; Utamayasa et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 541, "width": 250, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Kelompok kedua berisikan pro-drug yang baru aktif setelah dimetabolisme di hepar, yaitu enalapril (klas II) Kelompok ketiga, lisinopril, adalah obat yang larut dalam air, tidak dimetabolisme, tanpa penetrasi ke jaringan dan dieskresi melalui ginjal dalam bentuk yang tidak berubah (klas III). Selain captoril, menurut Douglas (1980) dan Givertz (2001), kebanyakan ACE inhibitor lainnya berisikan carboxyl (Roche et al., 2016; Soares, 2018; Utamayasa et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 653, "width": 250, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Kebanyakan ACE inhibitor tersedia dalam bentuk pro-drug yang inaktif sebelum dimetabolisme di hepar. Bentuk ini meningkatkan bioavailabilitas oral dibandingkan dengan bentuk aktifnya (Roche et al., 2016; Utamayasa et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 715, "width": 250, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Mekanisme kerja ACE inhibitor terletak pada endotel vaskular, baik yang larut lemak atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 57, "width": 250, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Menurut studi HOPE dan EUROPA, ramipril dan perindopril merupakan agen yang berkaitan dengan proteksi mayor kardiovaskular yang larut lemak, sehingga dapat menembus sel miokard (Roche et al., 2016; Utamayasa et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 119, "width": 250, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan ACE inhibitor bervariasi, diantaranya hipotensi, gagal ginjal, hiperkalemia, batuk, angioedema, rash , proteinuria, sesak ringan terutama pada penderita asma, reaksi anafilaktik. Pada anak-anak, ACE inhibitor dapat mempengaruhi sistem hematopoetik sehingga mengubah morfologi dari granulosit (Roche et al., 2016; Utamayasa et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 231, "width": 250, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Pengaruh Ace-Inhibitor Pada Penderita Penyakit Jantung Bawaan Penyakit Jantung Bawaan Asianotik", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 268, "width": 250, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Anak-anak seringkali mengalami gagal jantung yang disebabkan oleh kelainan kongenital. Potensi gagal jantung umumnya terjadi pada pirau kiri ke kanan yang sedang sampai besar, sedangkan pada pirau yang kecil jarang terjadi. Sehingga kebutuhan ACE inhibitor pun hanya pada kasus pirau kiri ke kanan yang sedang sampai besar (Castaldi et al., 2023; Masarone et al., 2017; Okutan et al., 2008).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 367, "width": 250, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Sekitar 90 % dari semua kasus gagal jantung pada anak-anak terjadi sebelum akhir tahun pertama kehidupan. Pada minggu pertama, adanya obstruksi dan duct-dependent lesion dapat menimbulkan gagal jantung atau syok akut. Terjadinya gagal jantung akibat pirau kiri ke kanan biasanya menunggu saat turunnya resistensi vaskular pulmonal, yaitu pada 4-6 minggu. Namun, pada kondisi VSD yang besar, PDA, atrio- ventriculo septal defect (AVSD) dan aorto-pulmonary window yang dapat menyebabkan gagal jantung pada minggu kedua kehidupan. ASD sendiri hampir asimtomatik, bila terjadi gagal jantung berarti curiga adanya Total Anomalous Pulmonary Venous Connection (TAPVC) (Masarone et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 541, "width": 250, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Obat penghambat enzim ACE digunakan untuk menurunkan tahanan pembuluh darah sistemik sehingga dapat menurunkan pirau dari kiri ke kanan. Pada gagal jantung, ACE inhibitor dapat menurunkan tahanan vaskular sistemik ( systemic vascular resistance /SVR) dan tekanan darah ( afterload ). Menurunkan preload dan tahanan vaskular pulmonal ( pulmonary vascular resistance /PVR), meningkatkan curah jantung dan meningkatkan waktu toleransi latihan (Roche et al., 2016; Utamayasa et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 677, "width": 250, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Ventricular Septal Defect (VSD) dan Atrio Ventricular Septal Defect (AVSD) Pada VSD maupun AVSD terjadi volume overload pada ventrikel kiri, akibat adanya pirau kiri dan kanan yang besar, sehingga dapat menyebabkan", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 35, "width": 109, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Sasambo Journal of Pharmacy", "type": "Page header" }, { "left": 395, "top": 36, "width": 154, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "September 2023, Volume 4, Nomor 2, 69-76", "type": "Page header" }, { "left": 544, "top": 744, "width": 10, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 57, "width": 252, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "gagal jantung yang jarang terjadi pada dua minggu pertama kehidupan. Bila terjadi, kemungkinan terdapat penyebab tambahan seperti koarktasio aorta atau Total Anomalous Pulmonary Vascular Connection (TAPVC). VSD sendiri dapat menyebabkan gagal jantung sekitar minggu ke 6-8, karena pirau dari kiri ke kanan meningkat akibat penurunan tahanan pulmonal (Masarone et al., 2017; Towbin, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 157, "width": 250, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Terdapat beberapa studi mengenai penggunaan ACE inhibitor pada gagal jantung yang terjadi pada anak- anak. Dari studi yang dilaporkan Leversha dkk tahun 1994, dari 63 penderita dengan disfungsi LV, baik kongenital maupun didapat, yang mendapatkan enalapril rata-rata 0,3 mg/kg/hari, 58% penderita mengalami perbaikan, 30% tidak ada perubahan, dan 12% memiliki efek samping akibat pemberian ACE inhibitor , dan 3 penderita meninggal karena gagal jantung atau gagal ginjal (Castaldi et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 281, "width": 250, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Pada tahun 1988, Shaw dkk melaporkan bahwa pada 20 penderita dengan pirau kiri ke kanan dan gagal jantung, dengan pemberian captopril 0,9–2,5 mg/kg/hari menunjukkan perbaikan klinis pada hampir semua penderita, 4 diantaranya terjadi gagal ginjal atau hipotensi. Namun perbaikan dalam hal peningkatan berat badan dan pernafasan dilaporkan (Castaldi et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 380, "width": 252, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Kemudian pada tahun 1989, Frenneaux dkk melaporkan 6 penderita dengan VSD dan gagal jantung yang mendapat enalapril 0,12-0,43 mg/kg/hari, mengalami perbaikan pada semua penderita, dan perbaikan dalam hal berat badan dan makanan. Sedangkan Sluysmans dkk pada tahun 1992, melaporkan pada 8 penderita dengan VSD disertai gagal jantung, yang mendapatkan enalapril 0,16 mg/kg/hari, menunjukkan secara klinik efektif dan dapat ditoleransi pada semua penderita (Castaldi et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 517, "width": 147, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Patent Ductus Arteriosus (PDA)", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 529, "width": 250, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Pada PDA yang besar dapat terjadi pirau kiri ke kanan, sehingga terjadi volume overload di ventrikel kiri dan mengakibatkan gagal jantung (Masarone et al., 2017). Bayi premature dengan PDA biasanya memiliki kemampuan miokard yang buruk sehingga dapat terjadi gagal jantung pada minggu pertama kehidupan. ACE inhibitor memiliki peranan pada PDA dengan gagal jantung (Towbin, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 641, "width": 78, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Koarktasio aorta", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 653, "width": 250, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Koarktasio aorta merupakan penyempitan atau konstriksi pada aorta, biasanya pada distal dari arteri subklavia kiri dan proksimal dari duktus arteriosus, yang menyebabkan obstruksi left ventricular outflow . Komplikasi yang sering terjadi adalah penurunan perfusi perifer, meningkatkannya tekanan atrium kiri dan ventrikel kiri akibat tahanan aliran darah dari aorta", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 57, "width": 250, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "dan kongesti pulmonal yang berasal dari tekanan sisi kiri yang tinggi. Terjadinya gagal jantung pada kasus ini terjadi dalam 3 bulan pertama, dan paling banyak pada minggu pertama kehidupan, sehingga ACE inhibitor memiliki peranan (Raza et al., 2023; Roche et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 119, "width": 250, "height": 211, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "ACE inhibitor berguna untuk menurunkan tahanan vaskular sistemik ( systemic vascular resistance /SVR) sebagai upaya dalam menurunkan pirau kiri ke kanan. Dan juga berguna untuk mengatasi rebound hypertension pada koarktasio aorta. Dari golongan ACE inhibitor , yang paling banyak dipublikasikan adalah golongan captopril dan enalapril. Dosis awal captopril untuk bayi dan anak-anak umumnya 0,25 – 0,75 mg/kg/hari dibagi setiap 6-8 jam. Dosis dapat secara bertahap dinaikkan 0,5 mg/kg/hari sampai maksium dosis 6 mg/kg/hari berdasar respon klinik. Bayi prematur mungkin lebih peka terhadap pemberian captopril. Karena beresiko tinggi terhadap gangguan aliran darah pada ginjal dan serebral, dosis awalnya dapat dikurangi, menjadi 0,01 sampai 0,05 mg/kg dan diberikan tiap 8-12 jam (Raza et al., 2023; Roche et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 331, "width": 250, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Chaturvedi dkk pada Symposium on Advances in Cardiology-II tahun 2009 menjelaskan, jika terjadi gagal jantung akut pada neonatus, dosis yang diberikan Captopril 0,1-1 mg/kg/hari, diberikan tiap 8 jam. Sedangkan pada gagal jantung kronik untuk neonatus diberikan 0,4-1,6 mg/kg/hari dibagi 3 dosis. Sedangkan untuk bayi dan anak-anak 0,5-4 mg/kg/hari dibagi 3 dosis. Untuk pemberian enalapril menggunakan dosis 0,1-0,5 mg/kg/hari, dibagi dua dosis, namun hindari pemberiannya pada neonates (Masarone et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 455, "width": 250, "height": 186, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Keuntungan enalapril dibanding captopril terletak pada durasi kerjanya yang lebih lama pada pemberian enalapril. Untuk enalapril, dapat diberikan sekali sehari pada bayi atau anak-anak dengan dosis 0,1 mg/kg, dapat dititrasi menjadi 0,5 mg/kg/hari. Hampir sama dengan captopril, enalapril dapat menyebabkan hipotensi yang berlebihan pada bayi prematur. Dosis awal sebaiknya lebih rendah, menjadi 0,01 mg/kg dengan titrasi sampai tekanan darah dapat dikontrol secara adekuat. Sebagai tambahan, bentuk aktif dari enalapril, enalaprilat, dapat diberikan secara intravena. Dosis intravena sekitar 0,01 mg/kg diberikan pada bayi dan anak-anak setiap 8 sampai 24 jam, sementara dosis 0,005 sampai 0,01 mg/kg diberikan pada bayi premature (Masarone et al., 2017; Raza et al., 2023; Towbin, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 642, "width": 250, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Suatu studi di Ohio, dari 24 penderita yang diikutkan dalam penelitian, terdapat 11 bayi berumur 1- 24 bulan dan 13 anak berumur 2-6 tahun dengan diagnosis PJB, yang diberikan quinapril dengan dosis 0,2 mg/kg dengan sirup, dilaporkan bahwa quinapril dapat ditoleransi dengan baik (Faisal et al., 2021; Masarone et al., 2017; Raza et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 35, "width": 109, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Sasambo Journal of Pharmacy", "type": "Page header" }, { "left": 395, "top": 36, "width": 154, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "September 2023, Volume 4, Nomor 2, 69-76", "type": "Page header" }, { "left": 544, "top": 744, "width": 10, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 57, "width": 250, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Ramipril dan lisinopril lebih banyak digunakan pada anak-anak dengan hipertensi, dan belum ada data yang dipublikasikan mengenai penggunaan obat tersebut pada gagal jantung dan belum ada studi mengenai perindopril pada anak-anak (Castaldi et al., 2023). Hipotensi, insufisiensi ginjal kronik, gagal ginjal akut, hiperkalemi, neutropenia, kemerahan, angioedema, dan batuk dilaporkan sebagai efek samping dari captopril dan enalapril. Untuk itu monitor tekanan darah, fungsi ginkal, serum kalium, dan sel darah putih penting sebagai evaluasi awal pada pemberian ACE inhibitor (Roche et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 218, "width": 162, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Penyakit Jantung Bawaan Sianotik", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 231, "width": 174, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Transposition of Great Arteries (TGA)", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 243, "width": 250, "height": 323, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Pada TGA terjadi perubahan posisi aorta dan arteri pulmonalis ( pulmonary artery /PA). TGA dibagi menjadi dua, Dextro-transposition TGA (D-TGA), yakni bila aorta keluar dari ventrikel kanan, dan terletak di sebelah anterior dan kanan dari PA, sedangkan PA keluar dari ventrikel kiri, terletak posterior terhadap aorta, dan L- transposition TGA bila aorta terletak disebelah kiri dari PA. Akibatnya, aorta menerima darah vena sistemik dari vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, dan darah diteruskan ke sirkulasi sistemik, sedang darah dari vena pulmonalis dan seterusnya ke paru. Dengan demikian maka kedua sirkulasi sistemik dan paru tersebut terpisah, dan kehidupan hanya dapat berlangsung apabila ada komunikasi antara dua sirkulasi ini, jadi apabila ada percampuran dari aliran balik paru dan distemik. Pada neonatus darah dari aorta via duktus arteriosus masuk ke PA dan dari atrium kiri, via foramen ovale ke atrium kanan. Apabila terdapat VSD yang besar, PDA besar, atau keduanya, dapat terjadi gagal jantung kongesti karena aliran darah ke paru akan bertambah, terutama pada kondisi penderita yang unprotected , yaitu penderita tanpa stenosis pulmonal sehingga ACE inhibitor memiliki peranan pada kasus ini (Castaldi et al., 2023; Masarone et al., 2017; Roche et al., 2016; Warnes, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 578, "width": 247, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Total anomalous pulmonary venous connection (TAPVC)", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 603, "width": 250, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Anomali total drainase vena pulmonalis ( total anomalous pulmonary venous connection /TAPVC) merupakan penyakit jantung bawaan yang sangat jarang, dimana drainase keempat vena pulmonalis yang seharusnya ke atrium kiri, secara abnormal, langsung atau tidak langsung bermuara ke dalam atrium kanan. TAPVC dibagi menjadi dua tipe, yaitu supradiafragmatik (suprakardiak dan kardiak), dan infradiafragmatik. Pada kedua tipe, agar darah dapat masuk ke jantung kiri maka harus terdapat ASD atau patent foramen ovale (PFO). Bayi dengan obstruksi vena", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 57, "width": 250, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "pulmonalis, pada hari-hari pertama menunjukkan sianosis dengan gejala kongesti paru yang dapat jatuh pada keadaan gagal jantung sehingga dapat diberikan ACE inhibitor (Roche et al., 2016; Seale et al., 2010).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 119, "width": 111, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Truncus Arteriosus (TA)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 132, "width": 250, "height": 173, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Kelainan ini ditandai oleh keluarnya pembuluh tunggal dari jantung yang menampung aliran darah dari kedua ventrikel, yang memasok darah sistemik, paru, dan koroner. Kedua ventrikel memompakan darah ke truncus arteri pulmonalis yang keluar dari truncus biasanya tidak stenotik, sehingga aliran darah ke paru hanya ditentukan oleh resistensi vaskular paru. Dalam hari-hari pertama paska lahir tahanan vaskular paru masih tinggi, hingga aliran darah paru tidak bertambah, biasanya penderita asimtomatik. Bila resistensi vaskular paru menurun, terjadi aliran darah paru yang meningkat, sehingga penderita menunjukkan gejala gagal jantung (Castaldi et al., 2023; Masarone et al., 2017; Roche et al., 2016; Warnes, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 306, "width": 250, "height": 372, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Beberapa studi menunjukkan adanya manfaat ACE inhibitor dalam menurunkan afterload pada penderita dengan penyakit jantung yang didapat. Sedangkan untuk penderita dengan PJB sianotik, karena potensial untuk meningkatnya pirau dari kanan ke kiri dan lebih lanjut dapat menurunkan saturasi oksigen arterial, maka keamanan ACE inhibitor untuk menurunkan afterload sistemik dipertanyakan. Sehingga, dapat dikatakan hanya pada beberapa PJB sianotik yang mendapatkan manfaat dari pemberian ACE inhibitor , terutama pada PJB sianotik yang ductal- independent mixing lesions (Lee, 2010; Wu et al., 2020). Penderita dengan single ventricle yang protected dengan PS secara hemodinamik jarang terjadi gagal jantung. Pada kondisi single ventricle yang unprotected dapat terjadi volume overload pada ventrikel sehingga terjadi regulasi dari sistem RAA yang menyebabkan vasokonstriksi periferal dan memicu apoptosis dan fibrosis seluler. Terapi ACE inhibitor berperan sebagai efek antihipertrofi pada kondisi pressure overload yang memicu hipertrofi. Namun, baru-baru ini percobaan yang dilakukan Pediatric Heart Network terhadap kasus single ventricle menunjukkan kegagalan peranan ACE inhibitor sebagai antihipertrofi karena ternyata banyak variasi dari gen sistem RAA sehingga peran ACE inhibitor masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Namun untuk kondisi setelah prosedur Fontan pada single ventricle , ACE inhibitor dapat dipertimbangkan untuk dapat menurunkan afterload (Mital et al., 2012; Rao, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 679, "width": 250, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "TOF secara hemodinamik tidak bisa terjadi gagal jantung, kecuali pada kondisi tertentu seperti anemia, endokarditis infeksiosa, bicuspid aortic valve dengan aorta regurgitasi, atau overshunting dari aortopulmonary shunts . Penderita dengan PJB terjadi penurunan", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 35, "width": 109, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Sasambo Journal of Pharmacy", "type": "Page header" }, { "left": 395, "top": 36, "width": 154, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "September 2023, Volume 4, Nomor 2, 69-76", "type": "Page header" }, { "left": 544, "top": 744, "width": 10, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 57, "width": 250, "height": 248, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "transpor oksigen sistemik. Hipoksemia arterial dapat menurunkan kandungan oksigen. Adanya peningkatan aliran darah pulmonal akibat shunt kiri ke kanan, disfungsi ventrikel, dan regurgitasi valvular dapat menurunkan aliran darah sistemik. Walaupun transpor oksigen sistemik tergantung pada kapasitas darah pembawa oksigen dan curah jantung sistemik, aliran tampak penting diperhatikan. Juga, pada penderita dengan sianosis, saturasi oksigen arteri tidak hanya tergantung pada kekuatan shunt dari kanan ke kiri, tapi juga saturasi pada aliran darah yang tercampur ( mixed venous blood ). Penurunan pada saturasi oksigen vena yang tercampur akibat penurunan curah jantung sistemik secara progresif akan menghasilkan desaturasi oksigen arterial secara progresif. Pemberian ACE inhibitor dapat meningkatkan pirau kanan ke kiri sehingga meningkatkan aliran darah sistemik, juga dapat meningkatkan saturasi oksigen vena yang tercampur ( mixed venous oxygen saturation ) (Castaldi et al., 2023; Masarone et al., 2017; Roche et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 318, "width": 249, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Pemberian ACE inhibitor pada Gagal Jantung Kanan dan Hipertensi Pulmonal", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 342, "width": 250, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Fungsi jantung kanan menentukan prognosis pada hipertensi pulmonal ( pulmonary arterial hypertension /PAH). Sebenarnya belom ada terapi khusus yang secara langsung untuk ventrikel kanan. Sama seperti gagal jantung kiri ( left heart failure /LHF), sistem saraf simpatetik dan sistem RAA teraktifasi pada kondisi PAH. Dari LHF dapat dipelajari bahwa melalui proses ini, baik dengan penghambatan ACE atau blokade β, bermanfaat untuk jangka panjang (Handoko et al., 2010; Hemnes et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 467, "width": 250, "height": 223, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Sistem RAA telah lama dikenal memiliki peranan penting dalam pulmonary vascular remodelling dan vasokonstriksi pulmonal. Oleh karena itu, ketika captopril sebagai ACE inhibitor pertama muncul, sudah pernah dicoba pada penderita dengan PAH, namun masih belum menunjukkan terapi yang efektif pada saat itu. Pada tahun 1980-an, terdapat 4 serial kasus kecil (26 total penderita) yang dilaporkan adanya efek hemodinamik pada penderita PAH yang mendapatkan captopril. Tiga dari studi tersebut positif dan ditemukan bahwa terdapat peningkatan signifikan pada curah jantung dan kapasitas latihan. Studi preklinik dengan menggunakan berbagai model PAH dan kegagalan jantung kanan, menunjukkan bahwa penggunaan ACE inhibitor atau angiotensin blockers secara signifikan mengurangi remodelling ventrikel kanan dan memperbaiki fungsi kardiak dan kelangsungan hidup (Handoko et al., 2010).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 691, "width": 250, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Suatu studi di Liaocheng, China, meneliti efek captopril pada tekanan arteri pulmonal ( pulmonary artery pressure /PAP) dan sirkulasi endothelin-1 (ET-1) setelah operasi TOF. Dari 76 penderita dibagi menjadi", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 57, "width": 250, "height": 223, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "kelompok yang mendapat captopril dan kontrol. Kelompok captopril diterapi oral dengan dosis 0,2mg/kg/hari selama 12 bulan. Kemudian, PAP sistolik dan fungsi ventrikel dinilai dengan ekhokardiografi. Pada kelompok kontrol didapatkan peningkatan ET-1 dan PAP sistolik setelah operasi (p<0,05). Dan pada kelompok captopril, tidak ada peningkatan yang signifikan pada PAP sistolik dan ET- 1 selama 12 bulan follow up . Dengan demikian, PAP sistolik meningkat setelah koreksi total dari TOF. Peningkatan sirkulasi ET-1 mungkin berkaitan dengan peningkatan PAP. Terapi captopril dapat mencegah peningkatan PAP sistolik dan sirkulasi ET-1 paska operasi (Ma et al., 2009). Hal tersebut didukung percobaan dengan tikus yang dilakukan pada tahun 1998, dimana ACE inhibitor dapat menekan remodelling vaskular terutama pada hipertensi pulmonal primer (Hemnes et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 293, "width": 64, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 318, "width": 250, "height": 422, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "ACE inhibitor memiliki peranan yang luas sebagai obat kardiovaskular. Selain sebagai antihipertensi, ACE inhibitor juga memiliki peranan untuk mengurangi hipertrofi ventrikel kiri atau anti remodelling, terutama pada penderita gagal jantung. Pada anak-anak, penyebab dari gagal jantung kebanyakan disebabkan oleh kelainan kongenital, seperti kejadian pirau kiri ke kanan ke kiri. Sehingga menyebabkan fungsi dari ventrikel kanan dan kiri menurun, penderita juga jatuh pada keadaan gagal jantung high-output. Namun tidak semua penderita PJB dapat diberikan ACE inhibitor . Untuk penderita dengan PJB asianotik, ACE inhibitor dapat diberikan pada penderita VSD, AVSD, koarktasio aorta, dan PDA. Sedangkan untuk penderita PJB sianotik, diberikan pada penderita yang mengalami gagal jantung dan terjadi ductal-independent mixing lesions seperti TGA, TAPVC, dan truncus arteriosus. Obat penghambat enzim ACE digunakan untuk menurunkan tahanan pembuluh darah sistemik sehingga dapat menurunkan pirau dari kiri ke kanan. Pada gagal jantung, ACE inhibitor dapat menurunkan tahanan vaskular sistemik ( systemic vascular resistance /SVR) dan tekanan darah ( afterload ). Menurunkan preload dan tahanan vaskular pulmonal ( pulmonary vascular resistance /PVR), meningkatkan curah jantung dan meningkatkan waktu toleransi latihan. Beberapa studi preklinik dengan menggunakan berbagai model penderita dengan hipertensi arteri pulmonal ( pulmonary artery hypertension / PAH) dan kegagalan jantung kanan, menunjukkan bahwa penggunaan ACE inhibitor atau angiotensin blockers secara signifikan mengurangi remodelling ventrikel kanan dan memperbaiki fungsi kardiak dan kelangsungan hidup. Namun, penggunaan obat ACE", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 35, "width": 109, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Sasambo Journal of Pharmacy", "type": "Page header" }, { "left": 395, "top": 36, "width": 154, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "September 2023, Volume 4, Nomor 2, 69-76", "type": "Page header" }, { "left": 544, "top": 744, "width": 10, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 57, "width": 250, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "inhibitor PAH masih memerlukan investigasi lebih lanjut. Chaturvedi dkk pada Symposium on Advances in Cardiology-II tahun 2009 menjelaskan, jika terjadi gagal jantung akut pada neonatus, dosis yang diberikan Captopril 0,1-1 mg/kg/hari, diberikan tiap 8 jam. Sedangkan pada gagal jantung kronik untuk neonatus diberikan 0,4-1,6 mg/kg/hari dibagi 3 dosis. Sedangkan untuk bayi dan anak-anak 0,5-4 mg/kg/hari dibagi 3 dosis. Untuk pemberian enalapril menggunakan dosis 0,1-0,5 mg/kg/hari, dibagi dua dosis, namun hindari pemberiannya pada neonatus.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 206, "width": 78, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 232, "width": 250, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Castaldi, B., Cuppini, E., Fumanelli, J., Di Candia, A., Sabatino, J., Sirico, D., Vida, V., Padalino, M., & Di Salvo, G. (2023). Chronic Heart Failure in Children: State of the Art and New Perspectives.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 282, "width": 33, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Journal", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 282, "width": 63, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "of Clinical", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 282, "width": 222, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Medicine , 12 (7). https://doi.org/10.3390/jcm12072611", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 319, "width": 250, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Dolezal T. (2006). Imidapril in heart failure. Journal of the renin-angiotensin-aldosterone system: JRAAS, 7 (3), 146–154. https://doi.org/10.3317/jraas.2006.024", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 368, "width": 250, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Faisal, M., Cawello, W., & Laeer, S. (2021). Clinical Pharmacokinetics of Enalapril and Enalaprilat in Pediatric Patients—A Systematic Review. Frontiers in Pediatrics , 9 (February), 1–9. https://doi.org/10.3389/fped.2021.611322", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 443, "width": 250, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Handoko, M. L., De Man, F. S., Allaart, C. P., Paulus, W.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 455, "width": 222, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "J., Westerhof, N., & Vonk-Noordegraaf, A. (2010). Perspectives on novel therapeutic strategies for right heart failure in pulmonary arterial hypertension: Lessons from the left heart. European Respiratory Review , 19 (115), 72–82. https://doi.org/10.1183/09059180.00007109", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 542, "width": 250, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Hemnes, A. R., Rathinasabapathy, A., Austin, E. A., Brittain, E. L., Carrier, E. J., Chen, X., Fessel, J. P., Fike, C. D., Fong, P., Fortune, N., Gerszten, R. E., Johnson, J. A., Kaplowitz, M., Newman, J. H., Piana, R., Pugh, M. E., Rice, T. W., Robbins, I. M., Wheeler, L., … West, J. (2018). A potential therapeutic role for angiotensin-converting enzyme 2 in human pulmonary arterial hypertension. European Respiratory Journal , 51 (6). https://doi.org/10.1183/13993003.02638-2017", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 678, "width": 250, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Lee, J. Y. (2010). Clinical presentations of critical cardiac defects in the newborn: Decision making and initial management. Korean Journal of Pediatrics ,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 715, "width": 27, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "53 (6),", "type": "List item" }, { "left": 253, "top": 715, "width": 40, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "669–679.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 728, "width": 188, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "https://doi.org/10.3345/kjp.2010.53.6.669", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 57, "width": 250, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Ma, Z. S., Ma, S. J., Dong, M. F., Wang, J. T., & Wang, L.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 70, "width": 222, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "X. (2009). Effect of captopril on pulmonary artery pressure following corrective surgery for tetralogy of fallot. Journal of Cardiac Surgery , 24 (5),", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 107, "width": 40, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "553–557.", "type": "Table" }, { "left": 411, "top": 107, "width": 142, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "https://doi.org/10.1111/j.1540-", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 119, "width": 78, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "8191.2009.00873.x", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 144, "width": 250, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Masarone, D., Valente, F., Rubino, M., Vastarella, R., Gravino, R., Rea, A., Russo, M. G., Pacileo, G., & Limongelli, G. (2017). Pediatric Heart Failure: A Practical Guide to Diagnosis and Management. Pediatrics and Neonatology , 58 (4), 303–312. https://doi.org/10.1016/j.pedneo.2017.01.001", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 230, "width": 250, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Mital, S., Chung, W. K., Colan, S. D., Sleeper, L. A., Manlhiot, C., Arrington, C. B., Cnota, J. F., Graham, E. M., Mitchell, M. E., Goldmuntz, E., Li, J. S., Levine, J. C., Lee, T. M., Margossian, R., & Hsu, D. T. (2012). NIH Public Access . 123 (21), 2353– 2362.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 305, "width": 217, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.1 10.004341.Renin-Angiotensin-Aldosterone", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 342, "width": 250, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Okutan, V., Kürekçi, A. E., Sarici, S. Ü., Atay, A. A., Yozgat, Y., Azik, F., Lenk, M. K., & Özcan, O. (2008). Neutrophil hypersegmentation in children receiving angiotensin converting enzyme inhibitors. Turkish Journal of Pediatrics , 50 (5), 438– 442.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 428, "width": 250, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Rao P. S. (2021). Single Ventricle-A Comprehensive Review. Children (Basel, Switzerland), 8 (6), 441. https://doi.org/10.3390/children8060441", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 478, "width": 250, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Raza, S., Aggarwal, S., Jenkins, P., Kharabish, A., Anwer, S., Cullington, D., Jones, J., Dua, J., Papaioannou, V., Ashrafi, R., & Moharem-Elgamal, S. (2023). Coarctation of the Aorta: Diagnosis and Management. Diagnostics , 13 (13), 2189. https://doi.org/10.3390/diagnostics13132189", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 564, "width": 250, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Roche, S. L., Timberlake, K., Manlhiot, C., Balasingam, M., Wilson, J., George, K., Mccrindle, B. W., & Kantor, P. F. (2016). Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor Initiation and Dose Uptitration in Children With Cardiovascular Disease: A Retrospective Review of Standard Clinical Practice and a Prospective Randomized Clinical Trial. Journal of the American Heart Association , 5 (5),", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 664, "width": 216, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "1–11. https://doi.org/10.1161/JAHA.116.003230", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 688, "width": 250, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Seale, A. N., Uemura, H., Webber, S. A., Partridge, J., Roughton, M., Ho, S. Y., McCarthy, K. P., Jones, S., Shaughnessy, L., Sunnegardh, J., Hanseus, K., Berggren, H., Johansson, S., Rigby, M. L., Keeton,", "type": "List item" }, { "left": 48, "top": 35, "width": 109, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Sasambo Journal of Pharmacy", "type": "Page header" }, { "left": 395, "top": 36, "width": 154, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "September 2023, Volume 4, Nomor 2, 69-76", "type": "Page header" }, { "left": 544, "top": 744, "width": 10, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 222, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "B. R., & Daubeney, P. E. F. (2010). Total anomalous pulmonary venous connection: Morphology and outcome from an international population-based study. Circulation , 122 (25), 2718–2726. https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.1 10.940825", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 144, "width": 250, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Soares, A. M. (2018). Mortality for critical congenital heart diseases and associated risk factors in newborns. A cohort study. Arquivos Brasileiros de", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 181, "width": 222, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Cardiologia , 111 (5), 674–675.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 194, "width": 171, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "https://doi.org/10.5935/abc.20180203", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 218, "width": 250, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Towbin, J. A. (2010). Preface: Heart Failure in Children.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 230, "width": 222, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Heart Failure Clinics , 6 (4). https://doi.org/10.1016/j.hfc.2010.06.006", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 267, "width": 250, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Utamayasa, A., Rahman, M. A., Ontoseno, T., & Budiono. (2020). Comparison of angiotensin- converting enzyme inhibitor (ACEI) and angiotensin receptor blocker (ARB) for heart failure treatment in congenital heart diseases with left-to-right shunt. Indonesian Biomedical Journal , 12 (1),", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 342, "width": 222, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "62–68. https://doi.org/10.18585/INABJ.V12I1.997", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 379, "width": 250, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Varela-Chinchilla, C. D., Sánchez-Mejía, D. E., & Trinidad-Calderón, P. A. (2022). Congenital Heart", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 74, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Disease: The", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 404, "width": 72, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "State-of-the-Art", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 222, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "on its Pharmacological Therapeutics. Journal", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 416, "width": 222, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "of Cardiovascular Development and Disease , 9 (7). https://doi.org/10.3390/jcdd9070201", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 465, "width": 250, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Warnes, C. A. (2006). Transposition of the great arteries. Circulation ,", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 478, "width": 36, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "114 (24),", "type": "Table" }, { "left": 242, "top": 478, "width": 50, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "2699–2709.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 490, "width": 217, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.1 05.592352", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 527, "width": 250, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "Wu, W., He, J., & Shao, X. (2020). Incidence and mortality trend of congenital heart disease at the global, regional, and national level, 1990-2017. Medicine (United States) , 99 (23).", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 577, "width": 214, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 807, "text": "https://doi.org/10.1097/MD.0000000000020593", "type": "Text" } ]
305c7479-baae-1e06-7e99-8427f270f941
https://bajangjournal.com/index.php/JIRK/article/download/649/450
[ { "left": 85, "top": 36, "width": 171, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.6 November 2021", "type": "Page header" }, { "left": 534, "top": 36, "width": 23, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "219", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 469, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 734, "width": 238, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 127, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 70, "width": 424, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EVALUASI PASCA PELATIHAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DAN KANKER LEHER RAHIM", "type": "Section header" }, { "left": 248, "top": 111, "width": 144, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh Baiq Citra Lestari Bapelkes Provinsi NTB Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 180, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 194, "width": 473, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan dua penyakit penyebab kematian wanita di dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Angka kematian seharusnya bisa di tekan karena kanker payudara dan kanker leher rahim adalah kanker yang dapat di deteksi dan di cegah. Hal ini disebabkan karena infeksi HPV ( Human Paviloma Virus ) yang merupakan penyebab kanker leher rahim sering tidak memiliki gejala apapun pada stadium awal. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah Indonesia membuat program dan pelatihan pencegahan dan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher Rahim dengan tujuan agar peserta latih mampu melakukan deteksi dini dan penatalaksanaan awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja peserta pelatihan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim. Kata Kunci : Kinerja, Evaluasi Pelatihan, Deteksi Dini Kanker Payudara Dan Kanker Mulut Rahim.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 231, "height": 246, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kanker leher rahim (Serviks) merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak pada perempuan di seluruh dunia, dengan perkiraan 569.847 kasus baru dan 311.365 kematian pada tahun 2018 (Globocan). Di perkirakan terdapat sekitar 315.346 kasus baru kanker leher rahim dengan kematian sebanyak 168.411 di Asia. (Bruni L, 2019) Di Indonesia Kasus kanker tertinggi pada penduduk perempuan adalah kanker payudara sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 diikuti kanker leher rahim (serviks) sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Data ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan kasus kanker payudara dan kanker leher rahim tertinggi di Asia Tenggara (Freddie Bray, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 234, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan data Rumah Sakit Kanker Dharmais selama tahun 2010 sampai dengan 2015, 80% dari penderita kanker leher rahim datang dalam stadium lanjut, dan 94% pasien dari kasus tersebut meninggal dalam 2 tahun. Angka ini seharusnya bisa di tekan karena kanker payudara dan kanker leher rahim adalah", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 360, "width": 231, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kanker yang dapat di deteksi dan di cegah. Hal ini disebabkan karena infeksi HPV ( Human Paviloma Virus ) yang merupakan penyebab kanker leher rahim sering tidak memiliki gejala apapun pada stadium awal. (Kementerian Kesehatan, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 442, "width": 231, "height": 260, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Program pemerintah Indonesia dalam upaya penanggulangan kanker payudara dan kanker leher Rahim dengan dilakukannya pemeriksaan dini dengan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Beberapa penelitian mengenai program penanggulangan kanker payudara dan kanker serviks di Indonesia (Meytri Saraswati, 2017), (Berland Budiman, 2019), (Rizky Amelia, 2019) menunjukkan bahwa pelaksanaan program deteksi kanker payudara dan kanker serviks yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas belum optimal. Hai ini disebabkan oleh banyak kendala diantaranya jumlah tenaga terlatih yang masih kurang, sehingga pemeriksaan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal yang menyebabkan target tidak tercapai.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 26, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "220", "type": "Page header" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 171, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.6 November 2021", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 744, "width": 133, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 231, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bapelkes Dinas Kesehatan Provinsi NTB menyelenggarakan Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) serta pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) dan Kanker Leher Rahim dengan metoda Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) untuk tenaga kesehatan di puskesmas pada bulan Desember 2019 dengan tujuan peserta mampu melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher Rahim. Semua peserta pelatihan tersebut dinyatakan lulus. Untuk mengetahui tingkat penerapan hasil diklat oleh peserta dan peningkatan kinerja peserta serta organisasi perlu dilakukan evaluasi program pasca pelatihan. (Ir. Sri Ratna M.M., 2016)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 291, "width": 231, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pertanyaan penelitian untuk dijadikan fokus bahasan adalah bagaimana kinerja peserta pelatihan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim dengan metode IVA setelah kembali bertugas di puskesmas?", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 360, "width": 112, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rancangan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 373, "width": 231, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana desain yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi (Creswell, 2012). Subjek dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher Rahim dengan metode IVA tahun 2019, sejumlah 25 orang. Subjek dipilih berdasarkan karakteristik yang sesuai dengan penelitian. Hasil wawancara dengan subjek penelitian menjadi Sumber data dalam penelitian ini dan dokumentasi pencatatan pelaporan di Puskesmas menjadi data sekunder. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2020.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 594, "width": 158, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 608, "width": 177, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Karakteristik partisipan Grafik 1 Karakteristik Partisipan.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 70, "width": 230, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel di atas menunjukkan, dari 9 orang alumni peserta pelatihan dengan profesi dokter satu orang dengan masa kerja 10 – 15 tahun, 3 orang dengan masa kerja 5 – 10 tahun dan 5 orang dengan masa kerja di bawah 5 tahun. Sedangkan dari 16 bidan, 6 orang dengan masa kerja kurang dari 10 tahun dan 10 orang bidan dengan pengalaman kerja 10 – 35 tahun. Kriteria peserta pelatihan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim telah sesuai dengan kurikulum. Namun untuk kewajiban peserta agar tidak pindah selama 3 tahun setelah pelatihan belum terpenuhi. ditemukan 2 (dua) alumni pelatihan yang pindah tugas sebelum 6 bulan paska pelatihan. Partisipan tidak pernah mengajukan pindah tempat tugas namun perpindahan tempat tugas berdasarkan kebutuhan tenaga di Puskesmas.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 316, "width": 212, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“ saya sudah 2 (dua) kali pindah Puskesmas 2020 ini mb, bulan maret ke puskesmas X dan bulan Juni saya pindah kesini”", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 373, "width": 230, "height": 329, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keberhasilan suatu program ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang melaksanakannya. Semakin tinggi kualitas SDM yang dimiliki oleh suatu program, maka semakin tinggi pula tujuan yang akan dicapai. Sumber daya manusia yang terampil akan mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan benar. Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2014 tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. (Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, Presiden Republik Indonesia, 2014) Permenkes No. 34 tahun 2015 menyebutkan bahwa tenaga kesehatan yang dapat melakukan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim adalah bidan terlatih, dokter umum terlatih dan dokter spesialis Obstetri dan ginekologi. (Kementerian Kesehatan RI, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 171, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.6 November 2021", "type": "Page header" }, { "left": 534, "top": 36, "width": 23, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "221", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Page footer" }, { "left": 315, "top": 755, "width": 238, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 127, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 230, "height": 356, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam kurikulum pelatihan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim disebutkan bahwa peserta pelatihan adalah tim pelaksana terdiri dari kualifikasi dokter umum dan bidan dengan kriteria peserta adalah tenaga klinik berpengalaman sebagai tenaga kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes) primer dan bekerja minimal 2 tahun, serta sanggup tidak pindah minimal 3 tahun. Tujuan pelatihan ini adalah peserta mampu sebagai pelaksana deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim. Pelaksanaan program ini di mulai dari konseling, melakukan pemeriksaan dan pengobatan serta melakukan pencatatan dan pelaporan. Oleh sebab itu peserta pelatihan harus tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki pengalaman kerja agar dapat melaksanakan program ini sesuai tujuan program. Peserta harus bersedia untuk tidak pindah tugas dalam waktu 3 tahun paska pelatihan dikarenakan sebagai pelaksana bersama tim lainnya dapat melakukan program ini mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi dan pelaporan. (Kementerian Kesehatan RI, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 230, "height": 245, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nelly Apriningrum dkk di Karawang, yaitu tenaga kesehatan merupakan sumber daya yang strategis untuk dapat menjalankan perannya sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di puskesmas dengan optimal dan diharapkan agar tugas pokok dan fungsi tenaga kesehatan sesuai dengan pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya. (Nelly Apriningrum, Juli 2017) Demikian pula dengan penelitian Ade Rustiana yang menyatakan bahwa harus lebih teliti dalam memilih peserta pelatihan sehinga pelatihan yang diadakan menjadi lebih efektif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas peserta, sehingga program- program pemerintah dapat berhasil sesuai harapan. (Rustiana, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 223, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Penyuluhan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 69, "width": 230, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1 Frekuensi penyuluhan partisipan Januari - Juli 2020 NO Frekuensi Penyuluhan Jumlah (orang) 1 1 – 5 kali 18 2 0 7", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 154, "width": 230, "height": 190, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sejak bulan Januari sampai dengan Juli 2020 sebagian besar partisipan (18 orang) telah melakukan penyuluhan sebanyak 1-5 kali. Penyuluhan dilakukan pada saat kegiatan posyandu, posbindu dan mengumpulkan wanita usia subur (WUS) di Poskesdes. Namun akhir bulan Maret 2020 sampai dengan Juni 2020 partisipan tidak melakukan penyuluhan karena diterapkannya social distancing sehingga semua kegiatan yang sifatnya mengumpulkan masyarakat sementara waktu tidak dilaksanakan dan pelayanan kepada masyarakat juga di batasi hanya untuk pelayanan yang sifatnya darurat saja.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 345, "width": 212, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Kita baru turun 2 kali tahun ini bu, teruskan ada covid ini jadi tidak pernah kita posyandu”", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 388, "width": 230, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel di atas juga menunjukkan bahwa ada partisipan yang belum pernah melakukan penyuluhan selain karena adanya pandemi Covid-19, mereka juga terkendala kurangnya tenaga di Puskesmas, pindah tempat tugas ke puskesmas lain, tidak ada dana dan kurangnya komunikasi antara tim pelaksana IVA dengan pemegang program IVA dan PTM (Penyakit Tidak Menular).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 510, "width": 212, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“ Sudah kita buat perencanaan bu dari kita pulang pelatihan itu, kita mau turun perdesa tapi itu dah ga pernah kita bisa ketemu bareng. Nanti petugas PTM nya bilang sibuk ga bisa, trus pas dia ajak saya, saya sedang jaga di poli umum. Jadi sampai sekarang dah kita belum aja mulai jalan”", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 623, "width": 230, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil triangulasi ke penanggung jawab PTM dan pengelola program PTM dinas kesehatan kabupaten, adalah pemegang program PTM juga memiliki banyak kegiatan sehingga sulit untuk membuat jadwal yang sesuai dengan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dalam hal ini sebagai pelaksana program deteksi dini kanker", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 25, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "222", "type": "Page header" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 171, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.6 November 2021", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 744, "width": 133, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 230, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "payudara dan kanker leher rahim dengan metoda IVA. Penanggung jawab atau pemegang program PTM berharap agar untuk program deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim khususnya IVA dilaksanakan dan dilaporkan langsung oleh pelaksana pemeriksaan di bawah program KIA.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 230, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“kita banyak kegiatan mbak, belum posbindu yang targetnya juga banyak”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 208, "width": 230, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyuluhan kepada sasaran merupakan hal pertama yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. Dalam pelaksanaan penyuluhan diberikan pengetahuan mengenai kanker payudara dan kanker leher rahim serta bagaimana mendeteksinya. Diharapkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim meningkat, sehingga masyarakat sadar dan tergerak untuk memeriksakan diri.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 346, "width": 230, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menunjukkan bahwa selain karena adanya pandemi covid 19 yang terjadi sehingga menyebabkan adanya pembatasan kegiatan pelayanan kesehatan tenaga kesehatan di dalam maupun di luar puskesmas sejak akhir bulan Maret 2020, penyuluhan juga terkendala oleh kurangnya tenaga di Puskesmas, tidak ada dana dan kurangnya komunikasi antara tim pelaksana pemeriksaan dengan pengelola program IVA dan PTM.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 232, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian Nurhikmah dan lisa Budiman menunjukkan bahwa penyuluhan kelompok dan penyuluhan leaflet berpengaruh terhadap pengetahuan dan keikutsertaan pemeriksaan", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 539, "width": 151, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IVA. (Nurhikmah, 2019)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 553, "width": 230, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan penelitian Aila Karyus dkk. menyebutkan sebaiknya petugas kesehatan memberikan konseling yang sangat jelas dan lengkap sehingga dapat diterima dan dimengerti dengan baik oleh wanita Pasangan Usia Subur (PUS). (Aila Karyus, 2020) Petugas kesehatan dalam hal usaha preventif pencegahan penyakit kanker serviks, lebih banyak memberikan penyuluhan secara umum dan menyeluruh tentang kanker rahim, tidak hanya himbauan untuk melakukan IVA saja, tetapi lebih menekankan pada informasi", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 70, "width": 230, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tentang apa itu kanker leher rahim, gejala, penyebab, pencegahan, dan pengobatannya, sehingga WUS dapat menyadari bahwa IVA sangat penting dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 125, "width": 230, "height": 259, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meytri Saraswati, menunjukkan bahwa kurangnya komunikasi yang terjalin antara bidan pelaksana dengan kepala puskesmas maupun PTM Dinas Kesehatan Kabupaten membuat bidan merasa kurang mendapat dukungan dan dorongan lebih untuk menjalankan program dan berdampak pada pembagian kerja yang tidak jelas antara bidan pelaksana dan pengelola program PTM. (Meytri Saraswati, 2017) Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Apriningrum, adanya beberapa kendala pada komponen input seperti keterbatasan SDM meliputi jumlah SDM, keterbatasan dana pada variabel pendanaan dapat berdampak pada hasil output pada program tersebut. (Apriningrum, 2018) 3. Deteksi Dini Kanker Payudara", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 387, "width": 230, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah kembali ke tempat bertugas diharapkan partisipan akan melakukan pemeriksaan mandiri dan akan lebih terampil dengan sering melakukan pemeriksaan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, didapatkan informasi bahwa partisipan hanya melakukan deteksi dini kanker payudara pada pasien jika ada keluhan pada payudaranya.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 509, "width": 197, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“ndak semua pasien kita periksa mb, kalau ada keluhan nyeri atau ada bengkak baru kita periksa. Yang ada keluhan saja kadang ndak mau dia kita periksa apalagi ibu-ibu yang ndak ada apa apa”", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 594, "width": 230, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Klien yang datang dengan keluhan pada payudara akan di arahkan ke bagian umum dan di tangani oleh dokter umum di puskesmas, sehingga untuk SADANIS tidak dilakukan oleh bidan di bagian KIA atau KB.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 661, "width": 194, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“ndak pernah kita ketemu pasien gangguan di payudara bu karena kalau ini di suruh periksa ke bagian umum, kalau pas IVA baru kita sepaket", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 171, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.6 November 2021", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 36, "width": 24, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "223", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Page footer" }, { "left": 315, "top": 755, "width": 238, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 127, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 194, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "periksa payudaranya, itu juga kalau pasiennya mau, malu katanya bu.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 230, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disadari bahwa upaya skrining yang ideal yaitu dengan cara pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) oleh tenaga terlatih, dilanjutkan dengan pemeriksaan USG dan atau mamografi. Tetapi dengan sumber daya terbatas di Puskesmas, pada saat ini pemeriksaan payudara klinis oleh tenaga kesehatan (dokter atau bidan)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 207, "width": 113, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "merupakan pilihan.", "type": "Table" }, { "left": 216, "top": 207, "width": 99, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Apabila petugas", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 230, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Puskesmas menemukan benjolan yang dicurigai maka petugas kesehatan harus merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi seperti rumah sakit kabupaten/kota atau provinsi untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan terapi apabila dibutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 230, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian menggambarkan bahwa alumni peserta pelatihan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim tahun 2019 belum mengaplikasikan SADANIS secara maksimal karena melakukan pemeriksaan hanya kepada pasien dengan keluhan saja. Pasien yang tidak paham mengenai manfaat dan pentingnya melakukan deteksi dini kanker payudara akan merasa takut dan malu. Sesuai dengan hasil penelitian Istianna Nurhidayati, (Istianna Nurhidayati,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 230, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018) setelah mendapatkan pengetahuan mengenai kanker payudara, kondisi emosional WUS saat berpartisipasi melakukan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 230, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SADANIS merasakan senang, lega, puas, sungkan dan percaya diri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 230, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Hasil wawancara menemukan masih ada partisipan yang belum pernah melakukan IVA tes. Disebabkan oleh beberapa kendala, diantaranya karena belum menerima sertifikat, belum ada program pelayanan IVA di tempat tugas, tidak ada klien WUS yang berkunjung ke puskesmas dan klien tidak mau di periksa oleh dokter laki-laki.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 646, "width": 207, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“disini jarang ada pasien karena jarak puskesmas sama penduduk sangat jauh sekali, puluhan kilo, hutan juga bu”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 230, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain mampu untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA, partisipan dengan profesi dokter juga", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 69, "width": 230, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diwajibkan untuk mampu melakukan penanganan IVA positif dengan krioterapi. Namun hasil penelitian mendapatkan bahwa pelaksana pemeriksaan IVA adalah bidan di ruang KIA dan KB, sedangkan dokter umum hanya menerima konsul ataupun membuat pengantar agar pasien dilakukan pemeriksaan IVA.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 177, "width": 207, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Kita jaga di poli umum sama MTBS, jadi pasiennya saya suruh ke bidan trus nanti kalau ada yang curiga positif baru kita dikonsulkan”", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 235, "width": 230, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jumlah bidan yang telah di latih untuk melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas masih kurang, sehingga tidak bisa memberikan pelayanan IVA setiap hari. Apabila ada klien yang dianjurkan untuk tes IVA karena ada keluhan maupun yang ingin melakukan pemeriksaan atas keinginan sendiri namun bidan terlatih tidak ada karena libur ataupun masuk sore atau malam, maka pasien akan disarankan untuk datang kembali sesuai dengan jadwal kerja bidan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 384, "width": 212, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Di sini kita juga ada piket sore sama malem jadi kalau pagi ada yang disuruh IVA sama dokternya, kita suruh pasiennya datang pas kita jaga pagi”", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 442, "width": 230, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat yang datang ke Puskesmas sebagian besar adalah masyarakat yang memiliki keluhan, sehingga untuk menyampaikan informasi mengenai deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim tidak bisa dilakukan hanya di Puskesmas. Untuk memenuhi target deteksi dini, Tenaga kesehatan harus turun ke masyarakat untuk menyampaikan informasi dan dapat juga melakukan pemeriksaan. Namun kegiatan tersebut tidak dapat terlaksana jika tidak di dukung oleh ketersediaan dana. Hasil wawancara menyebutkan bahwa beberapa partisipan tidak dapat melaksanakan program IVA karena terkendala tidak ada dana BOK untuk program ini.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 660, "width": 212, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“kami belum bisa mulai bu karena tidak ada dananya, apalagi sekarang dana banyak di pakai untuk covid”", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 704, "width": 230, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informasi yang didapatkan peneliti dari hasil triangulasi kepada kepala Puskesmas dan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 25, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "224", "type": "Page header" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 171, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.6 November 2021", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 744, "width": 133, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 230, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penanggungjawab program PTM bahwa untuk program IVA tetap ada dana yang sudah dianggarkan melalui Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk akhir tahun karena penyusunan anggaran untuk program ini di akhir tahun dan saat ini kegiatan terkendala pandemi covid 19.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 164, "width": 212, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Kemarinkan covid ini kita tidak ada pelayanan, InssyaAllah mulai akhir bulan ini kita mulai kegiatan lagi, bisa dah kita mulai IVA bu”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 222, "width": 230, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi saat ada sel-sel abnormal di leher rahim yang berkembang terus tanpa terkendali sehingga mengakibatkan tumor ganas. Umumnya, kanker leher rahim/serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Dengan melakukan deteksi sejak dini, peluang kesembuhan kanker serviks dapat meningkat. Deteksi jenis kanker serviks yang diderita pasien akan membantu dokter dalam memberikan penanganan yang tepat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 387, "width": 230, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IVA tes tidak hanya dapat dilakukan di Puskesmas, namun dapat dilakukan di poskesdes, pustu atau tempat-tempat dimana privasi klien dapat terjaga, tentunya dengan persiapan alat sesuai dengan pedoman pemeriksaan IVA. IVA merupakan salah satu metoda deteksi dini kanker leher rahim yang efektif dan relatih mudah dan murah. Hasil pemeriksaan tes IVA yang muncul dapat melihat apakah terdapat pertumbuhan sel prakanker di leher rahim atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 539, "width": 230, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini, alumni pelatihan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher tahun 2019 belum melaksanakan deteksi kanker leher rahim dengan metode IVA secara terjadwal dan teratur. Hal ini disebabkan karena adanya pandemi covid 19 yang melanda di dunia sampai ke daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat sehingga pelayanan puskesmas di batasi untuk keadaan yang darurat saja. Hasil penelitian ini bertentangan dengan studi yang dilakukan I Gede Sastra Winata dan Sawitri Ellena Juniarti, yaitu kanker serviks merupakan penyakit yang dapat", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 70, "width": 230, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dicegah karena memiliki fase prakanker yang lama. Oleh karena itu, diperlukan skrining rutin untuk mendeteksi kanker serviks secara dini. Saat ini dunia sedang mengalami pandemi COVID-19, maka diperlukan strategi khusus untuk skrining kanker serviks. (I Gede Sastra Winata, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 166, "width": 230, "height": 398, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa banyak kendala dalam melaksanakan program ini di antaranya kurangnya koordinasi antara pelaksana pemeriksaan IVA dengan pengelola program IVA dan PTM sehingga terdapat mis komunikasi mulai dari perencanaan terkait anggaran dan jadwal kegiatan, pelaksanaan penyuluhan dan pemeriksaan sampai dengan pencatatan dan pelaporan. Tidak adanya rapat koordinasi dalam puskesmas yang khusus membahas program deteksi dini kanker serviks ini berdampak pada pembagian kerja yang tidak jelas antara bidan pelaksana dan pengelola program PTM di puskesmas. Hal ini juga menyebabkan kurangnya komitmen bidan dan dokter dalam melaksanakan program ini sehingga melaksanakan hanya sebatas untuk melakukan pelayanan IVA di puskesmas saja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meytri Saraswati yaitu kurangnya komunikasi yang terjalin antara bidan pelaksana dengan kepala puskesmas maupun pemegang program PTM membuat bidan sebagai pelaksana IVA merasa kurang mendapat dukungan dan dorongan lebih untuk menjalankan program dan berdampak pada pembagian kerja yang tidak jelas antara bidan pelaksana dan pemegang program PTM. (Meytri Saraswati, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 567, "width": 230, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agar skrining dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan, di awali dengan menetapkan target, sesuai dengan wilayah kerja dan kewenangannya, mempersiapkan tempat, bahan dan peralatan, SDM (dokter dan bidan pelaksana), menentukan waktu pelaksanaan, menginformasikan", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 663, "width": 230, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kegiatan kepada masyarakat, kemudian teknis pelaksanaan dan pencatatan dan dilanjutkan pelaporan melalui", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 171, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.6 November 2021", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 36, "width": 24, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "225", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Page footer" }, { "left": 315, "top": 755, "width": 238, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 127, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 230, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "surveilans PTM berbasis IT. (Kementerian Kesehatan RI, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 230, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker leher rahim dan bagaimana mendeteksinya menjadi salah satu penyebab kurangnya kesadaran WUS datang ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan sehingga cakupan program ini sangat rendah. Seperti yang disampaikan oleh hasil penelitian Ayu Wulandari, Siti Munawaroh, yaitu pendukung", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 207, "width": 79, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "WUS untuk", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 207, "width": 230, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "melakukan pemeriksaan IVA adalah pengetahuan, pendidikan, akses informasi dan tenaga kesehatan. (Ayu Wulandari, 2018) (Siti Munawaroh, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 233, "height": 453, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini, Untuk dokter umum di puskesmas, tugas yang tumpang tindih menyebabkan kurangnya motivasi dalam melakukan deteksi dini kanker serviks. Demikian pula dengan bidan, jadwal piket dengan pelayanan IVA tidak sejalan sehingga pelaksanaan program IVA tidak bisa maksimal. Kuantitas SDM yang mencukupi sangat diperlukan untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan yang ada. Tenaga kesehatan yang melakukan tugas tambahan disamping tugas pokoknya untuk mengatasi keterbatasan SDM dan banyaknya program puskesmas, sesuai dengan struktur organisasi puskesmas bahwa penempatan tenaga dapat dilakukan secara fleksibel tergantung jumlah, klasifikasi tenaga maupun kegiatan puskesmas. Dalam hal ini penting bagi puskesmas memiliki job description dari setiap jabatan yang diemban, agar setiap SDM dapat memahami peran dan fungsinya. (Kementrian Kesehatan RI, 2014) Sejalan dengan penelitian Nelly Apriningrum dan Meytri Saraswati Tenaga kesehatan merupakan sumber daya yang strategis untuk dapat menjalankan perannya sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di puskesmas dengan optimal dan diharapkan agar tugas pokok dan fungsi tenaga kesehatan sesuai dengan pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya. (Nelly Apriningrum, Juli 2017) (Meytri Saraswati, 2017). Penelitian Ilmia Nur Maghfiroh menyebutkan tenaga pelaksana", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 69, "width": 230, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dalam program tes IVA memiliki tugas lain diluar program IVA dalam artian mereka merangkap tugas yang ada. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas program yang dijalankan. (Ilmia Nur Maghfiroh, 2018) 5. Pencatatan dan Pelaporan", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 152, "width": 230, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu tujuan pelatihan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim adalah peserta mampu melakukan pencatatan dan pelaporan berkaitan dengan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim. Semua pemeriksaan yang dilakukan di catat dan dilaporkan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 248, "width": 230, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Partisipan tidak mendokumentasikan secara khusus ataupun membuat laporan setiap bulannya, partisipan hanya menulis pada rekam medik pasien. Sehingga peneliti tidak mendapatkan data jumlah klien yang telah di deteksi dini kanker payudara.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 329, "width": 194, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Ndak pernah kita buat laporan atau masukkan ke register, tapi tetep kita tulis tindakan kita di status pasiennya”", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 373, "width": 230, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Partisipan yang melakukan pemeriksaan telah melakukan pencatatan namun belum paham bagaimana untuk pelaporan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 412, "width": 212, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“tetep kita catat masukkan ke register tapi tidak pernah orang PTM minta data ke kita, ndak tau data mana yang dilaporkan sama PTM”", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 469, "width": 230, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informasi mengenai jumlah sasaran dan klien yang sudah di deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim di suatu daerah dapat dilihat pada Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular (SIPTM). Melalui system informasi tersebut dan triangulasi ke pemegang program PTM di Dinas Kesehatan Kabupaten, peneliti mendapatkan data bahwa dari 17 puskesmas tempat partisipan bertugas, hanya 2 puskesmas yang sudah melaporkan jumlah pemeriksaan kanker payudara dan kanker mulut rahim.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 632, "width": 212, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“nanti saya hubungi PJ PTM puskesmas supaya mereka mengirim data, karena belum ada data yang masuk saat ini bu”", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 676, "width": 230, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk memasukkan data ke SIPTM dapat dilakukan secara offline oleh partisipan, namun untuk melakukan input data, partisipan harus memiliki informasi lengakap mengenai", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 25, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "226", "type": "Page header" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 171, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.6 November 2021", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 744, "width": 133, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 230, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pasien dan pemeriksaan. Apabila informasi yang dibutuhkan untuk memasukkan data maka data baru tidak dapat diverifikasi. “input data ke SIPTM bisa dikerjakan oleh KIA tapi data yang dimasukkan harus lengkap, kalau ndak ada NIK nya data tidak bisa di input, biar dia periksa banyak tapi data tidak lengkap,,,ya ndak bisa di input”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 194, "width": 230, "height": 273, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pencatatan dan pelaporan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan bagian dari sistem pencatatan dan pelaporan PTM. Sesuai Permenkes no. 34 tahun 2015 bahwa dokter, bidan, dan tenaga kesehatan terlatih yang menjadi pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat dan/atau pelayanan kesehatan perorangan dalam Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim wajib melakukan pencatatan dan pelaporan program berdasarkan surveilans penyakit tidak menular. Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan secara elektronik menggunakan sistem informasi surveilans PTM yang dapat akses di www.pptm.depkes.go.id. Sebelumnya hasil pemeriksaan di catat pada rekam medis kemudian direkap dalam formulir register dan selanjutnya data dari buku register diinput ke dalam sistem informasi surveilans.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 470, "width": 171, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Kementerian Kesehatan RI, 2015)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 230, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun cara input data dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu Online ( web based ), Offline menggunakan android (android based ) dan Offline menggunakan aplikasi berbasis excel di komputer/laptop ( dekstop based ). Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan menggunakan aplikasi Sistem informasi Surveilans Faktor Risiko PTM berbasis Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) dan Sistem informasi Surveilans PTM berbasis Fasilitas Kesehatan Tingkat", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 622, "width": 230, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pertama (FKTP). (Kementerian Kesehatan RI, 2015)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 649, "width": 230, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini terjadi mis komunikasi antara pelaksana IVA dengan bidang PTM sehingga bidan sebagai pelaksana IVA tidak membuat laporan hanya melakukan pencatatan pada rekam medis dan register,", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 70, "width": 230, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sehingga data yang didapatkan dari pelaksana IVA berbeda dengan data di dinas kesehatan kabupaten/kota. Tidak harmonisnya hubungan diantara organisasi pelaksana satu dengan lainnya, ikut pula menentukan gagalnya pelaksanaan suatu program. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ilmia Nur Maghfiroh, dimana proses pencatatan dan pelaporan dilaksanakan dengan manual dan online namun dalam pelaksanannya mengalami kendala yakni perbedaan persepsi antar provider tes IVA tentang angka kunjungan tes IVA dikarenakan tempat pelayanan yang berbeda untuk tes IVA sehingga hal ini mengakibatkan keterlambatan pelaporan. (Ilmia Nur Maghfiroh, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 291, "width": 75, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterbatasan", "type": "Section header" }, { "left": 300, "top": 304, "width": 233, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun keterbatasan kegiatan penelitian ini adalah tidak melakukan observasi pemeriksaan IVA dan SADANIS yang dilakukan partisipan ditiap puskesmas demikian pula dengan wawancara pada partisipan utama dan partisipan triangulasi tidak dilakukan dengan tatap muka dikarenakan adanya kebijakan pembatasan kegiatan di luar rumah dan kantor serta menjaga jarak selama pandemi covid 19 melanda khususnya di Indonesia. Sehingga peneliti hanya melakukan wawancara dengan partisipan melalui jaringan seluler/telepon.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 484, "width": 63, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENUTUP Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 300, "top": 511, "width": 230, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Semua partisipan sesuai dengan kualifikasi peserta pada kurikulum pelatihan. Namun untuk kriteria tidak pindah minimal 3 tahun paska pelatihan tidak terpenuhi oleh 2 partisipan.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 581, "width": 230, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pandemi Covid 19 menyebabkan", "type": "Table" }, { "left": 314, "top": 594, "width": 216, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pelaksanaan program deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim di puskesmas terhambat.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 636, "width": 230, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Pelaksanaan program deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim mulai dari penyuluhan, konseling, pemeriksaan, pencatatan sampai pelaporan belum berjalan sesuai pedoman karena kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pengelola", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 171, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.6 November 2021", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 36, "width": 24, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "227", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Page footer" }, { "left": 315, "top": 755, "width": 238, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 127, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 69, "width": 216, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "program PTM dengan pelaksana deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 230, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka saran yang ingin disampaikan adalah: 1. Bagi pengelola program PTM di Dinas Kabupaten/kota agar melakukan monitoring dan evaluasi program secara berkala agar program dapat berjalan dengan baik dan maksimal.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 230, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Bagi penyelenggara pelatihan agar menyelenggarakan pelatihan kembali untuk menambah SDM dalam melaksanakan program deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim. 3. Bagi manajemen puskesmas agar melakukan monitoring dan evaluasi program secara terjadwal dan continue agar program dapat berjalan dengan baik dan maksimal.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 230, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Bagi Puskesmas agar membuat strategi khusus untuk melakukan skrining kanker payudara dan kanker leher rahim karena kanker ini merupakan penyakit yang dapat dicegah maka diperlukan skrining rutin untuk mendeteksi kanker secara dini.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 230, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Bagi pelaksana SADANIS dan IVA test agar lebih banyak melakukan pemeriksaan, karena dengan lebih sering melakukan maka akan dapat meningkatkan keahlian.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 230, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai evaluasi kinerja agar melakukan evaluasi langsung ke pada alumni peserta latih dan institusi kerjanya sesuai indikator kinerja dan menganalisa hubungan pelatihan dengan kinerja mantan peserta latih.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 113, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 230, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] Aila Karyus, D. U. (2020). Efektivitas", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 649, "width": 207, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyuluhan Kesehatan Ca Serviks Terhadap Motivasi Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia Subur. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 690, "width": 165, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ilmiah STIKES Kendal, 195-200.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 230, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] Apriningrum, N. (2018). Evaluasi Output Program Pencegahan Kanker Serviks", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 69, "width": 207, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan Pemeriksaan IVA di Kabupaten Karawang. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, 68-77.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 110, "width": 229, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] Ayu Wulandari, S. W. (2018). Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Sukmajaya Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Unila, 93-101.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 193, "width": 229, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] Berland Budiman, Y. M. (2019). Evaluasi Program Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode See and Treat di Kabupaten Karawang. Indonesian .", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 248, "width": 207, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Obstetrics & Ginecology Science, 72-80.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 276, "width": 229, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] Bruni L, A. G. (2019). Human Papillomavirus and Releated diseases Report. Barcelona, Spain: ICO/IARC Information Centre on HPV and Cancer (HPV Information Centre).", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 345, "width": 229, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] Creswell, J. W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 386, "width": 229, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia,", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 400, "width": 207, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Presiden Republik Indonesia. (2014). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Kementerian", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 442, "width": 207, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesehatan Republik Indonesia. Retrieved from Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 483, "width": 229, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] Dinas Kesehatan Provinsi NTB. (2018).", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 497, "width": 207, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram: Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 538, "width": 229, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram: Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 593, "width": 229, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] Dwipoyono, B. (2009). Kebijakan", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 607, "width": 207, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengendalian Penyakit Kanker (Serviks) di Indonesia. Indonesian Journal of Cancer, 109-116.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 649, "width": 229, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] Freddie Bray, B. M. (2018). Global Cancer Statistics 2018: GLOBOCAN Estimates of Incidence and Mortality Worldwide for 36 Cancers in 185 Countries. CA Cancer Jurnal Clin, 394- 424.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 25, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "228", "type": "Page header" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 171, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.6 November 2021", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 744, "width": 133, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 229, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12] I Gede Sastra Winata, S. E. (2020). Cervical Cancer Screening in COVID-19 Pandemic Era. Hong Kong Journal of Obstetrics and Gynaecology , 01-04.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 125, "width": 229, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13] Ilmia Nur Maghfiroh, T. A. (2018).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 139, "width": 230, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Program Tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) DI Puskesmas Sukoharjo. University Research Colloquium , 40-45. [14] Ir. Sri Ratna M.M. (2016). Modul Evaluasi Program Pasca Pelatihan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 249, "width": 229, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[15] Istianna Nurhidayati, C. E. (2018). Perilaku Wanita Usia Subur (WUS) Dalam Partisipasi Program Deteksi Dini", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 291, "width": 230, "height": 231, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) Di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinom : Studi Fenomenologis. Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas, 19-26. [16] Kementerian Kesehatan. (2016). Info Datin Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan. [17] Kementerian Kesehatan RI. (2013). Buku Acuan Pencegahan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. [18] Kementerian Kesehatan RI. (2013). Pedoman Teknis Penanggulangan kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 525, "width": 229, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[19] Kementerian Kesehatan RI. (2015). Panduan Program Nasional Gerakan", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 553, "width": 207, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 594, "width": 229, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[20] Kementerian Kesehatan RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 34. Jakarta: Menteri Kesehatan RI.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 636, "width": 229, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[21] Kementerian Kesehatan RI. (2018). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 677, "width": 229, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[22] Kementerian Kesehatan RI. (2019). Kurikulum Pelatihan Deteksi Dini Kanker", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 70, "width": 207, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Payudara dan Kanker Leher Rahim. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 97, "width": 230, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[23] Kementerian Kesehatan RI. (2019).", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 111, "width": 207, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kurikulum Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 153, "width": 230, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[24] Meytri Saraswati, A. S. (2017). Analisis Implementasi Program Deteksi Dini", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 180, "width": 207, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kanker Serviks Melalui Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Kota Semarang. Jurnal Kesehatan", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 222, "width": 158, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat FKM Undip, 85-95.", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 235, "width": 230, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[25] Nelly Apriningrum, I. F. (Juli 2017).", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 249, "width": 207, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Evaluasi Input Pada Program Pencegahan Kanker Serviks dengan Pemeriksaan IVA di Kabupaten Karawang. Midwife", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 291, "width": 75, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal, 53-65.", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 304, "width": 230, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[26] Norman K. Denzin, L. Y. (2009). Handbook Of Qualitatif Research. California.", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 346, "width": 230, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[27] Nurhikmah. (2019). Pengaruh Penyuluhan Kelompok dan leaflet terhadap keikutsertaan pemeriksaan IVA . Pasapua Health Journal, 1-7.", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 401, "width": 230, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[28] Rizky Amelia, U. N. (2019). Evaluasi Pelaksanaan Program Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Metode Clinical Breast Examination (CBE). Jurnal Kebidanan, 56-69.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 498, "width": 230, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[29] Rustiana, A. (2010). Efektivitas Pelatihan Bagi Peningkatan Kinerja Karyawan. Jurnal Dinamika Manajemen, 137-143.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 539, "width": 230, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[30] Siti Munawaroh, A. T. (2019). Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Ditinjau Dari Faktor Pendukung, Faktor Pemungkin, Faktor Penguat Terhadap Perilaku Wanita Usia Subur. Jurnal Ilmu Manajemen , 232-242.", "type": "List item" } ]
f91c08f1-d124-58c2-a11c-4b8f1defb757
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/komitmen/article/download/22326/8014
[ { "left": 270, "top": 52, "width": 58, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTIKEL", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 296, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KOMITMEN: Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 3 No. 2, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 76, "width": 443, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALYSIS OF CALCULATION OF PRODUCTION COSTS AND DETERMINATION OF PRODUCT SELLING PRICES IN THE ABADI SENTOSA FURNITURE BUSINESS", "type": "Section header" }, { "left": 166, "top": 136, "width": 266, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yeni Elfiza Abbas 1 , Sabar Napitupulu 2 , Budiandru 3", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 149, "width": 122, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 STIE Swadaya Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 163, "width": 219, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Univesitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 206, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 446, "height": 300, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In order to maximize revenue and profit, company management decides on manufacturing costs and selling prices during the production process. In order to determine the correct expenses, which are incurred during the production process and demonstrate the true cost of items, the manager of the production department must examine production costs. The variable costing method and the full costing method are two techniques used in cost accounting to determine manufacturing costs. In order for Abadi Sentosa to estimate the selling price of per-unit mebeul items, it is necessary to analyze how production expenses are calculated. The activities of this company, which manufactures cabinets, are carried out through a number of manufacturing procedures, allowing the production costs to be factored into the price of the product sold. The quantity of the production costs will be utilized to calculate the selling price of the goods. This study also examines if the cabinet product calculations, made using the current complete costing method, have complied with all requirements. Utilizing sales data for 8 units of 3-door ornamental cabinets with a cost of Rp. 2,202,700 and a unit selling price of Rp. 2,700,000, the results of establishing the cost of items manufactured using the company's full costing approach and the real full costing were compared. A 3-door decorative cabinet costs Rp 17,621,600 in total to produce, including Rp 8,000,00 for raw materials, Rp 5,120,000 for direct labor, Rp 4,304,080 for factory overhead, and Rp 175,920 for non- production costs. The profit was Rp 21,600,000 minus Rp 17,621,600, or Rp 3,978,400, assuming all 8 of the 3-door decorative cabinets—which cost Rp 2,700,000 each—were sold. Descriptive analysis is the analysis technique employed. These findings demonstrate that the corporation does not account for expenses such indirect labor costs, electricity prices, property taxes, and building depreciation in accordance with the full costing principle.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 319, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Production Cost, Full Costing Method, Product Sales.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 579, "width": 135, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 592, "width": 454, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Production costs are calculated while determining the cost of acquiring of goods using the Full Costing method, whereas the selling price of the company is calculated using the Variable Cost-Plus Mark-up method (Fachri Amrullah Faisal, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 634, "width": 454, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "All expenses paid in managing raw resources into finished commodities are essentially considered production costs. Expenses associated with turning raw resources into marketable finished goods are called production costs (Mulyadi, 2018:14; 2018:14). There is a clear correlation between production costs and selling prices, with the selling price of a product being dictated more by production costs, even if the selling price is a value or cost burden that is decided for each product (Bustami & Nurlela, 2006:178).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 717, "width": 454, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To quantify the costs involved in the production process, such as raw material costs, direct labor costs, and factory overhead costs, it is crucial to determine the cost of production precisely and comprehensively. The outcome of the cost-of-goods calculation will influence the company's decision-making when deciding on the selling price. If the price established", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 52, "width": 58, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTIKEL", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 296, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KOMITMEN: Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 3 No. 2, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cannot cover all costs spent by the enterprise, choosing the incorrect cost of production will result in a loss for the business. The Abadi Sentosa Furniture Business currently uses the traditional system to calculate the cost of production for the manufacture of chairs, tables, and cabinets, which makes the calculation of the production price per unit less accurate and will have an impact on the determination of the selling price and profit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 454, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It is essential to accurately and thoroughly calculate the cost of production in order to put numbers to the expenses associated with the manufacturing process, such as raw material costs, direct labor costs, and factory overhead costs. When deciding on the selling price, the company's decision-making will be influenced by the results of the cost-of-goods calculation. The wrong cost of production will cause the firm to lose money if the price determined cannot cover all of the costs incurred by the enterprise. The Abadi Sentosa Furniture Business now calculates the cost of production for the creation of chairs, tables, and cabinets using the conventional method, which reduces the accuracy of the calculation of the production price per unit and will affect the choice of the selling price and profit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 454, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The furniture business of Abadi Sentosa has not yet employed the complete osting technique of analysis. This firm uses a very simple method to establish the price of products sold and the selling price of its products rather than applying the cost of production calculation in accordance with cost accounting rules. This firm has not provided a complete breakdown of the expenses associated with the production process. Furthermore, it has not yet fully focused on or thoroughly assessed all industrial overhead expenditures. As a result, the information generated by this process will be incorrect and inaccurate when used to determine and calculate the retail price of a product created in a factory.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 379, "width": 454, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is the background, the authors conducted research on the Analysis of Calculation of Production Costs and Determination of Product Selling Prices in the Abadi Sentosa Furniture Business:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 614, "width": 454, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on this background, the main problem of this research is how Abadi Sentosa calculates the manufacturing costs when calculating the selling price of furniture production per unit?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 171, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 683, "width": 112, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Definition of Cost", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 454, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cost accounting is typically employed by businesses that are involved in manufacturing. Manufacturing businesses use a variety of production techniques to transform from raw ingredients to completed or semi-finished goods that are then sold to customers. The activity cycle of a manufacturing company begins with purchasing raw materials, then processing raw materials in the production department and ends with the delivery of finished", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 52, "width": 58, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTIKEL", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 296, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KOMITMEN: Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 3 No. 2, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "products to the warehouse department. The purpose of operating a manufacturing company is to earn profit, which comes from the sale of finished products. In addition to profits, manufacturing companies must also improve the quality and quality of their products to face their competitors in the market share of manufactured products. The production financing cycle in a manufacturing company is used to trace the product processing process, from the input of raw materials into the production process until the finished product is produced from the production process. All activities related to the product will be calculated based on existing theories in cost accounting. Cost accounting is the practice of documenting, categorizing, summarizing, presenting, and analyzing the costs associated with producing and disseminating goods and services (Mulyadi, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 454, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Financial accounting and management accounting are the two accounting theories that are included in the complicated science of cost accounting. The idea of cost is the giving up of economic resources, defined in monetary terms, that has already happened or is anticipated to happen for a certain goal. Costs are typically classified according to two fundamental characteristics: Fixed and Variable. One of the metrics used by the business to measure efficiency and determine how much money must be sacrificed to produce a good is cost. Cost is therefore the primary concept to comprehend in cost accounting. Both full costing and variable costing are methods for calculating manufacturing costs. While variable costing simply considers variable production costs, full costing includes both fixed and variable production costs.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 454, "height": 232, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The term \"cost\" typically refers to the giving up of financial advantages in order to receive non-capitalized services. Expenditures that cannot produce advantages in the future or are identical to costs or purchase prices that have passed their expiration date are considered expenses. In relation to this final restriction, where costs are directly considered as expenses in conventional financial reporting, the terms cost and expense are frequently used interchangeably (Samryn, 2012). The value of the advantages given in exchange for the sacrifices made to get products and services is called the cost. can be calculated in rupiah when assets are sold off or debt is incurred. Lukman (2013:4) \"is split in two, both broadly and specifically; broadly, Price is the loss of economic resources (scarcity) measured in monetary units that has occurred or is anticipated to occur in order to accomplish some objectives (to secure benefits). Cost is, in a strict sense, a portion of the cost price that is given up in an endeavor to generate income. Costs are outflows of goods or services that will be charged against or matched with income to determine profit. Expired costs are outflows of costs that can be subtracted from income. Mulyadi (2000:8-10) divides the concept of cost into a broad and a specific connotation. Cost can be defined broadly as the sacrifice of financial resources made for a specific goal and expressed in monetary units. While giving up economic resources to acquire assets is the cost in the strict sense.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 599, "width": 200, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Determination of Production Costs", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 454, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Expenses associated with turning raw resources into marketable finished goods are called production costs. Costs of raw materials, direct labor, and overhead make up the majority of production costs Mulyadi (2015: 14).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 454, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The process of figuring out production costs involves adding cost components to those expenses. There are 2 (two) methods for calculating manufacturing costs, specifically:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 682, "width": 81, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Full Costing", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 696, "width": 418, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Full costing is a way of calculating production costs that include all cost factors, including variable and fixed expenses for manufacturing overhead, direct labor costs, and raw material costs. Consequently, the following cost elements make up the cost of manufacturing according to the whole costing method:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 751, "width": 109, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raw material costs xx", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 52, "width": 58, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTIKEL", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 296, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KOMITMEN: Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 3 No. 2, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 75, "width": 143, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Direct labor costs xx Variable factory overhead xx Fixed factory overhead xx + Cost (cost) of production xx", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 130, "width": 103, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Variable Costing", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 454, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The only production costs taken into account for determining production costs utilizing the variable costing technique are raw material costs, direct labor costs, and variable factory overhead costs. Base cost of the item. The cost of terminating inventory will be included in the statement of financial position and cost of goods sold in the income statement, therefore production costs are utilized as the basis for reporting. The amount of sales or the number of purchasers will not change as a result of the selling price, but it will have an impact on the company's overall revenue.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 241, "width": 454, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The following is a list of what the variable costing approach says: Raw material costs xx Variable labor costs xx Variable factory overhead xx+ Product base price xx Determination of variable costing (variable costing) is a concept of determining cost of goods which only includes variable production costs as an element of product costing. Fixed production costs are considered as period costs or or time costs (period costs) which are directly charged to profit and loss in the period in which they are incurred and are not treated as production costs.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 392, "width": 118, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Cost of Production", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 454, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cost of goods or acquisition price is the exact amount measured in monetary units in the form of:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 434, "width": 69, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Cash paid", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 448, "width": 247, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. The value of other assets submitted / sacrificed", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 461, "width": 236, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. The value of services submitted or sacrificed", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 475, "width": 77, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Add capital", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 454, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The cost price, which represents the exchange of economic resources, is established by the amount of money spent either directly purchasing assets or indirectly producing revenue. Mardiasmo (2000:20) defines the cost of production as the sum of three cost components, including the cost of raw materials, the cost of direct labor, and the cost of operating the plant. As stated by Bastian and Nurlela (2009:49) The term \"cost of production\" refers to a collection of manufacturing costs, such as direct costs for raw materials, direct labor, and factory overhead costs, as well as inventories of products at the start and end of the production process. Costs of production are associated with a given time period (Cashmere, 2011:11-12).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 599, "width": 454, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As stated by Supriono (1995:20) the components of the cost of manufacturing can be broadly divided into 3 (three) groups:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 627, "width": 124, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Cost of raw materials", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 641, "width": 106, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Direct labor costs", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 655, "width": 95, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Overhead costs", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 668, "width": 454, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fixed factory overhead expenses are added to the cost of inventories of goods that are in the final stages of production and finished goods that have not yet been sold. Goods are only considered expenses once the product has been sold. Production will not occur without incurring fixed factory overhead costs, so full costing considers fixed factory overhead costs as the cost of inventory acquisition (Gersil & Cevdet, 2016). The price of the raw materials used to classify products, or the materials that will be processed into finished products and whose usage may be characterized as an integral component of a certain product, are the raw", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 52, "width": 58, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTIKEL", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 296, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KOMITMEN: Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 3 No. 2, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "material costs. All workers who are directly involved in the manufacturing of completed goods and whose services can be directly linked to the product are considered to be engaged in direct labor. In addition to the costs of direct labor and raw materials, manufacturing overhead expenses are production expenses. The monetary sum that a business unit charges consumers or buyers for the items or services that are sold or provided is the determination of the selling price. Mulyadi (2012; 346), choosing a selling price is defined as choosing a price that can cover all expenses related to producing the item or service together with the targeted level of profit for the business.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 185, "width": 367, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hansen & Howen (2016;633), the goal of establishing the price of goods is:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 199, "width": 436, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. To Calculate the Sales Price. When a product is first introduced to the market, the cost of production is a key component in determining the selling price. If sales are only below the cost price, the manufacturer won't create the items. In contrast, if the selling price is more than the cost of the product, the producers will keep making the goods.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 268, "width": 197, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. To Evaluate a Company's Efficiency", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 282, "width": 418, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A company's efficiency can be determined by comparing historical cost prices. The company is not operating efficiently if historical cost prices are greater than standard cost prices.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 323, "width": 151, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. To Define policies in Sales", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 337, "width": 418, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The cost of goods can also be used to determine whether a sales strategy should focus on channels with the lowest potential selling prices.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 365, "width": 436, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Selling Price Determination According to Krismiaji & Aryani (2011: 325) indicates that the common practice is to increase the cost of the things by an expected profit to determine the selling price (markup). The difference between the selling price and the product's cost is known as the markup. A fraction of the product's price is frequently represented via markup. This pricing approach is known as cost-plus pricing since the selling price is determined by adding a predetermined markup percentage to the cost of the goods.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 100, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The goal of this study is to determine the selling price of production at the Abadi Sentosa furniture company, which is based in Kebon Jeruk, West Jakarta, by computing production costs using the full costing method.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 454, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Case analysis or descriptive analysis is the research methodology employed. The approach is to methodically describe or paint. Process, analyze, and process the information obtained based on research theory to draw conclusions (Rukajat, 2018). Additionally, Sugiyono (2014: 21) claims that the descriptive analysis approach is a statistical technique that is used to evaluate data by summarizing or describing the information that has been gathered as it is without trying to draw any generalizations or inferences.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 454, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quantitative analysis, a research technique based on the positivist philosophy, is also utilized in this study to investigate populations of statistical quantitative information analysis with the goal of evaluating the established hypotheses. Quantitative information, or information presented as figures and derived directly from the Abadi Sentosa Furniture Business, such as costs incurred by business activities. Qualitative data, or information on manufacturing expenses for 2021, is information acquired from staff members or business executives regarding the health of the Abadi Sentosa furniture sector, such as a synopsis of the business's history and its organizational structure.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 724, "width": 454, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Primary data, also known as data that is directly drawn from the study object, might take the form of interviews that provide written and verbal information on the production cost calculation that will be used to determine the production's selling price in 2021. Secondary data", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 52, "width": 58, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTIKEL", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 296, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KOMITMEN: Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 3 No. 2, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "is information that has been gathered from libraries and other sources and is oftentimes referred to as quantitative data.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 189, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 130, "width": 120, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Production Process", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 454, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The transformation of raw materials or semi-finished materials into completed items utilizing resources is a part of the production process. Along with experienced and competent human resources, semi-finished materials, machinery, and other equipment are used.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 199, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Firm Information", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 454, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abadi Sentosa Furniture is a firm that uses teak wood as its primary raw material to create various types of cabinets. Due to its stunning fiber and texture, teak wood is the most popular form of wood and is termite and mold resistant.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 268, "width": 268, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Cost of Production Calculation by the Company", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 454, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teak wood is used to make the two types of cabinets that are created, which are wardrobes and decorative cabinets, and the wage of the workers is directly correlated with how long the procedure takes. The quantity of production costs incurred by production to make a product can be used to determine the cost of manufacturing. Full costing is a way of assessing the cost of goods that include all costs associated with production, including those for raw materials, direct labor, and factory overhead, all of which can either be fixed or variable in nature.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 392, "width": 123, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Raw Material Costs", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 454, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At Abadi Sentosa furniture, semi-finished teak wood is the primary raw material utilized to build cabinets. The many types of cabinets produced include the following. Meubel Abadi Sentosa charges the following amounts for each unit of its 2-door and 3-door wardrobes made from raw materials:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 461, "width": 304, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purchasing the necessary supplies for a 2-door small wardrobe", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 475, "width": 436, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Teak wood, which costs IDR 2,000,000/cubic, is the primary raw material utilized to make the two-door tiny wardrobe.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 503, "width": 189, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal: Raw material Rp. 2.000.000,- Cash Rp. 2.000.000,-", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 544, "width": 436, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. The raw material used for the manufacture of 1 unit of three-door wardrobe is teak wood with a cash purchase of IDR 2,000,000/cubic.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 572, "width": 42, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal:", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 586, "width": 189, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raw material u R Rp. 2,000,000,-", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 599, "width": 190, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cash Rp. 2,000,000,-", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 613, "width": 328, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Journal for purchasing raw materials for 3-door wardrobes in cash)", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 627, "width": 418, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IDR 800,000 is the journal price for the utilization of raw materials for 2-door small wardrobe items.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 668, "width": 177, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Goods in process Rp. 800,000,-", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 682, "width": 177, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raw Material Rp. 800,000,-", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 696, "width": 418, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of raw materials utilization for a 3-door decorative wardrobe of IDR 2,000,000", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 710, "width": 186, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Goods in process Rp. 2,000,000,- Raw Material Rp. 2,000,000,-", "type": "Table" }, { "left": 270, "top": 52, "width": 58, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTIKEL", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 296, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KOMITMEN: Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 3 No. 2, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 75, "width": 106, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Direct labor costs", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 89, "width": 418, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on how much it actually cost to create the goods, direct labor costs are estimated. Abadi Sentosa Furniture has developed a daily pay system, which is what employees in the production area get paid each day.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 130, "width": 418, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The length of working hours is from 07.30, 11.45 breaks and 13.00 starts working until 17.00 WIB. With 2 employees having a daily wage of IDR 80,000/person. For three- door wardrobes and ornamental wardrobes, the daily direct labor expenditures that must be borne by the business are (2 workers x 80,000 IDR) = 160,000 IDR.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 185, "width": 418, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cost of direct labor for a two-door mini-wardrobe. Two employees complete the outfit in three days at a combined payment of Rp. 480,000 ($8,000).", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 213, "width": 123, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal: Salary costs Rp. 480,000", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 241, "width": 346, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salary expense to be paid Rp. 480,000 (In order to pay a wage per wardrobe unit)", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 268, "width": 382, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For three-door ornamental cabinets, direct labor expenses. A 4-day project including 2 employees and a 3-door ornamental wardrobe costs Rp. 80,000 per person per day, or Rp. 640,000 for two individuals. Journal: Pay expenses Rp. 640,000 Pay expense to be paid Rp. 640,000 (for the purpose of paying a wage per three-door wardrobe unit)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 365, "width": 172, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Use of Factory Overhead Costs", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 379, "width": 418, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Costs associated with operating a factory have an indirect impact on the production process. All expenses in a factory that aren't directly related to materials or labor are considered overhead costs.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 434, "width": 318, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. The Full Costing Method for Production Cost Calculation", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 448, "width": 210, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Sales of 5 units of 2-door mini cabinets", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 461, "width": 418, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The furniture company sold 5 pieces of 2-door small wardrobes in June for IDR 1,800,000. Each item cost IDR 1,741,034 to produce. seen in the table below:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 489, "width": 413, "height": 125, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Calculation of the Cost of Production between full costing methods Information Amount (Rp) Finished product inventory 8.705.170 Work in progress- Direct material costs 3.333.330 Work in progress- Direct material costs 2.400.000 Work in progress- Direct factory overhead 2.738.440 Work in progress: Mini-wardrobe with two doors and non- production costs for the use of production expenses (Juno) 233.400 Work in progress- Direct factory overhead 8.705.170", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 617, "width": 418, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Direct material expenses of Rp. 3,333,330, direct labor costs of Rp. 2,400,000, factory overhead costs of Rp. 2,738,440, and non-production expenditures of Rp. 233,400 are needed to make a 2-door compact wardrobe, totaling Rp. 8,705,170.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 659, "width": 418, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Although the 5-unit 2-door mini wardrobe has a total selling price of Rp. 1,800,000 x 5, or Rp. 9,000,000, the sales generate a profit of Rp. 9,000,000 - Rp. 8,705,170, or Rp. 294,830 per month: 5 = 58,966. (per unit).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 700, "width": 155, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Cash Rp. 9,000,000 Sales proceeds of Rp. 9,000,000", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 52, "width": 58, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTIKEL", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 296, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KOMITMEN: Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 3 No. 2, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 75, "width": 436, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Sales of 3 door decorative cabinets totaled 8 units, with a cost price per unit of IDR 2,202,700 with a unit selling price of IDR 2,700,000. The description can be seen in the table below:", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 116, "width": 442, "height": 140, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Calculation of Cost of Production between full costing methods Information Amount (Rp) Finished product inventory 17,621,600 Work in progress- Direct material costs 8,000,000 Work in progress- Direct material costs 5,120,000 Work in progress- Factory overhead costs Non-production expenses for goods that will be used as manufacturing costs for decorative cabinets 3 doors/January 197,520 Cost of goods sold 4,304.08 Finished product inventory 4,304.08", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 454, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In order to produce a 3-door decorative cabinet, Rp. 8,000,000 in raw materials, Rp. 5,000,000 in direct labor, Rp. 4304,080 in factory overhead, and Rp. 175,920 in non-production costs are needed. As a result, the fundamental price is Rp. 17,621,600, and Rp. 2,700,000 x 8 = 21,600,000 for the 3-door decorative cabinets' total selling price, with a profit of Rp. 21,600,000 -", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 454, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Cash IDR 21,600,000 Sales proceeds of Rp. 21,600,000 According to research by Devi Satria regarding the Abadi Sentosa Furniture Business' estimate of production costs and determination of the cost of manufacturing, production costs have an effect on determining the selling price, which means that any increase in production costs will be followed by a rise in selling prices, and a decrease in production costs will also be followed by a decline in selling prices (2016). The findings of Raras Maftukhah's research (2016) further clarify production expenses incurred, such as raw material costs, labor costs or employee pay, and unforeseen expenses or overhead expenditures. The selling price provided is not significantly impacted by these three charges.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 120, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 454, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Some expenses that the business incurs but does not include in product prices are power bills, property and building taxes, and building depreciation expenses. As a result, the company's cost calculations don't actually adhere to the entire costing principle. The results of this research are the same as the research conducted with Dian Purnama, Saiful Muchlis and Andi Wawo (2019) which states that there are differences in the calculation of the cost of production according to the full costing method. This happens because there is a difference in charging fees from the start. The company's method does not take into account both fixed and variable BOP. Therefore, the full costing method is more profitable for the company because it will charge all costs that affect the production process. Abadi Sentosa's furniture business sold the 2-door little wardrobe for a selling price that produced a profit of just 3.74% per quarter, but the riskier source furniture company sold the 3-door decorative wardrobe for a selling price that produced a quarterly profit of 18.41%.", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 687, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 714, "width": 454, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badriyah, H. (2015). Buku Pintar Akuntansi Biaya Untuk Orang Awam . Jakarta: Penerbit HB. Faisal, F. A. (2020). Analisis Biaya Produksi dalam Menentukan Harga Jual Produk Liquid Hero 57 Study Kasus pada CV. Cloud Heaven Makassar. ( Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar ).", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 52, "width": 58, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTIKEL", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 296, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KOMITMEN: Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 3 No. 2, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kristiani, B. (2013). Kualitas Minuman Serbuk Effervescent Serai (Cymbopogon Nardus (L.) Rendle) dengan Variasi Konsentrasi Asam Sitrat dan NaBikarbonat. ( Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta ).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 306, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya . Yogyakarta: STIM YKPN.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 454, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purnama, D. (2019). Harga Pokok Produksi Dalam Menentukan Harga Jual Melalui Metode Cost Plus Pricing Dengan Pendekatan Full Costing. JRAK, 10 (1), 119-132. Surjadi, L. (2013). Akuntansi Biaya . Jakarta: Indeks.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 360, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, S. P., & Kristanto, S. B. (2013). Akuntansi Biaya . Jakarta: In Media.", "type": "Text" } ]
8334d246-d395-8f6b-575b-8f6e98f2f6ec
https://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Inovasi/article/download/36304/16839
[ { "left": 99, "top": 38, "width": 32, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 87, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2356-2005", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 139, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 50, "width": 84, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2598-4950", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 61, "width": 137, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 10, No. 2, Desember 2023", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "496", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 88, "width": 418, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 268, "top": 133, "width": 91, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alya Budiantini", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 147, "width": 173, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Univeritas Pamulang, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 188, "width": 429, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Submitted : 04 th Aug 2023 | Edited : 06 th Nov 2023 | Issued : 01 st Dec 2023 Cited on : Budiantini, A. (2023). Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan. INOVASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen, 10 (2), 496-506.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 260, "width": 52, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 273, "width": 428, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The aim of this research is to determine the influence of good corporate governance and financial performance on share prices with dividend policy as a moderating variable. The method used in this research is associative quantitative. The population of this research is LQ45 companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2017-2021 period with a total of 45 companies and using sample criteria to become 16 companies. Data analysis in this research uses descriptive statistical analysis, panel data regression model estimation, classical assumption testing, and hypothesis testing using eviews 10. The results of this research are that company size, liquidity, profitability and solvency influence company value.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 411, "width": 409, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Company Value; Company Size; Liquidity; Profitability; Solvency", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 439, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 453, "width": 429, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh good corporate governance dan kinerja keuangan terhadap harga saham dengan kebijakan dividen sebagai variable pemoderasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif. Populasi penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021 dengan jumlah 45 perusahaan dan menggunakan kriteria sampel sehingga menjadi 16 perusahaan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif, estimasi model regresi data panel, uji asumsi klasik, uji hipotesis menggunakan eviews 10. Hasil dari penelitian ini adalah ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 591, "width": 428, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Nilai Perusahaan; Ukuran Perusahaan; Likuiditas; Profitabilitas; Solvabilitas", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 639, "width": 92, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 653, "width": 429, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini mengalami peningkatan yang sangat pesat dikarenakan adanya perkembangan teknologi yang dibuktikan dengan bertambahnya angka pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal agar dapat menyejahterakan perusahaannya. Menurut teori perusahaan, tujuan utama berdirinya suatu perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena tinggi rendahnya nilai perusahaan akan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 32, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 87, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2356-2005", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 139, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 50, "width": 84, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2598-4950", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 61, "width": 137, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 10, No. 2, Desember 2023", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "497", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 428, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mempengaruhi tingkat pertumbuhan investor. Artinya, nilai perusahaan yang tinggi akan menyebabkan tingkat pertumbuhan investor yang tinggi pula. (Wahyuningrum & Sunarto, 2023)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 129, "width": 435, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada akhir tahun berjalan yang tercermin pada harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin rendah harga saham maka nilai perusahaan juga rendah atau kinerja perusahaan kurang baik. Nilai perusahaan di ukur dengan price to book value (PBV) yaitu rasio yang mengukur nilai perusahaan dengan membandingkan harga saham per lembar saham. Menurut (Rosinta & Aryani, 2010) nilai perusahaan adalah nilai yang berkembang untuk pemegang saham, nilai perusahaan akan tercermin dalam harga pasar sahamnya. Nilai perusahaan dapat memberikan kekayaan pemegang saham secara maksimal jika harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham akan menghasilkan kekayaan pada pemegang saham.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 308, "width": 432, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laba periode berjalan atau keuntungan bersih yang didapatkan PT. Adaro Energy Indonesia Tbk (ADARO) sebesar Rp 6,01 triliun atau 420,9 juta dollar, dan laba ini didistribusikan kepada pemilik entitas induk (Kompas.com, 2021). Pada tahun 2020, PT. AKR Corporindo Tbk (AKRA) memperoleh keuntungan hingga Rp 924,91 miliar sedangkan pada tahun 2021, mengalami peningkatan sebesar 20,2% YoY (year of year) menjadi Rp 1,11 triliun, sehingga bisa didistribusikan kepada pemilik entitas induk (CNBIndonesia.com, 2021). Selanjutnya PT. Bukit Asam Tbk (PTBA) memperoleh keuntungan bersih pada tahun 2020 sebesar Rp 1,7 triliun dan mengalami peningkatan pada tahun berikutnya secara signifikan hingga 176% menjadi Rp 4,8 triliun (Bumn.go.id, 2021). Dengan ketiga perusahaan tersebut termasuk kedalam perusahaan pada LQ45.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 474, "width": 431, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan, akan ada konflik antara kepentingan manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) sering disebut agency problem. Tidak jarang bahwa manajer perusahaan memiliki tujuan yang berbeda dan kepentingan yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Minat yang berbeda antara manajer dan pemegang saham telah mengakibatkan konflik yang biasa disebut dengan konflik keagenan. Hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Permanasari, 2010).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 653, "width": 435, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran perusahaan tercermin dari total aktiva suatu perusahaan, aktiva merupakan cerminan dari pendapatan serta aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan, semakin besar aktivanya maka semakin tinggi nilai perusahaan. Selain itu ukuran perusahaan merupakan hal yang menjadi pertimbangan untuk mendapatkan modal di pasar modal (Solikin, et al., 2015). Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka perusahaan dianggap semakin mudah untuk mendapatkan sumber pendanaan bagi operasional perusahaan. Semakin", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 32, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 87, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2356-2005", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 139, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 50, "width": 84, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2598-4950", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 61, "width": 137, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 10, No. 2, Desember 2023", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "498", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 431, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "baik dan semakin banyaknya sumber dana yang diperoleh maka akan mendukung operasional perusahaan secara maksimum, sehingga akan meningkatkan harga saham dari perusahaan (Pantow, et al., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 129, "width": 431, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Likuiditas merupakan suatu cerminan kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya (Kasmir, 2013). Semakin tinggi nilai likuiditas semakin tinggi pula likuid kondisi perusahaan, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan bagi investor (Hudzaefa dan Yusni, 2018). Leverage mewakili persentase uang perusahaan yang berasal dari investor dan kreditur. Ukuran perusahaan yang besar dan terus tumbuh bisa menggambarkan tingkat profit mendatang, kemudahan pembiayaan ini bisa mempengaruhi nilai perusahaan dan menjadi informasi yang baik bagi investor (Eko et al.,2014).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 253, "width": 432, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suatu perusahaan untuk dapat melangsungkan aktivitas operasinya, haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan/profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan diminati sahamnya oleh investor. Sehingga, dengan demikian profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Profitabilitas adalah salah satu faktor yang berdampak pada nilai perusahaan. Menurut Kasmir (2017:196), profitabilitas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk menciptakan keuntungan selama periode waktu tertentu pada tingkat tertentu dari penjualan aset dan modal saham adalah salah satu cara untuk mengukur kinerja perusahaan. Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan return on assets.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 419, "width": 429, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Solvabilitas atau Leverage kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban atau hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang dengan menjaminkan aset yang dimiliki perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 460, "width": 429, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diharapkan penggunakan hutang yang dilakukan perusahaan akan berdampak respon positif dari pihak eksternal. Jadi hutang adalah suatu signal positif dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan dimata investor (Hanafi, 2011). Peran dari leverage sangat penting bagi mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang lebih tinggi sehingga akan berhubungan positif dengan kesejahteraan para pemegang saham atau pemilik perusahaan, dan dengan semakin sejahteranya para pemegang saham maka nilai perusahaan juga akan semakin meningkat. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nugraha & Alfarisi (2020) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 598, "width": 432, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat urgensi dari penelitian yakni memahami seberapa jauh nilai perusahaan yang dipengaruhi oleh independent variable secara simultan maupun parsial. Perusahaan yang diteliti yakni perusahaan menjadi persuahaan 45 teratas atau LQ45 tahun 2017-2021 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Bentuk rumusan permasalahan dalam riset yakni apakah nilai perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas, apakah nilai perusahaan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, apakah nilai perusahaan dipengaruhi oleh solvabilitas, dan apakah nilai perusahaan dipengaruhi oleh likuiditas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 32, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 87, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2356-2005", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 139, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 50, "width": 84, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2598-4950", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 61, "width": 137, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 10, No. 2, Desember 2023", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "499", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 107, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 101, "width": 429, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori Sinyal atau Signaling Theory menurut (Brigham & Houston, 2014) adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori sinyal menjelaskan bahwa perusahaan memberi sinyal pada laporan keuangan khususnya investor untuk meningkatkan nilai saham (Spance, 1973). Laporan keuangan mencerminkan kinerja baik merupakan signal bahwa perusahaan telah beroperasi dengan baik. Oleh karena itu, perhatian para investor diarahkan pada kemampuan perusahaan yang tercermin pada laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Laporan tahunan merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan sebagai sinyal bagi pihak eksternal perusahaan. Dari informasi yang diterima, maka investor mampu menentukan perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang baik yang mampu mendatangkan keuntungan bagi investor (Bagus et al., 2017). Investasi yang dilakukan perusahaan diharapkan mampu menjadi sinyal positif terhadap perkembangan suatu perusahaan pada masa yang akan datang, dimana hal tersebut juga mampu meningkatkan nilai perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 322, "width": 435, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Hemastuti, 2014). Penelitian ini menggunakan istilah nilai perusahaan dengan price to book value, dimana PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan. Secara konseptual, PBV merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham. Adapun nilai buku per saham atau book value per share adalah perbandingan antara modal (common equity) dengan jumlah saham yang beredar (shares outstanding) (Hadianto & Fakhruddin, 2012). PBV dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham. PBV juga dapat berarti rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut (Hadianto & Fakhruddin, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 529, "width": 429, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain : log total aktiva, log total penjualan, kapitalisasi pasar. Pada dasarnya menurut Suwito dan (Herawaty. & Suwito, 2005) ukuran perusahaan terbagi menjadi 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan sedang (medium – size) dan perusahaan kecil (smallfirm). Terdapat berbagai proksi yang biasanya digunakan untuk mewakili ukuran perusahaan, yaitu jumlah karyawan, total asset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar. Skala perusahaan merupakan ukuran yang dipakai untuk mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada total asset perusahaan (Herawaty. & Suwito, 2005). Menurut (Ghozali, 2006) mengungkapkan bahwa penilaian ukuran perusahaan dapat menggunakan tolak ukur total asset. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan proksi total asset, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Jika nilai total asset langsung dipakai begitu saja maka nilai variabel akan sangat besar, miliar bahkan triliun. Karena total asset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 32, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 87, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2356-2005", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 139, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 50, "width": 84, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2598-4950", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 61, "width": 137, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 10, No. 2, Desember 2023", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "500", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 428, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "disederhanakan dengan mentransformasikan nya ke dalam logaritma natural, tanpa mengubah proporsi dari nilai asal yang sebenarnya.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 115, "width": 429, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya, seperti membayar gaji, utang yang jatuh tempo, biaya operasional, dan lainnya. Rasio yang sering digunakan untuk menghitung ini yaitu : Current Ratio dan Quick Ratio. Penelitian ini menggunakan Current Ratio. Rasio ini menunjukkan perbandingan aset lancar dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi maka artinya semakin baik likuiditas nya", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 198, "width": 429, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (laba). Dengan menggunakan rasio ini Anda dapat mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Terdapat lima ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas diantaranya: Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets dan Return on Investment. Penelitian ini menggunakan Return on Assets untuk mengukur rasio profitabilitas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 295, "width": 429, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek jika perusahaan dilikuidasi. Jadi perusahaan yang solvable belum tentu tidak likuid (ilikuid), dan perusahaan yang tidak solvable juga belum tentu ilikuid. Perusahaan yang tidak mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar utang biasanya disebut dengan perusahaan yang unsolvable. Terdapat 2 rasio yang digunakan untuk menghitungnya : Debt to Total Assets Ratio dan Debt to Equity Ratio. Penelitian ini menggunakan DAR, Rasio ini dikenal dengan debt ratio yaitu mengukur besarnya dana yang berasal dari utang. Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva perusahaan. Semakin kecil rasionya makan semakin aman (solvable). Kreditor akan lebih menyukai debt ratio yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 474, "width": 126, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 488, "width": 429, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2017). Operasional variable dalam penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 529, "width": 171, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Operasional Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 543, "width": 410, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Variabel Pengukuran Varibel Skala Pengukuran 1 Nilai Perusahaan PBV = Harga Per Lembar Saham__ Nilai Buku Per Lembar Saham Rasio 2 Ukuran Perusahaan UK = Nilai Logaritma Natural Total Asset Rasio 3 Likuiditas Current Ratio = Asset Lancar x 100% Liabilitas jangka pendek Rasio 4 Profitabilitas ROA = Laba Bersih x 100% Total Asset Rasio 5 Solvabilitas Debt to Asset Ratio = Total Liabilitas x 100% Total Asset Rasio", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 673, "width": 138, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2023", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 698, "width": 429, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen atau anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian dari objek penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia BEI) periode 2017-2021 yaitu berjumlah 45", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 32, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 87, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2356-2005", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 139, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 50, "width": 84, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2598-4950", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 61, "width": 137, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 10, No. 2, Desember 2023", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "501", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 429, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perusahaan, memperoleh sebanyak 16 sampel penelitian dimana pengambilan sampel tersebut menggunakan teknik purposive sampling yang merupakan pemilihan sampel dengan kriteria tertentu (Sugiyono, 2019). Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 143, "width": 171, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Seleksi Sampel", "type": "Caption" }, { "left": 105, "top": 157, "width": 417, "height": 281, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Kriteria Tidak Memenuhi Kriteria Memenuhi Kriteria Hasil 1 Perusahaan yang listing menjadi perusahaan LQ45 selama tahun 2017- 2021 45 45 2 Perusahaan yang bertahan menjadi perusahaan LQ45 berturut-turut selama tahun 2017-2021 (17) 28 3 Perusahaan yang tidak mempublikasikan Laporan keuangan selama lima tahun berturut-turut (2017- 2021) (3) 25 4 Perusahaan yang mengalami rugi selama tahun (2017-2021) (1) 24 5 Perusahaan yang tergolong non financial (5) 19 Sampel penelitian (n) 19 Periode Penelitian 5 Total Sampel (n x periode) 95 Outlier 15 Total Observasi 80", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 441, "width": 135, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2023", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 458, "width": 429, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode analisis data digunakan juga untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, maka model yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model regresi panel (kombinasi time series dan cross section) dengan menggunakan bantuan program aplikasi Eviews. Dalam regresi data panel dikenal dengan tiga macam pendekatan (Gujarati, 2009) yang terdiri dari pendekatan kuadrat terkecil (pooled least square atau CEM), pendekatan efek tetap (fixed effect model atau FEM), dan pendekatan efek random (random effect model atau REM).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 582, "width": 114, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 596, "width": 55, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Chow", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 610, "width": 428, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Tabel Uji Chow Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 26.761783 (15,60) 0.0000 Cross-section Chi-square 163.198299 15 0.0000", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 666, "width": 135, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2023", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 684, "width": 429, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil Uji Chow diatas, nilai probabilitas cross section F adalah 0.000 ≤ 0.05, maka H0 ditolak, sehingga model yang paling tepat digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 32, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 87, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2356-2005", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 139, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 50, "width": 84, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2598-4950", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 61, "width": 137, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 10, No. 2, Desember 2023", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "502", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 76, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Hausman", "type": "Section header" }, { "left": 251, "top": 101, "width": 124, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Uji Hausman", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 428, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 20.679693 4 0.0004", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 185, "width": 135, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2023", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 203, "width": 429, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil uji hausman diatas, nilai probibalitas cross-section sebesar 0.0000 ≤ 0.05, maka H0 ditolak, sehingga model yang paling tepat digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 258, "width": 161, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Lagrange Multiplier (LM)", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 272, "width": 429, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karena kedua uji chow dan uji hausman sudah terpilih Fixed Effect Model (FEM) yang mengalahkan random effect model dan common effect model maka tidak diperlukan uji LM.", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 327, "width": 157, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Kesimpulan Model", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 342, "width": 380, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Model regresi Pengujian Hasil 1 Uji Chow CEM vs FEM FEM 2 Uji Hausman FEM vs REM FEM", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 384, "width": 135, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2023", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 401, "width": 429, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian dua model diatas dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM), maka langkah selanjutnya adalah melakukan regresi berganda dengan Fixed Effect Model.", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 456, "width": 189, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Hasil Fixed Effect Model", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 471, "width": 429, "height": 247, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 41.70320 8.590523 4.854559 0.0000 SIZE -1.336995 0.273722 -4.884501 0.0000 CR 0.285313 0.096235 2.964749 0.0043 LOGROA 0.261185 0.078733 3.317375 0.0015 DAR 3.070384 0.916565 3.349880 0.0014 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.930775 Mean dependent var 0.554429 Adjusted R-squared 0.908853 S.D. dependent var 1.018163 S.E. of regression 0.307388 Akaike info criterion 0.690908 Sum squared resid 5.669255 Schwarz criterion 1.286415 Log likelihood -7.636324 Hannan-Quinn criter. 0.929664 F-statistic 42.45979 Durbin-Watson stat 1.768570 Prob(F-statistic) 0.000000", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 721, "width": 135, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2023", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 32, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 87, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2356-2005", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 139, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 50, "width": 84, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2598-4950", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 61, "width": 137, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 10, No. 2, Desember 2023", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "503", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 224, "top": 266, "width": 178, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Hasil Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 280, "width": 429, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar di atas terlihat bahwa nilai probabilitas sebesar 0.161323 > 0.05 yang berarti bahwa data terdistribusi normal yang artinya asumsi klasik pada uji normalitas terpenuhi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 335, "width": 117, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Multikolinearitas", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 349, "width": 401, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Uji Multikolinearitas SIZE CR LOGROA DAR SIZE 1 -0.342654 -0.078692 0.100927 CR -0.342654 1 0.139788 -0.732952 LOGROA -0.078692 0.139788 1 -0.103054 DAR 0.100927 -0.732952 -0.103054 1", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 433, "width": 135, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2023", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 451, "width": 429, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis korelasi menunjukan nilai < 1 hal ini menunjukan bahwa semua variabel independen tidak terjadi multikolinearitas satu sama lain karena hasil kurang dari 1.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 506, "width": 319, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Heterokedastisitas Tabel 8. Hasil Uji Heterokedastisitas", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 534, "width": 165, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dependent Variable: RESABS", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 562, "width": 389, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.370641 3.720422 0.637197 0.5264 SIZE -0.079615 0.118545 -0.671600 0.5044 CR 0.025110 0.041678 0.602475 0.5491 LOGROA -0.011849 0.034098 -0.347505 0.7294 DAR 0.650172 0.396950 1.637919 0.1067", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 673, "width": 135, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2023", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 691, "width": 429, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel diatas nilai probabilitas masing-masing variable tidak ada yang kurang dari 0.05 artinya tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 32, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 87, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2356-2005", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 139, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 50, "width": 84, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2598-4950", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 61, "width": 137, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 10, No. 2, Desember 2023", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "504", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 428, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Autokorelasi Tabel 9. Hasil Uji Autokorelasi R-squared 0.930775 Mean dependent var 0.554429 Adjusted R-squared 0.908853 S.D. dependent var 1.018163 S.E. of regression 0.307388 Akaike info criterion 0.690908 Sum squared resid 5.669255 Schwarz criterion 1.286415 Log likelihood -7.636324 Hannan-Quinn criter. 0.929664 F-statistic 42.45979 Durbin-Watson stat 1.768570 Prob(F-statistic) 0.000000", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 212, "width": 135, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2023", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 230, "width": 429, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar 1.768570 maka 1 < 1.628156 < 3, sehingga tidak terjadi masalah autokorelasi pada penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 285, "width": 119, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Hipotesis Parsial", "type": "Section header" }, { "left": 257, "top": 299, "width": 113, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 10. Hasil Uji t", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 313, "width": 389, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 41.70320 8.590523 4.854559 0.0000 SIZE -1.336995 0.273722 -4.884501 0.0000 CR 0.285313 0.096235 2.964749 0.0043 LOGROA 0.261185 0.078733 3.317375 0.0015 DAR 3.070384 0.916565 3.349880 0.0014", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 411, "width": 135, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2023", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 428, "width": 429, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel uji t tersebut dapat dilihat bahwa semua probabilitas dari semua variable independent terhadap variable dependen dibawah 0,05, yaitu", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 456, "width": 418, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Dengan nilai probabilitas 0.0000 < 0.05 yang artinya ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 484, "width": 418, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Dengan nilai probabilitas 0.0043 < 0.05 yang artinya likuiditas dengan proksi CR berpengaruh terhadap nilai perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 511, "width": 418, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Dengan nilai probabilitas 0.0015 < 0.05 yang artinya profitabilitas dengan proksi ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 539, "width": 418, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Dengan nilai probabilitas 0.0014 < 0.05 yang artinya solvabilitas dengan proksi DAR berpengaruh terhadap nilai perusahaan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 580, "width": 428, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Hipotesis Simultan Tabel 11. Hasil Uji F R-squared 0.930775 Mean dependent var 0.554429 Adjusted R-squared 0.908853 S.D. dependent var 1.018163 S.E. of regression 0.307388 Akaike info criterion 0.690908 Sum squared resid 5.669255 Schwarz criterion 1.286415 Log likelihood -7.636324 Hannan-Quinn criter. 0.929664 F-statistic 42.45979 Durbin-Watson stat 1.768570 Prob(F-statistic) 0.000000", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 705, "width": 135, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2023", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 32, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 87, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2356-2005", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 139, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 50, "width": 84, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2598-4950", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 61, "width": 137, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 10, No. 2, Desember 2023", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "505", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 429, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengujian diatas dapat terlihat bahwa variable independent berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan karena dapat terlihat pada Probabilitas F-Sttaistic yaitu sebesar .0.0000", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 143, "width": 428, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Koefisien Determinasi Tabel 12. Hasil Uji Koefisien Determinasi R-squared 0.930775 Mean dependent var 0.554429 Adjusted R-squared 0.908853 S.D. dependent var 1.018163 S.E. of regression 0.307388 Akaike info criterion 0.690908 Sum squared resid 5.669255 Schwarz criterion 1.286415 Log likelihood -7.636324 Hannan-Quinn criter. 0.929664 F-statistic 42.45979 Durbin-Watson stat 1.768570 Prob(F-statistic) 0.000000", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 268, "width": 138, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2023", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 285, "width": 428, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian menggunakan koefisien determinasi nilai Adjusted R- squared yaitu sebesar 0.908853. Artinya 90,89% nilai perusahaan dipengaruhi ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas, sisanya 4,44% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 354, "width": 79, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 368, "width": 429, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan, ukuran perusahaan, likuiditas dengan proksi CR, Profitabilitas dengan proksi ROA, Solvabilitas dengan proksi DAR berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hubungan tersebut berpengaruh baik secara parsial maupun secara Bersama- sama atau simultan..", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 437, "width": 429, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini masih terdapat keterbatasan, sebagai bahan koreksi serta pembelajaran untuk melakukan penelitian yang akan datang, diantaranya: data penelitian terjadi heterokedastisitas, sehingga peneliti melakukan transformasi data. Sampel penilitain hanya 85 observasi. Disarankan peneliti selanjutnya dapat menambah variable independen lain yang diharapkan berpengaruh terhadap nilai perusahaan tanpa menstrasnformasi data, dapat memperluas dan memperbanyak sampel penelitian sehingga dapat diperoleh sampel yang dapat lebih menggambarkan keadaan yang sebenarnya, dapat mengganti atau menambahkan sector perusahaan missal nya perusahaan industrial.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 575, "width": 111, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 589, "width": 429, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brigham, E. F. dan F. J. Houston. 2014. Fundamental of Financial Management. Eleventh Edition. John Wiley dan Sons, Inc. USA. Terjemahan A. A. Yulianto. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesebelas. Salemba Empat. Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 644, "width": 432, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eko, P. T., T. Parengkuan. dan S. T. Ivone. 2014. Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI. Jurnal EMBA 2(2): 879-889", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 685, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ghozali, I., 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.. In: Semarang: Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 713, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hadianto, S. & Fakhruddin, M., 2012. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Saham. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 32, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 87, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2356-2005", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 139, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 50, "width": 84, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2598-4950", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 61, "width": 137, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 10, No. 2, Desember 2023", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "506", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 429, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Herawaty. , A. & Suwito, A., 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. In: Jakarta: SNA VIII Solo, pp. 136-146", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 129, "width": 429, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hemastuti, C., 2014. engaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, KeputusanInvestasi, dan KepemilikanInside Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu & RisetAkuntansi, 3(4).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 170, "width": 431, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hudzaefa dan R. Yusni. 2018. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan. BandungX`", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 212, "width": 354, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 226, "width": 428, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Nugraha, R.A,. & Alfarisi, M.F. (2020). PENGARUH PROFITABILITAS,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 253, "width": 429, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN. Jurnal Mirai Management, 5(2), 370 –377. Pantow, M. S. R., Murni, S. & Trang, I., 2015. Analisa Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Return On Asset, dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan yang Tercatat Di Indeks LQ 45. Jurnal EMBA, Maret, 3(1), pp. 961-971.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 336, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permanasari, W. I., 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional,dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 377, "width": 429, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rosinta, F. & Aryani, D., 2010. Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan.. Jurnal Ilmu Adsminitrasi dan Organisasi, Mei-Agustus, 17(2), pp. 114-126.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 419, "width": 429, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Solikin, I., Widaningsih , M. & Lestari , S. D., 2015. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Struktur Modal, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 3(2), pp. 724-740.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 488, "width": 429, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyuningrum, A.D,. & Sunarto. 2023. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Politala, 6(1), 122-136.", "type": "List item" } ]
15ca15ea-cdd3-3cca-853f-f8603b10ade6
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/englisia/article/download/135/300
[ { "left": 72, "top": 81, "width": 55, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Englisia", "type": "Section header" }, { "left": 132, "top": 86, "width": 88, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NOVEMBER 2014", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 102, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOL. 2 NO.1, 20-29", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 155, "width": 369, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENHANCING EFL LEARNERS’ WRITING SKILLS THROUGH BLOGGING", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 258, "width": 85, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lilis Suadah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 274, "width": 240, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "State Islamic University of Ar-Raniry Banda Aceh", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 57, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 427, "height": 156, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This paper presents some reasons why English teachers aiming to increase their learners’ writing skills should use blogs in their teaching, particularly in EFL context. It is found that despite its drawbacks, putting pressure on computer illiterate learners and exposing them to non-standard English, blogging is an exceptional technologi- cal platform that offered learners numerous advantages such as it encourages them to write constructively, use English more frequently, and retain their motivation. This paper also highlights that to get most benefits of blogging, the teachers play major roles in ensuring the availability of reliable facilities (computer and the internet), teaching learners how to use blog purposefully, and controlling the bloggers (learn- ers) to not only write their blog posts but also read, and provide feedback to their peers’.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 514, "width": 289, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: EFL learners; writing skills; Blogging; Feedback.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 554, "width": 92, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 579, "width": 427, "height": 185, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Writing has received a great deal of attention as it is one of the language skills which English as foreign language (EFL) learners are struggling with. Silvia (1993) points out that the areas of writing that many EFL students perceive difficult range from composing processes (planning and revising) to written text features (flu- ency, accuracy and structure). The complexity of writing has challenged educators to seek effective teaching writing strategies for EFL learners. Currently, technology is dominantly used in foreign language teaching. As novel technological devices and the internet emerge, studies on how these devices might impact EFL students’ writing skills are also expanding. Blogs are internet platforms which are increasingly popular", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 37, "width": 46, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lilis Suadah", "type": "Page header" }, { "left": 336, "top": 795, "width": 187, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Englisia Vol. 2 No. 1, November 2014 | 21", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 80, "width": 427, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "in language classrooms. They are certainly not the latest innovation of the internet software. However, their influence on students’ writing skills is still fervently debated. Some disagree with the application of blogs in language teaching because it could ruin EFL students’ language development (Kikuchi, 2008). Hence, this essay will crit- ically discuss some controversial arguments on the application of blogs in teaching writing for EFL learners. It will also argue that blogging benefits EFL learners to im- prove their writing skills because it encourages learners to write productively, expos- es them to English language use and improves their motivation.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 259, "width": 72, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 286, "width": 427, "height": 314, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The term blog is defined differently. Du and Wagner (2005) define a blog as an electronic journal kept by an author, who regularly updates the journal (known as blogging). Rettberg (2008), on the other hand, defines a blog as a frequently updat- ed Web site consisting of dated entries arranged in reverse chronological order. Both definitions indicate that an author of blogs serves two functions: as a writer and an organiser. The term blog or web log is often credited to Jorn Barger, who was one of the earliest bloggers in 1997 (Rettberg, 2008). Blogs have been used for dif- ferent purposes; political, economic and educational. Blogs have served as a vehicle for political discussions and have been used to both educate and motivate the public about political issues. Economists have used blogs for gaining financial benefits in online trading. The application of blogs in foreign language teaching started in 2005 and it has been used to teach writing and reading skills (Bakar & Ismail, 2009). Along with studies that investigate the effectiveness of blogging in helping foreign language learners' writing, the majority of the findings support the benefits of blogging.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 616, "width": 427, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Firstly, using blogs has been presumed to be an effective way to encourage EFL students to write in English constructively (Bakar & Ismail, 2009). This means, learning writing does not happen through knowledge transfer from teachers to stu- dents but it occurs because students actively improve their writing skills through at- taining, generating, analyzing, manipulating and structuring the information. Constructive writing is important as it could lead EFL students to improve their writing through a series of process which includes planning, writing, editing, posting and", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 270, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENHANCING EFL LEARNERS’ WRITING SKILLS THROUGH BLOGGING", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 185, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 | Englisia Vol. 2 No. 1, November 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 80, "width": 427, "height": 120, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "receiving feedback (Bakar & Ismail, 2009). Learning through these steps is essential because of two reasons. First, it maintains information processing. Bruning, Schraw & Norby (2011) point out that students could store massive information in their brain and retain it longer when they learn it step by step. Second, through these processes, students have opportunities to deeply understand information and write it in a so- phisticated way before publishing it in blogs (Du & Wagner, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 216, "width": 427, "height": 335, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another feature of blogging that accounts for constructive learning is the presence of reciprocal feedback from teachers and students (Peyton & Staton, 2000). In a traditional learning method, in which learning solely takes place in a classroom, EFL students get feedback for their writing only from their teachers. On the other hand, when students learn writing through blogging, they could get feed- back from many sources such as teachers, peers and general viewers. Feedback is important as it accounts for progressive writing. EFL students could use feedback to reflect what they have learnt and identify the areas of writing they need to improve (Ray & Coulter, 2008). One research that investigates 41 secondary school students in China who use blogs reveals that most of these students have positive perceptions toward blogging because of the presence of viewers or readers who persuade them to exhibit their writing skills (Bakar & Ismail, 2009). The readership in blogging also aids these students to write better because they are aware of the need to check grammar and spelling before posting their writing (Bakar & Ismail, 2009). This awareness could stimulate EFL students to have longer persistence in learning writing even though they are struggling with inadequate skills.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 427, "height": 184, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Using blogs is an example of constructive mixed-blended teaching. In this method, teachers teach their students in a classroom and integrate blogs or other technological templates as media for students to practice. Teaching writing takes places in two phases: initially teachers explain the theory of writing and give exam- ples in a classroom and finally guide students to practice writing using blogs. The benefits of using mixed-blended teaching are allowing students to find the coherence of lesson in the class and in the real world (Garrison & Vaughan, 2008) and en- couraging students to explore the concepts of their learning rather than simply follow series of steps dictated by teachers (Du & Wagner, 2005). A study that investigates", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 37, "width": 46, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lilis Suadah", "type": "Page header" }, { "left": 336, "top": 795, "width": 187, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Englisia Vol. 2 No. 1, November 2014 | 23", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 80, "width": 427, "height": 142, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "teenagers in Hong Kong who learnt writing through blogging confirms that using blogs has helped these students write well because they could learn individually or collectively (Ward, 2004). In the study, the students designed their own blogs or used group blogs to practice writing within six months. The study reveals that the use of blogs has strengthened students’ relationship with peers and enhanced their self- confidence to write in English. This might happen because these students perceive learning more authentic, meaningful and frequent.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 237, "width": 427, "height": 422, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Using technology such as blogs also benefits teachers in an EFL context in a way that they could create teaching materials that suit particular local needs without solely relying on textbooks recommended by government or institutions (Hess, 2001). However, integrating blogs in a foreign language classroom would not be successful unless students are willing to devote their time to self-study by using com- puters and the internet. The opponents of blogging argue that blogs are not appli- cable for students who live in remote areas where the access to computers, printers and the internet are limited (Mitchell, 2010). Other students that could be disadvan- taged are those who are not very proficient in English. Instead of enjoying learning through blogging, these students could feel under pressure to use blogs by consider- ing that their friends and other people would read their post (Leki, 1992). This feel- ing could cause them to lack confidence to write in English or to be apprehensive of making mistakes. The anxiety of making mistakes is another serious problem be- cause students would never be able to write in English without practicing to use it. A study investigating 40 Japanese students learning writing through blogging shows that at the end of the class only two students continued using blogs. This happened because most of them were not confident enough to post their writing (Kikuchi, 2008). However, this finding is not sufficient to conclude that using blogs is ineffec- tive. Rather, teachers should seek for a solution to make blogs effective learning tools and to diminish student’s feeling of writing anxiety.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 675, "width": 427, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Writing anxiety can be minimized through collaborative learning (Leki, 1992). Teachers could ask reluctant students to create and organize blogs in groups. This task would encourage each student to contribute in blogs as well as support each other. Blogs are web tools that allow EFL students to practice writing individually or", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 270, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENHANCING EFL LEARNERS’ WRITING SKILLS THROUGH BLOGGING", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 185, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 | Englisia Vol. 2 No. 1, November 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 80, "width": 427, "height": 228, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "to work in teams. More importantly, blogs have different varieties that serve different functions. Soares (2010) points out that blogs comprise three types; tutor blog, learner blog and class blog. The first type of blogs is managed by teachers. It is used to update parents and students about their school and classroom. A learner blog, on the other hand, is controlled and organized by individual students. It resembles online journals or portfolios. Students could use this blog to express and archive their experiences and opinions. The last type of blog, the class blog, is maintained by teachers and students. This could function as a medium where students post as- signments and share information. Based on the varieties of blogs, it seems that teachers in an EFL context have alternatives to choose blogs that could effectively accommodate students with different writing levels.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 324, "width": 427, "height": 421, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secondly, besides encouraging students to write constructively, blogging also exposes EFL students to language use. In a foreign language context, students learn writing in a minute amount of time. In Indonesia, for example, students learn English for only two hours per week. Moreover, English writing is used in certain domains such as at schools and in some international institutions. This means EFL students lack exposure to the language. However, the use of blogs offers some strategies to cope with this problem. First, EFL students could use blogs as a medium to engage with language without time limitation. Students could access their blogs at any time as long as they have the internet connection. Second, foreign language learners could communicate with people either inside or outside classroom in a meaningful way (Pinkman, 2005). They could heighten the sense of community in their class- room through online interaction and receive feedback from peers and teachers. They could also interact with general readers including native speakers. Further than that, while blogging, the bloggers’ roles are as consumers and producers of writing (Kelly, 2008). This means, they not only read other bloggers’ writing but also pro- duce their own and share it with others. Rettberg (2008) describes the roles of blog- gers with two analogies: “journalists and opinionists”. Both of these words reflect that bloggers are autonomous writers who have capabilities to search information from many sources independently, report their findings creatively and publish it in blogs. As a result, using bogs is beneficial because it exposes EFL students to use", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 37, "width": 46, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lilis Suadah", "type": "Page header" }, { "left": 336, "top": 795, "width": 187, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Englisia Vol. 2 No. 1, November 2014 | 25", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 80, "width": 427, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "language more frequently and it also develops students’ autonomy. Anderson (2005) proposes that novices could only improve their expertise by deliberate prac- tice. In other words, the more students write on their blogs and make use of feed- back, the more likely they will be able to improve their writing skills.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 172, "width": 427, "height": 271, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, there are some constraints that may hinder students’ learning writ- ing through blogging. Blogs could be intentionally hacked and accidentally deleted (Wrede, 2003). If this is the case, the learning target may not be achievable since the students would no longer be able to operate their blogs. Blogging is also claimed to cause EFL students to indulge in slippery writing (Kikuchi, 2008). It means, learners could possibly read the writing that contains jargon and non- standard language. As a result, they could adopt or use inappropriate language in their own writing. Hence, it is assumed that blogs could improve students’ fluency in writing but it decreases the accuracy. The major constraint in applying blogs in class is the absence of feedback. The use of blogs would be meaningless if students or bloggers could not get any feedback on how their writing skills have developed. Based on this constraint, the teacher should encourage students to actively make posting and give feedback for their peers’ writing.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 459, "width": 427, "height": 206, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finally, blogs are exceptional internet platforms that can enhance students’ motivation in writing (Richardson, 2009). Blogs have some functional features such as interesting templates, comment and sharing sections. EFL students could use the- se features to draw readers’ interests to visit their blogs and leave comment for their writing. The use of blogs could also cater variety of students’ learning styles (Ward, 2004). For example, visual learners could use blogs to improve writing through the visual features such attaching photos and emoticons. Auditory learners could use audios or videos to make their learning more interesting. Alexander (1994) points out that the most powerful and positive learning outcomes occur when the task given match with students’ interests (cited in Mclnerney & McInerney, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 681, "width": 427, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are two approaches that teachers can use to enhance EFL students’ motivation to write in English (Campbell, 2005). First approach is guiding students to extrinsic motivation such as grade or appraisal. For example, teachers could ask students to create a blog and use it to practice writing. This task is then assessed", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 270, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENHANCING EFL LEARNERS’ WRITING SKILLS THROUGH BLOGGING", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 185, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 | Englisia Vol. 2 No. 1, November 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 80, "width": 427, "height": 271, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "based on the number of posts, comments and the quality of their writing. A second approach is to simulate students’ intrinsic motivation. For example, students might be assigned to voluntarily write their experiences on their own blogs. This task aims to stimulate students to practice writing more frequently. Campbell (2005) points out that the extrinsic approach is less efficient because students could stop using blogs when appraisals or grades are no longer given. Pinkman (2005) supports this argu- ment. Based on his investigation on twenty university student’s attitudes toward using blogging, he found that the students acknowledged learning through blogging was useful to help them with writing, especially when the teacher assigned them to or- ganize a blog in team and this assignment was graded. However, many of these students quitted blogging after the task was finished. This indicates that encouraging students to use blogs through external motivation mechanism will not always lead to the constant use of blogs.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 427, "height": 378, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intrinsic motivation, on the other hand, seems to generate more powerful impacts on students’ motivation to write. This happens because students are aware of the benefits of blogging for their learning. There are two specific dimensions of intrinsic motivation: self-efficacy and sense of ownership (Bruning, Schraw & Norby, 2011). Self-efficacy directly links to students’ behavior (Bruning et al., 2011). When EFL students believe that they have ability to write or to organize blogs, they will have positive attitudes toward blogging. Students may also use blogs to deepen their un- derstanding of tasks or materials they have learnt in the class. This could lead stu- dents’ willingness to practice writing, sharing with others and using technology in order to improve their skills. However, the problem is not all students have high self- efficacy. Reluctant students seem to have low self-efficacy which may be influenced by some factors such as teaching strategies or instructions, task difficulties, peers and teachers’ attitudes (Bandura, 1986 as cited in Bruning et al., 2011). Referring to this theory, teachers could support reluctant students to improve their learning by elicit- ing supportive learning environment as well as solid relationship between teachers and students. In addition to self-efficacy, writing in the public, yet controlled envi- ronment of a blog, could also develop unique sense of ownership (Barton, 2005) in which the authors of blogs tend to manage their blogs in a more controlled manner", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 37, "width": 46, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lilis Suadah", "type": "Page header" }, { "left": 336, "top": 795, "width": 187, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Englisia Vol. 2 No. 1, November 2014 | 27", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 80, "width": 427, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "to attract the readers’ attention to visit their blogs and to leave some comments (Ba- kar & Ismail, 2009). For example, in spite of only posting their writing, the students could also upload some photos and videos to make their blogs more interesting.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 151, "width": 427, "height": 335, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, there are some considerations that teachers should take into ac- count in order to help EFL students improve their writing through blogging (Richard- son, 2009). Before integrating blogs into a writing lesson, the teachers should familiarize themselves with blogs, check the availability of the internet and train stu- dents in how to operate blogs. The goals of the lesson should also be specified, un- less the use of blogs will be meaningless. The teachers also need to control students’ performance, encourage students to provide feedback and keep them safe. Safety is one crucial point that teachers need to consider because students could possibly interact with many general bloggers outside of class. Therefore, it is very important that teachers give clear instruction about how to use the blogs in the lesson. They should also give clear guidelines about how often students should post, how long the posts should be, how many hyperlinks should be included in each post and what is inappropriate to write (Ferdig & Trammell, 2004 as cited in Richardson, 2009). In cases where students are assigned to conduct research and then post their findings in the blog, they should be required to link to their sources when possible, to avoid the temptation of plagiarism.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 502, "width": 82, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 530, "width": 427, "height": 227, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the above discussion, it can be concluded that teachers can use blogs to help students write constructively, promote student’s autonomy and enhance their motivation. Blogging could be a solution for writing problems that many foreign lan- guage learners are struggling with. EFL learners could improve their fluency by fre- quently post their writing on blogs. However, the accuracy element cannot be simply obtained through blogging. Hence, EFL learners need extra self-study time to ac- quire this skill. Moreover, teachers who aim to integrate blogging in their teaching need to be aware of their students’ need, teaching context and learning goals in or- der to get the most benefits of using blogs in their teaching. Blogging seems to be very beneficial to help the students improve their writing skills as long as teachers use it purposefully in the lesson.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 270, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENHANCING EFL LEARNERS’ WRITING SKILLS THROUGH BLOGGING", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 185, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28 | Englisia Vol. 2 No. 1, November 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 80, "width": 70, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 109, "width": 402, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anderson, J. R. (2010). Cognitive psychology and its implications (7th ed.). New", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 123, "width": 67, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "York: Worth.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 150, "width": 416, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bakar, N., & Ismail, K. (2009). Using blogs to encourage ESL students to write con- structively in English, AJTLHE , 1(1), 45-57.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 190, "width": 415, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barton, M. D. (2005). The future of rational-critical debate in online spheres. Com- puters and Composition, 22(1), 177-190.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 421, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bruning, R.H., Schraw, G.J., Norby, M.M. (2011). Cognitive psychology and instruc- tion (5 th ed.). Boston: Pearson.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 272, "width": 412, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Campbell, A. P. (2005). Weblogs for Use with ESL Classes. The Internet TESL Jour- nal, I (2). [Online]. Retrieved March 15, 2012, from http://iteslj.org/Tech- niques/Campbell- Weblogs.html.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 420, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Du, H. S., & Wagner, C. (2005). Learning with weblogs: an empirical investigation. Paper presented in the 38th Systems sciences Proceedings . Minoa: Honolulu: University of Hawaii.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 403, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Garrison, D.R. & Vaughan, N.D. (2008). Blended Learning in Higher Education: Framework, Principles, and Guidelines . San Francisco: Jossey-Bass.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 423, "width": 414, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hess, H.V. (2001). Online learning systems as mediation between cyberspace and learners. GFL Journal , 1, 29-42.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 464, "width": 410, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kikuchi, K. (2008). Investigating the use of social networking services in Japanese EFL classrooms, The JALT CALL Journal , 4(1), 40-52.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 504, "width": 424, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leki, I. (1992). ESL composing: Strategies and perceptions. In B. Leeds (Ed.), Writing in a Second language: Insights from first and second language teaching and research (pp. 55). Longman: Addison-Wesley).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 560, "width": 407, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "McInerney, D. M., & McInerney, V. (2006). Educational psychology: Constructing learning (4 th ed.). Sydney, Australia: Prentice Hall.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 600, "width": 413, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mitchell, G. (2010), Introducing an EFL course website and blog to extend student engagement and learning. JAPAN JOURNAL , 38 , 53- 61.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 426, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peyton, J. K., & Staton, J. (2000). Published Works about Dialogue Journal Research and Use: Dialogue Journal Bibliography : Retrieved April 24, 2012, from http://www.ca.org/ncle/dialoguej.htm.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 698, "width": 411, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pinkman, K. (2005). Using blogs in the foreign language classroom: Encouraging learner independence. The JALT CALL Journal, 1(1), 12-24.", "type": "List item" }, { "left": 480, "top": 37, "width": 46, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lilis Suadah", "type": "Page header" }, { "left": 336, "top": 795, "width": 187, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Englisia Vol. 2 No. 1, November 2014 | 29", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 80, "width": 426, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ray, B. B., & Coulter, G. A. (2008). Reflective practices among language arts teachers; The use of weblogs. Contemporary Issues in Technology and Teacher Education. 8 (1), 6-26.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 135, "width": 426, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rettberg, J. W. (2008). Blogging: Digital media and society series. Cambridge: Polity Press.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 176, "width": 399, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Richardson, W. (2009). Blogs, wikis, podcasts and other powerful Web tools for classroom. London: Corwin Press.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 217, "width": 426, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silvia, T. (1993). Toward an understanding of the distinct nature of second language writing; The ESL research and its implications. TESOL Quarterly, 24 (4), 657- 667.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 272, "width": 423, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soares, D, D, A. (2008). Understanding class blogs as a tool for language devel- opment. Language Teaching Research , 12(4), 517-533.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 313, "width": 427, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ward, J. M. (2004). Blog assisted language learning (BALL): Push button publishing for the pupils. TEFL Web Journal , 3(1).", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 354, "width": 421, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wrede, O. (2003). Weblogs and Discourse: Weblogs as Transformational Technol- ogy for Higher Education and Academic Research . Blogtalk Conference Paper Presented in Vienna : Retrieved April 24, 2012, from: http://weblogs.design.fh-aachen.de/owrede /publikationen/weblogs_and _discourse.", "type": "List item" } ]
874476b4-e616-bf1b-dde0-e3b570e66af8
https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/jpkr/article/download/2396/1765
[ { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 117, "width": 394, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak Aktivitas Fisik (Jogging) terhadap Denyut Nadi Latihan", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 144, "width": 374, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahria Arya Maulana 1) , Y. Touvan Juni Samodra 2)* , Ghana Firsta Yosika 3) , Maharani Fatima Gandasari 4) , Isti Dwi Puspita Wati 5) 1), 2), 3), 4) dan 5) Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura E-mail : 1) [email protected], 2) [email protected],", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 207, "width": 333, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) [email protected], 4) [email protected],", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 220, "width": 178, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 271, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 429, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui dampak aktivitas fisik ( Jogging ) terhadap denyut nadi pada kegiatan pemanasan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan Desain One Group Pretest-Postest Design . Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga semester satu berjumlah 22 orang. Penelitian ini melakukan pengukuran denyut nadi 10 detik x 6 sebelum dan setelah melakukan Jogging . Teknik analisis data menggunakan deskriptif dan Uji t. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan denyut nadi sebelum melakukan Jogging sebesar 94 kali/menit, setelah melakukan Jogging sebesar 164 kali/menit, dengan demikian adanya dampak aktivitas fisik yakni Jogging cukup efektif digunakan untuk pemanasan sehingga dapat meningkatkan denyut nadi sebagai persiapan masuk kedalam zona latihan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 206, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : jogging; pemanasan; olahraga", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 461, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 428, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aimed to determine the impact of physical activity (Jogging) on the pulse during warm-up activities. The method used in this study was an experiment using the One Group Pretest-Posttest Design. The sample used in this study was 22 first-semester students of the Sports Coaching Education Study Program. This study measured the pulse 10 seconds x 6 before and after Jogging. Data analysis techniques using descriptive and t-tests. The results showed that there was a difference in heart rate before Jogging 94 times/minute, and after Jogging of 164 times/minute, thus the impact of physical activity, namely Jogging 2000 m is quite effective for warming up so that it can increase the maximum pulse rate in preparation for entering the training zone.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 185, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : jogging; warming up; sports", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 202, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olahraga merupakan kegiatan fisik dan psikis seseorang yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan setelah melakukan olahraga (Suryanata et al.,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 202, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2018; Salahudin & Rusdin, 2020) .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 201, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olahraga dan kesehatan tubuh", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 626, "width": 201, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan dua hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia (Pane, 2015; Padmawan et al., 2020) . Olahraga memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, seperti yang di sampaikan oleh Lestari et al., (2015) dalam", "type": "Table" }, { "left": 364, "top": 709, "width": 149, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitiannya mengatakan", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 27, "width": 187, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi", "type": "Table" }, { "left": 402, "top": 27, "width": 98, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2337-9561", "type": "Page header" }, { "left": 83, "top": 41, "width": 185, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9, No. 1, Hal. 1-10, Januari 2023", "type": "Table" }, { "left": 402, "top": 41, "width": 98, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN 2580-1430", "type": "Page header" }, { "left": 83, "top": 54, "width": 156, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.5281/zenodo.7497760", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 749, "width": 312, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis Korespondensi : Y. Touvan Juni Samodra, Universitas Tanjungpura E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 789, "width": 390, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi berlisensi di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Text" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 202, "height": 577, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seseorang yang rutin berolahraga memiliki tingkat konsentrasi yang baik. Pemanasan merupakan elemen penting sebelum melakukan olahraga, karena dapat menigkatkan fungsionalitas tubuh (Boguszewski et al., 2021) kurangnya pemanasan sebelum melakukan olahraga dapat menyebabkan terjadinya cidera (Artanayasa & Putra, 2014; Subekti et al., 2021) . Penelitian yang dilakukan oleh McGowan et al. (2015) mengatakan bahwa pemanasan sebelum melakukan olahraga berpengaruh terhadap kinerja optimal dikarenakan pemanasan dapat meningkatkan kinerja tubuh dalam mengambil oksigen, meningkatkan suhu tubuh, serta metabolisme anarerob. Silva et al. (2018) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pemanasan dapat meningkatkan kinerja eksplosif tubuh. Melakukan pemanasan merupakan suatu hal yang seharusnya dilakukan sebelum melakukan olahraga agar kondisi tubuh menjadi lebih siap ketika berolahraga. Pemanasan merupakan bagian dasar permulaan aktifitas fisik sebelum melakukan latihan olahraga (Mariyanto, 2010) penelitian yang dilakukan oleh Fahrizqi et al. (2021) mengungkapkan bahwa pemanasan itu adalah suatu kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan olahraga yang bermanfaat dalam mencegah terjadinya cidera. Rusdi (2018) mengatakan pemanasan dilakukan sebelum melakukan latihan yang fungsinya dapat meningkatkan suhu tubuh, melancarkan peredaran darah, melenturkan sendi dan otot, serta mencegah terjadinya cidera pada saat berolahraga. Pemanasan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi olahragawan sebelum melakukan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 201, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "olahraga agar tubuhnya menjadi lebih siap ketika berolahraga", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 116, "width": 202, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latihan aerobik bermanfaat dalam meningkatkan stamina bagi tubuh seseorang (Kurniawan & Pudjianto, 2017) . Olahraga untuk meningkatkan kesehatan jasmani sebenarnya tidak perlu mengeluarkan banyak biaya (Regina et al., 2016) . Penelitian yang dilakukan Sulastri & Mariati (2018) mengatakan bahwa untuk meningkatkan kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan berjogging baik di lintasan lari maupun pada treadmill . Jogging merupakan olahraga yang sangat efektif untuk membakar kalori (Setiarini et al.,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 310, "width": 201, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2021; Santika et al., 2020) . Jogging juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh serta meredakan stress (Sari et al., 2020) . Olahraga aerobik seperti Jogging dapat dilakukan secara sistematis dengan intensitas 60-80% dari denyut jantung maksimal dengan durasi 20-60 menit (Chrisly M.palar & Djon W, 2015; Radik et al., 2021) . Penelitian yang dilakukan Sulastri & Mariati (2018) mengungkapkan Jogging dapat", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 461, "width": 202, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkatkan denyut nadi normal ke denyut nadi latihan dengan jumlah 70- 85% dari denyut nadi maksimal. Penelitian yang dilakukan Naesilla et al.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 517, "width": 202, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2016) mengatakan denyut nadi latihan intensitas tinggi sebesar 80-90% dari denyut nadi maksimal. Aktifitas Jogging juga memiliki manfaat baik bagi memori jangka pendek seseorang (Bagus et al., 2021) pada penelitian yang dilakukan oleh Berger & Friedman (2016)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 613, "width": 201, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengungkapkan manfaat Jogging yaitu dapat mengurangi stress jangka pendek. Jogging merupakan suatu aktifitas yang hampir melibatkan seluruh organ tubuh dan sangat efektif untuk membakar kalori (Setiarini et al., 2021) Jogging juga merupakan olahraga yang murah karena tidak memerlukan banyak biaya", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 27, "width": 419, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. A. Maulana, Y. T. J. Samodra, G. F. Yosika, M. F. Gandasari & I. D. P. Wati , Dampak Aktivitas Fisik (Jogging) terhadap Denyut Nadi Latihan", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 202, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk melakukannya, sehingga masyarakat berbagai kalanganpun dapat melakukan aktiftas jongging (Fadila et al., 2019) . Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mendapatkan data dan fakta dilapangan tentang bagaimana pengaruh aktifitas fisik berupa Jogging terhadap pemanasan sebelum melakukan kegiatan inti latihan pada cabang olahraga.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 201, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 202, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar variabel (Ali, 2012) . Ciri utama penelitian ekperimen adalah adanya perlakuan (treatment) . Desain yang digunakan adalah One Group Pretest-Postest Design yang didalamnya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 201, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terdapat pretest sebelum diberi perlakuan karena untuk membandingkan keadaan sebelum dan setelah diberikan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 146, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perlakukan (Sugiyono, 2015) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 201, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi merupakan obyek/subyek tertentu yang memiliki kualitas dan karakterisitk tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 116, "width": 201, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015) dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Tanjungpura semester satu yang berjumlah 23 orang namun yang bisa digunakan datanya sebanyak 22 orang, dikarenakan 1 orang datanya eror.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 227, "width": 202, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan pada lintasan lari, Test Awal (Pree Test) melakukan pengukuran denyut nadi, setelah itu diberikan perlakuan (Threatment) dengan melakukan Jogging", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 296, "width": 201, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2000 m pada lintasan lari, setelah melakukan Jogging dilakukanlah Test", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 323, "width": 202, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akhir (Post Test) yaitu melakukan pengukuran denyut nadi setelah melakukan Jogging . Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan Deksriptif dan Uji t (beda).", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 406, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 420, "width": 180, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data dilakukan pada", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 434, "width": 413, "height": 285, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahasiswa/mahasiswi Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Tanjungpura yang dilakukan di lintasan lari pada sore hari pukul 16.00-17.00 WIB, hasil analisis data sebagai berikut : Tabel 1 Deskripsi Hasil Pengumpulan Data Setelah dan Sebelum Melakukan Jogging Usia DN Sebelum Jogging 2000 m DN Setelah Jogging 2000 m Mean 18,9091 94,9091 163,9091 Median 19,0000 96,0000 165,0000 Mode 18,00 84,00 150,00 Standar Deviasi 1,30600 14,17882 16,18320", "type": "Table" }, { "left": 239, "top": 24, "width": 278, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 9, No. 1, Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 122, "width": 322, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minimum 17,00 66,00 132,00 Maksimum 23,00 120,00 192,00", "type": "Table" }, { "left": 214, "top": 398, "width": 169, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram 1 Grafik Hasil Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 201, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penyajian hasil tabel 1 dan grafik 1 pada penelitian ini terdapat mahasiswa-mahasiswi dengan rata-rata usia 19 tahun, usia maksimal 23 tahun, dan usia minimal 17 tahun, rata-rata", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 440, "width": 202, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "denyut nadi sebelum melakukan Jogging sebesar 95 kali/menit, rata – rata denyut nadi setelah melakukan Jogging sebesar 164", "type": "Text" }, { "left": 459, "top": 481, "width": 52, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kali/menit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 79, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Normalitas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 428, "height": 189, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Uji Normalitas Shapiro-Wilk Statistik df Signifikansi DN sebelum 0,961 22 0,517 DN sesudah 0,955 22 0,389 Berdasarkan data yang tertera pada tabel 2 diatas yang dihitung menggunakan Aplikasi SPSS, Shapiro- Wilk pada nilai signifikansi diperoleh nilai hitung denyut nadi sebelum 0,517 >", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 714, "width": 201, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,05 dan sesudah 0,389 > 0,05. secara", "type": "Table" }, { "left": 172, "top": 198, "width": 224, "height": 153, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 UMUR DN AWAL DN SETELAH 2KM", "type": "Picture" }, { "left": 249, "top": 364, "width": 107, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Series1 Series2 Series3", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 26, "width": 419, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. A. Maulana, Y. T. J. Samodra, G. F. Yosika, M. F. Gandasari & I. D. P. Wati , Dampak Aktivitas Fisik (Jogging) terhadap Denyut Nadi Latihan", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 201, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keseluruhan berdasarkan hasil data pada tabel 2 diatas dinyatakan berdistribusi", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 116, "width": 37, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "normal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 89, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Homogenitas", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 185, "width": 41, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3", "type": "Table" }, { "left": 255, "top": 199, "width": 86, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Homogenitas", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 227, "width": 413, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Levene Statistik df1 df2 Signifikansi Hasil tes Based on Mean 0,530 1 42 0,471 Based on Median 0,569 1 42 0,455 Based on Median and with adjusted df 0,569 1 41,735 0,455 Based on trimmed mean 0,538 1 42 0,467", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 202, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data yang tertera pada tabel 3 diatas, nilai signifikansi based on mean untuk hasil denyut nadi sebelum", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 352, "width": 201, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan setelah Jogging adalah sebesar 0,471", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 366, "width": 201, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "> 0,05 maka dapat disimpulkan hasil data pada tabel 3 adalah homogen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 137, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji t Sampel Berpasangan", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 435, "width": 41, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4", "type": "Picture" }, { "left": 171, "top": 448, "width": 237, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji t (beda) Paired Samples Test t -19,331 df 21 Sig. (2-tailed) 0,000", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 202, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4 diatas, ternyata nilai signifikansi sebesar 0,000 hal ini dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara rerata denyut nadi sebelum melakukan Jogging sebesar 95 kali/menit dan setelah melakukan Jogging sebesar 164 kali/menit, dengan demikian denyut nadi setelah melakukan Jogging lebih tinggi", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 589, "width": 202, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "daripada denyut nadi ketika sebelum melakukan Jogging . Berdasarkan hasil penelitian ternyata denyut nadi sebelum Jogging dan setelah Jogging terjadi perbedaan yang signifikan ini dibuktikan dengan Uji t dan hasil rerata dari kedua kesempatan tes yang dilakukan. Jogging juga dapat meningkatkan denyut nadi rata-rata yang sebelumnya sebesar 94", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 23, "width": 277, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 9, No. 1, Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 202, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kali/menit meningkat menjadi 164", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 202, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kali/menit hasil tersebut membuktikan adanya peningkatan denyut nadi rata-rata jumlah sampel yang digunakan sebesar 51 kali ketika sudah melakukan Jogging , dengan demikian Jogging 2000 m dapat meningkatkan denyut nadi maksimal hingga masuk kedalam denyut nadi zona latihan, pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulastri", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 202, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "& Mariati (2018) yang mengungkapkan bahwa latihan Jogging dapat", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 201, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkatkan denyut nadi masuk kedalam zona latihan.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 310, "width": 181, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melakukan pemanasan sebelum", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 201, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berolahraga memiliki manfaat besar bagi kesehatan tubuh manusia. Nurcahyo (2015); Widhiyanti et al. (2019); Anas &", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 205, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rochmania (2019) mengatakan salah satu penyebab terjadinya cidera ketika berolahraga ialah kurangnya melakukan pemanasan sebelum berolahraga, dengan melakukan pemanasan dapat menurunkan resiko terjadinya cidera ketika berolahraga (Moh, 2013) , melakukan pemanasan juga dapat meningkatkan kinerja fisik (Rofiq et al., 2015) . Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan et al. (2021) mengatakan bahwa pemanasan dapat meningkatkan keterampilan berolahraga, dengan melakukan pemanasan sebelum berolahraga tubuh kita akan lebih siap ketika berolahraga. Jogging merupakan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 202, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gerakan alternatif yang dapat digunakan sebagai pemanasan untuk meningkatkan denyut nadi ke zona latihan, Sulastri & Mariati (2018) mengungkapkan bahwa denyut nadi zona latihan intensitasnya 70-85% dari denyut nadi maksimal. Naesilla et al. (2016) juga mengatakan denyut nadi latihan intensitas tinggi sebesar 80-90% dari denyut nadi maksimal, sedangkan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 116, "width": 202, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian yang dilakukan Radik et al.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 130, "width": 202, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2021) mengatakan denyut nadi zona latihan itu sebesar 60-75% dari denyut nadi maksimal, untuk menghindari rasa jenuh ketika pemanasan maka gerakan yang dilakukan ketika pemanasan dapat divariasikan ataupun dimodifikasi, banyak penelitian yang melakukam modifikasi gerakan permainan sebagai alternatif gerakan untuk pemanasan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 254, "width": 202, "height": 260, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernelitian yang dilakukan Radik et al. (2021) memodifikasi permainan tradisional sebagai pemanasan sebelum berolahraga dan sangat layak digunakan karena dapat meningkatkan denyut nadi ke zona latihan. Pramdhan & Aulia (2018) melakukan modifikasi permainan tradisional sebagai pemanasan yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan motivasi belajar, serta menghindari pemanasan yang bersifat monoton pada siswa. Kartiko (2021) melakukan modifikasi permainan volkraw dan permainan kelompok passing tong. Astiati et al. (2021) memodifikasi permainan tradisional, dan melakukan permainan SOS, Squirrel and Tree, Switching Star , dan Catch So untuk pemanasan. Kurnia & Septiana (2020)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 517, "width": 202, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memodifikasi pemanasan dengan menggunakan permainan kecil. Penelitian ini menunjukkan pemanasan menggunakan Jogging 2000 m cukup efektif untuk meningkatkan denyut nadi masuk ke denyut nadi zona latihan, untuk menghindari rasa jenuh pada saat pemanasan kita dapat melakukan modifikasi gerakan pada pemanasan untuk meningkatkan denyut nadi masuk ke zona latihan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 682, "width": 140, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 696, "width": 201, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa,", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 23, "width": 419, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. A. Maulana, Y. T. J. Samodra, G. F. Yosika, M. F. Gandasari & I. D. P. Wati , Dampak Aktivitas Fisik (Jogging) terhadap Denyut Nadi Latihan", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 202, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara denyut nadi sebelum dan setelah melakukan Jogging , ini dibuktikan dengan hasil rata-rata denyut nadi orang coba sebelum melakukan Jogging sebesar 95 kali/menit dan setelah melakukan Jogging sebesar 164", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kali/menit, dengan rata-rata usia", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 201, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mahasiswa 19 tahun maka dengan melakukan Jogging sebagai bentuk aktivitas fisik cukup berdampak dalam kegiatan pemanasan sehingga denyut nadi maksimal yang didapat bisa dipersiapkan dalam mengikuti kegiatan inti latihan berikutnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 110, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 202, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ali, M. (2012). Metode Penelitian Dalam Olahraga (Maksum Ali", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 202, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Ed.)). Semarang : Unesa University Press Anas, A., & Rochmania, A. (2019). Survei Pengetahuan Pemain terhadap Resiko, Pencegahan, dan Penanganan Pertama Cedera Akut Pada Club Bola Voli Junior Putri Bank Jatim. Jurnal Prestasi Olahraga , 1 , No.1 . https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/i ndex.php/8/article/view/26562", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artanayasa, I. W., & Putra, A. (2014).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 544, "width": 180, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cedera Pada Pemain Sepakbola. Seminar Nasional Fmipa Undiksha IV", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 201, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Astiati, Samodra, T. J., & Gustian, U. (2021). Tanggapan Siswa Terhadap Pemanasan Yang Dilakukan Dengan", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 627, "width": 181, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modifikasi Permainan Tradisional. Edu Sportivo: Indonesian Journal Of Physical Education , 2 (2).", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 668, "width": 176, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Https://Doi.Org/10.25299/Es:Ijope.2 021.Vol2(2).6809", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagus, A. P., Susy, P., Sutjana, I. D. P.,", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 710, "width": 180, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "& Dinata, I. M. K. (2021). Pengaruh", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 116, "width": 180, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jogging Sebagai Olahraga Aerobik Intensitas Sedang terhadap Memori Jangka Pendek Mahasiswa Program", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 158, "width": 180, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Universitas Udayana. Jurnal Medika Udayana , 10 (3). ojs.unud.ac.id", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 213, "width": 202, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berger, B. G., & Friedman, E. (2016). Comparison Of Jogging , The Relaxation Response, And Group Interaction For Stress Reduction. Journal Of Sport And Exercise Psychology , 10 (4). Https://Doi.Org/10.1123/Jsep.10.4.4 31 Boguszewski, D., Adamczyk, J. G., Hanc, A., Szymańska, A., Chełchowska, S., & Białoszewski, D. (2021). Classic Sports Massage Vs. Chinese Self-Massage. Which", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 392, "width": 180, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One Is More Effective In Warm- Up? Biomedical Human Kinetics , 13 (1). Https://Doi.Org/10.2478/Bhk-2021-", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 448, "width": 27, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0012", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 461, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chrisly M. Palar & Djon W, S. H.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 475, "width": 201, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2015). Manfaat Latihan Olahraga Aerobik Terhadap Kebugaran Fisik Manusia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal E-Biomedik (Ebm) . ejournal.unsrat.ac.id Fadila, Z. F., Dewi, R. K., & Fanani, L.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 572, "width": 201, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2019). Rancang Bangun Sistem Rekomendasi Jogging Track di Kota Malang Berbasis Lokasi. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer , 3 (6), 5680- 5687. https://j- ptiik.ub.ac.id/index.php/j-ptiik Fahrizqi, E. B., Aguss, R. M., &", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 682, "width": 180, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliandra, R. (2021). Pelatihan Penanganan Cidera Olahraga Di Sma Negeri 1 Pringsewu. Journal", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 25, "width": 278, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 9, No. 1, Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 116, "width": 181, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Of Social Sciences And Technology For Community Service (Jsstcs) , 2 (1). Https://Doi.Org/10.33365/Jsstcs.V2i 1.876", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kartiko, I. T. (2021). Pengaruh", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 199, "width": 180, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permainan Modifikasi Volkraw Dan Permainan Kelompok Passing Tong Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Di Smp N 6", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 252, "width": 181, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petarukan. Stand : Journal Sports Teaching And Development , 2 (1).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 282, "width": 136, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Https://Doi.Org/10.36456/J-", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 201, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stand.V2i1.2862 Kurnia, D., & Septiana, R. A. (2020).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 323, "width": 181, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Permainan Kecil Sebagai Bentuk Pemanasan Terhadap Minat Siswa Dalam", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 365, "width": 180, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Pendidikan Jasamani.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 379, "width": 181, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Physical Activity Journal , 2 (1).", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 392, "width": 173, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Https://Doi.Org/10.20884/1.Paju.20 20.2.1.3302", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 201, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniawan, I. D., Dimyati, A., & Kusuma Yuda, A. (2021). Warming Up Dengan Motivasi Belajar Senam", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 461, "width": 180, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Siswa Kelas Xi Sman 1", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 475, "width": 181, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cilamaya. Jurnal Literasi Olahraga ,", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 489, "width": 26, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 (2).", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 503, "width": 171, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Https://Doi.Org/10.35706/Jlo.V1i2.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 201, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4007 Kurniawan, M. D., & Pudjianto, M.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 544, "width": 180, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2017). Perbedaan Latihan Interval, Sirkuit Training, Dan Lari Jarak Jauh Terhadap Peningkatan Kebugaran Aerobik Pada Atlet Bola Basket Di Man 2 Semarang. Jurnal Kesehatan . Https://Doi.Org/10.23917/Jurkes.V1 0i1.5491", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lestari, Gianita Yulia, Widayanti, W.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 668, "width": 183, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W., & Rahmawaty, I. (2015). Hubungan Antara Olahraga Futsal Dengan Konsentrasi. Prosiding Pendidikan Dokter .", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 116, "width": 201, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mariyanto, M. (2010). Manfaat Pemanasan dalam Latihan Olahraga. Pendidikan Kepelatihan Olahraga . https://core.ac.uk/download/pdf/123", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 172, "width": 52, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46439.pdf", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 185, "width": 202, "height": 315, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mcgowan, C. J., Pyne, D. B., Thompson, K. G., & Rattray, B. (2015). Warm- Up Strategies For Sport And Exercise: Mechanisms And Applications. In Sports Medicine (Vol. 45, Issue 11). Https://Doi.Org/10.1007/S40279- 015-0376-X Moh, J. (2013). Penanganan Cedera Olahraga Pada Atlet (PPLM) dan (UKM) Ikatan Pencak Silat Indonesia dalam Kegiatan Kejurnas Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Olahraga , 2 (2). https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/i ndex.php/7/article/view/7206 Naesilla, Argarini, R., & Mukono, I. (2016). Latihan Interval Intensitas Tinggi Menurunkan Tekanan Darah Sistol Istirahat Tetapi Tidak Menurunkan Tekanan Darah Diastol Dan Denyut Nadi Istirahat Pada Dewasa Muda Sehat Normotensif.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 503, "width": 201, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sport And Fitness Journal , 4 (1) Nurcahyo, F. (2015). Pencegahan Cedera Dalam Sepak Bola. Medikora , 1 . Https://Doi.Org/10.21831/Medikora.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 558, "width": 54, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V0i1.4670", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 572, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Padmawan, I. P. R., Darmada, I. M.,", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 586, "width": 180, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiantari, N. L. G., Santika, I. G. P. N. A., Ariawati, N. W., & Segu, A. D. (2020). Pelatihan Ickey Shuffle dengan Jarak 6 Meter 4", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 641, "width": 180, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Repetisi 3 Set terhadap Kelincahan Siswa Putra Kelas X Sma Negeri 2 Mengwi Badung. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi , 6 (1), 119-124. https://doi.org/10.5281/zenodo.3661 606", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 23, "width": 419, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. A. Maulana, Y. T. J. Samodra, G. F. Yosika, M. F. Gandasari & I. D. P. Wati , Dampak Aktivitas Fisik (Jogging) terhadap Denyut Nadi Latihan", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 202, "height": 177, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pane, B. S. (2015). Peranan Olahraga dalam Meningkatkan Kesehatan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 21 (79). DOI: https://doi.org/10.24114/jpkm. v21i79.4646 Pramdhan, K., & Aulia, R. (2018). Pengaruh Modifikasi Permainan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Passing Sepakbola. Jurnal Olahraga , 4 (2). http://jurnalolahraga.stkippasundan. ac.id/index.php/jurnalolahraga/articl", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 296, "width": 50, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e/view/82", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 201, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Radik, R., Samodra, Y. T. J., & Gustian,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 202, "height": 163, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "U. (2021). Desain Modifikasi Permainan Tradisional Sebagai Alternatif Untuk Pemanasan. Journal Respecs , 3 (2). Https://Doi.Org/10.31949/Respecs. V3i2.1036 Regina, Ilhamsyah, & Brianorman, Y. (2016). Rancang Bangun Alat Penghitung Denyut Jantung Per Menit Berbasis Mikrokontroler Atmega16 Dengan Alarm. Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 201, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.26418/cod ing.v4i2.14695 Rofiq, A. A., Mulyani, M., & Kinanti, R. G. (2015). Pengembangan Masase", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 202, "height": 177, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olahraga Untuk Pemanasan Atlet Bulutangkis PB Pendtium Malang. Jurnal Sport Science , 5 (2). DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um 057v5i2p77-87 Rusdi, A, L. (2018). Permainan Tradisional Sebagai Alternatif Pemanasan Olahraga Sekaligus Peningkatan Fleksibilitas Siswa . Medan : Universitas Negeri Medan Salahudin, S., & Rusdin, R. (2020). Olahraga Meneurut Pandangan Agama Islam. Jisip (Jurnal Ilmu", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 116, "width": 201, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosial Dan Pendidikan) , 4 (3). Https://Doi.Org/10.36312/Jisip.V4i3 .1236 Santika, I. G. P. N. A., Pranata, I. K. Y., & Festiawan, R. (2020). The", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 185, "width": 180, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effectiveness of Jogging Sprint", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 199, "width": 180, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Combination Training on Students", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 213, "width": 180, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fat Levels. Journal of Physical Education Health and Sport , 7 (2),", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 241, "width": 34, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43-48.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 254, "width": 202, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://journal.unnes.ac.id/nju/index. php/jpehs/article/view/27020 Sari, A. S., Wibowo, A. T., & Gupita, E. C. (2020). Workout From Home Sebagai Aktivitas Mahasiswa Menjaga Kebugaran Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani (Jpj) , 1 (2).", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 351, "width": 202, "height": 259, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Https://Doi.Org/10.55081/Jpj.V1i2. 170 Setiarini, A., Laksana, M. W., & Winarno, B. (2021). Sistem Monitoring Frekuensi Denyut Nadi Pada Pelari Menggunakan Metode Photoplethysmographic. Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer , 8 (6). Https://Doi.Org/10.25126/Jtiik.2021 863729 Silva, L. M., Neiva, H. P., Marques, M. C., Izquierdo, M., & Marinho, D. A. (2018). Effects Of Warm-Up, Post- Warm-Up, And Re-Warm-Up Strategies On Explosive Efforts In Team Sports: A Systematic Review. In Sports Medicine (Vol. 48, Issue 10).", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 613, "width": 162, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Https://Doi.Org/10.1007/S40279-", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 627, "width": 59, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "018-0958-5", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 641, "width": 201, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subekti, M., Santika, I. G. P. N. A., Dewi, I. A. K. A., Citrawan, I. W., Darmada, I. M., & Yasa, I. P. M. (2021). Efektivitas Pelatihan Push- Up dengan Beban Tambahan di Punggung Terhadap Daya Tahan", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 26, "width": 277, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 9, No. 1, Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 116, "width": 181, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Otot Lengan. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi , 7 (1), 221-229.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 202, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.5281/zenodo.4459 309 Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung : Alfabeta Sulastri, R., & Mariati, S. (2018).", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 213, "width": 181, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Latihan Jogging Dengan", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 227, "width": 181, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Treadmill Terhadap Denyut Nadi Istirahat Pada Ibu-Ibu Anggota Fitness Centre Yayasan Indonesia. Sport Science , 18 (1). Https://Doi.Org/10.24036/Jss.V18i1 .16", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 201, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryanata, I., Yasa, I. M., & Santika, I.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 116, "width": 408, "height": 246, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N. A. (2018). Pelatihan Double Dot Drill 2 Repetisi 3 Set Meningkatkan Kelincahan Siswa Putra Peserta Ekstra Kurikuler Pencak Silat SMP Negeri 1 Kuta Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi , 4 (1), 33-38. Retrieved from https://ojs.mahadewa.ac.id/index.ph p/jpkr/article/view/129 Widhiyanti, K. T., Ariawati, N., & Bagia, I. (2019). Analisa Penanganan Pertama Cedera Olahraga Pada Tim Atlet Bola Voli Putra IKIP PGRI Bali. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi , 5 (1), 39-43. Retrieved from https://ojs.mahadewa.ac.id/index.ph p/jpkr/article/view/151", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 25, "width": 419, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. A. Maulana, Y. T. J. Samodra, G. F. Yosika, M. F. Gandasari & I. D. P. Wati , Dampak Aktivitas Fisik (Jogging) terhadap Denyut Nadi Latihan", "type": "Page header" } ]
f264e93e-8da2-08b4-df37-5b9fef2b082a
https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/1175/588
[ { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 281 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 75, "width": 447, "height": 77, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENERAPAN METODE KONSELING KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 2 SUNGAI RAYA DALAM KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR", "type": "Section header" }, { "left": 264, "top": 179, "width": 78, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wira Miharja", "type": "Section header" }, { "left": 155, "top": 193, "width": 289, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SMA Negeri 2 Sungai Raya, Kubu Raya, Kalimantan Barat Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 248, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 276, "width": 457, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to develop a counseling model in career guidance for students of class XII Science in SMA Raya 2 Sungai Raya, Kubu Raya, West Kalimantan. This research is based on the fact that students' ability to understand career guidance services is still low. Even with the mastery of this material in general students do not have difficulty learning other subjects. This research was conducted in January and April 2017. Based on the results of the research process, it was concluded that students of class XII IPA 2 Sungai Raya Senior High School were very enthusiastic and motivated to take part in guidance services, and their achievements also increased.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 402, "width": 457, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model bimbingan konseling dalam bimbingan karir pada siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 2 Sungai Raya, Kubu Raya, Kalimantan Barat. Penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa kemampuan pemahaman siswa terhadap layanan bimbingan karir masih rendah. Padahal dengan dikuasainya materi ini pada umum siswa tidak mengalami kesulitan untuk mempelajari mata pelajaran lainya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari dan April 2017. Berdasarkan hasil proses penelitian, disimpulkan bahwa siswa kelas XII IPA SMA Negeri 2 Sungai Raya sangat antusias dan termotivasi dalam mengikuti layanan bimbingan, dan prestasi mereka juga meningkat).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 542, "width": 290, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Konseling Kelompok, Mengatasi Percaya Diri", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 599, "width": 215, "height": 156, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepercayaan diri siswa merupakan hal yang sulit untuk ditingkatkan. Banyak siswa yang canggung dan tajut salah saat ingin menjawab dan bertanya. Tentu, Anda sering mendapatkan situasi dimana Anda menawarkan pertanyaan atau mengiginkan jawaban, namun Siswa hanya diam. Tidak ada satupun dari mereka yang mau bicara.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 579, "width": 212, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saya rasa hal itu juga dipengaruhi oleh kepercayaan diri mereka yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 620, "width": 212, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kelangsungan perkem- bangan dan pertumbuhan anak didik, berbagi pelayanan di selenggarakan. Masing-masing pelayana itu memiliki peran yang sangat berguna dalam proses perkembangan anak didik, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 69, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wira Miharja", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 49, "width": 452, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Metode Konseling Kelompok dalam Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 2 Sungai Raya dalam Kegiatan layanan Bimbingan Kair", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 282 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 212, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pelayanan. Sebgai contoh peran guru dalam pelayanan pendidikan adalah mengajar, mendidik dan membimbing para siswa untuk memperoleh ilmu yang bermanfat dan dapat menggapai cita-cita yang di ingikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 212, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti halnya pada pelayanan layanan bimbingan karir, konselor dalam hal ini guru BK berperan dalam upaya pemberian bantuan terhadap siswa agar bisa berkembang secara mandiri dan dapat menyelesaikan permasalahannya, yang sedang dihadapi. Salah satu yang masalah yang sedang dihadapi sekolah saat ini adalah lemahnya motivasi belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 212, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di sisi lain ditemukan layanan- layanan bimbingan karir yang tidak menunjukan suatu aktifitas yang membuat siswa untuk belajar secara sungguh- sungguh, melainkan aktifitas yang membuat siswa jenuh atau bosan karena model belajar yang menonton (itu-itu saja). Hal ini, disebabkan karena kurang adanya kreaktifitas seorang guru dalam mengolah proses layanan-layanan bimbingan karir di kelas. Sehingga membuat siswa cendrung kurang termotivasi dalam menerima materi yang diajarkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 668, "width": 212, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maka dibutuhkan upaya yang dapat membangkitkan semangat motivasi siswa dalam mengikuti proses layanan-layanan bimbingan karir dengan baik. Slah satu altenatif metode pengajaran yang dapat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 89, "width": 212, "height": 300, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ditawarkan adalah metode layanan bimbingan karir kelompok. Dimana bentuk bimbingan siswa banyak melakukan kegiatan proses layanan-layanan bimbingan karir, siswa dapat memperoleh keuntungan. Keuntungan atau jasa yang diperoleh dari adanya suatu pelayanan merupakan hasil dari terlaksananya fungsi pelayanan tersebut. Dengan demikian peran kegiatan layanan bimbingan karir dapat diketahuai dengan melihat fungsi- fungsi pelayanan layanan bimbingan karir seperti: fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 399, "width": 212, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran layanan bimbingan karir di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah layanan bimbingan karir yang sebenarnya paling memiliki peran dalam pemeliharaan pribadi siswa, ditempatkan dalam konteks tindakan-tindakan yang menyangkut disipliner siswa. Memanggill, memarahi, menghukum adalah proses yang dianggap menjadi lebel kegiatan layanan bimbingan karir di banyak sekolah. Dengan kata lain layanan bimbingan karir di posisikan sebagai musuh bagi siswa yang bermasalah.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 668, "width": 212, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut pengalaman dan Tahapan penulis sejak menglayanan bimbingan karir siswa di SMAN 2 Sungai Raya kelas XII IPA Tahun pelajaran 2017/2018, menunjukan hal-hal sebagai berikut: (1)", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 36, "width": 204, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018 [P. 281-294]", "type": "Page header" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 283 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 212, "height": 383, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sedikit sekali siswa yang melakukan kegiatan belajar di rumah (2) sedikit sekali animo sisw untuk belajar di perpustakaan. (3) jika ditanyakan hobi, rata-rata hobi olah raga karena olah raga tidak terkait dengan membaca (4) kegiatan yang paling disenangi adalah kegiattan diluar membaca (5) kegiatan hari-hari libur, dihabiskan untuk hal-hal di luar kegiatan belajar (membaca) (6) teknologi komunikasi seperti internet, HP dihabiskan pada hal- hal yang tidak mermanfaat. (7) jika ada PR, tidak dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan di sekolah bahkan menyontek haasil pekerjaan kawannya. Kasus tersebut di atas harus segerah di selesaikan, maka diri itu penulis melakukan proses kegiatan bimbingan dan layanan bimbingan karir pada siswa yang minat belajarny rendah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 470, "width": 212, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan permasalahan di atas dicari altenatif solusinya yaitu dengan menerapkan metode layanan bimbingan karir kelompok. Sistem metode layanan bimbingan karir kelompok merupakan salah satu pemberian bantuan secara kelompok (group) dan secara langsung.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 636, "width": 88, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 656, "width": 168, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Keadaan Sebelum Observasi", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 677, "width": 194, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum dilaksanakan Obser- vasi, motivasi siswa dalam belajar", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 77, "width": 194, "height": 383, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masih rendah. Permasalahan yang penulis temukan di kelas XII IPA antara lain : (1) sedikit sekali siswa yang melakukan kegiatan belajar di rumah, (2) sedikit sekali animo siswa untuk belajar di perpustakaan. (3) Jika ditanyakan hobi, rata-rata hobi olah raga karena olah raga tidak terkait dengan membaca (4) kegiatan yang paling disenangi adalah kegiatan diluar membaca. (5) Kegiatan hari-hari libur, dihabiskan untuk hal-hal diluar kegiatan belajar (membaca). (6) Teknologi komunikasi seperti internet, HP dihabiskan pada hal-hal yang tidak bermanfaat. (7) Jika ada PR, tidak dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan di sekolah bahkan menyontek hasil pekerjaan kawannya.v", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 470, "width": 194, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Observasi yang telah penulis lakukan terhadap aktifitas siswa ketika proses bimbingan berlangsung, siswa yang berperan secara aktif dalam proses bimbinga itu baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar, ternyata diri seluruh siswa kelas XII IPA yang berjumlah 32 orang, dan hanya 15 siswa atau 45% saja yang aktif, sedangkan 17 orang siswa atau 55% lainnya kurang aktif.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 69, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wira Miharja", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 49, "width": 452, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Metode Konseling Kelompok dalam Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 2 Sungai Raya dalam Kegiatan layanan Bimbingan Kair", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 284 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 277, "top": 89, "width": 45, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1:", "type": "Section header" }, { "left": 144, "top": 105, "width": 311, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perolehan Skor Kepercayaan Diri Siswa Sebelum Observasi", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 139, "width": 395, "height": 561, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Nama perserta didik Nilai Ulangan Harian Keterangan 1 A. Gunawan 58 Tuntas 2 Ade Maulana Lubis 59 Tuntas 3 Anisa Fernanda 60 Tidak tuntas 4 Aldi Sanjaya 62 Tuntas 5 Anisa Fitri 62 Tuntas 6 Badai 58 Tuntas 7 Bairatul Luthpiya 57 Tidak tuntas 8 Cicilia Syintia D.N 60 Tuntas 9 Desti Dwi Fitri 60 Tuntas 10 Dendi Gunawan 56 Tuntas 11 Desi Astri 60 Tuntas 12 Fedry Aji Nugroho 58 Tidak tuntas 13 Hadi Apriadi 59 Tuntas 14 Indamawan 55 Tidak tuntas 15 Irma Aprilianti 59 Tuntas 16 Julaiha 60 Tuntas 17 M. Arif Hendrawan 59 Tidak tuntas 18 Puji Ayu Nadila 60 Tidak tuntas 19 Popy Dwi Purwanti 60 Tuntas 20 Putri Safri Yuni 60 Tuntas 21 Syahrullah Afdhali 60 Tuntas 22 Ramadhani Saputra 59 Tuntas 23 Rico Cahyono 57 Tuntas 24 Seggi Hermawan 59 Tidak tuntas 25 Suja'i 60 Tidak tuntas 26 Suliawati 59 Tidak tuntas 27 Suci Islamiati 60 Tuntas 28 Tuti Nurdiawati 60 Tidak tuntas 29 Winda Lestari 60 Tuntas 30 Yati Ariyani 60 Tuntas 31 Yuliana Nada 59 Tidak tuntas 32 Yuni Lestari 60 Tuntas Jumlah Skor 1891 Persentase rata-rata 59,09", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 717, "width": 424, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data olahan hasil belajar kelas XII IPA SMAN 2 Sungai Raya tahun ajaran 2017/2018", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 69, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wira Miharja", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 49, "width": 452, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Metode Konseling Kelompok dalam Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 2 Sungai Raya dalam Kegiatan layanan Bimbingan Kair", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 284 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 208, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Upaya Pemecahan Masalah di Kelas", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 109, "width": 194, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menjawab permasalahan yang terjadi di kelas, penulis melakukan Observasi dalam dua tahapan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 213, "width": 194, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Observasi tindakan kelas dilakukan pada Tahapan 1 hingga Tahapan 2 dari pertengahan bulan Januari hingga akhir bulan April 2017, dibantu oleh seorang guru rekan sejawat yang bertindak sebagai penulis dan bersifat sebagai teman diskusi dalam tahap refleksi.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 378, "width": 194, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun yang dilakukan Observasi dapat penulis uraikan dalam tahapan Tahapan-tahapan bimbingan yang dilakukan dalam empat kali pertemuan setiap Tahapan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 503, "width": 73, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Tahapan 1", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 523, "width": 88, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Perencanaan", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 544, "width": 162, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Tim penulis melakukan analisis kurikulum untuk", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 585, "width": 149, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengetahui kompentensi", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 606, "width": 144, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam bimbingan.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 668, "width": 162, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Membuat rencana bimbingan dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam observasi.", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 89, "width": 162, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Menentukan kompetensi dasar bimbingan yang akan diterapkan pada siswa.", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 151, "width": 163, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Membuat lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan lembar Tahapan, lembar evaluasi dan daftar nama serta absentasi siswa.", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 254, "width": 162, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Menyiapak sumber belajar seperti buku-buku teks dan kertas karton untuk media model layanan bimbingan karir kelompok.", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 358, "width": 91, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Pelaksanakan", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 378, "width": 165, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P enulis menerapkan tindakan mengacu pada skenario model bimbingan model layanan bimbingan karir kelompok dan LKS. Prosedur bimbingan", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 482, "width": 117, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 503, "width": 163, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Memiliki tema yang cukup menarik untuk disampikan.", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 544, "width": 163, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Memperkenalkan proses bimbingan pada peserta didik.", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 606, "width": 163, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Menjelaskan poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok yang diangkat.", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 668, "width": 163, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Meminta peserta didik untuk mendengarkan guru mengenai kegiatan layanan bimbingan karir.", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 36, "width": 204, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018 [P. 281-294]", "type": "Page header" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 285 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 77, "width": 162, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada awal pelaksanaan tindakan Tahapan 1 belum sesuai dengan rencana masih terdapat beberapa kekurangan dala pelaksanankan kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 180, "width": 162, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "layanan bimbingan karir", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 201, "width": 162, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terutama dalam penggunaan strategi metode layanan bimbingan karir kelompok", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 263, "width": 159, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sehingga interaksi antara guru-", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 283, "width": 162, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "siswa-siswa agak terganggu", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 304, "width": 162, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meskipun telah melaksanakan dengan optimal. Pelaksanaan Tindakan 1 suasana kelas kurang tertib. Hal tersebut disebabkan :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 387, "width": 162, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Adanya suasana kelas yang agak dari biasnya karena kehadiran penulis di kelas.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 449, "width": 162, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Karena metode layanan bimbingan karir kelompok merupakan hal yang baru bagi menyelesaikan soal.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 532, "width": 162, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Sebagai siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 573, "width": 147, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan metode layanan bimbingan karir kelompok.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 615, "width": 162, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Sebagai siswa belum", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 635, "width": 148, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memahmi metode layanan", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 656, "width": 148, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bimbingan karir kelompok secara utuh dan menyeluruh.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 711, "width": 162, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui tersebut dilakukan upaya sebagai", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 753, "width": 40, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berikut:", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 77, "width": 162, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Guru dengan intensif", "type": "Table" }, { "left": 380, "top": 97, "width": 148, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memberikan pengertian kepada siswa tentang metode layanan bimbingan karir kelompok dan keikut serta setiap siswa.", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 201, "width": 163, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Guru membantu memahami langkah-langkah metde layanan bimbingan karir kelompok.", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 297, "width": 143, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Pengamatan (Observasi)", "type": "List item" }, { "left": 401, "top": 318, "width": 126, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan yang dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 339, "width": 162, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terhadap: (1) Minat siswa, (2)", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 359, "width": 162, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aktifitas guru, dan (3)", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 380, "width": 162, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemampuan siswa dalam", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 401, "width": 162, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memahami materi layanan", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 421, "width": 86, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bimbingan karir :", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 442, "width": 163, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Minat Siswa Berdasarkan hasil", "type": "Table" }, { "left": 383, "top": 484, "width": 145, "height": 280, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Observasi yang telah dilakukan sebelum Tahapan 1 kegiatan pelaksanakan tindakan kelas diperoleh data bahwa minat dalam mema- hami proses bimbingan mengalami kenaikan, sebe- lum Observasi prosentase minat siswa adalah 36,36% . Hasil Observasi minat peserta didik dalam proses layanan bimbingan karir dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 69, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wira Miharja", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 49, "width": 452, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Metode Konseling Kelompok dalam Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 2 Sungai Raya dalam Kegiatan layanan Bimbingan Kair", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 286 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 194, "top": 102, "width": 288, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 Peroleh Skor Kepercayaan diri Siswa dalam Tahapan 1", "type": "Section header" }, { "left": 140, "top": 148, "width": 379, "height": 599, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Nama Perserta Didik Produk Performasi Jumlah Skor Nilai Praktik Sikap 1 A. Gunawan 2 2 3 7,3 73 2 Ade Maulana Lubis 2 3 2 5,9 59 3 Anisa Fernanda 2 3 3 7,3 73 4 Aldi Sanjaya 2 3 3 5,5 55 5 Anisa Fitri 1 1 2 6,5 65 6 Badai 2 2 3 5,6 56 7 Bairatul Luthpiya 1 1 2 5,8 58 8 Cicilia Syintia D.N 1 2 2 5,7 57 9 Desti Dwi Fitri 3 2 3 7 70 10 Dendi Gunawan 2 2 3 5,5 55 11 Desi Astri 1 2 2 7,4 74 12 Fedry Aji Nugroho 3 2 2 7 70 13 Hadi Apriadi 1 2 2 6,5 65 14 Indamawan 1 1 2 7 70 15 Irma Aprilianti 2 3 3 7 70 16 Julaiha 3 2 2 7,4 74 17 M. Arif Hendrawan 1 2 2 7 70 18 Puji Ayu Nadila 2 2 3 7,4 74 19 Popy Dwi Purwanti 2 3 3 5,5 55 20 Putri Safri Yuni 2 3 3 6 60 21 Syahrullah Afdhali 3 2 2 7,3 73 22 Ramadhani Saputra 1 2 2 7 70 23 Rico Cahyono 2 2 3 7,4 74 24 Seggi Hermawan 2 3 3 5,5 55 25 Suja'i 3 1 2 6 60 26 Suliawati 1 2 2 7 70 27 Suci Islamiati 2 2 3 7,4 74 28 Tuti Nurdiawati 2 2 3 5,5 55 29 Winda Lestari 2 3 3 6 60 30 Yati Ariyani 3 2 2 7 70 31 Yuliana Nada 1 2 2 7,4 74 32 Yuni Lestari 2 2 3 5,5 55 Jumlah Skor 35 42 49 209,2 2091 Skor Maksimal 56 58 51 320 3200 % Skor Tercapai 53,85 72,41 71,83 71,83 65,34", "type": "Table" }, { "left": 197, "top": 36, "width": 204, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018 [P. 281-294]", "type": "Page header" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 287 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 318, "top": 104, "width": 44, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 118, "width": 264, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepercayaan diri Secara Individu pada Tahapan 1", "type": "Section header" }, { "left": 209, "top": 151, "width": 254, "height": 97, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kategori Jumlah Siswa Tidak baik 0 Kurang baik 10 Cukup baik 6 Baik 16 Sangat baik 0", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 265, "width": 186, "height": 260, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 8 terhadap 22 siswa (71%) mencapai rerata skor kepercayaan diri siswa pada proses pelayanan layanan bimbingan karir kepercayaan diri siswa lebih dari atau sama dengan 3,50 dengan kategori minimal baik (16 siswa kategori baik dan sebanyak 6 siswa berkategori cukup baik). Dengan demikian perkembangan kepercaan diri siswa siswa secara individu pada Tahapan kesatu dinilai belum berhasil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 555, "width": 187, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMUAN PENELITIAN TAHAP I", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 576, "width": 212, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan data hasil Tahapan terhadap pelaksanakan proses pelayanan layanan bimbingan karir pada Tahapan 11 ini, terhadap temuan-temuan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 212, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kemampuan kepercaan diri siswa secara individu dalam proses pelayanan layanan bimbingan karir", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 265, "width": 190, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masih lemah (65,57%) karena motivasi masih rendah.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 307, "width": 211, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Hampir semua siswa belum menunjukan perkembagan kepercaya- an diri siswa- nya dan masih belum ada yang memperoleh nilai sangat baik (maksimal) terutama pada aspek komunikasi, kerja sama dan percaya diri.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 452, "width": 211, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Semua kelompok belum menunjukkan perkembanga kepercaan diri siswanya dengan kategori baik dan sangat baik dan kinerja kelompok belum bagus.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 534, "width": 212, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Aspek empati siswa semuanya belum muncul, semua siswa belum mempunyai rasa kebersamaan, mengahargai orang lain, mengahargai pelajaran, mau berbagi dan menerima masukan dan teman.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 678, "width": 212, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara individu, baru dari 65,34% kepercayaan dirir siswa belum berkembang dan belum menunjukan peningkatan yang", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 36, "width": 204, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018 [P. 281-294]", "type": "Page header" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 289 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 212, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berarti, baik secara kelompok maupun individu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 128, "width": 102, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Aktivitas Guru", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 149, "width": 191, "height": 176, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Observasi aktivitas guru dalam proses layanan bimbingan karir pada Tahapan 1 masih tergolong rendah dengan perolehan skor 12,86 atau 58,85% sedangkan skor idealnya adalah 20 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru lebih banyak membacca sendiri dan kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 345, "width": 211, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Ketuntasan belajar siswa, refleksi", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 366, "width": 102, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "evaluasi Tahapan 1", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 386, "width": 191, "height": 260, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil Observasi yang telah dilakukan dalam Tahapan 1 kegiatan pelaksanaan tindakan kelas diperoleh data bahwa ketuntasan belajar mengalami kenaikan, sebelum Observasi prosentase ketuntasan belajar adalah hanya 20%. Pada akhir proses layanan-layanan bimbigan karir pada Tahapan 1 siswa diberi tes formatif 1 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses layanan-layanan bimbingan karir yang telah dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 655, "width": 191, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari 32 peserta didik, sebanyak 22 siswa dengan dapat memahami dan mengetahui metode layana bimbingan karir kelompok. Pemahaman peserta didik dapat dilihat dari pertanyaan yang diberikan setelah", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 77, "width": 190, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "peserta didik selesai prose layanan bimbingan karir, pertanyaan yang diberikan sebanyak 10 pertanyaan, diperoleh hasil sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 159, "width": 191, "height": 198, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari 32 peserta didik yang dijadikan objek Observasi, sebanyak 8 peserta didik 1Menguasai pemahaman 40% (jawaban yang benar 4 pertanyaan), 8 peserta didik Menguasia pemahaman 50% (jawaban yang benar 5 pertanyaan), 6 peserta didik Menguasai pemahaman 60% (jawaban yang 6 pertanyaan), peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 366, "width": 190, "height": 156, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari data tersebut dapat-dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman siswa kelas XII IPA terhadap proses bimbingan masih sangat rendah, dari 32 peserta yang mampu memahami materi hanya 22 peserta didik, (63,63%), sedangkan 10 peserta didik (35,37%) belum memahami.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 532, "width": 191, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengusaha peserta didik terhadap materi bimbingan pun, masih tergolong kurang dari skor ideal 100 skor perolehan rata-ratanya hanay 65,34%. Namun telah mengalami kenaikan dari sebelum dilaksanakan Observasi dimana hasil prs test yang rata-ratanya hanay 58.09 mengalami kenaikan menjadi 65,34% pada post tets Tahapan 1.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 69, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wira Miharja", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 49, "width": 452, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Metode Konseling Kelompok dalam Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 2 Sungai Raya dalam Kegiatan layanan Bimbingan Kair", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 290 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 203, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Refleks dan Perencanaan Ulangan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 198, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada Tahapan 1 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 197, "height": 198, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Guru belum terbiasa menciptakan suasana bimbingan yang mengarah kepada pendekatan bimbingan menciptakan suasana bimbingan karir kelompok mereka merasa senang dan antusiasi untuk belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil Observasi terhdapat minat siswa dalam proses bimbingan hanya mencapai 65,34% .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 198, "height": 177, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Sebagai siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan metode layana bimbingan karir kelompok mereka merasa senang dan antuasiasi untuk belajar. Hal ini bisa dilihat dari Observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses bimbingan hanya mencapai rata-rata 65,34%.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 197, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Hasil evaluasi Tahapan 1 mencapai 65,34%.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 197, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Masih ada siswa yang belum bisa meneyelesaikan tugas dengan waktu yang ditentukan. Hal ini karena siswa tersebut kurang serius dalam belajar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 198, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Masih ada siswa yang kurang memahami materi proses bimbingan untuk memperbaiki kelemahan dan", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 89, "width": 183, "height": 93, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mempertahankan keberhasilan yang telah dicapaikan pada Tahapan pertama, maka pada pelaksanaan Tahapan kedua dapat dibuat perencanaan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 192, "width": 183, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Memberikan motivasi kepada siswa yang mengalami kesulitan.", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 234, "width": 183, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Lebih intensif membimbing siswa yang mengalami kesulitan.", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 275, "width": 183, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Memberikan pengakuan atau penghargaan (reward).", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 330, "width": 73, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Tahapan 2", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 351, "width": 88, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Perencanaan", "type": "List item" }, { "left": 401, "top": 372, "width": 64, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 372, "width": 162, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan berdasarkan replaning Tahapan pertama, sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 434, "width": 163, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam belajar;", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 496, "width": 163, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Lebih intensif membimbing siswa yang mengalami kesulitan;", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 558, "width": 162, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Memberikan pengakuan atau penghargaan (reward);", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 599, "width": 163, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Membuat perangakt bimbingan dengan metode layanan bimbingan karir kelompok yang lebih mudah difahami oleh peserta didik.", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 703, "width": 163, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Memfasilitas kegiatan eksperimen", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 36, "width": 204, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018 [P. 281-294]", "type": "Page header" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 291 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 77, "width": 86, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Pelaksanaan", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 97, "width": 162, "height": 218, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis masih menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario model pelayana layanan bimbingan karir metode layana bimbingan karir kelompok dengan prosedur atau langkah-langkah layanan bimbingan karir yang telah ditentukan dalam pelaksanaan pada Tahapan 1. Dengan keadaan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 325, "width": 162, "height": 301, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Suasana bimbingan sudah mengarah kepada metode layanan bimbingan karir kelompok. Tugas yang diberikan guru kepada siswa dengan menggunakan lember kerja akademik maupun dikerjakan dengan baik. Setiap siswa menunjukan saling membuat untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi anatara sesama siswa.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 635, "width": 162, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Sebagai peserta didik", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 656, "width": 141, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "termotivasi untuk bertanya", "type": "List item" }, { "left": 387, "top": 77, "width": 20, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan", "type": "Table" }, { "left": 466, "top": 77, "width": 62, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menanggapi", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 97, "width": 110, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "prestasintasi diri guru.", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 118, "width": 163, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Suasana bimbingan yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta.", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 180, "width": 163, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Siswa lebih antusiasi mengikuti proses layanan- layanan bimbingan karir di kelas.", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 284, "width": 156, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Pengamatan (observation)", "type": "Section header" }, { "left": 405, "top": 304, "width": 122, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun hasil Observasi", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 325, "width": 158, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang telah dilakukan dalam Tahapan 11", "type": "Table" }, { "left": 369, "top": 346, "width": 159, "height": 259, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kegiatan pelaksanaan tindakan kelas diperoeh data bahwa minat siswa dalam memahami pelajaran mengalami kenaikan. Satelah diadakan Observasi pada Tahapan 1 persentasi keaktifan siswa adalah 68% setelah diadakan Observasi Tahapan 11 menjadi 87%. Hasil Observasi minat peserta didik dalam proses bimbingan dapat terlihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 677, "width": 128, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Motivasi Siswa XII IPA", "type": "Caption" }, { "left": 126, "top": 709, "width": 392, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Nama Perserta Didik Produk Performasi Jumlah Skor Nilai Praktik Sikap 1 A. Gunawan 2 2 3 7 86 2 Ade Maulana Lubis 2 3 2 7 88", "type": "Table" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 69, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wira Miharja", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 49, "width": 452, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Metode Konseling Kelompok dalam Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 2 Sungai Raya dalam Kegiatan layanan Bimbingan Kair", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 292 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 92, "width": 386, "height": 534, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Anisa Fernanda 3 3 3 9 86 4 Aldi Sanjaya 3 3 3 9 85 5 Anisa Fitri 2 2 2 6 86 6 Badai 2 2 3 7 80 7 Bairatul Luthpiya 2 1 2 6 88 8 Cicilia Syintia D.N 2 2 2 6 84 9 Desti Dwi Fitri 3 2 3 7 86 10 Dendi Gunawan 2 2 3 7 84 11 Desi Astri 2 2 2 6 70 12 Fedry Aji Nugroho 3 3 2 8 86 13 Hadi Apriadi 2 2 2 6 86 14 Indamawan 1 2 2 5 78 15 Irma Aprilianti 3 3 3 9 80 16 Julaiha 3 2 2 7 86 17 M. Arif Hendrawan 2 2 2 6 78 18 Puji Ayu Nadila 2 2 3 7 86 19 Popy Dwi Purwanti 2 3 3 8 84 20 Putri Safri Yuni 3 3 2 8 86 21 Syahrullah Afdhali 2 2 2 6 86 22 Ramadhani Saputra 1 2 2 5 78 23 Rico Cahyono 3 3 3 9 80 24 Seggi Hermawan 3 2 2 7 86 25 Suja'i 2 2 2 6 78 26 Suliawati 2 2 2 7 86 27 Suci Islamiati 2 3 3 8 84 28 Tuti Nurdiawati 3 3 2 9 80 29 Winda Lestari 3 2 2 7 86 30 Yati Ariyani 2 2 2 6 78 31 Yuliana Nada 2 2 3 7 86 32 Yuni Lestari 2 3 3 8 84 Jumlah Skor 45 47 49 271 2265 Skor Maksimal 55 53 51 87,42 2711 % Skor Tercapai 81,81 88,68 96,08 71,83 83,28", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 651, "width": 197, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel Motivasi Siswa Secara Individu", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 677, "width": 262, "height": 79, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kategori Jumlah Siswa Tidak Baik 0 Kurang Baik 10 Cukup Baik 6 Baik 16", "type": "Table" }, { "left": 197, "top": 36, "width": 204, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018 [P. 281-294]", "type": "Page header" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 293 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 81, "width": 235, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sangat Baik 0", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 107, "width": 190, "height": 301, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel terhadap 27 siswa (85,71%) mencapai rerata skor kemampuan kepercayaan diri siswa pada proses pelayanan layanan bimbingan karir kepercayaan diri siswa lebih dari atau sama dengan 85,71% dengan kategori minimal baik (5 siswa katagori baik dan 27 berkatagori sangat baik). Dengan demikian perkembangan kepercayaan diri siswa-siswa secara individu pada Tahapan 11 sudah mencapi minimal 85% siswa berkategori minimal baik, sehingga tindakan pada Tahapan kedua dinilai dianggap sudah berhasil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 191, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEMUAN PENELITIAN TAHAP II", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 459, "width": 212, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan data hasil Tahapan terdapat pelaksanaan proses pelayanan layanan bimbingan karir pada Tahapan 11 ini, terhadap temuan-temuan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 212, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kemampuan kepercayaan diri siswa secara individu dalam proses pelayanan layanan bimbingan karir sangat baik (83,28%) karena motivasi siswa cukup tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 667, "width": 212, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Hampir semua siswa telah menunjukan perkembangan kemampu- an kepercaan diri siswa- nya dan sudah ada yang memperoleh nilai sangat baik (maksimal) terutama pada aspek", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 107, "width": 190, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "komunikasi, kerja sama dan percaya diri.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 149, "width": 212, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Semua kelompok telah menunjukan perkembangkan kemampuan kepercayaan diri siswanya dengan kategori bbaik dan sangat baik dan kinerja kelompok sudah bagus.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 253, "width": 212, "height": 116, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Aspek empati siswa semuanya telah muncul, semua siswa sudah mempunyai rasa kebersamaan, menghargai orang lain, menghargai pelajaran, mau berbagi dan menerima masukan dari teman.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 399, "width": 84, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 420, "width": 212, "height": 114, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Observasi tindakan kelas tentang penggunaan metode layana bimbingan karir kelompok dalam menigkatakan pemahaman siswa pada pelajaran. Telah dilaksanakan dalam 2 Tahapan kegiatan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 544, "width": 212, "height": 218, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertama, Hasil ulangan harian setelah menggunakan bimbingan metode layanan bimbingan karir kelompok mengalami peningkatan yang signifikan yakni 83,28% sedangkan sebelumnya hanya 65,34%. Pelaksanaan Tahapan diperoleh data bahwa kepercayaan diri siswa mengalami kenaikan setelah diadakan Observasi pada Tahapan 1 persentase keaktifan siswa adalah 65,34% setelah diadakan Observasi pada Tahapan", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 69, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wira Miharja", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 49, "width": 452, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Metode Konseling Kelompok dalam Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 2 Sungai Raya dalam Kegiatan layanan Bimbingan Kair", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 792, "width": 52, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "~ 294 ~", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 212, "height": 445, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 menjadi 83, 28%. Setelah diadakan Observasi dengan menggunakan metode layanan bimbingan karir kelompok pada Tahapan 1 persentase keaktifan siswa adalah 65,34% pada Tahapan 11 menjadi 83,28%. Bimbingan dengan metode layanan bimbingan karir kelompok memiliki dampak positif dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap Observasi, yaitu Observasi 1 (65,34%), Observasi 11 (83,28%). Penerapan metode layanan bimbingan karir kelompok mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa yang ditujukan dengan hasil wawancara dengan sebagai siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminta dengan metode bimbingan metode layanan bimbingan karir kelompok sehingga mereka termotivasi untuk belajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 565, "width": 110, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 212, "height": 67, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Goleman, Daniel, Emitional Inteligence Kecerdasan Emosional Mengapa EQ Lebih Penting Dari Pada IQ (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 660, "width": 212, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karlina, S. 2013. “Bimbingan Kooperatif (Cooperative Learning) sebagai salah satu Strategi Membangun Pengetahuan Siswa”,", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 699, "width": 169, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam: http://www.sd-bina_telenta.com/ arsip_artikel/artikel_ina.pdf, diakses tgl 27 Desember 2013.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 66, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompasiana.", "type": "Text" }, { "left": 404, "top": 88, "width": 30, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2013.", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 86, "width": 170, "height": 69, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Karakteristik Bimbingan Kooperatif”, dalam: edukasi.kopasianan.com/.../karakt erisik-bimbingan, diakses tgl 27 Desembar 2013.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 163, "width": 209, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 177, "width": 212, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002). Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 225, "width": 170, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Layanan-layanan Bimbingan", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 238, "width": 170, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karir (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 272, "width": 212, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tim BSNP, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 Tentang Standar", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 313, "width": 169, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menegah (Jakarta: Depdiknas, 2006).", "type": "Table" } ]
654a3dd2-fb8a-b70f-e143-ea5f0999ba27
http://zona.pelantarpress.co.id/index.php/Zona/article/download/9/7
[ { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 232, "top": 38, "width": 134, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1, Nomor 2, p 52 – 64 Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 412, "top": 38, "width": 107, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2502-6496 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 71, "width": 442, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://zona.pelantarpress.co.id/ RESEARCH ARTICLE OPEN ACCESS", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 118, "width": 388, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis daya tampung beban pencemaran Sungai Kampar Kiri Kabupaten Kampar Provinsi Riau", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 164, "width": 285, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin 1 , Usman M Tang 2 , Rifardi 2", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 185, "width": 414, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 196, "width": 309, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Dosen Pascasarjana Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Riau.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 401, "height": 230, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. The objectives of this study are to identify the pollutant sources location, analyze pollution load and pollution load carrying capacity of BOD (Biologycal Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand) and TSS (Total Suspended Solid) concentrations; The QUAL2Kw methods application for modeling process of the main river were divided into nine reach, where Sibayang River (kilometre 86,629) as the headwater and Mentulik village as the downstream boundaries (km 0). The water samples where selected at ten points, with five of them are located at the main river and the rest of five at the tributaries. The modeling used water quality data on pollutant sources as input and the main river water quality data as a comparison.Based on the results of the study, total pollution load of BOD are 4,83 Tons/hour and total pollution load carrying capacity of BOD are 2,65 Tons/hour, it means a pollution load carrying capacity for BOD has been exceeded for 2,18 Tons/hour. The total pollution load of COD are 8,16 Tons/hour and total pollution load carrying capacity of COD are 8,45 Tons/hour, it means a pollution load carrying capacity for COD has not been exceeded and the main river still capable to recieve the pollution load of COD for 0,29 Tons/hour. Total pollution load of TSS are 55,90 Tons/hour and total pollution load carrying capacity of TSS are 12,45 Tons/hour, it means a pollution load carrying capacity for TSS has been exceeded for 43,45 Tons/hour. Generally total pollution load carrying capacity of BOD and TSS has been exceeded, and a total pollution load carrying capacity for COD has not been exceeded, nevertheless if review is based on river reach, an excessing of BOD pollution load has been occurred at km 18 - 1 for 1, 37 Tons/hour, COD pollution load for 2, 38 Tons/hour at km 45 - 40 and TSS pollution load for 32, 54 Tons/hour in the Teso River Keywords: The Pollution Load; Carrying Capacity; QUAL2Kw", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 456, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sungai Kampar Kiri adalah salah satu Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berpotensi sebagai DAS kritis di Indonesia. Secara alami Sungai Kampar Kiri mengalir dari hulu ke hilir melewati berbagai daerah di sepanjang alirannya dengan berbagai aktivitas yang terdapat didalamnya. Berbagai aktivitas yang terdapat disepanjang aliran sungai termasuk Daerah Alirannya (DAS) berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan termasuk permasalahan kuantitas dan kualitas air. Konversi (pengalihan) hutan di daerah tangkapan air menjadi penggunaan lahan perkebunan dan pertanian misalnya, secara teoritis akan menurunkan kuantitas air karena menurunnya daya simpan air baik air tanah maupun air permukaan. Disisi lain limbah industri, penggunaan pupuk untuk pertanian dan perkebunan, pakan ternak, pakan ikan di keramba, penambangan emas tanpa izin (PETI), penambangan pasir dan kerikil serta bahan galian lain di badan sungai, buangan limbah rumah tangga dan sumber-sumber pencemaran lainnya yang menyebabkan kualitas air sungai terdegradasi, terlebih lagi bila jumlah buangan tersebut melampaui ambang batas sehingga sungai kehilangan kemampuan untuk melakukan self purification .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 456, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai aktivitas tersebut juga akan mengakibatkan besarnya beban pencemaran yang masuk ke dalam sungai, sehingga DAS Kampar Kiri menjadi sangat berpotensi termasuk sebagai DAS kritis. Salah satu indikator kekritisan DAS adalah telah terjadinya pencemaran air sungai yang dapat diukur melalui besarnya beban pencemaran. Dalam konteks pencemaran air, kekritisan DAS dapat ditekan dengan menurunkan beban pencemar yang masuk ke dalam badan air. Besarnya penurunan beban pencemar ditentukan berdasarkan daya tampung lingkungan badan air terhadap beban pencemar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 456, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah yang sering muncul pada saat pengambilan keputusan dalam hal pengelolaan sumber- sumber pencemar serta pengelolaan pemanfaatan lahan di sekitar sungai adalah di mana beban itu harus diturunkan, dari aktivitas apa, parameter apa dan berapa besarannya. Berdasarkan informasi tentang aktivitas di Sungai Kampar Kiri, maka parameter kunci yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu BOD ( Biochemical Oxygen Demand ) untuk mendeteksi sumber pencemar pertanian, perkebunan, permukiman dan industri, COD ( Chemical Oxygen Demand ) untuk mendeteksi sumber pencemar industri dengan limbah non- organik dan TSS ( total suspended solid ) untuk aktivitas penambangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 252, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin et al | ZONA 1 (2) (2017) 52-64", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 132, "top": 369, "width": 373, "height": 269, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Debit Head Water Debit Point Source (Data Sekunder/ Pengukuran Lapangn) Manning Formula untuk setiap Reach Channel Slope Manning n Material dasar Bottom With (m) Kecepatan rata- rata v (m/det) Kedalaman Rata-rata (m) Klomatologis Tutupan Awan (%) Shade (%) Temperatur Udara Temperatur Dew Point Kecepatan Angin (m/detik) Radiasi Matahari (Watt/m2) Kualitas air di Point Source (Data Sekunder/ Primer) Kualitas Air Sungai Utama Kualitas air di Head Water Sampling Air Sungai Utama (BOD, COD, TSS) Hidrologis Beban Pencemaran Doestik Jumlah Penduduk Koefisian Emisi Luas Lahan pertanian (Ha) setiap jenisnya Beban Pencemaran Pertanian Koefisien Emisi Beban Pencemaran Peternakan Jumlah hewan ternak Koefisien Emisi Beban Pencemaran BOD Non Poin Source QUAL2Kw Prediksi Kualitas Air Sungai Utama Pembandingan (Uji Chi2) Model Ditolak Baku Mutu Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Analisis Kesimpulan dan Rekomendasi Analisis Kebijakan Kalibrasi Uji Realiabilitas Model Diterima Keterangan: Data Primer Data Primer/Sekunder Data Sekunder", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 456, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guna perencanaan pengelolaan DAS Sungai Kampar kiri kedepan, maka perlu diketahui dan dikaji lebih mendalam besarnya beban pencemar yang masuk ke aliran sungai utama dari berbagai sumber pencemar yang terdapat di sepanjang sungai, serta seberapa besar daya tampung beban pencemaran Sungai Kampar kiri ini terhadap beban pencemarnya tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 456, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis beban pencemaran dan daya tampung beban pencemaran parameter BOD, COD dan TSS di Sungai Kampar Kiri dan (2) mengidentifikasi lokasi sumber-sumber pencemar di Sungai Kampar Kiri.", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 161, "width": 139, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 456, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil akhir dari penelitian ini adalah diperolehnya nilai beban pencemaran sungai dan daya tampung beban pencemaran sungai untuk parameter BOD, COD dan TSS dengan menggunakan model QUAL2Kw yang telah terkalibrasi. Hasil tersebut diperoleh dengan menggunakan kerangka pendekatan alur kerja penelitian sebagaimana disajikan pada gambar berikut", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 456, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran parameter fisika dilakukan secara insitu meliputi suhu diukur menggunakan termometer dan salinitas diukur menggunakan hand held refractometer , kecerahan diukur menggunakan secchi disc , kecepatan arus diukur menggunakan current meter . Pengukuran parameter kimia, yaitu pH menggunakan pH meter, oksigen terlarut menggunakan DO meter. Contoh air untuk penentuan konsentrasi unsur hara (nitrat, phospat, silikat) dan parameter kimia (TSS, BOD) diambil menggunakan water sampler . Analisis unsur hara dilakukan di Laboratorium Kimia Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau sedangkan analisis TSS dan BOD dilakukan di Laboratorium Ekologi Perairan. Peralatan pendukung lainnya yang dipergunakan yaitu GPSmap Garmin 62s, kamera digital, peralatan tulis, kertas label, isolatif, cutter , buku catatan dan lain-lain. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi dengan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk tabel dan grafik dan kemudian dianalisis secara deskriptif.", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 641, "width": 239, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Kerangka Pendekatan Alur Kerja Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 456, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pusat dari seluruh aktivitas penelitian adalah pengujian penggunaan model QUAL2Kw untuk mengkaji daya tampung beban pencemaran sungai. Empat kelompok data utama yang dipergunakan sebagai masukan adalah data hidrologis, data klimatologis, data kualitas air sungai, serta data beban pencemaran. Data beban pencemaran dari sumber pencemar non titik (SPNT/NPS) tidak dimasukkan secara langsung dalam proses pemodelan, namun menjadi bahan pertimbangan didalam penarikan kesimpulan. Di dalam proses simulasi, beban pencemaran dari SPNT/NPS merupakan komponen yang berperan dalam memberikan ruang untuk dilakukannya proses trial and error . Berdasarkan masukan dari empat kelompok data tersebut, simulasi dilakukan hingga diperoleh model sebaran kualitas air yang paling mendekati data lapangan. Pengujian kecocokan antara data lapangan dengan data model dilakukan menggunakan uji Chi Square . Model kualitas air yang paling mendekati data lapangan dipergunakan untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 252, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin et al | ZONA 1 (2) (2017) 52-64", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 456, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menghitung beban pencemaran dan daya tampung beban pencemaran sungai. Tingkat keterpercayaan hasil pemodelan diuji dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas tidak mempengaruhi apakah model diterima ataupun ditolak, namun memberikan tingkat keyakinan dalam penggunaan model.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 456, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan di Sungai Kampar Kiri pada segmen hulu di Sungai Sebayang Desa Teluk Paman Kecamatan Kampar Kiri hingga segmen tengah di Desa Mentulik Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Waktu pengambilan sampel kualitas air dilakukan pada musim kemarau sehingga diperoleh debit sungai yang terendah. Pemilihan segmen hulu hingga tengah didasarkan atas pertimbangan konseptual bahwa Metode QUAL2Kw tidak dapat mengakomodasi daerah hilir sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, dimana terjadi arah aliran bolak-balik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 456, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sungai di dalam wilayah kajian dibagi dalam penggalan-penggalan ( reach ) yang berfungsi sebagai unit analisis untuk memperkirakan jumlah besaran beban pencemar pada masing-masing sumber pencemar. Oleh karena itu penentuan reach didasarkan pada perkiraan lokasi terdapatnya sumber pencemar baik berupa point source (SPT) maupun non point source (SPNT). Berdasarkan pertimbangan tersebut, sungai di wilayah kajian dibagi kedalam 9 reach . Sungai Sibayang merupakan downstream of headwater terletak pada kilometer ke 86,629 dari desa Mentulik yang merupakan downstream of last reach pada kilometer ke 0.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 276, "width": 430, "height": 302, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Pembagian reach daerah penelitian Nomor Penggala n (Reach) Nama Lokasi Penggalan (Reach) Panjang Penggalan (Reach) Jarak Lokasi Terhadap Desa Mentulik Koordinat Lokasi Sampling (km) (km) Latitude (N) Longitude (E) Sungai Sibayang (Headwater) 86.629 -0.02926 101.21165 Reach 1 Sungai Sibayang - Sungai Singingi 0.62 86.009 -0.02376 101.21893 Reach 2 Sungai Singingi - Rakik Gadang 2.372 83.637 -0.01028 101.20856 Reach 3 Rakik Gadang - Sungai Sitingkai 1.547 82.090 -0.00336 101.20414 Reach 4 Sungai Sitingkai - Desa Gunung Sahilan 23.011 59.079 0.09623 101.28738 Reach 5 Desa Gunung Sahilan - Sungai Lipai 0.518 58.561 0.09876 101.28551 Reach 6 Sungai Lipai - Sungai Teso 5.194 53.367 0.10107 101.31116 Reach 7 Sungai Teso - Sungai Bunut/Wen 14.431 38.936 0.15876 101.33236 Reach 8 Sungai Bunut/Wen - Desa Penghidupan 0.505 38.431 0.15774 101.33300 Reach 9 Desa Penghidupan - Desa Mentulik 38.431 0 0.19956 101.47991", "type": "Table" }, { "left": 209, "top": 764, "width": 208, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Diagram Pembagian Penggal Sungai", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 252, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin et al | ZONA 1 (2) (2017) 52-64", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 231, "top": 76, "width": 165, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 98, "width": 160, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi Ekologis Daerah Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 456, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sungai Kampar Kiri berasal dari mata air gunung Ngalautinggi, gunung Solokjanjang, gunung Paninjauan nan elok, dengan Luas catchment area air sebesar 7.053 km2. Sungai Kampar Kiri memiliki Dua anak sungai besar bernama sungai Sibayang dan sungai Singingi. Sungai Sibayang mengalir bertemu dengan anak sungai Biobio dengan kecepatan aliran sekitar 500 m3/det. Selanjutnya bergabung dengan sungai Singingi, dan anak sungai Teso.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 178, "width": 422, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Nilai parameter kualitas air Sungai Kampar Kiri pada kondisi debit terendah (April 2014)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 190, "width": 377, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Lokasi Debit (m3/dtk) Nilai (mg/L) BOD COD TSS Sungai Sibayang 15,40 4,37 7,00 24,00 Sungai Singingi* 14,28 4,69 18,78 465,50 Rakik Gadang 39,88 3,52 10,00 204,00 Sungai Sitingkai* 3,70 4,73 5,89 36,00 Desa Gunung Sahilan 66,49 3,88 6,00 133,00 Sungai Lipai* 5,38 3,85 10,20 124,00 Sungai Teso* 19,09 3,12 21,18 473,50 Sungai Bunut/Wen* 0,60 5,33 11,78 37,00 Desa Penghidupan 67,30 3,63 13,00 125,00 Desa Mentulik 111,02 3,26 8,00 48,00 * = anak sungai/ point source (PS) Sumber: Data primer", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 200, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beban Pencemaran dan Daya Tampung BOD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 139, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Beban Pencemaran BOD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 456, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simulasi dilakukan secara berulang-ulang ( trial eror ) terhadap model konsentrasi BOD untuk menghasilkan kombinasi konsentrasi dan debit pada sumber pencemar yang paling sesuai dengan sebaran konsentrasi BOD hasil observasi, sehingga dapat ditentukan beban pencemarannya. Perhitungan beban pencemaran BOD disajikan pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 451, "width": 202, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Perhitungan Beban Pencemaran BOD", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 660, "width": 264, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : NPS adalah sumber pencemar non titik dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 672, "width": 98, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data primer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 456, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 3, total beban pencemaran BOD di sungai utama sebesar 4,83 Ton/jam. Jumlah tersebut berasal dari masuknya beban BOD dari sungai Singingi sebesar 0,24 Ton/jam, dari anak sungai Sitingkai 0,06 Ton/jam, dari anak sungai Lipai 0,07 Ton/jam, dari anak sungai Teso sebesar 0,21 Ton/jam, dari anak sungai Bunut (Wen) sebesar 0,1 Ton/jam. Penambahan beban juga berasal dari sumber-sumber pencemar non titik (NPS). Sumber pencemar non titik yang memberikan tambahan beban dalam jumlah besar berasal dari NPS2 pada kilometer 60 sampai kilometer 70 sebesar 1,01 Ton/jam dan NPS6 (kilometer 1 sampai 18) sebesar 1,37 Ton/jam.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 465, "width": 389, "height": 192, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BOD Up Down Abstraction Inflow km km m3/s m3/s Ton/Jam Kg/Hari S. Singingi 86,009 14,28 4,69 0,24 5.786 S. Sitingkai 82,09 3,70 4,73 0,06 1.512 S. Lipai 58,561 5,38 3,85 0,07 1.790 S. Teso 53,37 19,09 3,12 0,21 5.146 S. Bunut (Wen) 38,94 0,60 5,33 0,01 276 NPS 1 83,50 83,00 2,00 7,50 0,05 1.296 NPS 2 70,00 60,00 2,00 140,00 1,01 24.192 NPS 3 55,00 50,00 2,00 50,00 0,36 8.640 NPS 4 45,00 40,00 2,00 100,00 0,72 17.280 NPS 5 38,00 20,00 2,00 100,00 0,72 17.280 NPS 6 18,00 1,00 2,00 190,00 1,37 32.832 Total BP BOD 4,83 116.031 Debit km mgO2/L Beban Pencemaran BOD ss", "type": "Table" }, { "left": 219, "top": 465, "width": 22, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 252, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin et al | ZONA 1 (2) (2017) 52-64", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 209, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Daya Tampung Beban Pencemaran BOD", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 93, "width": 456, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Sesuai SK Gubernur Riau Nomor 23/2003 tentang Peruntukkan dan Baku Mutu Air Sungai Kampar Provinsi Riau, maka ruas Wilayah Kajian ini termasuk dalam kualitas air kelas 1 dimana batas maksimal untuk parameter BOD adalah 2 mg/l. Dengan kondisi ini maka daya tampung sungai adalah sebesar 2,65 Ton/jam (Tabel 4), sehingga dengan kondisi seperti ini maka beban sungai telah terlampaui sebesar 2,18 Ton/jam. Proses simulasi penambahan terhadap BOD model sampai diperoleh sebaran BOD yang mendekati baku mutu ( BOD bakumutu ) menghasilkan kombinasi debit dan konsentrasi pada setiap sumber pencemar yang digunakan dalam perhitungan daya tampung beban pencemaran BOD (Tabel 4). Gambar 3. merupakan perbandingan antara sebaran BOD model dengan sebaran BOD bakumutu .", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 407, "width": 291, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Perbandingan Sebaran BOD model dengan BOD bakumutu", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 427, "width": 272, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran BOD", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 621, "width": 267, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: NPS adalah sumber pencemar non titik dan Sumber: Data primer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 456, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 4, total daya tampung beban pencemaran BOD sebesar 2,65 Ton/jam sementara total beban pencemaran BOD pada sungai utama sebesar 4,83 Ton/jam. Ini berarti bahwa, beban pencemaran untuk parameter BOD telah terlampaui sebesar 2,18 Ton/jam. Hasil ini sebagian besar kemungkinan berasal dari limbah domestik, dimana pola kebiasaan penduduk yang bermukim disekitar sungai yang menjadikan sungai sebagai sarana untuk mandi, mencuci dan buang hajat (MCK), tempat membuang sampah padat atau limbah cair dari rumah tangga, rumah makan dan serta ditambah juga dengan sisa bahan makanan ikan dan ternak dari kegiatan keramba ikan dan peternakan masyarakat yang berupa bahan-bahan organik, dan bila terurai dalam air akan menyebabkan peningkatan bahan pencemar BOD. Besarnya beban pencemar BOD ini juga dapat dihasilkan dari penggunaan pupuk pada perkebunan sawit dan perkebunan karet masyarakat serta dari limbah cair pabrik kelapa sawit yang juga banyak terdapat di sekitar kecamatan Kampar Kiri yang limbahnya secara langsung ataupun melalui sungai kecil", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 444, "width": 390, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BOD Up Down Abstraction Inflow km km m3/s m3/s Ton/Jam Kg/Hari S. Singingi 86,009 14,28 2,00 0,10 2.468 S. Sitingkai 82,09 3,70 2,00 0,03 639 S. Lipai 58,561 5,38 2,00 0,04 930 S. Teso 53,37 19,09 2,00 0,14 3.299 S. Bunut (Wen) 38,94 0,60 2,00 0,00 104 NPS 1 83,50 83,00 2,00 0,00 0,00 - NPS 2 70,00 60,00 2,00 63,00 0,45 10.886 NPS 3 55,00 50,00 2,00 57,50 0,41 9.936 NPS 4 45,00 40,00 2,00 2,00 0,01 346 NPS 5 38,00 20,00 2,00 100,00 0,72 17.280 NPS 6 18,00 1,00 2,00 102,00 0,73 17.626 Total DT BOD 2,65 63.513 Daya Tampung BOD", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 444, "width": 202, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sources Lokasi Debit km", "type": "Picture" }, { "left": 371, "top": 462, "width": 25, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mgO2/L", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 252, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin et al | ZONA 1 (2) (2017) 52-64", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 214, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "atau kanal-kanal dialirkan ke Sungai Kampar kiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 456, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan perhitungan beban pencemaran dan daya tampung beban pencemaran, maka identifikasi lokasi sumber pencemar dan pengelolaan sumber-sumber pencemar dapat disusun. Tabel 5 merupakan rangkuman lokasi sumber pencemar dan proporsi beban pencemar BOD yang perlu dikelola.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 116, "width": 418, "height": 203, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Pengelolaan Sumber Pencemar BOD Sumber Pencemar Lokasi BOD Selisih Ton/jam Keterangan (Km) DT BP S. Singingi 86,009 0,10 0,24 -0,14 Beban harus dikurangi 58,33% S. Sitingkai 82,09 0,03 0,06 -0,04 Beban harus dikurangi 50,00% S. Lipai 58,561 0,04 0,07 -0,04 Beban harus dikurangi 42,86% S. Teso 53,37 0,14 0,21 -0,08 Beban harus dikurangi 33,33% S. Bunut /Wen 38,94 0,00 0,01 -0,01 Beban harus dikurangi 100,00% NPS 1 83,50-83,00 0,00 0,05 -0,05 Beban harus dikurangi 100,00% NPS 2 70,00-60,00 0,45 1,01 -0,55 Beban harus dikurangi 55,45% NPS 3 55,00-50,00 0,41 0,36 0,05 Dapat menerima beban 13,89% NPS 4 45,00-40,00 0,01 0,72 -0,71 Beban harus dikurangi 98,61% NPS 5 38,00-20,00 0,72 0,72 0,00 Beban harus dikurangi 0,00% NPS 6 18,00-1,00 0,73 1,37 -0,63 Beban harus dikurangi 46,72% 2,65 4,83 -2,18 Beban harus dikurangi 45,13% Keterangan: DT adalah daya tampung beban pencemaran, BP adalah beban pencemaran dan", "type": "Table" }, { "left": 83, "top": 319, "width": 243, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NPS adalah sumber pencemar non titik. Sumber: Data rimer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 456, "height": 92, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 5 diatas, Total beban pencemaran BOD di sungai utama di daerah penelitian sebesar 4,83 Ton/jam dan total daya tampung beban pencemaran BOD sebesar 2,65 Ton/jam. Itu berarti daya tampung beban pencemaran BOD pada sungai utama sudah terlampaui dan beban pencemaran BOD harus dikurangi sebesar 2,18 Ton/jam atau sebesar 45,13%. Untuk mengurangi kelebihan beban BOD, dapat disusun beberapa alternatif yang umum digunakan dalam pengelolaan lingkungan, misalnya dengan mengidentifikasi lebih lanjut sumber-sumber pencemar yang terdapat di anak sungai tersebut, meningkatkan kinerja pengelolaan limbah, memperketat pengawasan, pengurangan produksi, penegakan hukum hingga penutupan kegiatan, tergantung pada hasil identifikasi yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 201, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beban Pencemaran dan Daya Tampung COD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 140, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Beban Pencemaran COD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 456, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada pemodelan BOD, sehingga dapat ditentukan beban pencemarannya.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 504, "width": 202, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Perhitungan Beban Pencemaran COD", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 713, "width": 277, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: NPS adalah sumber pencemar non titik dan BP adalah beban pencemaran. Sumber: Data primer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 756, "width": 456, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total beban pencemaran COD di penggal sungai yang diteliti sebesar 8,16 Ton/jam. Dari sumber pencemar titik, Sungai Teso memberikan kontribusi beban pencemar COD terbesar yaitu 1,46 Ton/jam,", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 521, "width": 392, "height": 185, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "COD Up Down Abstraction Inflow km km m3/s m3/s Ton/Jam Kg/Hari S. Singingi 86,009 14,28 18,78 0,97 23.171 S. Sitingkai 82,09 3,70 5,89 0,08 1.883 S. Lipai 58,561 5,38 10,20 0,20 4.741 S. Teso 53,37 19,09 21,18 1,46 34.934 S. Bunut (Wen) 38,94 0,60 11,78 0,03 611 NPS 1 83,50 83,00 2,00 0,00 0,00 - NPS 2 70,00 60,00 2,00 95,00 0,68 16.416 NPS 3 55,00 50,00 2,00 0,00 0,00 - NPS 4 45,00 40,00 2,00 330,00 2,38 57.024 NPS 5 38,00 20,00 2,00 0,00 0,00 - NPS 6 18,00 1,00 2,00 330,00 2,38 57.024 Total BP COD 8,16 195.803 Beban Pencemaran COD", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 520, "width": 280, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sources Lokasi Debit km mg/L", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 252, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin et al | ZONA 1 (2) (2017) 52-64", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 457, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "selanjutnya Sungai Singingi memberikan kontribusi beban pencemar sebesar 0,97 Ton/jam, Sungai Sitingkai menambah 0,08 Ton/jam, Sungai Lipai 0,20 Ton/jam, serta sungai Bunut (Wen) sebesar 0,03 Ton/jam. Sumber pencemar non titik yang memberikan tambahan beban berturut-turut berasal dari lokasi NPS2 pada kilometer 60 hingga 70 yaitu sebesar 0,68 Ton/jam, NPS4 pada kilometer 40 hingga 45 sebesar 2,38 Ton/jam dan NPS6 pada kilometer 1 hingga 18 sebesar 2,38 Ton/jam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 210, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Daya Tampung Beban Pencemaran COD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 456, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baku mutu parameter COD untuk air kelas I adalah 10 mg/L. Gambar 4 adalah grafik perbandingan sebaran konsentrasi CODmodel dengan CODbakumutu . Tabel 7 menyajikan perhitungan daya tampung beban pencemaran COD.", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 358, "width": 286, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Perbandingan Sebaran CODmodel dengan CODbakumutu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 456, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 7, total daya tampung beban pencemaran COD sebesar 8,45 Ton/jam dengan daya tampung terbesar berada pada NPS6 (3,26 Ton/jam) diikuti NPS3 (1,1 Ton/jam) dan NPS4 (1,08 Ton/jam). Pada sumber pencemar titik , Sungai Singingi memiliki daya tampung beban pencemaran COD sebesar 0,51 Ton/jam, Sungai Sitingkai sebesar 0,13 Ton/jam, Sungai Lipai sebesar 0,19 Ton/jam, Sungai Teso sebesar 0,69 dan Sungai Bunut (Wen) sebesar 0,02 Ton/jam.", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 448, "width": 271, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran COD", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 673, "width": 289, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: NPS adalah sumber pencemar non titik dan DT adalah Daya Tampung beban pencemaran. Sumber: Data primer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 719, "width": 456, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 7 di atas, total daya tampung beban pencemaran COD sebesar 8,45 Ton/jam, dimana angka tersebut masih lebih besar dari total beban pencemaran COD pada sungai utama yaitu sebesar 8,16 Ton/jam. Ini berarti bahwa, daya tampung beban pencemaran untuk parameter COD pada sungai ini belum terlampaui dan masih dapat menerima beban pencemaran sebesar 0,29 Ton/jam.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 465, "width": 389, "height": 207, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "COD Up Down Abstraction Inflow km km m3/s m3/s Ton/Jam Kg/Hari S. Singingi 86,009 14,28 10,00 0,51 12.338 S. Sitingkai 82,09 3,70 10,00 0,13 3.197 S. Lipai 58,561 5,38 10,00 0,19 4.648 S. Teso 53,37 19,09 10,00 0,69 16.494 S. Bunut (Wen) 38,94 0,60 10,00 0,02 518 NPS 1 83,50 83,00 2,00 61,30 0,44 10.593 NPS 2 70,00 60,00 2,00 41,00 0,30 7.085 NPS 3 55,00 50,00 2,00 152,50 1,10 26.352 NPS 4 45,00 40,00 2,00 150,00 1,08 25.920 NPS 5 38,00 20,00 2,00 100,00 0,72 17.280 NPS 6 18,00 1,00 2,00 453,00 3,26 78.278 Total DT COD 8,45 202.703 Daya Tampung COD Sources", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 464, "width": 220, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi Debit km mg/L", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 252, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin et al | ZONA 1 (2) (2017) 52-64", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 456, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi beban pencemar COD ini sangat berbeda bila dibandingkan kondisi beban pencemar BOD yang sudah melampaui baku mutu. Hal ini kemungkinan besar terjadi disebabkan adanya penurunan konsentrasi COD (0,00 Ton/jam) pada beberapa penggal sungai yaitu pada kilometer 83 hingga kilometer 83,5 (NPS1 yaitu sekitar desa Rakik Gadang sampai sungai Sitingkai, sekitar kilometer 50 sampai kilometer 55 (NPS3 yaitu sesudah sungai Teso hingga sebelum sungai Bunut) serta pada NPS5 yaitu dari sesudah desa Penghidupan hingga mendekati desa Mentulik (kilometer 20 – 38). Penurunan konsentrasi COD ini di mungkinkan terjadi akibat adanya oleh proses self purification dengan adanya pengenceran karena masuknya debit air yang cukup bersih dengan konsentrasi COD yang relatif kecil dari Rakik Gadang, anak sungai Sitingkai, desa gunung sahilan dan desa penghidupan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 394, "height": 252, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Pengelolaan Sumber Pencemar COD Sumber Pencemar Lokasi COD Selisih Ton/jam Keterangan (Km) DT BP S. Singingi 86,009 0,51 0,97 -0,46 Beban harus dikurangi 47,42% S. Sitingkai 82,09 0,13 0,08 0,05 Dapat menerima beban 62,50% S. Lipai 58,561 0,19 0,20 -0,01 Beban harus dikurangi 5,00% S. Teso 53,37 0,69 1,46 -0,77 Beban harus dikurangi 52,74% S. Bunut/Wen 38,94 0,02 0,03 -0,01 Beban harus dikurangi 33,33% NPS 1 83,50-83,00 0,44 0,00 0,44 Dapat menerima beban 100% NPS 2 70,00-60,00 0,30 0,68 -0,38 Beban harus dikurangi 55,88% NPS 3 55,00-50,00 1,10 0,00 1,10 Dapat menerima beban 100% NPS 4 45,00-40,00 1,08 2,38 -1,30 Beban harus dikurangi 54,62% NPS 5 38,00-20,00 0,72 0,00 0,72 Dapat menerima beban 100% NPS 6 18,00-1,00 3,26 2,38 0,88 Dapat menerima beban 36,97% 8,45 8,16 0,29 Dapat menerima beban 3,55% Keterangan: NPS adalah sumber pencemar non titik, BP adalah beban pencemaran DT adalah Daya Tampung beban pencemaran.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 430, "width": 95, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data primer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 456, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak Sungai Singingi, anak Sungai Lipai, anak Sungai Teso dan anak Sungai Bunut (Wen) merupakan sumber pencemar titik yang telah jenuh sehingga tidak dapat menerima tambahan beban COD. NPS2 dan NPS4 merupakan wilayah-wilayah penggal sungai yang juga tidak dapat menerima tambahan beban COD. Penambahan beban COD masih dimungkinkan dari Sungai Sitingkai sebesar 0,05 Ton/jam, NPS1 sebesar 0,44 Ton/jam, NPS3 sebesar 1,10 Ton/jam, NPS5 sebesar 0, 72 Ton/jam, dan NPS6 sebesar 0,88 Ton/jam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 189, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beban Pencemaran dan Daya Tampung TS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 134, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Beban Pencemaran TSS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 456, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada pemodelan sebelumnya, sehingga dapat ditentukan beban pencemarannya. Berdasarkan Tabel 9, total beban pencemaran TSS di daerah penelitian sebesar 55,90 Ton/jam. Beban pencemaran TSS terbesar dari sumber pencemar titik berasal dari Sungai Teso yaitu sebesar 32,54 Ton/jam, selanjutnya berturut-turut dari Sungai Singingi sebesar 23,93 Ton/jam, Sungai Lipai sebesar 2,40 Ton/jam, Sungai Sitingkai sebesar 0,48 Ton/jam dan dari Sungai Bunut (Wen) sebesar 0,08 Ton/jam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 252, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin et al | ZONA 1 (2) (2017) 52-64", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 62, "width": 266, "height": 185, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9. Perhitungan Beban Pencemaran TS Keterangan:", "type": "Table" }, { "left": 229, "top": 236, "width": 190, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NPS adalah sumber pencemar non titik dan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 248, "width": 218, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BP adalah beban pencemaran. Sumber: Data primer.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 456, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber pencemar non titik yang memberikan tambahan beban berturut-turut berasal dari lokasi NPS4 pada kilometer 40 hingga 45 yaitu sebesar 0,07 Ton/jam, NPS5 pada kilometer 20 hingga 38 sebesar 0,11 Ton/jam dan NPS6 pada kilometer 1 hingga 18 sebesar 0,07 Ton/jam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 204, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Daya Tampung Beban Pencemaran TSS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 456, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daya tampung beban pencemaran TSS mengacu pada baku mutu air kelas I dimana konsentrasi TSS maksimum ditetapkan sebesar 50 mg/L. Hasil simulasi konsentrasi TSS yang sesuai dengan baku mutu air kelas I (TSSbaku mutu) dan perbandingannya dengan konsentrasi TSSmodel disajikan pada Gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 599, "width": 280, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Perbandingan Sebaran TSSmodel dengan TSSbakumutu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 456, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 memperlihatkan bahwa konsentrasi TSS di sungai utama rata-rata sudah cukup tinggi diatas baku mutu. Hal ini disebabkan karena tingginya konsentrasi TSS di hulu sungai utama serta adanya kenaikan konsentrasi TSS di kilometer 20 sampai 45 dan di kilometer 70 sampai kilometer 83,50. Kombinasi debit dan konsentrasi TSS pada sumber-sumber pencemar yang membentuk sebaran konsentrasi TSSbaku mutu digunakan sebagai dasar perhitungan daya tampung beban pencemaran TSS. Hasil perhitungan daya tampung beban pencemaran TSS disajikan pada Tabel 10.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 79, "width": 329, "height": 155, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TSS Up Down Abstraction Inflow km km m3/s m3/s Ton/Jam Kg/Hari S. Singingi 86,009 14,28 465,50 23,93 574.330 S. Sitingkai 82,09 3,70 36,00 0,48 11.508 S. Lipai 58,561 5,38 124,00 2,40 57.639 S. Teso 53,37 19,09 473,50 32,54 780.980 S. Bunut (Wen) 38,94 0,60 37,00 0,08 1.918 NPS 1 83,50 83,00 2,00 -275,00 -1,98 (47.520) NPS 2 70,00 60,00 2,00 -200,00 -1,44 (34.560) NPS 3 55,00 50,00 2,00 -50,00 -0,36 (8.640) NPS 4 45,00 40,00 2,00 10,00 0,07 1.728 NPS 5 38,00 20,00 2,00 15,00 0,11 2.592 NPS 6 18,00 1,00 2,00 10,00 0,07 1.728 Total BP TSS 55,90 1.341.703 Beban Pencemaran TSS", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 78, "width": 231, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sources Lokasi Debit km mg/L", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 252, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin et al | ZONA 1 (2) (2017) 52-64", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 176, "top": 62, "width": 275, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 10. Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran TSS", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 268, "width": 54, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Caption" }, { "left": 193, "top": 268, "width": 190, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NPS adalah sumber pencemar non titik dan", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 279, "width": 289, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DT adalah Daya Tampung beban pencemaran. Sumber: Data primer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 456, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total daya tampung beban pencemaran TSS sebesar 12,45 Ton/jam. Dengan kondisi seperti ini, maka beban pencemaran parameter TSS telah melampaui daya tampungnya sebesar 43,45 Ton/jam. Kondisi ini erat kaitannya dengan berbagai aktivitas masyarakat yang terdapat disepanjang sungai Kampar kiri seperti aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) dan penambangan pasir sungai (galian C) yang banyak ditemukan di sepanjang daerah tersebut. Aktivitas PETI dilakukan dengan mengeruk atau menyedot sedimen di dasar sungai yang dapat menyebabkan meningkatnya kandungan TSS di perairan sungai. Disamping itu keberadaan perkebunan sawit dan perkebunan karet milik masyarakat juga sebagai sumber peningkatan konsentrasi TSS pada sungai Kampar Kiri, dimana pada musim penghujan dengan tingkat curah hujan yang cukup tinggi, akan membawa serta tanah lapisan bagian atas dari kebun masyarakat tersebut ke sungai sehingga sungai menjadi sangat keruh dengan warna kecoklatan serta menyebabkan terjadinya pencemaran pada air sungai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 158, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelolaan Sumber Pencemar TSS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 456, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelolaan sumber-sumber pencemar TSS didasarkan pada selisih antara beban pencemaran (BP) dengan daya tampung (DT) seperti tersaji pada Tabel 11.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 507, "width": 393, "height": 269, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11. Pengelolaan Sumber Pencemar TSS Sumber Pencemar Lokasi TSS Selisih Ton/jam Keterangan (Km) DT BP S. Singingi 86,009 2,57 23,93 -21,36 Beban harus dikurangi89,26% S. Sitingkai 82,09 0,67 0,48 0,19 Dapat menerima beban 39,58% S. Lipai 58,561 0,97 2,40 -1,43 Beban harus dikurangi 59,58% S. Teso 53,37 3,44 32,54 -29,1 Beban harus dikurangi 89,43% S.Bunut/We n 38,94 0,11 0,08 0,03 Dapat menerima beban 37,50% NPS 1 83,50-83,00 0,86 -1,98 2,84 Dapat menerima beban 143,43% NPS 2 70,00-60,00 1,08 -1,44 2,52 Dapat menerima beban 175,00% NPS 3 55,00-50,00 0,70 -0,36 1,06 Dapat menerima beban 294.44% NPS 4 45,00-40,00 0,72 0,07 0,65 Dapat menerima beban 928.57% NPS 5 38,00-20,00 0,67 0,11 0,56 Dapat menerima beban 509,09% NPS 6 18,00-1,00 0,67 0,07 0,60 Dapat menerima beban 857,14% 12,45 55,90 -43,45 Beban harus dikurangi 77,73% Keterangan: NPS adalah sumber pencemar non titik.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 79, "width": 397, "height": 187, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TSS Up Down Abstraction Inflow km km m3/s m3/s Ton/Jam Kg/Hari S. Singingi 86,009 14,28 50,00 2,57 61.689 S. Sitingkai 82,09 3,70 50,00 0,67 15.984 S. Lipai 58,561 5,38 50,00 0,97 23.242 S. Teso 53,37 19,09 50,00 3,44 82.471 S. Bunut (Wen) 38,94 0,60 50,00 0,11 2.592 NPS 1 83,50 83,00 2,00 120,00 0,86 20.736 NPS 2 70,00 60,00 2,00 150,00 1,08 25.920 NPS 3 55,00 50,00 2,00 97,00 0,70 16.762 NPS 4 45,00 40,00 2,00 100,00 0,72 17.280 NPS 5 38,00 20,00 2,00 93,00 0,67 16.070 NPS 6 18,00 1,00 2,00 93,00 0,67 16.070 Total DT TSS 12,45 298.816 Daya Tampung TSS Sources", "type": "Table" }, { "left": 221, "top": 79, "width": 124, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi Debit", "type": "Picture" }, { "left": 188, "top": 98, "width": 10, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "km", "type": "Table" }, { "left": 392, "top": 98, "width": 17, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mg/L", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 252, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin et al | ZONA 1 (2) (2017) 52-64", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 62, "width": 202, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DT adalah Daya Tampung beban pencemaran. BP adalah beban pencemaran", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 95, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data primer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 456, "height": 136, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel diatas, terlihat beban pencemaran parameter TSS beberapa anak sungai yang masuk ke sungai utama masih lebih tinggi dari daya tampungnya. Daya tampung beban pencemar TSS anak Sungai Singingi telah terlampaui 89,26% atau sebesar 21,3 Ton/jam, demikian juga daya tampung beban pencemar TSS anak Sungai Lipai telah terlampaui 59,58% atau sebesar 1,43 Ton/jam dan daya tampung beban pencemar TSS anak Sungai Teso telah terlampaui 89,43% atau sebesar 29,1 Ton/jam. Terjadinya lonjakan konsentrasi TSS di anak Sungai Singingi, anak sungai Sitingkai dan anak Sungai Teso kemungkinan erat kaitannya dengan aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) dan penambangan pasir sungai (galian C) serta perkebunan masyarakat yang banyak ditemukan di sepanjang daerah tersebut. Sementara beberapa anak sungai lainnya seperti anak Sungai Sitingkai dan anak Sungai Bunut (Wen) serta semua sumber-sumber pencemar non titik (NPS), dari NPS1 hingga NPS6 masih dapat menerima beban TSS karena konsentrasi TSS-nya masih berada di bawah baku mutu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 166, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Identifikasi Lokasi Sumber Pencemar", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 456, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian beban pencemaran dan daya tamping BOD, COD dan TSS diatas, dapat diidentifikasi sumber-sumber pencemar yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut. Rangkuman sumber- sumber pencemar yang perlu mendapat perhatian khusus disajikan pada Tabel 12. Berdasarkan Tabel 12, anak Sungai Singingi serta anak Sungai Teso yang masuk ke Sungai Kampar Kiri pada kilometer ke 86,009 dan kilometer ke 53,37 merupakan anak-anak sungai yang mempunyai kelebihan beban pencemar yang cukup signifikan sehingga menyebabkan konsentrasi parameter pencemar BOD, COD serta TSS di sungai utama melewati baku mutu air kelas I.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 360, "width": 384, "height": 271, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 12. Lokasi Sumber Pencemar yang Kelebihan Beban Sumber Pencemar Lokasi (Km) DT BP Selisih Keterangan BOD S. Singingi 86,009 0,10 0,24 -0,14 Beban harus dikurangi 58,33% NPS 2 70,00-60,00 0,45 1,01 -0,55 Beban harus dikurangi 55,45% NPS 6 18,00-1,00 0,73 1,37 -0,63 Beban harus dikurangi 46,72% COD S. Teso 53,37 0,69 1,46 -0,77 Beban harus dikurangi 52,74% NPS 4 45,00-40,00 1,08 2,38 -1,30 Beban harus dikurangi 54,62% TSS S. Singingi 86,009 2,57 23,93 -21,36 Beban harus dikurangi89,26% S. Teso 53,37 3,44 32,54 -29,1 Beban harus dikurangi 89,43% Keterangan: NPS adalah sumber pencemar non titik. DT adalah Daya Tampung beban pencemaran. BP adalah Beban Pencemaran", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 632, "width": 95, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data primer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 249, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosial Ekonomi Masyarakat sekitar Sungai Kampar Kiri", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 456, "height": 103, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Kampar mempunyai banyak potensi yang masih dapat dimanfaatkan, terutama di bidang perkebunan dan perikanan darat. Sebagian besar penduduk bekerja di sektor perikanan, perkebunan, dan kehutanan. Bidang perkebunan seperti kelapa sawit dan karet yang merupakan salah satu tanaman yang sangat cocok pada lahan yang ada di Kabupaten Kampar. Di bidang perikanan, budidaya ikan yang dikembangkan menggunakan keramba (kolam ikan berupa rakit) di sepanjang sungai kampar, ini terlihat banyaknya keramba yang berjejer rapi di sepanjang sungai dan anak sungai Kampar kiri yang merupakan milik masyarakat atau milik pemerintah yang bekerja sama dengan pihak swasta. Hasil pengamatan terhadap sosial ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan sungai Kampar Kiri untuk kegiatan perikanan memiliki dampak positif, yaitu dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Jenis ikan yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 252, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin et al | ZONA 1 (2) (2017) 52-64", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 456, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibudidaya antara lain : ikan patin, ikan baung, ikan tapah dan ikan nila yang merupakan komoditas yang memiliki pangsa pasar yang cukup baik di Propinsi Riau, Padang, Jambi dan Sumatera Utara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 93, "width": 456, "height": 69, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari kegiatan budidaya ikan menggunakan keramba disepanjang sungai tersebut, selain memberikan dampak positif juga dapat memberikan dampak negatif berupa penurunan kualitas air sungai akibat pemberian pakan yang tidak mengikuti kaidah budidaya ikan yang baik. Pembesaran ikan yang dilakukan dengan cara memberikan limbah ayam mati (usus / jeroan ayam) dalam jumlah yang banyak. Limbah organik ini dapat meningkatkan jumlah BOD di dalam air sungai karena terjadi penumpukan limbah organik dalam jangka waktu yang lama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 456, "height": 69, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan beban pencemaran parameter BOD juga disebabkan oleh buangan limbah dari kegiatan rumah tangga penduduk, aktifitas pertanian dan perkebunan. Penurunan kualitas air sungai berdampak negatif terhadap budidaya ikan seperti terjadinya wabah penyakit pada ikan patin, baung, tapa, nila yang dibudidaya. Ikan yang terkena penyakit biasanya memiliki borok, sirip geripis, perut kembung dan lain-lain dimana secara estetika tidak enak dipandang serta timbul rasa enggan untuk membeli dan mengkonsumsinya sehingga menyebabkan menurunnya hasil penjualan ikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 456, "height": 115, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara kontekstual seharusnya keberadaan perusahaan HTI (Hutan Tanaman Industri) yang cukup besar di kabupaten Kampar, dapat membantu meningkatkan perekonomian dan kondisi sosial masyarakat disekitar areal HTI atau di sekitar areal pembibitan tanamannya ( nursery ) mereka khususnya yang berada di kecamatan Kampar Kiri, karena perusahaan HTI cukup berpengaruh terhadap memperluas kesempatan bekerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat yang bekerja di perusahaan tersebut. Namun hal ini tidak berpengaruh terhadap masyarakat yang berprofesi sebagai petani, pekebun ataupun nelayan. Sejauh ini keberadaan industri kehutanan tersebut cenderung menimbulkan pengaruh negatif yang ditunjukkan dengan terjadinya perusakan hutan alam secara besar-besaran, pembalakan liar ( illegal loging ), perampasan lahan milik masyarakat adat dan memicu terjadinya kebakaran hutan (Risa Anjasari, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 456, "height": 126, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disamping itu dari hasil penelitian ini pada beberapa penggal Sungai Kampar Kiri konsentrasi beban pencemar COD meningkat yang di perkirakan berasal dari penggunaan pupuk dan pestisida pada areal perkebunan atau pun lokasi pembibitan tanaman industri. Peningkatan konsentrasi beban pencemar COD ini akan berakibat penurunan kualitas air yang pada akhirnya akan mengurangi tangkapan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Pada dasarnya pembangunan HTI atau pun perkebunan lainnya mempunyai 3 sasaran utama yang dapat dicapai yakni sasaran ekonomi, ekologi dan sosial (Iskandar, 2005). Oleh karena itu dalam mewujudkan pembangunan HTI, adanya peran dan partisipatif dari masyarakat sekitar, baik dalam memberikan dukungan material maupun non material serta bekerjasama dengan pihak lainnya dapat memperlancar dan mempercepat pelaksanaan pembangunan HTI serta akan memberikan berdampak positif yang lebih besar terhadap segi sosial maupun ekonomi masyarakat sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 458, "height": 91, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain bidang pertanian tanaman pangan dan bidang perkebunan, bidang pertambangan dan jasa saat ini telah menjadi jenis mata pencaharian yang banyak dilakukan oleh masyarakat disekitar Sungai Kampar Kiri, khususnya pada Sungai Singingi. Sementara pada hulunya Sungai Singingi juga terdapat pabrik sawit dan pabrik sagu masyarakat serta perkebunan sawit, karet dan pisang milik masyarakat. Dengan tingkat pendidikan masyarakat sekitar yang masih tergolong rendah, maka aktivitas masyarakat sekitar sungai seperti pemanfaatan sungai sebagai untuk mandi, mencuci dan sebagai kakus (MCK), sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah cair rumah tangga/ rumah makan, akan lebih banyak berpotensi negatif terhadap kualitas air sungai Kampar Kiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 456, "height": 92, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontribusi pencemaran lainnya terhadap kualitas air sungai ditimbulkan dari kegiatan pertambangan emas tanpa izin (PETI) serta pertambangan bahan galian C milik masyarakat di beberapa ruas sungai yang meningkatkan konsentrasi beban pencemar TSS serta berakibat keruhnya air sungai serta turunnya kandungan Oksigen dalam air, yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya kualitas serta estetika air sungai Kampar Kiri. Peran pemerintah dalam penataan pemukiman sekitar sungai, program pengadaan MCK komunal serta program pemberdayaan masyarakat dalam sanitasi lingkungan serta sosialisasi penerapan peraturan pengelolaan kegiatan yang berwawasan lingkungan terhadap masyarakat sekitar sungai yang dilakukan secara terprogram dan berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 710, "width": 87, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 456, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total beban pencemaran BOD di sungai utama di daerah penelitian sebesar 4,83 Ton/jam dan total daya tampung beban pencemaran BOD sebesar 2,65 Ton/jam. Itu berarti daya tampung beban pencemaran BOD pada sungai utama sudah terlampaui dan beban pencemaran BOD harus dikurangi sebesar 2,18 Ton/jam. Total beban pencemaran COD sebesar 8,16 Ton/jam sementara total daya tampung", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 252, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Hidayatuddin et al | ZONA 1 (2) (2017) 52-64", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 456, "height": 160, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beban pencemaran COD sebesar 8,45 Ton/jam. Ini berarti bahwa sungai utama masih dapat menerima tambahan beban COD sebesar 0,29 Ton/jam. Total beban pencemaran TSS sebesar 55,90 Ton/jam sementara itu daya tampung beban pencemaran TSS hanya sebesar 12,45 Ton/jam. Sungai utama harus dikurangi beban pencemaran TSS sebesar 43,45 Ton/jam. Sumber pencemar BOD yang penting di daerah penelitian berasal dari anak sungai Singingi yang masuk ke Sungai Kampar Kiri pada kilometer ke 86 sebesar 0,24 Ton/jam, serta dari sumber pencemar non titik pada kilometer 60 sampai kilometer 70 (NPS2) sebesar 1,01 Ton/jam dan dari NPS6 (kilometer 1 sampai 18) sebesar 1,37 Ton/jam. Sumber pencemar titik parameter COD berasal dari anak sungai Teso yaitu sebesar 1,46 Ton/jam, sedangkan dari sumber pencemar non titik teridentifikasi di sekitar kilometer 40 hingga kilometer 45 (NPS4) dan di sekitar kilometer 1 hingga kilometer 18 (NPS6) masing-masing sebesar 2,38 Ton/jam. Sementara itu penyebab tingginya konsentrasi TSS terutama berasal dari aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) serta penambangan pasir (galian C) yang terdapat di hampir sepanjang sugai Kampar Kiri (sungai utama) serta anak sungai Singingi (23,93 Ton/jam) dan anak sungai Teso (32,54 Ton/jam).", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 234, "width": 148, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMAKASIH", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 455, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam kelancaran penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 296, "width": 119, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 456, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[FWI] Forest Watch Indonesia.2015.Pelanggaran Perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Pembiayaan “Studi Kasus PT. Toba Pulp Lestari dan APRIL Group”: Bogor Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 456, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iskandar. 2005. Panduan Pelatihan Pengelolaan Kualitas Air. Puslitbang Sumberdaya Air Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 463, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Risa Anjasari, 2009..Pengaruh Hutan Tanaman Industri (HTI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Kampar Kiri.Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang: Page 1-3", "type": "Text" } ]
b763e838-35a4-ea6f-bd70-5e41ec3575ef
http://klik.ulm.ac.id/index.php/klik/article/download/14/12
[ { "left": 337, "top": 36, "width": 176, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) Volume 02, No.01 Februari 2015 ISSN: 2406-7857", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 794, "width": 375, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent T-Test Pada Pembelajaran Ragam Dan Gerak Seni Tari (Baron Hidayat ) | 11", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 402, "height": 84, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMPLEMENTASI INDEPENDENT T-TEST PADA APLIKASI PEMBELAJARAN MULTIMEDIA RAGAM DAN GERAK SENI TARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 183, "width": 332, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baron Hidayat 1 , Fatma Indriani 2 , Muliadi 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km 36 Kampus Unlam Banjarbaru, Kalimantan Selatan", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 254, "width": 60, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 428, "height": 281, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multimedia development is quite rapid now. Various methods and facilities to deliver a unique teaching materials and interactive developed and applied to the world of education. Problem that exist in Sanggar Tari Kambang Tigarun is the learning process that is not routine or infrequent which held between the instructor and the students. This situation makes instructor becomes infrequent of observations on the development of learning outcomes of the students in learning the material which have taught by instructor. The model of development is based of guidelines for the development of research according to Borg and Gall which needs analysis, development planning, production / development, testing, implementation, and reporting. There are 3 stages of product testing, the expert validation performed by 2 experts of media and 2 experts of materials, one-on-one trials were conducted by 5 students, and the latter the Field Trial conducted by 11 people students who will use the application. Independent t-Test Method is used to get the diference between the use of multimedia and non-multimedia which can be used to see the difference of the grades. Evaluation of the implementation of instructional media showed no significant difference between the use of multimedia and non-multimedia and there is no of improvement after the use of instructional media. Student interest in the use of instructional media is in the good response. The conclusions are the multimedia in learning can help student to increase their grade and interest, and also it helps instructor to give some lessons out of the routine exercise.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 232, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Learning media, multimedia, flash", "type": "Section header" }, { "left": 272, "top": 594, "width": 54, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 428, "height": 126, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multimedia saat ini perkembangannya cukup pesat. Berbagai metode dan fasilitas untuk menyampaikan materi ajar yang unik dan bersifat interaktif dikembangkan dan diterapkan pada dunia pendidikan. Masalah yang ada di Sanggar Tari Kambang Tigarun saat ini adalah proses belajar mengajar yang tidak rutin atau jarangnya pertemuan yang dilakukan antara instruktur dan anak didik. Keadaan ini membuat instruktur menjadi tidak sering melakukan pengamatan secara rutin terhadap perkembangan hasil belajar anak didik dalam mempelajari materi tari yang diajarkan instruktur. Model pengembangan yang digunakan mengacu pada pedoman penelitian pengembangan aplikasi menurut Borg & Gall yaitu analisis kebutuhan,", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 36, "width": 176, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) Volume 02, No.01 Februari 2015 ISSN: 2406-7857", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 794, "width": 375, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent T-Test Pada Pembelajaran Ragam Dan Gerak Seni Tari (Baron Hidayat ) | 12", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 211, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perencanaan pengembangan, produksi/pengembangan, pengujian, implementasi, dan pelaporan. Terdapat 3 tahapan pengujian Produk, yaitu Validasi ahli yang dilakukan oleh 2 ahli media dan 2 ahli materi, Uji coba satu-satu yang dilakukan oleh 5 orang anak didik yang akan menggunakan media pembelajaran, dan yang terakhir yaitu Uji Coba Lapangan yang dilakukan oleh 11 orang anak didik yang akan menggunakan aplikasi. Metode Independent t-Test digunakan dalam analisis penggunaan media dan tidak menggunakan media pembelajaran, yang hasil akhirnya untuk mendapatkan perbedaan hasil belajar. Hasil dari proses penerapan media pembelajaran menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antara penggunaan multimedia dan yang tidak menggunakan multimedia serta tidak adanya peningkatan setelah menggunakan media pembelajaran. Sedangkan minat belajar siswa dalam menggunakan media pembelajaran mendapatkan respon minat yang Baik. Kesimpulannya adalah media pembelajaran dapat membantu anak didik dalam meningkatkan minat dan hasil belajar serta membantu instruktur dalam mengajar di luar kegiatan rutin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 265, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Media pembelajaran, multimedia, flash", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 103, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 428, "height": 310, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multimedia saat ini perkembangannya cukup pesat. Berbagai metode dan fasilitas untuk menyampaikan materi ajar yang unik dan bersifat interaktif dikembangkan dan diterapkan pada dunia pendidikan, baik formal maupun informal. Saat ini STKT belum melaksanakan proses belajar mengajar dengan memberikan bahan materi berupa bahan bacaan karena setiap pertemuan dilakukan dengan proses praktek. Beberapa sanggar yang ada di Kalimantan Selatan pada umumnya tidak menggunakan metode pembelajaran dengan menggunakan metode multimedia. Masalah yang ada di STKT saat ini adalah proses belajar mengajar yang tidak rutin atau jarangnya pertemuan yang dilakukan antara instruktur dan anak didik. Jarangnya pertemuan yang dilakukan oleh anak didik belajar di sanggar, menjadikan multimedia sebagai alat belajar yang dapat digunakan di manapun berada. Penggunaan aplikasi pembelajaran multimedia ini dapat membantu para instruktur atau guru dalam memberikan materi baik berupa bahan bacaan atau melalui video tutorial. Aplikasi pembelajaran multimedia ini dapat digunakan sebagai materi bahan bacaan serta turorial yang digunakan oleh para anak didik dalam mempelajari gerakan dasar seni tari daerah Kalimantan Selatan. Hal ini menambah kemudahan bagi instruktur, karena materi bacaan dan video tutorial dapat disampaikan dengan media pembelajaran yang baik dan unik, serta membantu instruktur dalam memberikan pelatihan atau tutorial tidak hanya secara tatap muka. Permasalahan diatas memunculkan suatu ide untuk menganalisis implementasi multimedia dalam mempelajari ragam dan gerak dasar seni tari Kalimantan Selatan guna peningkatan minat dan hasil anak didik.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 36, "width": 176, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) Volume 02, No.01 Februari 2015 ISSN: 2406-7857", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 794, "width": 375, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent T-Test Pada Pembelajaran Ragam Dan Gerak Seni Tari (Baron Hidayat ) | 13", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 136, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 212, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1 Metodologi Pengembangan Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 428, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model pengembangan yang digunakan mengacu pada pedoman penelitian pengembangan menurut Borg & Gall (Sugiyono, 2008). Rincian umum tahap-tahap model pengembangan aplikasi media pembelajaran yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 182, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Melakukan Analisis Kebutuhan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 198, "width": 407, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui seberapa penting suatu produk multimedia yang akan dikembangkan. Analisis kebutuhan ini dilaklukan dengan observasi, wawancara dengan pengajar/instruktur Belajar dan Pembelajaran, maupun menelaah hasil-hasil penelitian sebelumnya serta studi pustaka dari buku-buku, makalah, maupun artikel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 428, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Perencanaan pengembangan Tahap ini merumuskan tujuan, penentuan urutan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 428, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Produksi/Pengembangan media Produksi/pengembangan media dilaksanakan dengan membuat kode program dari aplikasi yang sudah dirancang sebelumnya menggunakan bahasa pemrograman Action Script.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 75, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pengujian", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 381, "width": 407, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji coba produk dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kualitas multimedia yang dikembangkan, baik dari aspek pembelajaran, isi atau materi, tampilan, maupun pemrograman. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis, dan digunakan untuk memperbaiki atau menyempurnakan produk yang dikembangkan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan digunakan untuk memperbaiki atau menyempurnakan produk yang telah dikembangkan.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 479, "width": 310, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desain Uji Coba untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 493, "width": 89, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Validasi Ahli", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 507, "width": 385, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari pengembangan produk tersebut terlebih dahulu dilakukan uji validitas yang melibatkan empat orang ahli yang terdiri dari dua orang ahli materi dan dua orang ahli media. Validasi ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kesalahan pada pengguna (peserta didik). Ahli materi memberikan penilaian terhadap aspek pembelajaran dan isi materi, sedangkan ahli media memberikan penilaian terhadap aspek tampilan dan aspek pemrograman. Data hasil validasi ahli materi dan ahli media dijadikan pertimbangan untuk melakukan revisi produk multimedia pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 634, "width": 119, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Uji Coba Satu-Satu", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 648, "width": 385, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan uji coba satu-satu (one to one) ini adalah untuk memperoleh bukti-bukti empirik tentang kelayakan produk awal secara terbatas. Dalam uji coba satu-satu, penekanannya lebih pada faktor proses dari pada hasil belajar. Semua data yang diperoleh pada tahap ini (penilaian, komentar, hasil pengamatan, dan saran siswa) disusun dan dianalisis untuk merevisi produk. Proses Uji Coba satu-satu dilaksanakan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 36, "width": 176, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) Volume 02, No.01 Februari 2015 ISSN: 2406-7857", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 794, "width": 375, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent T-Test Pada Pembelajaran Ragam Dan Gerak Seni Tari (Baron Hidayat ) | 14", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 85, "width": 385, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Menjelaskan kepada anak didik bahwa telah dirancangnya suatu media dan ingin mengetahui bagaimana respon atau tanggapan anak didik terhadap media tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 127, "width": 385, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Anak didik dibebaskan untuk memberikan respon dan tanggapan terhadap media yang dicoba.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 155, "width": 385, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Mempersilahkan para anak didik satu demi satu untuk menjelajahi media yang akan mereka beri respon dan tanggapan. Mencatat semua kegiatan dan keluhan yang disampaikan oleh para anak didik yang sedang melakukan penilaian terhadap media.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 212, "width": 385, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Membagikan lembar angket tentang tanggapan siswa terhadap produk multimedia yang sudah diujicobakan.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 240, "width": 229, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Menganalisis informasi yang terkumpul.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 254, "width": 385, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Melakukan revisi atas dasar data atau informasi berupa respond an tanggapan yang diberikan oleh para anak didik.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 282, "width": 407, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Uji Coba Lapangan Tujuan uji coba lapangan (field trial) ini adalah untuk menentukan apakah produk yang dihasilkan sudah memiliki kelayakan, baik dilihat dari aspek pembelajaran, isi atau materi, tampilan, maupun pemrograman sehingga layak digunakan. Menganalisis data-data yang diperoleh (skor tanggapan terhadap kualitas produk yang dikembangkan, waktu yang diperlukan, perbaikan bagian-bagian yang sulit, pengayaan yang diperlukan dan sebagainya). Proses Uji Coba Lapangan dilaksanakan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 409, "width": 385, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Melaksanakan uji coba terhadap para anak didik yang akan menggunakan media pembelajaran ini.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 437, "width": 385, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Memberikan kesempatan untuk para anak didik mempelajari multimedia", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 465, "width": 385, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Mencatat semua respon yang muncul dari anak didik selama menggunakan multimedia.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 493, "width": 385, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Meminta anak didik untuk mengisi angket untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap multimedia tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 428, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Mendesiminasikan, Implementasi Produk dan Analisis pencapaian Tujuan. Berdasarkan hasil uji coba lapangan (field trial) itu, multimedia diperbaiki dan semakin disempurnakan. Setelah produk akhir diperbaiki, selanjutnya produk tersebut dapat didiseminasi dan diimplementasikan kepada para siswa/anak didik. Hasil implementasi akan dilakukan penelitian untuk menganalisis pencapaian tujuan yaitu untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar anak didik memepelajari materi menggunakan aplikasi pembelajaran multimedia.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 646, "width": 407, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis minat belajar dalam menggunakan aplikasi pembelajaran multimedia akan menggunakan angket kuisioner. Analisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akan menggunakan Uji Independent-Samples –t Test, dengan rumus uji ini akan dihasilkan perbandingan antara hasil pembelajaran ragam dan gerak seni tari tanpa menggunakan multimedia dan hasil pembelajaran ragam dan gerak seni tari menggunakan multimedia.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 36, "width": 176, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) Volume 02, No.01 Februari 2015 ISSN: 2406-7857", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 794, "width": 375, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent T-Test Pada Pembelajaran Ragam Dan Gerak Seni Tari (Baron Hidayat ) | 15", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 130, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Pembuatan Laporan", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 99, "width": 407, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyusunan laporan hasil analisis implementasi aplikasi multimedia yang sudah dilakukan sebelumnya ke dalam format penulisan skripsi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 166, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2 Alat dan Bahan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 428, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Spesifikasi Hardware : Intel Core i3 – 350M Processor (2.26 GHz), Hard disk kapasitas 320 GB, RAM DDR3 4 GB, Intel HD Graphics. Spesifikasi Software : Sistem Operasi: Windows 8 Professional, Adobe Photoshop CS4, Adobe Flash CS4 Profesisonal, Audacity 1.3 Beta, Windows Media Movie Maker, Microsoft Excel 2013, Microsoft Word 2013, Microsoft Visio 2013, SPSS 20.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 428, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan ajar Buku Kumpulan Tari Anak Banua Cetakan I, Buku Japin Banjar, dan Buku Muatan Lokal untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Selain buku-buku tersebut bahan lain yang diperlukan adalah nilai-nilai dari siswa yang akan digunakan dalam analisis pencapaian tujuan dari penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 159, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 111, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1 Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 428, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses Uji kelayakan yang dilakukan oleh Ahli Materi dan Ahli Media menunjukkan bahwa produk pengembangan sangat layak untuk diujikan kepada anak didik. Pada proses Uji coba satu-satu yang dilakukan pada 5 anak didik pengguna media pembelajaran menunjukkan produk pengembangan multimedia Sangat Layak dan Sangat Baik untuk digunakan dalam penelitian. Pada proses terakhir yang dilakukan pada 11 anak didik pengguna produk pengembangan multimedia menunjukkan bahwa aplikasi mempunyai kategori Baik. Kesimpulan dari pengujian ini adalah produk pengembangan multimedia Baik untuk digunakan serta diimplementasikan kepada anak didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 428, "height": 222, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Tabel Data Nilai Siswa yang menggunakan media pembelajaran dan yang tidak menggunakan media pembelajaran multimedia No Menggunakan Media Pembelajaran Multimedia Tidak Menggunakan Media Pembelajaran Multimedia 1 82 92 2 91 82 3 88 92 4 86 83 5 83 88 6 71 76 7 59 82 8 91 91 9 91 88 10 83 81 11 86 88", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 36, "width": 176, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) Volume 02, No.01 Februari 2015 ISSN: 2406-7857", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 794, "width": 375, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent T-Test Pada Pembelajaran Ragam Dan Gerak Seni Tari (Baron Hidayat ) | 16", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 86, "width": 380, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Menggunakan Media Pembelajaran Multimedia Tidak Menggunakan Media Pembelajaran Multimedia n 1 = 11 S 1 = 9,613 S 12 = 92,406 𝑥 1 ̅̅̅ = 82,82 n 2 = 11 S 2 = 5,093 S 21 = 25,938 𝑥 2 ̅̅̅ = 85,73", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 164, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mencari nilai s terlebih dahulu :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 165, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑠 = √ [(𝑛 1 − 1)𝑠 1 2 + (𝑛 2 − 1)𝑠 1 2 ]", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 260, "width": 69, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(𝑛 1 + 𝑛 2 − 2)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 293, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑠 = √[(11 − 1)92,406 + (11 − 1)25,938]/(11 + 11 − 2)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 144, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑠 = √[924,06 + 259,83]/20", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 66, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑠 = √59,172 𝑠 = 7,692", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 186, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Memasukkan nilai s dalam rumus t :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 77, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑡 = 𝑥 1 ̅̅̅ − 𝑥 2 ̅̅̅", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 164, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(𝑠√ 1 𝑛 1 + 1 𝑛 2 ) 𝑡 = 82,82 − 85,73 (7,692√ 1 11 + 1 11) 𝑡 = −2,91 7,692(0,424) = −2,91 3,26 = −0,892", "type": "Formula" }, { "left": 337, "top": 36, "width": 176, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) Volume 02, No.01 Februari 2015 ISSN: 2406-7857", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 794, "width": 375, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent T-Test Pada Pembelajaran Ragam Dan Gerak Seni Tari (Baron Hidayat ) | 17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 428, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 Data Hasil Implementasi Produk Pengembangan Multimedia Kolom tipe dengan nilai “Ya” menjelaskan bahwa kelompok tersebut mendapatkan proses belajar dengan menggunakan produk pengembangan multimedia. Sedangkan tipe dengan nilai “Tidak” menjelaskan bahwa kelompok tersebut tidak mendapatkan proses belajar menggunakan produk multimedia. Setelah rekam data tersebut diolah menggunakan SPSS didapatlah hasil dari keluaran proses perhitungan menggunakan rumus Independet Samples t-Test yang terdapat pada Gambar 2 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 428, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 Hasil perhitungan menggunakan SPSS pada nilai siswa Melalui uji perbedaan Independent Samples t-Test, terbukti ada perbedaan nilai dalam perlakuan pada anak didik antara yang menggunakan produk pengembangan multimedia dan yang tidak menggunakan produk pengembangan multimedia, t(20) = -0,870; p < 0.05. Nilai pada Sig.(2-tailed) pada gambar 55 yaitu 0,395 yang mana nilai ini lebih dari 0,05, sehingga kesimpulannya adalah tidak", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 36, "width": 176, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) Volume 02, No.01 Februari 2015 ISSN: 2406-7857", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 794, "width": 375, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent T-Test Pada Pembelajaran Ragam Dan Gerak Seni Tari (Baron Hidayat ) | 18", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai anak didik yang menggunakan produk multimedia dan yang tidak menggunakan. Pada kolom Mean Difference di gambar 55, menunjukkan selisih rata-rata dari kedua kelompok. Terlihat terdapat tanda minus, menandakan bahwa kelompok kedua atau yang tidak menggunakan produk multimedia mempunyai rata-rata lebih besar dari pada kelompok pertama yang tidak menggunakan produk multimedia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 428, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anak didik yang menggunakan produk multimedia (M =82,82; SD = 9,776) memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah daripada anak didik yang tidak menggunakan produk pengembangan multimedia (M = 85,73; SD = 5,236). Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan SPSS di atas, disimpulkan bahwa hipotesis bahwa penggunaan multimedia dalam mempelajari Ragam dan Gerak dasar Seni Tari Daerah Kalimantan Selatan tidak meningkat atau tidak mengalami perbedaan yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 463, "width": 314, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3 Hasil Perhitungan Minat Menggunakan Media Pembelajaran Multimedia", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 428, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil perhitungan pada gambar 3 menunjukkan bahwa minat yang ditunjukkan oleh anak didik dalam metode pembelajaran menggunakan multimedia, Baik, yang ditunjukkan pada hasil rata-rata proses perhitungan adalah sebenar 4,24 yang mempunyai kategori Baik atau Berminat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 97, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2 Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 428, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses Uji kelayakan yang dilakukan oleh Ahli Materi dan Ahli Media pembelajaran didapatkan hasil sebesar 4,5192 untuk validasi dari aspek materi, hasil validasi dari aspek media didapat hasil sebesar 4,53 yang mana pada Skala Likert X > 4,08 menunjukkan bahwa produk pengembangan sangat layak untuk diujikan kepada anak didik. Pada proses Uji coba satu-satu yang dilakukan pada 5 anak didik pengguna media pembelajaran didapatkan hasil 4,22 yang mana pada skala likert menunjukkan nilai X > 4,08. Maka, hasil perhitungan uji coba satu-satu ini menunjukkan produk pengembangan multimedia Sangat Layak dan Sangat Baik untuk digunakan dalam penelitian. Pada proses terakhir yang dilakukan pada 11 anak didik pengguna produk pengembangan multimedia mendapatkan hasil rerata X yaitu sebesar 4,06. Tabel Skala Likert menunjukkan bahwa nilai X adalah terletak", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 36, "width": 176, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) Volume 02, No.01 Februari 2015 ISSN: 2406-7857", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 794, "width": 375, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent T-Test Pada Pembelajaran Ragam Dan Gerak Seni Tari (Baron Hidayat ) | 19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di rentang 3,36 < X ≤ 4,08 yang mempunyai kategori Baik. Kesimpulan dari pengujian ini adalah produk pengembangan multimedia Baik untuk digunakan serta diimplementasikan kepada anak didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 428, "height": 197, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah dilakukannya ujicoba produk pengembangan multimedia kepada 11 anak didik yang menggunakan media pembelajaran, proses selanjutnya adalan pencatatan data hasil nilai belajar siswa yang kemudian melalui uji perbedaan Independent Samples t-Test, terbukti ada perbedaan nilai dalam perlakuan pada anak didik antara yang menggunakan produk pengembangan multimedia dan yang tidak menggunakan produk pengembangan multimedia, t(22) = -0,870; p < 0.05. Nilai pada Sig.(2-tailed) pada gambar 55 yaitu 0,395 yang mana nilai ini lebih dari 0,05, sehingga kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai anak didik yang menggunakan produk multimedia dan yang tidak menggunakan. Pada kolom Mean Difference di gambar 55, menunjukkan selisih rata- rata dari kedua kelompok. Terlihat terdapat tanda minus, menandakan bahwa kelompok kedua atau yang tidak menggunakan produk multimedia mempunyai rata-rata lebih besar dari pada kelompok pertama yang tidak menggunakan produk multimedia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 428, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anak didik yang menggunakan produk multimedia (M =82,82; SD = 9,776) memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah daripada anak didik yang tidak menggunakan produk pengembangan multimedia (M = 85,73; SD = 5,236). Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan SPSS di atas, disimpulkan bahwa hipotesis bahwa penggunaan multimedia dalam mempelajari Ragam dan Gerak dasar Seni Tari Daerah Kalimantan Selatan tidak meningkat atau tidak mengalami perbedaan yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 428, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses terakhir yang dilakukan setelah pengambilan data untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yaitu proses pencatatan data apakah ada peningkatan minat belajar dalam penggunaan metode belajar menggunakan media pembelajaran, berdasarkan hasil perhitungan pada gambar 56 menunjukkan bahwa minat yang ditunjukkan oleh anak didik dalam metode pembelajaran menggunakan multimedia, Baik, yang ditunjukkan pada hasil rata-rata proses perhitungan adalah sebenar 4,24 yang mempunyai kategori Baik atau Berminat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 158, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 90, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.1 Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 295, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 428, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Proses Uji kelayakan yang dilakukan oleh Ahli Materi dan Ahli Media pembelajaran didapatkan hasil sebesar 4,5192 untuk validasi dari aspek materi, hasil validasi dari aspek media didapat hasil sebesar 4,53 , menunjukkan bahwa produk pengembangan sangat layak untuk diujikan kepada anak didik. Pada proses Uji coba satu-satu yang dilakukan pada 5 anak didik pengguna media pembelajaran didapatkan hasil 4,22 yang mana pada hasil perhitungan uji coba satu-satu ini menunjukkan produk pengembangan multimedia Sangat Layak dan Sangat Baik untuk digunakan dalam penelitian. Pada proses terakhir yang dilakukan pada 11 anak didik pengguna produk pengembangan multimedia mendapatkan hasil rerata X yaitu sebesar 4,06. Tabel Skala Likert menunjukkan bahwa nilai X adalah terletak di rentang 3,36 < X ≤ 4,08 yang mempunyai", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 36, "width": 176, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) Volume 02, No.01 Februari 2015 ISSN: 2406-7857", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 794, "width": 375, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent T-Test Pada Pembelajaran Ragam Dan Gerak Seni Tari (Baron Hidayat ) | 20", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 85, "width": 406, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kategori Baik. Kesimpulan dari pengujian ini adalah produk pengembangan multimedia Baik untuk digunakan serta diimplementasikan kepada anak didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 99, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Penerapan produk pengembangan multimedia berbasis flash dalam mempelajari ragam dan gerak dasar seni tari daerah Kalimantan Selatan melalui beberapa tahapan yaitu analisis kebutuhan, perencanaan pengembangan, produksi/pengembangan produk, pengujian produk yang meliputi Validasi ahli, uji coba satu-satu, dan uji coba lapangan; yang terakhir adalah implementasi produk yang kemudian menganalisis evaluasi hasil penerapan media pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 428, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Anak didik yang menggunakan produk multimedia (M =82,82; SD = 9,776) memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah daripada anak didik yang tidak menggunakan produk pengembangan multimedia (M = 85,73; SD = 5,236). Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan SPSS di atas, disimpulkan bahwa hipotesis bahwa penggunaan multimedia dalam mempelajari Ragam dan Gerak dasar Seni Tari Daerah Kalimantan Selatan tidak meningkat atau tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Dan perhitungan hasil minat menunjukkan angka 4,24 yang dapat disimpulkan anak didik berminat terhadap proses belajar menggunakan media pembelajaran ini.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 55, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2 Saran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 303, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran yang ingin disampaikan dalam penelitian ini adalah :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 427, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut untuk produk multimedia ini agar adanya suatu metode belajar baru yang menggunakan media pembelajaran multimedia yang dapat membantu instruktur atau guru dalam proses belajar mengajar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 427, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Peningkatan kualitas materi yang disampaikan dalam produk multimedia agar anak didik dapat lebih mendalami tentang ragam dan gerak dasar seni tari daerah Kalimantan Selatan", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 36, "width": 176, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK) Volume 02, No.01 Februari 2015 ISSN: 2406-7857", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 794, "width": 375, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent T-Test Pada Pembelajaran Ragam Dan Gerak Seni Tari (Baron Hidayat ) | 21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 105, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 428, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1]. Darmawan, Eddy, dkk. 2001. “Mata Pelajaran Muatan Lokal untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 3”. Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP Kalimantan Selatan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 141, "width": 427, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2]. Hidayat, Baron. 2014. “Analisis Implementasi Aplikasi Pembelajaran Multimedia Ragam dan Gerak Dasar Seni Tari Daerah Kalimantan Selatan Guna Peningkatkan Minat dan Hasil Anak Didik (Studi Kasus Di Sanggar Tari Kambang Tigarun Kalimantan Selatan)”", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 428, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3]. Mayer, Richard E. 2009. “Multimedia learning terjemahan Teguh Wahyu Utomo”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 428, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4]. Nugroho, S. 2008. “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Diklat Dasar Listrik dan Elektronika di SMK”. Laporan Proyek Akhir, Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 428, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5]. Riwidikdo, Handoko. 2007. “Statistik Kesehatan: Belajar Mudah Teknik Analisis Data Dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS)”. Mitra Cendekia Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 428, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6]. Sadiman, Arif S, dkk. 2009. “Media pendidikan”. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 428, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7]. Slameto. 1991. “Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya”. Jakarta:Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 428, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8]. Smaldino, Sharon E, Lowther Deborah L, Russel, James D. 2011. “Instructional technology and media for learning edisi kesembilan terjemahan Arif Rahman”. Jakarta: Kencana", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 428, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9]. Sugiyono. 2008. “Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan RD”. Bandung : Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10]. Sudjana, Nana. 1995. “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 428, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11]. Sunyoto, Andi. 2010. “Adobe Flash + XML = Rich Multimedia Application”. Yogyakarta: Penerbit Andi.", "type": "List item" } ]
6aa3da88-f90e-2ad3-7c3f-073c5a5c3f41
http://journal-nusantara.com/index.php/EKOMA/article/download/362/365
[ { "left": 57, "top": 36, "width": 271, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "176 EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.1, No.2, Juni 2022", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 739, "width": 469, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 99, "width": 438, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penetapan Harga Jual Ikan Berdasarkan Pemikiran Yahya Bin Umar", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 135, "width": 467, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Studi Pada Pasar Pulau Baai Sumber Jaya Kampung Melayu Kota Bengkulu)", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 183, "width": 257, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amelia Oktaviani 1 , Desi Isnaini 2 , Nonie Aftrianty 3", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 198, "width": 201, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1,2,3 Universitas Fatmawati Sukarno Bengkulu E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 237, "width": 84, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Article History:", "type": "Section header" }, { "left": 66, "top": 250, "width": 115, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Received: 10 Mei 2022 Revised: 04 Mei 2022", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 237, "width": 445, "height": 480, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Accepted: 05 Juni 2022 Abstract: Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pertama, Bagaimana penetapan harga penetapan harga jual ikan di pasar Pulai Baai kota Bengkulu. Kedua, Bagaimana penetapan harga ikan di pasar Pulau Baai berdasarkan pandangan Yahya bin Umar. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field search) yaitu penelitian yang berhubungan langsung dengan obyek yang diteliti. Adapun jenis pendekatan dalam penelitian ini yaitu Penelitian kualitatif deskriptif. Dimana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penetapan harga jual ikan berdasarkan pemikiran Yahya bin Umar yang dilakukan pada pedagang ikan di pasar Pulau Baai. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dimana peneliti telah memiliki ciri atau karakter tertentu dalam menentukan informan yaitu penjual ikan di pasar Pulau Baai dengan usia 24-50 tahun. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penetapan harga jual ikan berdasarkan pemikiran Yahya bin Umar haruslah berorientasi kepada Allah dan bertakwa kepada Allah karena sesungguhnya penetapan harga itu ditetapkan oleh Allah. Maka kita harus mengikuti kaidah-kaidah Islam dimana harus selalu mengikuti atauran ketentuan pasar. selain itu hasil penelitian menunjukan bahwa responden telah menerapkan pemikiran Yahya bin Umar. Hal ini dilakukan pedagang ikan dalam menentukan harga pertama, harga terjangkau sesuai dengan kualitas, kedua, menentukan harga sesuai dengan harga pasar dan melakukan tawar menawar secara alami, serta memberitahu kondisi ikan yang sebenarnya ini menandakan bahwa adanya keterbukaan dalam bertransaksi antara penjual dan pembeli terhadap kualitas ikan yang dijual.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 319, "width": 114, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Penetapan", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 333, "width": 140, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Harga, Jual Ikan, Yahya bin Umar.", "type": "Text" }, { "left": 535, "top": 36, "width": 23, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "177", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 52, "width": 271, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.1, No.2, Juni 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 98, "width": 108, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 476, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setiap usaha atau pedagang pasti mempunyai tujuan untuk sejahtera dengan memperoleh keuntungan lebih maksimal, sehingga dapat bersaing di pasar. Selain untuk kebutuhan hidup sehari-hari tujuan usaha dalam pandangan Islam bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan jasmani tetapi untuk memenuhi kebutuhan rohani yakni tercantum ke dalam rukun Islam ke-5 yaitu naik haji jika mampu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 474, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk mencapai keuntungan atau profit harga jual ditentukan dari harga modal, jika harga modal tidak tetap maka akan mempengaruhi penetapan harga ( Bintang Komara, 2016). Konsep ekonomi Islam menegaskan bahwa mekanisme pasar dan penetapan harga perlu diatur menegakkan keseimbangan pasar dan keadilan ekonomi mempertimbangkan kepentingan para pihak yang terlibat di pasar. Harga yang adil ini adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau penindasan (kezaliman) sehingga merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak lain (Euis Amalia, 2013). Harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualanya secara adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 474, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tas’ir (penetapan harga) menurut Yahya bin Umar dalam kitabnya Ahkam as-Suq, Yahya bin Umar memfokuskan perhatiannya pada hukum-hukum pasar yang trefleksikan dalam pembahasan tentang penetapan harga ((M. Arif Hakim, 2015). Yahya bin Umar berpendapat bahwa tas’ir (penetapan harga) tidak boleh dilakukan. Ia berhujjah dengan berbagai hadis Nabi Muhammad Shallahuallahi wassalam (Marhamah Saleh, 2015). Tampak jelas bahwa Yahya bin Umar melarang kebijakan harga tas’ir jika kenaikan harga terjadi adalah semata-mata hasil interaksi penawaran dan permintaan yang alami (Syamsul Efendi, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 473, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hukum asal penetapan harga tas’ir adalah tidak boleh dilakukan. Pemerintah tidak boleh melakukan intervensi (Adiwarman Azwar karim, 2012). Kecuali ada suatu hal, yaitu para pedagang tidak memperdagangkan barang dagangan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Setiap kegiatan terutama dilingkungan pasar pasti banyak hal yang terjadi salah satunya adanya persaingan yang tidak sehat seperti penetapan harga yang tidak sesuai standar dilakukan oleh pedagang kecil menurut Yahya bin Umar untuk mengklarifikasi masalah dalam penetapan harga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 473, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pasar Pulau Baai merupakan salah satu pasar yang terletak di Sumber Jaya Kampung Melayu Kota Bengkulu di pasar ini terkenal dengan hasil laut yang cukup melimpah karena di pasar Pulau Baai merupakan tempat pengumpulan hasil tangkap ikan oleh nelayan lokal. Sehingga dengan berbagai macam ikan yang di jual dengan hasil yang melimpah menimbulkan harga yang beragam, banyak masyarakat yang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memenuhi kebutuhan, karena ikan yang di jual di pasar Pulau Baai jauh lebih murah dibandingkan di pasar lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 473, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Modal merupakan hal yang sangat penting dalam memulai suatu usaha seperti berdagang tanpa modal yang cukup sebuah usaha tidak akan maksimal dalam pengelolaannya, begitu juga yang di alami oleh pedagang ikan di pasar Pulau Baai. Ada pedagang memiliki modal yang tinggi dan sebaliknya, para pedagang yang memiliki cukup modal dapat memasok ikan dengan berbagai macam tingkat harga walaupun harga tinggi sekalipun bahkan dapat memasok ikan dengan jumlah yang banyak untuk waktu tertentu dan dapat dijual secara borongan maupun eceran dengan harga yang tinggi, akan tetapi pedagang yang memiliki modal minimum hanya memasok ikan sesuai modal yang dimiliki dan menjual dengan harga sewajarnya. Akibatnya dari fenomena ini pedagang yang kekurangan modal tidak dapat mencapai laba yang maksimal karena pedagang yang memiliki banyak modal dapat menjual dibawah harga pasar, hal ini tentunya dapat menarik banyak konsumen dalam proses jual beli.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 271, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "178 EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.1, No.2, Juni 2022", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 739, "width": 469, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 98, "width": 473, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dilihat dari sudut pandang Yahya bin Umar bahwa ia melarang penetapan harga dilakukan oleh pemerintah kecuali adanya merusak mekanisme pasar atau menimbulkan ke mudhratan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti sangat tertarik untuk mengkaji lebih dalam terkait penetapan harga jual ikan dan maksimalisasi laba. Berdasarkan latar belakang diatas, dapat di identifikasi yang akan diteliti yaitu “Penetapan Harga Jual Ikan Berdasarkan Pemikiran Yahya Bin Umar”. (Studi Pada pasar Pulau Baai Sumber Jaya Kampung Melayu Kota Bengkulu).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 194, "width": 114, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 230, "width": 109, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Pengertian Harga", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 244, "width": 462, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Harga pasar ialah harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif, tinggi rendahnya ditentukan oleh pemerintah dan penawaran pasar ((Parman Komarudin, 2017). Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang dan jasa. Harga khususnya merupakan pertukaran uang bagi barang dan jasa. Harga menurut Jorome Mc. Cantgy adalah apa yang dibebankan untuk sesuatu (H. Idris Parakkasi, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 313, "width": 93, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Dasar Hukum", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 459, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Quran adalah sumber pokok bagi umat Islam. Karena di al-Quran merupakan kalam ilahi yang bersifat abadi yang di wahyukan kepada Rasulullah Shallallahualihi wassalam. Al- quran adalah salah satu sumber ilmu pengetahuan yang memberikan inspirasi dalam segala aspek kehidupan. Dalam hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 29.Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sungguh Allah Maha penyayang kepadmu. (Q.S An-Nisa 29).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 437, "width": 166, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Pengertian Penetapan Harga", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 451, "width": 459, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penetapan harga menjadi sering sebagai bagian dari produk. Harga didefinisikan sebagai bagian dari produk. Penetapan harga didefinisikan sebagai suatu harga (price) umum suatu barang atau jasa oleh sekelompok pemasok yang bekerja sama, bukan pemasok yang menetapkan harganya sendiri secara bebas. Penetapan harga yang ditetapkan harus sejalan dengan tujuan usaha. Tujuan penetapan harga adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 520, "width": 459, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Untuk bertahan, penetapan harga semurah mungkin jika tujuan bisnis penetapan harga adalah untuk bertahan. Alhasil, produk yang ditawarkan masih dalam kondisi baik, namun masih mendapatkan keuntungan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 561, "width": 459, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Keputusan strategi harga ditunjukan untuk meningkatkan penjual untuk memaksimalkan laba atau keuntungan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 589, "width": 459, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Memperluas pangsa pasar. Tujuan dari strategi penetapan harga adalah untuk memperluas jumlah pelanggan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 459, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Mutu atau kualitas produk. Memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan berkualitas tinggi atau lebih tinggi dari kualitas pesaing. Adanya pesaing. Strategi penetapan harga produk dilakukan dengan mempertimbangkan harga pesaing, dengan tujuan memberikan harga yang lebih kompetitif dari harga pesaing terdekat.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 671, "width": 159, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Indikator Penetapan Harga", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 685, "width": 207, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ada 4 Indikator penetapan harga meliputi:", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 418, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Terjangkau atau tidaknya harga, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kemampuan beli konsumen.", "type": "List item" }, { "left": 534, "top": 36, "width": 23, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "179", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 52, "width": 271, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.1, No.2, Juni 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 98, "width": 459, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Kesesuaian antara harga dengan kualitas produk, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kualitas produk yang dapat diperoleh konsumen.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 140, "width": 462, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Daya saing harga, yaitu penawaran harga yang diberikan oleh produsen/penjual berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh produsen lain, pada satu jenis produk yang sama.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 167, "width": 458, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Kesesuaian harga dengan manfaat produk, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 209, "width": 459, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa harga memiliki pengaruh besar dalam suatu keputusan pembelian seseorang yang terjadi antara penjual dan pembeli. Indikator pun jadi penentu sejauh mana harga berpengaruh terhadap cara berpikir pembeli dalam membeli suatu produk (Philip Kotler, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 160, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E. Pemikiran Yahya bin Umar", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 278, "width": 459, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nama lengkap Yahya bin Umar adalah Abu Zakariya Yahya bin Umar bin Yusuf bin Amir al-Kinani al-Andalusi. la lahir pada 828 M (213 H) di Andalusia. Dia awalnya berasal dan Jaen (Ceyyan) tapi ia dibesarkan di Kordoba. Yahya bin Umar memulai pendidikannya di Kordoba dan kemudian menjelang remaja melakukan pengembaraan ilmiah dan satu tempat ke tempat yang lain. Di antara tempat yang dilalui Yahya bin Umar adalah Mesir, Hejaz, Irak, dan Afrika (Al-Andalusi 2011). Yahya bin Umar merupakan salah seorang ulama terkemuka Mazhab Maliki (Adiwarman Azwar Karim, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 374, "width": 459, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Semasa hidupnya, di samping aktif mengajar, Yahya bin Umar juga banyak menghasilkan karya tulis hingga mencapai 40 juz. berbagai karyanya yang terkenal yaitu Kitab al-Muntakhabah fi ikhtisahar al-Mustakhijah fi alfiqhn al-Maliki dan kitab Ahkam a1-Suq. Ahkam al-Suq yang berasal dari Benua Afrika pada abad ketiga hijrah ini merupakan kitab pertama di Dunia Islam yang khusus membahas hisbah dan berbagai hukum pasar, satu penyajian materi yang berbeda dan pembahasan-pembahasan fiqih pada umumnya.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 457, "width": 459, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penentapan harga atau (al-tas’ir) menurut Yahya bin Umar ia menyatakan bahwa eksistensi harga merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah transaksi. Imam Yahya bin Umar berpendapat bahwa penetapan harga (al-tas’ir) tidak boleh dilakukan. Ia berhujjah dengan berbagai hadis Rasulullah Shallahualihi wassalam tentang larangan tas’ir. Yahya bin Umar melarang kebijakan penetapan harga ( tas’ir ) jika kenaikan harga yang terjadi adalah semata- mata hasil interaksi penawaran dan permintaan yang alami. Dalam hal demikian, pemerintah tidak mempunyai hak untuk melakukan intervensi harga. Hal ini akan berbeda jika kenaikan harga diakibatkan oleh ulah manusia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 567, "width": 459, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yahya bin Umar menyatakan bahwa pemerintah tidak boleh melakukan intervensi pasar, kecuali dalam dua hal, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 595, "width": 458, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Para pedangan tidak memperdagangkan barang dagangan yang sangat dibutuhkan masyarakat sehingga dapat menimbulkan kemudaratan serta merusak mekanisme pasar. Dalam hal ini, pemerintah dapat mengeluarkan para pedagang tersebut dari pasar serta menggantikannya dengan para pedagang yang lain berdasarkan kemashlahatan dan kemanfaatan umum.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 661, "width": 460, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Intervensi Pemerintah terhadap Tas’ir (Regulasi Harga) Yahya bin Umar berpendapat bahwa intervensi pemerintah hukum asalnya haram, kecuali naik turunnya harga tersebut disebabkan oleh human error atau perilaku manusianya yang sewenang–wenang dan merugikan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dua hal penting telah di bahas", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 271, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "180 EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.1, No.2, Juni 2022", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 739, "width": 469, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 98, "width": 445, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "di atas sebelumnya yaitu khususnya perilaku monopolistic rent (ihtikar/ penimbunan) dan politik dumping (Jamaludin, 2021) .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 459, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Para pedagang melakukan praktek siyasah al-ighraq atau banting harga (dumping harga) yang dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat serta dapat mengacaukan stabilitas harga pasar. Dalam hal ini, pemerintah berhak memerintahkan para pedagang tersebut untuk menaikkan kembali harganya sesuai dengan harga yang berlaku di pasar. Apabila meraka menolaknya, pemerintah berhak mengusir para pedagang tersebut dari pasar. Hal ini pernah dipraktekkan Umar bin al-Khattab ketika mendapati seorang pedagang kismis menjual barang dagangannya dibawah pasar. Ia memberikan pilihan kepada pedagang tersebut, apakah menaikkan harga sesuai dengan standar yang berlaku atau pergi dari pasar (Euis Amalia 2010). Yahya bin Umar mengutip pandagan Malik terhadap narh (menahan diri) dan ia menyatakan setuju dengan dia dan menyatakan bahwa tidak mungkin untuk menempatkan pengawasan terhadap harga. menurut Yahya bin Umar, apabaila pasar berjalan dengan secara normal dan harga terbentuk sesuai dengan kekuatan permintaan dan pasokan, maka tidak boleh ada intervensi dari siapapun, termasuk Negara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 305, "width": 459, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yahya bin Umar menyarakan agar para pedagang tidak menahan barangnya dan hendaknya menjual barangnya secara terbuka di pasar. Penentuan harga dengan ini di buat atau di bentuk secara sengaja adalah sesuatu yang di perbolehkan (Abdul Hari Simal, 2018). Transparansi adalah bahwa semua pembeli dan penjual memiliki pengetahuan yang penuh tentang barang, kualitas dan terutama harga barang di pasar. Dalam prespektif Yahya bin Umar, satuan ukuran dan yang diketahui oleh pihak yang memiliki otoritas. Transparansi di pasar ditandai dengan penggunaan standar yang sama di seluruh pasar dan ketersediaan oleh semua orang untuk langkah-langkah standar. Oleh karena itu, indikator penentapan harga menurut Yahya bin Umar adalah pertama transparasi harga antara penjual dan pembeli, kedua harga harus sesuai dengan standart yang di tetapkan di pasar, dan ketiga dilihat dari kuantitas barang atau pemasokan barang yang dijual. Sehingga konsumen dituntut untuk benar-benar mengetahui jenis dan kualitas produk, serta harga yang harus dibayar. Demikian halnya dengan penjual, penjual harus memahami jenis, kualitas dan kuantitas barang, serta harga barang yang ditawarkan. Dalam penetapan harga di pasar yang ideal itu harus bisa menjaga keseimbangan pasar. Terganggunya keseimbangan dalam kenaikan harga pasar dan buatan atau jatuh dengan beberapa intervensi akan menyebabkan kerusakan pedagang dan konsumen. Sehingga menurutnya, situasi sedemikian ini tidak boleh diizinkan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 561, "width": 137, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 583, "width": 473, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis dan pendekatan dalam penelitian ini yaitu penelitian jenis kualitatif deskriptif . Jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian lapangan (field search) yaitu yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti (Sugiyono, 2016). Dimana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penentapan harga jual ikan pada pasar yang dilakukan pedagang berdasarkan pandangan Yahya bin Umar. Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Waktu penelitian yang diperlukan peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu pada tanggal 21 Maret 2022 hingga 28 Maret 2022, sedangkan lokasi dilaksanakan di Bengkulu, tepatnya di pasar Pulau Baai Sumber Jaya Kampung Melayu Kota Bengkulu.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 707, "width": 473, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informan adalah subjek informasi atau responden sebagai pemberian informasi tentang apa yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan (Emizar, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 536, "top": 36, "width": 22, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "181", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 52, "width": 271, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.1, No.2, Juni 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 98, "width": 474, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik dalam pengambilan informasi dalam penelitian ini adalah model purposive sampling Sumber Data dan Teknik Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Data yang telah diperoleh oleh peneliti, kemudian dikelola dengan teknik pengelolaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi dan wawancara. Maka data-data tersebut akan dianalisa mengunakan tinjuan Islam. Data yang telah dikumpulkan dilapangan dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan masalah yang peneliti teliti berdasarkan data-data yang ada dalam hal ini mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberikan kode, dan mengategorikan data yang terkumpul baik catatan lapangan gambar, foto, atau dokumen berupa laporan yang mengenai penetapan harga jual ikan berdasarkan pandagan Yahya bin Umar (Burhan Bungin, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 174, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 473, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam dunia berdagang harga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi nilai barang dipasaran, tinggi rendahnya harga selalu menjadi perhatian utama para konsumen saat mereka mencari suatu barang, sehingga harga yang ditawarkan menjadi bahan pertimbangan khusus sebelum mereka memutuskan untuk membeli barang (Fandy Tjiptono, 1997).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 473, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perdagangan menjadi profesi yang banyak ditekuni oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan di daerah pasar Pulau Baai merupakan pusat pendaratan kapal-kapal nelayan, sehingga mayoritas para pedagang memanfaatkan TPI tersebut sebagai ladang mata pencarian. Pedagang ikan di Pasar Pulau Baai mayoritas menjual ikan untuk menambah pendapatan agar memenuhi kebutuhannya sehari-hari, contohnya membayar listrik, air, kebutuhan sekolah anak dan kebutuhan rumah sehari- hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 473, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan para pedagang ikan di pasar Pulai Baai. Peneliti mendapatkan hasil jawaban dari delapan (8) informan yang berkaitan dengan penetapan harga jual ikan berdasarkan pemikiran Yahya bin Umar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 473, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Penetapan Harga Jual Ikan di Pasar Pulai Baai kota Bengkulu a. Harga Terjangkau atau tidaknya harga, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kemampuan beli konsumen. Harapan pelanggan dalam melihat harga yaitu :", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 528, "width": 379, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Harga yang ditawarkan mampu dijangkau oleh pelanggan secara keuangan.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 541, "width": 451, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Penentuan harga harus sesuai dengan kualitas produk sehingga pelanggan dapat mempertimbangkan dalam melakukan pembelian.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 569, "width": 98, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Kualitas Produk", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 583, "width": 437, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesesuaian antara harga dengan kualitas produk, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kualitas produk yang dapat diperoleh konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 624, "width": 105, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Penawaran Harga", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 638, "width": 438, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daya saing harga, yaitu penawaran harga yang diberikan oleh produsen/penjual berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh produsen lain, pada satu jenis produk yang sama. Seorang konsumen yang cenderung membeli suatu produk atas evaluasi harga serta nilai produk pembanding sejenis lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 693, "width": 95, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Manfaat Produk", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 707, "width": 438, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesesuaian harga dengan manfaat produk, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 271, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "182 EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.1, No.2, Juni 2022", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 739, "width": 469, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 98, "width": 171, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "konsumen dari produk yang dibeli.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 472, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Penetapan Harga Ikan di Pasar Pulau Baai Berdasarkan Pandangan Yahya Bin Umar a. Transparansi produk atau keterbukaan berarti keputusan yang diambil terhadap produk yang dijual mengenai kondisi atau kualitas barang yang akan dijelasakan kepada pelanggan.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 167, "width": 452, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Ketentuan harga adalah untuk melakukan harga produk yang akan di pasarkan yang sesuai denga biaya modal dan sesuai dengan kualitas yang dimiliki produk.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 194, "width": 109, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Kuantitas barang", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 208, "width": 430, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kuantitas barang adalah banyaknya produk yang dihasilkan untuk di produksi dan konsumsi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 249, "width": 473, "height": 150, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsep Islam memahami bahwa pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan ekonomi bila prinsip persaingan bebas dapat berlaku secara efektif. Pasar tidak mengharapkan adanya intervensi dari pihak manapun, tak terkecuali negara dengan otoritas penentuan harga dengan kegiatan monopolistik lainnya. Karena pada dasarnya pasar tidak membutuhkan kekuasaan yang besar untuk menentukan apa yang harus dikonsumsi dan diproduksi. Sebaliknya biarkan tiap individu dibebaskan untuk memilih sendiri apa yang dibutuhkan dan bagaimana memenuhinya. Salah satu resiko yang dihadapi dalam usaha dagang ini yaitu barang yang rusak/busuk, dan berlebih maka oleh sebab itu di dalam ekonomi Islam strategi yang digunakan yaitu pedagang harus mengatakan dengan jujur bahwa barang yang dijualnya berkualitas baik tanpa ada campuran dengan barang kualitas buruk, pedagang juga harus jujur dalam menakar, mengukur dan menimbang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 401, "width": 473, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Resiko kedua yang dihadapi dalam usaha dagang ini yaitu sepinya pembeli maka oleh sebab itu strategi yang dianjurkan dalam Islam yaitu mempromosikan barang dagangan tersebut dengan jujur karena Allah mengharamkan segala bentuk penipuan, baik dalam masalah jual beli maupun dalam perdagangan lainnya. Seorang muslim dituntut untuk berlaku jujur dalam seluruh urusannya, sebab keikhlasan dalam beragama, nilainya lebih tinggi dari pada seluruh usaha duniawi. Rasulullah Shalallaahu’alaihi wasalam menyatakan, tawar-menawar dalam mempromosikan barang dagangannya, jika mereka itu berlaku jujur dan menjelaskan (ciri dagangannya), maka mereka akan diberi barakah dalam perdagangannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 512, "width": 473, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Resiko yang ketiga yang dihadapi dalam usaha dagang ini yaitu persaingan dalam harga maka oleh sebab itu strategi yang dianjurkan oleh Islam yaitu tetap bertahan dengan harga semula yang kita miliki, ini dibuktikan oleh kaum Anshar di masa Rasulullah. Ketika Nabi Shalallaahu’alaihi wasalam melakukan perjalanan dagang ke Syam pada usia 25 tahun dengan membawa barang-barang dagangannya Khadijah, saingan-saingan bisnisnya sepakat untuk “memberikan pelajaran pahit” bagi Nabi Muhammad Shalallaahu’alaihi wasalam. Mereka melakukan strategi “banting harga” agar barang-barang Nabi Shalallaahu’alaihi wasalam menjadi relatif lebih mahal, dengan demikian barang tersebut tidak laku. Menghadapi hal ini, Nabi Shalallaahu’alaihi wasalam tidak serta-merta ikut-ikutan menurunkan harganya sebagai reaksi atas tindakan pesaingnya. Alih-alih, Nabi Shalallaahu’alaihi wasalam tetap bertahan dengan harganya semula.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 663, "width": 473, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penerapannya, pedagang ikan di Pasar Pulau Baai ini telah memenuhi ketentuan terhadap penentapan harga seperti melakukan tinjauan harga yang terjangkau bagi konsumen, keterbukaan terhadap kualitas barang yang di jual menjelaskan kondisi sebenarnya, serta melakukan penentapan harga yang sesuai dengan modal dan mencari keutungan yang tidak berlebihan sehingga penetapan harga jual ikan ditentukan sesuai harga pasar dan tawar menawar", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 36, "width": 23, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "183", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 52, "width": 271, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.1, No.2, Juni 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 98, "width": 473, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "secara alami. Hal ini boleh di lakukan selama tidak ada keterpaksaan dari pihak penjual dan penjual tidak ada kezaliman yang dilarang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 473, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Yahya bin Umar bahwa sangat mendukung kebebasan ekonomi. Kebebasan yang dimaksud bukanlah kebebasan yang dianut oleh ekonomi konvesional, tetapi kebebasan yang terikat oleh syariat Islam. Kebebasan ekonomi tersebut juga berarti bahwa ditentukan oleh kekuatan pasar, yakni kekuatan penawaran dan permintaan. Dalam hukum permintaan ( demand ) dinyatakan, “jika harga turun, maka permintaan akan naik, dan sebaliknya jika harga naik maka permintaan akan turun”. Hukum ini, secara eksplisit menyatakan adanya hubungan negatif antara permintaan dengan harga. Sedangkan dalam hukum penawaran ( Supply ) justru menyatakan adanya hubungan yang positif antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harga yang dikenakan (Moh Subhan, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 474, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jumlah permintaan dan tingkat harga memiliki sifat hubungan yang erat sebagaimana tersebut dalam statement di atas. Hal ini disebabkan, oleh dua hal. Pertama kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti ( substitusi ) dari barang yang mengalami kenaikan harga tersebut. Sebaliknya, jika harga turun maka orang mengurangi pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga. Kedua kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil para pembeli berkurang. Hal ini memaksa para pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap berbagai jenis barang, terutama barang yang mengalami kenaikan. Akan tetapi Yahya bin Umar menambahkan bahwa mekanisme harga itu harus tunduk terhadap kaidah-kaidah Islam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 473, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diantara kaidah-kaidah tersebut adalah pemerintah berhak melakukan intervensi ketika terjadi tindakan kesewenang-wenangan dalam pasar, seperti ihtikar dan siyasah al ighraq atau banting harga ( dumping) yang dapat menimbulkan kemudaratan bagi masyarakat secara umum. Hal ini sesuai dengan tugas yang diemban pemerintah dalam upaya mewujudkan keadilan sosial di setiap kehidupan masyarakat, termasuk ekonomi. Yahya bin Umar menyarakan agar para pedagang tidak menahan barangnya dan hendaknya menjual barangnya secara terbuka di pasar. Penentuan harga dengan ini dibuat atau dibentuk secara sengaja adalah sesuatu yang diperbolehkan. Transparansi adalah bahwa semua pembeli dan penjual memiliki pengetahuan yang penuh tentang barang, kualitas dan terutama harga barang di pasar (Abdul Haris Simal, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 473, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Demikian halnya dengan penjual, penjual harus memahami jenis, kualitas dan kuantitas barang, serta harga barang yang ditawarkan. Dalam penetapan harga di pasar yang ideal itu harus bisa menjaga keseimbangan pasar. Terganggunya keseimbangan dalam kenaikan harga pasar dan buatan atau jatuh dengan beberapa intervensiakan menyebabkan kerusakan pedagang dan konsumen. Sehingga menurutnya, situasi sedemikian ini tidak boleh diizinkan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan pedagang ikan di Pasar Pulau Baai mengenai penetapan harga ini telah mereka terapkan berdasarkan pandangan Yahya bin Umar. Hal ini terlihat dari bagaimana cara mereka menjual ikan dengan keterbukaan produk yang dijual atau kualitas ikan yang di jual serta harga yang sesuai dengan harga pasar dan kuantitas barang. Hal ini terlihat dari bagaimana mereka menentukan modal yang mereka keluarkan untuk bisa menentukan harga yang sesuai dengan harga pasar dan memberikan keutungan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 95, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 473, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan penelitian tentang analisis penetapan harga jual ikan di pasar Pulau Baai ditinjau menurut pemikiran Yahya bin Umar, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 271, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "184 EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.1, No.2, Juni 2022", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 739, "width": 469, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 98, "width": 40, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 472, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Penentuan harga dalam jual-beli ikan di pasar Pulau Baai adalah berdasarkan harga yang berlaku di pasaran dan harga yang berlaku saat itu, kemudian yang membedakan harga antara para pedagang yaitu dari jenis ikan, kualitas dan modal yang dikeluarkan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 153, "width": 473, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Tinjuan menurut pemikiran Yahya bin Umar tentang penetapan harga dalam jual beli ikan di pasar Pulau Baai secara keseluruhan sudah sesuai dengan konsep harga Islam untuk rukun dan syarat dalam jual belinya juga sudah terpenuhi. berdasarkan pemikiran Yahya bin Umar haruslah berorientasi kepada Allah dan bertakwa kepada Allah karena sesungguhnya penetapan harga itu ditetapkan oleh Allah. Maka kita harus mengikuti kaidah-kaidah Islam dimana harus selalu mengikuti atauran ketentuan pasar. selain itu hasil penelitian menunjukan bahwa responden telah menerapkan pemikiran Yahya bin Umar. Hal ini dilakukan pedagang ikan dalam menentukan harga pertama, harga terjangkau sesuai dengan kualitas, kedua, menentukan harga sesuai dengan harga pasar dan melakukan tawar menawar secara alami, serta memberitahu kondisi ikan yang sebenarnya ini menandakan bahwa adanya keterbukaan dalam bertransaksi antara penjual dan pembeli terhadap kualitas ikan yang di jual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 311, "width": 87, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENGAKUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 334, "width": 473, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Puji dan syukur atas rahmat Allah Subhanahu wata’ala yang di limpahkan karuniaNYA kepada penulis sehingga terselesainya penelitian ini dengan keterbatasan waktu yang dimiliki serta ucapan terimah kasih kepada dan penghargaan saya berikan kepada editor, reviewer, yang telah menelaah dan mereview serta mempublikasikan pada Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi (Ekoma) dan tak lupa pula terkhusus informan penelitian yang telah memberikan waktu luangnya serta ikut berpartisipasi dalam menyelesainkan penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 446, "width": 138, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 469, "width": 473, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amalia , Euis. 2013. “Mekanisme Pasar dan Kebijakan Penetapan Harga Adil dalam Perspektif Ekonomi Islam.” Jurnal Al-Iqtishad. Vol. V. No. 1. Amalia, Euis . 2010. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Depok: Gramata Publishinh. Arif Hakim, M. 2015. “ Peran Pemerintah dalam Mengawasi Mekanisme Pasar dalam Perspektif Islam.” Jurnal iqtishadia. Vol. 8. No. 1. Azwar Karim, Adiwarman . 2012. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Edisi Ketiga . Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 566, "width": 473, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Azwar Karim, Adiwarman. 2012. Sejarah Pemikiran Islam Edisi Keempat. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 593, "width": 473, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bungin, Burhan . 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group. Effendi, Syamsul . 2021. “Penetapan Harga dalam Perspektif Ekonomi Islam.” Jurnal Kajian Ekonomi Syariah. Vol. 1. No. 2. Emzi. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif:Analisis Data Jakarta: RajaGrafindo Persada. Haris Simal, Abdul. 2018. Konsep Pemikiran Ekonomi dan Kebijakan Pasar Perspektif Yahya bin Umar. Jurnal Tahkim. Vol. XIV. No. 2.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 673, "width": 473, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jamaludin. 2021.“Penetapan Harga Menurut Yahya Bin Umar Dan Relevansinya Terhadap Undang-Undang Penetapan Harga Di Indonesia (Kajian Penetapan Harga Dalam Kitab Ahkam Al-Sūq Karya Yahya Bin Umar)”. Jurnal MPRA Paper. No. 109604.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 715, "width": 473, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komara, Bintang Dan Ade Sudarma,. 2016. “Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Dengan", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 36, "width": 23, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "185", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 52, "width": 271, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.1, No.2, Juni 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 96, "width": 445, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Full Costing Sebagai Dasar Penetapan Harga Jual Pada Cv Salwa Meubel ”. Jurnal Ilmu Ekonomi. Vol. 5. Edisi 09.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 123, "width": 473, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komarudin, Parman dan Muhammad Rifqi Hidaya. 2017. “Penetapan Harga Oleh Negara Dalam Perspektif Fikih”. Jurnal Al- Iqtishadiyah.. Vol. III,. No. 1. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran . 2005. (Edisi Kesebelas) Jilid 2. Jakarta: Gramedia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 473, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Parakkasi, Idris dan Kamiruddin. 2018. “Analisis Harga Dan Mekanisme Pasar Dalam Perspektif Islam”. Jurnal Laa Maysir,. Vol. 5. No. 1.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 474, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saleh, Marhamah. 2011. “Pasar Syariah dan Keseimbangan Harga”. Jurnal Media Syariah . Vol. XIII. No. 1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 476, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Subhan, Moh. 2015. “Pemikiran Ekonomi Yahya Bin Umar dalam Perspektif Ekonomi Modern”. Jurnal Online Kopertais Wilayah. Vol. 1. No. 1. Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.", "type": "Text" } ]
13a324e9-f51d-a31f-7346-aadf8ac16f94
https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/ptkpend/article/download/1959/1490
[ { "left": 85, "top": 39, "width": 81, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2460-1780", "type": "Page header" }, { "left": 253, "top": 38, "width": 132, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK dan Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2549-2535", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 324, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3 No. 2. Juli - Desember 2017 (55-62) Desember 2017", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 89, "width": 340, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENERAPAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 89, "width": 428, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV KHUSUSNYA PADA MATERI PEMECAHAN MASALAH BILANGAN ROMAWI DI SDN PAGENTAN 5 TAHUN AJARAN 2016/2017", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 185, "width": 261, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nanik Herliani Sekolah Dasar Negeri Pagentan 05 Singosari, Malang E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 240, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 443, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mathematics learning in fourth grade SDN Pagentan 5 on problem solving material of roman numerals, not yet fully centered on student. This resulted learning process is not yet optimal. The study aimed to describe the application of the TGT model in improve the Mathematics learning of fourth grade SDN Pagentan 5 Singosari Malang and describe the student activity in learning to reach the learning outcomes. The research was conducted in the fourth grade of SDN Pagentan 5 Singosari Malang Regency. The research design used was Classroom Action Research developed by Kemmis and Tagard. The data collection techniques used in this resecarh is observation, documentation and test techniques. It showed that TGT model successfully applied in learning mathematics so that can increase activity and result learn student. Observation’s result of the application of learning has increased by 12.5% from UH to cycle I. Student activity observation’s result showed improvement from cycle I to cycle II by 22,5%. By using the TGT model the learning outcomes from cycle I to cycle II increased by 22.5%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 253, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key word : play (TGT), mathematic, roman number", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 475, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 443, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Matematika di kelas IV SDN Pagentan 5 pada materi pemecahan masalah bilangan romawi, belum sepenuhnya berpusat pada siswa. Hal inilah yang mengakibatkan hasil belajar siswa kurang optimal. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan model TGT dalam meningkatkan pembelajaran Matematika kelas IV SDN Pagentan 5 singosari kabupaten Malang dan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar. Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN Pagentan 5 Singosari kabupaten Malang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Tagard. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model TGT berhasil diterapkan dalam pembelajaran Matematika sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil observasi penerapan pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 12.5% dari UH ke siklus I. Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 22,5%. Dengan menggunakan model TGT hasil belajar dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 22,5%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 307, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : permainan (TGT), matematika, bilangan romawi", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 38, "width": 132, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK dan Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 51, "width": 173, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3 No. 2. Juli - Desember 2017 (55-62)", "type": "Page header" }, { "left": 108, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 211, "height": 231, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu seperti yang diamanatkan dalam Undang – Undang No : 20 / 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 dijelaskan bahwa “ Tujuan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Departemen Pendidikan Nasional Indonesia).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 325, "width": 211, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara guru, siswa, masyarakat, dan seluruh komponen pendidikan (Muljani, 2017). Peran penting guru harus ditunjang keprofesionalan dalam memilih dan mendesain model pembelajaran yang dapat mendorong minat dan perhatian peserta didik dalam belajar, tidak terkecuali minat dan belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 477, "width": 211, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengalaman peneliti di lapangan, sering dijumpai sebagian besar peserta didik kurang atau bahkan tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran matematika. Pelajaran matematika dianggap momok yang menakutkan dan menegangkan, bahkan yang lebih para timbul adanya anti pati hanya mendengar nama pelajaran matematika. Hal mana gambaran diatas menjadikan nilai hasil pembelajaran matematika yang diperoleh peserta didiktidak maksimal yang pada akhirnya standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) pada setiap standar kompetensi tidak tercapai. Dari 40 siswa, 23 atau 57.5% anak tuntas sedangkan 17 atau 22,5% siswa lainnya tidak tuntas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 712, "width": 211, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menyadari permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah yang terjadi, hal mana yang menyebabkan permasalahan. Dengan model Teams", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 77, "width": 211, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar yang ditandai dengan adanya minat dan perhatian serta rasa senang dalam pembelajaran matema- tika. Peneliti memilih model pembelajran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menye- nangkan ini dengan harapan peserta didik secara tidak langsung digiring untuk senang terhadap pembelajaran matematika. Rasa senang akan datang tanpa disadarinya, dan rasa takut dan membosankan akan terkikis juga. Harapan yang ada, dengan belajar dalam suasana yang menyenangkan dapat menarik minat dan perhatian siswa dan pada akhirnya nilai pelajaran matematika dapat memenuhi SKBM atau bahkan dapat melampauinya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 311, "width": 212, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil menunjukkan nilai UH siswa kelas IV SDN Pagentan 05 tahun ajaran 2016/2017 pada pokok bahasan Pemecahan Masalah Bilangan Romawi, sebanyak 42,5% siswa belum tuntas atau belum sesuai SKBM yang ditentukan. Berdasarkan permasalahan tersebut, guru seharusnya mampu menyajikan pembelajaran yang lebih koperatif dan berpusat pada siswa. Dengan demikian siswa lebih tertarik untuk belajar dan mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Harapan siswa memiliki ketertarikan pada materi pembelajaran hasil yang dicapai dapat meningkat, sehingga standar SKBM yang ditetapkan bisa tercapai.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 532, "width": 212, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun model pembelajaran yang digunakan penulis pada pembelajaran secara umum pada pembelajaran Matematika khususnya adalah metode Permainan (Game) . Metode adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok- kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku bangsa atau ras yang berbeda. Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition).", "type": "List item" }, { "left": 250, "top": 38, "width": 132, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK dan Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 51, "width": 173, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3 No. 2. Juli - Desember 2017 (55-62)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 211, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan peneli- tian untuk mengetahui penerapan model pembelajaran TGT dalam meningkatkan hasil belajar Matematika Kelas IV khususnya pada materi Pemecahan Masalah Bilangan Romawi pada siswa klas IV SDN, Pagentan 05 tahun ajaran 2016/2017.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 200, "width": 123, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 212, "width": 214, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena pendekatan ini memenuhi ciri-ciri kualitatif yaitu: (1) Mempunyai latar alamiah sebagai sumber data langsung yakni situasi kelas, penelitian bersikap wajar sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi, (2) Peneliti berperan sebagai alat pengumpul data, (3) Analisis datanya bersifat induktif, (4) Bersifat deskriptif karena data yang dikumpulkan berbentuk kata atau kalimat bukan angka, (5) Lebih mementingkan proses dari pada hasil, karena hal-hal yang diteliti lebih jelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 419, "width": 211, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model pelaksanaan kolaboratif. Menurut Wiriaatmadja (2005:12) Penelitian Tindakan Kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, PTK ini dilaksanakan berupa proses pengkajian bersiklus atau menggunakan model siklus, yang terdiri dari 2 siklus di mana setiap siklusnya terdapat dua kali pertemuan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 211, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek penelitian atau dapat disebut juga populasi dalam penelitian kuntitatif adalah individu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 665, "width": 211, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "– individu yang mempunyai ciri tertentu (Arikunto, 2002: 90). Subjek yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN PAGENTAN 05 pada tahun ajaran 2016/2017, yang berjumlah 40", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 77, "width": 214, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siswa. Waktu pelaksanaan adalah 4 dan 6 Februari 2017.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 104, "width": 212, "height": 232, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrumen penelitian adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode (Arikunto, 2002: 121). Instrumen yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah lembar observasi dan tes hasil belajar. Lembar obserasi yang digunakan oleh peneliti diperoleh dari hasil pengamatan penulis serta observer yang hadir pada saat penelitian berlangsung. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui secara detail dan rinci penerapan metode TGT )pada pembelajaran Matematika pada materi Pemecahan Masalah Bilangan Bulat. Melalui instrumen ini dapat diketahui pula kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada saat pembelajaran di kelas berlang- sung.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 339, "width": 212, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu, instrumen tes hasil belajar siswa setelah model TGT diterapkan, berguna untuk mengetahi hasil belajar siswa seama mengikuti pembelajaran di kelas berlangsung. Melalui instrumen ini dapat di ketahui apakah nilai siswa mengalami peningkatan atau tidak. Sebelum melaksanakan tindakan, langkah awal yang dilakukan pada siklus 1 adalah identifikasi masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran. Sebelum gambaran tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 532, "width": 95, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siklus 1 a. Perencanaan", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 560, "width": 172, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini guru merencanakan:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 574, "width": 211, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 601, "width": 198, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Membuat lembar kerja siswa (LKS)", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 615, "width": 161, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Membuat alat evaluasi (tes)", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 629, "width": 212, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Menyiapkan gambar-gambar tentag Bilangan Romawi", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 656, "width": 154, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Menyusun lembar evaluasi", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 684, "width": 75, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Tindakan", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 698, "width": 211, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah rencana disusun dengan matang barulah tindakan itu dilakukan. Pelaksa- naan tindakan meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 739, "width": 212, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pemberian pengantar materi dan penyampaian tujuan pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 250, "top": 38, "width": 132, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK dan Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 51, "width": 173, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3 No. 2. Juli - Desember 2017 (55-62)", "type": "Page header" }, { "left": 108, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 208, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pemberian LKS (dikerjakan kelom- pok)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 211, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Jawaban dicocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 132, "width": 211, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pemberian LKS (dikerjakan secara individu)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 160, "width": 211, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Ditukar dengan kelompok lain untuk dicocokkan sesuai kunci jawaban yang tersedia", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 208, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Pemberian penghargaan atau sertifikat", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 215, "width": 75, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Observasi", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 211, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bersama dengan dilaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan dan akibat yang ditimbulkan. Data atau informasi yang dikumpulkan melalui observasi adalah hasil belajar siswa, keaktifan, keberanian, kerjasama, dan ketepatan serta menganalisis data dari hasil observasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 64, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Refleksi", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 211, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data hasil opservasi dan data hasil belajar siswa tersebut, peneliti melakuakan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika pada hasil repfleksi I menunjukkan perlu adanya perbaikan, maka akan dilakukan penyempurnaan pada sklus II.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 463, "width": 47, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 477, "width": 211, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti pada siklus I, pada siklus II terdiri atas proses silkus dengan tahap - tahap yang meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Aktifitas pada siklus II ini sangat tergantung pada pelaksanaan siklus I.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 560, "width": 91, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Perencanaan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 574, "width": 211, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada rencana siklus II, kegiatan yang dilaksanakan adalah menentukan alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi kekurangan pada siklus I.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 629, "width": 74, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Tindakan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 211, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini, peneliti melaksanakan tindakan seperti pada siklus I, hanya dilakukan perubahan sesuai hasil refleksi pada siklus I guna memperbaiki kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 75, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Observasi", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 77, "width": 211, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bersama dengan dilaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap aktifitas pembelajaran penjulahan pecahan dalam menyelesaika operasi penjumlahan pecahan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 146, "width": 66, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Refleksi", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 160, "width": 211, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II dan meng- analisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran penjum-lahan pecahan dalam peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Pagentan 05 Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 256, "width": 211, "height": 232, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis data yang diguna- kan pada penelitian ini adalah teknik ana- lisis data kuntitatif dan kualitatif, Teknik analisa data kuantitatif digunaka untuk instrumen lembar observasi. Hal ini dikaernakan data yang diperoleh melalui lembar observasi bukan angka, sehingga paparan data yang digunakan adalah deskripsi rinci akan temuan penelitian yang berhasil diperoleh. Sementara itu hasil nilai siswa dianalisis secara kuantitaitf dengan menggunakan cara jumlah benar dari siswa dikalikan 10 . Kemudian hasil tersebut dapat diketahui apakah nilai yang diperoleh siswa telah memenuhi SKBM, kemudian penulis menggubah angka yang diperoleh siswa menjadi prosentasi dengan rumus:", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 503, "width": 131, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥100%", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 541, "width": 211, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah data berhasil dianalisis, tahap yang dilakukan penulis adalah tahap pengecekan keapsahan temuan. Langkah ini digunakan untuk memperoleh penelitian yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kepada seluruh pihak yang bersangkutan. Pada proses ini penulis menggunakan pengamat teman sejawat sebagai vasilitator hasil temuan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 679, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 693, "width": 106, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Hasil Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 706, "width": 211, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Model TGT pada Siklus I Penelitian ini dilaksanakan di SDN.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 734, "width": 211, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pagentan 05 yang beralamatkan di jalan Raya Panglima Sudirman No: 18 Singosari", "type": "List item" }, { "left": 250, "top": 38, "width": 132, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK dan Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 51, "width": 173, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3 No. 2. Juli - Desember 2017 (55-62)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 211, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Malang. Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 211, "height": 245, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilaksanakan pada tanggal 4 dan 6 Februari 2017. Siswa yang hadir pada saat penelitian berlangsung adalah 40 anak terdri dari 13 siswa putri dan 27 siswa laki-laki. Tahapan awal yang dilakukan guru dalam hal ini adalah sebagai penulis, adalah menyiapkan RPP. Kemudian media lain yang di butuhkan seperti kotak undian, nomor undian, kertas warna, gunting dan lem, sedangkan pensil dan penggaris tersedia di siswa masing-masing. Selanjutnya peneliti neminta bantuan guru/teman sejawat yang berperan sebagai fasilitator. Guru yang berperan sebagai fasilitator adalah ibu Jaenab, SPd. Beliau adalah guru kelas VI SDN Pagentan 05. Observator hanya bertindak sebagai pengamat dan tidak aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 211, "height": 190, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada awal kegiatan siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran di klsa, mereka seperti tidak tertarik, enggan dan kurang serius untuk menerima pelajaran dari guru. Langkah selanjutnya yang dilakukan guru adalah mengeliarkan kotak dan nomer undian. Dibagikanya kertas lipat, gunting dan lem, siswa mengambil pensil dan penggaris pada kotak pensil masing-masing. Secara berkelompok siswa di minta untuk membuat kartu bilangan Romawi dari huruf-huruf yang ada dalam huruf –huruf alfabetis seperti: I, V, X, C, L, D dan M.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 532, "width": 211, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rangkai dan tulis abjad-abjad tersebut menjadi angka Romawi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 560, "width": 211, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah diskusi kelompok siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan menunjukkan berbagai variasi susunan bilangan Romawi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 615, "width": 211, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya peserta dari kelompok lain menyatakan suatu bilangan, yang mempresentasikan menunjukkan bilangan Romawi yang di minta. Hal ini diulang sampai 5 kali untuk tiap kelompok, siapa yang dapat menjawab dengan benar akan mendapatkan poin, siapa yang dapat mengumpulkan poin paling banyak akan menjadi pemenang. Langkah selanjutnya, guru membagikan kepada masing-masing siswa untuk mengerjakan soal latihan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 77, "width": 211, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah soal yang dibuat latihan adalah 10 soal terdiri 5 soal untuk utuk menulis huruf alfabet menjadi desimal dan yang lain sebaliknya dsri bilangan Romawi menjadi alfabet. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal latihan diperoleh hasil sebagai berikut dengan SKBM 70:", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 171, "width": 206, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Siswa yang tuntas : 28 siswa = 28 40 x 100 = 70%", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 205, "width": 207, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Siswa yang belum tuntas : 12 siswa = 12 40 x 100 = 30%", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 242, "width": 211, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa 70% siswa berhasil memperoleh nilai di atas SKBM , namun demikian 30% dari siswa masih memperoleh nilai dibawah SKBM.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 325, "width": 200, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan metode TGT pada siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 338, "width": 211, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah siklus I dilaksanakan, peneliti melakukan refleksi terhadap penelitian sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi ditemukan kendala-kendala yang terjadi di lapangan, yakni:", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 407, "width": 214, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Guru mengalami kesulitan mengawasi keseluruhan proses pembelajaran di dalam kelas, karena saat memandu satu kelompok, siswa dalam kelompok lain bersendau gurau membuat suasana kelas menjadi gadau.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 490, "width": 214, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Siswa agak kebingungan saat presentasi berlangsung terutama pada saat siswa dalam kelompok lain bertanya untuk memperagakan bilangan Romawi yang terdiri dari dua angka", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 573, "width": 214, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Siswa masih terbawa dalam suasana belajar yang asing baginya sehingga membuat bingung saat giliran mempresentasikan di depan kelas yang mana situasi ini membuat siswa kurang percaya diri.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 656, "width": 235, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan kendala-kendala yang ada , peneliti dibantu oleh observator (teman sejawat) melakukan perbaikan pada RPP untuk siklus ke II. Perbaikan- perbaikan yang dilakukan adalah: (1) Guru pengajar yaitu peneliti dibantu observator dalam proses pembelajaran di kelas. Observator diperkenankan membantu guru", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 38, "width": 132, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK dan Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 51, "width": 173, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3 No. 2. Juli - Desember 2017 (55-62)", "type": "Page header" }, { "left": 108, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 211, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk mengawasi dan mengatur siswa jika terjadi keributan. (2) Guru memberi petunjuk yang lebih jelas kepada siswa agar siswa lebih mengerti dan tidak kebingungan lagi. (3) Guru lebih memberikan motivasi agar siswa lebih percaya diri untuk tampil saat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, serta meberikan reward pada akhir proses pembelajaran kepada siswa setiap selesai mengerjakan sesuatu berupa pujian.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 211, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kegiatan pelaksanan penelitian, guru lebih mempersiapkan materi beserta media yang dibutuhkan secara lengkap aat proses pembelajaran berlangsung. Lngkah selanjutnya adalah melaksanakan proses pembelajaran sesuai skenario yang ada dalam RPP. Pada awal kegiatan siswa masih ribut, guru mengkondisikan suasana lebih tenang dibantu observator dan memberikan teguran pada siswa yang ribut, dan suasana pembelajaranpun kembali menjadi tenang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 394, "width": 211, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kegiatan inti, dikusi kelonpokpun berjalan dengan baik, masing- masing siswa mengerjakan tugasnya yaitu mencetak angka Romawi, menggunting dan menempelkan dengan rapi pada kertas warna pilihan masing-masing. Tiap kelompok nampak asyik menyelesaikan tugas masing-masing, sampai tiba waktunya untuk presentasimereka dengan tertib mengambil no undian yang diwakili ketua masing-masng kelompok. Dalam setiap tampilan di depan kelas untuk mempresentasikan tidak nampak malu- malu, dengan ras percaya diri yang tinggi tiap tampilan selalu mendapat aplus yang meriah. Gurupun tak lupa memberikan acungan jempol sebagai penghargaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 629, "width": 211, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kegiatan individu, yaitu menjawab soal latihan yang diberikan guru, siswa dapat mengerjakan soal dengan tenang. Hasil yang diperoleh siswapun mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan prosentase siswa yang telah memenuhi SKBM yang ditetapkan sekolah Komite sekolah, seperti nampak pada perhitungan berikut ini dengan SKBM 70:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 75, "width": 211, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Siswa yang tuntas : 37 siswa = 37 40 x 100", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 97, "width": 44, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 92,5%", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 108, "width": 212, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Siswa yang belum tuntas : 3 siswa = 3", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 128, "width": 86, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40 x 100 = 7,5%", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 145, "width": 215, "height": 190, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa, prosentase siswa yang telah tuntas SKBM adalah 92,5%. Sementara itu hanya terdapat 7,5% siswa yang belum memenuhi SKBM yang telah ditentukan. Hal tersebut dapat diketahui bahwa, prosentase nilai ketuntasan siawa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Jika dibandingkan dengan perolehan nilai siswa pada ulangan sebelumnya, dibandingkan belajar dengan menggunakan model Permainan ( TGT ) pada siklus I dan siklus II, maka peningkatan yang tercapai adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 352, "width": 219, "height": 246, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Perbandingan Prosentasi Siswa yang Belum Tuntas dan Tuntas Tahapan Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Tidak Tuntas Nilai sebelumnya 57,5% 42,5% Siklus I 70 % 30 % Siklus II 92,5% 7,5% Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara siswa tuntas pada mata pelajaran Matematika materi Pemecahan Masalah Bilangan Romawi. Peningkatan yang dialami siswa padasiklus I dan siklus II adalah 20%, sementara itu jika dibandingkan dengan nilai sebelumnya, yang tidak menggunakan metode Permainan atau (TGT) peningkatan nilai adalah sejumlah 35%.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 615, "width": 87, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 628, "width": 212, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diketahui bahwa guru berhasil menerapkan metode TGT pada mata pelajaran Matematika untuk materi Pemecahan Masalah Bilangan Romawi. Pada proses pembelajaran guru membagi siswa dalam bentuk kelompok – kelompok kecil antara 6-7 anak, untuk selanjutnya siswa berdiskusi sesuai tugas masing- masing. Sesuai tujuan model TGT yaitu : (a)", "type": "List item" }, { "left": 250, "top": 38, "width": 132, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK dan Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 51, "width": 173, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3 No. 2. Juli - Desember 2017 (55-62)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 211, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberi kesempat an kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecah- kan masalah secara rasional, (b) mengem- bangkan sikap social dan semangat ber- gotong royong (c) mendinamisasikan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga setiap kelompok merasa memiliki tanggung jawab, dan (d) mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam kelompok tersebut ( Dimyati dan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 215, "width": 211, "height": 259, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mundjiono, 2006). Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran di dalam kelas, dapat di diketahui bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pemahaman materi kepada teman lain melalui team presentasi. Hasil nilai yang diperoleh siswa dengan menggunakan model Permainan (TGT ) pada mata pelajaran Matematika materi Pemecahan Masalah Bilangan Romawi, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan nilai. Hasil analisis nilai siswa kelas IV SDN Pgentan 05 Tahun Ajaran 2016/2017 terdapat peningkatan 35% dari jumlah siswa yang tuntas SKBM pada tahun sebelumnya. Sementara itu pada siklus II jumlah siswa yang tuntas juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 477, "width": 211, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan tercapainya nilai SKBM dapat diketahui bahwa siswa mampu menguasai kompetensi dasar (KD) yang terdapat pada materi Pemecahan Masalah Bilangan Romawi. Hal ini sesuai dengan Silabus pembelajaran SD untuk mata pelajaran Matematika klas IV , yakni siswa mampu membaca bilangan Romawi ke dalam bilangan cacah atau sebaliknya dari bilangan cacah menjadi bilangan Romawi. Namun demikian terdapat kendala yang dialami guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung saat menggunakan metode Permainan (TGT) ini, kendala-kendala tersebut adalah:", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 684, "width": 216, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang cukup lama.", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 725, "width": 213, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Dalam model pembelajaran ini, guru dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran yang cocok untuk model ini.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 77, "width": 214, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 104, "width": 211, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penjelasan di atas merupakan hasil penerapan metode TGT pada mata pelajaran Matematika kelas IV pada materi Pemecahan Masalah Bilangan Romawi. Selanjutnya peneliti akan mengulas kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan serta akan diuraikan pula saran-saran dari penulis untuk mengatasi kendala dan kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses penelitian tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 256, "width": 60, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 270, "width": 211, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa guru beserta siswa kelas IV SDN. Pagentan 05 Tahun Ajaran 2016/2017 berhasil melaksanakan pembelajaran Matematika pada materi Pemecahan Masalah Bilangan Romawi dengan menggunakan model TGT", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 367, "width": 211, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus I terdapat beberapa kendala, yakni: suasana kelas ramai dan guru tidak dapat memantau keselurukan siswa yang terbagi dalam ba kelompok – kelompok kecil. Selain itu, siswa belum mengerti dengan prosedur metode yang dilaksanakan. Hal ini berdampak pada alokasi waktu yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 505, "width": 212, "height": 259, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atas pengalaman yang terjadi pada siklus I, peneliti melaksanakan perbaikan pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan yaitu, guru dibantu seotang teman sejawat/ observator untuk memantau dengan seksama, guru memberikan motivasi pada siswa untuk lebih serius dan fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu guru memberikan arahan yang lebih detail dan lebih rinci dalam memandu langkah- langkah yang harus diperankan siswa saat presentasi di depan kelas. Sebagai hasil belajar siswa pada siklus II, terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan yang dialami adalah 20%. Sementara itu jika dibandimgkan dengan nilai belajar siswa sebelumnya terjadi peningkatan sebesar 35%. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, model", "type": "List item" }, { "left": 250, "top": 38, "width": 132, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK dan Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 51, "width": 173, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3 No. 2. Juli - Desember 2017 (55-62)", "type": "Page header" }, { "left": 108, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 211, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TGT dapat meningkatkan minat serta hasil nilai belajar siswa kelas IV SDN. Pagentan 05 Tahun Ajaran 2016/2017 pada mata pelajaran Matematika, khususnya pada materi Pemecahan Masalah Bilangan Romawi. Hal ini membuktikan bahwa hipotesa tindakan pada penelitian ini benar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 187, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 211, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aeni, Risky. (2012). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) : http://rizardian.blogspot.com (Sabtu,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 256, "width": 211, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 November 2016 pukul 09:39) Anwar, Nhing. Makalah model pembelajaran kooperatif : http://nhingz-", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 211, "height": 246, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "anwar.blogspot.com/2013/05/makala h-model-pembelajaran kooperatif_21.html (30 November 2016 pukul 10.00WIB) Arikunto, Suharsini. (2002). P rosedur Penelitian Suatu Tinjauan Praktek. Jakarta: Rineke Cipta. Denamulyana.blogspot.co.id/2015/2/model .pembelajaran.kooperatif.tipe.html (12 Februari 2017 pukul 15.17 WIB) Desy, Kartika Putri. (2013). Makalah model pembelajaran koopertaif TGT: http://desykartikaputri.wordpress.co m/2013/01/02/makalah-model- pembelajaran-tgt-teams-games- tournament/ (30 November 2016 pukul 10.00WIB) Huda, Miftahul. (2013). Model-Model", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 560, "width": 183, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengajaran dan Pembelajaran . Yogyakarta: Pustaka Pelajar", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 211, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Listyawan, Wawan. (2012). Model pembelajaran kooperatif TGT .", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 615, "width": 164, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.wawanlistyawan.com", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 629, "width": 183, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Sabtu, 8 November 2016 pukul 09:35).", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 656, "width": 211, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muljani, Prapti. (2017). Efektivitas Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Materi Satuan Debit. Jurnal PTK dan Pendidikan , 3(1), 51-62.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 455, "height": 687, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratiwi dkk. (2013). Teams Games Tournaments (TGT) : http://3bkelompok5.blogspot.com/ (Sabtu, 8 November 2016 pukul", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 91, "width": 34, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "09:30)", "type": "Text" } ]
70676e97-7056-c069-94f1-1a796e5278dd
http://e-journal.president.ac.id/presunivojs/index.php/journalofIndustrialEngineerin/article/download/486/282
[ { "left": 127, "top": 42, "width": 415, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Industrial Engineering, Scientific Journal on Research and Application of Industrial System, Vol. 2, No.2, September 2017: 65-74", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 809, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 85, "width": 401, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reducing Defects Number of Ampoule by Considering Expected Failure Cost At Quality Control Department of PT. X", "type": "Title" }, { "left": 230, "top": 160, "width": 183, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmansyah Yudi 1 , Hery Hamdi Azwir 2", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 173, "width": 342, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2) Faculty of Engineering, Industrial Engineering Department, President University Jl. Ki Hajar Dewantara Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi - Indonesia 17550 Email: 1 [email protected], 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 242, "width": 46, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 267, "width": 455, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT. X is producing pharmaceutical packaging that made by glass tube as the raw material of the product; this study took ampoule as the sample. During the production process which is in the quality inspection, the operator found many defect products of ampoule such as crack 32%, glass particle 30%, deformation 14%, scratches 11%, air bubbles 10%, and printing 3%. Multi-Attribute Failure Mode Analysis (MAFMA) is one of them used to eliminate or reduce the causes of failure in order to prevent the repeating failure. The attributes became the criteria level in a hierarchy structure and the potential causes as alternative level. PT. X case study showed on crack failure that weight of severity, occurrence, detectability, and expected cost respectively are 0.3498, 0.0659, 0.1322, 0.4521. The weight of potential failure cause which is the storage room temperature not suitable (Cause A) is 0.2813. After the implementation of defect causes prevention, the percentage of defect reduction is 45% or about 43 units. In the average, the reduction of the defect is 37% or 36 units.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 410, "width": 455, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Quality Checking, Nonconformity, Defected Products, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Multi-Attribute Failure Mode Analysis (MAFMA), Analytical Hierarchy Process (AHP).", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 443, "width": 46, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 466, "width": 455, "height": 134, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT. X memproduksi kemasan farmasi yang dibuat dengan tabung gelas sebagai bahan baku produk; penelitian ini mengambil ampul sebagai sampel. Selama proses produksi pada tahap pemeriksaan mutu, operator menemukan banyak produk cacat ampul seperti retak 32%, partikel kaca 30%, deformasi 14%, goresan 11%, gelembung udara 10%, dan pencetakan 3%. Multi Attribute Failure Mode Analysis (MAFMA) adalah salah satunya digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi penyebab kegagalan untuk mencegah kegagalan berulang. Atribut ini menjadi level kriteria dalam struktur hierarki dan penyebab potensial sebagai level alternatif. PT. X studi kasus menunjukkan pada kegagalan retak bahwa berat keparahan, kejadian, deteksi, dan biaya yang diharapkan masing-masing adalah 0,3498, 0,0659, 0,1322, 0,4521. Berat potensial penyebab kegagalan yang merupakan suhu ruang penyimpanan tidak sesuai (Penyebab A) adalah 0,2813. Setelah pelaksanaan cacat menyebabkan pencegahan, persentase pengurangan cacat adalah 45% atau sekitar 43 unit. Rata-rata pengurangan cacat adalah 37% atau 36 unit.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 610, "width": 455, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Quality Checking, Nonconformity, Defected Products, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Multi Attribute Failure Mode Analysis (MAFMA), Analytical Hierarchy Process (AHP).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 655, "width": 85, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 680, "width": 455, "height": 100, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT. X is producing pharmaceutical packaging, made by glass tube which is the raw material of the product. They have three kinds of pharmaceutical packaging product, like Ampoule, Vial, and Horizontal (as known Pipette). They also produce a complete product such as pipette with the cap, called merchandise product. This research only concerned with ampoule. The ampoule is a small sealed vial which has been used to contain and preserve a solid sample or liquid sample. General speaking, Ampoule is made of glass, although it could also be applied to plastic. As the biggest pharmaceutical packaging in Indonesia, PT. X has to maintain the product quality, even thought there is no competitor in the same industry categories. The customers of this company are the pharmaceutical industry and medical department. They used modern machines and tool during the", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 42, "width": 205, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIE, Vol. 2, No.2, September 2017: 65-74", "type": "Page header" }, { "left": 58, "top": 808, "width": 14, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 86, "width": 454, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "production processes. They have a special area, called clear zone to select goods and defect products as well as a pack. The clear zone is to maintain the quality and hygienists of their products. If they cannot maintain the hygienists of the product, there will be a big problem for the first line customer as well as landline customer.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 141, "width": 454, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In quality management department, there are several sub-divisions, such as quality control, quality assurance, quality system and quality engineering. The quality checks process of production this case is that ampoule has done by quality control division along with tray or storage. There is also an examination of the sample product. Sometimes, quality control needs to compare the product quality by giving samples to the quality management section. The goal is to see the materials in usage, learn to improve the product quality and to ensure that the sample had good quality either.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 229, "width": 454, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The ampoule is one of the products of PT. X, but during the production process in the quality inspection, the operator finds many defect products of the ampoule , like crack 32%, glass particle 30%, deformation 14%, scratches 11%, air bubbles 10%, and printing 3%. It is the big problem for this company. The products have to sterile. If the packaging is contaminated or damaged, the medicine will fill or inject to the packaging as well as contaminate. It can be dangerous to the medicine operator. To make an improvement for this company, this research proposes the MAFMA method to identify the defect causes to improve product quality by reducing the number of defects.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 328, "width": 59, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Method", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 353, "width": 191, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Failure Mode and Effect Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 375, "width": 454, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Failure Mode and Effect Analysis is a technique that serves to identify; first, the potential failure modes of a product during its life cycle; secondly, the effects of this failure; and third, the level of criticality of the effects of these failures in the use of the product. Failure Mode and Effect Analysis or generally known as FMEA is a risk assessment tool which is used to identify the possible ways in which a product or a process might fail with the main purpose of improving the existing product or process and preventing the reoccurrence of the failures (Nurkertamanda, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 452, "width": 454, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) is used to identify the sources and root cause of a quality problem. FMEA is a structured procedure to identify and prevent as much as possible modes of failure (failure mode). Some mode of failure is what is included in disability, conditions beyond specifications set, or changes in the product that causes the disruption of the function of the product (Gaspersz, 2002). The steps of FMEA itself are as follows (McDermott; Milkulak; Beauregard, 2009). These steps are explained in detail following the FMEA worksheet section and are illustrated in a case study.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 540, "width": 325, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Step 1 Review the process or product. Step 2 Brainstorm potential failure modes. Step 3 List potential effects of each failure mode. Step 4 Assign a severity ranking for each effect. Step 5 Assign an occurrence ranking for each failure mode. Step 6 Assign a detection ranking for each failure mode and/or effect. Step 7 Calculate the risk priority number for each effect.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 618, "width": 213, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Step 8 Prioritize the failure modes for action.", "type": "Picture" }, { "left": 58, "top": 628, "width": 305, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Step 9 Take action to eliminate or reduce high-risk failure modes.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 639, "width": 36, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Step 10", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 639, "width": 345, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Calculate the resulting RPN as the failure modes are reduced or eliminated.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 662, "width": 219, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Multi-Attribute Failure Mode Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 684, "width": 454, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multi Attribute Failure Mode Analysis (MAFMA) is a method that integrating Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) conventional considering the economic aspects (Braglia, 2000). In the conventional FMEA only considered some of the attributes of a failure without considering the vitally important namely economic factors.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 739, "width": 454, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In MAFMA method, determining potential causes of failure is determined based on the highest weight value. MAFMA method does the calculations by integrating FMEA four factors on the chance of failure (occurrence) change of non-detection, severity, and expected cost. Costs due to the failure are calculated by qualitative comparison (qualitative pairwise comparison). Costs due to this", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 42, "width": 205, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIE, Vol. 2, No.2, September 2017: 65-74", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 795, "width": 14, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 86, "width": 454, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "failure cannot appear when it is not there is a failure or defect in the resulting product. Such costs include, costs due to scrap the product cannot be repaired, costs for reworking (rework), charges for failure analysis, re-inspection and other costs - other costs due to product defects.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 129, "width": 175, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. Analytical Hierarchy Process", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 151, "width": 454, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AHP assists in determining the priority of multiple criteria to perform an analysis of the pairwise comparisons each criterion. In the performance management system is meant by criteria is KPI. In the application of the Analytical Hierarchy Process (AHP) to decisions by many criteria that are subjective, often decision makers are faced with a difficult problem in the weighting each criterion.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 217, "width": 455, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The first AHP model was developed by Thomas L. Saaty (1990) is a weighted additive AHP, called additive because of an arithmetic operation to obtain the total weight is the sum. For more details, the additive Saaty AHP model can be seen in Saaty (1990).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 261, "width": 167, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3.1 Key Priority Index (KPI)", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 283, "width": 455, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the difficulties at the beginning of the implementation of the performance management system determines the weight of each KPI. To perform weighting can be done with two ways, namely by weighting directly (direct weighting) or using methods Analytic Hierarchy Process (AHP).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 326, "width": 124, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Weighting rules state that:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 337, "width": 396, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Value KPI weights ranging between 0-1 or between 0% - 100% if we use percentage.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 348, "width": 343, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The amount of the total weight of all the KPI should be worth 1 (100%).", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 359, "width": 135, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. No weight is negative (-).", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 381, "width": 320, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Here are the steps used to determine the weight of the KPI using AHP:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 403, "width": 454, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determining the priority KPI value, usually the easier to say that KPI A is more important than KPI B, B is less important KPI compared with KPI C, etc., but had difficulty mentioning how important KPI A than KPI B or how less importance compared with KPI B and KPI C. For that we need to create table’s conversion of a statement of priority into figures. Examples of priority KPI value scale table as in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 469, "width": 454, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Definition of middle value is a value if KPI A slightly more important than KPI B and then it should give a value of 3, but if the value 3 is deemed to be too large and value of 1 is too small then the value 2 should it gives to the priority between KPI A with KPI B.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 513, "width": 212, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Scale Table of KPI Value Value Priority Level 1 KPI A is as important as KPI B 3 KPI A is important than KPI B 5 KPI A is more important than KPI B 7 KPI A very important than KPI B 9 KPI A extremely important that KPI B", "type": "Table" }, { "left": 171, "top": 590, "width": 253, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2,4,6,8 KPI A is slightly more important than KPI B (Median)", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 613, "width": 455, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The process of the most decisive in determining the weight of the KPI by using AHP is determining the priorities among KPI. Because it often happens discussion tough among the team members the implementation of the performance management system regarding the issue. This is because each team member has their own perception of priorities each KPI.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 668, "width": 157, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3.2 Consistency of Matrix", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 690, "width": 454, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As priorities make sense only if derived from consistent or near consistent matrices, a consistency check must be applied. Saaty (1990) has proposed a Consistency Index (CI), which is related to the eigenvalue method:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 723, "width": 440, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CI = xmax−n 𝑛−1 (1) Where n = dimension of the matrix x max = maximal eigen-value", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 42, "width": 205, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIE, Vol. 2, No.2, September 2017: 65-74", "type": "Page header" }, { "left": 58, "top": 808, "width": 14, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 86, "width": 285, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Consistency Ratio (CR), the ratio of CI and RI, is given by:", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 98, "width": 247, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CR = CI RI (2)", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 124, "width": 427, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where RI is the Random Index (the average CI of 500 randomly filled matrices). If CR is less than 10%, then the matrix can be considered as having an acceptable consistency. Saaty (1990) calculated the random indices shown in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 167, "width": 200, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2 Random indices N 3 4 5 6 7", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 178, "width": 293, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 9 10 RI 0.85 0.9 1.12 1.24 2.23 1.41 1.45 1.49", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 212, "width": 133, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4. Analysis of Variance", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 235, "width": 454, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frequently, scientists are concerned with detecting differences in means (averages) between various levels of a factor, or between different groups. What follows is an example of the ANOVA (Analysis of Variance) procedure using the popular statistical software package, Minitab.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 279, "width": 454, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANOVA was developed by the English statistician, Fisher. Though initially dealing with agricultural data, this methodology has been applied to a vast array of other fields for data analysis. Despite its widespread use, some practitioners fail to recognize the need to check the validity of several key assumptions before applying an ANOVA to their data. It is the hope that this article may provide certain useful guidelines for performing basic analysis using such a software package. Use Main Effects Plot to create a main effects plot and use One-Way or One-Way to perform the one-way ANOVA F test.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 378, "width": 131, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Result and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 403, "width": 108, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Current Condition", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 420, "width": 454, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are many type of defect, but then it is chosen 6 types of defect which is very often appear during the production and from the customer complaint, the six types of them already classify into Crack, Glass Particle, Deformed, Scratches, Air Bubbles, and printing that have number of defect of each is 1829, 1725, 775, 618, 579 and 176 products of ampoules. After the calculation the defect percentage come out with the number 4,43% more bigger than the Acceptance Quality Level (AQL) number is 4%, which is the defect already out of the AQL as shown in the Figure 1.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 513, "width": 422, "height": 267, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Summary Defect List of Ampoules (April 1 th – June 28 th 2014) Defect Classification Crack Glass Particle Deformation Scratches Air bubbles Printing Number of Defect 1829 1725 775 618 579 176 Unit Percentage 32% 30% 14% 11% 10% 3% Commulated Percentage 32% 62% 76% 87% 97% 100% Figure 1. Acceptance Level Chart 1.42% 2.75% 3.37% 3.85% 4.30% 4.43%", "type": "Table" }, { "left": 152, "top": 659, "width": 234, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4% 4% 4% 4% 4%", "type": "Picture" }, { "left": 132, "top": 625, "width": 308, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4% Crack Glass Particle Deformation Scratches Air bubbles Printing Acceptance Level Chart", "type": "Picture" }, { "left": 241, "top": 638, "width": 60, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Defect number", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 638, "width": 16, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AQL", "type": "Picture" }, { "left": 336, "top": 42, "width": 205, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIE, Vol. 2, No.2, September 2017: 65-74", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 795, "width": 14, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 86, "width": 227, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pair Comparison among Criteria and Alternative", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 109, "width": 330, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pair comparison among criteria and alternative can be shown in Table 4.", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 131, "width": 223, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Importance Level Table of Criteria (Numeric)", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 318, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Criteria Severity Occurrence Detectability Expected Cost Severity 1 8 3 ½ Occurrence 1/8 1 1/3 ¼ Detectability 1/3 3 1 ¼ Expected Cost 2 4 4 1 Total 3.46 16 8.3333 2", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 229, "width": 454, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The next step is normalizing the matrix by divide each row with the total of each column. The weight value of each row will be got by divided the row sum with the total of row sum.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 262, "width": 401, "height": 87, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Normalization Table of Criteria Pair Comparison Criteria Severity Occurrence Detectability Expected Cost Total Weigh Severity 0.2892 0.5 0.36 0.25 1.3992 0.3498 Occurrence 0.0361 0.0625 0.04 0.125 0.2636 0.0659 Detectability 0.0964 0.1875 0.12 0.125 0.5289 0.1322 Expected Cost 0.5783 0.25 0.48 0.5 1.8083 0.4521 Total 4.0 1.0", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 349, "width": 455, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the Table 5, each criterion have different value, which is severity has 0.3544, occurrence has 0.0665, detectability has 0.1177, and the expected cost has 0.4613. It is clearly shown by the weight value that the biggest value is expected cost. So, in the next stage of the pair comparison of each alternative will be related by the expected cost criteria.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 404, "width": 390, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The next step is calculating the Consistency Ratio (CR). Steps to get the CR value are:", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 415, "width": 377, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Multiply the initial matrix with weight value of each criterion to get the result.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 439, "width": 381, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[ 1 1/8 1/3 2 8 1 3 4 3 1/3 1 4 1/2 1/4 1/4 1 ] x [ 0.3498 0.0659 0.1322 0.4521 ] = [ 1.4998 0.2667 0.5596 1.9442 ]  Divide the result with weight value of each criterion to get the final matrix.", "type": "Formula" }, { "left": 86, "top": 515, "width": 234, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[ 1.4998 0.2667 0.5596 1.9442 ] ÷ [ 0.3498 0.0659 0.1322 0.4521 ] = [ 4.2877 4.0468 4.2321 4.3006 ]", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 567, "width": 436, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " The next step, summed up all the number in final matrix and divided with total row of matrix to get the average value (x max )", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 600, "width": 237, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total = 4.2877 + 4.0468 + 4.2321 + 4.3006 = 16.8671", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 621, "width": 140, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Average = 16.8671/ 4 = 4.2168", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 642, "width": 436, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " To calculate the CI and CR value has been mentioned in Formula 1 and 2. Also for RI number is shown in Table 2, if the n is 4, so RI should be 0.9.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 675, "width": 147, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CI = 4.0808−4 4−1 = 0. 0269", "type": "Table" }, { "left": 267, "top": 675, "width": 45, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CR = 0.0723", "type": "Table" }, { "left": 296, "top": 677, "width": 65, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.9 = 0.0803", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 701, "width": 416, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As mentioned in part 2.3.2, if CR calculate (0.08) < CR standard (0.1), so the matrix is consistent.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 723, "width": 455, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the calculation, it gets the value of logical consistency or consistency ratio is 0.08 whereas the standard value of consistency ratio is 0.1. It appears that the logical consistency value is smaller than the standard value, so it proves that the respondent is consistent in doing pair comparison between criteria. In hence, the data is valid.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 42, "width": 205, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIE, Vol. 2, No.2, September 2017: 65-74", "type": "Page header" }, { "left": 58, "top": 808, "width": 14, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 175, "top": 86, "width": 219, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6. Order of Weight Value of Cause Alternatives", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 400, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Causes Cause A Cause G Cause C Cause B Cause D Cause E Cause F Weight 0.2813 0.2105 0.2074 0.1931 0.0399 0.0393 0.0284", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 145, "width": 319, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Table 6, Cause A has the highest value followed by G and C.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 166, "width": 125, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Improvement Process", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 190, "width": 454, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the critical or potential failure appeared, then it is continued with the improvement phase, which is by implementing the prevention on the production floor. The improvement has been implemented since January 1 st until March 28 th 2015. There are five failure processes, but they have seven causes. Those causes also have seven preventions that implemented since the first day of implementation of improvement. It is focused on Cause A, because it was the most potential failure causes, the prevention of cause A is fixed the temperature standard in Standard Work Instruction (SWI) for storage room, so uncontrolled dilatability is not occurred anymore. The improvement is done by installing the temperature controller in the storage room. If the temperature is not stable or steady, the alarm of controller will be on. It was to remind the operator that temperature is not stable or steady.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 311, "width": 454, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second action was conducted monthly training about material handling and loading to the machine. This action was conducted to prevent the material damage that caused by human error (the operator was not handling the material rightly). The next, the operator did double inspection of tubing glasses before mass production in the material lock to prevent the foreign particle stick inside or outside tubing glass. It also could be effected the product damage. The next action was the setup man always has to make sure that temperature is set based on the SOP. This action was applied to prevent improper process that caused by the temperature was not standard as SOP. The other action was the operator has to control the temperature of lehr once hour. It prevented the improper process that caused by the temperature was not stable and steady during the annealing process. Next, the action was the operator did the on line inspection and confirm the SOP to prevent the quality control failure that caused by inspection process was not suitable as SOP. The last action was conducted monthly training about packaging method, including pre-packaging process. It prevented the product damage for example funnel crack that caused by lack of the packer skill in packaging process.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 477, "width": 454, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In doing this research, the installment of digital controller temperature that has been done by spending cost IDR. 114,400,000 for Controller Device and then IDR. 10,000,000 for installment cost. The total of investment cost in order to fix the problem of Cause A is IDR. 124,000,000. It can say the investment for the failure Cause A is feasible because the total cost investment that have been done is still less than the total failure of cause A which is IDR. 270,900,000.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 543, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The defect number of cause A based on current data is 301, while the defect number of cause A after implementation is 243 and the defect reduced by 58 items which is 19%.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 596, "width": 36, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANOVA", "type": "Section header" }, { "left": 66, "top": 617, "width": 448, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 7. Observation Data of Temperature Treatment Temperature Total Defect Observation 1 Observation 2 Observation 3 Observation 4 Observation 5 Observation 6 26° C 1 2 1 1 2 1 30° C 1 0 2 1 0 1 34° C 2 2 1 3 3 2", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 42, "width": 205, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIE, Vol. 2, No.2, September 2017: 65-74", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 795, "width": 14, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 86, "width": 349, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The analysis and corresponding results are presented in the following points:", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 98, "width": 436, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Regarding the quantity of total defects and to determine the influence upon the temperature, this research applied an ANOVA with 3 temperatures each under 6 observations, as shown in Table 7.", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 133, "width": 436, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " In relation to the total failure of cause A by differentiating the temperature for 26, 30, and 34 degree celsius, we do 6 observations that expect to know if there is a relation of the temperature with the defect. The hypothesis are:", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 180, "width": 318, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Null hypothesis All means are equal H 0 : The defect number is not influenced of the temperature level", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 215, "width": 300, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alternative hypothesis At least one mean is different H 1 : The defect number is influenced of the temperature level", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 250, "width": 136, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Significance level α = 0,05", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 516, "width": 252, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. ANOVA Table of Defect Number versus Temperature", "type": "Caption" }, { "left": 86, "top": 537, "width": 454, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data shown in Figure 2 indicates that there was a difference between the levels, as the p- value is 0.013. Only the level of 0 micron is different from the rest of the half and that the other three levels fall within its three different confidence intervals. The implement of digital temperature controller improved the ampoule quality by reducing the defect number up to 58 units.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 603, "width": 455, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Because the three lots that were selected randomly contain differently amounts of temperature, the experiment was an unbalance design. Each batch contains 65 tubing glasses, which in turn about 1350 units of ampoule that are selected by inspector. The data was tested for normality before test the hypothesis by means in Figure 2, indicating that there was no difference in total of ampoule defect number.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 669, "width": 454, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The ANOVA table shows that the power level has statistically significant effect on the each defect number. The effect of the factor (temperature level) can be displayed using the boxplot as shown in Figure 3. The boxplot shows that the defect number increase as the temperature level increase.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 42, "width": 205, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIE, Vol. 2, No.2, September 2017: 65-74", "type": "Page header" }, { "left": 58, "top": 808, "width": 14, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 278, "width": 337, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3 . Boxplot Diagram of the defect number between the level of temperature", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 300, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since the p-value (0.01) is smaller than the significance level (α = 0.05), so it can conclude that rejected H 0 . The defect number is influenced of the temperature level.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 344, "width": 92, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Cost Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 366, "width": 454, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The failure cost of cause A is obtained by multiplying defect number with the price per item. The total failure cost of cause A shown in Table 8.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 400, "width": 302, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 8. Failure cost of Cause A Defect Number in 1000 Price/ Item Total Failure Cost Cause A 301 Rp700 Rp270.900.000", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 454, "width": 454, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Table 9 shown that investment is contain with the price of controller device and also the installment cost. The total of investment cost is obtained by summing up those two expenses. The price of controller device is 114,400,000 with the lifetime 10 years and the installment is 10,000,000, so the total of investment cost is 124,000,000.", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 509, "width": 168, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 9. Investment Cost Investment Cost Controller Machine Rp114.400.000 Intallment Rp10.000.000 Total Rp124.400.000", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 575, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 10 has shown that the expenses for maintenance and electricity are categorized in direct cost. The total of direct cost is obtained by summing up those two expenses.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 608, "width": 316, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 10. Direct Cost Direct Cost Cost/ month Period Total cost Maintanace Rp5.000.000 3 Rp15.000.000 Electricity Rp1.500.000 3 Rp4.500.000 Total Rp19.500.000", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 675, "width": 453, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The failure cost of cause A based on current data is 270,900,000. While the failure cost of cause A based on data after implementation process is 218,700,000.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 708, "width": 454, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "By assuming defect numbers of cause A in 3 months period for 10 years is constant. It can be obtained the reduction cost by multiplying the current failure cost of defect number of cause A, which is 270,900,000 multiply with 40 months period with the result is 10,836,000,000. Then, failure cost of defect number of cause A after implementation for 10 years is 8,748,000,000. The reduction of failure cost was obtained by calculating failure cost before minus failure after and the result is 2,088,000,000. The company can save money 1,183,600,000 by installing the digital", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 42, "width": 205, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIE, Vol. 2, No.2, September 2017: 65-74", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 795, "width": 14, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 86, "width": 454, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "temperature controller for 10 years. Its value is obtained by calculating the direct cost also for 10 year which is 780,000,000 and sum up with installment cost 10,000,000 and the result is 904,400,000. So, the company can save money by calculating the reduction cost minus with the total installation cost and direct cost for 10 years, which is 2.088,000,000 minus 904,400,000 and the value is 1,183,600,000.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 155, "width": 455, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the improvement stage, it has been done the prevention for those failure causes, but it is more focused on the potential failure cause which is causes A. Table 11 shows that cause A defect number reduced from 301 to 243 that has reduction 58 units which is 19%. The reduction percentage is obtained by dividing reduction number with defect number of current data (data before implementation). While the other causes did not have significant reduction because it is only focused to reduce defect number of cause A.", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 235, "width": 233, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 11. Result Table (Before and After Summary Data)", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 246, "width": 433, "height": 119, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Causes Before After Reduction Reduction Percentage Defect Number Defect Percentage Defect Number Defect Percentage Cause A 301 16% 243 14% 58 19% Cause B 223 12% 212 13% 11 5% Cause C 277 15% 253 15% 24 9% Cause D 348 19% 336 20% 12 3% Cause E 339 19% 317 19% 22 6% Cause F 172 9% 164 10% 8 5% Cause G 169 9% 159 9% 10 6% Total Defect 1829 1684 145", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 392, "width": 79, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 416, "width": 454, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results obtained from the conventional FMEA table that shows the potential cause of the cracks ampoule is the temperature is not standard (cause D), because it has the highest RPN value that is 216. However, it is different from the results indicated by the method MAFMA, wherein the MAFMA method results that led to the failure of most potential is cause A (storage room temperature) with the highest weight value is 0.2813.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 482, "width": 455, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Differences in results caused that MAFMA method considering the economic aspects that were not considered in the method of the FMEA. Although, the FMEA explained that the cause A is not often occurred as failure causes, but in the method MAFMA, it calculates the amount of costs to be incurred by cause A larger than other causes.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 537, "width": 454, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, the quality improvement process implemented based on the priorities of the potential failure to consider the economic aspects. So it is clear that significant results on the cause A, the defect number reduced from 301 to 243 that have reduction 58 units which is 19%. The reduction percentage is obtained by dividing reduction number with defect number of current data (data before implementation). While the other causes did not have significant reduction because it is only focused to reduce defect number of cause A.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 625, "width": 79, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. References", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 649, "width": 455, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Braglia, Marcello. (2000). MAFMA: Multi Attribute Failure Mode Analysis , University of Pisa, Italy.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 682, "width": 418, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Fisher, R.A. (1925). Statistical Methods for Research Workers , Oliver & Boyd, Edinburgh.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 704, "width": 455, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Gaspersz, Vincent. (2002). Pedoman Implementasi program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO 9001 : 2000, MNBQA, DAN HACCP , PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 737, "width": 455, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. McDermott, Robin E., Mikulak, Raymond J., & Beauregard Michael R. (2009). The Basics of FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) , Taylor & Francis Group, New York.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 42, "width": 205, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIE, Vol. 2, No.2, September 2017: 65-74", "type": "Page header" }, { "left": 58, "top": 808, "width": 14, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 86, "width": 454, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Nurkertamanda F. T. (2009). Analisa Moda dan Efek Kegagalan (Failure Mode Effect and Analysis/FMEA) Pada Produksi Kursi Lipat Chitose Yamato HAA, Universitas Diponegoro,", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 108, "width": 50, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 130, "width": 357, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Saaty, T.L. (1990). The Analytic Hierarchy Process , McGraw-Hill, New York.", "type": "List item" } ]
60195920-eda2-e176-13de-9cabd6df64a6
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jis/article/download/12514/8248
[ { "left": 112, "top": 33, "width": 194, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Islam and Science", "type": "Section header" }, { "left": 327, "top": 21, "width": 216, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pISSN 2307-5353, eISSN 2580-5355 Vol 5, No. 1, June 2018, pp. 23-28 Published by Institute of Research and Community Services (LP2M)", "type": "Page header" }, { "left": 341, "top": 48, "width": 200, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Available online http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jis https://doi.org/10.24252/jis.v5i1.12514", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 784, "width": 465, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2018 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. This is an open access article under the CC BY-NC-SA license ( http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ )", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 85, "width": 441, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE EFFECT OF SHARIA FINANCIAL LEARNING AND SHARIA FINANCIAL LITERACY ON INVESTMENT INTENTION", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 125, "width": 168, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tetty Susilowati, Aprih Santoso*", "type": "Section header" }, { "left": 157, "top": 139, "width": 284, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Department of Management, Faculty of Economic, Semarang University *Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 428, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: This study aims to: [1] analyze the effect of sharia financial learning on investment intention in Semarang University. [2] Analyzed the effect of sharia financial literacy on investment intention in Semarang University. This study uses quantitative analysis with multiple regression tests where there are three stages of analysis that must be carried out, namely: a partial significance test, a model feasibility test, and an analysis of the coefficient of determination. The population is active students who are taking Financial Management courses in Department of Management, Faculty of Economics, Semarang University in the academic year 2016/2017, as many as 97. Sampling in this study uses the Census method. The results of the study are: [1] sharia financial learning has a positive and significant effect on investment intention in students of Semarang University. [2] Sharia financial literacy has a positive and significant effect on investment intention in students of Semarang University.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 192, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: financial, intention, learning, literacy, sharia", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 428, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk: [1] menganalisis pengaruh syariah belajar keuangan pada niat investasi di Universitas Semarang. [2] menganalisis pengaruh literasi keuangan syariah terhadap niat investasi di Universitas Semarang. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan uji regresi berganda dimana terdapat tiga tahapan analisis yang harus dilakukan, yaitu: uji signifikansi parsial, model uji kelayakan, dan analisis koefisien determinasi. Populasi adalah siswa aktif yang mengambil mata kuliah Manajemen Keuangan di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang pada tahun akademik 2016/2017, sebanyak 97. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Sensus. Hasil penelitian ini adalah: [1] pembelajaran keuangan syariah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat investasi pada mahasiswa Universitas Semarang. [2] Literasi keuangan syariah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat investasi pada mahasiswa Universitas Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 209, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: keuangan, literasi, niat, pembelajaran, syariah", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 468, "width": 70, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Introduction", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 481, "width": 485, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Investment is the result of a multi-dimensional process. Economic development is one of the functions of investment in terms of investment or economic factors that are the most essential and easily measured quantitatively (Meer, 2003). However, in the real world that an investor who will invest in a particular business field will always pay attention to environmental safety factors, legal certainty, investment land status and government support (Bachri, 1994, 2003, 2004). In economic theory, investment means the purchase (and also the production) of capital/goods that are not consumed but are used for future production (manufactured goods). An increase in income will encourage greater investment, but a higher interest rate will reduce interest in investment. Investing in financial markets is becoming a preferred way for investors. Currently there are many financial instruments, such as those in the money market, namely deposits and savings including cash whose value is determined directly by the market, then there are stocks and bonds in the capital market.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 630, "width": 485, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Students can make financial decisions well if they have learned related to financial problems. Students as young people will not only face increasing complexity in financial products, services, and markets, but are more likely to have to bear greater financial risks in the future than students' parents (Lusardi, 2010). Financial learning at the University is a means of increasing financial knowledge can contribute literacy knowledge for students. Research conducted by Gutter in Sabri (2011) states that financial education has a significant effect on the formation of financial knowledge. Likewise, research conducted by Widayati (2012) states that there is an influence between learning and the level of financial literacy of students from the attitude and cognitive aspects.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 738, "width": 485, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In reality, students place more money in the form of savings. The high amount of savings shows that students still lack understanding about investing in the capital market. Little student participation in", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 483, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The effect of sharia financial learning... Tetty Susilowati & Aprih Santoso", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 219, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Islam and Science Vol 5, No. 1, June 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 485, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "investing in the capital market because of the limited knowledge of the investment. Students are generally still in the \"saving society\" (people who save) and have not been in the level of \"investing society\" (people who invest). Therefore, investment as a way to achieve financial goals in particular has not become a large part of the financial life of students in general. To transform students into investment society, the role of students and students' knowledge about investing in the capital market needs to be improved. Related to students' interest in investing in the capital market, financial learning plays an important role. In other words, people are considered to learn if they show changes in behavior in their lives, so financial literacy becomes important. Financial literacy can be interpreted as understanding someone in making smart choices related to resource allocation (Sina, Peter 2012). Financial literacy is also useful for opening up shackled perceptions due to lack of knowledge about costs / benefits. Widayati (2012) explains that lectures play an important role in the process of forming student financial literacy. Effective and efficient learning will help students have the ability to understand, assess, and act in financial interests. Lutfi and Iramani (2008) stated that learning in financial lectures affects financial literacy.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 261, "width": 485, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bhushan & Medury's research (2013) revealed that financial literacy is the ability to make informed judgments and make effective decisions about the use and management of money. Financial literacy is very important to improve the country's economy (Nidar & Bestari, 2012), through sufficient knowledge, experience and business sense to analyze which effects will be purchased in investing in the capital market (Halim, 2009). According to Budiwati (2014) economic literacy (including finance) is important in daily life. The statement is in line with the opinion of Gary H. Stern, President of the Federal Reserve Bank of Minneapolis: \"Economic literacy (including finance) is very important because it is a measure of whether people understand the power that significantly influences their quality of life (NCEE, 2009).\" by the opinion of Robert F. Duvall, President and CEO of the Nationa Council on Economic Education (NCEE): \"Economic literacy is an important skill, as important as reading literacy (NCEE, 2009)\". Once the importance of economic literacy is expected by consumers of economic literacy to be rational consumers in carrying out economic actions, one of which is investment in the capital market.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 423, "width": 485, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the questionnaire that the researchers obtained in the survey to see the phenomenon of investment intention in the capital market at student of Semarang University. This study aims to analyze the effect of sharia financial learning and sharia financial literacy on the investment intention in the capital market at student of Semarang University.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 490, "width": 89, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Learning Theory", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 504, "width": 485, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Learning is the conscious effort of educators to learn their students (directing the interaction of learners with other learning resources) in order to achieve the expected goals (Trianto, 2009 in Widayati, 2012). The learning process also plays an important role in the process of forming students' interest in investing. Lutfi and Iramani (2008) in Widayati (2012) through a combination of well-planned teaching, media, and learning resources that are in accordance with competencies, are expected to be able to provide students with financial skills, so students become ready and able to face life when this and an increasingly complex future. Indicators that can be taken are courses that can increase student financial literacy, teaching methods that can increase student knowledge about finance, campus involvement in holding financial seminars, references provided by universities related to financial literacy. How to learn, learning experiences, and some aspects related to learning activities have a strong enough influence on the level of literacy in the field of economics (especially finance).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 84, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Literacy Theory", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 679, "width": 485, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemendikbud (2016) states that literacy is the ability to access, understand, and use something intelligently through various activities, including reading, seeing, listening, writing and speaking. Literacy activities are carried out to foster students' interest and reading culture. The Directorate General of Primary and Secondary Education (2016) states that literacy activities are carried out to improve reading skills so that knowledge can be better mastered. Another definition of financial literacy can be interpreted as the ability to effectively evaluate and manage one's finances in order to make frugal decisions to achieve life goals and achieve financial prosperity (American Institute of Public Accountants, 2003). Garman and", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 483, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The effect of sharia financial learning... Tetty Susilowati & Aprih Santoso", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 219, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Islam and Science Vol 5, No. 1, June 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 485, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Forgue (2000) in Sabri (2011) define financial literacy by the act of knowing the facts and understandings needed to manage personal finances so that they manage their finances well. The definition of financial literacy put forward by Remund (2010), includes: (1) knowledge of financial concepts, (2) ability to communicate financial concepts, (3) talent in managing individual finances, (4) expertise in making appropriate financial decisions, and (5) ) confidence in planning effectively for future financial needs. Financial literacy is an important factor in financial planning and decisions (Elizabeth, 2014). According to Kim (2001) in Sabri (2011), financial literacy is basic knowledge that people need to survive in modern society. Financial literacy is also the ability to use knowledge and skills to manage financial resources effectively for a lifetime for financial welfare (US Financial Literacy and Education Commission, 2007). Lusardi & Mitchell (2007) explained financial literacy is the knowledge one has about financial instruments, including: one's knowledge of savings, insurance or insurance, investment and other financial tools. Financial literacy can be interpreted as financial knowledge, with the aim of achieving prosperity.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 261, "width": 485, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The definition of sharia financial literacy is defined as the ability to read, interpret and analyze, manage money, communicate about personal financial conditions that affect material well-being, calculate, develop independent judgments, and take action resulting from processes to develop in a complex financial world (Vitt.et.al) 2000). This includes the ability to distinguish financial choices, discuss money and financial problems without (or despite) inconvenience, plan for the future, and respond competently to life events that affect daily financial decisions, including events in the economy in general.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 342, "width": 485, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the various meanings above, it can be concluded that financial literacy is one's ability to know finances in general, where such knowledge includes savings, investment, debt, insurance and other financial instruments. All types of investments are profitable. Pranyoto and Siegar (2015) state that financial literacy has a significant effect on investment intention.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 409, "width": 93, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intention Theory", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 423, "width": 485, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intention is the tendency of likes or dislikes followed by participation in certain activities which become the object of their liking (Martensi, 1988). Spaseska, et.al. (2016) stated that the reason for not being intention in investing in the capital market is that they are more interested in saving in banks, low incomes and high risk. Mahmud (1982), intention is the driving force that forces a person to pay attention to certain people, situations, or activities and not to others, or interests as a result of effective experiences stimulated by the presence of a person or an object, or because of participating in an activity. Low student investment intention can be caused by lack of knowledge about investing in the capital market, while in this era knowledge of investment is very important in order to avoid the risk of losses arising from ignorance and to maintain good financial conditions in the future. Someone who has financial knowledge along with a sense of confidence in his ability to manage finances can understand what he will face, such as gaining profits or facing the risk of loss.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 571, "width": 485, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusmawati (2011) revealed that investment intention is the desire to find out about the type of an investment, willing to take the time to learn more about investment by attending training and seminars on investment and trying to invest. Pajar (2017) states that investment intention is a strong desire or desire for someone to learn everything related to investment to the stage of practicing it. Riyadi (2017) stated that student investment interest is not significantly influenced by education, while according to Tandio and Widanaputra (2016), investment intention is actually influenced by education.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 115, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Materials and Method", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 679, "width": 485, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study uses quantitative analysis with multiple regression tests where there are three stages of analysis that must be carried out, namely: a partial significance test, a model feasibility test, and an analysis of the coefficient of determination. The population is active students who are taking Financial Management courses in Department of Management Faculty of Economics, Semarang University in the academic year 2016/2017, as many as 97. Sampling in this study uses the Census method. The questionnaire was arranged in 1 - 5.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 483, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The effect of sharia financial learning... Tetty Susilowati & Aprih Santoso", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 219, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Islam and Science Vol 5, No. 1, June 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 534, "width": 297, "height": 214, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,764 3,148010 Model Df F Sig. 1 Regression 2 127,101 ,000b Residual 95 Total 97", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 120, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Result and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 98, "width": 485, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of the validity and reliability test, multicollinearity, heterocedasticity and normality, financial learning variables and financial literacy as well as investment intention in the capital market at student of Semarang University, all of the variables were declared reliable, valid, normal, avoiding multicol. Based on the results of descriptive statistical analysis for sharia financial learning variables obtained an average score of 3.31, meaning that the level of sharia financial learning is in the good category. Descriptive statistical analysis results for sharia financial literacy variables obtained an average score of 3,92 means that the level of sharia financial literacy is in the good category. The results of descriptive statistical analysis for investment interest variables obtained an average score of 3.86, meaning that the investment intention in the capital market at student of Semarang University is in the good category.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 247, "width": 83, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Coefficients a", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 332, "width": 485, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of the regression analysis of the multiple regression equation for the effect of Sharia financial learning (X1) and Sharia financial literacy (X2) on investment intention in the capital market at student of Semarang University are: Y= 2,109X 1 + 0,486X 2 +e By using multiple regression equations, it can be described:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 485, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. X1 = 2,109 having a positive sign indicates the magnitude of the effect of sharia financial learning on investment intention in the capital market at student of Semarang University means that if sharia financial learning is increased, the investment intention in the capital market at student University Semarang will also increase.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 440, "width": 485, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. X2 = 0,486 having a positive sign indicates the magnitude of the effect of sharia financial literacy on investment intention in the capital market at student of Semarang University means that if sharia financial literacy is increased, investment intention in the capital market at student Semarang University will also increase.", "type": "List item" }, { "left": 224, "top": 505, "width": 149, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Coefficient of Determination", "type": "Section header" }, { "left": 268, "top": 516, "width": 67, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Summary", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 566, "width": 183, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Predictors: (Constant), Sharia Financial Learning, Sharia Financial Literation", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 587, "width": 485, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 shows the results of a multiple correlation value of 0.764, meaning that sharia financial learning and sharia financial literacy have a very strong degree of strength of relationship to investment intention in the capital market at student of Semarang University. The simultaneous coefficient of determination was 0.764, indicating that the independent variables studied were sharia financial learning and sharia financial literacy of students being able to explain the variations that occurred in investment intention in the capital market at student of Semarang University by 76.4%, while the remaining 23, 6% is explained by other variables not examined in this study.", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 685, "width": 171, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Hypothesis Test (F Test) ANOVAa", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 751, "width": 290, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dependent Variable: Investment intentions ; b. Predictors: (Constant), Sharia Financial Learning, Sharia Financial Literation", "type": "Page footer" }, { "left": 61, "top": 262, "width": 458, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Beta t Sig. 1 (Constant) 2,659 ,001 Sharia Financial Learning 2,109 27,944 ,0030 Sharia Financial Literation ,486 3,263 ,001", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 483, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The effect of sharia financial learning... Tetty Susilowati & Aprih Santoso", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 219, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Islam and Science Vol 5, No. 1, June 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 485, "height": 271, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on table 3, a significance value of 0,000 was obtained, which means that simultaneous sharia financial learning and sharia financial literacy significantly influence investment intention in the capital market at student of Semarang University. Based on Table 1, a significance value of 0,000 was obtained, meaning that sharia financial learning and sharia financial literacy partially had a significant effect on investment intention in the capital market at student of Semarang University. Based on the results of hypothesis testing, sharia financial learning and sharia financial literacy have a significant effect on investment intention in the capital market by 76.4%. These findings indicate that in addition to sharia financial learning students must also have high sharia financial literacy to push themselves to be confident and able to succeed in investing. Sharia financial learning has a dominant effect compared to sharia financial literation. Students who want to invest in the capital market must have good sharia financial literacy in order to maximize opportunities and minimize risk. Student sharia financial literacy is obtained through lectures, seminars, or looking for information that can add knowledge to invest. The results of this study are in line with previous studies conducted by Al-Tamimi (2009), Manurung (2009), and Bhaskara (2017). Financial literacy has a significant positive effect on investment intention in the capital market. Sharia financial literacy has a lower influence than sharia financial learning because a person's sharia financial literacy will increase if the required knowledge is sufficient. This shows that an individual's beliefs are driven by adequate knowledge so that they will feel confident about their abilities. These results support the statement of Danes & Haberman (2008); Sina (2014), and Bhaskara (2017). Trian Rusliati, Elen (2019). Financial literacy has a significant effect on investment intention.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 369, "width": 66, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusions", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 382, "width": 485, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sharia financial learning has a positive and significant effect on the investment intention at student of Semarang University. Sharia financial literacy has a positive and significant effect on investment intention at student of Semarang University.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 436, "width": 59, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 450, "width": 485, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adha Riyadi. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Untuk Berinvestasi di Pasar Modal, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7 No. 1, 23-41.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 477, "width": 485, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Tamimi, H.A & Anood Bin Kalli, A. 2009. Financial Literacy and Investment Decision of UAE Investors. The Journal of Risk Finance, Vol.10 No.5.500-516", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 504, "width": 485, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Austin, Percy and Elizabeth Arnot-Hill. 2014. Financial Literacy Interventions: Evaluating the Impactand Scope of Financial Literacy Programson Savings, Retirement and Investment. The Journal of Social, Politica land Economic Studies, Vol.39 No.3, 290-314.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 485, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bhushan, P. & Medury, Y. 2013. Financial Literacy and Its Determinants, International Journal of Engineering, Business and Enterprise Applications (IJEBEA), 4(2), 155-160", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 571, "width": 485, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brandon, D.P. &Smith,T. R.2009. Prospective Teachers Financial Knowledge and Teaching Self- Efficacy, Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol. 27 No. 1, 14-28.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 598, "width": 485, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coskuner, Selda. 2016. Understanding Factors Affecting Financial satisfaction. The Influence of Financial Behavior, Financial Knowledge and Demographics. Imperial Journal of Interdisciplinary Research (IJIR), Vol. 2 No. 5, pp 377-385.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 639, "width": 485, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Danes, S. M. & Haberman, H. 2008.Teen Financial Knowledge, Self-Efficacy and Behaviour:A Gendered View, Journal of Financial Counseling and Planning, Vol. 18 No. 2, 48-60.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 485, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Farrel, Lisa., Tim R. L. Fry., Leonnora Risse. 2015. The Significance of Financial Self-Efficacy in Explaining Women’s Personal Finance Behaviour, Journal of Economic Psychology, Vol. 54, 85- 99.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 706, "width": 485, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta, Salemba Humanika. Heckman, Stuart and Grable, John E. 2011. Testing The Role of Parental Debt Attitudes, Student Income, Dependency Status and Financial Knowledge Have In Shaping Financial Self-Efficacy Among College Student, College Student Journal, Vol.45 No.1,51-64.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 483, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The effect of sharia financial learning... Tetty Susilowati & Aprih Santoso", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 219, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Islam and Science Vol 5, No. 1, June 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 485, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jariwala, Harsha Vijayakumar. 2015. Analysis of Financial Literacy Levelof Retail Individual Investors of Gujarat State and Its Effect on Investment Decision, Journal of Business and Finance Librarianship, Vol. 20 No. 1, 133-168.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 125, "width": 485, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemendikbud.2016. Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah Lim, Han Na., Stuart J. Heckman., Jodi C. Letkiewicz, and Catherine P. Montalto. 2014. Financial Stress, Self- Efficacy and Financial Help-Seeking Behavior of College Students, Journal of Financial Counseling and Planning, Vol. 25 No. 2, 148-160.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 180, "width": 485, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lusardi, A, Mitchel, OS, & Curto, V, 2009. Financial Literacy Among the Young:Evidence and Implications for Consumer Policy. In Pension Research Working Paper. Pension Research Council, University of Pensylvania.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 220, "width": 485, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luthfi &Iramani.2008. Financial Literacy among University Student and Its Implications to The Teaching Method, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 11 No. 3.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 247, "width": 485, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Malik, Ahmad Dahlan. 2017. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Berinvestasi di Pasar Modal Syariah Melalui Bursa Galeri Investasi UISI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam,Vol.3 No. 1, 61-84", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 288, "width": 485, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manurung, Adler Haymans. 2009. Berinvestasi dan Perlindungan Investor di Pasar Modal. Jurnal, ISSN:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 272, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1978-9017, Perbanas Quartely Review, Vol.2 No.1, 24-27.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 315, "width": 487, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Margaretha,Farah dan Pambudhi, Reza Arief.2015. Tingkat Literasi Keuangan pada Mahasiswa S-1, Fakultas Ekonomi. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.Vol. 17 No. 1. Maret. 76 – 85. Nidar, S. R. & S.Bestari. 2012. Personal Literacy among University Students (Case Study at Padjajaran University Students, Bandung, Indonesia), World Journal of Social Sciences, Vol.2 No.4, 162-171. Pajar, Rizky Chaerul. 2017. Pengaruh Motivasi Investasi dan Pengetahuan Investasi Terhadap Minat Investasi Di Pasar Modal Pada Mahasiswa FE UNY, Jurnal Keuangan dan Bisnis,Vol. 1 No. 2, 2- 11.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 409, "width": 485, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pranyoto, Edi dan Siregar Nolita Yeni. (2015). Literasi Ekonomi, Hubungan Pertemanan, Sikap, Norma Dan Kontrol Diri Terhadap Minat Masyarakat LampungUntuk Berinvestasi Di Pasar Modal. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol. 5 No. 2 April 2015: 196 -216", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 450, "width": 485, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri, Ni Made Dwiyana Rasuma dan Henny Rahyuda. 2017. Pengaruh Tingkat Financial Literacy dan Faktor Sosio demografi Terhadap Keputusan Investasi Individu, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Vol.6 No. 6, 3407-3434.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 490, "width": 485, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Remund, David.L. 2010. Financial Literacy Explicated: The Case For a Clear Definitioninan Increasingly Complex Economy,The Journal of Consumer Affairs, Vol. 44 No. 2, 276-295.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 517, "width": 485, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riyadi, Adha. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Untuk Berinvestasi di Pasar Modal, Jurnal Ekonomi dan Bisnis,V ol. 7 No. 1, 23-41.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 485, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Spaseska, Tatjana; Aneta Risteska; Gordana Vitanova; Dragica Odzaklieska, and Fanka Risteska. 2016. Analysis of Knowledge about Capital Market Activitiesin Republic of Macedonia.www. ekonomika.org.rs, Vol. 62 No. 2, 71-83.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 585, "width": 485, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sina, Peter G. 2013. Financial Efficacy and Financial Satisfaction: Ditinjau dari Perbedaan Gender, Jurnal Manajemen, Vol. 12 No. 2, 173-184.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 612, "width": 485, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sina, Peter G. 2014. Motivasi Sebagai Penentu Perencanaan Keuangan (Suatu Studi Pustaka), Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol.9 No.1, 42-48.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 639, "width": 485, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tandio, Timothius dan A.A.G.P. Widanaputra. 2016. Pengaruh Pelatihan Pasar Modal, Return, Persepsi Risiko, Gender dan Kemajuan Teknologi Pada Minat Investasi Mahasiswa, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 16 No. 3, 2316-2341.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 679, "width": 485, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widayati, Irin. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Finansial Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol. 1 No. 1, 89-99.", "type": "Text" } ]
93a5091b-0809-91df-07c3-73afd74eb149
https://journal.stiba.ac.id/index.php/bustanul/article/download/407/250
[ { "left": 162, "top": 41, "width": 260, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 76, "width": 148, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2 No. 1 (2021): Hal. 500-508 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "500", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 784, "width": 363, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachmat bin Badani Tempo, Nuraeni Novira, Auliya Ulhaq . Batas Waktu Menqasar…", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 131, "width": 424, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BATAS WAKTU MENGQASAR SALAT BAGI MUSAFIR MENURUT ULAMA EMPAT MAZHAB", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 172, "width": 423, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE TIME LIMIT OF QASAR SALAT FOR TRAVELERS ACCORDING TO THE FOUR SCHOOL OF ULAMA", "type": "Section header" }, { "left": 225, "top": 213, "width": 148, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachmat bin Badani Tempo", "type": "Section header" }, { "left": 169, "top": 227, "width": 260, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 262, "width": 80, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nuraeni Novira", "type": "Section header" }, { "left": 169, "top": 275, "width": 260, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 312, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Auliya Ulhaq", "type": "Section header" }, { "left": 169, "top": 325, "width": 260, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 337, "width": 418, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected] Keywords : ABSTRACT Time, Qasar, Salat, Ulama, Mazhab The purpose of this research; 1) to find out the opinions of four mazhab scholars on the issue of the time limit for a traveler to be able to make up his prayers, the background of the differences and the opinion that is rajih. This research uses qualitative research through library research.", "type": "Table" }, { "left": 218, "top": 422, "width": 290, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Methods of normative theological approach and comparative approach.", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 433, "width": 290, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research results; First, the Hanafi Mazhab: a traveler can make up his prayers for 15 days. Maliki and Shafi'i Mazhab; A traveler may make up his prayers for 4 days other than the day he arrives and leaves. Hanbali Mazhab: a traveler may make up his prayer for 4 days or 20 times of obligatory prayer, including the day of arrival and departure. The rajih views are the Shafi'i and Maliki Mazhab; Second, differences of opinion occur because this issue includes issues that are not explicitly discussed in the Shari'a ('amrun maskuutun 'anhu fi al-syar'i) so that each opinion is only guided by the conditions and actions quoted from the Prophet.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 537, "width": 418, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The reason is because this issue is a problem that is not explicitly discussed in the Shari'a ('amrun maskuutun 'anhu fi al-syar'i). This triggers a difference of opinion regarding the traditions of the Prophet Muhammad. about traveling; Third, the opinion that is rajih in this matter is the opinion of the Shafi'i Mazhab and the Maliki Mazhab. Kata kunci : ABSTRAK Waktu, Qasar, Salat, Ulama, Mazhab Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat empat ulama mazhab dalam masalah batas waktu seorang musafir dapat mengqasar salatnya, latar belakang perbedaannya dan pendapat yang rajih . Penelitian ini menggunakan metode pendekatan teologis normative dan pendekatan perbandingan (comparative approach) Hasil penelitian;", "type": "Table" }, { "left": 218, "top": 677, "width": 290, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertama, Mazhab Hanafi: seorang musafir boleh mengqasar salatnya selama 15 hari. Mazhab Maliki dan Syafii; seorang musafir boleh mengqasar salatnya selama 4 hari selain hari kedatangan dan kepergiannya. Mazhab Hanbali: seorang musafir boleh mengqasar salatnya selama 4 hari atau 20 waktu salat wajib, termasuk di dalamnya hari kedatangan dan kepergiannya. Pandangan yang rajih adalah Mazhab Syafii dan Maliki; Kedua, Perbedaan pendapat terjadi karena sebabnya", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 260, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 76, "width": 148, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2 No. 1 (2021): Hal. 500-508 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "501", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 784, "width": 363, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachmat bin Badani Tempo, Nuraeni Novira, Auliya Ulhaq . Batas Waktu Menqasar…", "type": "Page footer" }, { "left": 218, "top": 132, "width": 290, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "karena pembahasan ini termasuk masalah yang tidak dibahas secara tegas dalam syariat ( ‘amrun maskuutun ‘anhu fi al-syar’i) sehingga masing-masing pendapat tersebut hanya berpedoman pada kondisi dan tindakan yang dikutip dari Nabi saw. Yang kemudian melahirkan perbedaan pandangan dalam memaknai hadis-hadis Rasulullah saw.", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 189, "width": 290, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yang berkaitan dengan safar; Ketiga, pendapat yang rajih dalam masalah ini adalah pendapat Mazhab Syafii dan Mazhab Maliki.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 225, "width": 417, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima : 4 September 2021; Direvisi : 22 Oktober 2021; Disetujui : 22 November 2021; Tersedia online : 3 Desember 2021", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 259, "width": 418, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite: Rachmat bin Badani Tempo, Nuraeni Novira, Auliya Ulhaq, “Batas Waktu Menqasar Salat bagi Musafir Menurut Ulama Empat Mazhab,” BUSTANUL FUQAHA: Jurnal Bidang Hukum Islam Vol. 2, No. 3 (2021): 500-508. doi: 10.36701/bustanul.v2i3.407.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 428, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agama Islam merupakan agama yang sempurna. Agama yang haq ini telah disempurnakan oleh Allah swt. dalam segala segi, segala yang dibutuhkan hamba untuk kehidupan dunia dan akhiratnya. Tidak aka nada yang luput satu percakapan pun melainkan Islam telah mengaturnya. Allah swt. berfirman dalam Q.S. al-Maidah/5: 3.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 425, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انيِد َملاْسِلإا ُمُكَل ُتْيِضَرَو ِْتَِمعِن مُكيَلَع ُتْمَْتَْأ َو ْمُكَنيِد ْمُكَل ُتْلَمْك َأ َمْوَ يلا Terjemahnya:", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 426, "width": 392, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.” 1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 428, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Hafiz Ibnu Kasir dalam tafsirnya berkata, “Ini merupakan nikmat Allah yang terbesar bagi umat ini. Allah telah menyempurnakan bagi mereka agama mereka sehingga mereka tidak butuh kepada selain Islam. Karena itulah Allah menjadikan Muhammad saw. sebagai penutup para Nabi dan Rasul. Allah mengutusnya untuk kalangan manusia dan jin. Maka tidak ada perkara yang haram kecuali apa yang dia haramkan, dan tidak ada agama kecuali apa yang dia syariatkan. Segala sesuatu yang dia kabarkan adalah kebenaran dan kejujuran tidak ada kedustaan padanya.” 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 428, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari kesempurnaan agama ini dan kemudahan yang ada di dalamnya, Allah swt. telah menetapkan hukum-hukum safar serta mengajarkan adab-adabnya di dalam kitab- Nya dan sunah nabi-Nya. Oleh karena itu, ada beberapa keringanan (rukhsah) yang diberikan oleh syariat kepada orang yang dalam perjalanan (musafir). Rukhsah adalah apa yang dimudahkan Allah bagi hamba-Nya dan diluaskan dari masa-masa yang sulit dengan meninggalkan sebagian kewajiban dan membolehkan sebagian yang diharamkan. 3 Orang yang melakukan perjalanan jauh mendapatkan keringanan untuk mengqasar salat yakni meringkas salat yang empat rakaat menjadi dua rakaat. Keringanan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 702, "width": 378, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "'Departemen Agama, Al-Quran Terjemah (Banten: CV. Al-Fatih Berkah Cipta, 2016), h. 107.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 428, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Abu al-Fida’ ‘Isma’il Ibnu ‘Umar Ibnu Kasir, Tafsir al-Quran al-Âzım, Jilid III (Cet. III; t.tp.: Dâr al-Tayyibah li al-Nusyr wa al-Tauzf, 1420H/1999 M), h. 26.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 428, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Muhammad ibn ‘Ismail ibn Salah ibn Muhammad al-San’am, Subul al-Salam, Jilid I (Dar al-Hadis, t.th), h. 387.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 260, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 76, "width": 148, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2 No. 1 (2021): Hal. 500-508 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "502", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 784, "width": 363, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachmat bin Badani Tempo, Nuraeni Novira, Auliya Ulhaq . Batas Waktu Menqasar…", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 350, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengqasar salat diterangkan oleh Allah swt. dalam Q.S. al-Nisa/4 : 101.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 155, "width": 430, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُمُكَنِتْفَ ي ْنَأ ْمُتْف ِخ ْنِإ ِة َلاَّصلا َنِم اوُرُصْقَ ت ْنَأ ٌحاَنُج ْمُكْيَلَع َسْيَلَ ف ِضْرَْلْا ِفِ ْمُتْ بَرَض اَذِإَو ا نيِبُم اًّوُدَع ْمُكَل اوُناَك َنيِرِفاَكْلا َّنِإ ۚ اوُرَفَك َنيِذَّلا", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 70, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terjemahnya:", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 220, "width": 394, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqasar salat (mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 428, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayat ini menjelaskan bahwa qasar salat dibolehkan, baik dalam kondisi ketakutan atau aman. Akan tetapi, mengaitkan salat qasar dengan rasa takut untuk menegaskan kondisi realnya, sebab hampir semua perjalanan Nabi saw. tidak terlepas dari rasa ketakutan. 5 Imam Muslim meriwayatkan dalam Sahih-nya,", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 327, "width": 429, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َمُعِل ُتلُق :َلاق ،َةَّيَمُأ ِنب ىَلْعَ ي ْنَع ْنَأ ْمُتْفِخ ْنإ ،ِة َلاَّصلا َنِم اوُرُصْقَ ت ْنَأ ٌحاَنُج مُكْيَلع َسيل{ :ِباَّطَلخا ِنب َر :ءاسنلا[ }اوُرَفَك َنيِذَّلا ُمُكَنِتْفَ ي", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 351, "width": 23, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 351, "width": 275, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِالله َلوسَر ُتْلَأَسَف ،هنم ُتْبِجَع اَّمم ُتْبِجَع :َلاقَف ،ُساَّنلا َنِمَأ ْدَقف ]", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 375, "width": 106, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ذ نع َمَّلسو هيلع َُّللَّا ىَّلَص", "type": "Picture" }, { "left": 179, "top": 375, "width": 225, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُهَتَ قَدَص اوُلَ بْ قاَف ،مُكْيَلع اَبه َُّللَّا َقَّدَصَت ٌةَقَدَص َلاقَف ،َكل 6", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 428, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artinya: Ya’la bin Umayyah pernah menanyakan ayat tersebut kepada Amirul Mukminin Umar ibn al-Khattab ra. “Maka tidaklah mengapa kamu mengqasar salat (mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir”. Saat ini orang-orang telah merasa aman. ‘Umar berkata, “Aku juga pernah heran seperti kamu. Tapi saya pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang hal itu. Rasulullah saw. menjawab “Itu adalah sedekah yang diberikan Allah kepada kalian, maka terimalah sedekah- Nya.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 428, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu, meskipun safar yang dilakukan penuh dengan kemudahan dan kenyamanan, keringanan tersebut tetap berlaku. Bahkan hendaknya seseorang tetap mengambil keringanan itu. Karena itulah yang lebih afdal dan lebih dicintai oleh Allah. Namun jika salat (bermakmum) di belakang imam mukim yang salat sempurna (empat rakaat), musafir wajib mengikuti imam sehingga tetap salat sempurna sebagaimana biasa. Hal ini berdasar pada dalil tentang kewajiban mengikuti imam. 7", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 428, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qasar berlaku untuk salat-salat empat rakaat, yaitu zuhur, asar dan isya, tidak ada qasar dalam salat magrib dan subuh. Tidak ada sebab untuk qasar ini kecuali perjalanan. Jadi selama dalam perjalanan seorang musafir boleh mengqasar salat, berapa pun lamanya. Namun ketika dia telah sampai di suatu tempat yang dituju, terdapat perbedaan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 689, "width": 201, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Departemen Agama, Al-Quran Terjemah, h. 94.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 428, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Wahbah bin Mustafa al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, Jilid II (Cet. IV; Damaskus: Dar al-Fikri, t.th.), h. 1335.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 428, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Muslim ibn al-Hajjaj Abu al-Hassan al-Qusyairi al-Naisaburi, Al-Jami' al-Sahih, Jilid I (Beirut: Dar Ihya al-Turasi al-‘Arabiy, t.th), h. 478.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 331, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Asmaji Muchtar , Fatwa-Fatwa Imam asy-Syafi’i (Jakarta: Amzah, 2014), h. 120.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 260, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 76, "width": 148, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2 No. 1 (2021): Hal. 500-508 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "503", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 784, "width": 363, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachmat bin Badani Tempo, Nuraeni Novira, Auliya Ulhaq . Batas Waktu Menqasar…", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 428, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendapat di kalangan ulama mengenai penetapan batas waktu bolehnya musafir tersebut mengqasar salatnya. Dalam masalah ini, para ulama berselisih pendapat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 428, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumusan masalah yang diangkat dalam kajian ini; Pertama, bagaimana pendapat empat ulama mazhab dalam masalah batas waktu seorang musafir dapat menqasar salatnya?; Kedua, bagaimana latar belakang perbedaan pendapat ulama mazhab dalam masalah ini?; dan Ketiga, bagaimana pendapat yang rajih dalam masalah ini? Kajian ini menggunakan penelitian kualitatif melalui studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode pendekatan teologis normative dengan cara menelusuri dalil-dalil Al-Qur’an dan hadis serta pendapat para fukaha. Serta metode pendekatan perbandingan (comparative approach) dengan membandingkann pendapat di antara empat mazhab. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat empat ulama mazhab dalam masalah batas waktu seorang musafir dapat mengqasar salatnya, untuk mengetahui latar belakang perbedaan pendapat ulama mazhab dalam masalah ini dan untuk mengetahui pendapat yang rajih dalam masalah ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 428, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajian awal terhadap pustaka atau karya-karya yang mempunyai relevansi terhadap topik yang akan dikaji diperlukan untuk mendukung penelaahan yang komprehensif. Di antaranya; a) “Penentuan Jarak Tempuh Perjalanan Untuk Jamak dan Qasar Salat bagi Musafir (Studi Komparatif antara Ibnu Taimiyah & Ibnu Hazm)”, karya Muhsin mahasiswa Program Studi Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Ar-Raniry. Dalam tulisan ini dipaparkan pandangan Ibnu Taimiyah dan Ibnu Hazm dalam masalah jamak dan qasar salat bagi musafir dan istinbat mereka dalam hukum jamak dan qasar salat serta relevansinya dengan konteks kekinian.; b) “Hukum Mengqasar Salat bagi Musafir Menurut Imam Abu Hanlfah dan Imam Syafii”, karya Suhaimi bin Suib, mahasiswa Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sultan Syarif Kasim, Riau. Dalam tulisan ini penulis menjelaskan hukum salat qasar menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafii, dalil yang digunakan dalam menetapkan hukum salat qasar serta bagaimana analisis fikih muqaran terhadap pemikiran Imam Abu Hanifah dan Imam Syafii tentang hukum salat qasar serta mentarjih pendapat antara keduanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 545, "width": 157, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN Mengqasar Salat bagi Musafir", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 428, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan hukum Islam tidak dapat dilepaskan dari perkembangan mazhab- mazhab fikih yang terus berkembang dan menyebar. Sementara perkembangan mazhab- mazhab fikih jelas sangat dipengaruhi dan didukung oleh usul fikih yang ada dalam setiap mazhab tersebut. 8 Ulama mazhab fikih berbeda pendapat dalam persoalan batas waktu seorang musafir masih berhak mengqasar salatnya, selama musafir tersebut belum berniat untuk bermukim di suatu tempat dalam waktu tertentu. Para ulama fikih berbeda pendapat menjadi tiga pendapat dalam menentukan batas waktu ini. 9", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 428, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mazhab Hanafi mengatakan seorang musafir dianggap bermukim dan dilarang mengqasar salat bila telah berniat untuk bermukim di sebuah daerah selama lima belas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 428, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Muhammad Ikhsan, “Sejarah Mazhab Fikih di Asia Tenggara”, Nukhbatul ‘Ulum vol. 4, no. 67 (2018): h. 1.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 426, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Abu al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Ahmad lbnu Rusyd, Bidayah al- Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid, Jilid I (t.Cet; Kairo: Dar al-Hadis, 1425 H/ 2004 M), h. 180.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 260, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 76, "width": 148, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2 No. 1 (2021): Hal. 500-508 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "504", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 784, "width": 363, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachmat bin Badani Tempo, Nuraeni Novira, Auliya Ulhaq . Batas Waktu Menqasar…", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 428, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hari atau lebih. Jika seorang musafir telah berniat waktu tersebut maka diharuskan menyempurnakan rakaat salatnya. Namun, jika berniat kurang dari lima belas hari maka musafir tetap mengqasar salatnya. 10 Dalil mereka adalah analogi dengan lamanya waktu suci bagi wanita haid karena keduanya merupakan dua waktu yang diwajibkan untuk kembali kepada waktu aslinya. Waktu suci mewajibkan untuk mengganti apa saja yang gugur karena haid. Sedangkan bermukim mewajibkan untuk mengganti ibadah-ibadah yang gugur karena melakukan peijalanan. 11", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 428, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batas waktu ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. dan Ibnu Umar ra. keduanya mengatakan;", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 266, "width": 387, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َتلخد َ اذإ َ :لاق َتنأو َ ةدلب َرفاسم مزع َ فِو اموي َ رشع َ ةسخم َ ابه َ ميقت َ نأَك لمكأف ، لاَصلا َ،ة َنإو تنك َ َيردتَل َنعظت تىم رصقاف 12", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 43, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artinya:", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 328, "width": 393, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Jika kamu memasuki sebuah daerah dan kamu sedang bepergian, lalu kamu berniat untuk bermukim di daerah tersebut selama lima belas hari maka sempurnakanlah salat. Namun jika kamu tidak tahu kapan akan berangkat lagi maka tetap qasarlah salatmu!”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 428, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika seorang musafir menunggu untuk menyelesaikan suatu urusan, dibolehkan baginya mengqasar salat meskipun waktunya lama hingga bertahun-tahun. Siapa yang masuk ke sebuah daerah dan belum berniat untuk bermukim di daerah itu selama lima belas hari dan tetap bersiap-siap untuk melakukan perjalanan lagi, seraya berkata, “Besok atau lusa aku akan pergi dari sini” dan itu terus berlangsung hingga tahunan maka boleh baginya tetap menqasar salat. Karena diriwayatkan bahwa Ibnu Umar ra. pernah menetap di Azerbaijan selama enam bulan dan selama itu pula ia menqasar salatnya. Diriwayatkan pula dari sekelompok sahabat dengan redaksi seperti di atas. 13 Jika tentara memasuki daerah perang dan mereka berniat untuk menetap di sana selama lima belas hari atau mereka mengepung sebuah kota atau benteng maka mereka diharuskan mengqasar salat dan tidak boleh menyempurnakan salatnya karena niatnya tidak sah. Sebab, pendatang itu selalu dalam kondisi ragu tidak tetap. Ia ragu antara mengalahkan musuh dan menetap atau justru dikalahkan oleh musuh dan lari menyelamatkan diri. 14", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 428, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mazhab Syafii dan mazhab Maliki menyatakan bahwa apabila musafir sudah berniat untuk mukim di tempat tujuan selama empat hari, maka harus menyempurnakan (tidak meringkas) salat. 15 Imam Syafii menetapkan untuk mukim pada suatu tempat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 428, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Muhammad Ahmad ibn Abi Ahmad Abu Bakr ‘Ila’uddin al-Samarqandi, Tuhfatu al-Fuqaha, Jilid I (Cet. II; Beirut: Dar al-Kitab al-‘Ilmiyyah, 1414 H/ 1994 M), h.151.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 665, "width": 310, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Wahbah bin Mustafa al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, h. 1345.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 428, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Abu Bakar bin Mas’ud bin Ahmad al-Kasani, Badᾱi’u al-Sanᾱ’i fi Tartibi al-Syar’i , Jilid 1 (Bairut: Dár al-Kutubi ‘Ilmiyati, 1986), h. 97.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 700, "width": 221, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Alauddin al-Samakhandi, Tuhfat al-Fuqaha , h. 150.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 711, "width": 309, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Wahbah bin Mustafa al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, h.1348.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 428, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami, Tuhfat al-Muhtaj bi Syarh al-Minhaj , Jilid 2 (Bairut: Dár al-Fikri, 2009), h. 410. Zakaria al-Ansari, Hasyiat al-Bujairimi , Jilid 1 (Bairut: Dár al-Fikri, 2009), h. 353.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 260, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 76, "width": 148, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2 No. 1 (2021): Hal. 500-508 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "505", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 784, "width": 363, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachmat bin Badani Tempo, Nuraeni Novira, Auliya Ulhaq . Batas Waktu Menqasar…", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 428, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "selama empat hari dan empat malam, tidak termasuk di dalamnya hari dimana musafir tersebut mengadakan perjalanan lalu masuk ke negeri itu pada sebagian hari tersebut dan tidak pula termasuk hari keluarnya dari negeri itu. 16", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 428, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalil hadis riwayat al-Alla’ bin Hazrami, dia berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 197, "width": 172, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ا ميقي لم رجاه بم ث هكسن ءاضق دعب ةك ثالا 17", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 49, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artinya:", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 237, "width": 392, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Orang-orang muhajirin untuk tinggal di Makkah setelah melakukan haji selama tiga hari. (HR Muslim)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 429, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalil yang lain adalah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang menyatakan bahwa “Orang yang berhijrah setelah menunaikan amalan - amalan hajinya, tinggal selama tiga hari. Dan ketika ‘Umar ibn al-Khattab ra. mengusir orang-orang Yahudi dari Hijaz, ia mengizinkan siapa di antara mereka yang datang sebagai pedagang untuk tinggal selama tiga hari.” Disebutkan dalam Nail al-Autar bahwa Kaum Muhajirin bermukim selama tiga hari telah menyelesaikan ibadah hajinya. Nabi saw. saat mukim di Mekkah untuk ibadah umrah selama tiga hari dan menqasar salatnya.” 18", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 429, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maliki dan Syafii tidak menghitung dua hari saat masuk dan keluar dari suatu daerah sesuai pendapat yang sahih dalam mazhab Syafii. Karena, hari pertama itu untuk menurunkan barang, sedang yang kedua untuk bersiap-siap berangkat. Keduanya merupakan aktivitas sebuah perjalanan. 19 Sedangkan menurut Hanafi wajib bagi musafir untuk melaksanakan salat dengan dua rakaat pada salat farḍu yang empat rakaat apabila telah keluar dari deretan rumah-rumah yang ada di desanya yang menjadi tempat keluar. Atau melewati perkampungan dari sisi tempat keluar dari kotanya, walaupun ia belum melewatinya dari sisi lain karena bermukim itu berkaitan dengan masuknya maka bepergian juga berkaitan keluar darinya. ketentuan ini terus berlaku baginya sampai dia niat bermukim di suatu tempat selama 15 hari atau lebih. Maka ketika itu ia wajib menyempurnakan ṣalat. Namun, jika berniat kurang dari lima belas hari maka ia tetap boleh mengqasar ṣalatnya.” 20", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 428, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun mazhab Hambali melihat bahwa musafir yang sedang menyelesaikan suatu urusan dan tidak kunjung selesai maka dibolehkan untuk mengqasar salat selama delapan belas hari selain dua hari saat masuk dan keluar dari suatu daerah. Karena, Rasulullah saw. pernah bermukim di Mekkah saat menaklukkan kota Mekkah untuk mengikuti perang Hawazin, dan beliau mengqasar salatnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 428, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latar Belakang Perbedaan Pendapat Empat Ulama Mazhab dalam Masalah Penetapan Batas Waktu Mengqasar Salat bagi Musafir", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 638, "width": 393, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ibnu Rusyd dalam kitabnya menjelaskan bahwa silang pendapat para ulama", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 415, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Abu ‘Abdillah Muhanunad bin Idris bin al-‘Abbas bin ‘Usman bin Syafi’i al-Syafi’i, Al-Umm, Jilid I (t.tp.: Dar al-Ma’rifah, 1410 H/ 1990 M), h. 215.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 687, "width": 205, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Muslim bin Hajjaj, Ṣaḥih Muslim . Jilid 2, h. 985.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 427, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Muhammad ibn ‘A1i ibn Muahammad ibn ‘Abdillah al-Syaukâni al-Yamâni, Nail al-Autar , Jilid III (cet. I; Mesir: Dâr al-Hâdis, 1993 M/ 1413 H), h. 248.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 395, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami, Tuhfat al-Muhtaj bi Syarh al-Minhaj , Jilid 2, h. 411.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 428, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Abdul Qani al Qanīmi, al-Lubab fi Syarh al-Kitab, Jilid 1 (Bairut: al-Maktabah al-‘Ilmiyah, t.th.), h. 106-107.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 260, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 76, "width": 148, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2 No. 1 (2021): Hal. 500-508 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "506", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 784, "width": 363, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachmat bin Badani Tempo, Nuraeni Novira, Auliya Ulhaq . Batas Waktu Menqasar…", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 428, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tentang batas waktu seorang musafir yang tinggal di suatu daerah boleh mengqasar salat, merupakan silang pendapat yang panjang. Tentang masalah tersebut seperti yang telah dikatakan oleh Abu Umar paling kurang terdapat sebelas pendapat di kalangan ulama. 21 Sebab terjadinya perbedaan tersebut karena persoalan ini termasuk masalah yang tidak dibahas secara tegas dalam syariat (‘amrun maskuutun ‘anhu fi al-syar’i). Sementara menurut ulama, qiyas yang membatasi masalah ini adalah lemah. Oleh karena itu, masing-masing ulama yang berbeda pendapat tersebut berpedoman pada kondisi dan tindakan yang dikutip dari Nabi saw. Perbedaan pendapat tentang batas waktu qasar salat terjadi karena adanya perbedaan pandangan mengenai hadis-hadis yang digunakan oleh masing-masing mazhab.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 428, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendapat Rajih dalam Masalah Penetapan Batas Waktu Mengqasar Salat bagi Musafir", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 431, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagaimana ibadah-ibadah lain dalam Islam, ibadah salat telah ditentukan batas waktu dalam pelaksanaannya, sehingga tidak sah apabila salat dilakukan bukan pada waktumya. Dalam melakukan salat qasar memerlukan adanya batasan waktu karena masyaqqah yang ditimbulkan akibat bepergian tersebut. Apabila diperbolehkan tanpa adanya batasan waktu, maka seseorang dapat melalaikan kewajiban salatnya. Dalam Q.S. al-Nisa’/4: 101, Allah tidak menyebutkan secara khusus tentang batasan bepergian dan kebolehan melakukan salat qasar bagi musafir. Maka lahiriah dari ayat itu bersifat mutlak bahwa salat qasar tidak dibatasi. Namun ketika dicermati dalil-dalil dari sunnah, maka disinilah terdapat perbedaan antara satu riwayat dengan riwayat yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 434, "width": 428, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika diperhatikan dengan seksama pendapat mazhab Hambali kurang lebih bersesuaian dengan pendapat yang dikemukakan oleh mazhab Maliki dan Syafii. Namun yang membedakan adalah mazhab Maliki dan Syafii tidak memperhitungkan hari di mana musafir masuk di tempat mukimnya, juga hari di mana musafir tersebut keluar dari tempat tersebut. Sementara mazhab Hambali memperhitungkan waktu masuk dan keluarnya dari tempat mukimnya. Kemudian pendapat mazhab Hanafi cenderung berdiri sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 429, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mazhab Hanafi berpendapat batas bolehnya mengqasar salat adalah selama lima belas hari. Sedangkan menurut mazhab Syafii boleh melakukan qasar selama empat hari. Perbedaan pendapat kedua mazhab ini menunjukkan bahwa masing-masing memiliki alasan atau dasar hukum dalam menentukan batas waktu bolehnya mengqasar salat. 22 Mazhab Hanafi berpedoman pada hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. tinggal di Mekkah pada peristiwa penaklukan Mekkah lima belas hari dan beliau mengqasar salat. Pada atsar sahabat dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas, keduanya berkata, “Jika kamu memasuki sebuah daerah dan kamu sedang bepergian, lalu kamu berniat untuk bermukim di daerah tersebut selama lima belas hari maka sempurnakanlah salat. Namun jika kamu tidak tahu kapan akan berangkat lagi maka tetap qasarlah salatmu.” Sedangkan mazhab Syafii berpedoman pada hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari al-‘Alla’ al- Hadrami yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Untuk para muhajirin itu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 400, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21 Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Ahmad lbnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid, Jilid I, h. 147.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 427, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Muhammad Amin al-Syahir, Radd al-Mukhtar wa Dár al-Muhtaar , Jilid 2 (Riyaḍ: Dár al-‘alimil Kutub, 2003), h. 601", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 260, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 76, "width": 148, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2 No. 1 (2021): Hal. 500-508 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "507", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 784, "width": 363, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachmat bin Badani Tempo, Nuraeni Novira, Auliya Ulhaq . Batas Waktu Menqasar…", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 322, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bermukim tiga hari di Mekkah setelah menunaikan manasik haji.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 428, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut pandangan mazhab Hanafi, hadis tentang Nabi saw. memberi izin tiga hari bagi muhajirin yang digunakan oleh mazhab Syafii tidak menunjukkan batasan maksimal boleh qasar salat adalah tiga hari. Karena Nabi mengetahui hajat-hajat muhajirin dapat terpenuhi dalam waktu tiga hari bukan berarti Nabi saw. menentukan masa minimal bermukim. 23", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 213, "width": 194, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam hadis Rasulullah saw. bersabda:", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 224, "width": 392, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َيِوُر ْدَقَو ٌحيِحَص ٌنَسَح ٌثيِدَح اَذَه ىَسيِع وُبَأ َلاَق ثا َلاَث َةَّكَِبم ِهِكُسُن ِءاَضَق َدْعَ ب ُرِجاَهُمْلا ُثُكَْيَ", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 224, "width": 429, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِْيَْغ ْنِم عوُفْرَم ِداَنْسِْلإا اَذَِبه ِهْجَوْلا اَذَه 24 .", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 46, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artinya:", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 289, "width": 393, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Orang yang pindah (muhajir) boleh tinggal, setelah selesai melaksanakan seluruh manasiknya di Makkah selama tiga hari.\" Abu 'Isa berkata; \"Ini merupakan hadits hasan shahih dan telah diriwayatkan melalui jalur lain dengan sanad yang sama secara marfu' .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 428, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mazhab Syafii menyanggah dalil yang digunakan oleh mazhab Hanafi yaitu hadis riwayat dari Ibnu Abbas tentang batas qasar salat selama lima belas hari. Beliau mengatakan bahwa ini adalah pendapat sahabat dan ada sahabat lain yang berbeda dengannya. Imam al-Nawawi dalam kitab Majmu, menggolongkan hadis ini kepada hadis daif. 25 Oleh karena itu, hadis ini tidak bisa dijadikan sebagai dalil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 429, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun pada kasus seorang musafir yang bermukim di suatu tempat dan ia berencana akan meninggalkan tempat tersebut besok, bila tugas sudah selesai dan hal ini terus berlangsung sampai jangka waktu yang tidak diketahui. Mazhab Hanafi berpendapat boleh melakukan qasar selama jangka waktu yang belum diketahui tersebut. Dalam hal ini pada praktek sahabat berbeda-beda. Ada sebagian sahabat yang menetap dua bulan, enam bulan, satu tahun dan mereka senantiasa melakukan qasar salat. Sedangkan mazhab Syafii menurut pendapat yang kuat dalam kitab Tuhfah al-Muhtaj boleh mengqasar selama delapan belas hari, tidak termasuk hari berangkat dan pulang. Nabi saw. mengqasar salat selama delapan belas hari sesudah fathu Mekkah di perang Hawazin. Mazhab Syafii menakwil hadis sahih yang menyatakan selain dari delapan belas hari, baik hadis dua puluh hari, sembilan belas hari, atau tujuh belas hari dan lima belas hari. Sedangkan di dalam kitab Syarh al-Muhazzab, Imam al-Nawawi menerangkan boleh qasar selama tujuh belas hari dan ia juga menakwil hadis yang menyatakan selain tujuh belas hari. 26", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 428, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pandangan yang dikemukakan oleh beberapa mazhab tersebut tentang batas lama boleh mengqasar salat bagi musafir yang bermukim, nampak pendapat yang kuat dan rajih adalah pandangan mazhab Syafii yang membatasi tiga hari karena dalil-dalil yang digunakannya sangat kuat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 426, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Muhammad bin Ahmad bin Abi Sahi al-Sarakhasi, al-Mabsūt. Jilid I (t.Cet; Beirut: Dar al- Ma’rifah, 1993 M), h. 235.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 711, "width": 236, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Muslim bin al-Hajjaj, al-Jami’ al-Sohih , no.3933, h.144.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 428, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 Yahya bin Syaraf al-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhu al- Muhazzab, Jilid IV (t.tp.: Dar al-Fikri, t.th), h. 328.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 246, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 Muhammad Abdillah bin Ahmad, al-Muqhniy , h.147-149.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 260, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 76, "width": 148, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2 No. 1 (2021): Hal. 500-508 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "508", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 784, "width": 363, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachmat bin Badani Tempo, Nuraeni Novira, Auliya Ulhaq . Batas Waktu Menqasar…", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 429, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salat qasar merupakan rukhsah dari Allah bagi mereka yang sedang melakukan perjalanan atau dalam keadaan penuh ketidakamanan. Namun ulama empat mazhab berbeda pandangan tentang penetapan batas waktu mengqasar salat bagi musafir. Sebabnya karena persoalan ini termasuk masalah yang tidak dibahas secara tegas dalam syariat ( ‘amrun maskuutun ‘anhu fi al-syar’i). Hal ini memicu adanya perbedaan pandang mengenai hadis-hadis Rasulullah saw. tentang safar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 428, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mazhab Hanafi: seorang musafir boleh mengqasar salatnya selama lima belas hari. Mazhab Maliki dan Syafii; seorang musafir boleh mengqasar salatnya selama empat hari selain hari kedatangan dan kepergiannya. Mazhab Hanbali: seorang musafir boleh mengqasar salatnya selama empat hari atau dua puluh waktu salat wajib, termasuk di dalamnya hari kedatangan dan kepergiannya. Namun, pandangan yang paling rajih adalah mazhab Syafii dan Maliki.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 113, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Khurasam, Abu ‘Abdirrahman Ahmad ibn Syu’aib ibn ‘Ali. Al-Sunan al-Sughra al- Nasa’i. Jilid III, Cet.II; Halib: Maktab al-Matbu’at al-Islamiyyah, 1406 H/ 1986 M.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 431, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Naisaburi, Muslim ibn al-Hajjaj Abu al-Hassan al-Qusyairi. Al-Jami' al-Sahih, Jilid I. Beirut: Dar Ihya al-Turasi al-‘Arabiy, t.th.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 429, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Nawawi, Abu Zakariyya Muhyiyu al-Dih Yahya bin Syaraf . Al-Majmu’ Syarhu al- Muhazzab. Jilid IV. t.tp.: Dar al-Fikri, t.th. Al-Samarqandi, Muhammad Ahmad ibn Abi Ahmad Abu Bakr ‘Ila’uddin. Tuhfatu al- Fuqah. Jilid I, Cet. II; Beirut: Dar al-Kitab al-‘Ilmiyyah, 1414 H/ 1994 M. Al-San’am, Muhammad ibn ‘Ismail ibn Salah ibn Muhammad. Subul al-Salam. Jilid I; t.tp.: Dar al-Hadis, t.th.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 426, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Sarakhasi, Muhammad bin Ahmad bin Abi Sahi. Al-Mabsut. Jilid I. Beirut: Dar al- Ma’rifah, 1414 H/ 1993 M", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 429, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Syafii, Abu ‘Abdillah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin ‘Usman bin Syafii . Al- Umm. Jilid I, t.tp.: Dar al-Ma’rifah, 1410 H/1990 M. Al-Yamâni, Muhammad ibn ‘A1i ibn Muhammad ibn ‘Abdillah al-Syaukāni. Nail al- Autar . Jilid III, Cet. I; Mesir: Dâr al-Hâdis, 1993 M/ 1413 H. Al-Zuhail, Wahbah bin Mustafa. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh. Jilid II, Cet. IV; Damaskus: Dar al-Fikri, t.th.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 408, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "' Departemen Agama, Al-Quran Terjemah . Banten: CV. Al-Fatih Berkah Cipta, 2016", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 428, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ikhsan, Muhammad. Sejarah Mazhab Fikih di Asia Tenggara. Nukhbatul ‘Ulum 4, no. 67 (2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 428, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasir, Abu al-Fida’ ‘Isma’il Ibnu ‘Umar Ibnu. Tafsir al-Quran al-Âzım. Jilid III. Cet. III; t.tp.: Dâr al-Tayyibah li al-Nusyr wa al-Tauzf, 1420H/ 1999 M.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 426, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rusyd,, Abu al-Walid Muhammad ibn Ahmad. Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al- Muqtasid, Jilid I. Kairo: Dar al-Hadis, 1425 H/ 2004 M.", "type": "List item" } ]
93162340-ae2d-f2b3-e8ad-544c653a2cdf
http://ejournal.sisfokomtek.org/index.php/jpkm/article/download/511/412
[ { "left": 57, "top": 48, "width": 483, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol.3 No.2,1 Desember 2022 1170-1177", "type": "Text" }, { "left": 531, "top": 701, "width": 27, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1170", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 718, "width": 484, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Irfan, Khairul Amar Pelestarian Budaya Mbojo Melalui Permainan Rakyat …..", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 475, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelestarian Budaya Mbojo Melalui Permainan Rakyat Dan Olahraga Tradisional Ndempa Ndiha Masyarakat Ngali", "type": "Section header" }, { "left": 238, "top": 128, "width": 140, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kabupaten Bima", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 166, "width": 102, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Irfan, 2) Khairul Amar", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 179, "width": 164, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1,2) STKIP Taman Siswa Bima, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 193, "width": 139, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Email: 1 [email protected]*", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 235, "width": 179, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 258, "width": 61, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci :", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 258, "width": 488, "height": 143, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelestarian Budaya Mbojo Ndempa Ndiha Olahraga Tradisional Desa Ngali Pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana intensitas pelestarian budaya Mbojo melalui permainan rakyat dan olahraga tradisional Ndempa Ndiha masyarakat Ngali Kabupaten Bima. Perkembangan olahraga saat ini dari masa ke masa semakin berkembang, banyak yang menikmati aktivitas olahraga sehingga melalui pegabdian ini masyarakat dapat mengembangankan permainan olahraga ndempa ndiha sebagai sumber pemberdayaan ekonomi masyarakat. Metode yang digunakan pada pengabdian ini adalah: a) Metode Edukasi, b) Metode Pelatihan, 3) Metode Pendampingan, dan 4) Metode evaluasi agar program ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa Olahraga tradisional merupakan permainan asli rakyat mbojo sebagai aset budaya yang memiliki unsur olah fisik secara tradisional. Selain itu, permainan tradisional merupakan warisan budaya sebagai sarana bagi anak untuk memperoleh pengalaman gerak yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Oleh sebab itu perlu dilakukan bimbingan secara intensif sehingga dapat dilestarikan olahraga tradisional ndempa ndiha secara berkelanjutan agar dapat dirumuskan the role of the games dan memberdayakan UMKM Masyarakat Desa Ngali Kabupaten Bima.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 415, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 432, "width": 52, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 443, "width": 47, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Preservation", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 454, "width": 68, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mbojo Culture Ndempa Ndiha Traditional Sports", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 485, "width": 51, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ngali Village.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 432, "width": 360, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This service aims to find out how far the intensity of Mbojo cultural preservation is through folk games and traditional sports of Ndempa Ndiha, the Ngali community, Bima Regency. The current development of sports is growing from time to time, many enjoy sports activities so that through this service the community can develop ndempa ndiha sports games as a source of community economic empowerment. The methods used in this service are: a) Educational Method, b) Training Method, 3) Mentoring Method, and 4) Evaluation method so that this program can be implemented on an ongoing basis. The results of the dedication show that traditional sports are the original games of the mbojo people as a cultural asset that has elements of traditional physical exercise. In addition, traditional games are a cultural heritage as a means for children to gain movement experience that is useful for children's physical growth and development. Therefore, it is necessary to carry out intensive guidance so that the traditional sport of ndempa ndiha can be preserved in a sustainable manner so that the role of the games can be formulated and empowering MSMEs in the Ngali Village Community, Bima Regency.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 589, "width": 206, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This is an open access article under the CC–BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 653, "width": 118, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 668, "width": 501, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Olahraga tradisional merupakan permainan asli rakyat sebagai aset budaya bangsa yangmemiliki unsur olah fisik tradisional.(Rudiyanto & Hadi, 2022)Permainan tradisional merupakan permainan yang berawal dari", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 48, "width": 483, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol.3 No.2,1 Desember 2022 1170-1177", "type": "Text" }, { "left": 531, "top": 701, "width": 27, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1171", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 718, "width": 484, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Irfan, Khairul Amar Pelestarian Budaya Mbojo Melalui Permainan Rakyat …..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 501, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "budaya masyarakat.Permainan rakyat yang berkembang cukup lama ini perludilestarikan, karena selain sebagai olahraga hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial,olahraga ini juga mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas jasmani bagi pelakunya. Sejalan dengan pernyataan (Mudzakir, 2020) bahwa Permainan merupakan suatu sarana hiburan yang diminati dan dimainkan oleh banyak orang baik dari kalangan anak-anak maupun orang dewasa.(Suryawan, 2018) permainan tradisional lahir sebagai bentuk pewarisan nilai dari para orangtua terhadap generasi muda.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 167, "width": 501, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Olahraga tradisional dan permainan Ndempa Ndiha semula tercipta dari permainan rakyat sebagai bentuk penolakan terhadap hadirnya penjajah di Desa Ngali Kec.Belo Kabupaten Bima dan juga sebagai bentuk trah tradisi untuk mengisi waktu Senggang.Karenapermainan tersebut sangat menyenangkan dan tidak membutuhkan biaya yang sangat besar, makapermainan tersebutsemakin berkembang dan digemari oleh masyarakat sekitar.Permainan inidilakukan dan digemari mulai dari anak-anak sampai dengan dewasa. Selain permainan ndempa ndiha juga ada beberapa permainan rakyat yang sudah cukup dikenal oleh seluruhlapisan masyarakat Bima yang menjadi olahraga tradisional Indonesia seperti egrang, gobaksodor, sumpitan, gebuk bantal, gasing, tarik tambang, panjat pinang, sepak raga, lompat batunias, karapan sapi, gantao, manca, landa, buja kadanda dan lain-lain.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 298, "width": 501, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sejak lahirnya payung hukum olahraga tentang Undang Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional,perhatian pemerintah untuk memunculkan dan melestarikan serta mengembangkan kembalibudaya permainan tradisional sudah semakin terlihat. Hal ini, terlihat pada saat digelarnya acarapemubukaan sebuah event olahraga nasional, selalu ditampilkan di antara lain adalah beberapa atraksi kebudayaan sebagai symbol kekuatan budaya masyarakat Indonesia.Permainan tradisional merupakan permainan yang berawal dari budaya masyarakat.Untuk memahaminya perlu pemahaman konsep bermain.Oleh sebab itu, sejalan dengan pernyataan (Mega et al., 2018) bahwa permainan tradisional dan olahraga merupakan ekspresi budaya asli dan cara hidup yang memberikan kontribusi terhadap identitas umum kemanusiaan telang menghilang dan yang masih bertahan juga terancam hilang atau punah karena pengaruh globalisasi dan harmonisasi keragaman warisan olahraga dunia.Lutan (1991:2) dalam Wahyu Haerudin (2008) mengungkapkan bahwa Bermain merupakan kegiatan hakiki atau kebutuhan dasar bagi manusia. Namun pada sisi yang lain (Hasbi, 2022) menyatakan bahwa Berkembangnya olahraga saat ini juga dimanfaatkan beberapa sektor untuk ikut berkembang, termasuk sektor pariwisata. Artinya ndempa ndiha dapat dijadikan sebuah daya tarik wisayta lokal, nasional dan internasional jika the role of the games dapat disesuaikan dengan regulasi keolahragaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 502, "width": 501, "height": 97, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu yang dapat membantu tumbuh kembang psikomotor anak adalah olahraga tradisional, karena didalam olahraga tradisional anak – anak usia 9 – 40 tahun dituntut untuk melakukan kecakapan dalam melakukan ndempa, dan didalam olahraga tradisional anak - anak akan lebih banyak bersosialisasi pada teman sebayanya dan meningkatkan softskill serta hardskill . Subjek penelitian yang diambil sebanyak 100 dengan kategori anak – anak usia 9-11 tahun sampai dewasa tua usia 31-40 tahun. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana masyarakat melakukan pelestarian budaya Mbojo melalui permain rakyat dan olahraga tradisional Ndempa Ndiha masyarakat Ngali Kabupaten Bima.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 86, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "II. MASALAH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 501, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil observasi tim pengabdian dilapangan ada beberapa masalah yang temukan pada pelestarian olahraga tradisional ndempa ndihaadalah:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 662, "width": 426, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Belum ada sosialisasi masif dari pihak masyarakat tentang substansi olahraga ndempa ndiha", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 48, "width": 483, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol.3 No.2,1 Desember 2022 1170-1177", "type": "Text" }, { "left": 531, "top": 701, "width": 27, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1172", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 718, "width": 484, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Irfan, Khairul Amar Pelestarian Budaya Mbojo Melalui Permainan Rakyat …..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 501, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Belum dibentuknya aturan berdasar the low of the gamas pada permainan tradisional ndempa ndiha yang dimiliki oleh masyarakat Ngali Kabupaten Bima", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 109, "width": 501, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) masyarakat Desa Ngali melakukan kegiatan ndempa ndiha pada bulan oktober setelah hasil panen berlangsung. Namun pelestarian tersebut oleh tim pengabdian dibuatkan beberapa aturan baku agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan makannya kami dari tim pengabdian melalui sosialisasi aturan ndempa ndiha untuk meminimalisir terjadinnya konflik.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 167, "width": 306, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) Foto Profil Lokasi PKM Desa Ngali Kec. Belo Kabupaten Bima", "type": "List item" }, { "left": 216, "top": 314, "width": 200, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Peta Desa Ngali Kec. Belo Kab. Bima", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 341, "width": 501, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa Ngali adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia.Desa ini memiliki kodepos 84173.Desa Ngali merupakan salah satu desa di Kabupaten Bima dengan jumlah desa 191, sekaligus salah satu desa dari 5 (Lima) Desa yang ada di Kecamatan Belo dengan luas wilayah 2.500 Ha. Dengan jumlah penduduk 10.073 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 4.697 Jiwa, Perempuan sebanyak 5.376 Jiwa dan memiliki Kepala Keluarga sebanyak 3.228 KK dengan batas- batas wilayah: Sebelah Utara : Desa Renda, Sebelah Selatan : Desa Lido, Sebelah Barat : Desa Monta, dan Sebelah Timur : Desa Sambori.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 457, "width": 79, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "III. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 481, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dilakukan oleh timpada Desa Ngali Kec. Belo Kab. Bima, maka metode pengabdian yang digunakan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 501, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Metode Edukasi Pelestarian Budaya bertujuan untuk memberikan pemahaman yang dihadapi dan penyampaian solusi serta target capaian", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 530, "width": 501, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Metode palatihan yang ditujukan untuk memberikan keterampilan terhadap masyarakat tentang substansi Ndempa Ndiha Desa Ngali Kec.. Ngali Kabupatean Bima", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 559, "width": 501, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Metode pendamping yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemantapan keterampilan mitra dalam mencapai tujuan atau target capaian program", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 588, "width": 501, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) Metode evaluasi program dengan tujuan untuk mengevaluasi tahapan kegiatan sehingga dapat diperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan kegiatan di lapangan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 501, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e) Metode keberlanjutan program dengan tujuan memantau kegiatan di lapangan setelah kegiatan berakhir agar tetap dapat dilanjutkan oleh mitra.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 647, "width": 97, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahapan persiapan.", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 661, "width": 501, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahapan ini meliputi studi pustaka, pengurusan ijin, observasi, penyampaian solusi terhadap mitra, kordinasi dan pembagian tugas tim pelaksana, penetapan lokasi kegiatan pelatihan, koordinasi jadwal kegiatan dengan mitra, penyiapan bahan dan alat yang diperlukan sesuai tahapan kegiatan di lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 48, "width": 483, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol.3 No.2,1 Desember 2022 1170-1177", "type": "Text" }, { "left": 531, "top": 701, "width": 27, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1173", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 718, "width": 484, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Irfan, Khairul Amar Pelestarian Budaya Mbojo Melalui Permainan Rakyat …..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 141, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap pelaksanaan kegiatan.", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 501, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan solusi yang telah disepakati, maka untuk mengatasi permasalahan yang telah ditetapkan bersama yaitu: (a) Melaksanakan kegiatan workshop tentang ndempa ndiha pada masyarakat desa ngali di ikuti oleh para tokoh masyarakat ngali serta seluruh perangkat stakeholder seperti aparatur desa dan perwakilan warga Desa Ngali Kec. Belo Kabupaten Bima. (b) Pendampingan dalam membuat the role of the ga me pada olahraga ndempa ndiha ngali.pendampingan ini juga bersifat Tim dan terjadwal sehingga dapat dilihat perkembangan engagement hasil dari penyusunan naskah ndempa ndiha yang sesuai dengan the role of the game . (c) Pelaksanaan kegiatan ndempa ndiha di lapangan SMA 1 Belo Kab. Bima. (d) Evaluasi hasil pelaksanaan dilaksanakan dengan melakukan monitoring kegiatan secara berkala minimal 1 kali dalam 1 Seminggu, serta melihat perkembangan keefektifan masyarakat terhadap olahraga Ndempa Ndiha Kec. Belo Kab. Bima.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 172, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 240, "width": 501, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil data yang diperoleh pada kegiatan pengabdian tersebuttim pengabdian melakukan penelusuran tentang sejarah Desa Ngali, profil desa ngali dan olahraga kebudayaan atau permainan tradisional Ndempa Ndihamasyarkat Desa Ngali Kec. Belo Kabupaten Bima:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 284, "width": 111, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Sejarah Desa Ngali", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 298, "width": 501, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ngali merupakan sebuah desa yang berada di tengah pergunungan.Ngali pada waktu itu merupakan sebuah kampung yang dipimpin oleh seorang Galarang.Di sebelah timur desa tersebut terdapat gunung Kabuju dan terdapat satu pohon besar.Di sebelah selatan terdapat gunung Tonggondoa. Di sebelah utara agak ke timur terdapat gunung yang berbatasan langsung dengan Monta atau Tolo Monta Jika dilacak lebih lanjut, desa Ngali telah dihuni oleh manusia sebelum kesultanan Bima terbentuk yang dikenal dengan Ncuhi atau Dalu. Bukti dari hal tersebut adalah bahwa antara Ngali dan Renda terdapat suatu prasasti yang dikenal dengan Wadu Nocu(batulesung). Bukti ini sulit terbantah karena sejarah kebudayaan masyarakat Bima tetap memasukkan Wadu Nocu (batulesung) sebagai bukti sejarah bahwa masyarakat telah ada sebelum Bima terbentuk.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 412, "width": 501, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bukti lain dengan adanya Wadu Tunti (batutulis) dan Wadu Pa’a (batupahat) di sebelah utara desa Ngali. Masyarakat Ngali yang hidup lebih dekat dengan Wadu Nocu (batulesung) bersama dengan masyarakat Renda telah ada sebelum berdirinya Kesultanan Bima.Sejarah yang paling dikenal luas tentang masyarakat Ngali adalah ketika masyarakat Ngali memberikan perlawanan terhadap pemerintahkolonial Belanda pada rentang tahun 1908-1909.Pada waktu itu Galarang Ngali Salasa Ompu Kapa’a bersama dengan Galarang Rasa Nggaro, Kala Donggo, Bolo juga menyatakan tekad untuk melawan pemerintah kolonial Belanda.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 502, "width": 183, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Permainan Tradisional Desa Ngali", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 659, "width": 204, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Jenis Olahraga Tradisional Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 672, "width": 136, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa Ngali Kec. Belo Kab. Bima", "type": "Picture" }, { "left": 217, "top": 525, "width": 166, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Permainan Tradisional", "type": "Section header" }, { "left": 381, "top": 567, "width": 57, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ndempa Ngali", "type": "Picture" }, { "left": 381, "top": 585, "width": 43, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa Ngali", "type": "Text" }, { "left": 381, "top": 603, "width": 37, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kec. Belo", "type": "Picture" }, { "left": 381, "top": 621, "width": 67, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kabupaten Bima", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 48, "width": 483, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol.3 No.2,1 Desember 2022 1170-1177", "type": "Text" }, { "left": 531, "top": 701, "width": 27, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1174", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 718, "width": 484, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Irfan, Khairul Amar Pelestarian Budaya Mbojo Melalui Permainan Rakyat …..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 501, "height": 272, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Olahraga tradisional Ndempa Ndiha kerapkali dirayakan oleh masyarakat Ngali Pasca Panen Raya Berlangasung.Disamping itu, tentu dapat dimodifikasi supaya tidak dianggap perkelahian atai tindakan kekerasan lainnya.Menurut (Putri et al., 2022)penerapan permainan tradisional yang dilakukan kepada anak-anak kemudian dilakukan pengukuran kembali setelah anak-anak selesai bermain. Model modifikaksi aturan yang dilakukan oleh tim pengabdian adalah berupaya mengkategorikan kelompok usia pada olahraga tradisional sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan generasi tanpa menghilangkan esensi ndempa itu sendiri, misalnya yang disepakati aturanya adalah membagi ndempa dengan kategori usia Usia 9-11 tahun, usia 12-15 tahun, Usia 16-18 tahun, Usia 19-30 tahun, Usia 31-40 tahun. Analisis konsumeritas masyarakat dalam pelestarian olahraga ndempa perlu dilakukan, (Amar & Satriawan, 2020)Analisis secara epistemologi pada bidang olahraga memilikiperanan penting dalam merumuskan model-model dalam pembangunanolahraga di Kabupaten Bima. Menurut (Hermawan et al., 2018)merupakan fenomena actual dilapangan untuk mengembangkan kebudayaan masyarakat. Sedangkan untuk menentukan siapa tim yang menan tentu dibuat perangkat pertandingan yang meliputi wasit dan juri agar bisa memutuskan tim mana yang menang dan tim mana yang kalah, dengan tujuan untuk menghindari dampak negatif dari kegiatan ndempa ndiha masyarakat ngali.Sedangkan menurut (Gandasari, 2019)olahraga tradisional dari masing-masing daerah yang bisa diaplikasikan ke bentuk kegiatan fisik, selain hal itu kita juga telah ikut untuk melestarikan kearifan lokal dengan menggunakan permainan olahraga tradisional. Begitu pula dengan(Rachmawati et al., 2020) pengembangan pembelajaran permainan tradisional untuk memberikan salah satu alternatif permainan agar para siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran berlangsung.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 523, "width": 240, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Kegiatan Workshop Pengabdian Ndempa Ndiha", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 550, "width": 501, "height": 141, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Permainan tradisional ndempa ndiha merupakan tradisi budaya yang dimiliki oleh masyarakat ngali, tradisi ini cukup unik dan menantang, olahraga tradisional ini mulai dilaksanakan sejak adanya penjajahan belanda di ngali yang menyerukan untuk upaya pemaksaan pemberian pajak (upeti) masyarakat ngali.Selain itu, Kebijakan Pemerintah dalam merumuskan aturan pada olahraga tradisional sangat penting, (Amar, 2016)Kebijakan Keolahragaan Kabupaten Bima dalam Renstra diposisikan agar proses pembanguanan keolahragaan dikabupaten bima mampu merespon permasalahan actual kepemudaan dan kemasyarakatan, sekaligus secara proaktif mencari dan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi.Namun masyarakat ngali pada tahun 1908-1909 melakukan perlawanan untuk mengusir penjajahan belanada di atas tanah ngali.Sejak itulah masyarakat ngali mengsimbolkan dirinya sebagai masyarakat yang mampu membela wilayah, harkat dan marabatnya, disamping itu juga dikenal sebagai masyarakat yang ulet, pekerja keras dan tanguh dalam melawan penjajahan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 48, "width": 483, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol.3 No.2,1 Desember 2022 1170-1177", "type": "Text" }, { "left": 531, "top": 701, "width": 27, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1175", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 718, "width": 484, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Irfan, Khairul Amar Pelestarian Budaya Mbojo Melalui Permainan Rakyat …..", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 204, "width": 292, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Pembukaan Kegiatan Pengabdian Ndempa Ndiha Desa Ngali", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 230, "width": 501, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan ndempa sering laksanakan oleh masyarakat setempat sehingga menjadi kebiasaan ( Habitus ) masyarakat ngali setiap tahunnya setelah musim panen bawang atau menjelang tanam padi (musim kemarau). Menurut (Cahya et al., 2022)Olahraga tradisional adalah permainan olahraga yang menggunakan alat tradisional", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 455, "width": 501, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang dimainkan di atas lapangan atau tanah yang memiliki permukaan datar atau rata. Kegiatan ekspresi budaya ndempa ndiha tidak hanya dimaknai sebagai ketanguhan masyarakat ngali dalam melawan penjajahan belanda, namun sebagai representasi masyarakat dalam upaya untuk menjaga silaturahmi serta mensyukuri karunia tuhan terhadap hasil pertanian masyarakat setempat.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 523, "width": 430, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4. Kegiatan Ndempa Ndiha dan pemberian bantuan untuk UMKM kepada Masyarakat Desa Ngali", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 549, "width": 501, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk menghimpun data tersebut dilakukan kegiatan workshop di kantor desa ngali yang terdiri dari masyarakat dan pemerintah desa ngali. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali sejarah ndempa serta nilai-nilai yang terkandung mengenai ndempa, serta dilakukan memodifikasi berupa aturan mainnya ( the role of the game ) agar ndempa memiliki daya tarik baik pada tingkat Lokal, nasional maupun internasional budaya ndempa ngali sebagai substansi kearifan lokal budaya Kabupaten Bima.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 622, "width": 501, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil analisis timpada pengabdian tersebut berdasarkan beberapa kegiatan yang dilakukan salah satunya adalah workshop pada Jumat 11 November 2022 bahwa ndempa merupakan kekayaan udaya yang dimiliki oleh masyarakat ngali.hal ini dibuktikan adanya rangkaian peristiwa otentik sejarah peran ngali tahun 1908-1909, setelah terjadinya peran ngali beransur-ansur masyarakat mulai melakukan kegiatan ndempa. Sedangkan ndempa di desa lain sebagai upaya yang dilakukan pelestarian bersama dengan desa renda, desa lido,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 48, "width": 483, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol.3 No.2,1 Desember 2022 1170-1177", "type": "Text" }, { "left": 531, "top": 701, "width": 27, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1176", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 718, "width": 484, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Irfan, Khairul Amar Pelestarian Budaya Mbojo Melalui Permainan Rakyat …..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 501, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "desa monta, dll. Karena ndempandiha memiliki keunikan yang diantaranya menjaga hubungan yang harmonis, ketanguhan, sportivitas, serta tidak memiliki sikap pendendam malah yang timbul adalah rasa persaudaraan yang tinggi setelah masyarakat melakukan ndempa (berantam).Sejalan dengan hasil penelitian (Amar et al., 2020) masyarakat Kabupaten Bima memiliki potensi sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat dikembangkan sebagai sport tourism berbasis keunikan budaya sebagai model strategis dalam mempromosikan keunikan budaya masyarakat Kabupaten Bima.Oleh sebab itu, Ndempa Ndiha merupakan kegiatan olahraga budaya yang cukup unik yang dimiliki oleh masyarakat desa ngali sebagai wujud dari kebudayaan masyarakat setempat. Sehingga peluang keberlanjutkan untuk melestarikan budaya ndempa ndiha sangat besar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 211, "width": 107, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 501, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil pengabdian tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) keberadaan atau eksistensi permainan tradisional desa ngali Kec. Belo Kabupaten Bima cukup baik, (2) Jumlah permainan tradisional yang terdapat di desa ngali Kec. Belo Kabupaten Bima egrang, gobaksodor, sumpitan, gebuk bantal, gasing, tarik tambang, panjat pinang, sepak raga, lompat batunias, karapan sapi, gantao, manca, landa, buja kadanda., (3) jenis permainan tradisional yang sering dimainkan pasca pane raya di Desa Ngali Kec. Belo Kab. Bima adalah Ndempa Ndiha.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 313, "width": 90, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REKOMENDASI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 327, "width": 501, "height": 185, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil pengabdian yang telah dilakukan, diketahui bahwa keberadaan permainan tradisional di Desa Ngali Kec. Belo Kab. Bima sebagai olahraga tradisional yang unik yang dimiliki oleh masyarakat setempat.Jumlah dan ragam permainan tradisional yang terdapat di Desa Ngali cukup banyak.Walaupun demikian, berdasarkan hasil pelatihan dan pendampingan pada program pengabdian yang telah dilakukan bahwa popularitas permainan tradisional ndempa ndiha sebagai olahraga yang kerapkali ditekuni oleh masyarakat setempat.Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus pada permainan tradisional dari berbagai pihak guna mempertahankan keberadaan dan keberlangsungan permainan tradisional yang ada di Indonesia khususnya di Desa Ngali Kec. Belo Kab. Bima yaitu Ndempa Ndiha.Olahraga tradisional merupakan warisan budaya bangsa Indonesia dimana pada setiap permainan tradisional terdapat ciri khas dan nilai kearifan lokal dari setiap daerah yang terdapat di Indonesia.Olahraga tradisional merupakan warisan budaya sebagai sarana bagi masyarakat untuk memperoleh pengalaman gerak yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik baik anak – anak maupun orang dewasa.Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi dan pelestarian yang lebih massif terhadap olahraga tradisional secara berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 501, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain itu, Pemerintah Desa Ngali, masyarakat adat dan tokoh-tokoh pemuda serta masyarakat wajib berpartisipasi melestarikan dan mengembangkan olahraga budaya ndempa ndiha sebagai budaya yang unik di Kabupaten Bima.Kegiatan ndempa ndiha juga perlu dibuatkan aturan baku sebagai the role of the games sehingga tidak dianggap sebagai tawuran massal oleh masyarakat lain sehingga dapat dilaksanakan pada setiap tahun dengan aturan yang baku.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 604, "width": 133, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UCAPAN TERIMAKASIH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 501, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Terimakasah kami sampaikan kepada Kemendikbud-Ristek yang telah mendanai pelaksanaan Pengabdian di Desa Ngali Kec. Belo Kab. Bima", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 647, "width": 501, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Terimakasih Kami sampaikan Kepada Pemerintah Kabupaten Bima Melalui Dinas Pariwisata dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pengabdian ini, dan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 48, "width": 483, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol.3 No.2,1 Desember 2022 1170-1177", "type": "Text" }, { "left": 531, "top": 701, "width": 27, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1177", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 718, "width": 484, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Irfan, Khairul Amar Pelestarian Budaya Mbojo Melalui Permainan Rakyat …..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 501, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Terimakasih Kami sampaikan Kepada Pemerintah Desa yang ikut serta mengsukseskan kegiatan pengabdian ini serta tokoh masyarakat, tokoh Pemuda dan Masyarakat Desa Ngali Kab. Bima.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 124, "width": 143, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "VI. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 501, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amar, K., & Satriawan, R. (2020). Analysis of Sports Development in Bima Regency Viewed from the Epistemological Perspective . 443 (Iset 2019), 297–300. https://doi.org/10.2991/assehr.k.200620.057 Amar, K. (2016). Kebijakan Pembangunan Keolahragaan Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat Ditinjau Dari Sport Development Index (Studi tentang Implementasi Kebijakan RuangTerbuka, Sumber Daya Manusia, Partisipasi Masyarakat, Kebugaran Jasmani). Jurnal Pendidikan Olahraga , 6 (2), 95–105. Amar, K., Sugiharto, Rahayu, S., & Raharjo, B. B. (2020). Unique Taji Tuta culture of bima regency for sports tourism development. International Journal of Innovation, Creativity and Change , 13 (3), 436–454.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 240, "width": 501, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cahya, S. T., Zakaria, D. A., & Kurnia, D. (2022). Minat Mahasiswa terhadap Olahraga Tradisional. Journal Respecs , 4 (2), 138–147. https://doi.org/10.31949/respecs.v4i2.3016", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 269, "width": 501, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gandasari, M. F. (2019). Pengaruh Permainan Olahraga Tradisional Sepak Beleg Terhadap Kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 284, "width": 477, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kelincahan Anak Usia 7-10 Tahun. Jurnal Ilmu Keolahragaan , 2 (1), 21.", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 298, "width": 179, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.26418/jilo.v2i1.32628", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 313, "width": 501, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasbi, L. E. (2022). STRATEGI PENGGEMBANGAN PARIWISATA OLAHRAGA ATAU SPORT TOURISME. Abdinesia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 2 , 38–42.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 342, "width": 501, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hermawan, H., Brahmanto, E., & Priyanto, R. (2018). Upaya Mewujudkan Wisata Edukasi di Kampung Tulip Bandung. JURNAL ABDIMAS BSI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 1 (1), 45–55.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 371, "width": 501, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rusli Lutan. (1988). Belajar Ketrampilan Gerak Pengantar Teori dan Metode . Jakarta : P2LPTK Ditjen Perguruan Tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 400, "width": 501, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mega, G., Baitul, S., & Arif, M. (2018). Eksistensi Permainan Tradisional Sebagai Warisan Budaya Bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 415, "width": 272, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Sport Science and Education (JOSSAE) , 3 , 55–59.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 429, "width": 501, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mudzakir, D. O. (2020). Pengaruh Permainan Olahraga Tradisional Terhadap Motivasi Dalam Pembelajaran Penjas Di Sekolah Dasar. Jurnal Maenpo:Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi , 10 (1), 44–", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 458, "width": 17, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "49.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 470, "width": 501, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Putri, R. I. R., Sa’diyah, K., Mukmila, A., & Widyaningrum, D. A. (2022). Model Permainan Tradisional Penguatan Emosional Anak Pasca Bencana Erupsi Gunung Sinabung Provinsi Sumatra Utara. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 6 (1), 45–49.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 501, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rachmawati, N., Muhyi, M., & Wiyarno, Y. (2020). Pengembangan Permainan Olahraga Tradisional untuk Meningkatkan Nilai Peduli dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi , 6 (2), 125–137. Rudiyanto, A., & Hadi, S. R. (2022). Pengaruh Permainan Olahraga Tradisional untuk Peningkatan Kebugaran Jasmani Siswa Madrasah Aliyah Manbaul Ulum Bungah Gresik . 8 (1), 25–31. Sugiyono. 2007. Metode penelitian kuantitatifkualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 604, "width": 501, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suryawan, I. A. J. (2018). PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN BUDAYA DAN PENANAMAN NILAI KARAKTER BANGSA. GENTA HREDAYA , 2 , 1–10.", "type": "Text" } ]
30db689b-c922-6738-de7f-df91f5116128
https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/ags/article/download/3134/3169
[ { "left": 85, "top": 36, "width": 243, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa, Desember 2022", "type": "Page header" }, { "left": 468, "top": 36, "width": 58, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 6 (2): 37-44", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 46, "width": 58, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2579-7417", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 46, "width": 135, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https:jurnal.agrosainta.id/index.php/ags", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 63, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EISSN: 2774-4922", "type": "Text" }, { "left": 423, "top": 57, "width": 105, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.51589/ags.v6i2.3134", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 76, "width": 440, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Pelatihan Literasi Keuangan bagi Rumah Tangga Petani", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 447, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effectiveness of Financial Literacy Training for Farmer Households", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 76, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nining Hariyani a,1,*", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 325, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Jln. Ketindan No. 1, Lawang, Malang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 94, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 [email protected]* * corresponding author", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 190, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I N F O A R T I K E L B S T R A C T / AB S T RA K", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 432, "height": 95, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejarah Artikel Dikirim: Diterima: Terbit: Literasi keuangan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi setiap rumah tangga petani (RTP) agar mereka tidak mengalami masalah keuangan. Rumah tangga petani membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tentang pengelolaan keuangan tumah tangga dan keuangan usaha pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui pelatihan.", "type": "Table" }, { "left": 175, "top": 297, "width": 342, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyelenggaraan pelatihan literasi keuangan bagi perwakilan rumah tangga petani program READSI pada level 1 - reaksi dan level 2 - pembelajaran menggunakan metode Kirkpatrick. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sensus terhadap seluruh peserta yang mengikuti pelatihan di 18 Desa, 11 Kecamatan,", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 341, "width": 344, "height": 109, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan uji kategorisasi dan uji t berpasangan terhadap hasil evaluasi penyelenggaraan pelatihan dan nilai pre-posttest. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata nilai kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan (level-1 reaksi) sebesar 4,32 dengan kategori puas. Nilai evaluasi pada level 2 (pembelajaran) menunjukkan bahwa rata-rata nilai pre – posttest naik sebesar 19,39 atau 22,93% atau kategori baik. Nilai signifikansi menunjukkan α <0,05 yang artinya ada beda nyata antara nilai rata-rata pre-posttest peserta pelatihan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan literasi keuangan bagi rumah tangga petani di Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara secara signifikan efektif untuk peningkatan kompetensi peserta pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 474, "width": 344, "height": 168, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Financial literacy is a very important requirement for every farmer household, so they not faced financial problems. Farming households need knowledge and skills about household finance management and agricultural business finance to improve their livelihoods through training. This study aims to determine the effectiveness of financial literacy training for household representatives of the READSI program at level 1 - reaction and level 2 - learning using the Kirkpatrick method. The data collection method was carried out by means of a census of all participants who attended the training in 18 villages, 11 sub-districts, North Kolaka district, Southeast Sulawesi province. Data analysis used a quantitative descriptive approach with categorization tests and paired t-tests. The results of data analysis showed that the average value of participants' satisfaction with the implementation of the training (level 1) was 4.32 in the satisfied category. The evaluation value at level 2 shows that the average of the value of the pre-posttest increased 19.39 or 22.93% or in the good category. The significance value shows α <0.05, so there is a significant difference between the average pre-posttest scores of the training participants which can be concluded that financial literacy training for farmer households in the READSI program area in North Kolaka Regency, Southeast Sulawesi Province is significantly effective for increasing competency of trainees.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 652, "width": 172, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the CC – BY license.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 164, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Efektivitas, Kirkpatrick, Literasi, Pelatihan Keywords: Effectiveness, Kirkpatrick, Literacy, Training", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 446, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38 AgroSainta: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa Vol. 6, No. 2, Desember 2022, pp. 37-44", "type": "Page header" }, { "left": 154, "top": 787, "width": 275, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nining Hariyani (Efektivitas Pelatihan Literasi Keuangan bagi Rumah Tangga Petani)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 81, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 442, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Literasi keuangan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap rumah tangga petani (RTP) agar tidak mengalami masalah keuangan. Secara umum, petani menganggap bahwa permasalahan keuangan yang dihadapi hanya bersumber dari tingkat pendapatan. Kesulitan keuangan dapat muncul dari pengelolaan keuangan yang belum optimal, kesalahan penggunaan kredit dan tidak adanya perencanaan keuangan rumah tangga dan usaha pertanian. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan survei pada tahun 2013 yang menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia masih rendah yaitu hanya 21,84% yang sudah memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap lembaga jasa keuangan dan produk jasa keuangan, meliputi fitur, hak dan kewajiban dan keterampilan dalam penggunaannya (well literate) (Yushita, 2017). Pada tahun 2019, data indeks literasi keuangan Indonesia menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 38,03%, namun nilai tersebut masih berbeda jauh bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya yaitu Singapura sebesar 98%, Malaysia sebesar 85% dan Thailand yang sudah mencapai pada angka 82%.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 248, "width": 442, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Literasi keuangan banyak mendapat perhatian dari negara maju dan sudah mulai dikembangkan di negara- negara berkembang khususnya Indonesia. Tingginya tingkat literasi literasi keuangan yang ada di negara maju tersebut ternyata tidak lepas dari permasalahan apalagi bagi negara berkembang, sehingga bila hal ini tidak segera diselesaikan maka dapat menyebabkan problem yang semakin serius mengingat literasi keuangan secara positif berpengaruh terhadap inklusi dan perilaku keuangan (Yushita, 2017). Bila rumah tangga petani memiliki pengetahuan dan keterampilan yang benar dalam pengelolaan keuangan maka dapat menjadi solusi berbagai masalah dan berdampak terhadap menurunnya tingkat kemiskinan. Dampak kesejahteraan rumah tangga petani akan sekin tinggi sejalan dengan tingginya tingkat literasi keuangan (Lusardi & Mitchell, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 365, "width": 444, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) adalah salah satu program andalan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI). Program tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Program READSI bertujuan untuk memberdayakan rumah tangga petani di perdesaan yang berada di wilayah program. Pemberdayaan petani dilakukan baik secara kelompok maupun individu melalui pemanfaatan potensi sumberdaya yang ada untuk meningkatkan pendapatan petani baik dari sektor pertanian maupun non-pertanian, pembekalan keterampilan, membangun rasa percaya diri untuk meningkatkan taraf hidup mereka secara berkelanjutan. Sasaran program READSI mencakup: a) Petani miskin yang memiliki lahan dan berperan aktif di sektor pertanian; b) Petani yang mampu menjadi “agen perubahan” , sehingga dapat menjadi teladan untuk dan memotivasi kelompoktani di wilayahnya agar dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya; dan c) Petani yang bukan pemilik lahan dan petani yang memiliki lahan terbatas namun masih dapat dikelola sebagai sumber pendapatan rumah tangga petani. (Pertanian, Panduan Pengelolaan Keuangan Program READSI, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 550, "width": 442, "height": 203, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesejahteraan petani perlu ditingkatkan melalui peningkatan kompetensi sumberdaya manusia salah satunya melalui pelatihan (McArdle, 2007). Pelatihan merupakan upaya yang direncanakan dalam rangka memfasilitasi kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan (Noe, Hollenbeck, Gerhart, & Wright, 2003). Melalui kegiatan pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kinerja seseorang sesuai dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya (Gomes, Balkin, & Cardy, 2001). Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar petani belum membiasakan diri untuk melakukan pencatatan baik dalam pengelolaan keuangan rumah tangga maupun usaha pertanian. Mereka masih fokus pada kegiatan produksi dan belum mampu mampu memperhitungkan secara aktual apakah usahatani yang mereka lakukan sudah menghasilkan pendapatan yang signifikan atau tidak, ditambah lagi dengan pengelolaan keuangan rumah tangga yang belum optimal, sehingga hal tersebut memperburuk permasalahan perekonomian di tingkat rumah tangga petani. Bila hal tersebut tidak segera diberikan solusi, maka tercapainya peningkatan kesejahteraan petani akan sulit untuk terwujud. Program READSI hadir untuk memberikan pembekalan kepada petani melalui pelatihan literasi keuangan bagi perwakilan rumah tangga petani agar dapat memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan rumah tangga dan usahatani sehingga mampu memberikan contoh dan memotivasi kelompok petani miskin di wilayahnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan melalui literasi keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 325, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa Vol. 6, No. 2, Desember 2022, pp. 37-44", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 36, "width": 8, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page header" }, { "left": 168, "top": 768, "width": 275, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nining Hariyani (Efektivitas Pelatihan Literasi Keuangan bagi Rumah Tangga Petani)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 442, "height": 230, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guna mengukur keberhasilan pelatihan, maka perlu dilakukan evaluasi pelatihan melalui instrumen yang telah disediakan mulai persiapan, pelaksanaan dan pascapelatihan (Pertanian, Petunjuk Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Pertanian, 2012). Evaluasi pelatihan merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan pelatihan. hal tersebut dapat memberikan umpan balik terhadap efektivitas pelatihan (training) yang dapat memperbaiki desain pelatihan ke depan (Utomo & Tehopeiory, 2021). Evaluasi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan teratur, menggunakan prosedur ilmiah yang diawali dengan penentuan tujuan, perencanaan, penyusunan instrumen, pengumpulan data dan informasi yang valid dan reliabel, analisis dan mendeskripsikannya dengan tujuan agar dapat digunakan untuk menilai sesuatu dengan membandingkan dengan standar penilaian dalam lembaga pelatihan yang dapat digunakan untuk menentukan keputusan tentang program diklat (Ratna, 2016). (Purwanto & Suparman, 1999) mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan informasi yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang program pelatihan. Evaluasi dapat dijadikan dasar bagi penyelenggara diklat dalam menentukan efektifitas dan efisiensi program diklat yang dilakukan. Bila tingkat kepuasan semakin tinggi, maka peserta semakin termotivasi untuk mengikuti pelatihan. Selain itu, reaksi peserta pelatihan juga menggambarkan kepuasan peserta dalam program pelatihan (Kirkpatrick, D.,L.,2006). Hal tersebut dapat meningkatkan motivasi peserta pelatihan, sehimgga akan menimbulkan rasa ingin tahu peserta (Holton, F.E., 1996).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 442, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengkajian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauhmana efektivitas pelaksanaan pelatihan dengan metode Kirkpatrick pada level 1-reaksi (reaction) yaitu untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta pelatihan terhadap penyelenggaraan pelatihan dan level 2-pembelajaran (learning) untuk mengetahui efektifitas peningkatan hasil pembelajaran melalui evaluasi pre – post test peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan . Penelitian ini menggunakan pendekatan evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick didasarkan atas kelengkapan, kejelasan, kemudahan dan kesederhanaan dalam mengimplementasikan model tersebut (Romadhon, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 74, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Metodologi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 438, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengkajian ini menggunakan metode sensus terhadap seluruh peserta yang telah mengikuti Pelatihan Literasi Keuangan bagi Perwakilan Rumah Tangga Petani yang berjumlah 504 orang di 18 Desa lokasi pelatihan pada tanggal 20-23 Agustus 2022. Desa yang menjadi lokasi pelatihan yaitu Desa Jabal Nur, Kaku-kaluku, Katoi, Porehu, Ponggi, Batu Putih, Watuliwu, Rantelimbong, Latowu, Pakue, Kalahunde, Kasumeeto, Mataiwoi, Tiwu, Lawadia, Koroha, Puncak Monapa dan Sarulengko, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi penelitian dipilih karena merupakan salah satu wilayah program READSI, BPPSDMP, Kementan RI. Jumlah peserta dari masing-masing desa sebanyak 28 orang terdiri dari pasangan suami istri dan atau anggota keluarga di luar anggota keluarga inti yang masih dalam 1 kartu keluarga (KK).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 439, "height": 175, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari data hasil evaluasi pelatihan yang terdiri dari evaluasi penyelenggaraan pelatihan dan nilai pre-posttest peserta pelatihan. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, jurnal penelitian terdahulu dan sumber lain yang berkaitan dengan topik penelitian. Analisis data yang digunakan pada pengkajian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan uji kategorisasi dan uji komparasi uji t-berpasangan (paired sampel t test). Uji kategorisasi pada penilaian level 1(reaksi) digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan yaitu dibedakan menjadi 5, yaitu jika nilai 4,21-5 = sangat puas; nilai 3,41 – 4,2 = puas; nilai 2,61 – 3,4 = cukup puas; nilai 1,81 – 2,6 = kurang puas; dan nilai 1-1,8 = tidak puas. Selanjutnya penilaian pada level 2 (pembelajaran) menggunakan uji kategorisasi yang dibedakan menjadi 3, yaitu jika persentase kenaikan pre post tes > 30% = sangat baik; nilai 21,1% – 30 %= baik; dan nilai ≤ 21% = kurang baik. Selanjutnya dilakukan uji normalitas dan uji komparasi (uji t berpasangan) yang digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang nyata/signifikan antara nilai pretest dan posttest peserta sebelum dan setelah mengikuti pelatihan sebagai hasil proses belajar peserta pelatihan (learning).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 446, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40 AgroSainta: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa Vol. 6, No. 2, Desember 2022, pp. 37-44", "type": "Page header" }, { "left": 154, "top": 787, "width": 275, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nining Hariyani (Efektivitas Pelatihan Literasi Keuangan bagi Rumah Tangga Petani)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 127, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 91, "width": 301, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.1.1. Efektivitas Pelatihan pada Level – 1 Reaksi (Reaction Level)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 103, "width": 442, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada level reaksi, diperlukan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyelenggaraan pelatihan melalui evaluasi kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan (Windhy & Naibaho, 2022). Keberhasilan program pelatihan dapat dilihat dari reaksi peserta pelatihan terhadap penyelenggaraan pelatihan. Program pelatihan ini dinilai efektif bila proses pelatihan dapat memuaskan peserta pelatihan. Tingkat kepuasan peserta pelatihan terhadap program pelatihan dapat diukur melalui evaluasi pelatihan model Kirkpatrick level 1 (reaksi) (Kirkpatrick & Kirkpatrick, 2006). Hal ini penting dilakukan karena menyangkut motivasi belajar peserta. Motivasi belajar berhubungan langsung dengan pembelajaran (Holton, 1996).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 206, "width": 442, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi di level 1 difokuskan untuk mengukur minat, motivasi, dan tingkat perhatian dari peserta pelatihan dan tidak mengukur apa yang peserta telah pelajari (Smidt, Balandin, Sigafoos, & Reed, 2009). Pengukuran reaksi peserta penting dilakukan untuk memberikan masukan yang berharga kepada penyelenggara pelatihan dalam meningkatkan program pelatihan ke depan; memberikan saran atau masukan kepada fasilitator mengenai tingkat efektifitas mereka dalam mengajar dan memberikan informasi secara kuantitatif kepada para pembuat keputusan untuk bahan evaluasi program pelatihan. Selanjutnya Informasi tersebut juga diperlukan bagi para pengajar sebagai dasar untuk membuat standar pembelajaran pada program pelatihan ke depan (Kirkpatrick & Kirkpatrick, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 323, "width": 442, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata peserta sangat puas untuk seluruh indikator terhadap penyelenggaraan pelatihan. Peserta menilai bahwa kegiatan praktek memberikan kepuasan yang paling tinggi dalam penyelenggaraan pelatihan. Hal ini disebabkan karena sebanyak 77% jam pembelajaran pada pelatihan literasi keuangan menggunakan metode praktek mulai dari materi kredit usaha rakyat (KUR), pengelolaan dan pencatatan keuangan rumah tangga, pencatatan keuangan usaha pertanian dan penyusunan rencana tindak lanjut oleh masing-masing RTP dan disinkronkan dengan kegiatan kelompok tani. Kepanitiaan dinilai peserta memberikan kepuasan paling rendah diantara variabel yang lain. Hal ini disebabkan karena jumlah panitia di lapangan (lokasi pelatihan) masih sangat terbatas yaitu sebanyak 2 orang, sehingga pengelolaan pelatihan dinilai belum optimal. Panitia yang lain berasal dari petugas yang ada di Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kolaka Utara. Hal tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kolaka Utara Nomor 521/80.1/042/2022 Tanggal 15 Agustus 2022 tentang Penetapan Panitia Penyelenggara Pelatihan Literasi Keuangan bagi Perwakilan Rumah Tangga Petani Program READSI Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kolaka Utara Tahun Anggaran 2022.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 495, "width": 442, "height": 189, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koordinasi sangat penting dilakukan dalam sebuah organisasi agar dapat mencapai tujuan dalam organisasi (Hasibuan, 2011). Koordinasi dalam sebuah kegiatan membutuhkan kesepakatan bersama yang mengikat berbagai unsur yang berbeda dan terjadi komunikasi yang efektif sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan (Ndraha, 2011). Koordinasi membutuhkan proses terintegrasi yang melibatkan satuan terpisah yang terdiri dari bidang fungsional atau departemen pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Handoko, 2003). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap koordinasi meliputi kesatuan tindakan, komunikasi, pembagian kerja dan disiplin yang harus ada dalam pelaksanaan kegiatan (Hasibuan, 2011). Koordinasi yang baik dicirikan sebagai berikut: adanya tanggung jawab yang ada pada pimpinan, adanya kerjasama, adanya proses yang berkesinambungan/terus menerus, adanya pengaturan secara teratur dalam kelompok, adanya kesatuan dalam bertindak, dan adanya kesadaran tim untuk mencapai tujuan bersama (Handayaningrat, 2002). Secara keseluruhan, program penyelenggaraan pelatihan literasi keuangan bagi perwakilan rumah tangga petani Program READSI di 18 Desa, 11 Kecamatan, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara sudah berjalan secara efektif dan memberikan kepuasan terhadap peserta pelatihan. Hasil analisis data terhadap tingkat kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 325, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa Vol. 6, No. 2, Desember 2022, pp. 37-44", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 36, "width": 8, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page header" }, { "left": 168, "top": 768, "width": 275, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nining Hariyani (Efektivitas Pelatihan Literasi Keuangan bagi Rumah Tangga Petani)", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 73, "width": 431, "height": 384, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Evaluasi pelatihan level 1 – reaksi (reaction) No Kecamatan Desa Nilai Rata-rata Kepanitiaan Pengajaran Kegiatan Praktek Sarana Prasarana Akomodasi dan Konsumsi Efektifitas Program Pelatihan 1 Porehu Porehu 4,43 4,36 4,54 4,54 4,64 4,50 Ponggi 4,11 4,07 4,04 4,39 4,07 4,14 2 Batu Putih Batu Putih 3,93 3,86 4,00 3,96 3,89 3,93 Latowu 4,36 4,32 4,29 4,43 4,46 4,37 3 Pakue Utara Pakue 4,50 4,46 4,46 4,46 4,64 4,50 4 Pakue Tengah Kalahunde 4,39 4,41 4,32 4,25 4,57 4,39 5 Pakue Kasumeeto 4,29 4,32 4,29 4,07 3,93 4,18 6 Ngapa Mataiwoi 3,86 4,00 4,64 3,93 4,96 4,28 7 Tiwu Tiwu 4,54 4,46 4,50 4,36 4,54 4,48 Lawadia 4,36 4,36 4,36 4,21 4,07 4,27 8 Kodeoha Koroha 4,04 4,36 4,07 4,00 3,57 4,01 Jabal Nur 4,32 4,11 4,89 4,00 4,46 4,36 Kalu-kaluku 3,79 4,14 4,14 4,25 3,21 3,91 9 Katoi Katoi 4,64 4,68 4,75 4,79 4,79 4,73 10 Lasusua Watuliwu 4,21 4,57 4,54 4,54 4,46 4,46 Rantelimbong 4,54 4,61 4,64 4,79 4,75 4,67 Puncak Monapa 4,43 4,43 4,57 4,43 4,71 4,51 11 Wawo Sarulengko 3,86 3,93 3,79 3,96 4,43 3,99 Rata-rata 4,26 4,30 4,38 4,30 4,34 4,32 Keterangan Sangat puas Sangat puas Sangat puas Sangat puas Sangat puas Sangat puas", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 84, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data olahan, 2022", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 489, "width": 335, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.1.2. Efektivitas Pelatihan pada Level – 2 Pembelajaran (Learning Level)", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 501, "width": 421, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi pelatihan pada level pembelajaran bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan melalui evaluasi perubahan kompetensi peserta yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Guna mengukur tingkat kompetensi, setiap peserta diminta untuk menjawab sejumlah soal pilihan ganda yang berasal dari 4 materi inti pelatihan yaitu pengelolaan keuangan rumah tangga, pencatatan keuangan rumah tangga, pencatatan keuangan usaha pertanian dan kredit usaha rakyat (KUR). Level 2 – Pembelajaran (learning) digunakan untuk mengukur seberapa banyak peningkatan kompetensi peserta meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan tujuan pelatihan. Pembelajaran berisi tentang prinsip, fakta dan teknis yang dapat dimengerti dan diserap oleh peserta (Kirkpatrick & Kirkpatrick, 2006). Tujuan evaluasi level 2 ini juga untuk mengukur pengetahuan atau keterampilan yang diserap peserta dalam pelatihan, sehingga pengukuran pembelajaran ini menentukan satu hal atau lebih yang berhubungan dengan tujuan pelatihan, seperti pengetahuan apa yang telah dipahami, keterampilan apa yang telah dikembangkan, dan sikap apa berubah (Ratna, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 673, "width": 421, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas pembelajaran pada level 2 dilihat dari nilai persentase kenaikan pre-posttest masing-masing desa lokasi pelatihan. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara keseluruhan peserta pelatihan sudah meningkat kompetensinya dengan rata-rata nilai yang baik. Hal tersebut juga ditunjukkan dari tingkat pemahaman materi oleh peserta pelatihan yang tersaji pada tabel 3, dimana rata-rata peserta sudah memahami seluruh materi yang telah diberikan selama 4 hari efektif khususnya pada 4 materi inti. Judul", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 446, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42 AgroSainta: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa Vol. 6, No. 2, Desember 2022, pp. 37-44", "type": "Page header" }, { "left": 154, "top": 787, "width": 275, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nining Hariyani (Efektivitas Pelatihan Literasi Keuangan bagi Rumah Tangga Petani)", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 71, "width": 421, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "materi 1 adalah kredit usaha rakyat (KUR), materi 2 adalah pengelolaan keuangan rumah tangga, materi 3 adalah pencatatan keuangan rumah tangga dan materi 4 adalah pencatatan keuangan usaha pertanian. Hasil analisis data terhadap tingkat kenaikan nilai pre-posttest (evaluasi pembelajaran) peserta pelatihan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 146, "width": 246, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Evaluasi pelatihan level – 2 pembelajaran (learning)", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 177, "width": 450, "height": 339, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Kecamatan Desa Rata -rata Nilai Keterangan Pre Test Post Test Kenaikan Persentase (%) 1 Porehu Porehu 52,68 86,07 33,39 37,87 Sangat baik Ponggi 44,29 57,68 13,39 22,24 Baik 2 Batu Putih Batu Putih 57,86 67,32 9,46 12,03 Kurang baik Latowu 57,68 75,89 18,21 22,60 Baik 3 Pakue Utara Pakue 54,64 67,86 13,21 17,17 Kurang baik 4 Pakue Tengah Kalahunde 55,18 81,25 26,07 31,89 Sangat baik 5 Pakue Kasumeeto 58,57 71,07 12,50 18,31 Kurang baik 6 Ngapa Mataiwoi 52,86 61,96 9,11 10,28 Kurang baik 7 Tiwu Tiwu 59,82 68,21 8,39 10,10 Kurang baik Lawadia 54,64 78,57 23,93 28,71 Baik 8 Kodeoha Koroha 54,64 78,57 63,24 42,75 Sangat baik Jabal Nur 50,63 73,13 23,39 31,82 Sangat baik Kalu-kaluku 59,17 85,83 23,21 27,46 Baik 9 Katoi Katoi 50,71 68,93 18,21 25,43 Baik 10 Lasusua Watuliwu 51,61 75,36 22,32 29,37 Baik Rantelimbong 50,36 57,32 7,50 8,65 Kurang baik Puncak Monapa 46,43 57,50 11,25 19,10 Kurang baik 11 Wawo Sarulengko 44,11 56,25 12,14 16,94 Kurang baik Rata-rata 53,10 70,49 19,39 22,93 Baik Rata – rata Nilai Minimum 44,11 56,25 Rata – rata Nilai Maksimum 59,82 86,07", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 521, "width": 80, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data diolah 2022", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 542, "width": 414, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara umum rata-rata nilai peserta meningkat dari sebelum pelatihan (53.10) menjadi 70.49, dengan nilai maksimum yang meningkat dari 56.25 menjadi 86.07. Evaluasi pelatihan level – 2 pembelajaran (learning) , menunjukkan peningkatan kompetensi sebesar 22.93%. Hal ini dapat ditingkatkan lagi khususnys pada peserta pelatihan di beberapa desa yang hasilnya kurang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 325, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa Vol. 6, No. 2, Desember 2022, pp. 37-44", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 36, "width": 8, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43", "type": "Page header" }, { "left": 168, "top": 768, "width": 275, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nining Hariyani (Efektivitas Pelatihan Literasi Keuangan bagi Rumah Tangga Petani)", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 94, "width": 192, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Tingkat pemahaman peserta pelatihan", "type": "Caption" }, { "left": 95, "top": 126, "width": 416, "height": 315, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Kecamatan Desa Materi Rata- rata Keterangan 1 2 3 4 1 Porehu Porehu 3,00 3,00 2,89 3,04 2,98 Memahami Ponggi 3,89 3,79 3,93 4,04 3,91 Sangat Memahami 2 Batu Putih Batu Putih 3,57 3,79 4,04 3,91 3,83 Sangat Memahami Latowu 3,54 3,43 3,29 3,29 3,38 Memahami 3 Pakue Utara Pakue 4,04 4,14 4,00 3,79 3,99 Sangat Memahami 4 Pakue Tengah Kalahunde 3,54 3,46 3,07 3,04 3,28 Memahami 5 Pakue Kasumeeto 2,89 3,04 2,86 2,82 2,90 Memahami 6 Ngapa Mataiwoi 3,64 3,86 3,57 4,04 3,78 Sangat Memahami 7 Tiwu Tiwu 3,57 3,57 3,39 3,04 3,39 Memahami Lawadia 3,29 3,29 3,29 3,29 3,29 Memahami 8 Kodeoha Koroha 3,71 3,71 3,32 3,18 3,48 Memahami Jabal Nur 3,39 3,57 3,36 3,57 3,47 Memahami Kalu-kaluku 4,00 3,71 3,61 3,39 3,68 Sangat Memahami 9 Katoi Katoi 3,64 3,75 3,36 3,86 3,65 Sangat Memahami 10 Lasusua Watuliwu 3,71 3,82 3,46 3,43 3,61 Sangat Memahami Rantelimbong 3,46 3,54 3,18 3,61 3,45 Memahami Puncak Monapa 3,93 3,68 3,46 3,93 3,75 Sangat Memahami 11 Wawo Sarulengko 3,00 3,07 2,79 3,07 2,98 Memahami Rata-rata 3,55 3,57 3,38 3,46 3,49 Memahami", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 80, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data diolah 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 441, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika dilihat dari rata-rata tingkat pemahaman peserta pelatihan di seluruh desa terhadap materi 1 sampai 4 dapat dikatakan memahami dengan nilai 3.49. Hal ini merupakan kesuksesan pelatihan ini yang dapat diserap peserta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 442, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji normalitas diperoleh nilai signifikasi pretest 0.140 dan posttest 0,124 (Tabel 4). Nilai signifikansi menunjukkan nilai yang lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0.05, artinya data telah terdistribusi normal. Selanjutnya data tersebut digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian terkait penyelenggaraan pelatihan yang dilaksanakan di 18 Desa, 11 Kecamatan, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara pada level pembelajaran menggunakan uji t berpasangan (paired sample t test).", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 609, "width": 408, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4 . Uji normalitas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig Statisctic df Sig Pretest .140 18 .200 * .926 18 .166 Posttest .124 18 .200 * .946 18 .364", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 101, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data diolah 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji t berpasangan diperoleh nilai signifikansi 0.00 yang nilainya kurang dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata antara nilai rata-rata pretest dan posttest sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 446, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44 AgroSainta: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa Vol. 6, No. 2, Desember 2022, pp. 37-44", "type": "Page header" }, { "left": 154, "top": 787, "width": 275, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nining Hariyani (Efektivitas Pelatihan Literasi Keuangan bagi Rumah Tangga Petani)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 441, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu, pelatihan literasi keuangan bagi perwakilan rumah tangga petani secara efektif dapat meningkatkan kompetensi peserta dilihat dari evaluasi pembelajaran (level 2) .", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 99, "width": 409, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Uji t berpasangan (paired sample t test) Uraian Mean N Std. Deviation Std. Error Mean T df Sig. (2- tailed) Pre test 53,22 18 4,94149 1,16472 -9,531 17 .000 Post test 70,50 18 9,69081 2,28415", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 99, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data diolah 2022", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 222, "width": 74, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 242, "width": 444, "height": 214, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengkajian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauhmana efektivitas pelaksanaan pelatihan dengan metode Kirkpatrick pada level 1-reaksi yaitu untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta pelatihan terhadap penyelenggaraan pelatihan dan level 2-pembelajaran untuk mengetahui efektifitas peningkatan hasil pembelajaran melalui evaluasi pre – posttest peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Hasil penkajian menunjukkan bahwa rata-rata peserta pelatihan sangat puas terhadap penyelenggaraan pelatihan literasi keuangan bagi rumah tangga petani di Kabupaten Kolaka Utara. Nilai rata-rata pretest dan posttest mengalami peningkatan dengan kategori baik dan terjadi perbedaan nyata antara sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan literasi keuangan bagi perwakilan rumah tangga petani yang dilakukan di 18 Desa, 11 Kecamatan, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara secara signifikan efektif untuk meningkatkan kompetensi peserta. Pengkajian ini dapat dikembangkan dengan menggunakan metode pengukuran yang lain, sehingga dapat ditambahkan variabel lain untuk mengetahui tingkat efektifitas pelatihan sejenis, misalnya karakteristik peserta (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan), nilai pemahaman materi peserta dan nilai ujian komprehensif peserta. Selanjutnya, agar hasil pelatihan benar-benar bermanfaat bagi peserta di lapangan, maka perlu adanya pendampingan secara intensif oleh Penyuluh Pertanian dan Fasilitator Desa. Evaluasi pelatihan dapat dilanjutkan pada level selanjutnya melalui melalui evaluasi pascapelatihan yaitu level 3-perilaku (behaviour) dan evaluasi dampak pelatihan yaitu level 4-hasil (result) sehingga benar-benar dapat berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan petani.", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 477, "width": 89, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 492, "width": 428, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gomes, M., Balkin, & Cardy. (2001). Managing Human Resources, International Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 517, "width": 398, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Handayaningrat, S. (2002). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen . Jakarta: Haji Masagung. Handoko, T. (2003). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. BPFE: Yogjakarta. Hasibuan, M. (2011). Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 555, "width": 433, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Holton, E. F. (1996). The Flawed Four-Level Evaluation Model. Human Resource Development Quarterly;", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 568, "width": 152, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Spring. Proquest Health Management , 5.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 580, "width": 436, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kirkpatrick, D. L., & Kirkpatrick, J. D. (2006). Evaluatin Training Programmes. San Fransisco: Berret Koehler.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 428, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lusardi, A., & Mitchell, O. S. (2007). Baby Boomer Retirement Security: The Roles of Planning, Financial Literacy, and Housing Wealth . Journal of Monetary Economics , 54, 205-224.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 618, "width": 431, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "McArdle, G. (2007). Training Design & Delivery 2nd Edition. Florida: Association for Talent Development. Ndraha, T. (2011). Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta: Rineka Cipta. Noe, Hollenbeck, Gerhart, & Wright. (2003). Human Resources Management, International Edition. New York: The McGraw-hill Companies.Inc.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 427, "height": 100, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertanian, K. (2012). Petunjuk Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Pertanian. Jakarta: Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian. Pertanian, K. (2019). Panduan Pengelolaan Keuangan Program READSI. Jakarta: Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian. Purwanto, & Suparman, A. (1999). Evaluasi Program Diklat. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Ratna, S. (2016). Evaluasi Program Pasca Diklat. Modul Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Menengah . Jakarta: Pusat Pembinaan Widyaiswara Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 325, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa Vol. 6, No. 2, Desember 2022, pp. 37-44", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 36, "width": 8, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45", "type": "Page header" }, { "left": 168, "top": 768, "width": 275, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nining Hariyani (Efektivitas Pelatihan Literasi Keuangan bagi Rumah Tangga Petani)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 425, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Romadhon, S. (2019). Penerapan Model Empat Level Kirkpatrick dalam Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Pusdiklat Migas. Forum Diklat Volume 06, No 1 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 96, "width": 413, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Smidt, A., Balandin, S., Sigafoos, J., & Reed, V. A. (2009). The Kirkpatrick Model Tool for Evaluating Training Outcomes. Journal of Intellectual & Developmental , 266-274.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 121, "width": 426, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utomo, A. P., & Tehopeiory, K. P. (2021). Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis. Jurnal Telematika Volume 9, No 2 Institut Teknologi Terapan Bangsa, Bandung .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 424, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Windhy, A. M., & Naibaho, T. T. (2022). Evaluasi Efektivitas Pelatihan Tematik Padi Lahan Rawa dengan Metode Kirkpatrick Pembelajaran. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol. 6 No. 1 , 1-8.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 418, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yushita, A. N. (2017). Pentingnya Literasi Keuangan bagi Pengelolaan Keuangan Pribadi . Jurnal Nominal Volume VI No. 1 .", "type": "Text" } ]
8950e239-3c99-46b7-ba4b-31c48a1a9f0a
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/article/download/6410/4605
[ { "left": 57, "top": 38, "width": 256, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JJUPE/index", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 797, "width": 50, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1593", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 88, "width": 368, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effectiveness of Regional Tax Collection in Manado City", "type": "Section header" }, { "left": 161, "top": 117, "width": 273, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketty Lamia 1 , Goinpeace H. Tumbel 2 , Steven V. Tarore 3", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 132, "width": 469, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Prodi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Program Pascasarjana Univeristas Negeri Manado)", "type": "List item" }, { "left": 279, "top": 170, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 182, "width": 484, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research discusses the effectiveness of local tax collection in Manado City. This research aims to provide a more comprehensive insight into how hotel and restaurant taxes are managed, collected, and used by local governments to obtain optimal revenue. In this study, the authors used a qualitative approach as the main method of collecting data. This method allows the author to gain first-hand understanding and experience from various stakeholders, such as taxpayers, tax officers, and local governments. Through in-depth interviews, observations, and document analysis, the author explores the factors that affect the effectiveness of hotel and restaurant tax collection comprehensively. This research is expected to make an important contribution to the understanding of the effectiveness of hotel and restaurant tax collection, as well as provide useful recommendations for local governments in increasing local revenue through more effective tax collection.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 297, "width": 325, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Effectiveness, Tax Collection, Local Tax, Hotel Tax, Restaurant Tax", "type": "Section header" }, { "left": 280, "top": 320, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 331, "width": 487, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini membahas tentang efektivitas pemungutan pajak daerah di Kota Manado. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih komprehensif tentang bagaimana pajak hotel dan restoran dikelola, dipungut, dan digunakan oleh pemerintah daerah untuk memperoleh pendapatan yang optimal. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metode utama dalam mengumpulkan data. Metode ini memungkinkan penulis untuk mendapatkan pemahaman dan pengalaman langsung dari berbagai pemangku kepentingan, seperti wajib pajak, petugas pajak, dan pemerintah daerah. Melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen, penulis menggali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemungutan pajak hotel dan restoran secara komprehensif. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang efektivitas pemungutan pajak hotel dan restoran, serta memberikan rekomendasi yang bermanfaat bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan daerah melalui pemungutan pajak yang lebih efektif.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 457, "width": 353, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Efektivitas, Pemungutan Pajak, Pajak Daerah, Pajak Hotel, Pajak restoran", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 511, "width": 237, "height": 273, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The richness and beauty of nature as well as the variety of tourist attractions in the city of Manado are an attraction for local and foreign tourists to visit the city of Manado. With the increasing number of tourist visits, it is certain that the support of the tourism industry, such as hotel and restaurant services, will also experience an increase in income. The number of hotels and restaurants in recent years has increased quite significantly. The latest data for 2022 (Manado City Tourism Office) shows that the number of star hotels in the city of Manado is 17 hotels, consistingof 3 five-star hotels, 6 four-star hotels and 8 three-star hotels. Meanwhile, there are 102 non-star hotels with 4,103 rooms. The number of restaurants and eateries has also increased, according to 2020 data there are 209 restaurants, eateries and catering services, then the latest data for 2022 there are 366 restaurants, eateries and catering services (data source from the Manado", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 497, "width": 237, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "City Tourism Office). It can be said that the potential for local revenue from the tourism sector, if managed well, can achieve maximum results .", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 566, "width": 199, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 Restaurant data in 2022 (Source Manado City Tourism Office 2022)", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 620, "width": 237, "height": 154, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, judging from the data obtained, Manado City Regional Income has decreased from 2020 to 2021. Manado City Regional Original Income in 2019 was IDR. No Type of business Amount 1 Restaurant 110 2 Restaurant 193 3 Café 92 4 Catering services 33 5 Foodcourt (tenant) 30", "type": "Table" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 4 Desember 2023", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 51, "width": 191, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 51, "width": 256, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JJUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 194, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 4 Desember 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 797, "width": 30, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1594", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 237, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "339,077,562,000,-, in 2020 PAD dropped drastically to a nominal value of Rp. 261,756,116,854,- and in 2021 it will decrease by IDR. 240,245,296,030,-. Meanwhile, for regional taxes from the tourism sector, namely hotel and restaurant taxes, in 2022 the main target for hotel tax revenue is IDR. 41,000,000,000.00 and the realization achieved was Rp. 29,910,654,789.07 (72.95%). Restaurant tax revenue target Rp. 95,000,000,000.00 and the realization achieved was Rp. 98.149.818.271.46 (103%).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 268, "width": 237, "height": 356, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are several problems that often occur in collecting and managing hotel and restaurant taxes. 1) Improper tax management and reporting, this can occur due to errors in calculating the tax that should be paid, errors in recording sales transactions, or errors in tax reporting. 2) Falsification of data or concealment of income. This is done through practices such as recording transactions incorrectly so that the reported tax amount is lower, deleting or hiding income that should be subject to tax, or committing other acts of violation of tax provisions. 3) Non-compliance with tax regulations by taxpayers. What often happens is that taxpayers do not collect or collect taxes from guests or customers correctly, and do not apply tax rates according to the provisions. There are also often delays in reporting and paying taxes from taxpayers. From the data obtained in the 2018, 2019 and 2020 periods, there were several hotel taxpayers who were late in paying their taxes and some were even in arrears until the following year. Departing from the phenomenon of the problems above, the author felt it necessary to conduct research with the title \"Effectiveness of Regional Tax Collection in Manado City\".", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 640, "width": 58, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 654, "width": 237, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The type of research carried out was qualitative field research with a descriptive analytical approach. Qualitative research aims to explain phenomena as deeply as possible through data collection. In this research, the issue of depth (quality) of data is more emphasized, not the amount (quantitative) of data. The descriptive approach aims to systematically describe the facts or characteristics of a particular population", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 102, "width": 237, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "or a particular field in a factual and accurate manner. This approach is a research method that looks at objects/conditions, descriptions, systematically, factually and accurately regarding the facts being investigated and the results can be used for future decision making.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 185, "width": 237, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The descriptive approach aims to obtain an in-depth description of speech, writing and behavior that can be observed from an individual, group, society or organization in a particular setting from a comprehensive point of view (Sugiyono, 2022: 272). This research seeks to explore the effectiveness of tax collection carried out by the Manado City Government through the Regional Revenue Agency.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 309, "width": 237, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data collection techniques through observationwhich was carried out by direct observation at the Manado City Revenue Agency, the locations of the tourism industry businesses in the city of Manado in this research were hotels and restaurants, the Manado City Tourism Office. Apart from that, through interviews with informants, the data that will be collected are employees of the Manado City Regional Revenue Agency, tourism business actors, specifically hotels and restaurants.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 461, "width": 237, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data analysis in this research was carried out during data collection and after data collection was completed within a certain period. Miles and Huberman (1984), stated that activities in qualitative data analysis are carried out interactively and continue continuously until completion, so that the data is saturated. Activities in data analysis in this research, namely data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing/verification.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 599, "width": 237, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data collection includes the first stage, the data that has been obtained is collected and checked for completeness and clarity, so that the data obtained is valid data. The second stage, data reduction is carried out during the research, during field research, until the research report is prepared. In the data reduction process, data analysis is carried out to sharpen, classify, direct, discard unnecessary data, and organize data so that final conclusions can be drawn and verified. The data that has been obtained is then arranged sequentially according to need.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 51, "width": 256, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JJUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 194, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 4 Desember 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 797, "width": 30, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1595", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 163, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 116, "width": 237, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manado City Regional Revenue Agency as a Regional Apparatus (PD) of the Manado City Government which was formed based on Manado City Regional Regulation Number 1 of 2019 concerning the Formation and Composition of Manado City Regional Apparatus and Manado Mayor Regulation Number 11 of 2019 concerning Position, Organizational Structure, Duties and Functions and the Work Procedures of the Manado City Regional Revenue Agency Type A, which is given the authority to carry out duties in the field of revenue which are government affairs in financial support functions, as regulated in Law Number 23 of 2014 concerning Regional Government, where the Regional Government has the right to manage regional income for the purpose of financing government, development and community activities.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 378, "width": 237, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Manado City Regional Revenue Agency is relevant to national activities and in the area of regional income it also refers to the Manado City Government Vision 2021 – 2026, namely; \"Manado is advanced and prosperous as the home of North Sulawesi and Indonesia in the Asia Pacific\"", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 237, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effectiveness of hotel tax and restaurant tax collection by the Manado City Regional Revenue Agency", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 530, "width": 237, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Robin (199:58) organizational effectiveness is an encompassing draft of concept, components, and management roles. An organization receives input, carries out transformation and produces output. These inputs can be raw materials, processes, people (labor, knowledge, skills), infrastructure (buildings and equipment), technology (hardware and software).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 654, "width": 237, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of interviews and direct observations in the field, it can be seen that the Regional Revenue Agency is really trying to make various breakthroughs and innovations in tax services in order to achieve the regional tax realization target, especially hotel tax and restaurant tax. The efforts made by the Regional Revenue Agency are to provide supporting infrastructure for tax services, the availability of", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 102, "width": 236, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "serving personnel, and a tax service information system.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 130, "width": 237, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To register for NPWPD, taxpayers can do so at the Manado City Public Services Mall. Taxpayers come directly to process the NPWPD issuance at no charge or for free. For this service, 12 implementing personnel and 3 sub-division heads have been prepared for administration and field checks.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 226, "width": 237, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The taxpayer data collection process is carried out by the Regional Revenue Agency by issuing a data collection form which is distributed to taxpayers to be filled in and accompanied by supporting files. To collect data on taxpayers, Bapenda assigns its employees to go out into the field as an effort to directly check and collect business data must tax. The task of collecting taxpayer data is carried out every month, 12 times a year. The number of personnel who went to the field to collect data was 35 people from the tax and levy sector.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 392, "width": 237, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The tax and levy collection process is carried out moment taxpayers are in arrears with their obligation to pay taxes by issuing a warning letter to the taxpayer. However, before issuing a warning letter, the officer must first carry out collection by checking if the taxpayer has passed the tax payment due date. This is done as an effort to achieve the regional tax realization target, especially hotel tax and restaurant tax.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 516, "width": 237, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The efforts made by BAPENDA illustrate the importance of organizing people and work in achieving tax realization. The tax and levy services sector is responsible for tax services starting from taxpayer registration, taxpayer data collection to tax and levy collection. The tax service process begins with collecting taxpayer data to obtain a regional taxpayer identification number (NPWPD) as an identity and administrative means of implementing regional taxation rights and obligations. Taxpayer registration services can be served at the Public Services Mall.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 696, "width": 237, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This facility is provided to make things easier for taxpayers and is free of charge. The service has been prepared 12personpersonnel and 3 sub- sector officials for administrative processes and field checks. Tax collection is also carried out primarily to taxpayers who have passed the tax", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 51, "width": 256, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JJUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 194, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 4 Desember 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 797, "width": 30, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1596", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 237, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "payment due date. The Regional Revenue Agency issues warning letters to taxpayers and direct personnel are sent to inspect and collect taxes from taxpayers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 157, "width": 237, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sondang P. Siagian (2001:24) believes that effectiveness is the utilization of resources, facilities and infrastructure in a certain amount that is consciously determined beforehand. For produces a number of goods for the services it carries out. Effectiveness shows success in terms of whether or not the targets that have been set are achieved. If the results of the activity are closer to the target, it means the effectiveness is higher.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 295, "width": 237, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Manado City Regional Revenue Agency is also making innovations as an effort to increase the realization of regional income taxes and levies by establishing a BAPENDA information system consisting of 3 (three) tax and levy service applications as well as procuring monitoring tools for recording regional tax transaction data (OTM/Online Transaction Monitoring). ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 420, "width": 236, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Integrated Regional Tax Management", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 433, "width": 138, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Application (SMARTGOV)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 447, "width": 237, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Regional tax payment transaction application (PD ATTRACTION)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 237, "height": 245, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Applications and Monitoring Tools for Regional Tax Transaction Data Recorders (OTM/Online Transaction Monitoring) Using the SMARTGOV application is very beneficial for tax collectors as well as taxpayers. SMARTGOV application is used by officers to carry out tax services to taxpayers starting from the verification process to issuing tax payment bills. This makes the process of issuing a virtual account for tax payments easier, apart from that the SMARTGOV application is also integrated with other applications, connected to banks and other electronic payment places, integrated with PBB-P2 payments via PT. Indonesian post. Host to host has been carried out with the ATR/BPN Ministry's Data and Data Center in the BPHTB service for the issuance of Land Certificates at the Manado City Land/BPN Office.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 723, "width": 237, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The use of the ATTRACTION PD application is used by taxpayers and is very useful in the tax payment process as well as other benefits such as making it easier for taxpayers to", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 102, "width": 237, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "follow the process of procuring goods and services.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 130, "width": 237, "height": 245, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of interviews with taxpayers, it was explained that this application was connected to the portal procurement goods and services in various other government agencies so that they can see if there are procurements of goods and services that they can participate in. Data from interviews with several informants illustrates the efforts of an organization to achieve results by utilizing all available resources. Efforts have been made to innovate the digitalization of tax services through the SMARTGOV and ATTRACTION PD applications. The use of these two applications is to facilitate the tax service process starting from registration and payment of taxes by taxpayers to the supervision process. A good monitoring system will also maximize the realization of hotel tax and restaurant tax.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 378, "width": 237, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efforts from the Regional Revenue Agency to simplify the flow of tax payments by opening an online tax payment channel makes it easier tax payments for taxpayers. With the SMARTGOV tax service application and ATTRACTION PD, taxpayers can report taxes and pay taxes online via the available electronic payment channels, thereby saving time and costs. Tax services can be served more quickly so that the number of taxpayers served will also be greater. However, from the results of interviews and observations in the field, researchers found several shortcomings in the tax services carried out by the Regional Revenue Agency.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 571, "width": 237, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "These deficiencies include a lack of human resources, in this case the number of employees seen is still insufficient compared to the existing workload. Apart from that, the SMARTGOV tax service application also cannot accommodate late tax payments from taxpayers, so taxpayers who have passed the tax due date must process it directly with the tax service officer at the public service mall. Apart from that, there are frequent problems with application disruptions caused by internet network problems.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 723, "width": 87, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tax Supervision", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 737, "width": 237, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "George R. Terry (1958) in his book Principles of Management divided four basic functions management; namely Planning,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 51, "width": 256, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JJUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 194, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 4 Desember 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 797, "width": 30, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1597", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 237, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organizing, Actuating and Controlling. The role of supervision in tax services is so important because with a strict control system it is hoped that the results of the realization of tax payments can meet the targets set.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 171, "width": 237, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Regional Revenue Agency makes several efforts to supervise taxes, both directly and indirectly. Tax supervision is especially important for types of taxes paid using a self- assessment system, such as hotel tax and restaurant tax. Based on the results of interviews since the end of 2019, BAPENDA has installed an online transaction recording tool, this effort was carried out by the Regional Revenue Agency to reduce tax leakage and also become a monitoring tool for taxpayers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 237, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data collected through recording devices will be compared with transaction data reported by taxpayers when making tax payments. The number of OTM (online transaction machine) devices installed by the end of 2020 was 175 machines. When compared with data on the number of hotel and restaurant businesses in the city of Manado, the percentage coverage is very small, so the transaction data collected is not comprehensive. The Regional Revenue Agency also carries out a supervisory function by carrying out \"pick-testing\" field tasks to obtain real transaction data in the field, because the limited number of transaction recording devices installed has not yet reached all restaurants in the city of Manado.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 237, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, there are several obstacles in the implementation of tax supervision carried out by the Regional Revenue Agency, one of which is the lack of field officer personnel. The large number of businesses is not proportional to the number of officers so the \"pick test\" is carried out by sampling. This will also make it impossible to collect transaction data describe the overall amount of potential taxes, especially hotel taxes and restaurant taxes. This incomplete transaction data will mean that the tax authorities do not get an idea of the amount of tax that must be paid by taxpayers and can only trust tax reports from taxpayers, so that potential tax underpayments can occur. Incomplete tax potential data can also influence the determination of tax realization targets which may not be optimal.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 102, "width": 237, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of the interviews, researchers found that there was still a lack of firm action from the tax authorities towards taxpayers who were late his obligations pay taxes. The only sanction given as a result of the interview is a warning via a warning letter.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 199, "width": 237, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determinant factors in collecting hotel tax and restaurant tax", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 226, "width": 237, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "George R. Terry explains organizing is determining, grouping and arranging the various activities needed to achieve goals, placing people (employees), to these activities, the provision of physical factors suitable for work requirements and the appointment of authority relations, which are delegated to each person in connection with the implementation of each expected activity.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 337, "width": 237, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Competency of the tax authorities in carrying out their duties collection Taxes are very necessary to increase the realization of tax payments. The expertise and level of education possessed as well as mastery of the rules and SOPs will greatly support the tax authorities in determining tax targets and increasing the effectiveness of tax collection. According to (Sukriah, 2009), a person can be said to be competent if that person meets the qualifications or criteria in a particular science. Referring to the definition of effectiveness in the KBBI, effective can be defined as something that has results.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 516, "width": 237, "height": 260, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The relevant results are positive or can be said to be successful. Apart from that, it is a business that done maximally can also be said to be effective. Efforts to achieve a result, goal or target. Thus, it can be concluded that an effort can be said to be effective if the results, objectives or targets that have been previously determined have been achieved. Effectiveness is generally viewed as the level of achievement of operational and operational goals. Basically, effectiveness is the level of achievement of the organization's set target tasks. Effectiveness is how well the work is done, the extent to which someone produces output as expected. The annual performance report of the Regional Revenue Agency shows that the performance of the state civil servants (ASN) has reached 100%, meaning they have carried out their duties well. In terms of the number of state civil servants", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 51, "width": 256, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JJUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 194, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 4 Desember 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 797, "width": 30, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1598", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 237, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(ASN) in the Regional Revenue Agency, it is considered still insufficient because the number of hotel and restaurant businesses that will be served is so large. The latest data shows the number of restaurants is 110, restaurants are 193, cafes are 92, food services are 33 and food courts are three.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 199, "width": 237, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The following is the participation of state civil servants (ASN) in technical training and training income looks still lacking. The limited implementation of technical training carried out by the Director General of Taxes causes the Regional Revenue Agency to have difficulty improving the capabilities of its apparatus. The technical training currently available is only for a few skills, such as bailiffs, PBB assessors and tax inspectors. The Regional Revenue Agency also lacks in providing internal technical training for its employees.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 237, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another problem is the limited participation funds to take part in revenue technical training. However, from the results of interviews and direct observations in the field, researchers found that the State Civil Apparatus (ASN) in charge of the tax and levy services section had good technical expertise and mastery of operational standards for tax services. In carrying out services to taxpayers, they have the ability to operate the tax service system, they also master the rules relating to regional taxes, and master the procedures for servicing and paying taxes.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 558, "width": 236, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the research carried out, it can be taken conclusion;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 585, "width": 236, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. The competency of the State Civil Apparatus (ASN) in the Manado City Regional Revenue Agency in carrying out regional tax collection has largely met the necessary requirements both in terms of formal education as well as technical capabilities related to the implementation of regional tax management, specifically hotel tax and restaurant tax so that collection is effective. regional taxes can be achieved.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 723, "width": 229, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The programs and activities of the Manado City Regional Revenue Agency in an effort to increase the realization of regional taxes, especially hotel taxes and restaurant taxes,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 102, "width": 229, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "have been maximally carried out even though the realization of hotel taxes has not yet reached the targeted realization target. The breakthrough made by the Regional Revenue Agency of the city of Manado through digitalization of tax services has increased the efficiency and effectiveness of regional tax services in the city of Manado. 3. The target and realization of hotel tax and restaurant tax until October 2023 is based on hotel tax realization data of 57.79% and the realization target of restaurant tax realization reaching 86.81% so it can be concluded that hotel tax collection has not been effective and restaurant tax collection has been effective.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 337, "width": 135, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ACKNOWLEDGEMENT", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 350, "width": 237, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "State Administration Study Program, Faculty of Social Sciences and Law, Manado State University Postgraduate Program", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 406, "width": 95, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIBLIOGRAPHY", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 420, "width": 237, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Pendapatan Daerah Kota Manado. (2022).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 433, "width": 243, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Tahun Anggaran 2022. Manado Boda, Jackson. (2022). Strategi Pemerintah Kota Manado Dalam Meningkatkan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 489, "width": 249, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan Asli Daerah Melalui Pajak Perhotelan. Manado : Jurnal Tesis Pasca Sarjana UNSRAT. Hhtp://www.djpk.kemenkeu.go.id Keban, Yeremias. (2020). Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik. Yogyakarta : Gaya Media Lakat, Semuel Junior. (2023). Pengaruh", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 599, "width": 215, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerimaan Pajak Daerah, Pertumbuhan Jumlah Penduduk Dan Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Terhadap Pendapatan Asli Kota Manado. Vol 10 nomor 1 tahun 2003, Jurnal Manajemen Bisnis dan Inovasi UNSRAT.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 682, "width": 237, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minollah. (2020). Pajak Daerah (Kajian Teoritik dan Konseptual). Pustaka Bangsa Mustaqim, H. (2018). Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah. Yogyakarta : FH UII Press", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 51, "width": 256, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JJUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 194, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 4 Desember 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 797, "width": 30, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1599", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 237, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parsons, Wayne. (2005). Public Policy", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 116, "width": 237, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengantar Teori dan Parktik Analisis Kebijakan. Jakarta: Kencana. Pemerintah Kota Manado. (2011). Peraturan Daerah nomor 2 tentang Pajak Daerah. Manado Prawoto, Agus. (2010). Pengantar Keuangan Publik Edisi Pertama. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Mada. Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. TMbooks. (2013). Perpajakan, Esensi dan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 237, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi. Yogyakarta : CV ANDI TMbooks. (2015). Cermat Menguasai Seluk- Beluk Perpajakan Indonesia. Yogyakarta. CV ANDI Tumbo, Sumule. Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta : Dirjen Bina Keuangan Daerah.", "type": "Text" } ]
34088df2-994e-2bfc-1caa-009e5ebd4754
https://e-journal.unair.ac.id/JAKI/article/download/12179/7062
[ { "left": 201, "top": 799, "width": 144, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JAKI Volume 6 Nomor 2 July-December 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 378, "top": 69, "width": 149, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2303-3592 Volume 6 No 2 July-December 2018", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 135, "width": 404, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia (JAKI) ini diterbitkan oleh Universitas Airlangga, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Departemen Administrasi Kebijakan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 156, "width": 404, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan bekerjasama dengan Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi). Dewan redaksi beralamat di Surabaya, Indonesia. Kami menyambut semua ahli, praktisi, dan mahasiswa yang tertarik pada bidang administrasi kesehatan untuk mengirimkan artikel mereka. JAKI diterbitkan setiap enam bulan sekali (Juni dan Desember). Jurnal ini secara khusus menyambut baik penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dalam manajemen kesehatan dan organisasi. JAKI menawarkan kepada penulis manfaat dari salah satunya diindeks di database utama, seperti (1) Akreditasi Jurnal Ilmiah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Sinta), Indonesian Publication Index (IPI) dan Google Scholar ,(2) Penyaringan awal yang responsif dan sesuai ketertarikan editorial.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 269, "width": 211, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SUSUNAN DEWAN PENYUNTING JURNAL ADMINISTRASI KESEHATAN INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 300, "width": 275, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KETUA PENYUNTING ( EDITOR IN CHIEF ): Nuzulul Kusuma Putri (Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 331, "width": 350, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENELAAH AHLI ( EDITORIAL BOARDS ) Aidalina Mahmud (Universiti Putra Malaysia, Malaysia) Dwi Rukma Santi (UIN Sunan Ampel Surabaya, Indonesia) Azniah Azniah (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar, Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 373, "width": 248, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzie Rahman (Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 383, "width": 305, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilham Akhsanu Ridlo (PP Persakmi, Indonesia) Ridwan Amiruddin (PP Persakmi, Indonesia) Sukri Palutturi (Universitas Hasanuddin, Indonesia) Hanifa Maher Denny (Universitas Diponegoro, Indonesia) Febi Dwirahmadi (Griffith School of Environment, Australia) Agung Dwilaksono (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 459, "width": 294, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MITRA BESTARI ( PEER REVIEWERS ) : Eva Rully Kurniawati (Maastricht University Medical Center, Netherlands) Dwi Rukma Santi (UIN Sunan Ampel, Surabaya) Ita Rahmawati (Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara, Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 501, "width": 248, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzie Rahman (Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia)", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 511, "width": 309, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azniah Azniah (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin, Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 521, "width": 367, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dian Mawarni (Universitas Gadjah Mada, Indonesia) Lilis Masyfufah, A.S (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo, Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 542, "width": 335, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Martiana Wati (Universitas Jember, Indonesia) Dinda Rahmaniar (Rumah Sakit Bedah, Indonesia) Abdu Naf'an Aisul Muhlis (PP Persakmi, Indonesia) Ulfah Abqori (GAIN Indonesia (Global Alliance for Improved Nutrition), Netherlands)", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 583, "width": 259, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andini Yulina Pramono (Australia National University, Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 594, "width": 281, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budi Eko Siswoyo (Mahidol University, Indonesia) Rosda Febriana (RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya, Indonesia) Maya Weka Santi (Politeknik Negeri Jember, Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 635, "width": 197, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PELAKSANA TATA USAHA ( ADMINISTRATION ): Imamatul Khair", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 666, "width": 330, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ALAMAT REDAKSI ( EDITORIAL ADDRESS ) Fakultas Kesehatan Masyarakat (Lt. 3 RK 11) Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Kampus C Unair, Surabaya 60115, Indonesia Telp. (62) (31) 5928994, (62) (31) 60707527, Fax (62) (31) 5927113 E-mail: [email protected] Facebook Fanpage: https://www.facebook.com/JurnalAKI/ Google Scholar: https://scholar.google.co.id/citations?user=1gtVmg0AAAAJ&hl=id Website: www.http://e-journal.unair.ac.id/index.php/JAKI", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 799, "width": 144, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JAKI Volume 6 Nomor 2 July-December 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 378, "top": 69, "width": 149, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2303-3592 Volume 6 No 2 July-December 2018", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 136, "width": 62, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR ISI", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 159, "width": 344, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader Posyandu di Desa Pengadegan Kabupaten Banyumas", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 180, "width": 345, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Factors Associated with the Activeness of Posyandu Cadres in Pengadegan Village of", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 191, "width": 410, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyumas District Arina Candra Profita 68-74", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 222, "width": 356, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Kesenjangan Kualitas Pelayanan Berdasarkan Kepuasan Pasien Poliklinik", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 232, "width": 419, "height": 142, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saraf RS Bhayangkara Surabaya The Gap Analysis of Service Quality based on Customer Satisfaction in Neurological Polyclinic Bhayangkara Hospital Surabaya Luh Wayan Ema Natarini 75-83 Evaluasi Sistem Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Sakit The Evaluation of Patient Safety Incident Reporting System in Hospital Arfella Dara Tristantia 84-94 Pengaruh Informasi Pelayanan Prolanis dan Kesesuaian Waktu terhadap Pemanfaatan Prolanis di Pusat Layanan Kesehatan Unair Influence of Prolanis Information and Time Conformity to Prolanis Use in Unair Health Service Center Auliya Firdha Chusna Arifa 95-102", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 387, "width": 354, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Faktor Individu dan Organisasi terhadap Kepatuhan Bidan Menerapkan Standar Prosedur Operasional Cuci Tangan", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 406, "width": 424, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relevance of Individual and Organizational Factor t o Midwives’s Compliance Apply Standard Operating Procedure of Handwashing Ririk Harlinisari, Nyoman Anita Damayanti 103-110 Pendekatan PDSA untuk Perbaikan Proses pada Indikator Sasaran Keselamatan Pasiendi Rumah Sakit PDSA Method for Process Improvement on Indicators of Patient Safety Goals in Thehospital Elly Nu’ma Zahroti, Djazully Chalidyanto 111-120", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 511, "width": 357, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literasi Informasi Kesehatan Nifas Ibu Hamil Berstatus Sosial Menengah ke Bawah", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 522, "width": 424, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Post-Partum Health Information Literacy of Pregnant Women with Middle-Low Social Status Tito Yustiawan, Nurhasmadiar Nandini 122-128", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 553, "width": 361, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukungan Strategis dan Operasional Pemerintah dalam Pemenuhan Hak Kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 563, "width": 423, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak Tunagrahita di Kota Surabaya Government’s Strategic and Operational Support to Fulfill the Health Right of Children with Mental Illness in Surabaya Ana Riskhatul Fitria 129-135", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 615, "width": 347, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyebab Kejadian Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil Risiko Tinggi dan Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Jember Factors of Chronic Energy Loss Incidence in High Risk Pregnant Women and Services Utilization of Antenatal Care in Jelbuk Public Health Care Jember District", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 656, "width": 423, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Linda Syahadhatun Nisa, Christyana Sandra, Sri Utami 136-142 Kualitas Fungsional dan Kepuasan Pasien terhadap Perawat dan Dokter Gigi di Rumah Sakit Functional Quality and Patient Satisfaction with Nurses and Dentists at the Hospital Afifa Nur Chabibah", "type": "Table" }, { "left": 467, "top": 708, "width": 36, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "143-148", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 799, "width": 144, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JAKI Volume 6 Nomor 2 July-December 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 378, "top": 69, "width": 149, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2303-3592 Volume 6 No 2 July-December 2018", "type": "Page header" }, { "left": 107, "top": 124, "width": 352, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Penerapan Upaya Keselamatan Pasien di Puskesmas “X” Kota Surabaya", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 144, "width": 364, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Improving the Health Services’ Quality by Implementation of Patient Safety in Public Health", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 154, "width": 428, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Center “X” of Surabaya Nurul Hidayatul Ulumiyah 149-155 Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak X Surabaya The Influence of Quality of Work Life toward Job Satisfaction of Employees in Maternal and Child Hospital X Surabaya Rinanti Rahayuning Bekti 156-163", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 249, "width": 360, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran Figur Otoritas terhadap Kepatuhan Perawat dalam Implementasi Standar", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 259, "width": 428, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur Operasional Kebersihan Tangan Description of Authority Figure on Nursing Obedience in Implementation Standard Operational Procedure of Hand Hygiene Amira Maulida Putri 164-172 Pengaruh Responsiveness Perawat dalam Praktik Komunikasi Terapeutik terhadap Kepuasan Pasien Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya The Effect of Nurse ’s Responsiveness in Therapeutic Communication Practice to In- Patient s’ Satisfaction at Haji Surabaya Hospital", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 352, "width": 428, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajenk Saprilla Nanda 173-179", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 373, "width": 346, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian Kepuasan Karyawan pada Sistem Pengelolaan Organisasi di RSUD Dr.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 383, "width": 428, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soetomo Surabaya Assessment of Employee’s Job Satisfaction towards Organization Management System in RSUD Dr. Soetomo Surabaya Thinni Nurul Rochmah, Maya Weka Santi, Anang Endaryanto, Cita Rosita 180-188", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 435, "width": 365, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pelayanan Kesehatan di Puskesmas", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 445, "width": 427, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Hulu Sungai Utara Measurement of Community Satisfaction Index (CSI) Health Services in Public Health Center of North Hulu Sungai Dedie Fahamsyah, C Isnur Hatta, Mahyuliansyah 189-196 Kesiapan Unit Rekam Medis Klinik dalam Menghadapi Akreditasi The Readiness of Medical Record Unit Clinic for Accreditation Karina Amalia Sholihah 197-204", "type": "Table" }, { "left": 233, "top": 800, "width": 132, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JAKI Volume 6 No 2 July-December 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 202, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DARI MEJA PENYUNTING", "type": "Section header" }, { "left": 208, "top": 106, "width": 320, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "embangunan kesehatan yang menyeluruh dari hulu dan hilir menjadi bahasan dalam Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 Nomor 2. Beberapa artikel yang kami sajikan dalam edisi kali ini merupakan representasi dari kondisi dan gerakan pemberdayaan di tingkat masyarakat yang menarik dalam diskusi manajemen dan administrasi kesehatan. Beberapa artikel juga dapat menjadi rujukan bagi para pengambil kebijakan.", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 230, "width": 323, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Editor memahami bahwa keilmuan administrasi kesehatan tidak terbatas pada lokus institusi pelayanan kesehatan saja, kami menyuguhkan artikel yang dapat dijadikan rujukan bagi pengambil kebijakan. Dalam nomor sebelumnya, upaya untuk meningkatkan efektifitas program kesehatan juga dilakukan dengan melaksanakan supervisi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 457, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang suportif pada level pemegang program. Program yang dirancang juga harus memperhatikan perencanaan non teknis utamanya pemberdayaan kader (Viani, K, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 354, "width": 457, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor yang mempunyai hubungan dengan keaktifan kader posyandu dibahas oleh Arina candra profita. Keaktifan kader merupakan upaya yang perlu didorong oleh peningkatan literasi kesehatan. Literasi kesehatan mempunyai daya ungkit dalam pemberdayaan kader terlebih pada peningkatan kognitif dan kemampuan sosial. Konsekuensi dari peningkatan literasi kesehatan adalah terjadinya peningkatan status kesehatan, pengetahuan kesehatan dan penurunan biaya kesehatan ( Speros, C, 2005). Dukungan strategis dan operasional pemerintah dalam pemenuhan hak kesehatan anak tunagrahita juga menjadi bahasan dalam nomor ini. Melengkapi artikel tersebut, Linda Syahdhatun Nisa, Christyana Sandra dan Sri utami memaparkan bahasan yang komprehensif perihal penyebab kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu hamil risiko tinggi berikut dengan pemanfaatan antenatal care .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 542, "width": 457, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mutu pelayanan kesehatan merupakan bahasan berikutnya dalam nomor ini. Editor memuat topik tentang Plan-Do-Study-Act (PDSA), analisis kesenjangan kualitas, kepuasan karyawan, analisis responsiveness , dan upaya peningkatan kualitas pelayanan dengan peningkatan berkelanjutan pada indikator keselamatan pasien di rumah sakit. Permatasari & Haksama (2015) menyatakan perbaikan dan peningkatan mutu pada dimensi aspek fisik dan dimensi kebijakan merupakan prioritas utama yang harus segera dilaksanakan karena dianggap penting oleh masyarakat khususnya pasien. Oleh karena itu, beragam artikel dalam nomor ini memuat kajian mutu dengan pendekatan yang lebih luas termasuk artikel oleh Nurul Hidayatul Ulumiyah yang melihat indikator keselamatan pasien sebagai bagian dari pengelolaan mutu di institusi pelayanan kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 708, "width": 456, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara khusus pada Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia kali ini menguatkan argumentasi bahwa isu yang menyangkut kesehatan ibu dan anak, pemenuhan hak atas kesehatan serta peningkatan mutu layanan masih menyisakan beragam masalah yang perlu segera diselesaikan.", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 106, "width": 31, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 262, "width": 107, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ilham Akhsanu Ridlo Editorial Board", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 800, "width": 132, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JAKI Volume 6 No 2 July-December 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 456, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Editor berharap bahwa apa yang dihadirkan oleh peneliti dan praktisi pada edisi ini akan mampu menjadi catatan penting tentang apa yang harus menjadi perhatian dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 419, "top": 129, "width": 109, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surabaya, Juli 2018 Managing Editor", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 83, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 456, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permatasari, M., & Haksama, S. (2015). Analisis Penilaian Dan Harapan Pasien Poli Gigi Dan Mulut Dengan Metode Spider Web Berdasarkan Dimensi Mutu Dabholkar. Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 239, "width": 68, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Administrasi", "type": "List item" }, { "left": 301, "top": 239, "width": 227, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesehatan Indonesia, 3 (1), 40-49.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 457, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "doi: http://dx.doi.org/10.20473/jaki.v3i1.2015.40-49 Speros, C. (2005), Health literacy: concept analysis. Journal of Advanced Nursing , 50: 633-640. doi: 10.1111/j.1365-2648.2005.03448.x", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 456, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Viani, K. (2018). Pentingnya Perencanaan dalam Program Imunisasi di Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 5 (2), 105- 110. doi: http://dx.doi.org/10.20473/jaki.v5i2.2017.105-110", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 657, "width": 279, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seluruh artikel dalam Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia (JAKI) ini merupakah naskah dengan akses terbuka dibawah ketentuan the creative common attribution Lisence (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0) sehingga seluruh penggunaan, distribusi, reproduksi, dalam media apapun tidak dibatasi selama sumber aslinya disitir dengan baik.", "type": "Text" } ]
2c54db0b-674d-5b12-b135-2ac7443a19e5
https://journals.unihaz.ac.id/index.php/mimbar/article/download/1802/1000
[ { "left": 113, "top": 50, "width": 233, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial dan Politik Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 224, "top": 64, "width": 171, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2252-5270 & E-ISSN : 2620-6056", "type": "Page header" }, { "left": 416, "top": 64, "width": 70, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 10 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 315, "top": 752, "width": 6, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 88, "width": 399, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "POLITICAL BRANDING TSAMARA AMANY ALATAS SELAMA MASA KAMPANYE PEMILU LEGISLATIF 2019 DI MEDIA SOSIAL", "type": "Section header" }, { "left": 208, "top": 143, "width": 209, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rintis Mulyani Email Korespondensi : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 181, "width": 251, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 293, "top": 205, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 400, "height": 227, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Social media is a means of disseminating information in marketing candidates or political parties. Politicians do branding through text and images in order to shape people's perceptions of themselves. Political branding on social media can be observed from the choice of words used and the issues discussed. This study aims to analyze Tsamara Amany Alatas' content on her personal social media accounts during the 2019 general election campaign. The researcher adjusted the content uploaded on Instagram and Twitter with the political branding and brand personality that Tsamara formed on his social media accounts. As a result, Tsamara performed all the criteria for successful branding according to the criteria adapted by Needham. Tsamara offers programs that she will strive for clearly, has distinguishing characteristics as a young lady who is brave and ready to be fired by constituents if she is performing poorly, ready to fight for aspirations and ready to be watched, become a symbol of PSI values, and convince constituents that she can trusted in fighting for aspirations. Tsamara has also formed a brand personality as a young politician who is honest and ready to be transparent to constituents, has high empathy especially for women, is brave, smart and has a technical understanding of constituent problems, and is tough. There are differences in the types of content that Tsamara produces on her Instagram and Twitter social media accounts. Tsamara's Instagram content focuses on forming her political brand, while Twitter content focuses on responding to social and political issues at the time and interacting with supporters. This difference is in accordance with the differences in the superior features of the two social media. Twitter is more interactive, allowing Tsamara to interact and discuss, while Instagram makes it easier for Tsamara to focus on delivering political messages to find voice support for her", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 458, "width": 282, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key Wards : brand personality; political branding; Tsamara Amany", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 233, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial dan Politik Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 224, "top": 64, "width": 171, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2252-5270 & E-ISSN : 2620-6056", "type": "Page header" }, { "left": 416, "top": 64, "width": 70, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 10 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 315, "top": 752, "width": 6, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 527, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Pendahuluan Peran media sosial dalam pemasaran politik menjadi perhatian peneliti. Peningkatan penggunaan media sosial membuat politikus lebih mudah untuk memperkenalkan diri dan mempersuasi target pendukungnya. Presiden Amerika Serikat Barack Obama dianggap telah mengubah dinamika perpolitikan digital dengan memperkenalkan strategi baru dalam penyebarluasan informasi politik (Lalancette and Raynauld 2019). Hal ini membuat adanya argumen bahwa Donald J. Trump juga melakukan perubahan serupa dalam digitalisasi politik. Trump menggunakan Twitter untuk menyampaikan pesan-pesan politik yang tidak biasa dan bahkan seringkali menuai kritikan dari para pengikutnya. Selain Twitter, akun Instagram personalnya juga menunjukkan bahwa Trump menyampaikan pesan politik yang konfrontasional dan bahkan negatif. Selain Barack Obama dan Donald J. Trump, Justin Trudeau juga menggunakan media sosial untuk keperluan politiknya (Lalancette and Raynauld 2019). Trudeau yang terpilih sebagai Perdana Menteri Kanada dikenal karena usianya yang relatif masih muda sebagai seorang Perdana Menteri, mudah didekati publik, dan pendekatan positifnya dalam berpolitik. Status selebritinya dalam bidang politik tercermin dalam semua gaya komunikasinya, termasuk di media sosial. Melalui akun Instagram pribadinya, Trudeau membagikan aktivitas kenegaraan dalam foto-foto yang diambil oleh fotografer resmi yang ditunjuk serta video-video.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 618, "width": 184, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Indonesia, penggunaan media sosial dalam kampanye politik juga sudah diperhatikan oleh para peneliti (Budiharto and Meiliana 2018). Sandra juga menganalisis makna dari pesan dan teks di media sosial Twitter Joko Widodo (Jokowi) selama masa kampanye Pemilu Gubernur DKI Jakarta 2012 (Sandra 2013). Branding politik Jokowi selama", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masa tersebut dibentuk melalui penamilan, kepribadian, dan pesan-pesan politis. Dari ketiga dimensi tersebut, Jokowi digambarkan sebagai figur politik yang terbuka, dekat dengan masyarakat, kredibel dan merakyat.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 164, "width": 183, "height": 263, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan media sosial dalam berkampanye juga dilakukan oleh Tsamara Amany Alatas selaku politikus dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Tsamara adalah Ketua DPP PSI saat usianya 22 tahun. Usia yang relatif muda dibandingkan usia politikus umumnya. Usia Tsamara dan kedudukannya yang strategis sebagai Ketua DPP PSI menjadi karakteristik unik yang membuatnya mudah dikenali publik. Menjelang Pemilu 2019, ia terpilih sebagai juru bicara pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo – KH. Maruf Amin. Pada saat yang sama, ia juga menjadi calon legislatif DPR RI daerah pemilihan DKI II (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luas Negeri) pada pemilihan legislatif tahun 2019. Ia juga menjabat sebagai Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia atau PSI.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 429, "width": 184, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis political branding yang dilakukan Tsamara di akun media sosial pribadinya yakni Instagram dan Twitter. Perbedaan karakteristik Instagram yang berbasis gambar dan video serta Twitter yang berbasis teks microblogging menimbulkan pertanyaan apakah Tsamara melakukan pendekatan yang berbeda dalam menyampaikan pesan politiknya di kedua platform tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 581, "width": 96, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 592, "width": 183, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode analisis konten untuk melihat", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 617, "width": 183, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepribadian yang ditampilkan Tsamara Amany dalam rangka political branding yang dilakukan. Unit analisis penelitian ini adalah unggahan Instagram yang dilakukan Tsamara di akun pribadinya @tsamaradki dalam periode waktu 23 September 2018 hingga 13 April 2019. Periode waktu tersebut merupakan masa kampanye yang ditetapkan Komisi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 233, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial dan Politik Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 224, "top": 64, "width": 171, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2252-5270 & E-ISSN : 2620-6056", "type": "Page header" }, { "left": 416, "top": 64, "width": 70, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 10 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 315, "top": 752, "width": 6, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemilihan Umum untuk setiap calon anggota legislatif maupun eksekutif yang resmi menjadi peserta dalam pemilihan umum. Masa kampanye adalah masa resmi yang diizinkan KPU untuk setiap politikus agar bisa mempromosikan diri dan mengampanyekan", "type": "Table" }, { "left": 251, "top": 164, "width": 46, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "janji-janji", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 184, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "politiknya. Selain itu, peneliti juga menganalisis twit yang diproduksi langsung oleh Tsamara di akun pribadinya @tsamaradki mulai tanggal 10 Maret 2019 – 6 April 2019. Cuitan yang dianalisis terbatas pada waktu tersebut karena keterbatasan pengambilan data penelitian. Peneliti sulit mendapatkan akses data cuitan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 290, "width": 183, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tsamara selama masa kampanye, dan hanya bisa mendapatkan data sampai pada kurun waktu tersebut. Analisis mengacu pada sifat-sifat yang disenangi publik menurut Gareth Smith serta keberhasilan branding menurut Catherine Needham.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 391, "width": 161, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 403, "width": 184, "height": 326, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konten media sosial Instagram yang dianalisis adalah 56 unggahan di feed akun Instagram pribadi Tsamara Amany @tsamaradki dari tanggal 23 September 2018 hingga 13 April 2019. Tsamara membagikan gambar dan video dengan disertai caption, baik menjelaskan program kerja, isu progresif yang ia perjuangkan, dan konten singkat yang tidak terkait politik. Berbeda dengan caption di Instagram, cuitan Tsamara di akun pribadi media sosial Twitternya didominasi tanggapan atas isu yang beredar dan ucapan terima kasih atas dukungan masyarakat padanya. Dari 80 cuitan yang menjadi sampel, terdapat 24 cuitan terima kasih kepada para pendukungnya. Fitur Instagram memungkinkan Tsamara untuk menulis caption yang lebih panjang dibandingkan Twitter. Hal ini menjadi peluang bagi Tsamara untuk menyebarluaskan informasi mengenai program kerja yang ia usung berdasarkan jajak pendapat dan riset atas permasalahan yang dihadapi masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "di daerah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan luar negeri. Salah satu unggahan yang berisi informasi program yang akan Tsamara perjuangkan adalah ketika ia bertolak ke Hongkong untuk menemui para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di sana.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 187, "width": 165, "height": 368, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Alhamdulillah bahagia sekali bisa bertemu teman-teman pekerja migran di Hong Kong. Bagi saya mereka adalah pahlawan devisa Republik Indonesia. Sudah seharusnya mereka dimanusiakan dan disejahterahkan. Jika mendapat amanah menjadi wakil rakyat, insyaAllah saya akan mendorong tiga program ini: 1. Evaluasi PPTKIS secara menyeluruh! 2. Memastikan regulasi yang mengatur bahwa pekerja migran harus memiliki kwitansi atas biaya penempatan. ‘Majikan’ wajib mengganti biaya penempatan! #TolakOvercharging 3. Pembenahan SDM agar semakin banyak skilled labor. Bismillah, ini perjuangan bersama! Terima kasih TKN Hong Kong, senang bisa berjuang memenangkan #01 di sana. Terima kasih JBMI telah fasilitasi dialog interaktif antar caleg. Terima kasih paling utama untuk PSI Hong Kong!!! 📷 @shabrynaadellya ❤️", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 571, "width": 183, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tsamara menjelaskan tiga program utama yang akan ia perjuangkan untuk pekerja migran Indonesia. Kunjungannya ke Hongkong untuk menemui para Tenaga Kerja Indonesia adalah untuk menjelaskan program yang ia tawarkan jika terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Ia merangkum aspirasi para tenaga kerja dalam tiga program utama. Penjelasan ini merupakan syarat keberhasilan branding bahwa politikus perlu menyederhanakan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 233, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial dan Politik Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 224, "top": 64, "width": 171, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2252-5270 & E-ISSN : 2620-6056", "type": "Page header" }, { "left": 416, "top": 64, "width": 70, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 10 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 315, "top": 752, "width": 6, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "program yang akan ia lakukan sehingga mudah dimengerti oleh para calon pemilihnya (Needham 2005) Unggahan tersebut juga menggambarkan Tsamara berempati atas keadaan TKI yang sudah seharusnya dimanusiakan dan disejahterakan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 186, "height": 415, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tsamara juga menjabarkan program unggulan yang akan diperjuangkannya untuk menyelesaikan persoalan TKI. Program yang teknis dan tidak berupa jargon tersebut memperlihatkan Tsamara menguasai teknis persoalan yang dihadapi TKI dan juga cerdas dalam merumuskan solusi. Menemui komunitas bajaj di Bintaro Permai, Jakarta Selatan. Saya juga bertemu dengan Pak Bambang, tokoh masyarakat setempat. Beliau bukan sosok yang mudah mendukung orang. Bahkan awalnya beliau tidak mau mendukung saya. Tapi lama-lama setelah melihat rekam jejak, beliau mantap mendukung & bahkan sangat militan. Alhamdulillah sangat bersyukur! InsyaAllah di Senayan nanti kita perjuangkan aspirasi setiap warga Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, & Luar Negeri. #Jaksel #Jakpus#LuarNegeri #Cale gDPRRI Penjelasan pada unggahan Tsamara tanggal 30 Maret 2019 ini diakhiri dengan pesan bahwa Tsamara siap untuk memperjuangkan aspirasi setiap warga Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 594, "width": 184, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negari. Pesan ini menguatkan indikator kunci keberhasilan branding menurut Needham (2005) bahwa brand atau politikus harus aspirasional dan menyampaikan visi yang positif untuk menjamin kehidupan yang lebih baik. Caption Tsamara di akun Instagramnya pada tanggal 30 Maret 2019 juga memperlihatkan bahwa Tsamara dekat dengan rakyat dan rendah hati. Sifat politikus yang tulus dan dekat", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan rakyat ini terbukti disenangi publik. Sifat tulus menjadi salah satu sifat yang terdapat dalam model brand personality dari (Aaker 1997). Aaker menjabarkan sifat tulus dapat dilihat kerendah hatian politikus, kesan bahwa ia dekat dengan rakyat, jujur, baik, dan ceria.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 189, "width": 183, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain memperlihatkan ketulusan, Tsamara juga menyisipkan pesan bahwa ia memiliki rekam jejak yang layak untuk dipilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Pesan tersebut berusaha memperlihatkan bahwa Tsamara juga dapat bekerja dan kompeten, meski usianya saat itu masih 23 tahun dan belum banyak memiliki pengalaman seperti kandidat lainnya.", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 328, "width": 165, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teman di sebelah saya ini namanya Ruslan. Usianya tak jauh berbeda dengan saya. Baru 20 tahun. Ruslan sudah bekerja di ladang sejak usia 15 tahun. Ia memutuskan merantau dari Sulawesi ke Malaysia untuk mencari penghidupan. Ruslan tak punya cukup biaya untuk sekolah. Saya tanya kepada Ruslan jika pada tahun 2012 Kartu Indonesia Pintar sudah ada, apakah dia akan memilih sekolah atau kerja? Ruslan menjawab: sekolah. Mendengar itu saya semakin yakin mendukung Pak @jokowi. Jaminan pendidikan lewat Kartu Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 531, "width": 161, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pintar memastikan tak boleh lagi ada Ruslan lain yang harus mengubur mimpi karena tak punya biaya. #LuarNegeri #CalegDPRRI #Jokow i #PSI #Pekerja#IndonesiaMaju", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 619, "width": 183, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain mempromosikan diri sebagai partai yang progresif dan memiliki semangat anak muda, Tsamara juga menjelaskan bahwa Partai Solidaritas Indonesia, partai yang mengusungnya, adalah partai yang siap diawasi oleh rakyat. Anggota legislatif dari partainya bisa dipecat oleh rakyat jika dalam pengawasan", "type": "Text" }, { "left": 404, "top": 720, "width": 109, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "didapati anggotanya", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 233, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial dan Politik Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 224, "top": 64, "width": 171, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2252-5270 & E-ISSN : 2620-6056", "type": "Page header" }, { "left": 416, "top": 64, "width": 70, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 10 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 315, "top": 752, "width": 6, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki kinerja yang sangat buruk. Janji yang ditawarkan ini menjadi pembeda antara PSI dan partai lain yang selama ini tidak memberikan transparansi kinerja pada publik. Program ini secara tidak langsung juga memberikan karakteristik pembeda bagi Tsamara dan politikus lain. Hal ini sesuai dengan ciri branding yang baik karena brand bisa menampilkan keunikan dan ciri yang jelas dengan kompetitornya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 239, "width": 184, "height": 378, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kini waktunya pecat anggota DPR yang tidak kerja dengan baik. Setiap anggota DPR dari PSI wajib melaporkan kinerja kepada publik. #MenangkanJokowi#PilihP SI Program pemecatan DPR dari PSI yang diunggah Tsamara juga menyiratkan makna bahwa Tsamara, sebagai anggota PSI, memiliki kepribadian yang jujur karena siap transparan kepada publik. Program pelaporan kinerja ini juga merupakan salah satu bentuk agenda PSI dalam rangka memerangi korupsi. Melalui program tersebut, PSI berusaha meyakinkan target pendukungnya bahwa para pemilih tidak akan berisiko jika memilih mereka karena mereka siap mempertanggungjawabkan dan melaporkan kinerja langsung kepada masyarakat. Hal ini berbeda dengan partai lain yang tidak menawarkan program serupa. Tidak ada partai yang berani menawarkan program pelaporan kinerja langsung dan memungkinkan dilakukannya pemecatan pada anggota dewan perwakilan rakyat dari PSI yang tidak amanah terhadap pekerjaannya.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 619, "width": 184, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program pemecatan yang diusung PSI memberikan kesan bahwa PSI dan kader-kader yang diusungnya kompeten jika terpilih sebagai wakil rakyat. Menurut Aaker, kompetensi kandidat politik dapat dilihat dari reliabilitas kinerjana, kecerdasannya, dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 708, "width": 183, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesuksesannya (Aaker 1997). Program PSI yang mewajibkan anggotanya untuk", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melaporakan kinerja langsung pada konstituennya adalah bentuk upaya memperlihatkan reliabilitas PSI dan kader-kadernya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 126, "width": 183, "height": 161, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui program tersebut, PSI berusaha membentuk persepsi masyarakat bahwa PSI dan kader-kadernya dapat dipercaya, tidak hanya memberikan janji saat kampanye tapi juga mengimplementasikan dan memperjuangkan kepentingan masyarakat ketika sudah terpilih. Rilis lembaga survei Charta Politika menempatkan saya pada lima besar dari tujuh kursi DPR RI dari daerah pemilihan DKI II", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 290, "width": 162, "height": 440, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, & Luar Negeri). Alhamdulillah ini pertanda baik. Semua ini tidak mungkin bisa berhasil tanpa kerja keras relawan yang setiap hari melakukan kampanye dari rumah ke rumah untuk mengenalkan perjuangan kami. Terima kasih teman-teman relawan yang kusayangi. Kita harus bekerja semakin keras. Selama masa kampanye, saya sudah turun ke lebih dari 100 titik di Jakarta. Proses ini membuat saya belajar bahwa wakil rakyat yang baik adalah wakil rakyat yang mau mendengar dan belajar dari masyarakat. Saya percaya bahwa hubungan personal — BUKAN UANG!!! — yang akan meyakinkan pemilih di bilik suara nanti. Bapak, Ibu, teman-teman semua seluruh warga Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, & Luar Negeri, saya memohon doa & dukungannya. Perjalanan ini masih panjang. Belum waktunya berpuas diri. Ini bukan perjuangan yang mudah. Dapil DKI II, tempat saya bertarung, dianggap sebagai dapil neraka karena ketatnya persaingan. Bahkan, saya harus bertarung dengan anggota DPR yang kini adalah pimpinan MPR RI. Beliau sudah menjabat tiga periode!", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 233, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial dan Politik Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 224, "top": 64, "width": 171, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2252-5270 & E-ISSN : 2620-6056", "type": "Page header" }, { "left": 416, "top": 64, "width": 70, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 10 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 315, "top": 752, "width": 6, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 88, "width": 161, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bismillah, tidak ada yang tidak mungkin. Jika warga Jakarta berkehendak, insyaAllah akan ada wakil anak muda dalam Senayan. Wakil anak muda yang akan selalu turun ke masyarakat, melaporkan kinerjanya pada publik, & memperjuangkan UU progresif", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 189, "width": 161, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seperti UU E-Budgeting dan UU Penghapusan Kekerasan Seksual. Saya tak punya kuasa untuk menentukan. Tapi setiap suara kalian bisa! ◦", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 265, "width": 183, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Caption Tsamara di salah satu unggahan menjelaskan elektabilitasnya dalam sebuah survey. Penjelasan posisi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 303, "width": 184, "height": 174, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tsamara dan dilengkapi dengan ucapan syukurnya memperlihatkan optimism dan kepercayaan diri Tsamara dalam kontestasi politik yang sedang berlangsung saat itu. Optimisme yang disuarakan Tsamara berpotensi mendatangkan relawan lebih banyak lagi karena ada peluang untuk memenagkan suara. Kepercayaan diri merupakan sifat yang termasuk dalam dimensi kepemimpinan (Smith 2009). Dalam dimensi ini juga terdapat sifat bekerja keras dan mengetahui persoalan teknis konstituennya.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 480, "width": 184, "height": 250, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tsamara juga memperlihatkan kedua sifat ini dalam unggahan tersebut dengan menjelaskan bahwa dirinya sudah turun untuk berdialog dengan masyarakat di lebih dari 100 titik di Jakarta. Ia menekankan bahwa dukungan rakyat harus dijemput dengan cara mendengar keluhan dan harapan mereka, bukan dengan politik uang. Tsamara juga memperlihatkan bahwa dirinya membawa isu progresif untuk diperjuangkan seperti UU E-Budgeting dan UU Penghapusan Kekerasan Seksual. Masih di unggahan yang sama, Tsamara juga menekankan bahwa ia masih muda dan siap untuk selalu turun ke masyarakat dan melaporkan kinerjanya. Hal ini selaras dengan citra yang ia bangun sebagai kader muda yang", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siap bertarung di dunia politik melawan para petahana yang usianya relatif terpaut jauh darinya. Ia juga memperlihatkan bahwa dirinya dapat digapai oleh masyarakat yang terpinggirkan dan siap dekat dengan mereka melalui dialog- dialog yang ia lakukan di lebih dari 100 titik di Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 189, "width": 183, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kita semua tau bahwa biaya politik di Indonesia itu sangat mahal. Tapi aku tidak pernah takut karena aku didukung oleh relawan yang selalu siap membantu dalam proses pencalegan ini. Relawan bagiku bukan sekedar tangan kanan, tapi juga mata, hati, dan alasan kuat aku terus berjuang membawa perubahan dalam politik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 303, "width": 160, "height": 151, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sore ini aku berkesempatan berkumpul dengan relawan. Mereka yang selalu memberikan masukan, menemani ketika bertemu warga, atau sekedar mengirim pesan ‘selamat pagi’ sebagai tambahan semangat. Berkumpul dengan mereka adalah bentuk re- charge setelah menjalani hari yang kadang menguras tenaga. Terima kasih relawan buibuk aku yang ketjeeee ❤️", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 469, "width": 186, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unggahan di atas juga memperlihatkan bahwa Tsamara", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 495, "width": 186, "height": 174, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki keberanian untuk bertarung dengan politikus-politikus yang sudah lebih dulu berkiprah di dunia politik. Ia menunjukkan bahwa proses kampanye dirinya dibantu oleh para relawan sehingga minim risiko jika kemudian ia terpilih. Pesan tersebut menyiratkan bahwa bantuan relawan merupakan modal politiknya, bukan berasal dari transaksi dengan aktor dominan yang kepentingannya berlawanan dengan masyarakat yang termarjinalkan. Tsamara juga menceritakan kembali peran relawan dalam proses kampanye yang ia jalani.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 684, "width": 157, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alhamdulillah bersyukur dapat kesempatan melihat kondisi sekolah anak pekerja Indonesia di", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 233, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial dan Politik Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 224, "top": 64, "width": 171, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2252-5270 & E-ISSN : 2620-6056", "type": "Page header" }, { "left": 416, "top": 64, "width": 70, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 10 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 315, "top": 752, "width": 6, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 85, "width": 157, "height": 164, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ladang Seraya, Tawau. • Sekolah ini diinisiasi oleh Yayasan Peduli Insani Nusantara sejak tahun 2008. Sudah seharusnya ini didukung oleh pemerintah. Saya ingin memastikan pendidikan layak bukan hanya dirasakan oleh anak- anak kita di Indonesia, tapi juga anak-anak Indonesia yang berada di negeri orang. Mereka adalah masa depan bangsa. • #LuarNegeri #CalegDPRRI #Taw au#Malaysia #Indonesia •", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 265, "width": 184, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tulisan Tsamara dalam sebuah unggahan di atas memperlihatkan bahwa ia percaya diri untuk bisa memastikan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 303, "width": 183, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan layak bagi semua anak yang berkewarganegaraan Indonesia, di manapun mereka berada. Kunjungan Tsamara yang turun langsung menemui masyarakat di luar negeri menunjukkan bahwa Tsamara tidak hanya peduli dengan warga Jakarta, namun juga masyarakat yang kurang sejahtera di Malaysia.", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 429, "width": 157, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika berbincang dengan warga Duri Pulo, Jakarta Pusat, tiba-tiba terlintas satu kata yang bisa menjelaskan proses ini: kepercayaan. • Itu yang kini sedang saya bangun. Saya tak bisa sendiri. Saya butuh warga, saya butuh kamu, untuk percaya kepada saya bahwa kita bisa sama-sama membawa perubahan itu di DPR. •", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 569, "width": 153, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "#Jakpus #Jaksel #LuarNegeri#Cal egDPRRI #MenangkanJokowi#Pil ihPSI", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 619, "width": 179, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Caption Tsamara tersebut kembali menunjukkan kepercayaan yang ia bangun di tengah-tengah masyarakat yang masih meragukan dirinya. Usianya yang masih muda dan dianggap minim kinerja nyata untuk masyarakat. Konten cuitan Tsamara di Twitter berbeda dengan Instagram. Di Instagram,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 720, "width": 179, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tsamara menuliskan narasi seperti", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 179, "height": 174, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "program kerja, mempublikasikan kegiatan politiknya, serta menceritakan dukungan orang-orang terhadapnya saat ia menemui masyarakat. Namun, cuitan Twitter Tsamara didominasi dengan tanggapan-tanggapan atas isu yang mengarah padanya atau isu yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dia perjuangkan. Fitur Instagram yang memungkinkan menulis narasi atau caption yang panjang menjadi pembeda dengan fitur Twitter yang memiliki batasan karakter saat akan menulis cuitan.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 277, "width": 157, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aku ingin tertawa tapi aku takut dosa. Kata mereka surat suara di Medan sudah dicoblos. Tapi kok surat suaranya ada nama saya ya? Sejak kapan saya nyaleg di Medan?", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 366, "width": 186, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cuitan tersebut dibuat tanggal 27 Maret 2019 untuk klarifikasi kebocoran surat suara yang sudah dicoblos. Selama masa kampanye, sudah menjadi hal wajar jika terdapat hoax mengenai partai politik atau kandidat tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan kesan negative agar masyarakat terpengaruh untuk memilih kandidat lainnya. Tsamara memang tidak klarifikasi semua hoax yang beredar. Namun, cuitan tersebut menjadi sampel dalam menggambarkan berita bohong yang menyerang dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 531, "width": 165, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sungguh bermasalah ketika seorang tokoh agama menganggap perempuan sebagai benda atau sebagai suatu kepemilikan dibanding seorang partner yang kedudukannya setara dalam rumah tangga.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 619, "width": 179, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain memberikan klarifikasi atas berita bohong yang beredar, Tsamara juga menulis cuitan tentang permasalahan yang berkaitan dengan nilai-nilai yang ia junjung seperti kesetaraan gender. Tsamara memang kerap memperdebatkan isu gender yang menurutnya masih jauh dari keadaan ideal. Cuitan Tsamara yang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 233, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial dan Politik Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 224, "top": 64, "width": 171, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2252-5270 & E-ISSN : 2620-6056", "type": "Page header" }, { "left": 416, "top": 64, "width": 70, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 10 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 315, "top": 752, "width": 6, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengomentari seorang tokoh agama terkait obyektifikasi tubuh perempuan menunjukkan kepedulian Tsamara terhadap perempuan. Tsamara juga sering mencuit untuk membalas orang-orang yang memberikan dukungan padanya. Selama kurun waktu 10 Maret-13 April 2019, terdapat 41 cuitan terima kasih atas dukungan masyarakat padanya. Kalimatnya singkat-singkat dan kadang diselipi pesan kampanye untuk memilih", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 239, "width": 184, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PSI. Ucapan terima kasih Tsamara pada orang-orang yang mendukungnya juga dapat dilihat sebagai upaya Tsamara untuk memperlihatkan bahwa banyak masyarakat yang mendukungnya. Bagi orang-orang yang tidak memiliki informasi apapun terkait calon wakil rakyat yang sedang berkontestasi dalam pemilihan umum, keputusannya dapat irasional. Melihat banyak orang yang memilih Tsamara dapat memengaruhinya untuk ikut memilih Tsamara juga.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 404, "width": 184, "height": 187, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Political branding yang dilakukan partai politik dan politikus memang tidak hanya dapat dinilai dari konten yang diunggah di media sosial. Apalagi dalam menilai brand personality, analisis yang komprehensif memerlukan informasi berupa acara-acara yang diselenggarakan, aksi-aksi yang dilakukan politikus atau partai politik pengusungnya, iklan, dan karakteristik orang-orang yang mendukungnya (Smith 2009). Terbatasnya analisis brand personality yang hanya mengacu pada konten di media sosial menjadi kekurangan dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 594, "width": 184, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tsamara menawarkan program- program yang akan ia perjuangkan dengan jelas, memiliki ciri pembeda sebagai anak muda yang berani dan siap dipecat oleh konstituen jika kinerja buruk, siap memperjuangkan aspirasi dan siap diawasi, menjadi simbol dari nilai- nilai PSI, dan meyakinkan konstituen bahwa ia dapat dipercaya dalam memperjuangkan aspirasi. Tsamara juga membentuk brand personality sebagai", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 263, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "politikus muda yang jujur dan siap transparan kepada konstituen, memiliki empati tinggi khususunya pada perempuan, berani, cerdas dan memiliki pemahaman teknis atas permasalahan konstituen, dan tangguh. Terdapat perbedaan jenis konten yang diproduksi Tsamara di akun media sosial Instagram dan Twitter. Konten Instagram Tsamara fokus pada pembentukan political brand dirinya, sedangkan konten Twitter fokus untuk menanggapi isu sosial politik saat itu dan berinteraksi dengan pendukungnya. Perbedaan ini sesuai dengan perbedaan fitur unggulan kedua media sosial tersebut. Twitter lebih interaktif sehingga memungkinkan Tsamara untuk berinterkasi dan berdiskusi sedangkan Instagram memudahkan Tsamara untuk fokus menyampaikan pesan-pesan politik", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 354, "width": 183, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk mencari dukungan suara kepada dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 391, "width": 117, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Kesimpulan dan Saran", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 402, "width": 183, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tsamara melakukan semua kriteria branding yang sukses sesuai dengan kriteria yang diadaptasi oleh Catherine", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 440, "width": 184, "height": 238, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Needham (Needham 2005). Melalui akun pribadi media sosialnya, Tsamara menawarkan program-program yang akan ia perjuangkan dengan jelas, memiliki ciri pembeda sebagai anak muda yang berani dan siap dipecat oleh konstituen jika kinerja buruk, siap memperjuangkan aspirasi dan siap diawasi, menjadi simbol dari nilai-nilai PSI, dan meyakinkan konstituen bahwa ia dapat dipercaya dalam memperjuangkan aspirasi. Tsamara juga membentuk brand personality sebagai politikus muda yang jujur dan siap transparan kepada konstituen, memiliki empati tinggi khususunya pada perempuan, berani, cerdas dan memiliki pemahaman teknis atas permasalahan konstituen, dan tangguh.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 233, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial dan Politik Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 224, "top": 64, "width": 171, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2252-5270 & E-ISSN : 2620-6056", "type": "Page header" }, { "left": 416, "top": 64, "width": 70, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 10 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 315, "top": 752, "width": 6, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 92, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 97, "width": 183, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aaker, Jennifer L. 1997. “Aaker1997.”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 110, "width": 183, "height": 102, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Marketing Research 34(3):347–356. Budiharto, Widodo, and Meiliana Meiliana. 2018. “Prediction and Analysis of Indonesia Presidential Election from Twitter Using Sentiment Analysis.” Journal of Big Data 5(1):1–10. doi: 10.1186/s40537-018-0164-1.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 226, "width": 183, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lalancette, Mireille, and Vincent Raynauld. 2019. “The Power of Political Image:", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 250, "width": 159, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Justin Trudeau, Instagram, and Celebrity Politics.” American Behavioral Scientist 63(7):888–924. doi: 10.1177/0002764217744838.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 306, "width": 184, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Needham, Catherine. 2005. “Brand Leaders: Clinton, Blair and the Limitations of the Permanent Campaign.” Political", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 342, "width": 29, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studies", "type": "List item" }, { "left": 194, "top": 342, "width": 59, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53(2):343–61.", "type": "Table" }, { "left": 278, "top": 342, "width": 18, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 353, "width": 183, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1111/j.1467-9248.2005.00532.x. Sandra, Lidya Joyce. 2013. “Political Branding Jokowi Selama Masa Kampanye Pemilu Gubernur Dki", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 409, "width": 159, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta 2012 Di Media Sosial Twitter.”", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 423, "width": 143, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal E-Komunikasi 1(2):276–87.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 444, "width": 183, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Smith, Gareth. 2009. “Conceptualizing and", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 458, "width": 159, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Testing Brand Personality in British", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 468, "width": 159, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Politics.” Journal of Political Marketing 8(3):209–32. doi: 10.1080/15377850903044858.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 233, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial dan Politik Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 224, "top": 64, "width": 171, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2252-5270 & E-ISSN : 2620-6056", "type": "Page header" }, { "left": 416, "top": 64, "width": 70, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 10 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 752, "width": 11, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" } ]
8cd08a8d-1e53-a994-9a5f-d872d2f7b4c5
http://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jtp/article/download/33/11
[ { "left": 393, "top": 60, "width": 117, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Tahun 2012", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 102, "width": 365, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT", "type": "Section header" }, { "left": 228, "top": 144, "width": 157, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hermiza Mardesci, S.TP., MP", "type": "Section header" }, { "left": 207, "top": 157, "width": 198, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dosen Teknologi Pangan Faperta UNISI [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 213, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 232, "width": 414, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia merupakan Negara penghasil CPO terbesar di dunia. Namun industri pengolahan produk turunannya belum berkembang dengan baik. Untuk itu pada tulisan ini akan membahas kajian tentang pengembangan industri pengolahan produk turunan dari CPO. Kajian tersebut meliputi pemilihan alternatif produk turunan CPO yang potensial untuk dikembangkan, dilihat dari aspek potensi pasar, kondisi bahan baku, teknologi proses, nilai tambah produk, dan daya serap tenaga kerja. Dari hasil analisis dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan aplikasi Expert Choice diperoleh oleokimia sebagai alternatif terbaik untuk dikembangkan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 376, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 404, "width": 83, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 423, "width": 202, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tanaman Kelapa Sawit ( Elais Guinensis Jack ) memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional Indonesia. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa Negara.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 526, "width": 202, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Industri pengolahan CPO telah berkembang dengan pesat. Saat ini jumlah unit pengolahan di seluruh Indonesia mencapai 320 unit dengan kapasitas olah 13.520 ton TBS per jam. Namun industri pengolahan produk turunannya, kecuali minyak goreng masih belum berkembang. Industri oleokimia Indonesia sampai tahun 2000 baru memproduksi oleokimia 10,8% dari produksi dunia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 684, "width": 202, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejalan dengan peningkatan ekspor CPO, juga terjadi peningkatan ekspor minyak inti sawit dan oil palm cake yang mencapai nilai 338 juta US $ pada tahun 1997. Belum kuatnya industri hilir dan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 376, "width": 202, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rendahnya kapasitas dari industri pengolahan, berimplikasi pada ekspor sawit Indonesia hanya dalam bentuk CPO yang nilainya terendah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 437, "width": 202, "height": 260, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan terbesar minyak sawit adalah bahan dasar pembuatan minyak goreng (sekitar 71%), sedangkan bila digabung dengan margarin/ shortening sekitar 75%. Sisanya sekitar 25% dikonsumsi dalam bentuk sabun, oleokimia dan bentuk-bentuk lainnya. Komoditas minyak sawit memiliki berbagai kegunaan baik untuk industri pangan maupun non pangan. Prospek dan fluktuasi pengembangan minyak sawit tidak hanya mengikuti kecendrungan permintaan lokal dan dunia untuk minyak nabati, tetapi juga berhubungan dengan pengembangan sumber minyak nabati lainnya, seperti kedelai, biji bunga matahari, rapeseed oil, olive oil¸ dan sebagainya (Saragih, 1998).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 117, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 2, Tahun 2012", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 201, "height": 182, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan Oleh karena belum berkembangnya produk turunan CPO di Indonesia, maka perlu dilakukan pengembangan industri produk turunan dari minyak sawit ini. Produk turunan tersebut meliputi oleokimia, minyak goreng, margarin, dan biodiesel. Namun untuk menentukan produk mana yang lebih potensial untuk dikembangkan maka perlu dirancang suatu sistem penunjang keputusan yang dapat membantu dalam mengambil keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 95, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 201, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan dari penelitian adalah merancang suatu sistem pendukung keputusan yang dapat memberi masukan yang berarti bagi pengembang industri produk turunan minyak sawit, dalam menentukan produk turunan yang potensial untuk dikembangkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 139, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruang Lingkup Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 202, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruang lingkup kajian ini dibatasi pada pengembangan industri pengolahan produk turunan CPO sebagai agroindustri yang berbasis sumber daya lokal. Aspek yang dibahas meliputi pemilihan alternatif produk yang akan dikembangkan berdasarkan potensi pasar, kondisi bahan baku, teknologi proses, nilai tambah produk, dan daya serap tenaga kerja.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 125, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 134, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengolahan Kelapa Sawit", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 201, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkebunan kelapa sawit saat ini telah berkembang tidak hanya yang diusahakan oleh perusahaan Negara, tetapi juga perkebunan rakyat dan swasta. Pada tahun 2003, luas areal", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 102, "width": 202, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkebunan rakyat mencapai 1.827 ribu ha, perkebunan negara seluas 645 ribu ha, dan perkebunan besar swasta seluas 2.765 ribu ha. Ditinjau dari bentuk pengusahaannya, perkebunan rakyat", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 171, "width": 201, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(PR) memberi andil produksi CPO sebesar 3.645 ribu ton, perkebunan besar negara (PBN) sebesar 1.543 ribu ton, dan perkebunan besar swasta (PBS) sebesar 4.627 ribu ton.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 246, "width": 201, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Produksi CPO juga menyebar dengan perbandingan 85,55% Sumatera, 11,45% Kalimantan, 2%, Sulawesi, dan", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 287, "width": 201, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1% wilayah lainnya. Produksi tersebut dicapai pada tingkat produktivitas perkebunan rakyat sekitar 2,73 ton CPO/ha, perkebunan negara 3,14 ton CPO/ha, dan perkebunan swasta 2,58 ton CPO/ha (Balitbang Pertanian, 2007).", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 376, "width": 173, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam hal industri pengolahan,", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 390, "width": 201, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "industri pengolahan CPO telah berkembang dengan pesat. Saat ini jumlah unit pengolahan di seluruh", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 431, "width": 202, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia mencapai 320 unit dengan kapasitas olah 13.520 ton TBS per jam. Sedangkan industri pengolahan produk turunannya, kecuali minyak goreng, masih belum berkembang, dan kapasitas terpasang baru sekitar 11 juta ton. Industri oleokimia Indonesia sampai tahun 2000 baru memproduksi oleokimia 10,8% dari produksi dunia.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 562, "width": 201, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Produksi CPO Indonesia pada tahun 2007 tercatat mencapai 17 juta ton dengan luas lahan kelapa sawit 7 juta hektar. Saat itu, sebanyak 75,63% CPO dan produk turunannya diekspor,", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 631, "width": 201, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sedangkan sisanya 24,3% atau 3,9 juta ton diolah dalam negeri (Karim, 2008). Keterbatasan pengembangan", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 678, "width": 201, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "produk hilir berdampak negatif pada perkembangan pasar dan industri hilir CPO di tanah air. Minyak kelapa sawit yang ada di berbagai Negara di Eropa telah digunakan sebagai bahan untuk", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 60, "width": 117, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Tahun 2012", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 201, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sabun, kosmetik dan bahan kecantikan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 202, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di Indonesia justru dimanfaatkan sebagai minyak goreng. Rencana pemerintah", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 163, "width": 202, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mendiversifikasi produk hilir berbasis minyak sawit mentah (CPO) dari 17 menjadi 30 jenis produk untuk bahan pangan dan non pangan, terancam gagal. Penyebabnya, investasi di sektor industri hilir CPO masih k minim. Namun upaya tersebut tidak juga menunjukkan hasil yang memuaskan. Direktur Industri Makanan Ditjen Industri Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian mengakui saat ini pihaknya menghadapi kendala dalam meningkatkan investasi di sektor hilir CPO.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 348, "width": 202, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, industri turunan CPO adalah energi biodiesel dimana bahan baku utamanya adalah minyak mentah kelapa sawit atau yang lebih dikenal dengan nama Crude Palm Oil (CPO). Biodiesel ini merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan, selain itu sumber energinya dapat terus dikembangkan, sangat berbeda dengan minyak bumi yang jika cadangannya sudah habis tidak dapat dikembangkan kembali (Tryfino, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 520, "width": 201, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertumbuhan permintaan CPO tidak hanya disebabkan dengan adanya pengembangan energi alternatif tersebut,", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 562, "width": 202, "height": 182, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tetapi juga disebabkan kenaikan permintaan yang disebabkan oleh pertumbuhan industri hilirnya. Indonesia sebagai produsen utama bersama Malaysia seharusnya dapat memperoleh keuntungan dari keadaan tersebut, dengan berkonsentrasi membangun industri kelapa sawit dan infrastruktur pendukungnya. Persaingan biodiesel berbahan baku minyak kelapa sawit dengan yang berbahan baku kacang kedelai atau jagung yang umunya didominasi Negara", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 102, "width": 201, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "maju, akan dimenangkan oleh biodiesel yang berbahan minyak kelapa sawit, karena biaya produksinya jauh lebih murah. Disamping itu dalam kapasitas produksi, minyak kelapa sawit jauh lebih besar daripada minyak kacang kedelai ataupun jagung.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 213, "width": 129, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses Hierarki Analitik", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 232, "width": 202, "height": 232, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses hierarki analitik ( Analytical Hierarchy Process – AHP ) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan judgment dalam memilih alternatif yang paling disukai. Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Persoalan yang komplek dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan keputusannya (Marimin, 2004).", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 473, "width": 201, "height": 190, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi bagian- bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik serta subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan variabel lainnya. Dari berbagai variabel tersebut kemudian ditetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 672, "width": 202, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AHP memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relative dari suatu kriteria majemuk (atau alternatif majemuk terhadap suatu kriteria) secara intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 117, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 2, Tahun 2012", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 201, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjadi suatu himpunan bilangan yang mempresentasikan prioritas relatif dari setiap kriteria dan alternatif. Salah satu perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk perhitungan dalam memecahkan persoalan dengan AHP adalah Expert Chioce .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 167, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 202, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerangka Pemikiran Pengembangan industri pengolahan produk turunan minyak kelapa sawit melibatkan banyak pihak yang saling terkait. Masing-masing pihak mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 202, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian koordinasi masing-masing pihak yang terlibat sangat diperlukan untuk dapat membentuk suatu sistem yang terpadu.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 202, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menentukan alternatif produk turunan minyak kelapa sawit yang potensial untuk dikembangkan dilakukan analisis dengan menggunakan aplikasi Expert Choice . Expert Choice merupakan salah satu software yang bisa digunakan untuk menyelesaikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 201, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "persoalan dengan prinsip kerja AHP, sehingga bisa menghasilkan pilihan alternatif produk yang paling potensial untuk dikembangkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan Kriteria Pemilihan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 201, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemilihan kriteria berdasarkan analisis pakar dan pengorganisasian dari berbagai literatur tentang kelapa sawit,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 201, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang menyatakan bahwa dalam menentukan produk agroindustri unggulan dapat didasarkan pada 5 kriteria, yaitu; kondisi bahan baku, teknologi proses, potensi pasar, nilai tambah produk, dan penyerapan tenaga kerja.", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 102, "width": 166, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan Alternatif Pemilihan", "type": "Section header" }, { "left": 298, "top": 122, "width": 202, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alternatif pilihan dari produk turunan minyak sawit meliputi; oleokimia, minyak goreng sawit, margarin, dan biodiesel. Alternatif produk ini didasarkan pada pohon industri kelapa sawit yang menggambarkan produk turunan CPO yang cukup berpotensi", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 218, "width": 201, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk dikembangkan. Untuk alternatif produk juga dilakukan pembobotan terhadap ke- 4 pasang alternatif.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 288, "width": 150, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Struktur Hierarki Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 298, "top": 508, "width": 182, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peniliaian Kriterian dan Alternatif", "type": "Section header" }, { "left": 298, "top": 528, "width": 201, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian kriteria dan alternatif dilakukan berdasarkan pada studi literature dan pendapat pakar. Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 597, "width": 201, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saaty (1983), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 652, "width": 106, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan Prioritas", "type": "Section header" }, { "left": 298, "top": 672, "width": 201, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk setiap kriteria dan alternatif perlu dilakukan perbandingan berpasangan. Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 741, "width": 201, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seluruh alternatif. Bobot atau prioritas", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 319, "width": 141, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Memilih produk turunan minyak sawit yang potensial untuk dikembangkan", "type": "Table" }, { "left": 302, "top": 389, "width": 193, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi bahan baku Potensi pasar Nilai tambah produk Teknologi proses Daya serap tenaga kerja 1. Oleokimia", "type": "Picture" }, { "left": 356, "top": 450, "width": 97, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Minyak goreng sawit 3. Margarin", "type": "Picture" }, { "left": 356, "top": 471, "width": 56, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Biodiesel", "type": "Table" }, { "left": 393, "top": 60, "width": 117, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Tahun 2012", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 202, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. Perhitungan dilakukan dengan program Expert Choice yang merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk pemecahanan persoalan dengan AHP.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 226, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 254, "width": 144, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Kriteria", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 273, "width": 202, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemilihan kriteria ini berdasarkan analisis pakar dan pengorganisasian dari berbagai literatur tentang kelapa sawit, yang menyatakan bahwa dalam menentukan produk agroindustri unggulan dapat didasarkan pada 5 kriteria, yaitu; kondisi bahan baku, teknologi proses yang sudah dipakai, potensi pasar, nilai tambah produk, dan penyerapan tenaga kerja.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 417, "width": 202, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembobotan kelima kriteria di atas dilakukan dengan menggunakan metode AHP (aplikasi program Expert Choice ) dengan mengambil pendapat dari pakar yang digabungkan dengan literatur. Nilai eigen masing-masing kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 520, "width": 185, "height": 216, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Nilai Eigen pada Masing- Masing Kriteria Rangking Kriteria Nilai Eigen 1 Potensi Pasar 0.515 2 Kondisi Bahan Baku 0.255 3 Teknologi Proses 0.131 4 Penyerapan Tenaga Kerja 0.053 5 Nilai Tambah Produk 0.045", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 102, "width": 202, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai eigen merupakan nilai yang menunjukkan tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria. Berdasarkan nilai eigen pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa kriteria yang paling penting adalah potensi pasar, kemudian diikuti kondisi bahan baku, teknologi proses, penyerapan tenaga kerja, dan yang kurang penting adalah nilai tambah produk.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 254, "width": 152, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Alternatif", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 273, "width": 201, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan skor alternatif produk turunan kelapa sawit unggulan untuk masing-masing kriteria", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 301, "width": 201, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilakukan dengan mengambil pendapat dari pakar dan pengorganisasian dari berbagai literatur tentang kelapa sawit.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 370, "width": 79, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Potensi Pasar", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 390, "width": 202, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Potensi pasar merupakan kriteria pemilihan produk potensial dari turunan kelapa sawit yang penting, karena menunjukkan prospek kebutuhan akan produk turunan kelapa sawit yang potensial untuk dikembangkan, sehingga memenuhi pasar dalam negeri maupun ekspor.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 506, "width": 202, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembobotan alternatif produk berdasarkan potensi pasar dilakukan dengan menggunakan metode AHP (aplikasi program Expert Choice ) dengan mengambil pendapat dari pakar yang digabungkan dengan literatur. Nilai eigen masing-masing alternatif tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 117, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 2, Tahun 2012", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 202, "height": 426, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Nilai Eigen pada Masing-Masing Alternatif Rangking Alternatif Nilai Eigen 1 Oleokimia 0.552 2 Minyak Goreng 0.247 3 Margarin 0.136 4 Biodiesel 0.065 Dari perhitungan nilai eigen tersebut, dapat diketahui alternatif produk yang paling potensial berdasarkan potensi pasar adalah oleokimia. Minyak goreng merupakan produk potensial kedua setelah oleokimia, kemudian diikuti oleh margarin, dan terakhir adalah biodiesel. Dari keempat alternatif produk turunan kelapa sawit yang akan dikembangkan, oleokimia mempunyai peluang pasar yang lebih bagus disbanding produk lainnya. Hal ini disebabkan karena oleokimia merupakan bahan dasar pembuatan obat-obatan, kosmetik, dan berbagai jenis produk turunan lainnya. Selain itu, oleokimia mempunyai harga jual yang paling tinggi dibanding produk turunan lainnya.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 115, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kondisi Bahan Baku", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 202, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi bahan baku merupakan kriteria yang harus diperhatikan di dalam mengembangkan produk turunan minyak kelapa sawit, karena akan sangat mempengaruhi kelangsungan industri yang akan dikembangkan. Pembobotan alternatif produk berdasarkan kondisi bahan baku dilakukan dengan menggunakan metode AHP (aplikasi program Expert Choice ) dengan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 202, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengambil pendapat dari pakar yang digabungkan dengan literatur. Nilai eigen masing-masing alternatif tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 102, "width": 197, "height": 140, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Nilai Eigen pada Masing-Masing Alternatif Rangking Alternatif Nilai Eigen 3 Oleokimia 0.150 1 Minyak Goreng 0.472 4 Margarin 0.104 2 Biodiesel 0.274", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 254, "width": 201, "height": 205, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari keempat alternatif produk turunan minyak kelapa sawit, minyak goreng sawit merupakan produk yang paling terjamin bahan bakunya. Hal ini disebabkan karena penggunaan CPO sebagai bahan dasar minyak goreng mencapai 71% dari produksi CPO, dan bila digabung dengan margarin sekitar 75%. Sisanya sekitar 25% merupakan bahan baku untuk oleokimia. Sedangkan biodiesel merupakan produk yang memerlukan bahan baku dari minyak sawit dengan mutu terendah, yang tidak layak dikonsumsi atau dijadikan minyak goreng.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 475, "width": 99, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Teknologi Proses", "type": "List item" }, { "left": 298, "top": 495, "width": 201, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi proses yang sudah dipakai merupakan kriteria yang perlu diperhatikan, karena mempengaruhi", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 536, "width": 201, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "produk turunan minyak kelapa sawit yang akan dikembangkan. Kriteria ini diperlukan untuk melihat apakah untuk memproduksi produk tersebut sudah ada teknologi yang dipakai baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Apabila produk yang akan dikembangkan tersebut baru pada tahap skala laboratorium berarti teknologinya belum terjamin. Pembobotan alternatif produk berdasarkan teknologi proses dilakukan dengan menggunakan metode AHP (aplikasi program Expert Choice )", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 736, "width": 201, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan mengambil pendapat dari pakar", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 60, "width": 117, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Tahun 2012", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 202, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang digabungkan dengan literatur. Nilai eigen masing-masing alternatif tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 155, "width": 202, "height": 233, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Nilai Eigen pada Masing-Masing Alternatif Rangking Alternatif Nilai Eigen 3 Oleokimia 0.095 1 Minyak Goreng 0.632 2 Margarin 0.198 4 Biodiesel 0.075 Dari keempat produk turunan minyak kelapa sawit di atas, minyak goreng sawit mempunyai teknologi yang sudah cukup baik, hal ini ditandai dengan banyaknya industri yang mengolah minyak goreng sawit.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 390, "width": 201, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya, margarin menempati posisi kedua yang diikuti oleh oleokimia dan biodiesel.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 446, "width": 202, "height": 141, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Penyerapan Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja merupakan kriteria yang digunakan untuk melihat apakah produk turunan minyak kelapa sawit yang akan dikembangkan memerlukan tenaga yang besar atau hanya sedikit. Apabila banyak tenaga kerja yang akan dipakai, maka dalam penilaiannya akan mempunyai nilai yang besar.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 596, "width": 202, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembobotan alternatif produk berdasarkan penyerapan tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan metode AHP (aplikasi program Expert Choice ) dengan mengambil pendapat dari pakar yang digabungkan dengan literatur. Nilai eigen masing-masing alternatif tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 102, "width": 202, "height": 315, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Nilai Eigen pada Masing-Masing Alternatif Rangking Alternatif Nilai Eigen 1 Oleokimia 0.383 2 Minyak Goreng 0.273 3 Margarin 0.219 4 Biodiesel 0.125 Dari keempat produk turunan minyak kelapa sawit yang akan dikembangkan di atas, oleokimia merupakan produk yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena oleokimia merupakan produk yang bisa dikembangkan lagi menjadi produk obat-obatan, kosmetik, dan produk turunan lainnya. Sedangkan minyak goreng, margarin, dan biodiesel mempunyai nilai penyerapan tenaga kerja yang relatif sama.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 434, "width": 119, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Nilai Tambah Produk", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 454, "width": 202, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai tambah produk merupakan kriteria yang cukup penting diperhatikan, karena menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh apabila produk unggulan", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 509, "width": 201, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut dikembangkan. Pembobotan alternatif produk berdasarkan nilai tambah produk dilakukan dengan menggunakan metode AHP (aplikasi program Expert Choice ) dengan mengambil pendapat dari pakar yang digabungkan dengan literatur.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 605, "width": 202, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari perbandingan berpasangan tersebut, dapat dihitung nilai eigen dari masing-masing kriteria, sehingga dapat ditentukan rangking dari masing-masing alternatif. Nilai eigen tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 117, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 2, Tahun 2012", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 102, "width": 198, "height": 140, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Nilai Eigen pada Masing-Masing Alternatif Rangking Alternatif Nilai Eigen 1 Oleokimia 0.456 2 Minyak Goreng 0.248 3 Margarin 0.230 4 Biodiesel 0.066", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 202, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari keempat produk turunan minyak kelapa sawit di atas, oleokimia mempunyai nilai tambah produk yang lebih baik dibandingkan produk lainnya. Hal ini disebabkan karena oleokimia merupakan produk yang sangat dibutuhkan sebagai bahan baku obat- obatan, kosmetik, dan produk lainnya yang harganya relatif mahal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 201, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Minyak goreng dan margarin mempunyai nilai tambah yang relatif stabil. Hal ini disebabkan karena minyak", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 102, "width": 201, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "goreng dan margarin merupakan bahan pangan yang cukup dibutuhkan dalam masyarakat. Sedangkan nilai tambah produk biodiesel sangat kecil, karena biodiesel merupakan produk yang belum tersosialisasikan dengan baik, sehingga harganya pun belum bisa dipastikan.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 198, "width": 202, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis pemilihan produk turunan minyak kelapa sawit diperoleh dengan cara mengalikan matriks nilai eigen dari alternatif dengan matriks bobot kriteria. Namun dengan menggunakan aplikasi Expert Choice, perhitungan tidak perlu dilakukan secara manual karena hasilnya akan diperoleh secara otomatis.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 329, "width": 201, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan memperhatikan uraian- uraian di atas, maka hasil analisis pemilihan produk turunan minyak kelapa sawit yang potensial untuk dikembangkan serta perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 7.", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 446, "width": 336, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Matriks Keputusan Penentuan Produk Unggulan Berbasis CPO", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 393, "height": 234, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kriteria Bobot Alternatif Produk a b c d Kondisi bahan baku 0.255 0.150 0.472 0.104 0.274 Teknologi proses 0.131 0.095 0.632 0.198 0.075 Nilai tambah produk 0.045 0.456 0.248 0.230 0.066 Daya serap tenaga kerja 0.053 0.383 0.272 0.219 0.125 Potensi pasar 0.515 0.552 0.247 0.136 0.065 Total 0.372 0.354 0.144 0.129 PRIORITAS 1 2 3 4 Keterangan : a. Oleokimia", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 703, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Minyak goreng sawit", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 717, "width": 57, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Margarin", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 731, "width": 58, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Biodiesel", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 60, "width": 117, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Tahun 2012", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 202, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka didapatkan urutan unggulan produk turunan minyak kelapa sawit yang potensial untuk dikembangkan. Prioritas pertama ditempati oleh oleokimia yang diikuti oleh minyak goreng sawit, margarin, dan prioritas terakhir adalah biodiesel.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 224, "width": 202, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk lebih mengembangkan agroindustri berbasis CPO di Indonesia, maka perlu diupayakan suatu agroindustri yang terpadu. Hal ini untuk mengatasi kesulitan berbagai faktor yang mungkin terjadi, baik kebutuhan bahan baku, teknologi yang digunakan,", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 321, "width": 202, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemasaran, dan sebagainya. Selain itu berbagai pihak terkait juga harus mendukung dalam pengembangan produk turunan minyak kelapa sawit ini.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 390, "width": 158, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 418, "width": 65, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 437, "width": 173, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menghasilkan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 451, "width": 184, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "beberapa kesimpulan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 471, "width": 202, "height": 177, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Basis model yang dikembangkan dalam sistem penunjang keputusan ini adalah model yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam perencanaan pengembangan produk turunan minyak kelapa sawit yang potensial untuk dikembangkan. Hasil penilaian kriteria berturut-turut dari nilai yang terbesar adalah potensi pasar, kondisi bahan baku, teknologi proses, penyerapan tenaga kerja, dan nilai tambah produk.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 650, "width": 201, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Berdasarkan potensi pasar, prioritas alternatif produk turunan dari nilai yang terbesar adalah oleokimia, minyak goreng sawit, margarin, dan biodiesel.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 719, "width": 201, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Berdasarkan kondisi bahan baku, prioritas alternatif produk turunan", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 102, "width": 187, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dari nilai yang terbesar adalah minyak goreng sawit, biodiesel, oleokimia,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 129, "width": 202, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan margarin. 4. Berdasarkan teknologi proses, prioritas alternatif produk turunan dari nilai yang terbesar adalah minyak goreng sawit, margarin, oleokimia, dan biodiesel.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 212, "width": 201, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Berdasarkan penyerapan tenaga kerja, prioritas alternatif produk turunan dari nilai yang terbesar adalah oleokimia, minyak goreng sawit, margarin, dan biodiesel.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 281, "width": 201, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Berdasarkan nilai tambah produk, prioritas alternatif produk turunan dari nilai yang terbesar adalah oleokimia, minyak goreng sawit, margarin, dan biodiesel.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 350, "width": 202, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Hasil verifikasi model dan analisis menunjukkan bahwa prioritas produk turunan minyak kelapa sawit yang potensial untuk dikembangkan berturut-turut adalah oleokimia,", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 419, "width": 187, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "minyak goreng sawit, margarin, dan biodiesel.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 459, "width": 34, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 479, "width": 202, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mendukung pengembangan agroindustri produk turunan minyak kelapa sawit, basis model pada sistem penunjang keputusan ini perlu dikembangkan lebih lanjut. Basis model tersebut adalah basis model pemilihan kawasan, basis model kelayakan agroindustri, dan basis model strategi pengembangan agroindustri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 48, "width": 117, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Tahun 2012", "type": "Page header" }, { "left": 485, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 113, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 202, "height": 298, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adlin U.L., 1992. Kelapa Sawit di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat-Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis: Kelapa Sawit . www.deptan.go.id (10 Februari 2012). Karim, Yusuf. 2008. Garap Sektor Hilir CPO. www.inilah.com (10 Februari 2012). Kusnandar dan Marimin. 2004. Pengembangan Produk Agroindustri Jamu dan Analisis Struktur Kelembagaannya. TIP IPB. Bogor. Kristanto, Heru. 1999. Sistem Pengembangan Agroindustri Komoditas Unggulan pada Kawasan Andalan: Studi Kasus di", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 102, "width": 170, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 116, "width": 169, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Pascasarjana IPB. Bogor.", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 135, "width": 201, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 149, "width": 201, "height": 264, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo. Jakarta. Risza, Suyatno. 1994. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Tim Standarisasi Pengolahan Kelapa sawit. 1997. Pengolahan Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta. Tryfino. 2006. Potensi dan Prospek Industri Kelapa Sawit. Economic review. www.bni.co.id (10 Februari 2012). Udrekh. 2007. Melirik Perkembangan Industri Kelapa Sawit Indonesia. www.beritaiptek.com (10 Februari 2012)", "type": "Table" } ]
9121c4c2-6309-1441-1119-764661103d8e
https://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/download/5022/3994
[ { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "872", "type": "Page footer" }, { "left": 125, "top": 120, "width": 346, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THOR’S JOURNEY AS A HERO IN THOR: RAGNAROK FILM (2017)", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 162, "width": 272, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arif Rahman, Surya Sili, Fatimah M. Department of English Literature, Faculty of Cultural Sciences, Mulawarman University E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 246, "width": 62, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 274, "width": 415, "height": 211, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The hero’s journey is the journey that has to be passed by the hero in their adventure to finish their mission. This research was aimed to explain about Thor’s journey as a hero to save his people in Asgard of Thor: Ragnarok (2017) film. This research used Joseph Campbell’s theory of hero’s journey to explain about Thor’s journey as a hero in the film. This research was a qualitative research. The data used in this research came from the scenes and script (dialogues) related to Thor’s journey as a hero. The result of this research showed that Thor passed the three stages in hero’s journey. Thor passed all the steps in the first stage (Departure) which were Call of Adventure, Refusal of the Call, and Crossing the First Threshold. He also passed all the steps of the second stage (Initiation) such as the Road of Trials, Atonement with The Father, Apotheosis and The Ultimate Boon. In the third stage (Return), Thor was not able to pass all the steps. He passed three steps out of five which were the Resque from Without, Master of the Two Worlds, and Freedom to Live. Key words: hero, superhero, hero’s journey", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 500, "width": 54, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 528, "width": 415, "height": 225, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perjalanan kepahlawanan merupakan sebuah perjalanan yang harus dilalui oleh seorang pahlawan dalam petualangannya menyelesaikan misi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang perjalanan Thor sebagai seorang pahlawan untuk menyelamatkan kaumnya di Asgard dalam film Thor: Ragnarok (2017). Penelitian ini menggunakan teori perjalanan kepahlawanan milik Joseph Campbell untuk menjelaskan tentang perjalanan Thor sebagai seorang pahlawan dalam filmnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari adegan-adegan dan naskah (dialog- dialog) yang berhubungan dengan perjalanan Thor sebagai seorang pahlawan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Thor melalui tiga tahapan dalam perjalanan kepahlawanannya. Thor melalui semua tingkatan dalam tahap pertama (Keberangkatan) yang terdiri dari Panggilan Petualangan, Penolakan terhadap Panggilan, dan Memasuki Gerbang Pertama Petualangan. Ia juga berhasil melalui semua tingkatan di tahap ke-dua (Inisiasi) seperti Ujian-Ujian Perjalanan, Pertobatan dengan Sang Ayah, Pendewaan dan Anugerah Tertinggi. Di tahap ke-tiga (Pulang), Thor tidak dapat melalui semua tingkatan yang ada. Ia", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "873", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 120, "width": 415, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melalui tiga dari lima tingkatan yaitu Penyelamatan Diri, Penguasa Dua Dunia, dan Kebebasan untuk Hidup.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 148, "width": 339, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: pahlawan, pahlawan super, perjalanan kepahlawanan", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 190, "width": 106, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 204, "width": 415, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hero usually appears in the literary works. Usually, the hero is described as a powerful being that has a great ability and also really strong such as the superheroes from Marvel’s like Iron Man, Spiderman, Thor, Captain America, Black Panther, etc. Thor was one of the characters in Marvel Cinematic Universe, a shared universe created by Marvel Studios that make superheroes stories. Thor was described as a god of Thunder and became one of the most strongest character since he could live for a really long time. In Thor: Ragnarok (2017 ) film, Thor had to face one of his greatest enemies which was his own sister Hela to save the Asgard people. This research focused to analyze Thor’s journey as a hero in Thor: Ragnarok (2017) film by using Campbell’s theory about hero’s journey. Campbell’s theory talks about three stages that a hero would usually go through in his adventure so that the he could be defined as the real hero.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 401, "width": 174, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. THEORETICAL FRAMEWORK", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 415, "width": 239, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. HERO’S JOURNEY THEORY BY CAMPBELL", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 429, "width": 415, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Campbell divides the theory of hero’s journey cycle into three different stages which are Departure, Initiation, and Return. These three stages then later are divided into smaller steps as follows:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 471, "width": 72, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Departure", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 485, "width": 415, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departure is the first stage of hero’s journey consisting of three specific steps such as Call to Adventure, Refusal of the Call, and Crossing the First Threshold. This stage occurs where the hero begins his journey from the “world of common day into a region of supernatural wonder” (Campbell 30).", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 542, "width": 397, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Call to Adventure refers to the time when the hero receives his call to the adventure via a herald, who represents “the power of destiny” (Campbell 52). This power is called the ‘herald’, who may summon the hero, for example, to some high historical undertaking or some other task that will bring a change to the hero’s life, which will never be the same again for better or for worse (51).", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 641, "width": 397, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Refusal of the Call is the moment when the hero, instead of accepting the call to adventure, refusing it due to some reasons. This step does not occur to every hero, but to the ones that do, end up answering the call in the end. This is because after the call is given; everyday life does not taste what it used to.", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 726, "width": 397, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Crossing the First Threshold is when the hero steps over into the unknown- something that normal people are “more than content”", "type": "List item" }, { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "874", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 120, "width": 379, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Campbell 78). The hero leaves his familiar surroundings in crossing the first threshold and steps into the unknown, where darkness and danger lie (77-78).", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 176, "width": 68, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Initiation", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 190, "width": 415, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Initiation is the second stage of the hero’s journey cycle that happens when the hero has to go through many trials in order to get what he has come to claim (Campbell 30). This second stage consists of another three steps which are The Road of Trials, Atonement with The Father, and Apotheosis and The Ultimate Boon.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 260, "width": 397, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• The Road of Trials occurs when the hero has to go through many trials, where he is “aided by the advice, amulets, and secret agents of the supernatural helper” (Campbell 97).", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 317, "width": 397, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Atonement with The Father refers to a step where the hero either defeats his “father” (i.e. a father figure) and takes his position or in some way earns the trust of his father. That there is a new element of rivalry in the picture: the son against the father for the mastery of the universe, and the daughter against the mother to be the mastered world (Campbell 125).", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 416, "width": 397, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Apotheosis and The Ultimate Boon are the steps where the hero starts to realise his real identity. Segal explains, in this stage, the hero “discovers who he really is” (5). While ‘The Ultimate Boon’, occurs when the hero is either blessed by the gods or steals what he wants and therefore has to escape (Kesil 30).", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 501, "width": 52, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Return", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 516, "width": 415, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Return is the last stage of the hero’s journey cycle about the hero’s success ending. The hero starts his journey home bringing with him whatever boon he has secured on his journey to bestow it “on his fellow man” (Campbell 30). This stage covers five further steps for the hero to achieve his successfull ending which are Refusal of the Return, Resque from Without, The Crossing of the Return Threshold, Master of the Two Worlds, and Freedom to Live.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 600, "width": 397, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Refusal of the Return occurs when the hero refuses to return from his “blessed isle of the unaging Goddess of Immortal Being” (Campbell 193).", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 643, "width": 397, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Resque from Without requires the hero to to be brought back from his supernatural adventure by assistance from without” and return from “the mystic realm into the land of common day” (Campbell 216).", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 700, "width": 397, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• The Crossing of the Return Threshold gets the hero to another mission which is to remain as his ‘hero-self’ when returning to the normal world (Kelsi 31).", "type": "List item" }, { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "875", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 120, "width": 397, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Master of the Two Worlds applied for the hero who is able to freely cross the border between the two worlds: the “real” one and the mystical one. He belongs to them both (Kesil 31) and is respected in both (56).", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 177, "width": 397, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Freedom to Live signifies the peace and prosperity and salvation that the hero brings with him from his quest. It is the ‘happy ending’ of the story (Campbell 221).", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 234, "width": 122, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. PREVIOUS STUDIES", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 248, "width": 415, "height": 253, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There were four previous studies used to help the current research enhanced its analysis of hero’s journey. The first previous study was entitled Heroes of Middle Earth: J. Campbell’s Monomyth in J.R.R. Tolkien’s The Lord of The Rings (1954-1955) by Tuta Kesti in 2007. Kesti’s study discussed about the hero’s journeys of the five characters in Tolkien’s The Lord of The Rings novel which were Frodo, Sam, Aragorn, Eowyn, and Gandalf. The second previous study was entitled The Hero’s Journey: A Postmodern Incarnation of the Monomyth by Sarah Hoffman in 2012. Hoffman’s study discussed about the application of monomyth theory into Atwood’s novels, Orxy and Crake and The Year of The Flood as the realm of postmodern dystopia. The third previous study was entitled The Stages of Hugh Glass’s Journey in The Revenant Movie: A Hero’s Journey Analysis by Astri Munawaroh in 2017. In Munawaroh’s study, she discussed about the phases of hero’s journey on Hugh character using Campbell’s theory. The fourth previous study was entitled Hero and Villain: A Study of Joseph Campbell’s Monomyth in Neill Gaiman’s The Graveyard Book by Fadhillah Fatihatullaily in 2017. This fourth previous study concerned its discussion on the application of monomyth concept towards the hero and villain characters in Gaiman’s novel The Graveyard Book .", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 515, "width": 130, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 529, "width": 415, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research’s design was a qualitative research. It was because this research aimed to describe about the stages of hero’s journey on Thor character of Thor: Ragnarok (2017) film. The data used in this research were scenes and words related to the discussion of Thor’s journey as a hero. The data were taken from Thor: Ragnarok film and its script. The instrument used in conducting this research was the researcher himself. In collecting the data, the researcher performed several steps which were watching Thor: Ragnarok (2017) film, reading its film script, reading Campbell’s theory of hero’s journey, and taking notes of all the related data from the film script and scenes after connecting those data to Campbell’s theory.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 670, "width": 415, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "After the data had been collected, the researcher continued to analyze them. The process of data analysis were done through data reduction, data display, and conclusion drawing. In this step, the researcher also applied coding categories in the process of analyzing data.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "876", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 120, "width": 312, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Category Sub- Category 1. Departure (DEP) 1) The Call to Adventure (CA) 2) Refusal of the Call (RC)", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 177, "width": 348, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Crossing the First Threshold (CFT) 2. Initiation (IN) 1) The Road of Trials (RT)", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 206, "width": 396, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Atonement with The Father (AWF) 3) Apotheosis and The Ultimate Boon (AUB) 3. Return (R) 1) Refusal of the Return (RR) 2) Resque from Without (RW) 3) The Crossing of the Return Threshold (CRT)", "type": "Table" }, { "left": 262, "top": 277, "width": 188, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Master of the Two Worlds (MTW)", "type": "List item" }, { "left": 262, "top": 291, "width": 124, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Freedom to Live (FL)", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 320, "width": 415, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In data reduction, the researcher filtered the data to have more precise data related to the theory and discussion of this research. As the result, there were some data that had been reduced from the film scenes and script. In data display, the researcher analyzed the data to answer the question of this research and displayed the findings into descriptions. In conclusion drawing, the researcher made conclusion of data analysis after assuring that all of the data were valid and relevant to answer the research question.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 446, "width": 168, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. FINDINGS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 460, "width": 72, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Departure", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 474, "width": 415, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departure was the first stage in the Campbell’s theory that took the hero to start his journey and adventure. In this case, Thor as the hero went through three steps in Departure stage which were The Call of Adventure, Refusal of the Call, and Crossing the First Threshold.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 531, "width": 136, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. The Call of Adventure", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 545, "width": 415, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The call of adventure was the stage where the hero for the first time was given to a mission from the Father and the hero had to begin his journey or adventure given from the father (father figure). As for Thor, he got a mission of Ragnarok as the beginning of his journey as a hero from his own Father. Data 1 (CA, min. 00:20:25)", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 615, "width": 302, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Odin (Father) : I failed you. It is upon us. Ragnarok. Thor : No, I’ve stopped Ragnarok. I put an end to Surtur. Odin : No.", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 657, "width": 415, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the data above Odin said that the “Ragnarok” was near and it was upon them. Thor thought he had already put an end to Ragnarok as he defeated Surtur. However Odin said “no” as he gave the Ragnarok mission to both of his sons.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 714, "width": 115, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Refusal of the Call", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 728, "width": 415, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Second stage in the phase of Departure was Refusal of the Call. Based on the theory in this stage, the hero refused the call he heard when the first time he", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "877", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 120, "width": 415, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "knew about the mission. But, for Thor when he heard about it for the first time, he thought that they would do the call of the adventure together. Unfortunately, his father only wished Thor to do the call by himself.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 162, "width": 336, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data 3 (RC, min. 00:20:40) Odin : But my time has come. I cannot keep her away any longer. Thor : Father who are you talking about? Odin : The Goddess of Death. Hela. My Firstborn. Your", "type": "Table" }, { "left": 148, "top": 232, "width": 152, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sister. Thor : Your what?", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 261, "width": 415, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Odin said to Thor and Loki that they had to face Hela (their sister) because he could not stay in this world any longer and therefore they had to face this mission by themselves. It was then proved in the data 3, where Odin said that they must face this call alone when Thor said that they could face her together as a family.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 331, "width": 170, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Crossing the First Threshold", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 345, "width": 415, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The last step of the Departure stage was Crossing the First Threshold. In this step, Thor had already accepted the mission and started to step out of his comfort zone. The scene below was the moment when Thor met Hela for the first time. He wanted to conquer Hela. However, it turned out that he lost his precious possession which was his hammer which led him to a new planet. Data 5 (CFT, min. 00:23:01-00:25:01)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 603, "width": 415, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The scene in the data 5 showed when Thor met Hela. She made him to lose his hammer and they started to fight. Thor then was cornered to escape with his brother, Loki. They went to the another planet where they started their journey before got back to their place to save the people of Asgard and took their revenge on Hela.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 674, "width": 415, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Initiation Initiation was the second stage of hero’s journey. Here, Thor went through three steps to complete his inititation stage such as The Road of Trials, Atonement with The Father, and Apotheosis and The Ultimate Boon.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 730, "width": 115, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. The Road of Trials", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "878", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 120, "width": 415, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this step, the hero met many ordeals that he obtained by using his magic item. The hero also met some helper agent which helped him on the journey of his mission. After the hero passed this step, he was able to go to the next level as the next step of the adventure.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 190, "width": 138, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data 6 (RT, min. 01:08:34)", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 389, "width": 363, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hulk : THOR SAD!!! Thor hops up, YELLS in Hulk’s face. Paces around.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 417, "width": 358, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thor : I’m not sad, you idiot. I’m pissed off! Angry. I lost my father. I lost my hammer. Whining and crying. Cry like baby. You’re not even listening .", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 460, "width": 415, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the scene and conversation above, they showed when Thor told Hulk about his problems. Thor was angry and sad because he just lost his father along with his hammer. It signified the ordeals that Thor had to face and deal with when he was in his journey as a hero.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 516, "width": 167, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Atonement with The Father", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 530, "width": 402, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this stage the hero either defeated his “father” (i.e. a father figure) and took his position or in some way earns the trust of his father. Data 8 (AWF, min. 01:48:28)", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "879", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 120, "width": 358, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thor : She’s too strong. Without my hammer I cannot— Odin : Are you Thor, God of Hammers? (Thor looks up, meeting his gaze). Odin : That hammer helped you control your power, focus it. But it was never the source of your strength. Thor : It’s too late. She’s already taken. Odin : Asgard is not a place. Never has been. (gestures around him) This could be Asgard. It is wherever our people stand. And right now those people need you.", "type": "Table" }, { "left": 148, "top": 246, "width": 167, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thor : I’m not as strong as you. Odin : No. You’re stronger.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 289, "width": 415, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thor met his father when he thought about giving up because he doubted his own power. He asked his father to tell him how to be as strong as his sister and that he could not conquer it anymore. After hearing about it all, his father still believed in Thor and told him that he could do the adventure until the end. It was because he was stronger and also there were many people who needed him. Here, it proved that Thor earned the trust from his father and was able to take his position.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 401, "width": 204, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Apotheosis and The Ultimate Boon", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 415, "width": 415, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this stage, the hero learned what he started to look for in the first place. The Ultimate Boon occured where the hero was either blessed by the gods or steals what he wanted and therefore had to escape.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 471, "width": 146, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data 9 (AUB, min. 01:52:15)", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 684, "width": 358, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thor : Asgard’s not a place, it’s a people. (then) This was never about Ragnarok...it was about causing Ragnarok. (to Loki:) Go to the vault. Surtur’s crown. It’s the only way. (blessed) Bold move, brother. Even for me.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 741, "width": 415, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thor finally understood about the true purpose of his mission. It was to protect", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "880", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 120, "width": 415, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "his people and defeat his sister. It was never about their place of residence, because they could live anywhere.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 148, "width": 53, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Return", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 162, "width": 415, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Return was the last stage of the hero’s journey. Here, Thor was also able to pass through the five steps of Return as he became the hero in his journey. Those five steps were Refusal of the Return, Resque from Without, The Crossing of the Return Threshold, Master of the Two Worlds, and Freedom to Live.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 218, "width": 131, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Refusal of the Return", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 232, "width": 417, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In Thor’s case, he was not included into this stage because he took that his journey was meant for his people. He was the king of his own world himself so he had to return to his people and saved them from any danger. Also, the missions that he did were given by his father.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 303, "width": 145, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data 10 (RR, min. 01:05:00)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 497, "width": 415, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The scene of data 10 above proved the statements of Thor’s only thought about his people and needed to went back as fast as possible to save them. He even asked help from the outside.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 553, "width": 133, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Resque from Without", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 567, "width": 415, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thor was on his adventure where he lost his hammer. He was trapped in another planet, but he managed to convince his friend Hulk and Valkyrie to help him to solve the mission with him. He succeeded and got the best ship from there and brought his two friends to return to Asgard.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "881", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 120, "width": 358, "height": 84, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data 11 (RW, min. 01:38:34) Thor : Okay, drop me off at the palace and I’ll draw her away. Valkyrie : And get yourself killed? Thor : The people trapped down there are all that matters. While I’m dealing with Hela, I need you two to help get everyone off Asgard .", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 218, "width": 415, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The data scenes and dialogue above showed that Thor and his friend got back to Asgard. He needed to save it and his people by defeating Hela, his sister with the help from his friends.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 274, "width": 220, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. The Crossing of the Return Threshold", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 289, "width": 415, "height": 70, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This stage was not passed by Thor because he had already known about all of the problems they faced. Due to the fact that they were all no ordinary human beings, they lived in another uncommon planet which was why they were already familiar with all the supernatural things. Thor was the king and the Lord for himself and he did not change during his adventure.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 359, "width": 158, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Master of the Two Worlds", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 373, "width": 415, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This steep had been passed by Thor when he finished all of the previous steps. He was able to freely choose where he needed to bring his people to live after defeating Hela and destroyed Asgard.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 429, "width": 158, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data 12 (MTW, min. 02:00:36)", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 594, "width": 366, "height": 84, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heimdal : Where to? Thor : I’m not sure. Any suggestions? Miek, what’s your home planet? (Angle on Korg, who is holding Miek) (sans robot (sans robot exoskeleton). Korg : Oh, Miek’s dead. I accidentally stepped on him on the bridge, I’ve just felt so guilty I’ve been carrying him around all day.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 678, "width": 361, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Korg : Miek, you’re alive! He’s alive everyone! What was your question?", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 706, "width": 233, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Thor looks forward, taking charge of this one). Thor : Earth it is.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "882", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 120, "width": 415, "height": 70, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The scene and dialogue in data 12 showed of how confident Thor was by asking for any suggestion for the next place for his people to live as their next home. This proved that Thor was already the master of the two worlds, who could conquer and brought his people to wherever he wanted because he believed all people from the two worlds would gladly accept him.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 218, "width": 103, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Freedom to Live", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 232, "width": 415, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thor decided to bring his people to his ship while thinking about the next place for them to live. When he decided the next place, he used his experience and knowledge during his journey and collected the wisdom he had in the end by finishing his adventure.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 303, "width": 143, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data 13 (FL, min. 01:57:55)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 497, "width": 415, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The scene of data 13 told about how Thor saw his home, Asgard was being destroyed with his people that he saved. The next scene showed when Thor sat in his throne again after his adventure to finish the mission.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 539, "width": 75, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Discussion", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 554, "width": 416, "height": 126, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research focused to describe Thor’s journey as a hero in Thor: Ragnrok (2017) film by using the theory of hero’s journey by Joseph Campbell. The theory divided into three phases which were Departure, Initiation, and Return. Departure was the first stage of the hero’s journey. Thor began this stage when he was given the mission from his father to defeat Hela and save his Asgard people. Initiation was the second stage of the hero’s journey which all of the stages were passed by Thor in his journey. He was trapped and he got so many ordeals. He also needed the help from others people to have him back to his place.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 680, "width": 416, "height": 70, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Return as the last stage was not passed completely by Thor. He did not go through the steps of Refusal of the Return and The Crossing of Return Threshold. In the steps of Resque from Without, when Thor needed the help from his friends and Master of the Two Worlds, when he could choose whichever place to bring his people to live and last one was the happy ending where he finished all", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "883", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 120, "width": 308, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of his missions and got the Freedom to Live with his people.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 134, "width": 415, "height": 112, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The similarity between this research with the first previous study written by Kesti in 2007 ( Heroes of Middle Earth: J. Campbell’s Monomyth in J.R.R. Tolkien’s The Lord of The Rings 1954-1955) that this research used Joseph Campbell’s theory of hero’s journey to analyze the journey of the character in the story. The differences between this research and Kesti’s research were: (1) this research used only one character to analyze, while Kesti’s research used five characters and; (2) this research used a film as source of data, while in Kesti’s research used a novel.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 246, "width": 416, "height": 141, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The comparison between this research with the second previous study written by Hoffman in 2012 ( The Hero’s Journey: A Postmodern Incarnation of the Monomyth ) contained similarity and differences. This research used a different literary work which was Thor: Ragnarok (207) film, while Hoffman’s research used two novels written by Margaret Atwood, Orxy and Crake and The Year of The Flood. Furthermore, this research used Campbell’s theory of hero’s journey to find out about Thor’s journey as a hero in the film. On the other hand, Hoffman’s research used Campbell’s theory to prove that the monomyth was transplated into two novels of Margaret Atwood as the realm of postmodern dystopia.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 387, "width": 415, "height": 112, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research also had the similarities and difference with the third previous study written by Munawaroh in 2017 ( The Stages of Hugh Glass’s Journey in The Revenant Movie: A Hero’s Journey Analysis ). The similarities were: (1) both researches used the hero’s journey theory by Joseph Campbell; and (2) focused the analysis on the main character of a film. Munawaroh’s research analyzed Hugh character of The Revenant film, while this research analyzed Thor character of Thor: Ragnarok (2017) film. The difference appeared on the fact that each study concerned its discussion on a different film.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 500, "width": 415, "height": 154, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The similarities between the fourth previous study which was written by Fatihatullaily in 2017 ( Hero and Villain: A Study of Joseph Campbell’s Monomyth in Neill Gaiman’s The Graveyard Book ) with this research existed on the matter of the research’s object and theory used. Both researches used the main characters as the object of the research as well as using the same theory about hero’s journey by Campbell. Meanwhile, there were two differences between the two researches. Fatihatullaily’s research used Gaiman’s novel, The Graveyard Book as the data source of her research. This research used Thor: Ragnarok (2017) film as the source of data. In Fatihatullaily’s research, she focused the analysis on two main characters of the novel, Bod as the hero and Jack Frost as the villain. This research only concerned the analysis on one main character, Thor.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 682, "width": 95, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. CONCLUSIONS", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 697, "width": 415, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the findings analysis, Thor character had gone through several steps required in completing his journey as a hero. There were three stages with each different step that Thor completed. He completed all the three steps in the stage of Departure as well as in the stage of Initiation. However, Thor did not go", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 83, "width": 317, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2549-7715 | Volume 5 | Nomor 4 | Oktober 2021 | Hal: 872-884 Terakreditasi Sinta 4", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "884", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 120, "width": 415, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "through the five steps in the stage of Return due to his assertive characteristic as the King of Asgard.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 162, "width": 415, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES Campbell, Joseph. The Hero with a Thousand Faces. The Publishing Company. New York. 1966. Print.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 204, "width": 415, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fatihatullaily, Fadhillah. Hero and Villain: A Study of Joseph Campbell’s Monomyth in Neill Gaiman’s The Graveyard Book . State Islamic University Syarif Hidayatullah. 2017.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 246, "width": 415, "height": 71, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hoffman, Sarah. The Hero’s Journey: A Postmodern Incarnation of the Monomyth, University of Southern Mississippi. 2012. Print. Kesti, Tutta. Heroes of Middle-Earth: J. Campbell’s Monomyth in J.R.R. Tolkien’s The Lord of the Rings (1954-1955) . University of Jyväskylä Finland. 2007. Print.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 317, "width": 401, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Munawaroh, Astri. The Stages of Hugh Glass’s Journey in The Revenant Movie: A", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 331, "width": 370, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hero’s Journey Analysis . State Islamic University of Sunan Kalijaga. 2017.", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 345, "width": 323, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pearson, Eric et al. “Thor: Ragnarok.” ScriptSlug.com", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 373, "width": 336, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.scriptslug.com/assets/uploads/scripts/thor-ragnorak- 2017.pdf. Accessed 12 Jan. 2020.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 401, "width": 332, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segal, R.E. Joseph Campbell: An Introduction. New York & London Garland Publishing Inc. 1987. Print.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 429, "width": 415, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thor : Ragnarok. Directed by Taika Waititi. Performance by Chris Hemsworth, Walt Disney Studios Motion Picture, 2017.", "type": "Text" } ]
d74a8438-b2c9-7f36-4f6f-ba0c41fdf14c
https://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/narada/article/download/6221/3037
[ { "left": 326, "top": 35, "width": 201, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 274, "top": 793, "width": 252, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB|339", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 76, "width": 385, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STUDI PENERAPAN DESAIN UNIVERSAL PADA MASJID MANARUL AMAL KAMPUS", "type": "Section header" }, { "left": 256, "top": 120, "width": 88, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MERUYA", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 142, "width": 311, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA BARAT", "type": "Title" }, { "left": 256, "top": 188, "width": 85, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh: Randi Sanjaya 1", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 217, "width": 248, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alumni Desain Interior, Fakultas Desain dan Seni Kreatif Universitas Mercu Buana Rachmita Maun Harahap 2", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 261, "width": 278, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Desain Interior Fakultas Desain dan Seni Kreatif Universitas Mercu Buana Henny Gambiro 3", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 305, "width": 271, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana [email protected] 1 ; [email protected] 2 [email protected] 3", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 374, "width": 58, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 387, "width": 456, "height": 267, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain masjid berdasarkan prinsip desain universal adalah konsep desain untuk arsitektur masjid yang dapat digunakan oleh pengguna dengan banyak variasi kondisi fisik. Masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan, adalah 'rumah Allah' di mana jamaah melakukan shalat. Shalat adalah ibadah penting dalam Islam yang dilakukan setidaknya lima kali sehari dan tidak dapat ditinggalkan kecuali kondisi yang sangat spesifik terjadi (seperti yang dijelaskan dalam Al Qur'an). Namun, pengguna penyandang disabilitas masih menemukan kesulitan dalam mengakses masjid, sebagian besar masjid tidak dapat diakses. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan desain universal pada masjid Manarul Amal di kampus Meruya Universitas Mercu Buana bagi semua orang termasuk penyandang disabilitas. Prinsip desain universal dipilih berdasarkan pada kemungkinan yang diberikannya untuk mengeksplorasi setiap perlengkapan potensi untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan penghalang fisik bagi penggunanya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Instrumen penelitian ini adalah peneliti yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi berdasarkan kisi-kisi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M/2017. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan meliputi : reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen-elemen interior pada ruang masjid Manarul Amal berupa sirkulasi, jalur pemandu, ramp, ruang sholat, ruang khotbah, ruang toilet , tempat wudhu, rak menyimpan alas kaki (sepatu dan kaki) dan atribut-atribut fasilitas mendukung belum memenuhi standar. Sementara dinding-dinding ruang tidak dilengkapi handraill , pencahayaan dan warna cukup memenuhi standar dan audio visual yang berada di sekelilingi ruang sholat tanpa dilengkapi TV text, alarm visual (suara memanggil saat akan sholat).", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 665, "width": 343, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Desain universal, masjid, penyandang disabilitas, Manarul Amal", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 689, "width": 66, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 703, "width": 450, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mosque design based on the universal design principle is a design concept for a mosque architecture that can be used by person with disability users. Mosque as the center of religious activities, is ‘ Allah ’s house’ where congregation conducts shalat (praying). Shalat is an essential worship in Islam done at least five times a day and cannot be abandoned unless very specific condition happens (as explained", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 135, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 6 Edisi 3, 2019|340", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 449, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "in Al Qur’an ). But in fact, hearing disability users still find difficulties in accessing mosques, most mosques are not accessible. This study aims to describe of study of universal design application at the Manarul Amal mosque on Meruya campus at Mercu Buana University for person with disabilities. Universal design principle is chosen based on possibilities it provides to explore each potential tool to reduce or even eliminate the physical barrier for its users. This research method uses a qualitative descriptive method. The instrument of this study was researchers who were assisted with observation guidelines, interview guidelines and documentation guidelines based on the grid Minister of Public Works Regulation No. 14 / PRT / M / 2017. The steps of data analysis carried out include : data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that the interior elements in the Manarul Amal mosque were in form of circulation, guiding paths, ramps, prayer rooms, sermon rooms, ablution rooms, shelves for footwear (shoes and feet) and supporting facilities attributes that didn’t meet standa rd. While the walls of room aren’t equipped with handraill, lighting and colors are sufficient to meet the standards and audio visual that is around the prayer room without a TV text, visual alarm (sound calling when praying).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 283, "width": 346, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Universal design, mosque, person with disabilities, Manarul Amal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 115, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 211, "height": 358, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fasilitas fisik masjid berdasarkan 7 prinsip desain universal belum menjadi terapan yang umum di Indonesia. Desain interior masjid yang ada tetapi belum diterapkan desain universal dengan mempertimbangkan kebutuhan pihak-pihak yang memiliki keterbatasan fisik, seperti pengguna kursi roda, tuna netra, tuna rungu, rentang usia tertentu, dan juga perbedaan jenis kelamin secara imbang. Masjid merupakan pusat kegiatan keagamaan, masjid adalah 'rumah Allah' di mana jamaah melakukan shalat. Shalat adalah ibadah penting dalam Islam yang dilakukan setidaknya lima kali sehari dan tidak dapat ditinggalkan kecuali kondisi yang sangat spesifik terjadi (seperti yang dijelaskan dalam Al Qur'an) (Kurniawan, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 693, "width": 184, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negara, melalui Undang-Undang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 714, "width": 214, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyandang Disabilitas No 8 tahun 2016 menyebutkan dan menjamin berbagai macam hak penyandang disabilitas tetapi", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 303, "width": 214, "height": 459, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sayangnya tidak secara khusus menyebut hak akses beribadah (Pemerinta RI UUPD No 8.2016). Ditambah lagi, dalam peraturan bangunan di Indonesia, bangunan publik sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No.28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung , pasal 27 dan dipandu oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.14/M/PRT/2006 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan harus dapat diakses oleh semua termasuk penyandang disabilitas (www.pupr.com). Namun, itu tidak berarti bahwa Islam menyebabkan kesulitan bagi umat Islam untuk melakukan shalat mereka, memang mereka percaya bahwa shalat dapat dilakukan dengan cara yang berbeda tergantung pada kondisi spesifik yang berbeda, seperti yang dikatakan dalam Al Qur'an melakukan shalat oleh duduk untuk mereka yang tidak dapat berdiri, atau dengan berbaring untuk mereka yang tidak dapat meninggalkan tempat tidurnya karena sakit,", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 35, "width": 201, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 274, "top": 793, "width": 252, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB|341", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 75, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 92, "width": 213, "height": 237, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan konsep desain universal pada bangunan masjid diharapkan akan membuat penyandang disabilitas lebih mandiri serta merasa aman dan nyaman untuk mengakses sebuah bangunan masjid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan desain universal pada interior masjid bagi muslim dan muslimah penyandang disabilitas sehingga mereka dapat mengakses sholat secara mandiri. Studi kasus dilakukan terhadap masjid Manarul Amal di Universitas Mercu Buana.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 137, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 207, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Definisi Desain Universal Ada beberapa pengertian Universal Design yang secara prinsip sama dengan detail redaksional yang berbeda dari beberapa sumber, di antaranya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 469, "width": 207, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Universal design means simply designing all products, building and exterior spaces to be usable by all people to the greatest extent possible (Mace, 1991).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 523, "width": 207, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Universal design can be defined as the design of products and environments to be usable to the greatest extent possible by people of all ages and abilities 9Story, 1998)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 577, "width": 211, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Universal design is an approach to design that incorporates products as well as building features and elements which, to the greatest extent possible, can be used by everyone (Mace, 1991).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 211, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain universal yang akan dibahas dalam tulisan berikut lebih dipahami sebagai sebuah pendekatan dalam desain. Desain universal adalah sebuah pendekatan desain untuk menghasilkan fasilitas dan juga produk bagi semua orang (sebagai", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 72, "width": 211, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengguna) secara umum, tanpa batasan fisik, rentang usia, dan juga jenis kelamin (Mace, 1999). Dengan pendekatan desain tersebut, suatu fasilitas maupun produk akan mengalami kompromi sehingga semua orang sebagai pengguna dapat diakomodasi kebutuhannya dalam beraktivitas, tanpa mengeksklusifkan sebagian orang.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 234, "width": 211, "height": 217, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain yang baik dan dilengkapi dengan perhatian terhadap isu faktor manusia pengguna dapat menjadi kunci pemecahan masalah dalam desain universal. Isu faktor manusia tersebut berkaitan dengan kondisi fisik manusia dalam penggunaan produk desain, dan menjadi standar prinsip-prinsip dalam pendekatan desain universal. Prinsip-prinsip dalam desain universal menurut Story (1998 : 34- 35) adalah sebagai berikut (Story, 1998) :", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 457, "width": 209, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Equitable Use adalah desain yang dapat digunakan secara wajar oleh semua orang dengan variasi kemampuannya dan tidak menstigmakan penggunanya;", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 538, "width": 209, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Flexibility in Use adalah desain yang fleksibel dan dapat mengakomodasi kebutuhan aktivitas semua orang (sebagai pengguna) secara umum, tanpa batasan fisik, rentang usia, dan juga jenis kelamin;", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 639, "width": 209, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Simple and Intuitive Use adalah desain yang cara penggunaannya mudah dimengerti, tanpa tuntutan pengalaman penggunaan, pengetahuan, dan kemampuan bahasa tertentu;", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 740, "width": 209, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Perceptible Information adalah desain yang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 135, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 6 Edisi 3, 2019|342", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 208, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengakomodasikan informasi dengan efektif kepada pengguna, dan dekat dengan kondisi ambang dan atau kemampuan sensor pengguna;", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 153, "width": 208, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Tolerance for Error adalah desain yang meminimalkan dampak dan konsekuensi kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan dari tindakan yang keliru;", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 209, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Low Physical Effort adalah desain yang dapat digunakan secara efisien dan nyaman dengan usaha kekuatan fisik minimal (tidak melelahkan); dan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 208, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7) Size and Space for Approach and Use adalah desain dengan terapan ukuran dan ruang yang mudah (cukup) untuk pencapaian, dan dapat digunakan tanpa batasan ukuran, postur, dan mobilitas pengguna.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 212, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip-prinsip tersebut berlaku umum bagi semua bidang rancangan arsitektur, interior, produk, dan lain-lain, terutama berupa fasilitas fisik masjid. Secara khusus, prinsip-prinsip tersebut juga bisa diterapkan untuk fasilitas ruang masjid untuk pengunjung penyandang disabilitas pada saat beribadah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 578, "width": 209, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Penerapan Konsep Desain Universal bagi Penyandang Disabilitas diterapkan beberapa konsep rancangan yang diperuntukkan masing-masing penyandang disabilitas terhadap elemen interior dengan menggunakan acuan standar dan regulasi Permen PUPR No 14/PRT/M/2017 sebagai berikut ( www.pupr.com ) :", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 72, "width": 209, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Penyandang disabilitas daksa (pengguna kursi roda, kru tongkat )", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 113, "width": 209, "height": 216, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebuah rancangan ruang publik, contoh yang berlokasi di Arizona, Amerika Serikat memberikan fasilitas universal bagi para penikmat taman yang memiliki agenda keseharian tersendiri dalam melintas, bersantai, dan berbincang. Penempatan ramp pada ruang publik bukan lagi hal yang asing karena ramp adalah solusi terbaik yang sukses menggantikan fungsi tangga bagi kaum pengguna kursi roda untuk berpindah tempat secara leluasa.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 335, "width": 209, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah akan sulitnya beraktivitas secara efektif dikarenakan keterbatasan fisik, yang secara langsung menghambat akses bepergian seseorang, menjadi pudar dengan adanya jalur ramp. Disamping fungsi dari elemen desain yang diterapkan, taman publik memiliki identitas sebagai ruang ekspresi, yang mengutamakan estetika dimana hal yang dapat menarik perhatian orang-orang baik disekitar untuk singgah.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 538, "width": 209, "height": 196, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramp yang di desain secara maksimal dimana menggabungkan konteks dan penghijauan yang kontras dengan cuaca ekstrim di Arizona membuat pengalaman perjalanan seseorang lebih berkesan. Terselubung kalkulasi tinggi di setiap penempatan elemen pada komposisi desain, jika dilakukan dengan benar maka dapat menorobos pembatasan fisik dan mental para pengguna sehingga dapat", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 740, "width": 177, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menghubungkan dengan masyarakat.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 35, "width": 201, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 274, "top": 793, "width": 252, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB|343", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 155, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Penyandang disabilitas netra", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 92, "width": 209, "height": 237, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pusat penyandang disabilitas tuna netra yang dirancang secara spesifik oleh Mauricio Rocha mendatangkan totalitas kenyamanan bagi kaum tuna netra menjalani keseharian ( www.archdaily.com/158301 ). Relasi antar ruang dan struktur diolah dengan penuh kontras; dari wujud tekstur, ukuran besar, berat, dan jenis material yang dipilih untuk meningkatkan daya kerja indera-indera lainnya untuk berfungsi lebih aktif dalam menerjemahkan konsisi sekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 335, "width": 208, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti alunan suara gemercik udara dirancang untuk mengarahkan tujuan, tekstur dinding yang membentuk motif bangunan yang membedakan motif horisontal dan vertikal untuk menjadi informasi dalam menandakan setiap bangunan serta fungsinya, dan tanaman yang memiliki harum yang kuat ditanam pada area terbuka agar dapat merangsang orientasi akan konteks di sekeliling bangunan ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 209, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terselubung kalkulasi tinggi di setiap penempatan elemen pada komposisi desain, jika dilakukan dengan benar maka dapat menorobos batasan fisik dan mental para pengguna dapat menghubungkan mereka dengan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 680, "width": 209, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Penyandang disabilitas rungu Stelzhamerschule School-Linz, Austria yang dirancang secara spesifik oleh Kirsch Arsitek mendatangkan totalitas kenyamanan", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 72, "width": 209, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bagi kaum tuna rungu menjalani keseharian (www.archdaily.com/781415) . Relasi antar ruang dan struktur diolah dengan mengutamakan orientasi visual yang tinggi serta mendorong totalitas pengalaman indera lainnya yang didasari oleh filosofi Deaf Space (desain ruang tuli).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 214, "width": 208, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip-prinsip dari Deaf Space ditujukan untuk meluaskan kemampuan seseorang dalam merespon ruang dengan rentang keterbatasan 180 derajat.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 295, "width": 209, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transparansi dari setiap ruang dapat mencegah limitasi seseorang dalam menangkap aktivitas di ruangan lain dan memaksimalkan space awareness", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 376, "width": 208, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(meningkatkan kesadaran) menjadi 360 derajat ( Chiambretto, 2016) .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 416, "width": 209, "height": 237, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan ramp jalan sebagai titik temu yang mencegah tabrakan antar individu, elemen repetisi yang berbeda seperti garis-garis pada dinding dan jalan setapak yang disusun untuk dapat memberikan navigasi secara naluri, serta penggunaan warna yang kontras dengan kulit seperti biru atau hijau agar mepermudah membaca gerakan bahasa isyarat dari jarak yang lebih jauh sangat membantu kaum tuna rungu untuk memaksimalkan indera-indera lainnya,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 659, "width": 209, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terselubung kalkulasi tinggi di setiap penempatan elemen pada komposisi desain, jika dilakukan dengan benar maka dapat menorobos pembatasan fisik dan mental para pengguna dapat menghubungkan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 135, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 6 Edisi 3, 2019|344", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 133, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mereka dengan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 92, "width": 206, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Penyandang Disabilitas terhadap Persepsi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 209, "height": 297, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Robbins (2006), persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi (Terok , 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 209, "height": 338, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pembentukan persepsi masih menurut Walgito (2002) adalah objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor, perlu dikemukakan antara objek dan stimulus itu menjadi satu misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit sehingga akan terasa tekanan tersebut. Proses stimulus mengenai alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak proses ini disebut sebagai proses psiologis. Kemudian terjadilah proses diotak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat dan apa yang didengar atau apa yang diraba. Proses yang terjadi diotak atau dalam pusat kesadaran ini yang disebut proses psikologis. Namun", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 72, "width": 208, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "demikian dapat dikemukakan terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang diraba yaitu stimulus yang diterima oleh alat indera, proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 234, "width": 209, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persepsi dalam arsitektur dan desain interiori adalah proses memperoleh atau menerima informasi dari lingkungan (Laurens, 2005). Teori atau pendekatan tentang bagaimana manusia mengerti dan menilai lingkungannya ini dikelompokkan ke dalam dua kelompok :", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 376, "width": 132, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pendekatan konvensional", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 396, "width": 209, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan yang berdasarkan sensori atau stimuli. Teori ini menganggap adanya rangsangan dari luar diri individu ( stimulus ).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 457, "width": 209, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika sejumlah pengindraan disatukan dan dikordinasikan di dalam pusat saraf yang lebih tinggi (otak) maka manusia bisa mengenali dan menilai suatu objek. Proses diterimanya rangsangan sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti oleh individu yang bersangkutan inilah yang disebut dengan persepsi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 619, "width": 116, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pendekatan Ekologis", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 639, "width": 209, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan yang berdasarkan informasi. Pendekatan ini mengemukakan bahwa seorang individu tidaklah menciptakan makna dari apa yang diindrakannya. Sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam stimulus itu sendiri dan tersedia", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 35, "width": 201, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 274, "top": 793, "width": 252, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB|345", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 209, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk organisme yang siap menyergapnya. Persepsi ini terjadi secara spontan dan langsung. Jadi bersifat holistik. Spontanitas ini terjadi karena manusia melibatkan setiap objek yang ada dalam lingkungannya dan setiap objek menonjolkan sifat-sifatnya yang khas untuk organisme tersebut. Penampilan makna ini disebut affordances.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 209, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Affordances atau kemanfaatan setiap objek adalah khas untuk setiap mahluk. Misalnya, pohon, memberi sifat teduh, rindang untuk manusia, mungkin untuk serangga atau beinatang lain pohon itu mempunyai manfaat yang berbeda, misalnya sebagai sarangnya. Dengan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 72, "width": 209, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perkataan lain, objek atau stimuli itu sendiri pun aktif berinteraksi dengan mahluk yang mengindra sehingga timbullah makna spontan tersebut. Tingkat persepsi dan penafsiran karya arsitektur yang dilakukan pengamat/ pengguna tergantung pada (Laurens, 2005):", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 214, "width": 117, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1). Tingkat pengalaman,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 234, "width": 119, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2). Kemampuan pribadi,", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 254, "width": 122, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3). Faktor emosional, dan", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 275, "width": 135, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4). Sosio kultural pengamat.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 295, "width": 445, "height": 260, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persepsi pengunjung terhadap tingkat kemandirian ruang berdasarkan konsep desain universal yang terkait untuk mendapatkan hasil sebagai berikut: No Pengguna Persyaratan desain dasar yang dapat diakses terhadap perspepsi pengguna 1 Disabilitas pendengaran (Tunarungu/Tuli dan kurang dengar) - informasi panduan/ signage di pintu masuk - papan nama (sholat / sholat, khotbah / pidato, azan / panggilan sholat) di menara masjid (dengan warna), di wudhu, di kamar mandi - menerapkan prinsip kerja TV text, LCD, monitor sebagai tampilan khutbah - dimensi lebar koridor maksimum 160 cm, dinding persimpang sudut melingkar - pencahayaan terang dan tidak muram/silau - warna material kaca pintu, dinding tidak bertektur - bel alarm visual darurat di kamar mandi - penandaan, pelabelan, dan tampilan informasi yang jelas dan konsisten dan lengkap", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 411, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Disabilitas penglihatan (tuna netra, low vision) - peta sentuhan di pintu masuk - guiding blok / jalur pemandu /ubin peringatan untuk mencapai langkah - ramp- jalur pedestrian permukaan rata dan tidak lubang/rusak - handrail - tanaman braille di susuran tangga 3 Disabilitas Fisik Amputasi kaki/tangan - akses kamar mandi", "type": "Table" }, { "left": 214, "top": 643, "width": 92, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- akses kamar wudhu", "type": "List item" }, { "left": 214, "top": 656, "width": 289, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- tempat parkir yang dapat diakses - ruang sholat yang dapat diakses - handrail sesuai ketinggian - kebutuhan ruang di area sirkulasi dan lebar pintu - ketentuan alternatif akan diperlukan, seperti langkah-langkah serta landai dan sempit bilik", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 135, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 6 Edisi 3, 2019|346", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 427, "height": 137, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Pengguna kursi roda/ Wheelchair - semua jenis perlengkapan, kontrol, dan peralatan harus ditempatkan dalam jangkauan yang sempit - lebar minimum dan persyaratan ruang - perubahan level harus dinegosiasikan dengan jalan landai atau lift - permukaan lantai harus rata/halus dan keras 5 Lansia / manula - akses kamar mandi - akses kamar wudhu dilengkapi dengan bangku - handrail 6 Anak-anak - akses kamar mandi - akses kamar wudhu dilengkapi dengan perlengkapan air yang lebih rendah", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 210, "width": 211, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Standar Aksesibilitas Dalam penyediaan aksesibilitas fisik bagi penyandang cacat dibutuhkan sarana yang khusus sesuai dengan individu ketunaan masing-masing. Adapun sarana aksesibilitas fisik bagi tuna daksa pada ruang dan bangunan meliputi (Gazalba, 1994).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 352, "width": 144, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1) Ukuran dasar ruang gerak,", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 372, "width": 61, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) Perabot,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 82, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(3) Pintu masuk,", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 413, "width": 107, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(4) Jalur penghubung,", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 94, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(5) Ramp (tanjakan),", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 453, "width": 48, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(6) Toilet,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 474, "width": 52, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(7) Urinal ,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 494, "width": 65, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(8) Washtafel ,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 514, "width": 125, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(9) Pancuran/keran wudlu.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 211, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksesibilitas fisik sebagai fasilitas kemudahan untuk mobilitas tuna daksa dalam melakukan aktifitas harus memiliki ukuran yang sesuai dengan standar dan persyaratan yang berkaitan dengan perilaku sosial penggunanya. Berikut uraian tentang ukuran standar aksesibilitas berdasarkan kajian literatur dan pedoman dari Permen PUPR No. 14/PRT/M/2017.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 723, "width": 72, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 210, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan adalah", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 211, "width": 210, "height": 541, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "metode kualitatif analisis ( Moleong, 2006) Penelitian kualitatif analisis diperlukan agar peneliti bisa memperoleh gambaran yang lebih terukur tentang penerapan desain universal. Peneliti menggunakan indikator- indikator desain universal yang jelas dan terukur ketika turun ke lapangan dan melihat masjid-masjid yang menjadi objek penelitian. Indikator diadopsi dari buku panduan yang dikeluarkan oleh Permen PUPR No 14/PRT/M/2017. Sementara penelitian kualitatif diperlukan untuk memperdalam data-data historis dan deskriptif untuk menemukan konteks yang lebih luas dari masalah desain universal di masjid-masjid yang diteliti. Peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat di masjid dan berusaha menemukan persepsi mereka tentang berbagai aspek yang dijadikan alat ukur kuantitaif tadi. Data observasi di lapangan yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis kesesuaiannya dengan data literatur. Proses analisis data yang dilakukan untuk mengidentifikasi penerapan desain universal pada masjid Manarul’ Amal, sehingga dapat memberikan solusi desain universal untuk", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 35, "width": 201, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 274, "top": 793, "width": 252, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB|347", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 72, "width": 209, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perkembangan mas jid Manarul’ Amal selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 119, "width": 177, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 139, "width": 100, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Deskripsi Objek", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 159, "width": 211, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masjid Manarul’Amal merupakan masjid yang terdapat di lingkungan Universitas Mercu Buana yang beralamat di Jalan Meruya Selatan No. 1, RT.01 / RW.08, Meruya Selatan, Kembangan, RT.1/RW.8, RT.1/RW.8, Meruya Selatan, Kembangan, Kota Jakarta Barat [13].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 207, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 1. Deskripsi Objek. (Sumber : dok. Sanjaya dkk, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 211, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan desain universal pada masjid Manarul’ Amal dianalisis dengan mengklasifikasikan faktor-faktor pada sirkulasi yaitu jalur pedestrian. Klasifikasi didasarkan pada parameter desain universal yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesesuaian faktor desain universal dengan literatur atau standar desain universal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 656, "width": 211, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data lapangan atau objek yang ada dibandingkan atau dikomparasikan dengan data literatur untuk menemukan hasil analisis data. Dari hasil klasifikasi faktor dan hasil analisis data, faktor yang kurang sesuai", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 72, "width": 211, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan standar desain universal akan diberi usulan solusi desain untuk permasalahan yang ada pada masjid Manarul’ Amal.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 145, "width": 211, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis data dan solusi desain yang ada akan ditemukan kesimpulan dari penerapan desain universal di masjid Manarul’ Amal di Universitas Mercu Buana. Berikut hasil analisa masjid Manarul’ Amal.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 374, "width": 171, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 2 Gerbang Utama Masjid (Area 1) (Sumber : dok. Sanjaya dkk, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 403, "width": 214, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ukuran lebar masuk pejalan kaki adalah 50cm. Secara umum lebar jalur ini tidak nyaman digunakan untuk pejalan kaki. Dan juga tidak terdapat jalur khusus untuk pengguna kursi roda dan juga bagi disabilitas netra karena tidak terdapat jalur pemandu ( Guiding Block ).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 544, "width": 211, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga area ini belum memenuhi prinsip desain universal ke 1,3 dan 7.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 703, "width": 167, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 3. Tangga Utama Masjid (Area 2) (Sumber : dok. Sanjaya dkk, 2018)", "type": "Caption" }, { "left": 315, "top": 731, "width": 211, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada area tangga masjid sudah menerapkan ukuran standar dan terdapat handrail pada", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 135, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 6 Edisi 3, 2019|348", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 211, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tangga area masjid untuk orang yang sudah lanjut usia. Tetapi pada area tersebut tidak terdapat ramp untuk para penyandang disabilitas, sehingga area ini belum memenuhi prinsip desain universal ke-1 dan ke-4.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 139, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 4. Area Wudhu (Area 3) (Sumber : dok. Sanjaya dkk, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 72, "width": 212, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk area wudhu tidak terdapat handrail yang dapat menyulitkan penyandang disabilitas dan lanjut usia untuk berwudhu. Dan pada area kamar kecil tidak akses untuk pengguna kursi roda, sehingga area ini belum memenuhi prinsip desain universal ke 1,5 dan 7.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 214, "width": 435, "height": 191, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan berisikan hasil dari analisa yang dilakukan dengan berdasarkan 7 prinsip desain universal yang disusun ke dalam tabel. No Area Universal Design Principles Perlu Solusi EU FU SIU PI TE LPE", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 394, "width": 353, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SFAU 1 Are a 1  ✓", "type": "Picture" }, { "left": 95, "top": 410, "width": 391, "height": 125, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ✓ ✓ ✓  EU, SIU dan SFAU 2 Are a 2  ✓ ✓  ✓ ✓ ✓ EU dan PI 3 Are a 3  ✓ ✓ ✓  ✓  EU, TE dan SFAU", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 211, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlihat tabel di atas menunjukkan berdasarkan kesimpulan hasil analisa diatas dapat disimpulkan bahwa beberapa akses sistem (jalur pedestrian) masih memerlukan solusi desain berdasarkan tujuh prinsip desain universal.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 556, "width": 116, "height": 50, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Hasil Observasi 1. Responden Responden", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 35, "width": 201, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 274, "top": 793, "width": 252, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB|349", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 222, "width": 211, "height": 115, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil presentase quisioner di atas dapat disimpulkan bahwa sirkulasi Masjid Manurul Amal dapat dikatakan tidak akses 4% , maka perlu di lakukan kajian lebih lanjut dengan memberikan alternatif atau solusi desain.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 350, "width": 87, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Solusi Desain", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 370, "width": 211, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini adalah titik lokasi yang akan dibuatkan desain baru (solusi desain) berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 451, "width": 130, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Gerbang Utama Masjid", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 204, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 6. Desain Lama (Existing) Gerbang Utama Masjid. (Sumber : dok. Sanjaya dkk, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 638, "width": 53, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deskripsi :", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 658, "width": 172, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Tidak ada jalur khusus disabilitas.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 678, "width": 143, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Tidak terdapat guiding block .", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 699, "width": 164, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Permukaan jalan yang tidak rata", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 205, "width": 191, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Desain Baru (Solusi Desain) Gerbang Utama Masjid. (Sumber: Sanjaya dkk, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 252, "width": 68, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solusi desain :", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 272, "width": 196, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Terdapat jalur disabilitas dengan lebar 140 cm.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 313, "width": 209, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Terdapat pemisah antara pengguna kursi roda dengan pejalan kaki.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 353, "width": 97, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Terdapat signage .", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 374, "width": 145, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Terdapat jalur guiding block .", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 394, "width": 200, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Permukaan jalan yang sudah rata (cor).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 434, "width": 123, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tangga Utama Masjid", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 532, "width": 210, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 8. Desain Lama (Existing) Tangga Utama Masjid.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 555, "width": 136, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Sumber : dok. Sanjaya dkk, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 707, "width": 210, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 9. Desain Baru (Solusi Desain) Tangga Utama Masjid. (Sumber: Sanjaya dkk, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 72, "width": 139, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Presentase Hasil Quisioner", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 135, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 6 Edisi 3, 2019|350", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 68, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solusi desain :", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 92, "width": 205, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Terdapat ramp dengan lebar 180 cm dan", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 113, "width": 63, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "panjang 9 m.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 133, "width": 121, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Terdapat guiding block .", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 153, "width": 193, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Terdapat step nosing pada anak tangga.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 173, "width": 153, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Terdapat rack sepatu/sandal.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 194, "width": 184, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Terdapat handrail pada pertengahan tangga.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 193, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 9. Desain Lama (Existing) Jalan Menuju Tempat Wudhu. (Sumber: dok. Sanjaya dkk, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 53, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deskripsi :", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 404, "width": 199, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Tidak terdapat jalur khusus kursi roda.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 424, "width": 147, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Tidak terdapat guiding block .", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 444, "width": 92, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Jalan tidak rata.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 559, "width": 183, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 10. Desain Baru (Solusi Desain) Jalan Menuju Tempat Wudhu. (Sumber: Sanjaya dkk, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 63, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solusi desain", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 633, "width": 204, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Sudah terdapat jalur khusus kursi roda (panjang sumbu roda kursi roda 80 cm)", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 674, "width": 160, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Jalur orang berjalan di tengah.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 694, "width": 155, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Sudah terpasang guiding block .", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 714, "width": 114, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Jalan sudah rata (cor )", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 72, "width": 48, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Toilet", "type": "Picture" }, { "left": 315, "top": 212, "width": 175, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 11. Desain Lama (Existing) Toilet. (Sumber: dok. Sanjaya dkk, 2018).", "type": "Caption" }, { "left": 315, "top": 246, "width": 53, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deskripsi :", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 266, "width": 127, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Tidak terdapat handrail .", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 286, "width": 98, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Toilet tidak access .", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 433, "width": 190, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 12. Desain Baru (Solusi Desain) Toilet. (Sumber: Sanjaya dkk, 2018).", "type": "Caption" }, { "left": 315, "top": 476, "width": 68, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solusi desain :", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 496, "width": 188, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Toilet sudah access dengan ukuran 2 x 2 m dengan lebar pintu 90 cm.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 537, "width": 98, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Terdapat handrail .", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 557, "width": 116, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Bukaan pintu ke luar.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 577, "width": 95, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Tempat Wudhu", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 725, "width": 177, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 13. Desain Lama (Existing) Tempat Wudhu. (Sumber: dok. Sanjaya dkk, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 35, "width": 201, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 274, "top": 793, "width": 252, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB|351", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 197, "width": 194, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 14. Desain Baru (Solusi Desain) Tempat Wudhu. (Sumber: Sanjaya dkk, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 242, "width": 65, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solusi desain.", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 263, "width": 185, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pada bagian wudhu sudah terpasang handrail dan guiding block .", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 303, "width": 171, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Jarak antar block wudhu 152.4 cm", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 335, "width": 204, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Atribut Fasilitas Mendukung Teknologi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 443, "width": 174, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 15. Jadwal sholat dengan digital. (Sumber: www.google.com/alwakita_digital)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 557, "width": 188, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 16. Sistem lampu alarm (signal) dan bel alarm 3 titik warna lampu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 580, "width": 210, "height": 187, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Sumber: Harahap, RM, 2019) Terlihat gambar 15 menunjukkan beberapa masjid menggunakan atribut- atribut fasilitas mendukung berupa alat tambahan untuk menginformasikan waktu sholat. Papan jadwal sholat adalah instrumen umum yang ditemukan di interior masjid. Ini terdiri dari lima titik jam pada setiap waktu sholat, sementara tipe lainnya dilengkapi dengan jam tangan nyata yang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 72, "width": 80, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedang berjalan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 92, "width": 213, "height": 338, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada gambar 16 menunjukkan bahwa sistem lampu alarm ( signal ) 3 titik lampu berbeda yang meletakkan di luar dinding dekat diatas pintu masuk. Tiga titik lampu yang berbeda yaitu lampu warna biru, merah dan kuning yang bekerja sama dengan menggunakan tabung flash xenon dengan lampu strobo intentitas tinggi atau boleh seperti lampu lalu lintas. Lampu biru menginformasikan bahwa shalat akan segera dimulai, lampu warna kuning memberi tahu bahwa masih ada banyak waktu sebelum shalat dimulai. Lampu-lampu akan dinyalakan setelah adzan dan dimatikan tepat sebelum sholat dimulai. Sementara lampu merah menginformasikan bahwa shalat sudah dimulai.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 443, "width": 98, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 463, "width": 62, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 483, "width": 212, "height": 257, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah dianalisis dan dievaluasi keadaan jalur pedestrian Masjid Manarul’ Amal dan membandingkan dengan teori, maka untuk jalur pedestrian Masjid Manarul’ Amal belum seluruhnya menerapkan desain universal, terutama pada jalur pedestrian seperti gerbang masuk masjid, tangga masjid, jalan menuju tempat wudhu maupun tempat wudhunya itu sendiri dan bahkan juga atribut fasilitas mendukung alat bantu teknologi. Namun dibutuhkan sebuah solusi desain (desain baru) dengan berdasarkan 7 prinsip universal design yang telah ada.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 135, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 6 Edisi 3, 2019|352", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 72, "width": 209, "height": 217, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Penerapan solusi desain yang pertama yaitu pada fasilitas universal seperti gerbang utama masjid yang memiliki permasalahan dalam penerapan desain universal, sehingga diberikan solusi desain yang sesuai dengan standar desain universal. Pada gerbang utama masjid diberi jalur khusus kursi roda dan guiding block untuk penyandang tuna netra, dimensi akses disesuaikan dengan standar desain universal.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 295, "width": 209, "height": 196, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Penerapan solusi desain yang kedua yaitu pada bagian tangga utama masjid yang memiliki permasalahan desain universal, pada area ini di tambahkan ramp untuk mempermudah akses untuk kursi roda maupun troli untuk membawa barang. Kemudian pada bagian ujung tangga dibuat rack sepatu agar tidak menggangu akses tangga dari sepatu atau sandal yang berserakan.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 497, "width": 209, "height": 116, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Penerapan solusi desain yang ketiga yaitu pada akses jalan menuju tempat wudhu dimana tidak terdapat jalur kursi roda, oleh karena itu dibuat jalur kursi roda dengan panjang sumbu kursi roda adalah 80 cm.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 619, "width": 209, "height": 135, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Penerapan solusi desain yang keempat yaitu pada area toilet yang tidak akses, sehingga diberikan solusi desain berupa toilet akses berukuran 2x2 m dan terdapat handrail di dalamnya untuk mempermudah akses bagi orang yang memiliki keterbatasan fisik.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 72, "width": 210, "height": 115, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Penerapan solusi desain yang terakhir yaitu pada area tempat wudhu yang belum akses untuk penyandang disabilitas, oleh karena itu dibuat solusi dengan mengaplikasikan handrail dan guiding blok pada tempat wudhu.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 194, "width": 32, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 214, "width": 211, "height": 216, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hendaknya seluruh jalur pedestrian pada Masjid Manarul’ Amal menerapkan desain universal dan dengan solusi desain yang telah dirancang, pihak masjid mendapatkan referensi ataupun gambaran untuk membuat jalur pedestrian masjid Manarul’ Amal yang dapat dipakai secara universal, sebenarnya jika desain universal diterapkan, sangat banyak dampak positif yang ditimbulkan termasuk kemandirian dan kenyamanan bagi penyandang disabilitas.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 443, "width": 123, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 463, "width": 212, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_. (2018). Data Gedung Masjid Kampus Meruya. Jakarta: BMGS Universitas Mercu Buana.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 524, "width": 211, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chiambretto, A, & Asta K,T. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 544, "width": 183, "height": 54, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DeafSpace individuality + integration in Gallaudet university by asta kronborg triilingsgaard . Washington DC:", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 605, "width": 99, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gallaudet university.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 625, "width": 212, "height": 75, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harahap, R,M. (2019): Interiority of Public Spacei in The Deaf Exhibition Center in Bekasi. Sinergi Journal. Vol 23, No 3 (2019)", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 706, "width": 177, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.22441/sin ergi.2019.3.009", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 746, "width": 211, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harahap, R,M. (2019). Through of Beach Space", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 35, "width": 201, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 274, "top": 793, "width": 252, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB|353", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 72, "width": 183, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Design for Person with Disabilities Based on Universal Design Principles. Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2019:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 133, "width": 84, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6(1): PP 7-1.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 153, "width": 211, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keumala, C,R,N. (2016). Pengaruh Konsep Desain Universal pada Masjid bagi Difabel (Studi Kasus Masjid UIN", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 214, "width": 183, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sunan Kalijaga dan Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada ).INKLUSI:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 254, "width": 183, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Disability Studies Vol. 3 (1), Januari-Juni 2016.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 211, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniawan, H. (2011): Familiarity in designing a mosque: a practice of universal design .", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 335, "width": 183, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conference: UIA 2011 Tokyo World", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 356, "width": 183, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Congress Programme Work Programme - Architecture for All Regions I, II, III &", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 396, "width": 183, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV - Oral Presentations at: Tokyo, Japan.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 416, "width": 84, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "September 2011.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 437, "width": 174, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.13140/RG.2.2.28069.19687", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 211, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laurens, J, M. (2005). Arsitektur dan Perilaku Manusia. Tangerang: PT.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 497, "width": 49, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grasindo.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 211, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mace, R, L. (1991). Accessible Environments:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 538, "width": 183, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Toward Universal Design. New York:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 211, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Van Nostrand Reinhold. Mace, R. (2000). Universal Design: Housing for the Lifespan of All People. North", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 619, "width": 118, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Carolina State University.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 639, "width": 211, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, L. (2006). Metodologi Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 659, "width": 121, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitatif. Bandung:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 659, "width": 183, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remaja Rosdakarya.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 211, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terok, F. (2015). Persepsi masyarakat terhadap elemen street furniture", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 740, "width": 183, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pedestrian koridor Jalan. Piere", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 72, "width": 183, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tendean. Thesis Magister Arsitektur Manado: Universitas Sam Ratulangi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 113, "width": 211, "height": 95, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arch daily: Taller de Arquitectura-Mauricio Rocha. (2001). Center for the Blind and Visually Impaired. Diambil dari: https://www.archdaily.com/158301/ center-for-the-blind-and-visually- impaired-taller-de-arquitectura- mauricio-rocha", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 221, "width": 212, "height": 68, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arch daily: KIRSCH Architecture. (2012). Stelzhamerschule Linz. Diambil dari: https://www.archdaily.com/781415/s telzhamerschule-linz-kirsch- architecture", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 135, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 6 Edisi 3, 2019|354", "type": "Page footer" } ]
65cb291c-f1c1-224c-10f3-355e63a5c7f6
https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/5526/3903
[ { "left": 204, "top": 793, "width": 189, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Copyright @ febry artika & syafri anwar", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 254, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research Volume 3 Nomor 5 Tahun 2023 Page 5781-5789 E-ISSN 2807-4238 and P-ISSN 2807-4246", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 101, "width": 282, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Website: https://j-innovative.org/index.php/Innovative", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 146, "width": 474, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Persepsi Guru Geografi Tentang Kurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka Pada Aspek Perencanaan Dalam Pembelajaran Geografi Di Sma Penggerak Se- Kota Padang", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 241, "width": 150, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Febry Artika 1 ✉ , Syafri Anwar 2", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 266, "width": 250, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Padang", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 285, "width": 161, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Email : [email protected] 1 ✉", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 328, "width": 39, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 347, "width": 479, "height": 280, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi guru geografi tentang kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka pada aspek perencanaan dalam pembelajaran geografi di SMA penggerak se- Kota Padang. Persepsi guru geografi dalam mempersiapkan aspek perencanaan pada kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka dapat dilihat dari penyusunan perencanaan perangkat pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling atau keseluruhan, subjek dalam penelitian ini merupakan seluruh guru yang mengajar mata pelajaran geografi di seluruh SMA Penggerak se-Kota Padang yang berjumlah sebanyak 7 orang dari 5 sekolah. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1) Guru geografi di SMA penggerak se-Kota Padang mempersepsikan bahwa perubahan pada kurikulum adalah hal yang wajar dan harus seiring dengan perkembangan waktu dan teknologi. 2) Guru geografi di SMA penggerak Se-Kota Padang mempersepsikan bahwa perencanaan dalam kurikulum 2013 lebih baik dan lebih mudah dipahami. 3) Guru geografi di SMA penggerak se-Kota mempersepsikan bahwa perencanaan dalam kurikulum merdeka sedikit memiliki kendala dan sulit dipahami.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 632, "width": 273, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Kata Kunci: Persepsi, Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 790, "width": 186, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Copyright @febry artika & syafri anwar", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 39, "width": 42, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 58, "width": 479, "height": 261, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "This study aims to describes the perceptions of geography teachers about Kurikulum 2013 and Kurikulum Merdeka on the planning aspects of geography learning in mobilizing high schools throughout the city of Padang. The perceptions of geography teachers in preparing the planning aspects of Kurikulum 2013 and Kurikulum Merdeka can be seen from the planning preparation of learning tools. This research is a qualitative descriptive study. The sample in this study was the total sampling or the whole, the subjects in this study were all teachers who teach geography subjects in all mobilization high schools in the city of Padang, totaling 7 people from 5 schools. The data collections techniques used in this study are in the form of observation, interviews, and documentation. The results of the research and discussion can be interpreted as follows: 1) Geography teachers at high school throughout Padang city perceive that curriculum changes are a natural thing and must go hand in hand with the development of time and technology. 2) Geography teachers at high school throughout Padang city perceive that planning in Kurikulum 2013 better and easier to understand. 3) Geography teachers at high school throughout Padang city perceive that planning that Kurikulum Merdeka a few obstacles and is difficult to understand.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 324, "width": 278, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Keyword: Perceptions, Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 362, "width": 87, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 382, "width": 472, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting bagi pembangunan bangsa dan negara, karena pendidikan adalah sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam peranannya dimasa yang akan datang. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian penting oleh sebab itu pendidikan selalu mengalami perubahan sesuai kebutuhan zaman. Salah satu bentuk perubahan pada bidang pendidikan adalah dengan adanya perubahan kurikulum.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 507, "width": 472, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Sesuai yang tertera pada Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka dapat diketahui bahwa fungsi atau tujuan dari pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu pendidikan bertujuan untuk menjadi media dalam pengembangan potensi dan mencerdaskan manusia agar siap menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 694, "width": 472, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Seiring perkembangan zaman, dalam perkembangan pendidikan ini juga terjadi banyak perubahan, salah satunya adalah perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum ini seiring dengan perkembangan zaman menuntut siswa dalam proses belajar untuk selalu", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 790, "width": 186, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Copyright @febry artika & syafri anwar", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 39, "width": 429, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "aktif, kreatif, dan inovativ dalam menanggapi setiap mata pelajaran yang diajarkan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 60, "width": 472, "height": 160, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Sikap aktif, kreatif, dan inovatif dapat terwujud dengan menempatkan siswa sebagai objek pendidikan. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber belajar yang paling benar. Seorang guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan keahlian di depan kelas. Salah satu komponen keahlian itu adalah kemampuan untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengenal dan memahami berbagai jenis model pembelajaran, metode pembelajaran dan kurikulum pembelajaran sehingga nantinya dapat memilih model pembelajaran manakah yang paling tepat untuk suatu bidang pengajaran.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 226, "width": 472, "height": 222, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Pengertian kurikulum mencakup semua pengalaman yang diharapkan dikuasi peserta didik di bawah bimbingan para guru. Ada tiga pembahasan yang terdapat dalam kurikulum dan pengembangannya, yaitu kurikulum sebagai rencana yang akan menjadi pedoman dalam tujuan yang akan di capai. Kedua, kurikulum selaku materi atau inti yang akan diutarakan kepada peserta didik. Dan ketiga, kurikulum membahasn bagaimana kurikulum itu sendiri disampaikan. Dengan demikian pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu proses penyusunan rencana tentang isi atau materi pelajaran yang harus dipelajari dan bagimana cara mempelajarinya. Menurut Syaiful (2012), kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sifatnya berkesinambungan, kurikukum tersebut didesain sedemikian rupa sehingga tidak terjadi jurang yang memisahkan antara jenjang pendidikan dasar dengan jenjang pendidikan selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 454, "width": 472, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Untuk itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi guru tentang perubahan kurikulum. Dalam hal ini penulis memilih dua kurikulum terakhir yang diterapkan di Indonesia, yaitu Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Peneliti ingin mengetahui persepsi guru dari segi aspek perencanaan dalam dua kurikulum tersebut dan bagaimana persepsi guru geografi pada kedua kedua kurikulum pada aspek perencanaanya. Menyesuaikan dengan bidang peneliti, maka peneliti berfokus pada permasalahan persepsi guru geografi terhadap dua kurikulum tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin memfokuskan untuk meneliti “Persepsi Guru Geografi Tentang Kurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka Pada Aspek Perencanaan Dalam Pembelajaran Geografi Di SMA Penggerak Se- Kota Padang”.", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 660, "width": 114, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 681, "width": 471, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Jenis pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan persepsi guru gegrafi tentang kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka dalam aspek perencanaan di SMA penggerak seKota Padang. Informan dalam penelitian ini terdapat sebanyak 7 orang guru mata pelajaran geografi di SMA", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 790, "width": 186, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Copyright @febry artika & syafri anwar", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 471, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Penggerak se-Kota Padang. Instrumen pengumpul data dalam penelitian adalah peneliti sendiri. Dalam pengumpulan data peneliti terjun langsung ke lapangan tanpa diwakilkan oleh siapapun.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 101, "width": 471, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk memperkuat keabsahan dan mendukung data yang diperoleh juga dilakukan triangulasi data. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif berupa reduksi data, penyajian data, dan pengambilan keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 205, "width": 140, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 226, "width": 472, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Hasil penelitian yang diharapkan sesuai dengan masalah yang diangkat peneliti dalam penelitian ini adalah kajian mengenai persepsi guru geografi tentang perubahan kurikulum dan penyusunan aspek perencanaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Kota Padang. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada guru geografi yang telah menerapkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Kota Padang, didapatkan hasil berikut:", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 350, "width": 445, "height": 368, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "1) Persepsi Guru Geografi Tentang Perubahan Kurikulum di Indonesia Pada setiap kata “perubahan” dalam konteks yang positif tentunya bermakna akan membuat sesuatu menjadi lebih baik lagi, terevaluasi, dan terdapat perbedaan dibandingkan dengan hal serupa yang sebelumnya sudah ada. Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa guru geografi di SMA Penggerak Se-Kota Padang berpersepsi bahwa perubahan kurikulum adalah suatu yang biasa, dan memang harus dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman. Ini dikarenakan perkembangan zaman banyak menuntut perubahan dalam pola pikir dan cara kerja pada bidang pendidikan. Asalkan perubahan yang dilakukan tersebut sudah dirasa sesuai dengan kondisi pendidikan di Indonesia, maka hendaknya evaluasi secara terus menerus memang perlu dilakukan. Pergantian kurikulum ini memang memiliki beberapa kendala pada awal penerapan, seperti kurangnya pemahaman dan penyesuaian diri ulang oleh guru dan peserta didik, namun seiring dengan berjalannya waktu pemahaman dan penyesuaian diri dapat dilakukan dan kurikulum dapat dilaksanakan dengan maksimal sehingga akan tampak hasilnya. Untuk itu tentunya waktu dalam perubahan kurikulum ini menjadi hal sangat perlu diperhatikan, karena waktulah yang akan memperlihatkan hasil dan keefektifitasan sebuah kurikulum.", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 724, "width": 444, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "2) Persepsi Guru Georafi Dalam Mempersiapkan Aspek Perencanaan Pada Kurikulum 2013 Pada setiap perencanaan pembelajaran dalam Kurikulum 2013, guru geografi", "type": "List item" }, { "left": 206, "top": 790, "width": 186, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Copyright @febry artika & syafri anwar", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 39, "width": 426, "height": 326, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "terlebih dahulu membuat rencana perangkat pembelajaran yang meliputi silabus dan Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP). Kedua hal ini sangat berperan penting untuk terselenggaranya pembelajaran yang baik. Perencanaan yang matang dalam silabus dan RPP akan membuat guru menjadi lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran, itu dikarenakan guru sudah mempunyai pedoman yang bisa menentukan arahnya jalan pembelajaran Dari hasil wawancara yang sudah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa penyusunan aspek perencanaan pada Kurikulum 2013 yang berupa silabus dan RPP sudah disediaka oleh pemerintahan pusat dan dapat didownload di internet. Setelah itu, guru dapat menggunakan RPP yang sudah disediakan tersebut dan dapa merubahnya dengan pedoman sumber belajar yang dapat berupa buku materi pelajaran, internet, dan sumber lainnya yang bisa digunakan sebagai referensi. Sedangkan dokumen acuan yang terpenting adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun 2013 serta yang terbaru yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 371, "width": 444, "height": 264, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "3) Persepsi Guru Geografi dalam Mempersiapkan Aspek Perencanaan dalam Kurikulum Merdeka Agar Kurikulum Merdeka dapat diterapkan dengan maksimal, maka salah satu hal yang harus dimatangkan adalah perencanaan kurikulumnya. Karena perencanaan pembelajaran merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilaksanakan dakam rangka pelaksanaan Kurikulum Merdeka, maka perencanaan ini berguna sebagai pedoman guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan dengan penyusunan perangkat ajar. Dalam Kurikulum Merdeka terdapat dua langkah penting dalam penyusunan perangkat ajar untuk satu mata pelajaran, yaitu: Penyusunan alur dan tujuan pembelajaran serta pengembangan modul ajar. Modul ajar adalah seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), namun dalam modul ajar dilengkapi dengan materi pembelajaran, lembar aktivitas siswa, dan asesmen untuk mengecek apakah tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh siswa.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 641, "width": 471, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa alur tujuan pembelajaran merupakan panduan guru dan siswa untuk mencapai Capaian Pembelajaran, yang mana Capaian Pembelajaran ini sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui Balitbang dan perbukuan No. 028/H/KU/2021 untuk SMA sederajat. Pada tujuan pembelajaran hendaknya memuat kompetensi aspek pembelajaran yang sangat mendasar dan penting, esensial, dan kontekstual konten, lalu hasil pembelajaran yang ingin dicapai sudah dimuat", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 790, "width": 186, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Copyright @febry artika & syafri anwar", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 471, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "dalam Capaian Pembelajaran. Dalam Kurikulum 2013 terdapat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), namun pada Kurikulum Merdeka ini dikenal dengan Modul Ajar. Modul ajar ini disusun dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan dan kreatifitas guru. Adapun beberapa perubahan lain yang terjadi dalam Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 dijelaskan dalam tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 164, "width": 438, "height": 140, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Perbandingan Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka Kerangka Dasar Rancangan landasan utama Kurikulum 2013 adalah tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan Rancangan landasan utama Kurikulum Merdeka adalah tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 247, "width": 151, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Standar Nasional Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 289, "width": 185, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Mengembangkan profil pelajar Pancasila pada peserta didik", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 622, "width": 64, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Kompetensi Yang Dituju", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 331, "width": 165, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Kompetensi Dasar (KD) yang berupa lingkup dan urutan ( scope and sequence) yang", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 394, "width": 165, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "dikelompokkan pada empat", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 331, "width": 355, "height": 431, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Kompetensi Inti (KI) yaitu: Sikap Spiritual, Sikap Sosial, Pengetahuan, dan Keterampilan Capaian Pembelajaran yang disusun per fase KD dinyatakan dalam bentuk poin-poin dan diurutkan untuk mencapai KI yang diorganisasikan pertahun Capaian Pembelajaran dinyatakan dalam paragraf yang merangkaikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mencapai, menguatkan, dan meningkatkan kompetensi KD pada KI 1 dan KI 2 hanya terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan SMA/sederajat terdiri dari: 1. Fase E (umumnya setara dengan kelas X SMA)", "type": "Table" }, { "left": 206, "top": 790, "width": 186, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Copyright @febry artika & syafri anwar", "type": "Page footer" }, { "left": 186, "top": 39, "width": 96, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Kewarganegaraan", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 39, "width": 422, "height": 722, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "2. Fase F (umumnya setara dengan kelas XI dan XII SMA) Struktur Jam Pelajaran (JP) diatur perminggu. Satuan mengatur alokasi waktu pembelajaran secara rutin setiap minggu dalam setiap semester, sehingga pada setiap peserta didik akan mendapatkan nilai hasil belajar setiap mata pelajaran. Struktur kurikulum dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan pembelajaran utama, yaitu: 1. Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan", "type": "Table" }, { "left": 392, "top": 206, "width": 143, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "kegiatan intrakurikuler; dan", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 227, "width": 355, "height": 244, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "2. Projek penguatan profil pelajar pancasila Satuan pendidikan diarahkan menggunakan pendekatan pengorganisiran pembelajaran berbasis mata pelajaran Jam Pelajaran (JP) diatur pertahun. Satruan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu pembelajaran secara fleksibel dan mencapai JP yang ditetapkan Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian pembelajaran berbasis mata pelajaran, tematik,", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 477, "width": 87, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "atau terintegrasi", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 498, "width": 185, "height": 161, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Mata pelajaran IPA dan IPS di kelas X SMA belum dipisahkan menjadi mata pelajaran yang lebih spesifik Satuan pendidikan atau peserta didik dapat memilih sekurang- kurangnya satu dari lima mata pelajaran Seni dan Prakarya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 665, "width": 185, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Tari, atau Prakarya Di kelas X peserta didik mempelajari mata pelajaran umum (belum ada mata pelajaran pilihan).", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 748, "width": 185, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Peserta didik memilih mata", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 790, "width": 186, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Copyright @febry artika & syafri anwar", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 39, "width": 43, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Kurilum", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 39, "width": 425, "height": 328, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "pelajaran sesuai minat di kelas XI dan XII. Peserta didik memilih mata pelajaran dari kelompok mata pelajaran yang tersedia Peserta didik menulis esai ilmiah sebagai syarat kelulusan Penilaian Penilaian formatif dan sumatif oleh pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 165, "width": 431, "height": 598, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Penguatan pada asesmen formatif dan penggunaan hasil asesmen untuk merancang pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik Menguatkan pelaksanaan penilaian autentik pasa setiap mata pelajaran Menguatkan pelaksanaan penilaian autentik terutama dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila Penilaian dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan Tidak ada pemisahan antara penilaian antara penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan Perangkat Ajar Yang Disediakan Pemerintah Buku teks dan buku non-teks Buku teks dan buku non-teks Contoh-contoh modul ajar, alur tujuan pembelajaran, contoh projek penguatan profil pelajar Pancasila, contoh kurikulum operasional satuan pendidikan Perangkat Kurikulum Pedoman implementasi kurikulum, panduan penilaian, dan panduan pembelajaran setiap jenjang Panduan pembelajaran dan asesmen, panduan pengembangan kurikulum operasional sekolah,", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 686, "width": 185, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "panduan pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila, panduan pelaksanaan pendidikan inklusif, panduan penyusunan", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 790, "width": 186, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Copyright @febry artika & syafri anwar", "type": "Page footer" }, { "left": 356, "top": 39, "width": 185, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "program pembelajaran individual,", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 60, "width": 103, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "modul layanan", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 60, "width": 185, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "bimbingan konseling", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 102, "width": 152, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Sumber: Kemendikbud, 2022", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 144, "width": 60, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 164, "width": 472, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dan deskripsi data hasil analisis mengenai hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran geografi langkah-langkah penelitian geografi, dapat disimpulkan bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 227, "width": 472, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "1) Guru geografi di SMA Penggerak se-Kota Padang mempersepsikan bahwa perubahan pada kurikulum adalah hal yang wajar dan harus seiring dengan perkembangan waktu dan teknologi.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 289, "width": 472, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "2) Guru geografi di SMA penggerak Se-Kota Padang mempersepsikan bahwa perencanaan dalam kurikulum 2013 lebih baik dan lebih mudah dipahami.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 330, "width": 472, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "3) Guru geografi di SMA Penggerak se-Kota Padang mempersepsikan bahwa perencanaan dalam kurikulum merdeka sedikit memiliki kendala dan sulit dipahami", "type": "List item" }, { "left": 261, "top": 390, "width": 98, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 411, "width": 471, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Andrian, D., Kartowagiran, B., & Hadi, S. (2018). The Instrument Development to Evaluate Local Curriculum in Indonesia. International Journal of Instruction, 11(4), 921-934.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 452, "width": 350, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 472, "width": 420, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 494, "width": 471, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Barlian, U. C., & Solekah, S. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. JOEL: Journal of Educational and Language Research, 1(12), 2105- 2118.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 556, "width": 471, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Huong, L. T. dan Jatturas, T. N. 2020. The Covid-19 Induced Learning Loss, What Is It And How It Can Be Mitigated?. The Education and Development Forum (UKFIET)", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 598, "width": 471, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Machali, I. (2014). Kebijakan perubahan kurikulum 2013 dalam menyongsong Indonesia emas tahun 2045. Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 71-94.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 639, "width": 471, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Manalu, J. B., Sitohang, P., & Henrika, N. H. (2022). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar. Prosiding Pendidikan Dasar, 1(1), 80-86", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 681, "width": 471, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 843, "text": "Mujiono, I. (2020). Persepsi Guru Tentang Konsep Merdeka Belajar Mendikbud Nadiem Makarim Dalam Pendidikan Agama Islam Di Mts Negeri 3 Sleman", "type": "List item" } ]
6125c985-d2b0-bafe-c3e7-970e65bc9971
https://journal.laaroiba.ac.id/index.php/manageria/article/download/2226/1480
[ { "left": 150, "top": 42, "width": 332, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 71, "width": 325, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management", "type": "Title" }, { "left": 118, "top": 86, "width": 388, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 Nomor 1 (2023) 76-84 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v3i1.2226", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 140, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76 | Volume 3 Nomor 1 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 155, "width": 399, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberdayaan Masyarakat Dalam Meningkatkan Lingkungan Desa Ulumahuam yang Lebih Unggul", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 208, "width": 297, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayu Intan Pratiwi 1 , Alwi Pranata Rambe 2 , Indah Wahyuni 3 ,", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 222, "width": 180, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muliani Putri 4 , Syahdinar Nasution 5", "type": "Table" }, { "left": 165, "top": 237, "width": 297, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3,4,5 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 , [email protected] 4 , [email protected] 5", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 325, "width": 47, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 338, "width": 399, "height": 188, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this study was to determine empowerment through formal and non- formal education in carrying out training activities for the Ulumahuam Village community to improve the superior environment of Ulumahuam Village in South Labuhanbatu Regency. The research method is a qualitative research conducted by collecting data, observation methods, documentation, and interviews with the Ulumahuam Village apparatus and the Ulumahuam Village community and the Ulumahuam Village Community Leaders, South Labuhanbatu Regency. The results of the study, namely (1) the community empowerment process to improve the superior environment of Ulumahuam Village (2) the empowerment process carried out by formal and non-formal educational institutions has not met the expectations of the learning citizens involved in the process, and has not paid attention to aspects of the needs needed by the learning community. , (3) the results generated after participating in the empowerment process in formal and non-formal educational institutions have not helped the community to improve their lives, (4) the cooperative relationship that has been built by LPM and Ulumahuam Village to make Ulumahuam Village superior", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 527, "width": 399, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: CommunityEmpowerment, Improving the Environment, Ulumahuam Village, More Superior", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 568, "width": 47, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 581, "width": 401, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemberdayaan melalui pendidikan formal dan nonformal dalam melaksanakan kegiatan pelatihan kepada masyarakat Desa Ulumahuam untuk meningkatkan lingkungan Desa Ulumahuam yang lebih unggul dikabupaten Labuhanbatu Selatan. Metode penelitian adalah kualitatif penelitian dilakukan dengan pengumpulan data, metode obsevasi,dokumentasi, dan wawancara perangkat Desa Ulumahuam dan masyrakat Desa Ulumahuam beserta Tokoh Masyarakat Desa Ulumahuam Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Hasil Penelitian, yaitu (1) proses pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan lingkungan Desa Ulumahuam yang lebih unggul (2) proses pemberdayaan yang dilakukan lembaga pendidikan formal dan nonformal belum sesuai harapan warga belajar yang terlibat dalam proses tersebut, dan belum memperhatikan aspek kebutuhan yang diperlukan warga belajarnya, (3) hasil yang ditimbulkan pasca mengikuti proses pemberdayaan di lembaga-lembaga pendidikan formal dan nonformal belum membantu masyarakat untuk meningkkan kehidupannya, (4) hubungan kerjasama yang", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 42, "width": 332, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 71, "width": 325, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management", "type": "Title" }, { "left": 118, "top": 86, "width": 388, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 Nomor 1 (2023) 76-84 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v3i1.2226", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 140, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77 | Volume 3 Nomor 1 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 399, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "selama ini dibangun oleh LPM dan Desa Ulumahuam untuk menjadikan Desa Ulumahuam menjadi unggul.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 182, "width": 399, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Meningkatkan Lingkungan, Desa Ulumahuam Lebih Unggul", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 224, "width": 82, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 239, "width": 399, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekuatan kerangka pangan pada dasarnya menjamin kecukupan dan akses pangan bagi semua orang (Ali et al., 2018; Hapsari dan Rudiarto, 2017). Penerimaan daerah terhadap pangan dan retensi pangan merupakan elemen penting dalam pengakuan ketahanan pangan wilayah (Hapsari dan Rudiarto, 2017). Seperti yang ditunjukkan oleh Suryani et al. (2019) Kemampuan, pengalaman, informasi, dan inspirasi diperlukan agar kemampuan lokal dapat dimanfaatkan secara nyata. Desa Ulumahuam merupakan kawasan pedesaan yang masih subur dan padat penduduknya di Dusun Ujung Padang dengan kurang lebih 4.500 kepala keluarga (KK). Mayoritas penduduk adalah usia yang berguna, terutama remaja. Oleh karena itu, masyarakat Desa Ulumahuam, khususnya Dusun Ujung Padang, harus dilibatkan secara efektif dengan pemanfaatan potensi lokal sehingga mereka bisa lebih ideal dengan memberikan kemampuan, pengalaman, informasi dan inspirasi yang memuaskan tentang ketahanan pangan. Sebagian besar penduduk di pedesaan bekerja di pedesaan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 446, "width": 399, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian, peningkatan pertanian di daerah provinsi harus didukung oleh kantor-kantor yang besar dan memadai untuk membantu pelaksanaan dan peningkatan hasil panen. Jika warga kota dapat melengkapi kemajemukan sosial moneter dari kemajuan, cenderung ditemukan bahwa ekonomi teritorial akan berjalan seperti yang diharapkan (Syaifullah, 2013). Melihat hal tersebut, pemuda di daerah provinsi merupakan salah satu SDM yang mungkin tidak ada habisnya dikaitkan dengan latihan-latihan perbaikan, khususnya dalam ketahanan pangan dan iklim suatu daerah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 565, "width": 399, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Fagi (2013), kebutuhan akan barang-barang pedesaan, sebagai makanan, akan terus berkembang seiring dengan pertambahan penduduk yang tidak terkendali. Untuk sementara, perubahan areal pertanian yang berguna yang semakin liar dan tidak terkendali dapat menyebabkan lubang antara penciptaan pangan (supply) dan kepentingan pangan (permintaan). Demikian pula, hal lain yang saat ini mengganggu terkait dengan penciptaan pangan adalah penurunan efisiensi dan sifat tanah agraris yang disebabkan oleh rendahnya kandungan C alam dan suplemen dalam tanah, yang harus dilakukan adalah mengembalikan bahan ke dalam tanah melalui pupuk kandang atau pupuk alami (Sahwan et al., 2012).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 698, "width": 399, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepribadian yang benar-benar fokus pada iklim merupakan salah satu karakter yang harus dibina dan diciptakan baik pada setiap jenjang pendidikan sehingga masyarakat masa depan memiliki kewajiban yang tinggi untuk menjalankan bagian yang berfungsi menjaga iklim. Karakter akan tercermin dalam aktivitas atau", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 42, "width": 332, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 71, "width": 325, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management", "type": "Title" }, { "left": 118, "top": 86, "width": 388, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 Nomor 1 (2023) 76-84 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v3i1.2226", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 140, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78 | Volume 3 Nomor 1 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 399, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perilaku sebagai tanda kualitas jiwa manusia (pertimbangan, sentimen, dan kemauan) serta penanda keunikan karakter seseorang, termasuk hubungannya dengan penyesuaian diri dengan iklim (Afriyeni). , 2018). Pengalaman dan pemahaman yang baik tentang iklim yang dihadirkan sejak awal akan berdampak positif dan akan membentuk kepribadian yang benar-benar fokus pada iklim di masa depan (Mukminin, 2014). Pemuda dapat mulai melakukannya di rumah dan sendiri dengan tujuan selain dapat memenuhi kebutuhan rumah, mereka dapat hidup bebas dan memiliki organisasi pilihan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 274, "width": 399, "height": 265, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Labuhanbatu Selatan, jika dilihat dalam keseharian mengenai SDM (SDM) masih sangat jauh dari asumsi. Hal ini dipengaruhi oleh sifat pelatihan yang didanai negara masih rendah, sebagaimana ditegaskan oleh penelitian yang diarahkan oleh PUSPENDIK pada tahun 2011 tentang penilaian penilaian publik di semua wilayah dan masyarakat perkotaan di Indonesia, tingkat kelulusan masih sangat rendah. Berbeda dengan wilayah metropolitan lain di Teritorial Sumut, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dikenang karena klasifikasi lokal dengan pelaksanaan tes publik paling minim. Bagi masyarakat Indonesia, menjawab persoalan ini tentu tidak sesederhana yang kita bayangkan. Dengan asumsi kita memikirkan kembali, dan merasakan kegaduhan dan persaingan negara Indonesia yang sekarang dalam fase negara berkembang, maka, pada saat itu, tanggapannya adalah bahwa perencanaan SDM adalah kunci utama dalam memenangkan oposisi di pemilu. periode globalisasi. Untuk membantu individu dan masyarakat dari kemelaratan, kecerobohan dan keterbelakangan yang membawa buruknya kualitas SDM, maka pengajaran adalah cara untuk mengatasi hal tersebut. Maka jerih payah dan kerja keras menuju negara Indonesia yang merdeka dan sangat kejam tidak dapat dilakukan dalam kerangka berpikir sekolah umum sebagai sebuah diskusi yang bertanggung jawab untuk menciptakan SDM.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 399, "height": 131, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi tujuan dari dorongan utama terletak pada kekuatan perbaikan publik, khususnya, item sekolah yang tepat untuk memiliki pilihan untuk menghasilkan SDM Indonesia yang berkualitas dan serius. Sekolah nonformal sebagai sumber belajar bagi daerah harus dilihat sebagai bantuan untuk pengakuan dan pelaksana program, dan bertindak sebagai program perbaikan mulai sekarang. Sementara itu, tugas daerah sebagai tujuan harus terlihat dalam tingkat dukungan daerah dalam mengambil bagian dalam berbagai proyek yang berhubungan dengan bekerja pada kemampuan, kapasitas, dan kualitas mereka sehingga mereka dapat bekerja pada bantuan sosial pemerintah daerah. orang miskin di dekatnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 674, "width": 399, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kursus umum penguatan daerah melalui pelatihan non-formal benar-benar merupakan pekerjaan untuk membantu daerah setempat secara keseluruhan kehadirannya untuk terlibat. Tempat perpindahan harus menjadi milik daerah, dimulai dari daerah setempat, dilaksanakan oleh daerah dan manfaatnya untuk penguatan daerah atau pada akhirnya sekolah berbasis daerah bertekad untuk lebih", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 42, "width": 332, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 71, "width": 325, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management", "type": "Title" }, { "left": 118, "top": 86, "width": 388, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 Nomor 1 (2023) 76-84 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v3i1.2226", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 140, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79 | Volume 3 Nomor 1 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 399, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengembangkan bantuan sosial pemerintah yang harus dimanfaatkan sebagai langkah penting untuk menangani masalah ekologi kota standar. atau sekali lagi tingkat yang kurang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 112, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 229, "width": 399, "height": 265, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ulumahuam Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Metodologi subyektif diharapkan menjadi alat berpikir kritis dalam pandangan eksplorasi yang terperinci dan mendasar dalam sumber-sumber tulisan yang signifikan. Langkah-langkah kemudian diambil untuk menjamin efek samping dari pemeriksaan selesai. Penulisan berkonsentrasi pada metode pemeriksaan diselesaikan dengan mengumpulkan sumber informasi dari perpustakaan referensi yang berbeda. Informasi data ini diperlukan sebagai sumber pemikiran untuk menyelidiki pemikiran-pemikiran yang inovatif dan digunakan sebagai sumber untuk membuat kesimpulan dari informasi yang ada dan mengembangkan sistem hipotetis terbaru. Sebagai alasan untuk mengatasi masalah. Teknik pengumpulam data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan masyarakat Desa Ulumahuam dan perangkat Desa Ulumahuam bersama Tokoh Masyarakat Desa Ulumahuam Kabupaten Labuhanbatu Selatan. kepentingan yang berhubungan dengan penelitian. Bermacam-macam informasi memanfaatkan pertemuan, persepsi dan dokumentasi. Penyelidikan informasi subjektif dengan tahapan proses penurunan informasi, penyajian informasi dan penarikan kesimpulan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 511, "width": 116, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TINJAUAN LITERATUR", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 526, "width": 399, "height": 102, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti yang ditunjukkan oleh hipotesis ilmu Otak, orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, khususnya daya atau daya nalar, berpikir, dan bertindak. Kekuatan ini harus diciptakan dalam orang dan pertemuan manusia dan pertemuan manusia dengan tujuan bahwa tingkat penguatan mereka ideal untuk mengubah diri mereka sendiri dan keadaan mereka saat ini. Penguatan wilayah lokal pada dasarnya setara dengan peningkatan wilayah lokal yang menciptakan, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 630, "width": 381, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Cara menghadapi masyarakat secara umum. Pendekatan ini bergantung pada dukungan yang luas, area lokal sebagai ide utama, dan metodologi yang mencakup semua.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 674, "width": 105, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metodologi gratis.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 689, "width": 188, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pendekatan berpikir kritis tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 704, "width": 121, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Metodologi ekspresif.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 719, "width": 93, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pendekatan uji.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 733, "width": 185, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Dekat dengan bentrokan kekuatan.", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 42, "width": 332, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 71, "width": 325, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management", "type": "Title" }, { "left": 118, "top": 86, "width": 388, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 Nomor 1 (2023) 76-84 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v3i1.2226", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 140, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80 | Volume 3 Nomor 1 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 399, "height": 87, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembenahan selama ini telah melahirkan sejumlah “dukungan daerah”: sementara perbaikan yang memungkinkan daerah setempat akan melahirkan “daerah administrasi daerah”. Ini bukan sekadar \"mempersiapkan individu untuk mengambil bagian\"; melainkan untuk \"mencari organisasi organisasi untuk Melibatkan kelompok orang\". Berpusat di sekitar penguatan area lokal yang diatur keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 244, "width": 399, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkaitan dengan pentingnya gagasan penguatan daerah, Winarni mengungkap bahwa inti dari penguatan itu mencakup tiga hal, yaitu pemajuan (empowering), penguatan potensi atau kekuasaan (engaging), otonomi (Tri Winarni, 1998: 75).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 303, "width": 399, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya penguatan adalah pembentukan lingkungan atau lingkungan yang memungkinkan kemampuan daerah setempat untuk berkreasi (empowering). Alasan ini tergantung pada pemahaman bahwa tidak ada masyarakat umum yang benar-benar lemah. Masing-masing kekuatan prioritas tinggi masyarakat umum, namun kadang-kadang mereka tidak tahu atau kekuatan itu belum diketahui secara pasti. Dengan cara ini kekuasaan harus diselidiki dan kemudian diciptakan. Dalam hal praduga ini tercipta, penguatan adalah pengerahan tenaga, dengan cara memberdayakan, memacu dan memunculkan persoalan untuk menciptakan potensi dan upayanya. Demikian juga, penguatan seharusnya tidak menjebak daerah dalam perangkap ketergantungan (tujuan baik), penguatan seharusnya lebih pada kebebasan saat ini. (Tri Winari, 1998: 76)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 481, "width": 132, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 496, "width": 399, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil wawancara antara pengurus, warga belajar dan Tokoh masyarakat dapat memperoleh informasi bahwa sampai saat ini latihan penguatan yang dilakukan belum sesuai dengan asumsi dan keinginan masyarakat miskin sampai saat ini mereka terlibat dalam siklus tersebut. Hal ini harus terlihat dari siklus yang telah dilakukan oleh pengelola untuk membantu masyarakat miskin untuk terlibat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 399, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penguatan sistem yang telah dilakukan di lembaga pendidikan formal dan nonformal terdiri dari program kerja di SDN 10 Ulumahuam, MTS Swasta Tarbiyah Islamiyah, TK Anisa, Puskesmas Ulumahuam dan selanjutnya di Kantor Desa Ulumahuam dan Les anak-anak, dan mengajar ngaji setiap malamnya di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, khususnya di Desa Ulumahuam Dusun Ujung Padang, tidak memiliki pilihan untuk membantu dan menggoyahkan daerah setempat untuk melepaskan diri dari masalah kota yang telah berkembang oleh orang miskin hingga saat ini yang mereka hadapi. Dalam menyusun program persiapan administrasi, tidak mengikutsertakan perintis daerah atau warga belajar. Program persiapan yang diselesaikan oleh LPM memiliki manfaat tersendiri, program yang dilaksanakan oleh yayasan pendidikan formal dan nonformal adalah sebagai berikut: Mahasiswa KKN 154 UINSU dengan proyek unggulan adalah program kerja di SDN 10 Ulumahuam,", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 42, "width": 332, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 71, "width": 325, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management", "type": "Title" }, { "left": 118, "top": 86, "width": 388, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 Nomor 1 (2023) 76-84 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v3i1.2226", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 140, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81 | Volume 3 Nomor 1 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 399, "height": 72, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MTS Swasta Tarbiyah Islamiyah, TK Anisa , Puskesmas Ulumahuam dan selanjutnya di Kantor Desa Ulumahuam serta Les anak-anak, dan mengajar ngaji setiap malamnya. Proyek-proyek yang telah dilakukan hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang membantu daerah setempat dalam meningkatkan pembayaran keuangan, apalagi sampai pada tingkat yang sejahtera.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 229, "width": 399, "height": 236, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sisi lain, pemerintah daerah belum memberikan dukungan operasional untuk kegiatan yang terlibat dalam proses pemberdayaan. Hanya lembaga pendidikan formal dan nonformal yang didukung oleh pemerintah yang termasuk dalam lingkup Dinas Sosial. Diantaranya SDN 10 Ulumahuam, MTS Swasta Tarbiyah Islamiyah, TK Anisa, Puskesmas Ulumahuam, serta di Kantor Desa Ulumahuam, bimbingan belajar tambahan Anak-anak, dan mengajar ngaji setiap malamnya. Namun sejauh ini baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat belum memberikan bantuan apapun kepada LPM Desa Ulumahuam. Oleh karena itu, perguruan tinggi baik formal maupun informal bukanlah tempat terbaik untuk menyelenggarakan program pelatihan dan pendidikan yang memberdayakan masyarakat kurang mampu. Jika ketiga hal tersebut dijadikan dasar dalam membangun hubungan kerjasama, maka yakin dan percaya bahwa lembaga penyelenggara pendidikan formal dan nonformal akan tetap eksis dan mampu bertahan dalam melaksanakan pemberdayaan. sarana pendidikan nonformal Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Temuan studi menunjukkan bahwa lembaga pendidikan nonformal selama ini mengabaikan hubungan kerjasama.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 466, "width": 399, "height": 280, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tugas memberdayakan daerah untuk terlibat dalam kursus memajukan daerah melalui pendidikan nonformal sangat penting. Dengan berkonsentrasi pada praktik lokal itu sendiri dalam mengidentifikasi standar lokal, yang dilaksanakan secara lokal untuk diterapkan secara lokal atau, dalam situasi lain, berbasis distrik lokal. Oleh karena itu, \"siklus\" adalah langkah pertama dalam menentukan program yang digunakan; jika interaksi mengikuti tahap nyata, efek samping siklus harus signifikan, dan sebaliknya. Jika siklus tidak berjalan, hasilnya juga akan kurang ideal atau bahkan jauh dari harapan dalam kaitannya dengan tujuan pendirian atau perkumpulan yang bersangkutan. Karena pelatihan, termasuk pelatihan informal, merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk memampukan manusia, meningkatkan derajat manusia, dan menumbuhkan kemungkinan-kemungkinan yang ada pada manusia sehingga kemampuannya dapat diciptakan melalui pembelajaran atau persiapan dengan harapan akan terlibat, maka penguatan tidak dapat dilakukan. dipisahkan dari sekolah dan esensi dari pelatihan itu sendiri. Oleh karena itu, antara lain, yayasan yang menyelenggarakan program melalui program harus menerapkan dan memperhatikan lima aturan berikut: Mengenai: (1) masalah, kebutuhan, dan aset daerah; (2) rasa saling percaya antara pemilik dan pengelola program lokal; (3) bantuan (pemerintah) dalam mendukung daerah dalam berbagai latihan bersepeda; (4) Adanya upaya untuk melibatkan setiap orang dalam perusahaan atau masyarakat,", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 42, "width": 332, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 71, "width": 325, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management", "type": "Title" }, { "left": 118, "top": 86, "width": 388, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 Nomor 1 (2023) 76-84 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v3i1.2226", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 140, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82 | Volume 3 Nomor 1 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 399, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terutama masyarakat daerah, selama penggunaan waktu yang ada, dan (5) untuk mempertahankan pekerjaan daerah dan hasil yang dicapai. (Yunus, 2004; Hiryanto, p.3) Yang dimaksud Hiryanto adalah lembaga nonformal di Labuhanbatu Selatan Kota Ulumahuam itu tingkat pelaksanaannya untuk persiapan, bukan pelatihan. Kehadiran Mahasiswa KKN 154 UINSU dan LPM Sumut di kawasan Labuhanbatu Selatan harus dijadikan sebagai alat atau wahana untuk membantu daerah memahami standar tersebut. siklus yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 259, "width": 399, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agar daerah lokal dapat berpartisipasi, tiga sistem harus diakui. Ini termasuk memperkuat sistem politik, sosial, dan moneter yang dianggap perlu untuk kelangsungan hidup dan membantu dengan atau membatasi efek dari rencana neoliberalisme sehingga upaya pengakuan dapat dikelola. dapat diakses, 186 (Suparjan dan Hempri, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 348, "width": 166, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Starategi Pemberdayaan Politik", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 363, "width": 399, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agar masyarakat lokal dapat berpartisipasi, tiga sistem harus diakui. Sistem ini termasuk memperkuat sistem politik, sosial, dan moneter yang dianggap perlu untuk kelangsungan hidup dan membantu dengan atau membatasi efek dari rencana neoliberalisme sehingga upaya pengakuan dapat dikelola. dapat diakses, (Suparjan dan Hempri: 2007, hlm. 186).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 452, "width": 171, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi Pemberdayaan Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 466, "width": 399, "height": 191, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Indonesia sampai saat ini masih percaya bahwa gaji publik yang besar, diikuti oleh masalah ekonomi individu, terkait erat dengan kemajuan keuangan. Ini konsisten dengan gagasan bahwa melestarikan ekonomi publik dapat menguntungkan ekonomi individu. Oleh karena itu, tidak ada alasan kuat untuk mengabaikan kontribusi yang diberikan ekonomi individu kepada sistem moneter publik. Perekonomian mandiri yang tidak bergantung pada pendanaan dari luar disebut sebagai perekonomian individu. Kekuatan moneter dunia harus bekerja untuk meningkatkan kekuatan ekonomi publik dengan cara ini, bukan dengan menggunakan metode para ahli bisnis neo-tradisional. Membangun pengembangan keuangan keluarga memerlukan sejumlah basis kekuatan sosial, termasuk keamanan lingkungan hidup, pengelolaan informasi dan kemampuan, pendekatan data, penggunaan organisasi sosial dan kelompok informal, dan penggunaan aset keuangan. Suparjan dan Hempri, 2007, hal. 188 – 189; Friedman).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 674, "width": 156, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi Pemberdayaan Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 689, "width": 399, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya-upaya yang dilakukan untuk memberikan kepastian kepada daerah mengenai isu-isu perdagangan terkini yang melanda setiap wilayah Indonesia tidak dapat dipisahkan dari penguatan sosial ini. Dalam situasi khusus ini, peran otoritas publik sangat penting karena dapat melakukan intervensi segera untuk", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 42, "width": 332, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 71, "width": 325, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management", "type": "Title" }, { "left": 118, "top": 86, "width": 388, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 Nomor 1 (2023) 76-84 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v3i1.2226", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 140, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "83 | Volume 3 Nomor 1 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 399, "height": 206, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyelesaikan masalah yang terlalu besar untuk ditangani sendiri oleh kelompok kecil. Dalam hal dukungan sosial, otoritas publik bisa sangat menantang untuk mematuhi dan memenuhi kebutuhan lokal untuk mendapatkan dukungan pemerintah lokal. Pengalaman periode Petisi Baru dapat menjadi pengingat yang kuat bagi pemerintahan saat ini bahwa metodologi perbaikan Aplikasi Baru hanya ditujukan untuk mengatasi perkembangan keuangan dan perspektif mereka tentang masalah sosial yang mungkin ada di daerah tersebut. dan nilai-nilai yang ambigu. Pentingnya dukungan timbal balik dan ketabahan di antara warga membawa kebebasan yang belum terselesaikan dan pasang surut yang berfluktuasi. Akibatnya, aspek penguatan sosial ini tidak bisa dimasukkan, padahal sangat penting untuk bertindak cepat mengingat di mata publik, modal sosial daerah sudah mulai bergeser dari aktivitas publik. Hal ini disebabkan oleh perkembangan moneter dan percepatan waktu, yang menyebabkan kehidupan individu mengarah pada kehidupan individualistis.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 377, "width": 132, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 399, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan lingkungan yang kurang tinggi melalui pelatihan formal dan non-formal yang diselesaikan untuk Mahasiswa KKN 154 UINSU dengan proyek yang tidak ada bandingannya adalah program kerja di SDN 10 Ulumahuam, MTS Swasta Tarbiyah Islamiyah, TK Anisa, Puskesmas Ulumahuam dan selanjutnya di Kantor Desa Ulumahuam dan terlebih lagi Les anak-anak, dan mengajar ngaji setiap. Sampai saat ini, proyek-proyek tersebut belum menunjukkan hasil yang membantu daerah setempat dengan meningkatkan pembayaran keuangan, apalagi ke tingkat yang lebih sejahtera.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 511, "width": 399, "height": 146, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh dari proses pemberdayaan lingkungan desa yang belum tercipta pada kelompok masyarakat Kota Ulumahuam belum memperluas pembayaran daerah baru ke tingkat bantuan pemerintah mereka. Hubungan kerjasama telah dijalin oleh lembaga pendidikan non formal, khususnya untuk Mahasiswa KKN 154 UINSU, dengan manfaat program tersebut adalah program kerja di SDN 10 Ulumahuam, MTS Swasta Tarbiyah Islamiyah, TK Anisa, Puskesmas Ulumahuam dan selanjutnya di Kantor Desa Ulumahuam Les anak-anak terlebih lagi, mengajar ngaji anak-anak setiap. Sampai saat ini, proyek-proyek tersebut belum menunjukkan hasil yang membantu daerah setempat dengan memperluas pembayaran moneter, apalagi ke tingkat yang makmur.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 674, "width": 96, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 689, "width": 275, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriyanti, L. (2011). Analisis Program Pemberdayaan . 4 – 5.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 704, "width": 399, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fathy, R. (2019). Modal Sosial: Konsep, Inklusifitas Dan Pemberdayaan Masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 719, "width": 363, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosioglobal : Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi , 3 (2), 35. https://doi.org/10.24198/jsg.v3i2.21267", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 42, "width": 332, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 71, "width": 325, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management", "type": "Title" }, { "left": 118, "top": 86, "width": 388, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 Nomor 1 (2023) 76-84 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v3i1.2226", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 140, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84 | Volume 3 Nomor 1 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 400, "height": 132, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadimin, D. N., Sudrajat, T., Hersusetiyati, Cahyati, W., Aziz, F., Zaelani, P. I., Priadi, M. D., Yuniarsih, Y., Irawaty, S., Rahman, R. S., Setiawan, B. A., P, W., Tabroni, R., & Yadiman. (2020). Komunikasi Masyarakat Menuju Desa Unggul Dan Mandiri. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat USB , 1 (2), 65 – 71. Hananta, A. F. (2016). UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta. Perancangan Program Acara Televisi Feature Eps. Suling Gamelan Yogyakarta , 1820150420 , 1 – 109. Iryana, A. B. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Petani Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Di Kecamatan Compreng Kabupaten Subang. Jurnal Academia Praja , 1 (02), 125 – 140. https://doi.org/10.36859/jap.v1i02.69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 288, "width": 399, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iv, B. a B. (2009). Bab iv hasil penelitian dan pembahasan . 46 – 67. Kualitatif, S. (n.d.). MOTIVASI IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCES PLANNING", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 318, "width": 400, "height": 87, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh , 21-22 Juli 2011 Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh , 21-22 Juli 2011 . 21 – 22. Kurniawati, D. P., Supriyono, B., & Hanafi, I. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Usaha Ekonomi (Studi pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto). Jurnal Administrasi Publik , 1 (4), 9 – 14. http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/vie", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 407, "width": 58, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "w/129/113", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 422, "width": 400, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusrini, E. (2019). Pemberdayaan UMKM Bakso Kemasan “Ada Rasa” Melalui Analis is Religiusitas Strategi Marketing di Jekulo Kudus. BISNIS : Jurnal Bisnis Dan", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 452, "width": 335, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen Islam , 7 (1), 81. https://doi.org/10.21043/bisnis.v7i1.5230", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 466, "width": 400, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miradj, S., & Sumarno, S. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui Proses Pendidikan Nonformal, Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Di Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat , 1 (1), 101. https://doi.org/10.21831/jppm.v1i1.2360", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 526, "width": 400, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmawati, S., & Sutantri. (2019). Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing Bisnis Toko Surabaya Ampel Kota Kediri SWOT. Jurnal At-Tamwil , 1 (2), 90 – 117.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 399, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Restuastuti, T., Zahtamal, Chandra, F., & Restila, R. (2017). Analysis of Community Empowerment in Health Sector. Jurnal Kesehatan Melayu , 1 (1), 14 – 19. Sulaiman Endang Sutisna. (2021). PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 615, "width": 400, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESEHATAN: Teori dan Implementasi - Endang Sutisna Sulaiman - Google Buku . Wardi, J. (2018). Peran Kepemimpinan Dalam Kinerja Organisasi Pengendalian Manajemen . 15 (1), 42 – 49.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 659, "width": 400, "height": 87, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijayanti, A., Listiyani, L. R., Ernawati, T., & Nurhayati, R. (2019). Merintis ketahanan pangan dan membentuk karakter peduli lingkungan pada remaja di Piyungan Pioneering food security and shaping the character of environmental care for adolescents in Piyungan . 6 (2), 111 – 118. Yuniwati Dyah Eny. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Desa Terhadap Prospek Unggulan Jambu . 4 (2), 328 – 333.", "type": "Text" } ]
57c54611-7f21-d795-9aee-63b66b0b8140
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/elekdankom/article/download/897/712
[ { "left": 543, "top": 39, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 83, "top": 46, "width": 425, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rancang Bangun Alat Ukur Temperatur Untuk Mengukur Selisih Dua Keadaan", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 123, "width": 379, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desmon Kendek Allo, Dringhuzen J. Mamahit. ST., M.Eng, Drs.Bahrun, M.Kes, Novi M. Tulung, ST, MT", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 148, "width": 399, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 169, "width": 246, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak - Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat pesat, sehingga banyak bermunculan peralatan yang tidak lepas dari penggunaan alat listrik. Seiring itu pula diproduksi peralatan-peralatan yang berteknologi tinggi untuk pemakaian makin efektif dan efisien, dengan demikian makin sedikit membutuhkan tenaga manusia dan selebihnya digerakkan dengan kontrol listrik otomatis. Pesawat elektronika yang ada dipasaran ada yang analog dan ada juga yang digital.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 263, "width": 246, "height": 266, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tugas akhir ini membahas perancangan alat ukur temperatur untuk mengukur dua keadaan secara bersamaan dan menampilkan selisihnya pada LCD menggunakan komponen-komponen dasar berupa dua buah sensor suhu, mikrokontroller dan LCD sebagai fasilitas penampil. Sistem akuisisi data suhu menjadi satu hal yang sangat penting dalam kegiatan perindustrian, karena merupakan sebagian kecil dari sebuah proses kontrol. Berkenaan dengan pentingnya sistem, maka dilakukan perancangan sistem akusisi data suhu yang mampu melakukan kegiatan monitoring suhu suatu plant. Data yang akan diukur merupakan sebuah besaran fisis temperature sehingga untuk dapat diolah dan ditampilkan dalam bentuk sistem elektris digunakan sensor suhu LM35 yang mampu mengkonversi besaran tersebut dengan kenaikan 10mV/ºC. Untuk dapat merancang sistem maka pertama kali dilakukan proses mengubah suhu menjadi tegangan analog menggunakan sensor suhu LM35. Setelah melalui proses pengkondisian sinyal dengan cara dikuatkan, tegangan analog diubah menjadi data digital. Data digital yang diperoleh kemudian diolah oleh mikrokontroller ATmega8535 dan ditampilkan, sehingga didapatkan suatu informasi mengenai suhu plant dengan satuan ºC pada sebuah LCD. Untuk pemogramannya, digunakan bahasa C-AVR (code vision AVR). Dari perancangan sistem akuisisi data suhu didapatkan hasil bahwa sistem ini memiliki kemampuan untuk mengukur suhu dari 25ºC sampai 100ºC.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 542, "width": 246, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : C-AVR, Liquid Crystal Display, Mikrokontroller ATmega8535, Sensor Temperatur.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 586, "width": 86, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 609, "width": 104, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 620, "width": 246, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meningkat terutama dibidang elektronika. Hal ini ditandai dengan begitu pesatnya kemajuan yang terjadi dengan diciptakannya pesawat elektronika yang semakin canggih. Banyak keuntungan yang diperoleh dari perkembangan yang pesat dibidang elektronika diantaranya adalah dapat membantu manusia dalam menyelesaikan beban tugasnya, sehingga waktu, tenaga, dan biaya yang digunakan dapat dihemat. Aktifitas yang bersifat rutin, sekarang ini banyak digantikan oleh peralatan-peralatan yang dirancang secara otomatis, yang dapat bekerja menggantikan tenaga manusia.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 758, "width": 246, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pesawat elektronika yang ada dipasaran ada yang analog, ada juga yang digital. Pada pesawat-pesawat analog, penunjukan yang digunakan merupakan persamaan dari nilai", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 169, "width": 246, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "satuan yang diukur, sedangkan pada pesawat digital penunjukan hasil ukurnya, langsung ditampilkan dalam bentuk angka atau digit. Jika dibandingkan antara pesawat analog dan digital, maka hasil pengukuran pesawat digital lebih mudah diamati dan tingkat ketelitiannya juga lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 238, "width": 246, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem digital yang digunakan dalam peralatan- peralatan elektronika, termasuk diantaranya adalah digunakan sebagai alat pengontrol suhu ruangan agar kondisi suhu ruangan sesuai dengan yang diinginkan. Suhu kamar suhu ruangan, dalam penggunaan ilmiah, dianggap kurang lebih antara 20 sampai 25 derajat Celcius (°C). Untuk kemudahan penghitungan, sering digunakan angka 20 °C atau 293 K. Untuk kenyamanan manusia, rentang suhu dan kelembaban relatif dapat diterima.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 342, "width": 246, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kaitannya dengan pengontrol, dalam memenuhi kebutuhan akan kondisi suhu yang dinginkan,manusia banyak merancang suatu alat yang dapat digunakan untuk mengontrol suhu tersebut. Sebagai contoh di masyarakat misalnya, dirumah sakit terdapat suatu ruangan dengan suhu tertentu untuk penyimpanan obat-obatan, untuk menjaga agar obat-obatan tersebut tidak mudah rusak. Juga dalam mengatur atau mengontrol suhu air dalam boiler alat ini bisa dikembangkan . Dalam hal ini dibutuhkan pengaturan suhu yang sesuai dengan kondisi suhu yang diinginkan. Berangkat dari fenomena tersebut, maka dalam penelitian ini akan dirancang suatu alat untuk mengatur suhu suatu plant dengan sistem digital, yang dituangkan dalam sebuah Tugas Akhir dengan judul “Rancang bangun alat ukur temperatur untuk mengukur selisih dua keadaan”.", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 537, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "II. DASAR TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 560, "width": 86, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Termometer", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 572, "width": 251, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suhu adalah ukuran panas dinginnya suatu benda. Panas dinginnya suatu benda diukur menggunakan alat ukur termometer, yaitu termometer: Celsius, Reamur dan Farhrenheit. Pada termometer Celsius air membeku pada skala 0 dan mendidih pada skala 100, pada termometer Reamur air membeku pada skala 0 dan mendidih pada skalah 80, sedang thermometer Fahrenheit air membeku pada skala 32 dan mendidih pada skala 212 . Hubungan antara ketiga alat ukur tersebut di atas dinyatakan dalam tabel I dibawah ini .", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 22, "width": 193, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer (2013)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 39, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 43, "width": 193, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer (2013)", "type": "Section header" }, { "left": 50, "top": 65, "width": 239, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel I. Hubungan skala antara ketiga termometer: Celsius, Reamur, dan Fahranheit.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 103, "width": 235, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Celsius - Reamur Celsius - Fahrenheit Reamur - Fahrenheit t c = 5/4 t R", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 148, "width": 147, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "t R = 4/5 t c t K = 273,3 + t c t c = 5/9 (t F – 32)", "type": "Formula" }, { "left": 130, "top": 148, "width": 147, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "t F = 9/5t c + 32 T R = 4/9 (t F –32) T F = 9/4t R + 32", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 271, "width": 246, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penggunaan umum termometer Celsiuslah yang paling banyak digunakan, baik termometer analog maupun termometer digital.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 317, "width": 61, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Kalor", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 328, "width": 246, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kalor adalah banyaknya energy yang dimiliki suatu zat atau benda yeng besarnya sebanding dengan massanya, kalor jenis dan suhunya seperti dinyatakan dalam persamaan di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 201, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= ∆ , ……………………………………..(1)", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 398, "width": 194, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimana: Q = kalor (energy) dalam satuan joule", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 415, "width": 151, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "m = massa benda dalam kg", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 425, "width": 234, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C = kalor jenis ( J/kg 0 C) ∆ T = T 2 – T 1 (selisih suhu awal dan akhir) dalam satuan 0 C", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 473, "width": 114, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Sensor Suhu LM35", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 484, "width": 246, "height": 297, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. LM35 berfungsi untuk melakukan pendeteksian terhadap suhu yang akan diukur, Sensor suhu LM35 ini mempunyai jangkauan pengukuran suhu antara 0 – 100 derajat Celcius dengan kenaikan 10 mV untuk tiap derajat Celcius yang berarti bahwa setiap kenaikan suhu ( 0 C) maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV, dimana output dari LM35 ini yang menyatakan kondisi perubahan dari suhu lingkungan. Setiap terjadi perubahan suhu maka akan terjadi perubahan data output yang dihasilkan, dimana perubahan tersebut berupa perbedaan tegangan yang dihasilkan. Sensor Suhu LM35 ini tidak memerlukan peng-kalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperatur ruang. Komponen ini bekerja pada arus 60 A sampai 5 mA serta mempunyai impedansi masukan kurang dari 1.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 215, "width": 198, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Bentuk Fisik Gambar 2. Diagram Umum", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 224, "width": 62, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sensor Suhu LM35", "type": "Caption" }, { "left": 413, "top": 224, "width": 64, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sensor Suhu LM35", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 366, "width": 159, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Grafik Akurasi LM35 Terhadap Suhu", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 385, "width": 246, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan. 3 pin LM35 masing-masing mempunyai fungsi sebagai berikut: pin 1 berfungsi untuk mensuplai catu daya untuk tegangan kerja (VCC) dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran (V out ) dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt sampai 20 Volt, pin 3 berfungsi sebagai ground.Pada gambar 2 secara prinsip sensor akan mendeteksi perubahan suhu setiap ºC akan menghasilkan tegangan output sebesar 10 mV.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 523, "width": 246, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LM35 sebagai alat deteksi temperatur memiliki karakteristik sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 546, "width": 193, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bekerja pada rating tegangan 4V s/d 30V.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 558, "width": 245, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pembacaan temperatur berkisar antara 0 ºC s/d 100 ºC .", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 569, "width": 246, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Dengan Setiap perubahan temperatur (ºC) maka tegangan output akan naik sebesar 10 mV.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 592, "width": 182, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Memiliki arus drain kurang dari 60 µA.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 604, "width": 219, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Memiliki ketidak-linier-an hanya sekitar ± ¼ ºC.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 633, "width": 246, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IC LM35 adalah sebagai sensor suhu yang sangat teliti terkemas dalam bentuk Integrated Circuit ( IC ), dimana output tegangan keluaran sangat linier ber-padanan dengan perubahan suhu. Secara prinsip sensor ini mempunyai koefisien sebesar 10 mV/  C yang berarti bahwa setiap kenaikan suhu (  C) maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. LM35 adalah sensor temperatur yang cukup presisi dan mudah dikalibrasi. Dengan impedansi yang kurang dari 1 Ω , LM35 beroperasi pada range arus sekitar 400 µA sampai dengan 5 mA, mempunyai error kurang dari 1 °C untuk range yang > 100 ° C, aplikasi sensor berkisar antara 0 °C sampai 100 °C, Dapat dikatakan bahwa LM35 memiliki output yang linear.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 43, "width": 164, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer", "type": "Page header" }, { "left": 56, "top": 193, "width": 223, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Suhu Dan Tegangan Pada LM35", "type": "Caption" }, { "left": 101, "top": 479, "width": 135, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Blok Diagram Mikrokontroler.", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 498, "width": 170, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. Mikrokontroler AVR ATmega8535", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 510, "width": 145, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mikrokontroler merupakan sebuah", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 521, "width": 246, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "didalamnya dilengkapi dengan CPU (Central Prosessing Unit), RAM (random Acces Memory), ROM ( Memory), input, dan output, timer/counter secara fisik digunakan untuk aplikasi-aplikasi kontrol dan bukan aplikasi serbaguna. Mikrokontroler pada frekuensi 4 MHZ - 40MHZ, perangkat ini sering digunakan untuk kebutuhan kontrol tertentu seperti pada sebuah penggerak motor.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 613, "width": 246, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Read Only memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai dengan keperluannya, memori penyimpanan program dinamakan sebagai memori program.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 659, "width": 246, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Random Acces memory (RAM) isinya akan hilang ketika IC kehilangan catu daya yang dipakai untuk menyimpan data pada saat program sedang bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sabagai memori data.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 717, "width": 246, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mikrokontroler biasanya dilengkapi dengan UART (universal asychoronous Receiver transmitter serial komunikasi asinkron, USART ( asychoronous/ asy choronous receiver transmitter port yang digunakan untuk komunikasi serial asinkron yang kecepatannya 16 kali lebih cepat.", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 43, "width": 32, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2013)", "type": "Picture" }, { "left": 84, "top": 193, "width": 199, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Grafik Hubungan Antara Suhu Dan Tegangan Pada LM35.", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 479, "width": 101, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Blok Diagram Mikrokontroler.", "type": "Picture" }, { "left": 141, "top": 510, "width": 152, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "merupakan sebuah single chip yang", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 521, "width": 83, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Central Prosessing", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 533, "width": 246, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "), ROM (Read Only counter, serial com port aplikasi kontrol dan okontroler umumnya bekerja 40MHZ, perangkat ini sering digunakan untuk kebutuhan kontrol tertentu seperti pada", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 613, "width": 246, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai dengan eperluannya, memori penyimpanan program dinamakan", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 659, "width": 246, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(RAM) isinya akan hilang ketika IC kehilangan catu daya yang dipakai untuk menyimpan data pada saat program sedang bekerja. RAM ini disebut sabagai", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 717, "width": 243, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "biasanya dilengkapi dengan UART universal asychoronous Receiver transmitter) yaitu port", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 740, "width": 246, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", USART (universal asychoronous/ asy choronous receiver transmitter) yaitu yang digunakan untuk komunikasi serial sinkron dan yang kecepatannya 16 kali lebih cepat.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 88, "width": 83, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel II. Konfigurasi Pin", "type": "Picture" }, { "left": 366, "top": 443, "width": 122, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Rangkaian Skematik LCD", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 476, "width": 106, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F. Display LCD 2x16", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 487, "width": 246, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LCD (Liquid Cristal Display komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. Dipasaran tampilan LCD sudah tersedia dalam bentuk modul yaitu tampilan LCD beserta rangkaian pendukungnya termasuk ROM dll. LCD mempunyai pin pengatur kontras tampilan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 591, "width": 200, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "G. Penguat Sinyal ( Operational Amplifier ) Operational Amplifier", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 614, "width": 246, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "operasional merupakan salah satu komponen sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Menurut pengertiannya penguat operasional (op-amp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu keluaran, dimana tegangan adalah proporsional terhadap perbeda kedua input-nya. Op-amp sering digunakan sebagai penguat sinyal-sinyal, baik yang linier terutama dalam sistem-sistem pengaturan dan pengendalian, instrumentasi, dan komputasi pemakaian penguat operasional ini adalah karakteristiknya yang mendekati ideal sehingga dalam merancang rangkaian yang menggunakan penguat ini lebih mudah dan juga karena penguat ini bekerja pada tingkatan yang cukup dekat dengan karakteristik kerjanya secara teoritis.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 113, "width": 130, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pin No Name Function 1 Vss Power 2 Vdd Power 3 Vee Contrast Adj. 4 RS Command 5 R/W Command 6 E Command 7 D0 I/O 8 D1 I/O", "type": "Table" }, { "left": 304, "top": 253, "width": 100, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 D2 I/O", "type": "Picture" }, { "left": 543, "top": 39, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 88, "width": 105, "height": 362, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pin Dari LCD 2x16 M1632 Rangkaian Skematik LCD", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 487, "width": 246, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Liquid Cristal Display) adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. Dipasaran tampilan LCD sudah tersedia dalam bentuk modul yaitu tampilan LCD beserta rangkaian pendukungnya termasuk", "type": "Text" }, { "left": 420, "top": 545, "width": 131, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pin data, kontrol catu daya, dan", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 591, "width": 167, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penguat Sinyal ( Operational Amplifier )", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 602, "width": 247, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Operational Amplifier (Op-Amp) atau penguat merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Menurut pengertiannya penguat operasional amp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu keluaran, dimana tegangan output-nya adalah proporsional terhadap perbedaan tegangan antara", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 683, "width": 246, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "amp sering digunakan sebagai penguat linier maupun yang non-linier sistem pengaturan dan pengendalian, instrumentasi, dan komputasi analog. Keuntungan dari uat operasional ini adalah karakteristiknya yang mendekati ideal sehingga dalam merancang rangkaian yang menggunakan penguat ini lebih mudah dan juga karena penguat ini bekerja pada tingkatan yang cukup dekat dengan karakteristik kerjanya secara teoritis.", "type": "Text" }, { "left": 466, "top": 113, "width": 40, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Description GND", "type": "Picture" }, { "left": 471, "top": 144, "width": 20, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "+ 5 V", "type": "Table" }, { "left": 391, "top": 160, "width": 118, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Contrast Adj. (-2) 0 - 5 V", "type": "Text" }, { "left": 471, "top": 175, "width": 50, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Register Select", "type": "Text" }, { "left": 471, "top": 191, "width": 42, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Read / Write", "type": "Text" }, { "left": 471, "top": 206, "width": 53, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Enable (Strobe)", "type": "Text" }, { "left": 471, "top": 222, "width": 33, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data LSB", "type": "Text" }, { "left": 471, "top": 238, "width": 18, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Data", "type": "Picture" }, { "left": 543, "top": 39, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 43, "width": 193, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer (2013)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 169, "width": 114, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Diagram Blok Op-Amp", "type": "Picture" }, { "left": 93, "top": 367, "width": 153, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Bentuk Fisik Dari Op-Amp (IC741)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 386, "width": 246, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Op-amp yang biasa terdapat di pasaran berupa rangkaian terpadu (integrated circuit- IC).Aplikasi Op-amp yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Op- amp dinamakan juga dengan penguat differensial dengan impedansi input tinggi dan output impedansi rendah. Op- amp di dalamnya terdiri dari beberapa bagian, yang pertama adalah penguat differensial, lalu ada tahap penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser level (level shifter) dan kemudian penguat akhir. Gambar 7 menunjukkan diagram blok dari op-amp yang terdiri dari beberapa bagian tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 524, "width": 246, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penguat Op-Amp mempunyai karakteristik ideal sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 547, "width": 246, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Resistansi masuk tak terhingga besar (Open-Loop Voltage Gain), akibatnya tidak ada arus masuk ke kedua terminal masuk (A vol = - ∞ ).", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 581, "width": 124, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Resistansi keluaran R o = 0.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 593, "width": 225, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Karakteristik tidak berubah dengan perubahan suhu.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 604, "width": 246, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Penguat Op-Amp menanggapi semua frekuensi sama (lebar pita tak terhingga).", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 627, "width": 244, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Tegangan offset keluaran (Output offset voltage, V 0 = 0).", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 639, "width": 246, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penguat operasional terdiri atas transistor, resistor dan kapasitor yang dirangkai dan dikemas dalam rangkaian terpadu (integrated circuit). Simbol op-amp dan bentuk fisik dari IC op-amp, ditunjukkan pada gambar 8.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 708, "width": 131, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III. PERANCANGAN SISTEM", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 731, "width": 116, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Diagram Blok Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 742, "width": 246, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara garis besar diagram blok sistem alat ukur temperatur untuk mengukur selisih dua keadaan dapat dilihat pada gambar 9.", "type": "Text" }, { "left": 374, "top": 249, "width": 107, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Diagram Blok Sistem", "type": "Caption" }, { "left": 347, "top": 461, "width": 161, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Rangkaian catu daya +5V dan +12V.", "type": "Caption" }, { "left": 305, "top": 482, "width": 247, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar 9 diatas dapat dijelaskan, sensor mengubah suhu menjadi tegangan analog dengan menggunakan sensor suhu LM35. Karena tegangan keluaran sensor suhu kecil maka dilakukan proses pengkondisian sinyal dengan cara tegangan keluaran sensor dikuatkan menggunakan IC Op-Amp LM324. Agar tegangan keluaran sensor bisa diproses oleh mikrokontroler maka tegangan analog diubah menjadi data digital. Data digital yang diperoleh kemudian diolah oleh Mikrokontroller dan ditampilkan, sehingga didapatkan suatu informasi mengenai suhu plant dengan satuan ºC pada sebuah LCD.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 632, "width": 204, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 643, "width": 246, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari diagram blok yang telah dijelaskan di atas dapat diuraikan menjadi rangkaian-rangkaian dan konfigurasi penunjang sistem sesuai dengan blok diagram. Akan dijelaskan satu per satu rangkaian penunjang sistem pada sub bab selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 712, "width": 175, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B.1. Perancangan Rangkaian Catu Daya", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 724, "width": 246, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rangkaian catu daya yang digunakan adalah rangkaian yang mencatu tegangan 5 volt DC dan 12 volt DC. Adapun rangkaian catu daya ditunjukkan pada gambar 3.2. Penyearahan tegangan AC dilakukan oleh dioda yang terdiri dari empat buah dioda IN4002 dengan sistem penyearahan penuh (bridge).", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 78, "width": 523, "height": 344, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penguat Differen sial Penguat Level Shifter Penguat Akhir + - Vi n + - Vo ut SENSOR SUHU LM35 (T1) MIKROKONTROLER AVR ATmega8535 LCD OP-AMP SENSOR SUHU LM35 (T2) Multimeter Multimeter U1 2 D1 1N4002 D2 1N4002 D3 1N4002 D4 1N4002 3 4 U2 LM7805CT LINE VREG COMMON VOLTAGE U3 LM7812CT LINE VREG COMMON VOLTAGE C2 2.2mF C1 1mF C3 2.2mF 8 + 5 Volt _ + 12 Volt 220 Volt AC 9 Volt AC R1 220 Ω R2 1k Ω 5 2 V1 220 Vrms 60 Hz 0° 7 9 LED2 1 LED1 0 6", "type": "Picture" }, { "left": 52, "top": 43, "width": 164, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer", "type": "Page header" }, { "left": 118, "top": 213, "width": 101, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Rangkaian penguat", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 423, "width": 117, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 12. Rangkaian LCD ke port", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 444, "width": 227, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B.2. Perancangan Rangkaian Penguat Operasional", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 456, "width": 246, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada sub bab ini akan diperlihatkan gambar rangkaian penguat sinyal sensor, dimana IC yang digunakan untuk penguatan ini adalah IC LM324. Penggunaan rangkaian ini digunakan untuk memperkuat sensor suhu yang masih terlalu lemah untuk dapat dihubungkan pada rangkaian ADC-08. Oleh karena itu digunakan rangkaian penguat operasional memperkuat sinyal dari sensor suhu.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 548, "width": 246, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rangkaian ini dibangun menggunakan dengan komponen resistor 1 k Ω dan trimpot 10 k mendapatkan penguatan sebanyak 3,8 kali maka, tahanan yang diperlukan pada trimpot sebesar 2,8 K menghasilkan penguatan dengan persamaan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 635, "width": 142, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penguatan = Av = = =", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 656, "width": 187, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Av B.3. Perancangan rangkaian LCD 16 x 2", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 705, "width": 246, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rangkaian LCD pada gambar 12 tersedia pada LCD yang ada, sehingga tinggal mengabungkan kaki-kaki pada LCD ke mikrokontroller. Pin Enable (E) diberi logika mengirimkan data ke LCD, pin RS diberi logika data yang akan ditampilkan ke display adalah data", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 43, "width": 127, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2013) Gambar 11. Rangkaian penguat", "type": "Picture" }, { "left": 203, "top": 423, "width": 38, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "port output", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 444, "width": 193, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perancangan Rangkaian Penguat Operasional", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 456, "width": 246, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada sub bab ini akan diperlihatkan gambar 11 rangkaian penguat sinyal sensor, dimana IC yang digunakan untuk penguatan ini adalah IC LM324. Penggunaan rangkaian ini digunakan untuk memperkuat sinyal output masih terlalu lemah untuk dapat . Oleh karena itu rangkaian penguat operasional untuk", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 548, "width": 246, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rangkaian ini dibangun menggunakan IC LM324 impot 10 k Ω . Untuk mendapatkan penguatan sebanyak 3,8 kali maka, tahanan pada trimpot sebesar 2,8 K Ω . sehingga menghasilkan penguatan dengan persamaan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 635, "width": 78, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Av = , = 3.8$", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 151, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perancangan rangkaian LCD 16 x 2", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 705, "width": 247, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gambar 12 ini langsung tersedia pada LCD yang ada, sehingga tinggal kaki pada LCD ke port pada", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 739, "width": 118, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(E) diberi logika low RS diberi logika high berarti adalah data text.", "type": "Table" }, { "left": 345, "top": 420, "width": 164, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 13. Diagram alir program utama", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 454, "width": 240, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Perancangan Perangkat Lunak Dan Diagram Alir Sistem Dalam perancangan", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 477, "width": 246, "height": 147, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perangkat lunak mempergunakan bahasa C melalui sistem programmable. CPU, Memori, dan I/O yang dirangkai dalam satu chip merupakan parameter pendukung dalam perancangan perangkat lunak untuk menjalankan sistem. Software yang digunakan adalah untuk pembuatan program. Pembuatan program ini meliputi pembuatan flowchart, pembuatan program pada mikrokontroller dengan Code Vision coding program dengan menggunakan bahasa C Perancangan program dibuat setelah dahulu dibuat. Diagram alir program utama ditunjukkan pada gambar 13.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 661, "width": 168, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IV. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 684, "width": 161, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Pengujian Tegangan Catu Daya", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 696, "width": 246, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian tegangan pada rangkaian catu daya +5 VDC dan +12 VDC meliputi tegangan output. Pengukuran dilakukan beberapa kali kestabilan tegangan output dari regulator. tegangan input maupun output regulator LM 7812 dapat dilihat pada tabel III.", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 114, "width": 55, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Output Op-Amp", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 39, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page header" }, { "left": 395, "top": 420, "width": 116, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diagram alir program utama", "type": "Section header" }, { "left": 341, "top": 454, "width": 204, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perancangan Perangkat Lunak Dan Diagram Alir", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 477, "width": 53, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perancangan", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 477, "width": 247, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perangkat lunak mempergunakan bahasa C melalui microcontroller sebagai . CPU, Memori, dan I/O yang dirangkai dalam satu chip merupakan parameter pendukung dalam perancangan perangkat lunak untuk menjalankan", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 535, "width": 214, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Software yang digunakan adalah Code Vision AVR m. Pembuatan program ini meliputi", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 558, "width": 149, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", pembuatan program pada", "type": "List item" }, { "left": 345, "top": 569, "width": 206, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Code Vision AVR, dan pembuatan program dengan menggunakan bahasa C", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 592, "width": 246, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perancangan program dibuat setelah flowchartnya terlebih lir program utama ditunjukkan", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 661, "width": 155, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 336, "top": 684, "width": 132, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian Tegangan Catu Daya", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 696, "width": 246, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian tegangan pada rangkaian catu daya +5 VDC dan +12 VDC meliputi tegangan input dan tegangan . Pengukuran dilakukan beberapa kali untuk melihat dari regulator. Hasil pengukuran dari regulator LM 7805 dan 7812 dapat dilihat pada tabel III.", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 39, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 43, "width": 193, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer (2013)", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 265, "width": 185, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 14. Pengukuran Tegangan 5 VDC dan 12 VDC.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 292, "width": 140, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel III. Pengukuran Tegangan Regulator", "type": "Caption" }, { "left": 47, "top": 408, "width": 249, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan sebuah multimeter maka dapat diukur tegangan dari output regulator tersebut. Pengukuran dilakukan beberapa kali dengan mengubah tegangan input regulator dan kemudian diukur kestabilan tegangan output. Seperti yang telihat pada tabel III.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 465, "width": 246, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil pengukuran yang diperoleh dapat dilihat meskipun ada perubahan tegangan input regulator, tetapi tegangan output regulator 7805 masih stabil dan masih berada dalam range tegangan operasional yang diinginkan, yaitu 5Vdc. Sedangkan untuk tegangan output 7812 mengalami perubahan pada tegangan input 6,1 Vdc dan 9,2 Vdc karena tegangan input tidak mampu mencatu regulator 7812. Namun pada tegangan input 12,2 Vdc dan 15,4 Vdc untuk regulator 7812 berada dalam range tegangan operasional yang diinginkan, yaitu 12 Vdc. Jadi catu daya ini dapat digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 592, "width": 55, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan:", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 601, "width": 246, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• IC regulator merupakan komponen yang dapat menstabilkan tegangan keluarannya meskipun tegangan input berubah-ubah. Dari data diatas dapat dilihat rangkaian regulator ini berfungsi dengan baik karena perubahan tegangan keluarannya kecil walaupun tegangan input berubah jauh.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 670, "width": 246, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Digunakan elco 2200 µF dan 1000µF sebagai filter untuk meminimalisir tegangan riak pada output penyearah, selain itu kegunaan kedua elco ini adalah sebagai rangkaian pengaman yang melindungi IC dari arus atau daya yang terlalu tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 743, "width": 125, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Pengujian Temperatur air", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 754, "width": 246, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses Peneraan ( Tera alat ) Temperatur wadah dinaikkan pelan-pelan (divariasi). Letakkan keempat probe dalam wadah tersebut lalu catat", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 192, "width": 236, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 15. Proses Tera Alat ukur Rancangan dengan Alat ukur Standart", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 213, "width": 56, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 230, "width": 211, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "T1 = Temperatur pada sensor 1 alat yang dirancang. T2 = Temperatur pada sensor 2 alat yang dirancang.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 264, "width": 244, "height": 395, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel IV. Hasil pengujian tera alat rancangan No. T1 0 C T2 0 C Thermometer digital ( 0 C) Thermometer Air Raksa ( 0 C) 1. 68 67 67,3 69 2. 67 67 67,5 69 3. 68 67 67,7 69 4. 69 68 68,1 69 5. 67 67 67,9 69 6. 68 68 68,8 69 7 68 67 67,8 70 8. 67 67 67,8 71 9. 68 67 67,8 71 10. 67 67 67,8 71 11. 68 67 67,7 70 12. 67 67 67,3 70 Gambar 16. Grafik antara T 1 ,T 2 , Thermometer digital, dan Thermometer air raksa", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 673, "width": 247, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "temperatur yang di ukur keempat probe tersebut. Menera ialah hal menandai dengan tanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, atau memberikan keterangan-keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang belum dipakai", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 765, "width": 246, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data grafik pada gambar 16 menunjukkan kenaikan suhu pada sensor dan termometer air raksa saat suhunya", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 89, "width": 487, "height": 528, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "U1 2 D1 1N4002 D2 1N4002 D3 1N4002 D4 1N4002 3 4 U2 LM7805CT LINE VREG COMMON VOLTAGE U3 LM7812CT LINE VREG COMMON VOLTAGE C2 2.2mF C1 1mF C3 2.2mF 8 + 5 Volt _ + 12 Volt 220 Volt AC 9 Volt AC R1 220 Ω R2 1k Ω 5 2 V1 220 Vrms 60 Hz 0° 7 9 LED2 1 LED1 0 6 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 6 7 ,3 6 7 ,5 6 7 ,7 6 8 ,1 6 7 ,9 6 8 ,8 6 7 ,8 6 7 ,8 6 7 ,8 6 7 ,8 6 7 ,7 6 7 ,3 T h er m o m et er A ir r a k sa ( 0 C ) Thermometer digital ( 0 C) T1 T2", "type": "Picture" }, { "left": 504, "top": 554, "width": 39, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thermometer air raksa", "type": "Table" }, { "left": 69, "top": 68, "width": 212, "height": 325, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V-input V-out7805 V-out7812 6,1 Vdc 4,93 Vdc 5,70 Vdc 9,2 Vdc 4,93 Vdc 9,75 Vdc 12,2 Vdc 4,93 Vdc 11,80 Vdc 15,4 Vdc 4,93 Vdc 11,83 Vdc 12 Multimeter Multimeter", "type": "Table" }, { "left": 543, "top": 39, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 43, "width": 193, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer (2013)", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 66, "width": 246, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dinaikkan secara perlahan .Tingkat keakuratan pengukuran alat ukur rancangan terhadap alat ukur digital serta termometer air raksa perbedaannya berkisar antara 1 0 C sampai 2 0 C. Respon alat ukur rancangan masih lambat bila dibandingkan dengan alat ukur digital bila suhu air dipanaskan.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 135, "width": 246, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengukuran ∆ T pada alat Pengukuran selisih ( ∆ T) suhu dua keadaan yang berbeda pada alat rancangan.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 181, "width": 211, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : T1 = Temperatur pada sensor 1 alat yang dirancang. T2 = Temperatur pada sensor 2 alat yang dirancang.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 392, "width": 190, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 17. Pengukuran ∆ T (T1-T2) pada Alat Rancangan", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 410, "width": 224, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel V. Hasil Pengujian alat untuk temperatur wadah yang berubah (sensor T 1 ), temperature wadah konstan (sensor T 2 ) dan ∆ T.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 213, "height": 146, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. T1 0 C T2 0 C ∆ T (T1- T2) 0 C 1. 38 30 8 2. 39 30 9 3. 40 30 10 4. 42 29 20 5. 46 29 17 6. 48 30 18 7. 50 30 20 8. 55 30 25 9. 56 30 26 10. 58 30 28 11. 59 30 29 12. 60 30 30", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 774, "width": 130, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 18. Grafik antara T 1 ,T 2 dan ∆ T", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 66, "width": 247, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data grafik pada gambar 18 menunjukkan kenaikan suhu pada sensor T1 dan selisih suhunya ( ∆ T) berbanding lurus saat suhunya dinaikkan secara perlahan. Sedangkan pada sensor T2 suhunya dibiarkan tetap/konstan. Hasil pengukuran selisih suhu alat rancangan yang dapat diukur menunjukkan kenakarikan suhu berkisar antara 1 0 C sampai 100 0 C. Nilai pengukuran alat rancangan tidak dapat menampilkan nilai minus karena program yang dirancang nilainya absolute atau selalu bernilai positif.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 181, "width": 132, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Pengujian Sensor Suhu", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 198, "width": 246, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian sensor suhu yang dilakukan, meliputi pengujian output sensor satu dan sensor dua, kemudian hasilnya dikalikan dengan penguatan op-amp dan pengujian sensor suhu pada ruangan terhadap perubahan waktu. Pengukuran suhu dilakukan dengan bantuan alat ukur thermometer digital. Dapat dilihat pada tabel VI dan VII pengujian dilakukan beberapa kali pada suhu yang berbeda- beda dengan penguatan operasional 3,8 kali.", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 482, "width": 117, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 19.. Pengujian sensor Suhu", "type": "Caption" }, { "left": 78, "top": 523, "width": 419, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel VI. Hasil pengujian sensor suhu T1 Tabel VII. Hasil pengujian sensor suhu T2 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 ∆ T /0 C", "type": "Picture" }, { "left": 63, "top": 652, "width": 2, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "T 1 d a n T 2", "type": "Picture" }, { "left": 165, "top": 751, "width": 11, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N0", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 608, "width": 51, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "T1 T2", "type": "Picture" }, { "left": 202, "top": 538, "width": 342, "height": 220, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∆T (T1-T2) Suhu Output sensor (Vout) Penguatan Output Op- Amp 30˚ C 33˚ C 34˚ C 36˚ C 38˚ C 0,32 Vdc 0,35 Vdc 0,36 Vdc 0,39 Vdc 0,41 Vdc 3,8 X 3,8 X 3,8 X 3,8 X 3,8 X 1,22 Vdc 1,34 Vdc 1,37 Vdc 1,46 Vdc 1,52 Vdc Suhu Output sensor (Vout) Penguatan Output Op- Amp 30˚ C 33˚ C 34˚ C 36˚ C 38˚ C 0,32 Vdc 0,35 Vdc 0,36 Vdc 0,39 Vdc 0,41 Vdc 3,8 X 3,8 X 3,8 X 3,8 X 3,8 X 1,22 Vdc 1,34 Vdc 1,37 Vdc 1,46 Vdc 1,52 Vdc", "type": "Table" }, { "left": 543, "top": 39, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 43, "width": 193, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer (2013)", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 66, "width": 246, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel data pengujian sensor pada tabel VI dan VII diperoleh dari hasil pengukuran tegangan output sensor LM 35 dan tegangan setelah penguatan. Hasil pengujian sensor satu dan sensor dua memiliki hasil yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 123, "width": 102, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Pengujian LCD", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 141, "width": 246, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian LCD dilakukan untuk melihat apakah tampilan LCD sudah sesuai dengan penulisan karakter yang telah dibuat pada sub rutin mikrokontroler.Hasil dari pengujian LCD ini terlihat pada tampilan LCD berupa tampilan suhu dua buah sensor dan selisih pengukuran dari kedua sensor suhu tersebut, seperti pada gambar 20.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 221, "width": 157, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. Pengujian Keseluruhan Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 232, "width": 246, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian keseluruhan sistem dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang dirancang bekerja dengan baik dan tidak mengalami error. Dalam pengujian keseluruhan sistem ini menggunakan termometer digital sebagai perbadingan terhadap alat ukur yang dibuat untuk mengetahui seberapa besar keakuratan dari alat yang dirancang. Berikut adalah gambar dari pengujian keseluruhan sistem.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 325, "width": 246, "height": 101, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 21 sensor suhu LM35 dan termometer digital keduanya dicelupkan kedalam air untuk melihat ke akuratan dari sistem ini. Hasil pengukuran yang ditampilkan pada termometer digital sebesar 26,4°C sedangkan pada alat ukur yang dibuat hasil yang ditampilkan pada LCD sebesar 26°C. Perbedaan dari kedua alat ukur ini sebesar 0.04°C. pada alat ukur ini juga ditampilkan selisih hasil pengukuran dari dua sensor LM35, hasilnya dapat dilihat pada LCD sebesar 0°C.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 519, "width": 90, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 20. Tampilan LCD", "type": "Caption" }, { "left": 78, "top": 775, "width": 183, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 21. Perbandingan LM35 dan termometer digital", "type": "Caption" }, { "left": 358, "top": 66, "width": 140, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 98, "width": 91, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 109, "width": 246, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bab kelima ini merupakan akhir dari penulisan tugas akhir beberapa hal penting dapat dijadikan kesimpulan dari tugas akhir ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 144, "width": 224, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sensor LM35 belum mampu bekerja dengan baik dalam mendeteksi kenaikan suhu air.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 167, "width": 224, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada pengujian sensor suhu, besaran kenaikan tegangan output sensor adalah sebesar 0,01 Volt. Persentase kesalahan pengukuran pada output op-amp berkisar antara 0,73 % - 1,93 %", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 224, "width": 62, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 236, "width": 225, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebaiknya ada pengembangan lebih lanjut dari alat ukur yang telah penulis buat. Sehingga alat ukur ini bisa lebih akurat, misalnya tentang perbandingan antara alat ukur yang dibuat dengan alat ukur yang dijual dipasaran. Karena penulis melakukan perbandingan dengan menggunakan alat ukur thermometer leibolt (digitales temperature) dan thermometer air raksa.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 328, "width": 225, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis sangat mengharapkan ada pengembangan lebih lanjut tentang penggunaan alat ukur ini misalnya memonitoring suhu suatu plant dari jarak jauh menggunakan jaringan internet atau handphone.", "type": "Text" }, { "left": 382, "top": 397, "width": 91, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 419, "width": 223, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] N.A. Agung , ”Mekatronika”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 438, "width": 245, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] A. Winoto,” Mikrokontroller AVR ATmega8/16/8535”, Bandung : Informatika Bandung, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 466, "width": 245, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] B.Astuti,”Pengantar Teknik Elektro”, Graha Ilmu, Yogyakarta. 2011.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 493, "width": 245, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Clayton, George. and Steve Winder,” Operational Ampilifiers”, Edisi ke 5. Jakarta, Erlangga. 2005.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 521, "width": 237, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Ibrahim, K.F,” Teknik Digital”, Yogyakarta : Penerbit Andi. 1996.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 539, "width": 246, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Malvino, “Prinsip – Prinsip Elektronika Edisi ke 2”, Jakarta : Erlangga, 1992.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 567, "width": 245, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] I.Setiawan, ” Buku Ajar: Sensor dan Transduser”. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 594, "width": 246, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Sudjadi, “ Teori dan Aplikasi Mikrokontroler”, Yogyakarta : Penerbit Gava Media, 2005.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 622, "width": 136, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] L.Wardhana, “Belajar Sendiri", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 622, "width": 225, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mikrokontroller AVR seri Atmega8535 Simulasi, Hardware, dan Aplikasi”, Andi, Yogyakarta, 2006.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 659, "width": 246, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] Habil. Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Sensor PIR. ”Skripsi”. Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2012.", "type": "List item" } ]
a4972b53-9eb0-d642-db8e-13a6945970e5
https://www.jurnal.bkstm.org/index.php/jtmi/article/download/504/207
[ { "left": 150, "top": 34, "width": 314, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paloboran, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 18 No. 2 (Oktober 2023) Hal. 76-82", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 747, "width": 50, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "76 | J T M I", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 67, "width": 423, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji kinerja mesin bensin 110 cc sistem injeksi mekanis berbahan bakar gas LPG", "type": "Section header" }, { "left": 169, "top": 112, "width": 353, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Marthen Paloboran, Haruna, Syafiuddin Parenrengi, Faizal Amir, Asrul", "type": "Section header" }, { "left": 232, "top": 138, "width": 289, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar Jalan Daeng Tata Raya, Parang Tambung, Makassar 90224 Email korespondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 187, "width": 33, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 198, "width": 428, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kajian ini adalah eksperimen menggunakan mesin bensin 110 cc dengan alat ukur dyno test type chasis. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dan emisi gas buang pada penggunaan bahan bakar gas LPG dan pertalite, variasi putaran mesin dalam kajian ini adalah putaran 2500-5000 rpm. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi untuk mencatat hasil pengujian yang didapatkan. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk menyajikan data. Adapun hasil pengambilan data dari analisis kinerja mesin didapatkan adanya peningkatan kinerja mesin pada setiap putaran mesin, daya terendah didapatkan pada penggunaan bahan bakar gas LPG di putaran 2500 rpm sebesar 2,22 kW dan bahan bakar pertalite sebesar 2,73 kW. Sedangkan untuk daya tertinggi didapatkan pada penggunaan bahan bakar gas LPG di putaran 5000 rpm sebesar 4,88 kW dan penggunaan bahan bakar pertalite sebesar 4,81 kW. Tetapi, untuk konsumsi bahan bakar didapatkan konsumsi paling rendah pada penggunaan bahan bakar gas LPG. Sedangkan untuk analisis emisi gas buang didapatkan adanya penurunan kadar emisi pada penggunaan bahan bakar gas LPG diketahui emisi gas buang CO dan HC seiring bertambahnya putaran mesin, maka emisi semakin mengalami penurunan. Tetapi, untuk emisi gas CO 2 terjadi peningkatan setiap putaran mesin dibandingkan menggunakan bahan bakar gas LPG.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 344, "width": 213, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci : gas lpg, pertalite, kinerja mesin, emisi gas buang.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 364, "width": 37, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 374, "width": 428, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This research is experimental research using a 110 cc petrol engine with a chassis type dyno test measuring instrument. This research aims to determine the performance and exhaust emissions when using LPG and pertalite gas. The engine speed variation in this research is 2500-5000 rpm. Data collection techniques use observation techniques to record the test results obtained. The data analysis technique uses descriptive analysis to present research results. As for the research results from the engine performance analysis, it was found that there was an increase in engine performance at each engine rotation, the lowest power was obtained when using LPG gas fuel at 2500 rpm of 2.22 kW and pertalite fuel of 2.73 kW. Meanwhile, the highest power was obtained when using LPG gas fuel at 5000 rpm of 4.88 kW and using pertalite fuel of 4.81 kW. However, for fuel consumption, the lowest consumption was obtained when using LPG gas. Meanwhile, for exhaust gas emission analysis, it was found that there was a decrease in emission levels when using LPG gas. It was found that CO and HC exhaust emissions increased as the engine speed increased, so emissions decreased further. However, CO 2 gas emissions increase with each engine rotation compared to using LPG gas.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 510, "width": 307, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : liquefied petroleum gas, pertalite, engine performance, exhaust gas emissions.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 526, "width": 69, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 542, "width": 203, "height": 151, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kendaraan bermotor mengalami perkembangan yang cukup pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2017 terdapat 118.922.708 unit mobil, bus, truk, dan sepeda motor, meningkat menjadi 126.508.776 unit, pada tahun 2018 sebanyak 133.617.012 unit, pada tahun 2019 dan terus bertambah pada tahun 2020 tidak kurang dari 136.137.451 unit. Perkembangan kendaraan-kendaraan tersebut yang cukup pesat tentunya akan menyebabkan peningkatan kebutuhan bahan bakar kendaraan tersebut. Dengan bantuan informasi statistik tersebut terlihat bahwa ini merupakan permasalahan yang sangat besar dan memerlukan solusi [1].", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 699, "width": 203, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengguna kendaraan bermotor di Indonesia masih mengandalkan bahan bakar minyak sebagai bahan", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 526, "width": 203, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bakar utama. Pemerintah terus memberikan subsidi harga bahan bakar minyak dan keresahan sosial selalu berupa protes pengguna kendaraan bermotor ketika harga bahan bakar naik. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan peningkatan bahan bakar alternatif untuk kendaraan bermotor, seperti gas LPG. LPG dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak pada kendaraan, sehingga mesin kendaraan lebih awet dan menyediakan energi bagi alat transportasi dalam waktu yang relatif lama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat [2].", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 661, "width": 203, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penggunaan LPG sebagai bahan bakar alternatif mulai meningkat di sektor transportasi khususnya di Indonesia. LPG umumnya digunakan pada mesin bensin. Pergantian jenis bahan bakar dari bahan bakar cair ke bahan bakar gas merupakan permasalahan", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 34, "width": 314, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paloboran, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 18 No. 2 (Oktober 2023) Hal. 76-82", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 747, "width": 50, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "77 | J T M I", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 67, "width": 203, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terbesar dalam penggunaannya. Perubahan sifat bahan bakar juga menjadi masalah utama dalam pengoperasian mesin pembakaran dalam. Bahan bakar motor merupakan suatu alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi panas, yang kemudian diubah menjadi energi mekanik [3].", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 138, "width": 204, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari segi emisi, penggunaan LPG sebagai bahan bakar alternatif mesin pembakaran dalam sangat efisien dan lebih ramah lingkungan dibandingkan bensin. Bensin merupakan campuran i -oktana (C 8 H 18 ) dan n -heptana (C 7 H 16 ), pada tekanan ambien bensin berada dalam fasa cair. Ketika gas cair berada dalam fase gas pada suhu dan tekanan sekitar. Komponen utama LPG adalah campuran propana (C 3 H 8 ) dan butana (C 4 H 10 ) dengan sejumlah kecil hidrokarbon ringan lainnya seperti etana (C 2 H 6 ) dan pentana (C 5 H 12 ) [4]. Keduanya mempunyai karakteristik yang sangat berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 273, "width": 203, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu keunggulan penggunaan LPG sebagai bahan bakar alternatif pada mesin pembakaran internal adalah nilai oktan yang lebih tinggi dibandingkan bensin. Angka oktan merupakan parameter kualitas bahan bakar bensin yang menunjukkan ketahanan bahan bakar terhadap penyalaan otomatis [4]. Suhu penyalaan otomatis bensin jauh lebih rendah dibandingkan LPG yang mengandung propana dan butana. Hal ini menunjukkan tingginya angka oktan bahan bakar, sehingga mesin pembakaran dalam dapat dioperasikan pada rasio kompresi yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan efisiensi mesin pembakaran dalam. Apabila terjadi penyalaan otomatis pada mesin, maka akan menimbulkan fenomena tidak normal atau ketukan pada saat pembakaran yang akan mempengaruhi efisiensi mesin pembakaran dalam dan merusak komponen utama mesin pembakaran dalam [5].", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 484, "width": 203, "height": 215, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut haisl kajian yang telah dilakukan sebelumnya [6], eksperimen tentang pengaruh penggunaan LPG sebagai bahan bakar pada mesin bensin pembakaran internal 5,5 HP. Sepeda motor berbahan bakar bensin dengan pembakaran internal yang semula dirancang menggunakan bensin RON 88, dapat dijalankan dengan bahan bakar LPG yang diproduksi oleh PT Pertamina. Untuk mengoperasikan mesin dengan beban kurang dari 50% kapasitas mesin, secara ekonomis LPG yang disuplai sebesar 3 psi akan lebih irit. Selama pengoperasian, untuk mencapai torsi maksimum dengan menggunakan LPG, atur pasokan bahan bakar ke 3 psi, dan untuk mencapai daya maksimum dengan menyuplai bahan bakar tambahan pada level 4 psi. Selama pengoperasian, mesin tidak mengalami masalah pengoperasian (berhenti tiba-tiba saat beroperasi). Secara sepintas, kondisi mesin akibat penggunaan bahan bakar LPG pada ruang bakar, piston, katup, pipa knalpot, dan sistem bahan bakar.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 67, "width": 203, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut kajian yang telah dilakukan sebelumnya bahwa torsi dan daya yang dihasilkan sepeda motor tidak terlalu dipengaruhi oleh jenis bahan bakar yang digunakan, namun masih dapat diamati bahwa secara umum torsi yang dihasilkan bahan bakar gas LPG lebih rendah dibandingkan bahan bakar lainnya [7]. Hal ini di sebabkan oleh nilai kalor yang dimiliki oleh bahan bakar bensin lebih besar dari nilai kalor gas LPG tersebut, sehingga tenaga yang dihasilkan cenderung lebih kecil.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 181, "width": 203, "height": 183, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil pengujian yang telah dilakukan bahwa konsumsi bahan bakar pada sepeda motor bi-fuel kapasitas 135 cc, didapat jarak tempuh rata-rata untuk penggunaan bahan bakar gas LPG 3 kg sejauh 208 km dengan konsumsi bahan bakar 69,3 km/kg, mengungguli jarak tempuh rata-rata penggunaan bahan bakar Pertalite sejauh 143 km dengan konsumsi bahan bakar 47,7 km/kg dengan persentase penghematan sebesar 45,45 % [8]. Namun, sepeda motor bi-fuel ini tidak direkomendasikan untuk pemakaian sehari-hari karena tingkat keamanannya belum teruji. Diperlukan modifikasi alat yang digunakan atau alat tambahan yang secara otomatis akan menutup dan menghentikan aliran bahan bakar gas LPG pada saat terjadi kebocoran atau tumbukan yang kuat akibat kecelakaan, sehingga tidak akan mengakibatkan hal yang lebih membahayakan.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 370, "width": 203, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan analisis dan data-data yang diperoleh dari hasil pengujian, dapat diambil kesimpulan bahwa Penggunaan bahan bakar LPG pada motor bakar 4 langkah meghasilkan nilai torsi yang lebih besar daripada penggunaan bahan bakar Premium. Nilai torsi maksimum tertinggi (6,35 Nm) bahan bakar LPG diperoleh pada putaran mesin 3324 rpm pada sudut pengapian standar (15° BTDC) [9].", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 462, "width": 203, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan kajian yang telah dilakukan sebelumnya, penurunan gas CO disebabkan oleh pembakaran yang terjadi di dalam mesin, cenderung lebih sempurna karena nilai oktan yang dimiliki oleh bahan bakar gas lebih tinggi sekitar 120-130 dibandingkan dengan bahan bakar bensin yang hanya berkisar 88 RON, hasil pembakaran relatif lebih bersih (mengingat rantai karbon bahan bakar gas yang sangat pendek dibandingkan bensin) [10]. Penurunan emisi gas buang penggunaan bahan bakar gas LPG dibandingkan bahan bakar bensin sebesar 29,48% [11].", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 598, "width": 203, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan kajian yang telah dilakukan sebelumnya, perbandingan performa sepeda motor dengan bahan bakar premium dan bahan bakar gas (LPG). Efisiensi penggunaan gas LPG relatif lebih baik dibandingkan bahan bakar Premium [12],[13]. Jika putaran mesin meningkat, maka konsumsi bahan bakar spesifik efektif akan menurun [14]. Konsumsi bahan bakar spesifik efektif varian bahan bakar Premium lebih tinggi dibandingkan varian bahan bakar gas LPG. Konsumsi bahan bakar memiliki nilai maksimum 0,020 kg/jam [15]. HP merupakan varian bahan bakar", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 34, "width": 314, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paloboran, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 18 No. 2 (Oktober 2023) Hal. 76-82", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 747, "width": 50, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "78 | J T M I", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 67, "width": 203, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Premium dengan putaran mesin 1500 rpm. Sedangkan konsumsi bahan bakar minimal 0,009 kg/jam. PS merupakan varian bahan bakar gas LPG pada putaran mesin 3000 rpm.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 120, "width": 88, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 136, "width": 203, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kajian ini yaitu bersifat eksperimental. Kajian eksperimen yaitu kajian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali [12].", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 185, "width": 203, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kajian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2023 hingga selesai, di bengkel HMS Anas Motor Takalala Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 223, "width": 203, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peralatan yang akan digunakan pada pengujian terdiri dari motor bensin 110 cc, tachometer, engine gas analyzer, converter kit, flow meter BBM dan BBG, tabung gas LPG ukuran 3 kg diproduksi oleh PT Pertamina Indonesia, regulator gas, selang gas LPG, timbangan digital, stopwatch , dan tool set .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 294, "width": 203, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gas LPG ( Liquefied Petroleum Gas ) yang diproduksi oleh PT Pertamina Indonesia dengan ukuran 3 kg sebagai bahan bakar dengan nilai propana dan butana dengan rasio 50:50. Pertalite RON 90 diproduksi oleh PT Pertamina Indonesia sesuai kebutuhan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 353, "width": 203, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel dalam kajian ini mengacu pada rancangan yang dibagi menjadi 2 variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 391, "width": 203, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel independen (bebas) yang digunakan adalah dalam hal ini adalah penggunaan bahan bakar minyak Pertalite dan penggunaan bahan bakar gas LPG, serta variasi putaran mesin dimulai dari 2500, 3000, 3500, 4000, 4500, dan 5000 rpm.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 451, "width": 203, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel dependen (terikat) adalah unjuk kerja mesin dan emisi gas buang pada mesin. Konsumsi bahan bakar (kg/s), torsi (Nm), daya (kW), Emisi gas buang (CO 2 , CO, HC).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 628, "width": 104, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Skema instrumen.", "type": "Caption" }, { "left": 93, "top": 648, "width": 187, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diagram alir ditunjukkan oleh Gambar 2 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 334, "width": 86, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Diagram alir.", "type": "Caption" }, { "left": 318, "top": 353, "width": 107, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 318, "top": 369, "width": 203, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pengujian diperoleh dengan cara melakukan percobaan pada mesin uji ( Research Engine Test Set Up ) satu silinder kapasitas 110 cc, dalam hal ini mesin bensin 110 cc. Pengambilan data dilakukan pada putaran mesin 2500, 3000, 3500, 4000, 4500 dan 5000 rpm. Pengujian dilakukan dengan menganalisis kinerja mesin dan emisi gas buang mesin pada bahan bakar Pertalite murni dan gas LPG.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 461, "width": 203, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pengujian kinerja mesin ditunjukkan pada Gambar 3 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 618, "width": 114, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Diagram torsi mesin.", "type": "Caption" }, { "left": 318, "top": 638, "width": 203, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ditinjau dari grafik di atas, terlihat bahwa penggunaan bahan bakar Pertalite mengalami peningkatan torsi. Torsi tertinggi dicapai pada putaran 2500 rpm yaitu 10,43 Nm, sedangkan torsi terendah didapatkan pada putaran 5000 rpm sebesar 9,19 Nm, namun pada penggunaan bahan bakar gas LPG, didapatkan torsi paling tinggi di putaran 5000 rpm sebesar 9,31 Nm", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 34, "width": 314, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paloboran, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 18 No. 2 (Oktober 2023) Hal. 76-82", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 747, "width": 50, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "79 | J T M I", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 67, "width": 203, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan torsi paling rendah berada di putaran 3500 sebesar 7,81 Nm.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 94, "width": 203, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil pengujian pada percobaan bahan bakar Pertalite dengan variasi putaran mesin yang dimulai dari 2500-5000 rpm, didapatkan tren penurunan torsi pada setiap variasi putaran, sedangkan pada pengujian bahan bakar gas LPG didapatkan tren peningkatan torsi mesin yang dihasilkan setiap variasi yang dilakukan. Tingginya torsi yang didapatkan pada Pertalite cenderung akan menurun di setiap putarannya, namun berbeda dengan gas LPG, torsi yang dihasilkan cenderung meningkat. Setelah mengetahui torsi mesin, maka daya dapat diketahui dengan Persamaan (1) berikut.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 237, "width": 34, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kW = . .", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 244, "width": 6, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "𝑇", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 242, "width": 13, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(1)", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 258, "width": 203, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diketahui putaran mesin sebesar 2500 rpm dan torsi yang dihasilkan sebesar 10,43 Nm. Persamaan (1) menunjukkan bahwa N adalah putaran mesin (2500 rpm berdasarkan tabel data pengujian), dan T adalah torsi mesin (10,43 Nm). Gambar 4 berikut menunjukkan hubungan daya dengan putaran mesin.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 454, "width": 116, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4. Diagram daya mesin.", "type": "Caption" }, { "left": 93, "top": 473, "width": 203, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daya efektif ( Brake Horse Power ) adalah daya yang dihasilkan dari output poros mesin yang dihitung berdasarkan laju kerja tiap satuan waktu [13]. Daya diperoleh dari hasil pengukuran torsi yang dikalikan dengan kecepatan sudut putaran mesin (rpm). Berdasarkan Gambar 4, didapatkan bahwa pada 2500- 5000 rpm, daya tertinggi berada pada putaran 5000 rpm sebesar 4,81 kW untuk bahan bakar Pertalite murni sedangkan untuk bahan bakar gas LPG didapatkan daya tertinggi pada putaran 5000 rpm sebesar 4,88 kW.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 598, "width": 203, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil pengujian penggunaan bahan bakar yang dilakukan dengan variasi putaran mesin 2500- 5000 rpm, didapatkan tren peningkatan daya pada setiap putaran mesin penggunaan bahan bakar Pertalite mengungguli bahan bakar gas LPG pada putaran 2500 rpm, akan tetapi pada putaran 5000 rpm ke atas, maka daya yang dihasilkan dalam penggunaan bahan bakar gas LPG akan mengungguli penggunaan bahan bakar Pertalite seperti yang terlihat pada Gambar 4 di atas.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 67, "width": 203, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ditinjau dari Gambar 5 berikut, terlihat bahwa penggunaan bahan bakar gas LPG dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Pada putaran 2500 rpm, konsumsi bahan bakar gas LPG sebesar 0,12 kg/jam dan untuk penggunaan bahan bakar Pertalite sebesar 0,15 kg/jam. Penurunan konsumsi bahan bakar tertinggi dicapai oleh kelompok eksperimen yaitu penggunaan bahan bakar gas LPG sebesar 23,09%", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 288, "width": 92, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pada putaran 5000 rpm.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 304, "width": 152, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. Diagram konsumsi bahan bakar.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 325, "width": 203, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurunnya konsumsi bahan bakar pada kelompok eksperimen yaitu penggunaan bahan bakar gas LPG disebabkan karena densitas dari bahan bakar gas LPG yang lebih rendah dibandingkan dengan bensin jenis Pertalite. Selain itu, tekanan gas LPG yang telah diatur menggunakan regulator dapat mempermudah gas untuk masuk ke dalam ruang bakar dengan tekanan rendah. Dampaknya konsumsi bahan bakar menurun secara signifikan dibandingkan bahan bakar bensin jenis Pertalite.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 438, "width": 203, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil pengujian emisi gas buang karbon monoksida (CO) pada putaran 2500-5000 rpm, sebagaimana yang terlihat pada Gambar 6 berikut, menunjukkan bahwa bahan bakar Pertalite murni dan bahan bakar gas LPG mengalami peningkatan dan penurunan komposisi emisi gas CO setiap putaran. Untuk bahan bakar Pertalite pada putaran mesin 2500- 5000 rpm didapatkan kadar emisi CO paling rendah pada putaran 4500 rpm dengan 3,60% dan untuk kadar emisi CO paling tinggi didapatkan pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 4,59%, sedangkan untuk bahan bakar gas LPG didapatkan emisi CO paling rendah pada putaran 2500 rpm dengan 1,02% dan", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 34, "width": 314, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paloboran, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 18 No. 2 (Oktober 2023) Hal. 76-82", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 747, "width": 50, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "80 | J T M I", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 67, "width": 203, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "untuk emisi CO paling tinggi berada pada putaran 5000 rpm sebesar 1,40%.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 94, "width": 160, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6. Diagram emisi karbon monoksida.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 114, "width": 203, "height": 140, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Gambar 7 berikut, pada pengujian emisi karbon dioksida (CO 2 ), menunjukkan bahwa nilai emisi paling rendah berada pada bahan bakar bensin jenis Pertalite di putaran mesin 4500 rpm sebesar 2,72% dan emisi tertinggi berada di putaran 5000 rpm sebesar 4,06%. Sedangkan pada percobaan pengujian emisi CO 2, pada penggunaan bahan bakar gas LPG menunjukkan bahwa nilai CO 2 paling rendah berada di putaran 3000 rpm sebesar 3,30% dan CO 2 paling tinggi berada pada 5000 rpm sebesar 4,34%. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan bakar Pertalite dapat menurunkan emisi karbon dioksida.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 390, "width": 152, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 7. Diagram emisi karbon dioksida.", "type": "Caption" }, { "left": 93, "top": 410, "width": 203, "height": 161, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Gambar 8 berikut, pengujian emisi gas buang hidrokarbon (HC) pada mesin dengan menggunakan bahan bakar Pertalite dan gas LPG didapatkan adanya peningkatan emisi gas buang HC seiring meningkatnya putaran mesin. Emisi gas buang HC paling rendah didapatkan pada bahan bakar Pertalite pada 2500 rpm dengan kadar emisi HC sebesar 30,80 ppm. Untuk emisi gas HC paling tinggi di 4500 rpm dengan kadar emisi gas HC sebesar 235,40 ppm. Sedangkan untuk pengujian emisi gas buang hidrokarbon (HC) dengan menggunakan bahan bakar gas LPG pada 2500-5000 rpm emisi gas buang HC didapatkan pada 5000 rpm sebesar 113,00 ppm untuk emisi gas HC paling tinggi didapatkan pada 3500 rpm sebesar 138,60 ppm.", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 696, "width": 139, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 8. Diagram emisi hidrokarbon.", "type": "Caption" }, { "left": 318, "top": 67, "width": 203, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil pengujian emisi hidrokarbon (HC) yang dilakukan pada penggunaan bahan bakar Pertalite dan gas LPG, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan bakar gas LPG cenderung dapat menurunkan emisi hidrokarbon pada setiap putaran mesin dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar Pertalite.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 148, "width": 203, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis kinerja mesin yang menjadi fokus pada kajian ini adalah daya efektif, torsi, emisi gas buang, dan konsumsi bahan bakar. Berdasarkan hasil kajian, didapatkan bahwa daya dan torsi mesin pada penggunaan bahan bakar gas LPG cenderung lebih rendah di 2500 rpm, dibandingkan penggunaan bahan bakar Pertalite. Tetapi pada putaran mesin tinggi (5000 rpm) atau rpm maksimal daya, daya, torsi, emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar cenderung lebih tinggi daripada pada penggunaan bahan bakar Pertalite.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 273, "width": 203, "height": 183, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penurunan kinerja pada putaran mesin rendah disebabkan oleh perbandingan udara dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar cenderung tidak seimbang, sehingga pembakaran kurang sempurna, sedangkan campuran bahan bakar dan udara pada penggunaan bahan bakar Pertalite cenderung lebih sempurna pada putaran rendah, sehingga pembakaran lebih sempurna dan meningkatkan daya mesin. Sedangkan pada putaran mesin tinggi, terjadi peningkatan kinerja mesin pada penggunaan bahan bakar gas LPG ini disebabkan oleh perbandingan udara dan bahan bakar cenderung lebih sempurna, sehingga kinerja mesin lebih efektif [11], pada keadaan ini, campuran udara dan bahan bakar mendekati stoichiometric , akibatnya tekanan dan suhu yang dihasilkan semakin tinggi dan menyebabkan torsi yang dihasilkan semakin besar.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 463, "width": 203, "height": 85, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daya efektif pada penggunaan bahan bakar bensin sedikit lebih besar dibandingkan dengan variasi LPG. Hal ini disebabkan karena Pertalite memiliki nilai kalor sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 10000 kkal/jam sedangkan LPG memiliki nilai kalor bahan bakar sebesar 9350 kkal/jam [14]. Perbedaan nilai kalor bahan bakar ini menyebabkan perbedaan daya yang dihasilkan pada proses pembakaran tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 555, "width": 203, "height": 118, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kajian yang telah dilakukan sebelumnya, menyimpulkan bahwa rasio ekivalen udara dan bahan bakar pada LPG akan memberikan efek yang besar terhadap kecepatan perambatan, tekanan pembakaran, dan durasi pembakaran. LPG akan terbakar lebih cepat dari bensin pada kondisi λ > 1. Dengan kompresi tinggi yang sesuai dengan bilangan oktan LPG yaitu 110 dan ignition timing kondisi standar, maka diperoleh tekanan pembakaran yang tinggi, sehingga menghasilkan penyaluran tenaga output pembakaran yang lebih besar.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 679, "width": 203, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan untuk analisis kinerja mesin pada putaran 2500, 3000, 3500, 4000, 4500, dan 5000 rpm didapatkan konsumsi paling rendah yaitu pada bahan bakar gas LPG di semua variasi putaran mesin. Daya", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 34, "width": 314, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paloboran, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 18 No. 2 (Oktober 2023) Hal. 76-82", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 747, "width": 50, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "81 | J T M I", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 67, "width": 203, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tertinggi didapatkan pada bahan bakar gas LPG pada putaran 5000 rpm sebesar 4,81 kW dan daya terendah juga didapatkan pada bahan bakar gas LPG di putaran 2500 rpm sebesar 2,22 kW. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin bertambahnya putaran mesin, maka semakin besar pula daya yang dihasilkan oleh mesin.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 138, "width": 203, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melihat dari hasil pengujian yang telah dilakukan, bahan bakar gas LPG dapat menurunkan emisi gas buang karena gas LPG terdiri dari campuran 50% propana dan 50% butana, yang merupakan hidrokarbon ringan. Ketika LPG dibakar dalam mesin, proses pembakarannya cenderung lebih lengkap dan efisien, menghasilkan lebih sedikit CO sebagai gas buang. Hidrokarbon ringan ini mudah terbakar dengan sempurna dalam kondisi pembakaran yang tepat.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 251, "width": 203, "height": 172, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gas LPG merupakan salah satu jenis bahan bakar yang tidak terlalu banyak mengandung zat aditif yang di mana zat aditif ini juga dapat berkontribusi dalam pembentukan emisi CO pada saat proses pembakaran. Propana adalah salah satu jenis gas hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok alifatik (alkana). Ini adalah senyawa kimia yang terdiri dari tiga atom karbon dan delapan atom hidrogen dengan rumus kimia C 3 H 8 . Butana adalah jenis gas hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok alifatik (alkana) dan merupakan isomer dari propana. Isomer berarti senyawa kimia yang memiliki rumus molekul yang sama, tetapi memiliki susunan atom yang berbeda, Butana juga memiliki rumus kimia C 4 H 10 , yang berarti satu molekul butana terdiri dari empat atom karbon dan sepuluh atom hidrogen.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 430, "width": 203, "height": 96, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan analisis emisi gas buang pada kajian ini didapatkan bahwa pada penggunaan bahan bakar gas LPG pada mesin bensin 110 cc pada variasi putaran mesin 2500-5000 rpm, didapatkan emisi CO paling rendah daripada penggunaan bahan bakar Pertalite, hal ini disebabkan oleh kandungan yang ada pada bahan bakar LPG lebih sederhana dan memiliki hidrokarbon yang lebih ringan dan dapat lebih mudah terbakar dibandingkan pada Pertalite.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 537, "width": 64, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 553, "width": 203, "height": 161, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Simpulan yang dapat diambil dari kajian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan bahan bakar gas LPG terhadap unjuk kerja mesin bensin 110 cc. Terjadi peningkatan kinerja mesin pada penggunaan bahan bakar gas LPG dan cenderung meningkat seiring bertambahnya putaran mesin, torsi tertinggi dicapai pada putaran 2500 rpm yaitu 10,43 Nm, sedangkan torsi terendah didapatkan pada putaran 5000 rpm sebesar 9,19 Nm, namun pada penggunaan bahan bakar gas LPG, didapatkan torsi paling tinggi di putaran 5000 rpm sebesar 9,31 Nm, dan torsi paling rendah berada di putaran 3500 rpm sebesar 7,81 Nm. Pada 2500-5000 rpm, daya tertinggi berada pada putaran 5000 rpm sebesar 4,81 kW untuk bahan bakar Pertalite murni, sedangkan untuk bahan", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 67, "width": 204, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bakar gas LPG didapatkan daya tertinggi pada putaran 5000 rpm sebesar 4,88 kW. Konsumsi bahan bakar didapatkan konsumsi paling rendah pada penggunaan bahan bakar gas LPG di putaran 2500 rpm yaitu 0,12 kg/jam untuk bahan bakar Pertalite sebanyak 0,15 kg/jam. Pada putaran 5000 rpm, konsumsi bahan bakar pada penggunaan bahan bakar gas LPG sebesar 0,44 kg/jam, sedangkan Pertalite sebesar 0,85 kg/jam. Emisi gas buang HC dan CO mengalami penurunan seiring bertambahnya putaran mesin, sedangkan emisi gas buang CO 2 cenderung mengalami peningkatan seiring bertambahnya putaran mesin.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 203, "width": 91, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 318, "top": 219, "width": 203, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ucapan terima kasih banyak kami sampaikan kepada seluruh civitas akademika Univesitas Negeri Makassar, terutama dosen pembimbing kami yaitu bapak Dr. Ir. Marthen Paloboran, S.T., M.T. IPM, dan bapak Dr. H. Haruna HL., M.Pd, yang telah memberikan arahan, panduan, dan koreksi yang sangat berharga. Bimbingan dan masukan sehingga kajian ini dapat terselesaikan dengan baik, serta ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada bengkel Anas Motor Soppeng telah memberi kami tempat untuk melakukan eksperimen.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 344, "width": 64, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 318, "top": 360, "width": 203, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] Statistik BP. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis (Unit), 2018-2020 [Internet]. BPS-Statistics Indonesia. 2022 [cited 2022", "type": "List item" }, { "left": 375, "top": 392, "width": 146, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Feb 12]. Available from:", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 403, "width": 181, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://www.bps.go.id/indicator/17/57/1/perkem bangan-jumlah-kendaraan-bermotor-menurut- jenis.html", "type": "List item" }, { "left": 318, "top": 436, "width": 203, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] Kurniaty I, Hermansyah H. Potensi Pemanfaatan Lpg ( Liquefied Petroleum Gas ) Sebagai Bahan Bakar Bagi Pengguna Kendaraan. Semin Nas Sains dan Teknol 2016. 2016;10(1):1–5.", "type": "List item" }, { "left": 318, "top": 479, "width": 203, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] Colin R. Ferguson and Allan T. Kirkpatrick. Internal Combustion Internal [Internet]. Third Edit. USA: John Wiley & Sons Ltd; 2016. Available", "type": "List item" }, { "left": 498, "top": 511, "width": 23, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "from:", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 522, "width": 181, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://www.academia.edu/39692611/Engineeri ng_Mechanics_Colin_R_Ferguson_Allan_T_Ki rkpatrick_Internal_BookZZ_org_", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 554, "width": 203, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] Borman, Gary L. and KWR. Material from Combustion Engineering. Univ California- Berkeley McGraw-Hill. 1998;", "type": "List item" }, { "left": 318, "top": 587, "width": 203, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] Asnawi A, Setiawan A. Pengaruh Penggunaan Elpiji Sebagai Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin. J Teknol Kim Unimal. 2018;6(2):43.", "type": "List item" }, { "left": 318, "top": 630, "width": 203, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] A MZL, Prasetyo D, Nurfauzi A, Arafat Y. Studi Eksperimen Pengaruh Penggunaan LPG sebagai Bahan Bakar pada Motor Bensin Pembakaran dalam 5 , 5 HP. Stud Eksperimen Pengaruh Pengguna LPG sebagai Bahan Bakar pada Mot Bensin Pembakaran dalam 5 , 5 HP. 2016;5(2):122–9.", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 34, "width": 314, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paloboran, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 18 No. 2 (Oktober 2023) Hal. 76-82", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 747, "width": 50, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "82 | J T M I", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 67, "width": 203, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] Rohmat YN. Studi Eksperimen Konversi Lpg Pada Sepeda Motor Berbahan Bakar Bensin. J Teknol Terap. 2015;1(1):11–7.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 100, "width": 203, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] Aditya Permana D, Hanifi R. Pengujian konsumsi bahan bakar gas LPG dan pertalite pada sepeda motor bi-fuel kapasitas 135 cc. J Tek Mesin Indones. 2021;16(2):109–13.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 143, "width": 203, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] Puji Kristiyanto, Nasrul Ilminnafik MER. Analisis Torsi Motor Bakar 4 Langkah Berbahan Bakar Lpg Dengan Beda Sudut Pengapian. J Stator. 2018;1(1):49–52.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 186, "width": 203, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] Purnadi H. Pengaruh Bahan Bakar Gas Lpg Terhadap Emisi Gas Buang Sepeda Motor Karburator. J Tek Mesin S-1. 2014;2(4):398– 404.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 229, "width": 203, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] Ariansyah A Yulianto, Akhmad Farid AS. Perbandingan Unjuk Kerja Motor Bahan Bakar Premium Dan Liquefied Petroleum Gas (Lpg).", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 262, "width": 112, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PROTON. 2013;4(2):16–22.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 272, "width": 203, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12] Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA; 2011.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 305, "width": 203, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13] Alam S, Palaboran M, Parenrengi S. Studi experimental penambahan minyak cengkeh pada bahan bakar pertalite terhadap kinerja dan emisi gas buang mesin tipe TV-1. 2023;12(1):104–12.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 348, "width": 39, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Available", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 348, "width": 185, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "from: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo/article/ view/2556", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 381, "width": 203, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[14] UNEP. Bahan Bakar dan Pembakaran. Pedoman", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 391, "width": 185, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Efisiensi Energi untuk Ind di Asia [Internet]. 2006;", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 402, "width": 39, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Available", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 402, "width": 185, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "from: www.energyefficiencyasia.org", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 424, "width": 203, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[15] Lee, C Y, Lee, K H, Lee, C S dan K. nalysis of combustion", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 435, "width": 185, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "and flame propagation characteristics for LPG and gasoline fuels using laser deflection method. 1999;", "type": "Text" } ]
cbe29a9a-5a4b-641f-f61d-54fde8f83b7c
http://journal.uny.ac.id/index.php/imaji/article/download/6645/5705
[ { "left": 717, "top": 660, "width": 16, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "7 7", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 108, "width": 233, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "GAYA HIDUP MODERN DAN IKLAN (Budaya Makan Mi Instan sebagai Identitas)", "type": "Section header" }, { "left": 209, "top": 150, "width": 127, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Prayanto Widyo Harsanto", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 162, "width": 297, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Disain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta", "type": "Section header" }, { "left": 253, "top": 186, "width": 34, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 197, "width": 291, "height": 128, "page_number": 1, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Ideologi konsumerisme mendorong kebutuhan palsu dan bahwa kebutuhan ini akan bekerja sebagai satu bentuk kontrol sosial. Iklan dengan berbagai macam penampilan dan bentuknya, pada dasarnya berfungsi untuk memberi informasi tentang produk barang atau jasa kepada publik. Tujuannya adalah agar masyarakat tergerak untuk membeli atau mengkonsumsi produk- produk tersebut. Iklan berusaha berlomba-lomba membangkitkan hasrat konsumen untuk berbelanja bahkan lebih ngeri lagi, konsumen menjadi shopholik (gemar sekali belanja). Tidak dapat disangkal bahwa media komunikasi massa turut berperan penting dalam pembentukan pola produksi dan konsumsi. Melalui iklan di media massa orang didorong untuk mengkonsumsi produk yang diiklankan dan membentuk sebuah citra (image) akan sebuah produk", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 339, "width": 159, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Keywords: gaya hidup, mie instan, dan iklan", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 364, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 377, "width": 359, "height": 104, "page_number": 1, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Sejarah kebudayaan manusia mencatat bahwa kaitan makanan dan tubuh sesungguhnya bukan hanya sekedar bagaimana orang mesti menyantap makanan, tetapi juga tentang apa yang dimakan dan seberapa banyak jumlahnya. Gaya hidup modern memahami bahwa tubuh sebagai sumber daya manusia mementingkan standarisasi mutu dan gizi makanan. Standarisasi mutu tersebut mensyaratkan pengawasan, pengaturan, kelayakan, dan variasinya. Demikianlah makan(an) menjadi ruang yang sangat terbuka bagi setiap orang untuk menentukan makna dan fungsinya seturut kepentingan masing-masing.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 484, "width": 359, "height": 144, "page_number": 1, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Makan bagi manusia adalah suatu keharusan, tetapi juga bisa menjadi risiko, sebab dalam soal makan, manusia bisa berlebihan, baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya. Manusia tidak sekadar mengambil, mengkonsumsi makanan apa saja yang ada, tetapi juga menentukan, memilih yang baik bagi tubuhnya. Memilih, menentukan, mengolah, menyajikan, cara makan merupakan sebuah bentuk kebudayaan. Sikap-sikap seperti manusia ini menurut Drijarkara (1978) disebut distansi dan moderasi . Distansi artinya jarak, di mana manusia sebagai subjek sadar diri dalam menghadapi makanan sebagai objeknya. Manusia sebelum makan, bisa meneliti, mempertimbangkan, menganalisa, dan lain-lain, yang tidak dapat dilakukan binatang. Moderasi artinya penguasaan diri, dalam menghadapi makanan manusia mempunyai kekuasaan. Manusia bisa menentukan apa yang", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 84, "width": 816, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "78 , Vol.7, No. 1, Februari 2009 : 77 - 87 Gaya Hidup Modern dan Iklan (Prayanto Widyo Harsanto) 79", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 107, "width": 245, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "akan dimakan dan seberapa banyak yang harus dimakan.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 120, "width": 359, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Sekarang ini kegiatan hidup sehari-hari masyarakat Indonesia ditandai dengan meningkatnya penawaran aneka jenis komoditi makanan, minuman, yang semuanya serba siap saji (instan). Mie atau bakmie diperkenalkan di Indonesia oleh kaum pendatang, yaitu etnik Tionghoa. Saking populernya makanan berbentuk seperti tali yang dapat diulur panjang dan dapat dinikmati dengan cara disedot yang bagi orang Tionghoa menjadi lambang keawetan hidup. Akan tetapi kelahiran mie instan (mie yang disajikan secara cepat) justru berasal dari negara Jepang dengan istilah ramen, menjadi mie instan atau instan noodle .", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 227, "width": 359, "height": 171, "page_number": 2, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Mie instan berfungsi sebagai makanan mendadak (instan) dan siap saji, sebagai alternatif pengganti makanan pokok sebelumnya seperti beras, tapioka, dan singkong yang membutuhkan proses yang memakan waktu lama untuk menyajikan dan mengkonsumsinya. Karena konsumen tidak lagi memiliki waktu cukup untuk mengkonsumsi makanan ‘biasa’ beserta seluruh penyajiannya, maka mereka memilih mengkonsumsi mie instan. Berdasarkan motivasi konsumsi di atas, terlihat bahwa modernitas telah menggeser pemaknaan orang akan “makan” dan “makanan”. Bagi konsumen yang terpenting makan sekedar pengisi perut supaya tidak lapar dan dapat melanjutkan aktivitas kembali. Konsumen tidak menyadari risiko dan bahaya yang ditimbulkan bagi kesehatan apabila terlalu sering mengkonsumsi mie instan, sebagai akibat adanya bahan pengawet. Kerugian yang lain adalah kualitas kandungan gizi yang rendah. Meskipun mereka menyadari adanya kerugian-kerugian tersebut namun mereka tetap mengkonsumsi.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 402, "width": 359, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Perlu diketahui bahwa setiap hari sekitar seratus juta bungkus mie instan dikonsumsi oleh penduduk dunia. Sementara di Indonesia diperkirakan sekitar sepuluh miliar bungkus beredar setiap tahunnya. Indonesia merupakan negara terbesar kedua di dunia setelah cina sebagai negara yang mengkonsumsi mie instan. Dan diperkirakan ada sekitar 50 brand-names (merek dagang) yang beredar di pasaran (Eviandaru, 2001). Kehadiran mie instan pada gilirannya secara perlahan menggeser beberapa jenis makanan lain, jajanan pasar, atau yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 495, "width": 359, "height": 131, "page_number": 2, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Dalam tulisan ini akan dipaparkan penafsiran terhadap budaya masyarakat kita bertolak dari pemaknaan dan penggunaan mie instan. Penulis juga berusaha mengurai: bagaimana dan mengapa jenis makanan cepat saji (mie instan) dianut/dianggap menjadi identitas gaya hidup modern, sebagai hal yang diikuti dengan selera, hasrat sesuai akal dan budi mereka. Demikian pula bagaimana gencarnya media komunikasi massa (visual), berhasil mengukuhkan mie instan sebagai makanan “peka Zaman”. Media komunikasi massa (iklan) telah menjadi perantara yang efektif untuk membentuk kebutuhan terhadap suatu produk dan mampu membangun citra (image) modern yang bermuara pada gaya hidup konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 107, "width": 226, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "BUDAYA MAKAN DAN GAYA HIDUP Kebudayaan Makan dan Kebudayaan Makanan", "type": "Section header" }, { "left": 548, "top": 134, "width": 360, "height": 157, "page_number": 2, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Makan pada kehidupan manusia adalah satu bentuk kebudayaan, membentang menjadi satu deretan aktivitas mulai dan pengadaan bahan makanan, menyimpan dan memasak. Menyantap merupakan sebuah tahap terakhir pada deretan aktivitas tersebut. Kebudayaan sebagai sesuatu yang hidup sebagai “keseluruhan cara hidup.” Menurut Raymond Williams (2003: 729-730) dalam Art in theory ada tiga kategori umum dalam definisi kebudayaan. Pertama , kategori “ideal”, di mana kebudayaan adalah suatu pernyataan atau proses penyempurnaan manusia, dalam nilai-nilai mutlak dan umum. Analisis kebudayaan pada hakikatnya adalah suatu penemuan atau deskripsi, baik dalam kehidupan maupun karya-karya dari nilai-nilai tersebut yang dapat dilihat untuk menciptakan golongan tak terbatas, atau untuk mengadakan referensi permanen pada kondisi umum manusia.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 292, "width": 360, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Kedua, kategori “dokumenter ”, di mana kebudayaan diartikan sebagai tubuh dari karya intelektual dan imajinatif, yang dalam keterangan rinci, gagasan dan pengalaman manusia direkam (artefak) dengan beraneka ragam aktivitas. Analisis kebudayaan dari definisi itu adalah aktivitas mengkritik berdasarkan pada gagasan dan pengalaman, rincian bahasa, bentuk dan ketentuannya atas sebuah realita digambarkan dan dinilai.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 373, "width": 360, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Ketiga , adalah definisi “sosial ”, di mana kebudayaan adalah gambaran cara hidup tertentu yang mengungkapkan makna-makna dan nilai-nilai tertentu, tidak hanya pada seni dan pembelajarannya, tetapi juga pada adat dan tingkah laku sehari-hari. Analisis kebudayaan dari definisi ini adalah klarifikasi makna- makna dan nilai-nilai implisit dan eksplisit dalam cara hidup dan kebudayaan tertentu Selain itu, definisi ini juga termasuk analisis elemen-elemen mengenai cara hidup yang bagi para penganut definisi-definisi lain bukan “kebudayaan” sama sekali, yaitu: organisasi produksi, struktur keluarga, struktur adat yang mengungkapkan atau mengatur hubungan sosial, karakteristik kondisi-kondisi yang memungkinkan anggota masyarakatnya untuk berkomunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 509, "width": 359, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Williams lebih menekankan karakter kehidupan sehari-hari, yaitu kebudayaan sebagai keseluruhan cara hidup. Baginya kebudayaan sekaligus meliputi seni, nilai, norma-norma, dan benda-benda simbolik dalam hidup sehari-hari, yang merupakan bagian dari totalitas relasi-relasi sosial.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 562, "width": 359, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Salah satu faktor budaya yang menjadi petunjuk utama seseorang adalah gaya hidupnya, yaitu berbagai tata cara, adat istiadat serta kebiasaan berkelakuan, mental. Keseluruhan ciri tersebut mempengaruhi hidupnya sehari-hari dan dijiwai oleh pandangan hidupnya. Kebudayaan makan nasi adalah budaya yang telah berlangsung cukup lama, dan nasi merupakaan bahan makanan pokok di Indonesia. Pada tahun 2000 Indonesia merupakan konsumen terbesar di dunia, dan", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 84, "width": 813, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "80 , Vol.7, No. 1, Februari 2009 : 77 - 87 Gaya Hidup Modern dan Iklan (Prayanto Widyo Harsanto) 81", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 107, "width": 359, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "sejarah Indonesia membuktikan bahwa kebutuhan bahan pokok itu tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Keterjaminan dan ketersediaan bahan pangan, khususnya makanan pokok adalah hal yang terpenting bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Akan tetapi selain makan nasi, sudah hampir dua dasa warsa terakhir ini juga mengkonsumsi bahan pangan dari gandum atau tepung terigu yang ternyata meningkat cukup besar. Impor gandum ke Indonesia setiap tahun sekitar 4 juta ton.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 200, "width": 359, "height": 318, "page_number": 3, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Indonesia sebagai bangsa agraris ternyata sudah masuk dalam perangkap pangan dari negara maju dan kapitalis. Tujuh komoditas pangan utama non beras yang dikonsumsi sangat tergantung pada impor, seperti gandum sebagai bahan mie instan dan setiap tahunnya selalu meningkat. Seperti diketahui, Indonesia tidak memproduksi gandum sendiri, tetapi hanya mengolah gandum impor menjadi tepung terigu. Tingkat konsumsi terigu di Indonesia sangat meningkat dalam dua dasawarsa terakhir ini. Pada tahun 2000 Indonesia mengimpor gandum sebanyak 6.037 juta ton, lima tahun kemudian pada tahun 2005 impor gandum meningkat 10 % menjadi 6,589 juta ton. Pada tahun 2025, diproyeksikan impor gandum akan meningkat tiga kali lipat menjadi 18,679 juta ton ( Kompas , 1 September 2008). Sebagian kalangan pengamat yang kritis terhadap globalisasi ekonomi, politik, dan kebudayaan melihat bahwa sejarah ekonomi konsumtif sejak abad 16 di Eropa dipengaruhi suasana keputusan politik (kebudayaan) rekaan para penguasa daripada hasrat pribadi konsumen. Di dalam masyarakat kapitalisme global, yang disebut masyarakat konsumer, setidaknya terdapat tiga bentuk kekuasaan yang beroperasi di belakang produksi dan konsumsi sebuah produk, yaitu kekuasaan kapital; kekuasaan produsen, serta kekuasaan media massa (Eviandaru, 2001). Meskipun konsumsi terdapat dalam setiap gerak kebudayaan manusia, namun baru beberapa dekade terakhir ini konsumsi dalam skala massal muncul sebagai dasar kehidupan daripada sebagai gejala kehidupan. Semua yang diproduksi pasti dikonsumsi, sebuah pola dasar dalam sistem industrialisasi global akan menghasilkan apa yang disebut mass society , siapapun, di manapun dapat saling bertemu dalam sebuah pasar/tempat. Dalam kebudayaan semacam ini, maka setiap wilayah, setiap orang, dan setiap celah kebutuhan adalah pasar.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 535, "width": 181, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Mi Instan, Kesehatan, dan Gaya hidup", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 548, "width": 359, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Pada zaman sekarang ini mengkonsumsi makanan bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan perut, namun lebih dijadikan gaya hidup. Bila dibandingkan dengan masa beberapa dekade yang lalu, bersantap sehari-hari cenderung dilakukan di rumah di mana makanan yang disajikan merupakan hasil masakan sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 615, "width": 359, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Berlindung pada simbol modernitas yang menawarkan nilai-nilai efisiensi terhadap penggunaan waktu, seperti sebagai makanan yang siap santap tanpa", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 107, "width": 359, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "memerlukan waktu yang lama dalam mempersiapkan. Makanan siap saji atau sering dikatakan makanan instan seperti mie instan menjadi pilihan sebagian masyarakat. Sekali lagi pesan-pesan dalam iklan terhadap efisiensi penggunaan waktu juga tampak dalam semangat ini.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 160, "width": 359, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Tahun 1971, awal dari dari kebudayaan makan-(an) yang diproduksi dari bahan gandum (biskiut, mie, dll ) membuka perkenalan terhadap lidah dan perut sebagai cita rasa dunia pertama bagi bangsa Indonesia. Seperti ditulis tabloid Kontan , perusahaan Bogasari, salah satu divisi usaha PT Indofood Sukses Makmur mulai memproduksi dan menyediakan jenis makanan (roti, mie, biskuit dari gandum) bagi orang Indonesia agar tidak tergantung dengan makanan pokoknya yakni, beras. Demikianlah politik pangan Indonesia mulai berjalan, pada tahun 1970-an Indonesia telah mengimpor biji gandum dari Amerika. Sejak saat itu konsumsi gandum atau terigu di Indonesia setiap tahun selalu meningkat. Konsumsi terigu di Indonesia dipakai untuk industri bahan pangan berupa mie basah, mie instan, roti, mie telor, dan sisanya dikonsumsi langsung oleh masyarakat. Menurut catatan, jumlah konsumsi mie instan di Indonesia terus mengalami peningkatan. Angka konsumsi mie instan pada tahun 1993 adalah 2,2 milliar bungkus, 1996 lebih dari 4,3 milliar bungkus, dan tahun 2000 menjadi 8,2 milliar bungkus (Soviandaru, 2001).", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 361, "width": 359, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Sejarah membuktikan bahwa mie instan dapat segera tampil di tempat- tempat yang sedang ditimpa bencana alam atau kekurangan makanan, seperti peristiwa gempa dan tsunami di Aceh, gempa di Yogyakarta, dan peristiwa bencana-bencana yang lain. Mie instan juga bisa menjadi paket murah nutrisi penyeimbang bagi pola makan di negara berkembang. Di samping kepraktisan dalam ketersediaan mie instan berkaitan dengan efisiensi waktu dan tenaga, ada hal-hal yang perlu diwaspadai berkaitan dengan kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 455, "width": 359, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Titik kritis pada mie instan terletak pada semua bahan yang digunakannya. Seperti; tepung terigu, minyak goreng, bumbu-bumbu belum tentu sehat dan halal. Tepung terigu pun bisa tercemar bahan haram. Saat ini tepung terigu difortifikasi (diperkaya) dengan vitamin, sedangkan vitamin sifatnya banyak yang tidak stabil sehingga harus dicoating (dilapisi). Salah satu bahan pelapis yang harus diwaspadai adalah gelatin, yang kemungkinan berasal dari babi. Selain itu sumber vitamin juga harus jelas, apakah berasal dari hewan, tumbuhan, atau mikroorganisme (Republika, 11 Januari 2009).", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 562, "width": 359, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Bahan-bahan lain yang harus diwaspadai antara lain; bumbu dan pelengkap bumbu yang digunakan antara lain adalah MSG atau vetsin. Titik kritisnya adalah pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin. Bahan pelengkap mie instan adalah bahan-bahan penggurih yaitu HVP dan yeast extract. HVP atau hidrolized vegetable protein merupakan jenis", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 84, "width": 813, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "82 , Vol.7, No. 1, Februari 2009 : 77 - 87 Gaya Hidup Modern dan Iklan (Prayanto Widyo Harsanto) 83", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 107, "width": 359, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "protein yang dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim. Sumber enzim inilah yang harus kita pertanyakan apakah berasal dari hewan, tumbuhan, atau mikroorganisme. Kalau hewan tentu harus jelas hewan apa dan bagaimana penyembelihannya. Sedangkan yeast extract yang menjadi titik kritis adalah asam amino yang berasal dari hewan.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 174, "width": 359, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Bahan penambah rasa atau flavorselalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbeque, dan sebagainya. Titik kritis flavor terletak pada sumber flavor. Kalau sumber flavor dari hewan, tentu harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Begitupun flavor yang berasal dari rambut atau bagian lain dari tubuh manusia, statusnya adalah haram.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 254, "width": 359, "height": 130, "page_number": 4, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan. Solid Ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani yang digunakan. Kecap dan sambal pun harus kita cermati. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya. Sementara sambal menggunakan emulsifier untuk menstabilkan campurannya. Emulsifier dapat berasal dari sumber hewani yang harus kita ketahui dengan jelas. Meskipun selama mie instan tersebut sudah mendapat izin dari Depkes, tentulah aman. Namun bila dikonsumsi setiap hari, apalagi oleh anak-anak, inilah yang menjadi masalah.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 388, "width": 359, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Dalam pola konsumsi, ada kecenderungan untuk mengkonsumsi mie instan, sebagai makanan yang telah diolah dan dikemas dengan lebih menarik serta dipasarkan sebagai makanan modern. Saat ini telah terjadi perubahan gaya hidup kelas sosial yang setidaknya dapat diamati dari pola konsumsi makan(an) dalam masyarakat. Penampilan yang elegan dan mengikuti perkembangan zaman dapat menjadi kunci penerimaan makanan secara global. Dengan mengkonsumsi makanan instan (siap saji) seperti mie instan mereka merasa bisa mengikuti dan berada pada simbol-simbol untuk gaya hidup masyarakat modern.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 495, "width": 360, "height": 144, "page_number": 4, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Dalam proses inilah manusia menciptakan dan menggunakan berbagai macam simbol-simbol. Oleh karena itu, Cassirer (1987) mendefinisikan manusia sebagai animal symbolicum . Dengan definisi ini kita dapat menunjukkan ciri yang khas, dan kita dapat merambah jalan baru untuk memahami kebudayaan yang mengarah pada peradaban. Selanjutnya dikatakan bahwa fungsi simbol tidak terbatas pada kasus-kasus tertentu, tetapi merupakan prinsip yang dapat diterapkan secara universal dan mencakup seluruh pemikiran manusia. Apabila manusia memahami kunci ini akan mudah untuk masuk ke dunia budaya manusia. Pendapat Cassirer ini tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh seorang antropolog Leslie White, “All human behavior originates in the use of symbols. It was the symbol which transformed our antropoid ancestors into men and made", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 107, "width": 360, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "them human. All civillization has been generated and areperpetuated, only by the use of symbols ...” (Bakker, 2005: 140). Dalam bertingkah laku manusia selalu dapat dipastikan senantiasa menggunakan simbol-simbol, dengan belajar lewat simbol inilah kebudayaan dapat diwariskan dari generasi yang satu kepada generasi berikutnya. Sehingga jadilah kebudayaan menjadi milik masyarakat. Dalam hal ini juga ada kecenderungan budaya untuk menyimpan makanan dalam waktu lama sehingga meningkatkan efisiensi dan mengatasi kekawatiran akan ketersediaan makanan setiap saat.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 227, "width": 151, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Peran Media Komunikasi Visual", "type": "Section header" }, { "left": 548, "top": 241, "width": 359, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Komunikasi pada dasarnya dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Komunikasi yang bersifat langsung terjadi antara dua pihak secara langsung (face to face) tanpa melalui sarana atau media yang bersifat artificial. Komunikasi yang bersifat tidak langsung atau termediasi adalah komunikasi yang berlangsung lewat medium atau sarana komunikasi massa, seperti radio, tv, koran, dll. Dalam komunikasi langsung maupun tidak langsung selalu membawa dampak tertentu bagi semuaa pihak yang terlibat di dalamnya. Pembahasan dalam topik ini terfokus pada komunikasi yang termediasi. Sebab itu komunikasi termediasi cenderung bersifat massal, baik transmisinya maupun dampak-dampak yang ditimbulkannya.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 361, "width": 360, "height": 130, "page_number": 4, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Media digunakan dalam menyampaikan pesan kepada target audience /khalayak sasaran dengan seefektif mungkin. Menurut teori McLuhan, “ medium is the message ” bahwa setiap media memiliki tata bahasanya sendiri. Yang dimaksud tatabahasa dan karakter di sini adalah bahwa seperangkat peraturan yang erat hubungannya dengan alat indra dalam hubungan dengan penggunaan media. Media adalah perpanjangan alat indra, media cetak perpanjangan penglihatan karena media punya kecenderungan (bias) tertentu, media mempunyai pengaruh yang berbeda pula pada masyarakat yang menggunakannya (Rakhmat, 1988). Artinya, sampainya pesan ke alamatnya dipengaruhi oleh sosok dan pembawaan medium yang digunakannya.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 495, "width": 359, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Semangat ini akan digantikan dengan citra dan makna baru yang akan disampaikan oleh media komunikasi massa (modern). Dalam media komunikasi massa selalu ada yang baru (novelty) dalam menyampaikan bukan saja makna tetapi juga konstruksi identitas. Demikian media komunikasi massa (iklan) mampu membentuk identitas tertentu dan mengarahkan sikap manusia global. Peran media komunikasi massa dalam mengaburkan atau menyamarkan perbedaan antara imajinasi dan kenyataan menjadi penting.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 589, "width": 359, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Ideologi konsumerisme mendorong kebutuhan palsu dan bahwa kebutuhan ini akan bekerja sebagai satu bentuk kontrol sosial “orang-orang itu akan mengenali diri mereka di dalam komoditas, ...mereka menemukan jiwa di dalam mobil...perangkat hi-fi ...rumah mewah” demikian yang dikatakan Herbert", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 84, "width": 813, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "84 , Vol.7, No. 1, Februari 2009 : 77 - 87 Gaya Hidup Modern dan Iklan (Prayanto Widyo Harsanto) 85", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 107, "width": 359, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Marcuse dalam John Storey (2008: 145). Jadi pengiklan mendorong kebutuhan palsu, misalnya keinginan seseorang untuk menggunakan pakaian tertentu, barang-barang tertentu, minuman tertentu, parfum tertentu, makanan tertentu seperti yang pernah dilihat pada iklan.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 160, "width": 359, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Iklan dengan berbagai macam penampilan dan bentuknya, pada dasarnya berfungsi untuk memberi informasi tentang produk barang atau jasa kepada publik. Tujuannya adalah agar masyarakat tergerak untuk membeli atau mengkonsumsi produk-produk tersebut. Iklan berusaha berlomba-lomba membangkitkan hasrat konsumen untuk berbelanja bahkan lebih ngeri lagi, konsumen menjadi shopholik (gemar sekali belanja). Dewasa ini, iklan tidak hanya menyampaikan pesan penjualan, tetapi juga menyuguhkan hiburan kepada khalayak. Dengan kata lain, iklan diposisikan sebagai sebuah sales entertainment. Dalam peran dan fungsinya itu, iklan banyak menggunakan citra-citra yang dipresentasikan semenarik mungkin guna meningkatkan penjualan. Apabila kita cermati, ikon atau sosok perempuan, keluarga bahagia, kemewahan, dan kepraktisan sering ditampilkan sebagai citra dalam iklan.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 321, "width": 359, "height": 210, "page_number": 5, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Disimpulkan bahwa periklanan bekerja dengan prinsip mengirimkan stimulus dalam bentuk pesan lewat suatu media tertentu yang dirancang sedemikian rupa agar dapat mempengaruhi pikiran dan perilaku konsumen sesuai dengan target yang dikehendaki produsen (Riyanto, 2000). Maka, bila produsen- produsen di Indonesia berani membelanjakan iklan yang lebih besar maka dapat dipastikan oleh produsen bahwa, kuantitas konsumen dengan kemampuan konsumsi cukup dapat dipengaruhi. Didukung dengan gencarnya media komunikasi massa (visual), mie instan tampaknya berhasil mengukuhkan diri sebagai makanan “peka Zaman”. Media komunikasi massa (iklan) telah menjadi perantara yang efektif untuk membentuk kebutuhan terhadap suatu produk. Ingatan produk tersebut dibentuk melalui intensitas pesan mengenai siapa yang layak mengkonsumsi jenis makanan jenis ini. Di sini iklan melalui gambaran visual berusaha mengukuhkan mie instan sebagai makanan keluarga. Banyak iklan-iklan mie instan yang menampilkan sosok dari berbagai kalangan, dari yang muslim, yang saleh, yang modern, yang anak, hingga yang tua, untuk memposisikan mie instan sebagai makanan”lintas kelas sosial-ekonomi”.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 535, "width": 359, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Demikianlah iklan menjadi sarana yang efektif untuk membentuk pasar yang potensial. Selanjutnya dengan menggunakan iklan, ditawarkan produk- produk yang bisa memasuki gaya hidup konsumen. Maka dapat dikemukakan suatu kesimpulan bahwa, sebuah iklan mampu memberikan dorongan bagi audiensnya untuk membentuk atau menciptakan imajinasi/khayalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam komunikasi. Iklan adalah hasil kebudayaan modern yang disadari atau tidak mempengaruhi tingkah laku masyarakat. Untuk menambah daya pikatnya media iklan sering ditampilkan dengan citra-citra", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 107, "width": 359, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "tertentu atau lebih tepatnya dengan perpaduan antara berbagai citra. Media iklan tidak terbatas pada bahasa, teks, melainkan mengembangkan lewat gambar atau simbol-simbol yang dapat dimengerti oleh audience. Demikian halnya media iklan kebanyakan tampil dengan citra ganda. Pencitraan tampil tidak lain sebgai upaya produsen menciptakan gambaran menyeluruh tentang produknya dalam pikiran manusia. (Budaya Media, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 201, "width": 61, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 548, "top": 214, "width": 359, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Friedman, melihat globalisasi sebagai dua kecenderungan konstitutif dari realitas global itu sendiri. Artinya globalisasi dan lokalisasi akan berjalan secara bersamaan, setiap muncul dorongan kearah kesadaran global, pasti akan muncul sebuah reaksi dengan mempromosikan lokalisme.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 268, "width": 359, "height": 238, "page_number": 5, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Globalisme pasti akan bersentuhan dengan teknologi, perdagangan, komunikasi, dan ekologi, ini bisa menjadi titik berangkat atas penyebaran budaya di seluruh dunia. (Budiman, 2002) Globalisasi di bidang ekonomi, politik, dan kebudayaan tidak dapat disangkal lagi dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan yang dijalani oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji ( fast food ) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, makanan instan, minuman instan, telah menjadi gaya hidup manusia terutama di perkotaan. Bertitik tolak dari kecenderungan gaya hidup yang dianut oleh sebagian masyarakat yang dikategorikan sebagai masyarakat urban, maka menjadi menarik untuk diamati kecenderungan mereka untuk bersikap dan berperilaku dalam mengkonsumsi mie instan. Karena tuntutan gaya hidup yang ingin serba cepat, apa pun jenis makanan dan minuman instan yang disantap tidak menjadi masalah. Mi instan umpamanya, bukan pilihan yang salah, asal saja dilengkapi dengan bahan-bahan lain, seperti telur dan sayuran serta tidak dikonsumsi setiap hari. Namun pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari sebagian dari masyarakat mengkonsumsi mi instan menjadikan sebagai pengganti makanan utama/pokok, yakni beras.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 509, "width": 359, "height": 130, "page_number": 5, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Di dalam masyarakat kapitalisme global, yang disebut masyarakat konsumer, setidaknya terdapat tiga bentuk kekuasaan yang beroperasi di belakang produksi dan konsumsi sebuah produk, yaitu kekuasaan kapital; kekuasaan produsen, serta kekuasaan media massa. Ketiga bentuk kekuasaan tersebut pada berbagai praktek sosial telah menentukan bentuk dan gaya, produksi dan konsumsi. Dalam hal ini sebuah produk dapat menentukan status, prestise dan simbol-simbol sosial tertentu pada pemakainya. Salah satu faktor budaya yang menjadi petunjuk utama seseorang adalah gaya hidupnya, yaitu berupa berbagai tata cara, adat istiadat serta kebiasaan berkelakuan, mental. Keseluruhan ciri tersebut mempengaruhi hidupnya sehari-hari dan dijiwai oleh pandangan", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 84, "width": 813, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "86 , Vol.7, No. 1, Februari 2009 : 77 - 87 Gaya Hidup Modern dan Iklan (Prayanto Widyo Harsanto) 87", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 107, "width": 46, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "hidupnya.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 121, "width": 359, "height": 117, "page_number": 6, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Sayyed S Ahmad seorang futurolog pernah menyatakan, suatu saat nanti, tingkah manusia tidak lagi ditentukan oleh kitab suci agamanya. Tapi, akan tunduk oleh kitab agama baru, yakni media massa. Maksudnya, pengaruh media massa sangat kuat ketimbang kitab suci agama yang dianut manusia. Kita lihat sekarang, betapa mudahnya orang terutama para remaja terpengaruh oleh media massa. Begitu ada trend pakain ditampilkan di televisi, saat itu juga diikuti. Begitu model rambut terbaru muncul, sepatu, topi, handphone, jenis makanan, minuman dan sebagainya. Lebih parah lagi, trend perilaku negatif yang sering dimunculkan lewat media massa juga cepat mewabah.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 241, "width": 359, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Perilaku masyarakat untuk mengkonsumsi mie instan mungkin dapat diamati dari kemasan maupun iklan yang berkaitan dengan mie instan.Kemasan mie instan selalu tampil menarik, mudah prosesnya dan selalu membentuk citra bagi konsumennya. Demikian pula iklan mie instan di TV maupun di media cetak lain selalu menampilkan suasana keluarga yang harmonis, gembira, dan hiegenis.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 308, "width": 359, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Tidak dapat disangkal bahwa media komunikasi massa turut berperan penting dalam pembentukan pola produksi dan konsumsi. Melalui iklan di media massa orang didorong untuk mengkonsumsi produk yang diiklankan dan membentuk sebuah citra (image) akan sebuah produk. Pada kemasan mie instan selalu menampilkan sayuran, telur, daging maupun bumbu-bumbu lain sehingga dapat dikatakan bahwa mie instan dapat dimasukan dalam kategori makanan “berat”. Artinya jenis makanan yang fungsinya dapat menggantikan nasi sebagai makanan pokok.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 415, "width": 359, "height": 144, "page_number": 6, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh globalisasi yang membawa perubahan pada gaya hidup dan pola hidup masyarakat. Kecenderungan mie instan untuk menggeser nasi sebagai makanan pokok tampaknya cukup beralasan. Nasi merupakan salah satu jenis makanan pokok yang mulai hilang dari meja makan dan digantikan dengan mie instan. Dalam pola konsumsi, telah ada kecenderungan untuk mengkonsumsi mie instan, sebagai makanan yang telah diolah dan dikemas dengan lebih menarik serta dipasarkan sebagai makanan modern. Saat ini telah terjadi perubahan gaya hidup kelas sosial yang setidaknya dapat diamati dari pola konsumsi makan-(an) dalam masyarakat. Penampilan yang elegan dan mengikuti perkembangan zaman dapat menjadi kunci penerimaan makanan secara global.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 576, "width": 102, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 589, "width": 360, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Astrid S., Phil, 1997. Komunikasi dan Praktek . Bandung : Bina Cipta . Budiman, Hikmat. 2002. Lubang Hitam Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 107, "width": 360, "height": 278, "page_number": 6, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Bakker, J.W.M. 2005. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar . Jakarta: BPK Gunung Mulia. Batmomolin, Lukas. 2003. Budaya Media (bagaimana pesona media elektronik memperdaya anda) . Flores: Penerbit Nusa Indah. Cssirer, Ernst. 1987. Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei tentang Manusia . Jakarta: PT. Gramedia. Drijarkara. 1978. Filsafat manusia , Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius. Eviandaru, Monika. 2001. Perempuan Poskolonial dan Identitas Komoditi Global . Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Horrison, Charles dan Paul Wood. 2002. Art in Theory 1900-2000 An Anthology of Changing Idea., USA: Blackwell Publising. Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi , Remaja Karya, Bandung, 1988 Riyanto, Bejo. 2000. Iklan Surat Kabar dan Perubahan Masyarakat di Jawa Masa Kolonial (1870-1915) , Tarawang, Yogyakarta, Soekiman, Djoko. 2000. Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa, Yogyakarta: Bentang. Storey, John. 2008. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop . Yogyakarta: Jalasutra. Sutrisno, Muji & Hendar Putranto. 2005. Teori-Teori Kebudayaan . Yogyakarta: Kanisius. Williams, Raymond. 1983. Culture . Britain: Fountana Paperbacks.", "type": "Text" }, { "left": 548, "top": 401, "width": 50, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Lampiran", "type": "Section header" }, { "left": 548, "top": 584, "width": 359, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 1000, "page_height": 708, "text": "Media komunikasi massa (iklan) ikut berperan dalam tumbuhnya budaya konsumtif dan mampu membentuk citra/image konsumen, yang akhirnya mengarah pada gaya hidup. (foto repro: Nova)", "type": "Text" } ]
b224c7ae-a809-d4f3-b466-2531fec40015
https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/murabbi/article/download/228/100
[ { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 75, "width": 183, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TERAPI INABAH DAN PECANDU", "type": "Section header" }, { "left": 254, "top": 95, "width": 103, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer", "type": "Section header" }, { "left": 144, "top": 108, "width": 326, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Staf Pengajar STIT Islamiyah Karya Pembangunan Paron Ngawi)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 135, "width": 413, "height": 119, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACTS: This study aims to determine the therapeutic application in Inabah VII and Anak Bina's views on the therapeutic process in Inabah. This study specifically focuses on ethnographers working model using a phenomenological approach. The data is generated through in-depth interviews, participant observation, library research, documentation, and active listening. The results of this study indicate that, first, Anak Bina in Inabah VII are healed through several stages including mandi Taubat, prayer therapy, therapy TQN dzikir, fasting, khataman and manaqiban; second, Anak Bina have their own perspectives on the therapy they are experiencing. Generally, the views of Anak Bina to therapy Inabah can be divided into three stages: denial, acceptance and habituation.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 268, "width": 320, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key Words; TQN, Inabah Therapy, Views of Anak Bina, Three Stages", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 301, "width": 94, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 322, "width": 415, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep-konsep dunia tasawuf dan praktek amaliyah dalam tradisi tarekat merupakan sumber yang sangat kaya bagi pengembangan terapi berwawasan Islami, khususnya untuk proses dan teknik terapi. Berkaitan dengan proses pembinaan ahlak manusia dalam dunia tasawuf dan tarekat dikenal adannya tiga tahap, yaitu: tahali (pengosongan yang diridhoi sifat buruk dan hawa nafsu), takhalli (pengisian sifat-sifat baik), tajalli (terungkapnya rahasia ketuhanan) (Anangsyah, 2006: 102-103)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 465, "width": 415, "height": 239, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini yang kemudian menginspirasi teknik dan metode psikoterapi Islam. Psikoterapi Islam. Psikoterapi Islam atau sering disebut terapi pendekatan Islami adalah bentuk khusus dari religius psychotherapy, yaitu suatu proses pengobatan gangguan melalui kejiwaan yang didasari dengan nilai keagamaan (Islam), lihat Mubarakh, Terapi Al-Qur’an, (Jakarta: PT Niaga Swadaya), 87. Menurut Hawari (1998) terapi pendekatan Islami adalah proses pengobatan yang diberikan sesuai dengan keimanan masing-masing untuk menyadarkan penderita yang diimbangi dengan do’a dan dzikir (Hawari, 1998: 4). Sebagai terapi religius memiliki ruang lingkup dan jangkauan yang lebih luas, tidak hanya menjangkau pada ruang lingkup psikologis, tetapi juga lingkup moral-spiritual. Disamping itu, psikoterapi Islam tidak hanya menaruh perhatian pada proses penyembuhan tetapi juga berorientasi pada penekanan usaha peningkatan diri.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 711, "width": 414, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini banyak dijumpai ragam dan model terapi dalam proses penyembuhan bagi para korban penyalahgunaan NAPZA ((Narkotika, Psikotropika, dan Zat", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 415, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adiktif lainya). Selain terapi psikofarma dan farmakoterapi bagi korban penyalahgunaan NAPZA, juga diberikan terapi non farmakologik seperti: psikoterapi dengan berbagai variasi antara lain terapi sosial , therapiutik community, akupuntur, terapi religius dan lain sebagainya (http//infokes.com/terapi, 2002 diakses 22 Oktober 2012) .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 178, "width": 415, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mintarsih (2001) mengatakan bahwa dari berbagai sistem terapi (detoksifikasi) yang ada dan diterapkan saat ini di Indonesia pada garis besarnya terintegrasi kepada lima sistem, yaitu sistem Cold Turkey , sistem Hydro Therapy , sistem Substitution , sistem Rapid Detoxification dan sistem Abstinentia Totalis. Dari kelima sistem Terapi yang disebutkan di atas dapat dibedakan kepada 2 (dua) penggolongan, masing-masing: terapi yang menggunakan aspek religi (terapi pendekatan agama Islam) seperti sistem Hydro Therapy dan sistem Terapi Abstinentia Totalis ; dan terapi yang tidak menggunakan aspek religi (pengamalan agama), seperti sistem Terapi Cold Turkey , sistem Terapi Substitution dan Sistem Terapi Rapid Detoxification .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 383, "width": 414, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pesantren sebagai lembaga dakwah tidak kalah penting dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan NAPZA. Meskipun tidak semua pesantren menyelenggarakan penyembuhan atau rehabilitasi pengguna NAPZA karena masing-masing pesantren memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Salah satu metode dakwah yang diterapkan di Pesantren adalah thariqah . Thariqah sebagai metode dakwah juga bisa sebagai salah satu alternatif penanggulangan NAPZA. Hal ini seperti yang telah diterapkan oleh Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat. Tentunya santri biasa dengan santri pengguna NAPZA ditempatkan pada tempat yang berbeda. Untuk itu dibuatlah Pondok khusus untuk menangani para pengguna NAPZA yang diberi nama Pondok Remaja Inabah", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 588, "width": 410, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa pesantren di Indonesia telah menggunakan terapi pendekatan agama Islam untuk merehabilitasi para korban penyalahgunaan NAPZA, sebut saja Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Pesantren Raudhatul Muttaqien dan Al- Islamy di Yogyakarta, Pesantren Al-Ghafur di Situbondo, Pesantren An-Nawawi di Bojonegoro serta Pesantren Al- Islamy Yogyakarta).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 691, "width": 410, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliaturrahmah (2008), Andam (2010), Haryanto (1993), Aqib (2001) melakukan kajian tentang penerapan terapi Inabah di Pondok Remaja Inabah Pondok Pesantren Suryalaya. Dari hasil kajian yang dilakukan beberapa", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 411, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diantaranya menunjukkan bahwa; pertama , korban penyalahgunaan Narkoba mendapatkan ketenangan dan keyakinan diri selama mengikuti terapi Inabah di Pondok Remaja Inabah Pondok Pesantren Suryalaya. Kedua , terapi yang digunakan di Pondok Remaja Inabah adalah terapi zikir dan do'a sebagaimana doktrin yang diajarkan dalam TQN. Langkah-langkah pengobatan dengan terapi ini, dilakukan secara bertahap, yaitu: tahap penyadaran diri, tahap penyucian jiwa, tahap perawatan dan tahap pemantapan jiwa.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 219, "width": 410, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adalah hal menarik untuk diungkap bagaimana penerapan metode terapi Inabah serta bagaimana Anak Bina memaknainya. Hal ini dikarenakan jika melihat Anak Bina yang umumnya datang dari kalangan remaja, masa pencarian identitas diri, masa dimana bayang-bayang ketakutan tersembunyi dan perselisihan kolektif berada di dua alam, alam keremajaan yang diliputi dengan berbagai gejolak, kebingungan orientasi dan alam kedewasaan yang menuntut keutuhan dan keteraturan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang penerapan terapi Inabah di Inabah VII serta gambaran pandangan Anak Bina terhadap pelaksanaan terapi Inabah yang bersumber dari amaliyah TQN.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 423, "width": 125, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 443, "width": 410, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam mengumpulkan data di lapangan pada penelitian yang peneliti lakukan secara spesifik menitikberatkan pada model kerja etnografer. Lokasi penelitian adalah Inabah VII yang berlokasi Kampung Rawa, Desa Cilincing, Kec. Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya Pos Rajapolah 46155.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 525, "width": 411, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data dalam penelitian ini adalah deskripsi mengenai penerapan terapi Inabah dan pandangan Anak Bina terhadap proses pelaksanaan terapi Inabah di Inabah VII. Fokus kajian diarahkan pada pandangan Anak Bina terhadap terapi mandi Taubat, shalat Tahajud dan dzikir. Keterangan, penjelasan, ucapan dan jawaban dalam bentuk kata-kata yang diungkapkan oleh Anak Bina, Pembina dan Wakil Pembina Inabah VII diperoleh melalui pengamatan langsung atau melalui informasi lisan dan tulisan. Informasi lisan adalah berupa hasil wawancara dengan para Anak Bina, Pembina dan Wakil Pembina Inabah VII. Adapun informasi tulisan, diperoleh dari referensi tertulis, penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan dokumentasi tentang berbagai hal yang terkait langsung atau tidak langsung dengan fokus penelitian. Pengumpulan data", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 411, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan dengan wawancara, participant observation ; ini dilakukan sebagai upaya untuk memahami gejala yang ada sesuai maknanya dengan yang diberikan atau dipahami oleh warga masyarakat –dalam hal ini Anak Bina- yang sedang diteliti, studi pustaka dan dokumentasi dan mendengar aktif dilakukan untuk memperoleh data mengenai fokus penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 178, "width": 411, "height": 238, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis data dilakukan secara terus menerus, selama proses tersebut dilakukan pengkode-an terhadap hal yang ditemukan berdasarkan konteks dan perspektif partisipan. Spradley; membagi analisis data berdasarkan tahapan atau langkah-langkah sebagai berikut: proses penelitian berangkat dari yang luas, kemudian memfokus dan meluas lagi (Spradley, 2007: 14). Pemeriksaan keabsahan data dilakukan secara kritis selama proses penelitian berlangsung, dengan melakukan langkah sebagai berikut; perpanjangan pengamatan, pengamatan secara tekun, triangulasi, analisis kasus negative, menggunakan bahan referensi dan member check . Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui penerapan terapi Inabah dan pandangan Anak Bina terhadap pelaksanaan terapi Inabah maka penelitian ini bersifat fenomenologis. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah etnoscience.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 443, "width": 85, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 463, "width": 152, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Inabah Selayang Pandang", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 484, "width": 411, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pondok Pesantren Suryalaya didirikan pada tanggal 7 Rajab 1323 H atau bertepatan dengan tanggal 5 September 1905 M oleh Syaikh Abdullah Mubarok bin H. Nur Muhammad dengan modal awal sebuah masjid. Masjid ini bernama Nurul Asror , keberadaan masjid Nurul Asror sendiri merupakan salah satu unsur pokok keberadaan Pondok Pesantren Suryalaya yang kemudian tanggal pembangunan masjid tersebut ditetapkan sebagai hari jadi Pondok Pesantren Suryalaya, (Praja, 1995: 55)", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 627, "width": 411, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pondok Pesantren Suryalaya terletak di kampung Godebag, Tanjungkerta, Kec. Pagerageung, Kab. Tasikmalaya dengan jarak sekitar 30 km dari ibukota kabupaten dan sekitar 180 km ke arah timur dari Bandung ibukota Propinsi Jawa Barat. Nama Pondok Pesantren Suryalaya diambil dari istilah Sunda yaitu Surya = Matahari, Laya = Tempat terbit, jadi Suryalaya secara harfiah mengandung arti tempat matahari terbit yang secara tersirat dari simbol matahari terbit oleh Syaikh", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 411, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdullah Mubarok bin H. Nur Muhammad dimaksudkan agar segenap hamba Allah yang datang ke Pondok Pesantren Suryalaya hatinya dapat diterangi dengan cahaya keimanan, sebagaimana Allah menerangi bumi ini dengan cahaya matahari yang tiada henti (Sanusi, 1991: 89).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 157, "width": 411, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seiring perjalanan waktu, Pondok Pesantren Suryalaya semakin berkembang dan mendapat pengakuan serta simpati dari masyarakat. Sarana pendidikan pun semakin bertambah, begitu pula jumlah pengikut/murid yang biasa disebut ikhwan . Dukungan dan pengakuan dari ulama, tokoh masyarakat, dan pimpinan daerah semakin menguat. Hingga keberadaan Pondok Pesantren Suryalaya dengan TQN 1 mulai diakui. Syaikh Abdullah Mubarok bin H. Nur berpulang ke rahmatullah pada tahun 1956 pada usia 120 tahun dan meninggalkan wasiat untuk dijadikan pegangan dan jalinan kesatuan dan persatuan para murid atau ikhwan , yaitu tanbih . Selanjutnya kepemimpinan dan kemursyidan dilimpahkan kepada putranya yang kelima, yaitu KH. Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin yang akrab dipanggil dengan sebutan Abah Anom.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 383, "width": 411, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahun 1970 Pondok Pesantren Suryalaya mulai menerima santri khusus, santri tersebut adalah para remaja korban penyalahgunaan NAPZA. Dengan menggunakan metode riyadlah dalam TQN, Abah Anom mengembangkan psikoterapi alternatif untuk kesembuhan bagi mereka yang mempunyai penyakit psikis dan penyakit-penyakit fisik akibat gangguan psikis (psikosomatik) karena penyalahgunaan obat-obatan terlarang (Arifin, 1995: 84). Menurut Aqib ( 1990: 85) untuk kepentingan terapi ini, kemursyidan TQN membuka “cabang-cabang pondok pesantren” dalam bentuk Inabah merupakan suatu bentuk “ijtihad” metode suluk atau khalwat yang lazim dipraktekkan dalam tradisi tasawuf dalam rangka pembersihan jiwa (tazkiyatun nafsi) .", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 588, "width": 410, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada awalnya proses rehabilitasi bagi Anak Bina dilakukan oleh Abah Anom di Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya. Karena jumlahnya semakin banyak dan sebagian besar tidak tertampung lagi dan juga agar tidak mengganggu kegiatan proses belajar mengajar terhadap santri-santri lain yang sedang menimba", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 683, "width": 414, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Thoriqah Qadiriyah Naqsabandiyah atau sering disingkat dengan TQN Perpaduan dua tarekat ini merupakan jasa dari seorang ulama Indonesia yang berasal dari Sambas Kalimantan Barat bernama Syeikh Ahmad Khatib As Sambasi (lahir tahun 1802 M), yang bermukim dan meninggal di Mekkah pada tahun 1878 M, lihat Abdullah Hawas. 1980, Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-tokohnya di Nusantara (Surabaya: Penerbit Al-Ikhlas, 1980), 177", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 411, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ilmu pengetahuan agama di Pondok Pesantren Suryalaya. Atas inisiatif Abah Anom pada tahun 1980 didirikan pondok khusus yang tempatnya terpisah dari Pondok Pesantren Suryalaya yang diberi nama “Pondok Remaja Inabah” yang khusus membina para remaja korban penyalahgunaan NAPZA dan anak-anak bermasalah lainnya. Saat ini Inabah tersebut berjumlah 25 buah, 6 (enam) diantaranya tidak aktif (www.suryalaya.org/Inabah.html diakses tanggal 13 Oktober 2012).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 219, "width": 411, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pondok Remaja Inabah VII atau disebut Inabah VII berdiri pada tanggal 11 Januari 1983 di Kampung Rawa, Desa Cilincing, Kec. Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya Pos Rajapolah 46155. Pada awal berdirinya semula diperuntukkan khusus untuk menampung Anak Bina dari Inabah XVII dan Inabah II yang sementara vakum . Saat ini Inabah VII dibina oleh KH. Ahmad Anwar.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 321, "width": 185, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peta Wilayah Kecamatan Sukahening", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 593, "width": 410, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luas area Inabah VII sekitar 2800 M 2 yang terdiri dari dua bangunan utama yaitu ruangan kantor, kamar pembina, ruang tamu, dapur, garasi, masjid dan bangunan asrama Anak Bina yang terdiri dari kamar Anak Bina, tempat mandi, wudhu, lapangan olah raga dan mushola. Anak Bina yang menghuni Inabah VII saat ini berjumlah 46 Anak Bina, beberapa diantaranya masih labil sehingga harus diperlakukan secara khusus. Umur Anak Bina yang menghuni Inabah VII Putra bervariasi dari usia remaja sampai orang tua, berkisar antara 18 tahun hingga yang", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 410, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tertua 83 tahun. Jumlah alumni Inabah VII saat ini telah mencapai total 4400 Anak Bina yang terdiri atas 3900 Anak Bina putra dan 500 Anak Bina putri.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 116, "width": 411, "height": 239, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berada di wilayah yang suhu rata-ratanya sekitar 18-22 0 C terletak di daerah pegunungan yang jauh dari keramaian kota. Kondisi jalan menunjang, dapat dilalui semua jenis kendaraan. Sumber air alam cukup bahkan melimpah serta sudah mendapatkan fasilitas air bersih. Situasi asrama ditata sedemikian rupa supaya menjadi suatu kesatuan utuh, baik itu antara pembina, anak bina, dan keluarga pembina. Tidak hanya pada tata ruang, tetapi pada aspek yang lain juga dilakukan hal yang sama, dalam kegiatan pelaksanaan ibadah, mandi, makan, olahraga dan kegiatan lainya dilakukan bersama dipimpin dan diawasi oleh pembina. Hal tersebut bertujuan untuk lebih mendekatkan diri dan menumbuhkan kembali moral anak bina, yang tadinya berkehidupan bebas dan kurang terkoordinasi. Dengan cara ini diharapkan mereka bisa hidup secara teratur dan kembali menemukan kasih sayang dan perhatian.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 362, "width": 411, "height": 260, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut KH. Ahmad Anwar, korban penyalahgunaan NAPZA atau penyimpangan perilaku yang datang ke Inabah VII tidak bisa dianalisis terlebih dahulu tingkat ketergantungan Narkoba yang dideritanya. Kedatangan awal Anak Bina pada umumnya tidak bisa diobservasi terlebih dahulu seberapa besar ketergantungannya akan tetapi Anak Bina langsung dimandikan oleh Pembina atau wakil Pembina Inabah VII. Beliau juga menambahkan bahwa ada tiga cara Anak Bina ke Inabah VII; yang pertama , datang dengan kemauan sendiri. Kedua , ditipu dengan berbagai cara, dibohongi dengan dalih mencari ilmu kekebalan dan lain sebagainya. Ketiga , dengan cara melalui dinas terkait; ada yang dikirim melalui polisi, tentara dan ada juga yang melalui bantuan Rumah Sakit Jiwa, dengan cara disuntik dan dibawa ke Inabah VII (Wawancara dengan KH. Ahmad Anwar, Pengasuh Inabah VII, Cilincing, Kec. Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya pada tanggal 12 Oktober 2012)", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 648, "width": 95, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Terapi Inabah", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 669, "width": 411, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inabah sebagai suatu metode terapi baik secara teoritis maupun praktis didasarkan kepada Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad para ulama (Praja, 1995: 267). Inabah sebagai pusat pembinaan ruhani berusaha mendidik para Anak Bina secara Islami berdasarkan Al-Quran dan Sunnah dengan metode khusus TQN secara full", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 411, "height": 219, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "time (24 jam penuh) yakni dengan cara membiasakan diri untuk selalu melaksanakan syariat Islam, seperti : shalat wajib, sholat sunat, puasa, dzikir, dan berbagai amalan lainnya. Tujuannya adalah membiasakan diri para Anak Bina memiliki akhlakul karimah dan selalu taat menjalankan perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. Hasil penelitian Abdulkadir (1994), menyimpulkan bahwa metode terapi Inabah cukup efektif dan efisien dalam proses penyembuhan orang yang ketergantungan obat-obat terlarang dengan tingkat keberhasilan mencapai 80% hingga 92%. Penelitian lain membuktikan bahwa jangka waktu pembinaan (terapi) di Inabah memiliki relevansi yang positif dengan penurunan gejala- gejala keluhan fisik maupun psikosomatis (http://www.inabah.com/2011/07/inabah- sebagai-metode-terapi.html diakses tanggal 23 Oktober 2012)", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 301, "width": 410, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai metode terapi penyadaran diri, terapi Inabah memiliki beberapa komponen yang saling terkait satu sama lainnya dan sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan Anak Bina. Komponen- komponen tersebut adalah :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 362, "width": 410, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Mursyid atau Syeikh , yaitu pemimpin atau guru besar dalam sebuah tarekat. Seorang Mursyid dalam sebuah tarekat adalah segalanya dan penentu semua aktivitas ketarekatan atau aktivitas kesufian para muridnya,", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 424, "width": 411, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Para Pembina, yaitu pelaksana operasional yang membina sehari- hari di pondok-pondok remaja Inabah yang secara konsisten dan kontinyu membimbing selama 24 jam di pondok bina,", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 486, "width": 410, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Kurikulum, yaitu kegiatan berupa aktivitas ibadah yang harus dilaksanakan oleh setiap Anak Bina selama menjalani masa penyembuhan, baik berupa ibadah- ibadah wajib, sunat, mandi taubat, dzikir, khataman, manakiban , dan lainnya,", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 568, "width": 411, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Sarana prasarana sebagai komponen penunjang yang sangat penting dalam mengkondisikan para Anak Bina agar dapat lebih mudah untuk melupakan berbagai permasalahan jiwanya, atau melupakan berbagai kebiasaan jelek yang merusak jiwanya. Sarana dan prasarana ini mencakup pemondokan, tempat tinggal pembina, masjid, ketersediaan air, sarana olahraga dan lain sebagainya.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 670, "width": 392, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak Bina atau pasien yang akan menjalani terapi. Dalam proses terapi para Anak Bina bertindak sebagai murid yang mengamalkan TQN Suryalaya (www.inabah.com diakses pada tanggal 20 Oktober 2012)", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 411, "height": 219, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip dasar yang wajib diperhatikan dalam rangka penilaian proses pembinaan di Inabah adalah prinsip kebulatan atau menyeluruh, dimana penilai mampu membuat penilaian yang menyeluruh terhadap Anak Bina, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek psikomotor), serta perilaku yang berhubungan dengan motivasi atau penggeraknya (konatif). Keempat aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi atau penilaian pembinaan di Inabah. Dalam konteks evaluasi hasil pembinaan di Inabah, maka keempat tersebut dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi atau penilaian hasil pembinaan.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 321, "width": 239, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Gambaran Penerapan Terapi Di Inabah VII", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 341, "width": 411, "height": 116, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan metode Inabah, teknik yang digunakan adalah berbagai amaliyah dalam Thoriqah Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya yaitu dengan memperbanyak amaliyah, berikut teknik terapi Inabah dari website http://www.inabah.com/2011/07/inabah-sebagai-metode-terapi.html yang diakses pada tanggal 23 Oktober 2012; Mandi Taubat, Shalat Tahajud (qiyamul-lail) , dzikir dan beberapa terapi pendukung lainnya seperti khataman dan manaqiban .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 464, "width": 414, "height": 157, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana penerapan terapi Inabah di lingkungan Pondok Remaja Inabah Suryalaya pada umumnya, penerapan terapi Inabah di Inabah VII tidak berbeda dengan Inabah-inabah lainnya Proses terapi Inabah dimulai pada pukul 02.00 WIB diawali dengan terapi mandi Taubat oleh Anak Bina. Bagi Anak Bina yang belum mampu melakukan mandi Taubat dibantu oleh wakil Pembina atau sesama rekan Anak Bina. Terapi mandi Taubat pada dini hari menjadi penting dalam proses penyembuhan Anak Bina di Inabah VII, terutama sebagai penawar ketika Anak Bina mengalami sakaw .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 629, "width": 415, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terapi mandi ini dilaksanakan pada pukul 02.00 WIB (dini hari) atau sebelum melaksanakan shalat Tahajud. Sundjaja (1983) menuturkan bahwa seorang remaja yang datang ke Inabah dalam keadaan mabuk, oleh karena itu perlu disadarkan terlebih dahulu. Penyadaran ini dilakukan dengan mandi atau dimandikan, yaitu mandi seluruh badan yang disebut dengan mandi junub atau di Inabah dengan istilah mandi Taubat (Haryanto, 1993: 107-108). Hal ini yang menjadi", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 414, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "filosofi Inabah menggunakan terapi air (Hidro Therapy) sebagai salah satu terapi terhadap korban penyalahgunaan NAPZA. Setelah proses terapi mandi usai selanjutnya Anak Bina melakukan terapi shalat. Di Inabah VII semua Anak Bina diharuskan shalat Tahajud, termasuk para Anak Bina yang masih labil juga diikutkan pada pelaksanaan terapi shalat. Shalat yang diterapkan pada terapi Inabah ini merupakan terapi psikis yang bersifat kuratif (penyembuhan), preventif (pencegahan) dan konstruktif (pengembangan jiwa).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 219, "width": 411, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan terapi shalat Tahajud pada Anak Bina disesuaikan dengan tingkat kesadaran para Anak Bina. Anak Bina melaksanakan terapi Inabah dengan tingkat kesadaran, mereka belum bisa mengikuti gerakan imam pada saat shalat Tahajud berjamaah. Dari hasil pengamatan terlihat pada saat imam tahiyat akhir, beberapa Anak Bina ada yang berdiri, ada yang sujud dan ada yang menggoda rekannya dibelakang. Keadaan suasana shalat yang berbeda adalah suasana yang lumrah pada Inabah VII, hal ini dikarenakan Anak Bina yang mengikuti terapi Inabah belum memiliki kesadaran yang sama antara Anak Bina satu dengan yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 403, "width": 411, "height": 137, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Posisi Bapak Zaenal (wakil pembina Inabah VII) selaku Imam shalat Tahajud menjadi penting dalam memandu jalannya terapi shalat pada Anak Bina. Ini terlihat dari cara beliau dengan sabar menyampaikan tentang nama-nama shalat yang hendak mereka tunaikan. Beliau juga menyerukan pada Anak Bina untuk bisa shalat dengan tenang (Wawancara dengan Zaenal, selaku Wakil Pembina Inabah VII, Cilincing, Kec. Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya pada tanggal 13 Oktober 2012)", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 547, "width": 411, "height": 198, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah selesai menunaikan shalat Tahajud Anak Bina melanjutkan terapi Inabah dengan terapi dzikir TQN. Terapi dzikir ini dilaksanakan setelah shalat, baik fardhu maupun sunnah yang bilangannya minimal 165 kali, utamanya lebih yang diakhiri pada bilangan ganjil. Pada proses terapi dzikir tidak sedikit Anak Bina Inabah VII menitikkan air mata, baik pada proses dzikir jahar maupun dzikir khofi . Selain terapi mandi Taubat, shalat dan dzikir, terapi Inabah juga menerapkan terapi puasa. Terapi puasa ini merupakan terapi penunjang karena tidak semua diharuskan melakukan kegiatan ini, yaitu mereka yang sudah baik dan sudah sadar akan disuruh puasa. Khususnya puasa sunnah, misalnya puasa senin-kamis, puasa tiga hari setiap bulan (puasa kifarat), dan puasa fardhu pada bulan", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 410, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ramadhan. Disamping amalan-amalan seperti tersebut di atas, Inabah VII mengenal pula amalan-amalan yang disebut amalan harian; seperti dzikir TQN sehabis shalat fardhu dan sunnah, amalan mingguan; seperti khataman dan amalan bulanan; seperti manaqiban atau manaqib .", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 177, "width": 255, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Pandangan Anak Bina terhadap Terapi Inabah", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 198, "width": 410, "height": 177, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak Bina yang menjadi informan penelitian saat ini masih tercatat sebagai Anak Bina Inabah VII Putra sejumlah lima orang dan masih aktif mengikuti terapi Inabah. Dari kelima informan tersebut tiga informan merupakan korban penyalahgunaan narkoba, satu informan penderita penyimpangan seksual dan satu informan tidak bersedia menyebutkan sebab ia masuk Inabah VII. Pandangan Anak Bina peneliti fokuskan pada pandangan terhadap terapi mandi Taubat, shalat Tahajud dan dzikir. Hal ini dikarenakan penerapan terapi mandi Taubat, shalat Tahajud dan dzikir bagi orang kebanyakan merupakan sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 382, "width": 411, "height": 136, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada awal penerapan terapi Inabah pada umumnya dari beberapa informan sering dibarengi dengan penolakan, tetapi setelah informan tinggal beberapa lama dalam komunitas Anak Bina Inabah VII. Para informan mulai dapat melaksanakan terapi dan mulai dapat merasakan manfaat dari terapi yang dilakukannya walau terkadang harus dipaksakan. Setelah adanya proses pelaksanaan terapi yang dipaksakan secara berulang-ulang lambat laun informan Anak Bina dapat menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan terapi yang dilaksanakan.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 526, "width": 411, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan menyesuaikan diri menjadi hal penting dalam proses terapi Inabah ini. Mengingat kehidupan informan sebelum masuk Inabah VII sama sekali berbeda dengan kehidupannya di Inabah VII. Dari proses informan menjalankan terapi Inabah di Inabah VII, muncul tahapan-tahapan proses penerimaan. Tahapan tersebut muncul dari hasil pengamatan dan wawancara kepada informan tentang proses terapi Inabah yang dilakukan informan di Inabah VII. Terjadinya pandangan terhadap terapi Inabah dipengaruhi oleh tahapan-tahapan yang dilalui informan pada masa tinggal di Inabah VII.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 690, "width": 411, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan tersebut adalah, Tahap Penolakan, Tahap Penerimaan dan Tahap Pembiasaan. Tahap Penolakan diawali pada saat proses peralihan dari luar Inabah ke dalam Inabah VII. Kedua, Tahap Penerimaan, yaitu peralihan informan dari", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 411, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "suatu komunitas pengguna narkoba menjadi komunitas eks-pengguna narkoba (Anak Bina) di Inabah VII. Selain itu, pada proses ini ditandai dengan masuknya pengguna narkoba ke dalam komunitas baru yang sama sekali berbeda dengan komunitas sebelumnya, yaitu peralihan dari komunitas pengguna narkoba kepada komunitas TQN atau biasa disebut ikhwan TQN, yang dalam proses ini ditandai secara formal. Tahap terakhir adalah Tahap Pembiasaan, yaitu tahap pelaksanaan ritual TQN bagi seluruh ikhwan TQN, termasuk Anak Bina.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 219, "width": 410, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap penolakan ini terjadi pada saat proses peralihan dari luar Inabah ke dalam Inabah VII. Pada tahap ini kerap terjadi kegoncangan emosi yang dialami informan, berupa kemarahan, kesedihan, kekecewaan dengan intensitas yang cukup tinggi. Adanya penolakan atas keharusan pelaksanaan terapi Inabah yang harus dilakukan atas dirinya. Tentu saja hal tersebut tidak terjadi tanpa sebab. Oleh sebab itu, mengetahui pengalaman masa lalu informan sehingga akhirnya berada di Inabah VII, sumber dan jenis narkoba yang digunakan dan alasan keberadaan pengguna narkoba di Inabah VII menjadi sesuatu yang penting untuk diketahui.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 383, "width": 410, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil kajian diketahui bahwa terdapat tiga kategori alasan Anak Bina berada di Inabah VII. Pertama , kategori ditipu. Kedua , kategori dipaksa, yaitu responden yang dibawa ke Inabah VII dengan paksaan. Ketiga , kategori sadar, yaitu responden yang dibawa ke Inabah II dengan kondisi sadar. Anak Bina saat itu telah mengetahui bahwa dirinya akan menjalani pembinaan di Inabah VII. Sehingga saat memasuki Inabah VII, dirinya telah siap untuk menjalankan terapi Inabah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 527, "width": 411, "height": 218, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap Penerimaan ; yaitu peralihan informan dari suatu komunitas pengguna narkoba menjadi komunitas eks-pengguna narkoba (anak bina) di Inabah VII. Selain itu, proses ini pun ditandai dengan masuknya pengguna narkoba ke dalam komunitas baru yang sama sekali berbeda dengan komunitas sebelumnya, yaitu peralihan dari komunitas pengguna narkoba kepada komunitas TQN. Informan harus melepaskan keterikatan dan kebiasaan lamanya untuk membentuk keterikatan dan kebiasaan baru yang lebih baik. Dalam proses terapi spiritual bagi pengguna narkoba, tahap ini ditemui saat informan melakukan talqin dzikir dan secara total melepaskan diri dari ketergantungan narkoba. Dengan kata lain, talqin dzikir pun dimaknai sebagai pintu pertaubatan informan dari semua kesalahan yang telah dilakukan dan selanjutnya diwujudkan dengan tidak kembali", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 410, "height": 75, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengulangi kesalahan tersebut. Selain itu, talqin dzikir bukan hanya bagi informan saja tetapi juga bagi orang tua informan. Hal tersebut dilakukan agar saat informan kembali ke rumah, mereka tetap dapat merasakan suasana peribadahan seperti di Inabah VII.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 157, "width": 411, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun Tahap Pembiasaan adalah tahapan di mana informan secara rutin melakukan kegiatan-kegiatan terapi Inabah sesuai dengan aturan TQN. Bukan hanya yang berkaitan dengan terapi", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 198, "width": 411, "height": 116, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk kesembuhan informan dari ketergantungan narkoba, namun juga ritual keagamaan yang ada dalam ajaran TQN. Misalnya, berdzikir secara jahar (suara keras) dan khofi (dalam hati), manaqiban dan khataman . Tahap intensifikasi ini berlanjut sampai informan keluar dari Inabah. Hal tersebut karena pada tahap intensifikasi ini ditemukan adanya kesadaran akan eksistensi diri informan. Fluktuasi kesadaran ini yang", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 322, "width": 410, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyebabkan tahap intensifikasi menjadi lebih penting bagi informan. Selain itu, sebagai ikhwan TQN, informan akan terikat dengan tradisi keagamaan yang harus dilaksanakan meskipun telah berada di luar Inabah VII.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 383, "width": 411, "height": 280, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan kesadaran informan yang ditemukan pada tahap intensifikasi selama di Inabah VII adalah: yang pertama adanya Kesadaran medis ; yaitu adanya perubahan kesadaran informan yang ditandai dengan informan mulai menyadari dan mampu memaknai keberadaannya di Inabah VII adalah sebagai upaya proses pemulihan atas ketergantungan terhadap narkoba. Yang kedua adanya Kesadaran spiritual , pada tahap ini ditemukan kesadaran pada diri informan pentingnya ibadah yang mereka lakukan untuk mendukung kepulihannya. Informan menyadari bahwa kedekatan dengan Tuhan melalui pelaksanaan ibadah dapat meningkatkan dan mempertahankan kepulihan mereka, meningkatkan kesadaran, menimbulkan perasaan tenang. Dari kelima informan yang masa menjalani terapi di Inabah VII, 3 informan yang telah menjalani masa terapi selama satu tahun mengungkapkan hal tersebut di atas. Adapun 1 informan yang menjalani masa terapi di bawah satu tahun memberikan pernyataan dan perilaku yang -cenderung- belum menunjukkan kesadaran sepenuhnya atas terapi Inabah.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 75, "width": 208, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Pandangan Informan pada Proses Terapi Inabah di Inabah VII", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 443, "width": 414, "height": 197, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa Anak Bina nampak adanya kesamaan keinginan dari para informan untuk sembuh dan keinginan berkumpul dengan keluarganya. Selain itu juga harapan informan untuk dapat diterima kembali oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya. Motif atau tujuan informan mengikuti terapi Inabah umumnya bertujuan untuk dapat memperkuat motivasi untuk melakukan-hal-hal yang benar, mampu mengurangi emosi, mampu mengubah kebiasaan mereka yang dulunya seorang pecandu sekarang tidak lagi, meningkatkan insight (kesadaran) mereka dan mampu meningkatkan hubungan antar pribadi serta menjadi manusia yang bermanfaat serta keinginan untuk melanjutkan cita-citanya selama ini.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 648, "width": 410, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waktu satu tahun dalam pencapaian tahap pembiasaan memang tidak mutlak berlaku kepada semua informan. Ternyata ada Anak Bina di bawah satu tahun yang merasakan kesadaran tersebut. Bergantung kepada motivasi anak bina untuk sembuh. Hasil penelitian menunjukan kecenderungan bahwa kesadaran tersebut bersifat fluktuatif. Sehingga respon pandangan Anak Bina terhadap terapi Inabah", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 127, "width": 372, "height": 304, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pecandu Narkoba Fase Penolakan Tahap Pemantapan Jiwa Pra- Terapi Proses Terapi Inabah Tahap Penyucian Diri Pasca Terapi Tahap Perawatan Fase Penerimaan Fase Pembiasaan Kesadaran Diri Identitas Baru Identitas Lama Kesadaran Medis Kesadaran Spiritual", "type": "Picture" }, { "left": 213, "top": 203, "width": 117, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap Penyadaran Diri", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 410, "height": 157, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengalami proses penerimaan yang berbeda-beda antara satu Anak Bina dengan Anak Bina lainnya. Fluktuasi tersebut berasal dari kesungguhan informan untuk mempertahankan kesadaran yang telah dimilikinya, juga pentingnya dukungan dari unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan informan, misalnya unsur keluarga dan lingkungan, terutama saat informan kembali ke daerah masing- masing. Tidak ada garansi kesadaran informan saat keluar dari Inabah VII, kecuali ada upaya untuk selalu menjaga amalan yang telah diajarkan serta partispasi aktif dari kedua orang tua.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 259, "width": 80, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 279, "width": 411, "height": 259, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama , penerapan terapi Inabah di Inabah VII tidak berbeda dengan Inabah-inabah Suryalaya lainnya. Teknik yang digunakan adalah berbagai amaliyah yang dilaksanakan dalam Thoriqah Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya. Teknik amaliyah TQN Pondok Pesantren Suryalaya yaitu dengan memperbanyak amaliyah, seperti; mandi Taubat (Hidro Therapy) ; shalat Tahajud, dzikir dan puasa. Disamping itu juga amalan-amalan seperti khataman dan manaqiban juga diajarkan pada Anak Bina Inabah VII dengan maksud agar kelangsungan corak keagamaan secara terus menerus dapat terbina dan setiap saat kehidupan Anak Bina akan selalu terjaga oleh kehidupan keagamaan. Pelaksanaan terapi Inabah bagi Anak Bina di Inabah VII Putra dimulai dari pukul 02.00 hingga malam hari pada pukul 22.00, sesuai dengan jadwal amaliyah harian terapi Inabah. Pelaksanaan terapi Inabah dipandu oleh wakil pembina.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 546, "width": 414, "height": 197, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua , Pada awal pelaksanaan terapi Inabah pada umumnya Anak Bina sering dibarengi dengan sikap penolakan, hal ini dikarenakan belum stabilnya kondisi kejiwaan Anak Bina. Kondisi semacam ini merupakan tahap transisi bagi Anak Bina yang ditandai oleh seringnya kegoncangan emosi yang dialami Anak Bina yang berupa kemarahan, kesedihan, kekecewaan dengan intensitas yang cukup tinggi. Pandangan Anak Bina pada tahap ini lebih banyak didominasi oleh sikap penolakan secara keras atas penerapan terapi Inabah bagi dirinya. Penolakan atas pelaksanaan terapi pada tahap ini kerap terjadi pada masa-masa awal (masa adaptasi) Anak Bina berada di Inabah VII. Oleh sebab itu, mengetahui pengalaman masa lalu Anak Bina hingga berada di Inabah VII, sumber dan jenis narkoba yang", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 414, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan dan alasan keberadaan pengguna narkoba di Inabah VII menjadi sesuatu yang penting untuk diketahui.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 414, "height": 178, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan terapi yang dilakukan secara berulang-ulang oleh Anak Bina lambat laun tanpa terasa oleh Anak Bina menciptakan kondisi kesadaran untuk dapat menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan terapi Inabah yang dilaksanakan. Inilah yang kemudian menjadi tahap inisiasi atau penerimaan Anak Bina atas pelaksanaan terapi Inabah yang dilakukan. Anak Bina sudah mulai merasakan manfaat dari terapi yang mereka lakukan dan ada upaya mereka untuk menjaga kontinyuitas pelaksanaan terapi Inabah atau dengan kata lain Anak Bina secara rutin dan sadar melakukan kegiatan-kegiatan terapi Inabah sesuai dengan aturan ritual keagamaan yang ada dalam ajaran TQN.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 301, "width": 414, "height": 136, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesadaran yang dimiliki Anak Bina sebagaimana umumnya pada kesadaran manusia bersifat fluktuatif maka diperlukan upaya untuk menjaga konsistensi dalam menjaga keberlangsungan amaliyah TQN Anak Bina selepas dari Inabah VII. Dalam hal ini keberlangsungan praktek amaliyah TQN juga harus diupayakan oleh orang tua Anak Bina, dikarenakan hal ini merupakan bagian dari upaya untuk menghadirkan keberlangsungan amaliyah TQN Anak Bina agar selalu terjaga ketika keluar dari Inabah kelak.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 464, "width": 108, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 488, "width": 292, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta. Departemen Agama RI", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 502, "width": 415, "height": 67, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anangsyah, Proses Penyadaran Korban Penyalahgunaan Narkotika Melalui Ajaran Agama Islam Atau Pendekatan Illahiyah Dengan Metode Tasawuf Islam Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah Di Inabah Pondok Pesantren Suryalaya. Dalam Thoyibi M & Ngemron . M. Psikologi Islam (Surakarta : Muhammadiyah University Press, 2006)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 570, "width": 414, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andam, Rabin, Resosialisasi Remaja Korban Narkoba Dengan Metode Terapi Keagamaan (Psikoreligius) Di Pondok Remaja Inabah VII Putra Suryalaya, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2010", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 610, "width": 414, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aqib, Kharisudin, Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Suryalaya Studi Tentang Tazkiyatun Nafsi Sebagai Metode Penyadaran Diri , Jakarta: UIN Jakarta, 2001", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 638, "width": 414, "height": 68, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ardani, Ardi, Tristiadi, dkk., 2007. Psikologi Klinis. Yogyakarta : Graha Ilmu Gay, L. R. & Airasian, Peter, Educational Research: Competencies for Analysis and Application ., London: Prentice-Hall International (UK) ltd.2000 Harlina, Lydia, Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba dan Keluarga, Jakarta : Balai Pustaka, 2003", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 706, "width": 415, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haryanto, Sentot, Terapi Religius Korban Penyalahgunaan NAPZA di Inabah Pondok Pesantren Suryalaya , Buletin Psikologi, VII (1), 1993", "type": "List item" }, { "left": 296, "top": 36, "width": 217, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Toriqul Chaer, Terapi Inabah dan Pecandu", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 776, "width": 359, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL MURABBI Vol. 01 No. 01 Juli-Desember 2014 ISSN 2406-775X", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 775, "width": 15, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 414, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hawari, Dadang, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan, Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 415, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hawas, Abdullah, Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-tokohnya di Nusantara , Surabaya: Penerbit Al-Ikhlas, 1980", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 130, "width": 415, "height": 40, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latief, A. Mintarsih, “Proses Penyembuhan pada Pecandu”, Makalah pada Seminar Sehari Peranan Olahraga dalam Mencegah dan Menanggulangi Madat, Jakarta, 14 Juli 2001.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 171, "width": 414, "height": 68, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lury, Celia, Budaya Konsumen , Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Mubarakh, Hamdan. 2006. Terapi Al-Qur’an, Jakarta : PT Niaga Swadaya Praja, S. Juhaya, Model Tasawuf Menurut Syariah; Penerapannya dalam Perawatan Korban Narkotika dan Berbagai Penyakit Rohani , cet. 1, Tasikmalaya: Latifah Press, 1995", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 239, "width": 394, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rendra K. (ed.). 2000. Metodologi Psikologi Islam . Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Rosyidi, Dakwah Sufistik Kang Jalal , Jakarta:Khazanah Populer Paramadina, 2004", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 266, "width": 414, "height": 41, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanusi, Abah Sepuh dan Pembentukan TQN Pondok Pesantren Suryalaya dalam Thoriqot Qodiriyyah wa Naqsabandiyah; Sejarah, Asal-usul dan Perkembangannya , Bandung: Penerbit Rosda Karya, 1991", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 307, "width": 414, "height": 68, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sofyan, Ahmadi. 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda, Jakarta: Prestasi Pustaka Spradley, James, Metode Etnografi (terj), Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana, 2007 Suparlan, Supardi, Kemiskinan Di Perkotaan , Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995 Wafa, Shahibul Tajul Arifin, Uqudul Juman, Tanbih , Jakarta, Yayasan Serba Bhakti Ponpes Suryalaya, 1995", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 376, "width": 414, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wresniwito, Masalah Narkotika Dan Zat Adiktif Lainnya Serta Penanggulangannya , Jakarta: Pramuka Saka Bhayangkara, 1996", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 403, "width": 415, "height": 54, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliaturrahmah, Terapi Pendekatan Islami Pada Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Kasus Di Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Inabah Suryalaya Surabaya) , Malang: Universitas Islam Negeri Malang, Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi, 2008", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 471, "width": 44, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 485, "width": 360, "height": 68, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.tqnmargadana.blogspot.com/2012/10/oleh-ustadz-hendri-lisdiant- tanbih.html www.inabah.com/2011/07/inabah-sebagai-metode-terapi.html www.inabah.com www.suryalaya.org/Inabah.html", "type": "Text" } ]
5e60699a-ad0b-43e7-b74b-acede7443185
https://journal.msti-indonesia.com/index.php/ajad/article/download/155/84
[ { "left": 40, "top": 739, "width": 209, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 1, April 2023, pp. 46 – 50.", "type": "Caption" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 46 of 5", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i1.155", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 64, "width": 93, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: 10.59431/ajad.v3i1.155", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 90, "width": 212, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "C O M M U N I T Y E N G A G E M E N T A R T I C L E", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 135, "width": 446, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "International Community Service Activities (PkM) in Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL)", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 201, "width": 142, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Sri Yuliani 1* | Yulianto 2", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 228, "width": 139, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "1*,2 English Language Education, Universitas Islam Riau, Pekanbaru City, Riau Province, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 270, "width": 54, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Correspondence", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 282, "width": 135, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "1* English Language Education, Universitas Islam Riau, Pekanbaru City, Riau Province, Indonesia. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 328, "width": 66, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Funding information", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 338, "width": 73, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Universitas Islam Riau.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 53, "width": 464, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Received: 9 Mar 2023 Revised: 2 7 M a r 2023 Accepted: 5 April 2023 Published: 1 5 April 2023 E-ISSN: 2797-2356, P-ISSN: 2797-2364", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 235, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 246, "width": 335, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "The purpose of this International Community services in SIKL was to give a service in socialization of international engagement in international education MoU. Education is a process of socialization, namely socializing values, knowledge, and skills in life. Learning is a product of the citizens themselves, that is, they can live without changing address future threats and challenges (Mufida, 2018). As for SIKL itself, they have the view that the progress of a country depends on the education of its young generation, and they also have the paradigm that the success of a student is influenced by educators who teach in schools. Socialization and introduction of the program was delivered during the activities of PkM. The result of this PkM activity was motivating the students and staffs in SIKL managements in executing the implementation of international collaboration.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 354, "width": 39, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Keywords", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 366, "width": 152, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "International; Community; Services; SIKL.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 392, "width": 39, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 404, "width": 335, "height": 103, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Tujuan dari PkM Internasional di SIKL ini adalah untuk memberikan pelayanan dalam sosialisasi kerjasama internasional dalam MoU pendidikan Internasional. Pendidikan merupakan proses sosialisasi, yaitu mensosialisasikan nilai, pengetahuan, dan keterampilan dalam kehidupan. Pembelajaran merupakan produk dari warga itu sendiri, yaitu dapat hidup tanpa berubah menghadapi ancaman dan tantangan di masa depan (Mufida, 2018). Adapun SIKL sendiri memiliki pandangan bahwa kemajuan suatu negara tergantung pada pendidikan generasi mudanya dan mereka juga memiliki paradigma bahwa keberhasilan seorang siswa dipengaruhi oleh pendidik yang mengajar di sekolah. Sosialisasi dan pengenalan program disampaikan pada saat kegiatan berlangsung. Hasil dari kegiatan PkM ini memotivasi para siswa dan juga staf di manajemen SIKL dalam melaksanakan implementasi kerjasama internasional.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 521, "width": 151, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Kata Kunci International; Community; Services; SIKL.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 18, "width": 57, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Sri Yuliani, ET AL .", "type": "Page header" }, { "left": 40, "top": 739, "width": 209, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 1, April 2023, pp. 46 – 50.", "type": "Caption" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 47 of 5", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i1.155", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 50, "width": 131, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "1 | INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 77, "width": 518, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Education curriculum socialization is an Indonesian educational institution located in Kuala Lumpur, Malaysia, catering to Indonesian citizens residing in Malaysia. Considered the top foreign school, SIKL was the first to receive accreditation from the School/Madrasah Accreditation Board (BASM) in 2012, thanks to its innovative learning system [1]. SIKL education system is continuously evolving and adaptable to the changing times, enabling it to meet the standards set by BASM. The rapid advancements in science and technology greatly influence human life. The Education and Training Cooperation Sector at SIKL is responsible for developing education and training collaborations with international and national organizations [2]. They also provide guidance and supervision for Indonesian Schools Abroad and monitor the implementation of learning assignments. To fulfil these responsibilities, the sector performs various functions, including preparing assessments, implementing, and developing cooperation with international organizations, overseeing non- degree education, and training cooperation, guiding, and supervising Indonesian Schools Abroad, and monitoring learning assignment affairs.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 217, "width": 518, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Several activities are organized under the Education and Training Cooperation Sector, including diplomatic training with international institutions, collaborative training programs to enhance the knowledge and skills of diplomats, and bilateral education and training development with partner countries [3]. The Ministry of Foreign Affairs' Centre for Education and Training plays a crucial role in fostering collaborations with diplomatic training institutions of friendly nations, international educational institutions, and domestic educational institutions, with the aim of enhancing the training provided by the Indonesian Ministry of Foreign Affairs. The Kuala Lumpur Indonesian School follows the national curriculum of Indonesia, but there are minor adjustments considering the geographical, natural resource, and infrastructure differences [4]. The education system in Malaysia is predominantly administered by the federal government and encompasses education from pre-school to tertiary institutions. The learning services provided at SIKL include early childhood education, kindergarten, elementary, and middle school education [5].", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 346, "width": 518, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "While both Malaysia and Indonesia have well-structured education systems, there are differences between the two countries at various levels of education. For example, Malaysia offers pre-primary education for students aged 4-6 years, and elementary school is mandatory for children aged 7-12 years. There are national schools for Tamil and Chinese students, as well as national-level schools for Malay students. The primary education curriculum focuses on foundational skills, such as reading, writing, and mathematics, while the later stages aim to strengthen and utilize these skills. To ensure alignment between the Indonesian curriculum and the curriculum at SIKL, it is essential to promote socialization of international collaboration. This facilitates the sharing of updated data and ensures that the Indonesian curriculum is effectively implemented at SIKL. The objective of this international community service is to address the specific needs of SIKL and support the successful implementation of the Indonesian curriculum.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 477, "width": 91, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "2 | METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 503, "width": 517, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "The activity method is divided into 3 stages, namely the first concept/theory study, the second is field practice, and the third is reflection. The following is an explanation of each stage:", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 526, "width": 500, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "1) Initial Stage, this stage is carried out before the program is implemented including preparation and socialization.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 538, "width": 331, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "2) Core Stage, this stage is the core of the training program implementation.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 550, "width": 514, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "3) The final stage is mentoring, intensive assistance is carried out by students who live there for approximately 2 months which will be counted as field teaching activities (PPL).", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 573, "width": 514, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "4) Stages carried out after the implementation of the program are Evaluation and reflection. Evaluation of activities is carried out to assess the implementation of the training program. Activity evaluation aims to find out the obstacles faced, and to assess whether implementation is in accordance with the objectives that have been determined at the beginning of the activity. In addition, an evaluation was also carried out on the trainees to determine their abilities after attending the training.", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 644, "width": 517, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "The theoretical study was carried out virtually by academics from the International Community Service Team, with the following material. Prior to the implementation of the training, pre-test and post- test were carried out to find the students’ awareness of education.", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 19, "width": 57, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Sri Yuliani, ET AL .", "type": "Page header" }, { "left": 40, "top": 739, "width": 209, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 1, April 2023, pp. 46 – 50.", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 48 of 5", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i1.155", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 50, "width": 185, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "3 | RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 75, "width": 55, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "3.1 Results", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 87, "width": 518, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "The implementation of actions in this service is in the form of program implementation as a problem-solving realization found in deep Sekolah Indonesia Kuala Lumpur the activities are divided into several stages according to the schedule with due regard time and main duties of teachers at Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Forms of activity include workshops and assistance. First, the workshop is filled with provision of theoretical insights and application of local potential-based Education curriculum socialization application training assistance in practice and the education system in schools was held on March 27, 2023, in the form of a discussion focused on material.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 157, "width": 514, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "1) The basic concept, nature, benefits of online media as an alternative are used in learning at Sekolah Indonesia Kuala Lumpur; Characteristics and ways creation of Education curriculum socialization application training assistance at Sekolah Indonesia Kuala Lumpur by Dr. Sri Yuliani, M.Pd from the Department of English Education FKIP Universitas Islam Riau.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 204, "width": 514, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "2) Basic concepts, nature, benefits of Education curriculum socialization application training assistance, characteristics, and types of Education curriculum socialization application training assistance. Characteristics and types of Education curriculum socialization application training assistance used online on learning at Sekolah Indonesia Kuala Lumpur by Mr. Yulianto, M.Pd and Dr. Sri Yuliani, M.Pd", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 251, "width": 514, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "3) Implementation of Education curriculum socialization application training assistance in schools includes: Identification and syllabus preparation format for Sekolah Indonesia Kuala Lumpur by Dr. Sri Yuliani, M.Pd and Mr. Yulianto, M.Pd.", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 298, "width": 508, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "The solutions offered in the implementation of community service are related to the partner problems above are:", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 310, "width": 385, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "1) Workshop and training on Education curriculum socialization training facilitation", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 322, "width": 263, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "2) Education curriculum socialization training assistance", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 333, "width": 402, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "3) Reflection on the results of the Education curriculum socialization training assistance", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 345, "width": 213, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "4) Assistance in follow-up training assistance.", "type": "List item" }, { "left": 180, "top": 624, "width": 237, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Picture 1. The Socialization Activity to SIKL Students", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 18, "width": 57, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Sri Yuliani, ET AL .", "type": "Page header" }, { "left": 40, "top": 739, "width": 209, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 1, April 2023, pp. 46 – 50.", "type": "Caption" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 49 of 5", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i1.155", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 312, "width": 205, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Picture 2: The Presentation of PkM Materials.", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 336, "width": 71, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "3.2 Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 347, "width": 518, "height": 305, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "The discussion revolves around a non-profit project being implemented at Secora Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) to address specific needs and support the successful implementation of the Indonesian Language Curriculum. SIKL is an Indonesian educational institution based in Kuala Lumpur, Malaysia serving Indonesian citizens living there. The school is regarded as the best foreign school and its innovative learning system is accredited by the Board of Accreditation of Schools/Madrasa (BASM). The socialization of international cooperation plays an important role in ensuring consistency between the Indonesian curriculum and the SIKL curriculum. This non-profit project follows his three-step methodology: Initial phase, core phase, final phase. The initial phase includes pre-program preparation and interaction. The core phase is the main implementation phase and consists of workshops and support. Workshops will cover topics such as the benefits of online media in learning and the design of curriculum socialization. The support provided focuses on the identification and preparation of the SIKL curriculum format. In the final stage, students will stay on-site for about two months as part of their instructional activities and will be given intensive instruction by the students. The implementation of the program includes activities planned according to the teacher's primary duties and time considerations at SIKL. The aim is to provide theoretical insight and practical application of educational curriculum socialization through workshops and support. The workshop discussed the basic concepts, properties, and advantages of online media as an alternative to learning at SIKL. We also considered the characteristics and types of online and offline training support for teaching, curriculum, socialization, and applied classes. This non-commercial project offers several solutions to solve partner problems. This includes the implementation of workshops and training, training support, review of training results, and follow-up support to promote socialization in the educational curriculum. The aim is to improve the quality of education at SIKL and support the proper implementation of the Indonesian language curriculum. Results of non-commercial projects. It emphasizes the importance of implementing the program in phases and conducting evaluations. The activities were carried out according to the schedule, considering the teachers' main duties and time constraints. By involving experts like PhD, Sri Yuliani and Julianto from the Department of English Language Teaching at FKIP Islamic University in Riau ensured that they provided theoretical knowledge and practical application. Overall, the discussion revolves around the successful implementation of non-profit projects, the importance of hilarious international cooperation, and the solutions offered to address partner issues. The aim is to improve the educational system of SIKL and ensure effective implementation of the Indonesian language curriculum.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 676, "width": 113, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "4 | CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 702, "width": 512, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Based on this community service activity, two main conclusions can be drawn. Firstly, the knowledge and understanding of SIKL students regarding the socialization of international collaboration have significantly increased. This indicates that", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 19, "width": 57, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Sri Yuliani, ET AL .", "type": "Page header" }, { "left": 40, "top": 739, "width": 209, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 1, April 2023, pp. 46 – 50.", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 50 of 5", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i1.155", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 50, "width": 512, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "the students have gained valuable insights into the importance of collaboration and its impact on their education. Secondly, there is a notable increase in motivation among the students to acquire new models of the Indonesian curriculum to assist their learning process. This shows their enthusiasm and willingness to embrace innovative approaches in education. Considering the significant benefits derived from this community service activity, it is recommended to extend similar activities to other schools that would benefit from such devotion. By replicating these initiatives, other schools can also enhance their educational practices and benefit from international collaborations. Additionally, it is crucial to ensure continuity and monitoring of the program even after the community service activity concludes. This will guarantee that SIKL effectively implements the designed curriculum in their classrooms, enabling sustained improvements in the quality of education provided.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 179, "width": 118, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "ACKNOWLEDMENT", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 205, "width": 512, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "This community services were supported by Universitas Islam Riau especially KUIK (Kantor Urusan Internasioal dan Kerjasama) in promoting international community service to Kuala Lumpur, Malaysia.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 253, "width": 93, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 276, "width": 518, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[1] Mufidah, I. (2018). Profil Berpikir Komputasi dalam menyelesaikan Bebras Task ditinjau dari Kecerdasan Logis Matematis siswa (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 311, "width": 176, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[2] ACCU. (2019). Concept", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 311, "width": 490, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "of Community Learning Center. Diunduh dari http://www.accu.or.jp/litdbase/literacy/nrc_nfe/eng_bul/BUL9.pdf.", "type": "Table" }, { "left": 40, "top": 347, "width": 518, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[3] Le, A. T. P. (2017). The contributions of community learning centres to personal and community development: A case study of three centres in Padaung, Myanmar (Master's thesis).", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 382, "width": 518, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[4] NURMAILINDA, N. (2017). ALASAN PASANGAN SUAMI ISTRI MERANTAU KE MALAYSIA KASUS DESA SELEMAN, KECAMATAN DANAU KERINCI, KABUPATEN DANAU KERINCI (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 417, "width": 517, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[5] Daga, A. T. (2020). Perbandingan pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah dasar di Malaysia, India dan Indonesia. Jurnal Edukasi Sumba (JES) , 4 (1), 1-8.", "type": "List item" }, { "left": 59, "top": 471, "width": 486, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "How to cite this article: Yuliani, S., & Yulianto. (2023). International Community Service Activities (PkM) in Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). AJAD : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 3(1), 46 – 50. https://doi.org/10.59431/ajad.v3i1.155.", "type": "Text" } ]
44b1d0eb-48b3-ff1c-386d-5922bd155e19
https://e-journal.unair.ac.id/JIPK/article/download/11628/6634
[ { "left": 192, "top": 102, "width": 229, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Pengaruh Penambahan Vitamin B pada Media Blotong", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 107, "width": 234, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12 Kering terhadap Pertumbuhan Populasi Dunaliella salina", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 134, "width": 207, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Effect of Adding Vitamin B on Blotong Dry Media 12 Againts Population Growth Dunaliella salina", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 166, "width": 238, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Rahayu Kusdarwati, Mustofin Akhyar dan Boedi S. Rahardja", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 186, "width": 221, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo - Surabaya, 60115 Telp. 031 - 5911451", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 216, "width": 35, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 237, "width": 439, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Dunaliella salina is one natural food that is good enough for the larvae of sea urchins and also can be used as food Brachionus plicatilis and Artemia in aquaculture feed Artemia . Blotong is precipitated in the process of purification juice before cooking and crystallized into sugar. Purification is a process to separate the juice from dirt or fibers. Sugarcane is used as fertilizer by using oven dried first. Vitamin B is needed some algae to build 12 proteins and essential as a coenzyme necessary for DNA synthesis in the formation of new cells. Vitamin B is a", "type": "Text" }, { "left": 504, "top": 285, "width": 5, "height": 4, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 291, "width": 436, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "coenzyme B -dependent methionine synthase and vitamin B -dependent ribonucleotide reductase. Vitamin B -", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 297, "width": 385, "height": 4, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12 12 12", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 303, "width": 436, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "dependent methionine synthase function for synthesis methionin (essential amino acids), whereas vitamin B -", "type": "Text" }, { "left": 517, "top": 308, "width": 5, "height": 4, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 314, "width": 244, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "dependent ribonucleotide reductase functions to DNA synthesis.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 325, "width": 439, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "This study aims to determine the effect of vitamin B in dry blotong media on the growth of D. salina 12 population and to determine the optimal dosage of vitamin B in dry blotong media which can produce the highest 12 population growth of D. salina . This research used Completely Randomized Design (CRD) with seven treatments and three replications. The study used namely: Fertilizer blotong dried with the addition of vitamin B 10 g / L (A), dose of 12", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 369, "width": 439, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12 ug / L (B), the dose of 14 ug / L (C), a dose of 16 ug / L (D), dose 18 ug / L (E), a dose of 20 ug / L (F) and control treatment of dry sugarcane fertilizer without adding vitamin B12 or dose 0 g / L (G).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 390, "width": 439, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "The main parameter used is the population of D. salina , while supporting the water quality parameters (salinity, pH and water temperature). Data were analyzed with ANOVA (analysis of variants) and to know the differences among the treatments performed Duncan's Multiple Range Test. The results showed that the addition of vitamin B in dry blotong media had no effect on the growth of population D. salina (p> 0.05).", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 427, "width": 5, "height": 4, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 444, "width": 275, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Keywords: Dunaliella salina , vitamin B , blotong dry, population growth 12", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 46, "width": 218, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 3,No. 1, April 2011", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 466, "width": 54, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 479, "width": 207, "height": 110, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Dunaliella salina merupakan salah satu pakan alami yang cukup baik untuk larva teripang. Fitoplankton ini juga dapat digunakan sebagai pakan Brachionus plicatilis dan pakan Artemia pada budidaya Artemia (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). D. salina mendapat perhatian besar di beberapa negara seperti Australia, Amerika dan Israel karena dapat menghasilkan -karoten, –karoten, gliserol dan zat anti oksidan (El Baz et al ., 2002).", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 592, "width": 207, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Kandungan nutrisi D. salina yang ditunjukkan dalam bahan kering adalah protein (57%), karbohidrat (32%) dan lemak (6%) (Bekker, 1994 dalam Putranto, 2007).", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 643, "width": 171, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Isnansetyo dan Kurniastuty (1995)", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 655, "width": 208, "height": 110, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "b e r p e n d a p a t b a h w a k u l t u r f i t o p l a n k t o n membutuhkan unsur hara makro yang terdiri dari N, P, K, S, Si, Na, Ca maupun unsur hara mikro yang terdiri dari Fe, Zn, Mn, Cu, Mg, Co, B. Pemenuhan kebutuhan unsur hara dalam kultur fitoplankton umumnya diperoleh dari pupuk. Selain dari senyawa kimia, pupuk untuk kultur fitoplankton juga dapat berasal dari senyawa organik yang berasal dari limbah pertanian maupun berasal dari limbah", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 466, "width": 207, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "pengolahan pabrik. Salah satunya adalah blotong yang berasal dari limbah pabrik gula. Hamawi (2005) menyatakan bahwa blotong merupakan hasil endapan dalam proses pemurnian atau penampisan nira sebelum dimasak dan dikristalkan menjadi gula pasir. Vitamin B diperlukan beberapa alga untuk 12 membangun protein essensial dan sebagai koenzim penting untuk sintesis DNA dalam pembentukan sel baru. Vitamin B merupakan koenzim", "type": "Text" }, { "left": 386, "top": 573, "width": 136, "height": 4, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12 12", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 582, "width": 207, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "dependent methionine synthase dan vitamin B - 12 dependent ribonucleotide reductase . Vitamin B - 12 dependent methionine synthase berfungsi untuk sistesis methionin (asam amino essensial) (Matthews and Banerjee, 1990) sedangkan vitamin B - 12 dependent ribonucleotide reductase berfungsi untuk sintesis DNA (Croft , 2006). Berdasarkan hal inilah maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan vitamin B pada media 12", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 699, "width": 207, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "blotong kering terhadap pertumbuhan populasi D. salina.", "type": "Text" }, { "left": 478, "top": 568, "width": 47, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "vitamin B -", "type": "Picture" }, { "left": 405, "top": 661, "width": 21, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "et al .", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 800, "width": 10, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 102, "width": 46, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Metodologi", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 114, "width": 207, "height": 380, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober sampai dengan tanggal 20 November 2010 di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan vitamin B yaitu : Pupuk blotong kering dengan 12 penambahan vitamin B 10 ì g/L (A), dosis 12 ì g/L 12 (B), dosis 14 ì g/L (C), dosis 16 ì g/L (D), dosis 18 ì g/L (E), dosis 20 ì g/L (F) dan perlakuan kontrol yaitu pemberian pupuk blotong kering tanpa penambahan Vitamin B atau dosis 0 ì g/L (G). 12 Prosedur kerja penelitian meliputi persiapan alat dan bahan, sterilisasi alat dan bahan kemudian persiapan pembuatan stok blotong kering dan vitamin B . Sterilisasi alat dan air laut merupakan 12 tahap awal kultur skala laboratorium karena kultur skala laboratorium merupakan kultur monospesies dan dimaksudkan untuk menghindari adanya kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Peralatan yang akan digunakan dicuci sampai bersih kemudian dibilas dengan air tawar. Peralatan berukuran besar yang sudah bersih direndam dengan larutan klorin 150 ppm selama 24 jam. Setelah itu, peralatan dikeringkan di bawah sinar matahari. Peralatan yang tidak tahan panas seperti selang aerasi disimpan di tempat yang steril, sedangkan botol plastik ditutup dengan sterofoam yang steril. Peralatan berukuran kecil dan terbuat dari kaca tahan panas yang akan digunakan untuk kultur disterilkan dengan", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 496, "width": 207, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "o menggunakan autoclave dengan suhu 121 C selama 15 menit. Peralatan ini harus ditutup dengan kapas dan kasa kemudian dibungkus dengan aluminium foil.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 548, "width": 207, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Air laut yang digunakan sebagai media kultur bersalinitas 32 ppt. Sterilisasi air laut dilakukan dengan menggunakan larutan klorin. Air laut terlebih dahulu disaring dengan kapas yang diletakkan dalam corong air lalu disterilkan dengan memberikan klorin sebanyak 60 ppm dan diaerasi selama 24 jam lalu Na Thiosulfat 20 ppm diberikan untuk menghilangkan sisa–sisa bau klorin. Menurut Ekawati (2005), air laut yang telah steril disimpan dalam wadah yang tidak tembus cahaya dan tertutup. Hal ini dimaksudkan agar tidak tumbuh lumut atau mikroorganisme lain.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 700, "width": 206, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Blotong dikeringkan menggunakan oven o dengan suhu berkisar antara 60-70 C selama 24 jam.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 726, "width": 207, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Blotong yang sudah kering kemudian digiling dan disaring untuk memisahkan dari kotoran dan serat. Selanjutnya, blotong tersebut dilarutkan dalam", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 102, "width": 207, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "aquades. Larutan blotong kemudian disaring dengan kertas saring dan disterilkan menggunakan autoclave . Dosis blotong kering yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,5 mg/L. Pembuatan larutan pupuk blotong untuk kultur D. salina dapat menggunakan rumus (Satyantini dan Masithah, 2008) :", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 228, "width": 196, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Keterangan: Q = berat bahan yang dilarutkan (mg, gram) V = volume pelarut/ aquadest (ml, L) P = volume penggunaan dalam media kultur (ml/L) K = konsentrasi pupuk yang diketahui (ppm, mg/L)", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 304, "width": 207, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Vitamin B yang digunakan adalah vitamin 12 B murni yang berbentuk serbuk. Vitamin B 12 12", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 331, "width": 207, "height": 276, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "kemudian dilarutkan dalam aquades 200 ml yang sudah disterilkan terlebih dahulu dengan dosis penggunaan 2 ml/L media kultur. Pembuatan stok larutan vitamin B menggunakan rumus yang sama 12 dengan pembuatan larutan blotong. Lingkungan kultur dapat mempengaruhi pertumbuhan D. salina , oleh karena itu lingkungan dikondisikan sama untuk setiap perlakuan. Lingkungan kultur D. salina yang o diharapkan dalam penelitian adalah suhu 25 – 30 C, salinitas 30 - 32 ppt, intensitas cahaya 1300 – 2300 lux, pH 7 – 9 dan photoperiod 18 jam dalam keadaan terang dan 6 jam dalam keadaan gelap (Borowitzka, 1990). D. salina yang digunakan untuk penelitian diperoleh dari Balai Budidaya Air Payau Jepara. Media kultur yang telah siap selanjutnya dimasukkan ke dalam botol kultur, diaerasi dan ditambahkan nutrient. Bibit D. salina murni kemudian dimasukkan ke dalam botol sesuai dengan jumlah kepadatan sebesar 500.000 sel/ml. Penghitungan jumlah bibit D. salina yang diperlukan untuk kultur, dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Ekawati, 2005):", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 648, "width": 46, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 661, "width": 175, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "V1 = Volume bibit untuk penebaran awal (ml) N1 = Kepadatan bibit/ stock Dunaliella salina", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 686, "width": 32, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "(sel/ ml)", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 699, "width": 190, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "V2 = Volume media kultur yang dikehendaki (ml) N2 = Kepadatan bibit Dunaliella salina yang dikehendaki (sel/ ml)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 800, "width": 10, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 46, "width": 122, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Pengaruh Penambahan Vitamin ......", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 192, "width": 182, "height": 446, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "K P V Q × = (Satyantini dan Masithah, 2008) 1 2 2 1 N V N V × = (Ekawati, 2005)", "type": "Picture" }, { "left": 88, "top": 102, "width": 208, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Pengamatan pertumbuhan D. salina dilakukan setiap hari selama 8 hari setelah penebaran awal. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan h a e m o c y t o m e t e r d a n u n t u k m e m u d a h k a n penghitungan digunakan handcounter . Penghitungan menggunakan metode “ Big Block ” karena ukuran sel D. salina lebih dari 6 ì m.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 190, "width": 207, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Cara penghitungan sebagai berikut, terlebih dahulu menghitung sel fitoplankton mulai dari sisi kiri kotak ke arah kanan kotak dan menghitung sel yang berada di dalam garis atau yang mendekati garis batas bagian dalam kotak. Langkah selanjutnya menjumlahkan penghitungan pada blok A, B, C, D pada bidang penghitungan bagian atas dan bagian bawah pada haemocytometer . Langkah yang terakhir menghitung kepadatan fitoplankton (sel/mL) dengan menggunakan rumus penghitungan “Big Block” (Satyantini dan Masithah, 2008):", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 354, "width": 206, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Keterangan : nA, nB, nC, nD = jumlah sel fitoplankton pada blok A, B, C, D 4 = jumlah blok yang dihitung", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 46, "width": 218, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 3,No. 1, April 2011", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 800, "width": 10, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 102, "width": 207, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Parameter utama dalam penelitian adalah kepadatan populasi D. salina . Perhitungan kepadatan populasi D. salina dilakukan setiap hari. Parameter pendukung dalam penelitian adalah suhu, pH, salinitas. Penghitungan terhadap suhu, pH, salinitas dilakukan setiap hari. Parameter pendukung digunakan untuk melengkapi data dari parameter utama.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 215, "width": 93, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 228, "width": 207, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Pengamatan jumlah populasi D. salina dilakukan setiap hari mulai dari hari pertama sampai dengan hari keempat. Berikut adalah tabel rata-rata pertumbuhan populasi D. salina (sel/ml) masing- masing perlakuan selama penelitian ditampilkan pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 304, "width": 207, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Dari data Tabel 1. dapat dijadikan grafik untuk melihat peningkatan pertumbuhan D. salina .", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 329, "width": 207, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Berikut adalah grafik pertumbuhan populasi D. salina masing-masing perlakuan selama penelitian ditampilkan pada Gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 343, "width": 192, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "(sel/ml) 5", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 407, "width": 229, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan populasi D. salina (sel/ml) x 10", "type": "Caption" }, { "left": 104, "top": 424, "width": 401, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Perlakuan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 A B C D E F G (kontrol) 5 5 5 5 5 5 5 17,16 16,5 18 9,5 19,33 15,16 17 0 ,00 0 0 ,00 14,5 15 13,67 12,67 14,16 14,33 15,16 0 ,00 0 0 0", "type": "Table" }, { "left": 405, "top": 442, "width": 94, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": ",00 0 0 0 7,3 9,67 11,16 11 8,5 8,67 10,16 0 0 0 0 ,00 0 0 ,00 0 5,16 9,33 9,33 7 6,16 8 8,33", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 531, "width": 46, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 543, "width": 201, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "A = dosis blotong kering 0,5 ppm + vitamin B 10 g/L", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 548, "width": 202, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12 B = dosis blotong kering 0,5 ppm + vitamin B 12 ì g/L", "type": "Table" }, { "left": 258, "top": 561, "width": 5, "height": 4, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 569, "width": 202, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "C = dosis blotong kering 0,5 ppm + vitamin B 14 ì g/L", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 574, "width": 203, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12 D = dosis blotong kering 0,5 ppm + vitamin B 16 ì g/L 12 E = dosis blotong kering 0,5 ppm + vitamin B 18 ì g/L", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 600, "width": 201, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12 F = dosis blotong kering 0,5 ppm + vitamin B 20 ì g/L 12", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 621, "width": 239, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "G = dosis blotong kering 0,5 ppm (tanpa penambahan vitamin B )", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 543, "width": 52, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12 ì", "type": "Picture" }, { "left": 212, "top": 760, "width": 181, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Gambar 6. Grafik pertumbuhan populasi D. salina", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 102, "width": 207, "height": 223, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Gambar 6. menunjukkan pada hari pertama setelah penebaran awal seluruh perlakuan mengalami peningkatan jumlah populasi. Perlakuan E menempati urutan tertinggi dan yang menempati urutan terendah perlakuan D. Walaupun perlakuan E tertinggi dan perlakuan D terendah pada hari pertama, akan tetapi pada hari kedua jumlah populasi perlakuan D mengalami peningkatan dibandingkan keenam perlakuan lainnya yang mengalami penurunan. Pada hari ketiga sampai hari keempat seluruh perlakuan mengalami penurunan dan pada akhirnya fase kematian terjadi pada hari keempat. Pada Hasil ANAVA dapatdilihat bahwa perlakuan dosis vitamin B12 tidak memberikan pengaruh yang nyata dari hari pertama sampai dengan hari keempat. Pada hasil ANAVA tidak terdapat perbedaan yang nyata di antara hasil perlakuan terhadap hasil pengamatan (F Hitung < F Tabel).", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 329, "width": 207, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kualitas air setiap hari. Kualitas air merupakan faktor penunjang untuk pertumbuhan populasi Dunaliella salina . Kualitas air yang diukur adalah salinitas, pH dan suhu air. Nilai salinitas selama penelitian berkisar antara 32-41 ppt, pH berkisar antara 8-9 dan o suhu air berkisar antara 28-30 C.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 418, "width": 207, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Coutteau (1996) mengungkapkan bahwa fase pertumbuhan plankton ada empat fase yaitu fase adaptasi, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Berdasarkan hasil penelitian di atas, fase adaptasi pada hari pertama seluruh perlakuan termasuk kontrol mengalami peningkatan populasi. Fase adaptasi adalah fase fitoplankton akan mengalami proses sintesis protein baru dan umumnya kepadatan sel akan meningkat (Coutteau, 1996). Sehingga pada fase ini sel fitoplankton akan mulai mengalami peningkatan. Pada fase adaptasi,", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 557, "width": 207, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "perlakuan E dengan dosis vitamin B 18 ì g/L 12 memberikan pertumbuhan D. salina yang tertinggi pada hari pertama dibandingkan dengan perlakuan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 608, "width": 208, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Pada hari kedua seluruh perlakuan mengalami penurunan. Lain halnya dengan perlakuan D pada hari kedua masih mengalami peningkatan populasi. Hal ini diduga karena pada p e r l a k u a n D , f i t o p l a n k t o n m a s i h d a p a t memanfaatkan nutrisi yang terkandung pada media.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 684, "width": 207, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Pada hari kedua selain perlakuan D, perlakuan lainnya mengalami penurunan. Hal ini diduga proses penyerapan nutrisi yang berasal dari pupuk blotong dan vitamin B tidak dimanfaatkan seluruhnya oleh 12 D. salina karena metabolisme sel nya terganggu", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 102, "width": 207, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "akibat dari faktor lingkungan yang kurang mendukung (Borowitzka, 1990).", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 127, "width": 207, "height": 425, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Pada hari ketiga dan keempat terjadi fase penurunan jumlah populasi D. salina pada seluruh perlakuan, seharusnya pada hari ketiga dan keempat pertumbuhan D. salina berada dalam fase eksponensial. Pada penelitian Chilmawati dan Suminto (2008), menunjukkan bahwa Chlorella sp. yang dikultur menggunakan media pupuk komersil selama 10 hari mengalami fase eksponensial pada hari keempat dan terus mengalami peningkatan sampai hari keenam dan ketujuh. Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan D. salina terhambat. Fase eksponensial yaitu fase fitoplankton mengalami perkembangan sel yang cepat dan konstan. Pada kondisi kultur yang optimum, laju pertumbuhan sel pada fase ini mencapai maksimal (Coutteau, 1996). Hal ini diduga adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan D. salina . Menurut pendapat Ekawati (2005), pertumbuhan D. salina dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan antara lain : suhu, salinitas, pH, cahaya. Pertumbuhan D. salina yang tidak optimal ini diduga karena nilai salinitas yang berfluktuasi. Sutomo (1991) menyatakan bahwa naik atau turunnya salinitas sangat berpengaruh terhadap tekanan osmose dan mekanisme osmoregulasi yang dapat mempengaruhi proses metabolisme yang dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan populasi. Selain itu, Mironyuk dan Einor (1986) dalam Sutomo (1991) berpendapat bahwa salinitas yang cenderung meningkat akan menghambat proses fotosintesis. Soeder dan Stengel (1974) dalam Sutomo (1991) mengemukakan bahwa naiknya salinitas dapat menghambat proses respirasi dan pembentukan sel baru.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 556, "width": 207, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Pada Gambar 6. dapat dilihat bahwa adanya pengaruh penambahan vitamin B pada media kultur. 12 Jika dibandingkan dengan kontrol terbukti bahwa vitamin B mampu meningkatkan pertumbuhan D. 12 salina . Namun pada perlakuan kontrol pertumbuhan", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 621, "width": 206, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "D. salina cukup bagus karena mampu mengimbangi pertumbuhan pada perlakuan lainnya dan penurunan populasi cukup stabil. Jadi dapat disimpulkan bahwa tanpa penambahan vitamin B pada media kultur,", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 664, "width": 207, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "12 fitoplankton masih dapat tumbuh. Karena pada pupuk blotong kering terdapat unsur hara yang dibutuhkan fitoplankton untuk pertumbuhan, sehingga penambahan vitamin B tidak begitu 12 diperlukan. Namun penambahan vitamin B juga 12 dapat dijadikan alternatif lain untuk peningkatan jumlah populasi fitoplankton.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 800, "width": 10, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 46, "width": 122, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Pengaruh Penambahan Vitamin ......", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 102, "width": 207, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Suhu air pada penelitian ini berkisar antara o 28-30 C, sedangkan menurut pendapat Ekawati (2005) suhu air yang baik untuk pertumbuhan D.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 139, "width": 207, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "o salina berkisar antara 20-40 C. Jadi, dapat dikatakan bahwa suhu air pada penelitian ini masih dalam kondisi optimal. Suhu air juga dapat dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang berasal dari lampu dan juga radiasi oleh sinar matahari.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 204, "width": 207, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Borowitzka (1990) menyatakan bahwa D. salina dapat tumbuh baik pada pH antara 8-9, sedangkan pada penelitian ini pengukuran pH air menunjukkan bahwa pH air berkisar 8-9. Hal ini dapat dilihat bahwa pH dalam penelitian ini baik untuk pertumbuhan D. salina .", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 280, "width": 207, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Redjeki dan Ismail (1993) dalam Tjahjo, dkk. (2002) menyatakan, salinitas yang optimal untuk kultur D. salina berkisar antara 30–38 ppt, tetapi salinitas selama penelitian berkisar antara 32–41 ppt. Dapat disimpulkan bahwa nilai salinitas selama penelitian tidak optimum untuk pertumbuhan D. salina .", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 381, "width": 49, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 393, "width": 207, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Penambahan vitamin B pada media 12 blotong kering tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan populasi D. salina (p > 0,05) dan pada penelitian ini, tidak ada dosis vitamin B terbaik 12 yang dapat menghasilkan pertumbuhan populasi D. Salina tertinggi.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 471, "width": 208, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "D a l a m k u l t u r f i t o p l a n k t o n p e r l u diperhatikan faktor lingkungan agar dapat menunjang keberhasilan dalam kultur fitoplankton. Penambahan vitamin B dapat dijadikan alternatif untuk memacu 12 pertumbuhan fitoplankton.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 548, "width": 62, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 560, "width": 207, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Borowitzka, M. A. 1990. The Mass Culture of Dunaliella salina. http://www.fao.org. 09/12/2009. 16 hal.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 598, "width": 207, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Chilmawati, D. dan Suminto. 2008. Penggunaan Media Kultur yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Chlorella sp. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semarang. 8 hal.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 661, "width": 206, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Coutteau, P. 1996. Manual on The Production and", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 674, "width": 170, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Use of Live Food for Aquaculture. FAO", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 687, "width": 170, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Fisheries Technical Paper No. 361. Roma. pp. 7-16", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 102, "width": 207, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Croft, M. T., Martin J. W., and Alison G. S. 2006. Algae Need Their Vitamins. American Society for Microbiology. Vol 5 no.8. p 1175-1183.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 152, "width": 207, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Ekawati, A. W. 2005. Diktat Kuliah Budidaya Pakan Alami. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang. hal. 3 – 48.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 190, "width": 207, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "El Baz, F. K., Ahmed M, Aboul E, Gamal S. 2002. Accumulation of Antioxidant Vitamins in Dunaliella salina. www.sciencedirect.com. 24/02/2010. 4 pp.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 240, "width": 207, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Hamawi, M. 2005. Blotong, Limbah Busuk Berenergi. Majalah SALAM. Jakarta. 2 hal.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 266, "width": 207, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Isnansetyo, A. dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Fitoplankton dan Zooplankton. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. hal. 46 – 85.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 304, "width": 208, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Matthews, R. G dan R. V. Banerjee. 1990. C o b a l a m i n - D e p e n d e n t M e t h i o n i n e Synthase. Biophysics Research Division and Department of Biological Chemistry, The University of Michigan, Ann Arbor. USA. p 1450-1459.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 379, "width": 208, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Putranto, A. 2007. Menuju Swasembada Bahan Bakar Murah. http://ahmadsamantho.word p r e s s . c o m / 2 0 0 8 / 0 9 / 0 5 / m e n u j u - s w a s e m b a d a b a h a n - b a k a r - m u r a h . 14/04/2010. 14 hal.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 442, "width": 207, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Satyantini, W.H dan E. D. Masithah. 2007. Diktat Penuntun Praktikum Budidaya Pakan Alami. Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya. hal. 28.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 506, "width": 206, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Sutomo. 1991. Pengaruh Salinitas dan pH Terhadap Pertumbuhan Chlorella sp .", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 531, "width": 206, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi – LIPI. Jakarta. 9 hal.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 556, "width": 207, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Tjahjo, W., Lidia E. dan Hanung, S. 2002. Biologi Fitoplankton. dalam Budidaya Fitoplankton dan Zooplankton. 2002. Balai Budidaya Laut, Direktorat", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 607, "width": 207, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan. Bandar Lampung. Hal.3 – 23.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 46, "width": 218, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 3,No. 1, April 2011", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 800, "width": 10, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 613, "page_height": 859, "text": "77", "type": "Page footer" } ]
4645337f-1dd7-a724-f809-41d103f31de0
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/algizzai/article/download/43347/19196
[ { "left": 47, "top": 31, "width": 274, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al GIZZAI: PUBLIC HEALTH NUTRITION JOURNAL e-ISSN : 2775-0434", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 59, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2775-0426", "type": "Table" }, { "left": 420, "top": 30, "width": 124, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 15-25 VOLUME IV, ISSUE 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 58, "width": 218, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.24252/algizzai.v%vi%i.43347", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 775, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 786, "width": 266, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©2021. The Authors This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 91, "width": 415, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relationship Between Age And Nutritional Status Of Pregnant Women With Incidence of Low Birth Weight", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 129, "width": 335, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Usia Dan Status Gizi Ibu Hamil Dengan", "type": "Section header" }, { "left": 183, "top": 146, "width": 242, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kejadian Berat Badan Lahir Rendah", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 165, "width": 232, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elang Fajri Ma’rifah 1 , Sri Sularsih Endartiwi 2*", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 184, "width": 307, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2* Prodi Kesehatan Masyarakat STIKes Surya Global Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 217, "width": 61, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 462, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Low birth weight (LBW) is a condition of the baby who was born less than 2.500 gr regardless of prenancy period. Low birth weight (LBW) are the main problem that contributes perinatal mordibitas rate and perinatal mortality rate. Incidence of low birth weight (LBW) in the Bantul regency are the work area Kasihan I Health Center that found 69 cases. Based on the results of the preliminary study at Kasihan I Health Center, the age of pregnant women and the nutritional status of pregnant women is both factors that contribute to incidence of low birth weight (LBW) at Kasihan I Health Center. This research is to know the correlation between age of pregnant women and nutritional status of pregnant women with incidence of low birth weight in Kasihan I Health Center in 2022. This type of research is analytical observasion with case control design research. The population of this study were all mothers who gave birth to Kasihan I health center in 2020 as many as 36 people. Samples were taken using a saturated sampling of 32 people. The data analysis used is univariate and bivariate analysis. Based on the chi square statistical test, p-value = 0,815 ( p > 0,05), the result show that there was no correlation between age of pregnant women with incidence of low birth weight (LBW), and p-value = 0,014 ( p < 0,05), there was correlation between nutritional status of pregnant women with incidence of low birth weight (LBW). There was no correlation between age of pregnant women with incidence of low birth weight in Kasihan I Health Center in 2022. There was correlation between nutritional status of pregnant women with incidence of low birth weight. Pregnant women can get a nutritional status checking in health facility to prevent LBW. Key words: age, nutritional status, LBW", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 448, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 463, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan keadaan berat badan bayi yang dilahirkan kurang dari 2.500 gr tanpa memandang masa gestasi. Dalam bidang kesehatan, bayi berat lahir rendah menjadi masalah utama yang berkontribusi meningkatkan angka mordibitas dan mortalitas perinatal. Kemenkes melaporkan bahwa pada tahun 2020 penyebab tertinggi kematian neonatal adalah BBLR. Kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) tertinggi se-Kabupaten Bantul terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I yaitu mencapai 69 kasus. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan, usia ibu hamil dan status gizi ibu hamil merupakan faktor yang berkontribusi menyebabkan kejadian BBLR di Puskesmas Kasihan I. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia dan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kasihan I Kabupaten Bantul. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan case control. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di Puskesmas Kasihan I pada tahun 2020 yaitu sebanyak 36 orang. Teknik pengumpulan sampel menggunakan teknik sampling jenuh sebanyak 32 orang. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p-value = 0,815 ( p > 0,05), artinya tidak ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR, dan hasil p-value = 0,014 ( p < 0,05), artinya ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR. Tidak terdapat hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kasihan I tahun 2022. Ada hubungan antara status gizi ibu dengan kejadian BBLR. Ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan status gizi di fasilitas kesehatan, untuk mencegah kehamilan yang berisiko BBLR.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 678, "width": 172, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: umur, status gizi, BBLR", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 695, "width": 377, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Correspondence Article Info", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 707, "width": 225, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email : [email protected] Adress : STIKES Surya Global Yogyakarta, Jl. Ringroad Selatan, Blado, Potorono, Banguntapan Bantul, D.I.", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 739, "width": 48, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 404, "top": 707, "width": 127, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited : 28-12-2023 In Reviewed : 12-01-2024 Accepted : 23-01-2024 Online Published : 30-01-2024", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 19, "width": 449, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elang Fajri Ma’rifah & Sri Sularsih Endartiwi, Relationship Between Age And Nutritional Status Of Pregnant Women With Incidence of Low Birth Weight", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 746, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 757, "width": 266, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©2021. The Authors This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 97, "width": 463, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan keadaan berat badan bayi yang dilahirkan kurang dari 2.500 gr tanpa memandang masa gestasi. Dalam bidang kesehatan, bayi berat lahir rendah menjadi masalah utama yang berkontribusi meningkatkan angka mordibitas dan mortalitas perinatal. Kemenkes melaporkan bahwa pada tahun 2020 penyebab tertinggi kematian neonatal adalah BBLR. Kejadian BBLR juga menimbulkan dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak yang ditimbulkan jangka pendek kejadian BBLR yaitu risiko kematian bayi pada 28 hari pertama kehidupannya. Sedangkan dampak jangka panjangnya yaitu terhambatnya tumbuh kembang anak dari segi fisik maupun psikologis, serta meningkatkan risiko penyakit kronis ketika dewasa seperti obesitas dan diabetes (WHO dan UNICEF, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 235, "width": 463, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berat badan lahir rendah (BBLR) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di banyak negara berkembang, dan gizi buruk sebelumnya dan selama kehamilan diakui sebagai penyebab penting. Muncul bukti tentang peran efek antargenerasi dalam menentukan status gizi prakonseptual ibu yang menunjukkan perlunya investasi berkelanjutan dalam strategi yang meningkatkan gizi perempuan dan kesehatan sepanjang siklus hidup, terutama pada masa awal selama bertahun-tahun (Ramakrishnan, 2004) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 332, "width": 466, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data UNICEF dan WHO (2019), prevalensi kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) secara global tahun 2015 sebesar 14,6%, yang menunjukkan bahwa satu dari tujuh kelahiran hidup mengalami berat lahir rendah. Dari 20,5 juta bayi dengan bayi berat lahir rendah di seluruh dunia, lebih setengahnya lahir di Asia. Angka prevalensi kejadian BBLR di Asia Tenggara tahun 2015 adalah 12,3%. Berdasarkan data Riskesdas 2018 bahwa angka prevalensi kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) nasional yaitu 6,2%. Provinsi dengan angka prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah yaitu 8,9 % dan prevalensi terendah terdapat di Provinsi Jambi yaitu 2,6%. Sementara angka prevalensi BBLR Provinsi DIY menempati urutan ke-lima dari 33 provinsi di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 470, "width": 463, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa faktor penyebab kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) ditinjau dari faktor ibu, faktor janin, dan faktor lingkungan. Faktor ibu meliputi penyakit yang dialami ibu saat hamil seperti hipertensi dan anemia, usia ibu < 20 tahun atau > 35 tahun, usia kehamilan ibu < 37 minggu atau > 42 minggu, jarak kelahiran yang pendek < 2 tahun, keadaan sosial ekonomi, paritas, riwayat BBLR sebelumnya, status gizi ibu, pendidikan, kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol. Faktor janin antara lain hidramnion, kelainan kongenital, dan kehamilan kembar. Sedangkan faktor lingkungan meliputi tempat tinggal, paparan zat beracun, dan paparan radiasi (Proverawati, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 594, "width": 463, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Status gizi ibu hamil akan mempengaruhi perkembangan janinnya. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang lebih banyak dan nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan sebelum hamil. Salah satu indikator pengukuran status gizi ibu hamil adalah pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) prahamil. IMT dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kudrat tinggi badan dalam meter. IMT= BB (kg)/ TB (m²). Sebaiknya pada masa prahamil ibu memiliki IMT normal (18,5-25 kg/m2). Pada ibu yang underweight (IMT <18,5kg/m²) biasanya semakin tinggi kenaikan BB hamil semakin rendah risiko kematian perinatalnya. Kematian perinatal umumnya terjadi disebabkan oleh prematur dan BBLR (Fikawati, 2015) . Berat badan lahir berhubungan langsung dengan status gizi ibunya (Firsti Winasandis and Anantanyu, 2020) .", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 23, "width": 449, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elang Fajri Ma’rifah & Sri Sularsih Endartiwi, Relationship Between Age And Nutritional Status Of Pregnant Women With Incidence of Low Birth Weight", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 759, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 770, "width": 266, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©2021. The Authors This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 463, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usia ibu < 20 atau > 35 tahun merupakan kehamilan yang berisiko tinggi dan dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah. Pada usia < 20 tahun, peredaran darah menuju serviks dan uterus masih belum sempurna sehingga menghambat penyerapan nutrisi dari ibu ke janin yang dikandungnya. Sedangakan pada usia > 35 tahun, ibu berisiko tinggi mengalami obstetrik, seperti pendarahan, pre- ekslampsia, dan persalinan lama (Prasetyawati, 2010) . Menurut data BPS 2020 terdapat tiga kelompok usia dengan Persentase teritnggi ibu melahirkan bayi berat lahir rendah yaitu usia 15-19 tahun, 40-44, dan 45-59 tahun (Noviani, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 463, "height": 273, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan serius di Kabupaten Bantul. Hal ini disebabkan karena bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat berkontribusi meningkatkan angka kematian bayi di Kabupaten Bantul. Enam dari sepuluh anak yang lahir dengan berat badan lahir rendah berisiko mengalami kekurangan gizi pada anak usia dini. Dampaknya adalah berat badan kurang dan stunting lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional (Namiiro et al. , 2023) . Berdasarkan data dari Dinkes DIY tahun 2019 dan 2020, prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) tertinggi se-Provinsi DIY terdapat di Kabupaten Gunungkidul yaitu 7,0% dan prevalensi terendah terdapat di Kabupaten Bantul sebesar 5,6%. Tetapi prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) di Kabupaten Bantul selama 4 tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2019, yaitu sebesar 0,9% lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2018. Pada tahun 2020, prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) di Kabupaten Bantul juga mengalami kenaikan 0,7% lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2019. Berdasarkan data di atas, kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) tertinggi se-Kabupaten Bantul terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I yaitu mencapai 69 kasus. Sedangkan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) terendah terdapat di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan II yaitu sebanyak 2 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan usia dan status gizi ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Puskesmas Kasihan I Kabupaten Bantul tahun 2022.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 133, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 496, "width": 463, "height": 190, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Observasional analitik didasarkan pada pengamatan kelompok masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Rancangan penelitian ini adalah case control. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di Puskesmas Kasihan I Kabupaten Bantul pada periode Januari-Desember 2020 sebanyak 36 ibu. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 32 sampel. Sampel diperoleh dari sampel yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu ibu yang melahirkan di Puskesmas Kasihan I pada peride Januari- Desember 2020. Sedangkan sampel yang memenuhi kriteria eklusi yaitu responden yang melakukan pemeriksaan kehamilan/ANC di Puskesmas Kasihan I. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data ibu yang melahirkan di Puskesmas Kasihan I tahun 2020 dan catatan rekam medis responden. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua veriabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data dari uji statistik yaitu uji chi square .", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 19, "width": 449, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elang Fajri Ma’rifah & Sri Sularsih Endartiwi, Relationship Between Age And Nutritional Status Of Pregnant Women With Incidence of Low Birth Weight", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 746, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 757, "width": 266, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©2021. The Authors This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 114, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 95, "width": 282, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Karakteristik responden berdasarkan pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 109, "width": 463, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 16 orang (50%), responden yang berpendidikan SMP sebanyak 13 orang (40,6%), dan responden yang bependidikan SD sebanyak 3 orang (9,4%). Sebagian besar responden adalah IRT/tidak bekerja sebanyak 21 orang (65,6%), responden yang bekerja swasta sebanyak 6 orang (18,8%), responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 4 orang (12,5%), dan responden yang bekerja sebagai mahasiswa sebanyak 1 orang (3,1%). Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa ibu hamil yang memiliki usia 20-35 tahun sebanyak 26 dengan persentase sebesar 81,3% dan distribusi usia lain yaitu usia <20 dan >35 tahun sebanyak 6 orang (18,7%). Dari data usia responden yang diperoleh, dapat diketahui bahwa usia responden yang diteliti mayoritas terdapat pada rentang usia 20-35 tahun", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 275, "width": 351, "height": 364, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian Di Puskesmas Kasihan I Tahun 2022 Kriteria Frekuensi Persentase Pendidikan SD 3 9,4 SMP 13 40,6 SMA 16 50 Total 32 100 Pekerjaan IRT 21 65,6 Mahasiswa 1 3,1 Swasta 6 18,8 Wiraswasta 4 12,5 Total 32 100 Usia Ibu Hamil 20-35 tahun 26 81,3 <20 dan >35 tahun 6 18,7 Total 32 100 Status Gizi Normal 17 53,1 Tidak Normal 15 46,9 Total 32 100 Kejadian BBLR BBLR 12 37,5 Tidak BBLR 20 62,5 Total 32 100", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 642, "width": 7, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 656, "width": 463, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 juga menunjukkan bahwa responden yang memiliki IMT sebelum hamil yang normal yaitu sebanyak 17 orang (53,1%), dan responden dengan IMT tidak normal sebanyak 15 orang (46,9%). Dari data IMT responden yang diperoleh, dapat diketahui bahwa IMT sebelum hamil yang diteliti mayoritas responden memiliki IMT yang normal. Responden yang melahirkan bayi tidak BBLR sebanyak 20 orang (62,5%), dan", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 23, "width": 449, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elang Fajri Ma’rifah & Sri Sularsih Endartiwi, Relationship Between Age And Nutritional Status Of Pregnant Women With Incidence of Low Birth Weight", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 759, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 770, "width": 266, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©2021. The Authors This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 463, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "responden yang melahirkan BBLR sebanyak 12 orang (37,5%). Dari data kejadian BBLR yang diperoleh, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden melahirkan bayi dengan tidak BBLR.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 308, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Hasil hubungan usia ibu hamil dengan kejadian BBLR", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 455, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa ibu yang memiliki usia tidak berisiko yaitu usia antara 20-35 tahun melahirkan bayi dengan BBLR sebanyak 10 bayi (31,25%) dan tidak BBLR sebanyak 16 bayi (50%). Sedangkan ibu yang memiliki usia berisiko yaitu usia <20 atau >35 tahun melahirkan bayi dengan BBLR sebanyak 2 bayi (6,25 %) dan yang tidak BBLR sebanyak 4 bayi (12,5%). Berdasarkan hasil uji chi square hubungan usia ibu hamil dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kasihan I tahun 2022 diperoleh hasil p-value = 0,815 (p > 0,05), artinya Ha ditolak dan Ho diterima. Maka dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kasihan I tahun 2022.", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 282, "width": 314, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Hubungan Usia Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR Di Puskesmas Kasihan I Tahun 2022", "type": "Section header" }, { "left": 105, "top": 310, "width": 384, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usia ibu hamil Kejadian BBLR Total P-value BBLR Tidak BBLR n % n % n % 20-35 tahun 10 31,25 16 50 26 81,25 0,815 <20 dan >35 tahun 2 6,25 4 12,5 6 18,75 Total 12 37,5 20 62,5 32 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 348, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 428, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa ibu yang memiliki status gizi normal (IMT ≥ 18,5 kg/m² atau < 30 kg/m²) melahirkan bayi dengan BBLR yaitu 3 bayi (9,37%), yang tidak BBLR sebanyak 14 bayi (43,75%). Sedangkan ibu yang memiliki status gizi tidak normal (IMT < 18,5 kg/ m² atau ≥ 30 kg/m²) melahirkan bayi dengan BBLR sebanyak 9 bayi (88,13%), yang tidak BBLR sebanyak 6 bayi (18,75%). Berdasarkan hasil chi square hubungan status gizi ibu hamil (IMT sebelum hamil) dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kasihan I diperoleh hasil p-value = 0,014 ( p < 0,05), artinya Ha diterima dan Ho ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 589, "width": 348, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR Di Puskesmas Kasihan I Tahun 2022", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 621, "width": 57, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Status gizi (IMT prahamil)", "type": "Table" }, { "left": 202, "top": 618, "width": 90, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kejadian BBLR", "type": "Picture" }, { "left": 98, "top": 617, "width": 400, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total P- value OR BBLR Tidak BBLR n % n % n % Normal 3 9,37 14 43,75 17 53,12 0,014 7,00 Tidak normal 9 28,13 6 18,75 15 46,88 Total 12 37,5 20 62,5 32 100", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 19, "width": 449, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elang Fajri Ma’rifah & Sri Sularsih Endartiwi, Relationship Between Age And Nutritional Status Of Pregnant Women With Incidence of Low Birth Weight", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 746, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 757, "width": 266, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©2021. The Authors This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 89, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 305, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hubungan usia ibu hamil dengan kejadian BBLR", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 429, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah status gizi, usia ibu hamil, jarak kehamilan, paritas, frekuensi pemeriksaan kehamilan, riwayat BBLR. Usia ibu hamil secara fisik maupun mental berpengaruh terhadap kesiapan seorang ibu untuk hamil. Ibu hamil dengan usia < 20 atau > 35 tahun memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi. Usia reproduksi optimal bagi seorang wanita adalah usia antara 20-35 tahun, di bawah ataupun di atas usia tersebut akan meningkatkan risiko terhadap kehamilan (Paramashanti, 2019) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 429, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa usia ibu hamil tidak berhubungan dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kasihan I Bantul Daerah Istimewa Ygyakarta. Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan teori Fikawati (2015) dalam buku Gizi Ibu dan Anak yang menyatakan bahwa usia ibu ketika hamil merupakan salah satu determinan berat badan lahir bayi. Ibu hamil dengan usia remaja (<20 tahun) lebih berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Hal ini disebabkan karena pada masa ini, masih dalam pertumbuhan. Sehingga apabila kebutuhan gizi ibu tidak terpenuhi dengan baik, maka janin dan ibu akan bersaing untuk mendapatkan zat gizi. Usia ibu yang baik untuk hamil adalah usia 20-35 tahun. Pada masa ini, wanita sudah tidak dalam masa pertumbuhan dan memiliki risiko terjadinya komplikasi yang lebih rendah dibandingkan dengan usia >35 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 429, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori tersebut juga dijelaskan oleh Anne Marie Meser (2012) dalam bukunya yang berjudul 9 Bulan Penuh Keajaiban yang menyatakan usia reproduksi sehat adalah usia antara 20-35 tahun. Usia <20 tahun atau >35 tahun memiliki risiko yang tinggi dalam kehamilan dan persalinan. Pada usia <20 tahun, organ reproduksi belum matang dan pada masa ini wanita akan membutuhkan asupan gizi yang optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi pertumbuhannya, sehingga akan berisiko tinggi untuk kehamilan, nifas, dan dapat menimbulkan komplikasi. Pada usia >35 tahun organ kandungan ibu semakin menua, dan jalan lahir semakin kaku. Kehamilan ibu pada usia >35 tahun memiliki risiko melahirkan bayi cacat, hambatan persalinan dan sangat berisiko terjadi pendarahan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 429, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rina Wijayanti dan Risa Nanda Pangestu (2020) dengan judul Hubungan Usia, Paritas, Kadar Hemoglobin Dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan BBLR Pada Ibu Bersalin Di RSUD Johar Baru Jakarta Pusat Tahun 2017 yang menyatakan tidak terjadi korelasi yang signifikan antara usia ibu dengan BBLR. Hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh p-value = 0,214 (p > 0,05), artinya Ha ditolak dan Ho diterima, maka dapat diketahui bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara usia ibu dengan BBLR. Penelitian ini menyatakan bahwa tingginya bayi BBLR yang dilahirkan ibu dengan usia 20-35 tahun, tidak hanya disebabkan karena usia ibu. Hal ini dapat terjadi karena faktor lain yang lebih dominan daripada usia ibu seperti anemia, paritas, dan IMT.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 40, "width": 384, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elang Fajri Ma’rifah & Sri Sularsih Endartiwi, Relationship Between Age And Nutritional Status Of Pregnant Women With Incidence of Low Birth Weight", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 759, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 770, "width": 266, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©2021. The Authors This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Hikmatul Khoiriyah (2018) dengan judul Hubungan Usia, Paritas Dan Kehamilan Ganda Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan hasil nilai p- value = 0,654 ( p > 0,05), artinya tidak terdapat hubungan antara usia ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Abdul Moeloek tahun 2017. Penelitian ini menyatakan bahwa ketidaksesuaian hasil penelelitian dengan teori karena usia bukan merupakan faktor utama terjadinya BBLR. Terdapat faktor lain yang dapat menyebabkan BBLR seperti KEK (Kurang Energi Kronik) atau status gizi ibu yang buruk. Hal ini dapat menyebabkan suplai zat gizi ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin dalam kandungan menjadi terganggu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 429, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rini Febrianti (2019) dengan judul Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2019 yang menghasilkan nilai p-value = 0,005 (p < 0,05), artinya ada hubungan faktor risiko usia ibu terhadap kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini menyatakan bahwa adanya hubungan usia dengan kejadian BBLR disebabkan karena pada usia muda pertumbuhan dan fungsi fisiologis organ reproduksi belum optimal dan secara psikologi, emosionalnya belum matang. Sedangkan pada usia >35 tahun mulai muncul penyakit berbahaya seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, dan penyakit degeneratif pada persendian tulang belakang dan panggul. Selain itu, pada usia >35 tahun keadaan dan kesehatan rahim tidak sebaik pada usia 20-35 tahun. Sehingga meningkatkan risiko perkembangan pada janin yang dikandungnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 429, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini didapatkan hasil yang berbeda dengan teori yang ada, karena disebabkan beberapa hal. Kejadian BBLR tidak hanya dipengaruhi oleh faktor usia ibu hamil. Tetapi terdapat faktor lain yang berkontribusi menjadi penyebab kejadian BBLR, seperti status gizi ibu hamil. Status gizi ibu sangat mempengaruhi berat bayi lahir. Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR) (Supariasa, 2002) . Selain itu, terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR di Puskesmas Kasihan I seperti jarak kehamilan, paritas, frekuensi pemeriksaan kehamilan, riwayat BBLR, dan penyakit selama hamil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 341, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hubungan Status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 429, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Status gizi ibu hamil berpengaruh terhadap kejadian BBLR. Kondisi gizi ibu yang bagus akan meningkatkan status kesehatannya sehingga pada waktu hamil. IMT sebelum hamil menggambarkan simpanan gizi untuk tumbuh kembang janin yang dikandungnya. Ibu yang memiliki IMT kurang dari 18,5 kg/m² ( underweight ), maka akan memiliki simpanan gizi yang kurang untuk memenuhi zat gizi janin yang dikandungnya, dan sebaiknya harus menaikan berat badan lebih banyak dibandingkan dengan ibu normal (Fikawati dkk, 2015) . Jika status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan kurang, maka akan menyebabkan berat bayi lahir rendah (Supariasa dkk, 2002) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 428, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi ibu hamil yang diukur menggunakan indikator IMT pra hamil berhubungan dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian ini sesuai teori Supariasa (2002) yang menyatakan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 19, "width": 449, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elang Fajri Ma’rifah & Sri Sularsih Endartiwi, Relationship Between Age And Nutritional Status Of Pregnant Women With Incidence of Low Birth Weight", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 746, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 757, "width": 266, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©2021. The Authors This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 432, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "status gizi ibu sangat mempengaruhi pertumbuhan janin yang dikandungnya. Apabila status gizi ibu kurang, baik sebelum kehamilan maupun selama kehamilan maka akan menyebabkan bayi berat lahir rendah. Hal tersebut juga sesuai teori Fikawati (2015) yang mengatakan bahwa status gizi sebelum hamil samgat mempengaruhi kenaikan badan selama kehamilan. Status gizi prahamil yang perlu diperhatikan adalah IMT sebelum hamil dan kadar Hb. Dengan status gizi yang normal maka dapat membantu ibu mendukung kehamilan yang optimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 429, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Status gizi prahamil menggambarkan potensi simpanan gizi untuk tumbuh kembang janin. Ibu dengan status gizi kurang ( underweight dengan IMT kurang dari 18,5 kg/m²) memiliki simpanan gizi yang kurang, oleh karenanya pada saat hamil harus menaikkan lebih banyak dibandingkan ibu yang normal atau gemuk. Sedangkan ibu yang memiliki IMT obesitas dapat menyebabkan komplikasi dan memiliki risiko tinggi ketika kehamilan dan persalinan dibandingkan ibu dengan IMT normal. Status gizi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian BBLR pada ibu dengan usia kurang dari 20 tahun (Melani Astari et al. , 2022) . ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari <150 cm, lingkar lengan kurang dari <23 cm, dan tidak mendapat konseling gizi mempunyai risiko lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Wijayanti, Setyaningsih and Wahyuningsih, 2021) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 429, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rina Wijayanti dan Risa Nanda Pangestu (2020) dengan judul Hubungan Usia, Paritas, Kadar Hemoglobin Dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan BBLR Pada Ibu Bersalin Di RSUD Johar Baru Jakarta Pusat Tahun 2017 yang menhasilkan nilai p-value = 0,025, artinya ada hubungan yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian BBLR. Hasil dari OR dari penelitian ini adalah 2,524, artinya ibu yang memiliki IMT tidak normal berisiko 2,524 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu dengan IMT normal. Penelitian ini menyatakan bahwa ibu yang bersalin dengan IMT tidak normal akan berdampak pada perkembangan janin yang dikarenakan kebutuhan nutrisi janin yang tidak terpenuhi. Penelitian yang lain juga menunjukkan bahwa Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi ibu hamil dengan kejadian berat badan lahir rendah di UPTD Puskesmas Ngarip tahun 2020 (Putri et al. , 2020) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 429, "height": 191, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian yang sebelumnya juga memberikan hasil yang sama, bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi ibu dengan kejadian BBLR di Puskesmas tahun 2015 Adapun nilai Odds Ratio (OR)=19,056 (5,262- 69,011), berarti status gizi ibu yang kurang beresiko 19 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR bila dibandingkan dengan status gizi ibu yang baik (Evasari and Nurmala, 2016) . Selain itu, hasil penelitian ini juga senada dengan penelitian yang lain bahwa ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSIA Annisa Kota Jambi Tahun 2018 (Puspitaningrum, 2018) . Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang menggunakan metode penilaian status gizi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode IMT sebelum hamil dengan kategori status gizi kurang dan baik. Penelitian ini menggunakan uji regresi binary logistik dengan hasil p-value = 0,000 (p < 0,05) yang memiliki makna terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi ibu sebelum hamil dengan berat badan lahir rendah dengan OR 15,73. Hal ini", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 40, "width": 384, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elang Fajri Ma’rifah & Sri Sularsih Endartiwi, Relationship Between Age And Nutritional Status Of Pregnant Women With Incidence of Low Birth Weight", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 759, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 770, "width": 266, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©2021. The Authors This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan bahwa ibu yang memiliki status gizi kurang sebelum hamil memiliki risiko 15,73 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu dengan status gizi baik (Bariyyah and Srimiati, 2021) . Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi berdasarkan LILA dan IMT dengan kejadian berat badan lahir rendah (Dwi Listiarini, Maryanti and Sofiah, 2022) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 69, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 429, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kasihan I tahun 2022. Ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR. Ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan status gizi di fasilitas kesehatan, untuk mencegah kehamilan yang berisiko BBLR.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 115, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 429, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bariyyah , K. and Srimiati, M. (2021) “Status Gizi Ibu Sebelum Hamil Dan Status Anemia Ibu Hamil Meningkatkan Resiko Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah,” Jurnal Gizi dan Kuliner (Journal of Nutrition and Culinary) , 1(1), p. 42. Available at: https://doi.org/10.24114/jnc.v1i1.22543 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 429, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Listiarini, U., Maryanti, E. and Sofiah, N.S. (2022) “Status Gizi Ibu Hamil Berhubungan dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),” Jurnal Kesehatan Mahardika , 9(2), pp. 10 –15. Available at: https://doi.org/10.54867/jkm.v9i2.107 .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 429, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evasari, E. and Nurmala, E. (2016) “Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi Ibu dengan Kejadian BBLR,” Jurnal Obstretika Scientia , 4(2), pp. 453 –471.", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 453, "width": 369, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Avaible at: https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/jrph/article/view/28752", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 429, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Firsti Winasandis, B. and Anantanyu, S. (2020) “Associations between Maternal Nutritional Status, Carbohydrate, Fat, and Protein Intakes, and Low Birth Weight in Jember, East Java,” Journal of Maternal and Child Health , 5(1), pp. 1 –11. Available at: https://doi.org/10.26911/thejmch.2020.05.01.01.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 429, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fikawati, S., dkk. (2015). Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.Avaible at: https://www.rajagrafindo.co.id/produk/gizi-ibu-dan-bayi/ Febrianti, R. (2019). Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2019 , 464-9.Avaible At: http://dx.doi.org/10.35141/scj.v8i1.663 Khoiriyah, H. (2018). Hubungan Usia, Paritas Dan Kehamilan Ganda Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan, 3(2). Maryunani, A. (2013). Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta: CV. Trans Info Media. avaible at: https://elibs.poltekkes- tjk.ac.id/index.php?p=show_detail&id=107871", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 432, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paramashanti, B. A. (2019). Gizi Bagi Ibu & Anak. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 19, "width": 449, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elang Fajri Ma’rifah & Sri Sularsih Endartiwi, Relationship Between Age And Nutritional Status Of Pregnant Women With Incidence of Low Birth Weight", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 746, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 757, "width": 53, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©2021. The Authors", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 765, "width": 266, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetyawati, A. E. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Kebidanan Holistik. Yogyakarta: Nuha Medika.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 429, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melani Astari, A. et al. (2022) “Indonesian Journal of Human Nutrition Artikel Hasil Penelitian Nutritional Status of Pregnant Women Aged Less Than 20 Years is a Risk Factor For The Incidence of Babies With Low Birth Weight (LBW),” pp. 61–69. Available at: www.ijhn.ub.ac.id.avaible at: https://doi.org/10.21776/ub.ijhn.2022.009.01.6", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 429, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namiiro, F.B. et al. (2023) “Nutritional status of young children born with low birthweight in a low resource setting: an observational study,” BMC Pediatrics , 23(1), pp. 1 –11. Available at: h ttps://doi.org/10.1186/s12887- 023-04356-9.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 428, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puspitaningrum, E.M. (2018) “Hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR )di RSIA ANNISA kota Jambi tahun 2018,” Akademi Kebidanan , 7(2), pp. 77 –95.avaible at: https://dx.doi.org/10.5281/scj.v7i2.67", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 428, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, N.A. et al. (2020) “Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Ulu Belu,” Jurnal Gizi Aisyah , 3(1), pp. 1 – 8.avaible at: https://journal.aisyahuniversity.ac.id/index.php/JGA/article/view/hubunga nstatusgiz", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 429, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramakrishnan, U. (2004) “Nutrition and low birth weight: From research to practice,” American Journal of Clinical Nutrition , 79(1), pp. 17 –21. Available at: https://doi.org/10.1093/ajcn/79.1.17.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 428, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sepduwiana, H., & Sutrianingsih, R. N. S. (2017). Hubungan Jarak Kehamilan dan Kepatuhan Mengkonsusi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo 1 . Jurnal Martenity and Neonatal, 2(4).avaible at: https://e-", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 522, "width": 265, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "journal.upp.ac.id/index.php/akbd/article/view/1410", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 428, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sundani, I. P. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Pada Petani Bawang Merah di Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(6), 99-119.avaible at: https://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v5i6.1326", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 352, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supariasa, I. D., dkk (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 425, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UNICEF & WHO. 2019. Low Birthweight Estimates Levels And Trends 2000- 2015 . UNICEF & WHO", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 428, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijayanti, R., & Pangestu, R. N. (2020). Hubungan Usia, Paritas, Kadar Haemoglobin dan Indeks Masa Tubuh (Imt) Dengan BBLR Pada Ibu", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 40, "width": 384, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elang Fajri Ma’rifah & Sri Sularsih Endartiwi, Relationship Between Age And Nutritional Status Of Pregnant Women With Incidence of Low Birth Weight", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 759, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 770, "width": 266, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©2021. The Authors This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 401, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bersalin Di RSUD Johar Baru Jakarta Pusat Tahun 2017 . Jurnal JKFT, 5(1), 92-103.avaible at: http://dx.doi.org/10.31000/jkft.v5i1.2870", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 428, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijayanti , T., Setyaningsih, A. and Wahyuningsih, W. (2021) “Maternal Nutrition Status and Its Relation with Low Birth Weight: A Meta Analysis Study,” Journal of Epidemiology and Public Health , 6(4), pp. 438 –449. Available at: https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2021.06.04.05.", "type": "Text" } ]
a35c2636-3dbc-93f7-1fe9-ab5508b805e3
http://penerbitgoodwood.com/index.php/sakman/article/download/2743/809
[ { "left": 72, "top": 36, "width": 222, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 174, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2798-0251 , Vol 3, No 2, 2024, 83-94", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 51, "width": 200, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.35912/sakman.v3i2.2743", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 456, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Metode Regresi Linear Berganda untuk Mengatasi Pelanggaran Asumsi Klasik (Implementation of", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 456, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multiple Linear Regression Methods to Overcome Violations of Classical Assumptions)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 156, "width": 193, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mei Dian Irrawati 1* , Maya Mukaramah 2", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 169, "width": 242, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah 1,2", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 183, "width": 133, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 338, "width": 71, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riwayat Artikel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 138, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima pada 23 Desember 2023 Revisi 1 pada 30 Desember 2023 Revisi 2 pada 8 Januari 2024 Revisi 3 pada 10 Januari 2024 Disetujui pada 12 Januari 2024", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 197, "width": 42, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A bstract", "type": "Table" }, { "left": 227, "top": 210, "width": 299, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purpose: This study investigates the impact of economic events, such as recessions, on the classical assumptions that form the basis of economic theory. Exploring the applicability of classical economic theory assumptions by considering real-world deviations during economic events.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 273, "width": 299, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Methodology/approach: The Research Methodology utilizes successful journal and interval review methods to examine economic events and their impact on classical economic theory. Apply the multiple linear regression test to predict the value of the dependent variable using known independent variables. The confidence interval method was employed to estimate the precision of the statistical parameters.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 361, "width": 299, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results/findings: Results and present findings on the deviation from classical assumptions during economic events. This study provides insights into the predictive power of multiple linear regressions in the context of economic instability. Share the estimated values and precision of the statistical parameters using the confidence interval method.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 437, "width": 299, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Limitations: We acknowledge the limitations related to the generalization of the findings during economic events. Recognize the inherent challenges of applying classical economic assumptions to real-world scenarios.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 488, "width": 299, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contribution: Contributes to the development of economic theory by highlighting discrepancies between classical assumptions and the complexities of economic events.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 526, "width": 299, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: S tatistic, Economic, Methods How to cite: Irrawati, M, D., Mukaramah, M. (2024). Implementasi Metode Regresi Linear Berganda untuk Mengatasi Pelanggaran Asumsi Klasik. Studi Akuntansi, Keuangan dan Manajemen, 3(2), 83-94.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 85, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 454, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelanggaran asumsi klasik merujuk pada situasi di mana kondisi atau prinsip-prinsip dasar dari teori ekonomi klasik tidak sepenuhnya berlaku atau tidak sesuai dengan kenyataan. Salah satu asumsi klasik yang sering dilanggar adalah asumsi tentang ketenangan pasar, yaitu keyakinan bahwa pasar akan selalu mencapai keseimbangan dan harga-harga akan selalu mencerminkan nilai sebenarnya dari barang dan jasa. Dalam kenyataannya, pasar tidak selalu bekerja secara sempurna dan seringkali terdapat kegagalan pasar, seperti adanya monopoli, informasi asimetris, atau adanya hambatan-hambatan lain yang dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam penentuan harga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 707, "width": 454, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelanggaran asumsi klasik juga bisa terlihat dalam fenomena ketidakstabilan makroekonomi. Teori ekonomi klasik mengasumsikan jika ekonomi akan mencapai tingkat pengangguran alami dan output penuh, namun pada penerapannya, ada sebuah fluktuasi ekonomi yang dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam tingkat pengangguran dan produksi. Peristiwa-peristiwa ekonomi seperti resesi atau depresi ekonomi menunjukkan bahwa asumsi-asumsi klasik tidak selalu berlaku, dan hal ini", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 771, "width": 290, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 | Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen / Vol 3 No 2, 83-94", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi dasar bagi pengembangan teori ekonomi lainnya, seperti ekonomi Keynesian, yang memperhitungkan dampak intervensi pemerintah dalam mengatasi ketidakstabilan ekonomi. Adanya sebuah pelanggaran maka dilakukan sebuah identifikasi dan pemahanan pelanggaran asumsi klasik dapat memberikan pengetahuan mendalam tentang situasi dimana model regresi kurang akurat atau perlu diperbaiki. Adanya penelitian ini dapat menghasilkan metode analisis yang lebih bisa diandalkan dan relevan dalam berbagai konteks.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 454, "height": 175, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan cara melakukan Interval kepercayaan, Interval kepercayaan adalah suatu metode statistik yang digunakan untuk mengukur seberapa akurat estimasi rerata atau proporsi dari sampel dalam mewakili nilai sebenarnya dari populasi. Interval kepercayaan terdiri dari tiga komponen utama : Pertama nilai statistik (seperti rerata atau proporsi) yaitu Nilai statistik merujuk pada ukuran yang kita estimasikan dari sampel. Misalnya, jika kita ingin mengestimasi rerata populasi, maka nilai statistiknya adalah rerata sampel. Jika kita ingin mengestimasi proporsi populasi, maka nilai statistiknya adalah proporsi sampel. Kedua, tingkat kepercayaan yaitu menunjukkan seberapa yakin kita dengan interval kepercayaan yang dihasilkan. Biasanya, tingkat kepercayaan yang umum digunakan adalah 95% atau 99%. Tingkat kepercayaan 95% berarti jika kita mengulangi proses pengambilan sampel dan menghitung interval kepercayaan sebanyak 100 kali, sekitar 95 dari interval-interval tersebut akan menangkap nilai sebenarnya dari populasi. Ketiga, terdapat derajat penyimpangan (standar error) yaitu Derajat penyimpangan atau standar error merupakan ukuran variabilitas atau ketidakpastian dalam estimasi kita. Semakin besar standar error, semakin besar ketidakpastian kita terhadap estimasi tersebut. Standar error dipengaruhi oleh ukuran sampel dan variabilitas data dalam sampel.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 454, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mencapai interval kepercayaan yang lebih akurat, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, memastikan variabel yang dimasukkan dalam model benar-benar relevan dengan pertanyaan penelitian. Pemilihan variabel yang tidak relevan dapat menghasilkan estimasi yang bias atau tidak akurat. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan efek interaksi antar variabel. Efek interaksi dapat mempengaruhi hubungan antara variabel dan estimasi yang dihasilkan. Dengan mempertimbangkan efek interaksi, kita dapat menghindari pelanggaran asumsi klasik dan meningkatkan kualitas estimasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 263, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 455, "width": 133, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Penelitian yang Relevan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 468, "width": 454, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut penelitian dari (Ningsih & Dukalang, 2019) menyatakan bahwa pelanggaran terhadap asumsi klasik dalam bidang ekonomi dan keuangan telah memperluas pemahaman tentang perilaku pasar dan pengambilan keputusan manusia. Salah satu asumsi utama yang telah dipertanyakan adalah konsep rasionalitas penuh dalam pengambilan keputusan. Teori klasik ekonomi mengasumsikan bahwa individu bertindak secara rasional dan memiliki akses penuh terhadap informasi. Sebuah model regresi diterapkan untuk membuat sebuah pengukuran pada suatu variabel dependen yang diartikan sebagai persamaan regresi estimasi yaitu sebuah gabungan matematis yang menampilkan sebuah hubungan antara satu variabel dengan lainnya yang nilainnya diketahui oleh variabel yang belum diketahui. Namun, penelitian dalam behavioral economics menunjukkan bahwa manusia rentan terhadap bias kognitif, di mana emosi, persepsi, dan faktor non-rasional lainnya memengaruhi keputusan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 454, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut penelitian dari (Sudariana & Yoedani, 2022) menyatakan bahwa asumsi pasar efisien, yang menyatakan bahwa harga pasar mencerminkan semua informasi yang tersedia, telah dipertanyakan dengan adanya fenomena gelembung ekonomi dan anomali pasar yang tidak dapat dijelaskan oleh teori pasar klasik. Sebuah pelanggaran asumsi klasik meliputi regresi linear berganda merupakan model regresi linear serta mengimplementasikan lebih dari satu variabel bebas dalam bahasa asing disebut multiple linear regression.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 454, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut penelitian dari (MARDIATMOKO, 2020) menyatakan bahwa peristiwa seperti gelembung ekonomi menunjukkan bahwa harga pasar tidak selalu beroperasi secara efisien seperti yang diasumsikan dalam teori klasik.Pelanggaran-pelanggaran ini telah mendorong perkembangan teori baru yang memperhitungkan faktor-faktor psikologis, perilaku, dan ketidakteraturan pasar dalam menjelaskan perilaku ekonomi yang sebenarnya. Maka penting adanya uji asumsi klasik menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 770, "width": 290, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 | Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen / Vol 3 No 2, 83-94", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "regresi linier berganda walaupun tidak dilakukan secara langsung namun pengujian ini langsung ketahap uji t dan uji F. Uji asumsi klasik merupakan analisis yang dilakukan untuk mendapatkatkan pengujian apakah pada sebuah model regresi linear ada sebuah masalah asumsi klasik atau tidak. Maka uji asumsi klasik bisa mempredeksi adanya hubungan linier antara dua variabel .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut penelitian dari (Asisdiq & Side, 2021) menyatakan bahwa analisis regresi linear berganda digunakan untuk memahami bagaimana kombinasi dari beberapa peubah 85 redictor dapat mempengaruhi peubah respon. Dalam analisis regresi, penting untuk mengerti dan memperhitungkan interaksi antara perubah predeksi dan perubah tanggapan, baik dalam analisis regresi linear sederhana maupun berganda. Bentuk hubungan antara peubah respon dengan peubah 85redictor dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi atau model regresi. Penyesuaian yang menggabungkan antar variabel (Y) dengan seluruh varibel (X). Jika ditemukan interaksi linier sempurna atau tepat dengan beberapa atau lebih semua variabel independent dalam model regresi berganda disebut multikolinearitas. Jika relevansinya antara dua atau lebih variabel bebas dalam penyesuaian regresi linier berganda. Analisis regresi juga digunakan sebagai peramalan sehingga peubah respon 𝑌 dapat diramalkan dari peubah redictor 𝑋 , apabila peubah prediktornya diketahui.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 454, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut penelitian dari (Wasilaine et al., 2014) menyatakan bahwa regresi ridge merupakan sebuah reknik yang dikembangkan untuk memantapkan nilai koefisien regresi karena multikolinearitas. Regresi punggungan pertama oleh A.E. Hoerl di tahun 1962. Cara ini untuk mengindari permasalahan tersebut dengan hasil yang tidak diinginkan karena korelasi yang meningkat antara beberapa varibel independent dalam model regresi ini akan mempelajari hubungan antar variabel. Jika ada hubungan antar variabel independent tersebut. Multikolinearitas akan terjadi jika terdapat interaksi linear sempurna atau pasti antara Sebagian atau semua varibel yang tidak berpengaruh oleh model regresi berganda. Regresi dihasilkan dengan studi regresi berganda menjadi sangat rendah atau tidak dapat menghasilkan analisis yang sesuai dengan sifat atau dampak suatu variabel yang berkaitan. Hal ini dikarenakan estimator dihasilkan dengan metode kuadrat terkeecil tidak lagi bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 142, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Pengembangan Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 128, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2.1 Hipotesis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 469, "width": 457, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis penelitian yang dilakukan merupakan pernyataan yang menduga bahwa menggunakan metode regresi linear berganda dengan suatu teknik tertentu akan dapat mengatasi atau memperbaiki pelanggaran asumsi klasik yang mungkin terjadi pada model regresi. Ini mencerminkan keyakinan bahwa penerapan teknik khusus ini akan memiliki efek yang signifikan terhadap validitas hasil analisis yang dihasilkan dari model regresi. Pada penelitian statistik, menguji hipotesis seperti ini akan melibatkan pengumpulan data, penerapan metode regresi linear berganda dengan teknik yang dimaksud, dan analisis terhadap validitas hasil yang diperoleh dari model tersebut. Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa penerapan teknik tertentu secara signifikan meningkatkan kesesuaian model dengan asumsi-asumsi klasik, maka hipotesis tersebut dapat diterima", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 454, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1 : Penerapan metode regresi linear berganda dengan teknik tertentu memiliki kemampuan untuk mengatasi pelanggaran asumsi klasik pada model regresi, dengan dampak yang signifikan terhadap validitas hasil analisis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 646, "width": 132, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2.2 Hipotesis Alternatif:", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 659, "width": 454, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi metode regresi linear berganda dengan teknik tertentu memiliki dampak yang signifikan dalam mengurangi atau menangani pelanggaran asumsi klasik yang mungkin terjadi pada model regresi. Lebih dari itu, hipotesis ini menduga bahwa penggunaan teknik tersebut akan menghasilkan peningkatan validitas analisis yang dihasilkan dari model regresi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 722, "width": 454, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada hal ini, implementasi metode regresi linear berganda dengan teknik tertentu diharapkan dapat secara signifikan mengurangi pelanggaran asumsi klasik seperti non-normalitas distribusi kesalahan atau keterkaitan yang tidak memadai antara variabel independen dan dependen. Dengan melakukan", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 771, "width": 290, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 | Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen / Vol 3 No 2, 83-94", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perbaikan atau penanganan terhadap asumsi-asumsi ini, hipotesis tersebut mengasumsikan bahwa validitas analisis yang dihasilkan dari model regresi akan meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 454, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2 : Implementasi metode regresi linear berganda dengan teknik tertentu secara signifikan mengurangi atau mengatasi pelanggaran asumsi klasik yang terjadi pada model regresi, meningkatkan validitas analisis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 164, "width": 136, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Metodologi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 90, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Review Jurnal", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 192, "width": 454, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Review jurnal adalah proses evaluasi mendalam terhadap suatu artikel ilmiah yang dilakukan oleh para pakar atau ahli dalam bidang tertentu sebelum artikel tersebut diterbitkan. Tujuan utama dari review jurnal adalah untuk memastikan bahwa artikel tersebut memenuhi standar keilmuan yang ditetapkan, seperti keakuratan metodologi, kejelasan dalam penyampaian ide, dan relevansi temuan dengan literatur yang ada. Review jurnal memainkan peran kunci dalam memastikan kualitas dan validitas informasi yang disajikan dalam suatu jurnal ilmiah, serta membantu dalam proses pengambilan keputusan terkait publikasi artikel yang akan masuk ke dalam jurnal tersebut. Proses review jurnal juga memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerima umpan balik konstruktif guna meningkatkan kualitas artikel sebelum diseminasi kepada komunitas ilmiah yang lebih luas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 318, "width": 164, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Metode suksesif interval (MSI)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 331, "width": 454, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Suksesif Interval (MSI) adalah sebuah pendekatan dalam pengambilan keputusan yang melibatkan penentuan interval waktu untuk melakukan pengamatan dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang terkumpul pada setiap interval tersebut. Pendekatan ini memungkinkan pengambilan keputusan secara bertahap, di mana pada setiap interval waktu, informasi baru dikumpulkan dan keputusan diambil berdasarkan informasi terkini tersebut. MSI umumnya digunakan dalam situasi di mana keputusan harus diambil dalam konteks di mana informasi berkembang seiring waktu, dan ketidakpastian informasi menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Dengan memperhatikan perkembangan informasi pada interval tertentu, pengambil keputusan dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan sesuai dengan kondisi terkini, mengurangi risiko kesalahan karena kurangnya informasi yang relevan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 470, "width": 454, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contohnya, pada hal bisnis, sebuah perusahaan mungkin menggunakan MSI untuk pengambilan sebuah keputusan investasi. Mereka mungkin memutuskan untuk mengevaluasi kinerja proyek setiap tiga bulan sekali. Pada setiap interval ini, mereka mengumpulkan data tentang keuangan, perkembangan proyek, dan perubahan pasar yang relevan. Berdasarkan informasi yang terkumpul selama periode tersebut, mereka kemudian membuat keputusan, seperti melanjutkan investasi, mengubah strategi, atau menghentikan proyek jika hasilnya tidak sesuai harapan. Kelebihan MSI ialah memungkinkan penyesuaian pada perubahan dan perkembangan yang terjadi seiring waktu. Hal ini membantu dalam mengurangi risiko kesalahan karena keputusan didasarkan pada informasi yang lebih mutakhir. Namun, kelemahannya adalah mungkin ada keterlambatan dalam pengambilan keputusan karena harus menunggu interval waktu tertentu untuk mengumpulkan data baru sebelum keputusan diambil.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 138, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 623, "width": 454, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan metode review jurnal sehingga menghasilkan beberapa temuan penting tentang implementasi metode regresi linear berganda untuk mengatasi pelanggaran asumsi klasik. Dalam penelitian ini, Langkah pertama adalah melakukan regresi linear berganda dengan Teknik statistic yang digunakan untuk membangun model dan menganlisis pengaruh antara satu atau lebih variable bebas ( variable independent) terhadap satu variable respon (variable dependen). Dalam regresi linear berganda memiliki dua pendekatan yaitu pendekatan grafik dan pendekatan histogram. Berikut penjelasan mengenai kedua pendekatan yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 724, "width": 110, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1. Pendekatan Grafik", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 454, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan grafik menggabungkan penggunaan berbagai jenis grafik, seperti grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, untuk menganalisis dan memvisualisasikan data. Dalam pendekatan grafik, analisis", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 770, "width": 290, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 | Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen / Vol 3 No 2, 83-94", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan dengan melihat pola, perbandingan, atau hubungan antara variabel yang diwakili oleh grafik. Jika pada hasil grafik normal probability plot, dapat disimpulkan garis diagonal memiliki garis yang baik, dengan adanya diagonal yang baik bisa menunjukan bahwa distribusi data memenuhi asumsi normalitas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik norma probability plot bisa digunakan untuk mengetahui sejauh mana data cocok dengan distribusi normal. Jika data memenuhi asumsi normalitas, maka bisa digunakan metode statistic yang didasarkan pada asumsi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 128, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2. Pendekatan Histogram", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 454, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Histogram gambar ialah grafik yang mengvisualisasikan sebaran nilai intensitas Piksel suatu gambar atau bagian dari suatu gambar. Dari histogram yang akan didapatkan Frekuensi relatif intensitas yang terjadi pada suatu gambar. Selanjutnya histogram Juga menampilkan kecerahan dan kontras gambar. Maka karena itu, histogram bisa dimanfaatkan seyang lebih kuabagai metode pemrosesan. Untuk menentukan apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas, peril dilakukan analisis statistic yang lebih kuat, seperti uji normalitas pada residual model regresi. Asumsi normalitas pada model regresi pada residul memiliki distribusi normal dengan mean nol dan varians konstan. Dalam analisis regresi, asumsi normalitas pada residual diuji menggunakan metode uji normalitas seperti Uji T, Uji Kolmogorov-Smirnov atau Uji Shapiro-Wilk. Model regresi memenuhi asumsi normalitas maka diperlukan analisis statistic yang lebih mendalam untuk menguji normalitas pada residual model regresi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 451, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.3. Apakah Asumsi Klasik Yang Sering Dilanggar Dapat Mengasumsikan Tentang Ketenangan pasar ?", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 454, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori ekonomi klasik yang mengansumsikan bahwa pasar beroprasi dengan sempurna dan mencapai keseimbangan. Namun, dalam realitisnya, asumsi ini seringkali tidak sepenuhnya berlaku. Keyakinan bahwa pasar akan selalu mencapai keseimbangan dan harga-harga akan selalu mencerminkan nilai sebenarnya dari barang dan jasa. Adanya pelanggaran pada asumsi tentang ketenangan pasar seperti adanya monopoli atau informasi asimetris adalah Langkah penting dalam memperbaiki asumsi klasik. Pemerintah dapat memainkan peran dalam mengatasi asumsi tentang ketenangan pasar tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 467, "width": 288, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beebrapa pembahasan terkait asumsi ketenangan pasar:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 454, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kegagalan pasar : Terdapat kegagalan pasar Ketika mekanismen pasar tidak dapat menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien. Faktor-faktor seperti monopoli (satu produsen menguasai pasar)atau oligopoly (sedikit produsen memiliki kekuatan pasar yang signifikan dapat menyebabkan ketidaksempurnaan dalam pasar.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 454, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Monopoli dan Oligopoli : Dalam situasi monopoli, satu produsen menguasai pasar, dan dalam oligopoli, sedikit produsen memiliki kekuatan pasar yang signifikan. Hal ini bertentangan dengan asumsi persaingan sempurna, di mana banyak produsen kecil bersaing.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 454, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Informasi Asimetris : Asumsi bahwa semua pelaku pasar memiliki informasi yang sama tidak selalu berlaku. Informasi asimetris, di mana pihak-pihak dalam transaksi memiliki tingkat informasi yang berbeda, hal ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dan ketidak efisienan pasar.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 454, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Eksternalitas dan Barang Publik : Terdapat situasi dimana pasar tidak menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien. Misalnya, dalam kasus eksternalitas(dampak suatu kegiatan terhadap pihak ketiga) atau barang public, pasar mungkin tidak dapat mempertimbangkan secara optimal dampak- dampak tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 657, "width": 454, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Hambatan-Hambatan Pasar : Terdapat Hambatan-hambatan seperti biaya transaksi, biaya masuk ke pasar, atau regulasi pemerintah yang dapat menyebabkan pasar tidak dapat mencapai tingkat efisiensi yang diharapkan oleh asumsi ketenangan pasar.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 695, "width": 454, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Dinamika Pasar : Faktor yang tidak diperhitungkan dalam asumsi ketenangan pasar. Pasar ekonomi nyata sering kali mengalami perubahan dan ketidapastian yang dapat mengakibatkan fluktuasi harga dan produksi. Asumsi ketenangan pasar tidak memperhitungkan factor-faktor ini.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 732, "width": 454, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Pengaruh Pemerintah : Pengaruh pemerintah juga sering kali tidak diperhitungkan dalam asumsi ketenangan pasar. Pemerintah dapat melakukan campur tangan dalam pasar melalui kebijakan", "type": "List item" }, { "left": 154, "top": 771, "width": 290, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 | Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen / Vol 3 No 2, 83-94", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 440, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "moneter (misalnya, mengatur suku bunga) atau kebijakan fiskal (misalnya, pengeluaran publik atau pajak). Pengaruh pemerintah ini dapat mempengaruhi mekanisme pasar dan menyebabkan ketidakseimbangan dalam asumsi ketenangan pasar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 454, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Pemahaman terhadap pelanggaran asumsi ini telah mendorong pengembangan teori ekono alternatif, seperti ekonomi perilaku dan ekonomi institusional. Teori-teori ini mencoba untuk memodelkan perilaku pasar dalam kondisi yang lebih realistis dan mempertimbangkan interaksi kompleks antara para pelaku pasar, institusi, factor psikologis, dan factor-faktor lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 454, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlu dimengerti ketidaksempurnaan yang terjadi dalam pasar bahwasannya pasar selalu tidak efisien arau tidak berguna. Namun, pemahaman tentang pelanggaran terhadap asumsi ketenangan pasar membantu kita dalam menyadari adanya situasi dimana intervensi atau regulasi pemerintahan dapat diperlukan untuk mengatasi ketidaksempurnaan pasar tersebut dan mencapai alokasi sumber daya yang lebih optimal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 366, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.4. Bagaimana Sebuah Implementasi Pada Metode Regresi Linear Berganda ?", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regresi linier berganda merupakan metode statistik yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara satu variabel terikat (variabel dependen) dengan dua atau lebih variabel bebas (variabel independen) yang mempengaruhinya. Tujuan utama dari analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel tersebut. Dalam regresi linier berganda, variabel terikat adalah variabel yang ingin kita prediksi atau jelaskan, sedangkan variabel bebas adalah faktor-faktor yang mempengaruhi atau menjelaskan variasi dalam variabel terikat. Pada dasarnya, regresi linier berganda mencoba mencari persamaan matematis yang dapat menggambarkan hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Persamaan ini dikenal sebagai model regresi. Dalam model regresi linier berganda, kita menggunakan koefisien regresi untuk mengukur seberapa besar pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 404, "width": 454, "height": 123, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam analisis regresi linier berganda, kita menggunakan data yang telah dikumpulkan untuk variabel terikat dan variabel bebas. Data ini digunakan untuk memperoleh persamaan regresi yang paling sesuai dengan pola hubungan antara variabel-variabel tersebut. Setelah mendapatkan persamaan regresi, kita dapat menggunakannya untuk melakukan prediksi atau menjelaskan nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas yang diketahui. Selain itu, kita juga dapat melakukan berbagai analisis statistik untuk mengevaluasi seberapa baik model regresi yang telah dibangun, seperti uji signifikansi koefisien regresi, uji asumsi, dan uji kebaikan model. Regresi linier berganda memiliki model persamaan yang diartikan jika hubungan satu variabel tak bebas (Y) dengan dua atau lebih variabel bebas (X 1 ,X 2 …Xn). Bertujuan dari uji regresi linier berganda ialah untuk mempredeksi nilai variabel tak bebas jika nilai variabel bebasnya (X 1 ,X 2 ,X 3 ..Xn) diketahui. Persamaan regresi linier berganda di ekspresikan oleh :", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 543, "width": 130, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + bn Xn", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 568, "width": 56, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian :", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 581, "width": 288, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = Variabel tak bebas (nilai variabel yang dipredeksi) a = konstanta b 1, b 2…. ,b n = nilai koefisien regresi", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 631, "width": 423, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika ada 2 variabel bebas yaitu X 1 dan X 2, maka contoh persamaan regresinya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 657, "width": 91, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 682, "width": 310, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Situasi jika koefisien-koefisien regresi, ialah b1 dan b2 memiliki nilai", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 692, "width": 274, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Pada hal ini variabel Y tidak dipengaruhi oleh X1 dan X2", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 705, "width": 400, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Nilainya negatif. Disini terjadi hubungan dengan arah terbalik antara variable tak bebas Y dengan variabel-variabel X1 dan X2", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 731, "width": 400, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Nilainya positif. Disni terjadi hubungan yang searah antara variabel tak bebas Y dan variabel bebas X1 dan X2", "type": "List item" }, { "left": 154, "top": 770, "width": 290, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 | Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen / Vol 3 No 2, 83-94", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 454, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan utama dalam analisis regresi linier berganda adalah untuk mengestimasi koefisien regresi (β ₀ , β ₁ , β ₂ , ..., βₚ) yang paling cocok dengan data yang ada. Estimasi ini diterapkan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least squares), di mana model regresi menyesuaikan garis regresi terbaik yang memiliki jumlah kesalahan kuadrat terkecil antara nilai aktual dan nilai yang diprediksi oleh model. Analisis regresi linier berganda juga memungkinkan untuk melakukan pengujian signifikansi statistik terhadap koefisien regresi, menguji asumsi-asumsi dasar seperti normalitas residual, homoskedastisitas, dan ketiadaan multikolinieritas antara variabel bebas, serta melakukan evaluasi kualitas model dengan menggunakan metrik-metrik seperti koefisien determinasi (R²) dan uji F.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 454, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, kita bisa memahami dan mengukur intensitas hubungan antara variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas, serta memprediksi atau menjelaskan nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 38, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contoh:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 454, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini ialah contoh data tentang IQ dan tingkat kehadiran sepuluh siswa di kelas yang diperkirakan mempengaruhi nilai UAS:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 342, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Data IQ dan tingkat kehadiran siswa yang mempengaruhi nilai UAS", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 542, "width": 59, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contoh soal:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 157, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Buatlah regresi linear berganda", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 454, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. 2. Variabel mana yang berpotensi lebih besar pada nilai UAS? Jelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi?", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 283, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Berapa koefisien determinasinya? Interpretasi dari hasil ini !", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 82, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Lakukan Uji-F", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 49, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jawaban :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 271, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Persamaan regresi : Y = 25.047 + 0.6705X1 – 0.00343X2", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 656, "width": 454, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Dari persamaan regresi tersebut, nilai b1 jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai b2. Maka Nilai b1 diartikan kemiringan X1 (kehadiran dikelas) danb2 diartikan kemiringan X2 (IQ). Pada hal ini bisa disimpulkan bahwa presentase kehadiran dikelas lebih berpengaruh daripada IQ.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 694, "width": 454, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Koefisien Determinasi : r2 = (0.6935)2 = 0.4809 = 48.09% Nilai akhir (Y) yang dapat dijelaskan oleh tingkat kehadiran (X1) dan IQ (X2) pada persamaan regresi Y = 25.047 + 0.6705X1 – 0.00343X2 adalah 48.09%. Sisanya, sebesar 51.91% dijelaskan oleh faktor lain diluar variable- variabel pada persamaan regresi Y = 25.047 + 0.6705X1 – 0.00343X2. Contoh pembacaan dan penjelasan mengenai : R2 Uji-F, Uji-t parsial dan Persamaan regresi berganda dari hasil pengolahan data software statistik.", "type": "List item" }, { "left": 154, "top": 771, "width": 290, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 | Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen / Vol 3 No 2, 83-94", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 130, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Tabel 2. Model Summary", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 454, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel ini, r atau R = 0,729 dan R2 = 0,532. Hal ini menyatakan jika 53,2% varians variabel tak bebas bisa dijelaskan oleh variabel bebas. Juga bisa dinyatakan jika 46,8% variable bebas belum bisa menjelaskan varians variabel tak bebas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 228, "width": 171, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Anova ( Uji-F; uji simultan )", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 350, "width": 454, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai F-hitung ialah 9,658 dan taraf signifikan 0,002. Nilai signifikan seperti ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti, jika secara langsung variable bebas berpengaruh signifikan kepada variable tak bebas untuk taraf signifikan 5 %.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 401, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Regresi Linear Berganda Melibatkan Beberapa Langkah Yang Harus diambil dari awal hingga akhir :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 426, "width": 454, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pengumpulan Data : Dengan cara mengumpulkan data yang relevan untuk variabel independen (input) dan variabel dependen (output), pastikan data yang dikumpulkan bersih dan siap u ntuk analisis. Data ini bisa diperoleh melalui survey, eksperimen, atau sumber data lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 464, "width": 454, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Penyiapan Data: Setelah mengumpulkan data, Langkah berikutnya adalah melakukan penyiapan data. Ini melibatkan membersihkan data dari missing values (nilai yang hilang), outlier (data ekstrem), dan memeriksa distribusi variable. Jika ingin melakukan validasi model, pisahkan data menjadi set pelatihan (train set) dan set pengujian (test set).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 515, "width": 454, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Analisis Eksploratif Data: Lakukan analisis eksploratif data untuk memahami hubungan antara variabel. Anda dapat menggunakan analisis statistik deskriptif untuk melihat statistik dasar, seperti mean, median, dan deviasi standar. Selain itu, periksa korelasi antara variabel input dan output untuk melihat apakah ada hubungan linier. Penting juga untuk mengidentifikasi pelanggaran asumsi klasik, seperti heteroskedastisitas (varians residual yang tidak konstan) atau multikolinieritas (korelasi tinggi antara variabel independen).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 591, "width": 454, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Spesifikasi Model Regresi : Pada langkah ini, tentukan variabel independen mana yang akan dimasukkan ke dalam model. Berdasarkan pengetahuan domain dan analisis eksploratif data, pilih variabel yang mempengaruhi variabel dependen secara teoritis atau empiris. Selanjutnya, tentukan bentuk model yang sesuai, apakah itu model linier sederhana atau model yang melibatkan transformasi logaritmik, polinomial, atau lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 654, "width": 454, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Estimasi Model: Gunakan metode least squares untuk memperkirakan parameter dalam model regresi. Metode ini mencoba meminimalkan jumlah selisih antara nilai prediksi yang diberikan oleh model dan nilai aktual dalam data yang diamati. Lakukan uji statistik seperti uji t untuk menilai signifikansi setiap variabel independen. Koefisien regresi yang signifikan menunjukkan bahwa variabel tersebut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap variabel dependen.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 717, "width": 454, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Evaluasi Model: Evaluasi kualitas model menggunakan metrik-metrik seperti R-squared (koefisien determinasi), MSE (Mean Squared Error), MAE (Mean Absolute Error), dan lainnya. R-squared mengukur seberapa baik model menyesuaikan data, sedangkan MSE dan MAE mengukur tingkat", "type": "List item" }, { "left": 154, "top": 770, "width": 290, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 | Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen / Vol 3 No 2, 83-94", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 440, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesalahan prediksi model. Selain itu, lakukan diagnosis untuk memeriksa apakah asumsi klasik terpenuhi, misalnya dengan memeriksa plot residu untuk melihat apakah ada pola yang tersisa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 454, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Perbaikan Pelanggaran Asumsi Klasik: Jika terdapat pelanggaran asumsi klasik seperti heteroskedastisitas atau multikolinieritas, Anda perlu mengatasi masalah tersebut. Beberapa teknik yang dapat diterapkan termasuk transformasi variabel, penggunaan robust standard errors, generalized least squares (GLS), atau memilih model alternatif yang lebih sesuai. Setelah menerapkan teknik-teknik tersebut, lakukan ulang estimasi model untuk memeriksa apakah masalah telah teratasi.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 454, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Validasi Model: Gunakan data pengujian yang telah dipisahkan sebelumnya untuk menguji kinerja model yang telah diperbaiki. Evaluasi model pada data pengujian untuk melihat sejauh mana model dapat menggeneralisasi data yang tidak digunakan dalam estimasi. Jika diperlukan, lakukan penyesuaian pada model untuk meningkatkan kualitasnya berdasarkan hasil validasi.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 454, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Interpretasi dan Penggunaan Model: Setelah memperoleh model regresi yang baik, lakukan interpretasi terhadap hasil estimasi parameter. Koefisien regresi menunjukkan seberapa besar pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Gunakan modeltersebut untuk membuat prediksi atau melakukan analisis lain yang relevan dengan tujuan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 454, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Dokumentasi dan Komunikasi Hasil: Terakhir, buat laporan atau dokumentasi yang menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil, hasil dari analisis regresi linear berganda, dan kesimpulan yang ditarik. Komunikasikan hasil kepada pemangku kepentingan yang relevan, seperti manajemen, rekan kerja, atau klien, sesuai dengan kebutuhan. Pastikan untuk menjelaskan secara jelas dan ringkas terkait dengan tersebutdan temuan serta memberikan konteks yang sesuai.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 414, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.5. Pemaparan tentang Ketidakstabilan Makroekonomi yang Memerlukan teori Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 454, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketidakstabilan makroekonomi merujuk pada kondisi di mana ekonomi suatu negara mengalami fluktuasi atau perubahan yang signifikan dalam kinerja ekonominya secara keseluruhan. Ini dapat mencakup variasi tajam dalam pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran yang naik atau turun tiba- tiba, inflasi yang tidak terduga, serta ketidakpastian dalam investasi dan aktivitas ekonomi lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 454, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu penyebab utama ketidakstabilan makroekonomi adalah adanya siklus bisnis. Ekonomi bergerak dalam siklus yang terdiri dari fase ekspansi, kontraksi, dan pemulihan. Selama fase ekspansi, ekonomi berkembang, aktivitas ekonomi meningkat, dan pengangguran cenderung rendah. Namun, dalam fase kontraksi atau resesi, terjadi penurunan tajam dalam aktivitas ekonomi, pengangguran meningkat, dan pertumbuhan ekonomi melambat bahkan bisa negatif. Pemulihan ekonomi kemudian terjadi saat ekonomi kembali membaik setelah resesi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 454, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-faktor lain seperti perubahan tiba-tiba dalam permintaan agregat, gangguan eksternal seperti krisis finansial global, perubahan kebijakan moneter atau fiskal pemerintah, serta faktor-faktor geopolitik juga dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Gangguan semacam ini dapat mempengaruhi pasar keuangan, menyebabkan fluktuasi mata uang, dan mengganggu aktivitas bisnis, baik skala besar maupun kecil. Dampak dari ketidakstabilan makroekonomi sangat luas. Pengangguran yang tinggi atau fluktuasi ekonomi yang tajam dapat mengakibatkan ketidakpastian sosial dan ekonomi yang signifikan. Inflasi yang tidak terkendali atau deflasi yang tiba-tiba dapat mengganggu daya beli masyarakat serta membuat perencanaan bisnis menjadi sulit. Kondisi ini juga dapat mengurangi kepercayaan investor dan menghambat pertumbuhan jangka panjang suatu negara.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 454, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah dan lembaga keuangan sering melakukan langkah-langkah kebijakan untuk mengurangi ketidakstabilan ekonomi, seperti intervensi pasar, kebijakan moneter yang ketat atau longgar, dan stimulus fiskal, untuk mencoba meminimalkan dampak dan menciptakan kondisi yang lebih stabil dalam jangka panjang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 707, "width": 358, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.6. Bagaimana Cara Mengukur Metode Internal Kepercayaan Yang Akurat?", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 454, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode interval kepercayaan (confidence interval) adalah suatu range nilai yang diperkirakan untuk parameter statistik, seperti rata-rata populasi, proporsi, atau regresi. Hal ini memungkinkan kita untuk memperkirakan seberapa presisi kita dalam mengetahui nilai parameter tersebut. Untuk mengukur", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 771, "width": 290, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 | Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen / Vol 3 No 2, 83-94", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "interval kepercayaan, pertama-tama, kita memperkirakan parameter statistik dari sampel yang diambil dari populasi. Kemudian, dengan menggunakan teknik statistik, kita menghitung batas atas dan batas bawah dari interval di mana kita memiliki keyakinan tertentu bahwa nilai sebenarnya dari parameter tersebut akan berada di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interval kepercayaan sering dinyatakan dengan tingkat kepercayaan tertentu, misalnya, interval kepercayaan 95%. Ini berarti jika kita melakukan prosedur pengambilan sampel dan penghitungan interval kepercayaan sebanyak 100 kali, kita bisa mengharapkan bahwa 95 dari interval-interval yang dihasilkan akan berisi nilai sebenarnya dari parameter populasi. Prosedur untuk menghitung interval kepercayaan bervariasi tergantung pada parameter yang diukur. Misalnya, untuk rata-rata populasi, interval kepercayaan bisa dihitung dengan menggunakan formula standar deviasi sampel, ukuran sampel, dan distribusi t dalam kasus sampel yang kecil atau distribusi normal untuk sampel yang besar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 454, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengukur interval kepercayaan sangat penting karena memberikan informasi tentang seberapa presisi perkiraan kita terhadap parameter populasi. Interval ini membantu dalam membuat perkiraan yang lebih realistis tentang seberapa akurat hasil sampel kita dalam merepresentasikan populasi secara keseluruhan. Dalam konteks praktis, ketika kita melaporkan hasil statistik, penting untuk menyertakan interval kepercayaan karena itu memberikan gambaran yang lebih lengkap dan lebih jujur tentang seberapa akuratnya perkiraan kita. Ini membantu orang lain yang membaca hasil kita untuk mengerti sejauh mana kita yakin dengan hasil yang kita laporkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 340, "width": 454, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode interval kepercayaan digunakan untuk memberikan perkiraan rentang nilai yang mungkin mengandung parameter populasi dengan tingkat kepercayaan tertentu. Untuk mengukur akurasi metode interval kepercayaan, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 454, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Ukuran Sampel: Semakin besar ukuran sampel yang digunakan dalam analisis, semakin akurat interval kepercayaan yang dihasilkan. Ukuran sampel yang lebih besar memberikan estimasi yang lebih stabil dan mendekati nilai sebenarnya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 454, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tingkat Kepercayaan: Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam metode interval kepercayaan juga mempengaruhi akurasi interval tersebut. Tingkat kepercayaan yang lebih tinggi menghasilkan interval kepercayaan yang lebih lebar, tetapi dengan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 454, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Variabilitas Data: Variabilitas data dalam sampel juga mempengaruhi akurasi interval kepercayaan. Semakin besar variabilitas data, semakin lebar interval kepercayaan yang dibutuhkan untuk mencakup nilai populasi dengan tingkat kepercayaan yang sama.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 454, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Bentuk Distribusi Data: Akurasi interval kepercayaan juga tergantung pada bentuk distribusi data. Jika data mengikuti distribusi yang simetris dan berbentuk seperti lonceng (normal), maka interval kepercayaan akan lebih akurat. Namun, jika data tidak mengikuti distribusi normal atau memiliki asimetri yang signifikan, akurasi interval kepercayaan dapat terpengaruh.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 454, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Asumsi dan Pendekatan: Metode interval kepercayaan memiliki asumsi dan pendekatan yang mendasarinya. Jika asumsi dan pendekatan tersebut tidak sesuai dengan kondisi data, akurasi interval kepercayaan dapat terpengaruh. Oleh karena itu, penting untuk memahami asumsi dan batasan metode yang digunakan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 454, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mendapatkan interval kepercayaan yang lebih akurat, disarankan untuk menggunakan ukuran sampel yang cukup besar, memilih tingkat kepercayaan yang sesuai dengan kebutuhan analisis, memperhatikan variabilitas data, dan memvalidasi asumsi dan pendekatan yang digunakan. Selain itu, penggunaan metode interval kepercayaan yang lebih kompleks, seperti bootstrap atau metode Monte Carlo, dapat memberikan estimasi interval kepercayaan yang lebih akurat dalam situasi yang lebih kompleks atau nonparametrik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 695, "width": 131, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Kesimpulan dan saran", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 454, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari data di atas, kesimpulan yang bisa diambil antara lain: Metode regresi linear berganda bisa digunakan untuk mengatasi pelanggaran asumsi klasik dalam teori ekonomi, terutama dalam kondisi pasar yang tidak mencapai keseimbangan atau dalam fluktuasi ekonomi. Metode ini membantu mengidentifikasi dan memahami pelanggaran asumsi klasik, serta memberikan analisis yang lebih", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 770, "width": 290, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 | Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen / Vol 3 No 2, 83-94", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akurat dan relevan dalam berbagai konteks. Implementasi metode regresi linear berganda dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik dan histogram, serta dengan mengubah data ordinal menjadi data interval. Dalam contoh penggunaan metode regresi linear berganda, presentase kehadiran dikelas lebih berpengaruh daripada IQ terhadap nilai UAS.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 457, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penelitian ini juga membahas koefisien determinasi, model regresi, ketidakstabilan makroekonomi, cara mengukur metode internal kepercayaan yang akurat, dan memberikan contoh penulisan referensi dengan gaya IEEE. Dengan demikian, implementasi metode regresi linear berganda bisa memberikan kontribusi yang signifikan dalam analisis ekonomi dan dapat membantu dalam pemahaman dan penanganan pelanggaran asumsi klasik. Metode ini juga dapat memberikan pengetahuan mendalam tentang situasi di mana model regresi kurang akurat atau perlu diperbaiki.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 133, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Limitasi dan Studi lanjutan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 454, "height": 99, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi tentang pelanggaran asumsi klasik juga memiliki limitasi dan ruang untuk pengembangan lebih lanjut. Salah satunya adalah keterbatasan model yang digunakan dalam menganalisis perilaku ekonomi. Model-model ini, meskipun bisa memberikan kerangka kerja yang berguna, seringkali terlalu simplistik dan gagal memperhitungkan kompleksitas situasi nyata di pasar. Keterbatasan data juga menjadi tantangan besar. Kekurangan data yang lengkap dan representatif dapat menghambat kemampuan untuk secara akurat menguji dan mengonfirmasi pelanggaran terhadap asumsi klasik. Terlebih lagi, sulitnya mengumpulkan data yang tepat untuk situasi ekonomi yang kompleks seperti pasar keuangan global menjadi kendala serius dalam melakukan penelitian empiris.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 454, "height": 99, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tetapi, ada ruang besar untuk studi lanjutan yang dapat memperbaiki pemahaman kita tentang pelanggaran asumsi klasik. Pengembangan model yang lebih inklusif dan realistis dapat memberikan pandangan yang lebih mendalam tentang perilaku ekonomi. Selain itu, teknologi dan pendekatan baru dalam pengumpulan data dan analisis statistik dapat membuka pintu untuk penelitian yang lebih detail dan komprehensif dalam mendeteksi serta menjelaskan pelanggaran terhadap asumsi klasik. Integrasi antara teori dan praktik juga menjadi kunci, di mana pengalaman lapangan dan penelitian akademis dapat saling melengkapi untuk memperluas pemahaman kita tentang dinamika kompleks dalam ekonomi dan keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 467, "width": 454, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini secara jelas mengidentifikasi dan menganalisis pelanggaran-pelanggaran terhadap asumsi klasik dalam konteks ekonomi. Implikasi dari temuan ini sangatlah signifikan, karena menggambarkan bahwa perilaku ekonomi tidak selalu dapat dijelaskan atau diprediksi dengan menggunakan asumsi klasik yang sederhana. Penelitian ini menyoroti perlunya pendekatan multidisiplin dan analisis data yang lebih komprehensif dalam memahami perilaku pasar dan pengambilan keputusan ekonomi. Dalam menutup, perlu adanya penekanan pada pentingnya terus melakukan penelitian lanjutan untuk mengembangkan pemahaman tentang kompleksitas perilaku ekonomi yang lebih baik lagi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 107, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan terimakasih", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 582, "width": 454, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan terima kasih diperuntukan kepada penulis yang sudah menyelesaikan penelitian ini dengan baik serta kontribusinya karena telah membantu mewujudkan sebuah penelitian agar bias menjadi pedoman bagi penelitian selanjutnya. Dan diharapkan bias mnejadi ilmu serta wawasan tambahan bagi penulis lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 645, "width": 47, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 454, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arda, M. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis , 18 (1), 45– 60. https://doi.org/10.30596/jimb.v18i1.1097", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 693, "width": 454, "height": 63, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asisdiq, I. S., & Side, S. (2021). И Актуальная Проблема Здоровья Населения [ 1 , 2 , 12 ]. Он Оказывает Многосторонние Воздей - Ние Индивида И Даже На Продолжительность Жизни , Вовлекая Все Сферы Жизнедеятельности Человека И Откладывая Отпечаток На Возможности И Способы Взаимодействия Орг. Pendidikan Kimia PPs UNM , 1 (1), 91–99. Azizah, I. N., Arum, P. R., & Wasono, R. (2021). Model Terbaik Uji Multikolinearitas untuk Analisis", "type": "List item" }, { "left": 154, "top": 771, "width": 290, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 | Studi Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen / Vol 3 No 2, 83-94", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 75, "width": 430, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Kabupaten Blora Tahun 2020. Prosiding Seminar Nasional UNIMUS , 4 , 63.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 454, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basuki, A. T. (2014). Uji autokorelasi dan Perbaikan autokorelasi. Analisis Regresi Dalam Pendekatan Ekonomi Dan Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS & Eviews , 1–16.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 263, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (1997). 1108405018-3-Bab Ii . 1 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MARDIATMOKO, G.-. (2020). Pentingnya Uji Asumsi Klasik Pada Analisis Regresi Linier Berganda. BAREKENG:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 151, "width": 430, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Matematika Dan Terapan , 14 (3), 333–342. https://doi.org/10.30598/barekengvol14iss3pp333-342", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 454, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ningsih, S., & Dukalang, H. H. (2019). Penerapan Metode Suksesif Interval pada Analsis Regresi Linier", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 189, "width": 430, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berganda. Jambura Journal of Mathematics , 1 (1), 43–53.", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 201, "width": 179, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.34312/jjom.v1i1.1742", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 454, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novia, A. D. (2016). Analisis Perbandingan Uji Autokorelasi Durbin- Watson dan Breusch - Godfrey.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 226, "width": 242, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim , 81.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 237, "width": 454, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurfitri Imro’ah, A. A. N. N. D. (2020). Metode Cochrane-Orcutt Untuk Mengatasi Autokorelasi Pada Estimasi Parameter Ordinary Least Squares. Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika Dan Terapannya , 9 (1), 95–102. https://doi.org/10.26418/bbimst.v9i1.38590 Subardi, L. (2018). Pengaruh Promosi Dan Kepercayaan Nasabah Terhadap Keputusan Penggunaan Layanan Digital Di Bank Sumsel Babel Cabang Prabumulih. Jurnal Ecoment Global , 3 (2), 40– 51. https://doi.org/10.35908/jeg.v3i2.475", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 454, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudariana, N., & Yoedani, M. M. (2022). Analisis Statistik Regresi Linier Berganda. Seniman Transaction , 2 (2).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 340, "width": 454, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wasilaine, T. L., Talakua, M. W., & Lesnussa, Y. A. (2014). Model Regresi Ridge Untuk Mengatasi Model Regresi Linier Berganda Yang Mengandung Multikolinieritas. BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika Dan Terapan , 8 (1), 31–37. https://doi.org/10.30598/barekengvol8iss1pp31-37 Yuliara, I. M. (2016). Modul Regresi Linier Berganda. Universitas Udayana , 2 (2), 18.", "type": "Text" } ]
f412dc2d-b53f-8619-e52a-07ae7e49e5eb
https://e-journal.unipma.ac.id/index.php/assets/article/download/4036/2100
[ { "left": 516, "top": 782, "width": 11, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 123, "top": 71, "width": 368, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGAMANAN BARANG MILIK DAERAH DALAM MEWUJUDKAN AKUNTABILITAS DI BPKAD KOTA MADIUN", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 111, "width": 344, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggie Riestanty 1 Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas PGRI Madiun [email protected] Isharijadi 2 Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas PGRI Madiun [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 173, "width": 67, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juli Murwani 3", "type": "Table" }, { "left": 241, "top": 185, "width": 132, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas PGRI Madiun [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 235, "width": 52, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 247, "width": 299, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjabarkan bagaimana pelaksanaan pengamanan Barang Milik Daerah dalam mewujudkan akuntabilitas di BPKAD Kota Madiun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pegawai di bidang akuntansi dan aset. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengamanan Barang Milik Daerah di BPKAD Kota Madiun sudah efektif namun belum akuntabel. Keterbaruan dari penelitian ini yang membedakannya dari penelitian sebelumnya yaitu peneliti memasukkan unsur Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk menilai akuntabilitas dalam pengamanan Barang Milik Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 441, "top": 441, "width": 74, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASSETS Jurnal Akuntansi dan Pendidikan", "type": "Picture" }, { "left": 435, "top": 474, "width": 80, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 1 Hlmn. 47 - 56 Madiun, April 2019 p-ISSN: 2302-6251 e-ISSN: 2477-4995", "type": "Text" }, { "left": 453, "top": 541, "width": 62, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel masuk:", "type": "Table" }, { "left": 461, "top": 552, "width": 53, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Maret 2019", "type": "Text" }, { "left": 442, "top": 563, "width": 73, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanggal diterima: 30 April 2019", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 407, "width": 61, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci", "type": "Picture" }, { "left": 163, "top": 421, "width": 5, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ":", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 407, "width": 228, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamanan Barang Milik Daerah; Pendapatan Asli Daerah; Akuntabilitas.", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 447, "width": 59, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 459, "width": 299, "height": 109, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research aims to analyze and describe the implementation of Regional Property security in realizing accountability in BPKAD of Madiun City. The method uses in this research is qualitative approach by interviews with employees in the field of accounting and assets. The result shows that the Regional Property security in BPKAD Kota Madiun was effective but was not accountable yet.The newness that made this research different from previous research was researcher added Native Revenue (PAD) to assessed accountability in securing Possession of the region.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 580, "width": 300, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Regional Property Security; Regional Original Income; Accountability.", "type": "Table" }, { "left": 257, "top": 43, "width": 201, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RIESTANTY, A., ISHARIJADI & MURWANI, J.", "type": "Page header" }, { "left": 280, "top": 54, "width": 180, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS PENGAMANAN BARANG ….", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 782, "width": 11, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 83, "width": 94, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 96, "width": 431, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semenjak direvisinya Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 menjadi Undang- undang No. 32 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengakibatkan terjadinya perubahan penyelenggaraan sistem pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik, sehingga diperlukan suatu manajemen pemerintahan daerah. Manajemen pemerintahan daerah yang efektif diperlukan agar segala urusan pemerintahan yang kewenangannya telah dilimpahkan kepada daerah dapat diselenggarakan secara maksimal dan bisa dipertanggungjawabkan kepada publik. Salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada publik adalah pertanggungjawaban atas Barang Milik Daerah.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 220, "width": 429, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan pentingnya pertanggungjawaban terhadap Barang Milik Daerah didasari oleh Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah mengharuskan penyampaian pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD dalam bentuk laporan keuangan yang disusun melalui suatu proses akuntansi atas transaksi keuangan. Barang Milik Daerah berkaitan dengan pos persediaan, aset tetap dan aset lainnya dalam laporan keuangan. Untuk itu diperlukan khusus dari pemerintah daerah. Tentu tidak berlebihan bila melihat kontribusi pengelolaan Barang Milik Daerah bagi jalannya roda pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat, dan salah satu acuan yang digunakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam pemberian opini.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 356, "width": 429, "height": 109, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala yang kerap dihadapi oleh pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengamanan Barang Milik Daerah selain terbatasnya sumber daya manusia yang ahli/terlatih adalah belum tegasnya penerapan aturan perundang-undangan terkait. Hal tersebut mengakibatkan munculnya berbagai permasalahan dalam pengamanan Barang Milik Daerah. Beberapa permasalahan diantaranya belum bersertifikatnya aset tanah atau aset tanah sudah bersertifikat namun belum atas nama pemerintah daerah, aset diklaim pihak lain, aset yang tidak diketahui keberadannya, serta lambannya penyelesaian dokumen kepemilikan aset (Lukito, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 466, "width": 429, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamanan Barang Milik Daerah di Kota Madiun memiliki dasar hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) Kota Madiun Nomor 08 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, Peraturan menteri dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Milik Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 08 Tahun 2015 Pasal 1 Ayat (8) disebutkan bahwasanya Barang Milik Daerah, merupakan semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau perolehan lainnya yang sah. Kota Madiun adalah kota yang mempunyai beragam aset baik yang berasal dari APBD ataupun perolehan lainnya yang sah. Perolehan lainnya yang sah dapat berasal dari hibah masyarakat atau hibah Pemerintah Pusat. BPKAD Kota Madiun (2017:34), menyebutkan pada tahun 2016 nilai aset Kota Madiun meningkat secara signifikan yaitu Rp2.682.479,66 (dalam jutaan) karena terdapat pelimpahan aset dari Sri Ratu yang telah jatuh tempo masa kontraknya. Aset yang berada di bawah kewenangan daerah tersebut wajib dikelola secara baik dan benar. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah sistem untuk mengelola Barang Milik Daerah agar pemanfaatannya memungkinkan untuk memberikan kontribusi yang dapat menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 712, "width": 429, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meningkatnya pendapatan asli daerah sebagai hasil dari pemanfaatan Barang Milik Daerah diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan. Selain itu kontribusi Barang Milik Daerah terhadap pendapatan asli daerah dapat juga digunakan sebagai salah satu tolok ukur dalam", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 43, "width": 227, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASSETS: JURNAL AKUNTANSI DAN PENDIDIKAN VOL 8 NO 1 APRIL 2019 HLMN. 47 - 56", "type": "Section header" }, { "left": 516, "top": 782, "width": 11, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 83, "width": 428, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menilai akuntabilitas pemerintah daerah dalam mengelola kekayaan daerah. Berdasarkan Permendagri Nomor 19 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, bentuk pemanfaatan Barang Milik Daerah diantaranya dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah, dan kerjasama penyediaan infrastruktur.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 152, "width": 429, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila pemerintah daerah dalam hal ini BPKAD Kota Madiun tidak mengamankan Barang Milik Daerah yang berpotensi, maka pengelolaan tidak akan efektif dan efisien. Sehingga perlu dilakukan pengamanan terhadap Barang Milik Daerah baik dari segi administrasi, fisik, maupun hukum agar pemanfaatan Barang Milik Daerah dapat dioptimalkan serta menghindarkannya dari diserobot, diambil alih, atau diklaim oleh pihak yang tidak bertanggungjawab (Fuady, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 234, "width": 429, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan APBD Kota Madiun tahun 2017 memperoleh opini Wajar Tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), menurut Gubernur Jatim Soekarwo perolehan opini WTP ini merupakan perwujudan pengelolaan keuangan yang yang sehat dan juga didukung sistem pengendalian intern yang efektif, serta dipatuhinya peraturan perundang-undangan (Soekarno, 2018). Perolehan opini WTP tersebut tentunya harus terus dipertahankan, salah satunya dengan cara menjaga akuntabilitas pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan aset daerah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 329, "width": 429, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shabrina (2014) menyebutkan bahwa realisasi kegiatan pengamanan aset Pemerintah Kota Surabaya secara administratif, fisik, dan hukum tidak berjalan efektif tapi sudah akuntabel. Tukunang (2016) berpendapat bahwa pengelolaan aset daerah selama ini telah berjalan, namun belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang maksimal. Sesuai dengan penjabaran di atas, maka penulis tertarik mengambil judul penelitian: Pengamanan Barang Milik Daerah dalam Mewujudkan Akuntabilitas di BPKAD Kota Madiun.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 438, "width": 125, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 452, "width": 429, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini penulis memilih pendekatan penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif untuk memaparkan pengamanan Barang Milik Daerah dalam mewujudkan akuntabilitas di BPKAD Kota Madiun. Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Madiun, bagian Akuntansi dan Aset dengan waktu penelitian kurang lebih selama 6 bulan yang dimulai bulan September 2018 hingga bulan Februari 2019. Sumber data berasal dari data primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 548, "width": 429, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan tiga informan yaitu Kepala Sub Bidang Penatausahaan Aset, Staf Bidang Akuntansi dan Aset, serta Kepala Bidang Akuntansi dan Aset. Peneliti memilih informan berdasarkan topik penelitian dan yang dianggap kredibel untuk menjawab masalah penelitian. Maka dari itu peneliti menetapkan ketiga informan tersebut karena beliau bertiga adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan pengamanan Barang Milik Daerah.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 630, "width": 429, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari catatan-catatan, dokumen-dokumen yang digunakan serta arsip resmi BPKAD Kota Madiun terkait kegiatan pengamanan Barang Milik Daerah selama tahun 2016-2017. Catatan tersebut di ataranya: Standar Operasional Prosedur (SOP) pengamanan Barang Milik Daerah, Kartu Inventaris Barang (KIB), daftar aset tetap Pemerintah Kota Madiun, serta data Realisasi Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 711, "width": 429, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik keabsahan data yang digunakan berupa uji credibility (validitas internal) atau kepercayaan terhadap hasil penelitian dengan triangulasi. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Peneliti memilih triangulasi sumber dan teknik dengan alasan efisiensi waktu, sehingga peneliti tidak", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 43, "width": 201, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RIESTANTY, A., ISHARIJADI & MURWANI, J.", "type": "Page header" }, { "left": 280, "top": 54, "width": 180, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS PENGAMANAN BARANG ….", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 782, "width": 11, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 83, "width": 428, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan triangulasi waktu. Hal ini dikarenakan pada triangulasi waktu membutuhkan wawancara berulangkali yang akan memperlama proses pengumpulan data di lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 137, "width": 228, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengamanan Barang Milik Daerah", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 164, "width": 429, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shabrina (2014: 4) menjelaskan bahwa pengamanan ialah tindakan mengendalikan serta menertibkan usaha pengurusan Barang Milik Daerah yang terdiri atas pengamanan administrasi, pengamanan fisik, dan pengamanan hukum. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengamanan aset Pemerintah Kota Surabaya belum efektif namun sudah akuntabel. Pengamanan aset milik Pemerintah Kota Surabaya dikatakan belum efektif karena belum mampu mencapai sasaran keberhasilan yang diharapkan, baik dari segi pengamanan administrasi, pengamanan fisik, maupun pengamanan hukum (Shabrina, 2014: 6).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 273, "width": 429, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti, di mana berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada para informan yang bertugas serta melalui pengumpulan dokumen yang berkaitan dengan pengamanan Barang Milik Daerah diperoleh hasil bahwa pengamanan Barang Milik Daerah, meliputi pengamanan administrasi, pengamanan fisik, dan pengamanan hukum yang dilakukan oleh BPKAD Kota Madiun sudah berjalan secara efektif namun belum akuntabel.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 369, "width": 429, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut kutipan wawancara dengan para informan terkait mekanisme pengamanan Barang Milik Daerah oleh BPKAD Kota Madiun. Menurut pernyataan dari para informan, pengamanan Barang Milik Daerah oleh BPKAD Kota Madiun dapat dikatakan sudah efektif dilihat dari telah dilaksanakannya kegiatan pengamanan Barang Milik Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pernyataan dari Kepala Sub Bidang Penatausahaan Aset adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 478, "width": 429, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Terkait dengan landasan hukum kita pakai 3 (tiga) landasan hukum. Yang pertama Peraturan Pemerintah PP Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, kemudian lebih spesifik lagi kita punya perda kota madiun Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 08 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, kemudian terkait dengan perincian pelaksanaan teknis pelaksanaan kita mengacu pada Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.”", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 572, "width": 372, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Staf Bidang Akuntansi dan Aset:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 598, "width": 429, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kalau landasan hukumnya kita menggunakan Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, kemudian itu ada turunannya Perda Nomor 08 tahun 2015.”", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 651, "width": 332, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demikian juga pernyataan dari Kepala Bidang Akuntansi dan Aset:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 677, "width": 432, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya untuk pengamanan itu prinsipnya kita ada Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, kemudian ada Perda Nomor 8 tahun 2015. Jadi permendagri itu acuan dari pusatnya, kemudian untuk muatan lokalnya tadi Perda Nomor 8 tahun 2015 .”", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 43, "width": 227, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASSETS: JURNAL AKUNTANSI DAN PENDIDIKAN VOL 8 NO 1 APRIL 2019 HLMN. 47 - 56", "type": "Section header" }, { "left": 516, "top": 782, "width": 11, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 83, "width": 429, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamanan administrasi merupakan kegiatan pengendalian dalam pengurusan Barang Milik Daerah dengan menghimpun, mencatat, dan menyimpan bukti kepemilikan atas barang dengan tertib dan aman. BPKAD Kota Madiun telah melakukan kegiatan pengamanan administrasi sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Di mana kegiatan pengamanannya meliputi kegiatan: 1) penghimpunan, pencatatan, dan penyimpanan seluruh bukti kepemilikan atas aset dengan tertib dan aman; serta 2) melakukan inventarisasi Barang Milik Daerah setiap 5 tahun sekali untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya atas Barang Milik Daerah. Kegiatan pengamanan administrasi yang dilakukan BPKAD Kota Madiun tersebut telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tetang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Pasal 44 ayat (1); Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah; serta Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 08 Tahun 2015 Pasal 40 ayat (1).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 261, "width": 429, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamanan fisik merupakan kegiatan yang dikerjakan agar secara fisik Barang Milik Daerah terhindarkan dari persoalan menurunnya fungsi dan jumlah barang, hingga kehilangan barang. Pengamanan fisik Barang Milik Daerah di BPKAD Kota Madiun meliputi: 1) Untuk aset tanah pengamanan dilakukan dengan pemasangan pagar pembatas, pemasangan patok atau prasati, pemasangan papan nama, serta melakukan penjagaan bila diperlukan; 2) Untuk pengamanan fisik terhadap gedung dan bangunan dilakukan dengan cara memasang pagar, memasang bukti kepemilikan, memasang CCTV, dan menyediakan satuan pengamanan (bekerjasama dengan Satpol PP); dan 3) Untuk aset kendaraan dinas pengamanan fisik dilakukan dengan mewajibkan pihak pengguna/peminjam kendaraan dinas membuat surat pernyataan tanggungjawab risiko. Kegiatan pengamanan fisik tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah Pasal 299 ayat (1), Pasal 303 ayat (1), dan Pasal 305 ayat (2).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 621, "width": 420, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Kegiatan Pemasangan Patok pada Aset Tanah Pemerintah Kota Madiun", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 649, "width": 429, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamanan hukum merupakan tindakan pengamanan yang dilakukan terhadap Barang Milik Daerah yang bermasalah dengan pihak lain. Di mana pengamanan hukum yang dilakukan oleh BPKAD Kota Madiun meliputi: 1) pengamanan hukum untuk aset tanah dilakukan dengan pembuatan sertifikat tanah, sedangkan untuk tanah yang sudah bersertifikat namun belum beratasnama pemerintah daerah maka dilakukan pensertifikatan ulang; 2) pengamanan hukum terhadap gedung dan bangunan dilakukan melalui pelengkapan Izin Mendirikan Bangunan (IMB); dan 3) melakukan pengamanan hukum terhadap kendaraan dinas dengan melengkapi Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). Kegiatan", "type": "List item" }, { "left": 257, "top": 43, "width": 203, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RIESTANTY, A., ISHARIJADI & MURWANI, J. ANALISIS PENGAMANAN BARANG ….", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 782, "width": 11, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 83, "width": 428, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengamanan hukum yang dilakukan BPKAD Kota Madiun telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Pasal 43 ayat (1), ayat (2), dan ayat (4); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah Pasal 308 ayat (2); dan Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 08 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Pasal 39 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa pihak. Kepala Sub Bidang Penatausahaan Aset menyebutkan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 206, "width": 429, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kalau pengamanan hukum ini kita melengkapi bukti kepemilikan atas tanah, jadi sertifikat tanah yang belum memiliki sertifikat dan tanah yang belum beratasnama pemerintah kota madiun kita sertifikatkan untuk pengamanan terhadap tanah. Kalau pengamanan terhadap gedung dan tanah seperti tadi ada IMB, kalau hukum terkait dengan bukti kepemilikan.”", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 273, "width": 429, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan tersebut didukung dengan pernyataan dari Kepala Bidang Akuntansi dan Aset:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 313, "width": 429, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“…kemudian ada pengamanan yang sifatnya legal, contohnya pengamanan dalam bentuk pensertifikatan tanah.”", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 354, "width": 429, "height": 150, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pengamanan Barang Milik Daerah yang dilakukan oleh BPKAD Kota Madiun dikatakan efektif karena telah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku yaitu, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, dan Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 08 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. Indikator lain yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur efektivitas pengamanan Barang Milik Daerah yang dilakukan BPKAD Kota Madiun juga dapat dilihat dari pencapaian target jumlah barang yang telah diamankan hingga mencapai 90% - 100% pada setiap tahun anggaran. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Kepala Bidang Akuntansi dan Aset:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 518, "width": 429, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Targetnya itu alhamdulillah sudah terpenuhi setiap tahunnya, karena kan memang kita melakukan itu dulu apa ya namanya melihat dari data survey juga sebelumnya gitu jadi alhamdulillah targetnya selalu terpenuhi. Insyaallah 90% dari target sampai 100%, karena kan 90% nya itu ada harga anggaran kemudian realisasinya bisa jadi harganya lebih rendah dibandingkan anggarannya, seperti itu. Tapi kalau melihat jumlah insyallah 100% sudah terpenuhi targetnya.”", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 612, "width": 429, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan beliau tersebut didukung oleh pernyataan dari Staf Bidang Akuntansi dan Aset:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 652, "width": 428, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Ya untuk target insyallah untuk target sudah tercapai ya, karena memang kita setiap tahun menggali data aset-aset yang belum tersertifikat. Ya sekitar 90% an lebih lah, saya data persis e nggak hafal e mbak. ”", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 706, "width": 314, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala dan Solusi dalam Pengamanan Barang Milik Daerah", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 720, "width": 429, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam melakukan kegiatan pengamanan Barang Milik Daerah, BPKAD Kota Madiun juga mengalami banyak kendala dalam pelaksanaannya. Kendala tersebut terjadi pada setiap jenis pengamanan, baik pengamanan administrasi, pengamanan", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 43, "width": 227, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASSETS: JURNAL AKUNTANSI DAN PENDIDIKAN VOL 8 NO 1 APRIL 2019 HLMN. 47 - 56", "type": "Section header" }, { "left": 516, "top": 782, "width": 11, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 83, "width": 428, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "fisik, dan juga pengamanan hukum. Akan tetapi dengan selalu melakukan koordinasi baik dengan pihak internal maupun eksternal, maka BPKAD Kota Madiun hampir selalu mampu menemukan solusi atas setiap kendala yang terjadi terkait pengamanan Barang Milik Daerah. Kendala dan solusi yang dilaksanakan BPKAD Kota Madiun dipaparkan sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 152, "width": 429, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala dalam pengamanan administrasi meliputi kurang lengkap dan kurang informatifnya catatan atas Barang Milik Daerah sehingga menimbulkan kerancuan bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi, serta kurangnya kompetensi dari pegawai yang bersangkutan dalam mengoperasikan aplikasi yang digunakan untuk inventarisasi aset, yaitu aplikasi SIMDA BMD. Solusi yang diterapkan BPKAD Kota Madiun untuk mengatasi kendala tersebut yaitu melakukan rekonsiliasi atas Barang Milik Daerah yang tercatat dalam aplikasi SIMDA BMD dengan data/catatan yang ada, dan juga mengirimkan pegawainya untuk meminta bimbingan langkah penggunaan aplikasi kepada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur yang ada di Sidoarjo.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 288, "width": 429, "height": 191, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikutnya yaitu kendala dalam pengamanan fisik Barang Milik Daerah yaitu adanya penyerobotan aset pemerintah daerah oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Pihak-pihak yang tidak bertanggunjawab tersebut membangun bangunan permanen di atas tanah milik pemerintah daerah, sehingga menimbulkan dilema bagi pemerintah daerah untuk melakukan penggusuran ataukah tidak. Solusi dari permasalahan tersebut terdiri dari berbagai langkah karena memang penanganannya membutuhkan pemikiran yang matang. Solusi yang telah dilakukan dengan oleh BPKAD Kota Madiun yaitu memberikan sosialisasi kepada pihak-pihak yang melakukan penyerobotan, pemasangan papan nama, berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, melakukan relokasi, dan bekerjasama dengan Satpol PP selaku aparat penegak peraturan daerah. Jalil (2018), memaparkan bahwa sejauh ini Pemerintah Kota Madiun berusaha mengajak masyarakat yang menempati aset pemerintah untuk pindah ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Kelurahan Nambangan Lor, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 480, "width": 429, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait kendala yang terjadi selama dilakukannya pengamanan hukum yaitu masih ada beberapa Barang Milik Daerah yang belum tersertifikat atau sudah tersertifikat namun belum atas nama pemerintah daerah. kendala tersebut terjadi dikarenakan terbatasnya anggaran untuk pembuatan sertifikat setiap tahunnya, sehingga kegiatan pengamanan hukum atas Barang Milik Daerah dilakukan secara bertahap. Mengatasi kendala tersebut langkah yang ditempuh BPKAD Kota Madiun yaitu melakukan pendataan terhadap Barang Milik Daerah yang masih bermasalah agar dapat diurus sertifikatnya, serta selalu menganggarkan biaya untuk pensertifikatan setiap tahunnya.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 603, "width": 429, "height": 150, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan BPKAD Kota Madiun dalam mengatasi setiap kendala yang terjadi sehubungan dengan kegiatan pengamanan Barang Milik Daerah baik pengamanan administrasi, pengamanan fisik, dan pengamanan hukum berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shabrina. Di mana pada penelitiannya Shabrina memaparkan bahwa pengamanan aset oleh Pemerintah Kota Surabaya masih menemui berbagai kendala dikarenakan kurangnya kualitas sumber daya manusia yang menimbulkan tidak efektifnya pengamanan aset (Shabrina, 2014: 8). Hasil penelitian ini juga berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradhika (2017), di mana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengamanan aset oleh Pemerintah Kota Bandung baik pengamanan administrasi, fisik, maupun hukum belum berjalan secara efektif.", "type": "List item" }, { "left": 257, "top": 43, "width": 203, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RIESTANTY, A., ISHARIJADI & MURWANI, J. ANALISIS PENGAMANAN BARANG ….", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 782, "width": 11, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 83, "width": 75, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akuntabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 96, "width": 429, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait dengan akuntabilitas, hasil penelitian yang dilakukan oleh Shabrina kembali bertolak belakang dengan hasil penelitian yang diperoleh peneliti. Shabrina (2014: 6) menyatakan bahwa kegiatan pengamanan aset Pemerintah Kota Surabaya belum efektif secara administrasi, fisik, dan hukum, namun sudah akuntabel. Pada penelitiannya, Shabrina (2014) menggunakan akuntabilitas publik menurut Mardiasmo sebagai dasar penelitian, sedangkan peneliti mendasarkan akuntabilitas dalam penelitian ini selain pada akuntabilitas publik menurut Mardiasmo, peneliti juga melihat ada tidaknya kontribusi Barang Milik Daerah terhadap pendapatan asli daerah untuk melihat apakah BPKAD Kota Madiun sudah akuntabel atau belum.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 233, "width": 112, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akuntabilitas Publik", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 246, "width": 429, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akuntabilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah akuntabilitas publik menurut Ellwood (1993), di mana akuntabilitas tersebut terdiri dari 4 (dimensi), yaitu akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan, serta dengan melihat ada tidaknya kontribusi dari pemanfaatan Barang Milik Daerah yang telah diamankan terhadap pendapatan asli daerah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 329, "width": 429, "height": 204, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan pengamanan Barang Milik Daerah oleh BPKAD Kota Madiun telah memenuhi semua aspek akuntabilitas publik. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum dibuktikan dengan adanya pemisahan wewenang dalam kegiatan pengamanan Barang Milik Daerah, sedangkan untuk akuntabilitas hukumnya dapat dilihat dari telah sesuainya mekanisme pengamanan Barang Milik Daerah yang dijalankan dengan SOP dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas proses tercermin dari adanya kejelasan sistem informasi dalam pencatatan Barang Milik Daerah. Dalam hal ini informasi atas Barang Milik Daerah tercantum pada Kartu Inventaris Barang (KIB). Akuntabilitas program yaitu telah tercapainya target atas Barang Milik Daerah yang harus diamankan, dengan angka pencapaian sebesar 90% - 100% pada setiap tahun anggaran, dan akuntabilitas kebijakan dibuktikan dengan telah dilakukannya pertanggungjawaban secara tertulis oleh BPKAD Kota Madiun kepada Walikota dan DPRD Kota Madiun. Dari penjabaran empat unsur dalam akuntabilitas publik tersebut dapat diketahui bahwa BPKAD Kota Madiun telah memenuhi unsur akuntabilitas publik.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 547, "width": 342, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontribusi Barang Milik Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 561, "width": 429, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akuntabilitas BPKAD Kota Madiun dalam mengamankan Barang Milik Daerah selain dilihat dari terpenuhinya 4 aspek akuntabilitas publik di atas, juga dilihat dari ada tidaknya kontribusi dari Barang Milik Daerah tersebut terhadap pendapatan asli daerah sebagai hasil dari pemanfaatan Barang Milik Daerah tersebut. Bentuk pemanfaatan atas Barang Milik Daerah oleh BPKAD Kota Madiun meliputi kerjasama sewa, kerjasama pemanfaatan (KSP), dan Bangung Guna Serah (BGS).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 643, "width": 429, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerjasama sewa merupakan kegiatan pemanfaatan atas Barang Milik Daerah oleh pihak lain dalam waktu tertentu dengan imbal hasil berupa uang tunai. Data yang telah diperoleh peneliti menunjukkan adanya kontribusi atas Barang Milik Daerah terhadap pendapatan asli daerah dari hasil kerjasama sewa. Kontribusi Barang Milik Daerah terhadap pendapatan asli daerah dari hasil kerjasama sewa disajikan pada tabel 1. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2017 imbal hasil yang diperoleh dari pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam bentuk kerjasama sewa menunjukkan adanya peningkatan dari tahun 2016 sebesar Rp 4.185.793.881,-. Peningkatan perolehan retribusi pemakaian kekayaan daerah pada tahun 2017", "type": "List item" }, { "left": 165, "top": 43, "width": 227, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASSETS: JURNAL AKUNTANSI DAN PENDIDIKAN VOL 8 NO 1 APRIL 2019 HLMN. 47 - 56", "type": "Section header" }, { "left": 516, "top": 782, "width": 11, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 83, "width": 428, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperoleh dari kenaikan signifikan atas sewa tanah serta kenaikan signifikan atas sewa gedung dan bangunan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 124, "width": 377, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Realisasi Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Tahun 2016-2017", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 137, "width": 416, "height": 84, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uraian Total Realisasi Tahun 2016 Tahun 2017 Retribusi sewa tanah 1.020.135.325 2.731.432.873 Retribusi sewa gedung dan bangunan 1.177.470.377 3.555.098.710 Retribusi sewa kios 379.258.990 476.126.990 Total 2.576.864.692 6.762.658.573", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 222, "width": 155, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: BPKAD Kota Madiun", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 249, "width": 429, "height": 164, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk pemanfaatan atas Barang Milik Daerah yang dilaksanakan oleh BPKAD Kota Madiun yang kedua yaitu pemanfaatan dalam bentuk Kerjasama Pemanfaatan (KSP). Kerjasama Pemanfaatan (KSP) merupakan pendayagunaan Barang Milik Daerah oleh pihak lain dalam waktu tertentu dengan maksud untuk meningkatkan pendapatan asli daerah maupun sumber pembiayaan lainnya. Barang Milik Daerah yang dimanfaatkan untuk Kerjasama Pemanfaatan (KSP) adalah kerjasama terkait Plaza Lawu yang dipercayakan pengelolaannya kepada pihak ketiga karena pemerintah daerah mengalami kesulitan dalam mengelolanya. Data terkait berapa jumlah pasti imbal hasil yang diterima oleh pemerintah Kota Madiun dari kerjasama pemanfaatan (KSP) Plaza Lawu tersebut tidak berhasil peneliti peroleh. Rincian data yang diberikan oleh pihak BPKAD Kota Madiun hanya terbatas pada rincian data pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam bentuk kerjasama sewa.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 413, "width": 428, "height": 164, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk pemanfaatan Barang Milik Daerah berikutnya berupa Bangun Guna Serah (BGS). Bangun Guna Serah (BGS) merupakan kegiatan pemanfaatan Barang Milik Daerah berwujud tanah oleh pihak lain melalui pendirian bangunan maupun sarana beserta prasarana, untuk selanjutnya diberdayakan dengan jangka waktu sesuai kesepakatan bersama. Di mana ketika telah habis jangka waktu yang telah disepakati maka akan dikembalikan tanah beserta bangunan termasuk sarana dan prasarana di dalamnya kepada pemerintah daerah. Berdasarkan pernyataan dari Kepala Sub Bidang Pendayagunaan Aset, contoh pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam bentuk Bangun Guna Serah yaitu kerjasama aset Sun City Kota Madiun yang berlangsung selama 30 tahun, di mana nanti ketika telah berakhir masa perjanjian maka Sun City beserta segala fasilitas yang ada di dalamnya akan diserahkan kepada pemerintah daerah Kota Madiun.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 577, "width": 428, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senada dengan data terkait pemanfaatan barang Milik daerah dalam bentuk kerjasama pemanfaatan (KSP), untuk Bangun Guna Serah (BGS) ini data yang diperoleh peneliti juga hanya terbatas pada jenis Barang Milik Daerah yang dimanfaatkan dan jangka waktu pemanfaatannya, yaitu berupa Sun City Kota Madiun dengan jangka waktu selama 30 tahun. Sedangkan untuk data rincian perolehan imbal hasil atas Bangun guna Serah (BGS) tersebut tidak berhasil peneliti dapatkan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 673, "width": 64, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 686, "width": 428, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penyajian dan analisis data yang dilakukan, maka simpulan yang dipaparkan pada penelitian ini yaitu, pelaksanaan pengamanan Barang Milik Daerah meliputi pengamanan administrasi, pengamanan fisik, dan pengamanan hukum yang dilakukan BPKAD Kota Madiun sudah efektif. Pelaksanaan pengamanan Barang Milik Daerah oleh BPKAD Kota Madiun belum akuntabel. Hal ini dikarenakan akuntabilitas yang terpenuhi hanya berupa akuntabilitas publik yang meliputi", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 43, "width": 203, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RIESTANTY, A., ISHARIJADI & MURWANI, J. ANALISIS PENGAMANAN BARANG ….", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 782, "width": 11, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 83, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akuntabilitas hukum dan kejujuran, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 111, "width": 428, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu tidak diperolehnya data terkait nominal imbal hasil yang didapatkan oleh BPKAD Kota Madiun dari kegiatan pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam bentuk Kerjasama Pemanfaatan (KSP) dan Bangun Guna Serah (BGS), sehingga peneliti tidak dapat menjabarkan secara jelas berapa kontribusi dari pemanfaatan Barang Milik Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah. Sebaiknya BPKAD Kota Madiun menggunakan aplikasi SIMDA Pendapatan dalam pengelolaan dan penatausahaan pendapatan asli daerah yang mendukung penyediaan dan penyajian data realisasi pendapatan asli daerah secara akurat dan menyeluruh.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 233, "width": 108, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 246, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BPKAD Kota Madiun. (2017). Renstra BPKAD Kota Madiun Tahun 2014-2019. Madiun: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 274, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ellwood, S. (1993). Parish Town and Councils. Financial Accountability and Management Local Government Studies, 19, 368-386.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 301, "width": 428, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuady, M.M. (2017). Kegiatan Pengamanan Barang Milik Daerah. Diakses pada 15", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 315, "width": 428, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desember 2018, dari http://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2017/02/06/kegiatan-pengamanan- barang-milik-daerah/. Jalil, A. (2018). 200 Rumah Warga Tempati Lahan Milik Pemkot Madiun. Diakses pada 25 Maret 2019, dari https://m.solopos.com/madiun/read/20180419/911440/200-rumah-warga- tempati-lahan-milik-pemkot-madiunn#&gid=1&pid=1.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 411, "width": 428, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lukito, J. (2017). Identifikasi Masalah aset Berdasar Riset dan Hasil Pemeriksaan BPK.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 424, "width": 360, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diakses pada 6 Desember 2018, dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 438, "width": 316, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 452, "width": 428, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 08 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 479, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 506, "width": 419, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 520, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 547, "width": 428, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pradhika, I. (2017). Analisis Efektivitas Pengamanan Aset dalam Mewujudkan Akuntabilitas Publik (Studi Pada Badang Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung. Skripsi. Politeknik Negeri Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 588, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soekarno, R. (2018). Pemprov Jatim dan 36 Kabupaten/Kota Raih Opini WTP. Diakses pada 4 Desember 2018, dari", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 616, "width": 383, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/340315/pemprov-jatim-dan- 36-kabupaten/kota_raih-opini-wtp.html.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 643, "width": 428, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shabrina, N. K. (2014). Efektivitas Pengamanan Aset dalam Mewujudkan Akuntabilitas di Pemerintah Kota Surabaya. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, 2, 1-9. Tukunang, S. C. F. (2016). Manajemen Aset Daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, Biaro. Jurnal EMBA, 4, 236-253.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 711, "width": 349, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.", "type": "Text" } ]
f821b39e-25d5-7709-28e5-9a988213166b
https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/PKWU/article/download/210/123
[ { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 85, "width": 370, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PELAJARAN IPS KELAS VIII SEMESTER GENAP DI SMP NEGRI 3 PANJI KABUPATEN SITUBONDO", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 140, "width": 172, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firman Jaya* STKIP PGRI Situbondo, Indonesia * [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 194, "width": 400, "height": 291, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract : The results of student learning is the assessment of learning activities that have been performed and the shape of the final formulation is given by the teacher to see the extent to which the student's ability that is expressed in simbu, numbers, letters and sentences to reflect the results already achieved. Environment is to include all of the conditions in this world in certain ways affect behavior, growth, perkambangan or lifeprocesses kecualai genes and even genes can also be seen as preparing the environment (to provide envirnment) for other genes. The learning environment is an important determinant of student success in order to achieve the desired learning outcomes. Researchers the object of eighth grade students study as many as 100 people.Afterdata analysis and testing hypotheses, can be assessed the level of the correlation coefficient between the learning outcomes (Y) to the environment (X1) by ignoring the school environment (X2) and the community (X3) of 0.3044. While the value of the correlation coefficient between the level of learning outcomes (Y) with the school environment (X2) by ignoring the family lingkingan (X1) and the community (X3) of 0.2788, while the value of the coefficient level korekasi between learning outcomes (Y) with the community ( X3) with mengbaikan family environment (X1) and the school environment (X2) is 0.4228. And the value of the correlation coefficient between ketinga level bebes variables simultaneously with kriteriumnya Ry (1,2,3) as 0.604.Further proving the working hypothesis by using F major, major work will prove hypotension when the F-count is greater than F-table with singnifikan level of 5%. Large F-count was 18.373 while the F-table is 2.6994 at N = 100, mean F-count is greater than F-table dikatan segingga no significant influence of the environment on student learning outcomes VIII grade social studies in junior high school second semester Lesson 3.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 494, "width": 237, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : learning environment, learning outcomes", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 519, "width": 400, "height": 228, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak : Hasil belajar siswa adalah hasil penilaian dari kegiatan belajar yang telah dilakukan dan merupakan bantuk perumusan akhir yang diberi oleh guru untuk melihat sampai dimana kemampuan siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbu, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai. Lingkungan ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkambangan atau lifeprocesses kecualai gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkunganbagi gen lain. Lingkungan belajar merupakan faktor penentu keberhasilan siswa untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Objek penelitian siswa kelas VIII sebanyak 100 orang.Setelah menganalisah data dan penguji hipotesis, dapat dinilai tingkat koefisien korelasi antara hasil belajar (Y) dengan lingkungan (X1) dengan mengabaikan lingkungan sekolah (X2) dan lingkungan masyarakat (X3) sebesar 0,3044. Sementara nilai tingkat koefisien korelasi antara hasil belajar (Y) dengan lingkungan sekolah (X2) dengan mengabaikan lingkingan keluarga (X1) dan lingkungan masyarakat (X3) sebesar 0,2788, sedangkan nilai tingkat koefisien korekasi antara hasil belajar (Y) dengan lingkungan masyarakat (X3) dengan mengbaikan lingkungan keluarga (X1) dan lingkungan sekolah (X2) sebesar 0,4228. Serta nilai tingkat koefisien korelasi antara ketinga variabel bebas secara serempak dengan kriteriumnya Ry(1,2,3) sebagai 0,604.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 400, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnyamembuktikan hipotesis kerja mayor dengan menggunakan uji F, hipotesis kerja mayor akan terbukti apabila F-hitung lebih besar dari F-tabel dengan taraf singnifikan 5%. Besar F-hitung adalah 18,373 sedangkan F-tabel adalah 2,6994 pada N = 100, berarti F-hitung lebih besar dari F-tabel segingga dikatan ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VIII semester genap di SMP Negeri 3 Panji.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 170, "width": 213, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Lingkungan belajar, Hasil belajar", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 201, "width": 96, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 222, "width": 401, "height": 242, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan dipendang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mendukung tercapai tujuan pembangunan nasional. Melalui pendidikan, manusia mendapatkan pengatahuan, keterampilan nilai dan sikapsehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi. Kondisi lingkungan yang dapat menunjang terjadinya perubahan perilaku siswa adalah kondisi yang dapat mumbuat siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tersebut ditandai dengan pertisipas siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru sesuai dengan yang diungkapkan oleh Djamarah dan bahari (dalam Hobri 2007:84) salah satu aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar adalah setiap siswa berpertisipasi dalam melaksanakan tugas belajarnya melalui berbagai cara.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 470, "width": 401, "height": 283, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil belajar manjadi faktor penting dalam memenuhi keinginan siswa sebagai pembelajar. Sesuai pemikiran sutratinah tirnrgoro (2011: 43) bahkan hasil belajar adalah penilaian hasil usaha keinginan yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Hasil belajar adalah hasil penelitian dari kegiatan belajar yang telah dilakukan dan merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru untuk meneliti sampai dimana kemampuan siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupaun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah di capai. Hasil belajar menjadi tolak ukuran keberhasilan siswa sebagai pembelajar, yang mana hal tersebut dipengaruhi oleh diantaranya lingkungan belajar siswa. Teori ini pun didukung oleh pendapat Ngalim Purwanto (2011; 28) mengatakan bahwa: Lingkungan ialah segala yang meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 400, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkembangan atau lifeprocesses kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen lain. Lingkungan belajar menrukan faktor penentu keberhasikan siswa untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 167, "width": 401, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan permalasahan yang dingakat adalah pengaruh pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VIII semester genap di SMP Negeri 3 Panji Kabupaten Situbondo.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 242, "width": 131, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 262, "width": 401, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah ex post facto menurut Karlinger dalam Sukardi, (2011;165). Penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Daerah penelitian yang ditetapkan itu SMP Negri 3 Panji.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 366, "width": 401, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian ini merupakan metode penelitian penetuan responden penelitian secara proporsional random sampling. Menurut Yatim Riyanto (2011:75) mengatakan teknik proporsional ramdom sampling dipergunakan bilamana anggota stratum dalam populasi tidak sama setara dengan cara ini akan ditentukan karakteristik mesing-masing strata sebanding N masing-masing strata secara proporsional random sampling . Dalam penelitinan ini mengambil sampel sebanyak 100 orang dari VIII semester genap di SMP Negeri 3 Panji.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 510, "width": 401, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode pengumpulan data yaang dilakukan adalah angket, dokumentasi, dan observasi. Analisis data untuk menetukan persamaan garis regresi, harga- harga koefisien predikto dan bilangan konstantanya dapat di cari dari data yang diselidiki.Adapun rumus yang digunakan dalam mencari persamaan garis resresi adalah sebagi berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 155, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y= a1 X1 + a2 X2 + a3 X3 + K Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 655, "width": 257, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y : Hasil Belajar a1 : Koefisien prediktor lingkungan keluarga X1 a2 : Koefisien prediktor lingkungan sekolah X2 a3 : Koefisien prediktor lingkungan masyarakat X3", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 209, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X1Y : Jumlah produk antara X1 dengan Y", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 108, "width": 209, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X2Y : Jumlah produk antara X2 dengan Y X3Y : Jumlah produk antara X3 dengan Y", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 156, "width": 197, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mencari Koefisien Korelasi Berganda", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 401, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien korelasi yang perlu dicari adalah korelasi antara variabel dengan Y, dengan X1 terhadap Y, X2 terhadap Y, dan X3 terhadap Y hasil perhitungkan koreksi parsial ini kemudian dikonssultasikan dengan tabel F setelah di lakukan uji F dengan tarif kepercayaan 5%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 259, "width": 401, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guna mencari/menghitung tingkat signifikan hubungan antara kreterium (Y) dengan X1,X2 dan X3 dangan menggunakan skor deviasi rumusanya adalah:", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 307, "width": 153, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", , a ∑ + ∑ + ∑ ∑", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 353, "width": 62, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 377, "width": 295, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ry(1,2,3): Koefisien korelasi antara Y denganX1,X2 dan X3", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 401, "width": 157, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a1 : Koefisien prediktor X1", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 424, "width": 157, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a2 : Koefisien prediktor X2", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 448, "width": 157, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a3 : Koefisien prediktor X3", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 472, "width": 216, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X1Y : Jumlah produk antara X1 dengan Y X2Y : Jumlah produk antara X2 dengan Y X3Y : Jumlah produk antara X3 dengan Y", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 136, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien Korelasi Partial", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 401, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk membuktikan korelasi variabel lingkungan keluarga (X1), lingkungan sekolah (X2) dan lingkungan masyarakat (X3) terhadap Y, menggunakan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 624, "width": 70, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= − 1 −", "type": "Picture" }, { "left": 349, "top": 650, "width": 18, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 −", "type": "Table" }, { "left": 255, "top": 679, "width": 69, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= − 1 −", "type": "Picture" }, { "left": 349, "top": 705, "width": 18, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 −", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 255, "top": 93, "width": 9, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "=", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 83, "width": 9, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "−", "type": "Picture" }, { "left": 281, "top": 109, "width": 86, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 − 1 −", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 140, "width": 164, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Variansi Garis Regresi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 160, "width": 401, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa variansi garis regresi ini digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh predikator lingkungan terhadap hasil belajar secara serempak dengan menggunakan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 232, "width": 9, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "=", "type": "Table" }, { "left": 318, "top": 223, "width": 46, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "− − 1 1 −", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 262, "width": 184, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimana :R 2 = Ry(1,2,3) dikuadratkan", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 287, "width": 101, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N = Banyaknya data", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 311, "width": 152, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M = Banyaknya variabel bebas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 335, "width": 401, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengujikan signifikan tindanya koefisien korelasinya yakni dengan cara membandingkan Freg dengan Ftebel dengan tarif signifikan 5% dengan ketentuan:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 400, "width": 401, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti ada signidikasi antara X terhadap Y.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 444, "width": 401, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada signifikansi antara X1, X2 dan X3 terhadap Y.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 486, "width": 167, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektifitas Garis Regresi (EGR)", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 506, "width": 400, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektifitas Garis Gegresi (EGR) atau sumber efektif keseluruhan prediktor (variabel bebas) yang diteliti terhadap kreterium (variabel terikat) adalah dengan cara membandingkan Jkreg dengan Jktotal. EGR ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh X1 dan X2 terhadap Y, yaitu dengan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 592, "width": 129, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= ∑ + ∑ ; ! = ∑ \" # =", "type": "Picture" }, { "left": 215, "top": 650, "width": 54, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! 100%", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 682, "width": 128, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumbangan Efektif (SE)", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 702, "width": 397, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menghitung Sumbangan Efektif (SE) atau besar pengaruh masing- masing variabel bebas adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 84, "width": 129, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "&\"%' = ∑ 100%", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 127, "width": 73, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "&\"%' = ∑", "type": "Picture" }, { "left": 249, "top": 136, "width": 30, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100%", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 168, "width": 73, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "&\"%' = ∑", "type": "Picture" }, { "left": 249, "top": 177, "width": 30, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100%", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 211, "width": 158, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 231, "width": 30, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 255, "width": 401, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk analisis data penulis menggunakan metode Statistik Analisis Regresi setelah di adakan penelitian dengan menyebarkan angket pada 100 responden diperoleh data sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 320, "width": 61, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ΣX1 = 2465", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 344, "width": 85, "height": 132, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ΣX2 = 2258 ΣX3 = 2321 ΣY = 7465 ΣX1.Y = 184680 ΣX2.Y = 169450 ΣX3.Y = 174165", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 320, "width": 85, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ΣX1.X2 = 55813 ΣX1.X3 = 57268 ΣX2.X3 = 52634 ΣX12 = 61545 ΣX22 = 51960 ΣX32 = 54569 ΣY2 = 562475", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 486, "width": 134, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persamaan Garis Regresi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 507, "width": 401, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mencari garis regresi bergandanya dilakukan dengan menggunakan metode skor deviasi dari hasil data angket dan ulangan siswa diperoleh hasil tebel kerja. Kemudian nilai yang diperoleh diaplikasikan pada persamaan similator yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 569, "width": 251, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∑ = ∑ + ∑ + ∑ ∑ = ∑ + ∑ + ∑ ∑ = ∑ + ∑ + ∑ = − ((( + − ((( + − ((( + ( Dimana nilai dari:", "type": "Picture" }, { "left": 124, "top": 714, "width": 157, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= − ((( + − ((( +", "type": "Picture" }, { "left": 315, "top": 714, "width": 49, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "− ((( + (", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 737, "width": 206, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= 0,668X1 + 0,564X2 + 1,057X3 + 20,93", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 124, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika dibulatkan menjadi :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 108, "width": 215, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = 0,668X1 + 0,564X2 + 1,057X3 + 20,93", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 132, "width": 56, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konstanta", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 153, "width": 401, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontanta sebesar 20,93 mempunyai arti adanya pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa yaitu lingkungan tetap atau konstan, akan mempengaruhi hasil belajar siswa sebesar 20,93 dengan variabel penggangu yang tidak diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 236, "width": 232, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien Regresi Lingkungan Keluarga (X1)", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 256, "width": 401, "height": 180, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien regresi lingkungan keluarga (X1) menunjukkan besarnya perubahan variabel hasil belejar siswa (Y) sehubung dengan perubahan variabel lingkungan keluarga dengan asumsi variabel lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat konstan. Perubahan yang terjadi bersifat positif atau searah, artinya apabila salah satu variabel mengalami kenaikan, akan mengakibatkan kenaikan variabel lainnya. Apabila terjadi perubahan variabel lingkungan keluarga (X1) sebesar 1% dengan anggapan variabel lingkungan sekolah (X2) dan lingkungan masyarakat (X3) sama dengan nol menyebabkan perubahan variabel hasil belajar (Y) sebesar 0,668%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 443, "width": 228, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien Regresi Lingkungan Sekolah (X2)", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 463, "width": 401, "height": 180, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien regresi lingkungan sekolah (X2) menunjukkan besarnya perubahan variabel hasil belajar (Y) sehubung dengan perubahan variabel lingkungan sekolah dengan variable lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat konstan. Perubahan yang terjadi bersifat pesitif atau searah, artinya apabila salah satu varibel mengalami kenaikan, akan meyebabkan kenaikan variabel lainnya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sekolah (X2) sebesar 1% dengan anggapan variabel lingkungan keluarga (X1) dan lingkungan masyarakat (X3) sama dengan nol menyebabkan perubahan variabel hasil belajar di SMP Negeri 3 panji sebesar 0,564%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 650, "width": 204, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien Lingkungan Masyarakat (X3)", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 670, "width": 401, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien regresi lingkungan masyarakat (X3) menunjukkan besarnya perubahan variabel hasil belajar (Y) sehubungan dengan perubahan variabel lingkungan masyarakat dengan asumsi variabel lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah konstan. Perubahan yang terjadi bersifat positif atau searah,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 400, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "artinya apabila salah satu variabel mengalami kenaikan, akan menyebabkan kenaikan variabel lainnya. Apabila terjadi perubahan varibel lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah 1% dengan anggapan variabel masyarakat(X3) sama dengan nol menyebabkan perubahan variabel hasil belajar di SMP Negeri 3 panji sebesar 1,057%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 188, "width": 206, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menghitung koefisien korelasi berganda", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 209, "width": 401, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menghitung koefisien keorelasi berganda atau tangkat hubungan kriterium variabel terikat (Y) dengan prediktor/variabel bebas dengan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 257, "width": 170, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", , = ) ∑ + ∑ + ∑ ∑", "type": "Picture" }, { "left": 156, "top": 303, "width": 40, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= 0,604", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 326, "width": 95, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R2y(1,2,3) = 0,265", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 350, "width": 401, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan memaksukkan nilai-nilai skor deviasi di atas maka diperoleh besar koefisien korelasinya yaitu: Ry(1,2,3) = 0,604 dan R2y(1,2,3) = 0,26.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 210, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menghitung analisis varian garis regresi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 412, "width": 401, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah diketahui koefisien korelasinya kemudian dicari nilai Freg untuk mengetahui signifikan atau tindaknya nilai yang diperoleh antara tiga variabel bebas secara serentak dengan variabel terikatnya yaitu dengan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 475, "width": 123, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= − − 1 1 − = 0,365 100 − 3 − 1 3{1 − 0,365 = 0,365 96 3 0,635 = 35,015", "type": "Picture" }, { "left": 222, "top": 573, "width": 36, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,9058", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 597, "width": 48, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= 18,373", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 621, "width": 401, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan rumus tersebut dan memasukkan data-data yang adamaka diperoleh nilai freg = 18,373. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya, nilai Freg dikonsunltasikan dengan Ftabel dengan tarif signifikan 5% besarnya 2,6994 maka nilai Freg lebih besar dari F-tabel (Freg > Ftabel), oleh karena itu dapat di kataknsignifikan atau ada hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas, berarti nihil (Ho) ditolak dan hipotesa kerja (Ha) diterima. Untuk lebih jelas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 215, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilihat di tabel 4.8 perbandingan berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 108, "width": 232, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menghitung Efektifitas Garis Regresi (EGR)", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 129, "width": 401, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EGR dingunakan untuk sumbanggan efektifitas (SE) keseluruhan prediktor/variabel bebas yang diteliti terhadap kriterium/varibel terikat atau dengan cara/membandingkan Jkreg dengan JKtotal dengan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 215, "width": 126, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JK 34356 = ∑y = 5212,75", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 239, "width": 188, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JK 9:; = a ∑x y + a ∑x y + a ∑x y", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 265, "width": 287, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= 0,668 667,75 + 0,564 890,3 + 1057 902,355 = 446,0321 + 501,93 + 953,3407 = 1901,30", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 312, "width": 68, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EGR = JK 9:;", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 321, "width": 70, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JK 34356 x100%", "type": "Picture" }, { "left": 142, "top": 352, "width": 54, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= 1901,30", "type": "Picture" }, { "left": 154, "top": 369, "width": 81, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5212,75 x100%", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 392, "width": 59, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= 36,474%", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 416, "width": 401, "height": 117, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah data dimasukkan dan diolah maka dapat diketahui besarnya EGR adalah 36,474%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya persentase sumbangan variabel lingkungan secara bersama-sama mempengaruhi hasil belajar siswa di SMP Negri 3 Panji Yaitu sebesar 36,474% sehingga dikatagorikan memiliki tingkatan hubungan yang kuat. Sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak diteliti (ei) sebesar 100% -36,474% = 36,53%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 540, "width": 207, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menghitung sumbangan Efektifitas (SE)", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 561, "width": 401, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menghitung sumbangan efektifitas (SE) gunanya adalah untuk mengetahui besar pengaruh masing-masing prediktor terhadap besar kriterium.Data diatas dapat disimpukan:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 623, "width": 403, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pengaruh variabel lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPD kelas VIII semester genap di SMP Negeri 3 Panji Tahun pelajaran 2012/2013 sebesar 8,5565%", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 685, "width": 400, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengaruh variabel lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa meta pelajaran IPS kelas VIII semester genap di SMP negeri 3 panji tahin pelajaran 2012/2013 sebesar 9,6289%", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 400, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pengaruh variabel lingkungan masyarakat terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VIII semester genap di SMP Negeri 3 panji tahun pelajaran 2012/2013", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 401, "height": 96, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pernyataan di atas menunjukkan bahwa variabel lingkungan masyarakat terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VIII semester genap di SMP Negeri 3 panji tahun pelajaran 2012/2013 merupakan variabel yang paling diminan. Hal ini terbukti dari proporsi sumbagan variabel yang peling besar yaitu sebesar 18,289% dan faktor lain yang belum diteliti sebesar 63,53%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 250, "width": 377, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian hipotesisi tentang pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 271, "width": 401, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh lingkungan dengan hasil belajar, hipotesis mayor dengan menghitung koreksi antara x dan y:", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 343, "width": 169, "height": 64, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", , = ∑ + ∑ + ∑ ∑ , , = 0,265", "type": "Picture" }, { "left": 136, "top": 414, "width": 61, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", , = 0,604", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 439, "width": 401, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menguji hipotesis mayor hipoteisi kerja (ha) yang diajukan diubah menjadi hipotesis nihil (Ho):", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 481, "width": 400, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Tidak ada pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar siswa maa pelajaran IPS kelas VIII semester genap di SMP Negeri 3 Panji kabupaten situbondo tahun pelajaran 2012/2013”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 401, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui apakah hipotesisi mayor yang diajukan diterima/ditolak maka harga Fhitung dibandingkan sebagai berikut : pada tarif signifikan 5% dengan sampel 100 diperoleh R-tabel = 0,195. Hipotesis mayor Ry(1,2,3) = 0,604.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 605, "width": 401, "height": 97, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jadi RY(1,2,3) hitung lebih besar dari R-tabel atrinya hpotesis kerja (Ha) diterima dan hopotesis nihil (Ho) ditolak, hipotesis kerja yang do terima adalah : “Ada pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VIII semester Genap di SMP Negeri 3 Panji kebupeten situbondo tahin pelajaran 2012/2013”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 708, "width": 401, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai tersebut diatas dikonsultasikan dengan tebel interpretasi koefisien korelasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 223, "top": 85, "width": 197, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Interpretasi koefisien korelasi Besar nilai R Interpretasi", "type": "Table" }, { "left": 196, "top": 132, "width": 120, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Antara ± 0,00 s/d ± 0,20", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 155, "width": 120, "height": 62, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Antara ± 0,21 s/d ± 0,40 Antara ± 0,41 s/d ± 0,60 Antara ± 0,61 s/d ± 0,80", "type": "Table" }, { "left": 196, "top": 226, "width": 120, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Antara ± 0,81 s/d ± 1,00", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 132, "width": 95, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tdak ada pengaruh Pengaruh rendah", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 179, "width": 85, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh sedang", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 203, "width": 79, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh tinggi", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 226, "width": 98, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh sempurna", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 251, "width": 400, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah dikonsultasi dengan tabel interpretasi di atas maka nilai 0,604 terletak antara ± 0,61 s/d ± 0,80 berarti pengaruh lingkunganbelajarterhadap hasil belajar siswa adalah pengaruh tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 313, "width": 139, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan / Interpretasi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 334, "width": 401, "height": 200, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah menganalisa data dan pengujian hipotesis, didapat nilai tingkat koefisien korelasi antara hasil belajar (Y) deengan lingkungan keluarga (X1) degan mengabaikan lingkungan sekolah (X2) dan lingkungan masyarakat (X3) sebesar 0,3044. Sementara nilai tingkat koefisien korelasi antara hasil belajar (Y) dengan lingkungan sekolah (X2) dengan mengabaikan linfkunfan keluarga (X1) dan lingkungan maswarakat (X3) sebesar 0,2788, sedangkan nilai tingkat koefisien korelasi antara hasil belajar (Y) dengan lingkungan masyarakat (X3) dengan mengabaikan lingkungan keluarga (X1) dan lingkungan sekolah (X2) sebesar 0,4228. Serta nilai tingkat koefisien kerelasi antara ketiga variabel bebas secara serempak dengan kriteriumnya Ry(1,2,3) sebesar 0,604.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 401, "height": 138, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya membuktikan hipotesis kerja mayor dengan menggunakan uji F, Hipotensis kerja msyor akan terbukti apabila F-hitung lebih besar dari F-tabel dengan tarif signifikan 5%. Besar F-hitung adalah 18,373 sedangkan F-tabel adalah 2,6994 pada N = 100, berarti F-hitung lebih besar dari F-tabel sehingga dikatakan ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan terhadap hasil belajaar siswa mata pelajaran IPS kelas VIII semester genap di SMP Negeri 2 Panji tahun pelajaran 2012/2013.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 689, "width": 401, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumbangan efektif atau besar pengaruh hasil terhadap lingungan keluarga sebesar 8,5565%, sedangkan sumbangan efektif besar pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil hasil belajar sebesar 9,6289%, sedangkan sumbangan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 400, "height": 241, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "efektif besar pengaruh lingkungan masytarakat terhadap hasil belajar adalah sebesar 36,474%, sementara variabel lain yang tidak diteliti adalah sebesar 63,526%. Pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3Panji tahun pelajaran 2012/2013. Denan demikian membuktikan bahwa lingkungan masyarakat lebih memberikan arti untuk membuktukan hasil belajar siswa karena lingkungan masyarakat juga dapat membantu anak bersikap lebih matang dan dewasa serta lebih menumbuhkan sikap menghargai terhadap oranga kain dan sesamanya. Diluar ruangan anak-anak melakukan presos belajar melalui interksi lengsung terhadap benda-benda dan ide-ide. Lingkungan masyarakan memberi kesempatan guru untuk membantu anak dan menguatkan kembali konsep-konsep yang dipelajari sebelumnya dengan contoh yang lebih kongkrit dan nyata (rill), seperti warna, bentuk, ukuran dan juga hidup bersosial.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 336, "width": 401, "height": 97, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manfaat lain yang diperoleh anak melalui lingkungan mesyarakat adalah adanya kesempatan terbuka lebar yang membuat anak-anak mengembangkan daya khayal serta kreativitasnya. Kegiatan di luar rungan selain bangyak memfalitasi perkambangan anak dangan segala variasi dan dinamakan aktifitas belajar yang menyenangkan bagi anak.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 440, "width": 67, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 401, "height": 118, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah penulis menganalisa semua data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VIII semester genap di SMP Negeri 3 Panji kebupaten Situbondo, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa ada pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII semester genap di SMP Negeri 3 Panji Kabupaten Situbondo.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 597, "width": 115, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 246, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anni. 2006. Psikologi belajar . Semarang: UNNES", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 644, "width": 307, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arikunto, 2006. Prosedur penelitian . Jakarta: PT Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 667, "width": 313, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daryanto, 2009. Psikologi Pendidikan . Jakarta: PT Rineka Cipta", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 691, "width": 400, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Depdiknas, 2004. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS SMP dan MTs . Jakarta: Depdiknas", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 327, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indarto, 2012. Stretegi Belajar Mengajar . Jakarta: PT Rineka Cipta", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 28, "width": 394, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1 Juli 2014 ISSN: 2302-0008", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 785, "width": 15, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 335, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mudjino, 2010. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: PT Rineka Cipta", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 108, "width": 400, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oemar Hamalik, 2001. Belajar Dan Faktor-faktorYang Mempengaruhinya . Jakarta: Rineka Cipta", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 153, "width": 325, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rustaman. 2013. Balajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 313, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soejino. 2013. Belajar dan Pembelajaran Jakarta . Rineka Cipta", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 200, "width": 401, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soekarto, 2007. Science Education Research Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains . Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.", "type": "List item" } ]
21157fbe-e4fa-cf8b-aaff-b319d6867147
https://ejournal.itn.ac.id/index.php/jati/article/download/8209/4974
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 190, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 414, "top": 40, "width": 114, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 8 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 797, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "252", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 75, "width": 371, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS DATA MINING PADA PRODUKSI IKAN AIR TAWAR DI KECAMATAN PANJALU MENGGUNAKAN METODE C4.5", "type": "Section header" }, { "left": 126, "top": 116, "width": 345, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apip Novareza, Ruli Herdiana, Iin Teknik Informatika, STMIK IKMI Cirebon Jl. Perjuangan No.10B, Karyamulya, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45135", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 150, "width": 98, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 173, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 454, "height": 216, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Produksi perikanan merupakan sektor penting dalam industri pangan dan ekonomi global juga ketahanan pakan. Untuk meningkatkan efisiensi dan pengelolaan produksi perikanan, analisis data mining telah menjadi alat yang berharga dalam mengidentifikasi pola-pola yang tersembunyi dalam data produksi perikanan. Salah satu metode yang umum digunakan dalam analisis data mining adalah metode C4.5, yang merupakan algoritma pohon keputusan untuk tugas klasifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode C4.5 dalam analisis data produksi perikanan dengan fokus pada klasifikasi hasil produksi perikanan. Metode C4.5 digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara atribut-atribut yang terkait dengan produksi perikanan dan hasil produksi yang terjadi. Langkah-langkah dalam penerapan metode C4.5 melibatkan pemilihan atribut yang paling informatif, pembentukan pohon keputusan, dan proses pruning untuk menghindari overfitting. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa metode C4.5 mampu menghasilkan model klasifikasi yang cukup akurat dalam memprediksi hasil produksi perikanan. Selain itu, pohon keputusan yang dibuat memberikan wawasan yang bermanfaat tentang komponen yang mempengaruhi produksi perikanan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam upaya peningkatan produksi perikanan di Kecamatan Cihaurbeuti dan dapat menjadi dasar untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif dalam mengelola sektor perikanan di wilayah tersebut. Penelitian ini juga dapat menjadi contoh bagi penelitian serupa di daerah lain yang menghadapi tantangan serupa dalam mengoptimalkan hasil produksi perikanan. Seluruh rangkaian tahapan pada penelitian ini dapat diukur efektif pada penerapan algoritma C4.5 dalam klasifikasi potensi produksi perikanan di Kecamatan Panjalu. Hasil pengukuran akurasi data yang diperoleh terhadap data produksi perikanan nilai akurasinya mencapai 94.44%. Dan factor yang paling berpengaruh terhadap tingkat produksi perikanan adalah luas kolam.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 426, "width": 167, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : C4.5, Produksi,Perikanan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 101, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 219, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecamatan Kecamatan Panjalu adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi besar dalam sektor perikanan di wilayah tersebut. Kecamatan ini terletak di daerah Ciamis Jawa Barat. Daerah ini kaya akan hasil produksi, salah satunya adalah di bidang perikanan. Masyarakat di sana banyak yang mempunyai kolam ikan baik untuk produksi maupun budidaya. Di tengah perkembangan industri perikanan yang semakin pesat, pengetahuan terhadap factor- faktor yang menentukan terhadap tingkat produksi menjadi krusial untuk meningkatkan produktivitas dan ekonomi masyarakat setempat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 599, "width": 219, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi Masyarakat yang minim pengetahuan menjadi salah satu hambatan dalam produksi perikanan. Masyarakat atau pembudidaya ikan air tawar perlu adanya pengetahuan tentang factor apa saja yang mempengaruhi terhadap tingkat produksi perikanan. Menurut [1] dalam jurnalnya Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Uji keseluruhan (Uji-F) menghasilkan variabel-variabel bebas yang terdiri dari luas kolam (X1), jumlah benih (X2), jumlah pakan (X3), pengalaman usaha (X4), dan tenaga kerja (X5) secara serentak berpengaruh signifikan terhadap produksi usaha budidaya ikan Oleh karena itu, diperlukan analisis yang mendalam untuk menentukan factor-faktor mana yang berpengaruh terhadap tingkat produksi di Kecamatan Panjalu. Salah satu metode", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 449, "width": 219, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang dapat digunakan untuk melakukan analisis ini adalah metode C4.5, yang merupakan salah satu metode pengambilan keputusan berbasis pohon keputusan (decision tree). Yang mana akan mengklasifikasikan hasil produksi perikanan di kecamatan panjalu. Metode C4.5 adalah salah satu teknik data mining yang efektif untuk mengekstraksi pola-pola penting dari data. Dalam konteks ini, metode C4.5 dapat digunakan untuk memahami faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat produksi ikan di Kecamatan Panjalu, sehingga dapat membantu mengklasifikasi tingkat produksi.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 587, "width": 219, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam studi kasus sebelumnya yang di lakukan oleh [2] dengan judul Analisis Data mining dengan Metode C. 45 pada Klasifikasi Kenaikan Rata-Rata Volume Perikanan Tangkap. Hasil penelitian ini bertujuan untuk melihat kenaikan rata-rata hasil ikan tangkapan yang Dapat disebabkan oleh faktor Jumlah nelayan, Kondisi Cuaca, Kondisi Air, Lebar Jaring dan jumlah trip berlayar. Dalam penelitian yang saat ini di kerjakan akan lebih spesifik tentang implementasi Algoritma C4.5 dan melihat mengenai factor apa yang sangat berkontribusi terhadap produksi perikanan di Kecamatan Cihaurbeuti.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 725, "width": 219, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam study sebelumnya yang di lakukan oleh [3] yang berjudul analisis kualitas air pada lokasi budidaya ikan air tawar di kecamatan suwawa Tengah, Dimana hasil penelitian ini bertujuan untuk melihat", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 190, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 414, "top": 40, "width": 114, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 8 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 789, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "253", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 219, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kelayakan air untuk budidaya ikan air tawar. Dalam penelitian yang saat ini di kerjakan akan menghasilkan klasifikasi produksi perikanan dimana salah satu atribut yang mempengaruhi terhadap potensi perikanan itu sendiri adalah sumber air.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 132, "width": 219, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam study sebelumnya [4] Menjelaskan tentang Ukuran luas perkebunan yang bervariasi mempengaruhi terhadap produksi yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode C4.5 Dimana C4.5 merupakan metode yang digunakan untuk konstruksi decision tree atau pohon keputusan dalam pengambilan keputusan. Dalam penelitian yang saat ini di kerjakan menggunakan metode yang serupa yaitu C4.5.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 235, "width": 219, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode C4.5 pada klasifikasi tingkat produksi perikanan di Kecamatan Panjalu. Di harapkan dapat memudahkan Masyarakat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi terhadap tingkat produksi perikanan. Dengan memanfaatkan data mengenai komoditi ikan jumlah pakan, jumlah benih, luas kolam, sumber air dan produksi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi hubangan antara atribut dengan hasil produksi. Dengan demikian penelitian ini berpotensi memberikan wawasan terhadap Masyarakat ataupun pemerintah daerah setempat. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan produksi perikanan di kecamacatan panjalu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 219, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode C4.5 yang merupakan salah satu metode data mining untuk mengetehui akurasi prediksi tingkat produksi perikanan di kecamatan panajalu. C4.5 juga memberikan tingkat akurasi yang ideal. Dimana menurut [5] dalam jurnalnya yang berjudul Penerapan Algoritma C4. 5 Untuk Prediksi Minat Penjurusan Siswa Di Smkn 1 Kademangan menjelaskan bahwa Algoritma C4.5 ialah algoritma yang diterapkan untuk menyusun pohon keputusan (Decision Tree). Pohon keputusan yaitu metode klasifikasi dan prediksi yang familiar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 219, "height": 228, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan melakukan analisis tingkat produksi perikanan menggunakan metode C4.5, diharapkan dapat melihat factor-fakto yang mempengaruhi terhadap tingkat produksi perikanan di Kecamatan Panajalu.Pada gilirannya dapat mengarah pada peningkatan produksi perikanan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Analisis ini juga dapat menjadi dasar bagi pembuat kebijakan dalam mengembangkan strategi pengelolaan perikanan yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Melalui pendekatan analisis data mining, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjaga keseimbangan antara eksploitasi keberlanjutan ekosistem perikanan di Kecamatan Panjalu. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi tingkat produksi perikanan, diharapkan langkah-langkah strategis yang lebih efektif dan tepat dapat diambil untuk menjaga produksi perikanan yang berkelanjutan. Di harapkan memberikan manfaat jangka panjang bagi Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 74, "width": 125, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 86, "width": 219, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Hasil literature review yang telah dilakukan pada jurnal-jurnal penelitian terkait topik Analisis data menggunakan metode C4.5 dapat dijabarkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 132, "width": 219, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper [3] Bapak Suswanto menghadapi beberapa tantangan dalam usahanya, di antaranya adalah variasi hasil penjualan yang tidak stabil dan persaingan ketat dengan pesaing di pasar tempe. Belum adanya sistem pengolahan data menyebabkan kesulitan dalam mengelola hasil produksi, sedangkan kurangnya pengetahuan dalam menangani masalah operasional dapat membahayakan daya saing. Selain itu, potensi kerugian yang tidak diinginkan juga menjadi ancaman. Kelebihan dari algoritma C4.5 mencakup kemampuannya untuk menghasilkan pohon keputusan yang mudah diinterpretasikan, memiliki tingkat akurasi yang dapat diterima, efisiensi dalam mengelola atribut bertipe diskret, serta kemampuannya untuk menangani baik atribut bertipe diskret maupun numerik.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 316, "width": 219, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper [4] menjelaskan tentang Analisis Data mining dengan Metode C. 45 pada Klasifikasi Kenaikan Rata-Rata Volume Perikanan Tangkap dimana penulis (Matondang et al., 2021b) dalam pengerjaannya menggunakan Data mining, Algoritma C4.5 dan Rapidminer yang mana dalam jurnalnya dapat di simpulkan bahwa Data yang digunakan berasal dari situs resmi BPS Simlaungun dan mencakup informasi mengenai hasil tangkapan ikan beserta faktornya. Setelah melakukan proses pembersihan data, data tersebut dianalisis dengan menggunakan algoritma C4.5 dan dilakukan pengujian dengan menggunakan perangkat lunak RapidMiner. Hasil dari RapidMiner menunjukkan hasil yang konsisten, yaitu atribut Jumlah nelayan memiliki tingkat akurasi sebesar 100%.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 500, "width": 219, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper [5] Menjelaskan tentang Ukuran luas perkebunan yang bervariasi mempengaruhi terhadap produksi yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode C4.5 Dimana C4.5 merupakan metode yang digunakan untuk konstruksi decision tree atau pohon keputusan dalam pengambilan keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 569, "width": 219, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper [6] Menjelaskan tentang Prediksi produksi karet dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara VII Trikora Lampung Selatan.Mengenai jumlah hasil produksi beserta luas areal perkebunan yang disetiap tahunnya mengalami fluktuatif. Kondisi fluktuatif tersebut disebabkan oleh luas areal perkebunan mengalami pertambahan tetapi hasil produksi karet menurun. Prediksi dilakukan menggunakan teknik Data Mining dengan menerapkan algoritma Decision Tree C4.5.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 684, "width": 219, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper [7] Menjelaskan tentang Implementasi algoritma c. 45 untuk klasifikasi deteksi serangan pada protokol jaringan Dimana penulis [8] menjelaskan bahwa Berdasarkan hasil penelitian, data yang diambil pada tanggal 28 Agustus 2020 mencakup 125543 data, di mana terdapat 28 paket data yang terdeteksi sebagai worm trojan. Hasil analisis klasifikasi data jaringan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 190, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 414, "top": 40, "width": 114, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 8 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 789, "width": 17, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "254", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 219, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan algoritma C4.5 menunjukkan tingkat akurasi sebesar 93,62%. Penelitian ini fokus pada klasifikasi berdasarkan protokol jaringan yang digunakan, namun selanjutnya dapat melibatkan pengukuran parameter lain dalam jaringan dan penerapan algoritma data mining yang berbeda. Dimana Metode penelitian yang digunakan yaitu terdiri dari beberapa tahapan yaitu Pengambilan data, processing data, Analisis dan monitoring.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 219, "height": 193, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper [9] Menjelaskan tentang Implementasi Algoritma Decision Tree C4.5 Pada Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis. Tujuan dari jurnal penelitian ini adalah untuk menggunakan algoritma Decision Tree C4.5 dalam membantu diagnosis penyakit tuberkulosis, dengan harapan dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada tenaga medis. Hasilnya menunjukkan bahwa implementasi algoritma C4.5 dalam klasifikasi penyakit tuberkulosis menggunakan data mining dapat memudahkan proses klasifikasi berdasarkan subtipe yang ada dan meminimalisir kesalahan dalam proses diagnosa. Algoritma ini mampu mengklasifikasikan dan menganalisis data penyakit tuberkulosis dengan akurat, serta disajikan dalam beberapa tampilan aplikasi data mining untuk klasifikasi penyakit tuberkulosis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 373, "width": 219, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper [10] menjelaskan tentang Analisis Klasifikasi C4.5 Pada Pola Pembayaran Sepeda Motor Adira Cabang Pematangsiantar. Tujuan dari jurnal penelitian ini adalah untuk menganalisis pola pembayaran sepeda motor di Cabang Adira Pematangsiantar dan mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi dalam pola pembayaran tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa algoritma C4.5 mampu memberikan solusi dengan tingkat akurasi sebesar 86,67% dalam menganalisis pola pembayaran sepeda motor.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 219, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper [11] menejelaskan tentang Klasifikasi Pohon Keputusan Dengan Algortima C45 Untuk Kasus Pemilihan Produk. Tujuan dari jurnal penelitian ini adalah untuk menggunakan algoritma C45 dalam membangun", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 546, "width": 28, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pohon", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 546, "width": 43, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keputusan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 546, "width": 219, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk merekomendasikan produk kecantikan berdasarkan kriteria seperti jenis kulit, masalah kulit, dan usia konsumen. Hasilnya menunjukkan bahwa algoritma C45 efektif dalam menghasilkan 4 produk yang direkomendasikan berdasarkan data latih sebanyak 206 baris. Selain itu, pengujian menunjukkan akurasi sebesar 96% dalam merekomendasikan produk perawatan kulit berdasarkan kondisi kulit pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 649, "width": 219, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper [12] Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tukino pada tahun 2023 yang berjudul “Analisis Prediksi Penjualan Sayuran Hidroponik Menggunakan Algoritma C4.5 pada PT Batam Indo Agri Perkasa” PT Batam Indo Agri Perkasa mengalami kesulitan dalam memprediksi stok Sayuran Hidroponik yang akan habis karena banyaknya pembeli dan variasi selera konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengembangkan sistem prediksi penjualan Sayuran Hidroponik yang dapat menjadi", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 74, "width": 219, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "strategi yang sangat membantu dalam mencapai tujuan tersebut dengan meningkatkan stabilitas usaha dan keuntungan.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 109, "width": 219, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper [13] Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sanni Ucha Putri , Eka Irawan, Fitri Rizky pada tahun 2021 yang berjudul “Implementasi Data Mining Untuk Prediksi Penyakit Diabetes Dengan Algoritma C4.5” penelitian ini bertujuan untuk membuat model prediksi menggunakan Data Mining Algoritma C4.5 yang menghasilkan sebuah pohon keputusan serta pengujian yang dilakukan dengan menggunakan Rapidminner agar pencegahan terhadap penyakit diabetes. Menggunakan beberapa atribut klasifikasi yaitu berat badan, usia, tekanan darah, denyut nadi dan kadar gula darah. Hasil dari penelitian ini akan dijadikan sebagai acuan untuk dapat melihat apakah seseorang beresiko terkena penyakit diabates atau tidak berdasarkan atribut yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 293, "width": 219, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper [14] Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chella Aprianti , Muhammad Faishal , Yuyun Umaidah pada tahun 2021 yang berjudul “Penerapan Data Mining Untuk Klasifikasi Penjualan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 339, "width": 67, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baju Muslim", "type": "Table" }, { "left": 388, "top": 339, "width": 33, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimasa", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 339, "width": 219, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pandemi Covid-19 Menggunakan Metode Algoritma C4.5 (Studi Kasus: Garaya Collection)” Kebutuhan strategi khusus untuk meningkatkan penjualan, oleh karena itu penerapan klasifikasi menggunakan Metode data mining. Penerapan algoritma C4.5 di Garaya Collection untuk menentukan penjualan pakaian yang sedang laku Sangat baik, laris manis, dan tidak laris manis. Kemudian menggunakan C4.5 Metode algoritma pada rapidminer, dilakukan dengan memasukkan data pada Kategori, Merek Barang, Harga, Waktu Jual, dan Penjualan. dan akan diproses dan masuk bentuk pohon keputusan. Setelah itu, rapidminer akan menghasilkan mana yang terjual, terjual, dan tidak laku.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 511, "width": 133, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 523, "width": 133, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Metode pendekatan KDD", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 732, "width": 157, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Tahapan Metode Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 190, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 414, "top": 40, "width": 114, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 8 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 789, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "255", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 220, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini menggunakan Metode penelitian KDD (Knowledge Discovery in Databases) yang mana KDD merupakan suatu pendekatan sistematis untuk mengekstraksi pengetahuan yang berharga dari data. KDD merupakan suatu proses yang melibatkan beberapa langkah yang saling terkait. Tahapan Metode Penelitian : a. Mengidentifikasi masalah: Mengidentifikasi Masalah yang ada di lingkungan. masalah yang di ambil mengenai potensi produksi di Kecamatan Panjalu", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 203, "width": 212, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Study Literarur: Literatur diambil dari berbagai sumber yaitu berupa artikel, jurnal ilmiah tentang metode KDD, Data Mininng, C4.5, Decission tree, serta bahan bacaan lain yang mendukung", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 249, "width": 212, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Metode Pendekatan KDD: Melakukan Data Selection, Data Prossesing, Data Transformasi", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 272, "width": 212, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pelabelan (K-means): Menentukan label menggunakan algoritma K-means", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 295, "width": 212, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Proses data mining klasifikasi:", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 307, "width": 198, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengklasifikasikan data menggunakan metode C4.5 dengan tools rapid miner", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 329, "width": 212, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Hasil dan Pembahasan: Pada tahapan ini akan dilakukan analisa data yang dihasilkan dari metode klasifikasi.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 376, "width": 152, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 387, "width": 220, "height": 92, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian ini dataset tentang produksi perikanan di Kecamatan Panjalu terdapat 1000 data. Dalam data ini terdapat 19 attribut data yaitu nama, nik, Tanggal lahir, jenis kelamin, agama, Pendidikan terakhir, jumlah tanggungan, alamat, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, komoditi ikan, jenis ikan, luas kolam, jumlah pakan, jumlah benih, sumber air, dan produksi. Bisa di lihat pada gambar berikut.", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 558, "width": 77, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Dataset", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 581, "width": 219, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahap ini di lakukan data selection. Tahapan ini bertujuan untuk memilih data yang akan di gunakan dalam proses klasifikasi melalui tools Rapidminer. Tahapan seleksi di lakukan di Rapid Miner mengPgunakan operator select attribute. Tahapan data selection adalah di mulai dengan memasukan operator read excel yang bertujuan untuk memuat data yang ada di excel, yang mana data awal terdapat 1000 data dan 19 atribut. Lanjut dengan memasukan operator select attribute seperti pada gambar di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 193, "width": 106, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. select attribute", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 216, "width": 219, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parameter set role yang di gunakan tampak pada tabel di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 250, "width": 208, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Parameter dan Attribute yang di pilih pada", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 262, "width": 176, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Operator Select Attribute NO. Parameter Isi 1 Attribute nama Produksi 2 Target role Label", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 318, "width": 218, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari perubahan menjadi label dapat di lihat pada gambar berikut :", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 487, "width": 113, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Hasil Pemodelan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 510, "width": 219, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam menentukan data training dan data testing di gunakan operator spilt data, dalam operator split data dibagi menjadi 90% untuk data training dan 10% di gunakan untuk data testing.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 644, "width": 147, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Edit Parameter Split data", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 667, "width": 219, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memperoleh hasil akurasi yang maksimal maka di gunakan operator cross validation seperti pada gambar berikut :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 190, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 414, "top": 40, "width": 114, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 8 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 789, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "256", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 171, "width": 115, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Cross Validation", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 236, "width": 104, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Desain Model", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 219, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar di atas adalah langkah pemodelan decision tree. Dalam proses ini yang di gunakan adalah operator decision tree untuk menghasilkan pohon keputusan yang dapat di gunakan untuk klasifikasi. Dilanjutkan dengan memasukan operator apply model yang berguna untuk menerapkan model pada data set. Langkah terakhir adalah dengan memasukan operator performance (classification) yang berguna untuk evaluasi kinerja klasifikasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 79, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.1. Decision tree", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 509, "width": 108, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Decission Tree", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 531, "width": 204, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan gambar di atas dapat di deskripsikan:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 542, "width": 212, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Jika luas kolam lebih besar (>) dari 83,5 yaitu luas kolam lebih besar dari (>) 89 dengan luas kolam lebih besar (>) dari 92,5 maka tingkat produksi masuk kategori tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 588, "width": 212, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Jika luas kolam lebih besar (>) dari 83,5 dengan luas kolam lebih besar (>) dari 89 yaitu luas kolam lebih kecil sama dengan (≤) 92,5 dengan komoditi ikan bawal maka tingkat produksi masuk kategori tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 646, "width": 212, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Jika luas kolam lebih besar (>) dari 83,5 dengan luas kolam lebih besar (>) dari 89 yaitu luas kolam lebih kecil sama dengan (≤) 92,5 dengan komoditi ikan mas maka potensi produksi masuk kategori sedang.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 703, "width": 212, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Jika luas kolam lebih besar (>) dari 83,5 dengan luas kolam lebih besar (>) dari 89 yaitu luas kolam lebih kecil sama dengan (≤) 92,5 dengan komoditi ikan mujair maka tingkat produksi masuk kategori tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 74, "width": 212, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Jika luas kolam lebih besar (>) dari 83,5 dengan luas kolam lebih besar (>) dari 89 yaitu luas kolam lebih kecil sama dengan (≤) 92,5 dengan komoditi ikan nila maka tingkat produksi masuk kategori tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 132, "width": 212, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Jika luas kolam lebih besar (>) dari 85,5 yaitu luas kolam lebih kecil sama dengan (≤) 89 maka tingkat produksi masuk ke dalam kategori tinggi", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 166, "width": 212, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Jika luas kolam lebih kecil sam dengan (≤) 85,5 maka tingkat produksi rendah", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 201, "width": 104, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2. Confushion matrix", "type": "Section header" }, { "left": 344, "top": 275, "width": 144, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Accuracy Data Training", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 297, "width": 219, "height": 147, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengukuran akurasi data yang di peroleh dari data training nilainya 94,44%. Dari gambar tersebut diketahui prediksi tinggi dengan true tinggi mencapai 376, true rendah 10, dan true sedang 6 dengan hasil pencapaian nilai presisi sebesar 95.92%. Diketahui prediksi rendah dengan true tinggi mencapai 8, true rendah 474, dan true sedang mencapai 26 dengan hasil pencapaian nilai presisi sebesar 93.31%. Sedangkan prediksi sedang dengan true tinggi 0 true rendah 0 dan true sedang juga 0 dengan hasil pencapaian nilai presisi sebesar 0.00%. Untuk recall data yang sangat tinggi terdapat pada class recall true rendah mencapai 97.93%.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 459, "width": 69, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.3. Visualisasi", "type": "Section header" }, { "left": 368, "top": 587, "width": 96, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Visualisasi", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 610, "width": 219, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan gambar visualisasi di atas tingkat produksi berdasarkan luas kolam dengan kategori tinggi memiliki rentang nilai mulai dari 0-392 sedangkan potensi produksi yang masuk kategori rendah memiliki rentang nilai mulai dari 0-509.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 667, "width": 219, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian ini dilakukan penerapan algoritma C4.5 untuk menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap tingkat produksi perikanan di Kecamatan Panjalu. Metode analisis data yang digunakan yaitu KDD (Knowledge Discovery in Database) dan tools yang digunakan pada penelitian ini adalah RapidMiner. Tahapan analisis data yang dilakukan yaitu sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 190, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 414, "top": 40, "width": 114, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 8 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 789, "width": 17, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "257", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 219, "height": 285, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data selection dilakukan dengan pemilihan atribut yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian dan semua atribut yang terdapat dalam data diambil sebanyak 6 atribut dari 19 atribut yang terdapat dalam data karena dirasa relevan dengan penelitian ini. Kemudian, tahapan preprocessing dilakukan dalam penelitian ini untuk mengecek data duplikat, kosong atau hilang Namun pada tahap ini keseluruhan data tidak terdapat missing value ataupun duplikat. Selanjutnya tahap transformasi data, dalam penelitian ini di lakukan menggunakan operator set role untuk mengubah attribute nama menjadi id, dan menggunakan operator nominal to numerical untuk mengubah data nominal ke bentuk numeric. Sebelum masuk ke dalam tahap data mining di karenakan data belum mempunyai label di lakukanlah pelabelan data dengan K-medoids. Pada tahapan data mining diterapkan algoritma C4.5 untuk menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap tingkat produksi perikanan di Kecamatan Panjalu. Kemudian melakukan tahap evaluasi dengan mengetahui nilai akurasi yang dihasilkan dari data tersebut. Seluruh rangkaian tahapan pada penelitian ini dapat diukur efektif pada penerapan algoritma C4.5 dalam klasifikasi potensi produksi perikanan di Kecamatan Panjalu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 219, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil evaluasi dan uji coba pada penelitian data mining prediksi potensi produksi perikanan di Kecamatan Panjalu menggunakan algoritma C4.5 bahwa tingkat produksi dapat diprediksi dengan nilai akurasi. Hasil pengukuran akurasi data yang diperoleh terhadap data produksi perikanan nilai akurasinya mencapai 94.44%. Tingkat akurasi sebesar 94.44% mencerminkan tingkat keandalan algoritma C4.5 dalam melakukan klasifikasi tingkat produksi perikanan. Keandalan ini menjadi faktor penting dalam memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, pemerintah setempat, dan pelaku usaha perikanan, untuk mengandalkan hasil prediksi dalam pengambilan keputusan terkait produksi perikanan di Kecamatan Panjalu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 546, "width": 219, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan gambar 4.18 di atas pada penelitian ini terdapat factor yang paling berpengaruh terhadap tingkat produksi di Kecamatan Panjalu yaitu luas kolam. Pada penelitian yang telah di lakukan sebelumnya hipotesis yang menyatakan bahwa variable pupuk, benih, luas lahan dan produktivitas rtp berpengaruh terhadap produksi perikanan budidaya di terima dengan tingkat signifikasi mencapai 99%. (Asmanah et al., 2009). Maka dari hasil penelitian inipun relevan dengan penelitian terdahulu bawasannya luas lahan berpengaruh terhadap hasil produksi. Dengan di ketahuinya factor yang paling berpengaruh terhadap tingkat produksi perikanan ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan perikanan yang lebih efektif dan berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 74, "width": 152, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 86, "width": 219, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan evaluasi model dan uji coba, dapat disimpulkan bahwa penerapan algoritma C4.5 dalam klasifikasi tingkat produksi perikanan di Kecamatan Panjalu cukup efektif.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 132, "width": 219, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Algoritma C4.5 dalam prediksi tingkat produksi perikanan di Kecamatan Panjalu menghasilkan tingkat akurasi sebesar 94.44%. Hal ini menandakan bahwa model yang dikembangkan mampu memberikan prediksi yang sangat akurat terkait tingkat produksi perikanan.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 201, "width": 219, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil evaluasi model menunjukkan bahwa luas kolam menjadi faktor paling berpengaruh terhadap tingkat produksi perikanan di Kecamatan Panjalu. Temuan ini relevan dengan penelitian terdahulu.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 247, "width": 219, "height": 250, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan algoritma C4.5 untuk menganalisis tingkat produksi perikanan di Kecamatan Panjalu, disarankan untuk mengembangkan model dengan mempertimbangkan penambahan atribut, seperti kondisi lingkungan dan suhu air, guna meningkatkan akurasi prediksi. Perluasan cakupan data juga perlu diperhatikan untuk memperoleh informasi lebih komprehensif. Implementasi sistem pemantauan periodik terhadap faktor-faktor yang berpengaruh, seperti luas kolam, diharapkan dapat memastikan keberlanjutan dan aktualitas model. Melibatkan pihak terkait dan menyelenggarakan program edukasi kepada petani perikanan dapat mendukung penerapan hasil penelitian. Penggunaan algoritma alternatif, uji coba terhadap variabilitas waktu, dan keterlibatan komunitas lokal juga perlu dipertimbangkan untuk memperkuat validitas dan adopsi model. Pengembangan sistem pendukung keputusan dan penelitian lanjutan dapat memberikan dukungan lebih lanjut dalam pengelolaan potensi produksi perikanan di wilayah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 511, "width": 91, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 523, "width": 219, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] K. A. Pamungkas, D. P. Sudjatmiko, and A.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 532, "width": 198, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Ikan Nila di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat,” no. 1, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 569, "width": 219, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] D. Yulia, A. P. Kusuma, and D. F. H. Permadi, “Penerapan Algoritma C4. 5 Untuk Prediksi Minat Penjurusan Siswa Di Smkn 1 Kademangan,” JATI (Jurnal Mhs. … , 2022.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 615, "width": 219, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Y. Maulana, R. Winanjaya, and F. Rizk, “Klasifikasi Penjualan Tempe Dengan Data Mining Menggunakan Algoritma C4.5,” Bull. Comput. Sci. Res. , vol. 2, no. 2, pp. 53–58, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 661, "width": 219, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] M. R. Matondang, M. R. Lubis, and H. Satria, “Analisis Data mining dengan Metode C. 45 pada Klasifikasi Kenaikan Rata-Rata Volume Perikanan Tangkap,” J. Penerapan Kecerdasan Buatan , vol. 2, no. 2, pp. 74–81, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 718, "width": 219, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] D. Damayanti, “Implementasi Algoritma C4.5", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 730, "width": 198, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prediksi Produksi Komoditas Tanaman Perkebunan Berdasarkan Luas Lahan,” TIN Terap. Inform. Nusant. , vol. 2, no. 10, pp. 571–", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 190, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 414, "top": 40, "width": 114, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 8 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 789, "width": 17, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "258", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 74, "width": 167, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "579, 2022, doi: 10.47065/tin.v2i10.1026.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 86, "width": 219, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] N. P. Setyadi, “Penerapan Data Mining Untuk Prediksi Hasil Produksi Karet Menggunakan Algoritma Decision Tree C4. 5,” J. Teknol. Pint. , vol. 2, no. 7, pp. 1–11, 2022, [Online]. Available: http://teknologipintar.org/index.php/teknologipi ntar/article/view/203", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 155, "width": 219, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] I. Anggraeni and S. Andriani, “Implementasi algoritma c. 45 untuk klasifikasi deteksi serangan pada protokol jaringan,” Komputasi J. Ilm. Ilmu", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 187, "width": 198, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "… , 2021, [Online]. Available: https://journal.unpak.ac.id/index.php/komputasi/ article/view/3562", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 224, "width": 219, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] I. Anggraeni and S. Andriani, “Implementasi algoritma c. 45 untuk klasifikasi deteksi serangan pada protokol jaringan,” J. Ilm. Ilmu Komput. dan Mat. , vol. 18, no. 2, pp. 62–68, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 270, "width": 219, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] S. A. Rahmadhani, M. S. Asih, and ..., “Implementasi Algoritma Dececion Tree C. 45 Pada Klasifikasi Penyakit Tuberkolosis. In Seminar Nasional Teknologi Informasi ….,”", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 314, "width": 198, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SEMINAR … . download.garuda.kemdikbud.go.id, 2020.", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 339, "width": 198, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[Online]. Available: http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article. php?article=2573771&val=24090&title=IMPLE MENTASI ALGORITMA DECISION TREE C45 PADA KLASIFIKASI PENYAKIT TUBERKULOSIS", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 408, "width": 219, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] F. A. Pambudi, A. P. Windarto, M. Fauzan, J. T. Hardinata, and R. Winanjaya, “Analisis", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 74, "width": 198, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasifikasi C4. 5 Pada Pola Pembayaran Sepeda Motor Adira Cabang Pematangsiantar,” Kaji. Ilm. Inform. dan Komput. , vol. 1, no. 4, pp. 160–", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 109, "width": 198, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "169, 2021, [Online]. Available: http://djournals.com/klik/article/view/144", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 132, "width": 219, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] D. Kurniawati, E. Wahyuningsih, and D. P. Welfianti, “KLASIFIKASI POHON", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 155, "width": 198, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KEPUTUSAN DENGAN ALGORTIMA C45 UNTUK KASUS PEMILIHAN PRODUK,” J. Innov. Res. Knowl. , vol. 3, no. 5, pp. 950–958,", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 189, "width": 25, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2023,", "type": "List item" }, { "left": 398, "top": 189, "width": 128, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[Online]. Available:", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 201, "width": 192, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://bajangjournal.com/index.php/JIRK/articl e/view/6676", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 224, "width": 219, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] Tukino, “Analisis Prediksi Penjualan Sayuran Hidroponik Menggunakan Algoritma C4.5 pada PT Batam Indo Agri Perkasa,” J. Desain Dan Anal. Teknol. , vol. 2, no. 2, pp. 129–137, 2023, doi: 10.58520/jddat.v2i2.30.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 281, "width": 219, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] S. U. Putri, E. Irawan, and F. Rizky, “Implementasi Data Mining Untuk Prediksi Penyakit Diabetes Dengan Algoritma C4.5,” Penerapan Sist. Inf. (Komputer Manajemen) , vol. 2, no. 1, pp. 39–46, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 339, "width": 219, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] C. Aprianti, M. Faishal, and Y. Umaidah, “Penerapan Data Mining Untuk Klasifikasi Penjualan Baju Muslim Dimasa Pandemi Covid- 19 Menggunakan Metode Algoritma C4.5 (Studi Kasus: Garaya Collection),” J. Ilm. Wahana Pendidik. , vol. 8, no. 1, pp. 104–112, 2021, doi: 10.5281/zenodo.5816231.", "type": "List item" } ]
9258b2d9-3aee-86e9-1652-ff901afac56b
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/download/15236/7533
[ { "left": 304, "top": 789, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "269", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 88, "width": 413, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS KETERAMPILAN BERTANYA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SUHU DAN KALOR DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMP NEGERI 2 JEMBER", "type": "Section header" }, { "left": 146, "top": 141, "width": 335, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Dewi Ika Pratiwi, 1) Nur Wandiyah Kamilasari, 2) Dama Nuri, 1) Supeno", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 166, "width": 246, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Jember", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 177, "width": 142, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) SMP Negeri 2 Jember Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 213, "width": 371, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: The knowledge has always starts with asking. For teachers, asking questions is seen as an activity to encourage, guide, and assess students' thinking abilities. For students, asking questions is an important part of exploring information, informing what is known, and directing what is not yet known. The aim of this research is to determine the quantity and quality of students' asking ability based on revised Bloom's taxonomy by applying the problem based learning model to the material temperature and heat. The method in this research is descriptive qualitative method. This research was conducted at SMP Negeri 2 Jember with research respondents being all students of class VII F of the odd semester of the 2019/2020 school year. Data collection using observation sheets to ask students. Based on the data obtained, it shown that the quantity of students who ask questions is 37.63%. The quality of questions in this research is 100% in the low level but there are no questions classified as high level. Based on these results, it can be concluded that the asking ability of students of class VII F in SMP Negeri 2 Jember are relatively low and need to be improved.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 388, "width": 278, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : question skills , problem-based learning , natural science .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 425, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 437, "width": 209, "height": 263, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hakikat pembelajaran sains bermula dari pengamatan terhadap gejala-gejala alam yang ada di sekitar sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk mengamati dan mempelajari gejala alam tersebut melalui penyelidikan secara ilmiah. Maka dari itu, dalam proses pembelajaran, siswa perlu diberikan pengalaman belajar dalam mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, berproses dan sikap ilmiah. Kegiatan berpikir dan bernalar dapat mendorong para siswa untuk mengembangkan pemikirannya sehingga daya pikir dan pengetahuannya pun akan bertambah (Erlina et al. , 2016; Supardi et al. , 2012; Supeno et al. , 2017). Salah satu bagian dari sains adalah fisika. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan kepada siswa karena dalam pembelajarannya fisika menuntut siswa untuk berpikir dan bernalar melalui pengamatan, eksperimen dan analisis", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 703, "width": 208, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Muliardi et al ., 2018). Namun pada realitanya dalam pembelajaran, kerap kali ditemukan sejumlah siswa beranggapan bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang sulit.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 425, "width": 208, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak tertarik untuk belajar fisika (Istyowati et al. , 2017). Suprapto (2014) menyatakan bahwa pembelajaran fisika sangat penting untuk diajarkan di kelas untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 501, "width": 208, "height": 199, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, dapat menarik perhatian siswa dan dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif serta dapat menjadi ruang mengasah kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisika serta psikologis siswa. Penjelasan tersebut menyatakan bahwa aktivitas pembelajaran yang ada di kelas memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik dan interaksi antara siswa dengan guru ataupun interaksi dengan teman sebaya. Dalam interaksi tersebut, komunikasi merupakan syarat penting dalam proses pembelajaran (Rosidah, 2019; Zahrok et al ., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 703, "width": 208, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa tidak hanya terfokuskan pada rumus yang mengakibatkan proses pembelajaran kurang interaktif atau hanya bersifat satu arah saja. Namun perlu adanya", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 45, "width": 211, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratwi, Analisis Keterampilan Bertanya... 270", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 208, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "interaksi komunikasi antar siswa serta siswa dengan guru yang sehingga proses pembelajaran tidak hanya bersifat satu arah. Menurut Rosidah, (2019) salah satu kecakapan dalam berkomunikasi, yaitu keterampilan siswa dalam bertanya. Namun pada kenyataannya, sebagian besar siswa memiliki kendala untuk bertanya sehingga siswa memilih untuk menjawab pertanyaan daripada memberi pertanyaan (Royani dan Muslim, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 227, "width": 208, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Royani dan Bukhari (2014), mengajukan pertanyaan sama dengan menunjukkan pola pikir seseorang sehingga dengan bertanya dapat", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 208, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendorong kemampuan berpikir siswa. Kegiatan menanya dilakukan untuk mendapatkan suatu informasi tambahan dan tidak dipahami mengenai apa yang sedang diamati. Menurut Kemendikbud (2013) bahwa standar kompetensi lulusan pada domain kemampuan, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta . Berdasarkan standar kompetensi lulusan tersebut, dapat dilihat bahwa salah satu aspek penilaiannya adalah menanya. Maka dari itu, kegiatan pembelajaran berbasis pertanyaan perlu dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa, demikian juga dengan pembelajaran IPA atau fisika.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 455, "width": 208, "height": 263, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pentingnya siswa pada kegiatan bertanya sebagai bentuk dari pengembangan pola pikirnya. Dengan bertanya, siswa dapat menunjukkan bagaimana sikap, keterampilan, dan pemahaman yang dimiliki siswa atas materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Kegiatan bertanya akan membentuk karakter siswa dalam membiasakan siswa untuk spontan berpikir, cepat, dan sigap merespon suatu persoalan serta melatih keterampilan siswa dalam berbicara. Agustina, dkk. (2015) menyatakan bahwa keterampilan bertanya dengan hasil belajar memiliki hubungan positif yang dapat diartikan bahwa semakin tinggi keterampilan bertanya siswa maka semakin meningkat hasil belajarnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Trianto (2008) yang menjelaskan bahwa jika tidak ada siswa yang bertanya maupun menjawab pertanyaan, maka dapat dikatakan jika siswa tersebut belum melakukan kegiatan belajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 720, "width": 208, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi guru, kegiatan bertanya yang dilakukan oleh siswa dapat dijadikan sebagai media untuk menilai seberapa jauh kesiapan", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 88, "width": 208, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siswa dan pemahaman siswa terhadap konsep dan materi yang diajarkan di kelas (Ramadhan et al , 2017). Sedangkan bagi siswa, bertanya merupakan kegiatan menggali informasi, menginformasikan apa yang diketahui, dan mengarahkan pada apa yang belum diketahui. Beberapa keterampilan dasar bertanya menurut Lestari (2017), adalah sebagai berikut; (1) memberikan pertanyaan secara jelas dan singkat; (2) penyebaran lingkup pertanyaan; (3) tingkatan kognitif pertanyaan; (4) urutan pertanyaan yang mempunyai urutan yang logis. Sedangkan menurut Husain (2013: 4), indikator kemampuan bertanya antara lain; (1) konten; (2) performansi nonverbal; (3) suara; (4) pengungkapan secara verbal atau redaksi kalimat; (5) kategori pertanyaan; dan (6) sikap.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 315, "width": 208, "height": 289, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Harlen dan Qualter (2004), keterampilan bertanya dapat diukur dengan menganalisis jenis pertanyaan yang diajukan siswa. Salah satu cara untuk mengukur keterampilan bertanya siswa adalah melalui pengamatan kualitas dan kuantitas pertanyaan yang diajukan siswa. Kualitas pertanyaan dapat diukur berdasarkan taksonomi Bloom revisi yaitu pertanyaan kognitif tingkat rendah, yaitu pertanyaan yang diajukan siswa berada pada tingkatan kognitif menghafal, memahami, dan menerapkan, sedangkan pertanyaan kognitif tingkat tinggi meliputi pertanyaan pada tingkat menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi (Anderson et al ., 2001). Sebagai indikator lainnya dari keterampilan bertanya adalah kuantitas pertanyaan. Kuantitas pertanyaan merupakan jumlah seluruh pertanyaan yang diajukan siswa selama proses pembelajaran. Semakin sering siswa bertanya menunjukkan bahwa siswa tersebut semakin aktif mengikuti proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 606, "width": 211, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil observasi pada kegiatan pembelajaran IPA kelas VII F di SMP Negeri 2 Jember tahun ajaran 2019/2020 menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas masih dominan menggunakan metode yang berpusat pada guru seperti metode ceramah. Hal ini dapat menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Sementara kurikulum 2013 menuntut siswa aktif dalam seluruh aktivitas pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada guru atau teacher centered learning seperti metode ceramah, masih digunakan oleh", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 45, "width": 352, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "271 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 4 , Desember 2019, hal 269 - 274", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 208, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "guru saat ini karena dianggap praktis dan tidak banyak menyita waktu. Namun dengan pembelajaran tersebut, siswa akan cenderung pasif dan kurang berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung sehingga diperlukan pembaharuan suasana kelas, salah satunya dengan beralih pada pembelajaran student centered learning yaitu Problem Based Learning .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 202, "width": 209, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menuntun siswa untuk menyelesaikan permasalahan dengan mengaitkan pada pengalaman mereka, sehingga siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi serta cara menyampaikan solusi dari permasalahan yang dihadapi melalui komunikasi yang baik. Problem based", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 328, "width": 209, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "learning merupakan aktivitas belajar mengajar yang memfokuskan siswa untuk melatih siswa membuat penyelesaian dari suatu permasalahan yang bermakna (Nafisah et al. ,", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 379, "width": 208, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2019). Sintakmatik atau tahapan model pembelajaran problem based learning berturut-turut meliputi orientasi siswa pada masalah; mengorganisasi siswa untuk belajar; membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; mengembangkan dan menyajikan hasil karya; serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Arends, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 493, "width": 211, "height": 237, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problem based learning saat diterapkan pada aktivitas pembelajaran menghasilkan beberapan kelebihan (Kilbane dan Milman, 2014), diantaranya: (1) menumbuhkan keterampilan abad 21 pada siswa; (2) mengembangkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap berbagai permasalahan kompleks dalam kehidupan sehari-hari; (3) mengembangkan kekuatan retensi siswa terhadap konten materi; (4) meningkatkan motivasi siswa untuk belajar; 5) mengaktifkan pengetahuan awal siswa. Problem based learning melatih siswa dengan memberi permasalahan dalam dunia nyata sehingga perlu dicari solusi yang tepat agar masalah tersebut dapat diselesaikan secara tepat. Maka dari itu siswa dibiasakan untuk berpikir menemukan solusi serta cara untuk mengkomunikasikannya.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 428, "height": 668, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE Desain penelitian yang digunakan merupakan desain penelitian deskriptif. Desain penelitian deskriptif adalah suatu desain penelitian yang menjelaskan secara nyata atau sebenar-benarnya kondisi suatu objek yang akan diteliti. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu objek secara sesuai dengan keadaan yang sebenarnya mengenai sifat dan keterkaitan antar objek yang sedang diamati.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 227, "width": 208, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penelitian ini untuk memberikan deskripsi tentang keterampilan bertanya siswa pada materi suhu dan kalor menggunakan model pembelajaran problem based learning di kelas VII F SMP Negeri 2 Jember. Langkah- langkah pembelajaran dilakukan mengikuti sintaks model pembelajaran problem based learning (Arends, 2015). Selama pelaksanaan pembelajaran, kelas dikondisikan agar memungkinkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dengan cara kegiatan dialogis yang interaktif.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 379, "width": 208, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel penelitian terdiri dari siswa sebanyak 31 orang. Instrumen penelitian yang dipakai berupa lembar observasi keterampilan bertanya siswa. Data penelitian diperoleh dari lembar observasi kemampuan bertanya siswa. Keterampilan bertanya yang diukur pada penelitian ini, yaitu kuantitas (jumlah pertanyaan yang diajukan siswa) dan kualitas pertanyaan yang diajukan. Kualitas pertanyaan dilihat dari jenis pertanyaan yang diajukan siswa berdasarkan klasifikasi taksonomi Bloom revisi. Adapun rumus analisis deskriptif dalam bentuk persentase untuk kuantitas dan kualitas pertanyaan siswa yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 550, "width": 119, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑛 𝑁 𝑥 100%", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 578, "width": 193, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: n = jumlah pertanyaan yang diajukan siswa N = jumlah semua pertanyaan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 629, "width": 208, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 654, "width": 208, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Persiapan Tahap ini meliputi persiapan instrumen- instrumen yang akan digunakan pada saat penelitian serta observasi awal mengenai keadaan siswa ke guru mata pelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 717, "width": 74, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pelaksanaan", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 730, "width": 194, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap ini berisi pelaksanan penelitian yang dilakukan dengan mengamati secara", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 45, "width": 211, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratwi, Analisis Keterampilan Bertanya... 272", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 194, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "langsung aktivitas belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning . Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati dan mencatat pertanyaan yang diajukan oleh siswa.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 176, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 189, "width": 208, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pembelajaran dilakukan dengan mengukuti tahapan dalam sintaks model pembelajaran berbasis masalah. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa dimotivasi untuk aktif dalam mengungkapkan ide dan gagasan, sekaligus juga diberi banyak kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Hasil penelitian keterampilan bertanya siswa kelas VII F yaitu kuantitas pertanyaan ditunjukkan pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 328, "width": 154, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Jumlah pertanyaan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 341, "width": 193, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gender (L/P) Jumlah Penanya % Laki-laki 3 9,67 % Perempuan 8 25,81 % Jumlah 11 35,48% Jumlah Siswa 31 100%", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 424, "width": 208, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data pada Tabel 1, kuantitas bertanya siswa diamati berdasarkan jumlah pertanyaan yang diajukan siswa. Dari Tabel 1, persentase jumlah siswa yang bertanya secara keseluruhan sebesar 35,48%. Dari keseluruhan pertanyaan yang diajukan sebanyak 3 siwa laki-laki yang mengajukan pertanyaan dengan persentase sebesar 9,67 % dan 8 siswa perempuan dengan persentase sebesar 25,81 %.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 550, "width": 208, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertanyaan berdasarkan kualitas siswa digolongkan menjadi dua macam, yaitu siswa dengan dengan kualitas bertanya tingkat kognitif rendah dan tinggi. Siswa dengan kualitas bertanya untuk tingkat kognitif rendah merupakan siswa yang mengandalkan kemampuan ingatannya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sedangkan siswa yang memiliki tingkat kognitif tinggi merupakan siswa yang memggunakan cara analisis sebelum menyelesaikan suatu permasalahan (Ramadhan et al , 2017). Berikut merupakan data kualitas pertanyaan siswa kelas VII F.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 728, "width": 159, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Kualitas pertanyaan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 741, "width": 183, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah Tingkat Kognitif Pertanyaan", "type": "Table" }, { "left": 296, "top": 88, "width": 197, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penanya C1 C2 C3 C4-C6 11 6 4 1 - 35,48% 19,35% 12,9% 3,22% -", "type": "Table" }, { "left": 291, "top": 136, "width": 208, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data pada Tabel 2, jumlah pertanyaan pada tingkat mengingat berjumlah 6 dengan persentase 19,35%, tingkat kognitif memahami berjumlah 4 dengan persentase 12,9%, dan tingkat kognitif menerapkan berjumlah 1 dengan persentase 3,22%. Kualitas pertanyaan siswa diklasifikasikan ke dalam tingkat kognitif rendah dan tinggi. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebesar semua siswa berada pada kategori tingkat kognitif rendah. Dengan demikian tidak ada siswa yang bertanya pada tingkatan kategori tingkat kognitif tinggi. Jika diamati dari kualitas pertanyaannya, siswa cenderung mengarah pada tingkatan paling rendah, yaitu pengetahuan atau mengingat.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 338, "width": 208, "height": 263, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagian besar pertanyaan siswa masih tergolong tingkat kognitif rendah disebabkan kurangnya kegiatan diskusi dua arah baik antar siswa ataupun siswa dengan guru. Walaupun guru telah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas dimana siswa pada aktivitas pembelajarannya diarahkan pada kegiatan diskusi untuk merangsang keterampilan bertanya. Namun pada kenyataannya, kebanyakan siswa kurang tertarik dengan kegiatan diskusi berbasis masalah sehingga kualitas pertanyaan yang diajukan hanya tergolong pada tingkat kognitif rendah saja. Hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam melakukan diskusi, sebagian besar siswa kurang tertarik. Hal tersebut disebabkan karena diantaranya karena: 1) siswa yang berkarakter individualis, 2) siswa masih cenderung malu untuk menyampaikan pertanyaan, dan 3) kemauan berdiskusi aktif yang masih kecil.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 604, "width": 208, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu cara memotivasi siswa agar mau mengajukan pertanyaan adalah dengan menggunakan teknik “tanya-jawab” saat kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan tanya-jawab dilakukan dalam lingkup besar yaitu lingkup kelas. Dengan diterapkannya sistem tanya jawab ini kemungkinan siswa untuk bertanya akan lebih besar. Pentingnya keterampilan bertanya bertanya karena bertanya merupakan landasan dasar untuk membangun kemampuan berpikir siswa dalam mencari solusi dari suatu permasalahan yang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 45, "width": 352, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "273 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 4 , Desember 2019, hal 269 - 274", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 209, "height": 174, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dihadapi (Ramadhan et al ., 2017). Sederhananya, mengajukan sebuah pertanyaan akan memotivasi siswa untuk berpikir kritis dan juga berperan penting dalam pemecahan masalah serta mengambil keputusan. Dari hasil data tersebut dapat dilihat kuantitas atau jumlah pertanyaan siswa masih rendah dibuktikan dengan jumlah siswa yang bertanya tidak mencapai setengah dari jumlah keseluruhan siswa. Sedangkan kualitas pertanyaan yang diajukan siswa tergolong ke dalam kategori tingkat kognitif rendah karena siswa hanya bertanya pada tingkatan kognitif mengingat hingga menerapkan saja.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 265, "width": 208, "height": 174, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permasalahan tersebut juga dapat disebabkan oleh guru yang hanya berfokus pada jumlah siswa yang bertanya namun tidak melihat kualitas dari pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Kemungkinan yang terjadi adalah guru berpikir jika semakin banyak siswa yang bertanya maka semakin aktif pula keterlibatan siswa dalam pembelajaran, padahal jika diamati lebih lanjut menunjukkan jika tidak semua pertanyaan dapat membuat siswa aktif di dalam proses pembelajaran. Untuk itu, guru perlu memberikan bimbingan yang tepat agar pertanyaan yang diajukan siswa berbobot dan terkait dengan apa yang sedang dibahas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 455, "width": 75, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 467, "width": 208, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keterampilan bertanya siswa VII F di SMP Negeri 2 Jember diperoleh data kuantitas bertanya sebesar 35,48% dan kualitas bertanya siswa yang tergolong tingkat kognitif rendah yang menunjukkan tidak adanya pertanyaan yang tergolong tingkat kognitif tinggi. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa kemampuan bertanya siswa kelas VII F di SMP Negeri 2 Jember masih tergolong kurang memuaskan dan perlu adanya usaha yang optimal untuk mengembangkannya.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 619, "width": 209, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selama aktivitas pembelajaran, guru harus membangun suasana pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat menyimak penjelasan guru dengan baik dan timbul pertanyaan dari siswa dengan kuantitas dan kualitas pertanyaan yang baik. Guru hendaknya sering merangsang siswa dengan jenis pertanyaan yang tergolong tingkat kognitif tinggi, sehingga siswa juga terbiasa untuk bertanya secara kritis, kreatif, dan analisis.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 100, "width": 104, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 113, "width": 209, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustina, P., Lisdiana, dan Marianti, A. (2015). Problem Posing Card (PPC) meningkatkan keterampilan bertanya dan hasil belajar siswa. Jurnal Biology Education . Universitas Negeri Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 176, "width": 24, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 (3).", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 189, "width": 209, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anderson, L. dan Krathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing . New York: Longman. Arends, R. I. (2015). Learning to Teach, Tenth Edition . New York: McGraw-Hill Education.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 265, "width": 208, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erlina, N. Supeno, dan I. Wicaksono. (2016).", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 278, "width": 187, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penalaran Ilmiah dalam Pembelajaran Fisika. Prosiding Seminar Nasional 2016 , 23 , 473–480.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 315, "width": 209, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harlen, W. dan Qualter, A. (2004). The Teaching of Science in Primary Schools Fourth Edition . London: David Fulton Publishers.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 366, "width": 208, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istyowati, A., S. Kusairi, S. K. Handayanto.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 379, "width": 187, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2017). Analisis Pembelajaran Dan Kesulitan Siswa SMA Kelas Xi Terhadap Penguasaan Konsep Fisika. Prosiding Seminar Nasional Fisika III . 237- 243.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 429, "width": 208, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kilbane, C. R dan Milman, N. B. (2014). Teaching Model, Designing Instruction for 21 st Century Learners . New York:", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 467, "width": 40, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pearson.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 480, "width": 208, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lestari, R. (2017). Profil Keterampilan Bertanya Siswa Pada Pembelajaran Biologi SMAN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi . FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 543, "width": 209, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muliardi, M. W. R., Supeno, S., & Bektiarso, S. (2018). Lembar kerja siswa scientific explanation untuk melatihkan kemampuan penjelasan ilmiah siswa SMA dalam pembelajaran fisika. In", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 606, "width": 187, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika , 3 , 33–38.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 632, "width": 208, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasihah, E. D., Supeno, S., & Lesmono, A. D.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 644, "width": 187, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2019). Model Problem Based Learning (PBL) Disertai Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. FKIP E-Proceeding ,", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 695, "width": 68, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 (2), 178–183.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 708, "width": 208, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadhan, F., Susriyati, M., dan Siti, Z. (2017). Kemampuan bertanya siswa kelas X SMA Swasta Kota Batu pada pelajaran biologi. Bioedukasi, 8 (1), 11-15.", "type": "List item" }, { "left": 288, "top": 45, "width": 211, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratwi, Analisis Keterampilan Bertanya... 274", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 209, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani, M. dan Muslim, B. (2014). Keterampilan bertanya siswa SMP melalui strategi pembelajaran aktif tipe team quiz pada materi segi empat. EDU- MAT Jurnal Pendidikan Matematika, 2 (1), 22-28.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 164, "width": 208, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosidah, R. L. (2019). Analisis Kemampuan Bertanya Siswa dengan Memperhatikan Dimensi Proses Kognitif Pada Penerapan Pembelajaran Kooperatif. Skripsi , Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Supardi, Leonard, H. Suhendri, dan Rismurdiyati. (2012). Pengaruh media pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil belajar fisika. Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA , 2 (1), 71 – 81.", "type": "Table" }, { "left": 291, "top": 88, "width": 208, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supeno, S., Kurnianingrum, A. M., & Cahyani, M. U. (2017). Kemampuan penalaran berbasis bukti dalam pembelajaran fisika. Jurnal Pembelajaran Dan Pendidikan Sains , 2 (1), 65–78.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 151, "width": 208, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suprapto, N. (2014). Role of physics’ questions on the improvement of thinking skills: a case of indonesian student. International Journal of Education and Research . 2 (12), 71-82. Zahrok, H., Supeno, & Lesmono, A. D. (2017). Students’ argumentation skills through PMA learning in vocational school. The International Journal of Social Sciences and Humanities Invention , 4 (7), 3619- 3624. doi: 10.18535/ijsshi/v4i7.08.", "type": "Text" } ]
6e514047-8009-9f54-3a41-538bcd2944c4
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar/article/download/4695/1857
[ { "left": 72, "top": 24, "width": 226, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam ISSN : 2407-4462 (Cetak), 2614-5812 (Elektronik) Vol. 11, No. 1, 2024, Hal. 35-47 DOI: 10.32923/tarbawy.v11i1.4695", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 811, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 93, "width": 410, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 444, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar (Quasi Eksperimen)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 183, "width": 206, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia 1 , Zayadi 2 , Vera Wahyuni 3 1 IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 204, "width": 205, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 204, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 241, "width": 55, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Info Artikel :", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 241, "width": 453, "height": 92, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK Diterima 13 Februari, 2024 Direvisi 22, Aprll 2024 Dipublikasikan 30 April 2024 Latar belakang dari penelitian ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang dirasa membosankan dan monoton karena sering diajarkan dengan metode dan model pembelajaran yang kurang variatif sehingga peserta didik memiliki sifat pasif dalam belajar yang mengakibatkan kurangnya hasil belajar peserta didik terutama dalam hal berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar.", "type": "Table" }, { "left": 232, "top": 336, "width": 298, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian ini adalah kuantitatif eksperimen dengan Quasi Eksperimental Design. Populasi yang digunakan adalah seluruh kelas X yang berjumlah empat kelas, sedangkan sampel yang diambil menggunakan teknik simple random sampling adalah kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 377, "width": 298, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (pre-test dan post-test) yang masing-masing berjumlah 10 soal HOTS berbentuk essay. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t berupa Independent Sample T-Test.", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 418, "width": 298, "height": 71, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini yaitu pengujian hipotesis dengan Independent Sample T-Test menggunakan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) diketahui nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,000. Pada kriteria pengambilan keputusan 0,000 < 0,05, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Sehingga terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar.", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 501, "width": 45, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 232, "top": 512, "width": 298, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The background of this research is the subject of Islamic Religious Education and Character Education which is considered boring and monotonous because it is often taught with less varied learning methods and models so that students have a passive nature in learning which results in a lack of student learning outcomes, especially in terms of critical thinking. . This research aims to determine the effect of implementing a type of cooperative learning model jigsaw on critical thinking skills in the subjects of Islamic Religious Education and Character in class X at SMA Negeri 1 Puding Besar.", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 594, "width": 298, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This type of research is a quantitative experiment with Quasi Experimental Design. The population used was all class X, totaling four classes, while the samples were taken using techniques simple random sampling is class X- 1 as the experimental class and class X-3 as the control class. The data collection technique used in this research is the test (pre-test and post-test) which each amount to 10 HOTS shaped questions essay. The hypothesis test used is the t-test in the form of Independent Sample T-Test.", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 667, "width": 298, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of this research are hypothesis testing with Independent Sample T-Test Using a significance level of 5% (α = 0.05), the Sig value is known. (2-tailed) is 0.000. At the decision making criteria 0.000 < 0.05, then H 0 rejected and H 1 accepted. So there is a significant influence of the type of cooperative learning model jigsaw on critical thinking skills in the subjects of Islamic Religious Education and Character in class X at SMA Negeri 1 Puding Besar.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 314, "width": 52, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci:", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 326, "width": 132, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw , Berpikir Kritis", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 727, "width": 247, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2019 by author.", "type": "Caption" }, { "left": 77, "top": 748, "width": 57, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koresponden:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 26, "width": 183, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 785, "width": 396, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar ( Quasi Eksperimen )", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 24, "width": 155, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 84, "width": 141, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni Email: sucikolbia621 @gmail.com", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 120, "width": 60, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 454, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah mempunyai peranan yang sangat strategis, penting, dan signifikan dalam pembentukan akhlak dan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik karena materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti memiliki materi yang dominan berisi tentang peristiwa ghaib . Guru bertanggung jawab untuk memberikan arahan kepada peserta didik dalam pembelajaran ini agar peserta didik tidak mudah terpengaruh dengan hal yang menyesatkan, salah satunya adalah dengan berpikir kritis terhadap segala ketentuan Allah baik yang bisa diindra ataupun yang ghaib . Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti peserta didik tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan saja namun harus disertai dengan pemahaman sehingga penerapan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari dapat terealisasikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 454, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun pada kenyataannya beberapa peserta didik beranggapan bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti membosankan karena proses pembelajaran yang cenderung monoton karena sering diajarkan dengan metode ceramah, peserta didik cenderung memiliki sifat pasif dalam belajar sehingga tidak jarang dari mereka ada yang tidur di kelas ketika kegiatan pembelajaran, materi pelajaran yang bersifat mutlak dan telah diajarkan secara berulang-ulang mulai dari tingkat TK hingga SMA bahkan perguruan tinggi serta penggunaan model pembelajaran yang kurang variatif. Hal ini kemudian menyebabkan peserta didik memiliki pengetahuan sekaligus pemahaman yang rendah dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sehingga kemampuan berpikir kritis juga sulit dicapai.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 333, "width": 454, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari permasalahan di atas, upaya yang bisa ditawarkan adalah guru berusaha untuk lebih kreatif sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik dikarenakan guru adalah salah satu faktor yang menentukan proses keberhasilan pendidikan yang berkualitas. Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini bukan hanya sekedar mengajar ( transfer of knowledge ) melainkan harus menjadi manajer dalam pembelajaran. Hal tersebut mengandung arti seorang guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang menantang kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia, multimetode dan berbagai macam sumber belajar agar mencapai tujuan belajar tersebut. Guru dituntut harus mampu menggunakan model pembelajaran yang tepat agar hal apa saja yang akan dicapai peserta didik dalam pelajaran dapat tergambar dengan jelas. Selain itu guru juga perlu menghadapkan peserta didik pada permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran yang harus dipecahkan peserta didik menggunakan daya pikir kritis mereka.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 460, "width": 454, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Ennis sebagaimana dikutip oleh Daniati dkk. berpikir kritis adalah berpandangan dengan rasional dan reflektif yang menitikberatkan terhadap sesuatu yang dipercayai untuk dilakukan. Rasional diartikan sebagai kepercayaan dan pendapat yang disertai dengan adanya bukti konkret. Sedangkan reflektif berarti memikirkan dengan cermat dan baik-baik sebelum memutuskan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 454, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekarang ini, kemampuan berpikir kritis menjadi kemampuan yang sangat diperlukan bagi peserta didik agar mereka sanggup menghadapi berbagai macam tantangan dalam kehidupan yang selalu berkembang. Salah satu tantangan yang dihadapi peserta didik masa sekarang adalah tingkat spiritualitas yang rendah dan cenderung tidak mau terikat dengan agama tertentu (agnostik). Menurut Susanti berpikir kritis dalam kegiatan pembelajaran dapat mengajarkan peserta didik untuk mengambil sebuah keputusan dengan hati-hati, teliti, dan logis dari perspektif yang berbeda. Maka dari itu, pembelajaran di sekolah hendaknya dapat melatih peserta didik untuk memfokuskan kemampuan berpikir kritis dalam memahami konsep-konsep pada mata pelajaran, terutama mata pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 599, "width": 454, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Menurut Anita Lie yang dikutip oleh Sholihah dkk., model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas tiga sampai empat orang secara heterogen dan peserta didik bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 657, "width": 454, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Trianto sebagaimana dikutip oleh Syahril mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw muncul dari konsep bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Peserta didik secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga dirancang untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 26, "width": 183, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 785, "width": 396, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar ( Quasi Eksperimen )", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 24, "width": 155, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 83, "width": 453, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang lain. Dengan demikian, peserta didik saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 454, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah memaksimalkan belajar peserta didik untuk peningkatan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Peserta didik diharuskan bekerja dalam satu tim sehingga dapat memperbaiki hubungan di antara para peserta didik dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan mengembangkan keterampilan- keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah. Manfaat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan peserta didik. Model kooperatif tipe ini juga didasarkan pada bentuk struktur multifungsi kelompok belajar yang dapat digunakan pada semua pokok bahasan dan semua tingkatan untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan setiap kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 211, "width": 454, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembiasaan belajar dalam kelompok (kelompok asal dan kelompok ahli) dan berdiskusi dengan peserta didik lainnya dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagaimana yang telah dijelaskan di atas memberikan alasan yang jelas mengapa model pembelajaran tersebut mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik. Hal tersebut dikarenakan ketika belajar dalam kelompok peserta didik didorong untuk mampu menyatakan pendapat atau idenya dengan jelas, mendengarkan orang lain dan menanggapinya dengan tepat, serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan baik. Selain itu peserta didik juga didorong untuk mau berbagi informasi dan sumber, mampu memimpin, terampil mengelola kontroversi ( managing controvercy ), memiliki kemampuan problem solving , serta mampu mengkritisi ide bukan personal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 454, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari penjelasan di atas diketahui juga bahwa Model kooperatif tipe jigsaw sangat cocok diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Alasannya yaitu agar para peserta didik dapat memupuk rasa solidaritas antar sesama serta memupuk karakter kerja sama dan keinginan untuk sukses bersama bukan mementingkan diri sendiri dalam mencapai hasil belajar yang maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 456, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Trianto sebagaimana dikutip oleh Karimulla bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang, memiliki solidaritas sosial yang kuat, berakhlak mulia, serta memiliki kemampuan berpikir kritis sehingga dapat tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 408, "width": 454, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran sebagai bukti bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan berbagai faktor yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik dan persentase keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus. Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf minimal), proses belajar mengajar berikutnya hendaknya ditinjau kembali.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 454, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan observasi awal dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Puding Besar, menunjukkan bahwa peserta didik yang belajar mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti belum sepenuhnya dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru sehingga sulit untuk berpikir secara kritis. Hal ini dapat dilihat dari KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah 70, namun masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM dalam Penilaian Tengah Semester karena belum mampu menggunakan daya pikirnya untuk mengerjakan soal secara maksimal. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw belum pernah digunakan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Negeri 1 Puding Besar. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Negeri 1 Puding Besar selama ini masih menggunakan metode konvensional saja, yaitu ceramah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 36, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 454, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimen. Penelitian kuantitatif eksperimen ini menggunakan Quasi Experimental Design yang diterapkan pada Nonequivalent Control Group Design untuk mencari pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar. Dalam jenis penelitian ini, kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dipilih secara random melainkan peneliti menerima apa adanya kelas yang sudah ada.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 26, "width": 183, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 785, "width": 396, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar ( Quasi Eksperimen )", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 24, "width": 155, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni", "type": "Page header" }, { "left": 143, "top": 84, "width": 298, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Skema Non-equivalent control group design Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test Eksperimen O 1 X 1 O 3 Kontrol O 2 X 2 O 4", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 166, "width": 454, "height": 139, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok penelitian yaitu kelompok pertama adalah kelompok eksperimen pada kelas X-1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan yaitu pada kelas X-3. Materi yang diberikan mengenai menerapkan al-Kulliyatu al-Khamsah dalam kehidupan sehari-hari. Pada awal penelitian, peserta didik diberi soal pre-test yaitu pembagian soal sebelum diberi perlakuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal. Kemudian peserta didik kelas eksperimen diberi perlakuan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw , sementara peserta didik kelas kontrol diberi perlakuan yakni pembelajaran menggunakan metode pembelajaran konvensional, tanpa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Pada akhir penelitian, peserta didik kembali diberikan soal post-test untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis setelah diberi perlakuan. Data hasil pre-test dan post-test dipakai sebagai data hasil penelitian untuk kemudian diolah menggunakan analisis statistika.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 306, "width": 454, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber data yang dimaksud dari penelitian ini adalah subjek dari mana data itu diperoleh. Adapun sumber data dalam penelitian ini berbentuk kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan yang lain. Dalam penelitian ini sumber data primernya adalah peserta didik kelas X-1 dan X-3 SMA Negeri 1 Puding Besar karena peneliti menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperimen yang difokuskan pada kelas tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 363, "width": 454, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin diteliti oleh peneliti. Seperti menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang akan digunakan sebagai penelitian adalah peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah masing-masing kelas X-1 berjumlah 29 orang, kelas X-2 berjumlah 32 orang, kelas X-3 berjumlah 31 orang, dan kelas X-4 berjumlah 32 orang. Sehingga jumlah keseluruhannya adalah 124 orang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 454, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan dianggap dapat mewakili populasi. Setelah populasi ditetapkan, selanjutnya dipilih sejumlah sampel sebagai sumber data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling . Berdasarkan hal tersebut sampel yang digunakan adalah kelas X-1 yang berjumlah 29 orang sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kelas X-3 yang berjumlah 31 orang sebagai kelas kontrol dengan metode konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 454, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes. Menurut Uno sebagaimana dikutip oleh Helmi dan Baysha, tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Tes dalam penelitian ini berupa soal HOTS ( Higher Order Thinking Skill ) yang diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti apakah meningkat atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 595, "width": 454, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum instrumen tes digunakan maka instrumen tersebut terlebih dahulu diuji coba, uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat instrumen sebagai alat pengumpulan data yang baik, dengan dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Baik tidaknya suatu instrumen penelitian ditentukan oleh validitas dan reliabilitasnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 454, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu tes. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini validitas instrumen diuji dengan menggunakan bantuan program SPSS 26 dengan metode korelasi product- moment . Teknik uji validitas instrumen dengan korelasi product-moment yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total yang merupakan jumlah skor item. Menurut Priyatno untuk menentukan apakah item-item dari setiap instrumen valid atau tidak valid maka dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu membandingkan r hitung (nilai pearson correlation ) dengan r tabel (didapat dari tabel r). Jika nilai positif dan r hitung > r tabel , maka item dapat dinyatakan valid. Jika r hitung ≤ r tabel , maka item dinyatakan tidak valid, r tabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 26, "width": 183, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 785, "width": 396, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar ( Quasi Eksperimen )", "type": "Page footer" }, { "left": 335, "top": 24, "width": 155, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 83, "width": 449, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Arikunto sebagaimana dikutip oleh Wahyuni reliabilitas mempermasalahkan sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya karena keajegannya. Instrumen dikatakan reliabel saat dapat mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS 26 menggunakan metode Cronbach’s Alpha . Kriteria yang digunakan dalam uji reliabilitas ini adalah jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka instrumen penelitian dikatakan reliabel.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 165, "width": 454, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin mengemukakan bahwa perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Menganalisis tingkat kesukaran soal berarti mengidentifikasi soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Soal yang di anggap baik yaitu soal-soal sedang yang mempunyai kriteria tingkat kesukaran 0,30 sampai dengan 0,70.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 211, "width": 454, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daya pembeda menurut Arikunto merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang mampu mengerjakan soal atau berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang tidak mampu mengerjakan soal atau berkemampuan rendah. Daya pembeda soal yang baik yaitu antara 0,40 sampai dengan 1,00.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 257, "width": 455, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai syarat agar data penelitian dapat digunakan untuk pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji tersebut menunjukkan apakah kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) berdistribusi normal dan memiliki tingkat homogenitas yang sama. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji Shapiro-Wilk dalam program SPSS 26 dengan taraf signifikan 5% atau 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika Asymp.Sig (2-tailed) lebih dari 5% atau 0,05. Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji Levene Statistic berdasarkan pada besaran nilai signifikasi. Data dikatakan memenuhi asumsi homogen jika nilai sig > 0,05 sebaliknya data yang tidak homogen memiliki nilai sig < 0,05. Proses input dan pengolahan data menggunakan program SPSS 26.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 350, "width": 454, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji hipotesis untuk melihat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis menggunakan Independent Sample T-test . Uji Independent sample T-test digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah mendapat perlakuan. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis H 1 diterima atau terbukti ada pengaruh dan apabila nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis H 0 diterima atau tidak ada pengaruh. Input data dan proses pengolahan data menggunakan perhitungan program SPSS 26.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 102, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 445, "width": 94, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 457, "width": 124, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Analisis Uji Instrumen", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 466, "width": 411, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes pre-test dan post- test bentuk objektif ( essay ) yang sudah mewakili tiap indikator pada materi al-Kulliyatu al-Khamsah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X. Sebelum digunakan, terlebih dahulu instrumen diuji coba ke peserta didik kelas XI-3 di SMA Negeri 1 Puding Besar. Adapun tujuan diuji coba terlebih dahulu adalah untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran dari instrumen tes. Jumlah peserta didik yang dilibatkan pada uji coba instrumen adalah 31 orang (N = 31), sedangkan jumlah butir soal (item) pre-test dan post-test bentuk essay yang diujikan masing-masing sebanyak 15 butir. Hasil dari pengujian validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 571, "width": 92, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Uji Validitas Tes", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 583, "width": 393, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas diukur dengan bantuan program SPSS 26 dengan metode korelasi product-moment . Kriteria yang digunakan dalam uji validitas ini adalah jika r hitung > r tabel maka soal dikatakan valid. Untuk N = 31 pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,325. Adapun hasil uji coba diperoleh pengujian validitas tes dijelaskan pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 655, "width": 301, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Validitas Pre-Test Butir soal 𝐫 𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 𝐫 𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 (N=31) Keterangan 1 0,705 0,355 Valid 2 0,595 0,355 Valid 3 0,642 0,355 Valid 4 0,741 0,355 Valid 5 0,607 0,355 Valid 6 0,753 0,355 Valid", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 26, "width": 183, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 785, "width": 396, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar ( Quasi Eksperimen )", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 24, "width": 155, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni", "type": "Page header" }, { "left": 133, "top": 84, "width": 393, "height": 345, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 0,597 0,355 Valid 8 0,514 0,355 Valid 9 0,684 0,355 Valid 10 0,724 0,355 Valid 11 0,479 0,355 Valid 12 0,436 0,355 Valid 13 0,673 0,355 Valid 14 0,621 0,355 Valid 15 0,610 0,355 Valid Tabel 3. Hasil Uji Validitas Post-Test Butir soal 𝐫 𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 𝐫 𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 (N=31) Keterangan 1 0,413 0,355 Valid 2 0,423 0,355 Valid 3 0,741 0,355 Valid 4 0,631 0,355 Valid 5 0,753 0,355 Valid 6 0,693 0,355 Valid 7 0,481 0,355 Valid 8 0,619 0,355 Valid 9 0,589 0,355 Valid 10 0,694 0,355 Valid 11 0,869 0,355 Valid 12 0,652 0,355 Valid 13 0,851 0,355 Valid 14 0,177 0,355 Tidak Valid 15 0,253 0,355 Tidak Valid Berdasarkan perhitungan diperoleh 15 butir soal pre-test dan 13 butir soal post-test dinyatakan valid.", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 429, "width": 101, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Uji Reliabilitas Tes", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 441, "width": 393, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reliabilitas tes digunakan untuk memperoleh kestabilan alat ukur, sehingga jika alat ukur tersebut digunakan selalu memberikan hasil yang konsisten. Setelah soal valid kemudian dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas tes bentuk essay ditentukan dengan bantuan SPSS 26 menggunakan metode Cronbach’s Alpha . Kriteria yang digunakan dalam uji reliabilitas ini adalah jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka instrumen penelitian dikatakan reliabel.", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 511, "width": 190, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Nilai Cronbach’s Alpha soal pre-test Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,885 15", "type": "Table" }, { "left": 203, "top": 584, "width": 192, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Nilai Cronbach’s Alpha soal post-test Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,890 13", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 656, "width": 393, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari uji tersebut diperoleh 15 butir soal pre-test dan 13 butir soal post-test memiliki tingkat reliabilitas tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 679, "width": 135, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Uji Tingkat Kesukaran Tes", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 691, "width": 393, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis tingkat kesukaran tes digunakan untuk mengetahui apakah butir tes yang digunakan termasuk dalam kategori butir soal tes yang mudah, sedang, ataupun sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Uji tingkat kesukaran tes bentuk essay dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel . Adapun hasil uji coba diperoleh pengujian validitas tes dijelaskan pada tabel berikut:", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 26, "width": 183, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 785, "width": 396, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar ( Quasi Eksperimen )", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 24, "width": 155, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni", "type": "Page header" }, { "left": 176, "top": 84, "width": 226, "height": 415, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Pre-Test Butir Soal Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria 1 0,52 Sedang 2 0,50 Sedang 3 0,54 Sedang 4 0,44 Sedang 5 0,28 Sukar 6 0,36 Sedang 7 0,30 Sukar 8 0,30 Sukar 9 0,28 Sukar 10 0,33 Sedang 11 023 Sukar 12 0,19 Sukar 13 0,56 Sedang 14 0,36 Sedang 15 0,34 Sedang Tabel 7. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Post-Test Butir Soal Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria 1 0,41 Sedang 2 0,38 Sedang 3 0,51 Sedang 4 0,40 Sedang 5 0,41 Sedang 6 0,43 Sedang 7 0,43 Sukar 8 0,40 Sukar 9 0,39 Sedang 10 0,61 Sedang 11 0,70 Mudah 12 0,50 Sedang 13 0,79 Mudah", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 499, "width": 393, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran 15 butir soal pre-test diperoleh diperoleh 9 butir soal tergolong memiliki tingkat kesukaran sedang dan 6 butir soal tergolong memiliki tingkat kesukaran sukar. Sedangkan daya pembeda 13 butir soal post-test diperoleh diperoleh 11 butir soal tergolong memiliki tingkat kesukaran sedang dan 2 butir soal tergolong memiliki tingkat kesukaran mudah.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 557, "width": 101, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Uji Daya Beda Tes", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 569, "width": 393, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daya Beda tes adalah kemampuan butir soal tes untuk membedakan antara peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang pandai. Uji daya beda tes bentuk essay dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel . Berdasarkan perhitungan daya pembeda 15 butir soal pre-test diperoleh diperoleh 2 butir soal tergolong memiliki daya pembeda yang jelek yaitu soal nomor 11 dan 12. Sedangkan daya pembeda 13 butir soal post-test diperoleh diperoleh 3 butir soal tergolong memiliki daya pembeda yang jelek yaitu soal nomor 1, 6, dan 13. Adapun hasil uji coba diperoleh pengujian validitas tes dijelaskan pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 651, "width": 207, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Hasil Uji Daya Beda Pre-Test Butir Soal Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria 1 0,40 Cukup 2 0,35 Cukup 3 0,48 Baik 4 0,40 Cukup 5 0,23 Cukup", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 26, "width": 183, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 785, "width": 396, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar ( Quasi Eksperimen )", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 24, "width": 155, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni", "type": "Page header" }, { "left": 176, "top": 84, "width": 218, "height": 320, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 0,48 Baik 7 0,30 Cukup 8 0,28 Cukup 9 0,30 Cukup 10 0,48 Baik 11 0,15 Jelek 12 0,08 Jelek 13 0,60 Baik 14 0,43 Baik 15 0,48 Baik Tabel 9. Hasil Uji Daya Beda Post-Test Butir Soal Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria 1 0,13 Jelek 2 0,18 Baik 3 0,55 Cukup 4 0,33 Cukup 5 0,40 Cukup 6 0,33 Jelek 7 0,15 Baik 8 0,55 Baik 9 0,50 Baik 10 0,58 Baik Sekali 11 0,83 Baik 12 0,50 Baik 13 0,68 Jelek", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 416, "width": 411, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari beberapa uji yang telah dilakukan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penguji akan menggunakan masing-masing 10 soal pre-test dan 10 soal post-test yang akan diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk diselesaikan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 465, "width": 194, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Analisis Uji Asumsi Klasik (Prasyarat)", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 474, "width": 411, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai syarat agar data penelitian dapat digunakan untuk pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 497, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Uji Normalitas", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 509, "width": 393, "height": 46, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perhitungan uji normalitas untuk mengetahui apakah data hasil pre-test dan post-test di kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusikan normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk dalam program SPSS 26 dengan taraf signifikan 5% atau 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 5% atau 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 568, "width": 232, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 10. Output Uji Normalitas pre-test dan post-test", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 718, "width": 393, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan perolehan data di atas didapat nilai uji normalitas dengan Shapiro-Wilk dalam program SPSS 26 diperoleh hasil signifikasi pada pre-test kelas eksperimen sebesar 0,264, post-test kelas eksperimen sebesar 0,105, pada pre-test kelas kontrol sebesar 0,703 dan", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 590, "width": 80, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tests of Normality Kelas", "type": "Picture" }, { "left": 128, "top": 602, "width": 342, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Skor Tes Pre-test Eksperimen ,074 29 ,200 * ,956 29 ,264 Post-test Eksperimen ,141 29 ,147 ,941 29 ,105 Pre-test Kontrol ,083 31 ,200 * ,976 31 ,703 Post-test Kontrol ,095 31 ,200 * ,955 31 ,213", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 674, "width": 214, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 26, "width": 183, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 785, "width": 396, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar ( Quasi Eksperimen )", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 24, "width": 155, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni", "type": "Page header" }, { "left": 133, "top": 83, "width": 393, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada post-test kelas kontrol sebesar 0,213 sehingga nilai signifikansi > 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 107, "width": 411, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Uji Homogenitas Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji Levene Statistic dalam program SPSS 26 berdasarkan pada besaran nilai signifikasi. Data dikatakan memenuhi asumsi homogen jika nilai sig > 0,05, sebaliknya data yang tidak homogen memiliki nilai sig < 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 177, "width": 240, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 11. Output Uji Homogenitas pre-test dan post-test", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 200, "width": 372, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig. Skor Tes Based on Mean 1,603 3 116 ,193 Based on Median 1,606 3 116 ,192 Based on Median and with adjusted df 1,606 3 107,823 ,192 Based on trimmed mean 1,628 3 116 ,187", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 282, "width": 393, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel output uji homogenitas pre-test dan post-test dapat dilihat nilai Signifikansi adalah 0,193. Nilai Signifikansi 0,193 > 0,05 maka dapat disimpulkan data hasil pre-test dan post-test dinyatakan homogen dengan taraf signifikansi 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 331, "width": 83, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 341, "width": 412, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data hasil pre-test dan post-test , hasil uji menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Dengan demikian, data yang terkumpul dalam sudah memenuhi syarat uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan cara sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 387, "width": 120, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Independent Sample T-test", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 399, "width": 393, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent Sample T-test adalah analisis statistik yang dirancang untuk membandingkan dua sampel yang tidak berpasangan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah mendapat perlakuan.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 445, "width": 394, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil analisis uji Independent Sample T-test terhadap hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dapat dilihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 481, "width": 186, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 12. Output Independent Sample T-test", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 506, "width": 115, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent Samples Test", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 517, "width": 452, "height": 151, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Skor Tes Equal variances assumed 3,635 ,062 8,671 58 ,000 20,667 2,384 15,896 25,439 Equal variances not assumed 8,772 53,871 ,000 20,667 2,356 15,943 25,392", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 681, "width": 394, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan tabel output uji Independent Sample T-test terhadap hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diketahui nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,000. Pada kriteria pengambilan keputusan 0,000 < 0,05, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Sehingga terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 26, "width": 183, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 785, "width": 396, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar ( Quasi Eksperimen )", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 24, "width": 155, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni", "type": "Page header" }, { "left": 133, "top": 83, "width": 393, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar. Dengan kata lain, hipotesis diterima.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 120, "width": 75, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Pembahasan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 454, "height": 104, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji Independent Sampel T-Test . Pengujian hipotesis dengan Independent Sample T-Test menggunakan taraf signifikansi 5% ( α = 0,05). Berdasarkan hasil perhitungan tabel output uji Independent Sample T-test terhadap hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diketahui nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,000. Pada kriteria pengambilan keputusan 0,000 < 0,05, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Sehingga terdapat pengaruh signifikan Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan dari beberapa penelitian terdahulu, seperti yang dilakukan oleh Kurnia Choirul Nissa, Denora Situmorang, dan Nur Saidah Sulistianingsih dkk.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 235, "width": 455, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurnia Choirul Nissa dari Universitas Negeri Jakarta dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 10 Jakarta” memaparkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw , di mana pada tahap akhir ( post-test ), signifikansinya menunjukkan angka 0,000 < 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 454, "height": 129, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur Saidah Sulistianingsih dkk. dari Universitas Islam Syekh Yusuf Kota Tangerang dalam jurnal penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Siswa Berpikir Kritis” memaparkan hasil penelitian menggunakan IMB SPSS Statistics 25 diperoleh Sig (2 - Tailed) < α atau (0,000 < 0,05). Maka berdasarkan kriteria pengujian dapat dikatakan adanya perbedaan rata-rata antar subjek penelitian dan dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh dalam meningkatkan siswa berpikir kritis di sekolah SMAN 14 Kota Tangerang . Denora Situmorang dari Universitas Jambi dalam jurnal penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Materi Larutan Penyangga terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMAN 9 Kota Jambi” memaparkan hasil penelitian 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 7,18561022 > 1,697260887 dengan df = 28 dan α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif penerapan model kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 454, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian, temuan dari penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik, tidak hanya pada mata pelajaran ekonomi dan kimia, tetapi juga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Implikasinya, model pembelajaran ini dapat dianggap sebagai suatu alternatif yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di berbagai mata pelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 480, "width": 454, "height": 81, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada pertemuan pertama peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terlihat masih terdapat kendala dalam mengondisikan peserta didik untuk kondusif untuk fokus dalam pembelajaran. Saat proses pembelajaran masih banyak faktor-faktor yang mengganggu seperti peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang baru dan belum adanya pemahaman mereka tentang materi al-Kulliyatu al-Khamsah . Dari permasalahan-permasalahan tersebut membuat pembelajaran menjadi kurang optimal. Pada pertemuan ini peserta didik masih sulit untuk bertanya dan menjawab pertanyaan sehingga kemampuan berpikir kritis belum terbangun.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 562, "width": 454, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada pertemuan kedua aktivitas pembelajaran terlihat semakin baik di mana peneliti sudah bisa mengondisikan dan mengarahkan peserta didik untuk lebih kondusif dalam melakukan diskusi sehingga pembelajaran bisa terlaksana dengan optimal. Peserta didik juga sudah membuktikan bahwa mereka sudah memiliki konsep pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai berbekal petunjuk yang diberikan peneliti pada pertemuan pertama. Hal itu ditunjukkan dengan mereka sudah paham mengenai pembentukan kelompok, bagaimana proses diskusi yang harus dilakukan dan mulai berani dalam bertanya serta menjawab.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 454, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fenomena ini sesuai dengan teori kognitivisme, teori ini menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpisah-pisah, tetap mengalir, dan bersambung-sambung menyeluruh. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 723, "width": 454, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada pertemuan ini aspek kemampuan berpikir kritis seperti memberikan penjelasan sederhana membangun keterampilan dasar sudah mulai terbentuk. Pada pertemuan kedua ini peserta didik mulai bisa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 26, "width": 183, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 785, "width": 396, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar ( Quasi Eksperimen )", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 24, "width": 155, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 83, "width": 454, "height": 81, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk mengidentifikasi atau merumuskan masalah untuk materi al-Kulliyatu al-Khamsah yang akan dipelajari. Peserta didik juga mulai bertanya mengapa Hifzhu ad-Din lebih diutamakan daripada Hifzhu an- Nafs , apa alasan kita harus melaksanakan Hifzhu al-Mal , serta pertanyaan lainnya. Pada proses pembelajaran mulai terjadi interaksi dari pertanyaan yang timbul. Peserta didik dapat mencari informasi melalui berbagai media pembelajaran baik itu buku cetak ataupun mengakses internet dan dapat menyesuaikan berbagai sumber tersebut. Oleh karena itu kognitif peserta didik mulai terbentuk melalui proses pembelajaran yang berlangsung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 165, "width": 454, "height": 103, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga sejalan dengan teori belajar konstruktivisme, proses mendapatkan pengetahuan diperoleh dengan cara mengonstruksikan pengalaman pribadi yang berinteraksi dengan dunia luar baik dari lingkungan sosial maupun lingkungan non-sosial. Inti sari dari teori konstruktivisme dalam belajar yaitu peserta didik belajar berperan aktif dalam membangun pengetahuan mereka sendiri, baik menyelaraskan maupun membandingkan informasi yang diperoleh dengan hasil pengetahuan sebelumnya untuk menghasilkan konsep baru dalam kognitif mereka. Jadi pembelajaran konstruktivisme adalah proses yang aktif dalam mengonstruksikan pengetahuan peserta didik, karena pengetahuan tidak bisa dipindahkan melainkan melalui pandangan teoritis secara internal dengan dibantu oleh lingkungan dan pemusatan pembelajaran pada peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 454, "height": 69, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saat proses pembelajaran peserta didik juga di tuntut untuk mengonstruksikan sendiri pemahamannya melalui interaksi yang berlangsung pada saat mereka melakukan diskusi pada kelompok ahli maupun pada kelompok asal. Peserta didik akan menemukan sendiri pemahamannya mengenai apa al- Kulliyatu al-Khamsah dan bagaimana solusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan ataupun soal yang berkaitan dengan al-Kulliyatu al-Khamsah . Tetapi itu semua tidak lepas dari bimbingan seorang pendidik agar peserta didik tersebut tidak mengalami miskonsepsi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 454, "height": 92, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada pertemuan ketiga tetap dilihat dari aktivitas pendidik sudah terlaksana lebih baik lagi dari pertemuan pertama dan kedua, pendidik terus berusaha untuk memperbaiki kekurangan dan mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ke 3 ini diskusi kelas sudah terlihat jelas arahnya ke mana dan sudah semakin banyak peserta didik yang mampu menyelesaikan permasalahan dan menyampaikan argumen mereka dengan baik. Peserta didik sudah mampu membuktikan bahwa mereka sudah mampu berpikir secara kritis dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Berdasarkan ketiga kondisi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan mengapa kemampuan berpikir kritis peserta didik menjadi berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 454, "height": 104, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kelas eksperimen peserta didik diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw , di mana dalam penerapan model ini peserta didik sendiri yang menjadi peran utama dalam proses pembelajaran. Selain itu dalam pembelajaran masing-masing peserta didik akan diberikan tanggung jawab pada materi kelompok ahli, mengakibatkan peserta didik sudah terbiasa dalam memahami materi secara mandiri serta dapat menjelaskannya kepada teman satu kelompok asal sehingga dalam kelompok terjadi diskusi dengan baik. Sedangkan pada kelas kontrol peserta didik diberi pembelajaran dengan metode konvensional (ceramah) di mana pada proses pembelajaran dengan metode ini proses diskusi antar peserta didik tidak terjadi. Peserta didik lebih berfokus untuk mendapatkan materi dari yang diberikan oleh pendidik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 454, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa peserta didik mengalami perubahan tingkah laku. Sesuai dengan teori behaviorisme memandang bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati dan diukur. Behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam proses belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 454, "height": 69, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pentingnya kemampuan berpikir kritis tercantum dalam Permendiknas 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum yang menyatakan bahwa kemampuan peserta didik yang diperlukan untuk berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral pancasila agar menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab, toleran dalam beragama, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat yang luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 662, "width": 454, "height": 81, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan berpikir kritis juga sudah seharusnya dimiliki oleh siswa pada setiap jenjangnya. Hal ini selaras dengan Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, jenjang Pendidikan Dasar, dan jenjang Pendidikan Menengah yang menyatakan bahwa penilaian oleh siswa bersangkutan atas pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya bertujuan melatih siswa untuk mampu berpikir kritis. Selain itu, kemampuan berpikir kritis juga didukung pada Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa deskripsi keterampilan adalah menunjukkan keahlian dalam berpikir dan bertindak yaitu kritis, kreatif, produktif,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 26, "width": 183, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 785, "width": 396, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar ( Quasi Eksperimen )", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 24, "width": 155, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 83, "width": 454, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mandiri, kolaboratif dan komunikatif. Maka dari itu, berpikir kritis merupakan salah satu kompetensi lulusan dari jenjang pendidikan SD, SMP hingga SMA.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 107, "width": 454, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan berpikir kritis pada peserta didik sampai saat ini masih dinilai sangat penting sehingga Kemendikbudristek memutuskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 Tentang Asesmen Nasional pasal 3 ayat (7) Profil pelajar Pancasila sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi: a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; b. bernalar kritis; c. mandiri; d. kreatif; e. bergotong royong; dan f. berkebhinekaan global. Profil Pelajar Pancasila sendiri merupakan ciri karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 187, "width": 454, "height": 58, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena begitu pentingnya kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam proses pembelajaran maka guru hendaknya menerapkan model-model pembelajaran yang mampu mendorong peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Guru juga hendaknya menghadapkan peserta didik pada permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan peserta didik menggunakan nalar kritisnya secara maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 454, "height": 102, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, perhitungan data, dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan yaitu berdasarkan pengujian hipotesis dengan Independent Sample T-Test menggunakan taraf signifikansi 5% ( α = 0,05). Berdasarkan hasil perhitungan tabel output uji Independent Sample T-test terhadap hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diketahui nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,000. Pada kriteria pengambilan keputusan 0,000 < 0,05, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Sehingga terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 376, "width": 44, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 452, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abidin A. Mustika, “Penerapan Teori Belajar Behaviorisme dalam Pembelajaran (Studi Pada Anak), An Nisa’ , Vol. 15, No.1, 2022.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 418, "width": 454, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran , Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017. Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2019. Ayatullah, \"Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi\", Bintang : Jurnal Pendidikan dan Sains, Vol. 2,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 459, "width": 55, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. 2, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 472, "width": 451, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badi’ah, Zahrotul, “Implikasi Teori Belajar Kognitif J. Piaget dalam Pembelajaran Bahasa Arab dengan Metode Audiolongual”, Attractive : Innovative Education Journal , Vol. 3, No. 1, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 453, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daniati, Novia, \"Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 2 Padang tentang Materi Pencemaran Lingkungan\", Atrium Pendidikan Biologi , Vol. 1, No. 2, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 359, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmawan, Deni, Metode penelitian Kuantitatif , Bandung: Remaja Rosdakarya, 2019.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 539, "width": 452, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fatimah, Siti, dkk, \"Pengembangan Model Pembelajaran Jigsaw di Madrasah Ibtidaiyah\", Jurnal Pendidikan dan Keguruan , Vol. 1, No. 5, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 454, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Statistika untuk Ilmu Pendidikan, Social & Humaniora , Semarang: Pustaka Zaman, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 451, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halvina, Andi, \"Hubungan Kreativitas Guru dengan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD\", JPPSD , Vol. 2, No. 2, 2022.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 620, "width": 454, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haryanto, dkk, \"Analisis Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Pengaruhnya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Ikatan Kimia di Kelas X SMAN 1 Muaro Jambi\", JISIC , Vol. 7, No. 1, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 660, "width": 454, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasrul, \"Penerapan Pembelajaran Terstruktur Dengan Pemberian Tugas Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas VI UPT SD Negeri 054 Kanandede Kecamatan Limbong Kabupaten Luwu Utara Hasrul\", DIDAKTIKA , Vol. 9, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 454, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Helmi, Ahmad dan Muh. Husein Baysha, \"Pengaruh Metode Pembelajaran Buzz-Group terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Teknologi Pendidikan\" , Vol. 4, No. 1, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 26, "width": 183, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 785, "width": 396, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X di SMA Negeri 1 Puding Besar ( Quasi Eksperimen )", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 24, "width": 155, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suci Kolbia, Zayadi, Vera Wahyuni", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 83, "width": 452, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karimulla, Mohammad, \"Penerapan Jigsaw dalam Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Tanjung Palas Kabupaten Bulungan\", Pendidikan Bermutu , Vol. 2, No. 1, 2022.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 123, "width": 451, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karya, I Wayan, “Asumsi Dasar Teori Kognitif, Behavioristik dan Humanistik”, Jurnal Bawi Ayah , Vol. 8, No. 2, 2017.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 150, "width": 454, "height": 51, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komara, Endang, dkk, \"Pengaruh Metode Mind Mapping Terhadap Peningkatan Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran PPKN Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Cimahi\", MORES , Vol. 3, No. 2, 2021. Lestari, Eka dan Fatimah Azzahri, \"Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam\", Invention , Vol. 3, No. 3, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 204, "width": 452, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2019. Mustafa, Pinton Setya dan Roesdiyanto, “Penerapan Teori Belajar Konstruktivisme melalui Model PAKEM dalam Permainan Bolavoli pada Sekolah Menengah Pertama”, Jendela Olahraga , Vol. 6,", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 244, "width": 55, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. 1, 2021.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 257, "width": 340, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nuryadi, dkk., Dasar-Dasar Statistik Penelitian , Yogyakarta: Sibuku Media, 2017.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 271, "width": 395, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah Permendikbudristek Nomor 17 Tahun 2021 Tentang Asesmen Nasional", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 452, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, jenjang", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 310, "width": 232, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan Dasar, dan jenjang Pendidikan Menengah", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 324, "width": 451, "height": 51, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permendiknas 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Priyatno, Duwi, SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis , Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017. Salsabila, Muhanifah Izah dan Syaiful Arif, “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Berbasis STEM (Science, Technology, Engineering,", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 364, "width": 416, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "And Mathematic) Terhadap Kemampuan Metakognisi”, PENDIPA :", "type": "Table" }, { "left": 252, "top": 377, "width": 202, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Science Education, Vol. 6, No. 3, 2022.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 452, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiana, Dafid Slamet dan Nuryadi, \" Kajian Kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah , Yogyakarta:Gramasurya, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 417, "width": 454, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sholihah, Hayu Almar’atus, ddk, \"Metode Pembelajaran Jigsaw Dalam Meningkatkan Ketrampilan", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 431, "width": 338, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi Siswa SMP\", Prosiding Konferensi Pendidikan Nasional , Vol. 1, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 287, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , Bandung: Alfabeta, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 452, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D , Bandung: Alfabeta, 2021.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 484, "width": 451, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sukiyandari, Liska dan Soegiyanto, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Materi Bola Voli dalam", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 498, "width": 416, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mata Pelajaran Penjasorkes Bagi Siswa SMA Se Kabupaten Bantul Daerah Istimewa", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 452, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogyakarta”, Journal Of Physical Education and Sports , Vol. 3, No. 2, 2014. Syahril, “Peran Model Pembelajaran Think Pair And Share (TPS) Berbantuan Media Card Short dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”, Jurnal Tarbiyah al-Awlad , Vol. X, No. 2, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 454, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyuni, Vera, “Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Materi Relasi Dan Fungsi”, Sustainable Jurnal Kajian Mutu Pendidikan , Vol. 5, No. 1, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 591, "width": 398, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yudhanegara, dan Lestari, Penelitian Pendidikan Matematika , Bandung: Refika Aditama, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 605, "width": 454, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulia, Leni, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Siswa”, Jurnal Teknologi pendidikan , Vol. 4, No. 1, 2019. Yuniarti, Arie dan Superman, “Model Pembelajar an Kooperatif Tipe Jigsaw pada Pembelajaran IPS”,", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 645, "width": 336, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial, Vol. 1, No. 2, 2022.", "type": "Text" } ]
fd3e2918-0c88-c49b-14a4-4556e51f9713
https://jim.stebisigm.ac.id/index.php/jimpa/article/download/166/110
[ { "left": 113, "top": 190, "width": 407, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah", "type": "Title" }, { "left": 112, "top": 244, "width": 279, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayu Anggraini 1 , Dea Roma Dona 2 , M. Alfan Rizky 3", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 260, "width": 377, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2,3 Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah (STEBIS) Indo Global Mandiri Email : [email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 319, "width": 47, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 349, "width": 406, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mudharabah savings are savings that are carried out based on a mudharabah contract. This savings is based on a mudharabah contract where the customer will receive benefits in the form of profit sharing based on agreed terms. This research includes field research (Field Research), while the nature of this research is descriptive qualitative. This study used interview and documentation data collection techniques. Interviews were conducted with employees and customers of mudharabah savings at BPRS Al-Falah. Based on research conducted by researchers at BPRS Al-Falah, it was found that mudharabah savings products are more in demand by the public than wadi'ah savings. This is seen based on the number of customers of each product. Then it was found that the mudharabah savings mechanism implemented by BPRS Al-Falah was good and in accordance with existing provisions and procedures.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 527, "width": 219, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Mechanisms, Savings, Mudharabah", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 558, "width": 43, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 580, "width": 407, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabungan mudharabah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah. Tabungan ini berprinsip pada akad mudharabah dimana nasabah akan mendapat keuntungan berupa bagi hasil berdasarkan ketentuan yang sudah disepakati. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research), sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi, wawancara dilakukan kepada karyawan dan nasabah tabungan mudharabah di BPRS Al-Falah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di BPRS Al- Falah diperoleh bahwa produk tabungan mudharabah lebih diminati oleh masyarakat daripada tabungan wadi’ah. Hal ini dilihat berdasarkan jumlah nasabah dari masing-masing produk. Kemudian diperoleh bahwa mekanisme tabungan mudharabah yang diterapkan oleh BPRS Al-Falah sudah baik dan sesuai", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 791, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "183", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 754, "width": 361, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "184 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 78, "width": 212, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan ketentuan dan prosedur yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 107, "width": 232, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Mekanisme, Tabungan, Mudharabah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 137, "width": 84, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 153, "width": 408, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya adalah muslim. Berdasarkan data pada World Population Review, jumlah penduduk muslim di tanah air pada tahun 2020 mencapai 229 juta jiwa atau 87,2% dari total penduduk 273,5 juta jiwa. Keadaan seperti ini memicu naiknya permintaan masyarakat dalam bertransaksi secara syariah sehingga gagasan pendirian Bank Syariah mulai timbul pada tahun 1980 yang dipraktikkan dalam lembaga dengan skala yang lebih kecil atau terbatas yaitu dengan berdirinya Bait At-Tamwil Salam ITB di Bandung dan Koperasi Ridho Gusti di Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 299, "width": 408, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian pada tahun 1990 Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk kelompok kerja dengan tujuan untuk mendirikan bank syariah pertama di Indonesia. Definisi Bank menurut UU No. 21 Tahun 2008 adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Aravik et al., 2020). Hasil dari rapat kerja tersebut adalah berdirinya bank syariah pertama di Indonesia yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 1 November 1991 dan resmi beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 dengan modal awal sebesar Rp. 106.126.382.000,1.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 461, "width": 410, "height": 223, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara umum Bank Syariah adalah badan usaha yang kegiatan pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah (Aravik & Hamzani, 2021). Bank Syariah juga termasuk lembaga intermediasi, sebagaimana pada pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Perbankan yariah bahwa bank syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dana dan menyalurkandana masyarakat. Penghimpun dana di bank Islam dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Prinsip oprasional Islam yang diterapkan dalam menghimpun dana masyarakat adalah prinsip wadia’ah dan mudharabah . Dalam praktiknya di BPRS Al- Falah produk yang diminati oleh nasabah ialah produk tabungan mudharabah. Produk penghimpun dana yang paling unggul di Bank Syariah Indonesia salah satunya adalah produk tabungan (Wardani et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 688, "width": 408, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menabung merupakan tindakan yang dianjurkan dalam Islam, karena dengan menabung seseorang muslim dapat mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan di masa yang akan datang sekaligus untuk", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 765, "width": 309, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 768, "width": 18, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "185", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 79, "width": 407, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menghadapi hal-hal yang tak di inginkan. Bank Syariah Indonesia mengaluarkan berbagai macam produk tabungan yang pengelolaannya berdasarkan syariat Islam dengan menggunakan akad Mudharabah dan akad wadi’ah.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 144, "width": 408, "height": 223, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akad wadi’ah merupakan jenis simpanan dimana nasabah dapat mengambil dananya kapan saja meskipun pihak bank boleh memanfaatkan dana tersebut, akan tetapi pihak bank dapat memberikan bonus kepada nasabah serta pemberian bonus tersebut tidak diperjanjikan di awal akad (Putri & Aravik, 2021). Sedangkan akad Mudharabah atau bagi hasil ini sifatnya investasi diperuntukkan untuk masyarakat yang ingin mendapatkan keuntungan dalam menabung atau dalam istilah lain kerja sama antara pihak bank dan nasabah, dimana pihak bank boleh memanfaatkan dana yang dititipkan oleh nasabah. Kemudian adanya bagi hasil antara pihak bank dan nasabah berdasarkan perjanjian di awal yang telah di sepakati bersama. Karena bersifat investasi,simpanan tersebut tidak dapat diambil kapan saja melainkan berdasarkan kesepakatan bersama (Sari et al., 2021). Secara umum akad mudharabah terbagi menjadi dua macam, yaitu", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 355, "width": 291, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mudharabah muthlaqah dan mudharabah", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 371, "width": 407, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "muqayyadah.Adapun BPRS Al-Falah di dalam transaksi tabungan mudarabahnya menggunakan akad Mudharabah muthlaqah. Karna pihak bank dapat memanfaatkan dana yang dititipkan oleh nasabah (Chasanah Novambar Andiyansari, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 435, "width": 410, "height": 207, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian adanya bagi hasil antara pihak bank dan nasabah berdasarkan perjanjian di awal yang telah di sepakati bersama. Salah satu produk tabungan yang unggul di Bank adalah tabungan mudharabah. Tabungan Mudharabah merupakan tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat selama jam operasional kas di kantor bank atau melalui ATM. Tabungan Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Muthlaqah yang berarti nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibulmaal) dan bank sebagai pengelola dana (mudharib). Pada tabungan Mudharabah nasabah memperoleh nisbah (keuntungan atau bagi hasil) (Aravik et al., 2021). Bagi hasil pada mudharabah di tetapkan sesuai ketentuan bank dan porsi nisbah sewaktu-waktu dapat berubah dan perubahan porsi nisbah akan di informasikan minimal 30 hari kerja Bank.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 646, "width": 408, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat penulis melakukan riset di BPRS Al-Falah, penulis menemukan fenomena berupa bagaimana mekanisme pembuatan tabungan mudharabah pada BPRS Al-Falah. Produk tabungan mudharabah merupakan tabungan yang paling sering digunakan dan pihak bank dan mampu menarik banyak nasabah serta menjadikan produk tabungan tersebut sebagai produk unggulan di BPRS Al-Falah. Dalam menawarkan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 754, "width": 361, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "186 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 78, "width": 407, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "produk, pihak bank syariah Indonesia sendiri mampu meyakinkan nasabah dan produk unggulan tersebut dapat dibilang cukup mudah.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 110, "width": 408, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tabungan mudharabah sendiri juga mendapatkan bagi hasil yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. mudharabah memberikan benefit berupa gratis biaya Tarik tunai di seluruh ATM dan seluruh ATM Mandiri serta bebas biaya transaksi diseluruh EDC Mandiri dan seluruh EDC Bank Syariah Indonesia dan EDC jaringan Prima. Fasilitas yang akan didapatkan nasabah dalam pembukaan tabungan yaitu buku rekening, ATM, dan layanan Mobile Banking. Dari uraian yang telah dijabarkan di atas, maka penulis tertarik dan melakukan penelitian sebagai hasil Kuliah Kerja Pratik, dengan judul “ Mekanisme pembuatan tabungan mudharabah pada BPRS Al-Falah ”", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 288, "width": 91, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Landasan Teori", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 305, "width": 100, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Mekanisme", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 321, "width": 407, "height": 125, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme menjadi satu kata yang teramat sering digunakan saat ini. Ada banyak pengertian tentang mekanisme dalam konteks yang berbeda. Pada dasarnya mekanisme berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu mechane yang memiliki arti instrument, mesin pengangkat beban, perangkat, peralatan untuk membuat sesuatu dan dari kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara menjalankan sesuatu. Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian yang dapat dijelaskan menjadi empat pengertian, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 450, "width": 408, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Mekanisme adalah pandangan bahwa interaksi bagian-bagian dengan bagian-bagian lainnya dalam suatu keseluruhan atau system secara tanpa sengaja manghasilkan kegiatan atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 515, "width": 408, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin- mesin tanpa bantuan intelegensi sebagai suatu sebab atau prinsip kerja.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 580, "width": 408, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Mekanisme adalah teori semua gejala alam bersifat fisik dan dapat dijelaskan dalam kaitan dengan perubahan material atau materi yang bergerak.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 628, "width": 408, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Mekanisme adalah upaya memberikan penjelasan mekanis yakni dengan gerak setempat dari bagian yang secara instrinsik tidak dapat berubah bagi struktur internal benda alam dan bagi seluruh alam. Pengertian lain menurut para ahli, mekanisme adalah suatu rangkaian kerja sebuah alat yang digunakan dalam menyelesaikan sebuah masalah yang berkaitan dengan proses kerja, tujuannya adalah untuk menghasilkan hasil yang maksimal serta mengurangi kegagalan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 765, "width": 309, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 768, "width": 18, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "187", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 79, "width": 91, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tabungan", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 95, "width": 407, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu produk penghimpun dana atau funding yang ada di bank syariah adalah tabungan. Tabungan (saving deposit) merupakan jenis simpanan yang sangat popular di lapisan masyarakat Indonesia mulai dari masyarakat kota sampai pedesaan. Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (Zamzam & Aravik, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 225, "width": 408, "height": 222, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabungan merupakan jenis simpanan yang sangat dikenal oleh masyarakat, karena sejak sekolah dasar anak-anak sekolah sudah dikenalkan dengan tabungan, meskipun masih bersifat menabung di sekolah. Hal ini secara tidak langsung pihak sekolah memperkenalkan kepada anak-anak untuk menghemat dengan menabung. Meskipun tabungan tersebut sifatnya bukan tabungan seperti diterapkan di bank, akan tetapi setidaknya istilah tabungan sudah diperkenalkan kepada kita sejak dini. Dalam perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan bank sebagai tempat menyimpan uangnya. Hal ini disebabkan karena faktor keamanan dari uangnya yang dibuthkan oleh masyarakat. Tabungan merupakan salah satu produk simpanan yang diperlukan oleh masyarakat untuk menyimpan uangnya, karena merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan persyaratan yang sangat mudah dan sederhana (Ali, A, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 452, "width": 408, "height": 141, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persyaratan untuk membuka rekening tabungan, masing-masing bank berbeda. Akan tetapi, pada umumnya bank memberikan persyaratan yang sama pada setiap bank yaitu setiap masyarakat yang ingin membuka rekening tabungan, perlu menyerahkan fotokopi identitas, misalnya KTP SIM, paspor, dan identitas lainnya. Di samping itu, setiap bank akan memberikan persyaratan tentang setoran awal, minimal, serta saldo minimal yang harus disisakan. Saldo minimal ini diperlukan apabila tabungan akan ditutup, maka terdapat saldo yang digunakan untuk membayar biaya administrasi penutupan tabungan.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 597, "width": 408, "height": 142, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Pengawas Syariah Nasional (DPSN) telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasark an prinsip wadi’ah dan mudharabah. Menurut undang -undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan yang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 754, "width": 361, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "188 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 78, "width": 407, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.21 Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/IV/2000, tabungan ada dua jenis, yaitu: pertama, tabungan yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah yang berupa tabungan dengan berdasarkan perhitungan bunga. Kedua, tabungan yang dibenarkan secara prinsip syariah yakni tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah (Ismail, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 207, "width": 106, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Mudharabah", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 224, "width": 408, "height": 190, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut bahasa, mudharabah berasal dari kata al-dharb yang artinya secara harfiah adalah bepergian atau berjalan. Sedangkan secara terminologi mudharabah berarti sejumlah uang yang diberikan seseorang kepada orang lain untuk modal usaha, apabila mendapat keuntungan maka dibagi dua yaitu untuk pihak pemilik modal (shahibul mal) dan pelaku usaha (mudharib) (Suhendi, 2002). Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian financial hanya ditanggung oleh pemilik dana (Fadilla et al., 2021). Mudharabah dalam buku Islamic Financial Management dijelaskan secara rinci sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 418, "width": 408, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Mudharabah adalah akad kerja sama antara pemilik modal (shahibul maal), yang menyediakan seluruh kebutuhan modal, dan pihak pengelola usaha (mudharib) untuk melakukan suatu kegiatan usaha bersama. Keuntungan yang diperoleh dibagi menurut perbandingan (nisbah) yang disepakati.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 499, "width": 408, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Dalam hal terjadi kerugian, maka ditanggung oleh pemilik modal selama bukan diakibatkan kelalaian pengelola usaha. Sedangkan, kerugian yang timbul karena kelalaian pengelola akan menjadi tanggung jawab pengelola usaha itu sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 564, "width": 408, "height": 125, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pemilik modal tidak turut campur dalam pengelolaan usaha, tetapi mempunyai hak untuk melakukan pengawasan. Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa mudharabah adalah akad yang disepakati antara nasabah dan bank syariah. Dimana pihak nasabah sebagai pemilik modal (shahibul maal) yang berperan untuk menyediakan dana dan bank syariah sebagai pihak lainnya yang bertugas mengelola dana (mudharib) untuk kegiatan usaha (Rivai & Permata, 2008).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 765, "width": 309, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 768, "width": 18, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "189", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 79, "width": 104, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 95, "width": 408, "height": 158, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini termasuk penelitian lapangan ( Field Research ), sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber data untuk tujuan penelitian, sedangkan sumber data skunder diperoleh dari literatur, jurnal, dan laporan hasil penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian (Umar, 2013). Teknik pengumpulan datanya melalui observasi, interview dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, di lakukan uji keabsahan data dengan trianggulasi, dan dianalisis dari pengumpulan data sampai penarikan kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 274, "width": 72, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 290, "width": 405, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada BPRS Al- Falah", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 322, "width": 408, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme produk Tabungan Mudharabah di BPRS Al-Falah Salah satu fungsi dari Bank Syariah adalah sebagai perantara yang membutuhkan dana dari pihak yang memiliki dana. Mayarakat yang memiliki dana akan membutuhkan bank syariah sebagai tempat untukmenyimpan dananya. Jenis produk funding yang ditawarkan yaitu seperti tabungan, giro, dan deposito.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 419, "width": 408, "height": 320, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Produk funding yang dimiliki BPRS AL-FALAH beragam jenis, diterapkan kedalam bentuk tabungan dan deposito.Namun mayoritas nasabah lebih berminat menggunakan produk tabungan dari pada deposito. Seluruh informasi yang saya proleh mengenai produk penghimpun dana (funding) di BPRS AL-FALAH berdasarkan pemaparan langsung dari Back Office. Seiring dengan perkembangan waktu, eksistensi Bank Syariah semakin meningkat begitu juga dengan nasabah yang menabung di BPRS, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Yusuf, yaitu. “Iya mbakk,Alhamdulilah setiap tahunnya selalu meningkat. Peminat produk tabungan mudharabah selalu banyak. Produk penghimpun dana (funding) BPRS Al-FaLah beragam jenis karna dalam satu produk tabungan ada beragam pilihan produk dan layanan, seperti tabungan untuk bisnis, klasik, tabungan mudharabah dan wadi’ah,tabungan haji untuk dewasa dan anak- anak, tabungan junior untuk pelajar bahkan tabungan untuk mahasiswa. Produk funding yang diunggulkan oleh pihak Bank Syariah adalah produk tabungan mudharabah (Hamzani et al., 2020). Seperti yang dikatakan Bapak Yusuf,yaitu. “Kalau yang paling banyak diminati itu ya tabungan mudharabah dan wadi’ah. Karna ada banyak pilihan produk dan layanan yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan nasabah. Selain itu, syarat untuk memiliki produk ini juga mudah dan sangat menguntungkan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 754, "width": 361, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "190 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 78, "width": 410, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk jangka panjang atau masa depan (Rahmany Sri, 2020). Ada perbedaan produk tabungan wadi’ah seperti gratis biaya administrasi, tidak ada bagi hasil (nisbah),selebihnya semua sama dengan tabungan mudharabah”.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 143, "width": 408, "height": 206, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme pembukaan rekening mudharabah ada dua cara yaitu melalui offline dan online. Berikut pemaparan dari Bapak Yusuf terkait cara membuka rekening tabungan easy mudharabah. “Dalam melakukan pembukaan rekening disini, ada 2 cara yaitu dengan datang langsung ke bank atau secara online. Karena perkembangan zaman, adanya pembukaan rekening secara online ini juga dapat meminimalisir penyebaran virus dikala pandemi seperti ini. Untuk pembukaan rekening secara offline, langsung daftar ke kantor BPRS dengan membawa KTP, NPWP dan uang tunai untuk saldo awal, seperti biasa mengambil nomor antrian di CS, lalu sampaikan ke CS kalau ingin membuka tabungan Mudharabah. Nanti CS akan menjelaskan tentang fitur tabungan easy mudharabah, lalu nanti akan dimintai KTP, NPWP jika ada. Dan nasabah melakukan setoran awal lalu diberikan buku rekening beserta ATM.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 353, "width": 408, "height": 206, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan untuk pendaftaran offline, perlu email dan nomor yang aktif agar bisa menerima kode OTP. Jaringan internet juga harus stabil, soalnya kita video call. Setoran awalnya dilakukan melalui setor tunai atau transfer dari rekening lain. Menyiapkan juga tanda tangan di kertas yang sesuai dengan KTP. Selanjutnya calon nasabah harus menginstal BPRS Mobile terlebih dahulu, seperti biasa buka aplikasi dan beri akses izin. Terus pilih buku rekening, dan klik selanjutnya dan pilih jenis kartu ATM (BSI debit GPN – Silver), pilih selanjutnya dan isiskan informasi kontak sepertiemail dan 949 nomor telepon. Dilanjutkan dengan mengisi data diri seperti KTP, foto NPWP, foto tanda tangan. Jika sudah ceklis dan selanjutnya petugas bank akan melakukan verifikasi melalui videocall. Tidak jarang pula pembukaan rekening secara online ini mengalami gangguan atau tidak sukses (Maryati et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 564, "width": 230, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Produk Perbankan di BPRS AL-Falah", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 580, "width": 408, "height": 125, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saat ini PT. BPRS Al-Falah telah melayani lebih dari 11.500 nasabah penyimpan dana dan lebih dari 2.000 nasabah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang telah menggunakan layanan pembiayaan dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) 57 Sebagai lembaga yang berfungsi menjadi intermediasi antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana (shahibul maal) dengan masyarakat yang membtuhkan dana (mudharib), dalam menjalankan oprasional perbankan syariah, produk- produk PT. BPRS Metro Madani adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 709, "width": 134, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Produk Pendanaan", "type": "List item" }, { "left": 141, "top": 726, "width": 226, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Produk Penghimpunan Dana terdiri dari:", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 765, "width": 309, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 768, "width": 18, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "191", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 79, "width": 408, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Tabungan dengan prinsip Wadiah (titipan) : Tabungan Syariah Metro Madani (TSMM), yaitu tabungan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat kapan saja nasabah membutuhkan.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 128, "width": 408, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Tabungan dengan prinsip Mudharabah, yaitu tabungan yang penarikannya sesuai dengan tujuannya antara lain Tabungang Haji iB, Tabungan Qurban iB, Tabungan Pendidikan iB, Tabungan Walimah iB.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 193, "width": 408, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Deposito Investasi dengan prinsip Mudharabah, yaitu simpanan yang ditujukan untuk berinvestasi dalam jangka waktu tertentu dan berbagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Jangka waktu mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 257, "width": 97, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pembiayaan", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 274, "width": 408, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Produk Pembiayaan PT. BPRS AL-FALAH atas dasar akad Syariah antara lain:", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 306, "width": 258, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Jual beli : Murabahah, Salam dan Istishna.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 322, "width": 344, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Syirkah dengan bagi hasil : Mudharabah dan Musyarakah.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 338, "width": 313, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Sewa menyewa : Ijarah, Ijarah muntahiyah bittamlik.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 355, "width": 261, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Pinjam meminjam : Qard / Qardhul Hasan.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 371, "width": 397, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Jasa pelayanan : Ijarah Multijasa, Kerjasama Talangan Haji / Umroh.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 387, "width": 179, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Gadai Emas Syariah : Rahn.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 403, "width": 403, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7) Pembiayaan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Guru.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 419, "width": 270, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Syarat dan Ketentuan Pembukaan Rekening", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 435, "width": 121, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• KTP dan NPWP", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 452, "width": 342, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Pembukaan rekening melalui Cabang, BSI MobileWebsite", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 484, "width": 385, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Rincian Nisbah (Keuntungan /Bagi Hasil Tabungan Mudharabah)", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 500, "width": 408, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Jika memiliki saldo < RP 100 Juta, nasabah memperoleh keuntungan 8% dan pihak bank memperoleh 92%", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 533, "width": 408, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Jika memiliki saldo < RP 100 Juta, nasabah memperoleh keuntungan 13% dan pihak bank memperoleh 87%.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 581, "width": 246, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Tarif dan Biaya Tabungan Mudharabah", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 597, "width": 408, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Setoran awal sebesar Rp 100.000 untuk perorangan, dan Rp 1.000.000 untuk non perorangan", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 630, "width": 408, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Setoran minimum berikutnya sebesar Rp 50.000 via teller dan Rp 1 via echannel", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 662, "width": 175, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Saldo minimum Rp 50.000", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 678, "width": 272, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Biaya Penutupan rekening sebesar Rp 20.000", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 695, "width": 276, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Biaya administrasi bulanan sebesar Rp 10.000", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 711, "width": 318, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Biaya ganti kartu hilang atau rusak sebesar Rp 25.000", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 727, "width": 404, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Biaya ganti buku tabungan karena hilang atau rusak sebesar Rp 5.000", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 754, "width": 361, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "192 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 78, "width": 224, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Fasilitar kartu debit GPN dan VISA", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 94, "width": 212, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Biaya Dormant Account Rp 5.000.", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 371, "width": 194, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Prosedur Pembukaan Tabungan", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 410, "width": 230, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Keunggulan Tabungan Mudharabah", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 426, "width": 408, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Memperoleh Kemudahan bertransaksi menggunakan mobile banking dan net banking", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 458, "width": 408, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Garis biaya tarik tunai diseluruh ATM Bank Mandiri dan Mandiri Syariah", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 491, "width": 304, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Pembukaan rekening bisa dilakukan secara Online", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 507, "width": 408, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Bebas biaya transaksi di seluruh EDC Bank Mandiri, semua EDC Bank di Indonesia dan EDC Berjaringan Prima", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 539, "width": 408, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Kartu ATM yang dapat digunakan disekuruh ATM, BSM, Bank Mandiri, ATM Bersama, ATM Prima, ATM Link, dan ATM berlogo VISA.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 604, "width": 383, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Analisis Mekanisme Tabungan Mudhrabah Pada BPRS Al-Falah", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 620, "width": 407, "height": 109, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabungan mudharabah salah satu produk yang paling di unggulkan karena peminatnya yang banyak. Sesuai dengan namanya produk ini menggunakan prinsip mudharabah, dimana nasabah akan mendapatkan nisbah (keuntungan/bagi hasil). Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Yusuf selaku Back Office, maka mekanisme dalam pembukaan rekening tabungan mudharabah pada BPRS AL-FALAH sesuai dengan teori. Seperti pada setoran awal yang di teori mengatakan minimal Rp.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 765, "width": 309, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 768, "width": 18, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "193", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 79, "width": 410, "height": 190, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100.000 dan setiap bulannya di kenakan biaya administrasi sebesar Rp 10.000. Syarat pada pembukaan tabungan mudharabah sangat mudah hanya memerlukan KTP dan NPWP jika ada. Pembukaan rekening akan dibantu oleh Customer Services dengan mengisi formulir isian pembukaan rekening yang sudah di sediakan bank. Setelah calon nasabah selesaimengis iformulir, selanjutnya pihak bank akan memberikan nomor rekening di buku tabungan beserta ATM kepada nasabah, dan mengharuskan nasabah untuk melakukan setoran awal. Maka menurut penulis, produk tabungan mudharabah pada BPRS AL-FALAH sudah berjalan semestinya dengan menggunakan akad mudharabah dan menggunakan prinsip-prinsip syariah yaitu melaksanakan mekanisme tabungan mudharabah dengan pedoman Al- Qur’an dan Hadist (Rahmany, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 290, "width": 60, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 306, "width": 408, "height": 158, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti maka disimpulkan bahwa mekanisme tabungan mudharabah di BPRS Al-Falah sudah sesuai dengan teori dan ketentuan yang sudah ada yaitu menurut Fatwa DSN Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/14/DPbs tentang tabungan mudhrabah. Mekanisme tabungan mudharabah yang ada di BPRS Al-Falah, bank bertindak sebagai mudharib yang diperbolehkan mengalokasikan atau mengelola dana dari nasabah penabung (shahibul mal) dalam bentuk usaha riil namun tetap sesuai syariat Islam. jenis tabungan mudharabah yang disediakan berupa mudharabah muthlaqah.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 468, "width": 408, "height": 109, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabungan mudharabah ini dapat diambil sesuai waktu perencanaan dari tabungan tersebut. Disetiap akhir bulan, akan dilakukan perhitungan keuntungan berdasarkan nisbah bagi hasil yang sudah disepakati di awal. Dimana BPRS Al-Falah menerapkan nisbah 30:70 yang nantinya akan dihitung berdasarkan pendapatan riil bank setiap bulan lalu bagian keuntungan yang didapat nasabah akan langsung dimasukan dalam rekening penabung oleh pihak bank.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 597, "width": 85, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 630, "width": 252, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali,A, H. (2016). Kamus Asuransi . Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 652, "width": 408, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aravik, H., & Hamzani, A. I. (2021). Etika Perbankan Syariah: Teori dan", "type": "List item" }, { "left": 155, "top": 668, "width": 71, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi .", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 668, "width": 214, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogyakarta: Deepublish.", "type": "Table" }, { "left": 155, "top": 684, "width": 347, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://deepublishstore.com/shop/buku-etika-perbankan-syariah- teori-dan-implementasi/", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 723, "width": 407, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aravik, H., Hamzani, A. I., & Khasanah, N. (2021). the Role of the State in the Islamic Economic System: a Review of Abbas Mirakhor’S", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 754, "width": 361, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "194 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 155, "top": 78, "width": 365, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thought. Islamic Banking : Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Perbankan Syariah , 7 (1), 1 – 22. https://doi.org/10.36908/isbank.v7i1.271", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 132, "width": 407, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aravik, H., Sulastyawati, D., & Yunus, N. R. (2020). Leadership Concept At", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 149, "width": 365, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sharia Bank ; Islamic Banking: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Perbankan Syariah , 5 (2), 21 – 32.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 187, "width": 408, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chasanah Novambar Andiyansari. (2020). Akad Mudharabah dalam Perspektif Fikih dan Perbankan Syariah. SALIHA: Jurnal Pendidikan & Agama Islam , 3 (2), 42 – 54. https://doi.org/10.54396/saliha.v3i2.80", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 242, "width": 408, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fadilla, Choiriyah, & Aravik, H. (2021). Islamic Marketing: Konsep, Filosofi dan Implementasi . Yogyakarta: Deepublish.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 280, "width": 407, "height": 83, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamzani, A. I., Sugiharto, I., Rahayu, K., Haryadi, T., Asmarudin, I., Aravik, H., & Khasanah, N. (2020). The New Direction of Islamic Economics: Review of Ma sudul Alam Choudhury’s Thought. European Journal of Molecular and Clinical Medicine , 7 (3), 4097 – 4107. Ismail. (2011). Perbankan Syariah . Pernada Media Group.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 373, "width": 407, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maryati, M., Purnomo, H., Sutisnawati, Y., & Herlina, M. (2022). Faktor Mempengaruhi Tabungan Mudharabah Bank Umum Syariah 2015- 2019 di Indonesia. Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan(JIKA) , 11 (2).", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 428, "width": 408, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri, N. S., & Aravik, H. (2021). Analisis Produk Tabungan Wadi’ah Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al-Falah Banyuasin. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) , 1 (1), 1 – 10. https://jim.stebisigm.ac.id/index.php/jimpa/article/view/2", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 498, "width": 407, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmany, S. (2020). Faktor-Faktor Kebijakan Yang Mempengaruhi", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 514, "width": 365, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia. JPS (Jurnal Perbankan Syariah) , 1 (2), 122 – 137.", "type": "Table" }, { "left": 155, "top": 547, "width": 354, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/jps/article/vie w/225", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 585, "width": 408, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rivai, V., & Permata, A. (2008). Islamic Financial Management . Jakarta: Raja Grafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 624, "width": 408, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sari, E., Meriyari, & Aravik, H. (2021). Analisis Swot Terhadap Pembiayaan Produk Multijasa Di PT. BPRS Al-Falah Banyuasin. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) , 1 (2), 115 – 124. https://jim.stebisigm.ac.id/index.php/jimpa/issue/view/2", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 765, "width": 309, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 768, "width": 18, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "195", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 79, "width": 317, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suhendi, H. (2002). Fikih Muamalah . Jakarta: Rajawali Press.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 101, "width": 386, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Umar, H. (2013). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis . Rajawali Press.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 124, "width": 408, "height": 60, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wardani, R. D. A., Aravik, H., & Choiriyah. (2022). Strategi Pemasaran Produk Tabungan Qurban Pada PT. BPRS Al-Falah Banyuasin. JIMPA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah , 2 (2), 307 – 322. https://jim.stebisigm.ac.id/index.php/jimpa/article/view/80", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 194, "width": 408, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zamzam, F., & Aravik, H. (2016). Kamus Bisnis Syariah . Yogyakarta: Deepublish.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 205, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pembuatan Tabungan Mudharabah Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Falah Ayu Anggraini, Dea Roma Dona, M. Alfan Rizky", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 754, "width": 361, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "196 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 3, No. 1 Maret 2023", "type": "Page footer" } ]
346dd307-e213-dc1c-412b-cfb40c7d9b6c
http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/download/5489/2172
[ { "left": 77, "top": 39, "width": 269, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 54, "width": 254, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lembaga Penellitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 24, No 2 (2024): Juli, 1555-1559 DOI: 10.33087/jiubj.v24i2.5489", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 38, "width": 164, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2549-4236, p-ISSN: 1411-8939", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1555", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 106, "width": 434, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identifikasi Potensi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proses Produksi di PT Kerinci Merangin Hidro (Pembangkit Listrik Tenaga Air)", "type": "Title" }, { "left": 196, "top": 173, "width": 206, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aprianti Rahmi*, Aman Soleh Tanjung", "type": "Section header" }, { "left": 172, "top": 186, "width": 254, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Adiwangsa Jambi *Correspondence: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 221, "width": 454, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus kajian mengenai analisis resiko keselamatan dan kesehatan kerja pada bagian produksi di PT. Kerinci Merangin Hidro. Sistem Manajemen Kesalamatan dan Kesehatan kerja yang diterapkan oleh PT Kerinci Merangin Hidro dianggap layak untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja. Namun dalam penerapan belum semua karyawan mendukung dan menaati peraturan yang sudah ditetapkan PT. Kerinci Merangin Hidro.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 255, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Analisis Resiko, Keselamatan, Kesehatan Kerja", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 313, "width": 454, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract. This research uses a qualitative approach with a focus on analyzing occupational safety and health risks in the production section at PT. Kerinci Merangin Hydro. The Occupational Safety and Health Management System implemented by PT Kerinci Merangin Hidro is considered appropriate for reducing the risk of work accidents. However, in implementation, not all employees support and comply with the regulations set by PT. Kerinci Merangin Hydro", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 217, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Risk Analysis, Safety, Occupational Health", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 83, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 419, "width": 219, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT Kerinci Merangin Hidro merupakan salah satu perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) industri yang tak lepas dari ancaman keselamatan dan kesehatan pekerja. Resiko kecelakaan terpusat pada kebakaran dan ledakan akibat adanya hubungan arus pendek dan trafo yang bertegangan tinggi pada proses produksi. Sistem Manajemen Kesalamatan dan Kesehatan kerja yang diterapkan oleh PT Kerinci Merangin Hidro dianggap layak untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja. Namun dalam penerapan belum semua karyawan mendukung dan menaati peraturan yang sudah ditetapkan (Ramli, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 219, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil survey dilakukan pada PT. Kerinci Merangin Hidro bahwa jumlah karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dan resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebanyak 32 kejadian proferty damage ; 11 orang mengalami kejadian medical treatment case , 2 orang pekerja mengalami kejadian nearmiss , 3 pekerja mengalami kejadian FAC, dan 3 pekerja mengalami kejadian injury yang semua kejadian di sebabkan akibat kelalaian manusia ( human error ) dan faktor jenis pekerjaan ( job factor ). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis resiko keselamatan dan kesehatan kerja pada", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 406, "width": 219, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bagian produksi di PT Kerinci Merangin Hidro (Pembangkit Listrik Tenaga Air).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 444, "width": 52, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 457, "width": 220, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus kajian mengenai analisis resiko keselamatan dan kesehatan kerja pada bagian produksi di PT. Kerinci Merangin Hidro dengan desain penelitian case study (Sugiyono, 2019). Data dan informasi pada penelitian ini adalah unit Produksi PT. Kerinci Hidro, yaitu divisi Tunnel, divisi HSE, divisi Elektrik, divisi Mekanikal, divisi Civil Contruction, Devisi HRD, pekerja lapangan dan divisi Pengawasan Perusahaan Wilayah (Sosnaker) yang bertugas untuk melakukan indentifikasi terhadap resiko keselamatan dan kesehatan yang ada pada bagian produksi.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 647, "width": 37, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 659, "width": 220, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) dilakukan pengolahan dan analisis mengenai potensi risiko bahaya yang ada pada bagian produksi PLTA Kerinci Merangi Hidro. Pengolahan data meliputi temuan hasil pengamatan dan observasi yang setelah itu dilakukan penilaian, kemudian menentukan level risiko dari potensi risiko yang ada sehingga", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 454, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aprianti Rahmi dan Aman Soleh Tanjung, Identifikasi Potensi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proses Produksi di PT Kerinci Merangin Hidro (Pembangkit Listrik Tenaga Air)", "type": "Text" }, { "left": 501, "top": 796, "width": 25, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1556", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 381, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "didapatkan hasil dan solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi risiko tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 100, "width": 165, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 HIRA pada Pembuatan Tunneling", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 181, "width": 93, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: data olahan", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 207, "width": 37, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 219, "width": 250, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HIRA pada Pembangunan Kontruksi Reguling Weir", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 93, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: data olahan", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 289, "width": 202, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 HIRA pada Pembangunan Raise danACsc", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 93, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: data olahan", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 364, "width": 145, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4 HIRA pada Pabrikasi Pipa Air", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 430, "width": 93, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: data olahan", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 455, "width": 190, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5 HIRA pada Pembangunan Power House", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 93, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: data olahan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 537, "width": 220, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Job safety Analysis (JSA) bertujuan untuk mengetahui risiko dan bahaya serta sebagai tindakan pengendalian yang tepat untuk melakukan pencegahan dan mengurangi dampak kejadian yang terjadi. Tabel 1-5. Tabel 6", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 537, "width": 220, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "merupakan job safety analysis pada proses pembuatan tunneling, pembangunan kontruksi reguling weir, pembangunan raise dan ACsc, pabrikasi pipa air, dan pembangunan House di PLTA Kerinci Merangin Hidro.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 613, "width": 419, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6 Pengendalian Risiko No Upaya pengendalian risiko Ya Tidak 1 Disediakan safety green nett (jaring) √ 2 Disediakan safety deck (horizontal) √ 3 Disediakan safety vertical deck √ 4 Disediakan railing pengaman √ 5 Diadakan briefing safety talk tiap hari Sabtu √ 6 Diadakan safety induction untuk pekerja baru dan tamu √ 7 Diadakan safety patrol √ 8 Diadakan evaluasi tim melalui HSE meeting √ 9 Diadakan toolbox meeting √ 10 Penyediaan rambu-rambu keselamatan √", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 454, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aprianti Rahmi dan Aman Soleh Tanjung, Identifikasi Potensi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proses Produksi di PT Kerinci Merangin Hidro (Pembangkit Listrik Tenaga Air)", "type": "Page header" }, { "left": 501, "top": 796, "width": 25, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1557", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 73, "width": 411, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Pengamanan letak kabel √ 12 Pemantauan kebersihan lokasi kerja √ 13 Dilaksanakan maintenance alat ( logout dan takeout ) √ 16 Disediakan panel box dan stecker √ 17 Disediakan standard of procedure sistem pelaksanaan Pekerjaan √", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 132, "width": 165, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Penggunaan APD pada saat bekerja", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 144, "width": 68, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Helm safety", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 155, "width": 50, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Masker", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 166, "width": 60, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Kacamata", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 178, "width": 78, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Sarung tangan", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 190, "width": 48, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Sepatu", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 142, "width": 391, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Perlindungan telinga g. Safety belt √ √ √ √ √", "type": "Picture" }, { "left": 491, "top": 199, "width": 8, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "√", "type": "Table" }, { "left": 491, "top": 211, "width": 8, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "√", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 225, "width": 93, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: data olahan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 250, "width": 219, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6 dapat dilihat bahwa dalam tindakan dan pengendalian masih terdapat petugas yang tidak menggunakan alat pelindung diri dengan baik dan benar sesuai denga SOP pada Bagian Produksi. Berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang dilakukan dibagian produksi pada PLTA Kerinci Merangin Hidro diantaranya yaitu pembuatan tunneling, pembangunan kontruksi reguling, pembangunan raise dan Acsc, pabrikasi pipa air dan pembangunan Power House.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 389, "width": 219, "height": 314, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pembuatan tunneling. Terdapat 5 potensi bahaya yang terdiri dari 3 level risiko Extrim, 1 level risiko sedang dan 1 level risiko tinggi. Pada level risiko sedang ( moderate risk ) terdapat potensi bahaya tertimpa material saat pengerjaan dengan nilai keparahan 3 dan frekuensi 2 , dampak yang terjadi yaitu cedera, solusi yang tepat yaitu dengan menggunakan memberikan administrative control dengan memberikan safety sign di area kerja. Setelah dilakukan perbaikan nilai keparahan menjadi 2 dan frekuensi menjadi 1 ( low risk ). Pada level risiko tinggi ( high risk ) terdapat 1 aktivitas yaitu potensi bahaya yaitu CO 2 menigkat. Dengan tingkat keparahan sedang 3 dan frekuensi 3, dampak yang terjadi yaitu mengakibatkan gangguan pernapasan, solusi yang tepat yaitu dengan menggunakan Alat pelindung diri (APD) secara lengkap termasuk respirator dan ear muff sesuai dengan Kemnaker No.12 tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sepang dkk, 2013.). Setelah dilakukan perbaikan nilai keparahan menjadi 2 dan frekuensi menjadi 2 ( low risk ).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 705, "width": 219, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pembangunan kontruksi reguling. Terdapat 2 potensi bahaya yang terdiri dari 1 level risiko rendah, 1 level risiko ekstrim. Pada level risiko rendah terdapat potensi bahaya tertimbun longsor dengan nilai keparahan 4", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 250, "width": 201, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan nilai frekuensi 3 dampak yang terjadi yaitu cedera dan kematian Solusi yang tepat yaitu dengan menggunakan dengan penggunaan APD sesuai dengan Peraturan Kemnaker No.12 tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja. Setelah dilakukan perbaikan nilai keparahan menjadi 3 dan nilai frekuensi menjadi 2.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 364, "width": 219, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pembangunan raise dan Acsc . Terdapat 1 potensi bahaya yang terdiri dari 3 level risiko sedang dan 9 level risiko Tinggi (High) resiko bahaya jatuh dari ketinggian solusi perlu diberika tanda peringatan dan menggunakan APD lengkap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Peraturan Kemnaker No.12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja guna mencegah dan mengurangi risiko saat melakukan aktivitas. Setelah dilakukan perbaikan nilai keparahan menjadi 2 dan nilai frekuensi menjadi 1.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 541, "width": 53, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peta Risiko", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 554, "width": 214, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesudah mengidentifikasi bahaya dan penilaian risiko, selannjutnya dibuat peta risiko berdasarkan potensi bahaya yang ada pada tiap aktivitias. Peta risiko dapat diketahui persentase level risiko yang ada pada proses produksi di PLTA Kerinci Merangin Hidro.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 642, "width": 115, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Job Safety Analysis (JSA)", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 655, "width": 213, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Job Safety Analysis (JSA) dari data yang telah didapatkan pada aktivitas di pembuatan tunneling, pembangunan kontruksi reguling weir, pembangunan raise dan Acsc, Pabrikasi pipa air dan pembangunan Power House di PLTA Kerinci Merangin Hidro.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 731, "width": 219, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pembuatan tunneling. Tahapan kerja pada Pembuatan tunneling , dengan metode pengeboran batuan keras didalam tunnel", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 454, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aprianti Rahmi dan Aman Soleh Tanjung, Identifikasi Potensi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proses Produksi di PT Kerinci Merangin Hidro (Pembangkit Listrik Tenaga Air)", "type": "Text" }, { "left": 501, "top": 796, "width": 25, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1558", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 75, "width": 201, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan jumbo drill dan lack serta peledakan underground, setelah itu melakukan shotcerete dan rock bolt pada roof sebagai proteksi keselamatan. Pengunaan APD sesuai standar Kemnaker No.12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja, serta bekerja sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan memberikan pelatihan K3 berbasis industri guna meminimalisir resiko kecelakaan kerja (Sucita & Broto, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 219, "height": 188, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pembangunan kontruksi reguling weir. Tahapan kerja pada Pembangunan kontruksi reguling weir yang berada pada danau kerinci yang nantinya berfungsi untuk memenuhi debit air jika musim kemarau dengan metode kerja diketinggian dan penggalian. Resiko yang terjadi tertimpa longsor hal yang harus dilakukan dengan memberi safety sign atau rambu bahaya, menggunakan APD lengkap sesuai standar Peraturan Kemnaker No.12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja serta Memberikan pelatihan K3 berbasis industri guna meminimalisir resiko kecelakaan kerja (Ismara et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 219, "height": 225, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pembangunan raise dan Acsc. Tahapan pekerjaan pada pembangunan raise dan Acsc menggunakan kontruksi dan pipa dengan diameter 6 m sepanjang 500 M nantinya yang berfungsi untuk menekan udara didalam terowongan supaya laju air stabil menuju turbin, metode pekerjaan dengan pengelasan pada vertical shaf, resiko kecelakaan yang terjadi jatuh dan dan cedera ringan. Pengendalian yang dilakukan menurut Busyairi et al (2016) adalah dengan menggunakan APD lengkap beserta ear muff dan sarung tangan sesuai dengan standar Kemnaker No.12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja, Administrative control dengan pemberian rambu-rambu atau tanda hati-hati di area kerja (Supriyadi & Rizaal, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 657, "width": 84, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pabrikasi pipa air", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 213, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan pekerjaan pada Pabrikasi di workshop penstock, untuk pipa air dalam terowongan dengan panjang 8 Km dengan metode pengelasan didalam underground beresiko ledakan dan kebakaran dan tertimpa longsoran. Tindakan pengendalian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan Alat Pelindung Diri seperti, helm safety, kacamata", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 75, "width": 213, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Wijaya et al., 2021). Administrative control seperti memasang rambu-rambu di area kerja.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 113, "width": 126, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembangunan Power House", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 125, "width": 214, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan Kerja pada Pembangunan Power House atau rumah turbin dengan metode kontruksi dan mekanikal yang nantinya berfungsi sebagai pusat pembangkit PLTA PT Kerinci Merangin Hidro, dengan bahaya dan resiko pekerjaan jatuh dari ketinggian dan excavation. Tindakan pengendalian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan Alat Pelindung Diri seperti, helm safety (Wijaya et al., 2021). Administrative control seperti memasang rambu-rambu di area kerja.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 277, "width": 64, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 290, "width": 220, "height": 225, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menyimpulkan bahwa: PLTA Kerinci Merangin Hidro pada proses pengendalian resiko didapatkan dengan cara: (a) kontrol administrasi dengan melakukan pelatihan K3 kepada operator agar dapat meningkatkan pengetahuan, skill serta kesadaran tentang pentingnya K3 di lingkungan kerja seperti menggunakan APD secara lengkap di area kerja yang memiliki nilai level risiko tinggi dan ekstrim serta memberi rambu-rambu bahaya di area kerja yang memiliki level risiko tinggi dan ekstrim; dan (b) alat pelindung diri, sesuai dengan Kemnaker No.12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja dan memberikan sanksi kepada pekerja yang tidak mematuhi SOP seperti tidak menggunakan APD secara lengkap agar terlindung dari bahaya.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 530, "width": 103, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 543, "width": 219, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Busyairi, M., Yodi Prapeta Dewi & Devita Irianti Widodo, 2016, Efektivitas Kaporit pada Proses Klorinasi Terhadap Penurunan Bakteri Coliform dari Limbah Cair Rumah Sakit X Samarinda, Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(2), 156- 162", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 631, "width": 219, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ismara, K. I., Suharjono, A., & Supriadi, D. 2021. Ubiquitous learning in occupational health and safety for vocational education. International Journal of Evaluation and Research in Education ,", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 695, "width": 71, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10(1), 285–292.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 707, "width": 219, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001 .", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 732, "width": 116, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT. Dian Rakyat: Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 745, "width": 219, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sepang, B. W., Tjakra, J., Langi, J. E., & Walangitan, D. R. 2013. Manajemen", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 454, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aprianti Rahmi dan Aman Soleh Tanjung, Identifikasi Potensi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proses Produksi di PT Kerinci Merangin Hidro (Pembangkit Listrik Tenaga Air)", "type": "Text" }, { "left": 501, "top": 796, "width": 25, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1559", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 75, "width": 184, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado. Jurnal Sipil Statik , 1(4), 282-288.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 219, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sucita, I. K., & Broto, A. B. 2011. Identifikasi dan Penanganan Risiko K3 pada Proyek Konstruksi Gedung (Studi Kasus: Proyek Gedung Centro City Residence). Poli Teknologi , 10(1), 83-92. Supriyadi, Nalhadi, A., & Rizaal, A. 2015.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 201, "width": 184, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko K3 pada Tindakan Perawatan dan Perbaikan Menggunakan Metode HIRARC (Hazard Identification and Risk Assesment Risk Control) pada PT. X, Senasset: Seminar Nasional Riset", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 218, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terapan 2015 . Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Dan Pengembangan (Research", "type": "Table" }, { "left": 272, "top": 302, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 315, "width": 96, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development/ R&D) .", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 219, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wijaya, C., Mardianto, & Prasetia, M. A. 2021. The Effect of Self-Control and Conformity on Student Consumptive Behavior of Ar-Rahman Sma Medan", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 378, "width": 184, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Year 2020. International Journal Of", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 391, "width": 149, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Education , Social Studies,", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 391, "width": 184, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and Management (IJESSM), 1(1), 1-10.", "type": "Text" } ]
8ed463ee-2637-031e-ea82-b24c268d5726
https://jurnal.syntax-idea.co.id/index.php/syntax-idea/article/download/2890/1743
[ { "left": 90, "top": 735, "width": 42, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite:", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 735, "width": 408, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Hermawan 1 , Shodik Murdiono 2 , Briliantina Indrati 3 , Sains Rusnadi 4 , Ahmad Sujai 5 (2023), Pemberdayaan Masyarakat Melalui Revitalisasi Kegiatan Kemasyarakatan di Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, (5) 10, https://doi.org/ 10.46799/syntax-idea.v5i10.2890 E-ISSN: 2684-883X", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 779, "width": 46, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published by:", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 779, "width": 55, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ridwan Institute", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 135, "width": 414, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI REVITALISASI KEGIATAN KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN ABADIJAYA KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 189, "width": 426, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Hermawan 1 , Shodik Murdiono 2 , Briliantina Indrati 3 , Sains Rusnadi 4 , Ahmad Sujai 5 1,2,3,4,5 Institut Agama Islam Depok (IAID) Al Karimiyah Email: 1 [email protected] , 2 [email protected] , 3 [email protected] , 4 [email protected] , 5 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 273, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 429, "height": 246, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Revitalisasi kegiatan kemasyarakatan adalah upaya nyata dalam meningkatkan efektivitas kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh masyarakat, adapun kegiatan tersebut meliputi pelatihan kepemimpinan dan kepeloporan, pelatihan teknologi tepat guna, optimalisasi POSYANDU dan PAUD dalam penyelenggaraan pendidikan. Revitalisasi ini perlu dilaksanakan seiring program pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang sejahterah, berdasarkan fakta di lapangan peran warga masyarakat belum optimal dalam pelaksanaan kegiatan. Terkait hal demikian itu, maka perlu adanya sebuah pelatihan dan bimbingan untuk revitalisasi kegiatan sosial bagi masyarakat. Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan optimalisasi kegiatan sosial kepada warga kelurahan abadijaya agar mampu memberikan layanan sosial khusus nya bagi kader penggerak. Kegiatan ini menggunakan metode penelitian tindakan partisipatif atau Participatory Action Research (PAR) dengan melibatkan kelompok masyarakat. PAR dilaksanakan secara parsipatif dalam kelompok masyarakat bertujuan mendapatkan pengetahuan praktis untuk perubahan hidup yang lebih baik. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah peningkatan pengetahuan dan kompetensi kader penggerak, Efektivitas kegiatan pelatihan kepemimpinan dan kepeloporan, pelatihan teknologi tepat guna, optimalisasi POSYANDU dan PAUD dalam penyelenggaraan pendidikan yang diharapkan mampu menciptakan kesejahteraan warga kelurahan abadijaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 405, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Revitalisasi Kegiatan Kemasyarakatan, Pelatihan Sosial, Optimalisasi", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 549, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "POSYANDU", "type": "Section header" }, { "left": 277, "top": 577, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 428, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Revitalization of community activities is a real effort to increase the effectiveness of activities that have been implemented by the community, these activities include leadership and pioneering training, appropriate technology training, optimization of POSYANDU and PAUD in providing education. This revitalization needs to be carried out in line with the government's program to create a prosperous society, based on facts on the ground that the role of community members is not optimal in implementing activities. Regarding this matter, it is necessary to provide training and guidance to revitalize social activities for the community. This Community Service aims to provide training in optimizing social activities to residents of the Abadijaya sub-district so they are able to provide special social services for mobilizing cadres. This activity uses", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 75, "width": 196, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JOURNAL SYNTAX IDEA p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398 Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 39, "width": 426, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Revitalisasi Kegiatan Kemasyarakatan di Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1775", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "participatory action research (PAR) methods by involving community groups. PAR is carried out participatively in community groups with the aim of gaining practical knowledge for better life changes. The results of this service activity are increased knowledge and competence of driving cadres, effectiveness of leadership and pioneering training activities, appropriate technology training, optimization of POSYANDU and PAUD in providing education which is expected to be able to create prosperity for the residents of Abadjaya sub-district.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 428, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Revitalization of Community Activities, Social Training, Optimization of", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 198, "width": 64, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "POSYANDU", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 428, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepemerintahan yang baik merupakan suatu tindak lanjut atau evolusi penyelenggaraan pemerintahan dari perubahan pemerintahan yang baik dalam suatu bentuk pemerintahan. Kepemerintahan yang baik ini cendrung lebih efektif dan efisien dalam proses dan tujuannya sehingga dikategorikan sebagai suatu proses pemerintahan yang baik diterapkan di semua negara karena kepemerintahan yang baik bisa menyeimbangkan keselarasaan pemerintah dengan pihak lain di berbagai sektor untuk menciptakan suatu keteraturan di dalam menjalankan pemerintahan yang baik dan bersih (Achmad & Horoepoetri, 2003; Kamaruddin, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 428, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam rangka membangun kualitas kinerja pemerintahan yang efektif dan efisien, diperlukan waktu untuk memikirkan bagaimana mencapai kesatuan kerjasama sehingga mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat. Untuk itu, diperlukan otonomi serta kebebasan dalam mengambil keputusan mengalokasikan sumber daya, membuat pedoman pelayanan, anggaran, tujuan, serta target kinerja yang jelas dan terukur. Pemerintah daerah dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik, harus pula diiringi dengan penerapan prinsip kepemerintahan yang baik. kepemerintahan yang baikmerupakan proses penyelenggaraan kekuasaan dalam menyediakan barang dan jasa publik (public goods and services). Prinsip-prinsip dari kepemerintahan yang baik adalah prinsip efektifitas (effectiveness), keadilan, (equity), Partisipasi (participation), Akuntabilitas (accountability), dan tranparansi (transparency) (Marno & Supriyatno, 2008; Muflikah et al., 2023; Suharto, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 428, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada sisi lain, pemerintah daerah atau lokal sebagai lembaga negara yang mengemban misi pemenuhan kepentingan publik dituntut pula pertanggungjawaban terhadap publik yang dilayaninya, artinya pemerintah lokal harus menjalankan mekanisme pertanggungjawaban atas tindakan dan pekerjaannya kepada publik yang sering disebut menjalankan prinsip akuntabilitas (accountability) (Nurmayasari, 2020; Rivai & Bachtiar, 2013). Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan dalam menggunakan dan melaksanakan kewenangan politik, ekonomi dan administratif dapat diselenggarakan dengan baik. Oleh sebab itu dalam prakteknya, konsep Kepemerintahan yang baik harus ada dukungan komitmen dari semua pihak yaitu negara (state)/pemerintah (government), swasta (private) dan masyarakat (society).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 428, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepemerintahan yang baik merupakan praktek penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya era globalisasi tuntutan akan penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah suatu keniscayaan seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat. Kepemerintahan yang baik dalam konteksnya merupakan suatu kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani, dan swasta. Untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik perlu dibangun dialog antara pelaku-pelaku penting dalam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 397, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Hermawan 1 , Shodik Murdiono 2 , Briliantina Indrati 3 , Sains Rusnadi 4 , Ahmad Sujai 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 24, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1776", "type": "Page footer" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Negara, agar semua pihak merasa memiliki wewenang dalam mencapai kesejahteraan bersama. Tanpa kesepakatan yang dilahirkan dari dialog, kesejahteraan tidak akan tercapai karena aspirasi politik maupun ekonomi rakyat pasti tersumbat (Jawahir & Uyuni, 2019; Muntafiah et al., 2023; Susanto & Winarto, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 428, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah bahwa masyarakat dapat menilai dan memilih, bahkan meminta jasa layanan yang lebih baik. Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten yang berada di bawah kecamatan dan bertanggung jawab kepada camat. Kelurahan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Camat serta melaksanakan tugas pemerintahan lainnya sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Hubungan kerja kecamatan dengan kelurahan bersifat hierarki. Pembentukan kelurahan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan secara berdayaguna, berhasil dalam pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemajuan pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam perspektif Otonomi Daerah, khususnya di Indonesia, penerapan kepemerintahan yang baik merupakan suatu urgensitas dalam upaya mewujudkan pemerintahan daerah (local governance) yang efektif, efisien, mandiri serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) (Abadiyah et al., 2022; Sedarmayanti, 2003). Hal ini didukung pula dengan diberlakunya UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang pemerintahan Daerah yang akan memberikan peluang lebih besar bagi terlaksananya asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, serta prinsip-prinsip Otonomi Daerah sehingga pemerintah daerah mampu menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat (public services) secara optimal dan tidak terlalu bergantung lagi kepada pemerintah pusat (sentralistik) sebagaimana di era pemerintahan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 428, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kenyataan yang dapat dilihat sekarang bahwa sampai saat ini pun pelaksanaan kehidupan Negara, khususnya dalam konteks pemerintahan daerah di era globalisasi, reformasi, demokratisasi, dan otonomi daerah, justru masih menghadapi berbagai masalah dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya guna mewujudkan kepemerintahan yang baik secara utuh. Dalam rangka membangun mewujudkan kepemerintahan yang baik diperlukan waktu untuk memikirkan bagaimana mencapai kesatuan kerjasama yang mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat, otonomi serta kebebasan dalam mengambil keputusan mengalokasikan sumber daya, membuat pedoman pelayanan, anggaran, tujuan, serta target kinerja yang jelas dan terukur (Adiaksa et al., 2023; Ridwanullah & Herdiana, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 428, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelurahan sebagai organisasi pemerintahan yang paling dekat dan berhubungan langsung dengan masyarakat merupakan ujung tombak keberhasilan pembangunan kota khususnya otonomi daerah, dimana kelurahan akan terlibat langsung dalam perencanaan dan pengembalian pembangunan serta pelayanan. Dikatakan sebagai ujung tombak karena kelurahan berhadapan langsung dengan masyarakat, oleh karena itu kelurahan harus mampu menjadi tempat bagi masyarakat untuk diselesaikan atau meneruskan aspirasi dan keinginan tersebut kepada pihak yang berkompeten untuk ditindak lanjuti. Disamping itu peran kelurahan di atas menjembatani program-program pemerintah untuk di sosialisasikan kepada masyarakat sehingga dapat dipahami dan didukung oleh masyarakat (Sabrinasyah et al., 2023; Salam, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 428, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada era reformasi sekarang ini, kinerja pemerintah mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Dengan adanya kebebasan dalam menyampaikan pendapat (aspirasinya), banyak ditemukan kritikan yang pedas terhadap kinerja pemerintah, baik itu secara", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 39, "width": 426, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Revitalisasi Kegiatan Kemasyarakatan di Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1777", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "langsung (melalui forum resmi atau bahkan demonstrasi) maupun secara tidak langsung (melalui tulisan atau surat pembaca pada media massa). Kritikan tersebut tanpa terkecuali mulai dari pemerintah pusat sampai ke pemerintahan terendah yaitu pemerintah kelurahan (Junaedi, 2019; Rahayu, 2019). Dari penelitian selama ini, pelayanan yang diberikan pemerintah kelurahan Abadijaya di Kecamatan Sawangan Kota Depok terlihat masih adanya keluhan yang disampaikan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 428, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini terlihat dari masih rendahnya produktifitas kerja dan disiplin dari pegawai tersebut, serta masih kurangnya sarana kerja yang memadai. Pelayanan yang berkualitas seringkali mengalami kesulitan untuk dapat dicapai karena aparat tidak selalu memahami bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik, hal ini terjadi disebabkan oleh masih rendahnya kemampuan profesional aparat dilihat dari latar belakang pendidikan dan etos kerja sumber daya manusia (aparat kelurahan) serta kewenangan yang dimiliki oleh aparat yang bersangkutan. Semakin kritis masyarakat terhadap tuntutan kualitas layanan menunjukkan karakter masyarakat kita dewasa ini yang telah memiliki sikap mandiri, terbuka dan mampu berdemokrasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 428, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan sosial merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Kegiatan sosial dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang ingin memberikan kontribusi bagi masyarakat secara positif. Kegiatan sosial memiliki banyak manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.kegiatan sosial adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan bersama oleh setiap elemen masyarakat, khususnya yang hidup dalam satu lingkungan. Tujuan diadakannya adalah untuk membangun rasa kebersamaan yang tidak didasari kepentingan pribadi atau mencari keuntungan sepihak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 428, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelurahan Abadijaya merupakan nama salah satu kelurahan yang masuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Kelurahan ini termasuk ke dalam wilayah padat penduduk. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Depok, per 2023 Semester 1 jumlah penduduk di Kelurahan Abadijaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok dalam statistik menunjukkan 6.013 jiwa. Jumlah RW sebanyak 29, Jumlah RT sebanyak 193, dan Posyandu sebanyak 36 Posyandu.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 714, "width": 325, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 Peta Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 397, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Hermawan 1 , Shodik Murdiono 2 , Briliantina Indrati 3 , Sains Rusnadi 4 , Ahmad Sujai 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 24, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1778", "type": "Page footer" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam menjalankan Pemerintah Kelurahan, lurah mempunyai andil besar dalam mewujudkan good governance (pemerintahan yang baik), oleh karena itu sebagai pemimpin lurah harus mengerti sejauh mana kewenangannya sebagai pemimpin dalam menjalankan Pemerintah Kelurahan. Seorang pemimpin diharapkan mampu untuk melimpahkan atau mendelegasikan tugas kepada bawahannya, dengan demikian seorang pemimpin atau lurah tidak bekerja sendirian dalam menjalankan Pemerintahan di Kelurahan. Kewenangan lurah juga mempunyai batasan sebagai pemimpin, agar tidak terjadi kekuasaan yang dapat menghambat demokrasi di Kelurahan, dan dapat menjalankan Kepemerintahan yang baik dengan baik (good governance).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 428, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wewenang lurah berdasarkan peraturan undang-undang yaitu, memimpin penyelenggaraan pemerintahan, menyusun dan mengajukan rancangan peraturan Kelurahan mengenai anggaran pendapatan dan belanja kelurahan untuk dibahas, membina kehidupan masyarakat kelurahan, membina perekonomian kelurahan, mengoordinasikan pembangunandi kelurahan secara partisipatif, mewakili kelurahannya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakili sesuai dengan peraturan perundang undangan, melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 428, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam hal membangun dan mensejahterakan warga masyarakat Kelurahan, lurah mengajak masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam membangun masyarakat, dengan cara menyumbang baik secara fisik maupun material. Namun patokan utama lurah adalah dana-dana dari pemerintahan daerah, yang tercantum di dalam RPJM Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Dan tidak hanya dari itu lurah juga mengajak kerjasama antara swasta dengan masyarakat, seperti memberikan donatur dalam menjaga kebersihan ketertiban dan keindahan Kelurahan, bekerja sama dengan pemilik lahan untuk dapat menjaga lingkungan yang layak huni. Hal ini disampaikan dari berbagai pihak yang di wawancarai.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 610, "width": 402, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 Dokumentasi Wawancara Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 428, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerja sama yang dibangun oleh pemerintah dan masyarakat Kelurahan, dengan menjalin kerjasama dengan warga lingkungan di dalam Kelurahan, kerja sama antara Pemerintah Kelurahan dengan masyarakat tergolong cukup baik karena sudah mendapatkan respon dari masyarakat. Kerja sama tersebut antara lain, dalam bentuk pembiayaan kegiatan pembangunan atau yang disebut dengan swadaya masyarakat, kerja sama tersebut terjalin antara lain dalam hal kegiatan ekonomi produktif, seperti", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 39, "width": 426, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Revitalisasi Kegiatan Kemasyarakatan di Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1779", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keagamaan, pengumpulan hasil kebun karet, dan kegiatan gotong royong pembersihan lingkungan Kelurahan, seperti sarana dan prasarana, seperti tempat ibadah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelurahan Abadijaya merupakan daerah padat penduduk dan sebagian besar dalam kategori ekonomi menengah ke bawah, berangkat dari permasalahan yang dihadapi oleh warga masyarakat maka Tim Pengabdian kepada Masyarakat memberikan solusi untuk revitalisaisi program sosial kemasyarakatan, melalui kegiatan pelatihan kepemimpinan dan kepeloporan, pelatihan teknologi tepat guna, optimalisasi POSYANDU dan PAUD dalam penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat sudah terbiasa melaksanakan kegiatan namun efektivitas dan kebermanfaatannya perlu dikembangkan dan dioptimalkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 428, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan melihat permasalahan tersebut, maka masyarakat kelurahan abadijaya perlu dilatih dan diberi pendampingan untuk mampu meningkatkan kemampuannya dalam pelatihan kepemimpinan dan kepeloporan, pelatihan teknologi tepat guna, optimalisasi POSYANDU dan PAUD dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan revitalisasi program sosial kemasyrakatan melalui pelatihan kepemimpinan dan kepeloporan, pelatihan teknologi tepat guna, optimalisasi POSYANDU dan PAUD dalam penyelenggaraan pendidikan kepada ibu-ibu anggota PKK, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, dan Tim Penggerak Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok agar mitra lebih efektif dan optimal dalam penyelenggaraan program sosial kemasyrakatan sesuai RPJM kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 134, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 428, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan Kantor Lurah Abadijaya. Kegiatan pelatihan ini dilakukan sesuai penjadwalan dengan mengagendakan pelatihan kepemimpinan dan kepeloporan, pelatihan teknologi tepat guna, optimalisasi POSYANDU dan PAUD dalam penyelenggaraan pendidikan. Peserta pelatihan adalah warga masyarakat yang tergabung dalam ibu-ibu anggota PKK, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, dan Tim Penggerak Kelurahan, yang berjumlah 40 orang dengan usia berkisar antara 30 hingga 50 tahun. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa, serta tim abdimas sebagai narasumber.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 428, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan dengan mengadopsi penelitian tindakan partisipatif (Participatory Action Research) dalam bentuk pelatihan. Penelitian parsipatoris merupakan metode dimana peneliti memberikan dukungan kepada masyarakat dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat (Junaedi, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 428, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagaimana metode penelitian Tindakan partipatif yang dilakukan menggunakan Langkah-langkah sebagai berikut (Garna, 2009):", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 612, "width": 423, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Presentasi, yaitu memberikan ceramah dan penyuluhan tentang pelatihan kepemimpinan dan kepeloporan, pelatihan teknologi tepat guna, optimalisasi POSYANDU dan PAUD dalam penyelenggaraan pendidikan di Kelurahan Abadijaya, Sukmajaya Depok.", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 668, "width": 422, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Peragaan dan pelatihan, yaitu memperagakan, mempraktikkan dan memberikan pelatihan kepemimpinan dan kepeloporan, pelatihan teknologi tepat guna, optimalisasi POSYANDU dan PAUD dalam penyelenggaraan pendidikan kepada warga masyarakat yang tergabung dalam ibu-ibu anggota PKK, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, dan Tim Penggerak Kelurahan Abadijaya, Sukmajaya Depok.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 397, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Hermawan 1 , Shodik Murdiono 2 , Briliantina Indrati 3 , Sains Rusnadi 4 , Ahmad Sujai 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 24, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1780", "type": "Page footer" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan dan pendampingan dilaksanakan selama 6 x pertemuan, dengan waktu 2 jam di setiap sesinya. Kegiatan dimulai pukul 15.30 hingga selesai (kurang lebih 2 jam). Materi pelatihan dikelompokkan menjadi 3 kegiatan, yaitu : 1). pelatihan kepemimpinan dan kepeloporan, 2). pelatihan teknologi tepat guna, dan 3). optimalisasi POSYANDU dan PAUD dalam penyelenggaraan pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pelaksanaannya, tim menyampaikan materi tentang program sosial kemasyarakatan, kemudian tim mendemonstrasikan melalui pelatihan menggunakan metode ceramah dan komunikasi efektif. Dalam demonstrasi ini tim membawa contoh program kegiatan yang dapat dikembangkan di kelurahan abadijaya. Selanjutnya tim berkomunikasi efektif, untuk kemudian tim bersama dengan para peserta melakukan pelatihan kegiatan program sosial kemasyarakatan. Tahap ini sekaligus menjadi uji kemampuan/evaluasi dari peserta pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat tentang pelatihan program sosial kemasyarakatan ini dilaksanakan dengan acara tatap muka atau secara offline, dan kegiatan ini telah berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan pelatihan ini menggunakan metode ceramah dan demonstrasi, dilanjutkan tutorial membuat aneka kue, dimulai dari pengenalan bahan-bahannya, juga peralatan yang digunakan. Kegiatan ini dilaksanakan selama 6 kali pertemuan. Peserta kegiatan adalah ibu-ibu anggota PKK, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, dan Tim Penggerak Kelurahan, yang berjumlah 40 orang dengan usia berkisar antara 30 hingga 50 tahun. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di balai Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota depok. Adapun pelatihan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 228, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan Kepemimpinan Dan Kepeloporan", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 594, "width": 226, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3 Pelatihan Kepemimpinan dan Kepeloporan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 428, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan kepemimpinan atau leadership t raining adalah program pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan seseorang dalam berbagai aspek kehidupan. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep kepemimpinan, mengasah keterampilan komunikasi, dan membantu individu menjadi pemimpin yang lebih efektif dan berpengaruh. Dalam pelatihan kepemimpinan, peserta akan belajar tentang berbagai aspek penting dalam kepemimpinan, seperti pengembangan visi dan misi, keterampilan komunikasi yang efektif, manajemen waktu, pengambilan keputusan, manajemen konflik, dan kepemimpinan berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 39, "width": 426, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Revitalisasi Kegiatan Kemasyarakatan di Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1781", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 171, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan Teknologi Tepat Guna", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 269, "width": 171, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4 Pelatihan Teknologi Tepat Guna", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 428, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Penerapan Teknologi tepat guna kepada masyarakat (PPTTG) merupakan skema pengabdian kepada masyarakat yang dikelola dan dikembangkan oleh perguruan tinggi dengan mempertimbangkan masih adanya sektor pembangunan yang kurang berkembang dan belum mampu bersaing kerena lemahnya penerapan, penguasaan dan pemanfaatan produk teknologi. Diperlukan upaya lebih komprehensif untuk mengakselerasi proses hilirisasi produk teknologi hasil penelitian Perguruan Tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 384, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Optimalisasi POSYANDU dan PAUD dalam Penyelenggaraan Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 594, "width": 196, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5 Optimalisasi POSYANDU dan PAUD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 428, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Posyandu (pos pelayanan terpadu) merupakan upaya pemerintah untuk memudahkan masyarakat Indonesia dalam memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan anak. Tujuan utama posyandu adalah mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, atau setelahnya melalui pemberdayaan masyarakat. Dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan anak dari sejak lahir hingga usia 6 tahun. Pembinaan ini dilakukan sebagai bantuan perkembangan rohani dan jasmani agar anak siap memasuki pendidikan lebih lanjut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 397, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Hermawan 1 , Shodik Murdiono 2 , Briliantina Indrati 3 , Sains Rusnadi 4 , Ahmad Sujai 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 24, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1782", "type": "Page footer" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pengabdian masyrakat ini mendapatkan banyak temuan yang bermanfaat dalam pengembangan keilmuan dan kemasyarakatan. Berdasarkan jenis kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 217, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan Kepemimpinan dan Kepeloporan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 428, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pelatihan kepemimpinan dan kepeloporan dalam meningkatkan pengetahuan keorganisasian serta kepemimpinan bagi peserta pelatihan telah dilaksanakan pada tanggal 29 dan 30 Oktober 2023 bertempat di balai kelurahan Abadijaya kecamatan Sukmajaya kota Depok. Kegiatan pelatihan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana. Kegiatan ini dihadiri oleh 60 orang dari beberapa kalangan di kelurahan abadijaya, Peserta pelatihan terlihat antusias terhadap kegiatan ini khususnya materi-materi yang disampaikan. Peserta pelatihan juga mengikuti acara ini selama dua hari dari awal sampai dengan selesai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 428, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada hari pertama disampaikan mengenai materi manajemen organisasi. Materi yang disampaikan dari penjelasan fungsi dari manajemen, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan dalam sebuah organisasi yang benar. Semua peserta sangat antusias dengan materi tersebut, terbukti dengan banyaknya peserta yang bertanya pada saat sesi tanya jawab berlangsung. Semua pertanyaan dibahas sampai selesai dan dapat dimengerti oleh peserta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 428, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada hari selanjutnya atau hari kedua, materi yang disampaikan mengenai materi kepemimpinan. Materi ini membahas tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin yang mampu membawa sebuah organisasi mencapai tujuan dengan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Pada sesi Tanya jawab materi tersebut banyak peserta yang menceritakan pengalamannya di organisasinya dalam melakukan pengendalian internal dan pengambilan keputusan. Banyak yang semakin paham bahwa pengendalian internal dan pengambilan keputusan yang tepat dan cepat dalam organisasi sangatlah penting guna kelangsungan organisasi. Berikut dokumentasi kegiatan :", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 39, "width": 426, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Revitalisasi Kegiatan Kemasyarakatan di Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1783", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 327, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6 Pelatihan Kepemimpinan dan Kepeloporan Pelatihan Teknologi Tepat Guna", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pelatihan teknologi tepat guna dalam meningkatkan pengetahuan pemanfaatan teknologi bagi peserta pelatihan telah dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 November 2023 bertempat di balai kelurahan Abadijaya kecamatan Sukmajaya kota Depok. Kegiatan pelatihan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana. Kegiatan ini dihadiri oleh 40 orang dari beberapa kalangan di kelurahan abadijaya, Peserta pelatihan terlihat antusias terhadap kegiatan ini khususnya materi-materi yang disampaikan. Peserta pelatihan juga mengikuti acara ini selama dua hari dari awal sampai dengan selesai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 428, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada hari pertama disampaikan mengenai materi pengenalan teknologi dan sumberdaya lingkungan. Materi yang disampaikan dari penjelasan fungsi dari teknologi, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan dalam pemanfaatan teknologi dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dengan benar. Semua peserta sangat antusias dengan materi tersebut, terbukti dengan banyaknya peserta yang bertanya pada saat sesi tanya jawab berlangsung. Semua pertanyaan dibahas sampai selesai dan dapat dimengerti oleh peserta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 428, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada hari selanjutnya atau hari kedua, materi yang disampaikan mengenai materi pemanfaatan hasil teknologi tepat guna. Materi ini membahas tentang bagaimana memanfaatkan hasil teknologi yang pada akhirnya memberikan manfaat ekonomis bagi kesejahteraan masyarakat. Pada sesi Tanya jawab materi tersebut banyak peserta yang menceritakan pengalamannya. Tambahan sharing pengalaman ini yang menjadikan kegiatan berkesan.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 740, "width": 55, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 397, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Hermawan 1 , Shodik Murdiono 2 , Briliantina Indrati 3 , Sains Rusnadi 4 , Ahmad Sujai 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 24, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1784", "type": "Page footer" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 214, "top": 88, "width": 171, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan Teknologi Tepat Guna", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 383, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Optimalisasi POSYANDU dan PAUD dalam penyelenggaraan pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam upaya meningkatkan kapasitas kader Posyandu di Kelurahan Abadijaya, Kelurahan Abadijaya melaksanakan pelatihan bagi kader Posyandu pada Rabu 15 November 2023 dan Kamis 16 November 2023. Sesuai dengan tujuan dibentuknya Posyandu yang merupakan garda utama layanan dasar kesehatan adalah untuk percepatan penurunan angka kematian ibu dan anak, maka sasaran Posyandu bukan saja pada balita saja, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 428, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan dilaksanakannya pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam hal Pencatatan dan Pelaporan (SIP), Pelaksanaan 5 Paket Layanan Pencegahan Stunting di Kelurahan, Peran PAUD dalam Konvergensi Stunting, dalam Penanganan Konvergensi Stunting di Kelurahan. Pengembangan program pendidikan anak usia dini (PAUD) terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan orang tua, keluarga, dan masyarakat yang memerlukan perluasan akses dan peningkatan mutu layanan PAUD yang berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 631, "width": 196, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8 Optimalisasi POSYANDU dan PAUD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 428, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pelatihan optimalisasi POSYANDU dan PAUD dalam meningkatkan penyelengaraan pendidikan yang holistic bagi peserta pelatihan telah dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 November 2023 bertempat di balai kelurahan Abadijaya kecamatan Sawangan kota Depok. Kegiatan pelatihan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana. Kegiatan ini dihadiri oleh 40 orang dari beberapa kalangan di kelurahan abadijaya, Peserta pelatihan terlihat antusias terhadap kegiatan ini khususnya materi-", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 39, "width": 426, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Revitalisasi Kegiatan Kemasyarakatan di Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1785", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "materi yang disampaikan. Peserta pelatihan juga mengikuti acara ini selama dua hari dari awal sampai dengan selesai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada hari pertama disampaikan mengenai materi Pencatatan dan Pelaporan (SIP), Pelaksanaan 5 Paket Layanan Pencegahan Stunting di Kelurahan, Peran PAUD dalam Konvergensi Stunting, dalam Penanganan Konvergensi Stunting di Kelurahan. Semua peserta sangat antusias dengan materi tersebut, terbukti dengan banyaknya peserta yang bertanya pada saat sesi tanya jawab berlangsung. Semua pertanyaan dibahas sampai selesai dan dapat dimengerti oleh peserta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 428, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada hari selanjutnya atau hari kedua, materi yang disampaikan mengenai materi Peran PAUD dalam penyelenggaraan pendidikan yang holistik. Materi ini membahas tentang bagaimana PAUD memberikan gambaran pendidikan yang menyenangkan terprogram dan terlaksana dengan tinjauan yang jelas akhirnya memberikan kesejahteraan masyarakat. Pada sesi Tanya jawab materi tersebut banyak peserta yang menceritakan pengalamannya. Tambahan sharing pengalaman ini yang menjadikan kegiatan berkesan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 84, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 428, "height": 107, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada peningkatan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan anggota organisasi terkait bagaimana mengelola manajemen organisasi dan kepemimpinan yang baik dan benar dalam mengambil keputusan dan alternative solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi. Hal ini ditujukan dengan meningkatnya antusias dan partisipasi anggota dalam bertanya selama diskusi berlangsung. Banyak anggota organisasi menyampaikan kendala yang mereka hadapi dalam mengelola organisasi. Sehingga setelah dilakukanya pelatihan ini anggota organisasi merasa perlu untuk menata kembali susunan organisasi mereka agar fungsi manajemen dapat diterapkan secara maksimal dan terstruktur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 428, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pelatihan teknologi tepat guna dalam meningkatkan pengetahuan pemanfaatan teknologi bagi peserta pelatihan. Peserta pelatihan terlihat antusias terhadap kegiatan ini khususnya materi-materi yang disampaikan. Peserta pelatihan juga mengikuti acara ini selama dua hari dari awal sampai dengan selesai. Pada sesi Tanya jawab materi tersebut banyak peserta yang menceritakan pengalamannya. Tambahan sharing pengalaman ini yang menjadikan kegiatan berkesan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 428, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada peningkatan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan kader penggerak tentang Pencatatan dan Pelaporan (SIP), Pelaksanaan 5 Paket Layanan Pencegahan Stunting di Kelurahan, Peran PAUD dalam Konvergensi Stunting, dalam Penanganan Konvergensi Stunting di Kelurahan. Peningkatan pemahaman dan pengetahuan Peran PAUD dalam penyelenggaraan pendidikan yang holistik.", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 599, "width": 84, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 428, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abadiyah, N., Fediyanto, N., Rahma, Z., Nurrachma, F. S., & Safitri, S. G. (2022). Pemberdayaan Rintisan Desa Wisata Berbasis Pendampingan: Desa Ngembe, Beji, Pasuruan. Procedia of Social Sciences and Humanities , 3 , 604–610.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 428, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Achmad, S., & Horoepoetri, A. (2003). Peran Serta Masyarakat dalam Mengelola Lingkungan. Jakarta: Walhi .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 428, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adiaksa, I. M. A., Suastawa, I. W., Wibawa, I. W. S., & Wibawa, M. A. S. (2023). Revitalisasi Sistem Penerangan Jalan Instalasi Lampu Penerangan Jalan Tenaga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 397, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Hermawan 1 , Shodik Murdiono 2 , Briliantina Indrati 3 , Sains Rusnadi 4 , Ahmad Sujai 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 24, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1786", "type": "Page footer" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 88, "width": 404, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surya Untuk Pemberdayaan Kegiatan Masyarakat Banjar Jeroan Patemon Singaraja. Madaniya , 4 (3), 1253–1261.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Garna, Y. K. (2009). Metoda penelitian kualitatif . Judistira Foundation dan Primaco Akademika Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 428, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jawahir, M., & Uyuni, B. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid. Jurnal Spektra , 1 (1), 36–43.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 428, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Junaedi, F. (2019). Participatory Action Research, Metode Riset Untuk Analisis Sosial Partisipatif. Ilmu Komunikasi, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, Yogyakarta: Ilmu Komunikasi UMY .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 429, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kamaruddin, K. (2022). Revitalisasi masjid sebagai episentrum pengembangan masyarakat islam: studi pada Masjid Islamic Center di Kota Mataram . UIN Mataram.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 429, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marno, & Supriyatno, T. (2008). Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam . Refika Aditama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 428, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muflikah, B., Bimo, D. S., Kadarwati, S., Dartani, M. Y. R., & Lestariningsih, E. D. (2023). Pelatihan Keterampilan Pengolahan Aneka Kue Berbahan Pangan Labu Kuning untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat. Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti , 4 (4), 711–722.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 428, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muntafiah, A., Setiawati, S., Wahyudin, W., Arjadi, F., & Santosa, Q. (2023). Upgrading Kader Posyandu Balita melalui Edukasi dan Pelatihan sebagai Upaya Revitalisasi Posyandu Desa Linggasari Banyumas Binaan FK UNSOED. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat , 8 (1), 105–113.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 428, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurmayasari, E. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi Dalam Rangka Mewujudkan Masyarakat Yang Berkualitas di Desa Sadeng Kolot. Abdi Dosen: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat , 4 (4), 421–426.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 428, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahayu, S. (2019). Pemberdayaan Perempuan Menuju Kemandirian Keluarga Melalui Revitalisasi KPKIA. Jurnal IDAMAN (Induk Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan) , 3 (1), 32–39.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 428, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ridwanullah, A. I., & Herdiana, D. (2018). Optimalisasi pemberdayaan masyarakat berbasis masjid. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies , 12 (1), 82– 98.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 428, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rivai, V., & Bachtiar, B. R. A. (2013). Pemimpin dan kepemimpinan dalam organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 428, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sabrinasyah, A. L., Hasibuan, D. L., & Siagianrani, R. F. (2023). Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid: Studi pada Masjid Besar Al Amin Sei Kera Hulu, Kec.", "type": "List item" }, { "left": 87, "top": 39, "width": 426, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Revitalisasi Kegiatan Kemasyarakatan di Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, Oktober 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1787", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 85, "width": 405, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Medan Perjuangan, Kota Medan, Sumatera Utara. Dakwatussifa: Journal of Da’wah and Communication , 2 (1), 11–21.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salam, M. (2022). Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat Desa Tegaljati Berbasis Kkn Tematik Posdaya Masjid. Bhakti: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat , 1 (02), 59–65.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 428, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedarmayanti, G. G. (2003). Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung: Mandar Maj .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 336, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suharto, E. (2009). Membangun masyarakat memberdayakan rakyat .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 428, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susanto, S., & Winarto, S. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Revitalisasi Bumdes Berbasis Sosial Berkelanjutan. Jurnal SOLMA , 11 (3), 641–646.", "type": "List item" }, { "left": 252, "top": 297, "width": 99, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright Holder:", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 309, "width": 398, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Hermawan 1 , Shodik Murdiono 2 , Briliantina Indrati 3 , Sains Rusnadi 4 , Ahmad Sujai 5 (2023)", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 352, "width": 121, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "First publication right:", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 366, "width": 60, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea", "type": "Section header" }, { "left": 224, "top": 394, "width": 154, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This article is licensed under:", "type": "Text" } ]
150ae407-f078-e83f-b73c-ac3e8ef0e90f
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/ptk/article/download/7243/4225
[ { "left": 85, "top": 49, "width": 97, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2599-1914", "type": "Page header" }, { "left": 347, "top": 49, "width": 157, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5 Nomor 2 Tahun 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 97, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2599-1132", "type": "Page header" }, { "left": 347, "top": 62, "width": 165, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.31604/ptk.v5i2.243-253", "type": "Page header" }, { "left": 110, "top": 766, "width": 403, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran )│ 243", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 106, "width": 382, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENERAPKAN HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERILAKU BELAJAR SISWA DI SDIT ASH-SHOFA BEKASI", "type": "Section header" }, { "left": 168, "top": 186, "width": 263, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf Al-Farizi, Muhamad Taufik Bintang Kejora", "type": "Section header" }, { "left": 147, "top": 224, "width": 303, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen Pendidikan Islam, FAI, Universitas Singaperbangsa Karawang [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 281, "width": 37, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 432, "height": 232, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budaya organisasi adalah pola dasar asumsi yang telah ditemukan oleh kelompok tertentu, ditemukan atau dikembangkan dalam belajar untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Adanya sebuah budaya organisasi akan memberikan dampak terhadap warga sekolah agar lebih meningkatkan motivasi belajar, tidak hanya kepada siswa namun juga pada pengajar. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai leader sekolah yang menerapkan budaya organsasi dalam mempengaruhii perilaku belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif dalam penelitian ini adalah suatu prosedur penelitian dengan hasil sajian data deskriptif berupa kajian mengenai upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah SDIT ASH SHOFA Bekasi dalam penerapan budaya organisasi terhadap minat belajar siswa. Hasil dari penelitian ini adalah Kompetensi profesional kepala sekolah berpengaruh terhadap budaya organisasi sekolah dan itu membentuk seperangkat prediktor yang signifikan untuk iklim organisasi sekolah dan motivasi belajar siswa. Upaya yang dilakukan kepala sekolah melalui budaya organisasi dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa ini dapat dilakuakan dengan cara mengatur cara kerja guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan menciptakan nilai nilai aturan kerja sekolah secara bersama sama sehingga nilai dan aturan tersebut menjadi acuan pada semua warga lingkungan sekolah. Sebagai pendidik kepala sekolah berperan dalam pembentukan karakter yang didasari nilai-nilai pendidikan, meliputi: mengajar/ membimbing siswa, membimbing guru, mengembangkan profesionalisme guru, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Berdasarkan hal tersebut budaya organisasi dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 270, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Perilaku Belajar.", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 580, "width": 40, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 430, "height": 151, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organizational culture is an archetypal pattern of assumptions that a particular group has discovered, discovered or developed in learning to cope with problems of external adaptation and internal integration. The existence of an organizational culture will have an impact on school residents to further increase learning motivation, not only for students but also for teachers. Writing this article aims to find out the efforts made by the principal as a school leader who applies organizational culture in influencing student learning behavior. This research is a qualitative descriptive type of research. Qualitative descriptive approach in this study is a research procedure with the results of descriptive data presentation in the form of a study of the efforts made by the principal of SDIT ASH SHOFA Bekasi in the application of organizational culture to students' interest in learning. The result of this study is that the principal's professional competence influences the school's organizational culture and it forms a significant set of predictors for school organizational climate and student learning motivation. Efforts made by school principals through organizational culture in an effort to increase student learning motivation can be carried out by regulating the workings of teachers and students in teaching and learning activities and", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 413, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf Al-Farizi, dkk. Upaya Kepa Sekolah Dalam Menerapkan Hubungan Budaya…", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 21, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "244", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 434, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "creating values for school work rules together so that these values and rules become a reference for all community members. school. As an educator, the principal plays a role in character building based on educational values, including: teaching/guiding students, guiding teachers, developing teacher professionalism, creating a conducive school climate, providing encouragement to all education staff, and implementing interesting learning models. Based on this, organizational culture can be applied to increase student learning motivation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 278, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Leadership, Organizational Culture, Learning Behavior.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 96, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 223, "height": 513, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang memiliki peran strategis untuk membangun karakter bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagaimana tertuang dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan. akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Taufik, (2020), pendidikan merupakan kelanjutan dan revialitas gerakan nasional dalam penguatan karakter pada seseorang sehingga pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi karakter seseorang. Dalam literatur tentang sekolah, budaya organisasi telah menjadi sangat populer konsep meskipun beberapa kesulitan serius dalam penerapannya untuk organisasi tersebut. Seperti yang telah digunakan dalam pendidikan, konsep tersebut sebagian besar berasal dari bekerja di perusahaan bisnis. Pekerjaan itu menjadi kunci dalam budaya tertentu organisasi dan menampilkan kualitas melioristik yang khas: fokusnya adalah pada budaya organisasi tunggal dan umumnya mengasumsikan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 213, "width": 224, "height": 223, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "organisasi yang kuat budaya mengarah pada pencapaian tujuan organisasi. Ini berdiri di ditandai kontras dengan perawatan sosiologis tradisional budaya dalam organisasi, yang telah deskriptif dan berorientasi umum, memperhatikan pola-pola yang mencirikan jenis organisasi. Terlepas dari perbedaan ini, ada beberapa kesepakatan tentang setidaknya definisi umum budaya. Definisi ini biasanya mengambil budaya sebagai cara hidup dari suatu kolektivitas (atau organisasi), khususnya sebagaimana tercermin dalam nilai, norma, simbol, dan tradisi bersama. (Ulumudin, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 433, "width": 254, "height": 320, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah mendasar sehubungan dengan penerapan konsep budaya organisasi ke sekolah umum adalah sifat yang berbeda dari dua kelompok dalam sekolah, fakultas dewasa, di satu sisi, dan siswa di sisi lain. Waller, yang menulis lebih dari setengah abad yang lalu, tentang oposisi dari dua kelompok ini, menyebut mereka \"kelompok- kelompok pertempuran\", dan berbagai penelitian yang dilakukan sejak zaman Waller juga telah mendokumentasikannya perbedaan dan ketegangan, meskipun jarang dalam bahasa yang jelas tentang konflik tinggi yang Waller digunakan. Badan kerja empiris ini menunjukkan bahwa, di sekolah, orang dewasa dan siswa, atau setidaknya sebagian besar dari kelompok-kelompok itu, membentuk oposisi subkultur daripada bergabung bersama dalam budaya organisasi yang bersatu. Intinya, norma di antara dosen", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 49, "width": 380, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran) Volume 5 Nomor 2 Tahun 2022 Hal 243-253", "type": "Section header" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "245", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 223, "height": 664, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan mahasiswa seringkali melindungi satu kelompok dari yang lain: misalnya \"jangan mengkritik rekan kerja di depan siswa\" norma di kalangan guru dan norma anti-tinja-merpati di kalangan siswa. (Sajiyo, 2019). Beberapa siswa subjek menyelesaikan masalah ini dengan mengabaikannya. Mereka fokus pada budaya karyawan dewasa sekolah, dengan guru biasanya mendapatkan sebagian besar perhatian mereka. Studi semacam itu memeriksa subkultur guru atau subkultur dewasa, yang dengan sendirinya merupakan penelitian yang berguna; Namun, yang penting pertanyaan dalam literatur tentang sekolah sebagai organisasi adalah bagaimana membawa siswa di lingkungan sekolah. Subkultur dewasa mungkin atau mungkin tidak diarahkan untuk perbaikan sekolah. Untuk Misalnya, subkultur dewasa yang kuat berdasarkan komitmen bersama untuk disiplin dan kontrol siswa tidak jarang. (Oktiani, 2021). Dengan menerapkan budaya organisaisi yang dilakukan oleh pemimpin dalam sebuah instansi atau sekolah dalat memberikan motivasi belajar yang tinggi terhadap warga sekolah seperti guru dan siswa. Menurut Yusuf Melalui survei yang dilakukan oleh peneliti di SDIT ASH SHOFA Bekasi masih ada gap antara harapan dengan realitas yang ada, seperti kinerja guru yang belum maksimal, masih sering keluar kelas saat jam pelajaran, beberapa guru belum memenuhi syarat akademik kualifikasi, kurangnya partisipasi dalam mengikuti seminar, pelatihan, workshop, dan lain sebagainya. Jadi tidak mendukung untuk menjalankan tugas secara profesional. Alasan untuk ini adalah kurangnya struktur organisasi sekolah yang optimal di divisi tugas, gaya kepemimpinan kepala sekolah masih", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 234, "height": 319, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "otoriter, dan jarang melakukan bimbingan kepada guru, jadi bahwa disiplin kerja rendah dan tingkat guru rendah kepercayaan pada kepemimpinan dan sekolah, jadi terkadang pindah ke sekolah lain yang lebih baik. Dalam penelitian ini, kami mengumpulkan data lapangan dan wawancara secara khusus. Meskipun penelitiannya jelas bersifat eksploratif, kami Tujuannya adalah untuk berkontribusi pada teori tentang budaya organisasi di sekolah. Sementara itu jelas bahwa studi kasus tunggal paling- paling dapat mengarah pada dugaan yang masuk akal, dugaan seperti itu, dengan dasar pengamatan, sepertinya memang dibutuhkan berkaitan dengan budaya organisasi, topik yang popularitasnya dalam pendidikan tampaknya lebih ditopang oleh harapan daripada penyelidikan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 401, "width": 217, "height": 265, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian diatas adanya sebuah budaya organisasi akan memberikan dampak terhadap warga sekolah agar lebih meningkatkan motivasi belajar, tidak hanya kepada siswa namun juga pada pengajar. Dengan hal ini penulisan artikel ini akan mengangkat tema budaya organisasi dengan judul Upaya Kepala Sekolah Dalam Menerapkan Hubungan Budaya Organisasi Dengan Prilaku Belajar Siswa Di SDIT ASH SHOFA Bekasi. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai leader sekolah yang menerapkan budaya organsasi dalam mempengaruhii perilaku belajar siswa yang berada di SDIT ASH Shofa Bekasi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 677, "width": 56, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 705, "width": 205, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif dalam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 413, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf Al-Farizi, dkk. Upaya Kepa Sekolah Dalam Menerapkan Hubungan Budaya…", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "246", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 219, "height": 526, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian ini adalah suatu prosedur penelitian dengan hasil sajian data deskriptif berupa kajian mengenai upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah SDIT ASH SHOFA Bekasi dalam penerapan budaya organisasi terhadap minat belajar siswa. Hal itu disebabkan karena penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta dan fenomena yang terjadi pada saat penelitian dilakukan. Sedangkan penulis menyajikan dengan apa adanya. Data penelitian ini berupa data kualitatif yang diperoleh dari kegiatan observasi dan wawancara. Menurut Semiawan, (2010: 290), metode yang banyak dipakai dalarn ilmu-ilmu sosial dan kernanusiaan (human science). kualitatif dilakukan untuk mencari kedalaman sebuah fenomena dan menemukan serangkaian variabel secara induktif, biasanya melalui in depth interview dan focus group discussion. Penelitian ini dilakukan pada sebuah sekolah menengah atas yang berada di Bekasi yaitu SDIT ASH SHOFA Bekasi. Penelitian ini menggunakan beberapa responden dalam rangka memenuhi data penulisan artikel ini. Responden yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa siswa, guru dan kepala sekolah. Dalam mencapai sebuah penelitian yang utuh maka beberapa responden terpilih akan dilakukan sejumlah teknik pengumpulan data berupa interview atau wawancara dan observasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 158, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 210, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Kepemimpinan Dalam Kepala Sekolah SDIT ASH SHOFA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 223, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bekasi Jabatan kepala sekolah merupakan ciri khas sekolah. Setiap upaya untuk memiliki struktur yang tidak termasuk prinsipal ditentang atau", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 215, "height": 319, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hanya terlihat kecil, sering sekolah berbasis masyarakat. Di beberapa daerah ada tingkat kepentingan yang relatif rendah melekat pada peran utama, untuk deskripsi kepala sekolah dari prefektur Chuxiong, provinsi Yunnan, Cina. Ada juga pengaturan kepemimpinan sekolah alternatif, seperti kepala sekolah bersama, di mana dua orang atau lebih berbagi peran utama, atau berbagi di semua guru dalam model College of Teacher yang digunakan di sekolah Steiner (Gurr et al., 2006). Namun demikian, di sebagian besar negara, prinsipallah yang dianggap sebagai pemimpin pendidikan utama dan satu-satunya orang di sekolah yang paling kesempatan untuk menjalankan kepemimpinan. Namun, ada banyak perdebatan mengenai dampak yang dimiliki kepala sekolah terhadap sekolah, terutama dalam hal pembelajaran siswa hasil.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 401, "width": 221, "height": 347, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlepas dari kekhawatiran ini tentang dampak kepemimpinan yang berada di SDIT ASH SHOFA Bekasi memiliki daya tarik dengan fenomena pada kepemimpinan sekolah yang sukses. Lan et al., (2012), memberikan gambaran yang komprehensif review pengetahuan tentang kepemimpinan sekolah yang sukses berdasarkan akademis studi penelitian kuantitatif yang baik, beberapa studi kasus dan tunggal sistematis studi kasus. Kepemimpinan didefinisikan sebagai 'orang-orang itu, menduduki berbagai peran dalam' sekolah, yang bekerja dengan orang lain untuk memberikan arahan dan yang memberikan pengaruh pada orang dan hal-hal untuk mencapai tujuan sekolah. Definisi ini, dan ulasannya, termasuk orang-orang di sekolah selain kepala sekolah. Namun demikian, sebagian besar penelitian yang ditinjau berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah. Leithwood dan Riehl menjelaskan enam", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 49, "width": 380, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran) Volume 5 Nomor 2 Tahun 2022 Hal 243-253", "type": "Section header" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "247", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 227, "height": 526, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "klaim yang mungkin dipertahankan oleh bukti penelitian dan yang dapat digeneralisasikan untuk sebagian besar sekolah konteks. Ini dijelaskan secara singkat di bawah ini Terlepas dari kekhawatiran ini tentang dampak kepemimpinan sekolah, daya tarik dengan fenomena ini telah memastikan bahwa telah ada banyak penelitian yang berfokus pada kepemimpinan sekolah yang sukses. Louis & Murphy, (2017), memberikan gambaran yang komprehensif review pengetahuan tentang kepemimpinan sekolah yang sukses berdasarkan akademis studi penelitian kuantitatif yang baik, beberapa studi kasus dan tunggal sistematis studi kasus. Kepemimpinan didefinisikan sebagai 'orang-orang itu, menduduki berbagai peran dalam' sekolah, yang bekerja dengan orang lain untuk memberikan arahan dan yang memberikan pengaruh pada orang dan hal-hal untuk mencapai tujuan sekolah. Definisi ini, dan ulasannya, termasuk orang-orang di sekolah selain kepala sekolah. Namun demikian, sebagian besar penelitian yang ditinjau berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah SDIT ASH SHOFA Bekasi menjelaskan enam klaim yang mungkin dipertahankan oleh bukti penelitian dan yang dapat digeneralisasikan untuk sebagian besar sekolah yang dijelaskan secara singkat di bawah ini 1. Kepemimpinan sekolah yang sukses memberikan kontribusi penting untuk perbaikan dari belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 210, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sumber utama kepemimpinan yang sukses di sekolah SDIT ASH SHOFA Bekasi adalah kepala sekolah dan guru.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 226, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Selain kepala sekolah dan guru, kepemimpinan juga harus didistribusikan kepada orang lain di sekolah dan komunitas sekolah SDIT", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 719, "width": 108, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASH SHOFA Bekasi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 216, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Serangkaian inti praktik kepemimpinan 'dasar' berharga di hampir semua konteks: pengaturan arah; mengembangkan orang; mendesain ulang organisasi.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 153, "width": 219, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Selain terlibat dalam serangkaian praktik kepemimpinan inti, para pemimpin yang sukses harus bertindak dengan cara yang mengakui konteks kebijakan berorientasi akuntabilitas di yang hampir semuanya bekerja, termasuk pasar, desentralisasi dan profesional dan akuntabilitas manajemen.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 277, "width": 214, "height": 182, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Banyak pemimpin sukses di sekolah yang melayani populasi siswa yang sangat beragam memberlakukan praktik untuk mempromosikan kualitas sekolah, kesetaraan dan keadilan sosial melalui: membangun bentuk pengajaran dan pembelajaran yang kuat; menciptakan komunitas yang kuat di sekolah; membina pengembangan budaya pendidikan dalam keluarga; memperluas jumlah modal sosial siswa yang dihargai oleh sekolah SDIT ASH SHOFA", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 456, "width": 215, "height": 292, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bekasi. Mayoritas kepala sekolah dipandang sebagai pemimpin yang 'kuat'. Mereka menggunakan kombinasi strategi pengaruh dan dukungan untuk mencapai tujuan sekolah. Ini bisa top- down dan bottom-up. Kepala sekolah SDIT ASH SHOFA Bekasi secara khas 'langsung' dan bertindak sebagai panutan. Gaya kepemimpinan mereka inklusif di jalan mereka mampu membawa orang. Mereka membuka jalan bagi orang-orang untuk menjadi terlibat dan mencapai dengan menghilangkan penyumbatan dan memberikan visi yang jelas dilayani oleh sumber daya yang memadai. Staf merasa diberdayakan dalam struktur namun mendukung lingkungan. Mereka menjalin hubungan baik dengan berbagai pemangku kepentingan yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 413, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf Al-Farizi, dkk. Upaya Kepa Sekolah Dalam Menerapkan Hubungan Budaya…", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "248", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 223, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memungkinkan mereka untuk mengembangkan jaringan dukungan dan aliansi yang kuat. Kepala sekolah adalah unggul dalam tetap fokus pada peningkatan kualitas pendidikan bagi siswa dan keluarga. Semua kepala sekolah berkepentingan untuk meningkatkan pembelajaran siswa hasil di bidang tradisional seperti melek huruf dan berhitung. Mereka melakukan ini dengan mengatur tujuan tertentu dan terus meningkatkan standar dan harapan (Gurr et al., 2006).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 197, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Penerapan Budaya Organisasi Di SDIT ASH SHOFA Bekasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 208, "height": 236, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budaya organisasi adalah pola dasar asumsi yang telah ditemukan oleh kelompok tertentu, ditemukan atau dikembangkan dalam belajar untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah bekerja cukup baik untuk dianggap valid, dan oleh karena itu diajarkan kepada yang baru anggota sebagai cara yang benar untuk memahami, berpikir dan rasakan dalam kaitannya dengan masalah tersebut. ini adalah asumsi yang ada di balik nilai-nilai dan yang menentukan pola perilaku dan yang terlihat artefak seperti arsitektur, tata ruang kantor, pakaian kode, dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 223, "height": 209, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pettigrew (1979) adalah orang pertama yang memperkenalkan secara formal istilah budaya organisasi, menggabungkan dasar antropologis yang berbeda. Tak lama kemudian, Ledakan literatur dihasilkan tentang budaya organisasi dan manajemen idealnya. Teks oleh Deal dan Kennedy (1982), Ouchi (1981), dan Peters dan Waterman (1982), khususnya, bertanggung jawab atas popularitas luas ini konsep. Karya-karya ini, bagaimanapun, adalah preskriptif, solusi berbasis, sebagian besar atheoretical, dan nonakademik. Tulisan awal ini", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 223, "height": 306, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dipasarkan ke manajer dalam struktur perusahaan yang khas dan dirancang untuk memberikan perbaikan cepat dan keunggulan kompetitif (Warrick, 2017). Sementara itu, akademisi berjuang untuk mengikuti sektor komersial. Isu sentral di balik kebangkitan akademis minat dalam budaya organisasi adalah bahwa “pengelolaan institusi yang 'ilmiah' keras dapat dan harus ditambah dengan, atau bahkan digantikan oleh, pendekatan yang menekankan pendekatan yang lebih lembut, lebih pemahaman yang manusiawi tentang nilai-nilai dan budaya manusia”. Perspektif budaya organisasi adalah \"budaya tandingan\" organisasi teori, karena menantang sebagian besar kontemporer teori perilaku organisasi. Sampai saat ini, studi organisasi didominasi oleh paradigma positivis.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 387, "width": 225, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengenalan epistemologi antropologi menyebarkan gagasan bahwa lingkungan organisasi (khususnya, budaya) harus dipelajari dengan menggunakan metode kualitatif (Mathebula B & Barnard B, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 470, "width": 215, "height": 278, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika penelitian tentang budaya organisasi di sekolah SDIT ASH SHOFA Bekasi akan dikaitkan dengan sekolah perbaikan, jelas bahwa itu harus melibatkan siswa. Motivasi dan identifikasi siswa dengan organisasi dan tujuan pendidikannya sangat penting masalah di sekolah, karena hampir semua pendidik sangat menyadarinya. Dalam penyelidikan sebelumnya, bagian pendamping dari yang dilaporkan di sini, SDIT ASH SHOFA Bekasi dipelajari menggunakan metode lapangan dan wawancara, untuk menentukan sejauh mana budaya organisasi yang melintasi berbagai kelompok sekolah? mungkin ditemukan. Penelitian itu menemukan sangat sedikit hal yang umum terjadi di kelompok. Memang, ada cukup banyak", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 49, "width": 380, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran) Volume 5 Nomor 2 Tahun 2022 Hal 243-253", "type": "Section header" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "249", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 226, "height": 513, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "fragmentasi di dalam guru dan kolektivitas mahasiswa. Guru mengartikulasikan komitmen untuk melakukan terbaik untuk siswa, tetapi melihat ini sebagai masalah individu dan sangat dihargai otonomi guru. Temuan studi kasus dari SDIT ASH SHOFA Bekasi itu konsisten dengan dugaan yang memisahkan subkultur daripada budaya yang lebih homogen bisa dia harapkan di sebagian besar organisasi pendidikan. Teoritis dasar-dasar dugaan ini berakar pada kehadiran sekolah yang diamanatkan siswa; tanggung jawab guru untuk tertib kelas, yang artinya kontrol kelompok siswa; dan kepadatan penduduk dan aktivitas yang tinggi ditemukan di SDIT ASH SHOFA Bekasi. Ini adalah contoh fitur struktural yang mendasari publik organisasi sekolah, yang menimbulkan pengembangan subkultur yang terpisah norma-norma yang dibangun secara sosial, dan, dengan demikian, cenderung protektif terhadap anggotanya masing-masing. Pertimbangan ini mengarah pada pertanyaan tentang kondisi di mana budaya organisasi asli yang melintasi kelompok mungkin ditemukan di SDIT ASH SHOFA Bekasi. Kami beralasan bahwa budaya seperti itu, jika memang demikian ditemukan sama sekali, mungkin akan ada, setidaknya sampai tingkat tertentu, di SDIT ASH SHOFA Bekasi yang dikenal untuk keunggulan dan efektivitas mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 212, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Pengaruh Budaya Organisasi", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 622, "width": 186, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terhadap Perilaku Belajar Siswa", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 636, "width": 140, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SDIT ASH SHOFA Bekasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 220, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak kepustakaan tentang model pemrosesan informasi pengorganisasian fokus pembelajaran pada hambatan belajar dan mencari cara untuk meningkatkan pembelajaran dengan meningkatkan kualitas, kuantitas, dan distribusi informasi.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 218, "height": 361, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai contoh, belajar dari pengalaman membutuhkan keragaman pengalaman dan eksperimen, tetapi ini dibatasi oleh kontrol dini, rutinitas yang dirancang untuk mengurangi ambiguitas dan ketidakjelasan awal. dictability, dan toleransi rendah untuk risiko. Informasi yang tidak secara rutin dikumpulkan mungkin merupakan yang terkaya dalam data tentang kebutuhan untuk perubahan, seperti kesalahan dalam koordinasi prioritas konflik. Tapi ini adalah definisi yang tidak secara sistematis dikumpulkan atau dirangkai, meskipun y mungkin tercermin dalam ekspresi budaya dalam bentuk lain dari memori kolektif. Pembelajaran juga membutuhkan informasi tentang pengalaman melalui mereka yang membuat keputusan atau mereka yang melakukan analisis terhadap pilihan yang direkomendasikan. Namun khususnya di lembaga program yang kompleks, hierarkis, ini sering kali tidak terjadi. Siswa yang berada di SDIT ASH", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 443, "width": 215, "height": 236, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SHOFA Bekasi yang didorong oleh budaya organisasi. Kluckhohn dan Kelly (1972) mendefinisikan budaya dalam suatu organisasi sebagai model atau cara hidup yang membuat organisasi itu unik dan berbeda dari yang lain. Jika perilaku organisasi dapat dipengaruhi oleh budaya organisasi, maka budaya organisasi akan mempengaruhi pembelajaran individu personil dalam organisasi juga. Baik keteladanan seorang siswa dalam proses pembelajaran pasti akan mempengaruhi kemampuan untuk belajar lebih banyak efektif dan untuk mencapai hasil akademik yang lebih baik (Langford et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 677, "width": 204, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum, perilaku belajar individu siswa SDIT ASH SHOFA Bekasi berada pada level tinggi untuk setiap domain. Ini mungkin karena berinisiatif adalah menciptakan ide dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 413, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf Al-Farizi, dkk. Upaya Kepa Sekolah Dalam Menerapkan Hubungan Budaya…", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "250", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 219, "height": 664, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "inovasi baru dalam pembelajaran. siswa SDIT ASH SHOFA Bekasi harus mencoba memikirkan cara baru untuk metode belajar agar selalu ingin belajar. Oleh karena itu, mereka dapat terus mengembangkan ide-ide baru secara efisien. Ini Temuan konsisten dengan temuan Rogers von Oech bahwa sebuah individu yang berinisiatif akan mampu menghadapi berbagai rintangan tanpa mundur, akan menerima semua pengalaman tanpa menghindari atau melarikan diri, dan akan bekerja untuk kesenangannya sendiri, bukan untuk tujuan evaluasi atau pujian dari yang lain Menurut Somprach Temuan hubungan antara jenis budaya organisasi dan perilaku belajar siswa menunjukkan: bahwa koefisien korelasi berhubungan positif. Singkatnya, di antara lima jenis budaya organisasi yang ada di SDIT ASH SHOFA Bekasi, klan budaya organisasi memiliki asosiasi terkuat dengan perilaku belajar siswa sementara organisasi adaptif budaya memiliki hubungan paling lemah dengan perilaku belajar siswa. Hal ini dimungkinkan karena budaya organisasi adalah faktor kunci dalam manajemen dan berbagai tugas telah diatur untuk memenuhi targetnya, klan tertentu budaya organisasi. Ini juga merupakan mekanisme yang berharga untuk merangsang dan mempromosikan personel dalam pendidikan lembaga untuk belajar dan bekerja secara efisien. Hal ini sesuai dengan konsep Daft (2002) bahwa budaya organisasi klan cenderung memiliki lebih banyak proses belajar sosial. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik membuat guru merasa kepemilikan dan loyalitas kepada organisasi. Mereka juga bangga menjadi bagian dari organisasi, secara sukarela menikmati belajar sendiri, saling mendukung, dan senang bekerja sama untuk", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 208, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkatkan dan mengembangkan organisasi (Laili Komariyah, H. Usfandi Haryaka, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 125, "width": 217, "height": 265, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penelitian yang dilakukan Keempat jenis budaya organisasi tersebut memiliki daya prediksi yang signifikan. Oleh karena itu keempat jenis budaya organisasi tersebut mampu memprediksi hasil perilaku belajar siswa SDIT ASH SHOFA Bekasi, dengan budaya organisasi klan paling berpengaruh terhadap perilaku belajar siswa. Budaya organisasi klan membuat siswa SDIT ASH SHOFA Bekasi merasakan rasa memiliki dan komitmen yang lebih baik, ditambah dengan saling mendukung dan kemurahan hati yang dihasilkan dalam belajar dan lingkungan kerja yang menyenangkan dibandingkan dengan jenis budaya organisasi lainnya. Hal ini didukung oleh Daoruwan Thawinkan (2009).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 387, "width": 219, "height": 182, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daoruwan Thawinkan menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan faktor utama yang membantu anggota organisasi untuk memahami pekerjaan mereka dan memilih pendekatan yang tepat untuk memecahkan masalah. Saat bekerja bersama-sama, anggota organisasi harus memahami pentingnya budaya organisasi yang berkaitan dengan cara pemikiran, keyakinan, dan perilaku yang pada gilirannya akan menghasilkan keberhasilan pengelolaan organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 580, "width": 204, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Upaya Kepala Sekolah Dalam Menerapkan Budaya Organisasi", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 608, "width": 223, "height": 140, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di SDIT ASH SHOFA Bekasi Seperti yang digunakan dalam penelitian ini, kompetensi profesional kepala sekolah mengacu pada: kemampuan profesional kepala sekolah dalam mengelola dan memimpin sekolah menggunakan berbagai gaya kepemimpinan yang diselaraskan dengan pelatihan profesional kepala sekolah diterima. Kompetensi", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 49, "width": 380, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran) Volume 5 Nomor 2 Tahun 2022 Hal 243-253", "type": "Section header" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "251", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 230, "height": 664, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "profesional pemimpin sekolah sangat penting untuk dinilai dalam menentukan kemungkinan meningkatkan praktik sekolah. Seperti yang dinyatakan dalam studi Hoekstra (2014), pilih menunjukkan kompetensi kepala sekolah memiliki positif dampak dan pengaruh positif dalam mengubah sekolah yang gagal menjadi lebih baik. Dengan premis ini, mencermati kompetensi profesional kepala sekolah adalah inisiatif mulia untuk perbaikan praktik pendidikan saat ini, terutama di pendidikan dasar kurikulum. Tingkat kompetensi profesional kepala sekolah dikuantifikasi dalam penelitian ini dalam hal (1) supervisi instruksional; (2) praktik pengembangan profesional; dan (3) perilaku manajemen (Mitchell et al., 1992). SDIT ASH SHOFA Bekasi sangat diharapkan oleh masyarakat sebagai lembaga yang siap menghadapi tantangan waktu. Sektor pendidikan harus selalu memberikan langkah terbaiknya di mengadopsi berbagai perubahan yang ditentukan waktu tanpa mengurangi kualitas layanan yang diberikannya kepada pelanggannya, dalam premis ini, SDIT ASH SHOFA Bekasi akan mendapatkan kepercayaan sebagai yang kuat organisasi yang mampu membentuk individu masa depan yang holistik. Dalam studi Sandoval (2001), tercatat bahwa orang tua menarik anak-anak mereka dari sekolah karena mereka tampak sekolah begitu statis, dikutip kurangnya kemajuan masa depan anak-anak mereka di sekolah, di Selain guru yang kurang terlatih untuk mengajar peserta didik berkebutuhan khusus. Itu Studi menyarankan bahwa untuk menyelamatkan sekolah dari dilema seperti itu, prestasi sekolah, prestasi, dan advokasi harus dikomunikasikan dengan baik ke sebagian besar sekolah pemangku kepentingan secara berkala.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 84, "width": 172, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepala sekolah SDIT ASH", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 98, "width": 230, "height": 292, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SHOFA Bekasi sebagai supervisor dituntut untuk bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya, karena supervisi merupakan salah satu kegiatan kepala sekolah dalam meningkatkan proses belajar mengajar siswa dan guru pengajar, serta memahami tugasnya sebagai “perencana, pengorganisasian, memimpin, koordinasi dan pengendalian yang bertujuan untuk mencapai hasil melalui orang lain (Taufik, 2019). Kepatuhan anggota organisasi untuk mematuhi atau mengikuti kebiasaan atau norma tersebut akan mempengaruhi kinerja seseorang atau kinerja organisasi. Begitu pula jika tidak mematuhi kebiasaan atau norma akan menurunkan kinerja. Dengan demikian budaya organisasi mempengaruhi kinerja seseorang.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 387, "width": 222, "height": 265, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seorang pemimpin dengan gaya dan perilakunya dapat menciptakan nilai-nilai, aturan kerja yang mudah dipahami dan disepakati bersama, serta mampu mempengaruhi atau mengatur perilaku individu guru di dalamnya, sehingga nilai-nilai tersebut menjadi panutan bersama di lingkungan sekolah. Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem kepercayaan, nilai, dan norma yang dikembangkan dalam suatu organisasi yang digunakan sebagai pedoman perilaku bagi anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal. Mangkunegara (2015) Budaya organisasi sekolah yang baik akan menghasilkan kinerja siswa yang baik pula.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 663, "width": 67, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 691, "width": 203, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompetensi profesional kepala sekolah SDIT ASH SHOFA Bekasi berpengaruh terhadap budaya organisasi sekolah dan itu membentuk seperangkat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 413, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf Al-Farizi, dkk. Upaya Kepa Sekolah Dalam Menerapkan Hubungan Budaya…", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "252", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 231, "height": 457, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "prediktor yang signifikan untuk iklim organisasi sekolah dan motivasi belajar siswa SDIT ASH SHOFA Bekasi. Budaya organisasi yang positif tergantung pada kompetensi profesional kepala sekolah, namun setiap kegagalan pada budaya organisasi jangan langsung dianggap sebagai kesalahan kepala sekolah. Upaya yang dilakukan kepala sekolah melalui budaya organisasi dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa SDIT ASH SHOFA Bekasi ini dapat dilakuakan dengan cara mengatur cara kerja guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan menciptakan nilai nilai aturan kerja sekolah secara bersama sama sehingga nilai dan aturan tersebut menjadi acuan pada semua warga lingkungan sekolah. Sebagai pendidik kepala sekolah berperan dalam pembentukan karakter yang didasari nilai-nilai pendidikan, meliputi: mengajar/ membimbing siswa, membimbing guru, mengembangkan profesionalisme guru, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Berdasarkan hal tersebut budaya organisasi dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SDIT ASH SHOFA Bekasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 113, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 262, "height": 167, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gurr, D., Drysdale, L., & Mulford, B. (2006). Models of successful principal leadership. School Leadership and Management, 26(4), 371–395. https://doi.org/10.1080/136324 30600886921 Laili Komariyah, H. Usfandi Haryaka, T. W. (2021). The effect of school principal supervision, school organizational culture and", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 213, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "teacher’s self-efficiency on teacher performance at SMK Negeri Tenggarong Kota. 6(December), 126–133. Lan, T. D., Huong, D. T. T., &", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 153, "width": 193, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trang, C. T. T. (2012). Assessment of Natural Resources Use for Sustainable Development - DPSIR Framework for Case Studies in Hai Phong and Nha Trang, Vietnam. Proceedings of the 12th International Coral Reef Symposium, 8(2), 84.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 277, "width": 224, "height": 99, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langford, D., Fellows, R. F., Hancock, M. R., & Gale, A. W. (2020). Organizational behaviour. In Human Resources Management in Construction. https://doi.org/10.4324/978131", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 374, "width": 236, "height": 140, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5844695-9 Louis, K. S., & Murphy, J. (2017). Trust, caring and organizational learning: the leader’s role. Journal of Educational Administration, 55(1), 103–126. https://doi.org/10.1108/JEA- 07-2016-0077 Mathebula B, & Barnard B. (2020).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 512, "width": 205, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Factors of Delegation Success: Accountability,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 539, "width": 170, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Compliance and Work Quality. Expert Journal of Business and Management, 8(1), 76–97. http://business.expertjournals.c om76", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 608, "width": 228, "height": 140, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mitchell, J. T., Willower, D. J., & Mitchell, T. (1992). Organizational Culture in a Good High School. Culture, 30(1), 6–16. Oktiani, N. (2021). Analisa Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada PD Pasar Jaya Hwi Lindeteves Jakarta Barat.", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 49, "width": 380, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran) Volume 5 Nomor 2 Tahun 2022 Hal 243-253", "type": "Section header" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "253", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 275, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media Ekonomi. https://doi.org/10.30595/mede k.v0i0.11775 Sajiyo. (2019). Pengaruh Efektifitas", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 139, "width": 187, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan, Budaya Kerja,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 153, "width": 186, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovasi Terhadap Efektifitas Kerja Surveyor Pt Sucofindo (Persero) Cabang Batam. Ensiklopediaku of Journal, 4,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 208, "width": 40, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84–90.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 203, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semiawan, C. R. (2010). Metode", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 269, "height": 126, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitaian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya. In Metode Kualitatif (Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya). Taufik, M. (2019). Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 360, "width": 284, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Wahana Karya Ilmiah, 3(2), 176. https://doi.org/10.17509/jpm.v", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 84, "width": 438, "height": 333, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4i2.18012 Taufik, M. (2020). Strategic Role of Islamic Religious Education in Strengthening Character Education in the Era of Industrial Revolution 4.0.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 153, "width": 177, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Islam Futura,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 167, "width": 312, "height": 140, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20(1), 86. https://doi.org/10.22373/jiif.v2 0i1.5797 Ulumudin, A. (2013). Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. Jurnal Pembangunan Dan Kebijakan Publik, 4.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 305, "width": 245, "height": 98, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Warrick, D. D. (2017). What leaders need to know about organizational culture. Business Horizons, 60(3), 395–404. https://doi.org/10.1016/j.busho r.2017.01.011.", "type": "Text" } ]
9b2cf630-3ceb-5487-f00f-4103be9480c5
https://tunasbangsa.ac.id/pkm/index.php/kesatria/article/download/380/377
[ { "left": 229, "top": 38, "width": 265, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESATRIA: Jurnal Penerapan Sistem Informasi (Komputer & Manajemen)", "type": "Page header" }, { "left": 213, "top": 52, "width": 279, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 5, No. 2, April (2024), pp. 706-713", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 780, "width": 312, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2720-992X Copyright ⓒ KESATRIA: Jurnal Penerapan Sistem Informasi (Komputer & Manajemen)", "type": "Page footer" }, { "left": 105, "top": 90, "width": 379, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Communications and Computer Networks: Research and Impact", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 134, "width": 248, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinek Mehuli Br Perangin-angin Institut Teknologi Dan Bisnis Indonesia, Indonesia E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 190, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 203, "width": 401, "height": 263, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Science and technology have brought society to an advanced level. The use of human labor, which is becoming increasingly scarce, often results in people losing their jobs because their tasks have been replaced by equipment or machines. As a means of providing information and communication, computers can be used as a means of the Internet. Through the Internet, people can search for various information and communicate. Obtaining information for personal life, such as information about health, hobbies, recreation, and spirituality, is the role that this application of information technology can play. In addition to the benefits, it turns out that information and communication technology devices also have negative effects on their users. As a result of inappropriate or irresponsible use by users, these negative effects occur. Some of these negative effects are 1). Kids spend more time watching TV than doing other things (such as studying and playing sports), 2). Children lose the ability to mingle with society and tend to be comfortable with online life, 3) Copyright infringement, 4). Cybercrime, 5). Spread of computer viruses, and 6). Pornography, gambling, fraud, violence. The ways to overcome these negative effects are: 1). Build relationships with people you already know, 2). Find a positive community that often meets in the real world, 3). The need for law enforcement, which involves the establishment of Internet police, 4). Avoid the use of cell phones with sophisticated features by minors and supervise the use of cell phones, 5). Reading more books that are educational and faith-based as well as computer applications that are educational in nature, and 6). The need for time management in front of the computer or television.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 481, "width": 238, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: data, communication, computer, networks", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 507, "width": 87, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 521, "width": 401, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Initially, a computer could only be used by itself (stand-alone), but the development of digital technology has allowed a computer to communicate with other computers. In simple terms, using a cable and a communication port, two or more computers can be connected and work together. When two computers (A and B) are connected to each other, some of the things that can be done include Computer A can have access to files on computer B, computer A can have access to computer B's disk drive, computer A can send data to computer B, and so on. Computer networking has the word computer in it. This is because the core component of a computer network is a computer. Therefore, you must first recognize what is meant by a computer before you enter a computer network. It's really changed from one dedicated disk for corporate use to an all-purpose device that allows you to communicate and stream in real time. Data communication between computers allows users to send and receive data to and from other computers. It can also be used by a company to communicate data both to other companies as external information users and to employees as internal users. The principles and methods of communicating data are discussed in the next chapter of this paper. The rise of the Internet can no longer be blocked due to the rise of globalization in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 724, "width": 401, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "So far, scientific development has brought society to a new stage, a stage using tools that are the result of technology. These tools can not only directly assist us in carrying out", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 38, "width": 265, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESATRIA: Jurnal Penerapan Sistem Informasi (Komputer & Manajemen)", "type": "Page header" }, { "left": 213, "top": 52, "width": 279, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 5, No. 2, April (2024), pp. 706-713", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "707", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 89, "width": 401, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "our activities, but can also provide us with information and entertainment. With the existence of these tools, we begin to be burdened so that our body movements become more and more passive. The use of human labor is becoming smaller and smaller.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 127, "width": 401, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The diminishing use of human labor often results in people losing their jobs because their tasks have been replaced by devices or machines. This phenomenon will become more and more prevalent as the creation of devices that replace humans increases. In fact, in developed countries such as Japan, China, America, Germany, and developed countries in continental Europe, the creation of such equipment is unstoppable. Indonesia is an easy target for these developed countries to market their products. One such device is the computer.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 216, "width": 401, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Computers have now penetrated all aspects of life. In companies, offices, both private and public, computers have been used to simplify and speed up their work. Nowadays, computers can also be a means of entertainment for its users. Through computers, people can listen to songs, watch movies, and play games. The most popular use of computers today is as a means of providing information and communication. As a means of providing information and communication, computers can be used as a means of the Internet. And there are negative and positive impacts produced by today's technological developments related to people's lives.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 330, "width": 138, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Reseach Methodology", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 344, "width": 401, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Descriptive qualitative research methods using a case study approach were used in the research conducted by the author. In this research, the criteria of its effectiveness are measured after revealing only the facts found about the object of study. According to Moleong (2012), qualitative research is a research that aims to understand the phenomenon of what the object of study is experiencing, including how it behaves, perceives, motivates, and acts, in a holistic way and through descriptions in the form of words and speech, in a special natural setting, and through the use of various natural ways. The case study approach was used to research the marketing function of the company.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 474, "width": 138, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Result and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 488, "width": 401, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Computer networks are important. A network makes it easier to communicate and share information by allowing more than one computer to talk to each other. From games to the Internet. Computer networking has the word computer in it. This is because the core component of a computer network is a computer. Therefore, we must first recognize what a computer is. Computers were originally computing tools (computer = to calculate). But computers have now evolved into an integral component for communication, entertainment, and educational tools.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 577, "width": 401, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Understand Computer Networks According to several experts such as Sandhykara, Computer Networks are the relationship of two or more separate computer systems, through communication media to communicate data with one another to share resources. According to Jafar Noor Yudianto (2007), a computer network is a system of computers sharing resources (printers, CPUs), communicating (email, instant messaging) and accessing information (web browsers). The purpose of a computer network is that any part of the computer network can request and provide services to achieve its goals.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 665, "width": 401, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, according to Umi Proboyekti, a computer network is a group of many computers that are separate but interconnected in performing their tasks. For example, two computers are said to be connected if they can exchange information with each other. The form of connection can be through: copper wire, optical fiber, microwave, communication satellite.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 728, "width": 401, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of computer networks :1). Networks allow for more efficient resource management: For example, multiple users can share a single high-quality printer instead", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 38, "width": 265, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESATRIA: Jurnal Penerapan Sistem Informasi (Komputer & Manajemen)", "type": "Page header" }, { "left": 213, "top": 52, "width": 279, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 5, No. 2, April (2024), pp. 706-713", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "708", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 89, "width": 401, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of having a low-quality printer at each desk. In addition, network software licenses can be less expensive than separate standalone licenses for the same number of users, and CPU, memory, and disk usage can be shared; 2). Networks help keep information reliable and up-to-date: A well-managed centralized data storage system allows multiple users to access data from different locations and restricts access to data while it is being processed; 3). Networks help speed the process of sharing data. Data transfer on a network is always faster than other non-network means of data sharing; 4) Networks allow workgroups to communicate more efficiently. Electronic mail and messaging are at the heart of most networked systems, along with scheduling systems, project monitoring, online conferencing, and groupware, all of which help teams work more productively; 5)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 216, "width": 401, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Networking helps companies serve their customers more effectively. Remote access to centralized data allows employees to serve customers in the field, and customers to communicate directly with suppliers.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 254, "width": 401, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To accomplish the same goal, each part of the computer network requests and provides services. The party requesting the service is called the client, and the party providing the service is called the server. This architecture is called a client-server system and is used in almost all computer network applications.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 304, "width": 401, "height": 276, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are several types of computer networks based on the range or area consisting of: 1). LAN (Local Area Network): LAN is a computer network that is often used to connect personal computers and workstations in a company's office to share resources (such as printers) and exchange information that is still in one area. This network usually consists of computers, printers, and other devices; 2). MAN (Metropolitan Area Network): Almost the same as LAN, which is a larger version of LAN and usually uses the same technology as LAN. MANs can cover nearby corporate offices or even a city and can be used for private or public purposes. MANs are capable of supporting power and voice, and can even connect to cable television networks. MANs are typically used in an urban area, not just one location. The area that can be covered is up to 50 KM. This MAN is a series of LANs that are larger in size and distance; 3). WAN (Wide Area Network): This type of network provides a wider service than MAN, which can connect an area and even countries and continents. WAN is basically a collection of multiple LANs in multiple locations, so a device is needed to connect them, and we call this device a router. It can be said that the WAN network is the Internet network as we know it today; 4). W.Lan (Wireless Local Area Network): Wireless network is a solution for communication that cannot be done with a wired network. The existence of a wireless network makes it easier for users to access the desired data in places that are not covered by cable networks, for example, when mobile / traveling; 5). PAN (Personal Area Network): Is a network between two or more computer systems that are not too far apart. Typically, this type of network is only 1 to 5 meters away. We use this type of network very often, for example, when we connect a computer to a cell phone, handset, or other similar device.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 582, "width": 401, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The definition of computer network topology is a way or concept to connect several or many computers at once into an interconnected network. And each type of computer network topology will be different in terms of data transmission speed, manufacturing costs, and ease of maintenance. And also each type of computer network topology has its own advantages and disadvantages. there are many kinds of topologies such as ring, star, bus, mesh, and tree topologies which will be discussed in this computer learning article.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 658, "width": 401, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BUS topology is the earliest topology used to connect computers. The transmission media used in this topology only uses one long cable equipped with several terminals, and at the end of the cable must be terminated by a terminator. Coaxial cable is the transmission medium in this topology. Even though it looks simple, bus topology is very rarely used in building network systems.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 721, "width": 401, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This may be due to several shortcomings, including the possibility of data flow collisions, and also if one of the devices has a fault, the network is immediately down. the", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 38, "width": 265, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESATRIA: Jurnal Penerapan Sistem Informasi (Komputer & Manajemen)", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 52, "width": 279, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 5, No. 2, April (2024), pp. 706-713", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "709", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 89, "width": 401, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bus topology uses a single cable or central cable where all workstations and servers are connected. Each computer uses BNC plugs to connect to this cable, and each end of this cable needs termination.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 127, "width": 401, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Token RING topology in which all workstations and servers are connected so that a circle or ring pattern is formed. Each workstation or server will receive and pass information from one computer to another, if the addresses in question match then the information is received and if not the information will be passed. So if one computer will send data or messages to another computer, it must pass through the computers on the workstation line.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 203, "width": 401, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This makes the hub/switch the center of the network and controls traffic, so if computer 1 wants to send data to computer 4, the data will be sent to the switch and sent directly to the destination computer without passing through other computers. This computer network topology is the most widely used now because it has more advantages.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 254, "width": 401, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This MESH topology each computer is connected to each other. In other words, each computer can directly communicate with other computers. As a result, to implement this topology, each computer must have many interfaces so that it can connect to other computers. Tree topology is also referred to as a merger of star topology and BUS topology. This topology is also commonly referred to as a multilevel topology, and is very suitable for implementation in multi-storey offices. This Tree type computer network topology is most ideally used in computer network systems. In a Tree network, there are several levels of nodes or nodes. The center or higher level node can control the nodes below its level. This topology combination supports future upgrades of computer networks, much better than bus or star.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 380, "width": 401, "height": 187, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Using a transmission medium such as a wire or cable, data communication is the process of exchanging data between two devices. For data communication to occur, the devices must communicate as part of a communication system, which is a combination of hardware (physical equipment) and software (programs Four fundamental properties - delivery, accuracy, timeliness and jitter - determine the effectiveness of a data communications system. It is a combination of two different techniques, namely a combination of communication techniques and data processing. There are several types of data communication, namely 1). Terrestrial infrastructure: Access through wired and wireless media. To build this terrestrial infrastructure requires high cost, limited bandwidth capacity, high cost because using cables is not affected by weather factors so the signal used is quite strong; 2). Via satellite: Access using a satellite. The area covered by satellite access is wider, so it can reach a location that cannot be reached. However, using terrestrial infrastructure, it takes a long time for the communication process to take place. Due to interference caused by solar wave radiation (solar eclipse), which occurs at its worst every 11 years.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 570, "width": 401, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are several basic characteristics of data communication which consist of 1). Delivery: The system must send data to the appropriate destination. Data must be received by the intended equipment/user, and only by the intended equipment/user; 2). Accuracy: The system must deliver accurate data. Data that has been altered in transmission and leaves the source, uncorrected data cannot be used; 3). Timeliness: The system must transmit data at the right time. Late data transmission is useless. In the case of video and audio, timely delivery means delivering the data as it was produced or as it originally appeared, in the same order in which it was created, and without significant delay. This type of delivery is called real-time transmission; 4). Jitter . The term jitter refers to the variation in the time of arrival of packets. Audio or video packets are delivered with an uneven delay.. For example, suppose video packets are sent every 3D ms. If some of the packets arrive with a delay of 3D ms and others with a delay of 4D ms, this will result in uneven video quality.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 38, "width": 265, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESATRIA: Jurnal Penerapan Sistem Informasi (Komputer & Manajemen)", "type": "Page header" }, { "left": 213, "top": 52, "width": 279, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 5, No. 2, April (2024), pp. 706-713", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "710", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 89, "width": 401, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A data communication system has five components consisting of: 1). Message: Messages are information (data) to be communicated. Popular forms of information include text, numbers, images, audio, and video; 2). Sender is the device sending the message. This may include a PC, work station, phone, videocamera, etc. 3) Receiver: This is where you can send and receive messages. This may include a computer, work station, phone handset, TV, etc. 4). Transmission medium: Transmission media is a physical means by which information is transmitted from sender to recipient. Some examples of transmission media include twisted-pair cable, coaxial cable, fiber optic cable, and radio waves; 5). Protocol: Protocol refers to the rules that govern data transmission.. It is an agreement between devices that communicate with each other. Without protocols, two devices may be connected but unable to communicate, a person who speaks French cannot be understood by a person who speaks Japanese.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 241, "width": 401, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data transmission is the process of sending data from a data source to a data receiver using a computer/electronic media. To find out more about data transmission along with the process and work steps. Data Transmission Media is useful for transmitting data, a medium is needed, this media itself has several types such as buses, cables commonly found on internal computer devices, while for external computers in data transmission can use external cables (Wired) and Wi-Fi (Wireless / Wireless).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 317, "width": 401, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This cable / wired is commonly used to carry out the data transmission process, there are several types, including 1) Stranded cable: UTP Wired or commonly known as Unshielded Twisted Pair, this cable is commonly used to transmit through computer networks such as in offices / internet cafes. Apart from UTP, STP (Shielded Twisted Pair) in which there are several wires in one bundle can also be used to transmit data; 2) Coaxial (coaxial cable): This cable consists of two kinds of conductors separated by using insulators; 3) Optical fiber: This cable is commonly referred to as (fiber optic), which is a cable that can transmit information by conducting information / data using light waves.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 418, "width": 401, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "While Wireless or known as Wi-fi is a unguided transmission media, which can only transmit data and is not used as a guide. Data transmission contained in this network is usually carried out using a tool known as an antenna or transceiver such as Radio, Microwave, Infrared.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 468, "width": 401, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transmission line is a tool that is able to send information using other equipment. This data transmission path is divided into 3 types, namely 1) Multicast Is a communication process that occurs through one tool with another tool. In this process each connected device / media can communicate using the device that contacts it; 2) Broadcast Is a process in sending data or information from one tool to other tools. In this process, the device receiving the information cannot respond back to the device sending the data / information; 3) Unicast is an information contact that occurs on a device with one other device.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 570, "width": 401, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Before using data transmission (data transmission), one of the important factors to consider is the Configuration of the Data Transmission Path, in this case the configuration is divided into several types, namely 1) Point to point: In this configuration the media or equipment is connected between one equipment and another without being divided. Multiple computer devices, such as printers, connected directly to the PC/computer are typically used in point-to-point configurations; 2) Point to multipoint: In the process also called access multipoint, where one device / media can be connected to several other devices. Examples of data transmission processes that use this configuration are television broadcasting, radio broadcasting where one radio / television transmitter can be accessed / connected to several radios / televisions.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 696, "width": 401, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The transmission channel in this data transmission process can also be interpreted as a pipe that connects two units of equipment to send their data. Where the two connected channels make it possible to transfer data in the channel or path. To determine the direction of transmission in the channel, it is grouped into 3 parts, namely: 1)", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 38, "width": 265, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESATRIA: Jurnal Penerapan Sistem Informasi (Komputer & Manajemen)", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 52, "width": 279, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 5, No. 2, April (2024), pp. 706-713", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "711", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 89, "width": 401, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simplex: This transmission direction is also said to be one way transmission, in the direction of the Simplex transmission channel can only communicate / transmit in one direction only as found in television transmitters or radio transmitters. This transmission direction allows the reception of data / information to be passive and cannot provide a response back to the sender of information / data; 2) Half Duplex: Bidirectional communication is the term commonly used for bi-directional data transfer. (Half Duplex) must take turns; 3) Full Duplex: This transmission direction is also called both way transmission. Where both connected devices can transmit data simultaneously. When communication is happening, each unit can send and receive data at the same time.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 203, "width": 401, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This transmission mode is data sent from a medium or device and received by another medium / device. This transmission is also one of the important concepts in computer systems, with this transmission mode allowing a device to be connected to communicate with other devices. This serial transmission has several transmission methods, namely 1) Synchronous Transmission, this data transmission mode is also known as synchronous transfer mode (STM). In the data transmission process is arranged in such a way as to have the same settings, so that when the data is sent and received properly by the device; 2) Asynchronous Transmission, this mode is usually referred to as Asynchronous Transfer Mode (ATM). This mode is usually often used by someone to send and receive data between two devices. In this mode, the clock is used by both devices, not working in sync with each other.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 342, "width": 401, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basically, data transmission has 3 parts consisting of 1) Transmitter Transmitter or transmitter is a signal sending device, which is usually an analog signal sent to a receiver or receiver that will receive the signal and convert it into a digital signal; 2) Receiver is an electronic device that captures electromagnetic waves or radio waves usually with an antenna. The receiver also functions as a modulator converting from radio waves to a machine-readable format; 3) Media. Transmission media is a medium that connects the sender and receiver of information (data), because of the long distance, the data is first converted into codes / signals, and these signals will be manipulated in various ways to be converted back into data.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 456, "width": 401, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are several positive impacts of the presence of computer data in the technology sector such as Various hardware devices such as hard drives, printers, CD-ROMs, drives, and modems can be used by a number of computers without the need to remove and reinstall them. Easy access to information Computer networks enable access to information. A person can travel anywhere and still be able to access the data contained on the server when needed. Speeding up the flow of information The flow of information is currently very fast, even tends to be uncontrolled until now. However, this is one of the positive impacts, because it can provide information about an event quickly, even though it is sometimes inaccurate and imprecise. Facilitate communication with other individuals who are far away Communication is one of the most important things that must be established by humans, as social beings. With the existence of data communication so that information and communication technology is also growing, it is now much easier to communicate with other people. Support the speed of communication With the support of computer networks, communication can be done faster. Pre-computer users can easily send electronic mail and can even chat directly through writing (chatting) or teleconferencing.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 658, "width": 401, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to providing benefits, it turns out that information and communication technology equipment also has a negative impact on its users. The negative impact arises as a result of the wrong or irresponsible use of the user. Recently, people are more comfortable gathering friends in cyberspace rather than being active in real organizational activities that can provide the quality of friendship relationships that are more concrete and intents.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 38, "width": 265, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESATRIA: Jurnal Penerapan Sistem Informasi (Komputer & Manajemen)", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 52, "width": 279, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 5, No. 2, April (2024), pp. 706-713", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "712", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 89, "width": 401, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The negative impact of the development of information and communication technology is that children spend more time watching TV than doing other things (such as studying and sports). With busy parents who do not have enough time to pay attention, accompany & supervise children. Children spend more time watching TV. In a week children watch TV for about 170 hours. What do they learn during that time? They will learn that violence solves problems. They also learn to sit at home and watch instead of playing outside and exercising. This takes them away from important life lessons, such as how to interact with peers, learning how to compromise and share in a world full of other people.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 203, "width": 401, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Children then lose the ability to blend into society and tend to be comfortable with online life. Many people have hundreds or even thousands of friends on Facebook but in the real world, they only have a few close friends who accompany their daily lives. . Even though if something crucial happens to our lives, those who can help us are not the people we know in the real world. We are not the people we know in the virtual world but the people who live around us.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 279, "width": 401, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another negative impact is Copyright Infringement, Intellectual Property Rights (IPR) which is an exclusive right granted by a regulation to a person or group of people for their creative work. IPR includes two categories, namely Copyright and Industrial Property Rights. Copyright is an exclusive right for creators and recipients to publish or reproduce their creations or give permission for it without reducing restrictions according to applicable laws and regulations. Meanwhile, Industrial Property Rights include patents, trademarks, industrial designs, integrated circuit layout designs, trade secrets and plant varieties. The law governing Copyright is Law No. 19 of 2002 which describes several forms of protected creation consisting of various fields such as science, art and literature. In copyright regulations there are some rights obtained by someone or some people who have legally become copyright holders, namely exclusive rights, economic rights and moral rights. Penalties or sanctions given for violators of copyright, is a criminal prosecution or civil suit.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 443, "width": 401, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Crime on the Internet. This crime does not recognize national and territorial boundaries, anytime and anywhere can appear. The acts committed are illegal or unethical, using equipment related to computers and the internet, and the losses caused are far greater than ordinary crimes. Usually, the perpetrators are people who have a good understanding of the internet, computers and their various applications. Types of internet crimes: Unauthorized Access, Cyber Sabotage and Extortion, Cyber Espionage, Data Forgery, Illegal Contents, Infringements of Privacy, Phishing, Spamming, Offense Against Intellectual Property, and Carding.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 544, "width": 401, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The spread of computer viruses is one of the impacts that can be accepted. A computer virus is a program that is relatively small and parasitic in nature that is able to live and duplicate itself like a file or folder and is very disturbing to infected computer users. Computer viruses spread through various media including the internet and file storage such as CD-ROM, Diskette, Flash Disk, Hard Disk, and Memory Card.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 608, "width": 401, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pornography, gambling, fraud, violence also have a negative impact. Various ICT equipment such as TV, internet, broadcasts and shows many acts of pornography, gambling, fraud, and violent shows that are quickly imitated by the audience.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 661, "width": 78, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 675, "width": 401, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Living in this modern era, we cannot escape the influence of the development of information and communication technology. In education, business, other communication and entertainment, the development of information and communication technology has brought us many benefits. In addition to these positive benefits, the development of technology and information also has negative effects. In order not to eliminate the positive effects, these negative effects should be wisely minimized.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 38, "width": 265, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESATRIA: Jurnal Penerapan Sistem Informasi (Komputer & Manajemen)", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 52, "width": 279, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 5, No. 2, April (2024), pp. 706-713", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "713", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 90, "width": 64, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 104, "width": 400, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Ahmad Fatoni, Dhany Dwi (2016) Rancang Bangun Sistem Extreme Programming Sebagai Metodologi Pengembangan sistem.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 130, "width": 364, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Dahlan Abdullah (2015) Jaringan Komputer. Data Link, Network & ISSUE", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 142, "width": 401, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Dwi Jayanti, Siska Iriani (2014) Sistem Informasi Penggajian Pada CV. Blumbang Sejati Pacitan", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 167, "width": 401, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Edi Haerulah, Sri Ismiyatih (2017) Aplikasi E-Commerece Penjualan Souvenir Pernikahan Pada Toko “XYZ”", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 193, "width": 401, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Febri, Rizki. 2009.Dampak internet. http://www.scribd.com/doc/238648", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 205, "width": 254, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55/makalah dampak-internet. (diakses 1 Desember 2013)", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 218, "width": 398, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Firdaus Sinta Maulina (2019) Pengembangan Aplikasi Radio Streaming Dan On- Demand Berbasis Website Di Radio Suara Bangkalan FM", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 243, "width": 401, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Hadi Kurnia Saputra (2018) Rancang Bangun Sistem Informasi Pengarsipan Surat Menyurat (Studi Kasus Fakultas Teknik UNP).", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 269, "width": 401, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Harun Sujadi, Aqis Mutaqin (2017) Rancang Bangun Arsitektur Jaringan Komputer Teknologi Metropolitan Area Network (MAN) Dengan Menggunakan Metode Network Development Life Cycle (NDLC)", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 306, "width": 401, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Hengki Tamando Sihotang (2018) Sistem Informasi Pengagendaan Surat Berbasis Web Pada Pengadilan Tinggi Medan.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 332, "width": 401, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] M. Rizki Alpiandi (2016) Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Di SMP Negeri 2 Kecamatan Gaung Anak Serka.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 357, "width": 401, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] M. Saed Novendri, Ade Saputra, Chandra Eri Firman (2019) Aplikasi Inventaris Barang Pada MTS Nurul Islam Dumai Menggunakan PHP Dan MySQL", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 382, "width": 401, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Maffuh, Benyamin dkk. 1996. Penuntun Belajar Sosiologi II. Bandung: Ganeca Exact Bandung", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 408, "width": 401, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] Marliana B. Winanti & Endry Prayoga (2013) Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Di Sma Tamansiswa Sukabumi", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 433, "width": 401, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] Muhammad Rajab Fachrizal (2015) Protorype Sistem Informasi Pengelolaan Akademik Berbasis SMS Gateway Di SMA Negeri 22 Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 458, "width": 400, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Pranowo, Galih. 2009.Dampak negative internet http://www.beritanet.com/Technology/Berita-IT/internet-", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 483, "width": 148, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pornografipenipuancarding.html", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 496, "width": 401, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] Rani Puspita Dhaniawaty (2020) Sistem Informasi Tata Kelola Pemerintahan Desa Berbasis Web Pada Desa Cilayung Kabupaten Kuningan.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 521, "width": 359, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] Sudirman. 2007. Teknologi informasi dan komunikasi.Jakarta: Depdiknas.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 534, "width": 401, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] Suharno Pawirosumarto (2016) Pengaruh Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pengguna Sistem E-Learning", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 559, "width": 401, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] Suprihatin. 2011. Makalah Dampak Positif Dan Negatif Internet Bagi Kehidupan Remaja. Ponorogo", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 585, "width": 323, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] Syamsuardi. 2004. Teknologi informasi dan komunikasi yudistira.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 597, "width": 236, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] Tata Sutarbi (2012) Analisis Sistem informasi.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 610, "width": 401, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[22] Yulandra, Akhriwal. 2010. Perkembangan teknologi http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/perkembangan-teknologi-bagi-", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 635, "width": 373, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kehidupanmanusia-perkembangan-teknologi-bagikehidupan-manusia/ (diakses 1 Desember 2013)", "type": "Text" } ]
0f5600e3-2a26-44c0-8097-a2c98f66d3e7
https://jurnal.fkm.untad.ac.id/index.php/ghidza/article/download/24/24
[ { "left": 146, "top": 40, "width": 324, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 3 (2), 2019, 62-66", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 223, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 245, "width": 483, "height": 116, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eel fish ( Anguilla bicolor ) has a rich nutritional value include water-soluble vitamins (B and C) and fat-soluble vita- mins A, D, E, and K. The body neededvitamin A to help the formation of body tissues, bones, improves vision and sharpness of the eyes, to maintain healthy skin and hair, boost immunity, prevention of cancer and cataracts. This study aimed to compare the content of vitamin A in the in glass eel , yellow eel and silver eel phasetaken from Lake Poso Central Sulawesi. Purposive sampling method applied to get a sampling with criteria are type ( Anguilla bicolor ),ages (4,5 – 10 years), size (55 mm – 30 cm), and the sample must capturedat Lake Poso. Testing of vitamin A carried outus- ing HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Results showed that vitamin A in the glass eel, yellow eel and silver eel phase respectively are 24.36 mcg/100g; 204.53 mcg/100g; and 59.92 mcg/100g. ANOVA test results indi- cates that there are significant differences with value (P=0.000) for all phase. Eel fish ( Anguilla bicolor) glass eel, yel- low eel, and silver eel phase from Poso Lake, Central Sulawesi, can be used as a source of vitamin A in the form of processed foods and products .", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 372, "width": 269, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Eel fish ( Anguilla bicolor ), Vitamin A, Lake Poso", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 393, "width": 38, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 414, "width": 483, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ikan sidat ( Anguilla bicolor) memiliki nilai gizi yang sangat tinggi antara lain vitamin larut air (B dan C) dan larut le- mak A, D, E, dan K. Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh untuk membantu pemben- tukan jaringan tubuh, tulang, meningkatkan penglihatan dan ketajaman mata, memelihara kesehatan kulit dan rambut, meningkatkan kekebalan tubuh, anti kanker dan katarak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kan- dungan vitamin A pada fase glass eel , yellow eel dan silver eel asal Danau Poso Sulawesi Tengah. Penelitian ini dil- akukan di Laboratorium dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling berdasarkan kriteria seperti jenis ( Anguilla bicolor ) umur (4,5 – 10 tahun) dan panjang (55 mm – 30 cm ) asal Danau Poso Sulawesi Ten- gah. Pengujian vitamin A dilakukan dengan menggunakan metode KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi). Kadar vitamin A ikan sidat fase Glass eel sebanyak 24,36 mcg/100g, Yellow eel 204,53 mcg/100g, dan Silver eel 59,92 mcg/100g. Hasil statistik uji anova menunjukkan bahwa kadar vitamin A ikan sidat Anguilla bicolor fase Glass eel, Yellow eel, dan Silver eel berbeda signifikan (P=0,000). Ikan sidat ( Anguilla bicolor) fase Glass eel, Yellow eel dan Sil- ver eel asal Danau Poso Sulawesi Tengah dapat dijadikan sumber vitamin A baik dalam bentuk olahan makanan mau- pun produk", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 562, "width": 244, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Anguilla bicolor , Vitamin A, Danau Poso", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 583, "width": 281, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Korespondensi: Nur Pita Sari, Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 604, "width": 185, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.22487/j26227622.2019.v3.i2.13431", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 84, "width": 78, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 132, "top": 207, "width": 354, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima: 14 Agustus 2019; Revisi: 20 Desember 2019; Diterbitkan: 31 Desember 2019", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 61, "width": 137, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit: Universitas Tadulako", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 61, "width": 190, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2615-2851 dan e-ISSN : 2622-7622", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 109, "width": 442, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VITAMIN A IKAN SIDAT ( Anguilla bicolor ) ASAL DANAU POSO SULAWESI TENGAH", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 147, "width": 374, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vitamin A Sidat fish ( Anguilla bicolor ) from Lake Poso, Central Sulawesi", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 164, "width": 263, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nur Pita Sari*, Jamaluddin, Agustinus Widodo", "type": "Section header" }, { "left": 126, "top": 185, "width": 368, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako, Indonesia", "type": "Caption" }, { "left": 69, "top": 639, "width": 92, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 661, "width": 223, "height": 95, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Indonesia, ikan sidat banyak ditemui dibe- berapa daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan laut dalam seperti pantai Selatan pulau Jawa, pantai Barat pulau Sumatera, pantai Timur pulau Kali- mantan, pantai pulau Sulawesi, pantai kepulauan Ma- luku dan Irian Barat (Affandi, R 2013). Di sulawesi ikan sidat ditemukan diseluruh pantai atau sungai, penyebaran ikan sidat di Sulawesi paling banyak ter- dapat di Danau Poso (Mamangkey, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 756, "width": 224, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sidat ( Anguilla sp .) merupakan ikan dari ordo Anguilliformes yang tergolong dalam ikan katadromus. Ikan katadromus yaitu ikan yang bermigrasi diantara", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 639, "width": 224, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perairan tawar dan air laut (Hakim et al ., 2015). Hasil tangkapan ikan didanau Poso didominasi oleh jenis ikan sidat yaitu sekitar 40% dari total tangkapan sebe- sar 75,54 ton/tahun (Putri et a., 2016). Sidat memiliki kandungan nutrisi yang tinggi seperti EPA ( Eicosapetaeonicacid ) yang lebih dikenal dengan ome- ga-3, DHA (Docasahexaeonic acid) dan vitamin (Sudaryono et al, 2013). Selain itu sidat juga merupa- kan salah satu ikan yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi salah satunya adalah vitamin seperti vitamin A, B 1, B 2, B 6, C, dan D (Sasongko, 2017). Vitamin adalah Sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme yang tidak", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 224, "height": 128, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dihasilkan ditubuh. Senyawa Vitamin digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal (Affandi, R 2013). Vitamin A merupakan komponen tambahan dari makanan yang berperan sangat penting dalam gizi manusia. Vitamin dapat di kelompokan da- lam dua golongan utama yaitu vitamin yang larut air dan vitamin yang larut lemak (Ikromatun, 2018). Kan- dungan gizi yang terdapat dalam ikan sidat ini terdiri atas 303 gram karbohidrat, 14 gram protein, 19 gram lemak, 200 gram fosfor, 20 gram zat besi, 1600 SI vit- amin A, 0,01 mg vitamin B, 2 mg vitamin C dan kadar air 58 gram (Affandi,R 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 224, "height": 128, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai kadar vitamin A pada ikan sidat ( Anguilla bicolor ) fase glass eel , yellow eel , dan silver eel asal Danau Poso Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan 3 fase untuk mengetahui perbandingan kadar vitamin A pada 3 fase tersebut. Sampel ikan si- dat diambil di Danau Poso Sulawesi Tengah karena di Danau Poso terdapat tempat penangkaran dan budi- daya ikan sidat. Karna saya ingin melihat apakah pada fase glass eel, yellow eel , dan silver eel terdapat per- bandingan kadar vitamin A yang terkandung pada ikan sidat..", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 339, "width": 125, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 361, "width": 30, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 372, "width": 226, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan yang diperlukan antara lain Ikan Sidat ( Anguilla bicolor) berukuran Glass eel, Yellow eel, Sil- ver eel yang berasal dari Danau Poso Sulawesi Ten- gah, retinyl acetate, etanol 95%, asetat, asam pirogalat, KOH 50%, THF-etanol, larutan induk vitamin A aseton, gas nitrogen, asam asetat glacial, larutan standar vitamin A.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 76, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preparasi Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 457, "width": 224, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel dibersihkan terlebih dahulu, dicuci dengan air mengalir hingga bersih untuk mengilangkan lendirnya dan organ dalamnya (isi perut dan insang). Dan dilakukan pencucian kembali. Setelah sampel dibersihkan, daging sampel ikan dipisahkan dengan tu- lang-tulang yang menempel di daging tersebut, dan kemudian sampel dipotong-potong menjadi ukuran yang kecil, lalu diblender hingga homogen dan tempat- kan pada wadah bersih lalu ditutup, disimpan dalam freezer sampai saatnya akan dianalisis (Yusuf, dkk., 2012) Prosedur Analisis Analisis Kualitatif", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 594, "width": 224, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penentuan adanya vitamin A yaitu daging ikan sidat yang sudah di blender menjadi halus lalu disaring sehingga menghasilkan filtrat dan lalu di masukan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml. Kemudian dit- ambahkan kloroform sebanyak 10 tetes samapi tercam- pur dengan baik kemudian ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan sepucuk sendok Kristal Sbc. Hasil positif apabila terjadi perubahan warna biru tua. Analisis Kuantitatif Pembuatan Larutan Standar Vitamin A", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 700, "width": 223, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditimbang 55 ± 0,1 mg retinyl acetate kedalam labu ukur 100 ml kemudian dilarutkan dengan <3 ml aseton sampai larut ditambahkan etanol 90% sampai tanda tera kemudian dihomogenkan (Larutan induk vitamin A asetat 500 mg/L stabil selama 2 minggu da- lam suhu 4°c dan terhindar dari cahaya) kemudian dipipet 20 ml larutan induk ke dalam piala gelas 100 ml kemudian ditambahkan 20 ml etanol 95% dan 50 mg asam pirogalat kemudian dihomogenkan, selanjut-", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 72, "width": 223, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nya dilewatkan diatas gas nitrogen sebelum dipanas- kan, setelah itu ditambahkan KOH 50% sebanyak 10 ml, lalu dikocok larutan dan dipanaskan dalam water- bath pada suhu 80°c selama 45 menit dan dikocok se- tiap 10 menit, kemudian larutan didinginkan dan dit- ambahkan 10 ml asam asetat glacial, selanjutnya did- inginkan kembali hingga suhu ruang, kemudian larutan dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan larutan dengan THF-etanol 95% (1:1) dan di- homogenkan, selanjutnya(larutan standar vitamin A 100 mg/L) didiamkan selama 1 jam pada suhu ruang atau selama 24 jam dalam lemari pendingin (AOAC,2011)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 210, "width": 80, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 228, "width": 224, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebanyak 5 gram sampel Ikan Sidat ( Anguilla bicolor ) yang telah dihaluskan ditambahkan etanol 70 ml dan 50% KOH kemudian diinkubasi pada suhu 90- 95 0C selama 45 menit lalu didinginkan pada suhu ruang. setelah itu ditambahkan n-Heksan 30 ml yang mengadung BHT ( Butil Hidroksi Toluen ) dikocok pelan-pelan tunggu sampai membentuk 2 lapisan dan dibuang lapisan bawah (sampel) diambil filter n- heksan kemudian diukur pH 7-7,5 setelah itu diuapkan menggunakan evaporator hingga terbentuk ekstrak kental kemudian ditambahkan 5 ml methanol dan dilakukan penyaringan menggunakan syring filter setelah itu dianalisis menggunakan KCKT.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 366, "width": 224, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan Data Data yang diperoleh pada pengujian kadar vita- min A dianalisis dengan menggunakan uji Anova yang dimana uji Anova digunakan untuk menganalisis per- bandingan setiap fasenya. Analisis perbandingan kadar vitamin A pada Fase Glass eel, Yellow eel dan Silver eel asal Danau Poso dapat dilakukan dengan Uji SPSS .", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 459, "width": 44, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 483, "width": 224, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis kandungan vitamin A pada ikan sidat ( Anguilla bicolor ) fase Glass eel, Yellow eel dan Silver eel asal danau Poso Sulawesi Tengah dengan menggunakan Uji kualitatif dan preaksi Carr-Price un- tuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan vitamin A dalam ikan sidat didapatkan hasil perubahan warna coklat muda menjadi biru tua, menandakan bahwa hasil yang didapatkan positif mengandung vitamin A (Tabel 1).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 591, "width": 224, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian vitamin A pada ikan sidat ( Anguilla bicolor ) fase Glass eel, Yellow eel dan Silver eel asal danau Poso Sulawesi Tengah menggunakan metode SPSS menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kadar vitamin A ikan sidat diantara ke- tiga fase sampel dengan nilai p<0,05. Sampel dengan kadar vitamin A ikan sidat tertinggi sampel Yellow eel yaitu rata-rata 204,53 dan terendah yaitu Glass eel sebesar 24,36 (Tabel 2).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 699, "width": 224, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian kadar vitamin A yang telah dil- akukan menggunakan KCKT menunjukan bahwa kan- dungan vitamin A pada ikan sidat pada ikan sidat ( Anguilla bicolor ) fase Glass eel yaitu 24,36 , Yellow eel 204,53 dan Silver eel 59,92 mcg/100g asal danau Poso Sulawesi Tengah (Gambar 1).", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 771, "width": 197, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penentuan kadar vitamin A menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 39, "width": 234, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 3 (2), 2019, 63", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 223, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "metode KCKT yang dikonversi dalam internasional unit yang dilakukan pada ikan sidat pada ikan sidat ( Anguilla bicolor ) fase Glass eel yaitu 81,2 , Yellow eel 681,76 dan Silver eel 199,73 IU/100g asal danau Poso Sulawesi Tengah (Gambar 2).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 84, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 601, "width": 224, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pengujian vitamin A ikan sidat ( Anguilla bicolor ) fase glass eel , yellow eel dan silver eel dil- akukan dengan 2 kali pengujian yaitu kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan vitamin A pada ikan tersebut, pada uji kualitatif menggunakan metode uji reaksi kimia dengan melakukan uji vitamin A. Penggunaan reagen pada penelitian ini digunakan untuk menen- tukan akhir terjadinya suatu reaksi yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna biru tua yang me- nandakan postif mengandung vitamin A. Pada pen- gujian analisis kualitatif menggunakan ekstrak ikan di reaksikan dengan pelarut non polar (kloroform) dan ditambahkan dengan Sbcl 3 akan berubah menjadi warna biru dimana senyawa tersebut mengandung vita- min A.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 771, "width": 196, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vitamin A bersifat polar akan larut dalam", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 501, "width": 226, "height": 159, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kloroform yang bersifat non polar yang terkandung da- lam reagen Carr-price , ketika vitamin A bereaksi dengan Sbcl 3 akan mengalami pengurangan electron sehingga menjadi lebih kompleks dengan hilangnya gugus hidroksil, dan gugus hidroksil bereaksi dengan gugus Sbcl 3 sehingga menjadi Sbcl 3 OH. Dengan adan- ya Sbcl 3 akan menyebabkan reaksi adisi dimana reaksi asidisi adalah reaksi pengabungan dua atau lebih suatu produk tunggal yang ditandai dengan hilangnya ikatan rangkap. Vitamin A akan pecah menjadi retinol dan asam lemah sehingga dapat bereaksi, lalu penambahan asam asetat ninhidrin untuk memberikan reaksi warna pada vitamin A dan Kristal Sbcl 3 yang didalamnya ter- dapat kepingan atau Kristal kuning pucat sehingga menghasilkan warna biru tua (Oyetade,2012).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 660, "width": 224, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap analisis vitamin A menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) menggunakan fase terbalik dimana fase diamnya C18 (4 x 250 mm) Pada KCKT kolom merupakan bagian yang sangat penting, karena pemisahan komponen- komponen sampel terjadi di dalam kolom (Susanti dan Dachrriyanus, 2017). Kolom yang digunakan adalah Acquity BEH C18. Menurut Nollet (2013) kolom C 18 dapat digunakan pada penetuan vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan K. Kolom ini mampu memisahkan senyawa dengan kepolaran yang rendah, sedang mau- pun tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 39, "width": 234, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 3 (2), 2019, 64", "type": "Page header" }, { "left": 214, "top": 73, "width": 191, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Uji Kualitatif dan Preaksi Carr-price", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 94, "width": 444, "height": 180, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Ikan Sidat ( anguilla bicolor ) Hasil reaksi Perubahan warna Perlakuan I Perlakuan II 1 glass eel + + Coklat muda —> Biru tua 2 yellow eel + + 3 silver eel + + Keterangan : (+) = sampel mengandung vitamin A, (-) = sampel tidak mengandung vitamin A Tabel 2 Hasil Uji Anova Ikan Sidat Kadar Vitamin A Uji anova Rata-rata (mcg/100g) Standar deviasi Glass eel 24,36 0,155 0,000 yellow eel 204,53 0,106 Silver eel 59,92 0,007", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 435, "width": 185, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Hasil Analisis kadar Vitamin A", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 430, "width": 471, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Anguilla bicolor ) Fase Glass eel , Yellow eel dan Silver eel asal Danau Poso Sulawesi Tengah dengan menggunakan KCKT Gambar 2 diagram hasil penentuan kadar vitamin A pada ikan sidat ( Anguilla bicolor ) fase Glass eel, Yellow eel dan Silver eel asal Danau Poso Sulawesi Tengah yang dikonversi dalam Internasional Unit (UI)", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 71, "width": 223, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Detector PDA ( photodiode-array detector ) dapat menampilkan kromatogram pada panjang ge- lombang yang di inginkan (biasanya antara 190-400 nm) detector ini mampu memberikan kumpulan kro- matogram secara simultan pada panjang gelombang yang berbeda dalam sekali proses dengan demikian de- teksi pada PDA dapat memberi daya serap tinggi dari setiap vitamin sehingga dapat digunakan untuk pada penetuan kadar vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) pada panjang gelombang tertentu (Antakli,Sarkees & sarraf, 2015). Fase gerak pembawa yang digunakan bersifat polar yaitu berupa aquabides dan metanol karena dapat melihat perbandingan yang mampu menghasilkan peak standar yang sesuai yang bertujuan untuk menghasilkan analisis yang baik (Hendrayana, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 249, "width": 225, "height": 297, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji kuantitatif ikan sidat ( Anguilla bicol- or ) fase glass eel, yellow eel dan silver eel menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dapat dilihat pada gambar 4.1 hasil pengujian menunjukan bahwa kadar vitamin A yang lebih tinggi pada ikan sidat jenis ( Anguilla bicolor ) pada fase yel- low eel lebih tinggi dibangdingkan silver eel , se- dangkan glass eel lebih rendah dibandingkan silver eel . Berdasarkan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh (jamaluddin, 2018) pada ikan sidat ( Anguilla mar- morata Quoy gaimard) dimana hasil yang didapatkan lebih tinggi pada fase silver eel (973 mcg/100g) se- dangkan pada fase glass eel (401 mcg/100g) dan yel- low eel (726 mcg/100g) mendapatkan hasil yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil tersebut ikan sidat jenis ( Anguilla marmorata Quoy gaimard) pada masing- masing fase hidupnya lebih tinggi kadar vitamin A dibandingkan ikan sidat jenis ( Anguilla bicolor ) pada setiap fasenya. Komposisi vitamin A ikan sangat bervariasi antara spesies satu dan spesies lainnya ter- gantung pada spesies, usia, jenis kelamin, lingkungan dan musim (Alasalvar et al. 2011). Pada penelitian yang telah di lakukan oleh Nurjannah dkk (2010) kan- dungan vitamin A pada ikan gurami pada 3 ukuran yang berbeda di peroleh hasil tertinggi pada ikan gura- mi ukuran besar yaitu 938 IU/100 g, dan terendah pada ikan gurami ukuran kecil yaitu 590 IU/100 g se- dangkan ukuran sedang yaitu 750 IU/100 g.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 546, "width": 223, "height": 244, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satuan IU menyatakan besarnya potensi atau konsentrasi suatu senyawa. Satuan takaran vitamin A yang digunakan adalah internasional unit (IU) , dimana 1 mcg setara dengan 3,3 IU (Adriani dan Wijatmadi, 2012). Hasil analisis vitamin kuantitatif vitamin A yang dikonversikan kedalam Internasional Unit yaitu pada fase yellow eel tertinggi sedangkan yang terendah yaitu glass eel . Daging ikan sidat mengandung bebera- pa jenis vitamin, untuk 100 gram daging ikan sidat mengandung 5000 IU vitamin. Kebutuhan vitamin A per hari pada bayi dibutuhkan 100 gram daging ikan sidat pada fase glass eel, yellow eel , dan silver eel . Un- tuk dewasa dimana membutuhkan 300 gram daging ikan sidat fase glass eel, 200 gram fase yellow eel , dan 100 gram fase silver eel. Sedangkan untuk pemenuhan nutrisi mikro dibutuhkan 500 gram fase glass eel, 300 gram fase yellow eel dan 200 gram fase silver eel. Hasil uji Anova menggunakan SPSS, menun- jukan adanya perbedaan signifikan kadar vitamin A fase glass eel, yellow eel dan silver eel (P < 0,05) vita- min A pada fase yellow eel lebih tinggi dibandingkan dengan fase glass eel, silver eel. Perbedaan ini diaki- batkan pada fase yellow eel lebih banyak mengonsum-", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 71, "width": 223, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "si makan dari dua perairan yaitu air laut dan danau se- hingga kadar vitamin A yang dimiliki pada fase ini lebih tinggi dibandingkan fase lain", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 111, "width": 98, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 135, "width": 224, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji perbandingan vitamin A terdapat perbedaan yang signifikan bahwa kadar vitamin A ikan sidat berdasarkan hasil uji anova dengan tingkat signifikansi (p < 0,05). Kadar vitamin A ikan sidat ( Anguilla bicolor ) fase glass eel menunjukan kadar sebanyak 24,36 mcg/100g, yellow eel 204,53 mcg/100g, dan silver eel 59,92 mcg/100g.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 231, "width": 95, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 254, "width": 224, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adriani, M. Wijatmadi, B. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat . Kencana Prenada Media Group. Ja- karta.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 285, "width": 223, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Affandi, R. Budiardi, T. Wahyu, I.R. Taurusman, A.A. (2013). Pemeliharaan ikan sidat dengan sistem Air Bersirkulasi. Jurnal Ilmiah Pertanian Indo- nesia. Vol,18q (1) : 55-6", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 328, "width": 223, "height": 201, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alasalvar, C. Shahidi, F. Miyashita, K. Wanasundara, U. (2011). Hanbook of Seafood Quality, Safety and Health Application. Iowa (US): Wiley Blackwell Antakli, S., Sarkees, N., & Sarraf, T. (2015). Determi- nation of water-soluble vitamins B1, B2, B3, B6, B9, B12, and C on C18 with particle size 3µM I some manufactured food products by HPLC with UV-DAD/FLD detection. Interna- tional journal of pharmacy and pharmaceutical Sciences , 7(6), 219-224 Aoyama, j. (2009). Life History and Evolution Of Mi- gration in Catadormus Eels (anguilla sp.). Aqua- Bio ScienceMonograph (AMSM)., II (1), 1-42 Association of Official Analitycal Chemist [AOAC]. (2011). Official Method Of Analysis of The As- sociation of Official Analytical pf chemist. Air- lington, Virginia, (US): Association of Official Analytical Chemist, inc.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 529, "width": 224, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hakim, A. A., Kamal, M. M., Butet, N. A., Affandi, R. (2015). Komposis spesies ikan sidat ( Anguilla Sp.) didelapan sungai yang bermuara ke pelabuhan Ratu, Sukabumi, Indonesia. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,-- 7(2), 573- 585.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 593, "width": 223, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hastarini E, Fardiaz D, Irianto HE, Budijanto S. 2012. Karateristik minyak ikan dari limbah pen- golahan fillet ikan patin siam (Pangasius hypop- thalmus) dan patin djambal (Pangasius djam- bal) . Agitech. 32(4): 403-410 Hendayana, S. (2010). Kimia pemisahan metode kro- motografi dan elektroforesis modern, Bandung: Program pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia & remaja rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 688, "width": 223, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jamaluddin., Widodo, A., Mufliha, N. (2018). vitamin a ikan sidat (anguilla marmorata) asal sungai pa- lu dan danau poso.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 720, "width": 223, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kapil., dan Sachdev HPS. (2013) Massive dose vita- min Aprogramme in india-need for a targeted approach. indian journal medical reseatch, 138, 411-417", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 762, "width": 224, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mamangkey, J. J. (2010). Biopopulasi Ikan Endemik Butini (Glossogobius matanensis) Di Danau", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 39, "width": 234, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 3 (2), 2019, 65", "type": "Page header" }, { "left": 69, "top": 71, "width": 223, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Towuti. Sulawesi Selatan. Disertai (S3) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Nafsiyah, I, dkk (2018). Kompoisi Nutrisi Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla marmora- ta. Jurnal Pengolahan Hadil Perikanan Indone- sia. 21(3): 504-512", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 135, "width": 223, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nollet, Leo M. L. and F. Toldra. (2013). Food Analy- sis by HPLC, 3rd Edition. CRC Press. New York.", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 167, "width": 223, "height": 117, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "O. A. Oyetade. (2012). Stability Studies on Ascorbic Acid (vitamin C) from Different Sources. vol- ume 2 Nigeria : Osun State Polytechnic Purwitasari D, dan Maryanti D. 2009. Buku Ajar Gizi dalam kesehatan Reproduksi Teori dan Prak- tikum . Yogyakarta: Nuha Medika. Putri, A. A. B., Yuliet., Jamaluddin. (2016). Analisis kadar albumin ikan sidat ( Anguilla marmorata dan Anguilla bicolor ) dan uji aktivitas penyem- buhan luka terbukan pada keinci ( Oryctolagus cuniculus ). Galenika Journal of Pharmacy, 2(2),", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 71, "width": 26, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90-95", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 82, "width": 224, "height": 202, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sasongko, H., Efendi, N. R., Budihardjo, A., Farida, Y., Amartiwi, T., Rahmawati, A. A., Wicak- sono, A., Sugiyanto. (2017). Solvent and extrac- tion methos effects on the quality of eel ( Anguilla bicolor ) oil. Journal of Physics. Con- ferensi Series, 795 (2017) 012021. DOI:10.1088/1742-6596/795/1/012021. Sudaryono, A., Putro, S. P., dan Susmito. (2013). Tin- jauan Potensi pengembangan dan aplikasi teknologi budidaya sidat. Konferensi Aquakultur Indonesia (hal. 383-388) Swarjana, I Ketut (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit ANDI. Yusuf, Y. (2012). Mesomeri Jurnal Jurnal Riset Sains Dan Kimia Terapan Analisa Kadar Logam Tim- bal (Pb) Pada Ikan Mas Hasil Persilangan Yang Dibudidayakan Pada Keramba Jaring Apung Waduk Cirata Jawa Barat. Jurnal Riset Sains Dan Kimia Terapan , 1 (1), 3–4.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 39, "width": 234, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 3 (2), 2019, 66", "type": "Page header" } ]
cca0be81-281c-6491-ef7e-828676a494cc
https://jurnal.saburai.id/index.php/teknik/article/download/1593/1194
[ { "left": 407, "top": 63, "width": 145, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknika Sains Volume 07, Nomor 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 110, "width": 421, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kaji Eksperimental Konversi Biomassa Sampah Menjadi Bahan Bakar Terbarukan Menggunakan Proses Torefaksi", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 163, "width": 383, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Experimental Study of Conversion of Waste Biomass into Renewable Fuel Using the Torrefaction Process", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 214, "width": 194, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agus Apriyanto 1* , Muh Tohirin 2", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 243, "width": 271, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Program studi Teknik Mesin, Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai *Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 286, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 442, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber energi primer nasional saat ini masih bertumpu pada bahan bakar fosil, yakni minyak bumi, gas alam dan batubara. Sementara kebijakan pemerintah menuntut penggunaan energi alternatif mendapat porsi yang lebih besar dimasa yang akan datang. Sampah biomassa berpotensi tinggi sebagai bahan baku bioenergi. Teknologi peningkatan nilai energinya untuk menghasilkan bahan bakar padat berkalori tinggi adalah melalui proses torefaksi. Penelitian ini bertujuan menginvestigasi karakterisik bahan bakar produk torefaksi dalam skala yang lebih besar sebagai persiapan untuk skala industri. Hasil karakteristik diketahui melalui pengujian nilai kalor, pengujian proksimat dan ultimat. Torefaksi dilakukan pada temperatur 250, 275, 300oC pada tekanan atmosfer tanpa oksigen dengan massa umpan sampah biomassa sebanyak 1 kg waktu tinggal 30 menit dan waktu pendinginan 5 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses torefaksi sampah biomassa dapat menghasilkan bahan bakar padat dengan nilai kalor tertinggi sebesar 5425 kcal/kg, setara dengan batubara subbituminus B, yang diperoleh pada temperatur 275°C. Bahan bakar padat berkualitas baik memiliki kadar air, kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah serta memiliki karbon terikat dan nilai kalor yang tinggi. Selain itu, dari hasil pengujian proksimat dan ultimat terbukti bahwa kandungan fixed carbon yang semakin tinggi dan turunnya rasio atom O/C akan meningkatkan nilai kalor produk padatan hasil torefaksi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 357, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Torefaksi, Limbah Biomassa, Analisis Ultimate, Nilai Proksimat dan Kalor", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 508, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 442, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Earthquakes are natural vibrational events from the oceans as well as from the earth, after which entering the earth's surface impacting the earth is broken into fragments. Bandar Lampung city and surrounding areas are safe zones, but on Friday, August 02, 2019 at 19.03 WIB a tectonic earthquake of magnitude 7.4 occurred in Banten and surrounding areas the earthquake had the potential for tsunami to be felt in west Java and Bandar Lampung city. Therefore, a case study was conducted on the analysis of the dynamic behavior of the building, the period of shaking, the strength of the building and the shear force. This research was conducted by surveying the location and applying for data to the party who handled the planning of the Lampung Bank Archive Building and then conducted modeling analysis using a computer program, namely Etabs C 19.0.0 while for data analysis using Microsoft Office Excel 2016. From the results of modeling and data analysis obtained Period T = 1.261 The largest rigidity value due to earthquake load X is 2157.14 kN / m while the smallest rigidity value is 1575.02 kN / m. The largest rigidity value of earthquake load Y is 2157.14 kN / m and the smallest rigidity value is 2157.14 kN / m. Shape1 mode experienced x direction translation by 84.62% and Shape Mode 2 experienced y direction translation by 66.18%, Shape Mode experienced z direction rotation by 65.92%. Gaya slide static base V static at 459.84 kN. Gaya sliding dynamic base V dynamic for earthquake direction x and earthquake direction y obtained by 461.02 kN and 459.70 kN respectively.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 311, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Biomass Waste, Ultimate Analysis, Proximate and Calorific Value", "type": "Text" }, { "left": 407, "top": 41, "width": 145, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknika Sains Volume 07, Nomor 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 145, "top": 88, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 216, "height": 397, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Produksi sampah di Indonesia diperkirakan mencapai 45,5 juta ton pertahun yang mencakup sampah rumah tangga, sampah komersial, industri dan sampah diarea umum lainnya. Sampah biomassa berlignoselulosa merupakan sumber energi potensial untuk energi terbarukan[1]. Kebijakan energi Indonesia yang tertuang dalam Laporan Dewan Energi Nasional 2014 menargetkan kontribusi minyak bumi terhadap bauran energi nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 25%, sedangkan untuk gas bumi adalah sebesar 22%, dan batubara sebesar 30%, dan total Energi baru dan Terbarukan (EbT) sebesar 23%. Sedangkan untuk tahun 2050, persentase kontribusi masing-masing jenis energi adalah minyak bumi sebesar 20%, gas bumi sebesar 24%, batubara sebesar 25%, dan total EbT sebesar 31%. Dari total penggunaan EbT, kontribusi sumber energi yang berasal dari biomassa sampah ditetapkan sebesar 5,1% pada tahun 2025 dan 6,4% tahun 2050. Dengan kata lain, penggunaan biomassa sampah sebagai sumber energi terbarukan yang di tahun 2015 baru sebesar 2,0% meningkat 2,6 kali lipat pada tahun 2025 dan 3,2 kali lipat pada tahun 2050 [2][3].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 216, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampah biomassa mengandung material yang berpotensi diolah menjadi sumber energi yang tersimpan dalam bentuk ikatan kimia antara karbon, hidrogen dan oksigen[4]. Jika ikatan kimia itu dirusak, bahan organik akan melepas energi kimia dalam fase gas, cair dan padat[5]. Namun di dalam aplikasinya, penggunaan sampah secara langsung sebagai bahan bakar masih banyak memiliki kendala, di antaranya nilai kalor dan densitas energi yang rendah, kandungan air yang tinggi dan komponen yang heterogen serta sifatnya higroskopiknya[6]. Selain itu sampah biomassa juga memiliki potensi sumber penyakit dan bau yang busuk[7]. Akan tetapi apabila dalam pegolahan sampah digunakan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 216, "height": 398, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "metode yang tepat maka dapat diperoleh bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil. Salah satu teknologi pengolahan sampah yang dapat menghasilkan bahan bakar dengan kualitas setara batubara adalah proses torefaksi[8]. Torefaksi merupakan proses pirolisis ringan pada temperatur 200- 300  C pada tekanan atmosfer tanpa oksigen[9]. Keunggulan torefaksi adalah proses yang berlangsung pada temperatur dan tekanan yang relatif rendah serta efisiensi konversi energi yang cukup tinggi yaitu sekitar 90%[10]. Keunggulan lain dari torefaksi biomassa adalah menghasilkan produk yang lebih rapuh, memiliki densitas energi yang lebih tinggi dan bersifat hidrofobik dan lebih tahan terhadap serangan jamur dibandingkan dengan biomassa mentah, sehingga lebih mudah dalam transportasi, penanganan, dan penyimpanan. Selain itu, torefaksi meningkatkan hasil energi biomassa produk torefaksi karena peningkatan kandungan karbon[11]. Karena sifat-sifat yang ditingkatkan ini, nilai dalam hal kandungan karbon dan nilai kalor dari biomassa yang dikeringkan sebagai bahan bakar secara signifikan lebih tinggi daripada biomassa mentah[12].", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 489, "width": 216, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian torefaksi yang dilakukan oleh penulis dan tim terhadap biomassa sampah mengggunakan reaktor kontinu skala lab diharapkan mendapatkan arang yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar padat berkualitas setara dengan batubara. Karakteristik produk torefaksi akan dieveluasi menggunakan uji nilai kalor, hasil pengujian proksimat dan ultimat, serta perolehan massa dan energi (mass and energy yield).", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 655, "width": 134, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 682, "width": 216, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan penelitian meliputi, persiapan bahan dan proses torefaksi dengan tiga variasi temperatur dan pengujian arang hasil torefaksi. Diagram penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 . Penentuan sampel", "type": "Text" }, { "left": 407, "top": 41, "width": 145, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknika Sains Volume 07, Nomor 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 778, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 216, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperoleh dengan cara mensimulasikan komposisi yang lazim untuk sampah perkotaan terutama di kawasan umum. Pada kawasan umum biasanya mengandung sedikit sampah sisa makanan yang terdiri dari nasi, kulit jeruk dan kulit pisang dan didominasi oleh daun-daun yang berserakan akibat pohon-pohon yang ada di ruang terbuka hijau (RTH) tata kota.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 350, "width": 148, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Diagram Alir Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 95, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persiapan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 216, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komponen sampah biomassa yang dipilih sebagai sampel adalah daun, ranting, nasi, kulit jeruk dan kulit pisang. Daun mewakili komponen sampah yang berasal dari kelompok daun-daunan termasuk sisa makanan dari jenis sayur-sayuran. Ranting pohon mewakili komponen sampah yang mengandung sifat kayu- kayuan. Nasi mewakili sisa makanan yang berasal dari komponen makanan pokok. Sementara kulit pisang dan kulit jeruk mewakili komponen sampah dari kulit buah-buahan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Komposisi sampah untuk eksperimen torefaksi ditentukan masing – masing nasi sebesar 19%, dari total massa, kulit jeruk 10,5%, kulit pisang 10,5 %, daun 46% dan ranting 14%. Kelima sampel tersebut kemudian dicampur menjadi satu sehingga homogen selanjutnya dilakukan pencacahan menggunakan mesin pencacah untuk menghasilkan ukuran partikel yang seragam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 216, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ukuran partikel ± 1-3 cm dan dikeringkan hingga kadar air ± 8-10% kemudian dipindahkan ke dalam wadah", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 216, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kedap udara sampai eksperimen torrefaksi dilakukan. Kandungan lignoselulosa sampel mentah masing-masing diuji terlebih dahulu menggunakan Standar SNI 14-1304-1989 untuk uji hemiselulosa, SNI 0492-2008 untuk lignin dan in house method untuk total selulosa dan hasilnya adalah kulit pisang memiliki komposisi 10,03% hemiselulosa, 34,32% selulosa dan 24,32% lignin. Kulit jeruk memiliki komposisi 19,53%", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 226, "width": 216, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hemiselulosa, 45,32% selulosa dan 14,16% lignin. Daun memiliki komposisi 10,15% hemiselulosa, 29,33% selulosa dan 35,14% lignin. Ranting memiliki komposisi 14,54% hemiselulosa, 51,59 % selulosa dan 39,66% lignin.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 315, "width": 117, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksperimen Torefaksi", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 335, "width": 216, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peralatan yang digunakan dalam eksperimen ini adalah reaktor torefaksi kontinu skala lab, dapat dilihat pada Gambar 2. Torefaksi sampah biomassa dilakukan pada temperatur 250, 275 dan 300°C, dengan masa umpan sebanyak 1 kg, waktu tinggal selama 30 menit dan waktu pedinginan 5 menit. Laju peningkatan temperatur 5 -6°C/menit dan membutuhkan waktu selama 30-45 menit untuk sampai pada temperatur torefaksi. Sifat-sifat bahan bakar produk torefaksi kemudian ditentukan melalui pengujian nilai kalor, serta analisis proksimat dan ultimat.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 672, "width": 167, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 . Reaktor torefaksi kontinu [4]", "type": "Caption" }, { "left": 312, "top": 696, "width": 119, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa dan Pengujian", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 715, "width": 216, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis proksimat dilakukan pada bahan baku dan arang hasil proses torefaksi, dilakukan untuk mengetahui komponen", "type": "Text" }, { "left": 407, "top": 41, "width": 145, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknika Sains Volume 07, Nomor 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 216, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyusun bahan bakar padat seperti kandungan Moisture Content /MC (ASTM D–1762-84), Ash Content (ASTM D–3174- 93), Volatile Matter /VM (ASTM D–1762-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 219, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84), dan Fixed Carbon /FC (ASTM D– 1762- 84). Uji ultimat dilakukan untuk mengetahui komposisi hidrokarbon bahan bakar yang dinyatakan dalam unsur elemen dasar yaitu C, H, N, O, S.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 216, "height": 260, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai kalor ditentukan dengan menggunakan Bomb Calorimeter dan dinyatakan dalam kilo kalori per kilogram (Kkal/kg). Sebanyak satu gram sampel dimasukan ke tempat sampel (crubicle). Sampel dihubungkan dengan ujung sehelai benang sepanjang 8 cm (nilai kalor 67.716 kal). Benang tersebut diikatkan pada sepotong kawat besi sepanjang 10 cm (nilai kalor 3.183 kal) yang kedua ujungnya terhubung pada batang penyangga crubicle di dalam bomb. Bomb ditutup dan diisi dengan gas oksigen hingga mencapai tekanan 25 atm. Bejana kalorimeter diisi air sebanyak ± 1 L dan disisipkan termometer. Bomb yang berisi sampel dimasukkan ke dalam bejana kalorimeter dan dihubungkan dengan arus listrik. Pembacaan suhu termometer dilakukan setiap 1 menit selama", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 54, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5–8 menit.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 113, "width": 141, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑦𝑚 = 𝑚𝑏𝑖𝑜𝑐ℎ𝑎𝑟 𝑚𝑓𝑒𝑒𝑑𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 x 100%", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 159, "width": 216, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perolehan massa ( mass yield ) dan energy ( energy yield ) masing-masing dihitung dengan persamaan (1) dan persamaan (2) [5]. Hasil perhitungan ini menunjukan seberapa jauh proses torefaksi dapat meningkatkan kualitas sifat-sifat pembakaran dari sampah biomassa.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 268, "width": 163, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑦𝑚 = 𝑚𝑏𝑖𝑜𝑐ℎ𝑎𝑟 𝑚𝑓𝑒𝑒𝑑𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 × 100% (1)", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 304, "width": 164, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑦𝑒 = 𝐻𝐻𝑉𝑏𝑖𝑜𝑐ℎ𝑎𝑟 𝐻𝐻𝑉𝑓𝑒𝑒𝑑𝑠𝑡𝑡𝑜𝑐𝑘 × 100% (2)", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 342, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 370, "width": 212, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian sampel dilakukan pada kondisi kering. Perubahan struktur kimia komponen sampah biomassa akibat dekomposisi termal selama proses torefaksi menghasilkan produk dengan sifat-sifat yang baru. Hasil analisa karakteristik produk torefaksi dapat dilihat pada Tabel 1 .", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 488, "width": 305, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 . Nilai Kalor, Proximat, Ultimat Bahan Baku Dan Produk Torefaksi", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 140, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penurunan massa padatan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 216, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian torefaksi menunjukan prediksi perubahan hasil produk dengan berubahnya temperatur torefaksi selama waktu tinggal 30 menit. Dengan kondisi parameter proses yang divariasikan dalam penelitian ini, kenaikan temperatur reaktor menurunkan hasil produk padatan, seperti ditunjukkan oleh Gambar 3 . Efek tersebut konsisten dengan teori bahwa meningkatnya", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 599, "width": 216, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "temperatur proses torefaksi akan menyebabkan devolatilisasi produk padatan yang lebih ekstensif dan dengan demikian menghasilkan produk padatan yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 515, "width": 417, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moisture Content Abu Volatile Matter Fixed Carbon C H N S O Non Torefaksi 4.758,08 8,46 4,95 74,00 21,05 42,60 6,31 1,67 0,16 44,78 1,05 0,15 T250 5.026,16 3,19 5,85 71,81 22,34 49,34 6,10 1,49 0,10 37,31 0,76 0,12 T275 5.424,60 4,07 7,42 59,98 32,60 53,26 5,63 1,75 0,09 32,04 0,60 0,11 T300 5.151,29 7,52 9,32 59,05 31,63 49,21 5,46 1,52 0,08 35,35 0,72 0,11", "type": "Table" }, { "left": 480, "top": 508, "width": 35, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "O/C H/C", "type": "Picture" }, { "left": 101, "top": 500, "width": 341, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temperatur ( °C) HHV (kcal/kg) Analisis Proksimat (adb) (%) Analisis Ultimat (adb) (%)", "type": "Table" }, { "left": 407, "top": 63, "width": 145, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknika Sains Volume 07, Nomor 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 284, "width": 179, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Grafik penurunan masa padatan", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 216, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Massa padatan yang tersisa pada temperatur 300 o C paling sedikit yaitu 527 gram, sedangkan massa padatan paling banyak dihasilkan pada temperatur 250 o C yaitu sebanyak 764 gram. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi temperatur torefaksi maka akan menyebabkan", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 407, "width": 122, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semakin banyaknya", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 216, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kandungan lignoselulosa pada komponen penyusun sampah biomassa yang terdekomposisi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 216, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyebab utama kehilangan massa pada proses torefaksi biomassa adalah terdekomposisinya fraksi hemiselulosa, yakni terjadi pelepasan uap air, gas CO, dan CO 2 serta zat terbang yang memiliki nilai kalor rendah. Untuk itu, walaupun selama proses torefaksi terjadi kehilangan massa yang cukup besar pada bahan baku, tetapi kandungan energi pada produk padatan yang dihasilkan tidak banyak berkurang. Selain itu, semakin banyaknya massa yang terdekomposisi akan menyebabkan perbandingan O/C akan semakin kecil. Dimana dengan perbandingan O/C yang semakin kecil akan meningkatkan intensitas energi yang terkandung dalam komponen sampah biomassa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 216, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temperatur yang tinggi melebihi temperatur torefaksi (lebih dari 300 o C) tidak direkomendasikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 216, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karena akan meningkatkan laju dekomposisi yang", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 109, "width": 216, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengakibatkan komponen lignoselulosa banyak dikonversikan ke dalam bentuk gas dan cairan, sehingga produk padatan yang dihasilkan pada proses torefaksi menjadi berkurang signifikan. Penurunan massa paling banyak terjadi dari temperatur 250 o C ke 275 o C dibandingkan dengan penurunan massa pada temperatur lainnya akibat terjadinya karbonisasi secara menyeluruh pada fraksi hemiselulosa dan terdekomposisinya sebagian struktur", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 261, "width": 216, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "polimer pada lignin serta mulai pecahnya struktur polimer pada selulosa.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 289, "width": 216, "height": 259, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan sifat fisik. Hasil pengujian torefaksi menunjukan perubahan sifat fisik sampah biomassa. Perubahan yang terjadi pada produk padatan hasil torefaksi dapat di lihat secara langsung dari warnanya seperti terlihat pada Gambar 4. Produk padatan hasil torefaksi berubah warna menjadi kecoklatan sampai kehitaman seperti arang, dan produk setelah dilakukan preparasi 40- 60 mesh dapat dilihat pada Gambar 5. Perubahan yang lain yang terlihat dalam kekerasan dan keuletan, sampah hasil torefakasi mejadi lebih lunak dan getas. Pada temperatur torefaksi 250 o C produk padatan yang dihasilkan masih berwarna kecoklatan, akan tetapi sedikit lebih getas dan lunak, pada temperatur tersebut terjadi reaksi eksotermik dan mulai terdekomposisinya fraksi hemiselulosa.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 113, "width": 170, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1000 764 584 527 0 200 400 600 800 1000 1200 M a ss a ( g r) Temperatur (oC)", "type": "Picture" }, { "left": 407, "top": 63, "width": 145, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknika Sains Volume 07, Nomor 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 198, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Produk Torefaksi Sebelum Preparasi", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 192, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Produk Torefaksi Setelah Preparasi", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 216, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses dekomposisi yang terjadi pada fraksi hemiselulosa ini menyebabkan perubahan warna pada produk torefaksi diiringi dengan lepasnya kandungan air, CO 2 , asam asetat, fenol dan volatie matter", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 109, "width": 44, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 123, "width": 216, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda dengan produk padatan yang dihasilkan pada temperatur 275 o C dan 300 o C, dimana warnanya berubah menjadi kehitaman, serta lebih getas dan lunak. Hal ini mengindikasikan bahwa pada temperatur proses yang diberikan keseluruhan proses menjadi eksotermik dan terjadi dekomposisi pada semua komponen lignoselulosa yang akan meningatkan produksi CO 2 , fenol, asam asetat, dan hidrokarbon lainnya. Produk padatan yang dihasilkan memiliki struktur polimer yang lebih sederhana dan rantai hidrokarbon yang lebih pendek sehingga lebih lunak dan getas dibandingkan sebelum torefaksi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 336, "width": 167, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Proksimat Bahan Baku", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 356, "width": 216, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sifat bahan baku dapat diketahui melalui analisis proksimat. Hasil Analisis tercantum pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 411, "width": 167, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 2. Analsis Proksimat Bahan Baku", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 527, "width": 216, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar air ( moisture conten ) adalah faktor penting dalam pemanfaatan biomasa sebagai energi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar air kering udara biomassa sampah berupa campuran nasi, ranting, kulit jeruk, kulit pisang dan dedaunan sebesar 8.46 %. Komponen nasi berpengaruh nyata terhadap kadar air, diprediksi nasi memiliki kadar air yang tinggi dibandingkan dengan komponen yang lainnya, karena nasi termasuk jenis polisakarida yang tidak mengandung lignoselulosa. Zat utama nasi adalah amilosa.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 720, "width": 216, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zat terbang ( volatile matter ) merupakan zat yang dapat menguap sebagai hasil", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 436, "width": 156, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moisture Content Abu Volatile Matter Fixed Carbon", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 428, "width": 221, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biomassa Sampah (Bahan Baku; Campuran nasi, ranting, kulit jeruk, kulit pisang, dedaunan) 8,46 4,95 74,00 21,05 Temperatur ( °C)", "type": "Table" }, { "left": 419, "top": 423, "width": 77, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Proksimat (adb) (%)", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 216, "width": 161, "height": 445, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Non Torefaksi T250°C T275°C T300°C Non Torefaksi T250°C T275°C T300°C", "type": "Picture" }, { "left": 407, "top": 63, "width": 145, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknika Sains Volume 07, Nomor 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 216, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dekomposisi senyawa-senyawa di dalam suatu bahan selain air. Hasil pengujian proksimat bahan menunjukkan kadar zat terbang pada campuran nasi, ranting, kulit jeruk, kulit pisang dan dedaunan sebesar 74 %. Zat terbang komponen kulit pisang diprediksi lebih tinggi dari zat terbang komponen yang lain, pada umumnya bahan dengan zat terbang yang tinggi memiliki kandungan karbon terikat ( fixed karbon ) yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 216, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran kadar abu sangat penting dilakukan karena sisa hasil pembakaran berupa abu cenderung membentuk kerak pada alat pembakaran yang mengganggu kinerja alat pembakar. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar abu bahan baku campuran nasi, ranting, kulit jeruk, kulit pisang dan dedaunan sebesar 4,95 %. Tingginya kadar abu pada biomassa disebabkan oleh kandungan komponen anorganik yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 184, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas Arang (Produk Torefaksi)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 216, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji proksimat pada basis kering dengan metode pengujian ASTM D 1762-84 terhadap komponen sampah biomassa campuran menunjukan bahwa kandungan komponen sampah didominasi oleh volatile matter (VM) dan Fixed Carbon (FC), seperti ditunjukkan oleh Gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 687, "width": 151, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Hasil Analisis Proksimat", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 57, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar Air", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 744, "width": 194, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar air bahan bakar yang tinggi akan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 109, "width": 216, "height": 274, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menurunkan net energy pembakaran. Kadar air arang dapat dilihat pada Gambar 6. Torefaksi diharapkan menurunkan kadar air biomasa. Kadar air arang tertinggi (7,32%) diperoleh dari torefaksi pada temperatur 250 °C, sedangkan kadar air terendah (3,19%) diperoleh dari torefaksi pada temperatur 300 °C. Peningkatan temperature torefaksi menurunkan kadar air arang. Rendahnya kadar air pada suhu pengarangan yang semakin meningkat dapat disebabkan oleh menguapnya air [6]. Selain itu degradasi hemiselulosa juga secara tidak langsung dapat menurunan kadar air arang [7]. Torefaksi menghasilkan arang dengan kadar air jauh lebih rendah dibandingkan dengan kadar air bahan bakunya ( Tabel 2 ). Arang yang dihasilkan memenuhi standar SNI 01– 1683–1989 yang mensyaratkan kadar air arang kurang dari sama dengan 7% [8].", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 391, "width": 101, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar Zat Terbang", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 411, "width": 216, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Torefaksi menurunkan kadar zat terbang bahan ( Tabel 2 ). Kadar zat terbang arang disajikan dalam Gambar 6 . Kadar zat terbang tertinggi (71,81%) ditemukan pada arang biomassa sampah hasil torefaksi pada suhu 250 °C dan kadar zat terbang terendah (59,05%) juga ditemukan pada hasil torefaksi pada temperatur 300 °C.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 522, "width": 216, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurunnya kadar zat terbang biomasa setelah dilakukan proses torefaksi karena selama torefaksi terjadi proses dehidrasi dan karbonisasi ringan sehingga air dan zat terbang menguap [9]. Setelah dilakukan torefaksi, zat terbang yang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan oksigen menguap dan menyisakan karbon. SNI 01– 1683– 1989 mensyaratkan kadar zat terbang arang maksimal 30% [8]. Arang yang dihasilkan dari torefaksi pada suhu 250,275 dan 300 °C dalam penelitian ini masih belum memenuhi persyaratan standar.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 707, "width": 61, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar Abu", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 727, "width": 216, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan kadar abu arang dapat dilihat pada Gambar 6 . Kadar abu arang", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 635, "width": 75, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T. 250 °C T. 275 °C", "type": "Picture" }, { "left": 96, "top": 635, "width": 190, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T. 300 °C Volatie Matter 71,81 59,98 59,05 Fixed Carbon 22,34 32,60 31,63 Abu 5,85 7,42 9,32", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 547, "width": 185, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moisture Content 7,52 4,07 3,19 - 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 K andun g an ( %)", "type": "Picture" }, { "left": 407, "top": 63, "width": 145, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknika Sains Volume 07, Nomor 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 216, "height": 205, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tertinggi (9,32%) diperoleh dari torefaksi pada temperatur 300 °C. Kadar abu arang terendah (5,85%) diperoleh dari torefaksi pada temperatur 250 °C. Kadar abu meningkat dengan meningkatnya temperatur torefaksi, tingginya kadar abu arang berkaitan dengan hilangannya masa bahan selama proses torefaksi dan menunjukkan bahwa komponen–komponen yang sulit terbakar masih terperangkap dalam biomasa. SNI 01–1683–1989 mensyaratkan kadar abu arang Gambar 6 Kadar abu arang kurang atau sama dengan 4% [8], sehingga arang hasil torefaksi belum memenuhi standar tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 72, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fixed Carbon", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 216, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fixed Carbon atau karbon terikat merupakan komponen fraksi karbon (C) yang terdapat di dalam bahan selain air, abu, dan zat terbang. Kadar karbon terikat arang disajikan dalam Gambar 6. Karbon terikat paling tinggi terdapat pada arang hasil torefaksi pada suhu 275 °C. Meningkatnya karbon terikat karena proses dehidrasi dan karbonisasi bahan selama torefaksi [9]. Biomasa hasil torefaksi memiliki proporsi karbon terikat lebih tinggi dari karbon terikat bahan tanpa torefaksi. Hal tersebut mengindikasikan", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 508, "width": 50, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perlakuan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 216, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "torefaksi memberikan dampak positif pada biomasa, terutama pada nilai kalor dan keberlanjutan dalam pembakarannya [10]. karena semakin tinggi karbon terikat cenderung meningkatkan nilai kalor [11].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 102, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai Kalor Produk", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 216, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis nilai kalor produk torefaksi biomasssa sampah bervariasi antara 4747 kcal/kg sampai dengan 5425 kcal/kg . Nilai kalor yang diukur adalah untuk masing masing variasi temperatur proses dengan waktu tinggal 30 menit. Gambar 7 menunjukan hasil pengujian terlihat bahwa produk torefaksi sampah biomassa mengahasilkan nilai kalor yang lebih tinggi dibandingkan sampah mentah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 109, "width": 216, "height": 260, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlakuan torefaksi terbukti dapat meningkatkan nilai kalor bahan. Nilai kalor tertinggi terjadi pada temperatur proses 275°C yakni sebesar 5425 kcal/kg, namun pada temperatur 300°C hasil pengujian menunjukan nilai kalor yang lebih rendah. Nilai kalor hasil torefaksi secara umum sesuai dengan teori yang ada, hemiselulosa biomassa sampah terdekomposisi dalam jumlah yang besar, dimana air dalam bahan sudah menguap. Temperatur torefaksi yang tinggi menyebabkan hilangnya air dan zat terbang sehingga karbon terikatnya meningkat. Peristiwa tersebut dapat dikategorikan sebagai dehidrasi. Pada proses dehidrasi dan dekarbonilasi rasio O/C dan H/C menurun. Menurunnya rasio O/C berkontribusi terhadap peningkatan nilai kalor [12].", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 528, "width": 153, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7 . Hasil Analsis Nilai Kalor", "type": "Caption" }, { "left": 312, "top": 553, "width": 216, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai standar ISO 18125 tentang biomasa hasil torefaksi, arang hasil torefaksi yang baik adalah jika memiliki nilai kalor >19 MJ/Kg atau 4538.07 kkal/kg [13]. Standar SNI 01–6235–2000 menyaratkan minimal nilai kalor arang 5000 kkal/kg [14]. Berdasar kedua standar tersebut, nilai kalor dari semua arang yang dihasilkan dengan berbagai suhu torefaksi memenuhi standar.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 677, "width": 216, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Ultimat. Hasil uji ultimat pada basis kering menunjukan bahwa konsentrasi atom berturut-turut adalah C > O > H > N > S. Kandungan kimia produk torefaksi dapta dilihat pada Gambar 8. Hasil pengujian", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 388, "width": 175, "height": 133, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.747,08 5.026,16 5.424,60 5.151,29 Mentah T. 250 °C T. 275 °C T. 300 °C Dry Basic", "type": "Picture" }, { "left": 407, "top": 63, "width": 145, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknika Sains Volume 07, Nomor 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 216, "height": 287, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukan bahwa pengaruh kondisi operasi temperature torefaksi terhadap kandungan atom dari biomassa sampah sangat jelas terlihat. Kandungan carbon semakin tinggi tempratur sisa atom carbon semakin besar. Sampah mentah memiliki kandungan carbon sebesar 42.6% , setelah dilakukan proses torefaksi naik hingga komposisinya mencapai 53.69% seiring dengan naiknya temperature proses. Sebaliknya kandungan oksigen yang tersimpan pada sampah mentah sebesar 44.78% setelah dilakukan proses torefaksi diperoleh residu oksigen turun hingga 27 %. Seperi halnya dengan penurunan kandungan hidrogen dan sulfur. Kandungan unsur carbon sebanding dengan Nilai Kalor. Unsur C terdapat dalam fixed carbon dan volatile matter, sementara unsur H dan O berasal dari kandungan hidrokarbon dan air yang terdapat dalam produk torefaksi.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 575, "width": 141, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Hasil Analisis Ultimat", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 146, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perolehan Masa dan Energi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 216, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perolehan massa (mass yield) dan energi (energy yield) untuk kondisi kering dapat dilihat pada Gambar 9.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 245, "width": 185, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Hasil perolehan massa dan energi", "type": "Caption" }, { "left": 312, "top": 271, "width": 216, "height": 246, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan ini menunjukan bahwa kandungan energi yang tersimpan dalam produk torefaksi masih tersisa sekitar 57% sampai 81% dan perolehan massanya sebesar 52% sampai 76%. Semakin tinggi temperatur proses torefaksi perolehan massa produk torefaksi semakin kecil. Ketika temperatur proses meningkat dari 250°C sampai 300°C perolehan massa menurun secara drastis mencapai 30% fraksi massa. Dekomposisi hemiselulosa melepaskan uap air, gas CO dan CO 2 serta berbagai jenis zat terbang yang memilki nilai kalor rendah. Namun demikian, meskipun selama proses torefaksi kandungan biomassa sampah produk torefaksi kehilangan massa cukup besar, namun kandungan energinya tidak banyak berkurang.", "type": "Text" }, { "left": 378, "top": 533, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 563, "width": 208, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas arang hasil penelitian dapat dilihat dari beberapa parameter yang diuji. Arang hasil torefaksi dengan suhu 275 °C adalah arang dengan kualitas yang baik karena memiliki kadar air dan kadar zat terbang yang rendah, serta memiliki kadar karbon terikat dan nilai kalor yang paling tinggi. Hasil uji nilai kalor produk torefaksi biomassa sampah pada temperature", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 505, "width": 385, "height": 248, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut mencapai 5424.60 kcal/kg atau setara dengan batubara subbiominous B. Analisis yang lain menunjukan bahwa hasil massa dan energi menurun dengan meningkatnya temperature. Sampah Mentah T. 250 °C T. 275 °C", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 109, "width": 424, "height": 462, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T. 300 °C Sulfur 0,160 0,100 0,090 0,080 Carbon 42,600 49,340 53,260 49,210 Hidrogen 6,310 6,100 5,630 5,460 Nitrogen 1,670 1,490 1,750 1,520 Oksigen 44,780 37,310 32,040 35,350 0,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 K an dun gan ( %) 1,000 0,764 0,584 0,527 1,000 0,809 0,667 0,572 1,000 1,059 1,143 1,085 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000 1,200 Mentah T. 250 °C T. 275 °C T. 300 °C", "type": "Picture" }, { "left": 363, "top": 230, "width": 119, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Massa Yield Energi Yield Densitas Energi", "type": "Table" }, { "left": 407, "top": 63, "width": 145, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknika Sains Volume 07, Nomor 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 209, "height": 205, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan fisik produk torefaksi secara visual berbada, semakin tinggi temperatur, warna produk torefaksi semakin kehitaman dan tingkat keuletan produk semakin getas atau rapuh. Persentase berat isi C dalam produk torefaksi meningkat tetapi persentase berat kandungan H dan O menunjukkan tren sebaliknya. Hal ini menghasilkan kecenderungan penurunan rasio molar H/C dan O/C untuk produk torefaksi. Analisis proksimat menunjukkan pola menurun untuk abu dan FC tetapi HHV cenderung meningkat ketika suhu torefaksi meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 208, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perolehan massa mencapai 76% dan energi yang terkandung dalam produk torefaksi sebesar 81%. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa proses torefaksi sebagai metode untuk meningkatkan kualitas bahan bakar padat dari biomassa sampah dengan memiliki rasio O/C rendah dan peningkatan HHV yang cocok untuk digunakan sebagai bahan bakar.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 460, "width": 113, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 215, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] S. Wulandari, S. Sumanto, and S. Saefudin, “Plant Biomass Management in Plantations Bioindustry Supporting Bioenergy", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 544, "width": 188, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Development,” Perspektif , vol. 18, no. 2, pp. 135–149, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 215, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] A. S. Pramudiyanto and S. W. A. Suedy, “Energi Bersih dan Ramah Lingkungan dari Biomassa untuk Mengurangi Efek Gas Rumah Kaca dan Perubahan Iklim yang Ekstrim,” J. Energi Baru dan Terbarukan , vol. 1, no. 3, pp. 92–105, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 216, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] J. S. Setyono, F. H. Mardiansjah, and M. F. K. Astuti, “Potensi", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 187, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Energi Baru dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 710, "width": 188, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Energi Terbarukan di Kota Semarang,” J. Riptek , vol. 13, no. 2, pp. 177–186, 2019.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 109, "width": 215, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] A. Amrul, A. Apriyanto, I. Sanjaya, and A. Amrizal, “Experimental Study on Waste Biomass Torrefaction Using a Continuous Tubular Reactor,” 2018.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 165, "width": 215, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] R. Fachria, H. Ramdan, and I. N. P. Aryantha, “Efektivitas pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit Sukaregang Garut dengan adsorben karbon aktif dan ijuk,” J. Pengelolaan Lingkung. Berkelanjutan (Journal Environ. Sustain. Manag. , pp. 379– 388, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 275, "width": 215, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] A. Apriyanto, J. I. B. No, and J. S. B. No, “Rancang Bangun Dan Analisis", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 303, "width": 187, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unjuk Kerja Reaktor Torefaksi Kontinu Tipe Tubular Dengan Sistem Pemanas Oil Jacket,” J. Tesis Progr.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 344, "width": 187, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasca Sarj. Tek. Mesin Unversitas Negeri Lampung. Hal , pp. 22–23, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 385, "width": 216, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] M. Mashur, “Produksi kokon dan biomassa cacing tanah Eisenia foetida pada berbagai media budidaya limbah peternakan,” Biosci. J. Ilm. Biol. , vol. 8, no. 1, pp. 48–57, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 454, "width": 216, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] A. Yansen, D. I. Satya, T. D. L. Doaly, and D. M. Situmorang, “Limbah Ampas Kopi Sebagai Alternatif Bahan Bakar Industri Untuk Menggantikan Penggunaan Batubara,” in Prosiding Seminar Nasional TREnD , 2021, vol. 1, no. 1.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 551, "width": 215, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] R. Wahyudi, A. Amrul, and M. Irsyad, “Karakteristik Bahan Bakar Padat Produk Torefaksi Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Menggunakan Reaktor Torefaksi Kontinu Tipe Tubular,” INVOTEK J. Inov. Vokasional dan Teknol. , vol. 20, no. 2, pp. 1–8, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 661, "width": 216, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] A. Haryanto, S. Suharyatun, W. Rahmawati, and S. Triyono, “Energi Terbarukan dari Jerami Padi: Review Potensi dan Tantangan Bagi Indonesia,” J. Keteknikan Pertan. , vol. 7, no. 2, pp. 137–146, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 744, "width": 216, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] R. Alamsyah, N. C. Siregar, and F.", "type": "List item" }, { "left": 407, "top": 63, "width": 145, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknika Sains Volume 07, Nomor 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 775, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 187, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasanah, “Peningkatan Nilai Kalor Pellet Biomassa Cocopeat sebagai Bahan Bakar Terbarukan dengan Aplikasi Torefaksi,” War. Ind. Has.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 165, "width": 188, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertan. , vol. 33, no. 01, pp. 17–23, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 216, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] T. Rubiyanti, W. Hidayat, I. G. Febryano, and S. Bakri, “Karakterisasi", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 188, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelet Kayu Karet (Hevea brasiliensis) Hasil Torefaksi dengan Menggunakan Reaktor Counter-Flow Multi Baffle (COMB)(Characterization of Rubberwood (Hevea brasiliensis) Pellets Torrefied with Counter-Flow", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 303, "width": 187, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multi Baffle (COMB) Reactor),” J. Sylva Lestari , vol. 7, no. 3, pp. 321– 331, 2019.", "type": "Text" } ]
ac17ba6c-7b24-faba-8823-fca1bf487d76
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jgkp/article/download/33626/18440
[ { "left": 113, "top": 734, "width": 394, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Modul Berbasis Contextual Teaching and Learning (Ctl). (Hlm. 203-211)", "type": "Page footer" }, { "left": 303, "top": 761, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "203", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 97, "width": 370, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN KOLOID", "type": "Section header" }, { "left": 183, "top": 153, "width": 259, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahma Dhani Syahfitri Nasution 1 , Feri Andi Syuhada 2", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 173, "width": 264, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr. V, Medan Surel: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 231, "width": 343, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: Development of Contextual Teaching and Learning (CTL) Based Modules Through Experimental Methods on Colloidal Subjects. The results of this study were aimed at (1) knowing the level of validation of the learning module on colloidal materials developed based on CTL, (2) knowing student responses to CTL-based learning modules through experimental methods on colloidal material, (3) knowing student learning outcomes against learning modules based on CTL. CTL through experimental methods on colloidal materials. This study uses the method (R&D) with the Dick and Carey model at each stage (planning and development, validation, revision (modification), and product testing). The product developed has been validated by 3 expert validators consisting of 2 chemistry lecturers and 1 chemistry teacher. The average result of the contextual-based module analysis (CTL) by chemistry lecturers and teachers that has been developed is 3.51. This is a very feasible criterion and does not need to be revised. Using a CTL-based module on colloidal subjects, student learning outcomes increased to 82.86% with a maximum score of 95 and a minimum of 70 and an average posttest of 83 > KKM score of 70. Based on hypothesis testing using hypothesis testing, it resulted in t count > t table is 11.794 > 1.690. The percentage assessment of the level of student interest in the module that has been developed is 88.67 (very high).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 449, "width": 342, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: 2013 Curriculum, Modules, Contextual Teaching and Learning, Colloids, Dick and Carey", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 484, "width": 343, "height": 216, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak: Pengembangan Modul Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) Melalui Metode Eksperimen Pada Pokok Bahasan Koloid. Hasil penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat validasi modul pembelajaran pada materi koloid yang dikembangkan berbasis CTL, (2) mengetahui respon siswa terhadap modul pembelajaran berbasis CTL melalui metode eksperimen pada materi koloid, (3) mengetahui hasil belajar siswa terhadap modul pembelajaran berbasis CTL melalui metode eksperimen pada materi koloid. Penelitian ini menggunakan metode (R&D) dengan model Dick and Carey pada setiap tahapannya (perencanaan dan pengembangan, validasi, revisi (modifikasi), dan uji coba produk). Produk yang dikembangkan telah divalidasi oleh 3 validator ahli yang terdiri dari 2 dosen kimia dan 1 guru kimia. Rata-rata hasil analisis modul berbasis kontekstual (CTL) oleh dosen dan guru kimia yang telah dikembangkan sebesar 3,51. Ini adalah kriteria sangat layak dan tidak perlu melakukan revisi. Menggunakan modul berbasis CTL pada pokok bahasan koloid, hasil belajar siswa meningkat menjadi 82,86% dengan skor maksimal 95 dan minimum 70 serta rata-rata dari posttest sebesar 83 > Nilai KKM sebesar 70. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji hipotesis yang dilakukan menghasilkan t hitung > t tabel yaitu 11,794 > 1,690. Penilaian persentase tingkat ketertarikan siswa terhadap modul yang telah dikambangkan sebesar 88,67 (sangat tinggi).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 394, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Modul Berbasis Contextual Teaching and Learning (Ctl). (Hlm. 203-211)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 761, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "204", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 97, "width": 343, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Kurikulum 2013, Modul, Contextual Teaching and Learning, Koloid, Dick and Carey", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 166, "width": 186, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurikulum 2013 mewajibkan dalam proses pembelajaran terjadi keaktifan dan menganalisis serta diharapkan guru sebagai mediator dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat mengerjakan permasalahan yang berkaitan dengan kontekstual dan nyata, dalam hal ini diperlukan juga konsep belajar yang efektif [1] . Pembelajaran saat ini berkembang menjadi student centered atau berpusat pada siswa, dan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 341, "width": 184, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "membimbing siswa untuk menimba potensi yang ada pada setiap siswa. Akan tetapi, proses pembelajaran kimia di SMA, kurang efisien disebabkan keterbatasan bahan dan sumber belajar di sekolah, yang dapat menurunkan semangat belajar siswa, karena beberapa materi kimia membutuhkan bahan dan sumber belajar yang tepat untuk meningkatkan semangat belajar siswa [2] . Secara umum, siswa cenderung menghafal daripada secara aktif mencoba membangun pemahaman", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 183, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mereka konsep kimia mereka sendiri. Hal ini mengakibatkan sebagian besar materi kimia bagi siswa bersifat abstrak dan tidak mampu menghubungkan konsep-konsep yang diperlukan untuk memahami konsep lain. Kurangnya aktivitas selama proses pembelajaran juga menjadi salah satu kendala dalam menerima materi dari guru [3] .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 661, "width": 184, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru dan siswa SMA Swasta Cerdas Murni, nilai KKM bidang kimia sebesar 70. Sebagian besar nilai rata – rata siswa dibawah nilai", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 166, "width": 183, "height": 243, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KKM yakni 60 sehingga diperoleh hasil belajar kimia masih rendah khususnya pada materi koloid. Hal itu disebabkan karena kurangnya memahami tentang konsep-konsep sistem koloid, siswa yang mengalami kesulitan disebabkan kurangnya pemahaman konsep. Selain itu kurangnya sumber belajar yang dilengkapi oleh eksperimen yang berhubungan dengan kehidupan sehari- hari untuk siswa agar siswa mudah bosan dalam proses pembelajaran, sekaligus siswa pasif selama proses pembelajaran berlangsung atau proses diskusi berlangsung, kurang aktif nya siswa bertanya sehingga hasil belajar siswa dan keaktivan siswa rendah.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 414, "width": 183, "height": 257, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cara yang tepat untuk mengajak siswa mendalami konsep dengan pembelajaran kontekstual (CTL) adalah adalah suatu proses pembelajaran yang menghubungkan materi pembelajaran dengan dunia nyata siswa, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan masyarakat atau sekolah, agar siswa belajar memahami dan menguasai materi pembelajaran yang dipelajarinya [4] . Dan untuk mendorong siswa aktif dalam proses pembelajaran dengan cara menerapkan metode eksperimen yakni siswa melakukan percobaan, mengamati proses, mencatat hasil percobaan, kemudian hasil yang diamati dilaporkan ke kelas dan dinilai oleh guru, bereksperimen adalah", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 675, "width": 180, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keterampilan yang berhubungan sains [5] .", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 690, "width": 183, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modul adalah bahan ajar (materi pelajaran) yang dirancang secara sistematis berlandaskan kurikulum", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 755, "width": 394, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Modul Berbasis Contextual Teaching and Learning (Ctl). (Hlm. 203-211)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "205", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 98, "width": 184, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tertentu dan dipecah menjadi unit pembelajaran yang lebih kecil dan memungkinkan pembelajaran mandiri selama periode waktu tertentu sehingga siswa dapat menguasai keterampilan yang diajarkan [6] . Penggunaan modul dalam proses pembelajaran dapat memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam sikap kognitif,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 228, "width": 183, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "psikomotorik dan ilmiah, pembelajaran modul membuka kesempatan belajar bagi siswa. Tujuan dari pembuatan modul termasuk menyediakan bahan ajar yang sesuai untuk K-13 dan memperhatikan kebutuhan", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 301, "width": 27, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "siswa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 316, "width": 183, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut. Dengan menggunakan bahan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 98, "width": 183, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ajar modul, guru dapat meringkas berbagai dasar-dasar suatu topik [7] .", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 127, "width": 183, "height": 213, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dikengembangkan bahan ajar berupa modul sebagai alternatif pemecahan masalah di atas, yang secara langsung menjadi alasan peneliti untuk elakukan penelitian ini. Mengembangankan modul berbasis CTL melalui metode eksperimen pada pokok bahasan koloid. Pengembangan modul ini dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran kimia dan menciptakan suasana belajar bagi siswa, yang membutuhkan aktivitas siswa melalui belajar kelompok selama proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 359, "width": 45, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 372, "width": 181, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Cerdas Murni, Jl. Beringin Psr. VII No. 33 Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dengan Kode Pos 20371. Semester genap tahun pelajaran", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 474, "width": 181, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2021/2022, dikerjakan selama 5 bulan, dari November 2021 sampai Maret 2022. Dalam rentang interval waktu tersebut sudah termasuk uji coba instrumen soal, menganalisis buku kimia, merancang modul, pembuatan modul, validasi modul, uji coba modul yang dikembangkan, mengumpulkan data, menganalisis data dan menulis laporan akhir. Subjek penelitian ini pengembangan", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 620, "width": 93, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modul berbasis", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 634, "width": 180, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Contextual Teaching and Learning meliputi: 1) dua validator ahli (dosen)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 663, "width": 181, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jurusan kimia; 2) satu orang guru kimia di SMA Swasata Cerdas Murni; 3) siswa dikelas XI IPA 1 Swasata Cerdas Murni di SMA berjumlah 35 orang siswa. Sedangkan objek studi", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 372, "width": 184, "height": 229, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengembangan ini adalah modul berbasis CTL . Jenis penelitian adalah penelitian dan pengembangan ( research and development) . Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Dick and Carey yang yang meliputi 4 tahapan: (1). Merancang dan mengembangankan kegiatan pembelajaran, (2) Validasi, (3) Revisi/Evaluasi, (4). Uji Coba Modul yang dikembangkan [8] . Adapun prosedur penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 di bawah ini:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 755, "width": 394, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Modul Berbasis Contextual Teaching and Learning (Ctl). (Hlm. 203-211)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "206", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 141, "width": 147, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.1 Prosedur penelitian", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 156, "width": 184, "height": 228, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengembangan modul berbasis CTL melalui metode ekperimen pada materi koloid Instrumen penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes . Instrumen tes dalam penelitian ini adalah dalam bentuk kuis pilihan ganda dengan opsi a, b, c, d, e sebanyak 20 pertanyaan untuk mengukur peningkatan prestasi siswa melalui hasil tes soal pilihan ganda pada materi koloid. Instrumen non tes pada penelitian ini adalah lembaran validasi dan lembaran angket. Lembaran validasi dan lembaran angket pada penelitian ini menggunakan kriteria penilaian BSNP", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 388, "width": 184, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dimana untuk lembaran validasi diberikan kepada dosen dan guru kimia sebagai validator ahli media, yang akan dinilai berdasarkan kriteria kelayakan dalam hal isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan pada modul yang dikembangkan peneliti dan lembaran", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 98, "width": 184, "height": 373, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "angket juga diberikan siswa SMA Kelas XI IPA 1 untuk melihat kemenarikan siswa terhadap modul yang dikembangkan. Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Setelah memperoleh data hasil penelitian, kemudian melakukan uji prasyarat, khususnya uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data menggunakan uji Chi – kuadrat (X 2 ) dengan standart X 2 hitung < X 2 tabel , maka data berdistribusi normal dan untuk uji homogenitas dilihat dari semakin kecil standar deviasi dan varians maka data dikatakan homogen. Sedangkan menghitung rata-rata hasil belajar siswa dengan memakai modul yang dikembangkan lebih besar atau sama dengan 70 pengujian ini menggunakan uji hipotesis dikerjakan dengan uji one sample t-test sesuai dengan kriteria t hitung > t tabel , Ho ditolak dan Ha diterima. Setelah dilakukannya olah data penelitian, maka peneliti dapat menarik kesimpulan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 512, "width": 113, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 534, "width": 184, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu (a) analisis silabus kurikulum 2013 (K-13) revisi, (b) analisis buku kimia oleh peneliti, (c) perancangan dan pengembangan modul, (d) validasi modul oleh dosen dan guru, (e) revisi modul, (f) uji coba modul, (e) respon siswa tentang modul yang dikembangkan. Berdasarkan penelitian ini dilakukan oleh peneliti berikut disajikan hasil penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 708, "width": 146, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Analisis Silabus K-13 Revisi", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 723, "width": 148, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Silabus merupakan penjabaran", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 737, "width": 183, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 512, "width": 184, "height": 199, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(KD), Materi Koloid, Indikator, Kegiatan Belajar, Penilaian/ Asessmen , Alokasi Waktu, dan Sumber Belajar. Bahan ajar yang digunakan sesuai dengan silabus sudah sesuai dengan kurikulum yang ada yaitu K-13 revisi. Tahap analisis silabus ini bertujuan untuk menemukan KI, KD, indikator, alokasi waktu dan materi koloid yaitu terdiri dari 4 cakupan materi koloid yaitu: (1) Sistem koloid, (2) Sifat – sifat koloid, (3) Pembuatan koloid, (4) Peranan koloid dalam kehidupan sehari – hari.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 730, "width": 105, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Analisis bahan ajar", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 755, "width": 394, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Modul Berbasis Contextual Teaching and Learning (Ctl). (Hlm. 203-211)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "207", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 98, "width": 184, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis bahan ajar yaitu tahapan analisis buku Kimia SMA , peneliti menganalisis buku SMA dengan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 141, "width": 184, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 penerbit yang berbeda. Peneliti memberi kode buku (A,B,C,). Analisis ketiga buku tersebut menggunakan instrument BSNP yang terbagi atas 4 komponen, yaitu kelayakan isi,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 183, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikan. Hasil analisis ketiga buku tersebut disajikan pada Tabel 3.1.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 345, "width": 180, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.1 Hasil analisis tiga buku kimia oleh peneliti Berdasarkan Tabel 3.1. diperoleh hasil grafik dari penilaian BSNP pada ketiga buku kimia. Grafik disajikan pada Gambar 3.1.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 636, "width": 184, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Tabel 3.1. dan Gambar 3.1 menunjukkan hasil analisis ketiga buku kimia memberikan hasil yang berbeda-beda, kelayakan isi pada buku A lebih besar dibandingkan buku B dan C sebesar, kelayakan bahasa pada buku A lebih besar diandingkan buku B dan C, kelayakan penyajian buku A lebih", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 98, "width": 183, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "besar diandingkan buku B dan C, dan kelayakan kegrafikan buku A lebih besar dibandinkan buku B dan C. Maka dari itu ketiga buku tersebut layak dari segi isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan,sesuai dengan aspek", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 185, "width": 183, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kelayakan pada BSNP. 3 . Perancangan dan Pengembangan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 228, "width": 31, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modul", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 243, "width": 184, "height": 257, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah dilakukan analisis buku kimia, langkah selanjutnya adalah perancangan dan pengembangan modul. Perancangan modul dilakukan berdasarkan silabus K-13 revisi dan juga hasil analisis ketiga buku kimia. Kelebihan dari ketiga buku kimia dikutip untuk perancangan dan pengembangan modul, dan beberapa tambahan referensi sebagai penunjang modul yang dikembangkan. Modul yang dikembangkan berfokus pada Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan ditambahkan eksperimen. Pengembangan modul ini untuk merangsang siswa bersemangat dan hasil belajar siswa meningkat khsusnya pada materi koloid.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 519, "width": 157, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Validasi Modul Berbasis CTL", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 534, "width": 183, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modul berbasis CTL kemudiah di validasi oleh validator ahli media yakni dua dosen kimia dan satu guru kimia. Instrumen penelitian yang diperlukan adalah angket berdasarkan BSNP yang meliputi 5 aspek yaitu aspek kelayakan isi, aspek kelayakan bahasa, aspek kelayakan penyajian, aspek kelayakan kegrafikan, dan aspek CTL. Hasil standarisasi modul oleh validator ahli ditunjukkan dalam Tabel 3.2.", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 694, "width": 172, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.2. Hasil validasi bahan ajar oleh dosen kimia dan guru kimia", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 755, "width": 394, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Modul Berbasis Contextual Teaching and Learning (Ctl). (Hlm. 203-211)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "208", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 228, "width": 184, "height": 127, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 3.2 dapat disimpulkan bahwa hasil standarisasi modul berbasis CTL pada materi koloid yang diberikan validator ahli diperoleh 3,51 dengan kriteria yang sudah valid dan tidak perlu direvisi sehingga, modul berbasis CTL yang dikembangkan yang dapat digunakan sebagai modul dalam proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 374, "width": 171, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Peningkatan Hasil Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 388, "width": 148, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data penelitian dikumpulkan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 403, "width": 183, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan menggunakan tes hasil belajar koloid sebagai data sebelum ( pre-test)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 432, "width": 184, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan sesudah tes (post-test) . Tes awal (pre-test) untuk mengetahui kompetensi awal setiap siswa di kelas eksperimen. Di akhir proses pembelajaran, hasil belajar siswa juga diukur dengan post- test di kelas eksperimen. Hasil penelitian yang dilakukan di kelas eksperimen, sedangkan data pre-test dan post-test dapat dilihat secara singkat pada Tabel 3.3.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 592, "width": 184, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.3 . Deskripsi statistik kelas eksperimen Menurut Tabel 3.3. dapat dijelaskan dibawah ini perolehan rata –", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 98, "width": 184, "height": 286, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rata pre-test dan post-test memenuhi diagram pada Gambar 3.2. Berdarkan Tabel 3.3. dan Gambar 3.2. diperoleh hasil nilai rata – rata pre-test yaitu 46. Setelah dilakukan pre-test , kemudian diberi pembelajaran menggunakan Modul berbasis CTL yang telah dikembangkan dan selanjutnya dilaksanakan post-test sehingga diperoleh rata – rata akhir siswa materi koloid yaitu 83.", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 403, "width": 165, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Uji Normalitas Pre-test dan", "type": "List item" }, { "left": 366, "top": 418, "width": 41, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Post-test", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 432, "width": 183, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan sudah berdistribusi normal, sampel termasuk ke dalam populasi yang sama. Uji normalitas data dilakukan terhadap hasil belajar siswa dengan nilai uji Chi – kuadrat ( χ 2) pada taraf sig 0,05. Data terdistribusi normal ketika harga (χ2) < (χ2) Tabel 3.4 di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 592, "width": 140, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.4. Uji normalitas kelas eksperimen", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 723, "width": 184, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 3.4. diatas, diperoleh Chi – kuadrat hitung ( x 2 ) dari", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 755, "width": 394, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Modul Berbasis Contextual Teaching and Learning (Ctl). (Hlm. 203-211)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "209", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 98, "width": 184, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kelas eksperimen adalah 8,23 pada pre- test dan post-test adalah 9,71 sedangkan Chi – kuadrat tabel taraf signifikan 𝛼 = 0,05 ; db = 6-5 = 1 adalah 11,07. Karena", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 156, "width": 183, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chi – kuadrat hitung < harga Chi – kuadrat tabel, menyimpulkan bahwa data hasil pre-test dan post-test berdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 229, "width": 100, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Uji Homogenitas", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 244, "width": 184, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian homogenitas bertujuan untuk menentukan apakah data memiliki variansi yang homogen/seragam sehingga sampel", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 184, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian disajikan pada kondisi yang sama sejak awal. Uji homogenitas dilakukan dengan menguji homogenitas sekelompok sampel menggunakan Ms. Excel . Hasil uji homogenitas disajikan pada Tabel 3.5.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 183, "height": 191, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.5. Uji homogenitas Berdasarkan Tabel 3.5. menunjukkan bahwa data hasil belajar kimia memiliki varians sebesar 41,60 sedangkan standar deviasi sebesar 6,449", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 183, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat disimpulkan bahwa semakin kecil standar deviasi dan varians, semakin homogen data.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 671, "width": 84, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 686, "width": 184, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen, uji hipotesis dapat diuji dengan statistik yaitu uji t-Test", "type": "Table" }, { "left": 227, "top": 730, "width": 67, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "satu sampel", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 98, "width": 183, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan Ms Excel dengan taraf signifikan 𝛼 = 0,05, dimana kriteria t hitung > t tabel maka Ha diterima, Ho ditolak. Data untuk menghitung hipotesis disajikan pada Tabel 3.6.", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 200, "width": 108, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.6. Uji hipotesis", "type": "Caption" }, { "left": 330, "top": 316, "width": 186, "height": 199, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 3.6. diperoleh t hitung adalah 11,794 dan t tabel adalah 1,690 karena t hitung > t tabel sesuai dengan kritria maka Ha diterima. Oleh karena itu, dapat menyimpulkan bahwa hipotesis diterima. Itu berarti hasil belajar siswa menggunakan modul berbasis CTL dengan metode eksperimen lebih tinggi atau sama dengan nilai KKM, yaitu 70. 4) Respon Siswa Terhadap Modul Berbasis CTL Responden dalam penelitian ini", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 520, "width": 183, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terdapat 35 siswa kelas XI SMA Swasta Cerdas Murni IPA 1 yang telah menggunakan modul berbasis CTL pada materi koloid. Terlebih dahulu, modul yang dikembangkan dibagikan kepada responden, selanjutnya responden diminta untuk membaca, memahami, dan menilai modul berdasarkan aspek tampilan, penyajian materi, dan manfaat. Hasil keseluruhan tingkat kepuasan terhadap modul berbasis CTL disajikan pada Tabel 3.7.", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 709, "width": 140, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.7 Persentase tingkat kepuasan terhadap modul", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 755, "width": 394, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Modul Berbasis Contextual Teaching and Learning (Ctl). (Hlm. 203-211)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "210", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 184, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 3.7. diperoleh hasil grafik dari persentase tingkat kepuasan terhadap modul berbasis CTL dapat dilihat Grafik disajikan pada Gambar 3.3.", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 403, "width": 179, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4.3. Gambar Diagram Tanggapan Siswa Terhadap Modul Berbasis CTL", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 184, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Gambar 4.3. hasil angket mengenai tingkat kepuasan terhadap modul berbasis CTL materi Koloid diperoleh rata-rata kepuasan siswa sebesar 88,67%. Berdasarkan hasil ini diketahui bahwa siswa merasa puas dan dapat lebih memahami materi koloid menggunakan modul berbasis CTL.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 64, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 609, "width": 184, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian, diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 653, "width": 160, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Telah dikembangkan modul berbasis CTL yang memenuhi Kriteria Kelayakan Isi, Kriteria Kelayakan Bahasa, Kriteria", "type": "List item" }, { "left": 152, "top": 711, "width": 142, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelayakan Penyajian, Kriteria Kelayakan Kegrafikan, dan Kriteria Kelayakan aspek CTL", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 98, "width": 162, "height": 213, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "standar BSNP. Hal ini dapat terlihat dari hasil rata -rata validasi dosen 3,48 dan hasil rata -rata validasi validasi guru kimia adalah 3,50, sehingga rata – rata penilaian modul berbasis CTL pada materi koloid adalah 3,51, menunjukkan bahwa modul tersebut valid dan sangat layak untuk digunakan. 2. Berdasarkan hasil angket tingkat kepuasan terhadap modul berbasis CTL dengan 35 responden rata-rata sebesar", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 316, "width": 160, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "88,67% yang berarti siswa merasa puas dan menyukai materi koloid pada modul berbasis CTL. 3. Hasil belajar siswa dengan kegiatan belajar mengajar", "type": "Table" }, { "left": 369, "top": 403, "width": 144, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memakai modul berbasis CTL lebih tinggi dari harga KKM. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, rata – rata hasil belajar siswa setelah menggunakan modul berbasis CTL adalah sebesar 82,86.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 517, "width": 86, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 536, "width": 181, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penelitian ini dari awal sampai akhir, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 624, "width": 108, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 337, "top": 637, "width": 176, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Sinambela, P. N. J. M. (2017). Kurikulum 2013 dan Implementasinya Dalam Pembelajaran. Generasi Kampus , 6 (2), 17–29.", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 710, "width": 178, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Herawati, N. S., & Muhtadi, A.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 726, "width": 147, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2018). Pengembangan modul elektronik (e-modul) interaktif", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 755, "width": 394, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Modul Berbasis Contextual Teaching and Learning (Ctl). (Hlm. 203-211)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "211", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 98, "width": 179, "height": 140, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada mata pelajaran Kimia kelas XI SMA. Jurnal inovasi teknologi pendidikan , 5 (2), 180- 191. [3] Subekti, T. Alawiyah, E, M, L. dan Sumarlam. (2016). Pengembangan Modul B. Indo Bermuatan Nilai Karakter Kebangsaan Bagi Mahasiswa PGSD. Profesi", "type": "Table" }, { "left": 244, "top": 228, "width": 53, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 243, "width": 97, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dasar . 3 (2). 92-101.", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 257, "width": 178, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Rahayu, S. E., & Febriaty, H. (2017).", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 272, "width": 148, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Pasar Valuta Asing Pada Mata Kuliah Ekonomi Internasional 2 (Studi Mahasiswa Semester 5 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi UMSU). Jurnal Ilmiah Manajemen dan", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 432, "width": 62, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisnis . 16 (2).", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 446, "width": 178, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Khaeriyah, E., Saripudin, A., &", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 461, "width": 148, "height": 83, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kartiyawati, R. (2018). Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran sains untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini. AWLADY: Jurnal Pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 548, "width": 92, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anak , 4 (2), 102-119", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 562, "width": 178, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Prastowo,A. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif .", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 592, "width": 113, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogyakarta : Diva Press.", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 606, "width": 179, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Anisa, R. Rayendra, W, B. dan Bambang, S. (2018). Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Learning Cycle 5 E Pokok Bahasan Getaran Harmonis Untuk Siswa SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika. 7 (2).", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 723, "width": 42, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "181-188.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 97, "width": 178, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Muga, W., Suryono, B., & Januarisca, E. L. (2017). Pengembangan bahan ajar elektronik berbasis model Problem Based Learning dengan menggunakan model dick and carey. Journal of education technology , 1 (4), 260- 264.", "type": "Text" } ]
1628fb44-fc33-7d4f-6217-36a32eb62f67
https://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jtm/article/download/9907/3917
[ { "left": 57, "top": 34, "width": 237, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 09, No. 3, Oktober 2020", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 34, "width": 22, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "156", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 794, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 103, "width": 403, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH PENGGUNAAN IJUK PADA CAMPURAN", "type": "Section header" }, { "left": 224, "top": 124, "width": 152, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KOMPOSIT BETON", "type": "Title" }, { "left": 255, "top": 154, "width": 88, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fauzan, ST., MM", "type": "Section header" }, { "left": 168, "top": 180, "width": 261, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Sipil, Teknik, Universitas Batam, Jl. Abulyatama, Batam", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 203, "width": 105, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 253, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 278, "width": 484, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak penelitian yang telah menggunakan serat baja dalam campuran beton normal dan telah dilakukan dalam beberapa negara bagian di dunia. Namun, dikarenakan harga serat kawat baja itu sangat mahal di Indonesia, maka penggunaan serat ijuk untuk menggantikan serat baja itu dalam campuran beton diteliti dalam penelitian ini. Serat ijuk ini berdiameter 0,5 mm-1,5 mm dipotong dengan panjang 30 mm-60 mm dan digunakan dalam campuran beton sebagai tulangan mikro beton yang diprediksi mampu meningkatkan kuat tekan dan kuat lentur beton. Jumlah serat ijuk yang digunakan bervariasi 0%, 1%, dan 1,5% dikalikan volume beton dengan target kuat tekan fc’ 30 MPa.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 484, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk uji kuat tekan beton, benda uji akan dibuat dalam kubus yang berukuran 150 mm x 150 mm x 150 mm (SNI 03-2834-2000) yang dites pada hari ke 7, 14, 21 dan 28 hari serta uji kuat lentur dengan benda uji berbentuk balok yang berukuran 150 mm x 150 mm x 600 mm (Standar SNI 4431: 2011) yang akan di tes pada hari ke 28 agar diperoleh nilai kuat lentur yang maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan serat ijuk dalam campuran beton menurunkan kuat tekan beton sebesar 25,23% pada komposisi 1% serat ijuk dibandingkan dengan beton berkomposisi 0% serat ijuk dan meningkatkan kuat lentur sebesar 10,67% pada komposisi 1% serat ijuk dibandingkan dengan beton berkomposisi 0% serat ijuk (beton normal) dan juga penggunaan serat ijuk menurunkan kelecakan nilai slump beton.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 470, "width": 337, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Komposit beton, serat ijuk, slump beton, kuat tekan, kuat lentur beton.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 520, "width": 77, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.0. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 531, "width": 225, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laju pertumbuhan penduduk meningkatkan pada tingginya kebutuhan akan sarana hunian. Pengembangan kawasan-kawasan hunian dan industri yang lebih laju akan memacu meningkatnya kebutuhan bahan bangunan khususnya material pembuatan beton. Bahan-bahan tersebut harus disediakan dalam jumlah besar dari alam maupun buatan. Peningkatan akan kebutuhan bahan bangunan tersebut harus disikapi dengan pemanfaatan dan penemuan bahan bangunan yang mampu memberikan alternatif kemudahan pengerjaan, hemat biaya serta berwawasan lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 668, "width": 225, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dan seiring berkembangnya era yang lebih maju dan moderen, menuntut manusia untuk lebih kreatif untuk mengembangkan teknologi yang telah ada. Salah satu dari perkembangan teknologi khususnya dibidang konstruksi bangunan adalah beton. Beton adalah jenis bahan bangunan yang sudah lama digunakan dan diterapkan secara luas oleh masyarakat sebab memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan material struktur lainnya yakni memiliki kekuatan tekan yang baik,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 531, "width": 226, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tahan api, tahan terhadap perubahan cuaca, serta relatif mudah dalam pengerjaan. Untuk meningkatan mutu beton dapat dilakukan dengan menambah campuran proporsi beton normal dengan bahan tambah Admixture . Beton terbentuk dari campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah), udara, dan terkadang bahan Admixture (Campuran pasta ini diletakkan pada sebuah cetakan, kemudian di curing untuk memperoleh chemicalhydration). Telah disebutkan bahwa sifat beton yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh komposisi dan kualitas material penyusunnya, yaitu agregat sebagai bahan pengisi, serta semen hidrolik dan air sebagai bahan pengikat. Bahan-bahan pembentuk beton ini pada umumnya berasal dari alam, sehingga cepat atau lambat ketersediaan bahan-bahan ini pada akhirnya akan habis karena jumlahnya yang menurun akibat keperluan pembetonan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 237, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 09, No. 3, Oktober 2020", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 38, "width": 22, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "157", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 795, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 101, "width": 225, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ide-ide untuk menggabungkan dan merekayasa suatu material telah banyak dilakukan dan diujikan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 101, "width": 225, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam penelitan. Salah satunya adalah perkembangan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 147, "width": 225, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam rekayasa material campuran beton. Penggunaan ijuk merupakan salah satu rekayasa penggunaan material ramah lingkungan dalam campuran beton. Penelitian mengenai campuran beton ini sangat menarik, karena dapat mengurangi kelemahan yang ada pada sifat beton, salah satu pengembangannya ialah dengan memperbaiki sifat dari kelemahan beton yang tidak mampu menahan kuat tarik. Nilai kuat tarik berkisar 9-15% dari kuat tekannya (Dipohusodo, 1994). Salah satu material tambahan yang dapat digunakan dalam campuran beton adalah serat, dimana beton ini dinamakan beton berserat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 285, "width": 225, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beton serat merupakan salah satu beton khusus yang dikembangkan dari beton normal dengan penambahan serat kedalam adukan beton. Baik berupa serat alami maupun serat buatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya retak akibat pembebanan, panas hidrasi maupun penyusutan dan untuk meningkatkan sifat mekanik beton, sehingga beton tahan terhadap gaya tekan, gaya lentur dan gaya tarik akibat, cuaca, iklim dan temperatur yang biasanya terjadi pada beton dengan permukaan yang luas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 401, "width": 225, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam proses pembuatan beton serat tentunya dibutuhkan material campuran yang memiliki berat jenis rendah dan bermutu tinggi. Salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan adalah Ijuk. Ijuk merupakan salah satu bahan material yang memiliki berat jenis yang rendah. Ijuk (duk) adalah serabut hitam keras pelindung pangkal pelepah daun enau atau aren ( Arenga pinnata ). Ijuk biasanya digunakan untuk pembuatan sapu, sikat, tali atap, saringan dan lain-lain.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 225, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka dirumuskanlah permasalahan penelitian ini sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 561, "width": 207, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bagaimana pengaruh penambahan volume ijuk yang bervariasi ( 1% , 1.5% ) terhadap nilai slump test dibandingkan dengan beton normal.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 607, "width": 207, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Bagaimana perilaku kuat tekan, kuat lentur dan berat isi pada beton bercampur ijuk apabila dibandingkan dengan beton normal.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 654, "width": 76, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batasan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 665, "width": 225, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian yang dilakukan, ada beberapa lingkup masalah yang dibatasi untuk mencapai maksud dan tujuan yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 147, "width": 207, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Digunakan mix design K.300 yang didapat dari rekomendasi laboratorium tempat penelitian PT. Perkasa Beton Batam.", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 182, "width": 207, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Variasi perbandingan ijuk yang digunakan terhadap volume beton hanya dalam kadar ijuk 1% dan 1.5%.", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 216, "width": 207, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Proses penyimpanan ditetapkan pada 1 tempat yang sama.", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 237, "width": 207, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Perbandingan kuat tekan (f’c) beton ijuk dan beton normal dengan kubus beton ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm pada umur 7,14,21 dan 28 hari.", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 285, "width": 207, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Pengujian kuat lentur pada umur 28 hari terhadap beton ijuk kadar 1% dibandingkan dengan beton normal.", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 320, "width": 207, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Jumlah sampel yang digunakan tiap kali pengujian sebanyak 2 buah dan total sampel sebanyak 28 buah.", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 354, "width": 208, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Ijuk yang digunakan berdiameter 0,5 mm – 1,5 mm.", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 377, "width": 207, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Perbedaan temperature diasumsikan pada suhu normal.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 412, "width": 79, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 423, "width": 211, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Mengetahui nilai slump pada beton yang bercampur ijuk dengan variasi (1%, 1,5%) dibandingkan dengan beton normal.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 458, "width": 211, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Membandingkan perilaku kuat tekan dan kuat lentur dan berat isi dari beton bercampur ijuk dengan beton normal.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 504, "width": 225, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manfaat Penelitian a. Bagi peneliti ini dapat menambah pengetahuan/ wawasan tentang karakteristik dari beton bercampur ijuk.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 550, "width": 211, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Untuk dapat mengoptimalkan pemanfaat serat ijuk.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 573, "width": 211, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada penggunaan serat ijuk sebagai material tambahan dalam pembuatan beton dibidang konstruksi.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 619, "width": 211, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Mengetahui pengaruh penambahan ijuk terhadap workability yaitu kemudahan pengerjaan beton.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 237, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 09, No. 3, Oktober 2020", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 38, "width": 22, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "158", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 795, "width": 93, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 159, "width": 117, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.0. Metodologi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 159, "width": 132, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Waktu dan Tempat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 182, "width": 225, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilakukan di Laboratorium PT. Perkasa Beton Batam, Kota Batam. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dilaboratorium berupa pengujian terhadap “ Pengaruh Penggunaan ijuk pada campuran komposit beton”. Waktu penelitian bulan Mei – Agustus 2020.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 263, "width": 136, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimensi dan Jumlah Benda Uji", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 285, "width": 225, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimensi/ukuran benda uji adalah sebagai berikut, Jenis benda uji dibuat menjadi 2 bentuk yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 318, "width": 230, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Persegi ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm untuk pengujian kuat tekan.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 341, "width": 230, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Balok ukuran 15 cm x 15 cm x 60 cm untuk pengujian kuat lentur.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 373, "width": 200, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Perbandingan persentase ijuk : 1% dan 1.5%.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 384, "width": 218, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Ijuk yang digunakan berukuran 0,5 mm – 1,5 mm.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 406, "width": 215, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah benda uji yang akan dibuat dapat dilihat pada table 2.1 dibawah:", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 199, "width": 367, "height": 464, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2.1 Jumlah Sampel Beton Beton Umur Pengujian ( Hari ) Jumlah Sampel Persegi Balok Beton Normal 7 14 21 28 2 2 2 2 - - - 2 Beton Ijuk 1% 7 14 21 28 2 2 2 2 - - - 2 Beton Ijuk 1.5% 7 14 21 28 2 2 2 2 - - - - Jumlah 24 4 Mulai Kajian Pustaka", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 480, "width": 14, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ya", "type": "Picture" }, { "left": 131, "top": 500, "width": 120, "height": 225, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian Kekuatan Beton Hasil dan Pengolahan Data Pembahasan dan Kesimpulan Selesai Pembuatan Campuran Beton", "type": "Table" }, { "left": 70, "top": 394, "width": 185, "height": 188, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengecoran/Pencetakan Beton Perawatan Beton Material Memenuhi Spesifikasi Tidak", "type": "Picture" }, { "left": 149, "top": 306, "width": 87, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persiapan Penelitian: - Material", "type": "Table" }, { "left": 143, "top": 358, "width": 93, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemeriksaan Material:", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 370, "width": 79, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Agregat Kasar", "type": "List item" }, { "left": 140, "top": 381, "width": 79, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Agregat Halus", "type": "List item" }, { "left": 153, "top": 199, "width": 74, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desain Benda Uji Mulai Kajian Pustaka", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 237, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 09, No. 3, Oktober 2020", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 38, "width": 22, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "159", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 795, "width": 93, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 182, "width": 225, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semua pengujian yang akan dilakukan akan mengacu pada standar Nasional Indonesia (SNI). Adapun standar pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 228, "width": 222, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pengujian slump beton mengacu kepada Shan Somayaji, Civil Engineering Materials, 2001 dan SNI 03-2847-2002", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 262, "width": 220, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengujian kuat tekan beton pada SNI 03-2847- 2002", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 285, "width": 222, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pengujian kuat lentur pada beton pada SNI 4431:2011", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 308, "width": 220, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Mix Design Benda Uji dengan Metode SNI 03- 2493-2002", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 349, "width": 225, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.0. ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN DAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 366, "width": 74, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 383, "width": 183, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Analisa Kuantitatif Untuk Kuat Tekan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 395, "width": 225, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian kuat tekan menggunakan benda uji berupa kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm untuk pengetesan umur 7, 14, 21 dan 28 hari. Ukuran 15 x 15 x 60 cm untuk pengetesan kuat lentur pada umur 28 hari. Kemudian benda uji kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm untuk pengetesan hari ke 7, 21, 14 dan 28 hari di buat 3 sampel.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 225, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kandungan ijuk untuk benda uji dibuat bervariasi sebesar 0%, 1% dan 1.5% dikalikan volume beton. Benda uji 0% ijuk dibuat sebagai pembanding antara beton tidak berijuk dengan beton berijuk. Sehingga, dapat dilihat perbedaan hasil kuat tekan beton akibat penambahan dari ijuk.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 561, "width": 225, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perhitungan untuk kuat tekan beton dapat dihitung dengan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 602, "width": 225, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Kg/cm 2 ) Dimana : P = Beban maksimum [kg] A = Luas penampang benda uji (cm 2 )", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 711, "width": 225, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian kuat tekan untuk beton dengan umur 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari ditunjukkan pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3, Tabel 3.4. Dimana nilai target desain fc’ beton umur 28 hari adalah 30", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 101, "width": 225, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPa. Sedangkan hasil pengujian kuat lentur untuk beton dengan umur 28 hari.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 124, "width": 225, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuat lentur beton ( modulus of rupture ) dapat dihitung dengan persamaan 1 jika keruntuhan terjadi dibagian tengah bentang. (SNI 4431:2011)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 209, "width": 225, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persamaan 2 digunakan jika keruntuhan terjadi pada bagian tarik diluar tengah bentang.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 266, "width": 39, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimana :", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 275, "width": 130, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "σ = Kuat lentur beton (MPa)", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 289, "width": 123, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P = Beban maksimum (N) L = Panjang bentang (mm)", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 312, "width": 119, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b = Lebar spesimen (mm)", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 323, "width": 123, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h = Tinggi spesimen (mm)", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 333, "width": 211, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ɑ = Jarak rata-rata dari garis keruntuhan dan titik perletakan terdekat diukur pada bagian tarik spesimen (mm).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 379, "width": 225, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut adalah hasil kuat tekan untuk masing-masing komposisi ijuk :", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 414, "width": 198, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.1 Hasil Uji Tekan Beton Umur 7 Hari", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 429, "width": 244, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variasi % Berat (g) Rata- rata berat (g) C Maxlo ad (KN) Fc’ Mpa Fc’ rata- rata Kenai kan fc’ Mpa 0,00% 8130 8139.5 790,0 35,11 34,44 5 0,00 8149 760,1 33,78 1,00% 7989 7956.5 556,1 24,72 25,65 5 0,00 7924 597,6 26,56 1,50% 7790 7877,0 552,4 24,55 23,16 0 0,00 7964 489,8 21,77", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 567, "width": 225, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel 3.1 terlihat bahwa terjadi penurunan pada seluruh komposisi 1%-1,5% penambahan ijuk. Untuk komposisi 1% penurunan yang terjadi kurang dari 20% dan untuk komposisi 1,5% penurunan yang terjadi kurang dari 20%. Ini dapat dikarenakan ikatan matriks beton pada komposisi ini lebih cepat mengikat pada umur awal beton. Ini dapat terjadi karena proses ikatan matriks beton dan serat ijuk belum maksimal sehingga terjadi penurunan yang cukup drastis terutama pada komposisi 1% dan 1,5% ijuk.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 694, "width": 200, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.2 Hasil Uji Tekan Beton Umur 14 Hari", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 704, "width": 246, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variasi % Berat (g) Rata- rata berat (g) C Maxlo ad (KN) Fc’ Mpa Fc’ rata- rata Kenai kan fc’ Mpa 0,00% 8088 8113,0 876,0 38,93 38,42 11.54", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 237, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 09, No. 3, Oktober 2020", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 38, "width": 22, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "160", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 795, "width": 93, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 347, "top": 770, "width": 5, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "-", "type": "Page footer" }, { "left": 320, "top": 661, "width": 245, "height": 140, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 0 1 1.5 K uat t ek an (MPa) Persentase ijuk 28 21", "type": "Picture" }, { "left": 555, "top": 733, "width": 10, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Table" }, { "left": 555, "top": 748, "width": 5, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 56, "top": 102, "width": 246, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8138 853,0 37,91 1,00% 7947 7915.5 651,0 28,93 28,53 11,20 7884 633,0 28,13 1,50% 7743 7748,0 466,0 20,71 21,00 -9,33 7753 479,0 21,29", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 202, "width": 225, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada umur 14 hari beton sudah mencapai sekitar 91.69% kekuatan yang direncanakan pada beton normal. Dari tabel 3.2 terlihat bahwa terjadi kenaikan pada seluruh komposisi 1% penambahan ijuk. Dan penurunan terbesar masih pada komposisi 1,5% karena banyaknya ijuk yang menyebabkan balling effect pada saat mixing, matrix betonnya belum saling mengikat dengan serat ijuk. Hanya pada komposisi 1% yang kenaikan cukup kecil yaitu 11,20%. Ini dikarenakan pada komposisi 1% kekuatan beton sudah hampir mencapai maksimum sehingga matriks beton dan serat ijuk sudah mulai menyatu", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 352, "width": 200, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.3 Hasil Uji Tekan Beton Umur 21 Hari", "type": "Section header" }, { "left": 42, "top": 373, "width": 247, "height": 146, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Var iasi % Berat (g) Rata- rata berat (g) C Maxl oad (KN) Fc’ Mpa Fc’ rata - rata Kenaikan fc’ Mpa 0% 8131 8180,5 939,0 41,73 41,5 3 8,09 8230 930,0 41,33 1% 7901 7850,5 689,8 30,66 30,3 4 6,34 7800 675,7 30,03 1,5 % 7693 7681,5 585,4 26,02 26,1 3 24,42 7670 590,5 26,24", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 540, "width": 225, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada umur 21 hari beton sudah mencapai sekitar 99% kekuatan yang direncanakan pada beton normal. Dari tabel 3.3 terlihat bahwa terjadi kenaikan pada seluruh komposisi 1% -1,5% penambahan ijuk. Dan kenaikan terbesar pada komposisi 1,5%.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 609, "width": 200, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.4 Hasil Uji Tekan Beton Umur 28 Hari", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 630, "width": 247, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Varia si % Berat (g) Rata- rata berat (g) C Maxl oad (KN) Fc’ Mpa Fc’ rata - rata Kenaik an fc’ Mpa 0% 8146 8149,0 943,7 41,94 41,9 0 0,89 8152 942,0 41,87 1% 7591 7601,5 700,0 31,11 31,3 3 3,26 7612 710,0 31,56 1,5% 7571 7566,5 622,0 27,64 27,6 5,70", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 102, "width": 161, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7562 621,0 27,60 2", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 131, "width": 225, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Umur beton 28 hari adalah kondisi dimana kuat tekan beton telah mencapai 100% (maksimum). Dari tabel 3.4 terlihat bahwa pada komposisi 1% dan 1,5% nilai kuat tekannya (Fc’) meningkat dibandingkan dengan umur 21 hari tetapi tidak terlalu signifikan. Pada komposisi 1% mengalami peningkatan 3,26%", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 200, "width": 225, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sedangkan pada komposisi 1,5% mengalami peningkatan 5,70%. Berikut adalah grafik pengaruh berat benda uji di umur 28 hari terhadap penambahan kadar ijuk dan grafik hasil kuat tekan dibandingkan dengan umur beton dengan masing-masing komposisi:", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 407, "width": 181, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.1 Berat benda uji beton ijuk dibandingkan beton normal umur 28 hari", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 442, "width": 225, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.1 menunjukkan pengaruh berat benda uji di umur 28 hari terhadap penambahan kadar ijuk. Kondisi berat benda uji terhadap kadar ijuk adalah :", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 474, "width": 188, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Pada kadar 0,00% berat benda uji normal.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 486, "width": 222, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Pada kadar 1,00% , berat benda uji mengalami penurunan yang cukup signifikan.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 509, "width": 222, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Pada kadar 1,50% , berat benda uji mengalami penurunan yang cukup signifikan.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 545, "width": 225, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara keseluruhan, penurunan berat dari benda uji disebabkan oleh karena nilai slump yang semakin rendah, seiring dengan penambahan kadar ijuk yang semakin besar prosentasenya. Penurunan nilai slump menyebabkan tingkat workability yang semakin menurun. Dalam arti akan menyebabkan sulitnya proses pemadatan pada saat proses pencetakan benda uji.", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 276, "width": 158, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7600 7700 7800 7900 8000 8100 8200 0 1 1.5 B er a t B en d a Uji (% ) Kadar Ijuk (%) Berat Rata- Rata 28 Hari", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 237, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 09, No. 3, Oktober 2020", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 38, "width": 22, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "161", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 795, "width": 93, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 60, "top": 148, "width": 219, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.2 Grafik Kuat Tekan vs Persentase Ijuk", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 170, "width": 226, "height": 171, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pengujian kuat tekan 28 hari di gunakan analisis dengan regresi polinomial untuk mendapatkan kuat tekan maksimum dengan komposisi teroptimum yaitu pada komposisi 1%. Data yang disajikan merupakan rata-rata kuat tekan 28 hari pada masing-masing komposisi kemudian ditarik garis regresi polinomial ini. Prosedur dalam pengetesan sesuai dengan ASTM C39/ C39M–03. Pertama benda uji harus sudah dikeluarkan dari kolam curing minimal 18 jam sebelum dites. Setelah benda uji kering udara, benda uji terlebih dahulu ditimbang. Kemudian benda uji diletakkan ditengah-tengah alat uji dan ditekan dengan beban yang konstan berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2 perdetik hingga mengalami failure. Berikut ialah gambar dari tes kuat tekan:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 355, "width": 108, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Kuat Tarik Lentur", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 372, "width": 225, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian kuat lentur ini berdasarkan SNI 4431-2011 dan pada penelitian ini menggunakan metode Third- Point Loading, yaitu pengujian beton secara langsung dimana pengujian bersifat destruktif, yang berarti benda uji dilakukan pengujian hanya 1 kali pengujian. Hal ini dikarenakan benda uji yang telah dilakukan pengujian menjadi rusak dan tidak dapat digunakan lagi untuk pengujian lainnya. Benda uji yang digunakan berupa balok beton berpenampang bujur sangkar dengan panjang total balok empat kali lebar penampangnya. Waktu pengujian, kedua blok tumpuan tidak boleh bergeser, bentang antara dua blok tumpuan adalah 450 mm dengan toleransi 9 mm.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 521, "width": 226, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecepatan beban harus dilakukan kontinyu tanpa menimbulkan efek kejut. Patahnya benda uji di daerah pusat pada 1/3 jarak titik perletakan dari bagian tarik beton. Pengujian ini menggunakan benda uji berbentuk balok sebanyak 4 buah dengan ukuran 15 x 15 x 60 cm yang akan diuji pada umur 28 hari, untuk mengujinya menggunakan 1 titik pembebanan, dimana lendutan yang dipantau terletak pada 2 titik, yaitu sepertiga bentang dari masing-masing ujung perletakan benda ujinya.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 102, "width": 169, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.3 Benda Uji, Perletakan dan", "type": "Section header" }, { "left": 403, "top": 113, "width": 55, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembebanan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 136, "width": 89, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan Gambar :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 147, "width": 135, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A-A adalah sumbu memanjang", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 159, "width": 139, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B adalah titik-titik perletakan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 170, "width": 9, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 170, "width": 120, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah titik-titik pembebanan", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 320, "width": 184, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.4 Model Pengujian Balok Beton dengan Metode Third-Point Loading", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 354, "width": 89, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan Gambar :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 377, "width": 224, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "L : adalah jarak (bentang) antara dua garis perletakan (cm)", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 401, "width": 227, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b : adalah lebar tampak lintang benda uji (cm) h : adalah tinggi tampak lintang benda uji (cm) P : adalah beban tertinggi yang ditunjukan oleh mesin uji (kg)", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 458, "width": 225, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil pengujian sesuai dengan pola retak lentur diatas, besarnya kuat lentur dapat dihitung menggunakan persamaan rumus 3 :", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 503, "width": 163, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "σ=(P.L)/ 〖 b.h 〗 ^2 …………………(3)", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 529, "width": 204, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.5 Hasil Uji Lentur Beton Umur 28", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 540, "width": 237, "height": 144, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hari Var iasi % Berat (g) Rata- Rata Berat (g) Ma xloa d (K N) Flexu ral Mpa Flexu ral Rata- Rata Flexura l (Kg/cm 2) 0% 32300 3215 0,0 40,0 5,33 5,36 54,38 32000 40,5 5,40 1% 31800 3179 5,0 44 5,87 6,00 62,54 31790 46 6,13", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 704, "width": 225, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika dilihat dari tabel 3.5 diatas, kuat lentur yang dihasilkan pada beton bercampur ijuk dengan komposisi 1% nilainya lebih besar dibandingkan dengan beton normal/ tidak bercampur ijuk (0%). Ini artinya serat ijuk yang tercampur beton dapat menambah nilai kuat lentur dari beton.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 237, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 09, No. 3, Oktober 2020", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 38, "width": 22, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "162", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 795, "width": 93, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 101, "width": 225, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perubahan nilai kuat lentur seharusnya selalu meningkat secara logaritmik seiring bertambahnya umur beton. Akan tetapi terjadinya penurunan pada hari-hari tertentu, kemungkinan dipengaruhi kondisi beton saat proses pencampuran, pengecoran, pembebanan (kecepatan pembebanan yang berbeda) dan kondisi lingkungan. Selain itu, nilai kuat lentur juga dipengaruhi proses curing yang dilakukan. Perawatan yang kurang baik, dapat menyebabkan susut tidak merata (non-uniform shrinkage) yang memiliki pengaruh sensitif terhadap nilai kuat lentur. Kemudian kesalahan lainnya yang mungkin terjadi saat pengecoran adalah distribusi agregat yang tidak merata untuk setiap benda uji dan pemadatan yang kurang memenuhi prosedur.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 274, "width": 225, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan kuat tekan dan kuat lentur beton menurut standar SNI-03-2847-2002, dapat dirumuskan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 321, "width": 129, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "√", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 346, "width": 219, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.6 Hubungan Kuat Tekan dan Kuat Lentur", "type": "Section header" }, { "left": 56, "top": 358, "width": 212, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beton Kode Tegangan Lentur Penelitian (MPa σTekan Penelitia σLentur Dari Uji Tekan SNI (MPa) =0.7√σtekan 0% 5,36 41,90 4,53 1% 6,00 31,33 3,92", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 481, "width": 226, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika melihat hubungan kuat tekan dan kuat lentur diatas, dapat dilihat bahwa kenaikan kuat tekan pada benda uji tidak selalu diikuti oleh kenaikan kuat lenturnya. Hal tersebut dapat terlihat jelas bahwa benda uji dengan komposisi campuran ijuk 0% memiliki kuat tekan yang paling besar namun tidak diikuti dengan kuat lenturnya. Begitu juga dengan benda uji komposisi campuran ijuk 1% memiliki kuat tekan yang paling kecil namun memiliki kuat lentur yang paling besar. Dalam hal ini serat ijuk sangat berpengaruh terhadap besarnya kuat lentur beton.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 620, "width": 54, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 631, "width": 226, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa penambahan ijuk terhadap kuat tekan dan kuat lentur, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 665, "width": 222, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Campuran beton yang di tambahkan ijuk membuat workability menjadi lebih sulit dan butuh lebih banyak air untuk mencapai slum prencana.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 711, "width": 222, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Density beton yang dihasilkan memiliki deviasi yang cukup besar yang dikarenakan beton harus berada dalam kondisi kering oven agar diperoleh density sebebnarnya. Sedangkan penimbangan", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 101, "width": 204, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "massa beton pada saat beton diangkat 1 hari sebelum di tes.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 124, "width": 222, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Penambahan ijuk pada campuran beton menurunkan kuat tekan beton sebesar 9,04% pada umur 28 hari dengan penambahan komposisi ijuk optimum sebanyak 1%. Ini menunjukkan bahwa penggunaan ijuk tidak banyak memberikan peningkatan kuat tekan dari beton dan semakin besar penambahan komposisi ijuk akan membuat penurunan kuat tekan semakin besar dibandingkan dengan beton normal.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 228, "width": 222, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Semakin banyak ijuk yang ditambahkan akan menimbulkan massa beton semakin kecil atau ringan.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 262, "width": 222, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Semakin banyak ijuk yang ditambahkan akan menimbulkan peristiwa balling effect yaitu penggumpalan serat ijuk saat pencampuran beton sehingga menyebabkan persebaran ijuk tidak merata.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 320, "width": 208, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Pada umur beton 28 hari kuat lentur rata-rata 6,00 MPa pada komposisi ijuk 1%, lebih tinggi 11,94% dari beton komposisi ijuk 0% (beton normal) yaitu nilai kuat lenturnya rata- rata 5,36 MPa.lenturnya. Begitu juga dengan benda uji komposisi campuran ijuk 1% memiliki kuat tekan yang paling kecil namun memiliki kuat lentur yang paling besar. Dalam hal ini serat ijuk sangat berpengaruh terhadap besarnya kuat lentur beton.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 435, "width": 208, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Kuat tekan beton umur 28 hari lebih besar dari kuat tekan beton umur 7 hari. Hal ini sesuai dengan prinsip bahwa kuat tekan beton akan meningkat selaras dengan peningkatan umur beton.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 492, "width": 208, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Penambahan serat ijuk dalam beton normal tidak memberikan kenaikan kuat beton yang signifikan Hal ini diakibatkan karena lemahnya gaya adhesi antara serat ijuk dengan matriks beton.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 550, "width": 208, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Kuat tekan beton 28 hari dengan kadar ijuk 1% memiliki nilai yang mendekati dengan kuat tekan beton konversi 7 hari ke 28 hari. Hal ini membuktikan keakuratan koefisien konversi kuat tekan beton 7 hari ke 28 hari yang bernilai 0,70.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 631, "width": 28, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 642, "width": 225, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 665, "width": 208, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pengecoran diupayakan dalam kondisi s.s.d (saturated surface dry), sehingga water content (w/c) dapat terkontrol dengan baik, supaya diperoleh kuat tekan yang sesuai.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 723, "width": 209, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Untuk mengupayakan kondisi yang seragam, sebaiknya pengecoran dilakukan secara bersamaan, atau paling tidak untuk per harinya dikerjakan pada molen / adukan yang sama.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 237, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 09, No. 3, Oktober 2020", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 38, "width": 22, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "163", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 795, "width": 93, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 101, "width": 208, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Perlu adanya pengujian untuk jangka waktu panjang yaitu diatas 84 hari, hingga kuat lentur yang didapat cenderung tetap, seperti pada kuat lentur beton normal setelah umur 28 hari.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 159, "width": 207, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Menggunakan high range water reducer agar mencapai workability yang lebih mudah dan target slump mampu tercapai sesuai rencana.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 193, "width": 207, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Curing pada benda uji susut harus dilakukan secara intensif selama 7 hari awal agar tidak terjadi crack.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 228, "width": 207, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Agar mendapatkan hasil yang lebih akurat perlu memperbanyak", "type": "List item" }, { "left": 216, "top": 239, "width": 31, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sampel", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 239, "width": 189, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan memperkecil range komposisi ijuk yang di tambahkan kedalam campuran beton. Disarankan penambahan ijuk pada kisaran", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 285, "width": 109, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,5-1% dari volume beton.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 297, "width": 207, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Perlu mencari metode yang tepat untuk pencampuran ijuk ke dalam campuran beton agar serat ijuk tercampur merata dalam adukan beton.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 343, "width": 207, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Pada saat pencampuran serat ijuk tidak boleh mengaduk campuran beton terlalu lama karena dapat menyebabkan terjadinya balling effect dan serat ijuk akan mengendap di dasar campuran bila terlalu lama dilakukan", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 401, "width": 53, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengadukan.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 412, "width": 207, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Beton campuran ijuk ini sebaiknya digunakan untuk ornamen arsitektur sederhana yang membutuhkan kekuatan lentur seperti kanopi dengan panjang 0,5 meter.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 470, "width": 94, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 481, "width": 225, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Annual Book of ASTM Standards Vol 04.02. Amerika Serikat, 2003. ASTM Committee C09. ASTM C 33-03, Standard Specification for Concrete Aggregates. ASTM Internasional, 2003.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 225, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ACI Committee 211. ACI 211.1, Standard Practice for", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 197, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selecting Proportions for Normal, Heavy Weight and Mass Concrete. ACI, 1991.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 225, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Buku Pedoman Praktikum. Pemeriksaan Bahan Beton dan Mutu Beton.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 596, "width": 225, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "British Standard, 1986, Standard Specification for Concrete Aggregates , BS 6717:Part 1:1986, BSI Publications, London.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 630, "width": 225, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beton Normal. SK. SNI T-15-1990-03, Cetakan Pertama, Bandung: DPU- Yayasan LPMB, 1991. Depok : Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil, 1998. Dinas Pekerjaan Umum. SNI 03-2493-2002, Metode", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 197, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium. PU, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 723, "width": 225, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinas Pekerjaan Umum. SNI 03-6815-2002, Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan. PU, 2002. Dinas Pekerjaan Umum. SNI 03-1974-1990, Metoda Pengujian Kuat Tekan Beton. PU, 1990.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 101, "width": 225, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinas Pekerjaan Umum. SNI 03-4433-1999, Spesisifikasi Beton Siap Pakai. PU, 1999.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 124, "width": 225, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departemen Pekerjaan Umum. 1989, SK SNI M -08- 1989-F Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Halus dan Kasar, Yayasan LPMB, Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 170, "width": 225, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Portland Cement, http://www.wikipedia-the free encyclopedia.org.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 193, "width": 225, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shan Somayaji, Civil engineering Materials. New Jersey: Prentice Hall Int., 2001.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 216, "width": 225, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tjokrodimulyo, K. 1996. Teknologi Beton. Nafiri: Yogyakarta.", "type": "List item" } ]
1a68885c-bc93-2f1a-c565-fc2dd3c883fc
https://e-jurnal.pnl.ac.id/polimesin/article/download/2982/3116
[ { "left": 561, "top": 802, "width": 18, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "272", "type": "Page footer" }, { "left": 17, "top": 801, "width": 463, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disseminating Information on the Research of Mechanical Engineering - Jurnal Polimesin Volume 21, No. 3, June 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 20, "top": 166, "width": 269, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investigation of fuel properties and structural-functional group analysis in blending low and high boiling point fuels: the case of ethanol with fuel", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 213, "width": 270, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Annisa Bhikuning 1* , Budi Setiawan 1 , Jamal F. Jati 1 , Jefa D. I. Wijaya 1 , Muhammad Hafnan 2 1 Mechanical Engineering Department, Universitas Trisakti, Jakarta Barat 11440, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 259, "width": 254, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 PT New Ecology Energy Indonesia, Jakarta, 11440, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 271, "width": 196, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding author : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 295, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 20, "top": 308, "width": 270, "height": 377, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For numerous decades, diesel fuel has served as the primary source of energy for diesel engines. For optimal performance, these engines are designed to withstand a high flammability threshold. Diesel fuel is therefore the preferable option for refueling military combat vehicles, particularly battle tanks. Concerns have been expressed regarding the use of diesel fuel due to its potential contribution to environmental pollution; emissions from combustion include NO 2 , NO, CO, SO 2 , and particulate matter. To reduce these emissions, diesel fuel must be blended with another substance. To reduce emissions, ethanol incorporation is a potential solution. A previous study demonstrated that combining fuels with high and low boiling points can enhance performance. Mixing ethanol, which has a low boiling point, with biodiesel/diesel fuel and fuel with a high boiling point can produce a superior fuel. Analyzing the characteristics of the fuels produced by merging ethanol with diesel fuel and biodiesel is crucial. This analysis aids in the comprehension of the fuel's physical properties prior to its use in a diesel engine. In this investigation, Indonesian diesel fuel and biodiesel standards are blended with ethanol at 10%, 25%, and 35% (volume) blending ratios. In addition to utilizing FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy) for analysis, the objective of this study is to determine the combustion properties of a blend of biodiesel, diesel fuel, and ethanol. Using the American Society of Testing Materials (ASTM) D method, fuel properties such as density, viscosity, cetane index, and distillations are analyzed. The results indicate that increasing the proportion of ethanol in diesel fuel and biodiesel reduces viscosity and density. By integrating ethanol, which has a lower density and viscosity than diesel fuel and biodiesel alone, the fuel properties can be improved. A perfect blend of ethanol, diesel fuel, and biodiesel can increase the quality of fuel, thereby enhancing diesel engine combustion.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 701, "width": 268, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Ethanol, diesel fuel, biodiesel, FTIR, the boiling point", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 724, "width": 71, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 20, "top": 736, "width": 270, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diesel fuel has been the primary source of energy for diesel engines for several decades, fueling transportation, industry, military combat, and other sectors. However, diesel engines can emit numerous pollutants, including CO2, NO2, CO, SO2, and particulates. To reduce these pollutants, numerous studies are", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 22, "width": 268, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "actively investigating methods to improve the composition of diesel fuel by adding various substances. Water emulsion [1–3], biodiesel blending [4–6], petroleum [7–8], and ethanol are a few of the noteworthy methods being investigated. These cutting-edge techniques seek to reduce diesel engine pollution and promote more sustainable energy solutions.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 91, "width": 270, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethanol, which is classified as an alcohol, has a low boiling point of approximately 78°C [9], whereas biodiesel fuel has a boiling point range of 340°C to 375°C [10]. A notable study by Senda et al. [11] highlighted the advantages of merging fuels with different boiling points to improve fuel quality. The paucity of fuel with a low volatile value and a high boiling point, when combined with fuel with a high volatile value and a low boiling point, will result in an improvement in volatile and boiling point values, as depicted in Fig. 1. Consequently, fuel quality and properties will be enhanced..", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 372, "width": 264, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 1. Pressure and Temperature for Multi-Component Fuel [11]", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 395, "width": 270, "height": 400, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Numerous studies have concentrated on the blending of ethanol with diesel and biodiesel. Sandalchi et al. [12] conducted a study on the performance and emissions of diesel engines with a 15 percent diesel fuel and 30 percent ethanol blend. A mixture of 85% diesel fuel and 15% ethanol was observed to separate 30 hours after combining, whereas a blend of 30% ethanol separated within 5 minutes. The results indicated that the NOx emissions produced by diesel fuel blended with 30% ethanol were lower than those produced by diesel fuel alone. However, the CO emissions were greater when 30% ethanol was blended with other fuels. Moreover, Kim et al. [13] investigated the low-speed combustion of ethanol blended with diesel fuel. In this study, the diesel engine was rotated at 750 revolutions per minute, and the maximum combustion pressure was approximately 4.1% higher than with pure diesel fuel, while the maximum heat release rate increased by 13.5%. This increase became more considerable as the ethanol blending ratio increased. Alptekin [14] investigated the effect of a 15% ethanol-diesel mixture on engine velocities of 1,500, 2,000, and 2,500 rpm under loads of 3,3,5,6,6,8 bar. The results indicated that emissions and BSFC increased as the ratio of ethanol to diesel increased. In addition, Huang et al. [15] studied ethanol combining, which can reduce NOx emissions. The decrease in NOx is due to evaporation and a reduction in the LHV of the ethanol in the mixture following injection in the cylinder. Tutak et al. [16] reported that the addition of 5.5 g/kWh of ethanol to diesel fuel containing 30% ethanol would increase NOx emissions. Di et al. [17] examined the effect of a mixture of ethanol and diesel and biodiesel at concentrations of 2, 4, 6, and 8% ethanol by volume. The results demonstrated that an increase in ethanol percentage resulted in increased thermal efficiency, decreased HC and CO emissions, and increased NOx emissions. In addition, Wahyu et al. [18] analyzed diesel fuel mixed with ethanol and methanol. The results revealed that combining ethanol and methanol decreased the fuel's boiling point, specific gravity, viscosity, and ignition temperature. Yasin et al. [19] studied the addition of ethanol and", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 24, "width": 220, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J u r n a l P o l i m e s i n", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 42, "width": 216, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departmen t of M echanical Engineeri ng S t a t e P o l y t e c h n i c o f L h o k s e u m a w e http://e-jurnal.pnl.ac.id/polimesin", "type": "Text" }, { "left": 21, "top": 91, "width": 249, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 1693-5462 Volume : 21 Year : 2023", "type": "Table" }, { "left": 19, "top": 118, "width": 281, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Processing Dates: Received on 2022-06-17, Reviewed on 2022- 08-08, Revised on 2023-05-27, Accepted on 2023-05-28, and Available online on 2023-06-30", "type": "Text" }, { "left": 22, "top": 76, "width": 247, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2549-1999 No. : 3 Month : June", "type": "Table" }, { "left": 561, "top": 802, "width": 18, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "273", "type": "Page footer" }, { "left": 17, "top": 801, "width": 463, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disseminating Information on the Research of Mechanical Engineering - Jurnal Polimesin Volume 21, No. 3, June 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 20, "top": 22, "width": 270, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "methanol to palm oil-based biodiesel. The results indicated that viscosity and specific gravity decreased, while the flash point and cetane number increased. Therefore, this blended fuel was suitable for use in diesel motors.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 68, "width": 270, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this investigation, low-boiling-point fuels (diesel fuel and biodiesel) were blended with high-boiling-point fuel (ethanol). The purpose of this study is to collect exhaustive data on fuel properties and employ FTIR analysis. Data properties of fuels can be used to aid in the practice or simulation analysis of the combustion performance of the fuel in diesel engines.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 149, "width": 95, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Research methods", "type": "Section header" }, { "left": 20, "top": 167, "width": 53, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Fuel", "type": "Section header" }, { "left": 20, "top": 181, "width": 270, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this investigation, diesel fuel and biodiesel were derived from commercial Indonesian petroleum oil. Biodiesel was derived from 30% blended between palm oil biodiesel and 70% diesel fuel. The blended fuels contain 10%, 25%, and 35% (by volume) of ethanol blended with diesel fuel and biodiesel. 10% ethanol and 90% diesel fuel is designated as 10DFE, 25% ethanol and 75% diesel fuel is designated as 25DFE, and 35% ethanol and 65% diesel fuel is designated as 35DFE. In addition, the designations for biodiesel are as follows: 10% ethanol and 90% biodiesel is 10BDE, 15% ethanol and 85% biodiesel is 15BDE, and 35% ethanol and 65% biodiesel is 35BDE. Petrolab Services analyzed the fuel properties, and a Thermo Scientific Nicolet iS10 was used to analyze the Fourier transform infrared spectrometry (FTIR).", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 337, "width": 69, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Methods", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 618, "width": 114, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 2. Study in fuel analysis", "type": "Section header" }, { "left": 20, "top": 641, "width": 270, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 2 illustrates the analytical approach employed in this study for fuel analysis. First of all, fuels are prepared (diesel fuel and biodiesel). The fuels, namely diesel fuel, and biodiesel, were initially prepared. Subsequently, ethanol was blended with the fuels in proportions of 10%, 25%, and 35% (% volume). The blended fuels were subjected to analysis, including examination of boiling points, FTIR analysis, and assessment of fuel properties such as caloric value, density, and viscosity. ASTM D445-19a and ASTM D1298-12b methods were used to calculate the viscosity the density, respectively. The distillation and cetane index were determined using ASTM D68-17 and ASTM D4737-10 methods. Lastly, the conclusion is made from all data given to analyze the good fuel characteristics.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 22, "width": 114, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 40, "width": 87, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Boiling Point", "type": "Section header" }, { "left": 366, "top": 238, "width": 154, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 3. Distillation from all fuel tested", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 255, "width": 270, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 3 shows the distillation results for all fuels tested. It is evident from Fig. 2 that blending diesel fuel and biodiesel with ethanol at different proportions (10%, 25%, and 35%) yields varying distillation volumes at different temperatures. The distillation volume ratio for fuels blended with 35% ethanol is higher than that of fuels blended with 25% and 10% ethanol. However, fuels blended with 10% ethanol exhibit lower distillation volume ratios compared to 25% and 35%. Therefore, this curve can be explained that 35DFE and 35BDE have good atomization spray than other fuels because the volatility is low making it easy to atomize the fuel. This can be explained by several works of literature that mention that higher volatility in fuel makes it difficult for fuel to atomize [20,21].", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 411, "width": 97, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Fuel Properties", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 425, "width": 39, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Viscosity", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 442, "width": 270, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The viscosity of ethanol blended with diesel fuel and biodiesel is depicted in Fig. 4. As depicted in Fig. 3, the addition of ethanol to diesel fuel and biodiesel reduces viscosity. The Fig.'s arrows indicated the vertical value from the right and left. Ethanol- blended biodiesel (10DDE, 15BDE, and 53 BDE) can enhance viscosity and increase volatility compared to pure biodiesel. In comparison to 10BDE, 35BDE exhibits a 2.6% reduction in viscosity. Comparatively, 35DFE obtains a 4.5% reduction in viscosity compared to 10DFE..", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 546, "width": 270, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Viscosity is the most important characteristic of fuel as it affects fuel injection components, specifically at low temperatures due to fuel flowability. Higher viscosity can make it difficult for fuel to atomize and makes incomplete combustion in the engine. By incorporating ethanol, viscosity is decreased due to ethanol's higher boiling point and lower viscosity relative to diesel fuel and biodiesel. Therefore, the addition of ethanol can improve the viscosity and can make it superior in the atomization in the fuel- injected cylinder in the diesel engine [23]. This result aligns with other investigations [23-25].", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 667, "width": 34, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Density", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 678, "width": 270, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The density characteristics of a mélange of diesel fuel, biodiesel fuel, and ethanol are depicted in Fig. 5. Fig.s 4 and 5 demonstrate that the density and viscosity characteristics have the same trend. In particular, the density of 35BDE is 1.44 percent lower than that of 10BDE, while the density of 35DFE is 0.24 percent lower than that of 10DFE. A greater proportion of ethanol can reduce the fuel's density. This lower density can influence fuel injection within the cylinder and improve atomization dispersion during fuel injection, consistent with the findings of previous studies [23-26].", "type": "Text" }, { "left": 561, "top": 802, "width": 18, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "274", "type": "Page footer" }, { "left": 17, "top": 801, "width": 463, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disseminating Information on the Research of Mechanical Engineering - Jurnal Polimesin Volume 21, No. 3, June 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 172, "width": 147, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 4. Viscosity from all fuel tested", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 140, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 5. Density from all fuel tested", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 552, "width": 162, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 6. Cetane Index from all fuel tested", "type": "Caption" }, { "left": 90, "top": 736, "width": 130, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 7. LHV from all fuel tested", "type": "Caption" }, { "left": 20, "top": 770, "width": 58, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cetane Index", "type": "Page footer" }, { "left": 308, "top": 22, "width": 270, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 6 illustrates the Cetane Index for all tested fuels. The Cetane Index can be used to measure the performance quality of the fuel in a diesel engine. When ethanol is added to gasoline, the Cetane Index can decrease. Due to ethanol's higher boiling point than diesel and biodiesel, a micro-explosion will occur when diesel and biodiesel are blended with ethanol. This phenomenon is advantageous because it enhances combustion and decreases emissions [27]. These results confirm previous research on the properties of ethanol and fuels [27]. This research concurs with previous research on the properties of ethanol and fuels [27].", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 149, "width": 114, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Low Heating Value (LHV)", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 160, "width": 270, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 7 depicts the LHV for all tested fuels. Low Heating Value (LHV) [28] is a measurement of the heat energy availability produced by combustion. As shown in Fig. 7, biodiesel blends with ethanol have a lower LHV than diesel fuel blends with ethanol. This result is a result of the oxygen content of biodiesel and ethanol. One of the benefits of oxygen content in fuel is that it reduces diesel engine emissions [29]. Consequently, oxygen content in the fuel enhances diesel engine combustion. These conclusions are consistent with those of other researchers [30-31]. In addition, these results are consistent with previous research [25, 32, 33] indicating that the addition of ethanol can reduce LHV and impact fuel economy in engines. Therefore, the addition of ethanol improves combustion and reduces emissions.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 327, "width": 55, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 FTIR", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 342, "width": 270, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fourier Transfer Infrared (FTIR) analysis plays a vital role in examining molecular vibrations from the sample [34,35]. The Infrared (IR) radiation in the FTIR can detect transmission energy from molecules by atomic vibration in the sample [36]. In this study, FTIR is used to analyze the wave number and transmission energy in the fuels. This can be explained with samples that have long or short chains, cetane numbers in the fuels, and high or few bonds in the molecule.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 445, "width": 148, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FTIR Blending Diesel and Ethanol", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 468, "width": 241, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Functional Group from Diesel Fuel blends Ethanol", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 479, "width": 241, "height": 298, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Wavenumber (cm -1 ) Functional Group/ Assignment Lit. Literature Experiment 25DFE 35DFE 1 3400- 3200 3322.45 3318.88 O-H Stretch Alcohol Stretch Hydrogen Bounding [37] [38] [39] 2 2935- 2915 2922.34 2922.31 C-H methylene [37] 3 1485- 1445 1459.14 1459.30 C-H bending, medium [37] 4 1410- 1310 1377.42 1377.42 S=O stretch, sulfonate OH Bend, a tertiary alcohol [37] 5 1090- 1020 1023.24 1023.30 C-N stretching [37] 6 800-700 722.24 721.99 C-Cl Stretch [37]", "type": "Table" }, { "left": 561, "top": 802, "width": 18, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "275", "type": "Page footer" }, { "left": 17, "top": 801, "width": 463, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disseminating Information on the Research of Mechanical Engineering - Jurnal Polimesin Volume 21, No. 3, June 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 224, "width": 84, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 8. FTIR 25DFE", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 457, "width": 84, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 9. FTIR 35DFE", "type": "Caption" }, { "left": 20, "top": 491, "width": 270, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 shows the functional group found in diesel fuel blends containing ethanol, while Fig.s 8 and 9 display the FTIR results from diesel fuel blends with ethanol. As shown in Fig.s 8 and 9, the results from the functional group analysis of 25DFE and 35DFE reveal six distinct peaks. The O-H stretch alcohol can be identified from wave numbers 3322.35 cm -1 (25DFE) and 3318.88 cm -1 (35DFE). C-H methylene is indicated in 2922.34 cm -1", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 571, "width": 270, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(25DFE) and 2922.31 cm -1 (35DFE). C-H bending is in 1459.14 cm -1 (25DFE) and 1459.30 cm -1 (35DFE), S=O stretch sulfonate is in 1377.4cm -1 (25DFE and 35DFE), C-N stretching is in 1023.24 cm -1 (25DFE) and 1023.24 cm -1 (35DFE), and C-Cl Stretching is in 722.24 cm -1 (25DFE) and 721.99 cm -1 (35DFE).", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 630, "width": 270, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The FTIR analysis depicted in Fig.s 8 and 9 reveals the presence of the S=O stretch in both 25DFE and 35DFE blends. This indicates that the blends contain diesel fuel, inherently contains sulfur, as reflected in the FTIR spectra. Additionally, the wave numbers 722.24 cm -1 (25DFE) and 721.99 cm -1 (35DFE) correspond to long-chain carbons present in the fuel [40,41]. The transmittance measurements provide insights into the abundance of high and few bonds in the fuels, with high transmittance indicating longer chains and low transmittance indicating shorter chains.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 22, "width": 160, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FTIR Blending Biodiesel and Ethanol", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 45, "width": 233, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Functional Group from Biodiesel blends Ethanol", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 56, "width": 212, "height": 346, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N o. Wavenumber (cm -1 ) Functio nal Group/ Assign ment Lit. Litera ture Experiment 25BDE 35BDE 1 3400- 3200 3354.0 5 3343.55 O-H stretch alcohol Stretch hydrog en Boundi ng [37] [38] [39] 2 2935- 2915 2920.3 0 2919.34 C-H methyl ene [37] 3 1725- 1750 1744.5 4 1744.55 C=O ester [37] , [42] [43] 4 1485- 1445 1458.7 3 1458.55 C-H bend, mediu m [37] 5 1410- 1310 1377.1 9 1377.18 S=O stretch, sulfona te OH", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 359, "width": 209, "height": 229, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bend, a tertiary alcohol [37] 6 1270- 1230 1246.9 6 1246.71 -O stretch, aromati c ethers [37] 7 1190- 1130 1170.3 1 1170.33 C-N stretch, second ary amino [37] 8 1090- 1020 1031.3 6 1032.34 C-N stretch [36] 9 800- 700 722.05 722.06 C-Cl Stretch [36]", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 603, "width": 270, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FTIR analyses were conducted on 25BDE and 35BDE, as illustrated in Fig.s 10 and 11. Fig.s 10 and 11 show that biodiesel blends with ethanol exhibit a high concentration of long-chain carbon compounds, as evidenced by the presence of nine peaks corresponding to various functional groups in the FTIR spectra. These long-chain carbon compounds arise due to the blending of ethanol with biodiesel. The nine peaks are O-H stretching alcohol, C-H methylene, C=O ester, C-H bending, S=O stretching, -O stretching (ethers), C-N stretching (secondary amino), C-N stretching and C-Cl stretching. In comparison, the peaks observed in the FTIR spectra of biodiesel blends with ethanol are more prominent than those observed in diesel fuel blends with ethanol. This disparity can be elucidated by referring to Table 2, which outlines the composition of biodiesel, indicating the presence of C=O esters resulting from FAME.", "type": "Text" }, { "left": 561, "top": 802, "width": 18, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "276", "type": "Page footer" }, { "left": 17, "top": 801, "width": 463, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disseminating Information on the Research of Mechanical Engineering - Jurnal Polimesin Volume 21, No. 3, June 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 234, "width": 90, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 10. FTIR 25BDE", "type": "Picture" }, { "left": 110, "top": 482, "width": 90, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 11. FTIR 35BDE", "type": "Section header" }, { "left": 20, "top": 516, "width": 270, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, 25BDE and 35BDE contain -O stretching aromatic ethers, which suggests the utilization of additives in these blends to enhance combustion efficiency and reduce emissions within the engine. The long-chain carbon with hydrogen attached to these fuels also contains C=O ester because it is blended with biodiesel.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 609, "width": 68, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Conclusions", "type": "Section header" }, { "left": 20, "top": 620, "width": 270, "height": 159, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The addition of ethanol to diesel fuel and biodiesel significantly alters the properties of the fuels. Compared to pure diesel fuel and biodiesel, the viscosity, density, lower heating value (LHV), and cetane index are lesser when ethanol is blended with these fuels. The results indicate that the distillation volume ratio is reduced when 10% ethanol is blended with diesel fuel and biodiesel compared to 25% and 35% ethanol blends. Notably, mixtures such as 35DFE and 35BDE have minimal volatility, which enables enhanced fuel atomization, combustion, and emission reduction. In addition, the FTIR analysis reveals intriguing findings. The presence of C=O ester from FAME and secondary amino groups in blends such as 25BDE and 35BDE indicates the presence of biodiesel-derived fuel. Additionally, biodiesel's ether content can improve engine combustion and reduce emissions.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 22, "width": 46, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 37, "width": 270, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Bhikuning A., Matsumura E., Senda J., \"Performance and emission characteristics of biodiesel waste cooking oil water- emulsions under varying engine load condition”, Energy Sources, Part A: Recovery, Utilization, and Environmental Effects , 2019. DOI: 10.1080/15567036.2019.1683646.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 95, "width": 270, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Bhikuning A., Senda J., “The Properties of Fuel and Characterization of Functional Groups in Biodiesel -Water Emulsions from Waste Cooking Oil and Its Blends”, Indonesian Journal of Science and Technology , 5(1), pp. 95- 108, 2020. doi:https://doi.org/10.17509/ijost.v5i1.23103.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 152, "width": 270, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Bhikuning A., Hafnan M., “The Effect of Diesel Fuel Mixed Water in Engine Performance and Emission”, International Journal of Mechanical & Mechatronics Engineering , 11 (4). Pp. 18 – 23. 2011.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 196, "width": 270, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Al_Dawody M F., Bhatti S K, “Experimental and Computational Investigations for Combustion, Performance and Emission Parameters of a Diesel Engine Fueled with Soybean Biodiesel-Diesel Blends”, Energy Procedia , 52, pp.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 244, "width": 63, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "421-430, 2014.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 256, "width": 270, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Aldhaidhawi M., Miron L., Chiriac R., Badescu V., \"Autoignition Process in Compression Ignition Engine Fueled by Diesel Fuel and Biodiesel with 20% Rapeseed Biofuel in Diesel Fuel\", Journal of Energy Engineering , 144, pp. 04018049, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 311, "width": 270, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Bhikuning A., “Analisa performa mesin dengan biodiesel terbuat dari virgin coconut oil pada mesin diesel”, Jurnal Energi dan Manufaktur , 6 (2), pp. 95-200, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 348, "width": 271, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Anjum S S., Prakash O., “Impact of Kerosene Oil Blend with Diesel Fuel on Engine Performance: An Experimental Investigation”. International Journal of Engineering and Technology , 9 (3s), pp. 122-126, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 394, "width": 270, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Bayindir H.,Isik M Z., Argunhan Z., Yucel H L., Aydin H. “Combustion, performance and emissions of a diesel power generator fueled with biodiesel-kerosene and biodiesel- kerosene-diesel blends”, Energy , 123, pp. 241-251, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 440, "width": 270, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] https://www.vedantu.com/chemistry/boiling-point. Cited on 13th January 2021.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 461, "width": 270, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Goodrum J W., “Volatility and boiling points of biodiesel from vegetable oils and tallow”. Biomass and Bioenergy, Biomass and Bioenergy , 22 (3), pp. 205-211, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 497, "width": 271, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Senda J., Ikeda M., Yamamoto M., Kawaguchi B., Fujimoto, H. “Low emission diesel combustion system by use of reformulated fuel with liquefied CO 2 and n-tridecane”, SAE Paper 1999-01-1136.1999.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 543, "width": 270, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Sandalcı T., Karagöz Y., Orak E., and Yüksek L. “An Experimental Investigation of Ethanol-Diesel Blends on Performance and Exhaust Emissions of Diesel Engines”.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 578, "width": 249, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Advances in Mechanical Engineerin g. 2014. doi:10.1155/2014/409739.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 601, "width": 270, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] Kim H Y., Jun C. Ge., Nag J C. “Effects of Ethanol–Diesel on the Combustion and Emissions from a Diesel Engine at a Low Idle Speed”. Applied Sciences , 10, no. 12: 4153.2020.https://doi.org/10.3390/app10124153", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 645, "width": 270, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] Alptekin E J F., ”Evaluation of ethanol and isopropanol as additives with diesel fuel in a CRDI diesel engine”. Fuel , 205, 161–172, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 681, "width": 270, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Huang J., Wang Y., Li S., Roskilly A P., Yu H., Li H J A T E., “Experimental investigation on the performance and emissions of a diesel engine fuelled with ethanol–diesel blends”. Appl. Therm. Eng , 29, 2484–2490, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 727, "width": 270, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] Tutak W., Jamrozik A., Pyrc M., Sobiepa´nski, M.J.A.T.E., “A comparative study of co-combustion process of diesel- ethanol and biodiesel-ethanol blends in the direct injection diesel engine”. Appl. Therm. Eng, 117, 155–163, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 773, "width": 270, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] Di Y., Cheung C., Huang Z J A E., “Comparison of the effect of biodiesel-diesel and ethanol-diesel on the gaseous", "type": "List item" }, { "left": 561, "top": 802, "width": 18, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "277", "type": "Page footer" }, { "left": 17, "top": 801, "width": 463, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disseminating Information on the Research of Mechanical Engineering - Jurnal Polimesin Volume 21, No. 3, June 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 41, "top": 22, "width": 249, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "emission of a direct-injection diesel engine”. Atmos. Environ , 43, 2721–2730, 2009.", "type": "Page header" }, { "left": 20, "top": 45, "width": 270, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] Wahyu A., Patria R., Hadi H., Bayu S.P., Wishnu P.", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 55, "width": 249, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Karakteristik bahan bakar diesel dengan penambahan etanol dan methanol”. Jurnal Teknologi Terpadu , 2,4, 66 -70, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 80, "width": 270, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] Yasin M H M., Mamat R., Yusop A.F., Rahim R., Aziz A., Shah L A., “Fuel physical characteristics of biodiesel blend fuels with alcohol as additives”, Procedia Engineering , 53:", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 114, "width": 63, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "701-706, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 126, "width": 273, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] Bhikuning A., Sugawara R., Matsumura E., Senda J. “Investigation of spray characteristics from waste cooking oil, bio-hydro fined diesel fuel (BHD)and n-tridecane in a constant volume chamber”, Case Studies in Thermal Engineering , Volume 21, 100661, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 181, "width": 271, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] Yanowitz J., McCormick R L., “Review: Fuel Volatility Standards and Spark-Ignition Vehicle Driveability”. SAE International Journal of Fuels and Lubricants , 9(2), 408– 429, 2016. http://www.jstor.org/stable/26273348.", "type": "List item" }, { "left": 20, "top": 227, "width": 270, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[22] Kim H Y., Ge J C., Choi N G., “Effects of Ethanol–Diesel on the Combustion and Emissions from a Diesel Engine at a Low Idle Speed.” Applied Sciences , 10, 4153, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 20, "top": 262, "width": 270, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[23] Rabelo S N., Ferraz V P., Oliveira L S., Franca A S., “FTIR analysis for quantification of fatty acid methyl esters in biodiesel produced by microwave-assisted transesterification”. International Journal of Environmental Science and Development , 6(12), 964-969, 2015.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 321, "width": 270, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[24] Wahyu A., Patria R., Hardi H., Bayu SP ., Wshnu P.,", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 331, "width": 249, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Karakteristik Bahan Bakar Diesel dengan Penambahan Etanol dan Metanol”. Jurnal Teknologi Terpadu , 2(4). 66-70,", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 356, "width": 25, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2016.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 367, "width": 270, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[25] Geng L., Bi L., Li Q., Chen H., Xie Y., “Experimental study on spray characteristics, combustion stability, and emission performance of a CRDI diesel engine operated with biodiesel–ethanol blends”. Energy Reports , 7, 904-915, 2021.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 425, "width": 270, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[26] Taib N M., Mansor M R A., Mahmood W M F W., Shah A A., Abdullah N R N., “Investigation of diesel-ethanol blended fuel properties with palm methyl ester as co-solvent and blends enhancer”. MATEC Web of Conferences , 90,", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 471, "width": 55, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "01080, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 20, "top": 480, "width": 270, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[27] Alan C., Hansen., Qin Z., Peter W L., Lyne., “Ethanol–diesel fuel blends –– a review”. Bioresource Technology , 96 (3),", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 505, "width": 63, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "277-285, 2005.", "type": "List item" }, { "left": 20, "top": 517, "width": 270, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[28] Bhikuning A., “The Simulation of Performance and Emissions from Rapeseed and Soybean Methyl Ester in Different Injection Pressures”. Automotive Experiences, 4", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 551, "width": 80, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(3), 112-118, 2021.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 563, "width": 270, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[29] Baskar P, Senthilkumar A., “Effects of oxygen-enriched combustion on pollution and performance characteristics of a diesel engine”. Engineering Science and Technology, an", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 597, "width": 185, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal , 19 (1), 438-443, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 609, "width": 270, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[30] Song J., Zello V., Boehman A L., Waller F J., “Comparison of the impact of intake oxygen enrichment and fuel oxygenation on diesel combustion and emissions”. Energy", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 643, "width": 116, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuels , 18, 1282-1290, 2004.", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 653, "width": 270, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[31] Liang Y., Shu G., Wei H., Zhang W., “Effect of oxygen- enriched combustion and water–diesel emulsion on the performance and emissions of turbocharged diesel engine”.", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 689, "width": 164, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Energy Conv. Manage , 73, 69-77, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 20, "top": 699, "width": 270, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[32] McCormick R L., Parish R., “Advanced Petroleum Based Fuels Program and Renewable Diesel Program. Milestone Report: Technical Barriers to the Use of Ethanol in Diesel Fuel National Renewable Energy Laboratory, 2001.", "type": "List item" }, { "left": 20, "top": 745, "width": 270, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[33] Aydogan H., “Prediction of diesel engine performance, emissions and cylinder pressure obtained using bioethanol- diesel fuel blends through an artificial neural network”.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 781, "width": 237, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Energy in Southern Africa , 26 (2), 74-83, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 22, "width": 270, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[34] Nandiyanto A B D., Oktiani R., Ragadhita R., “How to read and interpret FTIR spectroscope of organic material”. Indonesian Journal of Science & Technology , 4(1), 97-118, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 68, "width": 270, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[35] Bhikuning A, Matsumura E, Senda J., “Fuel Analysis of Jatropha Methyl Ester and n-Tridecane as an Alternative Fuel for the Future”. MATEC Web of Conferences 153, 01002, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 112, "width": 270, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[36] Kirk R E., Othmer D F., “Encyclopedia of Chemical Technology”. Vol. 2. The Interscience Encyclopedia, Inc; New York , 1953.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 147, "width": 270, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[37] Coates J., “Interpretation of infrared spectra, a practical approach”. Encyclopedia of analytical chemistry , 12, 10815- 10837, 2000.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 181, "width": 270, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[38] Rabelo S N., Ferraz V P., Oliveira L S., Franca A S., “FTIR analysis for quantification of fatty acid methyl esters in biodiesel produced by microwave-assisted transesterification”. International Journal of Environmental Science and Development, 6(12), 964-969, 2015.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 241, "width": 270, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[39] Soares I P., Rezende T F., Silvia R C., Castro V R., Forte I C P., “Multivariate calibration by variable selection for blends of raw soybean oil/biodiesel from different sources using Fourier transform infrared spectrocospy (FTIR) spectra data”. Energy & Fuels , 22(3), 2079-2083, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 296, "width": 270, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[40] Ferati F., “Structural Information from Ratio Bands in the FTIR Spectra of Long Chain and Branched Alkanes in Petrodiesel Samples”. Journal of Environmental Treatment Techniques , 8 (3), 1140 – 1143, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 344, "width": 270, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[41] Pavia, Donald P., Lampman, Gary M., Kriz, George S., Vyvyan, James R., “Introduction to spectroscopy (4th.ed.)”. United States of America: Brooks/Cole Cengage Learning, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 388, "width": 270, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[42] Saifuddin N., Refai H. (2014). “Spectroscopy analysis of structural transesterification in biodiesel degredation. Research Journal of Applied Sciences”. Engineering and Technology , 8(9), 1149–1159, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 436, "width": 270, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43] Pratiwi R., Dahani W., Fajarwati K H., “Komparasi Potensi Pirolisa Limbah Plastik Perkotaan untuk Mendapatkan Bahan Bakar Cair Setara Bensin”. Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit, 2 (2), 50-58, 2017.", "type": "List item" } ]
a3eb0a6d-b232-9aa9-b735-4bebade3e497
https://ejournal.aissrd.org/index.php/ijess/article/download/27/26
[ { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 83, "width": 438, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE INFLUENCE OF RETURN ON ASSET , RETURN ON EQUITY, AND DEBT EQUITY RATIO AGAINST ITS POLICIES AMOUNT OF DIVIDENDS TO ON SEVERAL MANUFACTURING COMPANIES WHO TO THAT IT IS LISTED ON A STOCK", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 158, "width": 169, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EXCHANGE 2014-2018", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 191, "width": 320, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lia Delima, Mohammad Wasil, I.G.A Aju Nitya Dharmani UniversitasNarotama,Departement of Economics and Business [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 247, "width": 60, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 261, "width": 442, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of this studyisdetermine This research aims to mengalisa the influence of return on assets roa ), ( return on equity roe ( ), debt to equity ratio ( der ). dividend policy My research retrieve data from a financial statement the company manufactures food and beverage sector that has been registered in indonesia stock exchange a period of 2014-2018.Kind of research that is used in this research is a quantitative research.Data collection techniques digunakaan research is data collection techniques, documentation a measuring instrument for measuring so very company dividend policy in this research which is using the dividend payout ratio ( ). house of representativesFrom this research result can be drawn conclusions bahwan roa, roe, and der what we call a variable free ( x ) significant and positive values of the national parliament or that which we call the dependent variable ( y ).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 430, "width": 356, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Return On Asset, Return On Equity and Debt Equity Ratio", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 458, "width": 91, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 472, "width": 443, "height": 282, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manufacturing industry is one sector that plays an important role in national development. The contribution of the Manufacturing Industry to national development has shown significant results. The development of the manufacturing industry has been very fast driven because of the highly competitive competition, manufacturing is an industry that dominates companies listed on the Indonesia Stock Exchange. One of the fast growing manufacturing companies in Indonesia is the food and beverage sector industry. Current economic developments have also contributed to increasing competition in manufacturing companies. That is one of the many factors that manufacturing companies can improve their performance to be able to compete so that they are still able to achieve company goals. Currently, Indonesian manufacturing companies are demanded to develop, so they can compete with foreign companies in order to win the market by creating a good distribution system, as well as optimal product quality. But on the latest news quoted from finance.detik. com manufacturing companies in Indonesia are experiencing delays or may even be experiencing a decline, manufacturing competitiveness in the First Quarter - 2019 manufacturing sector recorded the highest contribution to Indonesia's GDP of 20.07 percent. It's just that the growth of the manufacturing industry every quarter for the past four years is still recorded around three to four percent. The Ministry of Industry is targeting that throughout 2019 the growth of the manufacturing industry can reach a range of 5.4% with the estimated subsector of the food and beverage industry", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 83, "width": 443, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "becoming a pioneer. The manufacturing sector also recorded a slight increase of 0.88% compared to quarter IV - 2017 (quarter to quarter / qtq). But specifically for the growth of the food and beverage industry sector in 2017 the lowest since 2013 which grew 7.5% 2014 grew 4.91%, 2015 grew 5.71%, 2016 amounted to 5.78%. Dividend policy relates to funding if investment is mostly funded with internal equity, it will affect the amount of dividends distributed. The greater the investment, the less dividends are distributed and if the internal equity funds are insufficient from the funds needed for investment, then it can be met from the external, especially from shares (Kurniadi, 2010). If the company chooses to distribute profits as a dividend, it will reduce the total source of the company's internal funds.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 223, "width": 442, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Investors can find out how much companies pay their debts by using leverage ratio analysis. Leverge is one of the important financial aspects to measure the extent to which a company's assets are financed with debt (Kasmir, 2013). Using more debt means increasing the risk borne by the company. Vice versa, using more debt also increases the expected rate of return. Debt to Equity Ratio (DER) is a ratio that compares the amount of debt to equity. This ratio is often used by analysts and investors to see how much the company's debt compared to the equity owned by the company or shareholders.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 336, "width": 443, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The indicator to measure dividend policy is the Dividend Payout Ratio where the indicator displays the amount of profit distributed to the total net profit of the company while measuring the amount of dividend to be distributed to shareholders. Some of the ratios that have been explained above that relate to the Dividend Payout Ratio are the first Return on Equity Ratio, where Return on Equity Ratio has the function to measure the ability of a company to generate profits from shareholder investments within the scope of the company. The second Return on Assets is the profitability ratio which shows the percentage of net profit obtained by the company from the average number of assets. This ROA or Return on Assets ratio can help management and investors see how well a company is able to convert its investment in assets into profits. And Debt to Equity Ratio because this ratio is an important ratio, where the use of debt that is too large can reduce dividend payments because the company must pay interest expenses and loan principal. So that researchers are interested in conducting research on the ROA, ROE, DER for Dividends in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the 2014-2018 period.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 575, "width": 230, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LITERATURE REVIEWS ANDHYPOTHESES", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 589, "width": 129, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Financial Management", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 604, "width": 442, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Financial management is all activities or activities of the company in the context of efficient use and allocation of company funds.This is consistent with the opinion of Sartono 2001, stating that financial management can be interpreted as fund management both related to an allocation of funds in various forms of investment effectively as well as an effort to raise funds for investment financing or for efficient spending.As for James C. Van Horne & John M. Wachowicz jr 2012, financial management is related to the acquisition of assets, funding and asset management based on how general objectives.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 83, "width": 116, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Financial Statements", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 97, "width": 442, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Financial statements are the company's main communication tool. The company's financial statements consist of 3 components, namely the balance sheet, income statement and cash flow statement. In essence the financial statements are reports about the activities and results of a company that issued the report. As a report, the balance sheet and profit and loss which are components of the financial statements are the final results of bookkeeping or accounting processes.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 181, "width": 442, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Viewed from stakeholders, Wahyudiono 2014 believes that the financial statements can be interpreted as accountability reports of managers or company leaders entrusted to them to parties outside the company, which includes investors and potential investors, creditors, suppliers, government (agencies) , employees and the public, and shareholders.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 252, "width": 442, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Furthermore Prastowo Dwi 2002 said that the financial statements were prepared with the aim of providing information relating to the financial position, performance and changes in the financial position of a company that is beneficial to a large number of users in making economic decisions. According to the 1998 Financial Accounting Standards statement, which was translated by Wahyudiono 2014, the financial statements were made with the aim of providing information about the company's financial position, performance, and cash flow that were beneficial to its users. Subsequent reports will be used in order to make economic decisions and show management's responsibility for the use of resources entrusted to it. Therefore, the financial statements must contain information about assets, liabilities, equity, income and expenses, including profits and losses, and cash flow.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 421, "width": 92, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Financial Ratios", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 435, "width": 442, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The main purpose of financial statements is to provide information about the company's performance in decision making. One of the most common ways of assessing the relative values of shares is to compare the numbers listed in the financial statements using financial ratios. Comparison of financial ratios is used to assess the company's financial condition, operations and attractiveness as an investment.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 519, "width": 443, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Financial ratios can be interpreted as a numerical tool made from two or more values taken from a company's financial statements, namely, the balance sheet, profit and loss and cash flow statements. Generally, financial ratios are presented as a percentage and there are several or ratios that aim to evaluate the financial operational performance and competitiveness of the company. As for Harahap Sofyan Syafri (2011) revealed that financial ratios are numbers obtained from the results of a comparison of one financial statement post with another post that has a relevant and significant relationship.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 646, "width": 174, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Relationship Between Variables", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 660, "width": 442, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this study there are variables that are related to each other are independent variables and dependent variables ROA. ROE, DER with DPR.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 125, "width": 62, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hypothesis", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 139, "width": 291, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The following is the conceptual framework in this study:", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 322, "width": 141, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Research Model", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 350, "width": 442, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As per the formulation of the problem and the conceptual framework expressed above, the hypothesis proposed is:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 407, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H1: Return On Asset has a positive and significant influence on development policy in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2018.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 421, "width": 407, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H2: Return On Equity has a positive and significant influence on development policy in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2018.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 463, "width": 407, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H3: Debt Equity Ratio has a positive and significant influence on development policy in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2018.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 505, "width": 408, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H4: Return On Asset, Return On Equity and Debt Equity Ratio simultaneously have a positive and significant influence on development policy in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2018.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 575, "width": 97, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHODS Types of research", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 604, "width": 443, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This type of research is quantitative associative. Quantitative research is a research method that uses the process of data in the form of numbers as a tool to analyze and conduct research studies, especially regarding what has been studied(Kasiram, 2008).According toSugiyono (2003: 11)Associative research is research that aims to determine the influence or relationship between two or more variables.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 688, "width": 62, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Population", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 702, "width": 443, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Population is the whole object of research(Arikunto, 1998: 115). Definition of population according to Sugiyono (2008: 80)is a region of generalization consisting of objects / subjects that possess the quality and characteristics set by the researcher to be studied and then concluded. The population in this study are development policy", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 187, "width": 66, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Return On Asset Return On Equity", "type": "Text" }, { "left": 401, "top": 217, "width": 36, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dividend", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 235, "width": 77, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Debt Equity Ratio", "type": "Picture" }, { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 83, "width": 442, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange.Total population, which is all twenty company.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 125, "width": 42, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sample", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 139, "width": 443, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Samples are a portion of the number and characteristics possessed by the population, or a small part of the population members taken according to certain procedures so that they can represent the population. The sample in this study is development policy in Manufacturing Company registered on the Indonesia Stock Exchange which reports consecutive Financial Statements from 2014-2018.Total sampling, which is all 9 company.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 238, "width": 57, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Type", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 252, "width": 442, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The type of data used in this study is secondary data. Secondary data is data that comes from records that exist in the company and from other sources, namely by conducting library studies(Sunyoto, 2016: 21).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 308, "width": 68, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Source", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 322, "width": 442, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The data sources in this study are secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange website (www.idx.co.id), and www.sahamok.com .", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 364, "width": 87, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Collection", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 378, "width": 443, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According toSugiyono (2013: 224)data retrieval techniques are the most strategic step in research, because the main purpose of research is to obtain data. In this study the data collection techniques used the Literature Technique and Documentation Technique.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 449, "width": 135, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Analysis Technique", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 463, "width": 442, "height": 183, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to(Bogda & Biklen, 1975)data analysis is a process that formally specifies efforts to find themes and formulate hypotheses (ideas) as suggested and as an effort to provide assistance and themes to hypotheses Data analysis in this study uses multiple linear regression analysis techniques for processing data with the help of Statistical software programs Version 20 of the Package for the Social Sciences (SPSS). The use of regression analysis as a data analysis technique begins with a classic assumption test. The classic assumption test is one of the prerequisite tests for multiple linear regression analysis based on Ordinary Least Square, which is one method to determine the influence of independent variables on the dependent variable. The classic assumption test that will be used in multiple linear regression models in this study is the multicollinearity test, heteroscedasticity test, autocorrelation test, and normality test. In this study the regression model used is multiple linear regression analysis.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 646, "width": 163, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = a +β1X1 + β2X2 + β3X3 +e", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 660, "width": 195, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y : Dividend Payout Ratio X1 : Return On Asset X2 : Return On Equity X 3 : Debt Equity Ratio β0 : Intercept (Constant)", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 730, "width": 53, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "β1, β2, β3", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 730, "width": 197, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": Regression Coefficient. e : Error", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 83, "width": 301, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Error tolerance (α) is set at 5% with a significance of 95%.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 111, "width": 140, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULT ANDDISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 125, "width": 115, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Descriptive Statistics", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 139, "width": 442, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Descriptive statistics function to provide an overview or description of a research data that can be seen from the average value, standard deviation, maximum value and minimum value. The results of descriptive statistics are shown in the table as follows:", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 195, "width": 346, "height": 130, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1:Descriptive Statistics Results N Min Max Mean Std Deviation Return On Asset 45 0.02 0.53 0.1265 0.11138 Return On Equity 45 0.07 1.44 0.2679 0.32059 Debt Equity Ratio 45 0.16 0.03 1.0567 0.71103 Devidend Payout Ratio 45 0.00 145.92 18.3009 31.91002 Valid N (listwise) 45", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 340, "width": 443, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on descriptive table statistics above shows that of the 9 manufactur companies over a period of 5 years namely 2014-2018, the average value of Return On Asset is 0.1265 with a minimum value of 0.02 and a maximum value of 0.53 and a standard deviation of 0.11138. Based on the descriptive table statistics above shows that of the 9 manufactur companies over a period of 5 years namely 2014-2018, the average value of Return On Equity is 0.2679 with a minimum value of 0.07 and a maximum value of 1.44 and a standard deviation of 0.32059.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 438, "width": 443, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on descriptive table statistics above shows that of the 9 manufactur companies over a period of 5 years namely 2014-2018, the average value of Debt Equity Ratio is 1.0567 with a minimum value of 0.16 and a maximum value of 3.03 and a standard deviation of 0.71103. Based on the descriptive table statistics above shows that of the 9 manufactur companies over a period of 5 years namely 2014-2018, the average value of Devidend Payout Ratio is 18.3009 with a minimum value of 0.00 and a maximum value of 145.92 and a standard deviation amounting to 31.91002.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 551, "width": 118, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multicollinearity Test", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 565, "width": 442, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multicollinearity test can be done by looking at the value of toolerance and variance inflating factor (VIF). The following is the result of testing multiple linear regression models in this study:", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 635, "width": 210, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel2: Multicollinearity Test Results", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 650, "width": 415, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Undstandardize d Coefficient Standardize d Coefficient Collinearity Statistics B Std Error Beta Toleranc e VIF Constant -23.823 16.148 Return On Asset 363.38 1 166.97 7 1.268 .050 20.186", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 83, "width": 415, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Return On Equity -85.151 63.524 -.855 .041 24.202 Debt Equity Ratio 17.934 11.253 .400 .268 3.736", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 140, "width": 443, "height": 84, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the Coefficient table above Return On Asset variables tolerance value is 0.050 and VIF value is 20.186. Return On Equity tolerance value is 0.041 and VIF value is 24.202 and Debt Equity Ratio tolerance value is 0.268 and VIF value is 3.736. The three independent variables get tolerance values> 0.10 and VIF values <10.00. So, it can be concluded that the regression model in this study did not occur multicollinearity.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 238, "width": 125, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heteroscedasticity Test", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 252, "width": 442, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heteroscedasticity tests can be done using the Glejser test. The principle of heteroscedasticity test using the glejser test is to regress the independent variable to the Absolute Residual value or Abs_RES. The following is the result of testing multiple linear regression models in this study:", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 323, "width": 217, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3:Heteroscedasticity Test Results", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 337, "width": 405, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Undstandardized Coefficient Standardized Coefficient t Sig. B Std Error Beta Constant -1.292 9.932 -.130 0.897 Return On Asset 151.153 102.699 .888 1.472 0.149 Return On Equity -27.421 39.070 -.464 -.702 0.487 Debt Equity Ratio 7.411 6.921 .278 1.071 0.291", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 466, "width": 443, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the table of Coefficient above the value of the significance of the Return On Asset variable is 0.149. The value of the Return On Equity variable is 0.487. And the value of the Debt Equity Ratio significance is 0.291. The three independent variables in this study obtained a significance value> 0.05. So, it can be concluded that the regression model in this study did not occur heteroscedasticity.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 550, "width": 114, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Autocorrelation Test", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 564, "width": 442, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The autocorrelation test in this study was carried out using the durbin watson test or it could be called a DW test. Watson durbin test is used for level one autocorrelation and requires the presence of constants in the regression model and there is no lag variable between the independent variables. The following is the result of testing multiple linear regression models in this study:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 231, "top": 125, "width": 208, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4: Autocorrelation Test Results", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 322, "width": 443, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the Runs Test table above the Asymp value. Sig. (2-tailed) is 0.180. Thus it can be concluded that the regression model in this study has no autocorrelation based on the value of Asymp. Sig. (2-tailed) which is greater than 0.05.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 378, "width": 80, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Normality Test", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 393, "width": 442, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Normality test using SPSS software by reading the kolmogorov-smirnov table. The following is the result of testing multiple linear regression models in this study:", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 435, "width": 175, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5: Normality Test Results", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 660, "width": 443, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the kolmogorov-smirnov table above the Asymp value. Significance is 0.180. So based on the basis of decision making in the normality test of this research the distribution of normal data is indicated by the value of Asymp. Significance> 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 702, "width": 217, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simultaneous Hypothesis Test (F Test )", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 716, "width": 442, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The F test is a test used to determine the influence of simultaneous independent variables on the dependent variable. The following are the results of this research's F test:", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 142, "width": 334, "height": 495, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Runs Test Undstandardized Residual Mean .0000000 Standart Deviation 26.50618864 Absolute .163 Positive .163 Negative -.105 Z 1.097 Asymp. Sig. (2 - tailed) 0.180 One Sample Kolmogrov Smirnov Test Undstandardized Residual N 45 Normal Parameters Mean .0000000 Std Deviation 26.50618864 Most Extreme Different Absolute .163 Positive .163 Negative -.105 Kolmogrov Smirnov Z 1.097 Asymp. Sig (2 tailed) 0.180", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 83, "width": 123, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel6: F Test Results", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 207, "width": 442, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the ANOVA table above the significance value the results of the F test are 0.002 and the calculated F value is 6.140. The table F value is 2.83. So, it can be concluded that the hypothesis is accepted, based on the calculated F value which is greater than the value of the F table (6.140> 2.83) and the significance of 0.05 according to the standard basic decision-making data.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 291, "width": 170, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Partial Hypothesis Test (t Test)", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 305, "width": 442, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The t test is a test used to determine whether the independent variable partially influences the dependent variable. The following are the results of this research t test:", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 333, "width": 121, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel7: t Test Results", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 522, "width": 443, "height": 168, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the coefficient table above the value of the significance of the Return On Asset variable is 0.035 and the calculated t value is 2.176. The significance value of Return On Equity variable is 0.187 and the value of t count is -1.340. And the value of the Debt Equity Ratio significance is 0.119 and the calculated t value is 1.594. The value of t table can be searched using the following formula t table = (α / 2; df residual) obtained by numbers (0.025; 5) In the distribution table t it is known that the value of t table is 2.01954. So it can be concluded that Return On Asset hypothesis is accepted with a significance value of 0.035 < 0.05. and the calculated t value is 2.176 > 2.01954. Return On Equity hypothesis is rejected with a significance value of 0.187 > 0.05 and the value of t count is -1.340 < 2.01954. Debt Equity Ratio hypothesis is accepted with a significance value is 0.119 > 0.05 and the value of t count is 1.594 < 2.01954.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 705, "width": 189, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Determination Coefficient Test (R 2 )", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 719, "width": 442, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The coefficient of determination test is used to determine how much influence the independent variable has on the dependent variable. The main requirements so that", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 105, "width": 387, "height": 403, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 13889.552 3 4629.851 6.140 0.002 a Residual 30913.434 41 753.986 Total 44802.985 44 Coefficients Model Undstandardized Coefficient Standardized Coefficient T Sig. B Std Error Beta Constant -23.823 16.148 - 1.475 0.148 Return On Asset 363.381 166.977 1.268 2.176 0.035 Return On Equity -85.151 63.524 -0.855 - 1.340 0.187 Debt Equity Ratio 17.934 11.253 0.400 1.594 0.119", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 83, "width": 442, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the test of the coefficient of determination can be used is the result of the F test indicating the simultaneous influence of independent variables on the dependent variable or can also be called the accepted hypothesis. The following are the test results of the coefficient of determination:", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 252, "width": 260, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel8: Determination Coefficient Test Results", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 280, "width": 442, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the above table it is known the value of R Square or the coefficient of determination is 0.310. It can be concluded that the independent variables simultaneously in this study affect the dependent variable by 31.0%.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 336, "width": 192, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multiple Linear Regression Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 350, "width": 442, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multiple linear regression analysis is used to determine whether there are influences of two or more independent variables on the dependent variable. This study uses three independent variables and one dependent variable. The following is a summary of the results of multiple linear regression analysis based on the tests conducted in this study:", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 435, "width": 406, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9: Summary of Results of Multiple Linear Regression Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 468, "width": 304, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Summary of Results of Multiple Linear Regression Analysis", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 500, "width": 334, "height": 123, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variable Regression Coefficient t count Sig Constant -23.823 -1.475 0.148 Return On Asset 363.381 2.176 0.035 Return On Equity -85.151 -1.340 0.187 Debt Equity Ratio 17.934 1.594 0.119 F count 6.140 R Square 0.310", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 638, "width": 442, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the table above it can be concluded that the multiple linear regression equation in this study is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 666, "width": 232, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = (-23.823) + 363.381 + (-85.151) – 17.934", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 694, "width": 442, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regression coefficients that show positive results indicate that the independent variables change in the direction of the dependent variable. While the regression coefficient which has a negative result indicates that the independent variable is not in the direction of the dependent variable.In the regression equation obtained from", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 152, "width": 320, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std error of the Estimate 1 0.557 a 0.310 0.260 27.45881", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 83, "width": 443, "height": 84, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the above calculation shows Return On Asset variables and Return On Equity have a positive regression coefficient which implies that Return On Asset variables and Return On Equity have a direct influece on the company's financial performance.While the Debt Equity Ratio variable regression coefficient is negative which implies that Debt Equity Ratio moves in the opposite direction to the manufactur company's in this study.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 181, "width": 442, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The following is the discussion of the results of multiple linear regression analysis of each independent variable on the dependent variable:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 223, "width": 238, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Return On Asset and Devidend Payout Ratio", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 238, "width": 443, "height": 112, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the result of the analysis carried out using the help of SPSS software, it can be concluded that managerial ownership has a positive and significant influence on the manufactur company's Devidend Payout Ratio. This can be seen from the significance level of 0.035 which is less than the standard significance of 0.05 and the value of t count is 2.176, which is greater than t table 2.01954.The result of this study is supported by previous research conducted by Candradewi, Bagus, & Sedana (2016) which states that Return On Asset has a significant influence on Return On Assets (ROA) where ROA is an indicator in Devidend Payout Ratio variables.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 378, "width": 244, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Return On Equity and Devidend Payout Ratio", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 393, "width": 443, "height": 140, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the result of the analysis carried out using the help of SPSS software, it can be concluded that Return On Equity has a positive but not significant influence on the company's Devidend Payout Ratio. This can be seen from the significance level of 0.187 which is more than the standard of significance of 0.05 and the value of t count of -1.340, whose value is smaller than t table 2.01954. The result of this study is supported by previous research conducted by Wiranata & Nugrahanti (2013) which states that Return On Equity does not influence the company's profitability, where Return On Equity (ROE) which are indicators in Devidend Payout Ratio variables in this study include profitability ratios. The research of Murni (2015) also states that Return On Equity does not have a significant influence on Devidend Payout Ratio.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 547, "width": 245, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Debt Equity Ratio and Devidend Payout Ratio", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 561, "width": 443, "height": 99, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the result of the analysis carried out using the help of SPSS software it can be concluded that Debt Equity Ratio has a negative and significant influence on the company's Devidend Payout Ratio. This can be known from the significance level of 0.119 which is more than the standard significance of 0.05 and the value of t count is 1.594, which is greater than t table 2.01954. The result of this study is supported by previous research conducted by Dogan & Topal (2014) which states that Debt Equity Ratio has an influence on the company's Devidend Payout Ratio.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 674, "width": 443, "height": 70, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Return On Asset, Return On Equity, Debt Equity Ratio and Devidend Payout Ratio Based on the result of the analysis carried out using the help of SPSS software, it can be concluded that Return On Asset, Return On Equity and Debt Equity Ratio simultaneously have a significant and positive influence on the Devidend Payout Ratio. This can be seen from the significance level of 0.05 which is equal to the", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 83, "width": 442, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "standard significance of 0.05 and the calculated f value of 6.140 which is greater than f table 2.83. So the hypothesis formulation H4 in this study was accepted.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 139, "width": 74, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 153, "width": 442, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the problems formulated, the initial hypothesis made, the research method test and the results of the analysis of the tests conducted in the previous chapter, the results of this study can be summarized as follows:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 195, "width": 424, "height": 71, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. For shareholders, they will increase supervision over the company's management and carry out control functions better and more professionally. And when determining dividend payment policies should also pay more attention to the company's return on assets because pharmaceutical companies have fixed assets that are very useful for operations", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 266, "width": 425, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. For shareholders, they will increase supervision over the company's management and carry out control functions better and more professionally. And when determining dividend payment policies should also pay more attention to the company's return on assets because pharmaceutical companies have fixed assets that are very useful for operations.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 350, "width": 68, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 364, "width": 442, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdul Hanafi dan Mamduh M. Hanafi. 2009. Analisis Laporan Keuangan. 4th ed. Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 393, "width": 442, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agus Sartono. 2010. Menejemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 421, "width": 70, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 435, "width": 442, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arilaha, Muhammad. 2009. Jurnal Keuangan dan Perbankan PENGARUH FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN Muhammad.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 477, "width": 442, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bambang Riyanto. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaa. 4th ed.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 491, "width": 439, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "YOGYAKARTA. Darya Varia. 2016a. “Sejarah Darya Varia.” http://www.darya- varia.com/en/Pages/Darya-Varia-at-A-Glance.aspx. ———. 2016b. “Visi Misi Darya Varia.” http://www.darya- varia.com/en/Pages/Vision--Mission.aspx.", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 561, "width": 443, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deni, Febrianto Frans, Siti Aisjah, and Atim Djazuli. 2016. “Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).” Jurnal Aplikasi Manajemen.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 604, "width": 443, "height": 98, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gujarati, D.N. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika. 5th ed. Jakarta: Erlangga. Handono mardiyanto. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta. Harahap Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers. Herawati, A, and F Irradha Fauzia. 2018. “The Effect of Current Ratio, Debt to Equity Ratio and Return on Asset on Dividend Payout Ratio in Sub-Sector Automotive and Component Listed in Indonesia Stock Exchange in Period 2012–2016.” KnE Social Sciences 3(10): 1076–86.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 702, "width": 442, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Husaini Usman dan Purnomo Setiady. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 730, "width": 442, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "James C. Van Horne & John M. Wachowicz jr. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. 13th ed. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 63, "width": 384, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2686-2239 (online)________________________________________ VOL 1 NO 1 APRIL 2020", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 83, "width": 442, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasiram, Mohammad. 2008. “Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif.” In Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, Malang: UIN Malang Press.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 111, "width": 442, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". 2015a. “Sejarah Wilmar cahaya indonesia Tbk.” https://www.wilmarcahaya.co.id/profil/profil-perusahaan/sejarah.html. ———. 2015b. “Visi Misi Wilmar cahaya indonesia Tbk .”", "type": "Table" }, { "left": 102, "top": 153, "width": 286, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.wilmarcahaya.co.id/profil/visi-misi.html.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 167, "width": 310, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurniadi, Hary. 2010. “Strategi Pembelajaran Inquiri Sosial.”", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 181, "width": 442, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prastowo Dwi, Juliaty Rifka. 2002. Analisis Laporan Keuangan-Konsep Dan Aplikasi. ed. AMP YKPN. Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 209, "width": 442, "height": 57, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putra, Ferdinan Eka, and Paulus Kindangen. 2016. “Pengaruh Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ( Periode 2010 - 2014 ).” Jurnal EMBA 4(4): 235–45.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 266, "width": 442, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. keempat. Yogyakarta: BPEF.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 294, "width": 442, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Singgih Santoso. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 322, "width": 442, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif Dan R&D. bandung: Alfabeta. ———. 2013. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.” In Metode Penelitian, bandung: Alfabeta, 224.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 364, "width": 442, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "———. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 393, "width": 442, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep Dan Aplikasi. 1st ed. Yogyakarta: Ekonisia.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 421, "width": 442, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tandelilin, Eduardus. 2010. “Dasar-Dasar Manajemen Investasi.” Keuangan. Wahyudiono, Bambang. 2014. Mudah Membaca Laporan Keuangan. Jakarta: Raih Asa Sukses.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 463, "width": 442, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Winarko, Sigit Puji. 2017. “Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Assets, Dan Tax Rate Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” JURNAL AKUNTANSI & EKONOMI FE. UN PGRI Kediri.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 519, "width": 442, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zulkifli, Zulkifli, Endri Endri, and Augustina Kurniasih. 2019. “DETERMINAN INTERNAL DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN FARMASI TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.” Jurnal Keuangan dan Perbankan.", "type": "Text" } ]
da94547c-b4ec-c2aa-5ff3-f70b0b2a0133
https://ijesty.org/index.php/ijesty/article/download/448/261
[ { "left": 122, "top": 779, "width": 427, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © Authors. This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License , which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.", "type": "Page footer" }, { "left": 63, "top": 174, "width": 488, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Effect of Natural Fiber Percentage on the Tensile Strength of Paper Using ANOVA", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 225, "width": 251, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reza Syahputra, Muhammad Sayuti*, Fatimah, Sri Mutia", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 247, "width": 386, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Malikussaleh, Aceh, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 268, "width": 200, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*Corresponding author Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 314, "width": 362, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manuscript received 24 June 2023; revised 27 June 2023; accepted 2 July 2023. Date of publication 2 July 2023", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 325, "width": 36, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 498, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper is generally made of cellulose fibers derived from wood raw materials. Increased demand for production will impact forest exploi- tation which can lead to environmental stability. Alternative natural fibers containing cellulose fiber are biomass waste such as Galangal Stems (Alpinia Galanga), Pineapple Leaves (Ananas Cosmosus), Banana Stems (Musa Paradisiaca), and others. Using natural fibers can reduce the exploitation of wood as a raw material for paper. This study aimed to determine the effect of natural fibers consisting of galangal stems, pineapple leaves, banana stems, and waste paper on the tensile strength of paper using ANOVA. The ratio of the percentage of fiber passed is galangal stems 50:10 and 50:40, and pineapple leaves 50:10 and 50:40, banana contains 50:10 and 50:40, and waste paper 100% or without comparison. Tensile strength was measured according to ASTM-D638, then data was processed using the Way ANOVA method. The results showed that the highest tensile strength value of banana stem paper and waste paper with a ratio of 50:10 was obtained at 7.04262 MPa resulting in the best tensile strength compared to other fibers. Factors that affect the tensile strength are the length of the fiber and the bonds between the fibers are related to the fiber content. This study concluded that the greater the number of material components in the manufacture of recycled paper, the greater the tensile strength of the report produced.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 470, "width": 301, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Galangal Stem, Pineapple Leaf, Banana Stem, Anova, Tensile Strength.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 494, "width": 71, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 518, "width": 498, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper is generally made of cellulose fibers derived from wood raw materials. Cellulose fiber, widely used as a raw material for making paper, is a natural wood fiber. Alternative natural fibers containing cellulose fibers are non-wood natural fibers. These non-timber natural fibers can come from biomass such as galangal stems, pineapple leaves, banana stems, etc. The use of non-timber natural fibers can reduce wood exploitation. Biomass used as raw material for making paper can come from biomass waste. This aims to reduce the volume of new biomass waste in Indonesia. In the Aceh Singkil region, there is a lot of biomass waste in the form of galangal stems that have not been utilized.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 580, "width": 498, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Galangal stems that come from the garden are just garbage that is thrown away. Alternative materials other than natural fibers in manufac- turing paper can use secondary fibers. Secondary fiber is the remaining fiber in its used form. This fiber can still be used as a raw material for recycled paper. Recycled paper making using secondary fibers can be mixed with non-wood natural fibers to improve the quality of the fibers. Cellulose fibers exhibit several properties that meet papermaking requirements, occurring mainly in plant cell walls and woody parts. Cellulose has a role that determines the character of the fiber in paper making. The use of galangal fiber for papermaking needs to be researched to replace wood fiber. This study tested the tensile strength of recycled paper based on the ASTM-D638 testing standard [1]. This research was carried out experimentally and conducted tensile testing of Used Paper and the development of various alternative natural fiber materials containing cellulose fibers to produce good quality paper [2]. Then the paper mixed with sugarcane pulp and banana peels can strengthen the report, and bagasse pulp and newsprint pulp used to make mixed fiber paper can be made into packaging paper [3]. Other researchers have researched the effect of the weight ratio of banana peels to newsprint and corn stalks to newsprint on recycled paper's tensile strength and tear strength [4]. This study used ANOVA to determine the effect of natural fibers of galangal stems, pineapple leaves, banana contains, and waste paper on tensile strength.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 715, "width": 102, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Literature Review", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 734, "width": 50, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1. Paper", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 746, "width": 498, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paper is a thin, flat material produced by the compression of the fibers. The fibers used are usually natural fibers and contain cellulose. Paper is a material that is often used and consistently associated with humans. At least until now, paper is still believed to be the most", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 58, "width": 392, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Engineering, Science & InformationTechnology (IJESTY)", "type": "Section header" }, { "left": 219, "top": 72, "width": 110, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 3, No. 2 (2023) pp. 72-76", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 84, "width": 251, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2775-2674 (online) Website: http://ijesty.org/index.php/ijesty DOI: https://doi.org/10.52088/ijesty.v1i4.448 Research Paper, Short Communication, Review, Technical Paper", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 35, "width": 292, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Engineering, Science & Information Technology, 3 (2), 2023, pp. 72-76", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 35, "width": 9, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "73", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 498, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "effective and efficient material as a book medium. Because it is made of organic materials (wood fiber), paper is very prone to rotting, getting wet, flammable and moldy [5][6],[7].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 93, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2. Fiber and Pulp", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 498, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In general, there are two types of fibers: natural and synthetic. Natural fibers can be obtained directly from nature, usually from fiber that can be obtained directly from plants and animals. Humans have widely used these fibers, including cotton, wool, silk, banana fronds, coconut coir, palm fiber, bamboo, and pineapple. Natural fibers have weaknesses. Namely, the size of the fiber is not uniform, and the strength of the fiber is greatly affected by age. Synthetic fibers are fibers made from inorganic materials with a particular chemical com- position. Synthetic fibers have several advantages, namely the relatively uniform properties and sizes. Besides that, the fiber strength can strive to be the same along the length of the fiber. Synthetic fibers widely used include glass fiber, carbon fiber, kevlar, nylon, and others [8]. The primary purpose of making wood pulp is to remove fibers which can be done chemically, mechanically, or by combining two types of treatment. The. Typical pulps are chemical, semi-chemical, mechanical, and mechanical. Chemical pulping is a process by which lignin is completely removed until the wood fibers are easily removed upon withdrawal from the digester or at least after a mild mechanical treatment. Nearly all chemical pulp production today is mainly based on sulfite and sulfate processes [9].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 219, "width": 128, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3. Alpinia galangal Fiber", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 498, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The community often uses galangal or galangal in terms of treatment because of its antibacterial and antifungal properties. Galangal is an upright plant with a stem height of 2-2.5 meters. Galangal can live in the lowlands to the highlands, approximately 1200 meters above sea level. There are two known types of galangal plants, namely varieties with white tuber rhizomes (roots) and varieties with red tubers. Galangal has a tree trunk consisting of an arrangement of leaf midribs. The leaves are elliptical, and the leaves found at the bottom consist of only the midribs, while the upper part of the stem consists of the fronds complete with leaf blades. The flowers appear at the ends of the plant. Besides being coarse fibrous, the rhizome of galangal tubers also has a distinctive aroma. There has been much use of locally abundant Alpinia galanga natural fiber because agro-waste fiber generally functions as a potential natural-organic filler and exhibits strengthening attributes for specific threads [10]. The galangal stem can be seen in Figure 1a.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 325, "width": 188, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.4. Pineapple (Ananas Comosus) Fiber", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 337, "width": 498, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pineapple crested fiber is a type of plant-derived fiber obtained from the pineapple plant leaves. In general, including types of annual plants. There are more than 50 types of pineapple plants in the world. Various kinds of pineapple plants cultivated in Indonesia include Cayenne, Spanish / Spanish, Abacaxi, and Queen. Pineapple (Ananas Comosus) is an alternative fiber-producing plant whose fruit has only been used as a food source. Based on data from the Central Statistics Agency (BPS), the average pineapple production in Indonesia is 1.5 million tonnes/day. Seeing the large number of pineapple plants produced yearly, pineapple leaves have great potential to become waste. Pineapple leaf fiber has a tensile strength almost twice as high as glass fiber, so this fiber is one of the reinforcements for paper making [11]. Pineapple stalks can be seen in Figure 1b.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 420, "width": 180, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.5. Banana (Musa paradisiaca) Fiber", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 433, "width": 498, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A Banana is a plant that does not branch and is classified as a monocotyledon. The stem that forms a tree is a pseudo-stem, consisting of regularly arranged leaf sheaths, branching plants of the sympodial type (Poko stems are difficult to determine), and elongated tip meristems that form flowers and fruit. The fruit at the bottom of the banana stem bulges in the form of a tuber called a hump. Lateral shoots emerge from the buds on the stump, which then grow into banana plants. Banana plant stems have a layered arrangement from the young part on the inside to the old claim on the outside. Besides being layered, the banana plant contains a refined understanding of fibers. Fiber can be obtained from old banana plant stems or stems with shallow water content, so these fibers can be observed correctly and are easily separated [12]. The banana stem can be seen in Figure 1c [12].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 517, "width": 82, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.6. Waste Paper", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 529, "width": 498, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Used paper or paper waste that accumulates and is improperly processed can harm the environment. This can be prevented by processing the waste paper into a product that is environmentally friendly, of better quality, and has a sale value. The new product is processed using the paper folding technique, a traditional art passed down from generation to generation and known by the world community. Through the process of exploring paper waste, it is expected to provide several alternatives that can be applied to new products [13][14][15].", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 764, "width": 66, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fig 1.a. Galangal", "type": "Page footer" }, { "left": 263, "top": 764, "width": 88, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fig 1.b. pineapple fiber", "type": "Page footer" }, { "left": 431, "top": 764, "width": 58, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fig 1.c. Banana", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 35, "width": 9, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "74", "type": "Page header" }, { "left": 251, "top": 35, "width": 292, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Engineering, Science & Information Technology, 3 (2), 2023, pp. 72-76", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 79, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.7. Tensile Test", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 498, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A tensile test is a method used to test the strength of a material by providing an axial force load. The results of tensile testing are significant for engineering and product design because they produce material strength data. Tensile testing is used to measure the resistance of a material to a static force that is applied slowly. Tensile testing is carried out by machine according to the ASTM D638 tensile or universal testing standards. The theory states that a material behaves elastically and exhibits a linear relationship between stress and strain which is called linearly elastic [1],[2],[15[,[16]. The specimen of the testing machine is shown in Figure 2.", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 317, "width": 92, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fig 2. Testing specimens", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 335, "width": 195, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.8. One-way Anova (One Way ANOVA)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 347, "width": 498, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It is called a one-way analysis of variance because the analysis uses friction, and the observed data is the influence of one factor. We take a random sample from each population independently, size n1 from the first population, n2 from the second population, and so on, size nk from the k population. Sample data will be expressed with Yij, which means the jth data in the sample taken from the i-th population [17], [18], [19]. The one-way ANOVA test aims to compare more than two means. In contrast, the point is to test the ability of generalization. That is from the significance of the research results. If proven to be different, the two samples can be generalized (sample data is considered representative of the population). One-way ANOVA can see comparisons of more than two groups of data. The Anova table can be seen in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 430, "width": 403, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. One-way ANOVA Source of Variation (SV) The sum of Square (SS) Degree of free- dom (df) Mean Square (MS) F count Between groups (A) A= ∑ (∑𝑋 𝐴𝑖 ) 2 𝑁 𝐴𝑖 − 𝑘 𝑖=1 (∑𝑋 𝜏 ) 2 𝑁 A – 1 S 1 =JK A /db A", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 478, "width": 405, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S 1 / S In groups (D) 𝐺 = ∑ ∑(𝑋 𝑖𝑗 − 𝑥̅ 𝐴𝑖 ) 2 𝑛 𝑗=1 𝑘 𝑖=1 or, G = T - A N – A S =JK D /db D Total 𝑇 = ∑ ∑ 𝑋 𝑖𝑗 2 − (∑𝑋 𝑡 ) 2 𝑁 𝑛𝑖 𝑗=1 𝑘 𝑖=1 N – 1", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 656, "width": 186, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.9. Least Significance Different (BNT)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 668, "width": 498, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The BNT test is the most straightforward and commonly used procedure for testing differences between treatment means. This method was introduced by Fisher (1935), so it is also known as Fisher's LSD (Least Significance Difference) Method. To use the BNT test, the attributes we need are the mean square within (KTG) value, significance level, degrees of freedom (DB) of error, and student t-tables to determine the critical value of the comparison test.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 710, "width": 498, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The BNT test tests the treatments in pairs. For example, if there are six treatments to be compared, it means that there are = 10 test pairs where each pair has a type I error probability of. This means that the greater the number of treatments to be compared, the greater the error must be borne. The formula used in the BNT test is:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 753, "width": 467, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BNT( 𝛼 ) = 𝑡 𝛼 2 ;db g x √2 𝐾𝑇𝐺 𝑟 .........................................................................................................................………(1)", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 35, "width": 292, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Engineering, Science & Information Technology, 3 (2), 2023, pp. 72-76", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 35, "width": 9, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "75", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 53, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Method", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 115, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Tools and materials", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 498, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The tools used in this experiment included gas stoves, pans, coconut shaving machines, paper molds, paper drying racks, scissors, basins, spoons, knives, rulers, and buckets. While the materials used in this experiment were galangal stems, pineapple leaves, banana stems, waste paper, chlorine, and Noah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 152, "width": 113, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Method of Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 165, "width": 498, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study used an experimental method in the laboratory of the Master of Mechanical Engineering, University of North Sumatra. The design used in this study was a non-factorial, Completely Randomized Design (CRD) consisting of 7 treatments and five replications. The treatment carried out in this study is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 196, "width": 349, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Galangal stems fiber with a ratio of 50:10, where 50 is galangal fiber, and 10 is waste paper.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 206, "width": 368, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Galangal stems fiber with a ratio of 50:40, where 50 is galangal stem fiber, and 40 is waste paper.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 216, "width": 365, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pineapple leaf fiber with a ratio of 50:10, where 50 is pineapple leaf fiber, and 10 is waste paper.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 227, "width": 365, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pineapple leaf fiber with a ratio of 50:40, where 50 is pineapple leaf fiber, and 40 is waste paper.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 237, "width": 354, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Banana stem fiber with a ratio of 50:10, where 50 is banana stem fiber, and 10 is waste paper.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 247, "width": 354, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Banana stem fiber with a ratio of 50:40, where 50 is banana stem fiber, and 40 is waste paper.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 258, "width": 458, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. 100% waste paper without comparison is where to find the strength of the used form without a mixture of natural fibers.4.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 279, "width": 123, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 301, "width": 498, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This data was obtained from the results of the paper tensile test with five trials of seven treatments. The Tensile test tool used is Tensilon with the ASTM-D638 Test standard. The data on the results of the paper tensile test can be seen in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 333, "width": 369, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Tensile properties of Natural Fiber and Waste paper Sample Nature fiber and dan waste paper (Mpa) (BL) 50:10 (BL) 50:40 (DN) 50:10 (DN) 50:40 (BP) 50:10 (BP) 50:40 (KB) 100 1 4,2573 2,5808 1,4353 1,6073 6,4221 3,9496 1,5924 2 4,1202 0,4624 2,3983 2,4358 7,2573 5,8015 1,5371 3 4,6133 0,9334 1,3941 1,929 6,3689 4,9896 1,3115 4 3,7123 2,5442 1,9035 2,1971 8,1032 5,7411 1,7389 5 4,6560 0,796 1,8256 1,8602 7,0616 5,6374 0,4401", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 463, "width": 481, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Where: BL is Alpinia Galanga L. Swartz Fiber, DN is Ananas Cosmosus fiber, BP is Musa Paradisiaca fiber, and KB is waste paper.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 483, "width": 532, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the data on the results of the tensile strength of the paper in Table 2, a calculation was then carried out using one-way ANOVA with seven treatments with each ratio of natural fibers and five replications. The results obtained with one-way ANOVA can be seen in Table 3.", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 525, "width": 195, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Calculation results using two-way ANOVA.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 498, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of the tests that have been carried out, as shown in Table 3, it can be seen from the results of the calculation of the tensile strength using One Way ANOVA that the treatment degrees of freedom are 6, the degrees of freedom for error is 28, and the total degrees of freedom is 34. The sum of the squares of the treatments is 149.4, the absolute squared error is 11.3, and the total squared sum is 160.7. While the average squared treatment was 24.90, and the average squared error was 0.405. So that F0 is obtained at 61.48, it can be concluded that at = 0.05, it is obtained F0 = 61.48> 2.45, then H0 is rejected.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 670, "width": 498, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "After calculating using one-way ANOVA, it is carried out with a follow-up test with the LSD (Least Significance Difference) Test. The BNT test calculations are:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 690, "width": 187, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S∂ = √ 2 (KT Galat) r S∂ = √ 2 (0,405) 7 S∂ = 0,340168026 Table t 0,05 = 2,04841 BNT 0,05 = Tabel t (0,05) x S∂ = 2,04841 x 0,340168026 = 0,6968", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 541, "width": 367, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source of Variation Degree of Freedom Sum of Square Mean Square Statistic F Treatment 7 – 1 = 6 149,4 24,90 F = 61,48 Error 35 – 7 = 28 11,3 0,405 Total 42 – 8 = 34 160,7", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 35, "width": 9, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76", "type": "Page header" }, { "left": 251, "top": 35, "width": 292, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Engineering, Science & Information Technology, 3 (2), 2023, pp. 72-76", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 498, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Then after the BNT value is known, sort the average from the largest to the smallest, then find the difference. If the difference between the two treatments < BNT, then accept H0; if the difference between the two treatments > BNT, then reject H0. BNT values can be seen in Table 4.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 103, "width": 371, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. Order of the average BNT from largest to smallest (BP) 50:10 (BP) 50:40 (BL) 50:10 (DN) 50:40 (DN) 50:10 (BL) 50:40 (KB) 100 7,04262 5,22384 4,27182 2,00588 1,79136 1,46336 1,324", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 160, "width": 498, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of the follow-up test with BNT, it can be seen that 15 treatments have different effects on natural fiber tensile strength, namely: Comparison (BP) 50:10 with a ratio (BP) 50:40, ratio (BP) 50:10 with a ratio (BL) ) 50:10, ratio (BP) 50:10 to a percentage (DN) 50:40, ratio (BP) 50:10 to a ratio (DN) 50:10, ratio (BP) 50:10 to a ratio (BL) 50:40, comparison (BP) 50:10 to comparison (KB) 100, comparison (BP) 50:40 to comparison (BL) 50:10, comparison (BP) 50:40 to comparison (DN) 50:40, comparison (BP) 50:40 to a ratio (DN) 50:10, a ratio (BP) 50:40 to a ratio (BL) 50:40, a ratio (BP) 50:40 to a ratio (KB) 100, a ratio (BL) 50:10 with a percentage of (DN) 50:10, a ratio (BL) 50:10 with a balance (BL) 50:40, and a ratio (BL) 50:10 with a ratio (KB) 100.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 242, "width": 66, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 261, "width": 519, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the analysis of the test results that have been carried out, the conclusion obtained from this study is that overall, banana stems have a significant effect on the tensile strength of paper (7.04262 MPa), followed by galangal contains (4.27182 MPa), pineapple leaves (2.00588 MPa), and waste paper (1.324 MPa).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 298, "width": 54, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 310, "width": 498, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] ASTM-D638. (2014). Standard test Method for Tensile Properties of Plastics. In American Society for Testing Materials. https://doi.org/10.1520/D0638-14", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 331, "width": 498, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Asngad, A., & Syalala, Y. (2018). Kekuatan Tarik dan Kekuatan Sobek Kertas dari Alang-Alang Melalui Proses Organosolv dengan Pelarut Etanol dan Lama Pemasakan Yang Berbeda. Seminar Nasional Pendidikan Biologi Dan Saintek III, (2011), 99– 106.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 362, "width": 498, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Yosephine, A., Gala, V., Ayucitra, A., & Retnoningtyas, E. S. (2012). Pemanfaatan Ampas Tebu dan Kulit Pisang dalam Pembuatan Kertas Serat Campuran. Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 11(2), 94–100.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 383, "width": 498, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Dahlan, M. H. (2011). Pengolahan Limbah Kertas Menjadi Pulp sebagai Bahan Pengemas Produk Agroindustri. Prosiding Seminar Nasional AVoER 3, 278–282. Palembang. Li-An’Amie, L. N., & Nugraha, A. (2014). Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Melalui Desain Produk Perlengkapan Rumah. Tingkat Sarjana Senirupa Dan Desain, (1), 1–7", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 414, "width": 498, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Pratama, M. (2016). Identifikasi Sifat Fisika-Mekanik Kertas Untuk Distribusi Produk Agroindustri. Jurnal Agroindustri Halal, 2(2), 064–072.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 435, "width": 498, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Adriani LD., Rohanah A., dan Harahap LA. 2017. Karakteristik Kertas Berbahan Baku Kulit Durian Dan Sampah Kertas Perkantoran. J. Rekayasa Pangan dan Pert., 5(1): 215-219.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 455, "width": 498, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Munashifah Zl., Kasjono HS., dan Suwerda B. 2018. Pemanfaatan Kertas Bekas, Serabut Kelapa (Cocos nucifera) dan Kulit Singkong (Manihot utilissima) Untuk Pembuatan Kertas Daur Ulang. Jurnal Teknologi Kesehatan, 14(2): 65-70", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 476, "width": 498, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Anupam K.; Sharma A. K.; Lal P. S.; Bist V.. Physicochemical, morphological, and anatomical properties of plant fibers used for pulp and papermaking. Fiber Plants; Springer: Cham, 2016; pp 235–248", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 498, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] Ferdous T.; Quaiyyum M. A.; Salam A.; Jahan M. S. Pulping of bagasse (Saccrarumofficinarum), kash (Saccharumspontaneum) and corn stalks (Zea mays). Curr. Res.Green Sustain. Chem. 2020, 3, 100017. 10.1016/j.crgsc.2020.100017", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 517, "width": 498, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] Awang, Mohamad., Chik, Mohd Syahrizul Binti Mustapha., Rohani Noraaini, Ali. (2022). Utilization of Agro-Waste A. galanga Natural Fibers in Composites, Advances in Chemical, Material and Metallurgical Engineering, (634) 1139-1142", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 498, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11]. Sri Hastuti Firman Muris, dan Subaer. (2015). Studi Sifat Mekanik Dan Morfologi Komposit Serat Daun Nanas-Epoxy Ditinjau Dari Fraksi Massa Dengan Orientasi Serat Acak, Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. 11 (2), 185 – 191", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 559, "width": 498, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] Alex Kesuma, Nina Djustiana, Yanwar Faza, Renny Febrida, Elin Karlina. (2017). Uji nilai kekuatan tarik serat pelepah pisang (Musa paradisiaca) sebagai bahan alternatif benang gigi biodegradable 1(2), 135-138", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 579, "width": 498, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] Sundari, E. M., Apriani, W., & Suhendra, S. (2020). Uji Kekuatan Tarik Kertas Daur Ulang Campuran . AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 6 (1), 28-33.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 488, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] Syafiisab, A.A. (2010). Pengaruh Komposit Core Berbasis Limbah Kertas, dengan Pencampur Sekam Padi dan Serabut Kelapa Terhadap Kekuatan Bending Panel . Universitas Sebelas Maret, Solo.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 621, "width": 488, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] Ahmad, A. R., Saftyaningsih, K. A. (2013). Pemanfaatan Hasil Pengolahan Limbah Kertas Pada Produk Tas Dengan Teknik Paper Holding . Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni rupa Dan Desain. Program Studi Sarjana Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), ITB, Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 652, "width": 498, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] Indah Widiastuti, Holam Cahya Saputra, Sandy Sidik Wisnu Kusuma and Budi Harjanto. (2022). Mechanical and thermal properties of recycled high-density polyethylene/bamboo with different fiber loadings, Open Engineering; 12: 151–156", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 673, "width": 488, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] Sulaiman, S., Alajmi, .M.S., Wan Isahak, W.N., Yusuf, M., Sayuti, M., 2022. Dry Milling Machining: Optimization of Cutting Parameters Affecting Surface Roughness of Aluminum 6061 using the Taguchi Method. International Journal of Technology. Volume 13(1), pp. 58-68", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 353, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[18] Furqon. 2009. Statistika Terapan untuk Penelitian. Cetakan ketujuh. ALFABETA: Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 714, "width": 256, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] Riduwan.2008.Dasar-dasar Statistika.Bandung:Alfabeta [20] Sudjana.1996.Metoda Statistika.Bandung:Tarsito Bandung [21] Usman,Husaini.2006.Pengantar Statistika.Jakarta:PT Bumi Aksar", "type": "Text" } ]
135f920d-b1dd-cfd0-6e8e-edd5f1789f32
https://jurnal.ugm.ac.id/ijbiotech/article/download/70445/34057
[ { "left": 57, "top": 123, "width": 482, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Resistance gene expression in selected Indonesian pigmented rice vari‐ eties against infection by Xanthomonas oryzae pv. oryzae", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 334, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nur Elia Nadhira 1,2 , Ali Wafa 2,3 , Wahyu Indra Duwi Fanata 1,2 , Hardian Susilo Addy 3,4,*", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 194, "width": 466, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Postgraduate Program of Master of Biotechnology, University of Jember, Jl. Kalimantan Tegalboto No.37, East Java 68121, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 205, "width": 482, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Division of Biology Molecule and Biotechnology, Center for Development of Advanced Sciences and Technology, University of Jember, Jl. Kalimantan Tegalboto No.37, East Java 68121, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 227, "width": 482, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Study Program of Plant Protection, Faculty of Agriculture, University of Jember, Jl. Kalimantan Tegalboto No.37, East Java 68121, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 249, "width": 482, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Center for Development of Advanced Science and Technology (CDAST) University of Jember, Jl. Kalimantan Tegalboto No.37, East Java 68121, Indonesia *Corresponding author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 295, "width": 306, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SUBMITTED 15 November 2021 REVISED 14 December 2021 ACCEPTED 27 December 2021", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 339, "width": 482, "height": 140, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT Rice ( Oryza sativa L.) production is limited by bacterial leaf blight (BLB), caused by Xanthomonas oryzae pv. oryzae ( Xoo ). For decades, researchers have attempted to control this disease by growing plants with blight‐resistant Xa genes. Genetic resources often vary between rice varieties, and there is little information about the genetic resources of the pigmented rice varieties widely grown in Indonesia and their resistance genes against Xoo . The purpose of this study was to determine the expression of Xa genes in pigmented rice such as Inpari 24 and Cempo Merah (red‐pigmented) along with Hitam Bantul (black‐pigmented) and white rice varieties IR64 and Ciherang, and to evaluate their resistance to BLB. All varieties carried the Xa4 , Xa10 and xa13 genes but varied in the Xa1 , Xa7 and Xa21 genes. The rice varieties expressed some of these genes only after inoculation with Xoo . Disease assessment categorised the three different pigmented rice varieties as resistant (Ciherang, Cempo Merah and Hitam Bantul), while IR64 (white) and Inpari 24 (red) were moderately resistant. There was no specific pattern of Xa genes possession, quality of expression or resistance level to X. oryzae pv. oryzae . Therefore, when breeding plants, the selection of parental variety must be considered in terms of the possession and expression of Xa genes such as Xa10 as a molecular marker for resistance.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 495, "width": 318, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KEYWORDS Xanthomonas oryzae ; Xa genes expression; bacterial leaf blight; pigmented rice", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 32, "width": 283, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 71, "width": 222, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOLUME 27(2), 2022, 51‐57 | RESEARCH ARTICLE", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 545, "width": 82, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 572, "width": 230, "height": 164, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rice ( Oryza sativa L.) is a vital crop consumed world­ wide, particularly in Asia. Several biotic factors, such as pathogens, reduce the crop production by decreasing the yield ( Arshad et al. 2013 ). Rice farmers consider bacterial leaf blight (BLB) caused by the bacterium Xan­ thomonas oryzae pv. oryzae ( Xoo ) ( Korinsak et al. 2021 ), the most destructive disease in rice. The bacterium can cause losses of up to 50% depending on multiple factors such as environmental conditions, growth stages, and rice varieties ( Rasmiyana et al. 2019 ). The pathogen system­ ically spreads through the xylem tissue, causing wilting of the seedlings, yellowing, and leaf drying. These char­ acteristics make this disease especially difficult to control conventionally.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 740, "width": 230, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the strategies to control the disease is to use the resistant plant varieties produced by breeding two or more different germplasm lines ( Ke et al. 2017 ; Tekete et al.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 545, "width": 230, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2020 ). This technique is widely used to promote the shar­ ing of beneficial genetic resources between germplasms, especially those conferring resistance against BLB disease resistance. This beneficial genetic resource sharing is ac­ complished through molecular breeding, such as molec­ ular assisted selection and genetic engineering ( Chukwu et al. 2019 ; Mukhtar and Hasnain 2017 ). Indonesia pos­ sesses over 17,000 rice germplasms, including wild and pigmented rice ( Maulana et al. 2014 ; Mau et al. 2017 ), demonstrating diverse morphology, biochemical proper­ ties, and genetic characteristics. These germplasms pro­ vide genetic resources for rice breeding to create new va­ rieties with specific characteristics.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 704, "width": 230, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Molecular genetic studies have revealed that approxi­ mately 44 rice genes confer resistance to various strains of Xoo ( He et al. 2006 ; Sombunjitt et al. 2017 ; Neelam et al. 2020 ). Gene Xa1, Xa3, Xa4, Xa5, Xa7, Xa10, xa13 and Xa21 have been widely investigating and hypothesizing as genes that strongly involved with the resistance of rice", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 791, "width": 225, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indones J Biotechnol 27(2), 2022, 51‐57 | DOI 10.22146/ijbiotech.70445 www.jurnal.ugm.ac.id/ijbiotech", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 791, "width": 230, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a Creative Commons Attribution‐ShareAlike 4.0 International license.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 52, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nadhira et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 27(2), 2022, 51‐57", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 230, "height": 189, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "against Xoo ( Neelam et al. 2020 ). Most O. sativa subsp. japonica and O. sativa subsp. indica rice varieties pos­ sess these genes related to resistance, and approximately 14 genes are recessive ( Neelam et al. 2020 ). However, al­ though a variety may possess Xa genes, that variety may not express the gene when challenged with Xoo . For ex­ ample, both IRBB1 and IR24 rice varieties carry gene Xa1 , but that expression was detectable only in IRBB1 at five days post­inoculation with strain T7174, a representative strain of Japanese Xoo race 1 ( Yoshimura et al. 1998 ). Fur­ thermore, both IRBB5 and IRBB54 varieties carry Xa5 and Xa21 but demonstrate different expression levels ( Gao et al. 2018 ). These results showed that varieties carrying resistance gene sequences present different expression lev­ els that correlate to the resistance level in BLB and disease development.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 271, "width": 230, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studies in Indonesia have reported that pigmented rice (red or black) had better resistance than white rice inocu­ lated with Xoo . However, no data have demonstrated the expression of Xa genes in pigmented rice. Therefore, the aim of this study was to determine the expression level of Xa genes in pigmented rice varieties and evaluate their re­ sistance against BLB.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 371, "width": 138, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Materials and Methods", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 397, "width": 162, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Growing pigmented rice seedlings", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 413, "width": 230, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The five Indonesian rice varieties used in this study in­ cluded white rice (IR64 and Ciherang), red­pigmented rice (Cempo Merah and Inpari 24), and black­pigmented rice (Hitam Bantul) (Figure 1 ). In this study, Hitam Bantul was selected to represent the black­pigmented rice with the same germination and growth rate as well as white and red­ pigmented rice compared to another black­pigmented rice (Ketan Hitam). The seeds from the collection of Center of Excellence on Crop Industrial Biotechnology, Univer­ sity of Jember, Indonesia were treated with 10% sodium hypochlorite and rinsed twice with sterile distilled water before imbibition by deeping in sterile distillated water for", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 79, "width": 230, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "one week. Seedlings were grown in a container contain­ ing rice field soil in the greenhouse for three weeks before genetic analysis and Xoo inoculation experiments. Each container was planted with 6 germinated seeds.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 142, "width": 115, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. DNA genome isolation", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 162, "width": 230, "height": 201, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Genomic DNA isolation was performed according to Sambrook and Russell ( 2001 ) with some modifications. Briefly, approximately 2 g of 4­week­old rice seeds were ground into a powdered in liquid nitrogen. The sample was transferred and mixed with 800 μL of lysis buffer (1 M of Tris­HCl [pH 8.0], 0.5 M of EDTA, and 10% of SDS) in 1.5 ml centrifuge tube, and the mixture was heated for 10 min at 65 °C. After centrifugation for 10 min at 8,000 × g and 20 °C, the supernatant (700 μL) was transferred into a new 1.5 mL tube, mixed with the equal volume of phenol­ chloroform­isoamyl alcohol (PCI), and centrifuged for 10 min at 8,000 × g at 20 °C. The upper layer (approximately 500 μL) was mixed with 0.1 volumes of 3 M of sodium acetate and 2.5 volumes of absolute ethanol. After 1 hour of incubation at ­20 °C, the mixture was centrifuged for 10 min at 10,000 × g. The precipitate was washed with 70% ethanol and dissolved in 70 μL of 1×TE buffer (pH 8.0).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 380, "width": 196, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. Amplification of Xa genes DNA fragments", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 401, "width": 230, "height": 152, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Genomic DNA fragments of eight resistance genes were detected by PCR using specific pair primers. PCR amplifi­ cation was performed using 80 nanograms of DNA sample in a 20­µL total reaction volume, including the MyTaq HS Red Mix (Bioline, Nottingham, UK) mixture. The thirty­ five reaction cycles were pre­denaturation at 94 °C for 3 min, denaturation at 94 °C for 1 min, annealing for 1 min at a specified temperature (Table 1 ), elongation at 72 °C for 1 min, and final elongation at 72 °C for 10 min. The result was analyzed using a 1% agarose gel electrophoresis and was visualized under a UV transilluminator in the gel doc­ umentation CCD image system (Major Science, Saratoga, CA, USA).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 762, "width": 226, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FIGURE 1 Grain morphology of selected Indonesian rice varieties", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 52, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nadhira et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 27(2), 2022, 51‐57", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 213, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE 1 PCR variables for amplifying target resistance genes", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 95, "width": 470, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Target Oligonucleotides Annealing temperature (°C) Product size Refs. Xa genes (5’ to 3’) Xa1 F: ACTGCCCTCTTGCACACGCCTTTGG 66 447 Yoshimura et al. ( 1998 ) R: CCGGTACATCAGTATTGTCCATCGG Xa4 F: ATCGATCGATCTTCACGAGG 53 150 Chen et al. ( 2000 )", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 167, "width": 107, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R: TGCTATAAAAGGCATTCGG", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 180, "width": 455, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xa7 F: CGATCTTACTGGCTCTGCAACTCTGT 65 294 Porter et al. ( 2003 ) R: GCATGTCTGTGTCGATTCGTCCGTACGA Xa10 F: CAACGCCTATCTTCTGCATTTC 53 604 Gu et al. ( 2008 )", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 220, "width": 121, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R: GTGACCCTAGTTTCTGGTTATG", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 233, "width": 454, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "xa13 F: GGCCATGGCTCAGTGTTTAT 55 400 Hajira et al. ( 2016 ) R: GAGCTCCAGCTCTCCAAATG Xa21 F: GATCGGTATAACAGCAAAAC 50 1400 Wang et al. ( 1996 )", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 273, "width": 107, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R: ATAGCAACTGATTGCTTGG", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 286, "width": 452, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "β ‐actin F: TGTATGCCAGTGGTCGTACCA 56 121 Chu et al. ( 2006b )", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 299, "width": 112, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R: CCAGCAAGGTCGAGACGAA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 333, "width": 179, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4. Inoculum preparation and inoculation", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 350, "width": 230, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The BLB pathogen, Xanthomonas oryzae pv. oryzae strain XooJ2 was grown at 28 °C in a yeast extract dextrose medium for 24 h ( Rejeki et al. 2021 ). The inoculum was prepared from a 24­hour culture of X. oryzae and adjusted to a density of 10 8 CFU per milliliter. Pathogen inocula­ tion was performed by the leaf clipping method, as pre­ viously described ( Ke et al. 2017 ). Briefly, sterile scis­ sors were dipped in inoculum suspension and used to cut the leaves of 3­week seedlings 2­3 cm away from the tip. Plants were grown and maintained at 28–32 °C in the greenhouse for symptom observation and disease assess­ ment.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 504, "width": 102, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5. Total RNA isolation", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 521, "width": 230, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leaves were harvested three days after pathogen inocu­ lation and used for RNA isolation. The 65 mg of frozen leaves were ground into a powder in a pre­cooled mor­ tar with liquid nitrogen. Total RNA was extracted and purified using the RNAprep pure Kit (TIANGEN, Bei­ jing, China) according to the manufacturer’s directions. The resulting total RNAs were confirmed by 1% agarose gel electrophoresis using 1× tris boric acid EDTA (TBE) buffer (pH 8.0). Total RNA quantification was performed using a NanoVue Plus spectrophotometer (Biochrom, Hol­ liston, MA, USA). Purified total RNA was then stored at ­80 °C until further analysis.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 675, "width": 230, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.6. Reverse transcription‐polymerase chain reaction (RT‐PCR)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 230, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since this study is earlier step on rice parental screening for molecular breeding, then we qualitatively analyzed the Xa genes expression through RT­PCR. Briefly, the first­strand complementary DNA (cDNA) was synthesized from 100 ng of total RNA in 50­µL total reaction volume using re­ verse transcriptase master mix (ReverTra Ace, TOYOBO,", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 333, "width": 230, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Osaka, Japan). The resulting cDNA was used as a tem­ plate for PCR amplification using a specific targeted­gene primer (Table 1 ) in the 20­µL volume of MyTaq HS Red Mix (Bioline, Nottingham, UK). Thirty­five cycles for tar­ geted DNA amplification were set for denaturation at 98 °C for 5 min, elongation at 72 °C for 1 min, while the an­ nealing temperature was based on the specific primer used for the target gene (Table 1 ). PCR products were analyzed on 1% agarose gel with TBE buffer and were stained then visualized using a gel documentation CCD image system.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 464, "width": 186, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.7. Bacterial leaf blight disease assessment", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 482, "width": 230, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BLB leaf lesions were assessed at 0, 7, and 14 days af­ ter inoculation. Disease evaluation was performed using the standard evaluation system (SES) recommended by the International Rice Research Institute (IRRI 2013) by mea­", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 733, "width": 230, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FIGURE 2 Agarose gel electrophoresis of PCR products from the genome of five rice varieties to detect X. oryzae pv. oryzae resistance‐related genes using specific Xa ‐gene primers (listed in Table 1 ).", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 52, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nadhira et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 27(2), 2022, 51‐57", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 230, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "suring the length of the lesion. Plants were considered re­ sistant if the average lesion length was ≤3.0 cm, moder­ ately resistant if the average lesion length was 3.0–6.0 cm, moderately susceptible if the average lesion length was 6.0–9.0 cm, and susceptible if the average lesion length was >9.0 cm. The disease incidence was calculated as a percentage of the number of symptomatic plants per total number of observed plants ( Rasmiyana et al. 2019 ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 136, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 222, "width": 201, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. The presence of Xa genes in pigmented rice", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 238, "width": 230, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xa ­related DNA fragment analysis for two of white rice varieties (IR64 and Ciherang), two of red rice varieties (Cempo Merah and Inpari 24), and one of black rice va­ rieties (Hitam Bantul) showed that only Inpari 24 carried Xa ­related DNA fragments for Xa1, Xa4, Xa7, Xa10, and xa13 . All varieties contained specific DNA fragments for Xa4, Xa10 , and xa13 . However, DNA fragments for Xa7 and Xa21 were produced only by Inpari 24 and IR64, re­ spectively (Figure 2 ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 355, "width": 134, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. The expression of Xa genes", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 371, "width": 230, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RT­PCR analysis of six Xa resistance genes in five rice varieties showed that specific Xa genes were detected in Xoo ­inoculated plants but not in non­ Xoo ­inoculated. Genes detected in rice varieties after inoculation with the pathogen included Xa7 , Xa10 , xa13 , and Xa21 . Notably, only Inpari 24 exhibited the band representing Xa1 after in­ oculation with the pathogen. In addition, Xa4 expression was lower in inoculated plants and was absent in all Cempo", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 79, "width": 230, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merah both of inoculated and non­inoculated plants (Fig­ ure 3 ).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 113, "width": 179, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Disease assessment of pigmented rice", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 129, "width": 230, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Although all varieties showed BLB symptoms, the inci­ dence varied. The highest incidence was 61.4% on IR64 and the lowest in another white rice (Ciherang), 22.7%. Blight incidence on red and black rice was moderate, 42.5– 50%. Analysis of disease severity, determined by mea­ suring the lesion length from the leaf tip (Figure 4 a), was highest for IR64 and the lowest for Hitam Bantul (Figure 4 b). Consistently, the lesion length significantly increased between 7 and 14 days post­inoculation on IR64 by ap­ proximately 59%.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 259, "width": 66, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4. Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 275, "width": 230, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Resistance genes ( R genes) play an important role in in­ hibiting disease development in rice and resistance to X. oryzae pv. oryzae is associated with over 44 Xa genes ( Neelam et al. 2020 ). The presence of these genes become an important source of genetic information when produc­ ing a new variety of rice, either through molecular plant breeding methods including marker­assisted selection or genetic engineering ( Das et al. 2017 ). However, the pres­ ence and expression of these resistance genes highly de­ pend on the rice varieties ( Fatimah et al. 2014 ).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 395, "width": 230, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Most of the rice varieties (white, pigmented­red, and pigmented­black) possessed multiple genes for resistance to Xoo (Figure 2 ). However, possessing these genes does not confer specific resistance against BLB as well as the data of lesion length and disease incidence (Figure 4 ). Pathotypes, environmental conditions, and gene expres­", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 733, "width": 482, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FIGURE 3 Agarose gel electrophoresis of RT‐PCR products from the total RNA of five (white, red‐pigmented, and black‐pigmented) rice varieties to detect the qualitative expression of X. oryzae pv. oryzae resistance‐related genes three days after Xoo inoculation using specific Xa genes primers (listed in Table 1 ). White rice varieties used in this study were IR64 (lane 1) and Ciherang (lane 2); red rice, Cempo Merah (lane 3) and Inpari 24 (lane 4); black rice, Hitam Bantul (lane 5). The non‐inoculated leaf treatment was sterile water.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 52, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nadhira et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 27(2), 2022, 51‐57", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 269, "width": 8, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a) (b)", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 442, "width": 230, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FIGURE 4 Disease symptom of the five rice varieties at 14 days post‐inoculation with X. oryzae pv. oryzae (a) The lesion lengths were measured at 7 and 14 days post‐inoculation (b) The error bars represent the standard deviation of the lesion lengths from 10 leaves. Not significantly different (Duncan Multiple Range Test) among the same observation indicated by the notation above the same shaded‐bar indicated.", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 534, "width": 230, "height": 140, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sion levels are the key factors of plant disease develop­ ment. Rasmiyana et al. ( 2019 ) reported that despite the presence of several resistance genes, temperature plays the most influential role in disease incidence, and subse­ quently, disease severity. Moreover, Sahu et al. ( 2020 ) reported that rice variety IR24 showed different genes and pathways regulation at lower temperature of 21 to 29 °C compared to higher temperature of 31 to 35 °C. Notwith­ standing, the expression level of resistance genes in rice such as Xa1, Xa7, Xa10 , and Xa21 has a role in inhibiting the development of BLB in rice varieties ( Yoshimura et al. 1998 ; Ronald et al. 2008 ; Wang et al. 2017 , 2021 ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 230, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Although Ciherang and the two red rice varieties, Cempo Merah and Inpari 24, possessed Xa1 , only Inpari 24 expressed the gene, but with a greater mean lesion length at 14 days after pathogen inoculation (Figure 3 ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 728, "width": 230, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The difference of expression level for each cultivar was highly influenced by the ineffectiveness of resistance gene expression to inhibit the development of Xoo that may be due to pathogen race differences. The Xa1 gene confers re­", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 79, "width": 230, "height": 165, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sistance specifically against race 1 strains of Xoo originat­ ing from Japan ( Yoshimura et al. 1998 ), while the XooJ2 strain is a species isolated from Indonesia ( Rasmiyana et al. 2019 ). Similar to the expression of Xa1 , a resis­ tance gene associated with transmembrane protein synthe­ sis ( Yoshimura et al. 1998 ), Xa21 is also responsible for a transmembrane protein specific for Xoo isolates from race 6 strains originating from the Philippines ( Ronald et al. 2008 ). Although the expression in IR64 increased after Xoo inoculation, it did not significantly inhibit the mean le­ sion length progression (Figure 3 ). Yoshimura et al. ( 1998 ) reported that Xa21 could be ineffective against Xoo if pro­ tein fail to recognize specific pathogen ligands for defense response activation.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 247, "width": 230, "height": 392, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Although IR64 and Inpari 24 had almost the same gene expression pattern, they differed in average lesion length (Figure 4 ). This result is likely due to Xa7 , which is only present and expressed in Inpari 24 (Figure 3 ). Xa7 plays a role in encoding orphans that trigger programmed cell death in rice and lead to the enduring resistance of rice to X. oryzae pv. oryzae ( Wang et al. 2021 ). This gene is prevalent in O. sativa subsp. indica and inhibits the ex­ ploitation of the sucrose transporter protein (sugars will eventually be exported by Transporter­14 [SWEET14]) by the pathogen through effector AvrXa7. The effector in­ duces the synthesis of the SWEET14 protein required for the rapid multiplication of Xoo in plants. The inhibition of SWEET14 production by the Xa7 gene product causes the infected rice to be more resistant to the pathogen ( Luo et al. 2021 ). Xa4 expression in inoculated rice decreased in qual­ ity, indicating loss of expression (Figure 3 ). This result indicates that weakening the cell wall was occurring after pathogen inoculation. The Xa4 is a gene associated with cell wall synthesis, so its expression will strengthen cell walls ( Hu et al. 2017 ). González et al. ( 2012 ) reported that Xoo breaks the integrity of the cell wall of rice by pro­ ducing enzymes via the type two secretion system (T2SS) resulting in the disease symptom on leaves. Decreasing the quality of Xa4 expression may cause disease incidence in all varieties (Table 2 ). In Ciherang and Hitam Bantul, both had similar gene expression but the lesion length (Fig­ ure 4 ) and disease incidence (Table 2 ) results were slightly different from Cempo Merah. This is probably caused by the simultaneous expression of Xa4 and xa13 genes both before and after inoculation. Chu et al. ( 2006a ) ob­ served that the expression of the recessive xa13 gene with", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 660, "width": 229, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE 2 Disease incidence of five rice varieties at 14 days post‐ inoculation with X. oryzae Rice group Variety Disease incidence (%) White IR64 61.4 d Ciherang 22.7 a Red‐pigmented Cempo Merah 42.3 b Inpari 24 42.9 b Black‐pigmented Hitam Bantul 50.0 c", "type": "Table" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 52, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nadhira et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 27(2), 2022, 51‐57", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 230, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xa4 results in less resistance than in rice plants that have these genes separately. Interestingly, only these three vari­ eties (Ciherang, Cempo Merah, and Hitam Bantul) started to express Xa10 before pathogen inoculation (Figure 4 ). Xa10 is the gene that encodes the transcription activator­ like (TAL) effector­dependent responsible for pathogen ef­ fector recognition ( Wang et al. 2017 ). Recognition of the pathogen effector triggers the plant resistance mechanism ( Zeng et al. 2015 ). This may affect that these varieties were less lesion than in IR64 and Inpari 24 that expressed Xa10 only after pathogen inoculation.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 211, "width": 230, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study suggests that the possession and expres­ sion of Xa genes play an important role in rice resistance. However, the expression of Xa genes, particularly Xa10 is suggested as the most considered resistance genes from among five varieties for further selection for molecular rice breeding.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 297, "width": 80, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conclusions", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 321, "width": 230, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Our results showed that the selection of source resistance is not pigment­based but it depends on the composition and expression of the resistance genes. The results also showed that possessing resistance genes does not guaran­ tee the resistance of a rice variety to Xoo . Notably, pos­ sessing several Xa genes, particularly recessive genes, can trigger the susceptibility of rice to Xoo . Therefore, the ac­ curate selection of gene source and type of Xa gene is es­ sential for producing new rice varieties resistant to Xoo .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 443, "width": 99, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgments", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 468, "width": 230, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The authors would like to thank the Ministry of Education and Culture, the Republic of Indonesia, and the University of Jember for funding this research through the Fundamen­ tal Research Grant.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 530, "width": 119, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Authors’ contributions", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 555, "width": 230, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NEN performing experiments and collecting data. WIDF analyzing the data. AW conducting experimental design. HSA conducting experimental design and data analysis. NEN, WIDF, AW, HSA wrote the manuscript. All authors read and approved the final version of the manuscript.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 629, "width": 108, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Competing interests", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 653, "width": 230, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The authors have declared that they have no competing interests.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 692, "width": 59, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 716, "width": 230, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arshad HMI, Hussain N, Ali S, Khan JA, Saleem K, Bar­ bar MM. 2013. Behavior of Bipolaris oryzae at dif­ ferent temperatures, culture media, fungicides and rice germplasm for resistance. Pak. J. Phytopathol. 25(02):37–42.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 79, "width": 230, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chen S, Lin XH, Xu CG, Zhang Q. 2000. Improve­ ment of bacterial blight resistance of ’Minghui 63’, an elite restorer line of hybrid rice, by molecular marker­assisted selection. Crop Sci. 40(1):239–244. doi: 10.2135/cropsci2000.401239x .", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 139, "width": 230, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chu Z, Fu B, Yang H, Xu C, Li Z, Sanchez A, Park YJ,", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 151, "width": 230, "height": 320, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bennetzen JL, Zhang Q, Wang S. 2006a. Target­ ing xa13 , a recessive gene for bacterial blight resis­ tance in rice. Theor. Appl. Genet. 112(3):455–461. doi: 10.1007/s00122­005­0145­6 . Chu Z, Yuan M, Yao J, Ge X, Yuan B, Xu C, Li X, Fu B, Li Z, Bennetzen JL, Zhang Q, Wang S. 2006b. Pro­ moter mutations of an essential gene for pollen devel­ opment result in disease resistance in rice. Genes Dev. 20(10):1250–1255. doi: 10.1101/gad.1416306 . Chukwu SC, Rafii MY, Ramlee SI, Ismail SI, Ola­ dosu Y, Okporie E, Onyishi G, Utobo E, Ekwu L, Swaray S, Jalloh M. 2019. Marker­assisted selection and gene pyramiding for resistance to bacterial leaf blight disease of rice ( Oryza sativa L.). Biotechnol. Biotechnol. Equip. 33(1):440–455. doi: 10.1080/13102818.2019.1584054 . Das G, Patra JK, Baek KH. 2017. Insight into MAS: A molecular tool for development of stress resistant and quality of rice through gene stacking. Front. Plant Sci. 8(June):1–9. doi: 10.3389/fpls.2017.00985 . Fatimah, Priyatno T, Fadlillah S, Hermanto, Baroya M, Mahrup, Wawan, Sasongko D, Suryadi Y, Kadir T. 2014. Isolation and disease assessment of Xan­ thomonas oryzae pv. oryzae from Java Island and pathogenic assay on near isogenic lines with different resistant genes. J. Biologi Indones. 10(237­245):237– 245. doi: 10.14203/jbi.v10i2.2104 .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 474, "width": 230, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gao L, Fang Z, Zhou J, Li L, Lu L, Li L, Li T, Chen L, Zhang W, Zhai W, Peng H. 2018. Transcriptional in­ sights into the pyramided resistance to rice bacterial blight. Sci. Rep. 8(1):1–11. doi: 10.1038/s41598­018­ 29899­1 .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 534, "width": 230, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "González JF, Degrassi G, Devescovi G, De Vleesschauwer D, Höfte M, Myers MP, Venturi V. 2012. A pro­ teomic study of Xanthomonas oryzae pv. oryzae in rice xylem sap. J. Proteomics 75(18):5911–5919. doi: 10.1016/j.jprot.2012.07.019 .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 593, "width": 229, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gu K, Sangha JS, Li Y, Yin Z. 2008. High­", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 605, "width": 230, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "resolution genetic mapping of bacterial blight resis­ tance gene Xa10 . Theor. Appl. Genet. 116(2):155– 163. doi: 10.1007/s00122­007­0655­5 . Hajira SK, Sundaram RM, Laha GS, Yugander A, Bal­ achandran SM, Viraktamath BC, Sujatha K, Balachi­ ranjeevi CH, Pranathi K, Anila M, Bhaskar S, Abhi­ lash V, Mahadevaswamy HK, Kousik M, Kumar TD, Harika G, Rekha G. 2016. A single­tube, functional marker­based multiplex PCR assay for simultaneous detection of major bacterial blight resistance genes Xa21, xa13 and xa5 in rice. Rice Sci. 23(3):144–151. doi: 10.1016/j.rsci.2015.11.004 .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 749, "width": 230, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "He Q, Li D, Zhu Y, Tan M, Zhang D, Lin X. 2006. Fine mapping of Xa2 , a bacterial blight resistance gene in", "type": "List item" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 52, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nadhira et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 27(2), 2022, 51‐57", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 79, "width": 212, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rice. Mol. Breed. 17(1):1–6. doi: 10.1007/s11032­ 005­8698­2 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 103, "width": 230, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hu K, Cao J, Zhang J, Xia F, Ke Y, Zhang H, Xie W, Liu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 115, "width": 230, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H, Cui Y, Cao Y, Sun X, Xiao J, Li X, Zhang Q, Wang S. 2017. Improvement of multiple agronomic traits by a disease resistance gene via cell wall reinforcement. Nat. Plants 3:17009. doi: 10.1038/nplants.2017.9 . Ke Y, Hui S, Yuan M. 2017. Xanthomonas oryzae pv. oryzae inoculation and growth rate on rice by leaf clipping method. Bio­Protocol 7(19):1–7. doi: 10.21769/bioprotoc.2568 .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 211, "width": 230, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korinsak S, Darwell CT, Wanchana S, Praphaisal L, Ko­ rinsak S, Thunnom B, Patarapuwadol S, Toojinda T. 2021. Identification of bacterial blight resistance loci in rice ( Oryza sativa L.) against diverse Xoo Thai strains by genome­wide association study. Plants 10(3):518. doi: 10.3390/plants10030518 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 283, "width": 230, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luo D, Huguet­Tapia JC, Raborn RT, White FF, Brendel", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 295, "width": 230, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VP, Yang B. 2021. The Xa7 resistance gene guards the rice susceptibility gene SWEET14 against exploita­ tion by the bacterial blight pathogen. Plant Commun. 2(3):100164. doi: 10.1016/j.xplc.2021.100164 . Mau YS, Markus JE, Shirly, Oematan S, Ndiwa AS, Han­ doko DD, Nasution A, Makbul K. 2017. Genetic di­ versity of red and black upland rice accessions from east nusa tenggara, Indonesia as revealed by agro­ morphological characters. Biodiversitas 18(1):197– 211. doi: 10.13057/biodiv/d180127 .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 414, "width": 230, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maulana Z, Kuswinanti T, Sennang NR, Syaiful SA. 2014. Genetic diversity of locally rice germplasm from Tana Toraja And Enrekang based on RAPD (Random Amplified Polymorphism DNA) mark­ ers. Int. J. Sci. Technol. Res. 3(4):198–202. URL https://www.ijstr.org/final­print/apr2014/Genetic­Di versity­Of­Locally­Rice­Germplasm­From­Tana­ Toraja­And­Enrekang­Based­On­Rapd­random­A mplified­Polymorphism­Dna­Markers.pdf .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 522, "width": 230, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukhtar Z, Hasnain S. 2017. Transgenic basmati rice transformed with the Xa21 gene shows resistance against bacterial leaf blight. Turk. J. Botany 41(1):1– 10. doi: 10.3906/bot­1602­17 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 570, "width": 230, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Neelam K, Mahajan R, Gupta V, Bhatia D, Gill BK, Ko­ mal R, Lore JS, Mangat GS, Singh K. 2020. High­ resolution genetic mapping of a novel bacterial blight resistance gene xa­45 (t) identified from Oryza glaber­ rima and transferred to Oryza sativa . Theor. Appl. Genet. 133(3):689–705. doi: 10.1007/s00122­019­ 03501­2 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 653, "width": 230, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Porter BW, Chittoor JM, Yano M, Sasaki T, White FF.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 665, "width": 230, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2003. Development and mapping of markers linked to the rice bacterial blight resistance gene Xa7 . Crop Sci. 43(4):1484–1492. doi: 10.2135/cropsci2003.1484 . Rasmiyana, Addy HS, Narulita E. 2019. Detection of genes resistant to bacterial leaf blight in rice cul­ tivars from Situbondo and jember, Indoensia. J.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 737, "width": 212, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hama dan Penyakit Tumbuh. Trop. 19(2):127–134. doi: 10.23960/j.hptt.219127­134 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 761, "width": 229, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rejeki D, Addy HS, Narulita E. 2021. Partial char­", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 79, "width": 212, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "acterization of bacteriophages from Indonesia and its potency as biocontrol of Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Int. J. Agric. Biol. 25(1):75–80. doi: 10.17957/IJAB/15.1640 .", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 127, "width": 230, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ronald P, Song WY, Wang GL, Chen LL, Kim HS, Pi LY, Holsten T, Wang B, Williams C, Zhai WX, Zhu LH, Fauquet C. 2008. The rice dis­ ease resistance gene, Xa21 , encodes a receptor ki­ naselike protein. Rice Sci. III(January):247–253.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 187, "width": 230, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi: 10.1142/9789812814289_0021 . Sahu A, Das A, Saikia K, Barah P. 2020. Tem­ perature differentially modulates the transcriptome response in Oryza sativa to Xanthomonas oryzae pv. oryzae infection. Genomics 112(6):4842–4852. doi: 10.1016/j.ygeno.2020.08.028 .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 259, "width": 230, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sambrook J, Russell DW. 2001. Molecular cloning: a laboratory manual (3­volume set). New York: Cold Spring Harbor Laboratory Press.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 295, "width": 230, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sombunjitt S, Sriwongchai T, Kuleung C, Hongtrakul V. 2017. Searching for and analysis of bac­ terial blight resistance genes from Thailand rice germplasm. Agric. Nat. Resour. 51(5):365–375. doi: 10.1016/j.anres.2017.11.001 .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 354, "width": 230, "height": 129, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tekete C, Cunnac S, Doucouré H, Dembele M, Keita I, Sarra S, Dagno K, Koita O, Verdier V. 2020. Characterization of new races of Xanthomonas oryzae pv. oryzae in Mali informs resistance gene deployment. Phytopathology 110(2):267–277. doi: 10.1094/PHYTO­02­19­0070­R . Wang C, Chen S, Feng A, Su J, Wang W, Feng J, Chen B, Zhang M, Yang J, Zeng L, Zhu X. 2021. Xa7 , a small orphan gene harboring promoter trap for AvrXa7, leads to the durable resistance to Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Rice 14(1):1–16. doi: 10.1186/s12284­", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 486, "width": 53, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "021­00490­z .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 498, "width": 230, "height": 117, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wang GL, Song WY, Ruan DL, Sideris S, Ronald PC. 1996. The cloned gene, Xa21 , confers resistance to multiple Xanthomonas oryzae pv. oryzae isolates in transgenic plants. Mol. Plant­Microbe Interact. 9(9):850–855. doi: 10.1094/MPMI­9­0850 . Wang J, Tian D, Gu K, Yang X, Wang L, Zeng X, Yin Z. 2017. Induction of Xa10 ­like genes in rice cultivar nipponbare confers disease resistance to rice bacterial blight. Mol. Plant­Microbe Interact. 30(6):466–477. doi: 10.1094/MPMI­11­16­0229­R .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 617, "width": 230, "height": 117, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yoshimura S, Yamanouchi U, Katayose Y, Toki S, Wang ZX, Kono I, Kurata N, Yano M, Iwata N, Sasaki T. 1998. Expression of Xa1 , a bacterial blight­ resistance gene in rice, is induced by bacterial inpcu­ lation. Proc. Natl. Acad. Sci. U. S. A. 95(4):1663– 1668. doi: 10.1073/pnas.95.4.1663 . Zeng X, Tian D, Gu K, Zhou Z, Yang X, Luo Y, White FF, Yin Z. 2015. Genetic engineering of the Xa10 promoter for broad­spectrum and durable resistance to Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Plant Biotechnol.", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 737, "width": 159, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. 13:993–1001. doi: 10.1111/pbi.12342 .", "type": "List item" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" } ]
3872f81d-7c23-51f6-b09e-73e30201f5f2
http://journal.imla.or.id/index.php/arabi/article/download/320/110
[ { "left": 170, "top": 797, "width": 255, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, p-ISSN 2548-6616 e-ISSN 2548-6624", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 59, "width": 251, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online: http://journal.imla.or.id/index.php/arabi Arabi : Journal of Arabic Studies, 6 (1), 2021, 93-104 DOI: http://dx.doi.org/10.24865/ajas.v6i1.320", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 139, "width": 409, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ITEM RESPONSE THEORY APPROACH: KALIBRASI BUTIR SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN BAHASA ARAB", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 176, "width": 245, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmat Danni 1 , Ajeng Wahyuni 2 , Tauratiya 3", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 190, "width": 381, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 3 Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 205, "width": 307, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, Indonesia Corresponding E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 250, "width": 41, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study describes the item details of the final semester questions in Arabic MAN 1 Pangkalpinang using the item response theory approach. The problem behind this research is that the development of Arabic final assessment items did not go through the correct stages. Therefore, this research is quantitative research. The subjects of this study were 176 students of class XI MAN 1 Pangkalpinang. The answer data is in the form of answers to questions in the final semester in Arabic which are 40 multiple-choice items with five answers. The results showed that the final results of the Arabic semester (1) proved valid, indicated by 40 items (100%) with loading factors; (2) proven to be reliable, indicated by the reliability coefficient of 0.884; (3) there are 33 items (82.5%) of the 40 items that have a good level of difficulty and distinguishing power so that they can be stored in the question bank and used in subsequent activities, while 7 items (17.5%) are item number 10, 26, 27, 29, 32, 34, and 35 do not meet the criteria for a good level of difficulty so they need to be revised or eliminated; and (4) suitable for use in students with low to moderate ability ( θ ) in the range -3.5 to +1.5 in logit. Future research is expected to be able to analyze Arabic language question items in the form of descriptive tests on a large scale or develop high-quality high-order thinking skills in Arabic.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 347, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Arabic, final assessment, item response theory, logistic parameter", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 487, "width": 38, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 428, "height": 231, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik butir soal penilaian akhir semester bahasa Arab MAN 1 Pangkalpinang menggunakan pendekatan item response theory. Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah pengembangan butir soal penilaian akhir semester bahasa Arab yang tidak melalui tahapan yang benar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian berjumlah 176 peserta didik kelas XI MAN 1 Pangkalpinang. Data penelitian berupa jawaban soal penilaian akhir semester bahasa Arab berjumlah 40 butir pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal penilaian akhir semester bahasa Arab (1) terbukti valid ditunjukkan dengan 40 butir soal (100%) memiliki loading factor > 0,3 ; (2) terbukti reliabel ditunjukkan dengan koefisien reliabilitas > 0,7 yaitu 0,884; (3) terdapat 33 butir (82,5%) dari 40 butir soal memiliki tingkat kesulitan dan daya pembeda berkategori baik sehingga dapat disimpan dalam bank soal dan digunakan pada kegiatan penilaian selanjutnya, sedangkan 7 butir (17,5%) yaitu butir nomor 10, 26, 27, 29, 32, 34, dan 35 tidak memenuhi kriteria tingkat kesulitan yang baik sehingga perlu direvisi atau dieliminasi; dan (4) cocok digunakan pada peserta didik dengan kemampuan ( θ ) rendah hingga sedang dalam rentang -3,5 s.d. +1,5 dalam logit. Penelitian selanjutnya, diharapkan mampu melakukan analisis butir soal bahas Arab bentuk tes uraian dalam skala luas atau mengembangkan butir soal bahasa Arab berbasis higher order thinking skills (HOTS) yang berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 400, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: bahasa Arab, penilaian akhir semester, teori respons butir, parameter logistik", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 193, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabi : Journal of Arabic Studies", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 784, "width": 307, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 | 94-104 Copyright © 2021 | ARABI | p-ISSN 2548-6616 | e-ISSN 2548-6624", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 65, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 485, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan merupakan komponen penting dalam mencetak sumber daya manusia yang ahli di bidangnya dan mampu bersaing di era disruptif. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan dituntut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar melahirkan lulusan yang memiliki kecakapan abad 21. Trilling & Fadel (2009) mengungkapkan bahwa kecakapan abad 21 meliputi kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, berkomunikasi dengan baik, dan mampu berkolaborasi. Pauw (2015) menambahkan kecakapan yang perlu dimiliki di antaranya menejmen diri, literasi informasi, dan kemampuan digital. Tuntutan yang tinggi, membuat guru harus mampu membangun sistem pembelajaran yang baik melalui desain pembelajaran yang mampu mengoptimalkan potensi diri peserta didik khususnya dalam menyelesaikan masalah yang kompleks (Prayogi & Estetika, 2019). Ditegaskan pula oleh Mardapi (2016) bahwa sistem pembelajaran yang dibangun dengan baik dapat menciptakan kualitas belajar yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 485, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian merupakan komponen yang selalu melekat pada proses belajar mengajar. Hasil penilaian bisa digunakan sebagai acuan guru untuk mengetahui keberhasilan dan meningkatkan kualitas pengajaran (Mardapi, 2016). Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru tidak hanya sebatas mengajar, melainkan guru juga bertugas untuk melakukan penilaian dan evaluasi terhadap peserta didik. Oleh karena itu, selain dituntut mampu mendesain pembelajaran dengan baik, guru juga diharapkan mampu melakukan penilaian terhadap capaian peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 485, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stiggins & Chappuis (2012) mengungkapkan bahwa penilaian merupakan serangkaian kegiatan pengumpulan informasi terkait pencapaian peserta didik. Sedangkan Santoso, Kartianom, & Kassymova (2019) menyatakan bahwa penilaian adalah suatu kegiatan menafsirkan hasil pengukuran. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan penafsiran hasil pengukuran terkait capaian peserta didik. Selain itu, kegiatan penilaian dapat dilakukan setelah pengukuran. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian dan pengukuran merupakan satu kesatuan (Suwandi, 2010). Penilaian tanpa melalui pengukuran yang benar akan menghasilkan informasi yang tidak akurat, sehingga capaian peserta didik dan keberhasilan pembelajaran tidak diketahui secara tepat. Oleh karena itu, dibutuhkan instrumen yang berkualitas dalam kegiatan pengukuran capaian belajar peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 464, "width": 485, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reynolds, Livingston, & Willson (2009) menyebutkan bahwa instrumen berkriteria baik adalah yang memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Instrumen dikatakan valid apabila dapat dibuktikan bahwa instrumen tersebut mengukur kemampuan peserta didik secara akurat sesuai dengan kompetensi yang diukur (Ramadhan, Mardapi, Prasetyo, & Utomo, 2019; Rindermann & Baumeister, 2015). Dengan demikian, alat ukut yang dipakai dalam mengukur kemampuan peserta didik harus dapat dibuktikan bahwa instrumen tersebut benar-benar mengukur kompetensi peserta didik. Sedangkan suatu instrumen memenuhi asumsi reliabilitas apabila skor amatan memiliki hubungan tinggi dengan skor sebenarnya (Allen & Yen, 1979). Uraian tersebut menunjukkan bahwa instrumen yang valid dan reliabel akan memberikan informasi secara akurat. Hal ini ditegaskan pula oleh Retnawati (2016) bahwa instrumen yang berkualitas akan selalu menghasilkan nilai informasi yang lebih tinggi dibandingkan kesalahan pengukuran.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 485, "height": 139, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain kriteria validitas dan reliabilitas, instrumen dengan bentuk tes perlu memenuhi kriteria lainnya, di antaranya meliputi tingkat kesulitan, daya beda, dan daya pengecoh/distraktor (Anita, A., Tyowati, S. & Zuldafrial, 2018; Iskandar & Rizal, 2018). Tingkat kesulitan menunjukkan peluang menjawab benar, apabila jumlah peserta tes yang mampu menjawab butir soal dengan benar lebih dominan maka soal tersebut cenderung mudah, begitu pula sebaliknya. Butir soal yang tergolong terlalu mudah atau terlalu sulit maka tidak dapat berfungsi secara maksimal dalam mengidentifikasi peserta didik yang berkemampuan tinggi dan rendah. Apabila daya pembeda suatu butir rendah, maka informasi yang diberikan oleh butir tersebut tidak akurat. Sedangkan daya pengecoh menginformasikan terkait keberfungsian opsi jawaban (Amiruddin, Mania, Ichiana, N., & Majid, A., 2020). Karakteristik butir soal dapat diketahui melalui analisis hasil pengujian butir soal", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 35, "width": 193, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabi : Journal of Arabic Studies", "type": "Page header" }, { "left": 235, "top": 784, "width": 306, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 | 95-104 Copyright © 2021 | ARABI | p-ISSN 2548-6616 | e-ISSN 2548-6624", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 485, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "secara empirik. Terdapat dua pendekatan dalam menganalisis butir soal, yaitu yaitu teori tes klasik dan teori respons butir (Alfarisa & Purnama, 2019; Danni & Tauratiya, 2020; Himelfarb, 2019; Heri Retnawati, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 485, "height": 237, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori tes klasik merupakan pendekatan yang beranggapan bahwa skor amatan adalah hasil penjumlahan antara skor murni dan kesalahan pengukuran (O i = T i + E i ) (Himelfarb, 2019). Teori tes klasik juga menjadi pendekatan yang dominan digunakan (Petrillo, Cano, McLeod, & Coon, 2015; Rusch, Lowry, Mair, & Treiblmaier, 2017). Di Negara Indonesia, pendekatan teori tes klasik telah diaplikasikan pada sebagian besar disiplin ilmu hingga saat ini. Namun faktanya, pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan yaitu hasil pengukuran memiliki ketergantungan pada karakteristik butir soal yang diujikan dan karakteristik butir soal bergantung pada kemampuan peserta tes (Culpepper, 2013; Mardapi, 2008; Heri Retnawati, 2014; Sumintono & Widhiarso, 2015; van der Linden & Hambleton, 2013). Sebagai upaya mengatasi kelemahan pendekatan teori tes klasik, berkembanglah pendekatan baru yaitu item response theory. Pendekatan ini hadir dengan mengusung tiga asumsi yaitu unidimensi, independensi lokal, dan invariansi parameter (DeMars, 2018). Asumsi tersebut merupakan jawaban atas kelemahan teori tes klasik, sehingga hasil pengukuran tidak lagi bergantung pada karakteristik butir soal yang diujikan karena pengukuran kemampuan didasari oleh peluang peserta tes dalam menjawab butir soal. Peserta tes yang berkemampuan tinggi akan berpeluang besar untuk dapat menjawab soal yang sukar, begitu pula sebaliknya peserta tes yang berkemampuan rendah berpeluang kecil dalam menjawab butir yang sukar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 337, "width": 485, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan teori respons butir memiliki tiga model parameter logistik (PL) (Susetyo, 2015). Model parameter yang memuat tingkat kesukaran (b i ) dikenal dengan sebuatan 1 parameter logistik (1PL), model parameter yang memuat tingkat kesukaran (b i ) dan daya pembeda (a i ) dikenal dengan sebutan 2PL, dan model parameter yang memuat tingkat kesulitan (b i ), daya beda (a i ), dan tebakan semu (c i ) dikenal dengan sebutan 3PL. Penentuan model parameter logistik didasari oleh kecocokan butir soal terhadap model (Naga, 1992). Berbanding terbalik dengan teori tes klasik, penggunaan pendekatan teori respons butir masih minim digunakan. Padahal teori respons butir merupakan jawaban atas kelemahan dari teori tes klasik. Informasi yang dihasilkan dari teori respons butir pun lebih akurat dibandingkan teori tes klasik (Santoso et al., 2019). Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi dan panduan dalam pengaplikasian teori respons butir khususnya pada lingkungan pendidikan di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 492, "width": 485, "height": 195, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu sekolah yang menerapkan teori tes klasik dalam penilaian peserta didik adalah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pangkalpinang di Provinsi Bangka Belitung. Sekolah yang berdiri pada 2016 ini adalah satu-satunya sekolah keagamaan negeri setara Sekolah Menengah Atas di Kota Pangkalpinang. Sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama ini merupakan sekolah percontohan bagi sekolah lain khususnya tingkat madrasah Aliyah. Hasil survey prapenelitian dengan guru bahasa Arab MAN 1 Pangkalpinang, diketahui bahwa pengembangan butir soal mata pelajaran bahasa Arab baik pada tes formatif maupun sumatif tidak melalui tahapan uji coba butir soal. Hal tersebut menunjukkan bahwa soal untuk mengukur kemampuan bahasa Arab peserta didik belum dikalibrasi sehingga tidak diketahui kualitasnya namun telah digunakan untuk mengetahui kemampuan bahasa Arab peserta didik. Padahal pengembangan butir soal perlu dilakukan kalibrasi agar diketahui kualitasnya, sehingga butir soal yang digunakan hanya yang berkualitas baik (Retnawati & Hadi, 2014). Soal yang berkualitas baik akan memberikan informasi terkait peserta tes secara akurat, sedangkan butir yang tidak diketahui kualitasnya berpotensi menghasilkan informasi yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 688, "width": 485, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian beberapa literatur dan fenomena yang terjadi di MAN 1 Pangkalpinang, maka diketahui bahwa sejauh ini guru MAN 1 Pangkalpinang masih pada tahap mampu membuat soal. Akan tetapi, belum mampu mengkalibrasi butir soal, sehingga perlu dilakukan pengkalibrasian butir soal agar proses pengembangan butir soal melalui tahapan yang benar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan karakteristik butir soal bahasa Arab", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 193, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabi : Journal of Arabic Studies", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 784, "width": 307, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 | 96-104 Copyright © 2021 | ARABI | p-ISSN 2548-6616 | e-ISSN 2548-6624", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 485, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "di MAN 1 Pangkalpinang. Kualitas butir soal dideskripsikan melalui pembuktian validitas, estimasi reliabilitas, dan karakteristik butir soal yang dikalibrasi berdasarkan pendekatan teori respons butir.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 93, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 113, "width": 485, "height": 182, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kualitas butir soal penilaian akhir semester (PAS) bahasa Arab menggunakan pendekatan teori repons butir. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MAN 1 Pangkalpinang tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 176 peserta didik. Instrumen pengumpul data berupa butir soal PAS mata pelajaran bahasa Arab berjumlah 40 butir soal berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Validitas instrumen dibuktikan berdasarkan validitas konstruk melalui exploratory factor analysis (EFA) dan reliabilitas soal diestimasi menggunakan formula cronbach’s alpha melalui software SPSS v.23. Sedangkan pengkalibrasian butir soal PAS bahasa Arab dilakukan menggunakan pendekatan teori respons butir melalui aplikasi Bilog-MG. Karakteristik butir soal ditentukan berdasarkan kriteria indeks parameter butir, seperti parameter tingkat kesukaran butir (b i ) tergolong baik apabila indeks berada direntang -2 sampai +2, parameter daya pembeda (a i ) di rentang 0 s.d. +2, dan parameter tebakan semu (c i ) di rentang 0 s.d. 1/k (DeMars, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 310, "width": 109, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 485, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Validitas dan Reliabilitas Instrumen PAS bahasa Arab Pada pembuktian validitas konstruk menggunakan analisis faktor eksploratori, terdapat beberapa asumsi yang menjadi persyaratan, yaitu asumsi ketercukupan sampel yang diketahui melalui nilai chi-square pada uji Bartlett dan Kaiser meyer olkin measure of sampling adequacy (KMO-MSA), nilai eigen dan scree plot menunjukkan jumlah faktor dominan yang terbentuk pada instrumen, dan component matrix berisikan loading factor. Ketercukupan sampel pada analisis validitas konstruk instrumen PAS bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang menggunakan exploratory factor analysis (EFA) melalui software SPSS v.22 ditunjukkan dengan hasil KMO-MSA dan uji Bartlett pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 450, "width": 289, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. KMO dan Uji Bartlett Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,687 Bartlett’s Test of Sphericity Approx. Chi-Square 1426,784 Df 780 Sig. 0,000", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 547, "width": 485, "height": 125, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 menunjukkan bahwa instrumen PAS bahasa Arab yang diujikan pada 176 peserta didik memperoleh nilai KMO 0,687 yang lebih besar dari 0,50 dan p value 0,000 pada uji barltett lebih kecil dari 0,05. Nilai KMO lebih dari 0,50 menunjukkan bahwa ukuran sampel telah tercukupi untuk analisis faktor (Nurmalita, 2018). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ukuran sampel sebesar 176 peserta didik telah memenuhi syarat ketercukupan analisis factor dan pembuktian validitas konstruk instrumen PAS bahasa Arab menggunakan analisis faktor dapat dilanjutkan. Faktor yang terbentuk pada instrumen dapat diketahui melalui nilai eigen yang lebih besar dari 1 (Wagiran, 2013). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 16 komponen yang memiliki nilai eigen > 1 , berikut 5 komponen teratas ditampilkan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 685, "width": 242, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Nilai Eigen Instrumen PAS bahasa Arab", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 705, "width": 237, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komponen Total % varian Kumulatif % 1 5,767 14,419 14,419 2 1,976 4,940 19,359 3 1,695 4,237 23,596", "type": "Table" }, { "left": 350, "top": 35, "width": 193, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabi : Journal of Arabic Studies", "type": "Page header" }, { "left": 235, "top": 784, "width": 306, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 | 97-104 Copyright © 2021 | ARABI | p-ISSN 2548-6616 | e-ISSN 2548-6624", "type": "Page footer" }, { "left": 202, "top": 58, "width": 201, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 1,575 3,938 27,534 5 1,548 3,869 31,404", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 95, "width": 485, "height": 183, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muatan faktor yang diketahui melalui component matrix pada output SPSS v.22 menginformasikan bahwa semua butir soal memiliki besaran loading factor > 0,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa 40 butir soal PAS bahasa Arab tergolong valid. Loading factor > 0,3 menunjukkan bahwa butir mengukur dimensi yang hendak diukur (Hair, Black, Babin, & Anderson, 2010; Nurosis, 1986, p. 12).Muatan faktor terendah dimiliki butir nomor 23 yaitu sebesar 0,351 dan tertinggi dengan muatan faktor sebesar 0,570 dimiliki oleh butir nomor 7. Diketahui pula berdasarkan muatan faktor tertinggi terdapat 30 butir soal (75%) mengukur komponen 1 dan 10 butir (25%) tersebar pada komponen lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 1 faktor dominan yang diukur oleh instrumen PAS bahasa Arab. Di samping itu, berdasarkan hasil estimasi reliabilitas instrumen PAS bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang memperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,8442. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrument PAS bahasa Arab tergolong reliabel karena memiliki koefisien reliabilitas > 0,7 . Instrumen memenuhi kriteria reliabilitas apabila memperoleh koefisien reliabilitas > 0,7 (Azwar, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 279, "width": 485, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengkalibrasian butir soal menggunakan pendekatan teori respons butir memerlukan uji asumsi, yaitu meliputi asumsi unidimensi, independensi lokal, dan invariansi parameter. Adapun hasil uji asumsi pada instrumen PAS bahasa Arab dipaparkan sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 334, "width": 218, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asumsi Unidimensi dan Independensi Lokal", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 349, "width": 485, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asumsi unidimensi dapat diketahui melalui dua cara, yaitu dengan melihat nilai eigen atau kecuraman pada scree plot (Heri Retnawati, 2016). Nilai eigen soal PAS bahasa Arab ditampilkan pada Tabel 2 dan scree plot pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 578, "width": 485, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Nilai eigen soal PAS bahasa Arab Tabel 2 menginformasikan bahwa nilai eigen pada komponen 1 adalah 5,767 dan komponen 2 sebesar 1,976. Apabila nilai eigen komponen 1 dibandingkan dengan komponen 2 terdapat selisih yang cukup jauh, sedangkan komponen 2 dengan komponen 3 (1,695) berjarak dekat hal ini menunjukkan bahwa soal PAS bahasa Arab mengukur 1 faktor dominan. Apabila nilai eigen pertama memiliki selisi nilai berkali kali dari komponen ke dua dan nilai eigen antar komponen selanjutnya hampir sama, maka asumsi unidimensi terpenuhi (Susetyo, 2015, p. 72).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 676, "width": 485, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di samping itu, scree plot yang terbentuk berdasarkan nilai eigen memperkuat simpulan tersebut. Tampak pada Gambar 1 bahwa komponen 1 dengan komponen 2 membentuk kecuraman yang jauh, sedangkan komponen 2 ke 3 pendek dan landai. Banyaknya curaman pada scree plot menunjukkan banyaknya dimensi dominan dan bentuk landai tidak menunjukkan adanya dimensi (Heri Retnawati, 2016). Dengan demikian, berdasarkan nilai eigen dan diperkuat oleh scree plot", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 193, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabi : Journal of Arabic Studies", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 784, "width": 307, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 | 98-104 Copyright © 2021 | ARABI | p-ISSN 2548-6616 | e-ISSN 2548-6624", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 485, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang terbentuk maka dapat disimpulkan bahwa soal PAS bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang bersifat unidimensi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 485, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain unidimensi, terdapat pula asumsi yang harus terpenuhi pada pendekatan teori respons butir, yaitu independensi lokal. Naga (1992) menyebutkan bahwa independensi lokal merupakan asumsi yang mensyaratkan skor butir suatu tes tidak bergantung pada butir lainnya. Asumsi independensi lokal akan terpenuhi apabila suatu tes terbukti bersifat unidimensi (DeMars, 2018; Santoso et al., 2019). Dengan demikian, soal PAS bahasa Arab MAN 1 Pangkalpinang memenuhi asumsi independensi lokal karena telah terbukti bersifat unidimensi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 183, "width": 213, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecocokan Butir Terhadap Model Logistik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 197, "width": 485, "height": 168, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hambleton, R. K. Swaminathan & Rogers (1991) mengungkapkan bahwa pendekatan teori respons butir dapat digunakan apabila terdapat kecocokan antara model logistik dengan data tes. Pendekatan teori respons butir menawarkan tiga model logistik, yaitu 1 PL memuat parameter tingkat kesulitan (b i ), 2 PL memuat parameter tingkat kesulitan (b i ) dan daya pembeda (a i ), dan 3 PL memuat parameter tingkat kesulitan (b i ), daya beda (a i ), dan tebakan semu (c i ). Apabila parameter yang digunakan banyak, maka semakin rinci model logistik menginformasikan kemampuan peserta tes. Kecocokan butir soal terhadap model logistik dapat ditentukan dengan membandingkan chi square (𝜒 2 ) hitung dengan chi square (𝜒 2 ) tabel (Heri Retnawati, 2014). Selain itu, dapat pula diketahui dengan melihat nilai probability ( P value), apabila P value lebih besar dibandingkan alpha (0,05) maka butir soal cocok terhadap model (fit model) (Danni, 2018). Ringkasan hasil uji kecocokan butir soal PAS bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang dengan membandingkan P value > 0,05 ditampilkan pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 378, "width": 381, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Kecocokan Butir Soal Terhadap Model Logistik", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 393, "width": 263, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Logistik Butir Cocok Butir Tidak Cocok 1PL 24 16 2PL 33 7 3PL 28 12", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 485, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji kecocokan butir sebagaiman ditampilkan pada Tabel 3 mengeinformasikan bahwa soal PAS bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang cocok terhadap model logistik 2 PL. Hal ini dibuktikan dengan adanya 33 (82,5%) butir soal yang cocok dengan model 2 PL. Dengan demikian, kalibrasi butir soal yang digunakan adalah model 2PL sehingga memuat parameter tingkat kesukaran (b i ) dan daya pembeda (a i ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 545, "width": 144, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asumsi Invariansi Parameter", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 560, "width": 485, "height": 139, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Invariansi parameter merupakan asumsi yang mengharuskan parameter suatu butir tidak tergantung pada peserta tes dan begitu juga sebaliknya parameter siswa tidak memiliki ketergantungan dengan parameter butir (Duskri, Kumaidi, & Suryanto, 2014). Oleh karena itu, invariansi parameter dapat diketahui berdasarkan invariansi parameter butir dan kemampuan peserta tes (Alfarisa & Purnama, 2019; Heri Retnawati, 2016; van der Linden & Hambleton, 2013). Invariansi parameter butir dapat diketahui melalui pembagian peserta tes ke dalam dua kelompok ganjil dan genap atau laki-laki dan perempuan kemudian diestimasi secara tepisah lalu dibentuk scree plot antar keduanya. Apabila sebaran parameter mendekati garis diagonal (y=x) maka dapat dikatakan bahwa parameter butir telah memenuhi asumsi invariansi parameter (Heri Retnawati, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 700, "width": 485, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, pembuktian invariansi parameter dapat juga dilakukan dengan mengkorelasikan antar kelompok, apabila antar kelompok memiliki hubungan yang kuat maka dapat disimpulkan bahwa parameter bersifat invarian (Susetyo, 2015). Pembuktian asumsi invariansi parameter pada penelitian ini menggunakan scree plot sebaran parameter butir.", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 35, "width": 193, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabi : Journal of Arabic Studies", "type": "Page header" }, { "left": 235, "top": 784, "width": 306, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 | 99-104 Copyright © 2021 | ARABI | p-ISSN 2548-6616 | e-ISSN 2548-6624", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 485, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian invariansi parameter disesuaikan dengan kecocokan butir terhadap model logistik. Dikarenakan butir soal bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang cocok terhadap model 2PL maka pengujian invariansi parameter dilakukan berdasarkan parameter tingkat kesukaran (b i ), daya pembeda (a i ), dan kemampuan peserta ( θ ). Hasil uji invariansi parameter butir dan kemampuan peserta pada PAS bahasa Arab melalui pembagian peserta tes ganjil dan genap digambarkan pada Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 276, "width": 242, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Sebaran Parameter Daya Pembeda (a i )", "type": "Caption" }, { "left": 167, "top": 425, "width": 264, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Sebaran Parameter Tingkat Kesukaran (b i )", "type": "Caption" }, { "left": 181, "top": 574, "width": 237, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Sebaran Kemampuan Peserta Tes ( θ )", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 601, "width": 485, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji invariansi parameter butir dan kemampuan peserta tes pada soal PAS bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang melalui pembagian peserta tes ganjil dan genap menunjukkan bahwa sebaran parameter tingkat kesukaran (b i ), daya pembeda (a i ), dan kemampuan peserta ( θ ) baik kelompok ganjil maupun genap mendekati garis diagonal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa parameter tingkat kesukaran, daya pembeda, dan kemampuan peserta bersifat invarian. Hal ini ditegaskan oleh Heri Retnawati (2014) bahwa apabila sebaran parameter mendekati garis diagonal (y=x) maka parameter bersifat invarian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 712, "width": 124, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Butir Soal", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 727, "width": 485, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil kalibrasi butir soal PAS bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang menggunakan pendekatan teori respons butir dengan model 2PL menginformasikan parameter tingkat kesulitan (b i ) dan daya beda (a i ). Hasil kalibrasi menunjukkan butir soal dengan indeks kesukaran terendah", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 160, "width": 187, "height": 400, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 0.5 1 1.5 0 0 . 5 1 1 . 5 2 G en ap Ganjil -6 -4 -2 0 2 -4 -3 -2 -1 0 1 2 Ge na p Ganjil -3 -2 -1 0 1 2 3 -4 -2 0 2 4 G en ap Ganjil", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 193, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabi : Journal of Arabic Studies", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 784, "width": 307, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 | 100-104 Copyright © 2021 | ARABI | p-ISSN 2548-6616 | e-ISSN 2548-6624", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 485, "height": 182, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah butir nomor 29 dengan indeks sebesar -3,164 dalam logit, sedangkan butir soal tertinggi adalah nomor 31 dengan logit 0,868. Terdapat 33 butir (82,5%) memiliki indeks kesukaran berkategori baik dan 7 butir (17,5%) berkategori kurang baik karena memiliki tingkat kesukaran berkategori sangat mudah sehingga perlu direvisi/diperbaiki, yaitu butir nomor 10, 26, 27, 29, 32, 34, dan 35. Tingkat kesukaran butir yang baik di rentang -2 sampai dengan +2 dalam skala logit (DeMars, 2018; Hambleton & Swaminathan, 1985; Mardapi, 1998; Sumintono & Widhiarso, 2015). Sedangkan butir yang memiliki indeks kesukaran diluar rentang tersebut dapat diperbaiki atau dieliminasi (Heri Retnawati, 2014). Ditegaskan pula oleh Susetyo (2015) bahwa butir dengan rentang mendekati logit +2 maka butir cenderung lebih sulit, sebaliknya apabila butir mendekati -2 relatif mudah, dan direntang −1,0 < 𝑏 < +1,0 butir tergolong sedang. Secara kesluruhan tingkat kesukaran butir soal PAS bahasa Arab tergolong mudah dengan rata-rata indeks kesukaran sebesar -1,16 dalam logit dengan rincian 18 butir (45%) tergolong sedang, 15 butir (37,5%) tergolong mudah, dan 7 butir (17,5%) tergolong sangat mudah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 240, "width": 485, "height": 153, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain karakteristik tingkat kesukaran, hasil kalibrasi juga menginformasikan karakteristik daya pembeda butir soal. Hasil kalibrasi menunjukkan daya pembeda terendah diperoleh oleh butir soal nomor 22 dengan indeks 0,374 dalam logit, sedangkan indeks tertinggi diperoleh butir nomor 7 dengan logit 1,107. Karakteristik daya pembeda soal PAS bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang tergolong baik dengan indeks rata-rata sebesar 0,578 dan indeks daya pembeda 40 butir soal (100%) berada di rentang 0 sampai dengan +2 dalam logit. Sebagaimana yang dinyatakan DeMars (2018) bahwa daya pembeda yang baik memiliki rentang 0 s.d. +2. Dengan demikian, butir soal PAS bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang dapat dikatakan mampu membedakan peserta didik berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Ringkasan hasil kalibrasi butir soal PAS bahasa Arab melalui Bilog MG dan materi pokok serta level kognitif butir berdasarkan kisi-kisi soal ditampilkan pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 406, "width": 389, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Karakteristik Butir Soal Bahasa Arab Kelas XI MAN 1 Pangkalpinang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 420, "width": 372, "height": 347, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Butir Materi Pokok Level Kognitif Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keterangan 1 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,699 -0,279 Baik 2 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,459 -1,594 Baik 3 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,699 0,494 Baik 4 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,528 -0,771 Baik 5 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,492 -1,767 Baik 6 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,461 -1,677 Baik 7 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 1,107 -1,407 Baik 8 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,800 -1,404 Baik 9 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,484 -0,620 Baik 10 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,444 -3,010* Kurang Baik 11 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,815 -0,940 Baik 12 روطت ةيملسلإلا ةسردملا C1 0,530 -1,033 Baik 13 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,741 -1,782 Baik 14 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,606 -0,389 Baik 15 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,558 -1,129 Baik 16 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,533 -1,462 Baik 17 ةسردملا روطت ةيملسلإلا C1 0,577 -0,815 Baik 18 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,421 -1,802 Baik 19 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,699 -1,561 Baik 20 ةيملسلإلا ةسردملا روطت C1 0,484 -1,489 Baik 21 ملعتلا لحارم C1 0,508 -0,377 Baik 22 ملعتلا لحارم C2 0,374 0,113 Baik 23 ملعتلا لحارم C2 0,494 -0,353 Baik 24 ملعتلا لحارم C2 0,535 -0,036 Baik 25 ملعتلا لحارم C2 0,626 -0,771 Baik", "type": "Table" }, { "left": 350, "top": 35, "width": 193, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabi : Journal of Arabic Studies", "type": "Page header" }, { "left": 235, "top": 784, "width": 307, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 | 101-104 Copyright © 2021 | ARABI | p-ISSN 2548-6616 | e-ISSN 2548-6624", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 58, "width": 374, "height": 217, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Butir Materi Pokok Level Kognitif Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keterangan 26 ملعتلا لحارم C2 0,538 -2,334* Kurang Baik 27 ملعتلا لحارم C2 0,568 -2,418* Kurang Baik 28 ملعتلا لحارم C2 0,612 -0,088 Baik 29 لحارم ملعتلا C2 0,607 -3,164* Kurang Baik 30 ملعتلا لحارم C2 0,816 -1,767 Baik 31 ملعتلا لحارم C2 0,575 0,868 Baik 32 ملعتلا لحارم C2 0,490 -2,162* Kurang Baik 33 ملعتلا لحارم C2 0,396 -1,945 Baik 34 ملعتلا لحارم C2 0,677 -2,084* Kurang Baik 35 ملعتلا لحارم C2 0,443 -2,862* Kurang Baik 36 ملعتلا لحارم C2 0,720 0,114 Baik 37 ملعتلا لحارم C2 0,481 -0,965 Baik 38 ملعتلا لحارم C2 0,449 -0,141 Baik 39 ملعتلا لحارم C1 0,608 -0,583 Baik 40 ملعتلا لحارم C1 0,475 -1,011 Baik", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 277, "width": 62, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* 𝑏 < −2", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 301, "width": 485, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 juga menginformasikan soal PAS bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang masih mengukur level kognitif tingkat rendah. Hal tersebut ditunjukkan dari level kognitif C1 (mengetahui) dan C2 (memahami) yang mana level tersebut adalah bagian dari kemampuan berpikir tingkat rendah (Lower order thinking skills) dalam taksonomi Bloom (Anderson & Krathwohl, 2001; Fan & Yan, 2020). Padahal dalam pembelajaran bahasa Arab model berpikir tingkat tinggi seperti berpikir kreatif, kritis, dan inovatif perlu ditekankan (Wahab, 2015). Pengembangan butir soal berbasis higher order thinking skills (HOTS) memang bukanlah suatu hal yang mudah (Ramadhan et al., 2019). Oleh karena itu, pendidik bahasa Arab maupun stakeholder diharapkan dapat menerapkan pembelajaran dan penilaian berbasis HOTS khususnya di MAN 1 Pangkalpinang. Fenomena ini menegaskan bahwa pembelajaran bahasa Arab masih memiliki permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi (Albantani & Madkur, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 468, "width": 79, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fungsi Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 481, "width": 485, "height": 110, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fungsi informasi pada pendekatan teori respons butir berguna untuk menunjukkan kontribusi butir dalam mengestimasi kemampuan peserta tes (Nurcahyo, 2017). Retnawati (2016) menyatakan bahwa instrumen yang berkualitas akan selalu menghasilkan nilai informasi yang lebih tinggi dibandingkan kesalahan pengukuran. Oleh karena itu, fungsi informasi akan selalu berbanding terbalik dengan kesalahan pengukuran (standard error of measurement). Semakin tinggi informasi yang diberikan suatu tes, maka semakin kecil kesalahan pengukurannya. Hubungan fungsi informasi dengan standard error of measurement (SEM) sering digambarkan dalam bentuk kurva. Adapun fungsi informasi soal bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang ditampilkan pada Gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 738, "width": 56, "height": 3, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Test information curv e: solid line", "type": "Picture" }, { "left": 306, "top": 738, "width": 56, "height": 3, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standard error curv e: dotted line", "type": "Caption" }, { "left": 174, "top": 744, "width": 139, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The total test information for a specific scale score is read from the left vertical axis. The standard error for a specific scale score is read from the right vertical axis.", "type": "Picture" }, { "left": 148, "top": 601, "width": 287, "height": 123, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Scale Score In fo rma ti o n PASBA20 FORM: 1 0 0.32 0.65 0.97 1.30 1.62 S ta n d a rd E rr o r", "type": "Picture" }, { "left": 181, "top": 763, "width": 247, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Fungsi informasi soal PAS bahasa Arab", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 193, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabi : Journal of Arabic Studies", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 784, "width": 307, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 | 102-104 Copyright © 2021 | ARABI | p-ISSN 2548-6616 | e-ISSN 2548-6624", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 485, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 menunjukkan bahwa soal PAS bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang akan memberikan informasi maksimum apabila diujikan pada peserta didik dengan kemampuan ( θ ) -3,5 sampai dengan +1,5 dalam logit. Sedangkan fungsi informasi tertinggi sebesar 8,647 dengan SEM 0,35 pada kemampuan ( θ ) peserta tes -1,25 dalam logit.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 127, "width": 45, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 139, "width": 485, "height": 224, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa soal PAS bahasa Arab kelas XI MAN 1 Pangkalpinang terbukti valid ditunjukkan dengan 40 butir soal (100%) memiliki loading factor > 0,3 dan terbukti reliabel ditunjukkan dengan koefisien reliabilitas > 0,7 yaitu 0,884. Selain itu, tingkat kesukaran soal PAS bahasa Arab tergolong mudah dengan rata-rata indeks kesukaran sebesar -1,16 dalam logit, dengan rincian 33 butir soal (82,5%) yang memiliki tingkat kesukaran berkategori baik sehingga dapat disimpan dalam bank soal dan digunakan pada penilaian selanjutnya, sedangkan 7 butir soal (17,5%) yaitu butir nomor 10, 26, 27, 29, 32, 34, dan 35 tidak memenuhi kriteria tingkat kesukaran yang baik sehingga perlu direvisi atau dieliminasi. Daya pembeda 40 butir soal (100%) bahasa Arab tergolong baik karena berada pada rentang 0 s.d. +2 dengan rata-rata indeks daya pembeda sebesar 0,578 dalam logit. Soal PAS bahasa Arab akan memberikan informasi maksimum apabila diujikan pada peserta didik dengan kemampuan ( θ ) rendah hingga sedang yaitu dalam rentang -3,5 sampai dengan +1,5 dalam logit. Penelitian ini terbatas pada analisis butir soal pilihan ganda, sehingga kualitas tes uraian belum tergambarkan. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu melakukan analisis butir soal bahas Arab bentuk tes uraian dalam skala luas atau mengembangkan butir soal bahasa Arab berbasis higher order thinking skills yang berkualitas.[]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 378, "width": 484, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Rujukan Abdul Wahab, Muhbib. 2015. \"Pembelajaran Bahasa Arab di Era Posmetode\", Arabiyat : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, Vol. 2, No. 1.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 426, "width": 485, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Albantani, A. M., & Madkur, A. 2019. \"Teaching Arabic in the era of Industrial Revolution 4.0 in Indonesia: Challenges and opportunities\", ASEAN Journal of Community Engagement, Vol. 3, No. 2.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 485, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alfarisa, F., & Purnama, D. N. 2019. \"Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Mata Pelajaran Ekonomi SMA Menggunakan RASCH Model\", Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, Vol. 11, No. 2.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 521, "width": 484, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allen, M. J., & Yen, W. M. 1979. Introduction to measurement theory. Monterey: Books Cole Publishing Company.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 556, "width": 485, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amiruddin, K., Mania, S., Ichiana, N., N., & Majid, A., F. 2020. \"Analisis Butir Soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) Mata Pelajaran Matematika\", Alauddin Journal of Mathematics Education, Vol. 2, No. 2.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 603, "width": 485, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives . New York: Addison Wesley Longman, Inc.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 652, "width": 485, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anita, A., Tyowati, S., & Zuldafrial, Z. 2018. \"Analisis Kualitas Butir Soal Fisika Kelas X Sekolah Menengah Atas\", Edukasi: Jurnal Pendidikan, Vol. 16, No. 1.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 685, "width": 398, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azwar, S. 2015. Reliabilitas dan Validitas (4th ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 706, "width": 485, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Culpepper, S. A. 2013. \"The reliability and precision of total scores and IRT estimates as a function of polytomous IRT parameters and latent trait distribution\", Applied Psychological Measuremen, Vol. 37, No. 3.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 754, "width": 485, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Danni, R. 2018. \"Pengembangan Tes Prestasi Belajar Bahasa Arab Menggunakan Pendekatan Item", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 35, "width": 193, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabi : Journal of Arabic Studies", "type": "Page header" }, { "left": 235, "top": 784, "width": 307, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 | 103-104 Copyright © 2021 | ARABI | p-ISSN 2548-6616 | e-ISSN 2548-6624", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 57, "width": 450, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Response Theory\", The 1st National Conference of Genuine Psychology; Understanding the Meaning of Being Human from the Perspective of Health Psychology, Fakultas Psikologi UIN Raden Fatah Palembang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 485, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Danni, R., & Tauratiya, T. 2020. \"Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung\", Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7, No. 1.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 153, "width": 485, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DeMars, C. E. 2018. \"Classical Test Theory and Item Response Theory\", The Wiley Handbook of Psychometric Testing.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 485, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duskri, M., Kumaidi, K., & Suryanto, S. 2014. \"Pengembangan Tes Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD\", Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Vol. 18, No. 1.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 221, "width": 485, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fan, T., & Yan, X. 2020. \"Diagnosing English reading ability in Chinese senior high schools\",", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 235, "width": 214, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studies in Educational Evaluation, Vol. 67.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 255, "width": 485, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hair, J. F. J., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. 2010. Multivariate data analysis 7th edition. New York: Pearson Prentice Hall.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 289, "width": 484, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hambleton, R. K. Swaminathan, H., & Rogers, H. J. 1991. Fundamentals of Item Response Theory. CA: Sage Publication Inc.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 484, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hambleton, R. K., & Swaminathan, H. 1985. Item Response Theory: Principles and Application. Boston: Kluwer Inc.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 485, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Himelfarb, I. 2019. \"A primer on standardized testing: History, measurement, classical test theory, item response theory, and equating\", Journal of Chiropractic Education, Vol. 33.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 391, "width": 485, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iskandar, A., & Rizal, M. 2018. \"Analisis Kualitas Soal di Perguruan Tinggi Berbasis Aplikasi TAP\", Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, Vol. 22, No. 1.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 425, "width": 484, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardapi, D. 1998. \"Analisis Butir dengan Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir\", Jurnal Kependidikan, Vol. 28.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 459, "width": 485, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardapi, D. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Offset.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 493, "width": 485, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardapi, D. 2016. Pengukuran penilaian dan evaluasi pendidikan (2nd ed.). Yogyakarta: Nuha Litera.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 527, "width": 485, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miller, Linn, & Grounlund. 2009. Measurement and assessment in teaching. Englewood Cliffs: Prentice-Hall.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 561, "width": 445, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naga, D. S. 1992. Pengantar teori sekor pada pengukuran pendidikan. Jakarta: Gunadarma.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 581, "width": 484, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurcahyo, F. A. 2017. \"Aplikasi IRT dalam Analisis Aitem Tes Kognitif\", Buletin Psikologi, Vol. 24, No. 2.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 616, "width": 485, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalita, C. 2018. \"Karakteristik Perangkat Ujian Kompetensi Teori Teknik Perkayuan Tahun 2014 SMK di Jawa Timur Menggunakan Model IRT\", Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori Dan Praktik Kependidikan, Vol. 3, No. 2.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 663, "width": 351, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurosis, J. M. 1986. SPSS/PC+for the imbbc/xt/ at. Chicago: SPSS Inc.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 683, "width": 485, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pauw, I. 2015. \"Educating for the future: The position of school geography\", International Research in Geographical and Environmental Education, Vol. 24, No. 4.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 718, "width": 485, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petrillo, J., Cano, S. J., McLeod, L. D., & Coon, C. D. 2015. \"Using classical test theory, item response theory, and rasch measurement theory to evaluate patient-reported outcome measures: A comparison of worked examples\", Value in Health, Vol. 18, No. 1.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 193, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabi : Journal of Arabic Studies", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 784, "width": 307, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 | 104-104 Copyright © 2021 | ARABI | p-ISSN 2548-6616 | e-ISSN 2548-6624", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 485, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prayogi, R. D., & Estetika, R. 2019. \"Kecakapan Abad 21: Kompetensi Digital Pendidik Masa Depan\", Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 14, No. 2.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 91, "width": 485, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadhan, S., Mardapi, D., Prasetyo, Z. K., & Utomo, H. B. 2019. \"The development of an instrument to measure the higher order thinking skill in Physics\", European Journal of Educational Research, Vol. 8, No. 3.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 139, "width": 432, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retnawati, H. 2014. Teori Respons Butir dan Penerapannya. Yogyakarta: Nuha Medika.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 159, "width": 456, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retnawati, H. 2016. Validitas, reliabilitas dan karakteristik butir. Yogyakarta: Nuha Medika.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 179, "width": 485, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retnawati, H., & Hadi, S. 2014. \"Sistem bank soal daerah terkalibrasi untuk menyongsong era desentralisasi\", Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 20, No. 2.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 213, "width": 485, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reynolds, C. R., Livingston, R. B., & Willson, V. 2009. Measurement and Assessment in Education (2nd ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 247, "width": 485, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rindermann, H., & Baumeister, A. E. E. 2015. \"Validating the interpretations of PISA and TIMSS tasks: A rating study\", International Journal of Testing, Vol. 15, No. 1.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 485, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusch, T., Lowry, P. B., Mair, P., & Treiblmaier, H. 2017. \"Breaking free from the limitations of classical test theory: Developing and measuring information systems scales using item response theory\", Information and Management, Vol. 54, No. 2.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 329, "width": 485, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santoso, A., Kartianom, K., & Kassymova, G. K. 2019. \"Kualitas butir bank soal statistika (Studi kasus: Instrumen ujian akhir mata kuliah statistika Universitas Terbuka)\", Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Vol. 6, No. 2.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 485, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stiggins, R., & Chappuis, J. 2012. Introduction to student invoved assessment for learning (6th ed.). Boston: Addison Wesley.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 411, "width": 484, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumintono, B., & Widhiarso, W. 2015. Aplikasi Pemodelan Rasch pada Assessment Pendidikan. Bandung: Trim Komunikata.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 445, "width": 435, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susetyo, B. 2015. Prosedur Penyusunan dan Analasis Tes. Bandung: PT Refika Aditama.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 465, "width": 458, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suwandi, S. 2010. Model Assesmen dalam Pembelajaran (2nd ed.). Surakarta: Yuma Pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 485, "width": 485, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trilling, B., & Fadel, C. 2009. 21st Century skills. San Fransisco: John Wiley & Sons, Inc. van der Linden, W. J., & Hambleton, R. K. 2013. Handbook of modern item response theory. New York: Springer Science & Business Media.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 539, "width": 484, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wagiran. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan (Teori dan Implementasi). Yogyakarta: Deepublish.", "type": "List item" } ]
fba7bd64-d3e2-1d0f-33b8-bb4028301b01
https://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fiat/article/download/617/784
[ { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 61, "top": 149, "width": 334, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia: Analysis of Case Closed Agreements PT. Pelindo II Persero in Teluk Bayur Port, Padang, West Sumatra", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 194, "width": 49, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Province", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 221, "width": 97, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 233, "width": 295, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Association of Legal Aid and Human Rights Indonesia, Lampung [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 271, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 284, "width": 343, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "This paper aims to identify and analyze on a law review of closed agreements by the Law Number 5 of 1999 on Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Competition as well as how the legal analysis of the alleged cases of agreements covered by PT Pelindo II (Persero) which occurred in Teluk Bayur in Padang, West Sumatra. In a legal review of the closed agreement as mentioned in Article 15 and 19 of Law Unfair Competition, it can be concluded that the closed agreements carried out in a business relationship tend to be favorable to the parties entered into a secretive and harmful for others who are not inside the circle of the agreement. Case Lease Agreement of Land between PT Pelindo II (Persero) with a third party is tying product whereas clauses designation stevedoring companies owned by PT Pelindo II (Persero) for the tenants are tied product, and the agreement is contrary to the principle of fair business competition especially Article 15 paragraph (2) of Law Number 5 of 1999 on the Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 486, "width": 264, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Keyword: Identification, Closed Agreements, PT Pelindo II", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 512, "width": 74, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "A. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 530, "width": 343, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Based on, Article 33 of the Constitution of the Indonesian Republic Year 1945 declares that the economic system adopted by the state is the democratic economy which aims to create prosperity and social justice as the purpose of the economic development. Based on that, in formulating economic policies the state should always try to eliminate the negative traits embodied in the liberal and socialist economic systems, namely free fight", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 34, "width": 235, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 Number 1, January-March 2017: pp. 39-64 . Copyright © 2017 FIAT JUSTISIA. Faculty of Law, Lampung University, Bandarlampung, Lampung, Indonesia. ISSN: 1978-5186 | e-ISSN: 2477-6238. Open Access: http://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fiat", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 86, "width": 235, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "liberalism that justifies the exploitation of people, etatism where the state and its apparatus minimize the potential and the creativity of economic units outside the state sector, and economic centralization on one monopolistic groups which is detrimental to society. 1 The principle of Article 33 of the Constitution of 1945 which should also be included in business activities to minimize the emerge of agreements and business activities containing any element of unfairness to the weaker economic or social agents with excuses of maintaining fair competition.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 343, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "It is certain that in various business activities there is competition among businesses. People in business will seek to create, pack, and market their products either goods/services as good as possible to attract the consumer Competition in business could have positive implications, on the contrary, it can be negative if it is executed with negative behavior and lead to uncompetitive economic activity. 2", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 251, "width": 343, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Each business agent will be forced to make every effort to improve their service and managerial competence, also to perform innovation to improve the qualities of their products and services to outperform their competitors. This is certainly a positive impact on consumers because it means the best products may be available at a minimum price. But in fact, many business agents are trying to deprive any competition with the aim to take advantage as high as possible. Together, these business agents create favorable agreements among themselves.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 343, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Essentially, an agreement is a fundamental interest in the business as the basis of most commercial transactions, such as buying and selling goods, land, credit, insurance, transportation of goods, the establishment of business organizations and also labors. Under the Code Civil (Civil Code), the arrangement of legal agreement can be found in most of Book III of the Civil Code, which is specifically regulated in Article 1313-1351 of the Civil Code. 3 An agreement is a legal nexus between two people or two parties, and the other party is obliged to meet a certain demand. Moreover, it is a legal event where a person gives his/her assurance to another person or where the two people agree to do something for each other. 4", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 342, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1 Yani, Ahmad and Widjaja, Gunawan. Seri Hukum Bisnis Anti Monopoli. Jakarta: Rajawali Pers, (1999), p. 4.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 517, "width": 342, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2 Strictly speaking economic activities are the run the company, namely an activity that wisdom and insight that its meant to do with some ways: a) in continuous and uninterrupted or an activity continuing; b) openly unauthorized (not illegal) in accordance with the provisions applicable regulations; c) these activities are done in order to gain advantage to themselves and other people. See Hartono, Sri Redjeki, Hukum Ekonomi Indonesia . Malang: Bayumedia, (2007), p. 40.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 580, "width": 342, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3 Widjaja, Gunawan, Memahami Prinsip Keterbukaan (Aanvullend Recht) Dalam Hukum Perdata. Jakarta: Grafindo Persada, (2007), p. 247.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 229, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "4 Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, (1996), p. 29.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Various literatures also mention that if an agreement has fulfilled all the terms and conditions in accordance with the law of treaties, that agreement is binding and enforceable and valid as the law creates legal effect and shall be met by the parties concerned, as has been set out in Article 1 338 Paragraph (1) of the Civil Code.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 137, "width": 343, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Later, the Law No. 5 on 1999 of Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Competition emerges as an instrument that encourages economic efficiency and fairness climate for businesses. This law is also arranged to avoid unhealthy and unnatural economic practices. The Law No. 5 Yo 1999 also regulates prohibited agreements which are divided into 13 (thirteen) types, one of which will be parsed, examined and analyzed case by case in this paper that covers the agreements.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 343, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Alleged cases of covered agreement that will be analyzed in this paper is a case involving PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) which is the issue of lease agreement for land between PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) with third parties in Teluk Bayur containing provisions that PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) requires the Third Party to fully hand over the stevedoring works to the Stevedoring Company owned by PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 327, "width": 66, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "B. Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 342, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1. The Overview of the Law of Covered Agreement Based on the Law No. 5 on 1999 of the Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Competition in Business", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 403, "width": 313, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. The Development of Law of Business Competition in Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 343, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In the development of Indonesia's economic system, business competition becomes an instrument of the economy since the Reform Era. In reality, Indonesian people, especially business people, yearn for a law that comprehensively regulates fair competition.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 343, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The desire is driven by the emergence of unfair trade practice, especially because the authorities often provide protection or give privilege to certain businesses, as part of the practices of collusion, corruption, crony, and nepotism. The juridical restrictions over unhealthy business practices can be found scattered in various positive laws. However, because of its sectorial traits, this legislation is highly ineffective to (conceptually) meet a", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "variety of target indicators which are aimed by the laws of healthy competition. 5", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 343, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "After so long living under the Government of the New Order regime, Indonesian businesses struggling in unhealthy competitions which triggers the aspiration from the people to start a reformation in the field of business competition in Indonesia. The aspiration arises because the conditions of competition are pro large capital businesses. This kind of government policy existed because of the orientation of economic development focused more on growth so that the principles of equity is forgotten.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 343, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "A new direction in reforming the world of business competition in Indonesia finally began to open as a result of long financial which was resulted in the resignation of President Soeharto in 1998. With the resignation of President Soeharto, there began a period of reform in all areas, including the reformation in the field of law of business competition. Business competition issues in Indonesia is also a serious concern of the International Monetary Fund (IMF) as a world institution that disburse loans to countries hit by the financial crisis so that the drafting of the Constitution of Business Competition is one of the points required by the IMF in the additional memorandum matrix on the Economic Policy and Finance in the Memorandum of Understanding between the IMF and Indonesia. 6", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 343, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "All of the above was finally brought 34 members of the House of Representatives from 4 fractions by using the right of initiative, to propose and submit a draft of Business Competition Act on September 2, 1998. The initiative of the House of Representatives is very rare so that when the House of Representatives takes the initiative to propose the Draft of Law on Business Competition, it shows how the law is urgently needed. After went through a long and tough debate in the Parliament, finally on March 5, 1999, Law No. 5 on 1999 concerning Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Competition came into force in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 440, "width": 343, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Compared to the process of making laws in general, the process of arranging the Law No. 5 on 1999, was unusual. The difference lies on the party who filed the bill this law. Up to now, the draft of the law was prepared and submitted by the government to be discussed together with the members of the House of Representatives. However, this was not the case with Law No. 5 on 1999.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 343, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The House of Representatives prepared the draft which then used the right of initiative to propose a draft. The draft was prepared for more than", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 559, "width": 343, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "5 Muladi. Menyongsong Keberadaan UU Persaingan Sehat di Indonesia , dalam UU Antimonopoli Seperti Apakah yang Sesungguhnya Kita Butuhkan? , Newsletter Nomor 34 Tahun IX. Jakarta: Yayasan Pusat Pengkajian Hukum, p. 3.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 342, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "6 Ginting, Elyta Ras, Hukum Anti Monopoli Indonesia , Bandung: Citra Aditya Bakti, (2001), p. 3.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "four months by the Working Group of the House of Representatives’ National Legislation Program on Economic and Industrial Development Affairs with the title of the draft was Law on the Prohibition of Monopolistic Practices, without the words \"Unfair Competition.\"", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 124, "width": 343, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In reality, the government, in this case, the Ministry of Industry and Trade, has prepared a draft of law which regulates the business competition issues with the title the Draft of Law on Business Competition. Later, the Government and the Parliament agreed on the Draft of Law prepared by the House of Representatives. 7", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 343, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In addition to the national demands, the Fair Competition Law is also a demand or need for juridical guidelines in business between nations. Regarding nationality, it is clear that the cultural basis (principle of the familial) and constitutional (economic democracy) we refuse monopolistic practices which would harm the economic life of the people.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 251, "width": 343, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In terms of relationship between nations, especially with the emerge of the economic globalization which implies the increasing of interdependence among nations in various fields of life (economy), requires that all nations comply with the standard guidelines (regulations) in business between nations, as a consequence of the WTO, APEC, AFTA, NAFTA, EC, and others. 8", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 343, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Many experts said that the existence of the state of competition in the domestic market is very important as part of public policy, in particular for measuring the nation's ability to compete in international markets, as well as to reassure investors and foreign exporters to compete in the domestic market.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 390, "width": 343, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Thus the goal of national competition policy is to create competition and ensure that the concept can be executed within the framework of a pluralistic economy. The concept of competitive basis is also essentially containing elements of human rights because it is related to the promotion of condition of rivalry and the freedom of choice to reduce and prohibit the centralization of economic forces. 9", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 466, "width": 343, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The doctrine which is applied in the past, which in absolute term stated that the law of economics is value loaded, which is close to the nation's socio-cultural conditions, could not fully be accounted in relation with the process of globalization. The concept of harmonization of the laws and the internationalization of markets phenomenon grow increasingly intensive attention to what is called the international dimension of antitrust and the fit between competition policy and the world trading system. Within", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 569, "width": 343, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "7 Hikmahanto Juwana, Merger, Konsilidasi, dan Akuisisi dalam Perspektif Hukum Persaingan dan UU No. 5/1999 , Jakarta: Yayasan Pusat Pengkajian Hukum, (1999), p. 4.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 89, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "8 Muladi, Op.Cit. , p. 36.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 48, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "9 Ibid ., p. 36.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "this framework, appear antitrust family (international) links ages of market economies. 10", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 343, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Currently, the regulation of business competition in Indonesia comes from Law No. 5 in 1999 on the Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition, which effectively valid from 5 th March 2000. Indeed, the desire to regulate the prohibition of monopolistic practices and unfair business competition can be found in some other laws. The unfair trading practices can be criminally charged under Article 382 of the Code of Criminal Law.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 343, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The birth of Law No. 5 in 1999 is also an improvement to the poor economic development, which was proven could not resist the crisis in 1997. The crisis shows us that the economic foundation of Indonesia was weak. Moreover, many opinions say that the Indonesian economy was built deviated from the values contained in Pancasila and the Constitution of 1945.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 311, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "C. Closed Agreements in Business Competition Law in Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 294, "width": 343, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Under the Code Article 1313 of the Civil Code which states that the agreement is an act by which one or more persons bind themselves to one or more persons. This formulation is about to show that the agreements are 11 : a. An act;", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 345, "width": 329, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The acts as mentioned in the initial formulation explain that the agreement is only possible if there is a real action, either in the form of speech, or physical actions and not only in the form of pure thought.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 383, "width": 343, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Between at least two people (so it can be more than two people); The agreement which states that there should be at least two people shows that an agreement may not be made by oneself. Thus any action taken by an individual for his benefit does not include as the category of agreements.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 446, "width": 343, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. The act creates an engagement among the parties that agreed; The statement in the Article 1313 of the Civil Code makes it clear that the agreement involves at least two parties, namely the debtor as the obliged party; and creditor as the party entitled to the debt payments by the debtor, by what has been agreed by the debtor.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 343, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Another opinion states that the definition of agreement based on the Code of Civil is incomplete and too broad. The definition is said incomplete because it only mentions unilateral approval. Moreover, the definition is", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 580, "width": 68, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "10 Ibid. , pp. 37-38.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 342, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "11 Muljadi, Kartini; and Widjaja, Gunawan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 601, "width": 179, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jakarta: Raja Grafindo Persada, (2004), pp. 7-13.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "very broad because it uses the words of the act, in which it also includes representatives of voluntary and act against the law.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 342, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Therefore, according to R. Setiawan, it is necessary to improve the definition of the agreement, namely: 12", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 122, "width": 343, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. Adding words “or mutually bound themselves” to Article 1313 Code of Civil Law;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 343, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. The act should be interpreted as a legal act; the act aimed to cause legal consequences.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 343, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Thus the right definition of the agreement is a legal act, where one or more people tied to each other to bind himself or herself to one person or more. The definition implies that an agreement gives a legal affiliation amongst the parties involved. Each party is bound to one another and has the rights and the obligations between themselves. The legal affiliation between the parties is possible because of the agreement.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 251, "width": 343, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "According to Kartini Muljadi and Gunawan Widjaja, another consequence arises in making an agreement is that the parties voluntarily bind themselves to give something, to do something or not to do something for the benefit and advantage of other parties who had agreed or committed themselves with assurance in the form of possessions that is owned and will be owned by the party that made the agreement. 13 Meanwhile, according to Subekti, there should be norms concerning the statements which is considered as the intention of the involved parties to the guidelines before the agreement can be assigned. 14", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 343, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "It is certain that in various business activities there is competition among businesses. Businessmen will seek to create, pack, and market their products either goods/services as good as possible to attract the consumer Competition in business could have positive implication; on the contrary, it can be negative if it is executed with negative behavior and lead to uncompetitive economic activity. 15 Some of the advantages of business competition areas-follows:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 453, "width": 283, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. An effective way to achieve optimal utilization of resources.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 466, "width": 342, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Rivalry tends to suppress costs of production and will result in lower prices lower and higher quality of the products.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 491, "width": 343, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Competition can be a fundamental foundation for above-average performance for the long-term or sustainable competitive advantage (sustainable competitive advantage) which can be obtained through three generic strategies, the cost advantage, differentiation, and focus on costs.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 559, "width": 300, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "12 R Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan , Bandung: Binacipta, (2000), p. 49.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 569, "width": 215, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "13 Muljadi, Kartini; and Widjaja, Gunawan. Op.Cit. , p. 2.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 580, "width": 94, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "14 Subekti. Op. Cit., p. 27.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 343, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "15 Mustafa Kemal Rokan, Hukum Persaingan Usaha (Teori dan Praktiknya di Indonesia ). Jakarta: Raja Grafindo Persada, (2010), p. 1.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In order to prevent businessmen from monopolistic practices and unfair business competition, the Law Number 5 the Year 1999 prohibits businesses to perform certain actions, which can be grouped into a) Prohibited agreements (Article 4 to premises Article 16); b) Prohibited activities (Article 17 through Article 24); c) Dominant Position (Article 25 through Article 29).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 343, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Certain actions can be classified into two categories, namely: first, the action taken to \"cooperate\" with other businessmen; and secondly, actions or legal actions undertaken by businesses and groups of businesses without involving other businesses or groups of businesses.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 200, "width": 343, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Various agreements which were prohibited from conducting by businessmen are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 113, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. Oligopoly agreement;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 238, "width": 97, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Pricing agreement", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 251, "width": 157, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Price discrimination agreement;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 192, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "d. Pricing below market prices agreement;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 193, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "e. Resale with the lowest price agreement;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 288, "width": 157, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "f. Sharing market area agreement;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 301, "width": 103, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "g. Boycott agreement;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 95, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "h. Cartel agreement;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 92, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "i. Trust agreement;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 339, "width": 120, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "j. Oligopsony agreement;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 158, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "k. Vertical integration agreements;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 106, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "l. Covered agreement;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 164, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "m. Agreements with foreign parties.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 390, "width": 343, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "A covered agreement is prohibited by Article 15 of Law No. 5 on 1999. A businessman is free to choose the seller or the buyer or the supplier of a product on the market by the market laws. Therefore, any agreement which contradicts these freedoms and can lead to unhealthy competition is prohibited. An agreement that limits businessmen in choosing buyer, seller, or supplier, is referred to \"covered agreement.\" A covered agreement essentially is the agreement between businesses that includes the following requirements:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 491, "width": 343, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. The party receiving the goods and services will only supply or not supply the goods and services in a particular place (exclusive distribution agreement) Article 15 paragraph (1);", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 529, "width": 343, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. The party receiving the goods or services must be willing to buy goods and services from businesses suppliers (tying agreement) Article 15 paragraph (2); and", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 567, "width": 343, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Businessmen who receive the goods and/or services from businesses suppliers (agreement on discount) of Article 15 paragraph (3): 1) must be willing to buy the goods and/or services from businesses suppliers; or 2)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 329, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "not going to buy goods and/or services that are identical or similar from other businesses that became a competitor of the supplier.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 343, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "There are some permitted cases in monopolistic practices and unfair business competition in covered agreements and agreements with outside parties. The legislators give limit or exclusion in Article 50 of Law Number 5 of 1999, to: 16", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 311, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. Actions and agreement which aims to implement the laws in force;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 162, "width": 343, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Agreements related to intellectual property rights such as patents, trademarks, copyrights, industrial designs, integrated circuit layout, trade secrets, and plant varieties. Although not explicitly described, this exception applies only to a limited extent and as long as it does not impede business competition and violate the law;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 343, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Agreements related to the franchise. Although not explicitly described, this exception applies only to a limited extent and as long as it does not impede business competition and violate the law;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 343, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "d. The agreement related to technical standard-setting products and services that do not restrain and hinder business competition;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 288, "width": 343, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "e. Agreements with an agency that does not contain provisions for the supply of goods and services at a lower price than the previously agreed price;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 343, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "f. The agreement related to research to improve the living standards of the community at large;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 343, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "g. An international agreement that has been ratified by the government of the Republic of Indonesia;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 342, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "h. Actions and agreement that aims to export that does not interfere with the needs and supply of the domestic market;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 402, "width": 343, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "i. The business activities of cooperatives that specifically aim to service members;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 343, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "j. The agreement related to small businesses. Although not explicitly described, this exception is limited because even small businesses cannot violate rules ban monopoly and unfair competition.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 466, "width": 343, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "These exceptions are the basis of justification on a monopolistic practice and unfair business competition conducted in the form of covered agreements with outside parties. The legislators are also aware that privileged businesses should still be protected.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 343, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Not only monopoly and business competition bind the domestic economic system but also the social order of the world economy. These exceptions might become excuses in monopolistic practices and business competition in covered agreements and agreements with outside parties. Business owners can take advantage of this exclusion gap to provide the", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 172, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "16 Mustafa Kemal Rokan. Op.Cit. , pp. 230-231.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "maximum possible benefit for their business which can injure the principle of balance which is the basic principle of achieving public welfare.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 110, "width": 180, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. Exclusive Distribution Agreement 17", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 130, "width": 343, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Exclusive distribution refers to an agreement between business owners in which includes the requirement that the party receiving the product will only supply or will not supply the products to a particular party, or at a particular place, or in other words, the distributor is forced to supply the products to a particular party and a particular place by businesses owner.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 193, "width": 343, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Less or even loss of competition at the level of the distributor affects the price of the products which are more expensive, so consumers have to pay more than usual to get a product that is distributed by the distributor.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 343, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Limited distribution may also result in the distributor abusing its exclusive position to charge a high price for a product that is distributed to the consumer in certain areas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 269, "width": 343, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Therefore, Article 15 paragraph (1) of Law Number 5 the Year 1999 prohibits businesses to make exclusive distribution agreement with other businesses. Article 15 paragraph (1) of Law Number 5 Year 1999 formulated per se, so that when businesses make agreements with other businesses which includes the requirement that the party receiving the goods and/or services will only supply or will not supply the goods and/or services to a particular party and/or at a particular place, without having to wait for the result of such actions, businesses that make such agreements can be directly subjected to this article.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 394, "width": 103, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Tying Agreement 18", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 414, "width": 343, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Law No. 5 the on 1999 is quite hard on the practice of tying agreement, it can be seen from the formulation of the articles about the tying agreement which is formulated per se, which means the business owners who practice the tying agreements with other business owners without having seen the effects of these practices, this article can perfectly be imposed on businesses that violate it.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 490, "width": 343, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Article 15 paragraph (2) of Law Number 5 Year 1999 states that; \"Business owners are prohibited from making agreements with other parties which requires that the parties receiving the goods and services are willing to buy the goods and services other from the chosen supplier.\" Article 15 paragraph (2) of Law No. 5 on 1999 also includes the definition of tying agreement which is the agreement made between business owners which", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 580, "width": 342, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "17 Susanti Adi Nugroho, Hukum Persingan Usaha di Indonesia Dalam Teori dan Praktik Serta Penerapan Hukumnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, (2012), p. 214.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 77, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "18 Ibid., pp. 215-216.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "requires that the party receiving the goods or services must be willing to buy goods or services from business suppliers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 343, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Tying agreements is a type of prohibited agreement by Law No. 5 on 1999 since the practice of tying agreement enables entrepreneurs to expand the power of the monopoly on the tying product (good or service that was first sold) to tie product (goods or services that are forced to be purchased by consumers).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 162, "width": 343, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The practice of tying agreements can also cause difficulty to a consumer in determining the actual price of a product, where the consumer only wanted to buy a product, but because it was forced to buy another product that makes consumers confused in determining the price of each product.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 343, "height": 99, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Therefore, it can be concluded that there are two reasons that led to the prohibition of the practice of tying agreement, namely; 1) entrepreneur who practices tying agreement does not want other businesses to have an equal opportunity to compete fairly in the tied product; and 2) entrepreneur who practices tying agreement also eliminates the right of consumers to choose the products they want to buy independently. So, it is correct that the Law Number 5 the Year 1999 categorizes tying agreement as one of the prohibited agreements in businesses.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 337, "width": 172, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Vertical Agreement on Discount 19", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 343, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Article 15 paragraph (3) of Law No. 5 on 1999 states that: \"Business owners are prohibited from making an agreement on certain price or discount for the goods and services which includes the requirement that businesses that receive goods and services from a certain supplier:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 408, "width": 340, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1) Must be willing to purchase goods and services from certain suppliers; or", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 343, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2) Will not buy the goods and services that are identical or similar from competitors.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 446, "width": 343, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In other words, if business owners get discounted prices for certain products purchased from other businesses, the business owners must be willing to buy other products or agree not to buy the same or similar products from other business competitors.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 343, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The consequences which may arise from the agreement above, particularly the obligation for businesses that receive the products at a discounted price, which is required to purchase other products from the supplier, this is actually the same as the consequences caused by tying agreement, which eliminates the right of businesses to choose the products they want to buy freely, and force business owners to purchase products that are not needed.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 75, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "19 Ibid., pp. 217-219.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The obligation for business owners who receive products at discounted prices which is not going to buy the same or similar product from other business competitors can lead to businesses competitors will experience difficulty in selling similar products to the business owners that had previously made a vertical agreement on a discount in the market.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 137, "width": 343, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Article 15 paragraph (3) of Law No. 5 on 1999 formulated per se, so that when business owners make agreements as described in Article 15 paragraph (3), without having to wait until the result of the agreement emerges, legal sanctions can be imposed on the agreements that have been made.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 200, "width": 343, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "A covered agreement is also included in the “vertical” distribution restrictions. Vertical distribution restrictions can be divided into two (2) categories as follows:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 238, "width": 343, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1) The establishment of resale prices, such as the maximum or minimum resale prices. In this case, Article 8 of Law No. 5 in 1999 only prohibits minimum price fixing. Meanwhile, the maximum price (for the vertical distribution) is not prohibited;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 288, "width": 342, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2) The restrictions on the vertical distribution which is not about the price, for example, the allocation of customers in a particular region or particular customer class to a certain reseller.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 343, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "As has been explained that the vertical distribution restrictions do not prohibit fixing the maximum price which is regulated by the Law of Business Competition while the one which is prohibited is establishing a minimum price. Although the minimum vertical price fixing is prohibited by Article 8 of Law No. 5 in 1999, it should be carefully applied.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 390, "width": 343, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The prohibition of fixing minimum vertical price from the Law of Business Competition should be carefully implemented so that it will not rise to what is called the \"free riders.\" In this case, some parties are unable to take maximum benefit from the toil of its business because others take these benefits.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 466, "width": 343, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "D. The Legal Analysis of the Case of Covered Agreement of PT Pelindo II (Persero) In Teluk Bayur, Padang-West Sumatra", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 502, "width": 84, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1. Case Position 20", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 559, "width": 343, "height": 50, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "20 Most of the contents of the case closed position of the covenant of PT Pelindo II in this writing quoted by Tempo magazine november edition 2013 with slight changes in by the writer to adjust with this inscription, or may be in a look at the http://www.tempo.co/read/news/2013/11/05/063527203/Monopoli-Pelindo-II-Didenda-Rp- 47-Miliar (accessed on April, 20, 2015 at 1.25 PM).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "PT Pelindo II (Persero) as the business entity that manages the port / operate the terminal and port facilities in ten (10) provinces with the total of 12 (twelve) ports where one port is managed Teluk Bayur Port in Padang, West Sumatra. Teluk Bayur Port as an open port to international trade has increased its business activities related to port services including loading and unloading operations.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 343, "height": 162, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "At first, the condition of the business activities of loading and unloading goods in Teluk Bayur Port is considered conducive but when PT Pelindo II (Persero) as the business entity is also conducting business on the loading and unloading of goods by forming units special division of the loading and unloading of goods, namely PBM ( Perusahaan Bongkar Muat/ Company Unloading) DUT ( Divisi Usaha Terminal /Terminal Business Division). But in its development, unit/special division that PBM unloading (stevedoring company) DUT (Terminal Business Division) PT Pelindo II Bayur Gulf Branch began to cause problems. Beside acted as the manager of the port, PT Pelindo II (Persero) also establishes requirements in leasing agreement in Teluk Bayur Port by requiring tenants to use the services of loading and unloading of stevedoring company owned by PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 343, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In the practice of loading and unloading related to the lease agreements in Teluk Bayur Port, PT Pelindo II (Persero) rents the space in Teluk Bayur Port to third parties, which in the Lease Agreement, PT Pelindo II (Persero) establishes specific requirements which in principle obliges the Third Party (the tenants) to use or give up entirely the work of loading and unloading to the stevedoring company owned by PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 390, "width": 343, "height": 86, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "PT Pelindo II (Persero) states that from 40 Leasing Agreements, there are only eight agreements that set specific requirement which obliges and or give up completely the work to stevedoring companies owned by PT Pelindo II (Persero). Also, there are 20 leasing agreements between PT Pelindo II (Persero) with a third party which contains a clause requiring the third party to give up fully the work of loading and unloading to the stevedoring companies owned by PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 478, "width": 343, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "PT Pelindo II (Persero) also confirmed the space leasing in Teluk Bayur Port to third parties which in the leasing agreement, PT Pelindo II (Persero) requires the tenant to use or give up entirely the work of loading and unloading to the Company Stevedoring owned by PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 542, "width": 343, "height": 47, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "PT Wira Inno Mas, PT Argo Muko, and PT PTPN VI as the partners of PT Pelindo II (Persero) confirmed that the lease agreement with PT Pelindo II (Persero) has a clause which requires to give up fully the loading of palm oil to ship to the stevedoring companies owned by PT Pelindo II", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 342, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "(Persero) by paying the cost of handling of the loading/unloading to PT Pelindo II (Persero) in accordance with the applicable regulations.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 343, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In addition, there is also leasing agreement with PT Karbindo Abesyapradhi that states that PT Karbindi obliged to appoint PT Pelindo II (Persero) as the Stevedoring Company in the loading/unloading of coal from PT Karbindo and PT Karbindo pay the handling of loading/unloading which is carried out by PT Pelindo II (Persero) in accordance with the applicable tariff.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 343, "height": 136, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Such actions have the potential impact of unhealthy business competition in the market for stevedoring services at the Teluk Bayur Port- Sumatera Barat. Meanwhile, as the evidence, there is a lease agreement owned by PT Pelindo II (Persero) also contained clause liabilities for the tenants which must meet the minimum number of annual throughput. If does not meet, then the tenants will be penalized as calculated per/ton of the remaining amount of the minimum throughput that is not fulfilled. Therefore, based on the evidence there is also leasing agreement regulate the prohibition to handle the loading and unloading of a third party if it is done it must obtain permission from PT Pelindo II (Persero) and must pay a supervision fee to PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 343, "height": 60, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "PT Pelindo II (Persero) rejected the description of the alleged violation of Law No. 5 on 1999 Related Stevedoring Services in Teluk Bayur Port. One of the arguments from PT Pelindo II (Persero) in conducting port service is that the stevedoring services is one of the port’s services and has been regulated in:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 343, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. Government Regulation No. 57 on 1991 on the Transformation of Public Corporation (Perum) of Port II to a Limited Liability Company (Persero), namely Article 2 letter c, which reads: \"The purpose of Company Limited (Persero) as referred in Article 1 is to conduct business as follows: c. Dock to tie up, loading and unloading, goods and animals, as well as the facilities for the passengers;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 453, "width": 343, "height": 61, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. The Certificate of Establishment of PT Pelindo II (Persero) Number 3, December 1 st , 1992, namely Article 3 (2) c, which reads: \"To achieve the above objective The Company has ongoing work in the field: c. Piers and other facilities for tethered, loading and unloading of goods, including animals, and facilities for passengers;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 343, "height": 86, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Law No. 17 on 2008 of Sailing, namely Article 344 paragraph (3), which reads: \"The activities of the port that have been organized by the State Owned Enterprises still held by the State-Owned Enterprises.\" Based on the explanation of Article 344 paragraph (3), what is meant by \"still held by the State-Owned Enterprises\" is a State Owned Enterprise which was established under the Government Regulation No. 56 on 1991, Government Regulation Number 57 Year 1991, Government Regulation", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 329, "height": 86, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Number 58 Year 1991, and Government Regulation No. 59 on 1991, still conducting business activities in the ports that include a. the activities set out in Article 90 paragraph (1), paragraph (2), (3) and (4) of this Act, which among other activities are \"provision and/or services of ships, passengers and goods as referred in paragraph (2) shall consist of: provision and/or stevedoring services \"as regulated in Article 90 paragraph (3) g;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 162, "width": 343, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "d. PT Pelindo II (Persero) is a Port Business Entity as referred to in Article 1 point 28 jo. Article 92 of Law No. 17 on 2008 on the voyage;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 343, "height": 86, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "e. Based on the Decree of the Minister of Communication Number: KP 98 Year 2011, PT Pelindo II (Persero), licensed as Port Business Entity (BUP) with line of business in terminals and other facilities management, among others are conducting concession for the provision of port services and/or services of loading and unloading of goods. Therefore, under the terms of a quo, the establishment of Port Enterprises, in this case, PT Pelindo II (Persero) is a command and based on the Law of Voyage;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 343, "height": 98, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "f. PT Pelindo II (Persero) as a Business Entity Ports under Article 92 jo. Article 93 of the Shipping Law, acts as the operator which operates the terminals and other port facilities may perform the provision and / or service port that is implemented by Enterprise Port as referred to in Article 91 paragraph (1) which states that the activity of providing and/or services as referred to in Article 90 paragraph (1) at the port of cultivated commercially implemented by the Port Enterprises according to the type of its business license.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 343, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Thus PT Pelindo II (Persero) as a Business Entity Ports conducting commercial exploitation of port services including stevedoring services activities is acting under the Law.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 415, "width": 343, "height": 137, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In this issue, PT Pelindo II (Persero) as Enterprises Port also considers not to justify the conducting business activities of loading and unloading of goods with forming units/special division of the loading and unloading of goods, namely PBM Company (stevedoring) which has a potential monopoly in a systematic, structured and planned to reduce and/or obstructing the company's role in running the business of loading and unloading in the port of loading and unloading, for the following reasons: a. The implementation of the activities of loading and unloading services activities by PT Pelindo II (Persero) has been implemented since PT Pelindo II (Persero) was established to conduct port services, not made lately;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 554, "width": 343, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. The Constitutional Court on December 5, 2011, ruled that the core ever decision rejecting petition is declared Article 90 paragraph (3) letter g contrary to the Constitution.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 61, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Thus, the activities service the unloading goods by PT Pelindo II (Persero) the Branch of Teluk Bayur through division business terminal has the potential to cause the impact of business competition unhealthy in the market services unloading goods in Teluk Bayur Port, West Sumatra province is not true.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 137, "width": 343, "height": 60, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "While alleged after, PT. Pelindo II (Persero) formed a unit/a specialized division of related business activities services unloading goods in Teluk Bayur Port have resulted in the condition unloading goods in Teluk Bayur Port to not conducive and gives rise to alleged problems also not justified, by reason as follows:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 200, "width": 343, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. The implementation of the activities of these services unloading by PT Pelindo II (Persero) has been implemented since PT Pelindo II (Persero) established to perform activities in the port services, not formed recently;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 238, "width": 343, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. The allegation contrary to the flow of goods in Teluk Bayur Port from the year 2006, 2007 until 2011, where the flow of goods from the year 2006, 2007 until 2011 continue to rise constantly;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 343, "height": 86, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Similarly, activity loading and unloading are done by 25 PBM (a company loading and unloading) also increase almost all service companies loading and unloading that are by their portion, even PT. Stevedoring Putra Mandiri with the total number of loading and in 2010 only 243.531, in 2011 is a sharp increase jumped to 1.273.533; the data prove the allegation that the condition being not conducive due to PT. Pelindo II (Persero) do activities services unloading goods is not true.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 343, "height": 137, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "While mastery market services are loading and unloading according to PT. Pelindo II (Persero) in Teluk Bayur Port of between 33 % to 47 % is not held by means of violating Article 25 verse 1 Law No. 5 on 1999, the use of a position dominant either directly or indirectly through the determination of requirements special in agreement land lease with the provisions of obliging uses and/or fully devolved work loading and fit on PBM (a company loading and unloading) DUT (division business terminal) PT Pelindo II (Persero) the Branch of the Teluk Bayur. It is based because in Teluk Bayur Port there was no requirement for those users port, for hire land, warehousing and places the accumulation at in the area of the port, so consumers are free to choose services which are most favorable according to the consumers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 504, "width": 343, "height": 85, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In addition, according to PT Pelindo II (Persero), it also never hinder, limit, set consumers to use the terminal and port managed by PT Pelindo II (Persero) and even PT Pelindo II (Persero) once seek to advance another PBM by way of inventory with recording repeated performance against PBM that is in Teluk Bayur Port but rejected. And mean data collection for mapping performance, to be done synergies better, because PT Pelindo II (Persero) as PBM as stipulated in Article 94 letter a the Law of Shipping.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 99, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The fact in the field according to PT Pelindo II (Persero) that many companies loading and unloading in Teluk Bayur Port who do not have the quality of services to support the performance Teluk Bayur Port as determined by the government and the responsibility for the performance is in PT Pelindo II (Persero) as the business entity port. Hence with the quality of bad services will impact the activities to smooth the flow of goods go in and out of port and causing the logistics high costs, and finally can result in a high economic cost.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 343, "height": 86, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Also, according to PT Pelindo II (Persero), there has been no standardization performance PBM that is in Teluk Bayur Port to ensure customer satisfaction, and the target of performance reached. Thus, it can then be considered not against the law if PT Pelindo II (Persero) set standards performance based on the reached standards performance of PT Pelindo II (Persero) Law Number 17 the Year 2008 paragraph 3 the Port, mentioned in Article 81, Article 82, and Article 91.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 343, "height": 137, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "While the requirements of the use of PBM according to PT Pelindo II (Persero) for no tenants have been final but rather an alternative because it can use another PBM but in supervision PT Pelindo II (Persero), this requirement should be put because there was no standardization PBM in Teluk Bayur Port, not all PBM that has the tools and performance the speed equal to PBM PT Pelindo II (Persero), and performance evaluation of a seaport was determined by the services loading, so supervision was the embodiment of the responsibilities given by statute to ensure the smooth traffic flow goods in port, because the more rapid and efficient traffic flow goods in port the adds to the value of positive for economic growth supported by the port in this matter is West Sumatra Province.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 402, "width": 343, "height": 124, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Conditional agreement about the rent of land addressed to anyone interested in higher land in the area port, has no limitation on certain groups because the party of a tenant could be anybody, the restrictions at least result, is meant to make a tenant reckon carefully achieve the target, because by doing calculation at least result to be achieved then PT Pelindo II (Persero) is running law, because if the land hired by a tenant which did not reach the result, it would mean “defendant” did not practice the message of law use port facilities not advantageous commercial, because the area of land port which house limited is a tenant that has a high and benefit commercial height to which it will be approved and be bound in the agreement.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 529, "width": 343, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "PT Pelindo II (Persero) also denied making a pact per se illegal violated Article 15 paragraph (2) Law No. 5 on 1999. An assessment of rent is breaking law or not to be assessed first, whether the agreements of PT Pelindo II (Persero) run on law and or based on law or not. But it can be seen from the above that it can be concluded the act of PT Pelindo II (Persero) of the act of exceptions as referred to in Article 50 letters a. Violation Article", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 74, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "19 letter a and b did not happen because that is no decree for those to do rental land, accumulation of goods out of the areas of business entity to the port, tariff transport service goods determined by association PBM, PT Pelindo II (Persero) never hinder, limit flow of goods and set consumers should use services PT Pelindo II (Persero) if hire land, accumulation of outside of harbors.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 162, "width": 147, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2. Opinion and Legal Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 181, "width": 343, "height": 111, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Basically who are the objects of this thing covenants land lease between PT Pelindo II (Persero) with a third party in Teluk Bayur Port containing the regulation that PT Pelindo II (Persero) obligates third party fully devolved work unloading goods belonging to the third party to a company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero). Meanwhile, the capacity of PT Pelindo II (Persero) as company loading and unloading especially in Teluk Bayur Port should be line with the company loading and unload in performs activities services loading and unload in port.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 204, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In this case, there is some fact law as follows:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 307, "width": 343, "height": 48, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. There are 40 (forty) covenant rental lands indicating there are closed agreement with imposing special requirements regarding in agreement land lease with the provisions of obliging and or fully devolved work on company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero);", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 343, "height": 124, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. In addition, in this case also obtained the fact that there were 20 (twenty) covenant land rental between PT Pelindo II (Persero) with a third party containing clause obliging the third party fully devolved work loading and unloading to a company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero), as in PT Wira Inno Mas, PT Argo Muko, and PT Perkebunan Nusantara VI as one of partners PT Pelindo II (Persero) which is fully devolved the implementation of the load oil palm to the ship to a company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero) with pay a fee handling loading and/load to PT Pelindo II (Persero) based on the regulation;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 343, "height": 86, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. PT Pelindo II (Persero) also confirmed the land rental in Teluk Bayur Port to a third party wherein agreement with the land PT Pelindo II (Persero) with the terms to the a tenant land to design using and or fully devolved work loading and unloading to companies loading and unloading owned by PT Pelindo (Persero) when goods belong to a tenant land will be in loading and or loaded from and to the ship, as is the case with PT Karbindo Abesyapradhi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 342, "height": 22, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Therefore, there is a Land Lease Agreement between PT Pelindo II (Persero) and Third Party by issuing clause of delivery of loading and", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "unloading activity to Third Party Goods to the loading and unloading company owned by PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 343, "height": 48, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Thus, it has land lease agreement between PT Pelindo II (Persero) with a third party by covering the clause of the activities in loading and unloading on goods done by the third party to a company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 343, "height": 162, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The agreements of the use of the land at ports (in this case Teluk Bayur Port) by requiring land users with mandatory use of loading and unloading companies owned by PT Pelindo II (Persero) are not implicitly or explicitly stipulated as mandated by the laws and regulations applicable in particular Law Number 17 2008 concerning Shipping, so that the business of loading and unloading services owned by PT Pelindo II (Persero) is not an exemption and/or an exceptional agreement as regulated in Article 50 letter an of Law Number 5 the Year 1999 concerning Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition. Agreements made by PT Pelindo II (Persero) with Third Parties should comply with the limits in the principle of freedom of contract namely the provisions of the law (in this case Law No. 5 of 1999 on Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition), public order, and good morals.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 346, "height": 149, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Agreement of land use in port (in this case Teluk Bayur Port) with in conditions users land by are obliged to use company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero) are not arrange in implicit and explicit firmly according to what is ordered legislation that prevail particularly Law Number 17 Year 2008 on Shipping, so business activities services loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero) not is of the work and/or agreement of being excluded as stipulated in Article 50 letters a the Law Number 5 Years 1999 on Prohibition of Monopoly and Unfair Business Competition. The agreements by PT Pelindo II (Persero) with a third party should obey restrictions in principle freedom contract that is the provisions of a statute (in this case the Law No. 5 on 1999 on Prohibition of Monopoly and Unfair Business Competition), public order, and decency good.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 466, "width": 343, "height": 86, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The Land Lease Agreement between PT Pelindo II (Persero) and Third Party is a tying product while the clause of appointment of a loading and unloading company owned by PT Pelindo II (Persero) to the land tenant is a tied product and the agreement is contradictory to the principle of healthy business competition especially Article 15 paragraph 2) of Law Number 5 Year 1999 concerning Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition, with the fulfillment of the following elements:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 554, "width": 343, "height": 48, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Land lease agreement between PT Pelindo II (Persero) with the third is tying product while clause the appointment of company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero) for the tenant land acquisition is tied product and the agreement contravenes the principle business", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 124, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "competition healthy in particular the Article 15 paragraph (2) of the Law Number 5 Year 1999 on Prohibition of Monopoly and Unfair Business Competition, with the fulfillment of element as follows: a. Tying products, by Article 1 point 16 and Guidance Article 15, the Goods are any tangible or intangible good, whether mobile or immovable, which may be traded, used, used or utilized by the consumer or perpetrator business. Correctly, the land rented by PT Pelindo II to other parties, in this case, the owner of the goods is a tangible and immovable object that can be used, used and utilized. Therefore the element of goods is fulfilled;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 200, "width": 343, "height": 149, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Elements of other goods and or services, under the guidance of Article 15 which states that the services of any services in the form of work or achievements traded in the community for use by consumers or business actors. The correlation in the land lease agreement made by PT Pelindo II (Persero) to the tenant of the land contains a clause which principally states that the party who leases the land is obliged to submit the loading and unloading activities of his/her goods to be carried out by the PT. Sindo Pelindo II (Persero Bongkar Muat) ). Also, the loading and unloading activities carried out by PT Pelindo II (Persero) in Teluk Bayur port area are services that are traded because they have loading and unloading rates and can be utilized by business actors, in this case, the owner of the goods. Thus, other service elements are met.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 343, "height": 86, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Element goods (the tying product), based on Article 1 number 16 and Guidelines Article 15, goods is any inanimate object good tangible and intangible, either moving and not moving, who can be traded, used, be used, or used by consumers or business operators. Correlation, land leased by PT Pelindo II to other parties in this the owner goods is tangible and or immovable asset that can be used, be used and used. Hence the element goods are fulfilled;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 440, "width": 343, "height": 137, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "d. Element goods and or services for another, with the guidebook Article 15 said that services any service shaped work or achievement traded in society to use by consumers or business operators. Correlation in agreement land lease done by PT Pelindo II (Persero) to the tenant land load clause that in principle that states that the one who hires land are obliged to submit activities loading and to unload for goods were held by the loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero). Also, activities are loading and unloading held by PT Pelindo II (Persero) in the Teluk Bayur Port; service was whose occupation sold because it has tariff loading and unloading and can be used for business operators, in this case, the owner goods. Thus, element other services fulfilled.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 579, "width": 343, "height": 23, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Based on Article 15 paragraph (2) of the Law Number 5 the Year 1999 can also be seen the definition of tying agreement, namely the", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 150, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "agreements of business doers that contain the requirement that the receiving party is goods or services certain should be willing to purchase goods or services other than business players suppliers. Tying agreement is one of category agreement which has been banned by the Law 5/1999, as by practices tying agreement business players which can have the monopoly power have on the tying product (goods or services are first coming out) to the tied product (goods or services forced have to also bought by consumers). Correlation with having the power monopoly to either product at once (tying product and tied product) for business operators, can create obstacles for the future business players as a competitor to surge in the market, so inevitably business players must do the same, is to do tying practices.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 343, "height": 86, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "For consumers who did not understand about tying agreement practices might do buying a product and then get additional other products, regarded as a gift. Although exactly the price paid is a price of both products that received. Tying agreement practices can also make consumers difficult in determining the actual price of a product that he buys, where formerly he just wants to buy one product, but because of forced must buy products that other so making consumers become confused how the price of each product.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 343, "height": 111, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Tying agreement has also made consumers must buy merchandise that is not needed. While reasons why the tying practices agreement was banned among others: 1) business doers that do tying agreement does not want the other businesses have had the same opportunities to compete in fair with him on tied product; and 2) business doers that do practices tying agreement has also deprived of the right of consumers to vote in free goods that they want to buy. So, its right Law No. 5/1999 categorizes tying agreement to be wrong an agreement which has been banned from doing for business operators. 21", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 343, "height": 98, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In addition, the agreement rent land that bind between PT Pelindo II (Persero) and the tenants of land not adheres to the principles of fair competition in or do not heed the principles of fair competition in as stipulated under the Law Number 5/1999 of the Prohibition of the Practice of a Monopoly and Unfair Business Competition. Thus rent land agreement between PT Pelindo II (Persero) with a third party not constituting of the covenant that is excluded by Article 50 the Law Number 5/1999 on Prohibition of the Practice of a Monopoly and Unfair Business Competition.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 529, "width": 343, "height": 48, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In the case of increasing market share through land lease agreement, based on the description of the position case in principle, PT Pelindo II (Persero) acknowledges that the policy of Land Lease Agreement which contains the clause of handling of loading and unloading activity to the", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 167, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "21 Susanti Adi Nugroho, Op.Cit. , pp. 216-217.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 48, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "loading company owned by PT Pelindo II (Persero) all ports managed by PT Pelindo II (Persero) or can be said policy of Land Lease Agreement to increase market share of PT Pelindo II (Persero) loading and unloading company.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 124, "width": 343, "height": 111, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "While the ports and all their infrastructure (including lands leased in the port area) are essentially essential facilities so that the increasing market share by PT Pelindo II (Persero) through land clearing agreements is more effective because PT Pelindo II (Persero) owns the essential facility, i.e. land within TelukBayur port. Therefore, regarding product characteristics, the essential facility has no substitution because it is objectively and rationally cannot be duplicated, and the product has a very important role to serve as an instrument for business actors to compete well in the upstream market ) as well as in the downstream market (downstream market).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 238, "width": 343, "height": 86, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In terms of an increase in market share by covenant land lease, based on the discussion cases position in principle PT Pelindo II (Persero) in fact admitted that the policies agreement land lease containing clause the activities loading and unloading to a company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero) valid for all port managed by PT Pelindo II (Persero) or it can be said policy agreement land lease to expand its market company loading and unloading PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 343, "height": 112, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "While port and all the infrastructure (including land leased in the port) those to whom we have is essential facility, therefore, enhancing the market share done by PT Pelindo II (Persero) by covenant hire land had been more effectively because PT Pelindo II (Persero) mastered essential facility the land in Teluk Bayur Port. Because from the characteristic of their products essential facility not having substitution because objectively and rational cannot duplicate and the products have a very important role to be used as an instrument for business operators to compete well in the upstream market or the downstream market.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 440, "width": 343, "height": 61, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The correlation is then for the tenant of the land has no choice but to use the land in Teluk Bayur Port. Also, land lease agreements that require the appointment of loading and unloading company owned by PT Pelindo II (Persero) is an attempt to abuse the dominant position of PT Pelindo II (Persero) to increase its market share.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 504, "width": 343, "height": 73, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Therefore, land lease agreement between PT Pelindo II (Persero) and Third Party which includes the clause of delivery of loading and unloading activities to a company owned by PT Pelindo II (Persero) done in order to increase market share cannot ignore or override norms of fair business competition regulated in Law Number 5 Year 1999 concerning Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 579, "width": 343, "height": 23, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Correlation then for the tenant land no choice but to use land in Teluk Bayur Port. Besides the agreement land lease requiring the appointment of", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 36, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero) is an effort abuse the position of women dominant PT Pelindo II (Persero) to increase for its market share.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 343, "height": 74, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Thus, the land lease agreement between PT Pelindo II (Persero) with third parties include clauses unloading activities deliverables to company PT Pelindo II (Persero) was conducted in order to improve market share cannot ignore or throw over the norms of healthy business competition as set forth in Law Number 5/1999 of the Prohibition of the Practice of a Monopoly and Unfair Business Competition.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 343, "height": 86, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The land lease agreements which include clause of handling loading and unloading activities to PT Pelindo II (Persero) loading and unloading companies also reduce and even eliminate opportunities for competitors to operate in the relevant market. The behavior and policies of PT Pelindo II (Persero) have proven that the closure has prevented the access of loading and unloading service market for other loading and unloading companies which become competitors of PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 343, "height": 124, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The policy of PT Pelindo II (Persero) is also clearly a market obstacle because with the clause it has closed the opportunity for loading and unloading company (other than PT Pelindo II (Persero)) to provide goods loading and unloading services to the land tenant (tenant) the. While the supervision of fees to land users who do not use the loading and unloading services of PT Pelindo II (Persero) is clearly also a market obstacle because factually it has increased production costs in loading and unloading services by other loading/unloading companies or at least have reduced incentives in using other loading and unloading services other than PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 402, "width": 343, "height": 61, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The actions of PT Pelindo II (Persero) which include a clause of handing overloading and unloading activities to a loading and unloading company owned by PT Pelindo II (Persero) is also an action to prevent consumers or competitors' business customers from conducting business relationships with their competitors.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 466, "width": 343, "height": 98, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Agreement land lease in clause submit activities loading and unloading to a company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero) also reduce even miss an opportunity for business operators competitors to operate in the market concerned. Behavior and policies PT Pelindo II (Persero) it has proved the existence of the closure or has prevented market access services loading and unloading for the company loading and unloading other become main competitors PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 567, "width": 343, "height": 35, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The policy of PT Pelindo II (Persero) also are obstacles market because with the clause has closed an opportunity for company loading and unloading (other than PT Pelindo II) to provide services unloading goods to", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 74, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a company using a tenant land of was. While supervision fee to the owner of the ground land who do not use services loading and unloading PT Pelindo II (Persero) clearly is also a obstacles the market because factually has increased production cost in services loading and unloading who company did loading and unloading another or at least have reduced incentives in use the loading and unloading other than PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 343, "height": 48, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The act of PT Pelindo II (Persero) in clause submit activities loading and unloading to a company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero) is also the act of obstructing consumers or subscriber business players rival not to do business relationship with entrepreneurs rival.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 213, "width": 69, "height": 10, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "E. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 343, "height": 124, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1. In the legal review of the closed treaties referred to in articles 15 and 19 of the Act. 5 of 1999 concerning the Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition, it can be concluded that closed agreements made in a business relationship tend to be profitable for those parties to the closed treaty and harmful to others who are not within the covenant circle. Also, agreements made may lead to monopolistic practices in business competition. Therefore, it is necessary to take care and supervise both by the government through KPPU and by involving the community to participate in supervision. It is needed to enforce the rule of law in Indonesia can be executed expressly.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 343, "height": 174, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2. The case of Land Lease Agreement between PT Pelindo II (Persero) and Third Party is tying product while the clause of appointment of loading and unloading company owned by PT Pelindo II (Persero) for tenant is a tied product and the agreement is contradictory to the principle of healthy business competition especially Article 15 paragraph (2) of Law No. 5 in 1999 of Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition. Land lease agreements which include clause of handling loading and unloading activities to PT Pelindo II (Persero) loading and unloading companies also reduce and even eliminate opportunities for competitors to operate in the relevant market. The behavior and policies of PT Pelindo II (Persero) have proven that the closure has prevented the access of loading and unloading service market for other loading and unloading companies which become competitors of PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 529, "width": 343, "height": 73, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3. Based on law review about closed agreements as mentioned in Article 15 and 19 Law Number 5/1999 on Prohibition of a Monopoly and Unfair Business Competition can be concluded that the closed agreements that done in a relationship business tended to benefit for people who did the closed agreements and the harmful for another party not be in a circle the agreement. Also, agreement done could cause practices monopolistic", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 104, "height": 7, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 38, "width": 55, "height": 7, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 1978-5186", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 126, "height": 7, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Volume 11 No. 1, January-March 2017", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 73, "width": 325, "height": 61, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "in business competition, hence required attention and supervision good being done by the government through KPPU ( Komisi Pengawas Persaingan Usaha ) and involved the community in participating in supervision. It needed to make the rule of law enforcement in Indonesia can be undertaken in a firmly.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 137, "width": 343, "height": 174, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "4. Cases of land lease agreement between PT Pelindo II (Persero) with the third is tying product while clause the appointment of company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero) for the tenant land acquisition is tied product and the agreement contravenes the principle business competition healthy in particular the Article 15 paragraph (2) of the Law Number 5/1999 on Prohibition of Monopoly and Unfair Business Competition. Agreement land lease in clause submit activities loading and unloading to a company loading and unloading owned by PT Pelindo II (Persero) also reduce even miss an opportunity for business operators competitors to operate in the market concerned. Behavior and policies PT Pelindo II (Persero) it has proven the existence of the closure or has prevented market access services loading and unloading for the company loading and unloading other become main competitors PT Pelindo II (Persero).", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 339, "width": 64, "height": 10, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Bibliography", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 351, "width": 45, "height": 10, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "A. Book", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 343, "height": 124, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Nugroho, Adi; and Susanti. (2012). Hukum Persingan Usaha di Indonesia Dalam Teori dan Praktik Serta Penerapan Hukumnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hartono, Sri Redjeki. (2007). Hukum Ekonomi Indonesia . Malang: Bayumedia. Juwana, Hikmahanto. (1999). Merger, Konsilidasi, dan Akuisisi dalam Perspektif Hukum Persaingan dan UU No. 5/1999 . Jakarta: Yayasan Pusat Pengkajian Hukum. Muljadi, Kartini. and Widjaja, Gunawan. (2004). Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian , Jakarta: RajaGrafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 490, "width": 343, "height": 111, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhammad, Abdulkadir. (1986). Hukum Perjanjian , Jakarta: Citra Adtya. Muladi, Menyongsong Keberadaan UU Persaingan Sehat di Indonesia , dalam UU Antimonopoli Seperti Apakah yang Sesungguhnya Kita Butuhkan? , Newsletter Number 34 IX, Jakarta: Yayasan Pusat Pengkajian Hukum. Rokan, Mustafa Kemal. (2010). Hukum Persaingan Usaha (Teori dan Praktiknya di Indonesia ). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ginting, Elyta Ras. (2001). Hukum Anti Monopoli Indonesia , cet. 1. Bandung: Citra Aditya Bakti.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 219, "height": 9, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Identification and Law Review of Closed Agreements in Indonesia…", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 38, "width": 65, "height": 7, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dani Amran Hakim", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 13, "height": 9, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 343, "height": 74, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Setiawan, R. (2000). Pokok-Pokok Hukum Perikatan . Bandung: Binacipta. Subekti. (1996). Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa. Widjaja, Gunawan. (2007). Memahami Prinsip Keterbukaan (Aanvullend Recht) Dalam Hukum Perdata, Jakarta: Grafindo Persada. Yani, Ahmad and Widjaja, Gunawan. (1999). Seri Hukum Bisnis Anti Monopoli. Jakarta: Rajawali Pers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 162, "width": 139, "height": 10, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "B. Article/World Wide Web", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 343, "height": 35, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Tempo Magazine November Edition 2013 or maybe in a look at http://www.tempo.co/read/news/2013/11/05/063527203/Monopoli- Pelindo-II-Didenda-Rp-47-Miliar", "type": "Text" } ]
ac57179a-acfd-308a-f990-594262729ed4
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/download/1407/1317
[ { "left": 62, "top": 31, "width": 247, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 31, "width": 193, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4. No. 4 November 2020 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 803, "width": 168, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 803, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 84, "width": 432, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kewenangan Penanganan Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang oleh Anggota TNI Aktif", "type": "Section header" }, { "left": 260, "top": 130, "width": 75, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jeanny Jessica", "type": "Section header" }, { "left": 204, "top": 143, "width": 190, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Hukum Universitas Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 171, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 185, "width": 485, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Money laundering is an extra ordinary and transnational crime that can threaten the stability and integrity of a country's economy and even damage the joints of the country. This criminal act can be committed by all segments of society, but mostly are those who have more power and intelligence. The active Indonesian National Army (TNI) that is given more authority by the Law in Indonesia also has the potential to commit Money Laundering crime. Regulations regarding the legal process against active soldiers of the TNI who commit criminal acts are under the authority of military investigations, as stipulated in article 24 paragraph (2) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia and Law Number 48 of 2009 concerning Judicial Power in conjunction with Law Number 31 of 1997 concerning Military Courts. Recently, if there are cases of active TNI soldiers who have committed criminal acts such as corruption and / or money laundering, considering that there is no specific legal framework yet, then to fill the loopholes, provisions in the Military Court Law are used.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 351, "width": 409, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key words: Money Laundering; Criminal Act; Active TNI Soldiers; Military Justice.", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 378, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 392, "width": 485, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU/ mon ey l aundering ) merupakan extra ordinary crime dan kejahatan transnasional yang dap at me n g an c a m st a bili tas dan i n t e g ritas perekon om i an su atu nega r a bahkan dapat me rusak sen d i- se nd i n egara . T i n d a k pid ana i n i d apat d i l aku ka n oleh segala segmen masyarakat, namun seringkali adalah yang memiliki kekuasaan dan kepintaran lebih. Tentara Nasional Indonesia (TNI) a ktif yang tentu saja diberikan kewenangan lebih oleh Undang-Undang di Indonesia juga berpotensi menjadi pelaku TPPU. Pengaturan mengenai p r o ses h u k u m te rhad a p a ng g o ta T N I akt i f ya n g melak u ka n t ind a k pid a na b e r a d a d ala m kewenangan p en yi d ik a n mi lite r, se baga iman a d ia t ur d al am pa s al 2 4 ayat (2) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1 945 da n Undang-Undang Nomor 4 8 t a h un 2 00 9 te nt ang K ek u asaa n K eha k ima n juncto Undang- Undang Nomor 3 1 t a h un 1 997 te n ta n g Pe ra d i lan M i li t e r . Selama ini, pada praktik penerapannya, apabila terdapat kasu s anggota TN I ak t if yang me laku kan t i n dak p idana seperti k oru ps i dan/atau pencucian uang, mengingat h i n gga sa a t ini be lu m ada kerangka aturan hukumnya secara spesifik, maka guna m e ngi si kek o so n ga n h ukum tersebut ma k a di g un a kan ketentua n dalam Undang-Undang P e r a d il a n Mili t er.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 599, "width": 456, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Tindak Pidana Pencucian Uang, Kejahatan, Prajurit TNI Akti f, Peradilan Militer.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 627, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 640, "width": 226, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencucian uang adalah tindak pidana yang dapat dilakukan oleh individu ( self laundering ) atau berkelompok (korporasi). dalam praktiknya pencucian uang juga tergolong sebagai kejahatan yang terorganisir ( organized crime ) dan kejahatan kerah putih ( white collar crime ) bahkan juga berdimensi internasional ( transnational crime ). Indonesia sudah menerapkan anti money laundering regime sejak 17 April 2002 yang ditandai", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 613, "width": 226, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (selanjutnya disebut TPPU) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003. Selanjutnya Indonesia kembali", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 682, "width": 226, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memperbaharui ketentuan pencegahan dan pemberantasan TPPU dengan menetapkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (selanjutnya disebut UU PP TPPU) dan menyesuaikan substansi dalam UU TPPU dengan", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 39, "width": 247, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 39, "width": 193, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4. No. 4 November 2020 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 168, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 91, "width": 226, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rekomendasi yang dikeluarkan oleh Financial Action Task Force on Money laundering (FATF Recommendation ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 226, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu pembaharuan yang diatur dalam UU PP TPPU yakni adanya penambahan pemberian kewenangan kepada penyidik tindak pidana asal untuk menyidik TPPU ( multi investigator ). Secara teknis penyidikan TPPU oleh penyidik tindak pidana asal akan mempercepat penanganan dugaan TPPU sekaligus tindak pidana asalnya. Penyidik dapat memanfaatkan kelebihan yang tercantum dalam UU PP TPPU seperti penerobosan prinsip kerahasiaan transaksi keuangan, sistem pembuktian terbalik, dan perlindungan saksi dan juga pihak pelapor.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 312, "width": 226, "height": 370, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Pasal 2 UU PP TPPU, diatur mengenai jenis-jenis tindak pidana yang merupakan tindak pidana asal ( predicate crimes ) atau sumber terciptanya harta kekayaan yang menjadi obyek pencucian uang. Selanjutnya, dalam Pasal 74 UU PP TPPU menyebutkan penyidikan TPPU dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal sesuai dengan ketentuan hukum acara dan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain menurut Undang-Undang ini. Sedangkan Penjelasan Pasal 74 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “penyidik tindak pidana asal” adalah pejabat dari instansi yang oleh undang-undang diberi kewenangan untuk melakukan penyidikan, yaitu Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), Kejaksaan Republik Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Narkotika Nasional (BNN), serta Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) . Penyidik tindak pidana asal dapat melakukan penyidikan TPPU apabila menemukan bukti permulaan yang cukup terjadinya TPPU saat melakukan penyidikan tindak pidana asal sesuai kewenangannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 685, "width": 226, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian, penjelasan Pasal 74 tersebut secara limitatif menyebutkan siapa saja yang dimaksud dengan penyidik tindak pidana asal. Namun, di sisi lain terdapat kemungkinan adanya dugaan TPPU yang juga dilakukan oleh individu-individu yang tunduk pada peradilan militer sehingga hal ini dapat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 91, "width": 226, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengakibatkan munculnya berbagai persoalan dalam penegakan hukumnya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 119, "width": 226, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyidikan merupakan bagian dari sistem peradilan pidana, menurut Remington dan Ohlins sebagaimana dikutip oleh Aditya Wiguna Sanjaya, menyatakan bahwa sistem peradilan pidana dapat diartikan sebagai pemakaian pendekatan sistem terhadap mekanisme administratif peradilan pidana dan peradilan pidana sebagai sistem merupakan hasil interaksi antara peraturan perundang- undangan, praktik administrasi dan sikap atau tingkah laku sosial. Pengertian. Sedangkan menurut Mardjono Reksodiputro sistem peradilan pidana merupakan sistem dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi maslaah kejahatan. Menanggulangi berarti usaha untuk mengendalikan kejahatan agar berada dalam batas-batas toleransi masyarakat. Komponen dalam sistem peradilan pidana adalah lembaga kepolisian, kejaksanaan, pengadilan dan pemasyarakatan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 395, "width": 226, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasal 65 ayat (2) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI (selanjutnya disebut UU TNI) mengatur “Prajurit tunduk kepada kekuasaan peradilan militer dalam hal pelanggaran hukum pidana militer dan tunduk pada kekuasaan peradilan umum dalam hal pelanggaran hukum pidana umum yang diatur dengan undang-undang”. Selanjutnya, di dalam ketentuan Pasal 65 ayat (3) UU TNI juga disebutkan “apabila kekuasaan peradilan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berfungsi, maka prajurit tunduk di bawah kekuasaan peradilan yang diatur dengan undang-undang”. Pasal 74 UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 602, "width": 226, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 berlaku pada saat undang-undang tentang Peradilan Militer yang baru diberlakukan.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 657, "width": 226, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Selama undang-undang peradilan militer yang baru belum dibentuk, tetap tunduk pada ketentuan Undang-Undang Nomor 31", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 699, "width": 190, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 712, "width": 226, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karenanya, apabila merujuk Pasal 74 tersebut dan mengingat ketentuan perundang-undangan mengenai peradilan militer yang baru juga belum terbentuk, apabila terdapat segala macam tindak pidana", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 39, "width": 247, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 39, "width": 193, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4. No. 4 November 2020 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 168, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 91, "width": 226, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dilakukan anggota TNI baik itu tindak pidana umum maupun tindak pidana militer, maka yang berwenang melakukan penyidikan adalah penyidik dari TNI. Atas hal-hal tersebut, membuat penulis tergelitik untuk meneliti bagaimana kewenangan menyidik TPPU yang dilakukan oleh anggota Tentara Nasional Indonesia?", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 216, "width": 88, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 229, "width": 226, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penegakan hukum terhadap TPPU yang juga terhadap kejahatan asalnya hingga sekarang seringkali menyisakan permasalahan. Meskipun Indonesia telah melakukan kriminalisasi atas TPPU ini sejak tahun 2002, yang mungkin diantaranya adalah terkait pencucian uang yang dilakukan anggota TNI. Apabila dikaitkan dengan pelaksanaan tugas PPATK yakni analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf d UU PP TPPU, PPATK dapat meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 409, "width": 226, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian, permasalahan yang akan timbul antara lain apabila di dalam laporan hasil analisis atau hasil pemeriksaan transaksi keuangan oleh PPATK ditemukan adanya indikasi perbuatan pencucian uang yang dilakukan oleh anggota TNI, lalu disampaikan kepada Polri, sedangkan Polri sebagai penyidik tindak pidana asal yang seharusnya memiliki wewenang untuk melakukan penyidikan TPPU, tentunya akan terkendala regulasi terkait peradilan militer apabila pelakunya adalah anggota TNI aktif.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 574, "width": 226, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala tersebut dapat disebabkan oleh adanya ketidakharmonisasi dan tidak adanya sinkronisasi peraturan perundang- undangan, yakni antara UU Peradilan Militer, UU TNI, dan Pasal 74 UU PP TPPU. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, dalam Pasal 74 UU PP TPPU yang menyebutkan bahwa penyidikan TPPU dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal sesuai dengan ketentuan hukum acara dan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain menurut Undang- Undang ini. Sedangkan, Penjelasan Pasal 74 menyebutkan yang dimaksud dengan “penyidik tindak pidana asal” adalah pejabat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 91, "width": 226, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari instansi yang oleh undang-undang diberi kewenangan untuk melakukan penyidikan, yaitu Polri, Kejaksaan, KPK, BNN, serta DJP dan DJBC . Penyidik tindak pidana asal dapat melakukan penyidikan TPPU apabila menemukan bukti permulaan yang cukup terjadinya TPPU saat melakukan penyidikan tindak pidana asal sesuai kewenangannya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 202, "width": 226, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara dalam UU Peradilan Militer mengatur hukum acara bagi anggota TNI khususnya dalam hal melakukan tindak pidana, mulai dari tahap penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di pengadilan, sampai pada pelaksanaan putusan pengadilan diatur secara tersendiri. Hal ini sesuai ketentuan pasal 69 ayat (1) penyidik di lingkungan militer adalah:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 326, "width": 226, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Atasan yang berhak menghukum; dalam penjelasan umum atas UU RI No.37 tahun 1997 tentang peradilan militer diketahui kewenangan penyidikan yang ada pada atasan yang berhak menghukum tidak dilaksanakan sendiri, tetapi dilaksanakan oleh Penyidik Polisi Militer dan / atau Oditur.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 436, "width": 229, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Polisi Militer; penyidik polisi militer adalah salah seorang pejabat yang mendapat pelimpahan wewenang dari Panglima selaku atasan yang berhak menghukum tertinggi untu melakukan penyidikan terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 533, "width": 226, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Oditur; tindakan penyidikan yang dapat dilakukan oleh oditur militer adalah penyidikan yang sejak awal dilakukan sendiri oleh oditur atas perintah oditur jenderal, baik untuk tindak pidana umum maupun untuk tindak pidana tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 616, "width": 190, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebenarnya gagasan untuk", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 630, "width": 226, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menundukkan anggota TNI yang melakukan tindak pidana umum atau tindak pidana non militer di bawah kekuasaaan peradilan umum telah diamanatkan dalam ketentuan Pasal 65 ayat (2) UU TNI yang menyebutkan bahwa “Prajurit tunduk kepada kekuasaan peradilan militer dalam hal pelanggaran hukum pidana militer dan tunduk pada kekuasaan peradilan umum dalam hal pelanggaran hukum pidana umum yang diatur dengan undang-undang”. Namun, ada catatan bahwa keberlakuan", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 39, "width": 247, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 39, "width": 193, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4. No. 4 November 2020 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 168, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 91, "width": 226, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ketentuan pasal tersebut dtentukan secara bersyarat sebagaimana diatur dalam Pasal 74 UU TNI yakni:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 226, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 berlaku pada saat undang-undang tentang Peradilan Militer yang baru diberlakukan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 188, "width": 226, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) Selama undang-undang peradilan militer yang baru belum dibentuk, tetap tunduk pada ketentuan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 243, "width": 226, "height": 246, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, mengingat UU peradilan militer yang baru belum terbentuk maka apabila terkait dengan segala macam tindak pidana yang dilakukan anggota TNI, baik itu tindak pidana umum maupun tindak pidana militer maka yang berwenang melakukan penyidikan adalah penyidik dari TNI. Keberlakukan substansi dalam UU TNI tersebut baru mempunyai kekuatan hukum mengikat setelah UU Peradilan Militer diubah dan diberlakukan UU Peradilan Militer yang baru. Dengan demikian kepastian hukum merupakan esensi yang sangat penting dalam hukum guna untuk mencapai tujuan utama daripada hukum yaitu keadilan. Menurut Fence. M. Wantu ukuran atau kriteria kepastian hukum itu sendiri dapat durumuskan antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 492, "width": 226, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Adanya kejelasan hukum, artinya dapat mudah dimengerti oleh rakyat;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 519, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Aturan hukum itu tidak bertentangan antara satu sama lain", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 547, "width": 229, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Aturan hukum tidak boleh mensyaratkan perilaku di luar kemampuan subjek hukum, artinya hukum tidak boleh memerintahkan seseuatu yang tidak mungkin dilakukan;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 602, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pengakuan terhadap hak dan kewajiban bagi setiap subjek hukum;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 630, "width": 226, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Adanya pengakuan dari warna negara prinsipil terhadap aturan-aturan hukum;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 657, "width": 226, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Kepastian hukum dalam hal di pengadilan ditandai dengan sikap keandirian hakim dan tidak memihak dalam menerapkan aturan-aturan hukum;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 712, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Kepastian hukum di pengadilan ditentukan kejelasan objek yang menjadi sengketa;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 740, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. Kepastian hukum di pengadilan harus menentukan secara jelas objek yang", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 91, "width": 208, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimenangkan oleh pihak-pihak yang berperkara;", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 119, "width": 226, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i. Kepastian hukum di pengadilan ditentukan dapat dieksekusi atau dilaksanakannya putusan.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 160, "width": 226, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas pengakuan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Hal ini mencerminkan bahwa selayaknya terkait upaya penegakan hukum dilakukan tanpa pandang bulu setiap warga negara yang melakukan pelanggaran hukum.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 271, "width": 226, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Philipus M. Hadjon kewenangan yag bersumber dari peraturan perundang-undangan tersebut diperoleh melalui tiga, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 326, "width": 60, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. atribusi;", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 340, "width": 84, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. delegasi; dan", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 354, "width": 59, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. mandat.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 367, "width": 226, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Hans Kelsen wajah positivis dari validitas suatu norma hukum menghungkan validitas norma hukum tersebut dengan kesesuaiannya dengan sistem peraturan peundang-undangan yang berlaku dengan norma dasar (konstitusi) suatu negara. Selanjtnya menurut Hans Kelsen bila ada dua aturan hukum yang saling kontradiktif, tentu dalam hal ini hanya satu aturan saja yang berlaku. Dengan demikian apabila terdapat aturan hukum yang saling kontradiktif maka diperlukan beberapa teori diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 533, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. hukum yang khusus mengesampingkan hukum yang umum;", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 561, "width": 226, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. hukum yang baru mengesampingkan hukum yang lama;", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 588, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. hukum yang lebih tinggi derajatnya mengesampingkan hukum yang rendah;", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 616, "width": 226, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. hukum yang lebih menyangkut kepentingan umum mengesampingkan hukum yang kurang menyangkut kepentingan umum;", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 671, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. mencari hukum yang paling sesuai dengn norma dasar (konstitusi).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 712, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum yang khusus mengesampingkan hukum yang umum", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 740, "width": 226, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori ini sering juga disebut lex specialis derogate legi generalis, yang terhadap peristiwa khusus wajib diperlukan", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 39, "width": 247, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 39, "width": 193, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4. No. 4 November 2020 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 168, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 91, "width": 226, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "undang-undang yang menyebut peristiwa itu, walaupun untuk peristiwa khusus tersebut dapat pula diperlukan undang-undang yang menyebut peristiwa yang lebih luas atau lebih umum yang dapat juga mencakup peristiwa khusus tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 174, "width": 226, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hal ini kedua undang-undang tersebut berisi aturan hukum yang bersifat khusus namun dalam perspektif yang berbeda. Dengan demikian asas ini tidak relevan untuk digunakan dalam mengkaji disharmonis dari kedua undang-undang ini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 271, "width": 226, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum yang baru mengesampingkan hukum yang lama", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 298, "width": 226, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disebut juga dengan istilah lex posteriore derogat legi priori dimana undang- undang lain (yang lebih dahulu berlaku) yang mengatur mengenai hal tertentu, tidak berlaku lagi jika ada undang-undang yang baru telah berlaku. Syarat dari asas ini adalah hal yang diatur tentunya haruslah sama.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 395, "width": 226, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan asas tersebut dapat dikaji bahwa UU Peradilan Militer dan UU PP TPPU tidak mengatur hal yang sama. Dengan demikian asas ini tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan disharmonis antara UU Peradilan Militer dengan UU PP TPPU.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 492, "width": 226, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum yang lebih tinggi derajatnya mengesampingkan hukum yang rendah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 519, "width": 226, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disebut juga lex superiori derogat legi inferiori, dimana asas ini digunakan apabila yang bertentangan adalah peraturan perundang-undangan yang lebih rendah dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 602, "width": 226, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdaasarkan asas tersebut dapat dikaji bahwa UU Peradilan Militer dan UU PP TPPU merupakan peraturan perundang-undangan dengan jenjang/tingkat hierarki yang sama atau setara yakni sama-sama berbentuk Undang-Undang. Oleh karenanya, asas ini tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan disharmonis antara UU Peradilan Militer dengan UU PP TPPU.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 740, "width": 226, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum yang lebih menyangkut kepentingan umum mengesampingkan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 91, "width": 226, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hukum yang kurang menyangkut kepentingan umum", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 119, "width": 226, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada UU Peradilan Militer dianggap menjadi alat impunitas, karena memiliki yurisdiksi untuk mengadili aparat militer yang melakukan tindak pidana umum, dan peradilan militer prosesnya tertutup, tidak transparan dan tidak mengakomodir kepentingan korban. Akibatnya, tentu saja pelaku yang diadili hanyalah pelaku lapangan, dengan vonis hukuman rendah sementara kebenaran yang asli tidak terungkap, bahkan lebih jauh lagi hak-hak korban juga tidak akan dipenuhi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 271, "width": 226, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UU Peradilan Militer dapat dilihat sebagai upaya untuk melihat bahwa militer di Indonesia sebagai kekuatan yang otonom dan tidak terjamah oleh ukuran ideal demokrasi, UU Peradilan militer tidak mengatur kewenangan (yurisdiksi) berdasarkan delik yang terjadi, wewenang UU Peradilan Militer justru berbasis pada subjek atau pada siapa yang melakukan kejahatan dan/atau pelanggaran, sesungguhnya memang tidak ada alasan jelas dan pasti yang bisa dijelaskan ke masyarakat mengenai kompetensi subjektif ini, selain semata-mata kepentingan militer.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 450, "width": 226, "height": 287, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada aturan hukum peradilan militer kemudian digunakan kualifikasi in persona . Pengadilan Militer atau Mahkamah Militer diberlakukan terhadap anggota militer tanpa memperhitungkan delik kesalahan serta yurisdiksi atas kesalahan tersebut, yang mana hal ini berarti bahwa dimungkinkan apabila seorang anggota militer melakukan kesalahan atas delik pidana umum pada akhirnya tetap diadili dalam peradilan militer. Menurut teori dalam hukum pidana tentang batas berlakunya hukum pidana, apa yang diatur dalam UU Peradilan Militer ini menggunakan asas personaliteit (asas personalitas). Menurut Adami Chazawi , asas personaliteit adalah berlakunya hukum pidana bergantung atau mengikuti subjek hukum atau orangnya yakni warga negara dimanapun ia berada. Namun, perlu diingat bahwa penerapan asas ini dalam UU Peradilan Militer terbatas pada yustiabel subjektif yakni lingkup militer saja.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 740, "width": 226, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senada dengan pendapat tersebut, menurut Mayor Chk. Parluhutan Sagala asas personalitas perorangan berarti bahwa hukum", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 39, "width": 247, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 39, "width": 193, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4. No. 4 November 2020 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 168, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 91, "width": 226, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "militer mengikuti si militer bilamana dan kemana pun dia pergi. Pendapat S. Sianturi mengenai subjektifitas tersebut adalah bahwa hukum militer pada umumnya lebih bertitik berat kepada pengguna asas perseorangan baik terhadap militer maupun terhadap setiap orang yang berada dalam suatu daerah musuh/ lawan yang dikuasai oleh satuan angkatan perang dalam hal tertentu (dalam hal ini dalam perkara tertentu), sudah sewajarnya apabila mereka ini ditundukkan kepada kekuasaan peradilan militer.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 257, "width": 229, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sisi lain dalam UU Peradilan Umum ada Perwira Penyerah Perkara (Papera) yang memiliki kewenangan diskresional untuk menentukan apakah dilanjutkan atau tidak suatu perkara ke pengadilan sebagaimana diatur dalam pasal 123 UU Peradilan Militer. Keberadaan Papera memberikan kemungkinan besar masuknya kepentigan terselubung dalam penyelesaian kasus sehingga kondisi ini menjadi penghambat proses penyelesaian kasus dan berpotensi menjadi titik awal terjadinya impunitas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 423, "width": 226, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kewenangan diskresional dari Papera tersebut memungkinkan suatu perkara tidak dilanjutkan ke pengadilan atau diselesaikan secara internal melalui hukuman disiplin. Penyelesaian internal inilah yang terbukti melahirkan impunitas dan ketidakadilan atas tindakan pidana yang dilakukan oleh anggota militer.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 226, "height": 190, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara dalam UU PP TPPU dapat dilihat semangat yang melatarbelakangi pembentukan undang-undang tersebut yakni TPPU tidak hanya mengancam stabilitas perekonomian tdan integritas sistem keuangan, tetapi juga dapat membahayakan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, bebangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pencegahan dan pemberantasan TPPU memerlukan landasan hukum yang kuat untuk dapat memberikan jaminan kepastian hukum, efektivitas penegakan hukum serta penelusuran dan pengembalian harta kekayaan hasil tindak pidana.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 726, "width": 226, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlihat dari uraian latar belakang dibentuknya UU PP TPPU ini bahwa pembentukan UU PP TPPU bertujuan utama untuk melindungi kepentingan masyarakat,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 91, "width": 226, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bangsa, dan negara. Dengan demikian dapat disimpulkan UU PP TPPU lebih mengutamanakan kepentingan umum daripada UU Peradilan Militer.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 160, "width": 226, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mencari hukum yang paling sesuai dengan norma dasar (konstitusi)", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 188, "width": 226, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 diatur bahwa “Setiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Hal ini disebut juga dengan asas persamaan di hadapan hukum ( equality before the law ) merupakan asas yang bersifat universal.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 312, "width": 226, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan berlakunya kompetensi subjektif dalam UU Peradilan Militer sangat bertentangan dengan asas equality before the law sebagaimana diatur dalam konstitusi. Perubahan politik yang demokratis yang seharusnya mengedepankan persamaan di hadapan hukum ternyata tidak menyentuh anggota militer.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 423, "width": 226, "height": 120, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara paradigma UU PP TPPU terlihat pada rumusan subjek normanya yakni Pasal 3, 4, 5 yang ditujukan kepada setiap orang. Menurut Maria Farida Indrati menjelaskan norma hukum adalah suatu norma hukum yang ditujukan untuk orang banyak umum dan tidak tertentuyang sering dirumuskan dengan rumusan “setiap orang”, “barang siapa” dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 547, "width": 226, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumusan tersebut diperuntukkan bagi setiap orang atau setiap warga negara secara keseluruhan. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa UU PP TPPU lebih sesuai dengan amanat yang diberikan oleh Pasal 27 UUD 1945.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 630, "width": 226, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kewenangan penyidik dalam lingkungan peradilan militer terhadap TPPU yang dilakukan oleh anggota TNI juga dapat dianalisis dengan menggunakan perspektif prinsip yurisdiksi (asas-asas batas berlakunya hukum pidana menurut tempat) sebagaimana dikatakan oleh Jan Remmelink yakni:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 726, "width": 95, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Asas teritorial,", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 740, "width": 208, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahwa berlakunya undang-undang pidana suatu negara semata-mata digantungkan pada tempat dimana suatu tindak pidana itu", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 39, "width": 247, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 39, "width": 193, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4. No. 4 November 2020 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 168, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 91, "width": 208, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "telah dilakukan dan tempat tersebut haruslah terletak di wilayah negara yag bersangkutan. Asas ini diatur dalam Pasal 2 KUHP, yakni “Peraturan hukum pidana Indonesia berlaku terhadap tiap-tiap orang yang di dalam wilayah Indonesia melakukan delik”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 188, "width": 226, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Asas kebangsaan, Bahwa undang-undang pidana suatu negara tetap dapat diberlakukan terhadap warga negaranya dimanapun mereka berada bahkan seandainya warga negara mereka berada di luar negeri. Asas ini diatur dalam Pasal 5 KUHP yakni “Ketentuan pidana dalam perundang- undangan Republik Indonesia berlaku bagi warga negara Indonesia yang melakukan tindak pidana diluar wlayah Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 340, "width": 226, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Asas Perlindungan, Bahwa undang-undang pidana suatu negara tidak bergantung pada tempat seorang pelaku telah melakukan tindak pidananya, melainkan pada kepentingan hukum yang telah menjadi sasaran tindak pidana tersebut dan negara yang kepentingan hukumnya menjadi sasaran tindak pidana itu berwenang menghukum pelaku tindak pidana tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 478, "width": 226, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Asas Persamaan, Bahwa setiap warga negara memiliki kewajiban untuk turut serta memelihara keamanan dan ketertiban dunia dengan negara lain.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 547, "width": 226, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian asas sebagaimana tersebut di atas, maka apabila dikaitkan dengan dengan permasalahan TPPU yang dilakukan oleh anggota TNI bilamana dianalisis berdasarkan prinsip pendekatan yurisdiksi dimaksud, dapat dilihat bahwa UU Peradilan Militer menganut asas personalitas sedangkan UU PP TPPU menganut seluruh prinsip yurisdiksi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 671, "width": 226, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan prinsip yurisdiksi teritorialitas, penanganan TPPU tidak memandang subjek hukum atau pelaku yang melakukan TPPU tersebut, baik sipil maupun militer selama perbuatan tersebut dilakukan di negara Indonesia maka UU PP TPPU harus diberlakukan terhadap siapapun karena TPPU merupakan kategori tindak pidana umum dan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 91, "width": 226, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tunduk pada kekuasaaan peradilan umum. Dengan demikian, siapapun yang menjadi pelaku TPPU harus tunduk pada kekuasaaan peradilan umum termasuk juga kewenangan penyidikannya juga dilakukan oleh penyidik dalam lingkungan peradilan umum.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 174, "width": 226, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat keseluruhan penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila terdapat anggota TNI yang melakukan tindak pidana umum (termasuk dalam hal ini adalah", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 229, "width": 226, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TPPU), maka kewenangan penyidikannya juga harus tunduk pada kewenangan penyidik dalam lingkungan peradilan umum. Hal senada disampaikan oleh Andi Hamzah yang mengatakan apabila akan dipisahkan tindak pidana militer dengan tindak pidana umum dalam rangka pengadilan yang akan berbeda, maka semestikanya ditentukan terlebih dahulu perbuatan mana yang termasuk tindak pidana umum. Mahfud MD mengatakan Peradilan Militer sebaiknya hanya mengadili tindak pidana yang berkaitan dengan tugas pertahanan dan kemiliteran, sedangkan untuk tindak pidana yang di luar bidang pertahanan dan kemiliteran dijadikan kompetensi absolut peradilan umum.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 450, "width": 226, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian sebelum UU Peradilan Militer baru diundangkan, maka harus ditentukan terlebih dahulu perbuatan mana yang termasuk tindak pidana militer dan dengan sendirinya yang tidak termasuk di dalam tindak pidana militer makan akan masuk ke dalam tindak pidana umum. Begitu pula dengan kewenangan penyidikan maupun peradilannya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 588, "width": 65, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 602, "width": 226, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian dalam pembahasan di atas, dengan melihat dari berbagai macam persepektif yang memuat diantaranya teori yang disampaikan oleh Hans Kelsen dan juga prinsip yurisdiksi, maka dapat disimpulkan bagwa TPPU yang dilakukan oleh anggota TNI seharusnya tidak tunduk pada lingkup peradilan militer, melainkan akan tunduk pada kewenangan penyidik dalam lingkungan peradilan umum.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 740, "width": 34, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 334, "top": 754, "width": 203, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian dalam pembahasan di atas, saran dari penulis:", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 39, "width": 247, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 39, "width": 193, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4. No. 4 November 2020 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 168, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 91, "width": 226, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pemerintah seyogyanya menjadikan RUU tentang Peradilan Militer yang baru menjadi prioritas untuk ditetapkan, yang mana didalamnya terdapat pengaturan mengenai tindak pidana umum yang dilakukan anggota TNI maka yang berlaku adalah ketentuan peradilan umum. Urgensi ini adalah demi memberikan jaminan kepastian hukum dalam penanganan tindak pidana umum yang dilakukan anggota TNI.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 243, "width": 226, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Dalam hal RUU tentang Peradilan Militer belum direvisi, maka urgensi judicial reviu terhadap Pasal 74 UU PP TPPU perlu dilakukan Pemerintah dengan adanya penambahan kewenangan penyidik dalam lingkup peradilan umum untuk dapat melakukan penyidikan dan peradilan terhadap anggota TNI yang melakukan TPPU.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 381, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 395, "width": 226, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aditya Wiguna Sanjaya, Kewenangan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 198, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang Oleh Anggota Tentara Nasional Indonesia , Tesis Magister Ilmu Hukum,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 169, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jember: Universitas Jember, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 464, "width": 226, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Araf, Reformasi Peradilan Militer di", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 168, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indoesia, Jakarta: Imparsia, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 492, "width": 226, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 198, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengatar Ilmu Hukum Indonesia,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 519, "width": 226, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Fence. M. Wantu, Peranan Hukum dalam Mewujudkan Kepastian Hukum Keadilan dan Kemanfaatan di Peradilan Perdata, Disertasi Program Doktor", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 30, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2011.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 616, "width": 226, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 198, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Pencucian Uang, Lembaran Negara Republik Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 197, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(LNRI) Tahun 2010 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara (TLN) Nomor 5164.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 726, "width": 226, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontras (1), Menerobos Jalan Buntu Kajian Terhadap Sistem Peradilan Militer di Indonesia, Jakarta: Penerbit Kontras, 2009.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 91, "width": 226, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardjono Reksodiputro, Hak Asasi Manusia", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 105, "width": 198, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Sistem Peradilan Pidana, Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan dan", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 133, "width": 101, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengabdian Hukum.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 147, "width": 226, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maria Farida, Ilmu Perundang-Undangan I , Yogyakarta: Kanisius, 2007. Munir Fuady, Teori-Teori Besar Dalam Hukum , Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 216, "width": 225, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parluhutan Sagala, Babarapa Catatan tentang Hukum Militer.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 243, "width": 226, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susno Duadji, Selayang Pandang Praktik Pencucian Uang dan Kejahatan Asa l, Bandung: Books Terrace & Library, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 298, "width": 226, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Titik Triwulan Tutik, Pengantar Hukum Tata Usaha Negara Indonesia , Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 326, "width": 162, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prestasi Pustaka Publisher, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 354, "width": 120, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perundang-Undangan", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 367, "width": 226, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, Lembaran Negara Republik Indonesia (LNRI) Tahun 2002 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara (TLN) Nomor 4191.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 450, "width": 226, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_____. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. LN. Nomor 108 Tahun 2003. TLN Nomor", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 519, "width": 226, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4324. _____. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Lembaran Negara Republik Indonesia (LNRI) Tahun 2010 Nomor 122, Tambahan Lembaran", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 616, "width": 139, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negara (TLN) Nomor 5164.", "type": "Text" } ]
e9872055-1d27-ce37-410e-18b95aa093fb
https://jurnal.polines.ac.id/index.php/rekayasa/article/download/3813/108186
[ { "left": 191, "top": 76, "width": 246, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 145, "width": 80, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan hormat,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 293, "width": 421, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewan redaksi Jurnal Rekayasa Mesin mengundang seluruh peneliti, akademisi dan praktisi untuk mempublikasikan artikel di Jurnal Rekayasa Mesin pada edisi mendatang.", "type": "Text" }, { "left": 448, "top": 371, "width": 73, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salam hormat,", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 429, "width": 118, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewan Redaksi Jurnal Rekayasa Mesin", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 782, "width": 363, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "App.1 Copyright © 202 2 , Jurnal Rekayasa Mesin, p-ISSN: 1411-6863, e-ISSN: 2540-7678", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 202, "width": 421, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehubungan dengan terbitnya Jurnal Rekayasa Mesin Vol. 17 No. 2 Agustus 2022, segenap dewan redaksi mengucapkan terima kasih kepada seluruh mitra bestari, pemakalah, ketua penyunting serta dewan penyunting yang telah memberikan sumbangsih terhadap artikel yang masuk ke dewan redaksi.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 74, "width": 477, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Judul Artikel Ditulis dengan Jenis Huruf Times New Roman, Justified Alignment, 12pt Bold", "type": "Title" }, { "left": 179, "top": 100, "width": 237, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis Pertama 1* , Penulis Kedua 2 dan Penulis Ketiga 1,2", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 111, "width": 109, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Departemen 1, Institusi 1, Alamat institusi 1", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 134, "width": 112, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Departemen 2, Institusi 2,", "type": "Table" }, { "left": 206, "top": 147, "width": 191, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alamat institusi 2 *E-mail: [email protected] ( corresponding author )", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 190, "width": 78, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak (10 bold)", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 212, "width": 474, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak diisi dengan urutan latar belakang, pernyataan masalah, state of the art atau gap analysis , tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian dan kesimpulan. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia. Jumlah kata maksimal 300 kata. Abstrak dapat langsung dibuat di dalam kolom ini.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 258, "width": 359, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: (maksimal 5 kata) (diurutkan sesuai abjad) (dipisahkan dengan semicolon ;)", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 291, "width": 101, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract (10 bold Italic)", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 314, "width": 473, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak diisi dengan urutan latar belakang, pernyataan masalah, state of the art atau gap analysis, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian dan kesimpulan. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris. Jumlah kata maksimal 300 kata. Abstrak dapat langsung dibuat di dalam kolom ini.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 360, "width": 355, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: (maksimal 5 kata) (diurutkan sesuai abjad) (dipisahkan dengan semicolon ;)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 390, "width": 71, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 406, "width": 485, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bab pendahuluan diisi dengan pernyataan singkat tentang latar belakang penelitian, pernyataan masalah, kajian pustaka yang relevan [sebagai referensi], state of the art atau gap analysis (alasan penelitian perlu dilakukan) dan tujuan penelitian. Bab ini dimulai pada baris terpisah setelah abstrak dan kata kunci.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 458, "width": 150, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.1 Format Umum Peulisan Artikel", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 475, "width": 471, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel ditulis pada ukuran halaman A4 dengan Top margin : 25 mm; Left margin : 20 mm; Bottom margin : 25 mm;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 493, "width": 484, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Right margin : 20 mm. Font Times New Roman dengan ukuran 12 pt untuk judul artikel dan 10 pt untuk selain judul artikel. Spasi 1,5, After 0, Before 0. Maksimal 7 halaman. Isi artikel disesuaikan dengan format IMRAD ( Introduction, materials and methods , Results , discussion + conclusion ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 562, "width": 120, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Material dan metodologi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 579, "width": 486, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bab ini berisi tentang data-data penting penelitian, peralatan yang digunakan dan lokasi penelitian. Metode penelitian yang digunakan dijelaskan secara singkat (dapat dibuat dalam bentuk diagram alir). Metode baru atau metode yang dimodifikasi tersebut harap dijelaskan secara rinci.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 631, "width": 138, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Format penulisan persamaan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 648, "width": 486, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap persamaan ditulis rata tengah kolom dan diberi nomor urutan persamaan yang ditulis dalam kurung dan ditempatkan pada akhir margin kanan. Persamaan harus ditulis menggunakan Equation Editor dalam Ms. Word. Berikut contoh format penulisan persamaan [1].", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 724, "width": 136, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 2 1 1 1 2", "type": "Picture" }, { "left": 196, "top": 732, "width": 39, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 2", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 718, "width": 479, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 1 2 2 P v gh P v gh ρ ρ ρ ρ + + = + + (1)", "type": "Table" }, { "left": 284, "top": 773, "width": 29, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "App.2", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 786, "width": 363, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 202 2 , Jurnal Rekayasa Mesin, p-ISSN: 1411-6863, e-ISSN: 2540-7678", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 114, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil dan pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 486, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penting dari penelitian harus dinyatakan dengan jelas dan diilustrasikan menggunakan tabel dan gambar. Pembahasan harus sesuai dengan interpretasi hasil, jelas secara rinci dan harus logis. Untuk format penulisan tabel dan gambar silakan lihat contoh berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 142, "width": 119, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Format penulisan Tabel", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 159, "width": 484, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Judul tabel ditulis dengan cetak tebal ( Tabel 1. …..), dan diletakkan di atas disisi kiri. Hanya border horizontal saja yang dimunculkan. Setiap menampilkan Tabel harus ada rujukan di bagian narasi misal “…lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 228, "width": 347, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Daftar tema artikel pada Jurnal Rekayasa Mesin Politeknik Negeri Semarang", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 246, "width": 263, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Tema 1. Perancangan 2. Material Teknik", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 298, "width": 127, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Termodinamika 4. Proses produksi 5. 6. Mekatronika Energi", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 385, "width": 128, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Format penulisan Gambar", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 402, "width": 484, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penampilan gambar tidak ada aturan baku namun intinya harus jelas dan terbaca, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Setiap menampilkan gambar harus ada rujukan di bagian narasi misal “…lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1”. Judul Gambar diletakan di tengah bawah gambar.", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 623, "width": 93, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Roda Gigi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 657, "width": 122, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Format penulisan Grafik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 674, "width": 484, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penampilan gambar grafik tidak ada aturan baku namun intinya harus jelas dan terbaca, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Setiap menampilkan gambar grafik harus ada rujukan di bagian narasi misal “…lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2”, Gambar grafik ditampilkan tanpa border.", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 773, "width": 29, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "App.3", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 786, "width": 363, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 202 2 , Jurnal Rekayasa Mesin, p-ISSN: 1411-6863, e-ISSN: 2540-7678", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 212, "width": 78, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Grafik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 230, "width": 66, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 247, "width": 482, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ringkasan hasil penelitian yang mendasar dan dapat menggambarkan hasil penelitian. Pada bagian ini sebaiknya tidak menduplikat isi abstrak.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 282, "width": 89, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan terima kasih", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 299, "width": 314, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan Terima Kasih serta informasi mengenai sumber pendanaan (jika ada).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 333, "width": 65, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 350, "width": 485, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan referensi dalam teks harus disajikan dalam urutan numerik dan harus ditulis dalam tanda kurung siku, seperti [1, 5] ( Vancouver style ). Referensi dapat diambil dari jurnal, buku, paten, buku teks, dan situs yang telah diterbitkan. Penyusunan daftar pustaka disarankan menggunakan aplikasi manajemen referensi seperti mendeley, zotero, End Note atau yang lain. Jumlah minimal referensi adalah 15 referensi . Format penulisan dapat dilihat sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 437, "width": 95, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pustaka berupa buku", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 453, "width": 481, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Fox, R.W., McDonald, A.T., Pritchard, P.J., Introduction to fluid mechanics. 6 th edition. United States: John Wiley & Sons; 2004. p 237.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 129, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pustaka berupa jurnal ilmiah", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 506, "width": 484, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Jamari, J., Eko, S., Anwar, I.B., Study of an additional layer of cement mantle hip joints for reducing cracks. Journal of Functional Biomaterials. 2019 September; 10(03): p. 40.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 540, "width": 150, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pustaka berupa prosiding seminar", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 557, "width": 482, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Putranto, A.W., Riza, R.R., Muchammad, Tauviqirrahman, M., Jamari, J., Bayuseno, A.P., CFD analysis of artificial slippage and surface texturing in lubricated sliding contact considering cavitation. Proceeding of International Conference on Engineering, Science and Nanotechnology (ICESNANO); 3-5 August 2016; Solo, Indonesia. AIP Publishing; 2017. 1788 (1). p 030068.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 627, "width": 163, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pustaka berupa skripsi/tesis/desertasi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 644, "width": 482, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] P, Manikandan. Antibacterial Efficacy of Moringa oleifera Leaf against Medically Important Clinical Pathogens. India: Annamalai University; 2018. P.235.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 678, "width": 96, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pustaka berupa paten", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 695, "width": 441, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Larkins, E.T., Thomas, B.S., Fetter, D.S., Cosmetics prosthetic hand. United States; US2561383A, 1947.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 713, "width": 156, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pustaka berupa artikel pada website", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 482, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Diabetes Australia. Diabetes globally. http://www.diabetesaustralia.com.au/en/Understanding-Diabetes/Diabetes- Globally/ . Canberra ACT: Diabetes Australia; 2012 (Diakses pada tanggal 5 Nov 2019).", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 78, "width": 363, "height": 722, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 5 10 15 20 25 30 35 40 FA 5% FA 10% FA 15% N ila i Ke ke ra sa n ( HR B) Atas Tengah Bawah Fraksi Massa App.4 Copyright © 202 2 , Jurnal Rekayasa Mesin, p-ISSN: 1411-6863, e-ISSN: 2540-7678", "type": "Picture" } ]
871471c6-e332-fa24-5708-f89c49a87ce8
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech/article/download/212/99
[ { "left": 80, "top": 28, "width": 438, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech)", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 41, "width": 263, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI: https://doi.org/10.32500/jematech.v1i1.212", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 801, "width": 13, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 485, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Islamic Governance Score, Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Kesehatan Finansial Bank Umum Syariah (Studi Empiris di BEI Periode 2013 Sampai 2016)", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 180, "width": 199, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuniar Laeli Nur Faizah 1) , Sri Hartiyah 2)", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 193, "width": 178, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) STIMIK Tunas Bangsa Banjarnegara", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 205, "width": 391, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Fakultas Ekonomi, Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 218, "width": 230, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) [email protected] , 2) [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 257, "width": 53, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 270, "width": 485, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio kecukupan modal, pengembalian aset, pembiayaan bermasalah, pendapatan operasional terhadap pendapatan operasional, rasio pembiayaan terhadap deposito, dana pihak ketiga, nisbah, dan jumlah kantor terhadap pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 320, "width": 484, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia yang terdaftar di BEI untuk periode Desember 2013 hingga 2016. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling, sehingga diperoleh 12 bank sebagai penelitian. sampel. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan bantuan statistik SPSS.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 384, "width": 484, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh BUS tidak mempengaruhi kesehatan keuangan BUS, leverage tidak berpengaruh negatif terhadap kesehatan keuangan BUS, ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap kesehatan keuangan BUS, ukuran dewan direksi memiliki tidak berpengaruh pada kesehatan keuangan BUS.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 422, "width": 484, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Kesehatan keuangan bank umum syariah, skor tata kelola syariah, leverage, ukuran perusahaan, dan ukuran dewan komisaris", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 460, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 484, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to analyze the effect of capital adequacy ratio, return on assets, non performing financing, operating expenses to operating revenues, financing to deposit ratio, third party fund, nisbah, and number of office to the market share of Islamic banking in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 485, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Population in this study are quarterly financial statements of Sharia Commercial Banks and Sharia Business Units in Indonesia registered in BEI for the period December 2013 to 2016. The sampling technique in this study was conducted by purposive sampling method, so that 12 banks were obtained as research samples. The analytical method used in this study is multiple linear regression with the help of SPSS statistics.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 485, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The influence of BUS does not affect the financial health of BUS, leverage does not negatively affect the financial health of BUS, the size of the company does not have a positive effect on the financial health of BUS, the size of the board of directors has no effect on the financial health of BUS.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 611, "width": 485, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Financial health of Islamic commercial banks, Islamic governance score, leverage, company size, and the size of the board of commissioners", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 28, "width": 438, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech)", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 41, "width": 263, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI: https://doi.org/10.32500/jematech.v1i1.212", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 801, "width": 13, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 109, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 120, "width": 485, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan muamalah telah banyak mengalami perkembangan, salah satunya adalah kegiatan perbankan syariah sebagai bank tanpa bunga (riba) yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits, dimana bunga (riba) diharamkan karena bermakna ziyadah atau tambahan (Wardatul, 2016). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dimulai dengan munculnya Bank Syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 Mei 1992. Perbankan syariah ada karena adanya keinginan umat muslim untuk kaffah yaitu menjalankan aktivitas perbankan sesuai dengan syariah yang diyakini, terutama sejak munculnya fatwa MUI yang mengatakan bahwa bunga bank itu haram. Selain itu juga adanya perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan norma ekonomi dalam Islam seperti larangan maisyir (judi dan spekulatif), gharar (unsur ketidakjelasan), dan keharusan memperhatikan kehalalan cara dan objek investasi. Dalam Bank Indonesia Outlook Perbankan Syariah tahun 2016, jumlah perbankan syariah per Juni 2016 tercatat sebanyak 13 Bank Umum Syariah (BUS), 21 Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) menjadi 166 BPRS. Hal ini membuktikan bahwa bank syariah mendapatkan tanggapan yang positif dari masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 517, "width": 471, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), serta Pembiayaan yang Diberikan (PYD) Bank Umum Syariah tahun 2014 sampai 2016", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 554, "width": 281, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Statistik Perbankan Syariah Indonesia (Data Diolah)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 580, "width": 488, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. menunjukkan pertumbuhan aset bank umum syariah dari tahun 2014 hingga 2016 terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat ini, tak khayal membuat regulasi mengenai perbankan syariah diperketat. Perbankan syariah dalam menjalankan aktivitasnya harus mengikuti aspek kesehatan bank terhadap prinsip dan syariat Islam. Pertumbuhan jumlah cabang dan asset, perkembangan bank umum syariah yang ditandai dengan peningkatan pembiayaan yang diberikan (PYD) Bank Umum Syariah tahun 2014 sampai 2016 selalu diupayakan untuk menjamian kesehatan finansial bank syariah. Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan Bank Indonesia (BI) selaku otoritas pengawasan bank. Tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar BI.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 706, "width": 485, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara teoritis penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah yang diatur dalam PBI No.9/1/PBI/2007 menyatakan bahwa, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif maupun kuantitatif atas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan menurut Hameed et.al (2004) terdiri dari tiga faktor yaitu indikator kepatuhan syariah ( Shariah Compliance ), indikator tata kelola perusahaan ( Corporate Governance ) dan indikator sosial ( social/environment ). Menurut Falikhatun (2012) faktor yang mempengaruhi kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 335, "width": 231, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 8,2 48 2 0 1 ,3 4 8 2 2 5 ,8 0 4 17 0,7 23 1 7 4 ,8 9 5 2 0 6 ,4 0 7 1 4 7 ,9 4 4 1 5 3 ,9 6 8 1 7 7 ,4 8 2 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6", "type": "Picture" }, { "left": 236, "top": 306, "width": 122, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DALAM MILIYAR", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 334, "width": 224, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aset Dana Pihak Ketiga Pembiayaan yang Diberikan", "type": "Picture" }, { "left": 80, "top": 28, "width": 438, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech)", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 41, "width": 263, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI: https://doi.org/10.32500/jematech.v1i1.212", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 801, "width": 13, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 484, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "finansial yaitu rasio investasi islam, rasio pendapatan islam, rasio pembiayaan bagi hasil dan rasio kesejahteraan direksi-karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 484, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islamic Governance Score (IGS) merupakan proksi dari karakteristik dewan pengawas syariah yang diukur dari keberadaan anggota DPS, jumlah DPS, cross membership , latar belakang pendidikan serta pengalaman/reputasi (Farook dan Lanis, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 171, "width": 484, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat leverage adalah untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain. Perusahaan yang mempunyai proporsi utang lebih banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang lebih besar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 209, "width": 485, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sulastini (2007), berpendapat bahwa ukuran perusahaan ( Size) merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan kemampuan perusahaan untuk melihat kesehatan finansial suatu perusahaan. Secara teoritis perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang berukuran lebih kecil (Rina, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 259, "width": 485, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan (Ribut, 2014) menyatakan bahwa individu yang bekerja sebagai anggota dewan komisaris merupakan hal penting dalam memonitor aktivitas manajemen secara efektif. Menurut Sembiring (2005), faktor ukuran dewan komisaris juga mempunyai pengaruh terhadap kesehatan bank syariah. Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendali intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak agar kesehatan perusahaan/bank syariah lebih terjamin.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 484, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan penelitian ini adalah pertumbuhan BUS cukup tinggi maka tingkat kesehatan Bank Syariah di Indonesia harus tinggi pula, sehingga dapat dirumuskan pertanyaan penelitian : Apakah Islamic Governance Score , leverage , ukuran perusahaan dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah di Indonesia periode 2014 sampai 2016?", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 310, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Perbankan Syariah", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 411, "width": 485, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UU No. 21 Tahun 2008, menjelaskan bahwa Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melakukan kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas BUS dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan penetapan fatwa di bidang syariah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 487, "width": 487, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasal 1 ayat 13 UU No. 10 tahun 1998 menjelaskan Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 576, "width": 198, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesehatan Finansial Bank Umum Syariah", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 588, "width": 485, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bank wajib melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah dalam rangka menjaga atau meningkatkan tingkat kesehatan bank (BI 2007). Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan Bank Indonesia selaku otoritas pengawas bank. Standar Bank Indonesia yang mengatur penilaian kesehatan bank umum syariah adalah Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia tersebut, Bank Indonesia selanjutnya perlu mengevaluasi Surat Edaran No. 9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007 yang ditujukan kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah di Indonesia perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 715, "width": 485, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesehatan bank syariah dari sisi finansial yaitu rasio investasi islam, berupa rasio rentabilitas return on asset (ROA), digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka makin besar tingkat keuntungan bank maka semakin baik pula posisi kesehatan finansial bank.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 28, "width": 438, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech)", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 41, "width": 263, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI: https://doi.org/10.32500/jematech.v1i1.212", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 801, "width": 13, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 108, "width": 426, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Matriks kriteria penetapan peringkat komponen rentabilitas (ROA) Peringkat Keterangan Kriteria 1 Sangat sehat Perolehan laba sangat tinggi (rasio ROA diatas 2%) 2 Sehat Perolehan laba tinggi (ROA berkisar antara 1,26% - 2%) 3 Cukup sehat Perolehan laba cukup tinggi (ROA berkisar 0,51% - 1,25%) 4 Kurang Sehat Perolehan laba rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROA mengarah negatif, rasio berkisar 0% sampai 0,5%) 5 Tidak sehat Bank mengalami kerugian yang besar (ROA negatif, rasio dibawah 0%)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 173, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 262, "width": 485, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Profitabilitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan untuk melihat kesehatan finansial suatu perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga akan semakin tinggi kesehatan finansial suatu bank. Tingkat Kesehatan BUS dilihat dari sisi rentabilitas bank yang merupakan salah satu faktor untuk menilai kinerja sebuah bank. Dalam hal ini komponen ROA, rata-rata rasio ROA bank syariah sebesar 1,81%. Nilai sebesar itu kalau dilihat sesuai dengan standard BI berada pada peringkat 2. Artinya, kemampuan bank syariah dalam menghasilkan pendapatan dari jasa berbasis fee tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 123, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islamic Governance Score", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 375, "width": 485, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islamic Governance Score (IGS) merupakan proksi dari karakteristik dewan pengawas syariah yang diukur dari keberadaan anggota DPS, jumlah DPS, cross membership , latar belakang pendidikan serta pengalaman/reputasi (Farook dan Lanis, 2005). Menurut Abdullah, W.A, Percy, M & Stewart, J (2011). Adanya dewan pengawas syariah ini merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan tata kelola perusahaan pada institusi Islam. Dewan pengawas syariah harus terdiri dari ulama yang mengerti akan hukum Islam. Namun dalam prakteknya terkadang juga didukung oleh ahli perbankan Islam yang juga mengerti akan hukum Islam karena kedua hal tersebut berhubungan dalam institusi finansial Islam. Fungsi utama dewan ini adalah untuk mengarahkan, meninjau dan mengawasi kegiatan bank syariah. Dengan kata lain, mereka harus memastikan bahwa bank syariah telah sesuai dengan hukum Islam seperti yang diharapkan oleh masyarakat (Farook dan Lanis, 2005; Abdullah et.al, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 502, "width": 485, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti dewan direksi, fungsi dan tugas Dewan Pengawas Syariah dapat dibagi di antara anggota, sehingga memungkinkan anggota-anggota tertentu untuk fokus pada pelaporan perusahaan. Dewan Pengawas Syariah dalam jumlah yang cukup banyak dengan beragam perspektif dan pengalaman dapat mengakibatkan review pada pelaporan perusahaan yang lebih baik terutama dalam hal tata kelola perusahaan dan pelaporan sosial perusahaan. Dewan pengawas syariah yang menjabat pada beberapa institusi finansial Islam dapat meningkatkan pengungkapan informasi karena dapat melakukan perbadingan pada beberapa pelaporan perusahaan sehingga dapat mengetahui pelaporan manakah yang terbaik (Abdullah et.al, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 591, "width": 485, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islamic Governance Score merupakan gambaran dari dewan pengawas syariah. Dewan pengawas syariah bertugas mengarahkan, meninjau dan mengawasi kegiatan bank syariah serta harus memastikan bahwa bank syariah telah berjalan sesuai dengan hukum Islam. Semakin kompeten seorang dewan pengawas syariah pada perusahaan akan menentukan pada meningkatnya kesehatan perusahaan. Penelitian Falikhatun (2012) adalah penambahan proksi pada variabel Islamic corporate governance yaitu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan pengawas syariah dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan direksi/direktur. Dalam penelitian Uswatun Hasanah, 2015 menemukan bahwa pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan pengawas syariah berpengaruh positif signifikan terhadap kesehatan finansial BUS di Indonesia. Lembaga keuangan dengan Islamic Governance Score (ukuran dewan pengawas syariah) yang tinggi akan memiliki beragam perspektif dan pengalaman yang mengakibatkan review pada pelaporan perusahaan yang lebih baik terutama dalam hal tata kelola perusahaan, sehingga dapat disusun hipotesis sebagai berikut, H1 : Islamic Governance score berpengaruh positif terhadap kesehatan finansial BUS", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 28, "width": 438, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech)", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 41, "width": 263, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI: https://doi.org/10.32500/jematech.v1i1.212", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 801, "width": 13, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 44, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Leverage", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 120, "width": 485, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran semua hutang, baik hutang jangka panjang maupun jangka pendek, atau kenaikan bila mengalami likuidasi. Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditnya. Semakin tinggi tingkat leverage maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi beberapa biaya (Sartono, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 196, "width": 485, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Leverage menurut Weston dan Brigham (1990), didefinisikan suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas berbeban tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan. Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Leverage mempunyai pengaruh yang buruk bagi perusahaan. Jika tingkat leverage tinggi maka manajer akan meningkatkan jumlah laba dan akan menurunkan beberapa biaya demi mewujudkan kesehatan bank. Lembaga keuangan dengan leverage yang tinggi maka akan menurunkan tingkat pengungkapan Kesehatan Finansial BUS , karena perusahaan dengan leverage tinggi cenderung kurang mampu membiayai Kesehatan Finansial BUS. Sehingga dapat disusun hipotesis sebagai berikut, H2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap kesehatan finansial BUS", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 98, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran Perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 335, "width": 485, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu perusahaan. Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007), besarnya ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, total penjualan dan kapitalisasi pasar. Perusahaan yang memiliki total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Dari ketiga pengukuran, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan total penjualan dalam pengukuran ukuran perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin tinggi pula tuntutan terhadap keterbukaan informasi dibandingkan dengan ukuran perusahaan yang lebih kecil. Dengan mengungkapkan informasi lebih banyak, perusahaan mencoba mengisyaratkan bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen perusahaan dengan baik ( Good Corporate Governance ). Meningkatnya pengungkapan informasi akan mengurangi asimetri informasi. Biaya agensi timbul karena kepentingan yang bertentangan dari pemegang saham, manajer dan pemilik hutang (Martson, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 485, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran perusahaan yang besar dapat menunjukkan kesehatan perusahaan dan mengalami perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai kesehatan perusahaan akan meningkat. Lembaga keuangan dengan ukuran perusahaan yang besar maka akan semakin memacu perusahaan tersebut untuk makin meningkatkan meningkatkan citra kesehatan perusahaan kepada masyarakat. Sehingga dapat disusun hipotesis sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 379, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kesehatan finansial BUS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 563, "width": 126, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran Dewan Komisaris", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 576, "width": 485, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak (Fama dan Jensen, 1983). Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG (KNKG, 2006). Ukuran Dewan Komisaris yang dimaksud disini adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Menurut Collier dan Gregory (1999) semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, semakin mudah untuk mengendalikan manajer dan semakin efektif dalam memonitor aktivitas manajemen. Dewan komisaris mewakili mekanisme internal utama untuk mengontrol perilaku oportunistik manajemen sehingga dapat membantu menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan manajer.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 689, "width": 487, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewan Komisaris adalah dewan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada dewan direksi. Ukuran Dewan Komisaris dihitung dengan menggunakan total jumlah anggota dewan komisaris di perusahaan. Mekanisme (pengendalian) internal dalam perusahaan antara lain struktur kepemilikan dan pengendalian yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dalam hal ini komposisi dewan. Ukuran Dewan Komisaris adalah jumlah dewan komisaris dalam perusahaan Sembiring (2005). Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Dengan semakin terawasinya manajemen maka akan semakin mudah untuk", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 28, "width": 438, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech)", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 41, "width": 263, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI: https://doi.org/10.32500/jematech.v1i1.212", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 801, "width": 13, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 436, "width": 200, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data primer yang diolah, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 485, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif, sehingga tingkat kesehatan bank akan semakin meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 485, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lembaga keuangan dengan ukuran dewan komisaris yang banyak maka pengungkapan tanggung jawab sosial ikut meningkat, karena dengan banyaknya dewan komisaris menunjukkan pengawasan terhadap manajerial semakin bagus dan ketat yang akan memajukan perusahaan dan akan meningkatkan pertanggung jawaban social. Sehingga dapat disusun hipotesis sebagai berikut, H5 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kesehatan finansial BUS", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 325, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian sebelumnya, dibuat model penelitian sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 411, "width": 136, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Model Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 151, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 487, "width": 485, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan seluruh perusahaan perbankan umum syariah yang ada di Indonesia dari tahun 2013 sampai 2016. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 485, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kriteria data laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Bank syariah yang mempublikasikan periode tahun 2016, yang dapat diakses melalui website masing-masing perbankan. Memiliki data yang lengkap terkait dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Serta memakai satuan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 588, "width": 113, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis dan Sumber Data", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 601, "width": 485, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah ada, sudah dikumpulkan, dan telah diolah pihak lain. Data tersebut diperoleh dari lembaga atau instansi melalui pengutipan data atau melalui studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan Bank Syariah yang diperoleh dari website masing masing perbankan syariah yang bersangkutan periode 2013 sampai 2016.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 677, "width": 224, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 689, "width": 484, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel dependen (Y) dan variabel independen (X).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 715, "width": 138, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesehatan Finansial BUS (Y)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 727, "width": 485, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bank wajib melaksanakan kegiatan usha berdasarkan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah dalam rangka menjaga atau meningkatkan tingkat kesehatan bank (BI, 2007). Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan Bank Indonesia selaku otoritas pengawas bank. Standar Bank Indonesia yang mengatur penilaian kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 224, "width": 364, "height": 172, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islamic Governance Score (X1) Leverage (X2) Ukuran Dewan Komisaris (X4) Ukuran Perusahaan (X3) Kesehatan BUS (Y) H2 (-) H3 (+) H4 (+) H1 (+)", "type": "Picture" }, { "left": 80, "top": 28, "width": 438, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech)", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 41, "width": 263, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI: https://doi.org/10.32500/jematech.v1i1.212", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 801, "width": 13, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 488, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bank umum syariah adalah Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia tersebut, Bank Indonesia selanjutnya perlu mengevaluasi Surat Edaran No. 9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007 yang ditujukan kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah di Indonesia perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, terdapat enam faktor yang menjadi cakupan penilaian diantaranya adalah Pemodalan ( capital ), Kualitas Aset ( Asset Quality ), Rentabilitas, Likuiditas (Liquidity), Resiko Pasar, dan Manajemen. Dalam penelitian ini adalah Kesehatan Finansial Bank Umum Syariah yang diukur dengan indikator yaitu yang diproksikan dengan rasio (ROA). Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba, semakin besar tingkat keuntungan/laba, semakin baik pula manajemen dalam mengelola perusahaan (Sutrisno, 2003). Dalam penelitian ini, profitabilitas dihitung menggunakan Return On Asset (ROA) :", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 245, "width": 249, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (ROA) = Laba Bersih Setelah Pajak", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 260, "width": 48, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Total Aset", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 272, "width": 99, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Independen", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 285, "width": 485, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islamic Governance Score (X1) Islamic Governance Score (IGS) merupakan proksi dari karakteristik dewan pengawas syariah yang diukur dari keberadaan anggota DPS, jumlah DPS, cross membership, latar belakang pendidikan serta pengalaman/reputasi (Farook & Lanis, 2005). Komposisi Dewan Pengawas Syariah yangdiukur dari keberadaan DPS, jumlah DPS, cross membership , latar belakang pendidikan, pengalaman/reputasi. Dalam penelitian ini, jika memenuhi syarat komposisi diatas maka diberi nilai 1 jika tidak 0.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 361, "width": 474, "height": 87, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah DPS sama dengan atau lebih dari tiga maka diberi nilai1, jika tidak maka 0 Cross Membership menjabat pada lebih dari satu institusi keuanganIslam diberi nilai 1, jika tidak 0 Latar Belakang Pendidikan Mempunyai pendidikan S2, S3 dan lainnya maka diberi nilai 1jika tidak maka 0 Pengalaman / Reputasi pengalaman di lembaga atau institusi lain maka diberi nilai 1 jika tidak maka 0", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 464, "width": 68, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Leverage (X2)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 477, "width": 485, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap (Riyanto, 1996). Dalam penelitian ini, leverage dihitung menggunakan Debt Equity Ratio (DER) :", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 513, "width": 205, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (DER) = Total Liabilitas 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 542, "width": 119, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran Perusahaan (X3)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 555, "width": 485, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu perusahaan. Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007), besarnya ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, total penjualan dan kapitalisasi pasar. Perusahaan yang memiliki total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Dari ketiga pengukuran, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan total penjualan dalam pengukuran ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan didasarkan pada total asset perusahaan, atau dengan formulasi: Ukuran Perusahaan = log (Nilai Total Aset)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 643, "width": 149, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran Dewan Komisaris (X4)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 656, "width": 484, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewan Komisaris adalah dewan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada dewan direksi yang dihitung dengan menggunakan total jumlah anggota dewan komisaris di perusahaan(Committee,2011) atau dengan formulasi:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 694, "width": 315, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran Dewan Komisaris = ∑ Anggota Dewan Komisaris Perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 719, "width": 119, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Analisis Data Persamaan Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 744, "width": 484, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan menggunkan model regresi linear berganda ( Multiple Regression ). Persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1- β2X2 + β3X3 + β4X4 + e", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 28, "width": 438, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech)", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 41, "width": 263, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI: https://doi.org/10.32500/jematech.v1i1.212", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 801, "width": 13, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 59, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 204, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y : Kesehatan Finansial Bank Syariah α", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 166, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": konstanta X1 : Islamic Governance Score", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 167, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X2 : Leverage X3 : Ukuran Perusahaan X4 : Ukuran Dewan Komisaris", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 10, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 196, "width": 64, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": standar error", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 221, "width": 485, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika koefisien regresi (β1,β3,β4) signifikan dan positif, berarti bahwa Islamic Governance Score , ukuran perusahaan, dan ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh positif terhadap kesehatan Bank Syariah. Jika koefisien regresi (β2) signifikan negatif, berarti bahwa leverage memiliki pengaruh negatif terhadap Kesehatan Finansial Bank Syariah. Jika tingkat signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak, sebaliknya jika tingkat signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (Imam Ghozali, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 283, "width": 133, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien Determinasi ( R 2 )", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 297, "width": 485, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien determinasi menurut Imam Ghozali (2011), Secara statistik ketepatan dari fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari nilai koefisien determinasi (R 2 ). Pengujian koefisien determinasi ini dilakukan untuk mengetahui besar keterikatan atau keeratan variabel dependen (kesehatan finansial bank) dengan variabel independennya ( Islamic Governance Score, leverage, ukuran perusahaan dan ukuran dewan komisaris). Dalam persamaan regresi yang menggunakan lebih dari satu variabel independen, maka nilai R 2 ( coefficient of determination ) yang baik untuk digunakan dalam menjelaskan persamaan regresi adalah koefisien determinasi yang disesuaikan karena telah memperhitungkan jumlah variabel dalam satu model regresi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 411, "width": 237, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Objek Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 436, "width": 485, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh islamic governance score, leverage, ukuran perusahaan, dan ukuran dewan komisaris terhadap kesehatan bank syariah. Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari website masing-masing bank umum syariah. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang terdaftar di BEI tahun 2013 sampai tahun 2016. Tabel 4.1. berikut ini adalah hasil pemilihan sampel sesuai dengan kriteria pemilihan sampel yang diperlukan:", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 500, "width": 156, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Pemilihan Sampel", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 526, "width": 421, "height": 147, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan Jumlah Perusahaan BUS yang teraftar di BEI tahun 2013 sampai tahun 2016 13 Bank syariah yang mempublikasikan laporan tahunan secara konsisten periode tahun 2013 sampai periode tahun 2016, yang dapat diakses melalui website masing-masing perbankan 12 Memiliki data yang lengkap terkait dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian 12 Memakai satuan mata uang rupiah pada laporan keuangannya 12 Jumlah sampel perusahaan, dengan 4 tahun penelitian 12 Total sampel 48", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 691, "width": 313, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji t) dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 485, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh variabel-variabel penelitian yaitu islamic governance score, leverage, ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris dan kesehatan BUS maka perlu dilakukan analisis statistik. Berdasarkan output analisis regresi linier berganda dengan software SPSS Statistics diperoleh hasil seperti pada tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 28, "width": 438, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech)", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 41, "width": 263, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI: https://doi.org/10.32500/jematech.v1i1.212", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 801, "width": 12, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 106, "width": 395, "height": 141, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 . Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,297 ,128 2,323 ,025 X1 ,001 ,011 ,023 ,136 ,893 X2 ,003 ,002 ,173 1,103 ,276 X3 -,024 ,011 -,426 -2,103 ,041 X4 ,004 ,006 ,125 ,583 ,563 a. Dependent Variable: Y", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 250, "width": 125, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : data diolah, 2018", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 306, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0,297 + 0,01IGS + 0,003LEV – 0,246UP + 0,004UDK + 0,2860 Mengacu pada tabel 4.2, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 301, "width": 485, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Konstanta sebesar 0,297 (bernilai positif) menunjukkan bahwa ketika variabel independen ( islamic governance score , leverage, ukuran perusahaan, dan ukuran dewan komisaris) dalam keadaan konstan (X=0), maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini cenderung memiliki tingkat kesehatan finansial BUS dengan skor yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 351, "width": 485, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Nilai koefisien regresi dari variabel islamic governance score sebesar 0,01 dengan nilai signifikan sebesar 0,893. Nilai ini lebih besar dari nilai signifikan 5% (0,05). Dengan demikian, maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa islamic governance score berpengaruh positif terhadap tingkat kesehatan finansial BUS, ditolak. Artinya skor Islamic governance score yang meningkat akan menurunkan tingkat kesehatan finansial BUS atau sebaliknya. Dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 427, "width": 463, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini membuktikan bahwa tugas dan tanggung jawab dewan pengawas syariah yang masih berfokus pada kegiatan operasional seperti persetujuan akan produk baru, memastikan suatu akad telah sesuai dengan prinsip syariah, serta review atas laporan keuangan BUS.Dengan demikian semakin bertambah skor dari DPS maka akan semakin jauhnya perhatian dewan pengawas syariah terhadap kesehatan finansial BUS dikarenakan fokus tanggung jawab DPS lebih mengutamakan pada kegiatan operasional perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 503, "width": 485, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Nilai koefisien regresi dari variabel leverage sebesar 0,03 dengan nilai signifikan sebesar 0,276. Nilai ini lebih kecil dari nilai signifikan 5% (0,05). Maka hipotesis kedua leverage berpengaruh negatif terhadap tingkat kesehatan finansial BUS, ditolak. Artinya tingkat leverage yang tinggi tidak akan mempengaruhi tingkat kesehatan finansial BUS atau sebaliknya. Dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 566, "width": 463, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat leverage maka tingkat kesehatan finansial BUS belum tentu menurun, jadi walaupun suatu perusahaan memiliki tingkat utang yang tinggi tidak berarti menunjukkan performa perusahaan kurang baik sehingga dalam keadaan seperti ini perusahan dinilai masih sehat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 485, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Nilai koefisien regresi dari variabel ukuran perusahaan memiliki sebesar -0,24 dengan nilai signifikan sebesar 0,41. Nilai 0,41 ini lebih kecil dari nilai signifikan 5% (0,05). Dengan demikian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat kesehatan finansial BUS ditolak. Artinya semakin kecil atau besar ukuran perusahaan tidak akan mempengaruhi kesehatan finansial BUS ataupun sebaliknya. Dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 680, "width": 463, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini membuktikan bahwa bank umum syariah yang lebih besar belum tentu memiliki tingkat kesehatan finansial yang lebih baik, karena Bank umum syariah yang lebih besar sudah pasti memiliki pembiayaan, fasilitas, dan sumber daya manusia yang lebih banyak dibandingkan dengan BUS yang lebih kecil sehingga BUS tersebut akan lebih komplek mengalami masalah dengan kesehatan finansialnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 743, "width": 484, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Nilai koefisien regresi dari variabel ukuran dewan komisaris memiliki sebesar-0,04 dengan nilai signifikan sebesar 0,563. Nilai ini lebih besar dari nilai signifikan 5% (0,05). Dengan demikian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kesehatan", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 28, "width": 438, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech)", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 41, "width": 263, "height": 49, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI: https://doi.org/10.32500/jematech.v1i1.212", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 801, "width": 13, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 108, "width": 463, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "finansial BUS, ditolak. Artinya peningkatan ataupun penurunan ukuran dewan komisaris tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan finansial BUS . Dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Penelitian ini membuktikan bahwa sedikit atau banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan tidak mempengaruhi tingkat kesehatan finansial BUS karena tingkat kesehatan finansial BUS merupakan penilaian dari Perbankan Umum Pemerintah bukan dari dewan komisaris dan dewan komisaris.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 196, "width": 76, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 209, "width": 62, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 221, "width": 485, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pengenai pengaruh islamic governance score, leverage, ukuran perusahaan, dan ukuran dewan komisaris terhadap kesehatan bank maka dapat disimpulkan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 259, "width": 431, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Islamic governance score tidak berpengaruh terhadap kesehatan finansial BUS (H1 ditolak).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 272, "width": 392, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Leverage tidak berpengaruh negatif terhadap kesehatan finansial BUS (H2 ditolak).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 285, "width": 439, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap kesehatan finansial BUS (H3 ditolak).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 297, "width": 431, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kesehatan finansial BUS (H4 ditolak).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 69, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterbatasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 435, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan diantaranya adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 348, "width": 484, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria masih relatif sedikit, hal ini dikarenakan masih sedikitnya jumlah bank umum syariah dan sampel yang digunakan dalam periode 2013 sampai dengan 2016.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 373, "width": 484, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Dari variabel independen yang diteliti, tidak ada variabel yang mempengaruhi kesehatan BUS. Masih banyak variabel lain kemungkinan mempunyai pengaruh lebih besar yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 411, "width": 485, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Dalam penelitian ini variabel dependen yaitu kesehatan bank yang diukur dengan ROA, dalam hal ini persepsi dari masing-masing peneliti berbeda-beda tentu akan menemukan hasil yang berbeda dari masing-masing peneliti.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 31, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 485, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitin serta hal-hal yang terkait dengan keterbatasan penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran Untuk perbaikan penelitian selanjutnya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 512, "width": 484, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Perlunya memperluas objek penelitian, tidak hanya terbatas pada bank umum syariah yang terdaftar di BEI saja.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 281, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Periode penelitian yang masih sedikit yaitu hanya 4 tahun.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 550, "width": 377, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Perlunya menambah beberapa variabel yang lebih dominan dalam penelitian ini.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 576, "width": 89, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agenda Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 588, "width": 484, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas objek penelitian, tidak hanya terbatas pada bank umum syariah yang terdaftar di BEI saja.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 614, "width": 484, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Penelitian lebih lanjut dapat mengambil sampel seluruh perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia atau bahkan dapat mencapai ranah internasional.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 639, "width": 484, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Penelitian selanjutnya agar menambah sampel periode tahun annual report agar kesehatan bank dari tahun ke tahun dapat diperbandingkan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 664, "width": 484, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Menambah variabel penelitian yang mempengaruhi kesehatan finansial selain islamic governance score , leverage , ukuran perusahaan, dan ukuran dewan komisaris seperti umur perusahaan, manajemen laba dan variabel lain yang memungkinkan sehingga hasil yang diperoleh nantinya akan semakin baik.", "type": "List item" }, { "left": 247, "top": 715, "width": 104, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 727, "width": 484, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdullah, W.A, Percy, M & Stewart, J. 2011. Corporate Social Responsibility in Islamic Banks : A study of Shari’ah Supervisory Board Disclosure and Zakat Disclosure in Malaysia and Indonesia Islamic Banks . Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4th ed.). Yogyakarta: BPFE.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 28, "width": 438, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech)", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 41, "width": 263, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI: https://doi.org/10.32500/jematech.v1i1.212", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 801, "width": 13, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 484, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ardi Murdoko Sudarmadji dan Lana Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan . Procceding PESAT, Vol 2. Coller, P., dan A, Gregory. 1999. Audit Committee Activity and Agency Costs . Journal of Accounting and Public Policy, Vol 18 (4-5), pp. 311-332.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 171, "width": 484, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fama, Eugene F and Jensen, M.C. 1983. Agency Problems and Residual Claims . Journal of Law & Economics, Vol. XXVI. Fama, E., and K. R. French, 2002, “Testing Tradeoff and Pecking Order Predictions about Dividends and Debt,” Review of Financial Studies 15, 1-33. Farook, S. Z., &Lanis, R. 2005. Banking on Islam? Determinants of CSR Disclosure. International Conference on Islamic Economics and Finance.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 247, "width": 484, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gompers, P., Ishii, J. and Metrick, A. 2001. Corporate governance and stock prices . NBER working paper 8449.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 272, "width": 484, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haniffa, R. 2002. Social Reporting Disclosure : An Islamic Prespective. Indonesian Management and Accounting Research , 128-146.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 295, "width": 484, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Howton, S.D., Howton, S.W., dan Perfect, S.B. 1998. “The Market Reaction to Straight Debt Issues: The Effects of Free Cash Flow”. The Journal of Financial Research. Vol. XXI. No.2. PP. 219-228. Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS . Badan Penerbit UNDIP. Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 348, "width": 485, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iwan Setiawan, Haris Faulid Asnawi, dan Hafie zSofyani. 2016. Apakah Ukuran, Profitabilitas, dan Praktik Manajemen Laba Memengaruhi Tingkat Pelaksanaan dan Pelaporan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia? .Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 3(2), 2016, pp 65-76. Jama„an, J. A. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan (Studi Pada Perusahaan Publik di BEJ) . Disertasi Doktoral, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 484, "height": 101, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marston, C. And A. Polei. 2004. “Corporate Reporting on The Internet by German Companies,” International Journal of Accounting Information Systems. pp. 285-311. Rafiqoh. 2015. Pengaruh Islamic Governance, Leverage, dan ProfitabilitasTerhadap Islamic Social Reporting Index Pada Bank Umum Syariah di Indonesia . Jurnal Universitas Sriwijaya. RiyantoYatim. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan :Suatu Tinjauan Dasar . Surabaya : SIC. Uswatun Hasanah, 2015. Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah dan Islamic Corporate Governance Terhadap Kesehatan Finansial Pada Bank Umum Syariah, Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 525, "width": 485, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Investment Funds . The 6th International Confrence on Islamic Economic and Finance. Sembiring, E Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di BEJ). Proceedings Simposium Nasional Akuntansi VIII: hal 379-395.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 576, "width": 484, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sri Sulastini. 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social Disclosure Perusahaan Manufaktur yang Telah Go Public . Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 601, "width": 485, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suad Husnan. 1996, Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang) . Edisi Keempat, Buku Pertama, Yogyakarta: BPFE UGM. Suharli dan Oktorina. 2005. Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi Pada Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta , Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi 8, Solo.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 664, "width": 485, "height": 111, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sujoko dan Soebiantoro, U., 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan . Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9, 47. Rina Trisnawati. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Ukuran Dewan Komisaris Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Industri Perbankan Di Indonesia . Seminar Nasional dan Call for Paper. FEB-UMS, 25 Juni 2014. Untung, Hendrik Budi. 2009. Corporate Social Responsibility . Sinar Grafika. Jakarta. Wahjuni L. Sri, Hafiez Sofyani, Ihyaul Ulum, Daniel Syam. 2012. Islamic Social Reporting Index Sebagai Model Pengukuran Kinerja Sosial Perbankan Syariah (Studi Komparasi Indonesia Dan Malaysia). Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 4, No. 1, Maret 2012, pp. 36-46", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 28, "width": 438, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech)", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 41, "width": 263, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI: https://doi.org/10.32500/jematech.v1i1.212", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 801, "width": 13, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 484, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1997. Manajemen Keuangan . Jilid 1 dialih bahasakan oleh JakaWasana dan Kibrandoko, Binarupa Aksara. Jakarta Wolk et. al. 2000. Accounting Theory : A Conceptual Institusional Approach . Fifth Edition. South-Western College Publishing.", "type": "Text" } ]
cfc04f0e-0d51-6154-5564-00c646d0cf59
https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/7812/5637
[ { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 254, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research Volume 4 Nomor 1 Tahun 2024 Page 3768-3780 E-ISSN 2807-4238 and P-ISSN 2807-4246", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 101, "width": 282, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://j-innovative.org/index.php/Innovative", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 146, "width": 426, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Program Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Guna Membentuk Ketahanan Keluarga di Kelurahan Rungkut Kidul Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 217, "width": 230, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aurora Andi Tribuana 1 ✉ , Indira Arundinasari 2", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 242, "width": 324, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 282, "width": 228, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected] 1 ✉", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 326, "width": 36, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 345, "width": 479, "height": 338, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maraknya permasalahan yang terjadi di lingkup keluarga seperti terjadinya kasus kekerasan pada anak dan perempuan menjadi hal yang perlu di perhatikan karena keluarga merupakan tahap awal bagi manusia untuk menciptakan karakter yang baik guna membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) merupakan salah satu program yang terfokuskan untuk menciptakan dan mempertahankan keluarga yang harmonis. Tujuan utama dari adanya program ini adalah untuk pencegahan terhadap kasus kekerasan yang terjadi pada anak dan perempuan, akan tetapi PUSPAGA juga memberikan layanan bagi warga yang hendak berkonsultasi atau konseling terhadap kasus yang sedang dialami di lingkup keluarga. Kelurahan Rungkut Kidul merupakan salah satu penyedia layanan PUSPAGA yang tersebar di seluruh Balai RW. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan program PUSPAGA di Kelurahan Rungkut Kidul. Penelitian ini menggunakan teori implementasi program menurut David C. Korten. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah menggunakan metode kualitatif dengan sumber data yang diperoleh melalui proses wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa implementasi program pada Kelurahan Rungkut Kidul dapat dikatakan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan dapat membantu masyarakat menyelesaikan kasus yang terjadi pada lingkup keluarga. Selain itu juga dapat menambah wawasan orang tua terhadap pola asuh dan membentuk ketahanan keluarga melalui program-program yang tersedia pada PUSPAGA.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 687, "width": 396, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Implementasi program, Kebijakan, Pelayanan Publik, Ketahanan Keluarga", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 39, "width": 39, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 58, "width": 480, "height": 280, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The rise of problems that occur in the family sphere, such as cases of violence against children and women, is something that needs to be paid attention to because the family is the initial stage for humans to create good character in order to form quality human resources. The Family Learning Center (PUSPAGA) is a program that focuses on creating and maintaining harmonious families. The main aim of this program is to prevent cases of violence that occur against children and women, however PUSPAGA also provides services for residents who wish to consult or counsel on cases that are being experienced within the family sphere. Rungkut Kidul Village is one of the PUSPAGA service providers spread across all RW Halls. The aim of this research is to find out how the PUSPAGA program is implemented in Rungkut Kidul Village. This research uses program implementation theory according to David C. Korten. The method used in this research is qualitative methods with data sources obtained through interviews, observation and documentation. The results of this research explain that the implementation of the program in Rungkut Kidul Village can be said to have had a positive impact on the community and can help the community resolve cases that occur within the family sphere. Apart from that, it can also increase parents' insight into parenting patterns and build family resilience through the programs available at PUSPAGA.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 343, "width": 380, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Implementation of programs, policies, public services, family resilience", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 382, "width": 84, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 403, "width": 470, "height": 347, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mempertahankan agar suatu negara tetap utuh, dibutuhkan fondasi yang kuat terutama dari sumber daya manusianya. Menurut UU. No. 52 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 ayat 6 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangungan Keluarga disebutkan bahwa “keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dengan anak (duda), atau ibu dengan anaknya (janda)”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “keluarga memiliki arti ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah” ( Keluarga, n.d.). Keluarga menjadi pilar masyarakat atau bangsa sebagai kunci utama dalam membangun karakter (Khafidhoh, 2021). Orang tua yang memiliki peran penting dalam membentuk individu yang berkualitas. Bagi orang tua sudah menjadi tugasnya untuk memberikan dukungan emosional, cinta dan perhatian yang cukup bagi anak karena hal tersebut akan menciptakan rasa aman dan akan membantu anak merasa nyaman dan mampu mengembangkan hubungan yang sehat. Selain itu peran orangtua juga sebagai kontrol pada anak seperti mendisiplinkan dan mendidik anak agar anak paham akan batasan-batasan sebagai anak yang berbakti. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua memegang aspek penting untuk membentuk sebuah individu yang berkualitas yang nantinya akan membentuk suatu ketahanan keluarga. Akan tetapi tidak semua orang tua paham akan hal tersebut, banyak orang tua yang cenderung", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 469, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengabaikan anak atau terlalu kontrol pada anak yang mana hal tersebut akan memberikan dampak yang buruk bagi anak terutama secara mental.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 80, "width": 470, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ketahanan keluarga ( family strength atau faily resilience) merupakan kondisi kecukupan dan kesinambungan akses terhadap pendapatan dan sumber daya untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar antara lain: pangan, air bersih, pelayanan kesehatan, kesempatan pendidikan, perumahan, waktu untuk berpartisipasi di masyarakat, dan integrasi sosial.” (Frankenberber, 1998) dalam (Prayitno et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 184, "width": 470, "height": 264, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat hal tersebut, pemerintah melakukan upaya untuk mengatasi situasi di mana orang tua melakukan beberapa kesalahan saat mendidik anak. Selain mengeluarkan kebijakan terkait perlindungan anak, pemerintah juga memberikan layanan sosial, pendidikan dan kesadaran melalui kampanye dan sosialisasi, serta sistem pendidikan dan pelatihan untuk orang tua. Sama halnya dengan pemerintah di kota Surabaya untuk mengupayakan memberikan wawasan kepada orang tua dalam mendidik anak. Berdasarkan data yang diperoleh dari (Mutia Annur, 2023) jumlah penduduk di kota Surabaya dapat diproyeksikan sebanyak 2.887.220 jiwa. Guna mengendalikan padatnya jumlah penduduk di surabaya dalam menjaga dan meningkatkan sumber daya manusia pada pengetahuan terhadap pola asuh. Salah satu program dari pemerintah yaitu pada program Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) yang berada di bawah naungan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 454, "width": 470, "height": 306, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) yang di resmikan oleh Wali Kota Surabaya ibu Tri Rismaharini pada tanggal 09 Januari 2017 yang secara umum di bentuk dengan tujuan untuk memberikan ruang khusus bagi warga yang ingin menyelesaikan masalah keluarga (Ahadiana, 2021). PUSPAGA sendiri adalah unit layanan Preventif Promotif yaitu untuk meningkatkan dan memberikan pembekalan kepada orang tua atau wali yang bertanggungjawab dalam mendidik, mengasuh, serta melindungi anak agar kebutuhan anak pada kasih sayang, kelekatan antara orang tua dan anak, keselamatan, dan kesejahteraan anak dapat terpenuhi. Akan tetapi program PUSPAGA pada saat pertama kali di resmikan masih berada di satu titik yang berlokasi di lantai II Eks Gedung Siola. Untuk lebih mempermudah jangkauan masyarakat, PUSPAGA di sebar di seluruh kelurahan di Surabaya. Salah satu Kelurahan yang terdapat program PUSPAGA ada pada Kelurahan Rungkut Kidul. Program PUSPAGA telah tersebar diseluruh RW di Kelurahan Rungkut Kidul, akan tetapi hanya 3 titik PUSPAGA yang terdapat Fasilitator PUSPAGA. 3 titik tersebut ada pada RW 02, RW 04, dan RW 05. Bagi warga yang hendak melakukan konsultasi/konseling dapat datang ke Balai RW tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 470, "height": 326, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui program PUSPAGA di Kelurahan Rungkut Kidul memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Prosedur yang tidak ribet, serta lokasi pengaduan yang menjadi lebih dekat serta program-program PUSPAGA seperti kelas parenting, konsultasi/konseling, sosialisasi edukasi kepada orang tua dan anak yang memberikan manfaat bagi warga dalam meningkatkan ketahanan keluarga. Dengan memahami tantangan dan perubahan yang mempengaruhi dalam ketahanan sebuah keluarga, artikel ini bertujuan untuk menggali lebih dalam terkait penerapan program PUSPAGA di Kelurahan Rungkut Kidul. Dengan berpedoman pada teori David C. Korten terkait implementasi program yang memuat 3 unsur penting di dalamnya yaitu kesesuaian antara program dengan pemanfaat, kesesuaian program antara program dengan organisasi pelaksana, serta kesesuaian antara kelompok pemanfaat dengan organisasi pelaksana (Benu et al., 2023). Kegiatan ini mencangkup pelaksanaan workshop, seminar, dan program edukatif yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan orang tua dalam menghadapi kasus yang mempengaruhi ketahanan keluarga seperti kekerasan yang terjadi pada keluarga. Artikel ini mencerminkan relevansi pentingnya penelitian ini dalam konteks membentuk ketahanan keluarga melalui program PUSPAGA.", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 392, "width": 111, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 412, "width": 470, "height": 348, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Rungkut Kidul yang menjadi salah satu kelurahan yang menerima program PUSPAGA. Sasaran penelitian ini adalah seluruh warga di kelurahan Rungkut Kidul terutama bagi warga yang mengalami permasalahan pada keluarganya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif yang menggambarkan implementasi Fasilitas Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Guna Membentuk Ketahanan Keluarga di Kelurahan Rungkut Kidul Surabaya yang dilakukan secara mendalam dan komprehensif. Penelitian kualitatif sendiri merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat alamiah dalam menafsirkan suatu fenomena dengan peneliti sebagai kunci (Abdussamad, 2021). Data yang diperoleh dari penelitian ini bersumber pada buku, artikel, jurnal, observasi, dan catatan-catatan dari pihak terkait lainnya (Fatonah et al., 2021). Ketua Rw, Staff Bagian Pelayanan di Balai RW, Kader Surabaya Hebat (KSH), Mahasiswa Magang Bagian Fasilitator Puspaga serta warga Kelurahan Rungkut Kidul yang mana informan tersebut diperoleh melalui pusposive sampling. Penelitian ini menggunakan teori implementasi program dari David C. Korten mengenai implementasi program yang memuat variabel berikut; 1) Kesesuaian program serta manfaatnya pada kelompok sasaran, 2) Kesesuaian program dengan implementor, 3) Kesesuaian program antara kelompok sasaran dan implementor. Sedangkan untuk teknik analisis yang digunakan", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 469, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada penelitian ini adalah model interaktif dari Miles & Huberman (2019) yang mana metode analisis data dilakukan melalui pengumpulan, kondensasi, penyajian dan pada akhirnya ditarik kesimpulan dari analisis data tersebut yang kemudian dilakukan verivikasi kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 143, "width": 138, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 163, "width": 469, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk memahami informasi dan permasalahan yang terkait dengan topik penelitian, hasil penelitian ini dilakukan berdasarkan asumsi, pandangan, pendapat dan pemahaman para informan yang bersangkutan terhadap fokus penelitian. Berdasarkan teori dari David C. Korten yang memuat beberapa indikator untuk mengetahui keberhasilan suatu program yaitu;", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 267, "width": 244, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesesuaian antara Program dengan Pemanfaat", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 288, "width": 469, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan teori dari David C. Korten yang menjelaskan terkait implementasi program atau biasa di kenal dengan kesesuaian suatu program. Berikut merupakan uraian antara model implementasi program oleh David C. Korten dengan penerapan program Puspaga di Kelurahan Rungkut Kidul:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 371, "width": 263, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Adanya Kejelasan Program dengan Masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 392, "width": 448, "height": 368, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program PUSPAGA yang tersebar di tiap kelurahan dapat dikatakan program baru yang melibatkan seluruh unsur masyarakat. Dalam proses penerapan program Puspaga ini disampaikan melalui sosialisasi baik dari DP3APPKB maupun Fasilitator PUSPAGA yang nantinya di tempatkan di Kelurahan Rungkut Kidul. Kejelasan Program PUSPAGA yang telah disebar luaskan melalui website resmi, media sosial, serta brosur atau pamphlet dari DP3APPKB. Berdasarkan hasil wawancara dari Kader Surabaya Hebat (KSH) dan Ketua Bunda Paud RW 2 menjelaskan bahwa telah mengikuti zoom sosialisasi terkait program Puspaga yang di tempatkan di Kelurahan Rungkut Kidul sebelum program PUSPAGA di terjunkan ke lapangan. Selain itu sejak tanggal 14 Agustus 2023 Fasilitator PUSPAGA juga telah diberikan pembekalan dari DP3APPKB terkait bagaimana kejelasan program PUSPAGA dan tahapan apa saja yang akan dilakukan ketika adanya pengaduan serta penanganan apa yang dilakukan ketika mendapat klien saat sudah terjun ke lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader di RW 2 menjelaskan bahwa di awal sosialisasi masih belum memahami kejelasan dari program PUSPAGA karena beberapa kader menganggap bahwa apabila kasus kekerasan di tangani oleh fasilitator PUSPAGA yang di tempatkan hanya seorang mahasiswa magang dirasa kurang efektif, nyatanya Fasilitator PUSPAGA yang di tempatkan tersebut hanya melakukan pelayaan awal seperti penanganan awal, pendataan awal, dan perantara", "type": "List item" }, { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 39, "width": 448, "height": 326, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "apabila klien membutuhkan penanganan atau tindak lanjut dari orang yang lebih paham akan masalah yang dialami klien seperti psikiater atau psikolog. Setelah Fasilitator PUSPAGA terjun ke lapangan pada tanggal 1 September 2023 dan mulai melakukan koordinasi dan sosialisasi terkait kejelasan program PUSPAGA dengan pengurus kelurahan seperti ketua RW serta Kader Kelurahan Rungkut Kidul, beliau mulai memahami dengan program PUSPAGA. Ketika seluruh pengurus kelurahan paham akan program PUSPAGA, sebagai Fasilitator Puspaga harus melakukan sosialisasi kepada warga. Sosialisasi dapat dilakukan ketika ada kegiatan di lingkungan Kelurahan, seperti ketika ada kegiatan Posyandu, Senam Ibu Hamil, Pengumpulan Bank Sampah, dsb. Selain itu kegiatan sosialisasi juga dilakukan door to door bersama dengan kegiatan Grebek Ibu Hamil, Grebek TBC, Survey rumah warga setelah pindah rumah, serta kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau biasa disebut dengan Jumantik. Di setiap Balai RW juga terdapat brosur tentang PUSPAGA yang disediakan oleh DP3APPKB dan juga brosur dari para Fasilitator PUSPAGA yang juga membuat brosur seputar Program PUSPAGA. Hal tersebut bertujuan agar apabila ada warga yang datang ke Balai RW bisa melihat brosur tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 371, "width": 448, "height": 264, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Kelurahan Rungkut Kidul sendiri sudah tersebar di seluruh RW di Kelurahan Rungkut Kidul. Akan tetapi sementara masih mendapat 3 titik lokasi yang terdapat Fasilitator PUSPAGA yaitu di RW 2, RW 4, dan RW 5 yang nantinya akan menerima dan membantu pelayanan PUSPAGA. Kejelasan program PUSPAGA telah efektif dan efisien menurut penuturan dari ketua RW 2 serta Kader-Kader dari Kelurahan Rungkut Kidul di RW 2. Meskipun sudah dilaksanakannya kegiatan sosialisasi kepada warga, beberapa warga yang datang ke balai RW belum sepenuhnya memahami terkait prosedurnya. Hal tersebut dijelaskan berdasarkan wawancara dengan Fasilitator Puspaga di RW 5 yang menjelaskan bahwa warga percaya secara personal tidak sebagai Fasilitator Puspaga. Jadi warga yang datang langsung menjelaskan masalah yang dialami, akan tetapi setelah menanyakan nama dan alamat klien enggan untuk menjawabnya. Dengan adanya kejadian tersebut penting untuk memaksimalkan kegiatan sosialisasi agar meningkatkan kepercayaan masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 641, "width": 286, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Kesesuaian Program dengan Kebutuhan Masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 662, "width": 448, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyediaan layanan PUSPAGA yang di sebar di seluruh RW di Kelurahan Rungkut Kidul merupakan salah satu alternatif untuk mencegah, mengatasi, dan menyelesaikan kasus yang terjadi di masyarakat yaitu kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sebelum adanya PUSPAGA kasus kekerasan tersebut biasa di tangani oleh tim SATGAS PPA, akan tetapi di Kelurahan Rungkut Kidul di rasa kurang efektif karena tim SATGAS", "type": "List item" }, { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 39, "width": 448, "height": 160, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PPA tidak ada kegiatan penyuluhan atau sosialisasi pencegahan pada kasus kekerasan. Selain itu berdasarkan penjelasan dari anggota KSH yang juga anggota tim SATGAS PPA menjelaskan bahwa tim SATGAS PPA hanya terletak di Kelurahan sehingga apabila warga hendak berkonsultasi sedikit kesusahan karena beberapa alasan seperti letak yang jauh, warga tidak mengetahui siapa saja anggota tim SATGAS PPA, serta tidak tersedianya ruang untuk berkonsultasi. Adanya program PUSPAGA sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh warga sebagai upaya meningkatkan ketahanan keluarga yang terhindar dari kasus kekerasan dan masalah keluarga lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 226, "width": 332, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesesuaian program antara masyarakat dengan implementornya", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 246, "width": 466, "height": 514, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Kemampuan Fasilitator PUSPAGA dalam melaksanakan program pelayanan PUSPAGA Dalam era dinamis dan terus berkembang, kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan publik memegang peranan penting dalam membangun citra positif suatu instansi. Seiring dengan tuntutan masyarakat yang semakin tinggi, keterampilan dan dedikasi pegawai menjadi kunci utama dalam menjamin pelayanan yang efisien, transparan, dan responsif. Oleh karena itu, mari kita eksplorasi lebih lanjut mengenai kemampuan pegawai dalam menjawab kebutuhan masyarakat melalui pelayanan publik yang berkualitas. Pada pelayanan PUSPAGA sendiri pemahaman dari Fasilitator PUSPAGA sangat di butuhkan karena ketika ada warga yang hendak melapor, fasilitator menjadi tujuan pertama yang di temui oleh warga. Selain itu pemahaman Fasilitator Puspaga terkait pelayanan program PUSPAGA juga berguna untuk meminimalisir kesalahan pada prosedur pelayanan PUSPAGA. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan unsur yang bersangkutan dengan pelayanan PUSPAGA menjelaskan bahwa kemampuan pelayan PUSPAGA yang di tempatkan di Kelurahan Rungkut Kidul cukup baik dan memahami terkait prosedur pelayanan PUSPAGA yang di butuhkan oleh masyarakat. Fasilitator PUSPAGA dalam melayani masyarakat ketika ada pengaduan telah sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, kemampuan Fasilitator PUSPAGA sudah cukup sesuai denga napa yang diharapkan masyarakat seperti dapat memberikan infomasi yang efektif, informatif, cepat, dan cermat. Meskipun demikian kualitas dari kemampuan Fasilitator PUSPAGA tidak menjadi berkurang dan tetap maksimal terhadap pelayanan yang diberikan pada program PUSPAGA tersebut. Hal tersebut dikarenakan adanya pembekalan yang diberikan dari DP3APPKB sebelum dan pada saat kegiatan pelayanan program PUSPAGA tersebut berlangsung, selain itu ketika ada permasalahan yang di bingungkan oleh Fasilitator PUSPAGA dapat di tanyakan ke", "type": "List item" }, { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 39, "width": 448, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mentor yang telah ditetapkan dari DP3APPKB untuk mendampingi selama kegiatan pelayanan program PUSPAGA tersebut berlangsung. Maka dari itu tidak diragukan lagi kemampuan Fasilitator PUSPAGA dalam melayani masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya melalui program PUSPAGA sesuai dengan yang di harapkan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 163, "width": 329, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesesuaian program antara kelompok sasaran dan implementor", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 184, "width": 234, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Kejelasan Kriteria yang Harus Dilengkapi.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 205, "width": 448, "height": 389, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, pelaksanaan program pelayanan menjadi pondasi utama. Dengan memahami persyaratan dan prosedur yang terlibat, kita dapat memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dalam pelaksanaan program pelayanan berjalan efisien dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Lalu bagaimana pelaksanaan pelayanan melibatkan serangkaian persyaratan dan prosedur yang mendukung terwujudnya layanan publik yang optimal. Pada pelaksanaan pelayanan program PUSPAGA di Kelurahan Rungkut Kidul yang membedakan ada pada waktu penyelesaian serta cepat dan tanggapnya ketika ada klien yang datang untuk melakukan pengaduan terkait kasus yang dialami. Tersedia 3 sarana bagi warga yang dapat membantu warga dalam mengatasi masalahnya, yaitu E-Health, SIAP PPAK, serta Hotline PUSPAGA. Penanganan kasus tersebut dapat segera di tangani dalam waktu kerja yaitu pukul 08.00-17.00. Klien yang datang untuk melakukan pengaduan tentu akan di identifikasi terlebih dahulu oleh Fasilitator PUSPAGA yang di tempatkan di lokasi tersebut. Apabila kasus daripada klien tersebut mengalamai kekerasan pada perempuan atau anak tentunya akan di tangani oleh pihak yang lebih paham seperti psikiater atau psikolog. Dalam hal ini akan memakan banyak waktu lantaran dalam proses terapi oleh psikiater akan membutuhkan beberapa kali pertemuan. Maka dari itu waktu penyelesaian kasus tersebut juga bergantung pada permasalahan yang dihadapi oleh klien.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 599, "width": 448, "height": 161, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila warga masih enggan untuk datang ke Balai RW Dimana Fasilitator PUSPAGA ditetapkan untuk membantu pelayanan warga terkait kasus yang sering dialami oleh keluarga, warga Surabaya dapat mengakses SIAP PPAK melalui website ppa-dp3appkb.surabaya.go.id. Pada website tersebut warga dapat memilih sendiri jadwal pertemuan dengan psikiater atau konsultasi online dengan siapa yang warga inginkan. Selain itu, pelayanan tersebut tidak di pungut biaya sepeser pun. Apabila warga hendak mendaftar pada website SIAP PPAK tersebut persyaratan yang dibutuhkan hanya KTP dan Kartu Keluarga jadi tidak perlu surat pengantar dari RT/RW", "type": "List item" }, { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 39, "width": 448, "height": 202, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ataupun Kelurahan. Pada program pelayanan PUSPAGA juga membantu warga dalam pendaftaran awal bagi warga yang mengikuti kelas catin melalui website e- health.surabaya.go.id dan mendampingi warga hingga sertifikat catin di dapatkan. Seluruh warga Surabaya apabila hendak menikah di wajibkan untuk mendaftar pada kelas catin melalui website tersebut. Pada proses pendaftaran kelas catin juga dapat diakses oleh warga secara mandiri akan tetapi bagi warga yang mengalami kebingungan dapat datang ke Balai RW untuk di damping. Persyaratan yang dibutuhkan untuk mendaftar kelas catin hanya KTP dan Kartu Keluarga. Pada proses pelaksanaan pelayanan program PUSPAGA sudah sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan serta persyaratan yang dibutuhkan tidak berbelit-belit dan cukup ringkas.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 246, "width": 331, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Keunggulan Pelayanan PUSPAGA di Kelurahan Rungkut Kidul", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 267, "width": 448, "height": 244, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengalami pelayanan publik yang beragam, baik dari segi positif maupun negatif. Pelayanan publik yang baik dapat menciptakan kepuasan dan kepercayaan masyarakat, sementara pelayanan yang kurang memadai dapat menimbulkan frustrasi dan ketidakpuasan. Pelaksanaan program pelayanan program PUSPAGA di Kelurahan Rungkut Kidul memiliki tugas utama yaitu memberikan pelayanan yang baik kepada warga. Dalam proses pelaksanaannya pelayanan program PUSPAGA juga perlu memperhatikan kualitas dari pelayanan tersebut. Kualitas pelayanan dapat dilihat dari beberapa jenis dimensi, yaitu dimensi bukti langsung (tangibles), kehandalan (reability), daya tanggap responsiveness, kepastian dan jaminan pelayanan (assurance), dan kepedulian (emphaty). Begitu juga dengan kualitas pelayanan dari program PUSPAGA yang dapat di tinjau dari lima elemen tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 516, "width": 354, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Kualitas Pelayanan Program PUSPAGA Bukti Langsung (Tangibles)", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 536, "width": 427, "height": 224, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menilik dari dimensi tangibles maka kualitas dari pelayanan pada program PUSPAGA di Kelurahan Rungkut Kidul dapat dikatakan sudah terdapat unsur yang terpenuhi namun belum bisa dikatakan optimal. Unsur apa saja yang harus diperhatikan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai bukti langsung yang pertama ada pada penampilan petugas. Pada unsur ini dapat dilihat pada saat Fasilitator PUSPAGA menyampaikan materi sosialisasi edukasi baik dari cara penyampaian informasi serta penampilan dari Fasilitator PUSPAGA tersebut. Unsur yang perlu diperhatikan dalam melakukan pelayanan publik yaitu pada kualitas pelayan dari Fasilitator PUSPAGA serta kenyamanan tempat pelayanan. Ketiga fenomena yang ada pada lapangan yang berkaitan dengan dimensi Tangibles menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi edukasi kepada warga berjalan", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 39, "width": 427, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan lancar namun belum optimal lantaran masih ada beberapa masyarakat yang ragu bahkan enggan ketika Fasilitator PUSPAGA meminta data pribadi kepada klien.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 101, "width": 359, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Kualitas Pelayanan Program PUSPAGA Pada Kehandalan (Reability)", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 122, "width": 427, "height": 243, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas pelayanan publik tidak terlepas dari kehandalan petugasnya, yang menjadi tulang punggung dalam menjalankan tugasnya. Keberhasilan suatu layanan seringkali bergantung pada kemampuan, profesionalisme, dan dedikasi petugas pelayanan publik. Sebagai ujung tombak dalam interaksi langsung dengan masyarakat, kehandalan petugas menjadi faktor kritis yang menentukan pengalaman positif dan kualitas pelayanan secara keseluruhan. Pada dimensi ini membahas tentang bagaimana keandalan standart operasional prosedur pelayanan program PUSPAGA dan keandalan Fasilitator PUSPAGA saat melakukan pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan hasil observasi, maka penilaian pada dimensi ini dapat dikatakan cukup baik lantaran Fasilitator PUSPAGA yang dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi klien sesuai dengan apa yang diharapkan oleh klien dan atas persetujuan dari klien.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 371, "width": 445, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Kualitas Pelayanan Program PUSPAGA Dari Daya Tanggap Petugas (Responsiveness)", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 412, "width": 427, "height": 202, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas pelayanan publik yang memuaskan sering kali tergantung pada tingkat daya tanggap petugas, yang mampu dengan cepat dan efektif merespon kebutuhan serta pertanyaan masyarakat. Kemampuan petugas dalam memberikan respons yang sigap menciptakan pengalaman layanan yang positif dan membangun hubungan yang saling percaya antara instansi pelayanan dan masyarakat. Dalam hal tersebut dapat dilihat pada saat Fasilitator PUSPAGA mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh klien serta pelayanan apa yang akan diberikan kepada klien untuk menyelesaikan masalah klien tersebut. Berdasarkan hasil penelitian SOP dalam pelayanan program PUSPAGA ini cukup ringkas dan tidak berbelit-belit.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 620, "width": 445, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Kualitas Pelayanan Program PUSPAGA Pada Tingkat Kepastian atau Jaminan Pelayanan (Assurance)", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 662, "width": 427, "height": 98, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas pelayanan publik tercermin dalam tingkat kepastian atau jaminan pelayanan yang diberikan, di mana masyarakat dapat memiliki keyakinan akan ketersediaan, ketepatan, dan keandalan layanan yang disediakan oleh instansi tersebut. Jaminan pelayanan yang jelas menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap proses dan hasil yang diharapkan, membentuk dasar untuk hubungan", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 39, "width": 427, "height": 119, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang stabil antara pihak penyedia layanan dan pengguna layanan. Pada dimensi ini dapat dilihat pada saat terjadinya kendala ketika mengikuti kelas catin seperti sertifikat catin tidak keluar. Ketika masalah tersebut dilaporan, masalah tersebut segera di tangani dalam waktu 1x24 jam. Berdasarkan pengamatan dilapangan, maka pelayanan PUSPAGA di Kelurahan Rungkut Kidul telah berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 163, "width": 445, "height": 181, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Kualitas Pelayanan Program PUSPAGA Pada Dimensi Kepedulian (Emphaty) Pada dimensi ini, pelayanan PUSPAGA telah menerapkan sistem pelayanan satu pintu sehingga mempermudah masyarakat ketika hendak melakukan konseling/konsultasi. Hal tersebut dibuktikan ketika warga hanya cukup datang ke Balai RW untuk melakukan pengaduan dan masalah yang dihadapi warga akan segera di tangani. Prosedur pelayana program PUSPAGA juga telah sesuai dengan peraturan yang di tetapkan, sehingga tidak ada prosedur yang terlewatkan. Selain itu SOP yang berlaku juga tidak berbelit sehingga pelayanan PUSPAGA dapat dikatakan cukup baik.", "type": "List item" }, { "left": 280, "top": 371, "width": 56, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 392, "width": 470, "height": 368, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam membentuk ketahanan keluarga perlu dukungan tidak hanya dari keluarga inti, tetapi juga dari lingkungan masyarakat. Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) yang sekarang tersebar di seluruh Kelurahan di Surabaya merupakan program pemerintah yang diharapkan dapat mempertahankan dan membentuk ketahanan keluarga. Kelurahan Rungkut Kidul menjadi salah satu Kelurahan yang memiliki fasilitator PUSPAGA pada 3 RW nya, yaitu di RW 2, RW 4, dan RW 5. Berdasarkan hasil penelitian terkait implementasi program PUSPAGA menurut teori dari David C. Korten di Kelurahan Rungkut Kidul menjelaskan bahwa kesesuaian antara program dengan pemanfaat yang mana pada indikator ini adanya kejelasan program dengan masyarakat dapat dilihat pada proses penyebarluasan tentang program PUSPAGA. Kegiatan sosialisasi edukasi baik secara langsung oleh fasilitator PUSPAGA atau melalui platform online serta melalui media cetak seperti brosur atau pamphlet merupakan bentuk penyebarluasan yang dilakukan agar masyarakat paham tentang program PUSPAGA tersebut. Program PUSPAGA juga dapat dikatakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang mana pada program ini menjadi alternatif untuk mencegah, mengatasi, dan menyelesaikan kasus kekerasan pada anak dan perempuan. Pada indikator kesesuaian program antara masyarakat dengan implementornya dapat dilihat pada kemampuan fasilitator dalam melaksanakan tugasnya yang mana fasilitator PUSPAGA dapat mengidentifikasi dan membantu menyelesaikan", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 470, "height": 326, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masalah yang dihadapi klien sesuai dengan apa yang diharapkan dan atas persetujuan dari klien tersebut. Meskipun terdapat beberapa klien yang percaya kepada fasilitator PUSPAGA secara personal tidak sebagai Fasilitator, hal tersebut dibuktikan ketika klien menolak pada saat diminta untuk mengisi formulir sebagai prosedur pelayanan. Indikator yang terakhir yaitu kesesuaian program antara kelompok sasaran dan implementor yang dapat dilihat pada kejelasan kriteria yang harus dilengkapi. Berkas yang perlu di siapkan hanya KTP dan Kartu Keluarga, selain itu terdapat 3 sarana yang dapat membantu warga sesuai dengan kebutuhan warga yaitu melalui e-health, SIAP PPAK, serta Hotline PUSPAGA. Keunggulan pelayanan PUSPAGA di Kelurahan Rungkut Kidul dapat dilihat pada 5 dimensi yaitu bukti langsung (Tangibles), kehandalan (Reability), daya tanggap (Responsiveness), kepastian atau jaminan (Assurance), serta kepedulian (Emphaty). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Rungkut Kidul dapat dikatakan cukup baik dan memberikan dampak yang positif kepada warga karena mampu membantu menyelesaikan masalah yang terjadi pada lingkup keluarga serta memberikan wawasan terhadap orang tua terkait pola asuh untuk membentuk dam mempertahankan keluarga sehingga tetap harmonis melalui program-program yang tersedia pada PUSPAGA.", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 392, "width": 93, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 412, "width": 469, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahadiana, A. (2021). Efektivitas program parenting di pusat pembelajaran keluarga", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 432, "width": 470, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(puspaga) kota tangerang selatan. In Repository.Uinjkt.Ac.Id. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/57801%0Ahttps://repository. uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/57801/1/AMIRA AHADIANA-FDK-IR.pdf Ardyansyah, D. (2010). Kebijakan Publik sebagai Kebijakan Publik. Jurnal MEDTEK, 2(3), 78– 91.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 536, "width": 470, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan, P., & Nasional, P. (2019). Jurnal Ilmiah Administrasi Publik ( JIAP ) Implementasi Program Pelayanan One Day Service dalam Meningkatkan Kualitas. 5(3), 328–336.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 578, "width": 469, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bella Syahputri, F. (2022). Peran Puspaga Dalam Pencegahan Kekerasan Pada Anak. JKKP", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 599, "width": 377, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan), 9(02),", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 599, "width": 442, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "177–187. https://doi.org/10.21009/jkkp.092.05", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 640, "width": 470, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Benu, A., Febrihapsari, M., Studi, P., & Publik, A. (2023). Implementasi Pelayanan Malam Di Wilayah Kecamatan Bulak Kota Surabaya. 1(3).", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 682, "width": 364, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, D. S. K. (2019). Buku Ajar Kebijakan Publik. UM Jakarta Press, 268.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 703, "width": 470, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatonah, K., Alfian, A., & Lestari, S. (2021). Implementasi Program Kampus Mengajar Di Sekolah Dasar Swasta Nurani Jakarta. Js (Jurnal Sekolah), 5(4), 194. https://doi.org/10.24114/js.v5i4.31326", "type": "List item" }, { "left": 168, "top": 790, "width": 258, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Aurora Andi Tribuana, Indira Arundinasari", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 38, "width": 470, "height": 78, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga. (n.d.). Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.web.id/keluarga Khafidhoh, I. (2021). Pemberdayaan Keluarga Dalam Peningkatan Ketahanan Keluarga Melalui Structural Family Counseling. Community Development : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 5(1), 21. https://doi.org/10.21043/cdjpmi.v5i1.9554", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 121, "width": 470, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mutia Annur, C. (2023). 10 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbanyak di Dunia Pertengahan 2023.", "type": "List item" }, { "left": 490, "top": 143, "width": 54, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Databoks.", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 163, "width": 441, "height": 57, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/07/28/10-negara-dengan-jumlah- penduduk-terbanyak-di-dunia-pertengahan-2023#:~:text=Adapun menurut data Worldometers%2C jumlah,yaitu 277%2C7 juta jiwa", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 226, "width": 469, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prayitno, I. H., Sofwan, E., & Ibrohim, I. (2021). Konsep Ketahanan Keluarga Yang Ideal Untuk Menciptakan Keluarga Yang Tangguh Dan Sejahtera Di Kota Tangerang Selatan. Garda-Jurnal", "type": "List item" }, { "left": 201, "top": 266, "width": 344, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 70–85.", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 288, "width": 335, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/grd/article/view/12828", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 309, "width": 469, "height": 77, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uyun, M. (2020). Ketahanan Keluarga dan Dampak Psikologis dimasa Pandemi Global, Disampaikan dalam rangka Webinar Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Webinar Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1–5.", "type": "List item" } ]
ca1b107f-46e8-3169-eaab-c20acd458668
https://jurnal.fkip.unismuh.ac.id/index.php/eltm/article/download/207/301
[ { "left": 85, "top": 57, "width": 187, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "English Language Teaching Methodology", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 160, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3. No. 1, April 2023, pp. 59-68 ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 435, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59 | E L T M Journal homepage: https://ojs.fkip.unismuh.ac.id/index.php/eltm", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 109, "width": 440, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AN ANALYSIS OF TEACHERS’ QUESTIONING STRATEGIES TO ATTRACT STUDENTS’ ACTIVENESS AND CURIOSITY IN THE CLASSROOM INTERACTION", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 155, "width": 326, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Rahman 1 , Nurdevi Bte Abdul 2 , Andi Bulkis Maghfirah Mannong 3", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 179, "width": 328, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "123 Universitas Muhammadiyah Makassar, Jl. Sultan Alauddin No. 259, Makassar 90221, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 202, "width": 285, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO ABSTRACT", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 223, "width": 63, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 238, "width": 95, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: July 22, 2022", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 252, "width": 111, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revised: August 9, 2022 Accepted: August 28, 2022 Published: April 15,2023", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 309, "width": 48, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 324, "width": 94, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Questioning Strategies,", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 339, "width": 86, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students’ Activeness, Students’ Curiosity.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 368, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Classroom Interaction.", "type": "Table" }, { "left": 228, "top": 224, "width": 289, "height": 263, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this study were to find out (1) what types of questioning strategies the English teachers used to attract students' activeness and curiosity in the classroom interaction and (2) what are students’ responses on teachers’ questioning strategies at SMP Muhammadiyah Limbung.The results of this research was English teachers of SMP Muhammadiyah Limbung used questioning strategies. They used probing questioning strategy and factual questioning strategy. They used some of classification probing questioning strategy, they were prompting probing question, clarifying question and switching probing question. The teachers used probing questioning strategy, especially for using prompting probing question is to make students more excited to answer the question with some clues from their teacher. And then, using clarifying probing question is to make students remember the material that their teacher had been given them before and next, using switching probing question is to give the chance for the other students to answered the question when their friend answered the question, so they can discuss about their answer and make it conclusion to find the right answer. And also they used factual questioning strategy to require the students to recall specific information students have learned. It can conclude that used questioning strategies was very helpful for the teachers to make their students more active in the class and help them to understand about the material delivered by the teacher.", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 498, "width": 231, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under the CC BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 544, "width": 422, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahman, A., Abdul, N. B., & Mannong, A. B. M. . (2023). An Analysis of Teachers’ Questioning Strategies to Attract Students’ Activeness and Curiosity in the Classroom Interaction. English Language Teaching Methodology, 3(1), 59– 68. https://doi.org/10.56983/eltm.v3i1.207", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 577, "width": 286, "height": 72, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author: Abdul Rahman English Education Department, Universitas Muhammadiyah Makassar, 259 Sultan Alauddin Road, Makassar City, Rappocini90221, Indonesia. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 99, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 434, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Improving educational quality can be accomplished in a variety of ways, including implementing learning variants, which are anticipated to increase students' cognitive,", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 57, "width": 247, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3, No. 1, April 2023, ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 55, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60 | E L T M", "type": "Page footer" }, { "left": 216, "top": 765, "width": 178, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Rahman et al (Teachers’ Questioning Strategies) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 435, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "psychomotor, and emotional capacities. One of the strategies to accomplish this is to employ various learning models that require students to participate actively in the learning process, where the learning process is centered towards students (student center learning) not teacher centered (teacher center learning). in teacher center learning, teachers provide more subject matter through the method lectures, while students are only passive and listen, so that learning is impressed boring and makes students not active in participating in the learning process because they only listen to the material delivered by the teacher. less variety of teachers in using learning models and media make students have no interest in following learning in the classroom that has an impact on student learning outcomes is low.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 434, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the teaching-learning process there is an interaction between various component. each component affects each other in such a way that educational and teaching goals can be achieved. It is the same with stated by Slameto (2003: 1) learning activities are the most fundamental activities in the educational process in schools. It suggests that the success or failure of educational goals is highly dependent on how students perceive the learning process.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 434, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wildhan et al. (2020) said that without the initiative or efforts of teachers, interaction cannot be produced easily and naturally. Teachers must constantly engage and motivate students to participate actively in classroom interaction. Furthermore, the stimulus provided by teachers at the start of classroom interaction is critical to the development of an interactive language classroom. Developing questioning strategies or techniques is one of the most important methods for teachers to initiate and maintain interaction in the classroom. Teachers' questions provide an important stepping stone for students to join in the classroom interaction because EFL students are generally reluctant to initiate and maintain the interaction.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 434, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Harvey in Sujariati (2016) said that questioning strategy is when students are totally engaged in the learning process, It is most effective. He claims that it is critical for teachers to consider the types of questions that will be asked of students while arranging the session. as a result, questioning strategies will assist a teacher in properly planning a question and answer session when the teacher plays the questions depending on the students' needs and question kinds to completely engage students' engagement.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 721, "width": 406, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the field of education, questions play an extremely essential function. One of these", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 57, "width": 247, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3, No. 1, April 2023, ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 215, "top": 751, "width": 305, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61 | E L T M Abdul Rahman et al (Teachers’ Questioning Strategiesl) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 434, "height": 209, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "functions is as a tool for determining the efficiency of teaching and learning. these questions can be used to determine the extent to which learning objectives can be accomplished, as well as if the methods and subject matter chosen are appropriate for the teaching and learning environment. Asking is a verbal request for a response from the individual who is being subjected to this query. the response can take the shape of knowledge about the items that are the subject of consideration. as a result, asking is a good stimulation for improving ability to think. moreover, the teacher's questions can be utilized to determine the scope of the material delivered to students. With the use of questions, the material only provides information subject matter that may be expanded by the teacher, ensuring that students' knowledge is not solely focused on the subject matter lesson at the end of the day.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 289, "width": 441, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A good teaching learning process involves both students and teachers. Student involvement benefits every teaching learning process because it allows for good contact between teachers and students. teachers must support students by interacting with them and involving them in order to improve their speaking skills and ensure that they learn the concepts in an interactive classroom. the teachers' support, as well as the results of that support, will be clearly visible in a spoken cycle that includes the teacher's talk and the students' talk or speaking performance.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 441, "height": 165, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "English is the first international language that is formally taught from elementary school, junior high school, senior high school, and all the way through university. students must learn English because the language serves an important purpose, particularly in Indonesia. Teaching English has different goals based on the materials utilized and the difficulty level. English instruction in junior high school is primarily designed to introduce English as a foreign language. students must have a basic understanding of English. When it comes to learning English, the students are generally beginners, but some have been doing so for some time.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 441, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Toni & Parse in Marasita (2021) stated that teachers should encourage students to ask questions, create opportunities for them to think critically, increase student engagement, and strengthen their listening skills in language education. According to Dillon (1981) stated that teachers' questioning encourages students to talk because teachers are more likely to speak in questions than students are in responses. Therefore, when answering the", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 57, "width": 247, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3, No. 1, April 2023, ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 55, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62 | E L T M", "type": "Page footer" }, { "left": 216, "top": 765, "width": 178, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Rahman et al (Teachers’ Questioning Strategies) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "teachers' questions, students can practice speaking English appropriately. furthermore, by replying to the questions, their speaking ability will increase.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 441, "height": 208, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In fact, the students are still perplexed by the teachers' explanations in English. As a result, students do not pay attention to the lesson because they believe English is difficult to understand. teachers' questions do not always successfully elicit responses from all students. This issue could be caused by a variety of factors. One of the factors is that English is still a foreign language for the majority of students in Indonesia, particularly in rural areas like the one where this study is being conducted. It will be difficult for them to understand the lesson if they do not understand the meanings of the words. As a result, asking unclear questions will cause students to become more confused and silent. teachers should devise or employ strategies for questioning students. They must be cautious about the methods they use to deliver questions.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 441, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teachers can employ a range of strategies to assist students in comprehending the material. Questioning strategies is one of the strategies that encouraging students to participate in a learning activity by asking them questions. The use of questions is one of the most effective teaching strategies that countries have utilized. There are teachers and students in the field of education. students and teachers must work together to produce a superior generation of national youth capable of competing on the international level. In the classroom, a teacher must be able to design the appropriate method or strategy for learning. In a certain learning environment, strategies are the ways chosen to impart learning processes.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 441, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The process of learning Several issues were discovered, either by students or teachers. if there is active interaction between the teacher and the students, the learning process will be very effective. However, if the students are uninterested and do not respond to the teacher, the learning process in the classroom will be ineffective. As a result, a teacher's job is to create learning methods that are both intriguing and capable of arousing students' passion and opening their minds. As a result, the teacher's responsibility here is to figure out how to come up with a solid learning method and questioning strategies in the classroom is one of the methods that teacher can used.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 441, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was conducted based on the experience of the researcher during P2K at SMP Muhammadiyah Limbung. Because many students still do not respond to questions posed by the teacher, the teacher's strategy has not been fully utilized. So the purpose of this", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 57, "width": 247, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3, No. 1, April 2023, ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 215, "top": 751, "width": 305, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63 | E L T M Abdul Rahman et al (Teachers’ Questioning Strategiesl) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "research is to learn about the teacher's questioning strategy in order to make students more active in answering questions. Aside from that, understanding the variety of questions posed by the teacher in classroom teaching and learning interactions.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 122, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 441, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this research, the researcher used descriptive qualitative method. Process-oriented methodologies used in qualitative research to comprehend, interpret, describe, and construct a theory on phenomena or settings. In this research, the subject were the English teachers and students at eighth grade of SMP Muhammadiyah Limbung. The eighth grade of SMP Muhammadiyah Limbung was consisted of eleven classes and the researcher used two classes, they were class VIII.1 and VIII.6. The research subject consisted of 2 English teachers and each 3 students from class VIII.1 and class VIII.6 of SMP Muhammadiyah Limbung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 441, "height": 230, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this research, English teachers as main sample and for addition, to make sure the results of observations in the class, the researcher wanted to know the opinions of students related to the questioning strategy carried out by the teachers while in the class by interviewing several students from eight grade, in which each class of researcher took 3 students to be interviewed. The researcher used purposive sampling technique. Purposive sampling is strategy for sampling based on a certain opinion. there are two teacher’s criteria that the researcher chosen, namely of course the teacher was an English teacher because according to the background of the researcher which was from the English department, then the teacher used questioning strategy during the learning process in the classroom. And for the criteria of students selected by the researcher to be interviewed were students who were not actively speaking in class such as students who are shy, quiet, and not confident in the class.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 441, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To get an accurate data, this research used some instruments, they were classroom observation with field note and interview. In this study, the researcher analyzed the teachers’ questioning strategies and the students’ responses about teachers’ questioning strategies. And the purpose of this study is to find out what types of questioning strategy that the teacher used in the class and the students’ responses about teachers’ questioning strategies.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 152, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 34, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Result", "type": "Section header" }, { "left": 276, "top": 57, "width": 247, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3, No. 1, April 2023, ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 55, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64 | E L T M", "type": "Page footer" }, { "left": 216, "top": 765, "width": 178, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Rahman et al (Teachers’ Questioning Strategies) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result of this research found that both of the English teacher in SMP Muhammadiyah Limbung used questioning strategies, they are probing question dan factual question.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 305, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. The types of teachers’ questioning strategies in the classroom.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 159, "width": 99, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Probing questions", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 443, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result of classroom observation in the class, the teacher 1 used two probing questioning strategies, they are prompting probing question and clarifying probing question.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 441, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The first is prompting probing question. When the teacher 1 came in the class, her students ready to do greetings before she started the lesson. After that, the teacher started the lesson. Before she explains the material. The teacher just writes the tittle of material in the whiteboard. And then, she asks all of the students. Before she delivered the material, she wants to hear the students’ opinion about the material.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 441, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second was clarifying probing question, in the observation, the teacher used this questioning strategy. the teacher checked the students’ understanding regarding the material at the last meeting and some students were able to answered, but some students just silent.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 441, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "And then for the teacher 2, the result in the observation in the class, the researcher knows that teacher 2 used probing questioning strategies in the teaching and learning process, they are prompting probing question and switching probing question.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 441, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The first was prompting probing question. The teacher started the lesson with tell the material and the material that they will learn is about asking and giving. After he tell the title of the material, he asked all of the students, but all of the students did not know about the material and the situation in the class was silent. Then, the teacher tried to give some clues about that material and some students look more excited after their teacher give clues and they tried to answer the question.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 441, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "And the second strategy that teacher 2 used was switching probing question. when the teacher mention one student to answer his question but the students just silent because they did not know the answer, he switched the other student to answer the question. And other case when the teacher asked the student and the student giving an answer, the teacher asked the other student to know that they agree or disagree with the answer from their friend. if they agree or disagree, they can tell their opinion.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 721, "width": 93, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Factual question", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 57, "width": 247, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3, No. 1, April 2023, ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 215, "top": 751, "width": 305, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65 | E L T M Abdul Rahman et al (Teachers’ Questioning Strategiesl) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 144, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another questioning strategy that used by English teachers in SMP Muhammadiyah Limbung was factual question. Both of them, teacher 1 and teacher 2 used that strategy. When in the class, they discussed the material they have given to students in the last meeting. Then, after the teachers explain the material again, they checked students’ understanding by asking students questions related to the material. The purpose is to make students to do not forget the material that has been given previously and to measure the extent to which students understand related to the material.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 441, "height": 143, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, when the teachers asked and pointed to some students, especially for students who were often silent in the class, they could not answer the teacher’s question. Then, the teacher gave them a chance to read the material in their book. After they have read a few minutes, the teachers did retest the students by giving some simple questions related to the material they have read and these questions require factual answer where the answers are already in the book and some of them finally responded with the answer that they have learned from the book.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 292, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The students’ responses on teachers’ questioning strategies", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 441, "height": 208, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result of the interview, some students who were afraid of being wrong to answer questions from the teacher, thereby reducing their confidence when the teacher asked him to answer questions related to the material they were studying, then some students prefer to be silent during the learning process of English lessons because they think that English lessons was difficult to understood, thereby reducing their interest to participating in learning in the class, but the other side students tried to answered the question. whether they give the right or wrong answer, it was just their opinion from their mind what they understood about the material. And also there some feelings that they feel when the teacher asked them, they felt nerveous, shy or not confidence, scared or afraid, shocked, and pressured. The basic reason why they feel like that were ignorant of the material and afraid to give wrong answer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 55, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 441, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research had described two important issues. The first one was about the types of questioning strategies that used by English teachers at SMP Muhammadiyah Limbung and the second was the students’ responses on the teachers’ questioning strategies. The result of this research was both of the teachers used questioning strategies. They used probing questioning strategy and factual questioning strategy.", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 57, "width": 247, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3, No. 1, April 2023, ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 55, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66 | E L T M", "type": "Page footer" }, { "left": 216, "top": 765, "width": 178, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Rahman et al (Teachers’ Questioning Strategies) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 144, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In conducting classroom interaction, giving question to the students is very good way to increase the students’ activeness in the classroom. Questioning is one of the most common techniques used by teacher and serves as the principal way in which teachers control the classroom interaction and make the situation in the class more effective because there is interaction between teacher and students. Students can be more active to speak and increase their curiosity about every material their teacher gave and make students actively ask and answer every question given by the teacher.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 159, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Types of questioning strategies", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 441, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result of this research found that both of the English teacher in SMP Muhammadiyah Limbung used questioning strategies, they are probing question dan factual question.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 441, "height": 79, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The probing prompting question learning model is one of the cooperative learning models. Based on the origin of the word, probing means investigation, examination while prompting means encouraging or guiding. The Probing Prompting learning model deals with questions known as Probing questions and Prompting questions.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 441, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This strategy used when the teacher finds the students answer questions correctly but lacks depth. Then the teacher asks the students to provide more in-depth information to make sure the answer is comprehensive and thorough.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 441, "height": 101, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Through this probing process, the teacher tries to make the students justify or at least explain further about their answers, thereby increasing the depth of the discussion. In addition, this technique also helps students to avoid answers that are shallow and without more corroborating explanations. In essence, as a teacher must provide many opportunities for students to process the information they catch.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 441, "height": 79, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The function of this probing is to provide an opportunity to support or intellectually defend the views and opinions stated simply. By defending their opinion intellectually, students will gain experience in dealing with high-level tasks and achieving the desired learning goals.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 656, "width": 441, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Factual question is question which requires the students to recall specific information students have learned. This strategy is modelling simple exploratory question to gather information. In this type of questioning strategy teacher used several types of question, such", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 57, "width": 247, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3, No. 1, April 2023, ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 215, "top": 751, "width": 305, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67 | E L T M Abdul Rahman et al (Teachers’ Questioning Strategiesl) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "as what, who, where, when and why to set out simple information gathering response base on the information provided.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 441, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The advantage of this questioning strategy is to encourage students to rehearse enquiry and comprehension, can extend into reasoning and hypothesis. And also, it will create an inquisitive disposition and thinking or self-reflective approach to learning.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 270, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. students’ responses on teachers’ questioning strategies", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 441, "height": 79, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The finding of students' responses from the observation and interview. From the observation in the class, the researcher saw that there were some students just silent when their teacher gave a question and also some students active to respond the question from their teacher.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 289, "width": 441, "height": 186, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the interview, the researcher took the 3 students each class. 3 students from class VIII.6 and 3 students from VIII.1. The researcher took the student who met the researcher’s criterias. Almost all of the students said that the questioning strategies was very helpful because the teachers always asked them about the material from last meeting. So, it makes them to be more diligent to study before the class started. But some students said that when their teacher asked them, they felt shock, nervous, and afraid of being wrong. They felt like that when they did not know the answer from the teacher’s question, because they did not study at home. And other side, when they study at home or at class before their teacher come, they felt confident and more ready to join the learning process at class.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 88, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSIONS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 441, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the result of the research, the researcher draws the conclusions that have been described as follows:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 568, "width": 423, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. English teachers of SMP Muhammadiyah Limbung used questioning strategies. The first, they used probing questioning strategy. For the teacher 1, she used prompting probing question and clarifying question. And then for the teacher 2, he used prompting probing question and switching probing question and the last, both of them used factual questioning strategy.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 676, "width": 423, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The teachers used probing questioning strategy, especially for using prompting probing question is to make students more excited to answer the question with some clues from their teacher. And then, using clarifying probing question is to make", "type": "List item" }, { "left": 276, "top": 57, "width": 247, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3, No. 1, April 2023, ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 55, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68 | E L T M", "type": "Page footer" }, { "left": 216, "top": 765, "width": 178, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Rahman et al (Teachers’ Questioning Strategies) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 72, "width": 405, "height": 123, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "students remember the material that their teacher had been given them before and next, using switching probing question is to give the chance for the other students to answer the question when their friend answers the question, so they can be discussed about their answer and make it conclusion to find the right answer. And also, they used factual questioning strategy to require the students to recall specific information students have learned.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 202, "width": 423, "height": 165, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. The students had some respond when their teacher asked them a question. there were some students just silent when their teacher gave the question, but the other side students tried to answered the question. whether they give the right or wrong answer, it was just their opinion from their mind what they understood about the material. And also, there some feelings that they feel when the teacher asked them, they felt nervous, shy or not confidence, scared or afraid, shocked, and pressured. The basic reason why they feel like that were ignorant of the material and afraid to give wrong answer.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 71, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 439, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Burhanuddin, W., Abdul, N. B., & Ni’matullah, N. A. (2020). Teacher’s Questioning Strategies and Students’ Responses in Classroom Interaction.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 435, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dillon, J. T. (1981). To question and not to question during discussion: II. Non-questioning techniques. Journal of Teacher Education , 32 (6), 15-20.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 434, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marasita. G. P. (2021). Teacher’s Questioning strategies and students’ response in teaching compliment at the tenth grade of SMA Muhammadiyah 2 Surakarta in 2019/2020 Academic year. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 441, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sujariati. (2016). English Teacher’s Questioning Strategies in EFL Classroom. Makassar: English Language Education. Universitas Negeri Makassar. Makassar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 441, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "YUSUF, Y. (2021). The Analysis Of Students’difficulties In English Speaking In The Classroom (Doctoral dissertation, STKIP PGRI Bangkalan).", "type": "List item" } ]
81f4f3f6-6b26-6d6e-5f3b-aad9f23989ac
https://www.jurnal.gentiaras.ac.id/index.php/Gema/article/download/92/80
[ { "left": 78, "top": 38, "width": 62, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andri Irawan", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 792, "width": 199, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "GEMA – Volume VIII, Nomor 1, Januari 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 71, "width": 378, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS PERBANDINGAN JUMLAH SIMPANAN BERDASARKAN SEGMENTASI DEMOGRAFIS PADA ANGGOTA KOPERASI WANGUN RAHARJA CIMAHI", "type": "Section header" }, { "left": 271, "top": 112, "width": 58, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andri Irawan", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 140, "width": 327, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi, Jawa Barat", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 181, "width": 60, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 195, "width": 420, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cooperative is one of the company that bases its activities on the principle of people's economic movement based on the principle of kinship. Cooperatives are business organizations owned and operated by the individual for the common interest.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 236, "width": 442, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Type of research is a case study to compare the amount of deposits of Cooperative members Wangun Raharja based on demographic segmentation variable gender and number of deposits. This study is a continuation from previous research conducted by Irawan (2014). Statistics used were non-parametric statistical analysis by using the Independent Sample Test. The population in this study are members of the Cooperative Wangun Raharja while sampling method is done by using judgment sampling is to take 100 members of the cooperative consisting of 50 members of the male and 50 female members", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 332, "width": 442, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the analysis by using the Independent Sample Test have shown variants and the average amount of deposits of male members and female Cooperative Wangun Raharja has the same amount.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 387, "width": 240, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Total Deposits, demographic segmentation", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 429, "width": 93, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 456, "width": 90, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.1 Latar Belakang", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 470, "width": 443, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar. http://id.wikipedia.org/wiki/Segmentasi_pasar Koperasi merupakan salah satu bentuk perusahaan yang melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International Cooperative Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah internasional) (Irawan, 2014)adalah", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 622, "width": 233, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 635, "width": 153, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengelolaan yang demokratis,", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 649, "width": 177, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Partisipasi anggota dalam ekonomi,", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 663, "width": 130, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Kebebasan dan otonomi,", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 677, "width": 256, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 690, "width": 442, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 718, "width": 209, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 732, "width": 200, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 745, "width": 414, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota", "type": "List item" }, { "left": 419, "top": 39, "width": 99, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2086-9592", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 792, "width": 199, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "GEMA – Volume VIII, Nomor 1, Januari 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 14, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 71, "width": 249, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 76, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Kemandirian", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 98, "width": 135, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Pendidikan perkoperasian", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 112, "width": 133, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Kerjasama antar koperasi", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 126, "width": 442, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koperasi Wangun Raharja adalah sebuah koperasi yang menurut jenis koperasi termasuk pada bentuk koperasi jasa karena dalam kegiatannya menyelenggarakan simpan pinjam. Alamat kantor Koperasi Wangun Raharja adalah Jl. Sangkuriang Barat III Kp. Anggaraja RT.01/07 No. 155 Cipageran Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 181, "width": 335, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan Koperasi Wangun Raharja yang dilakukan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 195, "width": 442, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kegiatan penyebaran model-model pola pengembangan koperasi yang dilaksanakan pada tanggal 14 oktober 2014 bertempat di aula gedung Local Education Center", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 222, "width": 442, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Studi banding ke Kabupaten Ciamis dalam rangka kegiatan peningkatan wawasan jaringan kerja sama usaha koperasi yang dilaksanakan pada tanggal 06-07 November 2014", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 250, "width": 442, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kegiatan pelatihan dalam rangka jaringan kerjasama usaha koperasi sub kegiatan rapat koordinasi jaringan kerja usaha koperasi yang dilaksanakan pada tanggal 11 November 2014 bertempat di Alam Wisata Cimahi", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 291, "width": 195, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Sumber : Koperasi Wangun Raharja, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 318, "width": 288, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data administrasi per 31 desember 2014 adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 346, "width": 39, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 360, "width": 285, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah Simpanan Anggota Koperasi Wangun Raharja Uraian Jumlah Simpanan Pokok dan Wajib Rp. 29.530.000,- Simpanan Sukarela Rp. 110.615.000,- Jumlah Rp. 140.145.000,- Sumber : Koperasi Wangun Raharja 2015", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 472, "width": 442, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh penulis yaitu pada tahun 2014 dimana dalam penelitiannya mengenai segmentasi pasar pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Usaha RW. 18 menyimpulkan berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Independen Sample Test menunjukkan bahwa varian dan rata-rata jumlah simpanan anggota laki-laki dan perempuan Koperasi Simpan Pinjam Karya Usaha RW.18 memiliki tingkat yang sama. Hal ini disebabkan setiap anggota Koperasi Simpan Pinjam Karya Usaha RW. 18 secara umum adalah karyawan perusahaan sehingga rata-rata punya penghasilan sendiri serta keberadaan lokasi Koperasi Simpan Pinjam Karya Usaha RW.18 yang berada di sekitar lokasi industri. (Irawan, 2014)", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 583, "width": 442, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keanggotaan koperasi KSP Karya Usaha RW.18 mempunyai karakteristik anggota yang rata-rata sudah mempunyai penghasilan. Hal ini disebabkan karena keberadaan dari Koperasi KSP Karya Usaha RW.18 yang berada di lingkungan industri sehingga hal ini memberikan pengaruh terhadap aspek demografis dari anggota koperasi secara umum menunjukkan bahwa tidak sedikit jumlahnya dalam keluarga anggota koperasi suami dan istrinya bekerja tapi tidak juga sedikit juga jumlahnya yang hanya salah satunya aja yang bekerja. Hal ini juga berdampak pada pola dan besaran simpanan dari anggota koperasi KSP Karya Usaha RW.18 (Irawan, 2014)", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 679, "width": 442, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis tertarik untuk mengambil permasalahan yang sama akan tetapi dengan objek yang berbeda karakteristik, objek koperasi sebelumnya yang diteliti berada pada lokasi lingkungan industri sedangkan untuk objek sekarang yang diambil adalah koperasi yang berada di lingkungan non industri. Hal ini juga menjadi saran dan masukan dari audiens ketika penulis menyajikan hasil penelitian pertama atau sebelumnya pada Seminar Bisnis dan Teknologi IBI Darmajaya (Sembistek) di Hotel Emersia Bandarlampung pada Tanggal 15 Desember Tahun 2014 yaitu apakah jika", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 38, "width": 62, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andri Irawan", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 792, "width": 199, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "GEMA – Volume VIII, Nomor 1, Januari 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 71, "width": 442, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilakukan penelitian dengan permasalahan yang sama tapi dengan karakteristik koperasi yang berbeda apakah hasilnya akan sama atau berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 112, "width": 122, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.2 Perumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 126, "width": 442, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apakah ada perbedaan jumlah simpanan berdasarkan segmentasi demografis anggota pada Koperasi Wangun Raharja", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 167, "width": 124, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 195, "width": 115, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1 Pengertian Koperasi", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 208, "width": 442, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Hendar (2010; 2) Koperasi merupakan organisasi otonom dari orang-orang yang berhimpun secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya secara bersama-sama melalui kegiatan usaha yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis. Dengan demikian koperasi memiliki jati diri dari, oleh dan untuk anggota serta dalam menjalankan kegiatannya berpedoman pada prinsip-prinsip koperasi.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 277, "width": 280, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Koperasi sebagai Organisasi Bisnis dapat dilihat pada :", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 291, "width": 442, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Undang-Undang No.25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian (1992) menyatakan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 346, "width": 414, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan definisi di atas menurut Hendar (2010:17) ada beberapa hal yang tersirat adalah a. Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 374, "width": 307, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Koperasi juga merupakan kumpulan badan-badan hukum koperasi", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 387, "width": 428, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Aktivitas koperasi harus berlandaskan pada prinsip koperasi yang ditentukan oleh UU perkoperasian", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 415, "width": 427, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Koperasi adalah organisasi ekonomi otonom yang berasal dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 442, "width": 427, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Dalam koperasi dikembangkan nilai-nilai kerja sama, saling tolong menolong, solidaritas, dan kekeluargaan dalam upaya meningkatkan taraf hidup.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 470, "width": 442, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. International Cooperative Alliance (ICA) mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk memperbaiki sosial ekonomi anggotanya dan memenuhi kebutuhan ekonomi anggota dengan saling membantu antar anggota, membatasikeuntungan serta usaha tersebut harus didasarkan kepada prinsip-prinsip ekonomi.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 539, "width": 198, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2 Sumber-sumber Permodalan Kopera si", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 553, "width": 442, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendar (2010:191) berpendapat bahwa pada saat koperasi berdiri sumber utama permodalan koperasi berasal dari anggota, berupa simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela, serta harta-harta pribadi yang diinvestasikan pada koperasi baik dalam bentuk saham maupun donasi. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota yang tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan wajib adalah jumlah uang tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu yang tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota (Permenegkop dan UKM No. 19 Tahun 2008).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 677, "width": 266, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rudianto (2010: 6) menyatakan ekuitas koperasi terdiri dari :", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 690, "width": 442, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Modal Anggota mempunyai arti sebagai sumber pembelanjaan usaha yang berasa dari setoran para anggota, terdiri dari simpanan pokok dan wajib", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 718, "width": 442, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah hibah dan tidak mengikat", "type": "List item" }, { "left": 419, "top": 39, "width": 99, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2086-9592", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 792, "width": 199, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "GEMA – Volume VIII, Nomor 1, Januari 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 14, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 71, "width": 442, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Modal penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 112, "width": 442, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan oleh koperasi untuk suatu tujuan tertentu sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 140, "width": 442, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Sisa hasil usaha (SHU) adalah selisih antara penghasilan yang diterima koperasi selama periode tertentu dengan pengorbanan (beban) yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 181, "width": 379, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan Hendar (2010:192) menyatakan sumber pendanaan koperasi berasal dari", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 195, "width": 442, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Simpanan pokok. Pada dasarnya adalah saham koperasi karena dengan memiliki simpanan pokok pada koperasi seorang anggota secara otomatis ikut memiliki perusahaan koperasi", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 222, "width": 442, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Simpanan wajib adah bentuk simpanan yang rutin dilakukan anggota koperasi setiap periode tertentu tapi bukan sebagai dasar penentuan hak miliknya atas koperasi.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 250, "width": 442, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Simpanan sukarela adalah simpanan yang besarnya tidak ditentukan tetapi bergantung kepada kemampuan anggota.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 277, "width": 442, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat pemberian dan tidak mengikat.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 305, "width": 442, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Modal penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan koperasi dalam meningkatkan kegiatan usahanya (PP Nomor 33 Tahun 1998)", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 346, "width": 442, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Cadangan koperasi adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan hasil usaha setelah pajak yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan menutup kerugian koperasi bila diperlukan.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 387, "width": 442, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Utang jangka panjang. Usaha untuk mendapatkan modal pinjaman bagi koperasi biasanya sangat sulit. Bank atau para kreditur lain menyadari kenyataan bahwa perusahaan koperasi sering dikelola oleh pengurus yang kurang berpengalaman dalam berusaha.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 429, "width": 381, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktunya paling lama satu tahun.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 456, "width": 161, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3 Dasar Segmentasi Demografis", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 470, "width": 442, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan mempunyai kepentingan yang tinggi mengenai segmen pasarnya. Hal ini berkaitan dengan strategi-strategi yang akan diambil oleh perusahaan tersebut dalam memenuhi kebutuhan konsumen terutama segmentasi konsumennya. Perusahaan sangat penting untuk menjaga segmen pasarnya untuk menjaga kelangsungan usahanya", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 525, "width": 442, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotler (2009:233) berpendapat bahwa beberapa peneliti berusaha mendefinisikan segmen dengan melihat karakteristik deskriptif : geografis, demografis, dan psikografis. Lalu mereka memeriksa apakah segmen pelanggan ini mempunyai kebutuhan atau respons produk yang berbeda. Misalnya mereka dapat mempelajari berbagai sikap kalangan profesional, kerah biru dan kelompok lain terhadap misalnya keamanan sebagai manfaat sebuah mobil.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 594, "width": 442, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotler berpendapat (2009:236) karakteristik deskriptif tentang segemen konsumen diantaranya didasarkan kepada segmentasi demografis. Segmentasi ini membagi pasar menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kebangsaan, dan kelas sosial. Salah satu alasan variabel demografis begitu populer bagi pemasar adalah bahwa variabel ini sering terkait erat dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Alasan lainnya adalah variabel-variabel tersebut mudah diukur.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 690, "width": 442, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut bagaimana variabel demografis tertentu digunakan untuk mensegmentasi pasar adalah", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 718, "width": 385, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Usia dan tahap siklus hidup, keinginan dan konsumen berubah sesuai dengan usia.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 732, "width": 442, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tahap kehidupan, merepresentasikan peluang bagi pemasar yang dapat membantu masyarakat mengatasi masalah utama mereka", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 38, "width": 62, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andri Irawan", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 792, "width": 199, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "GEMA – Volume VIII, Nomor 1, Januari 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 71, "width": 442, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Jenis kelamin. Pria dan wanita mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda sebagian berdasarkan susunan genetik dan sebagian karena sosialisasi", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 98, "width": 442, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Pendapatan. Banyak pemasar sengaja mengincar kelompok berpendapatan rendah dalam beberapa kasus menemukan tekanan kompetitif yang lebih sedikit atau loyalitas konsumen yang lebih besar.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 140, "width": 442, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Generasi. Setiap generasi sangat dipengaruhi oleh saat-saat pertumbuhan mereka –musik, film, politik dan mendefinisikan kejadian pada periode tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 167, "width": 442, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Kelas sosial. Kelas sosial berpengaruh kuat terhadap preferensi mobil, pakaian, perlengkapan rumah, kegiatan bersenang-senang, kebiasaan membaca, dan pengecer serta banyak perusahaan merancang prosuk dan jasa untuk kelas sosial tertentu meskipun demikian selera kelas sosial berubah setiap tahun.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 236, "width": 120, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 263, "width": 442, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada Koperasi Wangun Raharja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Koperasi Wangun Raharja sedangkan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sampling pertimbangan dalam hal ini penulis mengambil sampel dari anggota koperasi sebanyak 100 orang secara random yang masing- masing dari 50 orang anggota berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 332, "width": 442, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik yaitu Independent Samples T- Test. Alat analisis ini digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Tes ini juga digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 387, "width": 87, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 415, "width": 442, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah simpanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah saldo akhir simpanan anggota pada akhir tutup buku atau periode tahun 2014 di Koperasi Wangun Raharja. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SPSS Versi 20 didapatkan hasil sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 472, "width": 389, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Jumlah Simpanan Laki-laki 50 7.39E5 1326355.221 187574.954 Perempuan 50 8.85E5 996914.096 140984.943", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 555, "width": 475, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan rata-rata simpanan anggota perempuan (Rp. 885.000,-) lebih tinggi dari pada pada rata-rata simpanan anggota laki-laki (Rp. 739.000,-) dengan nilai standar deviasi anggota laki-laki (187574.954) lebih besar dibanding anggota perempuan (140984.943).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 610, "width": 442, "height": 152, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil di atas sama dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan objek penelitian yang mempunyai karaktersitik yang berbeda oleh Irawan (2014) dapat diambil kesimpulan rata-rata simpanan anggota perempuan (Rp. 1.560.000,-) lebih tinggi dari pada pada rata-rata simpanan anggota laki-laki (Rp. 1.400.000,-) dengan nilai standar deviasi anggota laki-laki (1057721.849) lebih besar dibanding anggota perempuan (1035098.339) Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan Levene’s Test yang telah dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut Berdasarkan hasil Levene’s Test pada tabel 3 bawah maka dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah simpanan antara anggota laki-laki dan perempuan pada Koperasi Wangun Raharja mempunyai varian jumlah simpanan yang sama hal ini dapat dilihat dari Nilai Sig (0,961) > α (0,05). Sedangkan berdasarkan t-test didapat hasil Nilai Sig (2-tailed) (0,534) > α (0,025) sehingga dapat", "type": "Text" }, { "left": 419, "top": 39, "width": 99, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2086-9592", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 792, "width": 199, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "GEMA – Volume VIII, Nomor 1, Januari 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 14, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 71, "width": 442, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diambil kesimpulan anggota Koperasi Wangun Raharja memiliki rata-rata tingkat simpanan yang sama. Hasil ini sama dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Irawan (2014)", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 115, "width": 440, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t Df Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Jumlah Simpanan Equal variances assumed .002 .961 -.624 98 .534 -146500.000 234651.055 -612157.382 319157.382 Equal variances not assumed -.624 90.969 .534 -146500.000 234651.055 -612607.636 319607.636", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 322, "width": 81, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 349, "width": 442, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah simpanan anggota laki-laki dan perempuan pada Koperasi Wangun Raharja mempunyai rata-rata jumlah simpanan yang sama. Hal ini disebabkan setiap anggota Koperasi Wangun Raharja secara umum mempunyai usaha sendiri walaupun dalam skala yang masih kecil dan ada juga yang bekerja sehingga rata-rata punya penghasilan sendiri serta keberadaan dari lokasi Koperasi Wangun Raharja yang berada di pusat Kota Cimahi. Hasil ini sama dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Irawan (2014)", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 443, "width": 93, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 470, "width": 373, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Trihendardi. 2012. Step By Step SPSS 20 Analisis Data Statistik, Andi Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 497, "width": 442, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendar, 2010, Manajemen Perusahaan Koperasi : Pokok-pokok Pikiran mengenai Manajemen dan Kewirausahaan Koperasi, Erlangga, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 538, "width": 442, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Irawan, Andri, 2014, Peran Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Bisnis dan Teknologi untuk Menyambut Asean Community 2015, Prosiding Seminar Nasional Bisnis dan Teknologi (Sembistek), LP4M, ISSN : 2407-6171, IBI Darmajaya Lampung", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 592, "width": 369, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotler dan Keller, 2009, Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1, Erlangga, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 619, "width": 117, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PP Nomor 33 Tahun 1998", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 646, "width": 195, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permenegkop dan UKM No. 19 Tahun 2008", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 673, "width": 242, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rudianto, 2010, Akuntansi Koperasi, Erlangga, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 700, "width": 201, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 727, "width": 442, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber Internet : http://id.wikipedia.org/wiki/Segmentasi_pasar diakses hari Senin Tanggal 25 Agustus 2014 jam 11:00 Wib", "type": "Text" } ]
ec80aab6-7532-315d-ebe3-01d9fb9f12cb
https://goldenratio.id/index.php/grdis/article/download/517/390
[ { "left": 195, "top": 775, "width": 270, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 20, "width": 233, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasnianti Pasangka et al. , Golden Ratio of Data in Summary , Vol.4, Issue.1 (2024) https://doi.org/10.52970/grdis.v4i1.517", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 48, "width": 136, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grdis", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 48, "width": 71, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online]: 2776-6411", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 773, "width": 52, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 136 of 143", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 85, "width": 258, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DESCRIPTIVE OF QUANTITATIVE DATA | SUPPLEMENTARY", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 108, "width": 279, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effectiveness of the Program Keluarga", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 128, "width": 322, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harapan (PKH) to Improve Community Welfare in Makmur Village, Palolo District, Sigi Regency", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 175, "width": 290, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasnianti Pasangka 1 , Rita Yunus 2 , Edhi Taqwa 3 , Failur Rahman 4 , Mukhtar Tallesang 5", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 193, "width": 320, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3,4,5 Department of Economics and Development Study, Faculty of Economic and Business, Universitas Tadulako, Central of Sulawesi, Indonesia. Email: [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 , [email protected] 4 , [email protected] 5", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 240, "width": 337, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: The purpose of this study was to determine how Program Keluarga Harapan (PKH) is implemented, how effective PKH is, and how well the PKH recipient community is. This study involved PKH Companions and PKH Recipients from Makmur Village, Palolo District. Research data were obtained through observation, interviews, and documentation. Then, the data was reduced, presented, and conclusions were drawn. The results of this study indicate that 1) Program Keluarga Harapan in Makmur Village has been implemented in accordance with the steps set for its implementation. 2) Program Keluarga Harapan has four indicators to measure its effectiveness, namely: program objectives, target setting, program socialization, and monitoring. Because the community receiving PKH assistance has met these four indicators, this program can be considered effective. 3) With PKH assistance, education, health, and daily needs have been met. Because it can help the community in meeting the needs of school children such as buying school clothes, toddler health, and daily needs, but there are still some PKH recipients who say that they do not feel better because they have just received PKH.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 408, "width": 140, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Effectiveness, Family, Welfare.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 465, "width": 90, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 489, "width": 392, "height": 274, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia is one of the countries with the largest population. Because of its large population, Indonesia continues to strive to make changes and develop in every field, by changing all aspects of life that are good for its existence. A change that is implemented is by alleviating poverty. (Pajryati, 2019). Basically, poverty is a problem that arises in people's lives, especially in developing countries like Indonesia. To reduce the quality of the next generation, poverty in Indonesia must be taken seriously. To reduce poverty, the humanitarian approach must be replaced with a welfare approach that emphasizes the fulfillment of basic needs and the provision of social security and welfare through the development and improvement of productive economic enterprises. The government has made several policies to help poor families, one of which is Program Keluarga Harapan (PKH), which began in 2007. Program Keluarga Harapan (PKH) aims to reduce poverty by improving the quality of human resources among the poor. In the short term, it helps extremely poor households reduce their expenditure. In the long term, however, it is hoped that the intergenerational chain of poverty will be broken by requiring recipient families to send their children to school, vaccinate under-fives, get pregnant women checked, and receive improved nutrition. Program Keluarga Harapan (PKH) entered Palu City in 2012, covering eight sub-districts, one of which is Palolo Sub-district. The number of PKH beneficiary families has gradually increased. PKH has been realized in 34 provinces and covers 514 districts / cities and 6,709 sub-districts. As long as Program Keluarga Harapan has been in operation since 2016 until now, PKH participants have been very enthusiastic about attending monthly meetings led by the PKH Facilitator of Makmur Village. The number of KPM PKH in Makmur Village is 130 KPM out of 535 Family Heads (KK).", "type": "Text" }, { "left": 31, "top": 273, "width": 76, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: July 30, 2024", "type": "Text" }, { "left": 31, "top": 284, "width": 88, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revised: August 10, 2024 Accepted: August 27, 2024", "type": "Text" }, { "left": 31, "top": 315, "width": 133, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding author: Nasnianti Pasangka, Department of Economics and Development Study, Faculty of Economic and Business, Universitas Tadulako, Central of Sulawesi, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 31, "top": 377, "width": 92, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 270, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 20, "width": 233, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasnianti Pasangka et al. , Golden Ratio of Data in Summary , Vol.4, Issue.1 (2024) https://doi.org/10.52970/grdis.v4i1.517", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 48, "width": 136, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grdis", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 48, "width": 71, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online]: 2776-6411", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 773, "width": 52, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 137 of 143", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 393, "height": 164, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The impact of the program has not been fully successful in reducing poverty levels in the community. In addition, there are still some problems associated with the performance of the program, such as mistargeting, which has led to reports that funds are sometimes given late. Therefore, researchers conducted research on \"The Effectiveness of Program Keluarga Harapan to Improve Community Welfare in Makmur Village, Palolo District, Sigi Regency\". This study aims to determine the implementation of Program Keluarga Harapan in Makmur Village, to determine the effectiveness of Program Keluarga Harapan in Makmur Village, and to determine the fulfillment of the community's welfare of the recipients of Program Keluarga Harapan in Makmur Village. The problem formulations in this study are (1) How is the implementation of Program Keluarga Harapan (PKH) in Makmur Village? (2) What is the effectiveness of Program Keluarga Harapan (PKH) in Makmur Village? (3) How is the fulfillment of the integrity of the community receiving Program Keluarga Harapan (PKH) in Makmur Village?", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 249, "width": 115, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 132, "top": 276, "width": 73, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Effectiveness", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 304, "width": 392, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effectiveness is the ability to choose the right goal to achieve. In general, effectiveness means the achievement of goals. According to Handoko (2008: 109), effectiveness is the ability to choose the right goals or equipment to achieve predetermined goals. In other words, an effective manager is able to choose the work to be done and the right path to achieve the expected goals. The best rationality is closely related to effectiveness, and effectiveness is always measured in units of production, units of service, or monetary value. In company activities, effectiveness is very important, so that activities can be measured, goals must be clearly set. Meanwhile, according to Soerjono Soekanto (1986: 25), effectiveness comes from the word effectiviness which means the extent to which a group achieves its goals. From the definition of effectiveness, it can be concluded that effectiveness is a measure that shows the level of success that management has set so that goals (quantity, quality, and time) are achieved. Therefore, activities are said to be effective if they are able to achieve goals and objectives according to the scheduled time and target and provide benefits when needed. The indicators used as benchmarks to measure effectiveness are:", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 495, "width": 388, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) The accuracy of the program objectives is that the program is implemented according to the objectives to achieve the expected results.", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 523, "width": 387, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Program socialization is an effort to communicate and disseminate information about a planned program.", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 550, "width": 354, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Program objectives are the expected outcomes and results of program implementation.", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 564, "width": 353, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Program monitoring is a monitoring procedure to evaluate the implemented program.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 591, "width": 157, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Program Keluarga Harapan (PKH)", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 618, "width": 392, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Keluarga Harapan (PKH) is a policy program designed by the government to address poverty in Indonesia. In general, the concept of politics is most often associated with persistent decisions that are consistent and represent the repeated actions of those who make the decisions and those who follow the decisions (Sarman, 2000). PKH is one of the government's initiatives to accelerate poverty alleviation and specifically aims to break the chain of intergenerational poverty. According to Arif Rohman from Jones (2009), Program Keluarga Harapan (PKH) is defined as a plan that combines principles and initiatives in government administration and business. The advantage of PKH is that it increases the participation of people with disabilities and the elderly while maintaining their level of social protection. PKH expects poor households (KM) to access and utilize basic social services such as health, education, nutrition, care and other social protection programs.", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 270, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 20, "width": 233, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasnianti Pasangka et al. , Golden Ratio of Data in Summary , Vol.4, Issue.1 (2024) https://doi.org/10.52970/grdis.v4i1.517", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 48, "width": 136, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grdis", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 48, "width": 71, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online]: 2776-6411", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 773, "width": 52, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 138 of 143", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 391, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PKH is a center for poverty alleviation and aims to become a center of excellence that combines various types of national social protection and empowerment (Ministry of Social Affairs, 2019: 9).", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 99, "width": 391, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The goal of PKH is to improve the lives of families who are members of Program Keluarga Harapan (PKH) through access to education, health services, and social services, reduce poverty and inequality, and realize family life. To benefit from formal financial products and services, reducing the burden of costs and increasing the income of poor and vulnerable households. The criteria for the components of Program Keluarga Harapan according to Hikmat (2018) include:", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 182, "width": 380, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. The criteria for the health component are: the mother is pregnant or breastfeeding; children aged from 0 (zero) to 6 (six) years.", "type": "List item" }, { "left": 146, "top": 209, "width": 381, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The criteria for the education component are: SD/MI or equivalent; SMP/Mts or equivalent; SMA/MA or equivalent; children aged six to twenty-one years or who have not completed twelve years of compulsory education.", "type": "List item" }, { "left": 146, "top": 250, "width": 380, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. The criteria for the social welfare component are: individuals over sixty years of age; individuals with severe disabilities", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 291, "width": 104, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. Community Welfare", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 318, "width": 393, "height": 232, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Elfindri et al. (2011), the common good is a condition that describes the state of local life and can be seen in local living standards. A better life includes various actions taken by humans to improve their quality of life. This better life can be achieved from various points of view, not just from an economic point of view. Prosperous in the big Indonesian dictionary means safe and prosperous. Welfare, on the other hand, is security, safety, tranquility, life satisfaction, and prosperity. According to Lukmint (2005: 17), social work is the study and development of a framework of ideas and methods that can be used to improve the quality of life (living conditions) in society, such as through handling social problems and through meetings. Social work is an applied science to help people meet their daily needs and maximize opportunities for social development. From the above definitions, it can be understood that community welfare is an increase in the standard of living of the community so that basic needs are met and life is better than before. Income equality, easy access to education, and better and more equitable quality of health are some examples of welfare. Income equality is related to employment, business opportunities, and other economic factors. In order for communities to drive the economy, which in turn will increase income, they must provide employment and business opportunities. According to Suharto (2009), social welfare has several relatively different definitions, although the content is the same. Social welfare basically includes three concepts:", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 565, "width": 387, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Living conditions or a state of well-being are the fulfillment of physical, mental, and social needs.", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 578, "width": 391, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) An institution, place, or activity that involves social welfare institutions and various humanitarian professions and organizes social welfare efforts and social services.", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 606, "width": 387, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Activity is an organized effort or endeavor to achieve a state of abundance. To calculate the level of welfare, BKKBN implemented a program called \"Family Data Collection\".", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 647, "width": 365, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. A non-prosperous (very poor) family is a family that is unable to fulfill one of the indicators of the ``Rich Family I'' level.", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 674, "width": 273, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Rich family I (poor) is a new family that can fulfill the indicators.", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 688, "width": 315, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Wealth level II are households that can fulfill the indicators of wealth level I.", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 702, "width": 366, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Stage III prosperous families are families that fulfill the indicators of Stage I prosperous families and the indicators of welfare families.", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 729, "width": 367, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. A Stage III Plus Developing Family is a family that fulfills the indicators of a Stage I Developing Family, a Stage II Developing Family Index, and a Developing Family Index.", "type": "List item" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 270, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 20, "width": 233, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasnianti Pasangka et al. , Golden Ratio of Data in Summary , Vol.4, Issue.1 (2024) https://doi.org/10.52970/grdis.v4i1.517", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 48, "width": 136, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grdis", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 48, "width": 71, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online]: 2776-6411", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 773, "width": 52, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 139 of 143", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 391, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Sukirno (2012), welfare has nothing to do with consumption patterns, and it is important to develop the potential and abilities of each person as capital to realize a prosperous life. Therefore, Skillno classifies welfare into three groups:", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 127, "width": 390, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) A group that seeks to compare the welfare levels of two countries by improving the way national income is calculated.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 154, "width": 390, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Currency groups seek to adjust national income to account for differences in national income levels.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 182, "width": 390, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) An organization that tries to compare the welfare level of a country based on non-monetary data.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 209, "width": 390, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the Central Bureau of Statistics (2005), there are eight indicators used to determine the level of welfare, namely income, family consumption or expenditure, living conditions, housing facilities, family health status, health services, and education. According to Fahrudin (2012: 12), the functions of social welfare are:", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 278, "width": 368, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. The preventive function of social care aims to strengthen individuals, families and communities to prevent new social problems from arising. In societies in transition, the focus of prevention efforts is on activities that contribute to the creation of new patterns of social relations and new social institutions.", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 333, "width": 367, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. The healing function of social services aims to eliminate physical, mental and social disabilities and enable people suffering from these problems to function normally again in society. This function also includes the function of recovery (rehabilitation).", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 374, "width": 365, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Development Function The function of social welfare is to contribute directly or indirectly to the development process or the development of social order and social resources.", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 401, "width": 366, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Support Function This function includes activities that contribute to the achievement of the objectives of the social service sector or other areas.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 442, "width": 94, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4. Previous Research", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 469, "width": 393, "height": 232, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Sutjiatmi (2019), The results of this study indicate that the implementation is consistent with the PKH implementation process (setting budget targets, socialization process, initial meetings and verification, forming beneficiary family groups (KPM), updating KPM data, implementation, and so on). shown that the agency determines the allocation of assistance and conducts a review of the initiatives of educational institutions (Fasdik), health institutions (Faskes), and social welfare. Sumbawati, et al (2020), Research shows that the PKH program is very effective and improves community welfare. This is evidenced by the fulfillment of general welfare indicators: basic needs, psychological, development, and self-actualization. Syahidah, et al (2023), based on research findings, underprivileged people who do not receive PKH are still proven to exist. Although the program socialization indicator has been implemented, it is still not effective because the PKH socialization was only conducted once at the first meeting. Therefore, there are still people who do not understand the PKH implementation mechanism. In terms of indicators, the program objectives as stated in the five PKH objectives have not been achieved. Second, the program monitoring indicators are inadequate, and although monitoring is carried out by the Karawang Regency Social Agency, PKH Facilitators, and the Pusakajaya Selatan Village Government, the problems of field data collection, data updating, and program socialization are the biggest problems. This is underutilized and has consequences. The objectives of the PKH program in Pusakajaya Selatan Village are not appropriate.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 715, "width": 173, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. RESEARCH DESIGN AND METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 742, "width": 390, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The type of research used in this research is descriptive research. Descriptive research is a type of research that uses information data based on facts found in the field to solve research problems. The", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 270, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 20, "width": 233, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasnianti Pasangka et al. , Golden Ratio of Data in Summary , Vol.4, Issue.1 (2024) https://doi.org/10.52970/grdis.v4i1.517", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 48, "width": 136, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grdis", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 48, "width": 71, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online]: 2776-6411", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 773, "width": 52, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 140 of 143", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 393, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "author uses a qualitative research approach, which produces descriptive data from the speech or writing of subjects and their behavior. The descriptive approach is a research approach in which the data collected consists of words, pictures, field notes, photographs, video recordings, personal documentation, or memos, and other sources. Moleong (2005). The research location is a place or area where researchers obtain information about the data needed and is the place where research will be conducted. This research was conducted in February 2024, which this research was conducted in Makmur Village, Palolo District, Sigi Regency. This research data source uses primary and secondary data. Primary data is data that researchers collect directly from research subjects and obtained through direct field observations and interviews. Meanwhile, secondary data is a data source that does not directly provide data for data collection, for example through other people or documents. This data source supports and complements primary data. The data collection method used by this research is by having three ways, namely, Interview, Documentation and Observation. The informants in this study are: 1). PKH Facilitator, 2). PKH beneficiaries. Data analysis techniques are carried out by recapitulating answers and opinions from respondents. For qualitative data, it will be analyzed by reducing data, presenting data, and drawing conclusions.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 291, "width": 136, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 319, "width": 338, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Description of PKH Recipients in Makmur Village No. Category Total Percent 1 Pregnant/Postpartum Women 10 13% 2 Early Childhood 0 to 6 years old 13 16,9% 3 Elementary education/equivalent 24 31,2% 4 Junior high school education 26 33,8% 5 High school education/equivalent 25 32,5% 6 Persons with severe disabilities 5 6,5% 7 Elderly 27 35,1% Total 130 100%", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 439, "width": 89, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source. Primary Data, 2024", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 464, "width": 391, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the data in table 1, it can be seen that PKH recipients in the Pregnant / Postpartum Mother category are 10 people, the Early Childhood category 0 to 6 years is 13 people, the Elementary / Equivalent Child Education category is 24 people, the Junior / Equivalent Child Education category is 26 people, the Senior / Equivalent Child Education category is 25 people, the Severe Disability category is 5 people, and the Elderly category is 27 people. So it can be concluded that the number of PKH recipients in Makmur Village is 130 KPM.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 560, "width": 279, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementation of Program Keluarga Harapan (PKH) in Makmur Village", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 587, "width": 391, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Keluarga Harapan is one of the social programs developed by the government. PKH is a program that provides financial assistance to very poor households that need to meet the requirements of improving the quality of human resources (especially education and health). The main objective of PKH is to improve the quality of human resources of the poor and contribute to poverty alleviation through the provision of cash assistance. The mechanism for distributing funds to PKH participants four times a year. The payment institution is PT Bank Himbara (State Bankers Association). Next regarding ATMs, the type of ATM used is a Bank BNI ATM. Every time the funds are disbursed, PKH participants independently withdraw their money at the nearest Bank BNI ATM. Some PKH participants bring their ATM cards to the agencies in Makmur Village and Palolo Sub-district. The funds disbursed depend on the components that each KPM PKH has. The amount of PKH financial assistance in 2023 is:", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 752, "width": 267, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Category of pregnant/postpartum women : Rp. 3,000,000", "type": "Table" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 270, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 20, "width": 233, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasnianti Pasangka et al. , Golden Ratio of Data in Summary , Vol.4, Issue.1 (2024) https://doi.org/10.52970/grdis.v4i1.517", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 48, "width": 136, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grdis", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 48, "width": 71, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online]: 2776-6411", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 773, "width": 52, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 141 of 143", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 72, "width": 267, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Early childhood category 0 to 6 years old : Rp. 3,000,000 3) Education category of elementary school children : Rp. 900,000 4) Category of junior high school education : Rp. 1,500,000 5) Category of people with severe disabilities : Rp. 2,400,000 7) Elderly category : Rp. 2,400,000", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 154, "width": 392, "height": 123, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to direct cash assistance, PKH participants also get other assistance packages such as BPNT (non-cash food assistance) in the form of rice, eggs, meat, potatoes, tofu, and others worth IDR 200,000. However, there are still delays in aid payments. Based on the results of the interviews, the researcher concluded that the PKH implementation process begins with observation, verification, data updating, home visits, verification, group meetings, village meetings, coordination with the village head and sub-district head. Coordination with related parties and banks is also going well. The implementation phase is in accordance with the specified implementation process. Based on the explanation above, it can be concluded that PKH intermediaries and social services work well together and the distribution of funds to the community is successful.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 291, "width": 265, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effectiveness of Program Keluarga Harapan (PKH) in Makmur Village", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 318, "width": 391, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To determine how effective PKH is in Makmur Village, four indicators can be used: program objectives, targeting accuracy, program socialization, and program monitoring. The following are the results of the interviews on these four indicators:", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 373, "width": 104, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) PKH targeting accuracy", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 387, "width": 391, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PKH is an important program that helps the economy of Makmur Village and has great potential to improve the welfare of the community if used properly. As the interview results show, the Makmur village government regulates the distribution of PKH by applying targeting accuracy, which means that the PKH provided to the community must be beneficial in the long term. The following table shows the percentage of PKH targeting accuracy:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 469, "width": 344, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Percentage of PKH Targeting Accuracy No. Description Number of Informants Percentage 1 Right on target 85 65% 2 Less targeted 45 35% Total 130 100%", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 544, "width": 390, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table 2, 85 informants or 65% stated that PKH was right on target and 45 or 35% stated that PKH was not right on target. So it can be concluded that the accuracy of PKH targeting in Makmur Village is quite effective.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 599, "width": 99, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Program Socialization", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 613, "width": 394, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To provide information to the Makmur village community, the PKH moderator informs PKH administrators and PKH facilitators about the PKH program. Interviews revealed that the socialization of the PKH program took place at the first meeting at the Makmur village office. In addition, this socialization will also help assess the program objectives as well as the rights and responsibilities of PKH recipient families which will be implemented in group meetings. The following table shows the socialization of the program:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 709, "width": 342, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Percentage of Program Socialization No. Description Number of informants Percentage 1 There is 130 100% 2 None 0 0 Total 130 100%", "type": "Table" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 270, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 20, "width": 233, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasnianti Pasangka et al. , Golden Ratio of Data in Summary , Vol.4, Issue.1 (2024) https://doi.org/10.52970/grdis.v4i1.517", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 48, "width": 136, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grdis", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 48, "width": 71, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online]: 2776-6411", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 773, "width": 52, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 142 of 143", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 390, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table 3, it can be seen that all PKH participants received socialization about PKH. So it can be concluded that PKH socialization in Makmur Village is very effective.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 113, "width": 88, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Program Objectives", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 127, "width": 391, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The utilization of Program Keluarga Harapan (PKH) in Makhmour Village is primarily aimed at alleviating poverty. The Makmur village government believes this program will improve the welfare of the Makmur village community because it helps meet the basic needs of the community such as the purchase of school supplies for school children, health services such as nutritional checks and maternal health important contributions to the following table shows the percentage of PKH program targets:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 223, "width": 342, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Percentage of PKH Program Objectives No. Description Number of informants Percentage 1 There is 100 77% 2 None 30 23% Total 130 100%", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 304, "width": 390, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table 4, it shows that 100 informants or 77% know about the objectives of PKH, then 30 informants or 23% do not know about the objectives of PKH in Makmur Village. So it can be concluded that the objectives of the PKH program in Makmur Village are quite effective.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 359, "width": 93, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Program Monitoring", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 373, "width": 395, "height": 109, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To determine whether the PKH program in Desa Makmur is successful, PKH managers from the center conduct monitoring, which includes supervision and evaluation of program implementation. This stage is very important to achieve the objectives of the program, namely to improve the development of individuals who receive assistance. The interview results show that PKH managers conduct regular evaluations to ensure that the PKH program is running well. PKH managers and recipients conduct these evaluations, which include assessing how well the planning and implementation of the PKH program is going. The following is a table of the percentage of PKH Program Monitoring:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 482, "width": 342, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Program Monitoring Percentage Table No. Description Number of informants Percentage 1 There is 130 100% 2 None 0 0 Total 130 100%", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 564, "width": 392, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table 5, it shows that program monitoring is always carried out by officers. So it can be concluded that the monitoring of the PKH program in Makmur Village is very effective. Based on the four tables 5, it can be concluded that the PKH program in Makmur Village based on the measurement of 4 indicators can be said to be effective.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 632, "width": 222, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Community Welfare of PKH Recipients in Makmur Village", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 659, "width": 391, "height": 109, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of interviews with PKH beneficiaries in Desa Makmur show that the PKH program is very successful in terms of community welfare after receiving assistance. Several welfare indicators can show the level of welfare. From the education sector, PKH beneficiaries help schools fulfill all their needs, such as purchasing school uniforms and books that are not provided free of charge by the school. In addition, from a health perspective it helps pregnant women and young children meet their needs such as buying baby milk and caring for pregnant women, and from a social perspective it helps parents who have no income to meet their daily needs. Some PKH recipients still claim not to feel better because they have just received assistance. Constraints to the PKH program in Makmur Village", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 270, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 20, "width": 233, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasnianti Pasangka et al. , Golden Ratio of Data in Summary , Vol.4, Issue.1 (2024) https://doi.org/10.52970/grdis.v4i1.517", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 48, "width": 136, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grdis", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 48, "width": 71, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online]: 2776-6411", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 773, "width": 52, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 143 of 143", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 395, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "include social jealousy between non-PKH and PKH recipients and a lack of overall community control over the KTP and KK as PKH recipients. These problems can be minimized with community support provided by the village government and related agencies to increase community understanding.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 140, "width": 81, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 168, "width": 392, "height": 232, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Keluarga Harapan in Makmur Village, Palolo Sub-district has been implemented well in accordance with existing procedures and guidelines. PKH implementation procedures include observation, verification, data updating, verification, group meetings, village meetings, coordination with the lurah, camat, stakeholders, coordination with the payer bank, reconciliation and reporting every month. This ensures that the program runs well. The Family Hope Program in Makmur Village is proven to be effective based on four indicators, namely the right target (for the underprivileged), program objectives (improving the welfare of the Makmur Village community), and group meetings through the percentage of 3-month PKH beneficiaries. The program meets the expectations of the government and the community. With PKH support, PKH beneficiaries can enjoy many benefits. This is thought to be because in terms of education it is possible to pay tuition fees from elementary to high school, and in terms of health it can meet the needs of pregnant women and young children. Based on the description above, the researcher provides the following suggestions: For PKH recipients, it is hoped that those who get PKH assistance provided by the government can be used properly and always attend every PKH meeting; For the government, it is expected to use more valid data so that it can provide more targeted assistance; It is hoped that the facilitators will be more active in carrying out the PKH program to the community in order to achieve the PKH goal of breaking the chain of poverty.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 415, "width": 62, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 438, "width": 397, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edi Suharto. (2009). Pekerja sosial & Kesejahteraan sosial. Yogyakarta: Pustaka belajar. Elfrindi, dkk. (2011). Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Kencana. Handoko, T. (2008). manajemen personalia sumberdaya manusia . edisi kedua yogyakarta. Kementerian Sosial, “Undang-undang nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial”, Https//www.kemensos.go.id/unduh/UU_kemensos_no 11 2009. Moleong, Lexy. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pajryati, F. R. (2019). Peran pendampingan program keluarga harapan dalam pembardayaan keluarga miskin bidang pendidikan di kelurahan gandus kota palembang . jurnal doctoral dissertation, UIN Raden Fatah Palembang.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 541, "width": 391, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rukminto. (2005). Ilmu kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Jakarta: Gramedi Sarman, M. d. (2000). masalah penanggulangan kemiskinan . jakarta puspa swara. Sri Sutjiatmi, F. U. (2019). Efektifitas programa keluarga harapan (PKH) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Kupu Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal. Jurnal kajian politik- pemerintahan, vol. 2 no. 2, Oktober 2019.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 598, "width": 391, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukirno, S. (2012). Makro ekonomi modern perkembangan pemikiran klasik dan baru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 621, "width": 396, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumbawati, et al. (2020). Efektivitas Program Keluarga Harapan (Pkh) Dalam Meningkatkan Kesejahteraanmasyarakat Desa Ropang. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, vol 8 No 3, Desember 2020.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 644, "width": 390, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahidah, et al. (2023). Efektivitas Program Keluarga Harapan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarkat Desa Pusakajaya Selatan. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial , Vol 10, No 2 2023.", "type": "Text" } ]
2c859b1a-bc6d-41d8-8781-75f306a7530f
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/bino/article/download/10139/7184
[ { "left": 106, "top": 36, "width": 232, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 48, "width": 182, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 3, Issue 2, June 2021 page. 138-142 https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/bino", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 171, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "OPEN ACCESS JOURNAL P-ISSN : 2684-9062 | E-ISSN : 2714-9803 DOI: 10.20527/bino.v3i2.10139", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 796, "width": 448, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini and Arsyad (2021) Students’ Critical Thinking through the Development of a Popular Book on Coastal Biology | 138", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 91, "width": 451, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "High School Students' Critical Thinking Skills through the Development of a Popular Book on Coastal Biology", "type": "Section header" }, { "left": 200, "top": 132, "width": 196, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhammad Zaini (1) * , Muhammad Arsyad (2)", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 154, "width": 434, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1) Master Program of Biology Education, Postgraduate Program, University of Lambung Mangkurat, Banjarmasin City, South Kalimantan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 175, "width": 436, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2) Study Program of Biology Education, Department of Mathematics and Natural Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Lambung Mangkurat, Banjarmasin City, South Kalimantan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 208, "width": 330, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*Corresponding Author Email: [email protected] Article Information Abstract Keyword: Popular Book Critical Thinking Skills", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 279, "width": 58, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coastal Biology", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 248, "width": 446, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Buku Populer Keterampilan Berpikir Kritis Biologi Pesisir The introduction of the potential of coastal biology as a local treasure is important for the general public and students. This study aims to describe the critical thinking skills of high school students through the development of a popular book on coastal biology. This study focuses on small group testing of the Tessmer development research design. The popular book on coastal biology was implemented at Abdul Kadir High School Penyipatan District Tanah Laut Regency, South Kalimantan Province. The research subjects were three students of grade XII. Critical thinking skills are divided into several aspects according to Facione. The instrument used is student worksheet based on popular books on coastal biology. Data is calculated based on weight, then expressed as percent (%) according to the terms of 76-100% (very good), 51-75% (good), 26- 50% (quite), <25% (less). The results showed that five aspects of students' critical thinking skills including interpretation, analysis, evaluation, inference, and self-regulation were in good category, and the skills of doing analysis had increased. On the other hand, the skill of explaining has not shown any improvement.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 460, "width": 42, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 471, "width": 311, "height": 216, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengenalan potensi biologi pesisir sebagai kekayaan lokal penting bagi masyarakat umum dan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mende Skripsi kan keterampilan berpikir kritis siswa SMA melalui pengembangan buku popular biologi pesisir. Penelitian ini fokus pada uji kelompok kecil dari desain penelitian pengembangan Tessmer. Buku populer biologi pesisir diimplementasikan di SMA Abdul Kadir Kecamatan Penyipatan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Subjek penelitian adalah tiga orang siswa kelas XII. Keterampilan berpikir kritis dibagi dalam beberapa aspek menurut Facione. Instrumen yang digunakan berupa LKPD berdasarkan buku popular biologi pesisir. Data dihitung berdasarkan bobot, kemudian dinyatakan dengan persen (%) sesuai dengan ketentuan 76-100% (baik sekali), 51-75% (baik), 26-50% (cukup), <25% (kurang). Hasil penelitian menunjukkan lima aspek keterampilan berpikir kritis siswa meliputi interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, dan pengaturan diri memperoleh kategori baik, dan keterampilan melakukan analisis mengalami peningkatan. Sebaliknya, keterampilan melakukan eksplanasi belum menunjukkan perbaikan.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 354, "width": 94, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "History: Received Accepted Published : 13/02/2021 : 10/06/2021 : 28/06/2021", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 696, "width": 191, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "© 2021 BIO-INOVED : Jurnal Biologi Inovasi Pendidikan", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 711, "width": 456, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite: Zaini, M., and Arsyad, M. (2021). High School Students' Critical Thinking Skills through the Development of a Popular Book on Coastal Biology. BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan, 3 (2), 138-142.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 232, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 48, "width": 182, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 3, Issue 2, June 2021 page. 138-142 https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/bino", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 171, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "OPEN ACCESS JOURNAL P-ISSN : 2684-9062 | E-ISSN : 2714-9803 DOI: 10.20527/bino.v3i2.10139", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 796, "width": 448, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini and Arsyad (2021) Students’ Critical Thinking through the Development of a Popular Book on Coastal Biology | 139", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 94, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 222, "height": 130, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The interaction between the environment and living things is studied in one branch of biology, namely ecology. According to Barbour et al . (1987) studying ecology requires good mastery in the fields of physiology, climatology, zoology, soil science, physics, chemistry and other fields of science so that ecology can be fully understood. To facilitate the development of scientific attitudes by integrating local wisdom values into ecological materials, adequate learning resources are needed, one of which is popular books.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 222, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Popular scientific books or popular science books make it easy to introduce local wisdom to the public. Learning based on the culture and local wisdom of an area is a local context that can be developed in an integrated manner in the teaching and learning process. On a micro scale, the steps taken are to improve environmental literacy as part of scientific and technological literacy. However, the availability of information sources for students is still limited, even learning resources that are specific in certain areas. One of the potentials that might provide scientific literacy for students is the potential of coastal biology.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 396, "width": 222, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lambung Mangkurat University is one of the universities with local wisdom of coastal biology. This is in accordance with the 2016-2020 Lambung Mangkurat University research master plans which set the 2015-2019 achievements of the availability of superior resources in the field of coastal biology. One of the strategies adopted is to direct the research topic to coastal biology. Exploring the potential of coastal biology by inviting local resources is expected to contribute to master plan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 516, "width": 222, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Environmental education programs must have goals related to creating awareness, accumulation of knowledge, positive attitudes, problem solving skills and community participation (Singh and Rahman, 2012). If the acquisition of knowledge and skills is designed by teaching, thinking skills can be accommodated. Critical thinking skills, creative thinking, and higher order thinking, all three are means to improve thinking skills.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 637, "width": 223, "height": 143, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The 21st century is said to be the \"Era of Human Capital\" which is an era in which science and technology, especially communication technology is growing very rapidly, especially in the field of education. The skills needed in this century, namely critical thinking skills, interpersonal skills and intrapersonal skills. In developing learning in this century, educators must start one step of change, namely changing the traditional teacher-centered learning pattern into a student-centered learning pattern (Pratiwi et al ., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 106, "width": 222, "height": 251, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research on coastal biology has been previously reported. Ripani (2014) stated that 1) students' knowledge about mangrove conservation is very satisfactory; 2) student performance is also very satisfying, including making wall magazines, leaflets, banners and food/drinks made from mangroves. Zaini et al . (2010) reported 1) student activity in learning in the environment in various geographical conditions is quite high, 2) teacher activity in managing learning in various environmental conditions is still dominant, 3) student learning outcomes in various learning environments show significant, meaning that the use of PBM and environmental approach in learning has an effect on student learning outcomes. 4) the results during the learning process in various learning environments are quite good. 5) a prototype of a practical green school learning model is used which covers three geographical areas, namely swamp areas (waters), mountainous areas (hills), and transitional areas.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 359, "width": 222, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini and Asnida (2015) explain that learning in a natural environment using an environmental approach plays an important role in learning a biological concept because it can motivate students to teach biological concepts and thinking skills. Another activity is a scientific meeting on the potential of coastal biology (Zaini, 2010; Zaini, 2014). All of these activities are packaged in the form of development research (Zaini, 2016) which can be viewed from two sides, namely developing the potential of human resources (students) and exploring the potential of coastal biology.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 516, "width": 222, "height": 143, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the research that has been done previously, it is felt that there is still a research opportunity, namely a book by compiling all research supplements. This supplement is packaged in a popular book on coastal biology. When this book was used, one of the things that was learned and became the focus of research was that users were led to express their critical thinking skills guided by student worksheet. On this basis, the research question is raised, how are high school students' critical thinking skills through the development of popular books on coastal biology?", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 675, "width": 155, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Materials and Method", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 690, "width": 222, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study focuses on the small group evaluation stage of development research based on the Tessmer model. The research was conducted for 13 months (November 2019-November 2020). The development of a popular book on coastal biology was carried out at Abdul Kadir High School Penyipatan District Tanah Laut Regency, South Kalimantan Province. The research subjects were", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 232, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 48, "width": 182, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 3, Issue 2, June 2021 page. 138-142 https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/bino", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 171, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "OPEN ACCESS JOURNAL P-ISSN : 2684-9062 | E-ISSN : 2714-9803 DOI: 10.20527/bino.v3i2.10139", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 796, "width": 448, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini and Arsyad (2021) Students’ Critical Thinking through the Development of a Popular Book on Coastal Biology | 140", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 90, "width": 222, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "small groups of three students of grade XII SMA Abdul Kadir.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 114, "width": 222, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Critical thinking skills are divided into several aspects referring to Facione (2010). The instrument used is student worksheet based on popular books on coastal biology. Data collected from student worksheet answers were given weights, then the results obtained were expressed as", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 90, "width": 220, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "% with the terms Very Good (76-100%), Good (51- 75%), Quite (26-50%), Less (< 25%).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 127, "width": 163, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Results and Discussions", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 142, "width": 222, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Critical thinking skills obtained from students' answers to student worksheet assignments are presented in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 199, "width": 263, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1 Summary of Students' Critical Thinking Skill Results", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 220, "width": 447, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspecs of Critical Thinking Maks. Score I II III IV V Rt % Rt % Rt % Rt % Rt % Interpretation 15 12 80 9,33 77,8 7,33 48,9 12,66 84,4 10 66,7 Analysis 15 7,33 48,9 7,33 48,9 11,33 75,5 11,33 75,5 8,66 57,7 Evaluation 15 8,66 57,7 12,66 84,4 11,33 75,5 9,33 77,8 12 80 Inference 15 12 80 11,33 75,5 8,66 57,7 9,33 77,8 9,33 77,8 Eksplanation 20 9,33 46,7 10,66 53,3 12 60 10 50 9,33 46,7 Self-regulation 20 14,66 73,3 11,33 56,7 14,66 73,3 14,66 73,3 11,33 56,7", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 274, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Description: 76-100% (very good), 51-75% (good), 26-50% (quite), < 25% (less). Roman Numerals Source KBK (Title of Popular Book Chapter). Rt (Average Score).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 335, "width": 222, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Students' critical thinking skills in Table 1 are in good categories, namely interpretation, analysis, evaluation, inference, and self-regulation. The skills of doing analysis have increased, but the skills of doing explanations have not shown any improvement.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 407, "width": 222, "height": 228, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The focus of research in the form of students' critical thinking skills is one of the mandates of learning in the 21st century. Critical thinking skills as part of cognitive skills are one of the components in 21st century learning. The critical thinking skills of students in the good category have been widely supported by previous studies that have been reported (Zaini and Asnida, 2015). He explained that learning in a natural environment using an environmental approach plays an important role in learning a biological concept because it can motivate students to teach biological concepts and thinking skills. Nur (2011) explains that learning process skills is not limited to being done in schools in whole classes, but can be carried out in small groups, in this case through group or individual tests. Students can begin working individually in class or at home, and then discuss their strategies and results in small groups or the whole class.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 637, "width": 222, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Popular books are effectively used because students' critical thinking skills have improved (Patmawati, 2017; Zaini and Jumirah, 2016; Ramadhan, 2020). So this book can be accounted for as truth/scientific (Setiawan, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 697, "width": 222, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The teacher acts as a facilitator in improving critical thinking skills through student-centered learning. Irhayana (2011) reported an increase in metacognitive abilities, critical thinking skills, and cognitive abilities of students with high and low academic abilities. Critical thinking teaches strategies and skills that can enhance our ability to", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 335, "width": 222, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "engage in critical evaluations. This study deals with aspects of critical thinking skills of interpretation, analysis, evaluation, inference, and self-regulation (Facione, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 383, "width": 223, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Student worksheets as part of teaching materials have an important position in learning to explore critical thinking skills. Hairiani et al . (2016) reported that the practicality of student worksheets as a result of the development of process skills in the good category, Wahyulina et al . (2018) reported that cognitive learning outcome and critical thinking skills were very good. Student worksheets to improve critical thinking skills developed by researchers (Yunita, 2021; Amelia, 2021; Hasanah, 2021) reported that the effectiveness of student worksheets increased in students' critical thinking skills from good to very good categories from six aspects of critical thinking skills contained in the student worksheet.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 564, "width": 222, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Angkowati et al . (2018) reported cognitive learning outcomes with very good category results, critical thinking skills in very good categories. They found that students' critical thinking skills were good, including formulating problems, formulating hypotheses, collecting data, analyzing data, and making conclusions.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 649, "width": 223, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The aspect of critical thinking skills as the dependent variable has been reported by previous researchers. Inquiry-based learning in biology learning affects the ability to analyze and evaluate, does not affect the ability to apply (Zaini et al ., 2017). Wahyulina et al . (2018) reported that cognitive learning outcome and critical thinking skills were very good, good behavior assessment results, good social skills, and good student activities.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 232, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 48, "width": 182, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 3, Issue 2, June 2021 page. 138-142 https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/bino", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 171, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "OPEN ACCESS JOURNAL P-ISSN : 2684-9062 | E-ISSN : 2714-9803 DOI: 10.20527/bino.v3i2.10139", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 796, "width": 448, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini and Arsyad (2021) Students’ Critical Thinking through the Development of a Popular Book on Coastal Biology | 141", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 89, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 222, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of research and discussion, it is concluded that students' critical thinking skills are in good categories, namely interpretation, analysis, evaluation, inference, and self-regulation. The skills of doing analysis have increased, but the skills of doing explanations have not shown any improvement.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 204, "width": 87, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. References", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 218, "width": 222, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdunor. (2014). Penelitian dan Pengembangan Modul Keragaman Ikan di Kawasan Hutan Mangrove untuk Membentuk Kader Konservasi Siswa MAN 5 Martapura. Tesis . Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat. Unpublished. Amelia, R. (2021). Pengembangan LKPD", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 207, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Elektronik pada Konsep Protista untuk", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 208, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Jenjang SMA. Skripsi . Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Unpublished.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 351, "width": 222, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Angkowati, J., Zaini, M., and Badruzsaufari, B.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 208, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2018). The Effectiveness of Learning Module to Train Critical Thinking Skill. European Journal of Education Studies, 4 (12), 118-129.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 400, "width": 222, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Facione, P. A. (1998). Critical Thinking: What It Is and Why It Counts . Millbrae, CA: The California Academic Press.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 436, "width": 222, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Febrina, W. (2014). Pengembangan Modul Konservasi Tumbuhan Mangrove untuk Membentuk Kader Konservasi Siswa SMAN 12", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 472, "width": 208, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banjarmasin. Tesis. Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat.Unpublished.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 222, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hairiani, K., Zaini, M., and Kaspul, K. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 208, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterampilan Proses dan Keterampilan Kinerja Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah dalam", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 208, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran Konsep Sistem Sirkulasi.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 208, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah. Vol.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 66, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 , pp. 719-724.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 569, "width": 222, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasanah, U. (2021). Pengembangan LKPD", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 207, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Elektronik pada Konsep Jamur untuk", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 208, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Jenjang SMA. Skripsi . Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Unpublished.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 641, "width": 222, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hesty. (2014). Pengembangan Modul Konservasi Keanekaragaman Burung di Hutan Mangrove untuk Membentuk Kader Konservasi Siswa SMA Negeri 4 Banjarmasin. Tesis. Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat. Unpublished. Irhayana, H. (2011). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kemampuan Akademik Siswa terhadap Kemampuan Metakognitif, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Kemampuan Kognitif Siswa pada Konsep Sistem Pernapasan Kelas XI SMA Negeri 1 Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Tesis . Malang: Program Studi Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 90, "width": 208, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biologi, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Unpublished.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 114, "width": 222, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Naita, N.N., Zaini, M., and Abdullah. (2018). Development of Lesson Plan Instrument On Skleton, Muscles And Simple Machine Topic For Junior High School: The Validity and The Practicality Test. IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME) e- ISSN: 2320–7388, p-ISSN: 2320–737X. Vol. 8, No. 2, Ver.V (Mar.–Apr.2018), pp. 34-40.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 210, "width": 223, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur, M. (2011). Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Surabaya Pusat Sains dan Matematika Sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 259, "width": 222, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pammai, K. (2014). Studi Keanekaragaman", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 271, "width": 208, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anggrek di Kabupaten Merauke untuk Pengembangan Buku Ilmiah Populer sebagai Upaya Pelestarian Sumber Daya Lokal bagi Masyarakat di Kabupaten Merauke. Tesis. Universitas Negeri Malang, Malang. Unpublished.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 343, "width": 222, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Patmawati, K. (2017). Pengembangan Buku Ilmiah Populer Tentang Studi Morfologi Kayu Pacat (Harpullia Arborea (Blanco) Radlk.) Sebagai Tumbuhan Langka di Taman Nasional Kerinci Seblat. Tesis . Universitas Jambi. Unpublished.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 404, "width": 222, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Plomp, T. and Nieveen, N. (2007). An Introduction to Educational Design Research. Proceedings of the seminar conducted at the East China Normal University , Shanghai (PR China), November 23-26, 2007 pp. 9-36.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 464, "width": 222, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratiwi, S. N., C. Cari., and N. S. Aminah. (2019).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 476, "width": 208, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran IPA Abad 21 dengan Literasi Sains Siswa. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, 9 (1), 34-42.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 512, "width": 222, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmadani, St. (2015). Pengembangan Panduan praktikum Biologi dan Instrumen Penilaian Kinerja Praktikum", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 536, "width": 208, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif dan Efektivitasnya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA/MA Kelas XI. E-Journal Penelitian Pendidikan IPA, 1 (2), 1-12.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 597, "width": 222, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ramadhan, F. (2020). Pengembangan Buku Saku", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 609, "width": 208, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keanekaragaman Lepidoptera Di Hutan", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 621, "width": 208, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mangrove Untuk Melatihkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Tesis , Program Studi Magister Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat. Unpublished.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 694, "width": 223, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ripani, A. (2014). Pengembangan Modul", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 706, "width": 209, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konservasi Tumbuhan Mangrove yang Berpotensi sebagai Bahan Makanan untuk Membentuk Kader Konservasi. Tesis. Universitas Lambung Mangkurat. Unpublished.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 754, "width": 222, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiawan, M. E. (2017). Pengembangan Buku Ilmiah Populer untuk Masyarakat Pencinta", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 232, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 48, "width": 182, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 3, Issue 2, June 2021 page. 138-142 https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/bino", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 171, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "OPEN ACCESS JOURNAL P-ISSN : 2684-9062 | E-ISSN : 2714-9803 DOI: 10.20527/bino.v3i2.10139", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 796, "width": 448, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini and Arsyad (2021) Students’ Critical Thinking through the Development of a Popular Book on Coastal Biology | 142", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 90, "width": 208, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alam Melalui Eksplorasi Tumbuhan Survival di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Tesis . Universitas Negeri Malang,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 96, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Malang. Unpublished.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 138, "width": 222, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Singh, H.R. and Rahman, S.A. (2012). An Approach for Environmental Education by Non-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 208, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Governmental Organizations (NGOs) in Biodiversity Conservation. Procedia - Social and Behavioral Sciences 42 , pp. 144–152.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 198, "width": 222, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyulina, M., Abdullah, A., and Zaini, M. (2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 208, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Effectiveness of Lesson Plan Instruments on Digestive System Material Through Inquiry Based Learning. European Journal of Education Studies, 4 (4), 415-423.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 222, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yunita. (2021). Pengembangan LKPD Elektronik pada Konsep Tumbuhan Paku (Pteridophyta) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Jenjang SMA. Skripsi . Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Unpublished.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 331, "width": 222, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini, M. and Asnida, D.J. (2015). Pengembangan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 208, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perangkat Pembelajaran IPA Biologi Berorientasi Hutan Mangrove untuk Siswa SMP. Prosiding Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS. 134-141.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 90, "width": 222, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini, M. (2010). Pentingnya Bersahabat dengan Alam untuk Mengembalikan Keanekaragaman Hayati Biologi pesisir di Kalimantan. Makalah seminar Diselenggarakan dalam Rangka Gebyar Sains Pendidikan Biologi HIMBIO FKIP Unlam Banjarmasin tanggal 8-13 Februari 2010.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 162, "width": 222, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini, M. (2014). Menggunakan Biologi pesisir untuk Mengajar Konsep-konsep Biologi and Keterampilan Berpikir dalam Pembelajaran IPA SMP. Disajikan pada Seminar Nasional Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Palangka Raya tanggal 17 Desember 2014.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 235, "width": 222, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini, M. (2016). Urgensi Penelitian Pengembangan dalam Menggali Keterampilan Berpikir Kritis. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 269, "width": 209, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Melalui Pembelajaran IPA” Penerbit: S2 IPA UNLAM PRESS. , Edisi: Oktober 2016., ISBN: 978-602- 60213-0-4.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 331, "width": 222, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini, M., and Jumirah, R. (2016) Pengembangan Perangkat Pembelajaran Topik Ekologi terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Madrasah Aliyah. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia,", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 379, "width": 53, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 (1), 39-47.", "type": "List item" } ]
e3af81a6-a65c-b567-6055-43189e38e6a2
https://journal.bakrie.ac.id/index.php/Journal_Communication_spectrum/article/download/38/27
[ { "left": 526, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 460, "top": 30, "width": 81, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2087-8850", "type": "Page header" }, { "left": 147, "top": 72, "width": 315, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENERAPAN BUDAYA PERUSAHAAN DALAM PEMBENTUKAN CITRA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN", "type": "Section header" }, { "left": 263, "top": 116, "width": 82, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manik Sunuantari", "type": "Section header" }, { "left": 156, "top": 143, "width": 296, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta Jl. Prof. Dr. Supomo No. 84, Jakarta Selatan 12870 Telp: 021-8312813 ext. 604, Faks: 021-835 4763, Hp : 0816 1654868 E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 222, "width": 35, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 248, "width": 411, "height": 248, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan citra pelanggan terhadap suatu hotel. Salah satu faktor yang menonjol dalam pembentukan citra hotel adalah dari budaya hotel yang bersangkutan. Ini tercermin dalam perilaku, norma, nilai-nilai baku yang dianut, filsafat, peraturan-peraturan, dan iklim komunikasi yang ada di suatu hotel. Teori yang digunakan adalah teori budaya dari Heskett, dengan menggunakan pendekatan konstruktivis. Pemilihan lokasi penelitian yaitu Hotel Sentral dan Hotel Sofyan Betawi yang pada awalnya adalah satu grup. Setelah terpisah ditemukan bahwa masing-masing memiliki budaya yang khas, yang menciptakan segmen pasar yang berbeda. Dari hasil penelitian dan setelah dilakukan komparasi, terlihat bahwa masing-masing hotel mempunyai karakterstik budaya dan pelanggan yang berbeda sehingga akan menampilkan citra perusahaan yang berbeda pula. Iklim komunikasi yang kondusif memungkinkan terbentuknya budaya perusahaan yang baik seperti kesempatan karyawan untuk saling berbagi dan belajar satu sama lain. Keterbukaan komunikasi memungkinkan terbangunnya nilai-nilai yang dapat dengan mudah diserap oleh anggota organisasi. Budaya yang dianut hotel Sentral cenderung adaptif dengan selalu menyesuaikan diri pada keinginan pelanggan. Citra yang ditampilkan hotel Sentral dinilai konsumen buruk karena kurangnya tanggungjawab sosial perusahaan terhadap masyarakat. Sedangkan citra hotel Sofyan Betawi dinilai baik oleh konsumen, karena tidak ada masalah yang berkaitan dengan pelayanan kepada konsumen, bahkan tidak adanya konflik dengan komunitas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 512, "width": 388, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : budaya perusahaan, citra perusahaan, norma,nilai dan iklim komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 552, "width": 38, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 578, "width": 411, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There are so many factors that influence customer imageof a building hotel. One of thefactors that stand out in image formation of a hotel is culture. It is reflected in the behavior, norms, standard values that was adopted, philosophy, rules and communication climate in a hotel.The theory that applied in this research is from Heskett by using constructivism approach. The research location is Hotel Sentral and Hotel Sofyan Betawi, where prior they shared same values. Later, they became apart due to differences in values, segments. But because there was various difference, so they were decided to separated, and grow up appropriate with the wishes of their founder. Based on the research result, and comparison study, it is indicated that each hotel has different characteristics corporate culture, segments, and corporate image. The condusive communication climate allows the formation of a good corporate image. For instance, employees have an opportunity to share and learn with each other. Open communication will effect good culture formation and absorb by all members of the company. Hotel Sentral applied an adaptive culture due to the dynamism of changes in customer’s needs and wants. In the", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 268, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 1 Februari - Juli 2012", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 411, "height": 63, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "other hand, Hotel Sofyanembrased on more static approach, due to the obedience to the founder. Customer’s image of Hotel Sentral is not favourable, because the issue with the local community which resulting the lack of social responsibility. The while in Hotel Sofyan’s images is favourable in the mind of the customers, due to it is positive relationship with the community and this resulting customers stay are convenient.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 408, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: corporate culture, corporate image, norm, value and communication climate.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 68, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 215, "width": 225, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejalan dengan era perdagangan bebas, menyebabkan banyaknya orang-orang melakukan perjalanan bisnis atau hanya sekedar berwisata menikmati Indonesia, khususnya Jakarta sebagai Ibukota Negara, pusat bisnis, dan tempat berwisata. Salah satu sektor penunjang pariwisata dan perdagangan adalah hotel. Maraknya perkembangan hotel dari tahun ke tahun menyebabkan pihak manajemen harus semakin memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan pada tamu hotel, khususnya pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 394, "width": 225, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pihak perusahaan seringkali tidak menyadari bahawa kemajuan usaha dan keuntungan yang diperolehnya sebenarnya banyak bergantung pada karyawan yang bekerja secara serasi dan efisien. Mereka seringkali lebih memusatkan perhatian kepada bagaimana membina hubungan baik dengan pelanggan- nnya supaya dapat memperoleh keuntungan semaksimal mungkin, sehingga lupa membina hubungan baik dengan para karyawannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 543, "width": 225, "height": 184, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karyawan adalah aset yang sangat berharga dalam suatu perusahaan karena maju mudurnya perusahaan sangat dipengaruhi oleh kerjasama yang baik di antara karyawan. Motivasi kerja karyawan tidak akan muncul dengan sendirinyaa hanya karena setiap bulan karyawan menerima gaji dari perusahaan. Tentu saja untuk membina hubungan harmonis dengan para karyawan tidaklah mudah, apalagi karyawan berasal dari latar belakang kehidupan yang berbeda, baik pendidikan, kebudayaan, suku, agama, kebiasaan, usia dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 736, "width": 225, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melihat persaingan yang semakin ketat di bidang perhotelan, maka tentunya setiap", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 215, "width": 226, "height": 357, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perusahaan berusaha memperbaiki diri untuk terus tumbuh dan berkembang sehingga mampu bersaing di pasaran. Dengan demikian menuntut para pengelola hotel untuk tampil prima dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan pasar. Sehingga mereka perlu untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam proses memperbaiki kualitas maupun citranya. Bank BRI sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perbankan yang berdiri sejak tahun 1895 telah membuktikan ketahanannya sehingga mampu menghadapi perubahan sejak berdiri hingga sekarang. Konsistensi pelayanan pada nasabah kecil dan menengah dengan tetap mampu bertahan hidup membuktikan bahwa BRI memiliki budaya yang tangguh dalam kurun waktu yang cukup lama dengan core values yang tumbuh secara tradisional. Direksi BRI pada tahun 1998 mempersiapkan kodifikasi budaya korporat. Hal ini dilaksanakan dengan harapan bahwa budaya korporat, yang diduga telah ada dan mengakar serta menunjukkan ketahanannya menghadapai perubahan jaman (Moeljono, 2003:8).", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 581, "width": 225, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini menunjukkan bahwa suatu perusahaan akan mampu bersaing jika mampu membangun budaya perusahaan yang kokoh, sehingga mampu bertahan menghadapi segala bentuk persaingan. Bahkan dengan budaya perusahaan yang baik mampu menumbuh- kembangkan perusahaan sesuai perkembangan jaman. Ini menjadi tantangan besar bagi suatu perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain, begitu pula perusahaan jasa perhotelan.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 745, "width": 225, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu cara yang dilakukan hotel adalah dengan mengubah tidak hanya penampilan fisik", "type": "Text" }, { "left": 526, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 30, "width": 217, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manik Sunuantari, Penerapan Budaya Perusahaan ...", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 225, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tetapi juga meningkatkan pelayanan melalui pelayanan prima. Pelayanan prima berkaitan dengan jasa pelayanan yang dilaksanakan perusahaan dalam upaya memberikan kepuasan dan menumbuhkan kepercayaan terhadap pihak pelanggannnya (konsumen), sedangkan konsumen merasa dirinya diperhatikan denhan baik dan wajar (Ruslan, 1999:258).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 193, "width": 225, "height": 428, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam upaya membangun budaya perusahaan maka proses komunikasi memegang peranan penting, melalui transfer informasi maka antar anggota organisasi akan saling memahami satu sama lain sehingga tercapai saling pengertian ( mutual understanding ). Aspek komunikasi menjadi salah satu hal penting dalam proses pembentukan budaya perusahaan, dimana dalam proses itulah perusahaan akan mampu menampilkan citra perusahaan yang positif di mata pelanggan. Proses komunikasi dan arus pertukaran informasi yang baik dalam perusahaan, dengan beragam latar belakang individu, akan mampu membangun suatu budaya yang organisasi yang tercermin dalam pedoman baku yang diberlakukan perusahaan. Pedoman bakuatau standart operational procedure yang dibuat dalam bentuk formal, seperti peraturan dan ketentuan yang berlaku akan menjadi pedoman bagi karyawan dalam bekerja. Jika setiap karyawan bekerja sesuai dengan pedoman bakumaka akan tercipta adanya standar pelayanan yang sama kepada konsumen. Dalam rangka membangun dan mempertahankan konsumen maka adanya standar pelayanan baku yang tidak lain adalah budaya perusahaan yang sudah terinternalisasi, maka akan mempermudah membangun citra perusahaan yang positif di mata pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 645, "width": 89, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tinjauan Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 665, "width": 83, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konstruktivisme", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 685, "width": 225, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konstruktivisme berpendapat bahwa yang disebut kebenaran dan pengetahuan obyektif merupakan suatu perspekti tersendiri. Kebenaran dan pengetahuan obyektif itu bukan dirumuskan melainkan diciptakan individu (Denzin & Lincoln, 1994:127).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 72, "width": 225, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut pandangan konstruktivis bahwa individu sangat berperan dalam proses pembentukan realitas social. Lebih lanjut dikatakan Morgan bahwa individu-individu dapat bekerjasama untuk menciptakan realitas bersama, namun realitas tersebut masih merupakan suatu konstruksi subyektif yang dapat lenyap pada saat anggota-anggotanya tidak menerimanya (Pace & Faules, 1998:6).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 207, "width": 225, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Individu memegang peranan penting dalam proses penciptaan makna, dalam hal penciptaan budaya organisasi tidak dapat dilepaskan sebagai bagian dari organisasi. Hal ini bisa jadi disebabkan karena setiap individu mempunyai keunikan, masing-masing akan mempunyai cara pandang, pola pikir, yang berbeda dalam mengamati obyek yang sama. Sehingga kaum konstruktivis tidak berusaha mengendalikaan berbagai kekuatan (struktur, perencanaan, tujuan), tetapi menerangkan hal- hal tersebut. Meskipun mengakui struktur tetapi tekanan mereka adalah pada perilaku manusia. Manusia menciptakan struktur, memelihara, dan memutuskannya. Sehingga perilaku dan tindakan spesifik merupakan kekuatan dominan dalam organisasi (Pace & Faules, 1998:17-19).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 476, "width": 225, "height": 128, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian dalam proses pem- bentukan budaya perusahaan, individu menjadi penting perannya. Bagaimana budaya diciptakan, diimplementasikan dalam suatu perusahaan, sangat bergantung pada perilaku masing-masing individu. Meskipun masing- masing mempunyai cara pandang berbeda, tetapi dimungkinkan adanya kesamaan dalam memandang suatu obyek.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 628, "width": 115, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi Organisasi", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 648, "width": 225, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidaklah mudah mencari kegiatan dalam organisasi yang tidak berhubungan dengan komunikasi.Komunikasi tidak hanya sekedar penyampaian informasi semata tetapi juga proses untuk mengubah sikap dan pendapat karyawan tentang organisasi. Banyak masalah muncul dalam organisasi disebabkan karena tidak ada timbal balik antar anggota organisasi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 268, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 1 Februari - Juli 2012", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 225, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam proses pertukaran informasi. Munculnya konflik, dalam organisasi tentunya membuat situasi yang tidak menguntungkan bagi organisasi. Adanya keengganan, kebosanan, ataupun kemarahan anggota organisasi menjadi alasan yang tepat jika organisasi tidak mengalami kemajuan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 225, "height": 299, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi menjadi penting dalam suatu organisasi karena fungsi-fungsi manajemen dapat dipadukan. Kemacetan sekecil apapun tentu akan menjadi hambatan bagi majunya suatu organisasi. Komunikasi memungkinkan terjalinnya hubungan antar jabatan dalam organisasi, karena organisasi terdiri dari unit- unit komunikasi yang tentunya harus dipadukan satu sama lain dalam prosesnya. Komunikasi dalam organisasi terjadi kapanpun, tergantung pada kebutuhan masing-masing pihak. Interaksi dari seua pihak sangat mendukung terjadinya proses komunikasi efektif. Dukungan masing- masing pihak makin tak terelakkan dalam setiap proses komunikasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak adasatupun aktivitas dalam organisasi yang dilakukan tanpa komunikasi. Jelasnya, komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi (Pace &Faules, 1998:33).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 487, "width": 225, "height": 275, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi tidak hanya sekedar penyampaian informasi semata, tetapi juga proses untuk mengubah sikap dan pendapat karyawan tentang organisasi mereka. Sehingga hubungan timbal balik yang kurang baik antar anggota organisasi, akan menimbulkan dampak buruk. Jika terjadi haldemikian, maka perusahaan harus segera mencari solusi yang dianggap tepat. Melalui komunikasi yang terbuka dan efektif, akan memudahkan penjabaran kebijaksanaan yang dibuat perusahaan, fasilitas dalam mendukung kelancaran kerja ikut memudahkan pencapaian tujuan organisasi. Seperti diketahui yang masuk sebagai anggota organisasi mempunyai budaya yang berbeda. Tentunya anggota organisasi baru perlu menyesuaikan diri dengan budaya organisasi baru dimana mereka bekerja. Pengenalan budaya yang ada dalam organisasi", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 72, "width": 225, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tentunya tidak mungkin dilakukan dalam sekejap. Perlu dukungan semua pihak dan butuh komunikasi yang terbuka dalam proses pengenalan budaya organisasi baru yang akan diadaptasi.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 150, "width": 225, "height": 183, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi adalah proses yang melibatkan paling sedikit melibatkan dua orang prribadi, yang pada awal mulanya berperan sebagai pengirim dan yang lain sebagai penerima. Komunikasi dimulai dengan membentuk lambing-lambang (kata, bilangan, ekspresi muka, nada suara dan seterusnnya) untuk menyampaikan arti pesan yang dikirimkan melalui jaalur tertentu ke penerima. Proses ini dinamakan encoding dan komunikasi dikatakan efektif jika arti yang dimaksud dalam pesan diterima dan dimengerti, atau didecode secara tepat (Jewell &Siegel, 1998:382).", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 342, "width": 225, "height": 256, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam usaha pencapaian komunikasi yang efektif, dituntut kesungguhan dari pihak manajerial, karena ini akan menentukan kualitas hubungan yang terjalin antara karyawan dengan pihak manajemen. Jika pihak manajemen melihat komunikasi hanya sebagai alat dan bukan sebagai suatu aspek mendasar bagi terjalinnya hubungan baik, hasil yang diperoleh kemungkinan besar adalah buruk. Maka dengan sendirinya usaha penanaman budaya dari organisasi kepada anggota organisasi akan mengalami kegagalan. Karyawan mungkin akan mempunyai penafsiran yang berbeda dengan pihak manajemen.Jurang perbedaan akan semakin besar jika masing- masing pihak tidak mau menyadari betapa pentingnya komunikasi dalam proses penyebaran budaya organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 607, "width": 225, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi yang terjalin dengan baik memerlukan perhatian semua pihak dalam organisasi. Perhatian dalam hal hubungan antara karyawan dengan organisasinya, penciptaan kepuasan kerja dalam memenuhi tanggung jawab karyawan, kondisi kerja yang lebih baik, kejelasan obyektivitas pekerjaan, yang pada akhirrnya akan menyebabkan kinerja karyawan akan meningkat pula. Secar pasti hal- hal tersebut secara kondusif akan membawa", "type": "Text" }, { "left": 526, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 30, "width": 217, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manik Sunuantari, Penerapan Budaya Perusahaan ...", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 225, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hasil yang baik bagi organisasi di satu pihak dan karyawan di pihak lain.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 226, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu penunjang keberhasilan komunikasi dalam organisasi adalah penampilan komunikasi organisasi. Penampilan komunikasi yang baik akan mendukung terjadinya komunikasi yang efektif. Beberapa hal yang harus dilakukan organisasi dalam kaitan dengan penampilan organisasi :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 225, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Ritual, sesuatu yang diulang secara teratur, meliputi:", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 247, "width": 205, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Ritual tugas, aktivitas yang diulang yang membantu anggota melakukan pekerjaan mereka", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 296, "width": 205, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Ritual social, tidak berhubungan dengan tugas, namun merupakan penampilan penting dalam organisasi.", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 345, "width": 205, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Ritual organisasi, ritual yang meng- ikutsertakan seluruh kelompok kerja dengan beberapa regularitas .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 394, "width": 52, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Hasrat", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 414, "width": 66, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Sosialitas", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 434, "width": 103, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Politik organisasi", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 454, "width": 225, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Enkulturisasi, proses pengajaran budaya pada anggota organisasi (Littlejohn; 2009:385-387).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 503, "width": 225, "height": 259, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ritual dalam organisasi menjadi suatu kegiatan yang penting dalam suatu organisasi, melalui aktivitas yang dilakukan berulang- ulang memungkinkan anggota organisasi untuk mengenal anggota satu sama lain. Banyak hal yang dapat dilakukan dengan ritual pribadi, misalnya dengan memberikan kesempatan pada karyawan untuk bertukar informasi secara langsung satu sama lain, karyawan diijinkan untuk mendatangi ruang kerja masing-masing karyawan, sehingga memungkinkan tercipta keeratan hubungan antara karyawan. Selain itu organisasi kadang memberikan karyawan untuk melakukan ritual tugas.Dimana perusahaan memberikan kesempatan kepada anggota organisasi untuk melakukan tugas yang berulang-ulang sesuai dengan standar budaya organiasasi perusahaan, sehingga tanpa", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 72, "width": 225, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mereka sadari sebetulnya mereka telah menerapkan budaya organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 106, "width": 225, "height": 227, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan ritual sosiial tidak berkaitan dengan tugas rutin karyawan, tetapi menjadi suatu aktivitas penting, misalnya acara minum bersama ketika istirahat, atau berbincang ketika dilakukan pertemuan antar karyawan. Sementara itu dalam penerapan ritual organisasi, dapat dilakukan kegiatan outing, family gathering, dimana dalam kegiatan tersebut sering diisi dengan permainan yang melibatkan amggota dalam bentuk kelompok. Sehingga karyawan menyadari betapa pentingnya membangun kerjasama dalam suatu kelompok. Bahkantuk menumbuhkan hasrat karyawan dalam bekerja tentunya diperlukan kesempatan bagi karyawan untuk saling bertukar cerita satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 342, "width": 225, "height": 328, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pertukaran informasi tersebut, satu sama lain akan saling belajar, bahkan dengan adanya pertukaran cerita tersebut membuat karyawan menjadi bergairah dalam bekerja, sehingga mampu menghikangkan kejenuhan dalam pekerjaan. Penampilan dalam bentuk sosialitas dapat dilakukan dengan menciptakan pemahaman kelompok, satu sama lain dapat saling menghibur, mengkritik, atau berkompetisi dalam situasi yang sehat. Bahkan perusahaan terkadang melakukan politik organisasi dengan menempatkan karyawan ke bagian, divisi, untuk alasan tertentu. Hal ini tentu saja hendaknya memperhitungkan resiko akibat dilakukan pemindahan divisi, bagian pada individu. Hal yang paling penting adalah enkulturisasi, yaitu proses belajar dari karyawan dalam mengadopsi budaya serangkaian budaya yang diterapkan organisasi. Bagi anggota baru tentunya hal ini tidak mudah, atau sebaliknya untuk karyawan yang senior mungkin dinilai membosankan, tetapi menjadi suatu keharusan untuk diadaptasi.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 679, "width": 225, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Singkatnya bahwa komunikasi efektif sangat menunjang keberhasilan organisasi mencapai tujuan. Jalinan pengertian msing- masing pihak sangat menentukan, sehingga masing-masing pihak harus daling mengerti, memahami, bahwa berempati satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 268, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 1 Februari - Juli 2012", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 225, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sehingga informasi apapun yang dipertukarkan dapat dimaknai sama oleh semua pihak. Dengan adanya kesamaan makna, maka akan terwujud iklim komunikasi yang baik, dengan iklim komunikasi yang baik maka tujuan organisasi dapat diwujudkan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 179, "width": 101, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budaya Perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 198, "width": 225, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budaya organisasi bukanlah sesuatu yang mudah untuk dirumuskan. Menurut Edgar H.Schein mengatakan bahwa budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar dari pembagian pembelajaran kelompok seperti pemecahan masalah berkaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal, itu dikerjakan dengan baik untuk dipertimbangkan dengan benar dan selanjutnya untuk diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang benar untuk merasakan, memikirkan dan interaksi diperlukan pada semua permasalahan (Ndraha, 1997:43).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 225, "height": 286, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu diperlukan usaha yang terstruktur dalam proses pembelajaran budaya organisasi bagi anggota organisasi. Tentunya rumusan budaya perusahaan haruslah mudah dipahami dan mudah diterapkan kepada anggota organisasi, sehingga budaya yang baik baik adalah budaya yang dengan mudah diserap oleh anggota organisasi. Di sinilah perlunya kesamaan dalam memaknai budaya organisasi, karena jika setiap anggota dengan mudah mampu mengadopsi tentunya memudahkan dalam menggerakkan anggota organisasi dalam mencapai tujuan. Sementara itu American Heritage Dictionary mendefinisikan budaya secara lebih formal sebagai totalitas pola perilaku, kesenian, kepercayaan, kelembagaan, dan semua produk lain dari karya dan pemikiran manusia yang mencirikan suatu masyarakat atau penduduk, yang ditransmisikan bersama (Kottler & Heskett, 1992:3).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 673, "width": 225, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maka pola-pola perilaku anggota suatu organisasi akan menunjukkan bentuk budaya organisasi yang diadopsi organisasi., baik dalam bentuk kepercayaan maupun kelembagaan. Bahwa budaya diciptakan melalui serangkaian pemikran yang tentunya", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 72, "width": 225, "height": 400, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mempertimbangkan sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya.Lebih lanjut berbicara tentang budaya biasanya yang dimaksud adalah nilai dan praktik yang dimiliki bersama di seluruh kelompok dalam satu perusahaan. Nilai-nilai yang diyakini anggota organisasi akan mencerminkan budaya organisasi. Bahkan Schein (dalam Hatch, 1997:211), mengatakan bahwa keberadaan budaya ada dalam tiga tingkatan : pada permukaan kita menemukan artefak, di bawah artefak terdapat nilai dan norma perilaku, dan pada tingkat yang paling bawah terdapat inti kepercayaan dan asumsi. Menurutnya kepercayaan dan asumsi merupakan innti dari budaya organisasi. Asumsi menggambarkan apa yang dipercaya oleh anggota sebagai kenyataan dan karenanya mempengaruhi apa yang mereka yakini dan bagaimana mereka berpikir dan merasa. Sedangkan nilai adalah prinsip-prinsip sosial, tujuan dan yang dipegang dalam kebudayaan agar memiliki nilai intrinsik. Sedangkan norma adalah aturan yang tidak tertulis yang memungkinkan anggota suatu budaya untuk mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Jika nilai menetapkan hal yang penting bagi anggota budaya, sedangkan norma menetapkan perilaku satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 481, "width": 225, "height": 198, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lebih lanjut dikatakan Schein dan rekannya bahwa yang diperlukan hanyalah sekelompok karyawan yang berinterkasi selama satu periode waktu yang panjang dan relative berhasil atas apa yang mereka lakukan. Jalan keluar untuk memecahkan masalah cenderung menjadi sebagian dari buday.Gagasan atau jalan keluar yang tertanam dalam suatu budaya dapat berasal dari perseorangan atau kelompok, dari tingkat bawah atau puncak organisasi.Tetapi dalam perusahaan dengan budaya kuat gagasan sering dihubungkan dengan pendiri atau pemimpin awal, sebagai suatu visi, strategi bisnis atau ketiga-tiganya.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 688, "width": 225, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada umumnya budaya organisasi diciptakan oleh pendiri atau pimpinan puncak yang merintis perusahaan. Sehingga strategi tersebut kemudian diajarkan kepada anggota- anggota baru, agar merekamempunyai visi dan", "type": "Text" }, { "left": 526, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 30, "width": 217, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manik Sunuantari, Penerapan Budaya Perusahaan ...", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 225, "height": 141, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "misi yang sama dengan perusahaan. Akan tetapi budaya perusahaan juga kemungkinan dapat berubah disesuaikan dengan perubahan lingkungan yang terjadi, baik itu lingkungan internal maupun eksternal. Hal ini dilakukan dengan harapan perusahaan akan mampu bertahan hidup. Karena apapun bentuk suatu perusahaan, yang paling utama adalah mampu mempertahankan hidupnya terhadap segala perubahan yang terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 222, "width": 225, "height": 126, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kotter dan Heskett, tentang hubungan budaya dengan kinerja perusahaan, yang menentukan sukses suatu budaya dalam meningkatkan kinerja dalan jangka panjang, dapat disimpulkan menjadi tiga bentuk teori. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap beberapa macam perusahaan disebutnya sebgaai teori I, II, dan III, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 225, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori I: Kuat lemahnya suatu budaya perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 391, "width": 225, "height": 217, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suatu budaya perusahaan dianggap kuat apabila nilai-nilainya sudah terinternalisasi secara intensif dan dipegang teguh oleh segenap anggota dalam perusahaan tersebut. Jika dalam suatu perusahaan sudah terdapat nilai-nilai yang dianut bersama, maka orang- orang akan merasa tenang dalam melak- sanakan aktivitas mereka dalam perusahaan tersebut. Dengan demikian maka kebersamaan ini akan mampu memacu loyalitas karyawan untuk bekerja lebih giat lagi. Dengan sendirinya maka budaya yang kuat ini akan menghasilkan pencapaian sasaran yang sama. Aktivitas perusahaan lebih mudah diarahkan untuk mencapai misinya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 618, "width": 225, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori II: Kinerja akan meningkat jika budaya perusahaan sesuai dengan konteks industrinya", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 653, "width": 225, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ditemukan bahwa di samping kuat- lemahnya suatu budaya juga tidak kalah penting adalah kandungan budaya, yaitu nilai-nilai dan perilaku umum dalam budaya tersebut. Tidak ada satupun budaya yang dapat dinilai sebagai yang terbaik dan cocok untuk semua jenis perusahaan. Sebaliknya suatu budaya", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 72, "width": 225, "height": 184, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dinyatakan dengan baik jika sesuai dengan kondisi obyektif dimana perusahaan itu berada. Hanya budaya yang serasi dan selaras secara kontekstual yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Beberapa perusahaan yang sejenis jadi akan sama budayanya, tetapi ini tidak berlaku untuk semua jenis usaha. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha keras agar budaya dapat terus menerus diadopsi secara kuat. Hal ini dikarenakan bahwa lingkungan, baik itu internal maupun eksternal akan selalu mengalami perubahan, sehingga perusahaan tidak dapat statis.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 265, "width": 225, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori III: Budaya yang adaptif akan meningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 314, "width": 225, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingkungan relevan dimana suatu budaya harus mengadaptasikan diri, manajer harus memperhatikan kepentingan para konstituen, yaitu pemegang saham, pelanggan, dan karyawan. Dalam budaya yang tidak adaptif, manager hanya memperhatikan kepentingan mereka sendiri atau kelompoknya. Sehingga mereka mampunyai kecenderungan untuk berperilaku politis dan birokratis. Akibatnya mereka sulit untuk berubah strategi secara tepat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang cepat berubah.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 493, "width": 225, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga teori tersebut di atas, memberikan pengertian mengapa suatu perusahaan berkinerja lebih baik dari yang lain. Suatu perusahaan akan mudah diarahkan jika di dalam perusahaan sudah ada kesamaan budaya dari para anggotanya. Kuatnya budaya yang tertanam secara sama akan membantu manajer untuk menetapkan startegi bagi perusahaan. Dengan demikian budaya yang kuat dan adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 642, "width": 226, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budaya perusahaan menjadi satu hal yang penting bagi organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupanya. Karena budaya organisasi pada umumnya diciptakan dan dikembangkan perusahaan untuk mengatasi berbagai masalah baik internal maupun eksternal. Hal itu dikuatkan oleh pendapat Yio Cheki bahwa budaya perusahaan ( corporate", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 268, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 1 Februari - Juli 2012", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 225, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "culture ) adalah seperangkat nilai, norma, persepsi dan pola perilaku yang diciptakan atau dikembangkan dalam sebuah perusahaan untuk mengatasi masalah-masalah, baik masalah mengenaii adaptasi secara eksternal, maupun masalah integrasi secara internal (Cheki, 1996:15).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 225, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adaptasi perusahaan terhadap perubahan lingkungan sangatlah berperan dalam pembentukan budaya perusahaan. Seperangkat nilai dan norma tidak akan menjadi suatu pedoman, jika masing-masing pihak tidak memahami perlunya nilai dan norma tersebut sebagai panutan dalam bekerja. Adanya kesamaan pedoman, memudahkan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan baik di internal maupun eksternal organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 342, "width": 225, "height": 271, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan yang statis akan sulit segera menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Karena karyawan juga akan lambat dalam melakukan perubahan, dan hal ini secara kausal dapat mempenagruhi kinerja per-usahaan. Budaya perusahaan yang diciptakan para pendirinya tentu harus selalu disesuaiakan dengan perubahan lingkungan. Oleh karena itu pihak manajemen harus cepat tanggap dalam menghadapi terjadinya perubahan yang terjadi. Hal ini tentu saja membutuhkan proses yang panjang dalam masa adaptasi dan internalisasi. Setiap anggota diharapkan paham betul dalam budaya perusahaan yang mereka anut, sehingga dengan adanya kesamaan persepsi dalam mengelola budaya perusahaan maka dapat menjadi pemicu bagi karyawan untuk bekerja lebih giat lagi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 622, "width": 225, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kenyataannnya, budaya organisasi dapat diamati, diraskan, dipaham, dan dialami oleh seluruh anggota organisasi, baik orang- orang di dalam amupun di luar organisasi. Menurut Andre Hardjana, budaya organisasi dapat dikenali dalam bentuk (Hardjana, 1994:7- 8):", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 728, "width": 225, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Keteraturan organisasi: segenap anggota organisasi berinteraksi satu sama lain", "type": "List item" }, { "left": 318, "top": 72, "width": 206, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan menggunakaan bahasa, termino- logi, dan tatacara sesuai kesopanan yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 121, "width": 225, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Norma-norma: standard an ketentuan perilaku, termasuk petunjuk tentang pekerjaan yang harus dibereskan.", "type": "List item" }, { "left": 299, "top": 170, "width": 225, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Nilai-nilai baku: meliputi nilai-nilai penting yang hendak ditanamkan, dibangun, dan diserap bersama oleh segenap anggota, seperti kualitas pelayanan, mutu prosuk, dan efsisensi.", "type": "List item" }, { "left": 299, "top": 247, "width": 225, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Filsafat: kebijakan-kebijakan yang men- cerminkan kepercayaan organisasi tentang bagaimana memperlakukan karyawan dan konsumen.", "type": "List item" }, { "left": 299, "top": 311, "width": 225, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Peraturan-peraturan: petunjuk tentang bagaimana bergaul dengan organisasi, apa yang diharapkan dari seorang anggota organisasi yang baik.", "type": "List item" }, { "left": 299, "top": 374, "width": 225, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Iklim organisasi: perasaan secara keseluruhan terhadap tatanan fisik, cara berinteraksi antar anggota, dan pola bertindak terhadap orang luar.", "type": "List item" }, { "left": 299, "top": 437, "width": 225, "height": 143, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti halnya yang dikemukakan oleh Fons Trompenaars dan Charles Hampden bahwa budaya organisasi adalah suatu bentuk tidak hanya berdasarkan teknologi dan pasarnya saja, tetapi melalui preferensi antara pimpinan dan bawahannya.Yaitu perbedaan yang fundamental dalam logika terhadap struktur dan makna-makna yang mereka berikan dalam bentuk aktivitas(Trompenaars & Turner, 1998:161).", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 589, "width": 225, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika dikaitkan dengan topik ini maka dari pemahaman tersebut di atas, terlihat bahwa budaya organisasi usaha perhotelan dapat dikenali dalam berbagai bentuk yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 653, "width": 225, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Keteraturan perilaku, yaitu perilaku setiap anggota organisasi dalam berinteraksi satu sama lain, baik antara pimpinan dan bawahan maupun antar teman sejawat, sesuai dengan tatacara dan nilai kesopanan yang berlaku.", "type": "List item" }, { "left": 526, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 30, "width": 217, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manik Sunuantari, Penerapan Budaya Perusahaan ...", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 225, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Norma-norma, tentang bagaimana setiap anggota organisasi melaksanakan pekerja- an yang sudah menjadi tanggungjawabnya masing-masing sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan organisasi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 225, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Nilai-nilaibaku, yaitu cara-cara yang dipakai anggota organisasi dalam meningkatkan kualitas pelayanannya terhadap para tamu hotel.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 225, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Filsafat, yaitu kebijakan yang diberikan organisasi tentang bagaimana anggota organisasi harus bersikap dengan sesamanya dan para tamu hotel.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 225, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Peraturan-peraturan, yaitu petunjuk agar anggota organisasi dapat saling ber- interaksi dengan baik.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 225, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Iklim komunikasi, yaitu cara berinteraksi antar anggota organisasi yang melibatkan perasaan secara keseluruhan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 395, "width": 225, "height": 257, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian kekuatan budaya organisasi ditentukan oleh keenam faktor tersebut di atas. Semakin banyak anggota organisasi yang menerima dan menghayati nilai-nilai inti budaya maka akan smeakin kuat budaya organisasi tersebut.Jadi komitmen anggota organisasi dangat berpengaruh terhadap kekuatan budaya organisasi. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam suatu organisasi tentunya terbagi atas unit- unit yang mungkin memiliki budaya berbeda, tetapi biasanya budaya tersebut tidak terlepas sama sekali dengan budaya inti organisasi. Sehingga interaksi antar berbagai pihak yang terkait, baik itu antar karyawan maupun dengan tamu hotel akan sangat besar manfaatnya dalam proses pembentukan citra perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 661, "width": 225, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sikap dan perilaku anggota organisasi merupakan salah satu perwujudan dari budaya perusahaan, dimana sekaligus sebagai identitas bagi perusahaan. Pengembangan budaya", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 72, "width": 225, "height": 83, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perusahaan tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, masing-masing faktor berkontribusi dalam proses adaptasi budaya dari masing- masing anggota organisasi. Terutama faktor kebiasaan dan nilai-nilai yang terinternalisasi dalam diri masing-masing karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 164, "width": 225, "height": 184, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada hakekatnya pengembangan budaya perusahaan dipengaruhi oleh faktor makro dan mikro. Berdasarkan faktor makro, maka pada secara internal dipengaruhi oleh bagaimana sikap dan perilaku karyawan dalam menjabarkan budaya perusahaan yang telah digariskan perusahaan. Kemudian bagaimana perusahaan dapat meyakinkan makna dan pentingnya budaya perusahaan sebagai pedoman dalam komitmen untuk disiplin, bekerja, memberikan pelayanan dan sebagainya sehingga terbentuk identitas perusahaan yang positif.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 357, "width": 225, "height": 169, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan dari faktor mikro, secara eksternal dipengaruhi oleh hubungan yang terjalin terjalin antara perusahaan dan konsumennya, dalam hal ini adalah tamu yang menginap di hotel. Tentunya ini berkaitan dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan sehingga tamu merasa puas dengan pelayanan yang telah mereka dapatkan di hotel tempat mereka menginap. Mereka yang berkali- kali tentunya akan menyatakan kepuasaannya terhadap pelayanan yang diberikan para karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 535, "width": 225, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tentu saja hal ini akan memperlihatkan bagaimana masing-masing karyawan me- laksanakan tugas dan pekerjaan mereka. Sehingga pada akhirnya akan memengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, yang sebagai indikasi bahwa citra perusahaan tersebut baik di mata pelanggannya.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 642, "width": 225, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan budaya organisasi sendiri dipengaruhi oleh faktor makro dan mikro, seperti terlihat dalam bagan berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 268, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 1 Februari - Juli 2012", "type": "Page header" }, { "left": 158, "top": 471, "width": 230, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Pengembangan budaya organisasi", "type": "Section header" }, { "left": 208, "top": 485, "width": 130, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Ruslan, 1998: 287", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 225, "height": 230, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jadi wujud dari budaya perusahaan yang ditampilkan tentunya sangat menekankan pada peran pimpinan sebagai panutan dalam kegiatan perusahaan yang sifatnya ritual dengan tidak mengesampingkan karyawan di tingkat bawah.Dengan demikian maka budaya perusahaan dengan mudah berkembang di semua anggota organisasi tanpa kecuali dan dapat dilaksanakan dalam setiap bentu pekerjaan.Khususnya untuk perusahaan perhotelan lebih ditekankan pada usaha karyawwan untuk memberikan service yang prima pada pelanggan. Dan ini harus dicontohkan oleh setiap pimpinan, sehingga bawahan akan dengan mudah menyerap dan melaksanakannya dalam pekerjaan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 538, "width": 226, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suatu studi yang dilakukan oleh Prof.Daniel Denison, menunjukkan ada empat jenis budaya yang dikembangkan perusahaan sehubungan dengan strategi dan keadaan lingkungan (Kasali, 1994:112-113):", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 616, "width": 225, "height": 155, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Budaya Adaptasi, ditandai oleh lingkungan yang tidak stabil dengan strategi terfokus pada kegiatan ekstern. Pada budaya adaptasi ini orang-orang di dalam perusahaan diarahkan agar dapat mendukung kapasitas organisasi untuk menangkap tanda-tanda dan menafsirkan tindakan terhadap perubahan budaya ini memerlukan respons yang segera untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 82, "width": 370, "height": 117, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUDAYA PERUSAHAAN IDENTITAS PERUSAHAAN Dipengaruhi Faktor Makro Dipengaruhi Faktor Mikro Sosial KOMITMEN : 1. Pimpinan Puncak 2. Manajemen 3. Para Karyawan", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 202, "width": 142, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budaya, Kebiasaan, & nilai-nilai", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 229, "width": 364, "height": 239, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Internal Eksternal Politik Corporate Corporate Culture Image Ekonomi Employee Public Relations Relations & Consumer Relations Teknologi Sikap & Logo & Brands Perilaku Service of Excellent Awareness Product Quality Satisfiying CITRA", "type": "Table" }, { "left": 526, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 30, "width": 217, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manik Sunuantari, Penerapan Budaya Perusahaan ...", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 225, "height": 126, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Budaya Misi, ditandai oleh keadaan lingkungan yang relatif stabil. Dalam keadaan lingkungan yang stabil perusahaan mulai memperhatikan orang-orang diluar perusahaan. Tujuannya adalah me- nyebarkan visi dan misi pada khalayak. Visi tersebut akan memberikan arti bagi para anggota dengan mendefinisikan secara jelas perannya dalam perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 207, "width": 225, "height": 112, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Budaya Partisipatif, memfokuskan pada keterlibatan seluruh orang dalam perusahaan terhadap perubahan ling- kungan yang cepat (labil). Perusahaan membangkitkan inisiatif para karyawan agar terlibat dalam kebersamaan melalui rasa tanggungjawab dan rasa memiliki, dan komitmen yang tinggi terhadap perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 225, "height": 213, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Budaya Konsisten, dikembangkan dalam keadaan lingkungan yang stabil. Per- usahaan memfokuskan strategi kea rah intern perusahaan. Simbol, kepahlawanan, dan protokoler yang didesain dimaksudkan untuk mendukung kerjasama, tradisi, dan mengikuti kebijakan perusahaan mencapai sasaran tertentu. Dalam perusahaan ini keterlibatan individu tidak terlalu menonjol, tetapi diimbangi dengan niat baik menyesuaikan diri dan kerjasama antar anggota. Keberhasilan perusahaan di- timbulkan oleh hubungan antara bagian dan manusianya yang saling terpadu dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 550, "width": 225, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa, tentunya usaha perhotelan berbeda dengan perusahaan penghasil produk. Menurut Griffin & Ronald, karakteristik yang dimiliki perusahaan jasa :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 627, "width": 225, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Intangibility (tidak berwujud), nilai penting yang dapat dialami konsumen dalam bentuk kepercayaan, kepuasan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 676, "width": 225, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Unstorability , tidak ada persediaan atau penyimpanan produk.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 711, "width": 225, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Customization , dalam perusahaan jasa masing- masing perusahaan mempunyai desain berbeda (dalam Moeljono, 2006:52-53).", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 72, "width": 225, "height": 213, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk itu pada perusahaan jasa perhotelan, lebih mengedepankan pelayanan maksimal pada konsumen sehingga konsumen merasa puas atas semua jasa tersebut. Dampaknya maka akan meningkatkan kepercayaan konsumen, karena konsumen menganggap bahwa citra perusahaan tersebut baik, maka mereka layak untuk selalu menggunakan jasa hotel tersebut, Semua itu dapat dilakukan dengan baik, jika komunikasi yang dikembang- kan dalam perusahaan mendukung pe- ngembangan budaya dalam peerusahaan. Kerjasama yang baik pada semua unit kerja sangat mendukung terbentuknya nilai-nilai yang dianut organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 294, "width": 225, "height": 313, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu perusahaan dapat mengembangkan budaya perusahaan dengan memanfaatkan simbol, bahasa, ritus, upacara- upacara. Hal tersebut dapat digunakan agar anggota dapat menginternasilisasikan nilai-nilai yang dianut perusahaan melalui kegiatan rutin. Dengan demikian akan mendukung kinerja perusahaan dalam mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan yang disebabkan oleh perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Perusahaan dapat mengembangkan berbagai kegiatan komunikasi yang terkait dengan internalisasi budaya perusahaan. Melalui simbol-simbol yang dipahami secara bersama, misalnya dalam bentuk logo atau lambang lain yang dekat dengan lingkungan karyawan. Bahkan penggunaan bahasa turut mempengaruhi kesamaan persepsi dalam memahami bahasa surat, melalui memo, ataupun peraturan yang berlaku dalam perusahaan, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 631, "width": 77, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepemimpinan", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 650, "width": 225, "height": 98, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara pemimpin dan bawahan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pekerjaan, karena hubungan yang menyenang- kan akan memberikan pengaruh pada kinerja perusahaan. Ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan suatu perusahaan untuk me- ngembangkan kepemimpinan dalam organisasi:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 268, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 1 Februari - Juli 2012", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 225, "height": 97, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Seleksi dan teknik yang digunakan, adanya kemungkinan untuk mengidentifikasi potensi pemimpin yang efektif baik di antara para bawahan yang dapat dipromosikan maupun di antara para pelamar dari luar yang dapat disewa untuk mengisi posisi kepemimpinan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 225, "height": 69, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Latihan dan pengembangan manajemen prosedur yang digunakan, adanya kemungkinan untuk mengidentifisir dan mengajar kecakapan dan perilaku kepemimpinan yang diperlukan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 256, "width": 225, "height": 83, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Mengubah situasi kepemimpinan secara langsung, meliputi perubahan-perubahan seperti: iklim, organisasi, kekuasaan posisi serta lingkup wewenang pemimpin, banyaknya bawahan, dan tipe pekerjaan yang dikerjakan bawahan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 348, "width": 225, "height": 256, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga pendekatan tersebut dapat diterapkan dalam mengembangkan kepemimpinan dalam organisasi. Sehingga diperlukan kecakapan dalam membaca situasi yang terjadi dalam organiasasi, agar mudah diciptakan iklim organisasi yang mendukung berkembangnya organisasi. Seorang pemimpin harus mampu membaca dengan cepat setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi. Apapun yang terjadi dalam perusahaan, tentunya menjadi tanggungjawab pemimpin, kemudi perusahaan menjadi kewenangannya, untuk itu diperlukan pemimpin yang adaptif dalam menangkap setiap fenomena yang terjadi baik di lingkungan internal maupun eksternal. Salah satu kunci sukses perusahaan juga bergantung pada kemampuan pemimpin dalam mengendalikan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 613, "width": 225, "height": 155, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keteladanan dari seorang pemimpin akan memberikan motivasi pada bawahan dalam bekerja. Pemimpin harus mampu menempatkan dirinya sebagai teladan bagi orang lain. Jika pemimpin sudah tidak layak diteladani, maka tidak ada panutan yang bisa dijadikan contoh untuk bawahan. Komitmen, kesungguhan tekad dari seorang pemimpin akan mendukung terlaksananya budaya perusahaan. Seorang pemimpin umunya merefeksikan tujuan dari organisasi, sehingga diperlukan pemimpin yang", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 72, "width": 225, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat memotivasi bawahan sehingga bawahan terpacu untuk berprestasi.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 121, "width": 87, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra Perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 299, "top": 141, "width": 226, "height": 184, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara sederhana citra dapat dikatakan sebagai gambaran diri yang positif dan baik tentang sesuatu yang ingin diproyeksikan agar tujuan yang akan dicapai dapat diterima dengan baik oleh khalayaknya. Penerimaan khalayak terlihat dari kepercayaan khalayak dalam menggunakan jasa perusahaan, khususnya bidang perhotelan. Citra perusahaan ( corporate image ) adalah gagasan/persepsi mental dari khalayak tertentu atas suatu perusahaan atau organisasi, yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman khalayak itu sendiri (Anggoro, 2000:36).", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 334, "width": 225, "height": 142, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu citra perusahaan berkaitan dengan banyak hal, termasuk produk dan pelayanan. Dalam usaha perhotelan tentu saja penekanan pada kualitas pelayanan yang diberikan karyawan kepada tamu hotel sebagai konsumen mereka. Beberapa hal yang dapat menunjang pencitraan perusahaan antara lain : sejarah perusahaan, keberhasilan perusahaan dalam jasa perhotelan, bahkan kesediaan perusahaan memikul tanggung jawab sosial.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 485, "width": 225, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahkan oleh Rosady Ruslan dikatakan bahwa citra suatu perusahaan merupakan representasi dari suatu lembaga dengan harapan mampu mendorong corporate image yang positif (Ruslan, 1995:67).", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 564, "width": 226, "height": 201, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik terutama antara atasan dan bawahan, bagaimanapun karyawan adalah penunjang terbesar bagi suksesnya perusahaan mencapai tujuannya. Tentu saja diperlukan perencanaan yang baik dari pihak manajemen dalam membentuk citra positif, dan itu bukanlah pekerjaan mudah. Karena dalam proses pembentukan budaya perusahaan tidak terlepas dari kegiatan perencanaan hingga implementasinya di perusahaan.Pesan-pesan yang dikomunikasikan hendaknya dapat dipahami secara sama, khususnya pemahaman terhadap nilai, norma, peraturan yang berlaku", "type": "Text" }, { "left": 526, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 30, "width": 217, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manik Sunuantari, Penerapan Budaya Perusahaan ...", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 226, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam perusahaan. Adanya kesamaan pemahaman akan meningkatkan sense of belonging dari anggota organisasi, baik secara indivual maupun dalam kelompok kerja.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 135, "width": 225, "height": 342, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pembahasan ini, budaya perusahaan menjadi suatu hal yang penting dalam membentuk citra perusahaan. Budaya yang terinternalisasi dengan baik di setiap lapisan anggota organisasi akan menentukan kesuksesan organisasi dalam membangun citra perusahaan. Hal ini tidak lain dipengaruhi pula oleh pola kepemimpinan yang diterapkan serta bentuk-bentuk komunikasi yang dijalankan dalam organisasi yang bersangkutan. Proses transfer budaya dalam organisasi akan membantu terbangunnya kesamaan pengertian dalam memahami budaya perusahaan. Berbagai kesempatan baik dalam situasi formal maupun informal dapat dimanfaatkan pimpinan untuk selalu mengingatkan karyawan tentang budaya perusahaan yang dianut perusahaan. Budaya perusahaan yang dikomunikasikan dengan baik akan membantu karyawan dalam melayani konsumen. Jika pelayanan kepada konsumen baik tentunya akan membangun citra positif, yang pada akhirnya akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan konsumen yang terlihat dari meningkatnya jumlah hunian hotel.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 40, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 521, "width": 225, "height": 140, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konstruktivis melihat bahwa realitas berganda ( multiple ) dan tergantung pada definisi subyektif individu. Konstruktivis mementingkan keunikan konteks dan makna- makna dalam memahami realitas sehingga umumnya tidak mengutamakan pertanyaan obyektif dan konsekuensi logisnya adalah penjelasan bisa bermacam-macam.Setiap konstruksi responden dalam survey diletakkan dalam konteks (Neuman, 1997:69-72).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 671, "width": 225, "height": 69, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode komparasi, yaitu dengan membandingkan situasi dan kondisi lokasi penelitian di hotel Sentral dan hotel Sofyan Betawi Jakarta. Dengan melakukan komparasi pada kedua lokasi", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 72, "width": 226, "height": 83, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut diharapkan memperoleh jawaban yang komprehensif.Penelitian ini menekankan pada authenticity, yaitu sejauhmana temuan merupakan refleksi otentik realitas dihayati oleh para pelaku sosial disepakati sebagai kriteria umum.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 164, "width": 227, "height": 184, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan menempatkan diri sebagai observer as participant , maka dapat dipeoleh data sesuai dengan kepentingan penelitian. Peneliti melakukan indepth interview dengan informan maupun key informan yang dianggap memiliki pengetahuan tentang keterangan yang dibutuhkan dalampenelitian. Seperti disarankan Taylor & Bogdan bahwa dasar penelitian diawali dengan menciptakan nuansa hubungan yang akrab dengan satu atau beberapa informan kunci yang banyak mengetahui masalah penelitian dengan baik (Bogdan & Taylor, 1984:41).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 357, "width": 226, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun informasi yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 393, "width": 226, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "· Budaya: pemahaman karyawan terhadap norma dan nilai standar peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 443, "width": 226, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "· Kepemimpinan: persepsi karyawan terhadap sikap & perilaku pimpinan, dan proses promosi jabatan di tempat kerja.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 493, "width": 226, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "· Iklim komunikasi: perasaan karyawan berhubungan dengan tatanan fisik, maupun interaksi antar karyawan.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 544, "width": 226, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "· Citra: persepsi dan opini pelanggan berkaitan dengan pelayanan yang diberikan.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 579, "width": 227, "height": 160, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis komparasi di kedua lokasi tersebut, yaitu method of agreement dan method of difference yang merupakan bentuk dasar dari analisis komparasi dalam menganalisis data kualitatif. Method of difference digunakan secara bersamaan dengan method of agreement karena method of difference akan lebih menguatkan dan merupakan aplikasi ganda dari method of agreement (Neuman, 1997:428).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 268, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 1 Februari - Juli 2012", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 115, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 92, "width": 225, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hotel Sentral: Proses Pembentukan dan Pengenalan Budaya Perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 126, "width": 225, "height": 242, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pengenalan budaya kerja secara spesifik tidak tertulis dalam bentuk formal. Setiap karyawan baru yang masuk harus melalui serangkaian pengenalan perusahaan baik di lingkup divisi dimana nantinya mereka ditempatkana, maupun organisasi secara keseluruhan. Proses penanaman budaya diserahkan pada masing-masing departemen. Perusahaan memberikan kepercayaan sepenuhnya pada manager departemen untuk mengajarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dan wewenang masing-masing karyawan.Meskipun pada awalnya melibatkan bagian personalia (HRD), tetapi hanya pada saat proses penerimaan saja, selebihnya menjadi tanggungjawab manajer masing- masing departemen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 225, "height": 169, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu peran serta manager departemen sangat besar pengaruhnya bagi karyawan. Keterlibatan dan keteladanan seorang pemimpin sangat besar andilnya dalam pembentukan budaya perusahaan. Meskipun penetapan kebijakan ditangan manager departemen, tetapi tetap memperhatikan aspirasi karyawan di tingkat bawah.Sudah menjadi kewajiban manager untuk selalu mengingatkan karyawan tentang norma, nilai, dan peraturan yang berlaku di perusahaan. Seperti dikemukakan salah seorang karyawan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 169, "height": 170, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Untuk karyawan setiap hari selalu diingatkan akan pentingnya pelayanan yang baik pada tamu. Sehingga diharapkan karyawan bisa memahami berbagai karakter tamu, meskipun tamu itu brengsek atau menyankitkan, galak, jorok. Tetapi kita harus tetap melayani tamu dengan baik, misalnya untuk kebutuhan kamar tamu. Sehingga jika ada complain secepatnya ditanggapi”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 743, "width": 225, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem desentralisasi diterapkan dalam perusahaan ini, campur tangan pihak", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 72, "width": 225, "height": 141, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "manajemen tidak terlalu besar. Masing-masing departemen diberikan kebebasan penuh dalam mengembangkan departemennya, tentu saja selama tidak melanggar peraturan yang berlaku. Walaupun kadang ada beberapa peraturan yang tidak sama di setiap depar- temen, karena masing-masing departemen mempunyai keunikan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pimpinan selalu diingatkan pada standar budaya yang berlaku :", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 222, "width": 169, "height": 111, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Saya harus berulang-ulang memberikan support, bahwa you harus punya psikologi yang kuat, tamu mana yang harus ditreatment bagus, dan mana yang mungkin seadanya. Kita harus berulang- ulang mengingatkan kalau tidak maka kita akan turun dan merosot”.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 351, "width": 226, "height": 261, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidak ada perbedaan yang mendasar antara pimpinan dan bawahan dalam melaksanakan tugas, semua mengacu pada misi perusahaan yaitu melayani tamu dengan baik. Nilai yang dianut adalah menempatkan tamu (konsumen) sebagai ‘raja’, bahwa tanpa tamu karyawan menjadi tidak berarti. Karena dengan memberikan pelayanan yang baik pada tamu, maka akan memberikan kepuasan bagi tamu, yang pada akhirnya memberikan keuntungan secara finansial kepada perusahaan. Budaya demikian tentu saja tidak mudak untuk dibentuk, sehingga manager harus selalu mengingatkan karyawan tentang nilai, norma, dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan. Tentunya diperlukan proses belajar, tetapi ini tidaklah sulit jika manager mampu memberikan teladan bagi bawahannya.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 636, "width": 77, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepemimpinan", "type": "Section header" }, { "left": 299, "top": 656, "width": 225, "height": 112, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengangkatan manager dalam suatu jabatan tertentu harus mendapat persetujuan pemilik, khususnya jabatan general manager. Akan tetapi untuk promosi jabatan selalu dikomunikasi kepada karyawan, bahkan dirapatkan oleh manajemen perusahaan. Pemanfaatan karyawan dari dalam lebih diutamakan, daripada mengambil orang luar.", "type": "Text" }, { "left": 526, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 30, "width": 217, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manik Sunuantari, Penerapan Budaya Perusahaan ...", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 225, "height": 155, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini memberikan kesempatan kepada setiap karyawan untuk duduk dalam jabatan pimpinan, bahkan dilakukan secara terbuka. Sehingga dengan adanya keterbukaan dalam promosi jabatan, maka menumbuhkan semangat kerja karyawan dalam berprestasi, karena karyawan diberikan kesempatan untuk berkompetisi secara fair . Meskipun ada jabatan tertentu yang dilakukan penunjukan oleh direksi, tetapi tidak menutup kemungkinan karyawan lain untuk dicalonkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 236, "width": 225, "height": 261, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen hotel diberikan wewenang untuk menentukan sendiri orang-orang yang dianggap mampu menempati jabatan setingkat manager menengah.Hal ini sesuai dengan nilai yang dianut manajemen untuk ‘open manajemen’ pada karyawan. Tidak hanya proses rekruitmen, karyawan juga diberikan kesempatan untuk memilih manager departemen. Kewenangan menentukan rumahtangga hotel diserahkan sepenuhnya pada manajemen hotel. Semua karyawan dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan, hal ini terlihat dalam setiap pertemuan setiap bagian harus mewakilkan anggotanya, sehingga setiap bagian akan mengetahui keputusan yang diambil perusahaan. Menurut pengakuan salah satu karyawan direksi meberikan kepercayaan penuh pada karyawan:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 506, "width": 169, "height": 213, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Pemegang saham tidak terlibat dalam rekruitmen karyawan, semuanya diserahkan sepenuhnya pada manajemen pelaksana.Tetapi untuk hal-hal khusus ada juga keikutsertaan owner, tetapi selama ini pemegang saham menyerahkan seepenuhnya pada manager operasional.Untuk setiap kegiatan internal hotel, owner tidak campur tangan. Misalnya kursus, promosi, dan operation linenya. Dan ini dibicarakan dalam meeting antar departemen yang ditindaklanjuti di tingkat lebih atas”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 737, "width": 225, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dedikasi direksi menjadi teladan bagi karyawan, setiap pimpinan tahu perubahan", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 72, "width": 225, "height": 141, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang terjadi sekecil apapun di perusahaan. Sebagai pimpinan mereka turun tangan ke lapangan mengamati kondisi sesungguhnya.Jika ada laporan yang masuk ke pimpinan, langsung dilakukan pengecekan di lapangan.Bahkan laporan yang masuk ke direksi, dicek langsung oleh pemilik.Memang untuk profil pemilik, tidak semua karyawan tahu, sehingga pemilik dengan mudah melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 236, "width": 87, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra Perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 256, "width": 225, "height": 213, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbagai perubahan dilakukan pihak manajemen dalam rangka memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga tamu hotel akan merasa nyaman ketika menginap. Manajemen menganggap bahwa perusahaan harus selalu melakukan penyesuaian dengan pihak internal maupun eksternal, jika ingin terus dinilai baik. Salah satu cara yang dilakukan dengan memahami karakteristik setiap tamu. Bahkan karyawan diberikan kesempatan mengikuti kursus bahasa Arab, mengingat sebagian besar tamu adalah etnis Arab. Hal ini dilakukan supaya karyawan dapat ber- komunikasi dengan para tamu, meskipun dalam bahasa yang terbatas.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 478, "width": 169, "height": 97, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Saya tahu hotel Sentral dari teman- teman yang sebelumnya datang ke Jakarta dan mereka menginap di hotel Sentral Mereka bilang kalau ke Jakarta menginap saja di Sentral, di sana hotelnya murah, fasilitasnya lengkap, dan pelayanannya bagus”.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 593, "width": 169, "height": 97, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Tempatnya bagus, kamar bersih, fasilitasnya lengkap. Selain itu yang paling penting harganya sangat murah dibandingkan hotel lainnya. Pembersihan kamar dilakukan selama 24 jam, saya tidak perlu khawatir dengan service kamar”.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 708, "width": 225, "height": 54, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hotel Sentral dinilai mempunyai citra positif di mata konsumen, ini terlihat dengan tingkat hunian yang selalu penuh, bahkan terlihat beberapa tamu adalah konsumen yang sudah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 268, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 1 Februari - Juli 2012", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 225, "height": 198, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "beberapa kali menginap di hotel tersebut. Bahkan seringkali pengelola harus menolak tamu, karena semua kamar sudah terisi penuh.Selain memberikan harga yang relative murah, hotel dinyatakan mem- berikan pelayanan yang memuaskan konsumen. Bahkan ketika masa sepi pun tingkat hunian masih mencapai 60%. Perlakuan yang bersahabat membuat tamu merasa nyaman, bahkan manager turun langsung melayani tamu meskipun hanya sekedar menemani ngobrol.Hal ini membuat tamu merasa diperlakukan sebagai ‘raja’ di negeri orang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 294, "width": 225, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hotel Sofyan Betawi: Proses Pembentukan dan Pengenalan Budaya Perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 328, "width": 225, "height": 270, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pengenalan budaya perusahaan secara khusus tidak dilakukan oleh manajemen. Sehingga karyawan diharapkan belajar budaya dengan sendirinya memlalui masing-masing bagian dimana mereka ditempatkan. Meskipun pada awal seseorang diterima sebagai seorang karyawan diterima oleh bagian personalia, tetapi hanya untuk mengenalkan ‘house of role’ saja, sedangkan secara operasional mereka belajar sendiri. Karyawan hanya beberapa hari di bagian personali, untuk selanjutnya mereka langsung ke departemen masing-masing. Dengan demikian proses pembelajaran budaya melalui para seniornya. Karyawan lebih banyak dituntut untuk belajar secara mandiri ketika mereka diterima sebagai anggota bagian organisasi. Para pendahulu menjadi orang yang sangat berpengaruh dalam pengenalan norma, nilai yang berlaku di perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 607, "width": 225, "height": 155, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu tidak mengherankan jika dimungkinkan terjadi perbedaan persepsi dalam menterjemahkan setiap perilaku seniornya.Hal ini disebabkan perusahaan adalah perusahaan keluarga, maka nilai yang diterapkan di sini adalah nilai ‘kekeluargaan’. Sehingga di- mungkinkan budaya sentralistik diterapkan dalam organisasi ini, pengaruh pemilik menjadi sangat besar terutama dalam prroses pengambilan keputusan. Tentunya hal ini akan menyebabkan perusahaan berkembang lambat,", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 72, "width": 225, "height": 83, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "karena seringkali keputusan yang diambil dapat dimentahkan kembali melalui campurtangan pemilik. Ketergantungan ini menyebabkan perusahaan tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Menurut salah seorang pimpinan mengatakan :", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 164, "width": 169, "height": 184, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Karena memang culture hotel biasanya adalah family company. Nah, family company karakternya kan sentralistik. Sebelumnya struktur ini ada beberapa unit yang diisi orang lain yang bukan pemilik, keluarga hanya berada di lingkup direksi, semuanya orang lain. Struktur yang ini awal dari system desentralisasi, tetapi awal tahun 2000 malah kembali lagi keluarga masuk dalam unit struktur yang ada”.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 366, "width": 77, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepemimpinan", "type": "Section header" }, { "left": 299, "top": 386, "width": 225, "height": 255, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inetrnalisasi budaya tidak dapat berjalan dengan serta merta, tetapi harus melalui suatu proses yang memakan cukup banyak waktu. Tentunya dukungan semua pihak dibutuhkan, khususnya pimpinan. Karena merekalah yang menjadi panutan bagi karyawan, mereka banyak belajar dari atasan. Perubahan pola kepemimpinan sangat bergantung secara structural. Peran pimpinan sangatlah besar dalam memotivasi karyawan, terutama dalam proses pengenalan budaya perusahan. Kecilnya peran karyawan dalam setiap pengambilan keputusan menyebabkan karyawan menjadi orang yang tidak berguna bagi perusahaan. Jika hal ini terjadi terus menerus maka akanmerusak kinerja karyawan, yang pada akhirnya mempengaruhi citra perusahaan. Seperti diungkapkan salah satu manager :", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 650, "width": 169, "height": 112, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Jika melihat secara structural direksi tidak masuk dalam dalam strukturini. Waktu itu sudah sangat bagus dalam arti manajemen pelaksana dapat secara total mengembangkan ide-ide tanpa adanya campur tangan dari pemilik. Tetapi beberapa waktu yang lalu", "type": "Text" }, { "left": 526, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 30, "width": 217, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manik Sunuantari, Penerapan Budaya Perusahaan ...", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 72, "width": 169, "height": 141, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "justru susunannya dirubah, se- hingga pemilik masuk dalam struktur.Ini agak menyulitkan saya, karena sebagai seorang manager saya berhak mengatur karyawan saya. Tetapi dengan masuknya pemilik, mereka bisa saja berbuat apa yang mereka inginkan, bahkan mengeluarkan orangpun bisa terjadi jika pemilik menginginkannya”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 230, "width": 225, "height": 184, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidak tanggapnya pimpinan terhadap situasi yang ada, menyebabkan karyawan hanya mengerjakan rutin saja tanpa adanya keinginan untuk berprestasi lebih baik lagi. Masing-masing karyawan sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada karyawan untuk saling belajar satu sama lain. Bahkan karyawan tidak mengenal pimpinan secara pribadi, mereka tahu nama saja, tetapi tidak mengenal dengan baik. Sehingga segala sesuatu dalam perusahaan belajar dengan sendirinya, tanpa perencanaan yang terstruktur.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 438, "width": 87, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra Perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 225, "height": 183, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, maka kepuasan pelanggan menjadi tuntutan, terutama berkaitan dengan citra positif perusahaan. Adanya dukunga karyawan dalam menciptakan suasana yang nyaman, dan tenang sangat diharapkan konsumen. Dan hal ini ditangkap perusahaan sebagai salah satu cara mempertahankan konsumen, yaitu dengan membuat konsumen merasa nyaman selama berada di hotel tersebut. Bahkan dari beberapa tamu adalah mereka yang sudah beberapa kali menginap dan menggunakan fasilitas hotel.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 650, "width": 225, "height": 112, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tetapi dari fasilitas, memang tidak terlampau besar, sehingga segmen peng- gunanya juga berbeda, rata-rata adalah para pengusaha yang menggunakan hotel sebagai tempat istirahat saja, bukan mencari hiburan. Karena para tamu menyadari bahwa mereka mempunyai tujuan bisnis bukan untuk mencari hiburan, sehingga yang utama adalah", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 72, "width": 225, "height": 141, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memberikan kenyamanan selama beristirahat di hotel. Sehingga hal yang dilakukan karyawan adalah sesegera mungkin melayani tamu, bahkan jika hal tersebut sangat penting mereka akan menunda pekerjaan lain untuk dapat dengan segera melayani tamu, sekalipun dalam bentuk keluhan. Citra konsumen tentang kualitas pelayanan yang diberikan adalah baik, terbukti dengan pernyataan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 222, "width": 169, "height": 155, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Saya menginap di sini karena selain tempatnya strategis juga karyawannya ramah dan tidak pernah mengusik ketenangan saya. Mereka dengan cepat menanggapi segala keperluan yang saya perlukan.Saya rasa di sini sudah baik semuanya. Mungkin yang perlu adalah menambah fasilitas lain yang mendukung kegiatan tamu”.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 394, "width": 169, "height": 127, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Selama saya menginap di sini rasanya tidak ada yang perlu dikeluhkan, karyawan selalu cepat menanggapi apa yang diinginkan pelanggan. Pas misalnya kamar mandi di kamar yang saya pakai nggak Berea saya telpon ke bagian front office. Dan tak lama kemudian ada karyawan yang membetulkan”.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 539, "width": 225, "height": 113, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika konsumen merasa puas, pasti suatu saat jika mereka ke Jakarta maka akan menginap kembali ke hotel tersebut. Dengan kembalinya konsumen ke hotel tersebut tentu akan berimbas pada penghasilan perusahaan, yang tidak lain akan memberikan keuntungan secara finansial kepada karyawan. Menurut salah satu konsumen", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 662, "width": 225, "height": 99, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hotel Sentral dan Hotel Sofyan Betawi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perhotelan. Hotel Sentral dan Hotel Sofyan Betawi pada awalnya berasal dari satu perusahaan, tetapi dalam perkembangannya akhirnya memutuskan untuk berpisah karena perbedaan visi dan misi pendiri. Berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 268, "height": 8, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 1 Februari - Juli 2012", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 225, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hasil penelitian melalui studi komparasi menunjukkan bahwa Hotel Sentral dan Hotel", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 72, "width": 225, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sofyan Betawi pada perkembangannya memilikiberbagai perbedaan. sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 665, "width": 48, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 685, "width": 225, "height": 84, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam proses pembentukan budaya perusahaan, ternyata kedua perusahaan memiliki perbedaan, tentu saja ini tidak hanya berlaku pada kedua perusahaan tersebut. Meskipun pada awalnya mereka berasal dari satu manajemen, tetapi tidak berarti dalam", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 683, "width": 225, "height": 83, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkembangannya akan sama. Manajemen hotel harus cepat tanggap dengan perubahan lingkungan yang ada, yang disebabkan karena kondisi ekonomi yang tidak stabil, misalnya menyesuaikan dengan ‘market’ yang selama ini ada. Dengan menyesuaikan dengan segmen", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 493, "width": 141, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Perbandingan Citra", "type": "Section header" }, { "left": 97, "top": 516, "width": 348, "height": 70, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hotel Sentral Hotel Sofyan Betawi 1. Citra perusahaan dinilai baik oleh konsumen dengan etnis Arab, tetapi konsumen diluar itu (lokal, Barat) menilai buruk.", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 590, "width": 195, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Citra perusahaan dinilai buruk oleh komunitas.", "type": "List item" }, { "left": 301, "top": 536, "width": 196, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Citra perusahaan dinilai baik oleh konsumen, khususnya konsumen lokal. 2. Citra perusahaan dinilai baik oleh komunitas.", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 448, "width": 125, "height": 182, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Hasil penelitian Sumber : Hasil penelitian", "type": "Picture" }, { "left": 159, "top": 157, "width": 61, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hotel Sentral", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 157, "width": 349, "height": 258, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hotel Sofyan Betawi 1. Iklim organisasi yang dikembangkan adalah sistem kekeluargaan. Manajemen memberikan kebebasan kepada setiap karyawan untuk menyampaikan kritik, pendapat, saran, melalui meeting yang dilakukan secara teratur. 2. Pimpinan menjadi panutan dan memberikan kesempatan karyawan berinovasi bahkan dalam pengembangan karir. 3. Peraturan yang berlaku sudah mengalami perubahan sejak perusahaan berdiri dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan. 4. Budaya perusahaan cenderung adaptif, yaitu menyesuaikan dengan keinginan", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 137, "width": 385, "height": 291, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pelanggan, khususnya etnis Arab 1. Iklim organisasi yang dikembangkan sangat sedikit memberikan kesempatan karyawan untuk menyampaikan kritik, pendapat, dan saran. 2. Pimpinan cenderung tertutup, karyawan tidak banyak diberi kesempatan dalam pengembangan karir. 3. Peraturan yang berlaku tidak mengalami perubahan sejak perusahaan berdiri. 4. Budaya perusahaan cenderung statis, cenderung tidak mengalami perubahan, pendiri kuat pengaruhnya dalam pengambilan keputusan Tabel 1. Perbandingan Budaya", "type": "Table" }, { "left": 526, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 30, "width": 217, "height": 8, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manik Sunuantari, Penerapan Budaya Perusahaan ...", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 225, "height": 40, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "khalayaknya tentunya akan didapat kesamaan pengertian dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 121, "width": 225, "height": 140, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang mampu menyesuaikan diri dengan cepat, hal ini perlu dilakukan mengingat lingkungan berubah sangat cepat. Sehingga terkadang budaya asli yang dibawa pendiri sudah tidak sesuai dengan perubahan lingkungan. Untuk itu diperlukan kesepakatan dari anggota organisasi untuk membangun budaya yang disepakati lebih layak dalam menghadapi perkembangan jaman.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 271, "width": 225, "height": 244, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti perusahaan keluarga pada umumnya, seringkali campur tangan pemilik sangat besar, sehingga seringkali perusahaan sulit berkembang. Karena banyak keputusan dibuat lebih untuk kepentingan pemilik, bukan untuk kepentingan konsumen. Pada situasi seperti ini seringkali menyulitkan pihak manajemen dalam menangani konsumen. Sehingga dapat dipahami bahwa perusahaan keluarga lambat dalam perkembangan.Bahkan budaya yang diterapkan seringkali budaya pemilik, yang sudah tidak cocok lagi. Nilai dan norma yang berlaku dalam perusahaan keluarga seringkali adalah ukuran yang digunakan pendiri yang sekaligus pemilik. Sehingga karyawan sulit sekali untuk melakukan inovasi terhadap setiap peraturan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 524, "width": 225, "height": 245, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pola kepemimpinan juga menjadi salah satu terbentuknya budaya dan citra perusahaan. Kepemimpinan yang berlaku dalam perusahaan keluarga cenderung nilai-nilai yang dianut pemilik, padahal karyawan berasal dari beragam suku, etnis, budaya, tingkat status sosial, pendidikan yang berbeda satu sama lain. Jika diperhatikan seringkali nilai tersebut sering sulit diterapkan dalam perusahaan, mengingat sangat beragamnya karyawan. Terutama bagi karyawan di tingkat bawah kurang mampu mengembangkan diri, bahkan senderung tumpul inovasi. Oleh karena itu dukungan pimpinan sangat dibutuhkan. Termasuk di dalamnya proses pembelajaran budaya perusahaan, selain melalui contoh yang diberikan pimpinan, juga dapat memanfaatkan aktivitas komunikasi yang", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 72, "width": 225, "height": 69, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lain, misalnya melalui pertemuan informal. Bahkan jika perlu dibangun suatu ritual yang dapat diikuti oleh seluruh anggota organisasi, sehingga dalam forum tersebut memungkinkan karyawan belajar satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 151, "width": 226, "height": 241, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iklim komunikasi yang kondusif memungkinkan terbentuknya budaya perusahaan sangat berpengaruh, seperti kesempatan karyawan untuk saling berbagi dan belajar satu sama lain. Dengan keterbukaan komunikasi memungkinkan terbangunnya nilai- nilai yang dapat dengan mudah diserap oleh anggota organisasi. Terlebih lagi anggota baru dengan cepat akan segera menyesuaikan diri dengan budaya baru dimana mereka bekerja. Dan tentunya menjadi hal yang tidak mudah bagi anggota baru untuk mengadopsi budaya baru, tetapi dengan adanya kerjasama yang baik di antara anggota organisasi hal itu bukanlah suatu kendala. Satu sama lain saling berbagi dalam memahami norma, nilai, maupun melakukan aktivitas organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 401, "width": 226, "height": 270, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keikutsertaan karyawan dalam proses pengambilan keputusan, menjadi indikasi bahwa perusahaan sangat memperhatikan aspirasi karyawan. Karyawan merasakan bahwa mereka adalah bagian dari perusahaan, sehingga akan menjadikan mereka memiliki sense og belonging terhadap perusahaan, karena apapun keputusan yang dibuat berasal dari karyawan. Ini dapat terjadi jika ada peran serta pimpinan unit dalam setiap pekerjaan, pentingnya mengembangkan komunikasi dalam organisasi menjadi tanggungjawab bersama. Tuntutan bahwa pemimpin harus mampu mendorong bawahan untuk berprestasi lebih baik menjadi suatu keharusan. Bahkan pemimpin yang berhasil adalah mereka yang mampu membawa bawahan maju, berpikir inovatif, bahkan jika mungkin lebih baik dari dirinya sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 680, "width": 225, "height": 98, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun suatu perusahaan lahir dari satu induk perusahaan, tidak berarti bahwa di kemudian hari budaya yang diadopsi akan sama. Lebih lagi jika perusahaan memutuskan diri untuk berpisah, tentu saja dimungkinkan budaya yang diadopsi bisa berbeda. Masing-masing akan berkembang terkait dengan kebijakan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 803, "width": 12, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 268, "height": 8, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 1 Februari - Juli 2012", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 225, "height": 141, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "manajemen, sehingga manajemen akan sangat menentukan sekali keberhasilan internalisasi budaya suatu perusahaan. Meskipun pada akhirnya budaya dapat berubah seiring dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal, tetapi bukan berarti bahwa karyawan tidak ikut terlibat dalam internalisasi budaya tersebut. Kerjasama dan dukungan satu sama lain sangat dibutuhkan untuk terciptanya budaya perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 222, "width": 225, "height": 301, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Internalisasi budaya dalam wujud nilai dan norma yang berlaku dalam perusahaan akan membentuk citra perusahaan. Citra positif akan memberikan dampak kepada keuntungan secara material, tentu saja ini sangat diharapkan perusahaan maupun karyawan. Karena dengan meningkatnya keuntungan bagi perusahaan, karyawan berharap akan berimbas pada keuntungan mereka secara pribaadi dalam bentuk kenaikan gaji, atau pemberian fasilitas lain. Dengan adanya perubahan tersebut, akan dapat memotivasi karyawan untuk berprestasi lebih baik lagi. Karyawan yang termotivasi akan lebih bersemangat dalam bekerja, yaitu mampu memberikan pelayanan prima bagi konsumen. Pelayanan yang prima akan memberikan kepercayaan tinggi konsumen, sehingga dapat disimpulkan bahwa citra perusahaan yang positif di mata pelanggan akan tercermin ketika konsumen memilih menggunakan layanan jasa perusahaan yang bersangkutan bukan yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 546, "width": 76, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 566, "width": 225, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anggoro, M. Linggar. 2000 Teori dan Profesi Kehumasan . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 601, "width": 225, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cheki, Yio. 1996. Budaya Perusahaan Cina .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 136, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Majalah Usahawan. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 225, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Denzin, Norman.K,&Yvonna J.Lincoln. 1994.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 197, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Handbook of Qualitative Research .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 124, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "London: Sage Publication.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 684, "width": 225, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fons, Trompenaars,& Charles HampdenTurner.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 197, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1998. Riding the Waves of Culture . Second Edition, New York: McGraw Hill.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 733, "width": 225, "height": 40, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hardjana, AndreA. 1994. Budaya Organisasi, Sebuah Kerangka Pemahaman . Makalah Seminar Budaya Perusahaan Strategis,", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 72, "width": 102, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: Grand Hyatt.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 92, "width": 226, "height": 40, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia . Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 141, "width": 225, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotter, John P., & James L.Heskett. 1997.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 155, "width": 197, "height": 40, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corporate Culture and Performance . PT Prenhalindo Simon & Schuster (Asia) Pte Ltd.", "type": "List item" }, { "left": 299, "top": 204, "width": 226, "height": 25, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Liitlejohn, Stephen W. 1996. Theories of Human Communication .Fifth Edition. California:", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 233, "width": 106, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wadworth Publishing.", "type": "List item" }, { "left": 299, "top": 253, "width": 226, "height": 40, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_____________. 2009. Theories of Human Communication . Ninth Edition. Terjemahan. Jakarta: Salemba Humanika.", "type": "List item" }, { "left": 299, "top": 302, "width": 225, "height": 25, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ndraha, Taliziduhu. 1997. Budaya Organisasi . Bandung: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 336, "width": 226, "height": 54, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Neuman, W.Lawrence. 1997. Social Research Methods . Third Edition.United States of America: Allyn and Bacon, AV iacom Company, Needham Heights.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 399, "width": 226, "height": 40, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moeljono, Djokosantoso. 2006. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi . Jakarta: Elex Media Komputindo.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 448, "width": 225, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pace, R. Wayne, & Don F. Faules.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 463, "width": 198, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1993. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan . Bandung: Remadja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 299, "top": 512, "width": 225, "height": 54, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruslan, Rosady. 1994. Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra .Jakarta: Ghalia Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 575, "width": 226, "height": 25, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susanto, AB. 1997. Budaya Perusahaan, Manajemen & Persaingan Bisnis 1 .", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 604, "width": 158, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: Elex Media Komputindo.", "type": "List item" } ]
fdce515c-9a41-4a04-480c-7beeeae6fda7
https://ojs.serambimekkah.ac.id/serambi-ilmu/article/download/466/426
[ { "left": 499, "top": 43, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "39", "type": "Page header" }, { "left": 110, "top": 116, "width": 390, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR- SHARE DALAM PERKULIAHAN BOTANI TUMBUHAN RENDAH PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP USM", "type": "Section header" }, { "left": 288, "top": 177, "width": 36, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Oleh *Jailani", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 211, "width": 379, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Abstrak : Telah dilakukan sebuah penelitian yang berjudul: “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Dalam Perkuliahan Botani Tumbuhan Rendah (BTR) Pada Mahasiswa Prodi pendidikan biologi FKIP USM” Subjek penelitian adalah mahasiswa prodi pendidikan biologi FKIP USM Banda Aceh.. Mahasiswa yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah mahasiswa semester 3, unuit-1 sebagai kelompok eksperimen sedangkan unit-2 sebagai kelompok kontrol, jumlah mahasiswa masing masing unit adalah 20 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah nilai tes, serta respon mahasiswa terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelejaran think-pair- share. Analisis data prestasi belajar untuk melihat perbedaan prestasi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dianalisis dengan uji-t, dengan menggunakan prongram SPSS. Data respons mahasiswa dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif persentase. Respons mahasiswa dikatakan positif jika jawaban mahasiswa terhadap pernyataan positif untuk setiap aspek yang direspon pada setiap komponen pembelajaran diperoleh persentase ≥ 80%. Berdasarkan hasil analisis data, di simpulkan bahwa: 1.Model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada perkuliahan BTR. 2. Respon mahasiswa prodi pendidikan biologi FKIP USM saat perkuliahan BTR dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think- pair-share adalah sangat positif.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 430, "width": 315, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Kata Kunci : Efektifitas, Model Pembelajaran Kooperatif, Think-Pair-Share,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 453, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 464, "width": 190, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Ketidakselarasan antara metode perkuliahan dan konsep mata kuliah sering kali terjadi dalam proses perkuliahan di perguruan tinggi, selain itu dalam kegiatan pembelajaran dosen lebih cenderung mengajarkan materi mata kuliah dengan menggunakan metode ceramah dengan cara dosen menjelaskan di depan sementara mahasiswa hanya duduk untuk mendengar dan mencatat apa yang dijelaskan oleh dosen saja. sehingga mahasiswa tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Ketika proses pembelajaran berlangsung mahasiswa merasa bosan dan kurang memperhatikan apa yang jelaskan oleh dosen, karenanya banyak mahasiswa yang tidak lulus.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 648, "width": 191, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan mahasiswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 706, "width": 190, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Kelompok belajar tersebut dibentuk dari kelompok yang mahasiswanya mempunyai kemampuan yang berbeda-beda (heterogen), kelompok yang heterogen adalah kelompok", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 453, "width": 190, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "terdiri dari mahasiswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini bermanfaat untuk melatih mahasiswa menerima pendapat orang lain dan bekerja dengan teman yang berbeda latarbelakangnya, membantu memudahkan menerima konsep mata kuliah, meningkatkan kemampuan berfikir dalam memecahkan masalah. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajran yang penting, yakni prestasi akademik, penerimaan akan kenekaragaman dan pengembangan keterampilan sosial (Arends, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 602, "width": 190, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Matakuliah botani tumbuhan rendah (BTR) merupakan salah satu matakuliah inti yang harus diikuti seluruh mahasiswa prodi biologi pada semester 3. Dari hasil observasi peneliti diperoleh informasi bahwa selama ini mahasiswa sulit memahami materi perkuliahan BTR, penyebabnya karena mereka bosan dengan penyampaian dosen, sehingga pembelajaran kurang aktif. Sehingga ketika diadakan tes, dari mahasiswa yang berjumlah 30 orang perkelas, yang dinyatakan lulus hanya 11 orang sedangkan yang lainnya harus remedial. Dari observasi awal, penulis", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 780, "width": 349, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "*Drs. Jailani, M.Pd adalah Dosen Kopertis Wil I DPK pada FKIP Universitas Serambi Mekkah", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 43, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "40", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 191, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "berkeyakinan bahwa model pembelajaran tipe think-pair-share sesuai diterapkan pada materi perkuliahan BTR. Model pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan proses dan hasil belajar yang optimal. Beranjak dari pemahaman ini, penulis tertarik untuk menetiti tentang, ”Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share pada Perkuliahan BTR di Prodi pendidikan biologi FKIP USM”", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 254, "width": 107, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "RUMUSAN MASALAH", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 266, "width": 190, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:1. Apakah dengan menggunakan metode TPS ( think–pair–share) dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada pembelajaran botani tumbuhan rendah?. 2. Bagaimana respons mahasiswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode TPS ( think–pair–share) pembelajaran botani tumbuhan rendah?", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 116, "width": 190, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Model Pembelajaran Kooperatif Tipe", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 128, "width": 193, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Think-Pair-Share (TPS) Metode pembelajaran think-pair- share (TPS) dikembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas Maryland pada tahun 1985 (Handoyo, B, 2010). Model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif sederhana. Teknik ini memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 242, "width": 190, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Think-pair-share lahir dari gagasan Vygotsky yang menekankan adanya hakekat sosial dari belajar, dan menyarankan untuk menggunakan kelompok-kelompok belajar yang kemampuan anggota kelompok berbeda- beda.Vygotsky juga berpendapat, bahwa proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam bimbingan atau pendampingan seseorang yang lebih mampu (Herawati, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 392, "width": 414, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "TPS adalah salah satu pembelajaran koperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi mahasiswa yang berasal dari tiga kata think yaitu berpikir, pair berarti berpasangan kemudian share/squere yang berarti berbagi secara keseluruhan seperti yang diterangkan pada gambar dibawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 626, "width": 350, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Gambar 1: Proses pembelajaran dengan menggunakan metide TPS (Anonymous, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 648, "width": 191, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Metode think-pair-share dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran yang memusatkan mahasiswa pada kegiatan pembelajaran berpikir secara individual, berbagi hasil pemikiran masing-masing kepada pasangan atau kelompoknya kemudian berbagi hasil diskusi kelompoknya secara klasikal (Lonning, R.A. 2008).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 649, "width": 190, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Keunggulan Pembelajaran Kooperetif Tipe TPS", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 672, "width": 152, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Keunggulan pembelajaran think-pair-", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 683, "width": 190, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "share adalah optimalisasi partisipasi mahasiswa. Selain itu juga mudah diterapkan pada berbagai tingkat kemampuan berpikir dalam setiap kesempatan, mahasiswa diberi waktu lebih banyak, berpikir, menjawab dan saling berbagi dan membantu satu sama lain,", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 64, "width": 267, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2013, Volume 14 Nomor 1", "type": "Section header" }, { "left": 499, "top": 52, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "41", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 191, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "prosedur yang digunakan juga cukup sederhana (Lonning, R.A. 2008). Bertanya kepada teman sebaya dan berdiskusi kelompok untuk mendapatkan kejelasan tentang apa yang sedang dipelajari mahasiswa tentu akan lebih mudah memahami, diskusi dalam bentuk kelompok-kelompok kecil ini sangat efektif untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami konsep dan memecahkan suatu permasalahan dalam pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 231, "width": 190, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Dalam belajar kelompok mahasiswa sering lebih paham akan apa yang disampaikan oleh temannya sendiri dari pada oleh dosen. Bahasa yang digunakan oleh mahasiswa lebih mudah ditangkap oleh mahasiswa lain. Pada kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 mahasiswa perlu dipupuk suasana yang saling membantu, saling", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 116, "width": 190, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "menghargai dan bukan suasana kompetisi Watson, S.S (2001). Mahasiswa Sambil menjelaskan kepada temannya ia juga akan lebih menguasai konsep tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 174, "width": 190, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 185, "width": 83, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "(Think-Pair-Share)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 196, "width": 193, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Sintaks suatu model pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh dosen dan mahasiswa (Richard, 2007). Urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan tugas- tugas khusus yang perlu dilakukan oleh mahasiswa, di dalam sintaks dapat dilihat secara jelas kegiatannya.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 335, "width": 415, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Sintaks dari metode think-pair-share terdiri dari lima tahapan utama dimulai dari dosen memperkenalkan mahasiswa pada masalah dan diakhiri dengan penyajian dan hasil analisa mahasiswa tentang masalah tersebut.Untuk lebih jelas tahapan-tahapan pembelajaran think-pair-share sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 381, "width": 390, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Tabel 1: Sintaks pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share Tahap Aktivitas Pembelajaran Langkah ke 1 : Orientasi mahasiswa pada permasalahan. Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan konsep yang akan disampaikan, memotivasi mahasiswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. Langkah ke 2 : Mahasiswa berpikir secara individual Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memikirkan pemecahan masalah secara individual, kemudian mahasiswa menuliskan hasil pemikiranya masing-masing Langkah ke 3: Setiap mahasiswa mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing dengan pasangan (kelompok)", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 496, "width": 398, "height": 161, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Dosen mengorganisasikan mahasiswa untuk berpasangan dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendiskusikan jawaban/pemecahan masalah yang menurut mereka paling benar atau paling meyakinkan. Dosen memotivasi mahasiswa untuk aktif dalam kerja kelompoknya. Pelaksanaan metode ini dilengkapi dengan tugas-tugas, sehingga kumpulan soal latihan atau pertanyaan yang dikerjakan secara kelompok dapat tercapai secara maksimal Langkah ke 4 : Mahasiswa berbagi informasi secara klasikal Mahasiswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara klasikal dengan bimbingan dosen. Langkah ke 5 : Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah Dosen membantu mahasiswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 661, "width": 202, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Sumber: Dimodifikasi dari Muslimi Ibrahim 2005", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 684, "width": 112, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 695, "width": 190, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Sebagai subjek penelitian adalah mahasiswa prodi pendidikan biologi FKIP USM Banda Aceh.. Mahasiswa yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah unuit-1 sebagai kelompok eksperimen sedangkan unit-", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 684, "width": 190, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "2 sebagai kelompok kontrol, jumlah mahasiswa masing masing unit adalah 20 orang. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah nilai tes, serta angket yang diberikan kepada mahasiswa. Tes diberikan dengan dua tahap yaitu pre test dan", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 68, "width": 274, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Jailani, Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share", "type": "Section header" }, { "left": 499, "top": 52, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "42", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 191, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "post test untuk mengetahui keberhasilan penerapan model pembelajaran think pair share . Angket diedarkan setelah berlangsung pemeblajaran seluruhnya, adapun tujuan pemberian angket untuk memperoleh data tentang respon mahasiswa terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran think-pair-share. Analisis data prestasi belajar", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 227, "width": 190, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "mahasiswa untuk melihat perbedaan prestasi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 116, "width": 190, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dianalisis dengan uji-t. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan prongram SPSS. Data respons mahasiswa dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan persentase. Respons mahasiswa dikatakan efektif jika jawaban mahasiswa terhadap pernyataan positif untuk setiap aspek yang direspon pada setiap komponen pembelajaran diperoleh persentase ≥ 80%.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 251, "width": 101, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 262, "width": 414, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Hasil analisis data dengan menggunakan uji-t melalui jendela SPSS dapat disajikan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 296, "width": 335, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Tabel 2. Statistik nilai tes akhir kelas control dan kelas eksperimen group statistics.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 309, "width": 408, "height": 184, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Prestasi Tes Akhir Eksperimen Kontrol 20 20 83.2500 64.7500 11.27118 15.25873 2.52031 3.41196 Uji-t Independent Samples Test Levene’s Test for Equality of Variances Mest for Equality of Means F T Df Sig (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Prestasi Tes Akhir Equal variances assumed equal variances not assumed 1.563 4.361 4.361 38 34.977 .000 .000 18.50000 18.50000 4.24187 4.24187 90913 9.888 27.087 27.112", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 507, "width": 190, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Pada tabel di atas, terlihat bahwa t-hitung adalah 4.361 > t-tabel 1,563 dengan α = 0,05 maka Ho di tolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan BTR.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 600, "width": 190, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Tabel 3. distribusi frekuensi prestasi belajar mahasiswa dengan penerapan pembelajaran konvensional pada perkuliahan BTR.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 649, "width": 201, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "No Angka Keterangan Frekuensi Persentase", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 666, "width": 193, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "1 86-100 Baik Sekali 2 10 2 72-85 Baik 1 5 3 56-71 Cukup 8 40 4 40-55 Kurang 4 20 5 30-39 Gagal 5 25 Jumlah 20 100", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 507, "width": 183, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Tabel 4. Distribusi frekuensi prestasi belajar mahasiswa dengan penerapan metode pembelajaran TPS pada perkuliahan BTR.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 558, "width": 203, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "No Angka Keterangan Frekuensi Persentase", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 573, "width": 198, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "1 86-100 Baik Sekali 4 20 2 72-85 Baik 9 45 3 56-71 Cukup 6 30 4 40-55 Kurang 1 5 5 30-39 Gagal 0 0 Jumlah 20 100", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 684, "width": 106, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Data respon mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 695, "width": 161, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Adapun hasil analisis data respon mahasiswa yang diperoleh dari angket sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 71, "width": 267, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2013, Volume 14 Nomor 1", "type": "Section header" }, { "left": 499, "top": 48, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "43", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 414, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Tabel 5. distribusi frekuensi respon mahasiswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode TPS pada perkuliahan BTR.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 155, "width": 405, "height": 322, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "No Uraian respon Prekuensi Persentase Senang Tidak Senang Senang Tidak Senang 1 Respon umum perkuliahan 1. Susana Belajar 20 0 100 00 2. Konsep 16 4 80 20 3. Cara Perkuliahan 20 0 100 00 2 Minat Ya Tidak Ya Tidak 1. Minat Untuk mengikuti perkuliahan 19 1 95 05 2. Bersemangat Mengikuti perkuliahan 20 0 100 00 3. Fahan Setelah Mengikuti perkiliahan 16 4 80 20 3 Mamfaat Metode Pembelajaran 20 0 100 00 4 Kesesuaian Metode dengan materi 20 0 100 00 Perkuliahan Dari hasil analisis tabel di atas, bahwa distribusi frekuensi respon mahasiswa terhadap penerapan model pembelajaran TPS adalah baik, dapat dibuktikan dengan persentase jawaban mahasiswa 100% mahasiswa senang dengan cara mengajar dosen dengan menggunakan metode pembelajaran TPS, 95 % mahasiswa berminat serta bersemangat untuk", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 468, "width": 190, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "mengikuti pembelajaran dengan metode TPS, 80 % mahasiswa merasa mengerti", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 491, "width": 190, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "tentang perkuliahan BTR setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 525, "width": 190, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "TPS, 100 % mahasiswa berpendapat pembelajaran TPS sesuai diterapkan pada perkuliahan BTR.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 572, "width": 70, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 583, "width": 191, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Dalam proses pembelajaran agar konsep yang disampaikan tercapai tujuan pembelajarannya, maka seorang pengajar harus pandai memilih pendekatan, strategi, metode, dan model yang sesuai dalam pembelajaran, bila tidak maka proses pembelajaran akan terhambat. Pola belajar yang diharapkan adalah dosen dijadikan sebagai fasilitator bagi mahasiswa, sementara mahasiswa itu sendiri yang menggali ilmunya serta menemukan konsep-konsep secara mandiri. Dosen dituntut mencari dan menemukan suatu cara yang dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa mengembangkan, menemukan, dan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 376, "width": 190, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "mengungkapkan ide mahasiswa sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 387, "width": 190, "height": 354, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Dengan kata lain diharapkan dosen mampu mencari metode pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa dan memecahkan masalah. Berdasarkan hasil analisis data tentang prestasi belajar mahasiswa, diperoleh harga t-hitung 4.361 > t-tabel 1,563 dengan α = 0,05 maka Ho di tolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperetif tipe think- pair-share dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan BTR. Hasil analisis respon mahasiswa terhadap penerapan model pembelajaran TPS diperoleh persentase jawaban bahwa 100% mahasiswa senang dengan cara mengajar dosen dengan menggunakan model pembelajaran kooperetif tipe think-pair-share , 95% mahasiswa berminat serta bersemangat untuk mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperetif tipe think-pair-share, 80% mahasiswa merasa mengerti tentang BTR setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperetif tipe think-pair-share , 100 % mahasiswa berpendapat bahwa model pembelajaran kooperetif tipe think-pair-share sesuai diterapkan pada perkuliahan BTR. Dengan demikian respon mahasiswa prodi pendidikan biologi FKIP USM saat pembelajaran pada perkuliahan BTR dengan menggunakan model", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 64, "width": 274, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Jailani, Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share", "type": "Section header" }, { "left": 499, "top": 48, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "44", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 188, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "pembelajaran kooperetif tipe think-pair-share sangat positif.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 151, "width": 94, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 173, "width": 187, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Anonymous . 2010. Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Think-Pair- Share, (Online), diakses melalui http:// dosenpkn wordpress.commetode- pembelajaran TPS, 12-juli-2012.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 242, "width": 190, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Arends, A. A. (1993). Teaching Modern Science . Sixth edition. New York:", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 266, "width": 70, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Merill Publisher.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 288, "width": 191, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Handoyo, B. 2010. Penerapan Metode Think- Pair-Share Dalam Pembejaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Pembelajaran Geografi, (online) diakses melalui situs http://biologi- fkip.unri.ac.id/karya_tulis/rosmaini.pdf", "type": "Table" }, { "left": 126, "top": 357, "width": 56, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "27 juni 2010.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 380, "width": 191, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Harman, I.S. 2005. Interactive and Cooperative Methods as an Extension to Examination. Bringing Students Closer to The Teaching and Learning Processes. Journal of Research in Science Teaching . Vol 41. No.1,pp.401-403. New York: John", "type": "Table" }, { "left": 126, "top": 461, "width": 111, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Willey and Sons Publisher.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 484, "width": 190, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Hernawati. Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 116, "width": 163, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Share (Tps) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP 14 Tegal Dalam Pokok Bahasan System Persamaan Linear Dua Variable.2007 (online) diakses melalui situs http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/sk ripsi/ index/assoc /HASH118d /705", "type": "Table" }, { "left": 350, "top": 196, "width": 132, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "7d637.dir/doc.pdf. 27 juni 2010.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 219, "width": 190, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah , Surabaya: Unesa University Press.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 266, "width": 191, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Lonning, R.A. 2008. Effect of Cooperative Learning Strategi on Student Verbal Interaction and Achievement During Conceptual Change Instruction in 10th Grade General Science. Journal of Research in Science Teaching . Vol 45. No.9,pp.1017-1021. New York: John Willey and Sons Publisher.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 369, "width": 190, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Richard, I. A. 2007. Classroom Instruction and Management . Mc.Graw-Hill: New York.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 415, "width": 189, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Watson, S.S. 2001. Cooperative Learning and Group Educatioanal Modules: Effect on Cognitive Achievement of High School Biology Students. Journal of Research in Science Teaching . Vol 38. No.2,pp.9-21. New York: John Willey and Sons Publisher.", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 68, "width": 267, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 856, "text": "Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2013, Volume 14 Nomor 1", "type": "Text" } ]
380e988f-1cca-0256-6c11-6b0e686b1a66
https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/FISA/article/download/7144/3713
[ { "left": 71, "top": 38, "width": 144, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1 – April 2022 ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 401, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SOME RESEARCH MILESTONES WHERE CHEMISTRY AND NUTRITION ARE INEXTRICABLY INTERTWINED", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 138, "width": 199, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frans Umbu Datta, Christina Olly Lada", "type": "Section header" }, { "left": 168, "top": 151, "width": 300, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana Kupang, 85001, Indonesia E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 200, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 227, "width": 400, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "History, as always, helps us reflect on our humble beginnings or maybe our golden era. It is an invaluable learning curve for those who learned anything through reflection before doing anything else. This review is an effort to raeveal briefly some of the research milestones that lead to the progressive development of the science of nutrition with the support of chemistry. The experiment of Lavoisier on carbon dioxide production in the late eighteen century has set the scene. Chemistry and nutrition, together, have accomplished so much and contributed to human lives. Our improved health and the provision of healthy animal products for human consumption are some examples. Chemistry has assisted nutritionists in better comprehending the mechanisms of actions of nutrients in the prevention and therapy of some diseases besides their metabolic roles and maintenance of body functions in animals and humans. The most recent findings demand a better understanding of cascades of structural changes of nutrients during digestion and assimilation. Personalised nutrient recommendations and precision nutrition will be the future of nutrition science, where chemistry remains its backbone.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 388, "width": 264, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : chemistry; nutrition; research milestones; challenges", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 437, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 449, "width": 212, "height": 314, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "History is very important in indeed. It is a record of past achievements, great or small and even records of significant failures. By reading history, we remember the past and appreciate it and respect those who made history about something. Martin Luther King Jr once famously stated that “We are not makers of history, we are made by history”. It is true in every case for chemistry and nutrition. A very long history of chemistry and nutrition has not been written as a history book but rather, pieces of relevant articles that are available to us were compiled here and organised as such that it forms this article. This is a review of the historical accounts of the most important research milestones in chemistry relevant to animal and human nutrition, food chemistry and nutritional biochemistry. It is an effort to show how chemistry has all along accompanied nutrition in its development to a better understanding of the chemistry of food, digestion and metabolism of nutrients both in animals and humans. In the following, it exposed several research reports in order for us to appreciate", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 436, "width": 212, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the pioneers as well as their pioneering works from over two centuries ago until the last two decades of the twenty-first century. The whole objective of this review is to appreciate chemistry as the central science.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 514, "width": 212, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lavoisier, Margendi And Boussingault Experiments: The First Milestone", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 539, "width": 212, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Until the late 18th century, there were still opposing ideas between scholars on how the food eaten by animals or humans is processed in their bodies. For example, it was previously thought that the production of carbon dioxide when breathing was understood as a process to cool down the lung. It was not until the experiment of Antoine Lavoisier who measured the respiratory output of carbon dioxide from his coworker Armand Seguin, both during rest and exercise (weight lifting), that shed light on this misconception. This research showed that energy was used up by the body and that carbon dioxide production increased when the intensity of exercise increased [1]. This experiment formed the beginning of interest in nutrient metabolism.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 144, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1 – April 2022 ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 290, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lavoisier’s collaboration with Pierre Simon Laplace enable the first use of ice calorimetry, although not as precise as the bomb calorimetry of today; it was already a breakthrough in those days. It was then that quantitative chemistry was initiated in terms of the first understanding of nutrient metabolism, particularly for the combustion of nutrients to produce energy that the body requires. In a later calorimetry study, instead of using his assistant, Lavoisier used a guinea pig, and this was the first use of an animal model in a nutrition study. They found that most of the animal’s body heat as a result of the slow combustion of organic compounds within the body of the animal. The control treatments in this experiment were measuring the heat produced by a lit candle and heat produced by burned charcoal. Thus, a metabolism study both in animals and humans were started. The monumental works of Lavoisier were later appreciated as great achievements in chemistry [2].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 380, "width": 212, "height": 263, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The use of animal models in the experiment by Lavoisier was later appreciated by numerous scholars in the area of chemistry and nutrition of animals and humans. It is an ethical consideration that research using human subjects is almost totally prohibited or at least in some cases very limited in nutrition studies especially when some animal species can be used as alternatives [3]. Animals such as rats and mice are now very commonly used in experimental studies in human nutrition although some caution needs to be taken due to some physiological differences to humans [4,5]while studies on the nutrition of companion animals can use dogs and cats [6]. Nutritional studies for farm animals directly use farm animals such as cattle, sheep, pigs and poultry [7]. These studies demonstrate the continuous use of animals to study human nutrition as well as animal nutrition for farm and companion animals.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 646, "width": 212, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Francois Margendie was another outstanding figure in the early establishment of understanding nutrition for both animals and humans. His series of very simple yet famous experiments were conducted in the late eighteenth century to challenge the previous belief that “a dog can live only by eating bread”; which we can assume to mean that one type of food is sufficient to supply all the nutritional needs of the animal. Margendie’s", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 89, "width": 212, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "first experiment was to feed sugar to a dog; the animal remained healthy for the first two weeks but approximately a week later it lost weight significantly and developed a corneal ulcer and after a month, it died. He did another experiment with three treatments namely dogs that were fed olive oil only, dogs that were fed gums only and dogs that were fed butter only. In all cases, all dogs died after a month of feeding them a single feed ingredient. Interestingly, dogs fed olive oil died but did not develop a corneal ulcer. Margendie established the statistically acceptable experiment and later produced a recommendation that applies even until today that “variation and multiplication of feeds are essential to maintain a healthy animal and human [1,8].", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 317, "width": 212, "height": 313, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another pioneering work specifically in animal nutrition was that of Jean Baptiste Boussingault of France. He learned chemistry from his geology class and later used it in practice in the area of agriculture in general and animal husbandry in particular. He worked with a famous French chemist, J.B. Dumas, and divided his time between farming and doing research. He was the first to recognise that only leguminous plants were able to use atmospheric nitrogen and these plants made it available in the soil for other plants to absorb. This is a very important discovery and his finding was in opposition to the previous belief that even animals can use atmospheric nitrogen. His other monumental work with cows was the first balanced feeding trial. He compared the daily nitrogen intake of a dairy cow from its feed with that of its output in milk and excreta. This model of a balanced trial is still being used today by animal nutritionists [1,9]. This was truly a breakthrough experiment in animal nutrition, although simple but remains applicable until today.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 646, "width": 211, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Invention Of Precision Equipment,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 659, "width": 211, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analytical Tools And Methods, The Role Of Analytical And Organic Chemistry: The Second Milestone", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 696, "width": 211, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is no doubt that the invention of precision equipment or apparatus for laboratories in animal and human nutrition enable the analyses of nutrient contents of feed and determination of dietary components to be analysed accurately. One of those was the", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 144, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1 – April 2022 ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 212, "height": 326, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "calorimeter invented by Lavoisier and La Place.The invention of calorimetry remains attributed to them. This apparatus was developed into a bomb calorimeter by Paul Vieille of France in 1878.This static type Bom Calorimeter was suited only for the analysis of organic elements such as C, H and compounds containing, C, H, O and N but not for compounds containing sulfur and halogens. The bomb calorimeter was later developed to include the latter compounds both in Lund (Sweden) and in Bartlesville (US).This apparatus remains in extensive use today not only in nutrition and chemistry sciences but in broader fields such as environmental engineering and forestry (forest fire fighting) and of course, the food industry. The role of analytical chemistry in the development of various other apparatus that assist the development of nutrition science is enormous. Johan Gustav Christoffer Thorsager Kjeldahl of Denmark was the inventor of the Kjeldahl apparatus in 1883 to analyse nitrogen content of the various plant, animal and other materials still in use until today with only slight modifications [10].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 212, "height": 352, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another very important analytical method was the fat extractor called the Soxhlet apparatus invented in 1879 by Franz von Soxhlet, a German agricultural chemist. His invention enabled us to extract compounds from solid materials by repeated percolation with an organic solvent under reflux. This apparatus is still being used today with very little modification. Another very important invention was the hot oven drier. Loius Pasteur, a French chemist and microbiologist, one of the great scientists of all time; undoubtedly is one of the household names. He was the inventor of the pasteurisation of food and beverages such as beer, canned food, dairy products, eggs, milk, juices and low alcoholic beverages and syrups. He developed not only vaccines against rabies, chicken cholera, anthrax, swine erysipelas and silkworm diseases but he also famously introduced the methods of sterilization, namely the steam sterilizer, autoclave and the hot air oven. All these are in use until today with various slight modifications and adjustments. Another technology that is very important in keeping organic samples fresh regardless of time-lapse was the invention of freeze-drying. Jacques-Arsene d'Arsonval at the College de", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 89, "width": 212, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "France in Paris in 1906 invented freeze-drying, which was very widely used in World War II for the preservation of blood samples, and today for the preservation of all other heat- sensitive biological materials [1]. In addition to chemistry, medicine and nutrition, today; the food industry is the biggest user of this technology.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 190, "width": 212, "height": 580, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The next outstanding chemist we are going to mention is Izaak Maurits Kolthoff (1894–1993), a Dutch analytical chemist who perfected the concept of pH and many other analytical chemistry concepts, who later worked at the University of Minnesota, US until he passed away at the age of 99. He lived a great legacy and still is widely regarded as the father of modern analytical chemistry. He brought about a transformation in the field of analytical chemistry. He has a great reputation as one of the most well-known teachers, authors and researchers in the area of analytical chemistry. He founded most of the analytical methods in the area and are still being used today. We should not forget, however, when he was in the Netherlands, he had a great teacher, Professor Nicholas Schoorl, who has a well-known motto:’ “ theory guides, experiment decides ”; maybe this is also a meaningful motto for us, chemists and nutritionists of today [11,12]. Another outstanding chemist was Herman Francis Mark, an Austrian, who later resided in the US until he died at the age of 95; a founding father of polymer science—who made pioneering contributions both to fundamental studies and to commercial production of fibres, plastics, and rubbers. Food polymers are much related to our understanding of nutrients in animal and human nutrition until today; including new applications in tissue engineering [13,14]. Another analytical tool that are used today in advanced sciences such as molecular biology and biotechnology is chromatography, a technique developed the first time by a Russian scientist, Mikhail Tsvet, in 1900. In chemistry and nutrition experiments, quantifying the behaviour of a chemical is necessary. He coined the term chromatography in the early 20th century, the technology is used extensively in many areas of study until today including in nutrition and food science. He was then worked to separate plant pigments such as chlorophyll, carotenes, and xanthophylls. Another very important chemist in history was", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 144, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1 – April 2022 ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "112", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 211, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawrence Joseph Henderson in 1908 who developed an equation that enabled it to be part of biochemistry. Later his work was perfected by Hasselbach to produce what is later called the Henderson-Hasselbach Equation, used until today to measure the pH of any chemical material. Again, all these require an understanding of basic chemistry.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 203, "width": 212, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Identification Of New Chemical Elements And Substances; The Third Milestone Of Chemistry And Nutrition Sciences", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 241, "width": 212, "height": 529, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the early 19th century, we have at our disposal records of what elements have been recognised as chemical elements while they have been recognised and used for thousands of years. These include sulphur (S), silver (Au), antimony (Sb), mercury (Hg), and lead (Pb); these are already known and used for 6 to 9 thousand years before [15]. A timeline of the invention of new chemical elements and substances relevant to nutrition sciences has been made recently [16]. In terms of substances, it took forty years (1910 to 1950) to discover all the vitamins B, A, D, E, K and C. It took another twenty years (1930 to 1950), allowances for humans and animals were made for protein, all vitamins, phosphorus, calcium and iron. Within the span of 20 years later (1950-1970), several commodity crops were fortified (biofortification) for improved quality (nutrient content). It was during this period that dietary fat won a place in the hearts of many nutritionists and the community at large that it is the culprit of high blood pressure and cardiovascular diseases, although something later proved to be not true. In the 1970s, the concept of calorie: protein ratio was introduced to fight hunger and malnutrition in the world countries then. From 1980 through to 1990, it was time to fight global hunger, the role of chemistry in the making of dietary recommendations were attributed to analytical chemistry. In the year 2000, we saw conflicting understanding of research results in nutrition science; due mostly to variations in the research methodology and that controlled experiments have not been in general use. From 2010 onwards, a rapid rise in non- communicable diseases (related more to nutrition) was better understood. These diseases include obesity, type-2 diabetes, cardiovascular diseases and cancer [17]. All the above recommendations were based on the", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 89, "width": 211, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "improved understanding of analytical and organic chemistry. This is where chemistry meets biology, physics and nutrition at the same time.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 153, "width": 211, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Invention Of Enzymes, Discovery Of The Role Of Atp, Discovery Of Dna And Rna: The Fourth Milestone", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 190, "width": 212, "height": 415, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The invention of enzymes is another breakthrough in chemistry in general and related sciences such as nutrition in particular. About early year 7,000 BC; enzymes, we did not know if people in those days have called them enzymes. The fermented sugar to alcohol and this technology has been that long now or over 9,000 years old. For the reader to understand the complete history of enzymes, very recently, an extensive review on enzyme discovery and what the future holds for them, has been published [18]. Enzymes are proteins, they are excellent biocatalysts, so important that metabolism cannot be imagined to be an efficient process in a biosystem without the unpaid contribution of enzymes. They are so highly specific in their work, that there is only one enzyme for every biochemical reaction in living organisms. Fritz Albert Lipman and Herman Kalckar discovered the central role of adenosine triphosphate (ATP) in 1941, a breakthrough for the understanding of nutrient metabolism. Understandably, this was attributed to the advancement in the study of biochemistry [19]. This discovery has enabled a very fast leap forward in the understanding of energy production and utilisation in living cells. Any study about molecules including the molecules of life, namely DNA and RNA, cannot be completely separated from the basic understanding of chemistry; although it is now under a sub-science of biology and biochemistry called molecular biology.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 621, "width": 212, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Grand Research Challenges In Animal Nutrition And Human Nutrition: The Fifth Milestone", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 658, "width": 212, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In human nutrition, the grand challenges include the following [16]. Based on the research findings in the multifaceted effects of different foods, methods of processing and preparation, and dietary patterns among numerous cultures, some research area needs focusing on. These include how to formulate an optimal dietary composition to meet the specific needs of people that are under certain", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 144, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1 – April 2022 ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 212, "height": 288, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "health conditions, for example, diabetic patients, weight loss programs for obese patients, ascertaining the benefits of prebiotics and probiotics in nutrition, the usefulness of fermented foods, better understanding of gut microbiota and their beneficial relevance to human health, improving nutrient absorption by better of the interface between nutrients and gut microbiota. Other areas of interest for better research is the perceived positive nutritional effects of flavonoids and other plant secondary metabolites, improving our understanding of the use of fatty acids both in health and disease, effects of specific fatty acids, flavonoids, and other bioactive; personalised nutrition. Other non-genetic factors such as sociocultural relevance to patterns of food selection and nutrient consumption are only some of the pressing issues for future research. Personalised nutrition and precision nutrition are even greater challenges of the future for the human nutritionist.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 380, "width": 212, "height": 390, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the area of animal nutrition, the challenges are generally very much the same as those for humans. The challenge, overall, however, may be tougher in animal nutrition for reasons such as the following. First, humans would like to eat more eggs low in cholesterol and high in high-density lipoproteins, Humans also demand leaner meat (more protein) with less fat on top of it, but specifically, some people in some countries even demand a very specific type of meat, what we call as meat with high marbling; meat with evenly distributed intramuscular fat (a premium class of meat). On the other hand, many people are shouting that the carbon footprint of beef and milk is very high and costing the environment dearly. Therefore, farm animals should be fed the so-called feed formulated as such that it is precision nutrition. Precision nutrition can be interpreted as a feed that is ideally suited to feed the animal that will produce products that meet the market demand while at the same time limiting the greenhouse gases production, As we know it, the demand for animal products is ever increasing along with increasing human population and improved income despite the mounting pressures from the globalists (environmental lobbyists). Animal nutrition is also driven by cost because animal nutrition relates to the efficiency of animal production", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 89, "width": 212, "height": 238, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "on one hand and good quality and healthy animal products, on the other hand. It is indeed an extremely difficult task for animal nutritionists [20]. The second challenge is macromolecular crowding for both human and animal nutrition. This particular area of study in biochemistry is extremely important because in vitro (a fully controlled experimental environment does not fully represent the real in vivo environment where macromolecules interact in certain ways we now understand macromolecular crowding. Macromolecular crowding has found a new called tissue engineering both in vitro and in vivo. This topic is not only a future research challenge but also is material for biochemistry classes in teaching and learning as our learners do very much need to follow the latest findings in chemistry and nutrition [21].", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 342, "width": 83, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IMPLICATIONS", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 355, "width": 212, "height": 415, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the above, some important points worth summing up were as follows. Firstly, the studies of Lavoisier, Margendie and Boussingault may be worth considering as some of the first research milestones in chemistry and nutrition studies. It was also during this era that the so-called Chemistry Revolution occurred and the very reason that Antoine Lavoisier was called the father of Chemistry. Although the list of relevant researchers is not exhaustive, it is adequate, however, to demonstrate that their determination and hard work and scientific meticulousness have laid a very important foundation for the science of nutrition for both animals and humans to develop further. Secondly, it is important to emphasise that this article does not presume to purposely exclude any other outstanding figures on the scene that we were not able to identify due to the vast numbers of relevant literature. Thirdly, it is the same for equipment and apparatus, as well as methods of analyses in chemistry and nutrition, it is tedious to find all the equipment and apparatus both documented and undocumented but at least this article has tried to respect those who have dedicated their lives to what they believe as instrumental to the progress of our knowledge and understanding in the areas concerned. As we know it, we are only conveniently using them today without even thinking about who have actually conceived the ideas on how to design and make them,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 144, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1 – April 2022 ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 212, "height": 301, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tested them over and over again; and at the same time, develop methods on how to use them effectively according to certain research objectives both in chemistry and nutrition. Fourthly, great achievements have been made in the areas of chemistry along with nutrition over many decades ago, as stated in the milestones above. However, there is still the need to maintain a consistent momentum of research, teaching and learning in chemistry and nutrition to meet the challenges of the future. Several grand challenges have been stated above and they lie exactly in front of the animal and human nutritionists of today. Such challenges can only be met appropriately when we acknowledge the need for greater collaboration with other sciences, more particularly, chemistry and biochemistry. Finally, we would like to emphasise it strongly that when anyone says something about nutrition, unknowingly that person is also stating something about chemistry; the need for collaboration continues for a time unlimited.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 408, "width": 74, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 420, "width": 212, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Carpenter KJ. 2003. A Short History Of Nutritional Science: Part I (1785- 1885). J. Nutr. 133 (3): 638.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 211, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Blumenthal G. 2013. On Lavoisier’s", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 471, "width": 180, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achievement in Chemistry. Centaurus.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 484, "width": 46, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55 (1): 20.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 212, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Baker DH. 2008. Animal Models in Nutrition Research. J. Nutr. 138 (2):", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 522, "width": 22, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "391.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 534, "width": 8, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 534, "width": 180, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salter AM. 2015. Animal Models in", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 547, "width": 179, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nutrition Research. Nutr. Res. Methodol. 265.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 572, "width": 212, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Chalvon-Demersay T, Blachier F, Blais DTA. 2017. Animal Models for the Study of the Relationships Between Diet and Obesity: A Focus on Dietary Protein and Estrogen Deficiency. Front.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 635, "width": 84, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nutr. 4 (March): 1.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 648, "width": 212, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Di Cerbo A, Morales-Medina JC, Palmieri B, Pezzuto F, Cocco R, Flores G, Iannitti T. 2017. Functional Foods in Pet Nutrition: Focus on Dogs and Cats. Res. Vet. Sci. 112 (June): 161.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 711, "width": 212, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Dänicke S, Meyer U, Kersten S, Frahm J. 2018. Animal models to study the impact of nutrition on the immune system of the transition cow. Res. Vet.", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 89, "width": 58, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sci. 116 : 15.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 102, "width": 212, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Carpenter KJ, Harper AE, Olson RE. 1997. Experiments That Changed Nutritional Thinking. Am. Soc. Nutr. Sci. J. Nutr. 127 (5 SUPPL.): 1017.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 152, "width": 212, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Antwi C, Anderson P, Anim-Jnr AS,", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 165, "width": 180, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kiryowa M, Ayano AE, Donkoh A. 2020. Intake, Digestibility And Nitrogen Balance Of Sheep Fed Bambara Groundnut Haulm As Supplement To A Maize Stover Basal Diet. Sci. African. 8 : e00308.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 241, "width": 211, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Sáez-Plaza P, Navas MJ, Wybraniec S,", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 251, "width": 212, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Michałowski T, Asuero AG. 2013. An Overview of the Kjeldahl Method of Nitrogen Determination. Part II. Sample Preparation, Working Scale, Instrumental Finish, and Quality Control. Crit. Rev. Anal. Chem. 43 (4): 224. 11 ACS C for L. Izaak Maurits Kolthoff and Modern Analytical Chemistry.2014. 12 Stinson GW. Polymer science giant Herman Mark dead at 96. C&EN. ACS Publications. 1992. 13", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 418, "width": 180, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Liu X, Xie F, Li X, Zhou S, Chen L. 2015. Food polymers functionality and applications. Int. J. Polym. Sci. 2015 (1): 813628.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 469, "width": 212, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Hosseini S, Dominguez M., Lopez M, Maio E., Celma, M D. 2021. Design and Engineering of Polymer Systems for Bioapplications. Adv. Polym. Technol. Publ. Spec. Issues / Spec.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 532, "width": 212, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Issue. . 15 Clifton J. 2019. Which chemical element was first discovered?", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 570, "width": 67, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ReAgentTM. .", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 583, "width": 212, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Mozaffarian D, Rosenberg I, Uauy R. 2018. History Of Modern Nutrition Science-Implications For Current Research, Dietary Guidelines, And Food Policy. Br. Med. J. 361 : 1.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 646, "width": 212, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Key TJ, Bradbury KE, Perez-Cornago A, Sinha R, Tsilidis KK, Tsugane S. 2020. Diet, Nutrition, And Cancer Risk: What Do We Know And What Is The Way Forward? BMJ. 368 (March): 1.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 709, "width": 212, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Heckmann CM, Paradisi F. 2020. Looking Back: A Short History of the Discovery of Enzymes and How They Became Powerful Chemical Tools. ChemCatChem. 12 (24): 6082.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 144, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1 – April 2022 ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 212, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 Maruyama K. 1991. The discovery of adenosine triphosphate and the", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 114, "width": 179, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "establishment of its structure. J. Hist.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 127, "width": 76, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biol. 24 (1): 145.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 457, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Harmon DL. 2020. Grand Challenge in Animal Nutrition. Front. Anim. Sci. 1 : 1. 21 Silverstein TP, Slade K. 2019. Effects of Macromolecular Crowding on Biochemical Systems. J. Chem. Educ. 96 (11): 2476.", "type": "Table" } ]
28036a21-b1f8-d882-3d84-33fcd0939e25
https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/1115/847
[ { "left": 174, "top": 765, "width": 242, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright@ Miftahul Huda, Mifta Zulfalah Azzahro", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 57, "width": 254, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research Volume 3 Nomor 2 Tahun 2023 Page 6564-6574 E-ISSN 2807-4238 and P-ISSN 2807-4246", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 119, "width": 282, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Website: https://j-innovative.org/index.php/Innovative", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 159, "width": 456, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Peran Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin Melalui Pos Bantuan Hukum (Posbakum) di Pengadilan Agama Bantul Tahun 2020", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 231, "width": 213, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Miftahul Huda 1 🖂 , Mifta Zulfalah Azzahro 2", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 256, "width": 321, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 276, "width": 196, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Email: [email protected] 1 🖂", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 328, "width": 42, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 347, "width": 487, "height": 280, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "The existence of Posbakum (Legal Aid Post) as one of the legal aid services at the Bantul Religious Court has helped the community, especially the underprivileged, in the trial process by referring to PERMA No.1 of 2014 concerning \"Guidelines for Provision of Legal Services for Underprivileged Communities\". However, whether Posbakum services really have implemented PERMA in accordance with its validity, such as providing services for making legal documents, legal advice, consultation, and information as well as providing outreach related to law firms is still questionable. This research is a field research with an empirical juridical study approach. Based on the research results it is known that the position of Posbakum in PERMA No. 1 of 2014 went well. Religious Court Bantul legal aid post as a provider of free legal services, such as providing information, consulting or legal advice, assisting in the preparation of the necessary legal documents. The reason is, people who come to Posbakum get free legal services, both from consultations to the preparation of the required legal documents. During the Covid-19 pandemic, Posbakum continued to provide services online and offline by implementing health protocols, namely: Implementing physical distancing, Obligation to wear a mask, Recommending hand washing, Installing a transparent hijab, Limiting service hours. So that the judicial process and services to justice seekers can still run according to procedures.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 632, "width": 298, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Keywords: Effectiveness, Legal Aid, Posbakum, Religious Courts.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 765, "width": 242, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright@ Miftahul Huda, Mifta Zulfalah Azzahro", "type": "Page footer" }, { "left": 284, "top": 57, "width": 39, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 76, "width": 487, "height": 319, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Keberadaan Posbakum (Pos Bantuan Hukum) sebagai salah satu layanan bantuan hukum di Pengadilan Agama Bantul telah membantu masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu dalam proses persidangan dengan mengacu pada PERMA No.1 Tahun 2014 tentang “Pedoman Pemberian pelayanan hukum bagi masyarakat kurang mampu”. Namun, apakah pelayanan Posbakum benar-benar telah menerapkan PERMA sesuai dengan keberlakuannya seperti memberikan pelayanan pembuatan dokumen hukum, nasihat hukum, konsultasi, dan informasi serta pemberian sosialisasi terkait law firm masih dipertanyakan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan studi yuridis empiris. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kedudukan Posbakum dalam PERMA No. 1 Tahun 2014 berjalan dengan baik. Pos bantuan hukum bantul Pengadilan Agama sebagai penyedia layanan hukum gratis, seperti memberikan informasi, konsultasi atau nasihat hukum, membantu dalam penyusunan dokumen hukum yang diperlukan. Pasalnya, masyarakat yang datang ke Posbakum mendapatkan pelayanan hukum gratis, baik dari konsultasi hingga pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan. Selama masa pandemi Covid-19, Posbakum tetap memberikan pelayanan secara online maupun offline dengan menerapkan protokol kesehatan yaitu: Menerapkan physical distancing, Wajib memakai masker, Anjuran cuci tangan, Memasang hijab transparan, Membatasi jam pelayanan. Sehingga proses peradilan dan pelayanan kepada pencari keadilan tetap dapat berjalan sesuai prosedur. Kata Kunci: Efektivitas, Bantuan Hukum, Posbakum, Peradilan Agama", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 419, "width": 87, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 440, "width": 489, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Negara Indonesia adalah negara hukum yang mengakui dan melindungi hak asasi manusia bagi setiap orang termasuk hak atas bantuan hukum. Pemberian bantuan hukum kepada warga negara merupakan salah satu bentuk upaya pemenuhan dan sebagai penerapan negara hukum yang mengakui dan melindungi hak asasi warga negara terhadap kebutuhan akses terhadap keadilan dan persamaan di depan hukum (Saefudin, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 535, "width": 489, "height": 128, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pembahasan seputar bantuan hukum menjadi isu penting hingga satu dekade terakhir. Apalagi sejak tahun 70-an, bantuan hukum telah ditetapkan sebagai program utama melalui kebijakan pemerintah. Diawali dengan berdirinya Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta yang diprakarsai oleh Adnan Buyung Nasution, dijadikan tonggak dalam melembagakan bantuan hukum yang dikatakan paling berhasil pada masa itu (Nasution, 1981). Dengan mengusung konsep baru dalam penyelenggaraan bantuan hukum di Indonesia. LBH Jakarta juga menjadi momentum tumbuhnya berbagai macam dan bentuk organisasi dan lembaga bantuan hukum di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 668, "width": 489, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pos Bantuan Hukum (Posbakum) merupakan tempat pelayanan hukum bagi masyarakat berupa informasi, konsultasi, nasihat hukum, dan penyusunan dokumen hukum yang diperlukan. Pos bantuan hukum yang selanjutnya disebut Posbakum bertujuan untuk memudahkan para pencari keadilan yang buta hukum untuk menyelesaikan permasalahannya di pengadilan tingkat pertama, baik itu Peradilan Umum, Peradilan Agama, maupun Peradilan Tata Usaha Negara. Petugas Posbakum terdiri dari Advokat,", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 765, "width": 242, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright@ Miftahul Huda, Mifta Zulfalah Azzahro", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 56, "width": 489, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Sarjana Hukum, dan Sarjana Syari'ah yang berasal dari penyedia layanan bantuan hukum (Salma, November 2022).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 94, "width": 489, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi terkadang mengalami kesulitan dalam penyelesaian perkara di Pengadilan Agama. Dalam mengajukan gugatan di pengadilan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena mereka sering dihadapkan pada ketentuan dan diksi yang terkadang terkesan prosedural dan menakutkan. Namun, perlu diperhatikan bahwa segala sesuatu harus dilakukan berdasarkan keabsahan keputusan hukum (non litigasi atau litigasi). Di sinilah peran bantuan hukum karena biasanya sulit untuk memecahkan masalah bagi individu yang tidak memiliki pendidikan hukum yang cukup (Zen, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 228, "width": 490, "height": 128, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Bagi masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi, bantuan hukum dapat menjadi salah satu alternatif bagi mereka yang ingin mengajukan perkara ke Pengadilan Agama. Karena bantuan hukum itu sendiri diberikan khusus kepada mereka yang membutuhkan pembelaan secara cuma-cuma, baik di luar maupun di pengadilan, pidana, perdata dan konstitusional, dari seseorang yang memahami seluk beluk pembelaan, asas, supremasi hukum dan hak asasi manusia (Winarta, 2000). ). Undang-undang tersebut menyatakan bahwa bantuan hukum adalah pelayanan hukum yang diberikan secara cuma- cuma oleh pemberi bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 361, "width": 490, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pembahasan tentang pemberian bantuan hukum telah banyak dibahas oleh banyak pemerhati, praktisi dan akademi hukum di berbagai artikel, surat kabar, penelitian dan buku. Namun dalam pengamatan penulis bahasan tersebut secara keseluruhan belum masuk pada pembahasan tentang pemberian bantuan hukum kepada masyarakat miskin secara implementasi di Pos PA Bantul. Dengan menggunakan pendekatan quuuujuuuuualitative, peneliti langsung memperoleh data dari Pos Bantuan Hukum (Posbakum) Pengadilan Agama Bantul dan para pencari keadilan. Sehingga tujuan penyelenggaraan bantuan hukum bagi warga miskin yang sedang berperkara benar-benar dirasakan dengan menjunjung tinggi prinsip penegakan hukum dan pemenuhan hak asasi manusia (HAM).", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 534, "width": 114, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 555, "width": 489, "height": 185, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian yuridis empiris. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji praktik hukum dari perspektif normatif/yuridis. Penelitian ini mengkaji kesesuaian antara praktik di lapangan dengan norma yang ada yaitu mengkaji praktik Pos Bantuan Hukum (Posbakum) di Pengadilan Agama Bantul dalam memberikan bantuan hukum gratis kepada masyarakat miskin. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan, menjelaskan dan menganalisis data yang diperoleh dari analisis dan wawancara dengan Posbakum di Pengadilan Agama Bantul. Sumber data primer adalah Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2014 Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Bagi Masyarakat Miskin di Pengadilan dan sumber data sekunder adalah wawancara dengan pihak Posbakum, buku, tesis, jurnal hukum yang berkaitan dengan Posbakum.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 765, "width": 242, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright@ Miftahul Huda, Mifta Zulfalah Azzahro", "type": "Page footer" }, { "left": 246, "top": 57, "width": 138, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 77, "width": 133, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pengertian Bantuan Hukum", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 95, "width": 489, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Dalam hal bantuan hukum merupakan terminologi umum dalam ilmu hukum untuk menyebut bantuan hukum (Ranuhandoko, 2006). Dalam pengertian tersendiri, bantuan diartikan sebagai pertolongan, dukungan, sumbangan, subsidi, sedekah, santunan, hadiah, inayat (Arab), sumbangan, sumbangan, atau dana (Munawir, Surabaya). Sementara itu, hukum dipahami sebagai kesepakatan penerapan aturan (tertulis atau tidak) yang memikat perilaku khalayak pada ukuran tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 191, "width": 489, "height": 186, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Sebagai salah satu upaya pemenuhan hak asasi manusia, khususnya bagi kelompok masyarakat yang kurang mampu, karena hukum dekat dengan masyarakat yang mampu, seringkali tidak membutuhkan bantuan hukum (Lubis, 1986). Kemudian dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum dijelaskan bahwa “ bantuan hukum adalah pelayanan hukum yang diberikan oleh pemberi bantuan hukum secara cuma-cuma kepada penerima bantuan hukum ” . Dan pemberian bantuan hukum ditawarkan kepada khalayak yang kurang mampu dengan kebutuhan akan pembelaan bebas di pengadilan, baik dalam perkara tata usaha negara, perdata maupun pidana, yang diberikan oleh mereka yang memahami betul masalah hak asasi manusia, asas dan asas hukum, serta dinamika hukum. pertahanan (Winarta, 2000). Berikut adalah berbagai unsur penjelas tentang bantuan hukum, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 382, "width": 420, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(1) Orang dengan keterbatasan ekonomi dan miskin adalah kategori penerima bantuan;", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 401, "width": 353, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(2) Di dalam maupun di luar pengadilan, bantuan hukum selalu diberikan;", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 420, "width": 476, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(3) Ruang lingkup administrasi negara, perdata, dan pidana adalah batas pemberian bantuan hukum;", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 439, "width": 409, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(4) Pelaksanaan dan pemberian bantuan hukum tidak dipungut biaya (Winarta, 2000).", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 458, "width": 476, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(5) Kemudian berdasarkan pasal 2 Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang “ Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu ” di Pengadilan berdasarkan asas:", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 515, "width": 61, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "a. Keadilan", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 534, "width": 435, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Merupakan kondisi kebenaran ideal moral tentang sesuatu, baik yang menyangkut benda maupun orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi. Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban (Suheri, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 610, "width": 71, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "b. Sederhana", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 629, "width": 436, "height": 128, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Yang dimaksud dengan “ sederhana ” adalah pemeriksaan dan penyelesaian perkara dilakukan secara efisien dan efektif. Kemudian “ biaya rendah ” berarti keterjangkauan pembiayaan yang dapat dicari oleh masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum (Made Witama Mahardipa, 2019). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cepat adalah dalam waktu singkat dapat menempuh jarak yang cukup jauh, atau dapat diartikan bepergian dalam waktu singkat. Namun asas peradilan sederhana, cepat dan murah dalam pemeriksaan dan penyelesaian perkara di pengadilan tidak mengesampingkan ketelitian dan ketelitian dalam", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 765, "width": 242, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright@ Miftahul Huda, Mifta Zulfalah Azzahro", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 56, "width": 435, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "mencari kebenaran dan keadilan. Asas nondiskriminasi adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal yang berkaitan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan jenis kelamin.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 113, "width": 80, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "c. Transparansi", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 132, "width": 435, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Transparansi adalah keterbukaan, kejelasan dan kenyataan yang keberadaannya dapat dipertanggungjawabkan, adanya konsep pelaksanaan kegiatan yang transparan merupakan suatu keharusan dalam suatu lembaga atau lembaga publik dengan pengelolaan kepentingan masyarakat luas, hal ini sebagai perwujudan dari kontrol atas setiap tindakan yang akan atau telah diputuskan pada setiap lembaga tanpa terkecuali (Safriani, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 228, "width": 81, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "d. Akuntabilitas", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 247, "width": 436, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Yang dimaksud dengan “ asas akuntabilitas ” adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan negara tertinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. peraturan perundang-undangan (Prabowo, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 342, "width": 68, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "e. Efektivitas", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 361, "width": 435, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Efektivitas menurut Sedarmayati merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan hubungan antara berbagai nilai (Sedarmayanti, 2012). Maka asas ini, jika dikaitkan dengan bantuan hukum, adalah untuk menjamin tercapainya tujuan pemberian bantuan hukum secara tepat dan akurat.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 456, "width": 58, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "f. Efisiensi", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 475, "width": 435, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Efisiensi berarti melakukan sesuatu dengan benar. Dalam bahasa yang lebih sederhana efisiensi menunjukkan kemampuan organisasi dalam menggunakan sumber daya dengan baik dan tidak ada pemborosan (Amirullah, 2011). Atau lebih tepatnya, mengoptimalkan penggunaan sumber pembiayaan yang tersedia dalam pemberian bantuan hukum kepada mereka yang membutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 570, "width": 100, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "g. Tanggung jawab", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 589, "width": 435, "height": 166, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu jika terjadi sesuatu yang merugikan, seseorang dapat dituntut, dituntut, dan sebagainya. Sedangkan tanggung jawab adalah suatu keadaan dimana Anda memiliki kewajiban untuk memikul atau memikul tanggung jawab yang telah dipercayakan (Sihombing, Juni 2019). Jadi jika Posbakum telah menerima kasus dari masyarakat yang mengajukan kasus tersebut, maka Posbakum sendiri memiliki kewajiban untuk menyelesaikan dan menyelesaikannya. Profesional adalah mengutamakan keahlian berdasarkan kode etik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Akhmaddhian, 2018). Dalam Pasal 3 dijelaskan mengenai tujuan pelayanan hukum bagi khalayak yang membutuhkan di lembaga peradilan sebagai:", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 765, "width": 242, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright@ Miftahul Huda, Mifta Zulfalah Azzahro", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 56, "width": 435, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(1) Bentuk keringanan bagi tanggungan keuangan yang tidak mampu secara ekonomi untuk dipenuhi oleh beberapa kelompok masyarakat penerima bantuan pengadilan;", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 94, "width": 435, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(2) Meningkatkan keterjangkauan keadilan bagi mereka yang memiliki kondisi geografis, fisik dan ekonomi atau mereka yang sulit mencapai pengadilan;", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 132, "width": 435, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(3) Pemberian kesempatan kepada masyarakat yang memiliki akses terbatas terhadap bantuan hukum untuk membantu penyiapan dokumen hukum, nasihat, konsultasi dan informasi terkait dengan proses peradilan;", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 190, "width": 435, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(4) Meningkatkan kesadaran dan wawasan masyarakat tentang konsep hukum melalui perlindungan, pemenuhan dan penghormatan terhadap kewajiban dan haknya; Dan", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 228, "width": 412, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(5) Memberikan pelayanan yang maksimal bagi individu yang membutuhkan keadilan.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 247, "width": 488, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Dalam Pasal 4 terdapat keterangan tentang Ruang Lingkup Pelayanan Hukum bagi orang yang tidak mampu di pengadilan yang terdiri dari:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 285, "width": 182, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(1) Layanan Pembebasan Biaya Kasus;", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 304, "width": 271, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(2) Mengadakan Sidang di Luar Gedung Pengadilan; Dan", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 323, "width": 179, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(3) Ketentuan Posbakum Pengadilan.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 342, "width": 489, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Menurut Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Bagi Masyarakat Miskin di Peradilan Pasal 1 bahwa pada tingkat peninjauan kembali, kasasi, banding, dan tingkat pertama merupakan ruang lingkup pelayanan pembebasan pembiayaan perkara, sedangkan keberlakuannya hanya pada tingkat pertama untuk pelayanan Posbakum pengadilan dan di luar persidangan. Kemudian, negara adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembebasan biaya yang dimaksudkan untuk meringankan beban setiap kelompok individu yang membutuhkan keadilan agar segala keperluan perkara peradilannya dapat diproses secara cuma-cuma (Hairi, Juni, 2011). .", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 513, "width": 106, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pengertian Posbakum", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 532, "width": 489, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pos Bantuan Hukum yang kemudian dikenal dengan (Posbakum) merupakan lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan diatur lebih lanjut dengan Surat Edaran MA Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum. Namun Surat Edaran MA ini dinyatakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku karena telah diterbitkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2014 tentang “ Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Bagi Masyarakat Kurang Mampu di Peradilan yang berfungsi memberikan pelayanan hukum cuma-cuma kepada tersangka dan terdakwa yang tidak memiliki kuasa atau penasehat hukum pada saat beracara di pengadilan secara cuma-cuma ” (Nyimas Lidya Putri Pertiwi, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 684, "width": 489, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Menurut Pasal 1 ayat (6) Perma No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum Bagi Masyarakat Miskin di Peradilan, “ Posbakum Pengadilan adalah pelayanan yang dibentuk oleh dan ada pada setiap pengadilan tingkat pertama untuk memberikan pelayanan hukum berupa informasi, konsultasi, dan nasihat hukum, serta penyiapan dokumen-dokumen hukum yang diperlukan sesuai", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 765, "width": 242, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright@ Miftahul Huda, Mifta Zulfalah Azzahro", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 56, "width": 489, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Kekuasaan Kehakiman, Peradilan Umum, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha Negara.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 94, "width": 489, "height": 110, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Dengan adanya Posbakum ini merupakan salah satu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia yang bertujuan untuk memberikan pelayanan dalam memberikan nasehat hukum, penyuluhan dan membuat tuntutan hukum bagi mereka yang belum mengetahui tentang masalah hukum, dengan adanya undang- undang ini semakin menjamin masyarakat untuk mendapatkan hukum. dan layanan bantuan masyarakat Mereka yang selama ini kesulitan menyelesaikan perkara di Pengadilan Agama akan mudah datang ke Posbakum di Pengadilan Agama (Zulkifli1, Agustus 2022).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 228, "width": 363, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pelaksanaan Pos Bantuan Hukum (POSBAKUM) di Pengadilan Agama BantuI", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 247, "width": 489, "height": 109, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Kasus yang ditangani Posbakum adalah penanganan kasus hukum perkawinan, hukum waris, hukum ekonomi syariah dan hukum Islam lainnya. Hakikat adanya Posbakum di Peradilan Agama adalah diharapkan dapat memberikan bantuan kepada mereka yang hendak beracara di Peradilan Agama tetapi tidak memahami hukum, tidak dapat mengajukan gugatan, apalagi tidak memahami hukum yang ditetapkan. aturan beracara di Pengadilan Agama dan ini juga berlaku. di Pengadilan Agama Bantul (Saefi Fatikhu Surur, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 380, "width": 260, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pemberian Informasi, Konsultasi, Atau Nasehat Hukum", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 399, "width": 490, "height": 128, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pelayanan yang diberikan oleh Posbakum berupa informasi, artinya apabila pencari keadilan ingin mengetahui tentang tata cara berperkara di Peradilan Agama maka Posbakum dapat menjelaskan secara detail agar pemohon memahaminya. Pemohon layanan posbakum yang datang ke Pengadilan Agama Bantul pada umumnya ingin mencari keadilan, namun tidak memahami syarat dan langkah-langkah pendaftaran perkara serta tata cara beracara di Pengadilan Agama. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyak hal, antara lain rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan tentang hukum. Petugas disini hanya berperan sebagai pemberi informasi kepada para pencari keadilan antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 532, "width": 476, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(1) Pertama, Petugas Posbakum menjelaskan terlebih dahulu apa fungsi dan peran Posbakum di lingkungan Pengadilan Agama Bantul.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 570, "width": 475, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(2) Setelah petugas menjelaskan peran Posbakum di lingkungan Peradilan Agama, selanjutnya akan ditanyakan bantuan apa yang diinginkan pemohon.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 608, "width": 476, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(3) Jika pemohon hanya menginginkan informasi, petugas dapat menjelaskan tata cara pengajuan gugatan atau permohonan serta syarat dan tata cara yang akan dihadapi.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 646, "width": 476, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(4) Petugas di sini menjelaskan bahwa Posbakum tidak bisa bertindak sebagai co-advokat, tapi hanya bisa membantu menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan seperti tuntutan hukum. Dalam kasus perceraian, petugas posbakum juga menganjurkan agar dilakukan mediasi terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Jika pihak ingin mengajukan gugatan, petugas Posbakum akan membantu melakukan gugatan.", "type": "List item" }, { "left": 174, "top": 765, "width": 242, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright@ Miftahul Huda, Mifta Zulfalah Azzahro", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 56, "width": 476, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(5) Jika pemohon adalah warga masyarakat kurang mampu yang tidak mampu membayar biaya perkara, maka petugas Posbakum menganjurkan untuk mengajukan perkara secara cuma-cuma dengan mencantumkan syarat-syarat yang diperlukan (Saefi Fatikhu Surur, 2021).", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 132, "width": 489, "height": 91, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pemohon dapat berkonsultasi dengan petugas posbakum Pengadilan Agama Bantul terkait kasus yang sedang dialami. Dimana petugas posbakum memberikan konsultasi hukum kepada para pihak guna mengetahui kasus tersebut. Jika ada kasus mengenai hak asuh anak, perceraian, wasiat, hibah dan lain-lain, petugas dapat memberikan solusi atas kasus tersebut dan langkah apa yang dapat dilakukan oleh pemohon (Solechan, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 228, "width": 489, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pemberian nasihat hukum adalah pemberian nasihat hukum dari petugas posbakum kepada pemohon jasa. Nasihat ini merupakan gambaran keadaan apa saja yang harus dilakukan oleh Pemohon selama persidangan nanti. Di sini petugas hanya membantu untuk memudahkan para pihak dalam menghadapi persidangan karena kurangnya pemahaman tentang tata cara di pengadilan agama. Posbakum di sini juga tidak bisa berperan sebagai pengacara di pengadilan (Solechan, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 342, "width": 135, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Membuat Dokumen Hukum", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 361, "width": 489, "height": 128, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Petugas dapat menjadikan penerima jasa hukum di Pengadilan Agama Kategori Bantul dokumen hukum yang diperlukan seperti gugatan. Pemohon di sini memaparkan terlebih dahulu kronologis kasus yang dialami hingga gugatan diajukan ke Pengadilan Agama. Apabila perkara yang telah diuraikan oleh pemohon dapat diajukan gugatannya ke Pengadilan Agama, maka petugas dapat membantu untuk melakukan gugatan tersebut. Tak hanya gugatan, petugas Posbakum juga bisa membantu membuat replika atau duplikat. Hal ini disebabkan masih banyak warga yang tidak berpengetahuan dan cuek ketika berbicara bahasa hukum yang cukup resmi di Pengadilan Agama Bantul (Imamul Muttaqin, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 513, "width": 302, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Penyediaan informasi tentang Daftar Lembaga Bantuan Hukum", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 532, "width": 490, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Jika penerima layanan Posbakum membutuhkan pengacara atau advokat untuk mendampinginya, petugas Posbakum hanya dapat memberikan informasi mengenai Lembaga Bantuan Hukum yang telah diresmikan oleh Kementerian Hukum dan HAM untuk mendapatkan bantuan hukum secara cuma-cuma. Di sini, petugas posbakum tidak bisa menjadi pendamping para pihak yang berperkara di pengadilan karena alasan tertentu (Imamul Muttaqin, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 646, "width": 342, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Peran Posbakum dalam Masa New Normal di Pengadilan Agama Bantul", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 665, "width": 490, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pandemi Covid-19 berdampak pada perubahan kehidupan sosial dan penurunan kinerja ekonomi di sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia sekitar Maret 2020 telah sangat mempengaruhi kebiasaan hidup beberapa orang. Kehadiran Covid-19 membuat masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki keterbatasan dalam melakukan segala aktivitas kini mengalami keterbatasan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Seluruh ruang lingkup kegiatan swasta maupun kantor pemerintahan terkadang", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 765, "width": 242, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright@ Miftahul Huda, Mifta Zulfalah Azzahro", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 56, "width": 490, "height": 148, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "dilakukan dengan bekerja di rumah (WFH) karena tidak sepenuhnya dapat bekerja di kantor (WFO). Kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring antara guru dan siswa, beberapa rumah ibadah dan pabrik ditutup untuk mencegah penyebaran virus corona. Dalam konteks yudisial, wabah Covid-19 juga berdampak serius. Mahkamah Agung dan lembaga peradilan di bawahnya juga menyesuaikan dengan protokol kesehatan yang telah dikeluarkan Pemerintah untuk mencegah atau mengurangi dampak penyebaran Covid-19. Kegiatan peradilan yang selama ini berjalan rutin harus dibatasi demi keselamatan pegawai pengadilan dan pencari keadilan. Hal ini sesuai dengan prinsip Salus Populi Suprema Lex Esto (keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi) (Syarifuddin, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 209, "width": 489, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 telah menyebutkan bahwa PSBB dilakukan antara lain dengan menutup tempat kerja, sekolah, tempat wisata, dan objek umum lainnya. . Namun, pembatasan tidak mungkin dilakukan selamanya, roda perekonomian harus tetap berjalan, libur dalam jangka waktu yang lama dianggap dapat menyebabkan roda perekonomian terhenti.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 304, "width": 489, "height": 109, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Penerapan New Normal di Indonesia diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran Pemerintah dan Swasta dalam upaya mendukung keberlanjutan dalam situasi pandemi yang melanda dunia, termasuk Indonesia. New Normal adalah cara hidup baru atau cara baru dalam menjalankan aktivitas hidup di tengah pandemi covid-19 yang belum selesai. Imbauan dari pemerintah ini merekomendasikan agar kita bisa hidup \"berdampingan\" dengan virus.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 418, "width": 489, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Situasi Indonesia saat ini memprihatinkan akibat pandemi Covid-19 yang serba tidak menentu, selain mempengaruhi stabilitas ekonomi dan sosial, juga mempengaruhi sistem peradilan di Indonesia. Salah satunya adalah Peradilan Agama yang terkena dampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan tertundanya persidangan dan menerima layanan pendaftaran secara online. e-court.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 494, "width": 490, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Berdasarkan SEMA RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan atas SEMA RI Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Dalam Jangka Waktu Pencegahan Penyebaran Covid-19 Di Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di Bawahnya, PA mengambil langkah antisipatif untuk mencegah penularan virus Covid-19. Salah satunya Pos Pelayanan Bantuan Hukum (POSBAKUM) di lingkungan Peradilan Agama juga menyesuaikan dengan peraturan yang ada yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 589, "width": 462, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(1) Menerapkan jarak fisik Bagi seluruh pegawai dan pencari keadilan, salah satu yang dilakukan adalah merekayasa tempat duduk agar tidak terlalu berdekatan dengan jarak minimal 1 meter.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 646, "width": 462, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(2) Mewajibkan seluruh pegawai dan pencari keadilan untuk selalu menggunakan masker di area kantor Pengadilan Agama dan dihimbau untuk menggunakan sarung tangan", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 684, "width": 462, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "(3) Selalu menghimbau untuk rajin cuci tangan dan Pengadilan Agama khususnya Kantor Pos LBH telah menyediakan fasilitas tersebut antara lain dengan menyediakan tempat cuci tangan dan menyediakan Pensanitasi tangan", "type": "List item" }, { "left": 174, "top": 765, "width": 242, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright@ Miftahul Huda, Mifta Zulfalah Azzahro", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 56, "width": 490, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Demikian langkah-langkah yang dilakukan Pengadilan Agama Bantul untuk mendukung upaya pemerintah mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan peradilan dan masyarakat. Serta kegiatan memberikan pelayanan kepada para pencari keadilan dapat terus berjalan dengan sebaik-baiknya di lingkungan Peradilan Agama.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 153, "width": 60, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 174, "width": 489, "height": 280, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Posisi Posbakum berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 sudah berjalan cukup baik. Pos bantuan hukum Pengadilan Agama Bantul memberikan pelayanan hukum secara cuma-cuma, seperti memberikan informasi, konsultasi atau nasihat hukum, membantu menyiapkan dokumen-dokumen hukum yang dibutuhkan. Pasalnya, masyarakat yang datang ke Posbakum mendapatkan layanan hukum gratis, baik dari konsultasi hingga pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan. Posbakum membantu masyarakat kurang mampu, mulai dari pembuatan surat gugatan hingga pendampingan hukum selama persidangan. Posbakum dalam masa new normal akan tetap menjalankan aktivitasnya berdasarkan peraturan yang tertuang dalam SEMA RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan atas SEMA RI Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Dalam Masa Pencegahan Penyebaran Covid-19. 19 Di lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Kehakiman di bawahnya . Dengan memberikan pelayanan yang optimal baik secara online maupun offline dengan menerapkan protokol kesehatan bagi pegawai dan pencari keadilan, dengan menjaga jarak, selalu menggunakan masker, memasang pembatas hijab, menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer, agar pencari keadilan merasa nyaman dan mendapatkan hak sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 481, "width": 98, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 501, "width": 489, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Akhmaddhian, S. (2018). Dasar-Dasar Dalam Menjaga Tata Kelola Yang Baik Untuk Menciptakan Tata Kelola Yang Baik. Jurnal Studi Multidisiplin, Vol. 09 Nomor, 30-38.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 538, "width": 389, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Amirullah. ( 2011). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Cetakan Kedua: Graha Ilmu.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 558, "width": 489, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Hairi, P. J. (Juni, 2011). Antara Prinsip Peradilan Sederhana, Cepat Dan Berbiaya Ringan Dan Gagasan Pembatasan Perkara Kasasi . NEGARA HUKUM: Vol. 2, No. 1, 151-178.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 596, "width": 368, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Lubis, T.M. (1986). Bantuan Hukum Dan Kemiskinan Struktural. Jakarta: LP3ES, .", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 615, "width": 489, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Made Witama Mahardipa, N. P. (2019). Implementasi Asas Peradilan Sederhana, Cepat, Dan Biaya Ringan Pada Perkara Pidana Di Pengadilan Negeri Singaraja Kelas I B. E-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 2 No. 3, 181-191.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 672, "width": 426, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Munawir, A. W. (Surabaya). Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia. Pustaka Progressif: 1997.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 691, "width": 312, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Nasution, A.B. (1981). Bantuan Hukum Di Indonesia. Jakarta: LP3ES.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 710, "width": 489, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Nyimas Lidya Putri Pertiwi, F. (2021). Peran Posbakum Di Pengadilan Agama Metro Masa New Normal.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 729, "width": 141, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "As-Salam I Vol. X No.1, 31-46.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 765, "width": 242, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright@ Miftahul Huda, Mifta Zulfalah Azzahro", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 56, "width": 489, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Prabowo, A. (2017). Peran Pos Bantuan Hukum (Posbakum) Di Pengadilan Agamabengkulu Kelas I A Berdasarkan Peraturan Mahkamahagung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014. Qiyas Vol. 2, No.2, 197-08.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 113, "width": 313, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Ranuhandoko, I. (2006). Terminologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 132, "width": 490, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Saefudin, Y. (2015). “ Implementasi Pemberian Bantuan Hukum Bagi Rakyat Miskin Di Jawa Tengah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum. Jurnal Idea Hukum, 65-76.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 189, "width": 489, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Safriani, A. (2020). Telaah Terhadap Asas Transparansi Dalam Pengelolaan Dana Desa. Ilmu Hukum, Jilid 7 Nomor, 63.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 228, "width": 490, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Salma, A. J. (November 2022). Implementasi Pasal 56 Ayat (1) Kuhap Atas Bantuan Hukum Terhadap Terdakwa Oleh Pos Bantuan Hukum (Posbakum) Di Pengadilan Negeri Makale Kelas 1b. Jurnal Pembangunan Hukum Alauddin (Aldev) │ Volume 4 Nomor 3 , 727-746.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 284, "width": 431, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Sedarmayanti. ( 2012). Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung: Kota Maju.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 304, "width": 489, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Sihombing, E. N. (Juni 2019). Eksistensi Paralegal Dalam Pemberian Bantuan Hukum Bagi Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 322, "width": 230, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Miskin. Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum, , 70-77.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 341, "width": 490, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Suheri, A. (2018). Wujud Keadilan Dalam Masyarakat Di Tinjau Dari Perspektif Hukum Nasional. Jurnal Morality, Volume 4 Nomor 1, , 60-68.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 379, "width": 489, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Syarifuddin, M. (2020). Transformasi Gigital Persidangan Di Era New Normal: Melayani Pencari Keadilan Di Masa Pandemi Covid-19. Jakarta: IMAJI CIPTA KARYA.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 417, "width": 489, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Winarta, F. H. (2000). Bantuan Hukum Suatu Hak Asasi Manusia Bukan Belas Kasihan. Jakarta: Elex Media Komputindo.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 455, "width": 488, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Zen, A.E. (2008). Panduan Bantuan Hukum Di Indonesia: Pedoman Anda Memahami Dan Menyelesaikan Masalah Hukum. Jakarta: YLBHI.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 494, "width": 489, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Zulkifli1, L. O. (Agustus 2022). Pemberian Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin Oleh Negara Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Journal Of Lex Generalis (JLS), Volume 3, Nomor 8, 1424-1436.", "type": "List item" } ]
f028b6c1-bfa4-1513-48c8-926bbc3a5453
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alqalb/article/download/1229/1414
[ { "left": 72, "top": 35, "width": 270, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22 Jurnal Al-Qalb , Volume 11, No 2, September 2020, hlm 22-31", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 154, "width": 406, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penerimaan Diri dan Resiliesi Penderita Thalassaemia saat Menjalankan Perawatan", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 246, "width": 104, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Latifah Anjarwati*)", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 272, "width": 176, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 312, "width": 143, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 382, "width": 73, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dwi Hurriyati", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 409, "width": 148, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Universitas Bina Darma Palembang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 449, "width": 156, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 473, "width": 101, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "*) Corresponding Author", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 245, "width": 258, "height": 299, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract: Thallasaemia is a genetic disorder. Thalassemia is divided into two types, namely thalassemia minor and thalassemia major. Patients with thalassemia at the Palembang branch of the Indonesian Foundation who are currently undergoing treatment feel that their life will not be long. But they must have a desire to recover and see themselves always be positive. So that they are able to accept themselves and stay alive. Even though at the time they were going for dialysis there was a feeling that there would be no chance of life. The research that will be conducted looks at the relationship between self-acceptance and resilience of thalasaemia sufferers. This study was conducted on patients with thalassemia major and minor thalassemia with a population of 240 people who were recorded as thalassemia sufferers, of which 92 people were used as the try out sample and 148 were used as the research sample using the simple random technique. Measurement tools in research using a scale of self-acceptance and resilience scale by modifying existing theories. Regression analysis techniques are used as research data analysis techniques. The results showed the coefficient of determination of 0.482 with a value of p = 0.000 where the value of p <0.01 in the simple regression test. So that the results show a very significant relationship between self-acceptance and resilience in thalassemia patients at the Palembang branch of the Thalassemia Indonesia Foundation with an effective contribution of 48.2%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 216, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Self Acceptance, Resilience, Thalassaemia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 579, "width": 470, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "How to Cite: Anjarwati, L., & Hurriyati, D. (2020). Penerimaan Diri dan Resiliensi Penderita Thalassaemia saat menjalankan Perawatan. Jurnal Psikologi Islam Al-Qalb, Vol. 11, No. 2,(2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 93, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 633, "width": 220, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kehidupan manusia dalam sehari- hari bisa saja merasakan sehat maupun sakit. Undang-undang pokok kesehatan tentang hidup sehat no 9 tahun 1960 bab 1 pasal 2 menyatakan bahwa keadaan yang meliputi kesehatan jasmani (badan) , mental(rohani),", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 613, "width": 223, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sosial, dan bukan keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat,dan kelemahan. Sakit merupakan proses dimana individu mengalami beberapa penurunan fungsi eksternal maupun internal dibandingkan dengan kondisi atau keadaan", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 207, "width": 373, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Received: 13 th Februari 2020; Revised: 14 th September 2020; Accepted: 24 th September 2020", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 270, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23 Jurnal Al-Qalb , Volume 11, No 2, September 2020, hlm 22-31", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 223, "height": 206, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sebelumnya. Individu akan merasa kesehatannya terganggu bila dikatakan sakit karena sakit disebabkan oleh beberapa penyakit yang dapat menyebabkan keadaan tubuh atau pikiran menjadi tidak sehat. Individu bisa tidak merasa dirnya sehat jika tidak ada sakit maupun penyakit, namun jika merasa tidak sehat maka itulah sakit. Dengan cara serupa, individu yang fisiknya tidak sehat atau kuat bisa mengidap penyakit, namun jika merasa sepenuhnya sehat, mereka tidak sakit. Individu yang kurangnya menjaga fisik maupun psikis membuat timbulnya rasa sakit tersebut semakin meradang dan parah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 285, "width": 220, "height": 427, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyakit thalassemia merupakan suatu penyakit yang mempunyai kelainan darah Penderita ini terdapat di berbagai negara didunia dan khususnya orang-orang yang berasal dari negara Timur Tengah dan negara Asia. Thalassemia dibagi menjadi dua jenis yaitu, pertama thalassemia trait atau pembawa sifat thalassemia dimana terdapat pada orang-orang yang sehat tetapi bisa menimbulkan penyakit thalassaemia mayor, biasanya terdapat pada anak-anak yang pasangannya juga pembawa sifat thalassaemia. Hampir 200.000 orang dengan penderita thalassaemia yang ada di Indonesia termasuk kedalam jenis thalassaemia trait atau pembawa sifat thallaseamia. Sifat thallasaemia mereka disebut juga sebagai pembawa thallasaemia yang sehat atau thallasaemia minor. Thalassaemia kedua yaitu thallasaemia mayor, dimana merupakan suatu penyakit darah yang berat dimana penderita sejak lahir. Thalassaemia mayor yang terdapat pada anak-anak yang memiliki penyakit ini dimana tidak dapat membentuk haemoglobin yang cukup dalam darah mereka. Mereka memerlukan transfusi darah seumur hidupnya agar dapat mempertahankan haemoglobin. Thalassemia mayor sering juga disebut Mediterranean Cooley’s Anaemia atau Homozygous Beta Thalassemia . Setiap tahun setidaknya", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 72, "width": 220, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "hampir 100.000 anak lahir didunia dengan thalassemia mayor. Di Indonesia sendiri tidak kurang lebih dari 3.000 anak lahir dengan penyakit tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 133, "width": 220, "height": 179, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Thalassemia mayor itu sudah ada sejak lahir dan tetap ada sepanjang hidup orang yang menderitanya dan diturunkan dari orang tua ke anak-anak mereka, hal inilah yang berarti bahwa penyakit thalassemia tersebut diturunkan. Perluanya pemeriksanaan thalassemia sejak dini karena penyakit ini tidak dapat diprediksikan, jika tidak dilakukan pemeriksaan sejak dini maka akan mendapatkan anak dengan thalasemia mayor yaitu suatu penyakit darah yang berat bila pasangannya menderita thalassemia minor", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 319, "width": 220, "height": 275, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat beberapa tipe thalasemia yang berdasarkan pembagian spesifik hemoglobin yang terkena dan keparahan thalasemia atau jumlah gen yang termutasi. Berdasarkan bagian spesifik hemoglobin yang terkena, thalasemia dibagi menjadi thalasemia alpha dan beta.Tanda-tanda dan gejala anemia muncul tergantung dengan tipe dan keparahan thalasemia. Bentuk paling berat dari thalasemia adalah thalasemia alpha mayor yang biasanya mengakibatkan bayi meninggal sebelum atau sesaat setelah dilahirkan. Sedangkan untuk seseorang yang hanya menjadi carrier thalasemia biasanya tidak memiliki gejala. Penderita thalassaemia umumnya memiliki ciri-ciri warna kulit yang agak gelap,rahang kedepan,hidung pesek dan juga terlihat pucat hal ini dikarenakan efek traansfusi yang dilakukan setiap bulan.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 601, "width": 220, "height": 109, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertempat di Yayasan Thalassaemia Indonesia Cabang Palembang alamat Jalan Jendral Basuki Rahmat No.897 ketua Yayasan ibu Karlina dan wakil ketua bapak Zainudin, subjek dalam penelitian adalah penderita thalassaemia mayor yang berjumlah 240 penderita thalassaemia yang tergabung kedalam Yayasan Thalassaemia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 270, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24 Jurnal Al-Qalb , Volume 11, No 2, September 2020, hlm 22-31", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 220, "height": 165, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia cabang Palembang dan juga orang tua mereka masuk kedalam POPTI (Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia), thalassaemia mayor adalah penyakit yang disebabkan oleh genetic darah yang abnormal, genetik darah abnormal itu didapat dengan cara diwariskan dari orangtua yang memiliki pembawa sifat atau disebut dengan thalasemia minor.Alasan peneliti memilih subjek penelitian penderita thalassaemia karena penderita", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 224, "width": 220, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "thalassaemia masih bisa beraktivitas seperti orang normal lainya dan juga mampu menghadapi masalah atau yang disebut dengan resiliensi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 285, "width": 222, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Resiliensi menurut Reivich & Shatte (Widuri et al., 2012) merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan, bangkit, dan menyesuaikan dengan kondisi yang sulit. Sedangkan menurut Grotberg (Hadianti et al., 2017) secara sederhana mengartikan resiliensi sebagai “ the human capacity to face, overcome, be strengthened by, and even be transformed by experiences of adversity”. Diartikan kapasitas manusia untuk menghadapi , mengatasi , diperkuat oleh, dan bahkan diubah oleh pengalaman kesulitan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 471, "width": 220, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ciri-ciri seseorang yang resilien menurut Reivich dan Shatte (Widuri et al.,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 498, "width": 31, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2012)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 498, "width": 220, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yaitu mampu menghadapi stress,bersikap realistis dan optimis dalam mengatasi berbagai masalah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 546, "width": 220, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wagnild and Young (Dumaris & Rahayu, 2019) mengemukakan bahwa faktor resiliensi penerimaan diri dan kompetensi diri. Penerimaan diri terdiri dari fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, dan keseimbangan perspektif hidup. Sedangkan kompetensi diri terdiri dari ketekunan hati, kemandirian, kepercayaan diri, keunggulan, determinasi, dan akal pemikiran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 676, "width": 223, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Williams dan Lynn (Nugraha,2012.) mengemukakan penerimaan diri adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 72, "width": 220, "height": 386, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "untuk bisa menerima keberadaan dirinya sendiri. Hasil analisis, penilaian atau evaluasi yang dilakukan terhadap diri sendiri akan menjadi dasar bagi individu untuk mengambil keputusan dalam menentukan penerimaan terhadap keberadaan dirinya. Sikap penerimaan diri dapat dilakukan dengan cara realistis ataupun tidak realistis. Sikap realistis ditunjukan dengan kemampuan individu dalam memandang kelemahan dan kelebihan diri secara objektif. Sedangkan sikap tidak realistis ditujukan dengan upaya individu yang menilai dirinya secara berlebihan, mencoba untuk menolak kelemahan yang dimiliki, mengingkari hal-hal buruk yang ada dalam dirinya, misalnya terhadap pengalaman traumatis yang terjadi dimasa lalu).Menurut David (Sari & Nuryoto, 2002.).Ciri-ciri penerimaan diri yaitu menerima diri sendiri apa adanya,tidak menolak dirinya sendiri apabila memiliki kelemahan dan kekurangan,memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri maka seseorang tidak harus dicintai oleh orang lain dan dihargai oleh orang lain,dan untuk merasa berharga maka seseorang tidak perlu merasa benar-benar sempurna.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 465, "width": 220, "height": 247, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hjelle dan Ziegler (Sari & Nuryoto, .2002) menjelaskan seseorang yang memiliki penerimaan diri tidak akan merasa sedih, frustasi ataupun marah karena individu tersebut mempunyai toleransi yang baik terhadap kelemahan dimilikinya dan terhadap kejadian yang tidak mengenakkan, serta menerima kelebihan dan kekurangan di dalam dirinya. Kesimpulannya adalah bahwa seseorang yang mampu menerima kekurangannya sepertihalnya menerima kelebihannya. Williams dan Lynn (Aryani,2015) menjelaskan penerimaan diri yang dimiliki individu sebenarnya digunakan untuk penopang pengalaman negatif yang dianggap mengancam dirinya, karena didorong keinginan untuk menerima dan mengakui kenyataan dirinya tanpa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 270, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25 Jurnal Al-Qalb , Volume 11, No 2, September 2020, hlm 22-31", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 63, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menghindar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 92, "width": 220, "height": 220, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh sebab itu penerimaan diri sangatlah penting untuk dimiliki oleh penderita thalassaemia, karena individu yang dapat menerima diri dan keadaannya dengan baik maka individu tersebut akan dapat melewati segala kesulitan yang dialaminya. Penerimaan diri sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan para penderita thalassaemia, agar mereka lebih lapang dada untuk menerima keadaan mereka sekarang, serta melalui segala aktifitas yang ada dengan rasa senang dan ikhlas. Sedangkan penderita thalassaemia yang memiliki penerimaan diri yang rendah maka akan merasa bahwa kehidupannya tidak berharga dan akan merasa putus asa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 56, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 358, "width": 220, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Populasi penelitian yang dilakuakan pada penderita thalassaemia yang berjumlah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 386, "width": 104, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "220 penderita .", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 386, "width": 220, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan cara perhitungan sampel pada tabel isaac dan michael (Sugiyono, 2012) dengan taraf kesalahan 5%, maka sampel penelitian berjumlah 148 penderita thalassaemia dari total 240 penderita thalassaemia sedangkan untuk sisanya berjumlah 92 penderita thalassaemia yang akan dijadikan sampel untuk try out", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 516, "width": 219, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik pengambilan sampel menggunakan Teknik simple random", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 219, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sampling . Menurut Sugiyono, (2012) teknik simple random adalah dimana pengambilan sampel memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang akan dijadikan suatu populasi untuk dijadikan sampel", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 619, "width": 222, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode dalam penelitian ini menggunakan metode skala likert, Skala disusun 60 aitem pernyataan. Setiap pernyataan disajikan dalam dua bentuk yaitu 30 aitem pernyataan favourable dan 30 unfavourable yang direspon oleh subjek. Blue print skala Reivich dan Shatte (Septiani", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 72, "width": 222, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "& Fitria, 2002.) yaitu 1) pengaturan perilaku emosi 2) kontrol terhadap suatu keinginan 3) yakin pada diri 4) kemampuan menganalisis masalah 5) perduli 6) percaya diri 7)pencapaian (Reaching out).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 147, "width": 219, "height": 234, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan blue print penelitian untuk skala aspek-aspek penerimaan diri oleh Jersild (Happynda, 2017), terdapat beberapa aspek-aspek yang penerimaan diri, yaitu: 1) Persepsi diri sendiri dan sikap terhadap penampilan. 2) Sikap terhadap kelemahan dan kekuatan diri dan juga orang lain. 3) Perasaan inferioritas sebagai gejala penolakan diri. 4) Respon atas penolakan dan kritikan Individu lain. 5) Keseimbangan antara real self dan ideal self . 6) Penerimaan diri dan penerimaan orang lain terhadap diri. 7) Menuruti kehendak dan menonjolkan diri. 8) Spontanitas dan menikmati hidup. 9) Aspek moral penerimaan diri. 10 ) Sikap terhadap penerimaan diri.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 388, "width": 219, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Asumsi/prasyarat terpenuhi, analisis data yang digunakan untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu hubungan antara kualitas produk dengan kepuasan konsumen, maka hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana (simple regression).Regresi sederhana digunakan apabila dalam analisa regresi jumlah variabel bebas hanya satu.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 552, "width": 121, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 572, "width": 30, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 591, "width": 220, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian validitas terhadap aitem alat ukur dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan batas minimum koefisien", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 633, "width": 220, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "korelasi sudah dianggap memuaskan jika mencapai 0,30 (Saifuddin, 2014)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 680, "width": 220, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Skala resiliensi yang menggunakan batas minimum koefisien korelasi 0,30", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 270, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "26 Jurnal Al-Qalb , Volume 11, No 2, September 2020, hlm 22-31", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 220, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sehingga diperoleh 49 aitem yang valid dan 11 aitem yang gugur yaitu aitem 5,6,12,18,21,23,30,34,46,50,57", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 120, "width": 184, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Skala penerimaan diri yang", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 133, "width": 223, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berjumlah 60 aitem telah dilakukan analisis validitas dengan batas minimum korelasi koefisien0,30. Sehingga hasil yang diperolej adalah terdapat 5 aitem yang gugur yaitu aitem 5,8,22,24,33,45. Dan ada 54 aitem yang dinyatakan valid.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 72, "width": 153, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kategori Variabel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 92, "width": 219, "height": 110, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Subjek penelitian skala resiliensi memiliki jika skor yang berada pada X ≥M sebagai kategori tinggi dan skor yang berada pada X < M sebagai kategorisasi yang rendah. Pengelompokkan ini berdasarkan kategorisasi distribusi normal untuk skala resiliensi dan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 226, "width": 332, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1 Kategori Variabel Penelitian Berdasarkan Distribusi Normal resiliensi Skor Kategorisasi N % X ≥ 122 Tinggi 78 52,7 % X < 122 Rendah 70 47,2 % Total 148 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 306, "width": 220, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 1 bahwa dari sebanyak 148 penderita thalassaemia yang dijadikan subjek penelitian, terdapat 78 penderita thalassaemia atau 52,7% yang memiliki resiliensi yang tinggi dan 70 penderita thalassaemia atau 47,2% penderita thalassaemia yang memiliki resiliensi rendah.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 306, "width": 219, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kategori variabel penerimaan diri subjek penelitian yang dikategorikan memiliki penerimaan diri yang tinggi jika skor yang berada pada X ≥ M dan skor yang berada pada X < M sebagai kategori yang rendah. Pengelompokkan ini berdasarkan kategorisasi distribusi normal untuk skala peneriman diri dan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 440, "width": 410, "height": 189, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2 Kategori Variabel Penelitian Berdasarkan Distribusi Normal penerimaan diri Skor Kategorisasi N % X ≥ 135 Tinggi 75 50,6% X < 135 Rendah 73 49,3% Total 148 100% Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari sebanyak 148 penderita thalassaemia di yayasan thalassaaemia Indonesia cabang Palembang, yang dijadikan subjek penelitian, terdapat 73 penderita thalassaemia atau 49,3% yang memiliki penerimaan diri rendah dan 75 mahasiswa atau 50,6", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 616, "width": 219, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "% memiliki penerimaan diri tinggi. Sehingga dapat disimpulkan rata-rata penderita thalassaemia memiliki resiliensi yang tinggi .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 678, "width": 219, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji normalitas digunakan dengan taraf signifikansi yaitu p > 0,05 dengan uji Kolmogorov Smirnov. Dengan kaidah yang", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 520, "width": 219, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "digunakan untuk mengetahui sebaran data adalah nilai p > 0,05 maka sebaran dinyatakan normal, dan sebaliknya jika p < 0,05 maka tidak normal. sebaran Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 34, "width": 254, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "27 Jurnal Al-Qalb , Volume 11, No 2, September 2020, hlm 22-31", "type": "Page header" }, { "left": 151, "top": 104, "width": 325, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Variabel KS-Z P Keterangan Resiliensi 0,808 0,532 Normal Penerimaan Diri 0,470 0,980 Normal", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 173, "width": 199, "height": 116, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel diatas, bahwa hasil dari kedua data yang diperoleh melalui alat ukur yang dibuat oleh peneliti berdistribusi normal karena memenuhi kaidah p > 0,05, dapat dilihat pada variabel resiliensi p = 0,532 (P>0,05), KS-Z = 0,808 dan variabel penerimaan diri mendapatkan nilai p = 0,980 (P>0,05) dengan KS-Z = 0,470", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 173, "width": 166, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji linieritas dilakukan", "type": "Table" }, { "left": 146, "top": 186, "width": 376, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menggunakan kaidah uji yang digunakan adalah jika p < 0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan linier, tetapi jika p > 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tidak linier. Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : Tabel 4 Hasil Uji Linieritas Variabel F P Keterangan Penerimaan diri (X) dengan resiliensi (Y) 135,595 0,000 Linier", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 387, "width": 199, "height": 116, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 13 diatas nilai dapat dilihat pada nilai output dari program spss pada tabel anova dan menunjukkan koefisien hubungan antara penerimaan diri (X) dan resiliensi (Y) nilai p = 0,000 (p < 0,05) dan F = 135,595 p = 0,000 (p < 0,05). Nilai p menunjukkan seberapa linier hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Pada tabel 4 nilai p =", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 387, "width": 199, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0,000 < 0,05 sehingga garis persamaan menunjukkan hubungan linier antara penerimaan diri dengan resiliensi.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 432, "width": 199, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji hipotesa yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penerimaan diri dengan resiliensi dengan menggunakan teknik analisa regresi sederhana hasil sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 526, "width": 142, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5 Hasil Uji Regresi Sederhana", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 542, "width": 390, "height": 171, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel R R 2 p Keterangan Penerimaan diri dan resiliensi 0,694 0,482 0.000 Sangat Signifikan Hasil nilai korelasi antara variabel penerimaan diri dengan resiliensi berdasarkan table 5, dengan nilai r = 0,694, nilai r square = 0,482 dan p = 0,000 dimana nilai p < 0,01. Berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara penerimaan diri dengan resiliensi pada penderita thalassaemia di yayasan thalassaemia Indonesia cabang Palembang. Sebesar sebesar 0,482 atau 48,2%", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 584, "width": 199, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "merupakan sumbangan efektig yang diberikan oleh penerimaan diri terhadap resiliensi . Jadi masih ada 51,8% pengaruh dari faktor-faktor lain yang berhubungan dengan variabel resiliensi namun tidak diteliti oleh peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 668, "width": 38, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diskusi", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 686, "width": 199, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil hitungan statistik yang sudah dilakukan dengan", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 34, "width": 254, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "28 Jurnal Al-Qalb , Volume 11, No 2, September 2020, hlm 22-31", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 67, "width": 199, "height": 193, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menggunakan uji hipotesis menggunakan korelasi simple regression yang hasilnya menyatakan adanya penerimaan terhadap hipotesis yang diajukan. Dari analisis data yang ada menunjukkan bahwa adanya hubungan yang sangat signifikan antara penerimaan diri dengan resiliensi pada penderita thalassaemia Indonesia cabang Palembang. Hasil koefisien korelasi antara penerimaan diri dengan resiliensi didapat hasil r =0,694. Adapun bentuk perilakunya adalah tidak menolak diri saat mengetahui ada penyakit thalassaemia, melakukan transfusi secara rutin, bangkit dan tidak bersedih saat di diagnosa thalassaemia.", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 267, "width": 166, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebesar 0,482 atau 48,2%", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 280, "width": 199, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "memberikan nilai sumbangan penerimaan diri (variabel bebas) terhadap resiliensi (variabel terikat) adalah sebesar. Adanya factor lain yang berhubungan dengan resiliensi sebesar 51,8% yang tidak diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 363, "width": 166, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Revich dan Shatte", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 376, "width": 199, "height": 155, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Pasudewi, 2012) resiliensi memiliki faktor-faktor diantaranya yaitu resiliensi adalah penerimaan terhadap diri, kompetensi dalam diri, i have , i am , dan i can , tetapi variabel- variabel tersebut tidak diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini. Adanya hubungan antara penerimaan diri dengan resiliensi dapat dilihat dari aitem yang diberikan yaitu bersikap tenang saat terdiagnosa thalassaemia, menerima setiap kekurangan yang dimiliki , tidak menyerah dalam menghadapi permasalahan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 538, "width": 202, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal ini diungkapkan oleh Benard (Mufidah, 2017) menjelaskan resiliensi merupakan sebuah kemampuan untuk berusaha bangkit kembali meskipun rentan terjadinya risiko yang parah, dari hasil deskripsi yang dilapangan bahwa sebanyak 148 penderita thalassaemia di Yayasan Thalassaemia", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 628, "width": 46, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 257, "top": 628, "width": 35, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "cabang", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 641, "width": 199, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palembang, terdapat kategori tinggi sebanyak 78 atau 52,7% penderita thalassaemia dan terdapat 70 penderita thalassaemia atau 47,2% yang memiliki resiliensi rendah.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 67, "width": 199, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hurlock (Ahmad & Ridfah, 2017) menyatakan penerimaan diri merupakan kemampuan menerima segala hal yang ada pada diri sendiri baik kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki seseorang , sehingga apabila terjadi peristiwa yang kurang menyenangkan maka individu tersebut akan mampu berfikir logis tentang baik buruknya masalah yang terjadi tanpa menimbulkan perasaan, permusuhan, perasaan rendah diri, malu dan rasa tidak aman.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 228, "width": 202, "height": 298, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengkategorisasian dari hasil penelitian diperoleh subjek penelitian sebanyak 75 orang penderita thalasaemia atau 50,6% memiliki penerimaan diri yang tinggi, Hal ini menandakan bahwa penderita thalasaemia memiliki pemikiran yang positif terhadap penyakit yang dirasakan. Mereka rutin untuk melakukan pengobatan, baik melakukan transfusi darah yang sudah terjadwalkan, meminum obat dan tetap berhubungan atau berinteraksi di lingkungan. Hal senada yang diungkapkan oleh Calhoun dan Acocella (Putri, 2017) bahwa orang yang memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, dapat menerima keadaan apapun dalam dirinya secara tenang, serta memiliki kesadaran terhadap siapa dan apa diri mereka saat ini, selain itu dapat menghargai dirinya sendiri dan orang lain. Dan juga dapat menerima keadaan emosional (depresi, sedih, marah, kecewa) tanpa mengganggu orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 532, "width": 199, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebaliknya penerimaan diri sebanyak 73 orang penderita thalasaemia atau 49,4% memiliki penerimaan diri yang rendah. dimana bentuk perilaku yg sulit menerima kekurangan yang ada dalam diri dari lingkungan, merasa malu akan bentuk fisik yang berbeda dengan orang normal pada umumnya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 641, "width": 200, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang sama tentang resiliensi pernah dilakukkan oleh Rahayu Rezky Anggraieni (Fadiah Gitta Fuyadi & Nugraha Suci, 2017) tahun 2008 di Bandung dengan judul Resiliensi Pada Penyandang Tuna Daksa Pasca", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 34, "width": 254, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "29 Jurnal Al-Qalb , Volume 11, No 2, September 2020, hlm 22-31", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 67, "width": 200, "height": 116, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kecelakaan. Dengan mengunakan metode kualitatif dari hasil penelitian subjek memenuhi kriteria resiliensi yang ditandai oleh insight, kemandirian, inisiatif, humor, hubungan, kreativitas, dan moralitas. Kedua subjek dalam bentuk dalam mencapai resiliensi disebabkan oleh faktor yaitu penerimaan diri, I have (Aku punya), I Am (Aku ini), dan I Can (Aku dapat).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 189, "width": 199, "height": 168, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang juga sama diteliti oleh oleh (Shally & Prasetyaningrum, 2017) dengan judul Resiliensi pada Penderita Kanker Serviks stadium lanjut. Dimana hasil penelitian yang diperoleh adalah subjek informan memiliki resiliensi yang baik, informan yakin dapat sembuh dan berusaha untuk dapat menjalani kehidupannya dengan baik dan layak. Dinamika proses pembentukan dari resiliensi yang dialami informan berbeda- beda. Hal disebabkan oleh kemampuan informan untuk bangkit dan bertahan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 67, "width": 199, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dalam menjalani hidup yang memiliki penyakit yang dideritanya. Informan mengalami sejumlah reaksi seperti encounter shock, dan retreat. Reaksi tersebut sebagai bentuk respon yang dilakukan informan setelah mereka tahu akan menyakit yang dideritanya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 163, "width": 203, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti bahwa ada hubungan penerimaan diri dengan resiliensi pada penderita thalassaemia di yayasan thalassaemia Indonesia cabang Palembang .", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 273, "width": 79, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 291, "width": 199, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil yang diperoleh dalam penelitian dan juga telah dibahas dalam diskusi menyatakan bahwa ada hubungan antara penerimaan diri dengan resiliensi pada penderita thalasaemia.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 379, "width": 109, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 401, "width": 429, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abiyoga, M. I., & Sawitri, D. R. (2017). Tabah dalam Kekuranganku. Jurnal Empati, Vol.6, No. 4. , 25-32.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 436, "width": 429, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Karimah, N. F. (2018). Subjective Well Being pada Penyandang Tuna Daksa. Psikosains (Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi, Vol. 13, No. 1. , 57-64.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 471, "width": 429, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amin, M., & Mustari. (2016). Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Tuna Daksa untuk mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan (Studi Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar). Jurnal Tomalebbi , 82-95.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 520, "width": 429, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Athanasou, J. A. (2015). Living, Working and Earning for People with disabilities in Australia. Journal of Career Development .", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 555, "width": 429, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Azhari, T. R., & Mirza. (2016). Hubungan Regulasi Diri dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir Universitas Syariah Kuala. Mediapsi, Vol. 2, No, 2. , 23-29.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 603, "width": 429, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bledsoe, J. C., & Baber, W. C. (1978). Personality Correlates of Locus of Control Among College Women. Psychological Reports, (43) , 1129-1130.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 639, "width": 428, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Clark, D. A., & Beck, A. T. (2010). Cognitive Therapy of Anxiety Disorders: Science and Practice. New York: The Guillford Press.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 674, "width": 429, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Duttweiler, P. C. (1984). The Internal Control Index: A Newly Developed Measure of Locus of Control. Educational and Psychological Measurement , 209-221.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 34, "width": 254, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "30 Jurnal Al-Qalb , Volume 11, No 2, September 2020, hlm 22-31", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 67, "width": 429, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jantz, G. (2018, Juni 5). The Center Place of Hope . Retrieved from https://www.aplaceofhope.com/are-you-struggling-with-generalized-anxiety- disorder/", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 115, "width": 404, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karyanta, N. A. (2013). Self-Esteem pada Penyandang Tuna Daksa. Wacana, Vol.5 No.1.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 138, "width": 395, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kreitner, R., & Knicki, A. (2010). Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 160, "width": 429, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kuswati, R, R. (2013). Analisis Pengaruh Locus of Control pada Kinerja Karyawan. Proceeding Seminar Nasional dan Call for Papers Sancall.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 195, "width": 429, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Merdiasi, D. (2013). Gambaran Tuna Daksa yang Bekerja. Jurnal Noetic Psychology, Vol. 3 No.2. , 163-184.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 230, "width": 429, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nainggolan, T. (2011). Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Sosial pada Pengguna Napza. Sosiokonsepsia, Vol. 16, No. 2.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 266, "width": 429, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nauert, R. (2019, Oktober 21). Hope Can Aid in Recovery from Anxiety Disorders . Retrieved from PsychCentral: https://psychcentral.com/news/2019/10/20/hope-can-aid-in- recovery-from-anxiety-disorders/151066.html", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 314, "width": 429, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nugroho, F. W., & Karyono. (2014). Hubungan Antara Hardiness dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Jurnal Empati .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 349, "width": 429, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuraini, R. (2018). Catatan Pemerintah, Sebanyak 414.222 Penyandang Disabilitas Butuh Kerja. Jaringan Pemberitaan Pemerintah.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 385, "width": 429, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputra, K. S. (2012). Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja dan Kepuasan Keja Internal Auditor dengan Kultur Lokal Tri Hita Karana sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 3, No.1. , 86-100.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 433, "width": 429, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sari, D. Y., & Astuti, T. P. (2014). Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja Ditinjau dari Konsep Diri pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Jurnal Empati .", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 469, "width": 429, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Senler, B. (2016). Pre-service science teachers' self-efficacy: the role of attitude, anxiety and locus of control. Australian Journal of Education , 1-6.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 504, "width": 429, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setyawati, M. (2017). Daya Juang Menghadapi Diskriminasi Kerja pada Penyandang Tunadaksa. Psikoborneo, Vol. 5, No. 1. , 56-67 .", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 539, "width": 429, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sharif, S. P. (2017). Locus of Control, Quality of Life, Anxiety, and Depression among Malaysian Breast Cancer Patients: The Mediating Role of Uncertainty. European Journal of Oncology Nursing , 28-35.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 587, "width": 426, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Snyder, C. R. (2002). Hope theory: Rainbows in the mind. Psychological Inquiry, 13(4) , 249– 275.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 623, "width": 429, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sudarsono, B., & Irawati, S. A. (2016). Pengaruh Internal dan External Locus of Control Terhadap Prestasi Usaha Mikro Kecil Menengah Kabupaten Sampang. Eco- Entrepeneur , 120-131.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 671, "width": 429, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sulaksono, H., Asrowi, & Legowo, E. (2014). Implementasi Keterampila Pengambilan Keputusan Karir Berbasis Konseling Life Skills bagi Anak Tuna Daksa Ringan Sekolah Menengah Pertama. Surakarta: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 34, "width": 254, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "31 Jurnal Al-Qalb , Volume 11, No 2, September 2020, hlm 22-31", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 67, "width": 429, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Waruwu, D., & Adhi, N. J. (2018). Kecemasan Penyandang Disabilitas dalam Mencari Pekerjaan di Kawasan Wisata Kuta Bali. Jurnal Psikologi Mandala Vol 2, No 2 .", "type": "Text" } ]
8bddba54-abba-8882-abed-16945eda5f20
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/article/download/325/225
[ { "left": 113, "top": 38, "width": 397, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA e-ISSN 2477-2038", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 161, "top": 88, "width": 304, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PROFIL PENILAIAN OTENTIK PADA KONSEP BIOLOGI DI SMA NEGERI KOTA TANGERANG SELATAN", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 149, "width": 351, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Diterima 28 September 2015; direvisi 27 Oktober 2015; disetujui 12 November 2015)", "type": "List item" }, { "left": 168, "top": 165, "width": 287, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ella Nurlela Sari 1 , Eny Supriyati Rosyidatun 2 , Nengsih Juanengsih 3", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 187, "width": 133, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 SMPIT Daarussalam, Bekasi Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 222, "width": 277, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2,3 Prodi Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 248, "width": 43, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 402, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The objective of this study was to describe the use of authentic assessment by tenth grade Biology teachers of state senior high school in Tangerang Selatan. This study was carried out in the first half year of 2014/2015, started from October to December 2014. The survey method was used in this study. The technique of sampling was purposive sampling. The samples were: SMAN 3, SMAN 5, SMAN 9, and SMAN 11 Tangerang Selatan. We used non-test instruments which consisted of authentic assessment checklist sheet, teaching observation sheet, and questionnaire. By using descriptive percentage formula, we analyze quantitative data, and then the results were categorized according to parameter. The results showed that the worthiness level of attitude, knowledge, and skill assessment document of those research subjects were counted “suitable” category. The results of questionnaire and teaching observation showed that the use of authentic assessment in Biology teaching of state senior high school in Tangerang Selatan has been included in “good” category.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 424, "width": 272, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Authentic Assessment, Attitude, Knowledge, Skill.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 450, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 462, "width": 400, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sistematis mengenai penggunaan penilaian otentik oleh guru biologi kelas X SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan. Penelitian dilaksanakan pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015, dimulai pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling . Sampel penelitan ini berjumlah empat sekolah yaitu SMAN 3, SMAN 5, SMAN 9, dan SMAN 11 Tangerang Selatan. Instrumen yang digunakan adalah instrumen non-tes yang terdiri dari lembar analisis dokumen penilaian otentik, observasi pembelajaran, dan kuesioner. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan rumus deskriptif persentase, kemudian hasil analisis dibandingkan dengan parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelayakan dokumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan subjek penelitian termasuk kategori “layak”. Hasil angket dan observasi pembelajaran menunjukkan bahwa penggunaan penilaian otentik dalam pembelajaran biologi SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan termasuk dalam kategori “baik”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 652, "width": 294, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Penilaian otentik, Sikap, Pengetahuan, Keterampilan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 85, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 183, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian sering dianggap sebagai salah satu dari tiga pilar utama yang sangat menentukan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 184, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kegiatan pembelajaran. Ketiga pilar tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Apabila ketiga pilar tersebut sinergis dan berkesinambungan, maka akan sangat menentukan kualitas pembelajaran. Dalam paradigma baru, peran guru bukanlah menjadi pemeran utama dalam pembelajaran lagi tetapi guru berperan menjadi fasilitator dan motivator belajar siswa terutama dalam kelas, berawal dari paradigma tersebut munculah istilah asesmen ( assessment ).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 391, "width": 186, "height": 295, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian atau assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar (Rianto, 2009). Menurut Hart (dalam Muslich, 2011), “ asesmen didefinisikan sebagai proses pengumpulan, pelaporan, penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik yang diperoleh melalui pengukuran untuk menganalisis atau menjelaskan unjuk kerja/kinerja atau prestasi peserta didik dalam", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 692, "width": 183, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengerjakan tugas-tugas terkait”.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 714, "width": 183, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian merupakan bagian integral", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 733, "width": 184, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari proses pembelajaran yang", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 180, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mencakup bukti-bukti yang menjadi petunjuk pencapaian hasil belajar peserta didik, maka dari itu penilaian dilakukan terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Ketika melakukan penilaian dalam pembelajaran, banyak kegiatan yang akan lebih jelas apabila dinilai langsung, misalnya kemampuan berargumentasi, keterampilan menggunakan suatu alat dan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 277, "width": 183, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keterampilan melakukan percobaan. Begitu pula menilai sikap atau perilaku siswa terhadap sesuatu atau pada saat mengerjakan sesuatu.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 353, "width": 184, "height": 390, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian oleh guru dilakukan secara berkesinambungan hingga diperoleh hasil akhir belajar siswa dalam satu periode pembelajaran menggunakan teknik yang sesuai dengan kompetensi pembelajaran yang hendak dicapai siswa. Untuk itu penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik (Republik Indonesia, 2007). Penilaian dalam pengajaran pada dasarnya terdiri dari penilaian tradisional dan penilaian otentik. Penilaian tradisional secara konvensional menggunakan tes tertulis dan menekankan pada keterampilan atau pengetahuan tertentu yang dapat diuji secara objektif. Karena itu, bentuknya", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 313, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sering berupa tes objektif atau tes pilihan berganda. Penilaian selama pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan pengumpulan hasil kerja peserta didik ( portfolio ), hasil karya ( product ), penugasan ( project) , kinerja ( performance ), dan tes tertulis ( paper and pencil ). Guru menilai kompetensi dan hasil belajar peserta didik berdasarkan tingkat pencapaian prestasi peserta didik,. Proses penilaian yang demikan disebut authentic assessment yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “asesmen otentik” atau “penilaian otentik”. (Rosalin, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 410, "width": 184, "height": 314, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Hart (dalam Rasyid dan Mansur, 2008) penilaian autentik sebagai salah satu hasil dari pendekatan penilaian dapat dijadikan alternatif solusi dalam menilai perkembangan belajar siswa secara lebih komprehensif dan objektif mengingat penilaian autentik yang lebih secara akurat mencerminkan dan mengukur apa yang kita nilai dalam pendidikan. Penilaian otentik merupakan suatu cerminan dunia nyata dalam arti bahwa semua kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam pencapaian kompetensi harus diarahkan dalam kegiatan yang kontekstual dan bersifat komprehensif dan holistik yang terlihat pada penilaian yang melibatkan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semua ranah kompetensi (kognitif, afektif dan psikomotorik).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 125, "width": 183, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam usaha memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, perubahan kurikulum pun dilakukan. Perubahan kurikulum ini memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 239, "width": 184, "height": 428, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 mengenai standar penilaian pendidikan (Republik Indonesia, 2013). Kurikulum 2013 mengisyaratkan penggunaan penilaian otentik ( authentic assessment ), yaitu siswa dinilai kesiapannya, proses, dan hasil belajar secara utuh. Dalam kurikulum KTSP sebenarnya sudah memberikan ruang untuk penilaian otentik namun dalam penerapannya di lapangan masih belum optimal, karena penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala (Kunandar, 2013). Oleh karena itu, penilaian otentik perlu digunakan untuk mengukur perkembangan siswa dari kesiapan, proses hingga akhir pembelajaran baik sikap, pengetahuan dan keterampilannya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 676, "width": 186, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil survei peneliti terhadap beberapa orang guru biologi, ditemukan terdapat kesenjangan antara pembelajaran biologi dengan teknik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penilaian. Proses penilaian yang selama ini dilakukan guru hanya mampu mengungkap perkembangan belajar siswa pada salah satu ranah saja. Hal", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 163, "width": 187, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut terungkap berdasarkan hasil survey, bahwa 66,67% guru", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 201, "width": 183, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan penilaian pada ranah sikap, 58,33% guru menggunakan penilaian pada ranah pengetahuan, dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 258, "width": 183, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75% guru menggunakan penilaian pada ranah keterampilan. Adapun", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 296, "width": 184, "height": 447, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi (sikap, pengetahuan dan keterampilan) untuk menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Selain itu, untuk menilai hasil belajar peserta didik, guru dituntut untuk merencanakan dan menyusun instrumen penilaian yang disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013, Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (Republik Indonesia, 2013). Namun demikian, tidak semua guru mampu menyusun instrumen penilaian berdasarkan kurikulum 2013, karena penilaian otentik baru dikenal secara teori dan konsep. Adapun untuk penyusunan dan penggunaan penilaian otentik dalam prosedur penilaian kelas sehari-hari masih belum dipahami. Bahkan, terdapat sebagian kecil guru", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang belum mengetahui apa dan bagaimana format penilaian otentik serta tujuan dan manfaat dari menggunakan penilaian otentik.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 163, "width": 184, "height": 314, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan berdasarkan dokumentasi penilaian otentik yang digunakan oleh guru biologi. Penelitian ini perlu dilakukan karena pembelajaran biologi tidak hanya mementingkan produk saja, tetapi proses pembelajaran juga perlu dilakukan identifikasi dan penilaian dari keutuhan kompetensi peserta didik (sikap, pemahaman dan keterampilan). Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai profil penggunaan Penilaian Otentik pada Konsep Biologi di SMA Negeri di Tangerang Selatan, khususnya di Kelas X”.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 486, "width": 123, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 505, "width": 183, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif survei. Penelitian ini dilakukan dengan mencari,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 581, "width": 183, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengumpulkan, menggambarkan dan menafsirkan data mengenai penggunaan penilaian otentik yang dilakukan melalui dokumen-dokumen penilaian yang telah disusun dan digunakan oleh guru biologi kelas X.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 695, "width": 183, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dokumentasi penilaian otentik dalam penelitian ini dibatasi pada dokumen penilaian hasil tes tulis,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "observasi sikap dan penilaian keterampilan yang digunakan pada proses pembelajaran semester gasal.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 184, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deskripsi dilakukan pada dokumen penilaian otentik tanpa mengulas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 182, "width": 184, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "substansi penilaian otentik dalam pembelajaran. Analisis hanya terhadap materi, konstruk dan bahasa instrumen yang digunakan pada materi virus dan protista.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 277, "width": 183, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun sampel penelitian ini yaitu sejumlah SMAN yang telah menggunakan penilaian otentik di", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 334, "width": 183, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wilayah Kota Tangerang Selatan yaitu yaitu SMAN 3, SMAN 5, SMAN 9, dan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 372, "width": 184, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMAN 11. Intrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen non-tes dokumentasi berupa lembar analisis instrumen penilaian otentik dan kuesioner penilaian otentik. Selain itu, pada tahap survei kedua digunakan daftar cek yang diisi oleh peneliti saat pembelajaran berlangsung.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 184, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dokumen yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Hasil analisis dokumen penilaian tersebut digunakan untuk mendata sekolah subjek penelitian yang memiliki dokumen penilaian yang layak dengan tuntutan kurikulum 2013. Selanjutnya, peneliti melakukan observasi dalam pembelajaran dengan mengisi daftar cek. Hal tersebut perlu dilakukan karena penilaian otentik dalam kurikulum 2013 erat kaitannya", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 85, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan proses pembelajaran. Hasil kuesioner yang diisi oleh guru, hasil analisis dokumen serta hasil observasi pembelajaran kemudian diinterpretasikan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 183, "width": 145, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 201, "width": 183, "height": 238, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil survei terhadap 12 SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan, diperoleh informasi mengenai data kepemilikan dokumen penilaian otentik guru biologi SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan beserta penggunaan penilaian otentik. Data kepemilikan dokumen penilaian otentik guru biologi SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan beserta data tentang jenis-jenis penilaian otentik yang digunakan guru, disajikan dalam Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 448, "width": 183, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa 6 (enam) dari total 12 (dua belas) orang guru telah memiliki dokumen penilaian otentik atau sekitar 50% guru memiliki dokumen penilaian otentik. Penilaian otentik dalam kurikulum 2013 adalah model penilaian yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 600, "width": 183, "height": 143, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan). Dari enam sekolah yang telah memiliki dokumen penilaian otentik, terdapat empat sekolah yang memiliki dokumen penilaian berdasarkan tiga ranah. SMAN 4 hanya memiliki penilaian sikap dan keterampilan sedangkan SMAN 10", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hanya memiliki dokumen penilaian keterampilan saja.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 187, "height": 340, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Data Kepemilikan Dokumen Penilaian Otentik SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan No. Nama Sekolah (SMA Negeri) Memiliki Dokumen Penilaian Otentik 1. SMAN 1 X 2. SMAN 2 X 3. SMAN 3 √ 4. SMAN 4 √ 5. SMAN 5 √ 6. SMAN F X 7. SMAN G X 8. SMAN H X 9. SMAN 9 √ 10. SMAN 10 √ 11. SMAN 11 √ 12. SMAN 12 X Persentase (%) 50 Keterangan: √ = Memiliki dokumen penilaian otentik X = Tidak memiliki dokumen", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 487, "width": 120, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penilaian otentik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 512, "width": 166, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Data Kelengkapan Dokumen", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 531, "width": 134, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian Otentik dan Konsep", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 550, "width": 159, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran SMA Negeri se-Kota", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 569, "width": 175, "height": 169, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tangerang Selatan SMAN Jenis Dokumen Penilaian Kon- sep Si- kap Pe- nge- tahuan Kete- ram- pilan SMAN 3 √ √ √ Vi- rus SMAN 5 √ √ √ Pro- tista SMAN 9 √ √ √ Vi- rus SMAN 11 √ √ √ Pro- tista", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 57, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 104, "width": 181, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "√ = Memiliki dokumen penilaian otentik", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 144, "width": 183, "height": 276, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data pada Tabel 2 diketahui bahwa dokumen yang dimiliki oleh guru hanya pada satu konsep tertentu yang terdiri dari dokumen penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan. SMAN 3 dan SMAN 9 menggunakan penilaian otentik pada konsep virus, sedangkan SMAN 5 dan SMAN 11 menggunakan penilaian otentik pada konsep protista. Berikut ini disajikan tabel hasil analisis dari setiap dokumen penilaian yang dimiliki oleh keempat sekolah. Analisis dilakukan menggunakan rubrik yang telah disusun sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 429, "width": 138, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Data Hasil Analisis Dokumen Penilaian Sikap", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 455, "width": 157, "height": 127, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek penilaian SMAN 3 5 9 11 Relevansi Konten 5 4 5 4 Kelengkapan instrumen 5 4 5 4 Penulisan instrumen 5 5 5 5 Tampilan instrumen 4 4 4 5 Persentase (%) 95 85 95 90", "type": "Table" }, { "left": 357, "top": 597, "width": 156, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap dokumen penilaian sikap,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 617, "width": 183, "height": 123, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keterampilan maupun pengetahuan dilakukan analisis berdasarkan aspek penilaian dokumen yang telah dibuat oleh peneliti. Dokumen penilaian sikap memuat berbagai indikator sikap dan perilaku yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Indikator", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebutlah yang menjadi fokus", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 72, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penilaian guru.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 125, "width": 184, "height": 200, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk dokumen penilaian sikap berbeda-beda, SMAN 3 memiliki bentuk penilaian berupa daftar cek penilaian diri dan penilaian antar peserta didik. SMAN 5, SMAN 9 dan SMAN 11 memiliki dokumen penilaian sikap berupa lembar observasi yang diisi oleh guru saat pembelajaran. Dokumen penilaian keempat sekolah dianalisis berdasarkan aspek penilaian, yang kemudian ditentukan persentase", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 183, "height": 238, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelayakan dokumen tersebut. Persentase penilaian aspek relevansi konten, kelengkapan instrumen, penulisan dan tampilan instrumen untuk dokumen penilaian guru SMAN 3 dan SMAN 9 memperoleh 95% yaitu dengan kategori sangat baik, dokumen SMAN 5 memiliki persentase sebesar 85% dan SMAN 11 90%. Meskipun persentase berbeda, namun dokumen setiap sekolah layak untuk digunakan karena nilai persentase lebih dari 61%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 562, "width": 183, "height": 181, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dokumen penilaian sikap SMAN 3 dan SMAN 9 pada konsep yang sama yaitu konsep pembelajaran virus. Hasil analisis dari empat aspek penilaian dokumen menunjukkan persentase yang sama pula 95%. Maka kedua instrumen dari kedua sekolah memiliki nilai kelayakan yang sama pula. Lain halnya dengan dokumen penilaian sikap SMAN 5 dan SMAN 11 dengan konsep protista,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 123, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki hasil analisis penilaian dokumen yang berbeda. Perbedaan kedua dokumen terletak pada tampilan instrumen, karena tampilan instrumen milik guru SMAN 5 dalam kategori baik dan tampilan instrumen milik guru SMAN 11 dengan kategori sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 220, "width": 183, "height": 238, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persentase kelayakan setiap dokumen keempat sekolah termasuk layak digunakan. Jika dilihat dari setiap aspek penilaian untuk keempat dokumen, penulisan instrumen memperoleh nilai kelayakan tertinggi yang disebabkan dari segi bahasa, pengolahan kata dan kespesifikan kalimat keempat dokumen dari keempat sekolah sangat baik. Dokumen penilaian sikap yang ditampilkan sudah baik, hanya saja beberapa penulisan atau gambar yang kurang jelas.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 467, "width": 183, "height": 276, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekurangan instrumen yang dibuat guru terjadi karena memang dalam pembuatannya setiap guru hanya mengandalkan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan atau workshop yang diselenggarakan oleh pemerintah terkait implementasi kurikulum 2013. Selain dalam penyusunan instrumen, guru juga mengalami kendala dalam menggunakan instrumen penilaian sikap untuk menilai setiap siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut disebabkan oleh kesulitan guru mengamati apa yang dilakukan setiap siswa, apakah telah mencirikan indikator yang hendak", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dinilai atau belum. Beberapa guru mengatasinya dengan menggunakan satu instrumen penilaian sikap untuk satu konsep, yaitu satu konsep tersebut memiliki dua hingga tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan guru dapat menilai atau mengamati sikap dari sepertiga jumlah siswa dalam kelas, maka dalam tiga kali pertemuan diperoleh nilai seluruh siswa bersamaan dengan tuntasnya satu konsep pembelajaran tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 184, "height": 428, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dokumen penilaian pengetahuan yang diperoleh dari keempat sekolah dalam bentuk penilaian yang beragam. SMAN 3 memiliki dokumen penilaian pengetahuan berupa tes tulis, tes lisan dan penugasan. Instrumen tes tulis berbentuk pertanyaan pilihan ganda dan uraian. SMAN 5 memiliki dokumen penilaian tes tulis dalam bentuk uraian. Sama dengan dokumen SMAN 3, dokumen milik SMAN 9 untuk penilaian pengetahuan dengan instrumen pilihan ganda dan uraian tes tulis. Dokumen penilaian pengetahuan milik SMAN 11 berupa lembar pengamatan yang dilengkapi dengan pertanyaan tes tulis dalam bentuk uraian. Seluruh dokumen penilaian tersebut dianalisis dengan beberapa aspek penilaian untuk kelayakan instrumen penilaian yang dimiliki guru dan berikut ini disajikan tabel persentase kelayakan hasil analisis dari dokumen penilaian pengetahuan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 636, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dokumen penilaian pengetahuan milik guru SMAN 3 dan SMAN 5 memperoleh persentase 95% yang termasuk kategori sangat baik digunakan dan menjadi persentase yang tinggi untuk penilaian dari keempat aspek. Hasil penilaian dokumen guru SMAN 9 dan SMAN 11 masuk dalam kategori baik, karena persentasenya di atas 61% yaitu 80%. Dengan konsep virus, dokumen penilaian pengetahuan SMAN 3 dan SMAN 9 memiliki perbedaan persentase yang cukup jauh, perbedaan tersebut sangat terlihat pada aspek kelengkapan unsur instrumen SMAN 11 yang dalam kategori cukup sedangkan aspek kelengkapan untuk dokumen penilaian SMAN 3 termasuk kategori sangat baik atau skor tertinggi. Sama halnya, selisih persentase cukup besar juga terjadi pada persentase kelayakan SMAN 3 dan SMAN 11. Kedua dokumen penilaian pada konsep yang sama yakni protista, namun dengan persentase yang selisihnya 15%. Selisih tersebut dapat dilihat pada aspek penilaian kelengkapan unsur instrumen SMAN 5 yang berkategori sangat baik dan aspek penilaian kelengkapan dokumen SMAN 11 dengan kategori baik. Dokumen penilaian SMAN 9 dan SMAN 11 memperoleh persentase kelayakan yang selisihnya cukup jauh dengan SMAN 3 dan SMAN 5 terlihat", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari skor aspek kelengkapan unsur instrumen penilaian.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 125, "width": 170, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 Data Hasil Analisis Dokumen", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 184, "height": 203, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian Pengetahuan Aspek Penilaian SMAN 3 5 9 11 Relevansi Konten 5 5 4 4 Kelengkapan Instrumen 5 5 3 3 Penulisan Instrumen 5 5 4 5 Tampilan Instrumen 4 4 5 4 Persentase (%) 95 95 80 80 Dokumen penilaian keempat sekolah terdiri dari beberapa jenis", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 356, "width": 184, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penilaian keterampilan antara lain penilaian projek, penilaian praktikum, penilaian portofolio, dan penilaian presentasi. Untuk menilai keterampilan peserta didik, guru SMAN 3", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 451, "width": 184, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan instrumen penilaian", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 470, "width": 183, "height": 275, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "projek dan kinerja, sedangkan dokumen penilaian keterampilan yang dimiliki guru SMAN 5 berupa instrumen penilaian portofolio. Dokumen penilaian portofolio juga dimiliki oleh guru SMAN 11, dan untuk SMAN 9 memiliki dokumen penilaian projek dan penilaian kinerja untuk menilai keterampilan peserta didik. Praktis tidaknya suatu instrumen penilaian memang termasuk relatif, tetapi jika instrumen telah disajikan terstruktur dengan pengolahan bahasa yang baik dan benar serta penyajian kalimat yang spesifik dan tidak menimbulkan penafsiran lain maka", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "instrumen tersebut sudah praktis untuk digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 125, "width": 183, "height": 466, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa persentase penilaian terhadap dokumen penilaian keterampilan yang dimiliki guru SMAN 3 dan SMAN 11 sebesar 95% yang artinya sangat baik untuk digunakan. Begitu juga untuk dokumen SMAN 5 termasuk sangat baik untuk digunakan meskipun persentasenya 90%. Dokumen penilaian keterampilan SMAN 9 memiliki kategori baik untuk digunakan dengan persentase kelayakan sebesar 75%. SMAN 3 dan SMAN 9 memiliki selisih persentase kelayakan yang cukup besar yakni 20%, sedangkan kedua sekolah tersebut menggunakan instrumen penilaian keterampilan pada konsep virus. Berdasarkan selisih persentase tersebut, instrumen penilaian keterampilan yang dimiliki guru SMAN 3 lebih baik untuk digunakan jika dibandingkan dengan instrumen milik guru SMAN 9 untuk konsep virus. Karena pada aspek relevansi konten dan tampilan instrumen SMAN 9", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 600, "width": 183, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memperoleh skor cukup, dan skor sangat baik dimiliki oleh instrumen SMAN 3. Tabel 5 Data Hasil Analisis Dokumen", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 657, "width": 106, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian Keterampilan", "type": "Section header" }, { "left": 336, "top": 676, "width": 169, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek Penilaian SMAN 3 5 9 11 Relevansi Konten 5 4 3 5 Kelengkapan Instrumen 5 4 5 4", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 88, "width": 170, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulisan instrumen 5 5 4 5 Tampilan instrumen 4 5 3 5 Persentase (%) 95 90 75 95", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 184, "height": 143, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrumen penilaian keterampilan pada konsep protista milik guru SMAN 5 dan SMAN 11 memiliki selisih 5% saja, hal tersebut karena skor “baik” untuk relevansi konten instrumen SMAN 11 dan skor “sangat baik” untuk instrumen SMAN 5. Dengan demikian, instrumen", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 184, "height": 143, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dari SMAN 3, SMAN 5, SMAN 9 dan SMAN 11 memperoleh tingkat persentase di atas 61% untuk penilaian aspek relevansi konten, kelengkapan unsur instrumen, penulisan dan tampilan instrumen. Sehingga seluruh instrumen dari keempat guru", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 475, "width": 184, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Pantiwati", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 532, "width": 184, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2013) bahwa guru membutuhkan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 183, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "asesmen autentik yang dapat melakukan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 183, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penilaian secara holistik meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Jenis asesmen autentik sangat bervariasi, oleh karena itu guru perlu menyesuaikan apa kriteria dan aspek yang akan diukur agar penilaian bermakna sehingga dapat menggambarkan kemampuan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 702, "width": 155, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masing-masing dokumen", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 721, "width": 184, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki keunggulan dan kelemahan baik secara konten, kelengkapan,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penulisan atau tampilan. Walaupun demikian, semua instrumen yang", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 125, "width": 183, "height": 105, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimiliki guru dari keempat sekolah untuk setiap ranah penilaian (pengetahuan, sikap dan keterampilan) telah dapat digunakan dalam melakukan penilaian otentik yang menyesuaikan kurikulum", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 220, "width": 183, "height": 105, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendidikan. Karena berdasarkan penghitungan persentase setiap dokumen dari setiap sekolah, menunjukkan persentase yang di atas 71% bahkan banyak dokumen yang berpersentase 90%. Perolehan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 334, "width": 184, "height": 238, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "persentase tersebut menunjukkan guru biologi dari SMAN 5, SMAN 3, SMAN 9 dan SMAN 11 pada dasarnya mampu menyusun dan menggunakan instrumen penilaian otentik dalam ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Yang selanjutnya penilaian autentik dapat dipakai oleh guru dan lembaga pendidikan dalam memberikan gambaran mutu pendidikan yang diperoleh peserta didik dan mutu pendidikan secara nasional (Muchtar, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 581, "width": 183, "height": 162, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil kuesioner dan analisis dokumen penilaian otentik, terdapat empat sekolah yang telah menerapkan dan menggunakan instrumen penilaian meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Keempat sekolah tersebut yang kemudian dilakukan analisis dokumen penilaian dan observasi kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran. Namun untuk observasi pelaksanaan pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 184, "height": 409, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hanya dilakukan di SMAN 5 dan SMAN 11. Penilaian dan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu, karena penilaian dalam kurikulum 2013 mengisyaratkan penggunaan penilaian otentik, yaitu siswa dinilai kesiapannya, proses dan hasil belajar secara utuh. Mulai dari awal hingga pembelajaran berakhir guru melakukan penilaian baik sikap, pengetahuan dan keterampilan. Strategi dan model pembelajaran hingga jenis dan bentuk penilaian yang hendak digunakan guru, harus dipersiapkan terlebih dahulu dalam bentuk RPP. Sebagaimana dalam Permendikbud 81A tahun 2013, pelaksanaan pembelajaran didahului dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individu maupun kelompok yang mengacu pada silabus (Republik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 524, "width": 184, "height": 181, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, 2013). Dalam Pemendikbud RI No. 81A Tahun 2013 pembelajaran tersebut berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD (Kompetensi Dasar) yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya dikembangkan bersamaan untuk pembelajaran dalam ranah pengetahuan dan keterampilan, yang disebut dengan pembelajaran langsung. Sedangkan untuk", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 714, "width": 183, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengembangkan KD pada KI-1 dan KI- 2 berkenaan dengan pembelajaran tidak", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 104, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "langsung untuk ranah sikap dan spiritual (Republik Indonesia, 2013). Dalam RPP, guru juga menyiapkan instrumen penilaian yang sesuai dengan tema pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 201, "width": 184, "height": 542, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pembelajaran terdiri dari lima pengalaman belajar pokok yaitu, mengamati, bertanya (menyusun pertanyaan), mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan dengan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar dan membaca sedangkan guru memfasilitasi siswa. Sebagaimana yang dilakukan oleh guru SMAN K dalam pembelajaran protista yang dilakukan di kelas, memberi kesempatan siswa untuk menyimak video terkait jenis dan pengelompokan protista. Saat kegiatan mengamati guru juga membuka kesempatan siswa untuk bertanya mengenai apa yang dilihat dan disimak. Dengan bimbingan guru mengenai pertanyaan, guru dapat menjawab dan menjelaskan langsung kepada siswa penanya atau pula memberi kesempatan siswa lain untuk menyampaikan jawabannya. Dari kegiatan menanya ini, guru dapat mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Tindak lanjut dari bertanya adalah mengumpulkan informasi dengan dari berbagai sumber", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan berbagai cara. Guru SMAN 11 memberikan kesempatan siswa mengumpulkan dan mengasosiasikan informasi dari buku dan internet dengan cara berdiskusi dalam kelompok.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 182, "width": 183, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan cara diskusi siswa dapat saling membantu dalam menemukan keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dan pola yang ditemukan. Kegiatan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 277, "width": 187, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berikutnya yaitu menuliskan atau menjelaskan kembali apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasi dan menemukan pola. Hasil tersebut", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 372, "width": 183, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik. Untuk", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 429, "width": 184, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 562, "width": 183, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutkan pada peserta didik. Dalam setiap kegiatan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 619, "width": 184, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan data yang dieksplorasi seperti di", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 275, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perpustakaan, laboratorium, lapangan atau lingkungan. Seperti yang dilakukan oleh guru SMAN 5, pelaksanaan eksplorasi dilakukan di laboratorium, karena dalam pembelajaran protista ini siswa dituntut untuk mengamati keberadaan dan keragaman jenis protista yang ada dalam air sawah, kolam, sungai dan air rendaman jerami. Setelah melakukan pengamatan dalam laboratorium, siswa menceritakan apa yang ditemukan dalam pengamatan kepada siswa lain dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar kelompok peserta didik tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 372, "width": 183, "height": 181, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik atau peserta didik sendiri, membuat rangkuman sebagai simpulan pembelajaran. Selain itu, dalam kegiatan penutup juga dilakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, melakukan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 562, "width": 183, "height": 181, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian otentik dapat dilakukan oleh guru dengan berbagai bentuk penilaian untuk ranah pegetahuan, sikap dan keterampilan. Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan guru dalam menilai keterampilan siswa berupa penilaian unjuk kerja, penilaian portofolio, penilaian projek dan penilaian produk. Dalam menilai pengetahuan peserta didik, guru", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 47, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan instrumen penilaian tes tertulis dapat berbentuk pilihan ganda, isian atau uraian. Selain tes tulis adapula", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 183, "height": 162, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "guru yang menggunakan teknik penugasan dan tes lisan. Untuk menilai sikap peserta didik, guru memiliki kesamaan dalam teknik dan instrumen yang digunakan yakni dengan teknik observasi saat pembelajaran baik di kelas atau saat praktikum dengan instrumen berupa daftar cek dengan beberapa indikator sikap. Berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 183, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 353, "width": 183, "height": 105, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penilaian otentik tampak sejalan dengan hasil penelitian Azim dan Khan (2012) bahwa penilaian adalah suatu proses yang memfasilitasi siswa untuk belajar, lebih dari sekedar suatu evaluasi dari proses belajar mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 184, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru biologi kelas X mengaku terdapat banyak kesulitan dalam menerapkan penilaian otentik. Berikut kesulitan-kesulitan yang dialami guru:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 183, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Belum memahami bagaimana menyusun instrumen penilaian.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 581, "width": 184, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Meskipun dalam menyusun instrumen dilakukan dalam kelompok guru, kesulitan menggunakan instrumen saat", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 657, "width": 164, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran tetap menjadi kendala.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 676, "width": 184, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Mengamati berbagai sikap setiap peserta didik bersamaan dengan proses pembelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Dalam penilaian kinerja, kesulitan menilai setiap skill setiap peserta didik dengan jumlah yang tidak sedikit.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 163, "width": 183, "height": 86, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Terlalu banyak bukti fisik penilaian yng harus disimpan, terutama penilaian diri dan penilaian antar peserta didik yang dinilai setiap satu KD", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 258, "width": 183, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesulitan menerapkan penilaian otentik dalam pembelajaran biologi disebabkan oleh beberapa penyebab, diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 334, "width": 184, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kurangnya pelatihan yang diikuti oleh guru, sehingga pengetahuan guru mengenai penilaian otentik masih terbatas.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 410, "width": 184, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan yang tidak berkesinambungan.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 467, "width": 184, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Jumlah siswa yang banyak dalam setiap kelas yang harus dinilai dan diamati untuk setiap poin sikap oleh seorang guru.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 543, "width": 184, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Waktu KBM yang masih kurang jika bersamaan dengan proses", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 581, "width": 170, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran juga harus menilai berbagai kompetensi peserta didik satu per satu.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 638, "width": 184, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Jadwal kegiatan sekolah dan KBM yang sering tumpang tindih.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 676, "width": 184, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Moving class bagi sekolah tertentu", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 695, "width": 170, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang membutuhkan waktu penyesuaian (apersepsi) yang lebih lama.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Sarana untuk penilaian kinerja", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 106, "width": 170, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(praktikum) dalam laboratorium yang masih kurang", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 184, "height": 542, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian otentik sangat erat kaitannya dengan kurikulum 2013, sedang kurikulum 2013 masih kategori baru diterapkan. Kesulitan dalam menerapkan suatu hal baru tentunya selalu ada, tidak menutup kemungkinan hal tersebut dalam menerapakan penilaian otentik. Pelatihan bagi setiap guru terkait teknis maupun persiapan pembelajaran sangatlah dibutuhkan, tertutama bagi para guru baru, karena kurikulum 2013 ini baru saja diberlakukan di seluruh sekolah termasuk jenjang menengah atas sehingga pemahaman dan kemampuan guru masih terbatas. Namun demikian, jika hanya mengandalkan pelatihan saja tentu guru membutuhkan waktu lama untuk memahami penilaian otentik, maka dari itu guru dapat lebih kreatif untuk mendapatkan informasi melalui berbagai buku ataupun dari berbagai sumber di internet. Kesulitan teknis pelaksanaan penilaian terkait waktu tentu menjadi kendala besar, dengan persiapan pembelajaran mulai dari RPP dan media pembelajaran yang telah terprogram, guru dapat mengurangi kendala tersebut. Dengan demikian,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 695, "width": 183, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "proses persiapan pelaksanaan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 714, "width": 183, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran menjadi sangat penting dan memudahkan teknis pelaksanaan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 47, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dokumen penilaian yang banyak memang harus dikumpulkan oleh guru untuk mengetahui perkembangan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 144, "width": 183, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemampuan setiap peserta didiknya,.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 163, "width": 184, "height": 314, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun banyak data yan harus dikumpulkan, guru tetap harus mendokumentasikannya karena dalam kondisi tertentu dokumen tersebut menjadi suatu bukti yang sangat dibutuhkan guru. Keutamaan tersebut yang menjadikan penilaian tersebut menjadi otentik, karena terdapat bukti penilaian terhadap peserta didik. Dalam menilai sikap setiap peserta didik yang jumlahnya banyak, guru dapat melakukan penilaian dalam dua atau tiga kali pertemuan. Jadi dalam satu pertemuan guru dapat menilai setengah atau sepertiga dari jumlah total siswa saja untuk memudahkan dalam penilaian.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 486, "width": 183, "height": 257, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walaupun banyak kendala yang menyebabkan pelaksanaan penilaian otentik tidak mudah, namun penilaian otentik tetap perlu dilakukan untuk melibatkan siswa baik persiapan, proses hingga hasil pembelajaran. Agar setiap kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa secara terpadu dan berkesinambungan dapat diketahui dan dinilai oleh guru. Oleh karena penilaian otentik tidak hanya sebagai suatu model penilaian bagi guru saja tetapi dapat mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memahami dirinya. Dengan penilaian otentik yang memiliki berbagai jenis,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 125, "width": 184, "height": 67, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat memperkaya guru dalam penggunaan variasi metode dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi dan karakteristik peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 202, "width": 77, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 186, "height": 238, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 sekolah dari 12 sekolah telah memiliki dokumen penilaian otentik yang disusun berdasarkan kurikulum 2013 yaitu penilaian yang mengukur kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Secara umum tingkat kelayakan dokumen penilaian dari keempat sekolah termasuk kategori “layak” untuk digunakan dari hasil analisis relevansi konten, kelengkapan, penulisan dan tampilan instrumen", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 163, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperoleh persentase lebih dari 75%.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 486, "width": 107, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 505, "width": 184, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S. 2005. Manajemen", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 518, "width": 151, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian . Rineka Cipta. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 542, "width": 187, "height": 138, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A zim, Sher & Mohammad Khan. 2012. Authentic Assessment: An Instructional Tool to Enhance Students Learning, Academic Research International. 2. www.ecommons.aku.edu, diakses pada 03 Juni 2014. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 683, "width": 166, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2013) . Raja Grafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 696, "width": 37, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 721, "width": 184, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muchtar, Hartati. 2010. Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 186, "height": 187, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur . www.bpkpenabur.or.id, diakses pada 02 September 2014. Muslich, M. 2011. Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi . Refika Aditama. Bandung. Pantiwati, Yuni. 2013. Hakekat Asesmen Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi, JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 277, "width": 155, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sains. 1. www.ejournal.unri.ac.id,", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 290, "width": 121, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diakses pada 03 Juni 2014.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 315, "width": 183, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasyid, H., dan Mansur. 2008. Penilaian Hasil Belajar Cet. II. Wacana", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 341, "width": 185, "height": 351, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prima. Bandung. Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2007 Standar Nasional Pendidikan. Sekretariat Negara. Jakarta. http://staff.unila.ac.id. Diakses tanggal 14 Agustus 2014. Republik Indonesia. 2013. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Sekretariat Negara. Jakarta. http://pgsd.uad.ac.id. Diakses tanggal 17 Desember 2014. Republik Indonesia. 2013. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Sekretariat Negara. Jakarta. http://sman 78-jkt.sch.id. Diakses tanggal 17 Desember 2014.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 398, "height": 21, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 26-41 Ella Nurlela Sari, dkk e-ISSN 2477-2038", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rianto, Y . 2009 . Paradigma Baru", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 100, "width": 155, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas . Kencana.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 151, "width": 39, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 184, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosalin, E. 2008. Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual . Karsa Mandiri Persada. Bandung.", "type": "Text" } ]
ba6e6fd2-b397-b5bf-67d6-5905ae560fff
https://journal.uc.ac.id/index.php/VCD/article/download/2681/1916
[ { "left": 122, "top": 169, "width": 380, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "INDONESIA’S LOCAL CONTENT REPRESENTATION IN ASIAN GAMES 2018 MASCOT DESIGN", "type": "Title" }, { "left": 256, "top": 234, "width": 113, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pramesti Saniscara [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 259, "width": 351, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Program Studi Magister Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 340, "width": 64, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 353, "width": 376, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Indonesia’s Local Content Representation in Asian Games’ 2018 Mascot Design . The Asian Games is a grand event in the field of sports which is held every four years and involves hundreds of athletes from all over Asia. Therefore, the Asian Games, in addition to being a sporting competition, are also allowing the host country to show their development and relevance in the international league. The Asian Games event is also a major concern of President Joko Widodo because of its potential to be the place for attracting investors and also promoting Indonesia’s tourism. One main focus towards this event is shown by using a graphic system and branding following design principles and harmonization with Indonesia’s local wisdom. The representation of Indonesian culture and representation of the motto of the 2018 Asian Games \"Energy of Asia\" must be embodied in the visual design of the 2018 Asian Games, including logo design, graphic systems, and mascot design", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 540, "width": 384, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Keyword: Asian Games 2018, vernacular design, mascot design, local content.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 602, "width": 96, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 620, "width": 396, "height": 87, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The 2018 Asian Games event has just passed. Indonesian people can feel joy, pride, togetherness, and unity in sports. The country is united in defending and supporting Indonesian athletes. They seem to forget the differences that often occur. They no longer see differences in religion, ethnicity, race, or political choices. All unite and fight for the glory of Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 783, "width": 6, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 36, "width": 272, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Visual Communication Design Journal , Vol. 05 No. 01 (June 2020): 1-14", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 114, "width": 397, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The 2018 Asian Games is the second time Indonesia has been pointed as the host country. Teten Masduki, the Head of Presidential Staff expressed that this four-yearly sporting event is on the top list on the government’s agenda for the opportunities it came with, not only to showcase national sports achievements but also boosting promotion on tourism and encourage future investments. Therefore, the 2018 Asian Games logo, mascot, and medal must be able to represent Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 245, "width": 396, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The logo and mascot of the Asian games were developed regarding the theme of the mascot design competition, namely The Energy of Asia. Jefferson Edri, the creator, said that they were inspired by the spirit of Soekarno, the first president of The Republic Indonesia, who built the Gelora Bung Karno sports complex and several other buildings for the 1962 Asian Games.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 552, "width": 270, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Figure 1 Mascot of the 2018 Asian Games Jakarta-Palembang Source: Kumparan (2017)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 605, "width": 124, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 623, "width": 396, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The method used in this research is analytical descriptive by collecting references from various literature and popular articles regarding the 2018 Asian Games mascot design uploaded to the internet. The data that has been collected is then analyzed using the theory of product design locality sources (Ahadiat, 2008)", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 780, "width": 6, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 436, "top": 36, "width": 74, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pramesti Saniscara", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 46, "width": 381, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "INDONESIA’S LOCAL CONTENT REPRESENTATION IN ASIAN GAMES 2018 MASCOT DESIGN", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 114, "width": 396, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "as a framework for analyzing the three Asian Games mascots and the connotative and denotative representation of Indonesian local content.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 184, "width": 76, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 203, "width": 396, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The mascot is a shape or object that can take the form of a person, animal, or another object that is considered to bring good luck and to enliven the atmosphere of the represented event. Mascots generally represent the wider community from schools, universities, sports clubs, or the development of a commercial product. Each mascot created will be given a nickname that matches the character of the mascot itself.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 315, "width": 397, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The word 'mascot' derives from the French term 'mascotte' which means lucky charm. It is used to describe anything that brings good luck. The word was first introduced in 1867 and popularized by a French composer Edmond Audran who wrote the opera La Mascotte, performed in December 1880. Furthermore, the term was used as a slang word by the French as a slang word or a popular pun used by gamblers. The word entered the English language in 1881, and by the time, the word 'mascot' was associated with an inanimate object that usually looked like a hairpiece or a doll on a sailing ship with added meaning, and until today, the term that has been used is associated with animals or object that can bring luck and uplifting spirits.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 503, "width": 396, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Nowadays, mascots are often used to liven up the atmosphere and make promotions of an event more interesting. In general, mascots represent commercial products or promotional events from corporate, schools, sports, gimmick programs, and others. Usually, each mascot made has a nickname that matches the character of the mascot itself.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 596, "width": 397, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The use of the mascot has now become more widespread with always being used in every sporting event in the world, such as the World Cup and the Olympics as part of its promotions. The selection of the mascot will be adjusted according to one or several things, as follows: (1) the character of the event, (2) the organization who held the event, (3) the country on which the event was held, etc.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 782, "width": 6, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 36, "width": 272, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Visual Communication Design Journal , Vol. 05 No. 01 (June 2020): 1-14", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 114, "width": 396, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "During such fierce market competition, a company must use phrases, words, or images to represent the company/brand to make it different from other brands so that it can be remembered well. Many advertising experts believe that one of the most effective representations of a brand is the mascot.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 189, "width": 396, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The use of mascots in the world of sports was pioneered by a children's book illustrator Enind Blyton Publisher named Reg Hoye. In 1966, England was trusted to host the World Cup. However, at that time England had difficulty getting sponsors. Finally, the organizers contacted Reg Hoye to make a sports mascot to encourage the need for promotion to climb up.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 282, "width": 396, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "After it was completed in July 1965, instead of naming the mascot after his son, Hoye instead named the mascot \"Willie\". The name he took from the name of the Head of World Cup Administration, EK 'Wilie' Wilson.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 339, "width": 397, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Willie the mascot then appeared in various illustrations and merchandise. From dolls to beer bottles, Willie's illustrations are always on display. The organizing committee and FIFA also quickly reaped the benefits. Especially after Lonnie Donnegan created a song called \"Willie World Cup\". Revenues from radio broadcasts and television rights are also increasing.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 607, "width": 174, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Figure 2 Willie 1966 World Cup Mascot Source: WC Football (nd)", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 648, "width": 397, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Since then, the use of mascots has continued. Not only in the world cup event but also in other sporting events such as the Olympics. Mascot Willie became a pioneer as well as a breakthrough in the history of world sports and the services of Reg Hoye are still of relevance today.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 780, "width": 6, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 436, "top": 36, "width": 74, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pramesti Saniscara", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 46, "width": 381, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "INDONESIA’S LOCAL CONTENT REPRESENTATION IN ASIAN GAMES 2018 MASCOT DESIGN", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 134, "width": 134, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Asian Games Mascots", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 155, "width": 396, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "According to historical records, the mascot was first used at the 1982 Asian Games IX in New Delhi, India. Since then, the mascot has become a mandatory complement for every Asian Games event. Here are some of the mascots that complemented the one-hour Asian Games series of events from 1982 to 2014:", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 230, "width": 344, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- 1982 in New Delhi, the mascot was an Asian elephant named Appu.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 249, "width": 273, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- 1986 in Seoul, the mascot was a tiger named Hodori.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 267, "width": 290, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- 1990 in Beijing, the mascot was a panda named Panpan.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 286, "width": 378, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- 1994 in Hiroshima, the mascots were a pair of pigeons named Poppo and Coccu", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 324, "width": 314, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- 1998 in Bangkok, the mascot was an elephant named Chaiyo,", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 342, "width": 378, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- 2002 in the city of Busan, South Korea, the mascot was a seagull named Duria.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 380, "width": 379, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- 2006 in Doha, the mascot was the rare animal oryx, a kind of medium-sized antelope, named Oryx.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 417, "width": 378, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- 2010 in Guangzhou, the mascot consisted of five sheep named A Xiang, A He, A Ru, A Yi, and Le Yangyang.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 455, "width": 378, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- 2014 in Incheon, South Korea, the mascots were three sea lions named Barame, Chumuro, and Vichuan.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 782, "width": 6, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 36, "width": 272, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Visual Communication Design Journal , Vol. 05 No. 01 (June 2020): 1-14", "type": "Page header" }, { "left": 220, "top": 355, "width": 185, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Figure 3 Asian Games Mascots 1982-2018 Source: historia (2018)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 398, "width": 167, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Asian Games 2018 Mascots", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 419, "width": 397, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "At the end of December 2015, preparations for the 2018 Asian Games experienced a lively dynamic among the public. This is because after the 2018 Asian Games mascot was launched, most of the public did not like the mascot.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 475, "width": 396, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The social media timeline in Indonesia was also noisy responding to this mascot, as evidenced a few days after the mascot was launched, it became a trending topic on Twitter social media. Indonesian netizens are busy making fun of the mascot design. (Alan, 2015; Gunawan, 2015; “Netizen Olok-Olok Mascot”, 2016). Apart from the mascot, the Asian Games logo is also considered outdated by netizens (“Logo and Mascot”, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 587, "width": 397, "height": 125, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "This is a very unfortunate phenomenon because the mascot and logo that will be the 'main face' of the biggest sporting event in Asia are not supported by the public itself. Logos that seem 'old school' can lead to the perception that the organization (in this case the organizing committee) does not adopt modern management best practices (Mahajan, 2014: 209-210). An organization can use a logo design to provide a positive image perception (Kim et al, 2013: 52). Mascot design is good for building organizational identity and getting public attention.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 780, "width": 6, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 436, "top": 36, "width": 74, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pramesti Saniscara", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 46, "width": 381, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "INDONESIA’S LOCAL CONTENT REPRESENTATION IN ASIAN GAMES 2018 MASCOT DESIGN", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 114, "width": 397, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Mascots can also provide many advantages to increase consumer attractiveness and brand recognition (Mohanty, 2014: 42).", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 295, "width": 217, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Figure 4 Asian Games 2018 Old Logo and Mascot Source: historia (2018)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 332, "width": 396, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "This criticism was taken seriously by the government and immediately carried out the process of revising the logo and mascot of the 2018 Asian Games. From the winners of the 2018 Asian Games logo and mascot competition, a new logo and mascot were created.", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 524, "width": 167, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Figure 5 Asian Games 2018 New Logo Source: historia (2018)", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 560, "width": 397, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The new 2018 Asian Games logo was inspired by the bird view of the Gelora Bung Karno Main Stadium (SUGBK) with a stylized sun in the middle. The sun is a symbol of the main source of energy which then spreads through eight routes throughout Asia as well as the world with the Asian Games.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 782, "width": 6, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 36, "width": 272, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Visual Communication Design Journal , Vol. 05 No. 01 (June 2020): 1-14", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 291, "width": 293, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Figure 6 Bird Eye View of the Main Stadium of Gelora Bung Karno Source: idntimes (2018)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 327, "width": 396, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The meaning of the 2018 Asian Games logo, which was chosen by President Joko Widodo, in addition to depicting the sun as a source of energy that spreads to eight routes throughout Asia through the Asian Games event, also hopes that Indonesia can show its greatness through the 2018 Asian Games.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 402, "width": 396, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The logo also illustrates the strong energy in reflecting and promoting Indonesia to the world. With this new logo, Indonesia as the host wants to show the world through the 2018 Asian Games’ implementation and achievements. The 2018 Asian Games logo that is currently visible is a new logo, this logo replaces the old logo which was previously designed in the form of Cendrawasih, one of the most famous birds from Indonesia, also known as the bird of paradise.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 515, "width": 396, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Therefore, the meaning of the 2018 Asian Games can be concluded as a source of energy that shines and spread in every direction through the Asian Games. To further resonate with this message, Indonesia also designed three unique mascots as an embodiment of the positive vibes and to represent the rich culture of Indonesia. These three mascots are also represented by three famous animals from Indonesia:", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 627, "width": 378, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- The Cendrawasih or the bird of paradise named Bhin-Bhin from the word ‘Bhinneka’.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 665, "width": 288, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- The Bawean Deer named Atung from the word ‘tunggal’", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 683, "width": 309, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- The one-horned rhinoceros named Kaka from the word ‘Ika’", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 780, "width": 6, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 436, "top": 36, "width": 74, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pramesti Saniscara", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 46, "width": 381, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "INDONESIA’S LOCAL CONTENT REPRESENTATION IN ASIAN GAMES 2018 MASCOT DESIGN", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 114, "width": 396, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The three animals combined representing the phrase ‘Bhinneka Tunggal Ika’ meaning unity in diversity, which has been Indonesia’s motto since its independence in August 1945.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 189, "width": 297, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Local Content Sourced from Various Artifact Objects", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 207, "width": 396, "height": 125, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "In addition to carrying the meaning of Bhinneka Tunggal Ika and cultural diversity in Indonesia, these three mascots are also symbolizing Indonesia's biodiversity. These three charismatic Indonesian animals come from three different regions. The use of these charismatic animals as the mascots of the 2018 Asian Games is also expected to increase public awareness to protect these three animals from extinction, especially due to habitat destruction and hunting for rare animals.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 367, "width": 155, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Bhin Bhin the Cendrawasih", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 525, "width": 113, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Figure 7 Bhin Bhin Source: hai.grid.id (2018)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 559, "width": 396, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Cendrawasih ( Paradisaea apoda ), a typical bird from Indonesia's easternmost island, Papua, is indeed famous for its beauty. Its brown feathers and long, colorful tail make Alfred Russel Wallace, a biologist from England, say the bird of paradise is the most stunning and most beautiful, feathered creature on Earth. Because of this beauty, the Cendrawasih is often called ‘Birds of Paradise’ or ‘birds from heaven’.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 671, "width": 396, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "This type of Cendrawasih from Papua has the scientific name apoda which means without legs. This is due to a misperception that makes Europeans think that Cendrawasih has no legs because in the past, Cendrawasih specimens", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 782, "width": 6, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 36, "width": 272, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Visual Communication Design Journal , Vol. 05 No. 01 (June 2020): 1-14", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 114, "width": 397, "height": 49, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "that were sent to Europe, either for study or for collection, had their legs cut off. Therefore, many consider this bird to fly down from heaven to find food on Earth, and will only hit the ground when it is about to die.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 184, "width": 133, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Atung the Bawean Deer", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 356, "width": 113, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Figure 8 Atung Source: hai.grid.id (2018)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 393, "width": 396, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The Bawean deer ( Hyelaphus kuhlii ) is an endemic deer from Bawean, Gresik, East Java. This means, this deer will not be found anywhere other than in Bawean. This deer has a natural habitat in primary and secondary forests, especially in hilly forests and swampy meadows.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 468, "width": 397, "height": 49, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "This deer has a length of 140 centimeters from head to body and its horns can grow up to 47 centimeters. These horns will be used to fight during the breeding season.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 524, "width": 397, "height": 87, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Unfortunately, the population of Bawean deer is decreasing and now its status has been declared endangered due to hunting. In addition, the damaged habitat of the Bawean deer and replaced with teak plantations also threatens the survival of these deer. Therefore, the deer was used as one of the Asian Games mascots, to raise public awareness of this endangered animal.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 228, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kaka the Javan One-Horned Rhinoceros", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 650, "width": 396, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The Javan rhinoceros (Rhinoceros sondaicus) was originally a type of rhino with the widest habitat spread from Java, Sumatra, to India and China. But unfortunately, now the Javan rhino population is decreasing and it is estimated that there are only 58 to 68 tails left and can only be found in Ujung Kulon", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 780, "width": 12, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 436, "top": 36, "width": 74, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pramesti Saniscara", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 46, "width": 381, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "INDONESIA’S LOCAL CONTENT REPRESENTATION IN ASIAN GAMES 2018 MASCOT DESIGN", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 114, "width": 396, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "National Park. Due to the very small number, according to WWF, the Javan rhinoceros is now the rarest of the five rhino species.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 151, "width": 396, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "During its lifetime, the Javan rhino can reach a length of four meters and weigh more than 2 tons. The male rhinos have one horn that is around 20 centimeters long, while the female counterparts have no horn.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 226, "width": 183, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Representation of Local Content", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 245, "width": 397, "height": 87, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "In the three mascots Bhin Bhin, Atung, and Kaka, the embodiment of local content can be found in their different clothing style and patterns. Bhin Bhin is depicted wearing an Asmat vest from Papua and is a symbol of strategy. \"Bhin Bhin\" is a bird of paradise (Paradisaea Apoda) that represents strategy. Bhin Bhin wears a vest with an Asmat pattern from Papua.", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 452, "width": 234, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Figure 9 Bhin Bhin, Cendrawasih, and Asmat pattern Source: intisari (2018)", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 487, "width": 396, "height": 143, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "While Atung is depicted wearing a sarong with a tumpal pattern from Betawi. Sarong is a traditional Indonesian attire that is shaped like a tube and worn like a skirt. To fasten the sarong, you will need to wrap it tightly around your waist and roll it up to secure it. Although it’s shaped and worn like a skirt, a sarong is usually worn by men in Indonesia and many other southeast Asian countries. Sarong is usually designed with plaid or checkered patterns, nonetheless, in its development, a sarong can also use many other patterns and can also be secured with the more conventional elastic band and buttons.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 637, "width": 396, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "In its visualization, Atung wore the sarong in the traditional way of wrapping around the waist, however, the sarong being used is designed with tumpal pattern from Betawi. It is one of the most used batik patterns in Indonesia. The defining pattern of batik tumpal is a geometric isosceles triangle", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 782, "width": 12, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 36, "width": 272, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Visual Communication Design Journal , Vol. 05 No. 01 (June 2020): 1-14", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 114, "width": 395, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "on the front that is inspired by Serasa fabric from India. The tumpal pattern is also believed to be able to prevent bad luck for the wearer.", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 287, "width": 178, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Figure 10 Batik Tumpal defining pattern Source : grahabatik.com (2019)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 328, "width": 396, "height": 50, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The third mascot, Kaka the Javan rhinoceros, is depicted wearing a breast cover with the flower pattern, a traditional attire from Palembang, South Sumatra, one of the cities where the event is held.", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 521, "width": 162, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Figure 11 Kaka the Javan Rhinoceros", "type": "Section header" }, { "left": 243, "top": 533, "width": 137, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Source indomascot.com (2018)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 563, "width": 397, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Together, Bhin Bhin, Atung, and Kaka represent the diversity of Indonesian culture, from eastern, central, and western Indonesia respectively. Aside from that, the mascots also symbolize strategy, speed, and strength.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 639, "width": 88, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 660, "width": 396, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "From the discussion above, it can be concluded that the mascots of the 2018 Asian Games Bhin-Bhin, Kaka, and Atung combine visual elements in their clothing patterns from Jakarta, Palembang, and the", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 780, "width": 12, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 436, "top": 36, "width": 74, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pramesti Saniscara", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 46, "width": 381, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "INDONESIA’S LOCAL CONTENT REPRESENTATION IN ASIAN GAMES 2018 MASCOT DESIGN", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 114, "width": 397, "height": 116, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Asmat tribe. The visual elements that are lifted do not only come from one source and function as one of the supporting aspects of the mascot character that’s being displayed. According to the 2018 Asian Games official website, the Asian Games mascot reflects the values held by the Indonesian people, namely Bhinneka Tunggal Ika. Sports mascots represent the identity and uniqueness of sporting events.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 237, "width": 397, "height": 259, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "With the value of diversity and unity, the three mascots with different energies represent the energy contained in the Asian Games. This is in accordance with the theory used in the discussion of the presence, impact, and process of realizing local content in the design in this discussion. In addition, by considering modern and contemporary visuals, it is hoped that the mascot of the 2018 Jakarta-Palembang Asian Games will not only able to become a unifying symbol of the Republic of Indonesia in sports events but also become a visual representation of the Indonesian nation in the eyes of the international community. The visual appearance of the logo and mascot is expected to be able to compete with today's visuals and give the impression of the Indonesian nation as a nation that follows the times so that it can create a positive perception both among the Indonesian people themselves and internationally.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 527, "width": 88, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 552, "width": 396, "height": 50, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Alan. (2015). 9 Kritik Netizen untuk Desain Maskot Asian Games 2018. Bomee.co. http://boomee.co/buzz/kritik-pedas-netizen-untuk-maskot-asian-games- 2018/ . Accessed May 31, 2016", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 614, "width": 396, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Chen, N. (2012). Branding national images: The 2008 Beijing summer Olympics, 2010 Shanghai World Expo, and 2010 Guangzhou Asian games. Public Relations Review , 38 (5): 731-745", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 664, "width": 396, "height": 49, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Diah, F. (2015). Desain Maskot Asian Games 2018 Dinilai Terlalu Jadul. Detik.http://sport.detik.com/read/2015/12/29/194719/3106912/82/desa in-maskot-asian-ames-2018-dinilai-terlalu-jadul. Accessed December 31, 2015", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 782, "width": 12, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 36, "width": 272, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Visual Communication Design Journal , Vol. 05 No. 01 (June 2020): 1-14", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 114, "width": 396, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kim, V, W.E.; Thinavan P.; Kelly T.A.Li. (2013). How Does LogoDesign Affect Consumers Brand Attitudes? International Journal of Innovative Research in Management , 2 (1): 43-57", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 163, "width": 396, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Mahajan, N. (2014). An Exploration of Impact of Logo Redesign on Brand Image.", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 176, "width": 293, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Global Journal of Finance and Management , 6 (3): 209-216", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 200, "width": 397, "height": 50, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Mohanty, S. S.. (2014). Growing Importance of Mascot & their Impact on Brand Awareness –A Study of Young Adults in Bhubaneswar City. International Journal of Computational Engineering & Management , 17 (6): 42-44", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 780, "width": 12, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" } ]
3f2bf51b-8f80-9947-c8a4-93832aab9d61
https://www.jurnalp4i.com/index.php/science/article/download/2319/2109
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 294, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3 No. 2 Mei 2023 E-ISSN : 2797-1031 P-ISSN : 2797-0744", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 365, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2023 SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 104, "width": 437, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA KIT MAGNET BAGI SISWA KELAS IX", "type": "Section header" }, { "left": 265, "top": 145, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETIK WIDIARTI", "type": "Section header" }, { "left": 233, "top": 159, "width": 161, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMPN 1 Maluk, Sumbawa Barat e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 201, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 457, "height": 315, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar IPA materi kemagnetan dengan penggunaan media Kit magnet. Rendahnya hasil belajar siswa mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas IX C SMP Negeri 1 Maluk Semester 2 tahun pelajaran 2022 /2023 yang berjumlah 30 siswa. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dan dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: (1) sebelum memulai pembelajaran, guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang diharapkan.(2) pembentukan kelompok, satu kelompok maksimal 5 peserta didik (3) pembimbingan tiap kelompok untuk memahami petunjuk praktik (4) Setelah siswa memulai menggunakan Kit magnet, maka bimbingan dihentikan dan semua aktivitas belajar siswa dicatat. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan untuk memperoleh data aktivitas belajar dan tes tertulis pada setiap akhir siklus untuk memperoleh data hasil belajar. Data yang terkumpul dianálisis secara deskriptif komparatif. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar dibuktikan dengan meningkatnya aktivitas belajar yang semula pada kondisi awal 9 siswa meningkat pada siklus 1 menjadi 18 siswa dan pada siklus 2 menjadi 24 siswa dan peningkatan hasil belajar dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar yang semula pada kondisi awal rata-rata nilainya 62 meningkat pada siklus 1 menjadi 71,4 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 76,1. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Kit magnet dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA materi kemagnetan. Dengan demikian penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 288, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Aktivitas belajar, Hasil Belajar , KIT Magnet.", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 559, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 457, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research aims to improve the learning process in order to improve the learning outcomes of IPA magnetic materials with the use of Kitmagnetic media. The low learning outcomes of students encourage researchers to conduct class action research on students in class IXC SMP Negeri 1 Maluk 2nd semester of 2022/2023 lesson, which is 30 students. The study was conducted in two cycles and in one cycle consisted of two meetings. The activities carried out by researchers in this class action research are as follows: (1) before starting the study, teachers convey expected goals and competencies. (2) group formation, one group of maximum 5 students (3) guidance each group to understand the practical guidance (4) After the student starts using the magnet kit, the guidance is terminated and all student learning activities are recorded. Data collection is done through observation to obtain data on learning activity and written tests at the end of each cycle to obtain data on learning outcomes. The collected data are lis descriptively comparative. The results of the study demonstrated an increase in students' learning activity and learning outcomes. The increase in learning activity was demonstrated by the increase in learning activity in the initial conditions of 9 students increased in cycles 1 to 18 and in cycles 2 to 24 and the increase in learning outcomes was demonstrated by the increase", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 294, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3 No. 2 Mei 2023 E-ISSN : 2797-1031 P-ISSN : 2797-0744", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 365, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2023 SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "122", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 457, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "in learning outcomes in the initial conditions where the average score was 62 increased in cycle 1 The cycle 2 increases to 71.4 and in the cycle 2 increases to 76.1. This suggests that the use of magnetic kits may increase the activity and learning outcomes of IPA magnetic materials. Thus the use of learning media can increase and direct the child's attention so that it can lead to learning motivation, more direct interaction between students and their environment, and thus promote learning motivation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 319, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Learning activities, learning outcomes, magnetic kits.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 457, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil belajar merupakan hal yang penting bagi siswa karena hasil belajar merupakan kemampuan atau penguasaan siswa terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari dalam suatu mata pelajaran atau bidang studi. Hasil belajar dapat diukur melalui berbagai cara, seperti tes, tugas, proyek, observasi, dan sebagainya. Hasil belajar yang baik menunjukkan bahwa siswa telah berhasil memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan baik, sehingga mampu mengaplikasikan dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 457, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Nana Sudjana(dalam Haryanto, 2022) hasil belajar pada hakekatnya yaitu suatu perubahan tingkah laku sebagai bukti dari hasil belajar. Di dalam pengertian yang lebih luas lagi yang mencakup dalam bidang kognitif, afektif dan juga psikomotorik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 457, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamalik(dalam Haryanto, 2022) juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sifat pada diri seseorang yang bisa diamati dan juga diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan juga keterampilan. Suatu perubahan tersebut bisa kita artikan sebagai terjadinya suatu peningkatan dan juga pengembangan yang lebih baik yang mana sebelumnya tidak tahu akan menjadi tahu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 457, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil belajar siswa yang masih rendah merupakan masalah yang harus menjadi perhatian guru. Pemilihan metode, dan media pembelajaran yang kurang tepat dengan materi pembelajaran, menyebabkan peserta didik berpandangan pesimis terhadap materi pelajaran. Motivasi belajar siswa akan meningkat bila guru mengurangi metode ceramah satu arah yang selama ini dilakukan. Guru dituntut kreatif memanfaatkan kemajuan teknologi, untuk menciptakan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Menurut Kurniati (2022) rendahnya hasil belajar tersebut karena dua faktor yaitu faktor siswa dan guru. Input yang rendah dari siswa, pasifnya siswa di kelas, dan kurangnya semangat untuk belajar. Dalam proses belajar mengajar, sering dijumpai siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, dan sering tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Adapun faktor dari guru berupa proses pembelajaran yang kurang inovatif, masih didominasi oleh métode ceramah dan dapat dikatakan berpusat pada guru, sehingga siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 457, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengamatan terhadap kelas IX C SMP Negeri 1 Maluk semester 2 tahun pelajaran 2022 /2023 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IX C tersebut masih rendah. Hal ini terbukti setiap pembelajaran IPA dari 30 siswa hanya 30 persen atau 9 siswa yang menunjukkan hasil belajarnya sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan 70 persen yang lain atau 21 siswa yang lain hasil belajarnya masih dibawah KKM. Dan pada proses pembelajaran siswa ada yang sibuk berbicara dengan temannya, ada yang mengantuk, dan ada yang diam tetapi tidak serius belajar, sehingga jika diberi pertanyaan oleh guru tidak bisa menjawab. Tugas dan pekerjaan rumah yang guru berikan juga hanya membebani mereka karena sebagian besar dari siswa tidak dapat mengerjakan tugas tersebut dengan benar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 753, "width": 457, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan media pembelajaran yang menarik dan efektif. Menurut Andrianto (2022) Belajar pada", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 294, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3 No. 2 Mei 2023 E-ISSN : 2797-1031 P-ISSN : 2797-0744", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 365, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2023 SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "123", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 457, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hakekatnya melakukan aktivitas maka pada proses pembelajaran para siswa perlu banyak berpartisipasi. Partisipasi siswa dapat dilakukan dengan jalan mendengarkan, melihat, menulis, merasakan dan memikirkan. Dalam konteks ini guru dituntut berkesanggupan mengembangkan cara-cara berkomunikasi yang efektif sebagai penyalur informasi belajar. Media pembelajaran adalah suatu alat yang membantu siswa supaya terjadi proses belajar mengajar. Menurut Harahap (2022) media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 457, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novi Ratna Dewi, dkk (2020) juga mengatakan dalam pembelajaran IPA (science teaching) alat peraga menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan karena terdapat banyak hal-hal abstrak yang mudah menimbulkan miskonsepsi jika hanya dijelaskan menggunakan teori atau gambar statis saja. Pendidik sebagai orang yang menyampaikan materi IPA membutuhkan alat peraga untuk membantu menyampaikan materi agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik Salah satu alat peraga yang bisa digunakan pada pembelajaran IPA materi kemagnetan ini adalah memanfaatkan media KIT magnet, supaya siswa dapat lebih mudah dan cepat memahami pelajaran, sehingga hasil belajar mereka dapat meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 457, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media KIT magnet merupakan salah satu media pembelajaran yang inovatif dan menarik untuk digunakan dalam pembelajaran IPA materi kemagnetan. Media ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami konsep-konsep IPA yang berkaitan dengan magnet, seperti gaya magnet, induksi magnetik dan sebagainya. Andrianto (2022) mengatakan KIT ini dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep tentang magnet. Dengan tersedianya KIT ini siswa dapat melakukan percobaan-percobaan menurut idenya masing- masing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 457, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pertimbangan di atas peneliti ingin mencoba apakah penggunaan KIT magnet dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXC SMPN 1 Maluk pada materi kemagnetan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 457, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Menggunakan Media KIT Magnet Bagi Siswa Kelas IX. Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMPN 1 Maluk yang berlokasi di Jalan Raya Benete-Maluk, Sumbawa Barat. Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan selama 1,5 bulan mulai tanggal 3 Januari sampai 11 Februari 2023 pada semester genap tahun pelajaran 2022/ 2023. Subjek yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IXC sebanyak 30 orang dengan rincian siswa laki-laki 18 orang dan perempuan 12 orang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 460, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam daur siklus, yang terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa, Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes tertulis. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan tes tertulis untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif komparatif atau membandingkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 457, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari satu siklus ke siklus berikutnya. Siswa yang aktif dalam pembelajaran sudah mencapai 80 persen dan hasil belajar siswa yang telah mencapai nilai kriteria ketuntasan belajar (KKM) adalah 83 persen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 294, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3 No. 2 Mei 2023 E-ISSN : 2797-1031 P-ISSN : 2797-0744", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 365, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2023 SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "124", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 158, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 457, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tahapan perencanaan pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Satu siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2023 di SMPN 1 Maluk dengan subjek penelitian siswa kelas IXC yang berjumlah 30 siswa. Pada penelitian ini guru yang bertindak sebagai peneliti mencoba menerapkan penggunaan media KIT magnet untuk meningkatkan hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 457, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian kondisi awal yang diperoleh dari hasil observasi berupa pengamatan aktivitas belajar dan hasil tes tertulis sebelum penggunaan media KIT magnet adalah", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 256, "width": 408, "height": 244, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Aktivitas Siswa Kondisi Awal No. Uraian Jumlah 1 Siswa aktif 9 2 Siswa tidak aktif 21 Tabel 2. Hasil Belajar Kondisi Awal No. KKM Uraian Jumlah 1 75 Nilai di bawah KKM (belum tercapai) 21 2 Nilai sama KKM (tercapai) 4 3 Nilai lebih dari KKM (terlampaui) 5 Tabel 3. Nilai Hasil Belajar Kondisi Awal No. Uraian Nilai 1 Nilai terendah 40 2 Nilai tertinggi 78 3 Nilai Rerata 62 4 Rentang Nilai 38", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 457, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kondisi awal berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran materi kemagnetan sebelum menggunakan KIT magnet jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 9 siswa (30%) dan yang tidak aktif sebanyak 21 siswa (70%). Hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes tertulis, jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM (75) sebanyak 5 siswa (17%), yang memperoleh nilai sama dengan KKM sebanyak 4 siswa(13%) dan yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 21 siswa(70%). Nilai yang diperoleh dari hasil tes tulis terendah 40, tertinggi 78, rata-rata 62 dan rentang nilai terendah dengan nilai tertinggi adalah 38.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 457, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian pada siklus1 yang diperoleh dari hasil observasi berupa pengamatan aktivitas belajar dan hasil tes tertulis setelah penggunaan media KIT magnet adalah", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 656, "width": 409, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Aktivitas Siswa Siklus 1 No. Uraian Jumlah 1 Siswa aktif 18 2 Siswa tidak aktif 12 Tabel 5. Hasil Belajar Siklus 1 No KKM Uraian Jumlah 1 75 Nilai di bawah KKM (belum tercapai) 11", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 294, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3 No. 2 Mei 2023 E-ISSN : 2797-1031 P-ISSN : 2797-0744", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 365, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2023 SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "125", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 105, "width": 403, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Nilai sama KKM (tercapai) 12 3 Nilai lebih dari KKM (terlampaui) 7 Tabel 6. Nilai Hasil Belajar Siklus 1 No Uraian Nilai 1 Nilai terendah 60 2 Nilai tertinggi 82 3 Nilai rerata 71,4 4 Rentang nilai 22", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 457, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada siklus 1 berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran materi kemagnetan setelah menggunakan KIT magnet jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 18 siswa(60%) dan yang tidak aktif sebanyak 12 siswa(40%). Hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes tertulis, jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM sebanyak 7 siswa(23%), yang memperoleh nilai sama dengan KKM sebanyak 12 siswa(40%) dan yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 11 siswa(37%). Nilai yang diperoleh dari hasil tes tertulis terendah 60, tertinggi 82, rata-rata 71,4 dan rentang nilai terendah dengan nilai tertinggi adalah 22.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 457, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian pada siklus 2 yang diperoleh dari hasil observasi berupa pengamatan aktivitas belajar dan hasil tes tertulis setelah penggunaan media KIT magnet adalah", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 384, "width": 397, "height": 267, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Aktivitas Siswa Siklus 2 No. Uraian Jumlah 1 Siswa aktif 24 2 Siswa tidak aktif 6 Tabel 8. Hasil Belajar Siklus 2 No KKM Uraian Jumlah 1 75 Nilai di bawah KKM (belum tercapai) 5 2 Nilai sama KKM (tercapai) 10 3 Nilai lebih dari KKM (terlampaui) 15 Tabel 9. Nilai Hasil Belajar Siklus 2 No Uraian Nilai 1 Nilai terendah 65 2 Nilai tertinggi 90 3 Nilai rerata 76,1 4 Rentang Nilai 25", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 457, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada siklus 2 berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran materi kemagnetan setelah menggunakan KIT magnet jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 24 siswa(80%) dan yang tidak aktif sebanyak 6 siswa(20%). Hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes tertulis, jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM sebanyak 15 siswa(50%), yang memperoleh nilai sama dengan KKM sebanyak 10 siswa(30%) dan yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 5 siswa(20%). Nilai yang diperoleh dari hasil tes tertulis terendah 65, tertinggi 90, rata-rata 76,1 dan rentang nilai terendah dengan nilai tertinggi adalah 25.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 294, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3 No. 2 Mei 2023 E-ISSN : 2797-1031 P-ISSN : 2797-0744", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 365, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2023 SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "126", "type": "Page footer" }, { "left": 224, "top": 257, "width": 178, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Grafik Aktivitas Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 285, "width": 457, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan gambar 1 menunjukkan aktivitas siswa pada kondisi awal lebih rendah dibandingkan pada siklus 1, Aktivitas siswa pada siklus 1 lebih rendah dibandingkan pada siklus 2. Jadi aktivitas siswa dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami peningkatan 30% dan dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan 20%. Siswa yang tidak aktif pada kondisi awal lebih banyak dibandingkan siklus 1, siswa yang tidak aktif pada siklus1 lebih banyak dibandingkan siklus 2. Jadi ketidakaktifan siswa pada kondisi awal ke siklus 1 mengalami penurunan 30% dan dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami penurunan 20%.", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 538, "width": 164, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Grafik Hasil Belajar", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 457, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan gambar 2 menunjukkan hasil belajar siswa pada kondisi awal jumlah siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM lebih besar dari pada siklus 1 dan jumlah pada siklus 1 lebih besar dari pada siklus 2. Jadi jumlah siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami penurunan sebesar 33% dan dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami penurunan sebesar 20%. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai sama dengan KKM pada kondisi awal lebih kecil dari pada siklus 1 dan jumlah pada siklus 1 lebih besar dari pada siklus 2. Jadi jumlah siswa yang mendapatkan nilai sama dengan KKM dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 27% dan dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami penurunan 10%. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih besar dari KKM pada kondisi awal lebih kecil dari pada siklus 1 dan jumlah pada siklus 1 lebih kecil dari pada siklus 2. Jadi jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih besar dari KKM pada kondisi awal ke siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 10% dan dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan 27%.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 108, "width": 279, "height": 416, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 5 10 15 20 25 30 Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2 Siswa aktif Siswa tidak aktif 0 5 10 15 20 25 Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2 Nilai < KKM", "type": "Picture" }, { "left": 296, "top": 515, "width": 102, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai = KKM Nilai > KKM", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 294, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3 No. 2 Mei 2023 E-ISSN : 2797-1031 P-ISSN : 2797-0744", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 365, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2023 SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 216, "top": 264, "width": 194, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Grafik Nilai Hasil Belajar", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 457, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan gambar 3 menunjukkan nilai terendah pada kondisi awal lebih kecil dari pada siklus 1 dan pada siklus 1 lebih kecil dari pada siklus 2. Jadi nilai terendah dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 50% dan dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 8%. Nilai tertinggi pada kondisi awal lebih kecil dari pada siklus 1 dan pada siklus 1 lebih kecil dari pada siklus 2. Jadi nilai tertinggi dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 5% dan dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 10%. Rata-rata nilai pada kondisi awal lebih rendah dari pada pada siklus 1 dan pada siklus 1 lebih rendah dari pada siklus 2. Jadi rata-rata nilai dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 15% dan dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 7%. Rentang nilai tertinggi dan terendah pada kondisi awal lebih besar dari pada siklus1 dan pada siklus 1 lebih kecil dari pada siklus 2. Jadi rentang nilai tertinggi dan terendah dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami penurunan sebesar 42% dan dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan 14%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 71, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 457, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum penelitian, peneliti telah mengadakan pembelajaran dengan metode tradisional (konvensional). Kegiatan pembelajaran pada kondisi awal masih rendah. Hal ini terbukti pada kegiatan pembelajaran IPA dari 30 siswa hanya 30 persen atau 9 siswa yang menunjukkan keaktifannya, sedangkan 70 persen yang lain atau 21 siswa yang lain masih pasif. Hasil belajar pada kondisi awal ini juga rendah, hal ini terbukti bahwa ulangan harian hanya 30 persen dari 30 siswa atau 9 siswa yang mendapatkan nilai sama atau lebih tinggi dari KKM. Ilmu Pengetahuan Alam memiliki KKM 75 . Hasil Ulangan harian tersebut nilai tertinggi 78 dan nilai terendah 40 dan siswa yang mendapat nilai tertinggi hanya 3 siswa sedangkan siswa yang lain jauh di bawahnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 457, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 terdapat 60 persen dari 30 siswa, yaitu 18 siswa perhatiannya sudah mulai tertuju pada materi pelajaran. 18 siswa tersebut menunjukkan aktif, mau menunjukkan jari untuk menjawab pertanyaan guru, mengerjakan laporan hasil pengamatan, aktif berdiskusi , berani bertanya dan tidak mengantuk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 457, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada siklus 1 ini pembelajaran sudah menggunakan Kit magnet namun tidak disertai dengan presentasi. Hasil pembelajaran pada siklus 1 yang diperoleh dari hasil ulangan harian materi kemagnetan terdapat 64 persen dari 30 siswa atau 19 siswa yang mendapatkan nilai sama atau lebih tinggi dari KKM. . Hasil Ulangan Harian tersebut nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 60. Kegiatan pembelajaran siswa dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami peningkatan yaitu dari 30 persen siswa aktif menjadi 60 persen", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 108, "width": 281, "height": 123, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 20 40 60 80 100 Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2", "type": "Picture" }, { "left": 203, "top": 242, "width": 229, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai terendah Nilai tertinggi Rerata Rentang nilai", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 294, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3 No. 2 Mei 2023 E-ISSN : 2797-1031 P-ISSN : 2797-0744", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 365, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2023 SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "128", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 457, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus 1 juga mengalami peningkatan yaitu siswa yang pada awalnya mendapatkan nilai sama atau lebih tinggi dari KKM sebanyak 9 siswa atau 30 persen pada siklus 1 menjadi 19 siswa atau 64 persen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 457, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 terdapat 80 persen dari 30 siswa yaitu 24 siswa perhatiannya telah tertuju pada materi pelajaran. 24 siswa tersebut menunjukkan aktif dan mau menunjukkan jari untuk menjawab pertanyaan guru, mengerjakan laporan hasil pengamatan, aktif berdiskusi , berani bertanya dan tidak mengantuk serta berani berpresentasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 457, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada siklus 2 ini pembelajaran sudah menggunakan Kit magnet dan disertai presentasi. Hasil pembelajaran pada siklus 2 yang diperoleh dari hasil ulangan harian materi kemagnetan, terdapat 83 persen dari 30 siswa atau 25 siswa yang mendapatkan nilai sama atau lebih tinggi dari KKM. Hasil Ulangan harian tersebut nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 65. Kegiatan pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan yaitu dari 60 persen siswa yang aktif menjadi 80 persen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 457, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 juga mengalami peningkatan yaitu siswa yang mendapatkan nilai sama atau lebih tinggi dari KKM pada siklus 1 adalah 19 siswa atau 64 persen dan pada siklus 2 menjadi 25 siswa atau 83 persen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 457, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian penggunaan KIT magnet pada pembelajaran materi kemagnetan oleh siswa kelas IXC SMP Negeri 1 Maluk semester 2 tahun pelajaran 2022/ 2023 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, hal ini terbukti keaktifan siswa dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 (30 persen, 60 persen dan 80 pesen) dan hasil ulangan hariannya nilai yang sama atau lebih tinggi dari KKM pada kondisi awal , siklus 1 dan siklus 2 ( 30 persen, 64 persen dan 83 persen).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 457, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Setyowati (2020) dengan memanfaatkan media pembelajaran KIT IPA dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil dan ketuntasan belajar siswa. Dewi, dkk (2021) juga mengatakan alat peraga dan KIT IPA dapat meningkatkan kemampuan afektif dan psikomotorik peserta didik karena peserta didik akan belajar dalam wujud yang konkret, melalui benda yang dapat dilihat, dipegang, dirangkai atau dimodifikasi wujudnya. Keberadaan alat peraga dan KIT IPA di sarana pendidikan sudah menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh instansi. Menurut Pratiwi (2021) media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 457, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan KIT magnet dalam pembelajaran IPA materi kemagnetan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IXC SMPN 1 Maluk tahun pelajaran 2022-2023. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran yang semula 30% pada kondisi awal menjadi 60% pada siklus 1 dan menjadi 80% pada siklus 2. Demikian juga hasil belajar siswa yang semula pada kondisi awal rata-rata nilai 62 menjadi 71,4 pada siklus 1 dan menjadi 76,1 pada siklus 2. Kedepannya diharapkan dalam pembelajaran IPA pemanfaatan KIT lebih ditingkatkan supaya hasil pembelajaran lebih meningkat lagi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 457, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haryanto (2022) . Meningkatkan motivasi dan hasil belajar dengan two stay two stray. Pusat pengembangan pendidikan dan penelitian Indonesia. 27-28", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 388, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indah Pratiwi (2021). IPA untuk pendidikan guru sekolah dasar . Umsu Press. 84", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 739, "width": 456, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novi Ratna Dewi, Arka Yanitama & Prasetyo Listiaji (2021) . Pengembangan media dan alat peraga. Konsep & aplikasi dalam pembelajaran IPA. Pustaka Rumah Cinta. 6-7 Olivia Feby Man Harahap, Mastiur Napitupulu & Novita Sari Batubara (2022) . Media", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 294, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3 No. 2 Mei 2023 E-ISSN : 2797-1031 P-ISSN : 2797-0744", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 365, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2023 SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 457, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran. Teori dan perspektif penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa inggris. Azka Pustaka. 33-34 Setyowati & Dian Marta Wijayanti (2020) . Belajar energi bunyi dengan KIT IPA. Pilar Nusantara. 35", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 457, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sopan Andrianto (2022) . Mengapa media pembelajaran itu penting. Aranca Pratama. 28 Sri Kurniati (2022) . Metode pembelajaran LBS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. NEM. 2", "type": "List item" } ]