filename
stringlengths 16
16
| title
stringlengths 22
107
| text
stringlengths 132
2.1k
| softlabel
stringlengths 15
740
|
---|---|---|---|
2020-021-20.json | Masyarakat Berperan Penting dalam Pemantauan Kehutanan | Masyarakat Berperan Penting dalam Pemantauan Kehutanan | Selama ini, masyarakat adat atau lokal di sekitar hutan bahkan dalam hutan kerap beradu kepentingan dengan pembalak, baik perorangan maupun oleh korporasi.Keberadaan masyarakat adat dan lokal sebagai penjaga kelestarian hutan adalah niscaya karena hutan ruang hidup mereka.“Di hulu, masyarakat adat atau lokal adalah pihak terdampak langsung dari praktik pembalakan dan perdagangan kayu ilegal, berupa bencana alam, hilangnya sumber penghidupan, konflik dan pelanggaran HAM,” kata Agus Budi Purwanto dari Program Officer PPLH Mangkubumi.Sedang di hilir, katanya, berupa pencemaran lingkungan, penindasan buruh, ketidakadilan gender, sampai monopoli sumber bahan baku.Dengan begitu, pelibatan masyarakat adat dan lokal dalam pemantauan bisa ikut memastikan label legal dalam memerangi pembalakan liar dan perdagangan kayu ilegal. Indonesia sudah terapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan disepakati sebagai mekanisme dalam memastikan produk kayu beredar dan diperdagangkan memiliki status legal, baik kepentingan dalam negeri maupun ekspor. Tidak biasaBruno Cammaert mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara formal mengatur pemantau independen sebagai bagian yang tak terpisahkan dari SVLK. Sesungguhnya, hal ini tidak biasa bahkan di seluruh dunia, ada sebuah negara yang memasukkan pemantau independen.Bagi Bruno, katanya, ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan tata kelola kehutanan dan memberantas pembalakan liar.“Pemantauan independen memberikan kesempatan yang penting bagi lembaga sipil, komunitas yang bergantung kepada hutan untuk melaporkan kegiatan hutan yang ilegal, dan memastikan kredibilitas SVLK,” kata Bruno, memberikan sambutan melalui teleconference.Keterlibatan masyarakat adat dalam pemantauan itu tidak hanya jadi informan, juga memonitor, investigasi, dan membuat laporan. Ia mendorong pemberdayaan masyarakat untuk memberantas aktivitas ilegal. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2020-021-20.json | Masyarakat Berperan Penting dalam Pemantauan Kehutanan | Masyarakat Berperan Penting dalam Pemantauan Kehutanan | Muhammad Ichwan, Direktur PPLH Mangkubumi mengatakan, Jawa Timur strategis sebagai muara kayu.Data menunjukkan, ekspor kayu dari Indonesia, pengapalan terbanyak dari Surabaya. Kondisi ini, karena beberapa daerah tak bisa langsung mengekspor dan harus melalui pelabuhan di Jatim.“Tantangan besar kami, memastikan kayu dipanen, diolah, dipasarkan telah memenuhi aspek legalitas dan kelestarian hutan.”Selama pemantauan di Jatim dan beberapa provinsi, katanya, masih menemukan berbagai pelanggaran. Meskipun begitu, katanya, sistem pemantauan tak berdiri sendiri, ada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, lembaga sertifikasi, kepolisian, serta masyarakat adat/ lokal.Dia bilang, masyarakat adat/lokal langsung terkena dampak atas tata kelola hutan. Kalau tata kelola buruk, di hulu akan terjadi bencana. “Ada pelanggran HAM, penggusuran ruang-ruang kelola rakyat atau masyarakat adat. Yang di hilir, di Surabaya, perusahaan mencemari lingkungan, sungai, hak buruh tidak diwujudkan.”Yoga Prayoga dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan (PHPL) KLHK mengatakan, sejak 2013 sampai kini telah memfasilitasi sekurang-kurangnya 23.812 UMKM dapatkan SVLK baik manajemen atau perorangan.Selain itu, penerimaan SVLK di dunia salah satu karena keterlibatan pemantau independen. Indonesia, jadi contoh negara lain bagaimana memberantas pembalakan liar dengan melibatkan pemantau independen.Pemerintah, katanya, mengatur pemantau independen wajib bebas konflik kepentingan, antara lain dengan pemegang izin, pemegang hak pengelolaan, atau pemilik hutan hak.Untuk itu, dia meminta pemantau independen berperan sebagai mata bagi para pihak terkait implementasi SVLK dengan tujuan agar sistem itu tetap terjaga.SVLK merupakan sistem pelacakan legalitas kayu disusun oleh berbagai pihak dengan tujuan memastikan produk kayu di Indonesia berstatus legal. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2020-021-20.json | Masyarakat Berperan Penting dalam Pemantauan Kehutanan | Masyarakat Berperan Penting dalam Pemantauan Kehutanan | Dengan begitu, katanya, pasar di luar negeri tak ragu akan legalitas kayu asal Indonesia. Unit manajemen hutan pun tidak khawatir akan keabsahan hasil kayu. Industri berbahan kayu yakin akan legalitas sumber bahan baku.Data KLHK menyebut, kayu disebut legal kalau kebenaran asal kayu, izin penebangan, sistem dan prosedur penebangan, administrasi dan dokumentasi angkutan, pengelohan, dan perdagangan atau pemindahtangan dapat dibuktikan sesuai aturan berlaku. Tantangan Hendy Saputra, dari lembaga verifikasi legalitas kayu PT TRIC menerangkan, SVLK ada tiga subsistem harus diperhatikan, yaitu, penilaian pengelolaan hutan produksi lestari (PHPL), verifikasi legalitas kayu (LK), dan deklarasi kesesuaian pemasok (DKP).Kalau tahapan satu dan dua melalui proses audit verifikasi pihak ketiga, katanya, yang terakhir hanya deklarasi tanpa penilaian.Auditor melakukan tiga hal di lapangan, yakni, memeriksa dokumen, wawancara, dan observasi lapangan.Dia contohkan, untuk pabrik kayu yang ingin mendapatkan SLVK, dokumen harus diperiksa adalah legalitas usaha, bahan baku dan produksi, pemasaran, dan ketenagakerjaan dan K3.Saat pemeriksaan, auditor kadang menemukan antara data yang ditulis dengan yang disampaikan, dan bukti di lapangan tidak konsisten. Kondisi ini, katanya, jadi tanda awal auditor memeriksa lebih cermat kemungkinan pelanggaran.“Kalau memenuhi standar, terbit sertifikat PHPL dan legalitas kayu. Lalu membuat declare bahwa PT A telah memenuhi standar.”Lembaga verifikasi akan mempertaruhkan reputasi pada hasil audit dengan fakta di lapangan. Dia juga akan memeriksa semua keluhan terkait hasil kerja dan menganggap sebagai masukan.“Kalau lembaga verifikasi kerja benar, tidak ada yang disembunyikan. Kalau ada yang tidak benar, misal, mengeluarkan SVLK untuk perusahaan yang illegal logging, maka yang dicari pertama adalah auditor.” | [1.0, 0.0, 0.0] |
2020-021-20.json | Masyarakat Berperan Penting dalam Pemantauan Kehutanan | Masyarakat Berperan Penting dalam Pemantauan Kehutanan | Hendy mengatakan, beberapa tantangan auditor. Setiap usai penilaian lembaga verifikasi selalu publikasi hasil audit, antara lain ke KLHK, dinas terkait, juga sesama lembaga pemantau. Miris, laporan hasil audit ini jarang mendapat respon. Bahkan, sekadar balasan bahwa laporan telah sampai. Akhirnya, pengiriman hasil audit seperti hanya memenuhi prosedur.Selain itu, katanya, kerap ditemukan data kadaluarsa. Juga data manipulatif yang dibuat perusahaan untuk menutupi sejumlah kekurangan. Manipulasi data itu akan berakhir seperti pameo kebohongan yang satu untuk menutupi kebohongan lain.“Tidak ada organisasi yang akan diaudit tidak siap-siap. Auditor bertugas memastikan, memeriksa data sesuai dengan temuan di lapangan. Data manipulatif akan terbaca lewat crosscheck triangulasi antara observasi, wawancara, dan pemeriksaan dokumen.”Kendala lain cukup krusial adalah luas obyek sertifikasi yang harus diperiksa lembaga verifikasi tak imbang dan sebaran tak merata. Kondisi ini, katanya, berpotensi pemeriksaan tak cermat atau mengejar target.“Obyek sertifikasi itu untuk Aceh sampai Papua. Lembaga verifikasi ada di mana saja? Mayoritas di Bogor dan Jakarta. Jogja baru dua. Kalimantan Tengah satu, Kalimantan Timur satu, Sumatera Selatan satu.” Dia pun berterima kasih kalau pemantau independen bisa optimal di daerah masing-masing. “Kalau ada kejadian janggal segera laporkan.”Menurut Hendy, SVLK tidak bisa jadi satu-satunya alat dalam menjaga tata kelola hutan. Ada banyak pihak bertanggungjwab mengawal kebijakan hutan lestari.Informasi dari PPLH Mangkubumi, nilai ekspor kayu Indonesia meningkat dengan ada SVLK. Sejak SVLK berlaku, ekspor kayu melonjak tajam. Kalau 2013, nilai ekspor kayu Indonesia mencapai US$6 miliar, pada 2016 naik jadi US$9,26 miliar. Tahun lalu naik jadi US$11,62 miliar.SVLK, tidak terbukti membuat performa ekspor produk kayu Indonesia menurun, bahkan meningkat tajam. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2020-021-20.json | Masyarakat Berperan Penting dalam Pemantauan Kehutanan | Masyarakat Berperan Penting dalam Pemantauan Kehutanan | Catatan lain, selama satu dekade SVLK berjalan, masih ditemukan praktik pembalakan liar dan perdagangan kayu ilegal. Satu bulan lalu, Balai Gakkum Jabalnusra KLHK menangkap 175 meter kubik kayu merbau dan meranti ilegal dari Maluku.Tahun lalu, KLHK juga menangkap 384 kontainer kayu merbau ilegal dari Papua di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan 57 kontainer di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar. Kerja pemantau independen sebenarnya diatur dalam peraturan Menteri KLHK Nomor 30/2016, Perdirjen Nomor 14 junto 15. Di dalamnya diatur peran, fungsi, hak dan kewajiban pemantau independen.“Yang masih jadi tantangan adalah aspek keamanan dan keselamatan kita sebagai pemantau independen. Meski dalam UU Lingkungan Hidup sudah mengatur bagaimana seseorang yang melaporkan kejahatan lingkungan tidak bisa dipidanakan,” kata Muhammad Kosar, dinamisator JPIK.JPIK ada di 27 provinsi, dengan 24 focal point. Jaringan pemantau lain, ada Aliansi Pemantau Independen Kehutanan Sumatera (APIKS), Eyes on The Forest di Riau.Kosar bilang, JPIK sudah melatih lebih 500 orang untuk meningkatkan kemampuan pemantauan. Hampir seluruh provinsi sudah terpantau, kecuali NTB masih kurang. Ada 107 perusahaan atau pemilik izin dipantau dalam waktu 2011 sampai awal 2020.Rinciannya, 46 konsesi dan 22 industri. Pantauan ini, katanya, masih sangat kecil dibanding jumlah pemilik izin yang sudah sertifikasi. “Hampir 500 HPH dan HTI sudah tersertifikasi, dan 3.000 lebih industri sudah terverifikasi. Kalau kita hitung di bawah 3% yang kita pantau. “Kondisi ini, katanya, jadi tantangan bagi pemantau independen dalam meningkatkan pemantauan.“LSM di luar negeri juga bertanya mengapa jumlahnya sedikit. Ini terus dibahas, termasuk kemungkinan ada pendanaan untuk pemantau independen agar pemantauan bisa berlanjut.” | [1.0, 0.0, 0.0] |
2020-021-20.json | Masyarakat Berperan Penting dalam Pemantauan Kehutanan | Masyarakat Berperan Penting dalam Pemantauan Kehutanan | Sejak 2015, anggota JPIK menyepakati untuk memperluas isu kerja JPIK dengan mencanangkan semangat beyond SVLK, dengan mendorong berbagai pihak untuk menindaklanjuti temuan-temuan di lapangan di luar skema sertifikasi. Misal, dari hasil pemantauan ada kasus deforestasi.Di lapangan, JPIK juga masih menemukan ada perusahaan yang belum punya SVLK tetap menjual kayu.“Kecenderungan sekarang kayu-kayu dari hutan konservasi atau hutan lindung masuk ke rantai suplai SVLK. Ini marak, dari suaka margastawa. Salah satu dari Rimbang Baling Riau.”Muhammad Nur dari Balai Gakkum Jabalnusra membenarkan, ada kecenderungan penanganan peredaran kayu tak sesuai prosedur. “Ini mengindikasikan ada pelanggaran hukum.”Dia contohkan, banyak kegiatan perusahaan kayu punya izin, namun saat pengangkutan kayu harus dikawal oknum aparat.“Tindakan dari Gakkum itu 90% laporan masyarakat. Ada yang sudah mengadu ke mana-mana. Saya bilang kalau pengaduan ini tidak dituntaskan, ke mana lagi masyarakat akan mengadu. Sampai hari ini, sudah 25 kasus kita tutaskan sampai masuk ke pengadilan. Yang dominan illegal logging.” [SEP] | [1.0, 0.0, 0.0] |
2014-016-01.json | Menambang Ilegal di Boyan Tanjung, 11 Warga Tiongkok Divonis Dua Tahun Penjara | Menambang Ilegal di Boyan Tanjung, 11 Warga Tiongkok Divonis Dua Tahun Penjara | [CLS] Pengadilan Negeri Pontianak memvonis dua tahun penjara bagi 11 warga Tiongkok karena melakukan penambangan ilegal di Boyon Tanjung, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Rabu (22/10/2014). Vonis ini lebih berat dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU), yakni 10 bulan penjara. Tidak terima atas putusan ini, melalui pengacaranya, mereka menyatakan banding.Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pontianak Torowa Daeli, selain menjatuhkan hukuman dua tahun penjara kepada 11 warga Tiongkok tersebut, memberikan denda pula masing-masing Rp1 miliar. Sebelumnya, JPU menuntut kurungan 10 bulan dan denda Rp1 miliar.Ke-11 tenaga kerja asing ini dijerat pasal 158 UU No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara; UU No 18 tahun 2003 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan; serta UU No 32 tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup.“Para terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana penambangan ilegal di Boyan Tanjung, sehingga semua unsur dakwaan JPU terpenuhi, dan telah terbukti melakukan tindak pidana,” kata Torowa Daeli. Hakim juga mengungkapkan hal-hal yang memberatkan dalam persidangan tersebut.Menurut Torowa, para terdakwa secara hukum terbukti melakukan penambangan di kawasan hutan lindung, dan telah merusak lingkungan. Perbuatan para terdakwa, merugikan kekayaan alam negara yang tidak bisa diperbaharui.“Jika denda tidak bisa dibayarkan, maka hukuman para terdakwa akan ditambah masing-masing empat bulan,” jelasnya. Hakim juga memerintahkan dua unit eksavator yang dijadikan alat bukti disita negara.Dalam persidangan, Ketua Majelis Hakim PN Pontianak juga memerintahkan pada JPU agar berkoordinasi dengan penyidik dari Polda Kalbar untuk mengusut tuntas kasus itu. Terutama Mr Lee, pemilik PT. Cosmos Inti Persada, yang mempekerjakan sebelas WNA tersebut. Mr Lee sendiri buron, dan menjadi DPO Interpol. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2014-016-01.json | Menambang Ilegal di Boyan Tanjung, 11 Warga Tiongkok Divonis Dua Tahun Penjara | Menambang Ilegal di Boyan Tanjung, 11 Warga Tiongkok Divonis Dua Tahun Penjara | Abdul Samad, Jaksa Penuntut Umum, menyatakan, menerima putusan hakim tersebut. Dia mengatakan wajar, jika penasehat hukum para terdakwa mengajukan banding dan itu merupakan hak terdakwa yang diatur dalam perundangan-undangan. “Terkait proses terhadap Mr Lee, kami akan teruskan kepada penyidik Polri,” ungkapnya.Bukan pertambanganPenasehat hukum 11 terdakwa, Widi Syailendra, menyatakan hakim salah tafsir dengan fakta-fakta di persidangan. Karena, dia berani menyatakan sejak awal, kliennya bisa bebas, karena jeratan hukum lemah.“Sejak awal yakin klien bebas. Maka setelah diputus dua tahun, secara tegas kami menolak putusan hakim, dan langsung daftar banding,” kata Widi, usai persidangan. Dia mengatakan, hakim banyak salah tafsir terhadap hal-hal yang menjadi pertimbangan.Diantaranya, para tenaga kerja dinyatakan tidak membawa izin sewaktu kerja di lapangan. Padahal, menurut Widi, hal itu sangat wajar karena sebelas warga asing tersebut hanya tenaga lapangan. Ketika diminta untuk menunjukkan izin kerja, baru mereka sertakan.Hal lainnya, terkait peralihan saham. Hakim menyatakan tidak sah, karena tidak diberitahukan kepada bupati, selaku pemberi izin. Namun, peralihan saham, bukan peralihan Perusahaan. Ketika jaksa menghadirkan saksi dari BKPM, saksi tersebut juga menyatakan hal itu sesuai peraturan. “Badan hukum yang bermasalah, yang bertanggung jawab direksinya. Bukan pekerja,” tambahnya.Widi mengatakan, 11 warga ini hanya pekerja biasa. “Penahanan mereka disini, bukan hanya menahan 11 warga tetapi 11 keluarga yang tidak dinafkahi,” tambahnya. “Para pekerja asing tersebut tidak melakukan kegiatan penambangan. Mereka, baru mengambil sampel untuk diteliti kandungan tanahnya.” | [1.0, 0.0, 0.0] |
2014-016-01.json | Menambang Ilegal di Boyan Tanjung, 11 Warga Tiongkok Divonis Dua Tahun Penjara | Menambang Ilegal di Boyan Tanjung, 11 Warga Tiongkok Divonis Dua Tahun Penjara | Dalam persidangan ini, Widi didampingi Jimmy Dohar Pandapotan Sihombing, Herman Santoso, serta penerjemah Daruma Daishi. Sidang kasus itu, dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Torowa Daeli, dengan hakim anggota Sugeng Warmanto, dan Syofia Marlianti Tambunan. Sebelumnya, penasihat hukum 11 warga Tiongkok ini minta Komisi Yudisial dan Komisi Pemberantasan Korupsi agar mengawasi proses sidang kliennya di Pengadilan Negeri Pontianak.Areal lindungSebagai penjelasan, warga Tiongkok tersebut ditangkap Polda Kalbar yang bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Kalbar pada pertengahan Desember 2013. Kepala Bidang Humas Polda Kalbar, AKBP Mukson Munandar mengatakan mereka melakukan penambangan liar dengan menebang hutan lindung dan hutan produksi terbatas di Dusun Kalang, Desa Naga Betung, Kecamatan Boyan Tanjung, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.Dalam penangkapan tersebut, petugas berhasil menyita hasil galian berupa logam, emas, dan sejumlah peralatan untuk menggali. Menurut Mukson, perusahaan tersebut diduga melakukan pelanggaran karena tidak dapat menunjukkan perizinan yang dimiliki termasuk izin pinjam pakai kawasan hutan dari Menteri Kehutanan.Dalam operasi itu tim juga menemukan pembuatan jalan sepanjang 27.996 meter dengan lebar 10 meter. Sepanjang 18.801 meter berada di kawasan hutan produksi terbatas dan 9.195 meter di kawasan hutan lindung. Sejumlah tenaga kerja lokal juga dipekerjakan sebagai tukang masak dan membangun kamp di wilayah itu. Mukson menduga, aktivitas perusahaan tambang telah dilakukan sejak setahun. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2014-016-01.json | Menambang Ilegal di Boyan Tanjung, 11 Warga Tiongkok Divonis Dua Tahun Penjara | Menambang Ilegal di Boyan Tanjung, 11 Warga Tiongkok Divonis Dua Tahun Penjara | Kepada media WWF Indonesia Program Kalimantan Barat, Albertus Tjiu, mengatakan perusahaan tambang yang hendak membuka kawasan hutan lindung harus memiliki izin yang disebut pinjam pakai kawasan. Aturan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.43/Menhut-II/2008 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. “Dalam aturan itu dijelaskan, pinjam pakai kawasan hutan tidak boleh mengubah status, peruntukan dan fungsi kawasan hutan tersebut. Pinjam Pakai Kawasan ini harus diajukan pada Kementerian Kehutanan sebagai institusi yang mengatur kawasan hutan lindung,” ungkapnya.Jika hutan lindung dibuka tanpa adanya izin pinjam pakai kawasan, ini berarti ilegal. Albert menekankan pentingnya keberadaan hutan lindung agar fungsi-fungsi ekologisnya terutama menyangkut tata air dan kesuburan tanah tetap terjaga. Secara lebih luas, kerusakan hutan lindung bisa menyebabkan bencana.Sidang kasus ini mendapat kawalan dari Masyarakat Bala Adat Dayak. Awalnya mereka melakukan unjuk rasa kepada Kejaksaan Tinggi Kalbar, yang hanya menuntut warga Tiongkok itu 10 bulan penjara. Ketua Bala Adat Dayak Didi, mengatakan, harusnya mereka dituntut hukuman maksimal. “Mereka telah melakukan penambangan dan perambahan hutan lindung di Kapuas Hulu. Harus dijerat tiga undang-undang yakni UU No 4/2009, UU No 18/ 2013, serta UU No 32/2009,” ujarnya.Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio [SEP] | [1.0, 0.0, 0.0] |
2023-013-15.json | Apakah Mungkin Pelabuhan di Indonesia Bisa Ramah Lingkungan? | Apakah Mungkin Pelabuhan di Indonesia Bisa Ramah Lingkungan? | [CLS] Menjaga fungsi pelabuhan tetap berjalan bukan menjadi hal yang mudah untuk dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Pelabuhan akan selalu menjadi pusat aktivitas ekonomi di pesisir yang selalu melibatkan banyak pihak di dalamnya.Tidak hanya kegiatan bongkar muat barang yang terjadi di pelabuhan, ada juga kegiatan lain yang bisa berlangsung terus menerus di kawasan tersebut. Misalnya saja, kegiatan olah raga atau pariwisata bahari yang saat ini sedang ada di puncak popularitas.Aktivitas yang beragam itu, menjadi tantangan yang harus bisa diantisipasi oleh pengelola pelabuhan di seluruh Indonesia. Untuk itu, diperlukan konsep pelabuhan hijau atau green port agar bisa menjaga pelabuhan tetap aman, nyaman, dan berkelanjutan.Pelabuhan hijau sendiri adalah pelabuhan yang menerapkan prinsip ramah lingkungan dengan tegas dan ketat dalam operasionalnya dan menjadi bagian dari komitmen semua pelabuhan di seluruh dunia untuk berkontribusi mengurangi emisi karbon.Negara di dunia yang sudah lebih dulu menerapkan prinsip green port adalah Belanda, Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Korea, Singapura, dan Malaysia. Sementara, Indonesia masih berjuang untuk bisa menerapkan prinsip tersebut di seluruh pelabuhan.Pelabuhan yang sudah menerapkan prinsip ramah lingkungan berarti sudah melakukan penanganan dan antisipasi pencemaran pantai, terutama yang diakibatkan kegiatan bongkar muat kapal. Kemudian, menjaga keberadaan ruang terbuka hijau untuk mendukung fungsi konservasi secara penuh di kawasan pelabuhan dan sekitarnya.baca : Peran Baru Pelabuhan Laut Indonesia untuk Menurunkan Emisi Karbondioksida Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui kalau peran pelabuhan sangat penting bagi Indonesia yang terdiri dari banyak pulau. Pelabuhan dibutuhkan untuk menghubungkan antara satu pulau dengan pulau lainnya. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2023-013-15.json | Apakah Mungkin Pelabuhan di Indonesia Bisa Ramah Lingkungan? | Apakah Mungkin Pelabuhan di Indonesia Bisa Ramah Lingkungan? | Melalui berbagai pertimbangan dan untuk menjaga potensi ekonomi yang besar tersebut, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengerucutkan jumlah pelabuhan yang ada saat ini dengan konsep pelabuhan pintar atau smart port dan green port.“Biar lebih efisien dan menghindari korupsi,” tegas dia belum lama ini di Jakarta.Pengembangan green and smart port menyusul pengembangan digitalisasi yang sebelumnya sudah dijalankan oleh Pemerintah. Tujuannya, agar semua kegiatan menjadi lebih efisien, meningkatkan penerimaan negara, dan menghindari atau mengurangi korupsi.Pembangunan green and smart port diharapkan sudah bisa selesai dalam waktu dua tahun ke depan. Tahun ini, diharapkan total 149 pelabuhan bisa menerapkan sistem digital, dengan 14 pelabuhan di antaranya sudah berhasil menerapkan digitalisasi.Total saat ini terdapat 112 pelabuhan yang pengelolaannya ada di bawah PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dan 37 pelabuhan dikelola berbagai institusi lain. Diharapkan, pada 2023 ini pelabuhan yang menerapkan sistem digital bisa bertambah, dan ada pelabuhan yang berhasil menerapkan prinsip ramah lingkungan.Dengan menerapkan green and smart port, diharapkan pelabuhan bisa terus meningkatkan nilai tambah dan memperkuat daya saing di dunia internasional. Namun, untuk bisa mencapai itu diperlukan regulasi dan peta jalan (roadmap) agar pembangunan bisa menjadi green and smart port.baca juga : KKP Kembangkan Pelabuhan Perikanan Ramah Lingkungan dan Perubahan Iklim Peta JalanSelain untuk keperluan percepatan pembangunan pelabuhan, regulasi dan peta jalan diperlukan karena green port akan menerapkan green shipping dengan menyesuaikan pada perkembangan teknologi terkini. Diharapkan, semua proses tersebut sudah bisa selesai pada 2030 mendatang. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2023-013-15.json | Apakah Mungkin Pelabuhan di Indonesia Bisa Ramah Lingkungan? | Apakah Mungkin Pelabuhan di Indonesia Bisa Ramah Lingkungan? | Penetapan target dan tujuan pengembangan pelabuhan di Indonesia, tidak lepas dari kegiatan penilaian pada semua pelabuhan oleh Pemerintah yang dipimpin Kemenko Marves. Kegiatan tersebut sempat terhenti karena pandemi COVID-19.Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti yang bertugas menjadi Pengarah Pokja Asesmen Green Port mengatakan bahwa penilaian dilaksanakan untuk mempersiapkan pelabuhan Indonesia berdaya saing tinggi di dunia internasional dan menerapkan prinsip keberlanjutan.Dia menerangkan, penetapan kriteria green and smart port merujuk pada panduan Internasional yaitu Green Port Award System (GPAS) dari APEC Port Services Network (APSN). Panduan tersebut mendampingi panduan lain, yaitu standar internasional dan nasional di bidang lingkungan hidup dan perhubungan.Adapun, kegiatan penilaian diikuti 10 pelabuhan, yang terdiri dari tujuh pelabuhan di bawah Pelindo dan tiga pelabuhan khusus. Dari 10 pelabuhan tersebut, sebanyak enam pelabuhan dinyatakan memiliki nilai di atas 75 persen.“Itu berdasarkan manajemen pengelolaan seperti limbah, energi, dan pengendalian perubahan iklim,” sebut dia.perlu dibaca : Menangani Sampah Laut dari Pelabuhan Kesepuluh pelabuhan yang ikut dalam penilaian, adalah Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Petrokimia Gresik, Jawa Timur; PT Krakatau Bandar Samudera – Terminal Umum Krakatau Bandar Samudera, Banten; dan Terminal Khusus PT Pupuk Kalimantan Timur, Kalimantan Timur.Kemudian, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3 Sub Regional Bali Nusra Pelabuhan Benoa, Bali; PT Pelindo Terminal Petikemas – Terminal Petikemas Semarang, Jawa Tengah; PT Terminal Teluk Lamong (TTL), Jawa Timur; dan PT IPC Terminal Petikemas – Tanjung Priok, DKI Jakarta. | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2023-013-15.json | Apakah Mungkin Pelabuhan di Indonesia Bisa Ramah Lingkungan? | Apakah Mungkin Pelabuhan di Indonesia Bisa Ramah Lingkungan? | Selanjutnya, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3 – Pelabuhan Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur; PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Banten – Pelabuhan Ciwandan, Banten; dan PT Pelabuhan Indonesia (PERSERO) Regional 2 Pontianak Terminal Kijing, Kalimantan Barat.Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan kalau peran dari green and smart port adalah untuk mewujudkan pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata bahari.Pelaksanaan program tersebut fokus pada empat aspek utama, yaitu pengelolaan limbah, pengendalian perubahan iklim seperti mendukung rehabilitasi mangrove, manajemen energi terbarukan, dan digitalisasi layanan pelabuhan.“Pelabuhan tidak hanya punya fungsi ekonomi, tapi juga lingkungan,” tegas dia.Dia menyebut kalau pembangunan green port harus menjadi kepentingan bersama dan memerlukan komitmen yang kuat. Dengan konsep tersebut, dampak negatif lingkungan yang selalu terjadi di pelabuhan, bisa diatasi dengan menggunakan alat khusus untuk menyerap emisi secara langsung.“Kita sudah mengembangkan banyak pelabuhan dan mengantarkan isu lingkungan ini untuk fungsi-fungsi yang baik,” pungkasnya. [SEP] | [0.0, 1.0, 0.0] |
2023-001-04.json | Pasca Pemerintah Cabut HGU Perusahaan Sawit di Pulau Mendol | Pasca Pemerintah Cabut HGU Perusahaan Sawit di Pulau Mendol | [CLS] Kazzaini Ks, tokoh masyarakat Pulau Mendol, dapat kabar kalau Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional sudah menerbitkan keputusan pencabutan hak guna usaha (HGU) PT Trisetia Usaha Mandiri (TUM) di Pulau Penyalai atau Pulau Mendol, Riau, Februari lalu.Seakan tak percaya, dia meneruskan pesan itu ke banyak pihak. Dari Walhi Riau— yang selama ini mendampingi masyarakat—sampai Bupati Pelalawan.Boy Jerry Even Sembiring, Direktur Eksekutif Walhi Riau bilang, sudah mendengar kabar bahwa HGU TUM bakal dicabut ketika intens komunikasi dengan rekan-rekan Eksekutif Nasional Walhi termasuk Kementerian ATR/BPN dan Kantor Staf Presiden. Hanya, dia belum siap menyampaikan ke masyarakat Mendol karena masih sebatas selentingan informasi.Kazzaini mengkonfirmasi kabar itu ke Wakil Menteri ATR/BPN, Raja Juli Antoni. Putra kelahiran Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, itu tak membantah sembari menitipkan salam ke masyarakat Pulau Mendol dan tokoh masyarakat Riau.“Menurut saya ini sesuatu yang luar biasa,” kata Kazzaini, dalam diskusi yang ditaja Walhi Riau, beberapa waktu lalu.Malam itu, Kazzaini, tak dapat tidur, karena harus membalas satu per satu pesan yang masuk ke WhatsApp.Masyarakat Mendol terutama kolega dekat masih belum sepenuhnya percaya dengan informasi ini. Meski begitu, katanya, sebagian yang mendapat kabar langsung sujud syukur bahkan menangis.“Karena ini menyangkut masa depan kampung halaman.”Hadi Tjahjanto, Menteri ATR/Kepala BPN menandatangani pencabutan HGU TUM seluas 6.055,77 hektar pada 24 Januari 2023. Keputusan itu menetapkan, sertifikat nomor 00146 dan 00147 di Kelurahan Teluk Dalam, Desa Teluk, Desa Teluk Bakau dan Desa Teluk Beringin, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau, itu jadi tanah terlantar. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2023-001-04.json | Pasca Pemerintah Cabut HGU Perusahaan Sawit di Pulau Mendol | Pasca Pemerintah Cabut HGU Perusahaan Sawit di Pulau Mendol | “Ini kado dari Jakarta untuk masyarakat Riau,” kata Raja Juli Antoni di Instagramnya. Wamen ATR/BPN, ini kerap menyebut pencabutan maupun pemblokiran HGU adalah sebuah oleh-oleh buat masyarakat. Baca juga: Hutan dan Gambut Pulau Mendol Terancam Perusahaan Sawit, Warga pun Resah Kazzaini, merasa surat keputusan pencabutan HGU TUM sangat istimewa. Selain mencabut, menteri juga memerintahkan TUM sebagai pemegang bekas HGU, mengosongkan segala benda yang ada di atas tanah dalam waktu 30 hari. Biaya ditanggung sendiri. Kalau tidak, ia akan jadi aset yang diabaikan dan TUM tidak memilik hak lagi atas benda-benda itu.Masyarakat Mendol menolak kehadiran TUM sejak 2018, atau ketika dapat informasi pemberian HGU di kampung mereka pada perusahaan yang mengklaim sebagai pengusaha lokal.Kazzaini sempat pesimis izin akan dicabut. Dia kurang percaya, Kementerian ATR/BPN akan berpihak pada masyarakat. Masalahnya, dia belum pernah mendengar pencabutan HGU perusahaan, terutama di Riau.Sisi lain, perjuangan masyarakat juga dituduh ditunggangi tokoh masyarakat Riau. Masyarakat ditakut-takuti dengan kalimat perumpamaan. “Jangan sampai lepas dari mulut buaya masuk ke mulut haarimau.” Artinya, meski hak kelola yang diberikan ke TUM dicabut justru dialihkan pada perusahaan atau pemodal lain.Kazzaini tak hiraukan itu. Dia yakin dengan kesungguhan masyarakat menolak TUM, semata demi menyelamatkan masa depan anak dan cucu.Dia mengenang ketika memutuskan berangkat ke Jakarta menemui Menteri ATR/BPN. Semula hendak naik pesawat, akhirnya disepakati menempuh jalur darat menggunakan kendaraan roda empat karena pertimbangan biaya.Momen persiapan hingga perjalanan dua hari dua malam itu masih melekat dalam benak Kazzaini. Masyarakat Mendol membekali rombongan dengan rendang sampai goreng teri.Mereka juga bawa sagu dan penanak nasi elektrik. Selama perjalanan, hanya satu kali mereka belanja. Beli kerupuk dan mentimun di Palembang. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2023-001-04.json | Pasca Pemerintah Cabut HGU Perusahaan Sawit di Pulau Mendol | Pasca Pemerintah Cabut HGU Perusahaan Sawit di Pulau Mendol | Sampai tragedi di Tol Ciruas, Serang Banten, mereka alami kecelakaan hingga merenggut nyawa Said Abu Supian, lima hari usai kejadian pada September 2022. Said pemuda yang gigih menolak investasi perkebunan monokultur di tanah leluhurnya yang kaya raya akan ragam tanaman.“Kalau ada pihak-pihak bilang perjuangan masyarakat ditunggangi, itu tuduhan sangat menyakitkan bagi orang Penyalai. Yang mau jadi harimau itu masyarakat Penyalai. Harimau yang peduli lingkungan. Harimau yang betul-betul menjaga habitatnya. Bukan harimau lain,” katanya.Kazzaini juga sempat khawatir Menteri ATR/BPN tak akan cabut HGU TUM karena ada UU Cipta Kerja yang pro investasi. Kecemasan itu bertambah setelah Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Cipta Kerja, penghujung tahun lalu.Perusahaan juga memprovokasi masyarakat kalau HGU dicabut, areal itu akan dibangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Memang benar, Bupati Pelalawan Zukri, sempat menerbitkan izin prinsip buat investor dari Singapura untuk pengembangan energi terbarukan tetapi mencabut kembali.Sebenarnya kemenangan kecil telah diperoleh masyarakat Mendol, jauh sebelum pencabutan HGU. M Harris, mantan Bupati Pelalawan mencabut izin usaha perkebunan budi daya TUM, 13 April 2020.Setelah menyaksikan keberpihakan Pemerintah Pelalawan, masyarakat Mendol bepikir perjuangan mereka ‘mengusir’ TUM telah berakhir. Ternyata, setahun berselang, perusahaan menampakkan diri dengan mengerahkan alat berat.Seolah masih memiliki izin, perusahaan membuka lahan dengan menebangi pohon, membuat kanal serta membangun tempat tinggal sementara buat pekerja.Masyarakat Mendol kembali bergejolak. Protes lewat unjuk rasa ke Pemerintah Pelalawan hingga Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Riau. Lobi sana sini. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2023-001-04.json | Pasca Pemerintah Cabut HGU Perusahaan Sawit di Pulau Mendol | Pasca Pemerintah Cabut HGU Perusahaan Sawit di Pulau Mendol | Alasan keras masyarakat menolak investasi perkebunan monokultur itu karena khawatir, kebun sawit skala besar akan menggusur mata pencarian utama masyarakat Mendol yang sudah turun temurun Bertani dan berkebun. Masyarakat hidup dari kelapa, sagu dan karet maupun perkebunan tradisional lain dengan kearifan lokal.Bupati Pelalawan Zukri, pun memerintahkan TUM menghentikan seluruh kegiatan pada areal bekas izin itu. Peringatan ini tertuang dalam surat keputusan Nomor: 500/DPMPTSP/2022 tertanggal 11 Juli 2022. Ia tindak lanjut dari pencabutan IUP oleh bupati sebelumnya.TUM melawan. Direktur Utama Andy Nofendri, menggugat dua keputusan Bupati Pelalawan.Sengketa keputusan pejabat pemerintah itu terdaftar di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Pekanbaru pada 25 Oktober 2022. Dia beralasan, tidak pernah mendapat surat pemberitahuan pencabutan izin. Surat itu baru diterima saat rapat dengar pendapat bersama Komisi II DPRD Pelalawan 8 Agustus 2022.Kanwil BPN Riau sebenarnya sudah bertindak. Syafrina, Koordinator Substansi Pengendalian Pertanahan, saat wawancara dengan Mongabay, Oktober tahun lalu, menyebut, sudah tiga kali memperingati TUM karena menelantarkan konsesinya. Perusahaan berdalih terkendala COVID-19. Kanwil BPN Riau tetap merekomendasikan areal HGU menjadi tanah terlantar.“Setelah ditetapkan sebagai tanah telantar, Kepala Kantor Pertanahan Pelalawan punya kewajiban mengumumkan di surat kabar, selama satu bulan. Atau memasang papan pengumuman dibekas lokasi TUM,” kata Syafrina, lewat aplikasi perpesanan, Februari 2023.Selanjutnya, kata Syafrina, akan ada SK menteri mengenai pendayagunaan tanah telantar untuk kepentingan negara dan masyarakat. Antara lain, melalui reforma agraria, proyek strategis nasional, bank tanah atau cadangan negara lain.“Jika di dalam lokasi terdapat penggarapan masyarakat, akan dilakukan upaya pendataan para penggarap.” Tantangan lain | [0.0, 1.0, 0.0] |
2023-001-04.json | Pasca Pemerintah Cabut HGU Perusahaan Sawit di Pulau Mendol | Pasca Pemerintah Cabut HGU Perusahaan Sawit di Pulau Mendol | Kazzaini menyadari, pasca pencabutan HGU masih ada pekerjaan yang menanti masyarakat Mendol. Meski sudah menang melawan TUM, tetap ada kecemasan lain di masyarakat. Antara lain, gambut Pulau Penyalai hasil endapan Sungai Kampar rentan abrasi.Penambangan pasir dari provinsi tetangga—Pulau Mendol berbatasan dengan Pulau Kundur, Kabupaten Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau—makin mendekati pulau terluar Riau yang dipisah oleh selat kecil itu.Masalah lain, katanya, krisis air bersih. Masyarakat Mendol berharap, air hujan bisa ditampung untuk konsumsi rumah tangga. Saat ini, mereka mau tak mau harus merogoh kocek untuk beli air galon yang diperoleh dari provinsi tetangga.Sembari menanti kebijakan pemerintah mengatasi masalah mendasar masyarakat Mendol ini, Kazzaini berharap Kementerian ATR/BPN meredistribusikan bekas HGU TUM kepada masyarakat melalui kebijakan reforma agraria.“Yang penting tanah itu diberdayakan buat masyarakat. Tidak merusak lingkungan dan betul-betul meningkatkan ekonomi masyarakat tempatan. Pada prinsipmya, harus kita kawal agar alam dan Mendol terjaga.”Umi Ma’rufah, Koordinator Riset dan Kajian Kebijakan Walhi Riau, bilang pencabutan HGU TUM merupakan kemenangan kecil yang perlu dirayakan tetapi tetap perlu dikawal.Mayoritas daratan Pulau Mendol, katanya, lahan gambut fungsi lindung, tidak bisa ada perusahaan industri ekstraktif yang bakal mengancam kelangsungan hidup masyarakat. Masyarakat Mendol, katanya, petani tradisional yang menggarap lahan dengan kearifan lokal. ****** [SEP] | [1.0, 0.0, 0.0] |
2017-058-12.json | Hidup di Wilayah Rawan Longsor, Berikut Masukan Tim Mitigasi Bencana UGM | Hidup di Wilayah Rawan Longsor, Berikut Masukan Tim Mitigasi Bencana UGM | [CLS] April lalu Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, alami longsor. Risiko longsor susulan, dan banjir bandang berpotensi terjadi lebih parah di wilayah-wilayah rawan longsor sekitar.Dwikorita Karnawati, Rektor Universitas Gadjah Mada mengatakan, biasa kalau sudah terjadi banyak longsor, selang beberapa saat disusul banjir bandang dan skala kematian bisa berlipat. Jatuh korban lebih banyak bisa dicegah.“Longsor masih akan terjadi, bisa di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Ponorogo, Nganjuk, Jawa Barat dan Jawa Tengah, bisa di luar Jawa dan skala bisa lebih besar,” katanya, baru-baru ini.Dari penelitian mereka, jika banyak longsor, selang beberapa saat disusul banjir bandang. “Itu bisa dicegah, salah satu upaya menggalakkan masif peringatan dini, terutama kepada warga di lokasi rawan longsor,” katanya.Badan Geologi, katanya, sudah memetakan lokasi rawan longsor, mereka harus lebih siaga, mengedukasi masyarakat, mengenali tanda-tanda gejala awal terjadi longsor, termasuk upaya pencegahan.Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), wajib mengecek zona merah, dan warga rawan longsor. Saat hujan, warga jangan ada di lokasi, wajib evakuasi.“Jangan di lokasi saat hujan, mengalah dengan alam, ketika musim hujan saatnya menata kembali tata lahan, termasuk masyarakat,” ucap Dwikorita.Dia bilang, andai zona itu ada jalan raya, pemda harus menutup akses sementara saat hujan, agar tak terjadi kecelakaan. “Khusus di Nganjuk dan Ponorogo, daerah longsor di lereng gunung, bisa dikatakan sudah kronis , batuan rupuh dan lereng curam.”Dari citra satelit atau foto udara terlihat lereng tebing curam dan batuan rapuh, atau tertutup tanah labil. Titik longsor, katanya, ada di zona patahan, hingga tinggal tunggu proses pemicu, salah satu air hujan. Kondisi ini lebih berbahaya jika longsor diikuti banjir bandang. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2017-058-12.json | Hidup di Wilayah Rawan Longsor, Berikut Masukan Tim Mitigasi Bencana UGM | Hidup di Wilayah Rawan Longsor, Berikut Masukan Tim Mitigasi Bencana UGM | Bencana ini, katanya, sangat berbahaya karena mengandung endapan longsor berupa bebatuan dan pepohonan yang dapat menghancurkan pemukiman warga.Melihat beberapa peristiwa banjir bandang di Indonesia, dia mengidentifikasi beberapa gejala awal banjir bandang, seperti ketinggian air sungai bertambah, perubahan kondisi air lebih keruh dengan membawa muatan pasir dan kerikil.Menurut penuturan korban bencana sebelumnya, saat berada di mulut sungai mereka melihat tiba-tiba air keruh, tak lama muncul luapan dahsyat. “Tanda-tanda ini harus diwaspadai bersama. Semoga peristiwa seperti ini tak terjadi lagi.” Dwikorita memimpin tim mitigasi bencana longsor UGM di Banaran, Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, terjun ke lokasi bencana yang merenggut korban 28 orang. Mereka mencari fakta lapangan sekaligus mengetahui penyebab utama longsor.Tim dari beberapa bidang ilmu ini menganalisis dan memitigasi kemungkinan longsor susulan baik di lokasi atau wilayah lain di Ponorogo. Juga membantu pemetaan relokasi bagi warga terdampak bencana pakai drone.Berdasarkan pengamatan, kata Dwikorita, karakteristik lereng di lokasi bencana dengan bentuk lurusan memotong memang menunjukkan gejala rawan longsor. Hanya tinggal menunggu proses pemicu.Air hujan, katanya, salah satu pemicu longsor. Dia menekankan, longsor belum tentu langsung setelah hujan turun karena perlu proses bagi air hujan meresap ke dalam tanah.Dia mengingatkan, warga di daerah rawan dapat mengurangi risiko longsor dengan tak langsung kembali ke daerah rawan setelah hujan.“Tak selalu begitu hujan terus langsung runtuh karena bisa saja longsor baru beberapa jam sesudahnya. Selesai hujan jangan langsung ramai-ramai kembali,” katanya.Dari fenomena itu, katanya, penting kewaspadaan terhadap lereng-lereng rawan, termasuk di lokasi longsor lalu. Sebab, longsor yang berhenti di lahan miring masih mungkin lanjut. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2017-058-12.json | Hidup di Wilayah Rawan Longsor, Berikut Masukan Tim Mitigasi Bencana UGM | Hidup di Wilayah Rawan Longsor, Berikut Masukan Tim Mitigasi Bencana UGM | “Siapa pun jangan sampai berada di lokasi habis longsor, kecuali orang ahli yang sudah dilengkapi perlengkapan menyelamatkan diri.”Bagus Bestari Kamarullah, tim mitigasi bencana UGM mengatakan, ketidaktahuan risiko pasca longsor seringkali memicu korban jatuh lebih besar. Bencana susulan seringkali berisiko menelan korban lebih daripada bencana pertama.“Saat bencana pertama, masyarakat ingin menolong atau mencari keluarga. Berkumpul tanpa mengetahui barangkali ada risiko cukup besar,” katanya.Untuk itu, penting pemahaman risiko bencana dan kewaspadaan dari berbagai pihak terkait, baik masyarakat sekitar maupun relawan atau petugas yang terlibat proses evakuasi.Berdasarkan pengamatan lapangan, katannya, kemiringan lereng di Ponorogo lebih 40 derajat. Secara ilmiah, jika curam akan bergerak ke bawah, ada kelurusan punggung bukit dan sungai, kekuatan daya tahan mengikat akar partikel melemah. Faktornya, batuan hasil lapukan, kurang terkonsolidasi dan lapuk.Keadaan ini, berisiko tinggi ketika ada aktivitas manusia (yang tak mendukung) dengan tanaman semusim, seperti jahe, singkong, dan palawija lain. Tanaman ini, katanya, ikut menyumbang ketidakseimbangan ekosistem lahan.Yang jadi pekerjaan bersama, katanya, memperbaiki tata guna lahan, karena masih ada potensi bencana berikutnya.Data 1980-2010, di Jawa, terjadi lebih 1.500 longsor, dengan karakter unik karena korban meninggal lebih besar dibanding luka. Bencana di Jawa, katanya, sangat spesifik, karena korban meninggal lebih besar berkaitan erat perilaku longsor.Longsor, biasa terjadi pada durasi pendek hingga masyarakat tak cukup waktu menyelamatkan diri. Sebagain besar longsor di malam hari, dini hari, dan pagi hari. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2017-058-12.json | Hidup di Wilayah Rawan Longsor, Berikut Masukan Tim Mitigasi Bencana UGM | Hidup di Wilayah Rawan Longsor, Berikut Masukan Tim Mitigasi Bencana UGM | Sutopo Purwo Nugroho, Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, ancaman longsor makin meningkat di Ponorogo. Tanah retak disertai bunyi gemuruh di Desa Dayakan, Kecamatan Badegan menyebabkan jumlah pengungsi bertambah.Awalnya, pengungsi dari Dusun Watuagung Desa Dayakan 249 orang, jadi 341 jiwa menyusul dentuman suara gemuruh sangat keras 21 kali pada 10 April lalu.Lebar tanah retak mencapai 300 meter, lebar 40 centimeter dan kedalaman tiga meter di Watuagung. Sebanyak 22 rumah rusak dari total 69 unit. [SEP] | [1.0, 0.0, 0.0] |
2021-048-09.json | Hiu Paus dan Lumba-lumba Mati Terdampar dengan Bagian Tubuh Terpotong | Hiu Paus dan Lumba-lumba Mati Terdampar dengan Bagian Tubuh Terpotong | [CLS] Dua penanganan satwa terdampar di Bali pada pekan kedua Mei 2021 ini menunjukkan ada pengambilan bagian tubuh hewan.Pertama, seekor lumba-lumba nampak sudah buntung ketika ditemukan warga pada Jumat (07/05/2021). Dari video yang disebarkan sejumlah media sosial, seperti https://www.instagram.com/p/COkahWMlMDy/?utm_source=ig_web_copy_link Karangasemterkini, mamalia ini nampak sudah mati. Terdampar di bebatuan, Pantai Ujung, Kabupaten Karangasem.Pantai Ujung adalah lokasi wisata ramai yang berhadapan dengan Taman Ujung, kawasan taman air Kerajaan Karangasem. Ekornya terlihat sudah hilang, seperti bekas terpotong.Sementara itu, pada hari yang sama, ada hiu paus yang dilaporkan terdampar di Pantai Tegal Besar, Kabupaten Klungkung.Menurut siaran pers BPSPL Denpasar, hiu paus terdampar Jumat, 7 Mei 2021 sore sekitar pukul 16.00. Hiu tersebut ditemukan oleh Made Rate. Selanjutnya kejadian dilaporkan kepada Polair. Kondisi hiu saat itu ditemukan masih hidup dan sudah berusaha dikembalikan ke pantai oleh masyarakat dan Polair.baca : Seekor Hiu Paus Terdampar di Hutan Bakau Teluk Kendari, Bagaimana Nasibnya? Dewa Gde Tri Bodhi Saputra dari tim reaksi cepat BPSPL Denpasar mengatakan informasi diterima belakangan, dan pada Sabtu pagi ia sudah mengecek hiu paus di pantai tersebut. Saat jalan kaki, ia menemukan hiu paus di dekat muara sungai dengan kondisi mati.Kondisinya terdampar mati, sudah terpotong di bagian ekor, sirip dada, dan bagian perutnya. “Seperti dibedah, isi perut hilang. Bagian insang ada yang hilang. Kejadian (pemotongan) ini tidak diketahui apakah di dalam atau sudah di pantai. Ketika ditemukan sudah begitu,” urainya dikonfirmasi Mongabay Indonesia pada Minggu (10/05/2021). | [0.0, 0.6666666865348816, 0.3333333432674408] |
2021-048-09.json | Hiu Paus dan Lumba-lumba Mati Terdampar dengan Bagian Tubuh Terpotong | Hiu Paus dan Lumba-lumba Mati Terdampar dengan Bagian Tubuh Terpotong | Ia juga tidak tahu bagaimana proses mengembalikan hiu paus ini ke laut pada Jumat itu. “Info di lapangan, pengunjung di pantai ramai-ramai mengembalikan tapi kondisinya sudah lemas. Kembali terdampar lalu bisa berenang ke dalam,” imbuh Dewa.Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso juga mengatakan proses penanganan dengan mendorong ke laut dilakukan warga. Klungkung adalah salah satu spot lokasi kasus-kasus megafauna terdampar di Bali. Terakhir adalah Paus Sperma. Menurut Yudi, terdamparnya hiu paus ini mungkin kejadian pertama di kawasan itu.Dewa menyebut lokasi terdampar kembali dalam kondisi mati dan bagian tubuh terpotong ini berbeda dengan lokasi terdampar awal. Posisinya dekat muara sungai. Ombak yang terkenal cukup tinggi di pesisir ini mendorongnya, tapi tidak sampai ke dalam laut. Ukuran hiu paus ini sekitar 3,5 meter, berjenis kelamin jantan.baca juga : Hiu Paus Mati Terdampar di Kawasan Wisata Candidasa Tim BPSPL Denpasar tiba di lokasi pada Sabtu pukul 07.30 dan langsung melakukan penanganan hiu paus terdampar bersama Babinkamtibmas Desa Negari, Polair Polres Klungkung, , Kapolres dan Wakapolres, serta masyarakat sekitar.Setelah dilakukan identifikasi secara visual disimpulkan jenis Rhincodon typus (Hiu Paus). Tim penanganan memutuskan tidak melakukan otopsi karena bagian tubuh yang penting hilang. Hiu paus selanjutnya dikubur di pantai dengan kedalaman sekitar 1,5 meter. Nampak banyak warga membantu proses penarikan dan menguburnya. Seperti biasanya, warga nampak memberikan sesajen di atas tubuhnya untuk menghormati satwa laut ini sebelum dikuburkan. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2021-048-09.json | Hiu Paus dan Lumba-lumba Mati Terdampar dengan Bagian Tubuh Terpotong | Hiu Paus dan Lumba-lumba Mati Terdampar dengan Bagian Tubuh Terpotong | Karena sudah ada bagian tubuh hiu paus hilang, BPSPL Denpasar melakukan sosialisasi terkait hiu paus sebagai salah satu spesies dilindungi. Dewa menyebut ada warga yang berpendapat bisa ambil dagingnya untuk cari minyaknya. Namun Dewa meminta warga tak melakukan karena ada risiko. Misal jika mati karena racun maka berimbas jika memakannya, atau meyakini minyaknya sebagai obat.Kawasan Pantai Tegal Besar adalah kawasan nelayan karena ada perahu nelayan dan kelompok nelayan. Warga juga memanfaatkan untuk rekreasi di pesisir dengan pasir hitam ini.Sedangkan untuk kasus lumba-lumba dengan ekor terpotong di Pantai Ujung, pihak BPSPL mendapat cukup informasi. Dewa yang menelusuri di lokasi mengatakan selain terbawa hanyut, ada juga informasi lumba-lumba dihanyutkan lagi padahal sudah mati. Tidak dikubur.perlu dibaca : Penelitian: Hiu Paus Mampu Menyembuhkan Lukanya Sendiri Kasus hiu paus terdampar sebelumnyaHiu terdampar sebelumnya adalah seekor Hiu Paus betina ditemukan mati terdampar di area wisata Pantai Candidasa, Karangasem, Bali, Minggu (6/12/2020). Ikan ini ditemukan dalam kondisi utuh sehingga masuk dalam kode 2 dalam pengelompokkan satwa laut terdampar.Sebelum dikuburkan, tim penanganan juga melakukan pengukuran kepada bangkai ikan. Hiu paus ini mempunyai panjang sekitar 5 meter dengan berat perkiraan 1 ton, jenis kelamin betina serta mempunyai panjang sirip dorsal I 34 cm dengan lebar 5,5 cm, dan sirip dorsal II dengan panjang 30 cm dan lebar 14 cm.Kasus lain adalah terdamparnya hiu paus pada Selasa (29/09/2020) di Pantai Penuktukan, Kabupaten Jembrana. Sekitar 3 jam berkendara dari Kota Denpasar. Pada saat ditemukan, hiu paus masih dalam kondisi hidup di pinggir pantai, dan masyarakat melakukan upaya mendorong ikan hiu paus ke arah laut. Namun tidak berhasil dan akhirnya mati. | [0.0, 0.6666666865348816, 0.3333333432674408] |
2021-048-09.json | Hiu Paus dan Lumba-lumba Mati Terdampar dengan Bagian Tubuh Terpotong | Hiu Paus dan Lumba-lumba Mati Terdampar dengan Bagian Tubuh Terpotong | Hiu paus dengan panjang 7,5 meter ini hanya diam terombang-ambing seakan tak bertenaga. Namun sejumlah warga termasuk dua warga asing terlihat terus berupaya mendorong agar mendapatkan air lebih dalam. Warga terus berdatangan, pantai makin padat. Anak-anak juga terlihat ikut mendorong hiu paus (Rhincodon typus) dengan lingkar tubuh sekitar 2 meter ini ke tengah laut.Untuk mengetahui penyebab kejadian satwa terdampar, dokter hewan akan melakukan nekropsi untuk meneliti penyebab kematian. Semakin awal kode terdamparnya (kode 1-3), lebih banyak sampel dikumpulkan seperti blubber, gigi, dan lainnya. Jika kode 4-5, sudah pembusukan maka makin minim yang bisa diteliti, hanya parasit, aspek mikrokospis, dan genetika. Dari catatan BPSPL Denpasar, terdapat ada 19 kasus mamalia terdampar di wilayah kerja BPSPL Denpasar selama tahun 2018, dengan rincian 11 kasus paus terdampar, 6 kasus hius paus terdampar, satu kasus dugong dan satu kasus lumba-lumba. Sedangkan pada tahun 2019, terdapat 15 kasus mamalia terdampar. Pada tahun 2020 terdamparMenurut catatan IAM Flying Vet, dokter hewan yang fokus pada penanganan satwa laut terdampar, pada lima tahun terakhir pada 2015-2019 tercatat 314 kejadian di seluruh Indonesia. Sekitar 80% tak terjawab karena keterbatasan biaya, SDM, dan informasi. Dari 20% sisanya, tertinggi karena tangkapan sampingan atau by-catch, tertangkap manusia, luka, internal, cuaca, tertabrak kapal, predator, dan lainnya. [SEP] | [0.0, 0.6666666865348816, 0.3333333432674408] |
2015-019-20.json | Inilah Film-film Melawan Asap Anak Muda Kalteng | Inilah Film-film Melawan Asap Anak Muda Kalteng | [CLS] Jari jemari memegang masker berwarna hijau. Berbentuk persegi panjang. Tipis dan sederhana. Tampak Dokter Theodorrus, Kabid Diklat Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Humas RS Doris Sylvanus Palangkaraya sedang mendemonstrasikan penggunaan masker yang benar.Masker ini sebagai upaya pencegahan dini terhadap infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan.Dia menunjukkan sisi depan, seperti susunan atap genteng, agar udara berpolutan tak mudah masuk. Sejurus dia mengaitkan sisi masker bertali pada kedua daun telinganya. Setelah terpasang, kawat di sisi atas masker ditekan mengikuti kontur hidung untuk menutup salurån udara guna memastikan sisi bawah menutup dagu.Tiba-tia dia memelorotkan masker sampai ke mulut. Hidung dibiarkan terbuka. “Jangan menggunakan masker seperti ini, tiada guna.”Demonstrasi Theodorus terekam dalam film pendek Bernapas Dalam Asap karya Herlianto. Dengan film, mahasiswa Univeritas Palangkaraya ini, ingin mengedukasi publik tentang bahaya kabut asap bagi kesehatan dan tindakan pencegahan dini.Suara DayakAnggota Gerakan Anti Asap Kalteng (GAAS), Emmanuela D. Shinta punya pendekatan lain dalam film pendek yang diproduksi. Shinta memberi porsi lebih kuat pada sisi Dayak bicara. Dalam konteks kebakaran hutan dan laban Kalteng, masyarakat Dayak acapkali dutuduh sebagai pembakar dalam tata kelola pertanian ladang berpindah-pindah.“Suara film adalah suara kita (Dayak). Kita bukan penyebab kebakaran!”Dia menyuarakan keprihatinan itu dalam film pendek berjudul Siapakah yang bersalah? Masyarakat atau? Bersama rekan di GAAS, dia menampilkan kesaksian Mantir (ketua) Adat Bereng Bengkel Palangkaraya, Rusnadi Satri Emil. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2015-019-20.json | Inilah Film-film Melawan Asap Anak Muda Kalteng | Inilah Film-film Melawan Asap Anak Muda Kalteng | Emil bersaksi, seringkali hanya masyarakat kecil dihukum tetapi perusahaan tidak. Masyarakat Bereng Bengkel, tidak mau membakar lahan saat kemarau. Api kemarau justru menghabisi lapisan tanah paling subur di areal bergambut. Selain itu, katanya, api kemarau sulit dikendalikan dan berpotensi menyambar kebun karet maupun kebun rotan warga. Bila terjadi, pembuat api akan kena sanksi adat berat. “Kami hanya membakar terbatas musim hujan.”Sebelum membakar masyarakat Dayak, akan memastikan sekat bakar agar api tak meloncat ke perkebunan tetangga. Api tak boleh besar dan mudah padam saat hujan.“Masyarakat jangan disalahkan terus,” jelas sutradara film ini, Lina A Karolina. Melalui film, Karolina ingin mencari tahu siapa penyebab kebakaran hutan dan lahan.Kritik lewat komediKaliwood, komunitas pembuat film lain di Palangkaraya, turut geram dengan kabut asap kebakaran Kalteng. Merekapun tergerak menyuarakan lewat film.“Aku ini korban. Aku sudah muak banget. Aku pengidap bronkhitis’” kata Ketua Kaliwood, Desi Natalia.Mereka merancang ide pembuatan film pendek tentang kabut asap dan kebakaran hutan dengan pendekatan komedi satire. Beberapa film mereka adalah Nagabonar Peduli Asap, Berasap, Hayati, Jangan Kesini, Nanti Bisa Mati dan Nyimeng Asap.Semua film, mereka sebut sebagai sketsa Kaliwood, dibuat gaya komedi satire. Mereka ingin mengajak penikmat film tertawa cerdas. Kecerdasan dimaksud Kaliwood adalah kemampuan pemirsa mencerna pesan kritis di balik aksi lucu pemain. Menyindir dalam parodi tawa.Natalia percaya sindiran dengan pesan mendalam bisa dilakukan oleh orang-orang cerdas. Golongan ini biasa para netizen yang mudah mengakses beragam informasi secara cepas dan akurat. Memang, para pengguna media sosial adalah target pemirsa Kaliwood.Anak muda menangkap realita | [0.0, 1.0, 0.0] |
2015-019-20.json | Inilah Film-film Melawan Asap Anak Muda Kalteng | Inilah Film-film Melawan Asap Anak Muda Kalteng | Senada dengan pegiat film dari GAAS dan Kaliwood, Ketua Komunitas film My First Movie (MFM) Palangkaraya Yusy menilai film media paling baik untuk propaganda. Film, sebagai sarana edukasi dan hiburan, memiliki kekuatan besar membentuk budaya baru masyarakat.Bagi MFM, kebakaran dan kabut asap bukanlah tontonan melainkan realita. “Realita ini tak boleh diabaikan. Sudah banyak kerugian, baik kesehatan, pendidikan, perhubungan sampai ekonomi.” MFM pun menyiapkan dua film pendek tentang kebakaran hutan dan lahan Kalteng.Bukanlah kebetulan bila para aktivis perfilman dari GAAS, Kaliwood dan MFM adalah anak muda brusia tak lebih 30-an tahun. Mereka dari kelompok pelajar, mahasiswa, aktivis lingkungan dan lain-lain.“Dengan film, kami mengajak orang muda Dayak berpikir kritis,” kata Shinta.Sedang Natalia menganggap anak muda Palangkaraya adalah kelompok penuh tantangan. Dia menyadari, dunia film Palangkaraya dianggap minor masyarakat. Banyak belum peduli dan tak tertarik. Tak banyak pemuda Palangkaraya mengenyam pendidikan formal perfilman.GAAS dan Kaliwood telah memutar film mereka Minggu malam (20/9/15) di Taman Tugu Sukarno, Palangkaraya. Puluhan orang hadir. Koordinator GAAS Aryo Nugroho mengapresiasi kehadiran orang muda malam itu. Pemutaran film itu, adalah upaya GAAS menggalang partisipasi warga terhadap kebakaran hutan dan lahan. “Orang muda harus menjadi motor kampanye ini.”GAAS merupakan aliansi masyarakat sipil Kalteng melawan asap kebakaran hutan dan lahan 2015. GAAS beranggotakan pegiat lingkungan hidup, akademisi, praktisi film independen, pemuda dan mahasiswa.Penyadaran publik dan advokasiGAAS, Kaliwood dan MFM sadar, perkembangan teknologi di era digital menarik minat orang muda Palangkaraya. Media film tak lepas dari ini. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2015-019-20.json | Inilah Film-film Melawan Asap Anak Muda Kalteng | Inilah Film-film Melawan Asap Anak Muda Kalteng | Shinta dan Natalia mengunggah sejumlah karya di media sosial seperti YouTube. Yusy memilih menggunakan website MFM. Dengan membagi film, mereka ingin mencerdaskan publik. Bagi mereka, film-film ini, bisa menjadi sarana advokasi. [SEP] | [0.0, 0.0, 1.0] |
2022-032-03.json | Budi Daya Kepiting Bakau, Upaya Mengurangi Penangkapan di Alam | Budi Daya Kepiting Bakau, Upaya Mengurangi Penangkapan di Alam | [CLS] Untuk mengurangi ketergantungan penangkapan kepiting bakau yang berlebihan di alam, salah satu solusi yang perlu dilakukan yaitu dengan melakukan budidaya. Jika tidak diimbangi dengan upaya tersebut, dikhawatirkan ketersediaan hewan yang mempunyai nama latin Scylla serrata menjadi berkurang di alam, bahkan kepunahan yang dihadapi bisa lebih cepat.Sebuah studi memaparkan, pemenuhan permintaan kepiting bakau yang sebagian besar dari tangkapan di alam kurang lebih 61,6%, sementara dari budidaya kurang lebih hanya 38,4%. Hal ini menyebabkan populasi kepiting mengalami penurunan sejak tahun 1990.Untuk itu, budidaya diyakini menjadi salah satu solusi. Meski begitu, secara teknis pelaksanaan dari budidaya kepiting ini masih mengalami berbagai kendala baik itu dari segi pembenihan maupun masa tebar.Supito (54) Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menjelaskan masalah umum yang sering dihadapi dalam budidaya kepiting ini adalah pada saat pembenihan.Kendala dalam kegiatan pembenihan yaitu karena masih tingginya tingkat mortalitas larva, terutama pada stadia zoea dan megalopa. Masalah utama yang dihadapi adalah masih rendahnya sintasan larva terutama pada stadia zoea.baca : Setelah 7 Tahun, Kelompok Ini Berhasil Bibitkan Kepiting Bakau Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa tingkat kelangsungan hidup larva kepiting masih rendah terutama di masa stadia zoea sampai dengan megalopa hanya sekitar 18-26%.Adapun penyebab kematian larva kepiting bakau ini karena berbagai faktor seperti molting syndrome atau gagal molting, jamur dan parasit, kanibalisme, morfologi abnormal dan tidak teridentifikasi.“Memang angka kehidupan pembenihan ini tidak bisa 100 persen. Misalnya satu ekor indukan dengan berat 300-500 gram bisa menghasilkan larva sekitar 500 ribu, tingkat keberhasilannya paling 5-10 persen,” kata Supito, Selasa (05/07/2022). Secara Alami | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2022-032-03.json | Budi Daya Kepiting Bakau, Upaya Mengurangi Penangkapan di Alam | Budi Daya Kepiting Bakau, Upaya Mengurangi Penangkapan di Alam | Guna mengatasi tingkat kematian larva atau kegagalan dalam pembenihan budidaya kepiting, Supito menyebut pihaknya terus melakukan kajian, salah satunya dengan menambahkan gizi pada pakannya. Umumnya, pakan alami yang diberikan masa pemeliharaan larva kepiting bakau ini berupa rotifera dan artemia.Keduanya memiliki nutrisi yang cukup baik, mengandung asam-asam amino esensial dengan jumlah yang cukup. Sedangkan untuk meningkatkan ketebalan tubuh larva pengkayaan alaminya menggunakan Highly Unsaturated Fatty Acids atau HUFA.Selain itu, probiotik diperlukan untuk agar tidak terserang bakteri. Karena karakter kepiting yang bisa memakan sejenisnya itu, maka saat pemeliharaan stok larva perlu dikurangi dan dilakukan pengelompokan umur larva.baca juga : Tambak Kepiting Ramah Lingkungan di Labuan Bajo Berdayakan Lahan Tidur Sedangkan untuk pembesaran kepiting bakau ini ada dua metode. Pertama, secara alami yang ditebar di tambak. Kedua, dengan cara terkontrol di crane box atau crab house. Kedua metode itu mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.Dengan menggunakan crab house atau dikenal rumah susun ini kelebihannya adalah siklus pertumbuhannya bisa lebih terkontrol, mencegah prilaku saling membunuh, pada masing-masing kotak pertumbuhan kepiting lebih maksimal. Selain itu, lebih aman terhadap perubahan alam seperti banjir.“Sambil menunggu perbaikan teknologi, kami juga menyarankan agar di daerah-daerah penangkapan kepiting yang bagus di Indonesia untuk melakukan pembenihan secara alami,” ujar pria yang pernah berdinas di Balai Budidaya Air Payau, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan ini. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2022-032-03.json | Budi Daya Kepiting Bakau, Upaya Mengurangi Penangkapan di Alam | Budi Daya Kepiting Bakau, Upaya Mengurangi Penangkapan di Alam | Pembenihan secara alami yang dimaksud tersebut, ketika nelayan atau warga yang mencari kepiting mendapatkan kepiting betina harus dikembalikan lagi ke habitatnya, terlebih dalam kondisi sudah bertelur. Dengan catatan, dalam satu kawasan itu dibuatkan tempat untuk berkembangbiak, tempatnya bisa dengan membuat pagar dari bahan jaring berukuran 10×10 meter. Sedangkan mata jaring sekitar 1,5 inchi.Tujuannya agar hewan bercangkang keras ini tidak bisa keluar dan ditangkap nelayan atau warga yang tidak bertanggung jawab.Disaat pembenihan secara alami ini, kepiting tidak boleh diganggu. Untuk itu, peran masyarakat sangat diperlukan dalam melakukan pengawasan.baca juga : Para Perempuan Pencari Kepiting dari Hutan Mangrove Merauke Pria kelahiran Magetan ini memperkirakan, jika indukan betina itu dikembalikan di alam dengan estimasi keberhasilan satu persen saja larva yang hidup, maka hasil yang didapat sudah 10 ribu ekor kepiting dewasa yang bisa ditangkap.“Kalau misalnya sekilo bisa isi empat ekor dalam satu persen yang hidup itu bisa menghasilkan kira-kira 2,5 ton kepiting dewasa,” bebernya. Biaya Investasi Bisa DitekanMetode lain dalam budidaya kepiting bakau yaitu dengan menggunakan sistem mina hutan atau dikenal juga istilah silvofishery, yaitu pola agroforestry yang digunakan dalam pelaksanaan program perhutanan sosial di kawasan hutan mangrove.Untuk menambah penghasilan, pembudidaya bisa memelihara komoditas perairan ini disamping juga ada kewajiban dalam memelihara hutan mangrove. Prinsipnya yaitu perlindungan tanaman mangrove dengan memberikan hasil dari sektor perikanan.Triyanto, dkk dalam jurnal Pengembangan silvofishery kepiting bakau (Scylla serrata) dalam pemanfaatan kawasan mangrove di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, memaparkan, dibandingkan dengan teknik budidaya kepiting bakau dalam tambak, budidaya silvofishery di keramba tancap di mangrove ini mempunyai beberapa kelebihan. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2022-032-03.json | Budi Daya Kepiting Bakau, Upaya Mengurangi Penangkapan di Alam | Budi Daya Kepiting Bakau, Upaya Mengurangi Penangkapan di Alam | Secara alami kepiting bakau hidup dalam hutan mangrove, sehingga untuk memelihara kepiting bakau ini tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membuka mangrove, tetapi cukup dengan membuat pagar yang mengurung biota yang dipelihara. Dengan begitu biaya investasi bisa ditekan.baca juga : Mengenal Rajungan, Si Kepiting yang Pandai Berenang Kelebihan lain yaitu hutan mangrove menyediakan kondisi fisik kimia lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan kepiting bakau, sehingga kemampuan dalam bertahan hidup (survival tate) lebih besar dibandingkan jika dipelihara dalam empang atau tambak.Selain itu, sistem kurungan bisa digunakan untuk pemeliharaan sementara bagi kepiting yang rendah mutunya menjadi kepiting yang berkualitas ekspor. Begitu juga dengan lahan kritis di kawasan mangrove, seperti tambak-tambak yang sudah produktif bisa digunakan lagi untuk budidaya silvofishery setelah dilakukan rehabilitasi.“Fungsi ekologis mangrove masih tetap terjaga, karena hutan mangrove tidak ditebang,” tulis Triyanto dalam jurnal terbitan tahun 2012 itu. [SEP] | [0.0, 1.0, 0.0] |
2021-049-04.json | Mengapa Kapal Asing Pencuri Ikan Marak di Perairan Natuna? | Mengapa Kapal Asing Pencuri Ikan Marak di Perairan Natuna? | [CLS] Kapal asing pencuri ikan masih marak beroperasi di Laut Natuna Utara, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Berbagai kalangan mengungkapkan beberapa penyebab kapal-kapal asing pencuri ikan itu terus berkeliaran di perairan Natuna.Gentio Harsono, pengajar dan peneliti di Universitas Pertahanan, mengatakan, penyebab kapal asing leluasa di laut Natuna karena kekosongan nelayan Indonesia.“Kita bandingkan dengan Sulawesi Utara, banyak nelayan di sana memasang rumpon di perbatasan. Akhirnya, kapal asing tidak banyak. Penyebab lain, patroli juga minim,” katanya dalam diskusi virtual Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) bertema “Kejahatan IUU Fishing dan Arah Pembangunan Natuna,” April lalu.Diskusi ini menghadirkan narasumber dari perwakilan tokoh masyarakat Natuna, akademisi, hingga pemerintah yaitu pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).Senada dengan Gentio, Rodial Huda, tokoh masyarakat Natuna juga Wakil Bupati Natuna terpilih 2021-2024,mengatakan, hal sama. Saat ini, katanya, laut Natuna sudah diisi oleh nelayan lokal dengan ukuran kapal 5GT. “Malahan kapal nelayan yang kecil sampai ke perbatasan, tetapi itu masih sedikit,” katanya.Pemerintah Indonesia, katanya, harus meningkatkan kapasitas kapal dan jumlah nelayan Natuna untuk melaut di sana. Selama ini, nelayan Natuna memaksakan diri melaut di perbatasan dengan kapal kecil yang sebenarnya memiliki risiko sangat tinggi ketika berhadapan dengan kapal asing.“Nelayan Natuna memang sampai ke perbatasan meskipun kapal kecil.” Baca juga : Amankan 2 Kapal Vietnam, KKP: Laut Natuna Utara dan Selat Malaka Rawan Pencurian Ikan Menurut Rodial, solusi memobilisasi kapal cantrang dari Jawa ke Natuna malahan menimbulkan konflik. Nelayan Natuna melihat terjadi ketimpangan kebijakan.“Tetapi kalau nelayan Jawa itu gunakan alat tangkap seperti yang digunakan nelayan Natuna, saya kira tidak akan terjadi masalah seperti sekarang,” katanya. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2021-049-04.json | Mengapa Kapal Asing Pencuri Ikan Marak di Perairan Natuna? | Mengapa Kapal Asing Pencuri Ikan Marak di Perairan Natuna? | Kondisi geografis Natuna yang sangat jauh dari pusat Kepri (Tanjungpinang) membuat pengawasan laut tak berjalan optimal. Selama ini, belum terlihat pengawasan pemerintah provinsi menjaga kelautan Natuna. Sedang pemerintah kabupaten tidak bisa bertindak apapun karena tidak memiliki kewenangan di kelautan.Kewenangan ini tertuang dalam UU 23/2014, soal kelautan baik perizinan dan pengawasan di daerah pusat yaitu perairan 12 mil ke atas. Untuk 12 mil ke bawah berada di pemerintah provinsi.Rodial mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah menjelaskan arah pembangunan Natuna pada 2016. Presiden menyebut lima pilar, yaitu, kelautan-perikanan, pariwisata, migas, pertahanan keamanan dan lingkungan hidup. Saat ini, katanya, baru terealisasi hanya di pertahanan keamanan.Menurut dia, sektor kelautan dan perikanan tak menunjukkan perkembangan bagus, terlebih ada keterbatasan pemerintah daerah terlibat. Sampai-sampai, katanya, muncul wacana Natuna jadi provinsi agar pengawasan laut lebih maksimal.Nelayan, katanya, sangat setuju Pemerintah Indonesia menjaga perairan ketat bahkan mengusulkan kapal patroli Indonesia meniru kapal asing dengan mengawal nelayan sendiri selama 24 jam.“Itu yang diinginkan nelayan, dimanapun menangkap ikan, , seperti yang dilakukan kapal asing China, yang dikawal patroli mereka mencuri ikan di Natuna,” katanya.Selama ini, katanya, patroli Indonesia belum efektif, apalagi saat musim angin utara. Kondisi musim itu nelayan Natuna tak bisa melaut karena keterbatasan kapal hingga kapal asing memanfaatkan untuk menangkap ikan di sana.“Maka kapal nelayan Natuna harus ditingkatkan kapasitasnya agar bisa tetap mengawal laut Natuna meskipun di musim angin utara yang sangat kencang dan ombak besar.” | [0.0, 0.0, 1.0] |
2021-049-04.json | Mengapa Kapal Asing Pencuri Ikan Marak di Perairan Natuna? | Mengapa Kapal Asing Pencuri Ikan Marak di Perairan Natuna? | Dia menilai, marak kapal asing melaut di Natuna, karena setiap pergantian kepemimpinan berganti pula aturan. Hingga program yang sudah ada tak berjalan berkelanjutan. “Saya berharap, pemerintah pusat mempunyai perhatian khusus kepada Natuna,” katanya. Baca juga : Cerita Nelayan Natuna, Terjepit Antara Kapal Cantrang dan Kapal Asing Drama Panca Putra, Direktur Pengawasan Sumberdaya Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan membenarkan, wewenang pengawasan laut hanya berada di pusat dan provinsi. “Daerah 12 mil ke bawah merupakan wewenang provinsi, di atas 12 mil wewenang pemerintah pusat. Itu terdapat dalam UU 23/2014.”Meskipun begitu, dia mengatakan, dalam UU Cipta Kerja akan mempertegas kewenangan pemerintah dalam pengawasan. “Pengawasan perikanan tidak hanya ada di pusat tetapi provinsi, kabupaten kota,” katanya.Prinsipnya, sama sebelum dan sesudah ada UU Cipta Kerja, pengawasan secara terintegrasi dan transparan serta terencana. Perbedaannya, terletak pada sanksi administrasi.Data KKP memerlihatkan, penindakan pengawasan kapal di wilayah pengelolaan perikanan (WPP) 711 atau perairan Natuna yaitu 72 kapal, 12 kapal adalah kapal asing berbendera Malaysia dan Vietnam. Sedangkan, 60 kapal Indonesia yang diamankan karena melanggar wilayah tangkap serta tak memiliki dokumen lengkap.Saat ini, KKP berusaha judicial review hukuman bagi pelaku pencuri ikan di Indonesia agar sanksi lebih berat hingga menimbulkan efek jera. “Kita juga selalu operasi bersama, memperkuat koordinasi dengan aparat lain.”Kini, katanya, KKP pengawasan dengan gunakan automatic Identification System (AIS), Vessel Monitoring System (VMS) dan patroli. Memang saat ini kapal patroli sangat terbatas, KKP hanya memiliki 34 kapal yang beroperasi secara bergantian. | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2021-049-04.json | Mengapa Kapal Asing Pencuri Ikan Marak di Perairan Natuna? | Mengapa Kapal Asing Pencuri Ikan Marak di Perairan Natuna? | Dharma berharap, pemerintah provinsi lebih aktif mengawasi daerah 12 mil ke bawah agar pemerintah pusat fokus 200 mil ke atas atau daerah perbatasan. “Kita (KKP) memiliki keterbatasan jumlah, anggaran, karena itu fokus di perbatasan, di bawah 12 mil adalah provinsi,” katanya.Pengawasan di laut Natuna Utara berada di pangkalan PSDKP Kota Batam. Kantor pengawasan ini mencakup laut Natuna Utara, Laut Natuna, Selat Karimata dan Selat Malaka. “PSDKP ini memiliki 14 kapal pengawas, pengawas 83 orang.”PSDKP Batam juga menjaga sumber daya kelautan perikanan 289.594 hektar mangrove, 41.046 hektar terumbu karang, 24 pulau-pulau kecil, dan delapan lokasi barang muatan kapal tenggelam (BMKT).Saat ini, KKP mendorong pembangunan satuan kerja sendiri di Natuna. “Kemungkinan kantor di Batam dipindahkan, tahun ini (2021),” katanya. Baca juga : KKP Tambah Kapal Pengawasan di Laut Natuna, Apa Kata Mereka? Tata kelola buruk Nilmawati, peneliti IUU fishing memaparkan, praktik perikanan melanggar hukum, tidak dilaporkan dan tidak diatur (illegal, unreported and unregulated fishing) menjadi lawan berat organisasi dunia. Apalagi, perikanan tangkap global berlebih pada 2020.“Konsensus dunia mengatakan, penyebab utama over fishing adalah IUU fishing, kemudian itu menjadi dasar tujuan utama organisasi dunia memerangi IUU fishing, karena ingin dunia perikanan lestari atau berkelanjutan,” katanya.IUU fishing, katanya, tak hanya merupakan kejahatan pencurian ikan juga transpor kriminal lain seperti human trafficking, money laundry, sampai penyelundupan obat terlarang. “Makanya, ada wacana dunia meningkatkan minimum sanksi IUU fishing,” kata Hilma.Dia mengatakan, penyebab IUU fishing karena tata kelola perikanan buruk, otomatis kontrol lemah, terlalu banyak lembaga yang memiliki tupoksi sama tetapi kurang koordinasi. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2021-049-04.json | Mengapa Kapal Asing Pencuri Ikan Marak di Perairan Natuna? | Mengapa Kapal Asing Pencuri Ikan Marak di Perairan Natuna? | Dalam penelitian pada 2016, katanya, data tangkapan dilaporkan secara resmi setiap negara setiap tahun 53% lebih sedikit daripada data aktual. “Menurut saya, tidak ada data ril yang terkonsolidasi besaran IUU fishing,” katanya.Selain itu, masalah batas laut yang belum terselesaikan seperti di Natuna juga penyebab marak pencurian ikan.Hilma bilang, sulit memberantas IUU fishing karena masing-masing negara mempunyai persepsi sendiri atas batas negara “Natuna ternyata ZEE-nya belum terselesaikan masih negosiasi.”Selain itu, secara internasional pengertian dan aturan IUU fishing masih berbeda antar negara. “Minim sanksi juga jadi penyebab, apalagi IUU fishing belum termasuk kriminal maka sanksi minim,” kata kandidat doktor di Universitas Amsterdam ini.Jadi, katanya, angkah strategis yang bisa ditempuh adalah menyelesaikan masalah perbatasan, saling promosi data antara negara, regional, dan nasional. Sedangkan di Indonesia, perlu koordinasi antar lembaga.Hilma juga menyinggung penting keterlibatan pemerintah kabupaten dan kota. “Ketika kelautan dijaga oleh pemerintah lokal seperti Natuna, tidak langsung itu memperkuat kapasitas lokal.” *****Foto utama: Dua dari lima kapal asing berbendera Vietnam yang ditangkap di Laut Natuna Utara dan telah dibawa di dermaga Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (12/4/21). Foto : KKP [SEP] | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2017-029-14.json | llmuwan AS Periksa Kesehatan Ikan Hiu di TN Teluk Cendrawasih. Apa Hasilnya? | llmuwan AS Periksa Kesehatan Ikan Hiu di TN Teluk Cendrawasih. Apa Hasilnya? | [CLS] Sejumlah ilmuwan bersama pakar dari Amerika Serikat berhasil melaksanakan pemeriksaan kesehatan dari populasi hiu paus, yang sejak tahun 2016 termasuk dalam status terancam punah (Endangered) dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah Internasional Union for Conservation of Nature (IUCN Red List), di Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Papua Barat.Pada perjalanan yang pertama kali dilakukan di dunia ini, Tim Peneliti memeriksa kesehatan dari 26 ekor hiu paus, serta memasang 7 buah penanda satelit (satellite tag), dan 4 buah penanda akustik (accoustic tag). Kemajuan penelitian ini dinilai memiliki implikasi yang signifikan untuk menyelidiki misteri seputar kesehatan hiu paus, termasuk potensi dampak pariwisata serta interaksi manusia lainnya terhadap kesehatan hiu paus.“Rincian ini dapat memberikan informasi lebih dalam pengembangan kebijakan konservasi di masa akan datang untuk melindungi dan menjaga stabilitas populasi populasi hiu paus di Indonesia dan secara khusus di Taman Nasional Teluk Cendrawasih,” ungkap Linda Chalid dari Conservation International Indonesia (CII) dalam rilisnya ke mongabay, Selasa (22/8/2017).Penelitian yang berlangsung sejak 25 Juli hingga 5 Agustus ini, merupakan kolaborasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)/Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC), Universitas Papua (UNIPA), Conservation International (CI), dan Georgia Aquarium.Para pihak berkolaborasi bersama untuk menghasilkan temuan penelitian yang dapat menjadi referensi dalam penguatan kebijakan daerah dan nasional untuk konservasi hiu paus maupun pengelolaan ekowisata yang berkelanjutan. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2017-029-14.json | llmuwan AS Periksa Kesehatan Ikan Hiu di TN Teluk Cendrawasih. Apa Hasilnya? | llmuwan AS Periksa Kesehatan Ikan Hiu di TN Teluk Cendrawasih. Apa Hasilnya? | “Situasi unik di Teluk Cendrawasih memberi para peneliti kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penilaian kesehatan ini dirancang untuk memberi informasi yang rinci terkait dampak ekowisata maupun penelitian yang selama ini dilakukan terhadap kesejahteraan hiu paus,” ungkap Ketut Putra, Vice President Conservation International Indonesia. Menurut Ketut, penilaian kesehatan hiu paus yang dilakukan terhadap hiu paus liar ini merupakan kali pertama di dunia, dan karena itu data yang didapatkan akan menjadi acuan seluruh peneliti di dunia.“Informasi penelitian ini bisa menjadi acuan bagi Pemerintah Indonesia dalam pengelolaan ekowisata hiu paus secara berkelanjutan dengan cara yang bermanfaat bagi masyarakat pesisir setempat tanpa memberi dampak negatif bagi kesejahteraan hiu paus, dan kami sangat senang dan mengapresiasi betapa BBTNC-KLHK dan KKP memulai memanfaatkan data ilmiah dalam membangun tata kelola spesies yang sangat sensitif ini demi keberlangsungannya,” katanya.Menurut Andi Rusandi, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL) KKP, informasi lengkap terkait hiu paus perlu banyak diketahui oleh semua pihak yang ingin mengembangkan ekowisata hiu paus guna mendukung pelestarian dan pengelolaannya di Indonesia.“Pengembangan ekowisata hiu paus di Indonesia harus menekankan aspek konservasi. Untuk keperluan itu, KKP juga telah menerbitkan buku Pedoman Wisata Hiu paus yang dapat menjadi panduan. Hasil penelitian ini akan memperkaya informasi tentang spesies ini karena kini data status populasi dan migrasi hiu paus cukup terbatas, sehingga dukungan banyak pihak sangat kami apresiasi,” ungkap Andi. | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2017-029-14.json | llmuwan AS Periksa Kesehatan Ikan Hiu di TN Teluk Cendrawasih. Apa Hasilnya? | llmuwan AS Periksa Kesehatan Ikan Hiu di TN Teluk Cendrawasih. Apa Hasilnya? | Ben G. Saroi, Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC) menyatakan apresiasinya atas inisiatif penelitian berkesinambungan dan komprehensif yang dilaksanakan untuk mendukung pelestarian hiu paus dan memberi referensi bagi pengelolaan pariwisata berkelanjutan.“Teluk Cenderawasih sebagai rumah bagi populasi hiu paus terbesar di Indonesia membutuhkan informasi menyeluruh atas spesies terancam punah ini. Karena itu, data dari hasil penelitian dan informasi komprehensif yang akan diperoleh terkait hiu paus akan melengkapi informasi/data sebelumnya hasil kerjasama BBTNTC, WWF dan UNIPA, sebagai referensi penguatan kebijakan konservasi serta kebijakan kelola pariwisata di Teluk Cenderawasih,” katanya. Menurutnya, semua stakeholders yang terkait dalam pengelolaan Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) perlu berkontribusi dalam implementasi ekowisata berbasis masyarakat adat di TNTC dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat dan mengurangi bahkan menghilangkan resistensi masyarakat adat terhadap eksistensi kawasan TNTC.Menurut Linda, penelitian kesehatan yang membutuhkan sampel biologis hiu paus ini tergolong sulit dan bahkan awalnya dinilai hampir mustahil untuk dilaksanakan, karena sampai sekarang para peneliti belum menemukan cara untuk mengkondisikan hiu paus dalam lingkungan terkontrol untuk selanjutnya dilakukan pengambilan sampel yang dibutuhkan dalam peninjauan kesehatan hiu paus.Namun hal tersebut berubah pada tahun 2014 ketika tim BBTNTC, UNIPA, KKP, dan CI Indonesia menemukan bahwa hiu paus di Teluk Cenderawasih seringkali tertangkap secara tidak sengaja oleh jaring nelayan bagan saat mereka sedang menjaring ikan puri/teri.“Menariknya, hiu paus terlihat cukup tenang saat tertangkap jaring nelayan bagan dan seringkali dijumpai terdiam di dasar jaring, menunggu untuk dikeluarkan.” | [0.0, 0.5, 0.5] |
2017-029-14.json | llmuwan AS Periksa Kesehatan Ikan Hiu di TN Teluk Cendrawasih. Apa Hasilnya? | llmuwan AS Periksa Kesehatan Ikan Hiu di TN Teluk Cendrawasih. Apa Hasilnya? | Pada perjalanan kali ini, fenomena unik tersebut dimanfaatkan oleh tim CI Indonesia untuk memasangkan penanda satelit finmount (sejenis penanda satelit yang dipasangkan pada sirip punggung) sembari mengambil sampel yang diperlukan bagi penilaian kesehatan hiu paus.Dalam kurun waktu penelitian yang relatif singkat, para peneliti melakukan katalogisasi informasi dan pengujian sampel, serta mempersiapkan laboratorium pengujian di kapal penelitian, yang pada tahap berikutnya akan dilanjutkan di laboratorium UNIPA di Manokwari, Papua Barat. Selama ekspedisi berlanjut, tim telah memasangkan tujuh buah penanda satelit yang diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pergerakan hiu paus dan perilakunya selama dua tahun ke depan. Dari pihak UNIPA, Dr. Selvi Tebay, Wakil Rektor Bidang Kerjasama yang juga seorang peneliti bidang perikanan menyampaikan bahwa penelitian aspek kesehatan hiu paus merupakan penelitian perdana yang dilakukan UNIPA bersama mitranya KKP, CI, BBTNC, dan Georgia Aquarium di Tahun 2017. Studi lain seperti pemasangan tag satelit dan pengembangan wisata hiu paus telah dilakukan oleh UNIPA dengan mitra kerjasamanya.“Penelitian kesehatan hiu paus akan memperkaya khazanah keilmuan dan pengembangan kepakaran di UNIPA serta memberi manfaat praktis dan nyata bagi upaya konservasi hiu paus dan upaya pengelolaan pariwisata bahari berkelanjutan di tanah Papua sebagai aspek kebijakan bagi Pemerintah. Harapannya melalui penilaian kesehatan ini, UNIPA dapat mengembangkan kapasitas dan keahlian dalam bidang konservasi marine spesies termasuk pentingnya ilmu kesehatan hiu paus untuk mendukung pengelolaan spesies tersebut di Indonesia.”, ujarnya. | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2017-029-14.json | llmuwan AS Periksa Kesehatan Ikan Hiu di TN Teluk Cendrawasih. Apa Hasilnya? | llmuwan AS Periksa Kesehatan Ikan Hiu di TN Teluk Cendrawasih. Apa Hasilnya? | Sementara itu, Mudji Rahayu, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dari UNIPA menambahkan bahwa saat ini UNIPA melalui FPIK telah menyiapkan sumberdaya manusia secara khusus untuk mendalami hiu paus, terutama melalui studi lanjut S2 dan S3.“Beberapa dosen juga melakukan penelitian terkait ekologi dan genetik hiu paus. Untuk pengembangan jaringan yang lebih kuat, FPIK telah bekerjasama dengan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cendrawasih membangun Whale Shark Center di Soa Nabire.”Sebagai salah satu mitra penelitian ini, Georgia Aquarium, sebuah organisasi non-profit asal Atlanta, Amerika Serikat, yang berfokus pada upaya edukasi dan penelitian yang mendukung pelestarian keanekaragaman hayati laut, menyampaikan bahwa data yang dikumpulkan memberikan gambaran yang sangat bernilai mengenai kehidupan dan aktivitas spesies yang hingga kini informasinya masih sangat sedikit diketahui.“Ketika informasi tentang hiu paus lebih banyak diperoleh, kami menjadi lebih mudah dalam mendidik masyarakat dan mendukung perlindungan spesies ini,” ujar Alistair Dove, Vice President Penelitian dan Konservasi di Georgia Aquarium. [SEP] | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2015-052-09.json | Presiden: Harus Tegas Awasi dan Tegakkan Hukum buat Kejahatan Lingkungan | Presiden: Harus Tegas Awasi dan Tegakkan Hukum buat Kejahatan Lingkungan | [CLS] Presiden Joko Widodo memimpin puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2015 di Istana Kepresidenan Bogor pada Jumat (5/6/15). Kala itu, Jokowi mengatakan, soal tata kelola sumber daya alam memerlukan perhatian sangat khusus dan harus diikuti langkah tegas dalam pengawasan dan penegakan hukum terhadap tindak kejahatan lingkungan hidup.Menurut Presiden, komitmen-komitmen yang dibuat pemerintah harus diikuti langkah-langkah nyata di lapangan, baik pengaturan tata ruang dan membenahi tata kelola sumber daya alam yang mempunyai dampak negatif terhadap kualitas lingkungan hidup. “Terutama sektor pertambangan, kehutanan, dan kelautan,” katanya.Siti Nurbaya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan, ungkapan Presiden menunjukkan pemerintah tak ada toleransi lagi terhadap kejahatan lingkungan.Dia mengatakan, fenomena di lapangan, bahwa, hampir di setiap kejahatan lingkungan hidup, yang terlibat pasti ada aparatnya. Karena itu, pemerintah memang dihadapkan pada kerja keras luar biasa.“Kita dihadapkan tantangan cukup dahsyat. Presiden bilang tidak boleh ada keraguan sedikitpun di jajaran KLHK. Kita akan maju terus. Kalau kita lihat memang beberapa hal sudah kita selesaikan. Kita akan terus lakukan yang terbaik.”Menurut dia, pada bulan-bulan pertama, KLHK didera persoalan internal karena penggabungan dua kementerian. Namun Siti meyakinkan, itu tidak terjadi lagi.Menurut Siti, jajaran KLHK harus berani mengidentifikasi jujur persoalan yang dihadapi dalam lingkungan hidup. “Ilegal logging masih ada meskipun bertemorfisis. Soal pertambangan mineral yang merusak lingkungan. Kita akan terus benahi.”Untuk mengatasi itu, dia berjanji membuka dialog selebar-lebarnya dengan publik. Tak ada lagi istilah sensitif terhadap LSM. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2015-052-09.json | Presiden: Harus Tegas Awasi dan Tegakkan Hukum buat Kejahatan Lingkungan | Presiden: Harus Tegas Awasi dan Tegakkan Hukum buat Kejahatan Lingkungan | “Hal baik kita petik dalam pertemuan di istana. Para penerima penghargaan kalpataru dan adiwiyata begitu lepas dan natural berinteraksi dengan bapak Presiden. Saya kira itu pertanda baik. Bahwa itulah model interaksi antara pemerintah dan rakyat. Kalau Presiden sudah seperti itu, kita harus membuka interaksi.”Siti mengatakan, keamanan sumberdaya alam merupakan bagian upaya membangun kekuatan dan menjaga ketahanan nasional bangsa. Jadi, keberlanjutannya harus dijaga.Pengembangan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan, katanya, telah masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Dengan begitu, memungkinkan sinergi antarprogram pemerintah secara lebih terpadu seperti konservasi, pemanfaatan sumber daya hutan dan jasa ekosistem. Juga pengendalian pencemaran, produksi bersih, produk ramah lingkungan, sekolah berwawasan lingkungan sampai pengelolaan sampah.“Arahan ini menuntut kolaborasi dan sinergi kementerian maupun lembaga di pusat dan daerah, dunia usaha dan masyarakat.”Pada Jumat (5/6/15), Presiden atas nama pemerintah, menyampaikan penghargaan kepada individu, kelompok maupun perwakilan pemerintah daerah yang berprestasi di bidang lingkungan hidup. Penghargaan-penghargaan itu, yakni, Kalpataru, Adiwiyata Mandiri, serta penyusun status lingkungan hidup daerah terbaik. Khusus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ada penghargaan spesial bagi penyerah kakatua jambul kuning.Penghargaan lingkunganMalam hari, di Balai Kartini, penghargaan diberikan langsung Menteri Siti Nurbaya. “Ini dilaksanakan tiap tahun. Tahun ini terasa istimewa dengan pergantian kepemimpinan dan penggabungan kementerian,” kata Ilyas Asaad, Wakil Ketua Tim Dewan Penilai Kalpataru. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2015-052-09.json | Presiden: Harus Tegas Awasi dan Tegakkan Hukum buat Kejahatan Lingkungan | Presiden: Harus Tegas Awasi dan Tegakkan Hukum buat Kejahatan Lingkungan | Adapun para peraih penghargaan itu, yakni, penghargaan Kalpataru kategori perintis lingkungan antara lain, Dian Rossana Anggraini (Bangka Belitung), N. Akelaras (Sumatera Utara) dan Laing Usat (Kalimantan Utara). Kategori pengabdi lingkungan Januinro dari Kalimantan Tengah, Mashadi (Jawa Tengah) dan Sri Partiyah (Jawa Timur).Kategori penyelamat lingkungan, Lembaga Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur Jambi, LSM Tunas Hijau Jawa Timur dan Yayasan Bambu Indonesia Jawa Barat. Untuk pembina lingkungan, Kamir Raziudin Brata (Jawa Barat) dan Sri Bebasari (Jakarta).“Selain empat ini, ada satu spesial, yaitu penghargaan bagi 122 orang yang menyerahkan kakatua jambul kuning ke posko KLHK,” katanya.Sedang penghargaan penyusunan SLHD 2014, yakni, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Jambi. Untuk kabupaten kepada Dharmasraya, Lumajang dan Surabaya. Pemerintah juga memberikan penghargaan Adiwiyata Mandiri bagi 95 sekolah.Abadikan tokoh lingkunganDalam kesempatan sama, Siti menyampaikan, KLHK akan mengabadikan nama-tokoh tokoh lingkungan hidup di kementerian. Harapannya, bisa menumbuhkan semangat dan etos kerja di relung jiwa rimbawan KLHK.Nama-nama itu antara lain, Mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim dijadikan nama Gedung Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan di Serpong. Soedjarwo jadi nama ruang auditorium Manggala Wanabakti. Hasrul Harahap jadi nama ruang rapat utama Manggala Wanabakti.Djamaludin Suryoadikusumo jadi nama Gedung Museum dan Perpustakaan Manggala Wanabakti. Sarwono Kusumaatmadja jadi nama Gedung Pusat Ekoregion Jawa di Yogyakarta. Nabiel Makarim sebagai nama Gedung Pusat Ekoregion Bali Nustra di Denpasar. Rachmat Witoelar jadi nama Kantor Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) Sulawesi Maluku di Makassar. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2015-052-09.json | Presiden: Harus Tegas Awasi dan Tegakkan Hukum buat Kejahatan Lingkungan | Presiden: Harus Tegas Awasi dan Tegakkan Hukum buat Kejahatan Lingkungan | Sujono Suryo menjadi nama Plasa Manggala Wanabakti. Rubini Atmawidjaja jadi nama Taman Nasional Way Kambas di Lampung, Armana Darsidi jadi nama Gedung Serbaguna Manggala Wanabakti dan Lukito Daryadi di Arboretum Manggala Wanabakti.”Kita betul-betul ingin menimba etos kerja dan semangat keteladanan kepemimpinan beliau-beliau.”Bersepeda untuk bumiMasih dalam rangkaian Hari Lingkungan Hidup, pada Minggu (7/6/15), KLHK mengajak masyarakat bersepeda bersama dengan tema “Bersepeda untuk Bumi.” Mulai di parkiran KLHK, Manggala Wanabakti berakhir di Bundaran Hotel Indonesia, bersama masyarakat Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan para duta besar negara sahabat, sepedaan.Siti Nurbaya mengatakan, bumi makin padat dengan penghuni sekitar 7,2 miliar jiwa. “Konsumsi penduduk melebihi pasokan di bumi. Kualitas lingkungan hidup di banyak negara cenderung menurun. Perlu aksi mendesak seperti perubahan pola konsumsi dan produksi menuju hemat sumberdaya, berkualitas lebih baik dan melindungi lingkungan hidup,” katanya, dalam rilis kepada media. Gerakan bersepeda ini, katanya, akan mengurangi konsumsi energi bahan bakar dan mengurangi pencemaran udara perkotaan.Sofyan Djalil menambahkan, kesadaran masyarakat perlu dalam pemanfaatan sumberdaya secara maksimal dengan bijaksana. “Dibutuhkan pola konsumsi sesuai, misal mengambil makanan secukupnya tidak membuang makanan. Tekanan akan kebutuhan pertumbuhan makin meningkat seiring peningkatan ekonomi Indonesia namun tetap kita berkewajiban menjaga bumi dari kerusakan untuk alam lebih baik.” | [0.0, 1.0, 0.0] |
2015-052-09.json | Presiden: Harus Tegas Awasi dan Tegakkan Hukum buat Kejahatan Lingkungan | Presiden: Harus Tegas Awasi dan Tegakkan Hukum buat Kejahatan Lingkungan | “Bersepeda untuk Bumi” didukung Bike2Work dan UNDP, dan bergabung pula, Daniel Price yang sedang bersepeda dari Kutub Selatan menuju Paris dan Erlend Moster Knudsen. Dia akan berlari dari Kutub Utara menuju Paris untuk Kampanye Perubahan Iklim. Mereka diharapkan tiba di Paris saat pertemuan PBB tingkat tinggi terkait perubahan iklim (National Summit on Climate Change). “Penting peran Indonesia di forum internasional iklim global, sekaligus berpesan bahwa kita harus bekerjasama mencapai masa depan berkesinambungan,” kata Price.Price sempat singgah ke lokasi Program Kampung Iklim (Proklim) KLHK di Dukuh Serut, Bantul, Yogyakarta yang mengembangkan program pembuatan es batu oleh para nelayan yang memanfaatkan energi. Dukuh Serut menerima penghargaan Proklim 2012. [SEP] | [0.0, 1.0, 0.0] |
2016-013-02.json | Begini Semangat Pelajar Mengubah Jelantah Jadi Biodiesel | Begini Semangat Pelajar Mengubah Jelantah Jadi Biodiesel | [CLS] Sebuah sekolah internasional di Bali, Green School membuka stasiun pengisian bahan bakar biodiesel di tempat parkir sekolahnya yang berlokasi di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (11/11) lalu. Diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.Stasiun biodiesel ini sederhana, hanya sebuah tangki plastik berisi sedikitnya 1000 liter bahan bakar dari olahan jelantah atau minyak goreng bekas. Disambungkan dengan selang seperti di pom bensin untuk memudahkan pengisian ke kendaraan roda empat berbahan bakar solar.Biodiesel ini diperoleh dari Yayasan Lengis Hijau melalui unit usahanya PT. Bali Hijau Biodiesel yang beroperasi tiga tahun di Kota Denpasar. Dirintis oleh Caritas Switzerland, lembaga bantuan sosial global dari Swiss bekerja sama dengan pemerintah kota Denpasar. Merek biodiesel yang dihasilkan diberi nama Ucodiesel, jenis B100 khusus olahan jelantah.Selain dijual ke sejumlah hotel sebagai bahan bakar genset, juga dibeli Green School untuk mengoperasikan 4 unit bus sekolahnya. Dalam seremonial peresmian stasiun biodiesel B100 ini juga diujicobakan ke kendaraan milik seorang murid dan orang tua siswa.Sekolah ini memberikan tempat untuk 40 siswanya merayakan kampanye Bio Bus yang sudah dirintis 2015 lalu. Siswa menjadi penyampai pidato utama dan mereka mengajak para orang tua dan rekannya mengapresiasi program ini.Tessa Lonika, siswa kelas XI Green School yang memberi pernyataan mewakili tim Bio Bus di depan sejumlah pejabat minta pemerintah menindaklanjuti inisiatif penggunaan biodiesel ini agar lebih luas dan membuat kebijakan terkait manajemen minyak bekas. Sejumlah pejabat yang hadir adalah Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Sudjoko Harsono Adi, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dan anggota DPR asal Bali I Wayan Koster. | [0.0, 0.0, 1.0] |
2016-013-02.json | Begini Semangat Pelajar Mengubah Jelantah Jadi Biodiesel | Begini Semangat Pelajar Mengubah Jelantah Jadi Biodiesel | “Kami butuh dukungan untuk peraturan manajemen limbah minyak jelantah agar bisa mengatasi masalah kesehatan lingkungan. Kami anak mudah sudah melakukan langkah dan beraksi,” seru Tessa, salah satu siswa dari Indonesia. Green School kini mendidik 384 siswa sekolah dari 31 negara.“Kami membuat polisi minyak, tiap minggu mengumpulkan minyak bekas, rata-rata terkumpul 200 liter dari hotel dan restoran,” jelas Tessa. Jelantah ini lalu diserahkan ke pabrik Yayasan Lengis Hijau untuk diolah jadi biodiesel.Tessa menyebut para siswa juga diajak mengeksplorasi, salah satunya memanfaatkan limbah olahan biodiesel yakni gliserin untuk sabun. Program Bio Bus ini dimulai pada Januari 2015, ketika sekelompok siswa kelas XII ingin mewujudkan ide sebagai bentuk pengabdian mereka sebelum lulus.Tessa menceritakan Bio Bus dimulai dengan nama Magic Bus yang bisa mengantar sekitar 2000 orang per bulan, mengurangi penggunaan 40 mobil tiap hari. “Kami belajar dampak negatif pelepasan karbondioksida ke udara dan berbahaya bagi manusia serta membuat perubahan iklim makin cepat,” tuturnya. Selain itu, jumlah jelantah yang dikumpulkan tiap minggu tak seberapa dibanding yang dijual kembali ke pasar gelap dan digunakan lagi.Seorang guru matematika mereka, Kyle King mendampingi siswa sejak Juni 2015. “Dimulai dengan 6 siswa mengubah transportasi ide bus dengan bio diesel, mereka berhasil,” seru pria ini bangga.Strateginya adalah bekerja sama menggunakan komunitas orang tua dan lingkungan sekitar sekolah. Misinya mengurangi limbah dan kesehatan dampak penyalahgunaan jelantah. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2016-013-02.json | Begini Semangat Pelajar Mengubah Jelantah Jadi Biodiesel | Begini Semangat Pelajar Mengubah Jelantah Jadi Biodiesel | Green School didirikan pada tahun 2008 oleh John dan Cynthia Hardy, seniman perhiasan yang telah tinggal di Bali selama lebih dari 30 tahun. Berlokasi di tengah desa di kabupaten Badung bagian utara yang lebih hening dibanding selatan yang pikuk fasilitas pariwisata. Ruang kelas dan aktivitas adalah bangunan-bangunan dengan struktur bambu dikelilingi kebun dan dilalui Sungai Ayung.Anggota DPR Wayan Koster yang membidangi pendidikan, olahraga, pariwisata menyebut di badan anggaran tugasnya menganggarkan dana program energi baru dan terbarukan namun tak pernah ngeh detailnya. Pengelolaan jelantah ini menurutnya mendukung transportasi ramah lingkungan di Bali.“Tepat di Badung karena hotel restoran terbanyak. Ini perlu regulasi. Bisa buka ruang baru untuk menjawab lingkungan sehat, mengolah limbah kembali, dan bisnis baru,” katanya.Harga biodiesel memang harus memperhatikan harga solar industri karena kesadaran menggunakan sumber energi terbarukan belum massal. Juga sangat tergantung keberlanjutan produksi biodiesel, salah satunya tergantung bahan baku minyak jelantahnya.Di tahun ketiganya, Direktur PT Bali Hijau Diesel Endra Setyawan mengatakan pabrik ini sudah menghasilkan 500an ribu liter biodiesel dari 350an ribu liter jelantah yang didapat di Bali dan sisanya sekitar 300an ribu liter dari Surabaya. Biodiesel yang diperoleh sekitar 75% dari bahan baku jelantah. Harga jual Ucodiesel per Agustus ini Rp9500 per liter. Sementara harga solar industri sekitar Rp9000an per liter.Di tahun pertama, tantangannya adalah kesulitan mencari minyak goreng bekas, karena harus bersaing dengan pengepul-pengepul jelantah lainnya. Mereka disebut berani membeli lebih mahal untuk dijual kembali. | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2016-013-02.json | Begini Semangat Pelajar Mengubah Jelantah Jadi Biodiesel | Begini Semangat Pelajar Mengubah Jelantah Jadi Biodiesel | Minyak Goreng secara aman disebutkan hanya dapat digunakan maksimal 3 kali, dengan suhu di bawah 125 derajat celcius. Memasak dengan suhu di atasnya, mempercepat oksidasi dan degradasi minyak goreng. Setelahnya, proses penggorengan menghasilkan berbagai radikal bebas yang bersifat karsinogen, diserap dan merusak gizi makanan membahayakan kesehatan. Dapat merusak sel-sel tubuh, membran dan fungsi sel tubuh, memicu peningkatan risiko stroke, obesitas, jantung, dan lainnya.Tak hanya tantangan mengumpulkan limbah jelantah, menjual biodiesel juga tak mudah. Endra menyebut industri masih memilih solar yang harganya sedikit lebih murah, apalagi jika mendapatkan harga lebih murah dari pasaran.Perhitungan potensi dan analisis limbah jelantah ini sudah dipublikasikan di Mongabay.Pengolahan daur ulang jelantah menjadi Biosolar di Lengis Hijau yang pabriknya di Jl Cargo Sari 4X, Ubung Kaja, Denpasar ini menerapkan teknik filtrasi mekanis dikombinasikan dengan konversi kimia. Memanfaatkan mesin dengan teknologi modern FuelMatic GSX 3 dari Inggris, dengan kapasitas produksi 1.000 liter per satu kali proses dengan durasi 8 jam.Biosolar dihasilkan tak hanya dari jelantah yang mayoritas sawit, juga banyak diversifikasi dari tumbuhan lain. Lebih ramah lingkungan karena terbuat dari sumberdaya hayati, sehingga lebih mudah terurai. Lengis Hijau menyebut biosolar dapat digunakan langsung untuk mesin diesel atau campuran solar. Tidak dibutuhkan modifikasi mesin untuk penggunaannya. [SEP] | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2017-003-20.json | Analisis DNA Menunjukkan, Populasi Badak Sumatera Tidak akan Pernah Pulih | Analisis DNA Menunjukkan, Populasi Badak Sumatera Tidak akan Pernah Pulih | [CLS] Sebuah studi yang didasarkan pada analisis genom menunjukkan, kondisi badak sumatera telah menuju kepunahan hampir 12 ribu tahun silam. Hasil penelitian terbaru ini mengatakan pada kita bahwa akhir Zaman Es telah menghabiskan sebagian besar wilayah hidup mereka.Hilangnya habitat akibat deforestasi dan perburuan berlebihan, tentunya semakin menghancurkan populasi spesies ini yang tidak akan pernah pulih. Meski begitu, para ilmuwan terus berupaya dengan usaha penangkaran guna meningkatkan jumlahnya guna mencegah kepunahan. Penelitian yang dipublikasikan Kamis, 14 Desember 2017, di Jurnal Current Biology ini, didasarkan pada analisis gen Ipuh, badak sumatera jantan (Dicerorhinus sumatrensis) yang mati di Kebun Binatang Cincinnati pada 2013. Para ilmuwan menemukan, di ujung Pleistosen, Zaman Es terakhir, adalah malapetaka kehidupan spesies tersebut.“Data urutan genom kami menunjukkan bahwa era Pleistosen merupakan masa naik turun (roller-coaster ride) populasi badak sumatera,” terang penulis utama laporan tersebut, Herman Mays, Jr. dari Departemen Ilmu Hayati di Marshall University.Analisa genom menunjukkan, puncak tertinggi jumlah spesies ini mencapai 57.800 individu, saat bukti penemuan fosil menunjukan perluasan mamalia kontinen menuju sub-kontinen mencakup sebagian besar Asia Tenggrara yang sebelumnya dikenal sebagai Sundaland, sekitar 950 ribu tahun lalu.Pada akhir Pleistosen, populasi badak berbulu dan terkecil di dunia ini hanya menyisakan 700 individu. Saat ini, skenario terburuknya, diperkirakan hanya ada 30 individu badak sumatera tersisa di alam liar.“Spesies ini dalam perjalanan menuju kepunahan untuk waktu yang sangat lama,” jelas rekan penulis laporan itu, Terri Roth, wakil presiden konservasi di Kebun Binatang Cincinnati.Analisa Genom memahami bagaimana perubahan drastis jumlah populasi sangat berkaitan dengan perubahan iklim di masa lalu. | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2017-003-20.json | Analisis DNA Menunjukkan, Populasi Badak Sumatera Tidak akan Pernah Pulih | Analisis DNA Menunjukkan, Populasi Badak Sumatera Tidak akan Pernah Pulih | Menurut penelitian tersebut, alasan utama terjadinya penurunan tajam populasi dikarenakan kenaikan permukaan air yang memisahkan jembatan tanah, yang menghubungkan pulau-pulau di Kalimantan, Jawa, dan Sumatera lalu ke Semenanjung Malaysia dan daratan Asia yang kemudian memecahkan habitat para badak.Analisa tersebut mengindikasi, dampak paling parah dari penurunan jumlah populasi adalah isolasi geografis yang membuat mereka semakin rentan terhadap ancaman aktivitas manusia. Seperti, deforestasi dan perburuan yang berlebihan.“Populasi mereka semakin habis dan tidak ada tanda-tanda akan kembali naik, atau pulih,” menurut Mays. John Payne, Executive Director Sabah-based Borneo Rhino Alliance (BORA), yang tidak terlibat dengan penelitian tersebut, menggambarkannya sebagai “yang paling menarik” karena menyoroti dua poin. Populasi badak sumatera secara keseluruhan cenderung fluktuatif (naik turun) bahkan jika tidak ada aktivitas manusia, yang oleh karena itu, usaha penyelamatannya tetap harus dilakukan.Payne mencatat, kurangnya kelahiran badak merupakan alasan penurunan populasi, sebagai makhluk soliter yang biasanya tinggal di hutan pegunungan padat, bukan perburuan atau kehilangan habitat.Seperti mamalia besar lainnya, badak sumatera berkembangbiaknya sangat lambat. Betina tidak mencapai kematangan seksual sampai usia 6 atau 7 tahun, dan jantan 10 tahun – asalkan mereka selamat dari perburuan dan kebakaran buatan manusia. Betina hanya kawin setiap empat atau lima tahun sekali, dan masa kehamilan spesies ini 16 bulan. Remaja tinggal bersama induknya dua sampai tiga tahun. | [1.0, 0.0, 0.0] |
2017-003-20.json | Analisis DNA Menunjukkan, Populasi Badak Sumatera Tidak akan Pernah Pulih | Analisis DNA Menunjukkan, Populasi Badak Sumatera Tidak akan Pernah Pulih | “Untuk menyelamatkan spesies terancam punah memerlukan upaya besar yang harus dilakukan dengan meningkatkan kelahiran,” kata Payne. “Saya harap makalah ini bisa menjadi dasar untuk memperkuat titik dasar itu, sehingga kita bisa menjauh dari sekadar membangun taman nasional, menerjunkan unit perlindungan badak, dan berharap yang terbaik.”“Itu selalu menjadi alasan kegagalan,” tambahnya.Payne juga memperhatikan, temuan tersebut memperkuat pentingnya dukungan untuk mencegah terjadinya kepunahan spesies ini.“Jumlah kenaikan dan penurunan spesies yang paling mudah diukur adalah dalam satuan puluhan ribu tahun,” katanya. Dia juga menambahkan, “Mengatakan bahwa kita seharusnya membiarkan beberapa spesies punah karena ‘alam’ merupakan omong kosong.” Widodo Ramono, Direktur Eksekutif YABI, sebuah LSM konservasi badak Indonesia, mengatakan bahwa kepunahan badak sumatera tidak hanya mewakili hilangnya sebuah spesies, tapi juga keseluruhan genusnya.Badak sumatera adalah satu-satunya spesies Dicerorhinus yang masih hidup, kelompok paling primitif yang berevolusi 15 hingga 20 juta tahun lalu. Ini adalah peninggalan hidup dari keluarga badak masa lalu yang pernah menjelajahi keseluruhan Eurasia, dan satu-satunya kerabat hidup badak yang diburu manusia sampai punah 10.000 tahun yang lalu.“Kami masih membutuhkan lebih banyak pengetahuan tentang spesies ini, terutama tantangan dalam membiakkannya,” kata Widodo.Meskipun menjadi satwa liar yang dipuja dan dicintai secara global, penjagaan terhadap badak sumatera gagal dilakukan dengan baik karena upaya konservasi yang tidak efektif terhambat oleh kurangnya dukungan dari Pemerintah Indonesia.Terry Roth, yang mempelopori program penangkaran yang dimulai dengan Ipuh dan melahirkan harapan baru untuk kebangkitan kembali spesies tersebut, mengatakan bahwa lebih banyak yang harus dilakukan untuk menyelamatkan badak. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2017-003-20.json | Analisis DNA Menunjukkan, Populasi Badak Sumatera Tidak akan Pernah Pulih | Analisis DNA Menunjukkan, Populasi Badak Sumatera Tidak akan Pernah Pulih | “Spesies badak sumatera keberadaannya seperti digantung di sebuah benang,” tandasnya. Penterjemah: Akita Arum Verselita. Artikel berbahasa Inggris di Mongabay.com dapat Anda baca di tautan ini. [SEP] | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2012-025-11.json | Data IUCN Terkini: Setengah Primata Planet Bumi Kini Terancam | Data IUCN Terkini: Setengah Primata Planet Bumi Kini Terancam | [CLS] Bulan lalu International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah merilis data terbaru dalam status lemur di seluruh dunia. Pembaruan itu tentu bukan sebuah alasan untuk perayaan fakta berikut: 91 persen dari dunia lemur – yang semuanya asli Madagaskar – terdaftar sebagai “terancam punah”, “Langka”, atau “Rentan”, membuat mereka kelompok hewan utama yang paling terancam.Primata lainnya juga bernasib buruk. Menurut Daftar Merah IUCN, hampir setengah primata di planet bumi terancam punah (mereka masuk daftar sebagai “terancam punah”, “langka”, atau “Rentan”).IUCN Red List didasarkan pada penilaian ahli status konservasi tumbuhan dan hewan. Red List ini secara umum ditekankan ke arah spesies yang statusnya lebih mudah untuk ditentukan. Sebagai contoh, kendati Daftar Merah (Red List) hanya menganalisis 3% dari seluruh spesies yang sudah ditemukan di dunia, namun mereka sudah melakukan 100% analisis terhadap spesies burung yang sudah diketahui dan mamalia, serta 93% spesies amfibi.Di bawah ini adalah grafik yang menunjukkan status konservasi dari semua mamalia dan beberapa kelompok mamalia besar, termasuk kelelawar, karnivora, insektivora, marsupial, primata, kelinci dan arnab, hewan pengerat, dan ungulatus. Grafik berdasarkan data yang diunggah dari situs web IUCN Red List pada tanggal 5 Agustus 2012. [SEP] | [1.0, 0.0, 0.0] |
2015-050-11.json | Mungkinkah Lahan Bekas Tambang Dihutankan Kembali? | Mungkinkah Lahan Bekas Tambang Dihutankan Kembali? | [CLS] Selama ini banyak pemegang izin usaha pertambangan berdalih bahwa kendala teknologi menjadi persoalan utama dalam melakukan kegiatan paska tambang. Terlebih mengembalikan kondisi lahan seperti semula. Benarkah?Secara umum, permasalahan tambang di Indonesia disebabkan oleh sistem tambang terbuka atau open pit. Aktivitas tambang terbuka ini selalu melahirkan bahan galian, merubah lansekap dan topografi lahan, meninggalkan kolong atau lubang-lubang yang sebagian menjadi kolam air, pH ekstrim, polusi partikel debu, serta memiskinkan bahan organik, unsur hara dan mikroorgnisme.“Mutu tanah akan menurun drastis akibat kehilangan tanah permukaan, humus dan terjadi pemadatan akibat aktivitas alat berat,” terang Retno Prayutyaningsih dari Balai Penelitian Kehutanan Makassar di Balikpapan, Kalimantan Timur, pekan lalu.Retno menyatakan bahwa alam bisa menyembuhkan dirinya sendiri, namun suksesi primer atau alami akan butuh waktu yang lama. “Oleh sebab itu perlu intervensi dalam bentuk rehabilitasi guna mempercepat suksesi primer tersebut.”Tantangan untuk merestorasi lahan paska tambang semakin berat karena banyak pemegang izin tidak mengikuti prosedur operasional yang ditentukan dalam memperlakukan top soil dan overburden (lapisan tanah penutup) secara terpisah. “Sehingga, semua tercampur dengan material buangan lain seperti tailing kuarsa,” tambah Pratiwi dari Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi yang melakukan penelitian dan restorasi di lahan bekas tambang timah.Perilaku dan kondisi seperti itu akhirnya menjadi tantangan tersendiri dalam melakukan restorasi lahan paska tambang. Sebagaimana tujuan utama dari restorasi yaitu memulihkan kembali kualitas tanah sehingga memungkinkan keragaman hayati yang hilang bisa dikembali dalam kondisi yang mendekati keadaan sebelum ditambang. | [0.5, 0.5, 0.0] |
2015-050-11.json | Mungkinkah Lahan Bekas Tambang Dihutankan Kembali? | Mungkinkah Lahan Bekas Tambang Dihutankan Kembali? | Strategi umum untuk melakukan pemulihan lahan adalah dengan cara melakukan perbaikan kualitas tanah, memilih bibit yang tepat, melakukan penyemaian, penanaman dan pemeliharaan. “Rehabilitasi adalah sebuah proses yang terintegrasi dan butuh waktu. Tanaman yang sehat sewaktu disemai dan ditanam belum tentu akan tumbuh normal setelah waktu tertentu,” terang Pratiwi.Pratiwi menuturkan, pemeliharaan tanaman mutlak dilakukan untuk rehabilitasi lahan bekas tambang sehingga bisa ditentukan langkah yang diperlukan untuk masing-masing tanaman yang dipilih. “Kondisi dan pertumbuhan tanaman pada lahan overburden dan tailing kuarsa berbeda meski jenisnya sama.”Selain itu penyiapan iklim mikro juga amat penting untuk lahan yang hendak direhabilitasi. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan biomasa. Penanaman cover crop adalah langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengawali usaha rehabilitasi. “Pengalaman kami, penanaman cover crop dengan pola jalur lebih baik dibanding dengan pola spot.”Selain yang sudah diungkapkan oleh Pratiwi, Retno memaparkan pentingnya perbaikan biologi tanah untuk mendukung keberlanjutan restorasi lahan. Dia memperkenalkan teknologi isomik (isolate mikroba) untuk merehabilitasi lahan bekas tambang.Teknologi isomik adalah aplikasi mikroba tanah yang potensial hasil isolasi mikroba lokal yaitu mikoriza. “Mikoriza adalah jamur atau fungi yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Jamur memperoleh makanan dari inang, inang memperoleh manfaat dari adanya jamur yang memproduksi benang-benang untuk memperluas serapan hara,” terang Retno.Menurutnya manfaat mikoriza adalah meningkatkan daya hidup dan pertumbuhan tanaman. Meningkatkan ketahanan dari defisiensi hara, kekeringan, pH ekstrim, logam berat dan perbaikan struktur dan biologi tanah. “Dampaknya perkembangan komunitas alami baik flora, fauna maupun mikroba akan membuat pemulihan keanekaragaman hayati tercapai.” | [1.0, 0.0, 0.0] |
2015-050-11.json | Mungkinkah Lahan Bekas Tambang Dihutankan Kembali? | Mungkinkah Lahan Bekas Tambang Dihutankan Kembali? | Menurut Retno, kelebihan dari teknologi isomik adalah aplikasinya hanya sekali yaitu pada saat pembuatan bibit.Bersinergi dengan alamIshak Yasir dari Balai Penelitian Teknologi Konservasi SDA Samboja menyatakan pemanfaatan genetic resources atau sumber daya lokal untuk melakukan perbaikan lingkungan atau lahan terdegradasi penting dilakukan. Konsepnya adalah bersinergi dengan alam untuk merehabilitasi lahan bekas tambang.Menurut Ishak, konsep bersinergi dengan alam ini didasarkan atas kenyataan bahwa lahan pertambangan di Kalimantan Timur kerap berada di wilayah hutan dalam bentuk pinjam pakai area. “Area di sekitar tambang biasanya masih berupa hutan yang cukup bagus, sehingga rehabilitasi paska tambang adalah kombinasi antara upaya manusia dengan kekuatan alam.”“Intinya di sekitar lahan terdegradasi banyak material yang bisa dipakai untuk perbaikan lingkungan,” lanjut Ishak.Dia mencontohkan kayu-kayu hasil land clearing yang tidak dimanfaatkan bisa dipakai untuk memperbaiki kualitas tanah dengan diolah.Konsep bersinergi dengan alam ini awalnya diuji coba dan dikembangkan di lahan alang-alang yang akan dipakai untuk reintroduksi dan rehabilitasi orangutan dengan ditanami buah-buahan. “Penanaman buah dimaksudkan untuk mengundang kehadiran burung dan kelelawar yang akan membawa benih dari hutan yang tersisa di sekitar kawasan tambang.”Konsep ini sudah diimplementasikan dan akan terus dikembangkan ke lahan dengan tingkat kerumitan yang berbeda di Kaltim saat ini. “Merestorasi lahan terdegradasi bukan hal yang mustahil. Pertanyaannya adalah perusahaan punya komitmen atau tidak untuk melaksanakan reklamasi paska tambang,” ujar Ishak. [SEP] | [1.0, 0.0, 0.0] |
2014-023-07.json | Setahun Lebih Buron, Perambah Suaka Margasatwa Karang Gading Ditangkap | Setahun Lebih Buron, Perambah Suaka Margasatwa Karang Gading Ditangkap | [CLS] Satpol Airud, Sumatera Utara, menangkap A Majid(58), yang diduga merambah kawasan konservasi, Suaka Margasatwa Karang Gading/Langkat Timur Laut (KG/LTL) di Kabupaten Langkat, setalah setahun buron. Majid, warga Desa Secanggang, Kecamatan Secanggang, Langkat, diamankan di kediamannya.AKBP Dwi Asmoro, Kapolres Langkat, Senin (29/9/14), membenarkan penangkapan itu. Dia menjelaskan, penangkapan setelah mendapatkan informasi masyarakat bahwa Majid telah kembali ke rumah. Polisi langsung menuju lokasi dan menangkap tersangka yang sempat melawan.Penyidik menetapkan daftar pencarian orang (DPO) pada Januari 2013. Ketika akan ditangkap, Majid melawan dan berhasil melarikan diri. Baru, setelah setahun buron, berhasil diamankan.“Awal September 2014, kita amankan. Langsung ditahan di Polres Langkat untuk proses lebih lanjut, ” kata Asmoro.Polisi mengamankan satu eskavator dari lokasi. Barang bukti ini diduga untuk merusak hutan konservasi itu. Penyidikan, katanya, oleh Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Stabat. “Tersangka disidik lebih lanjut. Polres Langkat akan membantu mencari siapa lagi yang teribat.”Herbert Aritonang, kepala seksi Konservasi Wilayah II Stabat, BBKSDA Sumut, menyatakan, setelah berhasil ditangkap, mereka kembali melanjutkan penyidikan. Meski tersangka melarikan diri, namun berkas tetap berjalan. Dari hasil gelar perkara, berkas Majid sudah siap ke Kejaksaan Tinggi Sumut.Dalam penyidikan ini, tersangka merambah hutan konservasi di SM Karang Gading seluas 800 meter persegi. Lahan itu, buat membuka tambak ikan dan udang.Awalnya, Majid mengajukan izin kepada BBKSDA Sumut agar mengukur dan memetakan lokasi lahan tambak itu. Setelah pengukuran menggunakan GPS, ternyata masuk SM Karang Gading. Balaipun membuat surat keterangan area itu, dilarang ada aktivitas yang merusak hutan. | [0.3333333432674408, 0.6666666865348816, 0.0] |
2014-023-07.json | Setahun Lebih Buron, Perambah Suaka Margasatwa Karang Gading Ditangkap | Setahun Lebih Buron, Perambah Suaka Margasatwa Karang Gading Ditangkap | “Tersangka mengabaikan, dan tetap membayar orang mengerjakan lahan. Ada tiga kali kita pemanggilan. Dari panggilan pertama hingga ketiga, tidak ditanggapi. Saat akan diamankan, menghilang.” Pelimpahan berkas Majid, katanya, ke Kejaksaan Tinggi Sumut pada Rabu (24/9/14).Chandra Purnama, kepala seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Sumut, membenarkan pelimpahan berkas perkara perambahan hutan SM Karang Gading ini.Menurut dia, setelah pemeriksaan berkas sudah lengkap atau P21.“Tinggal melimpahkan berkas ke pengadilan untuk proses hukum lanjut.” Majid terancam UU Kehutanan, UU Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya.Data BBKSDA, kerusakan hutan SM Karang Gading mencapai 5.688 hektar dari luas 15.965 hektar. Penyebabnya, kata Herbert, alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit dan tambak. “Ancaman kematian spesies cukup tinggi. Itu sebabnya kita memberikan pengarahan dan pemberitahuan kepada masyarakat agar tidak merambah hutan.”Sedangkan Majid membantah merambah hutan. Menurut dia, bersama masyarakat, sudah lama beraktivitas di lahan yang dikelola bertahun-tahun. Ketika menjadi tersangka, Majid menolak. “Saya tidak melarikan diri. Nanti di persidangan saya lakukan pembelaan. Saya tidak bersalah.” [SEP] | [1.0, 0.0, 0.0] |
2022-068-07.json | Pemerintah Kota Malang Larang Penjualan Daging Anjing | Pemerintah Kota Malang Larang Penjualan Daging Anjing | [CLS] Sekitar 10 personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang mendatangi sejumlah rumah makan dan warung yang menyediakan menu daging anjing Januari lalu. Salah satunya, warung di Jalan Terusan Bondowoso. Di sana ada menu rintek wuuk (RW) alias daging anjing.Sesuai Surat Edaran (SE) Wali Kota Malang Nomor 5 tahun 2022 tentang Pengendalian dan Peredaran Daging Anjing, yang melarang makanan dari daging anjing. Surat Edaran ditandatangani Wali Kota Malang Sutaiji 17 Januari 2022 dan Satpol PP pun mulai merazia rumah makan yang diduga menjual daging anjing. Hasilnya, dua rumah makan masih menjual daging anjing sebagai menu makanan yang diperdagangkan.Bobby, pemilik warung bilang sudah lebih 10 tahun berjualan menu daging anjing. Dia tak tahu mengenai Surat Edaran Wali Kota Malang itu. “Tidak ada sosialisasi, kalau ada sosialisasi gak apa-apa,” katanya.Dia berjanji tak akan menjual menu daging anjing, asal peraturan berlaku untuk semua pedagang. Sedangkan olahan daging anjing yang tersisa akan dijual sampai habis. “Menghabiskan setok yang tersisa. Semua harus taat. Nanti saya tidak jual, yang lain jual kan repot,” katanya.Dia menandatangani surat pernyataan yang mengakui menjual daging anjing dan berjanji tak akan menjual lagi serta bersedia menerima sanksi hukuman pidana dan administrasi kalau tetap memperjualbelikan.Rahmat Hidayat, Kepala Bidang Keamanan dan Ketertiban Satpol PP Kota Malang menjelaskan, razia ini menindaklanjuti SE Wali Kota Malang tentang Pengendalian dan Peredaran Daging Anjing.Wali Kota Malang, katanya, menginstruskan Satpol PP merazia tempat penyembelihan dan penjualan daging anjing. Sesuai UU Nomor 18/2012 tentang Pangan, daging anjing bukan bahan pangan.“Tahap awal buat teguran. Jika tetap jual akan ditindak tegas. Berkoordinasi dengan polisi jika ditemukan penyiksaan hewan dan pelanggaran hukum lainnya,” katanya. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2022-068-07.json | Pemerintah Kota Malang Larang Penjualan Daging Anjing | Pemerintah Kota Malang Larang Penjualan Daging Anjing | Pemkot sedang menggodok aturan tutup paksa kalau tak indahkan surat edaran. Penegakan hukum Satpol PP sambil tunggu regulasi. Saat ini, katanya, tidak ada penindakan tetapi berbentuk pembinaan, teguran, sekaligus sosialsiasi.Satpol PP Kota Malang memantau 10 warung yang menyediakan menu daging anjing. Sebagian warung sudah tak menyediakan daging anjing setelah menerima informasi dari warung dan penjual daging anjing atas SE Wali Kota Malang. “Konsumen daging anjing khusus, antara penjual dan pembeli saling terhubung,” katanya.Sebagian menu daging anjing juga diperdagangkan daring melalui aplikasi pesan antar. Menurut Rahmat, daging anjing dipasok dari penjagalan anjing dari Kabupaten Malang dan Blitar. Harga daging Rp60.000 per kilogram. Sampai saat ini, belum menemukan penjagalan anjing di Kota Malang.“Nanti akan dicek. Dipantau. Jika tetap menjual nanti akan ditindak tegas.” ***SE Wali Kota Malang tentang Pengendalian Peredaran dan Perdagangan Daging Anjing keluar, seorang warga Malang George S mengirim surat protes. Menurut dia, semua hewan membawa penyakit manular maupun tidak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, ayam, kelinci.“Tinggal bagaimana kita memelihara,” kata George.Dia meminta agar SE Wali Kota Malang ditinjau ulang atau dicabut dan tak berlaku.Mustika, humas lapangan dan Investigasi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) mengapresiasi Wali Kota Malang Sutiaji yang mengeluarkan SE tentang Pengendalian dan Peredaran Daging Anjing.SE Wali Kota Malang, katanya, keluar beberapa hari setelah DMFI bertemu Wali Kota Malang. Dalam pertemuan itu, katanya, dia memaparkan soal perdagangan daging anjing dan ancaman bagi kesehatan manusia.“Awalnya akan investigasi di Kota Malang. Bertemu Wali Kota menyampaikan perdagangan daging anjing di Kota Malang.” | [1.0, 0.0, 0.0] |
2022-068-07.json | Pemerintah Kota Malang Larang Penjualan Daging Anjing | Pemerintah Kota Malang Larang Penjualan Daging Anjing | Hasil investigasi DMFI, perdagangan anjing dari sejumlah daerah yang tidak bebas rabies mengarah ke Jawa Timur termasuk Malang. Kecurigaan sudah ada, katanya, dari rekaman pembicaraan pedagang terekam anjing dari Jawa Barat, daerah belum bebas rabies.“Jika tak dilarang akan berisiko. Predikat Jatim bebas rabies bakal hilang. Hanya delapan provinsi di Indonesia yang bebas rabies,” kata Mustika.Dia khawatir risiko penularan zoonosis atau penyakit dari hewan ke manusia, seperti rabies. Pasokan dari luar Kota MalangNiko. Koordinator DMFI Malang, menjelaskan, anjing dijagal, dikuliti dan daging disimpan dalam lemari es dalam kondisi beku. Rata-rata setiap warung menghabiskan satu sampai dua anjing dewasa. Temuannya, anjing dijual hidup per kilogram Rp35.000. Satu anjing dewasa berbobot tujuh kilogram hingga 20 kilogram.Jagal dilakukan di Lawang, Singosari dari pasokan anjing dari Jabar. Lalu memotong dan menjual daging ke warung dan restoran. Hasil penelusurannya, ada lima warung terbuka dan menjual daging anjing skala besar. Sebagian secara daring melalui aplikasi pesan antar.Sedangkan belasan warung berjualan daging anjing secara tertutup di rumah.Daging anjing diduga berasal dari jagal di Kabupaten Malang antara lain Tumpang, Pujon, Wagir dan Dau. Sedangkan di Kota Malang, hanya ada satu jagal yang memenuhi kebutuhan warung tertentu.Lusi, Dog Lover and Rescue Kota Malang, bilang, Rata-rata setiap hari menerima laporan satu sampai dua anjing hilang. Sebagian anjing berakhir di rumah jagal. “Sebagian ditemukan dan harus ditebus.” Freddy dari Cat Lover Malang mengatakan, saat kebutuhan melonjak, sebagian jagal mengoplos antara daging anjing dengan daging kucing. Beberapa bulan ini dia menemukan fakta, sekelompok orang yang mengambil kucing di sejumlah pasar. Diduga diambil daging lalu campur dengan daging anjing. “Kucing dicampur daging anjing karena secara anatomi sama,” katanya. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2022-068-07.json | Pemerintah Kota Malang Larang Penjualan Daging Anjing | Pemerintah Kota Malang Larang Penjualan Daging Anjing | Mustika mengatakan, cukup panjang usaha agar pemerintah mengeluarkan aturan melarang anjing buat konsumsi. Mulai 2017, Mustika yang tergabung dalam Jakarta Animal Aid Network (JAAN) bersama komuitas lain berkoalisi dalam DMFI.DMFI menemui Dirjen Peternakan dan Kesehatan, Kementerian Pertanian. Hasilnya keluar Surat Edaran tentang Peningkatan Pengawasan terhadap Peredaran/ Perdagangan Daging Anjing pada September 2018.“Ada beberapa daerah menganggap perdagangan daging anjing kecil, hingga cenderung mengabaikan. Jika dibiarkan akan makin marak,” katanya.Bupati Karanganyar Juliatmono, pertama di Indonesia secara tegas melarang perdagangan daging anjing. Dia mengeluarkan Peraturan Bupati Karanganyar tentang Larangan Konsumsi Hewan Non Pangan.Bupati Karanganyar juga memberi kompensasi kepada pedagang Rp5 juta dan beralih berdagang menu lain. “Tidak menutup warung, tapi memberi kesempatan beralih berdagang menu makanan lain.” Disusul Kabupaten Sukoharjo yang mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 5/2020 tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima. Dalam peraturan daerah itu, salah satunya berisi melarang memperdagangkan masakan berbahan daging anjing. “Hot spot perdagangan anjing di Jawa Tengah. Anjing didatangkan dari Jawa Barat yang belum bebas rabies.”Mustika yang juga humas lapangan JAAN ini mengatakan, investigasi di Jawa Tengah ditemukan fakta anjing mengalami kekerasan saat jagal. Pembantaian anjing, katanya, mayoritas dengan tiga teknik yakni, kepala dipukul, digelonggong dan dijerat. “Anjing tak boleh mengeluarkan darah, jika darah mengucur katanya daging tidak enak.”Anjing masih kecil, bunting, tidak sehat dan mal nutrisi, kata Mustika, juga dijagal. Hampir semua bagian diolah dan dimanfaatkan, kecuali tulang. Kulit anjing diolah menjadi shuttlecock. Sedangkan tulang belulang yang menjadi limbah dibuang sembarangan.“Jika dibiarkan akan menimbulkan penyakit dari hewan ke manusia atau zoonosis.” | [1.0, 0.0, 0.0] |
2022-068-07.json | Pemerintah Kota Malang Larang Penjualan Daging Anjing | Pemerintah Kota Malang Larang Penjualan Daging Anjing | Catatan DMFI pada 2018, setiap bulan 12.700 anjing dikirim dari Jawa Barat ke Jawa Tengah. Satu truk mengangkut 250 anjing, kalau pikap 130 ekor. Dalam sepekan satu truk mengirim dua kali.DMFI bekerjasama dengan polisi menghentikan perdagangan anjing untuk konsumsi. Hasilnya, polisi menggagalkan perdagangan 53 anjing yang akan dijagal menjadi daging konsumsi.Pada Oktober 2021, pedagang anjing vonis 10 bulan penjara dan denda Rp150 juta setelah terbukti memperdagangkan 78 anjing dari Jawa Barat. *****Foto utama: Anjing-anjing yang dijagal untuk konsumsi tanpa kejelasan sumber, termasuk keamanan dari penyakit menular seperti rabies. Foto: Tommy Apriando [SEP] | [0.0, 1.0, 0.0] |
2021-013-02.json | Badak Jawa dan Tumbuhan Invasif di Ujung Kulon | Badak Jawa dan Tumbuhan Invasif di Ujung Kulon | [CLS] Tim Uni Konservasi Fauna [UKF], Institut Pertanian Bogor [IPB] melakukan perjalanan ilmiah [Ekspedisi Global] pada Juli 2021 di Taman Nasional Ujung Kulon. Dalam pengembaraan 18 hari, mereka menelisik Resor Karang Ranjang, Resor Cibunar, Cidaon, hingga Pulau Peucang.Ryan Albert, Divisi Konservasi Herbivora UKF mengatakan, di Resor Cibunar mereka menemukan tiga kubangan badak, yaitu kubangan permanen, semi permanen, dan temporer.“Di resor ini lengkap sekali jenis kubangannya, dari yang bisa difungsikan setiap saat hingga kubangan yang hanya ada jika musim hujan,” tuturnya dalam webinar bertema Menapaki Relung Ekologi Fauna di Ujung Barat Pulau Jawa, Sabtu [30/10/2021].Tim melakukan pemantauan kondisi ekosistem badak jawa juga. Hasilnya, di habitat satwa bercula itu, banyak ditumbuhi tumbuhan invasif yang bukan makanan badak, yaitu pohon langkap [Arenga obtusifolia] sebanyak 18,2 persen, patat [Maranta arundinacea] 10,3 persen, dan bangban [Donax canniformis] 10,3 persen.Langkap merupakan tanaman sejenis palem-paleman yang menyebar sangat cepat dan mengganggu habitat badak jawa.“Langkap adalah masalah besar, tumbuhan invasif yang mengambil alih lahan pakan badak,” kata Ryan.Baca: Javan Rhino Expedition, Memotret Badak Jawa di Habitat Terakhir Salah satu cara mengendalikan tumbuhan invasif ini hanya dengan cara ditebang. Hal ini disampaikan Maria Febe Evnike, Hadi S. Alikodra dan Widodo S. Ramono dalam riset berjudul Pengaruh Pengendalian Langkap [Arenga obtusifolia] Terhadap Komposisi Tumbuhan Pakan Badak Jawa [Rhinoceros sondaicus], tahun 2013.“Perlu dilakukan pengelolaan pengendalian langkap yang tepat dengan metode tebang,” tulis para peneliti. | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2021-013-02.json | Badak Jawa dan Tumbuhan Invasif di Ujung Kulon | Badak Jawa dan Tumbuhan Invasif di Ujung Kulon | Penelitian yang dilakukan di Kalejetan Resort, Blok Selokan Bayun-Seuseupan, Taman Nasional Ujung Kulon, menunjukkan bahwa tebang daun merupakan cara yang paling baik untuk dilakukan. Selain itu, dengan menghilangkan semai dan pancang langkap, akan meningkatkan keragaman jumlah tanaman pakan badak jawa.“Meningkatnya jumlah kunjungan badak jawa di lokasi-lokasi tersebut diketahui terkait dengan tingkat pertumbuhan tanaman pakan.”Baca juga: Video Langka: Badak Jawa “Musofa” Asik Berkubang di Ujung Kulon Ujung KulonM. Syamsudin, Kepala Urusan Pemanfaatan, Pengawetan, dan Pelayanan Balai Taman Nasional Ujung Kulon menuturkan, Ujung Kulon merupakan satu-satunya rumah badak jawa.“Tidak ada tempat lain di dunia ini yang menjadi habitat badak jawa, di sini satu-satunya.”Populasinya hingga Juni 2021 sekitar 75 individu. Masalah yang dikhawatirkan adalah sex ratio. Jumlah perbandingan antara jantan dan betina tidak ideal, yaitu 1 berbanding 0,8, artinya lebih banyak jantan ketimbang betina. Padahal, idealnya 1 berbanding 3.“Badak ini juga bermasalah pada perbandingan umur. Badak dewasa lebih banyak dari anakan.”Mengutip situs Taman Nasional Ujung Kulon, kawasan ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli Botani Jerman, F. Junghun pada 1846, ketika ia mengumpulkan tumbuhan tropis.“Bahkan, perjalanan ke Ujung Kulon ini masuk dalam jurnal ilmiah beberapa tahun kemudian,” ujarnya.Tidak banyak catatan mengenai Ujung Kulon sampai meletusnya Gunung Krakatau tahun 1883. Kedahsyatan letusan Krakatau yang menghasilkan gelombang tsunami, memporak-porandakan tidak hanya permukiman penduduk di Ujung Kulon, tetapi juga satwa liar dan vegetasi yang ada.Tahun 1921, berdasarkan rekomendasi dari Perhimpunan The Netherlands Indies Society for The Protectin of Nature, Semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai kawasan Suaka Alam. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2021-013-02.json | Badak Jawa dan Tumbuhan Invasif di Ujung Kulon | Badak Jawa dan Tumbuhan Invasif di Ujung Kulon | Tahun 1937, Besluit Van Der Gouverneur, General Van Nederlandch mengubah status Suaka Alam menjadi kawasan Suaka Margasatwa, dengan memasukkan Pulau Peucang dan Pulau Panaitan.Tahun 1958, berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor: 48/Um/1958 Tanggal 17 April 1958, Ujung Kulon berubah status lagi menjadi kawasan Suaka Alam dengan memasukkan kawasan perairan laut selebar 500 meter dari batas air laut surut terendah.Tahun 1967, kawasan Gunung Honje Selatan seluas 10.000 hektar yang bergandengan dengan bagian timur Semenanjung Ujung Kulon ditetapkan menjadi Cagar Alam Ujung Kulon. Pada 1979, Gunung Honje Utara seluas 9.498 ha dimasukkan ke wilayah Cagar Alam Ujung Kulon.Tahun 1992, melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 284/Kpts-II/1992 Tanggal 26 Februari 1992, Ujung Kulon ditetapkan sebagai Taman Nasional Ujung Kulon dengan luas total 122.956 ha, terdiri kawasan darat 78.619 ha dan perairan 44.337 ha.Baca juga: Perluasan Habitat, Upaya Nyata Menyelamatkan Badak Jawa dari Kepunahan M. Syamsudin menjelaskan, pemerintah sudah membuat Strategi dan Rencana Aksi Badak Indonesia, berdasarkan Peraturan Kementerian Kehutanan Nomor: P.43/Menhut//II/2007. Rencana jangka pendek [2007-2017] konservasi badak jawa, yaitu meningkatkan populasi 20 persen, membangun populasi kedua, serta membangun suaka badak jawa.Sedangkan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Badak Jawa tahun 2019-2029 sudah sampai tahap konsultasi publik, telah dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Pandeglang bersama Bupati Pandeglang tahun 2019.“Badak jawa diawasi pergerakannya dengan kamera jebak, sekitar 135 unit. Lokasi pemasangannya berada di jalur feeding ground, jalur defekasi, kubangan, dan areal perpindahan,” jelasnya.Dia mengatakan, selain menjaga populasi badak jawa dengan mempertahankan habitat pakan, hal penting yang patut diperhatikan adalah kekerabatan/garis keturunan. | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2021-013-02.json | Badak Jawa dan Tumbuhan Invasif di Ujung Kulon | Badak Jawa dan Tumbuhan Invasif di Ujung Kulon | Dalam dua tahun ini, 2020-2021, dari 26 sampel dalam 47 tabung yang telah diidentifikasi, diketahui ada sebanyak 17 individu badak. Berdasarkan pengamatan langsung tim Rhino Health Unit [RHU] diketahui 13 individu haplotype-1, dan 4 individu haplotype-2.”Hasil penelitian ini menunjukkan diversitas genetik populasi yang rendah.”Syamsudin menyatakan, saat ini telah dilakukan pula upaya pengkayaan pakan badak. Salah satu langkahnya adalah bekas lahan garapan dan areal garapan masyarakat yang telah ditinggalkan, dilakukan penanaman kembali.“Tentunya dengan jenis tanaman pakan badak,” ujarnya.Baca: Mengenal Tumbuhan “Alien” di Sekitar Kita Fungsi ekologis Sunarto, Research Assosiate, ISER Universitas IndonesiaWildlife & Landscape Ecologist, Permian Global, mengatakan pentingnya menjaga keselarasan peran dan fungsi ekologis antar-spesies.Menurut dia, pendekatan single surrogate species sebagai upaya penyederhanaan perlu dilakukan. “Yang terlupakan dari single-species dan prioritisasi, alam tampak kompeks untuk dipelajari, tapi sesungguhnya sangat teratur.”Dalam bioversity, yang diperhatikan adalah genetik, individual, population, community, lalu ekosistem.“Bioversitas ini harus dijaga keseimbangannya atau keselarasannya.”Sunarto menuturkan, ancaman satwa liar saat ini terbagi menjadi tiga lapisan. Pertama, perkotaan dengan permasalahan karena kosumsi dan perdagangan. Kedua, pada wilayah penyangga, yaitu berupa ancaman karena konsumsi, perdagangan, dan konflik. Ketiga, tempat inti dalam hutan, yaitu perburuan, dan konversi habitat.“Upaya yang diperlukan untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan ekologi, dimulai dari merubah gaya hidup personal, keluarga, hingga bisnis ke depannya.”Tindak lanjut yang bisa dimaksimalkan adalah melanjutkan eksplorasi, inovasi, dan aksi nyata [kurangi tekanan, dukung pemulihan].“Lalu nikmati alam sekitar kita dan jadikan budaya, replikasi, berbagi, juga inspirasi,” paparnya. [SEP] | [0.0, 1.0, 0.0] |
2016-047-14.json | Mau Mudik? Waspadai Lokasi-lokasi Rawan Bencana Ini | Mau Mudik? Waspadai Lokasi-lokasi Rawan Bencana Ini | [CLS] Menjelang Lebaran, pemudik mulai berbondong-bondong pulang kampung halaman. Musim mudik tahun ini, tampaknya, warga mesti menambah kehati-hatian selain menghadapi kemacetan lalu lintas di jalanan. Pemudik harus melakukan persiapan matang karena bencana, terutama banjir dan longsor berpotensi terjadi di berbagai wilayah.Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyebutkan puncak hujan tejadi pada 5 Juli 2016, terutama . di Jawa bagian barat dan tenggara.Berdasarkan Badan Beteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi hujan lebat terjadi di Mentawai, Bengkulu, Maluku dan Laut Banda. Sedangkan hujan sedang-lebat terjadi di Jawa bagian tengah dan selatan. Hujan ringan hingga sedang terjadi di Lampung, Jawa, Bali, Kalimantan dan Papua. ”Yang perlu diwaspadai Jawa, karena pusat mudik ada di wilayah ini,” katanya.BNPB memetakan prediksi daerah kemacetan dan rawan bencana di Jawa. Ada 13 titik, yakni, Merak, Cikampek, Nagrek, Cirebon, Pejagan, Brebes, Tegal, Pekalongan, akses tol Semarang, Ungaran, Ambarawa, Tuban, Porong Sidoarjo, dan Lamongan.”Yang paling kritis rawan longsor seperti Nagrek sekitar dan Ambarawa,” katanya. Selebihnya, rawan banjir. Tak hanya banjir, titik rawan macetpun karena ada pasar tumpah di ruas Pantai Utara (Pantura) Jabar.Sutopo menjelaskan, longsor menjadi bencana mematikan dan perlu penanganan ekstra. Adapun potensi longsor cukup tinggi terjadi Juli 2016 ini antara lain di Banten Selatan, Jabar bagian tengah hingga selatan, Jateng bagian barat hingga tengah dan Jawa Timur.Zona Merah di Jateng, seperti Banjarnegara, Purworejo dan Banyumas. Di Jatim, seperti Trenggalek, Ponorogo, Pacitan dan Malang.Tak cuma Jawa, potensi longsong tinggi di Sumatera dan Bali. ”Sepanjang Bukit Barisan di Aceh hingga Lampung berpotensi bencana. Di Bali bagian utara, yang perbukitan.” | [1.0, 0.0, 0.0] |
2016-047-14.json | Mau Mudik? Waspadai Lokasi-lokasi Rawan Bencana Ini | Mau Mudik? Waspadai Lokasi-lokasi Rawan Bencana Ini | Untuk Sulawesi, potensi longsor dan banjir juga bakal terjadi. ”Banjir bandang tipikal bencana di Sulawesi, ini memiliki kerugian cukup besar karena menghantam semua yang dilalui,” katanya.Adapun, wilayah harus diwaspadai seperti Kabupaten Luwu Utara, Toraja Utara, Enrekang, Mamuju, Mamasa dan Luwu Timur untuk potensi longsor.Selama Juli, katanya, Gunung Sinabung masih berstatus awas dan Gunung Lokon siaga. ”Prediksi Sinabung masih akan terus erupsi.” Jadi, aktivitas pengunjung dan masyarakat dibatasi. Pada radius tiga km dari puncak, tujuh km di selatan-tenggara, enam km di tenggara timut dan empat km dari utara dan timur laut.Gunung Bromo di Jatim, pada 29 Juni status siaga, tetapi tak berbahaya dan aman bagi wisatawan. ”Terpenting tak memasuki radius satu km dari kawah sebagai zona terlarang.”Sutopo meminta, masyarakat memiliki persiapan ekstra dalam mudik tahun ini. Intensitas hujan tingi berdampak bencana seperti banjir, longsor dan puting beliung.BNPB mendukung posko nasional berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, BMKG dan juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta kementerian dan lembaga lain untuk bersama-sama penanganan bencana.Pada setiap kabupaten/kota rawan bencana, katanya, BNPB mendirikan posko pelayanan dan pemasangan rambu-rambu peringatan.Dia mengimbau, khusus pengendara motor tetap waspada menghadpai musim dengan cuaca tak menentu. ”Ini hujan sedang hingga lebat, data meninggal kecelakaan lebih besar setiap mudik Lebaran, ini perlu diwaspadai.”Data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, menyebutkan, selama 2011-2015, korban meninggal laka lantas mudik Lebaran ada 3.631 orang, luka berat 6.759 orang, dan luka ringan 20.569 orang. Korban meninggal mudik lebaran (H-7 hingga H+7) pada 2014 sebanyak 714 orang, dan 2015 berjumlah 657 orang.Banjir Jatim | [1.0, 0.0, 0.0] |
2016-047-14.json | Mau Mudik? Waspadai Lokasi-lokasi Rawan Bencana Ini | Mau Mudik? Waspadai Lokasi-lokasi Rawan Bencana Ini | Hujan deras dan pasang laut menyebabkan debit lima sungai meluap bersamaan yaitu Sungai Kedunglarangan, Sungai Welang, Sungai Gembong, Sungai Rejoso, dan Sungai Wrati di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (30/6/16). Tak pelak, banjir menggenangi delapan kecamatan meliputi Bangil, Beji, Kraton, Pohjentrek, Grati, Rejoso, Winongan, dan Gempol.Banjir menggenangi jalan nasional ruas Surabaya-Probolinggo sekitar satu meter. Transportasi terputus, ribuan rumah dan sawah terendam banjir.Banjir menyebabkan 52.743 jiwa atau 14.109 keluarga terdampak. Dua orang luka ringan, Aulia (45) warga Dusun Bulu Tambakrejo, hanyut dan Amanda (9) warga Dusun Tunggak, luka robek kaki kiri. Banjir surut.Sutopo mengatakan, hingga Jumat (1/7/16) pukul 10.00, banjir masih di Jalan Raya Rejoso dengan tinggi 10-20 cm.Hujan ekstrem pada musim kemarau di Pasuruan dan sekitar, katanya, merupakan anomali cuaca. Data BMKG, curah hujan di Pasuruan Kamis (30/6/16) berintensitas tinggi hingga sungai dan drainase tak mampu mengalirkan aliran permukaan berujung banjir.Hari sama, hujan deras juga terjadi di Sidoarjo hingga menyebabkan tanggul lumpur Lapindo jebol titik 67 di RT.09, RT.11 – RT.16, Desa Gempolsari, Tanggulangin, jebol. Lokasi jebol sebelah timur tak dekat Jalan raya Porong hingga tak menggenangi jalan. BPLS menurunkan dua alat berat guna penutupan tanggul dan penimbunan kembali dengan sandbag dan gedhek (dinding bambu). “Masyarakat diimbau selalu waspada.” [SEP] | [1.0, 0.0, 0.0] |
2019-013-16.json | Empat Komitmen Baru Indonesia untuk Jaga Laut Nusantara | Empat Komitmen Baru Indonesia untuk Jaga Laut Nusantara | [CLS] Indonesia ingin terus berpartisipasi dalam upaya menjaga laut dunia sejak dari sekarang hingga masa yang akan datang. Komitmen itu diperlihatkan kepada dunia saat menghadiri perhelatan Our Ocean Conference 2019 yang berlangsung di Oslo, Norwegia, 23-24 Oktober 2019. Di sana, Indonesia aktif mengajak semua negara peserta untuk ikut melibatkan diri dalam upaya menjaga laut dunia.Sebagai negara yang terdiri dari gugusan pulau, Indonesia sudah berjanji untuk mewujudkan empat komitmen baru yang dipublikasikan dalam OOC 2019. Keempat komitmen itu diungkapkan langsung oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Agus Dermawan.Menurut Agus yang menjadi salah satu anggota delegasi Indonesia pada OOC 2019, pada 2020 mendatang Indonesia berkomitmen untuk bisa mencadangkan kawasan konservasi perairan atau marine protected areas (MPAs) hingga 700 ribu hektare. Komitmen itu, menjadi penegas bahwa Indonesia sangat menjaga wilayah laut dengan segala potensinya yang ada.Untuk bisa mewujudkan itu, Pemerintah Indonesia mengalokasikan dana sebesar USD6,68 juta yang akan digunakan untuk mendukung pembentukan MPAs yang baru dan sekaligus meningkatkan efektitivitas pengelolaan MPAs yang sudah ada atau eksisting. Kucuran dana tersebut, diharapkan bisa mempercepat terwujudnya komitmen nomor satu tersebut.baca : Akankah Komitmen OOC 2018 Bisa Selamatkan Lautan Dunia? Kemudian, komitmen kedua adalah melakukan penilaian stok atau stock assesment di kawasan perairan darat dengan menggunakan metode yang telah diakui secara internasional. Metode tersebut, mencakup standar ilmiah ataupun pendekatan secara praktis.“Hal ini ditujukan untuk mendukung implementasi manajemen perikanan berbasis ilmiah pada tahun 2020 dengan anggaran sebesar USD705.000,” tuturnya dalam siaran pers KKP, pekan lalu. | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2019-013-16.json | Empat Komitmen Baru Indonesia untuk Jaga Laut Nusantara | Empat Komitmen Baru Indonesia untuk Jaga Laut Nusantara | Berikutnya, komitmen ketiga yang juga dipublikasikan saat OOC 2019, adalah upaya perpanjangan proyek peningkatan sistem peramalan laut untuk mengurangi resiko bencana maritim. Perpanjangan proyek ini akan dilakukan selama lima tahun mendatang hingga 2024 dengan menggunakan alokasi dana senilai USD121 juta.Terakhir, Agus menyebutkan komitmen keempat adalah pengawasan untuk sektor kelautan dan perikanan. Komitmen tersebut akan diwujudkan dengan melakukan kegiatan pengawasan melalui kapal patroli dan pengawasan udara, operasi pusat komando, investigasi kejahatan kelautan dan perikanan.“Selain itu, komitmen ini diwujudkan dengan pengawasan oleh KKP, peningkatan partisipasi pengawasan berbasis masyarakat, memerangi penangkapan ikan yang merusak, dan kegiatan terkait lainnya,” tuturnya.baca juga : Inilah Sejumlah Komitmen OOC 2018 untuk Menyelamatkan Lautan Komitmen IndonesiaDi Swedia, selain menghadiri sidang pleno OOC 2019, delegasi Indonesia juga menyelenggarakan beberapa kegiatan pendukung (side event) untuk perhelatan akbar tersebut. Salah satunya, adalah sesi bertajuk ”Enhancing Marine Enhancing Marine Sustainability through Cooperation, Conservation Actions and Marine Debris and Disaster Risk Reduction.”Menurut Agus, sesi pendukung tersebut diselenggarakan dengan menggandeng organisasi non profit Wildlife Conservation Society (WCS). Pada sesi awal, dilaksanakan dengan menggelar pertemuan antara delegasi Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Myanmar untuk mendiskusikan sejumlah isu kelautan dan perikanan.“Seperti pengembangan perencanaan ruang laut, pengelolaan kawasan konservasi perairan secara efektif, penanganan sampah plastik, dan penggunaan VMS (vessel monitoring system) dalam pengelolaan perikanan,” jelas dia. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2019-013-16.json | Empat Komitmen Baru Indonesia untuk Jaga Laut Nusantara | Empat Komitmen Baru Indonesia untuk Jaga Laut Nusantara | Adapun, pelaksanaan sesi khusus tersebut ditujukan untuk mempererat kerja sama Indonesia dengan negara tetangga serta menyampaikan dan mempromosikan upaya dan capaian Pemerintah Indonesia dalam pengelolaan sumber daya laut dan perikanan secara berkelanjutan.perlu dibaca : Menakar Komitmen Global Penyelamatan Samudera Dunia pada OOC 2018 Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP Sjarief Widjaja yang memimpin rombongan delegasi Indonesia, menyatakan bahwa empat komitmen baru di atas menyusul komitmen serupa yang juga dideklarasikan pada gelaran OOC sebelumnya pada 2017 dan 2018. Seluruh komitmen itu, diklaim sudah dilaksanakan dengan baik.Berbagai komitmen tersebut, antara lain dilakukan dalam bidang pembangunan kapasitas (capacity building); iklim, pencegahan dan pemantauan pengasaman laut; mempromosikan perikanan yang berkelanjutan; perlindungan laut; pengurangan polusi laut; jaringan kerja laut yang aman; pemetaan, pemahaman lautan, dan masa depan konferensi samudera.Menurut Sjarief, dalam upaya perlindungan laut, Indonesia sudah berhasil mencapai target perluasan kawasan konservasi pada 2018 yang mencapai luas 22,68 juta hektar. Capaian tersebut menegaskan keseriusan Pemerintah Indonesia dalam melindungi laut dan menjaganya dengan keberlanjutan.Selain empat komitmen baru, Indonesia juga menegaskan komitmennya untuk menjaga laut dengan cara mengurangi sampah plastik. Komitmen tersebut terus ditularkan kepada negara lain, termasuk para negara yang menjadi delegasi OOC 2019.Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI Yan Prastomo Ardi mengatakan, upaya mengurangi sampah plastik ditunjukkan Indonesia dengan melaksanakan rencana aksi nasional (RAN) pengurangan sampah plastik di lautan hingga 70 persen pada 2025 mendatang.baca juga : Cerita Penyelamatan dari Kawasan Wallacea dalam OOC, Seperti Apa? Sampah Laut | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2019-013-16.json | Empat Komitmen Baru Indonesia untuk Jaga Laut Nusantara | Empat Komitmen Baru Indonesia untuk Jaga Laut Nusantara | Agar upaya tersebut bisa terwujud dengan cepat dan efisien, Pemerintah Indonesia menggandeng sejumlah pihak dari kalangan pebisnis, kelompok masyarakat sipil, dan pemangku kepentingan lokal. Dengan menggandeng banyak kalangan, upaya untuk menanggulangi pencemaran plastik di lautan, dan juga daratan yang menjadi sumber utama produksi sampah plastik, diharapkan bisa terwujud.“Termasuk, dengan mengurangi limbah padat hingga 30 persen dan mengelola limbah padat hingga 70 persen pada 2025,” jelas Yan yang ikut menjadi delegasi Indonesia pada OOC 2019.Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Dari jumlah tersebut, ada kantong plastik hingga 10 miliar lembar tahun atau 85 ribu ton yang masuk ke lautan.“Besarnya sampah plastik yang masuk ke laut Indonesia, karena wilayah Nusantara sebagian besar terdiri dari lautan. Itu kenapa, Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok,” tegas dia.Sementara, berdasarkan data The World Bank pada 2018, sebanyak 87 kota di pesisir Indonesia memberikan kontribusi sampah ke laut dengan perkiraan sebanyak 1, 27 juta ton. Dengan komposisi sampah plastik mencapai 9 juta ton dan diperkirakan sekitar 3,2 juta ton adalah sedotan plastik.Dengan fakta tersebut, Pemerintah Indonesia semakin serius untuk ikut menyelesaikan persoalan sampah plastik yang ada di dunia, khususnya di wilayah laut. Salah satu komitmen itu, adalah dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia No.83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut.“Regulasi tersebut berisikan strategi, program, dan kegiatan yang sinergis, terukur, dan terarah untuk mengurangi jumlah sampah di laut, terutama sampah plastik,” ungkap dia. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2019-013-16.json | Empat Komitmen Baru Indonesia untuk Jaga Laut Nusantara | Empat Komitmen Baru Indonesia untuk Jaga Laut Nusantara | Menurut Yan, Perpres 83/2018 tersebut ikut dituangkan dalam bentuk RAN Penanganan Sampah Laut Tahun 2018-2025. Rencana Aksi ini merupakan dokumen perencanaan yang memberikan arahan strategis bagi kementerian/lembaga, dan acuan bagi masyarakat serta pelaku usaha dalam rangka percepatan penanganan sampah laut.Diketahui, penyelenggaraan OOC di Oslo menjadi yang ke-6 sejak pertama kali diselenggarakan pada 2014. Sebelumnya, perhelatan dilakukan di Washington DC, Chile, Malta, dan Indonesia. Selain dipimpin KKP, delegasi Indonesia terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Kemenhub, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Satgas 115. [SEP] | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2023-006-11.json | Abrasi Kota Padang, Bagaimana Upaya Penanganan Pemerintah? | Abrasi Kota Padang, Bagaimana Upaya Penanganan Pemerintah? | [CLS] Pagi cerah, angin laut berhembus kencang pada pertengahan 2022. Ombak pun menghempas batu pemecah ombak dan air laut masuk ke jalanan.“Itu namanya galoro,” kata Asri, nelayan Pantai Air Manis Kota Padang, Sumatera Barat. Kami sedang duduk di pondok kecil yang punya sedikit dinding penghalang angin.Sambil meluruskan topi hitamnya, lelaki 52 tahun ini cerita, kalau galoro adalah ombak besar yang datang tanpa disertai angin kencang. Beberapa orang menyebut ombak pasang.Pondok itu makin dekat dengan ombak. Tak jauh dari situ ada rumah Edi, kawan Asri. Lantai kamar Edi sempat jebol karena tiap malam ombak berdentum ke dinding kamarnya.Perahu-perahu nelayan harus diangkat ke permukaan yang lebih tinggi kalau tidak bisa terbawa gelombang ke tengah laut. Padahal dahulu ada pondok berdiri di titik 20 meter dari daratan tempat kami duduk. Pada titik itu, kini sudah jadi batu susun memanjang ke arah laut.Seminggu itu angin kencang, cuaca tak menentu, hanya nelayan-nelayan nekat tetap berangkat mencari ikan.Nelayan-nelayan di Pantai Air Manis bisa membaca cuaca. Dia menunjuk ujung laut. Cakrawala yang saat itu sedang ada garis hijau. “Itu angin yang sedang kencang. Sebentar lagi angin itu ke daratan,” katanya.Tak berapa lama angin datang ke darat dan membuat ombak makin besar jatuh ke darat. Angin itu, kata Asri, akan membawa awan hujan ke darat. Nanti, awan itu akan memunculkan hujan dan hujan itu dihantam kilat. Selanjutnya hari akan cerah.Meski pun bisa membaca cuaca kondisi alam dia akui makin sulit ditebak. Abrasi memakan ruang hingga menyulitkan perahu-perahu nelayan untuk sandar. Mencari ikan juga makin jauh. Apa rencana pemerintah? Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Kota Padang menggelar diskusi soal rancangan infrastruktur abrasi pesisir pantai Padang berbasis mitigasi bencana Senin pada 6 Februari lalu. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2023-006-11.json | Abrasi Kota Padang, Bagaimana Upaya Penanganan Pemerintah? | Abrasi Kota Padang, Bagaimana Upaya Penanganan Pemerintah? | Ada dua jenis bencana yang berpotensi terjadi di Sumatera Barat yaitu tsunami bersifat rapid on set dan abrasi yang bersifat slow on set.Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB bilang pada prinsipnya setiap pantai memiliki sirkulasi masing-masing.“Waktu musim barat dan timur, misal gelombang dominan membawa sedimen pasir dalam arah tegak lurus pantai. Sedangkan pada musim peralihan, gelombang membentuk arus sejajar pantai yang akan membawa sedimen dalam arah sejajar pantai, baik dalam arah utara-selatan, maupun sebaliknya,” katanya.Sepanjang pantai Padang ternyata memiliki karakteristik abrasi berbeda-beda. Misal, di sekitar Monumen Merpati Perdamaian hingga Muaro, karakteristik abrasi dominan dalam arah tegak lurus pantai. Berbeda dengan kawasan di bagian utara di sekitar Bandara Internasional Minangkabau (BIM), gelombang dan arus masih dominan bergerak sejajar pantai.Pola arus atau karakteristik ini juga dapat berubah-ubah seiring berjalannya waktu dan pertambahan bangunan pelindung pantai.“Prinsip dan karakteristik ini yang harus kita petakan satu-persatu untuk menentukan pelindung pantai seperti apa agar efektif untuk mencegah abrasi,” katanya.Adanya infrastruktur lepas pantai akan mendorong kemunculan sedimen di belakangnya. Selanjutnya, sedimen ini bisa untuk menanam vegetasi seperti mangrove, cemara udang dan vegetasi lain yang tentu saja bermanfaat menahan abrasi dan mengurangi risiko tsunami.“Pembangunan fisik harus paralel juga dengan upaya mitigasi berbasis vegetasi,” katanya.Adapun, kata Abdul, satu pilihan infrastruktur memitigasi abrasi di Pantai Padang saat ini dengan membangun offshore breakwater sejajar pantai, di laut sejauh 50-100 meter dari bibir pantai.“Pembangunan fisik ini untuk jangka pendek 50-70 tahun, karena infrastruktur fisik makin lama makin berkurang kekuatannya. Sedangkan tsunami memiliki periode ulang 50 hingga ratusan tahun.” | [1.0, 0.0, 0.0] |
2023-006-11.json | Abrasi Kota Padang, Bagaimana Upaya Penanganan Pemerintah? | Abrasi Kota Padang, Bagaimana Upaya Penanganan Pemerintah? | Kalau vegetasi, katanya, makin lama ditanam akan makin kuat menahan gelombang.“Secara alami, dengan pemecah gelombang offshore yang sejajar pantai, akan terbentuk tombolo atau sedimen pasir yang terbawa arus yang tegak lurus dengan pantai,” katanya.Medi Iswandi, Kepala Bappeda Sumatera Barat mengutip data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Padang kehilangan 21-49 meter per tahun di sepanjang 24,7 dari 74 km garis pantai di sejak 2009 sampai 2018. Selain itu, ada kenaikan air laut 0,37 cm per tahun.Garis pantai Padang juga mengalami kemunduran enam meter per tahun ke arah darat.“Apabila membangun infrastruktur pelindung Pantai Padang, maka sudah menyelamatkan 25% dari ekonomi Sumatra Barat,” kata Medi.Dalam diskusi itu Hendri Septa, Walikota Padang malah mendorong program dari Kementerian PUPR terkait ‘rancangan jangka panjang’ untuk antisipasi abrasi sepanjang Pantai Padang. Dia mengatakan, ada beberapa titik Pantai Padang yang belum punya batu grip untuk tahan abrasi, salah satunya Koto Tangah.“Kita memohon pada pemerintah pusat khusus KPUPR untuk bersama-sama melindungi kondisi Kota Padang. Apalagi melihat banyak gedung-gedung bersejarah di sekitar pantai,” katanya dalam rilis Pemerintah Kota Padang.Jarot WIdyoko, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat (Dirjen SDA PUPR) mengatakan, pada 2023 akan memprioritaskan pengamanan pantai sekitar Masjid Al Hakim.Lokasi itu jadi prioritas, katanya, karena data Juli 2022 terjadi gelombang ekstrem yang menyebabkan gelombang naik ke darat sekitar 40 meter.= ***Deddy Arsya, sejarawan dari Universitas Islam Negeri Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi mengatakan, belum menemukan catatan peristiwa abrasi dalam koran-koran kolonial.“Tapi kalau dalam ingatan-ingatan orang ada muncul soal abrasi. Tapi tampaknya itu setelah kolonial.” | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2023-006-11.json | Abrasi Kota Padang, Bagaimana Upaya Penanganan Pemerintah? | Abrasi Kota Padang, Bagaimana Upaya Penanganan Pemerintah? | Ceritanya, di sekitar pantai Padang itu dulu ada pertokoan Tionghoa dan kubura. Semua habis kena abrasi. Jejaknya, kadang masih kelihatan kalau pasang sedang surut. Ia berlokasi di sekitar Taman Budaya Padang.Soal wilayah pantai yang lain, Dedi tidak menemukan dalam sejarah. “Mungkin karena wilayah pinggir laut tidak dihuni sejak dulu. Pemukiman selalu diarahkan ke daratan. Bukan problem manusia abrasi itu. Itu jadi problem karena pemukiman manusia yang makin mendesak ke arah laut,” katanya.Penanganan abrasi dengan batu-batu pemecah ombak baru dilakukan belakangan pada era orde baru. “Sebelum itu , belum pernah terbaca ada upaya dan kebijakan serupa,” katanya.Belanda, katanya, lebih sibuk mengurus air daratan, seperti bikin sodetan, kali buatan, drainase dan seterusnya.Randi Reimena, penulis sejarah Sumatera Barat mengatakan, ada beberapa catatan penanganan abrasi oleh Pemerintah Indonesia, salah satunya di Buku Padang Riwayatmu Kini karya Rusli Amran.Alumni magister ilmu sejarah Universitas Andalas ini mengatakan dalam tulisan Rusli Amran menggambarkan bagaimana lokasi pada 1907 ada bukit dan rumah kecil serta bangku tempat santai hancur oleh terjangan ombak. Lokasinya di ujung Jalan Nipah, yang kabarnya pernah ada meriam Belanda hanya dibongkar pada 1988.Selain Rusli ada pula Randi menyebut Majalah Ganto terbit 1973. Artikelnya berjudul “Laju Erosi Pantai Padang Berhasil Dihentikan”.Randi mengatakan, dalam artikel itu dilaporkan, ombak Samudra Hindia menyebabkan abrasi mencapai 2,2 meter per tahun.“Sebenarnya, pada 1964, Pemerintah Sumatera Barat membuat dam darurat menahan hantaman ombak. Pembangunan dari Muara Batang Arau sampai Muara Banjir Kanal. Pembangunan sampai 1969. Dam itu juga akhirnya retak dan tergerus,” katanya. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2023-006-11.json | Abrasi Kota Padang, Bagaimana Upaya Penanganan Pemerintah? | Abrasi Kota Padang, Bagaimana Upaya Penanganan Pemerintah? | Pemerintah Sumatera Barat tak menyerah, mereka membangun lagi dengan anggaran Rp206 juta saat itu. Mereka membuat tanggul sistem grip dengan menumpuk bongkahan-bongkahan batu gunung dan kubus beton. Batu grip beranjung ini menjorok ke laut sampai 25 meter. “Ini dibangun 1973,” katanya.Pada 2021, pemerintah kembali menyusun batu grip di beberapa bagian pantai Kota Padang. Salah satunya di dekat Mesjid Putih Al-hakim. ******* [SEP] | [0.0, 1.0, 0.0] |
2019-047-02.json | Forum Diskusi Mongabay : KEE Upaya Atasi Konflik Gajah dan Manusia di Jambi | Forum Diskusi Mongabay : KEE Upaya Atasi Konflik Gajah dan Manusia di Jambi | [CLS] Konflik gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dengan masyarakat jadi masalah serius beberapa tahun terakhir ini di Tebo, Jambi. Padahal, Tebo, terutama lansekap Bukit Tigapuluh merupakan kantong populasi gajah terpadat di Sumatera bagian tengah. Populasi gajah terdesak alih fungsi kawasan hutan jadi pemukiman, tambang dan perkebunan hingga populasi yang sebagian besar berada di luar Taman Nasional Bukit Tigapuluh, makin terdesak.Pada Januari-Juni 2018, saja tercatat konflik gajah dengan masyarakat ada 188 kasus. Pada Mei lalu, konflik menyebabkan gajah betina berusia dua tahun diduga tewas karena diracun.Baca juga: Mereka Berupaya Selamatkan Gajah Jambi Kala Habitat Terus TergerusBKSDA Jambi bersama berbagai pihak terkait tengah mengupayakan wilayah habitat dan jelajah gajah jadi kawasan ekosistem esensial (KEE).Wawan Gunawan, Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Jambi mengatakan, KEE seluas 54.000 hektar, terdiri dari hutan tanaman industri dan restorasi serta lima desa masuk Kecamatan Sumay. Di KEE ini akan dibangun pagar listrik, pusat edukasi lingkungan dan ekowisata.“Pembangunan KEE mulai tahun ini. Kami tengah survei lapangan menentukan pembuatan pagar listrik dan menggali potensi ekonomi warga desa dalam dan sekitar KEE,” katanya, dalam diskusi yang diadakan Mongabay, beberapa waktu lalu. Tim BKSDA, katanya, sedang sosialisasi KEE dan rencana pembangunan pagar listrik. Rata-rata, warga mendukung tetapi ada juga desa belum mau memberikan komitmen mendukung rencana ini seperti Desa Pemayungan.Dengan pembangunan KEE, katanya, selain meredam konflik gajah dan masyarakat juga mendapatkan keuntungan ekonomi, seperti pengembangan ekowisata di kawasan KEE. Dia bilang, berbagai pihak terlihat dalam pembangunan KEE ini, dari pemerintah, masyarakat dan swasta serta organisasi masyarakat sipil, seperti Forum Konservasi Gajah Sumatera (FKGI). | [0.6666666865348816, 0.3333333432674408, 0.0] |
2019-047-02.json | Forum Diskusi Mongabay : KEE Upaya Atasi Konflik Gajah dan Manusia di Jambi | Forum Diskusi Mongabay : KEE Upaya Atasi Konflik Gajah dan Manusia di Jambi | Krismanko Padang, Ketua FKGI mengatakan, pembangunan KEE ini salah satu solusi mengatasi konflik gajah dengan masyarakat. “KEE ini model baru, di samping perencanaan lapangan harus mapan, dasar hukum juga harus diperkuat,” katanya.Dia katakan, penegakan hukum di KEE harus tegas agar populasi gajah tersisa dapat diselamatkan.Lansekap Bukit Tigapuluh, kantung populasi gajah terbesar di Sumatera Tengah menampung sekitar 143 gajah. Dalam kondisi ideal perlu habitat 2.000 km persegi untuk populasi gajah lebih 100. Saat ini, tak ada lagi kawasan seluas itu. Kawasan yang memungkinkan didiami kelompok gajah di lansekap Bukit Tigapuluh hanya sekitar 400 kilometer persegi, seluruh kawasan di luar wilayah konservasi.Sebagian besar ruang jelajah gajah di lansekap Bukit Tigapuluh adalah hutan produksi yang dikuasai swasta. Peran mereka, katanya, sangat penting dalam menyelamatkan populasi gajah tersisa. Keterangan foto utama: Bangkai gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) tanpa kepalaterlihat di areal perkebunan sawit plasma di Desa Tanjung, Kecamatan VII Koto, Tebo, Jambi, Rabu (18/11/14). Foto: Andreas Sarwono/FKGI [SEP] | [0.0, 0.0, 1.0] |
2021-071-05.json | Tantangan Besar Mewujudkan Budi daya Abalon | Tantangan Besar Mewujudkan Budi daya Abalon | [CLS] Nama kerang Abalon (Haliotis) masih belum bisa menempati posisi puncak popularitas di Indonesia hingga saat ini. Biota laut tersebut masih kalah populer dibandingkan nama-nama lain seperti Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Brachyura), ataupun Tuna, Cakalang, dan Tongkol (TCT).Walau sama-sama berharga mahal, namun Abalon sampai saat ini masih menjadi komoditas untuk kalangan terbatas dengan tingkat ekonomi yang masuk golongan atas. Dalam seporsi Abalon yang sudah dimasak, harganya bisa mencapai kisaran Rp1 juta.Mengingat potensi besar untuk perekonomian nasional, Pemerintah Indonesia mendorong pemanfaatan Abalon dilakukan melalui cara budi daya. Dorongan itu muncul, karena selama ini Abalon diperjualbelikan dengan cara mengambil langsung dari alam.Direktur Jenderal Perikanan Budi daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (DJPB KKP) Slamet Soebjakto mengatakan, sebagai biota laut yang bernilai ekonomi tinggi, Abalon mendapatkan perhatian yang tinggi dari masyarakat pesisir di seluruh Indonesia.Hewan laut tersebut, tidak hanya dimanfaatkan dengan cara dimakan langsung, namun juga dijual di pasar lokal yang berdekatan dengan kawasan pesisir. Selain itu, Abalon juga menjadi komoditas ekspor yang dikirim ke sejumlah negara di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.baca : Dari Pelosok Bali Ini Bibit Udang Unggul, Abalon, dan Tiram Mutiara Tersedia Akan tetapi, walau sudah menjadi komoditas yang dimanfaatkan sejak lama, namun hingga sekarang pemanfaatan dengan cara budi daya masih dianggap sebagai cara yang baru. Untuk itu, diperlukan sentuhan inovasi teknologi yang harus terus dikembangkan, untuk mengejar produksi melalui budi daya.“Pengembangan budi daya Abalon masih sangat potensial dilakukan di Indonesia, mengingat perairan laut kita masih sangat luas dan cocok,” ungkap Slamet Soebjakto belum lama ini. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2021-071-05.json | Tantangan Besar Mewujudkan Budi daya Abalon | Tantangan Besar Mewujudkan Budi daya Abalon | Menurut dia, budi daya Abalon dapat memberikan alternatif atau tambahan penghasilan bagi masyarakat dan sekaligus memberikan dampak positif secara ekologi. Hal itu bisa terjadi, karena dengan budi daya, tidak akan lagi terjadi eksploitasi sumber daya Abalon di alam.Untuk melaksanakan pengembangan budi daya Abalon, KKP menunjuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPUI2K) Karangasem, Bali. Melalui prosesnya, teknik pembenihan dan pengembangan teknologi budi daya Abalon akhirnya berhasil dilakukan.“Dalam pengembangan budi daya Abalon, perlu diperhatikan kelayakan lokasi untuk budi dayanya, berdasarkan kondisi fisik perairan, kondisi kimia, dan akses ke lokasi budi daya,” terang dia.baca juga : Melestarikan Kerang Laut Abalon yang Sangat Mahal di Meja Makan Restoran TeknologiHal lainnya yang juga perlu untuk diperhatikan, adalah keamanan dan perlindungan perairan untuk membangun konstruksi budi daya. Kemudian, aksesibilitas yang mudah dijangkau dan keamanan yang terjamin menuju lokasi budi daya, juga menjadi hal yang tidak boleh dilupakan.“Dan perlu dicatat, perairan harus bebas dari pencemaran, buangan industri, limbah pertanian ataupun limbah rumah tangga,” tambah dia.Jika semua hal yang harus diperhatikan tersebut dilaksanakan, maka budi daya Abalon diyakini akan bisa ikut mendorong kesejahteraan masyarakat pesisir, karena akan terjadi peningkatan pendapatan ekonomi bagi para pembudi daya Abalon dan nelayan.Untuk melaksanakannya, Slamet menyebut kalau budi daya Abalon bisa dilakukan dengan menerapkan sistem keramba jaring apung (KJA), jaring tancap, atau menggunakan keranjang-keranjang plastik yang sudah diberikan bahan pelindung (shelter). | [1.0, 0.0, 0.0] |
2021-071-05.json | Tantangan Besar Mewujudkan Budi daya Abalon | Tantangan Besar Mewujudkan Budi daya Abalon | Agar proses budi daya bisa lancar, KKP terus melakukan inovasi teknologi untuk pengembangan budi daya Abalon, termasuk untuk pengembangan pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Proses penciptaan inovasi dilakukan, agar teknologi budi daya Abalon mudah dilaksanakan oleh masyarakat.Jika teknologi untuk melaksanakan budi daya Abalon sudah efisien dan gampang untuk diterapkan oleh masyarakat, Slamet meyakini kalau budi daya komoditas tersebut akan semakin diminati. Dengan teknologi yang mudah, Abalon juga bisa mendatangkan rupiah yang tidak sedikit.Tambahan lagi, budi daya Abalon diyakini akan semakin diminati masyarakat, karena teknologinya tergolong ramah lingkungan dan tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Semua itu bisa terjadi, karena tidak ada penggunaan bahan kimia untuk teknologi budi daya Abalon.“Hanya menggunakan mikroalga maupun makroalga sebagai pakan pada proses budi dayanya,” jelas dia.baca juga : Ini Tantangan Pembudidaya Kerang Hijau di Gresik Kepala BPUI2K Karangasem Winarno, pada kesempatan berbeda menjelaskan bahwa proses pemijahan Abalon dilakukan setiap bulan dengan menggunakan metode penjenuhan oksigen. Untuk satu periode pemijahan yang dilakukan di BPUI2K Karangasem, dapat menghasilkan 2-3 juta trokofor.Trokofor sendiri tidak lain adalah jenis larva planktonik yang berenang bebas dengan beberapa baris silia. Dengan menggerakkan silia mereka yang cepat, sebuah pusaran air dibuat. Dengan cara ini mereka mengendalikan arah gerakan mereka.Sementara, untuk pemeliharaan induk Abalon, Winarno mengatakan bahwa itu dilakukan dalam bak fiber berkapasitas 1.500 liter yang di dalamnya sudah ada pelindung yang memakai sistem air mengalir. Setiap bak kemudian diisi 150 ekor induk Abalon dan diberikan pakan berupa rumput laut yang selalu tersedia.“Pemeliharaan induk Abalon dilakukan sampai matang gonad (organ reproduksi yang menghasilkan sel kelamin) dan siap dipijahkan,” jelas dia. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2021-071-05.json | Tantangan Besar Mewujudkan Budi daya Abalon | Tantangan Besar Mewujudkan Budi daya Abalon | Untuk pemeliharaan larva, itu dilakukan pada bak beton yang diberi sirkulasi air dan aerasi dengan pengaturan kecil. Kemudian, selama prosesnya diberikan pakan berupa bentik diatom. Larva Abalon dipelihara selama dua bulan hingga larva berubah menjadi benih berukuran satu sentimeter.perlu dibaca : Kisah Peliknya Para Pencari Tiram di Lamongan ProsesLebih jauh Slamet menerangkan, untuk menghindari proses persaingan makanan, maka proses penyortiran (grading) untuk menyeragamkan ukuran perlu dilakukan hingga empat kali dalam sebulan, yaitu saat berukuran 2 cm (3 bulan), 3 cm (4 bulan), 4 cm (5 bulan) dan 5 cm (kurang dari 6 bulan).Khusus untuk manajemen pakan, itu dilakukan sesuai umur Abalon yang dipelihara. Untuk umur satu bulan itu diberikan pakan berupa plankton jenis diatom dosis 1 juta sel per ml. Lalu, untuk umur dua bulan diberikan pakan berupa rumput laut jenis ulva dan gracilaria.“Hasil produksi benih Abalon yang berasal dari BPIU2K Karangasem didistribusikan ke beberapa daerah seperti Bali, Pulau Seribu, Bogor, Yogyakarta serta daerah lainnya di Indonesia,” papar dia.Untuk penggunaan benih Abalon yang dulunya hanya terbatas untuk kegiatan penelitian dan menunjang kegiatan restocking, saat ini sudah dapat dibudidayakan oleh kelompok nelayan atau pembudidaya dengan menggunakan sistem jaring tancap maupun KJA.Peneliti dari Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (BPBTA LIPI) Dwi Eny Djoko Setyono pada kesempatan sebelumnya menyebutkan kalau Indonesia memiliki banyak perairan pantai yang cocok untuk menjadi habitat Abalon.Menurut dia, ada lebih dari 100 jenis Abalon yang tersebar di dunia, dengan tujuh jenis di antaranya adalah Abalon yang bisa ditemukan di perairan Indonesia. Dari tujuh yang ada, baru jenis Mata Tujuh (Haliotis asinina) dan Kaki Kuning (Haliotis squamata) yang sudah dipelajari dan dibudidayakan. | [0.0, 0.3333333432674408, 0.6666666865348816] |
2021-071-05.json | Tantangan Besar Mewujudkan Budi daya Abalon | Tantangan Besar Mewujudkan Budi daya Abalon | Abalon sendiri termasuk jenis gastropoda laut yang bernilai ekonomi penting, karena nilai jual dagingnya yang tinggi untuk pasar ekspor. Namun, akibat dari tingginya nilai jual tersebut, populasi Abalon tropis di beberapa wilayah perairan Indonesia disinyalir telah dipanen secara intensif .“Dan telah mengalami tangkap yang berlebihan atau over fishing,” ucap peneliti bidang oseanografi terapan, khususnya bidang penelitian biologi laut dan marikultur itu menegaskan.Saat ini, upaya untuk melaksanakan budi daya Abalon sudah dilakukan di Indonesia, baik oleh Pemerintah maupun swasta. Namun demikian, karena kendala minimnya informasi dan pengetahuan dasar tentang aspek-aspek biologi dan budi daya Abalon, usaha tersebut belum berkembang seperti yang diharapkan. [SEP] | [0.0, 1.0, 0.0] |
2012-040-14.json | Aksi Hatam: Lindungi Rakyat dari Tambang | Aksi Hatam: Lindungi Rakyat dari Tambang | [CLS] KOALISI masyarakat anti tambang berunjuk rasa di Jakarta, memperingati Hari Anti Tambang (Hatam). Aksi gabungan dari Walhi, Kiara, Fitra, KontraS, Jatam dan Front Pejuang Rakyat (FPR), Selasa(29/5/12) ini diawali di Gedung Rasuna Epicentrum, Pasar Festival. Setelah itu dilanjutkan di depan Gedung Wisma Bakrie 2 di Jalan Rasuna Said.Peringatan Hatam ini berawal dari kasus lumpur Lapindo yang tepat memasuki usia enam tahun, pada 29 Mei ini. Di depan pintu masuk Epicentrum koalisi membentangkan beragam poster, foto-foto dan aksi teatrikal.“Masa Depan Indonesia Bukan Tambang.” “29 Mei Hari Anti Tambang. Pulihkan Hak Rakyat. Lawan Kebodohan dan Lupa.” Lalu, di bagian depan ditunjukkan beberapa foto yang memperlihatkan rumah yang terendam, sampai anak korban lumpur Lapindo.Dalam aksi itu ada sebuah keranda mayat bertuliskan 6 Tahun Lumpur Lapindo. Lalu, muncul manusia berjubah hitam, bertopeng bertuliskan “penjahat lingkungan.” Laki-laki ini menggambarkan sosok pengusaha.Ada seorang pria yang terlihat menderita. badan berlumur lumpur. Dia menangis karena tersiksa dampak tambang. Pria menyedihkan ini menggambarkan warga korban tambang.Badan penuh lumpur, sebagai satu contoh tragedi tambang yakni, kasus luapan Lumpur Lapindo, di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).Tampak dalam aksi teatrikal itu, warga teraniaya. Memohon kepada pengusaha, tapi tak dipedulikan. Penderitaan mereka tiada henti. Mereka hanya bisa menangis dan menangis…Haris Balubun dari Jatam dalam orasi mengatakan, lumpur Lapindo satu contoh betapa tambang, tak hanya merusak lingkungan hidup, juga menyengsarakan rakyat. Dia meminta, Aburizal Bakrie, bertanggungjawab. Tambang PT Lapindo Brantas, milik Nirwan Bakrie, adik Aburizal Bakrie.“Kasus-kasus tambang menyengsarakan rakyat. Coba lihat dari Aceh sampai Papua.”“Enam tahun sudah lumpur Lapindo. Warga kehilangan kehidupan. Ratusan anak kehilangan sekolah, pemuda-pemuda jadi pengangguran. Kembalikan hak rakyat!” | [0.5, 0.5, 0.0] |
2012-040-14.json | Aksi Hatam: Lindungi Rakyat dari Tambang | Aksi Hatam: Lindungi Rakyat dari Tambang | Sekitar 30 menit di Epicentrum, aksi dilanjutkan ke Gedung Bakrie 2. Mereka longmarch ke gedung yang berjarak sekitar 200 meter dari Epicentrum itu.Para aktivis membentangkan poster tepat di belakang plang nama gedung. Lalu, tepat di depan papan nama “Bakrie 2”, aksi teatrikel kembali digelar.Seorang pria duduk ‘manis’ sambil melulur badan dengan lumpur. Tak hanya melulur badan, dia juga melumuri tulisan di plang nama dengan lumpur juga. Duduk santai di sini lain pria berjubah hitam.Teriakan,” Tuntaskan Tuntaskan Kasus Lapindo,” terus diulang-ulang mengiringi aksi teatrikal ini.Fredy dari FPR berorasi. Dia mengatakan, sudah menjadi kebiasaan, kala tambang beroperasi, mereka tak mau menanggung biaya sosial yang ditimbulkan. Corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan yang didengung-dengungkan, tak lebih hanya promosi produk belaka.“CSR tak mampu menjawab masalah sosial masyarakat yang muncul karena tambang,” teriak Fredy. [SEP] | [0.5, 0.5, 0.0] |
2019-034-19.json | Cerita Adat Ngadas dari Kematian, Kerukunan hingga Pandangan Lingkungan | Cerita Adat Ngadas dari Kematian, Kerukunan hingga Pandangan Lingkungan | [CLS] Karyo Selamet (36), terlihat senang siang itu. Selain karena bisa berkumpul dengan rekan dan keluarganya diatas panggung, ia juga merasa beruntung berkesempatan untuk mengikuti rangkaian prosesi upacara Entas-entas di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (14/07/2019). Ngadas merupakan salah satu diantara 36 desa Suku Tengger, terletak di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).Bagi warga Ngadas, pelaksanaan upacara Entas-entas secara khusus yaitu untuk menyucikan roh atau adma bagi orang yang sudah meninggal dunia. Atau sebagai upaya untuk memperingati kematian keluarga yang tiada agar arwahnya bisa mendapatkan tempat yang lebih baik. Ritual adat ini, dilaksanakan pada hari yang ke-1000 atau minimal pada hari ke-44 setelah keluarga ada yang meninggal. Istilah Entas-entas berasal dari bahasa Jawa, yaitu entas yang berarti mengangkat.baca : Foto : Unan-Unan, Tradisi Tengger Menentukan Penanggalan Demi Kesuburan Untuk melakukan upacara ini, berbagai keperluan dipersiapkan, diantaranya adalah kain putih, bebek, cepel, cobek, beras, kulak. Selain itu, juga menyediakan sebuah boneka yang diberi nama Petra, sebagai tempat kembalinya roh atau adma. Adapun pembuatan boneka itu menggunakan bahan dedaunan dan bunga, kemudian nantinya akan disucikan oleh pemuka adat. Masing-masing benda yang digunakan sebagai sarana upacara tersebut mempunyai makna tersendiri bagi warga Ngadas.Ada beberapa tahapan prosesi yang dilakukan, diantaranya yaitu, mengisi kulak atau bumbung yang terbuat dari bambu itu dengan beras. Kemudian, semua keluarga kumpul dibawah kain putih panjang yang dibentangkan oleh dukun setempat. Setelah itu, dilakukan prosesi Entas-entas. Inti dari upacara ini, bagi warga Ngadas yaitu untuk mengembalikan manusia kepada unsur alaminya, yaitu tanah, kayu, air dan panas. | [0.0, 1.0, 0.0] |
2019-034-19.json | Cerita Adat Ngadas dari Kematian, Kerukunan hingga Pandangan Lingkungan | Cerita Adat Ngadas dari Kematian, Kerukunan hingga Pandangan Lingkungan | Adma atau roh yang dientas diwakili oleh orang yang masih hidup, meskipun itu tidak ada hubungan saudara. Adapun salah satu persyaratan warga yang mau mewakili adma tersebut tidak boleh memakai baju, untuk yang perempuan diharuskan memakai kemben, atau pakaian tradisional pembungkus tubuh wanita yang secara historis umum ditemui di daerah Jawa dan Bali. Karena dalam pandangan warga Ngadas, orang yang sudah meninggal itu tidak memakai baju ataupun lainya.Mereka yang mewakili adma itu kemudian dipayungi dengan menggunakan kain berwarna putih, diantaranya adalah anak-anak, muda maupun dewasa. Mereka kemudian diberikan mantra oleh dukun. Setelah itu, semua Petra dibawa ke tempat pembakaran untuk di sempurnakan.baca juga : Hari Raya Kasada, Sebuah Persembahan Akan Kesuburan KerukunanPenduduk desa Ngadas sebanyak 2.026 jiwa, memiliki tiga keyakinan agama yang dipeluk. Diantaranya pemeluk agama Budha sebesar 50 persen, agama Islam 40 persen dan agama Hindu 10 persen. Ada tiga masjid, satu pura dan satu vihara di desa ini untuk warga menjalankan ibadah masing-masing.Di desa Ngadas masyarakatnya dianggap masih memegang teguh adat istiadat kehidupan lebih plural. Joko Tri Haryanto, peneliti dari Balai Peneliti dan Pengembangan Agama Semarang, melalui jurnalnya, menjelaskan, walau di Ngadas terpolarisasi dalam banyak agama, namun masyarakatnya tetap taat dan tunduk pada adat Tengger.Dia melanjutkan, kuatnya pengaruh adat Tengger juga disebabkan oleh pandangan masyarakat yang cukup kuat terhadap kekuatan-kekuatan supranatural yang ada di lingkungan mereka. Kerukunan beragama terwujud dalam praktik-praktik keseharian di masyarakat. Hal tersebut, menurut Joko, juga bisa dilihat dari spasial atau hunian pemukiman ynag tidak ada pembagian khusus berdasarkan agama. Semua umat beragama membaur dan hidup berdampingan.menarik dibaca : Bunga Abadi Tengger Semeru dari Desa Wisata Edelweis | [0.0, 0.6666666865348816, 0.3333333432674408] |
2019-034-19.json | Cerita Adat Ngadas dari Kematian, Kerukunan hingga Pandangan Lingkungan | Cerita Adat Ngadas dari Kematian, Kerukunan hingga Pandangan Lingkungan | Selain itu, kata dia, kondisi kerukunan ini terwujud dalam praktik-praktik sosial masyarakat Desa Ngadas yang masih menyelenggarakan bermacam tradisi, seperti tradisi sayan (undang), gantenan dan genten cecelukan (saling bergantian membantu, dan gantian mengundang makan), tradisi nyelawat (salawatan) atau nglayat apabila ada musibah kematian.Dalam hal kerjasama, menurut Joko, masyarakat desa Ngadas biasa melakukan kerjasama dalam bidang pertanian maupun peternakan dengan sistem paron atau pertigaan. Dia menilai, hubungan sesama maupun antar umat beragama berjalan dengan baik karena adanya sikap toleransi dalam bermasyarakat dengan baik yang didasari dengan nilai-nilai budaya Tengger.“Hal ini menandakan tidak ada persoalan dalam perbedaan agama, dan rasa kebersamaan sebagai warga Tengger sangat kuat mendukung terwujudnya kerukunan ini,” jelasnya dalam artikelnya yang berjudul ‘Kearifan Lokal Pendukung Kerukunan Beragama Pada Komunitas Tengger Malang Jatim’.Selain itu, adanya upacara-upacara adat seperti Entas-entas, Karo, Unan-Unan dan Yadya Kasada juga menambah jalinan tali persaudaraan masyarakat Ngadas, mereka berbaur menjalankan upacara adat itu bersama-sama.baca juga : Berburu Embun Beku di Lautan Pasir Gunung Bromo Pandangan LingkunganSifat umum di dalam kehidupan sehari-hari orang Ngadas mempunyai kebiasaan hidup guyub-rukun. Selain itu, juga mempunyai pandangan lain tentang alam. Robert W. Hefner, dalam bukunya ‘Geger Tengger: Perubahan Sosial dan Perkelahian Politik’, menjelaskan, diantara adat istiadat Tengger yang harus dijalankan adalah bagaimana menjaga hubungannya dengan lingkungan, yang digunakan untuk keperluan hidup mereka dalam sehari-hari. | [0.0, 0.6666666865348816, 0.3333333432674408] |
2019-034-19.json | Cerita Adat Ngadas dari Kematian, Kerukunan hingga Pandangan Lingkungan | Cerita Adat Ngadas dari Kematian, Kerukunan hingga Pandangan Lingkungan | Sebagai masyarakat yang tinggal di pegunungan, masyarakat Tengger Ngadas memiliki ketertarikan dengan lingkungan sangat tinggi, yang hal ini dicermati lewat homogenitas pekerjaan mereka sebagai petani pegunungan yang sangat tergantung pada tanah, tanaman, binatang (ternak), cuaca, dan air, serta hutan untuk memenuhi kebutuhan penunjang mereka.Kebanyakan pekerjaan masyarakat Ngadas adalah petani. Ladang-ladang mereka berada di lereng-lereng gunung dan puncak-puncak yang berbukit. Alat pertanian yang digunakan juga sederhana, yaitu cangkul, sabit dan semacamnya. Adapun untuk hasil pertaniannya adalah kentang, kubis, bawang prei, wortel, dsb.menarik dibaca : Masyarakat Adat Tengger Hidup Berdamai dengan Alam Atas persepsinya tentang alam, cara masyarakat Tengger Ngadas menyelaraskna diri dengan alam, antara lain adalah melalui kepatuhannya terhadap nilai-nilai adat istiadat yang dimanifestasikan melalui ketaatan terhadap norma-norma hukum (adat) dan norma-norma sosial, dan pelaksanaan terhadap upacara-upacara adat sebagai penghormatan kepada Tuhan Pencipta dan para roh leluhur, roh penjaga desa.Menurut Sutarto, dalam disertasinya, menambahkan, pelanggaran terhadap itu semua akan menimbulkan gangguan, yang berupa wabah penyakit, bencana alam, kelaparan, gagal panen, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, pelanggaran terhadap adat istiadat (yang bermuara pada perusakan alam) akan mendapat reaksi keras dari anggota masyarakat. Persepsi ini kemudian memunculkan perilaku kearifan lingkungan.Perilaku kearifan lingkungan yang dilakukan masyarakat Tengger juga di teliti Purnawan D. Negara, dalam jurnalnya tentang Kearifan Lingkungan Tengger dan Peranan Dukun Sebagai Faktor Penentu Pelestarian Lingkungan Tengger Pada Desa Enclave Ngadas, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru: Suatu Tinjauan Hukum, antara laiin perlakuannya terhadap tanah. Masyarakat Ngadas tidak menjual tanah untuk orang diluar wilayahnya. | [0.0, 0.6666666865348816, 0.3333333432674408] |
2019-034-19.json | Cerita Adat Ngadas dari Kematian, Kerukunan hingga Pandangan Lingkungan | Cerita Adat Ngadas dari Kematian, Kerukunan hingga Pandangan Lingkungan | Terhadap hutan, adanya larangan menebang pohon di hutan dengan sanksi menebang 1, menanam 100. Hal ini juga berlaku untuk sumber mata air dengan tidak merusak kawasan sekitar, dan tidak akan mengkomoditaskan sumber air tersebut di pakai desa lain. Selain itu masyarakat Ngadas juga melakukan intropeksi diri atas perilakunnya terhadap lingkungan lewat pelaksanaan upacara-upacara adat secara konsisten, seperti Kasada, Karo, Unan-unan, Pujan Mubeng, Barikan dan Leliwet. [SEP] | [0.0, 0.6666666865348816, 0.3333333432674408] |
Subsets and Splits
No community queries yet
The top public SQL queries from the community will appear here once available.